Anda di halaman 1dari 18

KONFIGURASI LENGKAP

SISTEM PEMBACAAN METER ENERGI TERKENDALI JARAK JAUH


(Sistem AMR dan APP)

1. Pendahuluan

Meter energi merupakan salah satu alat ukur penting yang dimiliki PLN mulai dari
pembangkit, penyaluran dan pendistribusian energi listrik, karena dengannya kita
dapat mengetahui serta mengontrol seberapa baik mutu kwalitas dari besaran-
besaran energi yang dibangkitkan pembangkit sampai pendistribusiannya pada
pelanggan serta besar kwantitasnya.

Adapun gambaran secara umum titik acu ukur dari seluruh pengukuran energi
(telemetri) sebagai titik transaksi tertera pada gambar 1.

Gambar 1: Titik acu ukur (telemetri) transaksi energi listrik


Meter Energi juga merupakan alat ukur yang digunakan untuk transaksi penjualan
listrik pada pelanggan selain transaksi internal PLN dan sebagai titik hitungan
biaya pemasukan yang dimiliki PLN, sehingga harus mendapat perhatian secara
khusus agar tidak terjadi kerugian yang disebabkan kinerja alat tersebut kurang
begitu memadai.

Walaupun perhatian sudah sangat besar diberikan termasuk melakukan klalibrasi


pada meter tiap kurun waktu tertentu, tapi masih saja banyak jenis kerugian
ditimbulkan dari titik tersebut dengan jumlah yang cukup besar, apakah itu sebab
meter rusak, counter meter tidak berjalan dengan semestinya, meter macet, salah
penyambungan, dan masih banyak model gangguan yang timbul baik disebabkan
karena kesalahan PLN atau tindakan yang sengaja dilakukan oleh oknum atau
pelanggan nakal agar dapat memperkecil nilai tagihan penggunaan energi listrik.

Potensi lain penimbul kerugian selain dari sisi Meter Energi sendiri adalah
pembacaan meter yang dilakukan oleh petugas baca meter. Kadang petugas tidak
membaca dengan baik dan melakukan kesalahan-kesalahan disebabkan karena
posisi meter terlalu tinggi sehingga menimbulkan sudut kemiringan titik baca,
angka register yang sudah tidak jelas, dan ada pula yang hanya dikira-kira stan
bacanya karena rumah tertutup atau pagar terkunci, dan masih banyak masalah
kesalahan baca ini terjadi dimana-mana secara terus menerus.

Langkah untuk memperkecil segala kerugian yang timbul seperti tersebut diatas,
maka dipasanglah Sistem pengamanan yang disebut dengan kelompok Alat
Pembatas, Pengukur dan Perlengkapannya (APP) yang terdiri dari Current
Transformer, Power Transformer dan Meter, yang terstandarkan dengan nomer
SPLN 55 tahun1990, dan kemudian dilakukan pula penggantian Meter
Elektromekanik dengan Meter Elektronik dilengkapi dengan fasilitas alat
komunikasi, lengkap dengan segala pengamanannya didalam a kotak APP tersebut,
sebagai pengaman terhadap tindakan oknum yang merugikan PLN pada sisi meter.

Adapun kerugian lain yang ditimbulkan oleh sistem pembacaan Meter Energi yang
dilakukan selama ini, dirombak dengan metode pembacaan jarak jauh melalui
fasilitas komunikasi yang tersedia lengkap dengan sistem komputer hardware dan
softwarenya menjadi satu kesatuan sistem, dan system ini disebut sebagai system
Pembacaan Meter secara Terkendali dari Jarak Jauh, sebagai pengamanan untuk
kerugian yang timbul karena kesalahan baca meter.

Penggabungan dua perubahan tersebut diatas selanjutnya disebut dengan “Sistem


Lengkap Pembacaan Meter Energi Terkendali Jarak Jauh” dengan gambar
konfigurasi secara umum seperti terlihat pada gambar 2.
2. Definisi Sistem Pembacaan Meter Energi Terkendali Jarak Jauh

Sistem Pembacaan Meter Energi Terkendali Jarak Jauh adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk membaca dan mengatur (melakukan setting, kontrol dan
memberikan informasi misalnya melalui short message) meter energi tegangan
rendah, tegangan menengah, tegangan tinggi maupun tegangan ekstra tinggi, baik
yang terpasang di lokasi pelanggan maupun di lokasi sistem kelistrikan PLN, secara
jarak jauh dengan metode pembacaan data secara sendiri-sendiri ataupun kolektif,
sehingga data dapat diolah dan dipergunakan untuk keperluan transaksi
pembayaran, pelayanan, pengoperasian, pengendalian dan perencanaan.

Definisi ini dapat digambarkan seperti tertera dalam gambar 2.

Gambar 2: Sistem Pembacaan Meter Energi Terkendali Jarak Jauh

Definisi dan gambar ini diambil dari draft SPLN nomer SPLN D5 002 VER 311207.

3. Konfigurasi Lengkap Sistem Pembacaan Meter Energi Terkendali Jarak Jauh

Secara garis besar konfigurasi lengkap Sistem Pembacaan Meter Energi Terkendali
Jarak Jauh terdiri dari 3 sub sistem besar yaitu:

- APP (Alat Pengukur, Pembatas dan Perlengkapannya),


- Sistem komunikasi dan peralatannya,
- Pusat Kontrol (AMR server komputer beserta Aplikasinya).
A. APP (Alat Pengukur, Pembatas dan Perlengkapannya)

APP (Alat Pengukur, Pembatas dan Perlengkapannya) yang telah distandarkan


sesuai SPLN 55 tahun1990, merupakan acuan dasar yang dipergunakan, walau
meter dalam standar tersebut masih mengacu pada meter elektromekanik.

Didalam APP terdapat paling sedikit 4 titik pokok yang rawan dan bisa
menimbulkan kerugian sehingga memerlukan perhatian secara teliti baik pada
saat pemasangan atau pemeliharaannya, yaitu:

o Kotak APP – tentang posisi, segel, kunci dan pengelola serta penanggung
jawab kunci,
o Meter Energi – tentang tipe dan pengawatannya, jenis pengukuran, kelas
dan nilai ukurnya (dari sekunder CT dan PT) dan konsumsi dayanya,
o Kabel penghubung – panjang dan diameter kabel, ikatan dan sambungan
antar alat, pengamanan dan penempatannya,
o CT dan PT – tipe serta kelas, kapasitas burden dan karakteristik output
agar dapat diketahui titik jenuhnya.

Hal ini terjadi karena kotak APP dan meter energi berada ditempat pelanggan.

Sedang dengan digantinya meter elektromekanik dengan meter elektronik, bisa


memberikan keuntungan bagi perusahaan jika penguasaan kelebihan teknologi
dapat betul-betul dimanfaatkan. Oleh sebab itu perlu untuk dapat dijadikan
perhatian secara khusus beberapa tambahan fasilitas yang dulunya tidak
terdapat didalam meter elektro mekanik agar tidak menimbulkan masalah.

Hal itu akan terjadi jika terdapat kurang ketelitian kita terhadap:
o Tegangan Operasi serta penyambungan grounding,
o Setting fasilitas meter dengan software masing-masing, yang nilainya
dapat dilihat dari perbedaan nyala LED atau pesan berjalan pada LCD,
o Pemahaman dan penguasaan penyetelan meter dan fasilitasnya,
o Dan masih terdapat beberapa hal lagi lainnya.

Kelebihan meter elektronik dibanding dengan meter elektromenkanik antara


lain mempunyai banyak fasilitas pengukuran didalam sebuah meter, yang
fasilitas tersebut akan dapat terpenuhi dengan memasang beberapa meter
elektromekanik menjadi satu kesatuan.

Contoh SPESIFIKASI UMUM meter elektronik tersebut seperti:


• Tipe 3 fasa – 4 kawat, kelas 0.5, akurasi 5%
• Pengukuran tidak langsung (dengan CT-PT)
• Tegangan 57.7 Vac - pengukuran tidak langsung (dengan PT)
• Arus 5(6) A - pengukuran tidak langsung (dengan CT)
Dengan fasilitas jenis DATA PENGUKURAN:
• Tegangan per fasa (V)
• Arus per fasa (A)
• Faktor Daya (Cos Φ ) per fasa
• Frekuensi (f)
• Daya aktif per fasa (kW)
• Daya reaktif per fasa (kVAr)
• Daya total per fasa (kVA)
• Energi aktif per fasa (kWh)
• Energi reaktif per fasa (kVArh)
• Energi aktif total terdapat 4 kelompok (kWh) – untuk aplikasi WBP, LWBP
• Energi reaktif total terdapat 4 kelompok (kVArh) – untuk aplikasi WBP,
LWBP
• Energi aktif total REVERSE (kWh Reverse)
• Energi reaktif total REVERSE (kVArh Reverse)
• Daya maksimum (KVA Max)
Fasilitas informasi kejadian:
• Ketidak seimbangan beban
• Hilang tegangan satu phasa atau pemadaman
• Perbedaan nilai arus masuk dan arus keluar

B. Sistem komunikasi

Sistem komunikasi adalah fasilitas yang dipergunakan untuk melakukan


hubungan dari modem yang terdapat pada meter energi ke modem yang berada
di pusat kontrol dengan mempergunakan sarana telephone (PSTN, GSM, CDMA),
HF Radio (PTT, FDC, FDMA, TDMA), PLC/DLC, kabel data dan serat optic.
Komunikasi ini merupakan kunci utama keberhasilan sistem AMR untuk dapat
meng-akses, mengontrol dan menonitor meter energy dari jarak jauh, sehingga
harus diberikan fasilitas hubungan 2 arah, baik untuk dasar hubungan point to
point, Multidrop point dan IP base LAN / WAN.

Hal yang perlu mendapat perhatian khusus pada system komunikasi adalah:

o Standar sambungan yang dipergunakan serial atau parallel serta linknya,


berkaitan dengan konfigurasi system yang bisa diterapkan,
o Kecepatan data transfer dan jenis modulasi modem synchron / tidak,
untuk synchron sebaiknya dipilih 1200 s/d 9600 baud sedang asynchron
33,6 s/d 64 kilo baud,
o Metode transfer data dan Protocol yang digunakan, DLMS, modbus, dll.
o Jenis data dan pengamanannya, encrypt atau squize pack data.
o Mutu dan kwalitas komunikasi dalam segala kondisi,
o Ratio kemungkinan dan lama tersambung untuk HF radio dan system
yang mempergunakan fasilitas jalur komunikasi umum.

Secara umum dan banyak digunakan pada jaringan pengukuran adalah “Serial
Data Communications Link” yang dapat digambarkan pada gambar 3:

Meter Energi PusatKontrol


Transmitted Data Analog Signal Received Data

RS-232 RS-232
DTE DCE DCE DTE
Terminal Modem Communication Link Modem Terminal

• DTE = Data Terminal Equipment


• DCE = Data Communication Equipment
Gambar 3: Serial Data Communications Link

Agar kedua lokasi dapat mengirim serta menerima data dengan benar maka
diperlukan protocol, atau dengan kata lain adalah aturan pengiriman
sekumpulan data.

Basic Structure dari Information Frame yang didefinisikan dalam Protocol


adalah seperti gambar 4:

Sync Destination Source Data to be Error Detection


Byte Address Address Transmitted Byte

- SYNCHRONIZING BYTE digunakan untuk synchronisasi oleh penerima,


- DESTINATION ADDRESS adalah posisi dimana data tersebut ditempatkan,
- SOURCE ADDRESS merupakan petunjuk tempat asal data,
- DATA adalah keseluruhan informasi yang dikirimkan,
- ERROR BYTE/S merupakan informasi hasil dari hitungan Error Correction.
Gambar 4: Basic Structure Information Frame

Mengacu pada banyaknya jenis protocol yang ada, yang paling efektif dan
sudah distandarkan untuk telemetri adalah DLMS, yang digunakan sebagai dasar
pada pembentukan protocol IEC.

Sedang untuk model yang lebih komplek seperti hubungan komunikasi dalam
dalam suatu jaringan atau hubungan antar computer dalam satu pusat kendali
atau hubungan antar pusat kendali, maka perlu diketahui dan dipahami standar
acuan dari 7 layer model OSI, seperti tertera pada gambar 5:
Gambar 5: 7 layer OSI model

Secara rinci dari masing-masing layer dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 6: rincian 7 layer OSI model


Dimana 3 layer pertama dari bawah sudah dikenal umum dalam bidang industry
peralatan elektronika dengan acuan hubungan secara elektrik phisik jenis
terminal sambungan standar data tersebut adalah:

• EIA/RS-232 Interface Standard mempunyai kemampuan komunikasi Half atau


Full Duplex dengan jenis pengiriman data Asynchronous atau synchronous,
umum digunakan sebagai sambungan modem atau kabel komunikasi data
jarak pendek.
• EIA/RS-422 Interface Standard mempunyai kemampuan komunikasi Full
Duplex dengan jenis pengiriman data Point to Point, umum digunakan
sebagai sambungan modem synchron dan asynchrony atau kabel komunikasi
data terisolasi dan telanjang dalam jarak jauh.
• EIA/RS-485 Interface Standard mempunyai kemampuan komunikasi Full
Duplex dengan jenis pengiriman data Multidrop Point, umum digunakan
sebagai sambungan jaringan, kabel komunikasi data terisolasi dan serta
optik dalam segala jenis jarak.
• USB (universal Serial Bus) merupakan perkembangan baru dari serial
interface yang bersifat lebih umum dan dapat dipergunakan segala type.

Secara keseluruhan isi standar yang ada untuk system 7 layer adalah:

Gambar 7: rincian isi standar 7 layer OSI model


Ini merupakan acuan yang harus dipahami untuk pengembangan dan hubungan
antar pusat kendali.

Berdasar pada jenis hubungan yang terjadi maka komunikasi pada system
lengkap AMR (antara Pusat Kendali dan Meter Energi) dapat dibagi menjadi 2
yaitu:
i. Langsung yaitu suatu metode proses hubungan komunikasi melalui segala
media yang terjadi secara langsung antara pusat kontrol dengan meter
energi.
ii. Tidak Langsung yaitu metode proses hubungan komunikasi melalui segala
media yang terjadi antara pusat kontrol dengan meter energi melewati
suatu proses perantara baik itu berupa data konsentrator atau peralatan
berjalan lainnya.

C. Pusat Kontrol / Kendali

Pusat Kontrol / Kendali merupakan satu kesatuan kerja dari kumpulan


peralatan elektronika dan computer yang terhubung menjadi satu, yang saling
mendukung dengan koordinasi software aplikasi untuk dapat melakukan control
/ kendali, monitoring dan melakukan pengambilan serta pengiriman data yang
ada di meter energy, data concentrator, data collector maupun dari computer
atau pusat kendali lainnya, baik melalui sambungan langsung maupun jaringan.

Karena system telemetri ini adalah untuk keperluan transaksi paling utamanya,
maka diperlukan suatu pengamanan data yang cukup handal, karena jika tidak
maka akan muncul suatu kerugian baru diluar dari 2 permasalahan utama pada
APP dan Baca Meter. Untuk itu factor-faktor yang berhubungan dengan
interaksi antara operator dan peralatan penyimpan dan pengolah data harus
diberikan pengamanan tinggi.

Model pengamanan pada pusat kendali dapat diberikan dengan cara memberi
pengamanan:

o Akses masuk dan data yang dapat diolah,


o Pengolahan data secara automatis oleh system dan data yang dapat
diakses adalah data copy.

Cara pengamanan ke 2 jauh lebih efektif dan lebih menguntungkan karena para
pengguna tidak terbatasi untuk mengambil dan mengolah jenis data apapun,
dan hasil dari analisa tidak mempengaruhi data yang digunakan untuk
keperluan transaksi, sehingga kerugian akibat kesalahan tidak disengaja atau
oleh oknum pelaku yang sengaja ingin melakukan perubahan dapat dihindarkan.
Selain dari itu data copy yang disimpan dapat digunakan untuk model dari
analisa untuk keperluan operasi dan perencanaan serta dapat pula digunakan
untuk keperluan analisa automatisasi lain untuk keperluan pembandingan
pemasukan, penanganan rugi-rugi serta untuk P2TL.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pusat kontrol / kendali antara lain:

• FITUR SOFTWARE APLIKASI SECARA UMUM


• Dapat melakukan pembacaan terhadap sejumlah merek dan tipe meter
AMR yang dioperasikan PLN.
• Data-data hasil pembacaan ditampilkan dalam format tabel dan grafik,
sehingga mudah dianalisa.
• Data hasil pemrosesan yang tertampil dalam bentuk tabel dapat diekspor
ke dalam bentuk spreadsheet dan word file, sehingga dapat diolah
dengan program aplikasi Office seperti MS Excel© dan MS Word© atau
aplikasi Office lainnya, untuk pembuatan laporan sesuai yang diinginkan
user.
• Otoritas pengoperasian dapat dikelompokkan berdasarkan area kerja dan
berdasarkan tingkatan kewenangan.
• Scheduler pemangggilan meter AMR fleksibel baik dari segi skenario
maupun jenis data yang akan diambil. Hal ini penting untuk
mengantisipasi performansi maupun optimalisasi biaya komunikasi.
• Dengan FITUR SISTEM paling tidak seperti:
• Sistem berupa jaringan berbasis TCP/IP, dapat dikoneksi ke LAN
user.
• Program aplikasi berbasis web, dapat diakses melalui internet.
• Hardware berupa rackmount server/computer berbasis pada
kehandalan yang terjaga dan sourcing untuk sparepart/upgrade mudah.
• Operating system yang handal dan aman dari hack dan virus.

Dan paling sedikit pada pusat control / kendali tersedia aplikasi penyajian dan
pengolahan data untuk keperluan:

• NIAGA
• Transaksi Billing
• Evaluasi hasil Pemasukan III-07 dan II-09
• Evaluasi kVA Max based insentif/disinsentif

• OPERASI
• Evaluasi TMP (SAIDI/SAIFI dan Tegangan)
• Evaluasi Susut Teknis dan Non Teknis mulai dari penyulang sampai
dengan indikasi susut di Trafo distribusi
• Evaluasi Pembebanan Trafo Distribusi & Jaringan
• Evaluasi P2TL

• PERENCANAAN
• Pembuatan Trend Beban
• Perkiraan pembebanan jaringan
• Maksimalisasi jaringan system
• DCC (distribusi control center)
• Maneuver beban
• Pola perencanaan pembebanan dan pengalihan beban saat
pemadaman baik yang terencana maupun tidak
• Aplikasi WEB
• Pelayanan Pelanggan dan
• Pemakai Lain diluar sistem jaringan

• Aplikasi lain dan maintenance tools …


• Backup data secara regular bulanan dan 3 bulanan
• Backup data lengkap tiap 6 bulan
• Diagnostis performance system dan jaringan rutin tiap bulanan,

Dalam rangka mendukung kebutuhan tersebut diatas maka paling sedikit


diperlukan informasi yang ada pada data base pusat control / kendali adalah:

i. Kualitas pasokan listrik ke pelanggan:


• Data profil tegangan (V)
• Data Durasi dan frekuensi padam
ii. Profil konsumsi energi (Energy Usage) pelanggan:
• Data profil kWh LWBP, kWh WBP, kWh Total dan kVArh
iii. Profil beban pelanggan (Load Profile):
• Data profil konsumsi arus per fasa
• Data profil tegangan per fasa
• Data profil konsumsi energi aktif (kWh) total
• Data profil konsumsi energi reaktif (kVArh) total

iv. Karakteristik beban pelanggan:


• Pemantauan Cos Ø (divisualisasikan dengan gambar diagram fasor untuk
tegangan dan arus)
v. Posisi Stand Meter bulanan:
• Data Stand Meter bulanan (untuk Billing)
• Data posisi Stand Meter saat ini

vi. Pembacaan data KVA Maksimum:


• Data kVA Max pada setiap bulan (LWBP, WBP, Total)

vii. Pembacaan data besaran sesaat:


• Data tegangan (V), Arus (I), Daya Aktif (kW), Daya (kVA), Daya Reaktif
(kVAr) per fasa
• Data Faktor Daya dan frekuensi
• Dan data sesaat lain yang disediakan oleh meter AMR
viii. Menampikan DLPD (Daftar Langganan yang Perlu Diperhatikan) dengan
parameter:
• Jumlah jam menyala dalam satu bulan atau mempergunakan kurva
beban masing-masing jenis pelanggan
• Arus dan tegangan
• Perubahan pola konsumsi (perbandingan konsumsi energi bulan ini vs
bulan lalu)
• Stand Meter
ix. Dan mempunyai fitur-fitur fungsi metering paling tidak untuk:
• Load Profile
• Energy Usage
• Instantaneous Measurement
• Standmeter
• Harmonic Distortion

4. Konfigurasi hubungan antar pusat kendali

Ada 2 jenis system hubungan antar pusat kendali, yaitu:

a. Sistem Terdistribusi
Gambar 7: hubungan antar pusat kendali secara TERDISTRIBUSI

b. Sistem Terpusat

Gambar 8: system hubungan antar pusat kendali secara TERPUSAT

Hubungan yang lebih menguntungkan dari keduanya adalah system terdistribusi,


antara lain seperti:

- Pengolah data ada pada unit sehingga pada kantor distribusi hanya khusus
untuk pelayanan pada pengguna dan pelanggan
- System pusat kendali yang dibangun bisa setara semuanya dan tidak perlu
terlalu besar
- Masing-masing unit bisa mengirimkan data informasi sesuai kebutuhannya
dan dapat diolah langsung oleh unit
- Jika terjadi perubahan yang disebabkan oleh penambahan meter energy
jenis khusus, maka hanya unit tertentu saja yang mengalami dan berefek
pada unit tersebut saja serta tidak berpengaruh terhadap pengiriman data
untuk pengguna lain yang tersambung pada pusat kendali di kantor pusat
- Jika terjadi kesalahan akses yang berakibat pada perubahan data, maka
hanya terjadi pada unit tersebut dan tidak berpengaruh pada unit lain.

5. Contoh metode perhitungan susut yang bisa dilakukan

Dari dasar titik telemetri yang berhubungan dengan pelanggan seperti tertera
dalam gambar 9, maka dapat diperhitungkan perkiraan susut secara perbandingan
pengukuran pada masing-masing titik, dan susut yang terjadi jika dikombinasikan
dengan perolehan III-07 untuk dapat

gambar 9. Titik telemetri para pelanggan TT, TM, TR dan SR

Dengan menjumlahkan nilai hasil ukur pada seluruh pelanggan pada sebuah trafo
seperti gambar 10, kemudian dibandingkan dengan nilai ukur pada trafo tersebut, jika
terjadi perbedaan mencolok maka akan ditemukan ketidak jujuran pemakaian pada
trafo tersebut shingga dapat dibuatkan TO untuk melakukan P2TL.
gambar 10. Titik telemetri para pelanggan SR dalam satu trafo distribusi

Dengan menjumlahkan seluruh pengukuran di trafo distribusi pada satu penyulang


seperti gambar 11, kemudian dibandingkan dengan pengukuran pada penyulang, akan
didapatkan pada trafo pelanggan mana yang diperkirakan kerugian timbul yang
kemudian dapat dikeluarkan TO untuk P2TL.

gambar 11. Titik telemetri trafo distribusi

dengan menganalisa hasil load profile serta membandingkan dengan telemetri


terdahulu, maka akan dapat diketahui perubahan pemakaian secara mendadak atau
terencana yang mengakibatkan kerugian, untuk berikutnya dapat dibuatkan TO P2TL.
gambar 12. data load profile

dengan informasi automatis dari nilai hasil pengukuran seperti tertera dalam gambar
12, dapat diketahui perubahan pemakaian yang kemungkinan menimbulkan kerugian,
sehingga dapat dibuatkan TO untuk P2TL.
gambar 12. data pengukuran arus dan tegangan

semua hasil pengukuran dari contoh-contoh tersebut diatas harus dapat dilakukan
secara automatis oleh aplikasi pada pusat control / kendali, sehingga operator
ataupun analisator tidak perlu meneliti begitu banyak karena semua dapat dilakukan
dengan bantuan mesin.

Selain dari itu semua data kejadian yang ditimbulkan oleh informasi dari meter energy
dapat juga digunakan sebagai acuan untuk analisa kemungkinan kerugian yang timbul.

__________00000__________
SISTEM PEMBACAAN METER ENERGI TERKENDALI JARAK JAUH

( AUTOMATIC METER READING )

Anda mungkin juga menyukai