0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan5 halaman
Puisi ini menggambarkan peranan guru sebagai penerang bagi jiwa murid, seperti cahaya yang menerangi kegelapan dan embun yang menyejukkan hati. Tugas seorang guru dianggap mulia karena membimbing murid tanpa mengharap balasan."
Puisi ini menggambarkan peranan guru sebagai penerang bagi jiwa murid, seperti cahaya yang menerangi kegelapan dan embun yang menyejukkan hati. Tugas seorang guru dianggap mulia karena membimbing murid tanpa mengharap balasan."
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Puisi ini menggambarkan peranan guru sebagai penerang bagi jiwa murid, seperti cahaya yang menerangi kegelapan dan embun yang menyejukkan hati. Tugas seorang guru dianggap mulia karena membimbing murid tanpa mengharap balasan."
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Bila cukup detik kembalilah Kita kepadanya Kita datang ini kosong tangan dada Bila pulang nanti bawa dosa bawa pahala
Pada tetamu yang datang dan Kenal jalan pulang Bawalah bakti mesra kepada Tuhan kepada Insan Pada tetamu yang datang Dan lupa jalan pulang Usahlah derhaka pula Pada Tuhan kepada insan
Bila kita lihat manusia lupa tempat Atau segera sesat puja darjat Puja pangkat Segera kita insaf kita ini punya kiblat Segera kita ingat kita ini punya tekad
Bila kita lihat manusia terbiar larat Hingga mesti merempat ke laut biru Ke kuning darat Harus kita lekas sedar penuh pada tugas Harus kita tegas sembah Seluruh rasa belas
Kita datang ini satu roh satu jasad Bila pulang nanti bawa bakti padat berkat Kita datang ini satu roh satu jasad Bila pulang nanti bawa bakti padat berkat
A. Samad Said
Arus Fikiran ~ A Aziz Deraman
April 26, 2007 Hulu ke hilir mudik menongkah pasang surut arus fikiran bertelingkah adalah air dan api berombak di darat besar gelombang alunan ke laut niat sesekali terpaksa kukeraskan laungan di celah kita antara beza pandangan itu bukan makna kita berantakan.
Selagi gelora jiwa kasihkan tanah watan
semak samun ditebas belantara ditebang bina jalan yakin maju langkah ke depan di gerak zaman kita bentuk rupa nusa rata wajah makmur di bumi merdeka.
Akan kita hilir ke kuala bakti
kekadang berpisah sanubari akan kita mudik ke hulu fikir kekadang sama tuju batin zahir.
A AZIZ DERAMAN Sibu – Daro, Sarawak
Diri Dalam Tetapi
Diri ada keberanian
tetapi tiada kejujuran diri ada kesungguhan tetapi tiada keikhlasan antara berani jujur sungguh ikhlas tetapi tiada satu tindak berbalas.
Engkau kuat pantas berlari
tetapi tiada kaukejari pahala diri engkau hebat melayari samudera tetapi tiada jasa mengasuh manusia engkau harapkan malam jadi siang tetapi tiada peduli anugerah Tuhan engkau lihat mentari dan nyaman bulan tetapi tiada tekuni fitrah alam engkau inginkan sejahtera kehidupan tetapi tiada hayati makna kebajikan engkau kuasai segenap penjuru kuasa tetapi tiada pernah kembali kepada-Nya diri dalam tetapi tetapi dalam diri engkau dalam tetapi tetapi kekal tetapi.
A AZIZ DERAMAN Putera Permai, Selangor 28 Mac 2007
Rumah
Jika sepuluh orang ingin memasuki sebuah rumah, dan
hanya sembilan yang menemukan jalan masuk, yang
kesepuluh mestinya tidak mengatakan, “Ini sudah takdir
Tuhan.”
Ia seharusnya mencari tahu apa kekurangannya.
~ Jalaluddin Rumi
Dialah pemberi paling setia
Tiap akar ilmu miliknya Pelita dan lampu segala Untuk manusia sebelum jadi dewasa.
Dialah ibu dialah bapa juga sahabat
Alur kesetiaan mengalirkan nasihat Pemimpin yang ditauliahkan segala umat Seribu tahun katanya menjadi hikmat. Jika hari ini seorang Perdana Menteri berkuasa Jika hari ini seorang Raja menaiki takhta Jika hari ini seorang Presiden sebuah negara Jika hari ini seorang ulama yang mulia Jika hari ini seorang peguam menang bicara Jika hari ini seorang penulis terkemuka Jika hari ini siapa sahaja menjadi dewasa; Sejarahnya dimulakan oleh seorang guru biasa Dengan lembut sabarnya mengajar tulis-baca.
Di mana-mana dia berdiri di muka muridnya
Di sebuah sekolah mewah di Ibu Kota Di bangunan tua sekolah Hulu Terengganu Dia adalah guru mewakili seribu buku; Semakin terpencil duduknya di ceruk desa Semakin bererti tugasnya kepada negara. Jadilah apa pun pada akhir kehidupanmu, guruku Budi yang diapungkan di dulangi ilmu Panggilan keramat “cikgu” kekal terpahat Menjadi kenangan ke akhir hayat.
USMAN AWANG 1979 PUISI UNTUK GURU
Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa Dari segala gelap dunia
Engkau adalah setetes embun
Yang menyejukan hati Hati yang ditikam kebodohan Sungguh mulia tugasmu Guru Tugas yang sangat besar
Guru engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharapkan balasan Segala yang engkau lakukan Engkau lakukan dengan ikhlas
Guru jasamu takkan kulupa
Guru ingin ingin kuucapkan Terimakasih atas semua jasamu