Anda di halaman 1dari 30

I.

FRAKTUR FEMUR

II. DEFENISI
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-
kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.
III.
IV.FISIOLOGI / ANATOMI
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan
acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian
terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari
femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk
acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa,
ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal
yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi
menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi
dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah
tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.
V.
VI.KLASIFIKASI
Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :
1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang
sendi, panggul dan kapsula.
• Melalui kepala femur (capital fraktur)
• Hanya di bawah kepala femur
• Melalui leher dari femur

2. Fraktur Ekstrakapsuler;

1
• Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter
femur yang lebih besar/yang lebih kecil /pada daerah
intertrokhanter.
• Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak
lebih dari 2 inci di bawah trokhanter kecil.

VII. PATOFISIOLOGI
1. PENYEBAB FRAKTUR ADALAH TRAUMA
Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal
atau tanpa trauma berupa
yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :
• Osteoporosis Imperfekta
• Osteoporosis
• Penyakit metabolik

i. TRAUMA
Dibagi menjadi dua, yaitu :
Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya
penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah
trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras
(jalanan).
Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur
berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada
orangtua.

TANDA DAN GEJALA


• Nyeri hebat di tempat fraktur

2
• Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
• Rotasi luar dari kaki lebih pendek
• Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi
berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka,
deformitas.

PENATALAKSANAAN MEDIK
• X.Ray
• Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
• Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
• CCT kalau banyak kerusakan otot.

TRAKSI
Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang
yang patah dalam jangka waktu sesingkat mungkin
Metode Pemasangan traksi:
Traksi Manual
Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan
Emergency.
Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.

Traksi Mekanik
Ada dua macam, yaitu :
Traksi Kulit
Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain,
misalnya: otot. Traksi kulit terbatas
untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.
Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai

3
sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan
gips.

Traksi Skeletal
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan
balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka
operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan
metal.

KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI


Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau
panggul, kegunaannya :
• Mengurangi nyeri akibat spasme otot
• Memperbaiki dan mencegah deformitas
• Immobilisasi
• Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang
sendi).
• Mengencangkan pada perlekatannya.

MACAM - MACAM TRAKSI


Traksi Panggul
Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di
atas untuk mengikat puncak iliaka.

Traksi Ekstension (Buck’s Extention)


Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki
ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk
waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.

4
Traksi Cervikal
Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang
dan spasme. Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala.

Traksi Russell’s
Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-
kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian
bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan.
Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan
kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal
pada tibia atau fibula.

Traksi khusus untuk anak-anak


Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia
dibor dengan steinman pen, dipasang staples pada steiman pen.
Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai bawah
ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan
sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk
callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih
secara aktif.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning
Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.

Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical


Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby
Company.

5
KASUS
Saudara adalah seorang perawat di ruang bedah yang diberi
tanggung jawab untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
Tn. Muria, usia 40 tahun dengan fraktur femur kanan 1/3 distal
comunited. Saat ini pasien masih menggunakan Back slab
sambil menunggu jadwal operasi untuk tandur (cangkok) tulang

6
dan pemasangan eksterna traksi.
Dari balutan yang ada pada Back slab merembes darah cukup
banyak, pasien mengeluh nyeri berat. Pasien semenjak
kecelakaan 24 jam yang lalu tidak bisa tidur karena menahan
nyeri. Ibu jari dan jari-jari kaki kanan terasa baal.

SOAL : Buatlah rencana asuhan keperawatan disertai


rasionalisasinya !

JAWAB:
RENCANA KEPERAWATAN

Prioritas Masalah
• Mengatasi perdarahan
• Mengatasi nyeri
• Mencegah komplikasi
• Memberi informasi tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan

NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONALISAS


KEPERAWATA I
N

1. Potensial INDENPENDEN:
terjadinya syok a) Observasi a) Untuk
s/d perdarahan yg tanda-tanda vital. mengetahui
banyak tanda-tanda syok
b) Mengkaji se- dini mungkin
sumber, lokasi, b) Untuk
dan banyak- nya menentukan

7
per darahan tindak an

c) Memberikan
posisi supinasi c) Untuk
mengurangi per
darahan dan
d) Memberikan men- cegah
banyak cairan kekurangan
(minum) darah ke otak.
d) Untuk
mencegah ke-
KOLABORASI: kurangan cairan
e) Pemberian (mengganti cairan
cairan per infus yang hilang)

e) Pemberian
cairan per-infus.
f) Pemberian
obat koa-gulan
sia (vit.K,
Adona) dan f) Membantu
peng- hentian proses pem-
perdarahan dgn bekuan darah dan
fiksasi. untuk
menghentikan
g) Pemeriksaan perda-rahan.
laborato- rium
(Hb, Ht)
g) Untuk
mengetahui ka-

8
dar Hb, Ht
apakah perlu
transfusi atau
tidak.

2. Gangguan rasa INDEPENDEN:


nyaman: a) Mengkaji a) Untuk
Nyeri s/d karakteris- tik mengetahui
perubahan nyeri : lokasi, tingkat rasa
fragmen tulang, durasi, nyeri sehingga
luka pada jaringan intensitas nyeri dapat me-
lunak, dengan meng- nentukan jenis
pemasangan back gunakan skala tindak annya.
slab, stress, dan nyeri (0-10)
cemas b) Mempertahank b) Mencegah
an im- pergeser- an
mobilisasi tulang dan pe-
(back slab) nekanan pada
jaring- an yang
c) Berikan luka.
sokongan c) Peningkatan
(support) pada vena return,
ektremitas menurunkan
yang luka. edem, dan me-
ngurangi nyeri.
d) Menjelaskan d) Untuk
seluruh mempersiap-
prosedur di atas kan mental
serta agar
pasien

9
berpartisipasi
pada setiap
tindakan yang
KOLABORASI: akan dilakukan.
e) Pemberian
obat-obatan
analgesik
e) Mengurangi
rasa nyeri

3. Potensial infeksi INDEPENDEN:


se- hubungan a) Kaji keadaan a) Untuk
dengan luka luka mengetahui
terbuka. (kontinuitas tanda-tanda
dari kulit) infeksi.
terhadap ada-
nya: edema,
rubor, kalor,
dolor, fungsi
laesa. b) Meminimalkan
b) Anjurkan terjadinya
pasien untuk kontaminasi.
tidak
memegang c) Mencegah
bagian yang kontami- nasi
luka. dan
c) Merawat luka kemungkin- an
dengan infeksi silang.
menggunakan
tehnik aseptik d) Merupakan

10
indikasi adanya
d) Mewaspadai osteomilitis.
adanya keluhan
nyeri men-
dadak,
keterbatasan
gerak, edema
lokal, eritema
pada daerah e) Lekosit yang
luka. me- ningkat
artinya sudah
KOLABORASI: terjadi proses
e) Pemeriksaan infeksi
darah : leokosit
f) Untuk
mencegah ke-
f) Pemberian lanjutan
obat-obatan : terjadinya
antibiotika dan TT infeksi. dan
(Toksoid pencegah an
Tetanus) tetanus.
g) Persiapan g) Mempercepat
untuk operasi proses
sesuai indikasi penyembuhan
luka dan dan
penyegahan
peningkatan
infeksi.

11
4. Gangguan INDEPENDEN:
aktivitas a) Kaji tingkat a) Pasien akan
sehubungan im- mobilisasi mem- batasi
dengan kerusakan yang gerak karena
neuromuskuler disebabkan salah persepsi
skeletal, nyeri, oleh edema dan (persepsi tidak
immobilisasi. persepsi pasien pro- posional)
tentang
immobilisasi
ter- sebut. b) Memberikan
b) Mendorong ke- sempatan
parti- sipasi untuk me-
dalam aktivitas ngeluarkan
rekreasi energi,
(menonton TV, memusatkan
membaca kora, per- hatian,
dll ). meningkatkan
perasaan
mengontrol diri
pasien dan
membantu
dalam
c) Menganjurkan mengurangi
pasien untuk isolasi sosial.
melakukan c) Meningkatkan
latihan pasif aliran darah ke
dan aktif pada otot dan tulang
yang cedera untuk me-
maupun yang ningkatkan

12
tidak. tonus otot,
mempertahanka
n mobilitas
sendi, men-
cegah
kontraktur /
d) Membantu atropi dan
pasien dalam reapsorbsi Ca
perawatan diri yang tidak
digunakan.
d) Meningkatkan
ke- kuatan dan
sirkulasi otot,
meningkatkan
pasien dalam
e) Auskultasi me- ngontrol
bising usus, situasi, me-
monitor ningkatkan
kebiasa an kemauan
eliminasi dan pasien untuk
menganjurkan sembuh.
agar b.a.b.
teratur. e) Bedrest,
penggunaan
f) Memberikan analgetika dan
diit tinggi pe- rubahan diit
protein , dapat
vitamin , dan menyebabkan
mi- neral. penurunan
peristaltik usus

13
dan konstipasi.
f) Mempercepat
proses
penyembuhan,
mencegah
KOLABORASI : penurunan BB,
karena pada
g) Konsul dengan immobilisasi
bagi- an biasanya terjadi
fisioterapi penurunan BB
(20 - 30 lb).
Catatan : Untuk
sudah
dilakukan
traksi.

g) Untuk
menentukan
program
latihan.

5. Kurangnya INDEPENDEN:
pengetahuan a) Menjelaskan a) Pasien
tentang kondisi, tentang mengetahui
prognosa, dan kelainan yang kondisi saat ini
pengo- batan muncul dan hari depan
sehubungan prognosa, dan sehingga pasien
dengan kesalahan harap- an yang dapat menentu
dalam pe- akan datang. kan pilihan.
nafsiran, tidak b) Sebagian besar

14
familier dengan b) Memberikan fraktur
sumber in- dukung an memerlukan
formasi. cara-cara penopang dan
mobili- sasi fiksasi selama
dan ambulasi proses pe-
sebagaimana nyembuhan
yang sehingga
dianjurkan oleh keterlambatan
bagi- an pe- nyembuhan
fisioterapi. disebab- kan
oleh
penggunaan
alat bantu yang
kurang tepat.
c) Memilah-milah c) Mengorganisasi
aktif- itas yang kan kegiatan
bisa mandiri yang diperlu
dan yang harus kan dan siapa
dibantu. yang perlu
menolongnya.
(apakah
fisioterapi,
d) Mengidentifika perawat atau
si pe- layanan ke- luarga).
umum yang d) Membantu
tersedia seperti meng-
team fasilitaskan
rehabilitasi, perawa- tan
perawat mandiri
keluarga (home memberi

15
care) support untuk
e) Mendiskusikan man- diri.
tentang e) Penyembuhan
perawatan fraktur tulang
lanjutan. kemungkinan
lama (kurang
lebih 1 tahun)
sehingga perlu
disiapkan untuk
perencanaan
perawatan
lanjutan dan
pasien
koopratif.

16
VIII. FRAKTUR FEMUR

IX.DEFINISI
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-
kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.
X.
XI.FISIOLOGI / ANATOMI
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan
acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian
terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari
femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk

17
acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa,
ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal
yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi
menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi
dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah
tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.
XII.
XIII. KLASIFIKASI
Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :
1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang
sendi, panggul dan kapsula.
• Melalui kepala femur (capital fraktur)
• Hanya di bawah kepala femur
• Melalui leher dari femur

2. Fraktur Ekstrakapsuler;
• Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter
femur yang lebih besar/yang lebih kecil/pada daerah
intertrokhanter.
• Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak
lebih dari 2 inci di bawah trokhanter kecil.

XIV. PATOFISIOLOGI
2. PENYEBAB FRAKTUR ADALAH TRAUMA
Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal
atau tanpa trauma yang disebabkan oleh suatu proses, yaitu :
• Osteoporosis Imperfekta
• Osteoporosis
• Penyakit metabolik

18
ii. TRAUMA
Dibagi menjadi dua, yaitu :
Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya
penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah
trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras
(jalanan).
Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur
berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada
orangtua.

TANDA DAN GEJALA


• Nyeri hebat di tempat fraktur
• Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
• Rotasi luar dari kaki lebih pendek
• Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi
berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka,
deformitas.

PENATALAKSANAAN MEDIK
• X.Ray
• Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
• Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
• CCT kalau banyak kerusakan otot.

TRAKSI
Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang
yang patah dalam jangka waktu sesingkat mungkin
Metode Pemasangan traksi:
Traksi Manual

19
Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan
Emergency.
Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.

Traksi Mekanik
Ada dua macam, yaitu :
Traksi Kulit
Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain,
misalnya: otot. Traksi kulit terbatas
untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.
Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai
sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan
gips.
Traksi Skeletal
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan
balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka
operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan
metal.

KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI


Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau
panggul, kegunaannya :
• Mengurangi nyeri akibat spasme otot
• Memperbaiki dan mencegah deformitas
• Immobilisasi
• Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang
sendi).
• Mengencangkan pada perlekatannya.

MACAM - MACAM TRAKSI

20
Traksi Panggul
Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di
atas untuk mengikat puncak iliaka.
Traksi Ekstension (Buck’s Extention)
Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki
ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk
waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.
Traksi Cervikal
Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang
dan spasme. Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala.

Traksi Russell’s
Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-
kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian
bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan.
Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan
kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal
pada tibia atau fibula.
Traksi khusus untuk anak-anak
Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia
dibor dengan steinman pen, dipasang staples pada steiman pen.
Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai bawah
ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan
sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk
callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih
secara aktif.

PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan

21
a. Riwayat Perjalanan penyakit
- Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan
kesehatan
- Apa penyebabnya, kapan terjadinya kecelakaan atau
trauma
- Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak
dll
- Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan
- Kehilangan fungsi
- Apakah klien mempunyai riwayat penyakit
osteoporosis
b. Riwayat pengobatan sebelumnya
- Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis
kortikosteroid dalam jangka waktu lama
- Apakah klien pernah menggunakan obat-obat
hormonal, terutama pada wanita
- Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut
- Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhir
c. Proses pertolongan pertama yang dilakukan
- Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan
pertahankan gerakan diatas/di bawah tulang yang fraktur
sebelum dipindahkan
- Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema

2. Pemeriksaan fisik
a. Mengidentifikasi tipe fraktur
b. Inspeksi daerah mana yang terkena
- Deformitas yang nampak jelas
- Edema, ekimosis sekitar lokasi cedera
- Laserasi

22
- Perubahan warna kulit
- Kehilangan fungsi daerah yang cidera
c. Palpasi
- Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran
- Krepitasi
- Nadi, dingin
- Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur

KASUS
Saudara adalah seorang perawat di ruang bedah yang diberi
tanggung jawab untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
Tn. Muria, usia 40 tahun dengan fraktur femur kanan 1/3 distal
comunited. Saat ini pasien masih menggunakan Back slab
sambil menunggu jadwal operasi untuk tandur (cangkok) tulang
dan pemasangan eksterna traksi.
Dari balutan yang ada pada Back slab merembes darah cukup
banyak, pasien mengeluh nyeri berat. Pasien semenjak
kecelakaan 24 jam yang lalu tidak bisa tidur karena menahan
nyeri. Ibu jari dan jari-jari kaki kanan terasa baal.

SOAL : Buatlah rencana asuhan keperawatan disertai


rasionalisasinya !

JAWAB:
RENCANA KEPERAWATAN

23
Prioritas Masalah
• Mengatasi perdarahan
• Mengatasi nyeri
• Mencegah komplikasi
• Memberi informasi tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan

N DIAGNOSA INTERVENSI RASIONALISASI


O KEPERAWATAN

1. Potensial terjadinya INDENPENDEN:


syok s/d perdarahan a) Observasi tanda- a) Untuk mengetahui
yg banyak tanda vital. tanda-tanda syok se-
dini mungkin
b) Mengkaji b) Untuk menentukan
sumber, lokasi, dan tindak an
banyak- nya per
darahan c) Untuk mengurangi
c) Memberikan per darahan dan men-
posisi supinasi cegah kekurangan
darah ke otak.
d) Untuk mencegah
d) Memberikan ke- kurangan cairan
banyak cairan (mengganti cairan yang
(minum) hilang)

KOLABORASI:
e) Pemberian cairan e) Pemberian cairan
per infus per-infus.

24
f) Pemberian obat f) Membantu proses
koa-gulan sia (vit.K, pem-bekuan darah dan
Adona) dan peng- untuk menghentikan
hentian perdarahan perda-rahan.
dgn fiksasi.
g) Pemeriksaan g) Untuk mengetahui
laborato- rium (Hb, ka-dar Hb, Ht apakah
Ht) perlu transfusi atau
tidak.

2. Gangguan rasa INDEPENDEN:


nyaman: a) Mengkaji a) Untuk mengetahui
Nyeri s/d karakteris- tik tingkat rasa nyeri
perubahan fragmen nyeri : lokasi, sehingga dapat me-
tulang, luka pada durasi, intensitas nentukan jenis tindak
jaringan lunak, nyeri dengan meng- annya.
pemasangan back gunakan skala nyeri
slab, stress, dan (0-10) b) Mencegah pergeser-
cemas b) Mempertahankan an tulang dan pe-
im- mobilisasi (back nekanan pada jaring-
slab) an yang luka.
c) Peningkatan vena
c) Berikan sokongan return, menurunkan
(support) pada edem, dan me-
ektremitas yang ngurangi nyeri.
luka. d) Untuk mempersiap-
kan mental serta agar
d) Menjelaskan seluruh pasien berpartisipasi
prosedur di atas pada setiap tindakan
yang akan dilakukan.

25
KOLABORASI: e) Mengurangi rasa
e) Pemberian obat- nyeri
obatan analgesik

3. Potensial infeksi INDEPENDEN:


se- hubungan a) Kaji keadaan luka a) Untuk mengetahui
dengan luka (kontinuitas dari tanda-tanda infeksi.
terbuka. kulit) terhadap ada-
nya: edema, rubor,
kalor, dolor, fungsi b) Meminimalkan
laesa. terjadinya
b) Anjurkan pasien kontaminasi.
untuk tidak c) Mencegah kontami-
memegang bagian nasi dan kemungkin-
yang luka. an infeksi silang.
c) Merawat luka d) Merupakan indikasi
dengan adanya osteomilitis.
menggunakan
tehnik aseptik
d) Mewaspadai adanya
keluhan nyeri men-
dadak, keterbatasan e) Lekosit yang me-
gerak, edema lokal, ningkat artinya sudah
eritema pada daerah terjadi proses infeksi
luka. f) Untuk mencegah ke-
lanjutan terjadinya
KOLABORASI: infeksi. dan pencegah
e) Pemeriksaan darah : an tetanus.

26
leokosit g) Mempercepat proses
penyembuhan luka
f) Pemberian obat- dan dan penyegahan
obatan : peningkatan infeksi.
antibiotika dan TT
(Toksoid Tetanus)
g) Persiapan untuk
operasi sesuai
indikasi

4. Gangguan aktivitas INDEPENDEN:


sehubungan dengan a) Kaji tingkat im- a) Pasien akan mem-
kerusakan mobilisasi yang batasi gerak karena
neuromuskuler disebabkan oleh salah persepsi
skeletal, nyeri, edema dan persepsi (persepsi tidak pro-
immobilisasi. pasien tentang posional)
immobilisasi ter-
sebut. b) Memberikan ke-
b) Mendorong parti- sempatan untuk me-
sipasi dalam ngeluarkan energi,
aktivitas rekreasi memusatkan per-
(menonton TV, hatian, meningkatkan
membaca kora, dll ). perasaan mengontrol
diri pasien dan
membantu dalam
mengurangi isolasi
c) Menganjurkan sosial.
pasien untuk c) Meningkatkan aliran

27
melakukan latihan darah ke otot dan
pasif dan aktif pada tulang untuk me-
yang cedera maupun ningkatkan tonus otot,
yang tidak. mempertahankan
mobilitas sendi, men-
cegah kontraktur /
d) Membantu pasien atropi dan reapsorbsi
dalam perawatan Ca yang tidak
diri digunakan.
d) Meningkatkan ke-
kuatan dan sirkulasi
otot, meningkatkan
e) Auskultasi bising pasien dalam me-
usus, monitor ngontrol situasi, me-
kebiasa an eliminasi ningkatkan kemauan
dan menganjurkan pasien untuk sembuh.
agar b.a.b. teratur. e) Bedrest, penggunaan
analgetika dan pe-
f) Memberikan diit rubahan diit dapat
tinggi protein , menyebabkan
vitamin , dan mi- penurunan peristaltik
neral. usus dan konstipasi.
f) Mempercepat proses
penyembuhan,
mencegah penurunan
BB, karena pada
immobilisasi biasanya
terjadi penurunan BB
KOLABORASI : (20 - 30 lb).
Catatan : Untuk sudah

28
g) Konsul dengan dilakukan traksi.
bagi- an fisioterapi

g) Untuk menentukan
program latihan.

5. Kurangnya INDEPENDEN:
pengetahuan a) Menjelaskan tentang a) Pasien mengetahui
tentang kondisi, kelainan yang kondisi saat ini dan
prognosa, dan muncul prognosa, hari depan sehingga
pengo- batan dan harap- an yang pasien dapat menentu
sehubungan dengan akan datang. kan pilihan.
kesalahan dalam b) Memberikan b) Sebagian besar
pe- nafsiran, tidak dukung an cara-cara fraktur memerlukan
familier dengan mobili- sasi dan penopang dan fiksasi
sumber in- ambulasi selama proses pe-
formasi. sebagaimana yang nyembuhan sehingga
dianjurkan oleh keterlambatan pe-
bagi- an fisioterapi. nyembuhan disebab-
kan oleh penggunaan
alat bantu yang
c) Memilah-milah kurang tepat.
aktif- itas yang bisa c) Mengorganisasikan
mandiri dan yang kegiatan yang diperlu
harus dibantu. kan dan siapa yang
perlu menolongnya.
d) Mengidentifikasi (apakah fisioterapi,
pe- layanan umum perawat atau ke-
yang tersedia seperti luarga).

29
team rehabilitasi, d) Membantu meng-
perawat keluarga fasilitaskan perawa-
(home care) tan mandiri memberi
e) Mendiskusikan support untuk man-
tentang perawatan diri.
lanjutan.
e) Penyembuhan fraktur
tulang kemungkinan
lama (kurang lebih 1
tahun) sehingga perlu
disiapkan untuk
perencanaan
perawatan lanjutan
dan pasien koopratif.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning
Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.

Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical


Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby
Company.
http://www.docstoc.com/docs/downloadDoc.aspx?
doc_id=35700080

30

Anda mungkin juga menyukai