Anda di halaman 1dari 5

Praktikum 7 Hari/Tgl: Rabu/ 24 November 2010

Nama: Putri Mushandri Asisten : 1. Daniel Chrisendo (G24062058)

NIM: J3M209064 2. Prasasti Br Surbakti (G24063349)

ANALISA DATA DEBIT


I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang
Salah satu luaran dari sistem DAS adalah melintang sungai per satuan waktu. Dalam
debit aliran sungai yang merupakan indikator sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan
fungsi DAS dalam pengaturan proses, dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt).
khususnya dalam alih ragam hujan menjadi Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran
aliran. biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf
Debit aliran merupakan satuan untuk aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku
mendekati nilai-nilai hidrologis proses yang debit sebagai respon adanya perubahan
terjadi di lapangan. Kemampuan pengukuran karakteristik biogeofisik yang berlangsung
debit aliran sangat diperlukan untuk dalam suatu DAS (oleh adanya kegiatan
mengetahui potensi sumberdaya air di suatu pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan
wilayah DAS. Debit aliran dapat dijadikan (fluktuasi musiman atau tahunan) iklim lokal
sebuah alat untuk memonitor dan (Asdak, 1995).
mengevaluasi neraca air suatu kawasan
melalui pendekatan potensi sumberdaya air Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal
permukaan yang ada. Pentingnya analisa debit apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan
adalah dalam teknik dan metode perhitungan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal
debit aliran untuk menganalisa dan mendesain ini berarti pada gerakan air tersebut memiliki
pengelolaan sumberdaya air atau alokasi air kecepatan yang tetap pada masing-masing titik
suatu kawasan yang memiliki tujuan-tujuan dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat
tertentu misalnya untuk penyediaan pengaruh gravitasi bumi.
sumberdaya air kawasan terutama pada saat
musim kemarau. Kurva durasi debit harian (flow duration
Terdapat sifat khas dalam sistem DAS curva-FDC) menunjukkan hubungan antara
yang menunjukkan sifat tanggapan DAS debit sungai dengan nilai frekuensi
terrhadap suatu masukan (hujan) tertentu dan terlampauinya.
sifat ini diandaikan tetap untuk masukan
dengan besaran dan penyebaran tertentu. Sifat Hidrograf adalah suatu grafik yang
khas sistem DAS ini adalah hidrograf satuan menggambarkan hubungan antara debit
(unit hydrograph). Hidrograf satuan penting dengan waktu. Hidrograf ini menunjukkan
untuk melihat respon suatu DAS terhadap tanggapan menyeluruh DAS terhadap
masukan tertentu. masukan tertentu. Sesuai dengan sifat dan
perilaku DAS yang bersangkutan, hidrograf
I.2 Tujuan aliran selalu berubah sesuai dengan besaran
dan waktu terjadinya masukan. Bentuk
Tujuan praktikum analisis data debit hidrograf pada umumnya sangat dipengaruhi
bertujuan untuk dalam pengenalan data debit oleh sifat hujan yang terjadi, akan tetapi juga
sungai, konversi satuan, membuat hidrograf dapat dipengaruhi oleh sifat DAS yang lain
debit sungai, dan kurva durasi debit harian. (Sri Harto, 1993).

Faktor-faktor yang mempengaruhi


hidrograf banjir dapat dibagi menjadi, tiga
yakni : faktor klimatologis, faktor fisik dan 2. Alat tulis, kalkulator, dan computer
aktivitas manusia. Faktor klimatologis terdiri
atas : karakter hujan (kedalaman, intensitas, 3.2 Cara Kerja:
durasi, dan arah gerakan hujan), kehilangan
awal, dan evapotranspirasi. Faktor fisik terbagi 1. Isi table yang telah disediakan
menjadi 3 yaitu : karakteristik daerah dengan rumus sebagai berikut :
tangkapan hujan, infiltrasi, dan parameter  Jumlah debit = Σ Q
sungai. Sedangkan aktivitas manusia meliputi ∑Q
segala aktivitas dalam daerah tangkapan yang  Rata-rata debit =
mempengaruhi kondisi fisik dan pola ∑n
pengelolaannya (Sosradarsono,1983)  Aliran/km2 (liter/detik) =
Rata−rata debit satu bulan x 1000
Keadaan sesungguhnya, beberapa faktor
tersebut saling memberi kontribusi secara Luas DAS
bersama-sama tanpa terpisah, sehingga yang  Tinggi aliran (mm)
terlihat merupakan pengaruh gabungan I. Tebal =
terhadap besarnya debit. Namun dalam
keadaan tertentu terdapat faktor yang dominan
Q
dalam mempengaruhi besaran komponen dan Luas DAS
elemen hidrograf di atas. II. Qjanuari = 31 hari x
86400 detik x rata-rata bulan
Bentuk daerah tangkapan mempengaruhi
januari
waktu yang diperlukan oleh air hujan untuk
dapat segera sampai pada suatu titik kontrol, III. Luas DAS = Luas
sehingga bentuk hidrograf dan puncak banjir DAS (km2) konversi menjadi
untuk setiap bentuk daerah tangkapan akan m2
menjadi spesifik. Pada daerah tangkapan yang IV. Tinggi aliran (m)
membesar pada bagian hulu, hidrograf akan dikonversi menjadi mm
memanjang (waktu dasar panjang) dan  Volume (m3 x 106) = tinggi
mempunyai puncak yang rendah. Untuk
aliran (m) x luas DAS (m2)
bentuk daerah tangkapan membesar pada
bagian hilir, waktu dasar pendek sehingga = ………x 106 m3
hidrograf juga pendek, debit puncak cepat 2. Urutkan data debit sesuai dengan
tercapai (waktu sampai puncak pendek), dan hari dalam satu tahun
debit puncak menjadi tinggi. (Soemarto,1995). 3. Buat hidrograf debit sungai dengan
Luas daerah tangkapan hujan merupakan memplotkan data debit sebagai sumbu y
luasan yang memberikan kontribusi terhadap dan hari ke- sebagai sumbu x
terjadinya debit puncak. Luas daerah
4. Flow duration Curve dibuat dengan
tangkapan tidak langsung memberikan besaran
debit puncak, tetapi hanya menentukan menggunakan data debit harian selama
volume limpasan yang terjadi. Untuk dapat satu tahun dengan jumlah hari (N) adalah
dimengerti bahwa daerah tangkapan yang 366 hari. Caranya adalah sebagai berikut :
dapat menyimpan air (infiltrasi besar) akan  Urutkan data debit dari nilai
menyebabkan rendahnya debit puncak, terbesar hingga yang terkecil
sedangkan daerah dengan tingkat kelulusan air  Hitung frekuensi terlampaui
rendah (infiltrasi rendah), air hujan segera
(exceedance frequency) berdasarkan
dapat terkumpul, debit puncak segera terjadi.
persamaan berikut ini :
III. METODOLOGI i
Efq= ; i=hari ke−¿
3.1 Alat dan bahan:
N
 Tabulasikan pasangan data
1. Data debit sungai harian selama debit dengan nilai frekuensi
setahun terlampaui
 Plotkan tabulasi pasangan
data dengan nilai frekuensi
terlampaui sebagai sumbu x dan nilai
debit sebagai sumbu y. sumbu y
dibuat dalam skala logaritmik.
 Lengkapi tabel untuk setiap
frekuensi terlampauinya
IV. HASIL dan PEMBAHASAN

Tabel Stasiun Monjot (Induk Sungai : Cimanuk) Data Debit Aliran Harian (m3/detik) Tahun 2004
dengan Luas Daerah Aliran = 2803.8 km2

Ketera
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOP DES
ngan

Jumlah
4723.10 3213 4643.20 1531 1356.90 581.82 475.64 124.13 168.85 68.76 1184.89 1692.04
debit

rata-
rata 152.36 110.79 149.78 51.03 43.77 19.39 15.34 4.00 5.63 2.22 39.50 54.58
debit

aliran/
54.34 39.52 53.42 18.2 15.61 6.92 5.47 1.43 2.01 0.79 14.09 19.47
km2

tinggi
aliran 145.54 99.01 143.08 47.18 41.81 17.93 14.66 3.83 5.2 2.12 36.51 52.14
(mm)

Vol (m
408.08 277.6 401.17 132.28 117.24 50.27 41.10 10.72 14.59 5.94 102.37 146.19
x 106)

tinggi
aliran 0.15 0.10 0.14 0.05 0.04 0.02 0.01 0.004 0.01 0.002 0.04 0.05
(m)

debit puncak, sedangkan daerah dengan


tingkat kelulusan air rendah (infiltrasi rendah),
Berdasarkan tebel ditas dapat dilihat air hujan segera dapat terkumpul, debit puncak
bahwa jumlah debi terbesar terjadi pada bulan segera terjadi.
januari, kemudian maret dan februari, dan
terendah terjadi pada bulan oktober dn Kurva Hidrograf hubungan antara Debit dan
agustus.Januari hingga juni merupakan bulan hari ke-
basah di Indonesia, yang artinya curah hujan
tinggi pada bulan tersebut sehingga jumlah
debit juga tinggi. Sedangkan utuk bulan juli 500
hingga oktober merupakan bulan kering yang 400
artinya curah hujan kecil, dan bulan November
300
dan desember merupakan masa transisi dimana
curah hujan tidak terlalu tinggi dan tidak 200
terlalu rendah. Namun curah hujan tidaklah 100
berkolerasi 100 % terhdap debit .Faktor tata
0
guna lahan, bentuk daerah tangkapan, dan luas
0 50 100 150 200 250 300 350 400
daerah tangkapan hujan memiliki peranan
penting pula. uas daerah tangkapan tidak Kuva hidrograf diatas menujukkan hubungan
langsung memberikan besaran debit puncak, antara nilai debit dengan urutan hari selama
tetapi hanya menentukan volume limpasan satu tahun. Berdasarakan grafik diatas dapat
yang terjadi. Untuk dapat dimengerti bahwa dilihat bahwa nilai debit cenderung memiliki
daerah tangkapan yang dapat menyimpan air fluktuasi kecil dan nilai debit menurun sesuai
waktu, meskipun mengalami kenaikan,
(infiltrasi besar) akan menyebabkan rendahnya
nilainya tidaklah besar.
Tabel hubungan frekuensi yang terlampaui kemungkinan terjadi kembali bahkan melebihi
dengan nilai debit nilai debit tersbut lebih besar. Apabila nilai
debit terlalu tinggi maka kemungkinan samapi
pada niali debit tersebut kembali akan sulit
EFq (%) Q(m3/s) atau kecil kemungkinan terlampauinya.
100 1,56
90 3,42 V. KESIMPULAN
80 4,24
70 9,56 Analisis data debit sangat penting
60 18,60 kaitannya dalam pengelolaan sumber daya air.
50 36,40 Berdasarkan paktikum dapat disimpulkan
40 48,90 bahwa debit sungi sungai sangat dipengaruhi
30 66,90 oleh luasan daerah tangkapan hujan atau luas
20 88,90 DAS, dan nilai debit sungai yang tinggi
10 131,50 menunjukkan bahwa peluang terlampauinya
kecil, begitu pula sebaliknya.
Hubungan kurva hidrograf antara nilai
frekuensi yang terlampaui dengan nilai debit

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C.1995.Hidrologi dan Pengelolaan


Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Soemarto, C. D., 1995. Hidrologi Teknik.


Penerbit Erlangga. Jakarta.

Tebel dan grafik diatas menunjukkan Sosrodarsono, Suyono., 1983. Hidrologi


hubungan antara niali debit dengan frekuensi Untuk Pengairan. Penerbit Pradnya
terlampauinya. Dapat dilihat bahwa semakin Paramita. Jakarta.
besar nilai debit maka peluang terlampauinya
akan semakin kecil. Atau semakin kecil nilai Sri Harto Br, 1993, “Analisis Hidrologi”, PT.
debit maka akan semakin besar frekuensi Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal.
terlampauinya. Peluang terlampaui 100% akan 27-37.
tercapai apabila nilai debit kecil sehingga

Anda mungkin juga menyukai