Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

Disusun oleh :
Maria Lumban Gaol (023001716504)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRISAKTI
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

1. Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “idea” yang berarti
gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan “logos” berarti ilmu.
Pengertian ideologi menurut beberapa ahli adalah debagai berikut:
Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang
berarti melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah
pikiran dan kata logi yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah
ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas (AL-
Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan
sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan
seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya
serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman
yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak
benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah aterm
used for any group of ideas concerning various political and aconomic issues
and social philosophies often applied to a systematic scheme of ideas held by
groups or classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-
cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang
sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita
yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.

Harol H. Titus
Ideologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita
mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering
dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang
dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Ali Syariati
Mendefenisikan ideologi sebagai “keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan
yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu klas sosial, suatu bangsa atau satu ras
tertentu
Destutt de Tracy
Mengartikan ideology sebagai “Science of ideas”, dimana didalamnya ideologi
dijabarkan sebagai jumlah program yang diharapkan membawa perubahan
institusional dalam suatu masyarakat.
Kirdi Dipoyudo
Ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan
menyeluruh tentang manusia dan kehidupanya baik individual maupun sosial,
termasuk kehidupan Negara.
Sastra Pratedja
Ideologi sebagai suatu kompleks gagasan atau pemikiran yang beerorientasi
pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
C.C. Rodee
Ideologi adalah kumpulan gagasan yang secara logis berkaitan dan
mengidentifikasikan nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi institusi politik dan
pelakunya. Ideologi dapat di gunakan untuk membenarkan status quo atau
membenarkan usaha untuk mengubahnya (dengan atau tanpa dengan
kekerasan).
Gunawan Setiardjo
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang
sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam
kehidupan.
Thomas H
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat
bertahan dan mengatur rakyatnya.

2
Kamus Bahasa Indonesia ,319
Ideologi adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat
(kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Atau
cara berfikir seseorang atau suatu gagasan.

2. Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup


Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai
melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya berada
dalam sistem pemerintahan yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan
ideologi yang hanya berisi suatu orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya
ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial-politik selalu dapat
dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang
berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak dapat
ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara demokratis.
Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang dinyatakan
sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus
dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan
berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain.
Ideologi tertutup bersifat dogmatis dan apriori, dogmatis berarti mempercayai
suatu keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori, yaitu berprasangka
terlebih dahulu akan suatu keadaan. ideologi tertutup tersebut dipaksakan
berlaku dan dipatuhi oleh masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu
atau kelompok masyarakat , yang berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan
cara yang totaliter. Bersifat totaliter berarti menyangkut seluruh aspek
kehidupan.
Dari arti kedua ideologi ini, perbedaannya adalah ideologi terbuka bersifat
inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan
sekelompok orang, artinya bahwa sistem ini bersifat demokratis dan terbuka,
sedangkan Ideologi tertutup bersifat otoriter (negara berlaku sebagai penguasa)
dan totaliter, arti dari totaliter itu sendiri adalah bahwa pemerintahan dengan

3
kekuasaannya mempunyai hak mutlak untuk mengatur di segala bidang aspek
yang ada.
a) Ciri-ciri ideologi terbuka:
Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri, sebagai
berikut:
 Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat
(falsafah). Jadi, bukan keyakinan ideologis sekelompok orang,
melainkan kesepakatan masyarakat.
 Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat
sendiri. Ia adalah milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan
dalam kehidupan mereka.
 Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru
dapat dan perlu menggali kembali falsafah tersebut dan mencari
implikasinya dalam situasi ke-kini-an mereka.
 Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat,
melainkan menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup
bertanggung jawab sesuai dengan falsafah itu.
 Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat
yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

3. Ideologi Partikular dan ideologi Komprehensif


Dari segi sosiologis, Karl Mannhein membedakan dua macam kategori
ideologi yaitu ideologi yang bersifat partikular dan ideologi yang bersifat
komprehensif.
a) Ideologi Partikular
Didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersusun secara
sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu
dalam masyarakat.
b) Ideologi Komprehensif
Didefinisikan sebagai suatu sistem pemikiran menyeluruh mengenai
semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita

4
yang bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-besaran
menuju bentuk tertentu.
Dari kedua ideologi diatas, ideologi Pancasila berada ditengah-tengah
kedua ideologi diatas, artinya ideologi Pancasila memiliki ciri menyeluruh yaitu
tidak berpihak pada golongan tertentu serta ideologi Pancasila yang
dikembangkan dari nilai-nilai yang ada pada realitas bangsa Indonesia mampu
mengakomodasikan berbagai idealisme yang berkembang dalam masyarakat
yang bersifat majemuk.

4. Pengertian Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara


Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia yang tak lain
adalah ideologi terbuka. Pancasila sebagai ideologi terbuka artinya nilai-nilai
dasar Pancasila bersifat tetap, namun dapat dijabarkan menjadi nilai
instrumental yang berubah dan berkembang secara dinamis dan kreatif sesuai
dengan kebutuhan perkembangan masyarakat Indonesia.
Tatanan nilai mempunyai tiga tingkatan fleksibelitas ideologi pancasila
mengandung nilai-nilai sebagai berikut :
a) Nilai dasar
b) Nilai instrumental
c) Nilai praktis
Menurut Alfian, kekutan suatu ideologi tergantung pada 3 dimensi yang
terkandung di dalamnya yaitu sebagai berikut :
a) Dimensi realitas, yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan
realitas yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat.
b) Dimensi idealis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam Pancasila
yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai
yang terkandung dalam sila-sila pancasila yaitu ketuhanan, kemanusian,
persatuan, kerakyatan dan keadilan.
c) Dimensi fleksibel, yaitu ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara
dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bebrsifat
dinamis dan demokrastis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena
memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke masa.

5
5. Arti Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan
sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan
seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya
serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman
yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak
benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah aterm used for
any group of ideas concerning various political and aconomic issues and social
philosophies often applied to a systematic scheme of ideas held by groups or
classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita
mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering
dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang
dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi-definisi filsafat
dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran
manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati
atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama
dengan ruang dan waktu.
Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara sistematis
radikal itu kemudian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat yang
mengandung suatu pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk dijadikan
dasar, asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama dalam rangka
perumusan satu negara Indonesia merdeka, yang diberi nama Pancasila.
Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu kemudian diberi status
atau kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan memenuhi
persyaratan sebagai suatu sistem filsafat. Termaktub dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat maka filsafat Pancasila itu
berfungsi sebagai dasar negara Republik Indonesia yang diterima dan didukung
oleh seluruh bangsa atau warga negara Indonesia. Demikian isi rumusan sila-

6
sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian kesatuan yang bulat dan utuh
merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah fundamental bagi peri kehidupan
bernegara dan masyarakat Indonesia dari pusat sampai ke daerah-daerah.
Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan hidup
masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal mencakup segala macam
nilai-nilai sosial dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi dalam hidup oleh
seluruh masyarakatnya. Sebagai ideologi bangsa, maka keberadaannya selalu
diimplementasikan ke dalam perilaku kehidupan dalam rangka berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat. Kalau dikaji dari butir-butir kelima sila dalam
ideologi Pancasila tersebut, sebenarnya sudah mencakup gambaran
pembentukan karakter manusia Indonesia yang ideal, sebagai mana yang
diharapkan para penggali dari pancasila itu sendiri. Gambaran pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya itu, dapat diilustrasikan pada sila pertama
tersirat bagaimana manusia Indonesia berhubungan dengan Tuhannya atau
kepercayaannya. Pada sila kedua tergambar bagaimana manusia Indonesia
harus bersikap hidup dengan orang lain sebagaimana layaknya manusia yang
punya pikiran dan ahklak hingga dia bisa bersikap sebagai mahkluk yang
tertinggi dibandingkan dengan mahkluk lainnya yaitu binatang. Sila ketiga
menerangkan bagaiama manusia Indonesia menciptakan suatu pandangan
betapa pentingnya arti persatuan dan kesatuan bangsa dari pada bercerai berai
seperti pada pepatah bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh. Sila keempat
telah menegaskan bagaimana manusia Indonesia mengimplementasikan cara
bersikap dan berpendapat serta memutuskan sesuatu menyangkut kepentingan
umum secara bijak demi kelangsungan kehidupan berdemokrasi
yang terlindungi antara menyuarakan hak dan kewajibannya berimbang dalam
mengimplementasikannya.
Pada sila kelima dijabarkan bagaimana manusia Indonesia mewujudkan
suatu keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Indonesia itu sendiri.
Dari penjabaran kelima sila tersebut di atas, maka sudah sepantasnya bahwa
Pancasila beserta kelima silanya itu layak dijadikan sebagai pandangan dan
pegangan hidup serta dijadikan sebagai pembimbing dalam menciptakan
kerangka berpikir untuk menjalankan roda demokratisasi dan

7
diimplementasikan dalam segala macam praktik kehidupan menyangkut
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di dalam Negara kesatuan Republik
Indonesia tercinta ini. maka mengamalkan dan mengamankan Pancasila
sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap
warga negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang
melangggar Pancasila sebagai dasar negara, harus ditindak menurut hukum
yakni hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan
Pancasila sebagai dasar negara disertai sanksi-sanksi hukum. Sedangkan
pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila
dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai
sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang
terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya,
sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang barlaku di
Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila
sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa.
Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup
dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai
sifat mengikat. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara dihubungkan
fungsinya sebagai dasar negara, yang merupakan landasan ideal bangsa
Indonesia dan negara Republik Indonesia dapatlah disebut pula sebagai
ideologi nasional atau ideologi negara.

6. Peranan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indoensia


Pancasila pada hakekatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan
atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-idiologi
lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan
serta nilai religius. Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup
masyarakat indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis
(asal bahan) pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh
para pendiri negara, sehigga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara

8
dan ideologi bangsa dan negara Indoneisa. Filsafat pancasila sebagai dasar
filosofis dalam kehidupuan berbangsa dan bernegara telah mendapatkan
legitimasi yuridis tatkala the fouding fathers kita mengesahhkan dalam
kosntitusi UUD 1945 18-8-1945. Konsekuensinya selama bangsa Indoneisa
memiliki kehendak bersama untuk membangun bangsa di atas dasar filosofis
nilai-nilai Pancasila, seharusnya segala kebijakan dalam negara terutama
dalam melakukan suatu pembaharuan dua kali dalam proses reformasi,
dewasa ini, nilai-nilai Pancasila merupakan pangkal tolak derivasi baik dalam
bidang politik, sosial, ekonomi, hukum serta kebijakan hubungan internasional
dewasa ini.

7. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa


dan Negara Indonesia
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai
dasar bagi kehidupan kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan.
Nilai-nilai pancasila tergolong nilai kerohanian yang di dalamnya terkandung
nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital,
kebenaran, atau kenyataan. Estetis, estis maupun religius. Nilai-nilai-nilai
Pancasila bersibat obyektif dan subyektif, artinya hakikat nilai-nilai pancasila
bersifat universal atau berlaku dimanapun, sehingga dapat diterapkan di negara
lain. Nilai –nilai pancasila bersifat objektif, maksutnya :

a) Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam


menunjukkan adanya sifat umum universal dan abstrak
b) Inti dari nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
bangsa Indonesia
c) Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia
Sedangkan nilai-nilai pancasila bersifat subjektif bahwa keberadaan nilai-nilai
pancasila itu terlekat pada bangsa Indonesia sendiri karena:
a) Nilai- nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia
b) Nilai-nilai pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia

9
Nilai-nilai pancasila terkandung nilai kerohanian yang sesuai dengan hati nurani
bangsa Indonesia.

8. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia


Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara
kesatuan republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi
nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya
(cultural bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat
Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah
mendarah daging dalam kehidupanehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah
ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat
tergantung daya tahan dari ideologi itu.
Alfian mengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga
dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan
fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
a) Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat
dimana ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak
nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal
kelahirannya.
b) Dimensi Idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung
dalam nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai
kelompok atau golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih
baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
c) Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan
ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan
perkembangan masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut wewarnai
proses perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu
sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti
pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran –tafsiran terhadap

10
nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita -realita baru yang
muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.

Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini


sehingga pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi
Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :
a. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah
bangsa yang majemuk.
b. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan
menggerakkan serta membimbing bangsa Indonesia dalam
melaksanakan pembangunan.
c. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai
dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
d. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan
bangsa dan Negara.

Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat


menjadi etos yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan
perlunya aktualisasi maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisas saja
terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat lima prinsip dasar di dalamnya,
yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan, kepribadian dan prestasi.
Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan
sebuah masyarakat, bangsa dan personal-personal di dalamnya.
Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai
alat lalu lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut,
masyarakat akan memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan
main yang telah disepakati. Ketika Pancasila telah disepakati bersama sebagai
sebuah konsensus, maka Pancasila berperan sebagai payung hukum dan tata
nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila
juga mengalami tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan

11
menentukan apakah Pancasila mampu bertahan sebagai ideologi atau berakhir
seperti dalam perkiraan David P. Apter dalam pemikirannya “The End of
Idiology”. Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa
Indonesia sendiri dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan
bernegara, yaitu religius monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis yang
berkesatuan dalam keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat dan
yang berkeadilan sosial. Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari
ideologi negara lain, tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan
kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung
pada kesadaran, pemahaman dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila
selayaknya tetap bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner
ketat. Nilai dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat
fleksibel. Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa
Indonesia dengan keterbukaannya tersebut.
Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara Indonesia serta
Pancasila sebagai ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun
dihantam badai globalisasi dan modernisme. Sebagai generasi penerus,
marilah kita menjaga Indonesia dan Pancasila agar saling berdampingan dan
tetap utuh hingga anak cucu kita nantinya sebagai penerus kelangsungan
negara ini.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari
kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia.
Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menjaga
nilai – nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya berbagai
upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia. Upaya–upaya
tersebut antara lain :
a) Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus
pancasila pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan
tinggi.
b) Lebih memasyarakatkan pancasila.
c) Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

12
d) Memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap pancasila.
e) Menolak dengan tegas faham-faham yang bertentangan dengan pancasila.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arsy, Andra,dkk 2013. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara:


Universitas Brawijaya, 2013

Anda mungkin juga menyukai