Anda di halaman 1dari 8

JURNAL P ENYULUHAN

ISSN: 1858-2664 September 2005, Vol. 1, No.1

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN KOMPETENSI AGRIBISNIS PADA


USAHATANI SAYURAN DI KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR

Rini Sri Damihartini dan Amri Jahi

Abstrak

Pembangunan agribisnis berawal dari kualitas petani sebagai pelaku utama. Kualitas petani
berhubungan dengan karakteristik yaitu: pendidikan formal, luas lahan, pengalaman, motivasi dan
modal berusahatani. Petani yang berkualitas merupakan wujud kompetensi yang dimiliki. Untuk
itu, penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui distribusi karakteristik petani; (2) Menganalisa
kompetensi agribisnis yang harus dikuasai petani dan (3) Menganalisa hubungan antara
karakteristik dengan kompetensi agribisnis petani. Penelitian dirancang sebagai penelitian survey,
jumlah responden 50 petani cabai, diambil secara Propotional Random Sampling. Pengumpulan
data dilakukan tiga bulan dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2004. Lokasi penelitian diambil
secara purposive sampling. Analisa data dipergunakan uji Konkordasi Kendall W dan deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian, mayoritas petani berpendidikan formal SMA, memiliki lahan sempit,
cukup berpengalaman, motivasi sedang dan memiliki cukup modal. Aspek pengetahuan dalam
kompetensi agribisnis memperoleh nilai skor tertimbang rata-rata 75, sikap 3,2 dan ketrampilan
3. Hal ini artinya, petani umumnya menguasai pengetahuan dan ketrampilan agribisnis yang harus
dikuasai dan bersikap positif terhadap agribisnis yang diusahakan. Hubungan karakteristik petani
dengan kompentensi agribisnis pada umumnya memilki kesepakatan tinggi. Namun, ketiga aspek
pengetahan, ketrampilan dan sikap tersebut saling bebas dalam memberikan penilaian berbagai
bidang agribisnis. Kesimpulan, masih ada bidang agribisnis baik pengetahuan maupun
ketrampilan yang kurang dikuasai petani dan ada beberapa kegiatan penunjang kompetensi
agribisnis dianggap kurang penting. Saran penelitian adalah perlu diadakan penyuluhan secara
intensif mengenai pengetahuan tentang agribisnis dan pelatihan ketrampilan bagi petani.

Kata Kunci: karakteristik petani, kompetensi, agribisnis

Pendahuluan kompetensi agribisnis agar dapat mengelola


agribisnis dengan baik dan dapat bersaing di
Pembangunan agribisnis menjadi
era global.
pilihan guna peningkatan ekonomi nasional.
Agribisnis yang sehat dan didukung Pembangunan agribisnis berawal dari
sumberdaya berkualitas menghasilkan produk kualitas petani sebagai pelaku utama dan
pertanian berkualitas tinggi dan mampu petani berkualitas berhubungan dengan
bersaing dengan produk-produk import. karakteristik seperti: pendidikan formal, luas
lahan, pengalaman, motivasi dan ketersediaan
Permasalahan saat ini Indonesia
modal usahatani. Berdasarkan hal tersebut,
dibanjiri produk import yang merugikan
maka permasalahan penelitian ini adalah:
petani. Untuk itu, perlu upaya peningkatan
kualitas petani dengan cara meningkatkan (1) Bagaimana distribusi petani pada
42 Rini Sri Damihartini dan Amri Jahi / Jurnal Penyuluhan September 2005, Vol. 1, No. 1

sejumlah karakteristik yang diamati? Pengalaman Usahatani


(2) Kompetensi agribisnis sayuran apa yang Padmowihardjo (1994: 22),
harus dikuasai petani? mengemukakan bahwa pengalaman baik yang
menyenangkan maupun mengecewakan
(3) Seberapa jauh hubungan karakteristik
berpengaruh pada proses belajar seseorang.
petani dengan kompetensi agribisnis?
Motivasi Berusahatani
Berdasarkan pada masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah: Motivasi merupakan usaha yang
dilakukan oleh manusia untuk menimbulkan
(1) Untuk megetahui distribusi karakteristik
dorongan berbuat atau melakukan tindakan.
petani
Motivasi dapat menjelaskan alasan seseorang
(2) Untuk menganalisa kompetensi melakukan sesuatu tindakan (Padmowihardjo,
agribisnis yang harus dikuasai oleh 2002: 34).
petani
Ketersediaan Modal Usahatani
(3) Untuk menganalisa hubungan
Modal adalah faktor penunjang utama
karakteristik dengan kompetensi
dalam kegiatan berusahatani. Hal ini
agribisnis
dikarenakan tanpa modal usahatani niscaya
Tinjauan Pustaka petani akan sulit mengembangkan usahatani
Petani yang dilakukan (Wolf, 1985: 21).

Petani adalah pelaku utama agribisnis, Pengertian Usahatani dan Agribisnis


baik agribisnis monokultur maupun polikultur Usahatani menurut Mosher (1965: 12),
dengan komoditas tanaman pangan, adalah himpunan sumber-sumber alam yang
hortikultura, peternakan, perikanan dan atau terdapat di permukaan bumi tempat pertanian
perkebunan (Departemen Pertanian, 2002: 6). diselenggarakan oleh petani tertentu.
Karakteristik petani Agribisnis adalah suatu sistem yang terpadu
dan terdiri dari empat sub-sistem yang
Karakteristik individu adalah bagian dari terintegrasi secara fungsional. Sub-sistem
pribadi dan melekat pada diri seseorang. pertama disebut agribisnis hulu, Kedua,
Karakteristik ini mendasari tingkah laku adalah pertanian primer (on-farm), ketiga,
seseorang dalam situasi kerja maupun situasi agribisnis hilir, berupa kegiatan pengolahan
yang lainnya (Rogers dan Shoemaker, 1971: hasil usaha dan perdagangan dan ke-empat
26). adalah lembaga jasa (Departemen Pertanian,
Pendidikan Formal 2002: 5).
Mardikanto (1990: 213), menyatakan Kompetensi
bahwa pendidikan petani umumnya Kompetensi merupakan kemampuan
mempengaruhi cara dan pola pikir petani untuk melaksanakan tugas-tugas secara efektif
dalam mengelola usahatani. Pendidikan yang dan merupakan refleksi dari kinerja yang
relatif tinggi menyebabkan petani lebih dilakukan seseorang dalam menyelesaikan
dinamis tugas dan pekerjaannya (Boyatzis, 1982: 11).
Luas Lahan usahatani Kompetensi Agribisnis Yang Perlu
Lahan merupakan sarana produksi bagi Dikuasai Petani
usahatani, termasuk salah satu faktor produksi Kompetensi Tehnis Petani sebagai Jurutani
dan pabrik hasil pertanian. Lahan adalah
sumberdaya alam fisik yang mempunyai Kompetensi tehnis petani sebagai
peranan sangat penting bagi petani (Mosher, jurutani adalah: (1) bercocok-tanam, (2)
1965: 23). perlakuan benih/bibit, (3) Pemupukan, (4)
Pengairan, (5) Pengendalian hama dan
Rini Sri Damihartini dan Amri Jahi / Jurnal Penyuluhan September 2005, Vol. 1, No.1 43

penyakit, (6) Panen, (7) Pasca panen. dengan pengalaman beternak petani.
Kompetensi Khusus Petani sebagai Manajer Motivasi Berusahatani
Usahatani Rogers dan Shoemaker (1971: 21),
Peran manajer dalam usahatani mengemukakan bahwa jika seseorang sadar
menuntut petani harus mampu berusaha akan kebutuhan yang dirasakan maka akan
mengambil keputusan. Kemampuan berusaha mencari inormasi-inforasi mengenai
pengambilan keputusan yang harus dikuasai hal-hal baru, inovasi baru, guna untuk
oleh petani sebagai manajer (Mosher, 1965: memenuhi kebutuhannya.
15): (1) menentukan varietas benih unggul,
Ketersediaan Modal Usahatani
(2) menentukan jenis tanaman yang
diusahakan, (3) mengembangkan jiwa Ketersediaan modal usahatani bagi
wirausaha, (4) meningkatkan keuntungan petani berhubungan erat dengan tingkat
terus menerus dari usahataninya, (5) keberhasilan pengelolaan usahatani. Hal ini
mengindentifikasi faktor penghambat dan disebabkan, ketersediaan modal usahatani
pendukung, (6) memilih informasi yang merupakan sumber kekuatan utama bagi
dibutuhkan. proses produksi (Mardikanto, 1983: 33).
Kompetensi Agribisnis Petani Sayuran Yang Metode Penelitian
Harus Dikuasai Populasi dan Sampel
Petani agribisnis dituntut mampu Populasi penelitian ini adalah petani
bertanggung jawab dalam hal: (1) cabai di Kabupaten Kediri, responden diambil
merencanakan biaya produksi, (2) pemilihan secara Proportional Random Sampling
komoditas, (3)penggunaan sumberdaya lahan sebanyak 50 petani.
secara efisien, (4) menggunakan tehnologi
baru secara efisien dan (5) Mampu Pengumpulan Data
menghitung keuntungan. Pengumpulan data dilakukan di tujuh
Hubungan Karakteristik Petani dengan kecamatan yaitu Kecamatan Pagu, Plemahan,
Kompetensi Agribisnis Wates, Kepung, Pare, Gurah dan Kecamatan
Papar.
Pendidikan Formal
Analisis Data
Suparta (2001: 142–143), dalam
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat Untuk menganalisa data yang
kecenderungan usaha agribisnis ayam terkumpul dipergunakan uji Konkordasi
diminati peternak dengan tingkat pendidikan Kendall W dan dilakukan analisa kualitatif
formal menengah keatas bahkan hingga deskriptif.
pasca-sarjana. Hasil dan Pembahasan
Luas Lahan Usahatani Distribusi Karakteristik Petani
Lahan usahatani sempit menjadi Karakteristik petani yang diamati ialah:
kendala bagi penerapan sistem usahatani 1) Pendidikan Formal, (2) Luas Lahan, (3)
secara intensif, dan menyebabkan petani Pengalaman Berusahatani, (4) Motivasi
kurang mampu dalam penerapan tehnologi Berusahatani dan (5) Ketersediaan Modal
pertanian serta pengelolaan usahatani secara Usahatani. Distribusi karakteristik dapat
komersial (Mardikanto, 1993: 30-31). dilihat pada Tabel 1.
Pengalaman Usahatani Tabel 1 menggambarkan bahwa
Penelitian oleh Pambudy (1999: 123), pendidikan formal petani 56 persen SMA atau
mengemukakan bahwa keberhasilan peternak sederajat. 45 persen petani memiliki lahan
dalam beragribisnis ayam buras berhubungan sempit dan ternyata petani cukup
berpengalaman dan memiliki ketersediaan
44 Rini Sri Damihartini dan Amri Jahi / Jurnal Penyuluhan September 2005, Vol. 1, No. 1

modal. Perlakuan Benih/bibit.


Kompetensi Agribisnis Cabai Petani Sikap Petani terhadap agribisnis cabai
Tigabelas bidang kompetensi yang Hasil penelitian memberi gambaran
harus dikuasai petani: (1) Bercocok Tanam, bahwa petani menganggap penting : 1)
(2) Perlakuan Benih/bibit, (3) Pemupukan, (4) Perlakuan benih/bibit, 2) Pemilihan
Pengairan, (5) Pengendalian Hama dan Komoditas dan 3) Kewirausahaan. Sementara,
Penyakit, (6) Perencanaan Biaya Produksi, (7) kurang penting: 1) Perencanaan Biaya
Pemilihan Komoditas, (8) Pemanfaatan Lahan Produksi, 2) Pemanfaatan Lahan Secara
Secara Efisien, (9) Kendala dan Peluang Efisien dan 3) Penggunaan tehnologi secara
Usahatani, (10) Penggunaan Tehnologi Secara efisien.
Efisien, (11) Panen, (12) Pasca Panen,
(13) Kewirausahaan.

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Petani

;klp Karakteristik Kategori Jumlah Persentase


(%)
1. Pendidikan Rendah: 6 – 9 Thn 11 22
Formal Sedang: 10 – 14 Thn 28 56
Tinggi: 15 – 19 Thn 11 22

2. Luas lahan Sempit: 0,2 – 2,1 Ha 45 90


Luas: > 2,1 Ha 5 10

3. Pengalaman Kurang: < 9 Thn 23 46


Berusahatani Cukup: > 9 Thn 27 54

4. Motivasi Rendah: Skor 5 - 10 17 34


Berusahatani Tinggi: Skor 11 - 20 33 66

5. Ketersediaan Kurang: Skor 5 – 10 11 22


Modal Cukup: Skor 11 – 15 31 62
Banyak: Skor 16 - 20 8 16

Pengetahuan petani tentang agribisnis cabai


Hubungan Karakteristik Petani dengan
Hasil penelitian memberikan gambaran, Pengetahuan Agribisnis Cabai
pengetahuan tergolong tinggi adalah: 1) Hubungan Pendidikan Formal dengan
Perlakuan Benih/bibit, 2) Pemupukan, 3) Pengetahuan Petani tentang Agribisnis Cabai
Identifikasi kendala dan peluang. Bidang
lainnya tergolong rendah: 1) Perencanaan Petani berpendidikan rendah,
Biaya Produksi, 2) Pemilihan Komoditas dan pengetahuan yang penting ialah: 1) Perlakuan
3) Pemanfaatan Lahan Secara Efisien. Benih/bibit, 2) Panen dan 3) Identifikasi
kendala dan Peluang. Petani berpendidikan
Ketrampilan Petani Beragribisnis cabai sedang, pengetahuan paling penting ialah: 1)
Hasil penelitian menyatakan Panen, 2) Kewirausahaan dan 3) Pemupukan.
ketrampilan tergolong tinggi adalah: 1) Selanjutnya, petani berpendidikan tinggi
Kewirausahaan, 2) Bercocok tanam dan 3) pengetahuan paling penting ialah: 1)
Pemupukan. Selanjutnya, yang tergolong Perlakuan Benih/bibit, 2) identifikasi kendala
rendah meliputi: 1) Pemanfaatan Lahan dan peluang dan 3) Panen. Selanjutnya
Secara Efisien, 2) Pasca Panen dan 3) bidang: 1) Bercocok tanam, 2) Pemupukan
Rini Sri Damihartini dan Amri Jahi / Jurnal Penyuluhan September 2005, Vol. 1, No.1 45

dan 3) Pasca panen dianggap kurang penting. Agribisnis Cabai


Hubungan Luas Lahan Petani dengan Petani yang kurang modal pengetahuan
Pengetahuan Petani tentang Agribisnis Cabai yang paling penting ialah: 1) Pemanenan
Cabai, 2) Penggunaan tehnologi secara efisien
Hasil penelitian, petani dengan lahan
dan 3) Kewirausahaan. Bagi petani yang
sempit pengetahuan yang paling penting ialah:
cukup modal pengetahuan yang paling
1) Panen, 2) Perlakuan Benih/bibit dan 3)
penting ialah: 1) Perlakuan Benih/bibit cabai,
Identifikasi kendala dan Peluang. Bagi petani
2) Kendala dan peluang usahatani cabai, 3)
yang lahannya luas pengetahuan paling
Pemanenan Cabai dan 4) Kewirausahaan.
penting ialah: 1) Identifikasi kendala dan
Selanjutnya, bagi petani yang banyak modal
peluang, 2) Kewirausahaan, 3) Perlakuan
pengetahuan yang paling penting ialah: 1)
benih/bibit dan 4) Pengendalian Hama dan
Panen, 2) Pemupukan, 3) Identifikasi kendala
Penyakit. Selanjutnya, pengetahuan seperti: 1)
dan peluang usahatani cabai, dan 4)
Perencanaan biaya produksi, 2) Pemilihan
Perlakuan Benih/bibit cabai. Selanjutnya
komoditas dan 3) Penggunaan lahan secara
kelompok ini membuat jenjang yang lebih
efisien dianggap kurang penting.
rendah pada bidang pengetahuan tentang
Hubungan Pengalaman Berusahatani Petani agribisnis lainnya, seperti: 1) Bercocok tanam
dengan Pengetahuan Petani tentang Agribisnis cabai, 2) Pemupukan dan 3) Pengairan.
Cabai
Hubungan Karakteristik Petani dengan
Hasil penelitian menjelaskan petani Ketrampilan Beragribisnis Cabai
kurang pengalaman pengetahuan paling
Hubungan Pendidikan Formal Petani dengan
penting ialah: 1) Perlakuan Benih/bibit, 2)
Ketrampilan Beragribisnis Cabai
Pemanenan dan 3) Identifikasi kendala dan
peluang. Bagi petani cukup pengalaman Hasil penelitian menjelaskan petani
pengetahuan paling penting ialah: 1) berpendidikan formal rendah, bidang
Perlakuan Benih/bibit, 2) Pemanenan 3) ketrampilan paling penting ialah: 1)
Identifikasi kendala dan peluang. Selanjutnya, Penggunaan tehnologi secara efisien, 2)
ketiga kelompok petani menganggap kurang Pengendalian Hama dan Penyakit dan 3)
penting untuk 1) Perencanaan biaya produksi, Kewirausahaan. Sementara bagi petani
2) Pemilihan komoditas dan 3) Pemanfaatan berpendidikan formal sedang, ketrampilan
lahan secara efisien. paling penting ialah: 1) Pengendalian Hama
dan Penyakit, 2) Kewirausahaan, 3)
Hubungan Motivasi Berusahatani Cabai
Pemupukan dan 4) Bercocok tanam cabai.
Petani dengan Pengetahuan Petani tentang
Selanjutnya, bagi petani berpendidikan formal
Agribisnis Cabai
tinggi, ketrampilan yang paling penting ialah:
Hasil penelitian menjelaskan petani 1) Perencanaan biaya produksi, 2)
bermotivasi rendah pengetahuan yang paling Penggunaan Tehnologi secara efisien dan 3)
penting ialah: 1) Identifikasi kendala dan Kewirausahaan. Sementara, bidang
peluang,2) Kewirausahaan dan 3) Panen. ketrampilan lainnya seperti: 1) Penggunaan
Petani bermotivasi tinggi pengetahuan yang lahan secara efisien, 2) Kendala dan peluang,
paling penting ialah: 1) Perlakuan Benih/bibit, 3) Perlakuan benih/bibit diberi jenjang lebih
2) Panen dan 3) Identifikasi kendala dan rendah.
peluang.
Hubungan Luas Lahan Petani dengan
Selanjutnya petani membuat jenjang Ketrampilan Petani Beragribisnis Cabai
lebih rendah pada bidang: 1) Perencanaan
Hasil penelitian, petani lahan sempit,
biaya produksi,2) Pemilihan komoditas Cabai,
ketrampilan paling penting ialah: 1)
dan 3) Pemanfaatan lahan secara efisien.
Pengendalian Hama dan Penyakit, 2)
Hubungan Ketersediaan Modal Berusahatani Penggunaan tehnologi secara efisien dan 3)
Petani dengan Pengetahuan Petani tentang Kewirausahaan. Selanjutnya, petani lahan
46 Rini Sri Damihartini dan Amri Jahi / Jurnal Penyuluhan September 2005, Vol. 1, No. 1

luas, ketrampilan paling penting ialah: 1) penting ialah: 1) Bercocok tanam cabai, 2)
Penggunaan Tehnologi secara efisien, 2) Kewirausahaan dan 3) Pengendalian Hama
Kewirausahaan dan 3) Bercocok tanam. dan Penyakit cabai. Selanjutnya, bagi petani
Selanjutnya ketrampilan seperti: 1) Perlakuan banyak modal, ketrampilan agribisnis paling
benih/bibit cabai, 2) Pasca panen dan 3) penting ialah:1) Pengendalian hama dan
Identifikasi kendala dan peluang usahatani penyakit, 2) Penggunaan Tehnologi secara
cabai diberi jenjang lebih rendah. efisien dan 3) Kewirausahaan. Selanjutnya
bidang kerampilan agribisnis lainnya seperti:
Hubungan Pengalaman Berusahatani Cabai
1) Bercocok tanam, 2) Perlakuan benih/bibit
Petani dengan Ketrampilan Petani
dan 3) Pemupukan berada pada jenjang lebih
Beragribisnis Cabai
rendah.
Hasil penelitian menjelaskan petani
kurang berpengalaman, ketrampilan yang Hubungan Karakteristik dengan Sikap
paling penting ialah: 1) Pengendalian Hama Terhadap Agribisnis Cabai
dan Penyakit cabai, 2) Kewirausahaan dan 3) Hubungan Pendidikan Formal Petani dengan
Pemupukan. Sementara petani yang cukup Sikap Petani terhadap Agribisnis Cabai
berpengalaman, ketrampilan yang paling Hasil penelitian menjelaskan petani
penting ialah: 1) Penggunaan tehnologi secara berpendidikan formal rendah, sikap paling
efisien, 2) Kewirausahaan dan 3) Perencanaan penting ialah: 1) Perlakuan Benih/bibit, 2)
biaya produksi cabai. Selanjutnya, bidang Pemilihan komoditas dan 3) Panen.
kerampilan lainnya seperti: 1) Perlakuan Sementara petani berpendidikan sedang, sikap
benih/bibit cabai, 2) Pasca panen cabai dan 3)
paling penting ialah: 1) Perlakuan terhadap
Pemanfaatan lahan secara efisien diberi benih/bibit , 2) Pemilihan komoditas, 3)
jenjang yan lebih rendah. Pemupukan dan 4) Bercocok tanam.
Hubungan Motivasi Berusahatani Cabai Selanjutnya, petani berpendidikan ftinggi,
Petani dengan Ketrampilan Petani sikap paling penting ialah: 1) Perlakuan
Beragribisnis Cabai Benih/bibit, 2) Bercocok tanam, 3) Pengairan
dan 4) Pasca Panen. Selanjutnya, bidang
Hasil penelitian menjelaskan petani
lainnya, seperti: 1) Pemupukan, 2) Pengairan
bermotivasi rendah, ketrampilan paling
dan 3) Pengendalian hama dan penyakit
penting ialah: 1) Penggunaan tehnologi secara
dianggap kurang penting.
efisien, 2) Pengendalian Hama dan Penyakit
cabai dan 3) Kewirausahaan. Sementara Hubungan Luas lahan Petani dengan Sikap
petani bermotivasi tinggi, ketrampilan yang Petani terhadap Agribisnis Cabai
paling penting ialah: 1) Kewirausahaan, 2) Hasil penelitian menjelaskan petani
Perencanaan biaya produksi dan 3) lahan sempit, sikap paling penting ialah: 1)
Pengendalian hama dan penyakit. Perlakuan Benih/bibit, 2) Bercocok tanam, 3)
Selanjutnya, bidang lainnya seperti: 1) Pemupukan dan 4) Pemilihan komoditas.
Bercocok tanam, 2) Perlakuan benih/bibit, dan Sementara petani lahan luas, sikap paling
3) Pemupukan menempati jenjang yang lebih penting ialah: 1) Pemilihan komoditas, 2)
rendah. Pasca panen dan 3) Kewirausahaan.
Hubungan Ketersediaan Modal Usahatani Sementara itu: 1) Pengairan, 2) Pengendalian
Cabai dengan Ketrampilan Petani hama dan penyakit cabai dan 3) Perencanaan
Beragribisnis Cabai biaya produksi dianggap kurang penting.
Hasil penelitian menjelaskan petani Hubungan Pengalaman Berusahatani Cabai
kurang modal, ketrampilan paling penting dengan Sikap Petani terhadap Agribisnis
ialah: 1) Perencanaan biaya, 2) Pengendalian Cabai
Hama dan Penyakit dan 3) Penggunaan Hasil penelitian menjelaskan petani
tehnologi secara efisien. Sementara bagi kurang berpengalaman, sikap yang paling
petani yang cukup modal, ketrampilan paling
Rini Sri Damihartini dan Amri Jahi / Jurnal Penyuluhan September 2005, Vol. 1, No.1 47

penting ialah: 1) Perlakuan Benih/bibit cabai, Hubungan Pengetahuan, Sikap dan


2) Pemupukan dan 3) Bercocok tanam cabai. Ketrampilan dalam Kompetensi Petani
Selanjutnya, petani yang cukup Beragribisnis Cabai
berpengalaman, sikap paling penting ialah: 1)
Hasil penelitian menunjukkan aspek
Perlakuan Benih/bibit cabai, 2) Pemilihan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, memiliki
komoditas cabai dan 3) Kewirausahaan. kesepakatan rendah, dengan kata lain aspek-
Sementara itu: 1) Pengairan, 2) Pengendalian aspek tersebut saling bebas dalam menilai
hama dan penyakit tanaman cabai, 3) bidang agribisnis yang harus dikuasai petani.
Perencanaan biaya produksi cabai dan 4)
Pemilihan komoditas cabai dianggap kurang Pembahasan
penting. Kompetensi Agribisnis Petani
Hubungan Motivasi Berusahatani Cabai Aspek pengetahuan diperoleh nilai rata-
Petani dengan Sikap Petani terhadap rata sebesar 75, artinya petani menguasai
Agribisnis Cabai pengetahuan tentang agribisnis cabai.
Hasil penelitian menjelaskan bagi Pengetahuan tersebut meliputi: 1) Bercocok
petani bermotivasi rendah, sikap yang paling tanam, 2) Perlakuan benih/bibit dan 3)
penting ialah: 1) Pemilihan komoditas cabai, Pemupukan. Sedangkan yang kurang dikuasai
2) Perlakuan Benih/bibit dan 3) Pemupukan. adalah: (1) Pemanfaatan lahan secara efisien,
Selanjutnya, bagi petani yang bermotivasi (2) Perencanaan biaya produksi dan (3)
tinggi, sikap yang paling penting ialah: 1) Pemilihan jenis komoditas.
Perlakuan Benih/bibit cabai, 2) Pemupukan Hasil penelitian mengenai ketrampilan
dan 3) Bercocok tanam cabai. Sementara: 1) menunjukkan skor rata-rata sebesar 3.0,
Pengairan, 2) Pengendalian hama dan artinya petani relatif trampil. Ketrampilan
penyakit cabai dan 3) Perencanaan biaya agribisnis yang dikuasai: 1) Bercocok tanam,
produksi dianggap kurang penting. 2) Pemupukan dan 3) Pengairan. Sedangkan
Hubungan Ketersediaan Modal yang kurang dikuasai meliputi: (1)
Berusahatani Cabai Pemanfaatan lahan secara efisien, (2) Pasca
panen dan (3) Perlakuan benih/bibit.
Petani dengan Sikap Petani terhadap
Agribisnis Cabai Pada aspek sikap diperoleh rata-rata
sebesar 3,2, artinya petani pada umunya
Hasil penelitian, petani kurang modal bersikap positif terhadap bidang agribisnis
sikap yang paling penting ialah: 1) yang harus dikuasai. Sikap positif tersebut
Pemupukan, 2) Bercocok tanam dan 3)
seperti: 1) Bercocok tanam, 2) Perlakuan
Perlakuan Benih/bibit. Sementara bagi petani benih/bibit dan 3) Pemupukan. Sedangkan
cukup modal, sikap yang paling penting ialah: yang dianggap kurang penting: (1)
1) Pemilihan komoditas, 2) Perlakuan Pengendalian hama dan penyakit, 2)
benih/bibit, 3) Pemupukan dan 4) Identifikasi kendala dan peluang usahatani
Kewirausahaan. Selanjutnya, petani bermodal dan (3) Penggunaan tehnologi secara efisien.
sikap yang paling penting ialah: 1) Perlakuan
benih/bibit, 2) Bercocok tanam dan 3) Hubungan Karakteristik dengan Kompetensi
Pemilihan komoditas. Sementara, bidang Agribisnis Petani
agribisnis lainnya, seperti: 1) Pengairan, 2) Hubungan karakteristik petani dengan
Pengendalian hama dan penyakit dan 3) aspek pengetahuan dan ketrampilan memiliki
Perencanaan biaya produksi dianggap kurang tingkat kesepakatan tinggi dalam melakukan
penting. penjenjangan kompetensi agribisnis cabai
yang harus dikuasai petani. Sementara,
hubungan karakteristik dengan aspek sikap
relatif tidak erat, hal ini ditunjukkan kecilnya
nilai W.
48 Rini Sri Damihartini dan Amri Jahi / Jurnal Penyuluhan September 2005, Vol. 1, No. 1

Hubungan Pengetahuan, Ketrampilan dan Mosher, A.T. 1987. Menggerakan dan


Sikap dalam Kompetensi Agribisnis Petani Membangun Pertanian. Yogyakarta.
CV Yasaguna.
Berdasarkan hasil penelitian ternyata
pengetahuan, sikap dan ketrampilan memiliki Padowihardjo, 2004. Pengembangan SDM
kebebasan dalam menilai bidang agribisnis Dalam Sistem Dan Usaha Agribisnis.
cabai yang harus dikuasai oleh petani. Hal ini Pusat Pendidikan Dan Pelatihan
sesuai dengan pendapat Gonzalez dalam Jahi Pegawai Departemen Pertanian.
(1993: 17), bahwa meskipun dimensi efek Jakarta.
kognitif, afektif dan konatif berhubungan satu
sama lain, namun ketiganya juga independen
satu sama lain.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dikemukakan
kesimpulan sebagai berikut:
(1) Kompetensi agribisnis cabai yang harus
dikuasai petani adalah:
a) Pengetahuan yaitu: (1) Perencanaan
biaya produksi, (2) Pemanfaatan
lahan secara efisien dan (3)
Pemilihan jenis komoditas.
b) Sikap yaitu: (1) Pengendalian
Hama dan Penyakit, (2)
Pemupukan dan (3) Pengunaan
tehnologi secara efisien.
c) Ketrampilan yaitu: (1) Pemanfaatan
lahan secara efisien, (2) Pasca
panen dan (3) Perlakuan
benih/bibit.
(2) Aspek pengetahuan, sikap dan
ketrampilan saling bebas dalam
melakukan penilaian terhadap bidang-
bidang agribisnis yang harus dikuasai
petani.
Rujukan
Jahi, Amri. 1993. “Komunikasi dan
Pembangunan”. Dalam Komunikasi
Massa Dan Pembangunan Pedesaan Di
Negara-negara Dunia Ketiga: suatu
Pengantar. Disunting oleh Amri Jahi.
Jakarta. PT. Gramedia.
Mardikanto. T. 1993. Penyuluhan
Pembangunan Pertanian. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.

Anda mungkin juga menyukai