Anda di halaman 1dari 5

Antropologi sebagai salah satu bidang keilmuan memiliki perbedaaan dengan

disiplin ilmu lainnya baik dari segi ruang lingkup, pendekatan, Pokok perhatian, dsb.
Antropologi mencoba untuk mencari jawaban siapakah dan apakah manusia itu meski
tidak dapat didefinisikan secara terbatas.
Bila dikaitkan dengan keragaman etnis di Indonesia, antropologi sangat
bermanfaat untuk memahami kemajemukan (perbedaan) yang terdapat pada
masyarakat Indonesia sehingga menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan serta cinta
tanah air. Antropologi, secara etimologis berasal dari kata Antropos, yang berarti
manusia dan logos yang berarti ilmu. Jadi antropologi adalah ilmu tentang manusia
seperti yang dinyatakan oleh R. Linton, seorang ahli antropologi dari Amerika Serikat.
 
A.        Fase-fase Perkembangan Ilmu Antropologi
 

Fase I (sebelum 1800) : Sejak akhir abad ke-15 dan permulaan abad 16, orang eropa
barat mendatangi suku bangsa pribumi Afrika, Asia dan Amerika. Dari merekalah
diperoleh bahan pengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat, susunan
masyarakat, bahasa dan ciri-ciri fisik dari beraneka warna suku bangsa yang kemudian
dikenal dengan istilah etnografi. Pada masa itu muncullah pandangan orang eropa
terhadap suku bangsa di luar eropa yaitu :
1.                  Sebagian orang eropa memandang bahwa bangsa-bangsa itu
bukan manusia sebenarnya; bahwa mereka manusia liar, turunan iblis.
Dengan Demikian timbullah istilah seperti savages, primitive.
2.                  Sebagian orang eropa memandang bahwa masyarakat bangsa-
bangsa itu adalah contoh dari masyarakat yang masih murni, yang belum
kemasukan kejahatan dan keburukan seperti yang ada dalam masyarakat
bangsa-bangsa eropa barat waktu itu.
3.                  Sebagian orang eropa tertarik akan adat-istiadat yang aneh,
dan mulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku bangsa.
 

Fase II (Pertengahan abad ke-19) : Timbul karangan-karangan yang menyusun bahwa


etnografi tersebut berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat sehingga terjadi
pengklasifikasian aneka warna kebudayaan di dunia dalam tingkat-tingkat evolusi
tertentu maka timbullah ilmu antropologi sebagai ilmu yang akademikal yaitu
mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapatkan
suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah
penyebaran kebudayaan manusia.
 
Fase III (Permulaan abad ke-20) : Sebagian bangsa negara-negara di eropa berhasil
mencapai kemantapan kekuasaan di daerah luar eropa. (kolonialisme) – antropologi
menjadi ilmu yang praktis dan tujuannya mempelajari masyarakat dan kebudayaan
suku-suku bangsa di eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapatkan
suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
 

Fase IV (Sesudah 1930) : Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah Perang


Dunia II sehingga antropologi memiliki
1.                  Tujuan akademikal untuk mencapai pengertian tentang mahkluk
manusia  pada umumnya dengan mempelajari Aneka warna Bentuk fisik,
masyarakat dan budaya.
2.                  Tujuan Praktikal untuk mempelajari manusia dalam Aneka warna
masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut.
 
B.         Masalah Pokok Antropologi
Di Universitas-universitas di Amerika Serikat, dimana antropologi telah
mencapai suatu perkembangan yang paling luas, ruang lingkup dan batas lapangan
perhatiannya yang luas itu menyebabkan adanya paling sedikit lima masalah penelitian
khusus, yaitu :
1.      Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia (atau evolusinya) secara
biologi.
2.      Masalah sejarah terjadinya aneka warna mahkluk manusia, dipandang dari
sudut ciri-ciri tubuhnya.
3.      Masalah sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran aneka warna bahasa
yang diucapkan manusia di seluruh dunia.
4.      Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya aneka warna
kebudayaan manusia di seluruh dunia.
5.      Masalah mengenai azas-azas dari kebudayaan manusia dalam kehidupan
masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi masa kini.
 
C.         Ruang Lingkup Antropologi
 
Antropologi
1.         Antropolgi Fisik
a.         Paleoantropologi
b.         Somatologi
2.         Antropologi Budaya
a.         Arkeologi
b.         Etnolinguistik
c.         Etnologi
1)         Deskriptif integration (Antropologi Diakronik/Etnologi)
2)         Generalizing Approach (Antropologi Sinkronik/Sosial)
d.         Etnopsikologi
e.         Antropologi Spesialisasi
1)         Antropologi Perkotaan
2)         Antropologi Ekonomi
3)         Antropologi Politik
4)         Antropologi Pendidikan
5)         Antropologi Kesehatan
6)         Antropologi Kesehatan Jiwa
7)         Antropologi Kependudukan
f.          Antropologi Terapan
g.         Antropologi Sosial Budaya
 
Sumber : Koentjaraningrat; 1981 hal. 25
 
Paleoantropologi     :  Bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang asal usul
atau terjadinya dan perkembangan mahkluk manusia. Obyek penelitiannya adalah fosil
manusia (sisa-sisa tubuh manusia yang telah membatu) yang terdapat dalam lapisan-
lapisan bumi.
Somatologi                 : Adalah bagian dari antropologi fisik yang menelaah
tentang variasi atau keanekaragaman ras manusia melalui cirri-ciri
tubuh manusia secara keseluruhan ( ciri-ciri genotipe dan fenotipe )
Arkeologi                     : Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari
tentang sejarah manusia dan penyebarannya melalui obyek penelitian
artefak (benda-benda peninggalan).
Etnolinguistik             : Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari Timbulnya
bahasa, bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa serta
penyebaran bahasa umat manusia di dunia.
Etnologi                        : Bagian dari antropologi budaya yang mencoba
menelusuri asas-asas manusia dengan meneliti seperangkat pola
kebudayaan suatu suku bangsa yang menyebar di seluruh dunia.
Obyek penelitiannya adalah pola kelakuan masyarakat ( adat
istiadat, kekerabatan, kesenian, dsb) serta dinamika kebudayaan
( perubahan, pelembagaan dan interaksi).
Antropologi sosial : mengkaji tentang masyarakat manusia. Antropologi social sering
kali disebut antropologi social budaya karena masyarakat dan
budaya merupakan satu kesatuan system yang tidak terpisahkan.
 
Dalam perkembangan selanjutnya, antropologi sosial budaya bergerak pula di
bidang kependudukan, pendidikan, Kesehatan, hukum, politik, dsb.  Sehingga
berkembanglah antropologi Spesialisasi yang pada aplikasinya memunculkan antropologi
terapan. Antropologi Terapan adalah antropologi yang langsung diaplikasikan karena
dibutuhkan untuk keperluan tertentu

hubungan ilmu antropologi dengan ilmu


hukum
Istilah Ilmu Antropologi sebetulnya agak berlebihan coz Antropologi itu sudah jelas
merupakan suatu ilmu [logos, science, sains, wissenschaft], jadi tidak perlu
menggunakan kata "Ilmu" di depan kata "Antropologi".
Istilah Ilmu Hukum digunakan untuk menterjemahkan istilah Jerman, yaitu
Rechtslehre, atau Belanda, yaitu Rechtsleer. Sebetulnya, Ilmu Hukum itu sulit
dikatakan sebagai "ilmu' [science, sains, wissenscaft] sebab jangkar pemikirannya
adalah filsafat [Filsafat bukanlah sesuatu ilmu]. Contohnya terdapat pada karya
Immanuel Kant yang berjudul Rechtslehre. Lagi pula, tidak dikenal yang namanya
Fakultas Ilmu Hukum, yang ada ialah Fakultas Hukum.
Bagi Ilmu Hukum atau Rechtslehre atau dalam bahasa Inggris diistilahi dengan
Jurisprudence aka legal doctrine, Antropologi merupakan salah satu "ilmu bantu" untuk
menjelaskan hukum dalam perspektif ilmu sosial khususnya Antropologi itu sendiri.
Salah satu anak cabang Antropologi, yaitu Antropologi Hukum merupakan cabang
khusus yang membicarakan hal ini.
Contohnya dapat ditemukan dalam karya antropolog Indonesia; Profesor Tapi Omas
Ihromi berjudul "Antropologi Hukum".

pengertian&ruanglingkup antropologi
obyek kajian antropologi
cabang antropologi
hub.antropologi dg ilmu lain
metode lmiah antropologi
...pranata sosial
macam2 pranata sosial
KEKERAbatan
macam2 sistm KEKERAbatan

Anda mungkin juga menyukai