Anda di halaman 1dari 4

A.

PENDAHULUAN

Konseling pastoral merupakan salah satu jenis pelayanan pastoral, konseling patoral ini
dilakukan dengan cara percakapan antara pastor dengan klien. Dalam makalah ini disajikan
mengenai konseling pastoral multi fungsi, maksudnya ialah klien yang biasa disebut sebagai
konseli dalam mkalah ini juga berfungsi sebagai konselor yaitu yang membantu klien
menemukan jalan keluar bagi masalah yang dihadapi.

Dalam makalah ini konseli mengungkapkan masalah yang sedang ia hadpi, namun
masalah yang dikemukakan oleh konseli muncul karena dilatar belakangani oleh peristiwa
kecelakaan yang pernah dialami oleh konseli. Untuk mempermudah prose percakapan, maka
penulis menggunakan istilah Ki untuk konseli dan Ko untuk konselor.

B. JALANNYA PERCAKAPAN

1. Ki : Akhir-akhir ini saya sering merasakan ketakutan, saya tidak mau pergi kemana-
mana tanpa ada orang lain yang menemaniku. Bahkan sampai ke kamar mandipun
saya ingin harus ada yang menemaniku. Jika saya melihat mobil ambulans,
melihat darah, ataupun melihat acara di TV yang berkaitan dengan kecelakaan
saya pasti ketakutan dan terasa susah untuk bernafas. Sungguh, sebenarnya saya
tidak ingin merasakan hal ini, tapi saya tidak tahu harus bagaimana. Jika
keinginanku tidak dituruti ataupun terlambat dituruti oleh orangtuaku maka
sayapun rasanya begitu sulit untuk bernafas, saya bingung.

Ko : Saya mengerti dengan apa yang kau rasakan, hal itu memang sulit bagimu.
Namun saya pikir itu adalah hal yang wajar, karena kamu baru saja mengalami
peristiwa yang menakutkan. Kamu pasti membutuhkan perhatian dari orangtuamu
bahkan orang-orang terdekatmu.

2. Ki : Ya, hal itu benar, dan saya sangat bersyukur karena kedua kakak saya bersedia
menemaniku di saat saya membutuhkan mereka. Bahkan seama dua bulan saya
berada di tempta pemijatan mereka selalu menemani saya karena orangtuaku
harus menjalankan tugas pelayanan mereka. Tapi mereka juga memberikan
perhatian mereka kepadaku, saya sungguh bersyukur karena memiliki keluarga
yang sangat mengasihi saya, mereka sungguh baik. Saya yakin ini semua adalah
berkat Tuhan yang sungguh baik. Meski tulang-tulang saya yang patah belum
begtu pulih dan hidup dalam ketakutan, tapi saya bersyukur karena masih bisa
bernafas sampai saat ini.

Ko : Kamu benar Stefanus, kamu patut mengucap syukur karena Tuhan masih
mengizikanmu ada sampai pada saat ini, bahkan kasih-Nya semakin terasa dengan
kehadiran keluargamu. Saya pikir, ketakutan yang kamu rasakan hanya akan
membuatmu tertekan, karena secara tidak sadar itu hanyalah hayalanu belaka.

3. Ki : Saya memang tidak ingin hidup dalam ketakutan, tapi saya masih belum bsa
melupakan tragedi yang baru saja saya alami.

Ko :Tetapi kamu harus kuat, memang sulit, meskipun keluargamu selalu setia
menemanimu. Tapi mereka juga mempunyai kesibukkan yang lain, kamu harus
mengerti akan hal tersebut. Saya yakin kamu pasti bisa, karena yang bisa
mengubah semua ini hanya kamu, terutama keyakinanmu pada Tuhan.

4. Ki : Mungkin saya memang terlalu membiarkan diriku hidup dalam ketakutan,


padahal semua itu hanyalah halusinasiku belaka. Ya, saya memang harus kuat,
saya tidak boleh seperti ini, keluargaku sudah bersusah payah agar saya bisa
sembuh, saya tidak boleh semakin menyusahkan mereka.

Ko : Saya yakin bagi mereka kamu tidak menyusahkan mereka, hanya saja saya yakin
mereka akan sangat bahagia jika melihat kamu benar-benar sembuh. Lalu, apa
yang akan kamu lakukan?

5. Ki : Saya akan berusaha melupakan ketakutan ini, dan berusaha memahami bawa
kecelakaan yang saya alami adalah bagian dari kehidupanku yan nantinya akan
menjadi kesaksianku. Tapi tentunya saya tetap membutuhkan dukungan keluarga
saya.
Ko : Saya senang mendengarnya, saya yakin mereka akan selalu mendukungmu agar
kamu benar-benar sembuh. Teruslah berjuang Stefanus, jangan menyerah, Tuhan
pasti tidak akan membiarkanmu.

6. Ki : Ya, saya yakin itu. Terima kasih ya...

Ko : Sama-sama Stefanus.

C. ANALISIS

• Psikologis

Sangat jelas bahwa secara psikologis konseli berada dalam ketakutan yang disebabkan
oleh karea trauma terhadap kecelakaan yang ia alami (lihat ki 1, 2 dan 3). Ia sangat
membutuhkan keluarganya ataupun orang-orang terdekat dengannya untuk selalu bersamanya
(lihat ki 1 dan 2), namun konseli berkeinginan untuk mengubah hal tersebut (lihat ki 3, 4 dan 5).

• Fisik

Keadaan fisik konseli kurang baik akibat kecelakaan yang ia alami, bahkan tulang-
tulangnya ada yang patah (lihat ki 2).

• Ekonomi

Dalam catatan percakapan konseling pastoral ini, tidak digambarkan adanya kondisi
perekonomian dari konseli maupun keluarganya terganggu atau tidak.

• Spiritual

Spiritualitas konseli baik, karena meski mengalami tragedi atau peristiwa yang besar,
namun ia tetap bersyukur kepada Tuhan karena masih bisa bernafas serta memiliki keluarga yang
begitu mengasihinya (lihat ki 2).

• Teologis
Meskipun berada dalam keadaan yang kurang baik, namun konseli tetap mau berusaha
menyelesaikan masalahnya agar terepas dari ketakutan, meski ia sadar bahwa hal iuterasa sulit
(lihat ki 4 dan 5).

D. EVALUASI MENYELURUH

Untuk fokus kepada klien, maka konselor haruslah bisa merasakan apa sebenarnya yang
dialami oleh konseli sehingga konselor mampu memahami kebutuhan konseli, makna itulah yang
tersirat dari pikiran penulis dari konseling multi fungi ini. Memang dirasakan cukup sulit, namun
ternyata pembelajaran dari konseling pastoral multi-fungsi ini terasa sangat bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai