LEGENDA KELELAWAR
Karya : Khu Lung
Saduran : Gan KL
***
"Empat tahun yang lalu pernah kulihat dia satu kali," jawab
Coh Liu-hiang. "Waktu itu aku mengiringi Thiam-ji (salah
seorang pacamya) pesiar ke Hoa-san dan kulihat dari
kejauhan."
"Ya,"jawab Oh Thi-hoa
"Haha, kau ini meski malas lagi kotor, juga gemar minum
arak dan suka berkelahi, tapi kau tetap orang yang
menyenangkan. Bila aku perempuan, tentu aku pun suka
padamu."
***
"Tapi pada diri bocah she Ting itu tidak kulihat adanya
tanda-tanda sebesar itu kepandaiannya." kata Oh Thi-hoa.
***
"Haha, kan ada kami di sini, apa yang kau takuti?" ujar Oh
Thi-hoa dengan tertawa. "Tapi kau ternyata lebih suka minum
air cuci badan orang banyak."
Coh Liu-hiang tertawa geli, selamanya dia suka bertemu
dengan orang yang menarik. Nona cilik di luar itu juga sangat
menarik, ia berharap si nona akan menerjang ke dalam.
***
Pintu rumah mandi uap "serba nikmat" itu tidak besar.
Pada umumnya pintu rumah mandi begini memang tidak
besar, bahkan pasti diberi tirai yang tebal, tujuannya agar
angin dingin dari luar tidak meniup ke dalam dan hawa panas
di dalam tidak merembes keluar. Sekarang tirai pintu entah
telah digulung oleh siapa, di luar sana sudah berkerumun
orang-orang ingin menonton keramaian.
Ilmu pedang si nona tidak saja cepat. tapi juga keji. sekali
serang segera mengincar tempat yang mematikan.
"Jika begitu, tak apalah tak jadi kutanya," ucap Coh Liu-
hiang dengan tak acuh. "Cuma...." Sampai di sini tiba-tiba ia
tak melanjutkan, sesuai ucapannya, ia benar-benar tak jadi
bertanya.
"Sudah tentu dia juga tidak, sebab itulah dalam hal ini
hanya ada kemungkinan," ujar Coh Liu-hiang.
"Apa kau kira pencuri ini.... Ting Hong atau bukan?" tanya
Oh Thi-hoa.
"Andaikan bukan, tentu juga ada sangkut paut dengannya,"
kata Coh Liu-hiang, lalu menyambung pula, "Mungkin sekali
Koh-bwe Taysu Sudah berhasil menemukan petunjuk
hilangnya kitab pusaka, maka dia sengaja menyamar sebagai
Na-thayhujin untuk bertemu di sini dengan Ting Hong."
"Sebab waktu itu dia telanjang bulat mirip anak bayi yang
baru dilahirkan," tukas Oh Thi-hoa. Tentunya kawanmu itu
bukan perempuan, darimana dia mengetahui bentuk si kutu
busuk tua ini waktu bugil."
"Tapi lambat atau cepat pasti akan kau lihat kelak, jangan
terburu-buru," ujar Kau Cu-tiang dengan tertawa. "Orang yang
tidak sabar tentu tak bisa melihat barang baik."
***
Kedua ekor kuda ini yang seekor kuda putih dan yang lain
kuda belang. sampai Kau Cu-tiang juga ingat kedua ekor kuda
inilah yang lewat tadi. Kini kudanya berlari kembali dari sana.
tapi penunggangnya sudah lenyap?
"Kalau boleh tutup mulut, pasti aku pun tidak mau bicara,"
sambung Coh Liu-hiang dengan tertawa.
"Ya, kagum luar biasa, kagum lahir batin," jawab Kau Cu-
tiang.
"Untuk ini kukira kita tak perlu repot, tentu ada orang lain
yang akan menanyai dia," ujar Coh Liu-hiang dengan tak
acuh.
"Dalam kasus ini, hanya ada satu hal yang tak kupahami,"
ujar Oh Thi-hoa.
"O, hal apa?" tanya Thio Sam. "Jika kedua orang ini anak
buahnya, mengapa dia memunuh mereka?" kata Oh Thi-hoa.
"Masih ada," kata Coh Liu-hiang. "Kedua ekor kuda ini tadi
kan berlari kencang ke sana, bilamana kedua penunggangnya
terluka dan terguling, seharusnya kedua ekor kuda itu tetap
membedal ke depan, mengapa bisa memutar balik ke sini?"
"Tapi dalam hal ini masih ada sesuatu yang tak daPat
kumengerti," kata Thio Sam.
"Hal mana?" tanya Coh Liu-hiang. "Dengan membunuh
kedua orang ini, sebenarnya setan pun tidak tahu, apalagi
manusia. Tapi apa sebabnya dia sengaja membikin kita
mengetahui kejadian ini?"
***
Tapi orang itu tidak bergerak dan juga tidak mau pergi
tampaknya dia sudah pasti hendak mengendon di sini.
"Masa kau tidak mau pergi?" tanya Thio Sam pula sambil
mengernyitkan kening.
"Baik, jika kau ingin menolong dia, lebih dahulu kau seret
bocah she Thio itu ke sini," kata Kim Leng-ci.
"Aku tidak perduli, jawab saja, kau mau terjun atau tidak?"
bentak si nona.
"Sudah tentu Tho yang bisa dimakan. masa kau tak tahu?"
"Tapi setiap orang kan pasti akan tua, siapa pun tidak
terkecuali, betul tidak?" ujar Kim Leng-ci, dengan gegetun.
00oo00
"Kalau tidak, pasti dia tak sampai hati menipu tuan Oh kita
yang tersayang ini. begitu bukan?" tukas Thio Sam. Tanpa
menunggu jawaban orang. segera 1a menyambung lagi, "Tapi
orang yang begitu pemberang seperti nona itu. masakah rela
didalangi orang? Apalagi orang mengancamnya ?"
***
00ooo00
00ooo00
Tempat duduk di sisi kiri Kim Leng-ci masih kosong, jelas
khusus disediakan untuk Coh Liu-hiang dan Oh Thi-hoa. Di
meja perjamuan, kedua tempat ini adalah tempat tuama bagi
tamu yang paling terhormat.
"Jika aku ini anjing gila, lalu kau sendiri apa? Srigala?"
jawab Oh Thi-hoa.
"Kukira srigala juga lebih baik daripada anjing gila, srigala
paling-paling juga cuma menggigit perempuan, kalau anjing
gila menggigit setiap orang, baik perempuan maupun lelaki
tanpa pandang bulu," kata Thio Sam.
"Ini adalah bau khas yang cuma ada di gudang kapal," kata
Hay Koa-thian dengan menyengir. "Tapi bahan makanan dan
air minum tersimpan di gudang kecil di samping dapur sana."
"Ya, tidak ada, " jawab Hay Koa-thian dengan prihatin lalu
ia menyambung pula, "Setiap kali sebelum berlayar, seperti
biasa aku pasti mengadakan pemeriksaan segala apa yang
perlu, sebab itulah ketika kalian masuk kamar, segera
kudatang ke sini "
"Tidak, pasti tidak, aku kan ahli mutiara," jawab Thio Sam
tegas. Dia mengusap keringat dahinya, lalu berkata pula,
"Mengapa mutiara nona Kim bisa ada di tubuh orang mati ini?"
**********
"Dan kau? Kau tahu apa?" jawab Thio Sam. "Tahu kentut.
Tadi dia tidak bicara sejujurnya adalah karena Hay Koa-thian
juga hadir di sana, kenapa kau jadi marah-marah begini?"
"Tapi selain ketiga orang itu, masih ada dua orang lagi
yang harus dicurigai," kata Coh Liu-hiang.
"Jika hari ini mereka yang dinas kerja dan mereka berada
di samping sana tentu tidak dicurigai Hiang Thian-hui, apalagi
orang yang angkuh seperti Hiang Thian-hui itu pasti tidak me
naruh perhatian terhadap mereka. Jika hendak membunuh
Hiang Thian-hui secara diam-diam, hanya mereka itulah yang
punya kesempatan dan peluang terbesar."
"Bila selanjutnya dia tidak membunuh lagi, kan kita pun tak
dapat membekuk dia?"
"Dan tanda apa titik-titik hitam besar dan kecil ini?" tanya
Oh Thi-hoa.
"Di kamar kita ini memang ada seorang maling sakti nomer
satu di dunia," kata Oh Thi-hoa. "Maka kau harus simpan baik-
baik barang itu, awas jika kepalamu terpaksa dijadikan
gantinya, kan bisa konyol."
"Betul, jika ingin bersahabat, paling baik kau beli saja dia,
bila di kemudian hari dia membusuk-busukkanmu, dapat kau
jual lagi," kata Oh Thi-hoa. Lalu dia melototi Coh Liu-hiang
sekejap dan menyambung pula, "Cuma sayang ada
sementara orang biarpun hendak dijual obral toh tetap tidak
laku."
"Tidak lebih tidak kurang tepat 500 tahil perak," jawab Thio
Sam. "Bila tidak kepepet dan perlu uang, tidak nanti
kulepaskan diriku dengan harga sekian."
"Eh, agaknya tuan ini tidak tahu bahwa kedua kawanku ini
lain daripada yang lain," kata Thio Sam. "Waktu hidup mereka
adalah setan arak, bila mati kan akan menjadi setan araknya
setan. Nah, untuk itu terpaksa setiap hari aku harus menyirami
kuburan mereka dengan beberapa botol arak, kalau tidak, bila
mereka ketagihan di neraka dan hidup kembali ke dunia fana
ini, kan aku bisa celaka?"
"Selaksa seribu lima ratus satu," orang itu tetap tidak mau
kalah.
"Siapa pun tidak tahu dia itu orang macam apa, tidak ada
orang yang tahu nama serta asal-usulnya, lebih-
lebih.tiada.yang pernah melihat bentuk wajahnya," tutur orang
itu. "Ada orang bilang dahulu dia adalah bandit ternama di
dunia Kangouw, kemudian cuci tangan dan mengasingkan diri
di lautan sana. Ada pula cerita bahwa dia seorang pemuda
yang bercita-cita tinggi, karena di Tionggoan cita-citanya sukar
terlaksana, terpaksa menyingkir ke lautan bebas untuk
mencari perkembangan."
Setelah tertawa, ia menyambung pula, "Bahkan ada orang
bilang dia adalah anak perempuan yang masih muda belia
dan cantik jelita, tapi maha pintar, makanya banyak orang
kosen rela tunduk pada perintahnya."
Watak orang she Hiang ini memang aneh, setiap kali buka
suara selalu menusuk perasaan orang dan seakan-akan
sengaja mencari perkara.
"Ah, mana bisa, " kata Ting Hong. "Terhadap orang lain
kami akan curiga, tapi terhadap anda lebih dulu mesti menjaga
keamanan sendiri, mana bisa mengincar pihak lain malah?"
"Jika demikian, baiklah aku menurut saja," kata orang itu
dengan tertawa.
Meski perahu itu tidak besar, tapi sampan yang paling kecil
juga dapat menindih mati orang. Apalagi sekarang perahu itu
meluncur tiba dari udara, kekuatannya tidak kurang dari ribuan
kati, hanya mendengar deru anginnya saja sudah membikin
dua kelasi yang berdiri di haluan kapal itu lari menyingkir
dengan ketakutan.
*******
"Nah, kau minum empat poci, aku minum dua poci," kata
Kim Leng-ci.
*******
"Jika aku ini anjing gila, lalu kau sendiri apa? Srigala?"
jawab Oh Thi-hoa.
"Ini adalah bau khas yang cuma ada di gudang kapal," kata
Hay Koa-thian dengan menyengir. "Tapi bahan makanan dan
air minum tersimpan di gudang kecil di samping dapur sana."
"Ya, tidak ada, " jawab Hay Koa-thian dengan prihatin lalu
ia menyambung pula, "Setiap kali sebelum berlayar, seperti
biasa aku pasti mengadakan pemeriksaan segala apa yang
perlu, sebab itulah ketika kalian masuk kamar, segera
kudatang ke sini "
"Tidak, pasti tidak, aku kan ahli mutiara," jawab Thio Sam
tegas. Dia mengusap keringat dahinya, lalu berkata pula,
"Mengapa mutiara nona Kim bisa ada di tubuh orang mati ini?"
"Dan kau? Kau tahu apa?" jawab Thio Sam. "Tahu kentut.
Tadi dia tidak bicara sejujurnya adalah karena Hay Koa-thian
juga hadir di sana, kenapa kau jadi marah-marah begini?"
"Tapi selain ketiga orang itu, masih ada dua orang lagi
yang harus dicurigai," kata Coh Liu-hiang.
"Jika hari ini mereka yang dinas kerja dan mereka berada
di samping sana tentu tidak dicurigai Hiang Thian-hui, apalagi
orang yang angkuh seperti Hiang Thian-hui itu pasti tidak me
naruh perhatian terhadap mereka. Jika hendak membunuh
Hiang Thian-hui secara diam-diam, hanya mereka itulah yang
punya kesempatan dan peluang terbesar."
"Ya, lantaran mereka bukan orang penting sehingga tiada
orang yang memperhatikan mereka, maka setelah melakukan
keganasan, dengan leluasa mereka dapat berganti pakaian
dengan waktu yang cukup singkat," kata Thio Sam.
"Bila selanjutnya dia tidak membunuh lagi, kan kita pun tak
dapat membekuk dia?"
"Dan tanda apa titik-titik hitam besar dan kecil ini?" tanya
Oh Thi-hoa.
"Di kamar kita ini memang ada seorang maling sakti nomer
satu di dunia," kata Oh Thi-hoa. "Maka kau harus simpan baik-
baik barang itu, awas jika kepalamu terpaksa dijadikan
gantinya, kan bisa konyol."
Warna baju itu hijau muda, kainnya dari kwalitas yang baik,
halus dan enteng, kalau dipakai tentu sangat enak. Tapi di
bagian dada baju itu banyak terciprat darah.
"Mungkin dia sudah tidur, jika aku ribut dan dia terjaga
bangun, adalah pantas jika dia marah padaku, sama halnya
bila orang mengacau tidurku, tentu aku pun akan marah,"
demikian Oh Thi-hoa menimang-nimang.
"Tadi aku kan duduk di atas bantal dan aku telah kentut...."
Belum habis ucapan Oh Thi-hoa, serentak Thio Sam
melemparkan bantal itu ke arah Oh Thi-hoa.
00ooo00
"Dan anda...."
"Aku she Oh," kata Oh Thi-hoa. "Ada urusan apa kau cari
Coh Liu-hiang? Katakan saja padaku, kukira sama saja."
"Oo!" hanya suara itu saja yang terdengar, lalu tidak ada
lanjutan lagi.
00ooo00
"Apa waktu itu tiada orang lain di atas?" tanya Coh Liu-
hiang.
"Hari ini dia tidak bertugas, saat ini sedang istirahat di dek
bawah," jawab Ting Hong.
00ooo00
Cu-seh-ciang."
00ooo00
"Kami guru dan murid juga berada dalam kamar, hal ini
pun diketahui oleh Oh-heng," jawab Kongsun Jiat-ih.
Semua orang sama paham suara apa itu. Jelas para kelasi
sedang mengubur para kawannya yang meninggal itu ke
lautan, suara "plung-plung" itu meski kedengarannya sangat
biasa, tapi penuh rasa seram dan mengerikan laksana suara
genta neraka yang sedang memanggil calon penghuni baru.
00ooo00
00ooo00
Beberapa orang yang mati lebih dahulu itu jelas terkena
pukulan Cu-seh-ciang, dan orang yang paling mungkin pernah
berlatih Cu-seh-ciang adalah Ting Hong.
00ooo00
"Apakah kau kira dia tidak mabuk?" tanya Coh Liu hiang.
"Sampai nyawa Ting Hong amblas tak diketahuinya, malahan
dia berulang-ulang menanyakan Ting Hong dan menyuruhnya
menjadi juri."
"Dan sekarang dia sendiri malah mati lebih dulu," kata Thio
Sam.
***
"Coba jelaskan."
"Sebab apa yang kau katakan itu tidak lebih hanya dalam
impian belaka," kata Thio Sam. "Orang dalam mimpi sudah
tentu bisa datang dan hilang mendadak..."
ooo000ooo
Tapi itu adalah kejadian lebih dua puluh tahun yang lalu.
Waktu itu dia baru berumur tujuh tahun.
oooo000oooo
"Tapi Ting Hong kan cuma orang mati saja dan belum jadi
setan, dengan tanganku sendiri kumasukkan dia ke dalam peti
mati ini...." Thio Sam berdiri di samping peti mati pertama,
bicara sampai di sini ia sendiri jadi merinding, tanyanya,
"Apakah... apakah maksudmu dia hidup kembali?"
"Selain itu apakah masih ada cara lain?" tanya Pek Lak.
"Konon di dunia ini ada tiga macam obat ajaib, bila obat itu
diminum, maka akan menghentikan seluruh aktivitas organis si
tubuh manusia, seperti halnya ular yang tidur di musim dingin."
"Arak pelarian cinta? Aneh juga nama ini," kata Pek Lak.
"Bukan saja dia telah membagi rata peti mati ini kepada
kita, bahkan sebelum ini dia juga sudah tahu jelas tentang
asal-usul diri kita," kata Eng Ban-li dengan menyengir.
"Lautan seluas ini, dia dapat kabur kemana?" ujar Pek Lak.
***
Dalam keadaan yang betapa buruknya, Coh Liu-hiang
senantiasa optimis dan penuh harapan. Dia seperti tidak
pernah kenal apa artinya putus harapan.
"Tidak perlu dilihat lagi. dia tidak lupa," seru Eng Ban-li.
"Jika koper ini berisi harta benda yang tak ternilai, biarpun
Kau Cu-tiang lupa membawanya kabur, tentu Ting Hong
takkan lupa," ujar Coh Liu-hiang.
oooo0000oooo
"Tapi apa pula gunanya tutup peti mati ini? Mengapa kita
harus membawanya?" tanya Thio Sam.
oooo000oooo
"Tutup peti mati ini masih ada gunanya, yakni dapat kita
manfaatkan sebagai pengayuh." kata Coh Liu-hiang.
"Tapi kapal kita sudah berlayar dua hari dan baru sampai
di sini," jawab Coh Liu-hiang. "Dengan kekuatan kita sekarang
jelas tidak mampu mendayung pulang ke sana."
"Tapi tenggara..."
Tutup peti mati itu sudah tentu sangat berat dan sangat
makan tenaga, mestinya tidak cocok digunakan sebagai
pengayuh. Syukur mereka adalah tokoh kelas tinggi dunia
persilatan. tenaga mereka pun jauh lebih kuat dan orang
biasa.
oooo0000oooo
"Terjual satu kali atau dua kali kan sama saja," jawab Thio
Sam dengan melotot. "Yang penting barang baik, kualitas
tinggi, dijual berapa kali juga tetap laku."
"Selain orang mati, jika ada orang hidup yang dapat tidur
dalam peti mati, maka orang itu tiada lain pasti si kutu busuk
adanya," kata Oh Thi-hoa.
"Tak peduli siapa orang ini, yang jelas kita tak dapat lagi
melihatnya," ujar Oh Thi-hoa dengan menyengir.
Tapi peti mati tetap peti mati dan bukan kapal. Bilamana
terjadi angin badai, keenam peti mati itu pasti akan terdampar
berantakan oleh gelombang laut.
oooo0000oooo
ooo000ooo
Kapal itu sangat besar, setiap orang yang berada di kapal
itupun sangat sopan, halus tingkah lakunya, cara bicaranya
juga lemah lembut.
oooo0000ooooo
Meski cuma basa basi saja ucapan ini tapi membuat orang
merasa terharu dan sukar menanggapinya.
oooo000oooo
"Bisa jadi....... bisa jadi dia tahu kita bertiga ini biasanya
tidak dapat dipisahkan," kata Oh Thi-hoa.
"Akan tetapi..."
"Yang tiga ini mungkin betul kosong, tapi yang empat itu
pasti tidak," jawab Thio Sam.
00ooo00
00ooo00
oooo0000oooo
00ooo00
"Ya, sudah tentu kupikirkan hal ini. aku pun merasa hal ini
sangat mungkin sebab kapal mereka pun tenggelam. bisa Jadi
mereka ditolong Goan Sui-hun."
"Aku tak dapat menjawab, aku sendiri pun tidak tahu." Coh
Liu-hiang jadi geli dan rnendongkol, katanya pula, "Jika
demikian, aku tak berdaya dan tak sanggup ikut campur."
00ooo00
oooo0000oooo
00ooo00
Akhirnya keempat 'manusia ikan' mulus itu dibawa ke
bawah. Kamar kabin yang berderet menjadi dua sisi itu hampir
sama besarnya.
Tapi kamar kabin ini terasa lebih dingin. siapa pun yang
melihat Koh-bwe Tavsu. pasti akan timbul perasaan seram.
lebih-lebih Oh Thi-hoa, hampir ia tak berani masuk ke kamar
itu.
00ooo00
Di kamar kabin yang sunyi dan dingin itu, yang terasa
hangat hanyalah seorang nona cilik yang berdiri di pojok.
00ooo00
00ooo00
Cuaca gelap dan mendung, agaknya akan hujan angin
lagi.
"Meski aku tidak tahu siapa dia, tetapi mereka tahu Na-
lohujin sama dengan Koh-bwe Taysu."
"Betul," Oh Thi-hoa mengangguk. "Sudah kuduga yang
hendak mereka bunuh sesungguhnya ialah Koh-bwe Taysu."
oooo0000oooo
"Tidak."
Oh Ihi-hoa jadi ragu-ragu, ucapnya, "Juga tiada
kedatangan orang lain?"
******
"Bisa jadi dia tidak turun dari kapal ini, tapi justru datang
dari pulau sana," sela Coh Liu-hiang.
"Betul bisa jadi dia sudah berada di pulau sana, ketika
mendengar suara kapal menumbuk karang. dengan sendirinya
Ia memeriksa ke sini," tukas Oh Thi-hoa.
*****
*******
ooo000oooo
Jembatan tali itu bergoyang-goyang di tengah tiupan angin
kencang.
"Tapi cepat atau lambat kita kan harus ke sana juga, dari
mana kau tahu jalan satunya lagi itu lebih aman daripada
melintasi tali ini?"
"Apa kau yakin di atas kapal ini pasti tiada terdapat orang
Pian-hok-to?"
00ooo00
"Tiada arti apa-apa." kata Thio Sam tak acuh. "Aku cuma
pernah mendengar cerita orang. katanya..., katanya bila tikus
sudah banyak makan garam. maka akan berubah menjadi
kalong. Aku jadi ingin mencoba bila manusia kebanyakan
makan garam, apa juga akan berubah jadi kalong seperti
halnya tikus?"
"Mari kita cari dia, tak peduli kemana dia. kita harus
menemukan dia." ajak Thio Sam.
Beramai-ramai mereka lantas turun ke kabin. kamar
pertama di sebelah kiri adalah tempat tinggal Goan Sui-hun.
Di situ sudah kosong, tiada seorang pun.
"Ya bahkan tidak cukup minta maaf saja, kau masih harus
katakan padanya bahwa kau ini memang brengsek, si tolol
yang sok pintar, habis itu gamparlah pipimu sendiri beberapa
kali."
Oh Thi-hoa jadi melenggong, katanya sambil meraba
hidung. "Kau benar-benar menghendaki aku berbuat
demikian?"
Nona ini tidak sok berlagak, tidak aleman dan juga tidak
genit-genitan. Tidak sirikan juga tidak suka dendam. Suka
terus terang, polos dan jujur.
ooooo00000ooooo
Rombongan kelasi yang semula berkumpul di atas
geladak, kini sudah tidak keiihatan lagi. orang sebanyak itu
telah menghilang dalam waktu singkat.
Thio Sam tidak marah. katanya pula, "Coba jawab. hal apa
yang paling menakutkan di dunia ini?"
Oh Thi-hoa berpikir sejenak, lalu jawabnya. "Kesepian
kukira yang paling menakutkan di dunia in. adalah kesunyian."
ooooooo00000ooooooooo
Tandus, gersang!
"Hah. jika demikian yang paling untung sekali ini jelas ialah
Goan-kongcu." ujar Coh Liu-hiang dengan tertawa.
oooooooooo0000000ooooooooo
"Seperti muridnya."
oooooo00000oooooo
"Ya, tak tersangka kau pun datang kemari," kata Thio Sam
dengan gegetun.
"Kenapa kau diam saja? Urusan apa yang tak dapat kau
ceritakan?" omel Thio Sam.
ooooooooo0000000ooooooooo
ooooooooo0000000000ooooooooo
Betapapun besarnya gelombang ombak akan segera
berlalu, datangnya cepat, perginya juga cepat.
"Tidak tahu."
00ooo00
Hal ini memang sama sekali tak berani dipikirkan oleh Coh
Liu-hiang.
"Tingkat terbawah ini ada tiga deret rumah timur, barat dan
selatan. Bagian tengah adalah ruangan duduk, sering kami
mengiringi orang minum arak di situ."
oooooooo0000000000oooooooooo
"Lain kali?" jengek lelaki itu. "Darimana kau tahu lain kali
akan kucari lagi? Perempuan di sini kan tidak cuma kau
seorang saja?"
Murka!
Hanya kemurkaan saja yang dapat menyadarkan orang
dari pati rasa. Hanya kemurkaan saja yang dapat membuat
orang melupakan segalanya. Dan Tang-sam-nio telah kalap
dan tidak pedulikan apapun juga ketika menubruk orang itu.
ooooo00000oooooooo
ooooooooo000000000ooooooooooo
oooo000oooo
Dia seperti sudah buntu, tiada jalan lolos lagi. Jika Oh Thi-
hoa sejak tadi tentu dia sudah menerjang dan mengadu jiwa
dengan mereka. Tapi Coh Liu-hiang tidak bertindak demikian.
"Ketiga orang ini tidak mati. masa orang hidup atau mati
tak dapat kalian bedakan?"
"Siapa?"
"Coh Liu-hiang!"
"Jika dia bukan Coh Liu-hiang, sejak tadi jiwa kalian tentu
sudah melayang, kalian pasti terbunuh agar tidak memberi
keterangan!"
ooo0000oooo
"Tapi saat itu cukup asalkan ada setitik cahaya saja, maka
tamatlah riwayatmu." kata Oh Thi-hoa.
ooooo000ooooo
Dalam pada itu Hiat-to Thio Sam sudah dibuka Coh Liu-
hiang, ia bertanya, "Darimana kau tahu kami berada di sini?"
"Apa yang dilakukannya itu justru demi kita, demi kau." ujar
Coh Liu-hiang.
"Bila dia ikut terjun juga, bukankah kereta luncur itu akan
kosong?"
"Kau pasti tak dapat menerka siapa dia," ujar Thio Sam.
Bila pintu batu itu digembok dari luar. maka tempat ini akan
berubah menjadi sebuah kuburan dan rombongan Coh Liu-
hiang akan terkubur hidup-hidup di sini.
"Bisa jadi... bisa jadi orang itu sejak mula sudah menguntit
di belakang kalian," tiba-tiba Thio Sam berkata.
"Ai, mungkin....." gumam Coh Liu-hiang. Kembali Oh Thi
hoa menjerit, "Mustahil, mana mungkin Coh Liu-hiang tidak
tahu dikuntit orang dari belakang. kecuali orang itu adalah
badan halus."
Tang-sam-nio menegas.
"Selanjutnya?"
"Mau tak mau kau harus ikut bersama kami," ujar Coh Liu-
hiang tertawa. "Aku pasti akan membawa serta kau, agar kau
dapat melihat diriku, melihat keadaan di dunia luar sana."
ooooo0000ooooo
"Aku pun tidak tahu siapa dia, aku cuma tahu di antara kita
ini ada satu orang menjadi agen rahasianya," jawab Kau Cu-
tiang. Ia menghela napas gegetun, lalu menyambung pula,
"Aku pun tahu ucapanku ini pasti tak dapat kalian percayai,
tapi terpaksa harus kukatakan juga."
Eng Ban-li yang meniup padam geretan api itu. Pada saat
yang sama, dengan gerak cepat Con Liu-hiang lantas
melompat ke depan pintu.
Hanya mereka berdua saja yang mendengar suara
dibukanya pintu.
Akan tetapi suara itu justru tidak mau berhenti dan masih
terus mendengung.
oooo000oooo
Pintu batu tebal ini terbuka oleh getaran suara maut itu,
ditambah lagi getaran tenaga dalam Coh Liu-hiang yang kuat.
oooo000ooooo
Begitu keluar dari penjara batu ituj, geretan api itu tidak
dapat digunakan lagi.
Siapa pembunuhnya?
oooo000oooo
oooo000oooo
Arwah! Setan!
oooo000oooo
oooo000oooo
Sungguh aneh bahwa yang akan dilelang Pian-hok Kongcu
sekali ini adalah manusia. Di dnnia ini memang tiada barang
lain yang lebih menarik daripada manusia?
"Sebelas laksa!"
"Betul!"
"Ya. jual beli yang membikin rugi jelas tidak ada orang
yang mau."
"Tapi jelas kau telah rugi," kata Pian-hok Kongcu dengan
tertawa.
oooo000oooo
oooo000oooo
Siapa pun tidak tahu apa yang terjadi, siapa pun tak dapat
memberi penjelasan.
Sudah tentu Goan Sui-hun adalah orang buta, hal ini tidak
perlu disangsikan lagi. "
ooooo000oooooo
Tapi pada saat itu juga lengan jubah Goan Sui-hun yang
komprang lantas mengebas sehingga menimbulkan angin
puyuh, berbareng Goan Sui-hun sendiri seakan terbang
tergulung angin puyuh itu.
Seketika pemuda itu berubah seperti seekor kelelawar
raksasa dan melayang lewat di atas api. lalu api yang
berkobar di tingkat kedua itu lantas padam seketika. Namun
tubuh Goan Sui-hun masih tetap terbang berputar. kedua
lengan jubahnya mirip duka sayap. Angin yang dijangkitkan
kedua sayap itu telah memadamkan api.
ooooo000ooooo
"Siau Oh, hendaklah kau cari bantan dua orang teman dan
menggotong keluar Eng-losiansing dan Kau Cu-tiang," kata
Coh Liu-hiang kepada Oh Thi-hoa.
"Dan kau pun ikut keluar saja bersama mereka." ujar Coh
Liu-hiang sambil mengusap rambut si 'dia' dengan mesra.
oooo000oooo
ooooo0000oooooo
"Tang-sam-nio?"
Muka Oh Thi-hoa menjadi merah seperti kepiting rebus,
dengan kikuk ia berkata dengan tergagap, "Kembali aku salah
terka,... aku.... aku memang brengsek!" Oh Thi-hoa memang
sering berbuat kekeliruan, tapi setiap kali ia berani mengaku
salah. Dan inilah segi kebaikannya. maka ada sementara
orang merasa dia sangat menyenangkan.
"Akan tetapi..."
oooo000oooo
"Betul," tukas lagi yang lain. "Tidak usah soal lain, melulu
kejadian di Pian-hok-to sekarang ini, siapa yang tidak kagum
terhadap apa yang telah diperbuat Coh-hiangswe? Siapa di
dunia ini yang dapat dibandingkan dia?"
Istilah 'barang tulen harga pas dan tua muda tidak ditipu'
adalah istilah yang bisa digunakan oleh toko besar dan
warung kecil, yaitu hanya istilah perdagangan untuk menarik
pembeli.
Thi Tiong-tong!
oooo000ooooo
oooo0000ooooo
Tangan setan ?!
Apakah betul tangan setan? Kalau tidak mengapa begini
dingin? Dan begini cepat?
"Orang siapa?"
"Baru saja ada orang lari ke sini, masa kau tak tahu?"
"Masa suaraku saja tidak kau kenali lagi?" jawab Coh Liu-
hiang.
"Ada."
"Melihat apa?"
"Melihat dirimu!"
Siapa tahu pukulan yang tepat dan jitu ini akhirnya tetap
mengenai tempat kosong. Mendadak ia merasa siku kanan
kesemutan, pergelangan tangan orang itu tahu-tahu
memberosot lepas. "krek" karena memukul terlalu keras dan
tidak kena sasarannva. pergelangan tangan Oh Thi-hoa
sendiri terkilir.
"Jika kau tahu siapa dia, mengapa tidak kau kejar?" kata
Oh Thi-hoa dengan menyesal.
"Selain Thio Sam dan lain-lain itu. di luar masih ada orang
lain lagi tidak?"
"Jika kau pun tidak tahu, lalu siapa yang tahu?" ujar Oh
Thi-hoa dengan gelisah.
oooo000ooooo
Hoa Cin-cin!
Koh-bwe Taysu!
oooo000oooo
oooo000ooooo
"Urusan begini aku pun tidak ingin tahu." ujar Coh Liu-
hiang dengan tak acuh. "Tapi ada soal lain justru ingin
kutanyakan padamu!"
00ooo00
Cinta yang dalam, cinta yang suci murni akan lebih banyak
memikirkan kepentingan orang yang dicintainya, tidak egois
dan tidak latah.
00ooo00
Ko A-lam juga sedang duduk termenung. memandang jauh
ke kaki langit nan biru. Hatinya terasa kosong. hampa, tiada
sesuatu yang dapat dipikirkannya, ia tidak ingin
memikirkannya, juga tidak berani memikirkannya.
00ooo00
0oo0
Bahtera laju!
TAMAT