Anda di halaman 1dari 5

KUDAKU YANG MENGAMBILNYA

Konon di daerah terpencil ada sebuah cerita, ada seorang anak kecil yang sedang bermain
di halaman rumah si joha yang kemudian anak kecil itu mengambil peralatan
mencangkulnya. Dan di ketahui Si joha, sia anak itu lari ke rumahnya dan sejoha
mengerjarnya dan memarihi anak kecil itu. “hey, kamu kenapa mencuri alat mencakul
kepunyaanku, apakah ayahmu tidak memilikinya sehingga kamu mencuri
kepunyaanku”.kata joha. Si anak itu terdiam sambil bersembunyi di balik pintu,si joha
tetap berteriak “jika kau membutuhkannya kenapa tidak berkata padaku untuk
meminjamnya jangan kau curi, lalu kau lari “ si anak tetap bersembunyi.
Joha lalu mengetuk pintu rumah itu dengan keras, sambil berteriak “ada orangkah
dirumah sehingga tidak ada yang menyahutku, atau keluar rumah tuk melihat bahwa aku
sedang berteriak rumahmu”. Lalu pintu itu terbuka muncul laki-laki seumuran Joha. Dan
berkata “kenapa kamu mengetuk pintu rumahku dengan keras, apalagi sambil berterik
kencang tanpa mengucapkan salam pula”. Joha lalu menjawab “anakmu telah
mengambil cangkul kepunyaanku” .
Laki-laki itu kemudian memanggil anaknya“anakku…kemarilah kau”
Anaknya kemudian keluar rumah menemui ayahnya dan sedikit ketakutan, joha sambil
nada gembira akan “nah anak ini yang telah mengambil cangkulku” .
“benarkah seperti yang dikatakan Joha kau telah mengambil cangkulnya” lelaki itu
berkata. “tidak… aku tidak mangambilnya,lagi pula untuk apa mencurinya sedangkan
aku rumah ada atau aku tinggal memintanya dan ayah pasti membelikannya”
“benar juga untuk apa anakku mencurinya sedangkan aku bisa membelinya lebih dari
satu” kata ayah dari anak itu. Karena lelaki itu seorang kaya didesanya.
Joha tetap pda pendiriannya “aku melihat anakmu itu mengambilnya kemudian lari
setelah aku melihatnya”.
Tetapi sianak itu tidak mengakuinya dan si ayah membelanya karena si ayahnya pun
melihat akanya membawa sesuatu kedalam rumah, tetapi karena dia seorang lelaki kaya
dan terhoramat, jadi dia takut kalau anaknya seorang pencuri dan ia akan sangat malu
sekali kepada penduduk desanya jadi ia tetap pada ucapnya. “anakku tidak mungkin
mencurinya kalau pun ada yang dibawanya itu cangkul dari gudang rumahku, dan aku
pun bisa membeli lebih lagi, jika kepunyaanmu hilang kau tidak perlu menuduh anakku
kau tinggal meminta atau meminjamnya padaku”.
Dikarenakan Joha tidak mendapatkan cangkulnya, lalu dia pulang kerumahnya dengan
nada kecewa. Lalu dalam hatinya berkata”awas lihat saja nanti akan kubalas”.
Dan keesokan harinya kebetulan pada saat Joha lewat rumah lelaki itu. Dia melihat
seorang lelaki tua sedang bertamu dan mengikatkan kudanya dan masuk kedalam rumah.
Joha berkata” nah, kebetulan aku akan meminjamnya sebentar besok akan ku
kembalikan” . Pada malam hari Joha menghampiri kuda itu kemudian mengambil pelana
kuda itu lalu pergi kerumahnya. Dan memasangkan pelana itu dikudanya, tapi pada saat
meninggalkan kudanya itu kuda itu lepas tanpa sepengetahuan Joha. Pada saat Joha
melihatnya lagi, dia kaget karena kudanya sudah tidak ada dan dia sangat kebingungan,
karena ia meminjamnya pelana itu tanpa diketahui pemiliknya. Lalu dia cari akal sampai
ketiduran.
Esok paginya lelaki tua itu pada saat keluar dari rumah orang kaya itu dan kaget melihat
pelana kuda itu hilang. Dan lelaki yang seumur Joha wah mungkin ada yang
mencurinnnyi. Lalu si Joha menghampiri lelaki tua itu dan berkata ”aku tahu siap yang
mencuri pelanamu tuan” lelaki tua itu menjawab ”siapa yang mencurinya?”
Dikarenakan Joha sudah memikirkan jawabanya semalaman dan menemukan jawabannya
dengan tersenyum ia menjawab pertanyaan lelaki tua itu “Kudaku tuan, Sebetulnya aku
sudah tahu karena tadi malam aku mendengar didalam kandang kudaku ada rebut-
ribut,mungkin kudaku mengira pelana tuan itu kepunyaan ayahku dan kudaku
mengambilnya, dan kudaku pun pergi, aku pun sekarang akan mencari ke kuburan
ayahku mungkin saja kudaku ada disana sedang mengembalikan pelana ayahku” .
Lelaki tua itu keheranan, tetapi orang kaya itu mukanya memerah sambil menundukkan
kepala.
SAYA TIDAK BERSALAH, TEMPAT MAKANANNYA YANG BERSALAH
Pada suatu ketika Joha di panggil ke pengadilan karena telah merusak barang milik
tetangganya. “Tuan hakim saya mau melapor dan meminta keadilan bahwa Joha telah
merusak barang kepunyaanku” tetangga Joha. Lalu hakim berkata “apakah barang yang
dimaksud itu?”. “ tempat makanan yang aku kirim untuk dipinjamkan dengan isi yang
dipinjamkannya tuanku hakim”kata tetangganya.
alu hakim menyuruh bawahanya “ panggil Joha kemari untuk disidangkan”.
Didatangkanlah Joha ke pengadilan untuk diadili.
“yang mulia kenapa memanggil hamba ketempat ini ada perihal penting apa?’kata Joha
“aku memanggilmu untuk diadili karena ada yang melaporkan bahwa kau telah merusak
barang tetanggamu” kata hakim . “apakah barang yang dimaksud itu tuanku” kata Joha.
“tempat makanannya yang dikirim untuk dipinjamkan dengan isinya yang telah
diberikan kepadamu olehnya” kata hakim.
“oh, tempat makanan itu yang dimaksud. Jika aku menjelaskan hal itu mungkin tuanku
dan si pemilik tempat ini pun akan berbuat sama dari apa yang telah aku lakukan” kata
Joha
“baiklah aku punya cukup waktu untuk menjelaskan karena ini memang waktu yang tepat
untuk mendengarkan” kata hakim.
“baiklah yang pertama, memang betul ia telah mengirim tempat makannya beserta isinya
yang telah diberikan kepada hamba, dan hamba menggunakan sebaik-baiknya tempat itu
dan memberi makan istri dan anak-anak hamba dari pemberian makanan yang telah
diberikan dan sebagian lagi aku berikan kepada saudara hamba. Tapi tuanku karena
tempat inilah istri dan anak-anak hamba menjadi sakit sedangkan saudara hamba tidak
mengalaminya, sempat terpikir mungkin dari makanannya tapi saudara hamba tetap
tidak sakit, lalu hamba berpikir kembali apakah dari tempatnya tapi hamba telah
mencucinya lalu aku pinjamkan tempat itu kepada saudara hamba dan tidak mengalamin
gejala apapun lalu hamba mengambil kembali dan menggunkan tempat itu untuk
dijadikan tempat makan, dan gejala itu tetap sama keluarga hamba mengalami sakit lagi
tapi kali ini hanya hamab saja, sepertinya tempat ini mengutuk hamba makanya saya
merusak tempat itu biar tidak bisa digunakan lagi ” kata Joha.
“…emh, sepertinya cukup sulit dan mungkin bisa dibenarkan tapi sebelumnya aku ingin
tahu sebelum engkau makan-makanan itu apa yang kau lakukan” kata hakim sambil
berpikir permasalahannya.
“sebelum saya makan, saya seperti biasa berkebun di setelah jam waktu makan siang
hamba ke mesjid setelah selesai hamba pulang, lalu hamba makan kembali. Keesokan
harinya hamba bekerja di kebun setelah jam makan siang hamba lasung makan karena
lapar, setelah itu baru ke mesjid. Setelah jam pulang hamba mandi setelah itu
melaksanakan sholat dan seterusnya dan disitulah hamba mengalami kesakitan” kata
Joha.
“berarti aku tahu jawabannya bahwa kau joha harus memperbaiki tempat itu bila perlu
menggantinya dengan yang baru karena telah merusaknya setelah dari apa yang telah
kau jelaskan” kata hakim itu. Lalu joha “baiklah jika memang itu sudah menjadi
keputusan tuanku, lagi pula yang seharunya tempat makannya sendiri yang mengganti
atau memperbaiki sendiri karena tempat makanan yang bersalah sehingga saya
mengalami sakit” kata Joha menerimanya meski melakukan pembelaan diri lagi
.

Anda mungkin juga menyukai