PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Hampir satu abad berlalu sejak standar internasional jam kerja diberlakukan,
sebuah studi baru yang dilakukan oleh Organisasi Buruh se-Dunia (ILO)
memperkirakan bahwa satu dari 5 pekerja di berbagai penjuru bumi --atau lebih dari
600 juta orang-- masih bekerja lebih dari 48 jam per minggu. Studi bertajuk “Working
Time Around the World: Trends in Working Hours, Laws and Policies in a Global
Comparative Perspective” itu mengungkapkan, 22% tenaga kerja global, atau 614,2 juta
pekerja, bekerja di atas standar jam kerja.
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dari semua uraian pemikiran sebagaimana tersebut di atas, tersirat makna
bahwa dalam melaksanakan analis beban kerja diperlukan hal-hal sebagai berikut:
Pengukuran jam kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang
dibutuhkan seorang operator (terlatih dan “qualified”) dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan
kerja yang terbaik pada saat itu. Jenis pengukuran waktu secara:
1. Langsung
a. Pengukuran Jam Henti (Stopwatch Time Study)
2. Tidak langsung
a. Data Waktu Baku (Standard Data)
b. Data Waktu Gerakan (Predetermined Time System)
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Praktis mencatat waktu saja tanpa harus 1. Dibutuhkan waktu lebih lama untuk
menguraikan pekerjaan ke dalam elemen- memperoleh data, waktu yang banyak
elemen pekerjaaannya tujuannya: hasil pengukuran yang teliti dan
akurat
2. Biaya lebih mahal karena harus pergi ke
tempat di mana pekerjaan pengukuran
4
kerja berlangsung.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGUKURAN WAKTU SECARA TIDAK LANGSUNG
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Waktu relatif singkat, hanya mencatat 1. Belum ada data waktu gerakan berupa
pekerjaan satu kali saja tabel-tabel waktu gerakan yang menyeluruh
2. Biaya lebih murah dan rinci
2. Tabel yang digunakan adalah untuk orang
Eropa, tidak cocok untuk orang Indonesia.
3. Dibutuhkan ketelitian yang tinggi untuk
seorang pengamat pekerjaan karena akan
berpengaruh terhadap hasil perhitungan.
4. Data waktu gerakan harus disesuaikan
dengan kondisi pekerjaan. Misal: elemen
pekerjaan kantor tidak sama dengan elemen
pekerjaan pabrik.
Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal
untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaik saat itu.
WB = WN + 1
1 = kelonggaran (allowance)
WN = WS × p
p = 1, bekerja wajar
Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan
baku kemudian diproses di tempat kerja. Waktu siklus juga merupakan jumlah waktu
tiap-tiap elemen job.
WS = Σ Xi/N
5
Environmental design (desain lingkungan)
6
Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki ataupun
yang merusak kesehatan, saat ini kebisingan merupakan salah satu penyebab penyakit
lingkungan yang penting (Slamet, 2006). Sedangkan kebisingan sering digunakan
sebagai istilah untuk menyatakan suara yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh
kegiatan manusia atau aktivitas-aktivitas alam (Schilling, 1981). Definisi kebisingan
seperti yang tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
718/Menkes/Per/XI/1987: kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak diinginkan
sehingga mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan.
7
d. Gangguan tidur
e. Gangguan psikologi/perilaku
Nilai ambang batas kebisingan adalah intensitas tertinggi dan merupakan nilai
rata-rata yang masih dapat diterima oleh manusia tanpa mengakibatkan hilangnya daya
dengar yang tetap untuk waktu yang cukup lama/terus menerus, selanjutnya ditulis
NAB. Penting untuk diketahui bahwa di dalam menetapkan standar NAB pada suatu
level atau intensitas tertentu, tidak akan menjamin bahwa semua orang yang terpapar
pada level tersebut secara terus menerus akan terbebas dari gangguan pendengaran,
karena hal itu tergantung pada respon masing-masing individu (Keputusan MENLH,
1996). Waktu maksimum bekerja dengan paparan kebisingan adalah sebagai berikut:
82 dB : 16 jam perhari
85 dB : 8 jam perhari
88 dB : 4 jam perhari
91 dB : 2 jam perhari
97 dB : 1 jam perhari
1
100 dB : jam perhari
2
1 A 35 45
2 B 45 55
3 C 50 60
4 D 60 70
8
LAMA MENDENGAR YANG DIIZINKAN PADA TITIK TERTENTU
Titik Bising (L) dBA Lama Mendengar per Hari (T) jam
90 8
92 6
95 4
97 3
100 2
102 1,5
105 1
110 0,5
115 0,25/kurang
Contoh soal:
9
110 0,25 0,50
90 1,00 8,00
0,25 0,50 1
= + + = 0,875 < 1
0,5 2 8
120
Menulikan Halilintar, meriam
110
100
Sangat Buruk Gerinda
90
80
Kantor gaduh, jalan, radio,
Kuat
pemukiman
70
60
Rumah gaduh, kantor umumnya,
Sedang
percakapan kuat, radio, pertokoan
50
40
Rumah tenang, kantor perorangan,
Tenang
auditorium, percakapan
30
20
Suara daun, berbisik
Sangat Tenang 10
10
1. Intesitas suara yang terlalu tinggi
2. Usia karyawan
3. Ketulian yang sudah ada sebelum bekerja
4. Tekanan dan frekuensi bising tersebut
5. Lamanya bekerja
6. Jarak dari sumber suara
Tujuan Program
Umum
Meningkatkan produktivitas kerja melalui pencegahan ketulian akibat bising di
tempat kerja dengan melaksanakan program konservasi pendengaran yang
melibatkan seluruh unsur dalam perusahaan.
Khusus
1. Mengetahui tingkat kebisingan pada lokasi kerja sesuai karakteristik
kegiatannya.
2. Meningkatkan upaya pencegahan ketulian akibat bising melalui upaya
mengurangi paparan terhadap pekerja, baik teknis maupun administratif.
3. Deteksi dini adanya kasus Noise Induced Hearing Loss dan mencegah Temporary
Threshold Shift (TTS) yang timbul menjadi permanen.
4. Meningkatkan pengetahuan karyawan mengenai kebisingan dan pengaruh
terhadap kesehatan.
5. Meningkatkan disiplin dan kesadaran dalam penggunaan alat pelindung
diriterhadap kebisingan.
6. Menumbuhkan perubahan perilaku karyawan dan semua unsur terkait kearah
yang mendukung program di atas, melalui program promosi kesehatan di tempat
kerja.
Manfaat
Bagi perusahaan
1. Sesuai dengan perundangan yang berlaku (taat hukum)
2. Meningkatkan kinerja (produktivitas) dan efisiensi
11
3. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja sehingga terbina hubungan baik
4. Mengurangi angka kecelakaan, kesakitan, hilangnya hari kerja, menurunkan turn
over rate serta absenteeism (loss time).
5. Menekan biaya kesehatan akibat preventable diseases serta klaim kompensasi
6. Menghindari terjadinya kehilangan tenaga kerja yang terampil dan skilled
Bagi karyawan
1. Mencegah terjadinya ketulian akibat bising yang bersifat menetap dan
irreversible
2. Bisa mengurangi stress
Manfaat bersama
1. Membangun komitmen untuk selalu bersama-sama memperlihatkan kesehatan
dan keselamatan kerja
2. Meningkatkan safety awareness di kalangan karyawan
3. Perubahan perilaku yang tumbuh akan menjadi gaya hidup positif yang tidak
hanya mendukung konservasi pendengaran saja, namun juga akan membawa
perubahan perilaku yang positif dalam permasalahan kesehatan lainnya, seperti
mengurangi kebiasaan merokok serta gaya hidup sehat lainnya.
12
1. Sebelum pekerja atau sebelum penugasan awal di daerah kerja yang bising
2. Secara berkala (periodik/tahunan)
3. Secara khusus pada waktu tertentu
4. Pada akhir masa kerja
Ada beberapa macam audiogram untuk pemeliharaan pendengaran yaitu:
1. Audiogram dasar (Baseline Audiogram)
2. Monitor (Monitor Audiogram)
3. Tes ulangan (Retest Audiogram)
4. Tes konfirmasi (Confirmation Audiogram)
5. Tes akhir (Exit Audiogram)
Pengendalian kebisingan
Pada dasarya pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap
1. Sumbernya
a. Desain akustik, dengan mengurangi vibrasi, mengubah struktur dan lainnya
b. Substitusi alat
c. Mengubah proses kerja
2. Perjalanannya
a. Jarak diperjauh
b. Akustik ruangan
c. Enclosure
3. Penerimanya
a. Alat pelindung telinga
b. Enclosure (misalnya dalam kontrol ruangan)
c. Adminitrasi dengan rotasi dan mengubah jadwal kerja
Selain dari ketiga di atas, dapat pula dilakukan dengan melakukan:
1. Pengendalian secara teknis (Engineering control) dengan cara:
a. Pemilihan equipment/proses yang lebih sedikit menimbulkan bising
b. Dengan melakukan perawatan (maintenance)
c. Melakukan pemasangan penyerap bunyi
d. Mengisolasi dengan melakukan peredaman (material akustik)
e. Menghindari kebisingan.
2. Pengendalian secara administratif (Administrative Control) dengan cara:
a. Melakukan shift kerja
13
b. Mengurangi waktu kerja
c. Melakukan training
Langkah terakhir dalam pengendalian kebisingan adalah dengan menggunakan alat
pelindung pendengaran (earplug, earmuff, dan helmet). Pengendalian kebisingan
dapat dilakukan juga dengan pengendalian secara medis yaitu dengan cara
pemeriksaan kesehatan secara teratur.
Alat pelindung pendengaran
Pemakaian alat pelindung diri merupakan pilihan terakhir yang harus dilakukan.
Alat pelindung diri yang dipakai harus mampu mengurangi kebisingan hingga
mencapai level TWA atau kurang dari 85 dB. Ada tiga jenis alat pelindung diri, yaitu:
1. Earplug, dapat mengurangi kebisingan 8 – 30 dB. Digunakan untuk proteksi
sampai dengan 100 dB.
2. Earmuff, dapat mengurangi kebisingan 25 – 40 dB. Digunakan untuk proteksi
sampai dnegan 110 dB.
3. Helmet, mengurangi kebisingan 40 – 50 dB.
Pendidikan dan motivasi
Semua pekerja yang berhak mengikuti program konservasi pendengaran, harus
mendapatkan pendidikan dan training yang cukup setiap tahun baik yang terlibat
langsung maupun tidak pada program pemeliharaan pendengaran. Pendidikan dan
edukasi pada dasarnya adalah perilaku pekerja.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja adalah beban kerja, jam kerja, dan
kondisi lingkungan pekerja
14
3. Ketulian dapat disebabkan oleh pekerjaan (occupational hearing loss),misalnya
akibat kebisingan, trauma akustik, dapat pula disebabkan oleh bukan karena
kerja (non occupational hearing loss).
B. SARAN
1. Adanya pembagian yang jelas antara jam kerja dan beban kerja bagi pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/1991558-beban-kerja/
http://dian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/3665/PENGUKURAN+
+WAKTU+KERJA.pdf
http://www.portalhr.com/beritahr/seputarhr/1id675.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6899/1/08E00192.pdf
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
15
http://www.handicap-international.org.uk/where_we_work/asia/indonesia
http://nzspinaltrust.org.nz/documents/WorkForAll_Research/FactorsEffectingEmploy
_SCI.pdf
http://web.jbjs.org.uk/cgi/reprint/83-B/4/506.pdfs
http://sehatnews.com/berita/4770-Kerja-Tempat-Berisik-Riskan-Jantungan.html
http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/752/tingkat-stres-pekerja-bisa-lebih-
tinggi-dibandingkan-penganggur
16