SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama Mahasiswa : Subiyanto
NIM : 6301903018
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas : Fakultas Ilmu Keolahragaan
1
2
SARI
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan kepada panitia ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Anggota Penguji :
Motto :
“Ya Tuhan kami janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada
kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami., dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya
Engkaulah Maha Pemberi Karunia.”
(Surat Ali Imran Ayat : 8 – 9).
Kupersembahkan kepada :
Istri dan anakku tercinta serta teman-
teman guru penjas yang pro aktif
terhadap perkembangan dan kemajuan
olahraga terutama cabang renang, teman
Seprofesi / Bapak dan Ibu yang memberi
dukungan moril untuk menuntut ilmu di
UNNES, serta almamater FIK UNNES.
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak telah penulis terima. Sebagai rasa
telah memberi kesempatan pada saya untuk menyelesaikan studi strata satu.
penelitian ini.
7
8. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
Penulis
8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i
SARI ………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………….. 50
10
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Hasil Tes Kekuatan Tungkai dan Start Renang Gaya Kupu-kupu ……… 50
BAB I
PENDAHULUAN
ekstra kurikuler renang di kolam renang Jati Diri antara lain: SD Sambiroto,
berdiri, yaitu Perkumpulan Renang Tirta Tunggal pada tahun 1999 dan
tahun 2003 di kota yang sama (Agus Sumarno, 2003, Buku Acara).
anak-anak dan orang dewasa baik itu laki-laki maupun perempuan. Olahraga
yang lain (gaya dada dan atau gaya crawl). Ada perkecualian untuk satu
atau dua perenang yang dapat diberi pelajaran renang gaya kupu-kupu
secara langsung sebelum gaya permulaan yang lain (Kasiyo, 1995 : 42).
sekarang ialah gaya kupu-kupu dengan gerakan tungkai meniru lecutan ekor
ikan dolphin, sehingga dinamakan pula The Butterfly Dolphin Kick. Gaya
jaman karena kalah cepat dibanding dengan gerakan tungkai yang memakai
Dolphin Kick) menempati urutan kedua, setelah renang gaya crawl (The
disajikan secara cermat serta didukung disiplin yang tinggi oleh pelatih
memperoleh hasil yang optimal. Komponen fisik yang diperlukan oleh atlet
digunakan oleh atlet renang gaya kupu-kupu adalah yang berkaitan dengan
dua hal, yaitu kemampuan perenang untuk menghasilkan daya dorong dan
dkk. (2004 : 1). Tenaga dorong dapat ditingkatkan dengan latihan kekuatan
yang cepat. Richardson (1986) yang dikutip oleh Tri Tunggal, dkk. (2004 :
oleh tubuh bagian atas. Dorongan maju dari tungkai akan lebih efektif
apabila dilakukan dengan gerakan ekor ikan dolphin dengan sendi mata kaki
yang baik Maglischo (1993) yang dikutip oleh Tri Tunggal, dkk.(2004 : 1).
juga harus dapat melakukan start, pembalikan, dan finish dengan cara yang
mengatur tenaga dan kecepatan pada jarak yang dilombakan agar tidak
: 109). Ditinjau dari sikapnya, start terdiri dari: (1) Start bebas, (2) Arm
swing start / Racing start, (3) Grab start, (4) Start dengan ayunan lurus
Ada beberapa hal berkaitan dengan teknik yang perlu dikuasai oleh
dan gaya renang itu sendiri. Menurut Thayer & Hay (1984) yang dikutip
pada jarak 50-100m, start menyokong waktu sekitar 25% dari total waktu
renang gaya crawl pada jarak 25 m, 10% pada jarak 50 m dan 5% pada jarak
menyumbangkan waktu 0,10 detik, pembalikan 0,20 detik dan finish 0,10
detik pada beberapa jarak renang Maglischo (1993) yang dikutip oleh Tri
oleh start sangat kecil tetapi tetap diperlukan karena juga ikut menentukan
internasional.
1.2 Permasalahan
tungkai yang berfungsi sebagai daya dorong atau daya ledak (power)
dalam start renang gaya kupu-kupu, oleh karena itu penulis merumuskan
1.2.1 Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan start renang gaya
kupu-kupu ?
1.2.2 Berapa sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap start renang gaya
kupu-kupu?
1.3.1 Hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan start renang gaya
kupu-kupu.
penting.
1.4.1 Hubungan
Semarang.
tungkai pada cabang renang digunakan sebagai daya dorong untuk semua
gaya, yaitu gaya crawl, gaya punggung, gaya kupu-kupu, dan gaya dada.
Kekuatan otot tungkai juga digunakan untuk tolakan pada start dan
1.4.3 Start
2 (dua) macam cara, yaitu start dari atas dan start dari bawah. Start dari atas
antara lain : start bebas, swing start dan grab start. Start dari bawah adalah
start dengan ayunan lurus (khusus untuk gaya punggung) (Sumarno, 1999 :
100).
1.4.4 Atlet
atlet renang bahwa kekuatan otot tungkai adalah sebagai daya dorong dalam
renang dan sebagai tolakan atau daya ledak pada start renang.
21
BAB II
sejarah pada jaman kuno (6000 tahun SM), perkembangan sejarah renang
Seluruh Indonesia) tanggal 24 Maret 1951 dan PBSI masuk anggota FINA
Dalam belajar berenang akan berhubungan dengan media air, hal ini
yang dihadapinya adalah air, sedangkan cabang lain lari misalnya, tahanan
(hambatan) yang dilawan adalah udara (angin) maka tahanan dalam renang
dan mental. Komponen fisik meliputi: kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan
untuk bergerak maju disebut tahanan, kekuatan tahanan ini disebabkan oleh
Dalam renang ada tiga macam tahanan, yaitu: (1) Tahanan depan
disebabkan oleh air di depan perenang maka perlu kita perhatikan karena
tahanan ini sangat berpengaruh dalam teknik gaya renang. (2) Tahanan
gesekan air disebabkan oleh gerakan air yang melewati atau melalui tubuh
hambatan atau tahanan bagi perenang. Tahanan ini sangat kecil sehingga
tidak begitu berpengaruh terhadap teknik gaya renang. Tahanan gesekan air
23
ini pernah diteliti oleh negara maju dalam dunia renang, yaitu Amerika
tidak begitu berpengaruh. (3) Tahanan pusaran air adalah tahanan yang
yang kurang datar, sehingga badan harus menarik. Sejumlah molekul air
badan perenang dalam gerak maju. Untuk mengurangi tahanan ini maka
depan, dorongan ini dihasilkan oleh lengan dan tungkai. Hal ini disebabkan
oleh tekanan yang diciptakan oleh lengan dan tungkai sewaktu menekan air
ke belakang. Prinsip yang dipakai dalam teknik gaya renang adalah hukum
gerakan ketiga dari Newton atau disebut juga hukum aksi dan reaksi, setiap
1999 : 3 – 9).
Dalam renang ada empat gaya, yaitu: gaya crawl / gaya bebas (The
Crawl Style), gaya dada (The Breast Stroke), gaya punggung (The Back
Crawl), dan gaya kupu-kupu (The Dolphin Butterfley Stroke). Gaya dada
dan gaya crawl adalah gaya dasar, sedangkan gaya punggung dan gaya
punggung dan gaya kupu-kupu harus sudah menguasai gaya dada maupun
gaya crawl terlebih dahulu. Dari keempat gaya tersebut akan diuraikan
24
sebagai berikut.
(1992 : 49) pembahasan renang gaya crawl itu pada dasarnya dapat ditinjau
Posisi tubuh: harus streamline, (2) Gerakan tungkai: itu terdiri dari enam
pukulan tungkai, empat pukulan tungkai, dan dua pukulan tungkai, dalam
satu putaran lengan, (3) Pernapasan: dilakukan dengan cara tengok ke kanan
atau ke kiri, (4) Gerakan lengan: terdiri atas fase-fase: fase lengan masuk ke
air (entry phase), fase menangkap / tangkapan (catch phase), fase menarik
(pull phase), fase mendorong (push phase), dan fase istirahat (recovery
phase).
63) teknik renang gaya dada pada dasarnya sebagai berikut: (1) Posisi
tubuh: sikap tubuh hampir datar atau streamline, (2) Gerakan tungkai:
pergelangan kaki dan tungkai bagian bawah berfungsi sebagai alat dorong,
gerakan akhir sapuan ke dalam, (4) Gerakan lengan: ketika kedua lengan
melakukan dorongan atau sapuan dalam (pull) dimana siku berada pada
25
sikap yang tinggi akan tetapi dibawah permukaan air. Setelah kedua lengan
sapuan lingkaran dengan patokan lengan berada dibawah dada dan dagu,
81) teknik gaya punggung meluputi: (1) Posisi tubuh: hidrodinamik atau
streamline, sikap kepala seperti orang tidur telentang dengan santai tanpa
maksimal 45° dengan sikap relak, (2) Gerakan tungkai: pada prinsipnya
gerakan tungkai pada gaya punggung sama seperti pada gaya crawl dengan
sumber gerak pada pangkal paha, (3) Pernapasan; pengambilan napas dapat
dilakukan setiap saat mengingat posisi hidung berada di atas permukaan air,
(4) Gerakan Lengan: gerakan lengan terdiri dari beberapa fase, yaitu:
(recovery phase).
renang gaya kupu-kupu akan diuraikan secara lengkap pada landasan teori
ini.
perenang untuk merenangkan gaya ini telah dapat melakukan gaya yang lain
26
(gaya crawl atau gaya dada). Renang gaya kupu-kupu yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah gaya kupu-kupu dolphin, yaitu gaya kupu-kupu yang
ini biasa disebut gaya dolphin kick atau The Dolphin Butterfly Stroke
dada, dimana gerakan kakinya sama dengan gaya dada, sedangkan gerakan
dilakukan di luar air, tidak seperti gaya dada dimana recovery lengan
dilakukan di dalam air, sehingga gaya kupu-kupu ini dapat bergerak lebih
cepat dibanding dengan gaya dada. Gaya kupu-kupu ini disebut juga gaya
menggunakan gerakan meniru gerakan ekor ikan dolphin, sehingga gaya ini
selalu menggunakan gaya dolphin kick, apabila dirinci teknik gaya kupu-
kupu terdiri dari 5 bagian yaitu: (1) posisi badan, (2) gerakan tungkai, (3)
1999 : 84).
(1987) yang dikutip oleh Soejoko (1992 : 97) tinjauan tekniknya meliputi
dengan gerakan lengan, perbaikan gaya dan koordinasi seluruh gerakan pada
saat berenang.
Sikap tubuh pada gaya kupu-kupu sama seperti pada gaya crawl
Patokan posisi tubuh melihat dari sikap kepala ada 3 macam, yaitu: (1)
kepala masuk lebih dalam hingga di bawah lengan, (2) kepala hampir sejajar
selalu berubah-ubah sesuai dengan irama gerakan tungkai, tubuh naik saat
lengan masuk ke air agar lengan dapat mengayun dengan sempurna dan
gerakan tungkai pada saat menendang tidak terlalu dalam. Saat tendangan
tungkai ke atas pinggul turun dan bahu naik saat tungkai memukul ke bawah
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada gaya kupu-kupu agar
dapat menghasilkan posisi badan yang streamline, yaitu: (1) pada waktu
bernapas kepala diusahakan naik tidak terlalu tinggi, asalkan mulut telah
keluar dari permukaan air dan cukup untuk mengambil napas. Segera
posisi badan yang steramline. (2) Gerakan menendang atau dorongan dari
kedua tungkai diusahakan tidak terlalu dalam karena hanya akan menambah
tahanan depan saja dan berusaha pada saat menekuk lutut diusahakan sedikit
28
saja jangan terlalu dalam, apabila bengkokan sendi lutut terlalu dalam,
tendangan tungkai tidak efisien dan tahanan depan menjadi lebih besar
terus menerus dengan sumber tenaga pada pangkal paha, fase istirahat pada
gerakan tungkai dilakukan pada saat tungkai naik ke atas dan fase bekerja
saat tungkai menekan ke bawah dan diakhiri dengan lecutan punggung kaki.
Pada dasarnya gerakan kaki terdiri dari dua tekanan, yaitu tekanan kuat dan
tekanan lemah, kedua gerakan itu dilakukan secara berangkai, naik turunnya
kaki berada pada satu bidang datar. Kelentukan tungkai sangat diperlukan
terutama pada pergelangan kaki. Pada saat melipat tungkai hendaknya tidak
menarik lutut ke bawah, melainkan menarik betis atau tungkai bawah agak
dengan lecutan punggung kaki, diusahakan akar posisi akhir tungkai lurus
ke bawah, dengan gerakan ini memaksa pinggul naik ke atas permukaan air
kupu yaitu tungkai bergerak naik turun secara vertikal, yang dilakukan
secara bersamaan (serentak) dan simetris antara tungkai kanan dan tungkai
persendian lutut dengan sudut ± 160°, sehingga telapak kaki tidak keluar
dari permukaan air, hanya sebagian kecil dari telapak kaki yaitu jari-jari
29
kaki saja yang keluar dari permukaan air. Gerakan tungkai ke atas di
lakukan relaks dan pelan, gerakan tungkai ke bawah dengan kekuatan yang
besar. Pada satu kali putaran lengan, gerakan tendangan tungkai dilakukan
dua kali.
tendangan ke dua pelan dan tidak dalam. Fungsi dari tendangan ke dua
atas, hal ini akan dapat mengurangi tahanan depan. Ayunan tungkai pada
gaya kupu-kupu bukan ayunan kaki saja tetapi merupakan gerakan seluruh
bagian tubuh dengan puncak pada getaran telapak kaki (David G. Thomas,
Gambar 1
Gerakan Tungkai
(Sumarno, dkk, Olahraga Pilihan II, Jakarta-Universitas Terbuka
1999:86)
30
Keterangan gambar 1.
1. Tungkai dalam keadaan lurus dari pangkal paha sampai dengan telapak
kaki.
terlalu besar, sehingga hanya bagian jari-jari saja yang keluar dari
permukaan air.
4. Dorongan tungkai masih tetap berjalan, terlihat sikap tungkai yang lurus
persendian lutut.
Pada gaya kupu-kupu gerakan lengan terdiri dari beberapa fase yaitu:
(1) Fase masuknya lengan ke permukaan air (entry phase) dilakukan dengan
cara: kedua ujung jari terlebih dahulu atau kedua ibu jari lebih dulu. Sebagai
akibat dari masuknya ibu jari lebih dahulu maka kedua telapak tangan akan
menghadap keluar. (2) Fase membuka dan menangkap atau menyapu keluar
(catch phase atau out ward sweep). Fase ini dilakukan dengan didahulukan
31
lengkungan telapak tangan dan sudut yang dibentuk antara ibu jari dengan
telapak tangan adalah antara 38° - 62°. Sedangkan sudut yang dibentuk
antara telapak tangan dengan air berkisar 30° - 40°. (3) Fase menarik atau
fase menyapu ke dalam (pull phase atau inward sweep), fase ini hendaknya
didahului dengan posisi telapak tangan yang membentuk sudut 30°- 40°.
Saat melakukan sapuan dalam agar dilakukan dengan ayunan lengan bawah
hingga kedua tangan dalam posisi siap mendorong. Ahir fase ini berada di
bawah dada bagian bawah. (4) Fase mendorong (push phase) sebelum mulai
arah perpanjangan tubuh bawah. Fase ini mulai dari posisi bawah dada
phase) ketika kedua lengan keluar dari permukaan air setelah melakukan
dibawah), sehingga telapak tangan keluar pada satu lubang dengan garis
serempak dan simetris antara lengan kiri dan lengan kanan. Gerakan lengan
pada gaya kupu-kupu terbagi atas 2 bagian, yaitu: gerakan sapuan dan
gerakan recovery. Gerakan sapuan terdiri dari menarik (pull) dan gerakan
32
dengan tarikan lengan ke arah luar (sapuan luar), kemudian gerakan berubah
arah dengan memutar ke arah dalam (sapuan dalam). Pada saat berputar ke
memutar keluar dan mendorong (sapuan atas), akhir dari dorongan apabila
kedua ibu jari tangan menyentuh paha. Selama sapuan lengan membuat
sampai dengan saat permulaan sapuan. Setelah kedua lengan keluar dari air,
lengan di putar ke depan pada posisi yang rendah dan dalam bentuk
parabola yang datar. Gerakan ini dilakukan dengan relaks, kedua lengan
masuk ke dalam air pada titik sedikit diluar garis bahu (Sumarno, 1999 : 87
Gambar 2
Gerakan Lengan
(Sumarno, dkk, Olahraga Pilihan II, Jakarta-Universitas Terbuka 1999 : 88-90)
33
Keterangan gambar 2.
4. Kedua lengan masuk ke dalam air (entry) dengan sikap kepala tunduk.
8. Kedua lengan pada akhir sapuan, kedua ibu jari menyentuh paha.
2.1.2.4.4 Pernapasan
mengangkat kepala ke atas saat akhir dari tarikan (Sapuan luar) dan
berakhir pada sapuan atas. Pengambilan udara dilakukan saat sapuan atas
dikeluarkan di dalam air pada saat kepala akan keluar dari permukaan air,
tungkai yang berirama, terutama sikap badan yang naik turun secara vertikal
seperti ikan dolphin. Pada satu kali putaran lengan terjadi tendangan dua
kali, keras dan pelan. Pada saat permulaan tarikan (sapuan luar) dilakukan
tendangan pertama (keras) dan pada saat dorongan lengan (sapuan atas)
bawah permukaan air, tungkai melakukan satu pukulan pelan dan ketika
tungkai mulai bergerak dengan lecutan. Pada saat lengan berada dibawah
(push), pada posisi ini kepala mulai diangkat untuk melakukan lecutan
depan untuk melakukan entry kembali (Soejoko, 1992 : 101 – 106). Dapat
2.1.3 Start
Start merupakan awal dari perlombaan. Start yang baik dan benar
akan memberi andil yang besar dalam suatu perlombaan. Start dikatakan
baik dan benar apabila menghasilkan luncuran yang jauh. Luncuran tersebut
disebabkan oleh tolakan kedua tungkai serta ayunan lengan dan gerakan dari
badan. Untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi, perenang tidak cukup
harus dapat melakukan start dengan cara yang baik dan benar. Tidak sedikit
perenang yang kalah dalam berlomba karena kurang menguasai start yang
baik dan benar. Untuk dapat melakukan start yang baik dan benar harus
didukung oleh komponen fisik yang baik diantaranya adalah kekuatan otot
tungkai (power / daya ledak). Pada olahraga renang cara melakukan start
ada 2 macam, yaitu: (1) start atas (pada start block) untuk gaya renang
dengan posisi tubuh telungkup, yaitu gaya crawl, gaya dada, dan gaya kupu-
kupu (2) Start bawah digunakan khusus untuk renang gaya punggung.
lengan berada di samping tubuh dengan patokan ujung kedua lengan berada
disamping pinggul, arah pandangan ke depan (ke balok start). Begitu aba-
36
aba start seperti peluit, bel dan bendera dengan serentak kedua lengan
mengayun ke depan dan kedua ujung lengan lurus ke depan, kedua tungkai
Gambar 3
Start bebas
(Soejoko, 1992 : 110)
bibir balok start untuk mengambil sikap dimana kedua lengan berada lurus
di depan posisi tubuh membungkuk. Setelah aba-aba peluit, bel, dan atau
bendera kedua lengan diputar 360° dalam keadaan lengan tetap lurus,
ketika itu pula tungkai menolak balok start untuk membawa tubuh
Gambar 4
Arm Swing Start
(Soejoko, 1992 : 110)
Salah satu macam start adalah grab start, dilakukan setelah aba-aba
“awas !”, perenang maju ke bibir balok start dan mengambil sikap kedua
ibu jari kaki dan kedua telapak tangan berada pada bibir balok start, kedua
telapak tangan pada sikap untuk mendorong. Pada aba-aba start seperti
peluit atau bel, tangan mendorong bibir balok start sehingga memaksa tubuh
condong ke depan. Bersamaan posisi badan akan jatuh ke depan kedua kaki
dengan tubuh akan masuk air, kepala segera menunduk berada di antara
sempurna (Soejoko, 1992 : 111) dapat dilihat pada gambar 5 halaman 26.
38
Gambar 5
Grab Start
(Soejoko, 1992 : 111)
Start ini dilakukan khusus untuk gaya punggung dan dilakukan dari
posisi bergantung pada balok start. Gerakan ini dimulai setelah aba-aba
serentak dengan bunyi peluit, atau aba-aba start lainnya kedua lengan
bidang datar dan pertemuan kedua lengan itu berakhir di atas kepala, lengan
Start yang dimaksud dalam penelitian ini adalah start renang gaya
saat ini para perenang banyak menggunakan start atas dengan grab start
karena gerakannya paling mudah dan efektif. Untuk dapat melakukan start
dengan baik harus didukung dengan kondisi fisik yang baik. Sedangkan
39
terprogram.
Kekuatan adalah salah satu unsur kondisi fisik yang sangat dominan
fisiknya dan kesegaran jasmani yang baik dan betul-betul fit untuk
Selanjutnya akan dibahas tentang salah satu unsur kondisi fisik yang
beban atau tahanan dalam menjalankan aktivitas (A. Hamidsyah Noor, 1996
: 135). Latihan kekuatan mutlak harus diberikan pada setiap atlet untuk
stabilitas sendi-sendi.
memiliki power yang lebih baik dari perenang yang agak lama
pada kekuatan otot (muscle strength) yang diukur adalah kekuatan maksimal
kekuatan kontraksi otot antara lain: usia / umur, jenis kelamin, dan suhu
otot.
Faktor lain yang turut menentukan baik tidaknya kekuatan adalah (1)
besar kecilnya fibril otot, banyaknya fibril otot yang ikut serta dalam
melawan beban serta tonus otot. (2) Dari bentuk rangka tubuh, makin besar
rangka tubuh makin baik. (3) Faktor umum juga ikut menentukan, atlet yang
berusia tua (30 tahun lebih) kekuatannya akan berkurang. (4) Pengaruh
dalam keadaan kontraksi maksimal yang ditentukan oleh volume otot dan
kontrol saraf otot-otot yang bekerja Bouchard et al, (1975), yang dikutip
oleh Tri Tunggal, dkk, (2004 : 6). A. Hamidsyah Noer (1996 : 135)
baik disadari atau tidak disadari terdapat dua kekuatan yang berlawanan,
satu kekuatan yang menghalangi gerakan itu disebut hambatan dan kekuatan
diperoleh dari gerakan (sapuan) lengan dan gerakan tungkai. Cepat atau
lambatnya gerakan maju dalam renang ditentukan besarnya daya dorong dan
oleh beberapa unsur kondisi fisik, yaitu: kekuatan, daya tahan, dan
kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai (Soejoko :1992 : 1 – 2).
Menurut Sinaki (1996) yang dikutip oleh Tri Tunggal, dkk, (2004)
setelah itu akan mengalami penurunan kekuatan Effendi (1983) yang dikutip
oleh Tri Tunggal, dkk, (2004 : 7). Secara umum diketahui bahwa laki-laki
rata-rata lebih kuat sebesar 40% dari pada wanita, hal ini secara genital laki-
laki lebih banyak serabut otot dan lebih besar penampang melintang otot
Piscopo & Balley (1981) yang dikutip oleh Tri Tunggal, dkk, (2004 : 7).
Sinaki et al (1998) yang dikutip oleh Tri Tunggal, dkk, (2004) melaporkan,
kecakapan gerak. Menurut Piscopo dan Balley (1981) yang dikutip oleh Tri
bahu dan tungkai, otot-otot fleksor paha yang kuat tetapi relatif kecil penting
Maglischo (1993) yang dikutip oleh Tri Tunggal, dkk. (2004) menyatakan
bahwa otot yang digunakan untuk start dan pembalikan adalah otot
maximus. Otot-otot ini terlibat pada saat melakukan start dan berperan
2.1.4.3 Daya ledak otot (muscle explosive power) adalah kemampuan otot
ada beberapa macam cara yang telah dilakukan tetapi masih dipertanyakan
apakah hal tesebut betul mengukur daya ledak otot. Karena daya ledak otot
236).
keseimbangan. Pada saat sinyal (peluit, bel atau pistol) dibunyikan maka
terjauh. Tungkai rapat, jari-jari kaki melewati bibir balok start dan berat
waktu start. Gerakan ini melemparkan titik berat badan ke depan ke luar
dari dasar penumpu dan menyebabkan badan jatuh karena gravitasi bumi.
cepat. Ini memberikan keuntungan sebesar tiga kali lipat dalam start. Oleh
Tungkai dalam posisi yang baik untuk dapat bertolak dengan kuat.
Tekukan lutut harus sesuai dengan kekuatan otot-otot tungkai. Lengan harus
sesuai dengan hukum Newton III aksi dan reaksi) dan prinsip bahwa
horisontal. Ini akan melemparkan badan pada jarak terjauh sebelum masuk
air.
agar arah gaya sehorinsontal mungkin. Sudut ini akan bergantung pada
ketinggian permukaan balok start dari permukaan air serta daya tolak dari
badan ke air dengan mendatar. Tanganlah yang harus menyentuh air lebih
hambatan.
Pada dasarnya start terdiri dari dua macam, yaitu: start yang
dilakukan dari atas dan start yang dilakukan dari bawah. Start dari atas
antara lain: start bebas, arm swing start, dan grab start, sedangkan start dari
menguasai teknik start yang baik dan benar, disamping penguasaan teknik
gaya dan kondisi fisik. Start juga sangat menentukan prestasi perenang
dalam suatu lomba, baik start atas maupun start bawah. Saat ini banyak
perenang menggunakan start atas dengan grab start karena lebih praktis,
mudah dan menghasilkan luncuran yang baik, hal ini terbukti pada tiap
otot tungkai dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) besar kecilnya otot, (2)
banyaknya otot, (3) Besar rangka, (4) usia, (5) jenis kelamin, (6) suhu otot,
dengan gerak utama lengan dan tungkai sebagai daya dorong supaya tubuh
oleh anggota tubuh atas berupa ayunan lengan (stroke) dan gerakan anggota
tubuh bawah berupa gerakan tungkai (kick), anggota tubuh atas dan bawah
bergerak dalam koordinasi yang tepat. Dalam renang terdiri dari empat gaya
yaitu: gaya crawl, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Untuk
dapat melakukan renang harus menguasai teknik gaya yang benar disamping
itu harus menguasai tentang start, pembalikan, dan memasuki finish. Teknik
renang gaya kupu-kupu terdiri dari beberapa gerakan: posisi tubuh, gerakan
kecepatan.
2.3 Hipotesis
hipotesis yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: “Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap start renang
gaya kupu-kupu”.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi
karena populasi dalam penelitian ini bersyarat, yaitu: (1) jenis kelamin laki-
laki, (2) terampil melakukan start (grab start). Dari jumlah atlet yang
digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini subyek
yang diambil bukan atlet perempuan, walaupun dilihat dari jumlahnya atlet
tahun terlalu sedikit jumlahnya dan dalam penguasaan teknik startnya (grab
total sampling.
apakah suatu variabel berkaitan dengan variabel yang lain, sehingga akan
survei teknik tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran untuk pengambilan
data antara lain: tes start renang gaya kupu-kupu dan pengukuran kekuatan
otot tungkai. Adapun tahap pengambilan data dalam penelitian ini ialah :
3.4.1.1 Mendata atlet yang akan dijadikan sampel, yaitu atlet Perkumpulan
yaitu: Back and Leg Dynamometer, rol meter, bendera start dan peluit.
50
18.00 wib. Sebelum tes dan pengukuran dimulai, atlet diberi penjelasan
Dynamometer
Sampel berdiri tegak diatas tumpuan alat back and leg dynamometer
tanpa alas kaki. Mata rantai diatur sedemikian rupa sehingga kedua tangan
badan ke depan atau belakang, tongkat pegangan harus tetap dijaga setinggi
acetabula. Tes dilakukan dua kali diambil hasil yang terbaik, pembacaan
28).
3.4.2.2 Tes Start renang Gaya Kupu-kupu menggunakan rol meter (meteran)
Sampel satu persatu naik dan berdiri di atas balok start, pada aba-aba
awas! perenang maju ke bibir balok start dan mengambil sikap kedua ibu
jari kaki dan kedua telapak tangan berada pada bibir balok start untuk
mendorong, pada aba-aba seperti peluit atau bel, tangan mendorong bibir
Tabel 1
Format ini terdiri dari 4 kolom, (1) nomor urut, (2) nama atlet, (3)
tungkai, tes start renang gaya kupu-kupu. Instrumen test yang digunakan
3.5.1 Test untuk mengukur kekuatan otot tungkai menggunakan alat back
Data yang dinilai adalah data variabel bebas: kekuatan otot tungkai (X),
variabel terikat: start renang gaya kupu-kupu (Y). Mengingat data dalam
berikut:
Tabel 2
Tabel persiapan di atas terdiri dari 8 kolom yang berisi sebagai berikut: (1)
no urut, (2) hasil pengukuran kekuatan otot tungkai (X), (3) hasil
pengukuran start renang gaya kupu-kupu (Y), (4) hasil deviasi variabel
kekuatan otot tungkai (X), (5) kuadrat dari hasil pengukuran kekuatan otot
tungkai (X²), (6) deviasi variabel start renang gaya kupu-kupu (Y), (7)
kuadrat dari hasil tes start renang gaya kupu-kupu (Y²), (8) hasil kali antara
moment ini sebagai berikut: objektivitas dari hasil penelitian akan terjamin,
dan ringkas. Setelah data terkumpul dalam bentuk tabel-tabel, sesuai dengan
Mencari korelasi antara kekuatan otot tungkai (X) dengan start renang gaya
RXY = ∑XY
N.SDX SDY
N = 10
MX = ∑X MY = ∑Y
N N
XY = ∑XY
55
BAB IV
dan pembibitan atlet-atlet mulai dari dasar yang terbagi dalam kelompok-
kelompok, yaitu pra pemula, pemula, yunior, dan senior baik laki-laki
atlet yang sudah mampu melakukan start (grab start) gaya kupu-kupu.
Penelitian ini dilakukan dengan survey tes dan variabel yang diukur
adalah kekuatan otot tungkai dan start renang gaya kupu-kupu. Bentuk data
hasil pengukuran dalam penelitian ini berupa kilogram dan hasil lompatan
start (grab start) gaya kupu-kupu dengan satuan centimeter agar tidak
terjadi bias karena satuan pengukuran yang berbeda maka data dasar ini
renang Manunggal Jati Semarang pukul 16.00 sampai 18.00 WIB sesuai
klasifikasi kekuatan otot tungkai dan start renang gaya kupu-kupu pada 10
atlet laki-laki, data yang dihasilkan dari pengukuran dan tes tersebut,
56
selanjutnya dianalisa dengan uji korelasi product moment tunggal pada taraf
Data ke Skor T
deviasi 10,009 sedangkan skor tertinggi kekuatan otot tungkai sebesar 66,94
Tabel 3.
Diskripsi Data Indeks Kekuatan Otot Tungkai
Variabel n Jumlah Skor Skor Mean SD
Tertinggi Terendah
standart deviasi 0,36 dengan skor tertinggi sebesar 3,37 dan skor terendah
2,51, untuk lebih jelasnya hasil perhitungan secara terinci adalah seperti
Tabel 4
Diskripsi Data Hasil Start Renang Gaya Kupu-kupu
Variabel n Jumlah Skor Skor Mean SD
Tertinggi Terendah
korelasi product moment yaitu sebesar rXY (0,723), adapun r tabel dengan n
berarti.
tidak terhadap start renang gaya kupu-kupu. Uji dilakukan dengan uji
Tabel 5
Uji Signifikansi
4.2 Pembahasan
Variabel dalam penelitian ini adalah kekuatan otot tungkai dan start
tolakan start yang jauh perenang harus memiliki kekuatan otot tungkai dan
penguasaan teknik start yang baik dan benar. Semakin kuat otot tungkai,
antara kekuatan otot tungkai dengan start renang gaya kupu-kupu pada atlet
hubungan berarti. Hal ini dapat dilihat bahwa sumbangan yang diberikan
59
sebesar 72,3%. Dengan melihat hasil penelitian ini bahwa variabel kekuatan
luncuran pada start renang gaya kupu-kupu (grab start) artinya semakin
besar kekuatan otot tungkai semakin jauh tolakan untuk mencapai luncuran
yang optimal. Hal ini berarti bahwa dalam kasus penelitian ini hasil tolakan
kupu-kupu (grab start). Hal ini sesuai dengan landasan teori yang
diberikan oleh start hanya sedikit, karena banyak perenang yang kalah
BAB V
5.1 Simpulan
kekuatan otot tungkai dengan start renang gaya kupu-kupu (grab start) pada
sebagai berikut: ada hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap start
5.2 Saran
dapat meraih prestasi yang optimal, latihan fisik sangat penting dilakukan
baik di air maupun di darat, terutama kekuatan otot tungkai sebagai dasar
tolakan start.
DAFTAR PUSTAKA
David G. Thomas. 1996. Renang Tingkat Mahir. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Lampiran 1
KEKUATAN START
NO NAMA TUNGKAI LOMPATAN
(KG) (METER)
Lampiran 2
HASIL TES
TRANSFORMASI DATA KE SKOR T
Lampiran 3
NO KEKUATAN START X X² Y Y² XY
OTOT (LOMPATAN
)
TUNGKAI
Lampiran 4
∑ x2 1001,82
3. SDX = =
N 10
= 10,009
B. Variabel Start
1. N = 10
∑Y 29,95
2. MY = = = 2, 995
N 10
∑ y2 1,265
3. SDY = =
N 10
= 0,35
∑xy = 26,06
∑ xy 26,06
rXY = =
N .SDxSDy (10 ) (10,009 ) (0,36 )
26,06
= = 0,723
36
66