Anda di halaman 1dari 4

Ujian Akhir Semester

Ekonomi Sumber Daya Alam da Lingkungan Hidup


Dosen: Martha Fani Cahyandito/Kodrat Wibowo
Waktu: 24 jam/Take Home Test
Nama : Etty Septia Sari, ST
NPM : 2501 2010 0050
Pertanyaan :
1. Dengan pendekatan konsep barang publik, jelaskan mengapa lingkungan
yang baik merupakan salah satu jenis barang publik!!
2. Dengan mengatasnamakan konsep First and Second Fundamental Theorems
of Welfare dalam ilmu ekonomi, kemukakan pendapat anda mengenai
efisiensi vs. Equity dalam konteks sumber daya alam dan lingkungan!!
3. Jelaskan keterkaitan antara konsep Bargaining and Coase Theorem dan Self
Regulated dalam menjawab masalah ekternalitas negatif dari aktifitas
entitas perekonomian!!
4. Diketahui Model permintaan:
Demand: P = 200 – Q
Supply: P = 10
Discount rate “r” = 10 percent (0.1)
Total resource stock Qtot = 100
Dengan 2 periode (periode 0 dan periode 1)
Selesaikan 2 kasus:
a. Kasus pertama tidak memperdulikan periode 1, semua Q dikonsumsi
habis di periode 0, cari dengan pola persaingan sempurna nilai consumer
surplus, produser surplus, total surplus, dan present value periode 0
b. Kasus kedua kuantitas dibagi dua masing-masing 50 untuk periode 0 dan
periode 1, cari nilai consumer surplus, produser surplus, total surplus
masing-masing periode, dan total present value periode 0 dan 1
c. Apa yang bisa diinterpretasikan dari perbandingan 2 kasus diatas!!

Jawaban
1. Barang publik merupakan barang dimana jika diproduksi, produsen tidak
memiliki kemampuan mengendalikan siapa yang berhak mendapatkannya.
Ini menunjukkan bahwa dimana konsumsi perseorangan terhadap barang-
barang jenis barang public tersebut tidak akan mengurangi konsumsi
perseorangan lain terhadap barang public tersebut atau sulit untuk melarang
pihak lain untuk mengkonsumsi barang yang sama. Begitu juga halnya
dengan lingkungan.
Barang publik memiliki dua sifat dominan yaitu :
a. Non rivalry (tidak ada ketersaingan) atau non-divisible (tidak habis).
Barang publik memiliki sifat non-rivalry dalam hal memgkonsumsinya.
Artinya, konsumsi seseorang terhadap barang publik tidak akan
mengurangi konsumsi orang lain terhadap barang yang sama.
b. Non-Excludable (tidak ada larangan). Sifat kedua dari barang publik
adalah non-excludable, artinya sulit untuk melarang pihak lain untuk
mengkonsumsi barang yang sama.
Lingkungan yang baik dan bersih diinginkan juga seperti barang. Lingkungan
tersebut akan banyak diinginkan oleh orang-orang karena semua orang
mempunyai hak untuk merasakannya dan menikmati oleh setiap orang.
Misalnya, udara yang sejuk dan segar yang kita hirup, dalam derajat tertentu
tidak berkurang bagi orang lain untuk menghirupnya atau sumber daya air
dalam derajat tertentu bersifat barang public karena air tersebut banyak
dibutuhkan orang dan tidak bisa melarang orang lain untuk tidak
memanfaatkannya. Kemudian contoh lain pada saat menikmati
pemandangan alam hijau atau pantai, kita tidak bisa atau sulit melarang

1
orang lain untuk tidak melakukan hal yang sama karena pemandangan
tersebut sebagai barang public.
1. First and Second Fundamental Theorems of Welfare Economics menyatakan
bahwa setiap hal yang berhubungan dengan persaingan ekonomi adalah
efisiensi Pareto dan setiap alokasi Pareto yang efisien dapat dicapai melalui
mekanisme persaingan pasar dengan redistribusi yang tepat. Semua
produsen dan konsumen berperan sebagai pesaing yang terbaik (tak ada
satu pun yang memiliki kekuasaan pasar). Pareto efisiensi merupakan
efisiensi yang tidak mensyaratkan adanya perbandingan kepuasan (utilitas)
antara individu, tetapi para individu tersebut memutuskan sendiri apakah hal
tersebut meningkatkan kepuasan diri mereka atau tidak.
Alokasi Pareto yang efisien adalah suatu alokasi sumberdaya ketika tidak
ada peluang perdagangan yang saling menguntungkan yang tidak
dieksploitasi, artinya suatu alokasi ketika tidak seorang pun dapat menjadi
lebih baik tanpa membuat orang lainnya menjadi lebih buruk. Adanya
keseimbangan pasar merupakan Pareto efisien. Sedangkan Equity atau
pemerataan merupakan keadilan dalam distribusi barang atau utilitas.
Dalam konteks sumber daya alam dan lingkungan, efisiensi dan equity ini
tidak dapat dipisahkan atau berjalan sendiri-sendiri, karena jika hanya
efisiensi saja, maka akan muncul kesenjangan dan merugikan salah satu
pihak akibat tidak adanya pemerataan tersebut. Efisiensi ini harus dibarengi
dengan pemerataan. Sumber daya alam misalnya air.

Masyarakat yang tinggal di kawasan dengan mudah dengan akses bersih


dan salah satunya berada pada situasi yang menguntungkan, namun
kepuasan tidak sama. Dengan begitu, akan ada pertukaran sukarela dari dua
barang dalam jumlah tetap di antara masyarakat tersebut. Hal tersebut
menunjukkan tingkat substitusi marginal (MRS) adalah sama untuk
keduanya. Alokasi sumber daya yang efisien secara ekonomis adalah sebuah
alokasi sumber daya yang efisien secara teknis dimana kombinasi output
yang diproduksi juga mencerminkan preferensi masyarakat.

2. Coase and Bargaining Theorem menjelaskan efisiensi ekonomi pada alokasi


atau hasil ekonomi dalam sebuah eksternalitas. Teori ini menyatakan bahwa
ketika perdagangan dalam sebuah eksternalitas adalah mungkin dan tidak
ada biaya transaksi, penawaran akan mengakibatkan hasil yang efisien
tanpa memperhitungkan alokasi awal hak milik (property right). Dalam
praktek, kendala penawaran yang ditentukan hak milik dapat mencegah
penawaran Coasian. Teori ini merupakan dasar penting bagi sebagian besar
analisis ekonomi modern dari peraturan pemerintah, terutama dalam hal
eksternalitas. Hak milik awal seharusnya diberikan pada aktor yang
mendapatkan manfaat terbesar. Pemerintah harus membuat lembaga yang
meminimalkan biaya transaksi sehingga membolehkan mis-alokasi dari
sumberdaya yang akan dikoreksi semurah-murahnya. Ada 2 klaim dalam
teori ini, yaitu hasilnya akan efisien dan hasil dari segi alokasi sumber daya
akan sama tanpa tugas awal dari hak/kewajiban. Efisiensi (hasil yang berlaku
akan efisien) merupakan bagian dari teori yang kurang dan terletak pada
asumsi bahwa pihak-pihak yang terlibat secara rasional tertarik aktor yang
berusaha memaksimalkan keuntungan mereka dari hukum yang mereka
miliki. Invariance (konflik kegiatan yang sama akan berlaku) menyimpulkan
bahwa pada keadaan tidak ada biaya transaksi, pihak yang terlibat dalam
konflik kegiatan yang lebih berharga akan membeli hak hukum dari pihak
lain yang terlibat dalam konflik kegiatan.
3. Diketahui :
Demand: P = 200 – Q
Supply: P = 10

2
Discount rate “r” = 10 percent (0.1)
Total resource stock Qtot = 100
Dengan 2 periode (periode 0 dan periode 1)
a. Supply P = 10
Demand P = 200 – Q
Equilibrium 200 – Q = 10
Q = 200 – 10 = 190
P = 200 – Q = 200 – 190 = 10

Persamaan supply
P = 10 P = 200 – Q
P Q
10 0
10 250
Persamaan demand
P = 200 – Q
P Q
2
0
0 0
2
0
0 0

Karena terjadi scarcity constrained, dimana Qtot = 100 < 190 maka :
P = 200 – Q
Q = 100, P = 100
Costumer Surplus
Cs0 = (200 – 100) x 100 = 5.000
2
Producer Surplus
Ps0 = (100 – 10) x 100 = 9.000
2
Surplus total
Ts0 = Cs0 + Ps0 = 5.000 + 9.000 = 14.000
Present Value
PVTS0 = TS0 = 14.000 = 14.000
(1+r)0 (1+0.1)0

Periode 0
P = 200 – Q
Q0 = 50, P0 = 200 – 50 = 150
Costumer Surplus
Cs0 = (200 – 150) x 50 = 1.250
2
Producer Surplus
Ps0 = (150 – 10) x 50 = 7.000
Surplus total
Ts0 = Cs0 + Ps0 = 1.250 + 7.000 = 8.250
Present Value
PVTS0 = TS0 = 8.250 = 8.250
(1+r)0 (1+0.1)0
Periode 1
P = 200 – Q
Q0 = 50, P0 = 200 – 50 = 150

3
Costumer Surplus
Cs1 = (200 – 150) x 100 = 1.250
2
Producer Surplus
Ps1 = (150 – 10) x 50 = 7.000
Surplus total
Ts0 = Cs1 + Ps1 = 1.250 + 7.000 = 8.250
Present Value
PVTS0 = TS0 = 14.000 = 7.500
(1+r)1 (1+0.1)1
Jumlah PV yang diperoleh antara periode 0 dan 1 adalah
= PVTS0 + PVTS1 = 8.250 + 7.500 = 15.750
a. Nilai PV total = 15.750 yang diperoleh dari keuntungan perdagangan
dengan membagi sumberdaya secara merata.

Note that $15,750 in PV of total gains from trade from dividing the resource equally
over periods 0 and 1 EXCEEDS the $14,000 in total gains from trade when we
consumed all of the resource in period 0. Thus equal division is closer to being
dynamically efficient.

Anda mungkin juga menyukai