demokrasi. Setelah terlepas dari kekuatan dan kekuasaan rezim Soeharto “orde lama”
maka sekarang ini rakyat dituntut untuk mampu menentukan dan ikut berpartisipasi
Aksi demo dari berbagai kalangan selalu dilakukan demi tercapainya kebijakan
pemerintah yang harus sesuai dengan kehendak rakyat, namun apakah itu benar? Dan
yang harus dipertanyakan kembali adalah apakah rakyat mengerti tentang kebijakan
serta sistem yang mengikuti adanya kebijakan tersebut? Rasanya Tak pantas bila kita
hanya menyalahkan sesuatu namun kita tidak mengetahui sesuatu yang kita salahkan
itu.
masyarakat tentang arti serta sistem yang terkandung dalam penetapan kebijakan
pemerintah terhadap rakyat. Dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti oleh
berbagai kalangan saya berharap tulisan ini bermanfaat bagi kita semua dan mampu
menjawab inti dari pertanyaan besar dari tujuan tulisan ini yaitu, apakah kebijakan
yang dibuat pemerintah selama ini sudah sesuai dengan kehendak rakyat?
Ada beberapa teori tentang kebijakan diantaranya yaitu; menurut Ealau dan
Pewitt (1973) kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku,dicirikan oleh perilaku
yang konsisten dan berulang baik dari yang membuat atau yang melaksanakan
prinsip yang mengatur tindakan dan diarahkan pada tujuam tertentu dan menurut Edi
Suharto (2008:7) menyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat
prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana dan
Selain 3 teori diatas kebijakan pun dapat di definisikan sesuai dengan teori yang
yang tercapai dalam perjuangan kelompok pada suatu saat tertentu. Kebijakan
memerintah
yang memerintah.
lampau atau dengan kata lain kebijakan pemerintah yang ada sekarang ini
merupakan kelanjutan kebijakan pemerintah pada waktu yang lalu yang disertai
7. Teori kebijakan yang lain adalah Teori Campuran yang merupakan gabungan
1. Penyusunan Agenda
Agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam
realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah memiliki ruang untuk memaknai apa
yang disebut sebagai masalah publik dan prioritas dalam agenda publik
dipertarungkan. Jika sebuah isu berhasil mendapatkan status sebagai masalah publik,
dan mendapatkan prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak
mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih daripada isu lain.
Dalam agenda setting juga sangat penting untuk menentukan suatu isu publik
yang akan diangkat dalam suatu agenda pemerintah. Issue kebijakan (policy issues)
sering disebut juga sebagai masalah kebijakan (policy problem). Policy issues biasanya
muncul karena telah terjadi silang pendapat di antara para aktor mengenai arah
tindakan yang telah atau akan ditempuh, atau pertentangan pandangan mengenai
merupakan produk atau fungsi dari adanya perdebatan baik tentang rumusan, rincian,
penjelasan maupun penilaian atas suatu masalah tertentu. Namun tidak semua isu bisa
Ada beberapa Kriteria isu yang bisa dijadikan agenda kebijakan publik (Kimber,
1974; Salesbury 1976; Sandbach, 1980; Hogwood dan Gunn, 1986) diantaranya:
1. telah mencapai titik kritis tertentu à jika diabaikan, akan menjadi ancaman yang
serius;
dirasakan kehadirannya)
Karakteristik : Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada
agenda publik. Banyak masalah tidak disentuh sama sekali, sementara lainnya ditunda
2.Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh
pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai
alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Sama halnya dengan perjuangan suatu
masalah untuk masuk dalam agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan
masing-masing slternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil
pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan
rakyat, warga negara akan mengikuti arahan pemerintah.Namun warga negara harus
cenderung berdifusi - cadangan dari sikap baik dan niat baik terhadap tindakan
dapat dikelola melalui manipulasi simbol-simbol tertentu. Di mana melalui proses ini
Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut
dampak. Dalam hal ini , evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya,
evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan
dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi
Perlu kita ketahui mengapa kita harus mengetahui serta memahami setiap
kebijakan yang ada, karena kebijakan tidak bisa dipahami secara tekstual, namun
banyak sekali hal-hal yang tersirak(kontekstual) yang tidak diketahui oleh public dalam
informasi kepada rakyat. Maka haruslah setiap menia yang ada bersifat independen
atau tidak terpengaruhi oleh kekuasaan politik tertentu. Selain media sebagai alat,
pemerintah.
Ada 2 akibat yang timbul dari penetapan kebijakan, yaitu: kebijakan yang
berorientasi pada pelayanan public dalam arti sesuai dengan makna demokrasi dan
kebijakan yang meracuni public/ kebijakan yang ditetapkan hanya untuk kepentingan
beberapa kalangan saja, dan hal dampak yang kedua ini sangatlah kontraproduktif
Seperti yang telah kita ketahui, salah sau fungsi politik adalah untuk membuat
kebijakan dan kebijakan ada karena 2 faktor yaitu; adanya masalah sosial dan adanya
kebijakan itu merupakan tindakan dan keputusan pemerintah maka kebijakan tersebut
dicirikan dengan kekuasaan yang didominasi oleh pemerintah serta sesuai hukum dan
wewenang pemerintah.
Demikian tulisan tentang studi kebijakan part 1 ini saya sampaikan, dan akan
saya lanjutkan dalam tulisan selanjutnya tentang hakikat kebijakan, gaya kebijakan,
proses kebijakan, actor yang berperan dalam penetapan kebijakan, serta proses dan
implementasi kebijakan.
Kebijakan Etik
Kebijakan etik adalah suatu ketentuan atau peraturan yang dibuat suatu
kelompok untuk mengatur perilaku anggotanya untuk menjadi lebih baik. Ada
pemerintah.
rehabilitasi sejak dalam kandungan sampai usia lanjut. Selain itu pembangunan bidang
berkelanjutan, dan sarana prasarana dalam bidang medis, termasuk ketersediaan obat
mendasar yang dihadapi dalam penyelenggaraan otonomi daerah antara lain sebagai
berikut:
1. Penyelenggaraan otonomi daerah oleh Pemerintah Pusat selama ini cenderung
terhambat.
3. Adanya kesenjangan yang lebar antara Daerah dan Pusat dan antar Daerah sendiri
dalam politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan
daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang
strategis, konservasi dan standarisasi nasional. Sedangkan kewenangan Provinsi
Tantangan yang komplek dan luas mulai dari aspek sumber daya manusia,
pembiayaan, kelembagaan sampai sarana dan prasarana harus dicermati dan ditata
Kabupaten/Kota.
sudah berjalan.
desentralisasi dapat dilakukan dengan baik dan terarah, berhasil guna dan berdaya
guna, mekanisme pembinaan dan pengawasan yang baik sangatdipandang penting
untuk diciptakan guna memantau dan mengevaluasi seluruh kegiatan di tiap wilayah.
pembangunan Pusat ke Daerah. Desentralisasi ini tidak dapat berjalan sendiri tanpa
penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan Desa untuk melaksanakan tugas
tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumberdaya manusia
di bidang kesehatan yang berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara
kepentingan daerah dan prioritas Nasional dalam mencapai Indonesia Sehat 2010.
C. Desentralisasi bidang kesehatan yang luas dan utuh diletakkan di Kabupaten dan
negara, sehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah
Kepustakaan
http://naifu.wordpress.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_publik
http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/03/teori-kebijakan-sosial.html
http://www.resistbook.or.id/index.php?page=resensi&id=99&lang=id
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?
option=com_content&view=article&id=66:ipem-4538-kebijakan-
pemerintah&Itemid=74&catid=29:fisip