Anda di halaman 1dari 76

PERBANDINGAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM KESEGARAN JASMANI USIA SEKOLAH DASAR ANTARA TIGA KALI DENGAN EMPAT

KALI DALAM SATU MINGGU TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VI SD NEGERI GUNUNGPATI 4 DAN NONGKOSAWIT TAHUN AJARAN 2004/2005

SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh : Nama NIM Jurusan Fakultas : : : : MUSLICHATUN 6301903021 PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

SARI

Muslichatun (2005) : Perbandingan Pengaruh Frekuensi Latihan Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar Antara Tiga Kali dan Empat Kali Dalam Satu Minggu Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putri Kelas VI SD Negeri Gunungpati 4 dan Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi UNNES. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui atau membuktikan pada program latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar manakah yang lebih efektif antara frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putri kelas VI SD Negeri Gunungpati 4 dan Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 sebanyak 40 siswa terdiri 28 siswa SD Negeri Gunungpati 4 dan 12 siswa SD Negeri Nongkosawit. Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling yaitu seluruh populasi digunakan atau dipakai. Untuk analisis data menggunakan metode statistik dengan pola M-S (Matching by Subject Design) dengan rumus t-test. Untuk mengetahui kondisi awal sampel diadakan tes pendahuluan dengan instrumen tes kesegaran jasmani untuk anak umur 10-12 tahun, yaitu untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani dari siswa putri tersebut. Dari hasil ini sampel dibagi menjadi dua kelompok eksperimen dengan perlakuan senam kesegaran jasmani usia SD menggunakan frekuensi empat kali dalam satu minggu dan kelompok kontrol dengan perlakuan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar menggunakan frekuensi tiga kali dalam satu minggu. Setelah mendapat perlakuan selama 5 minggu kemudian diadakan tes akhir dengan instrumen tes yang sama. Dari hasil ini kemudian diolah dengan analisis statistik t-tes dengan rumus pendek. Berdasarkan analisis data diperoleh nilai t sebesar 2,308. kemudian dikonsultasikan dengan t-tabel dengan derajat kebebasan N-1 = 19 dan dalam taraf signifikansi 5% diperoleh nilai sebesar 2,093. Jadi t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 2,308 > 2,093. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan yang berarti antara latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar menggunakan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu. Karena ada perbedaan yang berarti, maka dapat diketahui program latihan mana yang lebih efektif, dengan cara uji perbandingan mean dari kedua kelompok tersebut. Dari hasil perhitungan diperoleh mean kelompok eksperimen I sebesar 15,1 lebih besar dari mean kelompok eksperimen II sebesar 14,2. Ini berarti bahwa pengaruh latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang melaksanakan dengan frekuensi empat kali dalam satu minggu lebih baik jika dibandingkan dengan pengaruh latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu. Dari hasil penelitian ini maka disarankan untuk para guru pendidikan jasmani SD Negeri Gunungpati 4 dan SD Negeri Nongkosawit Kecamatan Gunungpati dapat menggunakan latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dengan frekuensi empat kali dalam satu minggu untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswanya.

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Semarang, Pembimbing I

2005 Pembimbing II

Drs. Margono, M.Kes M.Kes NIP. 131 571 553

Kumbul Slamet Budiyanto, S.Pd, NIP. 132 205 932

Mengetahui : Ketua Jurusan PKLO FIK Universitas Negeri Semarang

Drs. Wahadi, M.Pd NIP. 131 571 551

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto : Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang berhijrah dan berjuang di jalan Allah, mereka itu mengharap rahmat Allah, Allah Maha Pengampun lagi Penyayang. (QS. Al-Baqoroh 218)

Kupersembahkan Kepada : Orangtuaku almarhum M. Zazuli / Sutimah, Suamiku Rosianto, Anakku Avikasari dan Adhi serta teman-temanku seperjuangan S1 Transfer PKLO-Fik UNNES 2004/ 2005 serta pembimbingpembimbing saya yang memberikan saran dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Keberhasilan skripsi ini tentunya atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan studi di FIK UNNES Semarang. 2. Dekan FIK UNNES, yang menyetujui ijin penelitian. 3. Ketua Jurusan PKLO FIK UNNES, yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam penelitian ini. 4. Drs. Margono, M.Kes, selaku Pembimbing I dan Kumbul Slamet Budianto, S.Pd, M.Kes selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta arahan sehingga terselesaikan skripsi ini. 5. Sriyati, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Gunungpati 04 yang telah memberikan ijin penelitian ini. 6. Drs. Suyanto selaku Kepala Sekolah SD Negeri Nongkosawit yang telah memberikan ijin penelitian ini. 7. Guru Penjaskes SD Negeri Gunungpati 04 dan SD Negeri Nongkosawit yang telah membantu penelitian ini. 8. Para siswa putri kelas VI SD Negeri Gunungpati 04 dan SD Negeri Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005, selaku sampel telah membantu dengan sepenuh hati dalam penelitian ini. 9. Dosen FIK UNNES yang telah mendorong dan membantu penelitian. 10. Rekan-rekan mahasiswa yang telah dengan sukarela membantu penelitian ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu dalam penulisan ini, yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung. Semoga budi baik Bapak dan Ibu, serta rekan-rekan yang telah diberikan kepada penulis, mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman bagi pembuat skripsi selanjutnya.

Semarang,

Maret 2005 Penulis

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................... SARI ................................................................................................. HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. KATA PENGANTAR ..................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ............................................ 1.2 Permasalahan ........................................................... 1.3 Penegasan Istilah ...................................................... 1.4 Tujuan Penelitian .................................................... 1.5 Manfaat Penelitian ................................................... BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori ......................................................... 2.1.1 Pengertian Kesegaran Jasmani................................ 2.1.2 Komponen-komponen Kesegaran Jasmani ............ 2.1.3 Fungsi Kesegaran Jasmani ..................................... 2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran 16 9 9 10 15 1 5 6 8 8 i ii iii iv v vii ix x

Jasmani....................................................................

2.1.5 Tes Kesegaran Jasmani ........................................... 2.1.6 Kesegar Jasmani dan Kesehatan dalam Latihan ..... 2.1.7 Karakteristik Perkembangan Motorik Anak Usia SD 2.1.8 Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar .... 2.2 Hipotesis .................................................................... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian ........................ 3.1.1 Penentuan Populasi ............................................... 3.1.2 Penentuan Sampel dan Teknik Sampling ............... 3.1.3 Variabel Penelitian.................................................. 3.2 Variabel-variabel yang Dikendalaikan ...................... 3.3 Metode Pengumpulan Data ....................................... 3.3.1 Prosedur Pengambilan Data ................................... 3.3.2 Instrumen Penelitian .............................................. 3.4. Metode Analisis Data ............................................... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ....................................................... 4.2. Pembahasan ............................................................. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan .................................................................. 5.2 Saran-saran ............................................................... DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................

19 20 23 26 27

28 28 29 30 30 32 33 34 43

46 48

50 50 51 53

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Persiapan Perhitungan Statistik dengan Pola M-S....................... 2. Daftar Nama Populasi Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ..................... 3. Hasil Penelitian Tes Awal Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 .......................... 4. Penilaian Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ...................................... 5. Penilaian Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ............................. 6. Rangking Hasil Penilaian Tes Awal Tes Kesegaran Jasmani Untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 7. Matching Hasil Tes Awal Tes Kesegaran Jasmani Untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ................. 8. Hasil Penelitian Tes Akhir Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ................. 9. Hasil Penilaian Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II Akhir Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ...................................... 10. Perhitungan Pola Statistik dengan Perhitungan M-S Terhadap Hasil Tes Akhir ........................................................................... 11. Tabel-tabel Nilai-nilai t Batas Signifikansi Nilai t pada Pelbagai Taraf Signifikansi ........................................................................ 12. Program Latihan Selama Penelitian ............................................ 13. Petunjuk Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun (Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Jakarta 1995) .............. 44

53

54

56

58

60

62

63

65 66 67 68 70

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Daftar Nama Populasi Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ..................... 2. Hasil Penelitian Tes Awal Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 .......................... 3. Penilaian Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ...................................... 4. Penilaian Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ............................. 5. Rangking Hasil Penilaian Tes Awal Tes Kesegaran Jasmani Untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 6. Matching Hasil Tes Awal Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ................. 7. Hasil Penelitian Tes Akhir Tes Kesegaran Jasmani Untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ................ 8. Hasil Penilaian Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II Tes Kesegaran Jasmani Untuk Anak Umur 10-12 Tahun pada Siswa Putri Kelas VI SDN Gunungpati 04 dan SDN Nongkosawit Tahun Ajaran 2004/2005 ............................................................ 9. Perhitungan Pola Statistik dengan Perhitungan M-S Terhadap Hasil Tes Akhir ........................................................................... 10. Tabel Nilai-nilai t Batas Signifikansi Nilai t pada Pelbagai Taraf Signifikansi ................................................................................. 11. Program Latihan Selama Penelitian ............................................ 12. Petunjuk Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10-12 Tahun (Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Jakarta 1995) .............. 13. Rangkaian Gerakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk

53

54

56

58

60

62

63

65 66 67 68 70

Anak Umur 10-12 Tahun (Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Jakarta 1995) ...............................................................................

73

14. Surat Usul Penetapan Pembimbing ............................................. 15. Surat Permohonan Ijin Penelitian Pendidikan dari UNNES ...... 14. Surat Izin Penelitian Pendidikan dari SD Negeri Gunungpati 04 15. Surat Izin Penelitian Pendidikan dari SD Negeri Nongkosawit

77 79 80 81

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul Pengembangan sumber daya manusia pada umumnya diarahkan untuk menjadikan manusia Indonesia yang tangguh, terampil, cakap, bersemangat dan produktif, sehingga mempunyai kemampuan dalam melaksanakan berbagai kegiatan dalam masyarakat. Sementara itu, dari sisi lain pengembangan sumber daya manusia sangat berhubungan erat dengan peningkatan taraf hidup manusia itu sendiri. Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, setiap negara termasuk Bangsa Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani warga negaranya, terlebih bagi negara yang maju, dimana manusianya dapat dikatakan sudah sangat berkurang dalam gerak jasmaninya, sehingga tidak jarang menimbulkan gangguan-gangguan seperti metabolisme sel-sel, sistem otot, tulang, jantung dengan pembuluh darahnya dan juga sistem syarafnya. Pembinaan kesegaran jasmani merupakan salah satu faktor yang penting dalam peningkatan kualitas fisik. Oleh karena itu, pembinaan kesegaran jasmani merupakan hal yang perlu diperhatikan di tahun-tahun mendatang. Pelaksanaan pembinaan kesegaran jasmani barangkali harus dilakukan dengan terobosan untuk menyentuh berbagai permasalahan dan sambil menengok ke belakang apa-apa yang menjadi penghambat selama ini. Bahkan bila perlu melakukan terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan pembinaan (Puskesjas, 1995:33) Dari uraian di atas, sangat menarik perhatian karena menyentuh persoalan yang mendasar yaitu persoalan kualitas fisik yang tercermin pada kesegaran jasmani. Pembangunan yang sedang

berjalan dewasa ini sangat menuntut kualitas fisik yang makin tinggi. Seperti yang disebutkan dalam buku Kesegaran Jasmani dalam Pembangunan Bangsa bahwa : Manusia energik atau produktif merupakan modal utama dalam strategi dasar era pembangunan dan modernisasi serta akselerasi. Berbicara mengenai kesegaran jasmani dalam upaya peningkatan kualitas fisik, memang merupakan permasalahan yang menarik. Kalau tidak sebentar kita menemui jalan buntu, maka akan menemui berbagai hambatan yang pada akhirnya bisa menjadi terarah. Akan tetapi kalau keterpaduan pembinaan kesegaran jasmani dapat berjalan dengan baik dan ada komitmen dari pemerintah tidak mustahil bahwa pembinaan kesegaran jasmani akan berhasil dengan baik. Semakin banyak masyarakat melakukan latihan jasmani, berarti semakin berhasil pembinaan kesegaran jasmani dan tingkat kesegaran jasmani masyarakat semakin baik serta akan meningkatkan kualitas fisik manusia. Seperti diketahui bahwa pembinaan kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan berbagai macam latihan jasmani atau olahraga. Pada dasarnya semua macam latihan atau olahraga yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani dapat digunakan sebagai sarana latihan seperti Senam Kesegaran Jasmani lainnya. (Puskesjas, 1995:34) Di Indonesia pembinaan kesegaran jasmani pelajar sudah termasuk dan tercantum dalam kurikulum sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya, sehubungan dengan masalah kesegaran jasmani, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan tugasnya menjelaskan : Maka seirama dengan derap pembangunan bangsa dan negara, masyarakat sekolah haruslah dikondisikan secara sosial kultural, seperti misalnya dapat memberikan nilai yang tinggi dan rasional terhadap arti kesegaran jasmani. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa dalam hubungan antara pembangunan bangsa dan negara, sekolah dan kesegaran jasmani, maka yang menjadi obyek dan subyeknya adalah anak-anak sekolah dan lingkungannya. Jadi disamping

masyarakat sekolah itu mau melakukan usaha-usaha pembinaan kesegaran jasmani, juga dapat mempengaruhi lingkungan dan bahkan tidak mustahil akan berkembang luas di kalangan masyarakat umum. Kemudian di dalam kurikulum sekolah dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani disebutkan : Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan hidup sehat. (Depdikbud, 1988:5). Dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar, juga memuat pokok bahasan Senam Kesegaran Jasmani. Karena itu untuk mencapai tujuan seperti yang disebutkan dalam kurikulum, pendidikan jasmani di sekolah dasar mempunyai andil yang sangat besar untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar. Dan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang telah ada saat ini merupakan alat yang sangat tepat dalam usaha mewujudkan tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar bukan hanya sebagai materi pelajaran yang disampaikan dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, tetapi juga dicantumkan dalam program pendidikan yang dilakukan sebelum jam pelajaran dimulai. Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar merupakan suatu paket senam yang baru, yang memang dikhususkan bagi anak-anak usia sekolah dasar. Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak harus dilakukan pada pagi hari saja, dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja karena memang merupakan suatu bentuk kegiatan jasmani yang penting untuk menjaga, meningkatkan dan menyempurnakan kesegaran jasmani. Untuk memajukan vitalitas organ tubuh yang dibutuhkan untuk menjaga kegiatan seharihari diperlukan suatu latihan yang dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan program latihan seperti : Frekuensi latihan yang harus dilakukan

setiap minggunya, intensitas latihan dan lama latihan. Ketiga faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program latihan. Orang yang sudah melaksanakan latihan olahraga secara tertib dan teratur sejak masa kanak-kanak yang disesuaikan dengan usianya, akan tumbuh secara sempurna sesuai dengan potensinya. Walaupun latihan fisik yang teratur secara umum memberikan pengaruh yang bermanfaat, akan tetapi ada kemungkinan terjadinya kerusakan pada organ-organ yang sedang tumbuh, yang disebabkan karena latihan fisik tersebut dilakukan dengan intensitas, jangka waktu, serta jenis frekuensi yang tidak tepat. (Albertus Kamiso, 1988:24). Berdasarkan hasil pengamatan peneliti ternyata ada beberapa sekolah dasar yang melaksanakan latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar dengan frekuensi tiga kali dan ada pula yang melaksanakan latihan dengan frekuensi empat kali setiap minggunya dan demikian pula yang dilakukan oleh kesegaran jasmani, mewajibkan bagi murid-muridnya untuk melakukan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar sebelum jam pelajaran dimulai. (M. Sajoto, 1988:119) Sampai sekarang ini belum ada pedoman yang memberikan ketentuan berapa kali latihan setiap minggunya yang paling baik dapat meningkatkan kesegaran jasmani bagi siswa sekolah dasar. Bertolak dari permasalahan tersebut, penulis tertarik dan ingin meneliti mana yang lebih efektif antara latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang diberikan tiga kali dengan empat kali dalam satu minggu dengan beban latihan yang sama terhadap tingkat kesegaran jasmani. 1.2 Permasalahan

Secara garis besar, senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar dapat digunakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani bagi pelakunya, tingkat kesegaran jasmani dapat diketahui dengan cara mengukur komponen-komponen dari kesegaran jasmani.
Berdasar dari uraian di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1.2.1 Apakah ada pengaruh yang berbeda antara program latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilaksanakan dengan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani. 1.2.2 Kemudian jika ada pengaruh yang berarti mana yang lebih efektif antara program latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah

dasar yang dilaksanakan dengan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani.

1.3 Penegasan Istilah Sehubungan dengan judul yang diajukan, yaitu Perbandingan Pengaruh Frekuensi Latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar Antara Tiga Kali Dengan Empat Kali Dalam Satu Minggu Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putri Kelas VI SD Negeri Gunungpati 04 dan SD Nongkosawit Semarang Tahun Ajaran 2004/2005. Maka perlu dijelaskan beberapa istilah dalam judul tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan semula dan agar tidak terjadi salah penafsiran istilah yang digunakan, yang meliputi : 1.3.1 Perbandingan Perbandingan adalah perbedaan (selisih) kesamaan. (Depdikbud, 1998:75). Yang dimaksud dengan Perbandingan dalam penelitian ini diartikan yang akan dibandingkan adalah frekuensi latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar antara tiga kali dengan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani. 1.3.2 Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari suatu (benda, orang dan sebagainya) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. (Depdikbud, 1998:664).

Pengaruh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah daya yang ditimbulkan oleh adanya pelaksanaan program latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilakukan dengan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani. 1.3.3 Frekuensi Frekuensi adalah Kekerapan, jumlah (kekerapan) unsur bahasa. (Depdikbud, 1998:245) Yang dimaksud frekuensi dalam penelitian ini adalah jumlah latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilakukan dalam satu minggu yaitu tiga kali dan empat kali. 1.3.4 Latihan Latihan ialah pendidikan untuk memperoleh kemahiran dan kecakapan (Depdikbud, 1998:502). Latihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu aktivitas fisik yang berupa gerakan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar. 1.3.5 Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar Senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar adalah senam baru yang diciptakan siswa sekolah dasar yang merupakan rangkaian gerakan senam yang baru dan ditujukan untuk pembentukan otot yang nantinya bermanfaat bagi perkembangan tubuh selanjutnya. 1.3.6 Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas tubuh tertentu, tanpa mengalami kelelahan yang berarti setelah melakukan aktivitas tersebut, sehingga masih adanya sisa tenaga untuk melakukan aktivitas yang lain. 1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui :

1.4.1

Untuk mengetahui pengaruh perbedaan antara program latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilaksanakan dengan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani.

1.4.2

Untuk membedakan pengaruh yang berarti mana yang lebih efektif

antara program latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah

dasar yang dilaksanakan dengan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani.

1.5 Manfaat Penelitian Sebagai tolak ukur kesegaran jasmani di SD Gunungpati 04 dan SD Nongkosawit. Mengetahui tingkat kesegaran jasmani di SD Gunungpati 04 dan SD Nongkosawit. Mengetahui dan menilai kadar kesegaran jasmani di SD Gunungpati 04 dan SD Nongkosawit.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kesegaran Jasmani Dewasa ini istilah kesegaran jasmani sering menjadi topik pembicaraan yang menarik, pengertian kesegaran jasmani menurut beberapa ahli olahraga memang bermacam-macam, kesegaran jasmani menurut Sadoso (1992:19) adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan yang mendadak, dapat pula ditambahkan kesegaran jasmani merupakan kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang, tidak dapat melakukannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa kesegaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien, tanpa kelelahan yang berarti, dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak, maupun untuk menikmati waktu senggang dengan rekreasi yang aktif (Sudarno, 1992:9). Sedangkan menurut hasil seminar nasional kesegaran jasmani tahun 1971 di Jakarta yang dikutip oleh A. Kamiso (1998:58) menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki kesegaran jasmani dapat diartikan orang yang cukup mempunyai kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan atau menunaikan tugasnya

sehari-hari dengan cukup kekuatan dan daya tahan, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih terdapat sisa tenaga yang berarti digunakan untuk menikmati waktu luang yang datangnya secara tiba-tiba atau mendadak, dimana orang yang kesegarannya kurang tidak akan mampu melakukannya. Hal ini yang membedakan orang yang fit dan tidak fit. Tetapi perlu diketahui bahwa masing-masing individu mempunyai latar belakang kemampuan tubuh dan pekerjaan yang berbeda sehingga masing-masing akan mempunyai kesegaran jasmani yang berbeda pula. 2.1.2 Komponen-Komponen Kesegaran Jasmani Senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar adalah suatu bentuk latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani karena gerakan-gerakannya melibatkan secara aktif sejumlah besar otot secara berkesinambungan dengan beban latihan yang cukup untuk merangsang jantung, paru-paru dan pembuluh darah, dan besarnya latihan untuk masing-masing otot tidak terlalu tinggi sehingga cukup untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Dapat juga dikatakan bahwa senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar gerakangerakannya mengandung unsur dari komponen kesegaran jasmani. Adapun komponen dari kesegaran jasmani tersebut adalah : 1) Kekuatan; 2) Daya tahan; 3) Daya ledak; 4) Kelentukan; 5) Kecepatan; 6) Kelincahan; 7) Koordinasi; 8) Keseimbangan; 9) Ketepatan dan; 10) Reaksi. Untuk mengetahui lebih mendalam dari komponen kesegaran jasmani tersebut akan diuraikan sebagai berikut : 1) Kekuatan Kekuatan menurut M. Sajoto (1988:16) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Sedangkan

menurut H.P. Suharno (1978:21) kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas. Dengan demikian seseorang yang mempunyai kekuatan otot baik dapat melakukan dan memikul pekerjaan yang berat dalam waktu yang lama. Orang yang fisiknya segar akan mempunyai otot yang kuat dan mampu bekerja secara efisien. 2) Daya tahan Ada dua macam daya tahan menurut M. Sajoto (1988:16) yaitu daya tahan umum dan daya tahan otot. Daya tahan umum adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru dan peredaran darahnya secara efektif untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama. Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu. Menurut H.P. Suharno (1978 : 23) daya tahan adalah kemampuan organisme seseorang untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas dalam waktu yang lama. Jika seseorang mampu menggerakkan sekelompok otot tertentu secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan jantung, peredaran darah dan pernafasan yang baik. Makin tinggi tingkat daya tahan seseorang makin tinggi pula kesegaran jasmaninya. 3) Daya ledak Daya ledak ialah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh (H.P Suharno, 1978:33). Sedangkan menurut M. Sajoto (1988:17) daya ledak disebut juga Muscular Power maksudnya adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan kemampuan maksimal yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya.

Jadi dari kedua definisi di atas mengandung pengertian yang sama, bahwa seseorang dapat melakukan gerakan dengan kemampuan maksimal namun dalam waktu yang singkat bila dalam keadaan fit atau dengan kata lain kesegaran jasmaninya baik. 4) Kelentukan Kelentukan (flexibility) adalah segala efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh ditandai dengan flexibilitas persendian pada seluruh tubuh. (M. Sajoto, 1988 : 17). Menurut H.P. Suharno (1988:30) kelentukan (flexibility) ialah kemampuan dari seseorang dalam melaksanakan gerakan dengan amplitudo yang luas. Dengan kelentukan tubuh atau penguluran tubuh yang luas berarti seseorang dapat melakukan gerakan secara bebas, sehingga makin sedikit tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 5) Kecepatan Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. (M. Sajoto, 1988:17). Sedangkan definisi dari ahli lain adalah kemampuan organisme seseorang dalam melakukan gerakan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya untuk mencapai hasil yang sebaikbaiknya (Suharno H.P., 1978:26) Dengan demikian seseorang yang mempunyai kecepatan yang tinggi, maka orang tersebut dapat melakukan pekerjaan yang sama dan berulang-ulang dalam waktu yang pendek. 6) Kelincahan Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dan posisi di arena tertentu. (M. Sajoto, 1988:17).Sedang menurut Moeloek Dangsina (1984:8) menggunakan istilah

ketangkasan, yang mengandung pengertian sebagai kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Dari kedua pendapat tersebut juga terdapat pengertian yang sama yaitu menekankan kepada kemampuan untuk merubah posisi tubuh tertentu tanpa mengganggu keseimbangan. Dimana kelincahan dan ketangkasan ini melibatkan faktor : kekuatan, kecepatan, tenaga ledak otot, waktu reaksi, keseimbangan dan koordinasi. (Moeloek Dangsina, 1984:9).

7)

Koordinasi Koordinasi (Coordination) adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-

macam gerakan yang berbeda dalam pola gerakan tunggal secara efektif. (Sajoto M, 1988:17). Menurut Suharno HP (1978:34) koordinasi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya. Seseorang yang memiliki koordinasi yang baik dapat melakukan serangkaian gerakan dalam satu pola irama, sedang orang yang tidak memiliki koordinasi yang baik akan mengakibatkan kerugian pengeluaran tenaga yang berlebihan sehingga mengganggu

keseimbangan, cepat lelah bahkan mungkin dapat terjadi cidera. 8) Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan. Bergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indra penglihatan, kanalis semisir-kularis pada telinga dan reseptor pada otot (Moeloek Dangsina, 1984:10).

Sedangkan Suharno HP (1978:36) mendefinisikan keseimbangan sebagai kemampuan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan badan dalam berbagai keadaan agar tetap seimbang. Dengan keseimbangan yang baik seseorang akan dengan mudah melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sebab keseimbangan tidak hanya diperlukan pada olahraga saja.

9)

Ketepatan Ketepatan (Accuracy) adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak

bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat berupa suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. (Sajoto M., 1988:18). Definisi lain menyebutkan ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya (Suharno HP, 1978:35). Orang yang mempunyai ketepatan yang baik dapat mengontrol gerakan dari satu sasaran ke sasaran yang lainnya. 10) Reaksi Reaksi menurut Sajoto M. (1988:18) adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera atau saraf lainnya. Sedangkan pendapat lain mengenai reaksi adalah interval waktu antara penerimaan rangsang dengan jawaban atau respon. (Nurhasan, 1986:247). Dari kedua pendapat tersebut maka seseorang yang memiliki reaksi yang baik akan dapat melakukan aktivitasnya dengan cepat setelah menerima rangsang yang diterima dari inderanya. 2.1.3 Fungsi Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani disamping untuk menunjukkan kondisi fisik juga berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan seseorang sesuai dengan keadaannya masing-masing. Hal ini disebabkan oleh latar belakang kehidupan manusia itu berbeda pula. Adapun fungsi kesegaran jasmani selain untuk menunjukkan kondisi fisik dapat dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Golongan yang dihubungkan dengan pekerjaan yaitu : a. Bagi olahragawan adalah meningkatkan prestasi. b. Bagi karyawan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja. c. Bagi pelajar dan mahasiswa berguna untuk meningkatkan prestasi belajar. 2. Golongan yang dihubungkan dengan keadaan yaitu : a. Bagi penderita cacat digunakan untuk rehabilitas. b. Bagi ibu hamil sangat penting untuk perkembangan bayi yang dikandung dan mempersiapkan kondisi fisik pada saat melahirkan. 3. Golongan yang dihubungkan dengan usia yaitu : a. Bagi anak-anak adalah untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. b. Bagi orang tua adalah untuk mempertahankan kondisi fisik agar tetap segar dan tidak mudah terserang penyakit. 2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang, yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah : 1. Faktor makanan dan gizi Sejak masih dalam kandungan, manusia sudah memerlukan makan dan gizi yang cukup yang digunakan untuk pertumbuhan. Jadi dalam pembinaan kesegaran jasmani tubuh haruslah

cukup makan makanan yang bergizi, dan harus dapat dimanfaatkan oleh tubuh sebagaimana fungsi yang semestinya. Konsumsi makanan yang salah dapat mengakibatkan buruk terhadap kesehatan, kekurangan gizi pada tingkat yang berat dapat membawa akibat yang mengerikan. Sebagai contoh akibat kekurangan vitamin A seseorang dapat menjadi buta, demikian juga bila tubuh kekurangan protein dan kalori tubuh menjadi lemah, kurus dan pertumbuhan kurang baik. Hal lain yang sangat penting bahwa kekurangan gizi akan menurunkan kecerdasan, daya pikir dan perkembangan mental. Keadaan tersebut jelas menunjukkan betapa rendahnya mutu kehidupan seseorang akibat kekurangan gizi. Sebaliknya kelebihan gizi dapat menyebabkan kegemukan yang dapat mempermudah timbulnya penyakit jantung, diabetes dan lain-lain. Makanan memiliki fungsi utama yaitu memberi tenaga yang dibutuhkan untuk gerakan tubuh, menyediakan bahan-bahan untuk membangun tubuh, baik untuk memelihara dan memperbaiki serta menyediakan bahan-bahan untuk mengatur tugas-tugas faal tubuh. Sesuai dengan fungsinya zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu : 1. Zat gizi yang dapat memberikan tenaga untuk bergerak : a. Hidrat arang/karbohidrat Zat gizi ini terdapat pada nasi atau penggantinya seperti jagung, roti, ubi, kentang dan lainnya. b. Lemak Terdapat pada daging, minyak kelapa, minyak jagung dan lainnya.

c. Protein

Banyak terdapat pada hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti daging, ikan, telur, kacangkacangan dan kedelai. d. Zat gizi yang menyediakan bahan-bahan untuk membangun tubuh terdapat pada makanan yang mengandung protein, mineral dan air. e. Zat gizi yang menyediakan bahan-bahan untuk mengatur bekerjanya alat-alat tubuh seperti vitamin, mineral dan air. 2. Faktor usia Pada usia pertumbuhan (anak-anak) kesegaran jasmaninya akan lebih baik, karena pada usia ini fungsi organ tubuh akan tumbuh dengan optimal. Sedangkan pada orang tua akan terjadi penurunan kesegaran jasmani dikarenakan banyak jaringan-jaringan (sel-sel) dalam tubuh yang mengalami kerusakan. 3. Faktor kebiasaan hidup sehat (cara hidup sehat) Sudah barang tentu apabila seseorang menginginkan hidup sehat jasmaninya tetap terjaga, maka ia harus menerapkan hidup sehat dalam kehidupan sehari-harinya, seperti makan makanan yang bersih dan bergizi, menjaga kebersihan pribadi dan beristirahat yang cukup. 4. Faktor lingkungan Lingkungan adalah tempat dimana seseorang itu tinggal dalam waktu yang lama. Dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik, serta sosial ekonomi. Mulai dari pekerjaannya, perumahan, daerah tempat tinggal dan sebagainya.

5. Faktor latihan dan olahraga Peningkatan kesegaran jasmani juga bisa dilakukan melalui latihan-latihan rutin dan gemar berolahraga.

Latihan fisik adalah suatu kegiatan fisik yang menurut cara atau aturan tertentu, yang mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi faal tubuh, dan sebagai hasil terakhir adalah peningkatan kesegaran jasmani. (Moeloek Dangsina, 1984 : 12) 2.1.5 Tes Kesegaran Jasmani Banyak jenis tes yang biasa digunakan untuk mengukur atau mengetahui tingkat kesegaran jasmani seseorang. Adapun tes kesegaran jasmani yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak Umur 10-12 Tahun. Alasan dari pemilihan tes kesegaran jasmani ini adalah : 1. Pelaksanaannya mudah, biaya sedikit, tidak banyak menggunakan peralatan dan efisiensi waktu. 2. Tes tersebut tepat untuk mengukur komponen terpenting dari kesegaran jasmani yaitu : mengukur kecepatan, mengukur kekuatan dan ketahanan tubuh otot lengan dan bahu, mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut mengukur tenaga eksplosif dan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan. 3. Penentuan status kesegaran jasmani disesuaikan dengan usia, jenis kelamin sehingga lebih terperinci. Tes kesegaran jasmani untuk anak usia 10-12 tahun putri akan dijelaskan lebih lanjut di Bab III.

2.1.6

Kesegaran Jasmani dan Kesehatan Dalam Latihan Kesegaran jasmani berhubungan erat dengan kemampuan seseorang dalam menjalankan

tugas pekerjaan sehari-hari. Makin tinggi tingkat kesegaran jasmani makin tinggi pula kemampuan kerja, lebih jauh Kamiso A. (1988:70) mengatakan bahwa yang penting dalam

meningkatkan kesegaran jasmani adalah yang berhubungan dengan ergosistem primair, karena yang berhubungan langsung dengan kesehatan. Sedang peningkatan ergosistem sekunder tidak merata. Oleh karena itu untuk dapat lebih meningkatkan daya kerjanya, perlu meningkatkan ergosistem primair khusus. Sedangkan menurut Sigit Moerjono, yang dikutip oleh Kamiso A. (1988:70) mengatakan bahwa latihan-latihan yang ditujukan kepada pembentukan otot-otot skelet tidak ada salahnya untuk dilakukan oleh karena latihan ini akan dapat menopang latihan-latihan aerobik tadi, sehingga akan berhasil lebih sempurna. Dengan demikian dapat disimpulkan peningkatan kesegaran jasmani selalu diiringi dengan peningkatan derajat kesehatan dan kemampuan melakukan pekerjaan sehari-hari. Yang mana pada waktu melakukan latihan jasmani tidak hanya melibatkan salah satu bagian dari ergosistem tetapi hendaknya latihan yang dilaksanakan mengacu pada ergosistem primair atau sistem jantung peredaran darah dan pernafasan, sehingga latihan dapat bermanfaat bagi kesegaran jasmani secara menyeluruh. Agar latihan yang dilaksanakan dapat berhasil guna bagi peningkatan kesegaran jasmani maka harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan :

1.

Intensitas Latihan Intensitas latihan menyatakan beratnya latihan dan faktor utama yang mempengaruhi

kesegaran kardiovaskuler. Perubahan pada kesegaran kardiovaskuler sangat erat hubungannya dengan intensitas latihan. Oleh karena itu intensitas latihan merupakan faktor yang sangat menentukan pada kardiovaskuler. Kamiso A. (1988:71) mengatakan bahwa ternyata 60% kapasitas aerobik maksimal sama dengan 72% dari denyut nadi maksimal dan 80% kapasitas aerobik yang maksimal sama dengan

87% dari denyut nadi maksimal. Disamping itu batasan maksimal denyut nadi dipengaruhi oleh usia, artinya makin tinggi usia denyut nadi makin turun. Denyut nadi maksimal adalah 220 dikurangi umur, tetapi latihan klub jantung sehat telah dipakai rumus 200 sehingga denyut nadi maksimal berada di bawah 20 hitungan dari rumus 220. Patokan ini cukup aman, sebab dengan perhitungan beban latihan diturunkan kira-kira 10% menjadi submaksimal (Kamiso. A, 1988:72). Misalnya seorang anak yang berumur 12 tahun akan berlatih, maka denyut nadi latihan berkisar antara 135 sampai 163. Ini diperoleh dari denyut nadi maksimal 200-umur (12) didapatkan hasil 188, jadi untuk denyut nadi latihan berkisar antara 188 x 72% = 135 sampai 188 x 87% = 163. Kalau berlatih di bawah 72% dari denyut nadi maksimal maka akan kurang manfaatnya, tetapi bila latihan melampaui 87% dari denyut nadi maksimal maka akan berbahaya. Denyut nadi dapat dihitung pada pergelangan tangan atau pada arteria karotis di sebelah kanan atau kiri pada pita suara. Cara meghitung ini harus dibiasakan supaya lebih terampil dan tepat tempatnya. Memonitor denyut nadi cukup selama 10 detik saja dan hasilnya dikalikan 6 (heart rate/menit). 2. Lamanya latihan Lama latihan berhubungan erat dengan intensitas. Kalau intensitas tinggi, maka latihannya cukup pendek dan sebaliknya. Lebih lanjut dikatakan bahwa kalau sasarannya hanya kesegaran jasmani bagi orang awam sebaiknya berlatih dengan intensitas rendah atau sedang saja (Sudarno, 1992:135). Mengenai waktu atau lama latihan harus dipadukan dengan intensitas latihan. Dikarenakan latihan dengan intensitas tinggi merupakan latihan berat dan memungkinkan timbulnya cedera juga besar. Adapun yang dikutip dari pendapat Pollock dalam Sudarno (1992:135) mengatakan Untuk

pemula yang frekuensi latihannya lebih dari tiga kali seminggu dan latihanya lebih dari 30 menit, cedera pada kaki dan lutut juga lebih besar. 3. Frekuensi latihan Yang dimaksud frekuensi latihan adalah beberapa kali seorang melakukan latihan yang cukup intensif dalam satu minggunya. Makin banyak frekuensi latihan per minggunya, makin cepat pula hasil peningkatan kapasitas daya tahan orang tersebut. Tetapi disarankan dalam menentukan frekuensi latihan benar-benar diperhatikan batas kemampuan orang tersebut, karena bagaimanapun juga tubuh seseorang tidak dapat beradaptasi lebih cepat dari batas kemampuannya. Apabial frekuensi latihan diberikan dengan berlebihan akibatnya bukan percepatan kenaikan kapasitas daya tahannya dicapai, tetapi dapat mengakibatkan sakit yang berkepanjangan. Jumlah frekuensi latihan yang efektif tergantung dari sifat olah raga yang dilakukannya.

Bila tujuan dari latihan hanya untuk membina dan atau untuk meningkatkan kesegaran jasmani, maka frekuensi latihan cukup tiga sampai lima kali seminggunya (Sudarno, 1992 : 67). Sedangkan menurut Kamiso A (1991 : 76) efek dari latihan tiga kali perminggu dapat disamakan dengan empat sampai lima kali kalau waktu latihan ditambah. Latihan dua kali seminggu ternyata tidak efektif untuk melatih sistem kardiovaskuler dan dengan frekuensi latihan dua kali perminggu tidak dapat memelihara kesegaran jasmani yang dicapai. Pendapat tersebut dipertegas lagi oleh Sadoso (1992:26) yang mengemukakan bahwa frekuensi latihan berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama latihan. Dapat disimpulkan bahwa latihan paling sedikit tiga minggu, baik untuk olahraga kesehatan maupun olahraga prestasi. Hal ini disebabkan ketahanan tubuh seseorang akan menurun setelah 48 jam tidak melakukan latihan.

Jadi diusahakan sebelum ketahanan menurun harus sudah dilatih lagi. Tapi perlu diingat bahwa dalam berlatih setiap minggunya tubuh memerlukan istirahat yang cukup diantara hari-hari latihan dan istirahat tersebut juga akan mengurangi timbulnya cedera. Yang penting tidak melebihi 48 jam. Pendapat Cooper yang dikutip Sudarno (1992:67) menyatakan bahwa kurang bijaksana berlatih tiap hari, sebab bila latihan dilakukan setiap hari akan timbul kelelahan yang menumpuk yang cenderung akan menimbulkan cidera pada otot, sendi atau tulang. 2.1.7 Karakteristik Perkembangan motorik Anak usia SD Pada masa anak unur 10-12 tahun pertumbuhan cenderung relatif lambat. Walaupun pertumbuhan itu lambat, tetapi mempunya waktu belajar cepat dan keadaan ini dapat dipertimbangkan pula sebagai konsolidasi pertumbuhan yang ditandai dengan kesempurnaan dan kestabilan terhadap keterampilan dan kemampuan yang telah ada dibandingkan yang baru dipelajari. Pada masa tersebut juga terjadi perubahan dimana anak yang pada mulanya bergerak dari kondisi lingkungan rumah ke lingkungan sekolah. Pengaturan besar-besaran diperlukan untuk pengembangan tugas-tugas pada umur itu. Adapun ketiga dorongan yang dimaksud adalah : 1. Dorongan dari lingkungan rumah ke kelompok sejawat;

2. Dorongan dari realisasi kerja dan suasana bermain yang masing-masing memerlukan tambahan keterampilan neuromuskuler ; 3. Dorongan ke dalam konsep dunia dewasa yang mana memerlukan peningkatan keterampilan dan seni berlogika serta berkomunikasi. Pada anak usia sekolah dasar pertumbuhan yang nampak jelas adalah pertambahan panjang lengan dan kaki, koordinasi antara tangan dan mata serta kaki dan mata bertambah baik pula.

Keberanian juga lebih berkembang hal ini baik terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan. Anak perempuan karena itu harus dibimbing untuk mengembangkan kekuatan badan bagian atas yang sangat berguna untuk memelihara berat badannya. Pada masa ini aktivitas olahraga sangat dianjurkan bagi anak-anak usia sekolah dasar, pertumbuhan dan koordinasi yang terus berlanjut akan mengalami penyempurnaan pada usiausia tersebut, tetapi yang benar-benar menonjol adalah perkembangan keseimbangan dan keterampilan terutama dalam melakukan olahraga atletik. (Sadoso, 1992:133). Olahraga beregu dan kompetisi sangat penting artinya tetapi bukan waktu yang tepat untuk memusatkan dalam satujenis olahraga saja, beberapa cabang olahraga yang dinjurkan bagi anak usia sekolah dasar adalah berenang, senam, sepak bola dan basket. Perubahan-perubahan fisiologis yang lain adalah sistem peredaran darah, termasuk jantung dan pembuluh-pembuluh darah yang berkembang hingga dewasa. Pertumbuhan ini ditandai dengan naiknya tekana darah, pada wanita biasanya denyut nadinya lebih cepat dari pria. Perubahan pada sistem pernafasan juga nampak jelas, kenaikan yang cukup menyolok dapat ditemui baik pada anak perempuan maupun laki-laki, pada anak perempuan pertambahannya makin lama makin berkurang, sistem pencernaan juga mengalami perkembangan karena semakin bertambahnya kebutuhan makanan. Sitem syaraf berkembang lebih cepat dibandingkan dengan sistem-sistem yang lain (Sadoso: 1992,141) Keterampilan dasar motorik dan perkembangannya selama masa ini yang paling menonjol adalah : 1. Keseimbangan (balance). Pada anak laki-laki memiliki keseimbangan dan keterampilan yang lebih baik jika dibandingkan anak perempuan. 2. Ketepatan (accuracy). Anak perempuan biasanya memiliki ketepatan yang lebih baik daripada anak laki-laki

3. Ketangkasan (agility). Pada anak perempuan memiliki ketangkasan lebih baik sampai umur tigabelas tahun. 4. Penguasaan batas (control). Anak perempuan meiliki kemampuan kontrol lebih baik daripada anak laki-laki pada usia ini, tetapi setelah usia empatbelas tahun anak laki-laki menampakkan kemajuan yang lebih baik. 5. Kekuatan (strength). Anak laki-laki memang mempunyai kekuatan yang lebih besar dari anak perempuan.
Keterampilan dasar motorik sangat penting artinya dalam pemberian program latihan olahraga, pada anak perempuan perlu sekali penekanan pada latihan-latihan untuk : keseimbangan, ketangkasan, kontrol dan kekuatan yang nantinya berguna bagi perkembangan tubuhnya di masa mendatang.

2.1.8

Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar

Senam kesegaran jasmani usia Sekolah dasar adalah senam kesegaran jasmani yang baru dan memang dikhususkan bagi anak usia sekolah dasar. Senam kesegaran jasmani usia Anak Sekolah Dasar ini dikeluarkan oleh Direktorat Keolahragaan Ditjen Diklusepora Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar terdiri dari tiga bagian yaitu latihan pendahuluan(warming up), latihan inti dan latihan penutup. Keseluruhan waktu untuk melaksanakan senam ini adalah + 11 menit dengan perincian : latihan pendahuluan + 3 menit, latihan inti + 5 menit dan latihan penutup + 3 menit. Gerakan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar melatih seluruh aspek yang ada di mulai badan bagian atas dan badan bagian bawah, dimulai dengan gerakan-gerakan untuk meningkatkan fungsi pernapasan dan fungsi peredaran darah juga melatih otot-otot leher, bahu, badan bagian atas dengan gerakan berputar yang mengikutsertakan perut, punggung, panggul, paha dan juga otot-otot kaki, disamping itu juga ada gerakan untuk meningkatkan keterampilan menggunakan anggota tubuh seperti melatih keseimbangan, mempercepat kesigapan dalam memindahkan berat badan, mengasah koordinasi dan menguatkan otot-otot. Adapun gerakan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar secara lengkap terdapat dalam lampiran.

2.2. Hipotesis Sutrisno Hadi (1990:63) mengatakan hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Penerimaan dan penolakan dengan begitu sangat tergantung kepada hasilhasil penyelidikan terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan. Untuk dapat dipakai sebagai pegangan dalam penelitian ini perlu dikemukakan hipotesis yang akan dibuktikan. Maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : 2.2.1 Ada perbandingan yang berarti antara program latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilaksanakan dengan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu

minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putri kelas VI SD Gunungpati 4 dan SD Nongkosawit. 2.2.2 Program latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar yang dilaksanakan dengan frekuensi empat kali dalam satu minggu, lebih efektif dalam meningkatkan kesegaran jasmani dibandingkan dengan program latihan yang dilaksanakan dengan frekuensi tiga kali dalam satu minggu.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Penggunaan metode penelitian pun harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Seperti yang diungkapkan oleh Sutrisno Hadi (1990:4) Metode penelitian sebagaimana yang kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya. (Sutrisno Hadi, 1990:4). Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi penelitian, antara lain : 1) Metode penentuan Obyek penelitian; 2) Variabel-variabel yang dikendalikan; 3) Metode pengumpulan data dan 4) Metode analisis data. 3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian Ada empat hal yang akan dibahas dalam penentuan obyek penelitian, yaitu : penentuan populasi, penentuan sampel, penentuan variabel penelitian dan penyusunan instrumen penelitian. 3.1.1 Penentuan Populasi Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki disebut populasi. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1990 : 20). Pengertian di atas mengandung maksud bahwa populasi adalah seluruh

individu yang akan dijadikan obyek penelitian dan keseluruhan dari individu itu paling tidak harus memiliki satu sifat sama. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putri kelas VI SD Gunungpati 4 dan SD Nongkosawit Semarang tahun ajaran 2004/2005. Jadi mereka memiliki sifat yang sama, mempunyai umur yang sebaya. Populasi ini berjumlah 40 siswa. Siswa terdiri dari 28 siswa SD Gunungpati 4 dan 12 siswa dari SD Nongkosawit. 3.1.2 Sampel dan Teknik Sampling
Menurut Sutrisno Hadi (1990:70) : Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki.

Syarat sampel yang mewakili yang utama adalah : sampel harus menjadi cermin populasi, sampel mewakili populasi, sampel harus merupakan populasi dalam bentukkecil, Miniatur Population (Sutrisno Hadi, 1990:222). Untuk memperoleh sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling, yaitu siswa diberi preexperiment dengan tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun. Tes diberikan pada seluruh populasi yang jumlahnya 40 siswa terdiri dari 28 siswa SD Negeri Gunungpati 4 dan 12 siswa SD Negeri Nongkosawit. Siswa melakukan tes yang terdiri dari 5 item kemudian hasilnya dijumlah sesuai dengan klasifikasi penilaian tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun. Setelah itu siswa dipasang-pasangkan dan diperoleh 20 pasang.

3.1.3 Variabel Penelitian Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi obyek penelitian. (Sutrisno Hadi, 1990:99).

1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar yang dilakukan dengan frekuensi tiga kali dan empat kali dalam satu minggu. 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kesegaran jasmani. 3.2 Variabel-variabel yang Dikendalikan

Meliputi beberapa faktor antara lain : 1. Keseragaman dalam pola gerak Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda dalam pola gerak dalam senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar, maka digunakan buku petunjuk Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar yang dikeluarkan oleh Direktorat Keolahragaan Ditjen Disklusepora Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang diperbanyak oleh bidang Keolahragaan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Tengah, dalam rangka penyebarluasan senam tersebut. 2. Kesungguhan dalam latihan dan tes Agar murid bersungguh-sungguh dalam melaksanakan program eksperimen maupun pelaksanaan pengambilan data pada saat tes awal (Pre-test) dan tes akhir (Post-test), maka guru olahraga dari sekolah tersebut dan peneliti selalu mengawasi jalannya penelitian. 3. Waktu penelitian Waktu penelitian untuk kedua kelompok adalah sama yaitu, sebelum jam pelajaran dimulai baik untuk pelaksanaan program eksperimen pengambilan data awal

(Pre-test) dan tes akhir (Post-test). 4. Peralatan Alat-alat dan fasilitas yang dipergunakan pada kedua kelompok, baik dalam pelaksanaan program eksperimen maupun dalam pengambilan data awal (Pre-test) dan tes akhir (Post-test) adalah sama. 5. Anak coba Anak coba semuanya siswa putri kelas VI Sekolah Dasar Negeri Gunungpati 04 dan Sekolah Dasar Negeri Nongkosawit Semarang Tahun Ajaran 2004/2005 yang usianya antara 10-12 tahun. Kejadian-kejadian selama penelitian yang berada di luar kontrol peneliti, seperti : 1. Mungkin diantara mereka yang melakukan kegiatan olahraga di luar latihan-latihan yang dilakukan. Hal ini diatasi dengan mengadakan peringatan, pencegahan sebelum dan selama penelitian berlangsung kepada mereka. 2. Kejadian yang terjadi pada masing-masing anak yang mungkin timbul selama berlangsung penelitian, maka diatasi dengan jalan menanyakan kepada mereka siapa yang merasa sakit, tidur terlalu malam dan gangguan-gangguan lain, ternyata tidak ada.

3.3

Metode Pengumpulan Data Di dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen adalah suatu metode yang

memberikan atau menggunakan gejala yang dinamakan percobaan. Dengan percobaan tersebut akan terlihat hubungan sebab akibat dari pengaruh pelaksanaan penelitian tersebut. Sutrisno Hadi (1990 : 472) mengungkapkan : Salah satu tugas penting dalam research ilmiah adalah menetapkan ada tidaknya hubungan sebab akibat antara fenonim-fenonim dan menarik hukum tentang hubungan sebab akibat itu. Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab akibat itu. Metode penelitian ini menggunakan pola Matched Subjects Designs dan sering dikenal dengan pola M-S. Menurut Sutrisno Hadi (1990 : 484) : Subject Matching sudah tentu sekaligus juga grup matching karena subject matching adalah sedemikian rupa sehingga pemisahan pasangan-pasangan subyek (pair of subject) masing-masing ke grup eksperimen dan ke grup kontrol secara otomatis akan menseimbangkan kedua grup tersebut. Adapun pairing subject yang setingkat atau seimbang dijalankan atas dasar penyelidikan-penyelidikan pendahuluan lainnya. Eksperimen dengan pola Matched Subjects Designs prinsipnya mempunyai tiga cara yaitu : Nominal pairing, ordinal pairing dan kombinasi dari nominal-nominal pairing. Dan dalam penelitian ini, pembagian menjadi kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II diperoleh dari hasil matching nilai pre eksperimen tes dengan cara ordinal pairing. Yaitu anak yang tingkat kemampuannya sama dipasang-pasangkan kemudian anggota tiap pasangan itu dipisahkan ke dalam grup masing-masing. Kemudian masing-masing grup itu dipisahkan menjadi grup eksperimen I dan grup eksperimen II. Sehingga kedua grup tersebut berangkat dari titik tolak yang sama. 3.3.1 Prosedur Pengambilan Data

1.

Perijinan Untuk mendapatkan sampel pertama diadakan observasi lapangan yaitu wawancara langsung dengan guru pendidikan jasmani dan Kepala Sekolah SD Negeri Gunungpati 04 dan Nongkosawit Semarang yang akhirnya ditentukan dan diberi ijin untuk menggunakan siswa putri kelas enam sebagai sampel.

2.

Tempat dan waktu penelitian Dalam penelitian ini tempat yang digunakan untuk kegiatan penelitian yaitu halaman SD Negeri Gunungpati 04 Semarang untuk melaksanakan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian mulai tanggal 13 Januari 2005 sampai 21 Pebruari 2005. 3. Test pendahuluan Test pendahuluan dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2005. Tes yang digunakan adalah tes kesegaran jasmaninya untuk anak usia 10-12 tahun. Dilaksanakan mulai jam 07.00 WIB sampai selesai. Sebelum tes dilaksanakan siswa diberi pengarahan tentang pelaksanaannya dan diberi latihan pendahuluan (warmingup) secukupnya. Hasil dari Pre-test dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 94. 4. Pelaksanaan program latihan Pelaksanaan program latihan dilaksanakan mulai tanggal 12 Januari 2005 sampai tanggal 21 Pebruari 2005 pada hari Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu, pelaksanaan latihan dimulai pukul 06.30 07.00 dengan pembagian, kelompok eksperimen II melaksanakan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar pada hari Senin, Rabu dan Sabtu, sedangkan kelompok eksperimen I pada hari Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu. Lamanya latihan adalah 6 minggu.

5.

Tes Akhir Tes akhir dilaksanakan pada tanggal 23 Pebruari 2005. Tes yang digunakan adalah tes kesegaran jasmani untuk anak usia 10-12 tahun. Dilaksanakan mulai pukul 07.00 sampai selesai. Sebelum tes dilaksanakan siswa diberi pengarahan tentang pelaksanaannya dan diberi latihan pendahuluan (warming-up) secukupnya.

3.3.2

Instrumen Penelitian

1. Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Usia 10-12 tahun Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kesegaran jasmani untuk anak usia 10-12 tahun, tes ini merupakan satu rangkaian tes dimana semua butir tes harus dilaksanakan dalam satu satuan waktu. Urutan pelaksanaannya adalah : a. Lari 40 meter 1) Tujuannya adalah untuk mengukur kecepatan 2) Alat dan fasilitas : a) lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 40 meter dan masih mempunyai lintasan lanjutan; b) bendera start; c) peluit; d) tiang pancang; e) stopwatch; f) serbuk kapur; g) formulir dan h) alat tulis. 3) Petugas tes a) b) Juru keberangkatan Pengukur waktu

4) Pelaksanaan a) Sikap permulaan, peserta berdiri di belakang garis start. b) Gerakan Pada aba-aba Siap peserta mengambil sikap start berdiri siap untuk lari.

Pada aba-aba Ya peserta lari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh jarak 40 meter.

c) Lari masih diulang apabila : Pelari mencuri start Pelari tidak melewati garis finish Pelari terganggu pelari lain

d) Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis finish. 5) Pencatatan hasil a) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 40 meter dalam satuan detik. b) Pengambilan waktu satu angka di belakang koma (Stopwatch manual) dan dua angka di belakang koma (Stopwatch digital) b. Gantung siku tekuk 1) Tujuannya adalah untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu. 2) Alat dan fasilitas : i.Palang tunggal ii.Stopwatch iii.Formulir tes dan alat tulis iv.Nomor dada v.Serbuk kapur. 3) Petugas tes, pengukur sekaligus pencatat hasil 4) Pelaksanaan

Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta. a) Sikap permulaan Peserta berdiri di belakang palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan tangan menghadap ke arah letak kepala. b. Gerakan Dengan bantuan tolakan kaku, peserta melompat ke atas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal, sikap tersebut dipertahankan selama mungkin 5) Pencatatan hasil Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut di atas, dalam satuan waktu detik. c. Baring duduk, 30 detik 1) Tujuannya adalah untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. 2) Alat dan fasilitas : a) Lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih b) Stopwatch c) Formulir tes dan alat tulis d) Dan lain-lain 3) Petugas tes a) Pengamat waktu b) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil 4) Pelaksanaan a) Sikap permulaan

Berbaring terlentang dilantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut 900, kedua tangan jari-jarinya bersilang selip diletakkan kepala.

Petugas atau peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.

b) -

Gerakan Pada aba-aba Ya peserta bergerak mengambil sikap duduk, sampai kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap semula. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat (selama 30 detik).

Catatan : a) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi. b) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha. c) Mempertahankan sikunya untuk membentuk kekuatan tubuh. 5) Pencatatan hasil a) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik. b) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan angka nol (0). d. Loncat tegak 1) Tujuannya adalah untuk mengukur tenaga eksplosif. 2) Alat dan fasilitas : a) Papan berskala sentimeter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm dipasang pada dinding atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka nol (0) pada skala yaitu 100 cm.

b) Serbuk kapur c) Alat penghapus d) Nomor dada e) Formulir tes dan alat tulis 3) Petugas tes a) Pengamat dan pencatat hasil b) Pelaksanaan - Terlebih dahulu ujung tangan peserta diolesi dengan serbuk kapur. - Peserta duduk tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada disamping kiri atau kananya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus keatas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan raihan jarinya. - Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukan lutut dan kedua tangan diayun ke belakang. - Kemudian peserta meloncat setinggi sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas. - Ulangi loncatan itu sampai tiga (3) kali berturut-turut. c) Pencatatan hasil e. Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak. Ketiga selisih raihan dicatat

Lari 600 meter 1) Tujuannya adalah mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan. 2) Alat dan fasilitas : i.Lintasan lari berjarak 600 meter

ii.Stopwatch iii.Bendera start iv.Peluit v.Tiang pancang vi.Nomor dada vii.Formulir tes dan viii.Alat tulis. 3) Petugas tes a) Juru keberangkatan b) Pengukur waktu c) Pencatat hasil d) Pembantu umum 4) Pelaksanaan a) Sikap permulaan, peserta berdiri di belakang garis start. b) Gerakan Catatan : i.Lari diulang bilamana ada pelari yang mencuri garis start. ii.Lari diulang bilamana pelari tidak melewati gris finish. 5) Pencatatan hasil a) Pengambilan waktu dilakukan pada saat bendera diangkat sampai tepat melintasi garis finish. Pada aba-aba Siap peserta mengambil sikap start berdiri siap untuk lari. Pada aba-aba Ya peserta lari menuju garis finis. Menempuh jarak 600 meter.

b) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 600 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik. Untuk dapat melaksanakan tes kesegaran jasmani anak usia 10-12 tahun ini ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Bagi peserta 1) Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh karena itu peserta harus dalam keadaan sehat dan siap untuk melaksanakan tes. 2) Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 (dua) jam sebelum melakukan tes. 3) Disarankan memakai pakaian olahraga dan bersepatu olahraga. 4) Hendaknya mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes. 5) Diharapkan melakukan pemanasan (warming-up) lebih dahulu sebelum melakukan tes. 6) Jika tidak dapat melaksanakan satu jenis tes atau lebih dinyatakan gagal / tidak mendapatkan nilai. b. Bagi petugas 1) Harap memberikan pemanasan lebih dahulu 2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakan-gerakan 3) Harap memperhatikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir tes berikutnya secepat mungkin. 4) Harap memberikan nomor dada yang jelas dan mudah diingat oleh petugas. 5) Bagi peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes atau lebih tidak diberi nilai. 6) Untuk mencatat hasil tes dapat mempergunakan formulir tes perorangan atau gabungan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara cermat (Suharsimi Arikunto, 1998:136).

Sedangkan Dumadi (1990:32) mengemukakan suatu instrumen dikatakan memiliki validitas logis bila instrumen itu disusun dengan usaha yang cermat melalui usaha-usaha dan isi yang benar sehingga menurut logika akan dicapai tingkat validitas yang dikehendaki.

2. Treatment Treatment kelompok eksperimen adalah latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar dengan frekuensi empat kali dalam satu minggu, sedangkan kelompok kontrol adalah latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar

dengan frekuensi tiga kali dalam satu minggu. a. Pemanasan Dalam pemanasan berisikan gerakan-gerakan : sikap awal, berdoa dan salam, latihan I-V dan peregangan. Waktu yang diperlukan untuk melakukan gerakan pemanasan 3 menit. Sedangkan tujuan dari gerakan pemanasan ini adalah untuk menyiapkan tubuh dalam melaksanakan gerakan senam, pemanasan dimulai dengan gerakan-gerakan untuk meningkatkan fungsi pernafasan dan peredaran darah agar suhu tubuh meningkat, juga untuk mempersiapkan otot-otot leher, bahu, badan bagian atas dengan gerakan berputar yang mengikutsertakan perut, punggung, panggul, paha dan diakhiri dengan peregangan otot-otot kaki. b. Latihan inti Dalam latihan ini ini ada 5 gerakan yang dilatih dan tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan menggunakan anggota tubuh terdiri dari melatih keseimbangan, mempercepat kesigapan dalam memindahkan berat badan, mengasah

koordinasi anak dan menguatkan otot-otot yang dirangkum dengan gerak dasar olahraga prestasi. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan latihan 1-3 yang bertujuan untuk melatih irama (ritme) sekaligus menurunkan aktivitas yang sudah berlalu. Latihan inti ini lamanya 5 (lima) menit. c. Pendinginan Bertujuan untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah beraktivitas ke kondisi normal. Lama waktu untuk pendinginan 3 menit. 3.4 Metode Analisis Data Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah yang penting dalam penelitian. Data yang terkumpul tidak akan berarti apabila tidak diolah. Suatu kesimpulan bisa diambil dari hasil pengolahan data tersebut. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisa, yaitu analisa statistik dan analisa non statistik (Sutrisno Hadi, 1990:221). Karena dalam penelitian ini data yang disajikan berupa angka, sesuai dengan pengertian statistik itu sendiri baik secara sempit maupun luas. Maka metode yang dipakai adalah metode analisis statistik yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisa hasil penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui, pengaruh frekuensi latihan yang ditimbulkan oleh aktivitas program latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar yang dilakukan tiga kali dengan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani. Maka digunakan metode analisis statistik terhadap hasil eksperimen dengan pola M-S (Matched

Subjects Designs) ordinal pairing dimana : Subjects Matching selalu menggunakan t-tes pada correlated samples, (Sutrisno Hadi, 1990 : 486). Untuk memasukkan ke dalam rumus terlebih dahulu membuat tabel persiapan sebagai berikut : Tabel 1 Persiapan Perhitungan Statistik dengan Pola M-S No. 1 1. 2. s/d 20 Xe2 Xe1 D d d2 Pasangan subyek 2 Xe2 3 Xe1 4 (Xe2-Xe1) D 5 (M-MD) d 6 d2 7

Cara pengisian tabel tersebut adalah sebagai berikut : 1. Catat nomor unit pada kolom 1 2. Pasangan subyek pada kolom 2 3. Nilai kelompok kontrol pada kolom 3 4. Nilai eksperimen pada kolom 4 5. Selisih nilai Xe2 dan Xe1 pada kolom 5 6. Selisih antara D dan Mean perbedaan pada kolom 6 7. Kuadrat antara deviasi perbedaan dari masing-masing pasangan pada t= MD d 2 N (N - 1) kolom 7.

MD d N

Mean Differences = = Deviasi individual dari MD Jumlah subyek

(Sutrisno Hadi, 1990 : 455) Keterangan : Mean Xe2 Mean Xe1 Xe2 Xe1 N = = = = Rata-rata kelompok kontrol Rata-rata kelompok eksperimen Jumlah nilai kelompok kontrol Jumlai nilai kelompok eksperimen = Jumlah subyek / pasangan

Kemungkinan-kemungkinan hasil penelitian : 1) Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik itu sama atau lebih besar dari t tabel, maka hipotesis nihil ditolak. 2) Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik itu lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis nihil diterima.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian Sesudah diadakan tes akhir dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka didapatkan hasil dari tiap-tiap subyek dari kedua kelompok dan kemudian data dari tes akhir dimasukkan ke dalam tabel perhitungan statistik.

4.1.1

Deskripsi Data

Perhitungan Pola Statistik dengan Perhitungan M-S


Terhadap Hasil Tes Akhir No. 1 2 3 4 Xe2 = 284 Xe1 = 302 D = -18 d=0 d2 = 57,80 Pasangan subyek Xe2 Xe1 D d d2

4.1.2 Analisis Data Dari perhitungan statistik dapat diketahui : Xe2 = Xe1 = D = 284 302 -18 d d2 = = 0 57,8

Mean Deviasi MD =

D 18 = = 0,9 N 20

Maka nilai t hitung adalah : t= MD d 2 N (N - 1)


0,9 57,8 20 (20 - 1) = 0,9 = 2,308 0,39

t=

Dari perhitungan statistik di atas diperoleh nilai t hitung sebesar = 2,308, sedangkan dengan taraf signifikansi 5% dan Db = 19, maka nilai t tabel sebesar = 2,093. Derajat kebebasan (Db) untuk t test ini adalah jumlah pasangan subyek dikurangi satu atau 20-1 = 19. Ini berarti nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,308 > 2,093 yang berarti ada hasil beda signifikan. Hasil t tes yang signifikan tersebut hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan yang berarti antara latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan frekuensi tiga kali dalam satu minggu dan empat kali dalam satu minggu diterima. Perbedaan mean kelompok eksperimen I (MXe1) dan mean kelompok eksperimen II (MXe2) adalah : Xe1 N Jadi : MXe1 = Xe 302 = = 15,1 n 20 = 302 = 20 dan Xe2 N Jadi : MXe2 = Xk 284 = = 14,2 n 20 = 284 = 20

Dengan demikian maka MXe1 > MXe2 yaitu 15,1 ? 14,2 dari hasil perhitungan di atas bahwa mean dari hasil latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar menggunakan frekuensi empat kali dalam satu minggu lebih besar dari mean hasil latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar menggunakan frekuensi tiga kali dalam satu minggu. Maka hipotesis nihil yang mengatakan bahwa Latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan frekuensi tiga kali dalam satu minggu sama baiknya dengan latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan empat kali dalam satu minggu ditolak. Sehingga hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa Latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan frekuensi empat kali dalam satu minggu lebih baik dengan latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan tiga kali dalam satu minggu adalah diterima.
4.2 Pembahasan

Metabolisme tubuh empat kali latihan dibandingkan dengan tiga kali latihan lebih baik karena proses dalam metabolisme dalam tubuh semakin baik karena fungsi kerja paru lebih besar sedangkan latihan tiga kali lebih kecil dibandingkan empat kali latihan. Fungsi jantung akan lebih besar pemacuannya ketika dilatih empat kali seminggu dibanding dengan dengan tiga kali seminggu, peredaran darah dalam tubuh akan sangat berpengaruh besar terhadap metabolisme tubuh karena kerja jantung memompa lebih banyak atau lebih besar ketika dilatih empat kali seminggu. Kerja otot dalam tubuh semakin besar atau banyak latihan serta dosis latihan akan mempengaruhi kerja otot di dalam jantung, paru maupun peredaran darah dalam tubuh ini disebabkan karena perkembangan atau semakin banyak metocondria maka stress/akibat latihan

empat kali seminggu lebih baik dibanding dengan tiga kali seminggu karena frekuensi latihan lebih banyak akan semakin lebih baik. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2,308 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,093 berarti ada perbedaan yang berarti antara Latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan frekuensi tiga kali dalam satu minggu dan empat kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani. Dilihat dari mean masing-masing kelompok dapat diketahui bahwa mean kelompok siswa yang diberi latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan menggunakan frekuensi empat kali dalam satu minggu (MXe1) lebih besar daripada mean kelompok siswa yang diberi latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan frekuensi tiga kali dalam satu minggu (MXe2). Dengan demikian maka Latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan frekuensi empat kali dalam satu minggu lebih efektif dengan latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar menggunakan tiga kali dalam satu minggu terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putri, hal ini disebabkan karena ketahanan tubuh seseorang akan turun apabila 48 jam tidak melakukan latihan, dalam latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu ada waktu istirahat yang melebihi 48 jam, sedangkan latihan yang dilaksanakan empat kali dalam satu minggu waktu istirahat tidak ada yang melebihi 48 jam.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

5.1.1 Dari hasil perhitungan statistik bahwa nilai t hitung 2,308 lebih besar dari nilai t tabel 2,093 dengan taraf signifikansi 5% db 19, berarti ada perbedaan yang signifikan. 5.1.2 Karena mean latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilaksanakan empat kali dalam satu minggu (kelompok eksperimen I) adalah 15, lebih besar dari mean latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu (kelompok eksperimen II) sebesar 14,2 maka latihan senam kesegaran jasmani usia sekolah dasar lebih efektif untuk meningkatkan kesegaran jasmani bagi siswa putri kelas VI SD Negeri Gunungpati 04 dan Nongkosawit Semarang Tahun Ajaran 2004/2005.
5.2 Saran-Saran

5.2.1 Dalam penelitian ini disarankan bagi guru pendidikan jasmani di Sekolah Dasar yang akan meningkatkan kesegaran jasmani siswanya melalui latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar dapat menggunakan latihan senam ini dengan frekuensi empat kali dalam satu minggu. 5.2.2 Sebaiknya peneliti, pelatih, pembina menggunakan latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar dapat menggunakan latihan senam ini dengan frekuensi empat kali dalam satu minggu.

DAFTAR PUSTAKA

A. Kamiso. 1998. Ilmu Kepelatihan Dasar. FPOK IKIP Semarang. Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda. 1971. Senam Kesegaran Jasmani. Jakarta. -------------, 1972. Senam Kesegaran Jasmani Untuk Pria dan Wanita, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Keolahragaan Ditjen Disklesepora Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Senam Kesegaran Jasmani Usia SD. Jakarta. Dumadi. 1990. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang. Dangsina, Moeloek. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Depdikbud. 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka GBHN, 1993. Bahan Referensi Penataran P-4, Jakarta. Jintan Hutapea, Kesegaran Jasmani (buletin). 1995. Jakarta Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. M. Hartono. 1994. Pengaruh Frekuensi Senam Aerobik dan Jenis Kelamin Prapupertas Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani. (Tesis). Jakarta : Program Pasca Sarjana IKIP Jakarta. M. Sajoto. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dan Olahraga. Semarang : Dahara Prize. Nurhasan. 1986. Tes dan Pengukuran. Jakarta : Karunika Jakarta Indonesia Terbuka. Pate, RR, Mc Clenaghan and Rotella. 1984. Scientific Foundation of Coaching. Philadelphia. Sauders College Publishing. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Umur 10-12 Tahun. Jakarta. Sadoso Sumosardjuno, 1992. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga. Jakarta : Gramedia. Sudarno. 1992. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Jakarta. Suharno HP. 1978. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta : Yayasan Sekolah Tinggi Olahraga.

Suharsimi Arikunto, 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta : Bina Aksara. Sutrisno Hadi. 1990. Metodologi Research I. Yogyakarta : Andi Offset. ----------------, 1990. Metodologi Research II. Yogyakarta : Andi Offset. ----------------, 1990. Metodologi Research III Yogyakarta : Andi Offset. ----------------, 1990. Statistik II. Yogyakarta : Andi Offset.

Lampiran 1

TABEL 2 DAFTAR NAMA POPULASI SISWA PUTRI KELAS VI SDN GUNUNGPATI 04 DAN SDN NONGKOSAWIT TAHUN AJARAN 2004/2005 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 NAMA SISWA RAHAYU ST MARYAM DWI WULANDARI DIYAN ERISKA DARMASIH ETIA DWI LANGGA IDA MULYANI MAHARANI NOVI AGUSTINA RIKA AYU VEGA VEBRI NURCHOLIDA YEKTI YULIANTI AMINAH NUKI PANCARANI LINA YANI ASRI DIYAH LINTANG AMINAH NURUL FITRIYANI KELAS VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI NO 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 NAMA SISWA NOVITA SARI RIKA VEBRIYANTI AYUK ROFIKOH VIKI MORMALA FAJAR MUTAHAROH RIKA APPRILIA RIMA UKIRANI SONY A RINAWATI YUNITA FAJAR S. MARIA ANNISA DIAN ANGGRAENI DESY TANGJUNGSARI INDAH SETYOWATI VITA KUMALASARI TITIK ANGGRAINI PUTRI ANGGORO ANNA EKOWATI SUSI SUSANTI TRI AGUSTIN NONIK NINGRUM AMBARWATI KELAS VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI VI

Lampiran 2

TABEL 3 HASIL PENELITIAN TES AWAL TES KESEGARAN JASMANI UNTUK ANAK UMUR 10-12 TAHUN PADA SISWA PUTRI KELAS VI SDN GUNUNGPATI 04 DAN NONGKOSAWIT TAHUN AJARAN 2004/2005
HASIL TES NO NAMA SISWA Lari 40 m 8,92" 8,98" 9,58" 7,41" 2,05" 8,15" 7,68" 7,98" 8,10" 8,75" 7,45" 8,15" 7,98" 9,00" 8,47" 8,40" 8,67" 8,00" 8,25" 7,89" 7,35" Gantung siku tekuk 2,35" 3,55" 4,01" 13,69" 12,28" 13,38" 7,65" 14,73" 14,73" 10,66" 11,35" 16,70" 15,64" 6,55" 34,52" 3,45" 10,00" 3,07" 08,09" 4,38" 13,95" Baring duduk 30 8 5 10 17 12 11 8 11 12 11 10 10 11 10 17 15 17 11 11 10 11 Loncat tegak 1 100 24 80 100 94 80 80 87 86 68 95 77 85 78 106 90 96 105 73 91 80 2 127 96 104 127 120 100 115 107 116 75 125 111 114 100 126 110 125 130 100 116 93 3 128 96 102 160 122 110 114 107 116 72 126 110 113 101 120 110 177 131 101 119 92 4 128 96 104 125 123 108 114 107 115 71 128 110 114 101 180 127 124 111 101 121 193 Lari 600 m 3,21" 3,67" 2,56" 3,20" 3,26" 3,11" 2,40" 3,10" 2,50" 3,23" 3,38" 3,26" 3,07" 3,47" 3,32" 3,44" 3,54" 3,44" 2,33" 3,11" 3,05"

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

RAHAYU ST MARYAM DWI WULANDARI DIYAN ERISKA DARMASIH ETIA DWI LANGGA IDA MULYANI MAHARANI NOVI AGUSTINA RIKA AYU VEGA VEBRI NURCHOLIDA YEKTI YULIANTI AMINAH NUKI PANCARANI LINA YANI ASRI DIYAH LINTANG AMINAH NURUL

Lanjutan lampiran 2
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 FITRIYANI NOVITA SARI RIKA VEBRIYANTI AYUK ROFIKOH VIKI MORMALA FAJAR MUTAHAROH RIKA APPRILIA RIMA UKIRANI SONY A RINAWATI YUNITA FAJAR S. MARIA ANNISA DIAN ANGGRAENI DESY TANGJUNGSARI INDAH SETYOWATI VITA KUMALASARI TITIK ANGGRAINI PUTRI ANGGORO ANNA EKOWATI SUSI SUSANTI TRI AGUSTIN NONIK NINGRUM AMBARWATI 7,50" 7,90" 7,90" 8,08" 8,53" 8,53" 9,30" 7,74" 8,30" 8,90" 8,16" 7,08" 7,68" 7,30" 8,90" 8,86" 9,06" 8,16" 8,30" 8,50" 12,51" 11,22" 10,28" 17,68" 8,06" 12,65" 5,26" 7,49" 15,54" 11,09" 5,85" 20,30" 20,15" 10,11" 5,63" 7,57" 19,03" 12,74" 5,60" 6,15" 12 8 12 6 11 10 6 12 10 12 6 12 11 10 6 12 12 10 8 7 101 95 78 79 92 102 97 89 90 97 91 87 95 81 85 86 96 80 77 90 130 126 106 104 124 129 114 120 115 117 112 117 123 112 95 114 125 100 104 113 131 124 105 105 121 130 115 120 116 118 114 116 123 111 103 113 124 100 109 117 132 125 104 106 123 130 118 120 117 120 116 115 122 112 106 113 124 100 109 120 2,25" 2,60" 3,25" 3,50" 3,24" 3,50" 4,03" 3,28" 4,14" 4,14" 4,03" 3,56" 3,20" 2,55" 3,29" 3,21" 3,12" 3,01" 3,14" 3,14" -

Lampiran 3

TABEL 4 PENILAIAN TES KESEGARAN JASMANI UNTUK ANAK UMUR 10-12 TAHUN PADA SISWA PUTRI KELAS VI SDN GUNUNGPATI 04 DAN SDN NONGKOSAWIT TAHUN AJARAN 2004/2005

HASIL TES NO NAMA SISWA Lari 40 m 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 Gantung siku tekuk 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 Baring duduk 30 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 Loncat tegak 3 1 2 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 Lari 600 m 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 Total Rang king

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

RAHAYU ST MARYAM DWI WULANDARI DIYAN ERISKA DARMASIH ETIA DWI LANGGA IDA MULYANI MAHARANI NOVI AGUSTINA RIKA AYU VEGA VEBRI NURCHOLIDA YEKTI YULIANTI AMINAH NUKI PANCARANI LINA YANI ASRI DIYAH

13 9 12 15 15 15 16 14 16 15 14 16 15 11 14 14 13 13

32 41 36 15 16 17 7 23 8 18 24 9 10 37 25 26 27 33

20 21 22

LINTANG AMINAH NURUL

3 3 4

3 2 3

3 3 3

3 3 3

3 3 3

15 14 16

12 19 4

Lanjutan lampiran 3
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 43 44 45 FITRIYANI NOVITA SARI RIKA VEBRIYANTI AYUK ROFIKOH VIKI MORMALA FAJAR MUTAHAROH RIKA APPRILIA RIMA UKIRANI SONY A RINAWATI YUNITA FAJAR SETIAWATI MARIA ANNISA DIAN ANGGRAENI DESY TANGJUNGSARI INDAH SETYOWATI VITA KUMALASARI TITIK ANGGRAINI PUTRI ANGGORO ANNA EKOWATI TRI AGUSTIN NONIK NINGRUM AMBARWATI 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 17 16 15 13 15 13 10 14 13 12 11 16 16 16 10 15 14 14 13 2 5 13 28 14 29 40 20 34 35 38 2 3 6 39 11 21 22 31 -

Lampiran 4

TABEL 5 HASIL PENELITIAN TES AWAL TES KESEGARAN JASMANI UNTUK ANAK UMUR 10-12 TAHUN PADA SISWA PUTRI KELAS VI SDN GUNUNGPATI 04 DAN SDN NONGKOSAWIT TAHUN AJARAN 2004/2005
HASIL TES NO NAMA SISWA Lari 40 m 8,92" 8,98" 9,58" 7,41" 2,05" 8,15" 7,68" 7,98" 8,10" 8,75" 7,45" 8,15" 7,98" 9,00" 8,47" 8,40" 8,67" 8,00" 8,25" 7,89" Gantung siku tekuk 2,35" 3,55" 4,01" 13,69" 12,28" 13,38" 7,65" 14,73" 14,73" 10,66" 11,35" 16,70" 15,64" 6,55" 34,52" 3,45" 10,00" 3,07" 08,09" 4,38" Baring duduk 30 8 5 10 17 12 11 8 11 12 11 10 10 11 10 17 15 17 11 11 10 Loncat tegak 1 100 24 80 100 94 80 80 87 86 68 95 77 85 78 106 90 96 105 73 91 2 127 96 104 127 120 100 115 107 116 75 125 111 114 100 126 110 125 130 100 116 3 128 96 102 160 122 110 114 107 116 72 126 110 113 101 120 110 177 131 101 119 4 128 96 104 125 123 108 114 107 115 71 128 110 114 101 180 127 124 111 101 121 Lari 600 m 3,21" 3,67" 2,56" 3,20" 3,26" 3,11" 2,40" 3,10" 2,50" 3,23" 3,38" 3,26" 3,07" 3,47" 3,32" 3,44" 3,54" 3,44" 2,33" 3,11"

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

RAHAYU ST MARYAM DWI WULANDARI DIYAN ERISKA DARMASIH ETIA DWI LANGGA IDA MULYANI MAHARANI NOVI AGUSTINA RIKA AYU VEGA VEBRI NURCHOLIDA YEKTI YULIANTI AMINAH NUKI PANCARANI LINA YANI ASRI DIYAH LINTANG AMINAH

Lanjutan lampiran 4
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 NURUL FITRIYANI NOVITA SARI RIKA VEBRIYANTI AYUK ROFIKOH VIKI MORMALA FAJAR MUTAHAROH RIKA APPRILIA RIMA UKIRANI SONY A RINAWATI YUNITA FAJAR S. MARIA ANNISA DIAN ANGGRAENI DESY T. INDAH SETYOWATI VITA KUMALASARI TITIK ANGGRAINI PUTRI ANGGORO ANNA EKOWATI SUSI SUSANTI TRI AGUSTIN NONIK NINGRUM AMBARWATI 7,35" 7,50" 7,90" 7,90" 8,08" 8,53" 8,53" 9,30" 7,74" 8,30" 8,90" 8,16" 7,08" 7,68" 7,30" 8,90" 8,86" 9,06" 8,16" 8,30" 8,50" 13,95" 12,51" 11,22" 10,28" 17,68" 8,06" 12,65" 5,26" 7,49" 15,54" 11,09" 5,85" 20,30" 20,15" 10,11" 5,63" 7,57" 19,03" 12,74" 5,60" 6,15" 11 12 8 12 6 11 10 6 12 10 12 6 12 11 10 6 12 12 10 8 7 80 101 95 78 79 92 102 97 89 90 97 91 87 95 81 85 86 96 80 77 90 93 130 126 106 104 124 129 114 120 115 117 112 117 123 112 95 114 125 100 104 113 92 131 124 105 105 121 130 115 120 116 118 114 116 123 111 103 113 124 100 109 117 193 132 125 104 106 123 130 118 120 117 120 116 115 122 112 106 113 124 100 109 120 3,05" 2,25" 2,60" 3,25" 3,50" 3,24" 3,50" 4,03" 3,28" 4,14" 4,14" 4,03" 3,56" 3,20" 2,55" 3,29" 3,21" 3,12" 3,01" 3,14" 3,14" -

Lampiran 5

TABEL 6 PENILAIAN TES KESEGARAN JASMANI UNTUK ANAK UMUR 10-12 TAHUN PADA SISWA PUTRI KELAS VI SDN GUNUNGPATI 04 DAN NONGKOSAWIT TAHUN AJARAN 2004/2005
HASIL TES NO NAMA SISWA Lari 40 m 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 Gantung siku tekuk 2 4 3 4 4 3 3 4 5 4 4 4 5 4 3 2 4 4 2 4 3 Baring duduk 30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 Loncat tegak 3 2 2 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 Lari 600 m 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

RAHAYU ST MARYAM DWI WULANDARI DIYAN ERISKA DARMASIH ETIA DWI LANGGA IDA MULYANI MAHARANI NOVI AGUSTINA RIKA AYU VEGA VEBRI NURCHOLIDA YEKTI YULIANTI AMINAH NUKI PANCARANI LINA YANI ASRI DIYAH LINTANG AMINAH

13 15 12 13 15 15 13 16 15 15 17 16 14 13 14 14 17 18 14 18 17

Lanjutan lampiran 5
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 NURUL FITRIYANI NOVITA SARI RIKA VEBRIYANTI AYUK ROFIKOH VIKI MORMALA FAJAR MUTAHAROH RIKA APPRILIA RIMA UKIRANI SONY A RINAWATI YUNITA FAJAR S. MARIA ANNISA DIAN ANGGRAENI DESY TANGJUNGSARI INDAH SETYOWATI VITA KUMALASARI TITIK ANGGRAINI PUTRI ANGGORO 3 2 2 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 5 5 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 2 3 4 4 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 15 15 13 16 16 13 17 12 15 13 17 18 16 10 14 14 15 13 12

Lampiran 6
TES AKHIR

Lanjutan lampiran 6

Lampiran 7

TABEL 8 HASIL PENILAIAN KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN EKSPERIMEN II TES AKHIR TES KESEGARAN JASMANI UNTUK ANAK UMUR 10-12 TAHUN PADA SISWA PUTRI KELAS VI SDN GUNUNGPATI 04 DAN SDN NONGKOSAWIT TAHUN AJARAN 2004/2005
KELOMPOK EKSPERIMEN I NO NO. TES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 23 22 24 9 12 20 25 5 6 2 14 11 15 26 28 1 19 3 14 29 NILAI 17 18 15 16 17 18 15 13 15 17 12 15 13 13 16 13 17 15 14 13 NO. TES 9 10 11 7 13 13 27 4 10 21 17 8 16 17 16 19 3 4 8 12 NILAI 17 18 16 15 16 14 16 12 15 14 13 13 14 14 15 12 12 15 13 10 KELOMPOK EKSPERIMEN II

Lampiran 8

PERHITUNGAN POLA STATISTIK DENGAN PERHITUNGAN M-S TERHADAP HASIL TES AKHIR No. Pasangan subyek 9 23 10 22 11 24 79 13 12 18 20 27 25 45 10 6 21 2 17 14 8 11 16 15 17 26 16 28 19 1 3 19 43 8 14 12 29 Xe2 Xe1 (Xe2-Xe1) D 0 0 1 -1 1 4 1 -1 0 -3 1 -2 1 1 -1 -1 -5 0 -1 -3 D = -18 (M-MD) d 0,9 0,9 1,9 -0,1 -0,1 4,1 1,1 -0,1 0,1 -2,3 1,9 -1,1 1,9 1,9 -0,1 -0,1 -4,1 0,9 -0,1 -2,0 d=0 d2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

17 18 16 15 6 14 16 12 15 14 13 13 14 14 15 12 12 15 13 10 Xe2 = 284

17 18 15 16 17 18 15 13 15 17 17 15 13 13 16 13 17 15 14 13 Xe1 = 302

0,81 0,81 3,61 0,01 0,01 0,01 9,61 3,61 0,01 0,18 4,41 3,61 1,21 3,61 3,61 0,01 0,01 16,81 0,01 4,41 2 d = 57,80

Lampiran 9

TABEL 12 PROGRAM LATIHAN SELAMA PENELITIAN

1. Kelompok Eksperimen 1 : Program latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar empat kali dalam satu minggu 2. Kelompok Eksperimen 2 : Program latihan Senam Kesegaran Jasmani Usia Sekolah Dasar tiga kali dalam satu minggu
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 HARI/TGL/JAM Senin, 11-01-2005 07.00 selesai Senin, 17-01-2005 06.30 Rabu, 19-01-2005 06.30 Kamis, 20-01-2005 06.30 Sabtu, 22-01-2005 06.30 Senin, 24-01-2005 06.30 Rabu, 26-01-2005 06.30 Jumat, 28-01-2005 06.30 Sabtu, 29-01-2005 06.30 Senin, 31-01-2005 06.30 Rabu, 2-02-2005 06.30 Jumat, 4-02-2005 06.30 Sabtu, 5-02-2005 06.30 Senin, 7-02-2005 06.30 Selasa, 8-02-2005 06.30 Jumat, 11-02-2005 06.30 Sabtu, 12-02-2005 06.30 Senin, 14-02-2005 06.30 KELOMPOK PRE TES EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 JUMLAH SET KEGIATAN

2 SET 2 SET 1 SET 2 SET 1 SET 2 SET 2 SET 2 SET 2 SET 1 SET 2 SET 1 SET 2 SET 2 SET 2 SET 2 SET 1 SET 2 SET 1 SET 2 SET 2 SET 2 SET 2 SET 1 SET 2 SET 1 SET 2 SET 2 SET 2 SET 2 SET

PERTEMUAN 1 PERTEMUAN 2 PERTEMUAN 3 PERTEMUAN 4 PERTEMUAN 5 PERTEMUAN 6 PERTEMUAN 7 PERTEMUAN 8 PERTEMUAN 9 PERTEMUAN 10 PERTEMUAN 11 PERTEMUAN 12 PERTEMUAN 13 PERTEMUAN 14 PERTEMUAN 15 PERTEMUAN 16 PERTEMUAN 17

69

Lanjutan lampiran 9
19 20 21 22 Rabu, 16-02-2005 06.30 Jumat, 18-02-2005 06.30 Sabtu, 19-02-2005 06.30 Rabu, 23-02-2005 06.30 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 1 EKSPERIMEN 2 1 SET 2 SET 1 SET 2 SET 2 SET POST TES PERTEMUAN 18 PERTEMUAN 19 PERTEMUAN 20

Keterangan : - Jumlah total set yang diberikan selama penelitian untuk kelompok eksperimen 2 dan eksperimen 1 adalah sama yaitu 30 set

Lampiran

TABEL RANGKING HASIL PENILAIAN TES AWAL TES KESEGARAN JASMANI UNTUK ANAK UMUR 10-12 TAHUN PADA SISWA PUTRI KELAS VI SDN GUNUNGPATI 04 DAN SDN NONGKOSAWIT TAHUN AJARAN 2004/2005 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Nomor Tes Nilai 17 16 16 16 16 16 16 16 16 15 15 15 15 15 15 15 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 13 13 13 13 13 13 13 Pembagian Kelompok A B B A A B B A A B B A A B B A A B B A A B B A A B B A A B B A A

23 9 10 22 24 11 7 9 12 13 13 20 25 27 4 5 6 10 21 2 14 17 8 11 15 16 17 26 28 16 9 1 19

Lanjutan lampiran 34 3 35 4 36 3 37 14 38 8 39 12 40 29 41 2 Keterangan : -

13 12 12 11 11 10 10 9

B B A A B B A A

Pembagian kelompok di atas A adalah kelompok eksperimen I, B adalah kelompok eksperimen II.

No. 41 tidak diikutsertakan dalam penelitian selanjutnya karena tidak ada pasangannya.

Anda mungkin juga menyukai