Anda di halaman 1dari 10

c  cc

    cc
Nama : Nn. A
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Tidak tamat SD (sampai kelas 3 SD)
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Sendangheula, Brebes
Periksa ke RSJ prof. Soeroyo magelang pada 27 Desember 2010

 ¦
  c  ¦
Anamnesa diperoleh secara autoanamnesa dan alloanamnesa yang dilakukan pada tangggal
27 Desember 2010 dan 14 Januari 2011.

    
Nama Tn. K Ny. R
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Agama Islam Islam
Status Menikah Menikah
Pendidikan Terakhir Tamat SD Tamat SD
Pekerjaan Buruh bangunan Wirausaha
Hubungan Ayah Ibu
Tinggal serumah Ya Ya
Sifat Kenal Dekat Dekat
  
Pasien datang ke RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang diantar oleh ayah karena
pasien mudah marah dan tersinggung.
 ¦
  ¦    
(Diperoleh dari autoanamnesa dan alloanamnesa pada tanggal 27 Desember 2010 dan
14 Januari 2011)
Pasien datang ke IGD RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang diantar oleh ayah
kandungnya karena mudah marah dan tersinggung.
Sejak 9 tahun yang lalu, saat pasien duduk di kelas 3 SD, pasien mengalami
kejang selama 5 menit di sekolahnya. Sebelumnya, ketika pasien berumur 5 bulan
pernah menderita demam tinggi yang diikuti dengan kejang selama 11 jam (dari pukul
5 sore hingga 4 pagi) dan di rawat di rumah sakit Brebes. Pasien diperintahkan untuk
kontrol selama 6 bulan, akan tetapi hanya 2 bulan saja kontrolnya karena dirasa sudah
tidak pernah lagi kambuh. Kejadian ini berlangsung sekali saat pasien masih kecil dan
timbul kembali setelah duduk di kelas 3 SD, 4 bulan setelah ditinggal ibunya bekerja di
luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia. Pada saat duduk di bangku sekolah,
pertama kali kejang terjadi dalam 5 menit. Setelah sadar, pasien nampak seperti orang
linglung. Sejak kejadian kejang di sekolah, perangai pasien berubah. Pasien yang
semula baik, lugu, pendiam tapi banyak teman, dan mendapat prestasi yang lumayan di
sekolahnya (ranking 4), setelah mengalami kejang berubah sifatnya. Pasien menjadi
lebih nakal, susah diam saat mengikuti pelajaran sekolah, dan teman-temannya
menjauhinya karena dianggap gila. Akhirnya guru pasien mendatangi rumah pasien dan
meminta agar pasien tidak disekolahkan lagi karena guru-gurunya tidak sanggup
menghadapi kenakalan pasien. Pasien masih mau bersekolah dan dapat naik ke kelas 4
SD, namun karena sifat pasien yang makin berperilaku aneh, maka orangtua pasien
mengeluarkan pasien dari sekolah. Sejak kejadian kejang di sekolah, pasien sering
mengalami kejang dan membuat pasien memeriksakan diri ke dokter saraf dan
mendapat pengobatan untuk penyakitnya. Pasien cukup rutin kontrol dengan dokter
spesialis saraf, akan tetapi bila terlambat minum obat, kejangnya akan kambuh. Pasien
kadang menolak untuk meminum obat karena merasa bosan, oleh sebab itu kejang
kadang terjadi kekambuhan.
Sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu, pasien tampak menunjukkan perubahan
tingkah laku. Pasien nampak mudah tersinggung dan marah-marah, selain itu pikiran
dan tingkah laku pasien nampak seperti anak kecil atau kekanak-kanakan. Pasien lebih
suka bermain dengan anak kecil dibanding dengan anak-anak seusianya. Pasien
mempunyai kebiasaan baru yaitu mengumpulkan sampah-sampah untuk dijadikan
mainan. Terkadang saat pasien mandi, tiba-tiba pasien keluar dari rumah dalam
keadaan telanjang. Pasien suka keluyuran ke sawah-sawah dan mengganggu petani
seperti mendorong mereka hingga jatuh. Pasien menuturkan bahwa dirinya pernah
diperkosa oleh tetangganya karena diiming-imingi akan diberi uang lima ribu rupiah.
Kejadian ini terjadi sekali dan pernah akan terulang yaitu saat ada pemulung yang mau
memperkosa pasien namun diketahui oleh warga sehingga urung terjadi. Rawat diri
dalam mandi dan makan masih dapat dilakukan sendiri walaupun harus disuruh oleh
orangtuanya. Paksaan mandi dari orangtuanya terutama ayah dilakukan dengan
memukul pasien.
Sekitar 2 minggu yang lalu, pasien mulai menampakkan perubahan tingkah laku
yang makin aneh. Pasien menjadi sulit tidur, bila sampah yang dikumpulkannya hilang,
maka pasien akan marah. Keinginan pasien bila tidak dituruti maka pasien menjadi
marah dan mudah tersinggung. Pasien mengatakan bahwa belakangan ini dia melihat
bayangan seperti dirinya yang sedang kejang. Pengalaman ini disadari pasien dan
terjadi berulang-ulang. Pasien sudah tidak mau lagi mandi. Komunikasi dengan
keluarga dan lingkungan sekitar sudah tidak terjalin lagi dengan baik karena pasien
sering marah-marah. Pasien sudah tidak mau membantu ibunya dalam pekerjaan rumah
sehari-hari.

  c  


 D !
Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan yang mengenai kepala yang
menyebabkan pasien harus dirawat di rumah sakit. Pasien mengalami riwayat
panas yang disertai kejang sebelumnya. Tidak didapatkan riwayat
penyalahgunaan obat, dan konsumsi alkohol.
 D! !! 
" D# !! ! 
"  $#  
Pasien termasuk anak yang pendiam. Bila mempunyai masalah
jarang diceritakan ke orangtua. Pasien tidak mempunyai teman dekat
untuk berbagi.
" ! c% 
Pasien tinggal serumah dengan orangtua dan kedua kakaknya.
Pasien mengaku saat dirinya tidak mau mandi kadang mendapat
perlakuan kasar dari orangtuanya seperti dipukul dan ditampar. Hal ini
sudah terjadi sejak pasien masih duduk di bangku taman kanak-kanak
dan dilakukan oleh ayah kandungnya. Keluarga malu dengan kelakuan
pasien dan ayahnya pernah akan memukul pasien dan mengatakan ingin
membunuh pasien.
î" c!  & 
Pasien hidup dalam kondisi sosial ekonomi yang agak kurang.
$" D '(!
Beberapa faktor yang memungkinkan menjadi penyebab kondisi
pasien sekarang, antara lain :
1) Riwayat kejang yang dialaminya.
2) Perlakuan kasar dari kedua orangtuanya.
‰ ¦
   ¦
 !( (
Pasien kadang mendapat perlakuan kurang baik dari orangtuanya terutama
ayahnya seperti dipukul dan ditampar bila tidak mau mandi. Pasien cukup dekat
dengan ibunya karena pasien merupakan anak yang diidam-idamkan. Sejak
lama ibu pasien ingin memiliki anak perempuan sehingga setelah lahir, cukup
dimanja oleh ibunya. Setelah ditinggal ibunya pergi ke luar negeri untuk
bekerja, pasien jadi makin pendiam. Hubungan antara anggota keluarga kurang
dekat. Kakak-kakaknya sering memarahinya karena jengkel dengan kelakuan
pasien yang sering mengambil dan menyembunyikan barang-barang kakaknya.
 c !  (
Pasien adalah anak ke-3 dari 3 bersaudara. Di dalam keluarga pasien tidak
ada yang pernah mengalami gangguan jiwa.

 ¦







)  
 )&( 
 )!  
 ) !((&
 ) 

 ¦
  ¦ 
 ¦ *%   
Penderita lahir ditolong oleh dukun beranak tanpa kelainan. Ibu hamil
cukup bulan. Saat hamil ibu tidak mengalami hal-hal yang mengakibatkan
gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin. Pasien merupakan anak yang
diidam-idamkan dalam keluarga.
 !    *+,î( "
Pasien dirawat oleh orangtua kandung, mendapat kasih sayang cukup, dan
dengan perkembangan normal jika dibandingkan dengan anak seumuran
denganya.
î ! #+î-( "
Pasien tinggal bersama orangtua dan kedua kakak lelakinya. Pertumbuhan
dan perkembangan baik. Mau bermain dengan teman sebayanya. Pasien masuk
TK pada usia 4 tahun. Mulai masuk TK, pasien mendapat perlakuan kasar dari
ayahnya berupa tamparan dan pukulan bila tidak mau mandi. Pasien lebih dekat
ke ibunya daripada ayahnya karena ayahnya suka melakukan tindakan
kekerasan seperti memukul dan menampar.
u !  +-( "
Pasien masuk SD pada usia 6 tahun. Pasien anak yang pendiam tapi
mempunyai teman. Saat kelas 3 SD, ibunya pergi ke luar negeri untuk bekerja
dan 4 bulan sesudahnya pasien mengalami kejang dan kadang kambuh di
sekolahnya. Pasien tidak sekolah lagi saat kelas 4 SD karena gurunya tak
mampu menghadapi kenakalan pasien yang sering keluar saat pelajaran
berlangsung untuk membeli makanan kecil di luar. Hal ini berlangsung setelah
pasien mengalami kejang. Teman-teman pasien menjauhi pasien dan
menganggap pasien gila.
- !¦&.+/( "
Pasien pertama kali menstruasi saat usia 15 tahun. Bila datang bulan,
pasien akan meminta pada ibunya pembalut dan dapat memakainya sendiri. Saat
datang bulan, pasien tahu kewajibannya akan shalat tidak dapat dilaksananakan.
Pasien pernah diperkosa satu kali oleh tetangganya, setelah itu pasien tidak
mendapat datang bulan selama 3-4 bulan dan sudah dites kehamilan akan tetapi
hasilnya negatif. Pasien belum pernah mengalami pelanggaran hukum, tidak
mengkonsumsi obat-obatan terlarang, dan tidak minum minuman keras.

D   c¦¦ 
Seorang perempuan datang ke IGD RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang pada tanggal
27 Desember 2010 diantar oleh ayah karena perilaku yaitu sifatnya yang kekanak-
kanakan sejak 3 tahun yang lalu. Pasien juga mengalami keluhan sulit tidur, mudah
marah, cepat tersinggung, menjadi pendiam, dan lebih memilih bermain dengan anak-
anak kecil daripada teman sebayanya. Pasien sudah sulit mandi. Waktu luang pasien
digunakan untuk mengumpulkan barang-barang bekas. Hubungan dengan anggota
keluarga sudah tidak dapat terjalin baik karena pasien mudah marah dan tersinggung.
Pasien mengalami kejang saat kecil dan masih kambuh hingga sekarang bila tidak rutin
minum obat. Pasien sering melihat bayangan dirinya yang kejang dalam keadaan sadar
dan terjadi berulang-ulang.
Gejala-gejala yang timbul pada pasien merupakan gejala gangguan mental akibat
penyakit seperti kejang.
¦D ¦    

M
E
N
   
T
[  
A
L


 

F
U
N
G 
S
I

 ¦

2007 : Pasien mulai menunjukan perilaku yang aneh yaitu bertingkah seperti anak
kecil atau tidak sesuai dengan usianya.

Oktober 2010 : Pasien mulai melihat bayangan tentang dirinya yang kejang dalam keadaan
sadar dan terjadi berulang-ulang, suka mengumpulkan barang bekas.

Desember 2010 : Pasien mudah marah dan tersinggung, tidak mau membantu ibunya lagi, tidak
dapat berkomunikasi dengan kelurga, dan disuruh mandi tidak mau.
 ¦ cDc 
Keadaan umum : baik, compos mentis, kesan gizi cukup
Vital sign : TD 100/70 mmHg, Nadi 84 x/menit, RR 20 x/ menit,
temperature 36,0 oC
Kepala : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi (-)
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : tonus pergerakan normal, tidak ada kelainan
Kesan : tidak ditemukan ada kelainan

0 c  cc  ¦ +/ !&$,,"


1. Deskripsi Umum
Penampilan : Perempuan sesuai umur, rawat diri kurang baik
Sikap : Kooperatif
Tingkah Laku : Hipoaktif, Menghindari kontak mata.
Perhatian : Mudah ditarik, sulit dicantum.
2. Pembicaraan
Kualitas : Cukup
Kuantitas : Cukup
3. Mood : Disforik
4. Afek
Keserasian : Apropriate
Derajat : sempit
Konsistensi : Stabil
5. Proses Pikir : Koheren
6. Arus pikir: Sirkumtansial
7. Isi Pikir : relevan, cukup ide
8. Bentuk Pikir : Non Realistik
9. Gangguan persepsi : Halusinasi Visual
10. Tilikan Diri : Jelek
11. Orientasi W/T/O : Kurang baik
0 D¦ c  
Dari riwayat perjalanan penyakit pasien diawali dengan timbulnya kejang disertai dengan
adanya halusinasi visual, diagnosis dari kasus ini adalah:
Halusinosis Organik (F06.0)
Halusinosis organik (F06.0)
#& #  ! & ((   #!   
Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak, atau penyakit fisik Terpenuhi
sistemik yang diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom
tercantum
Adanya hubungan waktu antara perkembangan penyakit yang Terpenuhi
mendasarinya dengan timbulnya sindroma mental
Kesembuhan dari gangguan jiwa setelah perbaikan atau Tidak terpenuhi
dihilangkannya penyebab yang mendasarinya
Tidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari Terpenuhi
sindrom mental ini (seperti riwayat keluarga yang kuat atau stres yang
mempercepat)
Harus ada bukti halusinasi dari segala bentuk yang menetap atau Terpenuhi
berulang; tiada kesadaran berkabut
0 0c  c
Aksis I : Halusinosis Organik (F06.0)
Aksis II : Ciri Kepribadian skizoid
Aksis III : Penyakit susunan saraf (G00-G99)
Aksis IV : Masalah pendidikan
Aksis V : GAF Scale 50-41 (gejala berat, disabilitas berat)
0   c
Diazepam 1 ampul IV
Risperidone 2 x 2 mg
0 ¦cc
No Kriteria Baik Buruk
1 Perjalanan penyakit kronis +
2 Onset : Usia muda +
3 Faktor pencetus :ada +
4 Faktor organik : ada +
5 Faktor genetik : tidak ada +
6 Dukungan keluarga baik +
7 Respon terapi : tidak mau minum obat secara teratur +
8 Faktor Psikososial : ada +

 ! !#1( '  &) ($ #$ &
 ! !#2 & ) ($ #$ &
 ! !#! & ) ($ #$ &

Anda mungkin juga menyukai

  • Referat Trauma Thorak
    Referat Trauma Thorak
    Dokumen30 halaman
    Referat Trauma Thorak
    Dian Eka Pratiwi Rakhmawati
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus 8 Agustus 2012
    Laporan Kasus 8 Agustus 2012
    Dokumen11 halaman
    Laporan Kasus 8 Agustus 2012
    Dian Eka Pratiwi Rakhmawati
    Belum ada peringkat
  • Apa Sindrom Goodpasture
    Apa Sindrom Goodpasture
    Dokumen9 halaman
    Apa Sindrom Goodpasture
    Dian Eka Pratiwi Rakhmawati
    Belum ada peringkat
  • Sindroma Goodpasture
    Sindroma Goodpasture
    Dokumen2 halaman
    Sindroma Goodpasture
    Dian Eka Pratiwi Rakhmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Dian Eka Pratiwi Rakhmawati
    Belum ada peringkat
  • Marasmic Kwarsiorkor
    Marasmic Kwarsiorkor
    Dokumen3 halaman
    Marasmic Kwarsiorkor
    Dian Eka Pratiwi Rakhmawati
    Belum ada peringkat
  • App
    App
    Dokumen15 halaman
    App
    Dian Eka Pratiwi Rakhmawati
    100% (1)
  • Marasmic Kwarsiorkor
    Marasmic Kwarsiorkor
    Dokumen3 halaman
    Marasmic Kwarsiorkor
    Dian Eka Pratiwi Rakhmawati
    Belum ada peringkat
  • GEJALA KLINIS
    GEJALA KLINIS
    Dokumen6 halaman
    GEJALA KLINIS
    Riahta Karina
    Belum ada peringkat
  • Kaki Bengkak
    Kaki Bengkak
    Dokumen2 halaman
    Kaki Bengkak
    Dian Eka Pratiwi Rakhmawati
    Belum ada peringkat