Anda di halaman 1dari 3

KESIMPULAN

Abdillah melakukan tindakan korupsi dimana negara dirugikan setidaknya


Rp29,69 miliar, yaitu Rp3,69 miliar dalam kasus dugaan korupsi pengadaan mobil
pemadam kebakaran dan Rp26 miliar dalam kasus penyalahgunaan APBD kota Medan
dan Abdillah dijerat dengan pasal 2 ayat 1 dan atau pasal 3 UU No. 31 tahun 1999
sampai dengan UU No. 20 tahun 2001 tentang memperkaya diri sendiri, orang lain atau
sesuatu korperasi secara melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang dan Abdillah
ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan mobil pemadam
kebakaran. Dimana korupsi APBD me;ibatkan Abdillah dan Ramli dalam kasus dugaan
korupsi tukar guling 19 Aset milik pemerintah kota Medan. Dan anggota DPRD Sumatera
Utara itu sudah menjadi kewajiban KPK untuk menjelaskan persoalan itu secara
transparan pada publik dan akhirnya Abdillah di penjara. Dan Ramli rencananya juga
akan diperiksa KPK sebagai tersangka dalam kasus pengadaan mobil pemadam
kebakaran.

Dalam kasus Abdillah ini, pihak KPK maupun badan hukum tidak tegas dalam
menangani kasus ini, padahal kasus ini sudah terjadi dan Abdillah ditetapkan sebagai
tersangka juga sudah lama, tetapi mengapa baru sekarang dia di penjara. Jadi pihak KPK
harus menjelaskan kepada publik karena ini menyangkut standar yang menjadi acuan
KPK dalam menjalankan proses hukum. Kalau setiap kasus Badan Penegak Hukum selalu
acuh, maka korupsi yang terjadi di negara kita tidak akan tertuntaskan. Karena
perbuatan korupsi itu sangat merugikan orang lain dan negara.
KESIMPULAN

Al -Amin terdakwa bersalah melakukan tindak pidana korupsi, Al-Amin mendapat


hukuman membayar denda sebanyak Rp.250 juta subsider 6 bulan penjara, jaksa juga
menuntut Al-Amin mengembalikan uang yang dinikmati terdakwa sebesar Rp.2,957
miliar

Majelis menilai Al-amin tekah menerima uang atas jabatan untuk proses alih
fungsi hutan lindung Tanjung Pantai Air Telang. Rencananya hutan lindung itu akan
dibangun kawasan pelabuhan Tanjung Api – Api, Sumatera Selatan. Al-Amin bertemu
calon investor Chandra Antonio Tan, dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Azwar
Chesputera dan Sarjan Taher, Chandra menyerahkan uang dalam bentuk travel cheque,
Al-Amin menerima tiga lembar travel senilai total Rp.75 juta

Al-Amin tertangkap tangan oleh KPK pada tanggal 9 April 2008 di Pub Hotel Ritz
Carlton Jakarta bersama sekretaris daerah Kabupaten Bintan Azirwan. KPK menyita uang
senilai Rp.4 juta saat penangkapan dan Rp. 67 juta di mobil Al-Amin. Penyidik juga
menemukan uang 560 $ 30 ribu dari Azirwan. Selain uang ditemukan photo copy hasil
rapat komisi perhutanan DPR perihal persetujuan alih fungsi kehutanan DPR, perihal
persetujuan alih fungsi di Bintan Al-Amin divonis hukuman selama 2,5 tahun oleh
majelis hukum.

Al-Amin terkait dugaan menyalahgunakan kekuasaan untuk memaksa


menyerahkan sesuatu dalan proyek pengadaan alat komunikasi GPS (Global Positioning
System) Departemen Kehutanan, tindakan yang dilakukan oleh Al-Amin tersebut
merupakan perbuatan memaksa.

Selain itu Al-Amin meminta agar PT. Almega Geosystem dimenangkan dalam
proyek pengadaan tersebut dengan tujuan peruntungan berupa komisi sebesar 20 %
dari total pembayaran untuk terdakwa dan sekretaris Badan Planologi Departemen
Kehutanan. Dan Desember 2007 Al-Amin menerima penyerahan uang dari PT. Data
Script melalui Bambang Dwi Hartono senilai Rp.186 juta. Pada Januari 2008 PT. Data
Script sebesar Rp. 100 juta, Al-Amin menerima uang dari PT. Almega Geosystem
sebanyak dua kali, masing - masing sebesar Rp.1,2 miliar.

SARAN
Seharusnya Al-Amin mencegah menerima uang selaku anggota dewan, juga tidak
seharusnya mencampuri urusan legislatif. Terdakwapun seharusnya tidak berbuat keji
mencederai amanat – amanat rakyat dengan meminta rakyat.

Anda mungkin juga menyukai