Secara bahasa sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan atau
teman sedangkan logos yang berarti ilmu. Jadi Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang
masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki
kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku
masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang
dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai
organisasi politik, ekonomi, sosial.
2. Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik
antara aneka macam gejala-gejala sosial dengan gejala-gejala nonsosial. Serta mempelajari ciri-
ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi
sosial.
5. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial
termasuk perubahan sosial.
Kesimpulan
Kesimpulannya sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan
individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat.
Selain itu, Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya
pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum,
rasional, empiris serta bersifat umum.
Abad ke-18 sosisologi masih bersifat rasionalistis dan masih berpegang pada kontrak
sosial dari Hobbes. Pada abad ini munculah John Locke dan J. J. Rousseau. Locke berpendapat
pada dasarnya manusia mempunyai hak asasi yang berupa hak untuk hidup, kebebasan dan hak
atas harta benda. Rousseau berpendapat kontrak antara pemerintah dan yang diperintah
menyebabkan tumbuhnya suatu kolektifitas yang mempunyai keinginan-keinginan sendiri yaitu
keinginan umum.
Pada abad ke-19 muncul ajaran lain diantaranya Saint-Simon menyatakan bahwa manusia
hendaknya dipelajari dalam kehidupan berkelompok.
Istilah sosiologi untuk pertama kali diciptakan oleh Auguste Comte dan oleh karenanya
Comte sering disebut sebagai bapak sosiologi. Istilah sosiologi ia tuliskan dalam karya utamanya
yang pertama, berjudul The Course of Positive Philosophy, yang diterbitkan dalam tahun 1838.
Karyanya mencerminkan suatu komitmen yang kuat terhadap metode ilmiah. Menurut Comte
ilmu sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi yang sistematis bukan pada
kekuasaan dan spekulasi. Hal ini merupakan pandangan baru pada saat itu.
Di Inggris Herbert Spencer menerbitkan bukunya Principle of Sociology dalam tahun
1876. Ia menerapkan teeori evolusi organik pada masyarakat manusia dan mengembangkan teori
besar tentang “evolusi sosial” yang diterima secara luas beberapa puluh tahun kemudian.
Seorang Perancis, Emile Durkheim menunjukkan pentingnya metodologi ilmiah dalam
sosiologi. Dalam bukunya Rules of Sociological Method yang diterbitkan tahun 1895,
menggambarkan metodologi yang kemudian ia teruskan penelaahannya dalam bukunya berjudul
Suicide yang diterbitkan pada tahun 1897. Buku itu memuat tentang sebab-sebab bunuh diri.
Sosiolog Amerika kebanyakan berasal dari pedesaan dan mereka kebanyakan pula
berasal dari para pekerja sosial; sosiolog Eropa sebagian besar berasal dari bidang-bidang
sejarah, ekonomi politik atau filsafat.
Urbanisasi dan industrialisasi di Amerika pada tahun 1900-an telah menciptakan masalah
sosial. Hal ini mendorong para sosiolog Amerika untuk mencari solusinya. Mereka melihat
sosiologi sebagai pedoman ilmiah untuk kemajuan sosial. Sebagai contoh suatu artikel yang
terbit di tahun 1903 berjudul “The Social Effect of The Eight Hour Day” tidak mengandung data
faktual atau eksperimental. Tetapi lebih berisi pada manfaat sosial dari hari kerja yang lebih
pendek.
Namun pada tahun 1930-an beberapa jurnal sosiologi yang ada lebih berisi artikel riset
dan deskripsi ilmiah. Sosilogi kemudian menjadi suatu pengetahuan ilmiah dengan teorinya yang
didasarkan pada obeservasi ilmiah, bukan pada spekulasi-spekulasi.
Ajaran Wulang Reh yang diciptakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro dari Surakarta,
mengajarkan tata hubungan antara para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan-
golongan yang berbeda, banyak mengandung aspek-aspek Sosiologi, terutama dalam bidang
hubungan antar golongan (intergroup relations).
Pada masa penjajahan Belanda ada beberapa karya tulis orang berkebangsaan belanda
yang mengambil masyarakat Indonesia sebagai perhatiannya seperti Snouck Hurgronje, C. Van
Vollenhoven, Ter Haar, Duyvendak dll. Sosiologi pada waktu itu dianggap sebagai Ilmu
pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
Dewasa ini telah ada sejumlah Universitas Negeri yang mempunyai Fakultas Sosial dan
politik atau Fakultas Ilmu Sosial. Sampai saat ini belum ada Universitas yang mngkhususkan
sosiologi dalam suatu fakultas sendiri, namun telah ada Jurusan Sosiologi pada beberapa fakultas
Sosial dan Politik UGM, UI dan UNPAD.
a. Sosiologi dan antropologi adalah ilmu sosial, hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa
keduanya mempelajari atau berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
b. Dalam sosiologi dan antropologi, obyek yang dipelajari dibatasi pada apa yang terjadi
sekarang dan buka apa yang seharusnya terjadi pada saat ini. Oleh karena itu, kedua ilmu
tersebut disebut pula ilmu pengetahuan normatif.
c. Dilihat dari segi penerapannya, sosiologi dan antropologi dapat digolongkan ke dalam ilmu
pengetahuan murni (pure science) dan dapat pula menjadi ilmu terapan (applied science).
d. Sosiologi dan antropologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan
yang konkret. Artinya, yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam
masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
e. Sosiologi dan antropologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-
pola umum manusia dan masyarakatnya. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi
prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia serta sifat, bentuk, isi dan struktur
masyarakat. Sedangkan antroplogi lebih memusatkan perhatiannya pada ciri-ciri dan hasil
budaya manusia.
f. Sosiologi dan antropologi merupakan ilmu pengetahuan umum, bukan khusus, artinya
sosiologi maupun antropologi mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antar
manusia.
Perbedaan:
Objek bidang antropologi lebih mengacu pada kebudayaan yang dilakukan oleh manusia.
Sedangkan, sosiologi objeknya lebih mengacu kepada ineraksi masyarakat.