Percik
Juli 2007 1
S UA R A A N DA
2 Percik
Juli 2007
LAPORAN UTAMA
epertinya kegiatan yang tidak berlabel pemberdayaan an Masyarakat. Tulisan ini mencoba memberi gambaran lebih
Percik
Juli 2007 3
L A P O R A N U TA M A
HAK MASYARAKAT UNTUK MEMUTUSKAN TANGGUNG JAWAB MASYARAKAT UNTUK di sumber konflik; (iv) terjadi persaingan
antara unit pengelola sarana dan pe-
z Pilihan teknologi z Pemeliharaan dan perbaikan mimpin tradisional bahkan pemerintah
desa; (v) ketergantungan yang tinggi ter-
z Tingkat layanan z Pengaturan hadap bantuan dari fasilitator.
z Bentuk organisasi z Pendanaan
Implikasi Hukum
z Mekanisme keuangan z Organisasi pengelolaan Terkait dengan pengelolaan fasilitas
berbasis masyarakat, terdapat beberapa
isu yang ditengarai dapat menimbulkan
Persyaratan Berbasis Masyarakat oleh kebutuhan dan keinginan masya- masalah di belakang hari. Berdasar
Kegiatan berbasis masyarakat akan rakat untuk membayar; (iii) pemahaman pengalaman, kepemilikan aset dari fasili-
dapat berlangsung dengan baik jika masyarakat menjadi pertimbangan; (iv) tas yang dibangun menjadi isu utama.
masyarakat mempunyai (i) kemampuan; masyarakat menjadi kurang tingkat ke- Apalagi jika sumber dana berasal dari
dan (ii) keinginan untuk mengelola. tergantungannya pada pihak luar; (v) berbagai sumber seperti misalnya donor,
Beberapa persyaratan ini dapat diperoleh prinsip pemulihan biaya (cost recovery) pemerintah (pusat dan daerah), LSM,
melalui pelatihan dan pengembangan dan sistem pembayaran dapat disesuai- dan masyarakat. Penyerahan aset ke ma-
kemampuan, selebihnya dapat melalui kan dengan kondisi masyarakat; (vi) ka- syarakat akan menghapuskan aset terse-
penyempurnaan organisasi. Namun ba- pasitas pengelolaan masyarakat mem- but dari neraca pemerintah dan kemung-
nyak juga yang didapatkan melalui fasili- baik; (vii) masyarakat akan dapat memi- kinan konsekuensinya alokasi dana per-
tasi pemerintah liki fasilitas; (viii) meningkatkan keper- baikan tidak akan tersedia. Jika aset dise-
rahkan pada pemerintah maka masya-
rakat akan mempertanyakan perwujudan
KEMAMPUAN MENGELOLA KEINGINAN MENGELOLA dari kontribusi mereka. Salah satu cara
yang banyak dilakukan adalah menyerah-
z Ketersediaan kemampuan z Kebutuhan kan kepemilikan pada pemerintah se-
mentara hak pengelolaan diserahkan pa-
teknis z Kuantitas, kehandalan, dan
da masyarakat. Sehingga masyarakat da-
z Ketersediaan kemampuan kualitas sumber daya pat mengelola dan menerima pendapatan
dari pengelolaan tersebut.
manajemen dan memecah- z Manfaat Selain itu, diperlukan juga perubahan
regulasi untuk memungkinkan penyerah-
kan masalah z Kesetaraan
an hibah dari pemerintah ke masyarakat,
z Kekompakan z Penerimaan teknologi dan status hukum dari Unit Pengelola
Sarana.
z Kompleksitas teknologi z Penerimaan tingkat layanan
Bagaimana agar Dukungan Peme-
z Ketersediaan suku cadang z Keinginan membayar
rintah Optimal?
z Kemampuan membayar z Biaya kesempatan layanan Ketika masyarakat terlibat langsung
dalam seluruh proses kegiatan, pemerin-
z Kerangka peraturan z Pilihan pengelolaan tah akan mengalami kegamangan dalam
merubah perannya dari penyedia menja-
z Ketersediaan informasi z Faktor politik
di fasilitator, koordinator dan pendukung
masyarakat. Keadaan ini mensyaratkan
Manfaat dan Kerugian cayaan diri masyarakat. bahwa pegawai pemerintah harus menye-
Disadari bahwa keinginan masyara- Kerugian yang mungkin terjadi dapat suaikan sikapnya. Selain tidak lagi
kat dipengaruhi oleh banyak hal, dian- beragam tergantung kondisi setempat, mengambil keputusan sendiri dan mem-
taranya dipengaruhi oleh seberapa besar tetapi secara umum dapat berupa (i) unit beri instruksi pada masyarakat, mereka
manfaat yang didapatkan oleh masyara- pengelola sarana hanya berfungsi pada perlu mendengarkan ide dan pandangan
kat. Untuk itu, dikenali beberapa manfaat saat ada kerusakan, sehingga cenderung masyarakat. Pegawai pemerintah harus
yang mungkin diperoleh masyarakat (i) mati suri; (ii) unit pengelola sarana menjawab pertanyaan masyarakat ten-
rancangan kegiatan berdasar kebutuhan dikuasai oleh kelompok/orang tertentu; tang pilihan teknologi, biaya, kehandal-
masyarakat; (ii) tingkat layanan didasari (iii) penanganan keuangan sering menja- an, tingkat pelayanan, kebutuhan operasi
4 Percik
Juli 2007
L A P O R A N U TA M A
Percik
Juli 2007 5
L A P O R A N U TA M A
6 Percik
Juli 2007
L A P O R A N U TA M A
rasa memiliki (sense of belonging) dan kesinambungan pem- Disamping tentunya perlu selalu koordinasi dengan lintas sek-
bangunan dapat dicapai," terangnya. tor, terutama dalam hal anggaran dan kesinambungan pasca
Pada CWSH target untuk meningkatkan kemandirian proyek untuk replikasi kegiatan (exit strategy).
masyarakat, rasa percaya diri dan rasa tanggung jawab. Kurangnya dedikasi tenaga fasilitator lapangan yang menja-
"Diharapkan masyarakat dapat melaksanakan pengelolaan ter- di ujung tombak pelaksanaan pemberdayaan, menjadi kendala
hadap kegiatan PHBS, pencegahan penyakit, peningkatan kua- bagi program Sanimas. Emah mengakui pemberdayaan tidaklah
litas air dan lingkungan, pembangunan sarana air bersih dan mudah, malah bisa dikatakan sulit jika dilakukan tidak dengan
sanitasi," tutur Staf Perencanaan dan Keuangan Proyek CWSH hati dan tidak dipahami secara mendalam.
Dra. Pimanih, M.Kes. Pada Proair, kendala terletak pada patokan target dan tahun
Dan pada proyek Proair, target pencapaian pemberdayaan anggaran. "Selain itu untuk daerah Proair dalam hal in cash juga
masyarakat adalah adanya kesinambungan sarana air bersih memerlukan waktu karena dana yang akan disalurkan untuk
yang dibangun karena investasi yang dikeluarkan untuk pem- pembangunan sarana besar sehingga otomatis in cash
bangunan sarana ini besar. Semua target adalah agar masyarakat juga besar," terang Ir. Deni Mulayana, M.Kes, sekre-
masyarakat benar-benar berdaya dengan adanya bukti partisi- taris eksekutif Proair. Kerja keras fasilitator di lapangan yang
pasi dan keterlibatan masyarakat secara berkesinambungan. tidak kenal lelah untuk memfasilitasi masyarakat, menurut
Deni, adalah solusi yang konkrit.
Kendala dan Solusi Sementara menurut Pimanih, atau akrab disapa Upi, sulit-
Menurut Imam, alasan klasik yang menjadi kendala dalam nya merubah pola pikir aparat adalah kendala bagi proyek
peningkatan pemberdayaan yaitu kemampuan sosial ekonomi CWSH. "Mereka selama ini terpola dengan proyek orientik,
masyarakat yang masih rendah dan tidak semua desa sama, sa- menganggap masyarakat miskin tidak mampu, kurang pen-
ngat beragam. Dan yang lebih berat, lanjutnya, pada pemasaran didikan dan tidak tahu apa-apa. Bukan sulit menerima paradig-
ke sektor terkait dalam usaha adopsi dan replikasi pendekatan. ma baru tapi susah merubah/meninggalkan kebiasaan lama,"
"Mungkin kita semua menyadari kegiatan yang berbasis jelasnya.
pemberdayaan lebih nyata hasil dan manfaatnya, tetapi ketika Untuk itu, CWSH mempunyai cara pemecahan dengan
kita memasarkan keberlanjutan kegiatan pascaproyek dengan berusaha meningkatkan kemampuan aparat dalam bidang fasi-
dukungan dana dari APBN dan APBD secara mandiri sangat litasi dan pendekatan pemberdayaan melalui pelatihan-pelati-
sulit. Oleh karena itu hambatan kita kedepan adalah exit strate- han dan studi banding melihat proyek-proyek pemberdayaan
gy," ungkap Imam. yang telah sukses dengan pola pemberdayaan masyarakat.
Ia mencoba mengatasinya dengan pendampingan fasilitator
yang dapat diperankan oleh lintas sektor atau konsultan untuk Ukuran Keberhasilan
meningkatkan kesiapan masyarakat, baik melalui pertemuan Proyek WSLIC 2 memberi ukuran keberhasilan dengan
ulang di tingkat komunitas atau cara lain yang sesuai. adanya kesinambungan yang berupa kemandirian dari
masyarakat. Cara untuk mempertahankan keberdayaan dan
partisipasi masyarakat ini, menurut Imam, dengan memberikan
kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengelo-
la pembangunan, memberikan penghargaan (reward) kepada
masyarakat, dan adanya komunikasi dua arah antara masya-
rakat dengan pemerintah untuk membahas perkembangan
kegiatan.
Proair memberi ukuran keberhasilan dengan banyaknya
sarana yang dibangun dan adanya badan pengelola sarana serta
adanya dukungan kelembagaan dan kebijakan. Sementara
Emah menegaskan perlunya dibuat kriteria penilaian terhadap
tingkat keberhasilan pemberdayaan masyarakat. "Keberhasilan
itu tidak hanya berwujud fisik bangunan tetapi keberlanjutan
dari fasilitas yang dibangun bersama kreatifitas dan aktifitas
masyarakat," tegasnya.
Dan bagi proyek CWSH, keberhasilan pemberdayaan bila
masyarakat telah dapat mengidentifikasi analisis dan pemecah-
an masalah yang dihadapi dan menolong dirinya sendiri, memi-
liki rasa percaya diri dan rasa tanggungjawab sehingga terjadi
Warga desa sibuk berdiskusi program penyehatan lingkungan desa.
proses pembangunan kesehatan yang berkelanjutan.z Bowo
Foto: Istimewa.
Leksono
Percik
Juli 2007 7
WAWA N CA R A
8 Percik
Juli 2007
WAWA N CA R A
Solusinya?
Lagi-lagi harus ada strategi komunikasi dan sosialisasi yang
benar. Kami juga sedang bekerja sama dengan Depkominfo da-
lam menyusun desain strategi tersebut agar nantinya di tingkat
bawah, para fasilitator mempunyai pemahaman yang sama untuk
dikabarkan pada masyarakat. Disamping monitoring dan evaluasi
juga akan menjadi alat untuk mengatasi semua kendala.
Percik
Juli 2007 9
WAWA N CA R A
Sungguh, tak mudah memberdayakan masyarakat di sekitar Tepat sekali pada tahun 2001 bertepatan Ulang Tahun Kota
kita untuk mencintai dan merasa memiliki lingkungan. Jakarta yang ke-474, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memilih
Mewujudkan seputar rumah saja butuh waktu panjang. Apalagi rumah perempuan berusia 70 tahun ini sebagai Pemenang
lingkungan yang lebih luas. Perlu pengorbanan dan peran sosial Pertama Lomba Tata Rumah Tinggal.
yang tinggi. Dan Nina Sidle Unsulangi bersama warga sekitar Rumah seluas 25 meter persegi dan berlantai tiga dengan
membuktikan peran sosial mereka. lebih dari seratus tanaman obat keluarga (Toga) dan tanaman
Ibu tiga anak dan nenek tujuh cucu ini bersama pelopor bunga yang memenuhi seluruh sudut rumah. Percik menyam-
lingkungan Ibu Bambang "Sampah" Wahono, bertekad menghi- bangi rumah Nina yang terletak di Jl. Banjarsari No. 13, RT
jaukan sebagian kecil Jakarta dan konsisten dengan pendidikan 05/RW 08, Fatmawati, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
lingkungan. Berikut petikannya.
10 Percik
Juli 2007
WAWA N CA R A
Percik
Juli 2007 11
P E R AT U R A N
PENGEMBANGAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
Berdasarkan PP RI No. 16 Tahun 2005
alam ketentuan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 7 Ta- Pemerintah melakukan pengaturan dalam beberapa ruang
12 Percik
Juli 2007
P E R AT U R A N
Percik
Juli 2007 13
WAWA SA N 1
14 Percik
Juli 2007
Percik
Juli 2007 14
WAWA SA N
energi manusia dan hewan yang bisa diperbarui ini dianggap tutupan selain merupakan mata rantai lingkungan yang berpe-
tidak efisien. Teknologi ini kemudian digantikan oleh mesin ran terhadap iklim mikro, sekaligus merupakan sumber kehi-
berbahan bakar minyak dan pompa listrik yang menyerap air dupan mereka mengingat sangat beranekaragamnya jenis tum-
lebih cepat dari kemampuan siklus alam untuk mengisi ulang air buhan di sana.
tanah (Vandhana Shiva, 2002: 1-3). 2) Kawasan bersih, adalah tempat permukiman masyarakat
Kampung Naga. Selain menjadi tempat didirikannya bangunan-
Masyarakat Kampung Naga bangunan rumah dengan gaya arsitektur tradisional Sunda, di
Di tengah derasnya arus modernisasi, maka sebaiknya kita kawasan ini terdapat bangunan lumbung, masjid, dan balai
menengok kembali kearifan lokal dari masyarakat Kampung pertemuan.
Naga di dalam mengelola hutan dan sumber air tawar secara 3) Kawasan kotor adalah daerah yang permukaan tanahnya
tradisional yang sampai saat ini masih dipertahankan. Lokasi lebih rendah. Kawasan tersebut letaknya bersebelahan dengan
Kampung Naga terletak di kawasan berbukit di antara Garut Sungai Ciwulan yang sekaligus
dan Tasikmalaya. menjadi salah satu batas
Kawasan yang dijadikan tempat permukiman masyarakat
Kampung Naga dikelilingi lahan pertanian sawah berteras-teras
dan hutan tutupan. Sebagian lagi berupa kolam tempat penam-
pungan air dan sekaligus menjadi tempat memelihara ikan.
Sehingga secara ekologis, pola perkampungannya
mencerminkan pola lingkungan masyarakat Sunda
yang umumnya terdapat di daerah-daerah
perdesaan.
Dalam pola tersebut, terdapat tiga ele-
men penting yang
saling mendukung
dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-
hari. Yakni rumah
sebagai tempat
tinggal, sumber air
yang selalu terse- Kampung Naga. Bangun-
dia, dan kebun an yang terdapat di ka-
serta kolam tempat pemeliharaan wasan kotor umumnya
ikan. Karena pemukiman ma- merupakan bangunan pe-
syarakat Kampung Naga mengelom- nunjang. Bentuknya se-
pok dalam satu lokasi yang sudah ditetapkan, maka peruntukan derhana dengan bahan-bahan berasal dari alam sekitar. Antara
lahan dalam tata ruang kampungnya lebih dipertegas lagi lain tempat pancuran yang biasa digunakan untuk mandi dan
berdasarkan prinsip-prinsip efisiensi dengan tidak meng- cuci serta keperluan sehari-hari lainnya, kandang ternak, saung
abaikan faktor ekologis dalam menjaga keseimbangan ling- lisung, dan kolam (Her Suganda, 2006: 26-28).
kungannya.
Jika dicermati lebih seksama, pola peruntukan lahan di Sistem Pengelolaan Air
Kampung Naga terbagi dalam tiga kategorisasi kawasan yaitu; Nenek moyang Kampung Naga mewariskan ilmu penge-
1) Kawasan suci, adalah kawasan yang tidak boleh dikun- tahuan berupa teknologi penyaluran air secara turun temurun.
jungi sembarang orang. Kawasan itu harus selalu dijaga Lazimnya ilmu pengetahuan tersebut dikenal sebagai ilmu
kelestarian dan kesuciannya dari pengaruh-pengaruh luar dan pengetahuan tradisional.
diawasi secara bersama. Sistem pengetahuan itu secara terus menerus disempur-
Secara kongkret, kawasan yang dianggap suci tersebut meru- nakan dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
pakan bukit kecil yang berada di sebelah barat tempat permukim- Dalam pengelolaan sumber daya alam, sistem pengetahuan
an mereka. Bukit pertama merupakan hutan kecil yang ditum- yang dimiliki masyarakat itu selalu terkait erat dengan kelesta-
buhi pohon-pohon tua yang bisa disebut hutan larangan, yaitu rian dan keseimbangan lingkungan alam di mana mereka hidup.
hutan yang penuh dengan pantangan. Di tempat itu pulalah Adanya hubungan yang erat dan kausal antara makrokosmos
leluhur mereka dimakamkan. Selain hutan larangan, di kawasan (alam jagad raya) dan mikrokosmos (manusia) mengandung
tersebut terdapat hutan tutupan yang ditumbuhi berbagai jenis kearifan dalam menjaga keseimbangan hubungan antara manu-
tanaman keras yang umumnya sudah ratusan tahun. Hutan sia dan lingkungannya (Kusnaka Adimihardja, 2004 6-7).
Percik
Juli 2007 15
WAWA SA N 1
Air untuk kebutuhan Kampung Naga berasal dari dua sum- dinding di mana di dalamnya terdapat
ber air yang dialirkan melalui buluh bambu. Air dari mata air di dua buah lisung untuk menum-
selatan kampung digunakan untuk air minum dan kebutuhan buk padi atau gabah.
memasak Sebagian air permukaan yang melewati sawah dile- Lisung panjang digu-
watkan ke bak-bak penyaringan untuk dialirkan ke bak air nakan untuk
wudlu dan jamban. Di jamban, air ini digunakan untuk keperlu- menum-
an mandi cuci dan kakus.
Selain berfungsi sebagai kolam tempat pemeliharaan
ikan, balong berfungsi juga sebagai tangki septik
alami yang mengendapkan limbah manu-
sia. Kegiatan mencuci, mandi, buang air
besar dan kecil, berlangsung di jam- buk padi
ban. Air kotor dari jamban kemudi- dalam bentuk
an dialirkan ke balong yang berada malai agar menjadi
tepat di bawahnya. Selain itu, air gabah pecah kulit.
untuk mengisi balong juga berasal Setelah itu, gabah tersebut
dari pembelokan air permukaan dipindahkan ke lesung kecil lalu
yang mengalir tanpa melalui proses untuk kedua kalinya ditumbuk dengan
penyaringan (Adry Padma, dkk, alu. Untuk memperoleh beras dengan kualitas
2001: 16). yang diharapkan, kadangkala dibutuhkan proses
Dengan diletakkannya jamban dan pengolahan lagi yang disebut disosoh. Artinya beras
saung lisung di tepi balong, kotoran manusia dari tersebut ditumbuk sekali lagi sehingga sisa produksi berupa
jamban dan dedak sisa tumbukan padi dari saung lisung menja- bekatul, terbuang. Dedak atau bekatul yang merupakan sisa
di sumber makanan ikan-ikan di balong. Selanjutnya, ikan kegiatan produksi pengolahan beras, secara otomatis didaur
dikonsumsi manusia dan seterusnya, sehingga dengan cara ulang ke kolam menjadi makanan ikan (Her Suganda, 2006:
sederhana ini terbentuklah daur makanan yang tidak kalah dari 28).
teknologi masa kini. Dalam menjaga kelangsungan permukim- Banyaknya larangan/pamali bagi siapa saja yang memasuki
an, masyarakat Naga berusaha memanfaatkan sumber daya hutan tutupan dan hutan larangan, menjadi modal dasar bagi
alam tanpa merusaknya. Dengan memadukan pengetahuan terjaganya kelestarian hutan di Kampung Naga, sehingga sum-
dengan teknologi sederhana, serta dengan keperdulian terhadap ber air juga dapat terpelihara dengan baik. Kepatuhan dan
sumber daya alam, masyarakat mengolah alam secara optimal keteguhan masyarakat Kampung Naga dalam menjaga identitas
untuk memenuhi berbagai kebutuhan vital mereka. Ini semua diri dan tradisi nenek moyang, telah membuktikan bahwa mere-
dilakukan agar keselarasan hidup manusia dengan lingkungan ka mampu bertahan dari derasnya arus modernisasi.
sekitarnya tetap terjamin (Adry Padma, dkk, 2001: 17). Kearifan masyarakat Kampung Naga dalam mengelola
Kolam memiliki banyak fungsi karena selain merupakan hutan dan air sungguh patut ditiru dan dikembangkan. Bagi
tempat penampungan air buangan dari pancuran, sekaligus masyarakat Kampung Naga air adalah milik bersama sehingga
merupakan tempat memelihara ikan. Di salah satu sudut yang harus dikelola secara bersama pula, hal ini dimaksudkan agar
terletak di sisi kolam, berdiri bangunan saung lisung. Disebut setiap orang mendapatkan alokasi air yang adil. Masyarakat
demikian karena bangunannya hanya merupakan gubuk tanpa Kampung Naga menyadari bahwa air sangatlah vital bagi
kelangsungan hidup manusia, sehingga harus dijaga dan diman-
faatkan sebaik-baiknya. z
DAFTAR PUSTAKA
Sumber gambar:
Adry Padma, dkk, Kampung Naga;
Pemukiman Warisan Karuhun, Foris, Bandung, 2001, hal 16.
16 Percik
Juli 2007
WAWA SA N 3
Percik
Juli 2007 17
WAWA SA N 3
Model CLTS
Model CLTS yang dikembangkan Kamal Khar secara seder-
hana mengabstraksi prinsip-prinsip antara lain, mengandalkan
partisipasi masyarakat secara aktif, tanpa subsidi dari luar, so-
lidaritas sosial, dan kebanggaan masyarakat sebagai elemen
motivasi.
Model ini telah diterapkan di berbagai daerah dengan hasil
yang luar biasa. Dalam waktu sekejap masyarakat membangun
sarana jamban yang dikembangkan sendiri, mau merubah per-
ilaku BAB di sembarang tempat, dan pertumbuhan pembangun-
an yang sangat pesat.
Dalam hitungan bulan, penduduk desa telah memiliki jam-
ban sehingga terbebas dari BAB di sembarang tempat. Model ini
berhasil diterapkan di beberapa desa di Kabupaten Sambas
(Kalimantan Barat), Muara Bungo (Jambi), Bogor (Jawa Barat),
Pandeglang (Banten), Lombok Barat (Nusa Tenggara Barat),
dan sebagainya.
Daerah yang menerapkan model CLTS relatif tidak meng-
hadapi masalah air sehingga model apapun yang dikem-
bangkan, apakah leher angsa, plengsengan, tidak ada masalah.
Jamban bisa dipakai tanpa gangguan bau sehingga penggu-
na akan merasa nyaman.
Model Ecosan untuk Daerah Rawan Air WC komunal di Pondok Pesantren Al-Falah Kabupaten Pamekasan.
Model jamban ecosan yang murni dikembangkan di RRC, Foto: Oswar Mungkasa
belakangan memperoleh sambutan hangat. Model ini selain
environmentally friendly dalam arti tidak mencemari dan pa aspek rantai prosesnya sesuai dengan ecosan. Prinsipnya
merusak lingkungan juga higienis. Selain itu, model ini juga memanfaakan waste sebagai benda yang berdaya guna, yaitu
telah berhasil merubah apa yang semula di kategorikan sebagai untuk makanan ikan.
waste. Hanya disini tidak ada proses pengolahan tapi langsung seba-
Teknologi ecosan pada prinsipnya terdiri dari beberapa gai makanan ikan, sehingga menjadi berbeda dengan ecosan.
komponen, yaitu pemisahan air seni dari faeses yang masing- Produk ecosan setelah melalui proses pengeringan dan pengom-
masing ditampung dalam bejana terpisah, pemanfaatan air seni posan menjadi pupuk organik yang bernilai ekonomi, sedang-
yang ditampung untuk pupuk tanaman, penaburan abu di faeses kan jamban di atas kolam produknya menjadi makanan ikan.
yang telah ditampung untuk proses pengeringan dan pengom- Bagaimanapun jamban di atas kolam ikan atau yang
posan, dan pemanfaatan kompos faeses untuk pupuk tanaman. bermuara di kolam ikan belum bisa memenuhi prinsip environ-
Pupuk yang dihasilkan baik dari air kencing maupun faeses mentally friendly. Pembuangan langsung ke kolam telah men-
kering merupakan pupuk organik yang banyak mengandung jadi sumber pencemaran air permukaan baik empang, sungai,
nitrogen dan sangat diperlukan tanaman. Pupuk tersebut danau, dan sebagainya. Pencemaran oleh bakteri escherichia
melalui proses penebaran abu sudah terbebas dari mikro orga- coli (e coli) bisa menjadi penyebab terjadinya penyakit diare.
nisme pathogen sehingga aman untuk ditebarkan di lahan per- Apabila setelah dilakukan assessment masyarakat memang
tanian. benar-benar mau menerapkan model ecosan untuk daerah ke-
Masalahnya adalah apakah model ecosan bisa dikem- keringan air, hal yang perlu dilakukan adalah membuatkan
bangkan oleh masyarakat terutama di daerah kering dan rawan desain teknologi sederhana sehingga masyarakat mampu mem-
air? Apakah masyarakat mau merubah pandangan bahwa bu- bangun, mengoperasikan, dan memeliharanya.
angan manusia baik faeses maupun urin dari yang semula seba- Sedangkan untuk daerah yang masyarakatnya mempunyai
gai waste menjadi sumberdaya? Untuk merubah pandangan kebiasaan, budaya, mengembangkan kolam ikan tawar dan
seperti itu perlu penjelasan dari orang yang memahaminya. membuat jamban di atas kolam, maka yang perlu dilakukan
adalah membuatkan model yang higienis dengan menginterven-
Mendekati Ecosan si pada rantai prosesnya, sehingga menjadi environmentally
Jamban di atas kolam ikan atau yang dibangun di dalam friendly.
rumah tapi bermuara di kolam ikan juga pada dasarnya bebera- * Konsultan WASPOLA
18 Percik
Juli 2007
WAWA SA N 4
PEMANASAN
GLOBAL
Oleh: Imam M
Percik
Juli 2007 19
WAWA SA N 4
Antisipasi
Persoalan pemanasan global ini bukan sebuah persoalan
negara dengan penghasil emisi tertinggi saja, dalam hal ini
Amerika Serikat kemudian disusul Cina, Prancis, Inggris,
Jerman, Kanada, dan Jepang. Persoalan pemanasan global
adalah persoalan semua negara sebab efek dari pemanasan
global ini dirasakan setiap manusia di bumi ini.
Langkah antisipasi harus dilakukan untuk mengurangi jum-
lah emisi yang dikeluarkan ke atmosfer. Paling tidak seruan
mengembalikan jumlah emisi ke angka sebelum tahun 1990
sebagaimana dicanangkan dalam pertemuan di Rio de Jenero di
Brazil pada tahun 1992 dan Protokol Kyoto di Jepang adalah
butir yang patut mendapat dukungan.
Gas metana yang dihasilkan tumpukan sampah banyak Ada dua langkah yang bisa ditempuh. Pertama, melalui
menyumbang terjadinya pemanasan global. Foto: Istimewa.
kesepakatan politik antarnegara sebagaimana tercermin dalam
pertemuan di Rio de Jenairo dengan membuat kesepakatan
dan berkembangbiaknya penyakit menular. yang lebih efektif berkenaan dengan batas pengeluaran emisi ke
Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 450 TPA yang atmosfer. Dan berbagai pertemuan sejenis dalam forum-forum
notabene adalah sumber diproduksinya gas metana. Sebagai lain, semisal dengan pertemuan delapan negara maju (G-8) di
contoh, sampah sebanyak 1.000 ton, dengan kandungan sam- Jerman bulan Juni 2007 yang fokusnya pada masalah pem-
pah organik katakanlah 56 persen akan menghasilkan gas anasan global.
metana 21.000 ton setiap tahunnya atau setara dengan CO2 Langkah kedua yang perlu diambil seraya menunggu hasil
486.500 ton. yang positif dari berbagai pertemuan antarnegara tersebut
adalah dengan langsung melakukan langkah-langkah antisi-
Resiko patif. Paling tidak persoalan penemuan sumber energi yang
Jika pendekatan yang digunakan "melihat dan menunggu, ramah lingkungan semakin mendesak untuk dilakukan.
tanpa melakukan apa-apa", diperkirakan pada tahun 2100, tem- Pemanfaatan cahaya matahari sebagai sumber energi ramah
peratur atmosfer akan meningkat 1,5-4,5 derajat celcius. lingkungan sangat ditunggu hasilnya sehingga secara pasti
Dampak lainnya berupa musnahnya berbagai jenis keaneka- dapat mengganti energi dari pembakaran fosil.
ragaman hayati, meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan Berkait dengan sampah, barangkali masyarakat Eropa bisa
badai, angin topan, dan banjir. dijadikan cerminan. Tahun 2005 masyarakat Eropa tidak mem-
Es dan glasier di kutub semakin cepat mencair, meningkat- buang sampah organiknya langsung ke TPA. Sampah organik
nya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena diolah dulu agar gas itu tidak diproduksi dalam jumlah besar.
kekeringan yang berkepanjangan, naiknya permukaan laut Pengolahan menggunakan cara insinerasi, pengomposan, dan
hingga menyebabkan banjir yang luas, dan kenaikan suhu air produksi biogas.
laut. Sementara itu, untuk mengikat karbondioksida yang dilepas
Diperkirakan pada tahun yang sama permukaan air laut naik ke atmosfer, perlu penanganan serius menjaga hutan dari pem-
hingga 15-95 cm. Beberapa kejadian terakhir berkait dengan balakan liar. Indonesia sebagai paru-paru dunia dengan keber-
permukaan air laut adalah tenggelamnya pulau-pulau kecil adaan hutannya semakin hari dalam kondisi kritis memiliki
sehingga memaksa penghuninya pindah tempat. Dua pulau tak tanggung jawab yang besar.
berpenghuni di Kiribati di Lautan Pasifik yaitu Tebua Tarawa Gerald Foley pada tahun 1993 mengatakan dengan melihat
dan Abenuea tenggelam pada 1999 dan pengosongan pulau jumlah karbondioksida yang mencapai titik ekstrem di atmos-
Tegua oleh penduduknya adalah bukti konkret. fer, bumi memerlukan hutan seluas Benua Australia untuk
Sementara itu, kenaikan suhu air laut yang menyebabkan mengikat karbondioksida. Selain itu, perilaku hemat energi
terjadinya pemutihan karang dan kerusakan terumbu karang di bukan saja seruan moral belaka, tetapi bermakna ekologis yang
seluruh dunia mengancam kelangsungan ekosistem kehidupan jauh lebih tinggi nilai moralitasnya karena berkait masalah
di laut. Frekuensi kebakaran hutan semakin meningkat, melu- bertahan tidaknya mahkluk hidup di permukaan bumi ini. z
asnya penyebaran penyakit-penyakit tropis semacam malaria ke Imam M., pengamat ekologi, tinggal di Jakarta
20 Percik
Juli 2007
R E P O RTA S E
AIR DI CIRUYUNG
ingin udara pagi masih terasa menusuk hingga tulang. memiliki jamban sendiri pun masih terbatas.
Percik
Juli 2007 21
R E P O RTA S E
air besar, sementara di bagian bawah untuk mencuci dan mandi. umum yang terletak di tengah-tengah permukiman itu tidak ter-
Suryati (14) sudah sejak pukul 05.30 WIB berada di sungai, awat dengan semestinya. Kondisi bangunan memprihatinkan
membawa setumpuk pakaian kotor untuk dicuci. "Tiap pagi saya dan cenderung tidak bersih, meskipun masih ada beberapa
mencuci pakaian keluarga sebelum berangkat sekolah," kata warga yang memanfaatkannya.
gadis desa itu. Seusai tugas mencuci selesai, Suryati tinggal Menurut pengakuan Kamyo, selama ini tidak pernah ada
membersihkan diri dengan mandi berendam. penyuluhan dari pemerintah daerah atau pihak manapun untuk
Puluhan perempuan desa melakukan hal serupa setiap pagi. memberi penyuluhan kesadaran total pada warga desa. "Ban-
Tidak perduli air sungai berwarna kekuningan atau bahkan tuan juga hampir tidak pernah ada. Pengadaan dan penanganan
kecoklatan pertanda air yang kotor. Mereka tetap merasa nya- kebutuhan air bersih atas swadaya warga," tutur pemuda itu.
man dengan apa yang mereka lakukan sebagai suatu rutinitas
yang sudah berlangsung lama. Bak Penampungan Air Bersih
Dukuh Pengasinan yang merupakan wilayah Desa Ciruyung
Sumur Umum bisa dikatakan dukuh yang terpencil. Untuk sampai ke
Potret masyarakat pinggiran seperti ini ternyata tak hanya Pengasinan harus melewati jalan terjal dan berliku, menembus
terjadi di kota-kota besar. Di desa yang terletak di lereng pegu- lereng perbukitan. Naik turun bukit dengan hamparan hutan
nungan pun, pemandangan serupa masih saja terlihat. Padahal dan juga persawahan menandakan sebagian besar warga meng-
di Dukuh Pengasinan, dengan jumlah penduduk lebih dari gantungkan hidupnya dari hasil hutan dan sebagai petani.
seribu dari sekitar 60 kepala keluarga, sudah dibangun lima Dalam mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
sumur umum untuk warga. terutama memasak, warga Dukuh Pengasinan bersama-sama
"Sumur-sumur itu dibangun agar dimanfaatkan warga membangun dua bak penampungan air bersih. Air tersebut
untuk kebutuhan mereka. Tapi ya tidak semua warga mau, kare- dialirkan dari mata air yang terletak di perbukitan di daerah
na merasa kepenak mandi dan cuci di sungai" tutur Kamyo (28), Cikahuripan dengan menggunakan pipa paralon yang mudah
tokoh pemuda yang juga mengakui belum ada kesadaran warga pecah.
akan pentingnya air bersih untuk kesehatan. Suparno, salah satu tokoh masyarakat Pengasinan yang juga
Karena tidak semua warga memanfaatkannya, sumur-sumur menjabat kaur pembangunan di Desa Ciruyung, mengungkap-
kan bak penampung air dibangun warga secara swadaya. "Terus
terang bak penampung air belum bisa dimanfaatkan warga
secara menyeluruh. Baru separohnya. Itu saja tidak selalu lancar
aliran air yang sampai ke rumah warga," tuturnya.
Suparno mengatakan ketidaklancaran air tidak hanya
masalah tingkat kebutuhan warga akan air bersih, tapi juga pe-
ngaruh peralatan yang masih seadanya. "Semuanya diusahakan
warga sendiri," katanya.
Terlihat pipa-pipa plastik untuk mengaliri air warga ber-
ukuran relatif kecil melintasi pekarangan dan jalan menuju
rumah-rumah warga. Tidak jarang ditemui pipa-pipa yang
bocor dan tidak bersegera diperbaiki.
Warga seolah sudah terlalu biasa dengan kebocoran air
bersih yang melalui pipa-pipa plastik berukuran kecil. Mereka
menyadari bahwa pipa-pipa yang digunakan kurang layak pakai.
Perlu dana besar untuk membuat jaringan air yang selayaknya.
Menurut Suparno, warga melakukan gotong royong mem-
perbaiki aliran air saat terjadi kerusakan di bagian hulu. "Untuk
kebutuhan perbaikan dan pemeliharaan, setiap bulan warga
membayar iuran sebesar Rp 1.000,-".
Warga pengasinan tidak dapat mengakses air bersih bila ter-
jadi kerusakan jaringan air yang parah. Biasanya kerusakan ini
terjadi disebabkan tanah longsor atau batu yang jatuh menimpa
pipa sehingga pecah dan rusak.
Sebenarnya Ciruyung bukan daerah yang kekurangan air
Kebocoran selang air bersih kerap ditemui di jalan-jalan Desa tapi karena pengelolaan dan peralatan yang masih sangat ter-
Ciruyung. Warga seperti tidak memperdulikan kondisi ini.
Foto: Bowo Leksono.
batas, sehingga akses air bersih pun belum bisa dianggap
memadai. z Bowo Leksono
22 Percik
Juli 2007
TEROPONG
MULTI PURPOSE
Jakarta juga bukan merupakan kota
dengan status penanganan sanitasi yang
baik. Hanya baru sekitar 3 persen daerah
Jakarta yang menerapkan sistem pem-
Percik
Juli 2007 23
TEROPONG
24 Percik
Juli 2007
TEROPONG
Stormwater Management
and Road Tunnel (SMART)
Skenario Malaysia Tangani Banjir
ndonesia khususnya Jakarta bukanlah satu-satunya tempat pembangunannya konstruksi tersebut memakan biaya 1.887 juta
Sungai
Kilang Waduk
Penahan Reservoir
Penyim- Sungai
panan Kerayong
SKENARIO I
SAAT TIDAK ADA HUJAN & BANJIR
SKENARIO II
SAAT TERJADI BANJIR
SKENARIO III
HANYA PADA SAAT BANJIR BESAR
Jalur Banjir
JALUR Jalur Banjir dan Jalan
Reservoir
SMART Daerah Padat Penyimpanan
Percik
Juli 2007 25
TA M U K I TA
"Sampah Bisa
Jadi Sahabat
Kita"
26 Percik Foto-foto:
Juli 2007 Bowo Leksono.
ka masakan nasi goreng dan kentang goreng ini. Di Jakarta,
belum banyak daerah yang menerapkan daur ulang sampah.
Baru di Kelurahan Banjarsari, Jakarta Selatan.
Faktor mengapa kesadaran masyarakat masih kurang dalam
penanganan masalah sampah, ujar Tasya, karena Pemerintah
belum menerapkan aturan tegas untuk itu. "Belum ada undang-
undang khusus persampahan dengan sanksi yang tegas," kata
artis yang berkeinginan menjadi sutradara dan script writer
film indie ini.
Tasya mempunyai himbauan tidak cuma kepada masyarakat
untuk memulai memilah sampah, tapi juga pada Pemerintah.
"Bila masyarakat tidak mampu berswadaya dalam penanganan
sampah, sudah menjadi kewajiban Pemerintah membantu
masyarakat," kata gadis penggemar suara emas penyanyi Rossa
ini.
Tugas akhir Tasya yang memang jarang dibuat pelajar
seusianya, tidak hanya dipresentasikan di depan dewan guru
menggunung," papar artis remaja dengan tugas akhir berjudul dan teman-teman sekolahnya. Tapi juga di depan Pakar
"Membudayakan Pengolahan Sampah pada Masyarakat Lingkungan Prof. Emil Salim bersama utusan beberapa
Jakarta". organisasi, yayasan, dan LSM lingkungan.
Artis yang kesehariannya disibukkan kegiatan les menyanyi "Waktu presentasi di depan guru dan teman-teman,
dan presenter ini menambahkan, kita sudah seharusnya memi- ya seru banget karena suasananya tidak formal. Tapi
lah sampah menjadi tiga bagian. Sampah organik yaitu de- saat di depan Pak Emil, rasanya deg-degan," ujar
daunan, sampah kering seperti kertas dan plastik, serta sampah pemain sinetron "Nyanyian Burung" yang sempat
berbahaya seperti logam dan bahan berbahaya lainnya. memperoleh penghargaan Golden Cairo for TV
Tasya berpendapat membuang sampah sembarangan Programmes ini dengan lesung pipit yang mengge-
masih menjadi budaya masyarakat Indonesia. "Jangankan maskan.
memilah sampah, membuang sampah pada tempatnya saja Namun, Tasya bisa melewati presentasi itu
belum dilakukan banyak orang". dengan hasil yang memuaskan. Ia sendiri tidak
Pembuktian bahwa masyarakat, khususnya masyarakat merasa berat menjalaninya karena lebih
Jakarta, belum perduli terhadap bahaya sampah terjawab dari banyak ke persoalan sharing.
hasil sebaran angket Tasya kepada 50 warga Jakarta. Dari sim- Sebagai Duta Cilik Lingkungan, apa
pulan hasil angket itu, yang kemudian menjadi data dalam tugas Tasya selalu membuang sampah pada
akhir Tasya, jauh di bawah angka 50 persen masyarakat Jakarta tempatnya? "Ya, insya Allah,". Kok?
tidak melakukan pemilahan sampah di rumah mereka. "Iya, manusia kan terkadang khilaf,"
Banyak masyarakat, lanjut Tasya, yang tidak melakukan jawab Tasya mengakhiri obrolan.
pemilahan sampah bukan hanya karena malas tapi juga tidak z Bowo Leksono
biasa dan ketidaktahuan. "Masyarakat itu masih susah. Mereka
belum berpikir jangka pendek apalagi jangka panjang akan
bahaya sampah," ujar penggemar warna pink, ungu, biru, dan
nila ini.
Sampah adalah sesuatu yang sangat dekat dengan kita.
Setiap hari dipastikan manusia menghasilkan sampah. Bila
tidak ditangani secara serius, sampah akan jadi musuh
masyarakat, penyebab banjir dan bermacam penyakit.
Menurut Tasya, sampah bisa dimanfaatkan sehingga men-
jadi sahabat kita. Caranya, terang penyanyi yang bercita-cita
menjadi arsitektur ini, dengan mendaur ulang yang sebelumnya
dilakukan pemilahan. "Sampah itu bisa jadi kompos atau
dimanfaatkan untuk bahan kerajinan tangan," jelas penyu-
Percik
Juli 2007 27
I N O VA S I
28 Percik
Juli 2007
S E PU TA R P L A N
PENGEMBANGAN
MASYARAKAT BERPUSAT
PADA ANAK
ejak 2002 Plan di seluruh dunia
Percik
Juli 2007 29
S E PU TA R P L A N
Percik
Juli 2007 30
S E PU TA R I SS D P
Percik
Juli 2007 31
S E PU TA R I SS D P
dahnya penanganan sanitasi, menyebabkan pelanggan PDAM baik antara stakeholders dalam pembangunan sanitasi bisa jadi
harus mengeluarkan biaya 25 persen lebih mahal untuk pemba- karena belum adanya komitmen bersama yang mengikat para
yaran rekening tagihannya. stakeholders. Selama ini mungkin perbedaan yang ada hanya
Bahkan daerah miskin perkotaan seperti di Jakarta, air baku sekedar siapa yang menyelenggarakan kegiatan, padahal tujuan
yang telah tercemar menyebabkan masyarakat miskin harus dan kepentingannya sama, yaitu mengembangkan sektor sani-
mengeluarkan uang 5-10 persen lebih besar untuk membeli air. tasi demi kesejahteraan masyarakat. Adanya persamaan inilah
Harga yang dikeluarkan masyarakat miskin tersebut ternyata yang harusnya diterjemahkan sebagai komitmen bersama para
lebih mahal dibandingkan harga yang harus dikeluarkan stakeholders.
masyarakat yang tinggal di daerah kaya bahkan di negara maju Berbagai macam argumen yang kuat tentang pentingnya
sekalipun (Laporan Pembangunan Manusia 2006, UNDP). pembangunan sanitasi akan sia-sia tanpa komitnmen politis
Berkaitan hal tersebut, para stakeholders sanitasi harus yang memaksa para pengambil keputusan untuk melaksanakan-
mulai melakukan upaya bersama mempercepat kinerja pemban- nya. Kegiatan dan program sanitasi yang baik hanya merupakan
gunan sektor sanitasi. Upaya tersebut dapat diawali melalui rangkaian dari suatu kebijakan yang diambil para pengambil
forum yang mempertemukan seluruh stakeholders sanitasi dan keputusan.
merancang langkah-langkah yang harus ditempuh untuk meng- Konferensi yang direncanakan ini akan mengusung sebuah
atasi berbagai permasalahan dan tantangan dalam pembangu- tema besar, yaitu "Mobilisasi Sumber Daya untuk Peningkatan
nan sanitasi. Pada forum ini para stakeholders dapat duduk Pembangunan Sanitasi". Tema besar ini dipilih karena sering-
bersama mendiskusikan berbagai permasalahan dan tantangan kali minimnya anggaran dan lemahnya sumberdaya manusia
dalam pembangunan sanitasi. dijadikan alasan dalam pelaksanaan suatu pembangunan sani-
Menyadari hal tersebut, pemerintah bersama stakeholders tasi yang tidak mememadai. Pada konferensi ini akan meli-
terkait berinisiatif menyelenggarakan Konferensi Sanitasi batkan berbagai stakeholders sanitasi dari unsur pemerintah,
Nasional pada Agustus 2007. Adapun harapan yang ingin dica- perguruan tinggi, lembaga donor, sektor swasta, media massa,
pai dari penyelenggaraan konferensi ini adalah meningkatnya dan delegasi negara-negara tetangga. z Sekretariat ISSDP
profil sektor sanitasi di Indonesia. Sebagaimana kita sadari
bersama isu sanitasi menempati urutan rendah dalam wacana
diskusi di masyarakat dan sebagian besar pengambil keputusan.
Isu politik, ekonomi, dan hiburan menempati urutan teratas
dalam isu-isu yang paling menarik. Karena itu, penyelenggaraan
Konferensi Sanitasi ini, perhatian publik diharapkan tersedot
dan tentu harus ada tindak lanjutnya agar isu sanitasi tetap
menjadi perhatian publik.
Menghasilkan rumusan tindakan-tindakan yang perlu
segera dilaksanakan dalam rangka pembangunan sanitasi.
Kondisi sanitasi yang buruk di Indonesia saat ini merupakan
akumulasi dari kelalaian selama ini dalam pembangunan sani-
tasi. Dan tentunya kondisi ini hanyalah suatu rangkaian bom
waktu yang mungkin akan meledak secara bersamaan di seba-
gian besar kawasan di Indonesia. Untuk mencegah musibah
yang lebih besar tentunya perlu dilakukan langkah-langkah
nyata yang harus segera dilakukan dengan pemikiran yang
terencana dan terukur.
Menjadi suatu forum pertukaran informasi dan pengalaman
dalam pembangunan sanitasi bagi seluruh stakeholders. Masih
belum jelasnya koordinasi dalam pembangunan sektor sanitasi
menyebabkan banyaknya program-program sanitasi yang ber-
jalan sendiri-sendiri. Temuan-temuan berharga dari suatu pro-
gram atau para pengelola kegiatan sanitasi seringkali berdiri
sendiri dan tidak diketahui para stakeholders lainnya. Padahal
mungkin saja temuan-temuan tersebut merupakan salah satu
kunci keberhasilan untuk suatu program atau kegiatan sanitasi
yang sedang dilakukan. Contoh salah satu MCK dengan kondisi yang memprihatinkan akibat
Terbangunnya komitmen kerjasama antarstakeholders kurangnya dana operasi. Foto: Istimewa.
dalam pembangunan sanitasi. Belum adanya kerjasama yang
32 Percik
Juli 2007
S E PU TA R WA S P O L A
PENGUATAN STRATEGI
KOMUNIKASI
di Kabupaten Kebumen
ermasalahan seputar air minum dan penyehatan ling-
Percik
Juli 2007 33
S E PU TA R A M P L
Percik
Juli 2007 34
S E PU TA R A M P L
HARI BUMI nial semata yang diperlukan bumi untuk kelangsungan hidup
manusia. Tapi tindakan nyata dari kesadaran manusia akan
nasib tempat mereka hidup dan melangsungkan keturunan.
Oleh karena itu, sangat tepat apabila pada Hari Bumi, manu-
sia merenungkan kembali perjalanan bumi dan bagaimana
nasib planet yang memberi kehidupan bagi makhluk bernama
manusia. Peringatan Hari Bumi sebagai momentum sejarah
jelas ditujukan agar umat manusia ingat bahwa kita hanya
punya satu planet yang bisa didiami.
Lepas dari sejarah bumi, tidak akan berarti apa pun. Karena
yang terpenting bagaimana umat manusia menjaga dan
bersegera menyelamatkan bumi dari kerusakan. Dan men-
jadikan Hari Bumi setiap hari agar ingatan dan kesadaran kita
untuk generasi mendatang.
Bumi sudah sangat tua. Bahkan manusia sendiri sudah bisa
memperkirakan kehancurannya. Akankah kehancuran planet
yang kita cintai ini lebih cepat karena ulah kita sendiri?
Sepertinya kita perlu menunduk sekejap bagaimana nasib anak-
cucu kita kelak.
Percik
Juli 2007 35
S E PU TA R A M P L
36 Percik
Juli 2007
S E PU TA R A M P L
Orientasi MPA/PHAST
dan Penerapannya dalam Perencanaan
alam rangka mendukung dan per- kat, Bappeda, Dinas PU/Cipta Karya dan batan masyarakat .
D siapan Program Nasional PAMSI-
MAS (Penyediaan Air Minum Berbasis
Dinas Kesehatan.
Masalah air minum dan penyehatan
Melalui orientasi ini panitia penye-
lenggara bermaksud memperkenalkan
Masyarakat), pada 18-23 Juni 2007, lingkungan masih menjadi persoalan ba- MPA/PHAST sebagai piranti assesments
Ditjen PMD Departemen Dalam Negeri gi masyarakat yang tinggal di pelosok-pe- dan meningkatkan kemampuan peserta
menyelenggarakan Orientasi MPA/ losok daerah. Berbagai upaya telah dila- memfasilitasi penerapan MPA/PHAST
PHAST (Metodology Participatory As- kukan pemerintah untuk mendorong dalam perencanaan, pemantauan, dan
sessment/Participatory Hygiene and Sa- pembangunan di bidang AMPL diantara- evaluasi pembangunan air minum dan
nitation Transformation) di Makassar, nya melalui PAMSIMAS. penyehatan lingkungan.
Sulawesi Selatan. Keberlanjutan pembangunan AMPL Kunjungan lapangan dilakukan ke 3
Peserta orientasi berasal dari Provinsi dipengaruhi beberapa aspek antara lain desa di Kabupaten Takalar, Sulawesi
Kalimantan Selatan, Provinsi Gorontalo, keterlibatan masyarakat dalam proses Selatan. Di setiap desa yang dikunjungi,
Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten pengambilan keputusan dan pelak- para peserta berperan sebagai fasilitator
Pohuwato, Kabupaten Gorontalo, Kabu- sanaan proyek. Namun berdasarkan untuk menerapkan perangkat MPA/
paten Bualemo, dan Kabupaten Banjar di pengalaman sebelumnya, salah satu PHAST yang telah dipelajari sebelumnya
mana setiap provinsi dan kabupaten kendala dalam pelaksanaan program di dalam kelas untuk mendapatkan gam-
diikuti 4 peserta yang terdiri dari unsur adalah lemahnya kemampuan aparatur baran eksisting sarana air bersih dan sa-
Badan/Kantor Pemberdayaan Masyara- pemerintah dalam memfasilitasi keterli- nitasi di desa kunjungan. z FN
Percik
Juli 2007 37
S E PU TA R A M P L
38 Percik
Juli 2007
S E PU TA R A M P L
Percik
Juli 2007 39
S E PU TA R A M P L
40 Percik
Juli 2007
S E PU TA R A M P L
Masyarakat Gucialit
Terbebas BAB Sembarangan
ebuah prestasi yang membanggakan kembali tertoreh. Kali Metode ini merupakan salah satu metode yang dikembang-
S ini datang dari wilayah Jawa Timur. Salah satu kecamatan
di Kabupaten Lumajang, yaitu Kecamatan Gucialit, masyarakat-
kan di Kabupaten Lumajang sejak tahun 2005, sejalan dengan
pelaksanaan Desa Siaga dan Desa Sehat melalui Gebang Mas
nya berhasil menorehkan prestasi sebagai kecamatan yang 100 yang semuanya bertujuan menciptakan Lumajang Sehat 2007.
persen telah memiliki dan menggunakan sarana sanitasi jam- Bupati Lumajang H. Achmad Fauzi dalam sambutannya
ban. Sehingga masyarakatnya terbebas dari BAB (buang air memaparkan, di bidang pemberdayaan, Kabupaten Lumajang
besar) sembarangan. telah memiliki tenaga-tenaga yang telah dilatih sebagai fasilita-
Prestasi ini ditandai dengan "Deklarasi Kecamatan Gucialit tor CLTS untuk bisa memfasilitasi masyarakat baik di tingkat
Sebagai Kecamatan 100 Persen Masyarakat Telah Memiliki dan kabupaten maupun kecamatan. "Saya yakin metode CLTS ini
Menggunakan Sarana Sanitasi Jamban" di Desa Dadapan, pada bisa diterapkan bukan hanya untuk memicu jamban, namun
21 Mei 2007 lalu. Pada acara deklarasi itu, hadir Tim CLTS bisa diterapkan di bidang lain," ungkapnya.
Pusat dari unsur Depkes dan Depdagri, disamping Tim CLTS Masyarakat Kecamatan Gucialit telah menunjukkan keber-
Provinsi Jawa Timur dan jajaran Muspida Kabupaten hasilan yang sekaligus menyumbangkan salah satu bentuk par-
Lumajang. tisipasi dalam mewujudkan Lumajang Sehat 2007. Bupati me-
Keberhasilan masyarakat Gucialit tidak terlepas dari pro- minta kepada masyarakat Lumajang melalui kepala Satker (sa-
gram CLTS (Community Led Total Sanitation). CLTS meru- tuan kerja) dan camat untuk bersama-sama mewujudkan
pakan salah satu metode pemberdayaan untuk merubah peri- Lumajang Sehat 2007. "Cita-cita ini hanya bisa diwujudkan de-
laku masyarakat yang diprakarsai dan dipimpin masyarakat ngan tindakan nyata dan saya yakin Kabupaten Lumajang akan
sendiri tanpa subsidi dari Pemerintah. menjadi kabupaten sehat," ujarnya. z BW
Percik
Juli 2007 41
S E PU TA R A M P L
42 Percik
Juli 2007
S E PU TA R A M P L
Percik
Juli 2007 43
S E PU TA R A M P L 4
ulai hari ini, kita berharap salah satunya karena banyak situ yang syarakat akan menyambut baik bila
44 Percik
Juli 2007
PROGRAM
Percik
Juli 2007 45
PROGRAM
46 Percik
Juli 2007
A BS T R A K S I
emerintah telah melaksanakan kegiatan pembangunan dan perilaku masyarakat dengan desa yang telah dibangun.
Percik
Juli 2007 47
K L I N I K I AT P I
Majalah Percik bekerja sama dengan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia, membuka rubrik Klinik.
Rubrik ini berisi tanya jawab tentang air minum dan penyehatan lingkungan.
Jawab:
PENGOMPOSAN LEBIH CEPAT a. Urutan yang benar adalah aerasi (dengan aerator), dilan-
DENGAN KOTORAN TERNAK jutkan pembubuhan larutan tawas, pengendapan (sedi-
mentasi), baru dilanjutkan dengan filter (tidak bisa lang-
Tanya: sung filter, harus melalui sedimentasi dulu. Hal ini untuk
Apakah proses pengomposan sampah akan menjadi lebih mencegah filter cepat mampet).
cepat jika ditambahkan dengan kotoran ternak? Kemudian, b. Saya sarankan untuk mengolah air lindi di atas 12 jam (12-
kotoran ternak apa yang paling baik untuk dicampurkan pada 18 jam).
proses pengomposan sampah? c. Tawas yang dibutuhkan sekitar 50-60 mg/l. Dengan asum-
Sopacua si 1,5 liter/detik dan kemurnian tawas 60 persen, maka
Ambon dibutuhkan 12.95 kilogram tawas per hari. z
48 Percik
Juli 2007
I N F O B U KU
Percik
Juli 2007 49
INFO SITUS
50 Percik
Juli 2007
INFO CD
Percik
Juli 2007 51
A G E N DA
NO WA K T U K E G I ATA N
1 01 Mei 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra diselenggarakan di Kota Gorontalo oleh WASPOLA
2 1-2 Mei 2007 Lokakarya Data diselenggarakan oleh WASPOLA di Kabupaten Bangka
3 Lokakarya "Studi Makro Identifikasi Kebutuhan Sumber Air Baku Nasional" diselenggarakan di Hotel
Grand Mahakam Jakarta oleh Ditjen Cipta Karya Departemen PU
4 02 Mei 2007 Pameran Hari Air Dunia XV 2007 diselenggarakan di Jl.Pattimura Kebayoran Baru Jakarta oleh Departemen PU
5 2-4 Mei 2007 Follow up Lokakarya Penyusunan Renstra di Kota Bone Bolango dan Pahuwato diselenggarakan oleh WASPOLA
6 3-4 Mei 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra diselenggarakan di Kab.Bangka Tengah oleh WASPOLA
7 04 Mei 2007 Lokakarya Kajian Pencemaran Sumber Air Minum diselenggarakan di Ged.D3 Jl.Percetakan Negara
Jakarta oleh Ditjen PP & PL Depkes
8 7-12 Mei 2007 Pelatihan MPA-PHAST untuk Pokja Nasional AMPL diselenggarakan di Semarang oleh Ditjen. PMD Depdagri
9 7-11 Mei 2007 Follow up Rencana Pelaksanaan Lokakarya Penyusunan Renstra di Kab. Bima, Dompu, Lombok Tengah
diselenggarakan oleh WASPOLA
10 9-10 Mei 2007 Lokakarya Data Manajemen diselenggarakan di NTT oleh WASPOLA
11 09 Mei 2007 Pencanangan Revitalisasi Situ dan Penandatanganan Nota Kesepahaman oleh Menteri PU, Menteri
Kehutanan dan Menteri Pertanian diselenggarakan di Situ Cikaret Kab. Bogor Jabar oleh Departemen PU
12 10 Mei 2007 Lokakarya AMPL-BM diselenggarakan di Kab. Soppeng oleh WASPOLA
13 12 Mei 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra di Kab. Wajo Sulawesi Selatan
14 15 Mei 2007 Pertemuan dengan Nederland Red Cross di Sekretariat Pokja AMPL, Jakarta
15 15 Mei 2007 Lokakarya Kebijakan dan Strategi Program Sanitasi untuk Propinsi ISSDP di Gedung Bappeda Jatim
diselenggarakan oleh ISSDP
16 15-16 Mei 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra AMPL-BM diselenggarakan di Kab. Pemalang oleh WASPOLA
17 21 Mei 2007 Deklarasi Masyarakat Gucialit Open Defication Free diselenggarakan di Desa Dadapan, Lumajang Jatim Dep. PU
18 21 Mei 2007 Pelatihan Teknis ProAir Bagi Aparat Dinas PU diselenggarakan di Balai Diklat ABP Wiyung Surabaya oleh
Ditjen PP & PL Depkes
19 21-24 Mei2007 Workshop Penyusunan Renstra di Kabupaten Konawe Selatan dan Konawe diselenggarakan oleh WASPOLA
20 21 Mei 2007 Workshop Penyusunan Renstra di Kabupaten Peisir Selatan Sumatera Barat diselenggarakan oleh WASPOLA
21 22-24 Mei 2007 Lokakarya Basic Fasilitator di Provinsi Sumatera Barat diselenggarakan oleh WASPOLA
22 22-23 Mei 2007 Persiapan MPA-PHAST di Makassar diselenggarakan oleh Direktorat PMD Depdagri bekerjasama dengan WASPOLA
23 24 Mei 2007 Talkshow AMPL: "Pencemaran Air Tanah" di DAAI TV
24 28-29Mei 2007 Monitoring Evaluasi Tim Teknis ProAir di Kab. Ende diselenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes.
25 28-30 Mei 2007 ToT Renstra di Provinsi NTT diselenggarakan oleh WASPOLA
26 29-30 Mei 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra di Kab. Bangka diselenggarakan oleh WASPOLA
27 29 Mei 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra di Bukit Tinggi diselenggarakan oleh WASPOLA
28 30-31 Mei 2007 Monitoring Evaluasi Tim Teknis ProAir di Kab. Alor diselenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes.
29 04 Juni 2007 Kick Off Meeting Proyek WSLIC II di Jakarta diselenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes
30 5-11 Juni 2007 Kunjungan Misi Supervisi Proyek WSLIC II di Provinsi Jawa Timur, NTB, Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Barat diselenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes
31 6-7 Juni 2007 Finalisasi Penyusunan Renstra di Kabupaten Tanah Datar diselenggarakan oleh WASPOLA
32 8-9 Juni 2007 Pertemuan Perencanaan Pembangunan AMPL di Cisarua, Bogor diselenggarakan oleh Pokja AMPL
33 11-15 Juni 2007 Lokakarya Pendalaman Kebijakan dan Penyusunan Renstra di Kabupaten Cilacap diselenggarakan oleh WASPOLA
34 11-13 Juni 2007 Pelatihan Renstra di Kabupaten Konawe diselenggarakan oleh WASPOLA
35 14-15 Juni 2007 Pelatihan Renstra di Kabupaten Konawe Selatan diselenggarakan oleh WASPOLA
36 12-15 Juni 2007 Pertemuan Konsultasi Teknis Program Lingkungan Sehat dan Evaluasi Penyelenggaraan Kabupaten dan
Kota Sehat di Makassar diselenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes
37 11-15 Juni 2007 Training CLTS di Kabupaten Tanah Datar, dislelenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes
38 18-23 Juni 2007 Pelatihan MPA-PHAST untuk Pokja Nasional AMPL diselenggarakan di Makassar oleh Ditjen. PMD Depdagri
39 18-22 Juni 2007 Pelatihan Teknis CWSHP di Provinsi Jambi diselenggarakan oleh Dep. PU
40 19-20 Juni 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra di Kabupaten Bone Bolango diselenggarakan oleh WASPOLA
41 20-22 Juni 2007 Indowater Expo & Forum 2007 di Hall B Jakarta Convention Centre Jakarta diselenggarakan oleh Napindo Media Ashatama
42 20 Juni 2007 Dialog Interaktif: "Kemana Air Bersihku" di Summit Room Jakarta Convention Centre diselenggarakan
oleh Napindo Media Ashatama dalam rangka Indowater Expo & Forum 2007
43 25-29 Juni 2007 Pembekalan Kulian Kerja Mahasiswa (KKN) tematik AMPL di Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Banten
diselenggarakan oleh Pokja AMPL Prop. Banten
44 25-29 Juni 2007 Pelatihan Teknis CWSHP di Pontianak Kalimantan Barat diselenggarakan oleh Dep. PU
45 29-30 Juni 2007 Lokakarya Sinergi WSLIC, UNICEF dan WASPOLA di Sumbawa diselenggarakan oleh UNICEF
52 Percik
Juli 2007
PU S TA K A A M P L
PROFIL LEMBAGA-LLEMBAGA
L A P O R A N
PEMBIAYAAN MULTILATERAL:
LAPORAN TRIWULAN I 2007 PROGRAM KERJASAMA
ISLAMIC DEVELOPMENT BANK
BAPPENAS - PLAN INDONESIA
Penerbit: Direktorat Pendanaan Luar
Penerbit: Bappenas - Plan
Negeri Multilateral,
Indonesia, 2007
Bappenas, 2006
LAPORAN KEGIATAN PER-
MANAGING WATER IN THE HOME:
TEMUAN STRATEGI NASIONAL
ACCELERATED HEALTH GAINS FROM
PENGEMBANGAN CLTS
IMPROVED WATER SUPPLY
Penerbit:
Penerbit: WHO, 2002
Departemen Kesehatan, 2006
B U K U
PROFIL LEMBAGA-LLEMBAGA PEMBIAYAAN
P E R A T U R A N
MULTILATERAL: UNITED NATIONS
PERATURAN PEMERINTAH NO. 20 TAHUN 2006
Penerbit: Direktorat
TENTANG IRIGASI
Pendanaan Luar Negeri
Multilateral, Bappenas, 2006 PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NO. 52/PMK.010/2006
PROFIL LEMBAGA-LLEMBAGA
TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH
PEMBIAYAAN MULTILATER-
KEPADA DAERAH
AL: WORLD BANK
Penerbit: Direktorat PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.53/PMK.010/2006
Pendanaan Luar Negeri TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH
Multilateral, Bappenas, 2006 DARI PEMERINTAH YANG DANANYA BERSUMBER DARI
PINJAMAN LUAR NEGERI
PROFIL LEMBAGA-LLEMBAGA
PEMBIAYAAN MULTILATERAL: ASIAN
DEVELOPMENT BANK (ADB) M A J A L A H
Penerbit: Direktorat Pendanaan Luar Negeri MAJALAH PERCIK JUNIOR,
Multilateral, Bappenas, 2006 Edisi II, April 2007