Anda di halaman 1dari 42

PJB NON SIANOTIK

Defek Septum Atrium


Definisi
 Defek septum atrium (Atrial Septal Defect= ASD)
mrupakan kelainan jantung bawaan akibat adanya
lubang pda septum interatrial
 ASD ini biasanya tidak bergejala, sebagian kecil bisa
berkembang menjadi gagal jantung setelah usia 4
bulan
Angka Kejadian
 Dfek septum atrium sekundum 7-10% dri sluruh
klainan jantung bwaan→lbih sering djumpai pda
wanita (2x pria)
 Dfek septum atrium primum hnya 3%
 Dfek sinus venosus hnya 15% dri dfek interatrium
 Defek septum atrium primum
Berdasarkan letak
 Lubang trletak di lubang
Bg bwh dbagi menjadi
sekat primum
3 tipe:
 Defek septum atrium sekundum
 Lubang trletak di tengah sekat atrium dpt jg terletak pd
foramen ovale
 Defek septum atrium sinus venosus
 Lubang trletak di bag superior dan posterior sekat. Sgt
dekat dgn V. cava sup.
Patofisiologi

AS= 6 mmHg II AD = 5 mmHg


Px Fisik
 Kesan umum baik
 Biasanya pertumbuhan tidak terhambat
 Tidak ada sianosis
 Pulsasi yg kuat pd linea paresternal kiri ICS 2-3,
thrill jarang teraba
Px Fisik
 Shunt besar
- Dada kiri mencembung-hipertrofi ventrikel kanan
- BJ I mengeras, BJ II terpisah lebar
- Terdengar bising ejeksi sistolik, linea paresternal
kiri ICS 2-3
- Bising middiastolik-indikator besarnya stunt
Radiologi
- Corak PD melebar
- VD AD membasar
- A. pulmonalis
membesar- tonjolan
pulmonal prominen
Penatalaksanaan
 ASD biasanya dpt ditoleransi baik pada bayi maupun
anak
 ASD dgn stunt besar dengan gejala gagal jantung –
digitalis – tdk berhasil operasi
 Operasi dilakukan pada
- Jantung yang sangat membesar
- Dypsnoe d’effort yg berat/sering bronkitis
- Kenaikan tekanan a. pulmonalis krn kenaikan
tekanan pd sirkulasi kecil
Prognosis
 Sesuai besar kecilnya shunt
 Penutupan defek sangat jarang
 Hanya 10% ASD pd usia dibwh 40 thn
berkembang mjd hipertensi pulmonal
 50% ASD pada usia diatas 40 thn menjadi
hipertensi pulmonal
Defek Septum Ventrikel
Definisi
 Defek septum ventrikel (Ventricular Septal Defect=
VSD)→kelainan jantung bawaan brupa lubang pda
septum interventrikuler
 Sifat Khusus
- Tidak ada sianosis
- Aliran darah pada a. pulmonalis lbh byk
- Shunt pd daerah ventrikel
Angka Kejadian
 VSD mrupakan kelainan jantung bawaan yg tersering
djumpai→25% dri seluruh kelainan jantung bawaan
 Sering bersama kelainan PJB lain spt tetralogi fallot,
trunkus arteriosus
Klasifikasi
 Perimembranus
 Lubang trletak ddaerah septum membranus dan skitarnya
 Subarterial doubly commited
 Lubang terletak didaerah septum infundindibuler
 Muskuler
 Lubang terletak ddaerah septum muskuler inlet,
trabekuler
Patofisiologi

VS 120 mmHg II VD 25 mmHg


Gejala Klinis
 Gejala klinis tergantung besarnya aliran pirau
melewati lubang VSD
• VSD kecil : tdk ada gejala, bising akhir sistolik
• VSD sedang : lekas lelah, sering infeksi paru, bising
pansistolik min derajat 3, linea parasternalis kiri ICS
3-4
• VSD besar: gagal jantung usia 1-3 bulan, infeksi
paru, kenaikan BB lambat, sedikit sianosis (gagal
jantung/radang paru)
Sindrom Eisenmanger
 Terjadi pd VSD berat dengan hipertensi pulmonal
 Shunt berbalik arah
 Anak tampak sianosis, BJ I mengeras BJ II
terdengar tunggal
 Setelah BJ I terdengar klik sistolik
Terapi
 VSD kecil
- tunggu kemungkinan ada penutupan spontan
- Diatas 1 tahun kontrol setiap 2-3 tahun apakah
ada pengecilan defek
- Pencegahan endokarditis infeksi
 VSD sedang
- Gagal jantung – digitalis
- Operasi dilakukan jk blum menutup – 4-6
Terapi
• VSD berat tanpa hipertensi permanen
- Gagal jantung – digitalis
- Operasi dilakukan jk tekanan a. pulmonalis > 50%
tekanan arteri sistemik – op pd usia sesudah 6 bln
• VSD dengan hipertensi permanen/sindrom
Eisenmanger
Tdk boleh dilakukan operasi korektif
Prognosis
 Diduga 50% dr VSD ini menutup spontan dalam
jangka waktu 10 tahun
 Endokarditis infektif
Duktus arteriosus persisten
Definisi
 Duktus arteriosus persisten adalah saluran yg berasal
dari arkus aorta pada janin yg mnghubungkan arteri
pulmonalis dan aorta desenden
 Duktus menutup secara fungsional 10-15 jam setelah
lahir→secara anatomis mnjadi ligamentum
arteriosum pda usia 2-3 mnggu
 Bila tdak menutup→disebut duktus arteriosus
persisten (Persistent Ductus Arteriosus= PDA)
 Sifat khusus
- Tanpa sianosis
- Aliran darah pada a. pulmonalis lbh byk
- Shunt terletak antara 2 arteri besar
Angka kejadian
 Pada cukup bulan:
 1 dari 2000 kelahiran atau 5-10% seluruh kelainan
jantung bawaan
 Pada prematur:
 Angka kejadian lebih tinggi, terutama bila trjadi distres
pernapasan
Patofisiologi
Px Fisik
 Nadi perifer terasa menghentak/ nadi dengan
amplitudo besar “ water hammer pulse”
 Akibat tekanan nadi yg besar
 Bising kontinu (sistole dan diastol) linea
parasternalis kiri ICS II
Px Fisik
PDA sedang-berat
 Radang paru (batuk, pneumonia)

 Pertumbuhan terhambat

 Dada kiri mencembung

 Iktus kordis tampak kuat angkat

 BJ I mengeras

 Takipneu
 Bila aliran pirau besar
 Sianosis pda kuku jari tangan kiri dan kedua kaki
bila telah trjadi sindrom Eisenmenger
 Tahanan paru > dr tahanan sistemik Aliran pirau
berubah dari ka ke ki
 BJ II keras, tunggal
 Clubbing finger tergantung lama & beratnya hipoksia
 Pertumbuhan terhambat
Penatalaksanaan
 Gagal jantung – digitalis – gagal 48 jam operasi
penutupan duktus
 Pda neonatus <10 hari, usaha untuk mnutup PDA
dpat dngan pmberian indometasin PO 0.2
mg/kgBB/8 jam
 Pda dasarnya PDA hrus dioperasi scepatnya apabila
kesempatan untuk mnutup sndiri tak mngkin lgi (usia
> 14-16 mnggu) untuk mncegah endokarditis infektif
 Operasi dpat brupa ligasi ataupun pmotongan PDA
STENOSIS PULMONAL
Stenosis pulmonal

• Terdapat suatu obstruksi anatomis pada jalan keluar


ventrikel kanan dan karenanya ada perbedaan tekanan
antara arteri pulmonalis dgn ventrikel kanan.
• Tingkatan berat-ringan penyakit.
1. Tingkat I(ringan) tek. ventrikel ka. sampai 50 mm
Hg
2. Tk. II (sedang) tek ventklKa. antara 50-100mm Hg.
3. Tk III (berat) Tek ventkl ka. lebih dari 100 mm Hg
Patofisiologi
Pemeriksaan fisik
Pada Neonatus
 Sianosis (sianosis akibat dari adanyas hunt dari kiri

ke kanan melalui foramen ovale)


 takipnea, pembesaran hepar (akibat dari gagal

jantung)
 Pada palpasi jantung, teraba bahwa ventrikel

kanan agak terangkat, dan teraba getaran( thrill )


pada sela iga 2 linea parasternalis kiri
Pemeriksaan fisik

 Tidak sianosis
 Pertumbuhan normal
 Teraba thrills pd linea parasternalis kiri ICS2
dijalarkan ke suprasternalis dan juga a. karotis
 Klik protosistolik – ICS 3 kiri
 Bising ejeksi sistolik – keras & kasar
 Splitting BJ II lebar
Terapi
 Pencegahan Endokartidis Infektif
 Operasi dilakukan jika
- Gambaran EKG Hipertrofi VD
- Perbedaan tekanan a. pulmonalis & VD selama
istirahat > 50 mmHg
Prognosis
 Stenosis Pulmonal ringan – baik
 Stenosis Pulmonal sedang – untuk bbrp tahun
derjat stenosis tdk berubah
 Stenosis Pulmonal Berat – gagal jantung pd periode
1 tahun, tjd mendadak dengan kematian yg
mendadak pula

Anda mungkin juga menyukai