Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PEMIKIRAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL


Gereja adalah kumpulan orang-orang percaya yang berjalan sesuai dengan kehendak
Tuhan. Berbicara tentang gereja, tentunya bukan hanya terdiri dari satu orang, tapi terdiri dari
banyak orang yang terkumpul dan memiliki komitmen yang sama, yaitu menjadi hamba
Tuhan. Orang-orang yang ada dan menjadi bagian dari gereja disebut jemaat-jemaat.
Di setiap gereja pasti terdapat jemaat-jemaat, yang memiliki latar belakang yang
berbeda. Latar belakang dan pemikiran yang berbeda inilah yang seringkali menjadi
penyebab terjadinya perpecahan dalam jemaat. Hal ini terjadi, karena tidak adanya kesatuan
dalam jemaat.
Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), merupakan suatu komunitas gereja yang
sangat besar, dan terdiri dari banyak gereja, dan juga banyak jemaat. Di masing-masing
gereja, tentunya memiliki perbedaan-perbedaan atau budaya yang menjadi ciri khas dari
jemaat-jemaat tersebut.
Di jemaat GMIM “Elim” Kolongan memiliki kesamaan dengan jemaat-jemaat lain
yang berada di wilayah GMIM, namun terdapat juga perbedaan-perbedaan yang menjadi ciri
khas sebuah jemaat. Alasan kami memilih judul ini adalah, karena kami melihat hal ini
sangat berbeda dengan realita yang ada di jemaat-jemaat lainnya di GMIM, yaitu mengenai
peranan uang dalam ibadah. Kami melihat hal ini sangat menarik, karena berhubungan
dengan pertumbuhan jemaat dan perkembangan gereja. Alasan inilah yang menyebabkan
kami mengangkat judul ini.

B. IDENTIFIKASI PEMBAHASAN PERUMUSAN MASALAH

Identifikasi Masalah

Dengan penelitian yang kami lakukan, maka adapun masalah-masalh yang kami dapati.
Masalah-masalah itu adalah:

1. Pengaruh negatif dari arisan dalam ibadah


2.
Pembatasan Masalah

Dalam masalah yang kami kemukakan, tentunya sangat perlu untuk membuat
batasan-batasan masalah agar fokus dan tujuan dari penelitian ini dapat tercapai. Batasan
masalah yang kami kemukakan hanya mengenai pengaruh uang dalam ibadah-ibadah di
kolom.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah sebelumnya maka masalah yang diteliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hal-hal apa sajakah yang berlaku dalam jemaat yang perlu diteladani oleh kita sebagai
orang percaya, dalam menunjang pelayanan di jemaat?
2. Hal-hal apa sajakah yang berlaku dalam jemaat yang perlu dikritisi oleh kita sebagai
orang percaya?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah tesebut, penelitian ini secara umum bertujuan untuk
mewujudkan jemaat yang berperan aktif, baik dalam hal finansial maupun keterlibatan
jemaat dalam ibadah. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis nilai-nilai yang berlaku dalam jemaat untuk mendorong dalam mewujudkan
pelayanan yang efektif.
2. Menganalisis nilai-nilai dalam jemaat yang dapat menghambat dalam mewujudkan
jemaat yang dinamis.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis sebagai aset dalam
pengembangan ilmu berteologi yang relevan, khususnya pemahaman dan keterlibatan
jemaat dalam ibadah dan tanggung jawab jemaat pada Tuhan. Manfaat teoritis yang dapat
diperoleh adalah jemaat akan lebih memahami apa sebenarnya arti ibadah dan
keterlibatan mereka dalam ibadah. Hal ini sangat perlu, karena ketika jemaat sudah
mengerti apa arti dan makna dari ibadah, maka secara otomatis mereka akan berusaha
untuk melakukan dan memberi diri dalam ibadah-ibadah, baik dalam bentuk finansial
maupun dalam bersekutu. Dengan demikian, jemaat akan sadar akan tanggung jawab
mereka di hadapan Tuhan, yaitu menjadi hamba-Nya yang memiliki kualitas iman.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran


bagi setiap orang dalam mewujudkan pemahaman-pemahaman yang baik tentang
keterlibatan jemaat dalam beribadah. Hal ini sangat perlu, karena realita yang kami lihat
adalah jemaat-jemaat tidak mau memberi diri dalam peribadatan-peribadatan, karena
mereka menganggap bukan itu faktor yang menentukan terciptanya jemaat yang memiliki
kedewasaan iman. Mereka berpikir, bahwa tidak perlu terlalu aktif dalam peribadatan-
peribadatan, karena yang lebih penting adalah perilaku jemaat dalam kehidupan sehari-
hari. Contoh konkretnya, yaitu jemaat A melihat jemaat B sering beribadah, tapi pada
kenyataanya sehari-hari tidak mencerminkan seseorang yang rajin beribadah.

D. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Untuk pemecahan masalah penelitian ini, peneliti menggunakan hasil dari data
yang ditelaah melalui observasi, wawancara dan studi pustaka, khususnya yang berkaitan
dengan pemberian dan keterlibatan jemaat dalam ibadah. Dalam melakukan penelitian,
bentuk yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Strategi pendekatan yang digunakan
adalah strategi pendekatan analisis data.

Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian adalah sebagai partisipan penuh. Kehadiran
peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. Peneliti
melakukan perkenalan di jemaat, agar kehadiran dari peneliti diketahui oleh jemaat-
jemaat. Hal ini perlu dilakukan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
contohnya anggapan-anggapan dari jemaat. Jika tidak melakukan perkenalan atau
mengenalkan diri dan tujuan, maka peneliti akan dianggap sebagai orang-orang yang
tidak baik, bahkan dapat diusir dari lingkunga jemaat.

2. Lokasi Penelitian dan teknik sampling

Penelitian dilakukan di jemaat GMIM “Elim” Kolongan yang berlokasi di


wilayah Tomohon satu. Secara singkat, keadaan di jemaat GMIM “Elim” Kolongan
digambarkan sebagai berikut:

 Jemaat GMIM “Elim” Kolongan terdiri dari 14 kolom, dan secara khusus di jemaat
kolom 2.
 Jemaat GMIM “Elim” Kolongan dekat dengan pusat kota Tomohon.

Populasi
Populasi adalah suatu tempat atau komunitas yang dijadikan sebagai tempat dan
subjek penelitian oleh peneliti. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Objek pada populasi diteliti, hasilnya
dianalisis, disimpulkan itu berlaku untuk seluruh populasi. (Arikunto. 1998. Rineka
Cipta. Hal. 102-103).
Populasi atau sering disebut universe adalah keseluruhan atau totalitas objek yang
diteliti yang ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir. Populasi jugas sering diartikan sebagai
kumpulan objek penelitian dari mana data akan dijaring atau dikumpulkan. Populasi
dalam penelitian bisa berupa orang (individu, kelompok, organisasi, masyarakat dan juga
komunitas), maupun benda misalnya jumlah terbitan media massa, artikel dan
sebagainya. (Ahmad Kurnia El-Qorni, 2009. Konsep dasar, html).
Objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data
disebut populasi, dan bagian dari populasi disebut sampel yang dianggap mewakili
populasi.
Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota jemaat GMIM
“Elim” Kolongan. Yang menjadi sampel dari penelitian ini jemaat kolom 2 yang ada
dalam jemaat GMIM “Elim” Kolongan. Dalam pengambilan sampel data penelitian,
sampel data dibedakan dua kelompok data, yaitu data yang diperoleh dari laki-laki dan
data yang diperoleh dari perempuan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mencari data:
 Letak daerah (luas daerah, batas wilayah).
 Keadaan geografis (apakah daerah pegunungan, dataran, termasuk hutan, pantai).
 Penduduk (jumlah penduduk, jumlah laki-laki dan perempuan, jumlah RW atau
RT, dan sebagainya).
 Pendidikan atau pekerjaan.

(Joko Subagyo. 1997. Rineka Cipta. Hal. 23-24)

Sampel

Sampel adalah bagian-bagian dari keseluruhan yang menjadi objek sesungguhnya


dari suatu penelitian. (Koenjaraningrat: 1981,Gramedia: 115). Adapun cara-cara untuk
mengambil sampel penelitian dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Sampel random (sampel acak atau sampel campur)


2. Sampel berstrata (stratified sample)
3. Sampel wilayah (area probability)
4. Sampel proporsi atau sampel imbangan (proportional sample)
5. Sampel bertujuan (purposive sample)
6. Sampel kuota (Quota sample)
7. Sampel kelompok (cluster sample)
8. Sampel kembar (double sample)
Dalam penelitian ini sampel yang kami ambil adalah sampel bertujuan (purposive
sample). Sampel bertujuan dilakukan bukan didasarkan atas strata, random tetapi
berdasarkan tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa
pertimbangan, misalnya karena alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga
tidak dapat mengambil sampel yang besar. Cara ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa
menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus
dipenuhi:

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas sifat-sifat atau ciri-ciri yang merupakan
ciri-ciri pokok populasi.
b. Subjek yanag diambil sebagai sampel harus benar-benar merupakan subjek yang
paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjects).
c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat.

Didasarkan atas teori inilah, maka kami mengambil sampel secara khusus di
jemaat kolom 2 GMIM “Elim” Kolongan.

3. Teknik pengumpulan data


Data adalah hasil pencatatan dan pengamatan peneliti, baik fakta maupun angka.
Data dapat diartikan, merupakan segala fakta yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang
dipakai untuk suatu keperluan. Sedangkan, sumber data adalah suatu tempat ataupun asal
dari data tersebut diperoleh. Contoh: peneliti mewawancarai Ibu Betty, berarti Ibu Betty
dapat dikatakan sebagai sumber data.
Jenis data yang dikumpukan dalam penelitian adalah data kualitatif, yaitu data
yang berbentuk kalimat atau kata. Data kualitatif adalah sebuah data yang diperoleh
berdasarkan pengalaman-pengalaman dari jemaat, kemudian dijadikan sebagai data untuk
menunjang penelitian yang dilakukan. Data kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah data yang bersumber dari observas dan wawancara, yang diperoleh dari jemaat
GMIM “Elim” Kolongan serta studi pustaka yang bersumber dari buku-buku Kristen dan
materi-materi dari internet yang membahas tentang pemberian dan keterlibatan jemaat
dalam ibadah.
a. Observasi

Pengamatan adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu


proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
melanjutkan suatu penelitian. Orang yang melakukan pengamatan disebut pengamat.
Pengertian observasi juga dapat dirumuskan sebagai berikut :Observasi ialah metode atau
cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta


yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan
langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan
langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.

Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan


sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-
kejadian yang langsung (Bimo Walgito, 1987:54).

Observasi adalah suatu teknik untuk mengamati secara langsung maupun tidak
langsung gejala-gejala yang sedang /berlangsung baik di dalam sekolah maupun di luar
sekolah (Djumhur, 1985:51).

Observasi sebagai alat pengumpul data adalah pengamatan yang memiliki sifatsifat
(depdikbud:1975:50): dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan lebih dulu.
direncanakan secara sistematis hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya dapat
diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya bersifat kwantitatif.

Cara Mencatat Hasil Observasi:


1. Pencatatan secara langsung ( 0n the spot ) yaitu mencatat semua kejadian yang
terjadi pada saat itu juga.
2. Pencatatan sesudah observasi berlangsung.
3. Mencatat hasil observasi dengan menggunakan key words / key symbol. Merupakan
paduan dari cara langsung dan tidak langsung.
B. Langkah-langkah Observasi
1. Menentukan tujuan
2. Menentukan sasaran
3. Menentukan ruang lingkup
4. Menentukan tempat dan waktu
5. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
6. Mulai mengadakan observasi.
7. Mengadakan pencatatan data.
8. Menyusun laporan.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Observasi:
1. Menentukan materi apa yang akan diobservasi
2. Menentukan cara/teknik apa yang akan dipergunakan
3. Menentukan cara dalam mencatat hasil observasi
4. Dalam menyusun laporan harus di bedakan antara data dan interprestasi.
5. Harus diingat bahwa kemahiran observasi hanya dapat dicapai dengan mengadakan
latihan dalam observasi.
6. Selama observasi berlangsung jangan sampai memberikan interprestasi dan
interpretasi diberikan setelah oservasi selesai.
Materi Observasi:
Materi observasi tergantung pada maksud dan tujuan dalam melaksanakan observasi.
Misalnya mengenai tingkah laku, latar belakang sosial atau keadaan lain.
Hal-hal yang Mempengaruhi Kecermatan Hasil Observasi:
1. Ada tidaknya prasangka observer tentang obyek yang diobservasi.
2. Kemampuan fisik observer dalam melakukan observasi.
3. Kemampuan observer untuk mengingat dan memusatkan perhatian.
4. Kemampuan observer dalam menghubungkan fakta satu dengan fakta lainnya yang
timbul selama observasi.
5. Kemampuan observer untuk menggunakan alat pencatat observasi.
6. Kemampuan observer untuk memahami situasi keseluruhan dari hal-hal yang
diamati.
7. Ketepatan dalam menggunakan alat pencatat.
Keterbatasan observasi:
1. Banyak hal yang tidak dapat diungkap dengan observasi. Misalnya kehidupan
pribadi
seseorang yang sangat dirahasiakan.
2. Apabila obyek observasi tahu bahwa dia sedang diobservasi, ia dapat melakukan
kegiatannya dengan tidak wajar.
3. Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol.
4. Faktor subyektif observer sukar dihindarkan.
5. Timbulnya suatu kegiatan / kejadian yang hendak diobservasi tidak dapat
dipastikan sehingga observer sukar menentukan waktu yang tepat untuk melakukan
observasi.
Adapun kelebihan teknik penelitian observasi adalah sebagai berikut:
1. Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperhatikan
berbagai gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia ataupun situasi yang hanya
dapat diteliti melalui observasi langsung.
2. Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu
gejala
atau kejadian yang penting.
3. Observasi sangat baik dipergunakan sebagai teknik untuk melengkapi dan
mencetak fakta atau data yang diperoleh dengan alat pengumpul data lain.
4. Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa verbal untuk berkomunikasi
dengan obyek yang ditelaah.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si peneliti dengan objek penelitian
( Idianto M, 2006: 121 ). Dalam hal ni hendak dikemukakan mengenai tanggapan dari
para responden mengenai peran dan kegunaan teknologi, maupun dari para subjek yang
disebut sebagai para informan. Hal ini sangat bermanfaat bagi para peneliti, sebab dapat
secara langsung berkomunikasi dengan para subjek dan responden dalam penelitian,
wawancara ini hendak dilakukan kepada para pemuda dan pemudi, sehingga diharapkan
akan banyak keterangan yang akan didapat, baik dari para informan maupun para
responden.
c. Studi Pustaka

Tujuan dari studi pustaka atau sering juga disebut studi literatur adalah untuk
memperoleh referensi yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan dan metode untuk
menyelesaikan Tugas Akhir. Pada tahap ini penulis mengumpulkan berbagai arsip dari
perusahaan (berupa file maupun daftar pelanggan), dan teori yang berhubungan dengan
permasalahan yang ada dalam berbagai buku (http://ta-
tugasakhir.blogspot.com/2007/10/studi-pustaka.html).

4. Teknik Analisis Data

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha


menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya
( Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada
penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.
Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan
antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan
teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping itu, penelitian
deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes
pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian
sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti apa adanya.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang
diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian
deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama,
dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan
dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk
mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan tingkah laku manusia.
Disamping kedua alasan seperti tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya
menarik para peneliti muda, karena bentuknya sangat sedarhana dengan mudah di
pahami tanpa perlu memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun
sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini  sebenarnya juga
dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian
penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun
perkembangan individual. Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya  memiliki
proses dan sadar yang sama seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu,
penelitian ini juga memerlukan tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar
dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati kebenaranya.
Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti
signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara
hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilaukan untuk mendapatkan
gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.
Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak
menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-
peristiwa yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti
memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan
hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antarvariabel.
Penelitian deskriptif mempunyai keunikan seperti berikut.
Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh
responden yag sangat sediit, akibatnya biasa dalam membuat kesimpulan.
Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan
data tidak memperoleh data yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang
terlatih dalam observasi, dan jika perlu membuat chek list lebih dahulu tentang objek
yang perlu dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara objektif
dan reliable.
LANGKAH DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN DESKRIPTIF
Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut.
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode deskriptif.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian.
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen,
mengumpulkan data, dan menganalisis data.
7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan
teknik statistika yang relevan.
8. Membuat laporan penelitian

MACAM-MACAM PENELITIAN DESKRIPTIF

Banyak jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian deskriptif. Setiap ahli
penelitian sering dalam memberikan infomasi tentang pengelompokan jenis penelitian
deskriptif, cenderung sedikit bervariasi. Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh
pandangan dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para ahli tersebut.
Perbedaan pandangan tersebut, salah satu diantaranya bila dilihat dari apek
bagaimana proses pengumpulan data dalam penelitian deskriptif dilakukan oleh 
peneliti. Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam
penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan dari
atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi
sosiometrik.
Penelitian deskriptif mempunyai keunikan diantaranya, seperti berikut.

 Menggunakan kuesioner atau wawancara sering kali hanya mendapatkan


responden yang sedikit yang dapat menakibatkan biasanya kesimpulan;
 Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadang kala dalam
pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai;
 Memerlukan permasalahan yang di rumuskan ssecara jelas, agar pada waktu
menjaring data di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan.

Dilihat dari aspek pengumpulan data di lapangan, penelitian deskriptif dapat


dibedakan antara lain menjadi penelitian diri, studi perkembangan, studi kelanjutan,
dan studi sosiometrik.

 Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah seperti berikut.


 Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode deskriptif.
 Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
 Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
 Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
 Menentukan kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian.
 Mendesain metode penelitian yamg hendak di gunakan, termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen
pengumpul data, dan menganalisis data.
 Mengumpulkan dan mengorganisasi serta menganalisis data dengan
menggunakan teknik statistika  yang relevan.
 Membuat laporan penelitian
BAB I

DATA LAPANGAN

Dari penelitian yang kami lakukan, data-data lapangan yang ada kami kelompokkan ke
dalam dua bagian besar. Yaitu menurut laki-laki dan menurut perempuan. Tujuan dari hal
tersebut adalah:

 Jemaat memahami arti dan makna dari ibadah.


 Keterlibatan dan pemberian jemaat dalam ibadah.

JEMAAT KOLOM 2 GMIM “ELIM” KOLONGAN

Jumlah KK di kolom 2 = 36

Jumlah kolom = 14

RESPONDEN

Laki-laki = 5
Perempuan = 3
Suami-isteri = 2

BAB II

Data pustaka
Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala baik berupa
perkataan atau perbuatan yang nampak ataupun yang tersembunyi dan berlepas diri dari segala hal-
hal yang bertengtangan dan berlawanan dengannya.

 Persembahan Kain (Kejadian 4:5-7): Masih mengenai persembahan Kain, dalam Kejadian
4:5 kita daapati bahwa Kain menjadi marah karena pemberiannya tidak di Indahkan Tuhan. Jika
kita kembali pada pengertian pemberi yang dijelaskan terdahulu, yakni mengalihkan hak, maka
reaksi kemarahan Kain ini menunjukkan adanya ketidak-murnian dalam pengalihan hak tersebut,
atau dapat dikatakan pengalihan haknya adalah bersifat kondisional. Seseorang yang secara
murni memberikan atau mengalihkan hak atas sesuatu benda kepada orang lain, maka orang
tersebut tidak akan menerapkan suatu kondisi atau syarat apapun. Implikasinya secara ekstrim
adalah bila misalnya di penerima berkeputusan untuk membuang barang tersebut, ia tidak akan
berbuat apa-apa terhadap si penerima itu, karena ia sadar pada saat benda itu diberikan hak milik
atasnya sudah beralih ke si penerima. Sehingga si penerima sudah secara sah menjadi pemilik
barang tersebut dan berhak sepenuhnya untuk berbuat apa saja terhadapnya. Apa yag terjadi pada
Kain adalah bahwa ia memberi karena ia mengharap sesuatu balasan. Jenis dan motiv pemberian
adalah berdasarkan prinsip BISNIS. Dalam transaksi bisnis, seseorang memberikan sesuatu
kepada orang lain untuk mendapatkan imbalan yang sepadan dari orang lain tersebut. Di sini
pengalihan haknya terjadi dengan syarat adanya kelayakan imbalan tersebut: Ada uang ada
barang. Bagaimana dengan kehidupan kita? Bukankah kita juga masih sering berbisnis dengan
Tuhan? Bukankah tidak jarang kita dengar kalimat-kalimat seperti ini: “ Tuhan aku akan mulai
melayani, jika Engkau kabulkan permohonanku……”     
 MOTIVASI PERSEMBAHAN: Persembahan Habel (Kejadian 4:4-5): Bersamaan
dengan Kain, Habel juga mempersembahakan korban kepada Tuhan, namun persembahannya ini
diterima dan diindahkan Tuhan. Apa yang menjadi perbedaan antara persembahan Kain dan
persembahan Habel? Pertama-tama, Habel tidak asal memberi dari hasil pekerjaannya sebagai
gembala domba. Apa yang ia berikan adalah domba-domba yang terpilih, yaitu yang sulung dan
yang gemuk. Pemilihan domba sulung adalah merupakan penghormatan pada Tuhan yaitu anak
domba yang lahir terdahulu diberikan kepada Tuhan. Namun diatas ini semua, kenyataan bahwa
persembahan itu diindahkan Tuhan menunjukkan bahwa pemberian tersebut sesuai dengan
kehendak Tuhan! Kesesuaian atau ketaatan pada kehendak Tuhan ini adalah kunci yang utama.
Ingat Firman Tuhan dalam 1 Samuel 15:22, bahwa ketaatan itu lebih dari korban itu sendiri!
Tidak dijelaskan dalam kisah ini dari mana Habel belajar mengetahui kehendak Allah, namun
disini ditunjukkan bahwa ia mengerti dan melaksanakan kehendak Allah. Berlawanan dengan
persembahan Kain, karakteristik pemberian Habel adalah memberi apa yang dimaui atau
dikehendaki oleh si penerima (dalam hal ini Tuhan). Jadi di sini kehendak si penerima lah yang
menjadi penentu jenis, kualitas dan kuantitas pemberian kita. Jenis dan motiv pemberian seperti
ini disebut PERSEMBAHAN.  
 MOTIVASI KORBAN: Persembahan Yesus (Lukas 22:42): Hampir serupa dengan
persembahan Habel. Pergumulan Yesus menunjukkan bahwa Penentu dari korbanNya adalah
Kehendak Allah Bapa. Perbedaannya dari persembahan Habel adalah, bahwa baik Kain dan
Habel memberi kepada Tuhan dari kelebihan mereka, atau mereka memberi pada Tuhan
sebagian dari apa yang mereka punya. Sedang pemberian Yesus adalah memberi seluruhnya apa
yang Ia punya, dan setelah itu Ia tidak memiliki lagi. Prinsip dan motiv pemberian seperti inilah
yang disebut dengan KORBAN. Pemberian dengan motiv korban ini adalah pemberian yang
paling berharga di mata Tuhan. Ingat pemberian si janda miskin di Sarfat (1 Raja-raja 17), ia
diberkati karena merelakan makanan terakhirnya untuk nabi Elia. Juga Janda di Bait Allah
(Markus 12:42-44) yang memberikan seluruh nafkahnya pada Tuhan. Jika kita simak maka
dalam pemberian jenis ini semuanya berfokus pada dan untuk Tuhan saja, tidak sedikitpun
pertimbangan diberikan untuk diri sendiri, artinya kita bahkan memberi bukan saja hasil
perbuatan kita tapi termasuk diri kita sendiri, seperti yang dikatakan rasul Paulus dalam kitab
Galatia 2:20: Hidupku bukan aku lagi…….  
BAB III

REFLEKSI TEOLOGIS

Berdasarkan apa yang telah dikemukakan pada bagian-bagian sebelumnya, maka refleksi
teologi dibagi dalam empat bagian yaitu sebagai berikut:

1. Refleksi teologis tentang data lapangan

PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai