GAMBARAN PREVALENSI
Suatu studi menunjukkan bahwa diabetes mellitus merupakan penyebab
kedua tersering dari gastroparesis (24%) setelah isiopatik (33%), sedang
penyakit tersering lainnya adalah paska operasi lambung (19%).
Laporan mengenai prevalensi gangguan motilitas lambung pada penderita
diabetes memberikan hasil yang berbeda-beda, hal ini disebabkan beberapa
factor antara lain : tipe penderita diabetes yang diselidik (IDDM atau NIDDM,
diabetes yang lama dan berat, dengan atau tanpa gejala gastriparesis), criteria
yang digunakan untuk diagnosa gastroparesis (berdasarkan gejala-gejala saja,
berdasarkan adanya kelainan motorik atuapun elektrik lambung, atau
berdasarkan keterlambatan pengosonganlambung), dan metode yang digunakan
untuk menilai, mengosongkan lambung (pemeriksaan barium, radiopaque
marker, USG, ataupun scintigraphy). Dari hasil berbagai laporan disimpulkan
bahwa sekitar 30-60% penderita diabetes mengalami keterlambatan waktu
pengosongan lambung, dan bahwa prevalensi keterlambatan pengosongan
lambung diperkirakan sama pada penderita IDDM maupun NIDDM.
Hasil penelitian Feldman dkk terhadap penderita IDDM menunjukkan adanya
keterlambatan waktu pengosongan lambung solid non digestible pada 62%
penderita, keterlambatan waktu pengosongan lambung liquid pada 25%
penderita, dan tidak ada yang mengalami keterlambatan pengosongan lambung
solid digistibel. Penelitian terhadap 45 penderita IDDM oleh Horowitz dkk
menunjukkanadanya keterlambatan pengosongan solid (persentase retensi pada
100 menit), liquid (T50)atau keduanya pada 58% penderita, presentase retensi
makanan solit pada 100 menit lebih besar dari normal pada 36% penderrita dan
T 50 liquid yang lebih besar dari normal pada 29% pendeerita.
Pada IDDM, uji scintigraphy oleh Chang dkk terhadap 70 penderita
menunjukkan 27,5% mengalami keterlambatan pengosongan liquid dan 58,6%
mengalami keterlambatan pengosongan solid. Pada NIDDM yang baru
terdiagnosa, Festa dkk menemukan adanya keterlambatan pengosongan lambung
semisolid pada 36,6% dari 30 penderita.
Pada kasus IDDM degan neuropati, Keshavarzian dkk secara scintigraphy
menemukan keterlambatan pengosongan solid pada 27% kasus, sedang
laporan dari Rumah Sakit Sutomo Surabaya mengatakan bahwa pemeriksaan
dengan solid radiopaque marker terhadap penderita IDDM dengan neuropati
autonom menunjukkan 52% kasusmengalami gangguan pengosongan lambung.
SISTEM SYARAF SALUTRAN CERNA
Fungsi motorik lambung sangat tergantung kepada keadaan system saraf.
Sistem syaraf saluran cerna terdiri dari syaraf-syaraf intrinsic dan ekstrinsik.
Syaraf intrinsic membentuk system persyarafan yang disebut sebagai enteric
nervous system (system syaraf enteric) yaitu berupa kumpulan neuron-neuron
pada saluran cerna yang dapat berfungsi mandiri walaupun tanpa kendali dari
system syaraf pusat, sehingga disebut juga sebagai “brain of the gut”. Sistem
syaraf enteric, mengatur berbagai fungsi saluran cerna termasuk motilitas,
sekresi eksokrin dan endokrin yang juga mikrosirkulasi . Sistem syaraf enteric
membentuk 2 flexus utama. Flesus myenteric (Auerbach’s) terletak diantara
lapisan otot longitudinal dan sirkuler sepanjang saluran cerna, terutama
memberikan inervasi motorik kepadaa kedua lapisaan tersebut dan intervasi
sekretomotor ke mukosa. Flexus submucosa (Meissner’s) terletak di submukosa
yaitu antara lapisan otot sirkuler dan muskularis mukosa, flesus ini menginervasi
epitel granduler, sel-sel endokrin usus dan pembuluh darah submukosa. Sebagai
amna pada system saraf pusat, maka neuron system syaraf enteric juga
menggunakan berbagai neurotransmitter sebagai mediator, antara lain acetyl-
choline, neuropeptida seperti cholecystokinin (CCK), glanin, calcitonin gene
related peptide (CGRP), gastrin releasing peptide(GRP), enkephalins,
somatostatin, substance P, vasoactive intestinal polypeptide (VIP); purine, nitric
oxide, dan kemungkinan juga asam-asam amino seperti gamma amino
butyric acid (GABA) .
Syaraf eksentrik berupa serabut-serabut sensorik (afferent) dari syaraf
parasimpatis, simpatis maupun somatic. Syaraf-syaraf ini menghubungkan
system syaraf eksentrik dengan sitem syaraf pusat yang berperan penting dalam
penyelarasan berbagai fungsi system syaraf enteric.
Parasympatetic motor pathway yang mengatur fungsi motorik dan
sekretomotorik saluran cerna bagian atas sampai ke colon transversum sebelah
kanan adalah berasal dari nervus vagus. Cabang nervus vagus utama yang
menuju ke lambung adalah berasal dari nervus anterior dari laterjet yang
mempersyarafi permukaan anterior lambung duodenum, serta nervus posterior
dari laterjet yang mempersyarafi permukaan posterior dari lambung (