Anda di halaman 1dari 222

PEDANG PUSAKA BUNTUNG

Diposkan oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Jumat, 23 September 2011 Pedang Pusaka Buntung ~Poa Kiam It Leng~ Saduran : T. Nilkas Sumber : TAH di upload di Indozone Ebook oleh : Dewi KZ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ http://cerita-silat.co.cc/ http://ebook-dewikz.com2 BAGIAN 1 MEMPERTARUHKAN JIWA DILEMBAH Ketika bulan Maret tiba bunga2 azalea merah menutupi lembah Lek Yun Kok dari Pegunungan Kwat Cong San. Tidak mengherankan jika ditempat yang indah permai itu tampak banyak penyair2 dan orang2 yang menikmati keindahan alam. Yang mengherankan dilembah Lek Yun Kok itu tampak yuga seorang Too-jin (pendeta), berusia lebih kurang 50 tahun, berjalan mundar-mandir diantara bunga2 azalea merah itu. Dibahunya tampak sebuah gagang pedang. Dari cara jalan atau langkahnya, segera orang dapat menarik kesimpulan bahwa Too-jin itu adalah seorang jago silat yang lihay!. Akan tetapi ia tengah mengerutkan keningnya dan seluruh wayahnya bermuram durja. Agaknya ada urusan penting yang harus diselesaikannya. Lembah yang terang benderang tampak olehnya sebuah bayangan putih, dan seperti awan ter-apung2 melayang dengan pesat menghampirinya. Sampai dihadapannya, ternyata bahwa bayangan putih itu adalah seorang gadis muda berbaju putih, dan berusia lebih kurang 19 tahun. Gadis berbayu putih itu setelah melihatnya, segera memberi hormat dengan mengangkat kedua tangannya, dan berkata sambil tersenyum : Goan Siu Tootiang betul2 dapat dipercaya! Guru kami Lak Chao Shin Kun Ban Cun Bu tiba diluar lembah, dan beliau memerintahkan kami datang untuk menyelidiki lebih dahulu! tidak melupakan janji yang telah berlangsung sepuluh tahun. Kami minta ia datang kesini memberi petunjuk2! Jawab Toojin itu sambil tertawa.3 Lalu Bian Leng Jun menyanggupi akan menyampaikan jawaban tersebut kepada gurunya, dan setelah memberi hormat sambil berjalan mundur 7 atau 8 tindak, ia memutar tubuhnya dan dengan menggerakkan bahunya, dengan

sekejap saja ia telah tiba kembali diujung lembah, begitu cepatnya, bagaikan sebatang anak panah perak terlepas dari busurnya. Goan Siu Toojin menghela napas dan berkata kepada dirinya sendiri Kepala ini betul2 seorang yang sangat ganjil pada dewasa ini! Cobalah lihat murid perempuannya itu. Betapa sopan-santunnya! Lagi pula ilmu meringankan tubuhnya demikian mahirnya. Rupanya hari ini, aku ...... Goan Siu ...... akan menemui ajalku dipegunungan Kwat Cong San ini! Kemudian, ditempat yang dituju gadis berbayu putih, Bian Leng Jun, telah muncul serombongan orang2 yang berjalan laksana awan melayang dengan pesat sekali. Lembah yang terang benderang tampak olehnya sebuah bayangan putih, dan seperti awan ter-apung2 melayang dengan pesat menghampirinya. Sampai dihadapannya, ternyata bahwa bayangan putih itu adalah seorang gadis muda berbaju putih, dan berusia lebih kurang 19 tahun. Gadis berbayu putih itu setelah melihatnya, segera memberi hormat dengan mengangkat kedua tangannya, dan berkata sambil tersenyum : Goan Siu Tootiang betul2 dapat dipercaya! Guru kami Lak Chao Shin Kun Ban Cun Bu tiba diluar lembah, dan beliau memerintahkan kami datang untuk menyelidiki lebih dahulu! tidak melupakan janji yang telah berlangsung sepuluh tahun. Kami minta ia datang kesini memberi petunjuk2! Jawab Toojin itu sambil tertawa4 Lalu Bian Leng Jun menyanggupi akan menyampaikan jawaban tersebut kepada gurunya, dan setelah memberi hormat sambil berjalan mundur 7 atau 8 tindak, ia memutar tubuhnya dan dengan menggerakkan bahunya, dengan sekejap saja ia telah tiba kembali diujung lembah, begitu cepatnya, bagaikan sebatang anak panah perak terlepas dari busurnya. Goan Siu Toojin menghela napas dan berkata kepada dirinya sendiri Kepala ini betul2 seorang yang sangat ganjil pada dewasa ini! Cobalah lihat murid perempuannya itu. Betapa sopan-santunnya! Lagi pula ilmu meringankan tubuhnya demikian mahirnya. Rupanya hari ini, aku ...... Goan Siu ...... akan menemui ajalku dipegunungan Kwat Cong San ini! Kemudian, ditempat yang dituju gadis berbayu putih, Bian Leng Jun, telah muncul serombongan orang2 yang berjalan laksana awan melayang dengan pesat sekali. Rombongan itu terdiri dari 8 gadis berbaju putih, dan 4 dari mereka itu menggotong sebuah tempat tidur dihahu. Tempat tidur itu lengkap dengan bantal, kasur dan seperei sutera. Diatas tempat tidur tersebut berbaring seorang yang menutupi tubuhnya dengan selendang sutera.

Bian Leng Jun yang tadi berbicara dengan Goan Siu Totiang berjalan paling depan. Ketika rombongan kira2 3 depa jauhnya dari Goan Siu Totiang, Bian Leng Jun memberi isyarat dengan tangannya dan ketujuh gadis2 itu berhenti. Bian Leng Jun tampil kedepan tempat tidur, memberi hormat dengan membungkukkan tubuhnya, lalu berkata : Hamba memberitahukan Su-hu bahwa kita telah tiba ditempat peryanyian Lembah Lek Yun Kok. Goan Siu Totiang, salah satu dari Thian Lam Sa Kiam (Tiga jago silat pedang dari selatan), sedang menanti Su-hu untuk berbicara!"5 Janji dari 10 tahun ini aku idam2-kan siang-malam. Kini waktunya telah tiba, dan aku gembira sekali! Akan tetapi ..... 10 tahun berselang aku telah membuat janji terhadap tiga jago silat pedang dari selatan; mengapa hanya seorang saja berada disini? Goan Siu Totiang! Aku kira kau sehat walafiat! Apakah kau masih kenali aku ini orang gila dari Lak Cao, Ban Cun Bu?" kata orang yang berada ditempat tidur itu dengan perlahan. Dengan hanya mengipaskan Iengan bajunya, ia telah duduk diatas tempat tidur itu. Orang yang belum pernah melihatnya tentu akan mengira bahwa Ban Cun Bu itu seorang orang tua dengan wajah yang seram! Tetapi ia adalah seorang muda yang berusia lebih kurang 30 tahun dengan wajah seorang terpelajar yang tampan. Kedua alisnya yang hitam dan tebal menyebabkan kelihatannya sangat mulia. Akan tetapi ........ kedua pahanya telah dua pertiga lenyap, ditabas putus oleh musuhnya! la mengenakan baju yang terbuat dari kulit ikan hiu. Meskipun la sedang berbicara dengan Goan Siu Totiang, ia tetap duduk diatas tempat tidur itu dan tidak turun ketanah! Dengan berdiri dihadapan Cun Bu, Goan Siu Totiang berkata sambil tertawa gelak2 : Ban Cun Bu! 10 tahun berselang setelah kita mengadu silat aku telah mengetahui bahwa kita pasti akan berjumpa lagi disini ! Aku mendengar kabar bahwa kau telah memperoleh kitab Bu Lim Po Lek Sun Yo Cin Kai (Kitab ilmu silat) dan telah pelajari seluruhnya dengan mahir dan berhasil. Untuk itu aku mengucapkan selamat! Bagi kami Thian Lam Sa Kiam, seorang berarti tiga orang, dan tiga orang berarti seorang. Dengan pedang2 kami, berani kami mengatakan bahwa ilmu silat pedang kami sehingga dewasa ini nomor wahid dikalangan Bu Lim.6 Jika dalam setengah jurus kau dapat mengalahkan aku, maka kau dapat merasa puas bahwa ilmu silatmu tiada taranya dikolong langit! Mengapa kau mesti mencari kedua saudara mudaku?" Ban Cun Bu mendehem, lalu berkata sambil tersenyum : Sepuluh tahun berselang dilembah Lek Yun Kok ini, karena aku ingin menjadi jagoan dikolong langit, aku telah

rela melawan kamu bertiga. Hasilnya aku kalah dan menderita luka2 parah. Dalam perjalanan kembali ke Lak Cao, aku telah berjumpa dengan musuhku Ngo Tok Tian Mo, dan ia menabas putus kedua pahaku! Sekarang, setelah aku mempelajari kitab Bu Lim Po Lek Sun Yo Cin Kai dan berlatih keras dengan berhasil, aku kembali kedaerah tengah ini dengan maksud : kesatu, membalas dendam terhadap semua musuh2ku; kedua mengajar ilmu silat di Lak Cao!. Ngo Tok telah kukirim keacherat! Jika sekarang aku menemui Goan Long dan Goan Cin, bukankah hasrat yang telah ku-idam2kan selama 10 tahun ini menjadi sia2 belaka? ! Dikalangan Kang Ouw telah tersiar berita bahwa Thian Lam Sa Kiam bukan saja lihay ilmu silatnya, bahkan besar juga keksatriaannya. Mengapa sekarang bertempur melawan Ban Cun Bu mereka lupa akan persaudaraannya, dan membiarkan Goan Siu sendiri melawan aku ?!" Goan Siu mengerutkan kening dan bermaksud membela saudara mudanya, dan membebankan semua dendam atas diri sendiri ! Akan tetapi dari belakang semak2 diatas karang curam se-konyong2 terdengar suara orang membentak : Ban Cun Bu! Thian Lam Sa Kiam bukan sebagaimana pendapatmu! Goan Long dap Goan Cin berada disini! Kau terlampau sombong! Apakah kau kira dengan kitab Bu Lim Po Lek Sun Yo Cin Kai dan melatih diri beberapa jurus, kau dapat mengejutkan orang dan menaklukkan semua orang2 dari kalangan Bu Lim ?!"7 Segera kedua orang itu meloncat turun dari atas karang curam! Ke-dua2nya berpakaian seperti Goan Siu dan kedua2nya pun bersenjata pedang. Dengan mengepal kedua tinjunya mereka berdiri dihadapan Ban Cun Bu. Lak Cao Shin Kun tahu bahwa yang kurusan adalah Goan Cin, dan iapun maklumi bahwa dengan maksud membalas dendam la tidak perlu berdebat. Ia menyahut : Ban Cun Bu! sudah mengetahui bahwa kamu berdua pasti datang. Oleh karena itu, aku sengaja mengejek. Pertempuran hari ini ialah yang kuat hidup, dan yang Iemah binasa Ketiga saudara apakah ingin bertiga melawan aku seorang, atau ingin bertempur dengan cara lain ? Aku Ban Cun Bu telah datang dari jauh. Pribahasa mengatakan: 'Hanya naga yang kuat melintasi! sungai. Oleh karena itu, aku minta ketiga saudara berunding dahulu !" Sebetulnya Thian Lam Sa Kiam menggemparkan kalangan Kang Ouw dengan ilmu silatnya yang sangat lihay. Goan Siu Totiang dengan pedangnya telah diakui oleh orang2 dikalangan Bu Lim sebagai jago silat pedang nomor wahid! Lak Cao Shin hun Ban Cun Bu juga seorang yang lihay sekali silatnya. Karena la tidak sudi melihat bahwa Thian Lam Sa Kiam dianggap nomor wahid, pada 10 tahun berselang, dilembah Lek Yun Kok dari pegunungan Kwat Cong San, dengan senjata kerincingan2

la seorang diri telah melawan tiga jago2 silat pedang itu, dengan akibat ia sendiri menderita luka2 parah. la kembali kekota Lak Cao, dan ditengah jalan la terjebak oleh Ngo Tok Tian Mo yang menabas putus kedua pahanya. Kini, setelah 10 tahun, ia kembali kedaerah tengah untuk memenuhi janji melawan ketiga jago2 silat pedang. Goan Siu telah mengetahui bahwa akan terjadi suatu pertempuran hidup mati, dan ia telah mencegah Goan Long dan Goan8 Cin datang kelembah itu agar dapatlah ia sendiri membuat perhitungan terhadap musuhnya itu ! Goan Long dan Goan Cin tidak membantah kehendak saudara tuanya, akan tetapi siang-malam mereka datang terburu2 kelembah itu, dan telah tiba lebih dahulu daripada Goan Siu.Mereka bersembunyi dibelakang semak2. Karena tidak tahan di-ejek, mereka meloncat keluar menghadapi Ban Cun Bu! Goan Siu mengetahui bahwa la tak dapat mengelakkan pertempuran itu. Goan Cin berpikir : Meskipun kau telah mempelajari kitab ilmu silat Bu Lim Po Lek Sun Yo Cin Kai, akan tetapi kau telah tak berkaki. Lagi pula kami bertiga telah berlatih kembali, dan selama 10 tahun ini, kami belum pernah menemui lawan yang dapat menandingi kami. Masa kali ini kami tidak bisa melawanmu! Ban Cun Bu! Kita bertiga semuanya sudah berusia lebih kurang 50 tahun. Bila kau berusia 50 tahun, kaupun dapat memberi kelonggaran kepada orang lain. Barusan kau telah katakan bahwa dalam pertempuran ini yang kuat hidup, yang lemah binasa, dan tak dapat dielakkan lagi. Tetapi ......... aku mempunyai suatu cara baru yang berlainan daripada jago2 silat dikalangan Bu lim. Bagaimana pendapatmu jika kita hari ini mempertaruhkan jiwa kita masing2 dengan mengadu silat kita dalam tiga taraf. Yang kalah harus membunuh diri! Bagaimanakah pendapatmu Kata Goan Siu sambil tersenyum. Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu menyahut sambil tertawa: Aku Ban Cun Bu tidak mangkir. Aku telah menanyakan apakah kamu ingin bertempur dengan cara Iain, dan aku pasti menerima usul kamu. Sebetulnya pertaruhan jiwa ini sangat menarik. Akan tetapi yang kamu usulkan mengadu silat dalam tiga taraf, dan yang kalah harus membunuh diri, aku Ban Cun Bu minta penjelasan"9 Goan Cin Mendahului Goan Siu dan menyahut: Caranya ialah yang kalah dalam taraf pertama berhak ajukan usul tentang cara mengadu silat taraf kedua.Untuk taraf pertama kita adakan undian!" Ha! Ha! Ha! cara2 demikian betul adil. Akan tetapi untuk taraf pertama kta tak usah adakan undian. Aku sudi mengalah. Goan Sin Totiang dapat menetapkannya!" Kata Cun Bu sambil tertawa berkakakan. Maksud Ban Cun Bu yang baik itu, kami bertiga

saudara sangat menghargainya. Tetapi lebih baik kita tetapkan dengan adil menurut kehendak Thian (Tuhan Allah)! Kita bukannya ingin menyombong. Kita semuanya adalah orang2 yang terkenal dikalangan Bu Lim. Pertempuran kali ini yang kalah harus membunuh diri. Oleh karena itu, setelah kita selesai mengadu silat, pihak yang kalah sebelumnya memenuhi janji harus diberi hak untuk bertempur satu kali lagi. Jika ia menang, iapun harus memberi hak kepada pihak yang kalah untuk bertemrpur satu kali lagi. Dengan cara demikian maka yang kalahpun menjadi rela, bukan? Bagaimanakah pendapat Ban Cun Bu?" KataGoan Siu seraya tersenyum. Ban Cun Bu tertawa lagi dan berkata : Tidak salah jika orang katakan Goan Siu Totiang seorang ksatria dikalangan Bu Lim. Segala sesuatu diatur dengan baik dan adil, aku Ban Cun Bu sangat menghargai. Untuk taraf pertama sebetulnya aku Ban Cun Bu rela menyerahkan kepada Goan Siu Totiang. Tetapi jika kamu menolak, akupun tak dapat memaksa. Akupun tak mengetahui cara yang ditetapkan dengan kehendak Thian." Lalu Goan Siu Totiang mengeluarkan sekepal 'Hian Men Ti Cu' (manik2 yang dipergunakan sebagai senjata rahasia) dari saku didadanya, dan berkata kepada Ban Cun Bu:10 Sebetulnya pihak yang manakah yang mengajukan usul untuk pertempuran taraf pertama tidak penting. Tetapi kita semua terkenal dikalangan Bu Lim, dan kita tak ingin ditertawakan orang karena diberi kelonggaran oleh pihak lawan. Oleh karena itu, kita menetapkan dengan caranya kanak2. Didalam kepalan aku ini ada sejumlah Hian Men Ti Cu". Kau Cun Bu dapat menebak jumlahnya ganjil atau genap untuk menentukan hak menetapkan cara bertempur taraf pertama!" Sambil tertawa gelak2 Ban Cun Bu berkata : Ha! Ha! Ha! Betul2 menarik! Hari ini kita menjadi penjudi2 besar dan kita mempertaruhkan jiwa kita! Aku turut kehendak Goan Siu Totiang, dan aku tebak jumlah ''Hian Men Ti Cu itu genap!" Goan Siu membuka kepalannya dan menghitung jumIah 'Hian Men Ti Cu' Ti Cu' ada 7 buah. Ban Cun Bu tertawa lagi dan berkata : Aku salah tebak, dan aku rela Goan Siu Totiang menetapkan cara pertempuran taraf pertama!" Lalu Goan Siu dan kedua sandara mudanya berunding untuk kemudian berkata kepada Ban Cun Bu : Kita beruntung dapat menetapkan cara mengadu silat taraf pertama. Kita main mengadu ilmu 'Hui Hua Mok Tu' atau ilmu menyambit bunga kedalam tanah!" Totiang betul2 mulia. Ilmu 'Hui Hua Mok Tu' sebenarnya tidak sukar. Yang sukar ialah bunga itu harus mendem didalam tanah dan tidak hancur. Ilmu ini se-mata2 ilmu Im Ju Kong Lit atau ilmu tenaga lunak tetapi dahsyat. Mungkin pelajaran dari kitab ilmu silat Sun Yo Cin Kai-ku,

aku tak dapat menandingi ilmu silat kalian. Akan tetapi perkataan yang telah ku-ucapkan tak dapat kutarik kembali. Meskipun aku yakin akan kalah, tetapi aku harus lakukan. Leng Jun! Petik sebuah bunga untukku!" Kata Ban Cun Bu seraya mengerutkan keningnya.11 Gadis yang berdiri dimuka tempat tidur Lak Cao Shin Kun dan yang bernama Bian Leng Jun menjadi terpesona melihat jago2 silat itu mempertaruhkan jiwa mereka dengan cara yang menarik tetapi ganjil! Ketika dipanggil gurunya, iapun terkejut. Segera ia memetik sebuah bunga azalea putih untuk gurunya. Ban Cun Bu melihat bahwa ketiga saudara Thian Lam Sa Kiam itu telah memetik bunga2 azalea. Lalu tiap2 orang memegang sebuah. Goan Siu sambil berdiri dimuka karang curam yang jauhnya sedepa lebih berkata kepada kedua saudara mudanya: Sute! Kita mulai lakukan!" Tenaga dalam ketiga saudara itu telah terkumpul, dan mereka berbareng melemparkan bunga2nya kekarang curam dihadapan mereka. Ketiga bunga azalea itu terapung2 dan dengan pelahan2 menuju kekarang curam, dan tertancap didalam karang tersebut tanpa suara. Ketiga bunga tersebut nancap dengan teratur merupakan titik sudut dari sebuah segi-tiga! Wajah Ban Cun Bu berubah sedikit! la tidak mengangkat tangannya untuk melontarkan bungannya. Ia tetap duduk diatas tempat tidurnya. Bunga itu ditaruh diatas telapak tangannya, lalu ditiupnya kearah karang curam dihadapannya. Secepat kilat bunga itu terbang nancap kedalam karang curam, tepat di-tengah2 ketiga bunga2-nya Thian Lam Sa Kiam! Bian Leng Jun anggap bahwa gurunya menang, akan tetapi, Ban Cun Bu berkata sambil tertawa : Aku sudah duga aku akan kalah! Bunga aku terpendam terlampau dalam; dan daun bunga disebelah kanan rusak sedikit. Tetapi bunga2 yang dilontarkan oleh ketiga Tojin telah nancap sama dalamnya, dan bunga2nya tetap utuh! Ilmu mereka Iebih baik daripada ilmuku. Aku harus ajukan cara untuk mengadu kepandaian silat taraf kedua, dan jika aku12 kalah lagi, aku tak akan ajukan usul untuk pertempuran taraf ketiga. Aku rela menyerah kalah, dan membunuh diri !" Bian Leng Jun rupanya tak percaya akan perkataan gurunya. la menyamperi dan melihat dengan teliti tiga bunga yang dilontarkan oleh Thian Lam Sa Kiam, dan betul saja bunga2 itu nancap sama dalamnya, sedangkan bunga yang dilontarkan gurunya, betul2 koyak satu daun bunganya Ketika ia kembali kehadapan gurunya, ia mengawasi bahwa gurunya tengah berpikir. lapun melihat bahwa wajah ketiga jago2 silhat pedang itu ber-seri2 !

Tiba2 kedua matanya Ban Cun Bu bersinar, dan dengan suara keras ia berseru : Taraf kedua ini adalah pertempuran mati-hidup. Marilah kita mengadu ilmu meringankan tubuh. Kita berlomba mendaki karang curam yang 100 depa lebih tingginya!" Perkataan itu mempersonakan ketiga saudara Thian Lam Sa Kiam itu! Mereka mengetahui bahwa meskipun ilmu silatnya lihay sekali, akan tetapi ia tak berkaki. Bagaimanakah ia berani berlomba mendaki karang yang curam dengan orang2 yang tak bercacad?! Apakah Ban Cun Bu kurang waras pikirannya? Demikianlah berpikir ketiga jago Thian Lam Sa Kiam itu! Melihat ketiga lawannya terpesona, Ban Cun Bu tersenyum. Lalu dari bawah bantal dikeluarkannya sepasang besi pendek. Sepasang besi itu, yang dapat dibikin panjang sehingga 5 kali itu di-main2kan-nya! Dengan memegang besi tongkat itu ditangn kiri dan kanan, Ban Cun Bu berdiri se-akan2 besi tongkat itu kedua kakinya. la bertindak maju menyamperi Goan Siu Totiang, lain berkata : Kalian tak usah kuatir akan Ban Cun Bu. Kedua kakiku13 meskipun telah lenyap, akan tetapi tongkat2 besi ini dapat menggantikannya. Marilah kita mulai mengadu silat taraf kedua !" Ketiga saudara Thian Lam Siat kiam baru insyaf bahwa Ban Cun Bu telah melatih diri dengan ber-sungguh2 dalam ilmu meringankan tubuh. Setelah ke-empat orang itu mangguti kepala sebagai tanda mulai, lalu mereka berusaha sekuat tenaga mendaki karang curam itu! Ban Cun Bu rupanya sengaja sedikit terbelakang. la membiarkan lawan2nya mendaki lebih dahulu, lalu dengan tertawa gelak2, tongkat besi ditangan kanannya menotok tanah, dan ia terbang sehingga 6 atau 7 depa tingginya, dan segera dibarengi dengan totokan tongkat besi ditangan kirinya, ia terbang keatas lagi. Demikianlah dengan kedua tongkat besinya menotok karang curam silih-berganti, ia tiba diatas lebih dahulu daripada ketiga saudara Thian Lam Sa Kiam! Sedetik kemudian Goan Siupun tiba diatas. la mengangkat kedua tangannya memberi hormat, dan berkata : Ban Cun Shin Kun, ilmu meringankan tubuhmu mengejutkan orang. Kami mengaku kalah. Marilah kita turun dan kita hendak berunding tentang pertempuran taraf ketiga yang merupakan pertempuran mati-hidup!" Ketika Goan Long dan Goan Cin tiba diatas karang curam itu, mereka saling pandang-memandang. Bersama2 Goan Siu mereka turun untuk merundingkan pertempuran taraf ketiga. Dalam pertempuran dua taraf pertama, kedua pihak dapat dikatakan seri. Pertempuran taraf ketigalah yang menjadi penting ! Oleh karena itu, bukan saja orang2 yang bersangkutan menjadi cemas, bahkan gadis2 muridnya Ban

Cun Bu yang menonton juga menjadi cemas! Thian Lam Sa Kiam berunding lama. Goan Cin anggap dengan mengunakan senjata rahasia mereka mungkin dapat14 menang. Ketiga saudara itu masing2 mempunyai 108 biji 'Hian Men Ti Cu'. Disamping jumlahnya yang banyak itu, mereka dapat menggunakan senjata rahasia itu dengan lihay sekali. Dengan menghujankan biji2 'Hian Men Ti Cu', dapatkah seteru itu melawan mereka? Ban Cun Bu harus menggunakan tongkat2 besinya sebagai kaki dan sekaligus juga menangkis biji2 yang menyerangnya; ia pasti keteter ! Goan Siu dan Goan Long coba memikirkan cara yang lebih menguntungkan, akan tetapi hampa! Achirnya mereka menyetujui usul Goan Cin, ialah menggunakan senjata rahasia 'Hian Men Ti Cu'. Lalu Goan Siu menyamperi Ban Cun Bu dan berkata :Taraf ini adalah taraf terachir, dan juga taraf dimana kedua-belah pihak bertempur mati2-an. Menurut perjanjian pihak kami yang akan mengajukan cara bertempur. Kami akan bertempur melawan dengan menggunakan senjata rahasia 'Hian Men Ti Cu'!" Kata Goan Siu seraya menghampiri Cun Bu. Perkataan tersebut membuat Bian Leng Jun terkejut. Ban Cun Bu, setelah berpikir sejenak, lalu menyahut : Baik. Kamu bertiga dengan 324 biji manik2 menyerang aku. Jika sampai satu bijipun menyentuh bayuku ini, aku Ban Cun Bu mengaku kalah, dan, aku harus membunuh diri!" Ting !" tongkat2 besinya berbunyi ketika menotok tanah, dan secepat kilat Ban Cun Bu telah berada diatas satu batu yang 3 atau 4 depa jauhnya dari ketiga seterunya! Lalu ia berkata kepada ketiga seterunya itu : Hei! Tian Lam Sa Kiam! Ini adalah pertempuran kita yang terachir! Jagalah serangan kembali Ban Cun Bu !" Melihat wajah yang tenang dan Ban Cun Bu, Goan Cin menjadi kuatir. Ia kuatir Karena usulnya untuk bertempur dengan senjata rahasia, berarti menjeru-muskan saudara2nya sendiri keneraka! Tetapi pada saat itu, ia tak dapat menarik kembali usulnya lagi. Jalan satu2nya ialah15 bertempur dengan sekuat tenaga dan menang dalam pertempuran. Lalu diambilnya bij i2 'Hian Men Ti Cu' dan menggenggamnya didalam kedua tan gannya dengan maksud mulai menyerang musuh supaya dapat mengetahui mengapa ia menjadi gembira ketika mendengar usul bertempur dengan biji2 'Hian Men Ti Cu'. Sebetulnya mempunyai kepandaian apakah Ban Cun Bu itu ? Setelah menetapkan tekad, dengan 6 biji manik2 di-masing2 tangan, dilontarkannya biji2 tersebut kearah seterunya dengan ilmu Loan Tiam Yen Yang atau menyambar burung dari segala penjuru! biji2 tersebut kelihatannya beterbangan tidak teratur dan saling tubrukkan, lalu masing2 menyerang kearah Ban Cun Bu! Ban Cun Bu! telah kembali dengan maksud membalas

dendam dari tahun berselang. Ia sudah mengerti betul segala sesuatu tentang seteru2-nya. lapun mengetahui bahwa diantara ketiga Tian Lam Sa Kiam itu, Goan Siulah yang terpandai dan terkuat. Tetapi dalam mengunakan senjata rahasia 'Hian Men Ti Cu' itu, Goan Cin-lah yang terpandai! Tetapi karena yakin bahwa ia dapat menangkis atau mengegoskan biji2 'Hian Men Ti Cu' itu dengan sempurna, ia menjadi geli karena menginsyafi bahwa ketiga seterunya itu mengambil jalan maut! Dengan tenang Ban Cun Bu mengangkat tongkat besi ditangan kirinya dan membuat suatu lingkaran diatas kepalanya. Dengan memutar tongkat besi itu, 12 biji2 itu jatuh ketanah laksana batu terlempar kedalam laut tak berbekas ! Goan Siu dan Goan Long sesudah melihat keadaan itu, lalu serentak melontarkan biji2 'Hian Men Ti Cu'-nya kearah Ban Cun Bu sehingga suasana menjadi terang karena biji2 tersebut beterbangan diudara. Sebetulnya biji2 tersebut dilontarkan dengan tenaga yang maha dahsyat16 sehingga sinarnya berkilauan dan anginnya berembusan. Tetapi Ban Cun Bu tetap tenang. la membuat lingkaran diatas kepalanya dengan jalan memutar tongkat besi ditangan kanannya. Lingkaran itu bersinar mengurung seluruh tubuhnya. biji2 itu membentur sinar dan lenyap tak berbekas ! Ketiga saudara itu terus menyerang dengan melontarkan biji2 itu, akan tetapi setelah separuh jumlahnya telah dilontarkan, tidak satu bijipun yang menyentuh bajunya Ban Cun Bu. Goan Cin insyaf akan kegagalannya. Dengan isyarat, ketiga saudara itu melontarkan sisa biji2 'Hian Men Ti Cu' itu dengan ilmu Boan Tian Hua I atau hujan lebat diseluruh angkasa. Lalu dengan sisa 7 biji di-masing2 tangan, ketiga saudara itu menyambit Ban Cun Bu dari bawah dengan ilmu To Sai Boan Tian Seng atau menyemprot bintang2 dari bumi ! Dengan tertawa besar dan lama, Ban Cun Bu menotok tongkat2 besinya diatas batu, dan secepat kilat tubuhnya terbang keatas ! Semua biji2 'Hian Men Ti Cu', dari ketiga jago2 pedang itu jatuh berantakan disekitar batu itu, dan merupakan satu lingkaran 3 kaki jauhnya mengitari batu itu! Sejenak kemudian Ban Cun Bu sudah terduduk diatas batu itu ! Ketiga Tian Lam Sa Kiam baru mengetahui bahwa. didalam 10 tahun dengan tekun berlatih, Ban Cun Bu telah memahami sesuatu ilmu silat silat dari kitab Sun Yo Cin Kai, sehingga ilmu Tai Yo Shin Kong, sehingga ilmu dewa mataharipun telah dipelajarinya dengan mahir! 324 biji2 'Hian Men Ti Cu' dari ketiga saudara itu yang dilontarkan dengan ilmu tenaga dalam juga gagal menyentuh bajunya. Mereka merasa tidak ada muka lagi untuk muncul

dikalangan Bu Lim. Ketika mereka sedang merasa sedih, se-17 konyong2 Ban Cun Bu berkata :Hei! Kalian, jaga serangan kembali dari Ban Cun Bu !" Lalu terdengar suara kerincingan yang sangat nyaring, dan terlihat oleh ketiga jago2 lebih kurang 50 buah, dan yang tak diketahui kapankah dilontarkannya. Sebetulnya cara melontarkannya serupa dengan cara Goan Cin melontarkan biji2 maniknya, hanya lebih sempurna dan lebih tinggi ilmu silatnya. Meskipun kerincingan2 itu mengeluarkan suara yang sangat bising sehingga mengacaukan perhatian lawan dan sinarnya menyilaukan mata! Sepuluh tahun yang lalu, Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu ini dilembah Lek Yun Kok pernah melawan ketiga jago2 Tian Lam Sa Kiam ini dengan senjata sepasang kerincingan! Sepuluh tahun kemudian dengan mempelajari ilmu silat Sun Yo Cin Kai, ia telah menggunakan sepasang tongkat besi untuk menggantikan kedua kakinya yang telah ditebas putus, oleh musuhnya. Tetapi senjata kerincingan, tetap sangat digemarinya. Dengan perhatian dan ketekunan sepasang kerincingan itu diubah dan dibuatnya menjadi 49 buah. Iapun telah melatih dengan sempurna cara melontarkan-nya. Bagaimanakah ketiga jago Thian Lam Sa Kiam menghadapi serangan balasan Ban Cun Bu? Setelah mendengar suara bising dari keriricingan2 itu, ketiga saudara itu berkumpul dan berdiri menghadapi segala sesuatu. Mereka mengawasi arah serangan kerincingan itu, dan dengan sekuat tenaga berusaha menghalaukannya dengan angin dari geprakkan2 kedua tangan mereka. Akan tetapi tidak semua serangan2 dapat di-elakkan. Tiba2 Goan Cin berseru :"Aku telah menjerumuskan kedua saudara, dan aku harus jalan lehih dahulu!" Lalu dicabut pedangnya dan bertindak hendak memenggal Iehernya sendiri!18 Goan Siu lekas2 menghalangi perbuatan nekad itu. Dari bawah jubah Goan Cin dipungutnya satu kerincingan mas yang halus buatannya dan yang berduri disekitarnya. la tidakk mengembalikan kerincingan itu memasukkannya kedalam kantong didepan dadanya. la menghampiri Goan Cin dan berkata:"Su-tee tak usah sedih. Dikalangan Bu Lim kita pernah sama2 terkenal. Kini kita telah berusia setengah abad, tak usah menghiraukan soal mati atau hidup. Tetapi mengapa Su-tee ,segera membunuh diri? Bukankah kita masih berhak bertempur lagi? Lalu ia berkata kepada Ban Cun Bu : "Ban Cun Shin Kun! Kerincingan2 kau yang beryumumlah 7 X 7 = 49 itu betul2 tak ada taranya dikalangan Bu Lim. Kali ini kita bertiga saudara mengaku kalah. Tetapi kita masih berhak bertempur sekali lagi, bukan? Dan caranya kita yang tetapkan!"

Totiang dapat usulkan, aku pasti setuju!" KataCun Bu. Sambil tersenyum Goan Siu Totiang berkata: Sepuluh tahun yang lalu dilembah Lek Yun Kok ini kami dengan bersenjata tiga pedang mengalahkan kau dengan senjata kerincingnganmu! Sepuluh tahun kemudian hari ini, kami tewas dibawah kerincinganmu dilembah ini pula! Untuk pertempuran ulangan, apa salahnya jika kita bertempur seperti pada waktu 10 tahun yang Iampau? Kau dengan tongkat besimu jika dalam 100 jurus dapat mengalahkan kami bertiga dengan memakai pedang, maka kami tak mempunyai permintaan lain, dan kami binasa dengan perasaan puas! Jika kau tak dapat mengalahkan kami dalam 100 jurus, aku Goan Siu minta kau dalam jangka waktu 10 tahun tidak datang kedaerah tengah untuk mengajar ilmu silat. Kau harus menanti digedung Sun Yo dikota Lak Cao kedatangan murid kami. Kami yakin bahwa Ban Cun Bu seorang ksatria dan pasti setuju!"19 Ban Cun Bu tidak segera menjawab, la berpikir dan mengawasi Goan Siu agak lama. Kemudian la menjawab, suaranya pelahan : Totiang, kau betul2 seorang yang berbudi. Kau mengetahui bahwa ilmu silatku ini lihay, dan jika aku mengajar ilmu didaerah tengah, kau kuatir akan banyak kurban menderita luka2 atau tewas. Oleh karena itu, kau ingin melarang aku datang kedaerah tengah selama 10 tahun. Aku sudah katakan, aku menurut usulmu dan akan bertempur melawan kamu bertiga. Tetapi, kalah atau menang, untuk memperingati hari ini, aku Ban Cun Bu mengatakan dihadapan 8 orang muridku bahwa mulai hari ini, setelah kamu bertiga tewas karena aku, aku tak akan membunuh lagi!" Dengan mengangkat kedua tangan memberi hormat Goan Siu berkata dengan chidmat : dengan janji itu kita akan mati dengan perasaan puas. Marilah kita mulai bertempur!" Ketiga saudara itu mencabut pedangnya dengan serentak, mundur beberapa tindak dan mengambil tempat masing2. Kemudian Ban Cun Bu dengan menggunakan kedua tongkat besinya berdiri di-tengah2. Goan Siu berkata lagi :Aku minta Ban Cun Shin Kun menyuruh seorang murid menghitung jumlah jurus! Ban Cun Bu lalu berkata kepada Bian Leng Jun: Leng Jun! Ketiga jago silat pedang ini tidak ada taranya dikolong langit. Kau menghitung jumlah jurus pertempuran ini hal niana akan bermanfaat sekali" Bian Leng Jun memberi hormat sebagai tanda menurut perintah, lalu mengambil tempat yang baik untuk menghitung jumlah jurus pertempuran yang akan dilangsungkan.20 Goan Siu, Goan Long dan Goan Cin karena nasibnya telah ditetapkan, maka sebelumnya mereka bunuh diri,

mereka akan berusaha agar tak dikalahkan dalam 100 jurus. Dengan demikian Ban Cun Bu akan memenuhi janji tidak datang kedaerah tengah melakukan perbuatan se-wenang2 dikalangan Bu Lim. Dengan maksud yang mulia itu, ketiga saudara itu akan keluarkan semua kepandaian silat pedangnya bertahan atau mengalahkan lawannya. Setelah isyarat mulai bertempur diberikan, dengan pedang terhunus mereka jalan dengan waspada mengurung Ban Cun Bu sambil melihat kesempatan untuk menyerang. Lak Cao Shin Kim Ban Cun Bu pernah kalah dan menderita luka2 parah melawan tiga jago2 silat pedang itu pada 10 tahun yang lampau. Meskipun ia telah faham akan ilmu silat yang dipelajari dari kitab Sun Yo Cin Kai, ia tak berani bersikap lengah melawan mereka yang sudah menjadi sangat nekad. Tiga jago2 silat pedang ini, terutama Goan Siu, pada 10 tahun yang lewat terkenal sebagai jago silat pedang nomor wahid dikolong, langit! Tiga pedang yang lihay melawan ia yang tak berkaki lagi bukanlah soal remeh! Dengan tongkat besinya ia berdiri tegak dengan mata mengawasi segala gerak gerik lawan2nya! Tiba2 dengan isyarat dari Goan Siu, ketiga jago2 pedang itu menyerang berbareng. Mula2 pedang2 mendatanginya agak lambat, akan tetapi ketika berada dekat tubuh Ban Cun Bu, ujung2 dari pedang2 itu tergetar se-akan2 menjadi ber-puluh2 pedang datang menusuk dadanya! Ban Cun Bu menjerit, kedua tongkat besinya tergerak sedikit, dan dengan secepat kilat la telah loncat tiga depa jauhnya! Sebetulnya ketika ia melawan ketiga jago2 pedang itu pada 10 tahun yang lalu, iapun dikurung dengar posisi tersebut diatas. lapun diserang secara serentak Dua pedang menjaga, sedangkan satu pedang menusuk Ia tak21 mengetahui pedang yang manakah yang menusuk! Dengan dermikian ia telah dikalahkan dengan menderita luka2 parah! Tetapi pertempuran hari ini berlainan sekali. Ketiga pedang itu semuanya menusuk, dan tidak satu yang menjaga sehingga menyimpang dari peraturan ilmu silat. Mengapakah? Ketiga jago2 pedang itu harus membunuh diri karena telah kalah dalam pertaruhan jiwa. Dengan kesempatan yang diberikan, mereka hanya bertekad membunuh lawannya. Ban Cun Bu harus waspada! la harus mencuri kesempatan mengalahkan seteru2-nya selekas mungkin! Setelah pertempuran berlangsung 40 jurus Iebih, ia baru memperoleh lowongan untuk balas menyerang dengan tongkat besinya. Iapun insyaf akan siasat seteru2nya yang memperhatikan serangan dan melalaikan tangkisan. Mungkin sukar sekali ia menIgalahkan mereka dalam 100 jurus! Setelah lewat 70 jurus, dengan ilmu 'I'o Coan Tialrg Hon, atau menggulung pelangi dari bawah, ketiga jago pedang itu berbareng menyapu dengan pedang2-nya dari

bawah. Ban Cun Bu harus menggunakan ilmu Kiat Kiat Teng Kong Hie Pu Hoat atau ilmu mendaki udara dengan tenaga dalam kedua tangannya setelah ia menotok tanah dengan tongkat besi ditangan kanannya. Sabetan2 pedang2 itu menyapu angin! Dengan tongkat besi yang telah diulur sehingga 5 kaki panjangnya, ia secepat kilat balas menyabet seteru2-nya dengan ilmu Po Hong Pwee Pah atau ilmu mendesak angin menyerang delapan jurusan! demikianlah BanCun Bu berada lebih kurang 6 kaki dari tanah dengan tongkat besi ditangan kirinya sebagai tunjangan, dan dengan tongkat besi ditangan kanannya ia balas menyerang. Untuk menabas atau membacoknya, ketiga jago Tian Lam Sa Kiam itu harus juga meloncat 6 kaki tingginya! Mereka lalu mengubah siasat serangan untuk menangkis serangan tongkat besi yang dahsyat itu! Setelah hampir 100 jurus,22 Goan Siu berseru : Tiga pedang kembali asal. Ubah serangan menjadi tangkisan Ban Cun Bu mengetahui bahwa 100 jurus hampir selesai, tetapi ia masih belum dapat mengalahkan seteru2-nya. Dengan kesempatan ketiga jago2 pedang menarik senjata2-nya, la menyerang Goan Cin yang paling lemah dengan ilmu Lo Hauw Hiat Ji atau menyodok tengorokkan mengucurkan darah! Goan Cin melihat serangan itu. Ia buru2 putar pedangnya dengan ilmu Ju I Tian Lo atau jaring ajaib menjaga tubuh. la berhasil menangkis dua pukulan, akan tetapi pukulan ke-3 mengenakan bahunya. Ketiga jago2 pedang itu menjadi pucat! Ban Cun Bu mundur dengan sikap tenang. Lalu menanya: Hei, Leng Jun! Pertempuran berlangsung beberapa jurus" Ketiga jago Thian Lam Sa Kiam menjadi biru dan memandang kearah Bian Leng Jun yang menundukkan kepala tidak segera menjawab ! Ban Cun Bu merasa, bahwa ada aesuatu yang tidak beres. Dengan chidmat ia menanya lagi : Leng Jun! Kamu tak usah ragu2. Kau sebutkanlah jumlah jurus dengan jujur. Bian Leng Jun mengangkat kepala, dan dengan terang berkata: Seratus satu jurus!" Ban Cun Bu berbalik menjadi bisu. la, kembali berbaring ditempat tidurnya, sedangkan ketiga jago pedang itu agak gembira wajahnya ketiga saudara Thian Lam Sa Kiam itu berdiri bahu-membahu dihadapan Ban Cun Bu, dan masing2 mengangkat kedua tangan memberi hormat kepadanya. Goan Cin dan Goan Long lalu menghadapi Goan Siu dan berkata : Tua-ko dapat mengurus seterusnya, kita berdua menunaikan janji lebih dahulu!" Goan Siu menyahut : Baiklah. Aku akan mengurus seterusnya. Selamat jalan, dan kita akan bertemu dijaIan kesorga segera!"23 Goan Long dan Goan Cin dengan wajah tenang menggorok leher masing2 dengan pedangnya. Darah segar

muncrat keluar, dan terjatuhlah kedua jago itu di-tanah. Adegan sedemikian menyedihkan sekali daripada jika mereka mati terbunuh setelah bertempur dengan dahsyat! Goan Siu menyobek baju dalamnya, memotong satu jari tangannya, dan menulis diatas kain sobekan baju itu dengan darah dari jari tangannya. Lalu ia mencabut pedangnya dan mematahkannya menjadi dua dengan satu sentilan jarinya. Separuh pedang itu bersama-sama satu kerincingan mas kepunyaan Ban Cun Bu yang telah dipungut dibungkusnya didalam kain yang bertulisan darah. Lalu dibungkusnya lagi seluruhnya dengan kain yang,disobeknya dari jubahnya. Setelah la menulis nama dan alamat orang yang harus menerimanya, diangkatnya kepalanya, dan sambil tertawa berkata kepada Ban Cun Bu : Kita bertiga saudara tewas dilembah ini. Kita mohon seorang murid dari Shin Kun sudi menyampaikan kepada murid2 kami agar mereka setelah belajar dan berlatih dengan keras, kembali lagi setelah 10 tahun dengan membawa separuh pedang dan satu kerincingan ini kekota Lak Cao!" Lak Cao Shin Kun menyahut dengan chidmad : Aku harap Totiang dapat merasa reda. Ban Cun Bu pasti menunaikan janji. Karena aku tak dapat mengalahkan kamu dalam 100 jurus, aku pasti tak akan kembali kedaerah tengah. Aku menanti sehingga Totiang pergi, lalu aku membawa murid2ku kembali kekota Lak Cao menanti kedatangan murid atau murid2 Totiang selama 10 tahun ini. Aku akan memerintahkan Bian Leng Jun membawa bungkusan ini dan menyampaikan kepada alamatnya. Goan Siu Totiang setelah menghaturkan terima kasihnya, lalu dengan dua jari menjepit separuh pedang lainnya. Sambil tertawa ditusuknya jantungnya dengan separuh24 pedang tersebut! Suara tertancapnya separuh pedang itu membuat berdirinya bulu roma semua orang yang menyaksikan pembunuhan diri itu! Dengan wajah yang tenang, Goan Siu tewas seketika itu juga untuk mengejar kedua saudara dijalan ke-sorga! Lak Cao Shin Kun menghela napas mengawasi mayat2 ketiga saudara yang bersusun tindih itu. Ia mencabut separuh pedang yang nancap dijantung Goan Siu dan menaruhnya didalam kantong yang telah dirampasnya dari musuhnya, Ngo Tok Tian Mo. Lalu ia berkata kepada Bian Leng Jun : Leng Jun! Kau bawa barang2 peninggalan Goan Siu Totiang kepada alamat dan orang yang berhak menerimanya. Aku dan saudari2mu kembali dahulu kekota Lak Cao!" Lalu la berbaring lagi ditempat tidurnya. Empat gadis menggotong tempat tidur itu menuju kekota Lak Cao! Setelah menerima perintah Lak Cao Shin Kun, Bian Leng Jun mengambil bungkusan Goan Siu untuk melihat alamatnya. la tidak sampai hati membiarkan mayat2 ketiga jago2 silat itu dimakan binatang liar atau burung.

Dikuburkannya jenazah2 itu dengan seksama, dan didepan kuburan itu ditancapkannya sebuah batu. Dengan ilmu Kim Kang Cit Shin Kong atau ilmu membikin jari tangan keras sebagai berlian, dicungkilkan diatas batu itu enam huruf ; Thian Lam Sa Kiam Cu Bo atau Makam Jago Silat Pedang Tiongkok Selatan. Setelah ia memberikan hormat dihadapan arwah ketiga jago2 itu, iapun berlalu dari lembah Lek Yun Kok menuju ketempat yang tertulis diatas bungkusan! ---oo0oo---25 BAGIAN 2 GADIS CANTIK DAN JEJAKA TAMPAN Diceriterakan bahwa disebelah selatan pegunungan Ma An San didistrik Ci Men, propinsi An Hwei, ada sebuah gedung besar yang ditelantarkan. Meskipun genteng2nya telah penuh debu, dan tiang2nya telah lapuk, namun masih tampak gayanya yang angker. Terutama didalam kebun dibagian belakang dari rumah itu, dengan rumput2 Yang segar, dan kolam yang bening jernih airnya, orang akan merasa dalam keadaan alam yang menakjubkan itu seakan2 berada didunia lain. Gedung yang telah ditelantarkan itu sebetulnya milik seorang pembesar. Karena kesalahannya dalam pekerjaan untuk negara, la telah dipecat dari kedudukannya yang tinggi. Lagi pula anak2nya tak dapat hidup akur sehingga merekapun tinggal terpisah. Oleh karena itu rumah gedung yang besar dan mewah itu ditelantarkan! Disatu sudut dari kebun tersebut, disuatu kamar yang sunyi-senyap tampak seorang pemuda, berusia lebih kurang 19 tahun, seorang keluarga jauh dari pembesar itu, tengah tekun belajar. Dengan wajahnya yang bersemangat dan kulit tubuh yang putih bersih, la kelihatannya sebagai seorang pemuda terpelajar. Akan tetapi orang2 yang mengetahui atau faham akan ilmu silat, dengan melihat kedua biji matanya yang bersinar itu segera dapat menduga bahwa pemuda itu, disamping kemahirannya dalam sastra, juga mahir sekali dalam ilmu silat! la bernama Kong Sun Giok Kedua orang tuanya telah wafat. la hidup sebatang kara! la pintar dan cerdik dan faham akan sastra dan ilmu silat. la adalah murid kesayangan ketiga jago silat Thian Lam Sa Kiam!26 Pada waktu itu, hari telah senja. Kong Sun Giok setelah berlatih silat-pedang dikebun, masuk kekamarnya untuk mempelajari ilmu silat pedang dari suatu buku. Sejenak kemudian ditutupnya buku itu. Diambilnya sebatang seruling, bertindak keluar menuju kesatu punjung diatas bukit, dan mulai meniup seruling itu. Tiba2 ia berhenti meniup serulinnya. Rupanya ada sesuatu yang membuat ia cemas. la duduk termenung. Ketika itu bulann telah keluar

memancarkan sinarnya kedalam kebun yang indah Itu. Kong Sun Giok berpikir: Untuk beberapa lama lagi Aku harus berlatih dan belajar ilmu silat? Kapankah aku dapat mengembara?" Lalu dengan tak diucapkannya sebuah sayak dari penyairLi Tiong Kuang yang berbunyi: Siapakah yang dapat menghindarkan kecemasan dan dendam? Kecemasan dan dendam itu hanya kita yang rasain ..... Belum lagi selesai ia mengucapkan sayak tersebut, tiba2 terdengar olehnya orang menegur: Janganlah banyak ngelamun. Lamunan telah merugikan banyak pemuda!" Kong Sun Giok terkejut! Dengan ilmu tenaga dalamnya ia dapat merasai sesuatu meskipun sejauh 10 depa. Bahkan daun pohon yang terjatuh 10 depa jauhnya dapat dirasakannya! Ia menoleh kearah teguran tersebut, dan melihat seorang gadis sedang berdiri dipuncak sebuah bukit. Ia bangun dari tempat duduknya dan bertindak keluar dengan waspada menyamperi gadis itu. Dibawah sinar bulan yang permai, gadis berbaju putih yang cantik itu menggoncangkan buah jantung Kong Sun Giok. Dengan mengepal kedua tinjunya didada ia menanya: Sudilah sekiranya Sio-cia memberitahukan nama dan maksud kedatangan ini?" Gadis berbaju putih diatas bukit itu dengan ilmu meringankan tubuhnya segera terbang menyamperi Kong Sun Giok. Harum yang terembus angin masuk kedalam27 lubang hidung Kong Sun Giok ketika gadis itu tiba. Dari jarak yang dekat itu, Kong Sun Giok melihat nyata bahwa gadis itu betul2 cantik, dari kedua matanya yung jeli mengawasi pemuda itu. Setibanya dihadapan Kong Sun Giok, gadis itu berkata: Aku bernama Bian Leng Jun. Kongcu mungkin adalah Kong Sun Giok, murid kesayangan dari Thian Lam Sa Kiam, bukan?" Kong Sun Giok makin terperanjat dengan pertanyaan itu. Ia menyahut: Aku betul Kong Sun Giok.Melihat sikap Sio-cia, aku kira Sio-cia ada urusan Dengan tidak menanti jawaban ia berkata lagi: Kongcu tengah ngelamun. Sebetulnya aku tidak sampai hati menyampaikan berita buruk ini. Akan tetapi aku diperintahkan oleh guruku, dan juga menerima pesanan Goan Siu Totiang ketika hampir menemui ajalnya, maka Kong Sun Giok berseru : Ha! Hampir menemui ajalnya!? Apakah Su-huku Bian Leng Jun menyusut air mata, dan dengan suara rendah berkata: Thian Lam Sa Kiam, Goan Siu, GoanLong dan Goan Cin ketiga Totiang telah tewas bersama2 dilembah Lek Yun Kok dipegunungan Kwat Cong San. Pesan dan barang peninggalannya aku yang membawa!" Kong Sun Giok mundur selangkah, memandang

wajahnya Bian Leng Jun, dan bertanya lagi: Bian Sio-cia sebetulnya murid dari partai silat manakah? Guruku Goan Sin dan kedua pamanku Goan Long dan Goan Cin, ilmu silat pedangnya tak ada taranya dikalangan Bu Lim. Bagaimanakah mereka dapat menemui ajalnya dipegunungan Kwat Cong San? Apakah karena mereka menderita luka2, atau sakit?? Aku minta Sio-cia28 menceriterakan kepadaku se-jujur2nya. Budi guruku itu sebesar budi ibu-ayahku. Jika kau berdusta, kau harus merasai akibatnya!" Bian Leng Jun-pun mengetahui bahwa ilmu silat pedang Thian Lam Sa Kiam itu terkenal lihay sekali dikalangan Bu Lim. Tidak mengherankan jika Kong Sun Giok tak percaya akan tewasnya ketiga jago2 silat pedang itu. la segera membuka tali ikatan bungkusan dari punggungnya yang berisi barang2 peninggalan dan surat pesanan Goan Siu Totiang. Diserahkannya bungkusan itu sambil berkata: Akupun duga bahwa Kong-cu tak akan percaya. Bungkusan ini yang berisi barang2 peninggalan dan surat pesanan akan menjadi bukti akan pemberitahuanku kepada Kong-cu. Aku harap Kong-cu jangan terlampau bersedih hati, akan tetapi segera melaksanakan pesan Goan Sin Totiang!" Seterimanya bungkusan dari sobekan jubah itu, Kong Sun Giok makin cemas. Setelah melihat pedang yang separuh itu, ia menangis sedih ber-sama2 Bian Leng Jun, dan dengan tidak terasa lagi ia berseru : Hai " Belum lagi ia meneruskan ucapannya, ia telah jatuh pingsan ditanah! Bian Leng Jun yang menyaksikan kehancuran hatinya Kong Sun Giok itu menjadi sangat terharu akan budi yang dikandungnya. Ia buru2 berusaha menyadarkan Kong Sun Giok. Dari kantong didadanya ia mengeluarkan sebutir Leng Tan (Pil mustajab) dan dimasukkannya kedalam mulut Kong Sun Giok. Lalu dipijit-pijitnya urat dibahunya! Sejenak kemudian, Kong Sun Giok membuka kedua matanya, dan melihat Bian Leng Jun masih berada didampingnya dengan wajah yang muram. Ia membungkukkan tubuh menghaturkan hormat kepadanya. Dengan suara rendah Bian Leng Jun berkata :Kau tak29 usah menghaturkan terima kasih kepadaku. Bacalah surat pesan Goan Siu Totiang, karena antara kita berdua, tentang budi dan dendam belum lagi dapat dipastikan!" Kong Sun Giok tidak mengerti akan ucapan-gadis itu. Ia segera membaca surat pesanan gurunya yang ditulis dengan darah. Seluruh tubuhnya gemetar, dan keringatnya mengucur diseluruh tubuhnya!. Bian Leng Jun lalu mengajak Kong Sun Giok duduk diatas suatu bangku batu, dan dengan suara halus berkata: Betapa agungnya ketika ketiga jago Thian Lam Sa Kiam

itu menunaikan janji!" Kong Sun Giok mengerutkan keningnya, menggeretak giginya, Lalu membuka lagi surat pesanan gurunya dan membaca isinya. Goan Sin Totiang menuturkan tentang dendam terhadap Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu yang dibereskan dengan pertempuran pertaruhan jiwa dilembah Lek Yun Kok dipegunungan Kwat Cong San. Goan Siu Totiang juga menerangkan bahwa ilmu silat pedangnya sebetulnya dapat menjagoi dikolong Langit dan lebih unggul daripada ilmu Sun Yok Cin Kai dari Ban Cun Bu, akan tetapi karena masih ada kekurangan ilmu dari kitab Ju Keng, ilmu silat pedang itu belum mencapai mujizatnya, sehingga ketiga jago Thian Lam Sa Kiam itu harus membayar mahal dengan jiwanya! Seterusnya, surat pesan itu berbunyi sebagai berikut : Menurut ceritera, kitab Ju Keng tersebut tidak lebih dari 100 huruf. Ber-puluh2 tahun banyak jago2 silat berusaha mencarinya, tetapi sia2 belaka! Seterimanya surat ini, kau tak usah terlampau sedih. Aku dan pamanmu telah berkorban untuk ber-bagai2 partai silat didaerah tengah degan mencegah iblis Ban Cun Bu itu kembali kedaerah tengah, dan kita mati dengan perasaan puas ! Kedua pamanmu yang satu adalah menjangan, dan yang lain bangau, dan ke-dua2nya masih mengajar silat30 dikalangan Bu Lim. Akan tetapi aku tak mengetahui dimanakah mereka sekarang. Kau dapat berusaha menyampaikan berita buruk ini kepada mereka. Lalu bersama2 paman2mu itu kau berdaya mencari kitab Ju Keng itu untuk membalas dendam dan mencuci bersih malu yang kita derita! Ban Cun Bu, meskipun kejam, akan menunaikan janjinya. Selama 10 tahun ini, ia tak akan datang kedaerah tengah. ya, pribahasa berkata: Manusia berusaha, Tuhan berkuasa, seudah 10 tahun lagi, kitapun tak dapat mengetahui bagaimana akibatnya janji yang aku buat dengan Ban Cun Bu. Tetapi jika kau dapat melaksanakan pesanku ini, aku merasa bangga mempunyai murid serupamu! Ketika kita bertempur melawan Ban Cun Bu dalam taraf ulangan yiang terachir, sebetulnya pamanmu Goan Cin telah dikalahkan dalam jurus ke-100 Tetapi muridnya Ban Cun Bu, Bian Leng Jun, sengaja menghitung lebih satu jurus. Oleh karena itu Ban Cun Bu harus menunaikan janji tak datang kedaerah tengah selama 10 tahun. Gadis itu berjasa sekali. Tetapi mengapa ia Sengaja berbuat demikian terhadap gurunya? Oleh karena itu, jika ia yang menyampaikan surat ini, atau jika dikemudian hari kau menemuinya lagi, kau tak dapat memandangnya sebagai musuh!" Kong Sun Giok membaca surat itu sambil mengucurkan air mata, dan setelah membaca habis, ia membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada Bian Leng Jun. Bian Leng Jun lekas2 mengangkat tubuhnya Kong Sun Giok dan

berkata : Kong-cu terlampau menghormati aku!" Dengan air mata ber-linang2, Kong Sun Giok berkata : Bian Sio-cia, dilembah Lek Yun Kok, kau bukan saja telah mengubur guru2ku dengan seksama, menyampaikan barang2 peninggalan dan surat ini, bahkan dengan sengaja menghitung lebih satu jurus, demi kepentingan para jago231 silat didaerah tengah. Budi dan jasamu ini besar sekali. Tapi gurumu dan aku dendamnya hebat sekali. Lain hari setelah aku datang ke Lak Cao membikin perhitungan terhadap Ban Cun Bu, aku tak lupa membereskan budi baikmu ini!" Melihat demikian sedih hatinya Kong Sun Giok, Bian Leng Jun coba menghibur dengan berkata : Ilmu silat Thian Lam Sa Kian betul2 tinggi, karena aku telah menyaksikan dengan kepala mataku sendiri. Sebetulnya membantu orang luar seperti juga berontak terhadap pihak sendiri. Tetapi hubungan murid dengan guru antara aku dan Lak Cao Shin Kun tidak erat, karena aku mempunyai suatu dendam yang tak terduga olehnya. Aku sangat mengagumi dan menghormati Thian Lam Sa Kiam yang rela berkorban demi kepentingan partai2 silat didaerah tengah. Aku sengaja menghitung lebih satu jurus ketika Goan Cin Totiang dikalahkan. Jika Goan Siu Totiang tidak me-nyebut2 dalam suratnya, akupun tak akan menceriterakan ini kepadamu. Tentang mengubur jenazah2 ketiga jago Thian Lamm Sa Kiam itu, aku anggap kewajibanku. Jenazah siapapun akan kukuburkan dengan saksama. Aku gembira mengenal Kongcu. Dikemudian hari setelah kau memahami dan mempelajari ilmu silat dari kitab Ju Keng dan datang ke Lak Cao untuk membikin perhitungan terhadap Ban Cun Bu, aku minta dengan sangat kau datang kekuil Pik Yun Yen yang terletak dibawah kaki gunung Pek Lok Hong menemui aku untuk mengetahui segala sesuatu tentang gedung Sun Yo sebelumnya mengatur sia-sat melawan Ban Cun Shin Kun !" Kong Sun Giok mendengarkan pesan itu dengan sungguh2, dan masih tak dapat memecahkan mengapa Bian Leng Jun membela gurunya. Bian Leng Jun mengatakan lebih lanjut: Lak Cao Shin Kun menanti kedatanganku.32 Aku tak dapat diam lama2 disini. Nah ........ kita berpisah sekarang, dan bertemu pula 10 tahun lagi. Saudara Giok, jika boleh, panggil saja aku Jun Moy." Aku sukar membalas budi Jun Moy. Ya, kau dapat menantiku 10 tahun di Lak Tan!" Dengan hati berat, Bian Leng Jun minta diri. Mengingat cara tewas guru dan paman2 gurunya, Sun Giok menjadi geregetan dan hendak menghancurkan seruling ditangannya. Perbuatan itu dicegah oleh Bian Leng Jun yang dengan suara halus berkata : Saudara Giok, didalam 10 tahun, jika kau berusaha keras, kau dapat membalas

dendam. Aku menantimu di Lak Cao. Seruling ini jangan dirusakkan. Berikan kepadaku "sebagai kenang2an!" Bian Leng Jun insyaf bahwa jika ia tak segera berlalu, ia tentu akan terlalai. Dengan air mata berlinang, ia membalikkan tubuh, menotok tanah dengan kedua ujung jari kakinya, dan dibawah sinar bulan ia meloncat melewati segala rintangan didalam kebun itu seperti seekor burung terbang pergi! Kong Sun Giok berdiri terpesona menyaksikan ilmu meringankan tubuh sigadis itu. Tiba2 ia merasa bahwa tangannya memegang sapu tangan halus kepunyaannya Bian Leng Jun yang dipakai untuk menyusut air matanya. Harum dari sapu tangan tersebut membikin ia ngelamun lagi! la mengumpulkan barang2 peninggalan dan surat gurunya, dan masuk kedalam kamarnya. Ia duduk sambil memikirkan dendam terhadap Ban Cun Bu, budi kasihnya Bian Leng Jun, cara mencari kedua paman gurunya, dan kitab Ju Keng yang harus dicarinya ber-sama2 kedua paman gurunya. Dengan pikiran itu bagaimanakah ia dapat tidur?33 Keesokan paginya, setelah ia membereskan buku2nya dan barang2 lainnya, dibawanya separuh pedang, kerincingan, dan surat gurunya, dan juga pedangnya sendiri, pergi meninggalkan tempat kediamannya untuk berkecimpung dikalangan Kang Ouw dengan maksud pertama mencari kedua paman gurunya, memberitahukan berita buruk tentang gugurnya Thian Lam Sa Kiam, dan kedua mencari kitab Ju Keng. Setelah ia berlalu dari distrik Ci Men, iapun tak mengetahui jurusan mana yang harus ditempuhnya. la memikirkan bagaimana ia dapat berjumpa dengan kedua paman gurunya yang juga berkecimpung dikalangan Kang Ouw. Tentang kitab Ju Keng yang oleh guru2nya telah berpuluh2 tahun dicari tanpa hasil, akan diusahakannya setelah la bertemu dengan kedua paman gurunya. Tetapi segala sesuatu yang berharga dan ganjil kebanyakan tersembunyi di-sudut2, atau peloksok2, gunung2 atau sungai2 kenamaan. Telaga Poa Yo Hu yang terletak disebelah utara propinsi Kiangsi dan tidak jauh dari distrik CiMen sangat indah pemandangannya. Dari dahulu telah menjadi tempat kesukaan para sastrawan dan demikian, dari distrik Ci Men ia menuju kebaratdaya. Tetapi ketika tiba dikota Keng Tek Cin yang terkenal dengan barang2 porselennya, la mengalami suatu peristiwa ganjil! Setelah tiba di Keng Tek Cin, ia sudah berada tidak jauh dari Poa Yo Hu. Keng Tek Cin adalah salah satu kota yang besar dan sangat ramai. la mencari sebuah rumah penginapan. Pelayan rumah penginapan melihat Kong Sun Giok

dengan sikap dan wajah yang bersemangat dan sebuah pedang dipinggang. Sambil tersenyum ia berkata : Tuan mungkin bukan orang dari propinsi ini. Mungkin Tuan34 mendengar berita, lalu datang dari tempat jauh dengan maksud memperoleh Po-kiam dan gadis cantik berikut harta yang ber-limpah2." Dengan perasaan heran Kong Sun Giok bertanya : Apa? Po-kiam dan gadis cantik serta harta ber-limpah ? Aku tak mengerti. Cobalah kau ceriterakan dengan sejelas2nya." Pelayan itu berkata sambil tertawa : Masa urusan yang menggemparkan seluruh propinsi Kiangsi ini tak Tuan ketahui? Jika ilmu silat Tuan tinggi, Tuanpun boleh coba2!" Lalu pelayan itu duduk disatu meja ber-sama2 Sun Giok dan mulai menjelaskan sebagai berikut : Sebetulnya di Keng Tek Cin ada satu keluarga Sim. Kepala keluarganya bernama Sim Hiong Hui. Dimasa mudanya ia adalah seorang jago silat dikalangan Kang Ouw. Dengan pedang wasiatnya Poa Cu Kiam ia pernah menjagoi daerah sebelah timur sungai ini. Setelah berusia agak lanjut, ia membawa semua harta bendanya dan tinggal tenang di Keng Tek Cin disebuah rumah yang dibuat sangat indah. la hanya mempunyai seorang puteri yang amat disayanginya bernama Sim Lam Si. Tahun ini puteri itu berusia 29 tahun. Puteri itu pandai bersilat, dan cantik jelita. Tetapi cara Sim Hiong Hui memilih menantu sangat keras, sehingga sampai sekarang ia tak berhasil mendapat menantu yang dapat memenuhi syaratnya. Sim Hiong Hui karena sangat sayang pada puteri yang satu2nya itu berketetapan mencari menantu yang pandai ilmu silat. la telah mengumumkan bahwa dengan batas waktu satu bulan, pemuda yang tingkah-lakunya baik, berusia tidak lebih dari 25 tahun dan belum menikah, jika dapat menempuh ujian ilmu silat dalam tiga taraf, akan dikawinkan dengan puterinya yang cantik jelita dan diberikan pedang wasiat Poa Cu Kiam yang bergagang emas dan harta benda yang ber-limpah235 banyaknya. Emas, pedang wasiat, gadis cantik tiga2nya mempunyai gaya tarik yang hebat sekali. Segera setelah berita ini tersiar, banyak sekali jago2 silat dikalangan Bu Lim, dengan tak menghiraukan perjalanan jauh datang untuk menguji peruntungan. Akan tetapi syarat ujian ilmu silat yang ditetapkan oleh Sim Hiong Hui itu sangat berat. Meskipun sampai sekarang sudah berjalan 25 hari, akan tetapi belum ada seorang yang dapat mengatasi ujian tersebut sampai taraf ke-2, dan emas, pedang dan gadis cantik jelita itu tetap tak terganggu!" Setelah mendengar penuturan itu, Kong Sun Giok merasa bahwa cara menguji ilmu silat tersebut betul2 sangat ganjil dikalangan Bu Lim. Dengan beban dendam gurunya dan rupa gadis Bian Leng Jun yang selalu terlihat didalam

impiannya, ia tentu tak akan mencoba mengadu peruntungan untuk mendapat hadiah yang menarik itu. Tetapi ia ingin mengetahui syarat ujian ilmu silat dalam tiga taraf itu.Maka ia lalu menanyakan jalan ketempat keluarga Sim kepada pelayan rumah penginapan. Sambil tertawa pelayan itu berkata : Rumah Sim Hiong Hui mudah dicari. Setelah keluar dari pintu kota disebelah barat Tuan akan menemui sebuah gedung besar dengan pekarangan yang sangat luas. Itulah rumah keluarga Sim. Kini batas waktunya masih ada 5 hari. Aku dengar hari ini telah datang banyak jago2 silat, maka pertempuran diwaktu lohor ini pasti ramai. Tuan dapat makan dahulu baru pergi kesana." Kong Sun Giok tersenyum, lalu menyuruh pelayan itu menyediakan santapan. Setelah itu, ia berjalan menuju jalan menurut petunjuk pelayan tersebut. Ketika ia tiba diluar rumah keluarga Sim itu, ia menyaksikan orang telah banyak berkumpul mengelilingi sebuah panggung, dan tribune dikiri dan kanan panggung itu juga telah penuh orang. Panggung itu berada36 dipekarangan belakang dari tempat kediaman Sim Hiong Hui itu. Kong Sun Giok menghampiri tribune sebelah timur, tiba2 ia terkejut dan berseru : Jun Moy!" Sebetulnya didalam tribune sebelah timur itu telah duduk seorang pemuda berbaju hijau yang wajah, dan sikapnya mirip seperti murid berbaju putih gadis Bian Leng Jun! Kong Sun Giok berhenti dan berkata seorang diri : Aneh! Didunia ini ada pria yang demikian cantiknya. Selainnya satu tahi lalat diatas alis kirinya, ia mirip sekali dengan Bian Leng Jun yang berpakaian laki2." Dengan tak terasa la berjalan kedepan pemuda berbaju hijau yang segera mendungak melihatnya. Sambil tersenyum pemuda itu menggeser sedikit untuk mempersilahkan ia duduk disampingnya. Dengan mengangkat kedua tangannya Kong Sun Giok menghaturkan terima kasih kepada pemuda itu, lalu berkata : Sio-tee Kong Sun Giok mohon berkenalan dengan saudara." Sio-tee bernama Yen keh Ciu. Apakah saudara Kong Sun Giok datang untuk mengadu peruntungan? Melihat paras dan jejak saudara, maka Sio-cia Sim Lam Si akan tertarik, dan saudara tak usah menempuh ujian yang berlangsung tiga taraf itu" Jawab pemuda berbaju hijau sambil tersenyum. Kong Sun Giok tak merasa canggung lagi, karena Yen Keh Ciu berlaku wajar meskipun mereka baru saja berkenalan. Sio-tee sebetulnya hanya ingin menonton, dan tak bermaksud mengadu peruntungan. Saudara Yen yang jauh lebih pandai daripada aku, pasti bermaksud demikian." Kata si-orang she Kong. Yen Keh Ciu lalu berkata : O sebetulnya saudara

Kong Sun Giok datang hukan karena tertarik oleh emas,37 pedang wasiat dan gadis cantik! Jika demikian saudara menenangkan pikiran banyak jago2 silat yang telah datang dengan maksud tersebut." Pada saat itu tampak diatas panggung seorang tua yang berbadan sehat dan bersemangat dan seorang gadis cantik jelita berbaju hijau muda dengan sebuah pedang tergantung dibahunya. Lalu orang tua itu berkata sambil mengepalkan tinjunya : Aku Sim Hiong Hui yang telah menyelenggarakan pertemuan ini. Tentang maksudnya, aku yakin para tamu yang terhormat sudah mengetahuinya. Ujian dalam tiga taraf ini tidak sukar. Taraf pertama ialah bertempur melawan aku. Jika tidak terkalahkan dalam 100 jurus, maka calon itu lulus. Taraf kedua ialah menguji tenaga dalam dari tinju dengan jalan Kek Ci Pik Kiok atau memecahkan batu terdedeng kertas. Taraf ketiga adalah mengadu silat pedang melawan puteriku. Ujian dilakukan tiap2 hari pada waktu pagi dan lohor dengan terbatas tiga calon. Kini batas waktu masih ketinggalan 5 hari. Para tamu yang terhormat, pemuda yang manakah ingin naik panggung menempuh ujian lebih dahulu?" Yen Keh Ciu tersenyum terhadap Kong Sun Giok dan berkata: Saudara Kong, coba lihat Sio-cia Sim itu. Betapa cantiknya ia! Silatnya lihay! mengapa saudara tidak coba naik kepanggung menempuh ujian?" Kong Sun Giok menganggap ia mengejeknya. Ia mengerutkan keningnya. Tiba2 dari tribune disebelah barat terdengar suara orang berteriak : Sim Cuan Cu. Aku Pan Bian Kong The Tin mohon mencoba!" Teriakan tersebut diiringi dengan berkelebatnya bayangan terbang dari tribune tersebut yang jaraknya lebih kurang 3 atau 4 depa, dan jatuh diatas panggung! Hebat betul ilmu meringankan tuhuhnya!38 Pan Bian Kim Kong The Tin ini tidak asing lagi bagi orang2 dari kalangan Bu Lim, karena ia adalah seorang perampok yang jahat yang berkeliaran sendirian. Sim Hiong Hui setelah mendengar nama orang yang naik panggung itu, lalu mengerutkan kening merasa masgul Tetapi ia telah berjanji menerima calon2 yang dapat menempuh ujian dalam tiga taraf dengan syarat2 tertentu, dan ia tak dapat menolak calon itu. la mengawasi Pan Bian Kim Kong itu. Meskipun sikapnya kuat dan bersemangat, tetapi kedua matanya bersinar nafsu berahi dan menunjukkan watak yang rendah. Dengan tak banyak bicara lagi kedua orang itu segera bertempur mengadu silat. Sim Hiong Hui dengan ilmu Hut Houw Cong atau tamparan macan yang telah menggemparkan kalangan Kang Ouw selama 30 tahun menyerang setrrunya dengan berupa-rupa pukulan. Dibantu dengan tenaga dalamnya yang dikeluarkannya dengan

sekuat tenaga, ia ingin dalam beberapa jurus saja Pan Bian Kim Kong The Tin jatuh terpelanting kebawah panggung! Akan tetapi The Tin telah ber-latih keras sebelum ia datang ketempat itu. Semua pukulan si-orang tua itu dapat dielakkan dan ditangkisnya. Setelah pertempuran berlangsung 80 jurus, The Tin masih saja mengelakkan dan menangkis. la tak menyerang! Setelah lewat 100 jurus, The Tin loncat keluar, dan mengangkat kedua tangannya memberi hormat kepada Sim Hiong Hui. la berkata sambil tertawa :Aku minta Sun Cuang Cu siapkan ujian taraf kedua!" Sim Hiong Hui menjadi cemas. Ia berpikir mengapa ia tak beruntung menjatuhkan seterunya. la tak ingin mendapat menantu yang demikian rendah wataknya. Ia melirik kearah puterinya. Sim Lam Si tetap bersikap tenang, se-akan2 menyuruh ayahnya tak usah kuatir. Sim Hiong39 Hui sangat mencintai puterinya. Iapun mengetahui bahwa silat puterinya lihay dan mungkin dapat mengalahkan The Tin. Kini ia terpaksa menyiapkan ujian taraf kedua. Sekonyong2 dari tribune disebelah timur terdengar suara orang berteriak : Tunggu!" Yen Keh Ciu setelah tersenyum kepada Kong Sun Giok, lalu bangun dari tempat duduknya dan berkata: Sio-tee ada urusan!" Ia berjalan per-lahan2 dan naik kepanggung melalui tangga. Setelah berada diatas panggung dengan wajah yang murka ia membentak The Tin : The Hian Cit! Aku ingat pada 20 tahun yang lalu, aku pernah bersahabat dengan gurumu Tai Ouw It Hok. Ketika itu kau baru belajar jalan. Kini kau sudah besar, mungkin kau tak mengenali aku lagi? Aku telah mengembara didaerah utara, dan aku rindu terhadap sahabat2 disebelah selatan sungai. Apakah gurumu Tai Ouw It Hok baik?" Pan Bian Kim Kong yang sedang gembira, melihat pemuda itu datang naik keatas panggung, dan mendengar ia me-nyebut2 nama gurunya pada 20 tahun yang lalu, ia menaksir tentu orang itu telah berusia 40 tahun. Tetapi orang yang didepannya itu adalah seorang muda yang berusia lebih kurang 19 tahun. Ia menjadi murka. Dengan melotot ia bertanya : Aku The Tin sudah berkecimpung, dikalangan Kang Ouw semenjak aku berusia 8 tahun. Selama 20 tahun aku mengikuti guruku, tetapi aku belum pernah melihatmu! Kau tak usah beragak! Jika kau tidak menghaturkan maaf, kau tak dapat turun dari panggung ini!" Yen Keh Ciu dengan tubuhnya yang tegap, sikapnya yang sopan dan wajahnya yang menarik telah diperhatikan oleh Sim Hiong Hui dan puterinya ketika ia naik keatas panggung. Dengan tenang ia menyahut : Kau mengikuti guru semenjak berusia 8 tahun. Kau telah mengatakan telah40 mengikuti gurumu selama 20 tahun. Kau sekarang sudah

berusia 28 tahun. Syarat dari Sim Cuan Cu ialah pemuda yang belum menikah dan berusia tidak lebih dari 25 tahun baru dapat turut menempuh ujian. Betul ilmu silatmu agak bagus, akan tetapi kau datang terlambat 3 tahun, dan tidak memenuhi syarat. Oleh karena itu ujian taraf kedua, tak dapat kau tempuh. Lebih baik kau kembali pulang ke Tai Ouw!" Mendengar ucapan itu, Sim Hiong Hui menyesali diri sendiri berlaku teledor tentang syarat2 yang harus ditepati oleh para calon. Karena keteledorannya itu, mungkin puterinya mendapat suami yang rendah wataknya! Pada saat itu, Sim Lam Si menjadi sangat tertarik oleh sikap dan perbuatan Yen Keh Ciu, dan telah jatuh cinta padanya. Pan Bian Kim Kong The Tin yang telah ditelanjangi dihadapan banyak orang oleh pemuda itu, menjadi marah sekali. Dengan satu jeritan keras ia menyerang Yen Keh Ciu dengan kedua tinjunya! Sim Hiong Hui dan puterinya tidak senang melihat perbuatan kasar dari The Tin itu. Mereka membentak! Tetapi Yen Keh Ciu hanya kebat lengan baju kirinya, dan The Tin memukul angin! Sambil tersenyum ia berkata kepada Sim Hiong Hui dan puterinya : Sim Cuang Cu dan Sim Sio-cia, tak usah gusar. Orang gila ini, akan kuhajar!" Lalu secepat kilat ia membalikkan tubuhnya dan dengan satu tinju dihajarnya muka The Tin yang menangkis dengan kedua tinjunya. Brek" terdengar suara beradunya tinju2 itu, dan The Tin terpental 7 atau 8 kaki! Sambil tertawa Yen Keh Ciu ayun tangan kanannya sambil berkata: Jika kau tak percaya hahwa aku adalah sahahat gurumu, pulanglah dan tanyakan pada gurumu di Tai Ouw tentang pukulan tinju tangan kananku ini!" The Tin yang baru saja41 mengumpulkan semangatnya dari pukulan pertama buru2 meloncat turun dari panggung untuk menghindarkan pukulan tangan kanan Yen Khe Ciu itu, dan lari sipatkuping seperti anjing dipukul. Setelah me!ihat The Tin kabur, Yen Khe Ciu menghampiri Sim Hiong Hui dan berkata : Aku ini Yen Khe Ciu minta belajar silat dari Sim CuangCu!" Sikapnya, ilmu silatnya, tingkah-lakunya, kecerdasannya telah menggiurkan hatinya Sim Hiong Hui maupun puterinya. Sambil tertama gelak2 Sim Hiong Hui menjawab : Baru saja The Tin dapat bertahan melawan aku selama 100 jurus, dan ia dapat dikalahkan oleh Yen Cuang Su hanya dengan satu jotosan. Taraf kesatu ini dapat dibebaskan. Kau boleh mencoba taraf kedua, ialah ujian 'Kek Ci Pik Ciok' atau memecahkan batu tertedeng kertas!" Lalu disuruhnya empat pesuruh membentangkan sehelai kertas tipis. Tiga atau empat kaki dibawah kertas itu terletak sebuah batu besar.

Sambil tersenyum Yen Khe Ciu mendekati pinggir kertas dan berkata dengan hormat : Aku akan coba ujian ini. Jika gagal, harap jangan ditertawakan!" Sim Hiong Hui dan Sim Lam Si mengharap ia berhasil menempuh ujian itu. Untuk ujian taraf ketiga menerima kalah. Yen Khe Tiiu menggulung kedua lengan bajunya, dan terlihat kulit lengannya yang putih bersih. la mengangkat kedua tangannia dengan kedua tinju terkepal, lalu dengan per-lahan2 diturunkannya kedua tinjunya keatas kertas tipis itu. Kertas tersebut tak tergetar. Ia mundur beberapa tindak, lalu berkata samhil tersenyum kepada Sim Hiong Hui : Tenaga dan ilmu Kek Ci Pik Ciok-ku ini masih belum42 sempurna. Aku tak dapat membikin batu menjadi bubuk. apakah aku dapat lulus ujian?" Sim Hiong Hui tak percaya bahwa Yen Khe Ciu telah memecahkan batu dibawah kertas. la menyuruh pesuruh2 mengangkat kertas tipis itu. Terlihatlah olehnya batu itu masih utuh! Akan tetapi setelah disentuh maka batu itu berantakan menjadi 10 potong kecil! Ilmu memecahkan batu itu bukan saja membikin Sim Hiong Hui dan puterinya menjadi heran, bahkan Kong Sun Giok yang menyaksikan ditribune sebelah timur juga terpesona. Ilmu tenaga dalamnya pasti lebih lihay dari ilmunya! Sejenak kemudian, Sim Hiong Hui berkata sambil tersenyum : Yen Cuang Su betul2 lihay ilmu silatnya. Aku si-tua bangka ini sangat kagum! Ayolah tempuh ujian taraf ketiga, ialah bertempur melawan puteriku." Mendengar perkataan itu, Yen Khe Ciu tersenyum. Lalu ia menghadapi Sim Lam Si dan berkata : Aku tak mempunyai senjata apapun. Aku minta Sio-cia meminjamkan sebuah pedang kepadaku!" Sim Lam Si telah berlatih silat dari banyak guru silat kenamaan, dan silatnya banyak lebih tinggi dari ayahnya. Akan tetapi hatinya telah tertarik oleh Yen Khe Ciu. Dengan permintaan itu, segera diberikannya pedang wasiat Poa Cu Kiam kepunyaan ayahnya dengan sikap hormat sekali! Sim Hiong Hui melihat puterinya rela meminjamkan pedang wasiat itu kepada Yen Khe Ciu segera insaf bahwa menantu yang di-idam2kannya telah berada didepan mata. la tertawa gembira sambil meng-elus2 jenggotnya Dengan kedua tangan Yen Khe Ciu menerima pedang Poa Cu Kiam itu. Dipandangnya gagang pedang emas yang43 indah itu dan memeriksa matanya yang tajam dan mengkilap. Tidak salah jika pedang itu dikatakan sebuah pedang wasiat! Lalu dipentilnya mata pedang itu dan berkata kepada Sim Lam Si : Dengan mendapat pinjaman pedang wasiat ini, aku Yen Khe Ciu minta Sio-cia, mengajariku ilmu shat Shin Lo Put Coan Pi Hak dari

pegunungan Bo San yang telah Sio-cia fahami!" Mendengar Yen Khe Ciu menyebut nama gurunya, ia terkejut. Ketika itu Sim Lam Si telah bersedia bertempur dengan sebuah pedang lain yang dibawakan se-orang pesuruh untuknya. Lalu dengan senyuman dari bibir merah delima Sim Lam Si berkata : Yen Kong-cu, ilmu silatmu dapat menjagoi dunia. Tak usah merendahkan diri ! Aku Sim Lam Si bodoh dan dungu. Meskipun telah belajar silat selama 10 tahun, akan tetapi tak ada hasilnya. Aku mohon Kong-cu memberi petunjuk2!" Setelah membungkukkan tubuh memberi hormat, dengan ilmu "Tan Hong Tiauw Yo atau burung phoenix menghadapi surya, Sim Lam Si menusuk pundaknya Yen Khe Ciu! Dengan bertindak cepat Yen Khe Ciu mundur dan berkata : Sim Sio-cia, serangan demikian ringan. Ayo, keluarkan ilmu Shin Lo Put Coan Pi Hak-mu!" Sim Lam Si yang telah bertekad mengalah setelah melihat ilmu Kek Ci Pik Cioknya, merasa kuatir jika ia dianggap enteng. Lalu dengan peringatan : Kong-cu! Jaga serangan ini!", pedangnya menyamber dari bawah keatas kepalanya Yen Khe Ciu! Yen Khe Ciu berseru : Itu barulah silat pegunungan Bo San!" sambil mundur dua tindak untuk mengelakkan sabetan pedang lawannya! Diangkatnya pedang Poa Cu Kiam-nya, dan entah dengan cara apa pedang itu di-putar2nya diatas kepalanya sehingga sinarnya ber-kilau2 se-akan2 kembang api meliputi angkasa!44 Tiba2 pedang itu menyamber ketubuh Sim Lam Si seakan2 se-ekor naga datang melilit! Tidak kecewa jika pedang wasiat itu dinamakan Poa Cu Kiam (Pedang Naga Melingkar)! Sim Lam Si harus memutar pedangn ya mcnangkis serangan tersebut, dan kedua pedang ter-putar2 mengurung kedua jago silat itu. Seterusnya Yen Khe Ciu hanya berusaha mengegos, mengelit dan menangkis. la tidak menyerang! Maksudnya hanya mendesak lawannya mundur! Pertempuran yang seru itu membikin semua orang2 yang menyaksikan duduk atau berdiri terpesona, tak terkecuali Kong Sun Giok. Meskipun Yen Khe Ciu mengambil sikap menjaga, akan tetapi tiap2 serangan memaksa lawannya mundur. Kong Sun Giok berpikir : Ilmu silat pedang guruku, Goan Siu Totiang, boleh dikatakan nomor wahid dikolong langit. Jika aku dapat belajar dari Yen Khe Ciu itu, maka ilmu silat pedangku akan lebih lihay lagi. Sebetulnya ilmu silat pedang Yen Khe Ciu dari partai silat apakah?" Demikianlah pertempuran diatas panggung berjalan lebih kurang 50 jurus, dan Sim Lam Si insyaf bahwa lawannya lebih unggul daripadanya. Untuk membikin Yen Khe Ciu berhenti bertempur, tiba2 ia menyerang lawannya

dengan ilmu Tui Hun Kauw Ciat atau mengusir roh dari sembilan jurusan. Serangan pedangnya dilakukan dengan ber-turut2 sampai 9 kali kearah muka, punggung, kiri dan kanan lawannya. Tetapi Yen Khe Ciu dengan pedang Poa Cu Kiamnya melayani semua serangan2 itu sambil tertawa, dan dengan suatu gentakkan, terlepaslah pedang Sim Lam Si dari tangannya! Sim Lam Si lain lari kebelakang ayahnya dengan perasaan malu. Sim Hiong Hui tertawa gembira dan siap45 mengumumkan kepada para penonton bahwa Yen Khe Ciu telah lulus semua ujian, dan bahwa ia akan menikah dengan puterinya dan memperoleh pedang wasiat Poa Cu Kiam dan harta. Tetapi Yen Khe Ciu segera menancapkan pedangnya Sim Lam Si keatas papan panggung, dan sambil memegang pedang Poa Cu Kiam ia berkata kepada Sim Hiong Hui dengan chidmad : Sim Cuang Cu, Sim Sio-cia. Aku hidup seperti awan. Selama hidupku aku tidak ingin terikat, jadi akupun tak menghiraukan kebahagiaan orang yang berumah tangga, maupun kekayaan" Lalu ia melirik kearah dimana Kong Sun Giok duduk dan melanjutkan pembicaraannya: Cobalah lihat pemuda yang berjubah biru ditribune itu. la mahir dalam sastra maupun ilmu silat. Kepandaiannya lebih unggul dari kepandaianku. Ialah yang pantas menjadi pasangan Sim Sio-cia. Aku hanya ingin meminjam pedang Poa Cu Kiam ini untuk sementara waktu, dan pasti aku kembalikan setelah lewat tiga tahun!" Ayah dan puteri itu berubah wajahnya mendengar ucapan itu, dan buyarlah impiannya. Lalu dengan menuding2, Sim Hiong Hui berkata : Kau kau menghina kami?! Kau terlalu '' Belum lagi murkanya diucapkan keluar, dengan menotok kedua ujung jari kakinya diatas papan panggung, Yen Khe Ciu telah loncat terbang dari panggung untuk kemudian lari keluar dari pekarangan entah kemana! Kong Sun Giok yang menyaksikan dan mendengar segala sesuatu yang terjadi diatas pangung itu baru insyaf bahwa pemuda yang bernama Khe Ciu itu berarti Keh Ciu" atau mencari pedang. Ia tak berniat mengadu peruntungan agar dapat menikah dengan gadis cantik dan memperoleh pedang wasiat dan kekayaan, karena Bian Len Jun masih ter-bayang2 dipikirannya, dan ia harus mencari kedua paman gurunya untuk ber-sama2 mencari kitab Ju46 Keng agar dapat membalaskan dendam gurunya yang tewas dilembah Lek Yun Kok. Bagaimanakah ia dapat mencari urusan yang dapat menyulitkannya dalam mencapai maksudnya? Lalu dikeluarkannya sebiji 'Hian Men Ti Cu' dan sentil biji itu kearah pedangnya Sim Lam Si yang ditancapkan oleh Yen Khe Ciu diatas panggung. Kemudian ia lekas2 berlalu dari tempat itu. ---oo0oo---

BAGIAN 3 MENGHADAPI PEDANG MENCARI KITAB JU KENG Setelah ia berlalu dari pekarangan Sim Hiong Hui, ia buru2 kembali kerumah penginapannya. Disiapkannya koffer2nya dan segera meninggalkan kota Keng Tek Cin untuk menuju ketelaga Poa Yo Ouw. Bagaimanakah pandangannya terhadap Yen Khe Ciu? Apakah ia harus benci atau sayang??? la sayang, karena meskipun usianya masih muda, kecuali silat pedangnya mungkin ia dapat mengatasi, tetapi ilmu lain2nya ia lebih pandai daripadanya. Lagi pula rupanya mirip sekali dengan Bian Leng Jun! la benci, karena ia terlampau cerdik dan banyak tipu-muslihat. Setelah membawa kabur pedang Poa Cu Kiamnya, ia telah mempermainkan gadis dan ayahnya dihadapan orang hanyak sehingga gadis itu sangat malu. Jika ia tidak jatuhkan pedangnya yang tertancap dipapan, mungkin gadis itumenggorok leher membunuh diri untuk mencuci malu! Setelah Kong Sun Giok tiba dipinggiran telaga Poa Yo Ouw, ia berjalan mengitari pinggir telaga itu sambil menikmati keindahan alam. la ingin mencari perahu sewaan. Tiba2 datanglah sebuah perahu yang dihias. Kong47 Sun Giok melihat bahwa perahu itu sudah ada penumpangnya! la kecewa lagi, akan tetapi orang yang didalam perahu memanggihiya : Mungkin Kong-cu ingin pesiar didalam perahu? Aku undang Kong-cu naik perahu ini." Lalu perahu itu didayung kepinggir. Ketika Kong Sun Giok naik keatas perahu itu, betapa terkejutnya ia melihat orang yang memanggilnya tidak lain tidak bukan ialah Yen Khe Ciu yang telah membawa kabur pedang Poa Cu Kiam dan mempermainkan gadis Sim Lam Si yang cantik jelita! Setelah mereka ber-hadap2an, Kong Sun Giok berkata dengan ketus : Aku Kong Sun Giok meskipun mengagumi ilmu silat saudara, teapi jika saudara ingin mempermainkan aku lagi, aku terpaksa tidak mengenal saudara lagi!" Pemuda berbaju hijau itu tertawa gelak2, dan seret Kong Sun Giok duduk didalam perahu. Lalu la berkata : Sio-tee tidak duga bahwa saudara Kong Sun Giok demikian alimnya. Aku sebetulnya berwatak kasar, tetapi aku ingin bersahabat dengan saudara Kong." Ucapan yang memikat hati itu melunakkan hati Kong Sun Giok. la segera menerima cangkir arak yang dipersembahkan. Dengan merubah wajahnya ia berkata :Setelah mendapati pedang Poa Cu Kiam, saudara tak usah memakai nama Khe Ciu lagi. Sebetulnya apakah aku harus terus panggil Yen-heng ?" Pemuda berbaju hijau itu menyahut sambil bersenyum : Saudara Kong bicara demikian, betul2 seorang pahlawan. Aku sebetulnya bernama Tee Tian Kauw. Tahun ini aku

berusia 18 tahun setengah. Saudara Kong mungkin lebih tua daripada aku? Kong Sun Giok mengerutkan keningnya, lalu menyahut : Aku berusia 19 tahun. Tetapi saudara Tee mengapa harus nunggunakan tipu-muslihat untuk membawa kabur pedang PoaCu Kiam?"48 Tee Tian Kauw bisu sejenak, lalu sambil tersenyum ia menanya : Bagaimana halnya dengan Sim Sio-cia?" Sambil goyang2 kepalanya, Kong Sun Giok menjawab: Jika tidak kujatuhkan pedangnya dengan Hian Men Ti Cu mungkin Sio-cia itu membunuh diri karena kau beri malu! Lalu Tee Tian Kauw menghaturkan terima kasihnya untuk jasa itu. Lalu dengan mata melotot ia menanya : Hian Men Ti Cu? Apakah saudara Kong murid dari Thian Lam Sa Kiam yang lihay itu?" Mendengar sebutan gurunya, Kong Sun Giok mengucurkan air-mata karena sedihnya. Dengan air-mata berlinang ia berkata : Thian Lam Sa Kiam adalah guru2ku. Apakah saudara Tee menanya ini karena ada sangkutan ?" Tee Tian Kauw menjadi makin heran, dan ia berkata lagi : Goan Siu, Goan Long dan Goan Cin ketiga Totiang (pendeta kepala) dengan ilmu silatnya yang tinggi, tenaga yang besar dan kelihayan menggemparkan pedangnya sebetulnya tak ada taranya dikalangan Bu Lim. Sio-tee meskipun tak ada sangkutan dengan mereka, akan tetapi Sio-tee sangat mengagumi dan menghormati ilmu silatnya. Mendengar Kong Heng bicara demikian sedihnya tentang Thian Lam Sa Kiam, aku duga Kong Henq pasti sangat erat sekali hubungannya. Apakah aku sebagai sahabat baru tetapi setia dapat berbuat sesuatu untuk menolong saudara??'' Lalu Kong Sun Giok menuturkan peristiwa pertaruhan jiwa dilembah Lek Yun Kok dipegunungan Kwat Cong San karena dendam dari 10 tahun berselang sehingga ketiga gurunya tewas. Iapun menuturkan pesan dan kewajibannya sebagai murid Thian Lam Sa Kiam untuk membalas dendam itu.49 Setelah mondengar habis, Tee Tian Kauw menarik napas panjang dan berkata seorang diri : Tidak terduga Cun Bu itu yang telah hilang kedua kakinya demikian lihaynya! akupun mempunyai musuh, tetapi guruku tak memberitahukan namanya. Aku hanya mengetahui musuh itu adalah suatu iblis dikalangan Bu Lim. Kali ini aku pinjam pedang Poa Cu Kiam adalah karena perintah guruku yang berhudi. Dengan pedang wasiat itu, dan melatih keras selama tiga tahun semua cara dan siasat ilmu silat, guruku akan memberitahukan nama dari musuh besar itu, dan mengizinkan aku pergi membikin perhitungan!" Kong Sun Giok telah mengetahui bahwa Tee Tian Kauw dalam hal ilmu silat pedang, ilmu silat lain2nya, maupun

ilmu tenaga dalam, ada lebih pandai daripadanya. Mendengar ia juga mempunyai musuh besar, ia merasa telah memperoleh seorang saudara yang serupa nasibnya. la lalu bertanya: Saudara Tee dengan kepandaian silat yang lihay, dan gurumu demikian hati2nya, aku tak dapat pikir sebetulnya siapakah iblis dikalangan Bu Lim itu? Sebetulnya siapakah gurumu itu ?'' Tee Tian Kauw tidak segera menjawab pertanyaan itu. la mengerutkan keningnya se-akan2 ada sesuatu yang dipikirnya. Lalu ia berkata: Ketika aku turun gunung, guruku pernah berpesan. Untuk melawan musuh besar itu, dikalangan Bu Lim hanya ada dua pedang yang dapat digunakan. Yang satu pedang Leng Liong Pi dan yang satu lagi ialah pedang Poa Cu Kiam. Tersebar kabar bahwa pedang Poa Cu Kiam ini sangat erat hubungannya dengan kitab Ju Keng yang saurdara Kong katakan. Setelah aku memperoleh pedang Poa Cu Kiam, aku harus berlatih ilmu silat pedang Kiat Biauw Kiam Sut sebanyak tujuh rupa yang dipahami oleh guruku. Ilmu silat pedangku ini hanya terdiri dari empat rupa. Selama aku mencari pedang wasiat50 yang berlangsung hampir setengah tahun, akupun telah mempelajari ilmu silat pedang Tat Mo Shin Kiam dari partai Silat Siauw Lim Sie, kelihayan ilmu silat pedang itu dapat menumbangkan gunung! Sebetulnya pedang Leng Liong Pi lebih mujizat daripada pedang Poa Cu Kiam tapi aku telah berusaha mencarinya dengan sia2 belaka. Aku beruntung masih bisa mendapatkan pedang Poa Cu Kiam ini! Kini saudara Kong dapat perintah mencari kitab Ju Keng. Aku kira j ika akupun dapat mempelajari ilmu dari kitab Ju Keng itu, maka aku dapat siap menghadapi musuh yang bagaimanapun juga lihaynya pada setiap waktu! Guruku membatasi jangka waktu setengah tahun untuk aku kembali. Kini batas waktunya telah tiba, aku harus kembali kegunung. Aku rela menyerahkan pedang Poa Cu Kiam ini kepada saudara, agar saudara dapat menyelidiki hubungan apakah pedang ini dengan kitab Ju Keng. Setelah lewat tiga bulan, aku minta saudara membawa pedang ini datang kesebuah rumah gubuk yang terletak dipuncak Ti Shing Hong dari pegunungan Kauw Ji San dipropinsi Hunan. Pada waktu itu mungkin aku minta saudara mengajari ilmu silat pedang yang luar biasa kepadaku. Tentang siapakah guruku, aku kira saudara kelak dapat mengetahuinya." Semenjak Kong Sun Giok meninggalkan distrik Ci Men, ia telah merasa bahwa untuk mencari kitab Ju Keng, Yang guru2nya telah berusaha mencarinya dengan hampa selama 10 tahun lebih, adalah seperti mencari sebatang jarum didalam lautan hesar. la telah hampir2 hilang harapan! Tidak terduga ia dapat menemui Tee Tian Kauw yang mengatakan bahwa pedang Poa Cu Kiam itu erat sekali hubungannya dengan kitab Ju Keng. la merasa sangat

beruntung! la menjadi gembira sekali! Sebetulnya kitab Ju Keng itu harus dipelajari dengan tekun oleh orang2 yang betul2 lihay ilmu silatnya, dan51 harus melatih dengan giat untuk dapat dipergunakan dan tampak manfaatnya. Pedang Poa Cu Kiam itu adalah yang sangat disegani oleh tiap2 jago silat. Kerelaan Tee Tian Kauw menyerahkan pedang itu kepada Kong Sun Giok untuk diselidiki hubungannya dengan kitab Ju Keng betul2 harus dipuji. Oleh karena itu Kong Sun Giok menjadi sangat percaya kepada Tee Tian Kauw! Ketika Tee Tian Kauw menyerahkan pedang wasiat itu. Kong Sun Ciok berkata: Dengan kemurahan hati saudara Tee yang besar itu, aku tak tahu bagaimanakah menghaturkan terima kasih. Aku berjanji, setelah lewat tiga bulan, apakah aku mendapat atau tidak kitab Ju Keng itu, aku PASTI datang kepuncak Ti Shing Hong dari pegunungan Kauw Ji San untuk mengembalikan pedang wasiat ini, dan aku tentu rela mengajari ilmu silat pedang kepada saudara!" Sambil memandang kearah telaga Tee Tian Kauw berkata : Perkenankan aku menganggap saudara Kong sebagai kakak !" Mendengar ucapan itu, Kong Sun Giok terkenang akan gadis Bian Leng Jun yang mirip sekali dengan Tee Tian Kanw! la menggambarkan peristiwa didalam kebun dari tempat kediamannya ketika Bian Leng Jun menyerahkan barang2 peninggalan dan surat pesan gurunya yang tertulis dengan darah. Lalu ia keluarkan pedang buntung dan kerincingan emas itu dan memperlihatkan kepada Tee Tian Kauw. la berkata : Marilah kita bersumpah menjadi saudara. Kau katakan pedang Poa Cu Kiam dan kitah Ju Keng sangat erat hubungannya. Itulah isyarat bahwa kau dan aku harus juga erat hubungannya seperti saudara kandung, bukan?" Lalu dari meja Tee Tian Kauw angkat pedang Poa Cu Kiam dan serahkan pedang itu kepada Kong Sun Giok52 sambil berkata : Ketika guruku memberi petunjuk kepadaku, akupun pernah bertanya tentang kitab Ju Keng, dan hubungannya dengan pedang Poa Cu Kiam. Kitab Ju Keng yang sangat disegani oleh jago2 silat sebetulnya sangat sukar dicari. Guruku hanya mengatakan :Untuk mendapatkan kitab Ju Keng, orang harus memperoleh pedarig Poa Cu Kiam. Kini pedang Poa Cu Kiam telah ditangan kita, aku kira banyak harapan untuk memperoleh kitab Ju Keng. Saudara dapat menyelidiki dan mempelajari dengan teliti hubungan pedang ini dengan kitab Ju Keng itu jika telah ditangan saudara!" Kong Sun Giok mengetahui dengan diserahkan pedang itu kepadanya, Tee Tian Kauw tak akan menyembunyikan rahasia lagi. la menerima pedang itu yang panjangnya lebih

kurang 3 kaki, dan yang gagangnya merupakan seekor naga sedang melingkar. Setelah memeriksa gagang dan daun pisau pedang tersebut agak lama kedua pemuda itu tertawa, dan Tee Tian Kauw berkata : Bagaimanakah kita dapat mencari kitab Ju Keng dengan melihati pedang ini saja? Aku sampai lupa bahwa aku harus Iekas2 kembali kepuncak Ti Shing Hong dipegunungan Kauw Ji San di propinsi Hunan. Terimalah pedang ini, dan aku minta saudara Kong mengantarkan aku sampai ke Poa Yo." Permintaan itu pasti dikabulkannya, karena jika ia tak bertemu Tee Tian Kauw, bagaimanakah ia dapat membawa pedang Poa Cu Kiam, dan tanpa pedang itu, apakah gunanya kitab Ju Keng? Betul janji kepada Cun Bu berlangsung sepuluh tahun, tetapi janji kembali kepuncak Ti Shing Hong dari pegunungan Kauw Ji San hanya tiga bulan batas waktunya. Untuk memperingatkan malam sumpah menjadi saudara kandung, mereka mengambil keputusan pesiar didalam telaga itu semalaman untuk berpisah di-esok harinya.53 Ke-esokan harinya perahu telah tiba di Tek An. Tee Tian Kauw lalu berdiri, dan dengan air mata berlinang ia berkata sambil memaksa diri tersenyum kepada Kong Sun Giok: Didalam dunia ini, perpisahanlah yang paling berat rasanya. Tetapi kita masing2 mempunyai tugas penting, dan harus menunaikan janji dan melaksanakan tugas penting kita itu. Mulai hari ini, selama tiga bulan, Aku dipuncak Ti Shing Hong menanti saudara. Dan Saudara jangan jangan la tak dapat meneruskan lagi air matanya mengucur. Sambil susut air matania, la melepaskan diri dari pegangan Kong Sun Giok dibahu kanannya, dan dengan ilmu meringankan tubuh, ia loncat kedaratan empat depa jauhnya. la tak menoleh kebelakang lagi dan terus lari ketempat tuyuannya! Kong Sun Giok sangat sedih hatinya berpisah dengan saudara angkatnya itu. Ia terus melihat larinya Tee Tian Kauw sampai tak kelihatan lagi! Lalu dibayarnya tukang perahu itu. Dengan pedang Poa Cu Kiam dipinggang, iapun pergi ketempat yang ditujunya. ---oo0oo--Kong Sun Giok lekas2 mencari rumah penginapan dengan maksud beristirahat se-malam2annya. Karena ia tak mempunyai urusan lain, dimalam itu dikeluarkannya lagi pedang Poa Cu Kiamnya. Dipikirkannya kembali ucapan Tee Tiyn Kauw yang mengatakan bahwa pedang tersebut ada hubungannya dengan kitab Ju Keng. Lalu diselidikinya lagi pedang itu dengan teliti. Daun pedang tersebut terbuat dari baja murni. Dengan tangan kirinya memegang gagang pedang, jari2 tangan kanannya me-mijit2 daun pedang. Ketika pijitannya sampai dekat gagangnya, terasa olehnya sesuatu yang berlainan! Gagang pedang itu yang berbentuk naga melingkar dibuat dari emas, dan sebuah dari kedua54

mata naga itu terbuat dari mutiara merah, dan yang sebuah lagi dari mutiara hitam. Mutiara merah itu sekeras baja, akan tetapi mutiara hitamnya empuk seperti karet. Dicongkelnya mutiara hitam itu dengan sebuah pisau kecil, dan ternyata juga sekeras baja, akan tetapi dibawah mutiara hitam itu ada bahan yang empuk. la ingin tahu, lalu dikoreknya keluar bahan yang empuk itu, kiranya ternyata sehelai kulit kambing yang sangat tipis! Lalu kulit kambing tersebut dilipatnya kemudian dihimpitnya dengan gagang pedang Poa Cu Kiam. Kemudiari ia berlutut dihadapan pedang itu, dan sembahyang", memanggil roh2 dari guru2nya, Tian Lam Sa Kiam, untuk membantu usahanya mencari kitab Ju Keng dan melatih ilmu silatnya agar dapat pergi kekota Lak Cao dipropinsi Yunnan mencari Ban Cun Bu dan mengadakan pembalasan yang setimpal! Setelah sembahyang demikian, dibukanya lipatan kulit kambing itu, dan matanya terbelalak ketika melihat di-atas kulit kambing itu ada 7 Iingkaran kecil2 dan delapan huruf berwarna kuning muda! 7 lingkaran itu terdiri dari 7 wanna, dan delapan huruf tersebut adalah: Kong Wai Cu Kong, Sek Tiong Cu Sek" (Kekosongan diluar kosong, warna didalam warna lain). Lalu diambilnya kapas sedikit, dan dimasukkannya kedalam lubang bekas kulit kaimbing tadi, kemudian barulah mutiara hitam tadi dimasukkannya kembali. Kulit kambing dengan 7 lingkaran2 kecil dan 8 huruf2np diperhatikan dengan teliti. Apakah denan isyarat2 itu ia dapat mencari kitab Ju Keng?? Tetapi mengapa seganjil itu benar kulit kambing itu disembunyikan orang? Kong Sun Giok memikirkan soal itu sepanjang malam tanpa hasil. Akhirnya ia menghibur diri scndiri dengan mengingat perkataan guru dari saudara angkatnya Tee Tian Kauw yang mengatakan : Untuk mendapat kitab Ju Keng,55 harus mendapat pedang Poa Cu Kiam" Kemudian kulit kambing itu disimpannya dikantong dadanya sebelum ia tidur. Ketika ia bangun, 7 lingkaran yang beraneka warna dan 8 huruf diatas kulit kambing ter-bayang2 dihadapan" matanya. la merasa se-olah2 ia telah menemui rahasia dari pedang wasiat itu. Mengapa ia harus menanti 3 bulan kembali kepuncak Ti Shing Hong dari pegunungan Kauw Ji San. Mengapa ia tak segera pergi menemui saudara angkatnya Tee Tian Kauw, memberitahukan hal ikhwal kulit kambing itu agar dapat berunding, atau mcnemui guru saudara angkatnya untuk minta petunjuk2? Setelah mengambil ketetapan, pada waktu fajar berangkatlah ia menuju ketempat kediaman saudara angkatnya. Ketika la tiba didaerah dekat puncak Lui Leng Hong dari pegunungan Bu Tong San dipropinsi Hunan, bulan sedang bersinar dengan terangnya.

Pegunungan Bu Tong San sangat curam jurang2nya, dan disana banyak binatang2 liar. Tetapi dengan tekad yang kuat, Kong Sun Giok tidak berhenti untuk berlindung didalam goa atau beristirahat dibawah pohon. la berjalan terus dan mendaki jurang2 curam itu dengan ilmu meringankan tubuhnya. Dengan lekas ia dapat melintasi jalan gunung dan berada disuatu hutan. Tetapi pada saat itu angin meniup keras dan awan tebal menutupi bulan. la mengetahui bahwa tak lama lagi tentu hujan akan turun. la berusaha mencari tempat berlindung. Dari jauh didengarnya suara kelenengan dari kuil. la berlari menuju kearah suara kelenengan itu. Betul saja dibelakang semak belukar tampak olehnya tembok merah yang melingkari sebuah kuil tua. Tetapi pada saat itu hujan telah turun. la terpaksa berhenti dibawah sebuah pohon besar agar pakaiannya tidak basah kuyup.56 La meloncat keatas sebuah dahan dan berlindung diatas dahan itu seperti seekor burung. la menoleh kebawah, dan tampak olehnya diantara akar2 pohon yang besar itu, ada sebuah lubang mungkin lubang ular berbisa. Hujan makin lebat, dan ia terpaksa mencari tempat yang lebih baik. Dari atas pohon itu tampak olehnya sebuah gua. la meloncat turun dan lari kegua itu. la masuk kedalam gua, dan terciumlah olehnya bau amis yang menusuk hidung. la ingin menyelidiki sumber bau amis itu, maka la masuk dengan waspada. Se-konyong2 ia menampak suatu sinar menyorot kearahnya. Dihampirinya sinar tersebut dan tampak olehnya seorang orang tua berbaju hitam sedang duduk bersila didalam gua itu. Rambutnya yang panjang dan kedua ails beserta jenggotnya putih seperti perak. Pakaiannya compang-camping. Nyata sekali bahwa ia telah ber-tahun2 tak keluar dari goa itu! Disamping orang tua itu tampak perbekalan bahan makanan, dan mata air yang mengalir keluar goa. Didepan orang tua itu tiga balok kayu yang besar dan hitam ditaruh nielintang, se-akan2 ia dikelilingi oleh balok2 kayu tersebut. Kong Sun Giok menghampirinya lalu memberi hormat sambil berkata : Aku bernama Kong Sun Giok. Karena ingin mencari tempat berteduh telah datang masuk kedalam gua ini sehingga mengganggu bapak. Aku minta dimaafkan!" Orang tua itu segera mengangkat kedna alisnya, dan dengan kedua matanya tertutup berkatalah ia : Mendengar suaramu, kau adalah seorang orang muda. Apakah kau datang dari Timur, atau dari Barat?" Aku datang dari propinasi Kiangsi dan hendak pergi kepropinsi Hunan, dan aku melewati pegunungan Bu Tong San ini." sahut Sun Giok dengan hormatnya.57 Kau datang dari sebelah Timur. Beberapa lie dari gua ini, disebelah Barat-daya ada sebuah kuil. Apakah kau telah

datang ke kuil itu?"Orang tua itu bertanya lagi. Kong Sun Giok segera mengetahui hahwa kuil yang disebut itu ialah kuil yang dilingkari tembok merah. Selama pembicaraan itu berlangsung, orang tua itu tak pernah membuka kedua matanya. Hal ini mengherankan Kong Sun Giok. Atas pertanyaan tadi, ia menyahut : Aku belum pernah pergi kekuil itu. Bapak se-akan2 dijaga oleh tiga balok yang besar ini dan rupanya telah lama berdiam didalam gua ini. Aku mengerti ilmu silat, apakah ada sesuatu yang dapat aku tolong?" Orang tua itu menanya lagi: Kau mengerti ilmu silat. Dalam kalangan Bu Lim, kau dari partai silat yang manakah?" Dengan hormat Kong Sun Giok menjawab :Guruku ialah Goan Siu To Tio yang juga menjadi guru dari partai silat Tian Lam Bu Ki Kiam!" Dengan senyuman yang dapat dilihat dari gerak kedua bibirnya, orang tua itu berkata : Goan Siu itu adalah jago silat pedang nomor wahid dikalangan Bu Lim. Ilmu silat tenaga luar maupun tenaga dalamnya, semuanya lihay. Apakah sebabnya dapat ia tewas ? Apakah ia tewas ditangan musuhnya?" Karena Kong Sun Giok tak mengetahui riwayat orang tua berbaju hitam itu, ia menjadi ragu2 untuk memberitahukannya. Akan tetapi sikap tersebut rupanya ditebak oleh orang tua itu, maka ia berkata lagi :Jika kau merasa keberatan memberitahukan kepadaku, sudahlah! Lantaran tiga balok yang besar ini, aku telah delapan tahun tidak keluar dari gua ini. Jika kau betul dari partai Thian Lam Sa Kiam, mungkin kau dapat nienolongku dengan58 ilmu tenaga dalam dan luar menghalaukan balok2 yang besar ini, atau mematahkannya." Melihat keadaan orang tua yang sudah sangat lanjut usianya, dan menurut keteran'gannya telah terkurung selama 8 tahun didalam gua, sebagai manusia ia harus segera menolong. Ia tak menanyakan lagi riwayat orang tua itu, atau mengapa balok2 yang besar itu tidak dihalaukan jika ia pandai ilmu silat. Lagi pula ia dapat berusaha meloloskan diri dari kurungan balok2 yang besar itu, karena lubang diantara balok2 tersebut cukup besar. Mengapa ia harus diam terkurung selama delapan tahun. Dengan segera ia mendekati balok2 yang besar itu.Mengapa ia harus diam terkurung selama 8 tahun. Dengan segera ia mendekati balok2 yang besar itu.Mendengar suara tindakannya, orang tua itu berkata lagi : Kau jangan pandang remeh balok2 yang besar ini. Balok2 ini lebih kuat daripada baja. Jika kau ingin menolong aku, kau harus menghalaukannya menurut petunjukku, ialah dengan seluruh tenaga dalam, kau harus gerakan balok itu, kemudian menekannya !" Kong Sun Giok yang yakin akan ilmu silat yang dapat

dipelajarinya dari Thian Lam Sa Kiam masih memandang remeh balok2 yang besar itu ! Akan tetapi untuk menyenangkan orang tua itu, iapun menurutkan kehendaknya. Dikeluarkannya semua tenaga dalamnya, dan dengan tinju kanan ditekannya sebuah balok besar. Ketika tinju tersebut diangkat, tak!", patahlah balok itu menjadi dua potong! Berbareng dengan patahnya balok itu terbukalah kedua mata si-orang tua yang tcerus mengawasi Kong Sun Giok. Orang tua itu tak berdusta. Balok tersebut betul sekeras baja, karena untuk mematahkan satu balok saja la telah harus mengeluarkan tenaga yang besar sekali. Apakah ia dapat mematahkan balok kedua? Sambil tersenyum ia59 bertanya: Pak, apakah aku harus menggunakan kedua tinjuku untuk mematahkan balok kedua ?" Belum lagi habis ucapannya itu, tiba2 dari luar gua terdengar suara kelenengan. Air muka orang tersebut berubah, dan dengan mengerutkan kening ia berkata : Mengapa kau harus menggunakan kedua tinjumu ? Kau tak usah membuang tenaga dengan sia2 !" Ketika itu iapun dapat melihat pedang Poa Cu Kiam dipinggannya Kong Sun Giok, dan dengan tad: terasa ia berseru ; Hm !" Kong Sun Giok yang tidak senang terhadap sikap yang congkak dari orang tua itu, tak dapat berbuat lain, karena ia telah berjanji menolong mengeluarkannya dari kurungan balok2 itu. Dengan kedua tinjunya ditekannya balok kedua dengan sekuat tenaga. Balok itupun patah ! Lalu orang tua tersebut berdiri, dan menarik napas lega. Setelah melihat Kong Sun Giok mcnjadi letih ia bertanya: Pedang dipinggangmu itu " Ucapan tersebut belum habis, se-konyong2 terdengar suara jeritan yang ganjil dari luar gua, dan suara kelenangan yang sehingga waktu itu telah berbunyi 30 kali. Kong Sun Giok yang sudah menjadi letih dan setelah mencium pula sesuatu bau yang amis menjadi lemas dan kemudian jatuh pingsan! Sebelumnya ia jatuh pingsan ia rupanya merasakan angin keras berembus dan mendengar orang tua itu berseru dengan keras! Entah beberapa lama Kong Sun Giok baru sadar dari pingsannya. la merasa berbaring diatas tempat tidur, dan terciumlah bau hio yang harum. Ketika ia memikirkan peristiwa menolong si-orang tua didalam gua, berdirilah bulu tengkuknya! Dicobanya bangun, tetapi ia merasa pening dan tak bertenaga! la hanya dapat berbaring lagi dan membuka kedua matanya. Kemudian datanglah seorang60 niko (rahib perempuan) yang sangat lanjut usia dan putih rambutnya. Niko itu memandang Kong Sun Giok dan berkata: Kong-cu, kau hampir tewas karena baik hati menolong orang. Bahkan hampir saja kau mencemaskan semua jago2 silat dikalangan Bu Lim !"

Dengan terkejut Kong Sun Giok bertanya: Mengapa ?? Niko itu berkata : Ya kau telah melakukan itu dengan tak mengetahui siapa orang yang kau tolong.Meskipun kau mempunyai senjata, kau tak menggunakannya, akan tetapi dengan tenaga dalammu kau telah mematahkan dua balok besar. Untuk balok ketiga belum patah. Meskipun iblis tua itu telah kabur, tetapi ia tak akan membunuh orang lagi. Mungkin setelah dikurung 8 tahun didalam gua, ia telah membuang wataknya yang congkak, kejam dan jahat!" Ketika itu Kong Sun Giok baru insyaf bahwa orang tua yang ditolongnya adalah satu iblis durhaka ! Niko itu lalu berkata lagi: Aku ini Ceng Lian Niko. Melihat jejakmu, kau tentu adalah seorang jago silat. Melihat cara kau mematahkan balok2 tadi dengan tenaga dalammu, aku segera mengetahui bahwa kau tentu dari partai silat Thian Lam Sa Kiam. Apakah hubungannya kau dengan Goan Siu, Goan Long dan Goan Cin, rekan2ku itu?" Kong Sun Giok mengetahui bahwa Ceng Lian Taysoe itu terkenal juga sebagai Fut Mo Shin Ni" (Pembasmi iblis2) yang lihay sekali ilmu silatnya, dan sudah lama tinggal bersembunyi memisahkan diri dari kalangan Kangouw. la beruntung sekali dapat menjumpainya. Setelah ia memberitahukan bahwa ia adalah murid dari Goan Siu Totiang, lalu dengan bernapsu ia betrtanya tentang orang tua tadi : Shin Ni (rahib sakti), orang tua yang berbaju hitam itu apakah bukan 'Lat Siu Shin Mo' (iblis kejam) yang61 berbuat se-wenang2 dikalangan Kang-ouw pada 10 tahun berselang?" Ceng Lian Tay-soe menganggukkan kepalanya, dan Kong Sun Giok menjadi sangat cemas, karena iapun mengetahui bahwa jika iblis tersebut telah menjadi mabuk arak, ia pasti berbuat kejahatan yang tak mengenal prikemanusiaan. Jago2 silat yang berwatak rendah sering memberikan ia arak yang baik sebagai suapan agar kemudian dapat menolong mereka melakukan pembalasan dendam. Jago2 silat dikalangan Bu Lim telah berusaha menawan atau membasminya, akan tetapi karena ia menjadi jahat hanya diwaktu mabuk arak, maka para jago2 silatpun sering2 melalaikan usaha membasmi atau menangkapnya. Kemudian selama kurang lebih 10 tahun tak terdengar maupun kelihatan lagi dikalangan Bu Lim sebab terkurung oleh balok2 besar didalam gua. Kini karena keteledorannya, Kong Sun Giok telah membebaskannya lagi. Jika ia berbuat sebagaimana sediakala, maka jago2 silat dikalangan Kang-ouw pasti menyalahkan Kong Sun Giok, dan Kong Sun Giok merasa berdosa! Makin dipikirkannya, makin banyak keluar keringatnya ! Melihat kecemasan Kong Sun Giok, Ceng Lian Taysoe berkata sambil tersenyum :Kau tak usah terlampau cemas,

karena kau tidak sengaja! Sebentar aku akan memberitahukan kau cara bagaimana iblis itu terkurung oleh tiga balok2 besar didalam gua. Tetapi aku harus menanyai kau lebih dulu : Goan Siu To-tiang yang lihay sekali ilmu silat pedangnya, mengapa bisa tewas ditanganmusuh ?" Mengetahui bahwa Fut Mo Shin Ni Ceng Lian Taysoe itu adalah jago silat dari angkatan tua dan juga rekannya Thian Lain Sa Kiam, Kong Sun Giok menuturkan peristiwa pertaruhan jiwa dari Thian Lam Sa Kiam dengan Lak Cao62 Shin Kun Ban Cun Bu dilembah Lek Yun Kok dari pegunungan Kwat Cong San. Ceng Lian Tay-soe mendengar dengan penuh perhatian, dan setelah mendengar keterangan itu yang diut yapkan dengan suara ter-sedu2 dan air mata berlinang, ia berkata : Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu dan Lat Siu Shin Mo dari dahulu terkenal sebagai 'Lam Pak Sung Mo' (sepasang iblis dari Selatan dan utara). Kini Ban Cun Bu telah di-ikat oleh janjinya terhadap Thian Lam Sa Kiam dengan bantuan Bian Leng Jun, ia tak akan berbuat se-wenang2 selama 10 tahun, dan harus berdiam di Lak Cao selama 10 tahun itu. Lat Siu Shin Mo meskipun telah kau bebaskan, akan tetapi karena balok ketiga belum patah, ia tak bisa membunuh orang. Mulai hari ini, kau mencari kitab Ju Keng untuk membalas dendam guru2mu melawan Ban Cun Bu. Dan aku akan berusaha menangkap lagi iblis Lat Siu Shin Mo ini dalam jangka waktu 10 tahun ini. Mudah2an usaha kita berhasil!" Kong Sun Giok lalu berpikir tentang iblis tua itu yang senantiasa menutup kedua matanya sebelumnya balok pertama patah, dan baru dapat bangun setelah balok kedua patah. Kini menurut Ceng Lian Tay-soe, ia tak dapat membunuh orang jika balok ketiga tidak patah. Karena ingin mengetahui seluk-beluknya, ia bertanya pada Ceng Lian Shin Ni : Shin Ni, aku ingin mengetahui tentang balok ketiga." Sambil tersenyum Ceng Lian Tay-soe berkata: Dengan pedang Poa Cu Kiam itu dipinggang, kau harus makan sebuah pil Leng Tan dari aku untuk memulihkan perasaanmu. Lain kau harus makan lagi Pil Kauw Coan Tan Sa dari aku untuk memulihkan tenaga tubuh dan kakitanganmu dan membuyarkan segala racun yang telah kau63 hirup didalam gua tadi. Setelah kau sehat, baru aku menceriterakan lebih lanjut !" Lalu ia berikan sebutir pil obat Leng Tan kepada Kong Sun Giok. Sejenak kemudian Kong Sun Giok merasa semangatnya kembali, akan tetapi tubuh dan kakitangannya masih lemes. Lalu diberikannya lagi sebutir pil Kauw Coan Tan Sa. la merasa hangat diseluruh tubuhnya. Rupanya khasiat pil obat itu mengalir masuk kedalam semua jalan2

darah ditubuhnya Kong Sun Giok. Lalu ia tak merasa lemes atau letih lagi. la bangun dari tempat tidurnya dengan sehat walafiat! Lalu ia membungkukkan diri untuk memberi hormat kepada Ceng Lian Tay-soe yang telah menolongnya dari bahaya maut didalam gua tadi, dan minta ampun atas perbuatan membebaskan iblis Lat Siu Shin Mo yang jahat dan kejam itu yang dilakukannya tidak dengan sengaja. ---oo0oo--BAGIAN 4 PENDETA JAHATMEREBUTPEDANG Ceng Lian Tay-soe menggoyangkan tangannya memerintahkan Kong Sun Giok bangun, lalu ia mulai menceritakan kisahnya: Ketika itu, para jago silat dari berbagai2 partai silat dikalangan Bu Lim telah setuju bersama2 menangkap Lat Siu Shin Mo yang juga terkenal dengan nama Shin It Cui. Dalam pandanganku, Shin It Cui itu hanya kejam wataknya. Selain dari itu ia lebih pandai dalam ilmu silat daripada kebanyakan jago2 silat. Untuk melawannya kita harus waspada. Oleh karena itu, aku mengajaknya untuk berjanji datang kekuilku dipegunungan ini. Aku tantang ia mengadu silat dalam tiga taraf, dan yang kalah harus memenuhi janji dari pihak yang menang. Shin It Cui yang congkak itu menganggap bahwa ia dapat64 melakukan apa saja dan ia yakin bahwa aku ini Fut Mo Shin Ni mempunyai ilmu silat lebih rendah daripadanya. Dengan tak memikir lagi ia menerima tantanganku, dan menyerahkan kepadaku cara2 mengadu tilat itu. Dengan hasrat untuk mencegahnya berbuat se-wenang2 dikalangan Bu Lim, aku tantang ia mengadu silat dengan senjata pedang. Dengan sombong sekali ia berkata bahwa ia dapat mengalahkan aku dalam 10 d yurus. Betul ilmu silatku lebih rendah daripada ilmu silatnya, akan tetapi aku dapat membela diri dengan caraku sendiri yang luar biasa. Dengan ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat aku dapat meletihkan lawanku. Aku tantang ia bertempur selama 100 jurus. Tantangan itu membuatnya murka, dan dengan tak banyak bicara lagi ia segera datang menyerang. Akibatnya ia tak dapat mengalahkan aku dalam 100 jurus. Dengan perasaan malu ia mengaku kalah dalam taraf pertama." Mendengar pertaruhan Fut Mo Shin Ni Tieng Lian Taysoe melawan Lat Sin Shin Mo Shin It Cui dalam tiga taraf itu menyebabkan Kong Sun Giok ingat akan pertaruhan jiwa guru2nya Thian Lam Sa Kiam terhadap Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu dilembah Lek Yun Kok dari pegunungan Kwat Cong San, dan dengan tak terasa ia mengucurkan air mata. Ceng Lian Shin Ni melihat itu, dan merasa kagum atas perasaan halusnya. la berhenti sejenak, lalu menerukkan kisahnya: Pertempuran taraf kedua aku yang mengusulkan. Aku yakin bahwa ia gemar minum arak, dan

selalu menyombongkan diri bahwa ia dapat minum arak sebanyak2nya tanpa menjadi mabuk. Aku berikan arak Cian Jit minum sampai 10 gelas. Dengan keyakinan penuh bahwa ia dapat minum 10 gelas tanpa menjadi mabuk, ia menerima usulku itu. Tetapi setelah ia minum 7 gelas, ia terjatuh dan menjadi mabuk tak terhingga! Saat yang65 demikian baik sekali untukku. Aku segera mengangkatnya kedalam gua, dan mengurungnya dengan tiga balok kayu besar yang kudapat dari Sin Teng Tay-soe. Aku menanti sampai ia sadar. Setelah sadar, ia insyaf bahwa iapun telah kalah dalam taraf kedua. Sebagai salah seorang dari kalangan Bu Lim iapun memenuhi janjinya, dan meminta aku melanjutkan pertaruhan taraf ketiga. Aku bertekad hendak mengalahkannya, dan aku suruh ia memukul patah balok2 kayu itu dengan sate pukulan. Dengan tak berpikir lagi, ia segera memukul satu balok dengan tinjunya. Akan tetapi hampa! Ia tak mengetahui bahwa balok2 besar itu dapat menunjang gedung yang besar, dan kuat seperti baja! la menarik napas panjang seperti orang yang putus asa !" Kong Sun Giok lalu bertanya: Shin It Cui yang ilmu silatnya lebih tinggi daripada Shin Ni mengapa tak dapat memukul patah balok kayu itu ? Sedangkan aku telah berhasil memukul patah dua ?" Sambil tersenyum Ceng Lian Tay-soe berkata : Ilmu tenaga dalam yang kau dapat pelajari dari guru2mu Thian Lam Sa Kiam tak ada taranya. Balok2 kayu tersebut tak dapat dipukul begitu saja. Kau telah metmatahkan balok2 itu dengan tenaga dalam. Shin It Tiui tenaganya besar sekali, tetapi dengan tenaga besar saja ia tak dapat memukul patah balok2 itu ! Mungkin sekarang setelah dikurung selama 8 tahun didalam gua itu, ia telah berubah wataknya. Setelah ia kalah dalam pertaruhan tiga taraf itu, ia harus memenuhi janjinya. Aku katakan kepadanya, bahwa jika balok kesatu belum patah, ia tak dapat membuka-kedua matanya. Jika balok kedua belum patah, ia tak dapat keluar dari gua. Jika balok ketiga tidak patah, ia tak dapat membunuh siapapun! Untuk mematahkan balok2 tersebut, la tak dapat melakukan66 sendiri. la harus dapat pertolongan orang lain untuk memukul patah. Lagi pula pukulan itu tak dapat dilakukan sampai dua kali. Jadinya balok itu harus dipatahkan dengan satu pukulan! Shin It Cui hanya menarik napas. Lalu menutup kedua matanya tidak bicara lagi. Aku memberitahukannya bahwa hukuman itu ada manfaatnya bagi orang2 dikalangan Bu Lim, dan aku minta ia tinggal berdiam dalam gua itu. Tiap2 tiga hari aku bawakan makanan untuknya dan la dapat minum air yang mengalir didalam gua itu." Kong Sun Giok sangat mengagumi perbuatan Ceng Lian

Tay-soe itu demi kepentingan jago2 silat dikalangan Bu Lim. Lalu ia menanyakan :Setelah aku pukul patah balok kedua, aku menjadi letih karena mencium bau amis, dan seterusnya aku terjatuh pingsan. Apakah aku telah menghirup racun ular berbisa?" Ceng Lian Tay-soe menyahut : Sebetulnya didekat gua ini dulu ada se-ekor ular berbisa. Aku telah berdaya menangkapnya, tetapi hasilnya nihil. Tidak terduga pada suatu hari ular itu masuk kedalam gua itu, dan dapat dibinasakan oleh Shin It Cui! Bau amis yang kau cium hanya sisa racun ular berbisa itu. Kini Shin It Cui telah kabur. Tetapi beruntung sekali balok ketiga belum patah, dan iapun tak dapat membunuh siapapun. Ia banyak musuhnya. la tak dapat membunuh orang, tetapi banyak orang ingin membunuhnya. Akupun harus memenuhi kewajibanku sebagai orang yang mempunyai prikemanusiaan mencegah agar ia tak terbunuh. Aku telah bertekad mengejarnya dan berdaya melindunginya Cui dan mengatakan kepadanya bahwa ia tak dapat apa2 dari segala pembunuhan untuk kemudian menasehatinya supaya datang kembali kekuilku ini untuk menjadi orang baik."67 Sambil tersenyum Kong Sun Giok berkata: Tay-soe sangat murah-hati. Aku yakin usaha Tay-soe dapat berhasil dengan bantuan Tuhan yang maha kuasa !" Ceng Lian Tay-soe berhenti bercerita sejenak, lalu berkata lagi : Aku telah berusia lanjut, dan aku pun tak mengetahui Shin It Cui lari kemana. Aku hanya mengharap ia pada suatu hari ingin kembali kekuil ini untuk membersihkan diri. Dan aku dengan ilmu silat pedangku Ceng Lian Kiam Hoat yakin dapat mengatasi segala rintangan dalam usahaku mencarinya. Jika kau tak keberatan, aku ingin mengajarkan ilmu silat pedangku ini kepadamu !" Kong Sun Giok yang telah mendengar kisah tentang Shin It Cui yang tak dapat menaluki Ceng Lian Taysoe dalam 100 jurus, yakin betul ilmu silat Ceng Lian Kiam Hoat itu akan bermanfaat baginya. la menghaturkan terima kasih atas tawaran itu, dan menyatakan kesediaannya untuk mempelajari ilmu silat Ceng Lian Kiam Hoat itu. Maka didalam kuil itu Ceng Lian Tay-soe dengan tekun mengajari Kong Sun Giak yang cerdik dan pintar itu. Kong Sun Giok merasa bahwa ilmu silat Ceng Lian Kiam Hoat itu luar biasa lihaynya. Meski bagaimanapun hebatnya serangan lawan, dengan ketabahan hati dan hanya dengan sedikit tenaga dalam, ia dapat menangkis dan melindungi dirinya ! Jika ia telah mempelajarinya sampai mahir sekali, meskipun la melawan musuh yang jauh lebih pandai daripadanya, iapun dapat menahan dan melindungi diri dari serangan2 lawannya. Kong Sun Giok betul2 sudah mahir dalam ilmu silat

Tieng Lian Tay-soe.68 Ketika Ceng Lian Tay-soe melihat bahwa Kong Sun Kiam Hoat itu, ia baru senang melihat Kong Sun Giok pergi meneruskan perjalanannya. Sebetulnya Fut Mo Shin Ni Ceng Lian Tay-soe itu adalah seorang jago silat dari angkatan tua. Ketika berada dikuilnya, Kong Sun Giok lupa menanyakan 7 lingkaran dengan tujuh warna dan sajak yang berbunyi 'Kong Wai Cu Kong, Sek Tiong Tin Sek' (Kekosongan diluar kosong, warna didalam warna lain) diatas bulu kambing yang hitam yang terdapat dari dalam gagang pedang Poa Cu Kiamnya. Setelah ia memperoleh pikiran itu, ia lekas2 kembali kekuil Ceng Lian Tay-soe. Tetapi ketika ia tiba didepan kuil itu, dilihatnya bahwa pintu kuil tersebut telah terkunci, dan Ceng Lian Tay-soe entah dimana! Kong Sun Giok merasa menyesal, mengapa ia tidak ingat untuk menanyakan arti daripada sajak itu. Jika' ia dapat mengetahui artinya, mungkin juga ia dapat petunjuk untuk mencari kitab Ju Keng dengan lebih mudah. Lalu dengan perasaan kecewa la melanjutkan perjalanannya lagi menuju kepegunungan Kauw Ji San dipropinsi Hunan. Disepanjang jalan ia mengenangkan peristiwa2 yang lampau : peristiwa ia memperoleh saudara angkat Tee Tian Kauw, peristiwa ia memperoleh pedang Poa Cu Kiam, peristiwa berjumpa Lat Sin Shin Mo Shin It Cui digua, dan peristiwa ia dapat pelajaran ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat dari Ceng Lian Tay-soe dikuil dipegunungan Lee Ling San. Ketika ia tiba disuatu lembah yang sunyi senyap, ia mengeluarkan pedang Poa Cu Kiamnya untuk melatih diri dalam ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat yang baru difahaminya. la yakin bahwa ia telah betul2 faham segala sesuatu mengenai ilmu pedang itu, dan ia merasa gembira sekali !69 Tetapi ketika ia tengah berlatih, rupanya ia mendengar suatu suara dari dalam hutan dekat lembah tersebut. la sarungkan pedangnya, dan berjalan menuju kearah suara itu. Ia harus berjalan dijalan yang berliku2. Ketika ia tiba disuatu belokan, ia berjumpa dengan seorang pendeta! Ia mengharap supaya pendeta itu juga seorang jago silat, agar ia dapat menguji ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoatnya. Pendeta itu berdiri diatas sebuah batu yang besar. Kong Sun Giok datang menghampiri. Lalu pendeta itu meloncat turun dari atas batu besar itu, dan inembentak :O Mi To Hut ! Berhenti ! Kau harus membayar untuk lewat !" Nyata sekali pendeta itu bermaksud jahat. la berhenti dan mengawasi pendeta yang berwajah seram itu, brewokan, tubuhnya tinggi besar, kedua matanya beringas, dan anting2 emas yang kelilingnya lebih kurang 2 dim tergantung dikedua kupingnya. Dengan golok besar

ditangan kanannya, la berdiri tegak dihadapan Kong Sun Giok ! Kong Sun Giok tidak bersikap ragu2 lagi setelah peristiwa membebaskan iblis Shin It Cui. Tetapi ia mencoba mengingat tentang jago2 silat dikalangan Kangouw yang diberitahukan oleh gurunya Goan Siu To-tiang dan ia teringat akan pesan gurunya untuk bersikap sopan. Lalu ia bertanya : Aku ada urusan hendak pergi kepropinsi Hunan. Aku tidak mempunyai apa2. To-su (pendeta) hendak meminta apakah? Apakah To-su bukannya yang terkenal dikalangan Kang-ouw sehagai Kim Wan Lo Han (Pendeta ber-anting2 emas)?" Pendeta itu tidak menunjukkan sikap curiga setelah disebut riwayatnya. la tertawa ter-bahak2 dan berkata : Matamu lihay, dan pengetahuanmu boleh juga. Aku tidak menghendaki emas70 atau perakmu. Aku hanya meminta pedang yang dipinggangmu !" Lalu Kong Sun Giok berpikir bahwa suara yang terdengar olehnya ketika ia tengah berlatih ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat dilembah tadi, mungkin suara dari pendeta ini yang sedang menontonnya. lapun dapat mengetahui dari gurunya bahwa Kim Wan Lo Han tersebut pandai ilmu silat Wai Go Men Ing Kong (Menyerang hebat lima pintu), dan berbuat se-wenang2 dikalangan Kang-ouw. la sendiri semenjak keluar dari tempat kediamannya di Ci Men belum pernah mengadu ilmu silatnya. Kesempatan ini adalah yang terbaik, pikirnya. Dengan tekad itu ia menyahut : Tay-soe mempunyai mata yang lihay. Tay-soe telah melihat pedang Poa Cu Kiamku yang luar biasa ini. Jika pedang ini kepunyaanku sendiri, aku pasti tidak keberatan memberikannya. Akan tetapi pedang ini aku pinjam dari saudara angkatku, dan aku tak dapat meluluskan permintaan Tay-soe." Melihat dan mendengar sikap dan jawaban Kong Sun Giok itu, pendeta itu insyaf bahwa lawannya itu bukan anak kemarin dahulu. Dengan kedua kakinya yang agak terpaku ditanah, dan sikap yang gagah perkasa Kong Sun Giok telah siap menghadapi segala sesuatu! Lalu pendeta yang congkak dan kasar itu membentak lag : Aku hanya melihat pedang itu dipinggangmu. Jika kau tidak sudi menyerahkannya kepadaku, kau harus membayar dengan jiwamu! Ucapan itu diiringinya dengan satu tamparan dengan tangan kirinya. Tetapi ia menampar angin! Kong Sun Giok tidak mengegos atau menjingkir. Hanya dengan tenaga dalamnya ia membikin punah tamparan itu! Pendeta itu memukul lagi! Tetapi ia merasakan bahwa tinjunya itu se-akan2 memukul barang71 keras, meskipun lawannya tidak berkisar sedikitpun! Lalu dengan terperanjat pendeta itu menanya : Apakah kau ini

muridnya Thian Lam Sa Kiam??? Apakah Goan Siu Totiang gurumu???" Kong Sun Giok lalu menjawab dengan tenang: Betul, guru2ku adalah Thian Lam Sa Kiam dengan ilmu silat tenaga dalam yang tak ada taranya dikalangan Kangouw." Wajah pendeta itu segera berubah. Dengan tersenyum ia berkata lagi :Aku dan guru2mu pernah sering kali berjumpa. Jika aku tahu bahwa kau murid mereka, aku tentu tidak berbuat begini. Seumur hidupku, aku belum pernah mengalami tamparan kini menampar angin tinjuku menjadi sakit karena memukul angin. Tetapi aku ada satu permintaan. Aku minta pinjam pedangmu selama tiga hari. Aku pasti mengembalikan. pedang itu setelah lewat tiga hari." Kong Sun Giok tidak mudah ditipu lagi. la menyahut :Tay-soe mengapa hendak menipu aku ? Apakah Tay-soe anggap aku ini anak kecil? Mengambil atau meminjam pedang sebetulnya tidak sukar. Tay-soe telah mencoba menampar dan memukul aku, tetapi mengapa tidak mencoba mengeluarkan kepandaian lagi ?" Pendeta itu, yang belum pernah di-ejek demikian, segera berpikir untuk menyerang lawannya dengan ilmu silat Wai Go Men Ing Kong-nya (menyerang hebat herbareng dari lima jurusan). Setelah bertekad demikian ia menjawab sambil tertawa :Membunuh orang harus dibayar dengan jiwa. Hutang uang harus dibayar dengan uang. Jika kau mendendam karena tamparan dan pukulanku tadi, aku rela menerima tiga pukulan dari kau. Akan tetapi jika dengan tiga pukulan kau tak dapat membuat aku bergerak, kau harus pinjamkan pedangmu selama tiga hari!"72 Kong Sun Giok yakin bahwa ia dapat memukul lawannya, sampai bergerak, lalu menerima baik usul itu. Dengan 80% tenaganya dipukulnya balm kanan lawannya ! Tetapi Kim Wan Lo Han itu tak bergerak. Ia merasa seakan2 tangannya memukul balok kayu. Dikumpulkannya semua tenaganya lalu memukul lagi. Tubuh lawannya tergerak sedikit, akan tetapi kaki2nya tetap tak beranjak. Dengan mengawasi Kong Sun Giok ia berkata :Dalam kalangan Bu Lim jago2 silat senantiasa mentaati janji. Jika pukulan ketiga tak berhasil, kau harus pinjamkan pedangmu selama tiga hari!" Setelah dua pukulan yang tak berhasil itu, Kong Sun Giok mulai insyaf akan kelihayan ilmu lawannya. Tetapi ia teringat tentang peristiwa ia memukul balok kayu didalam gua. Lat Sin Shin Mo telah memberi petunjuk kepadanya, bahwa untuk mematahkan balok kayu ia harus menekan dengan tenaga dalamnya. Masa tubuh Kim Wan Lo Han keras daripada balok kayu didalam gua, pikirnya. Lalu ia mempergunakan siasat tersebut. Dikumpulkannya semua tenaga dalamnya. Kemudian disentuhnya bahu kiri Kim

Wan Lo Han dengan tinjunya, lalu ditekannya! Betul saja siasat itu membikin Kim Wan Lo Han kesakitan dan menjerit2 seperti anak kecil terpukul palu besi, sambil berjingkrak2!. Se-konyong2 dicabutnya anting2 emas dikedua kupingnya, dan melontarkannya kearah Kong Sun Giok! Kong Sun Giok baru saja merasa gembira telah berhasil dengan siasatnya, dan ketika melihat anting2 emas itu dilontarkan kearahnya, dengan tenang dipukulnya kembali dengan tinjunya! Kong Sun Giok kurang pengalaman dikalangan Kang-ouw. Ia tak memikirkan Kim Wan Lo Han itu justru ditakuti karena anting2 emasnya itu! Ketika Kong Sun Giok ingin mengelakkan serangan anting2 emas itu dengan angin dari kedua tinjunya, Kim Wan Lo Han73 mengejek dengan suara yang keras : Anjing! Hari ini kau membayar dengan jiwamu dan pedangmu!" Anting2 emas itu meledak diudara dan menjadi banyak potongan yang kecil2 dan yang bersinar seperti bintang2 dilangit, datang menyambar Kong Sun Giok. Tiba2 entah dari mana, terasa hembusan angin yang keras sekali dangan harumnya arak. Potongan2 emas tersebut tertiup buyar dan jatuh ketanah! Lalu terdengar suara tertawa yang nyaring. Ketika tercium bau harum arak itu, Kim Wan Lo Han teringat akan seseorang. Tetapi setelah mendengar suara tertawa yang nyaring itu, wajahnya menjadi pucat lesi, dan buru2 la lari kabur! Dari jurang yang curam dekat tempat itu terdengar lagi suara orang memaki :Hei! KimWan Lo Han! Jika pemuda ini sempat mematahkan balok kayu yang ketiga, jangan kau harap dapat hidup hari ini!" Tetapi Kim Wan Lo Han telah kabur masuk kedalam semak belukar untuk bersembunyi. Ucapan itu membikin Kong Sun Giok terperanjat! la menoleh keatas jurang yang curam itu. Betul saja seperti dugaannya! Orang yang menolongnya adalah Lat Sin Shin Mo Shin It Cui yang telah dibukakannya kedua matanya dan membebaskannya keluar dengan mematahkan balok kesatu dan balok kedua didalam gua dipegunungan Lee Ling San. Ia berada diatas dahan sebuah pohon diatas jurang yang curam, dan tengah mengawasinya dengan wajah ber-seri2! Kong Sun Giok menjadi serba-susah menghadapinya. Apakah Shin it Cui itu musuhnya atau kawannya??? Apakah ia harus Iekas2 berlalu, atau ia harus menghampiri dan menasehatinya supaya kembali kekuil Ceng Lian Niko untuk ber-sama2 Ceng Lian Niko mempelajari ilmu silat yang lebih mendalam, dan tidak berbuat onar dikalangan Kang-ouw lagi???74 Melihat sikap Kong Sun Giok yang ragu2 itu, Shin It Cui lalu meloncat turun dari atas, dan sambil menepuk bahu kawannya ia berkata :Kong Sun Lo-tee, aku tak menghiraukan apa pandanganmu terhadapku setelah kau dengar uraian Ceng Lian Niko tentang aku. Mungkin kau

anggap aku ini suatu iblis yang jahat dan gemar membunuh orang. Akan tetapi kau telah membebaskan aku dari gua yang gelap seperti neraka, dan membuka kedua mataku. Aku harus membalas budi dan jasamu yang besar itu. Kau telah menjadi pingsan karena hawa beracun dari ular berbisa, dan akulah yang telah menolongmu dengan membinasakan ular itu. Kau bukannya pingsan karena hawa sisa ular beracun sebagaimana yang dikatakan Ceng Lian Niko. Aku telah mendengar semua pembicaraan Ceng Lian Niko kepadamu. Aku telah mengetahui dari pembicaraan itu bahwa ia telah menipu aku dengan menjadikan aku mabuk. Tetapi ia baik hati dan menghendaki aku berubah, dan akan berdaya menjaga aku dari pembalasan dendam musuh2ku. Jika tidak demikian baiknya, pasti telah-kubakar habis kuilnya ber-sama2 dirinya! Setelah ia mengajari kau ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat, ia segera meninggalkan kuilnya dan mengembara mencari aku. Setelah ia pergi, aku datang kembali kekuilnya, dan mencuri araknya. Lalu aku mengejar kau!" Kong Sun Giok mendengarkan dengan sabar cerita Lat Sin Shin Kun itu. la juga berpikir, jika Lat Sin Shin Kun tak datang menolong dari serangan Kim Wan Lo Han, ia pasti sudah binasa. la menghaturkan terima kasih sambil membungkukkan tubuhnya. Shin It Cui buru2 menahannya dan berkata: Aku si-tua-bangka ini paling tidak menyukai orang yang terlampau hormat. Jika kau tak keberatan bersaudara dengan seorang pemabuk, kau dapat memanggilku Cui Ko-ko (kakak pemabuk) dan aku panggil75 kau Lo-tee (adik), bagaimanakah ? Setelah kita menjadi saudara angkat, masih ada yang hendak kubicarakan denganmu." Mendengar itu, Kong Sun Giok mengerutkan keningnya, dan merasa geli didalam hatinya. Dipikirnya kisah2nya: ia jatuh cinta kepada Bian Leng Jun, ia telah angkat saudara dengan Tee Tian Kauw, dan kini ia akan mendapat lagi satu kakak pemabuk yang sangat terkenal dan dibenci dikalangan Kang-ouw. la lalu berkata :Baik, Cui Ko-ko. Aku siap mendengari Cui Ko-ko!" Lalu ia mencari sebuah batu dan duduk siap mendengarkan. Mendengar ia dipanggil Cui Ko-ko, bukan main girangnya Shin It Cui. Lalu la memulai ceritanya: Dari pembicaraanmu dengan Ceng Lian Niko didalam kuil, aku mendapat tahu bahwa guru2mu Thian Lam Sa Kiam telah binasa ditangan Lak Cao Shin Kim Ban Cun Bu. Menjadi murid dan membalas dendam untuk guru adalah soal pertama. Tetapi pada 10 tahun berselang aku pernah bertempur melawan Ban Cun Bu, dan kesudahannya, diantara kami tidak ada yang kalah atau yang menang. Tetapi setelah 10 tahun, ia sendiri dapat mengalahkan

Thian Lam Sa Kiam, aku yakin bahwa ilmu silat ,Sun Yo Cin Kai-nya sudah mahir betul. Setelah aku dikurung 8 tahun didalam gua aku tak yakin akan dapat melawannya kembali! Tetapi untuk melawan Ban Cun Bu, aku akan menyertai kau " Kong Sun Giok menyahut : Jika aku tak dapat membunuh Ban Cun Bu, aku tak mempunyai muka untuk bertemu dengan roh2 dari guru2ku dialam baka! Aku tak menghiraukan betapapun juga hebatnya ilmu silat 'Sun Yo Cin Kai', aku rela mati binasa melawannya dengan pedangku! Maksud yang mulia dari Cui Ko-ko sangat kuhargakan !"76 Sambil mengacungkan ibu jarinya Shin It Cui berkata : Lo-tee, kau betul seorang satria! Marilah kita coba bertempur selama 100 jurus. Kau dapat menggunakan pedang PoaCu Kiam itu!" Kong Sun Giok yang ingin menguji kepandaian silatnya, menjadi gembira sekali dengan permintaan itu. Dengan pedang terhunus. dan ilmu silat-pedang yang telah didapatnya dari Thian Lam Sa Kiarn ia meloncat menyerang lawannya! Sambil berseru 'AWAS !' Shin It Cui menyodoklcan kedua tinjunya keatas dada lawannya. Ketika kedua tinju itu satu atau dua kaki jaubnya dari dadanya, Kong Sun Giok menangkis dengan pedangnya, dan Shin It Cui harus lekas2 menarik kembali kedua tinjunia untuk menghindarkan sabetan pedang itu! Ia mundur beberapa tindak dan sambil tertawa berkata : Aku telah mengetahui riwayatnya Goan Sin To-tiang. Kau harus ingat betul2. limu silat pedang Thian Lam Sa Kiam itu paling hebat dikalangan Bu Lim, apalagi jika kau melawan dengan dendam yang akan dibalas!" Ucapan tersebut diiringinya dengan satu pukulan secepat kilat kemuka Kong Sun Giok. Tetapi Pada saat tindiu itu segera akan menyentuh mukanya ia lekas2 menariknya kembali. Maksudnya ialah ingin mengajari Kong Sung Giok cara menonjok dengan ilmu "Tok Coa Tu Tiong atau ular berbisa tiba2 meniambar". seraya melihat caranya Kong Sun Giok mengelakkan jotosan itu! Jotosan demikian telah tiga kali dikirimnya, dan Kong Sun Giok senantiasa dapat mengegoskan dengan ilmu Ceng Lian Kiam Hoat Yang telah didapatnya dari Ceng Lian Niko. Kong Sun Giok insyaf akan maksud baik dari Shin It Cui, dan dalam hatinya ia sangat berterima kasih kepadanya. Shin It Cui mengirim jotosan2 tersebut sambil berseru : Lo-tee, gunakan ilmu Ceng Lian Kiam Hoatmu,77 dan aku akan menyerangmu lebih hebat!" Kong Sun Giokpun merasai bahwa tiap2 jotosan itu dapat memecahkan batu walau bagaimanapun juga kerasnya, tetapi dengan Ceng Lian Kiam Hoatnya yang istimewa untuk melindungi diri, ia berhasil mengelakkan. Setelah pertempuran berjalan

lebih kurang 40 jurus, dengan pedang Poa Cu Kiamnya Kong Sun Giok mencoba menyerang. Serangan2 pedang itu semuanya dapat dielakkan oleh Shin It Cui. Lalu Shin It Cui menyerukan supaya pertempuran dihentikan. Ditepuknya bahu kiri Kong Sun Giok dan memberi petunjuk: Lo-tee Cara kau menyerang dengan ilmu silat pedang Thian Lam Sa Kiam masih kurang hebat! Cara kau menjaga atau melindungi diri dengan ilmu silat Ceng Lian Kiam Hoatmu masih belum sempurna! Jika tidak diperbaiki, kau tak dapat mengalahkan Ban Cun Bu!" Kong Sun Giok, setelah mengucapkan terima kasih atas petunjuk2 itu, berkata : Terima kasih. Justru guruku berpesan dan memerintahkan aku mencari kitab Ju Keng agar ilmu silat Thian Lam Sa Kiam ini menjadi sempurna dan dapat mengalahkan Ban Cun Bu !" Shin It Cui menganggukkan kepalanya dan herkata ; Betul! Akupun pernah dengar tentang kitab Ju Keng itu yang dapat mengatasi ilmu silat Sun Yo Cin Kai dari Ban Cun Bu. Tetapi dunia ini sangat luas. Dimanakah kita harus mencari kitab itu?" Lalu Kong Sun Giok mengeluarkan kulit kambingnya, dan sambil memperlihatkan kulit itu kepada Shin It Cui ia berkata : Cui Ko-ko! Kitab Ju Keng betul2 sukar dicari. Apalagi isyarat2 lingkaran2 dengan tujuh warna diatas kulit ini, dan arti sajak ini, aku belum fahami! Kemudian Shin It Cui menanyakan hal-ikhwal kulit kambing itu, dan melihat dengan teliti lingkaran2 dan sajak yang berbunyi Kong Wai Cu Kong, Sek Tiong Cu Sek"78 yang tertera diatas kulit kambing itu, dan iapun tak mengerti : Sejenak kemudian ia berkata: Teka-teki ini betul? ganjil! Simpanlah baik2. Kita berpisah disini dulu, karena aku akan pergi dulu kekota Lak Cao dipropinsi Yunan !" Mendengar bahwa Shin It Cui ingin pergi kepropinsi Yunan, Keng Sun Giok menjadi heran dan ia menanya : Untuk maksud apakah kau pergi ke Lak Cao ?" Sambil tersenyum Shin Cui menyahut: Untuk menggempur musuh, kita harus mengetahui segala sesuatu tentang musuh kita, bukan? Aku tekah dikurung selama 8 tahun, didalam gua aku tidak mengetahui sampai dimana kelihayan si-iblis Ban Cun Bu itu. Aku harus pergi ketempatnya untuk menyelidiki dan untuk rencanamu membalas dendam." Kong Sun Giok insyaf bahwa saudara angkatnya itu betul2 ingin membantunya melaksanakan rencananya, dan dengan hati yang berat ia mengucapkan kata2 perpisahan. Dengan satu loncatan Shin It Cui naik keatas jurang yang curam. la menoleh kebawah dan berkata : Lo-tee ! Kau baik sekali. Hanya hatimu sedikit lemah! Gelarku ialah 'Oi Bo Im' atau 'Sibaju-Hitam tampa bayangan'. Aku dapat

berlari sangat pesat, dan hidungku lebih tajam daripada hidung anjing. Meskipun kita berpisah sekarang, namun sembarang waktu kita dapat berjumpa lagi! Aku hanya mengharap agar sekembalinya dari Lak Cao, aku dapat memberitahukan arti dari, pada isyarat2 dan sajak diatas kulit kambing itu!" Kemudian dengan suara hembusan angin ia telah berlalu entah kemana. Kong Sun Giok berdiri terpesona, dan mengenangkan kembali peristiwa tadi. la tersenyum ketika ingat akan kritik Shin It Cui yang mengatakan bahwa hatinya sedikit lemah. Ia menarik napas panjang, lalu meneruskan perjalanannya!79 Pegunungan Kauw Ji San terletak tidak jauh dari propinsi Hunan. Setelah ia membelok kebarat-daya ia segera masuk kebatas propinsi Hunan. la bertanya pada pemburu2 dan tukang2 potong kayu yang dijumpainya disepanjang jalan dimana letaknya puncak Ti Shing Hong, akan tetapi mereka tak mengetahui. la berpikir, puncak itu bernama Ti Shing (memetik bintang), maka puncak itu pasti tinggi sekali. Mengapa ia tak mendaki puncak yang tertinggi? Dengan tekad tersebut, ia segera menuju kepuncak yang tertinggi. Dengan susah-payah ia mendaki puncak yang tertinggi dan curam itu. Ia berdiri diatas puncak yang diliputi oleh awan atau kabut yang tebal. la tak dapat melihat jauh karena awan yang tebal itu, tetapi ia dapat melihat bahwa tempat tersebut, dengan batu2 yang besar dan banyak itu merupakan suatu tempat yang baik sekali untuk bertapa. la mengharap puncak itu adalah tempat kediaman saudara angkatnya Tee Tian Kauw, dan lekas2 berjumpa dengannya. Betul saja, dari tempat sejauh 10 depa lebih terdengar suara orang yang nyaring sekali memanggilnya : Giok Ko-ko, mengapa demikian lekas kau datang? Aku diatas puncak ini me-nanti2 kedatanganmu tiap2 hari!" Sejenak kemudian, disertai dengan bau yang harum, telah berdiri dihadapannya seorang gadis yang sangat cantik jelita. Bukan main girangnia Kong Sun Giok; ia berseru :Jun Moi!" Tetapi setelah melihat tahi lalat disebelah alis kirinya, ia baru insiaf bahwa gadis itu bukannya Bian Leng Jun, tetapi Tee Tian Kauw. Namun, ia merasa girang. Mendengar seruan Jun Moi" dari Kong Sun Giok, Tee Tian Kauw lalu bertanya : Giok Ko-ko, siapakah Jun Moi? Aku ini adikmu Tee Tian Kauw. Masa baru berpisah beberapa hari saja sudah tak mengenal aku?"80 Kong Sun Giok baru insyaf bahwa Tee Tian Kauw yang wajahnya mirip sekali dengan wajah Bian Leng Jun pernah mengecewakannya ketika mereka berada dipekarangan Sim Hiong Hui. Dengan sikap yang canggung ia lekas2 menyahut: Aku kangen kepadamu, maka aku Iekas2 datang. Barusan aku bersikap bingung, karena aku telah mengalami beberapa peristiwa2 ganjil dijaIan. Aku tak tahu

mana yang lebih dahulu yang harus kuceritakan." Kekeliruan itu tak dapat disalahkan, karena Tee Tian Kauw yang wajahnya seperti seorang gadis yang cantik jelita ketika itu berpakaian seperti seorang gadis. Lalu Tee Lian Kauw berkata sambil tersenyum :Giok Ko-ko, aku minta maaf. Aku telah membikin kau keliru, karena pakaian ini. Peristiwa2 apakah yang Ko-ko jumpai ?" Kong Sun Giok yang masih teringat akan Bian Leng Jun karena menghadapi Tee Tian Kauw, lalu menyahut : Dik, mengapa kau demikian terburu napsu? Aku ingin kau segera mengajak aku menemui gurumu. Nanti akan kuceritakan peristiwa2 itu! Aku harus menemui gurumu dahulu. Jika tidak, aku dapat dianggap tidak tahu aturan Tee Tian Kauw berkata : Watakmu betul halus! Tetapi didunia ini banyak sekali orang yang berlagak sopan, tetapi hatinya busuk! Ayo! Kekamarku, dan minum dulu secangkir teh daun Song!" Segera ditariknya tangan Kong Sun Giok dan dituntun kekamarnya! ---oo0oo--BAGIAN 5 SIAPAKAHDAPATDISALAHKAN Rumah2 gubuk yang didiami oleh Tee Tian Kauw dan gurunya, terletak diatas puntiak Ti Shing Hong. Meskipun81 rumput tumbuh disekeliling rumah2 itu, tetapi keadaan disekitarnya permai sekali. Dibelakang rumah2 itu tampak air terjun. Jika orang menoleh kebawah tampaklah puncak2 lainnya yang diselubungi awan yang tebal. Dengan berdiri diatas puncak itu orang merasa se-akan2 berada diatas langit! Hawanya yang amat sejuk telah menyegarkan Kong Sun Giok kembali. Tee Tian Kauw menempati rumah disebelah kiri rumah gurunya. Semua meja, bangku dan tempat tidur dibuat dari batu gunung. Buku2 dan senjata2 tajam seperti pedang dsb..nya berada dekat tempat tidurnya. Umumnya kamar itu tidak mengesankan kamar seorang gadis. Kong Sun Giok berdiri menghadapi jendela se-akan2 banyak urusan menindih dadanya. Ketika Tee Tian Kauw mempersembahkan secangkir teh daun Song kepadanya, ia berkata sambil tersenyum : Giok Ko-ko. Apa lagi yang dipikirkan ! Pemandangan puncak ini belum kau lihat seluruhnya. Nanti setelah kau dan aku menunaikan tugas2 kita masing2, aku akan menyertai kau ber-jalan2 dipegunungan ini menikmati keindahan alam. Bagaimanakah pendapatmu ?" Kong Sun Giok tak segera menyahut ia memikirkan tugasnya yang belum ditunaikan, ia memikirkan pesan Bian Leng Jun yang menantinya dikuil Sun Yo dikota. Lak Cao selama 10 tahun. la memikirkan juga orang2 yang pernah menolongnya. la memandang kepada Tee Tian Kauw, sambil berkata kepada dinnya sendiri : Mengapa kau mirip sekali dengan Bian Leng Ju ? Mengapa kau bukannya Bian

Leng Jun?" Tee Tian Kauw tak mengerti mengapa Kong Sun: Giok tak menjawab, dan hanya memandang kepadanya. la menanya lagi: Giok Ko-ko, apakah kau memikirkan Jun Moi? Siapakah Jun Moi? Apakah wajahnya mirip dengan wajahku?82 Kong Sun Giok menyanggukkan kepalanya dan berkata : Betul Kau mirip dengan dia. Kecuali tahi lalat diatas alismu, kau sama sekali serupa dengan dia!" Mendengar jawaban itu, Tee Tian Kauw tertarik.. Ia menanya lagi : Jika kau panggil ia Jun Moi, maka aku harus panggil ia Jun Ci. Sebetulnya siapakah Jun Ci itu? Bolehkah aku mengetahuinya? Melihat Tee Tian Kauw mendesak, Kong Sun Giok terpaksa menyahut: Kau dan Jun Moi hampir sama usianya. Belum tentu ia lebih tua dari padamu. Teh daun Song ini enak. Coba tuangkan secangkir lagi untuk aku. Aku segera menuturkan peristiwa perkenalanku dengan Jun Moi." Setelah teh itu dipersembahkan lagi kepadanya, maka mulailah Kong Sun Giok tierita tentang peristiwa perkenalannya dengan Jun Moi. Ketika ia cerita bagaimana BianLeng Jun membaw kabar kematian guru2nya yang telah tewas, dengan tak tertahan ia mengucurkan air mata. Karena peristiwa pertaruhan jiwa dilembah Leng Yun Kok pernah ditieritakannya kepada Tee Tian Kauw, maka ia sekarang hanya menceritakan tentang surat yang tertulis dengan darah, pedang sepotong dan kerincingan emas yang dibawa oleh Bian Leng Jun atas permintaan gurunya Goan Siu To-tiang sebelum beliau menepati janji membunuh diri. Ketika Tee Tian Kauw mendengar sehingga ketiga jago2 silat pedang Thian Lam Sa Kiam itu dapat memaksa Ban Cun Bu berjanji tidak akan datang kedaerah pertengahan selama 10 tahun untuk berbuat sewenang2 dikalangan Bu Lim, iapun tak dapat menahan hatinya clan berseru : Jun Ci itu betul baik hatinya. Giok Ko-ko, kau harus ajak aku pergi kekota Lak Cao agar aku dapat membantu kau membalas dendam terhadap Ban Cun Bu, dan kemudian memperkenalkan aku kepada Jun Ci."83 Kong Sun Giok menganggukkan kepalanya, dan Tee Tian Kauw berkata lagi : Peristiwa2 yang kau cerita kota King Tek Cin. Tadi kau mengatakan kepadaku bahwa setelah kita berpisah ditepi telaga, kau telah menemui beberapa peristiwa2 yang ganjil lagi. Ayo, ceritakanlah." Kong Sun Giok menyerahkan pedang Poa Cu Kiamnya kepada Tee Tian Kauw. Kemudian dikeluarkannya kulit kambing dan menuturkan dengan jelas segala sesuatu tentang kulit kambing yang dicongkelnya dari gagang pedang PoaCu Kiam. Mula2 Tee Tian Kauw merasa gembira melihat kulit

kambing itu, akan tetapi setelah melihat lingkaran2 yang tujuh warna dan sajak yang tertera diatas kulit kambing itu, iapun mengerutkan kening berpikir, karena iapun tak dapat menafsirkannya! Kong Sun Giok meneruskan ceritanya tentang peristiwa2 ia mematahkan balok kayu didalam gua clan membebaskan Shin It Cui yang kemudian menjadi saudara angkatnya. Tee Tian Kauw mendengarkan dengan gembira, dan menaruh simpati terhadap Lat Siu Shin Mo Shin It Cui. la menanya : Lat Sin Shin Mo itu betul2 lihay silatnya, karena dengan mudah ia menolongmu dari Kim Wan Lo Han. Guruku baru dapat keluar setelah tiga hari. Sementara ini, Giok Koko dapat mengajarku ilmu silat pedang Thian Lam Sa Kiam!" Sambil tersenyum Kong Sun Giok mengambil pedang Poa Cu Kiam, dan kedua pemuda itu keluar dari rumah. Tee Tian Kauw berkata lagi :Giok Ko-ko, aku gemar belajar. Kaupun dapat mengajariku ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat dari Fut Mo Shin Ni." Dengan tertawa ter-bahak2 Kong Sun Giok berkata : Ya asal saja kau giat belajar, aku pasti sudi84 mengajarimu. Bukan saja aku akan mengajarimu ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat, bahkan juga ilmu silat tinju Ceng Biauw Cong Hoat (ilmu tinju ajaib) yang kupelajari dari saudara angkatku Cui Ko-ko atau Shin It Cui!" Tee Tian Kauw me-lonjak2 karena terlampau girang. Mereka berdua keluar dari rumah dan menuju kesuatu padang rumput yang luas dengan membawa pedang. Kong Sun Giok lalu mempertunjukkan ilmu silat pedang Thian Lam Sa Kiam, dan kemudian ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat dan ilmu silat tinju Ceng Biauw Cong Hoat dari Shin It Cui! Tee Tian Kauw sangat pintar dan cerdas. la dapat mengikuti dan memahami semua jurus, serangan, sabetan, egosan, sodokan, tusukan, loncatan dan lain sebagainya dari ilmu2 silat yang diajarkan kepadanya. Lalu mereka berlatih sampal senja. Tee Tian Kauw berterima kasih untuk kesungguhan hatinya saudara angkatnya mengajarinya. Lalu la mengajak saudara angkatnya itu bermalam dirumahnya. Selama tiga hari Tee Tian Kauw menuturkan selak-beluk puncak Ti Shing Hong itu, atau merundingkan ilmu2 silat sambil menikmati teh daun Song. Dengan demikian persaudaraan mereka itu menjadi makin hari makin kekal. Pada hari ke-4-nya, Tee Tian Kauw pagi2 telah mendatangi Kong Sun Giok. Sambil tersenyum ia berkata : Giok Ko-ko, jurus "Hua Kai Kua Hut' atau bunga terbuka melihat dewa" dari ilmu silat Ceng Lian Kiam Hoat, masih juga belum dapat kufahami dengan sempurna. Bolehkah Ko-ko memberi petunjuk lagi ?"

Sambil tersenyum Kong Sun Giok bangun, mengambil pedangnya, dan ber-sama2 Tee Tian Kauw keluar menuju kelapang rumput.85 Kemudian dengan pedang Poa Cu Kiamnya Kong Sun Giok mempertunjukkan segala cara silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat. Lalu Tee Tian Kauw mengambil pedang Poa Cu Kiam dari Kong Sun Giok dan berkata: Giok Ko-ko, aku akan melatih jurus 'Hua Kai Kua Fut', dan aku minta kau beri petunjuk lagi bila perlu!" Kong Sun Giok belum menjawab, tiba2 dari belakang Tee Tian Kauw terdengar suara orang menegur, dan orang itu berkata sambil tertawa : Tian Kauw, kau jangan merasa puas dengan ilmu silat itu! Tiap kau melakukan silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat itu hanya kuat dibagian atas, tetapi lemah dibagian bawah. Dan tenaga yang kau keluarkan tidak cukup. Sebetulnya ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat ini adalah dari Ceng Lian Shin Ni; dan ia belum pernah menurunkan ilmu silat tersebut kepada orang lain. Dari manakah kau mempelajarinya? Dan pedang ditanganmu itu, apakah pedang Poa Cu Kiam, atau pedang Leng Liong Pit?" Kong Sun Giok menoleh kearah orang yang berbicara itu. la melihat bahwa orang tersebut sedang berdiri didepan rumah yang berada didekat rumah dimana ia telah menginap selama tiga hari. la adalah seorang pendeta, berusia lebih kurang 40 tahun, dan tubuhnya kokoh sekali. la insyaf bahwa pendeta itu tentulah gurunya Tee Tian Kauw. Lalu la buru2 menghampiri dan membungkukkan diri dihadapannya memberi hormat. Rupanya Tee Tian Kauw sangat disayangi oleh gurunya. Dengan tak menoleh kearah gurunya ia menjawab : Pedang ini pedang Poa Cu Kiam, aku tak berhasil mencari pedang Leng Liong Pit. Tentang ilmu silat pedang aku telah belajar banyak. Coba lihatlah ini. Ini jurus Tat Mo Shin Kiam (menyentuh pedang lawan) dari partai silat Siauw Lim, ini jurus Hui Hong Bu Liu (angin topan menumbangkan pohon )86 dari partai silat Tiam Cong yang dapat menumbangkan gunung, dan ini adalah jurus : Tiam Lam Bo Kit Kiam Hoat (sodokkan dahsyat) dari partai Tiam Lam yang kudapat dari saudara angkatku Kong Sun Giok" Demikianlah Tee Tian Kauw melatih dan mempertunjukkan jurus2 silat pedang yang telah didapatinya dilapang rumput itu. Lalu pendeta itu berkata sambil tersenyum : Tian Kauw, ilmu silat pedang tidak dapat menjadi mahir dengan berlatih hanya setengah hari! Siapakah pemuda ini? Kau belum memperkenalkannya kepadaku!" Tee Tian Kauw berhenti berlatih, menarik lengannya Kong Sun Giok dan berkata : Giok Ko-ko, inilah guruku Heng Tay-soe! Taysoe, inilah saudara angkatku, Kong Sun Giok !"

Kong Sun Giok yang telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa lihay silatnya Tee Tian Kauw, yakin menanya: Cucu Kong Sun! Apakah kau muridnya Thian Lam Sa Kiam ?" Kong Sun Giok tak menyahut. la mengeluarkan air-mata karena ia teringat kembali akan guru2nya yang budiman itu! Tee Tian Kauw buru2 menyahut : Guru2 Giok Ko-ko adalah Goan Siu To-tiang dan kedua saudaranya Goan Liong dan Goan Cin. Mereka adalah yang terkenal sebagai Thian Lam Sa Kiam (Tiga jago silat pedang dari selatan). Mereka semuanya telah gugur dimedan Bu Lim. la kini memikul beban yang sama beratnya seperti aku. Musuhnya Giok Ko-ko ialah Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu. Tetapi siapakah musuhku? Aku mohon Tay-soe lekas2 memberitahukan." Heng Tay-soe tidak menjawab pertanyaannya Tee Tian Kauw, ia terus mengawasi Kong Sun Giok, dan berseru: Apa ? Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu???" Tee Tian Kauw melihat bahwa gurunya tidak ingin menyaksikan silat pedangnya lagi, tidak ingin87 memberitahukan nama musuhnya, dan Kong Sun Giok belum lagi menjawab, lalu menyerahkan pedang Poa Cu Kiam kepada saudara angkatnya sambil berkata: Giok Koko, tolong pegang pedang ini. Aku ingin memperlihatkan silat tinju kepada guruku! Ceritamu agak panjang. Sebentar kita masuk kedalam rumah, dan aku dapat menceritakan kepada guruku." Lalu ia kembali kelapangan rumput, dan mempertunjukkan ilmu silat tinjunya. Baru saja la melakukan satu jurus, gurunya berseru: Ha!" Tee Tian Kauw terus menjalankan jurus2 silat tinjunya yang gesit dan gaib se-akan2 seratus naga sedang me-nari2, dan aingin keras berembus, dimana tinjunya melayang! Setelah Tee Tian Kauw berhenti berlatih, Heng Taysoe berkata sambil goyang2 kepalanya: Itu adalah ilmu silat 'Thian ShingCong' (Memetik bintang2 dilangit) dari Lat Sin Shin Mo Shin It Cui. Tian Kauw, bagaimana dalam hanya setengah tahun, kau dapat mempelajari ilmu2 silat yang lihay2 ?? Ayo, kita masuk kedalam rumah, dan kau harus memberitahukan kepadaku." Tee Tian Kauw yang biasa di-manja2kan merasa gembira sekali dengan pujian gurunya. Setelah mereka berada didalam rumah, Heng Tay-soe bertanya kepada Kong Sun Giok : Cucu Kong Sun, Tian Kauw sudah lama tinggal bersama aku, dan ia sangat manja sehingga tak mengenal aturan. Karena kau telah menjadi saudara angkatnya, kau harus mendidik ia dalam hal budi pekerti dan sopan santun!" Kong Sun Giok sukar menjawab, ia hanya tersenyum. Pada saat itu ia baru melihat bahwa kedua lengan pendeta itu telah buntung! Ketika mula2 berjumpa tadi ia tak

melihat, karena Heng Tay-soe berdiri dengan kedua lengannya yang buntung tertutup dengan lengan bajunya88 yang besar. la berpikir: Dunia ini betul2 ganjil. Ban Cun Bu buntung kedua betisnya, akan tetapi masih dapat menjagoi dikalangan Bu Lim. Dan Tay-soe ini buntung kedua lengannya!" Kamar didalam rumah yang didiami oleh Heng Taysoe sangat sederhana. Kursi, maupun mejanya semua terbuat dari batu gunung. Diatas sebuah meja batu terlihat bungkusan2 daun2 obat2an, kitab2 kuno dan hio2 wangi untuk bersembayang. Heng Tay-soe duduk diatas tempat tidur. Karena kedua lengannya buntung, maka dilengan kanannya telah dipasang suatu gaitan dari baja yang dapat bekerja sepcrti tangan untuk makan atau minum! Tee Tian Kauw lalu menyediakan dua cangkir teh. Secangkir diberikannya kepada Kong Sun Giok, dan secangkir lagi ditaruhnya dimeja batu untuk gurunya. Lalu ia menceritakan peristiwa Thian Lam Sa Kiam mempertaruhkan jiwa terhadap Ban Cun Bu dilembah Lek Yun Kok dari pegunungan Kwat Cong San, peristiwa Bian Leng Jun membawa kabar buruk tentang tewasnya Thian Lam Sa Kiam kepada Kong Sun Giok, peristiwa tentang caranya ia inemperoleh pedang Poa Cu Kiam sehingga ia dapat menemui Kong Sun Giok dan menjadi saudara angkat ditelaga Poa Yo Ouw. Tetapi dalam ceritanya itu, dengan tak sengaja ia menceritakan juga tentang janji Bian Leng Jun untuk bertemu dengan Kong Sun Giok lagi setelah 10 tahun, dan tentang wajahnya yang mirip sekali dengan wajah Bian Leng Jun, kecuali tahi lalat diatas alis kirinya. Heng Tay--soe mendengarkan dengan sabar dan penuh perhatian, dan perasaan simpati terhadap Kong Sun Giok. Ia minum teh yang dipersembahkan oleh Tee Tian Kauw, lalu menarik napas panjang dan berkata : Thian Lam Sa Kiam telah berkorban demi kepentingan jago2 silat89 dikalangan Bu Lim. Perbuatannya itu mulia sekali. Ban Cun Bu pada akhirnya tentu musnah! Dulu aku pernah dengar bahwa untuk memperoleh kitab Ju Keng, orang harus mempunyai pedang Poa Cu Kiam. Kini kamu berdua telah memperoleh pedang Poa Cu Kiam, dan nampaknya rencana untuk memperoleh kitab Ju: Keng mendapat kemajuan. Tetapi apakah kamu telah mencari dan mendapatkan soal2 yang luar biasa tentang pedang itu?" Kong Sun Giok hendak menyahut, tetapi telah didahului oleh Tee Tian Kauw yang buru2 berkata : Giok Ko-ko bukan saja telah menemui sesuatu yang ganjil tentang pedang itu, bahkan dalam perjalanannya dari telaga Poa Yo Ouw, iapun telah mengalami peristiwa2 aneh. Tay-soe, minumlah teh dulu, nanti aku ceritakan lebih lanjut." Lalu diceritakannya peristiwa tentang Kong Sun Giok

menemui kulit kambing didalam gagang pedang Poa Cu Kiam, peristiwa ia mematahkan balok2 kayu yang mengurung Lat Sin Shin Mo didalam gua dipegunungan Lee Leng San ketika ia hendak berlindung dari hujan, peristiwa Ceng Lian Shin Ni mengajarkan ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat, peristiwa tentang KimWan Lo Han yang merampas pedang Poa Cu Kiamnya dan kemudian ditolongoleh Shin It Cui atau Lat Siu Shin Mo yang kemudian menjadi kakak angkatnya, dan peristiwa Shin It Cui mengajarinya ilmu silat tinju Tian Shing Cong" dan lain sebagainya. Setelah Tee Tian Kauw berhenti dengan kisah2 itu, Hung Tay-soe berkata, suaranya rendah: dikalangan Kang-ouw orang2 sudah mengetahui bahwa Lat Siu Shin Mo Shin It Cui itu membunuh orang seperti membunuh se-ekor ayam, akan tetapi iapun mengenal budi. Seterusnya kamu harus bertindak hati2, karena dikalangan Kangouw banyak sekali bahaya. Sekali karnu bertindak salah, bukan saja namamu90 menjadi busuk, bahkan kamu juga harus membayarnya dengan jiwa!" Kong Sung Giok mendengar nasehat itu dengan khidmat, akan tetapi Tee Tian Kauw memotong pembicaraan gurunya dan berkata: Tay-soe dapat nasehati kita nanti. Menurut pandanganku, orang yang mengenal budi seperti Shin It Cui, harus dihormati" Heng Tay-soe tersenyum dan Tee Tian Kauw meneruskan : Tay-soe, aku telah memahami ilmu silat pedang seperti Tat Mo Shin Kiam (menyentuh pedang lawan), 'Hui Hong Bu Liu' (angin topan menumbangkan pohon), Thian Lam Bo Kit Kiam Hoat (sodokkan dahsyat ala ilmu silat pedang Thian Lam), dan juga 'Tian Shing Cong' (memetik bintang2 dilangit)! Tapi tentang rencana Giok Ko-ko mencari kitab Ju Keng, meskipun kita telah memperoleh pedang Poa Cu Kiam, bagiku masih merupakan suatu teka-teki. Tay-soe, apakah artinya 'Sek Kit Su Kong, Kong Kit Su Sek' (Warna ialah kekosongan, Kekosongan ialah warna) yang diajarkan kepada para penganut Buddha? Diatas kulit kambing tertera sajak yang seperti itu apakah kedua sajak2 tersebut tak ada sangkutmenyangkut? Dan bagaimanakah tentang lingkaran2 yang mempunyai tujuh warna itu???" Lalu dari tangannya Tee Tian Kauw, Heng Tay-soe menyelidiki isyarat2 dan sajak yang tertera diatas kulit kambing itu. Kemudian dipejamkannya matanya untuk berpikir ! Tee Tian Kauw yang duduk disamping gurunya memberi isyarat kepada Kong Sun Giok untuk memperhatikan wajah gurunya. Kong Sun Giok mengawasi wajahnya Heng Tay-soe, lalu mengawasi sikapnya Tee Tian Kauw, dan teringat lagi olehnya Bian Leng Jun. Agak lama juga Heng Tay-soe menutup kedua matanya.91

Tiba2 kedua matanya dibukanya lebar2, dan berkata dengan suara yang khidmad sekali :Orang yang meninggalkan kulit kambing ini mempunyai dua watak. Satu waktu ia membuat orang benci, dan lain waktu ia membuat orang sayang kepadanya. Jika sajak diatas kulit kambing itu diperbandingkan dengan sajak dari Buddha, maka orang dapat semakin bingung menafsirkannya! Tapi Cucu Kong Sun adalah seorang yang juga mahir dalam ilmu surat. Huruf Tionghoa mementingkan bentuk. Tulisan huruf Tionghoa ialah hampir serupa dengan tulisan Mesir kuno, yaitu hiroglypik. Misalnya huruf 'Jin' (orang) ditulis seperti kita menggambar orang, huruf 'Hie' (ikan) ditulis seperti kita menggambar se-ekor ikan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, bentuk2 huruf2 yang disusun menjadi sajak itu, harus kita selidiki juga. Dan orang yang pandai menggambar, entah ia menggambar pemandangan, entah ia menggambar suatu benda, sebelumnya ia mulai menggambar, ia telah menentukan dimana ia harus mulai mencoretnya, dan dimana harus dibiarkan kosong atau diberi warna " Tee Tian Kauw memotong lagi omongan gurunya, dan berkata :Tay-soe, jadi sajak yang berbunyi 'Kong Wai Cu Kong' (Kekosongan diluar kosong) itu serupa dengan 'kosong' dalam suatu gambar?" Heng Tay-soe menganggukkan kepalanya, dan meneruskan penjelasannya : Diluar lingkaran2 yang mempunyai tujuh warna diatas kulit kambing itu bukannya putih kosong? Itulah serupa dengan 'kosong' diatas suatu gambar." Lalu Kong Sun Giok menanya :Tay-soe jika demikian yang tidak berwarna diluar lingkaran2 ialah yang diartikan 'kekosongan diluar kosong'. Akan tetapi"92 Tee Tian Kauw memotong lagi pembicaraan itu, dan berkata : Di-tengah2 tujuh lingkaran yang berwarna itu tertampak juga suatu warna yang berlainan daripada tujuh warna itu. Apakah ini diartikan 'Warna didalam warna' ?" Heng Tay-soe tertawa dan berkata : Kamu berdua cukup cerdas! Sajak yang berbunyi 'Kong Wai Cu Kong, Sek Tiong Cu Sek' (Kekosongan diluar kosong, warna didalam warna) memberitahukan kepada kita bahwa kulit kambing yang berwarna hitam itu sebetulnya berwarna putih! Kulit kambing yang berwarna putih menjadi hitam karena telah disepuh hitam, atau terlapis oleh kulit hitam. Cobalah kita selidiki lagi kulit kambing itu. Tian Kauw kau dapat merendam kulit kambing ini dalam air bersih untuk mengetahui apakah kulit ini terdiri dari dua lapisan !" Tee Tian Kauw segera bangun dari tempat duduknya, dan keluar membawa kulit kambing itu untuk direndam didalam air gunung. Kemudian ia kembali lagi membawa dua potong kulit kambing yang basah. Betul saja kulit

kambing itu terdiri dari dua lapis lapisan atas berwarna hitam, dan lapisan bawah berwarna putih. Sambil tertawa ia berkata : Giok Ko-ko, kau agak tolol Mengapa tidak direndamtadinya?" Kong Sun Giok tidak menjawab. la merasa canggung diejek demikian, tetapi ia merasa girang melihat perkembangan usahanya. Lalu Heng Tay-soe berkata: Orang yang meninggalkan kulit kambing ini betul2 cerdik. la telah membuat orang memutar otaknya untuk menafsirkan lingkaran2 dengan tujuh warna itu dan sajak yang merupakan teka-teki. Siapapun tidak akan menduga kulit ini terdiri dari dua lapis !"93 Tee Tian Kauw lalu menggosok kering kedua potong kulit kambing itu dengan hati2, dan sambil memegang kulit kambing yang putih ia menanya gurunya :Tay-soe, cobalah lihat kulit kambing ini. Bukankah diatasnya ada gambar pemandangan?" Kong Sun Giok mendekati Heng Tay-soe dan mengawasi gambar yang tertera diatas kulit kambing yang putih itu. la melihat gambar sebuah puncak gunung yang tinggi, dan disebelah kanan puncak yang tinggi itu ada lagi sebuah puncak yang lebih rcndah. Diatas puncak tersebut tampak suatu lingkaran berwarna merah, dan didalam lingkaran merah itu ada delapan huruf yang berbunyi: Ju Cai Ju Tiong, Ko Beng Ju Kek (Kelembutan berada dalam watak lemah-lembut, kemuliaan dapat menalukkan kelembutan)! Ketiga orang itu lalu duduk diam, dan berusaha menafsirkan arti sajak itu. Apakah puncak yang tinggi itu menunjukkan puncak gunung dimana kitab Ju Keng tersimpan? Tetapi puncak gunung yang manakah? Apakah puncak yang rendahan tempat tersimpannya kitab Ju Keng? Lagi pula sajak yang berbunyi : Ju Cai Ju Tiong, Ko Beng Ju Kek apakah artinya? Huruf pertama 'Ju' itu mungkin berarti kitab Ju Keng. Tetapi apakah artinya huruf 'Ju' yang kedua? Mereka memutar otak berusaha menafsirkan selama setengah hari. Kemudian Tee Tian Kauw mengembalikan kulit kambing yang putih itu kepada Kong Sun Giok sambil berkata: Gok Ko-ko, huruf 'Ju' kedua itu sukar ditafsirkan. Pendapatku ialah kau harus mencari puncak yang tinggi itu dulu, dan kemudian pergi menyelidiki puncak yang lebih rendah." Kong Sun Giok menjawab sambil tersenyum :Tian Kauw, omonganmu sangat beralasan. Tetapi entah berapa94 banyaknya puncak2 gunung. Puncak tinggi yang manakah yang harus?" Lalu 'Heng Tay-soe berkata : Dikaki gunung Siat Hong San disebelah barat propinsi Hunan ada tinggal bertapa seorang tua yang bernama Sio Yo Sian Seng. la telah

mengembara keberbagai tempat, dan mengenal banyak gunung2 maupun sungai2. Tidak salahnya jika cucu Sun Giok pergi menemui dia, dan memohon pertolongan atau bantuannya." Usul tersebut menggirangkan Kong Sun Giok. la sebetulnya hendak segera berangkat, akan tetapi ia teringat akan Bian Leng Jun dalam dirinya Tee Tian Kauw. Sikap tersebut dapat dilihat oleh Tee Tian Kauw yang lalu berkata: Giok Ko-ko, aku yakin kau ingin lekas2 mencari kitab Ju Keng, tetapi kau agaknya enggan berpisah dari aku. Tetapi kita berdua mempunyai kepandaian silat yang tinggi, dan kita dapat berjumpa lagi dengan mudah. Aku berlatih ilmu silat pedang disini, dan kau dapat segera pergi mencari Sio Yo Sian Seng. Setelah aku mahir betul, aku pasti datang menyusul mencari Sio Yo Sian Seng dan menemui kau." Heng Tay-soe berkata sambil tertawa : Tian Kauw, usulmu itu bagus sekali. Aku hanya mengharap kamu berdua dapat selamanya saling bantu-membantu, dan dapat ber-sama2 menunaikan tugas2mu." Lalu dengan menghadapi Kong Sun Giok, ia berkata : Cucu Kong Sun, kau telah datang kesini dari tempat yang jauh. Aku tak ada mempunyai apa2 untuk diberikan kepadamu. Aku hanya dapat memberikan kepadamu 'Kasih-sayangku', dan aku harap kau dapat menjaga diri dimana saja kau berada dengan sikapmu yang sopan-santun, dan dengan watakmu yang mengenal budi. Dengan berbuat demikian, aku yakin kau senantiasa disertai keberuntungan !"95 Setelah itu, ia menghadapi Tee Tian Kauw dan berkata : Tian Kauw, aku harap kau giat berlatih, dan berlatih sampai sempurna ilmu2 silat pedang yang baru kau pelajari dari saudara angkatmu dengan mencurahkan semua perhatianmu selama satu bulan. Setelah itiu kau dapat turun gunung untuk menunaikan tugasmu! Nah! Kini kau antarkan saudara angkatmu turun dari puncak ini !" Kong Sun Giok lalu membungkukkan tubuhnya memberi hormat clan menghaturkan terima kasih kepada Heng Tay-soe. Kemudian ber-sama2 Tee Tian Kauw ia turun dari puncak itu. Mereka berjalan ber-damping2an sepcrti sepasang merpati, dan tidak berbicara. Berpisahan itu sangat berat bagi mereka! Dengan ilmu meringankan tubuh, dengan cepat mereka tiba dikaki gunung. Tee Tian Kauw menghadapi Kong Sun Giok, memandang wajahnya sejenak, dan berkata: Giok Ko-ko, kau harus rela berpisah. Kau harus lekas2 mencari kitab Ju Keng itu. Setelah lewat satu bulan, dengan ilmu silat pedang yang akan kupelajari dengan sempurna, aku pasti datang menyusul kau !" Dengan berat sekali, Kong Sun Giok memaksa dirinya untuk berpisah. la memutar badan, dan dengan tak

berbicara lagi ia segera lari pergi kearah barat-laut! Tee Tian Kauw menggigit bibir untuk menahan air matanya jangan sampai mengucur keluar. Ia terus mengawasi Kong Sun Giok sampai hilang. Disepanjang jalan Kong Sun Giok senantiasa mengenang2kan pengalaman2 dan peristiwa2 yang lampau : Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu kehilangan kedua betis, akan tetapi dapat menjagoi dikalangan Bu Lim. Heng Taysoe kehilangan kedua lengan, akan tetapi ilmu silat yang96 telah diajarkannya kepada muridnya Tee Tian Kauw lihay sekali: Bian Leng Jun yang cantik jelita tengah menantinya dikota Lak Cao. Tee Tian Kauw yang mirip dengan Bian Leng Jun dan yang selalu membikin ia mabuk asmara telah menjadi adiknya. Lat Siu Shin Mo yang terkenal lihay sekali ilmu silat tinjunya, karena telah dibebaskannya dari kurungan dalam gua, juga telah menjadi kakak angkatnya. Semua pengalaman2 dan peristiwa2 itu menyenangkannya. Akan tetapi tugas ia membalas dendam guru2nya belum terlaksana. Dimanakah kitab Ju Keng itu yanmdapat membantu usahanya? Dan apakah artinya sajak Ju Cai Ju Tiong, Ko Beng Ju Kek" yang tertera diatas kulit kambing yang putih itu? Betul sajak yang berbunyi : Kong Wai Cu Kong, Sek Tiong Cu Sek telah dapat diartikan, akan tetapi masih juga tidak diketahui dimana kitab Ju Keng tersimpan. Menurut Heng Taysoe, ia harus mencari Sio Yo Sian Seng yang mungkin dapat memberikan petunjuk padanya. Jika Sio Yo Sian Seng juga tak dapat mengetahuinya bagaimanakah? Demikianlah Kong Sun Giok berpikir disepanjang jalan. Pada suatu hari ia tiba disuatu tempat yang luar biasa. Didepan matanya ada barisan gunung. Batu2 gunung yang beraneka bentuk, pohon2 dan tumbuh2an yang belum pernah dilihatnya dan air terjun dengan air yang jernih, tampak disekitarnya. Dilereng gunung disebelah baratlaut ia menampak hutan pohon bambu, dan tiap2 pohon bambu setinygi 7 atau 8 depa. Angin yang sejuk meniup dengan halus ketubuhnia. Ia merasa berada didunia lain! Sebetulnya ia gemar sekali akan pohon bambu. la datang menghampiri hutan bambu itu, dan setelah mencari tempat Yang nyaman, ia berbaring ditanah untuk beristirahat dengan maksud mencari orang yang dapat memberi97 petunjuk kepadanya dimanakah letaknya guniang Siat Hong San. Belum lama ia berbaring, se-konyong2 terdengar olehnya dari dalam hutan bambu itu suara nyanyian : Cobalah tanya kepada para pahlawan, setelah mereka menjadi jago, apakah manfaatnya? Bukankah manusia akhirnya juga masuk kelubang kubur?" Kong Sun Giok yang faham akan sastra segera dapat mengetahui bahwa sajak yang dinyanyikan itu adalah

karangan Bee Ci Yen dari zaman dinasti Goan. la bangun dan menyelidiki siapakah yang telah bernyanyi itu. Dengan ilmu meringankan tubuhnya, dengan pesat dan gesit sekali ia berlari kian kemari mencari orang yang menyanyi itu. Ketika ia merasa bahwa ia telah berada dekat sekali dengan orang itu, ia berjalan dengan sikap yang waspada. Betul saja di-tengah2 hutan bambu itu, disamping satu batu gunung yang besar ada seorang tua berjubah warna coklat tengah berbaring. Orang tua itu sedang menikmati arak dan hidangan2 ringan! Meskipun orang tua itu mengetahui ada orang yang menghampirinya, akan tetapi ia tetap berbaring sambil bernyanyi. Ketika itu ia menyanyikan sajak dari penyair Pek Lok Tian dari zaman dinasti Tong. Mendengar sajak2 yang dinyanyikan itu, Kong Sun Giok segera mengetahui bahwa orang tua ini bukan orang biasa. la berjalan sampai didepan orang tua itu, membungkukkan diri memberi hormat, lalu berkata : Pak, mungkin bapak ini seorang suci. Hamba ini juga bukannya orang yang tamak atau serakah. Bagi hamba tempat ini asing sekali. Oleh karena itu hamba mohon bapak memberi petunjuk2." Si-orang tua lalu bangun dan duduk disamping batu itu. la mengawasi Kong Sun Giok sejenak, lalu berkata sambil tertawa : Sio-tee dari manakah? Sio-tee ingin menanya98 jalan yang manakah ? Kau katakan kau bukan seorang yang tamak atau serakah, akan tetapi ilmu meringankan tubuhmu itu betul2 lihay. Dengan maksud apakah kau datang kesini ?" Kong Sun Giok melihat bahwa si-orang tua itu masih merasa curiga terhadapnya. la bersikap sabar dan hormat, dan berkata lagi: Hamba datang dari puncak Ti Shing Hong dari pegunungan Kauw Ji San. Hamba ingin pergi kepuncak Siat Hong San disebelah barat propinsi Hunan. Hamba telah mengganggu ketenteraman bapak, dan hamba minta dimaafkan." Orang tua itu lalu tertawa lagi dan berkata : Sio-tee rupanya baru terjun dikalangan Kang-ouw. Meskipun kau tidak tamak, akan tetapi kau masih belum dapat menahan napsu. Tempat ini adalah Siat Hong San!" Kong Sun Giok merasa girang mendengar bahwa ia telah berada digunung Siat Hong San. Ta merasa girang karena meskipun ia tak tahu jalan, namun ia telah beruntung tidak tersesat. Dengan wajah ber-seri2 ia menghaturkan terima kasih kepada orang tua itu. Wajah orang tua itu lalu berubah. Dengan senyuman lebar ia berkata :Sio-tee telah datang dari puncak Ti Shing Hong dari pegunungan Kauw Ji San. Tetapi disitu ada tinggal berdiam atau bertapa seorang jago silat ang lihay dengan nama Kong Men Ki Hiap Heng Tay-soe. Apakah kau tidak menjumpainya ?"

Mendengar orang tua itu juga mengenal Heng Tay-soe, ia berpikir Aneh sekali! Aku telah beruntung sekali! Segala yang aku usahakan selalu memperoleh bantuan. Apakah orang tua ini bukannya Sio Yo Sian Seng ang sedang dicarinya?" Lalu ia bertanya dengan hormat : Hamba ini bernama Kong Sun Giok. Aku, atas perintah Heng Tay-soe,99 datang kesini dengan maksud mencari Sio Yo Sian Seng. Apakah hamba dapat mengetahui nama bapak ?" Orang tua itu meng-urut2 jenggotnya yang panjang, dan sambil tersenyum ia berkata : Sio-tee, kau bukan saja telah tiba digunung Siat Hong San, kau juga telah menjumpai Sio Yo Sian Seng. Aku baru saja kembali dari pegunungan Oey San. Gelarku ialah sibangau liar. Aku pemalas. Aku enggan melihat orang. Akan tetapi karena Sio-tee ada hubungan dengan Heng Tay-soe, dan telah datang dari tempat yang jauh, aku harus menerima kau. Marilah kita masuk kegubukku, dan kau dapat menceritakan maksud kedatanganmu. Meskipun ilmu silatku ini kalah dari ilmu silatnya Heng Tay-soe, tetapi belum tentu kalah dari ilmu silatmu. Jika ada sesuatu yang aku dapat membantu, kau dapat memberitahukan kepadaku." Sambil berbicara, si-orang tua membereskan cangkir dan guci araknya, dan mengajak Kong Sun Giok kegubuknya. Kong Sun Giok memperhatikan bahwa perabot2 didalam gubuk itu kebanyakan dibuat dari bambu atau batu gunung. Setelah mereka terduduk, Kong Sun Giok lalu mengeluarkan kulit kambing yang putih dan memperlihatkan itu kepada Sio Yo Sian Seng dengan permintaan supaya sudi menjelaskan teka-teki yang tertera diatas kulit kambing itu! Sio Yo Sian Seng mengawasi dan menyelidiki agak lama teka-teki diatas kulit kambing itu. Lalu ia memejamkan kedua matanya untuk berpikir. Kemudian Sio Yo Sian Seng membuka kedua matanya, dan dengan mengerutkan kening ia berkata : Kong Sun Sio-tee, meskipun aku baru saja mengenal kau, tetapi Heng Tay-soe telah menolong aku, dan budinya tak bisa kulupakan. Aku harus menceritakan segala sesuatu dengan jujur. Aku selalu bersikap masa bodoh. Aku tidak menghiraukan harta benda atau100 keuntungan. Aku gemar sekali berkelana. Oleh karena itu selama beberapa puluh tahun yang lampau aku telah berkelana kebanyak tempat, mungkin juga aku pernah berkelana diseluruh negeri ini. Aku pernah mendaki banyak gunung maupun puncak. Aku tidak ingat semua gunung2 atau puncak2 itu. Tetapi aku akan menceritakan apa saja yang aku masih ingat. Setelah melihat gambar puncak2 gunung diatas kulit kambing itu, aku teringat akan puncak2 yang bentuknya dan Ietaknya mirip seperti puncak2 didalam gambar diatas kulit kambing itu." Kong Sun Giok berkata sambil tersenyum :Hambapun

tidak mendesak bapak. Sudilah kiranya bapak memberitahukan apa saja yang bapak masih ingat." Sambil tersenyum Sio Yo Sian Seng melanjutkan : Siotee telah menjumpai aku. Aku ingin mengetahui maksud Sio-tee pergi ke-puncak2 itu." Lalu Kong Sun Giok menuturkan segala sesuatu tentang tekadnya mencari kitab Ju Keng atas perintah gurunya agar dapat membalas dendam dan mencuci malu gurunya. Iapun ingat akan pemberitahuan gurunya yang telah berusaha mencari kitab Ju Keng itu selama beberapa puluh tahun tetapi hampa. Orang tua itu agaknya puas dengan penjelasan itu, lalu sambil meng-hitung2 dengan jari2 tangannya, ia melanjutkan penuturannya : Gunung Tiang Pek San yang terletak diluar tembok kota dekat Chosen kedua puncaknya mirip seperti puncak2 digambar. Gunung Pek Tian San dipropinsi Sinkiang kedua puncaknya juga mirip seperti puncak2 digambar. Puncak2 yang mirip seperti gambar itu terletak dipegunungan Biauw Ling dipropinsi Kwie Cioe, dipegunungan Lak Cao dipropinsi Yunan dan dipegunungan Kong Son dekat propinsi Kwangtung.101 Kelima tempat itu se-akan2 terpencar disemua mata angin. Sio-tee bagaimanakah mencarinya?" Dengan hormat Kong Sun Giok menjawab : Dengan ketekunan dan kegiatan maka besi potongan dapat digosok menjadi jarum. Bapak telah membantu hamba membatasi tempat2 yang hamba harus datangi dengan penuturan yang berharga itu. Jika hamba mundur karena kesukaran atau kesulitan, bagaimanakah hamba dapat menunaikan tugas hamba? Tiang Pek San berada dipropinsi dekat Chosen, Pek Tian San dipropinsi Sinkiang, ke-dua2nya agak jauh. Tetapi pegunungan Biauw Ling, Kong San dan Lak Cao berada dipropinsi2 Hoen Lam dan Kwiciu, dan hamba dapat pergi mencari dipegunungan2 tersebut. Jika tak berhasil, hamba baru pergi kepropinsi Sinkiang atau kepegunungan Tiang Pek San yang terletak dekat Chosen. Budi guru2 hamba sangat besar, dan hamba harus melaksanakan pesan guru2 hamba itu. Dengan lain perkataan, hamba telah bersumpah, jika hamba tak berhasil melaksanakan pesan guru2 hamba, hamba lebih suka mati daripada hidup berhutang budi. Ya hamba akan menjadi malu terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, hamba tak akan berhenti berusaha! Sebulan lagi, muridnya Heng Tay-soe, Tee Tian Kauw akan datang kesini mencari hamba. Hamba mohon bapak memberitahukan maksud dan tempat2 yang hendak hamba datangi. Hamba sangat berterima kasih kepada bapak." la membungkukkan tubuhnya menghaturkan hormat dan menyatakan terima kasihnya. Lalu ia minta diri kepada Sio Yo Sian Seng itu. Sebelumnya ia pergi, Sio Yo Sian Seng mengeluarkan sebuah botol kecil terbuat dari porselen

putih. Diserahkannya botol kecil itu kepada Kong Sun Giok clan berkata : Sio-tee bersemangat satria, dan mengenal budi. Tidak percuma Thian Lam Sa Kiam mempunyai murid serupa kau. Aku Sio Yo Sian Seng sangat102 mengagumi watak dan budi-pekertimu. Kali ini kau hendak pergi kepropinsi Hoen Lam (In Lam) dan Kwiciu, kau juga mengetahui akan menjumpai banyak rintangan2. Kau pasti akan masuk kedalam hutan2, mendaki gunung2, menyeberangi sungai2 dalam usahamu mencari tempat dimana kitab Ju Keng tersimpan menurut petunjuk yang tertera diatas kulit kambing itu. Aku tidak mempunyai barang apa2 yang berharga untuk diberikan kepadamu. Tetapi botal kecil ini berisi obat yang mustajab sekali yang dapat menghilangkan segala racun. Siotee dapat menyimpannya baik2 dibadan. Pada suatu waktu obat itu akan berguna sekali bagimu. Aku do'akan kau berhasil." ---oo0oo--BAGIAN 6 DENGAN TEKAD MENDAKI GUNUNG BIAUW LING Kong Sun Giok mengetahui bahwa Beng Ya Hok alias Sio Ya Seng sudah lama berkelana dimana-mana, dan yakin bahwa obat-obatan yang dibuatnya pasti mustajab. la menghaturkan banyak terima kasih, lalu berjalan menuju kepegunungan Biauw Ling dipropinsi Kwiciu menurut petunjuk2 Sio Yo Sian seng itu. Propinsi Hunan clan propinsi Kwiciu berdampingdampingan. Setelah menyeberangi sungai Kiam Ho dipropinsi Kwiciu, Kong Sun Giok-tiba disuatu desa yang terletak dekat kaki gunung Lui Kong San. Ia mencari sebuah kedai untuk membeli makanan dan minuman dan untuk beristirahat. Ketika ia sedang minum arak dikedai itu, tiba2 terdengar olehnya seorang yang sedang duduk dimeja lain dikedai itu berkata : Ilmu silat Thian Lam dari pendeta maling itu terlampau lihay. Meskipun guru kita103 telah mengundang dua orang jago silat dari daerah Kwiciu tengah, ia masih juga belum merasa aman. Apakah barang2 yang kita butuhkan telah kau siapkan?" Pertarungan hebat karena pembalasan dendam dikalangan Kang Ouw adalah peristiwa yang lumrah. Tetapi ucapan Silat Thian Lam dari pendeta maling itu terlampau lihay" telah membikin Kong Sun Giok terkejut. Ia berpikir :Guruku, Goan siu To Tiang, telah memberitahukan bahwa aku harus mencari dua saudara kakak2 seperguruanku dalam usaha mencari kitab Ju Keng dan membalas dendam. Dari kedua kakak2 itu yang satu terkenal sebagai Menjangan, dan yang lain sebagai Bangau. Mereka berkecimpung dikalangan Kang Ouw dan senantiasa berkelana dimana-mana. Mereka tidak mempunyai tempat kediaman yang tetap. Mungkinkah

pendeta maling" yang disebut-sebut oleh orang itu salah seorang dari mereka? Oleh karena itu, ia terus mendengarkan ucapan2 dari meja lain itu dengan pertuh perhatian. Dengan tertawa terbahak orang yang ditanya tadi menjawab : Caraku ini boleh dikatakan yang terbaik disemua propinsi2 dibarat-daya. Malam ini pendeta maling itu mungkin binasa ditangan guru kita kedua jago silat dari daerah tengah propinsi Kwiciu. Jika tidak, iapun tidak akan luput dari kebinasaan dihutan dimuka pengunungan Lui Kong San!" Lalu orang yang bertanya mula2 tadi berkata : Su-tee! Jangan bicara keras2! Pendeta maling itu lihay sekali ilmu silatnya, dan siasat kita ini tidak boleh bocor! Persiapan itu harus kita lakukan dulu!" Kemudian mereka memanggil pemilik kedai, membayar makanan dan araknya, dann keluar dari kedai itu. Kong Sun Giok yakin bahwa pendeta maling" dengan ilmu silat Tian Lam yang disebut-sebut oleh kedua prang104 tadi adalah salah seorang paman gurunya, atau seorang Hiap-su (pendekar budiman)! Siasat apakah sedang mereka persiapkan? Berapakah banyaknya jago2 silat yang mereka undang untuk melawan pendeta maling" itu? Kong Sun Giok berpikir Mengapa aku tidak pergi menyelidiki hutan dimuka pengunungan Lui Kong San. Bila pendeta maling" itu adalah kakak2 seperguruanku bukankah aku dapat segera memberitahukan kabar buruk tentang tewasnya Goan Siu To Tiang, dan dapat bersamasama mencari kitab Ju Keng dalam usaha membalas dendam guru dan paman2 guruku?" Kedai yang terletak dekat kaki gunung Lui Kong San itu tidak jauh dari hutan yang terletak dimuka gunung itu. Hari baru senja. Lalu dengan tekad yang bulat Kong Sun Giok jalan menuju kehutan itu. Dihutan itu banyak sekali tumbuh pohon bambu. Tiga buah sisi hutan itu adalah gunung2, dan sebuah lagi adalah lapangan luas. Kong Sun Giok menduga bahwa tempat yang dimaksud oleh kedua orang tadi adalah lapangan yang luas itu dengan pohon2 bambu dan beberapa pohon2 yang besar dan tua. Setelah memilih sebuah pohon yang besar, lalu ia memanjat keatas sebuah dahan dari pohon itu dan bersembunyi. Dari tempat persembunyiannya ia dapat melihat dengan leluasa. Baru lebih kurang seperempat jam ia berada diatas dahan itu, tampaklah olehnya lima buah bayangan hitam sedang berlari-lari dari arah barat-laut, dan tiga prang diantara mereka itu dapat berlari dengan pesat sekali dengan ilmu meringankan tubuhnya. Kong Sun Giok memperhatikan bahwa salah seorang dari ketiga orang yang tiba lebih dulu, adalah pendeta berjubah kuning dan memegang senjata105

sebuah sekop persegi, dan dua prang yang lain berpakaian hitam yang serupa bentuknya, akan tetapi yang satu jangkung dan gemuk tubuhnya, dan yang lain pendek dan kurus. Semuanya mempunyai wajah yang jahat dan kejam! Kong Sun Giok menduga : Pendeta berjubah kuning itu pasti guru kedua prang yang bicara didalam kedai tadi, dan kedua prang yang berpakaian hitam pasti adalah jago silat yang diundang datang dari daerah tengah propinsi Kwiciu. Dua prang lagi yang ketinggalan, dibelakang adalah yang aku jumpai di-kedai." Setelah mereka berkumpul, pendeta berjubah kuning mengajak semuanya masuk kedalam hutan. Sambil tersenyum ia berkata kepada kedua pemuda yang berpakaian hitam :Ilmu silat dari pendeta maling itu betul2 lihay. Aku harus minta bantuan kedua saudara!" Lalu si-jangkung-gemuk menyahut : Harap saudara jangan kuatir! Sebetulnya segala siasat yang kau siapkan itu tidak perlu. Masa kita bertiga tak dapat melawan seorang jago silat Thian Lam?" Ucapan jago silat Thian Lam" itu lebih meyakinkan Kong Sun Giok, bahwa yang akan datang memenuhi janji untuk bertempur adalah kakak2nya itu, si Menjangan atau si Bangau! Baru saja ucapan si-jangkung-gemuk itu selesai, terdengarlah dari belakang sebuah batu gumung yang besar dan yang terletak lebih kurang 3 depa dari sijangkunggemuk itu suara orang tertawa dan berkata :Kim Cit! Pang Kauw! Kamu datang dari daerah tengah, dan sekarang baru belajar kenal dengan ilmu silatku. Bagaimanakah kamu mengetahui bahwa jago silat Thian Lam dapat dilawan dengan mudah."106 Ucapan tersebut dibarengi dengan melompat keluarnya dari belakang batu besar itu seorang Tojin (pendeta) berjubah hijau, berusia lebih kurang 30 tahun, bertubuh tegap dan berwajah merah. Diatas bahunya menonjol keluar dari punggungnya sebuah gagang pedang. Semenjak memperoleh kabar buruk tentang gugurnya guru dan paman2 gurunya, Kong Sun Giok selalu memikirkan dimanakah ia harus mencari saudara2nya itu. Dewasa itu, ketika ia melihat pendeta yang berjubah hijau, dan yakin betul bahwa pendeta itu adalah kakak2nya si Bangau, ia tak dapat lagi menahan napsunya. la berseru sambil meloncat turun dari dahan pohon Ji-Su-heng!" Si-jangkung-gemuk yang bernama Kim Cit dan bersenjata martil besi, dan si-pendek-kurus yang bernama Pang Kauw sudah lama berbuat sewenang-wenang didaerah tengah propinsi Kwiciu, dan tidak ada orang yang dapat mencegahnya! Kim Cit dengan ilmu silat tenaga luar yang baik sekali belum pernah di-ejek orang. Mendengar ejekan It Hok Tojin (si-Bangau), ia menjadi sangat gusar. Ketika

baru saja ia hendak menyerang, Kong Sun Giok sudah melompat turun dari dahan pohon! Dengan wajah bengis ia membentak : Dari manakah datang anak haram ini? la berani mengganggu kita Bukankah ia mencari mati?!" Makian itu dibarengi dengan satu jotosan yang keras kearah dadanya Kong Sun Giok! It Hok To-jin pun tidak menduga bahwa Suteenya (adik) telah datang berkelana sampai dipegunungan Biauw Ling. Ia telah mengetahui bahwa jotosan Kim Cit itu sangat lihay Baru saja ia ingin membantu, tiba2 terdengar suara embusan angin yang keras diudara, dan Kong Sun Giok sudah berdiri didampingnya! Kim Cit telah terdorong mundur 5 - 6 kaki, dan belum sempat menjejakkan kakinya!107 Sebetulnya setelah Kong Sun Giok melompat turun dari dahan nohon, dan mengetahui bahwa Kim Cit menyerangnya dengan sebuah jotosan, ia segera menggunakan ilmu Tian Shing Cong atau Menyodok bintang2 dilangit yang dipelajarinya dari Lat Siu Shin Mo, saudara angkatnya. Dengan tangan kiri dipijitnya tangan Kim Cit yang menjotos itu, lalu dengan mencondongkan tubuhnya sedikit kekiri, bahu kanannya mendorong tubuh Kim Cit sehirgga ia terdorong mundur 5 - 6 kaki! Silat itu bukan saja mengejutkan pendeta berjubah kuning, dan si-pendek-kurus Pang Kauw, bahkan Kim Cit sendiripun menjadi tak berdaya, karena setelah tangannya dipijit oleh Kong Sun Giok, matanya menjadi berkunangkunang, dan ia merasa dadanya yang terdorong oleh bahu lawannya sakit-sekali seakan-akan telah ditinju dengan hebat! It Hok 'T'o-jin yang menyaksikan itu, juga merasa heran dan gembira. Tetapi ketika ia melihat bahwa Kong Sun Giok mengeluarkan air mata, dengan cemas ia bertanya : Su-tee, mengapa kau tiba2 datang kepegunungan Biauw Ling ini? Apakah guru dan kedua paman guru selamat?" Kong Sun Giok berpikir, bahwa disitu bukan tempatnya untuk menceriterakan kabar yang harus disampaikannya. la berketapan hendak membereskan lawan2nya yang sedang dihadapi. Maka ia menahan air matanya dan menyahut : Mereka semuanya baik. Memang banyak yang hendak siauwtee bicarakan. Lebih baik kita bereskan jahanam2 ini lebih dulu. Sebentar Sio-tee akan menceriterakan kepada Ji Su-heng!" It Hok To-jin masih merasa cemas karena bunga putih yang disematkan didadanya Kong Sun Giok. Dengan jawaban Kong Sun Giok tadi ia terpaksa meladeni lawan2nya. Sambil menunjuk pendota berjubah kuning, ia108 berkata kepada Kong Sun Giok : Su-tee, coba lihat pendeta ini. Berapa usianya menurut taksiranmu? Tetapi ia dapat julukan 'Hidung putih', lucu, bukan? Apakah ia tidak harus dibunuh mati?"

Dengan mengayun sekop perseginya pendeta berjubah kuning membentak : It Hok Cek To (pendeta maling) Pertempuran malam ini, yang kuat hidup dan yang lemah binasa. Yang murni berbahagia dan yang palsu musnah. Siapakah yang sudi, mengadu mulut denganmu. Ayo, cabut pedangmu!" It Hok To-jin tertawa, dan mengangkat tangannya untuk mencabut pedangnya. Kong Sun Giok berkata dengan suara rendah : Pendeta jahat ini, disamping mengundang jago2 silat untuk membantu, juga telah memasang perangkap. Sio-tee yang melawan pendeta itu, dan Su-heng dapat menjaga." It Hok To-jin telah mengetahui bahwa gurunya Goan Siu To Tiang sangat sayang pada Kong Sun Giok, dan telah mengajarinya semua ilmu silat pedang Thian Lam. Dengan ilmu silat Tian Shing Cengnya, yang telah menyebabkan Kim Cit tadi tak berdaya, ia yakin bahwa Kong Sun Giok dapat melawannya. Dengan menunjuk ketiga2 lawannya, ia berkata : Su-tee, baiklah kau yang mengajar pendeta hidung putih ini supaya tahu adat. Kedua pembunuh itu, Kim Cit dan Pang Kauw juga penuh dengan dosa2. Jika kau melawan mereka, ingat delapan huruf yang berbunyi : Yang diatas batang lehernya hanya jahanam2 belaka!' Tentang perangkap yang mereka pasang, aku akan memperhatikan!" Lalu sambil tersenyum, Kong Sun Giok mencabut pedangnya. Pendeta berjubah kuning memang sudah takut melawan It Hok To-jin. Kini setelah melihat cara Kong Sun Giok menjadikan Kim Cit tak berdaya, ia maju dengan109 perasaan kuatir. Kim Cit yang telah diberi malu oleh Kong Sun Giok, lalu datang menghalangi si-pendeta, berjubah kuning. la berkata : Pendeta tua, kau mundur. Aku yang akan mengajar adat anak kemarin dahulu ini". Pendeta berjubah kuning itu, bukan saja bertabiat busuk, tetapi juga palsu hatinya. Mendengar seruan Kim Cit, ia buru2 mundur dengan perasaan girang. Lalu Kim Cit mengeluarkan, senjatanya yang ganjil bentuknya. Dengan suara keras ia membentak : Hei! maling kecil! Kau datang menyerang dan rasakan martil besi yang termashur lihay di barat-daya dari Kim Cit ini!" Kim Cit bersenjata sebuah martil besi yang berbentuk tinju manusia dan gagangnya lebih kurang 4 kaki panjangnya. Dengan senjata yang ganjil itu ia telah berbuat sewenang-wenang didaerah tengah propinsi Kwiciu dan belum pernah menjumpai lawan yang dapat menalukkannya! Kong Sun Giok yang berwatak peramah dan suka pemurah sebetulnya tidak bermaksud mencelakakan orang lain. Akan tetapi lawannya itu sangat kejam dan jahat. Jika manusia semacam itu dibiarkan berbuat sewenang-

sewenang dikalangan Kang Ouw, bukan saja mereka menodai nama baik jago2 silat dikalangan Kang Ouw, bahkan juga mencelakakan atau membunuh rakyat yang tak berdosa. Dengan tekad tersebut Kong Sun Giok lalu menyerang lawannya dengan pokkiam. Ilmu silat pedang Tian Lam sangat memperhatikan ketenangan dan kesungguhan. Kong Sun Giok menyerang dengan tenang, tetapi bersungguhsungguh. Serangan yang secepat kilat menusuk kearah mukanya Kim Cit yang belum pernah rnenjumpai tusukan secepat itu! la terkejut, dan dengan secepat kilat pula ditangkisnya ujung pedang itu dengan martil besinya.110 Tetapi ia tidak mengetahui bahwa ilmu silat pedang Thian Lam itu, disamping mempunyai ketenangan dan kesungguhan, juga ketekunan. Kong Sun Giok lekas menarik kembali pedangnya sebelum beradu dengan martil besi lawannya untuk disodokkan lagi dengan secepat kilat kearah dada musuh! Si-martil besi Kim Cit melihat tangkisannya gagal, lalu menekan pedang yang menusuk kearah dadanya dengan martil besinya. Ia merasa martil besinya melekat kencang pada pedang seterunya dan kemudian ia merasa bahwa pedang itu sangat berat sekali dan menyebabkan tangannya yang memegang martil besi itu tergetar. Kong Sun Giok menarik martil besi lawannya, dan disaat itu dada seterunya kosong tak terjaga! Dengan memutar pedangnya ke tenggorokkan seterusnya. Seumur hidupnya ia belum pernah membunuh orang, dan pada saat yang kritis itu diubah tusukkan tersebut untuk menebas lengan kanan seterunya, Kim Cit menjerit kesakitan, dan lengan kanannya terlempar ketanah. Si-pendek-kurus tidak menduga sedikitpun bahwa saudara angkatnya Kim Cit dapat dengan mudah dikalahkan dan lengan kanannya ditebas. Tetapi dalam saat itu, sambil menyuruh pendeta berjubah kuning menolong dan mengobati lukanya Kim Cit, ia maju kehadapan Kong Sun Giok sambil membentak : Hei!Maling kecil! Kau tahu siapakah yang telah kau lukai!? Mulai saat ini kau jangan harap dapat hidup tenang! Aku dan kawan2ku akan mengejar dan membunuh kau dimana saja kau berada! Ayo! Jika kau betul2 lihay, coba kau tabas buntung lengan kiri aku ini, Pang Kauw!'' Kong Sun Giok memperhatikan bahwa kekejaman dan kejahatan wajah Pang Kauw An serupa dengan Kim Cit, ditambah pula dengan sifat munafik. la lebih benci pada111 Pang Kauw itu. Dengan mengejek ia berkata : Aku tak perduli siapakah yang telah kulukai. Tapi aku tahu aku telah mengajar adat seorang yang durhaka! Jika aku tidak herhasil membasmii makhluk2 yang jahat serupa kalian, bagaimanakah aku dapat melawan raja dari semua iblis,

Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu!" Ucapan Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu" itu bukan saja menyebabkan wajah2nya Pang Kauw, Kim Cit dan pendeta berjubah kuning menjadi pucat, bahkan It Hok To-jin pun menjadi terkejut. la tidak mengetahui mengapa Kong Sun Giok ingin melawan raja dari semua iblis2, Ban Cun Bu? Kong Sun Giok menghadapi Pang Kauw dengan mata terbelalak, dan berkata : Kau suruh aku menebas buntung lengan kirimu? Jika dalam tiga jurus tak berhasil aku menebas lengan kirimu, bukanlah aku ini Kong Sun Giok!" Kedua mata yang bersinar itu mengawasi Pang Kauw yang segera melihat lengan kirinya. Kong Sun Giok meneruskan : Jangan kira kamu dapat berbuat sewenangwenang didaerah barat-daya. Aku dan paman guruku akan membasmi kamu semua jahanam2 dalam jangka waktu setengah tahun. Setelah kau kehilangan lengan, kau mungkin menyuruh orang memasang perangkap untuk mencelakakan kami. Tetapi kita dari partai Thian Lam tak akan gentar!" Pang Kauw setelah mendengar ejekan itu, tidak dapat lagi menahan sabarnya. Dengan siulan tersebut seperti seekor naga sedang merintih. Pedang didalam tangannya tergetar. la menggunakan ilmu silat pedang Hua Kai Kua Hut atau membuka bunga melihat dewa yang dipelajarinya dari Ceng Lian Shin Ni. Makin lama makin hebat getaran pedang itu, dan ke-dua2 toya Pang Kauw terdorong kesamping. Pang Kauw lekas2 menyodok lagi. Tetapi Kong Sun Giok mengegos kekanan, dan dengan satu bacokan112 secepat kilat ia berhasil menebas buntung lengan kiri, seterusnya sebelum ia dapat berbuat suatu! Demikianlah dalam tiga jurus : menggetarkan pedangnya, mengegos kekanan, dan membacok, Kong Sun Giok berhasil menebas buntung lengan kiri seterusnya Kong Sun Giok tidak menyerang terus. Pedangnya ditarik kembali, dan memberikan kesempatan kepada lawannya untuk mengobati lukanya. Lalu ia membentak: Sebetulnya kami harus segera membunuh kamu yang sangat jahat dan kejam ini. Akan tetapi kami teringat akan pesan guru kami untuk tetap bermurah hati meskipun terhadap musuh besar. Kini kami menebas buntung lenganmu sebagai peringatan, dan kami harap kamu dapat menyesal akan perbuatan jahatmu yang sudah2, dan berubah menjadi orang baik. Jika dikemudian hari aku mendengar kamu berbuat jahat juga, dan bila berjumpa lagi, pedangku ini akan menghabiskan riwayatnya!" Kim Cit dan Pang Kauw, setelah membalut lengannya, dengan wajah yang tetap kejam dan perasaan sakit hati, berlalu tanpa mengucapkar apapun! Si pendeta berjubah kuning setelah melihat kedua jago silat yang diundangnya telah dikalahkan dengan masing2 kehilangan sebuah

lengan, menjadi ketakutan bercampur girang. la ketakutan karena ia pasti tak dapat melawan seterunya dan mungkin juga perangkapnya akan menjadi gagal. la girang karena ia yakin bahwa Kim Cit dan Pang Kauw yang telah diberi malu demikian hebatnya, pasti menaruh dendam dan akan memberitahukan itu kepada guru2nya. Ia yakin bahwa salah satu guru2nya Kim Cit dan Pang Kauw dapat meladeni orang2 dari partai Thian Lam! la tidak lari, tetapi berdiri dengan penuh pikiran.113 Dengan sebuah bacokan Kong Sun Giok telah berhasil menabas buntung lengan kiri lawannya Lalu Kong Sun Giok menanya It Hok To-jin : ,.Ji Suheng, masih ketinggalan seorang pendeta durhaka. Apakah Sio-tee juga yang harus membereskan?" It Hok To-jin telah menyaksikan bahwa ilmu silat pedang Kong Sun Giok itu dapat dipercaya. Dengan beberapa ilmu silat yang telah dipelajari dan telah dipertunjukkannya, Kong Sun Giok pasti dapat membereskan pendeta berjubah kuning itu dengan mudah. la berkata sambil tersenyum : Sutee, pendeta durhaka ini berlainan daripada jahanam2 tadi. la hanya gila perempuan, dan kita mudah menjumpainya lagi. Dosa2nya besar sekali. Kau harus menghajarnya!" Kong Sun Giok manggut, lalu mendatangi pendeta berjubah kuning itu. la membentak : Hei, pendeta cabul! Dengan menyamar sebagi orang suci kau berbuat mesum114 terhadap banyak wanita2. Dosa2mu besar sekali. Lagipula kau telah menyuruh dua orang bersembunyi didalam hutan untuk memasang perangkap. Ayo! lekas2 panggil mereka keluar!" Si-pendeta berjubah kuning tidak berani melawan, karena ia yakin ia tak sanggup. Tetapi ia sangat cerdik. la tertawa dan menyahut :Kau tak usah tergesa-gesa. Aku kini menyuruh kamu menangis". Lalu dipanggilnya orang2nya : Hei, lekas2 bawa, kesini kepalanya It Lok Cek To!" Ucapan tersebut membikin It Hok To-jin terkejut. 'Petapi Kong Sun Giok yang telah mengetahui siasat lawannya tidak menghiraukan. Dua orang keluar dari hutan. Orang yang bertubuh pendekan membawa sebuah bungkusan kain merah, dan dengan mata terbelalak ia berkata dengan suara keras kepada It Hok To-jin : Hei! it Hok Cek To! Aku bawa kepala saudaramu It Lok Cek To! Ni! ambil dan lihat dengan kepala matamu sendiri!" Lalu dilemparkannya bungkusan kain merah itu kepada ItHok To-jin! It Hok To-jin menangkap bungkusan kain merah itu. Ta merasa cemas sekali, karena ia yakin bahwa saudaranya, It Lok To-jin, telah dibunuh dengan jalan curang oleh musuh2nya. la hendak membuka bungkusan kain merah

itia untuk menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri. Tetapi perbuatannya itu dicegah oleh Kong Sun Giok yang berkata :Ji Su-heng, hati2! Mungkin mereka menipu kita. Bungkusan itu mungkin bukannya kepala orang. Kita harus menggunakan ilmu tenaga dalam membuka bungkusan itu, dan jangan mau tertipu oleh mereka!" It Hok To-jin yang banyak pengalaman segera insyaf akan keteledorannya setelah diperingati oleh Kong Sun115 Giok. la lekas2 meletakkan bungkusan itu ditanah. Lalu bersama-sama Kong Sun Giok ia menggunakan tenaga dalamnya menghadapi bungkusan itu yang jauhnya lebih kurang 4 depa dari mereka. Betul saja, begitu bungkusan tersebut terbuka, suara ledakkan terdengar! Bungkusan itu isinya obat-pasang. Semua orang kecuali Kong Sun Giok dan It Hok To-jin terlempar jatuh oleh ledakkan tersebut! Kong Sun Giok dan it Hok To-jin hanya terdampar mental 2 depa jauhnya! Setelah asap ledakkan buyar, Kong Sun Giok dan It Hok To-jin menyaksikan pemandangan yang menegakkan bulu roma. Si pendeta berjubah kuning telah menjadi hancur luluh karena ledakkan itu. Kedua orang2nya, karena berdiri agak jauh, yang satu segera tewas karena kepalanya berantakkan, dan yang lain luka parah dengan mandi darah! It Hok T'o-jin meng-goyang2kan kepalanya dan berkata : Inilah pembalasan Tuhan kepada orang2 yang bermaksud jahat." Melihat penderitaan hebat dari orang yang 90% mati itu, maka It Hok To-jin menjotos dadanya sekali lagi, dan segeralah ia tewas, dan lenyaplah penderitaannya! Kemudian It Hok To-jin menghadapi Kong Sun Giok dan berkata :Su-tee kini kau dapat menceriterakan semuanya, apakah guru dan paman2 guru kita semuanya selamat?" Belum lagi Kong Sun Giok menjawab, air matanya segera mengucur dan ia amat merasa sedih. Lalu dituturkannya peristiwa pertaruhan jiwa dilembah Lek Yun Kok antara guru dan paman2 gurunya dengan Lak Cao Shin Kun Ban Cung Bu. It Hok To-jin tidak dapat menahan kesedihan hatinya, dan air matanyapun mengucurlah. Dengan menumbuk sebuah pohon besar dengan tinjunya, ia berkata dengan kedua mata terbelalak Kini aku baru116 mengerti mengapa Su-tee barusan sebut2 Ban Cun Bu. Sutee, marilah kita bersama-sama membalas dendam guru dan paman2 guru2 kita!" Kong Sun Giok berkata : Ji Su-heng, untuk membalas dendam terhadap Ban Cun Bu kita mempunyai waktu 10 tahun. Guru kita juga ada pesan tcrhadap kita. Kemudian ia menuturkan peristiwa Bian Leng Jun membawa berita buruk itu kepadanya dan pengalaman2 yang telah dijumpainya setelah menerima berita buruk tersebut. Lalu

diberikannya kulit kambing yang telah dicongkelnya keluar dari gagang pedang Poa Liong Kiam. It Hok To-jin memeriksa kulit kambing itu, dan berkata : Su-tee, seterusnya kita tak dapat berpisah lagi. Kita harus mencari kitab Ju Keng itu. Sayang sekali Toa Suheng kita entah dimana. Mungkin ia dapat mengetahui dimana letaknya puncak gunung yang ganjil dan tertera diatas kulit kambing ini." Kong Sun Giok berkata :Menurut Sio Yo Sian Song alias Reng Ya Hok, dari puncak2 yang mirip seperti gambar itu ada satu yang terletak dipegunungan Biauw Ling. Kita kini tak berjauhan dari pegLmungan Biauw Ling. Bukanlah lebih baik kita menuju kesitu ?" It Hok To,jin menganggukkan kepalanya dan berkata : Baik. Jika kita ke Lak Cao dan Kong San. Pegunungan Pak Tian San dan Tiang Pek San sangat jauh dari sini, maka kita harus pergi lebih dahulu kepegunungan2 yang terdekat." Kemudian mereka menguburkan dengan saksama mayat2 seteru2nya sebelum mereka pergi kepegunungan Biauw Ling. Pegunungan Biauw Ling, dengan puncak2nya yang ganjil dan luar biasa bentuknya, merupakan pegunungan117 yang terbesar dipropinsi Kwincin. Banyak keluarga2 sukubangsa Biauw tinggal menetap dipegunungan itu. Jarang sekali orang pergi kepegunungan itu, karena ular berbisa dan, binatang2 yang berbahaya masih merajalela disamping orang2 Biauw yang masih belum mengenal kesopanan. Dengan keyakinan bahwa mereka akan dapat mengatasi semua rintangan2 itu, It Hok To-jin dan Kong Sun Giok tidak takut untuk pergi kepegunungan itu bahkan sampai ke-tempat2 yang terpencil sekalipun! Disepanjang jalan It Hok To-jin menceriterakan segala adat-istiadat suku bangsa Biauw disamping pengalaman2nya dikalangan Kang Ouw. Pada suatu hari mereka harus meliwati hutan yang lebat. Tiba2 Kong Sun Giok bertanya: Ji Su-heng, Kim Cit dan Pang Kauw yang telah kutebas buntung masing2 sebuah lengannya telah mengatakan bahwa mereka mempunyai sandaran untuk membikin pembalasan, apakah betul?" It Hok To-jin menjawab : ,.Ketika aku menerima berita buruk tentang tewasnya guru dan paman2 guru kita, aku amat sedih, dan oleh karena itu aku lupa memberitahukan kepadamu. Dewasa ini dikalangan Bu Lym, terdapat 10 jago2 silat yang lihay sekali dari partai yang baik maupun yang jahat. Guru dan paman2 guru kita dari piartai Thian Lam, Ban Cun Bu dan Shin It Cui yang terkenal sebagai dua iblis dari Utara dan Selatan, Ceng Lian Shin Ni yang kau diumpai dikuil dan yang telah menghukum Shin It Cui, Sin Teng Coa-su dari pulau Cin Ju to dilautan utara, Shin Lo dari pegunungan Mo San semuanya berdiumlah 8

orang, ditambah lagi dengan guru2nya Kim Cit dan Pang Kauw, yalah Tok Pi Cai Jin (Srigala berlengan satu) dan Lang Sin Siu Si (Pelajar berjiwa srigala)! Kong Sun Giok mengerutkan keningnya dan bertanya lagi: Guru saudara angkatku ialah Tian Kauw, Pu Heng Toa-su, agaknya ilmu silatnya sangat tinggi, hanya kedua118 lengannya buntung. Apakah ia tak termasuk diantara 10 orang2 tersebut ?" It Hok To-jin menggoyangkan kepalanya dan berkata: "Orang tua itu rupanya mempunyai suatu urusan yang meremukkan hatinya. Oleh karena itu ia memakai nama 'Heng' yang artinya 'Benci'. Tentang i!mu silatnya aku tak mengetahui banyak. Tetapi kaIangan Kang Ouw ini luas sekali. Yang terkenal adalah 10 orang itu, tetapi yang belum terkenal entah berapa banyak." la berhenti sejenak, lalu meneruskan: "Aku tadi mengatakan ada 10 orang: ialah 3 jago2 silat pedang Tian Lam, Ceng Lian Shin Ni, Sin Teng Toa-su, dari kalangan agama Budha. Shin Lo dari pegunungan Mo San tidak baik perbuatannya. Lat Siu Shin Kun Shin It Cui meskipun terkenal kejam, tetapi ia masih mempunyai perasaan prikemanusiaan. Lak Cao Sin Kun Ban Cun Bu, meskipun kejam dan jahat, akan tetapi ia memegang kepercayaan, dan selalu menepati jandii dan pantas menjadi Su-hu (guru)! Guru2 dari Kim Cit dan Pang Kauw, Tok Pi Cai Jin dan Lang Sin Siu Si, betul2 jahat dan kejam dan perhuatannya sangat keji! Mereka akan melakukan segala siasat untuk memusnahkan musuh2nya. Ilmu silatnya ada yang paling rendah diantara 10 jago2 ini. Terhadap musuh yang lebih kuat mereka bersembunyi, tetapi terhadap musuh yang lebih lemah mereka menghina. Maka selama 10 tahun ini meraka jarang menjumpai lawan yang dapat memberikan hajaran yang setimpal kepadanya! Su-tee berwatak ksatria, dan selalu rela memberi ampun meskipun terhadap musuh yang jahat dan kejam. Su-tee telah membebaskan Kim Cit dan Pang Kauw, dan jika kita berjumpa dengan kedua guru2nya itu, maka usaha kita mencari kitab Ju Keng ini pasti menemui rintangan besar!" Kong Sun Giok menyahut : Ji Su-heng merasa cemas. Tetapi bukanlah kita akan bertempur melawan Ban Cun Bu119 yang lebih lihay dari Tok Pi Cai Jin dan Lang Sin Siu Si ? Apa salahnya jika kita betul2 menjumpai mereka dan menguji ilmu silat kita melawan mereka?" It Hok To-jin tertawa dan menjawab :Su-tee beryali besar'.a Baiklah, kita siap melawan kedua jago2 silat yang kejam itu, dan menyuruh mereka mencoba pedang kita !" Sambil bercakap-cakap mereka berjalan terus, dan ketika hampir tiba dikaki gunung, It Hok Tojin berhenti dan berkata : Su-tee, coba perhatikan. Gunung ini kelihatan subur sekali dibagian atas dan agak tandus dibagian bawah, mirip seperti gambar yang tertera diatas kulit kambing".

Kong Sun Giok memperhatikan dan menyaksikan bahwa puncak gunung diatas mereka itu betul2 sebagaimana dikatakan oleh It Hok To-jin, dan disehelah kanan dari puncak itu terlihat sebuah puncak yang lebih rendah. Kong Sun Giok melompat-lompat sehingga 3 atau 4 depa tingginya karena girang, dengan keyakinan bahwa puncak gunung yang mereka cari rupanya telah mereka temui! It Hok To-jin yang menyaksikan loncatan itu berpikir :Su-tee ini telah mahir dalam ilmu silat pedang dapat mengatasi Ceng Lian Shin Ni, dan ilmu tinju yang dipelajarinya dari Shin It Cui. Kini ilmu meringankan tubuhnya telah aku saksikan sendiri, hebat sekali. Pembalasan dendam Tian Lam Sa Kiam terhadap Ban Cun Bu telah ditakdirkan dibebankan diatas bahunya!" Mereka menuju kepuncak itu, akan tetapi ketika berada ditempat yang lebih dekat dari puncak itu, King Sun Giok menjadi kecewa lagi, karena ia melihat juga sebuah puncak yang lebih rendah disebelah kirinya. Dengan marah2 ia berkata : Lagi2 kita gagal!" It Hok To-jin menghibur : Sutee, tak usah putus-asa. Kita belum mendaki puncak itu dan120 menyelidikinya. Mari kita mendaki untuk menyelidiki dengan saksama." Kong Sun Giok hanya dapat mengikuti kakak seperguruannya, tetapi didalam hatinya ia yakin bahwa puncak tersebut bukannya puncak yang harus mereka cari. ---oo0oo--Bagian 7 MENAKLUKKAN DUA JAHANAM Dengan satu tinju Sun Giok memukul patah dan hancur batang kayu itu dengan mudahnya Puncak tersebut sangat sukar untuk dipanjat karena pohon2 sangat lebat dilerengnya. Tiba2 ia bertanya pada It Hok To-jin : Ji Su-heng, jika kita telah tiba dikota Lak Cao, apakah kita akan hertempur melawan Ban Cun Bu dikuil Sun Yo Kung ?"121 It Hok To-jin berpikir sejenak, lalu menyahut : Menurut keterangan Su-tee, guru kita Goan Siu To Tiang ber-sama2 paman2 guru kita, Goan Cin dan Goan Long, tidak dapat melawan Ban Cun Bu sendiri dalam 10 jurus. Bukankah ilmu silatnya lihay sekali? Dengan ilmu silat kita sekarang ini, aku yakin belum dapat kita melawannya. Menurut pendapatku, kita harus bersabar, dan menaati pesan guru kita ialah mencari kitab Ju Keng, lalu kita pergi ke Toa. Suheng untuk ber-sama2 mempelajari ilmu silat tenaga dalam sampai mahir sekali. Kemudian kita dapat melawan Ban Cun Bu dengan berhasil." Kong Sun Giok setuju dengan pendapat itu, dan mereka meneruskan perjalanannya. Ketika mereka tiba disuatu tempat yang membagi jalan mereka ketiga jurusan, It Hok To-jin berhenti. Dipasangnya telinganya untuk

mendengarkan sesuatu. Kong Sun Giok lalu memanjat keatas sebuah pohon dan dengan berdiri disatu dahan pohon itu ia dapat melihat sebuah rumah gubuk. Didepan rumah gubuk tersebut berdiri seorang yang berusia lebih kurang 50 tahun yang sedang berlatih memukul batang2 pohon dengan tinjunya. Batang2 pohon yang besar itu ditaruh diantara dua batu besar, dan dengan satu tinju tiap2 batang pohon yang besar itu patah hancur! It Hok To-jin yang juga sudah naik keatas dahan pohon itu menyaksikan perbuatan itu. la terkejut. Karena batang2 pohon itu yang panjangnya tidak lebih dari 3 kaki dan tebalnya hampir satu kaki telah dipukul hancur dan patah dengan sekali tinju. la yakin juga bahwa batang2 pohon itu adalah kayu yang kuat dan keras seperti besi dan yang terdapat hanya dipegunungan Biauw Ling. la yakin bahwa pukulan itu lebih lihay daripada pukulannya sendiri. Siapakah jago silat itu yang tinggal terpencil dipegunungan yang sunyi-senyap ini?. Setelah berunding sejenak, Kong Sun Giok dan It Hok To-jin turun dari atas dahan pohon itu dan menghampiri122 jago silat didepan rumah gubuk itu. Ketika mereka sudah dekat jago silat itu, It Hok To-jin bertanya dengan hormat : Kami It Hok To-jin dan Su-tee Kong Sun Giok ada urusan hendak pergi kepropinsi Yunnan. Kami mohon saudara sudi menunjukkan jalan yang manakah yang harus kami tempuh." Mendengar pertanyaan itu, jago silat itu mengangkat kepalanya. Pada saat itu tampaklah oleh It Hok To-jin bahwa bukan saja kedua mata orang itu bersinar, tetapi hidungnyapun melengkung seperti patok burung elang, kedua bibirnya tipis dan mulutnya lancip seperti mulut musang, dan seluruh wajahnya kelihatan sangat kejam dan jahat. Ia membentak : Menanyakan jalan adalah urusan remeh. Siapapun yang liwat disini harus mematahkan batang2 kayu ini seperti aku!" Lalu ditinjunya sampai patah sebuah batang pohon lagi! It Hok To-jin berpikir : Mungkin aku dapat memukul patah batang kayu itu, tetapi untuk membikin hancur? Hebat betul ilmunya!" Kong Sun Giok yang melihat kecemasan Ji Su-hengnya, lalu berkata kepada jago silat itu sambil tersenyum : Orang tua!Memukul patah dan hancur batang2 pohon tidak terhitung ilmu silat yang luar biasa. Pekerjaan itu tak usah dilakukan oleh Ji Suhengku. Aku sendiri dapat melakukannya!" Mendengar jawaban Kong Sun Giok itu, It Hok To-jin menjadi heran, karena memukul patah dan hancur batang2 pohon itu memerlukan tenaga dalam yang luar biasa lihaynya. Si jago silat melirik kearah Kong Sun Giok, lalu ia menyemprotkan hawa dari hidungnya untuk mengejek! Kong Sun Giok tak menghiraukan ejekkan itu. la maju kedepan menggunakan ilmu yang diajarkan Shin It Tiui

ketika ia membebaskannya dari balok2 Sa Lo Shin Bok123 digua, dengan satu tinju ia memukul patah dan hancur batang kayu itu dengan mudah. It Hok To-jin terkejut dan merasa girang. Bahkan si jago silat juga berdiri tercengang! Kong Sun Giok berkata sambil tersenyum : Orang tua! Itu hanya pekerjaan yang tak berarti! Apakah kau juga ingin menguji sifat pedang Thian Lam kita?!" Si jago silat lalu tertawa ter-bahak2, dan suara tertawa itu seperti bunyi seekor srigala. Ia berkata: Anak muda ini betul2 lihay ilmunya. Aku tak usah menguji ilmu silat pedangmu. Jalan ini ada tiga jurusan. Jalan yang disebelah kiri adalah jalan yang paling dekat kepropinsi Yunnan. Dua jalan lainnya penuh binatang2 berbahaya dan ular2 berbisa. Aku tak dapat menyertai kamu. Mungkin lain kali kita berjumpa lagi !" Setelah itu, ia berdiri tegak dan meloncat 3 atau 4 depa tingginya. la turun diatas tanah yang berumput lalu menghilang kedalam hutan, entah kemana! Kong Sun Giok berkata : Jika aku tidak dapat belajar dari Shin It Cui, akupun tak berani mencoba. Tetapi ...... Ji Su-heng, bagaimana pandangan Ji Su-heng, setelah melihat wajahnya dan suaranya si-orang tua itu? Bukankah ia mirip seperti gurunya Kim Cit dan Pang Kauw yang telah Ji Suheng ceriterakan pada Su-tee? Bukankah ia itu Lang Sin Siu Si ?" It Hok To-jin melompat-lompat dan berseru : Betu12! ia itu Lang Sin siu Si! Mengapa pada waktu itu aku tak mengenalinya? Orang itu jahat, kejam dan keji! Barusan ia lari karena ia kuatir tak dapat melawan kita berdua! Kita harus waspada! la pasti memasang perangkap. Kita tidak boleh menempuh jalan disebelah kiri seperti yang telah dikatakannya tadi!"124 Kong Sun Giok berpikir, lalu berkata : Ia pasti memasang perangkap. Jika keadaan berlainan, kita pasti akan menggempur orang2 durhaka semacam ia. Tetapi tugas kita sekarang ialah mencari puncak yang ganjil itu untuk mencari kitab Ju Keng. Kita tak usah mengejarnya, tetapi kita harus dengan tekun mencari kitab Ju Keng untuk membalas dendam guru dan paman2 guru kita." It Hok To-jin tetap cemas kelihatannya. Melihat wayah itu, Kong Sun Giok berkata sambil tersenyum : Kita tak usah ragu2 lagi. Mari kita ambil jalan disebelah kiri. Bila kita menjumpai sesuatu, kita dapat melawan atau mengatasi ber-sama2 !" Lalu mereka mengambil jalan disebelah kiri. mula2 jalan itu rata, akan tetapi ketika mereka tiba diujung jalan itu mereka menghadapi lereng gunung yang curam, dan hawa udara ditempat itu sangat bau! Mereka merasa hendak muntah menghirup hawa udara yang bau itu! Kong Sun

Giok berkata : Ji Su-heng, Lang Sin Siu Si itu betul2 jahat dan keji. la telah menjebak kita! Tetapi nasi sudah jadi bubur! Ayo kita teruskan dan lihat apa didepan kita." It Hok To-jin melihat keadaan disekitarnya yang sangat seram dan berbahaya kelihatannya. la kuatir jika mereka dibokong oleh Lang Sin Siu Si dengan kawan2nya. Disuruhnya Kong Sun Giok mencabut pedangnya, dan ia sendiri menggenggam senjata rahasianya Hian Men Ti Cu".Mereka berjalan terus dengan hati ber-debar2. Hari sudah mulai lohor, dan awan dilangit menutupi matahari. Rupanya segera akan turun hujan. Dengan hawa udara yang bau itu, Kong Sun Giok merasa kepalanya pusing. la menegur It Hok To-jin. Baru saja ia menegur : Ji Su-heng!", tiba2 se-ekor burung terjatuh didepan mereka. It Hok To-jin melihat keatas udara, 5 ekor burung sedang terbang keatas. Tetapi ketika mereka terbang lebih tinggi125 lagi, tiap2 burung jatuh ketanah dan mati! Peristiwa yang luar biasa itu menyebabkan It Hok To-jin berpikir. Tiba2 ia menahan Kong Sun Giok dan berkata : Su-tee, celaka! Kita telah masuk perangkap.Mungkin kita sukar keluar dari perangkap ini dan kita akan tewas karena hawa udara yang beracun!" Lalu dikeluarkan dua butir obat mustajab, dan diberikannya sebutir pada Kong Sun Giok, untuk dimakan. la sendiripun lekas menelan pil obat itu. la berkata : Burung2 itu jatuh mati karena hawa udara yang beracun ini. Kita menjadi pusing karenanya. Untung kita lekas mengetahui. Mereka coba kembali, tetapi mereka merasa sekujur tubuhnya mendadi lemes. It Hok Tojin jin berseru : Celaka! pil obat aku tidak menolong ! Kita gagal mencari kitab Ju Keng. Sayang It Lok T'o-jin belum menget,ahui pesan guru kita..: dan aku gagal." Kong Sun Giok juga menjadi terkejut mendengar bahwa obat itu tak menolong. la mengutuk perbuatan keji dari Lang Sin Siu Si. Ia lekas2 mengeluarkan pil obat yang diberikan oleh Sia Yo Sian Seng. Lekas2 diberikannya tiga butir kepada It Hok To-jin, dan ia sendiri menelan tiga butir sambil berkata: Pil obat dari Sio Yo Sian Seng ini istimewa untuk membuyarkan racun dari hawa ini!" Betul saja, setelah lewat lk, 5 menit, mereka tidak merasa lemes atau pusing kepala lagi. Lalu Kong Sun Giok berkata : Ji Su-heng kita tak usah kuatir lagi.Mari kita meneruskan perjalanan kita dan melihat apakah yang akan dibuat oleh jahanam itu!" Setelah mereka berjalan seperempat jam lagi, It Hok Tojin berhenti, dan menunjuk kedepan. Kong Sun Giok berhenti dan memasang telinga. la mendengar seakan-akan ada orang yang sedang tertawa. Pada saat itu angin sedang meniup keras sehingga daun2 pohon tertiup berhamburan!126 Dengan waspada mereka berjalan maju. Betul saja didepan mereka disuatu tempat terbuka yang jauhnya 1ebih

kurang 10 depa dari mereka terlihat oleh mereka Lang Sin Siu Si yang sedang tertawa. Terdengar pula ia berkata : Dipegunungan Biauw Ling, inilah Tian Kiat Kok" itu hawa racunnya paling hebat, yang mulai timbul diwaktu hari mulai lohor. Aku harus minum arak dulu, dan sebentar aku datang membereskan mayat2nya!" Terdengar lagi oleh mereka jawaban dari perkataan itu : Ji-tee harus sabar! Kita harus hati2 melakukan sesuatu. Kau jangan anggap bahwa mereka pasti tewas. Kits harus memasang perangkap lagi untuk menyempurnakan pekerjaan kita!" It Hok To-jin segera mengetahui bahwa orang itu adalah Tok Pi Cai-jin (Srigala berlengan satu) yang serupa kejam, jahat dan kejinya. Terdengar lagi Lang Sin Siu Si menanya : Toako, apakah kau kira mereka berdua dapat luput dari lembah Tian Kiat Kok itu?" Tok Pi Cai Jin menyahut sambil tertawa : Ji-tee, kau yakin akan berhasil, dan berbuat sembrono. Orang2 itu bukan saja telah luput dari bahaya, bahkan sudah berada didekat kita !" It Hok To-jin mengetahui bahwa mereka tak usah bersembunyi lagi. Ditariknya Kong Sun Giok keluar, lalu bersama2 meloncat menghadapi kedua jahanam itu! Tok Pi Cai Jin berusia Iebih kurang 60 tahun, mulutnya lancip seperti srigala, kedua matanya celong dan berpakaian baju kuning. Lengannya sebelah telah buntung. Kong Sun Giok lalu mengejek: Tok Pi Cai Jin, Lang Sin Siu Si! Kamu jangan berpikir akan dapat berbuat sewenang-wenang dengan ilmu silatmu. Perbuatanmu sangat keji. Kamu durhaka sekali! Tangan kanan dari Kim Cit dan tangan kiri dari Pang Kauw telah kutebas buntung untuk mengajar adat127 kepada rnereka. Jika kalian ingin membalas, mengapa tidak membalas dengan secara terang-terangan? Mengapa harus menggunakan siasat yang busuk?! Jahanam!!" Belum lagi ucapannya selesai, Lang Sin Siu Si menggerakkan lengan bajunya kearah mukanya Kong Sun Giok. Setelah ia minum dari secangkir arak ia berkata: Ini adalah secangkir arak yang dapat memutuskan usus. Aku telah minum cangkir. Apakah kau berani minum habis?!" Kong Sun Giok mengetahui bahwa arak itu tidak ada racunnya, dan ia tidak ingin dipandang sebagai penakut. la menerima arak itu. Tiba2 dari udara jatuh seekor burung yang mati diatas cangkir itu sehingga, araknya tumpah! , Lang Sin Siu Si menjadi cemas ketika burung itu jatuh begitu tepat. la mencondongkan tubuhnya dan dengan ilmu meringankan tubuhnya ia naik 4 a 5 depa dan tiba diatas sebuah semak bebelukar! Kong Sun Giok juga memperhatikan bahwa ketika Lang Sin Siu Si memberikan cangkir arak kepadanya, pada jari kecil tangan kanannya rupanya ada menempel benda yang

mengkilap! la menjadi curiga. Ia insyaf bahwa burung yang jatuh dengan tiba2 tentulah atas perbuatan siserigala dengan ilmu tenaga dalamnya. Hanya beruntung baginya burung itu jatuh tepat diatas cangkir sehingga arak itu tumpah! It Hok To-jin juga telah menyelidiki keadaan disekitar mereka. Lalu ia berbisik kepada Kong Sun Giok: Su-tee lawan Tok Pi Cai Jin, dan aku melawan Lang Sin Siu Si!" Kong Sun Giok menganggukkan kepalanya dan berkata : Aku lihat dijari kecil tangan kanannya Lang Sin Siu Si ada benda yang luar biasa. Ji Suheng harus perhatikan. Tetapi128 jika dugaanku tidak salah, ada orang yang akan membantu kita yang sedang bersembunyi didekat ini!" It Hok To-jin berkata : Ada atau tidak ada pembantu, Su-tee jangan pandang enteng musuh2 kita. Kita harus gempur dengan ilmu silat kita dengan sungguh2 untuk memegang nama Thian Lam!" Kong Sun Giok membungkukkan badan menerima petunjuk, lalu dengan pedang terhunus menghadapi musuh2nya! Lang Sin Siu Si lalu berkata kepada Tok Pi Cai Jin: Twako yang melawan maling kecil itu! Aku yang melawan maling ini!" Belum lagi ucapannya selesai, It Hok To-jin telah mendatanginya dengan pedang terhunus. Ia membentakniuh : Hei! Jahanam! Hari ini kau rasai pedrang dari Thian Lam'." Dengan tenaga dalamnya uyung pedang itu menusuk kedada Lang Sin Siu Si denga tergetar. Lang Sin Siu Si mengegos sambil tertawa keras, lalu ia menendang kemaluannya It Hok To-jin! It Hok To-jin menarik kembali pedangnya sambil loncat mundur beberapa depa untuk menghindarkan tendangan maut itu! Ia yakin ia tak dapat melawan dengan pedangnya. la harus melawan dengan tinju! Lang Sin Siu Si yang melihat gerak cepat seterusnya tidak segera mengirim serangan2. Ia berlagak meninju dengan tinju kanannya, lalu tinju kirinya menjotos bahu lawan! It Hok To-jin juga ingin mengetahui berapa lihay tenaga dalam seterunya. Ia tidak membalas menyerang, ia mengegoskan jotosan itu dengan membelokkan tubuhnya sedikit kesamping, lalu dengan kedua tangannya dipegangnya lengan yang meninju untuk didorong kedepan. Lang Sin Siu Si terdorong kedepan, dan ia buru2 meloncat129 keluar dari tendangan seterunya! Pada saat itu pula It Hok To-jin memperhatikan bahwa dijari kecil tangan kanan Lang Sin Siu Si ada menempel suatu benda yang mengkilap. Dengan ilmu silat Thian Lam, It Hok To-jin senantiasa dapat menjaga diri dari semua serangan2. Ia hanya kuatir siasat busuk dari lawannya! Dipihak Kong Sun Giok, pertempuran berjalan dengan

dahsyat sekali! Ketika It Hok To-jin mendatangi Lang Sin Siu Si, Tok Pi Cai Jin dengan sekali loncat telah berdiri dihadapan Kong Sun Giok. la membentak : Lengan2 Kim Cit dan Pang Kauw, telah kau tebas buntung, anjing kecil!" Kong Sun Giok yang tak biasa dibentak demiaian kasarnya, menjadi murka sekali dan membentak kembali : Bukankah aku telah beritahukan kepadamu bahwa akulah yang menebas buntung lengan2 murid2mu??! Apakah perlu aku jelaskan lagi?!" Tok Pi Cai Jin menyahut : Hari ini aku akan menebas buntung lenganmu dan juga lengan kawanmu untuk mengganti lengan2nya Kim Cit dan Pang Kauw!" Kong Sun Giolc tidak bicara lagi. la menusuk biji mata lawannya dengan ujung pedang ditangan kanannya, dan dengan, memutar tubuhnya sedikit kekekanan dengan tinju kiri dijotosnya pinggang lawannya dengan ilmu Hian Shing Cong atau menjotos bintang2 dilangit yang dipelajarinya dari shin It Cui. Tok Pi Cai Jin tidak menduga sama sekali bahwa serangan2 itu dapat dilakukan berbareng. Ia melihat bahwa ia diserang oleh pedang, dan tak menduga jotosan kearah pinggangnya. Jotosan itu ..... rupanya ia pernah lihat entah dimana! Dielakannya tusukan pedang itu, dan secepat kilat dan secepat kilat ia meloncat mundur beberapa depa untuk menghindarkan jotosan dipinggangnya! Kong Sun Giok mengejar. la menyerang dengan ilmu silat pedang Thian130 Lam Chit Kiam Pwee Cong atau 7 kali tusuk dengan pedang dan 8 kali jotos dengan tinju sehingga Tok Pi Cai Jin menjadi kewalahan mengegoskan diri dan menghindarkan serangan2 maut itu! Akhirnya Kong Sun Giok menggunakan ilmu tinju Leng Pek To Hoan atau menggeprak ombak dilaut, dan Tok Pi Cai Jin harus meloncat mundur 8 depa lagi! Lalu Kong Sun Giok berhenti dan mengejek: Hei! jahanam! Aku tak mengerti mengerti mengapa dengan ilmu silatmu yang hanya begitu saja kamu berdua mengaku jago. Apakah hari aku harus memotong buntung lengan2 dan kaki2mu?! Tiba2 Tok Pi Pi Cai Jin ini meloncat keudara dan dan dari atas ia datang menerkam ia datang menerkam Kong Sun Giok sambil berkata dengan suara keras : Maling kecil! Sambut tinjuku ini!" Betul silat pedang Thian Lam tak ada taranya, dan silat tinjunya nomor wahid dikalangan Kang Ouw, tetapi ia masih kurang pengalaman! Tinju Tok Pi Cai Jin itu dikirim dengan semua tenaga dalam sehingga hawanya saja membikin Kong Sun Giok terpental 5 kaki jauhnya! Tok Pi Cai Jin menyerang lagi dengan satu jotosan kedadanya Kong Sun Giok yang belum lagi berdiri jejak! Kong Sun Giok menjadi nekad. Dengan pedangnya dan dengan ilmu Ceng Lian Kiam Fat yang dipelajari dari Ceng Lian Sin Ni

ditabasnia tinju yang menjotos dadanya itu. Tok Pi Cai Jin lekas2 menarik kembali tinjunya. la terkejut! Tinju itu adalah yang belum pernah gagal. la heran dari manakah pemuda ini dapat mempelajari demikian banyaknya ilmu silat! Dengan ilmu pedang Thian Lam dan ilmu tinju Thian Sing Cong, Kong Sun Giok menyerang, dan dengan ilmu Ceng Lian Kiam Fat ia menjaga diri! Bagaimanakah Tok Pi Cai Jin dapat menerkamnya??? Setelah pertempuran berjalan 80 jurus, nyata sekali bahwa Tok Pi Cai Jin tak131 dapat berbuat apa. la keteter. Dipihak It Hok To-jin yang memperhatikan penjagaan diri dari menyerang, Lang Sin Siu Sipun tak dapat berbuat apa2. Demikianlah pertarungan berlangung selama I00 jurus tetapi belum dapat diketahui pihak manakakah yang kalah! To Pi Cai Jin menjadi makin panas karena seumur hidupnya belum pernah ia menjumpai lawan yang demikian gigihnya. Dengan ilmu Long Pe To Hoan atau menggeprak ombak dilaut dikirimnya lagi sebuah jotosan yang dahsyat sekali kedadanya Kong Sun Giok sehingga Kong Sun Giok harus mundur beberapa tindak. la berseru kepada Lang Sin Siu Si : Ji-tee! jangan buang2 tenaga lagi. Suruh mereka merasakan Im Yang Ji Kiat Cong Lik atau tenaga tinju kedua iblis!" Dengan tangan tanpa senjata Lang Sin Siu Si sukar menyerang It Hok To-jin dengan ilmu silat pedang Thian Lamnya. Setelah mendengar petunjuk Tok Pi Cai Jin, ia berdiri tegak dan mengawasi kedua mata It Hok To-jin. Kong Sun Giok mengetahui bahwa pihak lawannya akan menyerang dengan seluruh kepandainnya. Iapun mendekati Ji Su-hengnya, dan berdiri tegak dengan pedang terhunus menanti serangan musuh! Lalu Tok Pi Cai Jin dan Lang Sin Siu Si dengan wajah serupa iblis menggepal tinju2nya Terlihat bahwa tinju2 itu berubah menjadi merah dan terus menjadi hitam. It Hok To-jin mengerti bahwa tinju yang akan mereka kirim ialah Im Yang Dii Kiat Cong Lik yang terkenal dahsyat dan tak dapat ditahan oleh ilmu Bu Kie Ci Kong atau tenaga dalam yang tak terbatas! Kong Sun Giok yang masih kekurangan pengalaman tak mengetahui itu. la hanya yakin bahwa ilmu Bu Kie Ci Kong dari gurunya, Goan Siu To Tiang dapat menahan jotosan2 Im Yang Ji Kiat Cong Lik dari seteru2nya!. It Hok To-jin menjadi cemas sekali, tetapi ia132 tak dapat mundur. Lalu dengansuara rendah ia memperingati Kong Sun Giok bahwa hanya, dengan Ceng Lian Kiam Hoatnya, Kong Sun Giok mungkin dapat menjaga dirinya sendiri, dan bahwa ia akan berusaha menjaga diri dengan ilmu Thian Lam Kiam Sutnya. Dalarn saat yang tegang itu, dari belakang semak belukar yang berdekatan se-kon,yong2 terdengar suara orang tertawa gelak2, dan berkata : Aku kira ilmu Im Yang Ji Kiat Cong

Lik itu adalah ilmu silat yang kamu baru ciptakan. Tetapi ilmu tersebut hanya ilmu Tai Yo Cong (meninju matahari) dan Ngo Im Bu Kiat Siu (menyerang dari 5 pend;guraa) yang dilakukan berbareng. Bagi orang yang belum mengetahui siasat itu, ilmu kamu itu dapat berhasil. Tetapi serangan tersebut dapat dilumpuhkan dengan ilmu Bu Kie Ci Kong dari Thian Lam jika telah mengetahui siasat kamu! Hei! tua bangka! Apakah kau ingin hilang satu lengan lagi?!" Ucapan tersebut membikin Tok Pi Cai Jin dan Lang Sin Siu Si terkejut. Tok Pi Cai Jin menanya Lang Sin Siu Si Siapakah itu yang merintangi kita? Apakah ia bukannya si pemabuk?" Lalu terdengar lagi, suara tertawa ter-bahak2, dan suara meloncat keluar dari semak belukar Lat Siu Shin Mo Sin It Cui, saudara angkatnya Kong Sun Giok yang telah dibebaskannya dari tahanan didalam gua. Seluruh wajahnya merah seakan-akan ia sedang mabuk arak. Dihampirinya Tok Pi Cai Jin dan Lang Sin Siu Si, lalu membentak : Sudah lama tak berjumpa! Karena tempo hari aku mabuk, aku telah tertahan didalam goa delapan tahun. Kini aku Ouw.Maukah kamu menyertai aku minum arak ?!" Tok Pi Cai Jin dan Lang Sin Siu Si segera mundur beberapa tindak setelah melihat Shin It Cui. Lang Sin Siu Si133 lalu berkata dengan hormat : Kami tak berani menyertai paman minum arak. Karena paman, kami memberi ampun kedua maling itu. Namun, kita akan berjumpa lagi lain kali." Setelah mengucapkan itu, mereka memutar badan, lalu -loncat pergi entah kemana! Lalu sambil tersenyum Kong Sun Giok berkata kepada It Hok To-jin Ji Su-heng, inilah yang Ji su-heng katakan jago dari 10 jag2 silat dikalangan Bu Lim, Lat Slu Shin Mo Shin It Cui Kemudian ia memberi hormat kepada Shin It Cui dan berkata : Cui Ko-ko, inilah ji su-heng siotee (kakak seperguruan ke-2 dari adik)!" It Hok Tojin yang teIah mengetahui hubungan Shin It Cui terhadap Kong Sun Giok memberi hormat kepada Shin It Cui dan berkata : Aku bernama It Hok dari partai Thian Lam. Terimalah hormatku!" Shin It Cui tertawa dan menyahut : Baik, baik! Kau dapat memanggilku Cui Ko-ko seperti Kong Sun Giok memanggil aku, Ha! ha! ha!" Lalu Kong Sun Giok menanya : Cui Ko-ko, aku dengar bahwa Tok Pi Cai Jin dan Lang Sin Siu : diantara 10 jago2 silat yang palihg terkenal, adalah yang paling busuk wataknya. Mengapa hari ini Ko-ko membebiakan mereka, dan tidak membasminya?" Sambil tersenyum Shin It Cui menjawab : Jika aku bertemu dengan mereka 8 tahun yang lewat mereka pasti

sudah tewas ditanganku, Tetapi ada dua alasan........ apakah kau tidak mengeahui alasannya?" Kong Sun Giok mengerutkan keningnya, lalu berkata sambil tersenyum :Aku telah lupa. Balok ketiga belum patah, maka Cui Ko-ko tidak dapat membunuh orang. Alasan kedua mungkin pada dewasa ini ilmu silat kita belum dapat melawan mereka?"134 Shin It Cui menjawab : Alasan pertama telah kau tebak dengan tepat. Tetapi alasan kedua salah. Coba tebak lagi". Kong Sun Giok menoleh kearah It I-Iok To-jin meminta ia membantu menebak. Setelah liwat agak lama, mereka berdua menggelengkan kepala karena tak dapat menebak. Mereka minta Shin It Cui memberitahukan alasan kedua. Sambil menunjuk mukanya Shin It Cui menanya : Coba lihat, mengapa mukaku ini merah sekali?" It Hok Tojin menyahut sambil tertawa : Cui Ko-ko telah banyak meminum arak!" Shin It Cui tertawa terbahak2 dan berkata : Jika aku mabuk arak, maka tenagaku bertambah. Tetapi merah ini bukannya karena minum terlampau banyak arak. Merah ini disebabkan oleh karena aku telah menderita, luka didalam tubuh, karena kena ilmu Sun Yo Cin Kai atau membuyarkan siasat seteru dari Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu!" Ketika itu Kong Sun Giok ingat bahwa pada saat ia berpisah dari Shin It Cui, Shin It Cui pernah mengatakan bahwa ia hendak pergi ke Lak Cao menjumpai Ban Cun Bu agar dapat menyelidiki sampai dimanakah kepandaiannya Ban Cun Bu. Kini ternyata bahwa Shin It Cui telah menderita luka didalam tubuh karena kena ilmu Sun Yo Cin Kai Ban Cun Bu. Dengan perasaan cemas ia bertanya : Cui. Ko-ko telah kena Sun Yo Cin Kai, apakah luka didalam tubuh itu berbahaya? Cui Ko-ko dan Ban Cun Bu terkenal sebagai Kedua iblis dari Selatan dan Utara", mengapa sekarang menjadi....." Shin It Cui tidak menunggu ucapan itu selesai, ia menjawab : Setelah aku tiba digedung Sun Yo Kung, aku minum lima botol arak. Baru dengan ilmu tinju Tian Shing Cong aku melawan Ban Tiun Bu. Pertempuran itu berkesudahan seri. Kemudian kita mengadu tenaga dalam, dan aku kalah dan menderita luka dalam ini. Namun Ban135 Cun Bu juga harus beristirahat selama 10 atau 15 hari dengan aku! Ilmu Bu Kie Ci Kong dari Thian Lam sebetutnya dapat menolong menyembuhkan luka dalam aku ini, dan aku minta kamu membantu. Setelah itu aku akan mencari suatu tempat yang terpencil agar aku dapat melatih semacam ilmu silat yang sangat lihay dengan maksud kembali melawan Ban Cun Bu!" Kemudian ia duduk ditanah dengan kedua lengannya dipentang. Kong Sun Giok dan It Hok To-jin masing2 berdiri dikiri dan dikanan didepannya. Lalu dengan ilmu Bu

Kie Ci Kong mereaa mengirim tenaga dalamnya ketubuh Shin It Cui. Mereka lakukan pertolongan tersebut selama lebih kurang setengah jam, dan warna merah dimukanya pelahan2 lenyap. Setelah itu, Shin It Cui membuka matanya lebar2 dan menurunkan kedua lengannya. la berkata sambil tertawa : Kamu berdua sangat baik hati menolongku. Aku rasakan bahwa luka didalam tubuh ini sudah jauh berkurang. Aku hanya memerlukan istirahat, dan luka dalam ini pasti sembuh! Kong Sun Giok Sie-tee, coba beritahukan aku bagaimana kamu sampai menjadi musuhnya Tok Pi Cai Jin dan Lang Sin Siu Si?" Kong Sun Giok lalu menceriterakan hal ikhwalnya tentang permusuhan terhadap kedua jahanam itu. la juga mempertunjukkan kulit kambing kepada Shin It Cui. Shin It Cui setelah mengetahui bahwa Heng Toa-su, gurunya Teh Tian Kauw, ke-hilangan dua lengan, rupanya memikiri hal itu! Lalu ia selidiki lagi kulit kambing itu. Sambil menganggukkan kepalanya ia berkata : Aku telah tertipu oleh Ceng Kian Shin Ni dan telah ditawan selama 8 tahun didalam gua. Tentang puncak seperti ini seingatku pernah aku lihat dipegunungan dekat kota Lak Cao. Kamu boleh pergi kesitu untuk membuktikan ......." Hei, sio-tee, barusan ketika kau melawan Tok Pi Cai Jin kau dapat menggunakan136 ilmu Tian Shing Cong dan Ceng Lian Kiam Hoat berbareng. Jika kau juga dapat barengi dengan tenaga dalam, tanpa bantuan kitab Ju Keng, kau juga dapat menjagoi dikalangan Bu Lim! Kong Sun Giok membungkukkan diri memberi hormat dan berkata :Cui Ko-ko, bagaimanakah burung2 yang sedang terbang dapat segera mati? Apakah bukan karena benda ajaib dijari kecil tangan kanannya Lang Sin Siu Si?" Shin It Cui menyahut : Aku belum ceriterakan tentang benda itu. Betul benda dijari kecil tangan kanannya Lang Sin Siu Si itu sangat beracun. Pada masa mudanya ia telah melawan musuh yang lihay, dan jari kecilnya itu tertabas putus. Lalu digantinya dengan benda logam yang beracun. Sin It Cui yang mengenakan pakaian hitam seakan-akan terbang menyerangnya. Kong Sun Giok buru2 menangkis dengan pedangnya. Ketika ia hendak memberikan cangkir arak kapadamu, jika jari yang dibuat dari logam itu menyentuh tanganmu, kau segera kena racun. Beruntung sekali burung yang kena hawa beracun itu jatuh tepat diatas cangkir arak itu137 sehingga kau terhindar dari sentuhan jari logam yang beracun itu!" Kong Sun Giok mengeluarkan keringat dingin mengingat bahaya maut yang hampir saja mengakhiri riwayatnya ! Hal itu menyebabkan ia sangat benci pada kedua jahanam dengan tipu muslihatnya yang keji itu! It Hok To-jin yang mendengarkan yuga, menjadi terpesona, karena iapun

dapat binasa jika menyentuh jari logam beracun itu! Shin It Cui meneruskan : Lang Sin Sill Si dan Tok Pi Cai Jin meskipun sangat kejam dan keji, tapi ilmu silatnya hanya lebih tinggi sedikit dari pada kamu berdua. Kong Sun Sio-tee jika dapat betul memahami ketiga ilmu silat Thian Lam Kiam Hoat, Thian Shing Cong dan Ceng Lian Kiam Hoat, sudah dapat menaklukkan mereka. Hanya lain kali jika menjumpai mereka lagi, kamu harus waspada, tapi tak usah gentar! Seumur hidupku, aku hanya kalah satu kali. Ialah terhadap Ban Cun Bu. Tapi aku akan melatih ilmu silat lagi dengan tekun, dan aku pasti akan melawan ia lagi. Kini sebelumnya kita berpisah, aku akan menyerang Sio-tee lagi, dan Sio-tee harus menggunakan ilmu Ceng Lian Kiam Hoat, Thian Lam Kiam Hoat dan juga Thian Shing Cong melawan aku !" Kong Sun Giok mengetahui ia tidak dapat menolak, maka ia menjadi waspada. Ia mencabut pedangnya, segera menyerang dengan ilmu Liu Shing Hui Ji atau para bintang jatuh berhamburan, sebagian dari ilmu silat pedang Thian Lam! Ketika serangan itu dilancarkan sangat hebatnya, dengan tangan kirinya ia menjotos Shin It Cui dari bawah dengan ilmu Can Shing Cong! Jotosan itu adalah jotosan pura2, karena pedang ditangan kanannya menyerang lawan. Shin It Cui menotok tanah dengan kedua ujung jari kakinya, dan secepat kilat ia keluar dari serangan2 pedang138 yang gencar itu. Lalu dari atas ia totok bahu kanannya Kong Sun Giok sambil berkata : Sio-tee totokan ini pura2. Serangan pedangmu tidak disertai tenaga dalam, maka aku masih dapat luput dari kurungan, dan pihak lawan masih dapat menyodok seranganmu!" Kong Sun: Giok setelah ditotok bahu kanannya berpikir bahwa ilmu silatnya masih harus dilatih, ia buru2 membuyarkan tatokan tadi dengan pedangnya. Lalu terdengar Shin It Cui berteriak : Sio-tee, kini kau saksikan ilmu Shin Mo Bo Ing atau iblis hilang tak berbekas ini!" Belum lagi ucapan itu selesai, Shin It Cui yang mengenakan pakaian hitam seakan-akan terbang menyerangnya. Kong Sun Giok buru2 menangkis dengan tinjunya sambil bertindak mundur tiga tindak! Serangan itu tak terhenti. Kong Sun Giok harus menangkis dengan pedangnya dengan ilmu Ceng Lian Kiam Heat ialah ilmu pedang yang menjaga diri. Tiap2 serangan, Shin It Cui selalu memberi petunjuk cara mengegoskan atau menangkisnya, sehingga It Hok To-jin yang berdiri menonton disamping juga banyak mendapat pelajaran. Demikianlah pertempuran berjalan lebih kurang 50 jurus baru berhenti. Dengan tertawa Shin It Cui berkata : Kita harus berpisah selama setahun kemudian barulah berjumpa lagi!" Kong Sun Giok menanya : Cui Ko-ko dimana hendak

berlatih?" Shin It Cui menyahut :Semua pegunungan dikolong langit ini adalah tempat kediamanku. Kamu sukar mencari aku. Baik saja perjanjian Thian Lam Sa Kiam terhadap Ban Cun Bu itu berjangka waktu 10 tahun, dan kita masih banyak-mempunyai waktu. Dalam setahun ini, kamu berusaha keras inencari kitab Ju Keng, dan aku melatih ilmu silatku. Dikemudian hari kita pasti berjumpa lagi."139 Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan : Ilmu silat Iblis Ban Cun Bu itu bet12 lihay. Beruntung sekali ia menaati janjinya jika tidak, selama 10 tahun ini ia dapat berbuat sewenang-wenang. Baru saja aku menggunakan ilmu Shin Mo Bo Ing melawan Kong Sun Giok. Itu adalah salah satu tiga ilmu Shin Mo (iImu iblis sakti) yang aku ciptakan sendiri. Tentang ilmu itu telah aku berikan petunjuk2 kepadamu. Tetapi sebelum kau memperoleh kitab Ju Keng, kau jangan sembarangan melawan Ban Cun Bu!" Kong Sun Giok menghaturkan terima kasih atas nasehat dan petunjuk dari Shin It, Cui itu. Ia yakin bahwa Shin It Cui betuI2 lihay ilmu silatnya dan akan membantunya membalaskan dendam terhadap Ban Cun Bu. Lalu ia minta Shin It Cui mengajari lagi tiga ilmu Shin Mo itu kepadanya. Ilmu Shin Mo itu banyak jurus dan langkah2nya, akan tetapi Kong Sun Giok yang pintar dan cerdas dapat mempelajarinya. la hanya memerlukan berlatih lagi untuk memahami seluk-beluknya ketiga ilmu ShinMo itu. Setelah yakin bahwa Kong Sun Giok betul2 sudah paham ketiga ilmu Shin Mo itu, dengan hati yang berat Shin It Cui berpisah! ---oo0oo--Bagian 8 KEJADIAN DI TEMPAT TERLARANG Kong Sun Giok dan It Hok To-jin juga segera berangkat kekota Lak Cao dipropinsi Yunnan untuk mencari puncak gunung yang ganjil bentuknya itu dengan maksud mencari kitab Ju Keng sebagai petunjuk untuk memahirkan ilmu silatnya.140 Tapi setelah tiba dikota Lak Cao, Kong Sun Giok terkenang akan kekasihnya, Bian Leng Jun. la tak dapat masuk kekuil Sun Yo Kung. Apakah ia tak ada akal agar dapat menjumpainya? Lagipula jika ia berhasil menjumpai Bian Leng Jun, ia dapat menanyakan segala sesuatu tentang keadaan pegunungan Lak Cao dan tentang puncak gunung yang bentuknya ganjil itu. Ketika mereka berpisah, Bian Leng Jun pernah berkata bahwa untuk mencarinya, ia harus pergi kekuil Pik Yun Yen dikaki puncak gunung Pek Lok Hong, dan disitu meminta supaya Liauw Seng Toa-su membawa surat kepadanya. Setelah ia memberitahukan kehendaknya kepada It Hok To-jin mereka lalu menanyakan jalan kekaki

puncak gunung Pek Lok Hong dengan maksud mencari Liauw Seng Taa-su dikuil Pik Yun Yen! Tapi, manusia berusaha, dan Tuhan berkuasa. Mereka berhasil tiba dikuil Pik Yun Yen, akan tetapi Liauw Seng Toa-su telah meninggal dunia bulan yang lalu. Kong Sun Giok terpaksa menahan napsu untuk menjumpai kekasihnya, karena ia tak berani masuk kekuil Sun Yo Kung. Bersama-sama Ji Suhengnya ia menuju kepergunungan Lak Cao itu untuk mencari puncak gunung yang telah dilukiskan oleh Bang Ya Hok dan Shin It Cui. Pegunungan Lak Cao luas, dan kedua orang itu telah berusaha keras mencari puncak gunung itu dengan sia-sia belaka! Lalu Kong Sun Giok mengusulkan mencari puncak itu dengan terpisah, seorang mencari diarah selatan dan seorang mencari kearah utara, dan tiap2 selang tiga hari mereka berkumpul lagi dikuil Pik Yun Yen. Setelah disetujui, Kong Sun Giok mencari kearah selatan, dan entah sudah berapa banyaknya puncak2141 gunung yang telah dilihatnya, berapa lembah yang telah diliwati! Pada hari yang kedua ia tak berani meneruskan, karena kuatir ia tak dapat kembali kekuil Pik Yun Yen menemui Ji Su-hengnya pada hari ketiga. Ia berdiri diatas suatu puncak, sambil menoleh kebawah dan menyaksikan pohon2 cemara, pohon2 bambu dan rumput2 tumbuh sangat suburnya. Bahkan dilereng gunung dilihatnya atap2 dari beberapa rumah! la ingin turun untuk mendatangi salah satu rumah itu, tiba2 dirasanya ada orang dibelakang. la lekas2 menoleh kebelakang. Diatas sebuah batu gunung yang datar berdiri seorang gadis yang mengenakan pakaian putih dan membawa sebungkus obatobatan. Gerak-geriknya sangat lincah dan wajahnya berseri2. Rupanya gadis itu baru saja turun dari puncak! Melihat Kong Sun Giok menoleh kebelakang, gadis itu tidak menunggu ditegur lagi. la menegur : Dipegunungan Lak Cao ini orang dapat pesiar dimana saja, akan tetapi puncak gunung inilah yang paling sukar untuk dipanjat. Apakah kongcu ada mempunyai urusan penting? Bagaimanakah jika berhenti sebentar?" Melihat gadis yang mengenakan pakaian putih itu, Kong Sun Giok terkenang lagi kepada Bian Leng Jun. Lalu ia bertanya : Siocia, apakah kuil yang dikaki puncak gunung ini bukannia kuil Sun Yo Kong, tempat kediamannya Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu?" Si-gadis berbaju putih menyahut : Kongcu menebak dengan tepat. Ban Cun Bu tak akan keluar dari kuil Sun Yo Kung selama 10 tahun. Jika orang lain berani masuk kedalam kuil Sun Yo Kung sebelum memperoleh izin dari Ban Cun Bu, maka orang itu akan dihukum. Hukuman berat ialah hukuman mati, hukuman enteng ialah kedua

kakinya ditabas buntung!"142 Mendengar penjelasan itu, Kong Sun Giok mengerutkan kening. Lalu dengan tersenyum ia berkata : Ban Cun Bu itu sangat kejam. la telah menganggap hutan dan tanah pegunungan yang luas ini mililknya. Ia sendiri kehilangan dua betis, dan ia juga ingin orang lain kehilangan betis. Betul2 kejam!" Melihat Kong Sun Giok demikian bencinya terhadap Ban Cun Bu, si gadis itu menanya lagi : Beruntung sekali kau menjumpai aku. Jika kau menjumpai orang lain, mungkin kau kini sudah menjadi mayat!" Mendengar penjelasan itu, Kong Sun Giok makin menjadi panas. Dengan congkak ia berkata : Siocia jangan bicara terlampau edan! Aku tidak percaya jika tiap2 orang dikuil Sun Yo Kung pandai ilmu silat!" Jawaban itu menyinggung perasaan sigadis berbaju putih. Ia membelalakkan kedua matanya, dan membentak : Kau ini luarnya seperti orang yang baik, akan tetapi watakmu sangat congkak. Kau tidak menghargai peringatanku yang bermaksud baik ini! Nah! sekarang kau boleh rasain ini" Lalu dipegangnya paculnya dengan kedua tangannya. Diputar2nya pacul itu, dan maju menyerang Kong Sun Giok! Melihat cara sigadis menggunakan senjata pacul itu, Kong Sun Giok segera mengetahui bahwa gadis itu bukan lawan yang remeh. la tidak sempat cabut pedangnya. Dengan kedua tangan didorongnya sebuah batu gunung yang besar kearah sigadis, lalu ia lekas2 mencabut pedangnya. Si gadis harus minggir, dan serangannya gagal! Diayunkannya lagi paculnya untuk serampang betisnya Kong Sun Giok. Meskipun Kong Sun Giok telah memegang pedangnya, akan tetapi melihat gadis berbaju putih itu selalu menyebabkan ia terkenang pada Bian Leng143 Jun, engganlah ia melawan dan menyerang. la bertekad menangkis dan mengegoskan semua serangan2, maka ia menggunakan ilmu Ceng Lian Kiam Hoat dengan memutar2 pedangnya dalam usahanya melindungkan diri, dan dengan maksud me-nakut-nakuti sigadis! Tapi gadis itu berkepala batu, dan ilmu silatnya juga lihay. Si gadis menggigit bibir berhenti menyerang. la membentak : Kau. ini betul2 congkak.! Kau tidak dengar nasehat orang. Kau bertempur dengan pura2. Ayo, enyah dari sini! Jangan sampai menyesal dikemudian hari!" Kong Sun Giok tidak menghiraukan perkataan sigadis itu. la kini betul2 ingin mencoba ilmu silat murid2 dari Lak Cao Shin Kun: la mengejek : Sioca, kaulah yang tak mengenal kemurahan hati orang lain. Jurus tadi, jika tidak kulakukan dengan pura2, kau sudah tewas diujung pedangku!" Mendengar ucapan itu, sigadis menjadi panas. la

mengejek kembali : Kau betul2 bermulut besar! Kau boleh serang aku dengan semua kepandaianmu !" Lalu ia mengangkat paculnya dan menyerang kearah kepala Kong Sun Gick seakan-akan petir menyambar sasarannya! Dengan pedangnya Kong Sun Giok mengelakkan serangan2 itu, tetapi ia tidak menyerang. Setelah pertempuran berjalan 9 jurus, Kong Sun Giok menggetarkan pedang didalam tangannya dan menyodok kearah sigadis. Pedang yang tergetar itu mendenging dengan amat nyaring dan ujung pedang itu kelihatannya seperti titiran yang sedang berputar-putar ! Sigadis menduga lawannya membalas menyerang. Sambil menangkis sodokkan itu, ia mengejek: Dengan ilmu silat pedang semacam itu, jangan kau harapkan dapat berlalu dari pegunungan Lak Cao ini dengan mudah ! Jika dalam 100 jurus kau dapat membikin aku bergeser dari144 tempat berdiriku ini sampai satu depa, aku, Cin Leng Ngo, mengaku kalah !" Pada saat itu pertempuran baru berlangsung 20 jurus lebih, dan selama itu Kong Sun Giok hanya bertempur dengan separuh tenaga. Setelah diejek, Kong Sun Giok baru mulai menyerang dengan hati yang sungguh2. Sigadis melawan dengan terus-menerus berdiri. la memukul, membabat, menyodok, mengayun dan menangkis dengan senjata paculnya sambil berdiri. Pertempuran telah berlangsung 30 jurus lebih, akan tetapi Kong Sun Giok masih juga belum berhasil mendesak lawannya mundur satu depa! la menjadi merasa kagum atas ilmu silat murid Ban Cun Bu itu. Pada saat itu pula ia teringat akan pesan gurunya dan pembalasan dendam yang dibebankan kepadanya. Segera air matanya keluar mengingat cara gugurnya guru dan paman2 gurunya dilembah Lek Yun Kok. Mukanya berubah menjadi merah, dan dengan mengertek gigi, ia mulai menyerang gadis itu dengan ilmu Liong Men Sa Ki (raga menyerang dari tiga jurusan ), ilmu Kim Ki To Li (ayam emas patoki buah kenari) dan ilmu Kit Lui Po Ji (geledek menyambar diwaktu taufan mengamuk). Sigadis terkejut. Ia harus melawan, menangkis dan mengegosin serangan2 yang dahsyat itu. Dengan ilmu To Cao Pik Kiam atau menahan serangan melindungi diri ia berusaha dengan sekuat tenaga mengelakkan serangan2 itu, dan keringat mengucur diseluruh tubuhnya! Kong Sun Giok masih juga belum berhasil mendesak gadis itu mundur atau berkisar sedepa dari tempat berdirinya. Lalu dengan ilmu Cek Ci Tong Lai atau hawa beracun menghembus dari sebelah Timur" Kong Sun Giok mengurung lawannya dengan putaran pedangnya!145 Ilmu Cek Ci Tong Lai adalah jurus yang luar biasa dari ilmu silat pedang Thian Lam, Serangan itu laksana hujan lebat diwaktu badai menderu2, sehingga sigadis tak

mengetahui darimanakah datangnya serangan2. Sigadis memutar paculnya diatas kepalanya dalam usahanya menjaga diri dari serangan luar biasa itu. Se-konyong2 ia merasa kedua kakinya dingin. Ia buru2 melompat keatas, dan ketika ia jatuh ditanah lagi mukanya menjadi merah, karena ia telah berkisar sedepa lebih dari tempat berdirinya semula! Cin Leng Ngo membiarkan bahunya dipegang erat2 oleh Kong Sun Giok,ia hanya mengadahkan kepalanya Kong Sun Giok menarik kembali pedangnya, dan sambil tersenyum ia berkata : Siocia, kau tadi omong besar. Bukankah kau sekarang sudah berkisar sedepa lebih? Barusan ujung pedangku telah menyentuh kedua kakimu sehingga kau harus melompat keatas! Aku telah146 menyebabkan kau bergeser dalam lebih kurang 50 jurus. Apakah sekarang kau mengaku kalah? Kini aku baru mengetahui bahwa ilmu silat muridnya Ban Cun Bu hanya begitu saja!" Dengan ejekkan itu Cin Long Ngo menjadi panas. la menyahut : Kau telah berhasil menyebabkan aku bergeser sedepa lebih, dan aku mengaku kalah. Tetapi jika aku melawan dengan sungguh2, belum tentu aku kalah !" Lalu dengan tidak menunggu jawaban dari lawannya, ia menyerang dengan mengayun paculnya, Serangan itu disambut dengan menyondongkan tubuh sedikit kebelakang, dan dengan pedang ditangan kanannya ia menolak gagang pacul itu keatas. Kong Sun Giok dapat menyodok dengan tinju kirinya, tetapi ia tak sampai hati! Sigadis menyerang selama 10 jurus. Tiap2 serangan hanya dielakkan atau ditangkis. Sigadis mengayun paculnya dan anginnya menyatakan bahwa ayunan itu dilakukan dengan tenaga dalam. Kong Sun Gick kini insyaf bahwa serangan itu tak dapat dianggap remeh. Ia meroba siasatnya dan menggunakan ilmu Ceng Lian Kiam Hoat yang didapatnya dari Ceng Lian Shin Ni. Ujung pedangnya tergetar se-akan2 air memancur kesemua jurusan, dan melumpuhkan serangan pacul gadis itu? Ia mengejek lagi : Ha! Ha! dengan ilmu silat itu kau berani mengatakan tempat ini terlarang?! Jika orang lewat disini, kau tidak akan dapat mencegah!" Ejekkan itu menyebabkan sigadis marah sekali. Ia menyerang dengan ilmu Lan Hoan To Coan atau ombak besar menggulung perahu. Tetapi dengan ilmu Ceng Lian Kiam Hoat, Kong Sun Giok dapat meladeni semua serangan2 itu. Tiap2 paculan dan tiap2 sabetan telah berhasil dipunahkannya.147 Meskipun sigadis telah menyerang selama 100 jurus, ia masih belum ingin berhenti. Kong Sun Giok membentak : Hei! Apakah kau tidak mau berhenti?! Apakah kau sudah bosan hidup?!"

Peringatan itu tak dihiraukan oleh sigadis. Kong Sun Giok terpaksa merobah jurus silatnya. Dari bertahan ia menyerang. Ia terpaksa menggunakan ilmu istimewa dari gurunya - ialah ilmu Sa Yao Liong Men atau tiga loncatan masuk kedalam gua naga. la menyerang dengan bacokkan, pedang ber turut-turut tiga kali sangat gencarnya sehingga si gadis menjadi kaget dan paculnya terlepas dari pegangannya dan terlempar keudara! Sambil tersenyum Kong Sun Giok mencokel gagang pacul itu, dan dengan satu sentakkan pacul tersebut melayang kearah sigadis yang segera menangkapnya. Tapi sigadis melemparkan lagi paculnya, dan membentak : Sekarang kau rasai pukulan tinju dari seorang murid Lak Cao Shin Kun!" Dan ucapan tersebut dibarengi dengan satu jotosan. Kong Sun Giok mengelak untuk menghindarkan jotosan itu, dan dengan tertawa ter-bahak2 ia berkata : Jika kau ingin bertempur melawan aku dengan tinju, aku juga dapat melayani. Jika aku kalah melawan kau dalam 10 jurus, aku malu menjadi murid Thian LamSa Kiam !" Belum lagi ucapan itu selesai, tiba2 dengan ilmu Leng Yen Can Tan atau monyet ajaib mencakar rebab", sigadis itu mengirim jotosan dan kemudian mencakar lawannya, Kong Sun Giok terpaksa menggunakan ilmu tinju Tian Shing Cong atau menjotos bintang2 dilangit yang didapatnya dari Shin It Cui. Dengan meloncat-loncat sebuah tinju kiri dikirimkannya dengan pura2 kepada lawannya, tetapi dengan ilmu Shing Lo Kie Pu atau jaring rapat menerkam mangsa" tangan kanannya mengirim tinju sungguh2 dengan tenaga dalam kedada lawannya. Sigadis148 harus bertindak mundur agar tak terdampar hebat oleh anginnya! Sambil tertawa Kong Sun Giok mengejar, dan pada saat itu sigadis menjerit sambil rnenggoyanggoyangkan tangannya : Jangan pukul aku, jangan pukul aku !. Aku ingin bertanya padamu!" Kong Sun Giok berhenti, dan sambil tersenyum ia bertanya :Apakah yang hendak kau tanyakan? Murid2 Lak Cao Shin Kun betul2 lihay.Mereka bisa menjadi kejam dan juga bisa menjadi lunak!. Mereka bisa menggertak orang, dan juga bisa membujuk arang! Jika mereka tidak berhasil menggertak dan kalah bertempur, mereka segera mencoba membujuk. Cin Siocia, ada pertanyaan apakah? Apakah ingin menebas buntung kedua betisku untuk diserahkan kepada gurumu, Ban Cun Bu?" Dengan khidmat Cin Leng Ngo berkata : Betul ilmu silatmu itu lihay, akan tetapi jika kau sekarang berani masuk kekuil Sun Yo Kung dan menyinggung guruku, Ban Cun Bu, kau seperti seekor serawon terbang masuk kedalam api, dan akan musnah! Kau mungkin kenal Lat Siu Shin Mo Shin It Cui yang namanya terkenal diseluruh kalangan Bu Lim. Bagaimanakah ilmu silatnya jika dibandingkan

dengan ilmu silatmu? Pada tiga hari berselang ia telah datang kekuil Sun Yo Kung. Dan apakah akibatnya??? Iapun serupa serawon (rayap putih) telah masuk kedalam api dan telah terbakar sayapnya! Aku baru saja mengenal kau. Sebetulnya aku tidak harus menceriterakan ini kepadamu. Tetapi setelah mendengar kau menyebut-nyebut nama Thian Lam Sa Kiam, aku menjadi terpikir akan sesuatu hal. Cobalah bicara dengan jujur, apakah kau ini bernama Kong Sun Giok?" Ucapan Kong Sun Giok" itu menyebabkan Kong Sun Giok itu terkejut! Ia berwatak ksatria, dan berhati murah. la terkenang lagi pada Bian Leng Jun, juga seorang murid dari149 Ban Cun Bu. Apakah mungkin Bian Leng Jun pernah menceriterakan perasaannya kepada gadis ini, yang mungkiri juga menjadii kawan karibnya Bian Leng Jun? Segera ia merobah sikapnya yang congkak, dan dengan ramah ia bertanya : Aku betul bernama Kong Sun Giok. Mohon bertanya mengapa Cin Sio-cia mengetahui nama itu?. Apakah ........... Ucapan itu belum selesai, lalu Cin Leng Ngo tersenyum manis seakan-akan ia tertarik oleh wajah yang tampan dari Kong Sun Giok. la tak segera menyawab. Ia pandang Kong Sun Giok dari atas kebawah. Tiba2 ia bertanya lagi : Tian Lam Sa Kiam telah membuat janji dengan Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu yang jangka waktunya beryangka 10 tahun.Mengapa kau datang kesini sebelum pada waktunya? Apakah ilmu silat iang telah kau perlihatkan ketika melawan aku itu, dapat kau pelajari dari kitab Ju Keng?" Pertanyaan itu juga menyebabkan Kong Sun Giok menjadi heran? Sebetulnya ketika Tian Lam Sa Kiam (tiga jago silat pedang dari Tian Lam) melawan Ban Cun Bu dilembah Lek Yun Kok di pegunungan Kwat Cong San dengan bertaruh bahwa yang kalah harus membunuh diri, Cin Leng Ngo juga telah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri. Tetapi Kitab Ju Keng itu hanya orang yang pernah membaca surat pesan gurunya, Goan Siu To Tiang, dapat mengetahuinya. Bagaimanakah Cin Leng Ngo mengetahui? .Apakah Bian Leng Jun, kekasihnya, telah memberitahukan kepadanya seebagai kawan karibnya? Pikiran dernikian membikin Kong Sun Giok bingung. Melihat sikap yang bingung dari Kong Sun Giok itu, Cin Leng Ngo sambil tersenyum berkata : Kongcu, jangan bingung. Dengar aku menjelaskan. Diantara 8 gadis2 dari150 Lak Cao Shin Kun ada seorang gadis yang mempunyai dendam, dan seorang gadis lain yang amat membenci gurunya. Kedua gadis ini telah menjadi saudara angkat dengan bersumpah untuk melaksanakan maksudnya bersama-sama. Gadis2 itu yang satu ialah Bian Leng Jun, dan yang satu lagi ialah Cin Leng Ngo"

Pada waktu itu Kong Sun Giok seperti orang baru sadar dari pingsannya, berseru : Ai! Aku telah berbuat hal yang tidak pantas terhadap Sio-cia. Aku telah bersikap congkak dan kurang ajar terhadap Sio-cia. Bian Leng Jun itu adalah ........." Cin LengNgo membantu : Kekasihmu?" Dengan muka merah Kong Sun Giok meneruskan: Ya, aku te!ah menaruh hati padanya. Apakah aku harus memanggil Sio-cia Cin Ci (saudara perempuan Cin)? Cin Leng Ngo menyahut : Aku tak keberatan. Sebetulnya aku lebih tua daripada kau, dan pantas kau panggil aku Cin Ci " Kong Sun Giok dengan tidak menunggu Cin Leng Ngo sampai habis berbicara, meneruskan : Cin Ci, apakah Jun Moi-ku ada dikaki gunung ini? Aku ingin sekali menjumpainya!" Cin Leng Ngo mengawasi wajahnya Kong Sun Giok dan menjawab : Jika aku lihat wajahmu, akupun dapat percaya akan kejujuranmu. Kau datang pada waktu yang tepat. Tetapi untuk menjumpainya sekarang amat sukar " Kong Sun Giok dengan cemas bertanya :Cin Ci, mengapa? mengapa?" Dengan khidmat Cin Leng Ngo menjelaskan : Ia sedang menderita sakit, dan sakitnya agak berat!"151 Mendengar kabar buruk itu, Kong Sun Gick amat sedih. la tak mengetahui berapa berat sakitnya Bian Long Jun. Dengan tak terasa, air-matanya berlinang-linang. la lupa bahwa ia berhadapan dengan seorang gadis yang baru saja dikenalnya. Dipegangnya bahu Cin Leng Ngo dan sambil menggoncang-goncangnya menanya : Cin Ci, beritahukan kepada aku. Sakit apakah ia? kebetulan aku membawa obat mustajab " Cin Leng Ngo membiarkan bayunya dipegang erat2 oleh Kong Sun Giok. la menoleh keatas langit. Lalu ia berkata seorang diri : Ia terpaksa tinggal ditempat yang tak disukainya. Tetapi ia terpaksa, karena ia mempunyai dendam terhadap orang yang ia layani. Acapkali ia, tertawa dengan terpaksa. Sebetulnya sekujur tubuhnya membawa kesedihan, kemurkaan, penderitaan batin. Cobalah pikir, betapa hebatnya penderitaan perasaan itu! Maka lama kelamaan ia merana, dan jatuh sakit. Sakit apakah itu?" Kong Sun Giok tak dapat menyelami arti jawaban itu. Apakah maksudnya memberitahukan dengan jalan yang berliku-Iiku itu? Mengapa Cin Leng Ngo tidak memberitahukan kepadanya dengan cara yang sederhana, ringkas dan tepat? Cin Leng Ngo menunjukkan kepalanya, dan mengawasi lagi wayahnya Kong Sun Giok. Ia berkata : Jika ucapan ini tidak kujelaskan lagi, kau tak akan mengarti. Sebetulnya adikmu itu Bian Leng Jun menderita sakit rindu. Penyakit

demikian aku kira tak dapat ditolong dengan obat-obatan." Kong Sun Giok tertekan hatinya, la merasa seakan-akan jantungnya akan meledak dan kepalanya pusing. Bian Leng Jun, kekasihnya, sedang menderita! la harus berdaya menjumpainya. Dan menjumpainya harus dilakukan dengan jalan yang penuh bahaya, karena Bian Leng Jun berada dikuil Sun Yo Kung, tempat musuh besarnya, Ban152 Cun Bu ! Tiba2 kedua matanya menyala seperti orang yang telah menjadi nekad. Cin Leng Ngo rupanya dapat membaca isi hati Kong Sun Giok. Sambil tersenyum ia menghibur : Kali ini beruntung sekali aku berjumpa dengan kau. Mungkin peristiwa ini dapat menolong Bian Leng Jun. Tapi jika aku melihat sikapmu sekarang, aku merasa pasti kau akan mengambil resiko yang besar untuk masuk kekuil Sun Yo Kung. Meskipun aku menasehatkan supaya kau jangan melakukan hal itu, kau pasti tidak akan mengindahkan nasehatku ini. Jika kau telah bertekad masuk kekuil itu untuk menjumpai Bian Leng Jun, aku minta supaya kau memperhatikan petunjuk2ku ini." Kong Sun Giok merasa sedikit tenang, dan dengan tidak sabar ia bertanya :Cin Ci, harap kau katakan, aku memperhatikan, dan berterima kasih!" Cin Leng Ngo berkata : Kau selalu panggil aku Cin Ci. Aku merasa tua dengan panggilan itu." Kong Sun Giok yang tidak biasa bergaul dengan wanita, menjadi merah mukanya. Ditundukkannya kepalanya, dan dengan sikap yang sabar ia menanti petunjuk2, agar dapat masuk kekuil Sun Yo Kung dengan selamat. Lalu Cin Leng Ngo mulai :Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu sangat cepat mencurigai orang. Tempat2 kediaman ke-8 murid2 wanitanya diaturnya sendiri, dan ia sering2 mengadakan pemeriksaan. Kuil itu sangat besar. Aku, yang tinggal didalam kuil itu juga, tidak mengetahui pada dewasa ini, dikamar yang rnana Bian Leng Jun tinggal. Kamar2 kita sering2 ditukar. Disamping itu antara kita kedelapan murid2 wanita ini, satu sama lain saling curiga mencurigai. Hanya aku dan Bian Leng Jun yang telah bersumpah menjadi saudara, dan saling percaya mempercayai. Soal153 pertama ialah, jika kau telah berhasil masuk kedalam kuil itu, jangan sekali-kali membikin gadis2 yang lain mengetahui bahwa kau datang istimewa untuk melihat Bian Leng Jun. Jika tidak maka cintamu itu terhadap Bian Len Jun akan menjadi salah satu sebab dari kecelakaanmu!" Cin Leng Ngo berhenti sejenak, lalu meneruskan : Kedua, kamar2 didalam kuil Sun Yo Kung kebanyakan berwarna putih Tetapi ada sebuah kamar yang berbentuk menara dan berwarna merah. Kamar itu jangan sekali-kali kau dekati !" Kong Sun Giok menganggukkan kep,alanya menerima

petunjuk2 itu. Rupanya Cin Leng Ngo belum selesai dengan petunjuk2nya. Ia meneruskan : Jika kau berada dalam bahaya, kau harus menerjang menuju kebarat, dan jangan sekali-kali kau menerjang ke-selatan!" Kong Sun Giok memperhatikan terus petunjuk2 itu, dan dengan perasaan terima kasih ia berkata : Cin Ci, kau sangat baik hati. Aku pasti tak akan lupa. Dikemudian hari jika ada kesempatan, aku pasti membalas kebaikan hati Cin Ci itu!" Cin Leng Ngo memejamkan matanya. Ketika dibukanya kembali, air matanya bercucuran mernbasahi kedua pipinya dan jatuh diatas pakaiannya. Ia menarik napas panjang, dan berkata seorang diri : Cin Leng Ngo! Cin Leng Ngo! maksudmu setinggi langit, tetapi jiwamu setipis kertas. Hidupmu telah ditakdirkan penuh dengan perasaan benci. Kapankah kau dapat melakukan pembalasan? Jika kau dapat membasmi Lak Cao Shin Kun, dan membantu Bian Leng Jun dalam usaha membalas dendamnya, Cin Leng Ngo, kau mati berjasa!"154 Kong Sun Giok terperanjat. Ia heran mengapa Cin Leng Ngo tiba2 menjadi seperti orang yang kurang ingatan. Dengan tak disengaja ia menegur, Cin Ci ! Kau mengapa?" Cin Leng Ngo menangis dengan sedih. Air matanya tak berhenti mengucur. la tak dapat menjawab. Perkataannya tercekik ditenggorokannya ! Kong Sun Giok menjadi sibuk. la tak tahu cara menghiburnya. la hanya dapat memegang bahunya dan berkata :Sudahlaih! Sudahlah! Cin ci ! Kau jangan menangis. Tangismu menyebabkan hatiku sedih. Meskipun kita baru kenal, tetapi percayalah, aku Kong Sun Giok akan berusaha menolong atau membantu. Beritahukanlah apa yang menyebabkan kau bersedih hati. Meskipun aku harus masuk kelautan api, meratakan gunung, pasti kuusahakan menolong Cin Ci!" Cin Leng Ngo berhenti menangis, menghapus air matanya, dan mundur dua tindak. Ia mengawasi lagi Kong Sun Giok, lalu berkata : Giok Tee betul2 mempunyai perasaan simpathi terhadap penderitaan orang lain. Tidak heran jika Bian Leng Jun jatuh cinta kepadamu. Janjimu tadi sudah cukup bagiku. Tetapi apa yang akan terjadi dikemudian hari kita belum dapat mengetahui. Biarlah Tuhan sebagai saksi" Ketika itu terdengar oleh mereka bunyi lonceng dari kuil Sun Yo Kung. Mendengar bunyi lonceng itu, pucatlah muka Cin Leng Ngo. Ia berkata tergesa2 kepada Kong Sun Giok: Itu adalah suara lonceng, tanda bahwa Ban Cun Bu yang membunyikannya untuk memanggil murid2nya berkumpul. Aku keluar mencari daun obat-obatan dan sudah memakan waktu yang banyak. Aku harus segera kembali kekuil. Giok Tee, kau harus berpikir masak2.

Sekarang lebih baik jangan masuk kekuil Sun Yo Kung.155 Tetapi jika, kau masih berkeras kepala berusaha masuk kekuil itu, kau harus ingat betul2 petunjuk2ku tadi !" Lalu ia memandang Kong Sun Giok sejenak, berbalik dan turun menuju kekuil dikaki puncak gunung itu! Kong Sun Giok mengikuti larinya sigadis itu dengan kedua matanya sampai hilang. la duduk disuatu batu gunung besar mengenangkan kembali peristiwa tadi. la merasa beruntung telah berjumpa dengan Cin Leng Ngo sehingga ia dapat kabar tentang kekasihnya dan menerima petunjuk2 yang berharga bila ia masuk kekuil Sun Yo Kung dari musuh besarnya, Ban Cun Bu. Ia menarik napas panjang meredakan tindihan berat diatas jantungnya karena berita sakitnya Bian Leng Jun itu. Ia menggertakkan giginya jika memikirkan tentang kekejaman kejahatan Ban Cun Bu yang telah menyebabkan Thian Lam Sa Kiam menemui ajalnya dilembah Lek Yun Kok dari pegunungan Kwat Cong San dan menyiksa batinnya Bian Leng Jun. Lalu dengan tak terasa, ia berseru : Thian yang maha kuasa! saksikanlah! Aku tak akan berhenti berusaha sebelumnya aku membasmi orang durhaka itu. Pada saat itu matahari mulai condong ke-Barat, dan ia teringat bahwa ia harus lekas2 kembali kekuil Pik Yun Yen untuk menemui Ji Su-hengnya, It Hok To-jin! Sambil berjalan ia membuat rencana sesuatu cara yang harus dipergunakannya nanti bila ia masuk ke kuil Sun Yo Kung. la harus pergi kekuil itu, karena Bian Leng Jun sedang menderita sakit.Mungkin dari Bian Leng Jun ia bisa memperoleh sesuatu yang dapat menolongnya membasmi Ban Cun Bu. Apakah ia harus menceriterakan peristiwa tadi kepada Ji Su-hengnya? Apakah ia harus mengajak Ju Suhengnya masuk kedalam kuil yang berbahaya itu?156 Akhirnya ia berpikir tentang ilmu silatnya Ban Cun Bu yang lihay sekali. Ia yakin dengan Ji Suhengnya saja ia tak dapat melawan Ban Cun Bu. Lebih baik ia tak menunjukkan diri sebagaimana yang telah diterangkan Cin Leng Ngo. Ketika ia tiba dikuil Pik Yun Yen, It Hok Tojin telah menanti hampir setengah hari. Lalu masing2 melaporkan pertemuannya disepanjang jalan. It Hok To-jin mulai laporannya dengan menarik napas : Aku telah berjalan dan memeriksa hampir seiuruh tempat dipegunungan ini, tetapi hasilnya nihil. Kali ini, kita harus memperpanjang jangka waktu untuk menyelidiki, sebelumnya kita bertemu lagi. Kau mencari disebelah tenggara, dan aku di sebelah Barat-Laut. Kita mencari selama 7 hari baru kembali kekuil ini."157 Didorongnya jendela itu perlahan-lahan dan hati2. Ia menjenguk kedalam. Tampaklah olehnya bahwa didalamnya terdapat seorang gadis yang sedang menyisir dan tak lama,

kemudian tampak masuk seorang gadis lain. Lalu datang gilirannya Kong Sun Giok menuturkan kisahnya selama 3 hari. la ingin menceriterakan segala2nya. Tetapi setelah mendengar uraian Ji Su-hengnya, ia berpikir, lebih baik pertemuannya dengan Cin Leng Ngo dirahasiakan saja dahulu dan begitu juga dengan maksudnya untuk masuk kedalam kuil Sun Yo Kung. Ia tidak ingin mengajak Ji Su-hengnya masuk kemulut macan. oleh karena itu ia hanya menuturkan jalan2 yang telah ditempuhnya dan usaha2nya yang tak berhasil. Pada esok harinya mereka berangkat Iagi dan masing2 mengambil jalan yang telah ditetapkan. Kong Sun Giok menuju lagi ketempat pertemuannya dengan Cin Leng Ngo, dan sampai di tempat tersebut pada waktu senja. Matahari belum terbenam. Ia berpendapat, bahwa lebih baik menanti sampai gelap, baru turun menuju kekuil Sun Yo Kung? Sebetulnya kuil Sun Yo Kung itu luas sekali. Semua kamar2 didalam kuil itu berwarna putih dan berbentuk segi delapan. Tetapi ada satu kamar yang berbentuk menara segi lima dan berwarna merah. Kamar istimewa itu dibangun dengan sangat indah sekali. Ketika sudah gelap, Kong Sun Giok turun gunung menuju kekuil itu. Dari tempat yangk agak tinggi, Kong Sun Giok dapat melihat kamar2 didalam kuil itu. Melihat pintu2 yang ganlyil dari kamar yang berwarna merah, Kong Sun Giok insyaf bahwa kamar tersebut merupakan suatu perangkap bagi orang yang mendekati kamar itu. Iapun melihat, bahwa disebelah dekat kamar itu terdapat pintu158 maut, dan pintu keamanan rupanya berada disebelah Barat. la ingat pesan Cin Leng Ngo : Bila berada dalam bahaya, ia harus menerjang kesebelah Barat. Dihampirinya kuil itu, sebuah suara manusiapun tak ada terdengar kecuali suara binatang2 atau kutu2 disekitar pegunungan itu. Rupanya kuil itu tak dijaga dari luar! la menduga bahwa Lak Cao Shin Kun Bu merasa aman menjaga-kuilnya dengan ilmu silatnya yang lihay sekali, dan tidak kuatir orang lain berani masuk kedalam! Jika keadaan demikian rupa, maka usaha Kong Sun Giok untuk mencuri masuk kedalam, dapat dilakukan dengan hanya sedikit rintangan! Dengan menotok tampat dengan kedua ujung jari kakinya dalam sekejap saja ia sudah berdiri diatas tembok yang melingkari seluruh kuil itu. Ia harus bertindak dengan waspada. Dibukanya matanya lebar2 dan mengawasi dengan cermat segala sesuatu disekitarnya. Ditengah2 pekarangan kuil itu dilihatnya tiga buah bangunan yang merupakan ruang untuk berapat, dan tiga bangunan ini dilingkari lagi dengan pagar pohon bambu! Ia meloncat turun seperti se-ekor kucing, dengan tidak bersuara. Ia menuju kepagar pohon

bambu itu. Pagar tersebut dilaluinya dan didepan pintu salah sebuah bangunan, dilihatnya sebilah papan dengan tiga huruf Hoan Cui Hian" (Lingkaran Hijau Muda). Ia harus waspada, dan ia berhenti sebentar untuk menyelidiki lebih lanjut sebelum ia maju lagi. Pada hari kemarin ia telah bertempur melawan seorang murid muridnya, Cin Leng Ngo, dan ia insyaf bagaimana lihay ilmu silatnya. Dari satu jendela ia melihat sinar lampu menyorot keluar. Ia menghampiri jendela itu, yang ternyata tidak dikunci, tetapi hanya dirapatkan saya.159 la dorong dan membuka jendela itu dengan per-lahan2 dan hati2. la melongok kedalam. Dilantai ia lihat satu panci penuh dengan bubur. Seorang gadis sedang duduk dihadapan kaca tengah menyisir rambutnya yang panjang. Gadis itu mengenakan pakaian yang tipis, dia duduk membelakangi jendela. Ia terkejut, dan berhenti diluar sejenak. la, rupanya tak ingin melihat lagi ! Baru saja ia bertindak untuk menyelidiki kamar yang lain, tiba2 ia dengar suara tindakan kaki orang berjalan diluar pagar bambu yang melingkari tiga bangunan itu dengan teliti. Ia segera berhenti dan menahan napas. Ia mendengari dengan teliti. Lalu ia jambret ujung atap rumah di atasnya. Dengan satu enjot2an, ia sudah berada diatas atap rumah itu! Tetapi suara loncatan keatas atap rumah itu dalam keadaan yang sunyi-senyap itu terdengar oleh sigadis didalam kamar. Gadis itu menegur : Siapakah diluar kamar?" Segera seorang gadis lagi berjalan masuk kedalam kamar itu, dan menjawab sambil bersenyum : Leng Cu, aku disini. Bukankah kau sedang bersolek? Didalam kuil ini, selain Shin Kun (Ban Cun Bu), tidak ada pria lain, bukan? Apakah kau takut pencuri laki2 datang kesini ?" Gadis yang bernama Leng Cu itu berkata sambil tertawa: O, Tu Leng Hong ci-ci ? Mari duduk. Aku belum habis menyisir rambutku ini". To Leng Hong berkata sambil bersenyum :Co moimoi (adik Tip), sudahlah, jangan bersolek lagi! Malam ini meskipun kau yang harus bertugas menjaga, akan tetapi Shin Kun masih berada diloteng membunyikan lonceng memanggil Cin Leng Ngo"160 Ucapan Cin Leng Ngo" itu membikin Kong Sun Giok terkejut! Ia terus pasang kuping mendengari percakapan kedua gadis dikamar itu. Terdengar oleh ia kata2 Co Long Tin yang mengejek : Hu Li Ceng (ruba betina) itu betul membingungkan kita ! Shin Kun memanggil la lagi dengan membunyikan lonceng itu.Mungkin ia sedeng mencari kesempatan lagi !" Ucapan itu membikin Kong Sun Giok lebih cemas.

Kesempatan apakah yang Cin Leng Ngo sedang cari? Apakah Cin Leng Ngo juga sedang mencari ia, karena yakin bahwa la akan mengambil resiko masuk kekuil Sun Yo Kung ??? ---oo0oo--BAGIAN 9 TEKA-TEKIDIATAS PUNCAK SIAN YAN HONG Dari percakapannya Tu Leng Hong dan Tio Leng Cu, Kong Sun Giok memperoleh kesan, hahwa diantara Ban Cun Bu dan murid2nya ada hubungan hubungan rahasia disamping perhubungan yang layak sebagai murid dan mengingat murid2 itu semuanya muda belia serta cantik rupawan menawan hati. Apakah semua murid2 wanita dari Ban Cun Bu itu masih gadus? Apakah semua murid semua2 itu berwatak agung mempertahankan kesucian diri? Dan juga Bian Leng Jun kekasihku itu, apakah ia tetap masih seorang gadis sucimurni?" Dari percakapannya kedua gadis didalam kamar itu, Kong Sun Giok juga menarik kesimpulan bahwa Cin Cin Ngo adalah murid wanita yang paling disayangi oleh Ban161 Cun Bu. Akan tetapi sangat mengharukan ketika jumpai gadis itu diatas puncak kemaren, sikapnya sangat ganjil sekali se-akan2 dia menaruh dendam terhadap gurunya yang kelakuannya seperti binatang serigala, agaknya, ia sedang menanti kesempatan untuk membikin perhitungan. Didalam punjung (tempat beristirahat), Kong Sun Giok melihat ada seorang gadis yang berbaju putih.162 Kedua gadis didalam kamar terus ber-cakap2, dan yang dipercakapkan tidak lain hanyalah soal asmara atau lebih jelasnya soal kemesuman, Kong Sun Giok merasa cemas dan sangsi akan kesucian kekasihnya, karenanya ia menjadi makin gelisah dan bimbang hatinya. Ia ingin lekas2 menemui Leng Jun yang oleh Cin Len Ngo dikatakan sedang menderita sakit agak berat. Dengan ilmu meringankan tubuh, ia meloncat keatas atap dari kamar lain. Mengingat pembicaraan Cin Leng Ngo kemaren, di samping kecemasan akan kesucian kekasihnya", ia pun merasa simpatik terhadap nasibnya Cin Leng Ngo itu, gadis yang cantik juwita dengan kepandaian silat yang baik, tetapi menderita nasib buruk. Tidak heran jika gadis itu telah mengucurkan air-mata dan ber-kali2 menghela nafas panjang-pendek. Setelah ia berada diatas kamar lain, ia berusaha mengintip kedalam kamar tersebut melalui genteng kaca. ia berada diatas suatu kamar lain yang lebih indah serta yang dilingkari pula, oleh pohon2 bambu dan terletak disuatu sungai kecil yang airnya jernih dan bersih bagaikan kaca. Diatas sungai itu ada jembatan bau merah, yang diatasnya

dihangun pula satu punjung (tempat beristirat) berbentuk segi-enam dengan hiasannya yang sudah mentereng. Didalam punjung tersebut terlihat seorang gadis berbaju putih bersih sedang memandangi menikmati bulan yang sinarnya memancarkan keseluruh jagat. Baru saja ia hendak mengintip kedalam kamar, tiba2 gadis itu menarik perhatiannya, akan segera juga ia menjadi terkejut, karena gadis berbaju putih itu adalah Bian Leng Jun yang sedang dicarinya! Cin Leng Ngo telah memberitahukan kepadanya bahwa Bian Leng Jun sedang menderita sakit agak berat, akan163 tetapi mengapa kini dimalam hari ia bisa berada didalam punjung diatas jembatan memandangi bulan? Dengan perasaan ke-ragu2an itu, ia tak berani bertindak lancang. la loncat turun dari atap kamar, dengan ber-hati2 ia jalan menghampiri jambatan. Setelah berdiri dekat sekali, dan merasa pasti bahwa gadis itu adalah Bian Leng Jun, ia coba menegurnya dengan mengucapkan satu sajak. Air sungai sangat mengalir deras. Duduk bersedirian apakah yang sedang dipandangnya? Suara yang terkenal dan ramah itu membikin gadis berbaju putih diatas jembatan itu terkejut dan menoleh kearah datangnya suara itu. Mereka ber-hadapan2 muka kedua pasang mata bentrok satu pada lain. Mereka kenal mengenali, Kong Sun Giok bertindak maju untuk segera merangkul Bian Leng Jun sambil berseru Jun Moi!" Rupanya Bian Leng Jun kuatir dapat dilihat orang lain, maka ia lepaskan rangkulannya, ia berbisik : Giok Koko ilmu silatmu belum mahir betul. Mengapa kau berani datang kesini? Mari masuk kekamarku supaya tidak kelihatan orang lain!" Lalu Bian Leng Jun tarik tangannya Kong Sun Giok diajak masuk kekamar yang letaknya dipinggir sungai itu. Bian Leng Jun mempersilahkan Kong Sun Giok duduk, ia sendiripun lalu duduk menghadapi Kong Sun Giok, ia berkata dgn. wajah menunjukkan kecemasannya: Koko, dengan ilmu silatmu yang belum mahir, kau telah datang kesini, bukankah seperti juga kau masuk kedalam kandang macan?" Lalu ia menuangkan dua cang kir teh yang masih panas. Kong Sun Giok tidak segera menyahut, sebaliknya ia mengawasi wajah Bian Leng Jun yang tampaknya sangat pucat dan banyak lebih kurus. Lalu ia geleng2 kepalanya dan menarik nafas panjang.164 Bian Leng Jun lebih memperhatikan keselamatan Kong Sun Giok, ia tidak mcnghiraukan penyakitnya. Tatkala pertanyaannya tidak dijawab ia bangun dari tempat duduknya menghampiri Kong Sun Giok, dan sambil memegangi pundak kekasihnya, dengan sangat kuatir agaknya, ia menanya lagi: Giok Koko! Kau dengarkah apa yang aku katakan tadi?" Kong Sun Giok mengangguk, lalu dengan suara rendah

la menyahut : Aku telah mendengar dari Cin Leng Ngo Tici bahwa kau sedang menderita sakit, yang agak berat. Oleh karena itu, dengan tak menghiraukan bahaya yang mungkin dihadapi, aku telah berusaha keras datang kesini. Jun Moy! Bagaimanakah penyakitmu? Apakah sudah banyak baik ?" Bian Leng Jun sangat berterima kasih akan perhatian Kong Sun Giok terhadap dirinya. la memandangi wajah Kong Sun Giok, lalu air matanya mengucur keluar dan mengalir diantara kedua pipinya yang pucat. Ia menyahut : Aku mempunyai kepandaian silat. Jika tidak menderita luka, aku tak akan menderita sakit berat. Tetapi ....." Ketika itu terdengar diluar kamar suara orang berjalan diatas jembatan batu. Bian Leng Jun terkejut. Ia menunjuk kebelakang tempat tidurnya, dan menyuruh Kong Sun Giok bersembunyi dikolong tempat, sedangkan ia sendiri lekas2 naik keatas tempat tidur menutupi tubuhnya dengan selimut. Sesaat kemudian tampak bertindak masuk Tu Leng Hong dan Tio Leng Cu. Dengan bersenyum Tu Leng Hong menanya: Jun Moy, apakah kau banyak baik? Kemarin kau telah dapat bangun, mengapa sekarang berbaring lagi? Apakah penyakitmu kambuh pula? Antara delapan orang dikuil Lak Cao ini, kaulah yang terpandai ilmu silatnya. Oleh karena itu kami semua selalu memikiri tentang165 keselamatanmu. Tapi kau juga paling banyak sedih hati......!" Bian Leng Jun pe-lahan2 bangun dan duduk diatas pembaringannya. la, menyahut: Terima kasih atas perhatian kedua Cici. Pagi tadi aku rasakan penyakitku banyak baikkan, tapi mulai sore ini aku merasa tidak enakan. Namun, aku kira penyakitku tidak akan menjadi tambah berat. Dimana Cin Cici? Biasanya ia tiap2 hari diwaktu begini datang menengoki aku, mengapa sekarang ia tidak datang?" Ketika itu Tio Leng Tin telah memperhatikan dua cangkir teh yang masih panas diatas meja.Mendengar Bian Leng Dun menanyakan Cin Leng Ngo, sangat disayang oleh Suhu. Sekarang mungkin la berada dikamar Suhu. Mana ada waktu dia datang menengoki kau lagi!" Kong Sun Giok yang sedang bersembunyi dapat mendengar nyata dan jelas sekali semua percakapan mereka, dan apa yang diomongkan Tio Leng Cu itu telah membuktikan kesimpulannya tentang adanya perhubungan mesum antara Ban Cun Bu dan beberapa murid2nya. la menjadi lebih cemas lagi terhadap kekasihnya Bian Leng Jun. Dan ia dapat mengertikan mengapa Cin Leng Ngo menaruh dendam terhadap gurunya yang bersifat binatang itu. Bukankah Cin Leng Ngo telah memperingatkan padanya dengan sangat agar ia jangan mendekati bangunan

indah yang bercatkan merah? Berbahaya bagi orang yang datang mengintipnya, mungkin didalam bangunan itu Ban Cun Bu melakukan perbuatan yang durhaka dan mesum. Sudah tentu gadis2 didalam kuil itu tak berdaya terhadap gurunya itu yang lihay ilmu silatnya, tetapi buruk dan biadab perbuatannya. Mungkinkah Bian Leng Jun dapat mempertahankan kesuciannya dalam keadaan demikian?166 Bian Leng Jun tidak sudi kedua saudari seperguruannya itu terus bicara tentang kemesuman guru mereka. la coba turun dari tempat tidurnya sambil berkata : Maaf jika aku telah menyambutnya kedua Cici tidak sebagaimana mestinya. Kamar ini amat sempit.Marilah kita keluar!" Tio Leng Cu menyahut sambil bersenyum : Sudahlah, Jun Moy kau tak usah bangun. Kami berdua akan segera pergi kebangunan istimewa itu untuk tugas berjaga. Nah, kami pergi sekarang. Sudahlah, kau tak usah bangun. Selamat malam!" Tetapi Bian Leng Jun bangun juga dan mengantar mereka sampai diluar. Setelah melihat mereka berjalan jauh, barulah ia masuk kembali kedalam kamarnya. la panggil Kong Sun Giok keluar dari tempat sembunyi dengan suara ter-sedu2 ia berkata : Giok Koko, jika kau betul2 sayang dan menyintai aku, kau harus lekas2 berlalu dari sini." Kong Sun Giok hanya mengawasi Bian Leng Jun dengan perasaan kasihan akan nasibnya. Giok Koko! Aku tahu bahwa kau berat untuk segera berlalu. Tadi Tio Leng Cu telah memperhatikan dua cangkir teh yang belum diminum, ia rupanya mencurigai aku. Aku kuatir ia akan memberitahukan kepada Ban Cun Bu yang pasti datang melakukan penyelidikan. Kau haruns lekas2 berlalu dari sini. Jika tidak, bencana, akan menimpah kita! Ayolah, aku antarkan kau sampai diluar tembok!" Meskipun Kong Sun Giok belum banyak pengalaman, tetapi tentang asmara, ia mengerti juga, ia menjadi cemburu. Karena cemburunya itulah membuat ia tidak ingin lekas berlalu. Tetapi disamping itu pikirnya demi keselamatannya Bian Leng Jun, ia terpaksa harus berlalu167 juga. la mengikuti Bian Leng Jun jalan keluar sampai dekat jembatan batu. Giok Koko," kata Bian Leng Jun, kita segera akan berpisah pula. Aku tak mengerti mengapa kau tidak menghiraukan bahaya datang kemari?" Aku tak bisa lupakan budimu. Aku bukannya tidak mengetahui akan bahaya bagi diriku. Kali ini aku datang kekota Lak Cao, terutama karena hendak mencari kitab Ju Keng. Kebetulan aku berjumpa dengan Cin Leng Ngo, daripadanya aku ketahui, bahwa kau sedang menderita sakit. Oleh karena itu, dengan tak menghiraukan bahaya, aku datang memasuki juga kuil ini untuk dapat bertemu

dengan kau." Apa ketemu? Kitab Ju Keng berada dikota Lak Cao?" tanya Bian Leng Jun dengan heran. Dengan singkat Kong Sun Giok menuturkan usahanya mencari kitab Ju Keng tersebut, juga ia tunjukkan gambar puncak yang ganjil yang tertera diatas kulit kambing. Dengan girang Bian Leng Jun berkata: Disebelah utara kata Lak Cao aku pernah lihat puncak yang mirip dengan gambar ini, dan puncak yang lebih rendah disebelah puncak yang ditengah itu namanya puncak Sian Yan Hong, karena didaerah sekitar puncak itu terdapat banyak sekali kera2!" Penuturan tersebut juga meggirangkan Kong Sun Giok, dan pegang bahunya Bian Leng Jun erat2 sambil berkata : Aku dapat bayangkan betapa berat penderitaanmu. Aku akan segera pergi kepuncak Sian Yan Hong dan berusaha mencari kitab Ju Keng, KeIak setelah aku berhasil, aku pasti datang membasmi Ban Cun Bu untuk membalaskan dendam Suhu dan Su-siok-ku. Dengan demikian aku dapat juga membebaskan kau sekali, bukan?"168 Giok Koko," kata Bian Leng Jun, aku hanya harap kau percaya akan kebersihan diriku. Meskipun Ban Cun Bu itu srigala yang berupa manusia, tetapi aku masih dapat mempertahankan kesucianku." Lalu ia gulung lengan baju kanannya. Kong Sun Giok ber-debar2 dan berdetak jantungnya melihat kulit yang demikian putih dan halus, namun ia masih tidak mengerti perbuatan gadis itu. Lalu Bian Leng Jun memperlihatkan satu tanda merah dilengan atasnya, sambil berkata: Giok Koko, kau tentu tahu bahwa tanda merah ini adalah bekas totokan yang lihay. Apakah kau dapat menerka siapa yang telah menotoknya ?" Kong Sun Giok berpikir untuk beberapa saat lamanya, akhirnya ia menggelengkan kepalanya. ,,Akupun telah menduga kau tak akan dapat menebaknya," kata Bian Leng Jun, ini adalah bekas totokan ....." Belum lagi habis kata2 Bian Leng Jun itu, tiba2 entah dari mana loncat turun searang wanita berpakaian putih berusia lebih tua dari padanya, dan berdiri dihadapan mereka. Sambil mengawasi Bian Leng Jun wanita itu mengejek : Kau menyelewengi peraturan Ban Cun Bu Sin Kun yang keras itu? Lupakah kau kepada hukumannya yang berat, bahwa barang siapa yang berani keluar dari kamarnya dan mengadakan perhubungan dengan seorang pria dari luar akan dipotong kedua tangannya? Bian Sumoy! Kau telah melanggar peraturan itu! Ayo, Iekas ikut aku menghadapi Suhu untuk mengakui dosamu!" Suara itu, wajah dan gerak-geriknya wanita itu tidak asing lagi bagi Kong Sun Giok, karena ia pernah mendengar suaranya, dan pernah melihat juga orangnya. Wanita itu tak lain tak bukan adalah Tio Leng Cu! Bukan

main kagetnya Bian Leng Jun. Mukanya yang sudah pucat169 bertambah pucat lagi. la, tak dapat mengangkat atau menjawab. la mengertek gigi. Kong Sun Giok pun terkejut sesaat. la sangsi untuk menggunakan kekerasan atau keramah-tamahan untuk menolong Bian Leng Jun. Tetapi kemudian dengan tabah ia hadapi Tio Leng Cu, dan berkata : Tio Siocia ....." Tapi Tio LengCu tidak memberikan ia kesempatan untuk bicara, dengan muka beringas ia pelototi Kong Sun Giok, lalu bertindak menghampiri Bian Leng Jun yang ia tepuk pundaknya dan berkata : Bian Su-moy, kau biasanya suci sekali. Tapi ternyata hanya akal belaka untuk menjumpai kekasihmu, kau lebih pandai daripada aku!" Dicemohkan dan diejek secara demikian, Bian Leng Jun hanya dapat mengucurkan air-mata, dengan tak dapat membuka mulut. Lalu Tio Leng Cu mengubah sikapnya, dengan bersenyum ia berkata : Bian Su-moy, kau tak usah takut. Ucapanku tadi hanya untuk menakut-nakuti kau. Kita yang hidup seperti saudara sekarang sekandung, pasti tak melaporkan hal ini kepada Ban Cun Bu. Tapi setelah aku mengetahui tindak-tandukmu aku harus memperingatkannya bukan? Nah! Bian Su-moy, aku telah berjasa dan melepas budi terhadap kau, dengan cara apa dan bagaimanakah kau akan membalas budiku ini?" Sambil bicara, Tio Leng Cu mengawasi Kong Sun Giok yang tampan itu. Bian Leng Jun yang telah tinggal ber-sama2 untuk beberapa tahun telah mengetahui betul segala sikap dari saudari seperguruannya. Ia yakin bahwa Tio Leng Cu dan Tu Leng Hong adalah yang paling jahat. Dalam keadaan terjepit itu, ia terpaksa bersenyum dan menyahut : Maksud baikmu, Tio Cici, aku telah mengetahui dan sangat kuhargai. Tapi Tu Cici juga sedang mendatangi. Mustahil aku harus .....170 Tio Leng Cu yang mendengar Tu Leng Hong mendatangi lalu menoleh kebelakang. Bian Leng Jun kedipkan mata kepada Kong Sun Giok sambil melayangkan kepelannya kepunggungnya Tio Leng Cu. Tio Leng Cu yang cerdik itu, meskipun sedang menoleh kebelakang selalu merasa curiga terhadap Bian Leng Jun. Pukulan itu ia dapat egosi dengan menjatuhkan diri ketanah. la berseru: Pelacur ! Aku akan melaporkan perbuatanmu kepada Ban Cun Bu!" Ia ambil satu senjata kecil yang mirip anak panah dari pinggangnya. Perbuatan itu dapat dilihat oleh Bian Leng Jun. Jika .anak panah itu dilontarkan keatas, maka Ban Cun Bu pasti segera datang. Dengan ter-gesa2 ia berseru: Giok Koko, Iekas cegah sundel ini agar tak berkesempatan melontarkan anak panah itu!" Kong Sun Giok yang berdiri siap waspada lalu mencabut pedangnya, dan dengan ilmu yang ia baru dapat pelajari

dari Sin It Cui, ia segera loncat keatas untuk menerkam Tio Leng Cu. Tapi Tio Leng Cu sangat cerdik. la mengetahui bahwa ia tak dapat melawan Bian Leng Jun, apalagi dibantu pula oleh Kong Sun Giok. Ia menggulingkan diri dan lari kearah lembah sambil melemparkan anak panah itu! Begitu lekas anak panah itu dilempar keudara, segera terlihat asap hijau keluar dari panah itu. Justru disaat yang sangat tegang ini, dari satu pohon tua yang berada tidak jauh kelihatan satu benda yang mirip bintang perak terbang keatas dengan sinar terang dibelakangnya. Bintang perak itu mengejar anak panah dan lenyapkan asap yang keluar dari anak panah itu! Dan satu sinar lain yang terang pula mengejar Tio Leng Cu yang sembunyi lari kearah lembah. Kemudian terdengar Tio Leng cu menjerit satu kali disusul dengan jatuh rubuhnya ia ditanah!171 Perubahan yang se-konyong2 ini membikin Bian Leng Jun tercengang. Siapakah gerangan yang telah menolongnya ? Jika anak panah tadi berhasil mengeluarkan asap hijau agak lama sedikit dan dilihat oleh Ban Cun Bu, maka tamatlah riwayatnya Bian Leng Jun, mungkin Kong Sun Giok juga. Tio Leng Cu yang mengetahui dir inya bukan menjadi tandingan kedua orang itu, segera menggulingkan dirinya, untuk kemudian lari kearah lembah. Belum lagi hilang rasa herannya, dari pohon yang tua itu melayang turun satu bayangan putih yang lantas menyeret mayatnya Tio Leng Cu kedalam semak! Setelah melihat dan, ketahui siapa adanya bayangan putih itu, Bian Leng Jun berseru gembira: Giak Koko, itulah Cin Cici. la yang paling sayang aku!"172 Dengan rambut terurai dan pakaian tak rapi Cin Leng Ngo loncat dihadapan. Bian Leng Jun. Lalu dengan mengerutkan kening ia memperingatkan : Jun Moy suruh Giok Koko-mu lekas berlalu dari sini. Aku terpaksa membunuh mati Tio Leng Cu dengan menggunakan jarum beracun, dan mayatnya tak boleh ketahuan orang lain! Juga diantara kita delapan orang, Ban Cun Bu mengetahui kurang satu, ia pasti menjadi gusar sekali dan akan menyelidiki. Aku meskipun sangat disukai oleh dia, dan kau yang mempunyai dendam terhadap dia, pasti akan didesak terus-menerus untuk memberikan penjelasan tentang binasanya Tio Leng Cu. Terlebih pula Tu Leng Hong yang sangat erat hubungannya dengan Tio Leng Cu, dia pasti akan berusaha sekuat tenaga mencari tahu sebab2 kematiannya. Kita bertiga semuanya mempunyai dendam terhadap Ban Cun Bu. Tapi sekarang bukan waktunya untuk kita ber-cakap2 tentang asmara dan segala kentut busuk. Kita harus tekun memahirkan silat kita untuk memberikan hajaran yang setimpal kepada srigala yang

berbentuk manusia Ban Cun Bu itu. Ayo, suruh Giok Koko-mu lekas berlalu!" Kong Sun Giokpun berpendapat harus ia segera berlalu demi untuk keselamatan semuanya. la pegang bahunya Bian Leng Jun dan berkata : Jun Moy, kau harus jaga dirimu baik2. Bila aku berhasil mencari kitab Ju Keng, maka hari itu kita berjumpa lagi tak akan lama!" Lalu ia berpaling kepada Cin Leng Ngo, berkata : Cin Sio-cia, terima kasih atas semua pertolonganmu!" la tidak menanti jawaban lagi, dengan ilmu Pwe Po Teng Kong" (delapan langkah naik keudara) dan Liong Heng It Sao Sao" (cara naga ber-lari2) dengan sekejap saja ia telah berada jauh dari kuil yang berbahaya itu!173 Meskipun ia masih dapat dengar suara tangisnya Bian Leng Jun, dengan keraskan hati ia lari terus berlari dari kuil. Setelah ia tiba dipuncak gunung, ia berhenti dan menoleh kearah kuil, sesudah puas memandanginya, barulah ia melanjutkan perjalanannya lagi. Dari ucapannya Cin Long Ngo tadi, Kong Sun Giok teringat akan jarum2 beracunnya nona itu, tentang mengapa ia paling disayang oleh Ban Cun Bu, dan tentang dendam apakah yang Bian Leng Jun sembunyikan terhadap Ban Cun Bu. Tapi yang paling memusingkan kepalanya, ialah apakah Bian Leng Jun masih tetap gadis dengan bernaung didalam kuilnya Ban Cun Bu? Dan siapakah yang menotok lengan kanannya Bian Leng Jun? Semua soal yang merupakan teka-teki itu baginya masih belum ada penjelasan, sangat gelap untuk ia dapat menrbaknya. la tak dapat mengerti kesemuanya itu. Dan ..... untuk sementara waktu ia tak dapat menanya! Hampir saja la jatuh dari pinggir jurang ketika la ber-lari2 sambil mengasah otaknya memikiri teka-teki itu. Satu kali ia telah injak seekor ular berbisa, untung dengan kelihayan ilmu pedangnya la dapat membinasakan ular berbisa itu ! Kemudian la teringat kembali kepada Ji-su-hengnya. la lalu bertekad menuturkan petunjuk Bian Leng Jun tentang puncak Sian Yan Hong untuk mencari kitab Ju Keng, agar setelah mahir betul ilmu silatnya, ia dapat menunaikan janji atau sumpahnya kepada Suhu dan Su-sioknya membasmi Ban Cun Bu! la telah berjanji dengan Ji-su-hengnya, It Hok Tojin, untuk berjumpa lagi dikuil Pik Yun Giam setelah 7 hari. Hari yang dijanjikan belum tiba, ia tak menunggu lagi kembalinya It Hok To-jin. la meninggalkan pesan disehelai kertas dengan maksud agar It Hok To-jin setelah membacanya segera menyusul ia pergi kepuncak Sian Yan174 Hong! Baru satu hari dalam perjalanan menuju kepuncak Sian Yan Hong, diperjalanan ia menjumpai Ji-su-hengnya, It Hok To-jin yang menegur ia: Su-tee kebetulan sekali hari ini kita dapat berjumpa disini. Puncak gunung yang ganjil

yang terlukis diatas kulit kambing, aku telah berhasil dapat mencarinya. Disamping puncak itu mirip sekali seperti gambar diatas kulit kambing!" Dengan bersenyum Kong Sun Giok menyahut : Jisuheng! Bukankah letaknya puncak gunung itu disebelah utara dari kota Lak Cao? Dan puncak gunung yang lebih rendah itu bukankah dengan kera2 ?" It Hok To-jin terkejut, dan dengan heran menanya Dari siapakah kau dapat mengetahuinya : Penuturannya tentang puncak2 yang dimaksud semua cocok dengan apa yang aku telah tampak!" Kong Sun Giok tidak ingin menceriterakan peristiwa yang dialaminya dikuilnya Ban Cun Bu untuk menjumpai kekasihnya. la menjawab bahwa keterangan2 itu ia memperolehnya dari seorang tukang potong yang mengetahui keadaan pegunungan dikota Lak Cao. It Hok To-jin tidak curiga jawaban Su-teenya. la mengangguk dan berkata lagi: Puncak ganjil itu meskipun mirip benar dengan gambar yang tcrlukis diatas kulit kambing, tetapi, kita harus melewati puncak Sian Yan Hong yang penuh kera2 itu. Kata orang kitapun akan menjumpai batu2 yang terukir seperti kera2 tidakkah aneh?" Kong Sun Giok tertawa. la merasa heran jika dipegunungan itu ada batu2 terukir seperti kera2. la tak sabar lagi, segera ia ajak Ji-su-hengnya pergi menuju kepuncak Sian YanHong itu! Dengan tak menghiraukan letih atau lelah, mereka terus berjalan menuju kepuncak Sian Yan Hong, dan pada waktu175 lohor mereka tiba dikaki puncak gunung tersebut. Kong Sun Giok keluarkan dan mereka beberkan kulit kambingnya, untuk coba memperbandingkan puncak gunung dihadapannya dengan yang tergambar diatas kulit kambing itu. Untuk kegirangannya ia dapatkan temuannya cocok satu pada lain tiada perbedaan. Sudah tentu saja It Hok Tojinpun turut bergirang. Mereka lalu mulai mendaki puncak gunung itu. Tidak salah jika puncak gunung itu dinamakan Sian Yan Hong, ada kera yang sedang ber-ayun2 didahan pohon, ada yang duduk termenung, ada yang ber-lari2an dari cabang kelain cabang pohon, dan ada yang ber-lari2an ditanah. Kera tersebut tidak takut kepada orang. Melihat kedatangannya Kong Sun Giok dan It Hok To-jin, mereka tidak lari malah berkumpul dan mengikuti dibelakangnya. Ketika mereka jalan disuatu pengkolan, It Hok Tojin menunjuk kesuatu pohon yang tua sekali sambil berkata: Su-tee, coba lihat pohon cemara yang tua itu! Dibawah pohon itu ada satu batu gunung. Dan lihatlah dengan seksama, tidakkah batu itu mirip seekor kera? Pernahkah kau melihat kera yang serupa demikian?" Kong Sun Giok mengawasi ukiran kera dibatu gunung

itu. la mengaguminya. Kemudian ia memeriksa lagi keadaan disekitarnya. Sebelum meneruskan perjalanannya. Setelah mereka tiba dilereng gunung, It Hok To-jin menunjuk kesuatu danau kecil. Ia berkata: Su-tee, keadaan pegunungan ini mirip benar dengan gambar diatas kulit kambing. Tapi dimanakah kita harus mencari kitab Ju Keng An? Apakah kita harus menggali tiap2 batu gunung untuk mencarinya?" Kong Sun Giok diam membisu untuk berpikir! la mengawasi danau kecil yang terletak didekatnya, se-akan2176 kitab Ju Keng yang sedang dicarinya itu berada di dasar danau itu! Kemudian ia berkata : Ji-su-heng, sajak yang berbunyi Ju Cai Ju Tiong (kelembutan didalam kelembutan) tentunya huruf Ju dari kitab Ju Keng. Bukankah air danau ini dapat diartikan kelembutan ?" It Hok To-jin menundukkan kepalanya berpikir, lalu ia mengangguk sambil berkata : Mungkin tafsiran Sutee betul. Tapi segala pohon rumput, tanah atau batu dipegunungan Sian Yan Hong ini semuanya lembut sekali kelihatannya. Cobalah kita menjajaki dalamnya yanau itu dengan melemparkan batu kedalamnya!" Lalu It Hok To-jin melemparkan batu kecil kedalam danau dan mendengar suara air itu.177 Su-tee llihatflah! Dibawah pohon cemara tua itu ada sebuah batu gunung dan perhatikanlah baik2, batu itu menyerupai seekor kera, pernahkah engkau melihat kera yang berupa demikian?" Tanya It Hok To-jin kepada Kong Sun Giok. Menurut pendapatku," kata Kong Sun Gok, danau ini dalamnya lebih kurang sedepa Iebih. Bagaimanakah pendapat Ji-su-heng?" It Hok To-jin tertawa dan menyahut: Tentang air aku tak mengerti banyak. Tetapi terhadap danau2 yang cetek, kita harus waspada. Biarlah aku turun kedalam air itu dan harap Su-tee menjaga dengan hati2." Kong Sun Giok mengangguk. la cabut pedangnya dan menanti dipinggir telaga. It Hok To-jin buka pakaiannya, ia turun dan menyelam kedalarn danau ! Danau itu tidak dalam, sejenak saja It Hok To-jin telah sampai didasarnya la berusaha menyelidiki dasarnya danau itu, lalu ia menimbul lagi. Setelah naik keatas, ia berkata : Didasar danau, itu tak menemui apa2 yang dapat menimbulkan kecurigaan. Agaknya kita harus mencari ditempat lain!" Kong Sun Giok mengangguk, lalu berkata : Kitab Ju Keng sangat erat hubungannya dengan partai silat Tian Lam kita. Walau bagaimana susah-payahnyapun harus mencarinya !" Kemudian mereka melanjutkan perjalanannya dengan mendaki jalan yang curam. Mereka harus bermalam dilereng gunung dalam usaha mencari tanda atau petunjuk yang dapat menuntun mereka ketempatt tersembunyinya

kitab tersebut. Setelah lewat empat hari semangat dan harapan mereka menjadi berkurang karena usaha mereka tetap nihil ! Pada suatu ketika, mereka duduk beristirahat dibawah sebuah pohon, memikiri tindakan yang harus178 mereka tempuh. Se-konyong2 terlihat oleh mereka bayangan putih berkelebat dibawah puncak gunung! Mereka terkejut, dan It Hok To-jin lihat bayangan putih itu adalah seorang gadis berbaju putih dengan wajah yang cantik. Setelah gadis itu datang dekat, dengan pedang terhunus la menanya :Apakah kau dari pihak jahanam Ban Cun Bu?" Kong Sun Giok segera juga mengenali gadis itu. Dengan tidak tunggu lagi gadis itu menyahut, ia berpaling kepada It Hok To-jin, sambil bersenyum ia berkata : Ji-su-heng jangan salah paham. Inilah orang yang Sio-tee telah tuturkan kepada Ji-su-heng. Sio-cia inilah yang dengan seksama telah menolong menguburkan jenazah2 Suhu dan Su-siok2 kita dipegunungan Kwat Con San, kita dari partai Thian Lam sangat berhutang budi besar sekali panjangnya. Betul la muridnya Ban Cun Bu, tetapi ia senantiasa membantu kita, dan ia sendiripun mempunyai dendam terhadap jahanam Ban Cun Bu gurunya itu. Mari Sio-tee perkenalkan. Inilah Bian Leng Jun Sio-cia," sambil menunjuk gadis itu. Dan ia bernama Bian Leng Jun. Inilah Ji-su-heng, It Hok To-jin." la berkata kepada kekasihnya itu. Tapi mengapa kau se-konyong2 datang kesini dengan kesusu dan berkuatir nampaknya ?" Setelah Bian Leng Jun menghaturkan hormat kepada It Hok To-jin ia menyahut: Aku perlu datang untuk....." Belum lagi perkataannya habis diucapkan, It Hok To-jin memotong dengan kata2nya : Bian Siocia, perkenankanlah aku menghaturkan banyak terima kasih atas bantuan dan pertolonganmu." Soal itu tak harus dipandang sebagai pertolongan. Mengubur jenazah2 adalah kewajiban tiap2 manusia yang mempunyai pri-kemanusiaan." Sahut Bian Leng Jun. Tapi aku perlu datang kesini untuk memberitahukan hal yang179 penting kepada Giok Koko. Setelah Tio Leng Cu lenyap, Ban Cun Bu menjadi sangat curiga. la telah memberitahukan banyak orang untuk mencarinya. Akupun tidak mengetahui cara bagaimana Tu Leng Hong mendapat tahu tentang jejakmu berdua. Ban Cun Bu telah memerintahkan Cin Leng Ngo Cici memimpin 6 orang gadis untuk mencari Tio Leng Cu dan kalian !" Kong Sun Giok tidak segera menyahut. la mengerutkan kening, lalu menghadapi Bian Leng Jun, ia berkata : Mereka mencari kami tidak menjadi soal. Kita lawan bertempur dulu murid2nya. Dengan demikian mum\ngkin kita dapat membasmi beberapa orang kaki-tangannya !" Tetapi dengar dulu pembicaraanku. Tu Leng Hong

tiap2 hari mengobar2 Ban Cun Bu sehingga lambat laun ia mencurigai Cin Cici, dan karena itulah kedudukannya Cin Cici sangat berbahaya!Maka menurut pendapatku, sebentar jika kita harus bertempur melawan mereka, aku minta Totiang jangan turun tangan melukai padanya dan Giok Koko setelah menyingkiri Tu Leng Hong, harus pura2 tertawan oleh Cin Cici, dan kemudian didalam perjalanan kekuil Sun Yo Kong, barulah kau melarikan diri. Kawan2nya Cin Cici tentulah akan melaporkan kepada Ban Cun Bu peristiwa yang terjadi. Dengan demikian ada kemungkinan Cin Cici akan bebas dari kecurigaan Ban Cun Bu !" kata Bian Leng Jun. It Hok To-jin yang tidak mengenal To Leng Cu, Tu Leng Hong dan Cin Leng Ngo itu, setelah mendengar siasat yang diatur Bian Leng Jun, merasa bahwa gadis itu betul2 berhasrat menolong. la tidak menanya lagi! Kong Sun Giok yang mengagumi siasat Bian Leng Jun dan kasih-sayangnya terhadap Cin Leng Ngo, juga menginsyafi kedudukaannya Cin Leng Ngo itu berkata kepada It Hok To-jin : Urusan yang gawat ini Sio-tee kelak akan menjelaskannya kepada180 Ji-su-heng. Kini kita harus turut melaksanakan siasat Bian Sio-cia!" It Hok To-jin mengangguk. Pada saat itu Bian Leng Jun tampak mendatanginya bayangan2 putih. Ia memperingatkan : Giak Koko, lekas cabut pedangmu, kita tidak boleh sungkan2 lagi. Kau harus serang aku dengan sungguh2, jangan sampai mereka curigai kita ber-pura2. Lain daripada itu, akupun ingin mengetahui kepandaian silatmu !" Kong Sun Giok berubah wajahnya, kelihatannya sedang beringas. la ayun pedangnya dan menyerang Bian Leng Jun dengan jurus2 ilmu pedang Thian Lam. Segera terdengar suara beradunya pedang, dan lelatu api meletik beterbangan dari kedua senjata yang beradu dengan dahsyat itu. Bian Leng Jun yang belum pernah men-coba2 kepandaian Kong Sun Giok dan tidak mengetahui kelihayan ilmu silatnya, harus melawan dengan hati2. Hanya dalam beberapa jurus saja, ia merasa ia bukan tandingannya Kong Sun Giok. Tapi ketika Cin Leng Ngo dan kawan2nya sudah dekat, ia berseru : Giok Koko, hati2 jagalah serangan2ku !" Lalu ia putar pedangnya dengan ilmu Cun Ji Boan Tian Hui atau hujan dimusim semi turun dengan deras. Terlihatlah pedangnya ber-putar2 berkilauan, menyabet, menusuk, atau menangkis! Tapi bagi Kong Sun Giok serangan2 itu dianggap remeh. Ia bersilat dengan ilmu pedang Ceng Lian Kiam Hoat yang ia telah dapat pelajari dari Ceng Lian Sin Nie. Ilmu silat pedang itu dapat menjaga segala jenis serangan, bahkan dapat mendesak mundur lawan! Kemudian ia rubah jurusnya dari bertahan, ia berbalik menyerang. Satu tusukan dilancarkan. Tusukan itu apabila

diteruskan dapat menusuk dan membunuh lawannya, tetapi ia segera menariknya kembali. Ketika itu Cin Leng Ngo dan kawan2nya telah datang dengan pedang2 terhunus! Kong181 Sun Giok sengaja berteriak : Hei, gadis jahanam dari Ban Cun Bu! Jaga seranganku ini !" Teriakannya itu ia barengi dengan satu tusukan kearah dadanya Bian Leng Jun untuk ditahan lagi ketika ujung pedang itu hanya terpisah satu centimeter dari dada lawannya. Bian Leng Jun sambil bertarung memperhatikan kedatangan Cin Leng Ngo, dan kawan2nya. Setelah mereka sudah datang dekat ia berseru : Cin Cici, ayo kita basmi bangsat ini !" Dengan serentak ke-enam gadis, murid2 Ban Cun Bu, datang menyerang. Kong Sun Giok harus menggunakan jurus2 Liong Bun Sam Tiauw (tiga loncatan melewet pintu naga). Bie Kong Tian Lo (Memasang perangkap dari atas) dan Tong Lay Cu Hie ( Angin topan menghembus dari timur), pertama untuk mengelakkan serangan2 berbareng dari lawannya, serentak mencari posisi untuk memberi hajaran2 dahsyat kepada semua lawan2nya ! Ketiga jurus yang digunakan itu adalah jurus2 istimewa dari ilmu silat pedang Thiam Lam ! Dan Kemudian setelah semua lawan2nya terpaksa, loncat mundur jika tidak ingin menjadi mayat, la gunakan ilmu Pie Mui Tui Goat atau menutup pintu menghalau bulan yang ia dapat pelajari dari Sin It Cui, saudara angkatnya. Jurus itu ialah jurus yang dilancarkan dengan pukulan tangan kirinya, karena ia bermaksud menangkis dengan pedang ditangan kanan, dan tangan kirinya menotok lawan agar tak berdaya. Bian Leng Jun telah rasai angin dari pukulan2 yang dahsyat itu. la merasa girang. Tak lama kemudian dua gadis terpukul jatuh tersungkur. Kong Sun Giok terus bertarung bagaikan seekar banteng yang sedang mengamuk, tapi sangat ber-hati2 agar tidak melukakan Bian Leng Jun dan Cin LengNgo! ---oo0oo---182 BAGIAN 10 JU CAY JU CONG ATAU KELEMBUTAN DALAM KELEMBUTAN Tapi ia, harus melaksanakan siasat yang telah diatur oleh Bian Leng Jun, yakni berlagak kalah dan ditawan musuh, meskipun sebenarnya ia dapat membasminya, bahkan kalau mau membunuh mati semua gadis2 itu! Se-konyong2 Bian Leng Jun berseru: Cin Cici! Tu Cici! Bangsat ini rupanya sudah letih. Ayo kita sergap ia bersama2! Ketika itu empat gadis lain sudah siap lagi menyerang dengan pedang2 terhunus! Cin Leng Ngo kuatir kalau2 Kong Sun Giok keteter, maka ia perintahkan : Tu Leng Hong, Goei Leng Sa, kalian berdua tangkap bangsat kecil !

Dan Khouw Leng Hong beserta Bian Leng Jun pergi tangkap To-jin itu! Yang lainnya yaitu Sie Leng Ko dan To Leng San, ikut aku ber-jaga2 dan menanti hasil mereka. Kita harus pegang nama Ban Cun Bu Sin Kun, sangat memalukan kita semua mengeroyok hanya seorang! Cin Leng Ngo adalah yang paling tua, dan patut menjadi pemimpin. Oleh karena itu perintahnya segera ditaati. Bian Leng Jun dan Khouw Leng Hong lalu lari menyerang It Hok To-jin, sedangkan Tu Leng Hong dan Goei Leng Sa tetap melawan Kong Sun Giok, dan Cin Leng Ngo bersama2 Sie Leng Ko dan Tu Leng San menanti dan jika perlu memberikan bantuan kepada kawan2nya! Gadis2 itu yang kesemuanya mengenakan baju putih, lihay juga silatnya, terutama Tu Leng Hong dan Goei Leng Sa yang melawan Kong Sun Giok dengan nekad sekali!183 Kong Sun Giok segera mengerti maksudnya Cin Leng Ngo yang menyuruh Tu Leng Hong dan Goei Leng San melawan ia. la harus membunuh mati Tu Leng Hong yang jahat dan iri hati itu. Oleh karena itu, untuk merubuhkan kedua gadis itu, ia rubah jurus Ceng Lian Kiam Hoatnya dan menyerang lawan2nya dengan jurusHua Kay Kian Hut (menyingkap bunga melihat buddha) Tu Leng Hong dan Goei Leng Sa belum pernah melawan satu yang demikian lihay silatnya, mereka hanya dapat menangkis serangan2 sambil bertindak mundur beberapa tindak. Kesempatan itu dipergunakan Kong Sun Giok untuk melancarkan jurus2 Liong Ban San Tiauw, Bie Kong Tian Lo dan Tong Lay Cu Hie, dengan melancarkan tusukan2 yang ber-tubi2. Goei Leng San tidak menduga sama sekali bahwa ilmu silat Kong Sun Giok demikian dahsyat. Pikirnya, untuk menghindarkan diri dari bahaya maut, lari menyingkir adalah yang paling selamat. Lalu dengan ilmu Yan Ceng Pwee San Hoan atau burung walet membalikkan tubuh 18 kali, ia menjatuhkan diri ditanah dan ber-guling2 7-8 kaki jauhnya! Kong Sun Giok tidak mengejar gadis yang kabur itu, karena niatnya harus membunuh mati Tu Leng Hong, yang sudah menjadi jeri melihat kawannya melarikan diri. Pada satu saat Kong Sun Giok menyabet pedang lawannya dan serentak mengirim tinju kirinya dengan ilmu To Tang Kim Ceng atau memukul rubuh lonceng emas. Pukulan itu bukan main dahsyatnya Tu Leng Hong mengegos dan membalas menusuk Kong Sun Giok dengan ilmu Sun Yo Cit Lek atau tenaga mata-hari diujung yang ia dapat pelajari dari gurunya, Ban Cun Bu. Tusukan itu ditujukan kepada dahinya Kong Sun Giok, yang apa bila kena, akan menewaskan korbannya! Tetapi Kong Sun Giok yang lebih lihay ilmu silatnya segera mengegos dan mengirim lagi184 pukulan Tian Sin Ciangnya. Hanya anginnya saja dari pukulan itu dapat menggempur pedang lawannya, bahkan

menyerang terus kearah dada Tu LengHong! Terdengarlah jeritnya Tu Leng Hong membikin bulu roma berdiri tegak, dibarengi dengan jatuh tertelentangnya gadis itu. Segera darah keluar dari mulut dan hidungnya! Cin Leng Ngo menyaksikan itu semua. la segera berseru kepada Sie Leng Ko, Tu Leng Sa dan Goei Leng San yang masih ber-guling2 dengan kedua mata terbelalak: Bangsat ini betul2 kurang ajar. la telah membunuh mati murid Ban Cun Bu Sin Kun! Ayo kita beramai serentak menyerang dia!" Ucapan itu disertai dengan datang menyerang 4 gadis kepada Kong Sun Giok! Kong Sun Giok mengetahui, menurut siasat yang dirancang Bian Leng Jun, bahwa ia tidak usah membunuh orang lagi, dan bahwa la harus mencari daya agar lekas tertawan. Maka dengan pedangnya la hanya menangkis dengan ilmu Ceng Lian Kiam Hoat. Kemudian dengan satu serangan pura2 ia mendesak mundur lawannya untuk loncat mendekati It Hok To-jin. la berkata : Ji-su-heng! Murid2nya jahanam Ban Cun Bu betul2 tidak mempunyai perasaan malu. Mereka dengan jumlah lebih banyak mengerubuti kita berdua. Ayo kita cari jalan keluar dan Iari untuk bertemu lagi ditempat asal semula yang telah kita tetapkan lain kali kita masih ada tempo untuk membasmi siluman2 ini !" Sambil tertawa gelak2 It Hok To-jin ayun pedangnya dengan ilmu pedang Thian Lam Kiam Hoat, dengan mudah ia mendesak mundur dua gadis yang sedang melawan ia. Lalu ia loncat mundur tiga depa, dan lari turun kelereng gunung.185 Bian Leng Jun pura2 mengejar ia, tetapi It Hok To-jin dari lengan bajunya melontarkan 20 atau 30 biji2 kayu kecil2 sehingga gadis itu terpaksa berhenti mengejar. Sejenak kemudian It Hok To-jin sudah tida kelihatan lagi meski bayangannia sekalipun Khouw Beng Hong dan Bian Leng Jun agaknya ingin mengejar, tetapi Cin Leng Ngo berseru : Hei, jangan dikejar! Kalian lebih perlu membantui kami untuk berikan hajaran kepada bangsat ini!" Segera semua gadis2 itu balik dan mengerubuti Kong Sun Giok seorang, Kong Sun Giok harus menggunakan ilmu Lian Kiam Hoat untuk menjaga diri. Tiba2 ia menjerit, dan dengan menjejakan kedua kakinya, ia meloncat keluar dari kepungan itu. la lari menuju ke-lereng gunung, tetapi Cin Leng Ngo memerintahkan semua saudara2 seperguruannya dengan serunya : Hei, saudari2 ! Bangsat itu telah membunuh Tu Su-moy kita. Ayo kita kejar dan tangkap padanya untuk dibawa kehadapan guru kita !" Dengan satu kedipan mata kepada Bian Leng Jun ia lari mengejar, dan segera diikuti oleh saudari2 seperguruannya.

Kong Sun Giok terus ber-lari2. Ketika tiba disuatu tikungan dibawah-satu batu gunung, la berhenti dan membalik badan menghadapi lawan2nya yang datang mengejar. la tertawa gelak2 dan berkata : Hei, siluman! Sekarang kalian rasai pedangku ini yang segera akan kirim kalian keakherat !" Cin Len Ngo yang dapat lari paling depan berhenti lebih kurang dua depa didepan Kong Sun Giok. Dengan menyengir ia lontarkan 7 kerincingan emas kearah Kong Sun Giok. Bukan main cahayanya yang ber-kilau2an dari ketujuh kerincingan emas itu, yang kesemuanya datang menyerang Kong Sun Giok!186 Kong Sun Giok tidak lengah. la telah siap waspada. la pindahkan pedang ketangan kirinya, tangan kanannya segera merogoh dan melontarkan 10 biji kayu2 kecil, yang melayang dan membentur jatuh ketujuh kerincingan emas lawannya! Tapi Cin Leng Ngo setelah melontarkan kerincingan2 emasnya tidak tinggal diam. la loncat menerkam lawannya dengan pedang terhunus. Dan tangan kirinya berusaha menotok dada lawannya! Kong Sun Giok terkejut, ia buru2 menangkis tusukan pedang Cin Leng Ngo dengan pedang ditangan kirinya, sambil mengegos tubuhnya kesamping untuk menjatuhkan diri dan memberikan kesempatan kepada Cin Leng Ngo menangkap ia. Ketika itu Bian Leng Jun dan kawan2nya juga sudah datang, dan mereka datang menyerang dengan tusukan2 pedang. Cin Leng Ngo membentak: Tahan! Bangsat ini tak dapat dibunuh! Kita harus tawan ia hidup2 untuk dibawa kehadapan guru kita! Kita tak berkuasa memberikan hukuman kepadanya, apalagi membunuhnya dia mati!" Kong Sun Giok setelah menjatuhkan diri, lalu pura2 tidak bergerak dibawah ujung pedangnya Cin Leng Ngo, Bian Leng Jun dan kawan2nya juga tak berani menyerang lagi. Lalu Cin Leng Ngo berkata dengan suara yang agak keras: Bian Su-moy, kau berlaku sembrono, maka kau harus dihukum. Sebagai hukuman, kau harus membawa bangsat yang sudah tak berdaya ini kembali kekuil Sun Yo Kong!" Bian Leng Jun yang telah merasa orang karena siasat yang diaturnya telah berjalan sebaaimana dikehendaki, lalu pura2 bersikap sungguh2, dan menyahut : Aku terima salah, dan aku akan menunaikan tugas yang Cin Cici serahkan kepadaku untuk menebus keslahanku !"187 Kemudian Cin Leng, Ngo menghadapi Goei Leng Sa dan berkata : Goei Su-moy, kau harus bawa mayatnya Tu Leng Hong kembali kekuil!" Kong Sun Giok setelah menjatuhkan diri, lalu pura2 tidak bergerak dibawah ujung pedang Cin Leng Ngo.188 Goei Leng Sa agak mendeluh diperintah membawa

mayat, sedangkan Bian Leng Jun disuruh membawa tawanan hidup. Tetapi sebagai murid yang tingkatnya rendahan ia tak berani membangkang. Ia segera pergi mengurus mayatnya Tu Leng Hong yang telah berlumuran darah untuk dibawa kembali kekuil Sun Yo Kong! Bian Leng Diun terpaksa mengangkat Kong Sun Giok dan dipanggulnya diatas bahunya, lalu jalan -mengikuti Cin Leng Ngo dan lain2 Su-moynya kembali kekuil Sun Yo Kung. Dalam keadaan demikian, Kong Sun Giok bagaikan mimpi se-akan2 berada didalam sorga. la dapat menciumi harum tubuh kekasihnya sambil meng-usap2 punggung kekasihnya. la berterima kasih kepada Cin Leng Ngo yang telah menyuruh Bian Leng Jun membawa ia. Kesempatan yang demikian asyik dinikmatinya tak mudah akan dapat dialaminya! Bian Leng Jun yang mula2 merasa malu2 pelahan2 menjadi merasa berterima kasih juga kepada Su-cinya (kakak seperguruan) yang sengaja memberikan kesempatan kepadanya agar dapat berdekatan sekali kepada Kong Sun Giok yang ia cintai. Makin lama makin erat ia pegang tubuh kekasihnya yang dipanggulnya, beban, yang berat itu tidak terasakan lagi olehnya! Kedua pemuda-pemudi ketika itu sama perasaannya ! Disepanjang jalan tiba2 Sie Leng Ko menanya Tu Leng San: Tu Su-ci (kakak Tu). Kau lebih paham akan tindaktanduk guru kita, dan juga lebih mahir tentang jalan2 dipegunungan Lak Cao ini. Apakah kau mengetahui juga tentang batu gunung yang mirip seperti seekor kera diatas tempat dimanaCin Su-ci menangkap bangsat tadi?"189 Tu Leng San tidak menyahut. Ta hanya tertawa. Sie Sumay," tanya Tu Leng San kemudian, apakah kau kira batu itu seekor kera?" Sie Leng Ko hanya meng-geleng2 kepala. Tapi Cin Leng Ngo berkata : Tadi dengan ilmu Cin San Kim Leng (melepas 7 kerincingan emas) yang dibarengi dengan ilmu Cay Hian -Sin Hoat (menotok jalan darah musuh) aku berhasil membikin bangsat itu tak berdaya. Dalam kesibukan aku tadi, aku tidak memperhatikan batu yang kau katakan mirip seekor kera itu. Tapi selayang pandang aku melihat juga bahwa kera batu itu mempunyai rambut kepala yang agak panjang berwarna kuning. Apakah kera itu bukannya Kim Hoat Sin Ju (kera sakti berbulu emas)? Tu Su-moy, tajam dan kuat ingatanmu, kau dapat menceriterakan hal ikhwalnya Kim Hoat Sin Ju itu." Kong Sun Giok yang hanya ber-pura2 pingsan itu telah mendengar semua percakapan gadis2 itu. la tertarik mendengar disebutnya nama Kim Hoat Sin Ju, dan kera batu itu. Sambil bersenyum Tu Leng San mulai berceritera : Apa yang dikatakan Cin Su-ci betul! Kera batu gunung itu

adalah Kim Boat Sin Ju. Pada kira2 100 tahun berselang, puncak gunung ini bukan bernama Sian Yan Hong, tetapi bernama Tok Bong Hong (puncak ular berbisa). Diatas puncak ada satu ular yang besar sekali dan bersisik merah. Ular tersebut sering keluar membikin bencana dan membunuh orang. Orang yang telah menjadi korban ular tersebut tidak terhitung jumlahnya. Kemudian ada scorang To-jin (pendeta sakti ). Ia membawa seekor Kim Hoat Sin Ju (kera sakti berbulu emas). Dengan gagah berani dan berhasrat mulia To-jin tersebut naik keatas puncak untuk membasmi ular berbisa itu. Setelah bertempur selama satu hari satu malam, meskipun ular berbisa itu telah dapat dibinasakan, akan tetapi kera saktinyapun lebih dahulu190 telah ditelan oleh ular berbisa itu. To-jin itu bukan main sedih hatinya. la menguburnya mayat kera saktini, dengan saksama, dan diatas kuburan kera itu telah ditanam sebuah pohon cernara, dan dibatu gunung ia telah memahat patung kera yang ia sangat cintai itu setelah itu barulah ia berlalu dengan hati yang hancur!" Setelah mendengar kisah itu, Kong Sun Giok lupa bahwa ia tengah ber-pura2 pingsan. la menarik napas panjang menyatakan simpati terhadap To-jin yang budiman itu. Ketika ia insyaf, gadis2 yang menggiring ia telah bersikap waspada menjaga ia. Sudah terlanjur. Tiba2 ia loncat sedepa lebih. Dengan ilmu pukulan Tian Sim Ciongnya dan mengertak gigi, ia melepaskan tinjunya. Angin pukulannya itu telah mendorong mundur dua orang gadis. Lalu ia loncat kebelakang seorang gadis untuk merampak kembali pedangnya! Cin Leng Ngo berseru: Tidak diduga bangsat ini dapat membebaskan diri dari totokanku. Ayo, kita lekas2 terkam ia lagi!" Tetapi Kong Sun Giok, yang lebih lihay silatnya dari mereka semua, me-mutar2kan pedangnya dengan ilmu pedang Ceng Lian Kiam Hoatnya, dengan demikian ia mendesak mundur lain2nya. Lalu ia loncat dihadapan Cin Leng Ngo sambil memukul dengan tipu Cui Pa San Mui atau menggebrak terbuka pintu gunung. Cin Long Ngo harus bertindak mundur lima langkah untuk menghindari angin tinju yang dahsyat itu. Ketika itu gadis2 lainnya telah datang menyerang, lagi. Kong Sun Giok segera menggunakan ilmu Sin Mo Bo Im atau siluman menghilang tak berbekas yang ia dapat pelajari dari Sin It Cui. la menotokkan kedua jari kakinya ditanah untuk loncat keluar dari kepungan, akan kemudian bagaikan seekor naga lari cepat masuk kedalam ia lari mendaki lereng gunung!191 Cin Long Ngo pura2 lari mengejar, tapi Kong Sun Giok meniru cara It Hok To-jin, melontarkan biji2 kayu kecilnya kearah pengejarnya. Cin Leng Ngo tak berani mengejar lagi, kesempatan itu digunakan oleh Kong Sun Giok untuk

lari masuk kedalam semak belukar. Melihat siasat yang diatur berjalan dengan lancar dan beres Cin Leng Ngo dan Bian Leng Jun dengan hati riang meneruskan perjalanannya kembali kekuil Sun Yu Kong. Kong Sun Giok terus ber-lari2 menuju ketempat yang dijanjikan dengan It Hok To-jin, ialah didalam kuil Pik Yun Giam. It Hok To-jin, sedang duduk termenung, seorang diri memikiri kitab Ju Keng yang belum berhasil diperolehnya. Melihat Kong Sun Giok mendatangi, dengan gembira ia berkata : Su-tee, kau telah kembali demikian cepat? Berhasilkah siasat yang direncanakannya itu ?" Dengan muka yang bersinar terang-riang Kong Sun Giok lalu menuturkan kisahnya bagaimana la semula bertemu dengan Cin Leng Ngo dan, memberitahukan ia bahwa Bian Long Jun sedang menderita sakit, dan karena ingin menjumpai Bian Leng Jun, ia telah menolong masuk kedalam kuil Sun Yo Kong dengan tidak menyeleweng janji Su-hengnya. Karena itulah ia jadi kenal gadis Cin itu. Dengan menarik nafas parijang ia berkata selanjutnya : Jisu-heng, harap kau dapat memaafkan kelancanganku! Perkenankanlah aku menceriterakan suatu peristiwa yang menggembirakan!" Ji-su-heng," demikian Kong Sun Giok mulai kata2nya. Sio-tee telah mengetahui dimana Ietaknya kitab Ju Keng!" Ucapan tersebut membikin It Hok To-jin terkejut tercampur girang. la menanya : Su-tee baru saja terlepas dari tawanannya murid2 Ban Cun Bu, bagaimanakah Su-tee mengetahui tempat letaknya kitab Ju Keng?" Kong Sun192 Giok menghirup secangkir teh panas, lalu ia melanjutkan tuturnya. Dengan berscnyum ia berkata: Ji-su-heng, diatas kulit kambing bukankah ada dua baris sajak ?" It Hok To-jin mengangguk dan menyahut : Begitu! Sajak tersebut ialah Ju Cay Ju Tiong (Kelembutan didalam kelembutan ) dan Ko Beng Ju Kek (kesaktian diatasi oleh kelembutan)." Kong Sun Giok membenarkan dengan anggukan kepalanya dan katanya pula: Tidak salah! Disamping pohon cemara tua dipuncak Sian Yan Hong bukankah ada satu kera dari batu gunung? Kera itu adalah Kim Hoat Sin Ju (kera sakti berbulu emas)!" Kedua matanya It Hok To-jin dibuka lebar2. la coba memikirkan dan menaksirkan teka-teki didalam sajak2 itu, tetapi ia tak dapat memahaminya. Kemudian Kong Sun Giokpun menuturkan pembicaraan yang ia dapat dengar dari Tu Leng San tentang kera sakti berbulu emas itu akan akhirnya menyudahi kisahnya dengan kesimpulan sebagai berikut : Patung kera sakti Kim Hoat Sin Ju itu hanya separoh.Maka huruf Ju (kelembutan) adalah separoh huruf Ju (kera sakti).Maka sajak Ju Cay Ju Tiong berarti kitab Ju Keng berada didalam kera sakti (Ju), bukankah??"

Sambil membelalakkan kedua matanya lebar2 se-akan2 orang yang baru insyaf akan kekeliruannya, It Hok Tojin berkata : Su-tee betul2 seorang yang cerdik dan cerdas! Tafsiranmu itu tepat sekali! Ayo sekarang juga kita pergi kebatu yang mirip seekor kera dibawah pohon cemara itu untuk mencari kitab Ju Keng, demi kepentingan partai Thian Lam kita dan juga untuk membalas dendam Suhu dan Su-siok2 kita!" Dengan hati yang sangat gembira kcdua saudara sepergruan itu lalu pergi ketempat dimana batu gunung193 berada. Tetapi sebelumnya mereka tiba ditempat, dari sisi jalan mereka mendengar suara yang nyaring sekali menyebut: O Mi To Hut! Kong Sun Kong-cu, mungkin kau sehat wal'afiat!" Kong Sun Giok terkejut akan segera juga mereka kembali, karena suara itu tak asing lagi baginya, ialah suara dari Hut Mo Sin Kie Ceng Lian Tay-su yang telah mengajarkan ia ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat. la lari kearah suara itu. Betul saja dibalik semak belukar disisi jalan ia dapatkan Ceng Lian Taysu sedang berdiri menanti. Setelah diperkenalkan kepada It Hok To-jin, Ceng Lian Sin Nie berkata: Setelah aku berlalu dari pegunungan Kong Lee Leng, aku berusaha mencari Sin It Cui di-mana2, tetapi usahaku hampa belaka. Untunglah aku dapat berjumpa lagi dengan Kong Sun Kong-cu!" la berhenti sejenak lalu melanjutkan lagi : Kalian telah datang dipegunungan Lak Cao, bukankah ingin pergi kekuil Sun Yu Kong untuk menyatroni Ban Cun Bu? Mungkinkah dalam jangka waktu yang singkat ini, kalian telah berhasil mencari kitab Ju Keng guna memahirkan ilmu silat dan datang membasmi Ban Cun Bu??" Kong Sun Giok telah mengetahui tentang wataknya Ceng Lian Sin Nie yang telah membatasi keganasan Sin It Cui yang tak diperbolehkan membunuh orang sebelum balok ketiga dipukul patah. lapun menceriterakan hal ikhwal ia telah mengangkat saudara dengan Sin It Cui. Ceng Lian Sin Nie mendengarinya dengan penuh perhatian, sampai penuturan Kong Sun Giok selesai. la berkata: Sin It Cui sebetulnya seorang yang budiman, hanya ia belum insyaf akan perbuatan2nya yang salah. Jika kau dapat disegani oleh ia, kau betul2 beruntung, karena kau dapat belajar banyak2 ilmu silat daripadanya. Kau harus ketahui bahwa ilmu pukulan Tian Sin Ciong adalah194 salah satu ilmu Sin Mo San Sut (ilmu sakti membasmi siluman) yang tidak mudah diwarisi kepada orang lain! Tapi, meskipun kau telah pelajari ilmu Tian Sim Ciang dari Sin It Cui, kau seharusnya tidak boleh bertindak sembrono terhadap Ban Cun Bu! Sin It Cui dengan ilmu Sin Mo San Sut-nya telah dibikin luka parah oleh Ban Cun Bu dengan ilmunya Sun Yo Cin Kay. Iblis Ban Cun Bu itu lihay sekali.

Setelah kau peroleh kitab Ju Keng dan memahaminya, kau malah harus berlatih sungguh2 sebelumnya kau dapat melawan iblis Ban Cun Bu itu !" Kong Sun Giok clan It Hok To-jin merasa berterima kasih atas peringatan Ceng Lian Sin Nie. Lalu mereka menuturkan pengalaman2 dan peristiwa2 yang mereka alami selama mereka berusaha mencari kitab Ju Keng, dengan maksud agar Ceng Lian Sin Nie juga dapat memberikan mereka petunjuk2 yang berharga. Kong Sun Giok tidak lupa menceriterakan kesimpulannya tentang sajak2 yang tertera diatas kulit kambing dalam hubungannya dengan kera batu dibawah pohon cemara itu. Ceng Lian Sin Nie-pun anggap kesimpulannya Kong Sun Giok masuk diakal setelah la melihat sajak2 diatas kulit kambing tersebut. Sambil bersenyum ia berkata : Karena Sin It Cui telah memberitahukan kepada Kong Sun Kongcu bahwa ia sedang bertapa untuk memahirkan ilmu silatnya dengan maksud melawan Ban Cun Bu lagi, aku kira ia tak akan berkeliaran melakukan perbuatan yang bukan2. Rupanya aku sekarang tak mempunyai tugas penting lagi. Dengan demikian aku juga dapat menyertai kalian pergi kepuncak Sian Yan Hong mencari kitab Ju Keng yang sangat berharga itu." Dengan ditambahnya seorang yang berilmu silat tinggi, Kong Sun Giok menjadi girang sekali. Lalu dengan ilmu195 meringankan tubuh, mereka lari menuju kepuncak Sian Yan Hong. Melihat bentuk yang angker dan jurang yang curam lagi tebing dari puncak Sian Yan Hong, dengan tak dirasanya lagi, Ceng Lian Sin Nie menyatakan kekagumannya. Setelah mereka tiba ditempat kera batu gunung itu, mereka lalu mencari tanda atau tali yang dapat menuntun mereka ketempat tersimpannya kitab Ju Keng. Lama juga mereka berusaha mencarinya, tapi mereka tak menemukan tanda apapun juga! Kong Sun Giok menjadi putus asa agaknya. la menghela nafas dan mengeluh : Kera sakti itu telah berkorban untuk membasmi ular berbisa dan telah berjasa besar terhadap rakyat yang tinggal disekitar puncak gunung ini. To-jin yang budiman itu telah memahat patungnya sebagai tanda peringatan. Seyogyanya kita tidak harus membongkar patung itu untuk mencari kitab Ju Keng!" Ceng Lian Sin Nie pinjam pedangnya Kong Sun Giok, lalu dengan ujung pedang itu la me-ngetok2 patung kera itu. la mendengarinya dengan cermat suara batu yang diketoknya itu, suara mana ia memastikan bahwa batu itu tidak kosong dalamnya. Iapun tampaknya seperti orang yang berputus asa juga la berkata kepada Kong Sun Giok: Ju Cay Ju Tiong (kelembutan didalam kelembutan) sebetulnya huruf Ju (kelembutan) itu harus cocok dengan

huruf Ju yang berarti kera sakti. Patung yang kita lihat hanya bagian atas dari tubuhnya kera saja. Apakah kera itu tak ada bahagian bawahnya ?" Kata2 itu membikin Kong Sun Giok insyaf bahwa ia juga harus menyelidiki bagian bawah dari patung kera tersebut. To-jin itu telah memahat bagian atas dari kera saktinya. Bagian bawahnya mungkin hanya batu patung yang diatas itu juga!"196 It Hok To-jin tidak menunggu lagi. Ia cabut pedangnya, dan dengan ujung pedangnya itu ia tusuk dibagian bawah dari patung kera itu! Betul saja terdengar suara bahwa batu dibagian bawah dari patung kera itu kosong. Kong Sun Giok ingin segera menyelidiki lebih dekat, tetapi Ceng Lian Sin Nie berkata sambil tertawa : Sabar, jari tanganku ini dapat menembusi batu atau emas. Biarlah aku yang toblosi batu gunung ini." Lalu dengan semua tenaga dalamnya yang telah dikerahkan ia menggurat dengan satu jarinya tangannya sebuah lingkaran diatas batu bagian bawah dari patung kera itu. Kemudian dengan jari itu juga ia congkel lingkaran tersebut. Segera juga batu seluas satu kaki persegi tercongkel keluar. Batu itu betul2 kosong dalamnya! Dengan bernapsu Kong Sun Giok masukkan tangannya kedalam lubang tersebut. Lalu ia berseru dengan gembira. Dengan tangan gemetar ia tarik keluar satu kotak dari kristal yang berukuran 10 cm X 20 cm. It Hok To-jin mendongak dan mengawasi langit dengat khidmat. la berterima kasih kepada Tuhan. Lalu ia menghampiri Kong Sun Giok untuk memeriksa isi daripada kotak kristal yang baru diperolehnya. Kotak itu berisi satu kitab yang panjangnya 15 cm dan lebarnya 8 cm. Diatas kulit kitab tertulis delapan huruf yang berbunyi: Cu Ju Kek Kong, Bo Tiong Bo Kit (Dengan kelembutan mengatasi kekerasan, Segala soal berhasil baik) . Dengan sangat girangnya Kong Sun Giok berkata : Jisu-heng, cobalah lihat huruf Bo Tiong Bo Kit itu, bukankah itu kunci daripada ilmu silat pedang Thian Lam yang dinamakan Bo Kit Hie Kong (Tenaga dalam tak terhingga)? Dari sini kita dapat membuktikan kebenarannya bahwa kitab Ju Keng itu sangat erat hubungannya dengan partai silat Thian Lam"197 It Hok To-jin memotong pembicaraan, ia berkata : Sutee, kita harus sabar. Kotak ini belum terbuka, dan kitab Ju Keng masih didalamnya. Untuk membuka kotak kristal ini, kita harus minta pertolongannya Ceng Lian Tay-su." Ceng Lian Sin Nie pegang kotak kristal itu, ia lihat bahwa di-tengah2 kotak ada garis hitam yang melingkarinya. Ia coba untuk membukanya dari garis hitam, tetapi kotak itu tidak dapat terbuka se-akan2 dibuat dari batu kristal yang utuh! It Hok To-jin mengerutkan kening, lalu berkata :

Dengan susah-payah kita mendapatkan kitab Ju Keng, tetapi kitabnya berada didalam kotak yang tak dapat dibuka. Kita harus berdaya sedapat mungkin untuk membukanya, jika tidak, kita hanya dapat melihat kitab itu dari luar saja, sedangkan isinya yang penting dan berguna kita tak dapat membatlanya." la berpikir sejenak, lalu dengan bersenyum ia berkata kepada Ceng Lian Sin Nie :Aku mohon Tay-su menggunakan lagi jari tangan Tay-su yang lihay. Dengaui tenaga yang telah dikumpulkan di-ujung jari, aku yakin Tay-su dapat menggores garis hitam yang melingkari kotak, dan mungkin kotak tersebut akan terbuka." Ceng Lian Sin Nie menyahut :Kotak kristal ini betul2 ganjil. Baiklah, aku akan mencoba membukanya dengan menggunakan kuku jariku." la duduk diatas satu batu gunung untuk mengumpulkan tenaga dalamnya disalurkan keujung jari tangannya untuk menggores lingkaran hitam disekitar tengah2 kotak kristal itu dengan menggunakan kukunya. Goresan kukunya menimbulkan peristiwa yang ganjil sekali. Segera asap tebal keluar dari goresan. It Hok To-jin, Kong Sun Giok dan Ceng Lian Sin Nie menjadi kaget, dan keringat dingin keluar dari seluruh tubuh mereka!198 Tenaga dalam yang dikerahkan diujung jari tidak berhasil membuka kotak, hanya asap tebal yang mengepul keluar dari bekas goresan kuku! Lebih celaka lagi, kitab didalam kotak itu rupanya juga terbakar. Mereka menjadi masgul dan cemas! Kitab Ju Keng telah mereka dapati setelah mengalami banyak kesukaran2, kesulitan2 bahkan pertarungan2 dan pembunuhan2, tapi kini rupanya sedang terbakar dihadapan mereka!Mereka memandangnya dengan tak berdaya! Kong Sun Giok lalu teringat akan sajak kedua, yang berbunyi: Ko Beng Ju Kek (Kesaktian atau kekerasan dapat diatasi oleh kelembutan). Kotak keristal tersebut tak dapat dibuka dengan kekerasan, mungkin dapat dibukanya dengan menggunakan kelembutan. Karena kegirangan yang sangat memperoleh kotak yang berisi kitab Ju Keng itu, Kong Sun Giok telah lupa sama sekali kepada bunyi sajak yang kedua itu. Jika kitab didalam kotak keristal musnah terbakar, pikirnya, kita tak akan berdaya membalas dendam Suhu Su-siok2 kita. Kelak, setelah lewat sepuluh tahun, iblis Ban Cun Bu pasti akan datang kedaerah pertengahan dan melakukan perbuatan yang se-wenang2 sehingga lebih banyak orang yang akan menjadi korbannya! Dan sampai waktu itu, apabila terjadi, siapakah yang akan dapat mencegah perbuatannya yang durhaka dan tak berperikemanusiaan itu ?" Mereka tak berdaya. Mereka berdiri tertegun dan

berkuatir menyaksikan kotak diliputi oleh asap yang tebal. Rupanya kitab Ju Keng didalamnya juga terbakar menjadi abu! It Hok To,-jin merasa bersalah dan berdosa. la yang mengusulkan membuka kotak keristal itu dengan meng199 gunakan kuku jari. Karena ia, maka kitab Jiy Keng itu musnah terbakar! la berdosa terhadap gur dan paman2 gurunya yang telah berada didunia baka. Karena tak bisa membalaskan dendamnya. Lalu ia cabut pedangnya dan ingin menggorok lehernya sendiri! Perbuatan yang nekad itu dilihat oleh Ceng Lian Sin Nie yang buru2 mengebutkan lengan bajunya. Hembusan angin dari kebatan lengan baju itu dahsyat sekali, pedangnya It Hok To-jin terlepas dan terlempar ditanah! Ceng Lian Sin Nie pun membentak : Meskipun kita telah berbuat salah, kita tak harus kecewa atau putus asa. Lagi pula kesalahan tersebut tidak sengaja! Dengan tewasnya kau, bukankah iblis Ban Cun Bu akan lebih ringan menghadapi musuh2nya?" It Hok To-jin menundukkan kepala tidak menyahut. la merasa malu. Air matanya tak tertahankan lagi, mengucur deras sekali. Setelah ia merasa agak tenang sedikit ia berkata :Aku hanya ingin menebus dosaku karena musnahnya kitab yang berharga ini. Aku rela rnelakukan segala apa yang akan dapat menebus dosaku yang maha besar ini !" Ceng Lian Sin Nie melihat lagi kotak keristal itu, dan memperhatikan juga bahwa kitab Ju Keng didalamnya telah menjadi abu. Ia taruh kembali kotak keristal itu didalam lubang ditempatnya semula, dan menutup lobangnya dengan potongan batu yang ia telah congkel keluar. Kemudian ia panggil Kong Sun Giok dan It Hok To-jin dan suruh mereka duduk. la mulai menanya: ,,Bukankah partai Thian Lam mempunyai tiga orang murid ?" Kong Sun Giok mengangguk dan menyahut :Betul! Kami masih mempunyai seorang Toa-su-heng (kakak seperguruan laki2). Dikalangan Kang-ouw ia terkenal sebagai It Ceng To-jin."200 Aku tidak percaya dan tidak menduganya bahwa kalian dapat cari kitab Ju Keng," kata Ceng Lian Sin Nie, oleh karena itu aku senantiasa memikirkan cara untuk melawan Ban Cun Bu. Menurut pendapatku, untuk melawan Ban Cun Bu, kalian harus melawan dengan bertiga, dan satu harus rela berkorban!" It Hok Tojin tidak menanti ucapan itu selesai, ia menyahut : Harap Tay-su berikan petunjuk tentang caranya membasmi iblis Ban Cun Bu! Aku telah bersumpah rela berkorban, maka akulah yang akan mengorbankan diri untuk menebus dosaku dalam membasmi Ban Cun Bu nanti!" la berhenti bicara dan memandang sejenak kearah

Kong Sun Giok. Lalu ia melanjutkan : Su-tee Kong Sun Giok adalah seorang cerdas serta tangkas pula. Setelah mempelajari ber-bagai2 macam ilmu silat, ia akan jauh lebih pandai silatnya daripada aku. Partai silat Thian Lam harus menjadi beban-nya. la harus mempertahankan nama Thian Lam demi kepentingan Suhu dan Su-siok2 kita ! Bagiku tak lain aku harus berkorban! Ceng Lian Sin Nie mendengarinya akan menganggukkan kepalanya. Kong Sun Giok terharu mendengar ucapan Jisu-hengnya. Ia menjadi sedih hati, dan menundukkan kepalanya tidak bicara. Sedang sesaat Ceng Lian Tay-su menanya It Hok To-jin lagi: Jika kau telah bertekad untuk berkorban, apakah kau sudi melakukan atau melaksanakan petunjuk2ku?" It Hok Tajin mengangguk tanpa ragu2.201 Tenaga yang dikerahkan diujung jari tidak berhasil membuka kotak kristal itu, hanya asap tebal yang mengepul keluar dari bekas goresan kuku! Kau bawa suratku kepulau Tian Ju dilaut Pak Hay," kata Ceng Lian Sin Nie, kau harus cari kawan karibku Sin Teng Tay-su, dan daripadanya kau harus pelajari ilmu silat Thian Lui Ciang (tinju geledek). Ilmu pukulan itu mudah dipelajari jika kau berbakat. Cacad dari ilmu silat itu ialah tak-dapat menggempur lawan yang tenaga tubuhnya lebih202 kuat. Aku yakin Ban Cun Bu tidak sekuat kau, ilmu pukulanku mungkin berhasil dalam menghadapi Ban Cun Bu itu. Setelah kau mahir betul mempelajarinya, baharulah bersama saudara seperguruanmu, kau pergi menghadapi dan menggempur Ban Cun Bu ! Ketika itu dapatlah kalian membikin perhitungan, dengan iblis yang jahat itu dan membalas dendam Suhu dan Su-siok2mu. Dalam pertarungan itu. Kau dapat menggunakan ilmu pukulan Thian Lui Ciang. Ilmu silat Sun Yo Cin Kay dari Ban Cun Bu, pasti dilancarkan dengan cepat sebagai kilat, tetapi meskipun kau harus mengegos, mengelit dan menangkisnya dengan susah-payah, bahkan kau juga harus rela menerima serangan2 yang dahsyat, kau dapat membikin ia menjadi letih. Disaat ia menjadi letih, ilmu paham akan arti dan maksud Ceng Lian Sin Nie itu. mungkin juga membinasakannya. It Hok To-jin mendengarkan penuturan itu dengan perhatian. la mengangguk sebagai tanda bahwa ia telah paham akan arti dan maksud Ceng Lian Sin Nie itu. Dan dalam taraf kedua," meneruskan Ceng Lian Sin Nie, Toasuheng-mu It Ceng To-jin harus meriyerang dengan ilmu silat pedang Bo Kit Hie Kong-nya. Sebagaimana kalian ketahui jurus Bo Kit Hie Kong adalah jurus yang sangat dimalui oleh jago2 dikalangan Kangouw. It Ceng To-jin paling lama mengikuti Thian Lam Sha Kiam (Tiga jago silat pedang Thian Lam), dan ia pasti telah mahir betul

menggunakan jurus2 yang lihay itu! Menurut pendapatku, pada dewasa ini ilmu silat yang paling lihay adalah ilmu silat Sun Yo Cin Kay yang diyakini oleh Ban Cun Bu. Tentang ilmu silat pedang, harus diakui bahwa ilmu Bo Kit Hie Kong dari partai silat Thian Lam yang paling dahsyat ! Sebetulnia ilmu Bo Kit Hie Kong dapat mengatasi Sun Yo Cin Kay. Maka It Ceng To-jin harus menandinginya dengan banyak loncat dan mengegos: pertama, untuk203 menghindarkan diri dari serangan2, dan kedua, untuk meletihkan lawan. Jika la dapat bertahan selama 50 jurus, maka Ban Cun Bu pasti akan menjadi lelah!" Kong Sun Giok tak sabar lagi. la berseru : Tay-su, jangan lupa bahwa Kong Sun Giok juga adalah muridnya Thian Lam Sha Kiam! Aku tak dapat dikesampingkan. Aku harus bantu membinasakan iblis Ban Cun Bu yang kejam itu!" Dengan sabar Ceng Lian Sin Nie meneruskan pembicaraanya : Kong Sun Kongcu, kau harus menginsafi akan ketangguannya musuh, It Cui pun, pada dewasa ini belum dapat menakluki Ban Cun Bu dengan ilmu Sun Yo Cin Kai-nya. Menghadapi lawan yang demikian lihay, kita harus bertindak hati2. Aku tahu bahwa kau telah memahami ilmu pukulan Thian Sim Ciang dari Sin It Cui, yuga ilmu silat pedang menjaga diri dari aku. Dengan Thian Sim Ciang kau dapat menyerang, dan dengan Ceng Lian Kiam Hoat kau dapat menjaga diri. Dalam kalangan Bu Lim, memang aku akui sukar sekali mencari jago silat yang mempunyai gegaman yang demikian ampuhnya. Tetapi kau masih harus berlatih pula. Setelah cukup latihan, dengan pedang wasiatmu dan bersama-sama kedua saudara seperguruanmu, kau dapat pergi membasmi Ban Cun Bu, jahanam itu, sebagaimana aku katakan, lagi sekali kuperingatkan melawan Ban Cu Bu yang lihay itu, kalian harus hati2. Satu lawan satu, menurut pendapatku, kalian pasti dengan mudah dibinasakan Ban Cun Bu. Tetapi kalian bertiga berbareng sama2 melawannya, aku yakin kalian akan berhasil. lngat bahwa la tak mempunyai kawan, ia harus melawan seorang diri!" It Hok Tojin mengangguk-angguk setelah mendengarkan penuturan yang cermat dan beralasan dari rahib yang tua itu. la kagumi perhitungannya. la berkata : Saran dan204 siasat Tay-su bagus sekali. Kami ridlah menuruti petunjuk2 Tay-su. Aku mohon Tay-su sekarang juga menulis surat kepada Sin Teng Tay-su agar aku dapat segera berangkat pergi kelaut Pak Hay. Su-tee Kong Sun Giok harus berdaya mencari pedang wasiat, karena dengan ilmu silat pedang yang lihay saja tidak cukup untuk melawan Ban Cun Bu." Sambil memegangi sebatang pohon yang kecil, Ceng Lian Sin Nie berkata : Untuk membunuh iblis Ban Cun Bu hanya ada dua pedang wasiat, yakni pedang Poa Tu Kiam

(pedang naga melingkar), dan yang satu lagi ialah pedang Leng Liong Pie (pedang naga sakti) !" Kong Sun Giok mematong pembicaraannya Ceng Lian Sin Nie. la berkata : Pedang Poa Cu Kiam kini berada ditangan saudara angkatku, Tee Tian Kauw. Tapi iapun ingin membunuh mati satu musuh yang lihay dengan menggunakan pedang wasiat itu. Aku kira untuk meminjam pedang Poa Cu Kiam itu dari Tee Tian Kauw ada agak sulit. Tentang pedang Leng Liong Pie, aku tidak mengetahui dimana harus kita mencarinya?" Ceng Lian Tay-su tidak menyahut. Diatas sapu tangan putih dengan batang kayu yang ia telah bakar menjadi arang la menulis surat untuk sahabat karibnya, Sin Teng Tay-su dipulau Cin Ju dilautan Pak Hay. Dalam surat tersebut la mohon kepada sahabat karibnya itu agar mengajari ilmu pukulan Thian Lui Tiang kepada pembawa surat tersebut. Kemudian, setelah ia berikan surat" tersebut kepada It Hok To-jin, ia berkata kepada Kong Sun Giok : Didekat tapal batas disebelah barat propinsi ini ada satu desa See-leng namanya yang dilintasi oleh sungai. Didalam desa tersebut kau harus menemui seorang tukang tangkap ikan yang terkenal sebagai Tie Ciok Hie Ang. Meskipun ilmu silatnya tidak tinggi akan tetapi dari kalangan Kangouw. Kau harus, menjumpai ia untuk mohon ia205 memberitahukan segala petunjuk yang bermanfaat bagi usahamu membalas dendam terhadap iblis Ban Cun Bu. Aku sendiri akan berusaha mencari Toa-su-hengmu, It Ceng To-jin. Kita berjanji, setelah satu tahun lewat kita berjumpa lagi dibawah patung kera dipuncak Sian Yan Hong ini. Sekianlah, dan sampai bertemu kembali!" It Hok To-jin setelah menerima surat dari Ceng Lian Sin Nie, dengan air mata berlinang ia berkata kepada Kong Sun Giok : Aku sangat harap kau jaga diri baik2!" Lalu ia memberi hormat kepada rahib wanita itu untuk minta diri dan berpisah kepada Su-teenya. Kong Sun Giok merasa berat dan sedih hati mengingat Ji-su-hengnya yang telah rela berkorban karena merasa bersalah menyebabkan musnahnya kitab Ju Keng. la tak dapat berbuat apa2, kecuali mendoakan agar perjalanannya berhasil dan agar mereka ber-sama2 berhasil membasmi iblis Bun Cun Bu. Ketika Ji-suhengnya hendak pergi ia seperti menjadi bisu karena terlampau terharunya. Dengan kedua mata mengembeng ia mengawasi Su-hengnya sehingga lenyap dari pandangan matanya akan akhirnya dengan tak dapat ditahan lagi air matanya mengucur deras dan berdiri diam bagaikan patung dihadapan Ceng Lian Sin Nie. Tentang musnahnya kitab Ju Keng dikalangan Bu Lim, akupun turut bersalah. Tetapi sebagaimana pepatah bilang : Manusia berusaha, Tuhan berkuasa. Kita manusia tak

dapat menyimpang dari kehendak Tuhan yang maha Esa! Tapi, akupun tak percaya bahwa Ban Cun Bu tak ada lawannya dan tak dapat dibasminya. Ayo, kita masing2 berusaha lagi sekuat tenaga -demi maksud yang mulia ini. Dan lain Tahun pada hari ini, kita berjumpa pula disini!"206 Kong Sun Giok menyeka air matanya. Dengan khidmat ia menghadapi Ceng Lian Sin Nie, dan berkata : Tay-su, aku ada sedikit omongan " Tetapi Ceng Lian Tay-su telah berlalu, dan dalam sekejap saja sudah menghilang dari pandangan mata. Kong Sun Giok tertinggal seorang diri. la duduk dibawah patung kera mengenangkan peristiwa2 yang lampau. la merasa berduka bahwa kitab Ju Keng yang diperolehnya telah menjadi abu didalam kotak kristal. Tugas dan sumpahnya belum terlaksana! Demikianlah ia duduk termenung agak putus harapan membayangkan usaha yang ia harus lakukan. Ketika itu beberapa kera telah datang menghampiri ia. la tak ingin diganggu. Ia lepaskan tinju kedepan sehingga pohon yang kena angin tinjunya ter-goyang, dan para kera lari ketakutan. Menurut petunjuk Ceng Lian Tay-su ia harus mencari Tie Ciok Hie Ang, dan ia yakin bahwa dalam perjalanannya ia akan mengalami banyak kesukaran. Tapi pun ia percaya akan kepandaiannya, bahwa dengan ilmu pedang Thian Lam, dengan pukulan Thian Sim Ciang dan ilmu menjaga diri Ceng Lian Kiam Hoat, ia dapat meneruskan perjalanannya mencari tukang ikan tersebut! Menurut Ceng Lian Taysu, Tie Ciok Hie Ang itu tinggal ditapal-batas propinsi Shensi didesa See-leng. Tetapi ketika ia baru tiba diluar pegunungan Bo San, ia telah menjumpai dua orang yang berjalan disepanjang sungai itu bukankah.....' Suara itu agaknya tidak asing lagi bagi ia. la menoleh kebelakang segera juga ia menjadi terkejut! Kedua orang itu bukan lain dari pada anak-ayah Sim Hiong Hui, kakek dari kota Keng Tek Cin dipropinsi Kian-sie yang berusaha mencari menantu untuk puterinya yang cantik jelita dan pandai ilmu silat, itu Sim Lam Sie namanya, yang telah207 dipermainkan oleh Tee Thian Kauw yang menyamar sebagai pria dengan nama Yen Keh Ciu! Kong Sun Giok berhenti dan balik menghadapi kedua orang itu, ia membungkukkan tubuh memberi hormat kepada Sim Hiong Hui sambil berkata : Sim Lo-cun-pwee juga telah datang kepropinsi Shen-sie untuk menikmati pcmandangan yang permai ber-sama2 Sim Siocia?" Sim Hng Hui masih ingat peristiwa dikampung halamannya. la telah sengaja mendirikan panggung (luitay) untuk memilih menantu. Dimasa mudanya ia adalah seorang jago silat dikalangan Kang-ouw. Dengan pedang pusakanya Poa Cu Kiam ia pernah menjagoi daerah sebelah

timur sungai Yo-cu. Setelah berusia agak lanjut, ia membawa semua. harta bendania dan tinggal dengan tenan'2 tenteram di Kcng Tek Cin disebuah rumah yang dibangun sanaat indahnya. la hanya mempunyai seorang puteri yang amat disayanginya bernama Sim Lam Sie. Ketika puterinya berusia 29 tahun, dan masih jua belum menikah meskipun cantik-jelita, ia terpaksa berusaha memilih menantu. Namun syarat2nya bagi calon menantu agak berat. la pernah mengumumkan bahwa dalam batas waktu satu bulan, pemuda yang tingkahl akunya baik, berusia tidak lebih dari 25 tahun dan belum menikah, jika dapat menempuh ujian ilmu silat dalam tiga taraf, akan dikawinkan dengan puteri yang cantik-jelita itu, dan pula akan diberikan pedang wasiat Poa Cu Kiam dan harta benda yang cukup besar jumlahnya. Adapun ujian ilmu silat dalam tiga taraf tersebut sebagai berikut : Pertama, bertempur melawan si-kakek Sim Hiong Hui, jika bisa dikalahkan dalam 100 jurus, maka calon itu lulus babak pertama. Kedua menguji tenaga dalam dengan Kek Ci Pik Ciok" atau memecahkan batu tertedeng kertas.208 Ketika Kong Sun Giok berada dikota Keng Tek Cin tersebut, ia pernah pergi menonton para calon mengadu peruntungannya, dimana ia berkenalan dengan seorang pemuda bernama Yen Keh Ciu yang ternyata seorang gadis bernama Tee Tian Kauw yang kemudian menjadi saudari angkatnya. Yen Keh Ciu telah naik diatas panggung menempuh ujian ilmu silat dan lulus! Pada saat itu Sim Hiong Hui menjadi gembira dan siap mengumumkan pada para penonton bahwa Yen Keh Ciu telah lulus semua ujian, dan bahwa la akan menikah, dengan puterinya dan memperoleh pedang wasiat Poa Cu Kiam serta harta benda yang dijanjikan. Tetapi Yen Keh Ciu, sambil memegang pedang Poa Cu Kiam yang ia dapat pinjam dari Sim Lam Sie karena ia naik kepanggung tanpa bersenjata, berkata kepada Sim Hiong Hui bahwa selama hidupnya seperti awan terumbang-ambing diangkasa, bahwa ia tak menghiraukan kebahagiaan orang yang berumah tangga, mau pun kekayaan dunia! Lebih lanjut ia mengaku bahwa ia bertanding silat hanya dengan niatan meminjam pedang wasiat Poa Ciu Kiam. Sikakek telah mendengar pengakuan itu menjadi sangat gusar sekali, karena disamping membuyarkan idam2-annya, juga ia dan puterinya telah dibikin malu dihadapan orang banyak. Baru saja ia hendak menyerang, tetapi Yen Keh Ciu telah mencelat melayang turun dari panggung, dan kemudian lari keluar dari pekarangan rumah si-kakek entah kemana! Sim Hiong Hui telah mengenali Kong Sun Giok yang ia anggap kawan dari Yen Keh Ciu karena mereka duduk berdamping2an menyaksikan calon2 lain yang mencoba peruntungannya diatas panggung menguji ilmu silat.

Dengan tak membalas pemberian hormat, sambil pegang gagang pedangnya ia membentak: Hei, anak muda! Siapakah namamu? Mana bangsat yang telah membawa lari pedang wasiat Poa Ciu Kiam ku? Bukankah kawanmu itu209 bernama Yen Keh Ciu? Ia murid dari partai silat apa dan sekarang berada dimana?" Sambutan yang aneh itu membikin Kong Sun Giok gusar. Tapi karena ia ingat bahwa Yen Keh Ciu atau Tee Tian Kauw telah menjadi saudari angkatnya, ia terpaksa menahan amarahnya dan menyahut dengan senyuman terpaksa: Aku bernama Kong Sun Giok, murid dari Goan Siu To-tiang dari partai silat Thian Lam!" ---oo0oo--BAGIAN 11 PERAMPOKAN DI PEGUNUNGAN BO SAN Mendengar ucapan tentang partai silat Thian Lam, Sim Hiong Hui dengan tertip lalu mengawasi, Kong Sun Giok yang bersikap sopan. la berkata : Partai silat Thian Lam sangat terkenal dikalangan Bu Lim, seharusnya tidak mempunyai murid2 yang rendah wataknya!" Ucapan ini membikin Kong Sun Giok lebih gusar lagi. la tak dapat menahan amarahnya lagi. Dengan kedua mata melotot seperti hendak lompat keluar dan suara yang agak keras ia berbalik menanya : Aku telah menjawab pertanyaan Sim Lo-cian-pwee dengan hormat dan saksama. Tetapi Sim Lo-cian-pwee dengan tak beralasan mengucapkan kata2 hina dan menusuk-hati. Apakah maksudnya Lo-Cian-pwee mengatakan murid2 Thian Lam Pay berwatak rendah?" Pertanyaan itu bukan saja membikin sikakek menjadi malu, bahkan puterinya, Sim Lam Sie, juga menjadi kemerah2an mukanya.210 Si-kakek yang anggap dirinya harus dihormati sebagai orang yang berusia lanjut, dan pikirnya ia dan puterinya dapat memberi hajaran yang setimpal kepada Kong Sun Giok, terus membentak : Kau serupa dengan kawanmu, Yen Keh Ciu. la telah menipu pedang wasiatku, Poa Ciu Kiam, dan telah menghina kami berdua ayah-anak dihadapan orang ramai, apakah orang yang demikian bukannya berwatak rendah? Dengan mudah Kong Sun Giok dapat mengegosi serangan sikakek. Kong Sun Giok ingin menjelaskan, tapi si-kakek membentak lagi : Dengan perbuatan kalian yang sewenang2 itu, balgaimanakah kalian bisa dihormati orang lain? Bagaimanakah kalian dapat menjumpai jago2 silat yang ksatria dikalangan Kang-ouw? Aku situa bangka telah dihinakan oleh kawanmu, aku pasti berusaha mencuci malu211 dari kehinaan itu. Aku telah jual semua harta-bendaku, dan dengan puteriku aku ingin mencari sibangsat Yen Keh Ciu

itu. Tetapi tidak diduga disini aku menjumpai kau. Dendam ini aku harus balas. Jika kau tidak man memberitahukan kami dimana adanya Yen Keh Ciu, kau sebagai kawannya harus mewakili menerima pukulan2 dan serangan2ku!" Ucapan itu dibarengi dengan satu jotosan keras. Kong Sun Giok yang sudah berdiri siap waspada, dengan mudah la dapat egosi jotosannya si-kakek itu. Sim Lam Sie dilain pihak masih ingat bahwa Kong Sun Gioklah yang pernah menolong ia dari kenekatannya untuk membunuh diri karena dibikin malu oleh Yen Keh Ciu diatas panggung. Biji kayu Hian Ban Tie Cu" yang disentilkan oleh Kong Sun Giok telah merubuhkan pedang yang ditancap dipapan panggung dengan demikian telah mencegah niatnya menggorok leher membunuh diri untuk mencuci malu! la tidak dapat membalas kebaikan hati itu dengan segera menyerang Kong Sun Giok. Tapi iapun tak dapat berdiam diri memeluk tangan menonton ayahnya bertempur sendiri! la menjadi serba salah dan gelisah! Untuk sementara waktu ia tak mengetahui apa yang ia harus perbuat. Bagi Kong Sun Giok, ia harus melawan si-kakek itu, dan jika mungkin menaklukinya, karena ia belum memperoleh kesempatan untuk menjelaskan bahwa Yen Keh Ciu itu sebetulnya seorang gadis yang menyamar sebagai pria, karenanya tak dapat menikah dengan Sim Lam Sie. Lain daripada itu, iapun ingin menjelaskan maksudnya Yen Keh Ciu memindiam pedang wasiat Poa Cu Kiam. Tentang apakah Yen Keh Ciu harus dibenci atau dimaafkan, terserah kepada si-kakek yang memutuskan! Dengan tekad dan keputusannya itu, ia serang kembali Sim Hiong Hui dengan jurus Beng Tao Tui San atau212 gelombang dahsyat merobohkan gunung ialah salah-satu jurus yang dahsyat dari ilmu pukulan Thian Sin Ciong yang ia dapat pelajari dari Sin It Cui. Sim Hiong Hui harus loncat mundur beberapa tindak untuk mengelakkan diri dari jotosan maut itu! Sim Hiong Hui yang sudah lama berkecimpung hampir 30 tahun dikalangan Kang-ouw, sedari muda hingga kini belum pernah diserang dengan pukulan yang demikian dahsyatnya. la tak menduga sedikitpun bahwa pemuda yang ia damprat itu demikian lihay ilmu silatnya. Ia terkejut, tapi karena ia keras kepala, ia menyerang lagi dengan jurus Hut Houw Cong Hoat, atau jurus harimau menabok lawan, yang ia lancarkan mirip sekali seperti harimau sedang mengamuk! Kong Sun Giok yang melihat si-kakek menjadi makin nekad merasa geli didalam hatinya. Si-kakek itu tak dapat dikasi mengerti ! Dengan tidak mencari tahu dengan jelas siapakah yang harus dipersalahkan, si-kakek itu telah mendamprat, menyerang, bahkan bertarung seperti seekor

kerbau mengamuk! Kalau mau ia dapat segera membikin tamat pertempuran itu atau riwayat si-kakek itu. Tetapi ia ingin mengetahui kepandaian silatnya sikakek itu. la melawan dengan tekad hanya menjaga diri, dan tidak menyerang. Dua kali ia kirim jotosan maut kearah dada lawannya, dan kedua kalinya ia tarik kembali. Tetapi sikakek, setelah melawan selama lebih kurang 30 jurus, anggap bahwa lawannya tak mampu merobohkan ia, dan bahwa ilmu tinju Hut Houw Hoatnya dapat segera membikin lawannya bertekuk lutut. Ia bertarung lebih hebat lagi. Sim Lam Sie yang menyaksikan caranya Kong Sun Giok bertempur melawan ayahnya merasa kaum akan kepandaian silat sipemuda itu, yang ia anggap tidak kalah213 daripada ilmu silatnya Yen Keh Ciu. Ia memperhatikan juga bahwa Kong Sun Giok sengaja tidak ingin melukakan ayahnya. Didalam hatinya ia berterima kasih dan tak dapat bertahan lama lagi. Lalu ia mencabut pedangnya, dan berseru : Ayah! Aah minggirlah ber-istirahat! Biarlah aku yang, hajar maling kecil ini!" Sim Hiong Hui yang mengetahui bahwa ilmu silat puterinya jauh lebih tinggi daripada ilmu silatnya, segera berhenti bertempur dan loncat kesamping dua depa jauhnya. Kong Sun Giok-pun tidak mengejar. la berdiri tegak memperhatikan sikap si-kakek, lalu berpaling menghadapi si-gadis. Kau masih tidak cabut pedangmu melawan aku?" membentak Sim Lam Sie, kau harus rasai pedangku ini, dan kemudian aku akan paksa kau memberitahukan dimana Yen Keh Ciu itu bersembunyi! Ayo, cabut pedangmu, dan jaga tusukan ini!" Ucapan aku dibarengi dengan tusukan pedangnya. Dengan secepat kilat Kong Sun Giok mencabut pedangnya dan menangkisnya dengan ilmu Ceng Lian Kiam Hoat. Lalu dengan ber-tubi2 ia balas menyerang dengan maksud mendesak mundur si-g,adis. Sim Lam Sice bukannya tandingan Kong Sun Giok. la terpaksa mundur. Kemudian Kong Sun Giok berkata dengan sabar : Sim Sio-cia, aku sebetulnya ada urusan penting, dan tak terusmenerus melawan ayahmu dan kau Sio-cia. Aku mengusulkan kita sekarang bertarung selama 100 jurus, dan jika masih juga belum ada yang kalah kita dapat menetankan tanggal dan tempatnya, agar aku dapat mengajak Yen Keh Ciu datang menghaturkan maaf atau minta ampun kepada Sim Lo-cian-pwee dan Siocia!"214 Dengan mengejek si-gadis menyahut : Kita bertarung dulu, baru bicara. Kau pasti tak dapat luput terpukul babakbelur sebelumnya 100 jurus!" Kong Sun Giok menjadi jengkel. la membentak : Baiklah, Sio-cia! Kau boleh menyerang dulu,Mungkin aku

juga dapat memberi hajaran kepadamu!" Secepat kilat Sim Lam Sie menyerang lagi. Kong Sun Giok tidak menangkis. la loncat mundur lima kaki. Sigadis mengejar dan menabas sehingga sinar pedangnya berkilauan! Lihay serangan2nya gadis itu. Ketika ia melawan Yen Keh Ciu, ia tak bertarung dengan sungguh2, karena ia telah jatuh hati terhadap pemuda" calon suaminya itu. Jurus2 dari serangan pedangnya si-gadis itu dilancarkan cepat sekali, dan tiap2 tusukan atau tabasannya selalu disertai dengan jeritan yang nyaring seperti jeritnya burung Hong. Kong Sun Giok terpaksa menggunakan lagi ilmu Shin Mo - Bo Im Sin Heat atau ilmu dewa atau iblis menghilang tak berbekas yang ia dapat pelajari dari Sin It Cui. Dengan satu seruan ia mengebutkan kedua lengan bajunya, dan menjejakkan kedua ujung jari kakinya. Lalu terlihat tubuhnya melonjak keatas dan meloncat tiga depa jauhnya dari serangan pedangnya Sim Lam Sie! Sim Lam Sie tidak mengejar. Dengan pedang terhunus ia mengancam : He ! Kong Sun Giok! Jika kau masih saja mengegos tak sudi melawan, aku Sim Lam Sie bersumpah menjadi musuhmu seumur hidup!" Kong Sun Giok tak mengerti maksud daripada si-gadis itu. la telah diserang dengan jurus2 yang hebat dahsyat, dan jika ia tak menggunakan ilmu Shin Mo Bo Sin Hoat, ia pasti tak dapat menghindarkan tusukan atau tabasan pedang si-gadis itu. Tapi dengan berkat demikian ia215 dianggap menghina ! Mengapa gadis ini tak menginsyafi maksudnya yang baik? la berdiri dan mernikir dengan hati yang bingung ! Melihat Kong Sun Giok masih saja berdiri diam, sigadis membentak :Sikapmu yang acuh-tak-acuh melawan aku, bukankah kau menghina aku? Apakah kau anggap aku ini lawan yang remeh? Kau katakan kita bertempur selama 100 jurus, tapi mengapa tak membalas menyerang?" Dengan senyuman terpaksa ia menyahut : Sim Sio-cia, Yen Keh Ciu itu sebetulnya bernama Tee Tian Kauw. la mempunyai seorang musuh besar yang lihay sekali silatnya. Maksudnya ialah meminjam pedang wasiat Poa Cu Kiam untuk membalas dendam. Jika ia telah menunaikan tugasnya, ia pasti datang kepada Sio-cia dan ayah Sio-cia untuk mengembalikan pedang yang dipinjamnya itu, sekalian menghaturkan maaf. Sio-cia telah menyerang aku ber-kali2, dan ber-kali2 juga aku tak menyerang. Anggaplah sikapku ini sebagai Yen Keh Ciu yang ingin menghaturkan maaf kepada Sio-cia, dan jua kepada ayah Sio-cia!" Dengan marah Sun Lam Sie menyahut: Hm! Kau betul2 pandai bicara! Jika kau ingin menghaturkan maaf, kau harus bertempur melawanku selama 100 jurus. Apakah kau kira ilmu silat pedang Thian Lam tak ada

tandingannya?" Jawabannya yang ketus itu dimaksudkan untuk mengkobarkan kegusarannya Kong Sun Giok. Iapun ingin mcncaba ilmu pedangnya yang didapatnya dari partai Bo San yang terkenal setarap ilmu silat pedang Cui Hun Kauw Ciat atau sembilan jurus mengusir roh, dan menyelidiki apakah ilmu silat pedang Cui Hun Kauw Ciat-nya lebih baik daripada ilmu silat pedang Thian Lam. Betul ia pernah menggunakan ilmu Cui Hun Kauw Ciat itu ketika melawan Yen Keh Ciu atau Tee Tian Kauw, tetapi ketika itu ia telah216 jatuh hati terhadap si-pemuda", maka ia hanya melawannya dengan setengah-hati. Dan sekarang menghadapi Kong Sun Giok, ia akan mengerahkan seluruh tenaga dan mengeluarkan seluruh kepandaiannya. Dengan tekad itu ia datang menyerang lagi. Terlihatlah pedangnya ber-kelebat2 dengan cahayanya yang ber-kilau2an se-akan2 keredepnya kilat diangkasa yang gelap diwaktu badai mengamuk. Tubuhnya yang mengikuti jalannya pedang tampak seperti sehelai kain merah terhembus angin taufan. Terdengar juga suara sabetan pedang Bat ! Bet ! Bat ! Bet !" menabas lawan. Gurunya Kong Sun Giok, Goan Sin To-tiang, mempunyai ilmu silat pedang Thian Lam yang tiada bandingannya dikolong langit. Kong Sun Giok telah memahami semua ilmu silat pedang itu, tapi iapun mengagumi silat pedangnya Sim Lam Sie. Sebetulnya diantara kedua ilmu silat pedang itu, masing2 ada keistimewaannya, dan masing2 mempunyai keampuhan. Hanya tergantung kepada orang yang menggunakannya, misalnya latihan, kecermatan, kecerdasan, kelincahan, keuletannya, serta tenaga dalamnya. Menghadapi serangan2 Cui Hun Kauw Ciat itu, Kong Sun Giok tak dapat bersikap acuh-takacuh lagi. Dengan cepat sekali ia menggunakan ilmu silat pedang Ceng Lian Kiam Hoat untuk menjaga diri, dan kemudian ia lancarkan jurus2 Tie Seng Seng Lian (Dipermukaan kolam timbul bunga teratai) dan Hua Kay Kian Hut (Menyingkap bunga mclihat hutco). Kedua jurus itu adalah bagian dari ilmu silat pedang Thian Lam yang dinamakan Cui Hun Cap Ji Kiam dua belas jurus mengusir roh. Sim Lam Se tak dapat bertahan lagi! la harus akui bahwa ia kalah, dan bukan tandingannya Kong Sun Giok, yang disamping ilmu silat pedang Thian Lam, warisan Goan Siu217 To-tiang, juga mempunyai ilmu silat Ceng Lian Kiam Hoat untuk menjaga diri, dan ilmu pukulan Thian Sin Ciong dan Shin Ma Bo Sin Hoat untuk meloloskan diri dari kepungan atau kurungan, yang Sin It Cui telah ajarkan kepadanya. Iapun akui bahwa ilmu silat pedang Cui Hun Kauw Ciatnya gagal menaklukkan Kong Sun Giok. la yakin pula meskipun ayahnya membantupun, ia tetap tak akan

menang melawan pemuda yang gagah dan tampan itu. Oleh karena itu ia tarik kembali pedangnya, dan dengan mengangkat tangan kirinya sebagai tanda berhenti bertempur, ia berkata : Hei! Kong Sun Giok! Kita berhenti bertarung!" Kong Sun Giok yang memang sedari semula tidak ingin bertempur melawan gadis dan ayahnya, karena tidak bermusuhan sama sekali terhadap mereka, tentu saja seruan si-nona itu disambut dengan gembira. la harus lekas2 pergi kedesa See-leng menjumpai Tie Ciok Hie Ang untuk mencari pedang wasiat Leng Liong Pie. Dengan bersenyum ia menyahut : Sebetulnya aku tak ingin bertempur melawan Sio-cia dan ayah Sio-cia, karena kita bukannya musuh. Akupun hendak lekas2 berlalu, sebab aku ada urusan yang penting!" Dengan mengejek Sim Lam Sie berkata : Hanya urusanmu yang penting, dan urusan orang lain tidak penting! Aku masih penasaran! Aku berjanji, besok tengah hari, kita berjumpa lagi dilapangan Sian-lie-peng yang terletak dilereng pegunungan Bo San ini." Dengan tak menunggu lagi jawaban Kong Sun Giok, ia segera tarik tangan ayahnya untuk pergi sambil berkaok : Hei! Kong Sun Giok! Janji bertemu lagi besok, kau jangan pandang remeh. Jika kau tidak datang, aku akan mencap sifat atau watak murid2 dari partai Thian Lam betul2 rendah!" Kong Sun Giok tak dapat memberikan penjelasan, dan sebetulnya la tak ingin menjumpai mereka lagi, karena218 mencari pedang Leng Liong Pie lebih penting daripada urusannya dengan mereka ayah dan anak. Tapi ucapan terakhir yang dikeluarkan tentang partai Thian Lam ia tak dapat anggap sepi. la harus mempertahankan nama baik partai Thian Lamnya ! Dan la, harus memenuhi janji berjumpa lagi dilapangan Sian-lie-peng besok tengah-hari! Karena janji tersebut ia tak dapat melanjutkan perjalanannya. la terpaksa mencari tempat bernaung dipegunungan menanti sampai besok. Dalam kedudukan yang terpaksa itu, ia harus mencari daya untuk meredakan salah-faham Sim Hiong Hui dan puterinya terhadap Tee Tian Kauw. Demikianlah la berpikir sambil berjalan mencari tempat untuk bermalam. Ketika ia melewati lereng gunung, ia menjumpai beberapa rumah2 gubuk diatas lapang yang agak rata. Ia datang menghampiri kesuatu rumah gubuk. la melihat didalam pekarangan rumah tersebut ada satu media dari batu, dan dikedua ujung media batu berduduk Sim Hiong Hui disebelah kanan, dan seorang nenek yang putih rambutnya dengan memegang tongkat besi disatu tangan berduduk disebelah kiri. Kong Sun Giok tertarik oleh apa yang ia lihat. Dengan tabah ia maju mendekati. Disamping media batu tampak satu lobang yang, baru digali, dan tanahnya bertumpuk dipinggir. Diatas tumpukan tanah itu

telah ditancapkan sebatang bambu dengan sehelai kertas dengan 9 huruf yang berbunyi : Tempat mengubur tulang2nya bangsat Kong Sun Giok. Bukan main kagetnya Kong Sun Giok! ia tak mengerti mengapa ia dianggap sebagai satu musuh besar, dan mengapa ia hendak dikubur dilobang itu! Dengan perasaan heran tercampur gusar ia mengawasi ketiga orang didalam pekarangan itu! Bukankah ia telah menjelaskan sedikit bahwa Yen Keh Ciu tak bermaksud menghina Sim Hiong Hui dan219 puterinya? Bukankah ia sendiri sudah menghaturkan maaf? Dan bukankah ia pernah dengan baik hati mencegah Sim Lam Sie membunuh diri? Tetapi kini apa kenyataannya? Lobang sudah digali sebagai persiapan untuk mengubur mayatnya bila ia telah terbunuh. Bukankah itu satu hinaan besar terhadap ia? Setelah melihat Kong Sun Giok datang menghampiri, Sim Lam Sie membentak : Kong Sun Giok! Apakah kau pandang guruku ini, Bo San Shin Lo! Apa bila kau tidak memberitahukan dimana tempat sembunyinya Yen Keh Ciu, kau jangan harap dapat lolos dari sini?!" Mendengar ucapan itu, Kong Sun Giok terkejut ! Sebab menurut penuturannya Ceng Lian Sin Nie, Bo San Shin Lo" itu termasuk 10 jago2 silat yang paling dimalui dikalangan Kang-ouw. Tapi dengan tenang ia menyahut : Sim Sio-cia, mengapa kau membentak dan memaksa aku sedemikian ini? Dan mengapa aku dihina demikian hebatnya? Aku Kong Sun Giok meskipun tak seberapa pandai ilmu silatnya tetapi aku tak sudi dihina orang, dan tidak mudah dapat dikubur dilobang itu!" Meskipun ucapannya ketus dan mengandung ejekan, tetapi ia tetap bersikap hormat terhadap Bo San Shin Lo dan Sim Hiong Hui. la mengangkat kedua tangannya memberi hormat dan kedua matanya mengawasi si-nenek itu! Bo San Shin Lo yang sudah putih rambutnya berkata dengan mengawasi Kong Sun Giok : Kau barangkali yang bernama Kong Sun Giok!, murid kesayangan Thian Lain Sha Kiam? Apakah kau kira aku tak dapat mengubur kau setelah aku menggali lobang ini?" Ia akhiri ucapannya dengan mata melotot mengawasi Kong Sun Gioik.220 Dengan tabah Sun Giok majukan diri menghampiri ketiga orang itu. Diatas tumpukan tanah telah ditancapkan sebuah bambu dengan sehelai ker tas yang bertulisan, berbunyi: ,,Tempat mengubur tulang2 bangsat Kong Sun Giok Bentakan itu membikin Kong Sun Giok ingat akan penuturan Ceng Lian Shin Nie yang mengatakan bahwa Bo Shan Shin Lo itu adalah satu nenek yang ganjil sekali watak dan sifatnya. Untuk menyatakan bahwa ia tak gentar, ia menyahut dengan tenang : Mengubur mayat221 dipegunungan adalah pekerjaan yang wajar. Tapi sayang

Kong Sun Giok masih mempunyai tugas yang belum ditunaikan. Tugas itu adalah membalas dendam guru dan paman2 guruku. Oleh karena itu aku mohon angkatan tua memberikan kelonggaran atau kesempatan untuk aku lebihdulu melaksanakan tugas yang maha penting itu. Dikemudian hari jika tugas itu sudah dipenuhkan, aku pasti akan datang kembali untuk dikubur disini!" Tapi aku situa bangka ini tak dapat dihina atau diejek," kata Bo San Shin Lo, ,aku diberitahukan bahwa kau dan kawanmu, Yen Keh Ciu, telah dengan sengaja menghina dan membikin malu muridku. Dosa itu harus mendapat hukuman mati !" Angkatan tua," sahut Kong Sun Giok, sebelum aku tiba dipekarangannya Sin Lo-cian-pwee, aku tidak kenal kepada Yen Keh Ciu. Setelah ia naik keatas panggung mengadu ilmu silat, dan berhasil pindiam pedang Poa Cu Kiam, aku baru menjadi kawan, bahkan mengangkat saudara. Dan sebagai saudara angkatnya, aku merasa berkewajiban membela padanya!" Dengan muka yang beringas, si-nenek membentak lagi : Kau ingin membela dengan tiara bagaimana.?" Dengan sikap yang tetap tenang Kong Sun Giok menjawab : Atas nama partai silat Thian Lam, aku Kong Sun Giok berjanji dan mendiamin bahwa didalam jangka waktu tiga tahun, Yen Keh Ciu setelah membalas dendam terhadap musuh besarnya, akan datang kesini untuk menjumpai angkatan tua dan menghaturkan maaf. Aku menjamin pula iamin akan mengembalikan pedang Pea Cu Kiam kepada Sim Sio-cia serentak minta maaf atas perbuatan atau sikap.nya diatas panggung tempo hari !"222 Bo San Shin Lo mengeluarkan suara Hm !", lalu menanya lagi dengan ketus: Tapi Yen Keh Ciu yang telah menempuh ujian, dan lulus itu telah menyingkiri janji. la harus menikah dengan muridku, Sim Lam Sie urusan itu adalah urusan yang maha penting bagi penghidupannya. Yen Keh Ciu telah menolak memperisterikan muridku. Urusan ini, Yen Keh Ciu harus membikin beres dengan seksama. Dan dengan cara apakah kau hendak membereskannya ?" Urusan ini aku serahkan kepadamu angkatan tua, yang akan mengantarnya," sahut Kong Sun Giok, karena aku sendiri tak berdaya. Mungkin angkatan tua dapat membereskannya dengan ilmu yang ajaib." Sim Lam Sie, ketika mendengar Bo San Shin Lo mengatakan bahwa pernikahan itu adalah urusan yang maha penting bagi penghidupannya, menjadi merah mukanya. Tetapi ketika mendengar Kong Sun Giok mengatakan bahwa Bo San Shin Lo yang dapat membereskan dengan ilmu ajaib, ia menundukkan kepalanya karena terlampau malu.

Dengan tumbuk2 tongkat besinya ditanah Bo San Shin Lo membentak lagi : Hei ! Apa kau katakan? Aku dapat membereskan dengan ilmu ajaib? Apakah muridku kurang cantiknya, kurang kepandaiannya dan kurang kayanya untuk menjadi isteri kawanmu?" Kong Sun Giok tak gentar meskipun di-bentak2. Ia tetap berdiri tegak dengan sikap yang tenang pula. Tapi ia mengawasi Sim Lam Sie yang telah menjadi gelisah. Pertanyaan yang ketus itu ia menjawab dengan sindiran : Tak dapat dipungkiri bahwa wajah Sim Sio-cia elok dan cantik dengan kulitnya yang putih halus seperti sutera, serta ditambah pula dengan ilmu silatnya yang lihay bagaikan naga betina. la pantas sekali menjadi isteri seorang Hong-223 tee. Tetapi Yen Keh Ciu itu hanya bermaksud meminjam pedang Poa Cu Kiam dari Sim Sio-cia. Ia sebetulnya bernama Tee Tian Kauw, dan se orang wanita sekelamin Sim Sio-cia!" Jawaban itu seperti juga petir menyamber kuping, Bo San Shin Lo matanya ber-kunang2, dan kepalanya pening. Dan Sim Lam Sie yang berdiri dibelakangnya malah telah jatuh pingsan karena terkejutnya yang mendadak mendengar penjelasan Kong Sun Giok tentang Yen Keh Ciu! Kaget yang tiba2 itu telah membikin ia pingsan. Bagaimana seorang gadis menikah dengan seorang gadis pula? Iapun merasa bersalah membenci dan bermusuhan dengan orang lain dengan tanpa menyelidiki lebih dulu. Sikakek, Sim Hiong Huipun tertegun. Iapun merasa bersalah dengan tindakannya yang sembrono! la kemudian mengangkat puterinya untuk dibikin sadar. Setelah gadisnya siuman kembali ia mulai menghiburinya. Sim Lam Sie menangis sedih merangkul dipundak ayahnya, memikiri nasibnya dan kekeliruannya. Untuk sementara waktu suasana menjadi sunyi-senyap kecuali suara tangisnya si-gadis dan suara hiburan,ayahnya. Lalu Bo San Shin Lo bangun dari tempat duduknya, dan sambil melihat Kong Sun Giok ia menanya lagi : Aku mau tanya lagi. Tee Tian Kauw itu muridnya siapa, dan sekarang ia bersembunyi dimana?" Melihat wajahnya nenek itu, Kong Sun Giok mendengarnya bahwa pertarungan tak dapat dielakkan lagi. Dengan diam2 ia mengumpulkan tenaga dalamnya untuk ber-siap2 sedia menghadapi segala serangan. Untuk pertanyaan itu, ia menyahut: Dengan sebetulnya aku tak mengetahui ia muridnya siapa. Akupun tak mengetahui ia sekarang berada dimana."224 Dengan tak terduga si-nenek bersenyum, tetapi ia mengejek lagi : Aku tak percaya jika kau tidak mengetahui ia berada dimana." Jika angkatan tua tak percaya, terserahlah. Tapi aku telah memberitahukan dengan sejujurnya, sedikitpun tidak

berdusta!" sahut Kong Sun Giok. Aku tidak percaya!" membentak si-nenek. Rupanya kau harus dimasukakan kedalam lobang ini baru kau dapat memberitahukan dimana Tee Tian Kauw itu berada!" Lalu ia angkat toya besinya sambil memperingatkan Kong Sun Giok : Sebelum toya ini turun mengemplang kepalamu, lebih baik kau dengan rela masuk kedalam lobang itu!" Kong Sun Giok mundur setindak sambil mencabut pedangnya. Dengan tak gentar ia menyahut : Jika angkatan tua masih juga mendesak, aku terpaksa melawan!" Baru saja ucapannya itu keluar dari mulutnya, toya besi si-nenek datang mengemplang kepalanya. Tapi Kong Sun Giok sudah siap. la loncat mundur secepat kilat, karena kemplangan itu tak dapat ditangkis dengan pedang. Hanya hembusan angin yang keluar dari kemplangan toya besi itu membikin gundukan tanah terbang berhamburan. Setelah loncat mundur, ia maju menyerang dengan ilmu Ngo Yok Tiauw Cong atau melewati lima puncak melihat raja. la putar pedangnya dihadapan sinenek cepat seperti titiran, lalu menusuk kemuka lawannya Bo San Shin Lo yang memandang enteng lawannya terkejut melihat serangan secepat kilat itu. Dengan ilmu Coan Lie Sae atau gelombang besar menyapu pasir ia angkat toyanya keatas menyingkirkan pedang yang hendak menusuk dadanya, lalu toya besinya dilintangkan didepan-dadanya untuk kemudian diteruskan menyapu dari atas kebawah dengan maksud menyerampang kedua kaki lawannya. Sapuan toya besi tersebut disertai dengan ancaman : Hei, anak sambel!225 Aku si-tua bangka ini tidak akan menghiraukan peraturan dikalangan Kang-ouw. Setelah jurus ini, aku akan kirim kau keakherat!" Sapuan toya besi itu betul2 dahsyat. Kong Sun Giok harus meloncat dengan ilmu Shin Mo Bo Im Tiauw Hoat, atau dewa dan iblis menghilang tak berbekas, untuk meluputkan diri dari sapuan maut itu! la tak gentar. la panas sekali dipanggil anak sambel", meskipun ia tak bersalah atau berdosa. la balas menyerang dengan jurus2 Hua Im Kiam Pit (Bunga mekar memancing pedang) dan Liu Hut Seng Kie (pohon Liu me-lambai2 laksana bendera) dari Thian Lam Kiam Hoat (ilmu silat pedang Thiam Lam). Dengan tenaga dalam ia membikin ujung pedangnya tergetar laksana bunga yang mekar, lalu sambil meloncat maju ia pura2 menusuk kepala lawannya, tetapi pedang itu secepat kilat diputar balik untuk menusuk tenggorokan!226 Toya itu disapukan kebawah dengan maksud menyerampang kaki pemuda she Kong. Kong Sun Giok cepat melompat keatas dengan menggunakan ilmu Dewa dan Iblis menghilang tak berbekas. Bo San Shin Lo betul2 lihay, dan tidak salah jika ia terhitung salah-satu dari kesepuluh jago2 silat dikalangan

Kang-ouw dizaman itu. Sambil tertawa keras ia putar toya besinya seperti titiran yang dihembus angin keras, tusukan2 Kong Sun Giok gagal menemui sasarannya! Si-nenek loncat mundur dua depa, dan sambil menumbuk tanah dengan toya besinya la berkata : Silat pedangmu boleh saja! Tetapi jika dibandingkan dengan cara bertarung dari gurumu, Goan Sin To-tiang, kau masih harus berlatih lagi!" Ketika itu digunakan oleh si-nenek untuk mengemplang Kong Sun Giok sambil meloncat maju dengan se-konyong2! Kong Sun Giok lekas2 menangkis dengan pedangnya. la lupa bahwa la tak dapat menangkis kemplangan toya besi yang dilancarkan dengan tenaga dalam yang dahsyat itu. Dilepaslah pedangnya dari genggamannya! la harus melawan dengan ilmu pukulan Thian Sim Ciang. Setelah pedangnya terlepas, ia segera melancarkan kepelannya dengan tipu Lek Su Tui San atau Tenaga ajaib menggempur gunung. Angin tinju itu menggempur dada lawannya. Si-nenek itu tidak menduga bahwa Kong Sun Giok dengan gegabah berani menggunakan jurus tersebut. Menurut paham ia, setelah pedangnya terlepas, pemuda itu pasti loncat mundur atau melarikan diri. Tetapi Kong Sun Giok sudah nekat sekali. la bertekad melawan mati2an! Maka si-nenek harus loncat mundur dua depa untuk menghindari pukulan angin Su Tui San yang dapat227 menggempur gunung! Kong Sun Giok tidak mengejar. Dengan secepat kilat ia tangkap kembali pedangnya yang terlempar keatas tadi! Maksudnya ialah mendesak lawan mundur atau membinasakan lawan jika pukulan2nya tak keburu dielakkan, dan kesempatan itu digunakan untuk merampas kembali pedangnya. Dengan pedang ditangannya kembali Kong Sun Giok berdiri siap sedia menghadapi segala kemungkinan! Ketika itu Bo San Shin Lo tak berani memandang enteng lagi! Meskipun mereka telah bertempur beberapa jurus, ia masih juga tak berdaya menundukkan lawannya, jangankan untuk membinasakannya. Dengan rambut ter-urai2 dan toya besi dipegang dengan kedua tangan.nya, ia maju lagi. la bertindak maju dengan langkah pelahan dan tertib. Kong Sun Giok tidak mengetahui dengan jurus apa sinenek itu akan menyerangnya lagi. Tetapi ia mengetahui bahwa si-nenek itu menjadi makin gusar. Untuk menjaga serangan yang tidak terduga, dengan pedang erat dipegang melintang didepan dada, ia mundur setindak demi setindak dengan sikap waspada sekali. Setelah mundur 8-9 tindak, ia tak dapat mundur lagi. Bukankah untuk memperoleh kemenangan ia harus menyerang? Tetapi si-nenek maju makin cepat, dan terpisahnya mereka 4-5 kaki lagi, tiba2 sinenek itu loncat mengemplang kepalanya. Dengan ilmu Sin Mo Bo Im (dewa dan iblis mcnghilang tak berbekas) ia loncat kesamping, dan kemudian mengirim satu jotosan

kelambung lawannya. Tetapi kemplangan toya besi itu setelah mengemplang tempat kosong secepat kilat membalik menyabet tubuhnya. Kong Sun Giok harus menarik kembali kepalannya jika tidak ingin kesabet toya besi sinenek. Untung sekali ia telah memahami ilmu Bo Kie Kit Kong (Tenaga dalam tak terhingga) dari gurunya, Goan Siu228 To-tiang, oleh karena itu ia dapat menahan hembusan angin dari sabetan toya besi itu. Betul ia masih memegang pedang, dan sebegitu lama ia melawan, ia belum terluka, tetapi si-nenek sudah mulai mengeluarkan semua kepandaiannya. Disekitar tubuhnya, ia hanya tampak rambut yang putih dan panjang dari sinenek, dan toya besinya yang ber-kilau2an itu. Ia terkurung oleh sabetan dan kemplangan toya besi si-nenek! Tiba2 sabetan atau kemplangan jika menemui sasaran pasti membawa maut! Kong Sun Giok harus terus-menerus men ggunakan ilmu Ceng Lian Kiam Hoat diujung tanduk ! Ketika itupun ia insyaf ia bukan tandingan si-nenek. la harus mencari ketika untuk meloloskan diri. Dengan kedua ilmu yang digunakannya itu, sebegitu jauh ia belum juga berhasil meloloskan diri dari serangan2 lawannya. Bo San Shin Lo juga merasa heran Kong Sun Giok belum dapat dihajar meskipun ia telah mengeluarkan semua jurus2 ilmu silat toyanya yang terkenal sebagai ilmu Ngo Hong Tiauw Yo Kuay Hoat (ilmu toya lima burung Hong menyembur mata hari). Sementara itu, iapun mengagumi lawannya yang dapat bertahan demikian lamanya. la teringat akan Goan Siu To-tiang, pemimpin partai silat Thian Lam, yang berhasil mencari seorang murid berbakat diwarisi segala ilmu silat pedang Thian Lam. Tetapi ia berwatak kejam. la tak dapat menghargai pemuda yang berbudi dan berbakat sebagai Kong Sun Giok. Makin lama ia bertempur, makin sengit ia menjadi. Dengan tanpa alasan ia pandang partai silat Thian Lam itu sebagai musuhnya. la bertekad membinasakan Kong Sun Giok untuk membikin puas hatinya yang kejam! Sambil menyerang ia membentak dengan sekuat tenaga : Hei! Anak sambel! Dari manakah kau belajar ilmunya Hut Mo Lo Nie (Rahib iblis tua bangka gila ia artikan Ceng229 Lian Sin Nie)! Apakah Sin It Cui juga mengajarkan kau ilmu pukulan Thian Seng Cong-nya? Nah ! Sekarang si-tuabangka ini mernbikin kau buka mata dan mengetahui bahwa toya besinya dapat membunuh kau mati dan mengubur kau didalam lobang yang sudah disediakan ! Camkan bahwa Bo San Shin Lo lebih unggul dari Hut Mo Lo Nie atau Sin It Cui!" Baru saja ucapannya selesai, lalu dengan jurus Pee!Hong Tauw Yang atau seratus burung Hong menyamber mata hari, ia serang Kong Sun Giok dengan toya besinya, sehingga sabetan atau kemplangan itu terdengar Bat ! Bet ! Bat ! Bet !" sangat santernya.

Serangan2 itu dilancarkan dengan jurus yang luar biasa, seakan2 satu lingkaran seluas 7-8 depa menjadi terang dengan sinar yang ber-kilau2 dari taya besi si-nenek itu! Kong Sun Giok tak mengerti mengapa ia harus dibunuh, sedangkan ia tak mempunyai dendam apapun terhadap sinenek itu. Dalam keadaan yang berbahaya bagi jiwanya, ia terpaksa bertempur dengan nekat. Dengan ilmu Pik Cui Seng Lian atau diatas air hijau bunga teratai tumbuh, salah satu jurus khas dari Cui Hun Cap Ji Kiam ia memhalas menyerang dengan nekat untuk membuka jalan meloloskan diri. Meskipun Bo San Shin Lo terkebur dengan ucapannya, sebetulnya setelah ia lancarkan serangan2 Pee Hong Tauw Yang-nya, ia masih juga tidak berhasil membunuh Kong Sun Giok yang bertempur mati2an untuk menghindarkan maut! Bukan main sengitnya Kong Sun Giok! Selain menangkis, iapun balas menyerang seperti banteng mengamuk. Tang! Teng! Tang! Teng!" suara kedua senjata beradu dengan pertempuran kedua jago silat yang lihay itu! Sim Hiong Hui dan Sim Lam Sie menonton terus dengan hati ber-debar2.Mereka sangat mengagumi kepandaian dan230 kegagahannya Kong Sun Giok, mereka merasa heran mengapa Bo San Shin Lo tak dapat mengalahkan pemuda meskipun pertarungan telah berlangsung hampir 300 jurus. Mereka kuatir kalau si-nenek itu kehabisan tenaga mengingat usianya yang jauh Iebih lanjut daripada lawannya. Sim Lam Sie pun telah lupa kesedihan hatinya. la mulai tertarik dengan watak, sikap dan terutama ilmu silatnya Kong Sun Giok. Ayah dan puteri tak berani membantu. Seorang guru silat mustahil dibantu oleh muridnya? Pada suatu ketika kedua senjata kedua jago silat itu beradu, lalu berhenti se-akan2 menempel sukar terpisah. Pada saat itu kedua jago silat berusaha menahan senjata masing2 agar tak terlepas dengan masing2 menggunakan tenaga dalamnya. Bo San Shin Lo mengerahkan semua, tenaga dalamnya disalurkan kepada toya besinya, dan tenaga dalarn itu ia telah latih matang selama 10 tahun lebih. Demikian pula Kong Sun Giok, ia mengerahkan tenaga dalamnya disalurkan kepada pedangnya dengan ilmu Bo Kit Kong, yang ia dapat belajar dari gurunya, Goan Siu To-tiang.: Akan tetapi pelahan2 pedangnya tertekan toya besi Bo San Shin Lo, karena si-nenek itu telah berlatih 10 tahun lebih, sedangkan Kong Sun Giok baru saja berlatih beberapa tahun. Sebetulnya tenaga dalam Bo Kie Kit Kong tidak kalah daripada tenaga dalam Peng Hong Tauw Yang. Kong Sun Giok tak dapat menarik pedangnya dari tekanan toya besi si-nenek. la penasaran dan heran

mengapa bisa kalah tenaga daripada si-nenek yang tua itu ! Mukanya menjadi merah sekali, dan hatinya menjadi gemas dan cemas. la bertekad melawan terus sehingga tewas binasa! Jago2 silat dikalangan Bu Lim atau pendekar2 dikalangan Kang-ouw, mati bertempur adalah231 soal biasa, malah suatu hal yang mendapat penghargaan." Demikian pikirnya. Jika orang sudah dalam keadaan sangat terdesak, seringkali dia menjadi nekad, dan dalam keadaan yang demikian itu, kadang2 dia dapat mengeluarkan tenaga yang maha dahsyat! Aku tak akan membikin malu partai Thian Lam atau guruku!" ia bertekad bulat. Lalu dengan seluruh tenaga, dengan mata terbelalak, dengan menggunakan kedua tangannya ia dorong pedangnya keatas! Sebetulnya Bo San Shin Lo itu ingin menahan dan menekan pedangnya Kong Sun Giok, lalu dengan secepat kilat toya besinya ia angkat dan kemplang mati lawannya. Tapi tenaga yang Kong Sun Giok keluarkan itu adalah tenaga dari ilmu Bo Kie Kit Kong, yang apabila digunakan dengan sepenuh tenaga, apapun tak dapat menahannya. Tahankan pedangnya berhasil mendorong si-nenek mundur tiga empat tindak, tetapi pedangnya pun menjadi patah! la lekas loncat mundur. Akan tetapi si-nenek yang kejam tidak memberi kesempatan lawannya melarikan diri. la mengejar sambil mengangkat toya besinya dengan maksud mengemplang Kong Sun Giok. Menerkam tenggorokan lawannya dengan tangan kirinya. Jurus itu adalah jurus O Liong Sin Cao" atau Naga Hitam mencakar mangsa. Bo San Shin harus mengegos kesamping dan menarik kembali toya besinya. Secepat kilat dengan tangan kirinya ia coba menotok dadanya Kong Sun Giok. Senjata toya dapat berhasil jika bertarung dengan jarak agak jauh, akan tetapi tidak pada jarak dekat, agaknya Kong Sun Giok memperoleh kesempatan lagi menggunakan ilmu pukulan Thian Seng Ciang-nya. Kesempatan tersebut ia gunakan sepenuhnya. Dengan jurus Shin Mo San Sut" atau tiga cara iblis menerkam, ia kirim lagi tinjunya.232 Bo San Shin Lo hebat sekali. la lemparkan toyanya. la mengelak tinju tersebut dengan tangan kirinya, dan tangan kanannya datang menotok dada Kong Sun Giok! Kong Sun Giok yang kena ditotok itu lantas mengeluarkan darah dari mulutnya! Segera iapun jatuh ditanah tak bergerak! Bo San Shin Lo menyengir puas dan berkata seorang diri : Hai! Bangsat ini betul2 lihay! Apakah kau kira aku si-tua bangka ini tidak dapat mengubur kau kedalam lobang?" Lalu ia datang menghampiri Kong Sun Giok yang telah rebah ditanah tak bergerak itu. la seret tubuhnya dan dijebloskan kedalam lobang. Lalu ia hendak menguruki dengan tanah yang tertumpuk dipinggir lobang itu! Pada saat itu Sim Lam Sie datang menghampiri dan

berkata dengan ter-gesa2: Suhu (guru), kita telah salah membinasakan orang! Tahan ! Jangan kubur ia." Lalu ia buru2 angkat tubuhnya Kong Sun Giok dari lobang itu. Dari kantong bajunya Kong Sun Giok mengelincir keluar dua tiga biji kayu kecil. Sim Lam Sie pungut biji2 kayu itu dan berkata kepada Bo San Shin Lo: Suhu, cobalah lihat ini!" Bo San Shin Lo melihat biji2 kayu itu, dan menyahut : Itu semua hanya Hian Bun Tie Cu, senjata rahasia dari partai silat Thian Lam yang dapat dilontarkan dan melukakan lawan. Apa yang dibuat heran?" Sim Lam Sie tidak segera menyahut. la hanya meraba2 tubuhnya Kong Sun Giok dan mencoba mendengar apakah Kong Sun Giok masih bernafas. Kemudian dengan air mata mengucur ia menuturkan kepada Bo San Shin Lo kisahnya sebagai berikut: Suhu! Ketika aku bertarung mengadu silat melawan Tee Tian Kauw atau Yen Keh Ciu, aku telah kalah, dan Tee Tian Kauw telah bawa pergi pedang Poa Cu Kiam-ku sambil berkata bahwa ia, Keh Ciu, hanya ingin pinjam233 pedang wasiat dan tidak menghiraukan wanita tiantik atau harta-benda. Setelah dia berlalu, akupun tidak ingin hidup lagi karena merasa dihina didepan orang ramai. Dengan pedang yang ditancapkan dipapan panggung aku ingin menggorok leherku membunuh diri. Pada saat itu, sebiji Hian Bun Tie Cu" ini disentilkan Kong Sun Giok kearah pedang, dan pedang yang aku ingin gunakan untuk menggorok leherku itu berhasil tersentil diatuh, dan aku menjadi sadar dan insyaf akan nekadku. Dengan demikian orang yang menyentil Hian Bun Tie Cu" itu telah menolong jiwaku. Budinya aku belum dapat membalasnya, malah sekarang kita sudah menyerang dan mungkin ia binasa karena lukanya. Apakah perbuatan kita ini dapat dibenarkan? Suhu, cobalah periksa, apakah ia masih dapat tertolong ?" Lalu Sim Hiong Hui juga keluarkan dari kantongnya sebiji Hian Bun Tie Cu", dan ia akuri bentuk dan besarkecilnya dengan biji2 Hian Bun Tie Cu" ditangan puterinya. Betapa terperanjatnya ia melihat biji2 tersebut semua serupa, sama bentuknya. Ia merasa bersalah besar! Ia telah membinasakan orang yang telah menolong jiwa puterinya! Bo San Shin Lo mengerutkan keningnya. la jongkok disamping tubuhnya Kong Sun Giok, dan coba memeriksa keadaannya Kong Sun Giok. la tempelkan kupingnya didada Kong Sun Giok dan mendengar bahwa jantungnya masih berdetak dan berdenyut. Kong Sun Giok tidak mati! Lalu dengan ilmu tenaga dalamnya ia totok beberapa bagian didada dan dipunggungnya Kong Sun Giok, dan kemudian membebaskan tujuh jalan2 darah yang penting.

Kemudian dengan menyusut keringat didahinya ia berkata kepada Sim Hiong Hui, ayah dan anak : Meskipun dia ini masih muda usianya, tetapi ilmu silatnya tinggi234 sekali. Dengan semua kepandaian silatku baru dapat aku mengalahkan padanya. Kini meskipun ia mendapat luka didalam tubuh, tetapi ia tidak akan mati. Latihan yang ia pernah lakukan dibawah asuhan Goan Siu To-tiang telah membikin tubuhnya tahan pukulan dan totokan." Sim Lam Sie rnematong pembicaraan gurunya dengan menanya ter-gesa2: Tapi Suhu tentu dapat menolong ia, buka ?" Aku dapat menolong jiwanya," sahut Bo San Sin Lo, tapi untuk memulihkan tenaga dalamnya ...... Sim Lam Sie tak sabaran lagi, ia mendesak gurunya : Aku yakin Suhu juga dapat memulihkan tenaga dalamnya. Suhu! pemuda ini besar budinya, dan aku tak akan merasa tenteram jika ia tak tertolong. Dan aku tak puas jika tak membalas budinya. Aku mohon Suhu berusaha sekuat tenaga untuk menolongnya karena menolong dia sama juga seperti menolong aku serta ayahku!" Bo San Shin Lo mengerutkan keningnya, dan memikir iama sebelumnya ia menyahut sambil menarik napas: Ya, memulihkan tenaga dalamnya merupakan usaha yang sukar, sama sulitnya, seperti memindahkan gunung Tay San!" Kesukaran apapun dapat diatasi," kata Sim Lam Sie, yang penting ialah apakah ia rnempunyai harapan? Aku rela menginjak api, atau masuk kedalam goa menytari untuk menolong orang yang berbudi ini!" Dengan meng-geleng2kan kepalanya si-nenek berkata : Setelah jiwanya tertolong, karena beberapa pipa peredaran darahnya telah terluka ia harus beristirahat agak lama untuk mencegah luka2 itu menjadi lebih besar lagi, dan mencegah jangan sampai paru2nya terluka pula. Kemudian untuk memulihka.n tenaga dalamnya, ia harus makan Hie Su235 Len Yo". Suatu obat yang mustajab. Setelah itu ia harus minta pertolongannya dua jago silat yana terkenal yakni Lam Pak Siang Mo" (Dua iblis dari Utara dan Selatan ). Yano, di-utara yaitu Ji Bo Im Lat Su Shin Mo, Sin It Cui (siluman bayangan hitam Sin It Cui) yang harus menolong dengan ilmu Sian Thian Kun Goan Hie (Hawa mujizat memulihkan napas). .Tang di-selatan yaitu Lak Cao Shin Kun, Ban Cun Bu (Ban Cun Bu, jago sakti dari kota Lak Cao) yang harus menggunakan ilmu Sun Yo Cin Kay-nya (ilmu mujizat laksana sinar mata-hari) untuk rnengedarkan obat mustajab Hie Su Leng Yo" kedalam darah dan menyembuhkan luka2 di-pipa2 peredaran darahnya. Jika semua ini dapat dilakukan, maka ia mempunyai harapan memulihkan tenaga dalamnya dan menjadi sebagaimana sediakala! Tetapi ...... kedua iblis ini bermusuhan satu sama

lain, dan tabeat atau wataknya lebih ganjil daripada tabeat dan watakku. Setelah obat mujarab tersebut diperoleh, untuk minta kedua iblis yang bermusuhan itu ber-sama2 menolong pemuda ini merupakan soal yang lebih sukar daripada naik kelangit atau menginjak api!" Penuturan tersebut didengari dengan penuh perhatian oleh Sim Hiong Hui ayah dan puterinya. Mereka tak dapat berkata apapun mendengar betapa sukarnya pertolongan itu diperolehnya. Sambil geleng2kan kepalanya. Sim Hiong Hui ber-ulang2 menarik napas panjang pendek, sedankan puterinya menundukkan kepalanya dengaii perasaan sedih sekali!. Dari itu," melanjutkan Bo San Shin Lo, untuk memudahkan soal ini hanya ada dua jalan. Jalan yang kesatu ialah jalan yang bertentangan dengan liang-sim (hati nurani) atau kehendak Tuhan, tetapi dapat mencegah kecelakaan yang menimpah kita semua dikemudian hari236 yaitu kita pukul mati pemuda ini, dan menguburkannya segera. Sim Lam Sie terkejut! Mulai saat itu ia menjadi benci terhadap gurunya yang terbukti sangat kejam. Lazimnya dikalangan Kang-ouw, seorang murid harus selalu menghormati dan menghargai gurunya. Seorang murid tak dapat mencela perbuatan gurunya. Seorang murid tak dapat membangkang. Tapi Sim Lam Sie yang berperangai halus, dan berbudi luhur menjadi bergidik mendengar usul gurunya yang ingin memukul mati dan mengubur pemuda itu untuk menutup perbuatan kejamnya. Dan ayahnya, tampak duduk termenung. la sangat sayang puterinya, iapun rela melakukan segala apa, bahkan mengorbankan harta-benda dan jiwa-raganya untuk membantu puterinya yang bermaksud menolong Kong Sun Giok. Karena sudah jelas Kong Sun Giok itu tak dapat dipersalahkan untuk perbuatannya Tee Tian Kauw. Terlebih pula setelah ternyata Kong Sun Giok telah mencegah puterinya melakukan perbuatan nekad membunuh diri dengan sentilan Hian Bun Tie Cu"-nya. Iapun mera,sa berhutang budi terhadap pemuda itu. Tapi ia banyak menyesal bahwa ia tak dapat membantah atau mengajukan pendapat terhadap Bo San Shin Lo yang jauh lebih pandai ilmu silatnya. Suhu!" berkata Sim Lam Sie, suaranya agak keras,.... kita tak dapat melakukan perbuatan yang sangat kejam itu. Aku telah mengatakan bahwa aku rela melakukan segala apa jika dapat menolong orang ini yang besar budinya kepadaku!" Untuk menyokon,g kehendak puterinya, Sim Hiong Hui juga mulai berkata dengan khidmat: Tay-su (guru besar), hutang, uang dibayar dengan uang tetapi hutang budi tak237 dapat lunas sepanjang masa. Aku mohon Taysu dapat

menginsyafi permohonan puteriku." Bo San Shin Lo menundukkan kepalanya dan berpikir agak lama. Ia berkata kemudian : Aku telah memberitahukan dengan jelas sekali betapa sukarnya menolong pemuda ini memulihkan tenaganya. Aku tak yakin Sin It Cui dan Ban Cun Bu yang bermusuhan dapat bekerja-sama menggunakan ilmu masing2 menolong pemuda ini. Jalan yang kesatu meskipun bertentangan dengan hati nurani kalian, tetapi akan mencegah segala kesulitan dikemudian hari, pun pula mudah dilakukannya, dengan hanya aku menjotos dia sekali lagi, dan mengubur mayatnya ........" ---oo0oo--Bagian 12 SALAHMENERKA BUDIORANG Dengan sekuat tenaga Sim Lam Sie menjerit : Aku lebih suka mati daripada melakukan perbuatan yang rendah ini! la telah berbudi terhadap aku, dan kita telah perlakukan ia demikian. Jika ia bisa sembuh, aku akan mengundang semua orang2.nya partai Thian Lam agar mereka dapat menghukum aku yang kejam ini!" Bo San Shin Lo mengawasi Sim Lam Sie, lalu sambil mengangguk ia berkata: Kau betul. Kita tak dapat membunuh dia. Jalan kedua ialah aku harus berusaha menyembuhkan luka2nya. Kemudian akii harus menolong mencarikan dia obat yang mustajab, mengundang Shin It Cui dan Ban Cun Bu, kedua iblis dari utara dan Selatan, untuk menolong memulihkan semangat dan tenaganya. Tetapi, aku pernah238 berkata bahwa aku tak sudi keluar dari peguntungan Bo San ini, dan aku tak sudi merendahkan diri mengundang Shin It Cui dan Ban Cun Bu datang. Oleh karena itu, pekerjaan mencari obat dan mengundang Shin It Cui dan Ban Cun Bu itu harus mendiadi tugasmu serta ayahmu. Dengan tidak memikir lag! Sim Lam Sie mengangguk dan berkata: Baiklah. Aku dan ayah akan berusaha sekuat tenaga melakukan tugas itu! Sim Hiong Hui tak dapat berkata apa2. la hanya mengawasi puterinya, ia merasa lebih senang melihat puterinya agak puas. Kemudian Bo San Shin Lo angkat dan bawa Kong Sun Giok kesebuah kamar dimana ia mengobati luka2nya Kong Sun Giok dengan ilmu tenaga dalamnya. Lambat laun Kong Sun Giok mulai sadar dari pingsannya. Ia merasa tulang2nya sakit, jalan napasnya mangpat, dan kerongkongannya kering sekali. lapun merasa se-olah2 dadanya tertindih dengan benda yang berat sekali, dan kepala-nya pusing! la masih tertelentang, dan mendengar suara orang menangis tersedu-sedu. la tak dapat berbalik. Badannya masih kaku. Ia terperanjat, dan mulai

mengenangkan pertarungan melawan Bo San Shin Lo. Ia ingat bahwa pedangnia dibikin terpental oleh lawannya, bahwa ia terluka karena menangkis jotosan yang dilepaskan oleh tenaga dalam lawannya sehingga pingsan. lapun ingat bahwa ia telah dikubur hidup2 didalam sebuah lubang yang telah disediakan untuknya.Mengapa ia masih dapat hidup? Dan apakah bau yang harum ini!? la berusaha melirik kesamping dan berhasil melihat sigadis yang berbaju merah sedang menangis tersedu-sedu. la mencoba bangun, tetapi mendadak matanya gelap, dan kepalanya pusing sekali.239 Gadis yang berada dipinggir tempat tidurnya itu berkata dengan ramah: Kong Sun Slauw-hiap. Untuk sementara waktu, harap kau tidur telentang, karena kau telah kehilangan banyak tenaga, dan lukamu parah. Meskipun guruku telah mengobati kau dengann ilmu tenaga dalamnya, dan telah memberikan kau obat yang mustajab, tetapi paling sedikit 7-8 hari kau harus berbaring diatas tempat tidur ini. Aku harap kau jangan paksakan bangun, Tidurlah!" Ucapan yang ramah itu membikin Kong Sun Giok terkejut, dan kemudian marah. Tetapi baru saja amarahnya naik, ia segera merasa dadanya menyesak dan sakit. Kong Sun Giok insyaf bahwa ia betul2 telah menderita luka parah, dan setelah ia ingat bahwa ia bertanggungjawab atas jatuh bangunnya partai Thian Lam, ia harus menelan semua hinaan dengan sabar. Setelah ia, merasa sedikit reda ia menanya: Sim siocia, aku telah membayar semua hutang saudari angkatku, Tee Thian Kauw, dipegunungan Bo San, tetapi mengapa...... Ucapannya dipotong oleh Sim Lam Sie yang mengatakan dengan ramah : Kong Sun Siauw-hiap harus beristirahat, dan jangan mengeluh atau memikirkan tentang apa yang telah terjadi. Jika aku tidak dapat melihat biji manik Hian Bun Ti Cu-mu yang telah menolong jiwaku mungkin Siauw-hiap telah dikubur hidup2. Kini kau telah menderita luka parah, dan mungkin stikar memulihkan tenaga dan semangatmu. Jika kau sering2 naik darah, dapat melukakan paru2mu. Oleh karena itu, aku mohon kau bersabar dan beristirahat dengan tenang. Aku juga minta kau dengarkan apa yang telah terjadi, agar kita dapat bersama-sama mencari daya upaya menyem....buhkan dan memulihkan tenaga dan semangatrnu."240 Lalu ia selimuti tubuhnya Kong Sun Giok, dan sambil duduk disisi pembaringan, ia menceriterakan peristiwa yang telah terjadi setelah Kong Sun Giok pingsan, dan memberitahukan tentang luka2nya dan cara untuk menyembuhkan dan memulihkan tenaga dan semangatnya. Kong Sun Giok menjadi cemas sekali setelah mengetahui betapa hebat luka2nya. la kuatir ia tak dapat sembuh pula dengan demikian tak dapat menunaikan pesan guru dan

paman2 gurunya. Ia berpikir : Untuk memulihkan tenaga dan semangatku, aku yakin Shin It Cui akan menolong dengan sungguh2 hati. Obat yang mustajab juga tak sukar diperoleh. Tetapi bagaimana Ban Cur Bu diminta pertolongannya? la tak akan menolong aku dengan ilmu Sun Yo Cin Kai-nya. Akupun tak sudi merendahkan diri pergi minta pertolongannya!" Bo San Shin Lo pernah mengatakan bahwa untuk meno!ong Kong Sun Giok tidak ada jalan lain lagi daripada apa yang telah dituturkan diatas. Lalu sambil mengawasi wajahnya Sim Lam Sie, ia menanya: Sim siocia tak usah terlampau kuatir. Aku mempunyai urusan penting yang harus diselesaikan. Jika aku sudah dapat bangun dan berjalan. aku segera berlalu dari sini. Tentang soal memulihkan tenaga dan semangat, aku akan mengikhtiarkannya sendiri. Dimanakah guru siocia? Harap kau memberitahukan bahwa aku, Kong Sun Giok, tidak menaruh dendam atas apa yang telah terjadi terhadap diriku. Akupun minta siocia jangan membikin perhitungan terhadap Tee Thian Kauw!" Sim Lam Sie menyahut : Guruku telah pergi kepuncak gunung Bong Sia Hong mengunjungi temannya, akan lama dia kembali. Budimu yang telah menolong aku, aku belum dapat membalasnya, dan aku mesti balas. Tetapi Tee Thian241 Kauw telah menghina aku dan ayahku dihadapan orang ramai, aku telah bersumpah membikin pembalasan. Oleh karena itu, akupun minta kau jangan campur soal budi dan soal pembalasan dendam. Aku juga minta kau memaafkan adatku yang keras ini. Nah, sekarang kau harus minum obat ini!" Lalu ia bantu mengangkat kepalanya Kong Sun Giok untuk meminum obat itu. Ketika Sim Lam Sie mengangkat kepalanya, tuhuhnya menempel dengan tubuhnya Kong Sun Giok. Kulit mukanya yang putih lagi halus, harum tubuhnya dan sikap yang ramah telah membikin Kong Sun Giok terkenang akan Bian Leng Jun dan Tee Thian Kauw kedua gadis yang telah jatuh cinta kepadanya. Ia berpikir : Bo San Shin Lo telah pergi kepuncak gunung Bong Sia Hong. Gadis ini telah memanggil aku dengan cara yang lebih akrab, tidak memanggilnya aku Kong Sun Siauw-hiap lagi. la melayani aku melebihi dari pada ibuku. Apakah maksudnya ? Terhadap Bian Leng Jun dan Tee Thian kauw aku sering2 bersikap serba salah. Kini ditambah gadis yang cantik dan ramah ini. Apa yang aku harus lakukan?" Demikianlah Kong Sun Giok berbaring ditempat tidur dengan dapat perawatan dan pelayanan yang telaten baik sekali dari Sim Lam Sie, dan 7 hari telah lewat dengan tak terasa lagi. Selama itu ia telah tertarik oleh rupa dan sikap gadis yang berbudi itu. Ia berusaha keras menghindarkan

diri dari jaring asmara, tetapi sia2. Terutama terhadap permintaan sigadis itu untuk jangan campur soal budi dan soal pembalasan dendam, ia sangat buat pikiran. Ia bertekad setelah nanti ia sembuh dari luka2nya, ia mau bikin Sim Lam Sie juga menjadi kawan akrabnya Tee Thian Kauw!242 Nah! Minumlah obat!" Berkata Sim Lam Sie, sambil bantu untuk mengangkat kepalanya Kong Sun Giok meminum obat itu. Selama 7 hari itu sebelum Kong Sun Giok tidur, Sim Lam Sie selalu berada didampingnya, dan menghiburnya dengan menceriterakan kisah2 dikalangan Kang Ouw yang dia dapat dengar dari ayahnya.Makin hari Kong Sun Giok makin tertarik oleh gadis itu, tetapi untuk melaksanakan pesan guru dan paman2 gurunya ia harus membebaskan diri dari jaring asmara. Pada hari ke-8, Kong Sun Giok merasa penyakitnya telah sembuh, hanya tenaga dalam dan semangatnya yang masih belum pulih. Pada tengah-malam, diwaktu Sim Lam Sie dan ayahnya sedang tidur nyenyak, ia berlalu dari243 tempat Bo San Shin Lo itu dengan meninggalkan sepucuk surat kepada Sim Lam Sie. la telah berlalu dari pegunungan Bo San dan dengan menyewa perahu menuju ke See-leng! Sungai yang menuju kepropinsi Kwiciusangat deras airnya, dan jurang dikedua tepi amat curam tebingnya. Penyair Li Ceng Loan dizaman Tong Tiauw pernah menulis tentang sungai itu sebagai berikut : Jurang yang curam mencakar larigit, Air sungai mengalir deras sekali. Soal penghidupan pasti menjadi sulit, Jika asmara murni tak terbalas nanti. Perahunya Kong Sun Giok berlayar kehulu dengan T)esatnya, dan dengan cepat sudah hampir tiba di See-leng. la tidak mengetahui bahwa dibelakang perahunya ada sebuah perahu lagi yang mengejarnya. Orang yang mengemudikan perahu itu mengenakan pakaian seperti orang penangkap ikan, dan masih muda sekali. Dari caranya mengemudikan perahu itu ternyata dia faham betul akan keadaan sungai tersebut. Ketika kedua perahu itu sedang lajunya berlayar, dan tidak jauh dari tepi sungai, se-konyong2 terdengar suara seperti meraungnya seekor srigala Suara itu membikin Kong Sun Giok terkejut, karena ia pernah mendengarnya, dan ingat akan peristiwa dipegunungan Biauw Leng. Ketika itu ia hampir habis riwayatnya bertempur melawan Tok Pik Cai Jin (Si-macan Tutul, dan Lang Sim Siu Si (Si-pelajar berhati srigala) jika tidak tertolong oleh saudara angkatnya Shin It Cui!244 la menoleh ketepi sungai, dan betul saja ditepi itu ia melihat kedua iblis itu. Dengan menggunakan tenaga dalamnya Lang Sim Siu Si berkaok : Hei! anjing kecil

Kong Sun Giok! Rupanya nasibmu akan berakhir hari ini ! Kita berjumpa lagi disini, dan aku akan mengubur mayatmu didalam sungai yang deras ini. Aku hendak lihat apakah Si-pemabok itu Shin It Cui masih dapat menolong kau pula!" Kaokan itu dibarengi dengan sambitan satu batu kearah kepalanya Kong Sun Giok. Jangankan Kong Sun Giok yang ilmu silatnya tidak seberapa tinggi, walau seorang jago silat yang ilmu silatnya tinggi pun tidak berani menangkis sambitan batu itu. Untung sekali pengemudi perahunya mengegoskan kemudinya dengan cepat sehingga batu yang besar itu melayang lewat diatas kepalanya Kong Sun Giok, dan menyemplung kedalam sungai membikin airnya berombak besar sehingga perahu itu terombang-ambing hebat sekali! Tetapi Tok Pik Cai Jin yang berdiri didamping Lang Sim Siu Si segera menyambit iagi, dan batunya telah membentur buritan perahu, yang segera tergetar hebat sehingga Kong Sun Giok dan pengemudinya terjerumus dan jatuh kedalam sungai! Segera perahu yang dibelakang tiba, dan pemuda didalam perahu itu lalu terjun kedalam sungai, dan dengan ilmu Hie Yin Jip Cui atau Ikan cucut menyelam pesat didalam air, berhasil mengangkat kedua orang yang kecemplung didalam sungai yang deras itu, dan sambil memegang pakaiannya kedua orang itu berusaha berenang mengikuti arus air! Tok Pik Cai Jin dan Lang Sim Siu Si sama sekali tidak menduga jika didaerah yang terpencil dan didalam sungai yang airnya sangat deras masih ada orang yang dapat245 menolong Kong Sun Giok! Mreka terperanjat menyaksikan dengan kepala mata sendiri caranya pemuda itu menolong Kong Sun Giok dan pengemudi perahunya. Mereka mengejar sambil ber-lari2 disepanjang tepi sungai, sejenak saja mereka tertinggal jauh dibelakang dan orang yang dikejarnya segera juga menghilang disuatu tikungan. Lang Sim Siu Si berkata kepada Tok Pik Cai Jin : Sungai yang sangat deras arusnya dengan kencang2 yang tajam didasarnya sangat berbahaya sekali. Aku yakin mereka tak dapat mengambang lama Iagi. Mereka pasti akan tenggelamdan akan menjadi makanannya ikan!" Tok Pik Cai Jin mengerutkan keningnya : ,.Mereka sukar dapat tertolong didalam arus air yag deras ini. Menurut pendapatku, Shin It Cui yang sangat sayang Kong Sun Giok sudah tentu tidak akan tinggal diam. Ia pasti mencari kita dan membikin perhitungan. Lebih selamat kita lekas2 berlalu dari sini!" kata Tok Pik Cai Jin, kuatir. Peringatan itu juga membikin Lang Sim Siu Si menjadi cemas dan kuatir. la berkata : Shin It Cui dijuluki oleh Hek I Bo Im (Si Setan Hitam tanpa bayangan). Datang dan

perginya seperti angin. Ilmu silat Sian Tian Kun Goan Kie (Tenaga dalam melonjak keangkasan) dan hian Sing Ciang (ilmu tinju melabrak bintang2 diangkasa) tak ada tara-nya dikalangan Bu Lim. Meskipun kita berdua mengerubuti padanya, kita tak dapat menang. Pada dewasa ini, selain Ban Cun Bu dari kota Lak Cao, aku kira tiada jago2 silat yang dapat menandingi dia". Jika demikian", kata Tok Pik Cai Jin, untuk menghindarkan diri dari kejarannya Shin It Cui, bukankah lebih baik kita lari ke Lak Cao dipropinsi Yunnan? Kita berusaha menjadi kawannya Ban Cun Bu, dan kemudian kita gosok Ban Cun Bu agar dia tempur Shin It Cui. Dan jalan yang lain yalah, setelah kita tiba dikota Lak Cao, kita246 berdaya mencuri kitab Sun Yo Cin Kai-nya, dan kemudian berdasar kitab ilmu silat itu, kita tekun belajar dan berlatib, 10 tahun untuk menjagoi dikalangan Kang Ouw!" Pendapat itu disetujui, mereka lalu berjalan menuju kekota LakCao! Marilah kita menoleh kepada Kong Sun Giok yang telah hilang tenaga dalamnya tidak berdaya didalam air snngai yang deras itu, setelah terombang-ambing didalam sungai lapun menjadi pingsan. Pengemudi perahu yang dapat bertahan untuk sementara waktu, karena terbentur karang yang tayam telah tewas dan dilepas oleh pemuda RwDengan demikian Kong Sun Giok dapat tertolong, karena penolongnya bukan saja pandai berenang, juga rupanya mengetahui betul keadaan sungai itu! Namun pemuda itu pun mendapat banyak luka dari karang2 yang tajam. la tidak dapat membawa Kong Sun Giok ketepi, karena ia kuatir kedua musuh tadi masih berada ditepi. Oleh karena itu dengan sekuat tenaga ia pegang Kong Sun Giok dengan tangan kiri-nya, dan dengan tangan kanan dan kedua kakinya ia berenang terus. Akan tetapi akhirnya ia tak dapat bertahan lebih lama lagi!, karena tubuh dan kaki-tangan-nya telah tak bertenaga pula. Segera iapun pingsan! Entah berapa lama telah lewat, dan ketika Kong Sini Giok mulai sadar, hidungnya terbentur oleh bau yang harum sekali. Dengan seluruh tubuhnya letih dan sakit ia masih dapat merasakan se-olah2 ia sedang berbaring diatas suatu pembaringan dengan kasur yang empuk sekali! Tidak jauh dari tempat tidurnya ia lihat satu anglo tanah dengan baranya yang menyala membakar kemenyan harum.247 Kong Sun Giok mulai mengenangkan peristiwa yang paling akhir menimpa dirinya. Ia ingat setelah ia kecemplung kedalam sungai karena perahunya! terbalik disambit dengan batu besar oleh Tok Cai Jin, seorang pemuda penangkap ikan telah menolongi ia. Mengapa ia sekarang berada didalam rumah gubuk dan berbaring diatas

tempat tidur ini, pikirnya. Ia pernah dengar bahwa didaerah dekat tepi sungai ada seorang pemuda yang suka menolong orang. Apakah ia berada didalam rumah pemuda itu? Sambil tidur terlentang ia meng-ingat2 peristiwa yang baru2 terjadi itu. Tiba2 terdengar suara nyanyian dari luar. Orang itu bernyanyi : Nasi dan garamyang sederhana Dapat aku makan dengan hati gembira, Diatas tempat tidur bambu dengan kasur dari rumput Dapat aku tidur tanpa selimut, Pakaian sederhana dari bahan yang kuat Dapat aku pakai dengan selamat, Rumah gubuk ini disapu bersih dan dijaga rapi Dapat aku bernaung dengan tenang sampai mati." Nyanyian itu menghibur Kong Sun Giok. Untuk pertama kali ia menjumpai orang yang merasa puas dengan hidup sederhana dan terpencil. Jika semua orang dapat berpikir dan hidup demikian, soal membalas dendam yang berakibat dengan pertumpahan darah pasti tak akan timbul, pikirnya.248 Pintu terbuka, dan seorang tua dengan rambut putih seperti salju melangkah masuk. Pakaian yang sederhana menunjukkan bahwa ia se-olah2 seorang tukang menangkap ikan. Kong Sun Giok masih juga anggap bahwa ia berada didalam rumahnya orang yang telah menolong ia disungai tadi, ia menduganya orang tua ini ayahnya pemuda penolong itu. Ia hendak bangun untuk menghaturkan terima kasih, tetapi ia tak dapat menggerakkan tubuhnya. Ia merasaa tak bertenaga dan kedua matanya ber-kunang2. seperti juga ketika ia dilukai oleh Bo San Shin Lo. Siorang tua menghampiri, dan sambil tersenyum ia berkata : Lotee (saudara muda) tak usah hiraukan suatu apa. Kau rupanya tak mengetahui sifat air sungai. Tetapi setelah kau beristirahat 4-5 hari, kau akan sembuh. Isterimu yang berusaha menolong kau yuga telah menderita luka2. Meskipun aku telah memberikan dia obat yang mustajab, aku harus menunggu beberapa hari untuk melihat hasil dan khasiatnya obat yang mustajab itu. Kini dia masih tak dapat bangun!" Pemberitahuan itu membikin Kong Sun Giok gelisah dan bingung sekali. Sebetulnya ia mempunyai tugas untuk membikin pembalasan dendam, tetapi ia telah terlibat dalam soal asmara terhadap Bian Leng Jun, Tee Thian Kauw dan paling akhir Sim lam Sie. Siapakah wanita yang menolong padanya, yang dikatakan si kakek sebagai isterinya dan sedang menderita luka parah itu? Jelas kata2 orang tua itu bahwa ia telah ditolong oleh isteri"nya itu, sedangkan ia belum beristeri. Inilah yang membikin ia gelisah sekali!

Ketika itupun pikirannya melayang kepada Sim Lam Sie yang pernah mengatakan bahwa dia tidak puas jika tak membalas budinya.249 Untuk mengetahui duduknya perkara, dengan tak menghiraukan sakit seluruh tubuhnya, ia menanya: Bapak aku bernama Kong Sun Giok, dan aku belum beristeri. Apakah wanita yang menolong aku itu bernama Sim Lam Sie" Sambil tersenyum, siorang tua menjawab : Gadis itu belum sadar, aku belum tanya siapa namanya dia. Jila ia bukannya isterimu, aku betul2 merasa kagum mengetahui dan melihat dia menolong kau dengan tak menghiraukan bahaya. Menurut pandanganku, kau dan ia pantas sekali menjadi pasangan aku yakin kau akan beruntung jika mempunyai isteri yang demikian setianya". Kong Sun Giok terpesona mendengar pujian terhadap gadis yang telah menolong dirinya, lalu ia menanya lagi : Bapak.. sebetulnya aku ini dimana? Dirumah Siapa? Disini ialah dimana sungai Yo-ciu membelok dengan arus airnya yang deras sekali. Tempat ini dekat sekali kekota See-leng. Aku adalah See-leng Yun-hiap (Pendekar See-leng yang bertapa), jawab siorang tua dengan ramah. Bapa ini pulakah yang dapat julukan Ti Ciok Hie Ang (Tukang menangkap ikan yang selalu merasa puas)?" tanya Kong Sun Giok. Betul!" jawab siorang tua, tetapi julukan itu terlampau merdu didengarnya." Bukan main girangnya Kong Sun Giok, karena sikakek inilah orang yang ia sedang cari dan hendak diminta pertolongannya. Lalu ia menjelaskan: Aku dari tapal batas Propinsi Yunnan datang ke propinsi Sucoan, karena aku diperintahkan oleh Ceng Lian Taysu. Aku diperintahkan menghaturakan hormat kenada Bapak, dan minta keterangan tentang suatu rahasia yang bersangkutan dengan urusan Bu Lim".250 Aku tahu kau telah datang dari propinsi Yunnan kata orang tua itu sambil mengangguk. Aku telah meIihat, kerincingan emas yang kau bawa. Kerincingan emas yang kecil itu adalah senjata rahasia dari Lak Cao Shin Kun Ban Cun Bu. Aku merasa heran dari manakah kau peroleh kerincingan emas yang kecil itu? Akupun mengetahui bahwa Ceng Lian Taysu sangat benci Ban Cun Bu. Sebetulnya dengan maksud apakah kau diperintahkan oleh Ceng Lian Taysu mencari aku?" Bapak, Ban Cun Bu juga musuh besarku. Jika aku belum hirup darahnya aku tidak akan menjadi puas!" kata Kong Sun Giok dengan sengit. Penjelasan itu menggirangkan Ti Ciok Hie Ang. Ia ambil beberapa helai kumis Kolesom (Obat mustajab yang dapat melancarkan peredaran darah dan memulihkan semangat

dan tenaga dalam) dari kantong didadanya, lalu suruh Kong Sun Giok memamah dimulutnya untuk ditelan ludahnya. la berkata: Kau harus memamah kumis Kolesom ini agar kau dapat memulihkan tenaga dan semangatmu. Kau menderita luka parah. Kau tidak boleh bicara banyak sebelum menelan khasiat kumis Kolesom itu. Kong Sun Giok hanya turuti kehendak Tie Ciok Hie Ang, dan betul saja ia merasa lebih segar dan bersemangat setelah menelan khasiat kumis Kolesom. Kemudian Kong Sun Giok menceriterakan riwayat hidupnya, dan peristiwa2 yang teIah dialaminya setelah ia keluar dari tempat tinggalnya untuk meIaksanakan pesan gurunya. Ia menanyakan juga mengenai pedang pusaka Leng Liong Pi (Naga sakti). Setelah mendengar dengan penuh perhatian uraian Kong Sun Giok, Tie Ciok Hie Ang menjawab sambil geleng2251 kepala :Akupun pernah dengar tentang pedang pusaka Leng Liong Pi itu yang juga bernama Cu To" (Pedang plastik). Seratus tahun berselang pedang itu adalah miliknya seorang jago dikalangan Bu Lim. Pedang itu dapat membelah baja!, luar biasa tajamnya. Tapi dalam beberapa puluh tahun ini, pedang itu tidak kelihatan lagi dikalangan Kang Ouw. Dimana adanya pedang itu, aku juga tidak mengetahuinya." Jawaban itu membikin Kong Sun Giok menjadi kecewa, jelas tampak pada wajah mukanya. Tapi kau tak usah terampau, gelisah kata kakek itu melanjutkan. Bahaya atau malapetaka, kebahagiaan atau keberuntungan, semuanya atas takdir Tuhan yang Maha Kuasa. Meskipun aku tidak mengetahui dimana adanya pedang pusaka itu, mungkin kau dapat menemuinya. Lagipula, perbuatan Ban Cun Bu yang se-wenang2 dan durhaka tak akan bebas dari hukum Tuhan. Bukankah pribahasa mengatakan Kebaikan atau kejahatan ada balasnya. Hanya kita tidak ketahui bila datangnya pembalasan itu, cepat atau lambat. Kau telah bersumpah akan manunaikan pesan gurumu dalam jangka waktu sepuluh tahun. Jangka waktu itu masih panjang, dan aku tak usah ter-gesa2." Kong Sun Giok terhibur mendengar ucapan yang beralas,an itu, tetapi ia merasa masgul bahwa segala dayaupayanya telah gagal. Dipegunungan Bo San ia telah dibikin tak berdaya sehingga seluruh tenaga dalamnya dan semangatnya hilang. Bilakah dapat pulih kembali? Jika ia tak berdaya. bagaimanakah ia dapat menunaikan sumpahnya? Semua ini membikin ia menjadi masgul.252 Ti Ciok Hie Ang merasa sangat simpathi terhadap Kong Sun Giok yang budiman dan setia itu. la berkata lagi :

Meskipun aku tidak mengetahui dimana adanya pedang Long Liong Pi itu, tetapi aku mengarti tentang obat yang mustajab untuk dapat menyembuhkan penyakit dan menyembuhkan tenaga dalam dan semangatmu!" Keterangan itu betul2 menggirangkan Kong Sun Giok. Jika tenaga dalam dan semangatku pulih kembali. Aku tak menghiraukan jerih-payah untuk mencari Toasuheng-ku It Ceng dan pedang pusaka Leng Liong Pi. Dengan tubuh yang sehat, akupun dapat tempur Lang Sim Siu Si dan Tok Pik Cai Jin yang keji bila aku menjumpai mereka lag !" pikir Kong Sun Giok. Baru saja ia ingin menanya tentang obat yang mustajab itu, dari kamar disebelah terdengar suara orang me-rintih2. Dengan wajah ber-seri2 Tie Ciok Hie Ang berkata : Hm! Jinsom (obat untuk membikin kuat urat syaraf, dan menyembuhkan luka2 didalam tubuh) yang aku godok betul2 mustajab. Gadis itu sudah sadar kembali. la dapat ditolong!" Lalu ia bangun dari tempat duduknya untuk pergi kekamar disebelah. Siapakah gerangan gadis itu? Ini merupakan teka teki bagi Kong Sun Giok. la sekarang merasa banyak lebih segar dan bertenaga karena khasiat KoIesom yang ditelannya. Karena kamar2 didalam rumah gubuk itu berdinding bilik bambu, dengan hanya membentet kepangan lembaran2 bambu bilik, ia dapat mengintip kedalam kamar disebelah. Alangkah kagetnya ketika ia melihat gadis yang berbaring diatas tempat tidur adalah Sim Lam Sie yang telah merawa ia ditempatnya Bo San Shin Lo! Kong Sun Giok telah tertarik oleh Sim Lam Sie Yang cantik-manis, budiman dan ramah itu. Hanya dengan tekad menunaikan sumpahnya, ia paksakan diri berlalu dengan253 diam2 diwaktu malam. Tetapi berlalunya itu telah diketahui oleh Sim Lam Sie yang dapat menolong ia ketika ia hampir mati kelelep. Untuk menolong ia, gadis itu juga hampir tewas dan telah menderita luka parah! Kemudian terdengar gadis itu bicara dengan suara yang lemah dan terharu : Terima kasih........ banyak atas pertolonganmu Bapak. Tetapi apakah saudara Sun...... juga tertolong?" Kata2 saudara Sun" itu diucapkannya dengan wajar sekali dan ketulusan hati. Kong Sun Giok terharu sekali mendengarnya. Sambil bersenyum Ti Ciok Hie Ang menjawab: Harap siocia jangan kuatir. Kong Sun Giok yang kau telah tolong mati2an tidak berat lukanya, dia dapat lekas sembuh. Siocia harus berlaku tenang dan beristirahat. Setelah lewat 6-7 hari, siocia baru dapat bangun". Terlihat wajah yang ber-seri2 dari Sim Lam Sie ketika mendengar bahwa Kong Sun Giok tidak parah lukanya. Sebetulnya ia ingin bangun dan melihat keadaannya Kong

Sun Giok, tetapi tak dapat karena saking sakit tubuhnya. Kong Sun Giok tak tertahankan lagi untuk tidak berseru: Sim siocia, atas pertolonganmu, aku menghaturkan banyak2 terima kasih. Sekarang turutilah apa kata Ti Ciok Hie Ang yang menghendakinya kau beristirahat atau tidur dengan tenang. Nanti jika kau sudah sembuh, aku pasti datang kehadapanmu." Seruan Kong Sun Giok itu membikin terang wajahnya Sim Lam Sie. Ia menarik napas lega, dan berseru pula : Kong Sun heng (kakak Kong Sun) ....... Lalu ia tertidur lagi.!254 Kemudian Ti Ciok Hie Ang datang kekamar Kong Sun Giok, dan berkata : Cobalah lihat! Betapa mesranya dia sebut namamu! Gadis itu karena menolong kau hampir tewas, iapun sangat menyintai kau. Tetapi tenaga dalammu telah dibikin hampa oleh gurunya, Bo San Shin Lo. Perhitungan budi dan dendam ini entah bagaimana dibereskannya olehmu kelak." la mengakhiri omongannya dengan menarik napas panjang sekali. Kong Sun Giok pernah menceriterakan riwayat hidupnya dan peristiwa2 yang telah dialaminya tetapi ia tidak menjelaskan hubungannya terhadap Bian Leng Jun dan Tee Thian Kauw. la pikir tak perlu diberitahukannya, ia hanya menanya dengan hormat : Bapak, barusan kau katakan ada obat yang mustajab sekali untuk memulihkan tenaga dalam dan semangatku. Apa namanya dan dimana adanya obat itu ?" O......obat itu?" jawab Ti Ciok Hie Ang, Obat itu mudah dikenalinya, tetapi tak mudah dicarinya. Kau harus menuruti petunjuk2ku untuk mencarinya." Lalu ia menuangkan dua cangkir teh. Ia suruh Kong Sun Giok telan satu pil obat dengan air teh. la sendiripun minum pada cangkir yang lain. Ia meneruskan petunjuk2nya : Disuatu lembah yang dalam dari- pegunungan Go Bie San telah tumbuh pohon bunga Giok Yap Kim Lian (daun giok bunga emas), pohon bunga itu tumbuh karena hawa dari dua lereng gunung yang curam. Bunganya mirip bunga teratai, daunnya berwarna abu2 putih seperti batu Giok, dan bunganya kuning ke-emas2an, dari bunganya berwarna hijau. Jika kau kebetulan dan beruntung menjumpai pohon bunga itu, kau ambil sari bunga itu, dengan bantuannya kedua iblis dari utara dan salatan, yakni Shin It Cui dan Ban Cun Bu, yang akan menggunakan tenaga dalamnya, maka khasiat sari bunga itu dapat beredar diseluruh pipa2255 urat darahmu, diseluruh urat2 syarafmu, bahkan diseluruh tulang2mu. Aku yakin kau dapat sembuh dan pulih seperti sediakala!" la berhenti sebentar. Ia mengerutkan keningnya, lalu melanjutkan pula : Kurasa sari bunga Giok Yap Kim Lian itu mungkin kau bisa dapati, tetapi Ban Cun Bu, salah satu antara kedua iblis itu adalah musuh guru dan paman2

gurumu serta kau juga, diapun musuh besarnya Shin It Cui, apakah dia rela menolong kau??" Dengan menyengir Kong Sun Giok menjawab : Bapak, mungkin Ban Cun Bu tidak kenal aku, tetapi aku lebih baik mati daripada minta pertolongannya. Akupun tidak percaya dikalangan Kang Ouw tidak ada orang lain yang dapat memberikan pertolongan itu selain daripada Ban Cun Bu yang kejam dan jahat itu!" Setelah lewat tiga hari. Kong Sun Giok sudah dapat bangun dan ber-jalan2, tetapi Sim Lam Sie masih berbaring saja. la, menengoki Sim Lam Sie untuk menghaturkan terima kasihnya kepada gadis yang telah menolong jiwanya itu. la tidak berani ajak bicara banyak2 karena Sim Lam Sie masih harus banyak mengaso. Orang yang dapat ia ajak bicara Ti Ciok Hie Ang yang dapat baca kegelisahan hatinya. Ti Ciok Hie Ang menasehatkan : Aku tahu kau ingin lekas2 menunaikan sumpahmu, dan tak ingin terlihat lebih dalam lagi dalam soal asmara. Menurut pendapatku, ada baiknya jika kau berlalu dari rumah ini sebelum gadis itu sembuh sama-sekali. Dengan demikian kau dapat pergi sendiri kepegunungan Go Bi San untuk mencari sari bunga Giok Yap Kim Lian itu." Kong Sun Giok berpikir sejenak, lalu menjawab: Bapak, aku Kong Sun Giok tak harus memikirkan kepentingan sendiri. Sim siocia telah menolong jiwaku dengan hampir2 mengorbankan jiwanya sendiri. Aku harus menunggu256 sampai Sim siocia sembuh betul, baru aku berlalu. Aku tak harus berbuat seperti binatang yang tak mengenal budi orang. Aku telah terima budi. Sim siocia besar sekali, aku belum dapat membelanya". Sambil mengangguk Ti Ciok Hie Ang berkata lagi : Aku menghormati sikap kesatriamu. Tetapi betapapun keras hatimu, kau tak akan bebas dari jaring asmara yang rupanya mulai mengikat dirimu." Kong Sun Giok menjadi bisu. la, berkeputusan tidak berlalu sebelum Sim Lam Siee sembuh betul. Tiap2 hari ia yang merawati gadis itu dengan telaten, dan perawatan ini membantu banyak untuk menyembuhkan sigadis yang juga telah terlibat didalam jaring asmara. Tie Ciok Hie Ang yang menyaksikan pergaulan pemuda pemudi itu tak dapat memberi nasehat lain daripada menggeleng2 kepala bila ia pikir betapa sulitnya soal yang mereka akan hadapi kelak kemudian hari. Mereka telah menjadi demikian akrabnya, dan bagi orang yang baru melihatnya pasti menganggap mereka adalah suami isteri. Setelah liwat 6 hari, Sim Lam Sie menjadi sembuh. Pada hari ke-7 Sim Lam Sie mengajak Kong SunGiok keluar dari rumah gubuk untuk duduk disuatu batu yang besar ditepi sungai. Mereka duduk berdamping-dampingan mengawasi

arus air sungai yang deras. Kong Sun Giok terkenang akan peristiwa ketika ia terjerumus kedalarn sungai, terbentur karang2 yang tajam, menjadi pingsan setelah dipegang oleh seorang pemuda. Untuk beberapa menit mereka duduk membisu. Kemudian Sim Lam berkata dengan senyuman yang menggiurkan hati : Sedari kecil aku mengikuti guruku. Aku selalu suka ber-main2 dipinggir sungai, dan sering2 mengayuh perahu disungai yang airnya deras.257 Pengetahuan tentang sungai ini telah membantu banyak usaha menolong kau. Jika tidak, mungkin kita sudah berada dalamperut ikan." berkata Sim Lam Sie dengan senyum yang menggiurkan hati. Aku tak gentar naik perahu sendirian disungai yang berbahaya serupa ini, dan seringkali aku mengayuh sampai ke See-ling. Oleh karena itu aku faham betul akan keadaan disekitar kedua tepi sungai ini, maupun sifat arus airnya yang deras. Pengetahuanku tentang sungai ini telah membantu banyak usahaku menolong kau pada hari itu. Jika tidak, mungkin kita sudah berada didalam perut ikan" Kong Sun Giok mendengarinya dengan hati berdebar2. Untuk sementara waktu ia lupa akan Bian Leng Jun dan258 Tee Thian Kauw. la berkata : Budimu besar sekali, aku tak bisa lupa" Sim Lam Sie tidak menunggu orang bicara habis, ia berkata lagi : Giok koko. Kau betul2 baik. Kita tak usah bicara tentang budi lagi. Kau telah menolong jiwaku lebih dulu, budi itu bagiku tak akan terlupakan, karena aku telah bersumpah akan berbakti kepada koko seumur hidupku!" Perkataan terakhir itu ia ucapkan dengan khidmat. Kong Sun Giok sangat terharu mendengar pengakuan gadis itu. la mengawasi wajahnya Si Lam Sie dengan kasihsayang. Lalu Sim Lam Sie menanya : Giok koko, aku ada suatu permintaan. Apakah kau dapat menyanggupinya ? Lam moy, kita sudah kenal-mengenal agak lama, dan aku berhutang budi terhadap kau. Jangan sungkan, sebutlah apa permintaanmu itu." Jawab Kong Sun Giok. Lalu Sim Lam Sie berkata : Pertempuran dipegunungan Bo San adalah karena salah faham. Guruku yang wataknya kejam dan ganjil telah melukai kau, aku minta kau tidak akan membikin pembalasan" Kong Sun Giok memotong pembicaraannya gadis itu dengan berkata : Lam moy, kita telah seperti saudara, maka gurumu seperti juga guruku.Mengapa kau masih saja membicarakan soal pembalasan dendam?" Pernyataan itu membikin Sim Lam Sie sangat girang. Dengan tak terasa lagi ia berseru : Giok kok, kau betul2 seorang satria nan agung!" Ketika itu Kong Sun Giok ingat akan perkataan Ti Ciok

Hie Ang bahwa ia akan terlibat lebih dalam lagi dalam soal asmara jika ia berdiam lebih lama. Demi tekadnya259 menunaikan sumpah ia menanya : Lam moy, aku yakin kau telah sembuh betul." Sambil bersenyum Sim Lam Sie menjawab :Giok koko, kau tak usah kuatir. Aku sudah sembuh. Besok aku dapat menyertai koko pergi kepegunungan Go Bie San mencari bunga Giok Yap Kim Lian." Jawaban tersebut menggelisahkan Kong Sun Giok lagi, karena dengan turut sertanya Sim Lam Sie, berarti ia tenggelam lebih dalam lagi dalam jurang asmara. la tak dapat ber-kata2. la tundukkan kepalanya, tetapi pikirannya menjadi bimbang dan kalut. Sikapnya itu telah diperhatikan oleh sigadis yang berkata lagi : Giok koko, apa saja yang kau hendak lakukan, aku tentu setuju." Lam moy, untu menjelaskan soal ini, ada baiknya aku berceritera." kata Kong Sun Giok. O, aku paling suka mendengar ceritera" jawab Sim Lam Sie dengan gembira. Ceritera ini adalah kenyataan, dan sehingga sekarang masih berlangsung. Apakah akan berakhir dengan kebahagian atau dengan kesedihan, siapapun tak dapat mengatakan!" kata Kong Sun Giok. Lalu ia menuturkan semua peristiwa yang ia telah alami, termasuk perkenalannya dengan Bian Leng Jun dan Tee Thian Kauw, hanya nama dari kedua gadis itu ia tidak sebut terang2. la berikan nama samaran kepada kedua gadis itu. Sim Lam Sie yang pintar cerdas segera mengarti maksudnya Kong Sun Giok. Ia mendengarkan dengan penuh perhatian, dan ketika Kong Sun Giok berceritera ia kembali kekuil Sun Yo Kong untuk menengoki Bian Leng Jun yang sedang menderita sakit, Sim Lam Sie berkata dengan perasaan cemas : Giok koko, sudahlah, aku tak dapat terus mendengarnya lagi. Aku gelisah!" Kong Sun260 Giok lalu cekal kedua tangannya sigadis sambil mengawasi wajahnya. Ketika itu air mata mengucur keluar dari kedua matanya sigadis. Kong Sun Giok yang berwatak agung ingin mengaku terus terang tentang dirinya agar sigadis dapat mengambil keputusan, tetapi api asmara yang telah berkobar didalam hatinya Sim Lam Sie rupanya sukar dipadamkan! ---oo0oo--BAGIAN 13 MENCARIOBATDIPEGUNUNGAN GO BIE SAN Jika seorang gadis tersenyum, soalnya tak sukar ditebak. Tetapi jika ia mengucurkan air-mata dan tak bicara, soalnya menjadi rumit! Kong Sun Giok menjadi sangat bingung menghadapi Sim Lam Sie yang hanya menangis dan tak ingin bicara lagi. Gadis itu pernah menolong ia, dan iapun sangat tertarik oleh sikap dan watak yang mulia dari gadis

itu. la tak danat berbuat lain. la cekal kedua tangannya sigadis lebih erat, dan air matanya juga mengucur keluar. Lau Sim Lam Sie keluarkan sapu-tangannya dan menyekai air-matanya Kong Sun Giok. Giok koko, melihat kau bersedih-hati, aku turut menjadi sedih. Aku minta koko dengan se-jujur2nya menjawab satu pertanyaanku. Kisah yang kau barusan ceriterakan kepadaku apakah bukan mengenai koko sendiri ?" Kong Sun Giok menganggukkan kepalanya. Lalu Sim Lam Sie meneruskan pertanyaannya : Gadis pertama siapakah namanya? Dan gurunya itu bukankah Ban Cun Bu dari kota Lak Cao?"261 Kong Sun Giok yang jujur dan mulia menjawab : Gadis itu bernama Bian Lang Jun, salah satu dari kedelapan murid2nya Ban Cun Bu." Siapakah gadis yang kedua?" tanya Sim Lam Sie. Kong Sun Giok tahu bahwa Sim Lam Sie sengaja menanya nama gadis kedua itu meskipun telah mengetahuinya. Namun ia menjawab juga : Dia adalah orang yang kau sangat benci, Tee Thian Kauw". Sambil geleng2 kepalanya Sim Lam Sie berkata Ai. Giok koko, kau masih saja menaruh curiga terhadap aku. Guruku telah membikin kau menjadi seorang yang tak berdaya dengan tinju ampuhnya, tetapi kau tidak berdendam hati. Jika aku masih berdendam terhadap Tee Thian Kauw, aku ini bukan manusia !" Ucapan itu membuat mukanya Kong Sun Giok menjadi merah. Sim Lam Sie meneruskan : Bian Leng Jun harus dikasihani, karena dia dibelenggu oleh iblis Ban Cun Bu. Tee Thian Kauw harus disegani, karena dia suka menolong orang. Giok koko, kau harus memperlakukan mereka dengan baik. Tetap kisahmu itu belum semua kau tuturkan, masih ada satu bagian lagi yang kau sembunyikan.Menurut pendapatku, didalam kisah itu masih ada gadis ketiga yang memegang peranan penting, yang koko tidak ceriterakannya. Dan........aku ngin mendengar kesanmu yang sejujur2nya tentang gadis yang ketiga itu." Permintaan itu sangat menggelisahkan Kong Sun Giok, tetapi ia telah berjanji memberikan jawaban yang jujur, dan ia harus memegang janjinya. Maka ia menjawab : Gadis itu dapat membedakan Budi dan Dendam. Dia seorang pintar, cerdas dan budiman. Dia tak berkorban untuk262 menolong orang. Bagiku, gadis itu, selainnya harus dikasihani dan disegani, juga harus dihormati!" Sim Lam Sie bersenyum dan berkata pula : Giok koko, mungkin kau terlampau memujinya. Nah, sekarang pertanyaanku terakhir. Koko hendak pergi kepegunungan Go Bie San mencari Giok Yap Kim Liar, apakah aku dapat turut-serta?"

Pertanyaan atau permintaan itu sukar dijawab. Kong Sun Giok membungkam. Ketika didesak lagi, ia menjawab : Lam moy, kau telah berlalu dari pegunungan Bo San seorang diri, dan sudah lama belum kembali. Bukankah Paman dan Bo San Shin Lo akan menjadi gelisah?" Sambil menggelengkan kepala Sim Lam Sie menjawab : Giok koko, jawaban yang koko berikan semuanya jujur, dan aku dapat melihat dengan jelas kedudukanku sekarang. Mengapa koko masih bersikap ragu2? Aku mengetahui bahwa koko juga sudah memperhatikan aku, hanya, koko kuatir jika aku senantiasa didampingmu, koko akan makin terlibat, bukan? Aku sendiri suka Tee Thian Kauw dan mengagumi Bian Leng Jun, juga sangat hormati koko. Kita harus berterus terang. Jika koko tidak ingin aku turut-serta, katakanlah. Aku ingin menyertai karena mengingat koko telah bertemu lagi dengan Tok Pik Cai Jin dan Lang musuh diperjalanlan. Bagaimanakah jika koko kehilangan tenaga dalamnya dan kuatir menjumpai Sim Siu Sie yang jahat dan kejam itu?" Kong Sun Giok sangat terharu kata2 gadis itu membuktikan bahwa dia telah berkorban lagi untuk kepentingannya Soal yang rumit, ialah bagaimana ia akan membereskan Bian Leng Jun jika jaring asmara makin melibat dirinya? la menyahut: Urusan dikalangan Kang Ouw memang sulit dan rumit, kita tak dapat menghindarkan bahaya yang mengancam. Jika kau263 menyertai aku, kukira akan serupa saja. Kita tak dapat melawan kedua iblis itu, bukan?" Jawaban Kong Soen Giok sudah jelas bagi Sim Lam Sie yang cerdas, ia tak ingin mendesak lagi. Lalu ia berkata: Baiklah. Sekarang kau berdiam beberapa hari lagi disini menikmati pemandangan disekitar kita. Besok pagi, koko dapat berangkat kepegunungan Go Bie San, dan aku kembali kepegunungan Bo San!". Hancur hatinya Kong Sun Giok, karena ia sangat kagumi sifat kerelaan berkorbannya gadis itu. Dengan tak terasa ia berseru: Lam moy, gadis yang cantik jelita, berbudi mulia! Kong Sun Giok ini bukannya batu atau kayu yang tidak mempunyai perasaan. Sayang kita mengenal satu sama lain agak terlambat. Ai......!" Ia menarik napas panjang, lalu melanjutkan pula: Lam moy, kita diam disini tiga hari lagi. Kemudian aku antarkan kau kembali kepegunungan Bo San, dari sana baru aku berangkat pergi kepegunungan Go Bie San. Aku ingin melihat nasibku . Sim Lam Sie merasa gembira tercampur sedih. Mereka telah saling menuturkan isi hati maSing2, dan rupanya tidak ada apa2 lagi yang dapat menghalangi masing2 tujuannya, dan dengan ketetapan itu, mereka terus duduk berdampingan diatas batu dipinggir sungai sampai malam baru kembali kerumah gubuknya Ti Ciok Hie Ang, untuk

tidur. Keesokan paginya ketika ia membuka, mata dari tidurnya. Ti Ciok Hie Ang sudah berdiri dipinggir ranjangnya dengan wajah yang muram. la menanya: Bapak, urusan apakah yang membikin Bapak bersedih hati?" Setelah menarik napas panjang, Ti Ciok Hie Ang berkata: ,Sim siocia itu betul2 sangat mulia dan agung.264 Hubunganmu dengan dia, aku telah mengetahui jelas. Aku sangat kasihan kepadanya. Semalam ketika kau sedang tidur nyenyak, ia telah berlalu dari sini. Bukan main terkejutnya Kong Sun Giok. Ia lekas2 bangun, dan jalan masuk kekamarnya Sim Lam Sie. Diatas pembaringan ia lihat surat yang ditulis oleh gadis itu, dan Surat itu berbunyi: Aku rela menanggung sedih seorang diri. Agar kakak tak terhalang. Mudah2an kasih-sayangku ini terbukti, Dan kasih-sayangmu terhadap aku hilang!" Bagi Kong Sun Gliok isi surat itu jelas sekali. Sim Lam Sie Iagi2 bersedia berkorban demi kepentingannya. la terharu, dan kedua matanya berlinang. Ti Ciok Hie Ang mengampiri dan menghibur: Gadis itu patut dihormati. Jika tugasmu telah terlaksana, kau harus bersedia soalnya dengan saksama jangan sampai dia itu mati mereres!" Pembalasan dendam guru dan paman2 guruku belum dilakukan. Oleh karena itu, pada dewasa ini jiwa-ragaku ini bukan milikku. Soal yang rumit ini aku pasti membereskannya dengan saksama setelah aku membikin perhitungan terhadap Ban Cun Bu!" Kong Sun Giok. Aku tahu bahwa kau seorang yang budiman satria, janganlah pusingkan soal asmara ini. Untuk membalas dendam terhadap musuh yang jahat dan kejam, kau harus waspada. Namanya Thian Lam ada dalam tanganmu. Sekali lagi, untuk mempertahankan nama Thian265 Lam, kau harus bertindak waspada dan jangan putus asa karena soal asmara!" Ti Ciok Hie Ang menasehatkan. Kong Sun Giok mengangkat kedua tangan.lya memberikan hormat, dap berkata : Bapak, terlebih dulu aku menghaturkan banyak2 terima kasih atas semua pertolongan Bapak. Nasehat Bapak aku perhatikan. Kini aku minta diri untuk berangkat pergi kepewunungan Go Bie San mencari obat Giok Yao Kim Lian.'' Sambil bersenyum Ti Ciok Hie Ang berkata: Kau belum sembuh betul lebih baik kau naik perahu daripada berjalan kaki. Aku akan antarkan kau dengan perahu sampai didesa Ka-teng dekat kaki gunung Go Bie San". Tapi Bapak telah banyak menolong. Kini Bapak mau pusingkan diri lagi mengantarkan aku. Sudahlah. biar aku berja!an saja!" jawab Kong Sun Giok.

Ha! Ha! Ha!" Ti Ciok Hie Ang tertawa, lalu berkata lagi : Bukankah namaku Ti Ciok Hie Ang (Situkang menangkap ikan yang puas)? Aku tidak merasa puas jika aku tidak menolong orang. Aku merasa girang jika mendapat kesempatan menolong orang. Lagipula maksudmu sangat mulia. Bukankah kau bermaksud membunuh mati iblis Ban Cun Bu iang berbuat se-wenang2 terhadap rakyat jelata? Jika kau berhasil membunuh dia, kau akan membikin aku merasa puas sekali, karena kau telah dapat singkirkan satu manusia jahanam!" Melihat sikap yang teguh dari siorang tua itu, Kong Sun Giok tidak ingin mendesak untuk menolaknya lagi. Setelah membekal sedikit makanan kering, Kong Sun Giok lalu naik perahunya siorang tua itu, dan kareena perahu itu berlayar kehilir sungai, maka dalam satu hari saja mereka telah menempuh jarak lebih kurang 1000 li.266 Ketika perahu berlayar melewati pegunungan Bo San, Kong Sun Giok terkenang akan pertempuran melawan Bo San Shin Lo, dan pertolongan yang diberikan Sim Lam Sie kepadanya. Dan kemudian ia jatuh hati terhadap gadis itu. Kedua matanya berlinang, dan ia berdiri terpaku diatas perahu. Ti Ciok Hie Ang segera mengerti akan kelakuannya Kong Sun Giok. Untuk menghibur. ia menyanyi : Sungai besar mengalir ketimur, Arus air membawa kisah manusia kelautan. Melaksanak,an tugas dengan maksud yang luhur. Pasti berhasil karena Tuhan memberi kekuatan." Kong Sun Giok bersenyum mendengar sajak daripada nyanyian orang tua itu. Ia berpaling kepada kakek itu dan berkata : Bapak, pertolongan dan nasihat Bapak aku tak akan lupa! Terima kasih." Ti Ciok Hie Ang tersenyum. la berkata lagi : Cobalah kau perhatikan, arus air ini yang mengalir ketimur. Dari dahulu sehingga sekarang tidak berbeda! Zaman telah mengalami makmur dan runtuhnya banyak kerajaan, tetapi sungai ini tetap tak berubah! Zaman telah menyaksikan gugurnya banyak pendekar2 dan pahlawan, maupun tewasnya banyak wanita2 yang cantik, tetapi sungai ini mengalir terus dengan tak menghiraukan kejadian2 disekitarnya. Ya. Manusa hidup tidak lama. Oleh karena itu, kita harus berbuat sesuatu demi kepentingan sesama manusia. Buah2an yang kita makan sekarang sebagian besar hasil dari pohon2 yang ditanam oleh orang2 yang hidup lebih dulu daripada kita, dan kita juga harus menanam pohon2 yang hasilnya dapat dinikmati oleh267 generasi yang akan datang. Dengan demikian hidup kita ini tidak menjadi hampa !" Demikianlah perahunya si kakek berlayar dengan cepat sekali, dan kemudian memasuki Bin-kang. Ti Ciok Hie Ang berkata: Kita hampir tiba. Jika kita sudah sampai didesa

Ka-teng, maka pegunungan Go Bie San segera tampak didepan mata. Aku tak dapat mengantar lebih jauh lagi. Aku hanya doakan kau berhasil mencari obat Giok Yen Kim Lian untuk memulihkan tenaga dalammu, dan menunaikan sumpahmu. Tetapi setelah kau berhasil melaksanakan tugasmu, kau harus kembali ke See-leng, dan aku selalu menanti dengan menyediakan ikan segar lezat untuk hidanganmu!" Pesan Ti Ciok Hie Ang diterima Kong Sun Giok dengan penuh perhatian. Ia insyaf bahwa setelah obat Giok Yap Kim Lian diperolehnya, ia masih harus mendapatkan pertolongan dari Shin It Cui dan Ban Cun Bu. Apakah Shin It Cui seorang saja dapat menolongnya? Setelah tenaga dalam dan semangatnya pulih, ia masih harus mencari pedang Leng Liong Pi, lalu dengan menuruti petunjuk2 Ceng Lian Taysu, ber-sama2 kedua saudara seperguruannya ia dapat membalas dendam terhadap Ban Cun Bu dikota Lak Cao. Perhitungan itu membikin ia menjawab dengan sikap yang gelisah : Aku Kong Sun Giok telah menginsyafi bahwa tugasku ini sangat berat. Tetapi jika berhasil, aku tentu akan kembali menemui Bapak pula !" Lalu ia mengangkat kedua tangannya memberi hormat dan terus loncat kedarat menuju kedesa Ka-teng. Perjalanannya Kong Sun Giok yang mengalami banyak rintangan, kita tunda dulu. Sekarang kita berpaling kepada Tee Thian Kauw, untuk dapat mengikuti kisah yang bersangkutan dengan Kong sun Giok.268 Semenjak berpisah dari Kong Sun Giok, untuk mempercepat saatnya menuntut balas, Tee Thian kauw telah berlatih silat giat sekali. Berkat bakatnya dan kerajinannya, ditambah dengan petunjuk gurunya, dalam hanya jangka waktu 20 hari, ia telah dapat mempelajari dan memahami jurus ilmu , silat dari partai Siauw Lim, partai Thiam Cong, Partai Thian Lam, dan ilmu silat pedang (Gurunya yang terkenal sebagai ilmu silat pedang Cit Kiat Piam Hoat - Ilmu silat pedang yang dapat menyerang dan menggempur lawan dari tujuh jurusan). Setelah mahir betul. ia berkata kepada gurunya : Suhu! kini aku telah berhasil mempelajari pedang Poa Cu Kiam, dengan jalan meminjam dari Sim Lam Sie dalam pertandingan mengadu silat dan dapat memahami betul ilmu silat pedang Cit Kiat Kiam Hoat. Aku minta Suhu memberitahukan nama daripada musuhku itu, dan mengijinkan aku turun gunung mencari Kong Sun Giok, agar aku dapat bersama-sama dia membalas dendam!" Gurunya geleng2 kepalanya dan menjawab : Musuhmu itu tinggi sekali ilmu silatnya, mungkin pada dewasa ini belum ada jago silat yang dapat menandinginya. Jika kau gagal, kau akan menyesal seumur hidupmu! Betul ilmu silat pedang Cit Kiam Kiam Hoat kau telah pahami, tetapi

menurut pendapatku, kau masih harus berlatih lagi. Jika aku sekarang memperkenankan kau turun gunung untuk menuntut balas, aku sama juga melepaskan seekor kambing kedalam goa macan!" Mendengar jawaban gurunya itu, Tee Thian Kauw berjingkrak, dan berkata : Suhu! Apakah Suhu anggap aku belum dapat menggempur musuh? Percuma latihan yang aku telah lakukan dengan giat dan rajinnya itu!" Gurunya bersenyum, dan berkata lagi : Latihan yang kau telah lakukan dengan giat dan rajin banyak faedahnya,269 dan ilmu silat pedang Cit Kiat Kiam Hoat kau telah dapat gunakan dengan baik. Aku memperkenankan kau turun gunung mencari Kong Sun Giok. dan membantu dia membasmi iblis Ban Cun Bu. Setelah itu aku haru beritahukan kau nama daripada musuhmu !" Meskipun Tee Thian Kauw masih merasa kecewa, akan tetapi setelah gurunya mengijinkan ia pergi mencari Kong Sun Giok, ia bersenyum juga. la lekas2 mempersiapkan keperluannya, dan dengan menyamar sebagai laki2, ia berangkat setelah meminta diri dari gurunya. Gurunya Heng Taysu berkata sambil tertawa : Hei! Anak bodoh, kemanakah kau hendak cari Kong Sun Giok ?" Dengan sikap yang tabah Tee Thian Kauw menjawab : Suhu dalam urusan ini, aku lebih pintar daripada suhu. Aku pergi kepuncak Sie Hong San untuk mencari Sio Yao Sian-seng, Beng Ya Hok, lebih dulu." Lalu ia membungkukkan tubuh memberi hormat dan turun dari puncak gunung Te Sing Hong itu! Heng Taysu menjadi cemas setelah Tee Thian Kauw pergi. la mendo'a agar muridnya itu berhasil dalam usahanya. Tee Thian Kauw yang telah tinggal lama dipegunungan Kauw Gie San faham betul tentang jalan dan tempat dipropinsi Hunan, dan dengan mudah ia pergi kepegunungan Sie Hong San untuk menemui Sio Yao Sianseng, Beng YaHok. Beng Ya Hok yang pernah menerima budi dari Heng Taysu telah mengetahui riwayat hidupnya Tee Thian Kauw, dan iapun mengetahui bahwa Heng Taysu belum memberitahukan nama daripada musuhnya Tee Thian Kauw. lapun insyaf bahwa Heng Taysu tidak270 memberitahukan itu, karena suatu alasan. Oleh karena itu, ketika mereka berjumpa, ia tidak singgung2 urusan itu. la hanya memberitahukan bahwa Kong Sun Giok telah pergi kepegunungan Biauw Leng. Lak Cao dan Kong San utuk mencari kitab Ju Keng tanpa hasil. Keterangan mana ia perlu memberitahukan kepada Tee Thian Kauw. Dengan keterangan itu, Tee hian Kauw lekas2 menuju kepegunungan Biauw Leng, lalu ke Lak Cao. la seperti juga

seekor anak menjangan yang tak mengetahui sifatnya seekor harimau, dan tidak menjadi takut menghadapinya. Setelah ia tiba dikota Lak Cao, ia mengambil kesimpulan bahwa Kong Sun Giok pasti pergi menjumpai Bian Leng Jun dan berusaha menyelidiki keadaan markasnya Ban Cun Bu. Karena dugaanya itu, setelah tiba dikota Lak Cao, ia juga segera menuju kekuil Sun Yo Kong, markasnya Ban Cun Bu! Semenjak Kong Sun Giok mencuri masuk kekuil Sun Yo Kong, membunuh Tu Leng Hang dan Tio Leng Cu, maka Ban Cun Bu menjadi sangat murka. Ia memerintahlcan Cin Leng Ngo dan Bian Leng Jun memimpin Goei Leng Sa, Kouw Leng Hong. See Leng Ko dan Tu Leng San dan murid2 lainnya menjaga kuil dengan keras siang dan malam. Bahkan ia sendiripun sering2 datang memeriksa tempat2 penjagaan disekitar kuil. Tetapi setelah sekian lamanya, mereka tidak menjumpai musuh atau orang yang dicurigai. Pada suatu hari Ban Cun Bu membikin perhitungan tentang lawan2nya. Thian Lam Sha Kiam (tiga jago silat pedang Thian Lam) telah tewas. Sin Teng Taysu berada jauh dilautan utara Pak Hay dan menurut pendapatku, ia tak akan keluar berkecimpungan dikalangan Kang Ouw lagi. Bo San Shin Lo sudah lama tidak turun dari pegunungan Bo San. Hek I Bo Im Shin It Cui (iblis baju,271 hitam tanpa bayangan Shin It Cui) dan Hut Mo Shin Ni Ceng Lian Taysu (Rahib wanita pembasmi iblis Ceng Lian Taysu) tak akan nempil melawan aku meskipun mereka menyerang aku bersama-sama. Dengan kedua tongkat besi dan ilmu silat Sun Yo Cin Kai. aku kira pada dewasa ini aku dapat menjagoi dikalangan Kang Ouw. Tetapi, karena aku telah bersumpah, aku tak dapat pergi kedaerah tengah. Sayang! Karena keyakinan itu, maka setelah penjagaan keras agak lama, iapun mulai menjadi lengah, dan penjagaan disekitar kuilnya ia serahkan kepada murid2nya saja. Tee Thian Kauw tak mengetahui keadaan didalam kuil Sun Yo Kong. Begitu ia masuk kedalam kuil ia segera menuju kebangunan yang berbentuk segidelapan dan berwarna merah, suatu tempat yang paling berbahaya bagi musuh! Akan tetapi malam itu ia sangat beruntung, karena malam itu justru Bian Leng Jun yang ditugaskan berjaga. Bian Leng Jun menyangkanya orang yang menyatroni kuil mungkin Kong Sun Giok. Bian Leng Jun pikir: Jago2 silat pasti tidak berani sembarangan masuk kedalam kuil ini, karena mereka tahu betapa lihaynya Ban Cun Bu. Orang yang telah masuk ini mungkin sekali adalah Kong Sun Giok. Apakah dia berhasil memperoleh kitab Ju Keng dan telah dapat mempelajari kitab itu dan kemudian berlatih ilmu silat menurut petunjuk2 kitab tersebut dalam jangka

waktu yang singkat? Aku yakin ia tak akan bertindak sembrono. Tetapi mengapa ia berani datang kesini lagi?" Dengan hati berdebar-debar, ia mengisyaratkan dengan tangannya memanggil kepada Tee Thian Kauw yang baru saja mendekati bangunan itu. Tee Thian Kauw berhenti. Ia mengawasi gadis yang mengenakan pakaian putih dan mengulapkan ia dari jarak yang lebih kurang 4-5 depa jauhnya. Ia memperhatikan272 bahwa gadis itu hampir mirip dengan ia sendiri. Ia teringat akan kisah dari Kong Sun Giok tentang Bian Leng Jun, ia menduga bahwa gadis itu pasti Bian Leng Jun yang dicintai Kong Sun Giok. Lalu ia mengikuti gadis itu pergi keluar dari kuil menuju kesuatu lereng gunung. Setelah tiba dilereng gunung, dari belakang ia menegur : Siocia ini apakah Bian cici?" Teguran itu mengejutkan Bian Leng Jun, karena ia kira orang itu adalah Kong Sun Giok, tetapi mengapa membahasakan ia cici? la membalikbadan menghadapi Tee Thian Kauw akan menjadi terpesona. Tee Thian Kauw-pun tak terkecuali, karena masing2 bagaikan melihat dirinya sendiri didepannya!Mereka mirip sekali! Untuk menghindarkan salah-faham, Tee Thian Kauw berkata lebih dulu : Bian Cici, aku datang ingin mencari Giok koko. Apakah dia pernah datang kesini?" Bian Leng Jun tidak segera menjawab. la tampak pemuda didepannya mirip sekali dengan ia (Tee Thian Kauw menyamar sebagai pria), dan memanggil ia Cici (kakak) demikian ramahnya. Ia mundur setindak, lalu menanya : Siapakah Giok koko-mu? Apakah dia itu Kong Sun Giok, murid dari Thian Lam Sha Kiam? Dan kau ini siapa?" Tee Thian Kauw yang cerdik dan cerdas segera membuka pembalut kepalanya. lalu sambil bersenyum ia menjawah : ..Aku ini Tee Thian Kauw, saudari angkat Giok kok......" Bian Leng Jun menjadi bisu, tetapi ia terus mengawasi wajahnya Tee Thian Kauw. Bian cici, kau jangan salah-faham," kata Tee Thian Kauw dengan ramah, Giok koko pernah memberitahukan273 aku bahwa dia telah mempunyai Bian cici, dan dia pandang aku sebagai saudari angkatnya. Aku pernah dengar bahwa Bian cici hidup terbelenggu didalam kuil Sun Yo Kong. Maukah dengar kisah aku mengenai Giok koko?" Sikap yang ramah dan ucapan yang tulus hati itu telah menghilangkan kecurigaannya Bian Leng Jun. la mengajak Tee Thian Kauw duduk dibawah sebuah pohon yang rindang untuk mendengarkan kisahnya Tee Thian Kauw. Tee Thian Kauw lalu menceriterakan kisahnya mengenai Kong Sun Giok dan hubungannya juga. Kemudian Bian Leng Jun berkata dengan nada yang akrab sekali : Giok

koko pernah datang kekuil Sun Yo Kong. Tetapi sekarang aku tidak mengetahui dia berada dimana. Aku juga tidak mengetahui apakah dia telah berhasil memperoleh kitab Ju Keng." Iapun menceriterakan kisah Kong Sun Giok menerobos masuk kekuil Sun Yo Kong serta kepergiannya kepegunungan Sian Yan Leng mencari kitab Ju Keng. Jika demikian," jawab Tee Thian Kauw, aku lebih baik lantas menuju kepegunungan Sian Yan Leng mencari Giok koko. Umpama dia sudah berlalu, mungkin dia meninggalkan tanda2" Sejenak kemudian, setelah melihat pakaiannya Bian Leng Jun ia menanya : Bian cici, apakah murid2 dari Ban Cun Bu semuanya mengenakan pakaian putih ?" Bian Leng Jun mengangguk, lalu menanya : Maksud apakah kau menanyakan soal ini?" Melihat Bian cici mengenakan pakaian putih, aku terkenang akan seorang dewi,'' jawab Tee Thian Kauw, Sudahlah, Bian cici, aku harus segera berlalu. Jika aku berhasil menjumpai Giok koko, aku akan datang kembali menjumpai kau!"274 Tunggu!" kata Bian Leng Jun, aku lupa memberitahukan kau bahwa pada beberapa hari berselang telah datang juga Tok Pi Cai Jin dan Lang Sim Siu Si. Dan mereka teah diterima sebagai pembantunya Ban Cun Bu. Kau harus memberitahukan ini kepada Kong Sun Giok. la jangan datang jika belum berlatih betul" Tee Thian Kauw berjanji memperhatikan pesan itu, lalu dengan ilmu meringankan tubuh ia berlalu dari tempat itu dan menuju kepegunungan Sian Tan Hong. Tetapi setelah ia tiba ditempat tujuannya, ia tak berhasil menjumpai Kong Sun Giok. la menjadi kecewa. Betul ia telah menemui patung seekor monyet, tetapi ia tak mengetahui dimana ia harus mencari Kong Sun Giok, karena sebegitu jauh ia tak menemui tanda2 yang dapat memberi petunjuk kemana perginya Kong Sun Giok. la duduk dibawah patung monyet itu dari berpikir : Giok koko mungkin telah mendapat rintangan2. Aku telah berjanji setelah berlatih ilmu silat pedang, aku akan segera turun gunung mencari padanya. Mengapa dia tidak meninggalkan tanda2? Kini dimanakah aku harus mencarinya?" la teringat akan pedang Poa Cu Kiam-nya, dan tentang sajak yang tertera diatas kulit kambing yang tersimpan didalam gagang pedang Poa Cu Kiam. la memperhatikan juga bahwa keadaan disekitar tempat itu serupa dengan peta yang tertera diatas kulit kambing. Mungkin Giok koko telah berhasil menemui kitab Ju Keng, dan kini sedang berlatih menurut petunjuk2 didalam kitab itu. Tetapi jika dia tidak herhasii menemuinya, mungkin ia telah menuju keutara atau pergi kepegunungan

Tiang Pek," pikirnya.275 Kemudian ia berdiri dan mengawasi patung monyet itu. Ia cabut pedang Poa Cu Kiamnya dan menabas patung monyet yang dibuat dari batu karang gunung itu, yang menayadi berantakan. Sebetulnya ketika Ceng Lian Taysu berusaha membuka kotak yang berisi kitab Ju Keng dengan telunjuk jari tangannya, kotak itu tidak terbuka, tetapi kitab didalamnya telah terbakar menjadi abu. Ia telah taruh kembali kotak itu didalam lubang, dan menutup lubang itu dengan batu karang penutup lubang itu, dan menambalnya celahcelahnya dengan tanah. Tetapi tambalan itu meninggalkan tanda2. Tee Thian Kauw memperhatikan tanda2 itu. Dengan pedang Poa Cu Kiam ia coba mencongkel batu yang menutup lubang. Setelah batu itu tercongkel ia merogo untuk mengambil kotak yang dibuat dari batu kristal dan berukuran 12 cm h 20 cm. la melihat juga bahwa kitab didalam kotak tsb. telah terbakar menjadi abu, meskipun bentuknya kitab masih utuh, dan huruf2 diatas kulit kitab masih terlihat samar2. Ia segera menduga bahwa Kong Sun Giok telah menemui kitab atau kotak itu. bahwa dia menjadi kecewa. karena kitab Ju Keng didalam kotak telah terbakar menjadi abu dan bahwa dia telah berlalu dan tempat itu. Tee Thian Kauw- lalu taruh kotak itu diatas batu yang merupakan alas daripada patung kera tersebut, dan ingin membuka dengan paksa kotak tersebut agar ia dapat menyelidiki lebih jauh! Tetapi pedang Poa. Cu Kiam yang dapat menabas putus emas atau batu Giok tak berhasil menghancurkan kotak kristal itu. Hanya batu karang dibawah kotak menjadi hancur!276 Tee Thian Kauw memperhatikan bahwa dibawah batu yang hancur itu terdapat satu lubang, dan didalamnya tampak suatu benda. la ambil keluar benda itu, yang ternyata adalah sebuah pedang yang disarungi dengan kulit yang luar biasa lemasnya. Tee Thian Kauw cabut pedang itu dari sarungnya, terlihat olehnya bahwa pedang itu panjangnya hanya dua kaki dari ujung gagang sampai ujungpedang. Pedang itu tidak mirip pedang juga tidak mirip golok, dan tidak bercahaya atau mengkilap. Pisau daripada pedang itu berwarna hitam dan tidak rata, se-olah2 sisik ikan. Gagang pedang berbentuk kepala seekor naga dan terukir dengan dua huruf Leng Liong (Naga sakti ) disatu samping, dan dua huruf Ju To (Golok ajaib) dilain samping. Hatinya Tee Thian Kauw ber-debar2. Ia merasa gembira sekali. Ia bermaksud mencari pedang Leng Liong Pi", tetapi dengan tak terduga ia telah menemui pedang tersebut

sekaligus dengan kitab Ju Keng yang ber-sama2 tersembunyi dibawah batu karang yang berada dibawah patung monyet itu. Mungkin kotak batu kristal ini dapat dibuka dengan pedang Leng Liong Pi !" pikirnya. Lalu ia gurat kotak itu dengan ujung pedang Leng Liong Pi, dan betul saja kotak itu terbuka menurut guratan ujung pedang! Ai, pedang Leng Long Pi ini lebih lihay dari pada pedang Poa Cu Kiam!" serunya dalam hati. Kotak telah terbuka, namun kitab didalamnya telah menjadi abu, dan kitab itu berhamburan bila disentuh. Tetapi ketika Tee Thian Kauw memperhatikan lagi, yang terbakar menjadi abu hanya kulit luarnya. Rupanya kitab itu tidak dibuat dari kertas biasa, entah dibuat dari bahan apa. Terlihat olehnya huruf2 yang kecil dibalik tutup kotak yang dibuat dari kristal.277 Ai, sungguh pedang Leng Liong Pi ini lebih lihay dari pada pedang Poa CuKiam !" seru Tee ThianKauw dalam hatinya. Tee Thian Kauw membaca huruf2 yaug kecil itu, dan mengetahui bahwa kitab Ju Keng yang Kong Sun Giok dan kawan2nya tidak berhasil membuka kotaknya, bahkan melihat telah terbakar menjadi abu, sangat erat hubungannya dengan pedang Leng Liong Pi, dan kedua benda yang ajaib itu tersembunyi bersama disuatu tempat dibawah batu karang itu.278 Seterusnya Tee Thian Kauw membaca kisah dari kedua benda itu sebagai berikut : Pada lebih kurang seratus tahun berselang, dikalangan Bu Lim telah muncul satu orang yang luar biasa ganjilnya bernama Pe Ju Totiang" yang mahir betul dalam ilmu silat Sian Thian Bo Kit Ki Kong (ilmu silat tenaga dalam nomor wahid dikolong langit) dan ilmu silat Bo Kit Kiam Hoat (ilmu silat pedang tiada bandingan). Pe Ju Totiang hanya menerima seorang murid, dan ia telah turunkan semua kepandaian ilmu silatnya kepada muridnya itu. Tetapi murid itu telah mengecewakan gurunya. Dia berbuat se-wenang2 dikalangan Kang Ouw. Setelah murid durhaka itu turun gunung tidak tidak lama, Pe Ju Totiang lalu mempelajari dan menciptakan jurus2 yang dapat memperhebat ilmu silat Sian Thiau Bo Kit Ki Kong-nya, ilmu mana ia namakan Ci Ju Kek Kang atau dengan kelembutan mengatasi kekerasan. Kemudian iapun turun gunung mencari muridnya yang durhaka itu. Tetapi rupanya nasib manusia telah ditakdirkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun ia telah berusaha mencarinya dimana2, ia tak berhasil menemui muridnya! Namun, perjalanannya itu tidak hampa. Dalam berkelananya dibanyak tempat itu ia telah memperoleh dua benda yang sakti, yakni pedang Poa Cu Kiam seekor kera berbulu emas yang ganjil sekali. Tetapi ketika ia berada dipegunuugan Lak Cao, untuk membasmi dan melawan

seekor ular berbisa, kera tersebut telah mengorbankan jiwanya. Bahkan Pe Ju Totiang juga telah kena racun ular itu! Meskipun ilmu tenaga dalamnya telah merncapai puncaknya, ia insyaf bahwa ia tak dapat hidup lama lagi, ia telah memuturkan jurus2 ilmu silat Ci Ju Kek Kang dalam sebuah buku yang dinamakan kitab Ju Keng". Kemudian ia ingin menyimpan kitab tersebut ber-sama2 pedang Poa Cu Kiam dan Leng Liong Pi dibawah batu dari patung279 keranya yang dibuat dari batu karang gunung, dengan harapan diketemui pula oleh orang dikemudian hari! Justru pada satu itu, seorang sahabat karibnya yang tinggal bertapa disebelah timur dari sungai datang hendak pinjam pedang untuk membunuh seekor naga. Pe Ju Totiang lalu menyembunyikan suatu peta ke-gagang pedang Poa Cu Kiam sebelum pedang tsb. dipinjamkan kepada sahabatnya, dan memberitahukan sahabat karibnya itu bahwa jika dia tidak menjumpai muridnya, pedang tersebut tidak usah dikembalikan, bahwa ia harus menyebarkan berita dikalangan Kang Ouw : Untuk memperoleh kitab Ju Keng, pedang Poa Cu Kiam harus diperoleh lebih dulu." Setelah sahabat karibnya pergi dengan membawa pedang Poa Cu Kiam, Pe Ju Totiang lalu menyembunyikan kitab Ju Keng dan pedang Leng Liong Pi dibawah batu karang gunung dibawah patung keranya. Untuk menjaga kitab tersebut jangan rusak, ia telah taruh kitab itu didalam satu kotak dari batu kristal. Demikianlah untuk mencari letaknya kitab dan pedang Leng Liong Pi, orang harus memperoleh pedang Poa Cu Kiam, dan mencari peta yang disimpan didalam gagang pedang Poa Cu Kiam itu! Setelah membaca penuturan itu, Tee Thian Kauw mengetahui bahwa Thian Lam Sha Kiam dengan ilmu silat pedang Bo Kit Kiam Hoat Yan ilmu silat tenaga dalam Shian hian Bo Kit Wi Kongnya adalah murid2 dari partai Pe Ju Totiang, dan bahwa pedang Poa Cu Kiam yang ia dapat pinjam dari Sim Lam Sie adalah milik dari Kong Sun Giok, karena Kong Sun Giok adalah murid dari partai Thian Lam! Kini, kitab Ju Keng telah terbakar menjadi abu, tetapi ia telah memperoleh pedang Leng Liong Pi. Ia tidak percaya bahwa ia dengan ilmu silat pedang Cit Mat Kiam Hoat tidak dapat melawan Ban Cu Bu dengan menggunakan280 pedang Poa Cu Kiam atau Leng Liong Pi! Bukankah Kong Sun Giok telah menjadi kecewa setelah menyaksikan kitab Ju Keng terbakar menjadi abu, la yakin bahwa Kong Sun Giok akan lebih suka membunuh diri daripada tidak menunaikan sumpah untuk membalas dendam guru dan paman2 gurunya terhadap Ban Cun Bu. la sendiri telah bersumpah untuk saling membantu dengan tak menghiraukan pengorbanan apapun. Dengan keyakinannya itu, ia bertekad pergi kekuil Sun Yo Kong untuk

menggempur. Ban Cun Bu dan bila ia berhasil membasmi iblis yang jahat itu. ia anggap telah menunaikan kewajibannya terhadap Kong Sun Giok, saudara angkatnya. Lalu ia mulai merencanakan siasatnya sebelum ia menerjang masuk kekuil Sun Yo Kong. Tetapi ketika ia terkenang akan Bian Leng Jun, ia bersenyum. Lalu sebelumnya ia menuju kekota Lak Cao ia pergi kesatu kota yang berdekatan dengan kota Lak Cao untuk membeli pakaian putih yang mirip seperti pakaian2 putih dari murid2nya Ban Cun Bu. Dengan mengenakan pakaian putih dan membuka samarannya sebagai pria, ia pancang pedang Poa Cu Kiam dibelakang dengan gagangnya menonjol diatas pundak, dan menyelipkan pedang Leng Liong Pi pada ikat pinggangnya, untuk segera menuju kekota Lak Cao. Sebagai saudari angkat, ia harus membela Kong Sun Giok. la tidak mengetahui apakah Kong Sun Giok masih hidup atau mati, tetapi sebagai saudari angkat, ia harus menerjang masuk kekuil Sun Yo Kong dan melabrak Ban Cun Bu, musuh besarnya Kong Sun Giok ! Dcngan menuruti jalan yang pernah dilalui, lekas juga ia tiba disebuah tempat dilereng gunung dimana ia pernah bercakap2 dengan Bian Leng Jun. la terkejut, karena tidak jauh dari tempat dimana ia berdiri terdengar suara orang tertawa281 mengejek, dan segera terlihat seorang yang memakai pakaian seperti satu pelajar berusia lebih kurang 50 tahun tengah mendatangi. Rupanya orang itu baru keluar dari kuil Sun Yo Kong. Tee Thian Kauw memperhatikan juga bahwa hidungnya orang itu mirip patuk burung elang, matanya mirip mata rubah, kedua belah bibirnya tipis, dan wajahnya nampak seram sekali. la berpikir : Bukankah orang2 didalam kuil Sun Yo Kong semuanya orang perempuan? Dan laki2 ini keluar dari kuil itu. Siapa gerangan?" Dari jarak yang agak jauh itu orang itu memanggil2 sambil menyengir : Hei! Bian Siocia. Keadaan didalam kuil Sun Yo Kong sangat indahnya. Mengapa hanya kau seorang yang tidak menikmatinya? Kemarin dulu aku terlampau kasar, dan kau terlalu memandang rendah terhadap aku. Apakah kau kira aku ini, Lang Sim Siu Si, tidak berani memaksa kau?" Ucapan Lang Sim Siu Sie" itu membuat Tee Thian Kauw ingat lagi akan peringatannya Bian Leng Jun, dan ia mengetahui Lang Sim Siu Sie itu termasuk salah satu dari 10 jago2 silat yang tergolong tingkat atas, dan Lang Sim Siu Sie itu selalu bertarung ber-damping2an dengan Tok Pik Cai Jin. Baru saja ia ingin menanyakan tentang kawannya Tok Pik Cai Jin, ia ingat bahwa Lang Sim Siu Si itu mengira ia Bian Leng Jun dan dari sikap dan ucapannya, ia

mengetahui bahwa Lang Sim Siu Si itu telah ter-gila2 terhadap Bian Leng Jun. Sebetulnya ia datang kekuil Sun Yo Kong dengan maksud melabrak Ban Cun Bu. Kini ia bertemu Lang Sim Siu Si, ia bertekad membasmi manusia yang cabul dan hina itu.282 Lalu dengan ilmu meringankan tubuh ia berlagak lari, dengan harapan Lang Sim Siu Si mengejar. Betul saja Lang Sim Siu Si mengejar sambil berteriak : Bian siocia! Mengapa kau menjauhkan diri dari aku? Gurumu sedang beristirahat, ia tak akan mencari kau. Marilah kita duduk ber-cakap2! Belum lagi selesai ucapannya, tiba2 Tee Thian Kauw berbalik dan dengan pedang Leng Liong Pi-nya secepat kilat ia menyabet lengan kirinya Lang Sim Siu Si. ---oo0oo--BAGIAN 14 TERKEJUT MENDENGAR BERITA BELASUNGKAWA Lang Sim Siu Si yang baru diterima sebagai tamu oleh Ban Cun Bu tidak menduga bahwa seorang muridnya berani melukai padanya. Ketika ia mengejar dari belakang, ia melihat dengan kepala mata sendiri pedang yang dipancangkan dibelakang gadis itu, tidak dicabut. Lagipula ia sedang mengejar dengan sangat bernapsu. Begitu lekas sigadis berbalik dan menyerangnya dengan senjata tajam, ia hanya berhasil mengegos kesamping. la tidak menduga bahwa senjata yang digunakan oleh sigadis itu adalah pedang sakti yang di-idam2kan oleh tiap2 jago silat, dan bukan main tajam dan saktinya. Oleh karena itu ketika Tee Thian Kauw berbalik dan menyabet secepat kilat lengan kirinya, kelitannya itu hanya mempercepat tertabasnya putus lengannya dari batas sikut! Darah muncrat berhamburan, dan jeritan nyaring menggetarkan suasana.283 Tee Thian Kauw yang telah mengetahui kebusukan watak dari lawanya itu tidak memberi kesempatan kepada lawannya. la menyerang terus dengan jurus2 Hui Hong Bu Liu atau angin puyuh meniup daun pohon liu. Meski Lang Sim Siu Si tinggi ilmu silatnya, dengan terluka parah, dan serangan2 yang ber-tubi2 dari Tee Thian Kauw, ia sibuk mengegos dan mengelit. Samasekali ia tak dapat kesempatan untuk balas menyerang. Dengan mengeluarkan kepandaiannya, ia berusaha menghindari serangan2 untuk lari kabur masuk kedalam kuil lagi dengan sekujur badan berlumuran darah! Tee Thian Kauw berpendapat bahwa jika ia berhasil membunuh mati iblis yang cabul dan jahat ini, ia berjasa sekali terhadap jago2 silat yang kesatria dan mulia dikalangan Bu Lim. la tidak mengetahui bahwa selagi Lang Sim Siu Si melarikan diri, lawannya itu telah men-jerit2 untuk memanggil Tok Pi Cai Jin, suara jeritannya itupun

telah terdengar oleh orang2 didalam kuil Sun Yo Kong, termasuk juga Ban Cun Bu! Tee Thian Kauw terus mengejar Lang Sim Siu Si. Baru saja mereka hampir tiba dipintu sebelah barat dari kuil itu, tiba2 berkelebat bayangan2 putih, dan segera lima orang turun dan berdiri didepan. Lang Sim Siu Si dan Tee Thian Kauw berhenti beriari2 ! Tibanya kelima orang itu bukan main cepatnya. Tetapi yang ganjil adalah diantara lima orang itu tidak kelihatan Cin Long Ngo dan Bian Leng Jun. Dan Tok Pi Cai Jin, kawan karibnya Lang Siu Si juga tidak ada diantara mereka! Kelima orang itu ialah Goei Leng Sa, Khouw Leng Hong, Se Leng Ko, Tu Leng San dikedua samping, dan Ban Cun Bu yang mengenakan baju dari kulit ikan hiu berdiri284 ditengah dengan menggunakan kedua tongkat besinya sebagai kaki! Ban Cun Bu dan keempat muridnya itu mula2 mengira gadis yang mengejar Lang Sim Siu Si dengan pedang terhunus adalah Bian Leng Jun, dan mereka semua terkejut melihat lengan kirinya Lang Sim Siu Si telah tertabas putus. Mereka semuanya berdiri bengong tak bergerak. Lang Sim Siu Si lekas2 menghampiri Ban Cun Bu dan berseru : Ban Cun Sin Kun, muridmu terlampau lihay" Ban Cun Bu yang masih mengira Tee Thian Kauw itu Bian Leng Jun tidak menunggu ucapan itu, ia berkata dengan mengejek : Meskipun Bian Leng Jun adalah murid yang aku segeni, tetapi peraturan disini sangat keras. Tiap2 murid yang bertindak melampaui batas pasti dihukum. Nah, coba tuturkan, dia telah melanggar peraturan apakah? Aku Ban Cun Bu segera menghukumnya dengan tongkat besiku!" Lam Sim Siu Si tidak menjelaskan, karena ia memang dipihak salah. la hanya berdiri sambil menahan sakit pada lengannya yang telah buntung itu. Ban Cun Bu segera mengarti bahwa kesalahan berada dipihak Lang Sim Siu Si. la berkata kepada Tee Thian Kauw yang dianggapnya Bian Leng Jun, dan yang berdiri agak jauh : Jun ji, kau tak usah takut. Coba tuturkan dengan jujur apa yang telah terjadi. Jika perbuatanmu tidak bertanggung-jawab dan tak beralasan, tak usah aku yang turun tangan. Kau dapat membunuh diri sendiri. Tetapi jika kau dipihak benar, jangankan Lang Sim Siu Si, meskipun Shin It Cui-pun aku akan bunuh mati juga untuk membela kau, muridku!" Ucapan itu menyakiti hatinya Lang Sim Siu Si, tetapi ia tak dapat berbuat apa2. la bukan tandingannya Ban Cun285 Bu. Lagipula ia merasa cemas karena ia tak tampak Tok Pit Cai Jin datang menolong. Tee Thian Kauwpun tak dapat menjawab. Jika ia

menjawab, maka akan ketahuan bahwa ia bukannya, Bian Leng Jun. Betul wajah, tubuhnya dan pakaiannya mirip Bian Leng Jun, tetapi suaranya berlainan! la berdiri dan berpikir. Lalu ia ambil putusan melabrak jahanam yang menjadi musuh besar saudara angkatnya. la maju beberapa tindak untuk menjawab. Bila Ban Cun Bu mencurigai ia, maka ia dapat segera menyerang dengan pedang Poa Cu Kiam dan Leng Liong Pi demi kepentingan Giok koko-nya. Bian Leng Jun adalah murid kesayangan Ban Cu Bu dan sudah lama bernaung didalam kuilnya. Dari jarak agak jauh ia masih dapat ditipu, tetapi ketika Tee Thian Kauw bertindak maju, cara dan sikap jalannya segera kelihatan, dan mulai menimbulkan kecurigaannya Ban Cun Bu. Melihat pedang Leng Liong Pi ditangannya Tee Thian Kauw, Ban Cun Bu menanya : Hei, Jun j i! Pedang pendek ditanganmu itu dari mana?" Sebetulnya niatnya semula bila sudah dekat Ban Cun Bu, Tee Thian Kauw ingin segera menyerang, tetapi entah mengapa, mungkin karena kewibawaannya iblis itu, ia menjadi mundur-maju. la menjawab sambil menundukkan kepalania : Suhu, pedang ini adalah pedang Leng Liong Pi. Jun ji kebetulan dapat menemuinya. Sudilah suhu melihatnya!" Perkataan itu ia barengi dengan tusukan pedang Leng Liong Pi kemukanya Ban Cun Bu! Ban Cun Bu yang tertarik dengan pedang Leng Liong Pi itu, tidak memperhatikan bahwa suaranya Bian Leng Jun tetiron itu berlainan daripada suaranya Bian Leng Jun yang tulen. la hanya perhatikan sikap Bian Leng Jun"286 mempertunjukkan pedangnya agak ganjil. la mengawasi wajahnya Tee Thian Kauw, dan ketika itu ia melihat pedang Leng Liong Pi menyambar! Bagi lawan yang biasa, Tee Thian Kauw mungkin berhasil membunuh mati lawannya; tetapi Ban Cun Bu dengan ilmu silatnya yang tinggi, se-olah2 seorang dewa, ketika pedang Leng Liong Pi menyambar, dan ia mengetahui sukar mengegos, ia buka mulutnya dan menyembur pedang itu! Aneh sekali! Pedang Leng Liong Pi yang kena semburan itu segera tertahan dan jatuh dilantai! Tee Thian Kauw menyerang lagi dengan tusukan pedang Poa Cu Kiamnya. Serangan itupun Ban Cun Bu dapat menangkisnya dengan mudah sekali oleh satu kemplangan tongkat besinya, dan dengan tenaga dalam, ia menotok lantai dengan tongkat besi lainnya untuk memindahkan tubuhnya dua depa jauhnya! Ban Cun Bu masih juga belum dapat membedakan apakah yang menyerang ia itu betul2 Bian Leng Jun. la membentak : Hei ! Jun ji! Mengapa kau begitu kurang ajar berani melawan aku? Siapakah yang telah membikin kau demikian kurang ajar terhadap aku!" Lang Sim Siu Si mulai insyaf bahwa semua keributan ini

terbit karena perbuatannya, tetapi gadis yang lain sudah mulai melihat cara Bian Leng Jun" melawan gurunya, dan masing2 memperhatikan jawaban apakah yang akan diberikan oleh ,,Bian Leng Jun." Tee Thian Kauw setelah gagal membunuh Ban Cun Bu tidak ingin mencelakakan Bian Leng Jun karena penyamarannya itu. Dengan pedang Poa Tiu Kiam-nya menjaga badannya, ia menuding Ban Cun Bu dan membentak : Ban Cun Bu! Kau iblis yang kejam. Betul2 matamu buta! Aku bukan Bian Leng Jun. Aku bernama Tee Thian Kauw, dan aku datang mencari saudara angkatku, Kong Sun Giok, dan juga hendak287 membunuh kau untuk membalas dendam guru dan paman2 guru saudara angkatku!" Suhu pedang ini adalah pedang Leng Liong Pi, Jun ji kebetulan dapat menemuinya. Sudilah suhu melihatnya !" Perkataan itu Tee Thian Kauw barengi dengan tusukan pedang Leng Piong Pi kemuka Ban Cun Bu! Ban Cun Bu terkejut dan merasa kagum akan keberaniannya gadis itu. Ia menanya : Siapakah gurumu?288 Jika dia ada hubungan dengan aku, Ban Cun Bu, aku dapat memberi ampun kepadamu." Tee Thian Kauw tetap teguh dan tidak gentar. Dengan congkak ia berkata : Ha! Siapa ingin diberi ampun olehmu. Guruku bernamaHeng Taysu. Apakah kau mengenalnya?" Nama Heng Taysu" itu tidak terkenal oleh banyak orang, tetapi melihat keberanian dan ilmu silat muridnya membikin Ban Cun Bu menaruh penghargaan. Ia berpikir sambil mengawasi Tee Thian Kauw. Pada saat itu Lang Sim Siu Si menuding Tee Thian Kau dan memakai : Hei! Kau ini sundel yang rendah. Kau datang melukai aku! Anjing kecil Kong Sun Giok telah aku bunuh mati, dan mayatnya telah berada didasar sungai bersama2 perahu yang aku telah hancurkan dengan sambitan batu besar! Ban Cun Bu dapat mengampuni kau, tetapi aku tak akan diam jika tidak membikin pembalasan!" Ban Cun Bu melirik kearah Lang Sim Siu Si. Berita tentang tewasnya Kong Sun Giok itu membikin Tee Thian Kauw terkejut. Ia bertindak mundur satu langkah untuk mengumpulkan semangatnya. Timbullah kemurkaannya untuk membunuh mati Lang Sim Siu Si. Baru saja ia ingin menusuk jahanam itu dengan pedang Poa Cu Kiam, terlihat asap hijau mengepul tidak jauh dari tempat tersebut! Goei Leng Sa lalu membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada Ban Cun Bu sambil berkata : Suhu, Suci Cin Leng Ngo yang menjaga ruang Tin-kung memberi isyarat bahaya!" Ban Cun Bu mengerutkan keningnya sejenak, lam berkata : Bian Leng Jun menjaga pintu disebelah timur, ruang Tin-kung dijaga oleh Cin Leng Ngo, dan Tok Pik Cai Jin berada didalam kuil Sun Yo Kong. Untuk sementara

waktu, kita tidak usah kuatir. Aku harus bereskan soal ini289 dulu!" Lalu ia berkata lagi kepada Tee Thian Kauw : Apakah gurumu telah kehilangan kedua lengannya?" Tee Thian Kauw terperanjat mendengar pertanyaan itu, karena gurunya betul telah kehilangan kedua lengannya. Lagipula caranya Ban Cun Bu menanya mengandung nada yang simpathi terhadap gurunya itu. la baru saja ingin menjawab, sekonyong2 terbang datang bayangan putih yang pesat sekali! Bayangan putih yang datang itu adalah Bian Leng Jun yang mirip seka!i dengan Tee Thian Kauw. Bian Leng Jun terkejut melihat The Thian Kauw lalu ia melaporkan kepada Ban Cun Bu dengan tergesa2 : Suhu! Tok Pik Cai Jin telah mengambil kesempatan ketika Suhu keluar, dia telah menerobos masuk keruang Tin-kung! la telah labrak Cin Leng Ngo Suci, dan membawa lari kitab Sun Yo Tim Kai!" Mendengar laporan itu Ban Cun Bu menjadi pucat bahna gusarnya. la menanya Bian Leng Jun sambil mengawani Yang Sim Siu Si : Apakah Cin Leng Ngo luka parah? Sudah berapa lama Tok Pik Cai Jin kabur?" Cin Suci menderita luka parah! Tapi aku kira ia tak akan mati. Tok Pik Cai Jin telah kabur kira2 10 menit!" Ban Cun Bu mengetahui ia tak dapat mengejar. la tertawa gelak2 dan berkata : Biarlah ia baca kitab Sun Yo Cin Kai itu. Aku harus memenuhi janjiku terhadap Thian Lam Sha Kiam untuk berdiam didalam kota Lak Cao selama 10 tahun. Setelah itu, dimanapun ia lari, aku akan kejar dan memukul hancur tulang2 dan dagingnya dengan tongkat besiku!" Lalu ia perintahkan muridnya : Bian Leng Jun, Goei Leng Sa, Khouw Leng Hong! Kalian bertiga lekas2 pergi ke ruang Tin-kung mengurus Cin Leng Ngo.290 Aku hendak membereskan soal ini dulu, nanti aku datang mengobati luka2nya!" Mendengar perintah itu, Bian Leng Jun tak berani membangkang. Tapi ia kuatir akan keselamatannya Tee Thian Kauw. Ia mengawasi Tee Thian Kauw se-olah2 memberi isyarat agar lekas2 kabur dari labrakan Ban Cun Bu. Tee Thian Kauw telah memperhatikan sikap Bian Leng Jun itu, dan ia mengarti bahwa ia berada dalam bahaya. la harus bertindak waspada! Ketiga gadis itu segera berlalu untuk mengurus Cin Leng Ngo yang menderita luka parah. Ketika itu Ban Cun Bu lebih memperhatikan Lang Sim Siu Si daripada Tee Thian Kauw. Lang Sim Siu Si menjadi sangat ketakutan setelah mengetahui bahwa kawannya, Tok Pik Cai Jin telah membawa lari kitab Sun Yo Cin Kai. Dengan sikap yang tenang Ban Cun Bu menanya Lang Sim Siu Si : Hei! Apa katamu tentang kawan karibmu Tok

Pik Cai Jin!" Seperti juga seorang tawanan menghadapi algojo, Lang Sim Siu Si menjawab : Perbuatan Tok Pik Cai Jin sangat rendah. Tapi aku sanggup mencari dia, dan aku berjanji akan membawa kembali kitab Sun Yo Cin Kai dalam waktu 10 hari, dan aku juga akan suruh dia minta maaf terhadap Ban Cun Bu Shin Kun." Dengan secepat kilat Ban Cun Bu menotokkan kedua tongkat besinya ditanah untuk loncat mundur lebih kurang lima depa. Lang Sim Siu Si merasa agak lega melihat Ban Cun Bu loncat mundur, karena dengan ilmu meringankan tubuhnya, ia dapat segera lari jika perlu! Maka iapun ingin loncat mundur dua tiga depa. Baru saja ia hendak291 melompat mundur, terdengar hembusan angin, dan secepat kilat Ban Cun Bu sudah berada lagi dihadapannya, hanya 78 kaki jauhnya! Lang Sim Siu Si menyengir dan berkata :Ban Cun Shin Kun, apakah kau juga mencurigai aku?" Dengan kalem Ban T.iun Bu berkata :Ketika kalian berdua datang kesini untuk bernaung, aku menerimanya dengan tangan terbuka. Tetapi ternyata kalian datang dengan maksud yang keji ! Satu telah mencuri dan membawa lari kitab Sun Yo Cin Kai-kii. dan kau berlaku sangat ceriwis terhadap murid2ku. Tok Pik Cai Jin telah melarikan diri. Biarlah ia hidup beberapa tahun lagi. Tetap kau tak akan kulepaskan begitu saja !" Lang Sim Siu Si segera mengarti bahwa ia tak dapat menyingkirkan diri dari labrakannya Ban Cun Bu. Dengan tabah ia menjawab : Ban Cun Bu! Aku tak dapat membela diri. Tetapi nama Lang Sim Siu Si" telah terkenal dikalangan Bu Lim. Betul aku bukan tandinganmu. tetapi dengan lengan yang buntung, aku ingin coba2 ilmu silat Sun Yo Cin Kai-mu dengan tangan kananku !" Ban Cun Bu tertawa gelak2, dan berkata :Nyatalah kau satu laki2! Tetapi aku tidak percaya kau termasuk hitungan 10 jago2 silat tingkat satu dikalangan Bu Lim dewasa ini!" la berhenti sejenak untuk mengawasi lengan kiri lawannya yang telah buntung ditabas Tee Thian Kauw. Lalu ia berkata lagi : ,,Ban Cun Bu tidak ingin bertarung dengan diganda. Karena kau baru saja kehilangan sebelah lenganmu, kita tak usah bertarung. Kita hanya mengadu tenaga dalam saja. Aku memberi keringanan kepadamu. Kita akan menghadapi tinju kita masing2, dan jika kau dapat menahan tenaga dalam Sun Yo Cin Kai-ku selama 5292 menit, hari ini kau dapat berlalu dari sini dengan tidak dapat gangguan dan hutang hari ini, kita akan bereskan setelah aku memenuhi janjiku berdiam dikuil selama 10 tahun !" Tawaran tersebut menggirangkan Lang Sim Siu Si. la

percaya bahwa Ban Cun Bu senantiasa memegang janji. la hanya harus menahan tenaga da]amnya selama 5 menit, dan ia segera dapat berlalu dengan selamat, atau menusuk Ban Cun Bu dengan baja beracun berbentuk kuku yang dipasang diujung kedua jari tangan kanannya. dengan akibat kedua2nya kalah dan kedua2nya tewas! Demikian pikirnya. Lalu ia. menjawab sambil menyengir : Baiklah, Ban Cun Shin Kun beri petunjuk!" Lalu Ban Cun Bu tancapkan tongkat besinya kedalam tanah sedalam tiga inci (10 cm) , dan seluruh tubuhnya yang tak berbetis berdiri tegak diatas satu tongkat besi dengan teguh. Ia, lonjorkan keluar tinju kirinya untuk menghadapi tinju kananya Lang Sim Siu Si! Ban Cun Bu terkenal karena ilmu silat Sun Yo Cin Kainya, tapi ilmu silat tinju Tay Yo Shin Ciang" (tinju surya) yang telah difahami oleh Lang Sim Siu Si juga tak dapat dipandang rerdah. Betul kedua ilmu berlainan namanya, tetapi sifatnya serupa. Setelah kedua tinju berhadap2an, maka terlihatlah Ban Cun Bu dan Lang Sim Siu Si mengerahkan tenaga dalamnya disalurkan kepada tinjunya masing2, dan mukanya kedua orang itu laksana jambu air yang merahnya. Tee Thian Kauw menjadi tertarik menyaksikan cara mereka membereskan persoalannya. Pedang Leng Liong Pi, yang telah dibikin jatuh oleh tiupan Ban Cun Bu, telah berada ditangan Tu Leng San. Ia dapat lawan Tu Leng San293 dan Se Leng Ko karena Ban Cun Bu sedang sibuk mengadu tenaga dalam. Kesempatannya merampas kembali pedangnya dan melarikan diri telah tiba! Tetapi Tee Thian Kauw telah dibikin terkejut oleh berita bahwa Kong Sun Giok telah tewas disungai, ia sedang memikirkan membalas dendamnya Kong Sun Giok meski ia akan berkorban jiwa! la masih bersikap ragu2, karena ia belum mengambil keputusan. Dengan pedang Poa Cun Kiam ditangan ia mengawasi kedua iblis kejam (Ban Cun Bu dan Lang Sim Siu Si) sedang mengadu tenaga dalam. Ban Cun Bu masih bersikap tenang, tetapi seluruh tubuhnya Lang Sim Siu Si gemetar ! Semula Lang Sim Siu Si tidak merasakan apa2 dari tenaga dalam lawannya, tetapi sejenak kemudian, ia merasa seluruh tubuhnya menjadi panas. Pipa darahnya ia rasakan panas dan sakit, seluruh tulang2nya se-olah2 menjadi remuk, dan ia tak dapat bertahan lagi! la insyaf jiwanya berada didalam tangan Ban Cun Bu. Akan tetapi karena ingin hidup, ia bermaksud menyerang Ban Cun Bu dengan baja beracun diujung jari2 tangan kanannya. Maksud khianat diri Lang Sim Siu Si itu telah diketahui oleh Ban Cun Bu. Ia keluarkan seluruh tenaga dalamnya menurut petunjuk kitab Sun Yo Cin Kai, dan Lang Sim Siu

Si segera merasa seluruh tubuhnya se-olah2 dibakar! Lang Sim Siu Si tak dapat melawan, pun tidak dapat melarikan diri. Dengan kedua mata terbelalak, ia menjerit : Ban Cun Bu! Aku Lang Sim Siu Si...... kini tewas di Lak Cao..... tetapi...... kau juga harus...... menyertai aku....pergi keakherat! " Belum lagi perkataannya itu selesai, dengan seluruh tenaga ia loncat menyeruduk dan berusaha menusuk dadanya Ban Cun Bu dengan baja beracun diujung jari2 tangan kanannya itu!294 Ban Cun Bu merasa satu jarinya sakit, dan ia segera mengetahui bahwa lawannya melakukan serangan yang keji. la tidak segan2 lagi! Dengan tinju kirinya ia menjotos jatuh terlentang Lang Sim Siu Si, lalu ia gigit putus jarinya sendiri yang ia rasakan sangat sakit itu. Kemudian ia semprot keluar dari mulutnya jarinya sendiri yang ia telah gigit putus kemukanya Lang Sim Siu Si! Clek!" terdengar suara jari itu menghantam muka Lang Sim Siu Si, dan Prat" terdengar lagi suara batok kepala dan otaknya Lang Sim Siu Si hancur berantakan! Lalu Ban Cun Bu panggil seorang muridnya : Tu Leng San! Ambilkan aku sebutir obat Sun Yo Tan, dan balut jariku yang putus ini!" Tu Leng San segera memberikan pil obat Sun Yo Tan dan membalut jari gurunya yang telah digigit putus itu. Peristiwa itu berlangsung didalam waktu lima menit! Tee Thian Kauw menyaksikan dengan kepala mata sendiri dengan terperanjat. la mengagumi, betul kepandaiannya Ban Cun Bu, ia berdiri terpaku ditempatnya. Ban Cun Bu berpaling kepada Tee Thian Kauw, dan berkata sambil tersenyum : Kau telah tidak menggunakan kesempatan baik untuk melarikan diri ketika aku sedang mengadu tenaga dalam. Kau betul2 berani. Aku hargai orang2 yang berani. Oleh karena itu, akupun suka memberikan keringanan..." Tee Thian Kauw tidak menunggu ucapan itu selesai, ia membentak : Hei! Ban Cun Bu! Jangan anggap dirimu seorang jago tiada tandingan! Dengan mudah saja memberikan kelonggaran...... keringanan......ini itu! Aku Tee Thian Kauw bukan Lang Sim Siu Si! Aku tidak sudi terima kelonggaran! Aku telah masuk kedalam daerah kuil Sun Yo Kong. Jika aku tidak dapat membalas dendamnya295 Kong Sun Giok, aku tidak akan berlalu dari sini! Kau boleh beristirahat dua jam sebelum kau bertempur melawan aku!" Ban Cun Bu menjawab dengan kedua mata terbelalak : Mengapa kau suruh aku beristirahat begitu lama sampai dua jam?" Akupun tidak mau diganda!" jawab Tee Thian Kauw, Tadi kau melawan Lang Sim Siu Si dan telah mengeluarkan banyak tenaga, serta telah kehilangan satu jari tanganmu. Kau harus beristirahat !"

Jawaban itu membikin Ban Cun Bu tertawa ter-bahak2. Ia mengawasi gadis didepannya dengan kekaguman dan tidak bicara. Tee Thian Kauw menjadi heran. la menegur : Hei! Ban Cun Bu! Apakah yang kau tertawakan?" Ban Cun Bu masih terus bersenyum. la congkel pedang Leng Liong Pi dari tangannya Tu Leng San. Lalu ia berkata : Tee Thian Kauw, sambutlah pedang Leng Liong Pi-mu. Kau jangan bersikap congkak. Kau jangan mengigau dengan kedua pedang Poa Cu Kiam dan Leng Liong Pi kau dapat melawan aku!" la berkata sambil mencongkel pedang Leng Liong Pi kearah Tee Thian Kauw. Tee hian Kauw merasa heran mengapa Ban Cun Bu mengembalikan pedangnya. Tetapi ia menjawab juga : Aku dapat melawan dan membunuh kau dalam 100 jurus!" Ban Cun Bu tertawa gelak2 lagi, dan berkata : Hai! Tempo hari, dilembah pegunungan Kwat Cong San tiga jago silat pedang Thian Lam melawan aku sendiri dan mengaku kalah dalam 101 jurus. Mustahil kau lebih lihay daripada ketiga Thian Lam Sha hiam itu ? Ha! Ha! a!"296 Tee Thian Kauw membentak : Ban Cun Bu! Kau jangan angap dirimu jago! Betul aku tidak lebih lihay daripada Thian Lam Sha Kiam, tetapi ketika itu kau melawan mereka dengan dua tongkat besi, dan sekarang kau harus melawan aku dengan satu tongkat. Aku pasti dapat membunuh mati kau dalam 100 jurus!" Ban Cun Bu mengangguk dan berkata lagi : Jika. kau dapat mengalahkan aku dengan satu tongkat besi ditangan kiriku dalam 100 jurus, aku Ban Cun Bu akan membunuh diri! Tetapi satu pertanyaanku kau belum memberi jawabannya. Apakah gurumu, Heng Taysu kehilangan kedua tangannya?" Tee Thian Kauw menjawab, suaranya keras : Ban Cun Bu! Jika kau ingin bertempur, ayolah bertempur! Mengapa banyak rewel, tanya ini tanya itu? Guruku tak bertangan, tetapi aku bertangan. Aku persilahkan kau memotong kedua tanganku ini!" Baru saja selesai jawabannya, pedang Poa Cu Kiam dan pedang Leng Liong Pi menyerang berbareng! Ban Cun Bu hanya mengegos, dan serangan2 itu tak menemui sasaran ! Tee Thian Kauw tidak terus menyerang lagi. la harus bersikap waspada, karena insyaf akan kelihayan lawannya. Ban Cun Bu berkata sambil tertawa :Caranya kau menyerang aku, kau lebih lihay daripada Lang Sim Siu Si. Kau terlampau gegabah dan ingin mempertunjukkan apa yang kau telah pelajari! Aku sekarang ingin menyaksikan, ilmu silat apa yang kau telah pelajari!" Sebetulnya Tee Thian Kauw menyerang dengan jurus2 yang luar biasa ampuhnya. Pedang Poa Cu Kiam

menyerang dengan jurus Hui Hong Bu Liu Kiam atau Angin puyuh menghembus daun2 pohon Liu, dan pedang Leng Liong Pi menyerang dengan jurus Cek Kie Tong Lay297 atau Hawa berbisa datang dari timur. Akan tetapi Ban Cun Bu bukan lawan yang enteng. Serangan yang datang dari dua pedang sakti itu dapat ia hindarkan dengan menotok tongkat besi ketanah, dan ia terbang loncat dua depa kebelakang! Tee Thian Kauw mengejar dan menyerang. Ban Cun Bu dengan berdiri diatas tongkat besi ditangan kanan, tangan kirinya yang luka memegang tongkat besi melawan Tee Thian Kauw. Dalam sekejapan saja terdengar suara senjata beradu, lelatu api berhamburan dari senjata2 yang beradu tersebut! Tidak percuma Ban Cun Bu mendapat julukan jago silat nomor wahid. la melawan dengan hanya satu tongkat besi ditangan kiri, dan tangan kanannya memegang tongkat besii sebagai kakinya! Hebat benar pertarungan mereka itu, se-olah2 seekor naga bertempur melawan seekor harimau. Tee Thian Kauw bertempur dengan beringas dan bernapsu. Ban Con Bu bertarung dengan tenang dan waspada. Tetapi kedua2nya mempunyai pikiran yang serupai! Ban Cun Bu berpikir : Dengan hanya menggunakan tenaga dalam Sun Yo aku tak berhasil melucutkan pedang2 dikedua tangannya. Ai! Gadis ini betul2 lihay ilmu silatnya. Jika dia berlatih lagi 10 tahun, aku yakin tak ada jago yang dapat menggempur dia. Tee Thian Kauw berpikir : Ban Cun Bu ini betul2 bukan manusia! Pedang sakti Leng Liong Pi dan Poa Cu Kiam tak berhasil menabas putus tongkat besinya. Aku telah mengeluarkan semua kepandaianku, tapi Ban Cun Bu masih tetap tak terkisarkan. Jika demikian, Kong Sun Giok tak akan berhasil membalas dendam guru dan paman2 gurunya!"298 Demikianlah mereka masing2 mengagumi pihak lawannya! Tee Thian Kauw telah menggunakan jurus2 Cit Kiat Kiam Hoat, Tat Mo Shin Kiam (Pedang sakti menyentuh angkasa) Hui Hong Bu Liu Kiam dan Thian Lam Bo Kit Kiam dan juga jurus2 yang gurunya Heng Taysu telah ajarkan, ia berhasil melawan selama 30 jurus lebih, dan masih dapat bertahan! Ban Cun Bu belum menyerang. Ia hanya menangkis, mengegos dan mengelit, karena ia ingin mencari tahu sampai batas mana ilmu silat pedung Lawannya itu. la memperhatikan bahwa serangan2 lawannya makin lama makin hebat sehingga ia pikir ia tak dapat terus menerus menangkis dengan tidak balas menyerang. Lalu dengan menotokkan tongkat besi ,yang mvenunjang tubuhnya, Tung" tubuhnya melayang keatas lebih kurang tiga depa tingginya! la turun sambil menyerang lawannya

dengan tongkat lang dipegang ditangan kiri. Serangan tersebut adalah jurus Lo Hou Hiat Ji atau Mendodet tengorokan dan darah mengucur yang dilancarkan dengan tenaga dalam Sun Yo Cin Lek! Loncatan yang se-konyong2 itu telah membikin Tee Thian Kauw tekejut. la tidak menyerang lagi, tetapi loncat kebelakang dua depa untuk menanti serangan musuh. Hembusan angin dari serangan tongkat besi memberitahukan ia bahwa lawannya sudah beringas. Pada saat itu ia teringat akan jurus Ceng Lian Kiam Hoat (jurus ilmu pedang dari Ceng Lian Shin Ni yang menitik beratkan penjagaan diri dari serangan2). Dengan secepat kilat ia ayun pedang Poa Cu kiamnya, dengan jurus Hua Kai Kian Hut atau Bunga mekar melihat Hud (dewa) dan pedang Leng Liong Pi-nya menusuk keatas dengan jurus Ti Siang Seng Lian atau Bunga teratai tumbuh diatas telaga. Kedua jurus tersebut adalah jurus2 yang ampuh untuk menjaga diri299 serangan dari atas karena jika serangan diteruskan, maka yang menyerang pasti menderita luka atau terbunuh! Jurus2 itu dapat menahan serangan2 Ban Cun Bu yang menyerang dengan tenaga dalam Sun Yo tetapi tenaga Tee Thian Kauw jauh dibawah tenaga dari Ban Cun Bu, yang melancarkan lagi serangan2nya yang ber-tubi2.300 Pedang Poa Cu Kiamnya Tee Thian Kauw dengan tongkatnya Ban Cun Bu saling beradu tidak henti-hentinya. Pada saat pedang Poa Cu Kiam beradu dengan tongkat besi Ban Cun Bu, ia segera, rasakan seluruh lengannya panas dan lemas, dan pedang itu terlepas dari pegangannya ! la terkejut, tapi ia harus segera menangkis kemplangan tongkat besi lawannya dengan pedang Leng Liong Pinya. Pedang itupun terpental terbang melewati pohon cemara dan menancap dipongkot pohon cemara lainnya yang tidak jauh dari tempat pertempuran! Demikianlah kedua pedang sakti dari Tee Thian Kauw terlepas dari tanganya selama pertarungan berlangsung belum sampai 50 jurus! Bukan main malunya Tee Thian Kauw. la menggertek gigi, mukanya merah, dan melihat kedua telapak tanganaya berdarah! Pada saat itu, Ban Cun Bu menotokkan tongkat besinya. lalu melayang loncat kearah Tee Thian Kauw. Ujung tongkat besi ditangan kirinya menotok pundak kanannya Tee Thian Kauw sebelum ia tiba dan berdiri ditunjang oleh tongkat besi yang dipegang oleh tangan kanannya. Totokan itu membikin pundaknya Tee Thian Kauw sakit dan segera ia tidak dapat mengangkat lengan kanannya itu. Tee Thian Kauw menangis karena terlampau malu. Ban Cun Bu membentak : Hei! Kau masih muda! Kau tidak harus lekas2 berputus asa dan kecewa karena kalah bertempur! Kau harus berlatih lebih giat lagi agar kau dapat mencuci malu yang kau alami hari ini! Menangis itu adalah

sifat orang yang lemah! Seorang pahlawan tak akan menangis! Kau masih muda, tetapi kau dapat bertahan melawan aku 47 jurus! Belum pernah ada jago silat yang dapat melawan aku satu lawan satu demikian lama! Kau301 kalah dengan terhormat. Ayo, kau lekas2 pulang memberitahukan gurumu bahwa aku ini adalah kawan karibnya, dan aku minta dia datang kesini agar kita dapat saling memberi penjelasan tentang segala salah-faham. Salah-faham antara kami berdua ini harus dibikin terang untuk mencegah soa12 yang pahit dikemudian hari, dan jangan sampai murid2 kedua pihak saling bermusuhan! Ayo, kau lekas kembali menemui gurumu!" Lalu ia menoleh kepada pedang Poa Cu Kiam dan Leng Liong Pi yang ia telah bikin terlepas dari tanganya Tee Thian Kauw. la berkata lagi. Aku telah bersumpah dihadapan Thian Lam Sha Kiam bahwa aku akan berdiam didalam kuil dan tidak berlalu selama 10 tahun sambil menanti kedatangannya orang yang membawa pedang buntung dan kerincingan emas. Orang lain yang datang kekuil tanpa alasan, aku pasti bunuh mati, atau membuntungkan kedua betisnya. Tetapi hari ini aku memberi kelonggaran terhadap kau. Aku lepas kau keluar dari sini, tetapi aku harus tahan kedua pedangmu. Aku tidak akan serahkan pedang yang kau anggap sakti ini. Aku hanya minta gurumu datang kesini agar kami berdua dapat menjelaskan salah-faham yang lampau. Jika gurumu datang, bukan saja aku akan kembalikan kedua pedangmu ini, bahkan aku akan mengajarkan kepadamu ilmu silatku!" Ucapan Ban Cun Bu meyakinkan Tee Thian Kauw bahwa Ban Cun Bu mempunyai urusan pribadi terhadap gurunya yang harus lekas dibereskan. Jika mendengar pengakuannya. Ban Cun Bu ini betul2 ada urusan penting yang harus lekas2 dibereskan dengan guruku," pikir ia, Mungkin juga guruku pernah menolong iblis ini, j ika tidak, dia pasti membunuh mati aku. Bukankah dia dengan mudah dapat membunuh mati aku yang sudah tak hersenjata? Tetapi sebegitu jauh aku belum302 juga mengetahui musuh besarku. Berkali-kali aku menanya kepada guruku, dan ber-kali2 guruku sungkan memberitahukannya. Apakah musuh besarku iblis Ban Cun Bu ini?" Demikianlah Tee Thian Kauw berdiri bengong dihadapan Ban Cun Bu, memikiri hubungan iblis itu dengan gurunya. ---oo0oo--BAGIAN 15 PERTEMPURAN YANG TAK TERDUGA Setelah mendengar ucapan Ban Cun Bu itu, sambil menahan airmatanya yang bercucuran, dengan gemas Tee Thian Kauw berkata :

Ban Cun Bu! Siapakah yang sudi belajar kepadamu yang jahat dan kejam! Lain kali jika Tee Thian Kauw datang lagi kekuil Sun Yo Kung adalah hari terakhir untuk mengambil kepalamu!" Dengan tertawa ter-gelak2 Ban Cun Bu berkata: Seumur hidupku aku tak percaya akan soal balas membalas, dan aku tak percaya kepada orang lain selain diriku sendiri! Kuil Sun Yo Kung ini tidak takut diganggu orang. Aku harap Kau dapat memanggil gurumu datang kesini untuk membuat perhitungannya dengan aku!" Dengan mengertek gigi sambil membanting sebelah kakinya Tee Thian Kauw berusaha menahan kemendongkolannya. Ia sangat kecewa bahwa setelah berlatih lama dengan kedua pedang saktinya, ia masih juga tak berhasil mengalahkan iblis yang jahat itu.303 Aku telah diperintahkan oleh guruku untuk berlatih dengan giat dan menuntut balas terhadap musuhku. Tetapi siapakah musuhku ini? aku telah menderita kalah dan aku tak ada muka tmtuk menjumpai guruku. Jika aku berlalu dari kuil Sun Yo Kung ini, aku harus telah memenuhi maksudku atau mati!" pikirnya. Meskipun ia telah bertekad untuk mati, tetapi ia masih belum tahu cara bagaimana ia harus mati. Pada saat itu ia tak dapat menahan lagi mengucurnya air matanya! Sebetulnya penghidupannya Tee Thian Kauw merupakan suatu teka-teki. Sebegitu jauh ada dua orang yang ia sangat cintai : Yang kesatu ialah Taysu, gurunya yang telah memelihara semenjak kecil, mendidik dan membesarkan ia seperti seorang ibu kandungnya. Yang kedua ialah Kong Sun Giok, saudara angkatnya. Ia tak berani menemui gurunya, dan ia mendapat kabar bahwa Kong Sun Giok telah tewas didalam sungai karena perahunya hancur terbalik! la bermaksud pergi kepropinsi Sucoan dan kemudian ia akan terjun kesungai didekat pegunungan Bo San untuk mati ber-sama2 Kong Sun Giok! Dengan maksud itu lalu ia pergi dari kuil Sun Yo Kong dan dari kota Lak Cao ia menuju kepropinsi Sutioan. Sebetulnia ia harus menuju keutara dengan mengambil jalan sepanjang tapal-batas proninsi Kwiciu. tetapi setelah ia tiba dekat tapal batas Sucoan, ia menemui suatu peristiwa yang ganjil sekali! Ketika ia melewati sebuah gunung.Meskipun gunung itu tidak tinggi, akan tetapi jalannya ber-liku2. la tidak menempuh jalan yang ber-liku2 itu, dengan ilmu meringankan tubuh ia mendaki gunung itu. Ketika ia hampir tiba diatas puncak, dari hembusan angin se-olah2304 mendengar suara yang lemah lembut menyebut Giok koko"! Suara itu membikin ia terperanjat. la berpikir : ,,Karena

Giok koko aku ingin pergi kedekat pegunungan Bo San untuk terjun kedalam sungai untuk mati bersama Giok Koko. Tetapi mengapa ditempat yang terpencil ini ada wanita yang rupanya juga ketarik oleh Giok Koko?" Ketika itu terdengar lagi suara seorang pria menarik napas, yang suaranya tidak asing lagi baginya. ia makin terperanjat. Ha! Mengapa Giok Koko berada disini? Dan siapakah wanita yang bersama dia itu ? Apakah dia telah melupakan Bian Leng Jun dan aku?" pikirnya. Lalu ia lekas2 mendaki puncak untuk menyelidiki lebih jauh. Disemak belukar dibawah sebuah pohon tampak olehnya sepasang pemuda pemudi yang sedang duduk berdampingan. Pemuda itu adalah Kong Sun Giok yang ia cintai, tetapi pemudi itu ia tak lihat tegas. Ia menjadi gemas melihat mereka itu dan benci Kong Sun Giok yang rupanya telah melupakan padanya, dan juga Bian Leng Jun. Dengan perasaan yang gemas itu ia membentak : Hei ! Kong Sun Giok ! Kau ternyata seorang yang tak berbudi. Seperti binatang kau telah lupakan pesan gurumu untuk membalas dendam. Nah! Rasakan jotosanku ini!" Dan satu jotosan yang dabsyat berbareng menyodok punggungnya! Kong Sun Giok tidak menduga datangnya serangan itu tetapi ia telah mendengar teguran yang pedas, dan ia telah mengenali bahwa orang itu adalah Tee Thian Kauw. Dalam keadaan demikian, ia telah lupa bahwa tenaga dalamnya belum pulih, dengan ilmu pukulan Thian Sing Ciang ia berusaha menangkis jotosan itu.305 Ilmu pukulan Thian Sing Ciang adalah ilmu khusus yang ia dapat pelajari dari Shin It Cui, kalau dalam keadaan yang sehat ia dapat menangkis jo tosan itu. Tetapi kini ia dalam keadaan sakit, ia segera merasakan kepalanya pusing, matanya berkunang-kunang dan dadanya menyesak ketika tangannya bentrok dengan pukulannya Tee Thian Kauw. Ia terlempar 4-5 tombak jauhnya diatas rumput dan jatuhnya tertiarap sambil mengeluarkan darah dari mulutnya! Tee Thian kauw telah mengetahui kekuatan dan ilmu silatnya Kong Sun Giok ia merasa heran mengapa Kong Sun Giok dengan mudah dapat dihajar demikian rupa. Dengan tak terasa olehnya ia berseru : Ha!", dan berdiri tertegun! Pemuda yang duduk berdampingan dengan Kong Sun Giok adalah Sim Lam Sie, muridnya Bo San Shin Lo. Ia tak menduga bahwa Kong Sun Giok tak dapat menangkis jotosan tadi. Dengan air mata mengucur, ia merasa sedih melihat Kong Sun Giok menderita luka parah. Lalu seperti seekor kucing yang mengamuk ia loncat menerkam, Tee Thian Kauw cepat2 meloncat sambil mengegosi terkaman itu. Lalu empat mata beradu. Sim Lam Sie segera

mengenali bahwa lawannya itu tidak lain tidak bukan ialah Yen Kek Ciu, pemuda yang telah menipu ambil pedang saktinya, dan juga kawan karib atau saudara angkat Kong Sun Gioh. Dalam keadaan yang serba salah, ia berkata sambil menarik napas : Tee cici, kata2mu tajam sekali, dan perbuatanmu sangat gegabah! Giok Koko telah kehilangan tenaga dalamnya, ia sama-sekali tak dapat menangkis serangan2. Jotosanmu tadi telah melukai ia lagi!"306 Kong Sun Giok tidak menduga datangnya serangan itu. Dalam keadaan demikian, ia lupa bahwa tenaga dalamnya belum pulih, dengan ilmu pukulan Thian Sing Cia ia berusaha menangkis serangan itu. Tee Thian Kauw juga telah mengenali Sim Lam Sie. Mengingat ia telah dipinjami pedang Poa Cu Kiamnya, dan setelah melihat sikap yang akrab terhadap Kong Sun Giok, dan memanggil Tee cici" kepadanya, ia tidak dapat menjawab lagi. Ia loncat dan menubruk tubuhnya Kong Sun Giok lalu ia angkat dan dirangkulnya sambil berkata dengan suara yang sedih : Sim siocia, aku minta kau jangan menyalahkan aku. Sebetulnya aku tidak mengetahui bahwa Giok Koko telah kehilangan tenaga dalamnya. Kini307 yang penting ialah lebih dahulu kita menolong dia, urusan lainnya kita bicarakan nanti. Apakah kau membawa obat yang mustajab yang dapat menolong dia?" Dengan air mata berlinang Sim Lam Sie mengangguk lalu menjawab : Obat yang mustajab aku sudah sediakan, yang kuperolehnya dengan jerihpayah untuk memulihkan tenaga dalamnya Giok Koko. Tetapi sekarang ia telah dilukai oleh Cici, kita harus menolong menyembuhkan lukanya dulu!" Lalu dari dalam sakunya ia mengambil tiga butir bidji Lian-cu yang berwarna hijau. la pecahkan kulit biji Lian-cu itu dan pencet keluar getahnya untuk dimasukkan kedalam mulutnya Kong Sun Giok! Ia melihat Tee Thian Kauw masih juga gelisah, ia berkata : Tee cici, akupun mengetahui bahwa kau baru saja keluar dari pegunungan dan tak mengetahui akan jejaknya Giok Koko. Kini ia telah makan getah tiga biji Lian-cu, dan aku yakin jiwanya akan tertolong. Kita hanya perlu menanti sampai dia siuman kembali. Aku kira ada baiknya mendengarkan kisahnya, semenjak perpisahan dengan cici." Sebetulnya setelah Kong Sun Giok diantar oleh Ti Ci-ok Hie Ang dan mendarat dikota Ka-teng, ia segera menuju kepegunungan Go Bi San. Meskipun ia telah kehilangan tenaga dalamnya, akan tetapi ia masih dapat melanjutkan perjalanannya dengan cepat ia tiba didaerah pegunungan Go Bie San, tidak jauh dari lembah Hui Ton Kok. Namun,

perjalanan kelembahHui Tou Kok sangat berbahaya karena jalan kelembah itu banyak terdapat ular berbisa dan binatang2 buas. la berjalan dengan hati2 dan dapat melalui beberapa puncak. Tiba2 ia melihat dua ekor ular berbisa yang308 panjangnya kira2 satu depa dan sisiknya mulus sekali, dan telah dibinasakan dan di-potong2 menjadi beberapa keping! Ia berpikir : Rupanya telah ada orang yang datang kesini dan telah membawa pergi Giok Yap Kim Lian (Bunga Teratai Emas Berdaun Giok)!" la melanjutkan perjalan berliku2, ia membaui hembusan angin yang harum. Ia mengikuti bau harum itu, dan berjalan melalui hutan pohon2 bambu. Didalam, hutan itu ia menjumpai pula seekor ular berbisa yang dua depa lebih panjangnya dan yang telah tertabas putus. Bagian kepala ular itu terpisah 7-8 kaki dari bagian tubuhnya. Tetapi didekat bagian tubuh ular itu terlihat tubuhnya seorang gadis berpakaian jubah seorang rahib wanita. Apakah gadis itu masih hidup atau sudah mati? Pedang gadis itu menggeletak tidak jauh dari tangan kanannya. Kong Sun Giok menghampiri dan segera mengenali gadis itu, ialah Sim Lam Sie! la segera mengarti akau hal itu. Karena ia tidak suka Sim Lam Sie menyertai ia, maka gadis itu yang kuatir akan keselamatannya telah mendahului pergi mencari Giok Yap Kim Lian dipegunungan Go Bie San, dan dalam usahanya mencari obat yang mustajab itu, sigadis harus bertarung melawan ular2 berbisa. Pengorbanan gadis itu membikin ia tak tahan mengucurkan air matanya lagi. la cabut pedangnya dan tabas ular berbisa itu menjadi beberapa potong lagi. Lalu ia menghampiri tubuh gadis itu dan memperhatikan bahwa tangan kirinya masih memegang erat2 Giok Yap Kim Lian, dan beberapa daunnya telah jatuh berserakan. Tetapi biji2 Lian-cu di-tengah2 bunga itu masih utuh! Menurut kepercayaan kalangan Bu Lim, segala sesuatu yang berharga dan mujizat sukar diperolehnya, dan acapkali orang harus bertempur melawan ular2 berbisa dan binatang2 buas yang menjaga mustika itu. Kong Sun Giok309 tidak menghiraukan darah yang berhamburan ditanah, rangkul Sim Lam Sie dan merasai denyutan jantungnya. la ambil satu biji Lian-cu dan dijejalkan kemulutnya sigadis. Tetapi Sim Lam Sie masih juga belum sadar. la jejalkan lagi satu biji, dan sejenak kemudian Sim Lam Sie mulai membuka kedua matanya. Ketika melihat ia berada didalam pelukan Kong Sun Giok, mukanya Sim Lam Sie menjadi merah karena jengah. Sambil bersenyum Kong Sun Giok berkata : Lam moy, aku tak bertenaga untuk menolong kau dengan tenaga dalamku, dan kau harus menggunakan tenaga dalam untuk untuk menolong dirimu sendiri."

Sigadis melihat bahwa dua biji Lian-cu telah lenyap, ia berkata : Giok Koko, Giok Yap Kim Lian adalah obat yang mustajab sekali tetapi kau telah hamburkan dua biji. Aku kuatir sisanya tidak cukup untuk memulihkan tenagadalammu. Jika demikian halnya, dimanakah kita harus mencarinya lagi?" Gadis itu telah tidak menghiraukan jiwanya sendiri, tetapi lebih perhatikan kesehatannya Kong Sun Giok, hal ini membkin Kong Sun Giok terharu sekali. la berkata : Lam moy, Giok Yap Kim Lian telah herhasil menolong jiwamu, aku merasa girang sekali. Janganlah kau terlampau memikiri kesehatanku." Sim Lam Sie tersenyum, dan mencoba bangun. Lalu ia berkata : Giok Koko, kau tunggu disini. Aku hedak pergi ke mata-air untuk mencuci darah yang mengotorkan pakaianku." Kong Sun Giok mengangguk Sambil mengawasi Giok Yap Kim Lian ditangannya, Kong Sun Giok memikirkan akan kemanjuran biji2 Lian-cu itu dan juga tentang nasibnya sendiri. la kuatir akan menyakiti hatinya Sim Lam310 Sie yang rela berkorban untuk keselamatannya, juga kepada Bian Leng Jun dikuil Sun Yo Kung, dan Tee Thian Kauw Saudara angkatnya. Kini obat mustajab sudah diperoleh dan ia harus mencari Shin It Cui. Tetapi dimanakah Shin it Cui sekarang berada? Sim Lam Sie kembali tak lama kemudian. la ambil bunga teratai dari tangannya Kong Sun Giok dicongkelnya tiga biji. la berkata : Giok Koko, aku pernah tanya Ti Ciok Hie Ang dan dia mengatakan biji2 Lian-cu ini tidak menjadi rusak meskipun disimpan lama. Aku harus tunggu sampai aku dapat menggunakan tenaga dalamku lagi untuk menolong kau melancarkan peredaran darahmu, dan kemudian memberikan biji2 Lian-cu ini untuk kau makan. Ban Cun Bu adalah musuh besarmu, maka kau harus mencari Shin It Cui dulu. Tetapi dimanakah harus dicarinya??" Sambil geleng2 kepalanya Kong Sun Giok berkata : Saudara angkatku Shin It Cui itu seperti juga seekor naga sakti yang sebentar muncul dan sebentar lenyap sukar dicarinya. Dia dapat mencari kau, tetapi kau tak dapat mencari padanya. Hanya dia telah membataskan waktu satu tahun untuk berlatih lagi ilmu silatnya, dan kemudian mencari Ban Cun Bu untuk menentukan siapa yang lebih unggul. Aku kira untuk mencari dia, kita harus menunggu ditempat sekitar kuil Sun Ko Kung dikota Lak Tiao Lebih pula, akupun telah berjanji dengan Hut Mo Shin Ni Ceng Lian Taysu dan jisuhengku untuk bertemu lagi dikota Lak Cao setelah lewat satu tahun." Sim Lam Sie mengerutkan kening dengan berlinangkan air mata ia menjawab : Didalam kuil Sun Yo Kung ada

saudarimu Bian Leng Jun. Aku kuatir dia akan salah mengarti terhadap aku, dia bisa hancur hatinya yang akan memusingkan kau. Giok Koko, aku tidak bersedia311 menyertai kau pergi kekota Lak Cao. Aku mengagumi sifatmu yang terus-terang dan watakmu yang luhur. Tetapi aku tidak tega melihat kau menderita. Aku harap agar kau dapat memenuhi janjimu terhadap guru dan paman2 gurumu dalam menuntut balas setelah tenaga dalammu pulih lagi, dan dapat hidup berbahagia dengan Bian cici dan tetap akrab dengan Tee cici. Dan mulai hari ini aku minta kau tidak memikiri aku lagi, biarlah aku tinggal menyendiri dipegunungan Bo San dengan tenang dan se-waktu2 mengenangkan peristiwa2 lampau yang kita alami bersama!" Kata2 itu diucapkan dengan tenang dan lemah-lembut sehingga menusuk hatinya Kong Sun Giok, dan airmatanya tak tertahan mengucur keluar! Giok Koko," kata Sim Lam Sie, Kau tak usah mengasihi aku. Akupun mempunyai Liangsim (nurani), dan aku tak akan membenci kau dan menganggap kau tak mengenal budi. Akupun tak bisa cemburu terhadap Bian Leng Jun atau Tee Thian kauw. Tegasnya, aku tak akan merintangi tujuanmu yang mulia. Aku hanya sesalkan diriku sendiri karena terlambat mengenal kau. Ya, aku telah berkeputusan tinggal bertapa dipegunungan Bo San menyertai guruku, dan tak akan turun gunung lagi." Tiap2 kata2 yang diucapkannya dengan khidmat dan ketetapan itu menusuk dalam sekali jantungnya Kong Sun Giok. Lalu Sim Lam Sie berbalik dan hendak berlalu. Tahan! Lam moy! Tahan dulu!" berseru Kong Sun Giok sambil mengejar. Dengan berdiri didepan gadis itu dan kedua tangannya memegang bahunya, la, berkata : Lam moy! Ucapan selamat tinggalmu aku tak dapat terima. Jiwaku ini berada ditanganmu. Setelah aku membalasdendam guru dan paman2 guruku, aku pasti kembali mencari kau lagi. Sekarang kitab Ju Keng telah musnah,312 dan pedang wasiat Leng Liong Pi belum kudapati, dan jika aku pergi kekuil Sun Yo Kung membikin perhitungan kepada Ban Cun Bu, aku yakin aku tak dapat luput binasa dibawah tongkat2 besinya. Oleh karena itu, kita jangan terlampau memikirkan hari kemudian. Jika kau tak sudi menyertai aku pergi kekota Lak Cao, aku Kong Sun Giok rela menjadi seorang yang tak mengenal budi dan mengakhiri jiwaku ditempat ini!" Dengan mata berlinang Sim Iam Sie menjawab dengan senyuman terpaksa : Giok Koko, aku sebetulnya tidak sampai hati melihat kau pergi sendirian dengan tenaga dalammu belum pulih. Tetapi karena aku seorang gadis, aku kuatir menimbulkan cemburunya Bian cici dan Tee cici sehingga kaupun menjadi pusing. Jika kau memaksa,

baiklah aku menuruti kehendakmu, dan biarlah kita serahkan nasib kita kepada Tuhan. Ayolah kita berangkat sekarang!" Demikanlah kedua orang itu turun dari pegunungan Go Bi San menuju kekota Lak Cao. Tetapi baru saja mereka keluar dari daerah propinsi Sucoan, mereka dijumpai oleh Tee Thian Kauw yang telah dipecundangi oleh Ban Cun Bu setelah kehilangan pedang2 Poa Cu Kiam dan Leng Liong Pi, dan yang telah berkeputusan menyebur kesungai untuk mati bersama Yong Sun Giok setelah mendengar bahwa Kong Sun Giok telah binasa karena perahunya terbalik hancur. Karena tidak mengetahui seluk-beluknya perkara, Tee Thian Kauw telah menjotos Kong Sun Giok sehingga jatuh pingsan dan harus disembuhkan dengan biji2 Lian-cu. Demikianlah dengan sabar Tee Thian Kauw mendengarkan kisah dan jejaknya Kong Sun Giok. Iapun merasa terhibur karena mengetahui bahwa Kong Sun Giok313 pun memperhatikan padanya. Iapun tampak Kong Sun Giok telah siuman tetapi masih berbaring. Dengan bersenyum dan sambil memegangi kepala nya Kong Sun Giok ia berkata : Giok Koko, kau jangan pura2 pingsan lagi! Lam moy telah berkorban untukmu, dan jika kau melupakan budinya, aku dan Bian cici tidak mau kenal kepadamu lagi. Sekarang segala salah-faham telah dapat diperbaiki dan menjadi jelas. Soal yang penting ialah soal menghadapi Ban Cun Bu. Giok Koko, apakah kau mengetahui bahwa aku telah bertempur dengan dia?" Mendengar itu Kong Sun Giok terkejut dan mencoba bangun. Kauw moy! kau........ kau....... bagaimanakah dapat masuk kekuil Sun Yo hung dan bertempur melawan iblis yang jahat itu? Apakah kau menderita luka?" tanya Kang SunGiok. Tee Thian Kauw segera menuturkan cara bagaimana ia telah bertempur melawan Ban Cun Bu selama 47 jurus dan juga bagaimana pedang Poa Cu Kiam dan Leng Liong Pinya terlepas dari tangannya. Ia mengakhiri penuturannya dengan menanya : Giok Kokok, cobalah pikir, kitab Ju Keng telah musnah. Pedang Poa Cu Kiam dan Leng Liong Pi telah hilang. Biji Lian-cu dari Giok Yap Kim Lian telah habis dimakan sehingga tenaga dalammu se-olah2 tak dapat pulih lagi. Apakah kita akan duduk diam tidak berusaha membasmi iblis Ban Cun Bu itu ?" Kong Sun Giok menarik napas karena pedang Leng Liong Pi yang ia sedang cari telah jatuh kedalam tangan Ban Cun Bu, pula karena semua usahanya telah mengalami kegagalan. Bagaimanakah ia dapat memenuhi janji terhadap guru dan paman2 gurunya untuk membalas dendam ? Meskipun ia sangat cemas, tetapi ketika melihat Tee Thian Kauw dan Sim Lam Sie pun menjadi cemas, ia

berlagak gembira dan menghibur : Kauw moy dan Lam314 moy tak usah gelisah. Untuk membasmi iblis Ban Cun Bu masih ada jalan lain meskipun pedang Leng Liong Pi telah hilang dan kitab Ju Keng telah musnah. Kita tak harus putus asa, karena Shin It Cui dan Hut Mo Shin Ni Ceng Lian Taysu juga berusaha membantu kita. Menurut pendapatku, kita harus lekas2 pergi kekota Lak Cao untuk menjumpai Shin It Cui, dan kemudian berdamai lagi dengan dia!" Kata2 Kong Sun Giok itu membesarkan hatinya kedua gadis itu, ketiganya mereka segera berangkat menuju kekota Lak Cao dipropinsi Yunnan. Setelah mereka tiba dikota Lak Cao, merka tidak menjumpai Shin It Cui atau Ceng Lian Taysu. Mereka menginap dikuil Pik Yun Giam yang terletak dikaki puncak Pek Lok Hong dengan harapan lekas2 menjumpai Shin It Cui atau Ceng Lian Taysu, juga kepada kedua saudara seperguruannya, It Ceng dan It Hok. Didalam kuil itu Kong Sun Giok melatih ilmu Thian Sing Ciang, ilmu pedang Ceng Lian Kiam dan ilmu tinju Shin Mo Sam Sun dari Shin It Cui, disamping memulihkan tenaga dalamnya. Demikianlah hampir satu tahun lewat dengan cepatnya. Kemudian Kong Sun Giok minta Sim Lam Sie pergi kedekat kuil Sun Yo Kung untuk mengamat-amati jejaknya Shin It Cui, dan minta Tee Thian Kauw pergi kedekat puncak Sian Yan Hong mengamat-amati jejaknya Ceng Lian Taysu, juga mencari kabar tentang It Hok dan It Ceng. Pada suatu malam Tee Thian Kauw dan Sim Lam Sie masing2 pergi kepuncak Sian Yan Hong dan kuil Sun Yo Kung, Kong Sun Giok diam didalam kuil Pik Yun Giam melatih ilmu tinju Thian Sing Ciang.315 Selama hampir satu tahun itu, dengan tekun Kong Sun Giok melatih semua ilmu2 silat sehingga segala jurus ia dapat lakukan dngan mudah dan hafal. Pada malam kedua gadis itu keluar, ketika ia sedang giat berlatih, tiba2 ia mendengar suara tertawa gelak2 se-olah2 meraungnya seekor naga! Suara yang dikenalnya itu membesarkan hatinya. Ia berhenti berlatih, dan lekas2 keluar untuk menyambut. la membuka pintu dan melihat Shin It Cui telah berada didepan pintu menuntun Sim Lam Sie. Cui Koko....." seru Kong Sun Giok dengan girang sekali. Lotee, Sim Lam Sie telah menuturkan kisahmu kepadaku. Mari kita masuk dulu baru bicara lagi, dan buktikan bahwa Cui Koko-mu ini juga mempunyai ilmu luar biasa untuk memulihkan tenaga dalammu!" kata Shin It Cui. Alangkah girangnya Kong Sun Giok yang telah bertemu

lagi dengan saudara angkatnya itu. Sambil tertawa Shin It Cui berkata setelah mereka duduk disuatu kamar didalam kuil itu : Lotee, cobalah terka, selama hampir satu tahun ini aku berada dimana? Aku telah melatih Sian Thian Kun Goan Kie (Tenaga Mujijat Kurnia Tuhan)!" Kong Sun Giok mengerutkan kening dan berkata sambil bersenyum : Cui Koko, aku tak dapat menerka dimana kau bertapa atau melatih ilmu silat" Shin It Cui tertawa gelak2 dan berkata lagi : Aku suruh kau menebak karena tempat itu kau pernah pergikan. Hanya kau tak pikir dan menyangkanya!"316 Apakah bukan dipuncak Ti Sing Hong disebelah selatan dari propinsi Hunan?" menebak Kong Sun Giok. Betul!" jawab Shin It Cui. Puncak Ti Sing Hong adalah tempat bertapanya Heng Taysu, gurunya Tee Thian Kauw." kata Kong Sun Giok. Shin It Cui mengangguk dan berkata : Karena aku merasa heran terhadap nama Heng Taysu itu. Sebetulnya jika orang sudah menjadi pendeta, ia harus menjauhi keduniawian dan berbuat kebaikkan. Tetapi ia memakai nama Heng" yang artinya ,,Benci". Dengan kehilangan dua tangan, ia pasti sangat menderita. Aku pergi kepuncak Ti Sing Hong untuk menjumpai ia, dan setelah melihatnya, aku segera mengenali bahwa ,ia adalah kawan karibku.' Iapun mempunyai dendam terhadap seseorang. Tentang itu kisahnya sangat panjang. Kita tunggu dulu kembalinya Tee Thian Kauw, dan aku akan menceritarakannya, karena Tee Thian Kauw juga ingin tahu. Nah, sekarang persilahkan aku memeriksa lukamu. Menurut Bo San Shin Lo kau baru dapat sembuh betul dengan bantuanku dan si-iblis Ban Cun Bu." Lalu ia memeriksa urat nadinya Kong Sun Giok dengan teliti. Sambil menarik napas kemudian ia berkata : Kau betul2 telah menderita luka agak hebat dalam tubuhmu, karena kau dihajar oleh Bo San Shin Lo dipegunungan Bo San, dibentur karang didalam sungai ketika perahumh terbalik, dan paling akhir dijotos oleh Tee Thian Kauw. Jika kau tidak tertolong oleh biji Lian-cu, kau sudah lama mati, dan tak mungkin kita berjumpa lagi didalam kuil Pik Yun Giam ini." Sim Lam Sie menjadi gelisah mendengar penjelasannya Shin It Cui dan ia menanya : Lo Shin, kini kita tak317 mempunyai obat yang mustajab lagi. Apakah Giok Kokok mempunyai harapan menjadi sembuh kembali?" Shin It Cui tetap tertawa gelak2, dan menjawab: Segala usaha dapat berhasil jika orang tekun serta sabar melakukannya. Sim siocia, coba tebak, dalam perjalananku kepuncak Ti Sing Hong, barang apa yang aku telah peroleh?"

Sim, Lam Sie membuka kedua matanya lebar2 memperhatikan suatu barang yang dari Shin It Cui keluarkan dari dalam kantong baju dalamnya, lalu berseru : Apakah itu bukannya burung Cian Lian Seng Sing Ho Sok (burung yang berusia 1000 tahun)?" Betul" jawab Shin It Cui. Lalu ia potong kepala burung itu sehingga bau amisnya, memenuhi kamar itu. Terlihat barang cair mengetes keluar dari kepala burung itu, dan barang cair yang berwarna putih itu ia suruh Kong Sun Giok telan. Kemudian badan burung itu direbus dan dimakan juga oleh Kong Sun Giok. Setelah Kong Sun Giok makan habis burung itu, Shin It Cui memeriksa lagi urat nadinya, kemudian nampak wajahnya yang ber-seri2. Sim Lam Sie tidak tahan sabar, ia menanya : Bagaimana keadaannya dia sekarang?" Ia telah menderita luka2 yang hebat. Meskipun ia telah makan obat yang mujijat dan dapat menolong jiwanya, namun nyali, dan lain2nya belum dapat bekerja sebagaimana sediakala. Tetapi dengan menggunakan ilmu Sian Thian Kun Goan Kie, aku yakin akan dapat menyembuhkan dia betul2 dengan dibantu oleh seorang yang ilmu silatnya setaraf atau lebih tinggi daripada ilmu silatku. Dengan ilmuku aku mendesak beredarnya obat, dan orang yang membantu itu menggunakan tenaga dalamnya318 memulihkan jalan2 darahnya dan tenaga dalamnya. Jika itu dapat dilakukan, maka ia dapat sembuh betul2, bahkan tenaga dalamnya dapat bertambah. Kita harus melakukan dengan cermat, karena jika sedikit saja keliru, ia akan menjadi seorang cacad seumur hidup." Tetapi dimanakah kita harus mencari orang yang ilmu silatnya lebih tinggi dari pada Lo Shin?" menanya Sim Lam Sie dengan cemas. Mengapa tidak ada?" seru Shin It Cui. Siapa ?" tanya Kong Sun Giok dengan bernapsu. Ban Cun Bu!" jawab Shin It Cui, lalu ia bangun untuk menenangkan hatinya yang bergolak. ---oo0oo--BAGIAN 16 POA KIAM IT LENG (PEDANG BUNTUNG DAN SATU KERINCINGAN) Mendengar bahwa hanya Ban Cun Bu yang dapat menolong. Sim Lam Sie menarik napas dengan perasaan kecewa. Kong Sun Giok berpikir : Hai! Aku harus membunuh Ban Cun Bu untuk membalas dendam guru dan paman2 guruku. Sekarang aku harus minta pertolongannya untuk menyembuhkan aku. Ha! Aku lebih suka dan rela mati daripada berbuat demikian. Menurut pandanganku pada

dewasa ini mungkin Shin It Tiui dapat menyalahkan Ban Cun Bu. Jika aku dapat mendesak Shin It Cui membunuh Ban Cun Bu, maka aku telah berbuat sedikit kebaikan319 dikalangan Bu Lim. Bagiku yang tak berdaya ini, aku rela mati daripada selalu menjadi beban kawan atau saudaraku?" Lalu ia banting kakinya menunjukkan kegemasannya, dan ingin rnemukul dadanya. Perbuatan nekat itu telah diperhatikan oleh Shin It Cui, yang secepat kilat menangkis tinju kiri Kong Sun Giok yang hendak membunuh diri, sambil menotok bahunya dengan ujung jari tangan kanannya. Kong Sun Giok segera jatuh pingsan. Lalu Shin It Cui berkata kepada Sim Lam Sie, Aku telah duga bahwa ia tidak sudi ditolong oleh Ban Cun Bu. Tetapi dalam keadaan terdesak, kita harus melakukan juga meskipun kita harus merendahkan diri. Kini aku hendak bawa dia kekuil Sun Yo Kung untuk coba peruntunganku. Tetapi tidak peduli Ban Cun Bu sudi membuntu atau tidak, kau harus pegang dua rahasia!" Sambil melihati Kong Sun Giok yang pingsan dilantai. Sim Lam Sie dengan air mata berlinang menanyakan rahasia apa yang ia harus pegang. Kesatu." kata Shin It Cui lebih lanjut. Kau tidak boleh memberitahukan Tee Thian Kauw bahwa aku membawa Kong Sun Giok kekuil Sun Yo Kun untuk minta bantuannya Ban Cun Bu, karena menurut pendapatku, Tee Thian Kauw yang kepala batu itu, jika dia mengetahuinya, tentu akan datang kekuil Sun Yo Kung untuk membikin onar. Hal demikian seperti juga mengirim Kong Sun Giok keakherat." Sim Lam Sie menganguk menyatakan setujunya. Kedua," kata Shin It Cui, Jika aku pergi kekuil Sun Yo Kung dan berhasil memperoleh pertolongannya Ban Cun Bu, kau jangan ceriterakan itu kepada Kong Sun Giok, karena aku kuatir ia menjadi gelisah melaksanakan janji320 terhadap guru dan paman2 gurunya karena telah menerima budi Ban Cun Bu." Sim Lam Sie mengangguk, pula lalu menanya : Lo Shin, kau bawa Kong Sun Giok kekuil Sun Yo Kung, bukankah seperti bawa ia kedalam goa macan? Ban Cun Bu yang terkenal kejam dan jahat apa tidak membunuh mati dia? Apakah Ban Cun Bu itu dapat dipercaya?" Dengan tertawa Shin It Cui menjawab : Betul Ban Cun Bu kejam dan jahat, tetapi ia senantiasa bersikap jantan, dan memegang janji. Dengan kedua wataknya yang dapat dipuji itu, aku akan berusaha menolong Kong Sun Giok. Kong Sun Giok tak dapat ditolong dengan biji Lian-cu atau burung Cian Lian Ho Sok lagi, ia telah menderita luka2 didalam tubuh sangat hebat. Hanya aku dan Ban Cun Bu yang dapat menolong dia."

Bulu romanya Sim Lam Sie berdiri mendengar penjelasan itu, dan ia mendesak lagi : Lo Shin, jika demikian, aku mohon kau lekas2 bawa dia, agar Tee Thian Kauw tidak mengetahuinya." Meskipun tertawa, tetapi Shin It Cui merasa cemas juga atas keselamatannya Kong Sun Giok. la angkat tubuhnya Kong Sun Giok dan dipanggul diatas pundaknya. Lalu dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh ia lari menuju kekuil Sun Yo Kung, tempat kediamannya Ban Cun Bu! Sim Lam Sie setelah mengantar sampai didepan pintu, berdiri terpaku dengan berlinangkan air mata. Lama sekali baru ia masuk kedalam. Pintu gerbang kuil Sun Yo Kung dijaga oleh Kho Leng Hun dan Sie Leng Ko. Dengan tanpa permisi lagi, Shin It Cui meliwati mereka.321 Sie Leng Ko menegur dengan suara yang keras : Hei! Siapa kau? Daerah kuil Sun Yo Kung adalah daerah terlarang. Sebelum dapat izin dari Ban Cun Bu Shin Kun, kau tak dapat menerobos masuk, jika tidak ingin mati!" Satu jotosan datang menyambar kearah Shin It Cui serentak dengan ucapan mati" itu. Shin It Cui menggeram, tangan kanannya memegang Kong Sun Giok yang ia panggul diatas bahunya, dan dengan tangan kirinya ia mengebutkan lengan bajunya sehingga Sie Leng Ko terhempas jatuh 4-5 kaki jauhnya. Lalu dengan tertawa ia mengejek : Anak tolol! Dihadapan tua bangka ini kalian tak dapat menjual lagak!" la tak berhenti, tetapi terus lari masuk menuju kekamar dimana Ban Cun Bu tinggal. Ketika itu Sie Leng Ko dan Kho Leng Hun dan mengenali bahwa yang menerobos masuk itu adalah Sibayangan hitam Shin It Cui yang terkenal ilmu silatnya, mereka insyaf tak dapat mereka menghalanginya. Mereka lekas2 melepaskan dua anak panah kecil yang berwarna hijau memberikan isyarat. Baru saja Shin It Cui tiba didepan pintu kamarnya Ban Cun Bu lebih kurang satu depa jauhnya, ia telah mendengar suara tertawa dan mengejek dari Ban Cun Bu : Hei! Lo Cui Kui (Setan pemabokan)! Aku telah mengetahui bahwa kau tentu datang lagi. Aku persilahkan kau datang kedalam pekarangan." Shin It Cui loncat masuk sambil membawa Kong Sun Giok diatas bahunya, dan melihat Ban Cun Bu berdiri diatas dua tongkat besinya didalam pekarangan dibelakang kamarnya. Empat gadis yang mengenakan pakaian putih berdiri dibelakangnya, dan diantara keempat gadis itu, seorang gadis telah melihat Kong Sun Giok yang pingsan dipanggul oleh Shin It Cui, segera menjadi pucat mukanya!322 Shin It Cu dengan kedua matanya yang tajam segera

mengetahui bahwa gadis itu adalah Bian Leng Jun, dan ia kuatir kalau2 gadis itu mengetahui bahwa Kong Sun Giok sangat berat luka2nya. Dengan senyuman terpaksa ia berkata kepada Ban Cun Bu : Ban Cun Bu, iblis yang cacad, kau jangan gelisah! Kali ini Shin it Cui datang kembali kekuil Sun Yo Kung bukannya menantang kau bertempur atau mengadu silat. Aku mempunyai suatu urusan untuk dirundingkan dengan kau dan aku tidak sudi urusan ini diketahui oleh orang lain!" Ban Cun Bu yang telah mengenal Shin It Cui yang berwatak congkak dan kepala batu, dan yang telah melihat Kong Sun Giok dalam keadaan pingsan diatas bahunya karena totokan, merasa heran mengapa Shin It Cui ingin berunding dengan ia. la buka kedua matanya lebar2 menunjukkan keheranannya. Tetapi Shin It Cui berkata sambil tertawa : Hei! Ban Cun Bu! Apakah yang kau perhatikan? Kau yang terkenal tidak takut apapun, mustahil takut kepada orang yang pingsan diatas bahuku? Dimanakah panggung Liu Im Cui Cia" (Panggung mengadu silat yang dikitari dengan pohon2)?" Ban Cun Bu yang biasanya menjadi raja didalam kuilnya telah diperintah oleh Shin It Cui, dan dengan sikap yang canggung ia berbalik menghadapi Bian Leng Jun. Cun Leng Ngo. Goei Leng Sa dan Tu Leng San yang berdiri dibelakangnya seraya berkata : Kalian semua pergi meronda disekitar kuil ini, dan memberitahukan semuanya bahwa jika tidak mendengar suara kelenganku tiga kali, siapapun tak dapat datang kepanggung Liu Im Cui Cia!"323 Shin It Cui loncat masuk sambil membawa Kong Sun Giok diatas bahunya, dan melihat Ban Cun Bu berdiri diatas dua tongkat besinya didalam pekarangan dibelakang kamarnya. Bian Leng Jun, yang telah melihat Kong Sun Giok pingsan se-olah2 tidak bernapas diatas bahunya Shin It Cui, menjadi sangat gelisah, tetapi ia tak berani menanya. Setelah diperintahkan, ke-empat gadis itu membungkukkan tubuh memberi hormat kepada Ban Cun Bu untuk kemudian berlalu melaksanakan perintah guru mereka itu. Lalu dengan menotokkan satu tongkat besinya ditanah, secepat kilat Ban Cun Bu telah melonjak keatas dan seolah2 terbang melalui tembok yang memisahkan pekarangan hamarnya ketempat dimana panggung Liu Im324 Cui Cia didirikan. Shin It Cui juga menotok kedalam ujung jari kakinya loncat melayang melewati tembok itu. Tempat dimana mereka berada sangat luas, kira2 seluas 3-4 bau (satu bau = 1/6 hektar). Panggung Liu Im Cui Cia didirikan tidak jauh dari satu telaga kecil yang bening sekali airnya. dan seluruh tempat itu dikitari pohon2 yang tumbuh dengan subur dan rindang. Lalu dengan satu totokan tongkat besinya Ban Cun Bu

loncat naik keatas. panggung itu. Perbuatan ini ditelad oleh Shin It Cui. Beberapa kursi ada diatas panggung itu. Setelah mempersilahkan Shin It Cui dan ia sendiri juga telah duduk, Ban Cun Bu berkata : Lo Cui Kwi! Kita berdua mempunyai watak yang hampir serupa, oleh karena itu kita tidak perlu bicara kebarat dan ketimur. Nah, katakanlah urusan apakah yang kau ingin rundingkan dengan aku!" Iblis jahat!" jawab Shin It Cui setelah meletakkan Kong Sun Giok diatas lantai panggung itu, Pemuda ini adalah saudara angkatku. Dia telah menderita luka2 didalam tubuh. Meskipun dia telah makan obat yang mustajab, tetapi ia masih memerlukan ilmu Sun Yo Cin Kai (ilmu matahari memancarkan sinar) dan ilmu Sian Thian Kun Goan Kie (ilmu tenaga mujijat kurnia Tuhan) yang dikerahkan serentak untuk memulihkan kesehatan dan tenaganya agar ia dapat melahsanakan maksud dan hasratnya!" Ban Cun Bu tidak duga jika Shin It Cui membawa seorang pemuda untuk minta ia bantu mengobatinya. Ia geleng2 kepalanya, dan menjawab sambil tertawa : Ban Cun Bu senantiasa tidak sudi menerima budi orang tetapi juga tidak sudi melepas budi kepada orang lain. Lo Cui Kwi! Kau datang kekuil Sun Yo Kung untuk minta pertolonganku hanya untuk percuma saja!"325 Shin It Cui tidak putus asa. Ia tetap tertawa dan berkata : Apakah kau tak mempunyai penghargaan terhadap aku?" Aku hargai kau, dan aku kagumi ilmu silatmu," jawab Ban Cun Bu, tetapi aku Ban Cun Bu seumur hidupnya belum pernah melepas budi kepada orang lain!" Lalu Shin It Cui menggunakan siasatnya dengan memuji: Ban Cun Bu! Aku terpaksa datang kesini untuk minta bantuanmu, karena untuk menolong pemuda ini, aku memerlukan orang yang ilmu silatnya lebih tinggi daripada ilmu silatku. Dan menurut pengetahuanku, hanya kaulah yang mempunyai iImu silat lebih tinggi daripada ilmu silatku!" Segera terlihat hasil dari siasat itu. Ban Cun Bu yang berwatak congkak menjadi gembira dengan pujian itu, terutama karena Shin It Cui mengaku kalah pandai daripadanya. Dengan suatu senyuman gembira ia berkata : Ilmu silatmu tidak kalah daripada ilmu silatku. Kau terlalu merendahkan diri." Sambil menunjuk tubuhnya Kong Sun Giok, Shin It Cui berkata Mungkin kau tidak kenal pemuda ini." Ya, aku tidak kenal. Siapakah pemuda ini, dan murid dari partai silat manakah?" tanya Ban Cun Bu. Dengan nada mengejek tetapi tercampur pujian Shin It Cui mulai lagi membujuk : Pemuda ini menghendaki jiwamu! la selalu mengejar kau! Barusan aku telah katakan bahwa dia ingin melaksanakan kehendaknya ialah dia

menghendaki jiwamu!" Ban Cun Bu terperanjat, tetapi dengan sikap tenang ia menanya : Lo Cui Kwi, kau jangan terlampau kurang ajar. Jika kau tidak memberitahukan riwayat hidupnya pemuda ini, aku akan pukul dia mati disini juga!"326 Shin It Cui bangun, lalu dari dalam kantong bajunya Kong Sun Giok ia ambil satu bungkusan. la buka bungkusan itu dihadapannya Ban Cun Bu sambil berkata : Ban Cun Bu! Apakah kau masih mengenali benda2 ini?" Sebetulnya didalam bungkusan itu ada satu pedang buntung dan satu kerincingan. Ban Cun Bu bengong melihat kedua benda itu, dan hanya dapat menjawab sejenak kemudian :Aku tahu, pemuda ini bernama Kong Sun Giok, murid dari Thian Lam Sha Kiam " Shin It Cui mengangguk dan berkata : Betul! Selain daripada dia, siapa lagi yang mem-bawa2 Poa Kiam It Leng (pedang buntung dan satu kerincingan)? Kini ia telah kehilangan tenaga dalamnya karena telah ber-turut2 menerima pukulan. Dalam keadaan pingsan, kau dapat memukul mati dia dengan gampang sekali, bukan? Dan aku tak usah membawa dia lagi kepada orang lain untuk diminta pertolongannya memulihkan tenaga dalamnya. Ayo, kau pukul matilah padanya!" Kata2 Shin It Cui itu sangat menyinggung Ban Cun Bu, dan untuk menutupi kegelisahannya, ia berkata : Kau tak dapat membawa-dia kepada orang lain. Dikolong langit ini, ilmu apakah lebih lihay daripada ilmu Sun Yo Cin Kai-ku?" Shin It Cui mengetahui bahwa iblis itu telah masuk dalam perangkapnya, dan dengan beriagak tercengang ia berkata : Apa gunanya mempunyai ilmu Sun Yo Cin Kai yang tinggi itu? Bukankah kau seumur hidup tidak sudi menerima budi orang lain, dan juga tidak sudi melepaskan budi kepada orang lain?" Sambil menuding Shin It Cui dengan telunjuknya, Ban Cun Bu membentak : Lo Cui Kwi! Dimanakah kau belajar bicara? Jika kau memberitahukan dulu bahwa pemuda itu adalah murid Thian Lam Sha Kiam, aku tentu tidak327 menolak mentah2. Ketiga jago silat pedang Thian Lam Sha Kiam telah mengadu silat melawan aku dilembah Lok Yun Kok dipegunungan Kwat Cong San, dan telah membunuh diri karena kalah. Tetapi sebetulnya ilmu silat pedang mereka luar biasa lihay. Akupun telah menyaksikan agar pedang buntung dan satu kerincingan (Poa Kiam It Leng) diberikan kepada muridnya Kong Sun Giok agar murid tersebut dapat membikin pembalasan. Kini murid ini telah kehilangan tenaga dalamnya, dengan keadilan aku tentu tak dapat menolak membantu kau memulihkan tenaga dalamnya." Bukan main girangnya Shin It Cui, ia bersenyum. Ban Cun Bu melihat tubuhnya Kong Sun Giok dan menanya :

Lo Cui Kwi! Dia menderita luka apakah? Bagaimanakah aku harus membantu kau menyembuhkannya? Kau pasti sudah mengetahui, dan tidak perlu aku memeriksa lagi !" Lalu Shin It Cui menuturkan dengan teliti bagaimana Kong Sun Giok menderita luka2 didalam tubuhnya, dan obat apakah yang telah diberikan kepadanya berikut juga biji2 Lian-cu dan burung Cian Lian Ho Sok, dan mengakhiri penjelasannya dengan berkata : Untuk menyembuhkan dia harus menggunakan ilmu Sian Thian Kun Goan Kie untuk melancarkan peredaran obat, dan serentak menggunakan ilmu Sun Yo Cin Kai-mu untuk membebaskan jalan2 darahnya ...." Tanpa menunggu Shin It Cui selesai, Ban Cun Bu berkata sambil bersenyum : Cara itu baik sekali. Obat dari burung Cian Lian Ho Sok harus beredar lancar keseluruh jalan2 darah, alat2 tubuh, dan Sun Yo Cin Kai-ku dapat membebaskan jalan2 darahnya. Pemuda ini akan menjadi lebih kuat dan lihay tenaga dalamnya!" Shin It Cui mengangguk dan menjawab : Betul! Pemuda ini telah memahami ilmu tinju Thian Sing Ciang328 dari aku, ilmu pedang menjaga diri Ceng Lian Kiam Sut dari Ceng Lian Taysu, dan ilmu Thian Lam Kiam Hoat dari Goan Siu Totiang, gurunya, ditambah dengan tenaga dalamnya yang menjadi lebih kuat dan lihay, bukankah dia dapat membunuh mati kau dengan gampang??" Ban yun Bu melotot dan berseru Hm!" tetapi tidak menjawab. Shin It Cui melanjutkan : Oleh karena itu, aku anjurkan kau pukul dia mati dalam keadaan pingsan ini untuk menghindarkan kesempatannya mengirim kau keakherat!" Ban Cun Bu melotot dan berseru Hm! tetapi Kwi, kau tak usah banyak bicara. Ban Cun Bu tidak begitu keji memukul orang yang tak berdaya. Jika aku hendak menghajarnya, aku harus menghajar dia didalam keadaan sehat dan kuat. Pemuda ini dengan ilmu2 silat yang tinggi harus ditolong, setelah dia sembuh, sehat dan kuat lagi, dia dapat memenuhi janji terhadap guru dan paman2 gurunya melawan aku!" Ia mengawasi Shin It Cui dan Kong Sun Giok, lalu melanjutkan pula : Sebetulnya selagi kau mengunakan ilmu Sian Thian Kun Goan Kie-mu dan aku menggunakan ilmu Sun Yo Cin Kai-ku, aku dapat mengambil kesempatan itu untuk melukai jantungnya, dengan demikian, nanti diwaktu dia bertempur melawan aku, hanya dengan mengebutkan tanganku kearah dadanya, jantungnya bisa putus, dan dia mati konyol!" Shin It Cui tertawa gelak2, lalu berkata : Meskipun kau terkenal jahat dan kejam, tetapi kau terkenal juga tak sudi melakukan perbuatan yang keji. Jika aku tak mengenal baik watakmu itu, tidak nanti aku bawa dia kepadamu! Perbuatan keji itu kau tak akan lakukan!"329

Sejenak kemudian Ban Cun Bu berkata : Kita dapat segera menolong dia. Tetapi aku mempunyai dua syarat yang kau harus penuhi!" Shin It Cui mengerutkan kening : ia merasa heran, syarat apakah iblis itu ingin ia penuhi. Ia menjawab : Sebutlah syarat2mu itu, asal saja Shin It Cui mampu lakukan, Shin It Cui pasti dapat memenuhinya!" Sambil bersenyum Ban Cun Bu berkata : Apakah Kong Sun Giok mengetahui kau membawa dia kesini untuk aku membantu menyembuhkannya? Shin It Cui geleng2kan kepalarya dan menjawab: Saudara angkatku ini berwatak angkuh. la lebih suka mati daripada minta pertolongan musuh besarnya. Aku sengaja membikin dia pingsan untuk ....... Ban Cun Bu mengangguk, dan meneruskan : Baiklah! Kita menyembuhkannya tanpa menyadarkan dia. Syarat2ku itu ialah : kesatu, setelah dia sembuh, kau tidak boleh memberitahukan dia bahwa aku telah menolong menyembuhkan dia agar nanti ia dapat bertempur melawan aku dengan sungguh2 tanpa memikir budiku yang telah menolong kepadanya". Sambil mengacungkan jempolnya Shin It Cui berseru : Kau betul2 seorang ksatria. Menolong orang tanpa mengharap balasan. Aku hormati sifat ksatriamu itu! Akupun sependapat dengan kau. Dan syaratmu yang kedua?" Jika kau dan aku tidak membantu mengobati dia, apakah ia dapat berusaha sendiri dengan mempelajari ilmu2 yang dibutuhkan dalam jangka waktu 10 tahun?" tanya Ban Cun Bu.330 Shin It Cui berpikir sejenak, lalu geleng2 kepalanya. Meskipun didalam jangka waktu 20 tahun, aku kuatir ia tak dapat menolong dirinya," katanya. Tiba2 Shin It Cui berjingkrak, dan sambil menuding ia menanya : Hei! Ban Cun Bu! Apakah kau ingin mempercepat jangka waktu 10 tahun yang Goan Siu Totiang tetapkan, dan ingin muridnya lekas2 membereskan soal balas-dendam? Apakah kau sudah merasa bosan memenuhi janji tinggal berdiam dikuil ini selama 10 tahun?" Ban Cun Bu mengangguk, dan berkata : Betul! Setelah aku menolong dia, sama juga dia telah melatih diri 10 tahun. Aku akan memberikan dia tempo satu tahun lagi untuk berlatih sebelumnya datang melawan aku." Shin It Cui berpikir bahwa kitab Ju Keng telah musnah, dan menunggu lebih lama lagi pun tak ada gunanya. Ia mengangguk dan berkata : Ban Cun Bu! Permintaanmu itu beralasan, dan kau pun tidak usah memberikan dia tempo satu tahun lagi. Aku jamin bahwa, setelah dia sembuh, dia akan datang kesini untuk bertempur melawan kau dalam waktu setengah bulan. Tetapi.........."

Tetapi kau harus bertempur melawan aku dulu ......." Ban Cun Bu menyambungkan. Shin It Cui tertawa gelak2 dan berkata : Betul! Betul! Tempo hari aku kalah karena ilmu Sun Yo Cin Kai-mu, tetapi aku belum tunduk. Kali ini j ika kau binasa ditangan Kong Sun Giok, aku yang belum bertanding lagi dengan kau tentu akan menjadi masgul. bukan ?" Ban Cun Bu bersenyum dan menjawab : Sebetulnya dikalangan Bu Lim, kau dan aku terkenal sebagai Lam Pak Siang Mo (Sepasang Iblis dari Utara dan Selatan), dan ilmu silat kita, berdua pun sebetulnya seimbang, memang aku ingin sekali bertempur dalam pertandingan ulangan. Tetapi331 sekarang kita harus menyembuhkan Kong Sun Giok dulu. Jika kau dapat mempercepat janjinya lagi, aku dengan gembira akan menghadiahkan suatu mustika kepadanya." Mendengar bahwa Ban Cun Bu akan memberikan satu mustika kepada Kong Sun Giok, Shin It Cui terperanjat. la mengawasi wajahnya Ban Cun Bu dengan penuh perhatian. Aku tidak keluarkan mustika itu, aku minta kau terka barang apakah sebetulnya yang aku hendak berikan kepadanya. Tetapi kita menyembuhkan dia dulu, dan segera kau akan mengetahuinya." Shin It Cui tidak menunggu lagi. la angkat Kong Sun Giok dan dalam keadaan pingsan didudukkan dihadapannya Ban Cun Bu. Lalu sambil duduk bersila ia memijit dan mengurut jalan2 darah dipunggungnya Kong Sun Giok dengan menggunakan ilmu Sian Thian Kun Gioan Kie. Ban Cun Bu menenangkan sukma sebelum ia kerahkan ilmu Sun Yo Cin Kai-nya. Lalu terlihat ia menepuk dadanya Kong Sun Giok. kemudian lambungnya beberapa kali. Sejenak kemudian kedua orang itu bermandikan keringat, dan ini membuktikan bahwa mereka sedang mengerahkan semua ilmunya masing2 untuk menolong Kong Sun Giok. Pertolongan itu diberikan dengan cermat dan teliti hampir tiga jam lamanya. Akhirnya Shin It Cui bersenyum dan berseru : Akhirnya pekerjaan kita yang mulia ini selesai! Aku hanya kuatir kau, Ban Cun Bu, akan menyesal karena telah menolong orang yang akan mengirim kau keakherat!" Ban Cun Bu tertawa, dan menjawab :Lihat saja! Mar! kita masuk kekamar untuk menikmati arakku yang harum." Lalu dengan satu totokan tongkat besinya, ia loncat masuk kedalam kamar332 Shin It Cui memijit dan mengurut jalan2 darah dipunggungnya Kong Sun Giok, dengan menggunakan ilmu Sian Thian Kun GoanKie. Shin It Cui baringkan Kong Sun Gick dilantai dengan wajah ber-seri2, lalu ia pergi mengikuti Ban Cun Bu masuk kedalam kamar. Dengan cepat seguci arak diminum habis

oleh mereka berdua. ,,Ban Cun Bu!" kata Shin It Cui, arak yang enak aku telah nikmati. Mustika apakah kau ingin berikan kepada Kong Sun Giok ? Kau dapat berikan kepadaku, karena aku segera akan membawa dia pergi berlalu dari sini !" Ban Cun Bu lalu keluarkan dari dalam jubahnya sebuah pedang sambil berkata : Murid Than Lam Sha Kiam tentu333 memerlukan pedang Leng Liong Pi ini untuk membalas dendam terhadap aku!" Bukan main herannya Shin It Cui. la tidak mengerti mengapa Ban Cun Bu berikan Kong Sun Giok senjata yang lihay itu untuk bertempur melawan dia sendiri. Lalu ia berkata : Ban Cun Bu! watakmu sukar berubah. Kau telah menolong dia, tetapi kau berikan senjata yang lihay kepadanya untuk bertempur melawan kau. Aku tidak mengerti. Sambil tertawa Ban Cun Bu menjawab : Ketiga jago silat pedang Thian Lam telah tewas dilembah Lok Yun Kok dipegunungan Kwat Cong San karena kalah dalam pertandingan adu silat dengan aku. Muridnya tentu sangat benci terhadap aku, dan akan membunuh aku. Jika kau menjadi aku, apakah yang kau akan perbuat ? Bukankah kau akan bertempur dengan maksud membunuh dia ?" Shin It Cui tidak dapat menjawab. la sambuti pedang Leng Liong Pi itu sambil menanya :Apakah pedang ini yang kau dapat rampas dari Tee Thian Kauw ?" Ban Cun Bu bersenyum dan menjawab : Lo Cui Kwi, aku minta agar kau pun dapat mengundang gurunya Tee Thian Kauw datang ber-sama Kong Sun Giok nanti setengah bulan lagi untuk membikin hatiku puas!" Shin It Cui tertawa gelak2 dan menjawab: Nikoh yang kehilangan kedua lengannya tidak sudi datang menemui kau. Tetapi aku jamin bahwa dalam waktu setengah bulan ini, aku akan membikin beres soal pembalasan dendam ini!" Lalu ia angkat Kong Sun Giok didalam kedua tangan, dan setelah mengangguk kepada Ban Cun Bu, ia berlalu dari kuil Sun Yo Kung. Alangkah girangnya ketika ia tiba didepan pintu kui1 Pik Yun Giam, bukan saja Sim Lam Sie sedang menanti334 kedatangannya, tetapi juga Tee Thian Kauw, Hut Mo Shin Ni Ceng Lian Taysu begitu juga saudara seperguruannya, It Hok Tojin. Sambil bersenyum Ceng Lian Taysu berseru : Shin Si Cui, semenjak kita berpisah dipuncak Lee Leng, aku telah berusaha mencari kau di-mana2, tidak diduga kita dapat bertemu lagi disini..." Lalu ia menjawab : Lo Nikoh, kau tak usah mencari aku, karena setengah bulan lagi. setelah aku membantu Kong Sun Giok membalas dendam terhadap Ban Cun Bu, aku akan pergi kepuncak Lee Leng, dan tak akan keluar

atau turun dari pegunungan lagi!" Kata2 itu mengejutkan semua orang yang mendengarnya, karena mereka tidak menduga bahwa Shin It Cui yang hidup laksana awan tidak berketentuan bisa tinggal bertapa dipegunungan. Sambil menunjuk tubuhnya Kong Sun Giok, Shin It Cui melanjutkan : Sebetulnya aku ini percuma hidup didunia. Aku telah dihukum didalam goa agak lama, tetapi saudara angkatku ini telah masuk kedalam goa dan menolong aku dengan memukul patah dua balok besar. Balok ketiga tidak patah, dan aku tak dapat membunuh meskipun musuhku. Apakah gunanya aku hidup diantara manusia? Bukankah lebih baik aku hidup terpencil dipegunungan ber-sama2 binatang2 dan burung!?" O Mi To Hut!" berseru Ceng Lian Taysu, dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi Tee Thian Kauw menanya dengan ter-gesa2 : Lo Shin, apakah kau telah mengobati Giok Kokok? Dimainakah kau bawa dia? Dan pedang ditanganmu itu, apakah bukannya pedang Leng Liong Pi, yang dirampas oleh Ban Cun Bu dari tanganku ?"335 Shin It Cui mengawasi Tee Thian Kauw, lalu menjawab : Giok Koko-mu bukan saja telah sembuh, bahkan tenaga dalamnya sekarang berlipat ganda. Pedang Leng Liong Pi ini aku telah curi dari kuil Sun Yo Kung, dan aku telah berjanji kepada Ban Cun Bu bahwa dalam jangka waktu setengah bulan lagi, atas bukti Poa Kiam It Leng (Pedang Buntung dan satu kerincingan), Kong Sun Giok akan datang kekuil Sun Yo Kung untuk membikin perhitungan, dari akibat pertaruhan jiwa dilembah Lok Yun Kok dipegunungan Kwat Cong Sa!" Rupanya penjelasan Shin It Cui itu ada sedikit membuka rahasia cara pengobatannya Kong Sun Giok, tetapi selainnya Sim Lam Sie yang mengetahui, yang lainnya gelap akan seluk-beluknya. Mereka semuanya menjadi gembira mendengar bahwa Kong San Giok telah pulih tenaga dalamnya, dan mereka tidak curiga akan cara Shin It Cui mencuri pedang Leng Liong Pi dari kuil Sun Yo Kung! Kemudian Shin It Cui tepok punggungnya Kong Sun Giok yang segera menjadi sadar dari pingsannya. Kong Sun Giok membuka kedua matanya, ia bersenyum, lalu ia berbangkit dan coba menggerakkan tubuhnya. Wajahnya ber-seri2, karena la merasa lebih sehat dan bertenaga daripada sebelumnya! ---oo0oo--BAGIAN 17 RIWAYATKEDUA GADIS Dengan riang gembira dan sambil memegang pedang Leng Liong Pi, Kong Sun Gok berkata kepada saudara seperguruannya, It Hok Tojin : Ji suheng, kau telah pergi336

kepulau Cin Ji To dilautan Utara untuk belajar ilmu pukulan tangan Thian Lui Ciang (Tinju Geledek) dari Sin Teng Taysu, apakah kau berhasil?" Sambil menarik napas It Hok Tojin menjawab: Ilmu pukulan tangan Thian Lui Ciang aku telah dapat pelajari. Sutee juga telah memperoleh pedang Leng Liong Pi. Tetapi Toasuheng kita belum jumpai. Apakah dia tidak mendengar kabar tentang gugunya Suhu dan Susiok dilembah Lek Yun Kok dipegunungan Kwat Cong San ?" Kong Sun Giok menjadi cemas tetapi setelah menanya tentang siasat menggempur Ban Can Bu kepada Ceng Lian Taysu, ia agak menjadi tenang lagi. Shin It Cui bahkan tertawa sambil berkata : Jika Toasuhengmu It Ceng Tojin tidak datang dia tidak akan mempengaruhi siasat kita. Aku telah berjanji kepada Ban Cun Bu bahwa sebelum dia dibunuh mati olehmu, dia harus bertempur melawan aku dulu. Meskipun aku akan kalah karena ilmu Sun Yo Cin Kai-nya, akan tetapi setelah bertempur melawan aku, dia pasti akan berkurang tenaga dalamnya! Lalu ia berkata kepada Tee Thian Kauw : Tee siocia, apakah kau tahu bahwa kau mirip dengan dengan Bian Leng Jun ?" Soal ini bukan saja Tee Thian Kauw ingin mengetahui, bahkan Kong Sun Giok pun ingin mengetahuinya. Maka kedua orang itu mendesak dan menanya kepada Shin It Cui yang segera menjelaskan sambil bersenyum : Kalian berdua bukannya she Tee atau she Bian, tetapi ke-dua2nya she Ku, dan kalian sebetulnya saudara kembar. Gurumu memberitahukan kau she Tee dengan maksud kau tidak selalu membawa kebencian. Huruf 'Tee' itu berarti 'membawa'. Kakakmu she Bian, dan Bian itu adalah she dari ibumu!"337 Tee Thian Kauw mengerutkan kening se-olah2 tidak percaya akan keterangan itu, dan ia mendesak lagi : Ibuku she Bian, tetapi apa namanya? Dan sekarang berada dimanakah?" Ibumu bernama Bian Ceng Peng, kini dia berada diatas puncak Ti Shing Hong dipegunungan Kauw Ji San disebelah barat dari propinsi Hunan!" jawab Shin It Cui dengan sabar. Ha!" seru Tee Thian Kauw sambil berjingkrak, jadinya guruku Heng Taysu adalah ibuku?" Shin It Cui mengangguk, dan Tee Thian Kauw menanya lagi : Ibuku tidak suka aku membawa perasaan benci. Aku kira ayahku dianiaya mati oleh orang. Lo Shin, sudikah kau memberitahukan aku siapakah sebetulnya ayahku, dan musuhku itu? Kedua lengan ibuku mengapa buntung dan siapakah yang membuntunginya ?" Pertanyaan2 yang demikian banyaknya itu, yang mana lebih dulu aku harus menjawabnya" kata Shin It Cui,

biarlah aku ceriterakan apa yang aku telah ketahui, dan mulai dengan kisah pada 18 tahun yang lampau." Sebetulnya Ban Cun Bu dan Bian Ceng Peng adalah saudara sepupu yang saling cinta-menyintai. Ban Cun Bu yang tampan dan Bian Ceng Peng yang cantik jelita sebetulnya merupakan suatu pasangan yang baik. Ban Cun Bu suka sekali mempelajari ilmu silat dan telah menghamburkan harta bendanya untuk belajar silat sehingga ia dibenci oleh sanak keluarganya. Sifatnya yang pemboros itu tak berubah, dan akhirnya ia diusir oleh sanak keluarganya. Seperginya Ban Cun Bu menghancurkan hatinya Bian Ceng Peng. Ban Cun Bu tidak kembali atau mengirim kabar kepada kekasihnya. Kemudian setelah liwat 7 tahun, Bian338 Ceng Peng dinikahkan kepada seorang terpelajar bernama Ku Tiang Teng oleh ayah-bundanya. Karena sang isteri cantik dan sang suami terpelajar, mereka dapat hidup dengan rukun. Tetapi. kerukunan itu tidak langgeng atau berlangsung lama. Pada suatu malam, ketika suami isteri itu sedang berada didaiam kamarnya, tiba2 lilin didalam kamar padam. Ban Cun Bu datang menerobos masuk kedalam kamar dan membunuh mati Ku Tiang Teng karena cemburu. Lalu Bian Ceng Peng ditotok jalan darahnya, sehingga menjadi pingsan. Ketika Bian Ceng Peng siuman kembali, ia menemui dirinya berada didalam goa disuatu gunung. Bian Ceng Peng yang pintar dan cerdas segera mengarti bahwa Ban Cun Bu telah berhasil mempelajari ilmu silat, dan telah kembali untuk mengambil ia dengan membunuh mati suaminya. Sebetulnya ia ingin membunuh diri, tetapi karena ia telah mengandung, dan ia bertekad membalas dendam atas pembunuhan suaminya, ia mengambil keputusan bersikap sabar dan menanti kesempatan untuk membikin pembalasan. Lalu ia berlagak membalas kasih sayangnya Ban Cun Bu. Ketika kandunganya menjadi besar, dan akan melahirkan satu bulan lagi, karena kuatir anaknya akan mirip dengan Ku Tiang Teng sehingga menimbulkan perasaan bencinya Ban Cun Bu yang mungkin akan membunuh juga bayi yang akan dilahirkan itu, ia bertekad menunggu kesempatan yang baik untuk membunuh Ban Cun Bu. Maka pada suatu malam, Bian Ceng Peng sengaja membikin Ban Cun Bu minum banyak arak agar menjadi mabuk. Lalu dengan sebuah pisau belati ia tusuk dadanya Ban Cun Bu! Tetapi ia tak bertenaga karena ia belum pernah membunuh orang. Tangan yang memegang pisau339 belati itu gemetaran, dan pisaunya dirampas oleh Ban Cun Bu untuk digunakan memotong buntung kedua lengannya! Jika Ban Cun Bu tidak memikir ia sedang mengandung, dan

anggap anak didalam kandungannya itu darah dagingnya, ia sudah dibunuh mati! Ia insyaf bahwa ia tak dapat tinggal bersama-sama dengan Ban Cun Bu yang kejam dan jahat itu. Pada satu ketika ia berhasil melarikan diri ketika Ban Cun Bu sedang bertempur melawan musuh yang kuat. Ia bertemu dengan gurunya Shin It Cui, Pek Hui Taysu, yang merasa simpathi atas penderitaannya, dan suka mengajarkan ilmu silat. Dua bayi perempuan yang kembar itu telah dilahirkan tepat pada waktunya, dan Pek Hui Taysu meninggal dunia setelah ia melahirkan tiga bulan! Dengan tekad membalas dendam ia berlatih dengan tekun ilmu melontarkan senjata rahasia Thian Hua Tok Mang (Racun Ganas Tumpah dari Langit), dan ia titipkan puterinya yang kecilan kepada seorang kawan karib, Sio Yo Sian Seng. Dengan membawa puterinya yang besaran ia pergi kekota Lak Cao dipropinsi Yunnan untuk mencari musuhnya Ban Cun Bu! Untuk menggempur Ban Cun Bu ia yakin tidak mudah. Karena kuatir puterinya tidak mengenali ayahnya yang sejati maka, dipakaian puterinya ia: telah menyulam perkataan yang berbunyi 'Ban Cun Bu adalah musuh besarmu'. Sulaman tersebut sangat rapi dan halus sehingga sukar dilihat atau dibaca. Setibanya ia dipegunungan Lak Cao, ia datang menjumpai Ban Cun Bu dengan mengatakan bahwa ia datang untuk mengantarkan darah-dagingnya (puterinya). Ban Cun Bu sangat girang, tetapi iapun bersikap waspada terhadapnya.340 Setelah menyerahkan puterinya kepada Ban Cun Bu. lalu ia lontarkan senjata rahasianya. Tetapi Ban Cun Bu berhasil menggeprak jatuh semua senjata rahasia itu hanya dengan mengebut lengan bajunya. Ia kembali dengan sedih. la merasa kecewa bahwa ia tidak mengenal Pek Hui Taysu lebih siang untuk mempelajari. ilmu yang sakti dan lihay. Maka setelah ia kembali ketempat tinggalnya, ia memelihara mendidik dan melatih puterinya yang kecilan dan ia beri nama Tee Thian kauw. Ban Cun Bu setelah menerima puterinya ia masih merasa curiga apakah anak itu darah-dagingnya. Tetapi karena anak itu cantik, pintar dan cerdas, untuk mengingati ibunya, ia beri nama Bian Leng Jun, dan di-ajarkannya ilmu silat. Demikianlah Tee Thian Kauw mendengarkan kisahnya sendiri dari mulut Shin It Cui dengan penuh perhatian, dan ia tak dapat menahan air matanya mengucur mengenangkan nasib ibunya. Dengan mengertek gigi ia berseru : Aku harus pergi mencari kakakku dan memberitahukan ini kepadanya." Tetapi Shin It Cui mencegahnya sambil berkata: Kuil

Sun Yo Kung tidak mudah kita dapat masuk. Jika kau ingin pergi, aku akan menyertai kau." Segera kedua orang itu lari menuju kekuil Sun Yo Kung. Dengan kebetulan sekali tampak oleh mereka Bian Leng Jun sedang berdiri diatas puncak tengah memandang kearah kuil Pik Yun Giam. Sebetulnya setelah Bian Leng Jun melihat Shin It Cui memanggul Kong Sun Giok yang pingsan kekuil Sun Yo Kung, ia menjadi gelisah sekali. la tidak bisa keluar dari kuil Sun Yo Kung untuk pergi kekuil Pik Yun Giam menyelidikinya. Ia hanya dapat memandang kuil Pik Yun341 Giam itu dari atas puncak. Kini setelah ia melihat Shin It Cui mendatangi, ia menjadi girang. Tee Thian Kauw memanggil ia Cici", dan merangkul ia dengan kedua mata berlinang sambil segera menuturkan riwayat mereka berdua. Seperti bermimpi Bian Leng Jun memikiri penghidupannya yang lampau. Kini la insyaf mengapa Ban Cun Bu sangat memperhatikan padanya. Tee Thian Kauw juga memberitahukan bahwa Kong Sun Giok sudah sembuh den segera akan datang membikin perhitungan dengan iblis yang kejam dan jahat itu. Ia pesan Bian Leng Jun memegang rahasia segala sesuatu. Bian Leng Jun mengangguk dan menjawab : Aku masih ada satu saudara angkat, Cin Leng Ngo, yang ibu-ayahnya pun telah dibunuh oleh Ban Cun Bu. Ia dibawa kekuil Sun Yo Kung, dan setelah menjadi gadis remaja, Ban Cun Bu telah memperkosa padanya. Cin Leng Ngo itu adalah seorang baik. Sayang nasibnya buruk sekali. Terhadap dia, aku minta perhatian kalian. la juga ingin membikin pembalasan terhadap Ban Cun Bu!" Tee Thian Kauw tentu saja menyanggupkannya, dan ketika kelenengan dari dalam kuil Sun Yo Kung berbunyi, Bian Leng Jun terpaksa lari masuk. Setengah bulan tak terasa telah berlalu. Shin It Cui, Ceng Lian Taysu, It Hok Tojin, Kong Sun Giok. Sim Lam Sie dan Tee hian kauw pergi kekuil Sun Yo Kung untuk memenuhi janji! Ban Cun Bu mengetahui bahwa Shin It Cui selalu memegang janji, maka ia te!ah menyiapkan segala sesuatu penting. la sendiri datang menyambut dimuka pintu, dan mempersilahkan semuanya masuk kedalam ruang tengah.342 Setelah semuanya duduk, Ban Cun Bu berkata kepada Tee Thian Kauw : Mengapa gurumu tidak datang?" Tee Thian Kauw mengertek gigi, tetapi tidak menjawab. Ia menjawab dengan keduaa matanya yang melotot mengawasi Ban Cun Bu! Tetapi Ban Cun Bu tetap tenang, dan sambil senyum ia berkata lagi : Dia tidak datang pun tidak menjadi apa. Akupun tidak sudi merampas barang orang, dan aku

kembalikan barangmu! Tapi pedang Leng Liong Pi sudah hilang. Hanya pedang Poa Cu Kiam yang masih ketinggalan!" Lalu ia ambil pedang itu dari Cin Leng Ngo dan melontarkannya kepada Tee Thian Kauw. Rupanya Tee hian Kauw tidak sudi menyambuti pedang itu, maka Shin It Cui yang mewakilkannya, Ta tertawa dan berkata : ,,Kau iblis yang cacad ! Rupanya kau tidak pandang murid dari Thiah Lam Sha Kiam. Maka kita tidak perlu lagi menghiraukan peraturan dikalangan Kaug Ouw. Dengan bukti Poa Kiam It Leng, kita segera boleh membereskan segala sangkutan!" Ban Cun Bu mengangguk, dan menjawab : Lo Cui Kwi, kau memang pandai bicara ! Ban Cun Bu selalu tidak suka menarik urat. Jun Ji ! Kau ambil pedang buntung yang ditinggalkan oleh Goan Siu Totiang dilembah Lek -Cun Kok dipegunungan Kwat Cong San dari kamarku !" Bian Leng Jun segera pergi mengambil pedang itu, dan Kong Sun Giok juga membuka bungkusan yang berisi separuh pedang buntung gurunya dan satu kerincingan ! Ban Cun Bu segera mengenali bahwa kerincingan itu adalah kepunyaannya yang ia dapat gunakan sebagai senjata rahasia. Setelah ia terima separuh pedang buntung dari Bian Leng Jun, ia minta separuh lainnya dari Kong Sun Giok untuk disambung menjadi satu, lalu343 dikembalikannya seluruh pedang itu kepada Kong Sun Giok, dan Kong Sun Giok pun kembalikan kerincingan itu kepada Ban Cun Bu. It Hok Tojin dan Kong Sun Giok berdiri dengan waspada. Lalu dengan membungkukkan tubuh memberi hormat, mereka menanya : Ban Cun Bu! Dimanakah kita membuat perhitungan?" Ban Cun Bu mengagumi ksatriannya kedua murid Thian Lam Sha Kiam itu. Dalam keadaan murkanya mereka masih tidak melupakan adat istiadat dari kalangan Bu Lim, Ia menjawab sambil tertawa : Diluar ruang ini ada satu lapangan yang luas, kita dapat bertempur ditengah lapangan itu !" Segeralah mereka, satu per satu, keluar dari ruang untuk pergi kelapangan. Oleh murid2nya Ban Cun Bu disekitar lapangan itu telah disediakan kursi2. Setelah semuanya duduk, Ban Cun Bu menyapu semua lawannya dengan kedua matanya, lalu tertawa mengejek : Apakah kalian semuanya ingin mengadu silat melawan Ban Cun Bu?" Shin It Cui menggeram keras sebelumnya menegur : Selainnya kedua murid Thian Lam Sha Kiam yang ingin membikin perhitungan, juga aku, Shin It Cui, si Setan pemabok ini, telah berjanji bertempur melawan kau!" Dengan sikap yang tetap tenang, Ban Cun Bu menanya Ceng Lian Taysu : Bagaimanakah Hut Mo Shin Ni? Apakah juga ingin menguji ilmu silat dengan aku ?"

Ceng Lian Taysu memegang kedua tangannya dan bersabda : O Mi To Hut!" Ia tidak menjawab, tetapi Shin It Cui yang menjawab : Hei! Iblis yang cacad! Mengapa kau bersikap congkak? Hari ini adalah pertempuran mati-hidup! Yang binasa memerlukan seorang rahib membacakan do'a, dan Ceng Lian Taysu yang akan membacakan do'a itu!"344 Ejekan itu menyakiti hatinya Ban Cun Bu. la menotokkan satu tongkat besinya diatas tanah, dan secepat kilat ia loncat dan berdiri diatas kedua tongkat besinya ditengah lapangan itu. Ia menjerit : Hei ! Lo Cui Kwi ! Aku tidak sudi mengadu lidah dengan kau! Ayo maju ! Kita berdua bertarung dulu" Shin It Cui meraung keras seperti seekor naga yang ngamuk dengan mendongak keatas. Lalu tenggak arak dari sebuah buli2 (Buah labu tua yang kulitnya dibuat penyimpan arak) dari tali pinggangnya, ialu dengan secepat kilat ia lonyat menghadapi Ban Cun Bu. Tetapi It Hok Tojin telah loncat lebih dulu, idan membentak Ban Cun Bu : Aku It Hok, murid Thian Lam Sha Kiam, mohon pengajaranmu!" Ban Cun Bu mengawasinya dari kepala sampai kekaki, lalu ia mengangguk dan berkata : Meskipun kita dari partai silat yang berlainan, tetapi aku yakin aku lebih unggul daripada kau. Nah, aku persilahkan kau yang menentukan cara kita bertanding!" It Hok Tojin yang telah datang dengan tekad berkorban demi nama Thian Lam ia tidak menghiraukan lagi akibat daripada pertarungan itu. Ia berkata :Kita mengadu ilmu silat pukulan tangan !" ,,Aku yakin bahwa ilmu pukulan Bo Kit Ki Kong (Tenaga dalam dahsyat) dari partai silat Thian Lam sangat lihay, dan jika orang dapat berlatih dengan keras tentu dapat menahan ilmu Sun Yo Cin Kaiku. Tetapi aku kuatir kau belum berlatih cukup keras." mengejek Ban. Cun Bu. Demi membalas dendam Suhu dan Susiok-ku, aku tidak gentar melawan kau dengan ilmu Sun Yo Cin Kai-mu! Tetapi mengapa kau masih juga belum lepas tongkat besimu?" menantang ItHok Tojin.345 Tantangan itu mengejutkan Ban Cun Bu. la tancap tongkat besi ditangan kanannya, dan berdiri atas satu tongkat besi ditangan kirinya. Dengan demikian tangan kanannya menjadi bebas, dan ia berkata : Mulailah!" Dengan mengerahkan semua tenaga dalamnya It Hok Tojin menjotos dadanya Ban Cun Bu dengan ilmu Bo Kit Ki Kong. Ban Cun Bu yang belum mengetahui berapa tingginya ilmu silat lawannya itu, juga mengirim satu jotosan dengan menggerakkan jurus ke-9 dari ilmu Sun Yo Cin Kai. Hembusan angin dari jotosan itu telah mendorong It Hok Tojin mundur dua tindak. Ia rnerasa heran jurus itu tidak dapat menjatuhkan dan membinasakan lawannya.

It Hok Tojin maju lagi dengan menyodokkan kedua tinijunya dengan berbareng. Sodokan itu mula2 dikirim dengan pelahan, tetapi setelah setengah jaIan sodokan kedua tiju itu dilancarkan secepat kilat, dan disertai dengan jeritan yang membisingkan. Jurus itu adalah jurus ilmu tinju Thian Lui Ciang (Tinju Geledek) yang ia dapat pelajari dari Sin Tong Taysu yang tinggal bertapa dipulau Cin Ji To dilautanUtara! ---oo0oo--BAGIAN 18 PEMBALASAN DENDAM TERLAKSANA Tinju Thian Lui Ciang itu ada diluar dugaannya Ban Cun Bu, dan tinju itu setaraf dengan tinju Yo Kang Cong Lik (Tinju Menggempur Tembok Baja). Jika ia tahan tinju Thian Lui Ciang itu dengan tinju Yo Kang Cong Lik-nya, ialah keras lawan keras, adalah serupa mencari mati! Maka ia mengegos menghindari jotosan dahsyat itu. Lalu dengan mengerahkan tiga perempat dari tenaga dalamnya ia346 menjotos kearah dadanya It Hok Tojin. Lagi2 It Hok Tojin terdorong mundur tiga tindak, dan darah kelihatan keluar dari pinggir mulutnya! Darah itu membuktikan bahwa It Hok Tojin telah terluka didalam tubuhnya. Tetapi karena ia telah bertekad untuk berkorban, dengan nekat ia loncat menerkam lawannya. Ban Cun Bu yakin betul bahwa jotosannya telah melukakan 1awannya dengan hebat, dan bahwa lawannya tak dapat menyerang lagi. Belum habis ia berpikir, It Hok Tojin telah loncat menerkam ia. Dengan hanya berdiri diatas satu tongkat besi, karena ia tak berbetis, ia tak dapat mengegos, dan ia tidak sudi mengegos. Dengan tangan kanannya ia sabet tubuhnya It Hok Tojin. Demikianlah tinju Thian Lui Ciang dan sabetan Sun Yo Cin Kai beradu. Prak!" terdengar suara tangan kanannya Ban Cun Bu beradu dengan kedua tinjunya It Hok Tojin. Sejenak kemudian terlihat Ban Cun Bu terdesak mundur 6 kaki, dan It Hok Tojin terlempar satu depa lebih jauhnya dengan memuntahkann darah hidup! Ceng Lian Taysu berseru O Mi To Hut!" Tee Thian Kauw, Bian Leng Jun, Cin Leng Ngo memalingkan pandangan mereka tidak sampai hati melihat darah yang keluar dari mulutnya It Hok Tojin. Kong Sun Giok menahan air matanya dan dengan sedih hati menyaksikan saudara seperguruannya gugur dalam baktinya! Lalu dengan kedua mata melotot ia awasi Ban Cun Bu! Seperti juga tidak terjadi apa2, Ban Cun Bu mengambil tongkat besinya yang ia tancap diatas tanah, lalu berkata kepada Shin It Cui : Lo Cui Kwi! Jika kau ingin menghamburkan tenaga dalam Ban Cun Bu, mengapa kau sendiri tidak maju melawan aku? Tetapi kau telah biarkan anak muda itu mati konyol?"347

Kong Sun Giok tidak tahan sabar lagi. la cabut pedangnya dan hendak menyerang. Tetapi Shin It Cui menahan padanya, lalu mengejek : Iblis! Kau betul2 pintar!Memang aku bermaksud demikian. Sekarang karena kau menantang, kau boleh rasakan hajaran2ku setelah kita berpisah satu tahun. Kau boleh menggunakan kedua tongkat besimu untuk melawan kedua tanganku!" Dengan congkak Ban Cun Bu menjawab : Lo Cui Kwi! Aku telah katakan kita berdua dapat julukan Lam Pak Siang Mo (Iblis dari Utara dan Selatan) dan aku yakin ilmu silat kita pun setaraf. Hari ini, apakah aku mati dibawah tinju Thian Sing Ciang-mu, atau kau binasa dibawah tongkat besiku!" Baru saja kata2 itu habis diucapkan, segera terlihat bayangan hitam berkelebat, dan seperti seekor burung gagak datang menyambar, Shin It Cui mengirim jotosannya dengan menggunakan jurus Thian Ho To Hiat" atau hujan lebat menyiram bumi. Jotosan itu dikirim ber-tubi2 laksana jatuh. nya hujan diatas atap rumah, cepat dan empuk kelihatannya, tetapi tiap2 jotosan dapat merobohkan tembok batu! Orang yang menyaksikan serangan itu semuanya pandai ilmu silat, mereka kagumi serangan Thian Ho To Hiat dari Shin It Cui itu. Ban Cun Bu terkejut. Lekas2 ia menotokkan kedua tongkat besinya diatas tanah untuk meloncat kebelakang menghindarkan diri dari jotosan maut itu! Ceng Lian Taysu juga terkejut. Ia berpikir : Ai! Setan ini betul2 telah menyempurnakan tinju Thian SingCiangnya!" Sebetulnya, ketika Shin It Cui pergi kepuncak Ti Sing Hong dan tinggal bertapa disitu selama satu tahun, Heng Taysu telah memberitahukan kepadanya semua teori ilmu silat yang ia dapat belajar dari Pek Hui Taysu. Heng Taysu yang telah kehilangan kedua tangan tak dapat berlatih silat.348 Tee Thian Kauw tidak cukup tenaga mempelajari atau melatih jurus Put Hoa Kim Kang Toa Ciang Bo Siu" atau jurus tinju baja yang dapat membasmi semua iblis. Ia telah menurunkan jurus tersebut kepada Shin It Cui. Maka dengan ilmu Sian Thian Kun Goan Ki (Tenaga Dalam Kurnianya Tuhan), ditambah dengan ilmu Put Hoay Kim Kang Toa Ciang Bo Siu, Shin It Cui merupakan satu tandingan yang keras sekali bagi Ban Cun Bu! Dalam pertarungan melawan Ban Cun Bu itu, ia telah bertekad menggunakan ilmu Sian Thian Kun Goan Kie, dan ilmu dari Pek Hui Taysu disamping ilmu tinju Thian Sing Ciang-nya sendiri. Demikianlah Lam Pak Siang Mo yang tergolong dua dari sepuluh jago2 silat yang paling dimalui dizaman itu, bertarung dilapangan kuil Sun Yo Kung untuk menentukan nasib jago2 silat dari kalangan KangOuw. Jika Ban Cun Bu menang, maka lebih banyak jago2 silat akan terbunuh. Jika

Shin It Cui berhasil membunuh mati Ban Cun Bu, maka orang2 dikalangan Kauw Ouw dapat beriang gembira, karena Shin It Cui akan kembali bertapa dipegunungan, melupakan semua urusan Bu Lim. Oleh karena itu semua mata ditujukan kepada tiap2 serangan atau tangkisan dari kedua musuh besar iang sedang bertempur itu. Tak usah dikatakan lagi bahwa semua orang mengharap Shin It Cui berhasil membunuh Ban Cun Bu. Sebetulnya, jika dipertimbangkan dengan adil, ilmu silat Ban Cun Bu lebih tinggi sedikit, tetapi setelah memahami ilmu Put Hoay Kim Kang Toa Ciang Bo Siu, dan melatih Sian Thian Kun Goan Ki, Shin It Cui dapat memperhebat ilmu tinju Thian Sing Ciang-nya, dan dengan demikian dapat menandingi ilmu Sun Yo Kai-nya Ban Cun Bu yang belum pernah terkalahkan!349 Ban Cun Bu, setelah bertempur beberapa jurus, segera yakin hebatnya pertempuran itu. la harus menggunakan juga iImu Kiat Kiat Teng Ko Leng Hie Pu Hoat atau ilmu langkah melonjak keangkasa untuk melancarkan serangan2 tongkat besinya dengan berhasil. Pakaian hitam Shin It Cui berkelebatan bagaikan asap hitam dihembus angin puyuh, dan tongkat besinya Ban Cun Bu menyambar-nyambar bagaikan kilat, dan angin dari serangan tinju maupun tongkat besi tak hentinya membisingkan kuping se-olah2 beberapa puluh orang sedang bertempur mati-matian. Demikianlah kedua jago silat itu bertempur hampir 200 jurus, tetapi masih juga belum tampak siapa yang lebih unggul! Semua orang yang menyaksikan menahan napas dan bertegang hati! Setelah pertempuran berlangsung hampir 300 jurus, nampaknya mereka itu agak letih, dan pertempuran menjadi agak kendoran, namun, serangan2 yang dilancarkan Shin It Cui tak berkurang, dan Ban Cun Bu tidak menjadi gelisah! Meskipun pertarungan telah berlangsung 300 jurus lebih. tetapi Shin It Cui masih juga belum memperoleh kesempatan untuk mengirim tinju mautnya. Pada satu ketika, ia meraung seperti seekor naga, lalu dengan jurus2 Hoat Ji Ci Yun (Hujan membuyarkan awan), Kim Kee Tok Bi (Ayam sakti mematuk beras) dan Thian Li Tiap Hua (Bidadari memetik bunga) ia menjotos, menggeprak dan menotok muka, kepala dan dada lawannya. Ban Cun Bu terkejut. la menotokkan ujung kedua tongkat besinya, dan loncat keatas untuk turun lagi ditanah dua depa jauhnya, dan ia terluput dari jurus2 Shin It Cui yang sudah nekat itu! Shin It Cui segera bersikap waspada, karena dari pengalaman yang lampau, ia yakin Ban Cun Bu segera350 datang menyerang dengan tongkat besinya. Lalu iapun menjejakkan kedua kakinya, dan secepat kilat ia melonjak

keatas untuk dari atas menerkam lawannya dtengan ilmu Shin Liong Pa Bwe (Naga sakti menggoyang buntut), lalu merobah serangan dengan jurus Hut Cit Tiam Goan (Jari Dewa menotok jantung). Terkaman dan serangan itu dilancarkan dengan serentak menggunakan Sian Thian Kun Goan Ki ! Ban Cun Bu insyaf bahwa lawannya mempunyai ilmu silat setaraf dengan ilmu silatnya. Jika lawannya dapat menggunakan suatu jurus, ia pasti tak dapat mendesak. Maka terkaman Shin Liong Pa Bwe dan totokan Hut Cit Tiam Goan itu ia tak enggosi. la ayun tongkat besinya diatas kepala dan siap menyodok ketiak lawannya bila lowongan itu terlihat olehnya! Terkaman dan totokan yang ditangkis dengan sabetan tongkat besi dan sodokan merupakan jurus2 yang mungkin berakibat keduanya terluka atau binasa. Terkaman dan totokan yang dilancarkan o!eh Shin It yui cepat sekali dan karena disertai dengan tenaga dalam Sian Thian Kun Goan Ki, maka bila menemui sasaran pasti membawa maut! Tetapi menerkam lawan dari atas sangat berbahaya baginya, karena iapun tak dapat mengegosi ayunan tongkat besi lawannya! Suasana menjadi sangat tegang pada saat itu, dan semua orang menahan napas! Totokan itu kalau diteruskan dapat berhasil, tetapi Shin It Cui ingat bahwa balok ketiga belum dipukul patah oleh Kong Sun Giok ketika ia terbelenggu didalam goa, dan ia TAK DAPAT MEMBUNUH meskipun yang harus dibunuh itu Ban Cun Bu la menjerit dan menarik kembali totokannya. la menjadi seperti telur diujung tanduk! Ketika ia tarik kembali totokannya, tongkat besinya Ban Cun Bu menghantam351 bahunya. Tulangnya hancur, dan ia menjerit dan jatuh pingsan ditanah! Ban Cun Bu-pun dapat mengemplang Shin It Cui sampai mati tetapi ia telah melihat bahwa Shin It Cui tidak meneruskan menotok padanya, maka iapun hanya mengemplang lawannya sampai pingsan saja! Ceng Lian Taysu, Kong Sun Giok, Thee Thian Kauw dan lain2nya tercengang menyaksikan Shin It Cui jatuh terbanting pingsan ditanah, dan mereka semuanya datang memburu untuk melihat lukanya. Tetapi justru pada saat itu, suatu peristiwa yang gaib terjadi! Se-konyong2 terlihat beberapa jarum beracun terbang keluar dari pakaian salah satu gadis muridnya Ban Cun Bu, dan jarum2 beracun itu menyerang Ban Cun Bu! Sebetulnya, Cin Leng Ngo yang telah diperkosa dan digilas2 kehormatannya, senantiasa menanti kesempatan membikin pembalasan. Ber-tahun2 ia menderita dengan bersabar menanti kesempatan itu. la, yakin bahwa Kong Sun Giok bukan tandingannya Ban Cun Bu, dan ketika

Shin It Cui bertempur melawan Ban Cun Bu, iapun bergembira dan mengharap Shin It Cui berhasil mebunuh mati iblis yang kejam dan jahat itu. Tetapi akhirnya ternyata Shin It Cui telah jatuh dibawah tongkat besinya Ban Cun Bu. la tak bisa melihat Kong Sun Giok mati konyol dibawah tangan iblis itu sehingga menghancurkan hati saudari angkatnya, Bian Leng Jun. Maka setelah melihat Shin It Cui jatuh terbanting, dengan mengertek gigi ia lontarkan jarum2 beracunnya ke-arah Ban Cun Bu! Tetapi jarum2 beracun itu pun tak dapat melukai Ban Cun Bu. Dengan kebut kedua lengan bajunya, hembusan angin dari lengan baju itu membuyarkan dan menjatuhkan semua jarum2 beracun itu! Ban Cun Bu tertawa dengan jemu setelah melihat bahwa Cin Leng Ngo, murid yang ia352 sangat sayangi berniat membunuh mati ia. Tiba2 ia sambit Cin Leng Ngo dengan tongkat besinya demikian rupa, sehingga gadis yang malang itu dengan tak dapat menjerit lagi telah tewas seketika! Dengan beringas Ban Cun Bu mengawasi semua murid2nya, dan terhadap Bian Leng Jun ia membentak : Jun Ji, mengapa kau tinggal diam melihat perbuatan yang khianat dari Cin Leng Ngo" Bian Leng Jun tak dapat menjawab. Hatinya hancur melihat Cin Leng Ngo tewas. Baru saja ia ingin menerkam Ban Cun Bu agar iapun dapat dibunuh mati, se-konyong2 Kong Sun Giok berteriak seperti orang yang kemasukan setan, lalu tertawa gelak2. Ban Cun Bu menjadi heran melihat sikapnya Kong Sun Giok. la menegur : Hei! Kong Sun Giok! Mengapa kau tertawa?" Kong Sun Giok menjawab sambil menuding : ,,Ban Cun Bu, cara mu membunuh mati gadis itu betul2 keji! Dan cara kau bertempur melawan Shin It Cui juga sangat curang." Ban Cun Bu menjadi pucat, dan dengan perasaan malu2 ia menjelasxan : Sebetulnya bertempur melawan Shin It Cui seharusnya kami berdua terluka. Aku tak dapat mengegos totokan Hut Cit Tiam Goan-nya jika ia meneruskan, Yang iapun tak dapat luput dari kemplangan tongkat besiku!" Kong Sun Giok tertawa lagi, semakin keras, dan mengejek :Bukankah dengan demikian kau telah berbuat curang? Cobalah lihat buktinya. Shin It Cui remuk tulang pundaknya, sedangkan kau sehat walafiat untuk membunuh mati seorang gadis yang lemah!"353 Ejekan itu membikin merah mukanya Ban Cun Bu. Ia harus akui bahwa ia telah berbuat curang dan keji. Seperti orang yang menerima salah, ia menanya : Apakah kau mengetahui mengapa Shin It Cui tidak meneruskan totokan Hut Cit Tiam Goannya ?" ,,Shin It Cui telah bersumpah tak boleh membunuh

orang jika balok ketiga yang membelenggu ia tidak dipukul patah, dan dia seorang yang luhur dan ksatria tak menginkari sumpahnya. Cobalah lihat dirimu ? Apakah kau jago silat yang jujur? Dalam kalangan Bu Lim, didalam segala tindak-tanduk kita harus mentaati peraturan dan memegang kehormatan. Cui Koko ini, jika ia mati, ia mati terhormat!" Ban Cun Bu menjadi gelisah, ia hilang pegangan lagi. Ia berkata :Aku tidak mengetahui sebab musababnya Shin It Cui menahan totokan mautnya. Sudahlah, kau jangan banyak bicara lagi! Kau juga boleh ambil tongkat besiku ini, dan pukul hancur pundak kiriku ini! Lalu kau boleh bertempur melawan aku!" Selesai omongannya, ia lempar satu tongkat besinya kepada Kong Sun Giok, dan hanya menggunakan satu tongkat untuk menahan diri. Sikap itu sangat dihargai oleh Ceng Lian Taysu dan lain2nya. Kong Sun Giok menyanggupi tongkat besi yang dilempar itu, tetapi ia melempar kembali kepada Ban Cun Bu sambil mengejek : Meskipun Kong Sun Giok mempunyai dendam terhadap kau karena Suhu dan Susioknya, ditambah benci karena kau telah menghancurkan tulang pundak Shin It Cui, tetapi aku tak akan melawan kau dengan satu pundak yang remuk tulangnya. Aku Kong Sun Giok sekarang melawan kau dengan maksud yang mulia, darah yang mendidih, dan juga354 mentaati peaturan yang lazim dikalangan Bu Lim. Aku tak gentar menghadapi ilmu Sun Yo Cin Kai-mu! Sikap yang jantan, suara yang tenang dan berani itu membikin semua orang merasa kagum, meskipun mereka semua kuatirkan keselamatannya. Ban Cun Bu terpesona. Ia awasi Kong Sun Giok agak lama, lalu sambil mengangguk ia berkata : Jika Thian Lam Sha Kiam mempunyai seorang murid semacam kau, mereka mati puas dan bangga. Aku Ban Cun Bu telah melukai Shin It Cui dengan curang, dan tak dapat merebus dosa. Aku minta kau menghancurkan tulang pundak kiriku dulu, lalu bertempur melawan aku yang hanya ketinggalan tangan kananku!" Kong Sun Giok pikir ia tak dapat mendesak Ban Cun Bu yang berkepala batu itu. Dengan pedang Leng Liong Pi-nya ia menyerang seperti seekor harimau dengan jurus2 khas dari ilmu pedang Thian Lam. Jurus2 tersebut adalah jurus Kit Lee Po Ji (Guntur menyambar diwaktu badai), Liong Men Sam Kit( Naga menyerang dari tiga jurusan) dan Cek Ki Tong Lai (Hawa beracun dari timur), pedangnya berputar2 disekeliling tubuh lawannya. Serangan pedang itu ia sertai dengan tinju kirinya dengan menggunakan ilmu tinju Thian Sing Ciang yang dikerahkan dengan tenaga dalam Bo Kit Ki Kong. la menyerang dengan nekat sekali, ia telah

bertekad membunuh atau terbunuh, dan ia tak memperhatikan untuk menjaga diri. Justru tekad demikian tak terduga oleh Ban Cun Bu. Meskipun ilmu silatnya lebih tinggi, tetapi jika diserang dengan nekat, Ban Cun Bu terpaksa menggunakan kedua tongkat besinya untuk mengegos, atau menangkis.355 Dipihak Kong Sun Giok tertampak tubuh, tinju dan pedang datangnya secepat kilat dan berbareng se-olah2 bayangan, dapat dilihat tak dapat disentuh! Ban Cun Bu terdesak oleh serang2-an yang luar bias? itu. la menggeram bagaikan harimau murka dan harus mengerahkan semua kepandaiannya untuk mengelakkan diri dari serangan2 pedang dan tinjunya Kong Sun Giok. Pada satu ketika ia putar tongkat besi ditangan kanannya dengan jurus Thian Mo Cong Hoat ilmu toya mencakar langit untuk memecahkan serangan2 lawan, dan kemudian ia lancarkan serangan balasan dengan jurus Loo Hauw Hiat Ji (menyodok tenggorokan mengucurlean darah)! Ketika ketiga jago silat Thian Lam bertarung melawan Ban Cun Bu, Goan Cin Totiang telah kalah dengan jurus Lo Hauw Hiat Ji itu, yang bukan main dahsyatnya. Tetapi sekarang Kong Sun Giok yang sudah tidak menghiraukan jiwanya sendiri dan bertempur dengan nekat, jurus Lo Hauw Hiat Ji itu tidak ampuh lagi! Satu tusukan pedang Leng Liong Pi itu dengan jurus Cut Ki Ko Ciu (Burung elang men,yambar dari angkasa) dibarengi dengan tinju kiri yang dilancarkan dengan jurus Siu Ti Sing Cin (Menjumput bintang dilangit) memaksa Ban Cun Bu loncat mundur! Ban Cun Bu yang anggap dirinya 1ebih pandai daripada anak kemarin dulu itu tidak maju menyerang setelah mundur. Tetapi Kong Sun Giok tidak berhenti menyerang sebelumnya ia berhasil membunuh iblis itu. Sambil menjerit ia menyerang lagi dengan pedang dan tinjunya! Cara menyerang yang membabi-buta itu menbikin Ban Cun Bu yang ilmu silatnya tinggi menjadi serba-salah. la berpendapat ia harus merampas pedang Leng Liong Pi lawannya untuk menaklukkannya. Maka ia berlagak terdesak dengan mengesos kekiri dan kekanan. Lain daripada itu, Ban Cun Bu telah merasa bersalah dalam356 pertempuran melawan Shin It Cui dan membunuh Cin Leng Ngo. Kong Sun Giok yang sangat benci Ban Cun Bu, dengan darah panas yang meluap-luap tidak memberikan kesempatan kepada lawannya. Dengan satu jurus Lek Kai Ngo Gak atau Tenaga ajaib membongkar gunung, pedang leng Liong Pi-nya membacok kepalanya Ban Cun Bu! Ban Cun Bu betul2 bernyali besar. Ia menunggu sampai pedang itu hampir membacok kepalanya, baru ia angkat tongkat besinya untuk menangkis bacokan itu. Kejadian2 didunia ini acapkali mengherankan, dan nasib

manusia sukar ditentukan. Ban Cun Bu yang ilmu silatnya tak ada taranya, dan yang senantiasa mempunyai kepercayaan penuh terhadap diri dan kepandaiannya, kali ini salah menghitung. la percaya bahwa tongkat besinya dapat menangkis dengan mudah bacokan peclang lawannya, tetapi ia lupa bahwa banyak tenaganya telah dihamburkan setelah melawan ItHok Tojin, kemudian Shin It Cui. Dipihak Kong Sun Giok, setelah pulih tenaga dalamnya, bukan saja lebih kuat daripada semula, tetapi juga lebih nekat bertempurnya. Bacokan yang dilancarkan dengan tenaga Bo Kit Ki Kong itu betul2 dapat membongkar gunung. Pisau pedang Leng Liong Pi telah menabas putus tongkat besinya Ban Cun Bu, meskipun pedang itu menjadi patah dua! Mereka tak dapat berhenti bertempur. Dengan tongkat besi ditangan kiri menunjang tubuh, Ban Cun Bu berusaha mengenjot diri loncat kabelakang dengan menampar udara dengan tangan kanannya. Kong Sun Giok insyaf bahwa ilmu Sun Yo Cin Kai dari Ban Cun Bu tak ada taranya dikolong langit. la tidak berani lengah. Dengan kedua tinjunya ia kerahkan sodokan357 sekuat-kuatnya. Dengan tenaga yang kuat melawan Ban Cun Bu yang sudah agak letih, kedua tinjunya berhasil membuyarkan hembusan angin yang dikerahkan oleh ilmu Sun Yo Cin Kai, dan seterusnya Kong Sun Giok menyerang ber-tubi2 sehingga semua yang menyaksikan ber-debar2 mengharap Kong Sun Giok berhasil membunuh iblis yang kejam dan jahat itu. Bian Leng Jun menggigit bibirnya sehingga keluar darah menyaksikan pertempuran mati-hidup itu. Sim Lam Sie mengepal kedua tinjunya erat2 menahan ketegangan jantungnya. Tee Thian Kauw tak dapat berdiam tenang menyaksikan serangan2 yang dilancarkan oleh Giok Kokonya. Akhirnya Sim Lam Sie tidak tahan lagi, ia berseru : Bian cici, rupanya Giok Koko tak dapat bertahan terus.......... kita........ kita harus......." Tidak salah jika Ban Cun Bu memperoleh julukan iblis nomor wahid dikalangan Bu Lim. Dalam sikap kateter, ia sebetulnya sedang menggunakan tenaga dalamnya untuk memulihkan tenaga dan semangatnya dengan mengunakan ilmu Sun Yo Cin Kai-nya, dan sejenak kemudian terlihatlah ia mulai maju menyerang dan mendesak Kong Sun Giok, sehingga Kong Sun Giok terpaksa loncat kekiri dan kekanan mengelak jotosan Ban Cun Bu yang telah patah satu tongkat besinya dan harus menyerang dengan tangan telanjang! Kong Sun Giok basah-kuyup dengan keringat, tetapi ia tetap tak gentar dan rela tewas daripada menyerah. Semuanya menjadi gelisah. Bahkan Ceng Lian Taysu terus menerus berseru :O Mi To Hut! O Mi To Hut!"

Justru pada saat yang sangat gawat bagi jiwa-nya Kong Sun Giok. Bian Leng Jun melihat mayat2-nya Cin Leng Ngo dan It Hok Tojin. Ia berseru kepada Ban Cun Bu : Ban Cun Bu Shin Kun! Aku masih ingat bahwa ketika kita358 berada dilembah Lek Yun Kok dipegunungan Kwat Cong San, kau telah berjanji kepada Goan Siu Totiang bahwa kau tidak bunuh mati orang lebih daripada jumlah murid2-nya Goan Siu Totiang. Sekarang yang telah dibunuh mati oleh mu sudah ada Lang Sim Siu Si, It Hok Tojin dan Cin Leng Ngo, jumlahnya tiga orang. Jika kau seorang yang luhur dan ksatria, kau tentu berbuat seperti Shin It Cui yang menepati janji atau sumpahnya, dan kau tak akan membunuh orang lagi. Peringatan Bian Leng Jun itu seperti juga petir ditengah hari bolong menembusi sanubarinya Ban Cun Bu. Ia segera ingat akan janjinya, dan ia merasa malu jika ia dikatakan keji, terutama terhadap Shin It Cui yang menarik kembali totokannya untuk mentaati sumpahnya. Ia tak dapat membunuh mati Kong Sun Giok. Tetapi Kong Sun Giok yang sangat membenci ia pasti membunuh mati ia. la hanya menyesal ia harus mati dibawah tangan Kong Sun Giok, yang boleh dikatakan anak kemarin dulu! Tetapi ia ingat akan julukan Lam Pak Siang Mo (Kedua iblis dari Utara dan Selatan) Yang terkenal dikalangan Bu Lim. Shin It Cui rela menderita luka, mungkin juga tewas, untuk memegang janji atau memenuhi sumpahnya, dan iapun harus bersikap seperti Shin It Cui, atau ia akan dibuat tertawaan orang lain karena ia terlambat memperhatikan jiwanya dan tidak menghiraukan nama! Lalu ia tarik kembali serangan2 yang ia lancarkan dengan menggunakan ilmu Sun Yo Cin Kai. Sambil tertawa gelak2 ia berkata : Bian Leng Jun, kau omong betul. Dikalangan Bu Lim seorang jago silat harus memegang nama dan kepercayaan. Jiwa itu adalah soal kecil. Ban Cun Bu hari ini akan binasa ditangan Kong Sun Giok, tetapi aku minta kalian tidak mengganggu jenazahku!" Perkataan itu359 ia barengi dengan satu tinju yang keras kelambungnya sendiri, dan ia mati seketika dihadapan mereka semua! Kong Sun Giok juga jatuh karena terlampau letih. Ceng Lian Taysu lekas2 mengobati Shin It Cui, Sim Lam Sie dan Tee Thian Kauw lekas2 menubruk Kong Sun Giok untuk menghiburnya. Meskipun Ban Cun Bu telah membunuh mati ayahnya dan memperkosa ibunya. Bian Leng Jun yang berwatak satria tidak berbuat keji. Ia menyuruh seorang penjaga kuil Sun Yo Kong untuk mengurus penguburan jenazah2 Ban Cun Bu, It Hok Tojin dan Cin Leng Ngo dengan saksama. Ketika Shin It Cui dan Kong Sun Giok menjadi sadar dari pingsannya, didalam ruang belakang dari kuil Sun Yo Kong tersebut telah didirikan tiga kuburan yang baru.

Shin It Cui menanya peristiwa yang telah terjadi. Lalu ia menyamperi kuburannya Ban Cun Bu. Ia berdiri dengan khidmat didepan kuburan itu. Ia mencipratkan beberapa ketelan darah dari pundak dirinya yang terluka, dan menjumput sedikit tanah dari kuburan itu. Sambil mengenggam jumputan tanah kuburan didalam tangan kanannya ia berseru dihadapan kuhuran itu : Ban Cun Lo Mo! (Iblis tua Ban Cun Bu) Yang bisa menghancurkan tulang pundakku, dikolong langit ini hanya kau seorang. Kini meskipun aku masih hidup dan kau telah binasa, dan kita tak dapat berjumpa lagi, akan tetapi dengan mencipratkan darahku menggantikan arak, dan jumputan tanah ini menggantikan Hio (semacam setanggi), aku menghaturkan hormat dihadapan jenazahmu!" Justru ketika Shin It Cui menghaturkan hormatnya yang terakhir kepada rohnya Ban Cun Bu, tiba2 angin taufan datang meniup dengan hebat sekali, sehingga daun2 dari pohon2 yang disekitar kuburan itu jatuh terbang360 berhamburan dan sebagian menutupi kuburan yang baru itu! Daun2 pohon menutupi hampir seluruh kuburan, dan roh dari orang yang dikubur itu mungkin sudah berlalu dari dunia yang fana! TAMAT.

Anda mungkin juga menyukai