terhadap Mikrobia
Many mikrobia tidak dapat tumbuh pada suhu < 32oF.
Bentuk mikrobia yang peka terhadap pendinginan adalah sel-el
vegetatif, spora biasanya tidak rusak karena pembekuan.
Pendinginan lambat dapat merusak populasi mikrobia.
Bakteri patogenik yang masih hidup dan berada dalam bahan
pangan beku selama periode enam bulan pada suhu 0oF akan mengalami penurunan populasi
menjadi 10% dari kandungan awalnya (Raj dan Liston, 1961).
Berdasarkan ketahanannya terhadap kenaikan suhu, mikrobia
dikelompokan menjadi tiga golongan:
1) Peka terhadap panas: hampir semua sel rusak apabila
dipanaskan 60oC selama 10-20 menit.
2) Tahan terhadap panas: untuk membunuh sel bakteri dibutuhkan
suhu 100oC selama 10 menit. Contoh: Bakteri pembentuk spora
jenisClo str idi um danBacill us
3) Thermofilik: dibutuhkan suhu lebih dari 60oC selama 10-20 menit,
tetapi kurang dari 100oC selama 10 menit.
Kebanyakan mikrobia tahan terhadap suhu rendah sampai suhu pembekuan. Pada suhu
pembekuan kerusakan sel terjadi, tetapi tidak secepat seperti pada suhu tinggi
Ada beberapa golongan mikrobia yang memiliki suhu tertentu
untuk aktivitas hidupnya:
1) Psikofilik : memiliki aktivitas pada kisaran suhu 35-50oF.
2) Mesofilik : memiliki aktivitas pada kisaran suhu 70-100oF.
3) Thermofilik : memiliki aktivitas pada kisaran suhu 120-170oF.
4) Thermodurik : memiliki aktivitas pada kisaran > 170oF
Pada konsentrasi NaCl sebesar 2-5% yang dikombinasikan pada
suhu rendah, cukup untuk mencegah pertumbuhan mikroba
psikofilik.
Penggunaan bahan pengawet kimia dalam bahan makanan adalah untuk menghambat atau
menghentikan aktivitas mikroba baik bakteri, kapang maupun khamir.
1) Asam Benzoat : Umumnya asam benzoat dapat digunakan dalam
bentuk asam atau garam, yaitu natrium benzoat atau ester dari
parahidroksi benzoat (paraben). Asam benzoat banyak digunakan untuk
makanan dan minuman yang mempunyai pH < 4,5. Mekanisme kerja
asam benzoat menyebabkan pH sel menjadi rendah sehingga dapat
merusak organ sel mikroba.
2) Asam Sorbat : Asam sorbat dan garamnya (natrium dan kalium sorbat)
mempunyai mekanisme terhadap mikroba sama dengan asam benzoat.
Penggunaan asam benzoat dan garam propionat dalam bahan makanan
sebenarnya efektif untuk mencegah pertumbuhan kapang. Natrium dan
kalium propionat digunakan pada tepung terigu dengan batas maksimum
0,32% dan 0,38% untuk semua produk yang dibuat dari gandum,
sedangkan pada keju adalah 0,3%.
daging segar yang telah dibekukan, dosis pasteirisasi adalah 0,1 – 1,0
Mrad terutama untuk mencegah kebusukan oleh bakteri Pseudomonas sp.
(2) Spora
bakteri yang sebagian besar di antaranya tahan terhadap
pemanasan pada kondisi suhu air mendidih dalam jangka waktu
yang relatif lama.
Ketahanan panas mikroorganisme dipengaruhi oleh sejumlah faktor,
termasuk di antaranya yaitu :
1) Umur dan keadaan organisme sebelum dipanaskan.
2) Komposisi medium bagi suatu organisme atau spora itu tumbuh
terutama adanya garam, gula, zat pengawet, lemak dan minyak,
dan bahan penghambat lainnya serta adanya spora yang masih
terdapat setelah pemanasan.
3) pH dan aw medium waktu pemanasan.
4) Suhu pemanasan.
Berdasarkan nilai pH nya bahan makanan biasanya dikelompokkan
menjadi :
1) Bahan pangan tidak asam : di atas 5,0 (5,3).
2) Berasam sedang : pH di antara 4,5 – 5,3.
3) Asam : di antara 3,7 – 4,5.
4) Berasam tinggi : pH < 3,7 atau 4,0.
coagulans.
Pengukuran Ketahanan
Panas
Pengaruh penggunaan senyawa nitrit “curing” daging dapat
mencegah pertumbuhan C. Butolinum di samping dapat
mempertahankan warna merah daging. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penghambatan C. Butolinum oleh nitrit adalah
jumlah atau selnya, pH, garam, dan adanya komponen khelat
seperti asam askorbat, isoaskorbat, EDTA, suhu penyimpanan.