Disusun oleh:
Eksistensi dan peran fungsi hukum dalam kehidupan bernegara dan masyarakat kini
sedang digugat. Sampai sejauh ini, penegakan hukum di Indonesia tergolong masih sangat
lemah. Hukum seringkali dipermainkan dan dicari celah-celah kelemahannya serta dengan
mudahnya untuk merubah suatu tatanan yang sudah di atur oleh Pemerintah Pusat
sehingga Negara ini dianggap seperti main Ludruk/sandiwara.
Begitu juga di salah satu kota terbesarnya yaitu Surabaya, melihat pertumbuh-
kembangan pada pembangunan dan pembaruan hukum di negeri ini belum mengarah pada
terbentuknya satu sistem penegakan hukum yang terpadu. Sekedar menunjuk contoh
konkret, masalah penyerobotan tanah, perombakan bangunan cagar budaya, pengadaan
reklame yang tidak sesuai dengan regulasi, dan banyak lagi contoh lainnya yang dalam
pelaksanaannya terdapat kesalahan-kesalahan dan pelanggaran hukum yang tak jarang
dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat luas.
Kajian ini berupaya untuk mengidentifikasi permasalahan regulasi yang terjadi di Kota
Surabaya, sehingga secara tidak langsung melahirkan masalah yang serius bagi
pembangunan Kota Surabaya tu sendiri. Berkaitan dengan masalah tersebut, terdapat
beberapa pertanyaan yang menjadi landasan pembahasan kajian ini antara lain:
a. Apa saja permasalahan regulasi yang berkaitan dengan perencanaan wilayah dan
pembangunan kota khususnya yang terjadi di Kota Surabaya?
b. Regulasi apa saja yang dilanggar dalam permasalahan regulasi yang berkaitan
dengan perencanaan wilayah dan pembangunan kota khususnya yang terjadi di Kota
Surabaya?
2
1.3. Tujuan dan Sasaran Penulisan
Kajian ini bertujuan mengidentifikasi masalah-masalah regulasi untuk mengungkap hal-
hal apa saja yang menjadi penyebab terjadinya permasalahan tersebut sebagai upaya agar
penegakan hukum di Indonesia khususnya Surabaya lebih kuat dan mampu melayani
masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Adapun sasaran penulisan yang ingin dicapai, antara lain:
a. Mengidentifikasi masalah-masalah regulasi yang berkaitan dengan perencanaan
wilayah dan pembangunan kota khususnya yang terjadi di Kota Surabaya.
b. Mengidentifikasi pelanggaran regulasi yang berkaitan dengan perencanaan wilayah
dan pembangunan kota khususnya yang terjadi di Kota Surabaya.
3
Bab II
Pembahasan
4
Untuk melakukan manajemen pengelolaan reklame, diperlukan regulasi yang tegas
dan pasti. Selain itu, juga diperlukan konsistensi antara pihak pemberi izin agar
reklame yang nantinya berdiri tidak menyalahi peraturan yang ada. Bila melihat
kondisi faktual saat ini, management pengelolaan reklame kota Surabaya dapat
dinilai sangat buruk. Hal ini terlihat dari adanya jenis-jenis reklame yang sangat jelas
menyalahi aturan namun masih dapat berdiri.
5
2.1.3. Masalah Penyerobotan Tanah
Penyerobotan tanah negara, tanah milik perusahaan atau pribadi setahun terakhir
semakin menggejala di Surabaya. Tanpa dasar hukum jelas, warga nekat mematok tanah
yang sudah menjadi kawasan perumahan, atau bahkan tanah negara seperti pada
pelanggaran yang dilakukan manajemen PT Bayu Bangun Lestari pada awal April 2009 lalu
yang diduga menyerobot tanah milik Dinas Pengairan Jatim. Berdasarkan Perda Nomor
7/2002 tentang IMB, dijelaskan bahwa bangunan yang didirikan di Surabaya harus
mengantongi izin mendirikan bangunan yang dikeluarkan pemkot. Kalau pembangunannya
sendiri tidak sesuai dengan IMB, maka pemkot berhak mencabut izin pendirian bangunan
tersebut.
Artinya, ada beberapa unit usaha besar yang terancam tercabut izin bangunannya. Di
antaranya Surabaya Plasa dan Surabaya Hotel serta beberapa unit usaha lainya yang
pengelolaannya di bawah kendali manajemen PT Bayu Bangun Lestari. Pemkot berhak
mencabut izin yang sudah dikeluarkan sebelumnya karena ditemukan pelanggaran perda di
lapangan. sanksi akibat pelanggaran IMB itu bisa jadi sangat serius, bisa berupa
penyegelan, pembongkaran dan pidana. Intinya, jika pelanggaran yang dilakukan
manajemen PT Bayu Bangun Lestari itu tidak segera diselesaikan, maka besar
kemungkinan nanti pemkot melakukan pembongkaran paksa bangunan yang dinilai
melanggar perda.
6
Bagi Kota Surabaya, keberadaan PKL ada di mana-mana. Hampir di seluruh jalur
jalan dan tempat-tempat terbuka. Hampir tak ada lahan kosong di seantero kota ini yang
tidak ditempati PKL. Di kota ini, PKL dibagi adalah dua jenis: legal dan ilegal atau sah dan
liar. PKL yang dianggap sah, adalah PKL yang menempati lahan yang mendapat
persetujuan dari “yang berwenang”. Pengertian yang berwenang ini macam-macam, mulai
dari perorangan sebagai pemilik lahan, sampai tingkat pengurus RT, RW, aparat kelurahan,
kecamatan sampai tingkat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Para PKL yang dianggap
sah atau legal itu, disebut sebagai PKL “binaan”, sedangkan yang tidak termasuk katagori ini
adalah PKL ilegal atau liar.
Sebagai contoh keberadaan PKL liar dan kerap kali mengganggu aktifitas di
sekitarnya adalah Jalan Pahlawan Surabaya. Mereka ada hampir di seluruh jalur jalan dan
tempat-tempat terbuka. Dan secara tidak langsung para PKL ini melanggar regulasi
mengenai penggunaan jalan.
BAB III
7
Kesimpulan