Anda di halaman 1dari 35

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat
dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan
dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh merupakan sumber alami
kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein
mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan
kenikmatan tersendiri dari teh (Prasojo,2008).
Teh diperoleh dari pengolahan daun tanaman teh (Camellia Sinensis L) dari
familia Tehaceae. Tanaman teh diperkirakan berasal dari daerah pegunungan
Himalaya dan daerah-daerah yang berbatasan dengan Republik Rakyat China,
India, dan Myanmar. Tanaman teh cocok tumbuh di daerah tropis dan subtropis
dengan membutuhkan sinar matahari yang cukup dan hujan sepanjang tahun
(Anonim, 2008).
Karena fungsinya yang dapat menimbulkan rasa nikmat apabila diminum kini
teh telah menjadi bahan minuman yang paling terkenal di dunia setelah air. Selain
itu, sejak bertahun-tahun yang lalu peranan teh telah berkembang untuk dunia
kesehatan dan pengobatan. Bahkan dunia kedokteran modern mulai mengakui
peranan teh untuk melawan berbagai penyakit. Di antara jenis teh yang dinilai
memiliki khasiat paling baik untuk kesehatan adalah teh hijau. Namun tidak
semua orang mengetahui akan senyawa kimia potensial yang terkandung di dalam
daun teh serta peranannya bagi dunia kesehatan dan pengobatan.
Dan sangat disayangkan masih terdapat produk teh yang memiliki kualitas
yang rendah. Hal ini menyebabkan rendahnya minat masyarakat terhadap teh.
Rendahnya kualitas produk teh dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, factor
yang paling mempengaruhi mutu teh hijau adalah pengolahan teh itu sendiri.
Untuk itu sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui proses pengolahan teh,
baik teh hijau, teh hitam maupun teh oolong. Tentunya ketiga jenis teh tersebut
memiliki sifat organoleptik seduhan teh yang berbeda. Hal ini di sebabkan adanya
perbedaan beberapa perlakuan saat pengolahan berlangsung. Sehingga dalam
praktikum kali ini, kita akan membahas tentang pengolahan dari ketiga jenis teh
terutama teh hijau.
B. Tujuan
Mengetahui perbedaan proses pengolahan teh hijau, teh hitam dan teh
oolong terhadap sifat organoleptik seduhan teh.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman teh termasuk jenis tanaman semak yang umumnya dapat tumbuh
dengan baik di daerah beriklim tropis dan sub tropis dengan ketinggian antara 200
dan 2000 meter di atas permukaan laut dengan suhu kelembaban berkisar 14-
25°C. Ketinggian tanaman teh jenis assamica dapat mencapai 6-20 meter.
Perkebunan teh umumnya selalu menjaga pertumbuhan tanaman dengan cara
melakukan pemotongan sehingga akan mempermudah pemetikan pucuk daun teh.
Ketinggian tanaman teh selalu dipelihara agar kurang dari 2 meter. Bunga teh
berwarna putih kekuningan dengan diameter 2,5-4 cm, daun teh berukuran
panjang sekitar 4-15 cm dengan lebar 2-5 cm dapat dilihat pada Gambar 1
(Wikipedia, 2007).

Teh diperkenlkan pertama kali oleh pedagang Belanda sebagai komoditas


perdagangan Eropa pada tahun 1610 M dan menjadi minuman populer di Inngris
sejak 1664 M (M.A Ghani, 2002). Tanaman teh secara komersial di tanam di
beberapa negara yang beriklim panas dan lembab, dengan musim dingin yang
tidak terlalu dingin dan kering yang membentang mulai dari Georgia (bekas Uni
Soviet) pada 43˚ Lintang Utara sampai ke Corrientes pada 27˚ Lintang Selatan di
Argentina (Djoehana, 2000).
1) Khasiat Teh
Teh adalah salah satu zat antioksidan non nutrien yang terkandung dalam teh,
yaitu catechin (katekin) dapat menyimpan atau meningkatkan asam askorbat pada
beberapa proses metabolisme. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa konsumsi
teh hijau berbanding terbalik dengan kadar serum kolesterol total (TC) dan low
density lipoprotein (LDL-C), tetapi tidak terhadap trigliserida (TG) dan high
density lipoprotein (HDL- C). Teh efektif mencegah virus influensa A dan B
selama masa kontak yang pendek. Selain itu diet fluorin yang terkandung dalam
daun teh (Camellia sinensis) dapat berfungsi kariostatik pada tikus Wistar.
Penelitian menggunakan mencit dengan ekstrak teh hijau ternyata tidak hanya
menurunkan jumlah tumor kulit, tetapi juga secara substansial memperkecil
ukuran tumor. Beberapa penelitian lain menggunakan teh menunjukkan bahwa
senyawa polifenol antioksidan (seperti katekin dan flavonol) yang terkandung
dalam teh mempunyai sifat antikarsinogenik pada hewan dan manusia, termasuk
pada wanita post menopause. Diperkirakan, flavonoid sebagai antioksidan
berperan dalam mengurangi OH, O dan radikal peroksil. Selain itu pada wanita
post menopause, flavonoid dapat bersifat estrogenik yang menghambat oksidasi
LDL, melindungi endotel dari berbagai luka yang disebabkan oleh radikal bebas
serta mencegah aterosklerosis yang dapat menyumbat lumen arteri.
Dirghantara (1994) melakukan penelitian mengenai efek sari seduhan teh
hijau terhadap kadar kolesterol dan trigliserida tikus putih yang diberi diet kuning
telur serta sukrosa. Ternyata sari seduhan teh hijau 10x dosis manusia (0,54 g /200
g.bb/hari) menghasilkan efek penurunan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida dan berat badan yang bermakna dengan kontrol perlakuan (P < 0,05).
Sutarmaji (1994) meneliti pengaruh sari seduhan teh hijau terhadap kadar glukosa
darah tikus normal yang diberi diet glukosa. Hasilnya diketahui bahwa sari
seduhan teh hijau 25x dosis manusia (1,35 g/200 g BB/hari) menunjukkan efek
hipoglikemik pada tikus 30 dan 60 menit setelah perlakuan. Teh juga mencegah
luka skorbut dan mengurangi plak aterosklerosis pada hewan yang diberi diet
aterogenik.
Selain itu sifat menguntungkan dari teh adalah kemampuannya menghambat
perkembangan leukemia setelah terpapar radiasi; menghambat mutagen yang
disebabkan oleh pembentukan nitrosamin dari metilurea. Teh juga telah diuji
teratogenik, hasilnya tidak ditemukan baik teratogen maupun embriotoksik. Pada
keadaan yang tidak normal seperti pasien talasemia, teh juga digunakan untuk
mengurangi penyerapan besi non-heme dan menghambat hemokromatosis.
Mengenai kemungkinan hambatan penyerapan besi oleh teh, hal ini dapat
dijelaskan, bahwa besi yang diabsorbsi manusia terdiri dari dua jenis, yaitu besi
heme (yang terikat pada molekul hemoglobin) dan besi non-heme (yang tidak
terikat pada molekul hemoglobin). Tumbuh-tumbuhan diketahui sebagai sumber
besi yang baik, tetapi berjenis nonheme yang penyerapannya oleh manusia sangat
sedikit, sebaliknya besi heme dari daging merah sangat banyak tersedia dan lebih
mudah diserap. Substansi seperti tanin (dari teh), makanan berserat dan
mengandung fitat menghambat penyerapan besi non-heme, tetapi manusia masih
bisa mendapatkan besi heme dari daging merah. Selain itu, konsumsi vitamin C
juga dapat meningkatkan penyerapan besi non-heme (Sulistyowati Tuminah,
2004).
2) Jenis Teh
• Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi:
1. Teh putih
Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses
oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari
untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam
jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga
menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok,
walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup
juga mulai populer.
2. Teh hijau
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses
setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah
minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara
tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional
Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah
dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung
rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).
3. Oolong
Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan
teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.
4. Teh hitam atau teh merah
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu
hingga 1 bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di
Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar
negara-negara di Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan
Zimbabwe. Terjemahan harafiah dari aksara hanzi untuk teh bahasa
Tionghoa (红茶) atau (紅茶) dalam bahasa Jepang adalah "teh merah"
karena air teh sebenarnya berwarna merah. Orang Barat menyebutnya
sebagai "teh hitam" karena daun teh berwarna hitam. Di Afrika
Selatan, "teh merah" adalah sebutan untuk teh rooibos yang termasuk
golongan teh herbal. Teh hitam masih dibagi menjadi 2 jenis: Ortodoks
(teh diolah dengan metode pengolahan tradisional) atau CTC (metode
produksi teh Crush, Tear, Curl yang berkembang sejak tahun 1932).
Teh hitam yang belum diramu (unblended) dikelompokkan
berdasarkan asal perkebunan, tahun produksi, dan periode pemetikan
(awal musim semi, pemetikan kedua, atau musim gugur). Teh jenis
Ortodoks dan CTS masih dibagi-bagi lagi menurut kualitas daun pasca
produksi sesuai standar Orange Pekoe.
5. Pu-erh (Póu léi dalam bahasa Kantonis)
Teh pu-erh terdiri dari dua jenis: "mentah" dan "matang." Teh pu-
erh yang masih "mentah" bisa langsung digunakan untuk dibuat teh
atau disimpan beberapa waktu hingga "matang". Selama penyimpanan,
teh pu-erh mengalami oksidasi mikrobiologi tahap kedua. Teh pu-erh
"matang" dibuat dari daun teh yang mengalami oksidasi secara
artifisial supaya menyerupai rasa teh pu-erh "mentah" yang telah lama
disimpan dan mengalami proses penuaan alami. Teh pu-erh "matang"
dibuat dengan mengontrol kelembaban dan temperatur daun teh mirip
dengan proses pengomposan. Teh pu-erh biasanya dijual dalam bentuk
padat setelah dipres menjadi seperti batu bata, piring kecil atau
mangkuk. Teh pu-erh dipres agar proses oksidasi tahap kedua bisa
berjalan, karena teh pu-erh yang tidak dipres tidak akan mengalami
proses pematangan. Semakin lama disimpan, aroma teh pu-erh menjadi
semakin enak. Teh pu-erh yang masih "mentah" kadang-kadang
disimpan sampai 30 tahun bahkan 50 tahun supaya matang. Pakar
bidang teh dan penggemar teh belum menemui kesepakatan soal lama
penyimpanan yang dianggap optimal. Penyimpanan selama 10 hingga
15 tahun sering dianggap cukup, walaupun teh pu-erh bisa saja
diminum setelah disimpan kurang dari setahun. Minuman teh pu-erh
dibuat dengan merebus daun teh pu-erh di dalam air mendidih
seringkali hingga lima menit. Orang Tibet mempunyai kebiasaan
minum teh pu-erh yang dicampur dengan mentega dari lemak yak,
gula dan garam.
6. Teh kuning
Sebutan untuk teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar
atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi
dengan proses pengeringan yang lebih lambat.
7. Kukicha
Teh kualitas rendah dari campuran tangkai daun dan daun teh yang
sudah tua hasil pemetikan kedua, dan digongseng di atas wajan.
8. Genmaicha
Teh hijau bercampur berondong dari beras yang belum disosoh,
beraroma harum dan sangat populer di Jepang.
9. Teh bunga
Teh hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan
bunga. Teh bunga yang paling populer adalah teh melati (Heung Pín
dalam bahasa Kantonis, Hua Chá dalam bahasa Tionghoa) yang
merupakan campuran teh hijau atau teh oolong yang dicampur bunga
melati. Bunga-bunga lain yang sering dijadikan campuran teh
adalah mawar, seroja, leci dan seruni (Wikipedia, 2010).
Daun teh hasil produksi terbagi atas empat kelompok teh, yaitu teh
hitam, teh hijau, teh oolong, dan teh putih. Pengelompokan ini
berdasarkan pada proses produksi. Teh hitam dan teh oolong diperoleh
melalui fermentasi, sedangkan teh hijau dan teh putih diperoleh tanpa
fermentasi.

Salah satu proses penting yang dilakukan sebelum teh diolah adalah proses
pemetikan. Karena untuk mendapat setengah kilo daun teh saja dibutuhkan sekitar
80.000 pucuk daun. Sehingga pemetikan merupakan salah satu yang berperan
dalam menentukan mutu hasil akhir teh.
Pemetikan adalah pekerjaan memungut sebagian dari tunas-tunas teh beserta
daunnya yang masih muda, untuk kemudian diolah menjadi teh kering yang
merupakan komoditi perdagangan (Djoehana, 2000).
• Jenis Petikan
Yang dimaksud jenis petikan ialah macam pucuk yang dihasilkan dari
pelaksanaan pemetikan. Pada buku-buku acuan terdahulu, jenis petikan ini disebut
sistem petikan.

Tabel. Sistem petikan menurut cara konvensional


No. Sistem Petikan Rumus Petikan
1 Imperial p/…
2 Halus Sekali p+1/k+1 atau p+1/k+2
3 Halus p+2/k+1 berikut b+1/k+1
4 Sedang/ Medium p+2/k+1 berikut p+3m/k+1 dan b+1/k+1
5 Kasar P+3/k+1 berikut b+1/k+1
6 Kasar Sekali p++14/k+1 berikut b+1/k

Mutu teh diilai berdasarkan rasa (taste), aroma, dan warna seduhan (liquor).
Penilaian mutu ditentukan oleh seorang ahli pencicip (tea taster) berdasarkan
analisis organoleptik, yaitu kemampuan mengukur mutu dengan indera
penglihatan, penciuman, dan perasa. Parameter lain seperti kadar air dan berat jnis
(density) hanya sebagai pendukung (M.A Ghani, 2002).

III. PROSEDUR PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Bahan
Daun teh
2. Alat
- Nampan
- Oven Pengering
- Cawan Porselen
- Timbangan
- Kompor Gas

B. Prosedur Kerja
Proses Pembuatan Teh Hijau

Pucuk teh dipetik dengan rumus p+2 dan p+4

Dilayukan dengan di sangrai di atas wajan tanah pada


kompor dengan waktu singkat

Penggulungan dengan tangan

Pengeringan dengan oven pengering selama semalam

Teh kering siap di amati kadar air, warna seduhan,


warna ampas, serta aroma dan rasa teh seduhan

IV. HASIL PENGAMATAN

A. Data Pengamatan
Rasa pahit
Kode Sampel
12
Panelis 3 234 345 456 567 678 789 890 jumlah rata2
1 2 1 3 4 4 2 2 1 19 2.375
2 2 1 4 4 3 2 4 1 21 2.625
3 2 1 4 3 2 4 1 1 18 2.25
4 2 3 4 2 1 5 2 2 21 2.625
5 1 1 4 2 3 5 4 2 22 2.75
6 1 1 4 2 3 5 4 2 22 2.75
7 1 3 5 2 4 4 3 1 23 2.875
8 1 3 4 3 1 4 3 4 23 2.875
9 2 1 4 3 2 4 1 1 18 2.25
10 2 2 3 2 3 4 4 3 23 2.875
11 3 1 3 3 3 4 3 3 23 2.875
12 1 2 5 4 3 4 3 3 25 3.125
13 3 2 4 5 2 5 5 2 28 3.5
14 3 1 4 5 2 3 5 2 25 3.125
15 1 3 3 3 2 5 1 1 19 2.375
16 3 2 4 5 2 5 5 2 28 3.5
17 2 2 2 1 1 5 4 1 18 2.25
18 2 2 1 2 3 4 3 1 18 2.25
19 1 1 4 2 1 5 2 1 17 2.125
20 3 2 2 5 4 4 4 5 29 3.625
Jumlah 38 35 71 62 49 83 63 39 440 55
3.5 2.4
rata2 1.9 1.75 5 3.1 5 4.15 3.15 1.95

Warna ampas
Kode Sampel
Paneli 23
s 123 4 345 456 567 678 789 890 jumlah rata 2
1 2 1 3 3 4 2 2 1 18 2.25
2 2 1 3 4 1 1 2 1 15 1.875
3 2 1 3 4 1 1 2 1 15 1.875
4 2 1 4 3 4 2 1 2 19 2.375
5 2 2 4 3 4 2 1 2 20 2.5
6 2 1 4 3 4 2 2 2 20 2.5
7 2 1 5 4 3 2 3 2 22 2.75
8 2 2 5 1 3 2 1 2 18 2.25
9 2 2 5 1 3 2 1 2 18 2.25
10 1 4 5 4 5 2 3 5 29 3.625
11 3 4 5 3 3 1 3 2 24 3
12 2 2 5 4 3 4 1 2 23 2.875
13 4 3 5 1 3 2 5 1 24 3
14 4 1 5 1 3 2 5 1 22 2.75
15 2 1 5 3 2 2 1 1 17 2.125
16 4 3 5 1 3 2 5 1 24 3
17 1 1 5 3 1 2 2 1 16 2
18 2 1 5 3 1 2 3 1 18 2.25
19 2 1 5 3 3 2 4 2 22 2.75
20 2 1 5 3 3 2 4 1 21 2.625
Jumla
h 45 34 91 55 57 39 51 33 405
2.2 4.5 2.7 2.8 1.9 2.5
rata 2 5 1.7 5 5 5 5 5 1.65

Warna seduhan
Kode Sampel
34 56 78
Panelis 123 234 5 456 7 678 9 890 jumlah rata2
1 2 1 5 4 2 2 2 1 19 2.375
2 2 2 4 3 3 2 2 1 19 2.375
3 2 2 5 4 3 2 2 1 21 2.625
4 2 2 5 4 3 2 3 1 22 2.75
5 2 2 5 4 3 2 3 1 22 2.75
6 2 2 5 4 3 2 3 1 22 2.75
7 2 1 5 4 3 2 2 1 20 2.5
8 2 1 5 4 3 3 1 2 21 2.625
9 2 2 5 4 3 1 2 1 20 2.5
10 2 2 5 4 4 3 4 1 25 3.125
11 2 2 4 3 2 2 1 1 17 2.125
12 2 2 5 4 3 3 2 3 24 3
13 3 2 4 3 2 2 4 1 21 2.625
14 3 2 4 3 2 3 4 1 22 2.75
15 1 1 3 4 2 3 3 1 18 2.25
16 3 2 4 3 2 2 4 1 21 2.625
17 4 1 5 4 2 2 1 1 20 2.5
18 2 2 5 3 2 2 3 1 20 2.5
19 4 2 3 5 3 2 4 1 24 3
20 3 2 4 4 4 3 2 1 23 2.875
Jumlah 47 35 90 75 54 45 52 23 421
2.3 1.7 3.7 2.2
rata 2 5 5 4.5 5 2.7 5 2.6 1.15

Rasa asam
Kode Sampel
12 23
Panelis 3 4 345 456 567 678 789 890 jumlah rata2
1 3 3 1 1 2 1 2 3 16 2
2 3 3 2 2 2 1 2 3 18 2.25
3 3 3 2 1 2 1 2 3 17 2.125
4 3 3 3 1 2 1 3 4 20 2.5
5 3 3 3 1 1 1 3 4 19 2.375
6 3 3 3 1 1 1 3 4 19 2.375
7 1 1 2 1 1 1 2 2 11 1.375
8 1 2 2 1 1 3 2 3 15 1.875
9 3 3 1 1 2 1 2 3 16 2
10 2 2 2 2 3 4 4 3 22 2.75
11 1 2 2 1 1 1 1 3 12 1.5
12 1 2 4 3 3 4 3 4 24 3
13 1 1 2 5 5 5 1 3 23 2.875
14 1 1 2 5 5 5 1 3 23 2.875
15 2 2 1 2 2 1 4 3 17 2.125
16 1 1 2 5 5 5 1 3 23 2.875
17 4 3 3 3 5 3 3 2 26 3.25
18 1 1 1 1 1 3 1 1 10 1.25
19 4 2 1 4 3 2 3 1 20 2.5
20 3 3 1 4 4 4 2 4 25 3.125
Jumlah 44 44 40 45 51 48 45 59 376
2.2 2.5 2.2
rata2 2.2 2.2 2 5 5 2.4 5 2.95

Aroma daun teh segar


Kode Sampel
12 23
Panelis 3 4 345 456 567 678 789 890 jumlah rata2
1 4 3 2 3 3 3 2 4 24 3
2 4 3 1 3 3 3 2 4 23 2.875
3 3 3 3 1 2 1 2 4 19 2.375
4 2 3 3 2 3 3 1 4 21 2.625
5 3 3 1 2 3 4 1 2 19 2.375
6 3 3 1 3 3 4 1 2 20 2.5
7 1 3 4 3 1 4 2 2 20 2.5
8 2 4 3 3 1 2 3 2 20 2.5
9 3 3 1 1 2 3 2 4 19 2.375
10 1 3 1 2 4 3 4 3 21 2.625
11 4 4 3 2 4 2 2 4 25 3.125
12 3 3 1 2 2 1 3 2 17 2.125
13 4 4 4 5 3 4 3 2 29 3.625
14 4 3 4 3 3 2 3 2 24 3
15 4 3 1 3 4 1 2 4 22 2.75
16 4 4 4 5 3 4 3 2 29 3.625
17 3 4 3 5 2 4 4 2 27 3.375
18 4 2 2 3 4 2 2 1 20 2.5
19 2 2 3 3 3 3 3 3 22 2.75
20 4 4 3 5 4 3 4 2 29 3.625
Jumlah 62 64 48 59 57 56 49 55 450
2.9 2.8 2.4
rata2 3.1 3.2 2.4 5 5 2.8 5 2.75

Aroma sepat
Kode Sampel
12 56 78
Panelis 3 234 345 456 7 678 9 890 jumlah rata2
1 3 2 1 3 2 2 3 3 19 2.375
2 3 2 2 4 3 2 3 4 23 2.875
3 3 2 2 4 3 2 3 2 21 2.625
4 3 4 4 1 2 4 1 2 21 2.625
5 3 4 3 1 1 4 1 1 18 2.25
6 3 4 4 2 2 4 1 1 21 2.625
7 1 2 3 3 3 4 4 1 21 2.625
8 1 4 2 3 3 2 3 2 20 2.5
9 3 2 2 4 3 2 3 2 21 2.625
10 3 3 2 2 3 4 4 3 24 3
11 2 2 3 3 2 3 3 3 21 2.625
12 1 2 4 4 3 4 1 2 21 2.625
13 4 4 2 4 3 3 3 2 25 3.125
14 4 4 2 1 3 4 3 2 23 2.875
15 3 2 1 2 2 4 2 3 19 2.375
16 4 4 2 4 3 3 3 2 25 3.125
17 2 3 3 3 3 4 4 1 23 2.875
18 3 2 2 4 4 3 3 2 23 2.875
19 4 2 2 3 1 1 3 1 17 2.125
20 3 1 3 4 3 2 3 2 21 2.625
Jumlah 56 55 49 59 52 61 54 41 427
2.7 2.4 2.9 3.0
rata2 2.8 5 5 5 2.6 5 2.7 2.05

Keterangan : Kode Sampel 345 = Kontrol Teh Hitam


Kode Sampel 678 = Kontrol Teh Hijau
Kode Sampel 123 = Teh Hijau P+2
Kode Sampel 234 = Teh Olong P+2
Kode Sampel 456 = Teh hitam P+4
Kode Sampel 567 = Teh hitam P+2
Kode Sampel 789 = Teh Olong P+4
Kode Sampel 890 = Teh Hijau P+4
B. Perhitungan
1. Rasa pahit sepat

Jk panelis = - FK
= - 121

= 31,5

Jk Sampel = - 1210

= 1316,7 -1210

= 106,7

Jk Total = )–
1210

= 1482 – 1210

= 272

Jk galat = jk total – Jk panelis – Jk sampel

= 272 – 31,5 – 106, 7

= 133,8

Tabel anova

Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel 5%


keragaman

Sampel 7 106,7 15,24 15,09 > 2,01

Panelis 19 31,5 1,66 1,64 > 1,62

Galat 31,5 133,8 1,01

Total 159 272 1,71

Kesimpulan

F hitung sampel > f tabel 5 % terdapat perbedaan yang nyata terhadap


tingkat rasa pahit sepat sampel tersebut pada
tingkat signifikasi 5%.
Untuk uji dunnet pada rasa pahit sepat untuk Sampel

Besarnya selang uji = D

= 2,29

= 0,728
Sampel
2.05 2.45 2.6 2.7 2.75 2.8 2.95 3.05
2.05
2.45 0.4
2.6 0.55 0.15
2.7 0.65 0.25 0.1
2.75 0.7 0.3 0.15 0.05
2.8 0.75* 0.35 0.2 0.1 0.05
2.95 0.9* 0.5 0.35 0.25 0.2 0.15
3.05 1* 0.6 0.45 0.35 0.3 0.25 0.1
Nilai pembanding = 0,728
Keterangan : * = ada perbedaan yang signifikan antara sampel

Untuk uji dunnet pada rasa pahit sepat untuk panelis

Besarnya selang uji = D

= 2,42

= 1,21
2. Warna ampas

Fk = = = 1025,16

Jk panelis =

= 30,22

Jk sampel =

= 122,19

Jk total = 1303 – 1025,16

= 277,84

Jk galat = 277,89 – 122,19 – 30,22

= 125,48

Tabel Anova

Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel 5%


keragaman

Sampel 7 122,19 17,46 18,56 2,01

Panelis 19 30,22 1,59 1,69 1,62

Galat 133 125,48 0,94

Total 159 277,89 1,75

Kesimpulan

F hitung sampel > f tabel 5 % terdapat perbedaan yang nyata terhadap


tingkat warna ampas sampel tersebut pada
tingkat signifikasi 5%.
Untuk uji dunnet pada warna ampas untuk Sampel

Besarnya selang uji = D

= 2,29

= 0,7
Sampel
1.65 1.7 1.95 2.25 2.55 2.75 2.85 4.55
1.65
1.7 0.05
1.95 0.3 0.25
2.25 0.6 0.55 0.3
2.55 0.9* 0.85* 0.6 0.3
2.75 1.1* 1.05* 0.8* 0.5 0.2
2.85 1.2* 1.15* 0.9* 0.6 0.3 0.1
4.55 2.9* 2.85* 2.6* 2.3* 2* 1.8* 1.7*
Nilai pembanding = 0,7
Keterangan : * = ada perbedaan yang signifikan antara sampel

Untuk uji dunnet pada warna ampas untuk panelis

Besarnya selang uji = D

= 2,42

= 1,17
3. Warna seduhan teh

Fk =

= 1107,76

Jk panelis =

= 1117,63 – 1107,76

= 9,87

Jk sampel =

= 1266,65 – 1107,76

= 158,89

Jk total = 1335 – 1107,76

= 227,24

Jk galat = 227,24 – 158,89 – 9,87

= 58,48

Tabel Anova

Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel 5%


keragaman

Sampel 7 158,89 22,70 51,60> 2,01

Panelis 19 9,87 0,52 1,18 < 1,62

Galat 31,5 58,48 0,44

Total 159 227,24 1,43

Kesimpulan

F hitung sampel > f tabel 5 % terdapat perbedaan yang nyata terhadap


tingkat warna seduhan the sampel tersebut pada tingkat signifikasi 5%.

Untuk uji dunnet pada warna seduhan untuk Sampel


Besarnya selang uji = D

= 2,29

= 0,48
Sampel
1.15 1.75 2.25 2.35 2.6 2.7 3.75 4.5
1.15
1.75 0.6*
2.25 1.1* 0.5*
2.35 1.2* 0.6* 0.1
2.6 1.45* 0.85* 0.35 0.25
2.7 1.55* 0.95* 0.45 0.35 0.1
3.75 2.6* 2* 1.5* 1.4* 1.15* 1.05*
4.5 3.35* 2.75* 2.25* 2.15* 1.9* 1.8* 0.75*
Nilai pembanding = 0,48
Keterangan : * = ada perbedaan yang signifikan antara sampel

Untuk uji dunnet pada warna seduhan untuk panelis

Besarnya selang uji = D

=
= 0,802

4. Rasa asam teh


Fk =

= 888,31

Jk panelis =

=939,38- 888,31

= 11,94

Jk sampel =

=900,25- 888,31

=11,94

Jk total =1121- 888,31

= 232,69

Jk galat = 232, 69 – 51,07 – 11,94

=169,68

Tabel Anova

Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel 5%


keragaman

Sampel 7 11,94 1,71 1,34 2,01

Panelis 19 51,07 2,69 2,10 1,62

Galat 133 169,68 1,28

Total 159 232,69 1,46

Kesimpulan

F hitung sampel > f tabel 5 % terdapat perbedaan yang nyata terhadap


tingkat rasa asam sampel tersebut pada tingkat
signifikasi 5%.

Untuk uji dunnet pada rasa asam untuk Sampel


Besarnya selang uji = D

= 2,29

= 0,819
Sampel
2 2.2 2.2 2.25 2.25 2.4 2.55 2.95
2
2.2 0.2
2.2 0.2
2.25 0.25 0.05 0.05
2.25 0.25 0.05 0.05
2.4 0.4 0.2 0.2 0.15 0.15
2.55 0.55 0.35 0.35 0.3 0.3 0.15
2.95 0.95* 0.75 0.75 0.7 0.7 0.55 0.4
Nilai pembanding = 0,819
Keterangan : * = ada perbedaan yang signifikan antara sampel

Untuk uji dunnet pada rasa asam untuk panelis

Besarnya selang uji = D

= 2,42

= 1,369

5. Aroma green daun teh segar


Fk = = 126,63

Jk panelis = - 1265,63

= 1297, 5 - 1265,63 = 31,87

Jk sampel =

= 1276,80 – 1265, 63 =11,17


Jk total = 1434- 1265,63
= 168,37
Jk galat = 168,37 - 11,17 – 31,87
=125,33
Tabel anova
Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel 5%
keragaman
Sampel 7 11,17 1,60 1,70 < 2,01
Panelis 19 31,87 1,68 1,79 > 1,62
Galat 133 125,33 0,94
Total 159 168,37 1,06

Kesimpulan

F hitung sampel > f tabel 5 % terdapat perbedaan yang nyata terhadap


tingkat aroma green teh sampel tersebut pada
tingkat signifikasi 5%.

Untuk uji dunnet pada aroma green untuk Sampel

Besarnya selang uji = D


=
= 0,702
Sampel
2.4 2.45 2.75 2.8 2.85 2.95 3.1 3.2
2.4
2.45 0.05
2.75 0.35 0.3
2.8 0.4 0.35 0.05
2.85 0.45 0.4 0.1 0.05
2.95 0.55 0.5 0.2 0.15 0.1
3.1 0.7 0.65 0.35 0.3 0.25 0.15
3.2 0.8* 0.75* 0.45 0.4 0.35 0.25 0.1
Nilai pembanding = 0,702
Keterangan : * = ada perbedaan yang signifikan antara sampel

Untuk uji dunnet pada aroma green untuk panelis

Besarnya selang uji = D

=
= 1,173

6. Aroma sepat teh

Fk =

Jk panelis =

= 1150,63 - 1139,56
= 13,69

Jk sampel =

Jk total = 1289 – 1139,56


=149,44
Jk galat =149,44- 13,69- 11,07
=124,68
Sumber Db Jk Kt F hitung F tabel 5%
keragaman
Sampel 7 13,69 1,96 2,09
Panelis 19 11,07 0,58 0,62
Galat 133 124,68 0,94
Total 159 149,44 0,94

Kesimpulan

F hitung sampel > f tabel 5 % terdapat perbedaan yang nyata terhadap


tingkat aroma sepat sampel tersebut pada
tingkat signifikasi 5%.

Untuk uji dunnet pada aroma sepat untuk Sampel

Besarnya selang uji = D

= 2,29

= 0,7
Sampel
2.05 2.45 2.6 2.7 2.75 2.8 2.95 3.05
2.05
2.45 0.4
2.6 0.55 0.15
2.7 0.65 0.25 0.1
2.75 0.7* 0.3 0.15 0.05
2.8 0.75* 0.35 0.2 0.1 0.05
2.95 0.9* 0.5 0.35 0.25 0.2 0.15
3.05 1* 0.6 0.45 0.35 0.3 0.25 0.1
Nilai pembanding = 0,7
Keterangan : * = ada perbedaan yang signifikan antara sampel

Untuk uji dunnet pada aroma sepat untuk panelis

Besarnya selang uji = D

= 2,24

= 1,147

AnalisisKadar Air

Cawan + Sampel Cawan + Sampel


Berat Cawan Berat Sampel
sebelum dioven setelah dioven
Bahan Kosong (gr) (gr)
(gr) (gr)
A B A B A B A B
Teh 35,132 35,313 37,139 37,3594 2,00 2,0461 37,112 37,3281
4 3 0 6 1

Kadar Air = x 100%

Kadar Air Teh cawan A = x 100% = 1,34%

Kadar Air Teh cawan B = x 100% = 1,529%

Rata – rata Kadar Air = = 1,4345%

V. PEMBAHASAN

Teh merupakan bahan minuman penyegar yang sudah lama dikenal. Daun
teh sebagai bahan utama dalam pembuatan minuman (teh) tentu mengandung
berbagai jenis senyawa kimia di dalamnya. Vakuola dalam sel daun teh
mengandung zat-zat yang larut dalam air, seperti katekin, kafein, aneka asam
amino, dan berbagai gula. Dalam sitoplasma terdapat enzim pengoksida, yaitu
polifenol oksidase, klorofil, dan karoten. Presentase kandungan katekin dan kafein
menunjukkan tingkat mutu seduhan dari pucuk daun teh yang digunakan.
Ada berbagai macam kandungan dalam teh. Secara umum memiliki
komponen-komponen yang terdiri dari tannin, oils dan caffeine (kafein). Tannin
memberikan aroma harum pada teh, selain itu juga dapat menghilangkan beberapa
jenis racun dan melindungi sel-sel otak sehingga dapat menimbulkan perasaan
santai. Beberapa kandungan senyawa kimia dalam teh dapat memberi kesan
warna, rasa, dan aroma yang memuaskan peminumnya. Namun kesan warna, rasa
dan aroma penimbul rasa nikmat itu dipengaruhi juga oleh proses pengolahannya.
Pengolahan teh dimaksudkan untuk mengubah komposisi kimia daun teh
segar secara terkendali, sehingga menjadi hasil olahan yang dapat memunculkan
sifat-sifat yang dikehendaki pada air seduhannya, seperti warna, rasa dan aroma
yang baik dan disukai.
Pada praktikum kali ini kita akan membahas tentang proses pengolahan
dari tiga jenis teh yaitu teh hijau, teh hitam dan teh oolong. Perbedaan cara
pengolahan dari ketiga jenis teh ini hanya terletak pada proses fermentasinya. Teh
hijau tidak melewati proses fermentasi, teh hitam melewati proses fermentasi
penuh sedangkan teh olong hanya melewati fermentasi sebagian.
Untuk memperoleh mutu teh yang bagus, ada baiknya sebelum membahas
tentang pengolahannya kita ketahui terlebih dahulu tentang pemetikan daun teh
yang akan sangat berpengaruh pada mutu teh jadi. Pemetikan pada teh adalah
pekerjaan memungut tunas-tunas teh beserta daunnnya yang masih muda, untuk
kemudian diolah menjadi produk teh (Djoehana S.,2000). Pada praktikum kali ini
daun teh yang kita gunakan adalah daun teh dengan jenis petikan p+2 dan p+4.
Berdasarkan sistem petikan menurut cara konvensional petikan dengan rumus
p+2 dan p+4 adalah jenis petikan halus dan kasar. Kedua jenis petikan ini akan
sangat mempengaruhi mutu teh jadi.
Tahap awal dalam pengolahan teh hijau yang telah kami lakukan adalah
pelayuan dengan penyangraian. Tahap ini juga dialami oleh kedua jenis teh yang
lain yaitu teh hitam dan teh oolong. Hanya saja pelayuan teh hitam dan teh oolong
dilakukan dengan cara meletakkan daun di atas nampan di bawah sinar matahari
sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Penyangraian pada teh hijau
dilakukan dalam waktu yang singkat, tujuannya hanya untuk melayukan daun teh.
Pelayuan pada pengolahan teh hijau bertujuan untuk menginaktif enzim polifenol
oksidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk, agar pucuk menjadi lentur
dan mudah tergulung. Pelayuan diakhiri setelah diperoleh daun yang amat emas.
Menurut Djoehana, 2000 pelayuan pada proses pengolahan teh hijau dapat
dilakukan dengan cara daun teh hasil pemetikan dihamparkan di tempat yang
teduh atau di bawah atap berupa lapisan yang tipis. Cara pelayuan yang sering
dilakukan juga adalah pelayuan dengan sinar matahari, hanya saja pelayuan
dengan matahari membutuhkan waktu lebih lama seperti yang dilakukan pada
pengolahan teh hitam dan teh oolong. Pada proses pelayuan teh hitam dan teh
hijau terjadi peningkatan enzim, peruraian protein dan peningkatan kandungan
kafein sehingga menimbulkan bau khas teh. Menurut Mukhtar (2000), tahap awal
memproduksi teh hitam dan oolong adalah dengan melayukan daun teh segar
sehingga bobotnya menjadi 55% dari bobot awalnya.
Tahap selanjutnya pada pengolahan teh hijau adalah penggulungan pucuk
teh dengan tangan Penggulungan pada pengolahan teh hijau bertujuan membentuk
mutu secara fisik, karena selama penggulungan, pucuk teh akan dibentuk menjadi
gulungan gulungan kecil. Akibat adanya penggulungan daun menjadi memar dan
dinding sel rusak, sehingga cairan sel keluar. Lama penggulungan sebaiknya
disesuaikan dengan tingkat layu pucuk. Perlakuan pada tahap ini juga diberikan
pada proses pengolahan teh hitam dan teh oolong.
Setelah digulung, proses pengolahan teh hijau dilanjutkan dengan
pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan oven pengering
selama semalam. Tujuan dari pengeringan pada teh hijau ini adalah untuk
menurunkan kadar air dari pucuk yang digulung hingga 3-4%, memekatkan cairan
sel yang menempel di permukaan daun sampai berbentuk seperti perekat, dan
memperbaiki bentuk gulung dari teh jadi. Proses pengeringan juga membuat daun
menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya
unsur tanin. Apabila pada proses pengolahan teh hijau setelah daun teh di gulung
langsung dilakukan pengeringan, berbeda halnya dengan proses pengolahan teh
hitam dan teh oolong. Pada pengolahan teh hitam, setelah proses penggulungan
dilakukan fermentasi terlebih dahulu selama 4 jam. Sedangkan pada pengolahan
teh oolong dilakukan fermentasi terlebih dahulu selama 30 menit.
Fermentasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kadar air dalam
bahan, suhu dan kelembaban relatif, kadar enzim, jenis bahan, serta tersedianya
oksigen. Proses ini dilakukan pada suhu sekitar 22–28°C dengan kelembaban
sekitar 90%. Fermentasi teh hitam tidak menggunakan mikroba sebagai sumber
enzim, melainkan dilakukan oleh enzim polifenol oksidase yang terdapat dalam
daun teh itu sendiri. Pada proses ini, katekin teroksidasi menjadi tehaflavin dan
teharubigin. Selama proses fermentasi pada teh dihasilkan substansi tehaflavin
dan teharugbigin yang akan menentukan sifat air seduhan dari teh kering yang
yang dihasilkan setelah proses pengeringan. Komposisi tehaflavin dan
teharugbigin pada hasil fermentasi yang baik adalah 1:10 atau 1:12. Komposisi ini
akan menentukan strength, colour quality dan brisskness dari teh kering. Pada
pengolahan teh hitam, setelah difermentasi selama 4 jam teh selanjutnya
dikeringkan dengan oven selama semalam. Pengeringan pada proses pengolahan
teh hitam dilakukan sampai kadar air teh kering mencapai 4–6%. Tidak demikian
dengan teh oolong, setelah mengalami fermentasi selama 30 menit teh disangrai
untuk menghentikan proses fermentasi sampai tercium aroma khas teh. Setelah
proses fermentasi dihetikan barulah teh oolong dapat dikeringkan dengan oven
selama semalam dan dapat diamati hasil teh jadi dan seduhananya.
Berdasarkan data pengamatan yang kami peroleh, diketahui karakteristik
seduhan teh yang berbeda. Pada dasarnya hasil penyeduhan sangat dipengaruhi
oleh tiga faktor yaitu kualitas teh yang diseduh, air sebagai penyeduh dan teknik
penyeduhan itu sendiri. Kualitas teh yang dimaksud di sini adalah mutu atau
grade dari teh yang akan diseduh. mutu dan grade suatu teh tentunya tidak
terlepas dari bahan baku atau pucuk. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa
membentuk mutu teh adalah dikebun. Dengan kata lain, baik tidaknya kualitas teh
akan sangat bergantung pada kualitas daun teh. Proses pengolahan hanya
berfungsi untuk mempertahankan kualitas yang sudah ada jangan sampai
mengalami penurunan yang cukup serius.
Mutu atau grade teh ini akan berbanding lurus dengan kandungan kimia
yang dapat larut dalam air. Semakin tinggi mutu atau grade teh, kandungan kimia
yang dapat larut dalam air lebih banyak. Menurut SNI 01-1902 /2000, syarat
minimal kandungan kimia yang dapat larut dalam air adalah 32 persen. Dalam
grade yang sama, bila ukuran partikelnya diperkecil, kelarutannya akan semakin
meningkat. Hal ini disebabkan luas permukaan teh yang kontak dengan air
sebagai penyeduh akan semakin baik, sehingga proses ekstraksi atau penyeduhan
akan berjalan dengan baik.
Pengaruh air terhadap warna dan rasa seduhan teh dihubungkan dengan
kemampuan air untuk mengekstraksi komponen teh terutama tehaflavin dan
teharubigin pada teh hitam atau katekin pada teh hijau. Kemampuan air untuk
mengekstraksi akan berkurang bila kandungan zat terlarutnya tinggi. Sedangkan
warna seduhan akan sangat dipengaruhi oleh pH air. Bila pH air lebih dari 7
(tujuh), tehaflavin dan teharubigin cenderung untuk mengalami autooksidasi
menghasilkan warna seduhan yang gelap.
Dalam seduhan teh (hitam), teharubigin berada dalam bentuk bebas yang
bersifat asam atau sebagai garam netral dari K dan Ca. Teharubigin dalam bentuk
garam berwarna lebih tua daripada teharubigin dalam bentuk bebas. Jika air yang
digunakan untuk menyeduh bersifat sadah sementara, maka Ca(HCO3)2 dan
Mg(HCO3)2 akan bereaksi dengan teharubigin yang bersifat asam dan membentuk
garam-garam Ca dan Mg dengan melepaskan CO2 sehingga warna seduhan
menjadi lebih gelap.
Derajat dan kecepatan oksidasi tehaflavin dalam teh tergantung pada pH
air yang akan digunakan untuk menyeduh. Bila pH lebih besar dari 7, air
cenderung menghasilkan seduhan dengan warna gelap. Adanya logam-logam
alkali atau garam bikarbonat diduga menjadi penyebab tingginya pH. Air yang
bersifat basa atau mengandung besi dalam jumlah tertentu akan memberikan
warna seduhan teh yang gelap dan suram. Komponen kimia teh lebih cepat larut
dalam air lunak dibandingkan dengan air yang bersifat sadah. Hasil penelitian
menyebutkan, air yang paling baik untuk proses penyeduhan adalah air sumber
yang berasal dari daerah pegunungan.
Apabila kita membahas tentang seduhan teh ada baiknya kita mengetahui
tentang tannin. Karena tannin merupakan salah satu senyawa polipenol yang
menyumbang karakteristik rasa pada seduhan teh. Ketika teh diseduh maka
muncul aroma seduhan teh yang khas sebagai pembawa salah sifat tanin yang
berasal dari katekin serta flavonoid lain yang terdapat pada teh. Menurut DR
Deddy Muchtadi, Kepala Lab Biokimia Pangan dan Gizi IPB, apabila teh
diminum, selain menyegarkan juga terdapat rasa sepat. Rasa sepat itu diduga
karena adanya pengaruh zat tanin di dalam teh yang bereaksi dengan protein
mukosa di mulut.
Bersama teharubigin, tanin juga memberi sifat warna yang sangat kuat
pada seduhan teh. Bila terkena baju sangat sulit dihilangkan. Plak yang tertinggal
dalam bentuk karat pada bekas seduhan teh seperti teko, porselin dan sebagainya
merupakan sebagian dari contoh kekuatan warna pada seduhan teh.
Pada teh hitam pembentukan mutu dan kualitasnya terjadi pada saat
oksimatis, pada oksimatis terjadi pula perubahan senyawa kimia katekin menjadi
tehaflavin, teharubigin dan tehanapthoquinone. Dalam seduhan teh hitam,
tehaflavin memberi warna merah kekuningan, sedang teharubigin dan
tehanapthoquinone memberi warna merah kecoklatan dan kuning pekat. Bersama
kafein, tehaflavin memberi rasa segar. Secara khusus, tehaflavin hanya dimiliki
oleh teh Hitam. Inilah perbedaan mendasar antara teh Hijau dan teh Hitam. teh
oolong memiliki rasa yang hampir sama dengan teh hijau, namun aromanya
kurang kuat dibandingkan teh hitam.
Di antara ketiga jenis teh-teh fermentasi (teh hitam), teh semi fermentasi
(teh oolong dan teh pouchong) serta teh tanpa fermentasi (teh hijau) - teh hijau
boleh dinobatkan sebagai teh dengan potensi aktivitas kesehatan yang paling baik,
karena katekin yang merupakan komponen bioaktif, selama pengolahan teh hijau
dipertahankan jumlahnya dengan cara menginaktivasi enzim polifenol oksidasi
baik melalui proses pelayuan maupun pemanasan. Pada proses pengolahan
lainnya, katekin dioksidasi menjadi senyawa orthoquinon, bisflavanol, tehaflavin,
dan teharubigin yang kemampuannya tidak sehebat katekin. Pengolahan teh hijau
Indonesia menganut serangkaian proses fisik dan mekanis tanpa atau sedikit
mengalami proses oksimatis terhadap daun teh melalui sistem panning. Tahapan
pengolahannya terdiri atas pelayuan, penggulungan, pengeringan, sortasi dan
grading serta pengemasan (Jaka,2008)

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sifat dan sensoris dari hasil penyeduhan sangat dipengaruhi
oleh tiga faktor yaitu kualitas teh yang diseduh, air sebagai
penyeduh dan teknik penyeduhan itu sendiri.
2. Tannin merupakan salah satu senyawa polipenol yang menyumbang
karakteristik rasa pada seduhan teh. Bersama teharubigin, tanin juga
memberi sifat warna yang sangat kuat pada seduhan teh.
3. Proses pengolahan teh terdiri dari pelayuan, penyangraian,
penggulungan pucuk, pengeringan pucuk, fermentasi (pada teh hitam
dan teh oloong), sortasai atau gradding, dan pengemasan.
4. Perbedaan mendasar antara the hitam dengan the hijau dan the oolong
adalah pada proses fermentasinya.
B. Saran
Sebaiknya sarana dan prasarana di labolatorium diperbanyak dan
diperlengkap

Anda mungkin juga menyukai