Anda di halaman 1dari 7

Gaya (fisika)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Artikel bertopik fisika ini perlu dirapikan agar memenuhi standar
Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel.
Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Untuk kegunaan lain dari Gaya, lihat Gaya (disambiguasi).

Gaya (bisa tarik atau tolak) timbul karena fenomena gravitasi, magnet atau yang lain
sehingga mengakibatkan percepatan, a

Di dalam ilmu fisika, gaya atau kakas adalah apapun yang dapat menyebabkan sebuah
benda bermassa mengalami percepatan.[1]. Gaya memiliki besar dan arah, sehingga
merupakan besaran vektor. Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah
Newton (dilambangkan dengan N). Berdasarkan Hukum kedua Newton, sebuah benda
dengan massa konstan akan dipercepat sebanding dengan gaya netto yang bekerja
padanya dan berbanding terbalik dengan massanya.

Penjelasan lain yang mirip, gaya netto yang bekerja pada sebuah benda adalah
sebanding dengan laju perubahan momentum yang dialaminya.[2]
Gaya bukanlah sesuatu yang pokok dalam ilmu fisika, meskipun ada kecenderungan
untuk memperkenalkan ilmu fisika lewat konsep ini. Yang lebih pokok ialah
momentum, energi dan tekanan. Sebenarnya, tak seorang pun dapat mengukur gaya
secara langsung. Tetapi, kalau sesuatu mengatakan seseorang mengukur gaya, sedikit
berpikir akan membuat seseorang menyadari bahwa apa yang diukur sebenarnya adalah
tekanan (atau mungkin kemiringannya). "Gaya" yang Anda rasakan saat meraba kulit
anda, misalnya, sebenarnya adalah sel syaraf tekanan Anda yang mendapat perubahan
tekanan. Ukuran neraca pegas mengukur ketegangan pegas, yang sebenarnya adalah
tekanannya, dll. Dalam bahasa sehari-hari gaya dikaitkan dengan dorongan atau tarikan,
mungkin dikerahkan oleh otot-otot kita. Di fisika, kita memerlukan definisi yang lebih
presisi. Kita mendefinisikan gaya di sini dalam hubungannya dengan percepatan yang
dialami benda standar yang diberikan ketika ditempatkan di lingkungan sesuai. Sebagai
benda standar kita menggunakan (atau agaknya membayangkan bahwa kita
menggunakannya!) silinder platinum yang disimpan di International Bureau of Weights
and Measures dekat Paris dan disebut kilogram standar. Di fisika, gaya adalah aksi atau
agen yang menyebabkan benda bermassa bergerak dipercepat. Hal ini mungkin dialami
sebagai angkatan, dorongan atau tarikan. Percepatan benda sebanding dengan
penjumlahan vektor seluruh gaya yang beraksi padanya (dikenal sebagai gaya netto atau
gaya resultan). Dalam benda yang diperluas, gaya mungkin juga menyebabkan rotasi,
deformasi atau kenaikan tekanan terhadap benda. Efek rotasi ditentukan oleh torka,
sementara deformasi dan tekanan ditentukan oleh stres yang diciptakan oleh gaya. Gaya
netto secara matematis sama dengan laju perubahan momentum benda dimana gaya
beraksi. Karena momentum adalah kuantitas vektor (memiliki besar dan arah), gaya
adalah juga kuantitas vektor. Konsep gaya telah membentuk bagian dari statika dan
dinamika sejak zaman kuno. Kontribusi kuno terhadap statika berpuncak dalam
pekerjaan Archimedes di abad ke tiga sebelum Masehi, yang masih membentuk bagian
fisika modern. Sebaliknya, dinamika Aristoteles disatukan kesalahpahaman intuisi
peranan gaya yang akhirnya dikoreksi dalam abad ke 17, berpuncak dalam pekerjaan
Isaac Newton. Menurut perkembangan mekanika kuantum, sekarang dipahami bahwa
partikel saling mempengaruhi satu sama lain melalui interaksi fundamental, menjadikan
gaya sebagai konsep yang berguna hanya pada konsep makroskopik. Hanya empat
interaksi fundamental yang dikenal: kuat, elektromagnetik, lemah (digabung menjadi
satu interaksi elektrolemah pada tahun 1970-an), dan gravitasi (dalam urutan penurunan
kuat interaksi).

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Sejarah
 2 Jenis-jenis Gaya
 3 Definisi Kuantitatif
 4 Gaya dalam Relativitas Khusus
 5 Gaya dan Potensial
 6 Gaya konservatif
 7 Gaya non konservatif
 8 Satuan Ukuran
 9 Referensi

[sunting] Sejarah
Aristoteles dan pengikutnya meyakini bahwa keadaan alami objek di bumi
tak bergerak dan bahwasannya objek-objek tersebut cenderung ke arah
keadaan tersebut jika dibiarkan begitu saja. Aristoteles membedakan
antara kecenderungan bawaan objek-objek untuk menemukan “tempat alami”
mereka (misal benda berat jatuh), yang menuju “gerak alami”, dan tak
alami atau gerak terpaksa, yang memerlukan penerapan kontinyu gaya.

Namun teori ini meskipun berdasarkan pengalaman sehari-hari bagaimana objek


bergerak (misal kuda dan pedati), memiliki kesulitan perhitungan yang menjengkelkan
untuk proyektil, semisal penerbangan panah. Beberapa teori telah dibahas selama
berabad-abad, dan gagasan pertengahan akhir bahwa objek dalam gerak terpaksa
membawa gaya dorong bawaan adalah pengaruh pekerjaan Galileo. Galileo melakukan
eksperimen dimana batu dan peluru meriam keduanya digelindingkan pada suatu
kecuraman untuk membuktikan kebalikan teori gerak Aristoteles pada awal abad 17.
Galileo menunjukkan bahwa benda dipercepat oleh gravitasi yang mana tak gayut
massanya dan berargumentasi bahwa objek mempertahankan kecepatan mereka jika
tidak dipengaruhi oleh gaya - biasanya gesekan. Isaac Newton dikenal sebagai
pembantah secara tegas untuk pertama kalinya, bahwa secara umum, gaya konstan
menyebabkan laju perubahan konstan (turunan waktu) dari momentum. Secara esensi, ia
memberi definisi matematika pertama kali dan hanya definisi matematika dari kuantitas
gaya itu sendiri - sebagai turunan waktu momentum: F = dp/dt. Pada tahun 1784
Charles Coulomb menemukan hukum kuadrat terbalik interaksi antara muatan listrik
menggunakan keseimbangan torsional, yang mana adalah gaya fundamental kedua.
Gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah ditemukan pada abad ke 20. Dengan
pengembangan teori medan kuantum dan relativitas umum, disadari bahwa “gaya”
adalah konsep berlebihan yang muncul dari kekekalan momentum (momentum 4 dalam
relativitas dan momentum partikel virtual dalam elektrodinamika kuantum). Dengan
demikian sekarang ini dikenal gaya fundamental adalah lebih akurat disebut “interaksi
fundamental”.

[sunting] Jenis-jenis Gaya


Meskipun terdapat dengan jelas banyak tipe gaya di alam semesta, mereka seluruhnya
berbasis pada empat gaya fundamental. Gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah hanya
beraksi pada jarak yang sangat pendek dan bertanggung jawab untuk “mengikat”
nukleon tertentu dan menyusun nuklir. Gaya elektromagnetik beraksi antara muatan
listrik dan gaya gravitasi beraksi antara massa. Prinsip perkecualian Pauli bertanggung
jawab untuk kecenderungan atom untuk tak “bertumpang tindih” satu sama lain, dan
adalah jadinya bertanggung jawab untuk “kekakuan” materi, namun hal ini juga
bergantung pada gaya elektromagnetik yang mengikat isi-isi setiap atom. Seluruh gaya
yang lain berbasiskan pada keempat gaya ini. Sebagai contoh, gesekan adalah
perwujudan gaya elektromagnetik yang beraksi antara atom-atom dua permukaan, dan
prinsip perkecualian Pauli, yang tidak memperkenankan atom-atom untuk menerobos
satu sama lain. Gaya-gaya dalam pegas dimodelkan oleh hukum Hooke adalah juga
hasil gaya elektromagnetik dan prinsip perkecualian Pauli yang beraksi bersama-sama
untuk mengembalikan objek ke posisi keseimbangan. Gaya sentrifugal adalah gaya
percepatan yang muncul secara sederhana dari percepatan rotasi kerangka acuan.
Pandangan mekanika kuantum modern dari tiga gaya fundamental pertama (seluruhnya
kecuali gravitasi) adalah bahwa partikel materi (fermion) tidak secara langsung
berinteraksi dengan satu sama lain namun agaknya dengan mempertukarkan partikel
virtual (boson). Hasil pertukaran ini adalah apa yang kita sebut interaksi
elektromagnetik (gaya Coulomb adalah satu contoh interaksi elektromagnetik). Dalam
relativitas umum, gravitasi tidaklah dipandang sebagai gaya. Melainkan, objek yang
bergerak secara bebas dalam medan gravitasi secara sederhana mengalami gerak inersia
sepanjang garis lurus dalam ruang-waktu melengkung - didefinisikan sebagai lintasan
ruang-waktu terpendek antara dua titik ruang-waktu. Garis lurus ini dalam ruang-waktu
dipandang sebagai garis lengkung dalam ruang, dan disebut lintasan balistik objek.
Sebagai contoh, bola basket yang dilempar dari landasan bergerak dalam bentuk
parabola sebagaimana ia dalam medan gravitasi serba sama. Lintasan ruang-waktunya
(ketika dimensi ekstra ct ditambahkan) adalah hampir garis lurus, sedikit melengkung
(dengan jari-jari kelengkungan berorde sedikit tahun cahaya). Turunan waktu perubahan
momentum dari benda adalah apa yang kita labeli sebagai “gaya gravitasi”. Contoh:

 Objek berat dalam keadaan jatuh bebas. Perubahan momentumnya sebagaimana

dp/dt = mdv/dt = ma =mg (jika massa m konstan), jadi kita sebut kuantitas mg “gaya
gravitasi” yang beraksi pada objek. Hal ini adalah definisi berat (W = mg) objek.

 Objek berat di atas meja ditarik ke bawah menuju lantai oleh gaya gravitasi
(yakni beratnya). Pada waktu yang sama, meja menahan gaya ke bawah dengan
gaya ke atas yang sama (disebut gaya normal), menghasilkan gaya netto nol, dan
tak ada percepatan. (Jika objek adalah orang, ia sesungguhnya merasa aksi gaya
normal terhadapnya dari bawah.)
 Objek berat di atas meja dengan lembut didorong dalam arah menyamping oleh
jari-jari.
 Akan tetapi, ia tidak pindah karena gaya dari jari-jari tangan pada objek
sekarang dilawan oleh gaya baru gesekan statis, dibangkitkan antara objek dan
permukaan meja.
 Gaya baru terbangkitkan ini secara pasti menyeimbangkan gaya yang
dikerahkan pada objek oleh jari, dan lagi tak ada percepatan yang terjadi.
 Gesekan statis meningkat atau menurun secara otomatis. Jika gaya dari jari-jari
dinaikkan (hingga suatu titik), gaya samping yang berlawanan dari gesekan
statis meningkat secara pasti menuju titik dari posisi sempurna.
 Objek berat di atas meja didorong dengan jari cukup keras sehingga gesekan
statis tak dapat membangkitkan gaya yang cukup untuk menandingi gaya yang
dikerahkan oleh jari, dan objek mulai terdorong melintasi permukaan meja. Jika
jari dipindah dengan kecepatan konstan, ini perlu untuk menerapkan gaya yang
secara pasti membatalkan gaya gesek kinetik dari permukaan meja dan
kemudian objek berpindah dengan kecepatan konstan yang sama. Kecepatan
adalah konstan hanya karena gaya dari jari dan gesekan kinetik saling
menghilangkan satu sama lain. Tanpa gesekan, objek terus-menerus bergerak
dipercepat sebagai respon terhadap gaya konstan.
 Objek berat mencapai tepi meja dan jatuh. Sekarang objek, yang dikenai gaya
konstan dari beratnya, namun dibebaskan dari gaya normal dan gaya gesek dari
meja, memperoleh dalam kecepatannya dalam arah sebanding dengan waktu
jatuh, dan jadinya (sebelum ia mencapai kecepatan dimana gaya tahanan udara
menjadi signifikan dibandingkan dengan gaya gravitasi) laju perolehan
momentum dan kecepatannya adalah konstan. Fakta ini pertama kali ditemukan
oleh Galileo.
 Objek berat suspended pada timbangan. Karena objek tidak bergerak (sehingga
turunan waktu dari momentumnya adalah nol) maka selama percepatan jatuh
bebas g ia harus mengalami percepatan yang diarahkan sama dan berlawanan a
= -g dikarenakan aksi pegas.
 Percepatan ini dikalikan dengan massa objek adalah apa yang kita labeli sebagai
“gaya reaksi pegas” yang mana secara nyata sama dan berlawanan dengan berat
objek mg.
 Mengetahui massa (katakanlah, 1 kg) dan percepatan jatuh bebas (katakanlah,
9,8 meter/detik2) kita dapat menentukan timbangan dengan tanda “9,8 N”.
Pasang beragam massa (2 kg, 3 kg, …) kita dapat mengkalibrasi timbangan dan
kemudian menggunakan skala tertentu ini untuk mengukur banyak gaya yang
lain (gesek, gaya reaksi, gaya listrik, gaya magnetik, dst).

[sunting] Definisi Kuantitatif


Kita memiliki pemahaman intuitif ide gaya, karena gaya dapat secara langsung
dirasakan sebagai dorongan atau tarikan. Sebagaimana dengan konsep fisika yang lain
(misal temperatur), ide intuitif dikuantifikasi menggunakan definisi operasional yang
konsisten dengan persepsi langsung, namun lebih presisi. Secara historis, gaya pertama
kali secara kuantitatif diselidiki dalam keadaan keseimbangan statis dimana beberapa
gaya membatalkan satu sama lain. Eksperimen demikian membuktikan sifat-sifat yang
rumit bahwa gaya adalah kuantitas vektor aditif: mereka memiliki besar dan arah.
Sehingga, ketika dua gaya berkasi pada suatu objek, gaya hasil, resultan, adalah
penjumlahan vektor gaya asal. Hal ini disebut prinsip superposisi. Besar resultante
bervariasi dari perbedaan besar dua gaya terhadap penjumlahan mereka, gayut sudut
antara garis-garis aksi mereka. Sebagaimana dengan seluruh penambahan vektor hasil-
hasil ini dalam aturan jajaran genjang: penambahan dua vektor yang diwakili oleh sisi-
sisi jajaran genjang, memberi vektor resultan ekivalen yang sama dalam besar dan arah
terhadap transversal jajaran genjang. Sebagaimana dapat ditambahkan, gaya juga dapat
diuraikan (atau dipecah). Sebagai contoh, gaya horisontal menunjuk timur laut dapat
dipecah menjadi dua gaya, satu menunjuk ke utara dan satu menunjuk timur. Jumlahkan
komponen-komponen gaya ini menggunakan penambahan vektor menghasilkan gaya
asal. Vektor-vektor gaya dapat juga menjadi tiga dimensi, dengan komponen ketiga
(vertikal) pada penjuru sudut terhadap dua komponen horisontal. Kasus paling
sederhana dari keseimbangan statis adalah ketika dua gaya adalah sama dalam besar
namun berlawanan arah. Ini menyisakan cara yang paling biasa dari pengukuran gaya,
menggunakan peralatan sederhana semisal timbangan berat dan neraca pegas.
Menggunakan peralatan demikian, beberapa hukum gaya kuantitatif ditemukan: gaya
gravitasi sebanding dengan volume objek yang terdiri dari material (secara luas
dimanfaatkan saat ini untuk mendefinisikan standar berat); prinsip Archimedes untuk
gaya apung; analisis Archimedes dari pengungkit; hukum Boyle untuk tekanan gas; dan
hukum Hooke untuk pegas: seluruhnya diformulasikan dan secara eksperimental
dibuktikan sebelum Isaac Newton menguraikan secara rinci tiga hukum geraknya. Gaya
kadang-kadang didefinisikan menggunakan hukum kedua Newton, sebagai perkalian
massa m kali percepatan atau lebih umum, sebagai laju perubahan momentum.
Pendekatan ini diabaikan oleh sejumlah besar buku teks. Dengan pertimbangan yang
lebih, hukum kedua Newton dapat diambil sebagai definisi kuantitatif massa; secara
pasti dengan menuliskan hukum sebagai persamaan, satuan relatif gaya dan massa
ditetapkan. sukses empirik yang diberikan hukum Newton, hal itu kadang-kadang
digunakan untuk mengukur kuat gaya (sebagai contoh, menggunakan orbit astronomi
untuk menentukan gaya gravitasi).

[sunting] Gaya dalam Relativitas Khusus


Dalam teori relativitas khusus, massa dan energi adalah sama (sebagaimana dapat
dilihat dengan menghitung kerja yang diperlukan untuk mempercepat benda). Ketika
kecepatan suatu objek meningkat demikian juga energinya dan oleh karenanya
ekivalensi massanya (inersia). Hal ini memerlukan gaya yang lebih besar untuk
mempercepat benda sejumlah yang sama daripada itu lakukan pada kecepatan yang
lebih rendah. Definisi masih valid.

[sunting] Gaya dan Potensial


Disamping gaya, konsep yang sama secara matematis dari medan energi potensial dapat
digunakan untuk kesesuaian. Sebagai contoh, gaya gravitasi yang beraksi pada suatu
benda dapat dipandang sebagai aksi medan gravitasi yang hadir pada lokasi benda.
Pernyataan ulang secara matematis definisi energi (melalui definisi kerja), medan skalar
potensial didefinisikan sebagai medan yang mana gradien adalah sama dan berlawanan
dengan gaya yang dihasilkan pada setiap setiap titik. Gaya dapat diklasifikasi sebagai
konservatif atau non konservatif. Gaya konservatif sama dengan gradien potensial.

[sunting] Gaya konservatif


Gaya konservatif yang beraksi pada sistem tertutup memiliki sebuah kerja mekanis
terkait yang memperkenankan energi untuk mengubah hanya antara bentuk kinetik atau
potensial. Hal ini berarti bahwa untuk sistem tertutup, energi mekanis netto adalah kekal
kapan pun gaya konservatif beraksi pada sistem. Gaya, oleh karena itu, terkait secara
langsung dengan perbedaan energi potensial antara dua lokasi berbeda dalam ruang dan
dapat ditinjau sebagai artifak, benda (artifact) medan potensial dalam cara yang sama
bahwa arah dan jumlah aliran air dapat ditinjau sebagai artifak pemetaan kontur
(contour map) dari ketinggian area. Gaya konservatif meliputi gravitasi, gaya
elektromagnetik, dan gaya pegas. Tiap-tiap gaya ini, oleh karena itu, memiliki model
yang gayut pada posisi seringkali diberikan sebagai vektor radial eminating dari
potensial simetri bola.

[sunting] Gaya non konservatif


Untuk skenario fisis tertentu, adalah tak mungkin untuk memodelkan gaya sebagaimana
dikarenakan gradien potensial. Hal ini seringkali dikarenakan tinjauan makrofisis yang
mana menghasilkan gaya sebagai kemunculan dari rata-rata statistik makroskopik dari
keadaan mikro. Sebagai contoh, friksi disebabkan oleh gradien banyak potensial
elektrostatik antara atom-atom, namun mewujud sebagai model gaya yang tak gayut
sembarang vektor posisi skala makro.

Gaya non konservatif selain friksi meliputi gaya kontak yang lain, tegangan, tekanan,
dan seretan (drag). Akan tetapi, untuk sembarang deskripsi detil yang cukup, seluruh
gaya ini adalah hasil gaya konservatif karena tiap-tiap gaya makroskopis ini adalah hasil
netto gradien potensial mikroskopis. Hubungan antara gaya non konservatif
makroskopis dan gaya konservatif mikroskopis dideskripsikan oleh perlakuan detil
dengan mekanika statistik. Dalam sistem tertutup makroskopis, gaya non konservatif
beraksi untuk mengubah energi internal sistem dan seringkali dikaitkan dengan transfer
panas. Menurut Hukum Kedua Termodinamika, gaya non konservatif hasil yang
diperlukan dalam transformasi energi dalam sistem tertutup dari kondisi terurut menuju
kondisi lebih acak sebagaimana entropi meningkat.

Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah newton (simbol N), yang mana
adalah ekivalen dengan kg.m.s-2. Satuan CGS lebih awal adalah dyne. Hubungan F =
m.a dapat digunakan dengan yang mana pun
http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_%28fisika%29

Anda mungkin juga menyukai

  • Ke Lender
    Ke Lender
    Dokumen3 halaman
    Ke Lender
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Perlindungan Profesi
    Perlindungan Profesi
    Dokumen2 halaman
    Perlindungan Profesi
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Cuaca Ekstrim
    Makalah Cuaca Ekstrim
    Dokumen12 halaman
    Makalah Cuaca Ekstrim
    Ajeng Utrifani
    100% (2)
  • Silabus MA
    Silabus MA
    Dokumen4 halaman
    Silabus MA
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Matahari
    Matahari
    Dokumen13 halaman
    Matahari
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Butiran SLGKH
    Butiran SLGKH
    Dokumen26 halaman
    Butiran SLGKH
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Program Kerja Wali Kelas
    Program Kerja Wali Kelas
    Dokumen15 halaman
    Program Kerja Wali Kelas
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Pencemaran Udara
    Pencemaran Udara
    Dokumen8 halaman
    Pencemaran Udara
    Adhy Jie
    Belum ada peringkat
  • Label
    Label
    Dokumen1 halaman
    Label
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Praktikum Hukum II Newton
    Praktikum Hukum II Newton
    Dokumen5 halaman
    Praktikum Hukum II Newton
    Ajeng Utrifani
    78% (9)
  • Denah Lokasi
    Denah Lokasi
    Dokumen9 halaman
    Denah Lokasi
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Dokumen2 halaman
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Label
    Label
    Dokumen1 halaman
    Label
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Denah Lokasi
    Denah Lokasi
    Dokumen9 halaman
    Denah Lokasi
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Peta Konsep Nurul
    Peta Konsep Nurul
    Dokumen1 halaman
    Peta Konsep Nurul
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen86 halaman
    Tugas
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Makalah PPD
    Makalah PPD
    Dokumen16 halaman
    Makalah PPD
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Sospol Indo
    Sospol Indo
    Dokumen7 halaman
    Sospol Indo
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • 1 Masehi
    1 Masehi
    Dokumen6 halaman
    1 Masehi
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Filsafat Pendidikan Pancasila
    Filsafat Pendidikan Pancasila
    Dokumen2 halaman
    Filsafat Pendidikan Pancasila
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • JFET
    JFET
    Dokumen1 halaman
    JFET
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Sospol Indo
    Sospol Indo
    Dokumen7 halaman
    Sospol Indo
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Transistor Sebagai Saklar N Penguat
    Transistor Sebagai Saklar N Penguat
    Dokumen1 halaman
    Transistor Sebagai Saklar N Penguat
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Artikel Filsafat
    Artikel Filsafat
    Dokumen6 halaman
    Artikel Filsafat
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 1
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Nobel
    Makalah Nobel
    Dokumen10 halaman
    Makalah Nobel
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Ketahan Nasional
    Ketahan Nasional
    Dokumen14 halaman
    Ketahan Nasional
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 3
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat
  • Lap or An
    Lap or An
    Dokumen8 halaman
    Lap or An
    Ajeng Utrifani
    Belum ada peringkat