j
Mengapa ada "sastra"? Sebab, menurut para filsuf, manusia adalah "animal simbolorum"
(mahluk yang membutuhkan simbol-simbol). Dan simbol menjadi gumpalan ekspresi atau
ungkapan yang tercetuskan untuk kebutuhan ada bersama dengan yang lain, atau sekedar
memenuhi kelahiran cita-rasa jiwa manusia. Simbol itulah bahasa.Tetapi itu pun belum
menjawab pertanyaan di atas. Penulisa mencoba bertanya lagi, mulai dengan menukik pada apa
itu hakekat "sastra".
j
0
. pa pengertian Sastra
j. jagaimana Sastra di Indonesia
u. jagaimana dan apa saja karya sastra lama & jaru
0
. Untuk mengetahui pengertian Sastra
j. Untuk Mengetahui jagaimana Sastra di Indonesia
u. Untuk Mengetahu karya sastra lama & jaru
c
j j
j
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta Ñ , yang berarti "teks yang mengandung
instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar Ñ yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa
Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan
yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai
defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa
puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang
menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra
oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan
wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Æovel
uerita/cerpen (tertulis/lisan)
Syair
Pantun
Sandiwara/drama
"ukisan/kaligrafi
j
, adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di sia
Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan
geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering
juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan jahasa Melayu (dimana
bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga
diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa
negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan jrunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di
Singapura.
Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:
Pujangga "ama
Sastra "Melayu "ama"
ngkatan jalai Pustaka
Pujangga jaru
£
ngkatan '45
ngkatan 50-an
ngkatan 66-70-an
Dasawarsa 80-an
ngkatan Reformasi
Secara metode penyampaian sastra Indonesia terbagi atas 2 bagian besar, yaitu:
lisan
tulisan
Pujangga "ama
Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di Indonesia
di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat.
Karya Sastra Pujangga "ama
Sejarah Melayu
Hikayat bdullah - Hikayat ndaken Penurat - Hikayat jayan judiman - Hikayat Djahidin - Hikayat
Hang Tuah - Hikayat Kadirun - Hikayat Kalila dan Damina - Hikayat Masydulhak - Hikayat Pandja
Tanderan - Hikayat Putri Djohar Manikam - Hikayat Tjendera Hasan - - Tsahibul Hikayat
Syair jidasari - Syair Ken Tambuhan - Syair Raja Mambang Jauhari - Syair Raja Siak
dan berbagai Sejarah, Hikayat, dan Syair lainnya
Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi
politis (liar). jalai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa
Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa jali, bahasa jatak dan bahasa
Madura.
Æur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai Raja Pengarang jalai Pustaka oleh sebab banyaknya karya
tulisnya pada masa tersebut.
j
Pujangga jaru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh jalai Pustaka
terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut
rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga jaru adalah sastra intelektual,
nasionalistik dan elitis menjadi "bapak" sastra modern Indonesia.
Pada masa itu, terbit pula majalah "Poedjangga jaroe" yang dipimpin oleh Sutan Takdir lisjahbana,
mir Hamzah dan rmijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman jalai Pustaka (tahun 1930 -
1942), dipelopori oleh Sutan Takdir lisyahbana dkk. Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga
baru yaitu 1. Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku mir Hamzah
Î
dan; 2. Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir lisjahbana,
rmijn Pane dan Rustam Effendi.
Terjemahan karya W. Shakespeare: Hamlet, Impian di tengah Musim, Macbeth, Raja "ear, Romeo dan
Julia, Saudagar Venezia, dll.
M.jalfas
"ingkaran-lingkaran Retak, kumpulan cerpen (1978)
Utuy Tatang Sontani
Suling (1948)
å
Tambera (1952)
wal dan Mira - drama satu babak (1962)
ngkatan 50-an
ngkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.j. Jassin. uiri angkatan ini
adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut
bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.
Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam "embaga
Kebudajaan Rakjat ("ekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik
yang berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan
mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965
dengan pecahnya G30S di Indonesia.
Rumah Kaki Seribu (1998) Dimedan Perang (1962)
Tangan-Tangan Kehidupan (1999) "aki-laki dan Mesiu (1951)
jila jinatang juas Pindah Habitat (1999) W.S. Rendra
Mawar Hitam Milik "aras (1999) jalada Orang² Tertjinta (1957)
Toto Sudarto jachtiar Empat Kumpulan Sajak (1961)
Suara : kumpulan sadjak 1950-1955 (1962) Ia Sudah jertualang dan tjerita-tjerita pendek
Etsa, sadjak-sadjak (1958) lainnja (1963)
Trisnojuwono dan banyak lagi karya sastra lainnya
ngin "aut (1958)
ngkatan 66-70-an
ngkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Semangat avant-garde sangat menonjol
pada angkatan ini. janyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra,
munculnya karya sastra beraliran surrealistik, arus kesadaran, arketip, absurd, dll pada masa angkatan
ini di Indonesia. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya karya sastra
pada masa angkatan ini. Sastrawan pada akhir angkatan yang lalu termasuk juga dalam kelompok ini
seperti Motinggo jusye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, jur Rasuanto, Goenawan
Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra
Indonesia, H.j. Jassin.
Seorang sastrawan pada angkatan 50-60-an yang mendapat tempat pada angkatan ini adalah Iwan
Simatupang. Pada masanya, karya sastranya berupa novel, cerpen dan drama kurang mendapat
perhatian bahkan sering menimbulkan kesalah-pahaman; ia lahir mendahului jamannya.
jeberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, "eon gusta, rifin u. Æoer,
khudiat, Darmanto Jatman, rief judiman, Goenawan Mohamad, judi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu
Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail dan banyak lagi yang lainnya.
*
Kelir Tanpa jatas Ziarah
Para Priyayi Kering
Jalan Menikung Merahnya Merah
Danarto Koong
Godlob RT Æol / RW Æol Ȃ (drama)
dam Makrifat Tegak "urus Dengan "angit
jerhala rifin u. Æoer
Putu Wijaya Tengul Ȃ (drama)
Telegram Sumur Tanpa Dasar Ȃ (drama)
Stasiun Kapai Kapai Ȃ (drama)
Pabrik Djamil Suherman
Gres Ȃ Putu Wijaya Sarip Tambak-Oso
jom Umi Kulsum Ȃ (kumpulan cerita pendek)
duh Ȃ (drama) Perjalanan ke khirat
Edan Ȃ (drama) Sakerah
Dag Dig Dug Ȃ (drama) dan masih banyak lagi yang lainnya.
Iwan Simatupang
Dasawarsa 80-an
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman
percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Majalah
Horison tidak ada lagi, karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah
dan penerbitan umum. jeberapa sastrawan yang dapat mewakili ngkatan dekade 80-an ini antara lain
adalah: Remy Sylado, Yudistira rdinugraha, Æoorca Mahendra, Seno Gumira jidarma, Kurniawan
Junaidi.
Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang
menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita.
jertolak belakang dengan novel-novel jalai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad 19
dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya
pada era 80-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.
Æamun yang tak boleh dilupakan, pada era 80-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop (tetapi
tetap sah disebut sastra, jika sastra dianggap sebagai salah satu alat komunikasi), yaitu lahirnya
sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman dengan Serial "upus-nya. Justru dari kemasan
yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-
karya yang lebih "berat". judaya barat dan konflik-konfliknya sebagai tema utama cerita terus
mempengaruhi sastra Indonesia sampai tahun 2000.
A
Sastrawan ngkatan Reformasi
Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke jJ Habibie lalu KH
bdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang Sastrawan
ngkatan Reformasi. Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi,
cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar Reformasi. Di rubrik sastra
Harian Republika, misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-
sajak reformasi. jerbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi
sajak-sajak bertema sosial-politik.
Sastrawan ngkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun
1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde jaru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998
banyak melatar belakangi kelahiran karya-karya sastra -- puisi, cerpen, dan novel -- pada saat itu.
jahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji ualzoum
jachri, hmadun Yosi Herfanda dan cep Zamzam Æoer, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-
sajak sosial-politik mereka.
bidah el Khalieqy
frizal Malna
hmad Æurullah
hmad Syubanuddin lwy
hmadun Yosi Herfanda adalah salah seorang penyair yang dimasukkan oleh Korrie "ayun Rampan ke
dalam ngkatan 2000, tapi ia sebenarnya telah banyak menulis sajak sejak awal 1980 -an.
yu Utami dengan karyanya Saman, sebuah fragmen dari cerita "aila Tak Mampir di Æew York. Karya
ini menandai awal bangkitnya kembali sastra Indonesia setelah hampir 20 tahun. Gaya penulisan yu
Utami yang terbuka, bahkan vulgar, itulah yang membuatnya menonjol dari pengarang-pengarang yang
lain. Æovel lain yang ditulisnya adalah "arung, lanjutan dari cerita Saman.
Dorothea Rosa Herliany
Seno Gumira jidarma
uybersastra
Era internet memasuki komunitas sastra di Indonesia. janyak karya sastra Indonesia yang tidak
dipublikasi berupa buku namun termaktub di dunia maya (internet)baik yang dikelola resmi oleh
pemerintah, organisasi non-profit maupun situs pribadi. da beberapa situs Sastra Indonesia di dunia
maya.
X
j j
Jadi Sastra adalah ungkapan jiwa dalam wujud bahasa, entah lisan entah tertulis. Dalam wujudnya yang
paling kasar adalah kata-kata. Dalam wujudnya yang lebih tertata adalah cerita sebagai rangkaian kata-
kata. "alu, dalam wujudnya yang lebih terkhususkan lagi adalah karya sastra dengan ukuran-ukuran
estetikanya. Sebab tidak semua kata dan cerita adalah sastra. Sastra sebagai sebuah karya tulis dan olah
bahasa mengandung daya kreatif dan daya pelahir imajinasi yang multidimensional. Ketika seorang ibu
mengatakan kepada anaknya, "Tangkap tikus-tikus itu!", tentu saja itu hanya memiliki satu kandungan
arti tentang perintah untuk menangkap binatang yang disebutnya tikus. kan tetapi, bila seorang
penyair mengatakan yang sama, "Tangkap tikus-tikus itu!", artinya akan lebih kaya daripada sekedar
sebuah referensi pada binatang tikus. Dan juga kata "tangkap" pun bisa jauh lebih mengundang multi-
interpretasi.
Jadi, mengapanya sebuah kelahiran sastra itu melibatkan seluruh kekuatan yang ada diri pelahirnya.
Itulah kekuatan daya imajinasi. Imajinasi sebagai sebuah daya itu bagaikan lingkaran yang bergasing
menciptakan sebuah cermin kebenaran (mungkin lebih baik disebut "kasunyatan"). Mengapa lahir
"sastra" lalu dapat ditemukan jawabannya dalam kekuatan daya jiwa manusia menyampaikan laku-
gulatnya dengan "sunyata". Dalam pergulatan jiwa manusia dengan realitas (sunyata) adanya di dunia
itulah rahim sastra berada.
c
0
http://www.scribd.com/doc/20234906/Pemakaian-jahasa-Indonesia-Yang-jaik-Dan-jenar
http://www.google.co.id/
http://www.docstoc.com/docs/20401773/PEMKIÆ-jHS-IÆDOÆESI-YÆG-jIK-
DÆ-jEÆR-D"M-KRY
cc