Skripsi Pendidikan
Skripsi Pendidikan
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Nama : Desi Wiramurti
NIM : 2101401039
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi.
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang.
Ketua, Sekretaris,
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
Desi Wiramurti
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
- Tanpa kesulitan dalam hidup ini seseorang tidak akan mengenal kebahagiaan
(Earlch)
Persembahan:
dukungan
mendampingiku
v
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
skripsi ini.
penulis selalu mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik
moral maupun material. Untuk itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
rasa hormat kepada Drs. Wagiran, M.Hum, selaku pembimbing I dan Drs.
dan dukungan semua pihak selama penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan
2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah memberikan izin penelitian kepada
penulis.
3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan pengarahan
kepada penulis.
vi
5. Sutikno, S.Pd, guru bidang studi bahasa Indonesia kelas VIIB SMP Negeri 30
penelitian.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
angkatan 2001 yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.
8. Semua pihak yyang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, skripsi ini juga diharapkan
bermanfaat bagi para guru dan dapat menambah khasanah ilmu bahasa.
Penulis
vii
SARI
viii
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan kepada guru
agar menggunakan pendekatan kontekstual komponen masyarakat belajar dalam
kegiatan pembelajaran menulis yang diutamakan pada menulis surat resmi dan
melatih kebiasaan siswa untuk gemar menulis. Bagi siswa disarankan untuk selalu
berlatih dan lebih aktif menulis terutama menulis surat resmi dalam kegiatan
pembelajaran. Terakhir, ditujukan bagi para peneliti agar melakukan penelitian
lanjutan pada aspek yang berbeda dan untuk menambah khasanah ilmu bahasa.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………...ii
PENGESAHAN KELULUSAN……………………………………………….…iii
PERNYATAAN…………………………………………………………………..iv
PRAKATA………………………………………………………………………..vi
SARI…………………………………………………………………………….viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....x
DAFTAR BAGAN……………………………………………………………...xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xiv
DAFTAR GRAFIK……………………………………………………………...xvi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...xvii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...xviii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
x
BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN……………..9
xi
3.2 Subjek Penelitian……………………………………………………………..58
4.1.1 Pratindakan…………………………………………………………….70
4.2 Pembahasan…………………………………………………………………115
5.2 Saran………………………………………………………………………...124
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..125
LAMPIRAN…………………………………………………………………….127
xii
DAFTAR BAGAN
HALAMAN
xiii
DAFTAR TABEL
HALAMAN
xiv
Tabel 21 Aspek Struktur Kalimat………………………………………………85
xv
DAFTAR GRAFIK
HALAMAN
xvi
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran I Rencana Pembelajaran Siklus I…………………………………127
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
pada kemampuan dan keterampilan siswa untuk berkomunikasi secara lisan maupun
Keempat keterampilan ini saling berkaitan dan saling melengkapi dalam kegiatan
komunikasi.
keterampilan menulis surat resmi. Pada siswa SMP kelas VII misalnya, diharapkan
dapat menulis surat resmi dengan benar sesuai aturan yang ada dalam penulisan surat
perhatian dari para guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Ketika dihadapkan pada
pembelajaran menulis surat resmi, siswa selalu mengalami kesulitan terutama dalam
1
2
penggunaan bahasa. Hasil tulisan siswa sebagian besar lemah dalam masalah
alokasi waktu pembelajaran menulis di sekolah-sekolah selama ini relatif lebih kecil.
Hal ini menyebabkan keterampilan menulis siswa kurang maksimal. Siswa kurang
(PPL), peneliti mengetahui bahwa ketika diberikan kesempatan menulis surat resmi,
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia
di SMP Negeri 30 Semarang, diketahui bahwa keterampilan menulis pada siswa kelas
VIIB selama ini belum maksimal. Dalam menulis surat resmi, siswa masih
surat resmi siswa disebabkan sebagian besar siswa kurang berminat mengikuti
pelajaran bahasa Indonesia, kurangnya pemahaman siswa tentang surat resmi, dan
siswa kurang berlatih menulis surat resmi. Selain faktor dari siswa, lemahnya
3
keterampilan menulis surat resmi juga dapat dipengaruhi karena faktor dari guru.
bimbingan dan penjelasan guru dalam proses pembelajaran sulit dipahami oleh siswa,
serta strategi yang yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang tepat.
belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan tercapai tujuan pembelajaran.
Untuk mengatasi kelemahan siswa dalam menulis surat resmi, guru harus selalu
Agar siswa dapat menulis surat resmi dengan benar, guru harus lebih memberikan
penjelasan kepada siswa melalui contoh-contoh surat resmi dan memberikan latihan-
latihan menulis surat resmi dengan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi
pembelajaran merupakan hal yang harus diperhatikan oleh guru agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Siswa tidak cukup diberikan penjelasan tentang teori
menulis saja, tetapi hal yang berhubungan dengan masalah kebahasaan dan teknik
penulisan juga harus diperhatikan. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa agar keterampilan siswa dalam menulis surat
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
4
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami. Guru bertugas sebagai
pengarah dan pembimbing agar siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak
berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Ada tujuh komponen utama
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan surat resmi siswa kelas VIIB SMP
kerjasama dengan orang lain. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses
komunikasi dua arah dan dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi
pembelajaran saling belajar. Siswa yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar
masyarakat belajar ini sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Melalui belajar
kelompok, siswa dapat saling berbagi gagasan dan pengalaman serta bekerjasama
Keterampilan Menulis Surat Resmi pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 30 Semarang
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, guru selalu dihadapkan pada siswa
menulis surat resmi siswa kelas VIIB SMP Negeri 30 Semarang masih rendah.
Masalah yang muncul dalam keterampilan menulis dapat dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri siswa.
Sebagian besar siswa beranggapan bahwa bahasa Indonesia adalah pelajaran yang
Guru harus dapat memberikan pengertian kepada siswa tentang pentingnya pelajaran
keterampilan menulis siswa. Aturan-aturan yang ada dalam penulisan surat resmi,
6
terutama dalam hal kebahasaan menyebabkan siswa sulit menulis surat resmi dengan
benar. Untuk mengatasi hal ini, guru harus lebih banyak memberikan penjelasan
siswa kurang berlatih menulis surat resmi. Mereka menganggap bahwa menulis
adalah pelajaran yang sulit. Siswa mengalami kesulitan menulis terutama dalam
Faktor eksternal yang berasal dari luar siswa, yaitu faktor dari guru.
Kurangnya keterampilan menulis surat resmi dapat disebabkan karena bimbingan dan
penjelasan guru dalam proses pembelajaran sulit dipahami oleh siswa. Siswa tidak
dapat menguasai seluruh materi yang diajarkan oleh guru. Untuk menyelesaikan
masalah ini, guru seharusnya menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
menarik. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan
akan menjadi bahan penelitian, yaitu keterampilan siswa dalam menulis surat resmi
masih rendah. Untuk meningkatkan keterampilan menulis surat resmi akan digunakan
belajar?
2. Untuk mendeskripsi perubahan tingkah laku siswa kelas VIIB SMP Negeri 30
masyarakat belajar ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan
praktis.
1. Manfaat Teoretis
bagi pembaca tentang peningkatan keterampilan menulis surat resmi kelas VII
pembelajaran menulis.
2. Manfaat Praktis
keterampilan siswa dalam menulis surat resmi dapat ditingkatkan. Sedangkan bagi
BAB II
resmi sudah banyak dilakukan oleh mahasiswa dalam penulisan skripsi. Penelitian-
penelitian itu belum semuanya sempurna dan masih memerlukan penelitian lanjutan
keterampilan menulis surat resmi yang relevan dengan penelitian ini dan dapat
dijadikan sebagai tinjauan pustaka, antara lain Mahmudah (2000), Giati (2000), dan
Haryuni (2004).
Surat Undangan Resmi dengan Teknik Pelatihan Berjenjang pada Siswa Kelas II
Hal tersebut terlihat pada siklus I sebagian besar siswa atau sebesar 71,74%
sebanyak 27,03% siswa telah mencapai posisi berkemampuan baik. Pada siklus I
siswa berkemampuan baik hanya berjumlah 27,08%, pada siklus II menjadi 75,50%
sehingga terjadi peningkatan sebesar 47,97%. Pada siklus I belum ada siswa yang
berkemampuan baik sekali, pada siklus II dicapai oleh 4,17% siswa. Teknik
9
10
undangan resmi karena teknik ini adalah suatu cara atau teknik pembelajaran bahasa
Menulis Surat Resmi dengan Pendekatan Keterampilan Proses paada Siswa Kelas II
mendukung peningkatan kemampuan menulis siswa. Hal ini terbulti pada nilai rata-
rata siswa hasil pembelajaran siklus I hanya 6,70. Pada siklus II nilai rata-rata
menulis siswa.
Surat Dinas dengan Teknik Tubian pada Siswa Kelas IE MTs Al Asror Patemon
ejaan dalam surat dinas dengan teknik tubian pada siswa kelas IE MTs Al Asror
Patemon Gunungpati. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kemampuan siswa dalam
menguasai EYD pada siklus II sebesar 75,18 lebih baik daripada nilai rata-rata pada
siklus I sebesar 62,19. Berdasarkan data yang bersifat kualitatif pada siklus I dapat
11
diketahui bahwa kegiatan belajar mengajar dengan teknik tubian memberikan kesan
belum pernah dilakukan sehingga kedudukan penelitian ini sebagai pelengkap dari
penelitian-penelitian sebelumnya.
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain
(Tarigan 1986:3). Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan
proses penulisan. Ini berarti bahwa kita melakukan kegiatan dalam beberapa tahap,
penelitian yang terperinci, observasi yang saksama, pembeda yang tepat dalam
sebabnya untuk terampil menulis diperlukan latihan dan praktik yang terus-menerus
benak penulis timbul serangkaian gambaran tentang sesuatu yang tidak hadir secara
nyata. Kegiatan ini tidak terkendali terjadi dengan sendirinya dan tanpa kesadaran.
Kegiatan yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling
berhubungan, dan tujuan untuk sampai pada suatu simpulan. Jenis kegiatan berpikir
13
yang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar. Proses bernalar atau penalaran
pengetahuan.
kaidah kebahasaan dalam bentuk tulis, yang disampaikan pada orang lain secara
tidak langsung.
mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer atau wacana kesastraan (literary
para pembaca. Melalui tulisan, penulis ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya, serta membuat hidup para pembaca lebih
Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-
yang dibuat dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang mempunyai kesamaan
menulis menjadi salah satu cara berkomunikasi karena dalam pengertian tersebut
mengutarakan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan. Menurut
Tarigan (1986:22), menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para
pelajar berpikir. Menulis juga dapat mendorong kita untuk berpikir secara kritis,
daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah yang dihadapi, dan mampu
diperoleh dari kegiatan menulis. Keuntungan yang pertama adalah dengan menulis
dan pengalamannya.
informasi yang berhubungan dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis dapat
berhubungan.
yang lebih konkret. Ketujuh, dengan menulis mengenai suatu topik, penulis
terdorong untuk belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah
masalah, bukan sekadar menjadi penyadap informasi dari orang lain. Keuntungan
kedelapan, kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan penulis berpikir serta
pengetahuan.
klasifikasi yang pernah dibuat seperti yang disampaikan oleh Tarigan (1986:26)
adalah tulisan bentuk objektif dan tulisan bentuk subjektif. Tulisan yang berbentuk
objektif mencakup penjelasan yang terperinci mengenai proses, batasan, laporan, dan
yang lain, yaitu eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi. Selain itu terdapat
klasifikasi lain, yaitu tulisan kreatif yang memberi penekanan pada ekspresi diri
17
secara pribadi dan tulisan ekspositori yang mencakup penulisan surat, penulisan
empat jenis, yaitu deskripsi, narasi, argumentasi, dan eksposisi. Deskripsi adalah
bentuk tulisan yang menceritakan suatu objek atau suatu hal sehingga objek itu
seolah-olah berada di depan mata dan dilihat sendiri oleh pembaca. Narasi adalah
bentuk tulisan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang seolah-olah
dialami sendiri oleh pembaca. Argumentasi adalah bentuk tulisan yang berusaha
kelompok, atau kelompok dengan seseorang dalam jarak yang berjauhan. Diantara
sekian banyak sarana komunikasi yang tersedia, surat memiliki beberapa faktor yang
berkomunikasi sesuai dengan kehendak secara lengkap, dan dapat diarsipkan sebagai
Menurut Sudarsa, dkk (1992:3), surat adalah suatu sarana komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak
perintah, permintaan, atau laporan. Hubungan yang terjadi antara pihak-pihak itu
segi. Ditinjau dari sifat isinya, surat adalah jenis karangan (komposisi) paparan. Di
apa yang dipikirkan dan dirasakannya. Demikian pula di dalam surat. Ditinjau dari
wujud peraturannya, surat adalah percakapan yang tertulis. Jadi, sejenis dengan
ragam percakapan seperti yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Ditinjau
dari fungsinya, surat adalah suatu alat atau sarana komunikasi tulis. Surat dipandang
sebagai alat komunikasi tulis yang paling efektif, efisien, ekonomis, dan praktis.
sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi dari pihak yang satu
utusan organisasi atau instansi yang bersangkutan, bukti tertulis dalam berbagi
perjanjian dan kegiatan, bukti historis dalam berbagai kegiatan masa lampau, sebagai
pedoman untuk melanjutkan usaha dan hubungan kerjasama, dan alat pengingat
Menurut Sudarsa, dkk (1992: 3), selain sebagai sarana komunikasi, surat
permohonan, buah pikiran atau gagasan, alat bukti tertulis, alat untuk mengingat,
Surat mempunyai fungsi sebagai bukti historis. Fungsi surat sebagai bukti
historis misalnya pada surat-surat yang bersejarah. Surat dapat digunakan sebagai
bukti dalam berbagai kegiatan yang terjadi pada masa lampau. Surat merupakan
bukti kuat karena informasi yang disampaikan melalui surat tidak akan berubah dari
Fungsi surat sebagai bukti tertulis berarti surat dapat dijadikan sebagai bukti
nyata dalam suatu perjanjian atau kegiatan, misalnya berupa surat perjanjian. Dalam
suatu perjanjian, apabila terjadi perbedaan antara kedua pihak, surat tersebut dapat
Surat juga mempunyai fungsi sebagai alat untuk mengingat, misalnya surat-
surat yang diarsipkan. Surat yang dijadikan arsip dapat digunakan sebagai alat
pengingat berbagai kegiatan masa lampau. Dengan surat-surat yang diarsipkan, hal-
hal yang telah terlupakan dapat diingat kembali sehingga dapat menyelesaikan suatu
sarana komunikasi, surat juga berfungsi sebagai utusan organisasi atau instansi, bukti
surat dapat diklasifikasi menjadi beberapa jenis berdasarkan segi-segi tertentu, yang
meliputi: (a) wujud surat, (b) si pembuat surat, (c) isi surat, (d) keamanan isi, (e)
Berdasarkan wujud surat, sebuah surat dapat dibedakan atas kartu pos,
Kartu pos merupakan tempat menulis surat yang terbuat dari kertas karton
tipis ukuran 15X10 Cm yang disahkan pemakaiannya oleh Perum Postel. Di atas
kertas berbentuk inilah orang menulis surat. Surat yang berbentuk kartu ini disebut
pula dengan kartu pos (Arifin 1987:2). Isi berita yang ditulis pada kartu pos harus
singkat dan penulis hanya dapat menulis berita yang tidak bersifat rahasia karena
Warkat pos ialah lembaran kertas surat yang dicetak dan diedarkan oleh
Perum Postel. Pada bagian dalam kertas dapat ditulis dengan berita, sedangkan pada
bagian luar berisi blangko untuk menulis alamat surat. Warkat pos dapat digunakan
untuk menulis hal-hal yang tidak sepantasnya dibaca oleh orang lain.
surat. Surat bersampul sering dianggap lebih baik dari kartu pos dan warkat pos
karena lebih terjamin kerahasiaan isinya, dapat menuli surat lebih panjang, dan
Telegram ialah berita yang dikirimkan dari jarak jauh dengan sarana
pesawat telegrap. Biaya pengiriman telegram dihitung berdasarkan jumlah kata yang
terdapat dalam surat. Oleh sebab itu, cara menulis berita dalam telegram harus
Jenis surat berdasarkan si pembuat surat dibedakan atas surat pribadi dan
surat resmi.
Surat pribadi adalah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya
timbul dalam pergaulan hidup sehari-hari dan terjadi dalam komunikasi antaranak
dan orang tua, antarkerabat, antarsejawat, dan antarteman. Menurut Soedjito dan
Solchan (1999:14), surat pribadi ialah surat yang berisi masalah pribadi yang
ditujukan kepada keluarga, teman, atau kenalan. Karena sifatnya akrab dan santai,
dalam surat pribadi biasa digunakan bahasa ragam akrab atau santai.
Surat resmi ialah surat yang dibuat oleh suatu badan perusahaan, organisasi,
atau instansi tertentu (Arifin 1987:6). Oleh sebab itu, surat resmi dapat berupa surat
niaga, surat sosial, dan surat dinas. Menurut Sudarsa, dkk (1992:4), surat dinas atau
surat resmi ialah segala komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan
kegiatan dinas instansi. Surat dinas atau resmi hanya dibuat oleh instansi pemerintah
dan dikirimkan kepada semua pihak yang memiliki hubungan dengan instansi
tersebut.
22
perkenalan, atau persahabatan. Surat keluarga dapat berupa surat pada orang tua,
Surat setengah resmi ialah surat yang ditulis oleh seseorang atau perorangan
kepada suatu organisasi atau instansi teetentu. Contohnya surat lamaran kerja, surat
permohonan izin membangun, surat izin masuk kantor, surat pernyataan bersedia
Surat sosial ialah surat yang dibuat oleh berbagai lembaga sosial yang
ditujukan kepada seseorang, organisasi, atau instansi tertentu. Isi surat sosial selalu
Surat niaga ialah surat yang ditulis oleh suatu badan perusahaan
1987:7). Menurut Soedjito dan Solchan (1999:14), surat niaga atau dagang ialah
surat yang berisi masalah perniagaan atau perdagangan. Surat niaga dibuat oleh suatu
Surat dinas ialah surat yang isinya meliputi masalah dinas yang
(1992:4), surat dinas atau surat resmi ialah segala komunikasi tertulis yang
menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi. Surat dinas hanya dibuat
23
oleh instansi pemerintah dan dapat dikirimkan kepada semua pihak yang
Surat sangat rahasia ialah surat yang berisi dokumen penting yang
berhubungan dengan rahasia atau keamanan negara. Surat tersebut ditandai dengan
kode SR atau SRHS ( sangat rahasia). Surat sangat rahasia tidak boleh diterima oleh
orang yang tidak berhak menerimanya sebab hal itu dapat membahayakan keamanan
negara tetangga, dan dokumen di kalangan kemiliteran. Surat sangat rahasia dikirim
dengan sampul rangkap tiga. Sampul pertama dan kedua ditulis dengan alamat
lengkap dengan kode SR atau SRHS, sampul ketiga ditulis dengan alamat seperti
surat biasa.
Surat rahasia ialah surat yang berisi dokumen penting yang hanya boleh
diketahui oleh pejabat yang berhak menerimanya. Isinya tidak boleh diketahui oleh
pihak lain sebab hal itu dapat merugikan instansi, organisasi, atau pejabat yang
Sampul pertama (di dalam) dilengkapi dengan kode R atau RHS, sedangkan sampul
Surat konfidensial adalah surat yang isinya hanya diketahui oleh beberapa
Surat biasa ialah surat yang berisi masalah biasa dan bukan rahasia. Apabila
surat tersebut diketahui oleh orang lain tidak merugikan lembaga atau pejabat yang
bersangkutan. Contoh surat biasa adalah surat edaran, surat undangan, surat ucapan
Memorandum atau memo ialah surat yang berisi catatan singkat tentang
pokok-pokok persoalan. Memo dibuat oleh pihak atasan pada bawahan, atau
sebaliknya. Memo hanya digunakan dalam ruang lingkup terbatas, yaitu berlaku
Nota ialah sejenis memorandum yang hanya dibuat oleh pihak atasan
kepada pihak bawahan untuk meminta data, informasi, memberi petunjuk, dan lain-
lain. Pada dasarnya isi nota sama dengan isi surat dinas, tetapi lebih ringkas dan
jelas.
Surat biasa ialah surat yang dapat dikirimkan kepada orang lain, baik di
dalam maupun di luar kantor atau instansi yang bersangkutan. Apabila memo dan
nota hanya dipakai untuk intern kantor atau instansi yang bersangkutan saja, surat
biasa ialah surat yang dapat dikirimkan kepada orang lain, baik di dalam maupun di
dan masyarakat umum. Pengumuman dapat dilakukan untuk ruang lingkup terbatas
atau yang lebih luas. Misalnya untuk intern suatu instansi, antarinstansi, atau pada
Surat edaran ialah surat yang dikirim kepada beberapa orang, baik di dalam
maupun di luar kantor atau instansi yang bersangkutan. Isi surat ini adakalanya hanya
untuk diketahui oleh pejabat yang bersangkutan, dan adakalanya disebarkan kepada
lingkup yang lebih luas. Surat edaran sering juga disebut sirkuler.
Surat biasa ialah surat yang khusus ditujukan kepada seseorang, pejabat,
atau instansi tertentu. Dalam hal ini yang dimaksud dengan surat biasa ialah surat
yang khusus dikirimkan kepada seseorang pada alamat tetentu untuk dibacanya
sendiri.
Dari beberapa jenis surat di atas, dapat disimpulkan bahwa surat resmi atau
surat dinas merupakan jenis surat yang didasarkan pada si pembuat surat dan isi
surat.
26
Surat resmi ialah surat yang dibuat oleh suatu badan usaha, organisasi atau
instansi tertentu (Arifin 1987:6). Sedangkan menurut Sudarsa, dkk (1992:4), surat
dinas atau surat resmi ialah segala komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan
tugas dan kegiatan dinas instansi. Surat dinas merupakan salah satu alat komunikasi
pendapat dari instansi kepada instansi yang lain dan dari instansi kepada perseorang
atau sebaliknya.
Menurut Soedjito dan Solchan (1999:14), surat dinas atau resmi ialah surat
yang berisi masalah kedinasan atau administrasi pemerintah. Surat dinas atau resmi
hanya dibuat oleh instansi pemerintah dan dapt dikirimkan kepada semua pihak yang
adalah bentuk komunikasi tulis dari satu pihak kepada pihak lain yang berisi masalah
Bentuk surat ialah pola surat menurut susunan letak bagian-bagian surat
(Sudarsa 1992:4). Setiap bagian surat itu sangat penting peranannya sebagai
(1999:17), yang dimaksud dengan bentuk surat ialah susunan letak bagian-bagian
27
bentuk surat.
Dalam surat-menyurat resmi, ada enam bentuk surat yang umum digunakan
oleh instansi di Indonesia, yaitu bentuk lurus penuh (full block style), bentuk lurus
(full block), bentuk setengah lurus (semiblock style), bentuk lekuk (indented style),
Surat resmi bentuk lurus penuh memiliki format yang sepenuhnya rata
pada masing-masing paragraf, salam penutup, tanda tangan, dan nama jelas pengirim
Bentuk lurus penuh merupakan bentuk surat yang praktis, lebih mudah, dan
cepat. Pengetikannya mudah sebab semua bagian surat diketik mulai dari margin kiri
yang sama dan tidak perlu menggeser letaknya. Akan tetapi, bentuk lurus penuh itu
memiliki kelemahan. Jika surat itu panjang, diperlukan lebih dari satu lembar surat.
Perbedaannya ialah dalam surat lurus tanggal surat, salam penutup, dan nama terang
ditulis di sebelah kanan surat. Bentuk lurus memiliki kepraktisan dan lebih rapi
dibandingkan dengan bentuk lurus penuh. Surat yang diketik dengan bentuk lurus
memiliki komposisi yang merata, baik bagian kiri maupun kanan. Selain itu, surat
yang memerlukan dua lembar kertas dapat dihemat dengan menggunakan bentuk
lurus.
28
Bentuk setengah lurus pada dasarnya hampir sama dengan bentuk lurus.
Perbedaannya terletak pada pengetikan tiap paragraf. Setiap paragraf diketik agak
menjorok ke dalam, yaitu sesudah lima ketukan dari margin kiri. Antara paragraf
satu dengan yang lain tidak perlu berjarak. Bentuk setengah lurus ini sering
Surat resmi bentuk lekuk pada umumnya lebih banyak digunakan dalam
resmi.Posisi penulisan tanggal pada surat jenis ini adalah di pojok kanan atas,
kemudian perihal surat dan lampiran ditulis agak ke bawah di sebelah kanan. Alamat
tujuan ditulis di sebelah kanan lebih ke bawah sedikit dan lurus di bawah posisi
tanggal.
Bentuk resmi Indonesia lama mirip dengan bentuk setengah lurus, hanya
berbeda dalam pengetikan alamat surat. Alamat surat diketik di sebelah kanan di
bawah tanggal surat. Jika alamat pada bentuk setengah lurus digeser ke sebelah
kanan, berubah bentuk menjadi bentuk resmi Indonesia lama. Bentuk ini paling
banyak digunakan dalam surat menyurat bahasa Indonesia. Menurut bentuk ini, nama
tempat dan tanggal surat harus ditulis secara bersamaan pada satu tempat. Alamat
surat ditulis di sebelah kanan. Nama terang selalu ditulis diantara dua tanda kurung.
Kurang cermat dengan pemakaian huruf, tanda baca, dan ejaan, serta kurang
Bentuk resmi Indonesia baru pada hakikatnya ada karena pengetahuan dan
merupakan variasi bentuk setengah lurus atau bentuk resmi Indonesia. Perbedaannya
dengan bentuk setengah lurus terletak pada penulisan salam penutup. Salam penutup
pada bentuk setengah lurus ditulis dengan diawali nama jabatan, tanda tangan, nama
terang, dan nomor induk pegawai. Sedangkan pada bentuk resmi Indonesia baru
lama terletak pada penulisan nama tempat, tanggal, alamat, dan salam penutup. Pada
bentuk resmi Indonesia lama, tanggal surat didahului oleh nama tempat. Alamat surat
ditulis di sebelah kanan di bawah nama tempat dan tanggal, jabatan pengirim ditulis
di atas tanda tangan dan nama terang diapit oleh tanda kurung.
Pada bentuk resmi Indonesia baru, nama tempat tidak ditulis karena sudah
tertera pada kepala surat. Alamat ditulis di sebelah kiri agar dapat ditulis lengkap
tanpa penanggalan karena tempat cukup luas, dan jabatan pengirim ditulis di bawah
tanda tangan dan nama terang tidak diapit oleh tanda kurung.
berbagai bentuk. Dalam pemakaian bentuk tersebut telah terjadi berbagai variasi
yang menyebabkan timbulnya berbagai bentuk surat. Bentuk surat sangat penting
dalam penulisan surat resmi karena baik tidaknya suatu surat bergantung pada posisi
bagian-bagian surat.
Penggunaan bentuk surat pada satu instansi berbeda dengan instansi yang
lain. Perbedaan tersebut disebabkan belum adanya pedoman yang baku mengenai
bentuk surat resmi. Dalam menulis surat resmi hendaknya dipilih bentuk yang tepat
Setiap surat terdiri atas beberapa bagian surat. Tiap bagian itu mempunyai
peranan tertentu yang perlu diketahui oleh si pembuat surat. Bagian surat resmi
terdiri atas (1) kepala surat, (2) tanggal, (3) nomor, lampiran, dan hal atau perihal, (4)
alamat tujuan, (5) salam pembuka, (6) isi surat, (7) salam penutup, (8) pengirim
1. Kepala Surat
Kepala surat sering disebut kop surat. Kepala surat ialah bagian paling atas
dari sebuah surat yang sengaja dicetak untuk memberikan informasi mengenai status
dan alamat dari suatu organisasi atau instansi yang bersangkutan (Arifin 1987:17).
terdiri atas nama instansi, alamat lengkap, nomor relepon, nomor kotak pos, alamat
Nama instansi ditulis dengan huruf kapital. Kepala surat dapat pula
telepon, kotak pos, dan alamat kawat (jika ada) ditulis dengan huruf awal huruf
2. Tanggal
Setiap surat yang dikirimkan secara resmi kepada siapa pun hendaklah
mencantumkan tanggal ketika surat itu dibuat. Tanggal surat ditulis secara lengkap,
yaitu tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis dengan huruf, dan tahun ditulis
dengan angka. Sebelum tanggal tidak dicantumkan nama kota karena nama kota
sudah tercantum pada kepala surat. Setelah angka tahun tidak diikuti tanda baca apa
pun.
KEPALA SURAT
22 Maret 2005
Kata nomor, lampiran, dan hal ditulis dengan diawali huruf kapital dan
diikuti oleh tanda titik dua yang ditulis secara estetik ke bawah sesuai dengan
Penulisan kata nomor dan lampiran yang dapat disingkat menjadi No. dan
Lamp., harus taat azaz. Jika kata nomor ditulis lengkap, kata lampiran pun ditulis
lengkap. Jika kata nomor disingkat menjadi No., kata lampiran disingkat menjadi
Lamp.
32
Kata nomor diikuti oleh nomor berdasarkan nomor urut surat dengan kode
yang berlaku pada instansi pengiriman surat. Penulisan nomor dan kode surat tidak
harus dibatasi garis miring, tetapi dapat pula dibatasi titik atau tanda hubung. Isi kode
surat tidak harus dengan huruf, tetapi dapat pula dengan angka.
Contoh:
Nomor : 110/U/PPHPBI/1990
No. : 110/U/PPHBI/1990
Nomor : 10-10-3-03-90
Kata lampiran ditulis di bawah nomor jika ada yang dilampirkan pada surat.
Kata lampiran atau lamp. diikuti tanda titik disertai jumlah barang yang dilampirkan.
Jumlah barang ditulis dengan huruf dan pada awal kata yang menyatakan jumlah
Contoh:
Kata hal diikuti dengan tanda titik dua disertai pokok surat yang diawali
dengan huruf kapital tanpa diberi garis bawah dan tidak diakhiri tanda baca titik atau
yang lain.
Contoh:
4. Alamat Surat
Dalam penulisan alamat surat terdapat dua macam bentuk. Bentuk yang
pertama adalah alamat yang ditulis di sebelah kanan atas di bawah tanggal surat dan
bentuk yang kedua adalah alamat yang ditulis di sebelah kiri atas di bawah bagian
sebelah kanan atas karena adanya kemungkinan pemenggalan tidak ada sehingga
mengungkapkan isi dalam surat. Salam pembuka ditulis di sebelah kiri di bawah
alamat surat, di atas kalimat pembuka isi surat. Salam pembuka yang lazim
Dengan hormat,
Salam sejahtera,
Saudara …,
Assalamualaikum W.W.,
Salam Pramuka,
Merdeka,
6. Isi Surat
Isi surat ialah bagian surat yang memuat sesuatu yang disampaikan,
diberitahukan, ditanyakan, atau diminta kepada pihak lain sebagai orang yang akan
menerima atau menanggapi surat tersebut (Arifin 1987:33). Isi surat terbagi atas tiga
bagian, yaitu paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup. Paragraf
pembuka ialah bagian surat yang berfungsi sebagai pengantar untuk membicarakan
masalah pokok yang akan dibicarakan dalam isi surat. Paragraf pembuka berisi
Contoh:
- Surat Anda telah kami terima. Sehubungan dengan itu, kami ingin
Paragraf isi ialah bagian surat yang memuat sesuatu yang disampaikan,
diberitahukan, ditanyakan, atau diminta kepada pihak lain sebagai orang yang akan
menerima atau menanggapi surat tersebut. Isi surat sebaiknya singkat, jelas, dan
sopan.
Paragraf penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat (Sudarsa, dkk
1992:19). Paragraf penutup dapat mengandung harapan penulis surat atau berisi
35
ucapan terima kasih kepada penerima surat. Dengan adanya paragraf penutup berarti
Contoh:
- Atas perhatian dan kerja sama Saudara yang baik selama ini, kami
7. Salam Penutup
masalah selesai disampaikan. Salam penutup yang lazim digunakan adalah ungkapan
hormat kami, hormat saya, salam takzim, dan wasalam dengan ketentuan sebagai
berikut.
Huruf pertama kata hormat, salam, dan wasalam ditulis dengan huruf
kapital. Pada akhir salam penutup dibubuhkan tanda koma, bukan tanda titik atau
Contoh:
Hormat saya,
Salam takzim,
Wasalam,
8. Nama Pengirim
diperlukan sebagai keabsahan surat dinas atau resmi. Penulisan nama tidak perlu
menggunakan huruf kapital seluruhnya, tetapi menggunakan huruf awal huruf kapital
36
pada setiap unsur nama. Nama tidak perlu ditulis di dalam tanda kurung, tidak perlu
bergaris bawah, dan tidak perlu diakhiri dengan tanda titik. Nama jabatan dapat
Contoh:
2. Kepala,
9. Tembusan
Tembusan surat ialah bagian surat yang menyatakan bahwa isi surat
tersebut perlu diketahui oleh beberapa pejabat, baik dalam instansi yang sama
Kata tembusan yang ditulis dengan huruf awal huruf kapital, ditulis di
sebelah kiri bawah, lurus dengan bagian nomor dan hal, serta sejajar dengan nama
pengirim surat. Tulisan tembusan diikuti tanda titik dua, tanpa digaris bawah. Jika
pihak yang diberi tenbusan lebih dari satu, diberi nomor urut sesuai dengan jenjang
jabatan pada instansi itu. Pihak yang diberi tembusan hendaklah nama jabatan atau
Contoh:
Tembusan:
Kepala Bagian
37
Tembusan:
3. Dra. Sabaindah
10. Inisial
Inisial atau sandi ialah huruf pertama dari nama pembuat konsep dan juru
ketik surat yang dipakai sebagai tanda pengenal dalam penyelesaian sebuah surat.
yang berisi dokumen atau surat berharga lainnya karena dapat memberikan informasi
Contoh:
HA/ SS
Bahasa surat adalah bahasa tulis. Oleh sebab itu, sebuah surat harus
memiliki syarat-syarat bahasa tulis yang sesuai dengan tata bahasa dan disusun
dalam suatu komposisi yang baik. Menurut Sudarsa, dkk (1992:23), sesuai dengan
fungsinya, surat adalah utusan dari penulis yang berwujud tulisan. Oleh karena itu,
keterangan. Lugas berarti bahwa bahasa yang digunakan tidak menimbulkan makna
38
surat.
Bahasa yang digunakan dalam menulis surat resmi adalah bahasa yang baku
dan efektif. Menurut Soedjito dan Solchan (1999:30), bahasa baku ialah yang diakui
benar menurut kaidah yang sudah dilazimkan. Penggunaan bahasa baku dapat
menunjukkan wibawa seseorang dan dipandang sebagai lambang status sosial yamg
tinggi. Itulah sebabnya surat resmi harus menggunakan bahasa baku. Bahasa baku
dapat dilihat dari ejaan, pilihan kata, bentuk kata, dan kalimat.
Dalam menulis surat resmi masih banyak kesalahan dalam isi surat yang
berhubungan dengan penggunaan ejaan, terutama dalam pemakaian huruf dan tanda
baca. Kesalahan tersebut tidak hanya disebabkan oleh ketidaktahuan pihak yang
bersangkutan, tetapi sering pula disebabkan karena kebiasaan meniru cara penulisan
Bentuk dan pilihan kata juga sangat penting dalam penulisan surat resmi.
Tiap kata mengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Banyak surat yang tidak
membawa informasi yang jelas karena pilihan dan bentuk kata yang salah. Oleh
karena itu, ketika menulis surat hendaknya memilih bentuk kata yang tepat agar
imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh
penulis atau pembicara. Sebab itu, persoalan ketepatan pilihan kata akan menyangkut
pula masalah makna kata dan kosakata seseorang. Beberapa butir perhatian dan
39
6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis.
7. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata
dikenal.
dalam surat hendaknya ditulis singkat, jelas, dan tegas karena sebuah surat hanya
terdapat satu pokok pikiran. Menurut Sudarsa, dkk (1992:32), singkat berarti tidak
panjang. Jelas maksudnya terlihat adanya unsur subjek, predikat, objek, dan
dipahami.
Selain bahasa baku, dalam menulis surat resmi juga harus menggunakan
bahasa efektif. Menurut Soedjito dan Solchan (1999:33), bahasa efektif ialah bahasa
40
yang secara tepat dapat mencapai sasarannya. Bahasa efektif dapat dikenali dari
pemakaian dari pemakaian bahasa yang sederhana atau wajar, ringkas, jelas, sopan,
dan menarik.
menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim serta menggunakan kalimat yang
ringkas. Kalimat yang ringkas umumnya lebih tegas dan mudah dipahami. Suatu
gagasan yang sudah lazim dinyatakan dengan bentuk ringkas tidak perlu ditulis
menggunakan bahasa yang jelas. Jelas berarti tidak samar-samar, tidak meragukan,
tidak bermakna ganda, dan tidak menimbulkan salah paham. Isi surat hendaknya juga
disampaikan dengan cara yang sopan. Sopan berarti hormat dan tertib menurut adat
yang baik. Dalam surat-menyurat resmi, bahasa sopan itu dapat dicapai dengan
menggunakan kata-kata yang sopan atau halus, menggunakan kata sapaan atau kata
hanya mengenai bahasa yang dipakai, tetapi juga meliputi masalah bentuk, ketikan
surat, sampul surat, dan lain-lain. Surat yang menarik selalu menimbulkan simpati
dari pihak lain sebagai pembaca (Arifin 1987:66). Dalam surat-menyurat resmi,
41
untuk menarik perhatian dapat digunakan kalimat bervariasi, paragraf induktif, dan
gaya bahasa.
penggunaan bahasa dalam surat resmi mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh
karena itu, dalam menulis surat resmi hendaknya menggunakan bahasa yang baik
dan benar. Bahasa yang digunakan dalam surat harus jelas, lugas, dan komunikatif.
Dalam menulis surat resmi, bahasa yang digunakan adalah bhasa yang baku dan
efektif. Bentuk, pilihan kata, dan penggunaan kalimat juga sangat penting dalam
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk memecahkan persoalan, berpikir kritis,
panjangnya.
42
memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).
karena diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa.
Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya
terbangunnya pemahaman sendiri (siswa) secara aktif, kreatif, dan produktif dari
bermakna.
suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan
juga ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemui
diperoleh bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil dari menemukan
sendiri. Guru selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan,
apa pun materi yang diajarkan. Siklus inquiry adalah merumuskan masalah,
penyimpulan.
pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh
dari ‘sharing’ antara teman, antarkelompok, dan antara yang tahu dengan yang
belum tahu. Di mana saja, mereka adalah anggota masyarakat belajar (Mafrukhi
2003:2). Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalan
apabila ada proses komunikasi dua arah. Dalam masyarakat belajar, dua kelompok
atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seseorang
yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan
44
oleh teman bicranya dan sekaligis meminta informasi yang diperlukan dari teman
bicaranya.
model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membhasakan gagasan yang
belajar dan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh guru (Nurhadi dan Senduk
dapat dirancang dengan melibatkan siswa atau model dapat didatangkan dari luar.
Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah
raga, contoh karya tulis, cara melafalkan bahasa Inggris, dan sebagainya.
kontekstual. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu.
Refleksi merupakan gambaran terhadap kegiatan atau pengetahuan yang baru saja
pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan
Gambaran itu perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa
belajar siswa. Karena assessment menekankan proses pembelajaran maka data yang
dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat
melakukan proses pembelajaran. Kemajuan belajar siswa dinilai dari proses, bukan
melalui hasil. Menurut Nurhadi dan Senduk (2003:53), penilaian authentik menilai
hanya guru, tetapi bisa juga teman lain atau orang lain.
siswa aktif dan kritis, sharing dengan teman, dan guru kreatif.
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dari berbagai sumber dan dengan berbagai
cara!
46
menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses belajar agar
kelas lebih ‘hidup’ dan lebih ‘bermakna’ karena siswa ‘mengalami’ sendiri apa yang
tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.
Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang
lain. Hasil belajar diperoleh dari ‘sharing’ antarteman, antarkelompok, dan antara
kelompok yang anggotanya heterogen. Siswa yang pandai mengajari yang lemah,
siswa yang tahu memberitahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong
temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan
seterusnya.
47
”Masyarakat belajar” bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah.
Dalam masyarakat belajar, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi
belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus
Kegiatan saling belajar dapat terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan
dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada
pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak mau saling mendengarkan. Setiap
pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau
pengalaman.
3. Pada umumnya hasil kerja kelompok lebih baik daripada kerja secara individual.
5. Melakukan upaya membangun motivasi belajar bagi anak yang belum mampu.
7. Ada rasa tanggung jawab dan kerjasama antara anggota kelompok untuk saling
8. Adanya fasilitator atau guru yang memandu proses belajar dalam kelompok.
13. Dominasi siswa yang pandai perlu diperhatikan agar siswa yang lambat dapat
pula berperan.
14. Siswa bertanya kepada teman-temannya itu sudah mengandung arti learning
community.
Apabila setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain
bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya dengan
ragawan, dokter, perawat, petani, pengurus organisasi, polisi, tukang kayu, dan
atasnya, bekerja dengan sekolah di atasnya, dan bekerja dengan masyarakat (Nurhadi
2003: 49).
kecil, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya terdiri atas empat
atau lima siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan
49
kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa bertanggung jawab untuk
mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. Para anggota dari berbagai
tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian
akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk berdiskusi mengkaji bagian
bahan tersebut. Setelah diadakan diskusi, para siswa dievaluasi secara individual
kurangnya pemahaman siswa mengenai surat resmi dan siswa kurang berlatih
menulis surat resmi. Penjelasan dan teknik mengajar yang digunakan oleh guru juga
menulis surat resmi. Dalam mengajar, guru tidak hanya menggunakan teknik
ceramah, tetapi juga dengan teknik diskusi. Melalui diskusi, siswa diarahkan untuk
lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebelum melakukan pembelajaran pada
dalam contoh surat resmi tersebut. Siswa diarahkan untuk menemukan pemahaman
pengertian dan cara penulisan surat resmi yang baik dan benar. Setelah paham
mengenai surat resmi, siswa diminta berlatih untuk menulis surat resmi dengan baik
dan benar. Peneliti menekankan kepada siswa untuk menggunakan bahasa yang
penilaian yang sudah ditentukan. Peneliti melakukan evaluasi terhadap hasil tindakan
pada siklus I untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis surat resmi.
resmi agar siswa dapat memperbaiki kesalahan dalam menulis surat resmi.
Kemudian, siswa diminta untuk menulis surat resmi dengan benar. Hasil pekerjaan
siswa dikoreksi dan dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang sudah ditentukan.
surat resmi siswa setelah dilakukan pembelajaran siklus II. Apabila diperoleh hasil
surat resmi siswa kelas VIIB SMP Negeri 30 Semarang. Kerangka berpikir proses
Masalah Hasil
Latihan Latihan
Replan
Bertahap Bertahap
Kurang
Terampil
Terampil
Menulis
Menulis Siklus I Hasil SI Siklus II
Surat
Surat
Resmi
Resmi
Koreksi Refleksi Koreksi
Bersama Bersama
BAB III
METODE PENELITIAN
dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II. Untuk mengetahui
kemampuan siswa sebelum diberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal
Siklus I digunakan sebagai refleksi untuk melaksanakan siklus II. Sedangkan hasil
didasarkan pada refleksi siklus I. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu
Perencanaan Perencanaan
Pengamatan Pengamatan
52
53
1. Perencanaan
surat resmi dengan menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu sesuai dengan
tindakan yang akan dilakukan. Rencana pembelajaran ini digunakan sebagai program
kerja atau pedoman peneliti dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar tujuan
Selain itu, peneliti menyiapkan soal yang akan diujikan melalui lembar tes
menulis surat resmi beserta kriteria penilaiannya. Peneliti juga menyiapkan instrumen
penelitian yang berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar angket, lembar
jurnal, dan dokumentasi yang berupa foto. Setelah menyiapkan alat tes dan nontes,
2. Tindakan
evaluasi.
a. Apersepsi
b. Proses pembelajaran
empat sampai lima orang. Peneliti memberikan contoh surat resmi kepada setiap
kelompok. Siswa mengamati contoh surat resmi dan menentukan jenis surat resmi
sistematika dan penggunaan bahasa dalam surat resmi secara berkelompok, siswa
c. Evaluasi
Setelah siswa paham mengenai surat resmi, di akhir setiap siklus peneliti
mengadakan tes. Pada siklus I siswa diminta untuk menulis surat resmi yang
berupa surat permohonan izin secara individu. Tujuan tes ini adalah untuk
3. Pengamatan
aspek yang dinilai adalah hasil tulisan siswa serta perilaku siswa selama mengikuti
pemotretan ini digunakan sebagai gambaran siswa yang diabadikan selama proses
pembelajaran berlangsung.
lembar jurnal kepada siswa untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan siswa
terhadap materi, proses pembelajaran, dan teknik yang digunakan guru dalam
luar jam pelajaran terutama kepada siswa yang mendapatkan nilai tinggi, sedang, dan
nilai rendah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sikap positif dan negatif siswa
4. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis hasil tes, hasil observasi, hasil
angket, hasil jurnal, dan hasil wawancara yang telah dilakukan. Hasil analisis ini
digunakan oleh peneliti dan untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
siswa selama proses pembelajaran. Refleksi pada siklus I digunakan untuk mengubah
1. Perencanaan
rencana pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Dalam tahap ini, peneliti
pada siklus I. Peneliti juga menyiapkan soal tes dan kriteria penilaiannya, lembar
observasi, lembar jurnal, lembar angket, lembar wawancara, dan foto. Kemudian
2. Tindakan
siklus I. Sebelum siswa menulis surat resmi, peneliti menjelaskan terlebih dahulu
kesalahan-kesalahan hasil tes siswa pada siklus I. Peneliti menanyakan kesulitan yang
dihadapi siswa dalam menulis surat resmi. Kemudian siswa diberi arahan dan
bimbingan agar dalam pelaksanaan kegiatan menulis surat resmi pada siklus II
pembelajaran sebelumnya. Kemudian, siswa berlatih menulis surat resmi yang berupa
pekerjaan setiap kelompok ditukar dengan kelompok lain untuk dikoreksi. Siswa
penulisan surat resmi oleh kelompok lain. Setelah berdiskusi dengan teman sebangku,
secara klasikal siswa berdiskusi untuk membahas sistematika dan penggunaan bahasa
melakukan evaluasi dengan mengadakan tes. Secara individu, siswa diminta untuk
menulis surat resmi berupa surat permohonan bantuan dengan sistematika yang tepat
3. Pengamatan
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti membagikan angket dan jurnal kepada
siswa untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan siswa selama mengikuti
pembelajaran. Pada siklus II ini, dilihat peningkatan hasil tes dan perilaku siswa
mengerjakan tugas dan keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.
4. Refleksi
keterampilan menulis surat resmi dan perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti
58
Subjek dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis surat resmi siswa
kelas VIIB SMP Negeri 30 Semarang. Siswa kelas VIIB SMP Negeri 30 Semarang
berjumlah 44 siswa yang terdiri atas 21 siswa putra dan 23 siswa putri.
2. Materi pembelajaran menulis surat resmi belum pernah diajarkan di kelas VII.
meningkatnya hasil keterampilan menulis surat resmi dan perubahan tingkah laku
59
menulis surat resmi dengan benar. Target keberhasilan setiap siswa pada proses
dan guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.
3. Siswa berlatih menulis surat resmi dengan sistematika dan bahasa yang benar.
a. Tes
Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
menulis surat resmi dengan sistematika yang tepat dan bahasa yang efektif. Tes ini
60
digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis surat resmi. Untuk
penilaian.
surat, kejelasan isi surat, pilihan kata, ejaan dan tanda baca, penggunaan bahasa baku,
dan struktur kalimat. Aspek-aspek penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel 1
berikut.
Rentangan Skor
No. Aspek Penilaian Bobot Jumlah
SB B C K Skor
1. Kesesuaian bentuk surat 10
2. Kelengkapan bagian-bagian surat 15
3. Penulisan bagian-bagian surat 15
4. Kejelasan isi surat 10
5. Pilihan kata 10
6. Ejaan dan tanda baca 15
7. Penggunaan bahasa baku 10
8. Struktur kalimat 15
Jumlah 100
Keterangan:
5. Pilihan kata
8. Struktur kalimat
menulis surat resmi siswa berhasil mencapai kategori sangat baik, baik, cukup, dan
kurang.
b. Nontes
1. Lembar Observasi
yaitu perilaku positif dan perilaku negatif siswa dalam proses pembelajaran.
2. Pedoman Wawancara
surat resmi. Aspek yang digunakan dalam pedoman wawancara, antara lain
dihadapi siswa dalam pembelajaran menulis surat resmi, dan tanggapan siswa
3. Lembar Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket terstruktur dan
resmi. Jumlah pertanyaan dalam angket sebanyak sepuluh soal dengan empat
jawaban memiliki skor yang berbeda. Nilai akhir angket adalah jumlah skor yang
4. Jurnal
perasaan siswa senang atau tidak selama mengikuti pembelajaran menulis surat
deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi
subjektif. Foto yang diambil berupa aktifitas-aktifitas yang dilakukan siswa dalam
Foto yang diambil sebagai sumber data dapat memperjelas data yang lain.
Hasil dari pengambilan data ini dideskripsikan dan dipadukan dengan data yang
lain. Penggunaan foto sangat bermanfaat untuk melengkapi sumber data. Foto
dianalisis bersama sumber data yang lain. Hasil pemotretan ini digunakan sebagai
sebagai berikut.
a. Tes
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes. Tes dilakukan sebanyak dua
kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Tes diberikan kepada siswa pada akhir
pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menulis surat resmi. Tes
pilihan kata, ejaan dan tanda baca, penggunaan bahasa baku, dan struktur kalimat.
1. Persiapan
Dalam penelitian ini peneliti menyiapkan soal yang akan dikerjakan oleh
siswa, yaitu jenis surat resmi yang akan ditulis oleh siswa. Hal-hal yang
disiapkan, yaitu menentukan topik yang akan digunakan dalam menulis surat
2. Pelaksanaan
resmi diberikan selama dua jam pelajaran. Pelaksanaan tes bertujuan agar siswa
mampu menulis surat resmi dengan sistematika yang tepat dan bahasa yang
efektif.
3. Evaluasi
memberikan nilai pada setiap siswa dan hasil penilaian tersebut disebut sebagai
hasil tes.
4. Teknik Nontes
check (√) pada lembar observasi. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk
pembelajaran.
yang mendapatkan nilai tinggi, sedang, dan nilai rendah. Siswa menjawab
menulis surat resmi. Wawancara dalam penelitian ini berisi tentang respon siswa
terhadap tugas yang dikerjakan dan hambatan atau kesulitan yang dihadapi.
Jumlah soal dalam angket sebanyak sepuluh soal dengan empat pilihan jawaban.
Setiap jawaban memiliki skor yang berbeda. Nilai akhir angket adalah jumlah
skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor ideal dikalikan seratus.
Jurnal diisi oleh siswa setelah proses pembelajaran berakhir. Lembar jurnal
berisi lima soal dan diisi oleh siswa secara tertulis. Dalam penelitian ini, jurnal
kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis surat, dan kesan dan pesan siswa
1. Secara kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari data nontes, yaitu data observasi, jurnal,
angket, wawancara, dan dokumentasi foto. Analisis data dilakukan dengan menelaah
69
dikategorisasikan.
perilaku siswa pada pembelajara siklus I dan siklus II, serta untuk mengetahui
2. Secara Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes menulis surat resmi dengan
pendekatan kontekstual komponen masyarakat belajar pada siklus I dan siklus II.
Analisis data tes secara kuantitatif atau deskriptif presentase ini dilakukan dengan
menghitung nilai masing-masing aspek, merekap nilai siswa, menghitung nilai rata-
Keterangan:
Hasil perhitungan keterampilan menulis surat resmi dari siklus I dan siklus
Pada bagian ini akan disajikan hasil tes dan nontes yang diperoleh selama
penelitian berlangsung. Hasil tes terbagi atas tiga bagian, yaitu pratindakan, siklus
I, dan siklus II. Hasil tes siklus I dan siklus II berupa keterampilan menulis surat
4.1.1 Pratindakan
sebelum dilakukan tindakan penelitian. Hasil tes pratindakan ini berfungsi untuk
mengetahui keadaan awal keterampilan menulis surat resmi siswa. Tes yang
dilakukan adalah menulis surat resmi yang berupa surat permohonan izin. Hasil
69
70
dalam menulis surat resmi untuk kategori kurang dengan skor 0-64 dicapai oleh
33 siswa atau sebesar 75%. Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 11
siswa atau sebesar 25%. Sedangkan kategori sangat baik dengan skor 85-100 dan
kategori baik dengan skor 75-84 belum dicapai oleh siswa atau sebesar 0%. Jadi,
nilai rata-rata keterampilan menulis surat resmi siswa pada pratindakan sebesar 62
atau dengan kategori kurang. Nilai rata-rata tersebut berasal dari jumlah skor
masing-masing aspek yang dinilai dalam menulis surat resmi, yaitu aspek
bagian surat, kejelasan isi surat, pilihan kata, ekaan dan tanda baca, penggunaan
kesesuaian bentuk surat dengan aturan yang berlaku dalam penulisan surat resmi.
Hasil penilaian pada aspek kesesuaian bentuk surat pada tes pratindakan dapat
menggunakan bentuk surat untuk kategori sangat baik dengan skor 85-100 dicapai
oleh 25 siswa atau sebesar 56,82%. Kategori baik dengan skor 75-84 dan kategori
cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 20,45%, sedangkan
untuk kategori kurang dengan skor 0-64 dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 2,28%.
Jadi, rata-rata skor yang diperoleh siswa pada aspek kesesuaian bentuk surat pada
pada kelengkapan bagian-bagian surat yang ada pada penulisan surat resmi. Hasil
penilaian pada aspek kelengkapan bagian-bagian surat dapat dilihat pada tabel 6
berikut.
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 41 siswa atau sebesar 93,18%.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 4,55%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 2,27 %,
72
sedangkan untuk kategori kurang dengan skor 0-64 tidak dicapai oleh siswa atau
sebesar 0%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa pada aspek kelengkapan
bagian-bagian surat pada tes pratindakan sebesar 86 dengan kategori sangat baik.
ketepatan penulisan bagian-bagian yang ada pada penulisan surat resmi. Hasil
penilaian tes penulisan bagian-bagian surat dapat dilihat pada tabel 7 berikut.
sangat baik yaitu skor 85-100 belum dicapai oleh siswa atau sebesar 0%. Kategori
baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 20,45%. Kategori cukup
dengan skor 65-74 dicapai oleh 33 siswa atau sebesar 75%, sedangkan untuk
kategori kurang dengan skor 0-64 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 4,55%. Jadi,
rata-rata nilai keterampilan siswa dalam menulis bagian-bagian surat pada tes
Pada aspek kejelasan isi surat, penilaiannya dipusatkan pada kejelasan isi
yang disampaikan dalam surat. Hasil penilaian tes kejelasan isi surat dapat dilihat
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 6 siswa atau sebesar 13,64%.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 40,91%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 20 siswa atau sebesar 86,36 %,
sedangkan kategori kurang dengan skor 0-64 tidak dicapai oleh siswa atau sebesar
0%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa dalam menulis isi surat pada tes
kata dalam penulisan surat resmi. Hasil penilaian tes ketepatan pemilihan kata
baik dengan kategori 85-100 dan kategori baik dengan skor 75-84 belum dicapai
oleh siswa atau sebesar 0%. Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 35
siswa atau sebesar 79,55%. Kategori kurang dengan skor 0-64 dicapai oleh 9
siswa atau sebesar 20,45%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa pada aspek
pilihan kata pada tes pratindakan sebesar 37 dan termasuk dalam kategori kurang.
Pada aspek ejaan dan tanda baca, penilaiannya dipusatkan pada pemakaian
huruf kapital, pemenggalan kata, penggunaan ejaan, dan tanda baca dalam
penulisan surat resmi. Hasil penilaian tes pada penggunaan ejaan dan tanda baca
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 9,09%. Kategori
baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 20,45%. Kategori cukup
dengan skor 65-74 dicapai oleh 28 siswa atau sebesar 63,64%, sedangkan untuk
kategori kurang dengan skor 0-64 dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 6,82%. Jadi,
rata-rata nilai keterampilan siswa pada aspek ejaan dan tanda baca pada tes
penggunaan bahasa baku dalam penulisan surat resmi. Hasil penilaian tes pada
dengan kategori 85-100 dicapai oleh 36 siswa atau sebesar 81,82%. Kategori baik
dengan skor 75-84 dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 15,91%. Kategori cukup
dengan skor 65-74 dicapai oleh 1 siswa atau sebsar 2,27%, sedangkan kategori
kurang dengan skor 0-64 tidak dicapai oleh siswa atau sebesar 0%. Jadi, rata-rata
nilai keterampilan siswa pada aspek penggunaan bahasa baku pada tes
Pada aspek struktur kalimat ini, penilaiannya dipusatkan pada kohesi dan
dalam surat resmi. Hasil penilaian tes pada aspek struktur kalimat dapat dilihat
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 36 siswa atau sebesar 81,82%.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 15,91%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 2,27%,
sedangkan kategori kurang dengan skor 0-64 tidak dicapai oleh siswa atau sebesar
0%. Jadi, rata-rata keterampilan siswa pada penulisan struktur kalimat pada tes
pratindakan siswa kelas VIIB dapat dilihat pada grafik 1 di bawah ini.
kategori kurang, yaitu sebanyak 75% siswa. Sisanya sebesar 25% siswa berada
pada kategori cukup. Sementara itu, kategori sangat baik dan baik belum dicapai
oleh siswa atau sebesar 0%. Dengan demikian, keterampilan menulis surat resmi
Hasil tes menulis surat resmi yang berupa surat permohonan izin dengan
dalam menulis surat resmi untuk kategori sangat baik dengan skor 85-100 dan
kategori baik dengan skor 75-84 belum dicapai siswa atau sebesar 0%. Kategori
78
cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 25 siswa atau sebesar 56,82%, sedangkan
kategori kurang dengan skor 0-64 dicapai oleh 19 siswa atau sebesar 43,18%.
Jadi, nilai rata-rata keterampilan menulis surat resmi siswa pada siklus I sebesar
resmi siswa belum memenuhi target pencapaian nilai 70 dalam rata-rata kelas.
Nilai rata-rata 65 berasal dari jumlah skor masing-masing aspek yang dinilai
dalam menulis surat resmi, yaitu aspek kesesuaian bentuk surat, kelengkapan
kata, ejaan dan tanda baca, penggunaan bahasa baku, dan struktur kalimat.
pada kesesuaian bentuk surat dengan aturan yang berlaku dalam penulisan surat
resmi. Hasil penilaian pada aspek kesesuaian bentuk surat pada tes pratindakan
Tabel 14. Keterampilan Penyesuaian Bentuk Surat dengan Aturan yang Berlaku
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 25 siswa atau sebesar 56,82%.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 25%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 8 siswa atau sebesar 18,18%,
79
sedangkan kategori kurang dengan skor 0-64 tidak dicapai oleh siswa atau sebesar
0%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa pada aspek kesesuaian bentuk surat
dipusatkan pada kelengkapan bagian-bagian surat yang ada pada penulisan surat
resmi. Hasil penilaian pada aspek kelengkapan bagian-bagian surat dapat dilihat
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 41 siswa atau sebesar 93,18%.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 4,55%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 30 siswa atau sebesar 2,27%,
sedangkan kategori kurang dengan skor 0-64 tidak dicapai oleh siswa atau sebesar
0%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa pada aspek kelengkapan bagian-
pada ketepatan penulisan bagian-bagian yang ada pada penulisan surat resmi.
Hasil penilaian tes penulisan bagian-bagian surat dapat dilihat pada tabel 16
berikut.
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 2,27%. Kategori
baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 13 siswa atau sebesar 29,55%. Kategori
cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 28 siswa atau sebesar 63,63%, sedangkan
kategori kurang dengan skor 0-64 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 4,55%. Jadi,
rata-rata nilai keterampilan siswa pada aspek penulisan bagian-bagian surat dalam
kejelasan isi yang disampaikan dalam surat. Hasil penilaian tes kejelasan isi surat
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 40,91%.
Kategori baik dengan skor 84-75 dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 20,45%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 34,09%,
sedangkan kategori kurang dengan skor 0-64 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar
4,55%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa dalam menulis isi surat dengan
pemilihan kata dalam penulisan surat resmi. Hasil penilaian tes ketepatan
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 2,27%. Kategori
baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 36,36%. Kategori
cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 40,91%, sedangkan
kategori kurang dengan skor 0-64 dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 20,46%. Jadi,
rata-rata nilai keterampilan siswa pada aspek pilihan kata dalam pembelajaran
Pada aspek ejaan dan tanda baca, penilaiannya masih dipusatkan pada
pemakaian huruf kapital, pemenggalan kata, penggunaan ejaan, dan tanda baca
dalam penulisan surat resmi. Hasil penilaian tes pada penggunaan ejaan dan tanda
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 11,36%.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 13 siswa atau sebesar 29,55%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 22 siswa atau sebesar 50%,
83
sedangkan kategori kurang dengan skor 0-64 dicapai oleh 4 siswa atau sebesar
9,09%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa dalam menggunakan ejaan dan
penggunaan bahasa baku dalam penulisan surat resmi. Hasil penilaian tes pada
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 35 siswa atau sebesar 79,55%.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 15,90%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 4,55%,
sedangkan kategori kurang dengan skor 0-64 tidak dicapai oleh siswa atau sebesar
0%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa baku
yang baik dalam surat resmi. Hasil penilaian tes pada aspek struktur kalimat dapat
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 39 siswa atau sebesar 88,64%.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 9,09%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 2,27%,
sedangkan kategori kurang dengan skor 0-64 tidak dicapai oleh siswa atau sebesar
0%. Jadi, rata-rata keterampilan siswa dalam menyusun struktur kalimat dengan
Hasil tes keterampilan menulis surat resmi siklus I siswa kelas VIIB dapat
cukup, yaitu sebanyak 56,82% siswa. Sisanya sebanyak 43,18% siswa berada
pada kategori kurang. Kategori sangat baik dan baik melum mampu dicapai oleh
siswa. Rata-rata skor yang diperoleh siswa pada siklus I belum mencapai target
penilaian yang ditentukan. Oleh karena itu, keterampilan menulis surat resmi
wawancara, angket, jurnal, dan dokumentasi foto. Hasil penelitian nontes tersebut
sebagai berikut.
4.1.2.2.1 Observasi
guru dengan bantuan seorang teman. Kegiatan observasi difokuskan pada tiga
siswa selama pembelajaran menulis surat resmi, dan keaktifan siswa mengerjakan
tugas menulis surat resmi. Hasil observasi siklus I dapat dilihat pada tabel 22
berikut.
Dari observasi dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa belum aktif
mendengarkan penjelasan guru. Hal ini dapat dilihat pada data observasi yang
Keaktifan siswa bertanya mengenai materi yang diajarkan oleh guru mencapai
9,09% atau hanya 4 siswa saja yang aktif bertanya. Sementara itu, dari 44 siswa
hanya 10 siswa atau sebesar 22,7% siswa yang mau berkomentar mengenai materi
yang diajarkan oleh guru dan 34 siswa atau 77,3% siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru. Sebagian besar siswa juga tidak mencatat hal-hal penting
87
dari materi yang dijelaskan oleh guru. Hanya 20 siswa atau 45,5% siswa saja yang
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang tidak semangat mengikuti
siang hari sehingga siswa merasa bosan dan tidak semangat mengikuti kegiatan
pembelajaran. Dalam kegiatan diskusi, dari 44 siswa hanya 34 atau 77,3% siswa
yang berdiskusi dan 32 atau 72,7% terlibat dalam pembelajaran menulis. Dalam
kegiatan diskusi, banyak siswa yang tidak aktif mengikuti diskusi tetapi berbicara
Keaktifan siswa mengerjakan tugas menulis surat resmi sudah cukup baik
walaupun tidak semua siswa mampu menyelesaikan tugas dalam waktu yang
ditentukan. Sebanyak 34 siswa atau 77,3% siswa mengerjakan tugas menulis surat
bergurau dan melihat pekerjaan temannya. Dari 44 siswa, 33 siswa atau 75%
masing aspek observasi, siswa belum mampu mencapai kategori sangat baik.
Kategori baik dengan skor 4 mencapai 60%. Kategori cukup dengan skor 3
mencapai 20%, kategori kurang dengan skor 2 mencapai 10%, dan kategori sangat
kurang dengan skor I mencapai 10%. Jadi, perilaku siswa dalam pembelajaran
88
masih perlu diubah ke arah yang lebih baik. Guru harus merubah pola
4.1.2.2.2 Wawancara
nilai tinggi, dua siswa yang memperoleh nilai sedang, dan dua siswa yang
memperoleh nilai rendah dalam tes menulis surat resmi yang berupa surat
permohonan izin. Keenam siswa tersebut bernama Retno Dwi Kanosari, Rahmat
Yuni Ardianto, Lolla Marrietta, Eko Wisnu Prabowo, Dwi Hana Panji, dan Irfan
keenam siswa tersebut pada dasarnya senang dengan materi menulis surat resmi.
Mereka sebagian besar juga senang dengan teknik mengajar yang digunakan oleh
sebagian besar siswa senang dengan teknik mengajar yang digunakan oleh guru,
pembelajaran menulis surat resmi. Menurut satu siswa yang nilainya sedang dan
satu siswa yang nilainya kurang, dengan diskusi mereka menjadi termotivasi
karena dapat bekerja sama dengan teman. Siswa yang lain merasa kurang
termotivasi dengan diskusi. Dua siswa menyatakan bahwa dengan diskusi kelas
menjadi ramai sehingga tidak mampu bekerja dengan baik. Sementara itu, dua
siswa yang lain merasa bahwa dengan diskusi pembagian tugasnya tidak adil
karena hanya siswa tertentu saja yang aktif. Sebelum hasil tes dikumpulkan, dua
89
diantara enam siswa sudah berusaha merevisi hasil pekerjaannya agar lebih baik.
Namun, mereka masih mengalami kesulitan terutama dalam menyusun kata dan
struktur kalimat.
4.1.2.2.3 Angket
Aspek yang diungkap mengenai proses pembelajaran menulis surat resmi yang
terdiri atas sepuluh pernyataan. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa
terhadap materi dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran. Hasil
setuju bahwa penjelasan guru mengenai materi surat resmi mudah dipahami. Pada
pernyataan pertama, sebagian besar sswa menyatakan setuju dengan rata-rata skor
setuju, 4 siswa menyatakan kurang setuju, dan I siswa menyatakan tidak setuju.
Pada pernyataan kedua sebagian besar siswa menyatakan setuju dengan rata-rata
skor 3. Sebanyak 12 siswa sangat setuju bahwa guru memberikan bimbingan dan
90
dan 1 siswa menyatakan kurang setuju. Pada pernyataan ketiga, sebagian besar
siswa menyatakan setuju dengan rata-rata skor 3. Sebanyak 8 siswa merasa sangat
siswa menyatakan setuju dan 5 siswa menyatakan kurang setuju. Pada pernyataan
setuju bahwa teknik diskusi memberikan semangat dalam kegiatan menulis surat
resmi sedangkan 23 siswa menyatakan setuju, 12 siswa kurang setuju, dan 3 siswa
menyatakan tidak setuju. Jadi, pada pernyataan kelima sebagian besar siswa
sangat setuju bahwa teknik diskusi mempermudah untuk memahami materi surat
resmi sedangkan 22 siswa menyatakan setuju, 7 siswa kurang setuju, dan 3 siswa
sangat setuju bahwa teknik diskusi mempermudah dalam menulis surat resmi
menyatakan kurang setuju dengan rata-rata skor 2. Dari 44 siswa, 13 siswa merasa
sangat setuju bahwa mereka merasa telah bisa membedakan surat resmi dengan
setuju dengan skor rata-rata 3. Sebanyak 7 siswa menyatakan sangat setuju bahwa
91
mereka telah bisa menulis surat resmi dengan benar sedangkan 23 siswa
kesembilan, sebagian besar siswa menyatakan kurang setuju dengan rata-rata skor
sebesar 2. Dari 44 siswa, 15 siswa merasa sangat setuju bahwa cara mengajar guru
setuju dan 2 orang menyatakan kurang setuju. Jadi, pada pernyataan kesepuluh
sangat setuju terhadap materi dan teknik yang digunakan guru dalam
skor 3 mencapai 62,2%. Pernyataan kurang setuju dengan skor 2 mencapai 13,2%
sedangkan pernyataan tidak setuju dengan skor 1 mencapai 2,3%. Jadi, rata-rata
skor yang diperoleh siswa pada penilaian angket siklus II sebesar 76. Hal ini
berarti bahwa respon siswa terhadap materi dan teknik mengajar guru sudah baik
karena mayoritas siswa menyatakan setuju. Namun, masih ada respon negatif
siswa terhadap materi dan teknik yang digunakan guru dalam mengajar sehingga
menyebabkan kurangnya keterampilan menulis surat resmi siswa. Oleh karena itu,
keterampilan menulis surat resmi siswa masih perlu ditingkatkan dengan merubah
4.1.2.2.4 Jurnal
masyarakat belajar. Jurnal diisi oleh siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai
92
yang meliputi lima pertanyaan, yaitu (1) kesan siswa terhadap cara mengajar yang
digunakan oleh guru, (2) perasaan siswa setelah mengikuti pelajaran dengan
teknik yang digunakan oleh guru, (3) kesan siswa terhadap materi menulis surat
resmi, (4) kesulitan siswa dalam menulis surat resmi, dan (5) pesan siswa terhadap
Hasil dari data jurnal menunjukkan bahwa 33 siswa senang dengan cara
mengajar yang digunakan oleh guru karena mudah dipahami. Teknik mengajar
senang dan 1 siswa merasa tidak senang dengan cara mengajar yang digunakan
oleh guru. Dari 44 siswa, 33 siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dengan
teknik yang digunakan oleh guru sedangkan 10 siswa merasa cukup senang dan 1
siswa merasa tidak senang. Sebagian besar siswa merasa senang dengan teknik
diskusi karena mereka merasa bahwa dengan diskusi dapat bekerja sama dalam
bahwa dengan diskusi tidak setiap siswa aktif dalam pembelajaran. Sebagian besar
siswa, yaitu 32 siswa merasa senang dengan materi menulis surat resmi sedangkan
11 siswa merasa cukup senang dan 1 siswa merasa tidak senang. Sebagian besar
siswa merasa senang dengan materi menulis surat resmi karena mereka merasa
bahwa belajar menulis surat resmi itu berguna untuk masa yang akan datang.
resmi menyebabkan sebagian siswa kurang menyukai materi menulis surat resmi.
Dari 44 siswa, 13 siswa merasa mengalami kesulitan dalam menulis surat resmi
93
mengalami kesulitan ketika menulis surat resmi terutama dalam menyusun kata,
Dari data jurnal dapat disimpulkan bahwa masih ada siswa yang memiliki
mengalami kesulitan dalam menulis surat resmi. Guru perlu merubah metode
pendekatan kontekstual, kegiatan diskusi, dan kegiatan tes. Deskripsi gambar pada
menjelaskan mengenai pengertian, sistematika, dan bahasa surat resmi dan siswa
mengamati contoh surat resmi yang ada dalam buku paket. Setelah siswa
kegiatan diskusi untuk mengidentifikasi sistematika, dan bahasa surat resmi pada
contoh surat yang diberikan oleh guru. Kegiatan diskusi dapat dilihat pada gambar
2 berikut.
kondusif. Ada beberapa siswa yang tidak serius mengikuti kegiatan diskusi
terutama siswa laki-laki. Mereka tidak aktif dalam kegiatan diskusi dan bergurau
dengan teman yang lain. Terlihat ada sekelompok siswa yang aktif berdiskusi dan
berbagi tugas dengan teman sekelompoknya. Dalam kegiatan diskusi ini, siswa
dalam contoh surat resmi yang diberikan oleh guru. Tampak pula guru memandu
bahasa surat resmi. Setelah mengetahui sistematika dan bahasa dalam surat resmi,
kegiatan dilanjutkan dengan tes menulis surat resmi secara individu. Kegiatan tes
Pada gambar 3 siswa tampak serius mengerjakan tes menulis surat resmi.
Ada beberapa siswa yang tidak sungguh-sungguh mengerjakan tes. Siswa tersebut
bergurau dengan teman sebangkunya. Setelah kegiatan tes menulis surat resmi
surat resmi siswa kelas VIIB SMP Negeri 30 Semarang masih pada kategori
cukup dan belum memenuhi target pencapaian nilai rata-rata kelas yang telah
96
ditentukan. Selain itu, perubahan tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis
surat resmi juga belum tampak. Oleh karena itu, tindakan siklus II dilakukan
dengan meningkatnya kategori cukup ke kategori baik. Hasil tes menulis surat
Hasil tes menulis surat resmi yang berupa surat permohonan bantuan
dalam menulis surat resmi untuk kategori sangat baik dengan skor 85-100 dan
kategori kurang dengan skor 0-64 belum dicapai oleh siswa atau sebesar 0%.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 25 siswa atau sebesar 56,82%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 19 siswa atau sebesar 43,18%.
Jadi, nilai rata-rata keterampilan menulis surat resmi siswa pada siklus II sebesar
resmi siswa kelas VIIB mengalami peningkatan dan sudah memenuhi target
dinilai dalam menulis surat resmi, yaitu aspek kesesuaian bentuk surat,
surat, pilihan kata, ejaan dan tanda baca, penggunaan bahasa baku, dan struktur
kalimat.
Pada aspek kesesuaian bentuk surat siklus II ini, penilaiannya masih sama
dengan siklus I, yaitu dipusatkan pada kesesuaian bentuk surat dengan aturan
yang berlaku dalam penulisan surat resmi. Hasil penilaian pada aspek kesesuaian
bentuk surat pada tes pratindakan dapat dilihat pada tabel 25 berikut.
Tabel 25. Keterampilan Penyesuaian Bentuk Surat dengan Aturan yang Berlaku
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 43 siswa atau sebesar 97,73%.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 2,27%,
sedangkan kategori cukup dengan skor 65-74 dan kategori kurang dengan skor 0-
64 tidak dicapai oleh siswa atau sebesar 0%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan
dipusatkan pada kelengkapan bagian-bagian surat yang ada pada penulisan surat
resmi. Hasil penilaian pada aspek kelengkapan bagian-bagian surat dapat dilihat
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 44 siswa atau sebesar 100%,
sedangkan kategori baik dengan skor 75-84, kategori cukup dengan skor 65-74,
dan kategori kurang dengan skor 0-64 tidak dicapai oleh siswa atau sebesar 0%.
dipusatkan pada ketepatan penulisan bagian-bagian yang ada pada penulisan surat
99
resmi. Hasil penilaian tes penulisan bagian-bagian surat dapat dilihat pada tabel
27 berikut.
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 20 siswa atau sebesar 45,45%.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 38,64%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 15,91%,
sedangkan kategori kurang dengan skor 0-64 tidak dicapai oleh siswa atau sebesar
0%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa dalam menulis bagian-bagian surat
Pada aspek kejelasan isi surat siklus II ini, penilaiannya masih dipusatkan
pada kejelasan isi yang disampaikan dalam surat. Hasil penilaian tes kejelasan isi
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 23 siswa atau sebesar 52,27%.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 36,36%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 6,82%,
sedangkan kategori kurang dengan skor 0-64 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar
4,55%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa pada aspek kejelasan isi surat
Pada aspek pilihan kata siklus II, penilaiannya masih dipusatkan pada
ketepatan pemilihan kata dalam penulisan surat resmi. Hasil penilaian tes
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 4,55%. Kategori
baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 34,09%. Kategori
cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 25 siswa atau sebesar 56,81%, sedangkan
kategori kurang dengan skor 0-64 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 4,55%. Jadi,
Pada aspek ejaan dan tanda baca siklus II ini, penilaiannya masih
dan tanda baca dalam penulisan surat resmi. Hasil penilaian tes pada penggunaan
sangat baik dengan skor 85-100 dan kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh
18 siswa atau sebesar 40,91%. Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 8
siswa atau sebesar 18,18%, sedangkan kategori kurang dengan skor 0-64 tidak
dicapai oleh siswa atau sebesar 0%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa dalam
102
kategori cukup.
dipusatkan pada penggunaan bahasa baku dalam penulisan surat resmi. Hasil
penilaian tes pada aspek penggunaan bahasa baku dapat dilihat pada tabel 31
berikut.
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 44 siswa atau sebesar 100%,
sedangkan kategori baik dengan skor 75-84, kategori cukup dengan skor 65-74,
dan kategori kurang dengan skor 0-64 tidak dicapai oleh siswa atau sebesar 0%.
Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa pada aspek penggunaan bahasa baku dalam
kalimat yang baik dalam surat resmi. Hasil penilaian tes pada aspek struktur
sangat baik dengan skor 85-100 dicapai oleh 38 siswa atau sebesar 86,36.
Kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 11,36%.
Kategori cukup dengan skor 65-74 dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 2,27%,
sedangkan kategori kurang dengan skor 0-64 tidak dicapai oleh siswa atau sebesar
0%. Jadi, rata-rata nilai keterampilan siswa dalam menyusun struktur kalimat
Hasil tes keterampilan menulis surat resmi siklus II siswa kelas VIIB dapat
kategori baik, yaitu sebanyak 56,82% siswa. Sisanya sebanyak 43,18% siswa
berada pada kategori cukup. Rata-rata skor keterampilan menulis surat resmi
Hasil penelitian nontes pada siklus II ini caranya masih sama dengan
wawancara, angket, jurnal, dan dokumentasi foto. Kelima hasil penelitian nontes
4.1.3.2.1 Observasi
di kelas VIIB SMP Negeri 30 Semarang. Observasi ini dilakukan oleh peneliti
kegiatan pembelajaran siklus II, peneliti merasakan ada perubahan perilaku siswa.
pembelajaran siklus II semakin baik. Bukti ini dapat dilihat pada data observasi
penjelasan guru. Sisanya sebanyak 7 siswa atau 15,9% mengobrol sendiri dengan
temannya. Sebanyak 17 siswa atau 38,6% siswa mau bertanya dan sebanyak 20
siswa atau 45,5% siswa mau berkomentar mengenai materi yang yang diajarkan
guru. Pertanyan dan komentar siswa mengarah pada penyelesaian kesulitan yang
dialami siswa dalam menulis surat resmi. Sebanyak 37 siswa atau 84,1% siswa
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa
keaktifan siswa mendengarkan penjelasan guru. Dari materi yang diajarkan oleh
guru, sebanyak 27 siswa atau 61,4% mencatat hal-hal yang penting sehingga dapat
atau 86,4% siswa aktif berdiskusi. Sisanya sebanyak 6 siswa atau 13,6% bergurau
dengan teman yang lain dan tidak serius melakukan diskusi. Diskusi pada siklus II
meningkat karena anggota kelompok hanya terdiri atas dua orang sehingga setiap
siswa merasa memiliki tanggung jawab yang sama dalam kegiatan diskusi.
Pada kegiatan tes menulis surat resmi, keaktifan siswa dalam mengerjakan
tes menulis surat resmi dengan sungguh-sungguh. Sisanya sebanyak 7 siswa atau
15,9% bergurau dan melihat pekerjaan temannya. Sebanyak 38 siswa atau 86,45
siswa mampu menyelesaikan tugas dalam waktu yang ditentukan. Hal ini
sehingga siswa sudah tidak mengalami kesulitan dalam menulis surat resmi.
Data pada tabel 33 menunjukkan bahwa untuk kategori sangat baik dengan
skor 5 mengalami peningkatan dari 0% menjadi 60%. Kategori baik dengan skor 4
dan kategori cukup dengan skor 3 mencapai 20% sedangkan kategori kurang
dengan skor 2 dan kategori kurang sekali dengan skor 1 mencapai 0%.
Peningkatan perilaku siswa dari perilaku negatif ke perlaku positif merupakan hal
pada perilaku yang positif. Guru sudah berusaha merubah pola pembelajaran
4.1.3.2.2 Wawancara
memperoleh nilai tinggi, dua siswa yang memperoleh nilai sedang, dan dua siswa
yang memperoleh nilai rendah. Keenam siswa tersebut bernama Vita Sulistya
Ariani, Indra Fransnowo, Anita Setyowati, Grasia Mulat Maharsiwi, Fajar Ardi
Bastia, dan Titus Wembie P. Dari hasil wawancara diketahui bahwa pada
dasarnya siswa-siswa tersebut senang dengan materi menulis surat resmi karena
menurut mereka dapat menambah pengetahuan tentang menulis surat resmi yang
benar. Satu siswa yang mendapat nilai rendah menyatakan cukup senang dengan
materi surat resmi karena ia merasa belum terlalu paham mengenai surat resmi.
Mereka juga merasa senang dengan teknik mengajar yang digunakan oleh guru
dan dengan diskusi sebagian besar siswa merasa termotivasi termotivasi dalam
menulis surat resmi. Satu siswa yang mendapat nilai sedang dan satu siswa yang
termotivasi dalam menulis surat resmi. Menurut mereka dengan diskusi kelas
menjadi ramai dan tidak semua siswa aktif dalam kegiatan diskusi. Sebelum hasil
menulis surat resmi dikumpulkan, keenam siswa tersebut sudah merevisi hasil
108
tulisannya agar lebih baik. Namun, dari enam siswa tiga siswa menyatakan masih
mengalami kesulitan dalam menulis surat resmi. Dua siswa mengalami kesulitan
dalam menyusun kata dan kalimat sedangkan satu siswa mengalami kesulitan
4.1.3.2.3 Angket
pada siklus II. Angket diisi oleh siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai.
Aspek yang diungkap mengenai proses pembelajaran menulis surat resmi yang
terdiri atas sepuluh pernyataan. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa
terhadap materi dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran. Hasil
sangat setuju bahwa penjelasan guru mengenai materi surat resmi mudah
Jadi , pada pernyataan pertama sebagian siswa menyatakan setuju dengan skor
rata-rata sebesar 3. Sebagian besar siswa sudah memahami materi surat resmi.
Sebanyak 17 siswa menyatakan sangat setuju bahwa guru melibatkan siswa dalam
sudah terlibat. Hal itu terlihat dari keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi, pada pernyataan kedua mayoritas siswa menyatakan setuju dengan rata-rata
menyatakan setuju. Pada pernyataan ketiga mayoritas siswa merasa setuju dengan
rata-rata skor 3. Dari 44 siswa, 13 siswa merasa sangat setuju bahwa guru
menyatakan setuju, 8 siswa menyatakan kurang setuju, dan satu siswa menyatakan
tidak setuju. 12 siswa merasa sangat setuju bahwa teknik diskusi memberikan
semangat dalam kegiatan menulis surat resmi sedangkan 27 siswa merasa setuju
dan 5 siswa merasa kurang setuju. Pada pernyataan keempat sebagian besar siswa
sangat setuju bahwa teknik diskusi mempermudah mereka memahami materi surat
setuju. Pada pernyataan kelima mayoritas siswa menyatakan setuju dengan rata-
rata skor 3. Dari 44 siswa, 12 siswa merasa sangat setuju bahwa teknik diskusi
setuju dan 3 siswa merasa kurang setuju. Jadi, mayoritas siswa merasa setuju
setuju bahwa mereka telah bisa bisa membedakan surat resmi dan surat pribadi.
dengan skor rata-rata 3. Selain itu, 10 siswa merasa sangat setuju bahwa mereka
telah bisa menulis surat resmi dengan benar sedangkan 27 siswa merasa setuju
dan 7 siswa merasa kurang setuju. Pada pernyataan sembilan sebagian besar siswa
menyatakan sangat setuju bahwa cara mengajar guru menambah wawasan dan
materi dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran siklus II mengalami
peningkatan dari 22,3% menjadi 32,5%. Sementara itu, pernyataan setuju dengan
skor 3 mencapai 60%. Pernyataan kurang setuju dengan skor 2 mencapai 7,5%
sedangkan pernyataan tidak setuju dengan skor 1 mencapai 0,2%. Skor rata-rata
4.1.3.2.4 Jurnal
Jurnal yang digunakan dalam penelitian siklus II sama dengan jurnal pada
siklus I. Jurnal diisi oleh siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai yang
meliputi lima pertanyaan, yaitu (1) kesan siswa terhadap cara mengajar guru, (2)
perasaan siswa setelah mengikuti pelajaran dengan teknik yang digunakan oleh
111
guru, (3) kesan siswa terhadap materi menulis surat resmi, (4) kesulitan siswa
dalam menulis surat resmi, dan (5) pesan siswa terhadap kegiatan pembelajaran
Dari hasil data jurnal diketahui bahwa 36 siswa merasa senang dengan
cara mengajar yang digunakan oleh guru sedangkan 7 siswa merasa cukup senang
dan 1 siswa merasa tidak senang. Sebagian besar siswa sudah merasa paham
terhadap materi surat resmi. Mengenai teknik mengajar yang digunakan oleh guru,
34 siswa merasa senang sedangkan 9 siswa merasa cukup senang dan 1 siswa
merasa tidak senang dengan teknik mengajar yang digunakan oleh guru. Dalam
pembelajaran siklus II, sebagian besar siswa merasa semakin mengerti mengenai
penulisan surat resmi. Pada dasarnya sebagian besar siswa menyukai materi
menulis surat resmi. Sebanyak 35 siswa merasa senang dengan materi menulis
surat resmi karena mereka merasa bahwa menulis surat resmi itu tidak terlalu
sulit. Sementara itu, 8 siswa merasa cukup senang dan 1 siswa merasa tidak
senang dengan materi menulis surat resmi karena mereka masih mengalami
kesulitan dalam menulis surat resmi. Dari 44 siswa, 7 siswa masih mengalami
kesulitan dalam menulis surat resmi terutama dalam penyusunan kata dan kalimat.
Sisanya sebanyak 37 siswa merasa tidak mengalami kesulitan dalam menulis surat
resmi karena mereka sudah berusaha memperbaiki kesalahan dalam menulis surat
resmi.
kegiatan diskusi, kegiatan tes, dan kegiatan pengisian angket dan jurnal.
112
sebagai berikut.
Dengan diskusi dengan teman sebangku, siswa berlatih menulis surat permohonan
untuk dikoreksi. Setelah itu siswa berdiskusi secara klasikal untuk membahas
menempelkan beberapa hasil tulisan siswa di papan tulis agar siswa dapat
gambar 4 tampak seorang siswa sedang mengoreksi hasil pekerjaan temannya dan
siswa mengetahui kesalahan yang ada dalam penulisan surat resmi, maka siswa
dapat mengetahui cara menulis surat resmi dengan benar. Pada akhir
pembelajaran, guru mengadaka tes menulis surat resmi. Kegiatan tes tersebut
Pada kegiatan tes ini siswa diminta menulis surat permohonan bantuan
secara individu. Pada gambar 5 tampak siswa mengerjakan tes menulis surat resmi
dengan sungguh-sungguh. Dalam kegiatan tes tidak ada siswa yang bergurau
walaupun ada beberapa siswa yang melihat hasil pekerjaan temannya. Setelah
kegiatan pembelajaran selesai, siswa mengisi lembar angket dan jurnal yang
dibagikan oleh guru. Pengisian lembar angket dan jurnal dapat dilihat pada
gambar 6 berikut.
Setelah siswa mengumpulkan hasil tes menulis surat resmi, siswa mengisi
lembar angket dan jurnal yang dibagikan oleh guru. Pada gambar 6 siswa tampak
4.2 Pembahasan
tindakan siklus I, dan hasil tindakan siklus II. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil
penelitian meliputi hasil tes dan nontes. Pembahasan hasil tes mengacu pada
perolehan skor yang dicapai siswa dalam tes keterampilan menulis surat resmi
dengan topik yang berbeda pada setiap siklus. Aspek-aspek yang dinilai dalam
keterampilan menulis surat resmi meliputi delapan aspek, yaitu: (1) kesesuaian
surat; (4) kejelasan isi surat; (5) pilihan kata; (6) ejaan dan tanda baca; (7)
penggunaan bahasa baku; dan (8) struktur kalimat. Pembahasan hasil nontes
materi surat resmi dan memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi
115
kepada setiap kelompok dan meminta siswa mengamati dan menentukan jenis
bahasa dalam contoh surat resmi. Setelah berdiskusi secara berkelompok, secara
klasikal siswa berdiskusi untuk membahas sistematika dan bahasa yang benar
dalam menulis surat resmi. Langkah selanjutnya guru mengadakan tes menulis
surat resmi secara individu dengan topik yang telah ditentukan. Hasil tes menulis
surat resmi dikoreksi untuk mendapatkan nilai. Dari nilai tes tersebut dapat
Tabel 35. Hasil Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi Pratindakan, Siklus I, dan
siklus II
dari pratindakan sampai siklus II, dapat dijelaskan bahwa keterampilan siswa pada
aspek kesesuaian bentuk surat mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada tes
siswa dapat memahami cara menulis surat resmi yang benar. Pada pembelajaran
siklus II rata-rata nilai tes meningkat sebesar 18%. Pada pembelajaran siklus II
siswa sudah memahami bentuk surat yang sesuai dalam menulis surat resmi.
Jadi, peningkatan rata-rata nilai dari tes pratindakan sampai tes siklus II sebesar
18%. Setelah dilakukan pembelajaran siklus II, siswa lebih memahami aturan
mengalami peningkatan dari tes pratindakan sampai siklus II. Nilai rata-rata pada
tes siklus I meningkat sebesar 3% dari tes pratindakan. Melalui diskusi pada
surat resmi sehingga siswa sudah mengetahui bagian-bagian dalam penulisan surat
resmi. Nilai rata-rata pada tes siklus II mengalami peningkatan sebesar 10% dari
tes siklus I. Pada pembelajaran siklus II, siswa sudah mampu menulis bagian-
bagian surat dengan lengkap. Jadi, peningkatan rata-rata nilai pada aspek
117
kelengkapan bagian-bagian surat dari tes pratindakan sampai tes siklus II sebesar
13%.
memahami cara penulisan surat resmi karena melalui diskusi siswa sudah berlatih
untuk menulis surat resmi. Kemudian pada pembelajaran siklus II rata-rata nilai
meningkat sebesar 17% dari siklus I. Setelah beberapa kali berlatih menulis surat
resmi, pada pembelajaran siklus II siswa sudah semakin mampu menulis bagian-
bagian surat resmi dengan benar. Peningkatan nilai rata-rata pada aspek penulisan
bagian-bagian surat dari tes pratindakan sampai siklus II sebesar 19%. Pada
Pada aspek kejelasan isi surat, nilai rata-rata siswa pada tes siklus I
meningkat sebesar 8% dari tes pratindakan. Pada siklus I, siswa sudah mampu
menulis isi surat dengan jelas walaupun masih terdapat penggunaan kata dan
struktur kalimat yang kurang sesuai. Pada pembelajaran siklus II peningkatan nilai
rata-rata sebesar 5%. Peningkatan tersebut lebih rendah karena pada tes siklus II
siswa menulis surat resmi dengan topik yang berbeda dari siklus I sehingga siswa
kurang mampu menyesuaikan pilihan kata dengan topik surat. Jadi, peningkatan
nilai rata-rata pada aspek kejelasan isi surat dari tes pratindakan sampai tes siklus
II sebesar 13%.
Peningkatan nilai rata-rata pada aspek pilihan kata pada tes siklus I dan
siklus II sebesar 5%. Kedua siklus tersebut memiliki peningkatan yang sama
118
karena tes menulis surat resmi pada siklus I dan siklus II dilakukan dengan topik
yang berbeda sehingga siswa mengalami kesulitan untuk memilih kata yang tepat.
Peningkatan rata-rata nilai pada aspek pilihan kata pada siklus II sebesar 10 %
dari tes pratindakan. Dalam menulis surat resmi, sebagian besar siswa mengalami
Peningkatan rata-rata nilai pada aspek ejaan dan tanda baca pada siklus I
menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat dalam menulis surat resmi. Pada
pembelajaran siklus II, nilai rata-rata siswa meningkat sebesar 13% dari siklus II.
Peningkatan tersebut karena guru selalu mengarah kan siswa untuk menggunakan
ejaan dan tanda baca yang sesuai dalam penulisan surat resmi. Pada tes siklus II
nilai rata-rata pada aspek ejaan dan tanda baca meningkat sebesar 15% karena
pada siklus II sebagian besar siswa sudah mampu menggunakan ejaan dan tanda
Nilai rata-rata pada aspek penggunaan bahasa baku pada tes siklus I tidak
mengalami peningkatan karena adanya kesamaan nilai rata-rata siswa pada tes
pratindakan dan tes siklus I. Hal itu disebabkan karena dalam penulisan surat
resmi pada tes pratindakan maupun siklus I sebagian besar siswa menggunakan
bahasa dan kata-kata yang sama. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata siswa
menulis surat resmi dengan pilihan kata dan bahasa yang tepat. Jadi, nilai rata-rata
peningkatan sebesar 5% dari tes pratindakan karena melalui diskusi siswa sudah
berlatih menulii surat resmi dengan struktur kalimat yang tepat. Pada tes siklus II
nilai rata-rata siswa mengalami penurunan. Hal itu disebabkan karena perbedaan
topik pada tes menulis surat resmi siklus I dan siklus II. Pada siklus II siswa
menulis surat resmi dengan topik yang berbeda dengan siklus II sehingga siswa
aspek struktur kalimat pada siklus II sebesar 3% dari siklus I. Sebagian besar
siswa tidak mampu menyusun struktur kalimat yang tepat dalam menulis surat
resmi.
penilaian menulis surat resmi dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas pada
tes pratindakan mencapai 62 termasuk dalam kategori kurang karena masih berada
pada rentang nilai 0-64. Nilai rata-rata tersebut berasal dari jumlah rata-rata setiap
aspek yang dinilai. Rendahnya keterampilan siswa dalam menulis surat resmi
tersebut karena kemampuan siswa dalam aspek bahasa dan nonkebahasaan masih
kurang. Hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian setiap aspek surat yang
Nilai rata-rata kelas pada tes menulis surat resmi siklus I sebesar 65 dan
termasuk dalam kategori cukup karena berada pada rentang nilai 65-74. Dengan
demikian, nilai tes siklus I belum memenuhi target nilai yang telah ditentukan.
Dilihat dari nilai rata-rata setiap aspek penilaian pada siklus I, dapat disimpulkan
120
bahwa kemampuan siswa pada setiap aspek penilaian menulis surat resmi
dan termasuk dalam kategori baik karena berada pada rentang nilai 75-84.
Pencapaian skor tersebut berarti sudah memenuhi target nilai yang ditentukan dan
tindakan siklus III tidak perlu dilakukan. Nilai masing-masing aspek pada siklus II
penilaian pada siklus II dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa pada setiap
apek penilaian menulis surat resmi mengalami peningkatan sebesar 9% dari nilai
prestasi yang baik. Sebelum dilakukan pembelajaran siklus I dan II, keterampilan
menulis surat resmi siswa masih kurang. Setelah dilakukan pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual komponen masyarakat belajar pada siklus I dan siklus II,
Negeri 30 Semarang. Hasil menulis surat resmi siswa menjadi lebih baik dalam
dokumentasi foto pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kesiapan siswa dalam
komponen masyarakat belajar masih kurang. Sikap dari sebagian siswa masih
menunjukkan perilaku yang negatif. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
beberapa siswa yang mengobrol dengan teman sebangku dan masih adanya siswa
juga masih banyak siswa yang tidak aktif. Dari data yang diperoleh melalui
wawancara dan jurnal, ternyata sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam
Kondisi yang ada pada siklus I merupakan permasalahan yang harus dicari
pembelajara siklus II dengan lebih baik. Pada pembelajaran siklus II sudah ada
perubahan tingkah laku siswa. Siswa tampak siap dan semangat mengikuti
pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran baik dalam kegiatan diskusi maupun
dalam mengajukan pertanyaan. Hal ini disebabkan karena siswa sudah lebih
memahami materi surat resmi sehingga berdampak pada hasil tes menulis surat
resmi siswa yang semakin meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
perilaku positif.
123
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Keterampilan menulis surat resmi siswa kelas VIIB SMP Negeri 30 Semarang
sebesar 3% menjadi 65 dan termasuk dalam kategori cukup. Nilai rata-rata pada
pembelajaran siklus II, nilai rata-rata tes menulis surat resmi siswa meningkat
sebesar 10%. Nilai rata-rata kelas pada tes siklus II mencapai 75 dan sudah
memenuhi target penilaian yang ditentukan karena termasuk dalam kategori baik.
terjadi perubahan tingkah laku siswa. Pada pembelajaran siklus I, kesiapan siswa
pembelajaran dan diskusi masih kurang sehingga dalam menulis surat resmi
123
124
positif. Selain itu, siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran maupun diskusi.
5.2 Saran
1. Untuk Guru
kegiatan menulis surat resmi karena dapat melatih siswa bekerja sama dengan
orang lain.
b. Guru hendaknya melatih siswa untuk gemar menulis dan selalu mengarahkan
siswa untuk menggunakan kata. kalimat, dan bahasa yang sesuai dalam
kegiatan menulis.
2. Untuk Siswa
3. Untuk Peneliti
penting untuk dilakukan. Penelitian lanjutan dari penelitian ini perlu dilakukan
dengan membahas aspek yang berbeda dan untuk menambah khasanah ilmu
bahasa.
125
DAFTAR PUSTAKA
Giati, Sri. 2000. Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Resmi dengan Pendekatan
Keterampilan Proses pada Siswa Kelas II SLTP Negeri 1 Talang Kabupaten
Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Haryuni, Sri. 2004. Peningkatan Penguasaan EYD dalam Surat Dinas dengan Teknik
Tubian pada Siswa Kelas IE MTs Al Asror Patemon Gunungpati. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.
Keraf, Gorys. 2002. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kustiawan, Nanang. 2003. Membuat Surat Dinas/ Resmi. Surabaya: Pustaka media.
Mahmudah, Siti Ida Asrotul. 2000. Peningkatan Menulis Surat Undangan resmi
dengan Teknik Pelatihan Berjenjang pada Siswa Kelas II SLTP 3 Ungaran
Tahun Ajaran 1999/2000. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Soedjito dan Solchan TW. 1999. Surat-Menyurat Resmi dalam Bahasa Indonesia.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudarsa, Caca, Farid Hadi, dan Atika Sya’rani. 1992. Surat Menyurat dalam Bahasa
indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suriamiharja, Agus, Akhlah Husen, dan Nunuy Nurjanah. 1996. Petunjuk Praktis
Menulis. Jakarta: Depdikbud.
.
127
LAMPIRAN 1
RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS I
RENCANA PEMBELAJARAN
SIKLUS I
A. Standar Kompetensi
Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan
dalam berbagai ragam tulisan: menulis buku harian, surat pribadi tidak resmi, teks
pengumuman, menyunting karangan sendiri atau orang lain, menulis pengalaman,
mengubah teks wawancara menjadi bentuk naratif, menulis berbagai surat resmi,
dan menulis memo atau pesan singkat.
B. Kompetensi Dasar
Menulis berbagai surat resmi
C. Indikator
Mampu menulis surat permohonan dengan sistematika yang tepat dan bahasa
yang efektif.
D. Materi Pokok
Surat Permohonan
128
E. Skenario Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluan 10` Tanya jawab
1. Guru memberikan apersepsi mengenai pengertian,
sistematika, dan penggunaan bahasa surat resmi.
2. Guru menanyakan kepada siswa apakah mereka
pernah menulis surat resmi.
3. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan inti 70` Diskusi
1. Siswa berkelompok, masing-masing kelompok
terdiri atas empat sampai lima orang.
2. Guru membagikan kertas yang berisi contoh surat
resmi yang berupa surat permohonan izin kepada
setiap kelompok.
3. Secara berkelompok, siswa mengamati contoh
surat resmi dan menentukan jenis surat resmi
tersebut.
4. Setelah mengetahui jenis surat resmi, siswa
mengidentifikasi sistematika dan penggunan
bahasa dalam contoh surat resmi tersebut.
5. Siswa kembali ke tempat masing-masing dan
berdiskusi secara klasikal untuk membahas
sistematika dan penggunaan bahasa dalam surat
resmi.
6. Setelah mengetahui sistematika dan penggunaan
bahasa dalam surat resmi, siswa menulis surat
resmi yang berupa surat permohonan izin secara
individu dengan sistematika yang tepat dan bahasa
yang efektif.
3. Penutup 10` Refleksi
1. Siswa menyimpulkan materi mengenai surat resmi
yang telah diajarkan.
2. Guru bersama dengan siswa merefleksi proses dan
hasil belajar.
3. Guru memberi tugas kepada siswa untuk Penugasan
menganalisis contoh surat permohonan bantuan.
129
F. Media Pembelajaran
Kertas yang berisi contoh surat resmi
G. Penilaian
1. Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
2. Penilaian Hasil
Soal:
1. Buatlah sebuah surat resmi berupa surat permohonan izin kepada kepala
sekolah untuk menggunakan aula sekolah untuk kegiatan PMR dan kamu
sebagai ketuanya!
2. Gunakan pilihan kata, ejaan, tanda baca, bahasa, dan kalimat yang tepat!
Desi Wiramurti
NIM 2101401039
130
LAMPIRAN II
RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II
RENCANA PEMBELAJARAN
SIKLUS II
A. Standar Kompetensi
Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan
dalam berbagai ragam tulisan: menulis buku harian, surat pribadi tidak resmi, teks
pengumuman, menyunting karangan sendiri atau orang lain, menulis pengalaman,
mengubah teks wawancara menjadi bentuk naratif, menulis berbagai surat resmi,
dan menulis memo atau pesan singkat.
B. Kompetensi Dasar
Menulis berbagai surat resmi
C. Indikator
Mampu menulis surat permohonan dengan sistematika yang tepat dan bahasa
yang efektif.
D. Materi Pokok
Surat Permohonan
131
E. Skenario Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluan 10` Tanya
1) Guru menjelaskan kesalahan-kesalahan siswa
jawab
dalam menulis surat resmi pada kegiatan
pembelajaran sebelumnya.
2) Guru menanyakan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi siswa pada kegiatan pembelajaran
sebelumnya.
3) Guru menjelaskan rencana pembelajaran yang
akan dilaksanakan pada saat itu.
2. Kegiatan Inti 70` Diskusi
1) Siswa membahas tugas yang diberikan pada
pembelajaran sebelumnya, yaitu menganalisis
sistematika dan penggunaan bahasa pada surat
permohonan bantuan.
2) Siswa berlatih menulis surat permohonan
bantuan secara berkelompok dengan teman
sebangku.
3) Siswa menukar hasil pekerjaan dengan
kelompok lain.
4) Siswa mengoreksi hasil pekerjaan dan
menemukan kesalahan-kesalahan yang ada
dalam penulisan surat resmi oleh kelompok lain.
5) Secara klasikal, siswa berdiskusi untuk
membahas sistematika penulisan surat
permohonan bantuan.
6) Siswa menulis surat resmi yang berupa surat
permohonan bantuan secara individu dengan
sistematika yang tepat dan bahasa yang efektif.
3. Penutup
10` Refleksi
1) Guru memberikan umpan balik kepada siswa
berupa pertanyaan berkaitan dengan materi
surat resmi.
2) Guru bersama dengan siswa merefleksi proses
dan hasil pembelajaran.
132
F. Media Pembelajaran
Kertas manila yang berisi bagian-bagian surat resmi.
G. Penilaian
1. Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
2. Penilaian Hasil
Soal:
1. Buatlah sebuah surat resmi berupa surat permohonan bantuan uang untuk
menyelenggarakan pertandingan bola basket se-Semarang dalam rangka
memperingati Hari Olahraga Nasional Ke-54 yang diselenggarakan oleh
OSIS dan kamu sebagai sekretarisnya!
2. Gunakan pilihan kata, ejaan, tanda baca, bahasa, dan kalimat yang tepat!
Desi Wiramurti
NIM 2101401039
133
LAMPIRAN 3
PEDOMAN PENILAIAN
Skor Penilaian
Rentangan Skor
No. Aspek Penilaian Bobot Jumlah
SB B C K Skor
1. Kesesuaian bentuk surat 10
2. Kelengkapan bagian-bagian surat 15
3. Penulisan bagian-bagian surat 15
4. Kejelasan isi surat 10
5. Pilihan kata 10
6. Ejaan dan tanda baca 15
7. Penggunaan bahasa baku 10
8. Struktur kalimat 15
Jumlah 100
Keterangan:
5. Pilihan kata
8. Struktur kalimat
Dengan hormat,
Dalam rangka memeriahkan ulang tahun SMP Negeri II Singkawang ke-14, kami
akan mengadakan kegiatan ceramah mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, besok pada tanggal 18 Agustus 2005.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon agar Bapak berkenan memberikan izin
salah seorang staf teknis Bapak untuk menjadi penceramah dalam kegiatan tersebut.
Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami sampaikan terima kasih.
Hormat kami,
Bambang Subekti
NIP 130251012
139
15 Agustus 2003
Dengan hormat,
Kami ingin memberitahukan kepada Bapak bahwa untuk pelaksanaan kegiatan HUT
RI ke-58, kami masih kekurangan dana. Kekurangan tersebut disebabkan oleh
kenaikan transportasi dan harga-harga barang yang tidak kami duga sebelumnya.
Dana yang belum bisa kami tutupi itu sebesar Rp 150.000.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon Bapak berkenan memberikan bantuan
uang sebanyak tersebut di atas.
Hormat kami,
Asep Saefudin
Ketua Panitia
140
LAMPIRAN 5
INSTRUMEN PENELITIAN
PEDOMAN OBSERVASI
No Jenis Perilaku Fokus Observasi KS K C B BS
.
1. Keaktifan 1. Siswa memperhatikan
mendengarkan penjelasan guru.
penjelasan guru 2. Siswa mau bertanya tentang
materi yang diajarkan guru.
3. Siswa mau berkomentar tentang
materi yang diajarkan guru.
4. Siswa menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru.
5. Semua siswa mau membuat
catatan hal-hal penting.
Keterangan:
KS : Kurang sekali
K : Kurang
C :Cukup
B : Baik
BS : Baik Sekali
141
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/ Tanggal :
Waktu :
Kelas :
PERTANYAAN
1. Apakah Anda senang dengan materi menulis surat resmi? Berikan alasannya!
2. Apakah Anda senang dengan teknik mengajar yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran menulis surat resmi? Berikan alasannya!
3. Apakah dengan diskusi Anda menjadi termotivasi dalam menulis surat resmi?
Berikan alasannya!
4. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menulis surat resmi? Berikan
alasannya!
5. Sudahkah Anda memperbaiki surat resmi agar hasil menulis surat resmi lebih
baik? Berikan alasannya!
142
LEMBAR ANGKET
Hari/ Tanggal :
Nama :
Nomor :
Kelas :
No. Pernyataan SS S KS TS
1. Penjelasan guru tentang materi menulis surat
resmi mudah dipahami.
2. Guru melibatkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Guru meberikan bimbingan dan pengarahan
dalam kegiatan pembelajaran.
4. Guru memotivasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
5. Saya merasa teknik diskusi memberikan
semangat dalam kegiatan menulis surt resmi.
6. Saya merasa teknik diskusi mempermudah saya
memahami materi surat resmi.
7. Saya merasa teknik diskusi mempermudah saya
dalam menulis surat resmi.
8. Saya merasa telah bisa membedakan surat resmi
dengan surat pribadi.
9. Saya merasa telah bisa menulis surat resmi
dengan benar.
10. Cara mengajar guru menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan saya.
Keterangan:
SS: Sangat setuju
S : Setuju
KS: Kurang setuju
TS: Tidak setuju
143
PERTANYAAN
1. Bagaimana kesan Anda tentang cara mengajar yang digunakan oleh guru?
Berikan alasannya!
……………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………...
2. Apakah Anda senang mengikuti pelajaran dengan teknik yeng digunakan oleh
guru? Berikan alasan!
……………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………...
3. Bagaimana kesan Anda terhadap materi menulis surat resmi? Berikan alasan!
……………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………...
4. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menulis surat resmi? Berikan alasan!
……………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………...
5. Bagaimanakah kesan Anda terhadap kegiatan pembelajaran yang akan datang?
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
148
2 1 V 3
2 V 4
3 V 4
3 1 V 4
2 V 4
Jumlah 0 6 2 1 1 33
% 0% 60% 20% 10% 10% 66%
Tri Yuarno
149
2 1 V 4
2 V 5
3 V 5
3 1 V 5
2 V 5
Jumlah 6 2 2 0 0 44
% 60% 20% 20% 0% 0% 88%
Tri Yuarno
150
2 1 3 4
2 4 5
3 4 5
3 1 4 5
2 4 5
JUMLAH 33 44
% 66% 88%
RATA-RATA 22%
151
Kelas : VIIB
2 Senang 33
Cukup senang 10
Tidak senang 1
3 Senang 32
Cukup senang 11
Tidak senang 1
4 Ya 13
Tidak 31
JUMLAH 176
166
Kelas : VIIB
2 Senang 34
Cukup senang 9
Tidak senang 1
3 Senang 35
Cukup senang 8
Tidak senang 1
4 Ya 7
Tidak 37
JUMLAH 176
167
JAWABAN
ASPEK JAWABAN
SIKLUS I SIKLUS II
1 Senang 33 36
Cukup senang 10 7
Tidak senang 1 1
2 Senang 33 34
Cukup senang 10 9
Tidak senang 1 1
3 Senang 32 35
Cukup senang 11 8
Tidak senang 1 1
4 Ya 13 7
Tidak 31 37
JUMLAH 176 176
168
1. Bagaimana kesan anda tentang cara mengajar yang digunakan oleh guru? Berikan
alasan!
Jawaban: Senang
- Baik, karena guru bisa menerangkan dengan baik.
- Baik, membuat siswa belajar tertib.
- Mudah dipahami, sebab guru menjelaskan dengan sabar sehingga kami bisa
memahaminya.
- Baik, karena tidak menegangkan.
- Mudah dipahami karena guru memberikan bimbingan dan pengarahan
dengan jelas.
- Baik, karena dijelaskan secara detail dan mengadakan diskusi lalu dibahas
bersama-sama.
- Senang, karena selalu memberi tanggapan kepada semua siswa.
Jawaban: Cukup senang
- Baik, tetapi penjelasannya kurang detail karena guru menjelaskannya terlalu
cepat.
- Agak senang, karena cara mengajar guru kurang dimengerti tetapi sudah baik
dan agak dipahami.
- Kurang baik, karena tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran siswa
Jawaban: Tidak senang
- Hampir tidak terdengar karena guru kurang tegas dengan murid yang ramai.
2. Apakah Anda senang mengikuti pelajaran dengan teknik yang digunakan oleh
guru? Berikan alasan!
Jawaban: senang
- Senang, karena bisa mengerti mengenai surat resmi.
- Senang, karena penjelasan guru jelas, singkat, dan mudah dipahami.
- Senang, karena pelajaran ini langsung dengan contohnya.
- Senang, karena dapat menambah ilmu pengetahuan saya.
169
- Senang, karena kalau mengajar dengan penuh perhatian dan tanggung jawab.
Jawaban: cukup senang
- Kurang senang, karena pada sistem KBK ini guru jarang menerangkan akan
tetapi siswa yang mencarinya sendiri.
- Kurang senang, karena kadang-kadang guru menjelaskan pelajaran yang tidak
dipahami oleh siswa.
- Kurang senang, karena cara guru menerangkan sangat membosankan.
- Agak senang, karena tekniknya agak membingungkan tetapi saya sudah
mengerti apa yang disampaikan.
Jawaban: tidak senang
- Tidak, karena kurang sabar dan kurang jelas.
3. Bagaimana kesan Anda terhadap materi menulis surat resmi? Berikan alasan!
Jawaban: senang
- Senang, karena saya bisa belajar susunan surat resmi.
- Sangat bagus, karena surat resmi itu mudah dipahami.
- Mudah dipahami, karena guru menjelaskan dengan benar dan murid menjadi
tahu.
- Dapat dimengerti, karena guru melibatkan siswa dalam kegiatan belajar.
- Dapat menambah wawasan mengenai surat resmi.
- Materi menulis surat resmi membuat saya mengerti cara menulis surat resmi
dengan benar.
- Saya sangat senang, karena dilihat dari ilustrasi surat sudah mengerti hanya
saja penulisan kata dan hurufnya agak sulit.
- Jelas, karena saya sudah bisa menulis surat resmi dan membedakan surat
resmi dan surat pribadi.
- Baik, karena tidak mudah untuk membuat surat resmi.
Jawaban: cukup senang
- Agak susah, tetapi setelah dipelajari dan dipahami akhirnya mengerti.
- Lumayan mudah, sebab materinya sedikit dan mudah dipahami.
- Lumayan dipahami, karena saya masih bingung.
170
4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menulis surat resmi? Berikan alasan!
Jawaban: ya
- Ya, karena ada yang tidak saya pahami.
- Ya, karena kata-kata yang digunakan agak susah tetapi setelah dipelajari
akhirnya bisa.
- Ya, karena masih sedikit bingung.
- Ya, tentang penulisan tanggal.
- Ya, pada penulisan isi saya belum mengerti.
- Ya, karena sulit untuk dipahami.
- Ya karena pada saat pertama mengerjakan tidak mengerti apa yang ingin
ditulis.
- Ya, karena saya tidak memperhatikan.
Jawaban: tidak
- Tidak, karena asal saya mau memperhatikan penjelasan dari guru saya pasti
bisa.
- Tidak, karena materinya mudah dipahami.
- Tidak, karena saya sudah mengetahui aturan-aturan dalam menulis surat
resmi.
- Tidak, karena setelah mengetahui bagian-bagian surat resmi jadi mudah
memahami.
- Tidak, karena saya tahu benar materi menulis surat resmi.
- Tidak, karena saya sudah agak jelas dan penjelasan guru mudah dipahami.
- Tidak, saya sudah lumayan mengerti bagaimana cara menulis surat dengan
urutan yang benar.
171
1. Bagaimana kesan anda tentang cara mengajar yang digunakan oleh guru? Berikan
alasan!
Jawaban: senang
- Senang, karena guru menjelaskan dengan baik.
- Baik dan mudah dimengerti. Sebelimnya saya kurang bisa tetapi setelah
dibahas dan dijelaskan saya mudah mengerti.
- Senang, guru melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
- Baik, karena guru memberitahukan cara yang betul membuat surat
permohonan dengan jelas dan secara berulang-ulang.
- Baik, karena mempermudah untuk belajar.
- Baik, karena diberi contoh satu persatu dan dijelaskan kemudian disuruh
untuk berlatih.
- Baik sekali, karena kalau mengajar penuh tenggung jawab, perhatian, dan
sabar.
Jawaban: cukup senang
- Kurang jelas, karena volume suara tidak jelas.
- Cukup baik, karena kalau menjelaskan tergesa-gesa.
- Cukup menyenangkan, karena mudah dipahami dan tidak membingungkan.
Guru sabar dalam membimbing murid-muridnya.
Jawaban: tidak senang
- Cara mengajar kurang sabar.
2. Apakah Anda senang mengikuti pelajaran dengan teknik yang digunakan oleh
guru? Berikan alasan!
Jawaban: senang
- Senang, karena selain jelas cara mengajar tetapi juga mudah dipahami.
- Senang, karena teknik yang digunakan disiplin dan permasalahannya mudah
dipecahkan.
173
- Senang, karena membuat saya tidak lupa dan cepat paham dengan isi
pelajaran.
- Senang, karena teknik yang digunakan sekarang lebih asyik.
- Ya, karena kita bisa tahu mana yang harus diperhatikan dalam menulis surat
resmi.
- Senang sekali, karena saya dapat memahami isi surat resmi dan dapat menulis
surat resmi dengan baik.
- Senang, karena mempermudah dalam belajar.
- Senang, karena saya sudah sedikit mengerti apa yang dimaksud surat resmi.
- Senang, karena guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
berkomentar.
Jawaban: cukup senang
- Lumayan, karena dalam menjelaskan sudah cukup baik.
- Cukup baik, karena guru tabah dalam menghadapi murid-muridnya.
Jawaban: tidak senang
- Tidak senang, karena gurunya kurang sabar.
3. Bagaimana kesan Anda terhadap materi menulis surat resmi? Berikan alasan!
Jawaban: senang
- Saya sangat senang sekali, karena ternyata menulis surat resmi mudah tetapi
jika saya menulis pasti ada kesalahan.
- Senang, karena dapat menulis surat resmi dengan baik dan benar.
- Awalnya susah, tetapi setelah dipelajari akhirnya bisa.
- Mudah, surat resmi sudah saya mengerti dan pahami.
- Senang, karena bisa mendalami bagaimana cara membuatnya.
- Sangat baik, karena memberi tahu cara menulis surat dengan baik dan benar.
- Senang, Karena apabila kita ingin menulis surat resmi kita dapat menulis
dengan benar.
Jawaban: cukup senang
- Sedikit sulit, karena letak tanda bacanya kurang mengerti.
- Lumayan sulit, karena ada yang belum dimengerti.
174
4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menulis surat resmi? Berikan alasan!
Jawaban: ya
- Sedikit sulit, karena dalam menulis isi saya mengalami kesulitan dalam
memilih kata.
- Sedikit mengalami kesulitan, yaitu cara menulis kepala surat.
- Ya, karena harus menggunakan bahasa yang sopan.
- Ya, karena kita harus mengerti letak tanda baca, ejaan, bahasa, dan pilihan
kata yang tepat.
- Agak kesulitan, yaitu ketika membuat isi.
- Lumayan kesulitan, karena saya agak bingung dengan penulisannya, terutama
nomor surat.
Jawaban: tidak
- Tidak, karena saya sudah dapat mengerti dalam menulis surat resmi.
- Tidak, karena guru telah memberikan penjelasan.
- Awalnya ya, tetapi setelah dijelaskan saya tidak mengalami kesulitan lagi.
- Tidak, karena mudah menurut saya.
- Tidak, karena cara mengajar guru lebih jelas daripada yang kemarin, dan
dijelaskan satu persatu.
- Tidak, karena saya sudah lebih mengerti tentang menulis surat resmi.
175
Nama : Sudrajat
Nomor : 39
Kelas : VIIB