Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata atau Turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk


rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk suatu aktivitas.
Bicara mengenai wisatawan akan didapatkan suatu cerita yang panjang tentang
mereka; siapa, darimana, mau kemana, dengan apa, dengan siapa, kenapa ke
sana dan masih banyak lagi. Wisatawan memang sangat beragam; tua muda,
miskin kaya, asing domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin
berwisata dengan keinginan dan harapan yang berbeda-beda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian wisatawan?
2. Karakteristik wisatawan dan bagaimana berwisata?
3. Apa dampak positif dan Negatif dari adanya wisatawan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari wisatawan.
2. Untuk mengetahui karakteristik wisatawan serta bagaimana cara berwisata
3. Untuk mengetahui dampak positif dan negative dari wisatawan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wisatawan

Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan


perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan
rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.
Untuk keperluan statistik, wisatawan didefinisikan sebagai orang yang
melakukan perjalanan lebih dari 24 jam ke tempat di luar tempat tinggalnya
untuk waktu kurang dari 12 bulan berturut-turut, untuk maksud selain mencari
nafkah tetap (McIntosh & Goeldner, 1995).
Wisatawan adalah orang yang berwisata, yaitu orang yang berpergian ke
suatu tempat dengan tujuan untuk bertamasya, melihat-lihat daerah lain,
menikmati sesuatu, mempelajari sesuatu, menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman, atau melepas penat dan bersenang-senang. Wisatawan seringkali
disebut dengan Turis.
Wisatawan ada yang dari Wisatawan Luar Negeri dan ada yang dari
dalam Negeri.
a) Pengertian Wisatawan Domestik

Adalah Wisatawan dalam negeri yang bukan merupakan wisatawan yang


datang dari negara lain. Pada umumnya wisatawan domestik melakukan
wisata dan rekreasi ke bagian atau wilayah lain di negaranya untuk
mengetahui sesuatu yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya.
 Tujuan wisatawan domestic dalam berwisata
Indonesia mempunyai banyak sekali keragaman budaya dan tempat
tujuan wisata yang bermacam-macam dan mempunyai kekhasan sendiri

2
antara satu tempat dengan tempat lainnya. Indonesia mempunyai banyak
sekali pantai-pantai yang sangat indah dan bisa dikunjungi untuk melepas
penat. Namun kita tidak akan bosan karena setiap pantai di Indonesia
mempunyai keunikan sendiri-sendiri.
Keunikan itulah yang menyebabkan wisatawan Indonesia
mengunjungi tempat lain yang jauh dari tempat tinggalnya untuk
memburu sesuatu yang berbeda. Wisatawan domestik Indonesia tidak
akan kesulitan untuk melepas penatnya.
Sangat banyak pilihan tujuan wisata. Ada wisata budaya, ada
wisata laut, dan ada wisata pegunungan. Tempat-tempat itu mempunyai
keunikan dan daya tarik yang berbeda dan tidak akan membuat bosan
wisatawan domestik Indonesia. Berwisata memanglah sebuah
pilihan untuk melepas penat, apalagi bagi orang Indonesia. Keragaman
budaya dan rasa ingin tahu membuat mereka tak segan mengunjungi
tempat yang di anggap menarik.

b) Pengertain Wisatawan Mancanegara

Adalah Wisatawan luar negeri yang bukan merupakan wisatawan yang


datang dari dalam negara. Pada umumnya wisatawan mancanegara
melakukan wisata dan rekreasi ke bagian atau wilayah lain di negara lain
untuk mengetahui sesuatu yang berbeda dengan lingkungan sekitar tempat
tinggal asal wisatawan tersebut.
Visitors terdiri dari dua kelompok traveller (orang yang melakukan
perjalanan), yaitu:
 Tourist ( wisatawan), yaitu pengunjung sementara yang tinggal di suatu
negara lebih dari 24 jam. Motivasi kunjungannya di golongkan untuk
melakukan:

• Hiburan (rekreasi, kesehatan, studi, agama, olahraga, dan


sebagainya)

• Bisnis
3
• Keluarga

• Seminar atau konferensi, dan sebagainya.

 Excursionist (pelancong). Pengunjung sementara melewat kurang dari 24


jam di daerah tujuan kunjungannya dan tidak menginap, dalam hal ini
termasuk juga penumpang kapal pesiar.

Sebagai konsumen obyek-obyek wisata, sikap wisatawan akan


mempengaruhi keberlangsungan obyek wisata dan berbagai fasilitas penunjang
kepariwisataan yang dibangun untuk meningkatkan daya tarik obyek wisatanya.
Wisatawan yang menyukai / menyenangi obyek-obyek wisata akan mengunjungi
obyek wisata tersebut dan akan memanfaatkan fasilitas yang ada, berarti
memberi sumbangan terhadap kelangsungan hidup obyek wisata melalui biaya
yang dibayarkan.

Karakter wisatawan yang tidak sama antara wisatawan yang satu dengan
wisatawan yang lain sehubungan dengan kesenangan atau perhatiannya terhadap
jenis obyek wisata. Seorang wisatawan barang kali perhatian dan menyenangi
jenis obyek wisata tertentu namun belum tentu menyenangi atu memperhatikan
obyek wisata lainnya.
Pengetahuan tentang karakteristik wisatawan akan membantu
penyelenggara pariwisata dan pemerintah dalam mengembangkan
kepariwisataan sesuai permintaan pasar.
Penelitian Wisatawan menyangkut demografi, perilaku dan psiko grafik.
Karakteristik wisatawan dapat dikaitkan dengan jenis wisata yang disukai
lamanya tinggal, jenis akomodasi, pemandu wisata dan cindera mata yang
diinginkan. Sehingga perlu dibuat paket wisata oleh penyelenggara wisata.

Jika perjalanan yang dilakukan kurang dari 24 jam, maka pelaku


perjalanan tersebut disebut ekskursionis. Definisi lain mengenai wisatawan juga

4
mensyaratkan jarak minimal yang harus ditempuh, misalnya di Kanada,
minimal 25 mil, sementara Amerika Serikat mensyaratkan jarak minimal 100
mil.

Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan


karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan karakteristik wisatawannya
(tourist descriptor) (Seaton dan Bennet, 1996).
a. Trip Descriptor; wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok
berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya.
Secara umum jenis perjalanan dibedakan menjadi : perjalanan rekreasi,
mengunjungi teman/keluarga (VFR = visiting friends and relatives),
perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya (Seaton & Bennet, 1996).
Smith (1995) menambahkan jenis perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan
di luar kelompok lainnya.
Lebih lanjut jenis-jenis perjalanan ini juga dapat dibedakan lagi
berdasarkan lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan
perjalanan tersebut, jenis akomodasi/transportasi yang digunakan dalam
perjalanan, pengorganisasian perjalanan, besar pengeluaran dan lain-lain.
Beberapa pengelompokan wisatawan berdasarkan karakteristik perjalanannya
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1

KARAKTERISTIK PERJALANAN WISATAWAN

Karakteristik Pembagian

Lama waktu perjalanan • 1-3 hari


• 4-7 hari
• 8-28 hari

5
• 29-91 hari
• 92-365 hari

Jarak yang ditempuh • Dalam kota (lokal)


(bisa digunakan • Luar kota (satu propinsi)
kilometer/ mil) • Luar kota (lain propinsi)
• Luar negeri

Waktu melakukan • Hari biasa


perjalanan • Akhir pekan/Minggu
• Hari libur/Raya
• Liburan sekolah

Akomodasi yang • Komersial (Hotel


digunakan bintang/non bintang)
• Non komersial (rumah
teman/saudara/keluarga)

Moda Transportasi • Udara (terjadwal/carter)


• Darat (kendaraan
pribadi/umum/carter)
• Kereta Api
• Laut (cruise/feri)

Teman perjalanan • Sendiri


• Keluarga
• Teman sekolah
• Teman kantor

Pengorganisasian • Sendiri
perjalanan • Keluarga
• Sekolah
• Kantor
• Biro perjalanan wisata

Sumber: dikutip dari Smith (1995), P2Par (2001)

b. Tourist Descriptor; Memfokuskan pada wisatawannya, biasanya


digambarkan dengan “Who wants what, why, when, where and how much?”
6
Untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa karakteristik
diantaranya adalah sebagai berikut.
Karakteristik sosio-demografis mencoba menjawab pertanyaan “who
wants what”. Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering dilakukan
untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan dan pemasaran, karena
sangat jelas definisinya dan relatif mudah pembagiannya (Kotler, 1996).
Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah jenis
kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial,
ukuran keluarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang dielaborasi
dari karakteristik tersebut. Beberapa pengklasifikasian lebih lanjut dari
karakteristik sosio-demografis dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2

KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS WISATAWAN

Karakteristik Pembagian

Jenis Kelamin • Laki-laki


• Perempuan

Umur • 0-14 tahun


• 15-24
• 25-44
• 45-64
• >65

Tingkat pendidikan • Tidak tamat SD


• SD
• SLTP
• SMU
• Diploma
• Sarjana (S1)
• Pasca Sarjana (S2, S3)

Kegiatan • Bekerja (PNS/pegawai,


wiraswasta, profesional dll)
7
• Tidak bekerja (ibu rumah
tangga, pelajar/mahasiswa)

Status perkawinan • Belum menikah


• Menikah
• Cerai

Jumlah anggota keluarga • 1 orang


dan komposisinya • Beberapa orang, tanpa
anak usia di bawah 17 thn
• Beberapa orang, dengan
anak (beberapa anak) di
bawah 17 thn

Tipe Keluarga • Belum menikah


• Menikah, belum punya
anak
• Menikah, anak usia <6
tahun
• Menikah, anak usia 6-17
tahun
• Menikah, anak usia 18-25
tahun
• Menikah, anak usia >25
tahun, masih tinggal
dengan orang tua
• Menikah, anak usia >25
tahun, tidak tinggal dengan
orang tua (Empty Nest)

Sumber: dikutip dari Smith (1995), P2Par (2001)

Karakteristik sosio-demografis juga berkaitan satu dengan yang lain


secara tidak langsung. Misalnya tingkat pendidikan seseorang dengan
pekerjaan dan tingkat pendapatannya, serta usia dengan status perkawinan
dan ukuran keluarga.
Pembagian wisatawan berdasarkan karakteristik sosio-demografis ini
paling nyata kaitannya dengan pola berwisata mereka. Jenis kelamin maupun
kelompok umur misalnya berkaitan dengan pilihan jenis wisata yang
dilakukan (Seaton & Bennet, 1996). Jenis pekerjaan seseorang maupun tipe
8
keluarga akan berpengaruh pada waktu luang yang dimiliki orang tersebut,
dan lebih lanjut pada “kemampuan”nya berwisata.
Selain karakteristik sosio-demografis, karakteristik lain yang biasa
digunakan dalam mengelompokkan wisatawan adalah karakteristik geografis,
psikografis dan tingkah laku (behavior) (Smith, 1995).
Karakteristik geografis membagi wisatawan berdasarkan lokasi
tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, propinsi, maupun
negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan
berdasarkan ukuran (size) kota tempat tinggal (kota kecil, menengah,
besar/metropolitan), kepadatan penduduk di kota tersebut dan lain-lain.
Sementara itu karakteristik psikografis membagi wisatawan ke dalam
kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, life-style dan karakteristik
personal. Wisatawan dalam kelompok demografis yang sama mungkin
memiliki profil psikografis yang sangat berbeda.
Beragamnya karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan
beragamnya keinginan dan kebutuhan mereka akan suatu produk wisata.
Pengelompokan-pengelompokan wisatawan dapat memberi informasi
mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda,
berapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok,
“kesetiaannya” terhadap suatu produk wisata tertentu, sensitivitas mereka
terhadap perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap
berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut, pengetahuan mengenai
wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai
dengan keinginan kelompok pasar tertentu, termasuk merencanakan strategi
pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut.
(Ir. Ina Herliana Koswara, M.Sc.-Pusat Penelitian Kepariwisataan-Institut
Teknologi Bandung)

B. Faktor Daya Tarik Wisatawan Dalam Berwisata


1. Harga-harga produk wisata yang wajar
2. Budaya dalam berbagai bentuk manifestasinya
3. Kenyamanan berwisata/ Kenyamanan tempat wisata
9
Keamanan merupakan salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya suatu
pengembangan pariwisata di suatu wilayah. Tidak adanya jaminan
keselamatan dan keamanan di suatu daerah tujuan wisata, maka kemungkinan
besar tidak akan ada wisatawan yang mau berkunjung ke daerah tersebut.
Kerusuhan merupakan salah satu penyebab ketidak-amanan dalam berwisata
di suatu daerah wisata. Kerusuhan yang mengganggu keamanan dapat
memberi dampak negatif terhadap perkembangan pariwisata di suatu daerah,
seperti rusaknya sarana dan prasarana wisata, menciptakan kondisi yang tidak
kondusif bagi pengunjung sehingga pengunjung merasa tidak nyaman berada
di lokasi wisata. Contohnya seperti di Maluku
4. Kesempatan luas untuk relaksasi
5. Citra (image) tempat wisata/berpariwisata
6. Keindahan alam dengan segala daya tariknya,
7. Keramahan penduduk setempat.

Berlandaskan pembahasan tentang dampak usaha kepariwisataan terhadap


kepuasan pengalaman berwisata dapat disimpulkan secara ringkas. Pada dasarnya
untuk mewujudkan peningkatan kepuasan wisatawan atas pengalamannya
ditentukan oleh:
1. Sikap masyarakat yang lebih terbuka atas kedatangan wisatawan, lebih ramah
dan dapat bergaul lebih akrab dengan wisatawan. Hal ini merupakan unsur-
unsur penting yang membuat wisatawan merasa lebih aman.
2. Kondisi lingkungan yang bersih dan sehat, segar dan menyenangkan,
memberikan kebebasan lebih luas serta menciptakan ketenangan bagi
wisatawan untuk berekreasi merupakan unsur-unsur penting dalam
kenyamanan suatu tempat rekreasi. Unsur-unsur dimaksud dapat diwujudkan
melalui upaya terpadu berbagai pihak terutama para pelaku kepariwisataan,
pemerintah, masyarakat setempat serta wisatawan
3. Penyajian unsur kecepatan, kemudahan, kejelasan, dan kelengkapan
informasi atraksi yang sesungguhnya dianggap unik oleh wisatawan di setiap
tempat

10
4. Unsur-unsur biaya (kondisi sosial ekonomi), kondisi kelayakan teknis, serta
kemudahan mendapatkan layanan berekreasi merupakan unsur-unsur penting
dalam penyediaan layanan fasilitas fisik rekreasi.
5. Kemampuan dalam menjelaskan keunikan karakteristik objek wisata di
daerahnya, penguasaan bahasa asing yang beragam, serta sikap lebih ramah
kepada wisatawan merupakan tuntutan utama yang perlu dimiliki setiap
petugas.
6. Peningkatan daya dukung pemerintah dalam merealisasikan aturan
kepariwisataan, penyediaan prasarana untuk mencapai destinasi, serta
pembinaan ketertiban layanan adalah faktor-faktor yang turut mendukung
peningkatan kepuasan wisatawan.
7. Upaya lebih menggalakkan penerapan "kebijakan publik di bidang
kepariwisataan" yang telah ada seperti Sapta Pesona dan program Sadar
Wisata, serta peningkatan kualitas layanan sebagaimana temuan penelitian
ini, merupakan tuntutan penting guna menunjang perwujudan peningkatan
kepuasan wisatawan atas pengalamannya berwisata di suatu tempat.

C. Dampak Keberadaan Wisatawan Terhadap Daerah Wisata


• Dampak Positif
Pengeluaran Wisatawan Terhadap Terhadap Perekonomian Daerah wisata
Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa negara yang
diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pendapatan Negara,
selain sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah tempat wisata
tersebut.Sumbangan pendapatan tersebut tidak lain berasal dari pengeluaran
wisatawan, baik wisatawan dari mancanegara maupun wisatawan domestic
sendiri.
Memberi peluang kepada masyarakat sekitar terhadap terciptanya lapangan
pekerjaan disekitar tempat- tempat pariwisata.

• Dampak Negatif
Budaya baru

11
Budaya- budaya baru yang dibawa oleh wisatawan asing/ mancanegara yang
tidak sesuai dengan budaya bangsa, akan memberikan pengaruh negative
terhadap budaya/perilaku bangsa sendiri, misalnya: Cara berpakaian yang
tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Cara bergaul dengan sesama
orang yang di kenal yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di Negara
kita.

Kesehatan
Dengan adanya wisatawan mancanegara yang berasal dari berbagai negeri
dimungkinkan akan membawa virus/bibit penyakit yang berbahaya bagi
masyarakat Indonesia, misalnya: adanya virus flu burung (SARS) yang baru-
baru ini terjangkit di wilayah Indonesia yang mulanya tidak lain berasal dari
luar negeri

BAB 111
KESIMPULAN

12

Anda mungkin juga menyukai