Anda di halaman 1dari 8

Sampah

SAMPAH merupakan suatu bahan yang terbuang atau Fakta menunjukkan bahwa jumlah sampah sebanding
dibuang sebagai hasil aktivitas manusia maupun pros- dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang
es alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Pening- yang digunakan sehari-hari. Selain itu jenis sampah
katan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi, pun sangat tergantung dari jenis material yang di-
membawa dampak pada pengelolaan sampah. Di se- pergunakan. Dari laporan Buku Laporan Tahun Bidang
bagian besar kota, pengelolaan sampah masih men- Pengelolaan Sampah Asdep 4/II KLH, Kementerian
jadi permasalahan yang sulit diselesaikan. Seringkali Negara Lingkungan Hidup, pada tahun 2008 (Grafik
masyarakat hanya membuang sampah jauh-jauh dari 8.1) menunjukkan bahwa sampah organik masih men-
sumbernya tanpa diolah. Di sisi lain, pengelolaan sam- jadi komponen terbesar (65%), diikuti oleh kertas dan
pah yang diselenggarakan oleh dinas terkait hanya plastik.
fokus pada pengumpulan dan pengangkutan ke Tem-
pat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa melalui pengola- Antara tahun 2005 dan 2008, jumlah sampah yang
han tertentu. Akibatnya sampah hanya menumpuk di dihasilkan di Indonesia meningkat sebesar 3.76 %.
sudut-sudut kota. Sebagian besar sampah tersebut dibakar di incenera-
tor, atau dibuang ke TPA. Pada kenyataannya kedua
Sampah yang menumpuk saja dapat membawa dam- metode ini bukanlah penanganan yang terbaik, karena
pak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia dan dapat juga membuat kerusakan lingkungan.
8 lingkungan. Bila sampah dibuang secara sembarangan
atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, akan Pemendaman limbah padat tidak hanya memakan lebih
menimbulkan berbagai dampak yang lebih serius. Ter- banyak lahan yang berharga, akan tetapi juga menye-
jadinya bencana (ledakan gas metan, tanah longsor, babkan udara, air, pencemaran tanah, dan pelepasan
pencemaran udara akibat pembakaran terbuka dan metana (CH4) ke atmosfer. Sementara itu penggunaan
lain-lain) merupakan akibat dari pengelolaan sampah insenerator yang tidak laik pakai dapat menimbulkan
yang belum dilaksanakan dengan baik. karbondioksida (CO2). Pada akhirnya kondisi ini dapat
membahayakan kesehatan manusia, serta tumbuhan
8.1. Kondisi Umum Sampah dan hewan.

Ngarai Sihanok, Bukit Tinggi Sumatera Barat


Foto: Siswanto Suratmin KLH Grafik 8.1. Komposisi Sampah

SAMPAH
”Sampah kota, sebenarnya tidak selalu menjadi sumber
masalah apabila dikelola dengan baik. Jumlah sampah
kota yang semakin besar seiring dengan perkembangan
jumlah penduduk, bahkan dapat menjadi sumber ekonomi
dan pendapatan bagi masyarakat kota, seperti pengelolaan
sampah organik di tingkat RT atau RW.”

Sumber: KLH, 2008

STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 169


Sampah Sampah

Sampah kota, sebenarnya tidak selalu menjadi sumber Palangkaraya, Banjarmasin, Samarinda, Manado, Palu, Grafik 8.4. Jumlah TPS ton sampah, dimana jumlah tersebut belum termasuk
masalah apabila dikelola dengan baik. Jumlah sampah Makasar, Kendari, Gorontalo, Mamuju, Ambon, Ter- limbah-limbah dari sektor lainnya, seperti: pertanian,
kota yang semakin besar seiring dengan perkemban- nate, Manokwari, Jayapura) di seluruh Indonesia, me- perindustrian dan sebagainya. Jelas dari kondisi ini
gan jumlah penduduk, bahkan dapat menjadi sumber nunjukkan bahwa pada tahun 2007 perkiraan produksi nampak masalah sampah memusingkan kepala bagi
ekonomi dan pendapatan bagi masyarakat kota, seperti sampah mencapai 103,192 m3 per hari dan mening- semua orang, terutama bagi pihak Pemerintah Daerah
pengelolaan sampah organik di tingkat RT atau RW. kat 1,93 % di tahun berikutnya. Peningkatan jumlah maupun Pusat.
produksi sampah justru berbanding terbalik dengan
Data pada tahun 2007 dan 2008 (Grafik 8.2) yang jumlah sampah terangkut yang mengalami penurunan Grafik 8.5 masih menunjukkan bahwa jumlah timbu-
dikeluarkan oleh BPS, dari 33 kota (Banda Aceh, Med- sebesar 2,5 % pada tahun 2008. Kemungkinan be- nan sampah yang terkumpul masih jauh di atas jum-
an, Padang, Pekan Baru, Jambi, Palembang, Bengkulu, sar penurunan jumlah tersebut disebabkan tingkat lah sampah yang terkumpul di TPA, dimana pada tiap
Bandar Lampung, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, DKI produksi sampah 8 (delapan) kota mengalami penu- tahunnya hampir rata-rata 16 juta ton sampah tidak
Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Suraba- runan 7.379 m3 dengan Kota Medan menduduki jum- terangkut. Disisi lain, pada umumnya pola penanga-
ya, Serang, Denpasar, Mataram, Kupang, Pontianak, lah tertinggi (3.529 m3). nan sampah di perkampungan dan di pedesaan masih
tradisional, hanya melalui tahapan paling sederhana,
yaitu kumpul, angkut dan buang. Pola penanganan
sampah ini selama bertahun-tahun telah menjadi ke-
Grafik 8.2. Perkiraan Produksi dan Sampah yang Terangkut biasaan pada masyarakat Indonesia.

8.2. Permasalahan Umum Pengelolaan Sampah Meski setiap orang adalah produsen sampah, namun
masyarakat senantiasa menolak keras keberadaan
Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia yang sampah di sekitar kawasan pemukimannya, sehingga
disertai peningkatan daya beli masyarakat Indone- tak heran jika sering terlihat masyarakat membuang
sia, membuat gaya hidup yang lebih konsumtif se- sampah tidak pada tempatnya, padahal persoalan ini
hingga menghasilkan lebih banyak sampah. Menurut dampaknya merugikan masyarakat sendiri.
data Badan Pusat Statistik, rata-rata setiap tahunnya
penduduk di Indonesia membuang sekitar 51.400.000

Grafik 8.5. Jumlah Timbunan dan Sampah yang Terangkut ke TPA

Pada tahun 2008 rata-rata jumlah sampah yang


terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya
sekitar 69% dan baru sekitar 7 % yang telah diolah atau
didaur ulang, 5 % dibakar, 10 % ditimbun dan sebesar
6% sisanya berserakan di taman-taman, kanal, sungai,
terminal/pelabuhan, pasar dan lain-lain.

Dari Grafik 8.3 terlihat perubahan pola pengelolaan


sampah di Indonesia yang arahnya cenderung menjadi
lebih baik. Jika dilihat perubahan dari tahun 2001
sampai dengan 2008, persentase jumlah sampah
yang terangkut ke TPA meningkat menjadi sekitar
69% dan jumlah sampah yang diolah sekitar naik 5 %.
Diperkirakan sekitar 59 ribu TPS tersebar di seluruh
Indonesia dan di Pulau Sumatera menduduki jumlah
terbanyak yaitu 40%.

Grafik 8.3. Penanganan Sampah

170 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 171
Sampah Sampah

Gambar 8.1. Sampah di Jalan Raya sawarsa terakhir dijalankan, bertumpu pada landasan Permasalahan teknis di TPA tersebut bisa dilihat dari dan berbagai penyakit yang menyerang warga akibat
filosofis bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak beberapa aspek, yakni: sampah yang tidak dikelola dengan baik. TPA seluas
berguna dan hanya layak untuk dibuang. Pola pen- 108 hektar dikelola dengan sistem quasi-open dum-
gelolaan sampah yang dilaksanakan hanya menggu- a. Lokasi TPA di Leuwigajah yang terlalu dekat ping. Jakarta membuang sampah rata-rata 5.000 –
nakan pola pendekatan pragmatis end of pipe, dimana dengan pemukiman, dekat dengan sumber air 6.000 ton/hari atau 25.600 m³ per hari dan sebagian
seakan-akan persoalan sampah dapat diselesaikan (mata air, sungai) dan bersebelahan dengan besar dikirim ke TPA Bantar Gebang.
dengan membangun TPA saja. sawah, menyalahi ketentuan persyaratan lokasi
TPA (SNI No. 03-3241-1994 tentang Tata Cara Potret Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan Warga
8.2.1.1. TPA Leuwigajah, Bandung Pemilihan Lokasi TPA). Standar itu mensyarat- Bantar Gebang:
kan antara lain jarak minimal dengan sungai 100
TPA Leuwigajah mulai beroperasi sejak tahun 1987 m, jarak dengan pemukiman terdekat 500 m, lo- 1. Kualitas air secara kimiawi menunjukkan 40%
dengan luas lahan 8,4 hektar (ha) dan pada tahun kasi bukan lahan produktif, dan lain-lain. dari total sampel, tingkat keasamannya tinggi/di
1992 diperluas menjadi 10,9 ha. Lalu diperluas lagi atas ambang batas.
menjadi 31,29 ha. b. TPA tidak didukung dengan masukan teknologi
sanitary landfill yang memadai, seperti tidak ad- 2. Kualitas air secara bakteriologis 95% dari total
Pada 1 Februari 1994, terjadi longsor pertama di TPA anya sistem sel, saluran drainase, jaringan pen- sampel mengandung bakteri E. coli.
Leuwigajah yang menimbun tujuh rumah dan bebera- gumpul dan pengolahan leachet (pada awalnya
pa petak sawah. Ketika itu luas TPA sudah bertambah ada, namun telah tertimbun longsor yang per- 3. Pemeriksaan rectal swab (usap dubur) menun-
8.2.1. Kondisi Tempat Pembuangan Akhir menjadi 17 ha. tama), jaringan pengumpul/ventilasi gas, tanggul jukkan 60% mengandung bakteri patogen sep-
penahan (reatining wall) penutupan tanah, dan erti E. coli (62%), salmonella 36%, dan shinegella
Perhatian masyarakat terhadap pengelolaan sampah Faktor penyebab longsornya TPA Leuwigajah yang lain-lain. 2 persen.
semakin besar ketika kasus-kasus pencemaran dan kedua pada tanggal 21 Februari 2005 adalah sam-
ancaman kesehatan manusia akibat dampak penge- pah yang menumpuk sudah mencapai ketinggian 25- c. Pengoperasian landfill dilakukan dengan cara 4. Tingkat kepadatan lalat menunjukkan 6 hingga
lolaan sampah yang buruk semakin luas terekspose, 30 meter dari dasar tanah terendah, dengan kemir- open dumping tanpa proses pemadatan, penu- 20,9 ekor per boxgrill per 30”.
terutama penanganan sampah di Tempat Pembuan- ingan tebingnya antara 30-45o serta timbunan yang tupan tanah, dan diperparah dengan kehadiran
gan Akhir (TPA). tidak merata. Pengelolaan dilakukan dengan cara open para pemulung yang merupakan masalah pelik 5. Hasil pemeriksaan sputum tahun 1998 terdapat
dumping oleh ketiga pengelola yaitu Kota Cimahi, Kota dan dilematis. Selain itu, ketinggian timbunan 100 orang menunjukkan dua orang positip TB-
Kasus gerakan anti keberadaan TPA, pencemaran Bandung dan Kabupaten Bandung. Selain itu, selama yang mencapai 40-60 m dengan kemiringan Paru dan tahun 1999 sebanyak 16 orang positif
lingkungan, dan longsoran sampah muncul di beber- TPA Leuwigajah beroperasi, pipa-pipa penyalur gas yang sangat curam (kemiringan ideal 30 derajat) sputum.
apa tempat, seperti TPA Bantar Gebang Bekasi, TPA banyak yang dicuri dan alat pengukur curah hujan, berpotensi menyebabkan ledakan dan longsor.
Benowo Surabaya, TPST Bojong di Kabupaten Bogor, kelembaban serta suhu ikut hilang karena lemahnya 6. Dari tahun ke tahun, penderita ISPA terus me-
dan puncaknya adalah longsornya TPA Leuwigajah di pengawasan. d. Ledakan yang diikuti longsor, kemungkinan dise- ningkat.
Cimahi yang mengubur hidup-hidup lebih kurang 140 babkan tingginya akumulasi gas dalam timbu-
jiwa manusia. Bencana tersebut menjadi sejarah paling Volume total timbunan sampah di TPA Leuwiga- nan sampah yang tidak dilengkapi ventilasi gas 7. Hasil pemeriksaan foto rontgen menunjukkan
kelam dalam pengelolaan sampah di Indonesia yang jah sampai dengan bulan Februari 2003 yaitu seki- (produksi minimal gas rata-rata 2-5 m³/ton sam- 34% responden mengalami kelainan paru-paru,
kemudian diperingati sebagai Hari Peduli Sampah. tar 3.875.919 m3, sedangakan volume sampah yang pah/tahun atau di TPA Bantar Gebang 25.000 TB-paru kronis dan sejenisnya.
longsor yaitu sekitar 2.040.264 m3, sisa sampah ini m³/ha/tahun), beratnya beban sampah tanpa
Bencana tersebut menandai kegagalan sistem penge- masih sangat rawan longsor karena cukup tinggi dan tanggul penahan, dan tingginya volume air hu- 8.2.1.3. TPST Bojong, Kabupaten Bogor
lolaan sampah di Indonesia yang selama 3 (tiga) da- berada pada kemiringan lereng. jan dalam timbunan sampah (tidak ada saluran
drainase yang dapat mengalirkan air hujan keluar TPST Bojong Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten
timbunan). Bogor dibangun mulai 18 Juni 2003 dan menempati
Tabel 8.1. Timbunan Sampah versus Sampah Terangkut di Bandung Raya lahan seluas 20 hektar. Pihak pengelola mengklaim
e. Leachet dengan BOD yang tinggi (umumnya > memiliki lahan 35 hektar, dengan kapasitas daya tam-
5.000 ppm) mengalir begitu saja ke saluran/sun- pung sebesar 1.500 ton/hari sampah dari Jakarta dan
Timbunan Sampah Volume Sampah Persentase
Wilayah
gai tanpa proses pengolahan dan mencemari plus 50 ton/hari sampah dari Bogor.
(m3/hari) Terangkut (m³/hari) (%) lingkungan.
Uang ratusan milyar rupiah diinvestasikan untuk
Kota Bandung 7.500 4.535 60,5 f. Tidak adanya zona penyangga (buffer zone) me- membangun TPST yang pembangunannya telah di-
Kabupaten Bandung 5.249 1.230 23,4 nyebabkan dampak negatif aktivitas TPA akan rencanakan sejak tahun 2001-an.
Kota Cimahi 1.172 560 47,8
langsung mengenai lingkungan atau pemukiman
terdekat. Meskipun PT. Wira Guna Sejahtera, sebagai pengelola
Total 13.921 6.325 45,4 menjamin TPST Bojong tidak akan mencemari ling-
8.2.1.2. TPA Bantar Gebang kungan dan mesin pengolah sampahnya telah diuji-
Sumber: GBWMC-CS, 2004. cobakan dengan disaksikan warga dan anggota DPRD
Kasus yang paling sering terjadi adalah di TPA Bantar Kabupaten Bogor, TPST ini tidak bisa dioperasikan
Gebang yang merupakan TPA terbesar di Indonesia karena ditolak, bahkan disegel dengan pagar beton
dan sudah beberapa kali mengalami kasus, seperti oleh warga sekitar.
longsor, kebakaran, pencemaran air di sekitar TPA,

172 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 173
Sampah Sampah

8.2.1.4. TPA Sumur Batu dan Burangkeng lingkungan dan ancaman kesehatan warga sekitar.
Pencemaran air semakin parah ketika leachet yang Kotak 8.1
TPA Sumur Batu milik Pemkot Bekasi seluas lebih dari tak tertampung dari TPA Bantar Gebang bertemu
10 hektar, telah dibangun sejak tahun 2001. Dana dengan saluran air dari TPA Sumur Batu. Akibatnya Tahun 2009, Sampah di Yogya Dijadikan Kompos
pembangunan TPA Sumur Batu berasal dari pinja- pencemaran air semakin besar.
man Asian Development Bank (ADB) dan didukung Sampah dari pasar-pasar tradisional di Kota Yogyakarta akan diolah menjadi pupuk organik. Setiap
Pemprov DKI Jakarta. Selama ini, Pemkot Bekasi juga 8.3. Upaya Mengatasi Permasalahan Sampah hari, volume dari 31 pasar mencapai 150 m3, sebanyak 70% diantaranya adalah sampah organik,
ikut membuang sampah ke TPA Bantar Gebang milik bahkan di Pasar Giwangan, volume sampah organiknya mencapai 90%.
DKI Jakarta. Letak TPA ini bersebelahan dengan TPA Konsep rencana pengelolaan sampah perlu dibuat
Bantar Gebang dan hanya dipisahkan dengan saluran dengan tujuan untuk mengembangkan suatu sistem Kepada Dinas Pasar Kota Yogyakarta, Ahmad Fadli mengatakan, pihaknya akan memulai pengola-
air dan pagar arcon/tembok. pengelolaan sampah yang modern, dapat dian- han sampah organik ini pada tahun 2009. Sementara sampah anorganik akan dikumpulkan untuk
dalkan dan efisien dengan teknologi yang ramah bisa didaur ulang atau dijual pada pengepul.
Dalam perjalanannya TPA Sumur Batu menemui ser- lingkungan. Pendekatan yang digunakan dalam kon-
entetan protes warga sekitar karena pengelolaan sep rencana pengelolaan sampah ini adalah “menin- “Untuk tahap awal, pengelolaan sampah ini akan diujicobakan di Pasar Lempuyangan dan Pasar
yang buruk. Selain itu juga, tidak pernah memberikan gkatkan sistem pengelolaan sampah yang dapat me- Giwangan,” ujarnya, Jumat (14/11/08).
dana kompensasi atau uang bau. Pencemaran terjadi menuhi tuntutan dalam paradigma baru pengelolaan
karena pengelolaan tidak mengikuti standar seperti: sampah.” Pihaknya akan memperbanyak tempat sampah di seluruh pasar di Kota Yogyakarta. Nantinya, se-
belum memiliki saluran dan bak-bak pengolah air lindi, tiap pedagang akan diberikan dua bak sampah, yaitu sampah organik dan non organik. Selanjutnya
sehingga setiap ada hujan, sampah campur dengan air Untuk itu perlu dilakukan usaha yang dapat mengubah pedagang dimintah untuk bisa memilah jenis sampah tersebut. Pihaknya juga akan menghilangkan
hujan dan langsung menuju perairan umum, melewati cara pandang “sampah dari masalah menjadi man- tempat penampungan sementara (TPS) sampah di seluruh pasar.
saluran air sepanjang Kali Asem, Kali Pedurenan hing- faat”. Hal ini penting karena pada hakikatnya pada
ga Perumahan Regency, Kota Lenggenda, Duta Hara- timbunan sampah itu kadang-kadang masih mengand- “Nantinya, pedagang sendiri yang berinisiatif memilah dan membuang sampah tiap hari,” ujarnya.
pan. Di pihak lain serta para petani yang sawahnya ung komponen-komponen yang sangat bermanfaat
rusak akibat cemaran air lindi telah melakukan berb- dan memiliki nilai ekonomi tinggi namun karena ter- Tempat pengolahan sampah nantinya akan ditempatkan di Nitikan untuk menjadi kompos. “Kita
agai upaya agar diberikan ganti rugi. campur secara acak maka nilai ekonominya hilang dan sudah berkordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup, sampah-sampah yang kelihatan tidak berguna
bahkan sebaliknya menimbulkan bencana yang dapat akan menjadi barang yang bisa membantu masyarakat,” ujarnya.
Keberadaan TPA Sumur Batu dengan system open- membahayakan lingkungan hidup.
dumping memperparah pencemaran dan kerusakan Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Hadi Prabowo mengatakan,
tempat pengolahan sampah organik di Nitikan, Giwangan Yogyakarta sudah bisa dioperasikan pada
awal tahun 2009 mendatang.

Tabel 8.2. Perkiraan Kerugian Petani Sawah, Kelurahan Sumur Batu 1998 - 2007 “Sekarang kita sedang melatih masyarakat sekitar untuk bisa mengopersikan mesin dan mengolah
sampah menjadik kompos,” tambahnya.
Jumlah Tingkat
Luas Lahan Jumlah Panen Harga Gabah Kerugian Petani Secara umum, menurut Hadi, volume sampah di Kota Yogyakarta tiap hari mencapai 400 ton,
Tahun Pendapatan
Ha/ Tahun (Kw) Kering/ Kw 70% di antaranya adalah sampah organik. “Ini sebenarnya potensi untuk industri pupuk. Kami
Petani
akan mencoba mengoptimalkan pengelolaan sampah menjadi barang-barang yang lebih berguna,”
1998 15 180 80.000 216.600.000 168.000.000 ujarnya.(Nazarudin Latief/Sindo/hri)
1999 15 180 100.000 270.000.000 210.000.000
Sumber: http://news.okezone.com/read/2008/11/14/1/164172/tahun-2009-sampah-di-yogya-dijadikan-
2000 15 180 120.000 324.000.000 252.000.000 kompos
2001 15 180 140.000 378.000.000 294.000.000

2002 15 180 160.000 432.000.000 336.000.000

2003 15 180 170.000 459.000.000 357.000.000


8.3.1 Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah pul-angkut-buang menjadi patron utama kebijakan
pengelolaan sampah.
2004 15 180 180.000 486.000.000 378.000.000 Masalah sampah terus saja terjadi setiap tahun, dari
dulu sampai sekarang, tanpa ada penyelesaian yang Menyadari kondisi di atas, sejak awal 2003 Kemen-
2005 15 180 200.000 540.000.000 420.000.000
pasti. Pemerintah Pusat dan Daerah pun tidak segera terian Negara Lingkungan Hidup (KLH) merintis pe-
2006 15 180 250.000 675.000.000 525.000.000 turun tangan menanganinya. Volume sampah di kota- nyusunan kebijakan pengelolaan sampah nasional
kota besar, misalnya di Jakarta yang mencapai 24.000 dengan memformulasikan Rancangan Undang Undang
2007 15 90 300.000 405.000.000 315.000.000
hingga 26.000 m3/hari menunjukkan bahwa pengelo- (RUU) tentang Pengelolaan Sampah yang melibatkan
4.185.000.000 3.255.000.000 laan sampah di Jakarta sudah pada tahap mengkha- seluruh stakeholder terkait. Pesan utama dari formu-
watirkan bila tidak dikelola secara baik, dimana jumlah lasi RUU tersebut adalah mengubah secara radikal
Sumber: PIDUS – ZWI, 2007 semakin meningkat sementara luas lahan TPA tidak landasan filosofis bahwa sampah adalah sesuatu yang
akan bertambah. Untuk itu perlu dilakukan penataan tidak berguna dan mengubah paradigma pengelolaan
ulang secara menyeluruh tentang konsep pengelolaan sampah dari end of pipe menjadi reduce at source dan
sampah di perkotaan. Dimana hingga kini, pola kum- resource recycle.

174 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 175
Sampah Sampah

Langkah nyata dalam upaya implementasi falsafah re- 5. Pengembangan kerjasama regional dan global
duce at source dan resource recycle kemudian diambil Kotak 8.2
KLH dengan melaksanakan program subsidi kompos 8.3.2 Implementasi UU Sampah
yang merupakan bagian dari Western Java Environmen- Hari Peduli Sampah
tal Management Project (WJEMP) pada 2005-2006. Sejak Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah diundangkan pada 7 Mei 2008 Kegiatan sosialisasi pada tahun 2009 diintegrasikan dengan Peringatan Hari Peduli Sampah
Tujuan program ini adalah mengurangi volume sampah berarti Indonesia telah mempunyai landasan hukum
yang dibuang ke TPA dengan melaksanakan penge- yang kuat dan pasti dalam pengelolaan sampah. Hari Peduli Sampah (HPS) 2009 dilaksanakan bersama-sama antara
lolaan sampah dengan penerapan prinsip 3R (reduce, Kementerian Lingkugan Hidup, LSM Greeners, dan media massa den-
reuse, recycle), khususnya melalui kegiatan pengom- Agar undang-undang tersebut dapat dilaksanakan gan koordinator Asdep Urusan Pengendalian Pencemaran Limbah Do-
posan. oleh semua pihak, perlu dilakukan sosialisasi untuk mestik dan Usaha Skala Kecil. Peringatan HPS 2009 memakai tagline
memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang “Satu Hari Tanpa Kantong Plastik (Plastik Bag Free Day)”.
Langkah dalam menetapkan kebijakan dan strategi isi yang terkandung dalam undang-undang tersebut.
pengelolan sampah dapat digambarkan secara umum Substansi sosialisasi dititikberatkan pada bagaimana Lingkup kegiatan Hari Peduli Sampah 2009 adalah kampanye pem-
dalam diagram di atas. Berdasarkan UU 18 Tahun membangun paradigma baru dalam pengelolaan sam- batasan pemakaian kantong plastik dalam berbelanja melalui Pen-
2008 dan peraturan pelaksanaan yang diamanatkan pah yang berwawasan lingkungan yang aman bagi canangan Gerakan Pembatasan Penggunaan Kantong Plastik dengan
(PP dan Permen), terdapat 5 butir kebijakan pengelo- manusia dan lingkungan, sehingga diharapkan menin- semangat “Satu Hari Tanpa Kantong Plastik”. Lokasi kegiatan dipu-
laan sampah yang harus ditetapkan meliputi: gkatkan pemahaman tentang isi dan tingkat pelak- satkan di Jakarta dan diharapkan diikuti secara serentak di seluruh
sanaan pengelolaan sampah baik Pemerintah Daerah Indonesia, terutama di kota-kota metropolitan dan kota besar.
1. Pengurangan sampah selaku penanggung jawab dalam penanganan sampah
2. Penanganan sampah maupun di tingkat masyarakat dalam mengolah sam- Sedangkan pada 25 Februari 2009, kegiatan sosialisasi diisi dengan
3. Pemanfaatan sampah pah sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 pencanangan gerakan pembatasan penggunaan pantong plastik oleh
4. Peningkatan kapasitas pengelolaan sampah tentang Pengelolaan Sampah. Menteri Negara Lingkungan Hidup yang dipusatkan di Balaikota Sura-
baya. Pada kesempatan tersebut, Menteri Negara Lingkungan Hidup juga melakukan monitoring
terbatas dan acak terhadap upaya pembatasan penggunaan kantong plastik di beberapa institusi
antara lain hotel, bank, pusat perbelanjaan, dan retailer besar.

Gambar 8.2. Perubahan Paradigma Pengelolaan Sampah Sumber KLH, 2009

Permasalahan /kendala 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Amanat utama


pengelolaan sampah dalam UU No. 18/2008 ada-
• Penyelesaian RPP tentang Pengelolaan Sampah lah mengubah paradigma pengelolaan sampah dari
Spesifik; kumpul-angkut-buang mejadi pengurangan di sum-
ber (reduce at source) dan daur ulang sumber daya
• Penyusunan draft peraturan menteri yang ter- (resources recycle).
kait dengan pengelolaan sampah;
Metode yang tepat untuk mengimplementasikan para-
• Penyusunan kebijakan dan strategi nasional digma pengurangan di sumber (reduce at source) dan
pengelolaan sampah; daur ulang sumber daya (resources recycle). adalah
penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle), extended
Sumber: KLH 2009 • Pengembangan sistem informasi pengelolaan producer’s responsiblity (EPR), pemanfaatan sampah
sampah nasional; (waste utilisation), dan pemrosesan akhir sampah yang
berwawasan lingkungan melalui pembagian kewenan-
• Penyusunan pedoman-pedoman teknis yang gan yang jelas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
terkait dengan pengelolaan sampah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

8.3.3. Implementasi 3R Selain itu, UU No. 18 Tahun 2008 tersebut membuka


peluang seluas-luasnya kepada peran masyarakat dan
Pada 8 Mei 2008, RUU tentang Pengelolaan Sampah dunia usaha dalam pengelolaan sampah.
disahkan menjadi Undang Undang Nomor 18 Tahun

176 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 177
Sampah Sampah

pah, maka sampah warga Bandung terpaksa dibiar- 8.3.3.3. Proyek Hibah EU-UNEP: Tsunami Waste
Kotak 8.3 kan menggunung di Tempat Pembuangan Sementara Management Demonstrating EST for Build-
(TPS) dan di beberapa ruas jalan. Karena kondisi se- ing Waste Reduction in Indonesia (DEBRI
Program 3R Belum maksimal makin memburuk, pada bulan Mei 2006 Kota Bandung Project)
dinyatakan darurat sampah.
Program 3R yang digagas oleh Pemprov DKI Proyek DEBRI dilaksanakan bekerjasama dengan UNEP
sejak 2007 lalu belum maksimal, hingga 2009 Menindaklanjuti permasalahan tersebut, atas Instruk- Division of Technology, Industry and Economics (DTIE),
baru dapat mereduksi sampah sebesar 7 % si Presiden dan hasil kunjungan Meneg LH di Kota International Environmental Technology Centre (IETC)
dari total volume timbunan sampah perharin- Bandung, disepakati untuk membentuk Tim Ad-Hoc Jepang. Secara umum proyek DEBRI bertujuan un-
ya. Hal ini terjadi karena minimnya peran serta Penanganan Sampah Metropolitan Bandung. Salah tuk mendukung upaya rekonstruksi dan rehabilitasi di
masyarakat dalam melakukan program 3R satu tugas utama Tim adalah menyusun program pen- Banda Aceh melalui pengembangan kemitraan untuk
gelolaan sampah yang dilakukan melalui penerapan penerapan Teknologi Berwawasan Lingkungan (Envi-
Volume timbunan sampah di DKI Jakarta konsep 3R. Untuk itu di Pasar Ciroyom, KLH beker- ronmentally Sound Technologies – ESTs) untuk pengo-
adalah 29.676,24 m3 atau 6.594,72 ton/ jasama dengan PD Kebersihan Kota Bandung dan re- lahan/daur pakai/daur ulang dari sampah sisa ben-
hari; berasal dari industri 8,97%, perkantoran kanan yang ditunjuk KLH melakukan uji coba dengan cana dan selanjutnya juga untuk membantu mengelola
27,35%, sekolah 5,32%, pasar 4%, pemukiman menempatkan mesin pencacah dan conveyor pemilah sampah sisa kegiatan konstruksi yang dihasilkan dari
52,97%, lainnya 1,4%. sampah organik. kegiatan pembangunan sehari-hari.

Pengurangan 7 % berasal dari 94 titik kawasan lingkungan pemukiman di Jakarta. Sejumlah tem- Sebagai hasil dan manfaat pelaksanaan uji coba imple- Berdasarkan hasil analisis data primer dan data
pat tersebut berhasil mereduksi sampah hingga 2.187 m3 atau 485 ton per hari. Diharapkan pada mentasi 3R skala kawasan di Pasar Ciroyom adalah: sekunder, komposisi sampah terbesar di Banda Aceh
2012 target penurunan 12 – 15% dapat terpenuhi merupakan sampah organik yang mencapai 65%. Kunci
• Penghematan biaya pengangkutan sampah aki- keberhasilan pengelolaan sampah di Banda Aceh ber-
Sumber: Republika, 8 Maret 2010 bat berkurangnya volume sampah. Sebelumnya gantung kepada kemampuan dalam melakukan pro-
untuk pasar Ciroyom diperlukan 3-4 trip perja- ses pemilahan antara sampah organik dan non-orga-
lanan per hari menjadi hanya 1 trip perjalanan nik. Adapun teknologi yang sudah diimplementasikan
untuk 2-3 hari. berupa mesin penghancur sampah (waste shredding
machine). Mesin ini telah dipasang di salah satu lokasi
8.3.3.1. Program Subsidi Kompos skala kecil dengan kapasitas produksi 1-2 ton/hari, • Biaya pengolahan di Pasar Ciroyom: Rp 60.000/ tempat pengolahan sampah dan telah digunakan un-
produsen menengah dengan kapasitas produksi >2- m3 atau Rp +2,4 juta/hari. tuk mengolah sampah organik di Banda Aceh.
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan 5 ton/hari, dan produsen besar dengan kapasitas
KLH telah memulai melaksanakan Program 3R sejak produksi >5 to/hari. • Catatan: biaya sebelumnya terdiri dari biaya Selain itu juga dilaksanakan pelatihan dalam dua ta-
2005 melalui Program Subsidi Kompos yang meru- pengangkutan sampah (Rp 2,2 juta/hari) dan hap yaitu, pelatihan yang bersifat umum dan pelatihan
pakan salah satu bagian dari Western Java Enviorn- 8.3.3.2. Program Penanganan Darurat Sampah Kota biaya pemrosesan akhir di TPA sehingga dapat teknis peralatan, yang bertujuan untuk memberikan
mental Management Project (WJEMP). Bandung disimpulkan model pengolahan di Ciroyom rela- gambaran umum dan memberikan contoh alterna-
tif tidak menambah beban biaya. tif pengolahan sampah yang dapat dilakukan dalam
Tujuan utama pelaksanaan Program Subsidi Kompos Bandung Lautan Sampah, merupakan idiom yang skala perkotaan. Topik pelatihan ini meliputi proses
dalam kerangka WJEMP adalah mengurangi emisi sungguh tepat menggambarkan kondisi Kota • Mengurangi beban pemrosesan akhir yang saat pembuatan kompos dan fasilitas-fasilitas yang me-
gas metan dan mengurangi volume timbunan sam- Bandung pada saat dimana sampah yang dihasilkan ini dibuang di TPA Sarimukti, Kabupaten Band- nunjang, pengolahan dan daur ulang sampah plastik
pah perkotaan dengan memilah sampah organik layak warga Bandung terlantar dan dibiarkan menggu- ung. serta pengolahan sampah menjadi produk lain seper-
kompos untuk diolah menjadi kompos. Dalam konteks nung di hampir seluruh sudut Kota Bandung. Dengan ti briket sampah dan sampah sebagai sumber energi
global, pengembangan program pengomposan yang tidak adanya lagi tempat pembuangan akhir sam- • Sampah organik tercacah dan sampah layak (biomassa).
berkelanjutan akan menjadi salah satu komponen daur ulang dimanfaatkan oleh produsen kom-
strategis dalam upaya mitigasi perubahan iklim den- pos. Manfaat ekonomi melalui kompos berharga Faktor penerapan instrumen ekonomi berdasarkan
gan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). sekitar Rp 2-3 juta/hari (dengan asumsi volume pada kebijakan fiskal nasional (pajak dan retribusi da-
produksi 3-4 ton/hari). erah). Potensi penerapan instrumen ekonomi di Ban-
Tujuan jangka pendek program subsidi ini adalah dapat da Aceh dengan mempertimbangkan pemberian soft
memproduksi 60.000 ton kompos secara aerobik di akh- • Penyediaan tenaga kerja sebagai upaya pem- loan atau microfinance dan bekerjasama dengan pihak
ir pelaksanaan program sehingga mampu mengurangi berdayaan tenaga lokal di bidang pengolahan ketiga dilakukan untuk mendukung upaya daur ulang
jumlah sampah yang diangkut dan ditimbun ke TPA. sampah. (recycle) dan guna ulang (reuse) sampah.

Program subsidi ini ditujukan kepada 2 (dua) jenis • Hal terpenting dari model ini adalah lebih ber-
produsen kompos, yaitu: (1) Produsen kompos yang wawasan lingkungan dalam kerangka pengenda-
sebelumnya telah memiliki pengalaman memproduksi lian pencemaran.
kompos, namun tidak lagi berproduksi; dan (2) Pro-
dusen yang saat ini memproduksi kompos dan dapat
meningkatkan produksi mereka dengan bantuan sub-
sidi dan pemasaran. Produsen penerima subsidi terse-
but dikelompokkan menjadi 3 skala produsen meliputi Gambar 8.3. Sampah Ciroyom

178 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 179
Sampah Sampah

8.4. Pengelolaan Sampah dan Mitigasi Perubahan 8.4.1. Potensi Emisi Gas Rumah kaca
Kotak 8.4 Iklim
Dari data asumsi pertambahan sampah antara tahun
Nokia Recycle Program Efek rumah kaca sebenarnya merupakan proses alam 2005 – 2008, diperkirakan potensi jumlah emisi CO2
dimana atmosfir memantulkan kembali sebagian ra- dari sampah yang berada di Indonesia naik sekitar 41
Nokia, produsen telepon seluler terbesar di dunia diasi panas yang berasal dari permukaan bumi sehing- Ggram (3.6 %). Provinsi Jawa Barat mengalami ke-
mengajak masyarakat Indonesia untuk turut serta ga bumi menjadi terasa hangat. Fungsi memantulkan naikan yang tertinggi (10,05 Ggram), sedangkan yang
menjadi bagian dari gerakan peduli lingkungan se- radiasi panas tersebut dilakukan oleh gas rumah kaca terendah oleh Provinsi Maluku Utara. Sementara itu
cara global. Nokia mengajak masyarakat untuk me- seperti CO2 dan CH4. Masalahnya adalah pada saat pada perhitungan emisi CH4, potensi kenaikan menin-
miliki tanggung jawab pribadi akan daur ulang ponsel ini konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir sudah me- gkat sebesar 61,68 Ggram (3,76%).
dengan memberikan ponsel dan aksesoris mereka lebihi keadaan normalnya sehingga radiasi panas yang
yang sudah tidak terpakai. dipantulkan ke permukaan bumi menjadi lebih banyak
dan akibatnya adalah meningkatnya suhu bumi.
Sekedar informasi, sebuah ponsel bekas yang telah
didaur ulang dapat mengurangi emisi gas karbond-
ioksida sebesar 12.585 kg. Bayangkan jika semua Grafik 8.6. Potensi Kenaikan Emisi CO2 2000-2008
orang yang memiliki ponsel di dunia, yakni sebe-
sar 3 milyar dan setidaknya mendaur ulang pon-
selnya, maka akan mengurangi bahan baku seban-
yak 240.000 ton serta mengurangi gas rumah kaca
yang setara dengan 4 juta kendaraan bermotor

Nokia telah memulai program daur ulang ini sejak


tahun 1997 di Swedia dan Inggris. Sejak itu, Nokia
telah memiliki lebih dari 5000 titik penempatan box
daur ulang ponsel dan aksesoris di 85 negara selu-
ruh dunia termasuk Indonesia.

Di Indonesia, Nokia bekerjasama dengan TES-AMM – sebuah perusahaan daur ulang e-waste
mengajak masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam program daur ulang e-waste dengan
memberikan ponsel dan aksesoris bekas mereka untuk didaur ulang. Sampai dengan 80% dari
produk Nokia bisa didaur ulang.

“Sebuah ponsel dibuat dari berbagai bahan seperti plastik di case atau cover, dan juga berbagai
elemen logam di peralatan elektronik seperti charger dan aksesoris yang dapat didaur ulang,” kata Sumber: Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Angka, Asdep Urusan Data dan Informasi, KLH 2009
Bambang N Gyat, Technical Advisor TES-AMM.
Grafik 8.7. Potensi Kenaikan Emisi CH4 2005-2008
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan mengenai elemen logam di sebuah ponsel dan aksesorisnya
dapat didaur ulang menjadi bahan baku seperti logam besi, sementara elemen plastik dapat didaur
ulang menjadi plastik palet.

Di Indonesia, Nokia telah menyediakan box daur ulang di 91 Nokia Care Centre untuk memberikan
kemudahan kepada konsumen untuk memberikan ponsel dan aksesoris yang sudah tidak terpakai
untuk didaur ulang. Jika semua ponsel telah terkumpul, maka TES-AMM akan mengirimkannya ke
pabrik di Singapura untuk didaur ulang.

jika Anda peduli terhadap lingkungan ikuti program Nokia recycling campaign yang akan datang.
Caranya mudah, bawa ponsel atau aksesoris bekas dan berikan box daur ulang di setiap Nokia
care service point.

Untuk informasi Nokia Care Centre terdekat, kunjungi www.nokia.co.id/carecenters

Sumber: Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Angka, Asdep Urusan Data dan Informasi, KLH 2009

180 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 181
Sampah Sampah

8.4.2. Upaya Pengurangan Emisi Gas Metana Beberapa hari sekali nasabah Bank Sampah akan Bank Sampah, sampah yang terkumpul tiap minggu
menyetorkan sampah yang mereka kumpulkan. Setiap mencapai 60-70 kg. Fokus sampah yang dikumpulkan
Sisa dari sampah (organik) ditimbun dan kemudian nasabah datang dengan tiga kantong sampah berbe- saat ini masih sebatas sampah anorganik. Ke depan,
ditutup akan menimbulkan gas metana (CH4) yang da. Kantong I berisi sampah plastik, kantong II sampah sampah organik juga akan diterima, yang selanjutnya
pada dasarnya merupakan gas rumah kaca yang pal- kertas, dan kantong III berupa kaleng dan botol. diolah menjadi pupuk kompos
ing buruk. Kondisi ini jelas memperburuk efek GRK
karena potensi gas metana 25 kali lipat dibandingkan Setelah sampah terkumpul banyak, petugas bank Bagi para nasabah, keberadaan bank sangat mem-
CO. Kalkulasi tersebut berdasar pada dampak yang menghubungi tukang rosok. Tukang rosok membe- bantu. Mereka bisa mendapat penghasilan tambahan
ditimbulkannya selama seabad terakhir, penghitungan ri nilai ekonomi tiap kantong sampah milik nasabah. sekaligus kebersihan lingkungan sekitar terjaga. Kalau
jumlah rata-rata metana dalam 20 tahun terakhir me- Harga sampah bervariasi bergantung pada klasifika- dulu warga membuang sampah sembarangan karena
ningkat 72 kali lebih besar dibandingkan dengan CO. sinya. Kertas karton dihargai Rp 2.000 per kg, kertas kesulitan mencari tempat pembuangan resmi, maka
arsip Rp 1.500 per kg. Sedangkan plastik, botol, dan dengan adanya Bank Sampah menambah kesadaran
Untuk mengurangi dampak pelepasan gas tersebut kaleng harganya menyesuaikan ukuran. Akan tetapi warga tentang pengelolaan sampah. Bila gerakan
beberapa Pemerintah Daerah telah mencoba melak- tidak semua sampah disetor ke tukang rosok. Sebagi- Bank Sampah bisa meluas ke berbagai desa, masalah
sanakan strategi dengan membangun Pembangkit an diantaranya, diolah sendiri oleh Bank Sampah. sampah bisa tertangani. Tak hanya itu, perekonomian
Gambar 8.4. PLTS Sumur Batu
Listrik Tenaga Sampah dengan menggunakan energi masyarakat juga ikut membaik sehingga angka kemis-
sampah dengan memanfaatkan kandungan gas Metan Di Bantul, produksi sampah per hari mencapai 614 kinan bisa ditekan.
di Tempat Pembuangan Sampah Terakhir 8.4.2.3. PLTS Bantar Gebang meter kubik, menurut Panut Susanto, Ketua Pengelola

8.4.2.1. PLTS Suwung Bali Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan
pihak swasta telah membangun PLTS di Bantar Ge-
PLTS ini merupakan yang pertama dibangun di Indo- bang. Diharapkan pada bulan Maret 2010 PLTS yang Kotak 8.5
nesia, tepatnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bernilai Rp 700 miliar sudah akan memproduksi lis-
Suwung, Bali sejak 12 Desember 2008. trik sebesar 2 MW, yang dioperasionalkan dari 2 zona Sampah Berubah Bensin
dengan jumlah sumur gas sebanyak 59 titik dan akan
Teknik pengolahan sampah yang digunakan TPA Su- menggerakkan dua mesin pembangkit listrik yang ma- Terletak pada ruang seluas lapangan voli di Sawangan Depok, Iswanto membuat bioetanol dalam
wung tersebut adalah dengan metode “GaLfAd” atau sing masing 1 MW. Diharapkan pada awal tahun 2011 100 drum plastik yang tertutup rapat berkapasitas masing-masing 100 liter. Meskipun mengolah
kependekan dari gasification, lanfill gas, and anaerobic sudah dapat menghasilkan listrik sebesar 10 MW dan sampah tetapi tidak tercium aroma tak sedap dan lokasi tetap tampak bersih.
digestion yang dikembangkan oleh GE. pada akhirnya ditargetkan untuk menghasilkan listrik
sebesar 26 MW pada tahun 2011. Setiap harinya ia mengangkut 12 drum sampah buah jeruk, semangka dan pepaya dari pasar Kra-
Proyek PLTS ini menerima 800 ton per hari sampah mat Jati. Selanjutnya ia menggiling sampah-sampah tersebut secara terpisah lalu difermentasikan
yang berasal dari Denpasar, Badung, Gianyar, dan selama sepekan.
Tabanan atau dikenal dengan wilayah Sarbagita. Dari
jumlah tersebut akan menghasilkan listrik sebanyak Setiap hari Iswanto dapat memproduksi 80 – 100 liter bioetanol 50% dan diperkirakan dapat
10 mega watt (MW ). Selanjutnya secara bertahap menghasilkan sebanyak 2.400 liter per bulan. Dari hasil fermentasi sampah tersebut dihasilkan
akan dihasilkan 2 MW lagi dan 6 MW sehingga pada omzet 12 juta sebulan
pertengahan 2010 diharapkan bisa diproduksi listrik
dari sampah sebesar 10 MW. ---------------------------------------------------------------------------

Investasi yang dibutuhkan untuk membangun pem- Berasal dari protes yang disebabkan bau menyengat dan busuk dari 0,5 ton sampah buah dan
bangkit listrik tenaga sampah ini diperkirakan sebesar sayur per hari oleh warga sekitar Pasar Gedhe Jawa Tengah, Budi Sunarto berinisiatif untuk
2000 dolar Amerika per KW atau sebesar 20 juta do- melakukan pengolahan sampah menjadi Bioetanol di desa Doplang.
lar AS untuk menghasilkan listrik sebesar 10 MW.
Dari 500 kg sampah sayuran dan buah ia menghasilkan 100 liter cairan fermentasi. Setelah di-
8.4.2.2. PLTS Sumur Batu lakukan destilasi selama 5 jam, maka akan menghasilkan 30 – 40 liter cairan bioetanol dengan
kadar 60%. Bioetanol tersebut yang dimanfaatkan oleh 150 KK di Desa Doplang, Karanganyar
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Sumur Batu di Gambar 8.5. Mesin PLTS Jawa Tengah sebagai bahan bakar Kompor. Sudah 2 tahun ini warga tidak menggunakan minyak
resmikan pada bulan Juli 2008 dan mampu menge- tanah yang harganya semakin melangit untuk bahan memasak.
luarkan energi listrik sebesar 120 KW, sebagian dari 8.4.2.4. Gerakan Bank Sampah dari Bantul
energi listrik sebesar 50 KW dipergunakan oleh PT Sumber: Trubus NO485, April 2010
Gikoko Kogyo Indonesia (investor) untuk kegiatan Bank Sampah Gemah Ripah, didirikan masyarakat Du-
operasionalnya, sedangkan 70 KW dipergunakan un- sun Bandegan, Bantul, DI Yogyakarta. Gagasan awal
tuk mengoperasikan instalasi pengolahan limbah tinja pendirian bank sampah ini datang dari Bambang Suw-
milik Pemerintah Kota Bekasi yang juga berlokasi di erda, dosen Politeknik Kesehatan Yogyakarta. Ia ingin
Sumur Batu. Kelebihan sisa tenaga listrik ini masih mengubah pandangan masyarakat tentang sampah,
dapat dipergunakan untuk lampu penerangan jalan bahwa sampah bisa dimanfaatkan jika dikelola dengan
umum warga sekitar TPA Sumur Batu. benar.

182 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 STATUS LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA 2009 183

Anda mungkin juga menyukai