PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat
dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan
dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh merupakan sumber alami
kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein
mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan
kenikmatan tersendiri dari teh (Prasojo,2008).
Teh diperoleh dari pengolahan daun tanaman teh (Camellia Sinensis L) dari
familia Tehaceae. Tanaman teh diperkirakan berasal dari daerah pegunungan
Himalaya dan daerah-daerah yang berbatasan dengan Republik Rakyat China,
India, dan Myanmar. Tanaman teh cocok tumbuh di daerah tropis dan subtropis
dengan membutuhkan sinar matahari yang cukup dan hujan sepanjang tahun
(Anonim, 2008).
Karena fungsinya yang dapat menimbulkan rasa nikmat apabila diminum kini
teh telah menjadi bahan minuman yang paling terkenal di dunia setelah air. Selain
itu, sejak bertahun-tahun yang lalu peranan teh telah berkembang untuk dunia
kesehatan dan pengobatan. Bahkan dunia kedokteran modern mulai mengakui
peranan teh untuk melawan berbagai penyakit. Di antara jenis teh yang dinilai
memiliki khasiat paling baik untuk kesehatan adalah teh hijau. Namun tidak
semua orang mengetahui akan senyawa kimia potensial yang terkandung di dalam
daun teh serta peranannya bagi dunia kesehatan dan pengobatan.
Dan sangat disayangkan masih terdapat produk teh yang memiliki kualitas
yang rendah. Hal ini menyebabkan rendahnya minat masyarakat terhadap teh.
Rendahnya kualitas produk teh dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, factor
yang paling mempengaruhi mutu teh hijau adalah pengolahan teh itu sendiri.
Untuk itu sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui proses pengolahan teh,
baik teh hijau, teh hitam maupun teh oolong. Tentunya ketiga jenis teh tersebut
memiliki sifat organoleptik seduhan teh yang berbeda. Hal ini di sebabkan adanya
perbedaan beberapa perlakuan saat pengolahan berlangsung. Sehingga dalam
praktikum kali ini, kita akan membahas tentang pengolahan dari ketiga jenis teh
terutama teh hijau.
B. Tujuan
Mengetahui perbedaan proses pengolahan teh hijau, teh hitam dan teh
oolong terhadap sifat organoleptik seduhan teh.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman teh termasuk jenis tanaman semak yang umumnya dapat tumbuh
dengan baik di daerah beriklim tropis dan sub tropis dengan ketinggian antara 200
dan 2000 meter di atas permukaan laut dengan suhu kelembaban berkisar 14-
25°C. Ketinggian tanaman teh jenis assamica dapat mencapai 6-20 meter.
Perkebunan teh umumnya selalu menjaga pertumbuhan tanaman dengan cara
melakukan pemotongan sehingga akan mempermudah pemetikan pucuk daun teh.
Ketinggian tanaman teh selalu dipelihara agar kurang dari 2 meter. Bunga teh
berwarna putih kekuningan dengan diameter 2,5-4 cm, daun teh berukuran
panjang sekitar 4-15 cm dengan lebar 2-5 cm dapat dilihat pada Gambar 1
(Wikipedia, 2007).
Salah satu proses penting yang dilakukan sebelum teh diolah adalah proses
pemetikan. Karena untuk mendapat setengah kilo daun teh saja dibutuhkan sekitar
80.000 pucuk daun. Sehingga pemetikan merupakan salah satu yang berperan
dalam menentukan mutu hasil akhir teh.
Pemetikan adalah pekerjaan memungut sebagian dari tunas-tunas teh beserta
daunnya yang masih muda, untuk kemudian diolah menjadi teh kering yang
merupakan komoditi perdagangan (Djoehana, 2000).
• Jenis Petikan
Yang dimaksud jenis petikan ialah macam pucuk yang dihasilkan dari
pelaksanaan pemetikan. Pada buku-buku acuan terdahulu, jenis petikan ini disebut
sistem petikan.
Mutu teh diilai berdasarkan rasa (taste), aroma, dan warna seduhan (liquor).
Penilaian mutu ditentukan oleh seorang ahli pencicip (tea taster) berdasarkan
analisis organoleptik, yaitu kemampuan mengukur mutu dengan indera
penglihatan, penciuman, dan perasa. Parameter lain seperti kadar air dan berat jnis
(density) hanya sebagai pendukung (M.A Ghani, 2002).
B. Prosedur Kerja
Proses Pembuatan Teh Hijau
A. Data Pengamatan
Rasa pahit
Kode Sampel
12
Panelis 3 234 345 456 567 678 789 890 jumlah rata2
1 2 1 3 4 4 2 2 1 19 2.375
2 2 1 4 4 3 2 4 1 21 2.625
3 2 1 4 3 2 4 1 1 18 2.25
4 2 3 4 2 1 5 2 2 21 2.625
5 1 1 4 2 3 5 4 2 22 2.75
6 1 1 4 2 3 5 4 2 22 2.75
7 1 3 5 2 4 4 3 1 23 2.875
8 1 3 4 3 1 4 3 4 23 2.875
9 2 1 4 3 2 4 1 1 18 2.25
10 2 2 3 2 3 4 4 3 23 2.875
11 3 1 3 3 3 4 3 3 23 2.875
12 1 2 5 4 3 4 3 3 25 3.125
13 3 2 4 5 2 5 5 2 28 3.5
14 3 1 4 5 2 3 5 2 25 3.125
15 1 3 3 3 2 5 1 1 19 2.375
16 3 2 4 5 2 5 5 2 28 3.5
17 2 2 2 1 1 5 4 1 18 2.25
18 2 2 1 2 3 4 3 1 18 2.25
19 1 1 4 2 1 5 2 1 17 2.125
20 3 2 2 5 4 4 4 5 29 3.625
Jumlah 38 35 71 62 49 83 63 39 440 55
3.5 2.4
rata2 1.9 1.75 5 3.1 5 4.15 3.15 1.95
Warna ampas
Kode Sampel
Paneli 23
s 123 4 345 456 567 678 789 890 jumlah rata 2
1 2 1 3 3 4 2 2 1 18 2.25
2 2 1 3 4 1 1 2 1 15 1.875
3 2 1 3 4 1 1 2 1 15 1.875
4 2 1 4 3 4 2 1 2 19 2.375
5 2 2 4 3 4 2 1 2 20 2.5
6 2 1 4 3 4 2 2 2 20 2.5
7 2 1 5 4 3 2 3 2 22 2.75
8 2 2 5 1 3 2 1 2 18 2.25
9 2 2 5 1 3 2 1 2 18 2.25
10 1 4 5 4 5 2 3 5 29 3.625
11 3 4 5 3 3 1 3 2 24 3
12 2 2 5 4 3 4 1 2 23 2.875
13 4 3 5 1 3 2 5 1 24 3
14 4 1 5 1 3 2 5 1 22 2.75
15 2 1 5 3 2 2 1 1 17 2.125
16 4 3 5 1 3 2 5 1 24 3
17 1 1 5 3 1 2 2 1 16 2
18 2 1 5 3 1 2 3 1 18 2.25
19 2 1 5 3 3 2 4 2 22 2.75
20 2 1 5 3 3 2 4 1 21 2.625
Jumla
h 45 34 91 55 57 39 51 33 405
2.2 4.5 2.7 2.8 1.9 2.5
rata 2 5 1.7 5 5 5 5 5 1.65
Warna seduhan
Kode Sampel
34 56 78
Panelis 123 234 5 456 7 678 9 890 jumlah rata2
1 2 1 5 4 2 2 2 1 19 2.375
2 2 2 4 3 3 2 2 1 19 2.375
3 2 2 5 4 3 2 2 1 21 2.625
4 2 2 5 4 3 2 3 1 22 2.75
5 2 2 5 4 3 2 3 1 22 2.75
6 2 2 5 4 3 2 3 1 22 2.75
7 2 1 5 4 3 2 2 1 20 2.5
8 2 1 5 4 3 3 1 2 21 2.625
9 2 2 5 4 3 1 2 1 20 2.5
10 2 2 5 4 4 3 4 1 25 3.125
11 2 2 4 3 2 2 1 1 17 2.125
12 2 2 5 4 3 3 2 3 24 3
13 3 2 4 3 2 2 4 1 21 2.625
14 3 2 4 3 2 3 4 1 22 2.75
15 1 1 3 4 2 3 3 1 18 2.25
16 3 2 4 3 2 2 4 1 21 2.625
17 4 1 5 4 2 2 1 1 20 2.5
18 2 2 5 3 2 2 3 1 20 2.5
19 4 2 3 5 3 2 4 1 24 3
20 3 2 4 4 4 3 2 1 23 2.875
Jumlah 47 35 90 75 54 45 52 23 421
2.3 1.7 3.7 2.2
rata 2 5 5 4.5 5 2.7 5 2.6 1.15
Rasa asam
Kode Sampel
12 23
Panelis 3 4 345 456 567 678 789 890 jumlah rata2
1 3 3 1 1 2 1 2 3 16 2
2 3 3 2 2 2 1 2 3 18 2.25
3 3 3 2 1 2 1 2 3 17 2.125
4 3 3 3 1 2 1 3 4 20 2.5
5 3 3 3 1 1 1 3 4 19 2.375
6 3 3 3 1 1 1 3 4 19 2.375
7 1 1 2 1 1 1 2 2 11 1.375
8 1 2 2 1 1 3 2 3 15 1.875
9 3 3 1 1 2 1 2 3 16 2
10 2 2 2 2 3 4 4 3 22 2.75
11 1 2 2 1 1 1 1 3 12 1.5
12 1 2 4 3 3 4 3 4 24 3
13 1 1 2 5 5 5 1 3 23 2.875
14 1 1 2 5 5 5 1 3 23 2.875
15 2 2 1 2 2 1 4 3 17 2.125
16 1 1 2 5 5 5 1 3 23 2.875
17 4 3 3 3 5 3 3 2 26 3.25
18 1 1 1 1 1 3 1 1 10 1.25
19 4 2 1 4 3 2 3 1 20 2.5
20 3 3 1 4 4 4 2 4 25 3.125
Jumlah 44 44 40 45 51 48 45 59 376
2.2 2.5 2.2
rata2 2.2 2.2 2 5 5 2.4 5 2.95
Aroma sepat
Kode Sampel
12 56 78
Panelis 3 234 345 456 7 678 9 890 jumlah rata2
1 3 2 1 3 2 2 3 3 19 2.375
2 3 2 2 4 3 2 3 4 23 2.875
3 3 2 2 4 3 2 3 2 21 2.625
4 3 4 4 1 2 4 1 2 21 2.625
5 3 4 3 1 1 4 1 1 18 2.25
6 3 4 4 2 2 4 1 1 21 2.625
7 1 2 3 3 3 4 4 1 21 2.625
8 1 4 2 3 3 2 3 2 20 2.5
9 3 2 2 4 3 2 3 2 21 2.625
10 3 3 2 2 3 4 4 3 24 3
11 2 2 3 3 2 3 3 3 21 2.625
12 1 2 4 4 3 4 1 2 21 2.625
13 4 4 2 4 3 3 3 2 25 3.125
14 4 4 2 1 3 4 3 2 23 2.875
15 3 2 1 2 2 4 2 3 19 2.375
16 4 4 2 4 3 3 3 2 25 3.125
17 2 3 3 3 3 4 4 1 23 2.875
18 3 2 2 4 4 3 3 2 23 2.875
19 4 2 2 3 1 1 3 1 17 2.125
20 3 1 3 4 3 2 3 2 21 2.625
Jumlah 56 55 49 59 52 61 54 41 427
2.7 2.4 2.9 3.0
rata2 2.8 5 5 5 2.6 5 2.7 2.05
Jk panelis = - FK
= - 121
= 31,5
Jk Sampel = - 1210
= 1316,7 -1210
= 106,7
Jk Total = )–
1210
= 1482 – 1210
= 272
= 133,8
Tabel anova
Kesimpulan
= 2,29
= 0,728
Sampel
2.05 2.45 2.6 2.7 2.75 2.8 2.95 3.05
2.05
2.45 0.4
2.6 0.55 0.15
2.7 0.65 0.25 0.1
2.75 0.7 0.3 0.15 0.05
2.8 0.75* 0.35 0.2 0.1 0.05
2.95 0.9* 0.5 0.35 0.25 0.2 0.15
3.05 1* 0.6 0.45 0.35 0.3 0.25 0.1
Nilai pembanding = 0,728
Keterangan : * = ada perbedaan yang signifikan antara sampel
= 2,42
= 1,21
2. Warna ampas
Fk = = = 1025,16
Jk panelis =
= 30,22
Jk sampel =
= 122,19
= 277,84
= 125,48
Tabel Anova
Kesimpulan
= 2,29
= 0,7
Sampel
1.65 1.7 1.95 2.25 2.55 2.75 2.85 4.55
1.65
1.7 0.05
1.95 0.3 0.25
2.25 0.6 0.55 0.3
2.55 0.9* 0.85* 0.6 0.3
2.75 1.1* 1.05* 0.8* 0.5 0.2
2.85 1.2* 1.15* 0.9* 0.6 0.3 0.1
4.55 2.9* 2.85* 2.6* 2.3* 2* 1.8* 1.7*
Nilai pembanding = 0,7
Keterangan : * = ada perbedaan yang signifikan antara sampel
= 2,42
= 1,17
3. Warna seduhan teh
Fk =
= 1107,76
Jk panelis =
= 1117,63 – 1107,76
= 9,87
Jk sampel =
= 1266,65 – 1107,76
= 158,89
= 227,24
= 58,48
Tabel Anova
Kesimpulan
= 2,29
= 0,48
Sampel
1.15 1.75 2.25 2.35 2.6 2.7 3.75 4.5
1.15
1.75 0.6*
2.25 1.1* 0.5*
2.35 1.2* 0.6* 0.1
2.6 1.45* 0.85* 0.35 0.25
2.7 1.55* 0.95* 0.45 0.35 0.1
3.75 2.6* 2* 1.5* 1.4* 1.15* 1.05*
4.5 3.35* 2.75* 2.25* 2.15* 1.9* 1.8* 0.75*
Nilai pembanding = 0,48
Keterangan : * = ada perbedaan yang signifikan antara sampel
=
= 0,802
= 888,31
Jk panelis =
=939,38- 888,31
= 11,94
Jk sampel =
=900,25- 888,31
=11,94
= 232,69
=169,68
Tabel Anova
Kesimpulan
= 2,29
= 0,819
Sampel
2 2.2 2.2 2.25 2.25 2.4 2.55 2.95
2
2.2 0.2
2.2 0.2
2.25 0.25 0.05 0.05
2.25 0.25 0.05 0.05
2.4 0.4 0.2 0.2 0.15 0.15
2.55 0.55 0.35 0.35 0.3 0.3 0.15
2.95 0.95* 0.75 0.75 0.7 0.7 0.55 0.4
Nilai pembanding = 0,819
Keterangan : * = ada perbedaan yang signifikan antara sampel
= 2,42
= 1,369
Jk panelis = - 1265,63
Jk sampel =
Kesimpulan
=
= 1,173
Fk =
Jk panelis =
= 1150,63 - 1139,56
= 13,69
Jk sampel =
Kesimpulan
= 2,29
= 0,7
Sampel
2.05 2.45 2.6 2.7 2.75 2.8 2.95 3.05
2.05
2.45 0.4
2.6 0.55 0.15
2.7 0.65 0.25 0.1
2.75 0.7* 0.3 0.15 0.05
2.8 0.75* 0.35 0.2 0.1 0.05
2.95 0.9* 0.5 0.35 0.25 0.2 0.15
3.05 1* 0.6 0.45 0.35 0.3 0.25 0.1
Nilai pembanding = 0,7
Keterangan : * = ada perbedaan yang signifikan antara sampel
= 2,24
= 1,147
AnalisisKadar Air
V. PEMBAHASAN
Teh merupakan bahan minuman penyegar yang sudah lama dikenal. Daun
teh sebagai bahan utama dalam pembuatan minuman (teh) tentu mengandung
berbagai jenis senyawa kimia di dalamnya. Vakuola dalam sel daun teh
mengandung zat-zat yang larut dalam air, seperti katekin, kafein, aneka asam
amino, dan berbagai gula. Dalam sitoplasma terdapat enzim pengoksida, yaitu
polifenol oksidase, klorofil, dan karoten. Presentase kandungan katekin dan kafein
menunjukkan tingkat mutu seduhan dari pucuk daun teh yang digunakan.
Ada berbagai macam kandungan dalam teh. Secara umum memiliki
komponen-komponen yang terdiri dari tannin, oils dan caffeine (kafein). Tannin
memberikan aroma harum pada teh, selain itu juga dapat menghilangkan beberapa
jenis racun dan melindungi sel-sel otak sehingga dapat menimbulkan perasaan
santai. Beberapa kandungan senyawa kimia dalam teh dapat memberi kesan
warna, rasa, dan aroma yang memuaskan peminumnya. Namun kesan warna, rasa
dan aroma penimbul rasa nikmat itu dipengaruhi juga oleh proses pengolahannya.
Pengolahan teh dimaksudkan untuk mengubah komposisi kimia daun teh
segar secara terkendali, sehingga menjadi hasil olahan yang dapat memunculkan
sifat-sifat yang dikehendaki pada air seduhannya, seperti warna, rasa dan aroma
yang baik dan disukai.
Pada praktikum kali ini kita akan membahas tentang proses pengolahan
dari tiga jenis teh yaitu teh hijau, teh hitam dan teh oolong. Perbedaan cara
pengolahan dari ketiga jenis teh ini hanya terletak pada proses fermentasinya. Teh
hijau tidak melewati proses fermentasi, teh hitam melewati proses fermentasi
penuh sedangkan teh olong hanya melewati fermentasi sebagian.
Untuk memperoleh mutu teh yang bagus, ada baiknya sebelum membahas
tentang pengolahannya kita ketahui terlebih dahulu tentang pemetikan daun teh
yang akan sangat berpengaruh pada mutu teh jadi. Pemetikan pada teh adalah
pekerjaan memungut tunas-tunas teh beserta daunnnya yang masih muda, untuk
kemudian diolah menjadi produk teh (Djoehana S.,2000). Pada praktikum kali ini
daun teh yang kita gunakan adalah daun teh dengan jenis petikan p+2 dan p+4.
Berdasarkan sistem petikan menurut cara konvensional petikan dengan rumus
p+2 dan p+4 adalah jenis petikan halus dan kasar. Kedua jenis petikan ini akan
sangat mempengaruhi mutu teh jadi.
Tahap awal dalam pengolahan teh hijau yang telah kami lakukan adalah
pelayuan dengan penyangraian. Tahap ini juga dialami oleh kedua jenis teh yang
lain yaitu teh hitam dan teh oolong. Hanya saja pelayuan teh hitam dan teh oolong
dilakukan dengan cara meletakkan daun di atas nampan di bawah sinar matahari
sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Penyangraian pada teh hijau
dilakukan dalam waktu yang singkat, tujuannya hanya untuk melayukan daun teh.
Pelayuan pada pengolahan teh hijau bertujuan untuk menginaktif enzim polifenol
oksidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk, agar pucuk menjadi lentur
dan mudah tergulung. Pelayuan diakhiri setelah diperoleh daun yang amat emas.
Menurut Djoehana, 2000 pelayuan pada proses pengolahan teh hijau dapat
dilakukan dengan cara daun teh hasil pemetikan dihamparkan di tempat yang
teduh atau di bawah atap berupa lapisan yang tipis. Cara pelayuan yang sering
dilakukan juga adalah pelayuan dengan sinar matahari, hanya saja pelayuan
dengan matahari membutuhkan waktu lebih lama seperti yang dilakukan pada
pengolahan teh hitam dan teh oolong. Pada proses pelayuan teh hitam dan teh
hijau terjadi peningkatan enzim, peruraian protein dan peningkatan kandungan
kafein sehingga menimbulkan bau khas teh. Menurut Mukhtar (2000), tahap awal
memproduksi teh hitam dan oolong adalah dengan melayukan daun teh segar
sehingga bobotnya menjadi 55% dari bobot awalnya.
Tahap selanjutnya pada pengolahan teh hijau adalah penggulungan pucuk
teh dengan tangan Penggulungan pada pengolahan teh hijau bertujuan membentuk
mutu secara fisik, karena selama penggulungan, pucuk teh akan dibentuk menjadi
gulungan gulungan kecil. Akibat adanya penggulungan daun menjadi memar dan
dinding sel rusak, sehingga cairan sel keluar. Lama penggulungan sebaiknya
disesuaikan dengan tingkat layu pucuk. Perlakuan pada tahap ini juga diberikan
pada proses pengolahan teh hitam dan teh oolong.
Setelah digulung, proses pengolahan teh hijau dilanjutkan dengan
pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan oven pengering
selama semalam. Tujuan dari pengeringan pada teh hijau ini adalah untuk
menurunkan kadar air dari pucuk yang digulung hingga 3-4%, memekatkan cairan
sel yang menempel di permukaan daun sampai berbentuk seperti perekat, dan
memperbaiki bentuk gulung dari teh jadi. Proses pengeringan juga membuat daun
menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya
unsur tanin. Apabila pada proses pengolahan teh hijau setelah daun teh di gulung
langsung dilakukan pengeringan, berbeda halnya dengan proses pengolahan teh
hitam dan teh oolong. Pada pengolahan teh hitam, setelah proses penggulungan
dilakukan fermentasi terlebih dahulu selama 4 jam. Sedangkan pada pengolahan
teh oolong dilakukan fermentasi terlebih dahulu selama 30 menit.
Fermentasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kadar air dalam
bahan, suhu dan kelembaban relatif, kadar enzim, jenis bahan, serta tersedianya
oksigen. Proses ini dilakukan pada suhu sekitar 22–28°C dengan kelembaban
sekitar 90%. Fermentasi teh hitam tidak menggunakan mikroba sebagai sumber
enzim, melainkan dilakukan oleh enzim polifenol oksidase yang terdapat dalam
daun teh itu sendiri. Pada proses ini, katekin teroksidasi menjadi tehaflavin dan
teharubigin. Selama proses fermentasi pada teh dihasilkan substansi tehaflavin
dan teharugbigin yang akan menentukan sifat air seduhan dari teh kering yang
yang dihasilkan setelah proses pengeringan. Komposisi tehaflavin dan
teharugbigin pada hasil fermentasi yang baik adalah 1:10 atau 1:12. Komposisi ini
akan menentukan strength, colour quality dan brisskness dari teh kering. Pada
pengolahan teh hitam, setelah difermentasi selama 4 jam teh selanjutnya
dikeringkan dengan oven selama semalam. Pengeringan pada proses pengolahan
teh hitam dilakukan sampai kadar air teh kering mencapai 4–6%. Tidak demikian
dengan teh oolong, setelah mengalami fermentasi selama 30 menit teh disangrai
untuk menghentikan proses fermentasi sampai tercium aroma khas teh. Setelah
proses fermentasi dihetikan barulah teh oolong dapat dikeringkan dengan oven
selama semalam dan dapat diamati hasil teh jadi dan seduhananya.
Berdasarkan data pengamatan yang kami peroleh, diketahui karakteristik
seduhan teh yang berbeda. Pada dasarnya hasil penyeduhan sangat dipengaruhi
oleh tiga faktor yaitu kualitas teh yang diseduh, air sebagai penyeduh dan teknik
penyeduhan itu sendiri. Kualitas teh yang dimaksud di sini adalah mutu atau
grade dari teh yang akan diseduh. mutu dan grade suatu teh tentunya tidak
terlepas dari bahan baku atau pucuk. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa
membentuk mutu teh adalah dikebun. Dengan kata lain, baik tidaknya kualitas teh
akan sangat bergantung pada kualitas daun teh. Proses pengolahan hanya
berfungsi untuk mempertahankan kualitas yang sudah ada jangan sampai
mengalami penurunan yang cukup serius.
Mutu atau grade teh ini akan berbanding lurus dengan kandungan kimia
yang dapat larut dalam air. Semakin tinggi mutu atau grade teh, kandungan kimia
yang dapat larut dalam air lebih banyak. Menurut SNI 01-1902 /2000, syarat
minimal kandungan kimia yang dapat larut dalam air adalah 32 persen. Dalam
grade yang sama, bila ukuran partikelnya diperkecil, kelarutannya akan semakin
meningkat. Hal ini disebabkan luas permukaan teh yang kontak dengan air
sebagai penyeduh akan semakin baik, sehingga proses ekstraksi atau penyeduhan
akan berjalan dengan baik.
Pengaruh air terhadap warna dan rasa seduhan teh dihubungkan dengan
kemampuan air untuk mengekstraksi komponen teh terutama tehaflavin dan
teharubigin pada teh hitam atau katekin pada teh hijau. Kemampuan air untuk
mengekstraksi akan berkurang bila kandungan zat terlarutnya tinggi. Sedangkan
warna seduhan akan sangat dipengaruhi oleh pH air. Bila pH air lebih dari 7
(tujuh), tehaflavin dan teharubigin cenderung untuk mengalami autooksidasi
menghasilkan warna seduhan yang gelap.
Dalam seduhan teh (hitam), teharubigin berada dalam bentuk bebas yang
bersifat asam atau sebagai garam netral dari K dan Ca. Teharubigin dalam bentuk
garam berwarna lebih tua daripada teharubigin dalam bentuk bebas. Jika air yang
digunakan untuk menyeduh bersifat sadah sementara, maka Ca(HCO3)2 dan
Mg(HCO3)2 akan bereaksi dengan teharubigin yang bersifat asam dan membentuk
garam-garam Ca dan Mg dengan melepaskan CO2 sehingga warna seduhan
menjadi lebih gelap.
Derajat dan kecepatan oksidasi tehaflavin dalam teh tergantung pada pH
air yang akan digunakan untuk menyeduh. Bila pH lebih besar dari 7, air
cenderung menghasilkan seduhan dengan warna gelap. Adanya logam-logam
alkali atau garam bikarbonat diduga menjadi penyebab tingginya pH. Air yang
bersifat basa atau mengandung besi dalam jumlah tertentu akan memberikan
warna seduhan teh yang gelap dan suram. Komponen kimia teh lebih cepat larut
dalam air lunak dibandingkan dengan air yang bersifat sadah. Hasil penelitian
menyebutkan, air yang paling baik untuk proses penyeduhan adalah air sumber
yang berasal dari daerah pegunungan.
Apabila kita membahas tentang seduhan teh ada baiknya kita mengetahui
tentang tannin. Karena tannin merupakan salah satu senyawa polipenol yang
menyumbang karakteristik rasa pada seduhan teh. Ketika teh diseduh maka
muncul aroma seduhan teh yang khas sebagai pembawa salah sifat tanin yang
berasal dari katekin serta flavonoid lain yang terdapat pada teh. Menurut DR
Deddy Muchtadi, Kepala Lab Biokimia Pangan dan Gizi IPB, apabila teh
diminum, selain menyegarkan juga terdapat rasa sepat. Rasa sepat itu diduga
karena adanya pengaruh zat tanin di dalam teh yang bereaksi dengan protein
mukosa di mulut.
Bersama teharubigin, tanin juga memberi sifat warna yang sangat kuat
pada seduhan teh. Bila terkena baju sangat sulit dihilangkan. Plak yang tertinggal
dalam bentuk karat pada bekas seduhan teh seperti teko, porselin dan sebagainya
merupakan sebagian dari contoh kekuatan warna pada seduhan teh.
Pada teh hitam pembentukan mutu dan kualitasnya terjadi pada saat
oksimatis, pada oksimatis terjadi pula perubahan senyawa kimia katekin menjadi
tehaflavin, teharubigin dan tehanapthoquinone. Dalam seduhan teh hitam,
tehaflavin memberi warna merah kekuningan, sedang teharubigin dan
tehanapthoquinone memberi warna merah kecoklatan dan kuning pekat. Bersama
kafein, tehaflavin memberi rasa segar. Secara khusus, tehaflavin hanya dimiliki
oleh teh Hitam. Inilah perbedaan mendasar antara teh Hijau dan teh Hitam. teh
oolong memiliki rasa yang hampir sama dengan teh hijau, namun aromanya
kurang kuat dibandingkan teh hitam.
Di antara ketiga jenis teh-teh fermentasi (teh hitam), teh semi fermentasi
(teh oolong dan teh pouchong) serta teh tanpa fermentasi (teh hijau) - teh hijau
boleh dinobatkan sebagai teh dengan potensi aktivitas kesehatan yang paling baik,
karena katekin yang merupakan komponen bioaktif, selama pengolahan teh hijau
dipertahankan jumlahnya dengan cara menginaktivasi enzim polifenol oksidasi
baik melalui proses pelayuan maupun pemanasan. Pada proses pengolahan
lainnya, katekin dioksidasi menjadi senyawa orthoquinon, bisflavanol, tehaflavin,
dan teharubigin yang kemampuannya tidak sehebat katekin. Pengolahan teh hijau
Indonesia menganut serangkaian proses fisik dan mekanis tanpa atau sedikit
mengalami proses oksimatis terhadap daun teh melalui sistem panning. Tahapan
pengolahannya terdiri atas pelayuan, penggulungan, pengeringan, sortasi dan
grading serta pengemasan (Jaka,2008)
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sifat dan sensoris dari hasil penyeduhan sangat dipengaruhi
oleh tiga faktor yaitu kualitas teh yang diseduh, air sebagai
penyeduh dan teknik penyeduhan itu sendiri.
2. Tannin merupakan salah satu senyawa polipenol yang menyumbang
karakteristik rasa pada seduhan teh. Bersama teharubigin, tanin juga
memberi sifat warna yang sangat kuat pada seduhan teh.
3. Proses pengolahan teh terdiri dari pelayuan, penyangraian,
penggulungan pucuk, pengeringan pucuk, fermentasi (pada teh hitam
dan teh oloong), sortasai atau gradding, dan pengemasan.
4. Perbedaan mendasar antara the hitam dengan the hijau dan the oolong
adalah pada proses fermentasinya.
B. Saran
Sebaiknya sarana dan prasarana di labolatorium diperbanyak dan
diperlengkap