Anda di halaman 1dari 4

Gejala dan Pemeriksaan Diagnosis TBC

KETERANGAN

Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri


Mycobacterium tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru sebagai tempat
infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit, kelenjar limfe, tulang, dan
selaput otak. TBC menular melalui droplet infeksius yang terinhalasi oleh orang sehat.
Pada sedikit kasus, TBC juga ditularkan melalui susu. Pada keadaan yang terakhir ini,
bakteri yang berperan adalah Mycobacterium bovis.

Manifestasi Klinis

Penderita TBC akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti batuk


berdahak kronis, demam subfebril, berkeringat tanpa sebab di malam hari, sesak napas,
nyeri dada, dan penurunan nafsu makan. Semuanya itu dapat menurunkan produktivitas
penderita bahkan kematian.

Gejala Umum :

• Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih

Gejala lain yang sering dijumpai :

• Dahak bercampur darah


• Batuk darah
• Sesak nafas dan rasa nyeri dada
• Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang
enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan,
demam meriang lebih dari satu bulan.

Gejala-gejala tersebut diatas dijumpai pula pada penyakit paru selain TBC. Oleh
sebab itu orang yang datang dengan gejala diatas harus dianggap sebagai seorang
“suspek tuberkulosis” atau tersangka penderita TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan
dahak secara mikroskopis langsung. Selain itu, semua kontak penderita TB Paru BTA
positif dengan gejala sama, harus diperiksa dahaknya.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan


konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam (subfibris), badan
kurus atau berat badan menurun.

Pemeriksaan Diagnosis

1. Tuberculin Testing

Tuberculin testing adalah tes kulit untuk menentukan adanya infeksi


bakteri TB didasarkan pada hipersensitivitas kulit untuk tuberkulin. Dilakukan
dengan menginjeksikan secara intracutaneous 0.1ml Tween-stabilized liquid
PPD pada bagian punggung atau dorsal dari lengan bawah. Dalam wkatu 48 –
72 jama, area yang menonjol (indurasi), bukan eritema, diukur. Ukuran tes
Mantoux ini sebesar 5mm diinterpretasikan positif pada kasus-kasus :

• Individu yang memiliki atau dicurigai terinfeksi HIV


• Memiliki kontak yang erat dengan penderita TBC yang infeksius
• Individu dengan rontgen dada yang abnormal yang
mengindikasikan gambaran proses penyembuhan TBC yang
lama, yang sebelumnya tidak mendpatkan terapo OAT yang
adekuat
• Individu yang menggunakan Narkoba dan status HIV-ny tidak
diketahui.

Gambaran pemeriksaan radiologis

1. Adanya infeksi primer digambarkan dengan nodul terkalsifikasi pada bagian


perifer paru dengan kalsifikasi dari limfe nodus hilus
2. Sedangkan proses reaktifasi TB akan memberikan gambaran :

• Nekrosis
• Cavitasi (terutama tampak pada foto posisi apical lordotik)
• Fibrosis dan retraksi region hilus
• Bronchopneumonia
• Infiltrate interstitial
• Pola milier

3. TB pleurisy, memberikan gambaran efusi pleura yang biasanya terjadi secara


massif

4. Aktivitas dari kuman TB tidak bisa hanya ditegakkan hanya dengan 1 kali
pemeriksaan rontgen dada, tapi harus dilakukan serial rontgen dada. Untuk
melihat penyakit tersebut dalam proses progesi atau regresi.

Pemeriksaan darah

• Pada saat TB aktif akan didapatkan jumlah leukosit yang sedikit meninggi.
Jumlah limfosit masih dibawah normal. Laju endap darah mulai meningkat.
• Jika penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali normal, dan jumlah
limfosit masih tinggi. Laju endap darah mulai turun ke arah normal lagi.

Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum sangant penting, karena dengan ditemukannnya kuman


basil asam, diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan.

• Kriteria BTA positif adalah bila ditemukan 3 batang kuman BTA.

Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Tuberkulosis Paru BTA positif


2. Tuberkulosis Paru BTA negative
B. Tuberculosis Ekstra Paru

Tuberculosis ekstra paru adalah tuberculosis yang menyerang organ tubuh selain
jaringan paru,, misalnya pleura (selaput paru), selaput otak, selaput jantung,
kelejar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat
kelamin dan lain-lain.

Berdasarkan tingkat keparahannya, TB Ekstra Paru dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Tuberkulosis Ekstra Paru Ringan

Misal : TB kelenjar limfe, pleuritis eksudatif unilateral, tulang (kecuali


tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal

2. Tuberkulosis Ekstra Paru Berat

Misal : meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudatif


dupleks, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat
kelamin.

Daftar Pustaka

Zulkifli Amin, Asril Bahar. (2006). Tuberkulosis Paru Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jakarta: Universitas Indonesia

Sudoyo. W. A (2006). Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai