Disusun Oleh :
Muti'ah Indah Novita (023001706501)
Maria Lumban Gaol (023001716504)
Antonius Fernando Parsaoran Situmorang (023001806503)
UNIVERSITAS TRISAKTI
2018
DAFTAR ISI
3
PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
a. konsekuensi atau diciptakan offness baik dalam hal manfaat atau biaya;
b. hak dan kewajiban yang terkena dampak;
c. keadilan yang terlibat;
d. motivasi atau kebajikan yang diharapkan.
A. Pendekatan filosofi
a. Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau Teleologi
Pelaku Konsekuensialisme sungguh-sungguh dalam memaksimalkan
manfaat yang dihasilkan oleh keputusan. Paham ini berpegang pada prinsip
bahwa suatu tindakan itu benar secara moral jika dan hanya jika tindakan itu
memaksimalkan manfaat bersih. Dengan kata lain, suatu tindakan dan juga
keputusan disebut etis jika konsekuensi yang menguntungkan lebih besar
daripada konsekuensi yang merugikan. Utilitarianisme klasik berkaitan dengan
utilitas keseluruhan, mencakup keseluruhan varian, oleh karena itu hanya dari
manfaat parsial dalam pengambilan keputusan etis dalam konteks bisnis,
profesional dan organisasi. Konsekuensialisme dan utilitarianisme berfokus
pada hasil atau akhir dari tindakan, maka disebut juga Teleological.
4
b. Deontologi
Berbeda dengan konsekuensialisme, deontologi berfokus pada
kewajiban dan tanggung jawab yang memotivasi suatu keputusan atau tindakan
dan bukan pada konsekuensi dari tindakan. Tindakan yang didasarkan pada
pertimbangan kewajiban, hak, dan keadilan sangat penting bagi professional,
direktur, dan eksekutif yang diharapkan memenuhi kewajibannya. Menambah
konsekuensialisme dengan analisis deontologi secara khusus termasuk
perlakuan yang adil akan menjaga terhadap situasi dimana untuk kepentingan
apa pertimbangan konsekuensi yang menguntungkan akan diperbolehkan untuk
membenarkan tindakan ilegal atau tidak etis dalam mencapai tujuan.
d. Sniff Test dan Aturan Praktis Umum: Tes Awal Etikalitas Sebuah
Keputusan
Pendekatan filosofis memberikan dasar bagi pendekatan keputusan praktis
dan bantuan yang berguna, meskipun sebagian besar eksekutif dan akuntan
profesioanl tidak menyadari bagaimana dan mengapa demikian.Sniff Test untuk
pengambilan keputusan Etis:
- Akankah saya merasa nyaman jika tindakan atau Keputusan ini muncul di
halaman depan surat kabar nasional besok pagi?
- Akankah saya bangga dengan keputusan ini?
- Akankah ibu saya bangga dengan keputusan ini?
- Apakah tindakan atau keputusan ini sesuai dengan misi dan kode etik
perusahaan?
- Apakah hal ini terasa benar bagi saya?
5
Pendekatan dan Kriteria Pembuatan Keputusan Etis
Menguntungkan?
Konsekuensi, Utilitas
Manfaat > Biaya
Risiko disesuaikan
Tugas fidusia
Tugas,Hak,Keadilan Hak-hak individu
Keadilan, Legalitas
Karakter
Harapan Kebajikan Integritas,
Keberanian, Proses
6
a. Kepentingan Dasar Para Pemangku Kepentingan
Pengambil keputusan mengkonsolidasikan kepentingan kelompok
pemangku kepentingan kedalam tiga kepentingan yang umum atau mendasar,
yaitu :
1. Kepentingan mereka seharusnya menjadi lebih baik sebagai hasil dari
keputusan
2. Keputusan tersebut seharusnya menghasilkan pembagian yang adil dalam
keuntungan (manfaat) dan beban
3. Keputusan tersebut seharusnya tidak menyinggung hak para pemangku
kepentingan, termasuk para pembuat keputusan
4. Perilaku yang dihasilkan harus menunjukkan tugas yang diterima sebaik-
baiknya
Jadi, keputusan yang ditawarkan dapat dikatakan tidak etis jika keputusan
tersebut gagal untuk memberikan manfaat, tidak adil, atau mengganggu hak para
pemangku kepentingan.
7
c. Hak Pemangku Kepentingan
Sebuah keputusan hanya akan dianggap etis jika dampaknya tidak
mengganggu hak para pemangku kepentingan dan hak si pembuat keputusan. Hak
pemangku kepentingan antara lain: kehidupan, kesehatan dan keselamatan,
perlakuan adil, penggunaan hati nurani, harga diri dan privat serta kebebasan bicara.
Beberapa hak ini telah dilindungi undang-undang dan peraturan hukum, sedangkan
yang lain ditegakkan melalui hukum umum atau melalui sanksi publik bagi yang
melanggar.
Jika respon negatif muncul dari satu atau lebih pertanyaan yang diajukan,
maka pengambil keputusan dapat mencoba untuk merevisi tindakan yang diusulkan
untuk menghapus atau mengurangi jawaban negatif itu.
8
e. Pendekatan Standar Moral Tradisional
Standar Moral Pertanyaan dari Keputusan yang diusulkan
Utilitarian:
Memaksimalkan Apakah tindakan tersebut memaksimalkan
keuntungan bersih bagi manfaat sosial dan meminimalkan luka sosial?
masyarakat
Hak-hak Individu:
Dihormati dan dilindungi Apakah tindakan tersebut konsisten dengan hak
setiap orang?
Keadilan:
Distribusi manfaat dan Apakah tindakan tersebut membawa kita pada
beban yang adil sebuah distribusi yang adil dari manfaat dan
beban?
Dari tabel di atas terlihat bahwa kepuasan prinsip utilitarian dinilai melalui
pertanyaan yang berfokus pada analisis biaya manfaat atau analisis risiko-manfaat,
bukan hanya dilihat dari keuntungan. Selain itu, pemeriksaan tentang bagaimana
keputusan yang diusulkan dapat menghormati hak-hak individu terlihat dari
dampaknya terhadap keputusan mengenai hak-hak setiap pemangku kepentingan.
Pendekatan standar moral tradisional tidak secara khusus memberikan kajian yang
mendalam tentang motivasi bagi keputusan yang terlibat, kebijakan atau karakter
yang diharapkan.
9
C. Pendekatan Pastin Tradisional
Aspek Kunci Tujuan Pemeriksaan Untuk:
Etika aturan Menjelaskan sebuah organisasi atau aturan dan nilai-nilai
dasar individu
Etika titik akhir Menentukan manfaat bersih yang paling baik untuk
semua pihak
Etika peraturan Menetukan batasan-batasan yang harus dipertimbangkan
seseorang atau organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip
etis
Etika kontrak Menentukan cara bagaimana memindahkan batasan-
sosial batasan demi menghapuskan kekhawatiran atau konflik
Pendekatan Pastin Tradisional, yaitu: Etika aturan dasar yang digunakan untuk
menangkap gagasan bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar
atau nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang
diharapkan. Jika keputusan dianggap menyinggung nilai-nilai ini, kemungkinan
akan terjadi kekecewaan atau balas dendam. Namun, hal ini dapat menyebabkan
pemberhentian atau pemutusan kerja seorang pegawai yang bertindak tanpa
memahami dengan baik aturan dasar etika organisasi. Pastin mengusulkan agar
dilakukan pemeriksaan terhadap keputusan atau tindakan masa lalu. Pendekatan ini
disebut rekayasa balik sebuah keputusan untuk melihat bagaimana dan mengapa
keputusan tersebut dibuat.
10
untuk bertukar tempat dengan pemangku kepentingan yang akan terkena dampak.
Dengan tindakan ini dapat dilihat apakah dampaknya cukup wajar untuk
dimasukkan kedalam kontrak.
11
Pendekatan Komprehensif untuk EDM
Pertimbangan Uraian
Konsekuensialisme Keputusan yang diusulkan akan
menghasilkan keuntungan lebih besar dari
biaya
Hak-hak, tugas atau deontologi Keputusan yang diusulkan tidak
menyinggung hak para pemangku
kepentingan, termasuk pengambil keputusan
Kejujuran/kesetaraan atau Keadilan Disribusi manfaat dan beban harus adil
Harapan kebajikan atau Etika Motivasi untuk keputusan harus
kebijakan mencerminkan ekspektasi kebajikan
12
- Semua orang melakukannya
- Jika saya tidak melakukannya, orang lain akan
melakukannya
- Saya bebas dari beban tanggung jawab karena itu perintah
atasan
Konflik kepentingan
13
Tujuh langkah menuju sebuah keputusan etis menurut American
Accounting Association (1993) yaitu:
14
E. Analisis Biaya Manfaat
Manajemen perusahaan makin meningkatkan kesadarannya bahwa
keputusan bisnis sering kali memiliki dampak yang tidak dapat diukur dengan
mudah menggunakan analisis akuntansi tradisional. Pemerintah dan kelompok-
kelompok kepentingan khusus dengan cepat menunjukkan bahwa banyak biaya
yang dihasilkan dari keputusan bisnis tidak tercermin dalam (atau yang diluar)
laporan perusahaan. Polusi kerusakan misalnya harus ditanggung oleh pihak lain,
bukan oleh perusahaan yang menyebabkan masalah. Dapat dimengerti, jika
kemudian, eksekutif perusahaan mencari teknik analisis yang memperhitungkan
biaya dan manfaat eksternal tersebut ketika mereka berunding tentang kebijakan
perusahaan. Tak pelak lagi mereka mereka meminta kepada akuntan mereka untuk
mengembangkan analisis biaya-manfaat yang diperlukan untuk melengkapi proyek
tingkat pengembalian yang biasa dilakukan.
15
Fasilitas rekreasi
Proyek konservasi
Proyek-proyek perbaikan transportasi
Perumusan peraturan untuk pengendalian polusi
1. Hal ini berfokus pada tindakan masa lalu, yang tidak relefan untuk tindakan
masa depan dalam pengambilan keputusan.
2. Tidak memperhitungkan factor-faktor eksternal.
3. Mempertimbangkan beberapa sumber daya sebagai sumber daya bebas atau
tanpa biaya.
4. Fokusnya jauh lebih sempit, selalu berhubungan dengan kepentingan
pemegang saham, bukan kepentingan pemangku kepentingan (atau
masyarakat).
c. Tingkat Diskon
Uang yang digunakan untuk membiayai proyek menjadi tertahan untuk
kegunaan lain. Dengan demikian, biaya tersebut secara tepat diukur dengan
menghitung biaya kesempatan yang dilewatkan, apakah itu adalah tingkat imbal
marginal setelah pajak yang hilang dari investasi lain atau harga konsumen akan
bersedia membayar penundaan konsumsi mereka. Hasil studi ABM biasanya
didiskontokan pada tingkat marginal rata-rata tertimbang berdasarkan proyeksi
sumber-sumber pembiayaan yang digunakan.
16
d. Pengukuran Biaya Dan Manfaat
Meskipun terdapat masalah dalam memilih tingkat potongan yang tepat, ini
merupakan masalah kecil dibandingkan dengan kesulitan untuk mengidentifikasi
dan mengukur biaya tahunan masa depan dan keuntungan (itu sendiri).
Sayangnya, banyak biaya dan manfaat tidak dapat ditentukan secara langsung, dan
pengganti atau cara tidak langsung harus digunakan untuk memperkirakan nilai
yang terlibat, meskipun diakui hamper tidak mungkin menangkap semua
karakteristik dari niali pengganti.
17
semua aspek proyek. Selain itu proyek yang diterima memenuhi persyaratan hukum
dan sesuai dengan administrasi. Kadang-kadang kendala anggaran dihapus dan
pembuat keputusan diberitahu untuk menghabiskan anggaran yang telah ditetapkan
tanpa memperhatikan biaya kesempatan dari uang yang dibelanjakan.
g. Kendala-Kendala
Sehubungan dengan kendala-kendala yang harus dipertimbangkan
olepreparer dan pengguna ABM, maka penting proyek-proyek saling terpisah satu
sama lain, atau jika sedang dipertimbangkan proyek bersama, maka analisis ABM
harus mencakup semua aspek proyek. Selain itu, proyek yang dterima memenuhi
persyaratan hukum dan sesuai dengan administrasi.
18
jika tidak mereka akan kehilangan tempat mereka sebagai tangan kanan dari
pengambil keputusan.
19
G. Kepentingan Yang Fundamental Dari Stakeholder
Para decision maker menggabungkan kepentingan kelompok stakeholder
dan menciptakaan tiga kepentingan yang mendasar, yaitu: Dapat menghasilkan
keputusan yang dapat mengakomodir kepentingan mereka Suatu keputusan
sebaiknya mempertimbangkan pendistribusian yang adil antara keuntungan dan
beban.
Suatu keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak-hak
Stakeholder, termasuk hak dalam membuat keputusan:
• Well-offnes : Keputusan sebaiknya menghasilkan lebih banyak keuntungan
daripada Biaya
• Fairness : Pendistribusian hendaknya mempertimbangkan keseimbangan antara
keuntungan dan biaya.
• Right : Hasil keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak Stakeholder.
20
J. KESIMPULAN
Dari peristwa Ford pinto yang kita pelajari dapat kita ambil sebuah
kesimpulan, bahwa setiap kegiatan produksi haruslah mengikuti etika profesi,
karena apabila kegitan etika profesi tidak dilakukan dengan baik maka akan
menimbulkan keriguan yang sifatnya membahayakan, bagi masyarakat, khususnya
konsumen pengguna dari hasil produksi mobil Ford pinto, Peristiwa gagal produk
Ford pinto tidak sebenarnya disebabkan oleh beberapa faktor, selain dari faktor
adanya tindakan yang tidak sesuai dengan etika profesi juga ada faktor lain, seperti
pertimbangan teknis dalam hal desain produk, dimana pada waktu itu desain produk
yang dibuat tidaklah sesuai dengan desain safety yang baik, sehingga
mengakibatkan, output produk yang yang tidak layak untuk dipasarkan.
Hal teknis yang terjadi pada Ford pinto sendiri seperti yang sudah dijelaskan
bahwa adanya kesalahan, desain dari penerapan pengaplikasian bahan bakar gas
didalam pengoperasian mobil tersebut yang ternyata sangat menghawatirkan karena
pipa atau saluran ke mesin, menggunakan pipa logam yang tidak fleksibel dan juga
rawan bocor sehingga mengakibatkan dengan mudahnya terjadi kebakaran apabila
terjadi benturan, dan juga dalam sistem elektroniknya, mobil ini bersifat paralel
sehingga apa bila terjadi kerusakan atau putus terhadap salah satu saja sirkuitnya,
maka akan berakibat seluruh transmisi elektronik yang ternyata sudah didesain
otomatis menjadi mati, dalam hal ini sistem lock terhadap pintu mobil bekerja
otomatis saat mobil dioperasikan, menjadi mati atau tidak berfungsi apabila
sirkuitnya ada yang terputus.
21
Solusi yang dapat ditawarkan untuk produk Ford pinto tentunya adalah
solusi perbaikan desain, dengan mempertimbangkan etika profesi yang menjunjung
tinggi keselamatan konsumen sehingga tidak ada pihak yang dirugikan, mungkin
langkah awal dari perbaikan desain sendiri yaitu memperbaiki sistem tabung gas
yang ada beserta saluran-saluran pipanya, sebaiknya dibuat dari bahan yang
fleksibel, untuk pendektesian keselamatan alangkah baiknya mobil ini juga
menggunakan sistem pemadaman api yang berupa tabung nitrogen cair yang
diletakan disekitar tabung gas sebagai langkah antisipasi awal, bahkan mungkin ada
solusi lain yang mungkin bermanfaat untuk tabung gas memberikan sistem
pendingin radiator dan juga sirkulasi udara. Untuk sistem elektronik yang ada
alangkah baiknya jika sistem elektronik dibagi menjadi 2 bagian yaitu untuk bagian
pengapian atau transmisi, dan juga untuk bagian sistem sirkuit mobil dengan catatan
untuk sirkuit mobil diberi perlindungan dari kebakaran sehingga aman saat terjadi
kejadian seperti tragedi Ford pinto.
Seluruh kejadian yang ada sangat erat sekali kaitanya denagn etika profesi
dimana pada saat itu yang didahulukan hanyalah profit, karena teknologi baru
mungkin dilirik (mobil berbahan bakar gas), tanpa memikirkan prosedur desain
yang matang dan juga aman bagi konsumen yang menggunakan, sebenarnya hal
seperti ini tidak hanya menimbulkan kerugian bagi konsumen namun juga kerugian
yang besar dialami pula oleh Ford oleh karena itu alangkah baiknya sebuah
prosedur keteknikan dijalankan dengan sebaik-baiknya sehingga tidak
menyababkan kejadian buruk yang akan tertulis didalam sejarah.
22