Telur Asin
Telur asin umumnya diolah dari telur itik karena cangkangnya lebih tebal dan rasa
telur asinnya lebih enak dibanding telur ayam. Telur itik mengandung protein 13,1% dan
lemak 14,3-17,0%. Telur mudah rusak sehingga perlu diawetkan untuk mempertahankan
kualitasnya. Salah satu cara pengawetan telur itik yang lazim dilakukan adalah dengan
penggaraman. Pengawetan telur hendaknya tidak merusak lemak maupun komponen
lainnya. Lemak merupakan salah satu unsur gizi yang terdapat dalam makanan. Lemak
dalam telur berfungsi meningkatkan cita rasa, memperbaiki tekstur, sebagai pembawa
flavor, dan sebagai sumber energi bagi tubuh. Namun, mengkonsumsi lemak atau minyak
yang sudah mengalami oksidasi dapat mengganggu kesehatan, seperti penyakit jantung dan
kolesterol (BPTPY,2007).
Garam
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta.2007. Telur Asin Omega-3 Tinggi. Jurnal
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian volume 29: 4.
Telur asin memiliki kadar air kuning telur yang persentasenya berkisar antara
31,23 % sampai dengan 38,14 % (bb). Kadar air kuning telur yang telah diasinkan
lebih rendah dibandingkan dengan kadar air pada telur segar, yaitu 47,5%
(Wulandari, 2004). Kadar air yang menurun pada kuning telur ini disebabkan adanya
garam yang mencegah interaksi molekul-molekul air dengan kelompok hidrofilik
dari protein, sehingga dihasilkan air bebas yang masuk kemudian akan masuk ke
bagian putih telur (Stadelman & Cotteril, 1973). Faktor yang mempengaruhi kadar
air putih telur yakni banyaknya larutan NaCl yang berdifusi ke dalam telur selama
proses pengasinan. Kadar air putih telur mengalami penurunan selama penyimpanan
karena terjadinya penguapan. Penguapan air dipengaruhi oleh diameter dan jumlah
pori-pori pada kulit telur, suhu, RH, dan tekanan udara selama penyimpanan
(Wulandari, 2004).
Penggunaan Telur Itik
Telur yang biasa digunakan untuk pembuatan telur asin adalah telur itik.
Telur itik mempunyai kadar lemak yang lebih tinggi dibandingkan telur ayam.
Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1979) dalam Wulandari (2004),
kadar lemak kuning telur itik adalah 35%, sedangkan kadar lemak kuning telur ayam
adalah 31,9%.
Wulandari, Z. 2004. Sifat fisikokimia dan total mikroba telur itik asin hasil teknik
penggaraman dan lama penyimpanan yang berbeda. Media Peternakan,
Agustus 2004, hlm. 38-45 Vol. 27. No. 2.
Stadelman, M. J. & O. J. Cotterill. 1973. Egg Science and Technology. The AVI
Publishing, Inc. Westport, Connecticut.
Telur Ayam
Telur ayam merupakan salah satu produk hasil ternak unggas, khususnya
ayam, sebagai bahan pangan yang kaya akan nilai gizinya. Telur tergolong dalam
protein hewani, protein yang ada pada telur berfungsi untuk membangun dan
memperbaiki sel tubuh pada tubuh manusia. Menurut Davis dan Reeves (2002),
protein telur mempunyai mutu yang tinggi, karena memiliki susunan asam amino
esensial yang lengkap, sehingga dijadikan patokan sebagai penentu mutu protein dari
bahan pangan lain (Winarno dan Koswara, 2002).
Telur Itik
Telur dari berbagai jenis unggas memiliki fungsi yang sama, yaitu
menyediakan kebutuhan hidup makhluk baru, oleh karena itu komposisi telur unggas
tersebut hampir sama. Perbedaan komponen kimia antara spesies terutama terletak
pada jumlah dan proporsi zat-zat yang dikandung, yang umumnya dipengaruhi oleh
keturunan, makanan dan lingkungan (Winarno dan Koswara, 2002). Komposisi telur
itik sebagai berikut: air 69,7%, padatan 30,3%, bahan organik 29,3%, protein 13,7%,
lemak 14,4%, karbohidrat 1,2%, dan bahan anorganik 1,2% (Romanoff dan
Romanoff, 1963).
Metode dalam pembuatan telur asin dibagi menjadi dua cara, yaitu metode
perendaman telur dengan menggunakan larutan garam jenuh dan pembalutan dengan
mencampur garam, serbuk bata merah, atau abu gosok menjadi satu larutan, dan kadang-
kadang menggunakan kapur kemudian dibalut ke telur yang ingin diasinkan. Pembuatan
telur asin dengan menggunakan metode perendaman dengan larutan garam jenuh sangat
mudah dan praktis karena prosesnya hanya merendam telur dalam larutan saja sehingga
tidak diperlukan proses lainnya. Keunggulan pembuatan telur asin dengan perendaman
adalah prosesnya singkat, sedangkan dengan cara pembalutan prosesnya rumit.
Tingkat permeabilitas garam dalam air terhadap telur lebih tinggi dan hampir
seragam daripada tingkat permeabilitas garam dalam campuran abu gosok dan batu bata.
Hal ini yang menyebabkan pada metode perendaman garam lebih meresap ke dalam telur.
Garam merupakan salah satu bahan penting yang digunakan pada pembuatan telur asin.
Garam mempunyai sifat higroskopis sehingga dapat menyebabkan plasmolisis dan dehidrasi
pada sel bakteri, menghambat kerja enzim proteolitik, mengurangi daya larut oksigen serta
menurunkan daya aktifitas air (Frazier dan Westhoff, 1983). Garam yang digunakan dalam
proses pengawetan membutuhkan konsentrasi garam sebesar lebih dari 15% (Ayres et al.,
1980).
Mekanisme yang terjadi pada proses pengasinan adalah proses penetrasi garam
dengan cara difusi ke dalam telur setelah garam mengion menjadi ion Na+ dan Cl-. Ion-ion
tersebut berdifusi ke dalam bagian telur melalui lapisan kutikula, bunga karang, lapisan
mamilaris, membrane kulit telur, putih telur, membrane vitelin dan yang terakhir adalah ke
dalam kuning telur. Laju difusi itu sendiri mendapat hambatan dari lapisan kapur yang
terdapat pada kerabang telur serta lapisan lemak pada kuning telur sehingga difusi pada
kuning telur agak lambat. Putih telur yang telah melalui proses pengasinan, garam
kemudian masuk ke dalam kuning telur melalui membrane vitellin karena adanya
perbedaan tekanan osmotik antara kuning dan putih telur.
Ayress, J.C. dan J.O. Munt. 1980. Microbiology of Foods. W.H. Freeman and Company, San
Fransisco.
Frazier, W.C. and D.C. Westhoff. 1983. Food Microbiology. McGraw Hill Co., New
York.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kadar
Jenis Telur Bagian Volume
Kelompok Aw Garam
+ metode Telur Titrasi (ml)
(%)
Ayam +
1 0.891 Putih 37.9 10.88
Rendam
Kuning 24.8 7.14
Ayam +
2 0.911 Putih 5.4 1.58
Rendam
Kuning 10.7 3.12
Ayam +
3 0.894 Putih 9.5 2.77
Balut
Kuning 7 2.04
Itik +
4 0.867 Putih 20.35 5.44
Rendam
Kuning 7.15 2.06
Itik +
5 0.901 Putih 10.6 3.10
Rendam
Kuning 2.8 0.82
6 Itik + Balut 0.905 Putih 12 3.50
Kuning 2.15 0.63