Oleh :
Resmin Sihotang
No. Register 7656091475
PASCA SARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN NON REGULAR
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2010
NO . REG : 7656091475
SOAL
1. Akhir-akhir ini muncul fenomena di masyarakat maraknya berbagai model pendidikan yang
dikenal dengan sekolah alam. Mereka umumnya mengklaim itu model yang cocok untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Buatlah analisa saudara secara ilmiah!
2. Berkaitan dengan fakta tersebut (nomor 1) tentunya banyak lulusan yang setara dengan
SLTA yang trendnya dapat juga muncul keinginan masuk sekolah tinggi/universitas alam
misalnya. Buatlah perencanaan strategik untuk mutu sekolah tinggi/universitas alam.
Misal saudara menjadi konsultan untuk itu, atau sedang menyusun proposal untuk itu
dengan RAB tahun 2011.
SOLUSI
Jawaban Soal No 1.
Sekolah alam adalah sekolah tempat belajar bertindak mencintai alam, belajar menjadi manusia
yang berdaya lahir batin, bertanggung jawab merawat dan mengawal negara, karena alam atau
tanah air adalah sajadah tempat bersujud kepada Tuhan. Di sekolah alam itu tidak hanya diajarkan
percaya kepada buku. Semua bidang studi yang ditargetkan kurikulum pemerintah diajarkan, tapi
selebihnya mereka diarahkan untuk membaca alam. Alam adalah guru seni yang baik dan guru
kehidupan. Buktinya mereka punya kearifan lokal berbunyi, alam terkembang jadi guru. Sekarang,
kalau di mana-mana ada kesadaran baru orang merasa perlu belajar pada alam, terkembang jadi
guru. Sekarang, kalau di mana-mana ada kesadaran baru orang merasa perlu belajar pada alam,
akhirnya kearifan lokal itu akan menjadi kearifan global.
Dalam rangka umum mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil
kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible maupun yang intangible. Dalam
konteks pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil
pendidikan. Dalam "proses pendidikan" yang bermutu terlibat berbagai input, seperti; bahan ajar
(kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana
sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan
suasana yang kondusif. Manajemen sekolah, dukungan kelas berfungsi mensinkronkan berbagai
input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar
baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas; baik konteks
kurikuler maupun ekstra-kurikuler, baik dalam lingkup subtansi yang akademis maupun yang non-
akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran. Mutu dalam konteks "hasil
pendidikan" mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu
(apakah tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai
atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis
(misalnya ulangan umum, Ebta atau Ebtanas). Dapat pula prestasi di bidang lain seperti prestasi di
suatu cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya : komputer, beragam
jenis teknik, jasa. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang
(intangible) seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan, dsb.
C. PENGERTIAN KUALITAS
Juran (dalam Tampubolon, 2001:55) memberikan pengertian kualitas, adalah mutu strategis atau
Mutu-Besar atau Mutu Makro, yaitu mutu yang bersifat strategis, terutama pada produk yang
mengandung sifat kebijakan strategis. Mutu Teknis atau Mutu-Kecil atau Mutu Mikro, yaitu mutu
yang bersifat teknis,terutama pada produk yang bersifat teknis.
D. 1. Pengertian Kurikulum
Berdasarkan kurikulum standar yang telah ditentukan secara nasional, sekolah bertanggung jawab
untuk mengembangkan kurikulum baik dari standar materi (content) dan proses penyampaiannya.
Melalui penjelasan bahwa materi tersebut ada mafaat dan relevansinya terhadap siswa, sekolah
harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan melibatkan semua indera dan lapisan
otak serta menciptakan tantangan agar siswa tumbuh dan berkembang secara intelektual dengan
Jika berbicara tentang sekolah tak terlepas dari kurikulum yang ada dan ditetapkan pemerintah, berbeda
dengan sekolah konvensional. sekolah alam memiliki kurikulum yang berbeda, jikapun menggunakan
kurikulum pendidikan biasanya dilakukan penyesuaian saja. Selain itu, sekolah ini juga memunyai tiga
kurikulum khas yaitu kurikulum akhlak meliputi keimanan, ibadah, sikap hidup, serta interaksi
dengan alam. Kurikulum sikap ilmiah dan Falsafah Ilmu Pengetahuan meliputi bahasa, sains, daya
pikir, daya kreasi, dan seni. Sementara kurikulum untuk leadership skill meliputi outward bound,
pendidikan jasmani, kewirausahaan, serta sosial kemasyarakatan
Menjadi Juara III Lomba Atletik se- Kota Semarang dalam rangka POPDA untuk cabang Lari 100 m. Juara
III Lomba Cipta lagu TK se-kotamadya Jakarta Selatan. Tahun 2009. Partisipan dalam Jambore Tanam
Pohon (Spesial Tanam Pohon Bakau di Hutan Mangrove) Departemen Kehutanan bulan Februari 2006.
British Council sebagai “Contoh Sekolah di Indonesia Yang Menggunakan Montage Program”
(Education Rev. BC). 2004-2006. Instruktur Life Skill COREMAP pasca Bencana Tsunami Aceh..
Pemenang Harapan I Lomba Kreativitas Guru tingkat SLTP bidang IPS tahun 2005. Juara I Lomba “Who
Dares To Win”. Piala Direktur NEC. Tahun 2005. Juara III Lomba “Who Dares To Win”. Piala Menpora.
Tahun 2005. Juara III Lomba “English Competition”. Piala Direktur NEC. Tahun 2005. Juara I “Story
Telling. Tahun 2005. Juara II “ Poetry Reading”. Tahun 2005. Juara III Lomba Science Experiment
tingkat SD PPIPTEK-TMII. Tahun 2005. Montage Indonesia (dibawah naungan British Council). Tahun
2004. Juara III lomba Junk To Gem. Penghargaan sebagai sekolah teraktif pengirim hasil karya dalam
lomba Junk To Gem. Instruktur Pelatihan Out Bound Sekolah Global Mandiri. Tahun 2004. Instruktur
Pelatihan Out Bound Sekolah Nasional Satu Bekasi. Tahun 2004. Terpilih dalam Com Dev IBM dan
A. JADI, ANALISA SAYA TENTANG SEKOLAH ALAM DAN KAITANNYA DENGAN MUTU
PENDIDIKAN
Menurut saya konsep sekolah alam adalah konsep belajar aktif, menyenangkan dengan
menggunakan alam sebagai media langsung untuk belajar.Sekolah Alam berusaha menciptakan
suasana belajar mengajar yang menyenangkan, dimana atmosfer belajar tidak menegangkan,
komunikasi antara guru dan siswa juga hangat dan juga mementingkan pada active learning
dimana siswa tidak berfokus pada buku-buku pelajaran saja tapi mengalami langsung apa yang
mereka pelajari, bisa lewat percobaan, observasi dan lain sebagainya. Hanya sekolah alam lebih
memanfaatkan alam sebagai media untuk siswa belajar langsung, sementara dalam pendidikan
montesorri, material yang digunakan bisa tidak disediakan di alam, namun bisa berupa material
yang memang didesign khusus untuk membantu siswa belajar. Sekolah alam mengajarkan siswa
belajar tidak hanya berdasarkan atau mengandalkan text book, tapi juga belajar aktif. Belajar dengan aktif
dengan situasi, kondisi, komunikasi antara siswa dan guru yang menyenangkan tentunya diharapkan akan
memberikan motivasi belajar yang besar untuk siswa dan menumbuhkan minat akan apa yang dipelajari.
Situasi belajar yang menyenangkan, dukungan komunikasi yang hangat antara guru dan siswa
memudahkan anak dalam beradaptasi dan memahami dirinya sendiri.
Kelebihan sekolah alam dibandingkan sekolah biasa, menurut saya adalah alam membuat anak
tidak terpaku hanya pada teori saja. Namun mereka dapat mengalami langsung pengetahuan yang
mereka pelajari di alam. Karena diakui saat ini sekolah-sekolah biasa lebih banyak menggunakan
sistem belajar mengajar konvensional dimana guru menerangkan, siswa hanya mendapat
pengetahuan dengan mengandalkan buku panduan saja, dan siswa jarang diberikan kesempatan
untuk mengalami langsung atau melihat langsung bentuk pengetahuan yang mereka pelajari. Di
sekolah alam, biasanya aturan yang diberlakukan tidak seketat sekolah biasa dimana siswa harus
duduk mendengarkan gurunya atau mendapatkan hukuman jika tidak mengerjakan tugas.
Disekolah alam diajarkan, menjadi pribadi yang mandiri dan berani mengambil keputusan selama
mengikuti proses pembelajaran. Saya yakin, kemampuan akademis bisa dikejar, tetapi kemandirian,
budi pekerti dan soft skill lainnya itu harus ditempa sejak di usia emasnya
Sikap orangtua akan adanya sekolah alam umumnya menyambut positif dan baik. Efriyani Djuwita,M.Si
menyarankan ada baiknya kalau sikap orangtua terhadap anak mereka yang sekolah di sekolah alam ,
perlu juga melatih membawa anak mengalami atau melakukan kegiatan langsung berhubungan dengan
pengetahuan yang mereka pelajari. Jadi tidak hanya di sekolah saja, namun kegiatan ini perlu dilakukan
pula dalam setting rumah. Sehingga anak semakin terbiasa untuk belajar aktif, dan termotivasi untuk tau
banyak lagi. Dan yang pasti, anak menjadi lebih cinta akan alam dan lingkungan tempat mereka berada,
serta tau bagaimana alam memberikan pelajaran berharga akan kehidupan pada mereka.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek
kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya
penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbicara mengenai kualitas sumber
daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang
terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari
pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama
kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui
berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan
dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan
pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada
kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas
pendidikan. Salah satu indikator kekurangberhasilan ini ditunjukkan antara lain dengan NEM siswa
untuk berbagai bidang studi pada jenjang SLTP dan SLTA yang tidak memperlihatkan kenaikan
yang berarti bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali pada beberapa sekolah
dengan jumlah yang relatif sangat kecil.
Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini
kurang atau tidak berhasil. Pertama strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat
Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur oleh jajaran
birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat)
tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Atau dengan
singkat dapat dikatakan bahwa kompleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali
tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat.
Setiap individu mempunyai cara belajar yang berbeda walaupun dengan materi yang sama. Agar
efektif perlu kiranya setiap kekhasan cara belajar tersebut dikelompokkan sesuai dengan kekhasan
tersebut. Dengan kata lain sesuai dengan kelompok kecerdasannya masing-masing. Individu yang
telah sesuai dengan cara belajar mereka, maka sangat efektif sekali dalam menyerap informasi,
Disekolah alam diajarkan, menjadi pribadi yang mandiri dan berani mengambil keputusan selama
mengikuti proses pembelajaran. Saya yakin, kemampuan akademis bisa dikejar, tetapi kemandirian,
budi pekerti dan soft skill lainnya itu harus ditempa sejak di usia emasnya.
1. Berkaitan dengan fakta tersebut (nomor 1) tentunya banyak lulusan yang setara dengan
SLTA yang trendnya dapat juga muncul keinginan masuk sekolah tinggi/universitas alam
misalnya. Buatlah perencanaan strategik untuk mutu sekolah tinggi/universitas alam.
Misal saudara menjadi konsultan untuk itu, atau sedang menyusun proposal untuk itu
dengan RAB tahun 2011 !.
A. Pendahuluan
Pendidikan tinggi hendaknya diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen
yang fleksibel dan dinamis agar memungkinkan setiap perguruan tinggi untuk berkembang sesuai
dengan potensinya masing-masing dan tuntutan eksternal yang dihadapinya.1 Manajemen sering
diartikan sebagai ilmu, kiat/seni, dan profesi. Luther Gulick mengatakan manajemen sebagai ilmu,
karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha
memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama. berhasil cukup lama. Manajemen akan
memberikan efektivitas pada usaha manusia (Pandji Anoraga, 1997:109).
Dunia pendidikan juga tidak dapat terlepas dari sistem manajemen ini. Pada pendidikan terdapat
beberapa kelemahan mendasar dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, dan kelemahan
mendasar itu antara lain yaitu bidang manajemen yang mencakup dimensi proses dan substansi.
Pada tataran proses, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi belum dilakukan dengan
prosedur kerja yang ketat. Pada tataran substantif, seperti personalia, keuangan, sarana dan
prasarana, instrument pembelajaran, layanan bantu, layanan perpustakaan, dan sebagainya, tidak
hanya substansinya belum komprehensif, melainkan kriteria keberhasilan untuk masing-
masingnya belum ditetapkan secara taat asas (Sudarwan Danim, 2003: 6).
Agar mutu tetap terjaga dan agar proses peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus ada
standar yang diatur dan disepakati untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan peningkatan
mutu tersebut (adanya benchmarking/titik acuan standar/patokan). Dalam manajemen mutu,
sudah ada tiga sistem yang berkembang, yaitu : [1] Pengawasan Mutu (PM), [2] Jaminan Mutu (JM)
dan [3] Manajemen Mutu Terpadu (MMT) (Daulat Tampubolon, 2001:111). Berdasarkan data yang
ada, ada beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang telah menerapkan sistem manajemen mutu
Agar dapat sukses, setiap Perguruan Tinggi perlu melakukan proses secara sistematis dalam
melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCA (plan-
do-check-act), yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan
rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.(Fandy Tjiptono,2003:15) Melakukan
monitoring dan evaluasi untuk meyakinkan apakah program yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan, dan sejauh mana pencapaiannya. Tujuan dan kegiatan
monitoring dan evaluasi adalah untuk meneliti efektivitas dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan. Evaluasi tidak selalu bermanfaat dalam kasus-kasus tertentu, oleh karenanya selain
hasil evaluasi juga diperlukan informasi lain yang akan digunakan untuk pembuatan keputusan
selanjutnya dalam perencanaan dan pelaksanaan program dimasa mendatang. Aktivitas tersebut
terus menerus dilakukan sehingga merupakan suatu proses peningkatan mutu yang berkelanjutan
(Continuous Quality Improvement).
Menurut Skinner (1992, dalam Anoraga, 1997: 114) merumuskan bahwa fungsi manajemen
meliputi : [1] perencanaan (planning), [2] pengorganisasian (organizing), [3] pengerjaan (staffing),
[4] pengarahan (directing), [5] pengendalian (controlling). Sedangkan menurut Stephen P. Robbin
(1993, dalam Anoraga, 1997: 115) merumuskan bahwa fungsi manajemen meliputi: [1] perencaan
(planning), [2] pengorganisasian (organizing), [3] memimpin (leading), dan [4] pengendalian
(controlling). Hal yang senada juga diungkapkan oleh Fattah (1999 : 13) menyebutkan bahwa
kegiatan manajerial meliputi banyak aspek, namun aspek utama dan esensial yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling).
Perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.
Dalam perencanaan mutu menurut Juran (dalam Tampubolon,2001:52) menyatakan bahwa dalam
mengembangkan sistem manajemen yang disebut Manajemen Mutu Strategis (Strategic Quality
Management), yang terdiri dari tiga tingkatan antara lain, yaitu: [1] Manajemen puncak
Total Quality Management dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya, yaitu: Total
(keseluruhan); Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa); Management
(tindakan, seni, cara menghandel, pengendalian, pengarahan). Dari ketiga kata yang dimilikinya,
definisi TQM adalah “sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (costumer
satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan sekali benar (right first time), melalui perbaikan
berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan” (Kit Sadgrove, 1995
dalam Yamit, 2004 : 181).
C..
Visi
Misi
• Pada tahun 2012 menjadi Sekolah Tinggi alam unggulan dalam mengembangkan kualitas sumber
daya manusia
Tujuan
1. Membina dan mengembangkan mahasiswa untuk menjadi tenaga ahli dalam bidang alam
yang profesional, berkompetensi tinggi dan berwawasan kebangsaan.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen
rencanan strategis
3. Mendukung pembangunan masyarakat yang religius, cinta ilmu, demokratis, dan
bermartabat.
Akademik
Tujuan usaha dicapai melalui upaya secara teamwork yang kompak, cerdas, dinamis dan lincah
oleh sesama pengajar.
Menjadi salah satu perguruan tinggi yang handal dan bermartabat, memerlukan
peningkatan mutu secara berkelanjutan untuk berlomba memberikan pelayanan pendidikan yang
terbaik bagi generasi penerus bangsa. Pada tahap awal universitas alam menetapkan sasaran mutu
yang di mulai dari peningkatan peringkat mutu di tingkat wilayah menuju mutu rata-rata di tingkat
nasional. Hanya saja definisi dan kriteria tentang mutu pendidikan tinggi perlu benar-benar
dipahami sehingga mampu dikelola bersama untuk mencapainya. Tanpa adanya pemahaman yang
benar, maka cita-cita untuk menjadikan mutu sebagai basis pengelolaan, akan menjadi salah arah.
Memasuki tahun 2012 nanti, Universitas Alam diharapkan telah mampu menjadi sebuah
perguruan tinggi yang memiliki kelengkapan sebagai berikut :
Kualitas sumber daya Universitas Alam harus mampu mendukung tercapainya visi dan misi
sesuai rencana. mutlak diperlukan :
1. Sumber Daya Manusia sebagai pengelola yang profesional mengemban amanah tridarma
perguruan tinggi untuk melayani masyarakat, disertai dengan bekal kemampuan akademik
yang tinggi serta handal sesuai bidang tugas dan keahliannya
2. Infrastruktur dan Fasilitas Akademik yang mampu memenuhi, bahkan melampaui standar
layanan berkualitas, mencakup kenyamanan, keamanan dan keandalan yang baik, sehingga
dapat memberikan kepuasan bagi penggunanya;
1.1.3. Mahasiswa
Mahasiswa direkrut dari putra-putri terbaik Indonesia, dalam hal prestasi akademik
maupun terkait dengan kepribadiannya, sehingga harus mampu menerapkan sistem manajemen
seleksi mahasiswa baru yang handal dan transparan. Universitas Alam harus menyediakan alokasi
yang lebih proporsional bagi para calon mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu,
sehingga akses pendidikan tinggi dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
1.1.4. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan harus merujuk pada standar kurikulum internasional yang terus
dikembangkan, dimutakhirkan dan disesuaikan dengan kondisi sumber daya internal serta kondisi
sosial budaya bangsa Indonesia secara konsisten. Kurikulum harus mampu diterapkan dengan cara
yang tepat, melalui sistem manajemen pengelolaan proses pembelajaran yang orientasinya
memberdayakan dan menjadikan mahasiswa sebagai pembelajar aktif. Proses pembelajaran harus
dilaksanakan secara disiplin dan konsisten sesuai dengan rencana, serta hasilnya dapat terukur
dengan jelas terhadap pencapaian kompetensi yang sesuai dengan spesifikasi jurusan atau program
studi. Seluruh kelengkapan kriteria yang diperlukan di atas, tentu saja memerlukan standar,
indikator dan strategi lebih lanjut untuk dapat memenuhinya. Upaya untuk memenuhi kriteria dan
standar tersebut nantinya, akan menjadikan Universitas Alam mampu menjadi salah satu
perguruan tinggi nasional yang handal dan bermartabat dalam beberapa tahun mendatang. Kriteria
tersebut di atas sudah mencakup hampir seluruh komponen kegiatan akademik yang
3.2.1. Eksternal
3.2.2. Internal
1. Pendanaan yang bersumber dari bantuan pemerintah telah ada dan bersifat rutin, selalu
dimanfaatkan untuk mensubsidi mahasiswa;
2. Mahasiswa kurang mampu, dibebaskan dari biaya pendidikan, hingga dana dari mahasiswa
tidak mampu memenuhi kebutuhan rutin;
3. Dana dari Yayasan mencukupi untuk subsidi defisit anggaran rutin, namun belum cukup
mampu mendukung upaya pengembangan sarana dan prasarana.
1. Sebagian besar SDM berasal dari lingkungan STIE Pasundan baik berstatus PNS ataupun
tenaga Yayasan Pasundan, dibantu dosen-dosen dari lingkungan UNPAS, ITB, UNPAD dan
PTN lainnya yang memiliki komitmen tinggi, dengan demikian perlu adanya penambahan
tenaga tetap yang mempunyai keahlian mumpuni.
2. Perlu peningkatan kesadaran pembelajaran organisasi serta organisasi pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan profesional;
3. Bahasa manajemen yang selaras masih belum terbangun dengan baik;
4. Isu Organizational ethics, mutu dan produktivitas masih rendah;
1. Komitmen kuat seluruh civitas akademika untuk bersama-sama mengabdi, berjuang dan
berkorban dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk membangun, mengembangkan
serta meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan.
2. Jarak tempuh antara Kampus dan rumah Dosen, mahasiswa dan karyawan dapat ditempuh
dalam waktu relatif singkat.
3. Tradisi penyelenggaraan pendidikan Yayasan Pasundan , memiliki sejarah yang panjang
dan sangat mengakar kepada seluruh masyarakat Jawa Barat ataupun masyarakat diluar
Jawa Barat.
4. Badan Hukum Penyelenggara pendidikan (Yayasan) memiliki komitmen kuat untuk
mengupayakan dan menjamin ketersediaan sumber pendanaan demi kelangsungan proses
pendidikan.
5. Dukungan kuat jaringan kerja organisasi sebagai stake-holders Yayasan, dengan jumlah
yang besar dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Jawa Barat.
1. Mewujudkan program pendidikan yang memenuhi standar mutu Nasional menuju standar
Internasional secara bertahap dan berkelanjutan.
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan profesional serta
kemampuan pengembangan diri.
Meningkatkan kapasitas dan mutu institusi dengan dukungan civitas akademik, komunitas
perguruan tinggi, masyarakat, pemerintah, serta lingkungan industri dan bisnis yang mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas layanan berkelanjutan.
2. Melaksanakan aktivitas berbasis hasil evaluasi diri, dengan menerapkan sistem penjaminan
mutu.
1. Terselenggaranya layanan akademik yang relevan dan mampu memfasilitasi minat dan
bakat mahasiswa dalam proses pembelajaran;
2. Terselenggaranya program pengembangan kreativitas dan inovasi mahasiswa, khususnya
dalam bidang teknologi tepat guna;
3. Terselenggaranya program pembinaan organisasi kemahasiswaan untuk memfasilitasi
minat dan bakat mahasiswa dalam berbagai bidang.
Untuk pengembangan manajemen organisasi yang bertata kelola baik , perlu adanya
pengembangan organisasi yang efektif dan efisien dengan sasaran yang akan dicapainya.
Pengembangan tersebut di uraikan secara rinci sebagai berikut:
2. Terselenggaranya layanan yang lebih cepat, efisien dan efektif bagi seluruh civitas akademik
melalui penyediaan perpustakaan ‘Digital’.
3. Tersedianya Sistem Knowledge Based Management (KBM) yang handal sebagai sumber
pembelajaran dan database operasi organisasi untuk kemudahan maintenance dan
peningkatan utilisasi seluruh sumber daya.
4.5.1. Peningkatan kapasitas jaringan kerja sama di tingkat wilayah dan nasional
1. Terselenggaranya kerja sama dengan berbagai PTS sebagai upaya pemanfaatan sumber
daya bersama dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas layanan,
1. Terciptanya citra sebagai perguruan tinggi berbasis bahasa Inggris dan Komputer yang
dapat menghasilkan lulusan sebagai pemikir (inisiator dan inovator) handal, berdaya juang
tinggi, berjiwa pengabdian dan berwawasan mendunia,
2. Terciptanya citra sebagai kampus IPTEK dan IMTAQ yang dapat menjadi percontohan
menyatunya pendidikan dengan keterampilan melalui SDM yang bermutu dan jaringan
kerja sama yang luas dan kuat.
5 . 1 . BIAYA MUTU
1. Pendanaan yang bersumber dari bantuan pemerintah telah ada dan bersifat rutin, selalu
dimanfaatkan untuk mensubsidi mahasiswa;
2. Mahasiswa kurang mampu, dibebaskan dari biaya pendidikan, hingga dana dari
mahasiswa tidak mampu memenuhi kebutuhan rutin;
3. Dana dari Yayasan mencukupi untuk subsidi defisit anggaran rutin, namun belum cukup
mampu mendukung upaya pengembangan sarana dan prasarana.
1. Melibatkan pemeriksaan harian terhadap kemajuan mahasiswa dan hal ini berlangsung
secara informal
2. Pengguanaa data statistic dan profil pelajar yang relevan dari berbagai kepuasan yang
mereka peroleh.
3. Mengumpulkan contoh kasus tentang sikap dan pandangan mahasiswa dan indicator
prestasi institusi bisa dilakukan dengan penyebaran kuesioner.