Anda di halaman 1dari 6

Bagaimana Membuat Mading?

June 12, 2010 ·

mading

Majalah dinding yang sering kita sebut dengan istilah mading adalah majalah yang
dikelola secara sederhana oleh suatu lembaga. Biasanya oleh sekolah-sekolah dari
tingkatan sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan, mading pun bisa dibuat dan dipajang pula oleh kantor-kantor
pemerintahan, seperti kantor balai desa, kantor kecamatan, kantor bupati, dan lain
sebagainya. Majalah dinding juga bisa kita pajang di tempat-tempat umum, seperti di
terminal, stasiun kereta, halte, dan tempat umum yang lain.

Ditilik dari formatnya yang apa adanya, maka majalah dinding bisa dikatakan sebagai
majalah yang amat sederhana. Kesederhanaan ini antara lain meliputi; penampilannya,
bentuknya, pengelolaannya, hingga pada keterbatasan kolom atau ruang yang disediakan.
Sebagai guru, tentunya kita tak asing lagi dengan majalah dinding. Terlebih guru mata
pelajaran bahasa Indonesia. Melalui majalah ini kita bisa mengenalkan dan melatih anak
didik untuk mencoba berkarya. Utamanya yang ada kaitannya dengan tulis-menulis.
Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal yang perlu dikuasai untuk bisa menciptakan
majalah dinding di sekolah kita.

Pertama, Karakteristik Mading


Majalah dinding, baik itu yang dikelola oleh sekolah maupun lembaga lain rata-rata
memiliki karakter yang amat sederhana. Dikatakan sederhana, karena bentuk
penampilannya lembaran, tidak berbentuk buku/majalah sebagaimana yang biasa kita
kenal. Mading memiliki karakter mudah dibaca sambil berdiri. Untuk membaca majalah
ini juga tidak dibutuhkan waktu terlalu lama. Mading bisa dibaca sepintas. Bisa dibaca
dengan jarak lebih 30 cm dari mata kita. Mading merupakan majalah berbentuk hiasan –
tulisan dan gambar- yang dipajang di dinding, yang tidak memiliki banyak kolom atau
ruangan.

Kedua, Kolom atau Ruang pada Mading


Dengan kesederhanaannya, agar tetap menarik perhatian pembaca, mading dihadirkan
dengan bentuk kolom-kolom tertentu. Misal; perwajahan mading (cover), ditampilkan
dengan nama yang cukup memikat. Nama ditulis dengan bentuk huruf yang mudah
dibaca. Usahakan cover majalah ditulis pada warna dasar yang menarik, sehingga baru
saja melirik nama madingnya saja, pembaca sudah merasa terpikat untuk terus menikmati
tulisan-tulisan yang disuguhkan sampai selesai.

Selain cover, wajah mading ini perlu dipetak-petak lagi menjadi beberapa kolom. Antara
lain; kolom pengelola, kolom pengantar redaksi, kolom daftar isi, kolom artikel, kolom
berita, kolom puisi, kolom cerita, kolom karikatur, kolom lukisan, dan kolom-kolom yang
lain.

Ketiga, Sumber Tulisan


Agar kehadirannya bisa memikat pembaca, terutama anak-anak yang cinta membaca,
majalah dinding harus diisi dengan tulisan-tulisan segar. Tulisan hangat yang tengah
menjadi perbincangan banyak orang. Jangan menghadirkan berita atau tulisan yang sudah
biasa didengar banyak pembaca! Ini jika mading kita ingin dikatakan greeess! Untuk bisa
mengisi semua ruang yang ada di mading, hendaknya kolom demi kolom harus diisi
dengan tulisan-tulisan tertentu. Pengatar redaksi, diisi oleh pengelola majalah, biasanya
guru pembimbing. Kolom berita, bisa diisi oleh guru atau anak-anak (wartawan sekolah)
dengan liputan berita kegiatan di sekolahnya. Kolom cerpen, diisi oleh anak-anak yang
suka pada tulisan tersebut. Demikian pula dengan kolom puisi dan kolom-kolom yang
lain. Mengingat majalah dinding sebagai media latihan menulis bagi anak-anak, maka
usahakan semua tulisan bersumber dari hasil karya tulis anak sendiri. Bukan jiplakan atau
guntingan dari majalah atau koran sungguhan.

Keempat, Kepala Berita


Setelah semua kolom yang tersedia di majalah dinding terisi tulisan, sebagai guru
pembimbing kita haruslah bisa segera menentukan judul berita (head line) yang menarik.
Kita tentukan judul tulisan yang mudah dipahami oleh anak-anak. Judul berita sebisa
mungkin merupakan rangkuman dari tulisan yang ada pada majalah dinding yang kali itu
ditampilkan. Dengan demikian, setiap kali mading tampil, judul berita pun berbeda-beda.

Kelima, Perwajahan
Perwajahan disebut juga tataletak atau lay out. Agar penampilan mading yang kita
suguhkan kepada pembaca selalu tampak menarik, tentu saja perlu kita poles dengan
wajah yang cantik. Kita tata kolom demi kolom sedemikian rupa, agar menghasilkan
tataletak yang cukup memikat. Dengan wajah dan tatanan yang cantik ini diharapkan
anak-anak tidak cepat merasa bosan untuk terus membacanya. Sehingga kehadiran
majalah dinding kita tak sia-sia. Majalah dinding kita mendapat tanggapan baik dari
pembaca (anak-anak), syukur dari sesama guru.

Demikian sekilas tulisan tentang bagaimana cara membuat majalah dinding. Mudah-
mudahan bisa bermanfaat bagi rekan-rekan guru, khususnya pengasuh majalah dinding di
sekolah-sekolah. ( Sardono Syarief )
7 TIPS MENGELOLA MADING
Majalah Dinding atawa MADING, hampir setiap kita tahu benda apa itu. Sayangnya
keberadaan MADING seringkali hanya identik dengan pekerjaan tempel-menempel.
MADING sebenarnya bisa menjadi media yang sangat efektif dalam menyebarkan
informasi jika kita memperhatikan aspek-aspek pengelolaannya dengan cermat
untuk kemudian merancang sebuah pengelolaan yang profesional. Tulisan berikut
memberikan sedikit tips pengelolaan MADING profesional.
Tentukan Karakter MADING
Sebuah MADING yang ada di masjid tentu saja berbeda muatannya
dengan MADING yang ada di jurusan. MADING di sekolah tentu beda dengan
MADING kampus. Penetapan Karakter MADING sangat penting. Hal-hal
seperti : Segmen Pembaca, Isu yang diusung, Jadwal Terbit, Gaya Bahasa
adalah beberapa hal utama yang membuat MADING punya karakter yang
menentukan pengelolaannya kedepan.
Tidak perlu bingung, untuk MADING pada tahap-tahap awal, mencontek
karakter sebuah (sekali lagi –SEBUAH) – majalah atau tabloid adalah cukup
efektif. Contoh : SABILI dengan karakter sedikit keras dan pedas, segmen
pembacanya aktifis Islam, terbit dua minggu sekali, gaya bahasa blak-blakan,
atau misal yang lain TARBAWI dengan karakter lembut (sehingga di kalangan
penulis ada yang menyebut gaya bahasa TARBAWI), segmen pembaca
masyarakat umum, terbit dua minggu sekali dst,dst,dst. Dan yang tak kalah
penting JANGAN PERNAH MENIRU KARAKTER SURAT KABAR.
O ya, jangan lupa pula TENTUKAN MERK MADING !!!!
Susun Kepengurusan MADING
MADING profesional melibatkan orang-orang profesional, bukan sekedar
orang yang punya hobi tempel-menempel. INGAT !!!! MENGELOLA MADING
SAMA SULITNYA dengan MENGELOLA MEDIA LAIN.
Susunan kepengurusan seperti pemimpin redaksi, sidang redaksi, atau
redaktur, ilustrator adalah contoh posisi-posisi vital dalam pengelolaan
mading. Jadi jangan pernah remehkan posisi-posisi kepengurusan profesional
di MADING,
Seperti yang dikatakan Aa’ Gym bahwa profesional adalah : BUKAN
WAKTU SISA. Percayalah !!! MADING yang dikelola dengan waktu sisa, adalah
MADING yang juga akan sekedar menjadi tempelan-tempelan yang kurang
berarti.
3. Jangan remehkan Lay Out MADING
Disinilah keunikan MADING yang tidak dimiliki oleh media lain. Ada dua
kali penataan layout MADING : pertama, perancangan ketika pengetikan
(untuk yang dikerjakan dengan komputer) atau penulisan (untuk yang ditulis
dengan tangan) dan kedua, perancangan susunan di MADING. Ada 5 (lima)
urutan kerja yang penting untuk diikuti :
a. Buat sketsa penempelan tulisan-tulisan di mading sebagai
acuan utama perancangan dan penempelan
Ada beberapa hal pula yang perlu diperhatikan ketika membuat sketsa
ini :
Ø Ukuran MADING
Ø Ukuran kertas
Ø Jumlah Artikel yang hendak ditampilkan
Ø Gambar dan aksesoris lain
Ø Ruang kosong !!!!

b. Pengetikan, ukuran huruf, perpaduan antar lembaran


Catatan penting :
Walaupun dikerjakan terpisah, kalo bisa ada kesepakatan yang dipimpin
oleh seorang penata Lay Out tentang bagaimana lembar-lembar itu
seharusnya tampil.
SUMBANGAN dari KONTRIBUTOR sebaiknya diminta dalam bentuk file,
sehingga bisa diedit oleh team MADING.
Kertas A4 jangan langsung ditempel begitu saja, apalagi kalau MADING-nya
kecil. Space atas, bawah, kiri, kanan dari tulisan ke pinggiran kertas jangan
terlalu jauh.
Dan satu lagi catatan yang juga harus diperhatikan : Panjang artikel di
MADING sebaiknya tidak lebih dari 2 lembar kertas A4 (sekitar 1000 kata),
karena dia akan dibaca sambil berdiri (kalau terlalu panjang kan capek !!!!)
c. Pemilihan warna dan aksesoris
Banyak yang terjebak untuk membuat MADING menjadi semarak dengan
menambah warna-warna yang mencolok. Padahal MADING yang baik adalah
MADING yang tampilannya sederhana dengan daya tarik pada aksesoris-
aksesoris sederhana yang berkarakter kuat, misalnya : GARIS di sudut,
BUNGA-BUNGA di sudut, GARiS memanjang di bagian bawah, warna
mencolok di sisi kiri MADING (Ingat Teori OTAK KIRI dan OTAK KANAN)
d. Penempelan yang cermat
SERING penulis dapati, tampilan MADING terganggu dengan bekas lem yang
menggembung di sudut kertas. Atau sudut-sudut yang tidak tertempel rapi
karena pengeleman yang tidak merata.
Hati-hati !!! Kesan cermat pada pengelolaan MADING berpengaruh besar
pada keasyikan membaca.

e. Penempatan MADING
Yang tak kalah penting adalah penempatan MADING, ketinggian,
pencahayaan, ruang baca mampu memberikan kenyamanan tersendiri
dalam membaca MADING.
MADING yang terlalu tinggi membuat pembaca harus mendongak hingga
lelah, mengganggu keasyikan membaca MADING (INGAT PENELITIAN
membuktikan PENGLIHATAN BAWAH lebih LUAS DARIPADA
PENGLIHATAN ATAS). Atau cahaya matahari yang mengganggu juga
harus diperhatikan.

4. Komersialisasi MADING
PASANG IKLAN di MADING ? Kenapa tidak ?
Teori advertising mengajarkan sebuah hal sederhana : Semakin tinggi
rating pembaca, semakin efektif pula sebuah media untuk tempat
promosi.
MADING yang profesional bahkan bisa hidup dari IKLAN. Pengelolaan
IKLAN yang baik juga mencegah orang yang tidak bertanggung jawab
menempelkan pengumuman seenaknya di MADING.
5. Buka Cabang MADING
Kenapa tidak? Biar mading kita lebih bervariasi.
6. Buka Jalur Interaktif MADING dengan pembaca
Perhatikan trend media saat ini. MEDIA INDONESIA yang dulu cuma
surat kabar, kini melebarkan sayap dengan METRO TV. Group KOMPAS
dengan Cyber KOMPAS. 99,9 FM dengan majalah NinetyNiners, Tabloid
MQ, MQ FM, MQTV. Dll.
So, MADING profesional juga harus memperhatikan aspek
pengembangan segmen pembaca. BANGUN SITUS MADING,
(Sepengetahuan penulis belum ada satupun di Indonesia), BUKA
EMAIL MADING, , cantumkan nomor hotline mading, buka kotakpos
mading.
7. Buat Acara Jumpa Pembaca MADING dan pelatihan-pelatihan
pengelolaan MADING
MADING yang baik adalah MADING yang dikelola dengan
profesionalisme penuh. Hal yang paling susah dari marketing adalah
maintenance.
Ketika anda sudah mempunyai pembaca setia, layani mereka dengan
sepenuh hati, berikan insentif lebih karena membaca MADING anda.
Kajian khusus bersama pembaca, polling pembaca adalah program-
program pelengkap yang bisa membuat MADING anda semakin
dikenal.
Jika MADING kita kelola dengan profesional, bukan tidak mungkin
suatu saat kita bisa mengiklankan MADING kita di media lain.

Anda mungkin juga menyukai