Anda di halaman 1dari 8

PNEUMOTORAX 3.

Pneumotoraks karena tekanan


Terjadi jika paru-paru mendapatkan tekanan
Definisi : TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA PLEURA
berlebihan sehingga paru-paru mengalami kolaps.
DAN UDARA LUAR/ATMOSFIR, SEHINGGA UDARA
Tekanan yang berlebihan juga bisa menghalangi
MASUK RONGGA PLEURA DAN SEBAGIAN/SELURUH
pemompaan darah oleh jantung secara efektif
JARINGAN PARU COLLAPS.
sehingga terjadi syok.
Pneumotoraks adalah penimbunan udara atau gas di
dalam rongga pleura. Gejala
Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara Gejalanya sangat bervariasi, tergantung kepada
selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada. jumlah udara yang masuk ke dalam rongga pleura dan
luasnya paru-paru yang mengalami kolaps
Penyebab
(mengempis).

Terdapat beberapa jenis pneumotoraks yang Gejalanya bisa berupa:

dikelompokkan berdasarkan penyebabnya:  Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba,

1. Pneumotoraks spontan dan semakin nyeri jika penderita menarik

Terjadi tanpa penyebab yang jelas. nafas dalam atau terbatuk

Pneumotoraks spontan primer terjadi jika pada  Sesak nafas

penderita tidak ditemukan penyakit paru-paru.  Dada terasa sempit

Pneumotoraks ini diduga disebabkan oleh  Mudah lelah

pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam  Denyut jantung yang cepat
paru-paru yang disebut bleb atau bulla. Penyakit  Warna kulit menjadi kebiruan akibat
ini paling sering menyerang pria berpostur tinggi- kekurangan oksigen.
kurus, usia 20-40 tahun. Faktor predisposisinya
Gejala-gejala tersebut mungkin timbul pada saat
adalah merokok sigaret dan riwayat keluarga
istirahat atau tidur.
dengan penyakit yang sama.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
Pneumotoraks spontan sekunder merupakan - Hidung tampak kemerahan
komplikasi dari penyakit paru-paru (misalnya - Cemas, stres, tegang
penyakit paru obstruktif menahun, asma, fibrosis - Tekanan darah rendah (hipotensi).
kistik, tuberkulosis, batuk rejan).
Diagnosis
2. Pneumotoraks traumatik
Pemeriksaan fisik dengan bantuan stetoskop
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada.
menunjukkan adanya penurunan suara pernafasan
Traumanya bisa bersifat menembus (luka tusuk,
pada sisi yang terkena.
peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan
Trakea (saluran udara besar yang melewati bagian
kendaraan bermotor).
depan leher) bisa terdorong ke salah satu sisi karena
Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi
terjadinya pengempisan paru-paru.
dari tindakan medis tertentu (misalnya
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
torakosentesis).
1
1. Rontgen dada ( adanya udara diluar paru- merupakan alat tubuh yang bergantung kepada
paru) endokrin dan dapat pula dianggap undangan(counter
2. Gas Darah Arteri. part). Oleh karena itu yang dianggap etiologi adalah
karena tidak adanya keseimbangan endokrin.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
Karena etiologi yang belum jelas maka melahirkan
BENIGNA HIPERTROPI PROSTAT (BPH)
beberapa hipotesa yang diduga timbulnya Benigne
Konsep Dasar BPH
Prostat Hyperplasia antara lain:
A. Definisi
1. Hipotesis Dihidrotestosteron (DHT)Peningkatan 5
Pengertian Benigne Prostat Hyperplasia adalah
alfa reduktase dan reseptor androgen akan
pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh
menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar
karena hiperplasia beberapa atau semua komponen
prostatmengalami hiperplasia.
prostat meliputi jaringan kelenjar/ jaringan
2. Ketidakseimbangan estrogen – testoteronDengan
fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan
meningkatnya usia pada pria terjadi peningkatan
uretra pars prostatika (Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD Dr
hormon Estrogen dan penurunan testosteron
Soetomo, 1994:193).
sedangkan estradiol tetap. yang dapat
BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat.
menyebabkan terjadinya hyperplasia stroma.
Kelenjar prostat membesar, memanjang ke arah
3. Interaksi stroma - epitel Peningkatan epidermal
depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat
gorwth faktor atau fibroblas gorwth faktor dan
aliran keluar urine, dapat menyebabkan hydronefrosis
penurunan transforming gorwth faktor beta
dan hydroureter.
menyebabkan hiperplasia stroma dan epitel.
Istilah Benigna Prostat Hipertropi sebenarnya 4. Penurunan sel yang matiEstrogen yang meningkat
tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah menyebabkan peningkatan lama hidup stroma
membesar atau hipertropi prostat, tetapi kelenjar- dan epitel dari kelenjar prostat.
kelenjar periuretralah yang mengalami hiperplasian 5. Teori stem cellSel stem yang meningkat
(sel-selnya bertambah banyak). Kelenjar-kelenjar mengakibatkan proliferasi sel transit.(Roger Kirby,
prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng dan 1994:38).
disebut kapsul surgical. Maka dalam literatur di
Namun menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong
benigna hiperplasia of prostat gland atau adenoma
tahun 1998 etiologi dari BPH adalah:
prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum
1. Adanya hiperplasia periuretral yang
dipakai.
disebabkan karena perubahan keseimbangan
B. Etiologi testosteron dan estrogen.
2. Ketidakseimbangan endokrin.
Etiolgi atau penyebab yang pasti dari terjadinya
Benigne Prostat Hyperplasia sampai sekarang belum Faktor umur / usia lanjut.
diketahui secara pasti, tetapi hanya 2 faktor yang
mempengaruhi terjadinya Benigne Prostat C. Patofisiologi

Hyperplasia yaitu testis dan usia lanjut. Prostat

2
Sejalan dengan pertambahan umur, kelenjar Fase Dekompensasi yang masih akut
prostat akan mengalami hiperplasia, jika prostat menimbulkan rasa nyeri dan dalam beberapa hari
membesar akan meluas ke atas (bladder), di dalam menjadi kronis dan terjadilah inkontinensia urine
mempersempit saluran uretra prostatica dan secara berkala akan mengalir sendiri tanpa dapat
menyumbat aliran urine. Keadaan ini dapat dikendalikan, sedangkan buli-buli tetap penuh. Ini
meningkatkan tekanan intravesikal. Sebagai terjadi oleh karena buli-buli tidak sanggup
kompensasi terhadap tahanan uretra prostatika, menampung atau dilatasi lagi. Puncak dari kegagalan
maka otot detrusor dan buli-buli berkontraksi lebih kompensasi adalah ketidak mampuan otot detrusor
kuat untuk dapat memompa urine keluar. memompa urine dan menjadi retensi urine. Retensi
urine yang kronis dapat mengakibatkan
Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan
kemunduran fungsi ginjal (Sunaryo, H. 1999 : 11)
perubahan anatomi dari buli-buli berupa: Hipertropi
otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, F. Manifestasi klinis

sekula dan difertikel buli-buli. Perubahan struktur


Walaupun Benigna Prostat Hipertropi selalu
pada buli-buli dirasakan klien sebagai keluhan pada
terjadi pada orang tua, tetapi tak selalu disertai
saluran kencing bagian bawah atau Lower Urinary
gejala-gejala klinik, hal ini terjadi karena dua hal yaitu:
Tract Symptom/LUTS (Basuki, 2000 : 76).
1. Penyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan
Fase-fase Prostat Hyperplasia: berkemih
2. Retensi urin dalam kandung kemih menyebabkan
1. Prostat Hyperplasia Kompensata.
dilatasi kandung kemih, hipertrofi kandung kemih
kompensasi oleh muskulus destrusor berhasil
dan cystitis.
dengan sempurna. Artinya pola dan kualitas dari
miksi tidak banyak berubah. Adapun gejala dan tanda yang tampak pada
pasien dengan Benigna Prostat Hipertrofi:
2. Prostat Hyperplasia Dekompensata
1. Retensi urin.
Kemampuan kompensasi menjadi berkurang dan
2. Kurangnya atau lemahnya pancaran kencing
pola serta kualitas miksi berubah, kekuatan serta
3. Miksi yang tidak puas
lamanya kontraksi dari muskulus destrusor
4. Frekuensi kencing bertambah terutama
menjadi tidak adekuat sehingga urine tersisa di
malam hari (nocturia)
dalam buli-buli saat proses miksi berakhir.
5. Pada malam hari miksi harus mengejan
Seringkali Prostat Hyperplasia menambah
6. Terasa panas, nyeri atau sekitar waktu miksi
kompensasi ini dengan jalan meningkatkan
(disuria)
tekanan intra abdominal (mengejan) sehingga
7. Massa pada abdomen bagian bawah
tidak jarang disertai timbulnya hernia dan
8. Hematuria
haemorhoid puncak dari kegagalan kompensasi
9. Urgency (dorongan yang mendesak dan
adalah tidak berhasilnya melakukan ekspulsi urine
mendadak untuk mengeluarkan urin)
dan terjadinya retensi urine.
10. Kesulitan mengawali dan mengakhiri miksi
11. Kolik renal

3
12. Berat badan turun  Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering
13. Anemia dari biasanya dapat terjadi pada malam hari
(Nocturia) dan pada siang hari.
Kadang-kadang tanpa sebab yang diketahui,
 Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing.
pasien sama sekali tidak dapat berkemih sehingga
harus dikeluarkan dengan kateter. Karena urin selalu Derajat Benigne Prostat Hyperplasia Benigne Prostat
terisi dalam kandung kemih, maka mudah sekali Hyperplasia terbagi dalam 4 derajat sesuai
terjadi cystitis dan selaputnya merusak ginjal. dengan gangguan klinisnya:
1. Derajat satu, keluhan prostatisme ditemukan
Gejala Benigne Prostat Hyperplasia Gejala klinis
penonjolan prostat 1 – 2 cm, sisa urine kurang 50
yang ditimbulkan oleh Benigne Prostat Hyperplasia
cc, pancaran lemah, necturia, berat +20 gram.
disebut sebagai Syndroma Prostatisme. Syndroma
2. Derajat dua, keluhan miksi terasa panas, sakit,
Prostatisme dibagi menjadi dua yaitu :
disuria, nucturia bertambah berat, panas badan
1. Gejala Obstruktif yaitu:
tinggi (menggigil), nyeri daerah pinggang, prostat
 Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama
lebih menonjol, batas atas masih teraba, sisa
dan seringkali disertai dengan mengejan yang
urine 50 – 100 cc dan beratnya +20 – 40 gram.
disebabkan oleh karena otot destrussor buli-
3. Derajat tiga, gangguan lebih berat dari derajat
buli memerlukan waktu beberapa lama
dua, batas sudah tak teraba, sisa urine lebih 100
meningkatkan tekanan intravesikal guna
cc, penonjolan prostat 3 – 4 cm, dan beratnya 40
mengatasi adanya tekanan dalam uretra
gram.
prostatika.
4. Derajat empat, inkontinensia, prostat lebih
 Intermitency yaitu terputus-putusnya aliran
menonjol dari 4 cm, ada penyulit keginjal seperti
kencing yang disebabkan karena
gagal ginjal, hydroneprosis.
ketidakmampuan otot destrussor dalam
pempertahankan tekanan intra vesika sampai G. Pemeriksaan diagnostik
berakhirnya miksi.
Pada pasien Benigna Prostat Hipertropi umumnya
 Terminal dribling yaitu menetesnya urine
dilakukan pemeriksaan:
pada akhir kencing.
1. LaboratoriumMeliputi ureum (BUN), kreatinin,
 Pancaran lemah : kelemahan kekuatan dan
elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin
kaliber pancaran destrussor memerlukan
2. RadiologisIntravena pylografi, BNO, sistogram,
waktu untuk dapat melampaui tekanan di
retrograd, USG, Ct Scanning, cystoscopy, foto
uretra.
polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras
 Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air
dilakukan apabila fungsi ginjal buruk,
kecil dan terasa belum puas.
ultrasonografi dapat dilakukan secara trans
2. Gejala Iritasi yaitu:
abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal
 Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil Ultra Sonografi), selain untuk mengetahui
yang sulit ditahan. pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula
menentukan volume buli-buli, mengukut sisa

4
urine dan keadaan patologi lain seperti difertikel, Pemeriksaan Rectal Toucher (Colok Dubur) →
tumor dan batu (Syamsuhidayat dan Wim De posisi knee chest, syarat: buli-buli
Jong, 1997). kosong/dikosongkan. Tujuan: Menentukan
3. Prostatektomi Retro PubisPembuatan insisi pada konsistensi prostat dan besar prostat.
abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak
A. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous
prostat diangkat melalui insisi pada anterior
1. Pola persepsi dan Manajemen kesehatan
kapsula prostat.
Biasanya kasus BPH terjadi pada pasien laki-laki
4. Prostatektomi ParinealYaitu pembedahan dengan
yang sudah tua, dan pasien biasanya tidak
kelenjar prostat dibuang melalui perineum.
memperdulikan hal ini, karena sering mengatakan
bahwa sakit yang diderita nya pengaruh umur
H. Komplikasi
yang sudah tua. Perawat perlu mengkaji apakah
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi klien mengetahui penyakit apa yang dideritanya?
prostat adalah: Dan apa penyebab sakitnya saat ini?
1. Retensi kronik dapat menyebabkan refluks vesiko- 2. Pola nutrisi dan metabolik
ureter, hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal. Terganggunya sistem pemasukan makan dan
2. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi cairan yaitu karena efek penekanan/nyeri pada
infeksi pada waktu miksi abomen (pada preoperasi), maupun efek dari
3. Hernia / hemoroid anastesi pada postoperasi BPH, sehingga terjadi
4. Karena selalu terdapat sisa urin sehingga gejala: anoreksia, mual, muntah, penurunan berat
menyebabkan terbentuknya batu badan, tindakan yang perlu dikaji adalah awasi
masukan dan pengeluaran baik cairan maupun
Hematuriaf. Sistitis dan Pielonefritis
nutrisinya.
Pemeriksaan Fisik 3. Pola eliminasi

1. Abdomen: Defisiensi nutrisi, edema, pruritus, Gangguan eliminasi merupakan gejala utama yang

echymosis menunjukkan renal insufisiensi dari seringkali dialami oleh pasien dengan preoperasi,

obstruksi yang lama. perlu dikaji keragu-raguan dalam memulai aliran

2. Kandung kemih urin, aliran urin berkurang, pengosongan kandung

 Inspeksi : Penonjolan pada daerah supra kemih inkomplit, frekuensi berkemih, nokturia,

pubik → retensi urine disuria dan hematuria. Sedangkan pada

 Palpasi : Akan terasa adanya ballotement dan postoperasi BPH yang terjadi karena tindakan

ini akan menimbulkan pasien ingin buang air invasif serta prosedur pembedahan sehingga

kecil → retensi urine perlu adanya obervasi drainase kateter untuk

 Perkusi : Redup → residual urine mengetahui adanya perdarahan dengan

3. Pemeriksaan penis: uretra kemungkinan adanya mengevaluasi warna urin. Evaluasi warna urin,

penyebab lain misalnya stenose meatus, striktur contoh : merah terang dengan bekuan darah,

uretra, batu uretra/femosis. perdarahan dengan tidak ada bekuan,


peningkatan viskositas, warna keruh, gelap

5
dengan bekuan. Selain terjadi gangguan eliminasi klien dengan lingkungan sekitar. Perawat
urin, juga ada kemugkinan terjadinya konstipasi. perlu mengkaji bagaimana hubungan klien
Pada post operasi BPH, karena perubahan pola dengan keluarga dan masyarakat sekitar?
makan dan makanan. apakah ada perubahan peran selama klien
4. Pola latihan- aktivitas sakit?
Adanya keterbatasan aktivitas karena kondisi 9. Pola reproduksi- seksual
klien yang lemah dan terpasang traksi kateter Pada pasien BPH baik preoperasi maupun
selama 6 – 24 jam. Pada paha yang dilakukan postoperasi terkadang mengalami masalah
perekatan kateter tidak boleh fleksi selama traksi tentang efek kondisi/terapi pada kemampuan
masih diperlukan, klien juga merasa nyeri pada seksualnya, takut inkontinensia/menetes selama
prostat dan pinggang. Klien dengan BPH hubungan intim, penurunan kekuatan kontraksi
aktivitasnya sering dibantu oleh keluarga. saat ejakulasi, dan pembesaran atau nyeri tekan
5. Pola istirahat dan tidur pada prostat.
Pada pasien dengan BPH biasanya istirahat dan 10. Pola pertahanan diri dan toleransi stres
tidurnya terganggu, disebabkan oleh nyeri Klien dengan BPH mengalami peningkatan stres
pinggang dan BAK yang keluar terus menerus karena memikirkan pengobatan dan penyakit
dimana hal ini dapat mengganngu kenyamanan yang dideritanya menyebabkan klien tidak bisa
klien. Jadi perawat perlu mengkaji berapa lama melakukan aktivitas seksual seperti biasanya, bisa
klien tidur dalam sehari, apakah ada perubahan terlihat dari perubahan tingkah laku dan
lama tidur sebelum dan selama sakit/ selama kegelisahan klien. Perawat perlu mengkaji
dirawat? bagaimana klien menghadapi masalah yang
6. Pola konsep diri dan persepsi diri dialami? Apakah klien menggunakan obat-obatan
Pasien dengan kasus penyakit BPH seringkali untuk mengurangi stresnya?
terganggu integritas egonya karena memikirkan 11. Pola keyakinan dan nilai
bagaimana akan menghadapi pengobatan yang Pasien BPH mengalami gangguan dalam hal
dapat dilihat dari tanda-tanda seperti kegelisahan, keyakinan, seperti gangguan dalam beribadah
kacau mental, perubahan perilaku. shalat, klien tidak bisa melaksanakannya, karena
7. Pola kognitif- perseptual BAK yang sering keluar tanpa disadari. Perawat
klien BPH umumnya adalah orang tua, maka alat juga perlu mengkaji apakah ada pantangan dalam
indra klien biasanya terganggu karena pengaruh agama klien untuk proses pengobatan?
usia lanjut. Namun tidak semua pasien
KRANEKTOMI
mengalami hal itu, jadi perawat perlu mengkaji
bagaimana alat indra klien, bagaimana status 2.1 ETIOLOGI
neurologis klien, apakah ada gangguan? Indikasi tindakan kraniektomi atau pembedahan
8. Pola peran dan hubungan intrakranial adalah sebagai berikut :
Pada pasien dengan BPH merasa rendah diri o Pengangkatan jaringan abnormal baik
terhadap penyakit yang diderita nya. Sehingga tumor maupun kanker.
hal ini menyebabkan kurangnya sosialisasi o Mengurangi tekanan intrakranial.

6
o Mengevakuasi bekuan darah . Pola 4. Aktivitas – Latihan: Merasa lemah, lelah, kaku
o Mengontrol bekuan darah, dan dan kehilangan keseimbangan.
o Pembenahan organ-organ intrakranial. Tanda : Perubahan kesadaran, letargi

o Tumor otak  Hemiparase, quadreplegia

o Perdarahan (hemorrage)  Ataksia, cara berjalan tak tegap

o Kelemahan dalam pembuluh darah  Masalah dalam keseimbangan

(cerebral aneurysms)  Cedera (trauma) ortopedi

o Peradangan dalam otak  Kehilangan tonus otot, otot spastik

o Trauma pada tengkorak.


Pola 5. Tidur – Istirahat: Pada sebagian pasien,
karniektomi dapat mengakibatkan gangguan tidur
2.2 KOMPLIKASI PASCA BEDAH
dikarenakan perasaan cemas dan gelisah.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
pascabedah intrakranial atau kraniektomi adalah Pola 6. Kognitif – Perceptual
sebagai berikut :
 Penurunan sensorik, motorik, daya pandang
1. Peningkatan tekanan
(misal daya pandang menjadi kabur).
intrakranial
 Perubahan pada indera penglihatan,
2. Perdarahan dan syok
pendengaran, sentuhan, pengecapan, atau pun
hipovolemik
pembauan, tergantung pada lokasi dan lamanya
3. Ketidakseimbangan
luka.
cairan dan elekrolit
 Pada luka kronik muncul masalah berbahasa
4. Infeksi
dan pada memori.
5. Kejang
Pola 7. Konsep Diri – Persepsi Diri
2.3 PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL GORDON
 Pada sebagian besar pasien muncul image
Pola 1. Penanganan Kesehatan – Persepsi Kesehatan
negative mengenai dirinya sendiri dikarenakan
 Adanya riwayat sakit kepala yang semakin
ada bagian tubuh yang rusak (jika pasien sedang
parah sewaktu bangun pagi dan semakin
menjalani radiasi atau kemoterapi untuk luka
bertambah buruk jika bergerak.
kronik)
 Perubahan kepribadian
 Muncul kemarahan, perasaan malu, dan
 Perubahan mental atau suasana hati (mood)
penyangkalan
 Umur ( risiko meningkat pada orang dewasa)
 Riwayat keluarga atau pribadi yang mengidap Pola 8. Peran – Hubungan: Adanya perubahan peran

diabetes melitus, adanya riwayat penggunaan dalam hubungan suami istri dan pencari nafkah

adrenokortikosteroid, atau adanya tanda dan (tergantung pada lamanya luka).

gejala disfungsi kelenjar endokrin.


Pola 9. Seksualitas – Reproduksi: Adanya gangguan

Pola 2. Nutrisi – Metabolik: Mengalami mual muntah. fungsi seksual (tergantung pada lokasi luka).

Pola 3. Eliminasi: Inkontinensia kandung kemih/usus Pola 10. Koping – Toleransi Stress

atau mengalami gangguan fungsi.  Pola koping yang tidak efektif.


7
 Munculnya perasaan sedih

Pola 11. Keyakinan – Kepercayaan: Pasien menunda


mencari bantuan medis dikarenakan takut bahaya
kematian yang mungkin terjadi akibat prosedur
pembedahan atau pun dikarenakan kurangnya
pengetahuan mengenai prosedur pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai