Anda di halaman 1dari 1

Editorial Masalah Birokrat di Indonesia

Topik artikel birokrat


Topik artikel birokrat terpaksa dimuat pada laman tangible cultural heritage, karena erat
kaitannya dengan topik bisnis bangunan heritage.
INDONESIA pada masa kolonial (Hindia-Belanda) pernah disebut dengan
istilah beamb-tenstaat, yaitu sebuah ‘negara pejabat’ yang khas, yang
dijalankan oleh kumpulan pegawai yang demikian besar lewat jaringan
birokrasi yang sangat luas dan rumit. Oleh karena birokrasi di sini
merupakan instrumen yang sangat penting dalam melaksanakan
tuntutan kepentingan kolonial, maka hampir bisa dikatakan, bahwa
semua kebijaksanaan pemerintah kolonial, sesuai dengan sifatnya,
diarahkan pada pemenuhan tuntutan penguasa kolonial Belanda. Selama
abad ke-19, dan terlebih lagi sejak awal abad ke-20, ‘Hindia-Belanda’
telah tumbuh menjadi suatu negara kolonial yang sempurna, dengan
mengandalkan sistem birokrasi modern, sementara sebagian besar
tenaga pegawainya didukung oleh orang-orang bumiputra. Agaknya
memang benar, bahwa roda pemerintahan yang digerakkan dari Batavia
[Jakarta] itu senantiasa menggelinding “bagaikan mesin-mesin pabrik
yang siap memaksimalkan hasilnya”. Dan dengan itu pemerintah
kolonial dapat mengharapkan koloninya menjadi wingewest (daerah
untung) yang hasilnya diangkut ke ‘negeri induk’ (Holland).

Anda mungkin juga menyukai