Kovalen koordinasi
(ikatan datif)
Ion hidronium
Ion amonium
1
• Orbital molekular berikatan
Orbital Molekular
• Orbital molekular antiikatan
Atom merupakan satu puat positif (satu inti) yang dikelilingi oleh satu set orbital
atom
Molekul merupakan kumpulan pusat positif yang dikelilingi oleh satu set orbital
molekul
3
Elektronegativitas
4
Jari-jari Kovalen, Jari-jari v.d. Waals, Jari-jari Kristal
5
Energi Ikatan dan Energi
Kisi
183 Kkal/mol
6
GAYA IKAT ANTARMOLEKUL
Molekul dipolar :
cenderung bergabung dengan tetangganya:
Kutub negatif molekul yang satu menunjuk ke kutub positif molekul lainnya.
9
• gaya tarik dipol induksi–dipol induksi atau gaya tarik London (gaya
dispersi) atau gaya van der Waals : Senyawa hidrokarbon, karbon
disulfida, karbon tetraklorida, heksana.
Karena gaya van der Waals lemah, zat padat yang diikat oleh interaksi dipol
induksi–dipol induksi mempunyai titik leleh yang rendah dan relatif atsiri
(volatile).
10
11
Gaya ion-dipol Molekul polar tertarik oleh muatan positif maupun muatan negatif
R4N+:NR3
12
Gugus Fungsi Organik Umum dan Interaksi Ikatan Utamanya.
Gugus Fungsi Contoh Kristal Jenis Ikatan
Asam asam sitrat, nikotinat, ikatan hidrogen
aspirin, stearat
Alkohol inositol, sorbitol ikatan hidrogen
Fenol timol, resorsin ikatan hidrogen
Amida fenasetin, urea ikatan hidrogen atau dipol-dipol
Amina kodein, glisin ikatan hidrogen atau dipol-dipol
Aldehid kloralhidrat dipol-dipol
Keton kamfora dipol-dipol
Ester nipagin, salol van der Waals
Eter benzofenon van der Waals
Halogen iodoform van der Waals
Hidrokarbon parafin, vaselin van der Waals 13
WUJUD ZAT
Molekul, atom, ion di dalam wujud padat terikat erat oleh gaya
intermolekular, interatomik, dan ionik.
Jika suhu dinaikkan: zat padat cairan wujud gas.
Zat padat yang mempunyai tekanan uap yang tinggi seperti iodium
dan kamfora, dapat langsung berubah menjadi uap tanpa meleleh.
Proses ini disebut sublimasi, sedangkan proses sebaliknya adalah
deposisi.
WUJUD GAS
Molekul gas bergerak dengan kuat dan cepat kesegala arah, sering
saling bertumbukan dengan sesamanya dan dengan dinding
wadah.
Gas mempunyai tekanan, gaya per satuan luas, dinyatakan dalam
dyne per cm2. Mempunyai volume, yang dinyatakan dalam liter
atau cm3. Tidak mempunyai bentuk tertentu, dapat mengisi ruang
yang ada.
14
Hukum gas ideal :Boyle – Gay-Lussac P1V1 P2V2
(1)
Hukum gas ideal umum : T1 T2
PV = nRT
R: 0,08205 liter atm/mol derajat
8,314 joule/mol derajat
1,987 kal/mol derajat
Berapa tekanan gas CO2, jika 1 mol gas menempati 0,5 L pada suhu 250 C?
1. Gas terdiri dari partikel yang disebut molekul. Volume total sangat kecil
dibandingkan dengan volume wadah sehingga diabaikan. Keadaan ini
berlaku terhadap gas nyata pada tekanan rendah dan suhu tinggi.
2. Partikel gas tidak saling tarik tetapi bergerak bebas; berlaku pada
tekanan rendah.
3. Partikel memperlihatkan gerakan acak terus menerus karena mempunyai
energi kinetik. Energi kinetik rata-rata E berbanding lurus dengan suhu
mutlak gas. 3
E RT
2
4. Molekul memperlihatkan sifat elastisitas sempurna, yaitu tidak ada
kecepatan yang hilang setelah saling bertabrakan antar sesama dan
dengan dinding wadah.
15
Persamaan kinetik dasar:
1
PV nmc 2
3
P adalah tekanan, V volume yang ditempati oleh sejumlah n molekul
bermasa m yang mempunyai kecepatan rata-rata ĉ.
1
Akar kuadrat kecepatan rata-rata c
2 2
(ditulis ) dari molekul gas ideal dapat diperoleh.
3PV
nm
3RT
M adalah bobot molekul.
M
16
Persamaan van der Waals untuk Gas Nyata
a an 2
P 2 V b RT P V nb nRT
V V
2
a/V2 menunjukkan tekanan dalam per mol dihasilkan dari gaya
tarik antar mokekul; b adalah perhitungan untuk ketidakterte-
kanan molekul, yaitu volume exluded yang kurang lebih empat
kali volume molekular.
Tetapan van der Waals beberapa gas
17
WUJUD CAIR
Pencairan Gas.
Jika gas didinginkan, maka gas tersebut kehilangan energi kinetiknya
dalam bentuk panas, dan kecepatan molekul menurun. Jika tekanan
diberikan pada gas tersebut maka akan berubah menjadi wujud cair.
Perubahan dari gas ke cairan dan dari cairan ke padatan : tergantung
dari suhu dan tekanan.
Suhu kritis : di atas harga tersebut tidaklah mungkin untuk mencairkan
gas.
Tekanan kritis :Tekanan yang dibutuhkan untuk mencairkan gas pada
suhu kritisnya
Suhu kritis air adalah 3740 C atau 6470 K, dan tekanan kritisnya adalah
218 atm, sedangkan untuk helium harga-harganya adalah 5,2 0 K dan
2,26 atm.
18
Metode Pencairan
Aerosol
19
Tekanan Uap Cairan
Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan luar atau
atmosfer disebut titik didih.
Kalor yang diserap pada saat air menguap pada titik didih normal
(yaitu kalor uap pada 1000 C) adalah 539 kal/g atau 9720 kal/mol. Harga untuk
benzena adalah 91,4 kal/g pada titik didih normal 80,20 C. Kuantitas kalor ini
disebut juga kalor uap laten diserap ketika cairan menguap dan dilepaskan
saat uap berkondensasi.
21
WUJUD PADAT DAN KRISTAL
22
Sistem Kristal
Habit Kristal
Prismatik Acicular
Tabular
Prismatik isometrik tabular
Kristal heksagonal
Kristal orthorombik
23
(A) Sel unit berupa ion: kristal amonium klorida; (B) Sel unit berupa atom:
kristal atom tungsten; (C) Sel unit berupa molekul: kristal es kering.
24
Pola pertumbuhan inti kristal: kubus, pelat,
dan jarum
25
Polimorfisme
Polimorfisme : kapasitas suatu zat untuk mengkristal lebih dari satu bentuk
kristal.
Bentuk polimorfik walaupun tidak selalu, mempunyai perbedaan sistem
kristal.
Perubahan berlangsung bolak-balik: enansiotropik; transisi hanya satu arah :
monotropik,
Air dan raksa iodida : bentuk enansiotropik
Hampir semua senyawa organik berantai panjang menunjukkan
polimorfisme dan lebih banyak yang bersifat monotropik.
Lemak Coklat (Oleum Cacao) terdiri dari gliserida tunggal, meleleh pada
rentang suhu yang sempit (34 - 360 ). Lemak Coklat mampu berada dalam
empat bentuk polimorfik, bentuk tak stabil gamma () meleleh pada suhu 180
, bentuk alfa () meleleh pada 220 , bentuk beta aksen (ß') meleleh pada
280 dan bentuk beta (ß) yang stabil mempunyai titik leleh 34,50 .
• Secara klinis hanya satu bentuk polimorf yang lebih efektif dibandingkan
penyerapan (absorpsi) dan respon terapetik yang tinggi dari obat padatan.
28
• Riboflavin mempunyai tiga bentuk yang kelarutannya masing-masing adalah
60, 80 dan 1200 mg/ml. Pada obat jadi padatan penyerapannya lebih baik bila
digunakan bentuk polimorf yang paling larut.
• Percobaan pada tikus : kecepatan penyerapan metilprednisolon implantasi
subkutan 1,7 kali lebih besar pada bentuk polimorf II yang lebih larut
dibandingkan dengan bentuk stabil polimorf I.
• Penggunaan bentuk polimorf metastabil akan ada artinya jika transformasi ke
bentuk stabil berjalan lambat. Walaupun bentuk metastabil secara klinis lebih
diperlukan akan tetapi dipandang dari segi kestabilan fisik dan kimia bentuk
stabillah yang lebih disukai.
Pada sediaan suspensi kecepatan transisi polimorf tergantung dari kelarutan
masing-masing bentuk dan kecepatan difusi molekul dalam larutan. Kelarutan
dan perbedaan kelarutan yang membesar di antara polimorf akan
meningkatkan kecepatan transformasi. Kekentalan cairan yang tinggi
menghambat difusi dan transformasi.
Transisi polimorfik dapat pula terjadi selama penghalusan, granulasi,
pengeringan, dan proses pengempaan (misalnya, transisi selama
penghalusan bagi digoksin, spironolakton; transisi selama pengempaan bagi
fenilbutazon dan beberapa sulfonamida) 29
30
Monotropi dan enasiotropi
31
Kurva sublimasi dan
titik didih sistem
enansiotropik Diagram fase sistem
monotropik
32
Zat Padat Amorf
Bahan seperti gelas, ter, dan kebanyakan plastik sintetik merupakan zat
padat amorf.
Perbedaan dengan zat padat kristal : padat amorf cenderung mengalir jika
diberikan sesuatu tekanan yang cukup pada suatu periode waktu, di
samping itu zat padat amorf tidak mempunyai titik leleh tertentu.
Zat padat amorf, seperti kristal kubus: isotropik yaitu memperlihatkan sifat
yang sama (daya hantar listrik, indeks bias, laju kelarutan) pada segala
arah.
Tidaklah selalu mungkin dengan pengamatan biasa untuk menentukan
zat padat berbentuk amorf atau kristal.
Malam putih dan parafin padat walaupun tampaknya amorf, jika
dipanaskan dan dibiarkan dingin secara perlahan diduga mempunyai
susunan kristal. Vaselin terdiri dari kedua bentuk amorf dan kristal.
Beberapa bahan amorf seperti gelas dapat mengkristal setelah dibiarkan
lama.
Bentuk amorf atau kristal suatu zat ternyata mempengaruhi aktivitas
terapi. Bentuk kristal antibiotika asam novobiosin kurang sekali diserap
dan tidak aktif sedangkan bentuk amorf sebaliknya mudah diserap dan
aktif.
33
PERUBAHAN WUJUD
34
Sistem Dua Komponen Fase
Cair.
Jika dibuat sistem yang
terdiri dari 24% bobot fenol
dan 76% bobot air (titik d),
akan diperoleh dua fase cair
di dalam tabung. Bagian
atas, A, mempunyai kompo-
sisi 11% fenol dalam air (titik
b pada diagram) sedangkan
lapisan lebih bawah, B,
mengandung 63% fenol (titik
c pada diagram).
Perbandingan berat kedua
fase adalah :
Diagram Komposisi-Suhu Sistem
Bobot fase A panjang dc Air dan Fenol.
Bobot fase B panjang bd
35
Karena titik b = 11%, titik c = 63%,
dan titik d = 24%, maka perbandingan
dc/bd = (63-24)/(24-11) = 39/13 =
3/1.
Campuran etektik terdiri dua fase: griseofulvin murni dan larutan padat jenuh
griseofulvin dalam asam suksinat.
Larutan padat mengandung 25% griseofulvin.
Campuran etektik: 60% larutan padat + 40% griseofulvin murni.
38
Kesetimbangan Fase dalam Sistem Tiga Komponen
39
Pengaruh Penambahan Komponen Ketiga (C) pada Sistem Biner
A (5,0 g) dan B (15,0 g).
40
Contoh : A : air; B: alkohol; C: benzena
Kurva afdeic : kurva binodal, kurva yang memisahkan fase cairan ganda
dengan fase cairan tunggal
41