Anda di halaman 1dari 34

Kabupaten

Agropolita

Pengemba
Malang

ngan
di
n
Tim Penyusun:
Nurida S. Feranti 3607100003
Ocky Dwi P 3607100013
Fifit Mirowati 3607100014
Umi Lathifah 3607100015
Fariz Rifky I. 3607100017
Annisaa H.I. 3607100019
Riandita Dwi A. 3607100021
O.u.t.l.i.n.e
Pendahuluan

Landasan Teori

Gambaran Umum

Pembahasan

Kesimpulan dan Rekomendasi


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor pertanian Pengembangan
merupakan sektor pertanian
kontributor PDRB saat ini yang
tertinggi selama 5 dilakukan adalah
th terakhir sebesar melalui konsep
29,76% agropolitan

Pengembangan
pedesaan melalui
Tingkat aktivitas
pengembangan
ekonomi yang
agropolitan yang
cukup tinggi
Kab. berpusat di Kec.
Poncokusumo

Malang
Tujuan dan Sasaran
Tujuan

Sasaran
Memberikan konsep
pengembangan ekonomi Mengidentfikasi faktor penyebab timbulnya
pertumbuhan ekonomi wilayah ( Agropolitan ) di
wilayah sebagai strategi Kabupaten Malang.
peningkatan ekonomi dari
konsep agropolitan Menganalisis dampak atau implikasi pertumbuhan
Kabupaten Malang yang ekonomi wilayah di Kabupaten Malang.
telah ada.

Memberikan Rekomendasi
REVIEW LITERATUR
Agropolitan

Agro Politan Agropolitan


(Pertanian) (Kota) ( Kota Pertanian )

Pengembangan Kawasan Agropolitan :


Membangun ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis (kawasan sentra
produksi pertanian) terpilih yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan,
mensinergikan dan mengelola berbagai potensi untuk mendorong
berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis
kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi yang digerakkan oleh
masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah terutama pemerintah daerah.
Kota Pertanian Kawasasan
Karakteristik Kelembagaan
sebagai Pusat Perencanaan
Agropolitan
Pertumbuhan Agropolitan
 Kriteria Agropolitan
Kehidupan masyarakat di
kawasan agropolitan sama
Adanya keterkaitan antara kota
dengan suasana kehidupan di Sebagian besar kegiatan
dengan desa (urban-rural
perkotaan, karena prasaranaa masyarakat di kawasan tersebut
linkages) yang bersifat
dan infrastruktur yang ada di dominasi oleh kegiatan
interdependensi/timbal balik dan
dikawasan agropolitan pertanian
saling membutuhkan
diusahakan tidak jauh berbeda
dengan di kota
 Ciri-Ciri Kawasan Agropolitan
 Persyaratan Agropolitan
• Memiliki sumberdaya lahan
• Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai
• Memiliki sumberdaya manusia
• Konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup

 Variabel Pembentuk Agropolitan


variable-variabel dalam pembentukan agropolitan adalah:
• Sistem pusat-pusat kawasan yang terkait Sistem Nasional,
Propinsi/ Kabupaten
• Unit-unit kawasan pengembangan
• Penetapan sektor unggulan.
• Dukungan sistem infrastruktur
• Dukungan sistem kelembagaan .
• Aspek Lingkungan
Kunci Keberhasilan Agropolitan
Memberlakukan setiap distrik agropolitan sebagai satu unit tunggal otonom mandiri yang
terintegrasi secara sinergik dengan keseluruhan system pengembangan wilayahnya.

Pengembangan desa dan kota diintegrasikan untuk menghindari tumbuhnya kota-kota di luar
kendali system pengembangan wilayah agropolitan.

Menghindari adanya kesenjangan antara permukiman yang ada dengan pengembangan kota-kota
tani.

Mengintegrasikan penduduk lokal dalam skema pengembangan wilayah agropolitan serta


sekaligus merupakan upaya meningkatkan fungsi desa dan kota yang ada menjadi kota-kota tani.

Kota-kota tani yang direncanakan tidak selalu merupakan kota baru.

Sistem jaringan transpotasi wilayah yang menghubungkan kota utama dengan kota orde lainnya
harus menunjang sesuai dengan ketentuan hirarki jalan.

Jaringan jalan, moda transportasi, serta interkoneksi sistem jaringan jalan secara regional harus
dirancang secara terpadu dengan sistem kota-kota tani.
GAMBARAN
UMUM WILAYAH
Gambaran Umum
Secara administrasi Kecamatan Poncokusumo dibagi menjadi 17 (tujuh belas)
desa yang terdiri dari 179 RW dan 849 RT. Berikut batas-batas administrasi
Kec.Poncokusumo:

 Sebelah Utara : Kec. Tumpang


 Sebelah Selatan : Kec. Wajak dan Kecamatan Ampelgading
 Sebelah Timur : Kab. Lumajang
 Sebelah Barat : Kec. Tajinan
KONDISI FISIK DASAR
KONDISI TOPOGRAFI
• Secara umum Kecamatan Poncokusumo terletak di lereng kaki
gunung dengan topografi yang berupa dataran tinggi dan perbukitan
yang bergelombang dengan bentuk topografi yang didominasi oleh
lahan dengan tingkat kelerangan sebesar >400.

KONDISI GEOLOGI
• Berdasarkan kondisi geologinya, Kecamatan Poncokusumo sebagian besar
terdiri dari hasil gunung api kwarter tua dan sebagian kecil hasil gunung api
kwarter muda dengan jenis tanah yang terdiri dari asosiasi andosol, kambisol
dan latosol. Dengan kondisi tanah yang demikian ini, kemampuan dan daya
dukung tanah tergolong sedang dan baik.

KONDISI JENIS TANAH


• Jenis tanah di wilayah Kecamatan Poncokusumo sebagian besar didominasi oleh
jenis tanah andosol yaitu seluas 11.550 ha, sebagian lagi merupakan jenis
tanah latisol seluas 5.952 ha dan jenis tanah kambiosol seluas 2.186 ha. Jenis
tanah yang sebagian besar didominasi oleh tanah andosol asosiasi latosol dan
kambiosol merupakan jenis tanah yang kurang peka sampai sangat peka terhadap
erosi.
SOSIAL BUDAYA DAN KEPENDUDUKAN
 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan
Poncokusumo Tahun 2001-2005
Jumlah Kepadatan Prosentase Terhadap
No Tahun Penduduk Penduduk Kabupaten Malang
(jiwa) (jiwa/km2) (%)

1. 2001 90.067 875 4,02


2. 2002 90.476 879 4,02
3. 2003 90.735 881 4.01
4. 2004 91.555 889 3,98
5. 2005 94.343 916 3,94
Rata-Rata 91.435 888 3,19

Sumber : Kecamatan Poncokusumo dalam angka 2006


Kondisi Sosial Budaya Masyarakat
• Masyarakat di Kecamatan Poncokusumo
memiliki kultur masyarakat tengger yang
sifatnya “Nrimo” dan masih menjunjung tinggi
nilai-nilai kekerabatan dan gotong royong. Hal
ini terlihat dalam kegiatan-kegiatan tertentu
seperti kegiatan keagamaan, pernikahan dan
tujuh belasan, Kegiatan pertanian mereka
saling membantu memberikan sumbangan
baik itu materi, tenaga maupun bantuan
lainnya.
KARAKTERISTIK EKONOMI

Pertanian Tanaman Pangan


• Produksi tanaman pangan yang berpotensial di Kecamatan Poncokusumo
adalah jenis komoditi padi dengan total luas tanam pada Tahun 2005
seluas 1.092 ha.
• Produksi tanaman padi di Kecamatan Poncokusumo pada Tahun 2005
sebesar 64.240,01 kwintal dengan tingkat produktifitas sebesar 58,83
kw/ha. Rata-rata produksi padi selama lima tahun (2001-2005) adalah
sebesar 63.385,98 kwintal dengan produktifitas sebesar 58,49 kw/ha.

Hortikultura
• Tanaman hortikultura yang potensial di Kecamatan Poncokusumo meliputi
jenis komoditi sayur dan jenis komoditi buah. Kecamatan Poncokusumo
sudah sangat dikenal sebagai daerah utama penghasil Apel di Kabupaten
Malang dan sebagai salah satu wilayah sentra pengembangan tanaman
hortikultura.
PDRB Kabupaten Malang
No Kelompok Sektor/Sektor 2003 2004 2005 2006 2007 Rata-rata

1. Kelompok Sektor Primer 31.23 30.79 30.45 29.24 30.59 30.46

1.1. Pertanian 30.56 30.09 29.74 28.53 29.86 29.76

1.2. Pertambangan dan Penggalian 0.67 0.69 0.71 0.71 0.73 0.70

2. Kelompok Sektor Sekunder 18.19 18.53 18.58 18.33 18.86 18.50

2.1. Industri Pengolahan 14.39 14.59 14.60 14.44 14.89 14.58


2.2. Listrik dan Air Minum 2.15 2.32 2.36 2.28 2.30 2.28
2.3. Bangunan 1.66 1.63 1.61 1.61 1.67 1.64

3. Kelompok Sektor Tersier 50.58 50.68 50.79 51.18 50.55 50.76

3.1. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 22.54 22.55 22.95 23.53 23.53 23.02

3.2. Pengangkutan dan Komunikasi 8.32 8.19 8.05 7.96 7.86 8.08

Keuangan, Persewaan dan Jasa


3.3. 4.98 5.34 5.44 5.36 5.29 5.28
Perusahaan

3.4. Jasa-jasa 14.75 14.59 14.53 14.34 13.86 14.41


Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : Renstra SKPD Kabupaten Malang


Sektor yang berperan dalam menggerakkan pertumbuhan
ekonomi
di Kabupaten Malang
Kontribusi
No. Sektor Pertumbuhan (%) Keterangan
(%)

 Nilai tambah tinggi terutama


1. Sektor Perdagangan 23,02 5,39 komoditi ekspor regional
maupun internasional

 Menyerap banyak tenaga kerja


 Memiliki forward dan backward
2. Sektor Pertanian 29,76 3,65 linkages
 Sangat berperan dalam wilayah
regional Jatim

 Nilai tambah tinggi


Sektor Industri
3. 14,58 5,17  Menyerap tenaga kerja
Olahan
 Menyerap produk primer lokal

 Menyerap tenaga kerja


4. Sektor Jasa 14,41 2,65
perorangan / rumah tangga
KARAKTERISTIK SARANA DAN PRASARANA

Kondisi Jalan
• Fasilitas sarana jalan yang
menghubungkan antar desa /
kelurahan di Kecamatan Poncokusumo
saat ini kondisinya sudah cukup baik,
yang sebagian sudah merupakan jalan
dengan perkerasan aspal.
Jaringan Listrik dan Telepon
1. Listrik
Sebagian besar penduduk Kecamatan Poncokusumo telah memakai jasa
PLN untuk memenuhi kebutuhan energi listrik mereka.
2. Telepon
Sistem telekomunikasi yang ada di Kecamatan Poncokusumo berupa
telepon pribadi, kios telepon / wartel ,dan jaringan telepon celuler.

Jaringan Air Bersih


• Kebutuhan air bersih biasanya diperoleh dari sungai, sumber
air ,dan jasa PDAM, selain di penuhi dari PDAM juga dari
sumur gali, sumur pompa, dan perpipaan yang dikelola secara
swadaya oleh masyarakat setempat dan kemudian dialirkan
menuju rumah-rumah penduduk.

Jaringan Irigasi
• Sistem irigasi yang ada di Kecamatan Poncokusumo
menggunakan irigasi setengah teknis dan irigasi teknis.
PEMBAHASAN
- SEMERU
- BROMO
- LUMAJANG

Pusat PONCOKUSUMO

Pandansari
Pendukung

Ngadireso

WONOMULYO

Karanganyar
- BANDARA
- SURABAYA
Ngbruk Argosuko
- MALANG
- SAWOJAJAR - MALANG
Jambesari
- TAJINAN

Sumber : Hasil analisa dan RTRW Kabupaten Malang

Saat ini telah berjalan tiga tahun Poncokusumo sebagai wilayah


agropolitan. Yang dijadikan sebagai pusat agropolitan ada 2 desa, yaitu
Poncokusumo dan Wonomulyo. Sedangkan yang lainnya dijadikan
sebagai pendukung pusat agropolitan.
KAB. PASURUHAN
SURABAYA

Tumpang
Jabung
Pakis KAB. PROBOLINGGO

KOTA BATU

KOTA MALANG

Tajinan
Wajak
KAB. LUMAJANG
KAB. BLITAR

Pusat Agropolitan
Zona Pengembangan
Kawasan Pendukung

Sumber : Hasil analisa dan RTRW Kabupaten Malang

Dari gambar pola pengembangan wilayah diatas, Poncokusumo


sebagai pusat agropolitan yang berada pada zona pengembangan
dengan dikelilingi unit – unit kawasan pengembangan di dalamnya.
Poncokusumo juga akan dikelilingi oleh kawasan pendukung yang
akan menjadi tempat pemasaran sekaligus sebagai Kompetitor.
Berikut adalah Tabulasi antara
Variabel pembentuk Agropolitan
dengan Kondisi Faktual di
Kecamatan Poncokusumo
Sistem Pusat Kawasan

Teori Kondisi Faktual Pembahasan


Pusat perdagangan dan
transportasi pertanian
Oleh pemerintah
Penyedia jasa pendukung daerah, Kecamatan Pemerintah Kabupaten
pertanian Poncokusumo sudah Malang telah menyiapkan
disiapkan menjadi pusat Kecamatan Poncokusumo
Pasar konsumen produk perdagangan dan sebagai pusat perdagangan
non pertanian transportasi pertanian, dan transportasi pertanian
dengan daerah sehingga Kecamtan
Pusat industri pertanian pendukungnnya adalah Poncokusumo telah menjadi
desa Pandansari, sistem pusat kawasan
Ngadireso, Karang pertanian sehingga cocok
Pusat agropolitan dan anyar, sebagai kawasan agropolitan
hinterlandnnya terkait Argosuko,Jembersari dans sesuai dengan teori.
dengan sistem permukiman dan Ngubruk.
nasional
Unit-unit Kawasan Pengembangan

Kondisi
Teori Pembahsan
Faktual

Unit kawasan pengembangan yang Kondisi faktual yang ada di Kecamatan


Sebagai pusat dipersiapkan di Kecamatan Poncokusumo merupakan kondisi ideal
produksi pertanian Poncokusumo terdiri dari 2 pusat sesuai dengan teori unit kawasan
agropolitan dan 6 distrik agropolitan pengembangan. Namun dalam
sebagai kawasan pendukung internal implementasinya selama 3 tahun (mulai
(Sumber:. Rencana Agropolitan tahun 2007 sampai sekarang),
Pusat pendapatan Kecamatan Poncokusumo). Dalam Poncokusumo telah mempunyai pola
perdesaan dan rencana agropolitan Kecamatan pengembangan dari unit – unit
permintaan untuk Poncokusumo juga disebutkan bahwa pendukung kawasannya. Mulai dari
barang-barang dan jasa pusat agropolitan akan dijadikan adanya pusat produksi yang menangani
sebagai pusat produksi dan pusat pengolahan dan pemasaran hasil
perekonomian. Sedangkan distrik – pertanian dan perkebunan, disana juga
distriknya menjadi pendukung sebagai pusat peningkatan ekonomi dari
kebutuhan (supply) hasil – hasil dan untuk pedesaan yang merupakan
Intensifikasi pertanian wilayahnya untuk diolah di pusat supply dari distrik – distrik
produksi. pengembangannya
Penetapan Sektor Unggulan

Teori Kondisi Faktual Pembahasan

Memiliki Sektor unggulan


yang sudah berkembangn Produksi tanaman pangan Sektor Unggulan di Kecamatan
dan dikung oleh sektor yang berpotensial di Poncokusumo telah sesuai dengan
hilirnnya Kecamatan Poncokusumo teori. Hasil sektor unggulanya
adalah jenis komoditi padi adalah padi dan apel, Dari produk
dengan total luas tanam pada unggulan yang dimiliki kecamatan
Kegiatan agribisnis yang Tahun 2005 seluas 1.092 ha. ini, nantinya Poncokusumo
dimaksudkan menjadi wilayah
banyak melibatkan pelaku Selain itu Budidaya apel kecamatan yang tumbuh dan
dan masyarakat sangat cocok di kembangkan berkembang karena berjalannya
di Kabupaten Malang, sistem dan usaha agribisnis serta
khususnya di Kecamatan pariwisata sehingga mampu
Poncokusumo karena jenis melayani, mendorong, menarik,
Memiliki produsi tanaman
tanah dan iklimnya yang dan menghela kegiatan
pangan, perkebunan dan pembangunan
peternakan sesuai.
Dukungan Sistem Infrastruktur

Teori Kondisi Faktual Pembahasan

Peningkatan Produktifitas Hasil


Pertanian (Jalan usaha tani,
Penyediaan sarana air baku, Infarstruktur di Kecamatan
danirigasi tetes) Poncokusumo sudah lengkap.
Infrastruktur ini meliputi kondisi
jalan, jaringan listrik, jaringan
Infrastruktur di Kecamatan
telepon, jaringan air bersih dan Poncokusumo telah
Pengolahan/ Procesing Hasil jaringan irigasi. Selain itu di terpenuhi. Sehingga
Pertanian (Tempat sortir hasil kondisi jalan tani juga baik
pertanian dan pengemasan) dalam hal dukungan
sehingga memudahkan para
petani untuk menjual atau sistem infrastruktur
memasarkan hasil panennya ke Kecamatan Poncokusumo
Pengangkutan Hasil Pertanian pasar maupun untuk masyarakat telah sesuai dengan teori
dan Pemasaran Hasil sekiitarnya. Namun di
Pertanian (Pasar tradisional, kecamatan ini belum terdapat
yang ada.
Sub terminal agrobisnis, jalan sub terminal pemasaran hasil
setapak,halte agrobisnis dan pertanian.
Jalan Poros Desa)
Dukungan Sistem Kelembagaan

Teori
Kondisi Pembahasa
Faktual n
Dukungan kelembagaan
pengelola pengembangan
kawasan agropolitan yang
merupakan bagian dari Lingkup Agropolitan di Kecamatan
Pemerintah Daerah kelembagaan di Poncokusumo memiliki
dengan fasilitasi kelembagaan , namun
Pemerintah Pusat. Kecamatan
kelembagaan ini dikelola oleh
Poncokusumo Kabupaten Malang sehingga
masih terpusat di dibutuhkan kelembagaan yang di
Pengembangan sistem
Kabupaten kelola khusus kecamatan
Malang Poncokusumo
kelembagaan insentif dan
disinsentif pengembangan
kawasan agropolitan.
Aspek Lingkungan

Kondisi
Teori Pembahasan
Faktual
Kecamatan Poncokusumo
memiliki ketinggian rata-
daya dukung rata ± 842 mdpl Kecamatan ini sesuai untuk
lingkungan, dikembangkan menjadi kawasan
agropolitan yang didukung oleh
Poncokusumo sebagian besar terdiri kondisi fisik yang sesuai untuk
dari hasil gunung api kwarter tua dan pertanian dan perkebunan.
Perwilayahan komoditi, sebagian kecil hasil gunung api Dalam kecamatan poncokusumo
klasifikasi kemampuan kwarter muda dengan jenis tanah terdapat unit-unit pengembangan
lahan, baku mutu yang terdiri dari asosiasi andosol, yang merupakan satu
lingkungan, dan kambisol dan latosol perwilayahan dengan komoditi
program-program yang beraneka ragam yang
penghijauan disesuaikan dengan kemampuan
Jenis tanah di wilayah Kecamatan lahan. Sebagai kawasan kawasan
Poncokusumo sebagian besar didominasi yang dipersiapkan untuk
oleh jenis tanah andosol yaitu seluas pengambangan agropolitan, maka
Penyusunan tata 11.550 ha, sebagian lagi merupakan jenis kecamatan poncokusumo
ruang tanah latisol seluas 5.952 ha dan jenis dikembangkan sesuai dengan
tanah kambiosol seluas 2.186 ha penyusunan tata ruang.
Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan
• Pengembangan agropolitan di Kabupaten Malang diimplementasikan di Kecamatan
Poncokusumo. Kecamatan Pocokusumo memiliki topografi, jenis tanah dan hidrologi yang
menunjang untuk pengembangan wialayh berbasisi agropolitan. Daya dukung lingkungan yang
menunjang itulah yang menjadi faktor pemerintah daerah untuk memanfaatkan dan
menentapkan wilayah Pancokusumo.

• Dari hasil tabulasi perbandingan teori pengembangan agropolitan dengan kondisi factual yang
ada di Kecamatan Poncokusumo terlihat bahwa dari 6 variabel:

Sesuai dengan
1. Sistem pusat-pusat kawasan yang terkait sistem Nasional
teori
2. Unit-unit kawasan Pengembangan pengembangan
3. Penetapan sektor unggulan agropolitan di
4. Dukungan sistem infrastruktur Kecamatan
Poncokusumo
5. Dukungan aspek lingkungan
Sesuai namun
masih ada
sedikit
6. Dukungan sistem kelembagaan kekurangan
Rekomendasi

Konsep pengembangan agropolitan yang diterapkan di


Kecamatan Poncokusumo dapat disimpulkan kurang sesuai
karena kurang didukung dengan adanya kelembagaan.

Sehingga konsep agropolitan di Kecamatan Poncokusumo


harus diintegrasikan dengan konsep pengembangan wilayah
berbasis ekonomi yang lain yaitu dengan pengembangan
ekonomi lokal (PEL).
Sekian Terimakasih............

Thanks atas perhatiannya jangan lupa comment

Anda mungkin juga menyukai