Anda di halaman 1dari 8

Studi Sifat Termal Prekursor In(TMHD)3 untuk Menumbuhkan Lapisan

Tipis In2O3 dengan Teknik MOCVD

Horasdia Saragih1,2), Albinur Limbong1), Albert Manggading Hutapea1), Hasniah Aliah2), dan Euis Sustini2)
1)
Laboratorium Teknologi Terapan, Universitas Advent Indonesia, Bandung, INDONESIA
2)
Kelompok Keahlian Fisika Material Elektronik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Teknologi Bandung
e-mail: horasdia@yahoo.com

Diterima 30 Juli 2009, disetujui untuk dipublikasikan 10 September 2009

Abstrak
Penumbuhan lapisan tipis In2O3 di atas substrat quarzt telah dilakukan dengan teknik MOCVD. Prekursor metal
organic yang digunakan adalah In(TMHD)3. Sifat termal bahan In(TMHD)3 telah diinvestigasi melalui analisis kurva
TG-DTA dan analisis spektrum FTIR. Dari hasil analisis kurva TG-DTA dan spektrum FTIR didapatkan bahwa: (1)
serbuk In(TMHD)3 meleleh pada temperatur 175 °C; (2) In(TMHD)3 mulai menguap pada temperatur 184 °C; (3)
In(TMHD)3 mengalami oksidasi parsial di lingkungan Ar/atmosfer pada temperatur 260 °C; (4) disosiasi ligan TMHD
dari elemen metal In secara sempurna terjadi pada temperatur 300oC sampai 400 °C. Mengacu kepada hasil-hasil
tersebut, maka parameter penumbuhan ditetapkan sebagai berikut: temperatur bubbler In(TMHD) (Tb) = 200 °C;
3
tekanan di dalam bubbler (Pb) = 260 Torr; laju aliran gas Ar untuk membawa uap In(TMHD)3 = 50 sccm; laju aliran
gas O2 = 50 sccm; dan temperatur substrat = 300 °C. Dengan menggunakan interval waktu penumbuhan selama 120
menit, lapisan tipis In2O3 tumbuh dengan ketebalan sekitar 0,2 µm. Laju penumbuhan diperoleh sekitar 1,6x10-3
µm/menit dan tingkat kekasaran permukaan lapisan sekitar 70 nm.
Kata kunci: In2O3, Lapisan tipis, Sifat termal, MOCVD
Abstract
The In2O3 thin films have been deposited on quartz substrate by MOCVD technique using In(TMHD)3 as a metal
organic precurcor. Thermal properties of In(TMHD)3 have been investigated by analyses of TG-DTA curve and FTIR
spectrum to determine the value of In2O3 deposition parameters. Based on TG-DTA curve and FTIR spectrum analyses,
we find that: (1) melting point of In(TMHD)3 powder is 175 °C; (2) In(TMHD)3 powder starts to evaporate at 184 °C;
(3) partial oxidation of In(TMHD)3 in Ar/atmosfer accur at 260 °C; and (4) dissosiation of TMHD ligand from indium
metal element happened in the temperature range of 300 °C – 400 °C. Following these results, we maintaned growth
condition for deposition of In2O3: the temperature of In(TMHD)3 bubbler (Tb) = 200 °C; the pressure of In(TMHD)3
bubbler (Pb) = 260 Torr; the rate of argon gas flow to carry out the vapor of In(TMHD)3 = 50 sccm; the rate of oxygen
gas = 50 sccm; and temperature of substrate = 300 °C. In 120 minutes, the thickness of deposited In2O3 thin films, the
rate of deposition and the roughness of film surface are about 0.2 µm, 1.6x10-3 µm/menit and 70 nm, respectively.
Keywords: In2O3, Thin films, Thermal properties, MOCVD
1. Pendahuluan Lapisan tipis TCO yang dibutuhkan pada
berbagai terapan adalah lapisan yang memiliki
In2O3 adalah suatu material oksida yang dapat
mobilitas listrik dan transparansi optik pada daerah
digunakan pada berbagai bidang terapan, seperti : flat-
near IR atau ultraviolet (UV) yang tinggi. Sejauh ini,
panel display, smart window, light-emitting diode,
usaha meningkatkan mobilitas listrik lapisan selalu
optical waveguide, dan sel surya (Edwards dkk., 2004).
mengorbankan transparansi optiknya, dan sebaliknya.
Pada aplikasi tersebut In2O3 digunakan sebagai
Transparansi optik lapisan akan semakin tinggi pada
transparent conducting oxide (TCO). In2O3 juga
saat tebal lapisan dikurangi, namun pada saat yang
berpotensi untuk material baru spintronika
sama mobilitas listrik akan berkurang (Girtan dkk.,
bertemperatur tinggi melalui suatu proses pendadahan
2003; Lee dkk., 2004; Yamada dkk., 2000).
dengan elemen magnetik seperti V, Cr atau Ti (Gupta
Homogenitas butir penyusun dan stoikiometri lapisan
dkk., 2007). Karena penerapannya yang begitu luas,
ditemukan sangat berperan dalam menentukan sifat-
penelitian terhadap material ini dilakukan secara
sifat tersebut (Wang dkk., 2007). Penerapan pada
intensif (Wang dkk., 2007; Kasiviswanathan dkk.,
spintronika, In2O3 sebagai material induk, harus dapat
1994; Ryhikov dkk., 2002; Asikaninen dkk., 1997;
ditumbuhkan dalam bentuk lapisan tipis yang homogen
Yamada dkk., 2000; Gurlo dkk., 1997).
119
Saragih dkk., Studi Sifat Termal Prekursor In(TMHD)3 Untuk Menumbuhkan Lapisan Tipis n2O3 .............. 120

dengan kontrol konsentrasi dopan yang ketat (Gupta tipis In2O3 dengan teknik MOCVD dengan
dkk., 2007). Khusus untuk terapan sebagai flat-panel menggunakan prekursor trimethylindium (TMIn)
display, lapisan tipis In2O3 harus ditumbuhkan pada (Wang dkk., 2007). Dari ketiga jenis prekursor tersebut,
bidang yang relatif lebar untuk memenuhi kebutuhan penggunaan In(TMHD)3 lebih menguntungkan
flat-panel display yang lebar. (Edwards dkk., 2004). daripada dua prekursor lainnya (Van dkk,, 2005;
Beberapa hal tersebut menjadi permasalahan pada O’Niel dkk, 2003). Prekursor In(TMHD)3 lebih stabil
bidang pengembangan teknologi penumbuhan lapisan
sebagai suatu monomer karena setiap β-diketonate
tipis In2O3. Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan
ligannya (TMHD=C11H19O2) dihubungkan oleh dua
bahwa sifat listrik, sifat optik, ketebalan, homogenitas
butir dan lebar lapisan In2O3 yang dapat ditumbuhkan titik koordinasi (O) terhadap unsur logamnya (In).
sangat bergantung pada teknik penumbuhan yang Prekursor In(TMHD)3 memiliki titik uap yang relatif
digunakan (Wang dkk., 2007; Kasiviswanathan dkk., lebih rendah. Ikatan In-O secara termal lebih labil
1994; Ryhikov dkk., 2002). daripada yang lainnya sehingga sangat menguntungkan
Lapisan tipis In2O3 telah ditumbuhkan dengan dimana dalam proses dekomposisinya ligan β-
menggunakan beberapa teknik penumbuhan, seperti : diketonate dapat lebih cepat diuapkan secara sempurna
sputtering (Kasiviswanathan dkk., 1994; Ryhikov dkk., dan menghasilkan suatu atom logam In. Prekursor
2002), spray pyrolysis (Girtan dkk., 2003; Lee dkk., In(TMHD)3 tidak memiliki ikatan langsung In-C, hal
2004), atomic layer deposition (Asikaninen dkk., ini memungkinkan untuk mendapatkan suatu lapisan
1997), pulsed laser deposition (PLD) (Yamada dkk., tipis dengan tingkat kontaminasi C yang sangat rendah.
2000), ultrasonic spray chemical vapor deposition Di samping itu, paduan ini relatif stabil terhadap udara
(Girtan dkk., 2004), dan sol-gel (Gurlo dkk., 1997). dan dapat dengan mudah diolah dan dipurifikasi.
Lapisan tipis yang ditumbuhkan dengan menggunakan Didasarkan pada permasalahan dan alternatif
teknik sputtering, spray pyrolysis, sol-gel dan PLD penyelesaian sebagaimana diuraikan di atas,
menghasilkan struktur permukaan yang relatif kasar penumbuhan lapisan tipis In2O3 menggunakan
terutama disebabkan oleh ukuran butiran lapisan yang prekursor In(TMHD)3 dengan teknik MOCVD telah
tidak homogen. Khusus untuk teknik spray pyrolysis dilakukan. Pada makalah ini studi sifat termal prekursor
dan sol-gel, lapisan yang dihasilkan sangat tebal In(TMHD)3 dan parameter penumbuhan lapisan akan
sehingga transparansi optiknya sangat rendah (<80%). dilaporkan.
Di lain pihak, lapisan tipis yang dihasilkan dengan
teknik penumbuhan atomic layer deposition dan 2. Eksperimen
ultrasonic spray chemical vapor deposition Penumbuhan lapisan tipis In2O3 dilakukan
menghasilkan lebar lapisan yang relatif terbatas. dengan menggunakan suatu reaktor MOCVD tipe cold-
Dengan demikian teknik-teknik penumbuhan di atas wall cylindrical vertical. Skema reaktor ditunjukkan
belum dapat mengatasi masalah yang ada. pada Gambar 1. Beberapa tabung penguap (bubbler)
Dibandingkan dengan beberapa teknik digunakan sebagai wadah penguap bahan metal organic
penumbuhan yang telah disebut di atas, teknik metal yang digunakan. Ruang penumbuhan dilengkapi
organic chemical vapor deposition (MOCVD) dengan suatu dinding (wall) yang dapat didinginkan
memiliki beberapa kelebihan (Babelon dkk., 1998; dengan pendingin air untuk menghindari terjadinya
Sandell dkk., 2002; Kim dkk., 1994; Cho dkk., 2002; reaksi kimia antara bahan prekursor dan dinding
Nami dkk., 1997), yaitu: (1) memiliki produktivitas reaktor. Suatu sistem pemanas (heater) logam
yang tinggi, (2) memiliki laju penumbuhan yang tinggi, molybdenum (Mo) berbentuk lempeng (disk)
(3) dapat menumbuhkan film pada berbagai bentuk digunakan sebagai tempat penempelan subtrat dan
permukaan, (4) leluasa memanipulasi stoikiometri film sekaligus berguna untuk memanaskan dan
pada saat penumbuhan, (5) dapat menumbuhkan film mengendalikan temperatur substrat. Alat ukur tekanan
secara uniform dan tipis pada area yang luas dengan dan termokopel dipasang masing-masing untuk
permukaan yang sangat halus, dan (6) dapat melakukan mengukur tekanan ruang dan mengukur temperatur
penumbuhan pada tekanan yang relatif tinggi. Mengacu substrat pada saat penumbuhan. Gas Ar digunakan
pada beberapa kelebihan ini, maka penumbuhan lapisan sebagai gas pembawa bahan uap prekursor, dan gas O2
In2O3 dengan teknik MOCVD dipandang dapat digunakan untuk mensuplai kekurangan O pada
mengatasi permasalahan. stoikiometri lapisan In2O3. Pompa vakum digunakan
Lapisan tipis In2O3, dengan teknik MOCVD, untuk mengevakuasi ruang penumbuhan sampai ke
dapat ditumbuhkan dengan menggunakan beberapa tekanan sekitar 10-3 Torr. Beberapa pengontrol aliran
jenis prekursor. Saat ini, prekursor metal organic
indium yang tersedia secara komersial adalah:
trimethylindium (TMIn), triethylindium (TEIn), dan
In(TMHD)3. Wang dkk., telah menumbuhkan lapisan
121 JURNAL MATEMATIKA DAN SAINS, DESEMBER 2009, VOL. 14 NOMOR 4

Gambar 2. Kurva TG-DTA prekursor In(TMHD)3


Gambar 1. Skema reaktor MOCVD tipe cold-wall pada lingkungan atmosfer gas Ar dengan tekanan udara
cylindrical vertical yang digunakan dalam terbuka pada laju pemanasan (heating rate) 5 °C/menit.
menumbuhkan lapisan tipis In2O3. (MO = metal
organic). substrat (Ts), (3) tekanan di dalam bubbler (Pb), (4) laju
aliran gas Ar yang membawa uap In(TMHD)3, (5) laju
massa (mass flow controller) dan katup (valve) aliran gas O2, (6) tekanan total penumbuhan (PTot), dan
digunakan masing-masing untuk mengontrol laju aliran (7) waktu penumbuhan (t). Lapisan tipis In2O3 yang
massa bahan dan mengendalikan arah aliran. dihasilkan selanjutnya diinvestigasi melalui
Pengontrol tekanan (pressure controller) digunakan pengukuran scanning electron microscope (SEM) (Jeol
untuk mengontrol tekanan di ruang penumbuhan. JSM 6360LA) dan atomic force microscopy (AFM)
Sistem reaktor ini telah berhasil digunakan untuk untuk mendapatkan informasi tentang ketebalan dan
menumbuhkan lapisan tipis oksida Ti1-xCoxO2 dengan morfologi permukaan lapisan. Stoikiometri kimia
kualitas yang sangat baik, dan telah dilaporkan pada residu penguapan In(TMHD)3 diukur dengan energy
makalah yang lain. dispersive spectroscope (EDS) (Jeol JSM 6360LA).
Lapisan tipis In2O3 ditumbuhkan di atas
substrat quarzt. Sebelum digunakan, substrat quarzt 3. Hasil dan Diskusi
dicuci dengan acetone selama 5 menit, kemudian 3.1 TG-DTA Analisis
dengan methanol selama 5 menit dan diakhiri dengan
10% HF dicampur dengan air (de-ionized water) Analisis sifat termal prekursor In(TMHD)3
selama 2 menit. Setelah pencucian selesai dilakukan, melalui hasil TG-DTA akan memberikan pengetahuan
substrat disemprot dengan gas N2. Substrat ditempel tentang karakteristik penguapan dan stabilitas termal
dengan suatu pasta perak yang konduktif terhadap bahan selama proses pemanasan. Gambar 2
panas di permukaan plat pemanas Mo di dalam ruang menunjukkan karakteristik penguapan dan karakteristik
penumbuhan. dekomposisi.
Sebelum digunakan untuk menumbuhkan Kurva TGA yang dihasilkan menunjukkan
lapisan tipis In2O3, sifat termal prekursor In(TMHD)3 bahwa bahan prekursor In(TMHD)3 tidak mengalami
terlebih dahulu diinvestigasi melalui pengujian penurunan berat sampai pada suhu sekitar 174 °C. Hal
thermogravimetry-differential thermal analysis (TG- ini sesuai dengan yang telah dilaporkan di literatur
DTA merek Setaram) dan fourier transform infra red dimana In(TMHD)3 menguap pada temperatur 184 °C
(FTIR). TG-DTA dilakukan pada lingkungan atmosfer (Streem Chemicals, 2008). Kemudian prekursor
gas Ar dengan tekanan udara terbuka pada laju kehilangan beratnya secara signifikan di atas
pemanasan (heating rate) 5 °C/menit. Pengukuran temperatur 184 °C oleh karena proses penguapan.
spektrum FTIR In(TMHD)3 dilakukan pada temperatur Teramati adanya dua karakter penguapan yang
ruang. Hasil TG-DTA dan FTIR prekursor dianalisis, terbedakan pada interval 184 °C sampai 260 °C dan
hasilnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan pada interval 260 °C sampai 294 °C. Di atas temperatur
nilai temperatur bubbler, dimana bubbler ini digunakan 294 °C, penurunan berat secara signifikan tidak terjadi.
sebagai tempat penguapan prekursor. Uap prekursor Dua karakter penguapan tersebut disebabkan oleh
dialirkan ke ruang penumbuhan dengan menggunakan terjadinya proses oksidasi parsial dari prekursor pada
gas pembawa Ar. Selengkapnya parameter-parameter temperatur 260 °C yang menghasilkan oksida tambahan
penumbuhan yang digunakan dan dikontrol adalah: (1) baru yang memiliki karakter penguapan yang berbeda.
temperatur bubbler In(TMHD)3 (Tb), (2) temperatur Proses oksidasi ini terjadi dibangkitkan oleh O2 yang
bersumber dari atmosfer. Hal yang sama juga diamati
Saragih dkk., Studi Sifat Termal Prekursor In(TMHD)3 Untuk Menumbuhkan Lapisan Tipis n2O3 .............. 122

oleh Bedoya dkk., pada prekursor La(TMHD)3 lapisan tipis yang akan ditumbuhkan. Penguapan
(Bedoya, dkk, 2006). Proses oksidasi ini didukung oleh prekursor dari fase cair akan mengeliminasi
data kurva DTA yang menunjukkan bahwa terjadi permasalahan distribusi ukuran butiran yang tidak
proses eksotermik pada temperatur 259 °C, namun homogen yang sering terjadi pada lapisan yang
tidak dominan. ditumbuhkan dari uap yang dibangkitkan dari suatu
Residu akhir dari proses pemanasan bahan padatan (Bedoya, dkk, 2006).
menghasilkan material sekitar 9% dari berat awal.
Rendahnya persen berat residu ini menunjukkan bahwa 3.2 Spektrum FTIR
penguapan kompleks ligan TMHD (C11H19O2) dari
Untuk menginvestigasi karakteristik ikatan
logam In terjadi hampir sempurna pada tekanan
pada In(TMHD)3, suatu pengujian FTIR dilakukan
atmosfer gas Ar. Kenyataan yang menunjukkan
pada temperatur ruang di lingkungan udara.
terjadinya proses oksidasi parsial prekursor pada
Spektroskopi IR yang dihasilkan dan struktur kompleks
temperatur 260 °C memberikan informasi tentang
molekulnya ditunjukkan pada Gambar 3. Puncak-
jendela temperatur penguapan bahan yang berada pada
puncak transmisi IR yang teridentifikasi dapat dibagi ke
interval 174 °C sampai 260 °C.
dalam lima bagian, yaitu: (1) puncak-puncak yang
Kurva DTA menunjukkan ada sebanyak 4
berada di antara 1400 cm-1 sampai 1600 cm-1
puncak proses endotermik pada temperatur 146 °C, 175
merepresentasikan moda vibrasi (vibration) dan
°C, 243 °C, dan 289 °C. Puncak endotermik pertama
peregangan (stretching) ikatan C-O dan C-C dari
(146oC) dapat diasosiasikan sebagai proses perubahan
struktur lingkar ligan TMHD; (2) puncak-puncak yang
struktur kristal bahan, karena pada temperatur tersebut
berada di antara 1300 cm-1 sampai 1400 cm-1 dan antara
tidak terjadi proses pengurangan berat (penguapan)
900 cm-1 dan 1100 cm-1 merepresentasikan moda
sebagaimana ditunjukkan oleh kurva TGA. Puncak
vibrasi CH3 pada grup tertiary butyl-nya; (3) puncak-
endotermik yang kedua (175 °C) merepresentasikan
puncak di antara 1100 cm-1 sampai 1300 cm-1 dan
pencairan bahan prekursor yang awalnya dalam bentuk
antara 700 cm-1 sampai 900 cm-1 merepresentasikan
serbuk. Pada temperatur yang lebih tinggi, analisis
moda vibrasi ikatan C-C(CH)3; (4) puncak-puncak di
DTA menunjukkan suatu puncak endotermik yang
sekitar 800 cm-1 merepresentasikan moda vibrasi ikatan
melebar (~243 °C) yang dapat diasosiasikan sebagai
C-H dari dua grup carbonil-nya; dan (5) puncak-
proses karakter pertama penguapan bahan dari fase
puncak yang berada di antara 475 cm-1 sampai 602 cm-1
cair. Puncak endotermik yang juga lebar, dengan
disebabkan oleh peregangan ikatan In-O. Selengkapnya
puncak di sekitar 289 °C diasosiasikan sebagai karakter
hasil identifikasi ini ditunjukkan pada Tabel 1.
kedua penguapan bahan. Proses pencairan prekursor
pada temperatur 175 °C sebelum proses penguapan,
akan memberikan efek positif terhadap homogenitas

(a) (b)

Gambar 3. (a) Spektrum IR prekursor In(TMHD)3 pada temperatur ruang. (b) Struktur kompleks molekul In(TMHD)3.
123 JURNAL MATEMATIKA DAN SAINS, DESEMBER 2009, VOL. 14 NOMOR 4

Tabel 2. Parameter penumbuhan lapisan tipis In2O3


Tabel 1. Bilangan gelombang dan moda vibrasi ikatan
dari prekursor In(TMHD)3
struktur kompleks In(TMHD)3
Bilangan Parameter Penumbuhan Besaran Satuan
No. Moda Ikatan Gelombang Temperatur bubbler 200oC
(cm-1) In(TMHD) (Tb)
3
1 γ (C-C) 1552 Tekanan di dalam bubbler (Pb) 260 Torr
2 γ (C-O)+ γ (C-C)+ δ(C-H) 1508 Temperatur substrat (T ) 300oC
s
3 γ (C-C)+ δ(C-H) 1456
Laju aliran gas Ar untuk 50 sccm
4 δd (C-H3) 1409 membawa uap In(TMHD)
5 γ (In-O)+ γ(C-O) 1384 3
Laju aliran gas O 50 sccm
6 δs (CH3) 1354 2
7 γ [C-C(CH3)3] + δ(C-C) 1275, 1224, 1184 Tekanan total penumbuhan 2x10-3 Torr
8 γ [C-C(CH3)3] + δ(C-H) 1138 (P )
Tot
9 ρr(CH3) 1026, 954, 933 Waktu penumbuhan (t) 120 Menit
10 γ [C-C(CH3)3] + γ (C-O) 871
11 π (C-H) 798 di daerah permukaan substrat, temperatur uap harus
12 γ [C-C(CH3)3] + γ (C-C- 767, 738 dipertahankan pada selang antara 184 °C sampai lebih
O) + γ (In-O) kecil 260 °C. Sebagaimana dari hasil analisis FTIR,
dimana semua ikatan kimia grup organik TMHD akan
13 Ring + γ (In-O) 602
terdisosiasi secara sempurna dari logamnya (In) pada
14 γ (In-O) 499, 476, 428
temperatur dari 300 °C sampai 400 °C, maka
temperatur substrat yang digunakan pada saat
Puncak-puncak intensitas ini identik dengan penumbuhan lapisan harus berada pada kisaran
yang diamati oleh Jiang, dkk. (Jiang dkk, 2004) pada temperatur tersebut. Merangkum keseluruhan hasil-
prekursor Sm(TMHD)3 yang memiliki struktur molekul hasil tersebut, maka parameter penumbuhan yang
dan ligan yang sama dengan In(TMHD)3. Untuk digunakan adalah sebagaimana ditunjukkan pada
mendapatkan suatu residu Sm2O3 pada pekerjaan Jiang Tabel 2.
dkk, suatu pemutusan ikatan antara logam Sm dengan
ligannya (TMHD) harus sempurna. Hal yang sama juga 3.4 Lapisan Tipis In2O3
harus terjadi untuk mendapatkan oksida In2O3 dengan Lapisan tipis In2O3 ditumbuhkan dengan
precursor In(TMHD)3. Jiang dkk, menyatakan bahwa menggunakan parameter sebagaimana diuraikan pada
ligan TMHD terdissosiasi secara parsial dari logamnya Tabel 2. Citra SEM lapisan tipis yang tumbuh
berawal pada temperatur 200 °C dan semua ikatan ditunjukkan pada Gambar 4. Dengan menggunakan
kimia dari grup organik akan terdisosiasi secara waktu penumbuhan selama 120 menit, lapisan tumbuh
sempurna pada selang temperatur dari 300 °C sampai dengan tebal sekitar 0,2 µm. Dengan demikian laju
400 °C. Dari hasil pengukuran EDS, hal yang sama penumbuhan dapat diestimasi sekitar 1,6x10-3
juga diperoleh pada In(TMHD)3 bahwa residu
In(TMHD)3 setelah dipanaskan sampai pada temperatur
300 °C menghasilkan oksida In2O3.
3.3 Penumbuhan Lapisan Tipis In2O3
Penumbuhan lapisan tipis In2O3 dengan teknik
MOCVD dilakukan mengacu pada hasil-hasil yang
didapatkan dari pengukuran TG-DTA dan FTIR
prekursor In(TMHD)3 sebagaimana diterangkan di atas.
Prekursor In(TMHD)3 dari hasil pengukuran TG-DTA
pada lingkungan gas Ar mulai menguap pada
temperatur 184 °C. Dengan demikian, temperatur
bubbler yang akan digunakan saat penumbuhan harus
berada pada kisaran nilai 184 °C. Karena prekursor
akan mulai mengalami oksidasi parsial pada temperatur
260 °C, maka untuk menghindarinya saat transport Gambar 4. Potret SEM lapisan tipis In2O3 yang
massa ke ruang penumbuhan sebelum terdekomposisi ditumbuhkan dengan menggunakan prekursor
In(TMDH)3 dan parameter penumbuhan sebagaimana
diuraikan pada Tabel 2.
Saragih dkk., Studi Sifat Termal Prekursor In(TMHD)3 Untuk Menumbuhkan Lapisan Tipis n2O3 .............. 124

µm/menit. Ukuran butiran penyusun lapisan terlihat terhadap kekasaran sekitar 25,71 nm, butiran lebih kecil
relatif homogen dengan bentuk memanjang vertikal berikutnya berkontribusi terhadap kekasaran sekitar
dari permukaan substrat ke permukaan lapisan. Pada 24,14 nm, dan butiran yang paling kecil berkontribusi
eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan sekitar 21,18 nm. Khusus untuk material logam-oksida,
tekanan bubbler kurang dari 260 Torr dan ukuran kubah suatu butiran penyusun lapisan sangat
menggunakan laju aliran gas Ar untuk membawa uap ditentukan oleh kerapatan inti penumbuhan pada saat
In(TMHD)3 kurang dari 50 sccm, ternyata tidak awal proses penumbuhan (Vanables dkk., 1984).
menghasilkan lapisan. Hal ini diduga disebabkan oleh Sementara, kerapatan inti penumbuhan ditentukan oleh
pembentukan inti-inti penumbuhan butiran (nucleus) temperatur dan struktur kristal substrat dan tekanan
pada permukaan substrat belum sempurna. Morfologi total penumbuhan.
permukaan lapisan tipis yang tumbuh diinvestigasi Tekanan total penumbuhan dipengaruhi oleh
dengan AFM, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. jumlah transport massa, yang mencakup: aliran gas Ar,
Permukaan lapisan tipis In2O3 yang tumbuh gas O2 dan aliran molekul uap In(TMHD)3 yang masuk
memiliki tingkat kekasaran rata-rata sekitar 70 nm. ke ruang penumbuhan. Rapat inti penumbuhan yang
Kekasaran ini dibangun oleh dinamika kompetisi tinggi akan menghasilkan permukaan lapisan yang
pertumbuhan butiran penyusun lapisan pada saat proses halus. Sementara rapat inti penumbuhan yang rendah
penumbuhan. Inti butir dengan gaya kohesi yang lebih akan menghasilkan permukaan lapisan yang kasar atau
tinggi akan membangun butir yang relatif lebih besar lapisan dalam bentuk pulau-pulau (Vanables dkk.,
dan inti butir dengan gaya kohesi yang lebih rendah 1984). Mengacu kepada hasil yang ditunjukkan pada
menghasilkan butir yang relatif lebih kecil. Rata-rata Gambar 5 dan karakteristik pertumbuhan butiran
luas butir dilihat dari permukaan adalah 3,174x104 nm2 logam-oksida sebagaimana diterangkan terakhir, maka
dan standard deviasi 1,778x104 nm2 dengan rata-rata untuk mengurangi tingkat kekasaran lapisan tipis In2O3,
diameternya 201 nm. pi;ihan utama yang harus dilakukan adalah mengubah
Dengan mengambil sebaran butir sepanjang parameter yang berpengaruh terhadap jumlah transpot
337,9830 nm sebagai sampel yang mewakili, massa ke dalam ruang penumbuhan, diantaranya :
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5c, maka temperatur bubbler, laju aliran gas Ar dan laju aliran
bentuk dan ukuran kubah butiran penyusun lapisan gas O2.
dapat diinvestigasi. Butiran terbesar berkontribusi

(a) (b)

(c)

Gambar 5. Potret AFM permukaan lapisan tipis In2O3 yang ditumbuhkan dengan menggunakan prekursor In(TMHD)3
dan parameter penumbuhan sebagaimana diuraikan pada Tabel 2. (a) tampak samping, (b) tampak atas, dan (c) bentuk
dan ukuran kubah butiran dari sampel penyusun lapisan.
125 JURNAL MATEMATIKA DAN SAINS, DESEMBER 2009, VOL. 14 NOMOR 4

4. Kesimpulan from La(TMHD)3 and La(TMOD)3 precursors:


a thermal and kinetic investigation, Chem.
Lapisan tipis In2O3 telah berhasil ditumbuhkan
Vap. Deposition, 12, 46.
di atas substrat quartz dari sumber metal organic
Cho, S.I., C.H. Chung, and S. H. Moon, 2002, Surface
In(TMHD)3 dengan menggunakan teknik MOCVD.
decomposition mechanism of Ti(OC3H7)4 on a
Sebelum proses penumbuhan dilakukan, sifat termal
bahan In(TMHD)3 terlebih dahulu diinvestigasi. Untuk platinum surface, Thin Solid Films, 409, 98.
menghindari cara coba-coba yang dapat menghabiskan Edwards, P.P., A. Porch, M. O. Jones, D. V. Morgan,
waktu dan dana yang besar, sifat termal In(TMHD)3 and R. M. Perks, 2004, Basic materials
sebagai rujukan untuk menentukan besaran-besaran physics of transparent conducting oxides,
parameter penumbuhan yang akan digunakan, telah Dalton Transactions Journal, 19, 2995.
dipelajari. Sifat termal bahan dipelajari dari hasil Girtan, M., H. Cachet, and G. I. Rusu, 2003, On the
analisis kurva TG-DTA dan hasil analisis spektrum physical properties of indium oxide thin films
FTIR. Didasarkan pada hasil analisis kurva TG-DTA, deposited by pyrosol in comparison with films
diperoleh bahwa: (1) serbuk In(TMHD)3 meleleh pada deposited by pneumatic spray pyrolysis, Thin
temperatur 175 °C; (2) In(TMHD)3 mulai menguap Solid Films, 427, 406.
pada temperatur 184 °C; (3) In(TMHD)3 mengalami Girtan, M., 2004, The influence of post-annealing
oksidasi parsial di lingkungan Ar/atmosfer pada treatment on the electrical properties of In2O3
temperatur 260 °C. Mengacu kepada hasil ini, beberapa thin films prepared by an ultrasonic spray
parameter penumbuhan ditetapkan, seperti: temperatur CVD process, Surf. Coat. Technol., 184, 219.
bubbler In(TMHD) (Tb) = 200 °C; tekanan di dalam Gupta, A., H. Cao, K. Parekh, K. V. Rao, A. R. Raju,
3 and U. V. Wahgmare, 2007, Room
bubbler (Pb) = 260 Torr; laju aliran gas Ar untuk temperature ferromagnetism in transition
membawa uap In(TMHD)3 = 50 sccm; laju aliran gas metal (V, Cr, Ti) doped In2O3, J. Appl. Phys.,
O2 = 50 sccm. 101, 09N513.
Dari hasil analisis spektrum FTIR didapatkan Gurlo, A., M. Ivanovskaya, A. Pfau, U. Weimar, and
bahwa disosiasi ligan TMHD dari elemen metal In W. Gopel, 1997, Sol-gel prepared In2O3 thin
secara sempurna berawal pada temperatur 300 °C films, Thin Solid Films, 307, 288.
sampai 400 °C. Hasil ini menyarankan nilai besaran Jiang, Y., H. Song, L. Li, W. Bao, and G. Meng, 2004,
temperatur substrat saat penumbuhan dimana lapisan Synthesis and characterization of Sm(TMHD)3
akan tumbuh diawali pada temperatur 300 °C sampai used as precursor for MOCVD, J. Cryst.
temperatur 400 °C. Dengan menggunakan besaran- Growth, 267, 256.
besaran parameter penumbuhan seperti ditetapkan Kasiviswanathan, S. and G. Rangarajan, 1994, Direct
tersebut di atas dan dengan interval waktu penumbuhan current magnetron sputtered In2O3 films as
selama 120 menit, lapisan tipis In2O3 tumbuh dengan tunnel barriers, J. Appl. Phys., 75, 2572.
ketebalan sekitar 0,2 µm. Laju penumbuhan diperoleh Kim, T.W., M. Jung, H. J. Kim, T. H. Park, Y. S. Yoon,
sekitar 1,6x10-3 µm/menit dengan tingkat kekasaran W. N. Kang, S. S. Yom, and H. K. Na, 1994,
permukaan lapisan sekitar 70 nm. Optical and electrical properties of titanium
Ucapan terima kasih dioxide films with a high magnitude dielectric
constant grown on p-Si by metalorganic
Penelitian ini dibiayai oleh DP2M Direktorat chemical vapor deposition at low temperature,
Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Appl. Phys. Lett., 64, 1407.
Nasional melalui Program Penelitian Hibah Bersaing. Lee, J.H. and P. O. Park, 2004, Transparent conducting
Daftar Pustaka In2O3 thin films prepared by ultrasonic spray
pyrolysis, Surf. Coat. Technol., 184, 102.
Asikaninen, T., M. Ritala, W. M. Li, R. Lappalainen, Nami, Z., O. Misman, A. Erbil, and G. S. May, 1997,
and M. Leskela, 1997, Modifying ALE grown Computer simulation study of the MOCVD
In2O3 films by benzoyl fluoride pulses, Appl. growth of titanium dioxide films, J. Cryst.
Surf. Sci. 112, 231. Growth, 171, 154.
Babelon, P., A. S. Dequiedt, H. M. Sba, S. Bourgeois, O’Neill, P.M., S. Hindley, M. D. Pugh, J. Davies, P. G.
P. Sibillot, and M. Sacilotti, 1998, SEM and Bray, B. K. Park, D. S. Kapu, S. A. Ward, and
XPS studies of titanium dioxide thin films P. A. Stocks, 2003, Co(tmhd)2: a superior
grown by MOCVD, Thin Solid Films, 322, 63.
Bedoya, C., G.G. Condorelli, S. T. Finnochiaro, A. D. catalyst for aerobic epoxidation and
hydroperoxysilylation of unactivated alkenes:
Mauro, D. Atanasio, I. L. Fragala, L. Cattaneo,
and S. Carella, MOCVD of lanthanum oxide
Saragih dkk., Studi Sifat Termal Prekursor In(TMHD)3 Untuk Menumbuhkan Lapisan Tipis n2O3 .............. 126

Application to the synthesis of spiro-1,2,4- TiO2:Co/Si/TiO2:Co, Jurnal Matematika dan


trioxanes, Tetrahedron Lett., 44, 8135. Sains ITB, Vol. 12 No.1.
Ryhikov, A.S., R. B. Vasilieb, M. N. Rumyantseva, L. Strem Chemicals, Inc., 2008, Product Catalog 2008,
I. Ryabova, G. A. Dosovitsky, A. M. CAS Number: 34269-03-9, www.strem.com.
Gilmutdinov, V. F. Kozlovsky, and A. M. Van, T.T. and J. P. Chang, J.P., 2005, Surface reaction
Gaskov, 2002, Microstructure and kinetics of metal β-diketonate precursors with
electrophysical properties of SnO2, ZnO and O radical in radical-enhanced atomic layer
In2O3 nanocrystalline films prepared by deposition of metal oxides, Appl. Surf. Sci.,
reactive magnetron sputtering, Mater. Sci. 246, 250.
Eng., B, Solid-State Mater. Adv. Technol. 96, Vanables, J.A., G. D. T. Spiller, and M. Hanbucken,
268. 1984, Nucleation and growth of thin films,
Sandell, A., M. P. Anderson, Y. Alfedsson, M. K. J. Rep. Prog. Phys., 47, 399.
Johansson, J. Schnadt, H. Rensmo, H. Wang, C., V. Cimalla, G. Cherkashinin, H. Romanus,
Siegbahn, and P. Uvdal, 2002, Titanium M. Ali, and O. Ambacher, 2007, Transparent
dioxide thin-film growth on silicon (111) by conducting indium oxide thin films grown by
chemical vapor deposition of titanium(IV) low-temperatur metal organic chemical vapor
isopropoxide, J. Appl. Phys., 92, 3381. deposition, Thin Solid Films, 515, 2921.
Saragih, H., P. Arifin, dan M. Barmawi, 2006, Efek Yamada, Y., N. Suzuki, T. Makino, and T. Yoshida,
magnetisasi spontan dan karakteristik 2000, Stoichiometric indium oxide thin films
transport listrik film tipis TiO2:Co yang prepared by pulsed laser deposition in pure
ditumbuhkan dengan metode MOCVD, Jurnal inert background gas, J. Vac. Sci. Technol.,
Matematika dan Sains ITB, 10:1, 21. A18, 83.
Saragih, H., P. Arifin, dan M. Barmawi, 2007,
Magnetoresistansi Divais Spintronika

Anda mungkin juga menyukai