Identifikasi Masalah
Dengan penelitian yang kami lakukan, maka adapun masalah-masalh yang kami dapati.
Masalah-masalah itu adalah:
Dalam masalah yang kami kemukakan, tentunya sangat perlu untuk membuat
batasan-batasan masalah agar fokus dan tujuan dari penelitian ini dapat tercapai. Batasan
masalah yang kami kemukakan hanya mengenai pengaruh uang dalam ibadah-ibadah di
kolom.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah sebelumnya maka masalah yang diteliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hal-hal apa sajakah yang berlaku dalam jemaat yang perlu diteladani oleh kita sebagai
orang percaya, dalam menunjang pelayanan di jemaat?
2. Hal-hal apa sajakah yang berlaku dalam jemaat yang perlu dikritisi oleh kita sebagai
orang percaya?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah tesebut, penelitian ini secara umum bertujuan untuk
mewujudkan jemaat yang berperan aktif, baik dalam hal finansial maupun keterlibatan
jemaat dalam ibadah. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis nilai-nilai yang berlaku dalam jemaat untuk mendorong dalam mewujudkan
pelayanan yang efektif.
2. Menganalisis nilai-nilai dalam jemaat yang dapat menghambat dalam mewujudkan
jemaat yang dinamis.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis sebagai aset dalam
pengembangan ilmu berteologi yang relevan, khususnya pemahaman dan keterlibatan
jemaat dalam ibadah dan tanggung jawab jemaat pada Tuhan. Manfaat teoritis yang dapat
diperoleh adalah jemaat akan lebih memahami apa sebenarnya arti ibadah dan
keterlibatan mereka dalam ibadah. Hal ini sangat perlu, karena ketika jemaat sudah
mengerti apa arti dan makna dari ibadah, maka secara otomatis mereka akan berusaha
untuk melakukan dan memberi diri dalam ibadah-ibadah, baik dalam bentuk finansial
maupun dalam bersekutu. Dengan demikian, jemaat akan sadar akan tanggung jawab
mereka di hadapan Tuhan, yaitu menjadi hamba-Nya yang memiliki kualitas iman.
2. Manfaat Praktis
D. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Untuk pemecahan masalah penelitian ini, peneliti menggunakan hasil dari data
yang ditelaah melalui observasi, wawancara dan studi pustaka, khususnya yang berkaitan
dengan pemberian dan keterlibatan jemaat dalam ibadah. Dalam melakukan penelitian,
bentuk yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Strategi pendekatan yang digunakan
adalah strategi pendekatan analisis data.
Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian adalah sebagai partisipan penuh. Kehadiran
peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. Peneliti
melakukan perkenalan di jemaat, agar kehadiran dari peneliti diketahui oleh jemaat-
jemaat. Hal ini perlu dilakukan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
contohnya anggapan-anggapan dari jemaat. Jika tidak melakukan perkenalan atau
mengenalkan diri dan tujuan, maka peneliti akan dianggap sebagai orang-orang yang
tidak baik, bahkan dapat diusir dari lingkunga jemaat.
Jemaat GMIM “Elim” Kolongan terdiri dari 14 kolom, dan secara khusus di jemaat
kolom 2.
Jemaat GMIM “Elim” Kolongan dekat dengan pusat kota Tomohon.
Populasi
Populasi adalah suatu tempat atau komunitas yang dijadikan sebagai tempat dan
subjek penelitian oleh peneliti. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Objek pada populasi diteliti, hasilnya
dianalisis, disimpulkan itu berlaku untuk seluruh populasi. (Arikunto. 1998. Rineka
Cipta. Hal. 102-103).
Populasi atau sering disebut universe adalah keseluruhan atau totalitas objek yang
diteliti yang ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir. Populasi jugas sering diartikan sebagai
kumpulan objek penelitian dari mana data akan dijaring atau dikumpulkan. Populasi
dalam penelitian bisa berupa orang (individu, kelompok, organisasi, masyarakat dan juga
komunitas), maupun benda misalnya jumlah terbitan media massa, artikel dan
sebagainya. (Ahmad Kurnia El-Qorni, 2009. Konsep dasar, html).
Objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data
disebut populasi, dan bagian dari populasi disebut sampel yang dianggap mewakili
populasi.
Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota jemaat GMIM
“Elim” Kolongan. Yang menjadi sampel dari penelitian ini jemaat kolom 2 yang ada
dalam jemaat GMIM “Elim” Kolongan. Dalam pengambilan sampel data penelitian,
sampel data dibedakan dua kelompok data, yaitu data yang diperoleh dari laki-laki dan
data yang diperoleh dari perempuan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mencari data:
Letak daerah (luas daerah, batas wilayah).
Keadaan geografis (apakah daerah pegunungan, dataran, termasuk hutan, pantai).
Penduduk (jumlah penduduk, jumlah laki-laki dan perempuan, jumlah RW atau
RT, dan sebagainya).
Pendidikan atau pekerjaan.
Sampel
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas sifat-sifat atau ciri-ciri yang merupakan
ciri-ciri pokok populasi.
b. Subjek yanag diambil sebagai sampel harus benar-benar merupakan subjek yang
paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjects).
c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat.
Didasarkan atas teori inilah, maka kami mengambil sampel secara khusus di
jemaat kolom 2 GMIM “Elim” Kolongan.
Observasi adalah suatu teknik untuk mengamati secara langsung maupun tidak
langsung gejala-gejala yang sedang /berlangsung baik di dalam sekolah maupun di luar
sekolah (Djumhur, 1985:51).
Observasi sebagai alat pengumpul data adalah pengamatan yang memiliki sifatsifat
(depdikbud:1975:50): dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan lebih dulu.
direncanakan secara sistematis hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya dapat
diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya bersifat kwantitatif.
Tujuan dari studi pustaka atau sering juga disebut studi literatur adalah untuk
memperoleh referensi yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan dan metode untuk
menyelesaikan Tugas Akhir. Pada tahap ini penulis mengumpulkan berbagai arsip dari
perusahaan (berupa file maupun daftar pelanggan), dan teori yang berhubungan dengan
permasalahan yang ada dalam berbagai buku (http://ta-
tugasakhir.blogspot.com/2007/10/studi-pustaka.html).
Banyak jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian deskriptif. Setiap ahli
penelitian sering dalam memberikan infomasi tentang pengelompokan jenis penelitian
deskriptif, cenderung sedikit bervariasi. Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh
pandangan dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para ahli tersebut.
Perbedaan pandangan tersebut, salah satu diantaranya bila dilihat dari apek
bagaimana proses pengumpulan data dalam penelitian deskriptif dilakukan oleh
peneliti. Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam
penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan dari
atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi
sosiometrik.
Penelitian deskriptif mempunyai keunikan diantaranya, seperti berikut.
DATA LAPANGAN
Dari penelitian yang kami lakukan, data-data lapangan yang ada kami kelompokkan ke
dalam dua bagian besar. Yaitu menurut laki-laki dan menurut perempuan. Tujuan dari hal
tersebut adalah:
Jumlah KK di kolom 2 = 36
Jumlah kolom = 14
RESPONDEN
Laki-laki = 5
Perempuan = 3
Suami-isteri = 2
BAB II
Data pustaka
Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala baik berupa
perkataan atau perbuatan yang nampak ataupun yang tersembunyi dan berlepas diri dari segala hal-
hal yang bertengtangan dan berlawanan dengannya.
Persembahan Kain (Kejadian 4:5-7): Masih mengenai persembahan Kain, dalam Kejadian
4:5 kita daapati bahwa Kain menjadi marah karena pemberiannya tidak di Indahkan Tuhan. Jika
kita kembali pada pengertian pemberi yang dijelaskan terdahulu, yakni mengalihkan hak, maka
reaksi kemarahan Kain ini menunjukkan adanya ketidak-murnian dalam pengalihan hak tersebut,
atau dapat dikatakan pengalihan haknya adalah bersifat kondisional. Seseorang yang secara
murni memberikan atau mengalihkan hak atas sesuatu benda kepada orang lain, maka orang
tersebut tidak akan menerapkan suatu kondisi atau syarat apapun. Implikasinya secara ekstrim
adalah bila misalnya di penerima berkeputusan untuk membuang barang tersebut, ia tidak akan
berbuat apa-apa terhadap si penerima itu, karena ia sadar pada saat benda itu diberikan hak milik
atasnya sudah beralih ke si penerima. Sehingga si penerima sudah secara sah menjadi pemilik
barang tersebut dan berhak sepenuhnya untuk berbuat apa saja terhadapnya. Apa yag terjadi pada
Kain adalah bahwa ia memberi karena ia mengharap sesuatu balasan. Jenis dan motiv pemberian
adalah berdasarkan prinsip BISNIS. Dalam transaksi bisnis, seseorang memberikan sesuatu
kepada orang lain untuk mendapatkan imbalan yang sepadan dari orang lain tersebut. Di sini
pengalihan haknya terjadi dengan syarat adanya kelayakan imbalan tersebut: Ada uang ada
barang. Bagaimana dengan kehidupan kita? Bukankah kita juga masih sering berbisnis dengan
Tuhan? Bukankah tidak jarang kita dengar kalimat-kalimat seperti ini: “ Tuhan aku akan mulai
melayani, jika Engkau kabulkan permohonanku……”
MOTIVASI PERSEMBAHAN: Persembahan Habel (Kejadian 4:4-5): Bersamaan
dengan Kain, Habel juga mempersembahakan korban kepada Tuhan, namun persembahannya ini
diterima dan diindahkan Tuhan. Apa yang menjadi perbedaan antara persembahan Kain dan
persembahan Habel? Pertama-tama, Habel tidak asal memberi dari hasil pekerjaannya sebagai
gembala domba. Apa yang ia berikan adalah domba-domba yang terpilih, yaitu yang sulung dan
yang gemuk. Pemilihan domba sulung adalah merupakan penghormatan pada Tuhan yaitu anak
domba yang lahir terdahulu diberikan kepada Tuhan. Namun diatas ini semua, kenyataan bahwa
persembahan itu diindahkan Tuhan menunjukkan bahwa pemberian tersebut sesuai dengan
kehendak Tuhan! Kesesuaian atau ketaatan pada kehendak Tuhan ini adalah kunci yang utama.
Ingat Firman Tuhan dalam 1 Samuel 15:22, bahwa ketaatan itu lebih dari korban itu sendiri!
Tidak dijelaskan dalam kisah ini dari mana Habel belajar mengetahui kehendak Allah, namun
disini ditunjukkan bahwa ia mengerti dan melaksanakan kehendak Allah. Berlawanan dengan
persembahan Kain, karakteristik pemberian Habel adalah memberi apa yang dimaui atau
dikehendaki oleh si penerima (dalam hal ini Tuhan). Jadi di sini kehendak si penerima lah yang
menjadi penentu jenis, kualitas dan kuantitas pemberian kita. Jenis dan motiv pemberian seperti
ini disebut PERSEMBAHAN.
MOTIVASI KORBAN: Persembahan Yesus (Lukas 22:42): Hampir serupa dengan
persembahan Habel. Pergumulan Yesus menunjukkan bahwa Penentu dari korbanNya adalah
Kehendak Allah Bapa. Perbedaannya dari persembahan Habel adalah, bahwa baik Kain dan
Habel memberi kepada Tuhan dari kelebihan mereka, atau mereka memberi pada Tuhan
sebagian dari apa yang mereka punya. Sedang pemberian Yesus adalah memberi seluruhnya apa
yang Ia punya, dan setelah itu Ia tidak memiliki lagi. Prinsip dan motiv pemberian seperti inilah
yang disebut dengan KORBAN. Pemberian dengan motiv korban ini adalah pemberian yang
paling berharga di mata Tuhan. Ingat pemberian si janda miskin di Sarfat (1 Raja-raja 17), ia
diberkati karena merelakan makanan terakhirnya untuk nabi Elia. Juga Janda di Bait Allah
(Markus 12:42-44) yang memberikan seluruh nafkahnya pada Tuhan. Jika kita simak maka
dalam pemberian jenis ini semuanya berfokus pada dan untuk Tuhan saja, tidak sedikitpun
pertimbangan diberikan untuk diri sendiri, artinya kita bahkan memberi bukan saja hasil
perbuatan kita tapi termasuk diri kita sendiri, seperti yang dikatakan rasul Paulus dalam kitab
Galatia 2:20: Hidupku bukan aku lagi…….
BAB III
REFLEKSI TEOLOGIS
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan pada bagian-bagian sebelumnya, maka refleksi
teologi dibagi dalam empat bagian yaitu sebagai berikut:
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN