Otonomi Daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan (pasal 1 huruf (h) UU NOMOR 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah).
Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (pasal 1 huruf (i) UU NOMOR 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah).
Dasar Hukum
Otonomi Daerah berpijak pada dasar Perundang-undangan yang kuat, yakni :
1. Undang-undang Dasar
Sebagaimana telah disebut di atas Undang-undang Dasar 1945 merupakan landasan yang kuat
untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Pasal 18 UUD menyebutkan adanya pembagian
pengelolaan pemerintahan pusat dan daerah.
2. Ketetapan MPR-RI
Tap MPR-RI No. XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Otonomi Daerah : Pengaturan,
Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan, serta perimbangan
kekuangan Pusat dan Daerah dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Undang-Undang
Undang-undang N0.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah pada prinsipnya mengatur
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang lebih mengutamakan pelaksanaan asas
Desentralisasi. Hal-hal yang mendasar dalam UU No.22/1999 adalah mendorong untuk
pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran
masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD.
Dari ketiga dasar perundang-undangan tersebut di atas tidak diragukan lagi bahwa pelaksanaan
Otonomi Daerah memiliki dasar hukum yang kuat. Tinggal permasalahannya adalah bagaimana
dengan dasar hukum yang kuat tersebut pelaksanaan Otonomi Daerah bisa dijalankan secara
optimal.
Pokok-Pokok Pikiran Otonomi Daerah
Isi dan jiwa yang terkandung dalam pasal 18 UUD 1945 beserta penjelasannya menjadi pedoman
dalam penyusunan UU No. 22/1999 dengan pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
2. Daerah yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi dan dekonsentrasi adalah daerah
propinsi,
sedangkan daerah yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi adalah daerah Kabupaten dan
daerah Kota. Daerah yang dibentuk dengan asas desentralisasi berwenang untuk menentukan dan
melaksanakan kebijakan atas prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.
3. Pembagian daerah diluar propinsi dibagi habis ke dalam daerah otonom. Dengan demikian,
wilayah
administrasi yang berada dalam daerah Kabupaten dan daerah Kota dapat dijadikan Daerah
Otonom atau dihapus.
o Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah laut
tersebut;
o Pengaturan kepentingan administratif;
o Pengaturan tata ruang;
o Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan
kewenangannya oleh pemerintah; dan
o Bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara.
9. Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota di wilayah laut adalah sejauh sepertiga dari
batas
laut Daerah Propinsi. Pengaturan lebih lanjut mengenai batas laut diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
10. Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota mencakup semua kewenangan
pemerintahan selain
kewenangan yang dikecualikan seperti kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan
keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain yang mencakup
kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro,
dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara,
pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta
teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan standarisasi nasional.
11. Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota tidak mencakup kewenangan
pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah Propinsi. Bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh
Daerah Kabupaten dan Daerah Kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan
kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan
hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.
12. Pemerintah dapat menugaskan kepada Daerah tugas-tugas tertentu dalam rangka tugas
pembantuan
disertai pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia dengan kewajiban
melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada Pemerintah. Setiap
penugasan ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
2. DANA PERIMBANGAN
3. PINJAMAN DAERAH
o hibah atau penerimaan dari daerah propinsi atau daerah Kabupaten/Kota lainnya,
o penerimaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan
1. Desentralisasi vs Dekonsentrasi
o Desentralisasi : penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
NKRI.
o Dekonsentrasi : pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah
tertentu.
2. Otonomi Daerah vs Daerah Otonom
o Otonomi Daerah : hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
o Daerah Otonom : kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem NKRI.
3. Daerah Otonom vs Wil. Administratif
o Daerah Otonom : implikasi asas Desentralisasi hak / wewenang mengatur dan
mengurus sendiri urusan RT-nya.
o Wilayah hak / wewenang mengaturAdministratif : implikasi asas Dekonsentrasi
dan mengurus urusan Pemerintah Pusat di daerah; oleh aparat Pusat di daerah;
dengan sumber daya Pusat di daerah.
4. Pemerintah Daerah vs Pemerintahan Daerah
o Pemerintah Daerah : unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang terdiri dari
Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah.
o Pemerintahan Daerah : penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI.
5. Pemerintahan Daerah vs Pemerintahan di Daerah
o Pemerintahan Daerah : UU No. 22 / 1999 dan UU No. 32 / 2004
Propinsi Daerah Otonom dan “Wakil Pemerintah”
Kab/Kota Daerah Otonom saja.
Kecamatan & Kelurahan adalah perangkat Daerah.
o Pemerintahan di Daerah : UU No. 5 / 1974
Propinsi dan Kab/Kodya memiliki 2 (dua) kedudukan sebagai Daerah
Otonom sekaligus Wilayah Administratif.
Kecamatan & Kelurahan adalah instansi vertikal / perangkat Pusat di
daerah.
6. Sumber: Data diolah dari berbagai media massa (2005 – 2007)
7. MASALAH 2 OTDA
o Pemekaran Wilayah
o Kelembagaan Perangkat Daerah
o SDM (pegawai)
o Keuangan (kapasitas fiskal)
o Akselerasi Pembangunan Daerah (pendidikan, kesehatan, pengentasan
kemiskinan, pelayanan publik, dll)