Representasi Node
a = nomor node
b = ES (Early Start)
c = LS (Latest Start)
Representasi Aktivitas
Kegiatan D :
Diagram PERT
1. Mencari ES dan EF tiap aktivitas. Dimulai dari node start dengan ES = 0. Jika terdapat
lebih dari 1 panah aktivitas masuk (warna hijau), maka dipilih yang terbesar.
1. Pada node 0, ES = 0. Durasi aktivitas A = 4. Maka pada node 1, EF = 0 + 4 = 4.
2. Pada node 0, ES = 0. Durasi aktivitas B = 8. Maka pada node 2, EF = 0 + 8 = 8.
3. Pada node 0, ES = 0. Durasi aktivitas C = 7. Maka pada node 3, EF = 0 + 7 = 7.
4. Pada node 1, ES = 4. Durasi aktivitas D = 15. Masuk ke node 4, EF = 4 + 15 = 19.
Tetapi ada node 2, ES = 8. Durasi aktivitas E = 6. Masuk ke node 4, EF = 8 + 6 =
14. Maka dipilih yang paling besar, node 4, EF = 19.
5. Pada node 2, ES = 8. Durasi aktivitas F = 12. Pada node 5, EF = 8 + 12 = 20.
6. Pada node 3, ES = 7. Durasi aktivitas G = 9. Masuk ke node 6, EF = 7 + 9 = 16.
Tetapi ada node 5, ES = 20. Durasi dummy L = 0. Masuk ke node 6 = 20 + 0 =
20. Maka dipilih yang paling besar, node 6, EF = 20.
7. Pada node 6, ES = 20. Durasi aktivitas H = 11. Pada node 7, EF = 20 + 11 = 31.
8. Pada node 4, ES = 19. Durasi aktivitas I = 3. Node 8, EF = 19 + 3 = 22. Pada node
5, ES = 20. Durasi aktivitas J = 10. Node 8, EF = 20 + 10 = 30. Pada node 7, ES =
31. Durasi aktivitas K = 5. Node 8, EF = 31 + 5 = 36. Dipilih yang terbesar antara
(20, 30, 36). Sehingga Node 8, EF = 36.
1. Mencari LS dan LF tiap aktivitas. Dimulai dari node 8 (finish) dimana LF = EF = 36. Jika
terdapat lebih dari 1 panah keluar maka dipilih yang terkecil.
1. Pada node 8, LF = 36, durasi aktivitas I = 3. Pada node 4, LS = 36 – 3 = 33.
2. Pada node 8, LF = 36, durasi aktivitas K = 5. Pada node 7, LS = 36 – 5 = 31.
3. Pada node 8, LF = 36, durasi aktivitas H = 11. Pada node 6, LS = 31 – 11 = 20.
4. Pada node 8, LF = 36, durasi aktivitas J = 10. Pada node 6, LF = 20, durasi
aktivitas dummy L = 0. Maka dipilih yang terkecil antara (36 – 10 = 26) dan (20 –
0 = 20). Sehingga pada node 5, LS = 20.
5. Pada node 4, LF = 33, durasi aktivitas D = 15. Pada node 1, LS = 33 – 15 = 18.
6. Pada node 4, LF = 33, durasi aktivitas E = 6. Pada node 5, LF = 20, durasi
aktivitas F = 12. Maka dipilih yang terkecil antara (33 – 6 = 27) dan (20 – 12 = 8).
Sehingga pada node 2, LS = 8.
7. Pada node 6, LF = 20, durasi aktivitas G = 9. Pada node 3, LS = 20 – 9 = 11.
8. Pada node 1, LF = 18, durasi aktivitas A = 4. Pada node 2, LF = 8, durasi aktivitas
B = 8. Pada node 3, LF = 11, durasi aktivitas C = 7. Maka dipilih yang terkecil
antara (18 – 4 = 14), (8 – 8 = 0) dan (11 – 7 = 4). Sehingga pada node 0, LS = 0.
Critical Path
Langkah-langkah
1. Dimulai dari node start sampai berakhir di node finish. Mencari aktivitas yang tidak
memungkinkan adanya keterlambatan pengerjaan. Dimana selisih EF – ES = durasi dan
selisih LF – LS = durasi.
2. Maka jalur kritis atau critical path dari proyek diatas adalah B – F – L – H – K (garis
merah).
PETA WAKTU
Aktivitas kritis:
Garis lurus
Garis saling berhubungan
Start : E.S
Finish : L.F
Aktivitas non-kritis
Garis putus-putus
Garis tidak saling berhubungan.
Start : E.S
Finish : L.F
KEBUTUHAN PEKERJA
Aktivitas non-kritis
Garis putus-putus
Garis tidak saling berhubungan.
Start : E.S
Finish : E.S + durasi
Aktivitas dummy dilambangkan dengan garis vertikal.
KEBUTUHAN PEKERJA
Aktivitas non-kritis
Garis putus-putus
Garis tidak saling berhubungan.
Start : E.S
Finish : E.S + durasi
Dari gambar 1 dapat diamati bahwa setiap arah panah akan menunjukan suatu urutan pengerjaan.
Seperti pekerjaan 1 dilakukan terlebih dahulu (start), kemudian bisa dilanjutkan oleh pekerjaan 2,
3, 4, setelah itu pekerjaan 5,6. Titik 7 adalah titik finish dimana pekerjaan terakhir dilakukan dan
merupakan akhir dari sebuah proyek. Selain menunjukkan suatu urutan pengerjaan diagram
PERT juga menunjukan suatu keterikatan antar pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan.
Keterikatan itu dapat dilihat dengan contoh pekerjaan 2, 3, 4 hanya dapat dilakukan jika
pekerjaan 1 sudah selesai dilakukan.
Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut juga sebagai
pekerjaan pararel (pararel task atau concurrent task). Selain itu terdapat juga sebuah aktivitas
yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut dengan dummy activities. Dari sebuah diagram
PERT dapat digunakan untuk mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus
dilakukan sebagai prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan jumlah
pekerja yang dibutuhkan.
Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari,
minggu, bulan, dan tahun.
Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan
pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri
dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Dalam setiap urutan
pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang dapat membantu dalam menetapkan jalur kritis,
yaitu :
ES – Early Start
EF – Early Finish
LS – Latest Start
LF – Latest Finish
Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan suatu jalur
kritis sesuai dengan diagram.
6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek.
Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan
diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT mungkin bisa
digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.
KARAKTERISTIK PERT
Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu karakteristik dasar
PERT, yaitu sebuah jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu proyek dalam
jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi.
KARAKTERISTIK PROYEK
Kegiatannya dibatasi oleh waktu; sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan
berakhirnya.
Dibatasi oleh biaya.
Dibatasi oleh kualitas.
Biasanya tidak berulang-ulang.
MANFAAT PERT
3. Hidrolika
Pengujian:
Peralatan utama: DCP, CBR Test Set , SPT, Triaxial Saturation, Compaction
& Consolidation Test Set