Anda di halaman 1dari 5

HORMON

TUMBUH
AN
JENIS-JENIS DAN
FUNGSI HORMON
TUMBUHAN

Chantique Putri A. Talakua


Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon
(phytohormones), adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di
bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan,
[1]
dan pergerakan (taksis) tumbuhan .

Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi


fungsi hormon pada hewan. Namun demikian, berbeda dari hewan, hormon tumbuhan
dapat bersifat endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan,
maupun eksogen, diberikan dari luar sistem individu. Hormon eksogen dapat juga
merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Oleh
karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan ini dipakai pula istilah zat pengatur
tumbuh (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances).

Pada umumnya dikenal lima kelompok hormon tumbuhan: auxins, cytokinins,


gibberellins, abscisic acid and ethylene. Namun demikian menurut perkembangan riset
terbaru ditemukan molekul aktif yang termasuk zat pengatur tumbuh dari golongan
polyamines seperti putrescine or spermidine.

Auxins

Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang di temukan pada ujung batang, akar, dan


pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan penting dalam
pertumbuhan tumbuhan. Peran auksin pertama kali ditemukan oleh
ilmuan Belanda bernama Fritz Went (1903-1990)

Senyawa ini juga membantu proses pembiakkan vegetatif. Pada satu sel auxins dapat
mempengaruhi pemanjangan cell, pembelahan sel dan pembentukan akar. beberapa type
auxins aktif dalam konsentrasi yang sangat rendah antara 0.01 to 10 mg/L . Auksin juga
berfungsi unruk memacu dominasi apikal

Cytokinins

Cytokinins merangsang pembelahan sel, pertumbuhan tunas, dan mengaktifkan gen


serta aktifitas metabolis secara umum.pada saat yang sama cytokinins menghambat
pembentukan akar. oleh karenanya cytokinin sangat berguna pada proses kultur jaringan
dimana dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa pembentukan perakaran. secara umum
konsntrasi cytokinin yang digunakan antara 0.1 to 10 mg/L

1 |B I O L O G I
Gibberellins

Gibberellin adalah turunan dari asam gibberelat. Merupakan hormon tumbuhan alami


yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih
dorman. Ada sekitar 100 jenis gibberellin, namun Gibberellic acid (GA3)-lah yang paling umum
digunakan.

Abscisic Acid

Asam absisat adalah molekul seskuiterpenoid (memiliki 15 atom karbon) yang


merupakan salah satu hormon tumbuhan. Selain dihasilkan secara alami oleh oleh tumbuhan,
hormon ini juga dihasilkan oleh alga hijau dan cendawan. Hormon ini ditemukan pada tahun
1963 oleh Frederick Addicott. Addicott berhasil mengisolasi senyawa abscisin I dan II dari
tumbuhan kapas. Senyawa abscisin II kelak disebut dengan asam absisat, disingkat ABA. Pada
saat yang bersamaan, dua kelompok peneliti lain yang masing-masing dipimpin oleh Philip
Wareing dan Van Steveninck juga melakukan penelitian terhadap hormon tersebut.

Asam absisat berperan penting pemulaian (inisiasi) dormansi biji.Dalam


keadaandorman atau "istirahat", tidak terjadipertumbuhan dan aktivitas fisiologis berhenti
sementara.[3] Proses dormansi biji ini penting untuk menjaga agar biji tidak berkecambah
sebelum waktu yang tidak dikehendaki. [3] Hal ini terutama sangat dibutuhkan pada tumbuhan
tahunan dantumbuhan dwimusim yang bijinya memerlukan cadangan makanan di musim
dingin ataupun musim panas panjang[3]

Tumbuhan menghasilkan ABA untuk maturasi biji dan menjaga biji agar berkecambah di


musim yang diinginkan.[3]

ABA juga sangat penting untuk menghadapi kondisi cekaman lingkungan,


seperti kekeringan. Hormon ini merangsang penutupan stomatapada epidermis daun dengan
menurunkan tekanan osmotik dalam sel dan menyebabkan turgor sel[4]. Akibatnya, kehilangan
cairan tanaman yang disebabkan oleh transpirasi melalui stomata dapat dicegah. ABA juga
mencegah kehilangan air dari tubuh tumbuhan dengan membentuk
lapisan epikutikula atau lapisan lilin. Selain itu, ABA juga dapat menstimulasi pengambilan air
melalui akar. 

Selain untuk menghadapi kekeringan, ABA juga berfungsi dalam menghadapi


lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi. Peningkatan
konsentrasi ABA pada daun dapat diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi pada akar..
Dalam menghadapi musim dingin, ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan
sekunder[4] Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini akan memperlambat pertumbuhan

2 |B I O L O G I
dan memicu perkembangan primordia daun menjadi sisik yang berfungsi melindungi tunas
dorman selamamusim dingin.[4]. ABA juga akan menghambat pembelahan
[4]
sel kambium pembuluh. 

Biosintesis ABA dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
memanfaatkan karotenoid, suatu pigmen yang dihasilkan oleh kloroplas.[7] Ada dua
jalur metabolisme yang dapat ditempuh untuk menghasilkan ABA, yaitu jalur asam
mevalonat (MVA) dan jalurmetileritritol fosfat (MEP).[7] Secara tidak langsung, ABA dihasilkan
dari oksidasi senyawa violaxanthonin menjadi xanthonin yang akan dikonversi menjadi
ABA. Sedangkan pada beberapa jenis cendawan patogenik, ABA dihasilkan secara langsung
dari molekul isoprenoidC15, yaitu farnesil difosfat.[7]

Pengangkutan hormon ABA dapat terjadi baik di xilem maupun floem dan arah


pergerakannya bisa naik atau turun.[8] Transportasi ABA darifloem menuju ke daun dapat
dirangsang oleh salinitas (kegaraman tinggi).[8] Pada tumbuhan tertentu, terdapat perbedaan
transportasi ABA dalam siklus hidupnya.[8] Daun muda memerlukan ABA dari xilem dan floem,
sedangkan daun dewasa merupakan sumber dari ABA dan dapat ditranspor ke luar daun.[8]
Ethylene

Etena atau etilena adalah senyawa alkena paling sederhana yang terdiri dari empat


atomhidrogen dan dua atom karbon yang terhubungkan oleh suatu ikatan rangkap. Karena
ikatan rangkap ini, etena disebut pula hidrokarbon tak jenuh atau olefin.
Ethylene merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawa ini
memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan  merangsang penuaan.
Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene sebagai respon terhadap stress dan
sebelum mati. Konsentrasi Ethylene fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapan waktu
menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah.

Pada suhu kamar, molekul etena tidak dapat berputar pada ikatan rangkapnya sehingga
semua atom pembentuknya berada pada bidang yang sama. Sudut yang dibentuk oleh dua
ikatan karbon-hidrogen pada molekul adalah 117°, sangat dekat dengan sudut 120° yang
diperkirakan berdasarkan hibridisasi ideal sp2.

Etena digunakan terutama sebagai senyawa antara pada produksi senyawa kimia lain
sepertiplastik. Etena juga dibentuk secara alami oleh tumbuhan dan berperan sebagai hormon.
Ia diketahui terutama merangsang pematangan buah dan pembukaan kuncup bunga.
  Polyamines
Polyamines mempunyai peranan besar dalam proses genetis yang paling mendasar
seperti sintesis DNA dan ekspresi genetika. Spermine dan spermidine berikatan dengan rantai

3 |B I O L O G I
phosphate dari asam nukleat. Interaksi ini kebanyakkan didasarkan pada interaksi ion
elektrostatik antara muatan positif kelompok ammonium dari polyamine dan muatan negatif dari
phosphat.
Polyamine adalah kunci dari migrasi sel, perkembangbiakan dan diferensiasi pada
tanaman dan hewan. Level metabolis dari polyamine dan prekursor asam amino adalah sangat
penting untuk dijaga, oleh karena itu biosynthesis dan degradasinya harus diatur secara ketat.
Polyamine mewakili kelompok hormon pertumbuhan tanaman, namun merekan juga
memberikan efek pada kulit, pertumbuhan rambut, kesuburan, depot lemak, integritas
pankreatis dan pertumbuhan regenerasi dalam mamalia. Sebagai tambahan, spermine
merupakan senyawa penting yang banyak digunakan untuk mengendapkan DNA dalam biologi
molekuler. Spermidine menstimulasi aktivitas dari T4 polynucleotida kinase and T7 RNA
polymerase dan ini kemudian digunakan sebagai protokol dalam pemanfaatan enzim

Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan


hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetik yang memiliki
pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam
pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung),
memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam
teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam
aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk
menyebut beberapa contohnya.

4 |B I O L O G I

Anda mungkin juga menyukai