Anda di halaman 1dari 17

ABORSI DILKNAT ALLOH

Untuk memenuhi tugas

Disusun Oleh :

NAMA : WIDYA PUTRA


NIM : 015.12.10.588

YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN KETONGGO


AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI
TAHUN AJARAN 2010/2011

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
lah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul : “Aborsi Dilaknat Alloh”. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw. Adapun tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Ali Nur Hidayat, M.Ag.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunannya terutama kepada para pendukung yang dengan tulus ikhlas
membimbing penulis selama ini, juga kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu di dalam
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa isi dari makalah ini jauh dari sempurna, penulis berharap pembaca
bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ngawi, November 2010

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. 1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. 3

BAB I…………………………………………………………………………….. 5

1.1. LATAR BELAKANG…………………………………………………... 5

1.2. PERMASALAHAN…………………………………………………….. 5

1.2.1. DEFINISI ABORSI……………………………………………… 5

1.2.2. STATISTIK ABORSI……………………………………………. 6


1.2.3. ALASAN ABORSI………………………………………………. 6

1.3. PELAKU ABORSI……………………………………………………… 7

1.3.1. Wanita Muda…………………………………………………….. 7

1.3.2. Wanita Belum Menikah…………………………………………. 7


1.3.3. Waktu Aborsi…………………………………………………….. 7

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 8
2.1. TINDAKAN ABORSI…………………………………………………………8
2.2. TEKNIK ABORSI……………………………………………………………. 9
2.2.1. Adilatasi dan kuret (Dilatation & curettage)……………………………... 9
2.2.2. Kuret dengan cara penyedotan (Sunction) ……………………………….. 9
2.2.3. Peracunan dengan garam (Salt poisoned)………………………………… 9
2.2.4. Histerotomi atau bedah Caesar……………………………………………. 9
2.2.5. Pengguguran kimia (Prostaglandin)………………………………………. 9
2.2.6. Pil pembunuh………………………………………………………………..10
2.3. CONTOH ABORSI………………………………………………………… 10
2.3.1. Aborsi pada kehamilan lanjutan (3 sampai 6 bulan)………………… 10
2.3.2. Aborsi pada kehamilan besar (6 sampai 9 bulan)……………………… 11
2.4. RESIKO ABORSI…………………………………………………………… 11
2.5. AGAMA DAN ABORSI…………………………………………………… 13
3
2.5.1. Al-Quran & Aborsi……………………………………………………… 13
2.6. HUKUM DAN ABORSI………………………………………………… 15
BAB III PENUTUP…………………………………………………………… 15
Kesimpulan……………………………………………………………………… 15
BAB IV Saran…………………………………………………………………… 16
4.1. Bagi seorang wanita………………………………………………………… 16
4.2. Solusi untuk Bayi…………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 17

4
BAB I

1.1. LATAR BELAKANG

Kehidupan manusia dimulai saat setelah pembuahan terjadi. Jika dengan sadar dan
dengan segala cara kita mengakhiri hidup manusia tak berdosa, berarti kita melakukan suatu
perbuatan tak bermoral dan asosial. Tidak semestinya kita membiarkan penghentian nyawa
hidup siapapun atau hidup kita sebagai manusia menjadi tidak berharga lagi..
Sekarang ini praktek aborsi semakin merajalela, bukan hanya para kalangan mahasiswa
saja yang melakukan praktek ini tetapi banyak juga pelajar yang melakukan praktek ini.Dalam
permasalahan ini saya akan mengambil topik tentang aborsi. Dimana peran seorang wanita yang
telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
berlaku (bidan) diperlukan dalam praktek ini dan bagaimana praktek ini dijalankan secara legal
dan ilegal.

1.2. PERMASALAHAN

1.2.1. DEFINISI ABORSI

Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”.
Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi
kesempatan untuk bertumbuh.
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1. Aborsi Spontan / Alamiah
2. Aborsi Buatan / Sengaja
3. Aborsi Terapeutik / Medis
Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan
karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan Aborsi buatan / sengaja
adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan
yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter,
bidan atau dukun beranak).
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas
indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah
tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu
maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan
tidak tergesa-gesa.

5
1.2.2. STATISTIK ABORSI
Frekuensi terjadinya aborsi di Indonesia sangat sulit dihitung secara akurat, karena aborsi
buatan sangat sering terjadi tanpa dilaporkan – kecuali jika terjadi komplikasi, sehingga perlu
perawatan di Rumah Sakit.Akan tetapi, berdasarkan perkiraan dari BKBN, ada sekitar 2.000.000
kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Berarti ada 2.000.000 nyawa yang
dibunuh setiap tahunnya secara keji tanpa banyak yang tahu. Jumlah kematian karena aborsi
melebihi kematian perang manapun. Secara keseluruhan, di seluruh dunia, aborsi adalah
penyebab kematian yang paling utama dibandingkan kanker maupun penyakit jantung.

1.2.3. ALASAN ABORSI


Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil - baik yang telah menikah maupun yang
belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang paling utama adalah alasan-
alasan yang non-medis (termasuk jenis aborsi buatan / sengaja)
Alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:
1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau
tanggung jawab lain (75%)
2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%)
3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%)

Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang
hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Ada orang yang
menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu
akan keajaiban-keajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan geliatan
anak dalam kandungannya.

Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia yang mencoba
meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada didalam kandungannya adalah boleh dan
benar . Semua alasan-alasan ini tidak berdasar. Sebaliknya, alasan-alasan ini hanya menunjukkan
ketidakpedulian seorang wanita, yang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri.
Kebanyakan kasus aborsi adalah karena alasan-alasan yang sifatnya untuk kepentingan diri
sendiri – termasuk takut tidak mampu membiayai, takut dikucilkan, malu atau gengsi.

6
1.3. PELAKU ABORSI

Profil pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di negara lain. Akan tetapi
gambaran dibawah ini memberikan kita bahan untuk dipertimbangkan. Seperti tertulis dalam
buku “Facts of Life” oleh Brian Clowes, Phd:

Para wanita pelaku aborsi adalah:


1.3.1. Wanita Muda.

Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang berusia dibawah
25 tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja berusia dibawah 19 tahun.

Usia Jumlah %
Dibawah 15 tahun 14.200 0.9%
15-17 tahun 154.500 9.9%
18-19 tahun 224.000 14.4%
20-24 tahun 527.700 33.9%
25-29 tahun 334.900 21.5%
30-34 tahun 188.500 12.1%
35-39 tahun 90.400 5.8%
40 tahun keatas 23.800 1.5%

1.3.2. Wanita Belum Menikah


Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan melakukan aborsi. Jadi,
para wanita muda yang hamil diluar nikah, cenderung dengan mudah akan memilih membunuh
anaknya sendiri.
Untuk di Indonesia, jumlah ini tentunya lebih besar, karena didalam adat Timur,
kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi yang sangat tidak
bisa diterima masyarakat maupun lingkungan keluarga.

1.3.3. Waktu Aborsi:


Proses aborsi dilakukan pada berbagai tahap kehamilan. Menurut data statistik yang ada,
aborsi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi pada berbagai usia janin.
Usia Janin Kasus Aborsi
13-15 minggu 900.000 kasus
16-20 minggu 60.000 kasus
21-26 minggu 15.000 kasus
Setelah 26 minggu 600 kasus

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. TINDAKAN ABORSI


Ada 2 macam tindakan aborsi, yaitu:
1. Aborsi dilakukan sendiri
2. Aborsi dilakukan orang lain
Aborsi dilakukan sendiri
Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara memakan obat-obatan yang
membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan sengaja ingin
menggugurkan janin.
Aborsi dilakukan orang lain

Orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak. Cara-cara yang
digunakan juga beragam.

Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan dalam
5 tahapan, yaitu:
1. Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan didalam kandungan
2. Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan
3. Potongan bayi dikeluarkan satu persatu dari kandungan
4. Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan tidak tersisa
5. Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah / sungai, dikubur di
tanah kosong, atau dibakar di tungku

Sedangkan seorang dukun beranak biasanya melaksanakan aborsi dengan cara memberi
ramuan obat pada calon ibu dan mengurut perut calon ibu untuk mengeluarkan secara paksa
janin dalam kandungannya. Hal ini sangat berbahaya, sebab pengurutan belum tentu
membuahkan hasil yang diinginkan dan kemungkinan malah membawa cacat bagi janin dan
trauma hebat bagi calon ibu.

2.2. TEKNIK ABORSI


2.2.1. Adilatasi dan kuret (Dilatation & curettage)

8
Lubang leher rahim diperbesar, agar rahim dapat dimasuki kuret, yaitu sepotong alat
yang tajam. Kemudian janin yang hidup itu dicabik kecil-kecil, dilepaskan dari dinding rahim
dan dibuang keluar. Umumnya terjadi banyak pendarahan. Bidan operasi ini harus mengobatinya
dengan baik, bila tidak, akan terjadi infeksi.

2.2.2. Kuret dengan cara penyedotan (Sunction)

Pada cara ini leher rahim juga diperbesar seperti D & C, kemudian sebuah tabung
dimasukkan ke dalam rahim dan dihubungkan dengan alat penyedot yang kuat, sehingga bayi
dalam rahim tercabik-cabik menjadi kepingan-kepingan kecil, lalu disedot masuk ke dalam
sebuah botol.

2.2.3. Peracunan dengan garam (Salt poisoned)


Cara ini dilakukan pada janin berusia lebih dari 16 minggu (4 bulan), ketika sudah cukup
banyak cairan yang terkumpul di sekitar bayi dalam kantung anak, sebatang jarum yang panjang
dimasukkan melalui perut ibu ke dalam kantung bayi, lalu sejumlah cairan disedot keluar dan
larutan garam yang pekat disuntikkan ke dalamnya. Bayi yang malang ini menelan garam
beracun itu dan ia amat menderita. Ia meronta-ronta dan menendang-nendang seolah-olah dia
dibakar hidup-hidup oleh racun itu. Dengan cara ini, sang bayi akan mati dalam waktu kira-kira
1 jam, kulitnya benar-benar hangus. Dalam waktu 24 jam kemudian, si ibu akan mengalami sakit
beranak dan melahirkan seorang bayi yang sudah mati. (Sering juga bayi-bayi ini lahir dalam
keadaan masih hidup, biasanya mereka dibiarkan saja agar mati).

2.2.4. Histerotomi atau bedah Caesar


Terutama dilakukan 3 bulan terakhir dari kehamilan. Rahim dimasuki alat bedah melalui
dinding perut. Bayi kecil ini dikeluarkan dan dibiarkan saja agar mati atau kadang-kadang
langsung dibunuh.

2.2.5. Pengguguran kimia (Prostaglandin)


Penggunaan cara terbaru ini memakai bahan-bahan kimia yang dikembangkan Upjohn
Pharmaceutical Co. Bahan-bahan kimia ini mengakibatkan rahim ibu mengerut, sehingga bayi
yang hidup itu mati dan terdorong keluar. Kerutan ini sedemikian kuatnya sehingga ada bayi-
bayi yang terpenggal. Sering juga bayi yang keluar itu masih hidup. Efek sampingan bagi si ibu
banyak sekali ada yang mati akibat serangan jantung waktu carian kimia itu disuntikkan.

2.2.6. Pil pembunuh

9
Pil Roussell-Uclaf (RU-486), satu campuran obat buatan Perancis tahun 1980.
Pengaborsiannya butuh waktu tiga hari dan disertai kejang-kejang berat serta pendarahan yang
dapat terus berlangsung sampai 16 hari.

2.3. CONTOH ABORSI:


Berikut ini adalah gambaran mengenai apa yang terjadi didalam suatu proses aborsi:
Pada kehamilan muda (dibawah 1 bulan)
Pada kehamilan muda, dimana usia janin masih sangat kecil, aborsi dilakukan dengan
cara menggunakan alat penghisap (suction). Sang anak yang masih sangat lembut langsung
terhisap dan hancur berantakan. Saat dikeluarkan, dapat dilihat cairan merah berupa gumpalan-
gumpalan darah dari janin yang baru dibunuh tersebut.
Pada kehamilan lebih lanjut (1-3 bulan)
Pada tahap ini, dimana janin baru berusia sekitar beberapa minggu, bagian-bagian
tubuhnya mulai terbentuk. Aborsi dilakukan dengan cara menusuk anak tersebut kemudian
bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong dengan menggunakan semacam tang khusus untuk
aborsi (cunam abortus).
Anak dalam kandungan itu diraih dengan menggunakan tang tersebut, dengan cara
menusuk bagian manapun yang bisa tercapai. Bisa lambung, pinggang, bahu atau leher.
Kemudian setelah ditusuk, dihancurkan bagian-bagian tubuhnya. Tulang-tulangnya di remukkan
dan seluruh bagian tubuhnya disobek-sobek menjadi bagian kecil-kecil agar mudah dikeluarkan
dari kandungan.
Dalam klinik aborsi, bisa dilihat potongan-potongan bayi yang dihancurkan ini. Ada
potongan tangan, potongan kaki, potongan kepala dan bagian-bagian tubuh lain yang mungil.
Anak tak berdosa yang masih sedemikian kecil telah dibunuh dengan cara yang paling
mengerikan.
2.3.1. Aborsi pada kehamilan lanjutan (3 sampai 6 bulan)
Pada tahap ini, bayi sudah semakin besar dan bagian-bagian tubuhnya sudah terlihat
jelas. Jantungnya sudah berdetak, tangannya sudah bisa menggenggam. Tubuhnya sudah bisa
merasakan sakit, karena jaringan syarafnya sudah terbentuk dengan baik.
Aborsi dilakukan dengan terlebih dahulu membunuh bayi ini sebelum dikeluarkan.
Pertama, diberikan suntikan maut (saline) yang langsung dimasukkan kedalam ketuban bayi.
Cairan ini akan membakar kulit bayi tersebut secara perlahan-lahan, menyesakkan pernafasannya
dan akhirnya – setelah menderita selama berjam-jam sampai satu hari – bayi itu akhirnya
meninggal.

10
Selama proses ini dilakukan, bayi akan berontak, mencoba berteriak dan jantungnya
berdetak keras. Aborsi bukan saja merupakan pembunuhan, tetapi pembunuhan secara amat keji.
Setiap wanita harus sadar mengenai hal ini.
2.3.2. Aborsi pada kehamilan besar (6 sampai 9 bulan)
Pada tahap ini, bayi sudah sangat jelas terbentuk. Wajahnya sudah kelihatan, termasuk
mata, hidung, bibir dan telinganya yang mungil. Jari-jarinya juga sudah menjadi lebih jelas dan
otaknya sudah berfungsi baik.
Untuk kasus seperti ini, proses aborsi dilakukan dengan cara mengeluarkan bayi tersebut
hidup-hidup, kemudian dibunuh.
Cara membunuhnya mudah saja, biasanya langsung dilemparkan ke tempat sampah,
ditenggelamkan kedalam air atau dipukul kepalanya hingga pecah. Sehingga tangisannya
berhenti dan pekerjaan aborsi itu selesai. Selesai dengan tuntas – hanya saja darah bayi itu yang
akan mengingatkan orang-orang yang terlibat didalam aborsi ini – bahwa pembunuhan keji telah
terjadi.
Semua proses ini seringkali tidak disadari oleh para wanita calon ibu yang melakukan
aborsi. Mereka merasa bahwa aborsi itu cepat dan tidak sakit, mereka tidak sadar karena
dibawah pengaruh obat bius. Mereka bisa segera pulang tidak lama setelah aborsi dilakukan.
Benar, bagi sang wanita, proses aborsi cepat dan tidak sakit. Tapi bagi bayi, itu adalah proses
yang sangat mengerikan, menyakitkan, dan benar-benar tidak manusiawi.
Kematian bayi yang tidak berdosa itu tidak disaksikan oleh sang calon ibu. Seorang
wanita yang kelak menjadi ibu yang seharusnya memeluk dan menggendong bayinya, telah
menjadi algojo bagi anaknya sendiri.

2.4. RESIKO ABORSI


Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan
apa-apa dan langsung boleh pulang”.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang
sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis

Resiko kesehatan dan keselamatan fisik

11
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh
Brian Clowes, Phd yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Resiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom
Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported
After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti
berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

12
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.

2.5. AGAMA DAN ABORSI


Kami akan membahas hal ini dari segi agama Islam (Al-Quran & Aborsi) serta agama
Kristen (Alkitab & Aborsi) untuk menggambarkan pemahaman lebih lanjut mengenai aborsi dan
agama. Pertama-tama kami akan membahasnya dari segi agama Islam.
2.5.1. Al-Quran & Aborsi
Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi
kehidupan manusia. Allah berfirman: “Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk
menjelaskan segala sesuatu.” (QS 16:89) Jadi, jelaslah bahwa ayat-ayat yang terkandung didalam
Al-Quran mengajarkan semua umat tentang hukum yang mengendalikan perbuatan manusia.
Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh dilakukan oleh
umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa janin dalam
kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa hukuman bagi orang-
orang yang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan.
Pertama: Manusia - berapapun kecilnya - adalah ciptaan Allah yang mulia.
Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-ayat
dalam Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah berfirman: “Dan sesungguhnya
Kami telah memuliakan umat manusia.”(QS 17:70)
Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain, memiliki
dampak yang sangat besar. Firman Allah: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia,
bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di
muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang
memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32)
Ketiga: Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki uang yang
cukup atau takut akan kekurangan uang.
Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum
stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan
kandungannya. Alangkah salah pemikirannya. Ayat Al-Quran mengingatkan akan firman Allah
yang bunyinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah
yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka

13
adalah dosa yang besar.” (QS 17:31)
Keempat: Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap perintah
Allah.
Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan dengan
tujuan menghentikan kehidupan bayi dalam kandungan tanpa alasan medis dikenal dengan istilah
“abortus provokatus kriminalis” yang merupakan tindakan kriminal – tindakan yang melawan
Allah. Al-Quran menyatakan: “Adapun hukuman terhadap orang-orang yang berbuat keonaran
terhadap Allah dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah: dihukum
mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilang, atau diasingkan dari
masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia
dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang pedih.” (QS 5:36)
Kelima: Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita.
Sejak kita masih sangat kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al-
Quran menyatakan:”Dia lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur tanah dan
sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.”(QS: 53:32) Jadi, setiap janin telah dikenal Allah,
dan janin yang dikenal Allah itulah yang dibunuh dalam proses aborsi.
Keenam: Tidak ada kehamilan yang merupakan “kecelakaan” atau kebetulan. Setiap
janin yang terbentuk adalah merupakan rencana Allah.
Allah menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi segumpal darah dan menjadi
janin. Semua ini tidak terjadi secara kebetulan. Al-Quran mencatat firman Allah: “Selanjutnya
Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan.
Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.” (QS 22:5) Dalam ayat ini
malah ditekankan akan pentingnya janin dibiarkan hidup “selama umur kandungan”. Tidak ada
ayat yang mengatakan untuk mengeluarkan janin sebelum umur kandungan apalagi membunuh
janin secara paksa!
Ketujuh: Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus
hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan.
Hamil diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap para
pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW – seperti dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud –
tidak memerintahkan seorang wanita yang hamil diluar nikah untuk menggugurkan
kandungannya: Datanglah kepadanya (Nabi yang suci) seorang wanita dari Ghamid dan
berkata,”Utusan Allah, aku telah berzina, sucikanlah aku.”. Dia (Nabi yang suci) menampiknya.
Esok harinya dia berkata,”Utusan Allah, mengapa engkau menampikku? Mungkin engkau
menampikku seperti engkau menampik Ma’is. Demi Allah, aku telah hamil.” Nabi
berkata,”Baiklah jika kamu bersikeras, maka pergilah sampai anak itu lahir.” Ketika wanita itu

14
melahirkan datang bersama anaknya (terbungkus) kain buruk dan berkata,”Inilah anak yang
kulahirkan.” Jadi, hadis ini menceritakan bahwa walaupun kehamilan itu terjadi karena zina
(diluar nikah) tetap janin itu harus dipertahankan sampai waktunya tiba. Bukan dibunuh secara
keji.

2.6. HUKUM DAN ABORSI


Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”
Yang menerima hukuman adalah:
1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa pasal yang terkait adalah:
1. Pasal 229 5. Pasal 346
2. Pasal 341 6. Pasal 347
3. Pasal 342 7. Pasal 348
4. Pasal 343 8. Pasal 349

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Meski pengguguran kandungan (aborsi) dilarang oleh hukum, tetapi kenyataannya
terdapat 2,3 juta perempuan melakukan aborsi. Masalahnya tiap perempuan mempunyai alasan
tersendiri untuk melakukan aborsi dan hukumpun terlihat tidak akomodatif terhadap alasan-
alasan tersebut, misalnya dalam masalah kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk
kekerasan lain termasuk kegagalan KB.
Larangan aborsi berakibat pada banyaknya terjadi aborsi tidak aman (unsafe abortion),
yang mengakibatkan kematian. Data WHO menyebutkan, 15-50% kematian ibu disebabkan oleh
pengguguran kandungan yang tidak aman. Dari 20 juta pengguguran kandungan tidak aman yang
dilakukan tiap tahun, ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia. Artinya 1 dari 8 ibu
meninggal akibat aborsi yang tidak aman.

15
Melakukan aborsi pasti merupakan keputusan yang sangat berat dirasakan oleh
perempuan yang bersangkutan. Tapi bila itu memang menjadi jalan yang terakhir, yang harus
diperhatikan adalah persiapan secara fisik dan mental dan informasi yang cukup mengenai
bagaimana agar aborsi bisa berlangsung aman.

Aborsi aman bila:


· Dilakukan oleh pekerja kesehatan (perawat, bidan, dokter) yang benar-benar terlatih dan
berpengalaman melakukan aborsi
· Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak
· Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam vagina atau rahim harus steril atau
tidak tercemar kuman dan bakteri
· Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien terakhir kali mendapat haid.
Pelayanan Kesehatan yang Memadai adalah HAK SETIAP ORANG, tidak terkecuali perempuan
yang memutuskan melakukan Aborsi.
Keahlian bidan sekarang ini sering disalah gunakan untuk melakukan tindakan yang
menentang hukum dan agama, yaitu melakukan praktek aborsi ilegal. Tapi, terkadang bidan
membantu wanita hamil untuk melakukan aborsi. Hal ini di lakukan karena adanya berbagai
penyebab diantaranya: penyakit yang alami oleh si ibu tersebut yang dapat membahayakan
janinnya. Peranan bidan sangat besar dalam menginformasikan KB dan alat kontrasepsi,
sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak akan terjadi praktek aborsi
ilegal. Hal ini diharapkan kepada seluruh masyarakat agar selalu menggunakan alat kontrasepsi
dan mengikuti program KB.

BAB IV
Saran
4.1. Bagi seorang wanita
Jika anda sedang memikirkan untuk melakukan aborsi, tenangkan pikiran anda. Aborsi
bukanlah suatu solusi sama sekali. Aborsi akan membuahkan masalah-masalah baru yang
bahkan lebih besar lagi bagi anda – di dunia dan di akhirat.
Ada beberapa pihak yang dapat diminta bantuannya dalam hal menangani masalah aborsi
ini, yaitu:
1. Keluarga dekat atau anggota keluarga lain.
2. Saudara-saudara seiman
3. Orang-orang lain yang bersedia membantu secara pribadi

16
Pertama-tama, hubungi keluarga terlebih dahulu. Orang tua, kakak, om, tante atau
saudara-saudara dekat lainnya. Minta bantuan mereka untuk mendampingi di saat-saat yang
sukar ini.

4.2. Solusi untuk Bayi


Apapun alasan anda, aborsi bukanlah jalan keluar. Setiap bayi yang dilahirkan, selalu
dipersiapkan Tuhan segala sesuatunya untuk dia. Jika saat ini anda merasa tidak sanggup
membiayai kehidupan dia, berdoalah agar Tuhan memberikan jalan keluar.
Jika anda benar-benar tidak menginginkan anak tersebut, carilah orang-orang dekat yang
bersedia untuk menerimanya sebagai anak angkat.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.aborsi.org/
http://dikti.go.id/pkm/pkmi_award_2006/pdf/pkmi06_016.pdf.
www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news_print.asp?IDNews=527 - 17k –

17

Anda mungkin juga menyukai