Tinjauan Teori
Peluruhan radiokatif adalah peristiwa hilangnya energi dari inti atom yang tidak stabil
dengan memancarkan radiasi dan partikel‐partikel pengion. Peluruhan, atau hilangnya
energi, ini akan menghasilkan jenis atom lain yang stabil. Atom baru yang dihasilkan ini
dinamakan inti anak (daughter nuclide), sedangkan atom yang meluruh dinamakan inti
ibu (parent nuclide). Sebagai contoh, atom karbon‐14 (ibu) akan memancarkan radiasi
dan berubah menjadi atom nitrogen‐14 (anak). Peristiwa peluruhan merupakan
peristiwa yang acak di tingkat atom, sehingga sangat sulit untuk memrakirakan kapan
suatu atom tertentu akan meluruh. Yang bias kita lakukan adalah memrakirakan rerata
peluruhan dari banyak atom yang sama.
Satuan SI untuk peluruhan radiokatif adalah becquerel (Bq). Satu Bq didefinisikan
sebagai satu perubahan (atau peluruhan) per detik. Karena suatu sampel bahan
radioaktif berisi banyak atom, satu Bq adalah ukuran aktivitas yang sangat kecil;
sehingga jumlah dalam orde TBq (terabecquerel) atau GBq (gigabecquerel) banyak
dipergunakan. Satuan radioaktivitas yang lain adalah curie (Ci), yang pada awalnya
didefinisikan sebagai aktivitas satu gram radium murni, isotop Ra‐226. Sekarang ini satu
Ci didefinisikan sebagai aktivitas sebarang radionuklida yang meluruh dengan laju
disintegrasi sebesar 3.7 × 1010 Bq.
Ditinjau dari jenis dan besar energinya, radiasi radiokatif dibedakan menjadi tiga macam
(yang dinamakan sesuai dengan urutan alphabet Yunani), yaitu radiasi alfa, beta, dan
gamma. Peluruhan alfa hanya terjadi pada unsur‐unsur berat saja (dengan nomor atom
≥ 52), sedangkan dua jenis peluruhan yang lain bias terjadi pada semua unsur.
Three sources are provided: a Po‐210 source, mainly ~5 MeV alphas; Tl‐204 and Sr‐90
sources, producing a number of electron energies around 1‐2 MeV; and a chunk of
natural uranium ore with a large number of low‐energy gamma rays. In addition, Cs‐137
(0.662 MeV) and Co‐60 (1.1 and 1.3 MeV) gamma‐ray sources are available.
The alpha particles have a range in air of about 2 or 3 cm; you must place the source
close to the Geiger tube to observe the alphas. Inserting a piece of paper in the alpha
beam stops them! The betas have a longer range in air, and are mostly unaffected by
passing through a piece of paper. A thin lead sheet stops the betas, but some counting
remains due to the presence of some gammas in the beta source. The gammas are
unaffected by the paper or the thin lead sheet, but can be stopped by a lead brick!
1
Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengamati fenomena radioaktivitas dan menunjukkan
perbedaan‐perbedaan sifat antara sinar alfa, beta, dan gamma.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan di dalam percobaan ini adalah:
- Sebuah pencacah Geiger.
- Sumber sinar alfa, beta, dan gamma, masing‐masing satu buah.
- Satu buah wadah sumber radiokatif.
- 5 lembar kertas, seng, aluminium, dan timbal dengan beberapa ketebalan.
Prosedur Percobaan:
1. Lakukan pengukuran radiasi latar Radiasi latar ini kemudian dipergunakan untuk
mengurangi hasil cacahan dari setiap pengukuran. CATATAN: lakukan setiap
pengukuran/pencacahan sebanyak sepuluh kali. Catat dan hitung reratanya.
2. Masukkan sumber alfa ke dalam wadahnya. Lakukan pencacahan. Khusus untuk
suber radiasi ini letakkan pencacah sedekat mungkin dengan sumber.
3. Letakkan selembar kertas di antara sumber dengan pencacah. Catat hasil
pencacahan. Tambahkan lembaran kertas dan ulangi pencacahan, sampai hasil sama
dengan nol.
4. Ulangi langkah 3 dengan lembaran seng.
5. Ulangi langkah 3 dengan lembaran aluminium.
6. Ulangi langkah 3 dengan lembaran timbal.
7. Ulangi langkah 3‐6 untuk sumber sinar beta.
8. Ulangi langkah 3‐6 untuk sumber sinar gamma.
9. Buat plot antara ketebalan bahan penyerap dengan jumlah cacahan. Kemudian
tentukan koefisien serap untuk masing‐masing bahan.
2
Pertanyaan:
1. Bahan‐bahan manakah yang paling efektif untuk menyerap masing‐masing radiasi?
2. Berapa koefisien serap untuk masing‐masing bahan penyerap?
3
Percobaan 4B: Peluruhan Radioaktif (Simulasi Model Dadu)
Penjelasan
Latar belakang terori bias dibaca pada petunjuk praktikum Percobaan 4A.
Di dalam simulasi ini, tiga puluh buah dadu dengan lubang pada salah satu sumbunya
mewakili inti radioaktif. Ketika dadu‐dadu tersebut dikocok dan ditebarkan di atas meja,
maka akan didapat sejumlah dadu dengan lubang di atas, yang berarti telah meluruh.
Dadu yang tersisa kemudian dikocok dan ditebarkan kembali di atas meja dan
seterusnya.
Waktu paruh adalah jumlah berapa kali dadu dikocok dan ditebar sampai tertinggal
separuhnya (±15 buah) dengan masing‐masing kocokan mewakili interval waktu
tertentu. Untuk simulasi yang baik, maka seharusnya setiap kali kocok dan tebaran ada
sepertiga dadu yang meluruh.
Tujuan
Simulasi ini bertujuan untuk memperlihatkan peluruhan radioaktif suatu inti dan untuk
menunjukkan bagaimana waktu paruh ditentukan di dalam percobaan dengan baha
radioaktif yang sesungguhnya.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan di dalam percobaan simulasi ini adalah:
- 30 buah dadu
- Kertas grafik.