Anda di halaman 1dari 13

Presentasi Tugas

Abses Peritonsil
Kelompok 3
DEFINISI
Abses peritonsil /PTA atau Quinsy
Suatu rongga yang berisi nanah didalam jaringan
peritonsil yang terbentuk sebagai hasil dari
suppurative tonsillitis
ETIOLOGI
Komplikasi tonsilitis akut
Infeksi yang bersumber dari kelenjar mucus Weber di
kutub atas tonsil
Biasanya kuman penyebabnya sama dengan kuman
penyebab tonsilitis.
Organisme aerob maupun anaerob
Anatomi
Faring dibagi menjadi nasofaring, orofaring dan
laringofaring
Palatum mole terdiri atas jaringan fibrous yg dilapisi
mukosa
PATOFISIOLOGI
Belum sepenuhnya diketahui

Daerah superior/lateral palatum mole membengkak


permukaan hiperemisbila berlanjutmenjadi
lebih lunak dan berwarna kekuningantonsil
terdoronguvula bengkak dan terdorong ke sisi
kontralateral
GAMBARAN KLINIS
Biasanya 2 – 8 hr

Awalnya keluhan : odinofagia, muntah, mulut berbau,


banyak ludah, suara sengau, sukar buka mulut, sakit
kepala

Pada kasus berat : disfagia, otalgia pd sisi yg terkena,


p. mole membengkak, penumpukan sekret kental yg
tdk bisa dibuang pasien, bahkan sesak nafas apabila
mukosa dan submukosa faring ikut membengkak
DIAGNOSIS
Anamnesa : riwayat sakit tenggorokan sblmnya
Pada pemeriksaan fisis : Palatum molle tampak
membengkak dan menonjol kedepan, dapat teraba
fluktuasi. Uvula bengkak dan terdorong kesisi
kontralateral. Tonsil bengkak, hiperemis, mungkin
banyak detritus dan terdorong ke arah tengah, depan
dan bawah
Pada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan :
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Radiologi
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi ialah:
Abses pecah spontan, mengakibatkan perdarahan
aspirasi paru, atau piema.
Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring,
sehingga terjadi abses parafaring. Kemudian dapat
terjadi penjalaran ke mediastinum menimbulkan
mediastinitis.
Bila terjadi penjalaran ke daerah intracranial, dapat
mengakibatkan thrombus sinus kavernosus,
meningitis, dan abses otak.
DIAGNOSA BANDING
1. Abses retrofaring
2. Abses parafaring
3. Abses submandibula
4. Angina Ludovici
PENATALAKSANAAN
Pada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika dosis
tinggi, dan obat simtomatik. Juga perlu kumur-kumur
dengan cairan hangat dan kompres dingin pada leher.
Bila telah terbentuk abses, dilakukan pungsi pada
daerah abses, kemudian diinsisi untuk mengeluarkan
nanah.
Tonsilektomi merupakan indikasi absolut pada orang
yang menderita abses peritonsilaris berulang atau
abses yang meluas pada ruang jaringan sekitarnya
Pada umumnya tonsilektomi dilakukan sesudah
infeksi tenang, yaitu 2-3 minggu sesudah drainase
abses
PROGNOSIS
Abses peritonsilar hampir selalu berulang bila tidak
diikuti dengan tonsilektomi., maka ditunda sampai 6
minggu berikutnya.
Pada saat tersebut peradangan telah mereda,
Tx4U
4tt3nt10n

Anda mungkin juga menyukai