Anda di halaman 1dari 876

Kelelawar Hijau

Lanjutan Payung Sengkala


Saduran : SD LIONG
Ebook oleh : Dewi KZ
Trims’s ‘aaa’
Tiraikasih Website
http://kangzusi.com/ http://dewikz.byethost22.com/
http://cerita-silat.co.cc/ http://ebook-dewikz.com

DALAM klsah "Payung Sengkala" diceritakan bahwa


dalam suatu perebutan sengit diatas jembatan kota Lok
Yang untuk memperebutkan jinsom sisik naga yang berusia
sepuluh ribu tahun, akhirnya benda mestika itu berakhir
diperoleh Lam-kong Pak sijago kita.
oleh Pek-li Gong sipencuri sakti benda mustika yang
seharusnya menjadi hak miliknya itu diserahkan kepada
Soen Han siang ibu dari Lam-kong Pak sebagai mas kawin.
Dimana kemudian Jinsom itu harus ditelan oleh Lam-
kong Pak agar tenaga dalamnya bertambah sehingga
perlawanannya menghadapi Perkumpalan Bulu Hijau yang
ditunjang dua orang gembong iblis sakti bisa berhasil
dengan sukses.
Tapi timbul masalah baru, karena untuk menelan Jinsom
sisik naga berusia sepuluh ribu tahun itu harus dibarengi
pula dengan obat pengiring yang merupakan cairan lendir
dari enam sampai delapan orang gadis perawan.
Untung disamping Pek-li Hiang serta Yoe Tien masih
ada coe Li Yap, cioe cien cien, Liuw Hoei Yan serta cioe Ih
Boen enam orang.
Demikianlah, maka diputuskan keenam orang gadis
perawan itu membantu Lam-kong Pak untuk mencairkan
jinsom yang tak ternilai harganya itu.
Terdengar Pek-li cong berkata: "Dewasa ini dikalangan
kita keparat Cilik she Lamkong inilah merupakan
pemimpin kita, agar pertarungannya memperebutkan
kekuasaan dengan pihak perkumpulan Bulu Hijau berhasil
dengan sukses, kita musti jadikan dirinya sebagai jago kelas
kelas satu, oleh sebab itu didalam melaksanakan tugas yang
amatpenting ini, kita musti mencari suatu tempat yang
tersembunyi letaknya".
"Eeei pengemis tua" sela siang Hong Tie. "aku lihat
rumah gubukmu terletak disuatu tempat yang terpencil dan
sunyi keadaannya, lebih baik kita berangkat kesitu saja"
Maka berangkatlah beberapa orang itu menuju ketempat
tinggal dari pek-li Gong. Rumah gubuk dengan belasan bilik
serta pemandangan yang indah memang merupakan suatu
tempat yang strategis letaknya.
sepintas lalu rumah itu menyerupai rumah kaum petani
biasa yang dikelilingi sawah dan kebun. serentetan pohon
Liuw tumbuh disisi pagar bambu menutupi pandangan
orang luar terhadap gerak gerik didalam.
Ketika soen Han siang menyampaikan maksud tersebut
kepada kedua orang dara ayu itu, dengan wajah tersipu-sipu
dan kemalu-maluan mereka menganggukan kepalanya,
padahal memang kejadian ini merupakan pucuk dicinta
ulam tiba bagi mereka.
sebab setelah soen Han siang berkata demikian, berarti
pula kejadian itu akan berubah jadi kenyataan dan mereka
tak usah menanti dilamar orang lagi.
sementara itu Pek-li Gong telah membagi jinsom sisik
naga berusia sepuluh ribu tahun itu jadi enam bagian, dua
bagian diberikan lebih dabulu kepada Lam Long Pak untuk
ditelan. kemudian baru memberi kisikan kepada kedua
orang gadis itu untuk masuk kedalam ruangan-
sedangkan sekalian para jago lihay segera menyebarkan
diri disekeliling rumah gubuk itu untuk menjaga segala
kemungkinan yang tidak diinginkan.
Setelah Lam-kong Pak masuk kedalam kamar,
tampaklah kedua orang dara ayu itu dengan wajah bersemu
merah duduk tersipu di sudut pembaringan.
"Yoe cici" terdengar Pek-li Hiang berbisik lirih. "Kau
duluan aach...."
"Tidak bisa jadi" sahut Yoe Tien sambil gelengkan
kepalanya berulang kali. "Meski pun cici lebih tua beberapa
tahun darimu, tapi kalian berkenalan lebih duluan, tidaklah
pantas kalau cici mendahului dirimu. . . ayolah kau tak
perlu malu2 lagi....,"
"Begini saja bagaimana kalau adik Pak saja yang
memutuskan???"
"Baiklah " kata Lam-kong Pak. " Lebih baik enci Yoe
lebih duluan- . . .aaaai kalian rela membantu diriku,
membuat siauw-te merasa amat berterima kasih".
"Adik Pak kau tak usah mengucapkan kata- kata yang
tak enak didengar lagi, asal kau jangan sampai suka yang
baru melupakan yang lama, kami sudah merasa cukup
puas". Air muka Lam kong Pak berubah jadi serius.
"Enci Yoe" katanya. "Meskipun siauwte bodoh dan tidak
bisa berpikir, tetapi aku bukan seorang lelaki yang gampang
melupakan yang lama untuk menikmati yang baru, kalian
berdua boleh legakan hati dan tak usah kuatirkan lagi. .
.persoalan itu".
Dalam pada itu Pek li Hiang telah menyingkir kesamping
dan alihkan sinar matanya memandang keluar jendela.
sedangkan Yoe Tien sambil baringkan tubuhnya diatas
pembaringan. ujarnya dengan mata memancarkan
kelembutan: "Adik Pak ayohlah kita mulai",
Lam-kong Pak naik keatas pembaringan dan mereka
berdua pun segera saling bertindih-tindihan dan saling
memeluk dengan kencangnya, bibir beradu dengan bibir,
hati bertemu dengan hati. air liur yang berbau wangi setetes
demi setetes mengalir keluar dari bibir Yoe Tien,
membasahi tenggorokan sianak muda itu dan langsung
turun kearah pusar.
Dua buah jantung berdebar dengan kerasnya. empat
mata bersatu padu memancarkan napsu birahi yang amat
tebal, terutama sekali Yoe Tien adalah seorang gadis yang
mulai menanjak dewasa, sepasang payudaranya yang
montok putih dan besar bagaikan sepasang bukit cukup
membuat hati Lam kong pak syurr-syurran, hampir saja
sukmanya terasa melayang meninggaikan raganya.
"Adik pak.jangan terpengaruh oleh napsu birahi. . .cepat
tarik kembali angan2mu yang nyeleweng..."bisik Yoe Tien
memperingatkan.
Lam Kong Pak terperanjat. cepat2 tarik kembali
pikirannya yang mulai terpengaruh oleh napsu birahi dan
salurkan hawa murninya kedalam pusar, dengan cepat air
liur yang mengalir keluar dari bibir Yoe Tien telah
bercampur jadi satu dengan jinsom sisik naga berusia
sepuluh ribu tahun itu ada menyebar keseluruh urat penting
ditubuhnya.
setengah jam sudah lewat, Yoe Tien mendorong tabuh
sianak muda itu kesamping sambil bisiknya:
"sudah selesai, sekarang tiba gilirannya adik Hiang untuk
menggantikan kedudukanku".
Lam Kong Pak tidak melepaskan dara ayu itu begitu
saja. Ia peluk tubuhnya kencang2 dan mencium bibirnya
dengan penuh kemesraan.
Yoe Tien semakin tersipu sipu, dengan wajah merah
padam ia segera meronta bangun, selesai berpakaian ia
menuju ketepi jendela sambil serunya:
"Adik Hiang, sekarang tiba giliranmu"
Pek-li Hiang, rada sangsi sejenak. tapi ia menurut juga.
setelah melepaskan pakaiannya ia jatuhkan diri berbaring
diatas pembaringan dan membiarkan tubuh pemuda she
Lam-kong itu menindih dirinya.
Entah berapa lama sudah lewat, akhirnya sianak muda
itupun telah menyelesaikan tugasnya. menanti kedua orang
dara ayu itu sudah berlalu. seorang diri Lam-kong pak
duduk bersila mengatur pernapasan, sebab ia harus duduk
sementara di selama tiga hari tiga malam lamanya untuk
menyebarkan penggabungan cairan liur gadis perawan
dengan jinsom berusia sepuluh ribu tahun itu keseluruh
bagian tubuhnya.
Dua hari dua malam dengan cepatnya telah berlalu,
ketika tengah malam kentongan ketiga pada hari ketiga
menjelang tiba, dimana Lam-kong Pak sedang duduk
bersemedi didalam keadaan lupa segala-galanya. tiba-tiba ia
rasakan dari jalan darah Pak Hoei-biat diatas tubuhnya
mengalir masuk segulung hawa panas yang amat deras dan
gencar.
Mula2 dia masih mengira bahwa itulah akibat dari reaksi
jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun yang
menunjukkan kasiatnya, hingga tanpa menggubris pemuda
itu maneruskan kembali semedinya, tapi kemudian hawa
panas itu makin lama semakin dahsyat, didalam urat2
penting disekujur tubuhnya serasa ber-gerak2 seperti ada
ber-puluh2 ekor tikus yang berlarian kesana kemari, hatinya
jadi bergerak.
Tetapi pada saat itu ia berada dalam keadaan yang paling
penting. tak mungkin baginya untuk membuka matanya
memeriksa. Menunggu fajar telah menyingsing dan
semedinya telah selesai barulah matanya per-lahan2
direntangkan.
Alangkah terkejutnya sianak muda itu tatkala matanya
sempat menangkap bayangan sesosok tubuh manusia
tembaga sedang bergerak sempoyongan keluar lewat
jendela.
sadariah Lam-kong Pak babwa manusia tembaga itu
telah membantu dirinya dengan salurkan hawa murni yang
sempurna. Tidak sempat memberitahu kepada sekalian
penjaga yang bersiap siaga disekeliling tempat itu lagi, ia
segera enjotkan badandan menyusul dari belakang.
Terlihatlah manusia tembaga itu makin lama berjalan
semakin cepat, gerakan tubuhnya mulai mengambang dan
sukar dilukiskan dengan kata2.
Lam-kong Pak segera mengerahkan segenap kekuatan
yang dimilikinya, dalam waktu singkat ia berhasil menyusul
sampai jarak dua puluh tombak lebih, teriaknya keras2:
"cianpwee tunggu sebentar, boanpwee sudah sepantasnya
kalau mengucapkan rasa terima kasihku atas budi kebaikan
yang telah kau berikan"
Tetapi manusia tembaga itu tetap berlagak pilon dan ber-
pura2 tidak mendengar, bukannya berhenti malahan
gerakan tubuhnya kian lama kian bertambah cepat, se-olah2
dia takut disusul oleh sianak muda itu.
Lam kong Pak enjotkan badannya dua kali, tubuhnya
melesat jauh lebih cepat lagi dari keadaan semula Jarak
diantara mereka berdua pun semakin dekat lagi, kini
mereka hanya terpaut antara tujuh sampai delapan tombak.
sementara ia hendak berteriak lagi, mendadak bayangan
manusia berkelebat lewat, tahu-tahu seorang wanita
berkerudung hitam telah menghadang pergi jalan orang itu.
Lam- Kong Pak mengenali orang itu sebagai "Toa-Pei-
Liong in" atau si wanita pengasingan, sedangkan manusia
tembaga itu kemungkinan besar adalah ayah kandungnya
"Hong Loei Khek" si jago Angin Geledek Lam Kong Liuw,
karena ingin tahu ganjalan serta hubungan apa yang terjalin
diantara kedua orang itu. maka cepat2 ia sembunyikan diri
dibelakang sebuah batu besar.
Dalam pada itu si manusia tembaga tadi sudah
menghentikan langkah kakinya, namun ia tetap
membungkam seribu bahasa.
"siapakah dirimu??" terdengar perempuan pengasingan
menegur dengan suara berat.
"Manusia tembaga"
"omong kosong lebih baik dikurangi " seru perempuan
pengasingan lagi dengan suara berat. "tentu saja aku tahu
bahwa kau adalah manusia tembaga, yang kutanyakan
adalah nama aslimu serta asal usulmu yang sebenarya"
"Nama asliku pun bernama manusia tembaga." Toa Pei
Liong in perempuan pengasingan segera tertawa dingin-
"Hmmm.... kau tak usah melebihi diri, aku tahu bahwa
kau adalah "Hong Loei Lhek" Jagoan Angin Geledek Lam
kong Liuw bukankah begitu??".
"salah besar Poen jien bukankah Lam kiong Liuw. juga
bukan Loe It Beng....",
"Berbicara tanpa bukti tiada gunanya. bolehkah kau
unjukkan wajah aslimu sehingga loo-soen dapat
menyaksikan raut wajahmu yang sebenarnya?...".
"Antara Poen-jien dengan dirimu tiada ikatan maupun
hubungan apapun. kenapa musti unjukkan wajah asliku
dihadapanmu??".
"Lam kong Liuw, kau betul2 berhati kejam... kau tidak
mempunyai perasaan sedikit pun juga " teriak perempuan
pengasingan dengan setengah menjerit.
Tapi manusia tembaga itu tetap tertawa. "Aku tidak
mengerti apa yang telah kau ucapkan? apakah kau tidak
takut bahwa pengutaraan perasaanmu itu telah keliru
dihadapan orang lain??".
Ucapan ini manjur sekali, seketika itu juga Toi Pei
Liong-In betul2 tak berani mengutarakan isi hatinya lagi,
hanya ujarnya:
"Bila kau berani berlagak pilon pura-pura bodoh lagi,
Hmmmm jangan salahkan kalau Loo-soen segera akan
turun tangan menyerang dirimu".
"omong kosong aku justru tidak habis mengerti apa
alasanmu mengejar diriku terus menerus dan menuduh aku
dengan segala tuduhan yang tidak genah."
Toa Pei Liong in siperempuan pengasingan itu kontan
naik darah, ia menjerit keras lalu menubruk. kedepan, cakar
mautnya langsung meayambar wajah bagian depan
manusia tembaga itu.
Dengan sebat si manusia tembaga berkelit kesamping,
kemudian bergeser dengan sempoyongan seakan-akan
hampir saja ia kena dicengkeram.
kejadian yang sama sekali diluar dugaan ini tentu saja
membuat perempuan pengasingan jadi tertegun, ia tidak
mengerti apa sebabnya manusia tembaga tersebut secara
tiba-tiba berubah jadi begitu tak becus.
Tetapi Lam-kong Pak yang bersembunyi dibalik batu
besar mengerti sedalam-dalamnya. apa yang sebetulnya
telah terjadi, justru disebabkan sebagian besar hawa
murninya sudah tersalur kedalam tubuhnya itulah
mengakibatkan si Maausia Tembaga jadi lemah dan tiada
kekuatan untuk melancarkan serangan balasan-
sementara itu si-perempuan pengasingan telah tertawa
dingin dengan suara yang menyeramkan.
"Heeeh-heeeh-heeeh... aku mau lihat. dengan cara
apakah kau hendak meloloskan diri dari cengkeraman
telapakku....".
Jurus2 serangan aneh segera dilancarkan dengan gencar
memaksa manusia tembaga itu terdesak mundur kebelakang
berulang kali, beberapa kali hampir saja badannya kena
cengkeram oleh pihak lawan-
Didalam keadaan demikian Lam-kong Pak justru malah
menaruh rasa simpatik terhadap Manusia Tembaga itu,
walaupun dia sendiripun kepingin tahu siapakah
sebenarnya maausia tembaga itu, tetapi la tidak ingin
memaksa orang dikala orang lain dalam kesusahan, tanpa
berpikir panjang tubuhnya segera melesat kearah depan dan
langsung mengirim satu pukulan dahsyat kearah perempuan
pengasingan-
Jurus serangan yang digunakan saat ini tidak lebih hanya
gerakan permulaan dari ilmu pukulan sam Hoo-It-Ciang-
Hoat, bilamana berada dimasa yang lampau tak nanti
dirinya merupakan tandingan dari si perempuan
pengasingan, siapa tahu ....
ketika dua gulung angin serangan membentur satu sama
lainnya sehingga menimbulkan suara ledakkan yang amat
dahsyat. kedua belah pihak masing2 tergetar mundur tiga
langkah lebar.
Menyaksikan hasil yang sama sekali diluar dugaan ini.
Lam Kong Pak jadi terkejut bercampur girang. Pikirnya^
"Andaikata bukan tenaga dalamnya yang mengalami
kemunduran pesat,pastilah tenaga lwekangku yang
memperoleh kemajuan diluar dugaan- Rupanya inilah hasil
dari khasiat jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun
yang tak ternilai harganya itu". Dalam pada itu perempuan
pengasingan telah membentak dengan suara keras:
"Huuuh.... bajingan lagi2 kau si keparat cilik. . . ."
Blaaam.... sekali lagi terjadi bentrokan keras yang
menimbulkan suara ledakan dahsyat, kedua orang itu
masing2 mundur lagi sejauh satu tindak.
"Bajingan cilik" teriak perempuan pengasingan- "
^Rupanya kalian ayah dan anak dua orang memang sudah
sekongkol sedari tadi. Hmm ...hati-hati kau".
selama pembicaraan berlangsung kedua orang itu
kembali saling menghantam sebanyak tiga jurus, tetapi
siapapun tidak berhasil mendapat keuntungan didalam
bentrokan itu sementara bayangan tubuh si manusia
tembaga dalam sekejap mata telah lenyap tak berbekas.
Kemarahan dari Toa-pei Liong-in semakin memuncak.
sambil mencak2 kegusaran teriaknya:
"Bajingan cilik. kau telah melepaskan si manusia
tembaga itu. Bagus sekarang loo-nio akan mencari
perhitungan dengan dirimu"
"Tahan" hardik Lam kong Pak. "sebelum pertempuran
dilanjutkan, terlebih dahulu aku hendak bikin terang duduk
persoalan, sebenarnya permusuhan apakah yang terikat
antara dirimu dengan keluargaku?".
Ditanya secara gamblang. Toa-pei Liong-in jadi merasa
sungkan sendiri untuk menjawab, hanya serunya: " Untuk
mengetahui duduknya perkara lebih baik kau pulang dan
tanyakan sendiri persoalan ini kepada ibumu yang tak tahu
malu itu".
Habis berkata ia mengirim satu pukulan dahsyat kedepan
dan kemudian putar badan meneruskan pengejarannya
kearah manusia baja itu.
Tanpa terasa Lam-kong Pak jadi gelengkan kepalanya.
terhadap persoalan yang menyangkut antara ibunya dengan
Toa-poe Liong-in dia memang sedikit mengetahuinya,
menurut perkiraannya mungkin dendam kesumat yang
terjadi diantara mereka berdua disebabkan oleh karena
ayahnya seorang,
Rupa2nya sang ayah sudah berkenalan lebih dahulu
dengan Toa poe Liong-in cioe Hong Hong, tetapi kemudian
ia kawin lagi dengan ibunya.
sekarang yang menjadi persoalan, tatkala ibunya mencuri
kitab pusaka dari Payung sengkala tersebut. pernahkah
beliau turun tangan terhadap dirinya? sedangkan kalau
kedua orang manusia tembaga itu yang seorang adalah
'Hong Loe Kek' jago Angin Geledek. sedang yang lain
adalah 'siauw Yauw sianseng' si sianseng suka pelancongan
maka siapa pula manusia tembaga ketiga yang membawa
payung sengkala tersebut?? Hmmmmm "
Belum habis ia melamun, mendadak dari belakang
tubuhnya berkumandang datang suara dengusan yang amat
dingin.
Dengan cepat ia berpaling, terlihatlah Cien cien serta
Cioe It Boen dengan wajah diliputi kesedihan serta
memakai pakaian berkabung telah berdiri kaku disitu.
Rupanya sejak Cioe hujien menemui ajal diatas telapak
Lam-kong Pak. kedua orang dara ayu itu siang malam
mencari Lam Kong Pak untuk bikin pembalasan.
sadarlah sianak muda itu bahwa kesalah pahaman yang
telah terjadi tidak gampang diselesaikan, sebab walaupun
ketika itu ia ada maksud untuk turun tangan mencabut jiwa
Cioe hujien tetapi tak seorangpun yang akan mempercayai
perkataannya.
Maka dengan wajah serius dan nada bersungguh-
sungguh ujarnya: "Nona Cioe atas keteledoran cayhe
sehingga melukai ibumu, harap kau suka memaafkan"
"Hmm enak benar ucapanmu itu," jengek Cioe Cien cien
dengan suara bengis. "Seandainya aku yang telah
membinasakan ibumu apakah kau dapat berbicara dengan
suara seenteng itu?".
Lam Kong Pak tidak ingin ribut apalagi cekcok dengan
kedua orang gadis ini lagi, mulutnya segera membungkam
dalam seribu bahasa.
Melihat pemuda itu hanya melulu membungkam, Cioe
Cien cien jadi semakin bertambah sengit, teriaknya sambil
menggertak gigi kencang2:
"Ayahku terikat dendam kesumat sedalam lautan dengan
orang tuamu dan kini ia sudah mati dalam keadaan
mengerikan diujung telapakmu, sebetulnya hubungan sakit
hati diantara kita toh sudah bares? sungguh tak nyana
hatimu kelewat bengis dan keji.jiwa ibukupun sekalian kau
cabut... Hmm Hmm orang she Lam-kong. hari ini aku tak
akan melepaskan dirimu dengan begini saja" .
"Berulang kali siauw-heng toh sudah menerangkan
bahwa aku tidak secara sengaja melukai ibumu." kata Lam-
kong Pak tenang, " kalau memang kau tidak ingin
memaafkan diriku, nah cepatlah turun tangan-."
Air mata mengucur keluar dari kelopak mata Cioe Cien
cien kian lama kian bertambah deras, hingga akhirnya
seluruh wajah dan pakaiannya basah kuyup,
"Hubungan jodoh kita telah berakhir dendam kematian
ibuku lebih dalam dari saudara tentu saja aku harus
menuntut balas atas kesedihan hatimu itu...."
"cici. . ." terdengar cioe It Boen yang berdiri disamping
menyela dengan suara terpatah-patah. "Aku lihat...aku lihat
ia memang tidak bermaksud untuk berbuat begitu..."
"omong kosong?" teriak cioe cien- cien dengan suaranya
yang melengking keras.
"Memangnya ia tak pernah membinasakan ibu
kandungmu, maka kau bisa berkata demikian??" Cioe It
Boen jadi membungkam, dengan sedih ia mengundurkan
diri kesamping kalangan-
sementara itu Cioe Cien- Cien dengan langkah lebar
telah maju kedepan, dengan wajah penuh nafsu membunuh
serunya^ "Lebih baik kaupun tak usah menaruh belas
kasihan terhadap diriku, ini hari kalau kau tidak
membinasakan diriku, maka aku harus
mencabutjiwamu...".
"silahkan turun tangan aku tidak nanti akan membalas".
cioe cien- cien membentak keras, telapak tangannya
bagaikan sebilah golok dengan dahsyatnya segera dibabat
keatas batok kepala lawan.
LAM KONG PAK sedikitpun tidak berkutik dari tempat
semula, terlihatlah serangan itu dalam sekejap mata akan
menghajar telak diatas batok kepalanya.
Mendadak terdengat suara bentakan keras disusul
terjadinya ledakan nyaring yang memekakkan telinga.
sambil terhuyung-huyung mucdur tiga langkah
kebelakang, Cioe Cien Cien membentak dengan penuh
kegusaran.
"Budak rendah. perempuan sialan kau berani membantu
pihak lawan??..."
Kiranya disaat yang paling kritis itulah Cioe It Boen
telah melancarkan pukulan sebuah serangan untuk
menyambut babatan itu dari kakak perempuannya, tapi
didalam bentrokan tersebut badannya terpental jauh tujuh
delapan langkah dari tempat semula.
"cici. tenangkan dahulu hatimu" ujar cioe It Boen dengan
suara halus... "Dalam peristiwa ini kedua belah pihak
sama2 ada salahnya, lagipula. ...moay-moay pun tahu
bahwa kau sangat mencintai dirinya, kenapa sekarang kau
malah hendak membunuh jiwanya? bukankah dia sendiri
pun tiada maksud untuk berbuat demikian- ..."
"Tutup mulut perduli bagaimanapun juga, kedua orang
tuaku telah mati binasa ditangannya seorang semestinya
diapun tahu bahwa dengan matinya ibuku maka aku harus
hidup sebatang kara, tanpa sanak tanpa keluarga. . .
.Hmmmm dasarnya dia memang tidak memiliki
perikemanusiaan- ..."
selama ini Lam-kong pak tetap bungkam dalam seribu
bahasa, tak sepatah katapun yang ia ucapkan keluar untuk
menanggapi orang.
Dengan gusar cioe Cien cien menerjang maju lagi
kedepan, teriaknya: "Lam- kong Pak, kalau kau masih tak
mau turun tangan, setelah modar janganlah salah kau kalau
aku berhati kejam".
cioe It Boen jadi gugup dan semakin gelisah, tiba-tiba ia
bertiak keras: "Kau. ..kau cepatlah melarikan diri"
Dengan pandangan penuh rasa berterima kasih Lam-
kong Pak melirik sekejap kearah gdis she cioe itu, kemudian
menggeleng.
"Mati atau hidup telah ditakdirkan oleh yang Maha
Kuasa sekalipun aku harus menemui ajalku ditangannya,
hatikupun merasa rela. sebab ia pernah melepaskan budi
yang tak terhingga kepadaku, satu budi dibalas dengan satu
budi. itulah namanya takdir"
Cioe Cien- Cien sama sekali tak mau mengubris ocehan
orang, pergelangan tangannya segera dijulurkan kedepan,
inilah gerakan pembukaan dari ilmu sakti "Too-Thian Coe-
Hiang",
"Ibu"serunya dengan penuh rasa dendam. "Ini hari
putrimu akan membinasakan dirinya dengan kepandaian
saktimu,...".
Habis berkata, desiran angin tajam menderu-deru...
bagaikan gulungan taupan segera mengurung sekujur tubuh
sianak muda itu.
Cioe It Boen tidak ingin menyaksikan sianak muda itu
mati konyol, menyaksikan datangnya angin pukulan yang
begitu dahsyat, tanpa memikirkan keselamatan sendiri lagi
gadis itu menubruk maju kedepan dan menghadang
didepan tubuh Lam kong Pak.
Cioe Cion cien jadi terperanjat. ia ingin menarik kembali
serangan mautnya itu tapi terlambat..^.
Blaaaam ditengah benturan keras, terdengar cioe It Boen
menjerit ngeri. dengan kepala hancur dan otak
berhamburan diatas tanah robohlah gadis itu diatas
genangan darah. selembar jiwanya segera tinggalkan raga
kembali kealam baka.
Kematian yang tanpa disengaja dan tak bisa dihindari
lagi itu menegunkan hati kedua belah pihak. hampir
bersamaan waktunya Lam-kong Pak serta Cioe Cien cien
mengucurkan air mata sedih,
Dengan adanya peristiwa ini kegusaran cioe Cien cien
semakin memuncak sehingga boleh dibilang hampir
mendekati kalap. ia himpun segenap kekuatan yang
dimilikinya dan melancarkan serangan dahsyat kearah si
anak muda itu dengan ilmu sakti Too Thian it coe Hiang.
Lam-kong Pak menghela napas panjang, ia pejamkan
matanya menanti kematian menimpa dirinya.
Tiba tiba... suara bentakan nyaring berkumandang
memenuhi angkasa, diikuti suatu bentrokan keras kembali
terjadi ditengah kalangan-
Terlihatlah tubuh Cioe Cien cien tergetar mundur
kebelakang sejauh satu tombak dengan sempoyongan,
sedangkan dihadapan mukanya telah berdiri tegap seorang
dara ayu yang bukan lain adalah Coe Li Yap.
Perbuatan gadis ayu itu bukan mengundang rasa terima
kasih bagi pemuda itu, malahan sebaliknya Lam kong Pak
menganggap gadis she Coe ini terlalu suka mencampuri
urusan orang lain, tegurnya dengan suara berat:
"Persoalan ini tiada sangkut pautnya dengan dirimu,
ayoh cepat menyingkir dari sini".
Maksud baik Coe Lie Yap malah mendapat benturan
ketus dari pihak lawan, dari malu dara itu jadi marah,
serunya:
"Kau pingin mati itu memang urusan pribadimu dan tak
usah disayangkan, tapi dengan perbuatanmu itu justru telab
menyia-nyiakan serta mengecewakan tumpukan harapan
yang telah dibebankan para patriot dari kalangan lurus
kepada dirimu".
Tergetar keras sekujar tubuh badan Lam kong Pak
sehabis mendengar perkataan itu dalam hati berpikir:
"Apabila aku mati maka per-tama2 aku merasa malu dan
menyesal terhadap oei Ci Hoe cianpwee yang telah
menghadiahkan tenaga murni Lak Ing Cong
Khie-nya kepadaku lebih2 merasa malu dan menyesal
terhadap orang tuaku. suhuku serta beberapa orang gadis.
disamping itu malu juga terhadap manusia tembaga
misterius yang beberapa kali telah membantu diriku.".
sementara itu Cioe Cien- Cien sudab nekad mengambil
keputusan untuk membinasakan Lam kong Pak lebih
dahulu kemadian baru melakukan bunuh diri, tetapi setelah
menyaksikan perbuatannya kembali dihalangi orang. hawa
amarahnya jadi tak terkendalikan lagi.
Ia membentak nyaring, tubuhnya segera menubruk
kearah Coe Lie Yap sambil melancarkan sebuah pukulan
yang maha dahsyat.
Coe Lie Yap mendengus dingin, menghadapi datangnya
ancaman yang mengerikan itu ia segera gunakan salah satu
jurus sakti yang tercantum didalam Payung sengkala.
Blaaam.... ditengah bentrokan dahsyat tubuh Cioe Cien
Cien tergetar mundur lima langkah lebar kebelakang,
setelah sempoyongan akhirnya jatuh duduk diatas tanah.
"Kau cepat menyingkir dari sini" terdengar Lam kong
pak berteriak dengan suara keras. "Persoalan ini tiada
sangkut pautnya dengan dirimu, kau tak usah ikut campur"
"Huuuh siapa yang sudi mencampuri urusanmu, aku
bergebrak melawan dirinya karena hendak membereskan
hutang piutang yang terikat antara perguruanku dengan
ibunya"
"Apa?? kaupun ada ikatan dendam dengan dirinya??".
"Pada masa berselang ibunya pernah juga mencuri
sejilid salinan kitab pusaka Payung sengkala, ibuku tahu
bahwa ada orang sedang mengincar benda pusakanya maka
jauh sebelumnya terjadi peristiwa pencurian itu beliau telah
melakukan sedikit permainan dengan menyiapkan sebuah
salinan kitab palsu ditempat pusaka tersebut. Tatkala
usahamu untuk mencuri kitab pusaka diperkampungan Toa
Loo san-cung mengalami kegagalan, cioe Ci Kang suami
isteripun menyadari bahwa mereka tertipu, kitab itu
kemudian dimusnahkan dari muka bumi".
sekarang Lam kong Pak baru mengetahui apa sebabnya
Cioe Ci Kang suami istri tidak melatih isi kitab pusaka
tersebut walaupun benar itu sudah terjatuh ketangan
mereka, rupanya mereka sudah menaruh curiga sejak dulu
kala bahwa kitab yang berbasil mereka dapatkan adalah
sejilid kitab yang palsu.
Dalam keadaan begini, Cioe Cien cien sadar bahwa dia
bukan tandingan lawannya. Tetapi sebagai seorang gadis
yang berwatak keras, sambil mendongak keatas jeritnya
sedih: "oooh ibu, putrimu tidak becus... selama hidupku tak
nanti aku berhasil membalaskan dendam sakit hatimu, lebih
baik aku menyusul engkau menuju kealam baka saja...".
suaranya lengking bagaikan jeritan kuntilanak begitu
tajam... sedih ..dan putus asa membuat siapa pun yang
mendengar ikut berhiba hati.
selesai mengucapkan kata2 itu, telapak tangannya segera
berkelebat menghajar keatas ubun-ubun sendiri.
Lam-kong Pak jadi amat terperanjat, dengan cepat ia
berkelebat maju kedepan sambil melancarkan sebuah
cengkeraman mencekal urat nadinya,
Melihat usahanya untuk bunuh diri mengalami
kegagalan, cioe cien cien merasa semakin mendendam,
teriaknya: "Lam kong Pak. aku sangat membenci dirimu
hingga rasa benciku menusuk kedalam tulang sumsum,
sampai matipun aku tak akan mengampuni dirimu, jadi
setan pun aku akan mengejar dirimu dan membetot
nyawamu....".
sembari berkata ia segera menggigit tangan sianak muda
itu dengan bengis dan buasnya.
Lam-kong Pak sama sekali tidak menghindar atau pun
berkelit, ia biarkan gigi taring gadis itu menggigit dagingnya
hingga darah segar bercucuran membasahi seluruh lantai.
Coe Lie Yap yang menyaksikan kejadian itu tentu saja
merasa sakit hati, badannya dengan cepat maju menerjang
kedepan, ia cengkeram tubuh cioe cien cien lalu dibanting
keluar hingga tubuhnya mencelat sejauh tiga tombak lebih
dari tempat semula,
Didalam peristiwa hari ini, seandainya Lam Kong Pak
bisa memutar-balikan masalahnya dan suka bicara secara
baik2, ditambah pula bantuan dari Cioe It Boen yang
membelai dirinya, Cioe Cien cien tidak nanti akan
bertindak secara senekad dan sekalap ini, sebab
bagaimanapun juga ia merasa amat menciniai diri Lam-
kong Pak.
Tetapi sayang seribu kali sayang tabiat sianak muda itu
tidak mengijinkan dia untuk berbuat begitu, sehingga
akhirnya kejadian yang sebenarnya masih bisa diatasi
berubah semakin fatal
Cioe cien cien melototkan sepasang matanya bulat2, titik
darah segar nampak mengucur keluar dari kelopak
matanya, sambil menyeringai seram dia angkat kembali
telapak tangannya untuk dihajarkan keatas batok kepala
sendiri
Kali ini jarak diantara kedua belah pihak agak jauh,
untuk menolong sudah jelas tidak sempat lagi Lam-kong
pak segera membentak keras: "Tunggu sebentar"
Mendengar bentakan itu cioe Cien cien tarik kembali
tangannya dan berpaling.
Coe Lie Yap segera menjengek sambil tertawa dingin:
"Heee heeeh-heeeh... kalau memang tak tega untuk bunuh
diri lebih baik cepat2 enyah dari sini, buat apa berlagak sok
sokan didepan mata orang lain Huuuh... siasat menyiksa
diri yang kau tunjukkan sudah basi... sudah ketinggalan
jaman-".
Ejekan ini betul2 amat tajam bagi pendengaran siapapun,
cioe Cien cien segera mendongak dan tertawa seram.
setelah itu sambil bangkit berdiri serunya tegas:
"Sedikitpun tidak salah aku tak boleh mati, kalau aku
mati terlalu enakan bagi kalian semua...Heeeh,. heeeh.
..sampaijumpa lagi dilain kesempatan-."
selesai berkata tanpa berpaling lagi ia segera berlalu dari
tempat itu, dalam sekejap mata bayangan tubuhnya sudah
lenyap dari pandangan-
sepeninggalnya dari gadis she-cioe itu per-lahan2 Lam
kong Pak berpaling dan menghela napas panjang.
"Aaaai.,. kenapa kau musti terlalu banyak urusan??".
"Hmm usahaku untuk menyelamatkan selembar jiwamu
apakah keliru?? kau anggap tindakanku ini suatu kekeliruan
besar?" teriak Coe Lie Yap dengan wajah berubah jadi hijau
membesi.
"Aaaaai.... sudah, sudahlah.... aku toh tidak
menyalahkan dirimu".
"Hmmm" Coe Lie Yap mendengus berat- berat.
"Bagaimana dengan jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu
tahun?? apakah sudah kau dapatkan??....".
"Sudah. sudah kudapatkan- terima kasih atas
perhatianmu"
"sudah kau makan belum?^
"sudah. Tapi baru perenamnya saja"
"Dua perenam?? kenapa tidak sekaligus kau telan semua
mustika yang tak ternilai harganya itu?".
"Tentang hal ini....eehmm....tentang soal ini..."
Lam-kong Pak tidak ingin mengatakan secara terus
terang bahwa dua orang dara ayu telah menghadiahkan air
liurnya untuk mencairkan jinsom berusia sepuluh ribu
tahun itu. sekali lagi Coe Lie Yap mendengus berat.
"Hmmm. masa hanya mengenai persoalan inipun kau
tidak berani mengatakannya kepadaku?? kau harus tahu
bahwa aku sama sekali tidak menginginkan jinsom sisik
naga tersebut".
"Eeei...nanti dulu, nanti dulu...kau jangan-salah paham,
aku tidak bermaksud begitu."
"Lalu apa sebabnya??".
Didesak terus menerus akhirnya terpaksa Lam kong pak
harus mengakui apa yang sudah terjadi.
Mendengar kisah itu Coe Lie Yap merasa suatu perasaan
yang sangat aneh sekali dalam hati kecilnya, ia tak dapat
menyalahkan sianak muda ini sebab soen Han siang lah
yang berkuasa didalam mengatur segala-galanya. sedangkan
Lam kong Pak bagaimana pun juga harus tunduk dan
patuh terhadap perintah ibunya.
Tetapi tak urung ia mendengus juga, katanya: "Hmm kau
berani tak pandang sebelah matapun terhadap diriku??...".
"Eeei. kapan sih aku pernah tidak pandang sebelah
matapun terhadap dirimu??.. bantah Lam kong Pak setelah
tertegun beberapa saat lamanya.
Mendadak merah padam selembar wajah Coe Lie Yap
hingga menjalar sampai keujung telinga.
"Kalau bukan begitu mengapa kau tidak mengundang
diriku." bisiknya lirih.
"Mengundang dirimu??? mengundang dirimu mau
apa??".
Dengan wajah tersipu Coe Lie Yap berjalan
menghampiri sianak muda itu, kemudian tambahnya: "Kau
harus memberi bagian kepadaku lho masa aku tidak
kebagian??...".
Habis berkata karena saking malunya. gadis itu segera
menyandarkan diri diatas dada pemuda she Lam kong.
Kini Lam kong Pak baru mengerti apa yang
dimaksudkan, cepat-cepat sahutnya: "Adik Yap terima
kasih atas maksud baikmu itu Tak usah kuatir aku pasti
akan memberi bagian kepadamu".
setelah merandek beberapa saat lamanya, mendadak dari
sakunya sianak muda itu mengambil sebuah patung
kelelawar hijau. dan katanya lagi: "Adik Yap. masih
ingatkah kau akan benda ini??".
Begitu melihat benda yang diambil keluar dari saku Lam-
kong pak adalah patung Kelelawar Hijau. Coe Lie Yap
segera menyahut: "Darimana siauw-moay bisa melupakan
benda itu?? toh benda itu adalah tanda mata yang siauw-
moay berikan kepadamu.".
"Betul, dan sekarang siauw-heng berhasil temukan benda
yang lain dari patung kelelawar ini".
"Dimana?? " gadis itu buru-buru bertanya.
"Diatas gagang payung sengkala yang dipergunakan oleh
si manusia tembaga tersebut".
Maka berceritalah sianak muda ini atas kejadian yang
telah dialaminya selama berada dilembah Thian-Kok.
ooooooooooo
SELESAI mendengar kisah cerita itu, tergetarlah hati
Coe Lie Yap. katanya: "Ia bisa membantu dirimu untuk
memukul mundur musuh tangguh, kejadian ini benar2
merupakan suatu peristiwa aneh. orang itu kalau bukan
musuh besar pembunuh orang tuaku, pastilah ia punya
hubungan dengan dendam berdarah ini, sebab Payung
sengkala adalah benda pusaka milik orang tuaku, atau
jangan2 memang dialah yang telah melukai orang tuaku
serta merampas, Payung sengkala tersebut dimasa yang
silam??",
"Apa sih bubungan antata ibumu dengan sang pangcu
dari perkumpulan Liok Mao Pang? kalau didengar dari
pembicaraan mereka, rupanya sedari dulu mareka sudah
saiing mengenal"
"Aku sendiripun tidak tahu. aku pernah menanya kepada
ibuku tetapi beliau sendiri pun tidak berani memastikan
siapakah sebetulnya dirinya. tetapi ibu percaya babwa tidak
lama kemudian rahasia asal-usulnya pasti akan diketahui
olehnya".
Berbicara sampai disitu, kedua orang itu pun mulai
bekerja keras untuk mengubur jenazah dari cioe It Boen-
selesai bekerja, Lam kong Pak berkata kembali: "Ayoh
berangkat beberapa orang cianpwee tentu sedang merasa
gelisah dan cemas karena lenyapnya diriku secara
mendadak".
Ketika kedua orang itu kembali kerumah gubuk.
sedikitpun tidak salah. semua orang yang ubek2an
disekeliling tempat itu dengan hati gelisah. Menanti mereka
berdua menceritakan apa yang telah terjadi, soen Han siang
lantas berkata:
"Manusia tembaga itu pasti ayahmu, setelah ia salurkan
hawa murninya kedalam tubuhmu, aku jadi sangat
menguatirkan keselamatan jiwanya entah apa maksud
hatinya yang sebenarnya selama ini terus menerus menyaru
sebagai manusia tembaga???".
Keesokan harinya, Coe Lie Yap pun menbantu diri Lam-
kong Pak untuk menelan sebagian jinsom sisik naga berusia
sepuluh ribu tahun, bahkan soen Han siang pun nampaknya
merasa amat senang dengan diri Coe Lie Yap.
sehabis menelan sebagian jinsom berharga sebagaimana
sebelumnya sianak muda itu harus bersemedi selama sehari
semalam.
Dikala Lam- Kong Pak hampir menyelesaikan
semedinya itulah, malam sebelumnya telah terjadi suatu
peristiwa besar.
Menunggu Lam-kong pak muncul dari balik kamar,
siang Hong Tie serta Pek-li Gong sekalian telah menanti
diluar pintu,jelas mereka sudah menanti lama sekali
ditempat itu, air muka mereka serius dan nampak tegang.
sianak muda itu segera menyadari bahwa suatu peristiwa
yang tak dlinginkan tentu sudah terjadi. buru-buru tegurnya:
"Apakah sudah terjadi suatu peristiwa yang tak
dlinginkan??"
"Benar" jawab siang Hoag Tie. "ibumu secara mendadak
lenyap tak berbekas"
Nguuuung. . . . kontan Lam-kong Pak merasakan
kepalanya pusing tujuh keliling matanya berkunang-kunang
dan pandangannya jadi gelap. hampir saja badannya roboh
terjengkang keatas tanah.
Untung disisi tubuhnya terdapat tiga orang gadis yang
segera memayang tubuhnya, hibur mereka:
" Kau tak usah terlalu gelisah atau berkecil hati,akhirnya
peristiwa ini pasti akan berhasil dibikin terang".
"secara bagaimanakah ibuku bisa lenyap tak berbekas?"
tanya Lam-kong Pak dengan air mata bercucuran-
"pada malam sebagai mana mestinya kita melakukan
perondaan malam secara bergilir untuk melindungi
keselamatanmu, ibumu bersikeras untuk menjaga dua kali
giliran kerena ia merasa tidak berlega hati, tentu saja kami
tak dapat menghalangi maksud hatinya itu. maka sehabis ia
melakukan giliran perondaan untuk kedua kalinya yaitu
tengah malam kentongan keempat tadi pagi, kami sekalian
pergi tidur betapa tahu setelah fajar menyingsing tadi kami
telah temukan jejaknya lenyap tak berbekas, seandainya
secara tiba-tiba ia hendak tinggalkan tempat ini, tidak
mungkin kalau ia tidak memberi kabar lebih dulu, maka
dari itu. . . ."
" Coba para cianpwee sekalian pikirkan, mungkin ibuku
kena dibokong oleh seseorang?".
semua orang tidak leluasa untuk menduga secara
sembarangan- mereka membungkam dalam seribu bahasa.
Terdengar Pek-li Gong dengan rada serius berkata.
"Beberapa hari berselang sewaktu masing2 berada diatas
jembatan Lok-Hoo-Kiauw bukankah loohu pernah berkata
kepada kalian semua bahwa "Koen-TOen-sioe" si-kakek
ombak menggulung bukan saja sepasang tangannya sudah
ternoda oleh amis bau darah, bahkan ia mempunyai suatu
kegemaran yang sangat aneh sekali yaitu suka dengan kaum
nenek tua. aku rasa tentu kalian masih ingat bukan akan
perkataanku itu?? Yaaah....^ semoga saja ibumu bukan
terjebak ditangan orang-orang perkumpulan Liok Mao
Pang".
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, air muka
semua orang berubah hebat, Lam-kong Pak pun teringat
akan perkataan dari sipencuri sakti ini yang mana dikatakan
Toensioe amat gemar menggauli perempuan yang berusia
diatas lima puluh tahunan, hatinya jadi bergetar keras.
Yang pasti. seandainya soen Han siang benar-benar
tertawan oleh pihak musuh maka kemungkinan besar ia
telah terjebak ditangan orang-orang dari perkumpulan Liok-
mao Pang
Dan seandainya soen Han siang benar-benar sudah
digauli serta dinodai oleh gembong iblis tua itu, bagaimana
malunya Lam-kong Pak untuk hidup sebagai seorang
manusia???
Berhubung gawatnya situasi, maka pada detik itu juga
kawanan jago lihay ini serentak berangkat menuju
kemarkas besar perkumpulan Liok Mao Pang.
Malam telah menjelang tiba. udara gelap gulita tiada
berbintang, angin berhembus kencang menyapu ranting,
daun serta pasir hingga menimbulkan suara desiran yang
amat keras.
Dibawab pimpinan Lam-kong Pak, berangkatlah
sekawananjago-jago lihay itu memasuki markas besar
perkumpulan Bulu HHijau.
Tampaklah pagoda loteng dimana sang Pang cu berdiam
diterangi oleh cahaya lampu hingga suasana amat
benderang bagaikan siang hari, irama musik yang lembut
dan merdu merayu bergema keluar dari atas loteng
menyebar hingga ketempat kejauhan, sedang disekeliling
bangunan tinggi tadi tersebarlah bayangan manusia yang
melakukan penjagaan amat ketat.
Lam kong Pak ulapkan tangannya memberi tanda agar
para jago menanti disekitar tempat itu. kemudian dengan
membawa Coe Lie Yap. Pek-li Hiang serta Yoe Tien
berkelebat menubruk kearah loteng.
sianak muda ini memilih ketiga orang dara muda
tersebut sebagai temannya, hal ini disebabkan karena
kepandaian yang mereka miliki jauh lebih lihay dari pada
siang Hong Tie sekalian,
Dengan meoggunakan ilmu kepandaian yang paling
sakti, Lam kong Pak berhasil merobohkan "Thiat-sauw-
Cio" si-sapu Baja Kin Kioe serta "Pat-Pit- Loei- Kong"
sidewa geledek berlengan delapan sie Poet dua orang
sementara ketiga orang gadis yang lain dengan
menggunakan kepandaian saktinya masing-masing berhasil
merobohkan pula tiga jago tangguh, gerakan mereka
dilakukan amat cepat, dan dalam sekejap mata beberapa
pos penjagaan yang amat ketat itu berhasil disingkirkan-
selesai membereskan jago-jago itu, keempat orang muda-
mudi tadi segera menengok kearah dalam ruangan loteng,
tapi dengan cepat hati mereka bergetar keras.
Ternyata didalam ruangan yang terang benderang itu
terdapat empat orang nyonya yang didandani dengan
megahnya, kepala memakai mahkota yang bertaburkan
mutiara sedangkan pakaiannya adalah model pakaian
keraton, masing2 perempuan itu duduk diempat buah kursi.
Perempuan pertama adalah soen Han siang kedua adalah
si-Perempuan Pengasingan. Coe Hong Hong, ketiga adalah
ibu kandung Cioe It Boen dan yang keempat adalah
perempuan yang paling tua diantara mereka, rambutnya
telah beruban semua. pipinya kisut dan peot, usianya
diantara tujuh puluh tahunan tapi mereka tidak mengenali
siapakah nenek tua tersebut,
sinar mata keempat orang itu redup tak bercahaya,
keadaan mereka bagaikan orang bodoh yang kehilangan
ingatan-
Kursi kebesaran dan sang pangcu yang disepuh emas
murni masih berada dalam keadaan kosong, suasana diatas
loteng sunyi senyap tak kedengaran sedikit suara pun-
Lam-kong Pak yang menjumpai keadaan ibunya jadi
naik pitam, begitu berkobar hawa amarah dalam dadanya
sehingga ingin sekali ia mendobrak pintu jendela dan
mengobrak-abrik orang2 itu.
Belum sempat ia bertindak sesuatu, mendadak terlihatlah
Liok Mao Pangcu diiringi sekawanan gembong iblis
munculkan diri didalam ruangan tersebut lewat pintu
belakang.
Mereka semua rata2 memakai pakaian serba baru, se-
akan2 hendak menghadiri suatu perayaan besar.
setibanya didepan kursi kebesaran yang disepuh dengan
emas murni itu, kawanan gembong iblis tadi menjura
dalam2 untuk memberi hormat, lalu seruaya lantang:
" Keempat orang hujien telah slap menanti, silahkan
Thaysang Pangcu menempati kursi kebesaran"
selesai bicara mereka mengundurkan diri sejauh tiga
tombak dan berdiri menanti dengan sikap yang amat serius,
suara irama musik segera berkumandang memecahkan
kesunyian, horden tersingkap dan muncullah delapan orang
nenek tua yang berdandan amat menyolok. mereka semua
rata- rata berbedak tebal dan bergincu merah hingga
tampangnya bagaikan siluman tua yang amat mengerikan,
diantara kerumunan nenek- nenek tersebut berjalan keluar
seorang kakek tua yarg kecil kurus tinggal kulit dibungkus
tulang yang bermata tikus dan berambut pendek. Melihat
potongan sikakek ceking yang sama sekali tak enak
dipandang itu, Lam-kong pak sekalian jadi tertegun, pikir
mereka hampir berbareng.
"Masa beginikah tampangnya Koen Toen sioe sikakek
ombak Menggulung yang dikatakan sudah pernah
menggetarkan seluruh dunia persilatan??....."
Diantara kedelapan nenek tua yang berdandan menyolok
itu terdapat pula sijanda kawin Tujuh-kali Poei Koen, meski
pun pipinya sudah peot dan berkeriput tetapi setelah
memakai bedak dan gincu, wajahnya kelihatan rada cantik
dan mengiurkan juga.
Begitulah setelah sikakek tua kurus kecil tadi duduk
diatas kursi kebesaran yang bersepuh emas, Liok Mao
Pangcu segera maju kedepan dan berkata:
"segala sesuatunya telah disiapkan semua, Keempat
orang hujien pun telah tecu loloh dengan arak pemabok
"siauw Yauw Liok ", tecu rasa pada saat ini daya kerja obat
itu sudah mulai menunjukkan reaksinya ".
Ucapan itu sedikitpun tidak salah, pada waktu itu air
muka keempat orang nyonya itu sudah berubah jadi merah
padam, wajah mereka dalam waktu yang amat singkat itu
terlihat jaun lebih muda beberapa bagian.
Dengan sepasang mata tikusnya yang kecil dan tajam.
kakek kurus ceking itu menyapu sekujur tubuh keempat
orang nyonya itu bergantian, lalu tanyanya: "Siapakah
diantara mereka yang paling tua??"
"Lapor yang paling tua adalah ibu dari si "Lak-Gwee
soat" salju bulan keenam Tongi Hoei itu ciangbunjien dari
keluarga Tong yang ada dipropinsi su Cuan".
Mendengar disebutnya nama itu kembali Lam-kong Pak
berempat merasa tertegun, ternyata nenek tua itu bukan lain
adalah ibu dari Tong Hoe . padahal sang ciangbunjien dari
keluarga Tong dipropinsi su- cuan itu telah berusia empat
puluh tahun, bisa dibayangkan kalau usia ibuny a paling
sedikit diatas enampuluh lima tahun.
"Bagus" seru kakek kecil ceking tadi dengan suara
lantang " siapkan Ranjang Pembawa nikmat".
suara sahutan bergeletar memecahkan kesunyian, suara
gemuruh segera bergema diatas loteng dan terlihatlah
delapan orang pria kekar mejinjing sebuah pembaringan
istimewa yang amat besar sekali.
Pada keempat kaki pembaringan tersebut dipasang
dengan empat buah roda kayu, diatas roda terdapat sebuah
palang kayu yang besar danpada keempat penjuru palang
kayu tadi diberi empat buah rantai besi yang berhubungan
dengan pembaringan besar tersebut.
Dengan demikian keadaan dari pembaringan itu jadi bisa
bergoyang kekiri maupun kekanan bagaikan ranjang
bergoyang.
sebuah seprei yang bersulamkan bunga indah menutupi
permukaan pembaringan tadi. kelambu yang tipis
menggantung diatas ranjang dan menyiarkan bau harum
yang semerbak.

Perlahan-lahan Liok Mao Pangcu berjalan mendekati


sinenek tua yang usianya paling tua itu, ia ketuk perlahan
dagunya dan sinenek tua tadi segera bangkit berdiri,
bagaikan orang yang kehilangan ingatan selangkah demi
selangkah langsung berjalan menuju kearah Ranjang
Pembuat Nikmat.
Lam kong Pak siap tunjukkan dirinya untuk
melancarkan serangan. mendadak terdengar suara bentakan
keras bergema diseluruh ruangan- disusul terdengarya suara
desiran angin tajam mendesir diempat penjuru, dalam
sekejap mata seluruh ruangan loteng tadi telah beterbangan
senjata-senjata rahasia yang terdiri dari perbagai macam
ragam, ada panah bulu. ada Piauw pendek, paku Thian
Long Tin- jarum Hang Wie cum dan lain macam senjata
rahasia yang jarang diketahui dikolong langit.Senjata2
rahasia itu ada yang langsung meluncur lurus kedepan, ada
yang berpusing bagaikan gangsingan, ada yang Cepat dan
ada pula yang lambat kesemuanya diarahkan ketubuh
kakek kurus Ceking itu serta pangawal dari perkumpulan
Bulu Hijau,
Selesai hujan senjata rahasia tadi, sesosok bayangan
manusia laksana kilat menerobos masuk keatas loteng.
Sikakek kurus ceking itu tertawa dingin, dengan cepat
tangannya diraup kedepan-seluruh senjata rahasia yang
mengancam dirinya dengan cepat mengumpul jadi satu,
kemudian bagaikan segulung bola hitam meluncur keluar
jendela langsung menyerang Lam-kong Pak yang
mendekam disana.
Dengan hati terkesiap buru2 keempat orang muda mudi
itu mengundurkan diri kebelakang.
Traaang.... gumpalan senjata rahasia tadi menerobos
jendela dan meluncur kedepan sejauh puluhan tombak dari
tempat semula.
Dalam ruangan diatas loteng pun segera terjadi suara
getaran keras, suasana jadi gelap gulita dan sunyi senyap
tak kedengaran sedikit suara pun.
Keempat orang muda mudi itu semakin terkejut, dengan
cepat mereka menengok kedalam loteng. ternyata keadaaa
disitu telah berubah sama sekali, bukan saja Ranjang2
pembuat nikmat sudah lenyap tak berbekas bahkan sikakek
kurus ceking Liok Mao Pangcu serta keempat orang nyonya
itu pun lenyap tak berbekas.
Dalam pada itu siang Hong Tie serta Pek li Gong
sekalian yang mendengar suara gaduh telah menyusul
datang pula kesana.
"Kalian berjaga2lah ditempat ini," Lam kong pak segera
berseru,"Aku hendak melakukan pemeriksaan kebawah".
"Bocah cilik. kau harus ber-hati2 "Pek-li Gong
memperingatkan." Didalam loteng itu telah dipasang alat
jebakan yang ber-lapis2 jelas.
"Lak Gwee soat "sisaiju bulan keenam Tong Hoei sudah
menemui bencana, aku lihat.....".
Belum habis berkata Lam kong Pak telah enjotkan
badannya melayang turun ditengah loteng tersebut.
sebetulnya beberapa orang gadis itu hendak menyusul
pula kebawah, tetapi dengan sebat Pek li Gong telah
menghalangi jalan pergi mereka. Ujarnya:
"Jangan sembarangan bergerak. ikut sertanya kalian
turun kebawah malah justru akan mencabangkan
pikirannya serta menambah bahaya keadaannya. Dengan
kepandaian silat yang dimiliki dirinya saat ini. asal mau
bertindak lebih berhati-hati saja, tanggung tidak akan
menemui bencana apa pun juga".
sementara itu Lim kong Pak sudah mengelilingi ruang
loteng itu satu kali, tetapi tiada sesuatu gerakan apapun
yang ditemukan dengan langkah yang ber-hati2 ia mulai
mengetuki dinding ruangan serta papan lantai. Mendadak.
.. .
Blaaam terdengar suara benturan keras, pintu serta
jendela yang ada disekeliling tempat itu merapat sendiri
suasana dalam loteng itu seketika berubah jadi gelap gulita.
Lam- kong pak tetap berdiri tidak berkutik. dengan
telinganya ia menggantikan mata, seluruh perhatian
dipusatkan jadi satu untuk bersiap siaga menngadapi segala
kemungkinan yang tidak diinginkan.
Tiba2 terdengar suara langkah manusia yang lirih
berkumandang didalam loteng. begitu halus dan lembut
suaranya sehingga menyerupai gerakan sukma yang
gentayangan.
Tidak lama kemudian suara langkah kaki itu berhenti.
terdengar Liok Mao Pangcu berkata: "Than-sang Pangcu
harap kau orang tua suka melepaskan diri Coe Hong Hong"
"Kenapa??" tanya sikakek ceking. "sebab dia adalah....".
Lam kong pak yang bersembunyi didekat tempat itu,
tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia himpun segenap
kekuatan yang dimilikinya dan melancarkan sebuah
pukulan dahsyat kedepan,
siapa tahu walaupun serangan itu mengandung hawa
pukulan yang maha dshsyat, tetapi setelah meluncur
kedalam ruangan loteng segera lenyap tak berbekas
bagaikan batu cadas yang tenggelam didasar samudra.
sedikitpun tiada reaksi apapun.
Terdengar sikakek ceking itu berseru berat setelah hening
beberapa saat lamanya: "Tangkap sikeparat cilik itu dan
belenggu jadi satu dengan bocah keparat she-Tong"
Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang segera
mengiakan dan suasana didalam ruangan loteng itu pun
segera tercekam dalam ketegangan yang memuncak, setiap
saat mara bahaya kemungkinan akan menimpa siapa pun.
Lam kong Pak tak berani berayal, dengan cepat ia
himpun segenap kekuatannya dan bersiap siaga
menghadapi segala kemungkinan.
Mendadak.... terdengar suara bisikan yang halus dan
lembut berkumandang disisi telinganya. "Berjalanlah tiga
langkah lebar kesebelah samping kiri, lalu mundurlah satu
setengah langkah lebar kebelakang, getarkan lantai loteng
dengan sekuai tenaga, dengan cepat kau akan lolos dari
tempat ini".
Lam- kong Pak tertegun, ia tidak tahu jago lihay dari
manakah yang telah memberi petunjuk kepadanya lewat
ilmu menyampaikan suara, mungkinkah orang itu adalah
sang pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang?? hampir
saja ia tak berani untuk mempercayainya.
Tanpa berpikir panjang lagi ia menuruti perkataan itu
dan melangkah tiga kali tindak kesamping kiri lalu mundur
satu setengah langkah kebelakang, tatkala dengan sekuat
tenaga ia menjejakkan kakinya keatas lantai loteng,
mendadak ,..
sreeet.... papan loteng tersebut secara otomatis bergerak
naik dan meluncur keatas dengan kecepatan penuh .
"Aduuuh celaka " seru sianak muda didalam hati, sebab
kalau badannya meluncur keatas dengan kecepatan yang
demikian tingginya, niscaya dia akan remuk dan menjadi
gepeng bila menghantam atap loteng tersebut.
siapa tahu belum babis ingatan itu berkelebat didalam
benaknya. tampaklah atap loteng itu bergeser kesamping
dan muncullah sebuah liang iingkaran yang persis pas
dengan ukuran tubuhnya.
Dengan manis dan tepat badannya terpental keluar dan
liang celah tersebut dan meluncur sejauh sepuluh tombak
lebih diangkasa.
Menanti badannya melayang turun kembali diluar
loteng, ditemuinya bayangan tubuh Pek-li Gong sekalian
sudah lenyap tak berbekas.
Baru saja badannya mencapai permukaan tanah, dari
atap loteng tersebut telah meluncur keluar tiga sosok
bayangan manusia.
orang pertama adalah wakil pangcu dari perkumpulan
Bulu Hijau, Ngo-Hoa-Bak si Daging Lima Bunga oei Hoen,
sedangkan dua orang lainnya adalah "swie-sang-Biauw
melayang diatas air Ma Tie serta Pat-Pit Loei-Kong si
malaikat guntur berlengan delapan sie Poet sioe.
Lam- kong PaK amat menguatirkan keselamatan ketiga
orang gadisnya, ia tidak ingin bertempur terlalu lama,
karena ia menyaksikan datangnya orang2 itu ia segera
mengirim satu pukulan dahsyat dengan ilmu sakti Payung
sengkala.
Blaaam... ditengah ledakan keras. ambil kesempatan baik
itu badannya segera berkelebat kearah depan.
Pemuda itu tidak langsung meninggalkan tempat
tersebut. ia berputar satu kali mengelilingi markas besar
perkumpulan Bulu Hijau itu, tapi bayangan tubuh dari Pek
li Gong sekalian belum juga nampak, maka akhirnya iapun
tinggalkan markas besar perkumpulan itu.
Hatinya jadi sangat kuatir, setelah berlarian beberapa
saat lamanya iapun berhenti dan duduk diatas sebuah batu
besar. pikirnya: "Baiknya aku menanti sejenak lagi didalam
markas besar lawan..."
Belum lama ia duduk. mendadak ditengah hembusan
angin malam yang menderu-deru, secara lapat2 ia
mendengar suara pembicaraan sepasang pria dan wanita.
Mendengar suara itu Lam koog Pak tertegun, sebab
suara sang pria ia dengar mirip sekali dengan suara dari
suma Ing, maka badannyapun segera bergerak mendekati
tempat pembicaraan tersebut.
sedikitpun tidak salah. tampaklah suma Ing masih
diborgol jadi satu dengan 'Lam-hay Cioe-khek' sijago arak
dari Lam- hay, keadaan mereka mengenaskan sekali.
Dihadapan kedua orang itu berdirilah seorang dara
muda, dia bukan lain adalah cioe Cien cien.
Ketika itu sidara muda she Cioe itu sedang tundukan
kepalanya dengan sedih, terdengar ia bertanya: "Mengapa
keadaanmu bisa berubah jadi demikian mengenaskan??".
Kedua orang itu menghela napas panjang. mereka
merasa bahwa wajah mereka tak secerah dahulu lagi,
terutama sekali 'Lim-hay Cioe-khek' sijago arak dari Lam-
hay It-boen Kao.
Pada masa berselang nama besarnya amat tersohor
diseluruh kolong langit, sungguh tak nyana kemunculannya
pada saat ini berada dalam keadaan yang mengenaskan
sekali, bukaa saja nama besar hancur berantakan bahkan
badanpun jadi runyam.
Tampaklah suma Ing dengan wajah menyeringai seram
dan menggertak gigi kencang menyahut: "Bibit bencana dari
kesemuanya ini bukan lain adalah Lam kong Pak bajingan
keparat itu. gara2 dialah kami jadi tersiksa seperti begini...".
"Apakah dia yang membelenggu kalian jadi satu??".
"Hmm dia masih belum pantas untuk berbuat begitu,
dialah hasil karya dari manusia tembaga".
"Apa manusia tembaga??" seru Cioe Cien cien dengan
hati bergetar keras." Manusia tembaga yang mana??"
"Akupun tak tahu manusia tembaga yang mana,
pokoknya salah satu diantara ketiga orang manusia
tembaga tersebut??".
"Apakah rantai baja ini tidak bisa dipatahkan??".
"Tentu saja bisa, tetapi dikolong langit dewasa ini hanya
beberapa orang saja yang sanggup melakukan itu, orang
pertama adalah Thay sang pangcu serta Pangcu dari
perkumpulan kami, kedua adalah ketiga orang manusia
tembaga itu dan ketiga adalah Lam kong Pak".
"Apa ? jadi Lam kong Pak pun bisa mematahkan rantai
ini? " seru Cioe Cien cien terkejut.
"Sedikitpun tidak salah secara beruntun bajingan keparat
itu mengalami penemuan diluar dugaan, bahkan barusan
diapun sudah makan jinsom sisik raga berusia sepuluh ribu
tahun, tenaga lweekangnya telah memperoleh kemajuan
yang amat pesat ".
"Hmmmm kepandaian silat yang dimiliki bajingan ini
makin hari makin bertambah tinggi, dendam berdarah
siauw-moay berarti semakin sulit untuk dituntut balas" seru
Cioe cien cien dengan penuh kebencian.
"Hubungan dendam sakit hati apa sih yang terikat antara
dirimu dengan bajingan keparat itu ??? " tanya suma Ing.
Maka Cioe Cien cien pun lantas bercerita secara
bagaimana Lam kong Pak telah membinasakan cioe Cie-
Kang suami istri.
Selesai mendengar penuturan tersebut, sepasang biji
mata suma Ing segera berputar, kemudian katanya: "Adik
Cioe. inginkah kau membalas dendam sakit hatimu itu?? ".
"Dendam kematian ayah ibuku lebih dalam dari
samudra. tentu saja siauw-moay harus menuntut balas"
sahut gadis she Cioe itu dengan wajah berubah jadi dingin
menyeramkan.
"Adik cioe, kalau begitu kemarilah dan dekatilah aku,
aku hendak mengucapkan sesuatu kepadamu".
cioe cien cien tidak menaruh curiga terhadap dirinya,
mendengar perkataan itu dia pun segera maju menghampiri
dan tempelkan telinganya disisi bibir pemuda tersebut,
katanya: "Nah sekarang utarakanlah akalmu itu. siasat
bagus apa yang kau miliki untuk menghadapi dirinya??. . .".
Belum habis ia berkata, tiba-tiba suma Ing menyeringai
seram, sambil mencengkeram jalan darah Ciao-Cing
Hiatnya ia berseru ketus: "cioe cien cien bukan saja aku
sangat membenci diri Lam kong Pak. aku lebih membenci
dirimu si perempuan binal yang punya angan2 yang muluk.
Bukankah mula2 diantara kita sudah terikat oleh tali
perkawinan yang ditetapkan oleh orang tua kita? tetapi
sungguh tak nyana setelah kau berjumpa dengan Lam kong
Pak. hatimu segera berubah. Hmmm .. sekarang kaupun
sudah merasakan bagaimana tersiksanya seseorang yang
patah hati. Hmm inilah dosa yang harus kau pikul akibat
perbuatanmu itu...".
saking terkejutnya cioe cien cien berdiri menjublak. lama
sekali ia baru bisa membentak dengan nada gusar: "suma
Ing, kau,..kau,..apa yang hendak kau lakukan??",
"Hmm. , Hmm. . . kau hendak menggunakan tubuhmu
untuk melampiaskan rasa benci dan dendam yang sudah
merasuk didalam hatiku," sahut suma Ing dengan suara
mengerikan.
Air muka Cioe Cien Cien berubah hebat menyaksikan
raut wajahnya yang telah dipengaruhi oleh napsu birahi,
sadarlah dara manis ini bahwa dirinya tak akan lolos dari
cengkeraman sianak muda itu.
Dengan penuh kebencian dan rasa mendendam serunya:
"Bajingan anjing busuk, sebetulnya apa yang hendak kau
lakukan terhadap diriku?"
suma Ing tertawa sinis, ia tidak menjawab pertanyaan
orang sebaliknya malah balik bertanya,
"Apakab antara kau dengan Lam- kong Pak benar2
pernah terikat dalam ikatan perkawinan??"
"sedikitpun tidak salah, tetapi sekarang kesemuanya
telah habis, hubungan tersebut sudah putus"
"Heeeh....heeeh....heeeh....bagimu memang sudah habis,
tapi baginya belum habis, dia adalah seorang lelaki yang
amat menyukai gengsi dan sekarang aku orang she suma
akan memaksa dia untuk mengenakan topi berwarna hijau.
Hmm.,..Hmm.... sekaranglah saatnya bagiku untuk
melampiaskan seluruh rasa benci serta dendam yang sudah
lama ketanam didasar hati kecilku".
Dengan sekuat tenaga cioe cien cien berusaha untuk
melepaskan diri dari cekalan orang, tapi sia2 belaka
usahanya itu.
sementara suma Ing telah berpaling kearah rekannya
sijago arak dari laut selatan, ujarnya:" It boen-heng.
terpaksa siauwte harus bertindak kasar dihadapan matamu."
"Keadaan kita sudah dibuat jadi demikian mengenaskan,
apakah kau masih punya semangat dan kegembiraan untuk
melupakan perbuatan itu?".
suma Ing mendongak dan tertawa ter-bahak2. "Haaah-
haaah-haaah... inilah yang dinamakan memetik tali Pie-pa
dibawah pohon Huang-Lian... mencari kesempatan
ditengah kegetiran hidup, sudah lama siauwte tidak pernah
melepaskan hajadku ditubuh perempuan, inilah kesempatan
yang paling baik bagiku".
PIE PA adalah semacam alat musik kuno di Tiongkok
yang menyerupai kecapi, sedang pohon Huang Lian adalah
sejenis pohon yang buahnya amat pahit sekali melebihi
pahitnya empedu.
Lam- kong Pak yang menyaksikan kecabulan suma Ing,
napsu membunuhnya seketika muncul menyelimuti seluruh
wajahnya, dalam hati ia berpikir: "Bajingan yang tak tahu
diri, rupanya kau telah memilih jalan menuju kearah
kematian- Hmmm jangan salahkan kalau aku tertindak
kejam terhadap dirimu".
sambil meloncat ketempat persembunyiannya ia tertawa
dingin tiada hentinya, selangkah demi selangkah badannya
perlahan-lahan mendekati tubuh suma Ing.
Ketika meras akan datangnya seseorang ditempat itu,
dengan cepat Cioe cien cien berpaling kesamping. Tetapi
setelah mengetahui bahwa orang yang hadir bukan lain
adalah Lam kong Pak, dalam waktu singkat air mukanya
berubah beberapa kali, ditengah kebencian terselip pula rasa
cinta dan sayang. Begitu kacau perasaan hatinya sehingga ia
sendiripun tak jelas bagaimanakah perasaannya ketika itu.
Tetapi ketika ia teringat kembali kalau ayah serta ibunya
mati ditangan si anak muda ini, bahkan mati dalam
keadaan yang mengerikan. ia segera mengertak gigi
kencang2 dan melengos kesamping.
"suma Ing" seru Lam kong Pak dengan suara keras
"Sungguh tak nyana tabiat jelekmu hingga kini tetap tak
berubah. Hmmm.., Hmm.,. kau inginkan Cara mati yang
bagaimana? katakanlah cepat. aku bisa memenuhi
harapanmu itu".
suma Ing tertawa dingin. ia tetap mencengkeram jalan
darah Cian Cing Hiat dibahu cioe cien cien dengan
kencang. sementara biji matanya berputar kesana mencari
akal. Ia tahu bahwa Lam-kong Pak adalah seorang koen-cu.
meskicun antara dia dengan gadis she- cioe itu terikat dalam
dendam berdarah, tetapi tak nanti ia biarkan cioe cien cien
menderita kerugian ditangannya.
si jago arak dari Lam-hay malu bertemu dengan orang. ia
tundukkan kepalanya rendah2 dan tak berani memandang
wajah Lam kong Pak secara langsung.
Ketika dilihatnya suma Ing tertawa dingin terus menerus
tanpa menjawab pertanyaannya. Lam kong Pak semakin
gusar. herdiknya: "Bangsat kau masih belum juga mau
melepaskan orang??".
Cioe cien cien yang selama ini membungkam dalam
seribu bahasa. mendadak entah dari mana datangnya
keberanian tiba2 berteriak keras
"Urusan pribadiku tidak sudi kau ikut campur aku tak
ingin kau ikut Campur didalam persoalan ini"
Lam- kong Pak berdiri melengak. serunya tnpa terasa^
"Apakan kau rela di. . .di. . ."
"Tentu saja rela." tukas Cioe Cien cien ketus. "Lebih baik
aku bersama dia dari pada bersama kau simanusia berhati
keji yang sama sekali tak berperikemanusiaan"
"Cien-Cien " ujar Lam-kong Pak sambil menekan hawa
gusar yang telah berkobar didalam hatinya. "Untuk
kesekian kalinya aku minta maaf yang sedalam dalamnya
kepada-uiu, terus terang kuakui bahwa aku memang punya
maksud dalam melakukan pembunuhan terhadap Cioe Ci
Kang, tetapi kematian ibumu sebetulnya jauh diluar
kemauanku "
"Tutup mulutmu" bentak Cioe Cien- Cien dengan keras,
teringat akan kematian ibunya yang mengerikan, bagaikan
kalap gadis itu menjerit lebih jauh.
"Kau anggap setelah dirimu memukul tubuh orang
sampai sakit lalu memberi orang itu sebiji gula2, urusan jadi
beres dengan begitu saja?. . .Hmmm aku Cioe Cien-Cien
begitu benci dan dendamnya kepadamu sehingga ingin
sekali kugigit dagingmu, kuhirup darahmu untuk
melampiaskan rasa sakit hatiku ini"
Lam kong Pak tidak ingin melayani gadis itu untuk
bersilat lidah lebih jauh, sambil tetap bersabar diri ia
berpaling kearah suma Ing dan menegur: "suma Ing, apakan
kau belum juga mau lepaskan gadis itu??".
"Lebih baik kau bertanya dulu dengan dirinya
Hmm....kenapa kau musti mencampuri urusan peribadi
orang lain???..,., toh orang tidak sudi menerima
kebaikanmu itu. Heee.-eeeh...heee.. kau harus tahu bahwa
dikolong langit bukan kau saja yang menjadi seorang pria,
meskipun wajahku sudah hancur dan rusak. tetapi hatiku
masih...".
"Tutup mulut anjingmu" hardik Lam- kong Pak keras-
keras, dengan sikap menghina ia meludah keatas tanah lalu
jengeknya sinis: "Kau masih terhitung seorang manusia?
Hmm, delapan keturunan nenek moyang sendiri sudah
lupa, itu masih disebut seorang manusia???... eeei, suma ing
kau lebih pantas jadi seekor anjing yang pintar
menggonggong, . . . " .
suma Ing tidak memperdulikan ejekan lawan,
Cekalannya pada bahu Cioe Cien cien tetap tidak
dilepaskan bahkan semakin lama semakin kencang.
Perlahan-lahan Lam-kong Pak mendesak lebih maju
kedepan, serunya lagi: "Bajingan anjing kalau aku ingin
membunuh dirimu pekerjaan itu bisa dilakukan dengan
gampang sekali bagaikan membalik telapak tangan sendiri .
. ."
suma Ing tetap tertawa dingin tidak hentinya. tak sepatah
katapun yang diucapkan keluar.
cioe cien cien sebaliknya jadi mendongkol, terdengar ia
membentak keras: "Enyah Enyah dari sini aku takkan sudi
membiarkan urusan pribadiku kau Campuri."
Lam kong Pak sendiri pun tak dapat menahan sabarnya
lagi, diapun berteriak keras: "Apakah kau mencintai
dirinya???".
"sedikitpun tidak salah. aku memang amat mencintai
dirinya. Huhhh. kau cemburu?? kau merasa iri dan
dengki??...".
"Heeeh-heeh-heeeh...omong kosong" sahut Lam kong
Pak sambil tertawa dingin." Aku Lam kong Pak tidak nanti
bakal dengki. iri atau cemburu terhadap manusia macam
itu. Hmm aku berbuat demikian karena aku tidak ingin
meyaksikan kau tertipu dan terjebak didalam perangkapnya,
tetapi kalau memang kau berharap demikian. Tentu saja
aku tak usah mencampuri urusan pribadimu lagi".
Walaapun diluar ia berkata demikian tetapi badaanya
sama sekali tak berkutik dari tempat semula, sebab ia
mengetabui dengan pasti. selama cioe cien cien berada disisi
suma Ing, maka delapan puluh persen dia tak akan
memperoleh hasil yang baik,
Melihat sianak muda itu belum juga berlalu dari situ,
cioe cien cien segera tertawa dingin.jenjeknya. "Kau toh
tidak ingin mencampuri urusan pribadiku lagi. kenapa tidak
segera angkat kaki dari sini?? ayoh silahkan pergi".
Dengan sedih Lam-kong Pak menghela napas panjang,
dengan pcrasaan apa boleh buat ia putar badan dan berlalu
dari situ
Mendadak suma Ing mendongak dan tertawa ter-babak2.
"Haaah.... haaah.... ternyata dikolong langit masin ada
perempuan yang tidak menyukai dirimu haaah....haaah....".
Mendengar sindiran tersebut Lam kong pak segera
menghentikan langkahnya dan berpaling.
Tetapi sebelum ia mengumbar amarahnya. sambil
tertawa dingin Cioe cien cien telab menyambung:
"Ucapannya sedikitpun tidak salah. meskipun raut
wajahnya sudah hancur dan musnah tetapi aku masih tetap
mencintai dirinya".
Lam- kong Pak jadi melongo dan merasakan hatinya
sangat tak enak, ia merasa bahwa tindakannya kali ini telah
terbentur kena batunya.
Kendati begitu namun sianak muda itu tetap merasa
tidak tega membiarkan cioe Cien Cien tetap berada
ditangan suma ing, sekali lagi sambil menahan rasa gusar
yang berkobar didalam benaknya ia berkata
"cien cien terhadap persoalan yang menyangkut
kematian ayah dan ibumu perduli maukah kau memaafkan
diriku atau tidak. aku tetap tak akan menyalahkan dirimu,
Tetapi demi kesucianmu serta kehormatanmu aku berharap
agar kau jangan bergaul lagi dengan sampah masyarakat
tersebut . . ."
"Hmmm ...ayoh kita pergi saja dari sini"" seru Cioe Cien
Cien sambil menarik tangan suma Ing. "Aku tak sudi
melihat tingkah lakunya yang serba tengik dan memuakkan
itu berlangsung terus dihadapan mataku?"
suma Ing jadi amat gembira. cepat2 ia gandeng tangan
gadis sho-Cioe itu dan berlalu dari sana.
Dengan berlalunya kedua orang itu, mau tak mau si jago
arak dari Lam-hay terpaksa harus mengikuti dibelakangnya.
Lam- kong Pak merasa benar-benar terhina, seluruh
hawa amarah yang berkobar dalam dadanya terkumpul
semua diatas sepasang matanya, dengan pandangan berapi-
api bentaknya keras: " cien- cien, kau inginkan aku berbuat
apa. sehingga kau sudi memaafkan aku???". -
Mendadak Cioe cien cien berhenti dan menyahut dengan
suara keras: "selamanya aku tak akan memaafkaa dirimu.
selama aku masih hidup tidak nanti aku sudi melepaskan
dirimu dengan begitu saja. Tetapi kalau kau dapat
mematahkan rantai yang membelenggu tubuh mereka,
maka aku segera akan tinggalkan dirinya.".
Dengan langkah lebar Lam-kong Pak maju menghampiri
suma Ing. segenap bawa murni yang dimilikinya dihimpun
kedalam telapak, dalam sebuab sentakan dahsyat... "Kraak"
rantai baja yang kuat dan keras itu seketika putus jadi dua
bagian.
Cioe Cien cien berdiri tertegun, mendadak sambil
menutupi wajahnya ia lari tinggalkan tempat itu.
"suma Ing?" hardik Lam kong Pak dengan suara keras
sepeninggalnya gadis she-cioe itu. "Aku Lam kong Pak
terhadap dirimu sudah melebihi batas2 kesabaran
seseorang, kalau moralmu yang bejad tidak berubah juga.
Hmm bila kita simpai bertemu kembali dilain saat, kau
harus tahu bagaimanakah akibatnya.".
Bicara sampai disitu ia merandek, kemudian bentaknya
kembali: "Ayoh pergi lewat arah situ".
suma Ing sadar bahwa dirinya bukan tandingan lawan,
dangan pandangan yang benci dan penuh rasa dendam ia
melotot sekejap kearah sianak muda itu dari sorot matanya
jelas menunjukan bahwa ia sama sekali tidak menyesal atas
perbuatannya. Lam kong Pak tidak bisa berbuat lain kecuali
mengbela napas panjang ...
Beberapa saat kemudian iapun ber-siap2 untuk
tinggaltkan tempat itu guna menyatroni kembali markas
besar perkumpulan Liok Mao-Pang, belum sampai
badannya bergerak tiba2 tampaklah segumpal bola asap
yang besar dan aneh per-lahan2 membumbung tinggi
keangkaaa ditempat kejauhan.
sekilas pandangan saja Lam kong Pak segera kenali hawa
gumpalan bola asap yang barusan ditemuinya bukan lain
adalah asap khie-kang yang dilancarkan oleh sikakek Im
Yan sioe sikakek asap berawan si-Coe Lok, buru2 ia
momburu kesitu
Terlihatlah Hek Tong Tui Hoen si Lampu Hitam
pengejar nyawa Leng cing cioe beserta Im Yao sioe. sie Coe
Lok. HooBoe siang. sisetan gantung hidup Gouw chiet dan
Hoo Hek Coen Coe. si Rasul hitam tebal Chin Tong empat
orang sedang mengecung Liuw Hauw siang kakak beradik
ditengah kalangan-
sementara itu sikakek asap berawan sedang
menyemburkan segumpal asap huncwee yang tebal kearah
tubuh Liuw Hauw siang.
Gumpalan bola asap yanp besar dan aneh itu
mengumpul tanpa buyar. tiba2 dengan mengubah diri jadi
sebuah lingkaran asap langsung menjirat leher majikan
muda dari benteng Hoei Him Poo tersebut.
Menyaksikan datangnya serangan Liuw Hauw siang
segera keluarkan jurus Hoei Hi-Pa-sih delapan jurus biruang
terbang untuk memapakinya.
Blaaam gelang asap itu seketika tergetar buyar keempat
penjuru, tetapi tubuh Liuw Hauw siang sendiripun terpukul
mundur satu langkah kebelakang.
"Haaaah.. .haaaaah... haaaaah.... "keempat orang
gembong iblis itu segera tertawa terbahak-bahak. tiga orang
sisanya tetap tak ada maksud untuk turun tangan. rupanya
mereka ada maksud untuk mempermainkan dua bersaudara
she Liuw ini.
Kembali Im-Yan-sioe sikakek asap berawan hisap
hunweenya dalam- dalam, kemudian disemburkan keluar
lewat lubang hidung dengan membentuk dua buah tangan
yang besar langsung mencomot keatas dada dari Liuw Hoei
Yan.
Rupanya ia hendak menggunakan ilmu Liok-san Eng
Jiauw tersebut untuk meraba dan meremas-remas payudara
orang.
Liuw Hoei Yan yang mehghadapi serangan cabul seperti
ini langoung saja naik pitam, tangan kirinya dengan
memakai jurus "Hoei Yan-Pat-sih "Delapan jurus burung
walet terbang melancarkan sebuah serangan dahsyat,
sementara ujung baju kanannya dikibaskan keluar.
sreeeeet sreeeeet sreeeeeet tiga batang senjata garcu " Coe
Bo Lei Hoen Lok" langsung meluncur keluar.
Im Yan sioe sikakek asap berawan tidak malu jadi
seorang jago kawakan yang mempunyai nama harum,
mangkukan huncwenya segera dikibaskan keluar. sebelum
senjata garpu Coe Bo-Loi Hun- Lok tadi memisahkan diri ia
telah melepaskan pula kantongan tembakau kulit
menjangan. korekan huncwee serta tangkai kumala hijau
untuk memapakinya.
criiing criiing tiga kali suara dentingan yang amat
memekikkan telinga. tiga batang Coe Bo Lie Hun Lok yang
mengancam datang ada dua batang yang berhasil disapu
rontok, sedang sisanya yang sebatang mendadak meluncur
kebawah dan langsung mengancam mata kaki sikakek tua
cabul tadi.
Im Yan Sioe si kakek asap bera wan jadi amat
terperanjat, mangkokan huncweenya segera ditekan
kebawah. dengan jurus "Lok Hoa Hong Kauw" Tenaga
sakti menggurat selokan satu serangan hebat kembali
dilepaskan.
Traaang... gerakan yang amat keras bergeletar diseluruh
bumi, senjata garpu Coe Bo Lie Lok yang terakhir berhasil
dipukul rontok.
"Haa..ha..haaah..." si setan gantung hidup Gouw Chie
tertawa tergelak. "Permainan dari sie-heng barusan betul2
luar biasa nama besarmu ternyata bukanlah nama kosong
belaka."
Im Yan sioe sikakek asap berawan jadi teramat bangga,
dengan wajah berseri-seri kembali ia maju merangsek
kedepan, dalam hatinya timbul niat untuk
mendemontrasikan kelihayan ilmu silatnya.
Mangkok huncwee. kantongan kulit menjangan, korekan
buncwee serta tangkai kumala hijau yang dilepaskan
ketengah udara tadi kembali digetarkan keras- keras,
bagaikan titiran angin puyuh keempat macam benda tadi
segera meluncur kemuka dan mengancam empat buah jalan
darah diatas dada gadis she Liuw tersebut.
Pada dasarnya kepandaian silat yang dimiliki Liuw Hoei
Yan memang kalah setingkat kalau dibandingkan dengan
dirinya. menyaksikan semua serangan yang dilepaskan
mengarah pada bagian vital yang terlarang dari kaum
wanita, ia jadi naik pitam.
Dengan penuh kegusaran gadis itu membentak keras,
badannya segera menerjang maju kedepan. Tetapi justru
karena disebabkan karena pikiran serta hatinya sedang
diliputi oleh hawa gusar yang meluap-luap. tanpa sadar
gerakan tubuhnya pun jadi kacau balau tidak karuan-
Menyakaikan adik perempuan keteter. Liuw Hauw siang
segera membentak keras. badannya bergerak siap
memberikan bala bantuannya.
siapa tahu Im Yan sioe si kakek asap berawan
mempunyai rencana masak didalam hatinya, asap
Khiekang yang telah dipersiapkan sebelumnya didalam
mulut segera disemburkan keluar.
Bluuum... Liuw Hauw siang sama sekali tidak menduga
akan datangnya serangan aneh itu, ditengah bentrokan
keras badannya terpukul mundur sejauh lima langkah lebih,
sedangkan tangkai kumala hijau yang disambit sikakek asap
berawan telah melanjutkan kembali serangannya
menghantam pergelangan tangan Liuw Hoei Yan.
Mendadak terdengar suara gertakan keras berkumandang
datang memecahkan kesunyian, sesosok bayangan manusia
laksana sambaran kilat cepatnya meluncur datang.
Kraaak... tangkai kumala hijau dan sikakek Asap
Berawan yang hampir saja menghantam pergelangan Liuw
Hoei Yan itu mendadak patah jadi beberapa bagian.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah Liuw
Hoei Yan segera mundur tiga langkah kebelakang,
sedangkan im Yam sioe sikakek asap berawan dengan
ketakutan mundur pula dua langkah kebelakang.
Terlihatlah Lam- kong Pak dengan wajah penuh napsu
membunuh berdiri seram ditengah-tengah kalangan.
Ditangannya masih mencekal kutungan tangkai kumala
hijau tadi, serunya dengan suara ketus: "Bajingan tua she
sie, hitung2 kau pun termasuk seorang jago lihay kelas satu,
sungguh tak nyana perbuatan yang bisa kau lakukan
hanyalah menganiaya serta mempermainkan kaum wanita
belaka.. .Hmm benar-benar tak tahu malu"
Perlahan-lahan im Yan sioe si kakek berawan berhasil
juga menenangkan hatinya yang kaget dan seram itu,
walaupun ia sadar bahwa kepandaian silatnya masih bukan
tandingan lawan. tetapi dengan hadirnya tiga orang jago
lihay yang lain ditempat itu keberaniannya tanpa terasa
muncul kembali. Mendengar ejekan tersebut. ia tertawa
dingin.
"Bajingan cilik. kau pingin campur tangan dalam
persoalan ini?... " serunya.
"sie Coe Lok kau tak usah tekabur" sahut Lam kong Pak
dengan suara dingin,"permainan busukmu itu sudah
kuketahui dan kukenal sedari dulu kala...begini saja
andaikata kau dapat menyambut datangnya kutungan
tangkai kumala hijau ini tanpa berhasil menggetar
mundurkan tubuhmu. maka hari ini aku akan mengampuni
dirimu satu kali. sebaliknya kalau badanmu terpakul
mundur... Hmmm ..hmmm...".
Begitu ucapan tersebut diutarakan. keempat orang
gembong iblis itu serentak tertawa dingin tiada
hentinya,jelas mereka tidak percaya dengan apa yang
dikatakan pemuda itu. "Nah, sambutlah." hardik Lam kong
pak.
sreeet.. sekilas bayangan hijau yang tajam laksana
sambaran kilat cepatnya langsung menghantam dada sie
Coe Lok.
Walaupun sie Coe Lok tidak begitu percaya akan
kedahsyatan lawannya. tetapi dalam pandangan umum
serta rekan2nya iapun tak berani bertindak gegabah, hawa
murni segera disalurkan kedalam telapak kemudian laksana
kilat menyambar kearah bayangan hijau itu.
Traaang .. ditengah suara dentingan keras, mimik sie
Coe Lok berubah sangat hebat.
Badannya tergetar mundur tiga langkah lebar kebelakang
sementara tangkai kumala hijau tadi menancap diatas
telapak tangannya dalam- dalam.
Darah segar segera mengucur keluar lewat jari2
tangannya. ia berdiri menjublak ditempat semula.
Tiga orang gembong iblis lainnya juga ikut merasa
terkesiap setelah menyaksikan kehebatan lawan. serentak
mereka menyerbu kedepan dan mengeroyok sianak muda
itu.
"sebelum cayhe turun tangan. terlebih dahulu aku
hendak menasehati kalian semua." seru Lam kong Pak
dengan suara keras ."Dan akupun tahu. menasehati kalian
sama halnya dengan memetik kecapi didepan kerbau, tetapi
aku masih ingin memberikan satu jalan keluar bagi kalian
semua. Bila kalian tahu diri cepat2lah bertobat dan kembali
kejalan benar. sebab itulahh jalan menuju kehidupan yang
langgeng. haruslah kalian tahu...".
Belum habis sianak mudaitu berkata, keempat orang
gembong iblis itu telah membentak keras, serentak mereka
menyerbu kearah depan-
Melihat perbuatan orang itu Lam kong-pak segera
membentak pula, hawa saktinya segera dihimpun ditelapak.
dengan sorot mata yang menggidikkan hati ia keluarkan
jurus Payung sengkalanya yang hebat untuk menyambut
serangan lawan.
Dalam sekejap mata hawa khi-kang men-deru2 laksana
gulungan ombak ditengah samud ra, seluruh permukaan
bumi bergetar keras.
sreeet...sreeet ..sreeet.. srteei.... Empat kali desiran tajam
menggeletar diangkasa. dengan sempoyoogan keempat
orang itu mengundurkan diri kurang lebih satu tombak
jauhnya dari tempat semula. jubah panjang mereka terpapas
putus semua separuh bagian- bahkan robekan itu rata dan
teratur seolah-olah dibabat dengan senjata tajam.
suasana dikalangan segera berobah jadi sunyi senyap tak
kedengaran sedikit suara pun dengusan napas berat dan ter-
engah2 terdengar memancar dari hidung keempat orang
gembong iblis tadi. bagaikan ayam jago yang kalah
bertarung mereka berdiri menjublak dengan wajah sangat
ketakutan-
" Cepat enyah dari sini" bentak Lam kong Pak sambil
tertawa dingin. "Sebelum Pun-Jien berubah pikiran untuk
menghabisi jiwa kalian, lekaslah tinggalkan tempat ini
hingga nyawa anjing kalian untuk sementara waktu masih
bisa dipertahankan".
se-konyong2...dari tengah udara berkumandang datang
suara desiran angin tajam, dua sosok bayangan manusia
bagaikan burung elang melayang turun keatas permukaan.
Lam kong Pak tercekat hatinya melihat gerakan tubuh
orang dengan cepat sinar matanya dialihtan kearah raut
wajah kedua orang itu.
Ternyata mereka berdua bukan lain adalah Pangcu dari
perkumpulan Bulu hijau serta sikakek kurus ceking yang
pernah dijumpainya beberapa saat berselang.

= = oooo ooo oooo = =

DUA bersaudara she Liuw itu tak tahu asal usul dari si
kakek kurus ceking tersebut, melihat kehadiran kedua orang
gembong iblis itu mereka segera bersiap sedia untuk
melancarkan serangan.
"Kalian berdua harap segera berlalu dari sini" seru Lam
kong Pak dengan suara berat.
sebagai seorang jago dari kalangan lurus dan patriot
sejati. tentu saja Liuw Hauw siang serta Liuw Hoei Yan tak
sudi tinggalkan dia seorang diri disitu, maka walaupun si
anak muda itu sudah berseru namun tubuh mereka sama
sekali tak berkutik dari tempat semula.
Terdengar sikakek kurus ceking tadi telah menegur:
"Apakah kau adalah Lam kong Pak, si jago muda yang baru
saja muncul didalam dunia persilatan??".
"Sedikitpun tidak salah, dan aku rasa kau pastilah Koen
Toen sioe si kakek ombak menggulung bukan" sahut Lam-
kong Pak lantang.
"Heeeh...heeeh...." kakek ombak menggulung tertawa
seram. "Belum pernah ada orang yang berhasil melanjutkan
hidupnya setelah menyebut langsung julukan loohu"
"sunggub besar bacot anjingmu" Lam-kong Pakpun
tertawa dingin. "Ini hari aku akan suruh kau melek mata
lebar?. iblis tua bagaimanakah dengan keadaan keempat
orang nyonya tua itu saat ini??"
"Bajingan cilik, kau berani memper-olok2 diri loohu??
Heeeh, . . heeebh. . . mereka telah ditolong orang semua.
Bajingan keparat hampir saja kau akan menjadi anakku".
Mendengar perkataan itu, Lam-kong Pakpun merasa
hatinya jadi lega dan kemurungan serta kekesalan mulai
lenyap dari raut wajahnya, ia tahu babwa ibunya belum
sampai ternoda ditangan iblis ini.
Tanpa terasa keberaniannya muncul kembali, teriaknya
dengan suara keras: "lblis tua ini hari aku akan memukul
tubuhmu hingga kau mencium tanah....akan ku Paksa kau
untuk pulang sambil merangkak bagaikan seekor anjing..
..".
sepasang biji mata sikakek ombak menggulung yang kecil
bagaikan mata tikus kontan melotot sebesar-besarnya, sinar
mata yang dingin menggidikkan hati memancar keluar dari
kelompak matanya. "Tangkap dia" teriaknya.
Perlahan-lahan pangcu dari perkumpulan Liok Mao
Pang itu maju kedepan, serunya dengan nada keras:
"Kalau sekarang kau ingin melarikan diri mungkin masih
ada waktu bagimu" ".
Ucapan ini kedengarannya seperti lagi menyindir dan
mengolok-olok Lam-kong Pak. tetapi disamping lain
mengandung pula unsur kisikan atau dengan perkataan lain
ia sedang memberitahukan kepadanya, bila ia hendak
mengundurkan diri maka mereka tak akan mengejar.
Tentu saja Lam-kong Pak juga menyelami maksud
hatinya, ia segeru tertawa dingini "Berduel satu la wan satu
membuat orang jadi jemu dan tidak sabar, lebih baik kalian
maju bersama-sama saja".
Ketua dari perkumpulan bulu hijau itu segera
membentak keras,angin pukulan tajam itu menderu-deru,
daerah seluas sepuluh persegi terbungkus dalam angin
pusaran yang keras, membuat pasir dan debu berterbangan
memenuhi angkasa,
Lam-kong Pak segera menghimpun delapan bagian hawa
murninya kedalam telapak. lalu mendorong tangannya
kedepan melancarkan pukulan dengan jurus ketujuh dari
ilmu sakti payung sengkala.
Blaaam... pasir debu dan batu kerikil berterbangan
memenuhi seluruh angkasa, ditengah ledakan keras yang
memekakan telinga masing-masing pihak mundur tiga
langkah lebar kebelakang, rupanya kesaktian yang dimiliki
kedua orang itu seimbang.
"Heeeh...heeeh..,heeeh.. . Rupanya kau memang
sedikitpunya kehebatan,"jengek Koen Toen-sioe sikakek
ombak Menggulung sambil tertawa seram.
"Tunggu sebentar" sela Lam-komg Pak, "Tenaga
lweekang yang dimiliki kita berdua berdua dalam keadaan
seimbang, beranikah kau adu kekuatan dan kelihayan
dengan diriku didalam hal jurus serangan???"-
"Hiiih...hiiih...hiiih... Pun pangcu dengan senang hati
akan mengiringi kemauanmu itu," Habis berkata ia
menyingkap jubahnya dan ambil keluar sebuah tongkat
penakluk iblis yang terbuat dari emas murni.
Lam-kong Pak juga tak mau unjukkan kelemahan, ia
cabut keluar tanduk naga saktinya dan pasang kuda-kuda
mempersiapkan serangan.
Tenaga dalam yang dimiliki kedua orang ini seimbang,
lagipula jurus serangan yang mereka milikipun hampir
sama kuatnya, pertarungan antara kedua orang tokoh sakti
dunia persilatan ini bisa dibayangkan sampai dimanakah
kehebatannya. Napsu membunuh, kematian dan maut
mulai menyelimuti seluruh kalangan pertarungan.
Lam-kong Pak tak membuang waktu terlalu lama,
senjata tanduk naganya diayun kedepan, dengan membawa
desiran tajam segera meluncur dari atas menghajar
kebawah, serangan ini telah membuka jurus pembukaan
dari ilmu sakti Payung sengkala.
Traaaaaang. . . . bentrok keras berkumandang memenuhi
angkasa, percikan api memancar keempat penjuru, setelah
mundur kedua orang itu menerjang maju lagi kedepan,
angin desiran tajam merobek setiap udara yang berada
didalam lingkungan jarak setiap sepuluh tombak persegi,
dan membentuk sebuah pusaran angin puyuh yang dahsyat.
Pepohonan siong yang tumbuh diluar jangkauan sepuluh
tombak bergoyang kencang bagaikan tertiup angin taupan,
daun dan ranting berguguran keatas tanah.
Dua bersaudara she Liuw dengan ketakutan dan hati
tercekat buru2 mumdur kebelakang. pakaian mereka
berkibar tajam terhembus angin keras.
Traaang...traaang. . .suara dentingan keras yang
memekakkan telinga bergema tiada hentinya diangkasa.
bagaikan tukang besi yang sedang menempa besi baja.
Terdengar kedua orang itu hampir pada saat yang
bersamaan membentak keras, dua macam senjata mustika
yang tak ternilai harganya itu saling membentur satu sama
lainnya menimbulkan suara pekikan nyaring.
Dari luar kalangan pertarungan bergema datang suara
jeritan kaget, tampaklah dua macam benda mustika itu
mencelat ketengah udara.
Pada saat yang bersamaan pula kedua orang itu enjotkan
badannya melayang ketengah udara dan menyambar
senjata milik masing2.
Pada ketinggian empat puluh tombak kedua orang itu
berhasil menyambret senjata masing2, kemudian dengan
mengeluarkan jurus Heng siuw Lak Hoo atau menyapu
datar enam kelompok kembali terjadi bentrokan keras
ditengah angkasa.
Tubuh kedua orang itu dengan cepat meluncur turun
kembali keatas permukaan bumi. dalam pertarungan ini
pun tak dapat ditentukan siapa menang dan siapa kalah.
Debu, pasir dan batu kerikil berserakan di-mana2,
suasana dalam kalangan tercekat dalam kesunyian yang
luar biasa.
"Kau mundur kembali" bentak si kakek ombak
menggulung dengan suara nyaring.
Dengan mulut membungkam sang ketua dari
perkumpulan Bulu Hijau sepera mengundurkan diri
kebelakang, sementara Koen Toen sioe sikakek ombak
menggulung selangkah demi selangkah masuk kedalam
kalangan.
Gembong iblis ini sejak delapan puluh tahun berselang
telah menjagoi seluruh kolong langit, setelah mengasingkan
diri beberapa tahun lamanya. kehadirannya kali ini didalam
dunia persilatan tentu saja disertai dengan kepandaian yang
lebih dahsyat. Dan bisa dibayangkan pula sampai dimana
kehebatannya dalam melancarkan serangan nanti.
"Bajingan cilik" terdengar Keen Toen sioe si kakek
ombak menggulung berseru dengan suara berat. "Andaikata
kau sanggup menyambut tiga jurus pukulan loohu. maka
kedudukan ketua dari perkumpulan Bulu Hijau segera akan
kuserahkan kepadamu"
"Heeeh . . . heeeh . . .pendapat serta jalan pikiran yang
berbeda tak bisa berjuang bersama, siapa yang sudi
menjabat kedudukan sebagai pangcu??" jengek Lam-kong
pak sambil tertawa dingin.
Air muka Keen Toen sioe si kakek ombak menggulung
segera berubah jadi membesi, terlihatlah tubuhnya yang
kurus ceking tinggal kulit pembungkus tulang itu mendadak
menggelembung dan membesar beberapa kali lipat dari
keadaan semula.
Dalam sekejap mata daerah seluas tiga tombak di
sekeliling tubuhnya tertutup oleh selapis kabut warna hitam
yang tipis,
Lam kong Pak sadar bahwa ilmu tenaga dalam Keen
Toen Kang Khie yang dimiliki gembong iblis itu luar biasa
lihaynya, ia tak berani berayal. segenap tenaga dalam yang
dimilikinya segera dihimpun didalam telapak siap
menghadapi segala kemungkinan.
Mendadak. . .tong . . . tooong .. terdengar suara
dentingan nyaring berkumandang datang, disusul
munculnya dua orang manusia tembaga berjalan secara
berdampingan mendekati tempat itu.
setelah berhenti ditengah kalangan- salah satu diantara
manusia tembaga itu mengulurkan tangannya menunjukan
gaya seperti mempersilahkan. sedangkan manusia yang lain
segera anggukkan kepalanya dan berjalan mendekati Keen
Toen sioe sikakek ombak menggulung.
"Heeeeh-heeeeh-heeeeh" terdengar sikakek kecil Ceking
itu tertawa seram. " Keempat orang perempuan itu pastilah
kalian yang telah menolongnya, loohu bersumpah hendak
membekuk kalian semua."
sambil berkata ia segera melancarkan sebuah
cengkeraman menyambar tubuh manusia tembaga itu.
Dengan gesit dan sebat manusia tembaga tadi merangkak
kebawah menghindarkan diri dari datangnya serangan.
siapa tahu Keen Toen sioe si kakek ombak menggulung
bukanlah manusia sembarangan, dengan gerakan yang tak
berubah sedikitpun kembali ia lancarkan sebuah
cengkeraman kedepan.
Didalam posisi yang terdesak. tak mungkin lagi bagi
manusia tembaga itu untuk menghindarkan diri.
Menyaksikan simanusia tembaga itu terancam mara
bahaya, Lam-kong Pak segera mempersiapkan diri untuk
turun tangan.
Blaaam.. . terdengar suara bentrokan keras
berkumandang memecahkan kesunyian, simanusia tembaga
itu tergetar mundur tiga langkah lebar kebelakang, diatas
pakaian tembaganya tertera jelas lima buah bekas telapak
tangan yang berwarna merah. Lam-kong Pak jadi amat
terperanjat, ia segera majukan tubuhnya melancarkan
tubrukan.
Tetapi sebelum ia sempat berbuat sesuatu simanusia
tembaga yang lain telah ulapkan tangannya memberi tanda
kepadanya agar mengundurkan diri, sedangkan ia sendiri
segera maju kedepan mendekali tubuh Keen Toen sioe
sikakek ombak menggulung.
Kedua orang manusia tembaga itu sendiri sejajar dan
berdampingan, tetapi Keen Toen sioe sikakek ombak
Menggulung sama sekali tidak memandang sebelah
matapun terhadap mereka, sekali lagi badannya menerjang
kedepan, daerah seluas tiga lima tombak segera terkurung
kembali didalam angin pukulan yang maha dahsyat.
Udara jadi gelap. desiran tajam men-deru2 begitu seram
dan ngerinya suasana ketika itu sehingga menyerupai
neraka.
Tiba-tiba Keen-Toen sioe si kakek ombak Menggulung
merentangkan sepasang telapaknya kesamping, secara
terpisah ia tekan batok kepala kedua manusia tembaga itu.
Blaaam.... kembali terjadi benturan yang memekakkan
telinga, debu dan pasir berterbangan memenuhi angkasa,
tubuh kedua orang manusia tembaga itu ternyata kena
dihantam sampai menancap di dalam tanah sedalam dua
depa lebih.
Tenaga dalam yang begini dahsyat dan sempurnanya
benar2 luar biasa dan sukar dibayangkan dengan kata2.
tetapi dengan cepat kedua orang manusia tembaga itu pun
memberi reaksinya, serentak mereka lancarkan sebuah
pukulan dahsyat dengan jurus sakti Payung sengkala.

"Blaaaaam..." pasir dan debu beterbangan memenuhi


angkasa, diikuti terdengar suara robekan nyaring menggema
memecahkan Kesunyian, ternyata pakaian tembaga dari
manusia tembaga itu sudah tersambar robek.
Dengan pakaian bagian dada yang robek mencapai
beberapa depa panjangnya, kedua orang manusia tembaga
itu buru-buru mengundurkan diri sejauh satu tombak lebih
dari tempat semula.
Lam-kong Pak membentak keras, senjata tanduk naga
saktinya diiringi desiran angin pukulan yang paling kuat
meluncur keluar menghantam batok kepala kakek ombak
menggulung.
Seluruh bumi dan tanah bergetar keras, seakan-akan
terjadi gempa bumi yang paling dahsyat semuanya goncang
dahsyat. Badan dua bersaudara she-Liuw terlempar keudara
sejauh satu tombak lebih dari tempat semula dan jatuh
terduduk diatas tanah,
Sedangkan Lam-kong Pak sendiri dengan sempoyongan
mundur tujuh delapan langkah dari tempat semula,
persendian tulang lengan kanannya terlepas dari
sambungaan dan tergantung lemas kebawah.. . .
"Heeeh...heeeh..."Koen-Toen Sioe sikakek ombak
menggulung tertawa seram, dengan wajah menyeringai
selangkah demi selangkah ia maju kedepan menubruk
kearah tubuh dua orang manusia tembaga itu.
Disaat yang amat kritis itulah, mendadak dari tempat
kejauhan kembali muncul seorang manusia tembaga yang
diiringi oleh empat orang nyonya tua .
manusia tembaga yang diiringi oleh empat orang nyonya
tua .
begitu sampai ditengah kalangan, dengan nada penuh
kegusaran keempat orang nyonya tua itu segera membentak
keras dan masing2 melancarkan sebuah pukulan dahsyat
kedepan-
Sekali lagi terjadi benturan keras yang memekikkan
telinga, tidak ampun lagi badan keempat orang nyonya tua
itu terpental sejauh satu tombak lebih dari tengah kalangan
dan jatuh terjengkang diatas tanah.
Simanusia tembaga yang datang kemudian ini tanpa
mengucapkan sepatah katapun meneruskan langkahnya
setindak demi setindak mendekati tubuh kakek ombak
menggulung.
Setelah berulang kali berhasil memuKul keok beberapa
orang totoh silat dunia persilatan yang tersohor akan
kelihayannya, Koeo Toen Sioe si kakek ombak
menggulUng semakin takabur lagi. sambil tertawa sombong
lalu balas mendekati tubuh simanusia tembaga itu dua
langkah . . .tiga langkah , . . .
pada saat yang bersamaan kedua orang itu sama2
melancarkan sebuah pukulan kedepan, "Blaaam ..." bumi
goyang, gunung bergoyang. empat penjuru bergetar keras
membuatpohon Siong yang tumbuh disekitar situ
bergemencitan dan roboh tumbang keatas tanah.
begitu dahsyat bentrokan itu sehingga debu dan pasir
berterbangan menutupi pemandangan disana, dengan
ketakutan dan sambil men-jerit2 ngeri kawanan iblis itu
melarikan diri ter-birit2 dari situ.
Menanti debu dan pasir telah reda kembali,
pemandangan disekitar sana telah pulih seperti sedia kala.
Terlihatlah ketiga orang manusia tembaga itu telah lenyap
tak berbekas, bahkan sikakek ombak menggulung pangcu
dari perkumpulan bulu hijau serta sekalian kawanan iblis
pun tidak tampak batang hidungnya lagi.. . .
Saat itu disisi kalangan tinggal empat orang nyonya tua
serta Lam-kong Pak lima orang.
Disamping itu pada jarak lima enam tombak dari tengah
kalangan. dua bersaudara she Liuw dengan kepala pecah
darah bercucuran dan badan penuh lumpur menggeletak tak
sadarkan diri,
Suasana ditengah kalangan sunyi dan sepi bagaikan
ditanah pekuburan, didalam sebuah llang yang besar dan
sedalam beberapa tombak hanya tersisa beberapa buah
lempengan tembaga belaka.
Lam-kong Pak segera menubruk kearah sun Han Siang
sambil serunya: "lbu. kau tidak menderita luka bukan?".
"Masih untung keadaanku baik2 saja." Jawab perempuan
she Sun itu sambil tersenyum. "Nak. tenaga dalammu telah
memperoleh kemajuan yang sangat pesat, meskipun kau
masih bukan tandingan dari Koen Toen Sioe sikakek
ombak Menggulung, tetapi dengan pangcu dari
perkumpulan Liok-Mao-pang kekuatanmU adalah
seimbang. sejak hari ini kau sudah terhitung sebagai seorang
Tokoh silat yang paling lihay didalam dunia persilatan."
Saking terharunya titik2 air mata bercucuran membasahi
wajah Soen Han siang, ia segera memeluk tubuh Lam-kong
Pak erat-erat.
Dalampada itu dua bersaudara she Liuw telah
merangkak bangun dari atas tanah, karena merasa malu
untuk berdiam lebih lama lagi disitu. dengan hati sedih
mereka segera berlalu dari situ
Dipihak lain Toa Pei Llong in siperempuan naga
pengasingan telah membentak dengan suara keras:
"Soen Han Siang. kita berhasil meloloskan diri dari
kematian dan memungut kembali jiwa kita, itu berarti
bahwa sudah tiba pula saatnya bagi kita berdua untuk
menyelesaikan dendam sakit hati yang terikat diantara kita
berdua"
"Hmmmrm siapa yang jeri terhadap dirimu????" sahut
Soen Han Siang dengan gusar pula.
Sambil berpandang pandangan dengan penuh
kemarahan, kedua orang itu siap sedia untuk
melangsungkan pertarungan.
Lam-kong Pak yang menyaksikan kejadian itu segera
berteriak dengan suara keras.
"Kalau memang diantara kalian berdua tiada ikatan
dendam sakit hati yang sedalam lautan, berada dalam
keadaan bahaya dan musuh tangguh berada didepan mata.
Seharusnya kita bersatu padu untuk menghimpun tenaga,
perselisihan yang tak ada gunanya kenapa musti dibereskan
dalam keadaan seperti ini.....".
"Pak-jie, kau tak usah turut campur, berulang kali nenek
pengemis ini mengucapkan kata2 yang tidak senonoh dan
tak enak didengar, ia anggap aku jeri kepadanya.., .IHmm,
persoalan ini memang sudah sepantasnya kalau diselesaikan
hari ini juga ".
"Diantara kita berempat pernah selama beberapa hari
hidup bersama dalam kesengsaraan dan penderitaan,"
Teriak ibu Tong Hoei Si saiju bulan keenam dengan keras.
"Setelah lepas dari bencana, seharusnya kita baik-baik
menjaga sisa hidup kita selanjutnya, Apakah kalian berdua
sudi memandang diatas wajah Cici untuk menyelesaikan
persoalan ini seCara baik2??...."
"Enci Tong. kaU tidak tahu." teriak Perempuan naga
pengasingan dengan cepat. "Tempo dulu ia telah merampas
kitab pusaka Payung Sengkala dari tangan siauw-moay.
bahkan mendorong pula diri siauw-moay sehingga
terjerumus kedalam jurang yang tak terkirakan dalamnya
dan masuk kedalam mulut naga bertanduk tunggal, karena
kejadian itu aku harus menahan siksaan selama puluhan
tahun lamanya. coba kau bayangkan perempuan semaCam
ini apakah tidak pantas kalau kusingkirkan dari muka bumi.
Terutama sekali dia adalah perempuan Cabul, perempuan
tak tahu malu yang pintarnya merebut orang lelaki"
Mendengar perkataan itu Teng Hujien jadi tertegun.
"coe toa-ci" katanya. "Dapatkah kau menerangkan
dengan, lebih jelas lagi atas persengketaan kalian dimasa
lampau??"
"Tong Toa-ci, kau jangan percaya dengan omongannya"
sela Soen Han siang dengan cepat. "Setelah ditinggalkan
oleh Sian Wan Ping otaknya jadi miring dan jadi gila
bagaikan seekor anjing edan, coba kau tanya kepadanya
siapakah yang sedang berebutan lelaki??"
Kedudukan Tong Hujien dalam tingkatan usia jauh lebih
tinggi dari mereka semua, terhadap persengketaan yang
terjadi diantara mereka pada masa silam pun sedikit banyak
mendengar, karena itu dia pun berkata kembali:
"Kita sudah lanjut usia dan umur kita telah melebihi
setengah abad, sekalipun dimasa yang silam pernah terjadi
persengketaan dan perselisihan. setelah hidup sampai setua
ini sepantasnyalah kalau pandangannya terhadap pelbagai
masalah bisa lebih leluasa. Bukankah begitu cioe te-
moay??..."
Ia mengangguk kearah ibu dari cioe It Boen dengan
harapan agar siperempuan itu pun suka tampil kedepan
untuk menyelesaikan persoalan ini.
Siapa tahu dimasa yang silam antara ibu dari cioe It
Boen dengan siperempuan naga pengasingan terikat oleh
dendam permusuhan karena itu mendapat pertanyaan
tersebut ia segera tertawa dingin.
"Heeeh-heeeb-heeeh. . menurut apa yang siauw-moay
ketahui, dimasa yang silam Hong Loei-Khek sitamu angin
geledek Lam-kong Liauw memang mempunyai hubungan
dengan, enci Soen, tetapi coe Toa-cie dengan
kedudukannya sebagai seorang perempuan yang bersuami
ternyata mati2an mengejar terus diri Lam-kong Liuw tanpa
ada maksud untuk melepaskannya . . . "-
Merah padam selembar wajah coe Hong Hong setelah
mendengar perkataan itu tanpa terasa hawa gusarnya segera
memuncak.:
"Perempuan Cabul" makinya. "Kau yang sudi dijadikan
isteri kedua dari cioe ci-kang jadi bintang keCilnya. jadi
gundiknya.. jadi isteri mudanya...kaulah yang tidak tahu
malu, mungkin disebabkan permainan diatas ranjang dari
cioe ci-kang paling yahuud....maka kau jadi kepincut...kau
jadi terpikat dan ter-gila2 oleh goyang pinggulnya....".
Mendengar ocehan yang kotor, rendah dan sangat
rendah itu, cioe Hujien jadi ikut naik pitam, teriaknya :
"coe Hong Hong, janganlah karena malu dan kesal lantas
jadi marah2 sendiri. Peristiwa dirimu dimasa silam yang
telah mencintai serta ter-gila2 dengar Hong Loei-Khek
sudah dijadikan bahan tertawaan oleh umat Bu-lim
dikolong langit, dikalangan angkatan yang lebih tua Siapa
yang tidak tahu bahwa diantara kita berdua mana yang
lebih tak tahu malu".
coe Hong Hong membentak keras, ia segera menerjang
kearah tubuh cioe Hujien.
"Blaammm " tubuh cioe Hujien terhajar telak hingga
badannya mencelat sejauh lima tombak dari tempat semula
dan jatuh terjengkang diatas tanah....".
Dengan terjadinya peristiwa ini maka Soen Han Siang
serta Tong Hujien jadi ikut mendongkol dan naik pitam.
Sambil menubruk kedepan bentak soen Han Siang keras-
keras ^
"coe Hong Hong ini hari aku baru tahu kalau kau adalah
seorang perempuan liar yang tak tahu malu, kau tak usah
menganiaya orang yang lemah dan tak bertenaga. Kalau
benar-benar bernyali mari kita saling bergebrak sebanyak
seribu gebrakan".
"Tak usah banyak cing-cong dan pentang baCot anjing
lagi, kEnapa kau rampas kitab pusaka ilmu silat
milikKu???". soen Han siang Tertawa dingin,
"berhubung Lam-kong Liuw dihantam orang dan
lukanya baru akan sembuh setelah mempelajari kitab
pusaka Payung sengkala, ditambah pula kitab pusaka
Payung SengkaLa itu bukanlah benda mustika milik nenek
moyangmu maka siapapun berhak untuk mendapatkannya.
Waktu itu pun-jien toh tidak merampasnya dari tanganmu
melainkan mendapatkannya dari tangan Sian Wan Peng".
"Apa????" Dengan amat terperanjat coe Hong Hong
berseru tertahan. "Kau mendapatkannya dari tangan Sian
Wan Peng??",
"IHmmm . . . IHmmm. . . boleh bilang tidak
merampasnya tapi memungutnya dari tangan orang itu ".
"ciiisss ..." coe Hong Hong meludah diatas tanah.
"Perempuan busuk. kau tak usah ngomong tidak karuan
tanpa dasar yang kuat. kitab pusaka itu selamanya berada di
dalam sakuku, Meskipun dengan Sian Wan Peng kami
adalah suami istri tapi belum pernah kuperlihatkan kitab itu
kepadanya, bahkan dimanakah kitab pusaka itu
kusimpanpun ia tidak tahu",
"IHiiiih . .IHiiiih . . . IHiiiih. . .nah itulah dia." jengek
Soen IHan siang sambil tertawa cekikikan- "Justru karena
diantara kalian suami istri berdua saling tidak perCaya
memperCayai maka sejak dulu kala ia sudah mempunyai
rencana untuk mencuri kitab pusakamu itu. Ketika malam
itu aku punya rencana hendak mencuri kitab pusaka,
kebetulan sekali kutemui sian Wan Peng sedang bertarung
melawan seorang manusia berkerudung menggunakan
kesempatan itulah aku menyusup masuk kedalam dimana
kemudian telah berjumpa dengan dirimu dan menghajar
kau masuk kedalam jurang sudah setengah harian lamanya
aku mencari tanpa berhasil menemukan jejak kitab pusaka
itu, menanti aku keluar dari tempat itu maka temukan Sian
Wan Peng sedang bertarung mencapai titik beradu jiwa
dengan manusia berkerudung tadi, tetapi berhubung
kekuatan mereka berimbang maka sulit ditentukan siapa
yang menang dan siapa yang kalah. Kemudian dari saku
Sian Wan Peng tiba2 terjatuh sebuah benda, seCara diam2
aku ambil bendatadi ternyata bukan lain adalah kitab
pusaka Payung sengkala, aku jadi kegirangan setengah
mati, diam2 aku segera ngeloyor pergi dari situ".
Mendadak terdengar coe Hong Hong berteriak sedih,
sambil menangis ter-sedu2 ia putar badan dan berlalu dari
tempat itu dengan Cepatnya.
Dalam pada itu Lam-kong Pak pun jadi menyadari dan
paham kembali apa yang sebenarnya sudah terjadi antara
ibunya dengan perempuan Naga pengasingan coe Hong
Hong dimasa yang silam.
Tetapi iapun merasa bahwa dipihak ibunya juga ada
kekeliruan- sebab bukan saja ia telah mencuri kitab pusaka
tersebut bahkan menghantamnya pula kedalam jurang
sehingga membuat dia harus menanggung sengsara selama
sepuluh tahun.
Setelah urusan jadi beres, cioe hujien serta Tong Hujien
pun segera mohon diri dan berlalu dari situ.
Sepeninggalnya mereka berdua. Sun Han Siang
menghela napas panjang dan berkata kembali:
"Ibu juga menyadari bahwa didalam persoalan ini
tindakanku agak kelewat batas, seandainya perkataan coe
Hong Hoog setiap kali berjumpa tidak sekotor dan serendah
itu, ibu pun sudah bersiap sedia untuk minta maaf
kepadanya".
"Mama karena kejadian itu Sin Wan Peng, pasti sudah
ribut dan bentrok dengan Sinaga pengasingan- kemudian
apakah ia telah meninggalkan perempuan itu??".
"Tidak. ia tidak pergi meninggalkannya. cuma tidak lama
kemudian Sin Wan Peng telah lenyap tak berbekas".
"Lalu siapa kah manusia berkerudung yang telah
bertarung melawan Sian Wan Peng itu".
"Pada waktu itu aku tak dapat melihat raut wajahnya
dengan jelas, sudah tentu aku pun tidak tahu siapa kah dia,
tetapi yang pasti ilmu silat yang dimiliki manusia
berkerudung itu sangat lihay dan tidak berada dibawah Sian
wan Peng, aku hanya melihat ia memakai jubah panjang
terbuat dari kain kasar dan berdandan seperti orang
dewasa."
Satu ingatan dengan cepat berkelebat didalam benak
Lam-kong Pak. ia teringat kembali akan sikakek dusun yang
pernah memberi petunjuk kepadanya sewaktu berada
diloteng rumah makan. Berpikir demikian, diapun segera
menyampaikan apa yang dipikirkannya itu kepada ibunya.
soen Han Siang berpikir sebentar, kemudian menjawab:
"Jago lihay kelas satu yang seringkali suka memakai baju
kasar dan berdandan seperti orang desa pada masa itu
hanyalah Wu-Im-Tui-Gwat atau Siawan hitam mengejar
rembulan oei ci-Hoe seorang, tetapi dia adalah sahabat
karib dari coe Hong Hong suami istri. tentu saja tak
mungkin kalau sampai bentrok dan tarung melawan Sian
Wan Peng ".
"Kalau memang bukan dia yang telah mencelakai coe
Hong Hong suami isteri, kenapa hingga kini ia tak pernah
munculkan diri?? mungkinkah simanusia tembaga yang
membawa senjata payung sengkala itu adalah dia dirinya??"
Lam kong Pak mengmukakan kecurigaannya.
"Aaaah, tidak mungkin teringat bahwa Goan Ing ceng
Khi yang dilatih olehnya telah berhasil kau tiup masuk
kedalam tubuh, tentu saja kepandaian yang dilatih
selanjutnya belum akan mencapai kesempurnaan, lagi pula
kedahsyatan serta kelihayan dari ilmu silat yang dimiliki
manusia tembaga yang membawa senjata payung sengkala
itu mungkin tidak berada dibawah kelihayan dari sikakek
ombak menggulung. lbu rasa mungkin dia adalah siawan
hitam pengejar rembulan oei ci Hoe".
"Dua orang manusia lembaga yang lain mungkinkah
ayahku serta guruku??".
"lbu sendiri juga dibikin bingung dan tak habis mengerti
oleh persoolan ini, menurut keadaan yang seharusnya
kedua orang manusia tembaga itu sepantasnya kalau ayah
serta gurumu, tetapi setiap mereka berusaha untuk
menghindari pertemuan dengan kita, entah apa sebabnya?".
"Andaikata kedua orang manusia tembaga itu adalah
ayah serta suhu, maka kita bisa membuktikan bahwa tenaga
lweekang yang mereka miliki telah mendapat kemajuan
yang amat pes at, lagipula mereka selalu berada bersama-
sama simanusia tembaga yang membawa senjata payung
sengkala itu, jangan2 kepandaian mereka adalah didapatkan
dari manusia tembaga tersebut??"
"Akupun berpikir demikian, tetapi entah siapakah
simanusia tembaga itu??" kata soen Han siang.
"Payung Sengkala sebenarnya adalah milik Coe Hong
Hong, kenapa bisa terjatuh ketangannya?. . . ."
"Kalau didengar dari nada suara Coe Hong Hong,
agaknya ia tahu siapakah sang ketua dari perkumpulan Liok
Mao Pang".
Soen Han Siang termenung dan berpikir sejenak.
kemudian katanya: "Menurut pendapat ibu mungkin dia
adalah Sian Wan Peng yang telah lenyap puluhan tahun
berselang".
"Apa?? mungkinkah dia?? kenapa rambutnya jadi
hijau??".
"Inilah persoalan yang tidak dapat dipecahkan olehku,
tetapi kalau dilihat dari peraturan perkumpulan Liok Mao-
pang yang dapat merubah rambut para anggotanya jadi
berwarna hijau. rasanya kalau Sian Wan Peng bisa memiliki
rambut hijau bukanlah suatu kejadian yang aneh, hanya
saja kenapa ia berbuat jadi begini rupa. Itulah yang
membikin orang tidak habis mengerti".
"lbu. kali ini siapakah yang telah menolong kalian
berempat?" tiba2 Lam-kong Pak bertanya.
"oooh, itulah hasil perbuatan dari si manusia tembaga,
tetapi sepanjang waktu ia tak pernah mengucapkan sepatah
kata pun,.,, oleh sebab itu ibupun tidak tahu siapakah
dia??".
"Ditinjau dari lempengan tembaga yang berserakan
didalam liang, aku lihat didalam bentrokan kekerasan
barusan simanusia tembaga itu telah menderita kerugian?".
"Mungkin kedua belah pihak sama tidak berhasil
memperoleh peruntungan apa2, sebab itu yang kalah adalah
si manusia tembaga si kakek ombak menggulung tidak nanti
akan melarikan diri".
Demikianlah .... dikota yang terdekat ibu dan anak
berdua tidak berhasil menemukan Pek-li Gong bertiga,
karena itu mereka segera berangkat menuju kekota Lok-
yang.
Ketika tiba di kota kacil Pek-See disebelah Selatan Lie-
Chiu, tiba-tiba Sun Han Siang berkata:
"Pak-jie. mari kau bermalam disini bagaimana pun juga
beberapa orang gadis itu ditemani oleh Siang Hong Tie
serta Peksli Gong^ rasanya tak mungkin mereka jumpai
mara bahaya.".
= = ooooooooooo = =

SETIBANYA didalam kota, mereka berdua mencari


sebuah rumah makan dan memesan sayur dan arak serta
bersantap terdengar, Lam-kong Pak berkata:
"Mama, dikolong langit dewasa ini adakah jago lihay
lain yang lebih dahsyat dari pada si kakek ombak
menggulung serta manusia tembaga yang membawa payung
sengkala itu ???"
"Kalau angkatan yang lebih tua aku kurang lebih tahu."
sahutSoen Han Siang. "Tetapi kalau siawan hitam pengejar
rembulan oei Ci-IHoe masih hidup dikolopg langit,
mungkin saja. . . ."
Berbicara sampai disini, mendadak Soen Han Siang
merandek sejenak. Dengan ilmu menyampaikan suara
ujarnya kepada si anak muda itu "Pak-jie. coba kau lihat
pelayan ini mirip siapa???".
Lam-kong Pak berpaling dan segera memperhatikan sang
pelayan itu, segera dirasakannya raut wajah orang itu
seperti dikenal olehnya, jantungnya segera berdebar keras,
ia merasa bahwa sipelayan tersebut sangat mirip dengan
"Thiat-Pak-Teng "si-bangku besi oh Boei Kay.
"Cobakau menoleh kesamping dan perhatikan wajah
Ciang-kwee sianseng tersebut, lihatlah dia mirip siapa???"
kembali Soen Han Siang berbisik lirih.
Lam-kong Pak menoleh kearah meja ciangkwee, hatinya
segera bergetar keras, bukankah orang itu adalah "Hek Teng
TUi Toen" silampu hitam pengejar nyawa Leng Cing
cioe??? Sinar mata mereka dengan cepat menyapu sekejap
kesekeliling tempat itu.. . .
"Amboi terlihat "Tiat-Sauw Coe" si sapu baja Kin Kloe,
"Boe-Siang To "si Golok tanpa tandingan Hong Gwan-
"Pat-Pit-Loei Kong" malaikat guntur Sie Poet Sioe serta
"Shian Bin Loo couw "sikakek moyang berwajah kepiting
Pit Hoo sekalian dengan menyaru sebagai pelayan, koki dan
pembantu dapur telah hadir semua disana.
"Pak-jie" kembali Soen Hao Siang berbisik. "Gembong2
iblis itu tak mungkin membuka restoran ditempat ini, jelas
kehadiran mereka ditempat ini mempunyai rencana
tertentu".
"Jangan2 didalam sayur dan arak telah mereka campuri
dengan racun??..." Lam-kong Pak mengemukakan
kecurigannnya,
"Aku telah memasukkan obat penawar racun didalam
sayur serta arak ini, sekalipun sudah mereka kasih racun
juga tidak mengapa, entah permainan setan apa yang
sedang mereka persiapkan?",
"Aku rasa didalam sayur tentu sudah dicampuri racun,
mari kita ber-pura2 keracunan hebat dan roboh diatas meja,
coba lihat apa yang hendak mereka lakukan".
Setelah berkata demikian, kedua orang itu segera pura2
keracunan dan roboh diatas meja, sementara sepasang
matanya diam-diam mengawasi gerak-gerik gembong-
gembong iblis itu.
Sedikitpun tidak salah, ketika menjumpai mereka berdua
roboh tak sadarkan diri, kalangan gembong iblis itu segera
meninggalkan tugasnya masing2, melepaskan penyaruan
dan seorang demi seorang lenyap dari tempat itu.
Lama sekali Lam-kong Pak berdua menanti, namun
tiada reaksi atau gerak-gerik apa pun yang terjadi, hal ini
mencengangkan hati mereka. segera pikirnya: "Jangan-
jangan mereka telah melepaskan kami ibu dan anak dua
orang???...".
Belum habis ingatan tersebut berkelebat lewat didalam
benaknya, tiba2 dari luar pintu berjalan masuk dua orang.
seorang tersebut perawakan tinggi kurus bagaikan bambU,
berjalan sempoyongan seolah-olah ia bakal roboh kalau
terhembus angin- sebuah kantong uang tergantung diatas
pUnggUngnya.
Sedang orang kedua berperawakan tinggi besar dengan
kepala besar bagaikan bligo, berpinggang kasar, mereka
bukan lain adalah Hay Thian Siang-Sat. sepasang malaikat
dari IHay-Thlan.
"Jie-ya " terdengar Seng-sie Boh Sicatatan mati hidup
Pek Boh berseru. "Ini hari adalah tanggal ganjil atau tanggal
genap??".
"Toa-ya" sahut Hek Sim Wangwee cepat. " Tanggal
genap atau tanggal ganjil adalah sama saja, pokoknya
menurut peraturanmu pada tanggal ganjil tak akan
mengundang orang makan, sedang tanggal genap orang lain
yang mengundang kita"
"Jie-ya. lalu bagaimana dengan peraturanmu. ..."
"Bagiku setiap tanggal Cia Gwee cap Go tak pernah
mengundang orang makan, sedang hari-hari yang lain
hanya makan bila dijamU orang lain-. ".
"Waaah. kalau begitu kita setali tiga uang.. ...lalu siapa
yang mengundang kita hari ini?".
"Kali ini seharusnya tiba giliran dari Toa-ya untuk
mengundang makan bukan????" sahut Wangwee berhati
hitam cepat.
"Begitu pun baiklah tempo dulu aku Toa-ya memang ada
maksud menjamu dirimu, tetapi jie-ya telah keburu
membayarnya. maka kalau diingalt-ingat aku si Toa-ya jadi
tak enak hati. terhadap orang lain kita memang memakai
segala macam peraturan busuk. masa terhadap orang
sendiripun juga begitu. . . .malu bukan??".
"Toa-ya. kau memang berpandangan lebih terbuka,
silahkan pesan sayur" seru Hek Sim Wangwee.
Si Catatan mati hidup ambil keluar pit serta selembar
kertas, kemudian menulis beberapa patah kata diatas kertas
tadi, selesai menulis lantas ujarnya.
"Jie-ya. aku masih teringat selama beberapa hari
belakangan ini kau sakit perut dan berak mencret terus".
"Tidak salah tempo dulu terlalu banyak makan makanan
yang berminyak. maka perutku rada sakit terus".
Mendengar perkataan itu wajah Si- Catatan mati hidup
kontan berubah menjadi berseri ?,
"Jie-ya "katanya. "Kita toh mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali melebihi hubungan kita terhadap
siapapun, bukan begitu?? Nah unjuk menunjukan perasaan
kuatir serta perhatian dari aku si Toa-ya terhadap diri Jie-
ya, maka kalau memang selama beberapa hari ini karena
terlalu banyak makan makanan yang berminyak sehingga
membuat Jie-ya sakit perut dan mencret- mencret, lebih
baik kali ini kita ganti macam sayur lain saja. sengaja
kupilihkan yang berjenis ringan begitu....setuju
bukan????...".
Hek Sim wangwee tahu kalau ia tertipu, kertas catatan
tadi segera direbut dan dibaca isinya:
"Babi panggang memang lezat tapi terlalu banyak lemak.
kepiting dan udang goreng wangi sedap dirasa tapi
berminyak. tahu tempe dan sayur asem memang segar tapi
kurang cocok dilidah, maka lebih baik dikirim semangkok
kuah saja "
Air muka Hekssim Wangwee yang putih seketika
berubah hebat, serunya:
"Toa-ya, kau. . . ."
"Dengarkanlah maksud hati Toa-ya mu, aku bermaksud
baik kepadamu. sebab makanan itu jauh lebih baik dari
pada toa-ya suruh kau makan Yan oh atau Hie-Sit .... nanti
kau bisa mencret lagi. .".
Bicara sampai disini ia berteriak namun tak seorangpun
yang menyahut, akhirnya habislah sudah kesabaran "Seng
si Boh " si catatan mati hidup, omelnya: "Sebenarnya apa
yang sudah terjadi ?? coba kutengok kebawah"
Sebentar si catatan Mati Hidup turun ke bawah. kembali
ia naik keloteng sambil membawa selembar kertas, katanya:
"Jie-ya, semua orang yang berada didalam rumah makan
ini telah roboh tak berkutik karena jalan darahnya
tertotok"^
"Siapa yang telah melakukan hal ini?" seru Hek Sim
Wangwee dengan hati bergetar keras.
"Coba kau lih at"seru si- catatan Mati Hidup sambil
angsurkan kertas yang dibawa tadi ketangannya.
Hek Sim Wangwee menerima kertas tadi dan dibaca
isinya, kemudian ia berkata:
"Semua orang yang berada didalam rumah makan ini
telah ditotok jalan darahnya oleh dua orang anggota
perkumpulan Liok Mao pang, semua uang yang ada
dirampok habis2an lalu mereka minum sampai mabok,
kalau begitu orang yang dimaksudkan pastilah pria wanita
yang mendengkur diatas meja itu",
Si hartawan berhati hitam ini segera tertawa seram,
ujarnya lebih jauh:
"Toa-ya, mari kita jagal dulu kedua orang sampah
masyarakat ini kemadian baru kita bicarakan kembali"
telapak tangannya laksana golok segera dibabat keatas
batok kepala Lam-kong Pak berdua.
"Tunggu sebentar" diiringi suara bentakan keras, kedua
orang itu segera meloncat bangun dari tempat duduknya.
Hay Thian Siang Sat sepasang malaikat dari Hay Thian
tertegun mendengar bentakan itu, tatkala mengetabui
siapakah kedua orang itu segera serunya hampir berbareng:
"oooh kiranya majikan berdua"
Soen Han Siang mengambil kertas tadi untuk dibaca
isinya, kemudian ia berkata: "Kemungkinan besar
gembong2 iblis itu telah melarikan diri semua. hampir saja
kalian berdua digunakan tenaganya orang lain- Begitu
masih tidak mengerti keadaan- Huuuuuh ayoh cepat kejar"
Hay Thian Siang Sat segera membebaskan jalan darah
dari semua orang yang tertotok didalam rumah makan itu,
ksemudian mengundurkan diri.
Terdengarlah jauh beberapa li dari tempat itu
berkumandang datang suara derapan kaki kuda yang amat
santar.
Lam-kong Pak serta Soen Han Siang segera
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang paling top
untuk melakukan pengejaran, tidak lama kemudian
beberapa ekor kuda itu berhasil disusul oleh mereka.
Terlihatlah beberapa orang gembong iblis itu sambil
melarikan kudanya kencang2, dalam gepitan masing2 orang
mencekal seorang korban yang berada dalam keadaan tak
sadarkan diri.
Lam-kong Pak segera enjotkan badannya meluncur
kedepan dengan gerakan yang lebih cepat. sambil
menghadang jalan pergi beberapa orang itu hardiknya
keras- keras^ "Berhenti "
Keenam ekor kuda jempolan itu meringkik panjang
berulang kali, dengan cepat, mereka menghentikan larinya.
Sementara itu tatkala keempat orang gembong iblis yang
berada diatas punggung kuda, setelah melihat orang yang
menghadang ialan pergi mereka bukan lain adalah Lam-
kong Pak serta Soen Han Siang, diam2 hati mereka terasa
tercekat.
Kiranya orang-orang yang berada didalam kempitan
mereka bukan lain adalah Peksli Gong, Siang Hong Tie,
Loo Liang Jen- Siang Goo berdarah Yoe Tien, Coe Lie Yap
serta Pek-li Siang.
Menurut keadaan yang semestinya, dengan kepandaian
silat yang dimiliki keenam orang itu tak mungkin kalau
mereka sampai tertawan ditangan gembong2 iblis itu, lalu
apa yang sebenarnya telah terjadi?
Kiranya ketika mereka berenam sedang masuk kelalam
sebuah rumah makan untuk menangsal perut, enam orang
gembong iblis yang telah menguntil diri mereka sejak tadi
segeri menyerbu kedalam rumah makan itu dan
merobohkan seluruh pelayan dan penghuni yang ada
disana, kemudian mereka menyaru sebagai pelayan dan
mencampuri makanan yang dihidangkan dengan obat
pemabok.
Ketika Lam-koag Pak serta ibunya mampir dirumah
makan tadi, keenam orang jago itu telah terbokong dan
keenam orang gembong iblis tadi sudah siap meninggalkan
tempat itu, menyusul Hay Thian Siang Sat pun datang
kesitu, maka muncullah siasat keji meminjam goloK
membunuh orang. untuk melenyapkan Lam-kong Pak
berdua.
Dalam pada itu, meskipun keenam orang gembong iblis
tersebut telah sadar bahwa mereka bukan tandingan sianak
muda itu, tetapi disebabkan dalam kempitan mereka
terdapat sandera yang cukup ampuh, maka tak seorang
diantara mereka yang merasa jeri. Terdengar Soen Han
Siang dengan suara keras membentak.
"Leng cing cioe cepat melepaskan orang itu, loo-soen
dengan mengingat hubungan kita dimasa lampau. untuk
kali ini suka melepaskan sebuah jalan hidup kepadamu."
Hek Teng Tui Hoen silampu hitam pengejar nyawa Leng
cing cioe tidak menjawab, ia melirik sekejap kearah
rekannya "Shia Bin-Loocouw" sikakek moyang berwajah
kepiting Pit Hoo,
Terdengar gembong iblis itu tertawa seram, ujarnya
dengan nada mengejek.
"Tidak sulit kalau inginkan orang2 ini, silahkan datang
berkunjung kemarkas besar perkumpulan Liok Mao Pang
kami".
"Apakah kalian semua tidak pingin hidup?" bentak Lam-
kong Pak dengan gusar.
"Heeeh..heeeh...selembar nyawa ditukar dengan
selembar nyawa, siapapun tidak merasa dirugikan"
Ancaman ini ternyata cukup ampuh, Lam-kong Pak serta
Soen Han Siang benar2 tak berani bertindak secara
sembarangan lagi.
sementara itu Pek li Gong telah mendusin dari
pingsannya, ia segera berteriak keras:
"Kalian jangan sudi mendengarkan gertak sambal
mereka, silahkan kalian turun tangan selekasnya, aku
tanggung ia tak akan berani mengganggu seujung rambut
kamipun"
"Hmm kau tak usah bermimpi dihari siang belong."
jengek Hek Teng Tui Hun sambil menotok jalan darahnya.
"Kalau kalian berani turun tangan, maka tak seorangpun
diantara mereka yang bakal hidup,^.
"ENG CING CIOE " bentak Lam-kong Pak keras-keras.
"Sekalipun kalian membinasakan mereka tidak lebih jiwa
mereka bakal melayang. Tetapi kalian- . .Hmmmm aku
hendak menggunakan cara penyiksaan yang paling kejam
untuk menyiksa dirimu... agar kalian mati secara perlahan-
lahan dan merasakan penderitaan yang paling hebat "
Kawanan iblis itu segera tertawa dingin tiada hentinya,
tak seorang pun yang menggubris ancaman tersebut.
"Hmmm pernahkah kalian dengar akan siksaan air
garam dicampur dengan merica??" seru Lam kong Pak
kembali.
"Belum pernah kudengar akan cara penyiksaan semacam
ini"
Shia Bin Loocouw sikakek moyang berwajah kepiting
dengan cepat. berseru.:
"Tunggu sebentar"
Lam-kong Pak segera menyilangkan telapak tangannya
didepan dada, serunya dengan suara berat:
"Apakah kalian siap sedia untuk beradu jiwa dengan
kami??"
"Kecuali kalau kau sudah tidak maui jiwa keenam orang
ini lagi"
Mendadak terdengar suara tertawa cekikikan
berkumandang memenuhi angkasa, sipencuri sakti Pek-li
Gong tahu-tahu sudah membebaskan diri dari pengaruh
totokan dan ngeloyor turun dari kempitan Shia Bin
Loocouw sikakek moyang berwajah kepiting.
"Makhluk jelek tua." serunya." Kali ini adalah enam
lawan lima, kami telah untung satu lagi...."
Wajah sikakek moyang berwajah kepiting yang pada
dasarnya sudah merah, kini berubah semakin tak sedap
dipandang lagi.
sementara itu Pek-li Gong telah membisikkan sesuatu
disisi teliaga Lam-kong Pak, setelah mendengar bisikan tadi
air muka si anak muda itu segera berubah jadi berseri-seri.
Sedangkan Pek-li Gong bagaikan tiada suatu persoalan
apapun segera berjalan kearah samping.
Lam-kong Pak pun segera berkata:
"Aku hendak memberitahukan satu persoalan yang maha
besar kepada kalian, harap kalian bisa
mempertimbangkannya sendiri."
"Sudah. kau tak usah banyak bacot lagi, enam ditukar
dengan lima, itupun tidak terlalu rugi bagi kami"
"Jangan terburu napsu dulu, coba dengarkan dulu
perkataanku"
Bicara sampai disini ia melirik sekejap kearah Pek-li
Gong^ tampaklah sipengemis tua itu sambil bergendong
tangan berjalan pulang pergi disekitar situ, sorot matanya
memandang keatas seakan-akan sedang menikmati
indahnya rembulan.
"Tahukah kalian siapakah sebetulnya pangcu dari
perkumpulan Bulu Hijau kalian???" tanya Lam-kong Pak.
Pertanyaan ini memang mengandung daya tarik yang
sangat kuat, sebab bagi anggota perkumpulan Bulu Hijau
jangan dikata siapakah pangcunya mereka tak tahu,
sekalipun Hoe Pangcu wakil ketua pun tak ada yang tahu.
Shia Bin Loa couw sikakek moyang berwajah kepiting
segera berseru: "ApaKah kau tahu??"
"Pun-jien sudah tentu tahu. andaikata ku-ucapkan keluar
nanti kalian pasti akan merasa amat terperanjat sekali."
Mendengar perkataan semua gembong iblis tersebut
segera pusatKan seluruh perhatiannya untuk
mendengarkan.
"Sudahlah.. percuma kukatakan keluar." seru Lam Kong-
pak. "Bagi kalian tahu atau tidak adalah sama saja
sedikitpun tak ada artinya..."
Shia Bin Loocouw sikakek moyang berwajah kepiting Pit
Hoo yang dipermainkan oleh sianak muda itu segera
tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeh. .heeh-heeh... kau tak usah ngaco belo yang tidak
karuan- siapa yang tidak tahu bahwa kaupun tidak mengerti
siapakah pangcu kami."
"Harap kalian dangarkan baik-baik. dia adalah salah
seorang jago Bu-lim yang paling lihay dikolong langit
tempo dulu."
Kawanan iblis itu cepat- cepat pasang telinga dan
mendengarkan dengan penuh seksama.
Dalam pada itu Lam-kong Pak dapat menyaksikan
adanya sesosok bayangan manusia sedang berkelebat turun
dari balik lambung kuda lawan, diam2 ia merasa amat
kagum.
Maka untuk lebih menarik perhatian para gembong iblis
itu, terlaknya keras2: "Sebetulnva kalian mau
mendengarkan atau tidak??? "
"Hmmm" jengek Leng Cing cioe sambil mendengus
dingin. "Kalau kau tahu siapakah pangcu kami, mengapa
tidak kau utarakan sedari tadi??"
Tatkala Lam-kong Pak menyaksikan Pek-li Gong sambil
bergendong tangan telah balik kesisinya, tahulah ia bahwa
permainan setannya sudah selesai dilakukan. segesa
terlaknya:
"Kalian harus mendengarkan dengan jelas dan penuh
perhatian, sebab aku tidak akan mengulangi untuk kedua
kalinya..."
Baru saja perkataan terakhir diucapkan mendadak
terdengar suara benturan keras berkumandang tiada
hentinya.
"BluuukBluuukBluuuk" kawanan iblis itu sama2 roboh
terjengkang dari atas pelana kudanya, sedangkan Siang
Hong Tie, si malaikat raksasa Loo Liang Jen serta ketiga
orang gadis lainnya setelah menghadiahkan sebuah pukulan
dahsyat keatas tubuh beberapa orang iblis itu segera
berkelebat sejauh satu tombak dari tempat semula.
Sedangkan para iblis itu setelah termakan pukulan
dahsyat, pelananya patah dan mereka terpelanting jatuh
keatas tanah.
Kiranya dikala bergendong tengah menikmati rembulan
tadi secara diam2 si-Pencuri sakti Pek-li Gong telah
mengeluarkan kesaktiannya untuk membebaskan jalan
darah mereka.
Sesudah menderita kerugian, kawanan iblis itu tak berani
berayal lagi. sambil meloncat bangun dari atas tanah segera
melarikan diri ter-birit2 dari situ. Menyaksikan kesemuanya
itu sambil tertawa Sun Han Siang lantas berkata.
"Pek-li Gong sungguh tak nyana kepandaian yang maha
sakti itu telah berhasil kau latih hingga mencapai
kesempurnaan, andaikata hari ini tiada kau yang
menggunakan gerak aneh untuk rebut kemenangan, entah
bagaimanakah kita musti membereskan persoalan ini."
Setelah merandek sejenak, sambungnya, "Eeei, pencuri
tua jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun masih ada
separuh, sedangkan disini cuma ada tiga orang gadis
bagaimana baiknya sekarang??"
"Tidak menjadi halangan biarlah mereka kerjakan sekali
lagi, untung bocah2 itu masih perawan semua, walaupun
tenaga dan kekuatannya sudah agak berkurang tapi tak jadi
soaL"
Soen Han siang pun lantas menceritakan pula kehadiran
ketiga orang manusia tembaga itu, selesai bercerita katanya
lebih jauh:
"Selama Koen Toen Sioe sikakek ombak Menggulung
tidak dibasmi, selamanya pula kita tak berhasil mengungkap
wajah yang sebenarnya dari pangcu perkumpulan Bulu
Hijau, aku lihat selama perkumpulan Liok Mao Pang belum
terbasmi ketiga orang manusia tembaga itu pun tak akan
menjumpai kita dengan wajah yang sebenarnya. Kalau
ditinjau dari lempengan tembaga yang berserakan dalam
liang kemungkinan besar manusia tembaga itu telah terluka,
kita harus mencari jejak mereka disekeliling tempat ini. aku
pikir ketiga orang manusia tembaga itu tentu
menyembunyikan diri pula disekitar markas besar
perkumpulan Liok Mao Pang"
"Tentang persoalan itu rasanya tak usah terlalu kita
ributkan," kata Pek-li Gong.
"Menggunakan kesempatan yang sangat baik ini kita
musti menciptakan suatu kepandaian yang maha sakti bagi
sibocah cilik itu hanya berada dalam keadaan yang ampuh
saja kita baru punya jaminan menang bila berjumpa
kembali dengan beberapa orang gembong iblis itu. soen
Han Siang bukannya aku sipencuri tua sengaja mengganggu
kegembiraanmu, sekarang diantara kita beberapa orang
semestinya bocah cilik itulah yang pantas memimpin kita."
"Hanya mengandalkan ilmu silat belaka kadangkala
masih bisa menderita kerugian besar, contohnya saja
kejadian yang kalian alami barusan, bukankah karena
kurang cerdik maka kalian jatuh kecudang ditangan orang
lain???...,"
"Sudahlah, kau tak usah memaki orang lagi. kita toh
sudah cukup dibikin menderita karena persoalan itu. Ayoh
berangkat lebih baik kita sempurnakan dahulu putra
mustikamu itu"
Berangkatlah beberapa orang itu memasuki Kota Ik
Chiu. setelah mencari rumah pengicapan ketiga orang gadis
itu segera dikirim masuk kedalam kamar Lam-kong Pak.
Tetapi pada saat itulah dua sosok bayangan manusia lain
telah mendahului mereka masuk kedalam kamar Lam-kong
pak dan menyembunyikan diri sebaik2nya.
"Soen Han siang" terdengar Pek-li Gong
memperingatkan- "Kali ini kau harus bertindak lebih hati2,
jangan sampai ketangkap lagi oleh sikakek ombak
Menggulung sehingga musti menanggung akibat yang
fatal...."
"Eeeei pencuri tua, kau tidak takut lidahmu jadi busuk
karena mengucapkan kata-kata semacam itu??" maki Soen
Han Siang sambil tertawa.
Dalam pada itu suasana dalam kamar Lam-kong Pak
gelap gulita, karena mereka merasa malu maka tak seorang
pun yang berani memasang lampu. Tetapi justru disebabkan
karena persoalan inilah telah mengakibatkan suatu kejadian
yang tragis. Semeatara itu Lam-kong Pak telah naik ke atas
pembaringan, lalu bertanya^ "Siapa duluan???"
"Aku duluan" mendadak terdengar bisikan lirih
berkumandang dari dalam kamar.
Lam-kong Pak segera memeluknya kencang-kencang dan
menempelkan bibirnya keatas bibir lawan, air liur yang
wangipun segera mengalir masuk kedalam mulut sianak
muda itu dan mengirimnya turun kearah dalam pusar.
Setengah perminum teh kemudian pekerjaan telah
selesai, gadis itu pun turun dari atas pembaringan-
"Kedua...."seru Lam-kong Pak.
Belum habis ia berseru kembali seorang gadis telah naik
keatas pembaringan, Lam-kong Pak pun tidak tahu
siapakah dia. tetapi ketika badannya dipeluk segera
terasalah tubuh lawannya padat berisi terutama
payudaranya yang montok dan memantul empuk^
"Aaaah. dia pastilah Yoe Tien" pikir si anak muda itu.
Iapun tempelkan bibirnya keatas bibir lawan, mendadak
sianak muda itu rasakan gadis itu menghantarkan ujung
lidanhya masuk kedalam bibir diikuti suatu cairan yang
wangi dan berbau aneh mengalir masuk kedalam
tenggorokannya.
Seketika itu juga ia rasakan tubuh gadis dalam
pelukannya berubah jadi panas membara, bahkan nampak
agak gemetar.
Lam-kong Pak yang menghadapi kejadian seperri ini jadi
tertegun, pikirnya: "Kenapa keadaan enci Yoe pada hari ini
agak sedikit tidak beres?? apakah ia tak sanggup
memusatkan perhatiannya dan menahan emosi sehingga
terpergaruh oleh napsu birahi ???"
Baru saja ingatan tersebut berkelebat lewat dari
benaknya, tiba2 Lam-kong Pak merasa kan munculnya
segulung hawa panas yang sangat aneh dari dalam Tan
Thian mengalir keseluruh penjuru badan- napsu birahi
segera berkobar memenuhi benaknya dan terasa amat sulit
untuk dikendalikan lagi.
Ia jadi terperanjat. cepat- cepat seluruh perhatiannya
dipusatkan jadi satu dan berusaha keras untuk
memadamkan napsu birahi yang semakin berkobar itu.
Siapa tahu hawa panas yang membakar tubuhnya itu
bukannya berkurang sebaliknya malah semakin bertambah
lipat ganda, seluruh tubuhnya terasa mulai tegang terutama
sekali alat kelaminnya yang terasa aneh sekali. . . .bulu
kuduknya pada bangun berdiri. . . .
Lama kelamaan ia tak kuasa menahan diri, dipeluknya
tubuh lawan yang padat berisi itu se-kencang2nya....napsu
birahi yang berkobar sudah sulit dikendalikan lagi,
pertahanan tubuhnya semakin mengendor dan lemah
sedang kesadaran dan ingatannya makin kabur.
Diam2 mereka sama2 mendengus didalam hati. mereka
tahu kalau seorang diantara mereka sedang bercumbu rayu
dengan Lam-kong Pak diatas ranjang, meskipun dalam hati
merasa tak amat senang hati... tetapi tak seorang pun
diantara mereka yang sudi buka suara lebih dahulu, sebab
mereka takut gengsinya merosot.
Waktu berjalan dengan lambat sekali se-olah2 jalannya
siput yang mendaki gunung, kurang lebih setengah jam
kemudian diatas pembaringan sudah tak kedengaran suara
lagi.
yang tersisa diruangan itu hanya dengusan napas berat
dari Lam-kong Pak yang kehabisan tenaga, dia merasa lelah
sekali.
Akhirnya ketiga orang gadis itu tak bisa menahan sabar
lagi. mereka saling satu sama lainnya, diikuti Cu Li Yap
berseru setelah meraba Pek-li Hiang. "Eeei. kau adalah...."
"Aku addah Hiang-moay, dan kau?"
"Aku adalah Cu Li Yap"
Cu-li Yap segera meraba tubuh Yu Tien, lalu serunya.
"Kalau begitu engkau tentulah enci Yu bukan??"
"Sedikitpun tidak salah, lalu siapakah orang pertama
yang turun tangan lebih dahulu?"
"Kami belum mendapat giliran "jawab Pek-li Hiang
maupUn Cu Li Yap hampir berbareng.
"Belum mendapat giliran?" Yu Tien diam2 tertawa
dingin, pikirnya. "Heeeh heeeh heeeh....rupanya kalian
berdua akan membohongi diriku secara mentah, Huuuh
kalau belum mendapat giliran lalu siapakah yang telah
kekerja lebih dahulu tadi? bukan kamu berdua yang bekerja
lalu siapa lagi?"
Dalam pada itu Cu Li Yap telah bertanya: "Enci Yu.
engkau pasti sudah mendapat giliran bukan??"
"Tidak aku sama sekali belum mendapat giliran" sahut
Yu Tien setengah berteriak. "barusan aku masih mengira
kalian berdua telah menyelesaikan tugas dengan puas"
Dalam hati kedua orang gadis itu pun tertawa dingin
tiada hentinya, pikir mereka didalam hati:
"Huuh... bagaimanapun lagi orang yang usianya lebih
besar sering sekali berlagak sok dan akalnya banyak sekali,
kalau sudah mendapat giliran apa salahnya untuk berterus
terang? buat apa berbohong kepada kami.... sekalipun sudah
bercumbu dan main cinta dengan dirinya juga tak jadi soal
toh, yang penting harus mengaku" Begitulah ketiga orang
itu segera saling menebak dan mencurigai satu sama
lainnya.
Sementara itu Lam-kong Pak yang berbaring diatas
pembaringan telah mendusin tatkala ditemuinya ia berada
dalam keadaan telanjang bulat hatinya jadi terperanjat,
pikirnya:
"Barusan agaknya aku mendapat suatu impian cabul
yang mengerikan sekali.... dalam mimpiku tadi se-akan2
aku sedang bermain cinta dengan seorang gadis,"
Ia segera meraba tubuh bagian bawahnya ketika meraba
suatu lendir yang membasahi seluruh bagian bawahnya, ia
jadi tertegun bukti itu menunjukan kalau ia telah
melakukan hubungan senggama dengan salah seorang
diantara ketiga orang gadis muda itu, tapi ia telah
berhubungan dengan gadis yang mana??
Ia tak ingin berpikir lebih jauh karena kejadian ini bila
tersiar diluaran maka akan mendatangkan ketidak
beruntungan-bagi kedua belah pihak. setelah mengenakan
pakaian teriaknya:
"Enci Yu, adik Yap. adik Hiang"
Ketiga orang gadis itu segera memburu ketepi
pembaringan, tanya mereka dengn cepat: "Siapa sih orang
pertama yang mendapat giliran tadi??"
"Aku tidak tahu"
"Lalu siapakah orang kedua? "tanya Yu Tien.
"Aku tak tahu"
Lam-kong Pak makin kebingungan tapi ia yakin bahwa
barusan dirinya telah melakukan hubungan senggama
dengan salah seorang diantara ketiga orang gadis itu hanya
saja mereka tak ada yang berani mengaku.
Dengan adanya penstiwa itu maka keempat orang itu
sama2 jadi tak senang hati, mereka saling menduga pihak
lain-
"Sekarang mari kita mulai lagi." seru Yu Tien kemudian,
"adik Yap kau maju lebih dulu "
Cu Li Yap sangat tidak ingin, karena dia mengira dua
orang rekannya telah mendahului dirinya, atau dengan
perkataan lain mereka mendapat giliran lebih banyak dari
dirinya, ternyata yang lainpun mempunyai pikiran yang
sama.
Selesai kesemuanya itu, lampu dipasang dan Lam-kong
Pak menatap wajah ketiga orang gadis itu dengan
pandangantajam, pemuda itu berharap dari perubahan
wajah ketiga orang dara tersebut ia berhasil menebak
siapakah diantara mereka yang telah mengadakan
hubungan kelamin dengan dirinya.
Lama sekali dia mengawasi wajah ketiga orang dara ayu
itu, namun tiada suatu tanda pun yang berhasil ditemukan
olehnya, lama kelamaan Lam-kong Pak jadi kewalahan
juga , sambil geleng kepala pikirnya:

"Pandai amat mereka berpura-pura dan berlagak pilon


dihadapanku....sekalipun hubungan telah dilakukan
bersama aku akan tetapi sikap mereka masih tetap tenang-
tenang saja seakan-akan sama sekali tak terjadi sesuatu
apapun....bahkan air muka pun sama sekali tidak berubah
jadi merah..."
Walaupun dalam hati pemuda itu menaruh curiga yang
amat sangat, tetapi tiada bukti yang berhasil didapatnya hal
ini membuat Lam-kong Pak pun tak bisa menentukan
siapakah diantara ketiga orang gadis itu yang sudah
melakukan hubungan dengan dirinya. Yu Tien kah??
atauPek li Hiang?? ataukah mungkin cu Li Yap yang sudah
punya hubungan dengan diriku???
Ia jadi ragu....mungkinkah ia hanya bermimpi saja?? tapi
Cairan seperti lendir yang melekat ditubuh bagian
bawahnya membuktikan kalau ia telah melakukan
hubungan seks dengan seorang gadis...dan bukti itu tak bisa
dibantah lagi.
Setelah putar otak berpikir keras namun tiada hasil
apapun yang berhasil didapat, akhirnya pemuda itu
mendengus dingin dan membatin didalam hati:
"Sungguh tak tahu malu. . . .bukan saja sudah
mengadakan hubungan dengan diriku, bahkan untuk
mengakupun tak mau"
Tentu saja perkataan semaCam itu tak dapat diutarakan
keluar, untuk sementara waktu masalah tadi hanya bisa
disimpan didalam hatinya saja. . . .
- - ooo- -
Tanpa terasa tiga bulan sudah lewat dengan cepat,
selama tiga bulan ini meskipun Lam-kong Pak dan ibunya
sudah beberapa kali mengunjungi markas besar
perkumpulan Liok-mao-pang, tapi mereka tak berani
melakukan bentrokan secara kekerasan karena kepandaian
silat yang dimiliki kakek ombak menggulung masih belum
ada orang yang mampu menandinginya .
Lam-kong Pak masih samar-samar pikirannya terhadap
peristiwa yang telah terjadi tiga bulan berselang, karena
ketiga orang itu sama sekali tidak menunjukan perubahan
apapun.
Suatu hari rombonganpun dibagi menjadi dua bagian
dengan tujuan melakukan pengintaian disekitar gunung Hu-
gou-san, mereka harus menemukan ketiga orang manusia
tembaga itu untuk kemudian bersama sama menyapU rata
perkumpulan bulu hijau.
= =ooooooooo= =

LAM KONG PAK dengan membawa Toa Lek Sin "Si


malaikat bertangan raksasa" Loo Liang Jan serta Hay Thian
Siang cho. sepasang manusia jelek dari Hay Thian
membentuk satu kelompok.
Sedang Soen Han Siang dengan membawa Pe-li Gong.
Siang Hong Tie serta ketiga orang gadis lainnya membentuk
satu kelompok.
Setelah berpisah, Lam-kong Pak dengan membawa anak
buahnya melakukan pengintaian disekitar gunung Hoa
Gouw-san selama dua hari. suatu malam tibalah mereka
didalam sebUah selat yang terpencil, dan dalam selat itu
mereka temUkan adanya asap yang mengepul keangkasa.
"Sudah kalian lihat asap itu??" seru Lam-kong Pak
segera. "Didalam selat ini pasti ada orang yang tinggal
disini."
"siauw-ya bagaimana kalau kita periksa kesitu? perutku
sudah terasa amat lapar" seru Simalaikat bertenaga perkasa
cepat,
Keempat orang itu segera meneruskan perjalanannya
memasuki selat itu dengan melewati sebuah jalan kecil yang
membentang diantara jepitan dinding tebing yang curam
dan terjal sampailah mereka didasar selat, tampaklah
gumpalan asap itu bertembus keluar dari dalam sebuah gua.
Dengan gesit dan sebat keempat orang itu segera
menyebarkan diri bersembunyi dibelakang sebuah batu
besar didepan mulut gua lalu melongok kedalam. terlihatlah
tiga orang manusia tembaga sedang duduk berkerumun
didepan seunggokan kayu yang sedang memanggang
kelinci.
Melihat akan hal itu Lam-kong Pak jadi kegirangan
setengah mati, pikirnya: "Huuuh... ini hari akan kulihat
kalian mau lari kemana??"
Suasana hening untuk beberapa saat lamanya. mendadak
salah seorang manusia tembaga munculkan diri dari balik
gua untuk mengumpulkan kayu bakar.
Tiba-tiba... dari balik tumpukan batu cadas disamping
gua mancul kembali seorang manusia tembaga, begitu
kedua orang manusia tembaga itu saling berhadapan muka,
simanusia tembaga yang berusaha munculkan diri dari
dalam gua itu nampak berdiri tertegun.
Terlihatlah manusia tembaga dibalik batu cadas itu
menggapai kearahnya, namun tak sepatah katapun yang
diucapkan keluar,
Melihat gapaian tangan manusia tembaga itu segera
berjalan menghampiri terdepak dan lenyap dibalik batu
cadas.
"Blaaam..." Terdengar suara benturannya ring
berkumandang datang dari balik batu, rupanya salah
seorang manusia tembaga itu telah roboh keatas tanah.
Lam-kong Pakjadi terpanjat, pikirnya:
"Didalam gua itu hanya ada tiga orang manusia
tembaga, setelah satu keluar dari gua kenapa disana muncul
lagi seorang manusia tembaga?? rupanya barusan ada salah
satu manusia tembaga yang roboh, apa yang sebetulnya
telah terjadi??".
Setelah terjadi suara benturan keras tadi suasana pulih
kembali didalam kesunyian. ketiga orang manusia tembaga
itu sama2 lenyap tak berbekas.
Lam-kong Pak jadi curiga. baru saja ia hendak
melakukan pemeriksaan kebalik batu tersebut, tiba2 dari
dalam gua muncul kembali seorang manusia tembaga.
Terlihatlah manusia tembaga itu memandang sekejap
sekeliling tempat itu lalu berjalan menuju kearah tumpukan
batu cadas.
Mendadak dari tumpukan batu muncul kembali seorang
manusia tembaga yang segera mengapai kearahnya.
Manusia tembaga itu tanpa ragu atausangsi barang
sedikit pun juga segera berjalan menghampiri rekannya itu,
baru saja badannya lenyap dibalik batu cadas itu kembali
terjadi suara benturan keras berkumandang dari situ. . .
.Blaaam se-akan2 ada seseorang yang roboh terjengkang
diatas tanah.
"Aduuh celaka" seru Lam-kong Pak didalam hati, cepat2
ia enjotkan badan dan meluncur kebalik batu cadas tersebut.
Terlihatlah olehnya dua orang manusia tembaga
menggeletak tak berkutik diatas tanah, sedang salah satu
manusia tembaga yang laim berdiri disisi mereka sambil
tertawa dingin tiada hentinya:
"Heeeeh...heeeeh...heeeeeh..,. kalian berani memusuhi
perkumpulan kami...lHmm terpaksa aku harus suruh kalian
tidur satu musiman lagi"
Lam-kong Pak tahu bahwa gelagat tidak
menguntungkan- ia segera membentak keras dan menubruk,
kedepan, dengan kerahkan segenap kekuatan yang
dimilikinya ia melancarkan sebuah serangan dengan jurus
ketujuh dari ilmu sakti Payung sengkala.
Menghadapi datangnya ancaman yang demikian
dahsyatnya itu, simanusia tembaga itu sama sekali tidak
menghindar ataupun berkelit, dengan melancarkan pula
sebuah serangan ia sambut datangnya ancaman itu dengan
keras lawan keras.
"Blaaaaaaaam...." ditengah benturan keras yang
membelah bumi, pasir debu beterbangan memenuhi
angkasa. tubuh kedua orang itu sama-sama tergetar mundur
sejauh tiga langkah kebelakang.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah,
mendadak manusia tembaga itu menyambar tubuh kedua
sosok tubuh manusia tembaga yang lain dan kabur dari situ.
Lam-kong Pak tentu saja tidak akan membiarkan
lawannya merat dengan menggondol dua orang manusia
tembaga itu, ia membentak keras dan melakukan tubrukan
kembali kearah depan.
Sementara itu si malaikat bertenaga raksasa Loo Liang
Jen sekalian sudah mendengar suara terjadinya
pertempuran, mereka segera memburu kesitu dan
menghalangi jalan perginya manusia tembaga itu.
Menjumpai datangnya bala bantuan, si manusia tembaga
itu tertawa dingin, ia tangkap kaki kedua orang manusia
tembaga itu kemudian diayunkan kemuka dengan
menimbulkan desiran angin tajam, tubuh Loo Liang Jen
seketika terancam bahaya.
"Loo tua, cepat mundur " hardik Lam-kong Pak.
Ia menubruk kedepan dengan menggunakan gerakan
tubuh yang lincah hasil pelajaran dari Pek li Gong laksana
kilat badannya menyusup kedepan dan melancarkan tiga
buah serangan berantai.
Tetapi si manusia tembaga itu bukanlah manusia
sembarangan, bukan saja tenaga dalam yang dimilikinya
amat dahsyat bahkan jurus-jurus serangan yang
dipergunakanpun aneh dan maha sakti, ditambah pula
Lam-kong Pak tidak berani menggunakan telapaknya untuk
memukul miring tubuh kedua orang manusia tembaga itu,
maka dalam hal serangan ia sudah menderita kerugian yang
amat besar,
Setelah bergebrak puluhan jurus, Lam-kong Pak telah
didesak mundur sejauh satu tombak lebih.
Rupanya simalaikat bertenaga raksasa Loo Liang Jen
merasa tidak puas dengan kehebatan lawannya, kembali ia
menubruk kedepan dalam hati ia telah mengambil
keputusan, sekalipun badan bakal kena digebuk ia harus
berhasil mencengkeram si-manusia tembaga itu.
"Blaam,.." pantatnya kontan kena dihantam keras2
hingga terasa amat sakit sekali, kepalanya jadi pusing tujuh
keliling dan matanya jadi ber-kunang2, tapi ia cukup
tangguh
sekalipun sudah terhajar namun ia tak gentar, bukannya
mundur dia malah maju kedepan dan mencengkeram
lengan kanan si- manusia tembaga itu.
Kedua orang itu sama2 memiliki tenaga raksasa yang
maha dahsyat, setelah saling membetot keadaan kedua
orang itu tetap berada dalam keadaan seimbang.
Si-Malaikat bertenaga raksasa segera membentak keras,
kedua tangannya mencengkeram tubuh lawan kencang2
kemudian ditarik dengan sekuat tenaga.
"Jangan ditarik" bentak Lam-kong Pak.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah
simanusia tembaga itu merampas kembali manusia tembaga
yang jadi rebutan. kemudian putar badan dan kabur lagi.
"Berhenti"
Baru saja simanusia tembaga itu meluncur sejauh tiga-
lima tombak dari tempat semula. dihadapan mukanya telah
muncul kembali seorang manusia tembaga.
"Lepaskan kedua orang manusia tembaga itu." terdengar
manusia tembaga yang baru saja muncul itu membentak
keras. "maka aku akan memberi sebuah jalan hidup bagimu.
aku tahu siapakah kau?".
"Kau tahu siapakah aku???".
"Hmm pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang."
Lam-kong Pak segera ulapkan tangannya, Loo Liang Jen
serta Hay Thian Siang cho segera mengiakan dan
mengurung kedua orang manusia tembaga itu ditengah
kalangan.
"Sedikitpun tidak salah" terdengar Liok Mao Pangcu
dengan suara keras. "Tetapi... Hmm sekalipun kau berhasil
merampas kembali kedua orang manusia tembaga ini juga
tiada gunanya. mereka sudah terkena ilmu sihir Tong Bin
Toa hoat dari pun-pangcu, dikolong langit dewasa ini
kecuali pun-jien seorang tak ada orang lain yang sanggup
membebaskan mereka"
"Aku tidak akan memperdulikan apakah mereka bisa
dibebaskan atau tidak dari pengaruh ilmu sihirmu itu, yang
penting lepaskan mereka saat ini juga mari kita bertempur
dengan batas sepuluh gebrakan, siapa menang dia boleh
bawa pergi kedua orang manusia tembaga itu."
Liok Mao Pang cu segera melepaskan pakaiannya dan
menaruh tubuh kedua orang manusia tembaga itu keatas
lantai.
"Begitupun baik juga." serunya. "Mari kita tentukan
menang kalah kita dalam sepuluh jurus, lihat serangan-..."
Serangan ilmu telapaknya sepintas lalu mirip sekali
dengan ilmu sakti Payung Sengkala tapi kenyataannya
bukan ilmu ampuh tersebut, menghadapi serangan yang
demikian dahsyatnya itu bukan saja manusia tembaga itu
tidak menghindar bahkan malah menyongsoDg maju
kedepan, ia sambut datangnya serangan itu dengan keras
lawan keras.
"Blaaam..." batu dan pasir beterbangan bagaikan hujan
gerimis. kedua orang itu saling berpisah dan masing2
mundur tiga langkah kebelakang....
Sekali lagi simanusia tembaga itu melancarkan serangan-
ternyata jurus serangan yang dipergunakan adalah ilmu
sakti Payung Sengkala.
Walaupun menggunakan jurus serangan yang sama tapi
didalam penggunaan orang ini ternyata jauh berbeda sekali,
daerah seluas puluhan tombak disekeliling kalangan
pertempuran segera tertutup oleh desiran angin puyuh yang
men-deru2, pasir dan debu kembali berterbangan diangkasa.
Kali ini tubuh Liok Mao pangcu tergetar mundur satu
langkah lebih banyak dari semula.
Mendadak terdengar suara bentakan keras
berkumandang gegap gempita, kawanan iblis yang
tergabung dalam perkumpulan Bulu Hijau sama2
munculkan diri ditempat itu.
Hoe pangcu atau wakil ketua "Ngo Hoa Bak "si daging
lima warna segera memapak diri Lam-kong Pak.
"Hoo Boe Siang" sisetan gantung hitam GouwJit
menandingi Loo Liang Jen sedang Suma Ing serta Lam-hay
coe Khek segera menghadapi Hay Thian Siang cho.
Blaaam.. Blaaam... benturan2 nyaring berkumandang
tiada hentinya memekikkan telinga, walaupun tenaga
lwekang yang dimiliki Liok Maopangcu masih kalah
setengah tingkat dari manusia tembaga itu. tetapi untuk
beberapa saat lamanya ia tidak sampai menderita kalah,
Sedangkan sidaging lima warna setelah saling beradu
tenaga sebanyak tiga kali dengan Lam-kong Pak. meskipun
tubuhnya bergetar mundur sampai sejauh lima enam
langkah. tapi secara mati2an ia bertahan terus dari
posisinya saat ini.
Sedang sisanya yang lain untuk sementara waktupUn
berada dalam keadaan seimbang, mereka sama2 berusaha
bertahan dan mendesak lawannya,
Luas lapangan dikalangan batu cadas itu tidak terlalu
luas, setelah pertempuran berkobar maka kian lama orang2
yang sedang bertempur itu kian menjauhi tempat dimana
kedua orang manusia tembaga itu menggeletak.
Lam-kong Pak merasa hatinya selalu cemas dan gelisah
memikirkan keselamatan kedua orang manusia tembaga itu.
melihat pihak musuhnya terus menerus mendesak dirinya ia
jadi naik pitam. mendadak sambil membentak keras ia
melancarkan kembali sebuah pukulan dahsyat kearah
lawannya dengan jurus ilmu payung sengkala yang disertai
tenaga lweekang sebesar sepuluh bagian.
Blaam... terjadi ledakan keras ditengah udara, dengan
sempoyongan "Ngo-Hoa-bak". atau si Daging lima warna
mundur sejauh lima tombak dari posisinya semula, darah
segar muntah keluar tiada hentinya dari mulutnya,jelas
wakil ketua dari perkumpulan Bulu Hijau ini telah
menderita luka dalam yang amat parah.
Lam-kong Pak tidak menggubris keadaan musuhnya
lagi, dia segera enjotkan badannya meluncur kearah balik
batu dimana kedua orang manusia tembaga tadi
menggeletak.
Tapi dengan cepat sianak muda itu berdiri tertegun
dengan hati kaget, kiranya dua orang manusia tembaga
yang semula masih menggeletak ditempat itu kini sudah
lenyap tak berbekas.
Dalam pada itu si- manusia tembaga sedang bertempur
melawan ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang juga
mulai tidak sabaran lagi, ia membentak keras.,. dari
sakunya mendadak dicabutnya senjata tajam payung
sengkala yang di-idam2kan oleh setiap umat Bu-lim itu.
"Blaaam...." payung tersingkap lebar, cahaya merah yang
amat tajam menyilaukan mata diiringi be-ribu2 bayangan
hitam segera mengurung sekeliling tubuh Liok Mao Pang.
Dengusan berat segera terdengar meluncur keluar dari
mulut Liok Mao Pangcu, dengan sempoyongan ia mundur
tiga langkah kebelakang. jelaS jago lihay ini sudah
menderita luka dalam dadanya.
Setelah berhasil melukai musuhnya, simanusia tembaga
itu pun tidak menggubris lawannya lagi. Ia segera kembali
kebelakang batu dimana kedua orang manusia tembaga
yang lain menggeletak. tapi iapun segera dibikin tertegun
oleh kenyataan yang dihadapinya, sambil bersuit nyaring
tubuhnya segera berkelebat meninggalkan tempat ini.
Mengetabui bahwa mangsanya telah hilang, ketua dari
perkumpulan bulu hijau itupun patah semangat, ia segera
kumpulkan seluruh anak buahnya dan mengundurkan diri
dari situ.
Dalam pada itu Lam-kong Pak telah melakukan
pencarian disekitar tempat kejadian itu, tapi bayangan
tubuh kedua orang manusia tembaga itu masih juga tak
ditemukan. Ia jadi sedih dan murung.
Disamping itu iapun merasa amat benci terhadap diri
ketua dari perkumpulan Bulu Hijau, seandainya pada
malam itu ia tidak munculkan diri ditempat itu sambil
menyaru manusia Tembaga itu untuk diajak bekerja sama
menumpas perkumpulan Liok Mao Pang.
Terdengar "Sin-si-Boh" atau si-catatan mati dan hidup
sedang menggerutu:
"Huuuh... aku lihat pada saat ini semua orang sedang
mengincar senjata Payung sengkala yang maha sakti dan
maha berharga itu, jelas siapa yang berhasil memiliki
payung tersebut dialah yang bakal merajai kolong langit
tanpa tandingan".
"Aaaaaah, belum tentu benar" bantah Hek Sim
Wangwee atau si- Hartawan berhati hitam Cepat.
"Seandainya kita berdua yang mendapatkan senjata
mustika itu, belum tentu kita berdua berhasil menjagoi
dunia kangouw tanpa tandingan"
"Sudahlah, kau tak usah menyangkutkan kita berdua
dalam persoalan ini." teriak catatan mati hidup,
Lam-kong Pak yang berada disamping mereka segera
melerai sambil ujarnya:
"Kalian jangan ribut melulu karena persoalan yang sama
sekali tak berguna. ayoh kita pisahkan diri jadi dua
kelompok untuk melakukan pencarian disekeliling tempat
ini, aku pikir kedua orang manusia tembaga itu pasti bukan
terjatuh ketengah kawanan perkumpulan Liok Mao Pang,
seandainya terjatuh ketengah orang lain pun kemungkinan
besar belum pergi terlalu jauh".
"Mungkinkah kedua orang manusia tembaga itu
melarikan diri sendiri??..." tanya Loo Liang Jen
mengemukakan pendapatnya .
"Tidak mungkin bukankah Liok Mao Pang tadi sudah
berkata bahwa ia telah menggunakan ilmu sihir Tong Bin
Toa Hoatnya^ untuk merobohkan mereka?? itu tak bakal
salah lagi, asal orang terkena ilmu sihir Tong Bin Toa Hoat
berarti keadaannya tidak jauh berbeda dengan orang mati,
kecuali ia yang turun tangan membebaskan sendiri dikolong
langit tiada seorang pun yang sanggup menolong mereka "
"Tempo dulu bukankah Liok Mao Pangea pernah
menyerahkan secarik kertas kepada si perempuan naga
pengasingan?? " seru Loo Liang Jen- "Aku lihat diatas
kertas itu bertuliskan ilmu pemunah pengaruh sihir Tong
Sin Toa- hoat"
"Hmmm masaada urusan yang begitu gampang dan
menguntungkan ?? apa yang ditulis diatas kertas itu adalah
ilmu pemunah pengaruh sihir Tong Bin Toa Hoat yang
palsu. kau anggap ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang
gampang tertipu?? lagi pula pada waktu itu si perempuan
naga pengasingan pun telah menggunakan orang mati
sungguhan untuk menipu dirinya"
Berbicara sampai disitu, Lam-kong Pakpun segera
membawa Loo Liang Jen berangkat menuju kearah Timur.
sadangkan Hay Thian Siang cho berangkatk earah Barat
untuk melakukan pencarian.
Setelah bekerja keras SeDjang sepanjang malaman
suntuk akhirnya sampailah kedua orang itu ditengah sebuah
Celah bukit, tampak sebuah bangunan rumah gubuk keCil
berdiri disitu, Cahaya lampu yang redup memancar keluar
dari balik jendela menyiarkan bayangan manusia yang
berlalu-lalang.
"Loo tua." Lam-kong Pak segera berbisik, "aku masih
ingat, belum lama berselang bukankah kitapun pernah lewat
ditempat ini? aku masih ingat bahwa rumah gubuk itu tiada
penghuninya?".
= =oooooooo= =

"SIAUW-ya, aku sudah tidak ingat lagi," sahut Loo


Liang Jen- "Asal perutku mulai terasa iapar. maka segala
persoalan apapun akujadi lupa sama sekali"
Lam-kong Pak segera tertawa dingin. "Loo tua, seorang
manusia bukan hidup dikolong langit karena makan,
kecuali makan masih ada tujuan yang lebih besar".
"Tapi kalau perutku iapar tenagaku jadi lemas, apalagi
sekarang... addduh....coba kau dengar? kluk... kluk... kluk...
bunyi terus tiada hentinya, tenggorokan seperti muncul
sebuah tangan keCil yang menggapai-gapai".
Mendadak pintu depan rumah gubuk itu terbentang lebar
dan muncul seorang gadis muda. Lam-kong Pak yang
berhasil menyakslkan raut wajah orang itu, hatinya jadi
berdetak keras, kiranya dara itu bukan lain adilah Siauw
Hong dayang kepercayaan dari Liuw Hoei Yan-
"Sungguh aneh," sianak muda itu segera berpikir didalam
hatinya^ "Dua bersaudara she Liuw termasuk dalam urutan
kedua diantara empat keluarga Kaya, rumah mereka megah
dan harta melimpah. mengapa sekarang malah pindah
kerumah gubuk yang reyot dan jelek ditengah pegunungan
yang sunyi ini...??".
"Loo tua, ayoh kita pergi saja" akhirnya Lam-kong Pak
berseru.
Mendadak. pintu rumah gubuk itu kembali terbuka dan
muncul seorang gadis lain, kali ini sianak muda itu merasa
semakin terperanjat, sebab ia kenal gadis ini sebagai Liuw
Hoei Yan sendiri,
Yang membuat ia terkejut bukan hadirnya gadis itu
disitu, sebaliknya adalah terlihat karena perut Liuw Hoei
Yan menggelembung besar se-olah2 seorang gadis yang
sedang bunting lima bulan.
pada waktu itu meskipun Lam-kong Pak berdiri pada
posisi yang bermusuhan dengan gadis itu, tetapi
berhubungan ia pernah menyelamatkan jiwanya satu kali
didalam perkampungan Toa Loo san-cung lagi pula
hubungan mereka cukup akrab. maka pemuda kita segera
tertawa dingin sambil bertanya didalam hati.
"Perut sudah bunting segede itu, entah anak jadah dari
siapa yang dikandungnya itu?"
Sementara itu Liuw Hoei Yan, siauw Hong telah
menyapu sekejap keadaan disekeliling sana kemudian
masuk kedalam ruangan dan tidak lama berjalan keluar
lagi.
Dibawah ketiak masing2 orang mengepit seorang
manusia tembaga, dengan gerakan yang cepat mereka
segera berlalu dari situ.
"Aaah. kiranya kedua orang inilah yang telah mencuri
kedua orang manusia tembaga itu dlkala kami sedang
bertempur." pikir Lam-kong Pak segera dengan hati
terperanjat, "Entah apa maksud tujuan mereka mencuri
manusia2 tembaga itu???"
"Ayoh kejar" ia segera berseru,
Kedua orang itu segera melakukan pengejaran menguntit
dibelakang dua orang gadis tadi, baru saja keluar dari celah
bukit mendadak dari hadapan mereka muncul seseorang
yang segera menghadang jalan perginya, Terdengar orang
itu sambil tertawa terkekeh-kekeh berseru:
"Heeeh...heeeh...heeeh... susah payah kucari kesana
kemari tanpa berhasil. eeei... tahunya sekarang bertemu
dengan begini gampang, ayoh serahkan mereka kepadaku".
Menyaksikan jalan pergi mereka terhadang kedua orang
gadis itu merasa amat terperanjat, kiranya orang yang
sedang menghadang jalan pergi mereka bukan lain adalah
"Toa Pei-liong-In" atau si-Perempuan naga pengasingan coe
Hong Hong.
"cianpwee apa maksudmu menghalangi jalan pergi
kami?? "Liuw Hoei Yan segera menegur.
"Serahkan manusia tembaga itu kepadaku" jawab coe
Hong Hong ketus dan singkat.
"Oooh jadi cianpwee hendak mengandalkan ilmu silatmu
yang tinggi untuk menganiaya dan mempermainkan
boanpwee?? Hmm belum tentu segampang apa yang kau
bayangkan".
"Budak sialan" Coe Hong Hong segera memaki sambil
tertawa dingin, "Loo Nio sudah bersikap teramat sungkan
terhadap kalian berdua lagi pula apa gunanya manusia
tembaga itu bagi kalian??"
Liuw Hoei Yan tak mau kalah, diapun tertawa dingin.
"Lalu cianpwee sendiri. apa gunanya menghendaki
manusia2 tembaga ini??"
coe Hong Hong nampak melengak untuk beberapa saat
lamanya. kemudian dengan suara gusar bentaknya:
"Budak ingusan apakah benar2 kau hendak memaksa
aku untuk turun tangan sendiri???"
"Bilamana cianpwee sudah ambil keputusan untuk
merampas manusia tembaga ini dengan andalkan ilmu silat,
boanpwee pun tiada Cara lain keCuali melakukan
perlawanan bagaimanapun juga kau harus memberikan
alasan yang tepat kepada kami"
"Bagus tahukah kalian siapakah yang berada dibalik
pakaian tembaganya itu??"
"Menurut dugaan siauw-li mereka pastilah Hong-Loei-
Khek sijagoan angin guntur Lam-kong Liuw serta siauw-
Yau-sianseng, si sastrawan yang suka berpelancongan Loe
It Beng dua orang Locianpwe".
"begini saja kalian bukalah pakaian tembaga yang
dikenakan oleh kedua orang manusia tembaga ini.
seandainya mereka bukanlah kedua orang itu maka loo-
soenpun tak sudi merebutnya dari tanganmu".
"Seandainya mereka adalah kedua orang cianpwee itu,
cianpwee hendak merebutnya dengan kekerasan?" sindir
Siauw Hong.
coe Hong Hongjadi naik pitam, segera hardiknya:
"Ditempat ini tiada hak bagimu untuk ikut berbicara tahu,
budak sialan yang tak tahu diri."
Siauw Hong menyengir sinis.
"Menurut apa yang boanpwee ketahui." ujarnya lagi.
"Sijago angin guntur Lam-kong Liuw serta sisastrawan yang
suka berpelancong Loe ItBeng dua orang cianpwee tiada
hubungan apapun dengan dirimu, entah kau.. . ."
"Budak rendah tutup mulut anjingmu yang kotor itu."
tukas coe Hong Hong semakin gusar. "Loo-soen hanya
ingin menanyakan sepatah dua patah kata saja terhadap diri
Lam-kong Liuw, bila kau budak sialan berani mengolok2
Loo-soen lagi, Nanti kubabat dirimu hingga modar....".
"Sekalipun dibalik kain tembaga ini adalah kedua orang
cianpwee yang kau maksudkan. merekapun tak akan
sanggup menjawab pertanyaanmu, lalu apa gunanya ??"
ujar Liuw Hoei Yan pula.
"Aku punya cara untuk membuat mereka bicara, cepat
serahkan kepada Loo-soen agar kuperiksa "
Terpaksa Liuw Hoei Yan meletakkan manusia tembaga
itu keatas tanah dan membiarkan coe Hong Hong untuk
melakukan pemeriksaan-
Dalam pada itu si perempuan naga pengasingan maupun
Lam-kong Pak yang bersembunyi ditempat kegelapan
sama2 merasa tegang dan hatinya bergolak keras, dalam
waktu singkat mereka akan segera mengetahui siapakah
sebetulnya manusia tembaga itu.
Perlahan-lahan Liuw Hoei Yan serta Siauw Hong
melepaskan pakaian tembaga yang dikenakan oleh kedua
orang itu, tapi dengan cepat mereka berseru kaget dan
mundur satu langkah kebelakang sambil menutupi mulut
sendiri.
coe Hong Hong segera mendekati manusia tembaga itu
untuk diperiksa sendiri dengan seksama, tetapi dengan
Cepatnya ia temukan dua sosok mayat yang tak dikenal
terbungkus dibalik pakaian tembaga itu.
Hatinya jadi gusar dianggapnya kedua orang gadis itu
sengaja sedang mempermainkan dirinya.
"Perempuan rendah kau berani membohongi Loo-nlo
???" teriaknya setengah melengking.
"Siapa yang membohongi dirimu??" balas Liuw Hoei
Yan dengan nada gusar pula, "Kami berdua sudah setengah
harian lamanya repot sendiri, siapa tabu akhirnya tertipu
oleh perangkap orang."
"Dari tempat mana kalian berhasil merampas Kedua
orang manusia tembaga ini ??"
"Kami bukan merampas tapi berhasil menemukan
disekitar tempat ini, sebenarnya kami hendak mencari
tempat yang tersembunyi untuk membuka pakaian tembaga
mereka siapa tahu kau sudah keburu datang kemari ".
coe Hong Hong mendengus dingin, tanpa mengucapkan
sepatah katapun ia segera putar badan dan berlalu dari situ.
Dengan termangu-mangu Liuw Hoei Yan serta Siauw
Hong memandang bayangan punggung si perempuan naga
pengasingan lenyap dari pandangan, lama sekali dayang itu
baru berkata:
"Sungguh tak nyana setelah kita bekerja repot setengah
barian lamanya, hasil yang diperolehnya hanya nihil, entah
jenasah siapakah kedua orang ini??"
"Sudah kau lihat belum. Tuh rambut mereka berwarna
hijau, itu tandanya kalau mereka orang perkumpulan Bulu
Hijau, bahkan kematian merekapun belum lama berselang"
Berbicara sampai disitu gadis she- Liuw itu merandek
sejenak dan menghela napas panjang, "Aaaai-.. sebenarnya
aku mengira manusia tembaga itu adalah Lam-kong Liuw
cianpwee tapi sekarang.....apa pun sudah runyam, lagi pula
keadaanku pun sudah berubah jadi begini entah adik Pak
suka mengakui atau tidak??"
"Bocah itu adalah hasil dari bibitnya sekalipun tak mau
mengakui juga tak bisa" sahut Siauw Hong,
Lam-kong Pak yang mendengarkan pembicaraan itu jadi
terperanjat. hatinya jadi sakit seperti terpagut ular berbisa.
segera pikirnya: "oooh. kiranya dialah yang telah. . . .".
"Tetapi bagaimana caranya aku terangkan persoalan ini
kepadanya??" terdengar Liuw Hoei Yan mengeluh.
"Kalau kau tidak berani menceritakan kepadanya biar
akulah yang menemui Lam-kong Pak. bagaimanapun juga
kalian sudah menjadi suami istri. Dan dia berbuat begitu
pun Karena ingin menyempurnakan dirinya"
"Aaai kesempatannya ini adalah gara-garamu yang bikin
urusan. Siapa Suruh kau mencari akal yang begini
memalukan... .aaai akupun tahu bagaimana tabiatnya, ia
pasti akan memandang rendah diriku."
Sekarang Lam-kong Pak telah mengetahui duduknya
perkara, tanpa sadar saking gemasnya sepasang gigi jadi
gemerutukan nyaring, ia tahu kembali Siauw Hong yang
telah mengeluarkan siasat busuk itu. Mungkin mereka
berhasil mendengarkan pembicaraan antara soea Han Siang
dengan Pek-li Gong^ maka sebelum urusan dimulai mereka
telah bersembunyi dulu dibawah ranjang dan dengan
menyaru sebagai coe Li Yap sekalian mengadakan
hubungan Cinta dengan dia.
Sekarang diapun membenci pula diri Liuw Hoei Yan,
dalam anggapannya walaupun tempo dulu kejadian
semacam itu hampir saja terjadi tetapi gadis itu masih dapat
dimaafkan karena Siauw Honglah yang telah memasukkan
obat perangsang tanpa sepengetahuan dirinya. Tetapi kali
ini Liuw Hoei Yan telah ikut berkomplot maka dari itu
dosanya tak bisa dimaapkan lagi.
Sebetulnya dia ingin unjukkan diri untuk memaki kedua
orang gadis itu habis2an-bahkan hendak menghajar pula
Siauw Hong yang berbati licik dan banyak akal cabul.
Tetapi setelah dipikir kembali akhirnya ia batalkan niatnya
itu. sebab ia tahu bila sampai bertemu maka dirinya bakal
jadi repot karena itu lebih baik tidak bertemu, sambil
melihat apa yang bakal mereka katakan kepadanya bila
berjumpa lagi nanti.
Beberapa saat kemudian Liuw Hoei Yan serta Siauw
Hong telah berlalu dari situ, Lam-kong Pak serta Loo Liang
Jen pun munculkan diri dari tempat persembunyian, ketika
mereka periksa kedua sosok mayat itu segera ditemuinya
bahwa mayat itu memang mayat dari anggota perkumpulan
Liok Mao Pang.
Kejadian ini semakin mengherankan hati pemuda kita,
segera pikirnya: "Kedua orang manusia tembaga itu
sebetulnya adalah manusia hidup, bahkan mereka sudah
terkena ilmu sihir Tong Bin Toa- hoat dari Liok Mao
Pangcu kenapa sekarang bisa berubah jadi anggota
perkumpulan Bulu hijau ??.... aaah sudah pasti ada orang
yang menukarnya.".
Tapi siapa yang menukar mereka?? anggota
perkumpulan Liok Mao Pang?? tidak mungkin sebab kalau
ditinjau dari keadaan mayat itu sepantasnya kalau
perbuatan ini dilakukan oleh musuh dari perkumpulan bulu
hijau itu.
Kapankah penggantian itu dilakukan?? Liuw Hoei Yan
mengatakan bahwa ia temukan kedua orang manusia
tembaga itu disekitar sana, hal ini membuktikan bahwa
kedua orang manusia tembaga yang asli telah diculik orang
ketika si manusia tembaga yang ketiga sedang bertempur
melawan ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang, dimana
kemudian orang itu telah membinasakan dua orang anggota
perkumpulan bulu hijau dan menggantikannya.
Lam-kong Pak merasa otaknya jadi tumpul dan kacau
balau, terutama sekali setiap kali teringat akan pembicaraan
antara Liuw Hoei Yan dengan Siauw Hong, hatinya terasa
amat tidak gembira.
Dasarnya ia adalah seorang Koen-cu, walaupun
peristiwa ini terjadi atas dasar Siauw Hong yang bertindak
sebagai sutradara tetapi Lam-kong Pak tak bisa tidak
tersangkut pula dalam hal itu sebab dia adalah pelaku
utamanya. Dalam kekesalannya ia segera mendengus.
Mendadak terdengar perut Loo Liang Jen berbunyi
gemerutukan yang sangat nyaring, suara itu bagaikan
gulungan air bah yang membobol tanggul.
Rupanya Loo Liang Jen sudah salah paham, ia mengira
sianak muda itu mendengus karena perutnya berbunyi
keras. buru-buru ujarnya:
"Sauw ya, kau jangan marah sebetulnya perutku tidak
akan secepat ini menjadi lapar kembali, tetapi barhubung
kemarin hari aku hanya makan sembilan puluh biji bak-pau,
tujuh mangkok mie kuah dimana makanan2 itu banyak
yang tidak pakai minyak babi. maka perutku jadi lapar jauh
lebih cepat dari keadaan sebenarnya...".
Lam-kong Pak ulapkan tangannya memberi tanda agar ia
jangan ribut, terlihatlah dua sosok bayangan manusia
meluncur datang dengan cepatnya dariarah depan.
Tanpa terasa sianak muda itu mendengus dingin. kiranya
mereka berdua adalah Suma ing serta cioe cien cien dua
orang, tampaknya hubungan mereka akrab dan mesra sekali
sebab sepanjang perjalanan mereka selalu bergandengan
tangan-
"Kalau memang ia sudah terjerumus sejauh ini, kenapa
aku musti banyak mencampuri urusan orang??" guman
sianak muda itu. "Loo-toa mari kita berangkat"
"Siauw-ya nona cioe toh mempunyai hubungan cinta
dengan dirimu??? apakah kau tega melihat gadis itu tertipu
oleh manusia laknat??" seru Loo Liang Jen dengan cepat.
"Lagi pula.... lagi pula".
"Lagi pula kenapa??"
"Lagi pula kemungkinan besar disaku mereka membawa
rangsum kering...kan kita bisa nunut".
"Huuh dasar kau memang gentong nasi..." gerutu Lam-
kong Pak.
Tetapi tak urung hatinya tergerak juga oleh perkataan
dari Loo Liang Jen- sebab cioe cien cien adalah gadis
pertama yang menaruh cinta kepadanya, kesan itu sudah
terlalu mendalam tergurat dalam hatinya ia tidak rela
membiarkan gadis itu dirusak dan direnggut kegadisannya
oleh Suma ing.
Dengan cepat kedua orang itu mengintil dari belakang
mereka, terdengarlah Suma ing berkata:
"Adik cien, kalau memang kau sudah bersedia untuk
kawin dengan aku, mengapa kau selalu tolak kehendakku
untuk..:"
"Kenapa musti ter-buru2?? pokoknyakan cepat atau
lambat tubuhku bakal kupersembahkan kepadamu." sahut
cioe cien cieo cepat.
"Hiih-hiih. . .hiih... .betul, cepat atau lambat toh sama
saja apalagi... ." Sambil berkata ia segera mengeluarkan
ilmu cengkeraman Liok-san-eng Jiauwnya untuk mencomot
sepasang payudara dari gadis she cioe itu.
Melihat tingkah lakunya itu cioe cien cien jadi naik
pitam, segera makinya: "Kau ...kau masih mempunyai
martabat sebagai seorang manusia atau tidak....".
Suma ing tertawa seram. "Heeeh-heeeh-heeeh.....aku
tahu dalam hati kecilmu hanya Lam-kong Pak seorang yang
mempunyai martabat tinggi, tapi sayang sekali orang lain
sudah tidak maui dirimu lagi"
Sekilas perasaan dendam dan benci berkelebat diatas
wajah cioe cien caen, segera sambungnya. "Karena itulah
aku baru sudi menikah dengan dirimu"
Lam-kong Pak yang mendengar pembiCaraan tersebut,
dalam hati segera menghela napas panjang, pikirnya. "Siapa
yang berdekatan dengan gincu dia akan jadi merah, siapa
yang berdekatan dengan tinta bak dia akanjadi hitam,
sungguh tak kusangka cioe cien cien dia.....".
Belum habis ingatan tersebut berkelebat didalam
benaknya, terdengar Suma ing berseru tertahan dan roboh
terjengkang keatas tanah.
Sambil meloncat bangun cioe cien cien segera tertawa
dingin dan memaki kalang kabut.
"Kau anggap aku bisa mencintai dirimu? Hmm aku ingin
hanya menggunakan dirimu saja untuk menjengkelkan hati
Lam-kong Pak..,.heeh. . .heeeh....heeeh... sungguh tak
nyana kau sibajingan tengik sama sekali tidak
berperikemanusiaan?"
Walaupun jalan darahnya tertotok. namun Suma ing
masih sanggup untuk berbicara, sepasang biji matanya
segera berputar dan ujarnya. "Adik cien, kau tidak dapat
memahami perasaan hati siauw- heng."
"Sekalipun kulit tubuhmu sudah dibeset. aku masih tetap
akan mengenai tulang tenggorokanmU." maki cioe cien
cien. "kau adalah bajinaan tengik yang paling cabul
dikolong langit dewasa ini.".
"Adik cien, aku hendak memberitahukan satu kabar
kepadamu, setelah mendengar berita itu kau akan perCaya.
Bahkan didalam kenyataan aku hanya merasa kasihan
terhadap dirimu".
"Hmm kau tak usah ngaco-belo lagi, aku tak akan
memperCayai segala perkataanmu lagi." seru gadis itu
sambil tertawa dingin.
"Aku tahu bahwa kau masih ingat dan rindu selalu
terhadap diri Lam-kong Pak, tetapi sedari dulu ia telah
melupakan dirimu sama sekali. kau sudah tak dianggapnya
sama sekali olehnya".
"omong kosong, akulah yang sudah tak mau dirinya lagi,
beberapa hari berselang dia masih...".
"Adik cien, tahukah kau bahwa Liau Hoei Yan sudah
bunting beberapa bulan?".
"Dia bunting apa sangkut pautnya dengan diriku??"
"Tentu saja ada sangkut pautnya, kuberitahukan
kepadamu. jabang bayi yang ia kandung adalah anak Lam-
kong Pak"
sekujur tubuh cioe cien cien bergetar keras setelah
mendengar perkataan itu, walau pun ia benci kepada Lam-
kong Pak karena pemuda itu membinasakan orang tuanya,
tetapi ia percaya bahwa pembunuhan yang menimpa diri
ibunya adalah suatu kecelakaan yang tak disengaja, maka
dari itu walau pun diluaran ia bersikap keras dan ketus
terhadap Lam-kong Pak. tetapi dalam hatinya sudah lemas
dan lunak sebab cintanya terhadap diri sianak muda itu
sudah terlalu dalam.
Sekarang sesudah ia mendengar berita buruk itu. hatinya
segera terasa amat sakit bagaikan diiris-iris, teriaknya:
"omong kosong antara dia dengan Liuw Hoei Yan tak
pernah terikat tali perkawinan, mana mungkin jabang bayi
yang dikandungi adalah anaknya? darimana kau bisa bual
akan persoalan ini??"
"Aku dengar dari mulut dayangnya Siauw Hong oooh...
adik cien, aku takut merasa sedih bagi kemalangan yang
menimpa dirimu. cinta mu terhadapnya begitu dalam
bagaikan lautan sebaliknya dia...heeeh... heeeh....".
Saking gusar dan mendongkolnya sekujur badan coei
cien cien gemetar keras, Lam-kong Pak yang menyaksikan
kejadian itu jadi ikut bersedih hati, sekarang ia baru tahu
bahwa coei cien cien benar2 sangat mencintai dirinya.
Terdengar Suma ing menghela napas dan berkata kembali:
"Dalam kenyataan setelah raut wajah siauw-heng rusak
maCam begini, siauw-heng sudah tak punya muka lagi
untuk menjumpai orang, apa lagi mendampingi adik cien
yang begini Cantik jelita bagaikan bidadari hanya saja
siauw-heng sukar untuk memadamkan rasa cinta ku
terhadapmU. sekalipun kau sudah tak mencintai diriku lagi,
selamanya... sepanjang aku masih bernapas, cinta ku
kepadamu tak akan padam.".
Rupanya hati coei cien cien yang kukuh lama kelamaan
lumar juga setelah mendengar rayuan maut serta
pertanyaan isi hati dari pemuda she Suma ini terdengar ia
tertawa:
"Aaaai..,. andaikata dikolong langit ini tiada seorang
pemuda yang bernama Lam-kong Pak. mungkin aku bisa
mempertimbangkan kembali keputusanku untuk menerima
kau dalam hatiku"
"Adik cien, kalau memang begitu bukankah itu berarti
bahwa harapan siauw-heng sudah punah sama sekali?? lalu
apa senangya melanjutkan hidup dikolong langit dengan
hati merana?? oooh.... adik cien-ku sayang kumohon
kepadamu hadiahkanlah sebuah pukulan keatas tubuhku.
agar aku lebih cepat meninggalkan dunia yang penuh
penderitaan ini"
"Apa gunanya kau mengambil keputusan pendek?? toh
dikolong langit bukan aku seorang yang jadi perempuan" .
"Mengarungi samudra yang terlihat hanya air, mendaki
gunung Wu-san yang terlihat hanya awan, sepanjang
hidupku tak akan kuambil pikiran untuk mencari gadis
kedua"."
cioe cien cien jadi sangat terharu dibuatnya. tanpa sadar
ia tepuk bebas jalan darah Suma Ing yang tertotok.
Merasakan jalan darahnya telah bebas, Suma Ing segera
bangun duduk. katanya: "cien cien, aku akan pergi sebab
selama aku berada disisimu maka aku merasa malu dan
rendah hati, aku ., . aku . . ."
Belum habis ia berkata, laksana sambaran kilat yang
membelah bumi mendadak ia lancarkan serangan dahsyat
yang seketika berhasil menotok beberapa buah jalan darah
ditubuh cioe cien cien.
Gadis itu mengeluh dan segera roboh terjengkang keatas
tanah, dari balik sorot matanya yang jeli terlintas perasaan
kaget dan ketakutan yang tak terkirakan.
Terdengar Suma Ing tertawa seram, lalu mengejek:
"Hmmmm satu-satunya jalan bagi aku orang she Suma
untuk membalas dendam atas sakit hati yang dilimpahkan
Lam-kong Pak kepadaku hanyalah menggunakan cara ini".
Sambil berkata tangannya bekerja cepat melepaskan
pakaian yang dikenakan gadis she- cioe itu.
Melihat tingkah pola Suma Ing yang brutal dan Cabul
timbul napsu membunuh dalam benak Lam-kong Pak, ia
sudah mengambil keputusan untuk tidak berlaku sungkan-
sungkan lagi, sekali bergebrak jiwa orang itu akan dicabut.
Tapi sebelum niatnya dijalankan, mendadak nampaklah
sesosok bayangan manusia melayang turun ditengah
kalangan.
orang itu bukan lain adalah "Lak Giok soat" si Salju
bulan enam Tong Hoei, sejak ibunya diculik oleh Koen
Toen-Sioe sikakek ombak menggulung untuk diperkosa,
walau pun akhirnya berhasil diselamatkan oleh manusia
tembaga. namun ia sangat membenci setiap anggota dari
perkumpulan Liok Mao Pang.
Dalampada itu tatkala Suma Ing menyaksikan orang
yang datang adalah Tong Hoei, ia jadi tenang dan tidak
terlalu memikirkannya didalam hati. malahan sambil
tertawa dingin ejeknya:
"Tong Hoei, cepat- cepatlah pergi mencari ibumu, kalau
terlambat aku takut kalau kau bakal mendapatkan seorang
adik baru".
"Suma Ing?" seru si "Lak Giok Soat" Salju bulan enam
Tong Hoei dengan ketus^ "Meskipun ilmu silat yang aku
miliki cetek dan tidak sanggup menandingi kepandaian
orang. tapi selama napasku masih jalan maka aku tak akan
melepaskan setiap anggota perkumpulan Liok Mao Pang
yang kujumpai, termasuk juga dirimu".
"oohoo... jadi kau sudah kepingin modar?" jengek Suma
Ing sambil tertawa dingin. "Bagus kalau begitu janganlah
kau salahkan diriku kalau bertindak kelewatan kejam, lihat
serangan-..".
Rupanya Tong Hoei sadar bahwa dalam hal ilmu silat
dia masih belum tandingan lawannya, dengan sebat sang
badan mundur lima enam langkah kebelakang, kemudian
sambil membentak keras dari ayunan tangannya,
anggukkan Kepalanya, tekukan pinggangnya serta
tendangan kakinya meluncur keluar lima enam macam
senjata rahasia yang secara cepat bagaikan sambaran kilat
meluncur kemuka
"Huuh kepandaian kucing kaki tiga yang begini jelekpun
akan kau pameran dihadapanku." jengek Suma Ing tertawa
dingin. "Kalau digunakan untuk menghadapi orang lain
mungkin masih mendingan. kalau bagi aku Suma Ing sih
tidak jeri...."
Telapak tangannya segera menyapu keluar secara
menyilang, senjata rahasia yang berhamburan ditengah
udara itu seketika terpental kocar-kacir kemana-mana. tidak
berhenti sampai disitu saja badannya malah merangsek
maju lebih kedepan-
Siapa tahu Toog Hoei sudah bersiap sedia, tiba2 la
pentangkan mulutnya dan menyembur kedepan, lima biji
bola merah yang besarnya bagaikan buah Tho bagaikan
sambaran kilat segera meluncur kedepan-
Suma Ing sama sekali tidak pikirkan datangnva ancaman
itu didalam hati, telapak kirinya segera diayun kedepan
melancarkan serangan sebuah pukulan. sementara tangan
kanannya mencengkeram kearah bahu orang she Tong itu.
Tong Hoei yang cerdik. ia sama sekali tidak berkelit atau
pun menghindar, ujung bajunya dikebaskan kemuka dan
serentetan semburan cairan berwarna hitam dengan cepat
menyemprot ketubuh pemuda itu.
Mimpipun Suma Ing tak pernah menyangka kalau pihak
musuhnya masih menyembunyikan permainan semacam
ini, untuk berkelit sudah tak sempat lagi... "cruuui" sekujur
badandan kepalanya segera tersemprot telak,
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera
berkumandang memeCahkan kesuayian, dari atas wajah
Suma Ing segera mengepul keluar segulung asap berwarna
kuning. bau busuk daging yang meleleh serta nanah yang
amis dengan cepat tersiar diangkasa membuat siapapun
yang mencium jadi muak rasanya.
Sambil menutupi wajahnya Suma Ing kabur dari situ,
jeritan2 kesakitan yang mendirikan bulu roma
berkumandang terus membikin hati orang jadi seram dan
ngeri.
Melihat bayangan punggung lawannya yang menjauh,
Tong Hoei tertawa dingin, iapungut kembali senjata rahasia
dan berkata:
"Semburan air keras Sam Moay-cin-swie^ adalah
merupakan senjata rahasia terganas dari perguruan Tong
kami. Bajingan Cabul itu sudah terlalu banyak melakukan
kejahatan. sudah sepantasnya kalau ia memperoleh
ganjaran yang setimpal."
Selesai berkata. ia bebaskan jalan darah cioe cien cien
yang tertotok dan berkata kembali.
"Antara aku orang she Tong dengan ayahmu masih
mempunyai sedikit ganjalan hati namun setelah ayahmu
meninggal raSanya akupun tak usah mempersoalkan
kejadian itu lagi. Nah sekarang kau telah loloS dari mara
bahaya, bila mau berlalu Silahkan".
"Siauw- li banyak mengucapkan terima kasih atas budi
pertolongan Tong-tayhiap yang telah menyelamatkan
selembar jiwaku"
"Nona tak usah banyak adat, asal lain kali kau bisa
bertindak lebih hati2 lagi jika bertemu dengan bajingan
cabul itu, rasanya itu sudah cukup,..."
Habis berkata tanpa menanti jawaban lagi ia sudah
segera berlalu.
Menyaksikan urusan semua sudah beres, Lam-kong Pak
serta Loo Liang Jen pun slap hendak berlalu dari situ,
mendadak.... terdengarlah suara gemeratuk yang amat
nyaring. berkumandang keluar dari balik perut Loo- Liang
Jen yang sedang lapar.
cioe cien cien segera menoleh kearah sana tegurnya
dengan suara setengah membentak: "Siapa yang
bersembunyi dibalik batu??"
"Aku "sahut Lam-kong Pak sambil meloncat keluar dari
tempat persembunyiannya.
BEGITU mengetahui siapa yang muncul, hati cioe cien
cien jadi bergetar keras. ia tak bisa merasakan
bagaimanakah perasaannya pada waktu itu. hanya tegurnya
kembali dengan suara berat:
"sudah berapa lama kau datang kemari??"
"Kurang lebih setengah jam berselang."
"Jadi apa yang telah terjadi barusan telah kau lihat
semua??"
"Sedikitpun tidak salah".
cioe cien clan kontan mendengus dingin. hatinya yang
sudah bersemi oleh Cinta kini mendingin kembali. ia
mengira Lam-kong Pak telah berpeluk tangan belaka
membiarkan Suma Ing barsikap kurang ajar terhadap
dirinya. Dari keCewa ia jadi gusar. segera bentaknya^
"Lam-kong Pak. tadi Suma Ing mengatakan bahwa kau
telah mempunyai hubungan dengan Liuw Hoei Yan
sehingga mengakibatkan gadis itu hamil, benarkah sudah
terjadi peristiwa ini???".
Mendapat pertanyaan seperti itu. Lam kong Pak jadi
tertegun. dalam keadaan tidak sabar seCara lapat2 ia
memang pernah teringat bahwa ia sudah melakukan
hubungan seks dengan seorang gadis, tetapi ia tak tahu
siapakah gadis tersebut.

Setelah mendengar pembicaraan antara Siauw Hong


dengan Liuw Hoei Yan tadi. ia baru tahu bahwa
kesemuanya ini adalah hasil rencana dari Siauw Hong
Menurut perkiraannya pada malam itu orang pertama
yang berhubungan dengan dia adalah siauw Hong dan
kedua adalah Liau Hoei Yan, tidak aneh kalau coa Lie Yan
bertiga saling mencurigai rekannya.
Menjumpai air muka sianak muda itu beberapa kali
berubah. cioe cian cien merasakan hatinya amat sakit
bagaikan di-sayat2 dengan pisau, segera bentaknya
kembali:"Sungguhkah telah terjadi peristiwa itu?".
"Kemungkinan besar benar."jawab Lam-kong Pak
sejujurnya, sebab ia merasa tak pernah berbohong. "Hanya
saja....."
Dengan penuh kebenCian cioe cien cien meludah keatas
tanah kemudian putar badan dan kabur dari situ.
Memandang bayangan punggungnya yang menjauh dari
pandangan, Lam-kong Pak menghela napas panjang.
"Aaai.. Sulit amat hidup sebagai seorang manusia, aku jadi
tak tahu apa yang musti kulakukan-"
Tidak lama kemudian Hay Thian siang cho tiba disitu
diikuii Soen Han Siang, Pek-li Gong, Siang Hong Tieserta
beberapa orang gadis itu telah datang semua.
Maka merekapun segera berunding untuk menentukan
langkah2 selanjutnya. setelah berunding beberapa waktu
akhirnya diputuskan untuk melakukan penyelidikan
kembali kemarkas perkumpulan Liok Mao Pang, sebab
kemungkinan besar pihak perkumpulan itulah yang telah
mencuri lari kedua orang manusia tembaga itu dan
menggantikan dengan anggota perkumpulannya .
Keesokan harinya berangkatlah para jago itu menuju
kemarkas besar perkumpulan Liok Mao pang, Lam-kong
Pak. Soen Han Siang serta Loo Liang Jen tiga orang
mendapat tugas menyusup kedalam sedang sisany
amenunggu ditempat luaran.
Dengan ilmu meringankan tubuhnya yang sempurna
ketiga orang itu meloncat naik keatas atap. dengan
meminjam rapatnya wuwungan sebagai tempat
persembunyian mereka tiba didalam sebuah ruangan yang
besar.
Penjagaan ditempat itu rupanya amat kendor, baru saja
ketiga orang itu melayang turun kebawah, Soen Han Siang
dengan gerakan yang amat cepat tahu-tahu sudah menotok
jalan darah dari "Pat Pit Loei Kong" si malaikat guntur
berlengan delapan.
Sedangkan Lam-kong Pak pun telah berhasil
merobohkan Thiat Sauw chiu sisapu besi Kim Kioe.
Ketiga orang itu segera menyembunyikan diri baik2 dan
melongok kebawah. tampaklah suasana dalam ruangan itu
terang benderang bermandikan Cahaya lampu, Liok Mao
PangCu duduk disisi Koen Toen Sioe. Sedangkan para jago
lainnya sama sama berdiri dikedua belah sisi. sikap mereka
serius dan tenang.
Terdengar pangCu dari perkumpulan Liok Mao Pang itu
berseru dengan suara lantang: "Persembahkan payung "
begitu ucapan tersebut diutarakan keluar wakil ketua
"Ngo-Hok-Bak" si-daging lima warna serta pelindung
hukum Hoo-Hek coan-cu siraCun tebal mengiakan dan
berjalan keluar dari barisan.
Tidak lama kemudian- dari belakang horden munculah
kedua orang itu sambil menggotong Seorang manusia
tembaga. mereka segera berjalan kehadapan kursi kebesaran
berlapiskan emas yang diduduki "Koen Toen Sioe" dan
meletakkannya disana.
Lam-kong Pak serta Soen Han siang yang menyaksikan
akan hal itu segera merasakan hatinya bergetar keras.
mereka tak tahu siapakah si manusia tembaga itu??
mungkinkah Hong Loei Khek sijagoan angin guntur Lam-
kong Lauw???
Sekarang mereka berdua malahan tidak mengharapkan
kalau simanusia tembaga itu adalah Hong Loei Khek
sijagoan angin guntur.
Terlihatlah ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang
segera berjalan meninggalkan kursi kebesarannya dan
mendekati manusia tembaga itu, pakaiannya ditarik dari
dalam saku dicabutnya keluar sebilah senjata Payung
Sengkala yang panjangnya mencapai empat depa serta
memancarkan Cahaya ke-merah2an.
Sekali lagi Lam-kong Pak berdua merasakan jantungnya
berdebar keras. hampir saja mereka berseru kaget, pikirnya
hampir berbareng:
"Apakah si manusia tembaga yang memiliki senjata
Payung Sengkala itu sudah terjatuh pula ketangan kawanan
perkumpulan Liok Moa Pang ???...."
Dengan sepasang tangannya pangCu dan perkumpulan
Liok Moa Pang itu mengangsurkan senjata mustika tadi
kehadapan kakek ombak menggulung, sikapnya sangat
menghormat dan munduk-munduk.
Koen Toen Sioe mengambil senjata tersebut lalu dibelai
dengan penuh kasih sayang. lagaknya bagaikan seorang ibu
yang sedang membelai anaknya,
Kawanan iblis lainnya pun sama-sama alihkan sinar
matanya kearah benda mustika Bu-lim yang diidam-
idamkan oleh setiap orang itu mata mereka hampir boleh
dikata menatap tanpa berkedip.
Lam-kong Pak segera berbisik kepada soen Han siang
dengan ilmu menyampaikan suaranya:
"ibu kalau dilihat dari senjata mustika itu sudah terjatuh
ketangan pihak Liok Moa Pang, jelas si manusia tembaga
itu pun sudah tertangkap oleh orang-orang perkumpulan
bulu hijau. kita harus berusaha untuk merebutnya kembali."
"Jangan terburu napsu... kita pertimbangkan dulu
persoalan ini secara baik-baik, kau harus sadar bahwa
seorang "Koen Toen Sioe" saja sudah tiada tandingannya
dikolong langit, apalagi setelah payung sengkala terjatuh
ketangannya, bukankah keadaan orang itu bagaikan
harimau yang tumbuh sayap ?? asalkan kita tunjukkan diri
maka untuk mundur kembali dari situ merupakan suatu
pekerjaan yang amat sulit "
"Seandainya si manusia tembaga yang memiliki senjata
payung sengkala itu sudah tertawan oleh mereka, sudah
pasti dua orang manusia tembaga lainnya pun berada
didalam perkumpulan ini, apakah tanpa bertempur kita
harus mengundurkan diri dari sini ???".
"Aku tetap beranggapan bahwa urusan ini agak
mencurigakan hati"
"Mungkinkah senjata Payung Sengkala itu adalah sebuah
benda yang palsu?..."
"Kemuagkinan besar memang palsu."
Dalampada itu "Koen Toen Sioe" sikakek ombak
menggulung sambil mencekal payung sengkala itu telah
bangkit berdiri, dibelainya senjata mustika itu dengan
penuh kasih sayang lalu ujarnya:
"Oooh... sungguh suatu payung yang indah suatu payung
yang bagus sekali"
"Ilmu silat yang dimiliki suhu sudah tiada tandingannya
dikolong langit..." sambung Liok Mao Pang cu, "Setelah
memiliki payung sengkala tersebut kepandaianmu sudah
tanpa tandingan lagi dikolong jagad dewasa ini haaah-
hahahaaah....."
Kedua orang itu saling berkata dan saling menimbrung.
se-olah2 dunia persilatan telah berada dibawah telapak kaki
mereka, lagaknya sungguh jumawa dan tekabur.
Mendadak terdengar sikakek ombak Menggulung
membentak dengan suara berat: "Hey bocah keparat,
apakah kau belum puas melihat senjata ini??"
Alangkah terperanjatnya hati Lam-kong Pak berdua
setelah mendengar teguran itu. sadarlah mereka bahwa
jejaknya sudah diketahui oleh gembong iblis tersebut. dalam
keadaan begini tidak unjukkan diri tak mungkin, maka
terpaksa mereka melayang turun ketengah halaman-
Wakil ketua Ngo Hoa Bak atau si-daging lima warna
dengan cepat maju menyongsong sambil siap turun tangan,
tapi Liok Mao Pang sudah keburu mencegah:
"Kau tak akan mampu menghadapi mereka biarlah pun-
Pangcu sendiri yang akan turun tangan sendiri."
Habis berkata perlahan-lahan ia turuni anaktangga dan
mendekati halaman tersebut, ujarnya, "Seandainya kau
sanggup menerima sepuluh buah serangan dan Pun Pangcu
tanpa menunjukkan gejala kalah. maka Pun Pangcu akan
berbesar hati untuk melepaskan jalan hidup bagi kalian"
Lam-kong Pak jadi tergerak hatinya mendengar
perkataan itu. ia jadi teringat kembali akan perkataan Liok
Mao Pangcu yang menanyakan dirinya apakah suka dengan
coe Lie Yap. apa sebabnya ia mencampuri urusan yang
tiada sangkut paut dengan dirinya itu??? Sedang tenaga
lweekang yang di miliki dirinya pun tidak jauh berbeda
dengan tenaga dalam yang ia miliki, kenapa ia memberi
batas hanya sepuluh jurus saja?? apakah ia sengaja ada
maksud melepaskan diriku untuk pergi??
"Tunggu sebentar" mendadak terdengar sikakek ombak
Menggulung berseru. "Mereka ibu dan anak merupakan
bibit bencana terbesar bagi perkumpulan kita, kali ini tak
bisa kita biarkan mereka untuk meloloskan diri lagi, perduli
menang atau kalah mereka barus kita ringkus"
"Baik"
Liok Mao Pangcu mengiakan, ia segera keluarkan
tongkat penakluk iblisnya yang berwarna keemas-emasan
itu, sedangkan Lam-kong Pak pun meloloskan senjata
tanduk naganya siap menghadapi segala kemungkinan-
Diam2 Lam-kong Pak mengepos tenaganya, ia merasa
setelah makan jinsom kumis naga berusia sepuluh ribu
tahun itu tenaga dalam yang dimilikinya jadi berlipat
ganda, hanya sayang tenaga itu tak bisa melebur jadi satu
dengan tenaga yang sudah berada dalam dirinya, andaikata
bisa bersatu niscaya ia akan ampuh sekali.
Yang dimaksudkan sebagai segulung tenaga lain yang
ada ditubuhnya adalah tenaga hasil dari buah merah serta
tenaga Goan Eng cin Khie, oleh sebab tak dapat bergabung
jadi satu itulah membuat kedua gulung tenaga tadi saling
berseliweran tanpa ujung jantungnya.
Dan kini setelah Lam-kong Pak mengepos tenaganya,
mendadak ia merasa bahwa kedua kelompok tenaga itu
seolah-olah makin lama semakin mendekat untuk melebur
jadi satu, maka dengan Cepat pula ia kerahkan tenaganya
lebih jauh.
Tapi dengan cepat ia mendusin kembali, sadarlah
pemuda itu bahwa menyalurkan tenaga dalam keadaan
begini sangatlah berbahaya, terutama sekali berhadapan
muka dengan musuh tangguh. Terpaksa ia urungkan
maksudnya itu dan berseru dengan suara berat: "Hati
hatilah...."
begitu turun tangan jurus-jurus Serangan yang digunakan
adalah ilmu Sakti dari Payung Sengkala, antara lain terdiri
dari jurus ciong Koei Kay San atau ciong Koei buka
payung, Hwee san Toa Thio atau payung api Mengembang
besar "Ban San Tiauw Thian "atau selaksa payung
menghadap kelangit serta "Loei san Phu ciauw " atau
payung guntur bersinar kilat, sekalipun empat jurus ampuh
meluncur keluar, seketika itu juga seluruh halaman
terkurung ditengah gulungan angin pUyuh yang menderu-
deru. . . .
Ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang ini tahu bahwa
tenaga lwekang yang dimiliki Lam-kong Pak di-hari2
belakang ini memperoleh kemajuan yang sangat pesat. ia
segera mengerahkan delapan bagian tenaga murninya untuk
menyambut datangnya ke-empat buah serangan tersebut.
"Blaaam Blaaam" benturan nyaring yang memekikkan
telinga berkumandang tiada hentinya memenuhi seluruh
angkasa.
Senjata tajam yang dipergunakan kedua orang itu sama2
merupakan beoda mustika dari dunia persilatan,getaran
nyaring dan dengusan keras pun menggema tiada hentinya.
Diam2 Lam-kong Pak salurkan hawa murninya dua
bagian lebih besar, jurus-jurus serangan seperti "San-Kay-
Pat-Hong" atau Payung sakti membelenggu delapan
penjuru, "It San Keng Thian" atau payung tunggal
mengejutkan angkasa serta San Hoen Im Yang atau payung
sakti memisahkan Im dan Yang pun dengan cepat meluncur
keluar....
Getaran demi getaran bentrokan demi bentrokan
berkumandang terus menerus diseluruh angkasa, membuat
bangunan rumah disekeliling tempat itu bergetar dahsyat,
atap beterbangan debu pasir melayang-layang. . . .
"Sreeeet" tiba2 terdengar suara desiran tajam menyambar
lewat, kedua orang itu sama2 meloncat mundur sejauh lima
langkah kebelakang.
Tampaklah pakaian yang dikenakan Liok Mao Pangcu
tahu2 sudah tersambar robek sepanjang satu depa lebih,
kutungan kain tersebut berkibar tertiup angin-
= =000000= =

TENAGA lwekang yang dimiliki Lam-kong Pak


akhirnya berhasil melampaui kelihayan dari Liok Mao
Pangcu, kesempurnaan hawa murninya menang setengah
tingkat dari musuh besarnya itu, Soen Han Siang yang
mengetahui akan hal ini segera mengucurkan air matanya
saking gembira dan terharunya.
Sambil membawa payung sengkala tersebut, perlahan2 si
Kakek ombak Menggulung masuk ketengah kalangan-
ujarnya kepada sang ketua dari perkumpulan Liok Mao
Pang itu
"Kau boleh segera mengundurkan diri dari sini"
Dengan mulut membungkam Liok Mlo Pangcu
mengundurkan diri dari tengah kalangan-Terdengarlah
kakek ombak Menggulung berseru dengan sesumbar^
"Didalam tiga jurus serangan yang akan loobu lancarkan
sebentar lagi nanti. andaikata senjatamu bisa tak kau
gunakan, maka loohu akan menuruti ucapan dari pangcu
tadi dan melepaskan kalian keluar dari sini dalam keadaan
hidup".
Lam-kong Pak tidak menggubris ucapan lawannya,
dengan pandangan tak berkedip ia awasi payung sengkala
tersebut, dahulu ia pernah menggunakannya satu kali,
hanya saja waktu itu tidak terlalu ia perhatikan-
Ia mengerti bahwa harapannya pada malam ini untuk
meninggalkan tempat itu dalam keadaan selamat tidaklah
terlalu besar karena itu ia tak mau menggubris ucapan
orang.
Seseorang apa bila sudah berada dalam keadaan seperti
ini, maka dengan hati yang jelas ia dapat menghadapi
kenyataan yang berada didepan mata, ia merasa bahwa
tenaga lweekang yang dimilikinya amat dahsyat sekali
bahkan dirasakannya dalam serangan terakhir yang
dipergunakan untuk menghadapi ketua dari perkumpulan
bulu hijau tadi, agaknya ia tidak menggunakan seluruh
kekuatan yang dimilikinya.
"Kalau memang begitu. maaf kalau aku harus mulai
dulu" terdengar sianak muda itu berseru.
Dengan senjata tanduk menggantikan payung, ia segera
kerahkan hawa murninya kedalam senjata tersebut.
Terlihatlah cahaya kemerah-merahan memancar keluar
dari ujung senjata tanduk naga itu, begitu dahsyat
keadaannya sehingga nampaknya jauh lebih mengejutkan
dari pada pancaran cahaya merah yang dipantulkan oleh
senjata payung sengkala ditangan sikakek ombak
menggulung.
Agaknya siarak muda ini sudah bersiap sedia
melancarkan serangan dengan jurus kelima dari ilmu
Payung sengkala.
Dari ujung senjata tanduk naga meluncur keluar seberkas
desiran tajam yang menggidikkan hati, angin puyuh
menderu-deru bahkan disertai suara suitan yang membetot
hati.
Yang aneh ternyata sikakek ombak menggulung tidak
menyambut datangnya serangan itu dengan senjata payung
sengkalanya, malahan dengan telapak satu serangan
dipunahkan dengan satu serangan,
Tenaga lwekang yang dimiliki Lam-kong Pak benar2
telah mencapai pada puncaknya laksana gulungan ombak
disungai Tiang-kang desiran tajam meluncur kedepan tiada
hentinya.
Lama kelamaan sikakek ombak menggulung merasakan
juga akan kelihayan lawannya, hawa murni segera
disalurkan kedalam senjata payung sengkala itu dan segera
dibabatkan kearah bawah.
Lam-kong Pak membentak keras, ilmu "coan Eng ceng-
Kie" atau hawa murni bayi sakti yang dimilikinya segera
mengunjukkan kedahsyatannya, dari atas ubun2 meluncur
keluar sekilas cahaya putih dan langsung menyumbut
datangnya serangan payung itu,
Bersamaan waktunya pula senjata tanduk naga diiringi
dengan angin tajam menyapu kearah pergelangan tangan
lawannya.
Dengan sebat sikakek ombak menggulung berkelit satu
langkah kesamping, ia tidak menyambut datangnya kilatan
cahaya putih itu dengan senjatanya, malahan dengan
pandas terkejut bercampur kaget ia tatap wajah lawannya
tanpa berkedip.
Jelas ia merasa jeri dan takut terhadap munculnya
kilatan cahaya putih dari atas ubun2 Lam-kong Pak itu
hingga tak berani menyambutnya dengan kekerasan-
Soen Han Siang yang berada disisi kalangan jadi
sedemikian tegangnya sampai telapak tangannya jadi basah
oleh air keringat, perasaan itu dengan jelas tertera diatas
wajahnya,
Hati Lam-kong Pak jadi tergetar, seandainya payung
sengkala yang berada ditangan lawan benar2 adalah sebuah
senjata mustika Bu-lim, kenapa ia tak berani menyambut
datangnya serangan tanduk naga dengan payung
tersebut????
Kepercayaannya pada diri sendiri ketika itu semakin
berlipat ganda, kembali dia melancarkan serangan dengan
jurus ketujuh dari ilmu payung sengkala, disamping itu
hawa murni yang di milikinya pun disalurkan kedalam
senjata tanduk naga,
Dalam waktu singkat suasana disekeliling tempat itu jadi
gelap gulita, seluruh halaman tercekam dalam deruan angin
puyuh yang maha dahsyat.
Rupanya dalam hatinya Lam-kong Pak sudah
mempunyai perhitungan yang masak. ia mengincar
datangnya senjata payung lawan dan dengan cepat senjata
tanduk naganya diayun kemuka menyongsong
kedatangannya.
"Kraaak..." Lempengan baja berhamburan diudara,
tahu2 senjata payung sengkala yang berada dalam
genggaman si-Kakek ombak Menggulung itu telah patah
jadi dua bagian-
Bersamaan itu pula tubuh mereka berdua sama2 tergetar
mundur tiga langkah kebelakang.
Kejadian tersebut sama sekali berada diluar dugaan
siapapun, mimpipun mereka tak pernah menyangka kalau
senjata mustika Payung Sengkala bisa tergetar pecah jadi
dua bagian.
Tentu saja hanya tiga orang yang mengetahui jelas apa
sebetulnya yang telah terjadi, mereka yaitu Soen Han Siang,
si Kakek ombak mensgglung serta Liok Mao Pangcu, sebab
soen Han Sianglah pertama-tama yang menaruh curiga
bahkan kemungkinan besar payung itu adalah sebuah
payung palsu.
Semua orang yang berada disekitar halaman berdiri kaku
bagaikan patung, mereka dibikin tertegun semua oleh
kejadian yang sedang berlangsung didepan mata hingga tak
seorangpun yang tahu apa yang musti mereka lakukan.,.
"Payung itu adalah payung palsu, Pak-jie mari kita pergi
saja ...." seru Soe Han siang kemudian dengan suara berat.
Baru saja perkataan itu diucapkan keluar, sikakek ombak
menggulung sambil tertawa seram telah menjengek:
"Heeeeh... heeeeeh.^.heeeeh kalian mau pergi kemana??
sambutlah kembali sebuah pukulanku..."
sepasang tangan disilangkan dan segera didorong
kemuka sejajar dengan dada.
"Braaaak...." angin puyuh menyambar-nyambar, atap
dan genting berterbangan diangkasa membuat suasanaamat
kacau dan riuh.
Lam-kong Pak himpun tenaga dalamnya dan
melancarkan serangan dengan jurus ketujuh dari ilmu sakti
Payung Sengkala.
"Blaaaaaam..." ditengah benturan dahsyat Lam-kong Pak
muntah darah segar dan tubuhnya mencelat sejauh satu
rombak lebih tujuh delapan depa.
Sebaliknya sikakek ombak menggulung cuma mundur
tiga langkah lebar kebelakang,
Soan Han Siang tanpa mengucapkan sepatah katapun
hampir pada saat yang betsamaan melontarkan pula satu
serangan dahsyat kearah sikakek ombak menggulung.
Loo Liang-jan segera mengempit tubuh Lam-kong Pak
siap loncat keatas wuwungan rumah untuk kabur dari situ,
tapi sikakek ombak menggulung yang senjata payung
sengkalanya dihajar patah sudah bangkit napsu
membunuhnya, melihat orang mau berlalu ia segera
enjotkan badannya menghadang jalan pergi musuhnya.
"Keparat citik" ia berseru. "Kalau kau sanggup menerima
sebuah pukulanku lagi, aku segera akan memberi hidup
bagimu". Sun Han Siang tertawa dingin.
"Hmmm iblis tua, kau sungguh tak tahu malu..,. ucapan
yang telah kau utarakan tadi masih terhitung atau tidak ??"
"Huuuh... kau anggap aku siorang tua adalah siapa ??
ucapan yang telah kuutarakan tentu saja berlaku ".
"Bukankah tadi kau sudah berkata, bila Lam-kong Pak
sanggup melawan tiga jurus pukulanmu tanpa menderita
kalah, maka kami sekalian diperkenankan keluar dari
tempat ini?? Hmmm dalam tiga jurus gebrakan tersebut,
bukan saja Lam-kong Pak tidak kalah, malah sibaliknya kau
yang sudah kalah... kenapa kau malah halangi jalan pergi
kami??"
"omong kosong. kepandaian sakti yang kumiliki tiada
tandingannya dikolong langit masa aku bisa dikalahkan
oleh seorang bocah cilik yang masih ingusan?? Payung ini
adalah barang palsu, sudah tentu tak bisa menandingi
ketajaman tanduk naga itu."
"Heeeh-heeeh heee... sekalipun begitu, sebagai seorang
jago lihai yang sedang bertempur seharusnya kau lindungi
senjatamu dengan tenaga dalam." teriak Sun Han Siang
sambil tertawa dingin.
"Senjata aku patah jadi beberapa bagian- sekalipun benda
itu palsu tapi menurut keadaan yang umum kau sudah
menderita kalah."
Sikakek ombak menggulung jadi teramat gusar, segenap
tenaga dihimpun dalam telapak kemudian menghajar tubuh
perempuan itu.
Tiba2... ^Ploook^ dari atas atap rumah berkumandang
datang suara bentakan keras: "Tua bangka ombak
menggulung. terimalah sebuah serangan payungku., . ."
Kakek ombak Menggulung terperanjat, ditengah jalan ia
tarik kembali lima bagian hawa murninya lalu berpaling
kebelakang.
Tampaklah seorang manusia tembaga berkelebat lewat
dihadapannya.
Dalampada itu Sun Han siang setelah menyambut
serangan dahsyat itu ia segera menggapai kearah Loo
Liang-jan dan laksana kilat kabur dari situ.
Yang aneh ternyata sikakek ombak menggulung tidak
melakukan pengejaran ia biarkan manusia tembaga itu
kabur dari situ, yang lebih aneh lagi walaupun manusia
tembaga itu mengancam akan menyerang dengan senjata
payung, tetapi ia sama sekali tidak mengeluarkan Payung
Sengkala tersebut.
Sekeluarnya dari markas besar perkumpulan Liok Mao
Pang, mereka bertiga tidak menjumpai jejak Pek-li Gong
sekalian berada disitu, sementara luka dalam yang diderita
Lam-kong Pak amat parah, ia harus segera mendapat
pengobatan.
Dengan cepat ketiga orang itu melakukan perjalanan
sejauh puluhan li, akhirnya mereka temukan sebuah gua
yang tersembunyi letaknya, Sun Han Siang memberi sebutir
pil buah kepada putranya lalu kerahkan pula hawa
murninya untuk membantu sianak muda itu
menyembuhkan luka dalamnya, sedang Loo Liang-jan tetap
berada dimulut gua melakukan perlindungan.
Kurang lebih setengah jam kemudian penyembuhan itu
telah selesai maka Sun Han Siang pun lantas berkata:
"Pak-jie, cobaaturlah dulu pernapasanmu beberapa saat,
aku hendak pergi mencari Pek-li Gong sekalian- aku rasa
seandainya mereka bukan menjumpai musuh yang amat
tangguh tidak nanti meninggalkan tempat itu tanpa pamit".
"ibu aku sudah sembuh." jawab Lam-kong Pak. "Mari
kita pergi bersama-sama"
"Luka dalam yang engkau derita tak akan sembuh
didalam setengah jam yang amat singkat, sekarang luka itu
hanya tertutup saja untuk sementara waktu, kau harus
bersemedi dahulu untuk menyembuhkan betul2 luka tadi.
Pak-jie dengarkanlah perkataan ibumu.jaga badanmu baik2
Nah aku pergi dulu..." setiba dimulut gua, kepada Loo
Liang-jen pesannya:
"Loo Liang-jen. Pak-jie sedang bersemedi mengatur
pernapasan, kau harus baik2 melindungi dirinya"
"Majikan tak usah pesan lagi, aku pun sudah tahu
tentang hal ini. kau tak usah kuatir...." Sahut Loo Liang-
Jen.
Sepeninggalnya Sun Han Siang, sianak muda itu pun
pusatkan pikiran untuk bersemedhi, sedang Loo Liang-jan
yang berada dimulut gua mengomel panjang lebar:
"Huuuh... aku sungguh amat bodoh, kenapa sewaktu
berada dimarkas besar perkumpulan Liok-Mao Pang tadi
cuma mencuri seratus dua puluh lembar kue serabi... mana
cukup kue sesedikit itu untuk menggajal perutku yang
gede,..."
Dia ambil keluar kueh serabi itu. lima belas lembar
ditumpuk jadi satu lalu ditekuk jadi bentuk bulan sabit dan
dimasukkan semua kedalam mulutnya.
Tidak sampai tiga lima suap. seratus dua puluh lembar
kueh serabi tadi sudah berpindah tempat semua disikat
habis oleh Loo Liang-jan dalam pada itu Lam-kong Pak
pun telah menyelesaikan semedhinya. Sianak muda itu
segera meloncat bangun dan berseru:
"Loo tua, aku ingin melakukan pencarian disekitar
tempat ini, kautetaplah berada disini menunggu ibuku,
katakanlah kepada beliau bahwa didalam satu jam aku pasti
kembali kesini"
"Aku mengerti sauw-ya seandainya disekitar situ ada
makanan yang enak tolong bawalah pulang untukku".
"Hmm apakah seratus dua puluh biji kueh serabi tadi
masih belum cukup untuk mengganjal perutmU? "
"ooohh. . .sauw-ya ku yang baik." rengek Loo Liang-jan
dengan wajah yang patut dikasihani. "Kau musti tahu kueh
serabi tadi kecil dan tipis sekali, sekalipun ada tiga ratus biji
disinipun belum tentu bisa mengenyangkan
perutku....oooh... selama beberapa hari ini perutku selalu
merana menantikan datangnya bantuan...."
Lam-kong Pak mendengus dingin, ia tidak gubris ocehan
orang itu lagi dan segera keluar dari dalam gua, pikirnya:
"ibu berangkat kearah timur, biarlah aku pergi kearah
barat sekalian mencari jejak ketiga orang manusia tembaga
itu. mungkin saja diluar dugaan aku bisa bertemu dengan
mereka".
Setelah melakukan perjalanan sejauh tiga lima puluh li
dan melewati dua buah bukit masuklah dia disebuah celah
bukit. Tampak dibalik semak belukar yang lebat dua sosok
bayangan manusia sedang bergebrak dan saling menyerang
dengan gencarnya.
Ketika ia lebih mendekati tempat kejadian itu segera
dikenalinya dua orang yang sedang bertempur itu bukan
lain adalah "Lak Giok Soat" si Salju bulan keenam Tong
Hoei serta Suma Ing.
Sejak wajahnya tersembur air keras "Sam Hoei cin Swie"
milik Tong Hoei tempo dulu, wajah Suma Ing yang
sebetulnya sudah jelek dan menyeramkan itu kini kelih atan
semakin mengerikan sekali, tonjolan daging busuk sebesar
buah delima penuh bergelantungan diatas kepala dan
wajahnya, bibir mulut yang tipis sekarang jadi tebal dan
membalik keatas hingga sebaris giginya naik menonjol
keluar.
Dalampada itu posisi Tong Hoei berada dibawah angin
ia keteter hebat dan tak sanggup mempertahankan diri, tapi
Suma Ing sendiripun tak berani mendesak terlalu dekat
sebab ia masih jeri terhadap kelihayan senjata rahasianya.
"Tong Hoei " terdengar Suma Ing berteriak keras.
"Bukannya aku orang she Suma mengibul atau omong
sombong kau sudah bukan tandinganku lagi, seandainya
kau mau menyanggupi sebuah syaratku maka untuk
sementara waktu aku bisa melepaskan dirimu pergi dari sini
dalam keadaan hidup "
Rupanya Tong Hoei sendiripun menyadari bahwa tenaga
lweekang yang dimiliki pihak lawan jauh lebih lihay dari
pada dirinya. setelah pihak musuh menderita kerugian besar
tempo dalu senjata rahasia yang dilancarkan saat ini sudah
tak mampu untuk melukai dirinya lagi.
Maka mendengar seruan tersebut ia segera bertanya:
"Apa syaratmu itu?? coba katakanlah keluar "
"Asal kau serahkan air keras Sam Hoei ceng Swie itu
kepadaku, maka aku akan melepaskan dirimu berlalu dari
sini dalam keadaan selamat "
"Heeeh...heeeh...heeee,.. apa gunanya benda itu
bagimu?" jengek Tong Hoei sambil tertawa dingin.
"Kau harus tahu bahwa air keras beracun itu tiada
tandingannya dikolong langit, aku sendiripun tak berani
menggunakan seCara sembarangan apa lagi serahkan
kepada dirimu?? Hmm jangan bermimpi disiang hari
belong."
"Lalu mengapa kau hadapi diriku dengan menggunakan
air racun itu??" bentak Suma Ing.
Kembali Tong Hoei tertawa dingin.
"Heeeeb...heeeh...heeeh...sekalipun air beracun itu tak beleh
digunakan secara sembarangan tetapi lain halnya kalau
orang yang dihadapi itu adalah seorang manusia yang
kebejatan moralnya sudah tak tertolong lagi."
"Suma Ing kau adalah seorang manusia laknat yang
berhati kejam bagaikan binatang... ..manusia macam kau
sudah tak tertolong lagi...."
"Bangsat sebetulnya kau suka menyerahkan air itu
kepadaku atau tidak...???" hardik Suma Ing lagi.
"Kalau aku serahkan air racun ini kepadamu, maka aku
pasti akan mencelakai orang dimana-mana, bukankah aku
orarg she Tong akan berubah jadi...."
Laksana kilat tubuh Suma Ing secara tiba2 mendesak
maju kedepan dan mencengkeram urat nadi Tong Hoei.
Si Salju bulan keenam jadi terkesiap. buru-buru ia
meloncat mundur kebelakang. bersama itu pula kepalanya
meng-angguk2 pinggangnya mengegol, tangannya
menggapai kakinya menjejak. Ber-puluh2 macam senjata
rahasia beracun serentak meluncur kedepan menghajar
tubuh manusia itu.
Sejak tadi Suma Ing sudah melakukan persiapan,
sepasang tangannya segera disilangkan didepan dada dan
melancarkan satu pukulan dengan jurus ketiga dari ilmu
sakti payung sengkala, angin puyuh menderu-deru menyapu
seluruh jagad, bukan saja semua ancaman senjata rahasia
itu mencelat tak berbekas bahkan tubuh Tong Hoei
sendiripun tergetar mundur sejauh lima langkah lebih dari
tempat semula.
Laksana kilat Suma Ing merangsek kedepan, dengan
suatu gerakan yang sukar dilukiskan dengan kata2 ia
sambar pinggang lawannya.
Tong Hoei terkesiap dan berusaha keras untuk
melindungi diri dari ancaman, sekali lagi badannya
meloncat mundur kebelakang,
"Beeet..." tiba2 pakaiannya tersambar robek, dan tahu2
dalam genggaman Suma Ing telah bertambah dengan
sebuah botol porselen kecil.
Lam-kong Pak yang menyaksikan kejadian itu jadi amat
terperanjat. ia tahu andaikata air keras beracun Sam Hoei
ceng Swie itu sampai terjatuh ketangannya, maka jiwa
manusia didalam jagad akan terancam mara bahaya. Ia
segera membentak keras dan meluncur ketengah kalangan.
Sementara itu Suma Ing sedang mempersiapkan satu
serangan mematikan untuk menghabisi jiwa Tong Hoei,
ketika seCara mendadak ia jumpai kehadiran Lam-kong
Pak disitu, ia jadi ketakutan dan segera urungkan niat
tersebut, badannya buru2 diputar dan kabur dari situ.
"ooooh... kiranya Lam-kong sauwhiap yang telah
datang." seru Tong Hoei dengan tersipu-sipu. "Seandainya
sauwhiap tidak muncul tepat pada waktunya mungkin aku
orang she Tong sudah termakan oleh serangannya yang
mematikan- Air keras beracun Sam Hoei ceng Swie sudah
dirampas olehnya. ia pasti akan gunakan benda itu untuk
meracuni dunia...Aaaai... akulah yang membuat gara2
sehingga terjadinya peristiwa ini...."
"Tong-heng tak usah terlalu bersedih hati" hibur Lam-
kong Pak, "meskipun air raCun itu sangat lihay, tetapi asal
kita hadapi seCara hati-hati rasanya masih bisa dihindari.
cuma...entah apa maksudnya merampas air beracun itu??"
"Keg unaan air beracun yang paling terutama adalah
merusak wajah asal tertetes sedikit saja maka seluruh
wajahnya akan hancur berantakan, Suma Ing adalah contoh
yang paling jelas, aku orang she Tong hanya meneteskan
separuh botol kecil saja, ia sudah berubah jadi begitu
mengerikan"
Mendengar penjelasan ini Lam-kong Pakjadi terkesisp.
pikirnya:
"Jangan-jangan ia hendak membalas dendam terhadap
diriku. dan ia hendak menggunakan air beracun itu untuk
merusak wajah Ketiga orang gadis itu???"
Berpikir sampai disini ia lantas bertanya^ "Tong-heng,
apakah kau memiliki obat air yang anti air keras itu??"
"Ada ada kalau sauwhiap membutuhkan aku orang she
Tong akan menghadiahkan sebetol untukmu" Sambil
berkata ia segera merogoh kedalam sakunya dan ambil
keluar sebuah betol kecil, ujarnya lagi. "Air obat didalam
botol ini adalah khusus digunakan untuk memunahkan
daya kerja air keras Sam Hoei ceng Swie tersebut tapi obat
ini harus digosokkan dulu diatas wajah sebelum digunakan"
,
"Terima kasih Tong-heng Siauwte rasa mungkin ia bisa
turun tangan terhadap beberapa orang gadis, maka aku mau
tak mau harus mempersiapkan diri terlebih dahulu".
"sauwhiap. bila obat itu telah habis kau gunakan,
katakanlah kepada siauwte, setiap saat aku buatkan sebetol
obat air lagi untukmu" .
Lam-kong pak pun segera berpamitan dengan Tong Hoei
dan berlalu dari situ, tidak jauh ia melanjutkan perjalanan
nampaklah dari tempat Kejauhan siperempuan naga
pengasingan coe Hong Hong sedang bergerak datang
dengan Cepatnya. bahkan dibelakang tubuh perempuan itu
seCara lapat2 kelihatan ada seseorang sedang
menguntilnya.
Lam-kong Pak dengan cepat menyembunyikan diri disisi
jalan- terlihatlah gerakan tubuh orang yang ada dibelakang
itu makin lama semakin cepat. dalam sekejap mata ia sudah
berhasil menyusul perempuan itu.
coe Hong Hong mendengar suara langkah dibelakang
tubuhnya segera berpaling. tiba2 dengan hati terkejut
bentaknya^
"Bajingan anjing apakah kau disuruh si kakek ombak
menggulung untuk menangkap aku??".
Kiranya orang yang menguntit dibelakang siperempuan
naga pangasingan ini bukan lain adalah ketua dari
perkumpulan Liok Mao Pang, padasaat itu wajahnya masih
tertutup oleh rambutnya yang berwarna hijau sehingga tak
dapat dilihat raut wajah yang sebenarnya.
"Heeeh.-.heeeh.. heeeh... anjing menggigit majikan. kau
benar2 tak dapat menghargai kebaikan hati orang lain-" seru
ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang itu sambil tertawa
dingin- "Disebabkan karena persoalan itu, aku telah
berulang kali mohon kepada Suhuku untuk melepaskan
dirimu, mengertikah kau???"
"Kenapa kau tidak unjukkan ujudmu yang
sebenarnya???" bentak coe Hong Hong.
"Sekarang waktunya belum tiba, sampai saatnya tentu
saja aku akan menemui orang dengan wajahku yang
sebenarnya.".
"Kau hendak menanti sampai kapan??".
"Aku harus menunggu sampai ketiga orang manusia
tembaga itu tertangkap semua kemudian membiarkan lelaki
penghianat perempuan Cabul saling berjumpa muka".
coe Hong Hong tidak tahan mendengar ucapan itu, ia
membentak keras dan segera melancarkan serangan jurus
ketujuh dari ilmu sakti Payung Sengkala,
Angin pukulan men-deru2, rumput dan pasir terCabut
dari tanah dan melayang memenuhi angkasa...
Ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang itu juga tidak
lemah. menghadapi datangnya ancaman dahsyat itu ia
segera maju ke depan dan menyambutnya dengan keras
lawan keras.
"Blaaam. ." ditengah ledakan dahsyat, tubuh coe Hong
Hong mencelat sejauh satu tombak lebih dari tempat
semula. menggunakan kesempatan itu ia segera putar badan
dan kabur.
Ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang itu segera
tertawa dingin. sumpahnya: "Suatu hari aku pasti berhasil
membunuh kau siperempuan lonte yang Cabul dan tak tahu
malu" . Habis berkata dengan penuh kebencian ia berlalu
dari situ.
Lam-kong Pak yang bersembunyi disana dan sempat
mengikuti pembicaraan tersebut diam2 jadi bingung dan tak
habis mengerti sebab kalau ditinjau dari nada ucapan ketua
dari perkumpulan Liok Mao Pang itu rupanya ia
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan coe Hong
Hong, lalu siapakah yang dimaksudkan suami pengkhianat
dan isteri cabul oleh ketua dari perkumpulan Liok Mao
Pang itu???
Tiba2 ia dengan suara tertawa terkekeh-kekeh yang genit
dan tengik berkumandang datang memecahkan kesunyian,
Lam-kong Pak segera kenali suara tertawa itu sebagai suara
dari sijanda kawin tujuh kali Poei Koen, segera pikirnya:
"Keaapa siperempuan janda sialan ini berada disekitar
sini??? kalau begitu mungkin saja disekeliling tempat ini
masih ada para anggota dari perkumpulan Liok Mao
Pang...."
Perlahan-lahan ia memasuki hutan belantara
dihadapannya, sedikitpun tidak salah disana ia temui
seorang perempuan bermulut lebar berbibir tebal, memakai
celana warna merah dengan tepi warna hijau dan memakai
pupur yang tebal sekali, dia bukan lain adalah sijanda kawin
tujuh kali Poei Koen.
Dihadapannya berdiri seseorang yang bukan lain adalah
Swie Sang-Piauw atau simelayang diatas air Ma Tie.
"Poei Koen" terdengar Ma Tie mengoceh. "Kita berdua
benar-benar sepasang jodoh yang ideal, inilah yang
dinamakan si katak buduk mendapat anjing...."
Poei Koen putar sepasang biji matanya dan mengeriing
sekejap kearah Ma Tie lalu omelnya:
"Huuh sekalipun semua lelaki yang ada dikolong langit
sudah modar semua, aku juga tak sudi kawin dengan
dirimu."
"Kenapa????".
"Huh selama hidupmu kau paling suka royal da
npelesiran. menyengat sana mengantup sini bikin semua
perempuan jadi bunting dan cacingan, sedikit tabunganpun
tidak punya IHmm... itulah yang dinamakan tidak takut
dibakar api langit, hanya takut tersandung batu. pakaian
satu2nya yang dimiliki pun sudah dikenakan dibadan- kalau
aku sampai kawin dengan dirimu bukankah aku bakal mati
kelaparan???".
"Aku sih bukan sungguh2 mau kawin dengan dirimu,
kita... hiiih-hiiih... mari kita indehoy dan main naik
kuda2an, soal harga terserah deh padamu... pokoknya
beres...."
Poei Koen bertambah genit, ia segera pasang aksi dan
goyang2 pinggang jual lagak. Jangan dilihat usianya sudah
melampaui empat kepala ternyata kegenitan dia tidak kalah
dengan perempuan muda.
Ma Tie jadi kesemsem dan semakin terangsang, matanya
terbelalak lebar sementara air liurnya menetes keluar dan
tiada hentinya.
"Memandang diatas uang perak milikmu. belehlah kita
bermain satu babak... ingat? cuma satu kali hajat saja
lhoo..." seru Poei Koen, kemudian sambil menunjuk tiga
jarinya ia menambahkaa. "Soal biaya untuk bermain satu
babak... Hiii...Hiii... tidak mahal, cuma segini saja, murah
toh??" Ma Tie jadi kegirangan.
"Hoooreeee tiga tahil perak untuk bermain satu babak. .
.adduuuh.."
Dengan sempoyongan Ma Tie mundur tiga langkah
kebelakang. bentaknya^ "Hmm, kau jangan salahkan aku
kalau bertindak kejam terhadap dirimu."
Sambil berkata ia rentangkan senjata garpunya dan
secepat kilat melepaskan tujuh delapan jurus serangan
berantai yang segera memaksa Poei Koen terdesak mundur
lima langkah kebelakang.
Sijanda kawin tujuh kali tak mau unjukkan
kelemahannya, kesepuluh jari tangannya segera
direntangkan- Sreeet Sreeet sreeet ditengah desiran tajam
sepuluh biji Kuku "Liok Eng Ka" telah melancur kedepan
bagaikan sambaran anak panah.
Ma Tie tak berani menghadapi langsung berhadapan
muka, dengan senjata garpunya ia pukul mencelat lima
enam biji kuku tersebut sementara tubuhnya meloncat
mundur tiga langkah kebelakang.
Siapa tahu Poei Koen juga bukan manusia yang
gampang dianiaya, rupanya ia sudah menduga kalau
musuhnya pasti akan mundur kebelakang. tubuhnya
bagaikan bayangan segera mengejar kedepan dan segera
melepaskan tiga belas buah sapuan maut.
Ma Tie jadi kepepet dan kelabakan setengah mati, ia
menjerit kesakitan dan tahu2 sebiji kuku "Liok Eng Ka"
telah bersarang di atas dada kirinya.
Merasakan dirinya terluka Ma Tie jadi gusar, ia maju
sambil mengirim satu serangan balasan-..
"craaaat" Poei Koen menjerit kesakitan dada luarnya
tertusuk pula oleh senjata garpu lawan hingga darah segar
segera meluncur keluar dengan derasnya.
Ma Tie segera mundur kebelakang dan cabul keluar kuku
Liok Eng Ka tadi, ketika dilihatnya diujung kuku itu
mengandung racun ia tak berani berdiam lebih lama lagi
disitu, badannya segera berputar dan kabur dari situ.
Setelah musuhnya berlalu Poei Koen duduk diatas batu
dengan napas tersengkal-sengkal bagaikan kerbau, dua
tulang kiri dadanya terhajar patah membuat keadaannya
jadi amat payah.
Lam-kong Pak mendengus dingin, sementara ia hendak
berlalu dari situ mendadak tampaklah sesosok bayangan
manusia melayang datang, begitu melihat siapakah orang
itu, pemuda Lam-kong ini jadi terkejut, sebab orang itu
bukan lain adalah Suma ing.
Ketika dilihatnya Poei Koen sedang terluka, Suma ing
segera maju menghampirinya sambil berkata:
"Poei Koen sekarang kau sedang menderita luka parah,
kalau aku ingin membunuh dirimu maka pekerjaan ini bisa
aku lakukan dengan sangat gampang sekali bagaikan
membalik telapak sendiri ".
"Akupun merupakan anggota perkumpulan Liok Mao
Pang, apakah kau berani membunuh aku?" seru sijanda
kawin tujah kali.
"Hmmm sekalipun kau sudah menggabungkan diri
menjadi anggota perkumpulan Liok Mao Pang tapi kau
sama sekali tidak punya kedudukan. Sedangkan aku adalah
seorang pelindung hukum, setelah kubunuh dirimu maka
aku bisa mencari alasan saja untuk mempertanggung
jawabkan peristiwa ini....lagi pula kalau kubunuh dirimu
pada saat ini, maka tak seorang manusia pun yang
mengetahui perbuatanku ini"
Sijanda kawin tujuh kali menyadari bahwa dirinya bukan
tandingan, maka dia lantas mengalah dan berseru:
"Kau hendak memerintahkan aku untuk berbuat apa??
cepat katakan, tak usah belok-belok memutar balikkan
urusan lagi ".
"Sebentar lagi bakal ada beberapa orang gadis akan lewat
disini, kau harus berteriak-teriak minta tolong. bila mereka
mendekati dirimu maka totoklah jalan darah mereka hingga
orang-orang itu menggeletak tak berkutik asal tugas ini kau
laksanakan secara baik aku segera akan melepaskan
dirimu."
"oooh...cuma urusan sekecil ini saja? gampang, aku
segera akan melakukannva untukmu"
Suma Ing pun segera berkelebat dan menyembunyikan
diri dibelakang sebuah batu besar, Sedanpkan Poei Keen
sijanda kawin tujuh kali mulai berteriak keras minta tolong,
suaranya mengalun sampai beberapa li jauhnya.
Lam-kong Pak yang menyaksikan kejadian itu segera
menghela napas panjang untuk menghindari ibunya jadi
susah dan sedih beberapa kali ia sudah lepaskan Suma Ing
dalam keadaan hidup, ia kuatir diejek orang sebagai
pembunuh saudara sendiri, tak nyana kejahatan yang
dilakukan pemuda itu sudah kelewat batas hingga tak
tertolong lagi.
Tidak lama kemudian dari tempat kejauhan benar-benar
muncul beberapa orang. orang pertama adalah Pek-li Gong
serta Siang Hong Tie, sedang dibelakang mereka mengikuti
coe Lie Yap. Yoe Tien serta Pek-li Hiang.
Ketika Pek-li Gong melihat Poei Koen berbaring disitu
dengan dada berpelepotan darah. ia segera tertawa dan
menegur:
"Perempuan tua rupanya napsu jahatmu masih belum
hilang juga hingga dipukul orang sampai terluka ??".
"ooh. pencuri tua" rintih Poei Koen dengan nada
kesakitan, "Cepatlah datang menolong diriku."
Pek-li Gong maju menghampiri dan slap ulapkan
tangannya. tiba2 sijanda kawin tujuh kali berseru kembali:
"Walaupun aku sudah berusia melebihi empat puluh
tahun, tapi bagaimanapun juga aku tetap seorang
perempuan antara laki dan perempuan ada batasnya, kau
musti tahu bukan akan tata kesopanan ini".
"Hiiih. .hiii. .hiiih... perempuan rongsokan, rupanya kau
masih ingat juga akan tata kesopanan segala??? Huuh apa
itu tidak keliru ..." jengek Pek-li Gong sambil tertawa
Cekikikan.
"oooh. pencuri sakti, kau musti tahu bahwa nasibku
amat buruk dan selalu dalam keadaan sengsara. sejak tujuh
orang suamiku modar semua hingga detik ini aku selalu
menjaga kesucianku secara baik-baik, belum pernah timbul
pikiran menyeleweng dalam benakku, dan lagi celana
dalamkupun, belum pernah terbuka bagi orang lain-"
Siang Hong Tie serta Pek-li Gong yang mendengar
ocehan orang itu tak bisa menahan gelinya lagi, mereka
tertawa terbahak-bahak.
"Haaaah-haaaah-haaaah bagus sekali, tak nyana siluman
tua ini bisa bicara serius dan genah pada hari ini" .
"Hiang-jie " si pencuri tua itu segera berseru. "coba
bubuhilah obat diatas lukanya."
"Tunggu sebentar" mendadak Lam-kong Pak berseru dan
meloncat keluar dari tempat persembunyiannya. "Harap
kalian menyingkir ke belakang"
"Hey kau mau apa???" tegur Pek-li Gong terCengang.
Lam-kong Pak tidak menjawab kembali ia berteriak
keras: "suma Ing. ayoh menggelinding keluar dari tempat
persembunyian ini"
Iaulangi teriakan itu sampai tiga kali namun tiada
jawaban, sianak muda itu segera berkelebat menuju kebalik
batu Cadas tapi bayangan tubuh pemuda she Suma itu
sudah lenyap tak berbekas. jelas ketika menyaksikan
kemunculan musuh bebuyutannya itu Suma telah
mengeloyor pergi dari situ
"Hey bocah keparat, permainan setan apa yang sedang
kau persiapkan buat kami ?" teriak Pek-li Gong keras2.
Lam-kong Pak segera membeberkan siasat busuk yang
direncanakan Suma Ing berserta sijanda kawin tujuh kali.,
Mendengar perkataan itu Pek-li Gong kontan memaki:
"Barang rongsokan rupanya kau sudah bosan hidup
didunia yah?? berani betul punya pikiran jahat terhadap
kami??".
Sijanda kawin tujuh kali Poei Koen membungkam dalam
seribu bahasa, sambil gertak gigi ia segera merangkak
bangun dan dengan langkah sempoyongan lari dari situ.
= =ooooooooo= =

SEPENINGGALNYA sijanda kawin tujuh kali. Siang


Hong Tie baru berkata:
"Keponakan Lam-kong bagaimana dengan perjalananmu
menyatroni markas besar perkumpulan Liok Mao Pang kali
ini?? Apakah berhasil mendapatkan sesuatu ??"
Lam-kong Pak segera menceritakan kisahnya menghajar
kutung payung sengkala palsu yang dimiliki si kakek ombak
menggulung lalu balik tanyanya: "cianpwee sekalian selama
ini telah pergi kemana ??".
"Kurang lebih setengah jam setelah kalian ibu dan anak
memasuki markas besar perkumpulan Liok Mao Pang,
kami telah menemukan seorang manusia tembaga meluncur
keluar dari dalam markas, kami segera melakukan
pengejaran, siapa tahu makin dikejar semakin jauh dan
akhirnya jejak orang itu lenyap tak berbekas, ketika kami
mendengar teriakan minta tolong tadi segera memburu
kemari.".
"Menurut dugaan beanpwee, payung sengkala yang
dimiliki sikakek ombak menggulung pastilah sebuah payung
palsu. tetapi manusia tembaga yang munculkan diri itu pun
tidak mempunyai payung sengkala, hal ini sungguh
membuat orang kebingungan dan tak habis mengerti. ..."
"Manusia tembaga toh semuanya berjumlah tiga orang,
darimana kau bisa tahu kalau manusia tembaga itulah yang
memiliki payung sengkala???" seru Pek-li Gong.
Lam-kong Pak berpikir sebentar dan merasa benar juga
ucapan itu, setelah manusia tembaga itu tidak memiliki
payung sengkala. sudah tentu dia bukan tandingan sikakek
Ombak menggulung .Jelas yang diserukan terimalah sebuah
serangan payungku adalah gertak sambal belaka untuk
menolong dirinya berdua lolos dari mara bahaya.
Karena berpkir begitu, maka ia bertanya kembali:
"Apakah kalian tidak berjumpa dengan ibuku??"
"Tidak bahkan si Loo Liang-janpun tidak kelihatan-"
"Kalau begitu mari kita segera berangkat si Loo tua
masih menunggu diriku didalam gua tersebut mungkin
ibuku pun telah berkumpul disitu menantikan
kehadiranku."..
Berangkatlah beberapa orang itu menuju kearah gua,
setibanya disitu tampak Sun Han Siang serta Loo Liang-jan
sedang melangkah keluar dari dalam gua.
Begitu bertemu muka Sun Han Siang kontan berteriak^
"Hey pencuri tua. kalian sudah pergi kemana??
Huuuh...sungguh membuat aku jadi kelabakan dan mencari
kau di-mana2."...
Pek-li Gong segera menceritakan kembali
pengalamannya beberapa waktu berselang, lalu kepada
Lam-kong Pak katanya:"Bocah keparat kenapa kau
patahkan rantai yang membelenggu tubuh Suma Ing si
bangsat itu? gara2 perbuatanmu maka sejak kini didalam
dunia persilatan bakal muncul banyak urusan lagi, terutama
sekali yang bakal menimpa kalangan dan kerepotan adalah
ketiga orang budak ini. Aaaaai..., terserah deh pada dirimu
sendiri, pokoknya aku sipencuri tua telah serahkan putriku
kepadamu, kalaU kau tidak mampu melindungi ketiga
orang binimu ini...oohooo... sungguh merupakan suatu
lelucon yang paling menggelikan dikolong langit"
"Ayah kalau bicara dapatkah bernada halus sedikit???
masa omongnya kasar amat" omel Pek-li Hiang.
"Aaai. kenapa kau musti halus2 macam kapas???
pokoknya kalian toh sudah menjadi bininya. apakah ia
bukan kejadian sesungguhnya?? siapa yang bakal tertawain
diriku?"
Tiba2 dari tempat kejauhan muncul seorang gadis muda,
ia berhenti kurang lebih sepuluh tombak jauhnya dari
beberapa orang itu dan berseru kepada Lam-kong Pak.
"Lam-kong Pak Siuwhiap. harap kemarilah sebentar. aku
ada urusan hendak disampaikan kepadamu."
begitu mengetahui orang yang muncul adalah siauw
Hong. sianak muda itu kontan mendengus dingin.
"Hmm kalau ada urasan cepat katakan kenapa musti
sembunyi2 amat mencurigakan orang..,"
"Kesinilah sebentar, urusan ini rasanya kurang leluasa
kalau dibicarakan secara terbuka" pinta Siauw Hong.
Mendengar sampai disitu ketiga orang gadis itu serentak
segera mendengus, terdengar coe Lie Yap menyindir:
"Sudahlah... tak usah banyak bertingkah kesanalah orang
lain toh ada rahasia penting mau disampaikan kepadamu
secara pribadi... kesanalah nanti kami ikut mengetahui
rahasiamu lhoo"
"Apanya yang leluasa atau tidak. kalau ada urusan ayoh
cepat katakan terus terang" teriak Lam-kong Pak.
"Kalau aku sudah mengatakannya keluar dan sampai
terjadi keonaran, kau jangan salahkan diriku yaah".
Dengan cepat otak Lam-kong Pak berputar ia tahu yang
hendak dikatakan pastilah hubungan antara dirinya dengan
Liuw Hoei Yan, sekalipun peristiwa itu bukan salah dirinya
tapi mana boleh dikatakan dihadapan umum secara
terbuka?? Akhirnya sianak muda itu maju kedepan dan
menghampiri Siauw Hong.
Pek-li Hiang segera berbisik kepada coe Li Yap. katanya:
"Adik Yap. tahukah kau sedari kapan ia punya hubungan
dengan Siauw Hong??".
"Mungkin dia punya hubungan dengan Liuw Hwie Yan
siauw Hong paling banter cuma seorang pcrantara yang
menyampaikan berita saja".
"Adik berdua tak usah menduga dan memikirkan yang
bukan-bukan-" sela Yoe Tien dari samping. "Menurut apa
yang aku ketabui adik Pak sama sekali tidak mempunyai
hubungan yang mendalam dengan nona Liuw, mungkin
saja mereka betul-betul ada urusaa lain"
Sementara itu Lam-kong Pak sudah mendekati Siauw
Hong, segera tegurnya: "Kau ada urusan apa??? cepat
katakan-"
"Lam-kong sauwhiap. tahukah kau bahwa nona kami
telah....."
"Telah kenapa??" seru Lam-kong Pak pura2 bertanya,
padahal ia sudah tahu apa yang akan dikatakan.
sepasang pipi siauw Kong berubah jadi merah jengah,
dengan tersipu-sipu katanya: "Dia sudah bunting besar"
"Bunting toh sutu kejadian yang lumrah bagi seorang
wanita, kenapa kau musti kaget dan kelabakan tak
karuan???" jengek sianak muda itu sambil tertawa hambar.
siauw Hong jadi gelisah, buru buru ^erunya: "Lam-kong
sauw-ya cabang bayi yang ia kandung adalah anakmu
sendiri"
"Kau jangan ngaco belo tak karuan yaaah, berani ngoceh
yang tidak genah lagijangan salahkan kalau aku tak akan
berlaku sungkan-sungkan lagi terhadap dirimu"
"Lam-kong Sauw-ya kejadian ini adalah sesungguhnya.
kalau kau hendak menyalahkan seharusnya kau salahkan
diriku dan tak usah salahkan nona kami, karena ia tahu
kalau kau hendak menelan jimson naga berusia sepuluh
ribu tahun dan membutuhkan lima enam orang gadis untuk
mewujudkan tenagamu. maka ia ingin menyempurnakan
dirimu. maka akupun mendapatkan satu akal".
"Apakah nonamu tidak tahu???" jengek Lam-kong Pak
sambil tertawa dingin.
"Dia sudah tentu tidak tahu, akulah orang pertama yang
naik keatas pembaringan waktu itu aku masukkan obat
perangsang kedalam mulutmu lewat bibirku. kemudian
ketika tiba gilirannya untuk naik keatas pembaringan- obat
perangsang yang berada didalam tubuhmu mulai bekerja
tatkala bibir bertemu dengan bibir obat perangsang yang
berada dimulutmu sekarang masuk kedalam mulut nona,
akhirnya kalian berdua sama-sama terpengaruh oleh obat
perangsang hingga tak kuat menahan diri dan terjadilah".
Lam-kong Pak mendengus, ia putar badan siap berlalu
dari situ.
Buru2 siauw bong berkata kembali: "Nona kami tahu
bahwa perbuatannya ini sangat memalukan sekali, maka ia
hendak bertemu sekali lagi dengan dirimu kemudian
mencukur rambut jadi nikouw"
Lam-kong Pak terkesiap. sebenarnya kesannya terhadap
Liuw Hwie Yan tida kjelek, tetapi sejak ia mengetahui
kejadian didalam benteug Hwie Him Poo tempo dulu,
ditambah pula permusuhan pada generasi yang lalu.
hubungan diantara mereka jadi lebih renggang dan jauh.
Kini setelah mendengar perkataan dari Siauw Hong,
timbullah rasa kasihan didalam hatinya. segera pemuda itu
bertanya: "Sekarang dia berada dimana???"
"la sedang menanti dirimu didalam sebuah selat gunung
kurang lebih tiga empat li dari sini."
"cepat bawa jalan" kepada Sun Han Siang la berseru.
"ibu, aku ada sedikit urusan hendak kuselesaikan, satu jam
kemudian aku pasti akan menyusul kalian, berangkatlah
kekota Lok-yang lebih dulu dan tunggu aku disitu".
"Kami akan menunggu disini saja, cepat2lah pergi dan
cepat kembali" ,
Sementara itu tatkala ketika orang itu melihat sianak
muda tersebut telah pergi. Yoe Tien jadi tak kuat menahan
diri. ia melotot sekejap kearah Siauw Hong dan
menyaksikan sepergian mereka dengan hati mendongkol.
Beberapa saat kemudian sampailah Lam-kong Pak serta
Siauw Hong disebuah mulut selat, tiba2 mereka mendengar
suara orang sedang bertempur. Ketika kedua orang itu
menyusul ketempat kejadian, terlihatlah Liuw Hwie Yan
sedang bertempur sengit melawan cioe cien cien.
Liuw Hwie Yan sedang bunting besar gerak geriknya
sangat tidak leuasa dan terganggu sekali, saat itu posisinya
sudah terdesak dibawah angin. sedangkan cioe cien cien
sedikitpun tiada maksud untuk mengendorkan serangannya,
makin lama ia makin meCeCar musuhnya habis2an bahkan
setiap serangan yang dilancarkan semuanya diarahkan
keatas mulut lawan.
Dalampada itu Lam-kong Pak serta siauw Hong sudah
berada seratus tombak dari kalangan pertempuran, dayang
itu segera berteriak keras: "Nona cioe harap tahan, Lam-
kong sauw-ya telah datang."
cioe cien cien berpaling, ketika dilihatnya Lam-kong Pak
berada ber-sama2 Siauw Hong, sadarlah dia bahwa
kehadiran sianak muda itu pastilah atas panggilan dan
Siauw Hong, hawa gusar yang berkobar dalam dadanya
semakin memuncak.
Sejak ia mengetahui bahwa jabang bayi yang dikandung
Liuw Hwie Yan adalah hasil hubungannya dengan Lam-
kong Pak. dalam hati perempuan itu sudah timbul niat
jahatnya untuk menghabisi jiwa gadis she Liuw ini.
Seandainya Siauw Hong tidak berteriak tadi mungkin
keadaan masih mendingan, dengan teriaknya itu segera
memancing napsu membunuh dalam benak cioe cien cien
berkobar makin ganas, ilmu Cakar mautnya Boe Khek-Hek-
HongJiauw segera dikerahkan keluar dengan segenap
tenaga.
"Tahan" bentak Lam-kong Pak. tubuhnya laksana kilat
meluncur ketengah selat.
cioe cien cien mengerti asal sianak muda itu telah tiba
disana maka usahanya akan menemui kegagalan, tanpa
mengucapkan sepatah katapun telapak tangannya segera
berputar dan melancarkan satu serangan dengan ilmu
Thong Thian it coe Hiang.
Begitu serangan tersebut dilancarkan, Liuw Hwie Yan
mundur kebelakang dengan sempoyoogan, ia rasakan
segulung angin puyuh yang amat dahsyat bagaikan timpaan
baja seberat selaksa kati menekan perutnya yang bunting, ia
jadi kaget segenap tenaga dalam yang dimilikinya segera
dihimpun dan balas melancarkan serangan dengan satu
jurus serangan dari ilmu Hwie Him Pat-sih.
"Blaaam," ditengah benturan dahsyat, tubuh Liuw Hwie
Yan mencelat sejauh satu tombak lebih dari tempat semula
dan terbanting keras diatas tanah. darah segar
bermuncratan keempat penjuru. perutnya robek dan
ususnya berhamburan diatas tanah.
Lam-kong Pak jadi amat terperanjat menyaksikan
peristiwa itu, saking tertegunnya ia sampai berdiri
menjublak.
Menanti cioe cien cien telah melarikan diri dari situ, ia
baru mendusin kembali dari impian. Sambil memeluk
jenasah Liuw Hwie Yan menangislah pemuda itu ter-sedu2.
Liuw Hwie Yan yang telah bunting lima enam bulan,
janin bayi yang dikandungnya telah berwujud sebagai
manusia, Kini setelah perutnya robek dan kandungannya
berlubang maka muncullah batok kepala mayat bayi yang
muncul diluar kulit perut, keadaan perempuan itu benar-
benar mengerikan sekali.
Walaupun kesan Lam-kong Pak terhadap diri Liuw
Hwie Yan telah berubah sama sekali, tetapi bagaimana pun
juga bayi yang dikandung perempuan itu adalah darah
dagingnya sendiri, lagi pula kedatangannya ketempat itu
adalah untuk mewujudkan apa yang diinginkan Liuw Hwie
Yan-
la tahu bahwa gadis itu sama sekali tidak salah, sebab
Siauw Honglah yang telah menaruh obat perangsang
didalam mulutnya, cinta kasihnya yang begitu mendalam
terhadap dirinya membuat sianak muda itu merasa sangat
terharu.
Air mata telah kering dan yang mengalir keluar dari
kelopak matanya adalah titik darah segar, butiran darah itu
jatuh membasahi jenasah Liuw Hwie Yan yang berbaring
diatas tanah dalam keadaan mengerikan- bisiknya dengan
suara serak:
"Enci Yan siauw-te pasti akan membalaskan dendam
sakit hatimu ini, beristirahat dengan tenang"
Dalam pada itu Siauw Hong telah maju menghampiri
dirinya sambil menghibur.
"Lam-kong sauw-ya kau jangan menangis terus hingga
merusak kesehatan serta badanmu, orang yang telah mati
tak dapat hidup kembali, kau harus. . . ."
Mendadak Lam-kong Pak berpaling, dengan mata merah
berapi-api dan wajah menyeringai seram ia tatap wajah
Siauw Hong tanpa berkedip. sorot matanya tajam bagaikan
pisau.
Siauw Hong jadi terkesiap dan ketakutan ia mundur tiga
langkah kebelakang sambil berbisik: "Lam... Lam-kong
sauw-ya... aku.. .aku...demi nona... aaa...aaaku...."
"Kaulah bibit bencananya....perempuan rendah macam
dirimulah yang sudah menanamkan bibit bencana ini
bagiku maupun baginya....aku hendak membinasakan
dirimu".
Sekujur tubuh Siauw Hong gemetar keras giginya saling
beradu dengan penuh ketakutan, per-lahan2 ia mundur
kebelakang,
Selangkah demi selangkah Lam-kong Pak mendesak
maju kedepan, teriaknya dengan suara dingin: "Perempuan
rendah beberapa kali kau telah membokong diriku, manusia
semacam kau tak boleh dibiarkan hidup lebih jauh dikolong
langit."
Telapak tangannya disilangkan didepan dada dan siap
didorong kemuka.
Tiba2 dari mulut selat muncul tiga orang gadis muda.
mereka adalah Yoe Tien, coe Lie Yap serta Pek-li Hiang.
Kiranya mereka bertiga merasa tidak lega hati
membiarkan Lam-kong Pak pergi mengikuti Siauw Hong,
mereka ingin tahu apa yang sedang dilakukan sianak muda
itu bersama dayang genit tadi. maka mereka minta
persetujuan dari Sun Han Siang dan menyusul kesana.
Ketika menyaksikan kemunculan ketiga orang dara ayu
itu biji mata Siauw Hong segera berputar, tiba2 teriaknya.
"Tolong... Tolong ..dia mau memperkosa diriku..
.tolong,...aku mau diperkosa"
Lam-kong Pak jadi kaget mendengar teriakan itu, segera
bentaknya, "Perempuan rendah, apa yang kau teriakan???
jang an ngaco-belo tak karuan-"
Siauw Hong tidak gubris bentakan lawan, kembali ia
berteriak tiada hentinya:
"cici bertiga cepat datang menolong aku karena dia gagal
memperkosa diriku sekarang mau turun tangan
membinasakan diriku."
Hampir saja Lam Kong Pak tidak mempercayai telinga
sendiri. telapak tangannya laksana kampak segera dibacok
kemuka.
pada saat itu pula coe Lie Yap bertiga telah menyusul
kesitu, mereka mendengus dingin- Yang dua menarik
lengan Lam-kong Pak agar tidak meneruskan serangannya,
sedang yang lain menarik siauw Hong untuk menyingkir
dari situ,
"Siauw Hong, sebenarnya apa yang sudah terjadi??"
herdik coe Lie Yap dengan suara keras.
Siauw Hong tergagap sejenak. kemudian jawabnya^
"Antara nona kami dengan dirinya sudah mempunyai
hubungan suami- istri secara resmi. jadi aku disuruh panggil
dia karena nona kami sudah bunting besar, nona kami
berharap bisa cepat2 melangsungkan perkawinan dengan
dia, siapa tahu Lam-kong Sauw-ya... dia....".
Dengan pandangan dingin coe Lie Yap melirik sekejap
kearah sianak muda itu, sementara Lam-kong Pak
membungkam dalam seribu bahasa, sebab apa yang
dikatakan siauw Hong memang benar2 terjadi, dan ia
memang sudah mempunyai hubungan dengan Liuw Hwie
Yan
"cepat lanjutkan perkataanmu" bentak coe Lie Yap
kembali.
"cici kalau aku mengatakannya keluar dia pasti akan
mencabut jiwaku. aku tak berani bicara" seru Siauw Hong
berlagak ketakutan-
"Jangan kuatir" sahut coe Lie Yap setengah berteriak.
"Ada kami bertiga disini, tanggung ia tak akan berani
mengganggu seujung rambutmupun." Siauw Hong ragu-
ragu sejenak kemudian berkata:
"Nona kami berkata kepadanya bahwa ia sudah bunting
lima enam bulan bahkan mendesak dia agar cepat2
meresmikan hubungannya, siapa tahu hati orang ini benar2
terlalu kejam dan telengas, suatu ketika mendadak ia
lancarkan serangan membunuh nona kami. oooh .. cici
bertiga, coba lihatlah nona kami menemui ajalnva dalam
keadaan yang mengerikan sekali...."
Ketiga orang gadis itu sama-sama berpaling menyaksikan
kematian Liuw Hwie Yan yan-begitu mengerikan tanpa
terasa air muka mereka sama2 berubah hebat.
Lam-kong Pak sendiri setelah mendengar ocehan dari
Stauw Hong itu, saking gusarnya sekujur tubuhnya gemetar
keras. teriaknya: "Perempuan lonte kau berani mengoceh
tidak karuan, memfttnah orang lain,., kemanakah liang-sim
mu????...."
"cici coba lihat, setelah dia membunuh orang sekarang
malah tidak mau mengaku.. ...Huuuh lelaki apa itu
namanya????" seru Siauw Hong.
coe Lie Yap melirik sekejap kearah sianak muda itu, lalu
katanya: "Siauw Hong. lanjutkan kata-katamu"
"Setelah nona kami menemui ajalnya ditangan bangsat
itu. aku menangis ter-sedu2. siapa tahu dia bukan saja tidak
bersedih hati, malahan-...malahan-..."
"MALAHAN kenapa?" bentak coe Lie Yap.
"Aku...aku merasa malu dan jengah untuk mengatakan
peristiwa ini..." bisik Siauw Hong lirih.
"Apakan dia mempermainkan dirimu?".
"Kalau Cuma digoda dan dipermainkan sih, budak
anggap se-olah2 tidak mendengar siapa tahu dia memegang
dan mempermainkkan sepasang tetekku sambil berkata. . .".
"cuuh cuuh" pada saat yang bersamaan ketiga orang itu
segera meludah keatas wajah Lam-kong Pak. serunya
sambil tertawa dingin.
"IHmm kami semua benar2 sudah buta sepasang
matanya. ternyata bisa tertarik dengan srigala maCam kau".
Sampai disini Lam-kong Pak sudah tak kuasa menahan
diri lagi, otaknya terasa mau meledak dibuatnya, ia segera
berteriak keras: "Kalian tak boleh mendengarkan ocehan
dari sepihak saja..,."
coe Lie Yap tertawa dingin. katanya: "Sepasang mata
Thian masih belum buta, ia suruh kami menemukan
kejadian ini, kalau kami tidak datang kedua orang majikan
dan pelayan pasti sudah mati ditengah gunung tanpa
diketahui siapakah pembunuhnya. Lam-kong Pak sungguh
tak nyana raut wajahmu yang begitu halus dan sopan
ternyata memiliki hati yang keji bagaikan srigala."
"Siauw Hong, lanjutkan perkataanmu" ujar Yoe Tien.
Air muka Lam-kong Pak berubah pucat ke-hijau2an- otot
hijau pada keningnya pada menonjol keluar semua,
bentaknya:
"Kalau kau menfitnah diriku lagi. segera kucabut
selembar jiwamu."
"Heeeh-heeeh-heeeh...apakah kau hendak membunuh
orang untuk melenyapkan saksi??" jengek coe Lie Yap
sambil tertawa dingin.
"Hmm sekarang kalau kau ingin melenyapkan saksi
maka masukkanlah kami bertiga kedalam hitungan. Ayoh
bunuh kami sadar bahwa kami bertiga bukan tandinganmu.
. ."
"Adik Yap..." saking gelisahnya Lam-kong Pak sambil
memukul dada sendiri, "coba kalian pikirlah, mungkinkah
siauw-heng melakukan perbuatan rendah semaCam itu?"
"Aku ingin bertanya," tukas coe Lie Yap dengan suara
keras^ Jabang bayi yang dikandung dalam perut Liuw Hwie
Yan apakah merupakan hasil hubungan gelap dengan
dirimu??"
Lam-kong Pak tak dapat menjawab pertanyaan ini
karena ia sendiripun tak tahu duduk perkara yang
sebenarnya kalau tidak mengaku ia merasa tidak tega
sebaliknya ingin mengaku namun ia merasa tidak begitu
yakin. sebab siauw Hong dapat membokong dirinya tentu
saja dapat membokong lelaki lain-
"Hmm" akhirnya dia mengaku.
Ketiga orang gadis itu segera mendongak dan tertawa
terbahak-bahak hati mereka telah hancur berantakan, bisa
dibayangkan betapa hancur mumurnya hati mereka setelah
mengetahui bahwa sesuatu yang penting bagi mereka dan
diperjuangkan untuk mendapatkannya dengan susah payah
ternyata adalah suatu benda yang sama sekali tak berharga.
"Siauw Hong, lanjutkan perkataanmu" ujar Pek-li Hiang.
"cici bertiga. setelah aku mengatakannya keluar harap
kalian segera membiarkan aku pergi dari sini. Kalau tidak ia
pasti akan membinasakan diriku."
"Selesai kau mengatakan kisah itu. aku yang akan
menghantarkan kau untuk keluar dari selat ini, ia tak akan
melukai dirimu" Pek-li Hiang memberikan jaminannya.
"la mempermainkan sepasang buah dadaku sambil
berkata. "siauw Hong buah dadaku... buah dadamu jauh
lebih montok daripada yang dimiliki nonamu, mari...
mari... kita masuk kedalam gua sana untuk bermain satu
babak...."
Saking gusarnya Lam-kong Pak merasakan pandangan
matanya jadi gelap. hampir saja ia jatuh tak sadarkan diri.
la tahu penjelasan dari Siauw Hong makin lama semakin
merunyamkan dirinya, ia cuma bis ageleng kepala sambil
menghela napas tiada hentinya.
Serentak ketiga orang gadis itu berjalan mendekati tubuh
sianak muda itu, wajah mereka begitu ketus. dingin dan
memandang hina.
Didesak secara begitu Lam-kong Pak malahan
melangkah mundur kebelakang.
"cici bertiga kalian harus berhati-hati....." teriak siauw
Hong memperingatkan- "Dia bisa membinasakan kalian
semua"
Lam-kong Pak benar-benar tak kuasa menahan diri lagi,
ia berputar menghindari ketiga orang itu lalu menubruk
kearah Siauw Hong, hardiknya:
"Perempuan anjing sebenarnya apa maksudmu
memfitnah diriku dengan kata-kata yang tidak senonoh
itu??"
"Tolong....:" jerit Siauw Hong ketakutan-
coe Lie Yap segera menubruk kedepan, dengan sekuat
tenaga ia lancarkan sebuah pukulan dengan menggunakan
ilmu sakti Payung Sengkala.
Lam-kong Pak sama sekali tidak menduga akan hal
ini...Blaaam dengan telak serangan tersebut bersarang
ditubuhnya membuat badannya mencelat dua tombak
jauhnja dari tempat semula dan muntah darah segar.
siauw Hong yang melihat kejadian sudah berlangsung
jadi semakin besar, ia sadar bila dirinya berada disitu lebih
lanjut hingga rahasianya terbongkar, jiwanya pasti bakal
terancam bahaya maut, karena itu kepada Pek-li Hiang
serunya: "cici. tolong hantarlah aku pergi dari sini."
"Ayoh berangkat, aku hantar kau keluar dari selat ini."
sahut Pek-li Hiang tanpa berpikir panjang.
= =ooocoooQoo= =

LAM KONG PAK merangkak bangun, darah kental


mengucur keluar dari ujung bibirnya. dengan suara keras ia
berterlak:
"Jangan lepaskan perempuan rendah anjing itu, aku...
aku pasti akan membinasakan dirinya"
Sambil berkata kembali ia lancarkan tubrukan kedepan-
Yoe Tien tertawa dingin, jengeknya "Bukankah
disebabkan kedokmu sudah terbongkar maka kau jadi sakit
hati dan akan membinasakan dirinya????"
"Enci Tien" seru Lam-kong Pak dengan hati amat sedih,
"Apakah kaupun tidak percaya dengan siauw-te????"
"Bukti yang nyata sudah tertera didepan mata, apa yang
hendak kau katakan lagi??".
"Apakah kalian tak mau mendengar penjelasanku
lagi???"
"Tak usah. sekalipun kau hendak memberi penjelasan
sampai lidahmu hancurpun kami tetap tak akan percaya"
sahut coe Lie Yap ketus.
Diam2 Lam-kong Pak menghela napas panjang sekarang
hatinya benar-benar sudah membeku, ia percaya bahwa
perempuan memang merupakan bibit bencana. Karena itu
dari sedih ia malah jauh lebih tenang.
Perlahan-lahan senjata tanduk nagany adiambil keluar,
lalu tanpa mengucapkan sepatah katapun ia menggali liang
kubur disitu.
coe Lie Yap serta Yoe Tien berdiri disisi kalangan sambil
tertawa dingin tiada hentinya, mereka tidak memberi
komentar juga tidak membantu.
Selang tidak lama kemudian Pek-li Hiang pun telah
kembali, ketiga orang gadis itu hanya berpeluk tangan
belaka menyaksikan si anak muda itu bekerja keras.
Ketika Lam-kong Pak menggali liang sampai ditengah
jalan, tiba2 ia berhenti, seakan akan sedang memikirkan
sesuatu urusan yang amat penting, akhirnya ia simpan
kembali senjata tanduk nag anyadan sambil membopong
jenasah Liuw Hwie Yan berlalu dari selat tersebut.
"la hendak pergi kemana?? tanya Yoe Tien-
"Perduli amat" sahut coe Lie Yap tidak senang hati.
"Terhadap manusia yang Cabul dan tidak setia semaCam
dia. aku jadi ogah untuk mencampuri urusannya"
"Tapi aku rasa dia bukanlah manusia maCam itu." kata
Pek-li Hiang pula, "Mari kita ikutin dirinya dari belakang,
coba kita lihat apa yang hendak dilakukan????"
Demikianlah ketiga orang gadis itu segera membuntuti
dibelakang Lam-kong Pak. setelah keluar dari Selat
terlihatlah sianak muda itu sambil membopong jenasah
Liuw Hwie Yan meluncur kearah Utara, sepanjang
perjalanan air matanya mengucur keluar membasahi
seluruh wajahnya.
Kurang lebih setelah melakukan perjalanan sejauh lima
enam puluh lie. sampailah dia disebuah bukit gunung. Lam-
kong Pak berhenti didepan sebuah kuburan baru dan
meletakkan mayat tadi keatas tanah.
la Cabut keluar senjata tanduk naganya, kemudian mulai
menggali kuburan batu itu.
Ketiga orang gadis itu jadi terCengang dan tidak habis
mengerti, berhubung mereka menyembunyikan diri disisi
samping dari kuburan itu. maka siapapun tak sempat
melihat jelas tulisan yang tertera diatas batu nisan tersebut.
Dalam pada itu Lam-kong Pak telah masukkan jenasah
dari Liuw Hwie Yan kedalam liang kubur itu, gumamnya:
"Enci Yan- siauw-te bersumpah akan menuntut balas
bagi sakit hatimu selama aku masih bernapas, niatku ini
selamanya tak akan padam. . . .beristirahatlah kau disini
dengan tenang"
la tutup kembali liang kubur itu dengan tanah, lalu
mencari sebuah batu besar dan meratakan permukaan batu
tadi dengan telapak tangannya.
"Sreeet" permukaan batu yang tidak rata dalam sekali
gosokan segera menjadi rata bagaikan Cermin.
Setelah itu dengan jari telunjuknya menggantikan pit, ia
salurkan tenaga dalamnya dan menulis beberapa huruf
diatas batu nisan tadi.
"Sreeeeeet-sreeeet" beberapa saat kemudian batu nisan
itu telah selesai diukir dengan tulisan dan didirikan didepan
kuburan tersebut, sementara tongkat kayu yang semula
berdiri disana segera dicabut keluar,
Dengan sikap yang serius dan ber-sungguh2 ia berlutut
dihadapan kuburan tadi dan menjalankan penghormatan
sebanyak tiga kali, lalu gumamnya:
"Mulai sekarang aku akan mengakui cioe It Boen sebagai
istri kesayanganku. semoga istriku berdua bisa saling
membantu dan hidup rukun dialam baka, asal kalian bisa
beristirahat dengan hati tenang, akupun ikut berlega hati."
Habis berdoa ia segera bangkit dan berlalu dari situ.
Sementara itu coe Lie Yap sekalian tiga orang gadis yang
bersembunyi didekat kuburan itu dibuat tidak habis
mengerti apa sebabnya jenasah dari Liuw Hwie Yan
dikubur didalam kuburan tersebut.
Karena diliputi perasaan heran dan ingin tahu, akhirnya
mereka bertiga keluar dari tempat persembunyian dan
mendekati kuburan itu.
Terlihatlah diatas batu nisan terukir beberaapa huruf
yang kira2 berbunyi demikian^ "Pusara dari isteriku
terCinta Cioe It Boen serta Liuw Hwie Yan-"
Disudut bawah batu nisan tadi terukit nama Lam-kong
Pak serta bulan tanggal dan tahun dibuatnya nisan itu.
Ketiga orang gadis itu jadi tertegun dan berdiri melongo,
kemudian tanpa sadar mendengus dingin.
Ujar coe Lie Yap dengan nada tidak senang hati:
"coba lihat bagaimana ini?? Hmm aku sudah tahu kalau
dia memang bukan manusia baik2, dahulu apakah kalian
pernah mendengar bahwa ia mempunyai ikatan perkawinan
dengan cioe It Boen adik perempuan cioe cien cien???"
"Tidak" jawab kedua orang gadis lainnya hampir
berbareng.
"Huuuh pokoknya orang itu memang tidak genah dan
Campur aduk macam sayur asin, ia sudah pergi hal itu
memang jauh lebih baik, yang jelas aku sudah tak sudi
untuk bertemu lagi dengan dirinya"
Kedua orang gadis lainnya membungkam dalam seribu
bahasa. setelah keluar dari tempat itu merekapun segera
berangkat menuju ketempal dimana sun Han Siang berada.
Sementara itu Lam-kong Pak yang berlalu meninggalkan
kuburan Liuw Hwie Yan dengan hati yang sedih berjalan
tanpa ujung pangkal ia mulai merasa membenci setiap
orang terutama kaum wanita ia hendak meninggalkan
semua orang dan hidup sebatang kara.
Pertama-tama ia hendak membinasakan cioe cien cien
lebih dahulu karena itu setelah pikirannya agak tenang
berangkatlah si anak muda itu menuju keperkampungan
Toa Loo San-cung.
Tingkah lakunya pada saat ini sudah mendekati bagaikan
seorang kalap. ia bersumpah hendak membunuh setiap
orang yang dibenci ketika tiba diperkampungan Toa Loo
San cung, ditemuinya cioe cien cien tidak ada, mungkin
gadis itu belum pulang kerumah.
Lebih- lebih ia membeCCi diri Siauw Hong, ia
bersumpah hendak mencabik-cabik tubuhnya hingga hancur
berantakan, maka berangkatlah pemuda itu menuju
kebenteng Hwie Him Poo,
Kedatangannya kali ini dilakukan secara terang-terangan
dan terbuka, ia masuk melalui pintu besar dan hendak
memaksa Liuw Hauw Siang untuk menyerahkan Siauw
Hong kepadanya.
Pintu besar benteng Hwie Him Poo tertutup rapat,
dengan sekuat tenaga ia mengetuk tiga kali, Kurang lebih
setengah harian kemudian baru kelihatan muncul seorang
pria kekar.
Terdengar orang itu dengan suara ketus menegur. "Siapa
yang mengetuk pintu diluar??"
"Aku Lam-kong Pak. datang kemari untuk bertemu
dengan Liuw Poocu...".
"harap tunggu sebentar. aku segera masuk kedalam
untuk memberi laporan."
Kurang lebih dua perminum teh setelah pria kekar itu
masuk kedalam untuk memberi laporan- terdengar suara
langkah kaki manusia berkumandang keluar dari balik
benteng.
Menyaksikan kesemuanya itu, Lam-kong Pak segera
mendengus dingin. pikirnya didalam hati: "Gede amat gaya
orang ini...sialan"
Setetah pintu terbuka munculah Liuw Hauw Siang
menyambut kedatangannya terdengar pemuda itu berkata:
"oooh... kiranya Lamkong-heng yang sudah datang...
silahkan masuk... bilamana aku sudah terlambat
menyambut ke datanganmu harap kau suka dimaafkan,
sebab dalam waktu dekat ini pengaruh perkumpulan Liok
Mao Pang terlalu hebat mau tak mau perkampungan kami
harus melakukan persiapan untuk menghadapi segala hal
yang tidak diinginkan-"
Lam-kong Pak merasakan walaupun sikap Liuw Hauw
Siang masih tetap menghormat dan ramah, tapi wajahnya
kelihatan murung dan kusut gerak geriknya jauh berbeda
dengan keadaan tempo dulu.
"Aaaah, mana mana... ini hari sia uw-te kembali datang
untuk mengganggu ketenanganmu "sahut pemuda kita
cepat.
Sambil berkata merekapun segera masuk kedalam ruang
tamu.
"Siauw-te dengarpada waktu akhir2 ini ilmu silat yang
dimiliki Lamkong-heng telah memperoleh kemajuan yang
amat pesat, kejadian ini sungguh mengagumkan hatiku."
kata Liuw Hauw Siang kemudian-
Senyuman yang menghiasi wajahnya nampak terlalu
dipaksakan Lam-kong Pak mengira hal itu pasti berkenan
atas kematian Liuw Hwie Yan dalam keadaan
mengenaskan, ia anggap kejadian itu sudah jamak. Maka
segera sahutnya:
"Liuw-heng terlalu memuji. dewasa ini dipihak
perkumpulan Hok Mao Pang telah kedapatan seorang jago
lihay yang bernama si kakek ombak menggulung, ilmu silat
yang dimilikinya sangat lihay tiada tandingannya dikolong
langit. kepandaian yang siauw-te miliki masih belum
terhitung seberapa."
"Lamkong-heng, secara tiba2 kau datang berkunjung
kedalam benteng kami. sudah tentu siauw-te akan
menyambutnya dengan senang hati. tetapi entah ada urusan
apa Lamkong-heng datang kemari??"
sepasang alis Lam-kong Pak berkerut kencang. sahutnya:
"Liuw-heng, terus terang saja kedatangan siauw-te kali
ini bukan lain adalah disebabkan karena persoalan Siauw
Hong..:."
Liuw Hauw Siang tersenyum ia segera ulapkan
tangannya mencegah sianak muda itu berkata lebih jauh,
selanya:
"Aaaai itu toh cuma suatu urusan kecil, nanti siauw-heng
pasti akan menyerahkannya kepadamu. Lamkong-heng
setelah kau datang kemari sudah sepantasnya kalau siauw-
te sebagai tuan rumah harus menjamu dirimu "
Bicara sampai disini, ia segera berterlak keras: "siapkau
meja perjamuan"
Suara sahutan berkumandang nyaring dari balik
ruangan, tidak lama kemudian meja perjamuan telah
disiapkan dan kedua orang itupun segera saling
menghormat arak dan menghabiskan beberapa cawan
besar.
"Lamkong-heng, entah dikarenakan persoalan apa kau
hendak menangkap diri Siauw Hong????" tanya Liuw Hauw
Siang ditengah perjamuan-
Lam-kong Pak mendengus dingin, sementara ia hendak
membeberkan rahasia dimana sebanyak dua kali Siauw
Hong telah menjerumuskan dirinya kedalam lembah
kenistaan, tiba2 ia merasakan matanya berkunang-kunang
dan kepalanya pusing tujuh keliling tetapi ia masih tetap
belum menaruh curiga bahwa Liuw Hauw Siang telah
mencampuri obat racun didalam sayur dan arak itu.
Tapi makin lama rasa pusing yang menyerang kepalanya
makin bertambah hebat sehingga akhirnya ia tak sanggup
mempertahankan diri.
Pada saat itulah Siauw Hong munculkan diri dari balik
pintu belakang. sambil bertolak pinggang katanya :
"Siauw-ya, seandainya aku tidak menggunakan akal ini,
jangan dikata kita berdua. sekalipun ditambah tiga lima
orangpun kita masih bukan merupakan tandingannya."
Sementara itu kesadaran Lam-kong Pak belum punah,
begitu mendengar ocehan dari Siauw Hong hatinya segera
tertegun keras. ia tidak mengira kalau Liuw Hauw Siang
bisa bersekongkol dengan dayangnya untuk merobohkan
dia dengan cara yang begitu rendah.
Siapa tahu tubuh Liuw Hauw Siang pun mundur dengan
sempoyongan akhirnya ia mendekam diatas meja tak
berkutik lagi.
Tenaga lwekang yang dimiliki Lam-kong Pak amat
sempurna, ia masih sanggup untuk mempertahankan diri,
saat inilah ia barutahu bahwa peristiwa ini adalah hasil
pemikiran dari Siauw Hong, bahkan Liuw Hauw Siang
sendiripun tertipu dan masuk kedalam perangkapnya.
Dengan susah payah ia bangkit berdiri lalu menubruk
kearah tubuh siauw Hong, siapa tahu baru maju tiga
langkah kedepan bumi terasa berputar kencang, ia tak
sanggup menahan diri dan segera roboh keatas tanah.
siauw Hong goyangkan pinggulny aberjalan mendekat
kepada diri Lam-kong Pakjengeknya sambil mendengus:
"Walaupun wajahmu tampan dan menarik hati, tetapi
kau sudah pernah berhubungan dengan beberapa orang
gadis aku tidak sudi mendekati badan bobrok seperti
dirimu. Hmmm aku Siauw Hong sudah banyak tahun
menginginkan jejaka dari Liuw-siauwya malam ini
keinginanku baru terkabulkan...".
Sambil berkata ia membopong tubuh Liuw Hauw Siang
masuk kedalam kamar, kain horden yang berwarna merah
darah diturunkan menutupi jendela, lampu lenterapun
segera ia dipadamkan-
Maka didalam kamarpun segera terjadi suatu pergulatan
manusia antara sang majikan dengan dayangnya.
Mereka berdua sama2 mengerahkan tenaganya untuk
mencapai KepUasan badaniah bagi diri sendiri. dengusan
napas memburU rintihan kenikmatan bergema menghiasi
sUasana ditengah malam itu,
Lam-kong Pak yang menggeletak diatas tanah
kesadarannya sama sekali belum punah. Sejak ia salah
makan Buah merah serta menghisap hawa murni bayi
"Goan Eng-ceng Khie" didalam tubuhnya sudah terjadi
perubahan besar dan jauh berbeda dengan orang lain,
ditambah pula beberapa saat berselang telah makan sebuah
jimson naga berusia sepuluh ribu tahUn hal ini membUat
daya tahan tubuhnya berlipat ganda lebih hebat dari orang
lain-
= =ooooooooo= =

SEMENTARA itu sambil menggeletak diatas tanah.


dalam hati pikirnya:
"Aku berulang kali telah mendapat penemuan aneh.
pelbagai raCun tidak mempan di tubuhku. asal diam2
kukerahkan hawa murni untuk menolak daya kerja obat
pemabok itu ketepi tubuh. bukankah aku segera bisa
membebaskan diri dari Cengkeraman musuh."
Karena itu dia menggeletak tak berkutik diatas tanah,
hawa murninya per-lahan2 di salurkan menyelusuri seluruh
bagian tubuh.
Kurang lebih seperminun teh kemudian tenaga dalam
tubuhnya telah pulih kembali sebagian, ia percaya dalam
keadaan seperti ini walaupun bertemu kembali dengan
Siauw Hong ia masih bukan tandingannya.
Suara dengusan napas memburu serta rintihan
kenikmatan masih berkumandang keluar dari dalam kamar,
pemuda itu semakin menyadari asal Siauw Hong telah
menyelesaikan pekerjaannya maka perempuan itu pasti tak
akan melepaskan dirinya begitu saja.
Dengan sekuat tenaga ia meranngkak diatas tanah,
kepalanya terasa berat bagaikan membawa beban seberat
beberapa ratus kati, tetapi ia berusaha terus untuk
menggeserkan badannya keluar dari ruangan itu.,.
Demikianlah dengan susah payah dia mengerahkan
segenap tenaga yang dimilikinya ia merangkak keluar dari
ruangan itu. kurang lebih setengah perminum teh kemudian
akhirnya ia berhasil meninggalkan tempat itu.
la tak berani berhenti sampai disitu saja, sebab ia merasa
andaikata dirinya mati ditangan seorang jago kenamaan
maka kematiannya masih terhitung berharga, sebaliknya
kalau dia harus mati ditangan datang terkutuk ini. sekalipun
mati ia tak akan pejamkan matanya.
Tiba2... dariarah ruang tamu berkumandang datang
suara jeritan kaget. "Aaah... dia sudah lari, sungguh aneh
apakah ia tidak mempan dlobat bius???"
Tiba2 terdengar suara bentakan lagi berkumandang
memecahkan kesunyian: "Siapa yang telah lari??"
begitu mendengar suara gadis itu Lam-kong Pak
merasakan hatinya tergetar keras sebab dia kenali suara itu
sebagai suara dari cioe cien cien .
"Tii. . .tiiidak mee. . .mengapa." terdengar Siauw Hong
menjawab dengan tergagap.
cioe cien cien tertawa dingin, disusul siauw Hong
menjerit ngeri sambil berteriak: "Lepas tanganmu aku aku
akan beritahukan kepadamu ".
"cepat bicara" hardik cioe cien cien. Rupanya cioe cien
cien merasa agak tertegUn, lalu bertanya^
"Mau apa Lam-kong Pak datang kemari?? kenapa dia
melarikan diri???"
"Nona cioe lepaskan dulu Cekalanmu, aku akan
memberitahukannya kepadamu. aku.,.sejak keCil hidupku
amat sengsara sungguh tak nyana Liuw Sauw-ya menaruh
niat busuk terhadap diriku, ia telah mencampuri obat
perangsang didalam arakku dan memabokkan budak serta
Lam-kong Pak. akhirnya. budak telah diperkosanya secara
brutal..."
"Bajingan terkutuk" maki Lam-kong Pak didalam hati
sambil menggertak gigi, "Pandai bena rperempuan rendah
ini mengarang cerita bohong"
"sekarang Lam-kong Pak berada dimana??" bentak cioe
cien cien.
"Barusan ia masih berbaring diatas lantai ruang tamu,
tapi dalam sekejap mata ia sudah lenyap tak berbekas."
"Aduh Celaka..," teriak Lam-kong Pak dalam hati. buru2
ia merangkak kedepan lebih cepat lagi. pikirnya: "Asal aku
dapat merangkak masuk kedalam hutan bambu yang
terbentang didepan mungkin jejakku tidak sampai ketahuan
cioe cien cien."
Siapa tehu belum habis ingatan tersehut berkelebat dalam
benaknya. tiba2 terdengar jeritan tertahan berkumandang
dari belakang tahu-tahu cioe cien cien sudah berdiri disitu,
hal membuat hatinya jadi gelisah berCampur mendongkol,
ia tak ambil perduli apakah perempuan itu dapat
membinasakan dirinya atau tidak. yang penting ia tak ingin
bertemu dengan dirinya dalam keadaan yang begitu
mengenaskan.
Terdengar cioe cien cien mendengus sambil mengepit
tubuh Lam-kong Pak ia putar badan sembari melancarkan
sebuah pukulan kedepan, jeritan ngeri berkumandang
memeCah kesunylan, tubuh Siau Hong yang berada disitu
segera terhantam sampai mencelat beberapa tombak dari
tempat semula. . . .
Dengan cepat cioe cien cien meluncur keluar dari
benteng Hui Him Poo, larinya semakin lama semakin
kencang hingga akhirnya mereka sudah amatjauh
meninggalkan tempat semula.
Diam2 Lam-kong Pak salurkan hawa murninya untuk
memulihkan kembali kekuatan tubuhnya setelah merasa
keadaan semakin baik ia segera membentak keras: "Hey,
cepat lepaskan aku"
cioe cien cien tidak ambil perduli ia lanjutkan
perjalanannya semakin kencang.
"Eeei. cepat lepaskan aku" sekali lagi Lam-kong Pak
berterlak keras. kali ini suaranya dingin lagi ketus,
Namun perempuan itu tetap bungkam dalam seribu
bahasa.
"sebetulnya apa maksudmu?" maki si anak muda itu
dengan suara yang amat sinis.
"Tidak ada maksud apa2." sahut cioe cien cien
mendadak sambil menghentikan gerakan tubuhnya, "Aku
merasa kasihan melihat kau merangkak diatas tanah
bagaikan anjing, maka aku hendak menolong dirimu"
Lam-kong Pak membenci perempuan ini karena dia telah
membunuh Liuw Hui Yan yang sedang bunting tua,
sebetulnya pemuda ini memang ada maksud untuk
membalas dendam. sekarang setelah dilihatnya pihak lawan
ada maksud mempermainkan dirinya, ia jadi naik pitam:
Sekuat tanaga ia meronta tapi tak berhasil melepaskan diri.
Akhirnya ia jadi putus asa dan membatin- "Sudah...
sudahlah... anggap saja aku orang she Lam-kong memang
lagi sial, setiap kali harus berjumpa dengan perempuan yang
tak tahu malu macam begini."
Mendadak satu ingatan berkelebat didalam benaknya, ia
segera berteriak keras:
"Eeei... kalau kau tak mau lepas tangan lagi jangan
salahkan kalau aku akan mulai mencaci maki dirimu "
"Silahkan memaki selamanya belum pernah aku dengar
kau mencaci maki orang lain-.. ayoh cepat lakukan"
Lam-kong Pak jadi kehabisan akal dibuatnya. kembali ia
membentak.
"cepat lepaskan diriku aku hendak melakukan duel
dengan dirimu secara adil. karena aku hendak membunuh
mati kau siperempuan busuk"
cioe cien cien tertawa dingin-..Bruuuk^ ia banting tubuh
sianak muda itu keatas tanah secara keras2, kemudian
sambil bertolak pinggang teriaknya:
"Ayohlah sedari dulu aku memang sudah pingin mati
ditanganmu, ayoh cepat bunuh aku" Bantingan keras itu
bukan saja tidak melukai pemuda itu,justra karena tindakan
tadi maka daya kerja obat pemabok yang masih bersarang
didalam tubuhnya segera terpencar keluar dari dalam
tubuhnya.
Ia segera meloncat bangun. setelah menyalurkan hawa
murninya mengelilingi seluruh badan, serunya penuh rasa
benci: "Mengapa kau membinasakan diri Liuw Hui Yan??"
"Aku??" ejek cioe cien cien sambil tertawa dingin,
"Heeeh...heeeh...heeeh.^. karena aku senang sekali
membinasakan dirinya"
"Aku akan membinasakan dirimu dengan menggunakan
tangan kiri serta lima bagian tenaga dalam. dengan begitu
andaikata kau mati maka tiada perkataan yang bisa kau
ucapkan lagi"
cara membunuh orang semaCam ini belum pernah
kedengar ataupun terjadi dikolong langit. cioe cien ciea
seketika dibikin tertegun untuk beberapa saat lamanya,
kemudian dengan marah ia berteriak:
"Kau tak usah berlagak sok berjiwa besar. aku tak sudi
menerima kebaikan hatimu itu"
"Siapa sih yang pingin memberi hati kepadamu??? aku
berbuat demikian adalah untuk mententeramkan hatiku
sendiri"
"Bagus kalau begitu bersiap siaplah. ..." cioe cien cien
masih tetap bertolak pinggang, air mukanya sama sekali
tidak kelihatan jeri atau takut.
Perbuatan gadis itu segera menyentuh hati kecil pemuda
kita, ia jadi tetingat akan kesan pertamanya sewaktu ia
memasuki perkampungan Toa Loo-san- Chung tempo dulu,
ketika itu dia sudah menaruh kesan yang baik terhadap
dirinya bahkan menemukan bahwa gadis itu mempunyai
jiwa jantan yang jarang ditemuipada gadis lain-
Sementara itu cioe cien cien sambil bertolak pinggang,
mencibirkan bibirnya yang kecil. sikap semaCam ini segera
membuat Lam-kong Pak jadi tertegun dan ragu2.
Dalam hati kecilnya dia mulai berpikir sebenarnya salah
siapakah ini??...tapi sejenak kemudian ia merasa bahwa
perbuatan gadis ini memang terlalu telengas. dengan mata
kepala sendiri ia saksikan pertempuran yang berlangsung
antara dia dengan Liuw IHui Yan, waktu itu ujung
telapaknya tak pernah menjauhi perut gadis she Liuw
tersebut. Berpikir sampai disini, napsu membunuhnya
segera berkobar. teriaknya keras2: "Lihat serangan"
Bersamaan dengan bergemanya teriakan itu sebuah
pukulan dengan menggunakan ilmu Thian So Jiu ajaran
perguruannya telah dilancarkan kedepan, dalam hati
kecilnya ia telah ambil keputusan bahwa gadis itu tak akan
dibunuh dengan menggunakan ilmu sakti Payung Sengkala.
Tetapi...ia telah melupakan sesuatu, tenaga dalam yang
dimilikinya sekarang sudah jauh berbeda dengan keadaan
dahulu, walaupun hanya sebuah serangan yang dilancarkan
dengan gerakan biasa namun daya kekuatannya amat luar
biasa.
cioe cien cien sendiripun tahu bahwa pemuda itu telah
dipengaruhi oleh napsu membunuh yang berkobar-kobar,
mau tak mau dia harus himpun segenap kekuatan yang
dimilikinya untuk menyambut datangnya ancaman
tersebut,
Siapa sangka sewaktu serangannya mencapai tengah
jalan, tiba 2gerakan telapak Lam-kong Pak sama sekali
berubah dari ilmu Thian So Jiu dia berubah memakai ilmu
pukulan "Lian Tiong Sam Goan ciang Hoat".
"Bluuum Bluuuum Bluuuum "pukulan demi pukulan
dilancarkan dengan hebatnya, tubuh cioe cien cien seketika
terdorong mundur tiga langkah kearah belakang.
Sebenarnya dalam hati kecil dara she cioe itu ada
maksud untuk menyudahi persengketaan diantara mereka
sampai disini saja, ia mengira Lam-kong Pak pasti akan
memaafkan perbuatannya .
Siapa tahu dugaannya sama sekali meleset kematian dari
Liuw Hui Yan terlalu mengenaskan, dalam anggapan
sianak muda itu bila ia tak berhasil membunuh gadis ini
untuk membalas dendam atas kematiannya, maka ia akan
merasa tidak tenang hatinya hingga akhir hayat nanti.
Menyaksikan serangan pemuda itu kian lama kian
bertambah gencar. cioe cien cien dibuat naik pitam juga
oleh perbuatannya itu, ia membentak keras dan segera balas
melancarkan serangan dengan menggunakan ilmu Too
Thian It cu Hiang.
Pada saat itulah Lam-kong Pak sedang melancarkan
serangan dengan menggunakan lima bagian tenaga dalam,
suatu benturan keras tak terelakkan lagi....
"Duuuk..." tubuh cioe cien cien terpukul sempoyongan
tiga langkah lebar kearah belakang.
Lam-kong Pak tidak berhenti sampai disitu saja, sekali
lagi ia membentak keras. jurus "Nu-To-Thian so" atau
Murka melempar senjata langit satu jurus serangan yang
paling ampuh dari ilmu Thian-So Jiu segera dilancarkan
keluar....
Dalam waktu singkat angin desiran tajam bertiup men-
deru2. seluruh angkasa jadi gelap tertutup awan hitam.
Tedengar cioe cien cien mendengus berat, badannya segera
terlempar sejauh tiga tombak dari tempat semula....
Meskipun Lam-kong Pak amat membenci dirinya hingga
serangan yang dilancarkan agak berat dan membuat gadis
itujatuh pingsan, tapi dalam hati kecilnya ia merasa tak
tega.
Melihat gadis itu roboh keatas tanah, ia segera memburu
kesisi tubuhnya sambil teriak keras:
"cien cien... cien cien...."
= =ooooooooo= =

PERLAHAN- LAHAN cioe cien cien siuman kembali


dari pingsannya, melihat sianak muda itu berada disisinya,
dengan wajah Cemberut dan sorot mata memancarkan api
dendam yang membara makinya:
"Kau.., kau...anjing keparat.. enyah dari sini,
aku...selama hidup .. aku tak ingin bertemu lagi
de....dengan dirimu...enyah...."
Lam-kong Pak ingin mengucapkan sesuatu tiba2 ia
merasa datangnya desiran angin tajam mengancam batok
kepalanya, disusul seseorang membentak keras: "Lihat
senjata rahasia."
Lam-kong Pak terkejut. dengan tangkas ia geserkan
badannya tiga langkah dari tempat semula kemudian
melancarkan sebuah babatan, angin pukulan yang maha
dahsyat kebelakang.
"criiit..." bunga air bunga bermuncratan ke empat
penjuru, terdengar cioe cien cien menjerit ngeri.
Lam-kong Pak jadi amat terkejut, untuk beberapa saat
lamanya ia berdiri tertegun dan tak tahu apa yang musti
dilakukan-
Kiranya yang barusan mengancam tubuhnya bukan lain
adalah air keras beracun Sam Wi ceng Swie, setelah
termakan oleh angin pukulannya yang maha dahsyat itu.
percikan bunga air segera berhamburan keempat penjuru
dan sebagian besar bersarang diatas wajah cioe cien cien.
Asap kuning segera mengepul dari atas wajah gadis itu,
daging dan kulit pipinya jadi membusuk dan hancur
berantakan- jeritan ngeri yang menyayatkan hati bergema
memeCahkan kesunyian- wajah yang semula Cantik jelita
kini berubah jadi jelek melebihi setan atau kuntilanak.

Suma ing dengan wajah menyeringai seram berdiri


kurang lebih lima tombak dari kalangan, saat itu dengan
suaranya yang sinis sedang berkata:
"cioe cien cien, aku sama sekali tiada maksud untuk
mencelakai dirimu, aku berbuat demikian karena ingin
merusak wajahnya yang memuakkan itu, sungguh tak
nyana telah menggetarkan air racun itu hingga mengenai
wajahmu yang halus. . .bisa kau bayangkan sekarang,
betapa kejam dan telengasnya orang itu aku tak usah
kuterangkan lebih jauh"
Mendengar ocehan orang yang tidak karuan, ingin sekali
Lam-kong Pak meludahi mulutnya yang kotor itu. dengan
marah yang meluap-luap ia menubruk kedepan, bentaknya:.
"Berhenti"
"Nanti dulu.., " tiba2 cioe cien cien menjerit dengan
suara yang tinggi bagaikan lengkingan setan, "Kalau kau
hendak binasakan dirinya. bunuhlah dahulu diriku "
Lam-kong Pak jadi tertegun melihat tindak gadis itu,
serunya dengan Cepat.
"Dia...dia. ..hatinya kejam bagaikan kala wataknya
busuk melebihi binatang, apakah kau. . . ."
"Kau lebih kejam daripadanya kau lebih ganas dan
berutal" jerit cioe cien cien sambil menutupi wajahnya yang
makin membusuk. darah kental mengucur keluar lewat
celah2 jari tangannya, "kalau mau bunuh, bunuhlah kami
berdua seCara berbareng. kalau tidak biarkaniah kami pergi
dari sini..."
Kemudian ia menoleh kearah Suma ing dan
menambahkan. "Engkoh Ing, meskipun air beracun itu
kaulah yang melepaskan tapi dia yang telah menggetarkan
keatas wajahku. Aku tak akan menyalahkan dirimu, setelah
aku berubah jadi begini jelek. kau tentu tak akan menampik
diriku bukan???"
"Ooh adik cien, aku sungguh2 mencintai dirimu
sekalipun wajahmu telah rusak dan musnah, tetapi aku
masih tetap Cinta dan setia kepadamu"
UCapan yang begitu merdu merayu dalam pendengaran
cioe cien cien benar2 mendatangkan kehangatan yang tak
terkirakan, ia berjalan kedepan Suma ing lalu menggandeng
tangannya dan berlalu dari situ,
Memandang bayangan punggung mereka berdua yang
makin menjauh, Lam-kong Pak berdiri ter-mangu2.
seperminum teh lamanya ia berdiri mematung tanpa
mengetahui apa yang musti dilakukan.
dalam hati keCilnya ia merasa benci dan keCewa,
kepada angin malam yang berhembus sepoi2 serunya:
"oooh..,. Thian mengapa kau atur demikian diri kami?
kau terlalu kejam aku mau balas dendam aku mau
bunuh....."
Suaranya penuh mengandung napsu membunuh yang
ber kobar2, begitu keras suaranya hingga menggema
diseluriih angkasa.
Mendadak sesosok bayangan manusia yang tinggi besar
muncul dari balik kegelapan. dia bukan lain adalah
simalaikat raksasa Lo Liang-jen-
Ketika Loo Liang jen menjumpai Majikan mudanya
berdiri mematung sama sekali tak berkutik, segera maju
menghampiri sambil berkata.
"Lam-kong sauw-ya. aku tahu bahwa kau mendapat
penghinaan serta cercaan. Tetapi Pek li Gong, Siang Hong
Tie serta ibumu dapat memahami watak serta
perbuatanmu, mereka secara berpisah sedang mencari
jejakmu. Ayohlah ikutlah aku pulang kerumah."
Dengan termangu-mangu Lam-kong Pak menatap wajah
simalaikat raksasa itu tanpa berkedip. sekarang ia merasa
amat mengagumi akan nasib dari Loo Liang-jen, setiap hari
tahunya makan dan berbuat menurut suara hati sendiri,
rasanya tiada kesulitan atau kemurungan apapun yang
pernah dirasakan olehnya.
"Lam-kong sauw-ya, tahukah kau bahwa aku si-Loo tua
tak bisa kau tinggalkan, iKutlah aku pulang kerumah"
kembali malaikat raksasa merengek dengan nada penuh
pengharapan.
Lam-kong Pak jadi amat terharu setelah menyaksikan
kesetiaan rekannya ini. ia merasa andaikata dalam dunia
persilatan terdapat beberapa orang macam Loo Liang-jen
niscaya tiada kelicikan serta kekejaman yang akan terjadi
dikolong langit.
Saat ini hampir saja hatinya jadi lembek dicairkan oleh
kesetiaan orang, rasa setia kawan Loo Liang-jen yang begitu
hangat membuat ia merasa amat terharu.
Tatkala menyaksikan sianak muda itusudah
menunjukkan tanda2 mau pulang kerumah, Loo Liang-jen
segera jatuhkan diri berlutut diatas tanah. dengan air mata
bercucuran ujarnya:
"sauw-ya. tahukah kau meskipun aku si Loo tua adalah
gentongan nasi tetapi aku masih mengetahui cara
seorangjadi manusia yang baik. selama hidup aku belum
pernah berlutut dihadapan siapapunjua. kecuali hari ini...
sauw-ya tak usahlah mendongkol akupun jengkel terhadap
nona bertiga, pulanglah kerumah"
Menyinggung soal ketiga orang gadis itu, Lam-kong Pak
segera merasa kepalanya bagaikan diguyur dengan
sebaskom air dingin, niatnya untuk pulang kontan larut tak
berbekas.
la merasa selama hidupnya belum pernah melakukan
perbuatan yang menyalahi suara hatinya tetapi ketiga orang
gadis itu tanpa menanyakan mana yang merah dan mana
yang hijau telah memandang dirinya begitu rendah dan tak
ada harganya. ia merasa tersinggung perasaannya dan tak
bisa memaafkan perbuatan mereka itu. Air mukanya
seketika berubah jadi ketus, dengan suara hambar segera
ujarnya.
"Loo tua aku telah mengambil keputusan untuk tidak
pulang kerumah, yang paling aku kuatirkan sekarang
adalah nasib dari ibuku serta beberapa orang cianpwee
lainnya. semoga kau bisa baik melindungi mereka. Pergilah
akupun akan melanjutkan perjalanan"
Loo Liang-jen jadi amat gelisah, dengan susah payah ia
baru berhasil menemukan jejak sianak muda ini, tentu saja
dia tak akan melepaskan tenaganya dengan begitu saja.
Sambil mencekat pergelangan kaki orang, terlaknya:
"Sauw-ya, kalau kau tak mau pulang hajarlah aku sampai
mati sebab akupun tak ingin pulang lagi"
Lam-kong Pak benar2 terharu dibUatnya oleh kesetiaan
rekannya ini. air mata tanpa terasa jatuh berlinang
membasahi pipinya, tapi dengan cepat ia keraskan hatinya
sambil berseru dangan suara berat:
"Omong kosong kalau kau tak mau dengarkan
perkataanku lagi, jangan salahkan kalau aku tak akan
berlaku sungkan2 lagi terhadap dirimu...."
Bukannya lepas tangan, Loo Liang-jen malah semakin
kencang mencekal pergelangan kakinya, kembali ia
merintih:
"sauw-ya, daripada aku harus tinggalkan dirimu lebih
baik aku mati saja ditanganmu. kau.. .kabulkahlah
permintaanku ini."
Lam-kong Pak mendengus dingin. hawa murninya
segera disalurkan kedalam kaki, sambil membentak gusar
satu tendangan segera dilepaskan-
Tubuh Loo Liang-jen yang tinggi besar bagaikan pagoda
segera mencelat sejauh satu tombak lebih dari tempat
semula dan jatuh mencium tanah.
Lam-kong Pak menghela napas panjang, ia putar badan
dan segera berlalu dari situ. Jeritan sedih dari Loo Liang-jen
berkumandang ditengah angkasa bagaikan guntur
membelah bumi, membuat orang yang mendengar ikut
beriba hati karenanya.
Sekuat tenaga Lam-kong Pak lari meninggalkan tempat
itu, seluruh kekesalan serta kemangkelan yang bersarang
dalam dadanya dilampiaskan keluar, pikirnya didalam hati:
"Sejak kini aku mau berkelana didalam dunia persilatan
seorang diri, akan kubasmi semua kaum laknat dan kaum
iblis yang ada didalam sungai telaga untuk itu tenaga
dalamku harus kulatih lebih dahulu agar peroleh kemajuan
yang lebih pesat"
Karena berpikir demikin ia lantas masuk kedalam
gunung yang sunyi. mengunjungi tempat yang jarang
didatangi manusia dan mencari tempat yang tersembunyi
untuk melatih diri secara giat selama satu bulan.
Saat itulah sesosok bayangan manusia diam2 menguntit
terus dibelakang tubuhnya tanpa ia sadari, hingga akhirnya
sampailah mereka disuatu selat yang terpencil.
Diantara celah2 bukit terjal Lam-kong Pak temukan
sebuah goa yang tersembunyi letaknya, suatu tempat yang
paling cocok untuk melatih diri,
Ia masuk kedalam gua itu. suasana gelap gulita tapi tidak
begitu lembab udaranya. setelah mengumpulkan buah2an
sebagai ramsum kembalilah dia kedalam gua itu.
Langkah pertama yang ia harus tempuh adalah
menggabungkan dua kekuatan besar yaag mengalir didalam
tubuhnya hingga mencair dan membaur jadi satu kekuatan
besar.
Ia duduk bersila dan pusatkan semua perhatiannya.
seperminum teh kemudian pemuda ini sudah berada dalam
keadaan lupa segalanya. . . .
Tiga hari kemudian dua kekuatan hawa murni itu sudah
makin mendekat satu lainnya, tetapi untuk mencair dan
membaur jadi satu masih membutuhkan beberapa hari
latihan lagi. pemuda itu segera ambil keputusan untuk
berlatih diri lebih jauh.
Yang aneh. selama dalam latihannya itu ia merasakan
munculnya siau kekuatan lain yang mangalir didalam
tubuhnya, setiap kali ia sedang bersemedi kekuatan itu
segera muncul lewat ubun2nya.
Ia tak tahu dari mana asalnya aliran hawa panas itu?
dalam anggapan Lam-kong Pak pastilah suatu penemuan
aneh lagi yang berhasil ia dapatkan, atau mungkin itulah
hawa murni yang pernah disalurkan Coe Lie Yap kedalam
tubuhnya.
Setengah bulan kemudian kedua kekuatan hawa murni
yang mengalir didalam tubuhnya telah berhasil membaur
jadi satu. ia segera merasakan perubahan yang amat besar
didalam badannya, tiga sampai lima hari tidak makan atau
minum sedikitpun tidak merasa haus atau lapar.
Disamping itu diapun merasakan suatu kesegaran yang
sangat aneh. se-olah2 badannya sedang terbang diudara.
Lewat dua puluh hari kemudian,ia mulai merasa bahwa
hawa aliran hawa panas muncul dari ubun2nya itu makin
lama semakin lemah, kehebatannya tidak menyerupai
keadaan dulu lagi, walaupun merasa heran namun sianak
muda itu tidak sampai memikirkannya didalam hati.
Masa berlatih selama satu bulan akhirnya telah penuh,
dengan hati riang gembira keluarlah sianak muda itu dari
dalam gua dibalik celah bukit, waktu itu bukan saja
ketajaman mata serta pendengarannya bertambah. bahkan
tubuhnya enteng bagaikan kertas, hawa murni yang
mengalir dalam tubuhnya penuh dan segar, sampai suara
lirih yang terjadi ditempat beberapa lie dari tempat dimana
ia beradapun dapat ditangkap dengan jelas.
Setelah kepandaian silatnya mengalami kemajuan-
pertama-tama yang hendak ia lakukan adalah mengunjungi
markas besar perkumpulan Liok Mao Pang dan berduel
melawan si Kakek ombak Menggulung, kemudian mencari
jejak ketiga orang manusia tembaga dan secara diam2
menengok ibunya.
Keesokan harinya ia telah tiba dimarkas besar
perkumpulan Liok Mao Pang, tiba2 satu ingatan berkelebat
didalam benak Lam-kong Pak^ pikirnya didalam hati:
"Kemajuan yang berhasil kucapai dalam tenaga dalam
sudah jauh melebihi keadaan dahulu, sekalipun belum tentu
aku bisa menangkan si-kakek ombak menggulung, paling
sedikit perbedaan diantara kami tidaklah terlalu jauh. aku
harus unjukan diri dengan raut wajah yang lain"
Satu ingatan bagus muncul dalam benaknya, maka ia
segera melakukan pencarian didalam markas besar itu.
Dengan tenaga dalam yang dimilikinya sekarang, ilmu
meringankan tubuh yang ia yakini pun sudah memperoleh
kemajuan yang pesat. datang perginya enteng bagaikan
hembusan angin meskipun penjagaan yang diatur dalam
markas besar perkumpulan Liok Mao Pang itu berlapis,
jago lihaynya amat banyak namun tak seorangpun diantara
mereka yang berhasil mengetahui jejaknya.
Akhirnya ia sampai didalam ruang penyimpanan barang.
disitu ia temukan dua stel pakaian tembaga terletak disitu,
hal ini membuat hatinya jadi sangat girang.
Ia pilih salah satu diantaranya yang sesuai dengan
potongan tubuhnya lalu dikenakan dibadannya.
Setelah mengenakan baju tembaga tersebut ia baru tahu
bahwa pakaian itu bukan terbuat dari baja asli, melainkan
merupakan campuran dengan bahan logam lainnya.
walaupun keras dan kuat tapi empuk dan bisa dilipat-lipat
sekehendak hatinya.
Disamping itu terdapat pula beberapa buah persendian
yang bisa membebaskan gerak-geriknya, walaupun
memakai pakaian itu gerakannya tetap leluasa seperti sedia
kala. ^
Sekarang ia baru sadar dan mengetahui apa sebabnya
ketiga orang manusia tembaga itu bisa datang dan pergi
sekehendak hatinya ketika Liok Mao Pangcu mengadakan
pertemuan besar dibukit Lok Hua-Poo tempo dulu,
seandainya pakaian tembaga itu tidak luas dan bisa
bergerak dengan leluasa mungkin untuk mendaki bukit itu
belum tentu sanggup,
Setelah keluar dari gudang penyimpanan barang. si-anak
muda itu langsung menuju keruang tengah ia masih ingat
ketika tempo dulu mengunjungi tempat itu, kakek ombak
menggulung pernah menggunakan payung sengkala palsu
untuk bergebrak melawan dirinya. tapi senjata itu berhasil
dipukul patah oleh tanduk naganya yang sakti.
Tapi bagaimanapun juga kekuatan tenaga dalam yang
dimiliki Kakek ombak menggulung jauh lebih tinggi
beberapa kali lipat dari pada dirinya, akhirnya ia terpukul
oleh tenaga pukulannya itu hingga melesat sejauh beberapa
tombak dan jatuh tak sadarkan diri.
Dalam pada itu Lam-kong Pak temukan bahwa
penjagaan disekitar ruang tengah amat ketat,pada setiap
sudut bangunan terdapat seorang jago lihay yang
melakukan penjagaan, bahkan mereka semua terdiri dari
jago kelas satu didalam perkumpulan Liok Mao Pang.
Diantaranya terdapat si-Lentera hitam mengejar nyawa
Leng Cing Cioe, sikakek moyang berwajah kepiting, sisetan
gantung hidup GouwJit serta sirasul hitam tebal Chin
Thong.
Lam-kong Pak ada niat untuk menguji ilmu
kepandaiannya, ilmu meringankan tubuhnya segera
dikerahkan hingga mencapai pada puncaknya, cepat
bagaikan hembusan angin ia berkelebat lewat disisi tubuh
Lentera hitam pengejar nyawa, diikuti mengitar pula Sekitar
tubuh kakek moyang berwajah kepiting, sisetan gantung
hidup serta sirasul hitam tebal, sambil berputar jari
tangannya bergerak cepat menotok jalan darah keempat
orang tokoh lihay tersebut.
Kepandaian yang amat mengejutkan ini sangat
menggirangkan hatinya. belum pernah ia merasa seriang
dan gembira seperti ini selama satu bulan terakhir.
Ketika ia melongok keruang dalam, tampaklah kakek
ombak menggulung duduk dikursi kebesaran, pangcu dari
perkumpulan Liok Mao Pang duduk disisi tubuhnya,
sedang dikursi paling bawah duduklah bersanding dua
orang manusia berkerudung hitam satu pria dan satu
wanita.
Para jago lihay lainnya berdiri sejajar di kedua belah
samping. suasana dalam ruangan sunji senyap tak
kedengaran sedikit suarapun, hingga keadaan waktu itu
kelihatan bertambah seram.
Tiba2 kakek ombak menggulung buka suara dan berkata:
"malam ini aku Tay-sang pangcu sekali lagi
mengumumkan bahwa aku terima Suma Ing sebagai
muridku, bahkan mengangkat dia sebagai wakil ketua dari
perkumpulan kita. Ngo Hoa Bak berulang kali gagal
menunjukan prestasinya gemilang. perbuatan itu sudah
mencemarkan nama baik perkumpulan kita dimata umum.
oleh sebab itu kedudukannya aku turunkan jadi seorang
pelindung hukum"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, sekujur tubuh
Ngo Hoa Bak gemetar keras, wajahnya yang burik nampak
berubah jadi amat jelek. Terdengar kakek ombak
menggulung bicara lebih jauh.
"Sedangkan sisetan gantung hidup Gou Jit sirasul hitam
tebal sekalian tak dapat pula menunjukkan kehebatannya
sebagai pelindung hukum. maka kedudukan mereka aku
turunkan jadi seorang Thiancu, bila dikemudian hari
membuat prestasi yang gemilang kemungkinan naik
pangkat masih terbuka"
Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang mengiakan
berulang kali, sementara pria berkerudung itu segera
bangkit berdiri dan jatuhkan diri berlutut dihadapan kakek
ombak mengguluag sambil menjalankan penghormatan
besar, kemudian balik lagi ketempat duduknya semula.
Lam-kong Pak tahu bahwa pria berkerudung ini bukan
lain adalah Suma Ing. sedangkan perempuan berkerudung
itu bila dilihat dari potongan badannya, jelas bukan lain
adalah Cioe Cien Cien yang wajahnya telah rusak.
Diam2 ia menghela napas panjang. sikap seseorang
untuk menentukan lurus atau sesatnya hawa telapak pada
perbedaan ingatan disatu detik yang amat singkat, dahulu
Cioe Cien Cien amat lurus dan amat jujur. siapa tahu
setelah berkumpul dengan Suma Ing ia telah berubah jadi
begini rupa.
Terdengar Kakek ombak menggulung berkata lagi.
"Cioe Cien Cien telah tinggalkan rumah bergabung
dengan perkumpulan kita. kejadian inipatut dihargai dan
diberi selamatan untuk itu kuhadiahkan kedudukan
pelindung hukum baginya"
Cioe cien cien bangkit berdiri dan menjura dalam2
sahutnya. "Aku yang rendah banyak2 mengucapkan terima
kasih atas budi pemeliharaan dari Tay-sang Pangcu"
Setelah upacara selesai, ketua dari perkumpulan Liok
Mao Pang tampil kedepan dan berkata^
"Selama satu bulan belakangan ini. bukan saja jejak dari
Lam-kong Pak sudah lenyap tak berbekas. ketiga orang
manusia itupun belum pernah munculkan diri, aku pikir
mereka sedang menyusun rencana busuk untuk menghadapi
ketiga orang bila mana tujuan dari perkumpulan kita adalah
merajai dunia persilatan, aku pikir menghadapi mereka2 itu
kita musti bersikap lebih berhati-hati"
Tiba2 kakek ombik Menggulung mendongak dan tertawa
terbahak-bahak, "Haaaa...ha.,.haaaah....haaaa. . .baru saja
kita bicarakan cho Cho, ternyata Cho Cho sudah datang,
orang yang kau maksudkan sedari tadi sudah muncul
disini."
Lam-kong Pak jadi amat terperanjat setelah mendengar
perkataan itu. ia mengira jejaknya sudah ketahuan- Baru
saja tubuhnya akan loncat keluar dari tempat
persembunyian mendadak dari atas wuwungan rumah
dihadapannya melayang turun sesosok bayangan manusia
yang langsung melayang ketengah halaman-
Begitu orang tadi munculkan diri. seluruh ruangan jadi
gempar. sebab orang itu bukan lain adalah seorang manusia
tembaga.
Terdengar manusia tembaga itu dengan suara yang
rendah dan serak berkata:
"Kakek ombak Menggulung andaikata kau sanggup
menyambut tiga buah serangan payungku sejak detik ini
aku tak akan mencampuri urusan dunia persilatan lagi. aku
akan biarkan dirimu malang melintang diseluruh Bu-lim
dan merajai kolong langit"
Kakek ombak Menggulung segera tertawa dingin.
"Heeeeh...heeeeeh...heeeh.,, untuk membereskan
manusia seperti kau, kenapa aku mesti turun tangan
seadiTi?? Pangcu dengarkan perintah"
Ketua diri perkumpulan Bulu Hijau segera mengiakan
dan tampil ketengah gelanggang menunggu perintah . Kata
kakek ombak menggulung lagi.
"Aku beri batas lima puluh jurus kepadamu untuk
mengusir pergi orang ini dari markas besar perkumpulan
kita ini"
"Baik "
Dengan langkah lebar ketua perkumpulan Liok Mao
Pang berjalan keluar dari ruang tengah, turun dari
undak2an batu dan berdiri saling berhadapan dengan
manusia tembaga itu.
"Hiiiih.,. Hiiih...Hiiiih..." ia tertawa cekikikan, "sekarang
kau boleh unjukan kehebatan dari ilmu sakti Payung
Sengkalamu itu"
Tanpa mengucapkan sepatah katapun manusia tembaga
itu melancarkan sebuah babatan kedepan
Dengan wajah tetap tenang bahkan tersungging satu
senyuman mengejek, Liok Mao pangcu mengirim pula satu
pukulan menyambut datangnya ancaman tersebut. . . .
"Blaaam ,." satu ledakan keras segera bergeletar
diangkasa, kedua orang itu sama terpukul mundur tiga
langkah kebelakang untuk kemudian saling menyerang
kembali dengan serunya.
Lam-kong Pak yang menyaksikan jalannya pertarungan
dari tempat persembunyian dapat melihat dengan jelas
keadaan mereka berdua, ia dapat temui bahwa tenaga
dalam yang dimiliki manusia tembaga itu tidak cukup kuat,
dibawah teteran pukulan Liok Mao Pangcu yang ber-tubi2
ternyata ia terdesak mundur sejauh lima enam langkah dari
tempat semula.
Diam2 Lam kong Pak merasa amat gelisab dia siap
untuk turun tangan membantu. tetapi pemuda itu masih
sangsi ia mengira ada kemungkinan besar manusia tembaga
itu bisa mengeluarkan payung sengkalanya yang maha
dahsyat itu.
Tapi keadaan dari manusia tembaga itu kian lama kian
bertambah payah. ia terdesak hebat dan mundur kebelakang
tiada hentinya. Sementara kedua orang itu baru
melewatkan tiga puluh jurus gebrakan, agaknya tidak
sampai mencapai lima puluh jurus manusia tembaga itu
bakal roboh keatas tanah,
Mendadak manusia tembaga itu membentak keras:
" Lihat payung sengkala "
Ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang itu jadi
tertegun, ambil kesempaian yang sangat baik itulah manusia
tembaga tadi segara meloncat naik keatas atap rumah.
Liok Mao Pangcu sadar kena tertipu, sambil membentak
keras dia segera menyusul dari belakang.
Diatas rumah atap kedua orang itu kembali
melangsungkan pertempuran sengit, sedang kawanan iblis
lainnya ber-duyun2 ikut meloncat naik keatas atap rumah
dan mengurung kedua orang itu ditengah kalangan.
Empat puluh jurus telah lewat, Liok Mao Pangcu
selangkah demi selangkah maju mendesak lebih kedepan,
keadaan dari manusia tembaga itu kian lama kian
bertambah bahaya. Lam-kong Pak ingin maju membantu
tapi sayang tindakannya itu terlambat.
Terdengar ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang itu
membentak keras, dia cengkram tubuh manusia tembaga itu
lalu diangkat tinggi2 keatas, kawanan iblis lainnya yang
menyaksikan kejadian itu segera bersorak sorai kegirangan.
Tindakan dari Liok Mao Pangcu ini sangat mengejutkan
sekali. bukan saja ia berhasii memenangkan musuhnya
sebelum batas waktu lima puiuh jurus yang teiah ditetapkan
oieh Tay-sang pangcu. bahkan berhasii pula menawannya
dalam keadian hidup, hidup tanpa terasa ia tertawa aneh.
Sambil melemparkan tubuh manusia tembaga itu
kebawah. terlaknya:
"Kalau kau tidak puas mari kita bertanding satu kali lagi"
belum habis ia berkata...
"Sreeet... ^ tiba2 manusia tembaga itu menyusupkan
batok kepalanya kedalam cerobong asap yang ada ditengah
ruangan hingga yang tertinggal diluar hanya sepasang
kakinya belaka, ia sama sekali tak berkutik,
Lam-kong Pak membentak keras. tubuhnya dengan cepat
berkelebat keluar dari tempat persembunyiannya .
Ketika kawanan iblis itu melihat disitu kembali muncul
seorang manusia tembaga suasana jadi gempar dan mereka
sama mengundurkan diri kebelakang.
Setelah memperoleh kemenangan yang pertama. Liok
Mao Pangcu jadi semakin bersemangat, sambil tertawa
cekikikan serunya:
"Bila kau sanggup menyambut lima puluh Jurus
seranganku, maka aku bertanggung jawab untuk melepasan
kedua orang manusia tembaga itu dalam keadaan hidup,"
Lam-kong Pak tertawa seram. sambil merubah suaranya
hingga tidak dikenal orang ejeknya^
"Jangan dibilang lima puluh jurus andaikata kau
sanggUp menerima tiga bUah pukulanku, maka aku akan
membelenggU sepasang tanganku sendiri untuk menunggu
keputusan hukum darimu."
Setelah ucapan itu dlutarakan keluar bukan saja sekujur
badan Liok Mao Pangcu bergetar keras, sampai2 kakek
ombak menggulung yang berada ditengah ruangan pun
segera bangkit berdiri.
Ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang itu mengira
pihak lawan sedang menggertak dirinya dengan ucapan
yang sesumbar sekuat tenaga ia lancarkan sebuah babatan
kemuka. angin puyuh seketika menyapu seluruh permukaan
bumi membuat atap dan debU berterbangan diangkasa.
Lam-kong Pak tertawa dingin. ia himpUn delapan
bagian tenaga murninya lalu melancarkan sebuah pukulan
dengan gunakan jurus ketiga dari ilmu sakti Payung
Sengkala.
"Blaaam.. " seluruh bangunan rumah itu bergoncang
keras, secara beruntun Liok Mao Pangcu terpukul mundur
sejauh tujuh langkah kebelakang. atap rumah yang
diinjaknya pada hancur berantakan.
Kejadian ini sangat mengejutkan kakek ombak
menggulung, ia percaya bahwa orang ini pastilah manusia
tembaga yang memiliki payung sengkala itu.
Dalam pada itu Liok Mao Pangcu telah himpUn segenap
tenaga dalamnya untuk menerjang kembali kedepan- angin
pukulan men-deru2. yang digunakan dalam jurus ketujuh
dari ilmu sakti payung sengkala.
Angin topan bagaikan sebuah dinding baja yang tak
berWujud menggulung kearah depan. kawanan iblis itu
tergencet diatas atap rumah dan pada menjerit kesakitan.
Kepercayaan Lam-kong pak terhadap diri sendiri semikin
bertambah, ia sambut datangnya serangan itu dengan jurus
keenam dari ilmu payung sengkala tersebut.
Suatu benturan yang maha dahsyat dan menggetarkan
seluruh angkasa kembali meledak memecahkan kesunyian,
sebagian ujung dari bangunan itu segera roboh dan hancur,
sedang tubuh ketua dari perkumpulan bulu hijau itu
terlempar jatuh kedalam halaman-
Lam-kong Pak sangat menguatirkan keselamatan
manusia tembaga itu. apalagi setelah dilihatnya setengah
harian lamanya orang itu sama sekali tak berkutik.
Menurut anggapannya manusia tembaga itu kalau bukan
si tamu angin dan guntur Lam-kong Liuw pastilah sijago
yang suka pelancongan Lu ItBeng, atau kalau tidak dialah
siorang tembaga yang memiliki payung sengkala.
Tetapi kemungkinan terakhir tak mungkin terjadi. sebab
tenaga dalam yang dimiliki orang itu sangat tinggi dan lihay
sedikitpun tak ada dibawah kekuatan kakek ombak
menggulung jadi tak mungkin kalau ia sampai menderita
kekalahan ditangan Liok Mao pangcu.
sementara itu Kakek ombak menggulung sudah bangkit
dari tempat duduknya dan meloncat keatas atap rumah.
Lam-kong Pak tiada kesempatan untuk menemui jago lihay
ini lagi. Ia gerakan tubuhnya mendekati cerobong asap dan
segara cabut keluar manusia tembaga itu lalu dibawa kabur.
Setelah keluar dari markas besar perkumpulan Liok Mao
Pang, ia baru merasakan bahwa manusia tembaga itu
enteng sekali, hatinya jadi amat terperanjat, pikirnya:
"Seseorang bila mengenakan seperangkat pakaian
tembaga. paling sedikit beratnya akan mencapai seratus
lima enam puluh kati, kenapa berat manusia tembaga ini
begitu enteng??"
Ia segera berhenti dan memeriksa manusia tembaga itu
dengan lebih seksama, mendadak ia berseru kaget. ternyata
bagian kepala dari orang tembaga itu sudah retak. sedang
isinya kosong melompong.
Lam-kong Pak jadi terjeblos hatinya. bagaikan diguyur
sebaskom air dingin ia berdiri termangu-mangu. bukankah
manusia tembaga itu telah jatuh tak sadarkan diri ketika
dibanting oleh Liok Mao Pangcu hingga menancap didalam
cerobong asap itu?? kenapa sekarang mendadak bisa lenyap
tak berbekas??
Lagi pula walaupun cerobong asap itu besar, tak
mungkin seseorang bisa melewati tempat itu, lewat
manakah manusia tembaga itu meloloskan diri???? ...
Tapi sejenak kemudian Lam-kong Pak telah mengetahui
duduknya perkara. bagi seorang jago lihay yang sudah
tinggi ilmunya kepandaian menyusutkan tulang bukanlah
termasuk suatu hal yang aneh, jelas manusia tembaga itu
sudah menggunakan ilmu menyusut tulang untuk ngeloyor
pergi lewat cerobong asap,
Lalu siapakah manusia tembaga itu?? apakah ayahnya
sitamu angin geledek Lam-kong Liuw? tenaga dalam yang
dimilikinya jelas sudah peroleh kemunduran yang amat
banyak bila dibandingkan dengan keadaan dulu, apa
sebabnya bisa begitu??
Mendadak Lam-kong Pak teringat akan sesuatu. ia masih
ingat ketika untuk pertama kalinya ia menelan jinsom
berusia sepuluh ribu tahun kemudian duduk bersemedi,
mendadak dirasakannya ada segulung aliran hawa panas
menyusup kedalam tubuhnya, ketika ia selesai bersemedi
ditemuinya seorang manusia tembaga sedang melarikan diri
lewat jendela. ia baru tahu kalau manusia tembaga itulah
yang telah menyempurnakan dirinya.
Lagi pula ia temukan langkah kaki manusia tembaga itu
amat gontai seolah-olah tubuhnya akan roboh bila
terhembus angin, tanda itu jelas menunjukkan bila kekuatan
tubuhnya mengalami pengurangan yang amat besar.
Berpikir sampai disini, tanpa terasa ia bergumam seorang
diri,
"Ditinjau dari hal ini. jelaslah sudah bahwa manusia
tembaga itu kalau bukan ayah tentulah guruku "Siau Yau
sianseng" Lu It Beng....,"
MENDADAK terdengar suara hiruk pikuk
berkumandang datang dari tempat kejauhan, disusul
seseorang berteriak keras^
"Cepat lihat manusia tembaga itu berada disini, kita
harus menangkapnya hidup,hidup,"
Lam-kong-Pak terkejut, ketika ia menoleh kearah mana
berasalnya suara itu tampaklah ibunya Sun Han Siang,
Siang Hong Tie, Pek-li Gong^ sepasang manusia jelek dari
Hay-thian, simalaikat raksasa serta ketiga oraog gadis itu
sedang memburu datang.
= =ooooooooo= =
DALAM waktu singkat Lam-kong Pak merasakan
hatinya bergolak keras, ia sudah mengambil keputusan
untuk berkelana seorang diri hingga perkumpulan Liok
Mao-Pang musnah dan ketiga orang manusia tembaga itu
ditemukan, tentu saja ia tak ingin menjumpai beberapa
orang itu dengan wajah aslinya.
Berhadapan muka dengan ibu kandUngnya sendiri tanpa
berani mengakuinya. tanpa terasa ia mengucUrkan air mata
sedih. tapis iapa yang bisa menyelami perasaannya saat
itu???
Terlihatlah ketiga orang dara muda itu sangat gembira,
seakan-akan mereka telah menemUkan sesuatu yang
menyenangkan hati, seru mereka hampir berbareng^ "Kali
ini jangan biarkan dia lolos dari cengkeraman kita"
Diam2 Lam-kong Pak mendengus. walau-pun ia tahu
ketiga orang gadis itu menaruh kesalah pahaman terhadap
dirinya, tapi ia menganggap cinta mereka terhadap dirinya
kurang kokoh, sebab perkenalan diantara mereka toh sudah
cukup mendalam^ mengapa mereka masih percaya dengan
fitnahan orang?
Pokoknya perduli menghadapi kejadian macam apapun
sepantasnya kalau mereka hadapi dan selidiki dengan hati
tenang dan tanpa emosi, bila ternyata ia memang bersalah,
rasanya belum terlambat kalau mereka baru cekcok.
Karena itulah hawa amarahnya segera berkobar. dia
ingin memberi sedikit pelajaran terhadap mereka bertiga.
sementara itu beberapa orang itu telah mengepung
dirinya rapat2, semua orang bersiap sedia menghadapi
segala kemungkinan, rupanya mereka kuatir kalau dirinya
berhasil meloloskan diri.
Terdengar Sun Han Siang menegur:
"Beberapa kali kau telah unjukkan diri, tapi setiap kali
tak berani menemui orang dengan wajah aslimu,
sebenarnya apa sebabnya?"
Lam-kong Pak tak berani menjawab, karena sekalipun ia
sudah ganti suaranya namun ibunya tentu akan kenal
dirinya.
"Menurut dugaan dari aku sipencUri tua." ujar Pek-li
Gong pula. "Kalau kau bukan Lam-kong Liuw pastilah Lu
ItBeng, apakah kau masih akan meneruskan penyaruanmu
itu???"
Lam-kong Pak ada mulut sukar berbicara ia tetap
membungkam diam seribu bahasa. . . . Siang Hong Tie
menghela napas dan ikut berbicara:
"Lamkong-heng sejak kau menemui bencana banyak
bencana hebat melanda dunia persilatan- perkumpulan
Liok-Mao Pang punya ambisi besar untuk merajai seluruh
kolong langit, dan sekarang muncul pula kakek ombak
menggulung yang hampir boleh dikata tiada tandingannya.
Lamkong-heng dengan cita2mu yang luhur serta budimu
yang tebal, se-tidak2nya kau tentu akan mencampuri urusan
ini bukan agar kaum iblis gagal untuk mewujudkan
harapannya???"
Lam-kong Pak tetap tidak menjawab atau pun bergerak.
tindak tanduknya ini segera menggelikan hati ketiga orang
gadis itu, tanpa terasa mereka tertawa cekikikan.
"Apa yang musti kalian tertawa kan?" tegur Siang Hong
Tie, "Bagaimana yang terjadi hari ini kita harus menahan
dirinya, kita jangan biarkan ia lolos lagi dari tangan kita"
"Sekarang kita kurang orang itu dalam dua lapis
lingkaran, kita harus bekerja secara erat untuk meringkus
dirinya." kata Sun Han Siang pula.
"Sun Han Siang" seru Pek li Gong "Kalau begitu biarlah
kau yang beri komando. kita akan turun tangan secara
berbareng"
Dalam pada itu Lam-kong Pak sedang mengawasi ketiga
orang dara muda itu. tiba2 ia perdengarkan suara
tertawanya yang aneh dan menyeramkan.
Kawanan jago lihay itu jadi tertegun dan tak habis
mengerti, gelak tertawa orang itu penuh dengan napsu
membunuh, se-olah2 seseorang yang sedang melampiaskan
hawa amarah
"Sebetuinya siapakah kau??" bentak Sun Han Siang
kembali, "jelas kau bukan seorang bisu bukan??"
suasana hening dan sunyi tak kedengaran sedikit
suarapun, Lam-kong Pak tetap membungkam dalam seribu
bahasa. "Serbu" akhirnya perempuan itu memberi
komando.
Sembilan orang jigo lihay berbareng menerjang kedepan,
mereka tidak melanccarkan pukulan udara kosong
sebaliknya melakukan pertarungan jarak cepat, serentak
mereka menerjang kesisi tubuh Lam-kong Pak.
Sedari tadi sianak muda ini sudah bikin persiapan, ia
mendengus dingin, dengan suatu gerakan yang amat cepat
hingga sukar dilukiskan dengan kata-kata ia terobos kemuka
dan mendekati tubuh ketiga orang dara muda itu.
"Ploook Ploook Ploook" tiga buah gaplokan nyaring
dilancarkan, pipi kiri ketiga orang gadis itu seketika
membengkak besar dan mundur kebelakang sejauh tiga
langkah dengan sempoyongan.
Sedang Lam-kong Pak sendiri telah berdiri pada jarak
empat tombaK dari kalangan-
Gerakan apakah itu??? bukan saja angkatan yang lebih
tua dibikin tertegun, bahkan ketiga orang gadis yang tertera
gaplok-pun sama-sama berdiri terbelalak dengan mulut
melongo, mereka tak habis mengerti dengan cara apakah
dirinya ditampar??
Lam-kong Pak tertawa seram, sehabis memerseni satu
tamparan kepipi tiga orang gadis itu, ia putar badan dan
segera berlalu.
Sembilan orang jago lihay itu hanya bisa saling
berpandangan dengan mulut melongo, begitu lihay ilmu
silat yang dimiliki orang ini sehingga tak seorangpun yang
sempat menyaksikan demgan gerakan apakah ketiga orang
gadis itu diserang.
Jangan dikata menampar. andaikata manusia tembaga
itu ada maksud membunuh mereka bertiga pun bukan suatu
pekerjaan yang terlalu sulit.
Sementara itu setelah Lam-kong Pak menggaplok ketiga
orang gadis itu, dadanya terasa jauh lebih lega. Perjalanan
segera dilakukan dengan sangat cepat.
Suatu ketika mendadak ia temukan sesosok bayangan
manusia yang hitam hangus sedang bergerak dihadapannya.
Satu ingatan segera berkelebat didalam benaknya,
hampir saja ia berseru tertahan, pikirnya:
"orang itu pastilah manusia tembaga yang terjerumus
kedalam cerobong asap, dilihat dari badannya yang hitam
dan hangus, jelas dugaanku tak bakal salah lagi...."
Ia segera percepat larinya mengejar kedepan. tampak
gerakan tubuh orang yang hitam hangus itu makin lama
semakin cepat, sedikitpun tidak menunjukkan tanda kalau
ia sedang terluka.
Tidak lama kemudian sampailah mereka ditepi sebuah
sungai keciL rupanya orang yang hitam hangus itu telah
mengetahui bahwa Lam-kong Pak sedang meng until
dibelakangnya, ia tak pernah berpaling bahkan wajahnya
kelihatan bertambah cemas.
Mendadak dari tengah semak belukar ditepi sungai itu
meluncur keluar sebuah sampan kecil, seorang pria berusia
pertengahan dengan memakai topi yang lebar sambil
mendayung sampannya bersenandung lantang.
"Siang menyeberang sungai. malam menyeberang
sungai. Dua orang menyeberang seorang yang sampai.
Tiga arah menghadap air satu arah menghadap langit.
Raja akhirat diistana lima tertawa terbahak-bahak"
orang yang hangus hitam itu tertegun kemudian
mendengus dan segera loncat naik ke atas sampan tersebut.
Walaupun sungai itu kecil, luasnya mencapai tiga lima
puluh tombak, jago Bu-lim yang bagaimana lihaypun sukar
untuk meloncati tempat itu sekaligus, apalagi airnya dalam
dan alirannya sangat deras.
Dari syair lagu yang dinyanyikan orang dalam sampan
itu Lam-kong Pak merasa suatu gelagat yang tak beres tapi
disebabkan topi lebar yang dikenakan olehnya terlalu
rendah hingga menutupi hampir seluruh wajahnya, sulitlah
bagi pemuda itu untuk melihat jelas raut mukanya.
Kedatangan Lam-kong Pak terlambat satu langkah,
ketika ia tiba disitu tampaklah sampan kecil itu sudah
meluncur ketengah sungai mengikuti aliran yang deras,
terpaksa si anak muda itu harus melakukan pengejaran
disepanjang tepi sungai itu. Terdengar orang yang berada
diatas sampan itu kembali bersenandung:
"malam menyeberangi sungai, siang menyeberangi
sungai. Dua orang menyeberang seorang hidup,
Satu arah menghadap langit tiga penjuru menghadap air.
Raja akhirat mati sekarat karena kegelian" ^
Kembali orang yang hangus hitam itu mendengus se-
olah2 ia sama sekali tidak ambil perduli atas peringatan dari
orang itu.
Ketika sampan kecil itu mencapai tengah sungai
mendadak pendayung itu berkata: "harap serahkan uang
ongkos perahu ini"
orang hitam hangus itu merogoh sakunya, namun tiada
benda apapun yang dimilikinya maka ia menjawab"
"Lain kali pasti akan kubayar ongkos tersebut tolong
tanya berapa besar ongkosnya?"
"Seratus tahil perak untuk satu kali penyeberangan
setengah pun tak boleh kurang lagi pula tak ada jaman
untuk main hutang. Kalau kau tak ada uang untuk
membayar ongkos dan tiada benda berharga sebagai
tanggungan terpaksa aku persilahkan dirimu untuk
mencebur kesungai "
Bersamaan dengan selesainya ucapan itu. ia segera
mengerahkan tenaga dalamnya dan membalik sampan kecil
tadi sehingga mereka berdua bersama-sama tercebur
kedalam air.
Lam-kong Pak jadi amat terperanjat menyaksikan
kejadian itu sedari tadi ia sudah kenali pendayung sampan
itu sebagai si Melayang diatas air Ma Tie, sedangkan
siapakah pria hitam hangus itu sama sekali tak terlihat
olehnya.
Tanpa berpikir panjang sianak muda itu segera
menceburkan diri kedalam sungai dan menjelam kedasar
air, tampaklah orang yang hitam hangus itu sedang
melangsungkan pertempuran yang amat sengit melawan
simelayang diatas air Ma Tie.
Posisinya waktu itu sudah jelas terlihat. Ma Tie yang
dipersenjatai senjata garpu berhasil menguasai keadaan dan
duduk diatas angin-
Lam-kong Pak kuatir kalau orang yang hitam hangus itu
terluka. cepat2 ia berenang mendekati kedua orang yang
sedang bertempur itu,
Sungguh hebat kepandaian Ma Tie didasar air, dari
gerakan air yang agak keras ia segera menyadari bahwa ada
seseorang sedang mendekati kearahnja, ia segera berpaling.
Ketika mengetahui bahwa orang yang sedang mendekati
dirinya adalah seorang manusia tembaga. ia jadi amat
terperanjat. buru2 ia lepaskan cairan hitam bagaikan tinta
yang disemburkan ikan cumi2 untuk menutup pandangan
disekeliling sana.
Dalam sekejap mata daerah seluas sepuluh tombak
disekeliling tempat itu berubah jadi hitam pekat, Lam-kong
Pak tahu bahwa orang itu hendak melarikan diri. buru2 ia
menyusup keluar dari permukaan.
Siapa tahu kali ini dia telah tertipu, diatas permukaan
sama sekali tiada bayangan manusia, menanti ia menyelam
lagi kedasar sungai tinta hitam itu telah buyar tapi bayangan
tubuh orang yang hitam hangus serta Ma Tie telah lenyap
tak berbekas.
Apa boleh buat terpaksa Lam-kong Pak munculkan
kembali dari dalam air, ditepi sungai dia mencari suatu
tempat yang tersembunyi dan melepaskan baju tembaga
serta pakaian yang dikenakan olehnya untuk dijemur diatas
batu cadas. Mendadak dari sisi tepi suagai berkumandang
suara pembicaraan manusia:
"Cepat lihat. disitu ada orang sedang mandi, seluruh
pakaiannya telah dilepaskan semua"
"ooh. manusia tembaga" Sambung orang lain sambil
berteriak. "Coba lihat pakaian tembaganya telah dilepaskan-
"
Dari nada suara itu Lam-kong Pak kenal sebagai suara
dari Pek-li Hiang, ia jadi amat gelisah, tidak sempat
memakai baju lagi dia sambar baju tembaga serta pakaian
sendiri lalu menceburkan diri kedalam sungai dan
menyelam kedasar air.
Kurang lebih satu li ia berenang kemudian baru muncul
kembali diatas permukaan, disitu bayangan ketiga orang
gadis tadi sudah tidak kelihatan lagi, dengan hati kesal
bercampur murung pemuda itu segera berenang ketepi
pantai.
Kali ini ia tak berani telanjang bulat lagi, dengan masih
tetap mengenakan baju tembaga ia jemur pakaiannya diatas
batu.
Mendadak dari sekitar tempat itu berkumandang datang
suara pembicaraan manusia, Lam-kong Pak segera
menyusup kedalam celah-celah batu. Terdengar salah
seorang diantaranya sedang berkata^
"Toa-ya disini masih ada sebuah paha ayam, sekerat
daging panggang serta delapan biji bakpao,entah bagaimana
baiknya untuk dibagi?"
"Jie-ya sakit perut yang baru saja menyerang dirimu
apakah sudah sembuh atau belum?"
Dari pembicaraan tersebut Lam-kong Pak segera kenali
mereka sebagai Hay Thian-siang Cho sepasang manusia
jelek dari Hay Thian.
"Sudah baik...sudah sembuh ...terdengar IHek Sim
Wangwee menyahut dengan suara panik, sekarang aku bisa
makan makanan apa pun"
"Kalau memang begitu. paha ayam serta daging
panggang itu biarlah Jie-ya saja yang makan"
"Apa??? jadi Toa-ya cuma mau makan bakpao keras
belaka???"
"Aaai... kita berdua sudah berkumpul hampir setengah
abad lamanya, apakah kau masih tidak jelas dengan
watakku??? selamanya aku selalu mengalah kepada orang
lain, aku lebih rela menyiksa diri sendiri daripada membuat
sahabat jadi menderita"
"oooh toa-ya sungguh tak nyana kalau kau punya hati
welas seperti Buddha, kalau memang kau ada maksud
demikian seandainya kutolak permintaanmu itu, rasanya
tindakanku ini agak kurang hormat terhadap
dirimu....baiklah. biar kuterima saja keinginanmu itu"
Selesai berkata, terdengarlah suara orang mengunyah
makanan dan ditelan kedalam perut.
Suasana heniag untuk beberapa saat lamanya, mendadak
terdengar Wang wee berhati hitam berteriak keras:
"Toa-ya, kau... kau... apa yang kau makan????"
"Bukankah paha ayam serta daging panggang itu telah
aku serahkan kepadamu, tentu saja yang kumakan adalah
bakpao keras"
"Tidak benar. Toa-ya kalau yang kau makan adalah
bakpao keras kenapa didalam ada isi dagingnya????"
"Ehmm tidak salah didalam bakpao keras ini memang
ada isinya, sudah setengah harian aku makan belum
kurasakan juga. Aah ... mungkin pelayan rumah makan
sudah salah mengambil"
Mendengar sampai disitu tanpa terasa Lam-kong Pak
gelengkan kepalanya berulang kali, pikirnya:
"Dua orang manusia ini, yang satu lebih lihay daripada
yang lain, sungguh luar biasa" Mendadak terdengar Wang
wee berhati hitam berteriak lagi:
"Aaaah, tidak benar, masa didalam bakpao keras
terdapat daging tiga macam, terdapat daging ayam dan
daging babi. itu toh bukan bakpao keras...waaaah...waaaah
...kau main curang"
"Jie-ya" sahut sicatatan mati dan hidup, "lebih baik kau
terima nasib saja, itu toh atas pilihanmu sendiri karenanya
janganlah kau salahkan diriku..."
Sementara itu Lam-kong Pak sudah ganti pakaian,
diam2 dia naik ketepi sungai. Terdengar suara ribut
sepasang manusia jelek dari Hay thian itu kian lama kian
bertambah ramai. ia angkat bahu dan segera berlalu dari
situ.
Ketika itu diapun merasa agak lapar, sementara pemuda
itu sedang mencari sedikit makanan untuk menangsal
perutnya. mendadak tampak sesosok bayangan manusia
berkelebat lewat dihadapannya.
Ketajaman mata Lam-kong Pakpada saat ini sudah jauh
berbeda dengan keadaan dulu, terutama sekali disiang hari
yang cerah ia sanggup memandang pamandangan yang
berada puluhan lie jauhnya. sekilas memandang ia segera
kenali bayangan kecil itu bukan lain adalah Siauw Hong.
Pemuda itu segera teringat kembali akan nasibnya yang
jadi begini jelek dan musti ter-lunta2 seorang diri dalam Bu-
lim, kesemuanya ini adalah hadiah dari Siauw Hong,
teringat perbuatan dayang itu, napsu membunuh segera
berkobar didalam dadanya, dengan cepat tubuhnya melesat
kedepan melakukan pengejaran-
Setelah melewati sebuah tikungan bukit, tampakiah
Siauw Hong sedang berdiri dibawah sebuah pohon besar
bersama seorang pria berkerudung kain hitam.
"Lonte yang tak tahu malu" maki Lam-kong Pak didalam
hati.
Rupanya pria berkerudung itu bukan lain adalah Suma
Ing, sekarang ia telah mengadakan hubungan gelap dengan
Siauw Hong.
Menyaksikan tingkah lakunya itu, diam2 Lam-kong Pak
merasa penasaran bagi diri Cioe Cien Cien, ia tahu moral
Suma Ing sudah bejat, apa bila ia sampai bergaul terlalu
dengan Cioe Cien Cien maka akhirnya gadis itupasti akan
mengalami akhir yang tragis. Dalam pada itu terdengar
Siauw Hong sedang berkata:
"Aku....aku...aku telah menyerahkan tubuhku
kepadamu, lagi pula... lagi pula aku masih seorang perawan
suci.,.."
Suma Ing tertawa enteng, sambil angkat bahu selanya:
"Eeei...eeei... tak usah bohong, aku Suma Ing bukanlah
bocah cilik yang barusan muncul didalam dunia persilatan
betulkah kau masih perawan atau tidak rasanya hati
kecilmu jauh lebih jelas daripada aku sendiri"
Siauw Hong ternyata cerdik dan pandai melihat gelagat,
melihat sianak muda itu jauh lebih licik daripada dirinya, ia
segera berseru kembali:
"Apakah...apakah kau tidak melihat darah diatas
pembaringan itu??... aku...aku toh benar- benar masih
perawan"
Berbicara sampai disitu, kepalanya sengaja ditundukkan
dengan tersipu-sipu lagaknya macam gadis perawan yang
merasa amat jengah. Kontan Suma Ing tertawa dingin.
"Huuuh lebih baik kau tak usah mempergunakan siasat
lapuk semacam itu, kau anggap aku tidak mengerti dengan
siasat macam begitu?? cairan darah diatas pembaringan itu
toh hasil dari persiapanmU sebelumnya, bukankah kau
telah sebarkan bubuk warna marah disitu?? Hmmm kau
anggap dengan siasat seperti itu maka aku lantas bisa tertipu
??"
sekujur badan Siauw Hong segara gemetar keras.
"Aku... aku....aku memang sudah di.... diperkosa oleh
Liuw Hauw Siang. ..." bisiknya kemudian-
"Liuw Hauw Siang? dia toh seorang pendekar sejati dari
golongan kaum lurus masa dia pun melakukan perbuatan
semacam ini"
"Betul dia telah mencampurkan obat perangsang
kedalam arak yang disuguhkan kepadaku dalam keadaan
tidak sadar aku telah diperkosanya secara brutal. . . ."
Lam-kong Pak jadi teramat gusar mendengar fitnahan
itu, saking tak tahannya ia sampai menggigit bibirnya
kencang-kencang belum sempat ia munculkan diri
mendadak dari balik batu cadas meloncat keluar sesosok
bayangan manusia yang kecil ramping sambil bertolak
pinggang, bentaknya penuh kemarahan: "Suma Ing apa
yang hendak kau katakan sekarang?"
orang itu bukan lain adalah cioe clen clen, wajahnya
masih tertutup oleh kain kerudung.
Sekujur badanSuma ing gemetar keras ketika melihat
kehadiranperempuan itu Cepat katanya^
"Kebetulan saja aku bertemu dengan p^rempuan ini, ber-
main2 dengan dia toh tak ada salahnya bukan?? apa sih
ruginya bagimu??"
cioe clen clen semakin naik pitam. kembali teriakny a
:"Sumpah setiamu masih mendengung disisi telingaku.
apakah kau telah melupakannya????"
"Heeeh-heeeh-heeeh... akusuka mainp^rempuantetap
mainperempuan, kau ini manusia macam apa?? terus terang
kuberitahukan kepadamu. Karena tertarikoleh
selaputperawanmu itu maka aku suka bermain beberapa
kali dengan dirimu. bicara sesungguhnya. Huuh coba
cermin dulu raut wajahmu yangjelek itu kalau
bukanperawan. IHmmtak usah yaah..."
Berbicara sampai disitu ia segera peluk tubuh Siauw
Hong dan menciumpipinya: "Siauw Hong. ayoh kitapergi."
dia mengajak.
Sekujur badan cioe clen clen gemetar keras, rasa benci
dan kesalnya berCampur aduk didalam hati. Setelah
gelagapan setengah harian lamanya ia baru memaki:
"Anjing bajingan, aku menyesal tidak mendengarkan
nasehat dari Lam-kong Pak. kau....kau lebih bejad daripada
seekor anjing, aku akan beradu jiwa dengan dirimu..,."
Sambil berkata tubuhnya segera menerjang kearah Suma
ing.
"Siauw Hong" pemuda itu segera berseru "Hadiahkan
sebuah pukulan baginya, perempuan
semacam ini betul2 tak tahu malu."
Siauw Hong dalampelukanSuma ing betul-
betulsangatpenurut. telapak tangannya segera berputar
menghajar kearah batok kepala gadis she coe itu.
Lam-kong Pak yang menyaksikan kejadian itu jadi amat
terperanjat. untuk turun tangan sudah tak sempat lagi
baginya, kelihatan gadis itu bakal termakan oleh pukulan
orang.
dalam pada itu cioe clen clen sendiri sudah tentu tak sudi
dirinya terhajar oleh siauw Hong, kemudian dengan
menghimpun segenap kekuatannya ia balas melancarkan
sebuah serangan dengan ilmu "Tong-Thian-It ci ciang".
Suma ing tertawa seram telapaknya mendadak berkelebat
melancarkan sebuah pukulan dengan ilmu sakti Payung
sengkala.
Anginpuyuh menggulung seluruh permukaan, cioe clen
clen mendengus berat dan segera terpental sejauh
tigatombak dari tempat s emu la. untuk kemudian tak
berkutik lagi.
Suma ing segera tertawa ter-baha^2 sambil menurunkan
siauw Hong dari bopongannyaia berkata:
"Siauw Hong. majulah kesitu danperseni sebuah pukulan
lagi keatas tubuhnya?"
"Engkoh ing." bisik siauw Hong dengan genit, "apakah
kemudian hari kaupun akan menggunakan Cara yang sama
untuk menghadapi diriku???"
"Haaah haaah haaah... Sia uw- hong, janganpikir yang
bukan2, Mana kau bisa dibandingkan dengan dirinya?? kau
Cantik lagipula kepandaianmu bermain diatas ranjang
Sangatpintar. mana aku tegauntuk membinasakan dirimu"
Siauw Hong mencubitperlahan lenganpemuda itu lalu
melangkah maju mend ekati tubuh
perempuan itu.
Lam-kong Pak yang bersembunyi ditempat kegelapan tak
kuasa menahan diri lagi ia segera berkelebat keluar dari
tempatpersembunyiannya dan berdiri dibelakang Suma ing
tanpa diketahui oleh pemuda itu.
B
aru saja siauw Hong ayunkan telapaknya siap mencabut
nyawa cioe cien clen, Lam-kong
Pak telah membentak keras. "Tahan"
Suma ingamat terperanjat, baru saja ia mau meloncat
mundur kebelakang tahu-tahu sebuah lengan tembaga dari
Lam-kong Pak telah mencengkeramjalan darah clan cin-hiat
pada bahunya.
siauw Hong jadi ketakutan setengah mati. terutama
setelah dilihatnya Suma ing jatuh ditangan orang, dia ping
in melarikan diri tapi sianak muda itu sudah keburu
berkata.
"Aku akan biarkan dirimu lari satu li lebih dahulu nanti
aku akan mengejar dirimu dan mencabutjiwa anjingmu
yang kotor"
Grm^etar keras sekujur badan Siauw Hong, serunya ter-
patah2.
"Aku...aku toh tidak berbuat salah terhadap dirimu,
kenapa kau hendak membunuh aku"
"IHmm apa dosanya Lam-kong Pak???? danpermusuhan
apapula yang terikat antara kau dengan orang itu??
mengapa kau fitnah dirinya dengan kata2 yang tak
senonoh??"
siauw Hong tundukkan kepalanya tidak berb icara.
sekujur badannya gemetar keras sedang Celananya basah
kuyup, Rupanya saking kuat dan ngerinya perempuan ini
sampai ter-kencing2.
"Suma ing" kembali Lam-kong Pak berkata, "untuk
sementara waktu aku tak akan mengungkap kembali
dosa2mu yang telah lampau. berbicara mengenai kejadian
sekarang ini. Bagaimanakah sikap cioe clen clen terhadap
dirimu?? kau toh tidak mencintai dirinya, mengapa kau
nodai kesuciannja sebagai seorang gadis??"
"Siapakah kau??" tegur Suma ing dengan suara berat.
"Kau musti tahu bahwa aku Suma Ing bukanlah seorang
manusia yang bisa diganggu seenaknya"
Lam-kong Pak mengubah suaranya jadi dingin dan berat
hingga Suma ing maupun Siauw Hong berhasil dikelabuhi
olehnya, sambil tertawa seramjengeknya.
"Kau tak usah mengajukanpertanyaan yang begitu
banyak, Cepatjawab dulu perta ny aanku"
"Menangkan dahulu diriku. kemudian baru berbicara"
seru Suma ing sambil mundur tigalangkah kebelakang.
Sekali lagi Lam-kong Pak tertawa seram, gelak tertawa
yang penuh mengandung g eta ran tenaga dalam membuat
semua orang yang hadir disitu jadi terkesiap.
"Bukannya aku mengibul atau bicara besar." kata sianak
muda itu sambil tertawa dingin, meskipun kau telah
menjadi anak murid kakek ombak menggulung. belum
tentu kau sanggup menyambut setengahjurus
seranganku...."
"Setengah jurus???" Suma ing mendongak dan tertawa
keras, "Andaikata aku sanggup untuk menerima pukulan
itu???"
"Kalau kau mampu berbuat demikian itu, berarti
umurmu masih Cukup panjang untuk hidup dikolong
langit"
Kendati Suma ing dengan mata kepala sendiri telah
menyaksikan bahwa manusia tembaga ini berhasil
mengalahkan ketua dariperkumpulan Liok Mao Pang serta
merampas manusia tembaga yang lain dari cerobong asap.
tapi ia tidakpercaya kalau dirinya tak mampu menerima
setengah jurus pukulan orang.
Segenap tenaga dalam yang dimilikinya segera dihimpun
didalam tangan, kemudian sambil membentak keras ia
lancarkan sebuah pukulan dengan gerakan Koea Tun Kang
Khie.
Lam-kong Pak mendengus dingia dia himpun
kekuatannya mencapai delapan bagian lalu menyerang
dengan jurus kelima dari ilmu sakti payung sengkala.
^Blaaam..." ditengah ledakan dahsyat yang membelah
bUmi, pasir dan debU beterbangan memenuhi angkasa.
tubuh Lam-kong Pak masih tetap berdiri tegak ditempat
semula.
Dalam dUgaan sianak muda itu, tubuh Suma ing pasti
akan terpukul mencelat sejauh satu tombak lebih, siapa tahu
setelah pasir dan debu sirap kembali tampaklah Suma ing
masih tetap berdiri ditempat semula, wajahnya kelihatan
menunjukkan rasa sesakitan, kaget bercampur heran.
Lam-kong Pakjadi melongo dan tak habis mengerti, ia
percaya pukulan yang dilancarkan dengan mengerahkan
tenaga dalam sebesar delapan bagian ini cukup memukul
mundur ketua dari partai Liok Moa Pang hingga sejauh
beberapa langkah. dengan sendirinya bagi Suma ing
sekalipun ia sudah pelajari ilmu Kun-tun- kang- khie selama
beberapa hari belum tentu mampu bertahan.
Sementara itu Suma ing telah tertawa seram. ejeknya.
"Bagaimana?? aku boleh pergi bukan???"
Sekalipun Lam-kong Pak sangat membenci dirinya
hingga merasuk ketulang sumsum, tapi sebagai seorang pria
sejati tentu saia ia tak ingin mengingkarijanji sendiri, segera
bentaknya:
"Suma ing, aku akan memberikan kesempatan yang
terakhir bagimu untuk bertobat, bilamana lain kali kau
berbuat kejahatan lagi.. .I Heeeh.. .heeeh. .tak usah aku
katakan lagi, kau tentu bisamenduga sendiri hukuman apa
yang bakal menimpa dirimu" suma ing tertawa dingin, ia
putar badan dan segera kabur dari situ.
Tiba2 dari balik batu besar berjalan keluar seorang
manusia tembaga, sambil tertawa ter-baha^2 pujinya.
"Haaah-haaah haaah. . janji yang telah diucapkan selalu
ditepati, kau tidak malu d is ebut seorang pria sejati lelaki
gagah. bagus ,.bagus.. ." Habis berkata ia lenyap kembali
dibalik batu.
Lam-kong Pak siap mengejar manusia tembaga itu,
mendadak ia temukan siauw Hong masih berada disekitar
situ, Sambil teetawa seram tubuhnya segera berkelebat
mendekati dirinya.
Pada dasarnya Siauw Hong adalah seorang perempuan
yang bernyali kecil, selama ini nyalinya sudah pecah karena
ketakutan, melihatpemuda itu berjalan mendekati
kearahnya. dengan suara gemetar segera rengeknya,
"Aku mohon kepadamu sudilah kiranya
mengampunijiwaku untuk kali ini saja, dikemudian hari
aku...."
Lam-kong Pak mendengus dingin. Laksana kilat
tangannya berkelebat kedepan "Breeet" terdengar Siauw
Hong menjerit ngeri dan mundur tiga langkah kebelakang
dengan
sempoyongan, bibirnya yang kecil mungil telah
tersambar robek sepanjang tigacoen lebih, hampir saja
robek hingga mencapai kearah telinga.
"Perempuan anjing" maki Lam-kong Pak dengan suara
ketus. Kau anggap hanya begini saja lantas lepaskan
dirimu? Hmmjangan mimpi disiang hari belong, akan
kusuruh kau rasakan matitak bisahid up pun menderita..."
"Sreet" kembali Siauw Hong menjerit ngeri suaranya
bergema memecahkan kesunyian ya mencekam sekeliling
tempat itu, sepasang telinganya kena tersambar dan kutung
jadi dua.
Dalam wakiu singkat ia telah berubah jadi manusia
darah, tubuhnya jatuh terjungkal diatas tanah.
Sekali lagi Lam-kong Pak maju menyerang kedepan baru
saja ia akan turun tangan keji, mendadak terdengar suara
teriakan keras bergema datang: "Tunggu sebentar "
Tampa klah cioe clen clenperlahan-lahan bang kit
berdiri, ujarnya kembali. "Aku sudah tahu siapakah kau"
"Tahu atau tidak sama saja artinya. sekali salah
melangkah selamanya akan menyesal, sekarang kau tentu
sudah menyadari bukan???".
"Selama aku orang she cioe terikat d end am sakit hati
itupasti akan kubalas." seru cioe- clen clen sambil
menggertak giginya kencang-kencang, "aku bersumpah tak
akan melepaskan Suma ing bajingan anjing ini kini
akupunya satupermintaan, dapatkah kau
kabulkanpermintaanku itu?..." "Katakanlah "
"Setelah kubunuh mati nonanya dalam hati aku
merasaamat menyesalperduli apa dosa serta kesalahannya
aku berharap agar kau bisa mengampunijiwanya. dan
menganggap sebagai usahaku untuk menebus dosa."
"Baiklah. tetapi kalau ia masih tetap berbuat kejahatan
dan lain kali sampai bertemu lagi dengan aku. Hmmm
seiembar jiwa anjingnya pasti akan kucabut"
"Terima kasih atas kebaikan hatimu, sekarang aku baru
tahu bahwa Kaulah yang benar, tapi segala sesuatunya
sudah terlambat, Aaaai... aku buKanlah seorang manusia
yang takui mati, aku akan gunakan sisahidupku untuk
membalas d end am atas sakit hati yang telah menimpa
diriku"
"Ing in membalas d end am aku rasa sukar untuk
te^wujud, sebab Suma Ing telah masuk jadi anak murid
kakek ombak menggulung, tenaga dalam yang dimilikinya
telah berlipat ganda, semoga kau bisa baik baik menjaga
diri, selamat tinggal" Habis berkata iaputar badan dan
berlalu.
Dengan mulut membungkam cioe clen clen hanya bisa
melelehkan air mata sambil memandang
bayanganpunggung Lam-kong Pak lenyap dari panda ng an,
hampirsaja ia berteriak keras uutuk melampiaskan hawa
mangkel yang terkumpul dalam dadanya.
sementara itu Lam-kong Pak setelah tinggalkan cioe cien
cien sambil melanjutkan perjalanan, otaknya berputar terus.
tiba2 satu ingatan berkelebat dalam benaknya, ia merasa
kemunculan simanusia tembaga itu agak mencurigakan,
jangan2 dia.... Lam-kong Pak segera menyadari apa yang
telah terjadi, pikirnya:
"Aaah benar, tadiSuma ing sanggup menyambut delapan
bagianpukulan dahsyatku, hal
inipastilah manusia tembaga itu yang sudah membantu
dirinya secara diam-diam^ dari balik batu, kalau tidak
darimana ia mampu untuk mempertahankan diri??"
Tapi Lam-kong Pak ma rasa tidak habis mengerti,
mengapa manusia tembaga itu membantu Suma Ing????
apakah manusia tembaga itu adalah ayahnya Lam-kong
Liuw kalau benar dia, orang tua itu tentulah merasa tidak
tegamelihat kedua orang putranya saling membunuh.
Tapi tahukah ayahnya bahwa watak Suma Ing sudah
bejad dan terlalu serius melakukan kejahatan dikolong
langit????
Sudah lama Lam-kong Paktak pernah bersantap
kenyang. setelah melepaskan baju tembaganya ia masuk
kekota Lim-tay dan menuju kesebuah rumah makan kecil.
Dalam keadaan begini ia berusaha keras untuk
menghindaripertemuannva dengan ketiga orang gadis,
karena itu ia tak berani memasuki rumah makan yang agak
besar,
Baru saja tubuhnya melangkah masuk ke dalam rumah
makan itu, mendadak sorot matanya terbentur dengan
seseorang, ia jadi kaget buru2 tubuhnya berputar dan
berusaha keluar dari situ.
Tapi orang itu sudah keburu menemukanjejaknya, ia
segera bang kit berdiri dan mendekati kearahnya sambil
berkata:
"Siau-te tidak panda i mencaripembantusehingga
membuat Lamkong-heng hampirsaja kena dicelakai oleh
Siau Hong harap saudara suka ^^^^^ kepergianku dari
benteng kami inipun bermaksud untuk menangkap Siauw
Hong dayangjahanam itu agar bisa dijatuhi hukuman yang
setimpal"
Lam-kong Pak telah mengetahui bahwa Liuw Hauw
Siang telah tertipu oleh akal licik
^iau Hong segera tanyanya: "Waktu itu setelah Liuw-
heng dibikin mabuk olehnya entah apa yang kemudian
terjadi
Merah padam selembar wajah Liuw Hauw Siang setelah
sangsi sebentarjawabnya:
"Sungguh tak nyana dayang jahanam itu adalah seorang
perempuan cabul yang tak tahu diri, apa yang kemudian
terjadi aku rasa Lamkong-heng tentu bisa menebak sendiri
bukan ??"
Lam-kong Pak terkesiap. dengan cepat dia pun
menceritakan tentang kisah pertemuannya dengan Siau
Hong yang berkumpal ber-sama2 Suma Ing. Mendengar
cerita itu Liuw Hauw Siang segera berkata^
"Lamkong-heng sepantasnya kalau kau bunuh b udak
cabul yang tak tahu malu itu, selama dia berada ber-sama2
Suma Ing tak akan ada perbuatan baik yang bakal dia
kerjakan."
"Siau-te sudah memberikan sebuah jalan kehidupan baru
bagi dirinya, jika dia tidak menyesal dan tetap
melakukanperbuatan2 yang terkutuk. bila sampaijatuh
kembali ke tanganku. akupastitak akan melepaskan dirinya
dengan begitusaja"
Suasana hening untuk beberapa saat lamanya, mendadak
Liuw Hauw Siang buka suara dan berkata kembali.
"Baru2 ini aku dengar berita yang mengatakan dalam
waktu dekat pihakperkumpulan Liok Mao Pang akan
membuka sebuah pertemuan besar manusia2 tembaga,
apakah kau sudah mendengar tentang berita tersebut??"
"Pertemuan besar manusia tembaga??" seru Lam-kong
Pak tertegun, "Siau-te belum
pernah mendengar ada orang yang membicarakan
tentang persoalan itu, apakah yang disebut sebagai
pertemuan besar manusia tembaga itu?? apakah kau tahu??"
"Bukankah belakangan ini telah muncultiga orang
manusia tembaga?? Lagipula ketiga orang manusia tembaga
itu merupakan musuh-musuh besar serta bib it bencana
bagipihak perkumpulan Bulu IHijau? Nah itulah sebabnya
pihak mereka segera berpikir untuk menyelenggarakansuatu
pertemuan besar antara manusia tembaga yang katanya
akan dia d akan ditebing Toan ciang Gak digunung IHu
Gou-san, akupikir kemungkinan besar ketua dari
perkumpulan Liok Mao Pang serta sikakek ombak
menggulung akan menyarupula sebagai manusia tembaga
untuk menghadiri pertemuan tersebut. Bila waktunya sudah
tiba dan lima orang manusia tembaga muncul ber-sama2,
siapapun tak akan tahu siapakah pihak lawannya, sampai
waktunya terpaksa masing2 pihak harus mengandaikan
keCerdasan serta ilmu silat masing2 untuk
mempertahankan diri."
Satu ingatan dengan Cepat berkelebat dalam benak Lam-
kong Pak, pikirnva didalam hati:
"Seandainya apa yang dia katakan bukan berita
isapanjempol belaka. maka aku rasa sesungguhnya bukan
ketiga orang manusia tembaga itu yang dituju, melainkan
kemungkinan besar tujuannya adalah untuk menghadapi
aku simanusia tembaga gadungan." Karena berpikir
demikian, dia lantas berkata:
"Kapan pertemuan besar manusia tembaga itu akan d is
elenggarakan??"
"Tehgah malam bulan tigatanggal lima belas. katanya
keCuali manusia tembaga, siapapun tidak diperkenankan
ikut serta didalam pertemuan besar itu, barang siapa yang
berani melanggar ancamannya adalah hukuman mati
akupikir pertemuan itu d is elenggarakan
bukan lain adalah bermaksud untuk. membengkar
rahasia yang sesungguhnya dan asal-usul ketiga orang
manusia tembaga itu, jika pihak perkumpulan Liok Mao
Pang tidak menyembunyiKan kekuatan disekeliling tempat
itu dan melakukanpengeroyokan di saat yang penting.
pertemuan yang ters elenggara kali inipastisemarak dan ra
ma i sekali, lagipula kemungkinan besar satu atau dua
orang manusia tembaga diantaranya akan ketahuan rahasia
asal-usulnya."
Lam-kong Pak mengangguk tanda membenarkan ucapan
tersebut, sedang dalam hati pikirnya,
"Tujuan yang terutama dari kakek ombak menggulung
meny elenggarakan pertemuan besar manusia tembaga kali
ini, bukan lain adalah untuk menghadapi aku si manusia
tembaga gadungan serta manusia tembaga yang memiliki
senjata Payung sengkala tersebut, dengan diberikannya
tantangan secara terbuka inijelas dibalik kesemuanya itu
nanti sudah tersusun suatu rencana busuk, aku harus
berjaga-jaga terhadap intrikjahatnya"
"Lamkong-heng, apakah kau ada minat untnk ikutpula
didalam pertemuan besar itu??? tanya Liuw Hau Siang.
"Sampai waktunya kita bica rakan lagi toh kalau dihitung
mulai sekarang waktunya masih ada satu bulan lebih.
"Lamkong-heng tahukah kau sebetulnya
adikperempuanku menemui ajalnya ditangan siapa?? aku
tidak berani mempercayaiperkataan dari siauw Hong..."
Mendengar pertanyaan itu Lam-kong Pak segera
menceritakan kisah kejadian yaag sebenarnya ketika itu.
Mendengar cerita tersebut, denganpenuh kebencian Liuw
Hauw Siang segera berkata kembali^
"Selama masih hidup adikku tak dapat hidup sebagai sua
mi isteri dengan Lamkong-heng, setelah mati ia bisa
mendapat kehormatan tersebut anggaplah kematiannya
tidak sia-sia belaka, cuma saja kata-kata bohong yang di
ucapkansiau Hong sehingga menyebabkan Lamkong-heng
bentrok muka dengan ketiga orang nona lainnya, hal ini
sungguh membuat hati orang jadi panas dan benci.... "
Lam-kong Pak menghela napas panjang.
"Yang sudah lewat biarkanlah berlalu, aku sudah
memandang enteng persoalan macam itu, terutama sekali
terhadap kaum wanita dalam hatiku sudah timbulperasaan
was- was dan ngeri, mulai sekarang aku hendak
menghimpun segenap kekuatan serta pikiran yang kumiliki
untuk berusaha menemukanjejak ketiga orang manusia
tembaga itu serta berusaha untuk membengkar rahasia asal-
usul mereka, setelah itu akan kuajak mereka bekerja sama
untuk ber-sama2 menyapu bersih perkumpulan Liok Mao
Pang dari muka bumi..."
"Dengan andaikan kecerdasan serta kepandaian yang
dimiliki saudara, aku rasa semua persoalan bisa berjalan
dengan la near." kata Liuw Hauw Siang kemudian, "Aku
ucapkan selamat kepadamu semoga kau sukses selalu. Nah
sampai disini saja perjumpaan kita kali ini, aku ada maksud
untuk mohon diri terlebih dahulu"
I Habis berkata pemuda itu berebut membayar rekening.
kemudian berpisahlah kedua orang pemuda tadi.
Sebenarnya Lam-kong Pak ada maksud menjumpai
ibunya secara diam2 agar rasa kang en
orang tua itu terhadap dirinya bisa sedikit terhibur. tetapi
setelah mendengar kabar
berita penting dari mulut Liuw Hauw Siang barusan ia
ambil keputusm untuk mencarijejak
ketiga orang manusia tembaga itu terlebih dahulu.
Sebab secara lapat2 ia telah merasakan bahwa tenaga
dalamnya dua kaliperoleh kemajuanpesatsecara misterius ia
merasa ada kemungkinan besar hal itu disebabkan dua
orang manusia tembaga telah menyumbangkan tenaga
dalamnya kepada dia, dalam keadaan begini tenaga dalam
yang dimiliki kedua orang manusia tembaga tersebut pasti
akan peroleh kerusakan hebat, dan kemungkinan pula
mereka berdua adalah ayahnya serta gurunya.
Beberapa waktu kemudian tibalah pemuda itu ditengah
gurung Hu Gou-san setelah tiba disuatu bukit yang sunyi
danterpencil. dia segera tukarpakaiannya dengan baju
tembaga.
Suasana disekitar tebing tersebut sunyi senyap tak
nampak sesosok bayangan manusia pun, batu cad as
berserakan dimana-mana pikirnya didalam hati:
"Aku sudah hampir beberapa bulan lamanya berputar
dan berkeliaran disekitar gunung IHu Gou-san, tetapi tebing
ini baru kudatangi untuk pertama kalinya... hal ini
bukankah menunjukkanpula bahwa luas bukit IHu gou-san
sebenarnya luar biasasekali?"
Sementara dia masih termenung, tiba2 tigasosok cahaya
merah yang amat menyilaukan mata berkelebat
membungbung diangkasa dibawah sorot cahaya sang surya
tampaklah cahaya merah tersebutamat menusukpandangan.
Lam-kong Pakjadi kegirangan bercampur terkejut,
rupanya tanpa sengaja ia telah jumpai tigaorang manusia
tembaga dengan masing2 mencekal sebuah rpayung
sengkala sedang berdiri tegak dalam posisi segi tiga tidak
jauh dari tempat itu.
Tiba2 terdengar salabhseorang diantara manusia
tembaga itu membentak keras, "Berubah "
Ketiga orang manusia tembaga itu segera menggerakkan
tubuhnya, dalam waktu singkat
mereka telah berubah tempit kedudukan walaupun masih
berada dalamposisisegitiga,
^ ^J
Sekilas memandang Lam-kong Pak segera mengetahui
bahwa ketiga orang g manusia misterius itu sedang berlatih
semacam ilmu barisan yang ampuh. ia heran dan
tercengang. tercengang karena ketiga orang itu ^^^^^^
mencekal sebuah payung sengkala. payung yang manakah
yang asli??
Mendadak manusia tembaga tadi membentak kembali
dengan suara keras: "Berubah"
Dengan suatu gerakan yang cepat dan sukar dilukiskan
dengan kata-kata ketiga orang itu kembali bertukar tempat
kedudukan mas ing- mas ing, kali iniarah perputaran
mereka merupakan kebalikan daripada perputaran yang
pertama kali tadi. Dalam hati sianak muda itu kembali
berpikir.
"Mungkinkah mereka bertiga sudah mengetahui kalau
kakek ombak menggulung hendak membuka suatu
pertemuan besar manusia tembaga satu bulan mendatang?
dansekarang mereka berkumpul disini untuk berlatih
semacam ilmu barisan untuk menyongsong kedatangan
musuh tangguh???"
Dalampada itu setelah ketiga orang manusia tembaga
tadi berdiri kaku kurang lebih eperminum teh lamanya,
manusia tembaga yang memberi komando tadi kembali
berkata.
"harap kalian berdua suka memperhatikan dengan
seksama. pertukaran yang bakal
terjadi kali ini adalah pihak kiri dan pihak kanan
masing2 mengitari titikpusat satu kali, terutama sekali
disaatpertukaransenjata tajam gerakan itu harus dilakukan
dengan cepat dan rapat sekali."
Selesai berkata ia lantas membentak: "Berubah lagi"
Dalam waktu singkat tigasosok bayangan kuning
berkelebat dan saling berg era k kesamping kiri dan kanan
dengan gerakan yang cepat, begitu cepat gerakannya s eh
ing gasepintas lalu seakan-akanporos kiri dan kanan
masing2 hanya berputarsatu kali.
Tetapi Lam-kong Pak yang memiliki ketajaman mata
yang luar biasasempat menyaksikan gerakan itu dengan
jelas sekali, ia saksikanpada putaran yang terakhir tadi
bukan saja ketiga orang manusia tembaga itu mas ing- mas
ing sudah bertukar tempat kedudukan bahkan senjata
Payung sengkala yang berada didalam genggaman
merekapun sudah bertukar satu sama lainnya, andaikata
manusia tembaga tadi tidak memberi keterangan terlebih
dahulu mungkin pemuda Lam-kong tidak sampai menaruh
perhatianpada pertukaran senjata tersebut.
"Ehmm. latihan kita kali ini sudah cukup lumayan." kata
manusia tembaga yang memberi komando itu, cuma
perubahan yang dilakukan masih kurang hapal dan matang.
akupikir rencana busuk yang disusun oleh pihak lawan kali
inipastijahat dan hebat karena itu kita musti
menghadapinya secara hati2. Marilah kita berlatih sebanyak
beberapa kali lagi
Lam-kong Pak yang selama ini menontonjalannya
latihan itu dari tempat kesunyian, dalam hati segera
berpikir. "Kemungkinan besar manusia tembaga yang
memberi komando itu adalah manusia yang memiliki
senjata payung sengkala tersebut, diantata ketiga orang
manusia tembaga itu tenaga dalamnya yang paling tinggi
dan sempurna meskipun sekarang mereka berhasil
menciptakan ilmu barisan semacam ini sampai waktunva
mampukah mereka rebut kemenangan dari tangan kakek
ombak menggulung serta membongkar asal-usul yang
sebenarnya dari ketua perkumpulan Liok-Mao Pang masih
merupakan suatu tanda tanya besar.. ..sebaliknya jika aku
bisa pula ikut serta dalam barisan itu siapa tahu kalau daya
kekuatannya malah berlipat ganda??...,"
Berpikir demikian ia segera menyapu sekejap keadaan
disekeliling tempat itu, setelah temukan suatu tempat yang
agak datar ia turuni tebing curam itu dan meluncur kearah
ketiga orang manusia tembaga itu.
Dengan sangat hati2 ia mengepos tenaga agar
gerakannya tidak sampai menimbulkan sedikit suarapun
tetapi ketika tubuhnya tiba pada jarak lima sampai tujuh
tombak dari permukaan tanah tiba2 manusia tembaga yang
memberi komando itu telah merasakan akan kehadirannya,
terdengar ia mendengus dan menegur^ "Siapa yang berani
menyusup datang kemari?"
Lam-kong Pak menyusup keluar dari balik semak
belukar, tatkala ketiga orang manusia tembaga itu melihat
dihadapan mereka muncul kembali seorang manusia
tembaga macam mereka. jelas terlihat hati ketiga orang itu
terkejut keras. salah satu diantara mereka segera berseru:
"Kau kalau bukan ketua perkumpulan dari Liok Mao
Pang pastilah kakek ombak menggulung. terimalah sebuah
pukulanku..."
"Weees. .." sebuah angin pukulan yang maha dahsyat
segera meluncur kedepan dan
mendekati tubuh sianak muda itu, dalam keadaan
demikian Lam-kong Pak tidak ing in menunjukkan asal
usulnya, dengan ilmupukulanSam-Ho It-ciang-hoat ia
sambut datangnya ancaman tersebut.
"Blaaam..." ditengah bentrokan yang amat keras,
masing2 pihak tergetar mundur satu langkah lebar
kebelakang, dengan cepat Lam-kong Pak merasakan bahwa
manusia tembaga yang sedang bertarung melawan dirinya
ini bukanlah manusia tembaga yang memiliki senjata
payung sengkala tersebut.
Tetapi pihak lawanpun rupanya sudah merasakan pula
bahwa Lam-kong Pak bukanlah kakek ombak menggulung
ataupun ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang yang
mereka benci. Salah seorang manusia tembaga diantara
ketiga orang itu segera menegur kembali. "sebenarnya siapa
kah kau??"^
Lam-kong Pak tidak berani buka suara, sebab ia
menduga kemungkinan besar gurunya bisa mengenali
suaranya, karena itu ia membungkam dalam seribu bahasa.
dengan ilmu pukulan Sam Ho It ciang-hoat kembali dia
lancarkan sebuah pukulan dahsyat kedepan. Manusia
tembaga yang lain dengan cepat berkelebat maju kedepan,
serunya: "Biar aku yang sambut datangnya serangan ini...."
"Blaaam..." benturan nyaring yang memekakkan telinga
kembali berkumandang diangkasa, pasir dan batu
beterbangan memenuni udara, mas ing- mas ing pihak
tergetar mundur satu langkah kebelakang akibat benturan
keras itu.
Lam-kong Pak yang hanya menggunakan tenaganya
sebesar tujuh delapan bagian saja itu, dengan cepat dapat
mengenali kembali bahwa manusia tembaga inipun bukan
manusia tembaga
yang memiliki senjata payung sengkala tersebut.
Manusia tembaga yang lain dengan cepat berg era k maju
Kedepan, sementara ia siap untuk turun tangan mendadak
terdengar desiran angin tajam berkumandang datang dari
tempat kejauhan.
Dengan cepat Lam-kong Pak berpaling kebelakang dia
lihat dari situ muncul kembali dua orang manusia tembaga.
Menyaksikan kehadiran dua orang manusia tembaga
yang terakhir itu ketiga orang manusia tembaga pertama
sama2 tertegun, kemudian tanpa mengucapkan sepatah
katapun mereka putar badandankabur masuk kebalik batu2
cad as yang berserakan disekitar tempat itu.
Dalam hati kecilnya Lam-kong Pak mengetahui bahwa
dua orang manusia tembaga, yang muncul belakangan ini
kemungkman besar adalah Kakek ombak menggulung,
serta ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang.
Dalam hati timbullah ingatan untuk menjajal kekuatan
tenaga dalam dari kakek ombak menggulung, tanpa
menimbulkan sedikit suarapun ia segera menerjang
kedepan- Dengan meng g una kan jurus kelima dari ilmu
sakti payung sengkala ia la ncarkan sebuah pukulan dahsyat
kearah salah satu diantara dua orang manusia tembaga itu.
"Blaaam.,." ditengah benturan keras, pihak lawan
tergetar muadur tiga langkah kebelakang, melihat hal itu
dalam hati kecilnya Lam-kong Pak segera mengetahui
bahwa orang itupastilah ketua dari perkumpulan Liok Mao
Pang....
Sekali lagi Lam-kong Pak menghimpun tenaga dalamnya
sebesar delapan bagian kemudian
mengirimpula satu pukulan dahsyat kearah manusia
tembaga yang lain-
"Blaam .." Termakan oleh pukulannya yang maha
dahysat itu pihak lawan segera tergetar mundur pula
tigalangkah kebelakang.
Menyaksikan hal itu Lam-kong Pak tak bisa menahan
rasa tertegunnya lagi, dalam hati segera pikirnya:
"Masakekuatan tenaga dalam dari kakek ombak
menggulung begitu tak becus. . .?? atau tenaga
dalamkutelah memperoleh kemajuan yang
sangatpesatsehingga berhasil melampaui dirinya???"
Tetapi Lam-kong Pakpercaya, sekalipun tenaga
dalamnya memperoleh kemajuan yang amat pes at. tak
mungkin ia sanggup mengalahkan kakek ombak
menggulung dalam masawaktu ya demikian pendek.
Kalau b eg itu siapa kah kedua orang manusia tembaga
itu?? pemuda itupercaya kecuali tigaorang manusia tembaga
yang lain hanya kakek ombak menggulung serta ketua dari
perkumpulan Liok Mao Pang saja yang sanggup menerima
pukulan dengan tenaga sebesar delapan bagian itu, atau
lebih tegasnya saja Sun Han Siang ibu kandungnya pun tak
mampu menerima datangnya serangan tersebut.
Jika dua orang manusia tembaga yang datang terakhir ini
benar2 adalah Kakek ombak menggulung mungkinkah dia
menyembunyikan kepandaiannya dan sengaja hendak
membikin dirinya jadi kebingungan ? ataukah ia takut
dirinya berhasil menebak asal usulnya itu maka sengaja ia
sambut serangan tersebut dengan tidak sepenuh tenaga ??
Pada saatpikirannya sedang berputar dengan penuh
kebingungan dua orang manusia
tembaga tadi dengan cepat menyusup pula ke balik batu
cadas dan lenyap disana.
Lam-kong Pak segera melakukanpencarian yang
seksama disekeliiing tempat itu namun tiada hasil yang
didapatkan- akhirnya dengan perasaan murung ia mendaki
kembali keatas tebing.
Tibatiba... jeritan ngeri yang menyayatkan hati dari
seorang gadis berkumandang datang dari tempat kejauhan,
Lam-kong Pak terkejut dan cepat-cepat ia memburu
ketempat berasalnya suara tadi.
Tampa klah Yu Tien dengan sepasang tangan
memegangi muka sendiri berdiri dengan badan gemetar,
jeritan yang memilukan hati tadi berkumandang keluar dari
mulutnya.
coe Li Yap serta Peksli Hiang dengan mata terbelalak
dan mulut melongo berdiri menjublak disisi kalangan,
tampak sekali kedua orang gadis itu dibikin gugup dan
kelabakan setengah mati.
Tepat dihadapan ketiga orang gadis tadi berdirilah
seorang manusia berkerudung. dia bukan lain adalah Suma
ing, ditangannya mencekal sebuah botol keCil terbuat dari
porselen. sambil tertawa seram ujarnya:
"Siapa yang berani merusakorang lain harus b era ni pula
menanggung pembalasan yang setimpal, sejakjaman dahulu
kala hukuman itu selalu berlaku terus. Aku Suma ing bisa
berubah jadi sedemikian mengenaskan kesemuanya adalah
berkat perb uatan dari Lam-kong Pak Hmm...I
Hmm....karena itulah dari tubuh kalian akan kutatik
kembali uang modalku"
Hampirsaja Lam-kong Pak jatuh pingsan karena gusar
serta mendongkolnya ia tahu manusia tembaga yang
berulang kali menyelamatkanjiwa Suma ing kemungkinan
besar adalah
ayahnya Lam-kong Liuw, sungguh tak nyana
pengharapan orang tua selama ini ternyata hanya sia-sia
belaka, tabiat busuk dari pemuda itu sudah mengakar
daging dalam tubuh ny, bukannya bertobat kelakuan serta
perbuatannya klan lama klan bertambah nekat.
Da rah kental mengucur keluar lewat celah-celah jari
tangan Yu Tien, dengan menahan rasa sakit yang tak
terhingga perempuan itu duduk diatas tanah sambil
menjeritjerit dengan suara yang memilukan hati, membuat
siapapun yang ikut mendengar tanpa terasa bulu kuduk
akan bangun berdiri semua.
Lam-kong Pak tahu bahwa kecantikan wajah Yu Tien
sudah musnah dan tak tertolong lagi, ia segera mengambil
keputusan dalam hati kecilnya. hari ini dia akan
membinasakan pemuda laknat itu dengan cara yang paling
keji serta hukuman yang diluarperikemanusiaan-Dalam
pada itu Suma ing sambil tertawa s era m telah berkata
kembali:
"Isi dari botol porselen ini adalah air keras Sam Wi ceng
Swi milik Lak-gwee-soat si saiju bulan keenamTong IHui,
asalterkena sedikitsaja maka raut wajahnya akan hancur
berantakan, kini isi botol ini masih ada separuh lebih,
Cukuppersediaan untuk merubah wajah kalian berdua
menjadi buruk seperti keadaan Yu Tien...haaah..haaah
haaah. .mulai hari ini kalian bertiga akan berubah jadi setan
iblis yang paling jelek danpaling mengerikan wajahnya
dikolong langit"
Dengan hati berdebar keras kedua orang gadis itu ambil
keluar bubuk obat dan ditaburkan Keatas wajah Yu Tien
yang hancur, sementara Suma ing telah maju dua langkah
kedepan, terdengar ia membentak keras:
"Aku memberi batas waktu selama setengah perminum
teh kepada kalian, kalau kalian
berdua tak mau datang kesisiku, IHmm., ...IHmm..."
"Anjing laknat" teriak cu Li Yap dengan wajah
menyeramkan. kalau punya kepandaian ayoh tunjukkan
keluar. suatu hari kau akan berjumpa kembali dengan Lam-
kong Pak. dan waktu itu dia akan suruh kau merasakan
siksaan hidup yang paling hebat, dia akan membuat kau
mati tak bisa hiduppun tak dapat..." Suma ing angkat
kepala dan tertawa lebih seram lagi.
"Heeeh heeeh heeeh... menurut apa yang kuketahui.
Lam-kong Pak sudah bertengkar dengan kalian bertiga. dia
sih tak akan mencampuri urusan kalian lagi... bocah manis,
sedikitlah tahu diri...mari kesini, temanilah Siau-ya mU
bermain-main, aku tanggUng kalianpasti akan merasakan
kenikmatan yang tak terhingga..."
"Setelah wajah Cici hancur seperti itu, kamipun tidak
ingin hidup lebih lanjut," seru Peksli Hiang dengan suara
keras, "anjing laknat ayoh lekas turun tangan-"
"Hmm,.. janganlah bermimpi disiang hari belong. terus
terang kuberitahukan kepada kalian, sekalipun aku telah
merusak wajah kalian semua, tak nantt kalian kulepaskan
dengan begitu saja. , haaah., haaaah,..haaaah... seCara
bergilir aku hendak menikmati kehangatan tubuh kalian
serta mencicipi keperawanan kalian-..."
Terkesiaplah hati kedua orang gadis itu setelah
mendengar ancaman tersebutjika wajah mereka saja yang
hancur itu masih agak mend ing an, sebaliknya bila wajah
mereka telah rusak harus merasakan pula perkosaan yang
berutal dari lawannya sekalipun mati jadi setanpun mereka
akan merasa tidak tenang...
Dengan hati terCekat dan mata terbelalak lebar kedua
orang gadis itu menatap botol
kecil ditangan lawannya tanpa berkedip. otak mereka
bekerja cepat untuk mercari akal guna melepaskan diri dari
tersebut. Suma ing tertawa seram, kembali serunya,
"Siauw-ya akan memberi bukti kepada kalian bahwa apa
yang kuucapkan bukan hanya main2 saja... lihatlah
kejantananku "
I Habis berkata ia cabut lepas tutup botol porselen itu
dan menuang sedikit keatas tanah
"Bess..." asap kuning segera mengepul keluar dari atas
permukaan tanah, rumput yang tumbuh disekitar tempat itu
seketika hangus dan musnah tak ada bekasnya.
Air muka kedua orang gadis itu seketika berubuh hebat,
meskipun mereka tidak takut menghadapi kematian, tetapi
siksaan hidup yang melebihi kematian itu cukup
menggetarkan hati mereka berdua,
"Bagaimana ?" jengek Suma ing sambil tertawa seram
berulang kali. "Kalian lebih suka menemani siau-ya untuk
bermain cinta ataukah lebih suka wajah kalian kuhancurkan
dengan air keras ini??"
Tiba2 Yu Tien bang kit berdiri, dengan kedua belah
tangannya masih menutupi wajah ia berseru.
"Suma ing, biar aku yang melayani kebutuhanmu itu,
harap lepas kanlah mereka berdua"
"Kau???? haaah haaah haaah...." Suma ing mengejek
sambil tertawa dingin, "wajahmU sudah rusak dan tak
berwujUd lagi, meskipun kau masih perawan dan belum
dijamah lelaki tetapi siau-ya sudah tidak berminat lagi
terhadap dirimu"
Yu Tien membentak keras, sambil meraung kalap ia
menerjang kedepan dengan hebatnya. "Tahan"
Bentakan keras yang memekikkan telinga berkumandang
memecahkan kesunyian, semua orang yang hadir dalam
kalangantidakterkecualipula Suma ing amattercekat hatinya
mendengar bentakan tersebut, tatkala mereka berpaling
tampaklah pada jarak kurang lebih dua tombak dari sisi
kalangan berdiri tegak seorang manusia tembaga.
"IHmmm. . .IHmmm. setiap gelak tertawa manusia
tembaga itu memaksa Suma ing tanpa sadar mundur satu
langkah kebelakang.
Sementara itu cu Li Yap bertiga jadi kegirangan setengah
mati ketika melihat munculnya bintang penolong ditempat
itu, mereka segera berteriak keras:
"Lociaopwee, jangan biarkan sekali-kali bajingan anjing
laknat itu terlepas diri tempat ini dalam keadaan hidup"
Lam-kong Pak mendengus dingin, begitu ketus suaranya
membuat cu Li Yap sekalian seketika membungkam dalam
seribu bahasa.
"Suma ing" kembali Lam-kong Pak berseru dengan nada
menyeramkan- "Tahukah kau aku hendak membinasakan
dirimu dengan Cara apa??"
Rupanya Suma Ing tahu bahwa dia masih bukan
tandingan lawannya, tetapi berada dihadapan ketiga orang
dara muda itu ia tak mau unjukkan kelemahannya, dengan
suara keras ia berseru:
"Saudara kau tidak merasa tekebur dengan perkataanmu
itu??" Sembari berkata perlahan-lahan ia mundur terus
kebelakang.
"Aku akan membiarkan kau melarikan diri terlebih
dahulu sejauh setengah li." ujar Lam-kong Pak sinis.
"sekalipun begitu kau tak akan mampu melepaskan diri dari
cengkeramanku, percaya tidak? cuma kalau sampai
demikian keadaannya. maka kau akan merasakan siksaan
yang jauh lebih hebat..."
Suma ing segera menghentikan gerakan tubuhnya setelah
mendengar ucapan itu dia tahu bahwa manusia tembaga
tersebut bukan sedang bicara bohong, sekalipun melarikan
diri ia tak akan lolos dari cengkeramannya.
"Aku hendak membinasakan dirimu." seru Lam-kong
Pak kembali. "akupun hendak membinasakan dirimu s eh
ing gakau mati dengan hatipuas, kau harus berhati-hati....
dikala kuhitung sampaipada hitungan ketiga maka akan
kupatahkan sebuah tulang igamu teriebih dahulu...."
Suma ing tercekat hatinya mendengarkan ancaman itu,
diam2 dia himpun segeoap kekuatannya didalam tubuh
untuk bersiap-siap menjaga diri. "Satu.... "
Lam-kong Pak tidak berg era k dari tempat semula,
sedang tigaorang gadis muda itu karena tegang tanpa terasa
mundur beberapa langkah kebelakang, enam buah biji mata
yang jeli menatap kearah kalangan tanpa berkedip. mereka
ing in menyaksikan manusia tembaga tersebut akan turun
tangan dengan cara apa??? "Dua..."
Sekujur badan Suma ing gemetar keras. dengan sekuat
tenaga ia berusaba untuk menahan rasa tegang serta rasa
ngeri yang mulai mencekam seluruh pikiran serta
perasaannya.
"Tiga..."
Bersamaan dengan selesainya ucapan tersebut, sekilas
cahaya kuning segera meluncur kedepan dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat. sebelum Suma Ing sempat berbuat
sesuatu tahu2 pihak lawan telah berada disisi tubuhnya.
"Kraaak..." Suma Ing menjarit kesakitan, tahu2 manusia
tembaga itu sudah mundur kebelakang dengan didalam
genggamannya telah bertambah dengan sekerat tulang iga
yang belumuran darah.
Suma Ing mundur kebelakang dengan sempoyongan,
darah segar mengucur keluar dari dadanya yang
terluka....air mukanya pucat pas i sedang badannya
menggigil keras.
Dalam pada itu ketiga orang gadis muda tersebut dibUat
amat kagUm dengan kelihayan manusia tembaga itu, Pek-li
Hiang yang tak dapat mengendalikan emosinya segera
berteriak keras^
"Locianpwee, patahkan lagi sebuah lengannya...."
Dengan mata melotot Lam-kong Pak mendengus berat,
dengusan yang begitu mantap membuat gadis she Pek-li itu
menjulurkan lidahnya dan tak berani berbicara lagi.
"Kali ini aku hendak menggunakan tulang anjing ini
untuk mematahkan lengan kirimu seperti juga semula akan
kuhitung sampai angkka yang ketiga..." kata Lam-kong Pak
kemudian-
selesai berkata ia segera mulai menghitung: "Satu,."
Suma Ing kesakitan setengah mati, peluh dingin telah
mengucur keluar membasahi
seluruh tubuhnya, dia himpun sisatenaganya dan
berusaha untuk mempertahankan diri, "Dua..."
Ketika Lam-kong Pak menghitung sampai angka kedua.
Suma Ing sudah tak dapat menahan diri lagi. ia membentak
keras dan mendahului menerjang maju kedepan sambil
melancarkan sebuah pukulan dahsyat dengan jurus ketujuh
dari ilmu sakti payung sengkala.
Anginpuyuh yang amat dahsyat berh embus men-deru2.
rumput tercabut lepas dari permukaan bumi dansekilas
cahaya kuning serta terkepung ditengah h embusan
anginpuyuh tadi. "Tiga...."
Kembali terdengar suara gemeratukan nyaring, untuk
kesekian kalinya Suma Ing menjerit kesakitan- dengan
sempoyongan dia mundur tujuh delapan langkah
kebelakang, tangan kirinya terhajar sampai hancur dan
remuk sama sekali...
Sebaliknya Lam-kong Pak masih tetap berdiri pada jarak
satu tombak dari sisi kalangan.
Ketiga orang gadis muda itu sama2 bersorak kegirangan,
mereka merasa gembira sekali menyaksikan musuh yang
paling dibenci itu disiksa dan dihajar setengah mati oleh
manusia tembaga tersebut.
"Tutup mulut" bentak Lam-kong Pak dengan suara
keras.
Bentakan itu mengejutkan hati ketiga orang gadis tadi,
dengan ketakutan mereka berhenti tertawa, pikirnyadidalam
hati dengan perasaaan tercengang:
"Sungguh aneh manusia ini?? apa sih salahnya kalau
orang lain tertawa kegirangan??
kenapa dia musti turut campur dalam masala h ini?"
Sementara mereka masih membatin dengan perasaan
bingung Lam-kong Pak telah berkata kembali:
"Kali ini aku harus menghajarpula kaki kirimu biar
kutung..."
Suma Ing gemetar keras.., ia ngeri juga menyaksikan
cara lawannya menjatuhkan hukuman yang begitu keji
terhadap dirinya. meskipun sebuah tulang iganya sudah
patah serta lengan kirinya telah hancur namun ia tetap
nekad dan keras kepala, walaupun kesakitan ia tak mau
merintih ataupun menjerit kesakitan-..
Tiba2 sekilas cahaya kuning muncul ditengah kalangan.
kembali seorang manusia tembaga muncul disitu.
Mendengar manusia tembaga yang baru muncul itu
berkata:
"Saudara. aku harap kau suka bermurah hati. ampunilah
jiwanya untuk terakhir kali ini."
"Bila kau suka memperlihatkan raut wajahmu terlebih
dahulu, akan kupertimbangkan permintaanmu itu,
sebaliknya kalau kau menolak. maaf terpaksa aku tak dapat
menuruti kehendakmu itu..."
"Thian mengharapkan umat manusia bisa hidup dengan
cinta damai dan tidak saling membunuh, terutama sekali
dia adalahsaudarasedarah sedaging dengan dirimu, berilah
kesempatan yang terakhir baginya untuk bertobat. aku rasa
kaupasti bisa memberikan kepadanya satujalan kehidupan
baru."
Selesai berkata tanpa manantijawaban lagi, laksana kilat
manusia tembaga itu
berlalu dari sana.
UNTUK beberapa saat lamanya Lam-kong Pak berdiri
dengan hati sangsi akhirnya sambil menggertak gigi ia
berseru: "cepat enyah dari sini "
Suma Ing membungkam dalam seribu bahasa, dengan
tubuh sempoyongan ia segera berlalu dari tempat itu.
Sepeninggalnya Suma Ing, Lam-kong Pak baru berpaling
dan menatap wajah ketiga orang gadis muda itu diamZ ia
menghela napas panjang pikirnya didalam hati: "Selama
hidup mungkin aku tak dapat hidup bersama dengan kalian
lag .....mungkin aku tak bisa mengawini kalian semua...
sebab...."
Ketika menyaksikaa raut wajah Yu Tien yang sudah
hancur dan tidak berwujud muka lagi itu. diam2 ia
merasakan hatinya pedih tetapi apa yang harus dikatakan
lagi?? nasi telah berubah jadi bubur.
Maka sambil ambil keluar botol porselen yang berisikan
obat anti air keras yang dihadiahkan Lak -gwe-soat
kepadanya itu, ia berkata:
"Isi botol ini merupakan air anti racun air keras. "Sam
Wi ceng Swie" tersebut ambilah lain kalijika bertemu lagi
dengan Suma Ing bubuhkan lebih dahulu obat tersebut
diatas wajahmu, maka kalian tidak akan terluka oleh
semburan air keras" Selesai berkata ia serahkan botol
porselen itu ketangan cu Li Yap. kemudian putar badan
berlalu dari situ.
"LoCianpwe seru cu Li Yap dengan cepat,
"budipertolongan yang telah Locianpwee
berikan kepada kami semua, suatu ketika boanpwee
semua akan berusaha untuk membalas^ dapatkah kami
mengetahui nama dari cianpwee??"
"Aku adalah kakek bersedih hati. nama serta she-ku
sudah lama kulupakan disamping itu akupun tidak
mengharapkan balasan dari kalian-
"Locianpwee seru Pek-li Hiang pula, jika kudengar dari
suaramu yang serak agaknya kau tidak terlalu tua."
"Tahun ini aku telah berusia delapan puluh sembilan
tanun, cucu serta buyutkupun jauh lebih tua dari kalian
semua, HHmmm berani benar kau mengatakan aku belum
tua "
"Loocianpwee, ilmu silat yang kau miliki toh sudah
mencapaipada puncak yang tiada taranya, persoalan apa
yang tidak berkenan dihatimu s eh ing gakau menyebut diri
sebagai kakek bersedih hati??"

"Tempo dulu aku telah ditipu cinta kasih serta rasa


sayangku oleh tiga orang gadis muda. dalam gusarnya aku
segera berlalu tanpa pamit sehingga berakhir dengan
keadaan yang tragis. dalam sedihnya aku lantas menyebut
diriku sebagai kakek bersedih hati sebelum aku pergi dari
sini ada sepatah dua patah kata hendak kusampaikan
kepada kalian semua. cinta Kasih antara pria dan wanita
bisa berlangsung dengan langgeng jika kedua belah pihak
menaruh perasaan saling percaya mempercayai saling
hormat menghormati, janganlah dikarenakan suatu
persoalan yang kecil segera menaruh curiga terhadap tabiat
dari lawan jenisnya, seringkali karena persoalan ini
hubungan cinta yang murni bisa rusak dan hancur
berantakan-.."
Ketiga orang gadis itu tertegun mendengar ucapan dari
manusia tembaga itu, sebelum mereka sempat menyaksikan
sesuatu Lam-kong Pak telah berlalu dari sana.
Meskipun pemuda itu tidak berhasil membinasakan diri
Suma ing, namun boleh dibilang ia berhasil memberi
peringatan yang paling berat terhadap dirinya rasa
mendongkol dan gusar yang berkecambuk dalam hatinya
sedikit banyak jauh telah berkurang.
Tanpa terasa ia teringat kembali akan diri Yu Tien serta
ciu cien cien, meskipun mereka telah menaruh perasaan
salah paham terhadap dirinya, bagaimanapun juga antara
mereka pernah terjalin hubungan cinta, Lam-kong Pak
merasa sedih dan simpatik terhadap nasib buruk yang telah
menimpa mereka berdua.
Tetapi apa gunanya merasa simpatik? seseorang yang
wajahnya telah hancur berantakan tak berwujud lagi mana
dapat ditolong lagi?? Sekalipun ada obat mujarab pun
belum tentu bisa memulihkan kembali kecantikan wajah
mereka berdua.
"Berhenti "
Ketika Lam-kong Pak sedang berjalan sambil melamun.
mendadak terdengar suara bentakan keras berkumandang
datang, dengan hati terkesiap ia segera menghentikan
langkah kakinya.
Si-Naga pengasingan cu Hong Hong dengan sorot mata
memancarkan Cahaya tajam telah berdiri ditengah jalan
menghadang jalan perginya, terdengar perempuan itu
menegur: "Kau adalah Lam-kong Liu atau Lu-It Beng???"
"Kedua-duanya bukan, aku adalah Kakek bersedih hati"
jawab Lam-kong Pak Cepat.
"Kakek bersedih hati???" cu Hong Hong berdiri tertegun.
"Kau jangan ngaco belo tak karuan, dikolong langit dewasa
ini hanya ada tiga orang manusia tembaga belaka. yang satu
adalah Lam-kong Liu. yang kedua adalah Lu-It Beng
sedang yang ketiga adalah manusia bersenjatakan payung
sengkala tersebut, tetapi diapun tidak bernama kakek
bersedih hati.,.."
"Antara aku dengan ketiga orang itu sama sekali tiada
hubungan ataupun sangkut paut apapun juga , kakek
bersedih hati adalah aku dan aku adalah kakek bersedih
hati"
cu Hong Hong mendengus dingin, tanpa mengucapkan
sepatah katapun ia menerjang lalu mencengkeram urat nadi
dari pemuda itu.
Lam-kong Pak tertawa dingin, ia kebaskan tangannya
kebawah, setelah memukul mundur cu Hong Hong
sehingga tersurut dua langkah kebelakang ujarnya kembali,
"Kalau kau berani turun tangan maka itu berarti kamu
hendak mencari penyakit buat diri sendiri"
cu Hong Hong terkejut, ia perCaya tenaga dalam yang
dimiliki manusia tembaga ini sama sekali tidak berada
dibawah Lam-kong Liu ataupun Lu-It Beng, sedangkan bila
dibandingkan dengan manusia yang memiliki senjata
payung sengkala itu, maka kekuatannya adalah seimbang.
karena itu kembali dia menegur,
"Sebenarnya siapakah kau?? kenapa kau menyaru
sebagai manusia tembaga?? apakah kau juga bersiap-siap
untuk ikut serta menghadiri pertemuan besar manusia
tembaga?"
"Mau ikut atau tidak itu urusan pribadiku sendiri dan
sama sekali tiada hubungannya dengan dirimu, sedangkan
siapakah aku yang sebenarnya kau lebih lebih tak usah
tahu. karena urusan ini tiada berkepentingan dengan
dirimu"
Pemuda itu berhenti sebentar untuk tukar napas, setelah
itu lanjutnya kembali:
"Menurut apa yang kuketahui, sebetulnya antara kau
dengan Sun Han Siang sebenarnya sama sekali tidak terikat
dendam sakit hati yang terlatu mendalam, kesalahan paham
yang terjadi dimasa lampau seharusnya dibikin beres seCara
damai dengan jalan berunding"
"Hmmm Apa urusannya persoalan ini dengan dirimu?"
dengus cu Hong Hong tidak senang hati.
"Badai pembunuhan yang mengerikan sudah menjelang
tiba dalam dunia persilatan, seandainya didalam pertemuan
para manusia tembaga itu pihak perkumpulan Liok Mao
Pang tidak berhasil mendapatkan sesuatu mereka pasti akan
mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya untuk
melakukan pembunuhan seCara besar-besaran terhadap
seluruh umat Bu-lim setiap manusia yang tidak termasuk
perkumpulannya tak akan terhindar dari pembunuhan
tersebut. kau berdiri sebagai seorang jago kalangan lurus
masa tega hanya berpeluk tangan belaKa menyaksikan
badai pembunuhan ini melanda kolong langit???"
"Kalau memang kau memiliki perasaan welas asih
terhadap sesama umat manusia lagi pula memiliki ilmu silat
yang begitu lihay apa sebabnya kau tidak secara resmi
unjukkan diri didalam dunia persilatan untuk memimpin
para jago dari golongan lurus guna melakukan pertarungan
yang menentukan dengan pihak PerkumPulan Liok Mao
Pang??"
"Waktu masih belum tiba, sampai saatnya aku pasti akan
turun tangan dengan sendirinya. Sekarang aku ingin
bertanya kepadamu bukankah payung sengkala adalah
benda mustika yang berhasil kau temukan dimasa yang
lampau??"
"Sedikitpun tidak salah."
"Masih ingatkah bagaimana bentuk dari senjata mustika
tersebut???"
"Tentu saja masih ingat... panjangnya kurang lebih
empat depa dengan cahaya merah darah, bisa dibuka dan
bisa ditutup dengan gampang dan leluasa. Bagi mereka
yang memiliki ilmu meringankan tubuh dapat membantu
seseorang untuk melayang diangkasa, pada gagang payung
terdapat sebuah lambang yang berbentuk Kelelawar hijau,
inilah ciri2 yang kuingat?"
"Kitab ilmu silat Payung sengkala telah hilang dari saku
suamimu Sian Yang Ping dimasa yang telah silam, dimana
secara kebetulan telah ditemukan oleh Sun Han Siang
sedangkan payung sengkala itu sendiri sama sekali tidak
lenyap. tetapi yang aneh secara bagaimana bisa terjatuh
ketangan manusia tembaga itu??"
"Siapa bilang kalau payung sengkala itu tidak lenyap dari
tanganku??? tempo dulu senjata mustika itulah yang lenyap
terlebih dahulu, kemudian baru kuketahui bahwa kitab
pusaka payung sengkala pun ikut lenyap tak berbekas,
sedangkan mengetahui bagaimana keadaan selanjutnya
sehingga bisa terjatuh ketangan manusia tembaga itu, aku
sendiripun tidak tahu"
"Bagus, terima kasih atas keteranganmu itu. putrimu
berada tidak jauh dari sini, kurasa lebih baik cepat2lah pergi
kesitu untuk melindungi keselamatannya. jangan sampai
membuat dia menderita kerugian besar seandainya sampai
berjumpa dengan Suma ing"
Habis berkata tanpa menanti jawaban lagi ia loncat tiga
puluh tombak jauhnya dari tempat itu. dengan gerakan
kuda langit melayang diawan ia meluncur kedepan dan
lenyap dari pandangan.
cu Hong Hong menjerit kaget, uotuk beberapa saat
lamanya ia berdiri menjublak ditempat semula karena
terkejut menyaksikan kelihayan lawannya.
Sementara itu dengan Cepatnya Lam-kong Pak telah
jauh meninggalkan cu Hong Hong ya masih berdiri
menjublak ditempat semula, sambil melanjutkan perjalanan
dalam hati ia berpikir keras.
Dahulu ia pernah menaruh Curiga bahwa manusia
tembaga yang memiliki senjata payung sengkala itu adalah
si-Awan hitam mengejar rembulan oei ci Hu yaitu jago sakti
yang hawa murni bayinya dipeCahkan olehnya itu. tetapi
setelah mengetahui akan hubungan persahabatan antara oei
ci Hu Yang Peng serta cu Hong Hong ia merasa tak
mungkin jago tua itu mencuri payung sengkala tersebut.
Lalu siapakah kakek tua yang pernah dijumpai sewaktu dia
dirumah makan tempo dulu??
mungkinkah kakek desa itu adalah manusia tembaga
yang memiliki senjata payung sengkala???
Secara beruntun puluhan hari sudah lewat tanpa
terasa,jarak dengan disenggarakannya pertemuan besar
antara manusia tembaga sudah tinggal setengah bulan lagi,
Lam-kong Pak segera mencari bahan makanan Sebagai
rangSum. dan mencari Sebuah gua yang tersembunyi
letaknya untuk berlatih ilmu silat dengan tekun.
Suatu hari ketika ia telah menyelesaikan latihannya.
kentongan ketiga baru saja menjelang tiba, rembulan
bersinar terang dan cuaca bersih sekali, Lam-kong Pak yang
berdiri dibawah keheningan malam tanpa terasa terbayang
kembali akan beberapa orang gadis muda kekasihnya,
pada waktu itulah tiba2 ia menemukan dua sosok
bayangan manusia muncul dibalik jeram yang terdapat
didekat tempat itu,
Angin malam berhembus lewat mengibarkan ujung baju
sang perempuan, sedang ujung baju yang lelaki sama sekali
tidak bergoyang suatu kejadian yang aneh sekali.
Siapakah mereka?? dan apa yang hendak mereka
lakukan? ingatan tersebut dengan cepat berkelebat didalam
benaknya.
= =oo^^o^^= =

DIAM-DIAM pemuda itu telah menyusup maju


kedepan dan bersembunyi dibelakang sebuah batu cadas
yang besar.
Ketika sinar matanya dialihkan kearah sepasang lelaki
perempuan itu, seketika hatinya terasa bergetar keras,
tampaklah olehnya ditepi jeram berdiri seorang manusia
tembaga, sedang perempuan yang berada dihadapan
manusia tembaga itu bukan lain adalah ibunya Sun Han
Siang.
Satu ingatan dengan cepat berkelebat di dalam benaknya.
ia membatin. "Aaah benar rupanya manusia tembaga itu
adalah ayahku Lam-kong Liu, tetapi kenapa mereka saling
berhadapan muka tanpa bergerak ataupun berbicara??"
Jarak diantara kedua orang itu hanya terpaut tiga empat
tombak. namun sekalipun saling berhadapan muka tak
seorangpun yang berkutik atau buka suara terlebih dahulu.
Kurang lebih seperminum teh kemudian dengan sedih
Sun Han Siang menghela napas panjang dan berkata:
"Karena kau aku telah dicaci-maki oleh seluruh umat Bu-
lim yang ada dikolong langit bahkan ada orang yang
menuduh aku telah meracuni suami sendiri sampai mati,
namun kau harus mengetahui bahwa tempo dulu andaikata
aku tidak pergunakan ilmu hipnotis Tong-bian-tai-hoat
mungkin jiwamu sukar untuk dipertahankan hingga saat
ini"
Manusia tembaga yang berada dihadapannya tetap
membungkam dan sama sekali tak berkutik, seolah-olah dia
sama sekali tidak tergerak hatinya oleh keluhan tersebut.
Terdengar Sun Han Siang melanjutkan kembali kata
katanya:
"Sekarang kedua orang bocah itu sudah berdiri pada
posisi yang saling bermusuhan mereka sama2 bersumpah
tak mau berdiri dan hidup bersama dikolong langit, coba
bayangkanlah apa yang harus kulakukan dalam keadaan
begini?? Sejak Suma Ing masuk menjadi anggota
perkUmpulan Liok Mao Pang kejahatan yang dilakukan
olehnya bukan saja tidak mereda bahkan jauh lebih gencar
lagi. aku rasa kau pasti sudah mendengar atau mengetahui
sendiri bukan akan kejadian ini"
Manusia tembaga itu tetap membungkam dalam seribu
bahasa. tingkah lakunya yang aneh itu diam-diam membuat
Lam-kong Pakjadi teramat gelisah.
"Tempo dulu demi menyelamatkan jiwamu aku telah
mencuri kitab pusaka payung sengkala dan harus bertempur
melawan cu Hong Hong." ujar Sun Han Siang lebih jauh,
"tidak sampai sepuluh jurus aku telah memukulnya hingga
jatuh kedalam Celah batu besar didekat puncak Beng-gwat-
hong digunung Thay-san, waktu itu aku merasaamat
menyesal sekali dengan terjadinya peristiwa tersebut, tetapi
setelah kupikir lebih lanjut timbul kecurigaan dalam hatiku,
sebab waktu itu ia telah berhasil menguasahi ilmu silat
payung sengkala meskipun jauh dari kesempurnaan namun
kepandaiannya jauh diatas ilmu silatku. bagaimana aku
mampu menjatuhkan dirinya kedalam celah batu? kejadian
mencurigakan sekali, siapa tahu secara diam2 ada orang
yang telah turun tangan terhadap dirinya...."
Manusia tembaga itu tetap membungkam dan tidak
menunjukkan suatu reaksi apapun juga , sekali pun Sun
Han Siang telah berbicara setengah harian lamanya tetppi ia
hanya mendengarkan saja tanpa memberi komentar.
Lama kelamaan perempuan she Sun itu jadi naik pitam
juga , segera tegurnya: "Kenapa tidak berbicara? kau bisu
??"
Sekujur badan manusia tembaga itu gemetar keras
namun dia masih tetap membungkam dalam seribu bahasa.
"sebenarnya kau adalah Lam-kong Liu atau bukan ??"
bentak Sun Han Siang keras- keras.
Manusia tembaga itu tidak mengaku pun tidak
membantah ia tidak berbicara dan tetap berdiri kaku
ditempat semula.
Lama kelamaan Sun Han Siang kehabisan akal juga
dengan suara keras teriaknya:
"Jika kau mempunyai kesulitan yang tak bisa dikatakan
sehingga untuk sementara waktu tak dapat unjukkan wajah
aslimu, kaupun bisa memakluminya. Masa terhadap isteri
sendiripun kau tidak percaya? sebenarnya kau adalah Lam-
kong Liu atau bukan??"
Manusia tembaga itu masih tetap membungkam.
Sun Han Siang segera tertawa dingin, teriaknya.
"Baiklah. kalau kau membungkam terus aku akan
menanggap dahulu dirimu." Sembari berkata ia segera
menerjang kedepan.
Lam-kong Pak ketika itu masih mengenakan pakaian
tembaganya, segera berpikir didalam hati:
"Kenapa aku tidak membantu ibu untuk menangkap
dirinya? aku ingin tahu siapakah sebenarnja orang itu??"
Sementara itu manusia tembaga tadi dengan gerakan
yang manis telah berhasil meloloskan diri dari cengkeraman
Sun Han siang, ketika Lam-kong Pak menerjang datang
dariarah belakang dengan gerakan secepat kilat manusia
tembaga itu terperanjat.
Sebenarnya dia mau mundur kebelakang untuk
menghindar, tetapi dengan datangnya terjangan tersebut
jalan mundurnya segera tersumbat.
Sun Han Siang sendiri seketika berdiri tertegun ketika
dilihatnya dari arah depan muncul kembali seorang
manusia tembaga, karena rasa tertegun itulah gerakan
tubuhnya jadi agak terlambat.
Manusia tembaga itu tak mau membuang kesempatan
baik itu dengan begitu saja. secepat kilat ia loncat masuk
kedalam jeram dan lenyap didasar air....
Lam-kong Pak serta Sun Han Siang jadi melotot melihat
tindakan manusia tembaga tadi, mereka tidak mengira
kalau orang itu akan bertindak secerdik ini. Beberapa waktu
kemudian Sun Han Siang buka suara dan menegur:
"Siapakah kau??? ^
Lam-kong Pak merasa amat sedih. sebenarnya dia tidak
ingin membohongi ibunya sendiri. tetapi sekarang diapun
tidak ingin rahasianya ketahuan orang, sebab bila ibunya
tahu siapakah dia maka gerak-geriknya pasti akan dikekang
dan ia tak akan diijinkan untuk berlalu lalang seorang diri.
Kesalahan pahamnya dengan beberapa orang gadis itu
belum lenyap. hidup bersama beberapa orang itu
merupakan sesuatu siksaan yang berat bagi dirinya. Karena
itu setelah termenung sebentar akhirnya dengan suara serak
sahutnya: "Aku adalah kakek bersedih hati."
"Apa??? siapakah kau??"
"Kakek bersedih hati."
"oooh.Jadi kau yang telah menolong ketiga orang budak
itu pagi tadi??"
"Sedikitpun tidak salah."
"Menurut apa yang kuketahUi. dikolong langit tiada
seorang jago yang mempergUnakan julukan sebagai kakek
bersedih hati?"
"SesUai dengan nama julukanku sikakek bersedih hati.
aku tiada berambisi dan tidak menginginkan nama besar,
hidupku terasing dari keramaian dunia, tentu saja tak ada
yang mengetahui siapakah aku."
"Apakah payung sengkala berada didalam sakumu???"
"Tidak kau salah paham, aku bukan manusia tembaga
yang mempunyai payung sengkala tersebut."
Sun Han Siang tertawa dingin.
"Kalau memang kau tiada bermaksud untuk mencari
nama dan hidupmu menjauhkan diri dari keramaian dunia.
mengapa tindakanmu terhadap Suma ing begitu kejam tak
berperikemanusiaan???? "
"Sampah masyarakat adalah musuh umum setiap
manusia. siapapun pantas untuk untuk melenyapkan
dirinya dari muka bumi"
"Sreeeeet... sreeeet... sreeeet..." secara beruntun ditengah
kalangan telah muncul sembilan sosok banyangan manusia.
mereka adalah Pek-li Hiang. cu Li Yap. YuTien, Pek-li
Gong, Siang Hong Tie, Loo Liang-jan, Hay Thian-siang-
cho serta naga pengasingan cu Hong Hong.
Yu Tien mengenakan kain kerudung diatas wajahnya,
jelas raut mukanya yang rusak masih belum sembuh.
Ketika itu Lam-kong Pak serta Sun Han Siang berdiri
ditepi jeram, kesembilan orang itu dengan Cepat
mengepung sekeliling tempat itu dengan ketat dan rapat.
"Kali ini jangan biarkan dia lolos lagi dari Cengkeraman
kita" teriak Pek-li Gong.
"Bila kau adalah seorang jago dari kalangan lurus, maka
kau tidak akan turun tangan terhadap orang2 ini" seru Sun
Han Siang kemudian terhadap diri Lam-kong Pak. "Mereka
tidak lebih hanya ingin menyaksikan raut wajahmu yang
sebenarnya, kami sama sekali tidak mengandung rasa
permusuhan terhadap dirimu"
Lam-kong Pak merasa benar juga perkataan itu, tentu
saja ia tidak ingin rahasia asal usulnya diketahui mereka.
tetapi posisinya ketika itu sudah terkepung. walahpun dia
tidak mau turun tanganpun rasanya sudah tak mungkin
lagi.
"Aku adalah kakek bersedih hati." kembali Lam-kong
Pak berseru dengan suara mendalam. "Aku tidak berambisi
untuk merebut kedudukan atau nama besar, akupun tidak
ingin ribut dengan orang lain, aku harap kalian jangan
memaksa diriku keterlaluan-"
"Bibi Lam-kong." cu Li Yap segera berseru. "Dia adalah
kakek bersedih hati dia pernah menyelamatkan jiwa kami
semua."
"Aku sudah dibikin bingung dan tidak habis mengerti
oleh tingkah laku beberapa orang manusia tembaga ini.
malam ini aku bersumpah ingin melihat raut wajah yang
sebenarnya."
"Kakek bersedih hati." teriak Pek-li Hiang, "biarkanlah
kami menyaksikan raut wajahmu...."
Lam-kong Pak segera mendengus dingin. "Hmm
janganlah membuat kegusaranku. berkobar, andaikata aku
sampai marah maka terhadap kalian aku tak akan sungkan2
lagi, kamu semua haruslah sedikit tahu diri..."
Sun Han Siang sama sekali tidak menggubris perkataan
orang, dia ulapkan tangannya, kesembilan orang jago lihay
itu per-lahan2 segera maju kedepan, termasuk juga naga
pengasingan, mereka siap2 menangkap manusia tembaga
dihadapannya.
Lam-kong Pakjadi mengeluh menyaksikan kejadian ini,
ia tak mungkin melukai orang orang itu maka terpaksa
hanya melarikan diri dari tempat itu secepat-cepatnya.
Berpikir demikian, tanpa banyak bicara lagi tubuhnya
laksana kilat segera terjun kedalam jeram.
Tiba-tiba air didasar jeram beriak keras, dari balik
permukaan air munculpula sesosok batok kepala manusia
tembaga, yang mana segera membentak keras: "Manusia
laknat, kali ini kau hendak lari kemana...."
Lam-kong Pak terkejut dia himpun tenaga dalamnya
sebesar delapan bagian dan mengirim satu pukulan dahsyat
keatas permukaan air, pukulan itu sama sekali tidak
ditujukan kearah tubuh mnnusia tembaga didalam air itu
sebaliknya mengancam permukaan air tepat di hadapannya.
Sungguh dahsyat angin pukulan yang diterbitkan oleh
serangannya tersebut "Blaaaam" suatu gulungan air yang
menyembur tinggi keangkasa muncul didepan mata,
semburan air tadi membentuk sebuah jalur setinggi dua tiga
puluh tombak yang memecah ditepian dan seketika
menimbulkan gulungan ombak yang amat dahsyat.
Jeritan kaget bergema dari tepi jeram, menggunakan
kesempatan baik itulah Lam-kong Pak segera menyelam
kedasar air.
Pemuda itu menyadari bahwa manusia tembaga tadi
sama sekali tidak mengetahui asal-usulnya. tetapi pukulan
yang baru dilancarkan dengan dahsyatnya itu mungkin
telah melukai dirinya,
Denggn cepat dia menyelam kedasar air dan berenang
menuju kearah mana manusia tembaga tadi berada. tetapi
jejak dari manusia tersebut sudah lenyap tak berbekas.
Demikianlah dengan berenang didasar air pemuda itu
berlalu dari tempat kejadian beberapa li kemudian ia baru
mendarat dan melepaskan pakaiannya yang basah untuk di
jemur.
Sementara menunggu pakaiannya kering permuda itu
mencari tempat yang tersembunyi untuk beristirahat serta
memulihkan kembali tenaganja.
Tiba-tiba....
Sultan nyaring yang aneh dan memekik di telinga
bergema memecahkan kesunyian yang mencekam seluruh
jagad, suara itu begitu lengking dan memilukan hati se-
olah2 ada binatang sebangsa gorilla yang sedang
melangsungkan pertarungan seru.
Buru2 sianak muda itu mengenakan pakaiannya dan
segera memburu kearah mana datangnya suara tadi, belum
sempat ia mencapai tempat tujuan mendadak terdengar
kembali suara benturan keras, seolah-olah ada suatu benda
yang berat jatuh keatas tanah.
Dengan cepat Lam-kong Pak menyusup kebalik sebuah
tebing, disitu ia saksikan seekor gorilla yang amat besar
telah menggeletak mampus dibawah sebuah pohon besar,
begitu besar binatang itu sehingga cukup mengejutkan hati
orang.
Tinggi gorilla tadi mencapai tujuh delapan depa seluruh
tubuhnya berbulu emas, lengan kirinya telah dipotong
orang sebatas bahu sedang bagian dadanya termakan
sebuah pukulan keras, begitu dalam bekas telapak itu
terbenam didalam tubuhnya sehingga nampak amat nyata.
Ditinjau dari dalamnya bekas telapak yang tertera diatas
dada binatang itu bisalah ditarik kesimpulan bahwa
pukulan itu dilancarkan oleh seseorang yang berkepandaian
sangat lihay, kecuali kakek ombak menggulung serta
manusia tembaga yang memiliki senjata payung sengkala,
mungkin tak ada orang lain yang mampu untuk
melakukannya.
Yang aneh lengan kiri gorilla yang terpapas kutung itu
tidak nampak disekitar tempat itu, kemana perginya lengan
tersebut??? atau mungkin telah dilalap oleh binatang lain????
Kalau tidak jelas orang yang telah membinasakan gorilla
itulah jang telah mengambil pergi lengan tersebut, tetapi apa
gunanya orang itu mengambil lengan kirinya ??
Kenapa tidak berhasil memecahkan itu akhirnya Lam-
kong Pak menuruni tebing-tebing tadi.
Dari jarak seratus tombak ia lihat pada sebuah kalangan
berdiri beberapa orang jago lihay dari perkumpulan Liok
Mao-pang yang sedang mengerubuti seorang padri dan
seorang toosu.
Para jago lihay itu bukan lain adalah "Ngo-hoa-bak"
daging lima warna oei Hun sirasul hitam tebal chin Tong.
sisetan gantung hidup Gau Jit sikakek asap berawan Si cu
Lok sijago arak dari Lam-hay It-bun Ko serta janda kawin
tujuh kali Poei Kun.
Sedangkan sang padri serta sang toosu yang dikerubuti
bukan lain adalah saksi dalam pertemuan urutan nama
yakni padri naga serta toosu harimau dua orang.
Diam-diam Lam-kong Pak merara terCenggang
menyaksikan peristiwa itu ia tahu bahwa kedua orang tokoh
sakti itu selamanya tak pernah memperebutkan nama serta
kedudukan dengan orang bu-lim, bahkan sejak pertamuan
besar para jago tempo dahulu belum pernah mereka
munculkan diri didalam dunia persilatan, apa sebabnya
pihak perkumpulan Liok Mao Pang hendak melenyapkan
kedua orang itu???
Sementara itu terdengar sidaging lima warna telah
berseru:
"Aku mendapat perintah dari Thay-sangpangcu
perkumpulan kami untuk menyampaikan kartu undangan
kepada kalian berdua, Thay-sang pangcu kami berharap
agar kalian berdua suka hadir ditebing Toa-ciang-gay
digunung Hoa-goan-sanpada bulan ini tanggal lima belas
guna bertindak sebagai saksi didalam pertemuan besar
manusia tembaga.
Sambil berkata dia ambil keluar dua lembar kartu
undangan berwarna merah dan segera diangsurkan
kedepan.
"omitohud" padri naga berseru memuji keagungan
buddha, "aku merasa tidak berkemampuan untuk memikul
tugas berat tersebut, dan takut menyia2kan harapan dari
Thay-sang pangcu perkumpulan kalian, dari pada merasa
malu, tolong sampaikanlah permintaan maaf kami yang
mana tak dapat menerima tawaran tersebut"
Daging lima warna segera tertawa dingin.
"Thay-sang pangcu dari perkumpulan kami bisa
mengirim kartu undangan kepada kalian berdua, itu berarti
bahwa dia memandang tinggi kalian berdua. apakah kalian
berani mela wn perintahnya?? "
"Bu-liang-so-hud" seru toosu harimau dengan suara
lantang. "Ketika diadakan pertemuan puncak para jago
untuk menentukan urutan nama tempo dulu secara paksa
akan diri kami masih mampu untuk bertugas sebagai saksi,
tetapi dalam pertemuan yang diadakan kali ini yang hadir
hanyalah beberapa gelintir mauusia tembaga yang tidak
berani unjukkan diri dengan wajah aslinya, lagipula tidak
disaksikan oleh seluruh umat Bu-lim yang ada dikoloog
langit, terhadap pertemuan rahasia semacam ini kami
merasa tidak pantas untuk bertindak sebagai saksi.
karenanya maafkanlah kami jika kami berdua tak dapat
menerima undangan tersebut"
Habis berkata ia menganggukkan kepalanya terhadap
padri naga, kemudian mereka berdua putar badan dan siap
berlalu dari sana.
"Hey toosu hidung kerbau," bentak janda kawin tujuh
kali Pui Kun dengan suara melengking, "rupanya kalian
diberi arak kehormatan tak mau menerima sebaliknya
malah memilih arak hukuman. Hmm tak mau
menerimapun harus diterima, kalau tidak terimalah lebih
dahulu sebuah tendangan mautku..." -
Sembari berseru kakinya segera mengirim satu tendangan
kuat kedepan- celananya yang memang sengaja berlubang
segera mempertontonkan gumpalan daging hitam yang
muncul dari balik celana tersebut...
Padri naga serta toosu harimau adalah dua orang
beribadah yang tebal imannya, menyaksikan pemandangan
seram itu. mereka berdua segera berseru memuji keagungan
Buddha. secara beruntun tubuh mereka mundur beberapa
langkah kebelakang untuk meloloskan diri dari tendangan
tersebut.
Janda kawin tujuh kali Pui Kun mengira pihak lawan jeri
terhadap dirinya, melihat pihak musuh mundur kebelakang
ia segera mendesak lebih jauh kedepan, pada saat yang
bersamaan tendangan berantai penggaet sukma serta
ilmujari Liok-eng-kanya dilancarkan secara gencar.
Pertama-tama padri naga yang tak kuat menaban diri,
rmenyaksikan datangnya ancaman tersebut ujung bajunya
segera dikebaskan kedepan, bagaikan ular yang cerdik
dengan cepat
ia membelenggu kaki Pui Kun yang sedang melancarkan
tendangan itu.
"Blaaaam" dalam sebuah kebasan dahsyat tubuh Pui
Kun mencelat sejauh satu tombak lebih dari tempat semula,
tubuhnya segera terbanting keras-keras diatas tanah dengan
badan menghadap kebawah, seluruh wajahnya kontanjadi
kotor oleh tanah .
Serangan itu dilakukan dengan cekatan dan manis sekali,
bukan saja kawanan iblis itu tidak menyangka bahkan Lam-
kong Pak yang ikut menyaksikan peristiwa itupun merasa
amat kagum.
Dalam perkiraan sementara orang, ilmu silat yang
dimiliki padri naga serta toosu harimau paling banter hanya
seimbang dengan kekuatann dari tiga miskin empat kaya.
tetapi setelah meninjau dari kelihayannya didalam
melemparkan tubuh Pui Kun sejauh satu tombak lebih ini
bisa di tarik kesimpulan bahwa kepandaian silat yang
dimiliki kedua orang itu sebetulnya sangat luar biasa.
"Heeeh heeeh heeeh... ternyata luar biasa juga ," seru
daging lima warna sambil tertawa seram, "tidak aneh kalau
pangcu bisa tertarik kepada kalian berdua. It Bun Ko.
dimana kau???"
Jago arak dari Lam-hay, It-bun Ko segera mengiakan
dan loncat keluar dari barisan, "Hamba menanti perintah
dari Ho-hoat" serunya.
"Bagus. temanilah liong taysu untuk bermain beberapa
jurus,"
Dalam hati It- bun Ko bisa menyadari sampai
dimanakah taraf kepandaian silat yang dimilikinya, kalau
dibandingkan dengan Pui Kun sebenarnya ia tidak selisih
seberapa. janda kawin tujuh kalipun dibikin keok dalam
satu jurus apa lagi dirinya.
Tetapi diapun tak dapat mengundurkan diri dengan
begitu saja, terpaksa sambil melepaskan cupu2 araknya
untuk meneguk setegukan ia segera maju kedepan-
"Tunggu sebentar," tiba2 padri naga membentak keras,
"It-bun tayhiap. selamanya kau selalu bertindak jujur dan
ksatria. sudah lama aku mendengar tentang kegagahanmu
itu... jika kau sekarang dapat cepat bertobat dan
mengundurkan diri. maka.. . ."
It-bun Ko tidak tahu mendengar perkataan semacam itu,
belum sampai padri itu menyelesaikan kata2nya dia sudah
membentak keras. dengan menggunakan cupu2 tersebut dia
hantam batok kepala padri naga, sedang pada waktu yang
bersamaan arak dalam mulutnya segera disemburkan
kedepan-
Lam-kong Pak baru untuk pertama kali ini menyaksikan
It-bun Ko turun tangan. tampaklah padri naga
mengebaSkan ujung bajunya kedepan, Semburan arak yang
gencar dan tajam iiu Setelah termakan oleh tangkisan angin
pukulannya itu segera berbelok arah dan meluncur kearah
kakekawan berasap Si cu Lok yang berada disisi kalangan-
Seandainya It-bun Ko tahu diri dan segera
mengundurkan diri. mungkin dia tak akan sampai perasaan
lupa dan menerima keadaan yang begitu mengenaskan,
tetapi berada didalam keadaan demikian sulit baginya
untuk mengendalikan emosi yang telah berkobar, bukannya
mundur dia malah semakin maju kedepan, sebab dengan
hadirnya daging lima warna disitu tak mungkin lagi baginya
untuk menyusut kebelakang.
It-bun Ko segera membentak keras, laksana kilat cupu2
araknya melancarkan belasan jurus serangan tajam, sedang
pada saat yang bersamaan semburan arak diri mulutnya
kembali meluncur kearah tubuh bagian bawah dari padri
Naga.
Hweeslo itu mendengus dingin, ujung jubahnya kembali
dikebaskan kedepan, sambil meloncattiga tombak ketengah
udara dia mengirim pula satu pukulan gencar kebawah.
"Krarak..." termakan oleh pukulan yang maha dabsyat
itu, cupu2 arak dalam genggaman It-bun Ko hancur
berantakan jadi berkeping-keping. cairan arak menyembur
keluar membasahi seluruh wajah dan tubuhnya, dengan
perasaan kaget ia meloncat mundur tiga langkah
kebelakang.
Sekarang Lam-kong Pak baru menyadari bahwa ilmu
silat yang dimiliki dua orang tokoh Bu-lim itu sebenarnya
sangat lihay, ditinjau dari hal ini bisa ditarik kesimpulan
bahwa para iblis itu tak mungkin bisa mengalahkan mereka
berdua walaupun beberapa orang jago lihay dari
perkumpulan Liok Mao pang itu maju secara berbareng,
Daging lima Warna tertawa mengekeh dengan suara
yang aneh, rupanya ia sudah dibikin gusar oleh kenyataan
yang ada didepan mata, sambil melangkab maju dengan
tindakan lebar serunya:
"Pu Hu-hoat akan menyambut sebuah pukulanmu"
sepasang telapak bekerja cepat dan serentak melancarkan
pukulan dahsyat kearah depan,
Agaknya padri naga sudah tahu, bila mereka ingin
meloloskan diri dari tempat itu dalam keadaan selamat
maka satu-satunya jalan adalah mengalahkan orang ini
terlebih dahulu, hawa murninya segera dihimpun dan
sepasang ujung baju dikebaskan secara berbareng.
"Blaaam,.." ditengah bentrokan keras, pasir dan debu
beterbangan memenuhi seluruh angkasa, mereka berdua
sama2 tergetar mundur tiga langkah kebelakang.
Sekali lagi Daging lima warna menghimpun tenaga
dalamnya sebesar sepuluh bagian, secara beruntun ia
lancarkan tiga buah pukulan secara berantai.
Padri Naga dengan cepat merangkap sepasang
telapaknya didepan dada, ketika direntangkan kesamping
seketika itu juga terdengarlah suara pekikan guntur yang
menggeletar membelah bumi,
Daging lima warna tersurut mundur kebelakang sejauh
satu tombak dengan ketakutan, pasir dan debu dalam waktu
singkat menyelimuti seluruh udara dan membuat
pemandangan jadi kabur.
Ditengah jeritan kaget yang amat nyaring padri naga
serta toosu harimau tiba2 lenyap tak berbekas dari tempat
itu.
Kawanan iblis itu jadi tertegun dan berdiri dengan mata
terbelalak. terutama sekali daging lima warna yang
bertindak sebagai pelindung hukum, wajahnya nampak
jengah dan sukar dilukiskan dengan kata2.
Tetapi Lam-kong Pak dapat menyaksikan kesemuanya
itu dengan jelas, kiranya dikala Padri naga merentangkan
sepasang telapaknya tadi dan pasir serta debu mengepul
memenuhi angkasa, dia telah menarik tangan toosu
harimau untuk berkelebat pergi dari situ lewat sisi tubuh
Janda kawin tujuh kali Pui Kun.
Buru2 Lam-kong Pak mengejar dari belakang, terdengar
toosu harimau bertanya: "Apakah kita akan menghadiri
pertemuan besar manusia tembaga atau tidak????"
"Tentu saja harus hadir cuma caranya harus kita ganti..."
Kedua orang itu tertawa terbahak-bahak. gerakan tubuh
mereka semakin cepat dan segera lenyap dibalik
pepohonan.
Suatu ingatan segera berkelebat dalam benak Lam-kong
Pak setelah mendengar pembicaraan itu, pikirnya:
"Apakah yang dimaksudkan dengan kedua orang itu
sebagai tukar cara???? cara apa yang hendak dipergunakan
oleh mereka???"
Tanpa terasa Lam-kong Pak membayangkan kembali
tentang manusia tembaga yang ditemuinya didepan gua
kemarin malam, siapa dia? benarkah orang itu adalah
manusia tembaga yang memiliki payung sengkala????
Demikianlah, sejak itu haripemuda Lam-kong masih
tetap menyembunyikan diri disekitar tebing tersebut untuk
melatih ilmu silatnya dengan lebih tekun, tanpa terasa lima
enam hari kembali sudah lewat dan ilmu silatnya pun
memperoleh kemajuan kembali, terutama sekaii didalam
hal tenaga dalam serta ilmu meringankan tubuh.
malam itu ketika kentongan ketiga baru saja belangsung,
ia berjalan keluar dari gua-nya untuk menikmati keindahan
malam.
Ketika itu malam tak berbintang dan angin gunung
berhembus kencang, ia bersuit nyaring dan meloncat
ketengah udara dengan ilmu meringankan tubuhnya yang
lihay, sekali meleset ternyata dua puluh tujuh delapan
tombak lebih dilewatkan tanpa terasa.
Kejadian ini sangat mengejutkan hatinya, ia tahu kedua
gumpal hawa murni yang terdapat dalam tubuhnya telah
bersatu padu. atau dengan perkataan lain tenaga dalamnya
telah memperoleh kemajuan pesat.
Ia jadi sangat kegirangan, sambil mengempos tenaga
tubuhnya segera melesat ketengah udara dan meluncur
kedepan dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.
Tidak sampai seperminun teh lamanya dan dua tiga buah
puncak telah dilalui tanpa terasa akhirnya Sampailah dia
didalam sebuah selat sempit.
Andaikata ilmu meringankan tubuhnya tidak peroleh
kemajuan yarg pesat ia percaya tak mungkin dirinya bisa
tiba didalam selat ini, sebab sekeliling selat tersebut
merupakan tebing curam yang tingginya mencapai ratusan
tombak. lagi pula licin dan tiada bersemak, bukan saja tak
bisa dijamah dengan tangan- Bahkan untuk didakipun tak
mungkin-
Setibanya didasar selat pemuda itu sekali lagi merasa
keheranan bercampur kagum, ternyata rumput yang
tumbuh ditempat itu subur sekali, bunga beraneka warna
menyiarkan bau harum, kicauan burung serta aliran air
membuat suasana disekeliling tempat itu terasa nyaman.
Dengan perasaan yang kagum dan tenang Lam-kong Pak
segera melanjutkan perjalanannya menuju kedepan,
Tiba-tiba ia berseru kaget dan menghentikan langkah
kakinya bahkan ia merasa ragu-ragu dengan pandangan
mata dihadapannya..-,
Tampak olehnya dua orang bayi bertubuh telanjang yang
berbadan putih lagi gemuk sambil bergandengan tangan
sedang berjalan mondar-mandir disekitar bebungaan
dihadapannya, bayi itu kira2 berusia empat bulan dan
semuanya merupakan bocah pria.
Dengan cepat Lam-kong Pak menyusup masuk kebalik
tumbuhan bebungahan sambil menyembunyikan diri
gumamnya^
"Aaaaah ... rupanya bayi hawa murni sedikitpun tidaK
salah, pastilah bayi hawa murni tokoh silat darimanakah
yang sedang berlatih kepandaiannya ditempat ini?? kalau
ditinjau dari keadaan dua sosok bayi hawa murni itu
rupanya jauh lebih besar dan segar jika dibandingkan
dengan bayi hawa murni dari awan hitam pengejar
rembulan oei ci Hu "
Kiranya bayi hawa murni dari oei ci Hu tempo dahulu
meskipun dapat meloncat dan lari tetapi belum bisa
berbicara, sebaliknya kedua orang bayi tersebut dapat
bercakap-cakap hanya saja suaranya lirih dan perlahan
sekali dan menyerupai suara nyamuk.
Lam-kong Pak amat terkesiap. ia tak berani bergerak
secara sembarangan lagi, sebab bisa untuk melatih bayi
hawa murni maka seorang paling sedikit harus memiliki
tenaga dalam sebesar enam puluh tahun hasil latihan, lagi
pula jika dasarnya kurang kuat maka akan mengakibatkan
hal2 yang tidak diinginkan.
Dalam pada itu kedua orang bayi hawa murni tersebut
telah berjalan kebawah pohon yang pendek dan rindang,
mereka berbicara lirih sekali dan entah apa saja yang sedang
dibicarakan, setelah itu memanjat keatas pohon dan duduk
dirantingnya.
Pohon kecil itu luar biasa sekali bentuknya, dahan
berwarna putih dengan daun berwarna merah lagi pula
bentuk daun itu aneh sekali bersusun-susun bagaikan buah
anggur.
Tampaklah kedua orang bayi hawa murni itu sambil
memetik daun segera memasukkannya kedalam mulut.
dengan nikmat mereka kunyah dan makan daun- daun tadi.
Tidak sampai seperminum teh kemudian, sebagian besar
daun-daun pohon itu sudah habis termakan oleh mereka
berdua, perutnya yang kecil nampak menggunung besar.
keadaannya semakin menarik hati.
Makin melihat Lam-kong Pak merasa semakin tertarik,
ingin sekali ia tangkap kedua orang bocah itu dan dicium
dengan penuh kasih sayang, tetapi dia tak berani berkutik
secara sembarangan- sebab pengalaman yang lampau
membuat tindak tanduknya kali ini bertambah waspada.
Setelah turun dari atas pohon, kedua orang bayi hawa
murni itu berjalan menuju ketepi sungai disitu mereka
minum air dengan riang gembira.
"Belum pernah kujumpai pohon kecil yang begini aneh
bentuknya " pikir Lam-kong Pak didalam hati, "pastilah
pohon itu termasuk benda mustika yang langka sekali
dikolong langit, sedang air itu kemungkinan besar adalah
air inti bumi yang luar biasa... sungguh tak nyana ditempat
seperti ini terdapat aneka ragam benda yang aneh2..,."
Ketika itulah Lam-kong Pak baru sempat melihat jelas
bentuk wajah dari bayi hawa murni tersebut, rupanya bayi
yang satu berkepala gundul seperti padri dan yang lain
punya rambut yang digulung keatas menyerupai toosu
hanya gulungan rambut itu jarang sekali.
"Mungkinkah orang yang sedang menjalankan latihan
bayi hawa murni ini adalab seorang padri dan seorang
toosu??" pikir pemuda itu didalam hati kecilnya. Mendadak
satu ingatan berkelebat dalam benaknya, ia membatin lebih
jauh. "Jangan2 mereka adalah padri naga serta Toosu
harimau???"
Tetapi pendapat tersebut dengan cepat dibantah kembali
olehnya, ia merasa walaupan tenaga dalam yang dimiliki
Padri Naga serta Toosu harimau sudah mencapai pada
puncak kesempurnaan, namun kepandaian itu masih belum
mencapai pada taraf untuk berlatih bayi hawa murni.
Lalu siapakah mereka??? mungkin dua orang diantara
tiga orang manusia tembaga itu????
Dikala ia masih termenung dengan pelbagai pikirannya,
kedua orang bayi hawa murni itu sambil bergandengan
tangan telah masuk kebalik taman bunga yang lebat....
Lam-kong Pak mengetahui bahwa disekitar selat itu
terdapat dua orang tokoh maha sakti sedang berlatih ilmu
tenaga dalamnya, ia segera berhenti sebentar dengan hati
ragu-ragu, ketika dilihatnya suasana disekeliling tempat itu
tetap sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun, ia baru
berjalan keluar.
Per-tama2 ia mendekati lebih dahulu tepi pohon yang
pendek dan bentuknya sangat aneh itu, ia merasa tercium
bau harum yang semerbak tersiar keluar dari pohon aneh
tersebut, segera pikirnya didalam hati:
"Kalau kulihat cara kedua orang bayi hawa murni itu
menikmati daun hasil dari pohon ini yang demikian nikmat,
mungkin daun dari pohon ini memang enak sekali
dimakan...."
Sebagai pemuda yang belum hilang sifat kekanak-
kanakannya. setetah timbul rasa ingin tahu serta keheranan
dalam hatinya ia segera memetik beberapa lembar daun
tersebut dan segera dimasukan kedalam mulut,
Semula dia mengira daun pohon yang begitu harum
semerbak pasti akan menghasilkan rasa yang manis dan
enak dimakan, siapa tabu setelah masuk kedalam mulutnya
ternyata rasa yang didapatkan justru kebalikan dari apa
yang didUga semula, kalau dikatakan kecut tidak kecut.
pedas tidak pedas pokoknya sangat tak sedap dan
memuakkan sekali.
Pemuda itu mengira dirinya tertipu, dengan cepat ia
berusaha untuk memuntahkannya kembali siapa sangka
ketika daun aneh itu bercampur dengan air liurnya segera
membuih dan cair jadi air yang dengan cepat mengalir
masuk kedalam tenggorokannya. Lam-kong Pak jadi amat
terperanjat, pikirnya didalam hati:
"Seandainya daun pohon itu beracun... waah bukankah
aku bakal mati secara penasaran "
Tetapi nasi sudah menjadi bubur, daun tadi telah
mencair dan mengalir masuk kedalam perut sekali pun dia
merasa gelisah juga tak ada gunanya dalam hati dia lantas
berpikir:
"Sungguh pahit dan memuakkan sekali rasa mulutku...
kenapa aku tidak meneguk sedikit air selokan itu untuk
menghilangkan perasaan tersebut ??...."
Ia segera berjalan mendekati selokan tersebut, kali ini
pemuda itu tak berani bertindak secara gegabah lagi, ia
jongkok dan mencium dahulu air selokan tadi, setelah
merasa tiada bau apapun ia meneguk sedikit dicicipinya
lebih dahulu.
Dugaannya kali ini ternyata jauh diluar dugaan, air
selokan itu terasa manis segar dan nikmat sekali bahkan
terasa nyaman disekitar badan, secara beruntun ia segera
meneguk puluhan tegukan setelah itu baru bangkit berdiri.
Tidak lama kemudian perutnya terus mual dan bergolak
keras sekali, ia terperanjat dan buru2 mencari sebuah gua
kecil untuk duduk mengatur pernapasan.
Tidak sampai seperminum teh kemudian- bunyi
gemerutukan didalam perutnya telah berhenti. hanya saja
dari antara kelangkangannya timbul suatu perasaan yang
sangat aneh.
Seperminum teh kembali sudah lewat tanpa terasa, kali
ini dia merasa ubun2 diantara kepalanya se-akan2 terbuka
sebuah lubang, ketika ia membuka matanya rasa terkesiap
seketika menyelimuti benaknya, rupanya tepat dihadapan
tubuhnya berdiri pula seorang bayi hawa murni yang
nampak montok dan segar sekali.
Lam-kong Pak jadi terkejut bercampur girang. buru2 ia
pusatkan perhatiannya dan menekan golakan perasaan yang
berkecamuk didalam dada, ia tak menyangka secara
kebetulan berhasil melatih ilmu bayi hawa murni tetapi
pemuda itu sadar keberhasilannya ini pasti ada
hubungannya dengan daun pohon pendek serta air selokan
tersebut.
Setelah golakan perasaan dalam hatinya berbasil
dikuasai, Lam-kong Pak membuka matanya kembali
danperhatikan bayi hawa murni dihadapannya itu, ia lihat
bentuk bsaan dari bayi hawa murni tersebut dua kali lipat
lebih besar dari bayi hawa murni semula, bahkan berwajah
bagaikan pinang di belah dua dengan dirinya, waktu itu
sambil berloncatan dengan riang gembira bayi hawa murni
itu berlarian keluar dari gua,
Didepan mulut gua bayi hawa murni itu berdiri sambil
bertolak pinggang, sejenak kemudian ia angkat kepala se-
akan2 sedang berteriak keras, hanya suaranya kedengaran
lirih sekali.
Tidak lama kemudian dua orang bayi hawa murni yang
pertama tadi sambil bergandengan tangan telah muncul
disekitar sana, sewaktu menyaksikan kehadiran bayi hawa
murni lainnya mereka kelihatan agak tertegun, tapi
akhirnya dihampiri juga bagi hawa murni tersebut.
Bayi hawa murni yang keluar dari tubuh Lam-kong Pak
itu masih tetap berdiri sambil bertolak pinggang, sikapnya
sangat jumawa dan memandang rendah lawannya, suatu
ketika mendadak dia ayun kepalanya yang kecil dan
menjotos dada salah seorang bayi hawa murni yang berada
dihadapannya,
Walaupun Lam-kong Pak merasa amat gelisah sekali
menyaksikan peristiwa tersebut, namun ia tak mampu buka
suara ataupun berkutik dari tempat semula, terpaksa
dilihatnya bayi hawa murni dirinya itu mengirim satu
pukulan keras kedada lawan-
"Buuuuk...." benturan keras terjadi dan tubuh bayi hawa
murni yang termakan oleh jotosan tersebut tergetar mundur
satu langkah kearah belakang....
Rupanya bayi hawa murni yang lain merasa tidak puas
setelah melihat rekannya termakan oleh pukulan lawan,
diapun ayunkan kepalan kecilnya untuk menjotos bayi
hawa murni dari Lam-kong Pak.
"Bruuuk..." benturan keras kembali berkumandang
ditengah udara, bayi hawa murni dari Lam-kong Pak hanya
bergoncang sebentar tubuhnya oleh pukulan itu, sebaliknya
bayi hawa murni yang melancarkan serangan tadi tergetar
mundur satu langkah kebelakang.
Peristiwa ini segera membangkitkan hawa amarah dari
dua orang bayi hawa murni itu, mereka serentak ayunkan
kepalannya dan melancarkan pukulan gencar kearah bayi
hawa murni dari Lam-kong Pak.
Rupanya bayi hawa murni milik pemuda tersebut tidak
bodoh, menyaksikan datangnya ancaman ia segera pasang
kuda2 sambil membacokkan telapaknya kesamping. bukan
begitu saja bahwa diantara pukulannya disertaipula
denganang in tajam.
"Bruuuk... Brauck" dua kali benturan keras memaksa
tubuh kedua orang bayi hawa murni itu mundur tiga
langkah kebelakang dengan sempoyongan.
Rupanya mereka tahu akan kelihayan lawannya. tanpa
banyak bicara mereka putar badan dan kabur dari situ
dalam sekejap mata bayangan tubuh mereka sudah lenyap
tak berbekas.
Satu ingatan segera berkelebat dalam benak Lam-kong
Pak. ia merasa bayi hawa murni sama artinya dengan
nyawa kedua dari kehidupan seorang manusia, bukan saja
raut mukanya bagaikan pinang dibelah dua bahkan
tabiatnya setali tiga uang.
contohnya perangai yang diperlihatkan bayi hawa
murninya tadi, bukan saja menunjukkan rasa ingin menang
sesuai dengan Wataknya, bahkan diapun tidak jeri
menghadapi kerubutan lawan yang jumlahnya jauh lebih
banyak.
Dalam pada itu setelah menyaksikan kedua orang
musuhnya kabur, bayi hawa murni itu segera berlarian dan
berlompatan masuk kedalam gua. Kemudian lenyap tak
berbekas. Lam-kong Pak merasa bayi hawa murni tadi
menerobos masuk lewat ubun-ubun dikepalanya dan
terbenam diantara selangkangannya, dimana perasaan aneh
tersebut seketika lenyap tak berbekas.
Lam-kong Pak segera meloncat bangun dan berjalan
keluar dari gua itu, rasa girang yang berkeCambuk didalam
dadanya ketika itu sukar dilukiskan dengan kata-kata, ia tak
pernah menyangka kalau ilmu sakti yang paling sukar untuk
dilatih itu berhasil dikuasai olehnya tanpa sengaja.

Mendadak.. . .
dari balikpohon2 bunga kurang lebih puluhan tombak
disisi gua berjalan ke luar seorang padri dan seorang toosu,
Lam-kong Pak terkesiap.
Ternyata dugaannya sedikitpun tidak salah, mereka
adalah Padri Naga serta Toosu Harimau.
Sementara itu Padri Naga serta Toosu Harimaupun
berseru kaget ketika dilihatnya dihadapan mereka berdiri
seorang manusia tembaga dan bayi hawa murni yang
dijumpainya tadi, mereka sadar bahwa kepandaian silat
yang dimiliki orang itu sangat lihay dan sudah mencapai
pada puncak kesempurnaan. Padri Naga segera maju
kedepan dan berseru dengan suara lantang:
"Keberhasilan yang dicapai sicujauh diatas
kemampuanku serta Hau Too-yu, hal ini merupakan suatu
kejadian yang sangat menggembirakan dan patut diucapkan
selamat, dapatkah kami mengelahui nama besar dari sicu
??"
"Taysu terlalu memuji." jawab Lam-kong PaK. "untuk
menyelidiki kepandaian tersebut aku telah mengorbankan
waktu selama hampir enam puluh tahun lamanya, tetapi
hasil yang berhasil kucapai masih terbatas sekali, hal ini
membuat diriku merasa amat kecewa dan menyesal,
sebaliknya kalian berdua dalam waktu yang singkat telah
berhasil mencapai tingkat setinggi itu, itulah baru
merupakan suatu kejadian yang patut dikagumi, sedang
mengenai siapakah namaku, untuk sementara waktu tak
dapat kuberitahukan kepadamu harap kalian suka memberi
maaf"
"Kalau memang begitu aku sekalian akan mohon diri
terlebih dahulu." kata Padri Naga kemudian. "cuma
sebelum itu ada sepatah dua patah kata hendak kukatakan
kepadamu, selat ini merupakan suatu daerah rimba
belantara yang jarang sekali disinggahi manusia, banyak
tumbuhan mujijad yang tumbuh disekitar tempat ini. Sicu
dapat menemukannya berarti kaupun berjodoh dengan
tempat ini. aku harap kau suka memegang rahasia untuk
sementara waktu, janganlah biarkan orang lain tahu sebab
untuk melatih bayi hawa murni seseorang harus seringkali
makan daun dari pohon itu serta minum air dari selokan
itu, dengan demikian ilmunya baru bisa cepat memperoleh
kemajuan"
"Sampai kapan bayi hawa murni baru bisa dilatih hingga
sempurna?? dan setelah sempurna bagaimana jadinya???"
Pertanyaan ini membuat Padri Naga serta Toosu
harimau jadi melengak. sebenarnya mereka mengira Lam-
kong Pak adalah seorang tokoh silat yang maha sakti, tetapi
setelah mengutarakan pertanyaan semacam itu timbullah
rasa curiga didalam hatinya.
Tetapi kenyataan membuktikan bahwa pihak lawan telah
berhasil melatih ilmu bayi hawa murni, keberhasilannya itu
menunjukkan pula bahwa tenaga dalam yang ia miliki
paling sedikit sudah mencapai enam puluh tahun hasil
latihan, bila dikatakan ia tak tahu bagaimana caranya
melatih kepandaian hebat itu tentu saja hal tersebut
merupakan suatu lelucon yang aneh sekali.
Sekalipun curiga baik Padri Naga maupun Toosu
harimau sama2 tak berani memandang rendah pihak
lawannya. apalagi mereka semua merupakan tokoh silat
yang bersifat terbuka, terhadap pertanyaan itu tanpa
berpikir panjang mereka segera menjawab.
"Dengan hasil yang berhasil dicapai sicu pada saat ini.
kurang lebih satu tahun kemudian bayi hawa murni itu pasti
akan sudah berhasil bersatup adu dengan tub uhmu." kata
Padri Naga. "Waktu itu asal pikiranmu bergerak maka
pihak lawan segera akan terluka oleh serangannya, bila kau
tekun berlatih sepuluh tahun lagi, maka kau akan berhasil
melatih tubuhmu jadi kebal dan kuat terhadap segala
serangan penyakit ataupun senjata tajam...."
Lam-kong Pak banyak mengucapkan terima kasih atas
penjelasan itu, maka mereka pun lantas saling berpisah.
= =oodoooowo= =

SEJAK itulah Lam-kong Pak selama tiga hari berlatih


tekun dalam selat yang terpencil dan jauh dari keramaian
dunia itu, kemudian ia bersuit nyaring dan meluncur keluar
dari tempat itu.
Setelah berada diatas tebing, pemuda itu baru teringat
bahwa pertemuan besar manusia tembaga akan
diselenggarakan esok pagi, ia segera berangkat menuju
ketebing pemutus usus.
Kentongan pertama keesokan harinya Lam-kong Pak
telah tiba ditempat pertemuan itu diselenggarakan, yang
dimaksudkan sebagai tebing pemutus usus sama sekali tiada
keistimewaan apapun kecuali tempatnya curam berbahaya,
lagipula disekelilingnya menjulang tinggi batu tebing yang
tingginya mencapai puluhan tombak.
Diantara tebing2 batu curam itu terdapat sebuah tanah
datar yang sepintas lalu nampak merupakan tanah
berumput biasa. namun dalam kenyataan tempat itu
merupakan rawa2 yang bertanah lunak. siapapun yang
berdiri ditempat itu seketika akan tenggelam dan terhisap
oleh bumi.
Dengan tindakan yang enteng dan hati2 Lam-kong Pak
bersembunyi dibalik tebing batu itu, perhatiannya
dicurahkan kearah rawa2 bertanah lunak tadi,
Suasana disekeliling sana sunyi senyap tak nampak
sesosok bayangan manusiapun. tetapi tidak jauh dari tebing
batu secara lapat2 pemuda itu dapat menangkap bayangan
manusia yang bergerak....
Haruslah diketahui malam itu adalah malam bulan tiga
tanggal lima belas, Rembulan bersinar dengan terangnya
diatas awang2 membuat suasana disekitar tebing batu itu
terang benderang bagaikan disiang hari saja, bila bayangan
manusia yang bergerak maka Lam-kong Pak segera akan
mengetahuinya,
Waktu berlalu bagaikan siput yang merangkak,
kentongan kedua sudah lama lewat dan Lam-kong Pak
sudah ber-jam2 lamanya mengawasi kearah sekitar tempat
itu namun tak nampak seorang manusia tembaga pun yang
munculkan diri ditempat itu.
Kentongan ketiga sudah hampir menjelang tiba, sang
rembulan sudah bergeser dari tempat kedudukannya dan
bayangan yang tertera dibumipun semakin menyusut kecil.
Tiba2 berkumandang datang suara gemuruh yang
nyaring dan tempat kejauhan tampaklah dua orang manusia
tembaga muncul ditempat itu dengan kecepatan bagaikan
kilat.
Lam-kong Pak segera menduga bahwa kedua orang
manusia tembaga yang barusan munculkan diri ini pastilah
Kakek ombak menggulung serta pangcu dari perkumpulan
Liok Mao Pang.
Dengan mulut membungkam dan tidak menunjukkan
suatu tindakan apapun, dua orang manusia tembaga tadi
berdiri ditepi rawa2 berpasir itu, se-akan2 mereka sedang
menantikan sesuatu.
Seperminum teh kembali sudah lewat tanpa terasa. Dari
kejauhan meluncur datang kembali tiga orang manusia
tembaga.
Kedua orang manusia tembaga yang datang duluan itu
dengan cepat meloncat keatas rawa-rawa berpasir tadi,
tubuh mereka enteng sekali dan bagaikan berdiri ditempat
datar saja.
Tiga orang manusia tembaga yang datang terakhir itu
segera memberi tanda dan mereka pun menerjunkan diri
kedalam rawa-rawa berpasir tadi, dalam posisi mengepung
dengan rapat dua orang manusia tembaga yang pertama
tadi dikurung ditengah kalangan.
Lam-kong Pak yang menyembunyikan diri dengan cepat
mengenali kembali ketiga orang manusia tembaga itu
sebagai tiga orang manusia tembaga yang masing-masing
membawa sebuah senjata payung sangkala serta
mempelajari suatu ilmu barisan ketika berada diselat
terpencil itu
Sedang dua orang manusia tembaga yang terkurung
kemungkinan besar adalah kakek ombak menggulung serta
ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang.
Suasana hening untuk beberapa saat lamanya, kemudian
dua orang manusia tembaga yang terkepung itu turun
tangan lebih dahulu, mereka membentak kemudian masing-
making orang melancarkan tiga buah pukulan dahsyat.
Menyaksikan datangnya ancaman, salah satu diantara
tiga orang manusia tembaga itu segera membentak keras:
"Berubah"
Bayangan manusia saling berseliweran, dalam sekejap
mata ketiga orang manusia itu sudah saling bertukar tempat
kedudukan.
Tiga gulung angin pukulan yang maha dahsyat
berhembus lewat dan mengena ditempat kosong...
BlaaamBlaaam.,. Blaaam... pasir dan debu berterbangan
memenuhi seluruh angkasa. bagaikan hujan gerimis pasir
tadi berhamburan diudara dan rontok kembali kebumi.
Manusia tembaga yang berdiri diposisi tengah itu
kelihatan agak tertegun, dengan cepat ia memberi tanda
kepada rekannya, dua orang itu bersamaan waktunya
segera melancarkan serangan, masing2 mengirim satu
pukulan dahsyat menghajar ruang kosong diantara ketiga
manusia tembaga tadi.
Melihat datangnya ancaman yang demikian dahsyat, tiga
orang manusia tembaga itu segera manghentikan gerakan
tubuhnya dan bersiap siaga menghadapi segala
kemungkinan yang tidak diinginkan.
Siapa sangka serangan yang dilancarkan kedua orang
manusia tembaga itu cuma serangan kosong belaka, ketika
mencapai tengah jalan setelah ditarik kembali dan sekuat
tenaga mereka kirim tiga buah pukulan berantai yang amat
dahsyat.
"Berubah" bentakan keras kembali berkumandang
memecahkan kesunyian yang mencekam seluruh jagad.
Dengan menuju kearah yang saling berlawanan
porosnya, tiga orang manusia tembaga itu saling bertukar
tempat kedudukan. dalam waktu yang bersamaan
merekapun mengirim satu pukulan gencar.
"Blaaam.,. Blaaam... Blaaam..." tiga benturan keras
memaksa tiga orang manusia tembaga itu tergetar mundur
satu langkah kebelakang,
Dua orang manusia tembaga itu segera tertawa seram,
jurus2 serangan yang aneh dan Sakti segera bermunculan.
mereka tidak beri peluang bagi lawannya untuk merubah
posisi barisannya, serangan kiri suara kanan yang
dipergunakan dua orang manusia tembaga itu dalam taktik
serangannya seketika itu juga membuat tiga orang manusia
tembaga itu jadi kelabakan dan bingung dengan sendirinya.
"Berubah lagi ... mendadak salah seorang diantata tiga
manusia tembaga itu membentak keras bersamaan
waktunya pula payung sengkala yang memancarkan cahaya
merah darah bermunculan diudara.
Poros sebelah kiri serta poros sebelah kanan berputar
kencang gerakan ini memaksa dua orang manusia tembaga
itu jadi silau dan pening kepalanya....
"Traang.. Traarg... Traaang ..." tiga batang senjata
payung sengkala bersama-sama menghajar telak ditubuh
dua orang manusia tembaga itu membuat lempengan baju
tembaga mereka hancur dan berserakan ditanah.
Kiranya pakaian tembaga bagian celana yang dikenakan
dua orang manusia tembaga itu sudah terhajar hancur dan
robek sehingga kelihatan pakaian dalam mereka,
keberhasilan yang dicapai ini seketika mempertebal
kepercayaan tiga orang manusia tembaga itu terhadap
kekuatan sendiri, payung sengkala disebelah kiri serta
payung sengkala disebelah kanan dengan cepatnya
memaksa dua orang manusia tembaga itu terjebak dan
sama sekali terkurung.
"Traang... Traaang...." benturan nyaring tiada hentinya,
lempengan tembaga berhamburan diatas bumi rawa
berpasir jadi bergolak keras membuat suasana nampak
mengerikan sekali.
Dibawah kepungan ilmu barisan yang amat sakti dan
kuat itu, dalam waktu singkat dua orang manusia tembaga
tadi sudah dipaksa berada dibawah angin.
Tidak sampai lima enam puluh jurus kemudian seluruh
lempengan tembaga ditubuh bagian bawah kedua orang itu
sudah terpukul hancur sama sekali, bahkan pakaian dalam
mereka penuh berpelepotan lumpur dan pasir, keadaan
mereka mengenaskan sekali,...
Dalam pada itu bayangan manusia nampak bermunculan
dari balik tebing batu disekeliling tempat itu, rupanya
disekitar sana telah hadir jago-jago Bu-lim yang amat
banyak sekali sedang mengikuti jalannya pertarungan itu
secara diam2.
Suasana ditengah kalangan dengan cepat terjadi kembali
perubahan besar tampaklah salah seorang manusia tembaga
itu mendadak merubah gerakan tubuhnya dengan gerakan
yang cepat bagaikan hembusan angin, ia sambar payung
sengkala ditangan orang,
Serangan yang dilancarkan sangat mendadak dan sama
sekali berada diluar dugaan ini sangat mengejutkan manusia
tembaga yang mencekal senjata tersebut, untuk menghindar
sudah tak sempat lagi terpaksa ia kerahkan tenaganya untuk
membetot kembali.
"Kraak..." dalam perebutan senjata itu tiba-tiba terdengar
bunyi nyaring menggema di angkasa, payung sengkala yang
dibuat perebutan tadi mendadak patah jadi dua bagian.
Rupanya orang yang merampas payung itu menyadari
bahwa dirinya tertipu dan payung tersebut bukaniah payung
sengkala yang asli, dengan cepat ia tinggalkan lawannya
untuk menubruk kearah manusia tembaga yang lain-
Lam-kong Pak menduga manusia tembaga yang turun
tangan merampas payung sengkala itu pastilah kakek
ombak menggulung, keadaannya yang mengenaskan
sewaktu kena dihajar tadi bukan lain adalah siasat untuk
mengelabuhi pandangan musuh, dan bukannya kepandaian
yang ia miliki tidak becus.
Dalam pada itu manusia tembaga tersebut telah berganti
menubruk kearah manusia tembaga lain- dengan suatu
serangan yang jitu payung sengkala milik orang itupun kena
dicengkeram dengan telak.
Manusia tembaga itu tidak melawan, tiba2 ia lepas
tangan dan mendorong sang perampas itu hingga tergetar
mundur kebelakang.
Kebetulan sekali ketika itu manusia tembaga yang ketiga
telah berputar kearah situ, payung sengkala dalam
genggamannya segera diayun kearah depan-
"Traaang...." sebuah benturan keras berkumandang
keangkasa, sang perampas menangkis datangnya ancaman
itu dengan payung sengkala hasil rampasannya....
Lempengan tembaga kembali berhamburan diangkasa,
payung yang berhasil dirampas tadi kembali terpukul
hancur jadi berapa bagian termakan oleh getaran keras
tersebut yang tersisa hanyalah sebuah pegangan payung
yang kecil sekali.
DENGAN demikian maka tinggal sisa sebuah payung
sengkala belaka dan payung itulah merupakan payung
sengkala yang asli, bahkan orang yang memegang payung
tersebut kemungkinan besar adalah manusia tembaga yang
memiliki ilmu silat paling tinggi.
Dua orang manusia tembaga itu segera tertawa seram.
dengan gerakan yang ganas mereka segera menerjang
kedepan.
"Berubah" bentak manusia tembaga yang memegang
senjata payung tersebut.
Tiga orang manusia tembaga bersamaan waktunya
segera berubah tempat kedudukan, payung sengkala itupun
pada saat yang berbareng sudah berpindah tangan kearah
manusia tembaga lainnya.
Dengan terjadinya perubahan ini maka tubrukan dari
dua orang manusia tembaga itu mengenai sasaran yang
kosong.
Tiga orang manusia tembaga itu kembali merubah posisi
barisan mereka, bahkan payung sengkala itupun untuk
kesekian kalinya berganti tangan-
Sekali lagi tubrukan kedua orang manusia tembaga itu
mengenai sasaran yang kosong. tatkala tubuh mereka
bergerak agak lambat itulah manusia tembaga yang
memegang payung sengkala itu membentak keras. serangan
segera dilancarkan dan cahaya merah berhamburan
diangkasa, hembusan angin puyuh menderu2 menebarkan
lumpur dan pasir, suasana seketika berubah jadi mengerikan
sekali.
"BlaamBlaam.." secara beruntun dua orang manusia
tembaga itu termakan oleh dua pukulan dahsyat.
lempengan tembaga berhamburan dan tubuh mereka
terpukul mundur lima enam langkah kebelakang dengan
langkah sempoyongan.
Setelah terjadinya benturan keras ini, boleh dibilang
hampir seluruh pakaian tembaga yang dikenakan oleh dua
orang manusia tembaga itu hancur berantakan, yang
tertinggal hanya topi tembaga yang menutupi raut wajah
mereka belaka.
oleh karena itulah semua orang masih tetap tidak tahu
siapakah mereka?? kecuali topi tembaga terpukul hancur
pula sulit rasanya untuk mengetahui siapakah mereka,
Diam-diam Lam-kong Pak terkesiap juga menyaksikan
kejadian tersebut, ia mengetahui sampai dimanakah
kedahsyatan payung sengkala itu, bagi orang yang memiliki
tenaga dalam agak lumayan, asal memegang senjata itu saja
niscaya sudah cukup baginya untuk merajai seluruh kolong
langit.
Kedua orang manusia tembaga itu segera memberi tanda
dan bersama-sama menerjang kearah manusia tembaga
yang memegang payung sengkala itu, ilmu barisan dari tiga
orang manusia tembaga tersebut segera berubah kembali
dan payung sengkala tadi berpindah tangan lagi kearah
orang lain-
Tetapi rupanya kedua orang manusia tembaga itu sudah
dapat meraba perubahan gerak dari barisan tersebut, salah
satu diantaranya segera tertawa seram dan laksana kilat
menerjang kedepan sambil menyambar ujung payung itu.
Lam-kong Pak merasa amat terperanjat. andaikata
payung sengkala yang ma ha dahsyat itu sampai terjatuh
ketangan pihak perkumpulan Liok-Mao-pang maka bisa
dibayangkan akibatnya pasti mengerikan sekali.
Terdengar suara bentakan keras berkumandang
memecahkan kesunyian, ketika dua orang manusia tembaga
itu membetot dengan sepenuh tenaga, tahu2 payung
sengkala tersebut sudah berpindah tangan-
"Adu....h. ..celaka" seru Lam-kong Pak dalam hati, ia
siap unjukkan diri untuk menolong situasi tersebut, tetapi
sebelum ia sempat berbuat sesuatu kembali terdengar
desiran angin tajam menyambar lewat, tahu-tahu diatas
rawa-rawa berpasir itu telah bertambah pula dengan dua
orang manusia tembaga.
Tatkala menyaksikan senjata payung sengkalanya kena
dirampas orang, ketiga orang manusia tembaga itu slap
melancarkan terjangan kedepan untuk merampasnya
kembali, siapa tahu ternyata dua orang manusia tembaga
yang datang terakhir rupanya satu komplotan dengan dua
orang manusia tembaga yang pertama tadi, terdengar
mereka berseru dengan suara berat :
"Bukankah kalian berdua telah berhasil?? ayoh cepat
mundur kebelakang.^.."
Dua orang manusia tembaga itu tertegun karena rupanya
mereka sendiripun tidak tahu siapakah dua orang manusia
tembaga yang datang terakhir itu, disaat mereka masih
berdiri dengan wajah tertegun itulah salah seorang diantara
dua manusia tembaga itu merentangkan sepasang
telapaknya kearah samping, dua pukulan angin puyuh yang
dahsyat seketika meluncur kearah depan.
"Blaaaam ombak dahsyat terjadi diatas rawa berpasir itu,
ditengah jeritan kaget payung sengkala tersebut kembali
kena dirampas oleh manusia tembaga yang datang terakhir
itu.
Sekali lagi Lam-kong Pak tercengang di-buatnya oleh
peristiwa itu, sekarang dia baru tahu bahwa dua orang
manusia tembaga yang datang terakhir itu sebenarnya
bukan satu komplotan dengan dua manusia tembaga yang
pertama, rupanya apa yang dilakukan oleh mereka hanya
suatu tipu muslihat belaka...,
Tetapi siapa pula dua orang manusia tembaga itu?? jika
panyung sengkala sampai kena dirampas oleh mereka. apa
akibatnya sukar dibayangkan mulai sekarang.
Begitulah tujuh orang manusia tembaga berdiri pada
posisi yang saling berbeda, bersiap sedia untuk turun tangan
secara berbareng....
Manusia tembaga yang saat itu berbasil mencekal senjata
payung sengkala sama sekali tidak kelihatan jeri
menahadapi musuh musuhnya itu. karena ia tahu babwa
lima orang manusia tembaga yang datang itu tak mungkin
akan bekerja sama untuk menghadapi dirinya.
Tiba2 manusia tembaga yang barusan kehilangan senjata
payung itu membantak keras dan segera menerjang maju
kedepan. sedang tiga orang manusia tembaga yang lain
tanpa mengucapkan sepatah katapun juga bergerak maju
kedepan sambil mencengkeram kepada dua orang manusia
tembaga itu.
Jelas tujuan dan ketiga orang manusia tembaga itu
adalah untuk mengetahui raut wajah yang sebenarnya dari
dua orang manusia tembaga itu, sedang merebut kembali
payung tersebut merupakan tujuan yang kedua.
Menghadapi ancaman yang seperti ini mau tak mau
kedua orang manusia tembaga itu terpaksa harus
mengundurkan diri kebelakang. mereka takut topi tembaga
yang menutupi raut wajah mereka itu terlepas sehingga
muka mereka ketahuan.
Posisi seperti inipun segera berlarut lebih Jauh, andai
kata ketiga orang manusia tembaga itu berusaha merampas
payung sengkala itu maka dua orang manusia tembaga yang
pertama tentu akan berusaha untuk merebutnya kembali.
dengan demikian posisi dari manusia tembaga yang
memegang payung sengkala kokoh bagaikan batu karang,
telapi bila dia ingin berlalu sambil membawa benda itu
tentu saja urusan jadi tidak mudah. Tiba2 terdengar
manusia tembaga yang memegang payung sengkala itu
berkata:
"Payung ini merupakan benda mustika dari partai kami,
be-ratus2 tahun lamanya turun temurun dalam partai kami,
tiba2 puluhan tahun berselang benda ini lenyap tak berbekas
dan hingga malam ini baru jatuh kembali ketanganku,
itulah yang dikatakan sebagai barang kembali pada pemilik
semula. Andaikata Naga pengasingan hadir ditempat ini
maka dia akan bertindak sebagai saksi untuk ucapanku itu."
begitu ucapan tersebut diutarakan keluar lima orang
manusia tembaga yang lain jadi tertegun, sedangkan Lam-
kong Pak segera menyadari akan sesuatu, ia teringat
kembali akan perkataan dari ibunya Sun Han Siang
terhadap diri Naga Pengasingan yang dikatakan payung
sengkala itupun bukan benda milik nenek moyangnya.
Tiba2 dari balik tebing batu melayang keluar sesosok
bayangan manusia, dia adalah Naga Pengasingan cu Hong
Hong. Sambil berdiri tegak ditepi rawa berpasir serunya
dengan suara keras:
"Aku tidak akan membantah kebenaran dari ucapanmu
itu. tetapi yang kuketahui payung sengkala berasal dari
partai Gobie. andaikata kau mengatakan bahwa benda itu
kembali pada pemilik yang sebenarnya maka aku berharap
agar kau suka menemui kami dengan wajah aslimu. agar
kami semua bisa membuktikan benar atau tidak ucapanmu
itu"
Dua orang manusia tembaga tersebut jadi merasa serba
salah tetelah mendengar ucapan itu, mereka berdiri ter-
mangu2 untuk beberapa saat lamanya, tentu saja mereka
tak dapat unjukkan diri didepan umum dengan wajah
aslinya. cu Hong Hong segera tertawa dingin, ujarnya
kembali:
"Kalau kau tidak mau unjukkan raut wajahmu yang
sebenarnya, itu berarti bahwa perkataanmu adalah bohoog.
Malam ini setiap orang yang hadir disini berhak untuk ikut
serta dalam perebutan ini"
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu dari balik
tebing batu segera bermunculan bayangan manusia.
sembilan sosok manusia dengan cepat munculkan diri
dibelakang perempuan Naga pengasingan itu.
Orang pertama yang munculkan diri adalah Sun Han
Siang, berikutnya adalah tiga orang gadis. Loo Liang-jan,
sepasang manusia jelek dari Hay-thian, Siang Hong Tie
serta Pek li Gong.
Ditambah cu Hong Hong berarti ada empat belas orang
jago yang sangat lihay mengurung sekeliling tempat itu.
Suasana berubah jadi tegang dan keritis sekali, setiap saat
suatu pertarungan sengit bakal berlangsung... pada saat
itulah dari balik tebing batu kembali nampak bayangan
manusia bermunculan, puluhan jago lihay dari
perkumpulan Liok Mao-pang hampir pada saat yang
bersamaan pada menampakkan diri ditempat itu.
Dengan kemunculan para jago sakti itu maka keadaaa
posisi ketika itupun segera berubah, kali ini rombongan dari
Sun Han Siang sekalianlah yang malahan kena terkepung.
Nafsu membunuh menyelimuti seluruh daerah rawa2
berpasir itu. pertarungan sengit setiap saat bakal meletus
ditempat itu.
"Siapa yang tidak puas silahkan turun tangan untuk coba
merampas sendiri benda ini." seru manusia tembaga yang
mencekal senjata payung sengkala itu. "Karena benda ini
aku telah berkelana selama puluhan tahun lamanya dalam
dunia persilatan, setelah ini hari aku berbasil
mendapatkannya kembali. tentu saja tak akan kuberikan
lagi kepada orang lain dengan demikian mudah kecuali
kalau orang itu memang punya kemampuan untuk merebut
sendiri dari tanganku...."
Dua orang manusia tembaga yang tinggal mengenakan
tutup tembaga diatas kepalanya itu membentak keras,
serentak mereka terjang kedepan- yang satu menerjang
kearah manusia tembaga yang memegang payung sedang
yang lain menerjang kearah tiga orang manusia tembaga
lainnya, ia takut mereka turun tangan untuk menghalangi
niatnya tersebut.
Manusia tembaga yang mencekal payung itu sama sekali
tidak turun tangan, rekannya yang berdiri disamping
dengan cepat berkelebat kedepan dan menyambut
datangnya serangan itu....
"Blaaaam.-" ditengah benturan keras, tubuh manusia
tembaga itu terpukul mundur satu langkah kebelakang.
Sedang manusia tembaga lain yang menerjang kearah
tiga orang manusia tembaga itu. tidak sampai lima jurus
serangan dia sudah kena didesak mundur sejauh tiga empat
langkah lebih, posisinya kritis dan sangat berbahaya
sekali....
"Aku rasa kalian semua tak usah membuang tenaga serta
pikiran dengan sia2." teriak manusia tembaga yang
mencekal senjata payung itu, "Kecuali kalian berlima turun
tangan secara berbareng, aku rasa benda ini dengan mudah
akan kubawa pergi dari sini"
"Tunggu sebentar ....." mendadak terdengar bentakan
keras bergema diseluruh angkasa, dari balik tebing batu
yang tingginya mencapai dua puluh tombak itu kembali
meluncur datang seorung manusia tembaga, gerakan
tubuhnya cepat dan luar biasa sekali.
Ketika hampir tiba diatas rawa-rawa berpasir tadi.
manusia tembaga itu kembali mendorong telapaknya
mengirim satu pukulan keras.
Getaran keras bagaikan guntur membelah bumi hampir
saja menggoncangKan seluruh permukaan rawa itu. suatu
gusuran angin bercampur pasir yang mencapai ketinggian
puluhan tombak terjadi ditengah rawa itu.
Pada waktu itulah tampak sekilas cahaya putih meluncur
keluar dari atas batok kepala manusia tembaga itu, diikuti
jeritan kaget bergema diangkasa.
Menanti pasir dan lumpur sudah reda, terlihatlah payung
sengkala tadi sudah terjatuh ketangan manusia tembaga
yang datang terakhir.
Sedangkan manusia tembaga yang lain serta para jago
baik dari kalangan lurus mau-pun dari kalangan sesat yang
mengepung disekitar tempat itu telah berubah jadi manusia
berlumpur,
Angin malam berhembus kencang, keheningan serta
kesunyian mencekam seluruh jagad, sebagian besar para
jago yang hadir ditempat itu tidak sempat melihat jelas
dengan cara apakah manusia tembaga itu merampas
payung sengkala tadi dari tangan lawannya.
orang yang terakhir munculkan diri itu bukan lain adalah
Lam-kong Pak, sedangkan cahaya putih yang terlintas
keluar dari batok kepalanya adalah bayi hawa murni, ketika
ingatan untuk merebut payung sakti itu terlintas dalam
benaknya, bayi hawa murni langsung menerobos keluar
dari selangkangan dan menyambar payung sengkala itu.
Meskipun sebagian besarjago-jago lihay itu berhasil
dikelabuhi oleh gerakannya yang maha sakti itu, dua orang
manusia tembaga yang ketika itu sedang mencekal payung
tersebut dapat mengikuti semua peristiwa itu dengan jelas,
mereka tahu bahwa Lam-kong Pak adalah manusia
tembaga yang telah munculkan diri dilembah terpencil itu.
Dengan adanya dugaan ini maka kitapun segera bisa
menebak siapakah gerangan dua orang manusia tembaga
ini, mereka bukan lain adalah Padri Naga serta toosu
harimau.
Dengan payung sengkala ditangan semangat Lam-kong
Pak semakin berkobar, pertama-tama ia hendak
membongkar lebih dahulu raut wajah dari ketua
perkumpulan Liok Mao-pang, dengan gerakan yang cepat
bagaikan sukma gentayangan ia segera menerjang kedepan-
"Blaaam...." payung sengkala terbentang lebar, tubuhnya
menyusup diudara dan meluncur kedepan dengan suatu
gerakan aneh tangannya langsung mencengkeram batok
kepala manusia tembaga itu.
Melihat begitu hebat datangnya ancaman, tentu saja
manusia tembaga itu tak berani menyambut datangnya
ancaman payung sengkala dengan keras lawan keras,
tubuhnya buru2 berkelit tiga langkah kesamping dan segera
melancarkan satu babatan kedepan-
"Blaaaam.. " tubuh orang itu bergetar keras, dengan
sempoyongan ia terpukul mundur tiga langkah kebelakang.
Lam-kong Pak tidak menghentikan gerakannyaa sampai
disitu saja, ia menerjang kembali kedepan dan tiba-tiba
berbelok kearah lain, sewaktu mencapai tengah jalan kali ini
ia menerjang manusia tembaga ke-dua.
"Traaang...." pukulan yang jitu bersarang telak diatas
batok kepala manusia tembaga tadi, lempengan tembaga
segera hancur berkeping-keping dan rontok keatas tanah,
raut wajah aslinyapun nampak dengan jelas.
Kiranya orang itu bukan lain adalah ketua dari
perkumpulan Liok Mao Pang, dan dengan sendirinya
manusia tembaga yang lain bukan lain adalah kakek ombak
mengggulung. Dalam hati kecilnya Lam-kong Pak segera
berpikir:
"Setelah aku mengetabui bahwa manusia tembaga ini
adalah ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang, maka tak
usah diragukan lagi manusia tembaga yang satu ini adalah
kakek ombak Menggulung, aku tak usah menggubris
dirinya lagi .....sekarang yang penting adalah membongkar
rahasia dari tiga manusia tembaga itu serta mencari tahu
siapakah sebenarnya ketua dari perkumpulan Liok Mao
pang itu itu??". . .
Ia segera pura2 menerjang kearah tiga orang manusia
tembaga itu, cahaya merah yang amat menyilaukan mata
memancar keluar dari senjata payung itu. membuat
pandangan mata setiap orang jadi silau.
Ketika tubuhnya mencapai tengah jalan. ia segera
berbalik dan menyambar keatas batok kepala dari ketua
perkumpulan Liok Mao-pang itu.
Nampaknya cengkeraman itu segera akan mengenai
sasaran, pada saat yang keritis itulah sekuat tenaga Kakek
ombak menggulung melancarkan sebuah pukulan dahsyat.
Lam-kong Pak segera tarik kembali cengkeceramannya
dan mendorong senjata payung kedepan untuk
menyongsong datangnya ancaman itu.
"Bruuuk.." benturan keras terjadi dan kedua belah pihak
sama2 terpukul mundur sejauh satu langkah kebelakang.
Melihat kehebatan musuhnya Lam-kong Pakamat
terperanjat, ia tak mengira kalau tenaga dalam yang dimiliki
Kakek ombak menggulung telah mencapai tingkat yang
sedemikian sempurna, andaikata ia tidak peroleh penemuan
aneh Secara berkali kali, niscaya Sulit baginya untuk
menundukkan muSuh tangguhnya ini.
Kakek ombak menggulung Sendiri walaupun dalam hati
meraSa terkejut, tetapi ia sama sekali tidak merasa gentar.
ia menganggap pihak lawan berhasil merebut diatas angin
karena ditangannya membawa senjata mustika, andaikata
tidak maka keadaan pastilah merupakan kebalikan-
"Sebenarnya siapa kau??" terdengar kakek ombak
menggulung menegur dengan suara berat
"Aku adalah kakek bersedih hati"
"Apa?? Kakek bersedih hati?? belum pernah aku dengar
tentang nama ini"
"sekarang bukankah sudah kau dengar?? Nah terimalah
kembali sebuah pukulanku...."
Laksana kilat dia himpun tenaga dalamnya dan
mengirim satu pukulan kedepan, pada saat yang bersamaan
tubuhnya mendadak meluncur kedepan tiga manusia
tembaga itu serta melancarkan sebuah cengkeraman-
"criiing.." seorang manusia tembaga berhasil
ditangkapnya dengan jitu, dalam hati segera pikirnya:
"Kali ini aku ingin melihat siapa kah sebenarnya dirimu
itu."
Siapa tahu belum sempat ingatan tadi berkelebat dalam
benaknya, manusia tembaga yang lain telah menerjang
maju kebelakang tubuhnya. dia tidak ingin rahasia tentang
dirinya ketahuan orang, terancam oleh bahaya terpaksa ia
lepaskan mangsanya dan mengundurkan diri tiga langkah
kebelakang.
Dengan demikian maka dirinya segera terkepung oleh
tujuh orang manusia tembaga, sekalipun begitu ketujuh
orang tadi sama sekali tiada bermaksud untuk turun tangan
berr-sama2.
"Kakek bersedih hati." tiba2 cu Lie Yap berteriak keras,
"bukankah kau telah berhasil mendapatkan payung
sengkala, kenapa tidak cepat2 berlalu darisinit, apakah
kau...."
"Hmm" Lam-kong Pak mendengus dingin, "tujuanku
menghadiri pertemuan pada malam ini bukanlah untuk
merebut payung sengkala, kecuali Kakek ombak
menggulung serta dua orang manusia tembaga yang
memegang payung sengkala tadi, sisanya empat orang
manusia tembaga bila berani unjukan raut wajah aslinya
maka akan kuserahkan payung sengkala ini kepadanya, aku
pasti tak akan mengingkari janji"
Beberapa orang manusia tembaga itu tetap
membungkam dalam seribu bahasa, mereka saling bertukar
pandangan namun tak seorang manusiapun yang
menanggapi tawa ran tersebut. jelas mereka merasa rahasia
asal-usul mereka jauh lebih penting daripada paayung
tersebut.
Tiba2 terdengar tiga manusia tembaga itu berseru
berbareng: "Kalau. memang begitu. kami tak mau ikut
perebutan ini lagi...."
Sambil berkata mereka segera mengundurkan diri dari
situ dan berlalu.... Manusia tembaga yang barusan
kehilangan payung sengkala itupun berkata.
"Setelah payung sengkala itu terjatuh ketanganmu,
kamipun merasa berlega hati. Nah. Sampai jumpa . "
Habis berkata kedua orang itupun segera putar badan
dan berlalu dari situ.
Sekarang yang tertinggal hanya Kakek ombak
menggulung serta ketua dari perkumpulan Liok Mao-pang
saja, terdengar orang itu dengan suara menyeramkan
berseru: "Sebenarnya kau hendak serahkan payung sengkala
itu kepadaku atau tidak.. ,?"
"Bukankah payung sengkala berada disini??" sahut Lam-
kong Pak, "kalaupunya kepandaian, silahkan untuk
merampasnya sendiri. "
"Hmm kau anggap aku tak mampu untuk merebutnya
dari tanganmu??"
"Sahabat. lebih baik kurangilah ulahmu itu, hanya bicara
kosong sama sekali tak ada gunanya. yang penting dicoba
dulu."
Kakek ombak menggulung segera angkat kepala dan
tertawa ter-bahak2.
"Haaah haah-haabh... kalau kutinjau dari kepandaian
silat yang kau miliki, rupanya tidak berada dibawah
kepandaian silat kelima orang manusia tembaga itu, tetapi
sayang sekali kau tak punya otak dan kurang cerdas, bila
kau sanggup mempertahankan jiwamu pada malam ini, hal
itu sudah merupakan suatu keberuntungan bagimu "
Sambil berkata bersama-sama dengan ketua dari
perkumpulan Liok Mao Pang satu dari arah kiri yang lain
dari sebelah kanan perlahan-lahan menerjang maju
kedepan-
Kawanan jago dari kalangan lurus yang menyaksikan
kejadian itu segera ikut maju pula kedepan untuk
menghadapi segala kemungkinan, tetapi para jago lihay dari
perkumpulan Liok Mao Pang yang mengetahui akan hal itu
segera membentak dan menyerang kedepan-suatu
pertarungan sengit pun segera berkobar dengan ramainya.
Dengan senjata payung sengkala ditangan, keberanlan
serta semangat bertempur dari Lam-kong Pak seketika
berkobar, ia membentak keras dan mengayun senjatanya
menghantam batok kepala Kakek ombak menggulung.
Desiran angin puyuh menderu-deru, cahaya merah
berhamburan diudara... suasana jadi tegang dan
mengerikan sekali.
Kakek ombak menggulung tidak berani menyambut
dengan keras lawan keras, sambil melancarkan sebuah
pukulan buru-buru dia mengundurkan diri kebelakang.
"Blummm.... pasir dan lumpur beterbangan diempat
penjuru, Lam-kong Pak segera menyusul maju kedepan-
tetapi Kakek ombak menggulung serta ketua dari
perkumpulan Liok Mao Pang segera mengundurkan diri
sejauh satu tombak lebih dari tempat semula.
Lam-kong Pak mengira mereka jeri dan tak berani
melanjutkan pertandingan- ia tutup kembali payung
sengkala itu kemudian menghimpun tenaga dalamnya
sebesar delapan bagian dan melancarkan sebuah pukulan
dengan ilmu Sam Hoo It-ciang-hoat.
= =ooooooooooo= =

SIAPA TAHU baru saja angin pukulannya dilancarkan


kedepan, tiba2 permukaan bumi yang diinjaknya
bergoncang keras. "Aduuuuh celaka...." serunya didalam
hati.
Sebelum dia sempat membuyarkan pukulan untuk
mengundurkan diri, tiba2 dari balik rawa yang berlumpur
muncul sebuah tangan berbulu yang mengerikan sekali,
tangan berbulu itu dengan cepat dan hebat langsung
menyambar payung sengkala yang berada digenggamannya.
Lam-kong Pakamat terperanjat, dengan cepat ia kirim
satu pukulan dahsyat kearah munculnya tangan berbulu itu.
"Bruuuuk...." lumpar dan air kembali beterbangan
memenuhi angkasa.
Melihat payung sengkala tersebut telah berhasil dirampas
oleh tangan berbulu aneh itu, Kakek ombak menggulung
serta ketua dari perkumpulan Liok Mao-pang sama2
tertawa keras. mereka melayang mundur kebelakang sambil
bentakan keras-keras: "Mundur semua"
Dengan cepat kawanan jago lihay dari perkumpulan
Liok Mao-pang sama2 menarik diri dan mundur
kebelakang, tidak selang beberapa saat kemudian ditempat
itu hanya tertinggal Lam-kong Pak serta Sun Han Siang
sekalian belasan jago.
Payung sengkala yang berhasil didapatkan ternyata
lenyap kembali, Lam-kong pak merasa murung bercampur
kesaL yang paling menyedihkan hatinya adalah payung itu
sebetulnya milik salah seorang diantara tiga manusia
tembaga itu, sedang manusia tembaga tersebut berulang kali
telah memberi pertolongan kepadanya, kini bukan saja budi
kebaikannya belum dibalas malahan payung sengkalanya
dihilangkan-
Untuk beberapa saat lamanya karena merasa dongkol dia
hanya bisa berdiri ditepi rawa dengan menjublak kedepan
dan berkata
"cianpwee bersedih hati, menurut dugaanku lengan
berbulu yang muncul dari balik rawa berlumpur itupastilah
merupakan salah satu siasat busuk yang dipersiapkan
sebelumnya oleh Kakek ombak menggulung serta ketua dari
perkumpulan LiokMao-pang. sekarang tentulah payung
sengkala itu sudah jatuh kembali ketangan pihak mereka."
Lam-kong Pak pun mengetahui babwa dugaan gadis
tersebut tidak salah, walaupun begitu dia menaruh curiga
yang besar terhadap lengan berbulu itu, dia teringat kembali
akan gorilla yang mati terbunuh beberapa waktu berselang.
ketika itu diapun merasa heran
kenapa justru bhnya tangan kirinya saja yang hilang,
mungkinkah tangan berbulu yang berusaha munculkan diri
itu adalah lengan kiri gorilla tersebut??
Tapi apa gunanya lengan binatang berbulu itu?? kalau
ditinjau dari kekuatan lengan berbulu itu jelas kelihatan
bahwa tenaganya sangat luar biasa sekali, walaupun
perampasan terhadap payung sengkala dilakukan dikala
pikirannya bercabang, namun kekuatan yang dipergunakan
lengan berbulu itu memang sangat hebat.
Lalu bagaimana caranya lengan berbulu itu
menyembunyikan diri dibalik rawa2 berlumpur??
Lam-kong Pak merasa tidak habis mengerti, disamping
itu rasa benci seketika menyelimuti benaknya, sambil
meloncat kedepan secara beruntun dia lancarkan tiga
pukulan dahsyat keatas rawa2 itu.
Serangan yang dilancarkan dalam keadaan gusar ini
boleh dibilang telah menggunakan segenap kekuatan
tubuhnya. bisa dibayangkan betapa dahsyatnya serangan
itu.
Lumpur dan pasir seketika muncrat setinggi puluhan
tombak dari atas permukaan, laksana ombak dahsyat
seluruh bumi bergetar, andaikata dibalik lumpur ada
manusia yang menyembunyikan diri, maka orang itu pasti
akan ketahuan tempat persembunyiannya.
Tetapi ketika lumpur telah mereda tiada sesuatu apapun
yang kelihatan, rupanya lengan berbulu itu sudah pergi
jauh, hanya tidak diketahui dari mana ia pergi dan
bagaimana caranya....
Lam-kong Pak jadi gemas sekali, ia loncat naik keatas
daratan dan siap berlalu dari sana. Sun Han Siang serta cu
Hong Hong dengan cepat meloncat kedepan dan
menghadang jalan perginya.
"Tolong tanya siapakah kau??" tanya mereka hampir
berbareng.
"Kakek bersedih hati"
"Apa kah kau mempunyai suatu pengalaman yang
menyedihkan hati sehingga bernama demikian??" tanya cu
Hong Hong.
"sedikitpun tidak salah, kesedihan yang sudah mendarah
daging, seperti pula keadaanmu aku hampir saja rusak
nama hancur badan hanya dikarenakan soal Cinta"
"Nada pembicaraanmu membawa nada anak kecil,
kaupasti bukan seorang kakek yang telah berusia delapan
puluh tahunan" seru Sun Han siang dengan nada curiga.
"oooh... kau keliru besar, tahun ini usia-ku telah
mencapai delapan puluh sembilan tahun, sedang nada
suaraku yang membawa nada kekanak-kanakan hal itu
disebabkan aku sudah melatih ilmuku hingga mencapai
pada puncaknya, maka suara yang tua berubah jadi muda
kembali."
Habis berkata ia segera meloncat keudara setinggi dua
puluh tombak lebih, ditengah jeritan kaget yang
menyelimuti angkasa tubuhnya tahu-tahu sudah lenyap dari
pandangan-
Dengan tanpa tujuan Lam-kong Pak berlarlan sepanjang
jalan- ia merasa murung dan kesal sekali andaikata ketika
itu ia cepat-cepat berlalu niscaya terhindarlah dirinya dari
musibah tersebut.
Bila payung sengkala yang maha sakti sampai terjatuh
ketangan Kakek ombak menggulung, itu berarti
pembantaian besar dalam dunia persilatan sudah hampir
menjelang tiba.
Ia merasa amat bersalah sekali terhadap ketiga orang
manusia tembaga itu, perduli mereka adalah ayahnya atau
gurunya, paling sedikit mereka semua pernah melepaskan
hudi serta memberi pertolongan kepadanya..
Didalam sedihnya tanpa terasa ia teringat kembali akan
ciu It Boen serta Liu Hui Yan yang mati seCara
mengenaskan, tanpa terasa ia bergerak menuju kearah
tanah pekuburan mereka,
Ketika ia mencapai jarak kurang lebih satu lie dari
termpat tujuan- tiba2 dari atah kuburan berkumandang
datang jeritan ngeri yang menyayatkan hati. suara itu
muncul dari mulut seorang gadis yang rupanya sudah
berada diambang kematian.
Lam-kong Pak merasa amat terkejut. buru2 ia meluncur
kearah mana berasalnya suara
Tampaklah didepan kuburan berbaringlah seorang gadis
muda yang raut wajahnya telah hancur sama sekali, gadis
itu bukan lain adalah ciu cien cien yang mukanya sudah
rusak oleh air keras.
Pada waktu itu ia menggeletak dalam keadaan telanjang
bulat, bagian alat kelaminnya sudah hancur sama sekali,
dadanya terbekas sebuah Cakar kuku yang besar dan
panjang sekali, tulang dadanya hancur dan nyawanya sudah
melayang.
Jelas sebelum menemui ajalnya gadis she- ciu itu telah
diperkosa lebih dahulu kemudian baru dicakar sampai mati,
ditinjau dari cakar yang ditinggalkan tidak mungkin kalau
perbuatan itu dilakukan oleh tangan manusia.
Mungkinkah ia diperkosa oleh binatang buas kemudian
dicakar sampai mati? tapi tak mungkin hal itu bisa terjadi,
peristiwa itu tak masuk diakaL... binatang buas hanya tahu
menerkam mangsanya untuk dilahap dan tiada binatang
buas yang pandai memperkosa manusia kecuaii binatang itu
adalah sebangsa monyet atau gorilla yang sudah mengerti
akan sifat kemanusiaan-
Tanpa terasa Lam-kong pak terbayang kembali akan
tangan berbulu yang muncul dari balik rawa berlumpur, ia
mulai termenung dan berpikir mungkinkah bekas cakar
yang besar dan memanjang ini ada hubungannya deengan
tangan berbulu itu??
Menyaksikan kematian dari gadis itu tanpa terasa air
mata jatuh bercucuran membasahi wajah pemuda itu. ciu
cien Cien adalah gadis yang pertama-tama dicintai olehnya,
sungguh tak njana semasa hidupnya banyak kejadian
mengenaskan yang diaalami dan akhirnya mati pula dalam
keadaan yang mengerikan-
Tiba2. ia temukan beberapa buah bekas telapak kaki
yang samar, telapak itu ditinggalkan belum lama berselang
dan ternyata telapak kaki manusia, bukan monyet sebangsa
gorilla seperti apa yang dibayangkan semula.
Lam-kong Pakjadi tidak habis mengerti, bila perbuatan
itu dilakukan oleh manusia kenapa dia memiliki cakar yang
begitu besar?? mungkinkah setelah manusia itu melakukan
perkosaan, kemudian ia memerintahkan sebangsa monyet
untuk membinasakan dirinya??
Tetapi dikolong langit dewasa ini, ia tidak pernah
mendengar ada orang yang lihay dengan memelihara
sebangsa monyet.
Dengan perasaan sedih Lam-kong Pak segera menggali
kuburan dan mengebumikan jenasah dari ciu cien cien satu
liang dengan dua orang gadis pertama, disana dia mengukir
nama pula dibatu nisan.
Rasa malu, menyesaL dendam, benci danama rah
berkecamuk dalam hati pemuda ini, dia bersumpah hendak
menuntut balas, dia hendak menemukan jejak pembunuh
itu serta membalas dendam bagi kematian ciu cien- cien
yang mengenaskan itu.
Tujuannya sekarang adalah berangkat menuju kemarkas
besar perkumpulan Liok Mao-pang, ia menduga
kemungkinan besar senjata payung sengkala itu berada
ditangan gembong2 iblis dari perkumpulan itu. ia berusaha
hendak mencurinya kembali agar tidak sampai me-nyia2kan
pengharapan bagi ketiga orang manusia tembaga.
Hari kedua ketika kentongan keempat baru menjelang
tiba. ia telah tiba disekitar markas besar perkumpulan Liok
Mao-pang, diam2 pemuda itu merasa terperanjat setelah
memeriksa sejenak keadaan disekeliling tempat itu. dia lihat
penjagaan disitu ketat sekali, dan sebelumnya belum pernah
dijumpai,jelas bila dia ingin menyusup masuk kedalam
maka satu2nya jalan adalah membinasakan lebih dahulu
beberapa orang penjaga.
Disuatu tempat yang sunyi dan tersembunyi. sianak
mudaitu melepaskan pakaian tembaganya dan dibungkus
kemudian diikat diatas punggung, dengan keadaan
demikian ia merasa gerak-geriknya jauh lebih leluasa,
lagipula dalam melakukan perjalanan sama sekali tidak
menimbulkan sedikit suara pun-
Dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang
amat sempurna, bagaikan sukma gentayangan ia berkelebat
maju kedepan dalam sekali gebrakan pemuda itu berhasil
meringkus sibangku besi oh Sak Kay serta Golok tanpa
tandingan Hong Gan-
Setelah melepaskan pakaian tembaganya. ia merasa
seluruh tubuh jadi enteng seperti kapas, pergi datangnya
ringan melebihi hembusan angin- Setelah berhasil
meringkus dua orang jago lihay itu dia langsung berkelebat
menuju kearah bangunan loteng di tengah markas.
Ditempat itu dia tidak temukan jejak dari Kakek ombak
menggulung maupUn ketua dari perkumpulan Liok Mao-
pang, maka dengan cepat ia bergerak menuju Keruang besar
ditengah markas besar.
Dalam ruang besar itupun ia tidak menemukan sesosok
bayangan manusiapun kecuali penjagaan disana yang amat
ketat.
Tidak lama kemudian sampailah Lam-kong Pak ditengah
sebuah hutan bambu yang lebat, dibalik pepohonan tadi
tampak tiga buah bangunan berdiri dengan megahnya
diantara tiga bangunan tadi sorot cahaya lampu memancar
keluar dari bangunan sebelah tengah.
Dengan suatu gerakan yang manis ia berhasil menyusup
kebawah jendela bangunan tersebut, setelah melubangi
kertas jendela pemuda itu mengintip kedalam.
Bila tidak melihat mungkin keadaan masih mendingan,
dengan cepat pemuda itu berseru keheranan, bulu kuduknya
tampak pada bangun berdiri semua.....

Kiranya ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang sedang


duduk didepan meja sedang menyisiri rambut hijaunya
yang panjang, setelah itu dengan pergunakan sepasang
tangannya ia memegang kepala sendiri lalu dicopot dari
atas tenggorokan dan diletakkan diatas meja.
Hampir saja Lam-kong Pak menjerit kaget karena tak
kuat menahan diri. sudah banyak cerita setan yang pernah
didengar olehnya tetapi sebagai orang Bu-lim ia tak mau
mempercayainya. Tetapi apa yang terlihat didepan mata
merupakan suatu kenyataan yang tak bisa di bantah, ketua
dari perkumpulan Liok mao-pang benar2 telah mencopot
batok kepala sendiri dan kemungkinan meletakkannya di
atas meja, sementara sisirnya masih menyisiri rambutnya
dengan tenang.
Darah dan daging bekas bacokan nampak mengerikan
sekali diantara bekas lukanya di atas tenggorokan, namun
luka itu rata bagaikan dibacok dengan pisau.
Ditengah malam buta ditengah hutan bambu yang sunyi
dengan mata kepala sendiri melihat seorang manusia tanpa
kepala menyisir rambut, bagi orang yang bernyali kecil
tentu akan mati karena ketakutan.
Mungkinkah ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang
adalah setan?? kalau tidak kenapa rambut hijaunya
mencapai kepanjangan beberapa depa?? kalau dia bukan
setan, kenapa batok kepalanya bisa dicopot dan diletakkan
di meja?? yang paling mengerikan bagi Lam-kong Pak
adalah sepasang biji matanya masih tetap mengerling
kesana kemari dengan sorot mata tajam itu,...benar2
membuat orang hampir semaput.
Mungkinkah dia memiliki ilmu hitam, kalau benar
demikian mengapa selama ini tak pernah ia pergunakan
ilmu sihirnya itu.
Sementara pemuda Lam-kong masih tercekam oleh
ketakutan dan peluh dingin membasahi seluruh tubuhnya,
Liok Mao Pangcu sudah bangkit berdiri dan berjalan hilir
mudik dalam ruangan itu.
Manusia tanpa kepala bisa berjalan hilir mudik dalam
kamar, peristiwa ini benar- benar luar biasa sekali.
Tiba-tiba ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang itu
menghentikan langkahnya seakan- akan teringat akan suatu
masalah besar cepat-cepat ia sembunyikan batok kepalanya
kemudian membuka jendela dan melayang keluar.
Lam-kong Pak ada maksud untuk melakukan
pengejaran, mendadak satu ingatan berkelebat dalam
benaknya, ia berpikir :
"Kenapa aku tidak curi saja batok kepalanya?? akan
kulihat sebenarnya dia adalah seorang manusia atau setan
??"
Pertama-tama ia melayang lebih dahulu kebelakang
bangunan itu, setelah melihat ketua dari perkumpulan Liok
Mao-pang meloncat keluar dari tembok pekarangan dan
berlalu dari markas, tanpa ragu2 lagi pemuda itu segera
meloncat masuk kedalam ruangan, dari bawah
pembaringan dia ambil batok kepala tadi, sementara
jantungnya merasa berdebar keras.
Tanpa diperhatikan lagi dia meluncur keluar dari markas
besar perkumpulan Bulu hijau dan menuju kearah utara, dia
ingin menyaksikan lebih jauh kemana perginya ketua dari
perkumpulan Liok-mao-pang itu.
Tetapi walaupun sudah dikejar sejauh puluhan li
bayangan tubuhnya belum nampak juga, akhirnya dia
berhenti dan memperhatikan batok kepala itu dengan
seksama. Dengan cepat pemuda itu tertawa terbahak-bahak
karena kegelian.
Ternyata batok kepala itu adalah sebuah batok kepala
palsu, bukan saja rambut hijaunya palsu sepasang biji mata
itupun palsu. rupanya biji mata itu bisa bergoyang karena
dihubungkan satu sama lainnya dengan kawat besi.
Sekarang Lam-kong Pak baru memahami apa yang
sebetulnya telah terjadi, rupanya batok kepala dari ketua
perkumpulan Liok-mao-pang itu disembunyikan dibalik
bajunya, atau dengan perkataan lain bekas bacokan diatas
lehernya itu bukan lain adalah barang bikinan belaka.
Ditinjau dari hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa
Kakek ombak menggulung sendiripun belum tentu pernah
menyaksikan raut wajah yang sebenarnya dari Liok Mao-
pangcu itu.
Ketua dari perkumpulan Liok Mao-pang itu saling
menyebut guru dan murid dengan Kakek ombak
menggulung, tetapi Naga pengasingan cu Hong Hong serta
Sun Han Siang sekalian jago lihay tak seorangpun yang
mengetahui asal-usul sebenarnya dari Liok Mao-pangcu itu,
sekalipun mengetahui sedikit itupun tidak pasti. hal ini jelas
merupakan suatu hal yang tidak mungkin terjadi.
Dalam hati Lam-kong Pak merasa yakin bahwa
pengangkatan guru oleh Liok Mao-pangcu terhadap Kakek
ombak menggulung pasti dilakukan pada saat belakangan
ini, tidak mungkin pengangkatan guru itu dilakukan sejak
dahulu kala, atau dengan perkataan lain seharusnya para
jago dari kalangan Putih mengetahui siapakah sebenarnya
ketua dari perkumpulan bulu hijau itu.
Lam-kong Pak tertawa dingin, ia hendak
menghancurkan batok kepala palsu itu tiba2 satu ingatan
berkelebat dalam benaknya.
Kenapa tidak kuserahkan saja batok kepala palsu ini
untuk cu Hong Hong...? mungkin Sekali dengan
perbuatanku ini malah membantu dirinya untuk
mengetahui siapakah dia sebenarnya? karena dia toh pernah
berkata kepada ketua dari perkumpulan Liok Mao-pang itu
bahwa dia mengetahui siapakah dirinya.
la segera bertukar pakaian tembaga dan membungkus
batok kepala palsu itu didalam buntalannya.
Setelah melakukan perjalanan sejauh beberapa puluh li,
fajar telah menyingsing, ia segera berhenti untuk
beristirahat sambil mengisi perut.
Tiba2 terdengar suara langkah kaki manusia
berkumandang datang, tampaklah Sun Han siang sekalian
bermunculan dari kejauhan dan bergerak menuju
kearahnya.
Dalam rombongan itu tampak cu Hong Hong serta cu Li
Yap melakukan perjalanan bersama, sedang sisanya
mengikuti dibelakang Sun Han Siang. Ketika tiba disuatu
tempat datar terdengar Sun Han Siang berkata
"Mari kita bersantapan dahulu ditempat ini selama
beberapa hari ini kita terus menerus mencari jejak beberapa
orang manusia tembaga itu, aku rasa kalian semua tentu
sudah Cukup lelah bukan...",
Maka para jagopun duduk sambil mengelilingi Sun Han
siang, hanya cu Hong Hong serta cu Li Yap dua orang yang
memisahkan diri dari rombongan dan duduk disudut yang
lain-
"lbu" terdengar cu Li Yap berkata, " mari kita duduk
kesana, sekarang seharusnya kita bersatu padu untuk
menghadapi musuh tangguh dari dunia persilatan"
"Hmm" cu Hong Hong mendengus, kepada Sun Han
Siang dia berseru, "Sun Han siang, budi dan dendam
lampau tak usah kita bicarakan, setelah putramu lenyap tak
berbekas bagaimana tindakanmu terhadap putriku ini??.."
"Putraku lenyap toh bukan berarti dia sudah mati,
putrimu saja tidak gelisah kenapa kau gelisah lebih dahulu?
tidak aneh kalau kau tidak mampu menjaga suami
sendiri...."
cu Hong Hong jadi naik pitam setelah mendengar
perkataan itu, dia loncat bangun sambil teriaknya:
"Sun Han Siang, kau perempuan lonte yang pandainya
merebut lelaki orang, ayoh enyah dari sini"
Sejak Lam-kong Pak lenyap tak berbekas, tabiat Sun Han
Siang boleh dibilang berubah jadi jelek sekali, Iapun ikut
bangkit berdiri. serunya dengan suara dingin:
"Siapakah yang suka merebut lelaki orang, setiap
manusia dikolong langit telah mengetahuinya, kau ucapkan
kata2 semaCam itu bukankah berarti ditujukan pada diri
sendiri?? haaah...haaah...haaah.... suatu lelucon yang
menggelikan sekali"
cu Hong Hong semakin gusar, sambil membentak keras
ia segera menerjang kedepan.
"Blaaam..." kedua belah pihak saling beradu pukulan
satu kali dan masing2 orang terpukul mundur satu langkah
kebelakang,
Menyaksikan dua orang jago itu saling bertempur, Pek-li
Gong segera meloncat maju kedepan dan terjun kedalam
gelanggang, sambil berdiri diantara kedua orang itu
serunya:
"Kalian semua tidak ada yang rebut lelaki orang,
bagaimana kalau aku Pek-li Gong yang suka rebut lelaki
orang?? sekarang kita sedang menghadapi musuh yang amat
tangguh, kenapa kalian musti saling bunuh membunuh
hanya disebabkan urusan kecil yang telah berlalu?
tindakanmu semacam ini dihadapan kaum muda apakah
tidak merasa memalukan sekali??"
Mendengar perkataan itu, beberapa orang gadis muda
tadi segera tertawa ter-bahak2.
cu Hong Hong jadi makin kalap. bentaknya: "Pek-li
Gong, kau Cepat menyingkir dari sini"
"Kalau aku tidak menyingkir??"
"Jangan salahkan kalau aku akan berbuat keji dan
melakukan serangan maut terhadap dirimu"
"Baiklah. aku memang sudah bosan hid up,
hadiahkanlah sebuah pukulan untukku"
"sebetulnya kau hendak menyingkir tidak??"
Menyaksikan keadaan yang begitu kritis. Lam-kong Pak
dirinya harus segera munculkan diri.
Sambil meloncat keluar dari tempat persembunyiam ia
berseru dengan suara berat:
"Sejak perkumpulan Liok Mao Pang berhasil merebut
payung sengkala. bencana besar telah mengancam seluruh
dUnia persilatan- kalian berdUa bukannya bekerja sama
untuk menghadapi musuh, kenapa karena urusan kecil yang
sepele harus bertengkar sendiri? apakah kalian tidak merasa
bahwa perbuatanmu itu menggelikan??"
"Siapakah kau??" tegur cu Hong Hong.
"Kakek bersedih hati"
Kembali kakek bersedih hati, para jago berdiri tertegun
dan memperhatikan manusia tembaga itu lebih tajam.
"Apakah kau adalah manusia tembaga yang berhasil
merampas payung sengkala kemudian kehilangan kembali
itu?" tanya cu Hong Hong.
"sedikitpun tidak salah"
"Dari mana kau bisa tahu kalau pihak perkumpulan
Liok-mao-pang yang berhasil merampas benda mustika
itu?"
"Itu hari seCara beruntun kakek ombak menggulung
tidak berani menerima seranganku dan mundur seCara
berulang kali, ketika aku berhenti tepat diatas tangan
berbulu itu ia tidak mundur lagi dan disitulah payung
sengkala itu kena dirampas, hal ini jelas sekali
menunjukkan bahwa peristiwa itu merupakan siasat busuk
dari kakek ombak menggulung, lagi pula mereka segera
melarikan diri tanpa ada maksud untuk memeriksa tangan
berbulu dalam lumpur, hal ini semakin membuktikan
bahwa tangan berbulu merupakan satu komplotan dengan
dirinya"
"Dugaanmu itu memang masuk diakal, tetapi apakah
kau mengetahui siapakah dua orang manusia tembaga yang
lain ??"
"Maaf bila aku tak dapat menjawab pertanyaan ini, tetapi
aku dapat beritahu kepada kalian bahwa kedua orang
manusia tembaga itu juga merupakan jago-jago lihay dari
golongan putih, siapapun tak akan menduga kedudukan
mereka yang sebenarnya. . . ."
Pemuda itu berhenti sebentar, setelah tarik napas
panjang-panjang katanya kembali, "Saudara cu, aku lihat
rupanya kau mengetabui akan asal-usul yang sebenarnya
dari Liok Mao Pangcu, dapatkah kau memberi keterangan
kepadaku??"
"Aaaah itu hanya suatu dugaan belaka, sekarang rasanya
terlalu pagi untuk diucapkan keluar...."
"Baiklah aku hendak memperingatkan akan sesuatu yang
penting kepada kalian semua, mulai sekarang terutama
sekali para gadis muda harus waspada dan lebih berhati-hati
dalam setiap tindakan, baru ini didalam dunia persilatan
telah muncul seorang mahluk aneh yang misterius sekali,
perbuatannya amat keji... sering kali dia memperkosa kaum
gadis muda kemudian membunuhnya seCara kejam. aku
harap kalian semua lebih waspada dalam tindak tanduk...."
Habis berkata dia melemparkan batok kepala palsu itu
kearah cu Hong Hong sambil serunya:
"Mungkin benda ini bisa membantu dirimu untuk
menduga kedudukan serta asal-usul yang sebenarnya dari
ketua perkumpulan Liok Mao Pang. Nah sampai jumpa...."
Habis berkata dia segera berkelebat dan berlalu dari tempat
itu.
Dari arah belakang terdengar jeritan kaget
berkumandang memeCahkan kesunyian, rupanya cu Hong
Hong telah membuka buntalan itu serta menemukan kalau
isinya merupakan kepala palsu.
Beberapa lie sudah dilewatkan dengan Cepat, tiba2
jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang dari
seratus tombak dihadapannya. suara itu jelas berasal dari
mulut seorang gadis.
Lam-kong Pak mengira suara jeritan itu berasal dari Yu
Tien- cu Li Yap atau Pek-li Hiang, tetapi setelah
membedakan arah berasalnya suara itu dia merasa suara itu
muncul dari arah depan, bukan begitu saja dia pun merasa
ketiga orang gadis itu tak mungkin akan menjumpai mara
bahaya, sebab mereka berada bersama Sun Han Siang
sekalian para jago.
Dengan Cepat dia memburu kearah berasalnya suara itu,
tampaklah Siauw Hong dalam keadaan telanjang bulat
menggeletak di atas batu, alat kelaminnya robekk dan
hancur darah kental masih mengucur keluar tiada hentinya
dari tempat itu. tulang dadanya hancur dan sebuah bekas
Cakar yang besar dan panjang membekas diatas dadanya.
Siauw Hong sudah seringkali melakukan kejahatan,
sekali pun mati boleh dibilang itulah hukuman yang
setimpal baginya, tetapi Cara sang pembunuh membereskan
jiwanya betul-betul kejam dan tiada berperikemanusiaan,
bukan saja diperkosa lebih dulu bahkan tulang dadanya
hancur dan meninggalkan bekas cakar yang panjang.
Manusia atau binatangkah pembunuh itu ??
Lam-kong Pak melocat naik sebuah pohon dan
melakukan pemeriksaan disekeliling tempat itu, tetapi
apapun tak terlihat olehnya kecuali kesunyian serta
keheningan yang mencekam seluruh jagat.
Hatinya terasa semakin terkejut bercampur tercekat,
seandainya Perbuatan itu dilakukan oleh manusia maka
bisa ditarik kesimpulan ilmu meringankan tubuh yang
dimiliki orang ini lihay sekali, sebaliknya kalau di-akukan
binatang buas maka binatang itu pastilah binatang ajaib
yang langka sekali.
Setelah meloncat turun dari atas pohon, ia menggali
sebuah liang dan mengubur jenasah Siau Hong yang
mengerikan itu. kemudian sambil duduk diatas sebuah batu
ia termanggu-manggu, sekarang ia tak dapat bertemu
dengan ibunya walaupun telah saling berjumpa, ia
membayangkan kembali ayahnya yang telah lenyap dan
tidak diketahui jejaknya itu. terbayang pula kesalahan
paham yang sudah terjadi antara dia dengan tiga orang
gadis yang telah mengikat janji sehidup semati dengan
dirinya.,..
Tetapi kesemuanya itu peristiwa lenyapnya payung
sengkala merupakan persoalan yang paling menggemaskan
hatinya. karena masalah itu hatinya jadi tak tenang walau
hanya sedetikpun.
Mendadak selembar kertas melayang jatuh dari atas
angkasa, bagaikan kupu2 yang amat besar kertas tadi
kebetulan sekali terjatuh tepat dihadapan Lam-kong Pak.
Pemuda itu segera memungut kertas tadi dan membaca
isinya, terbaca olehnya surat itu berbunyi demikian.
"Atas berkah Thian serta firman dari Pangcu, mulai saat
ini perkumpulan Liok-Mao Pang dirubah namanya menjadi
perkumpulan "Kun-Tun-Kau" atau ombak menggulung,
dan akan diresmikan pembukaannya pada tanggal lima
bulan lima pada tengah hari, barang siapa yang merasa satu
golongan serta satu tujuan dengan kita dipersilahkan ikut
serta didalam upacara peresmian itu bagi mereka yang tak
mau menggabungkan diri dengan perkumpulan kami
semuanya akan diusir keluar dari wilayah Tlong-goan,
perkumpulan kami telah menyiapkan be-ratus2 meja
perjamuan serta atraksi untuk dinikmati bersama dengan
kalian kawan setujuan, jika ada pengacau yang hendak
bikin keonaran ketika itu, kamipun telah menyiapkan be-
ratus2 liang kubur siap untuk mengebumikan
jenasahnya...harap yang mengetahui maklum adanya...."
Membaca tulisan itu tanpa terasa Lam-kong Pak angkat
kepala dan tertawa ter-bahak2.
"Haaah...haaah...haaah-.. lagaknya sungguh besar sekali
macam surat firman dari kaisar saja .. sungguh menggelikan
sekali...."
Meskipun nada surat itu terlalu jumawa dan tekebur,
namun Lam-kong Pak mengagumi juga akan kelihayan
gerakan tubuh yang dimiliki sang penyebar surat undangan
itu.
Lagipula Payung sengkala telah terjatuh ke tangan Kakek
ombak Menggulung, kalau ditinjau keadaan sesungguhnya
sampai detik itu boleh dibilang ia memang lihay sekali dan
sukar dicarikan tandingannya.
Tiga hari kemudian Lam-kong Pak telah datang kembali
kepusara ciu It Bun, Liu Hui Yan dan ciu cien cien untuk
bersiarah menghadapi gundukan tanah liar yang penuh
dengan rumput, sianak muda itu hanya bisa memandang
awan diangkasa sambil merenungkan kembali semua
kenangan yang pernah berlangsung dimasa lampau.
Ia menghela napas panjang. terasa olehnya bahwa
kematian gadis-gadis itu sebagian besar adalah karena
perbuatannya. meskipun Pak-jin bukan aku yang bunuh,
tapi Pak-jin mati lantaranaku.
Dari tempat kejauhan terdengar suara hiruk pikuk
berkumandang memeCahkan kesunyian, salah seorang
yang sedang berbicara ternyata adalah ciu Li Yap.
"Enci berdua, mari kita Cari tempat untuk beristirahat,
bagaimana kalau kita sekalian makan rangsum?".
"Adik Yap. apakah engkau ingin makan rangsum yang
kita bawa?" suara Pek-li Hiang berkumandang .
"Masa sudah tidak ada lagi?"
"Heeeehh-heeeeh-heeehh.,... coba bayangkan saja siapa
yang membawa kantong rangsum kering itu....?" jengek
Pek-li Hiang sambil tertawa dingin tiada hentinya.
Lam-kong Pak segera berkelebat menyembunyikan diri
keatas sebuah pohon besar, ketika ia menengok kebawah
tampaklah kantong rangsum yang dibawa Malaikat raksasa
Loo Liang-jen telah kosong melompong, sementara tiga
orang dara cantik mengikuti dibelakangnya.
Sementara itu, ketika cu Li-yap melihat kantong
rangsumnya telah kosong, dengan gusar ia segera menegur:
"Loo tua, kemana larinya rangsum kering itu?"
"Aduuuh...maaf nona.... rangsum.... rangsum kering itu
sudah berpindah semua kedalam perutku, padahal...paa...
padahal..." rengek Loo Liang-jan dengan muka masam.
"Padahal kenapa? engkau memang dasarnya gentong
nasi... sekali gentong nasi selamanya tetap gentong nasi"
"Padahal aku cuma setengah kenyang belaka, waah ..
selama aku Loo-tua mengikuti nona bertiga, setiap hari
musti menahan lapar.. belum pernah aku merasa kenyang
barang satu haripun. . . aaai teringat ketika Lam-kong sauya
masih berada bersama aku, oooh betapa nikmatnya aku
Loo-tua, setiap hari aku selalu kenyang dan puas.., aku
masih ingat ada satu kali dia pernah mencukongi aku
makan Liang-jen Loo ..nyaamm...nyaaamm,..aduuuh
lezatnya"
"Hmm kenapa engkau ungkap tentang dirinya lagi?"
tegur cu Li Yap dengan suara dalam. " kami sudi bertemu
dengan dirinya lagi?"
Lam-kong Pak yang mendengar pembicaraan itu diam2
menghela napas sedih, sementara ia hendak berlalu
mendadak terdengar Yu Tien berkata:
"Adik berdua tak usah menyalahkan dirinya, ia memang
berkekuatan besar dengan daya makanan yang
mengejutkan, tentu saja tak bisa dibandingkan dengan
keadaan kita, selama dia ikut Lam-kong Pak memang tak
pernah menderita, tentang soal ini aku tahu jelas,
sedangkan mengenai adik Pak...dia...."
Berbicara sampai disini ia berhenti sebentar, lalu dengan
terbata2 sambungnya lebih jauh: "Aku perCaya ia tak akan
melakukan perbuatan terkutuk yang memalukan seperti itu"
cu Li Yap segera mendengus dingin.
"Hmmm lalu apakah kita yang memfitnah dirinya?" ia
berseru, "Siau-hong toh tiada hubungan sakit hati apapun
dengan dirinya"
"Berdiri sebagai seorang perempuan- sebenarnya tidaklah
pantas bagi enci untuk merendahkan derajat kaum wanita.
tapipada umumnya perkataan seorang wanita memang tak
boleh diperCaya dengan begitu saja, oleh sebab itulah para
pujangga pernah berkata: ^wanita dan manusia rendahlah
yang sukar diperCayai. siapa tahu kalau siau-hong memang
sengaja mengaco-belo serta menfitnah diri adik Pak?"
= =000000= =

PEK LI HIANG membungkam dalam seribu bahasa.


SedangKan cu Li Yap kembali mendengus dingin dan
berkata:
"Dugaan semacam itu sama sekali tak ada dasarnya, kita
tak boleh menilai atau menodai akhlak siau-hong secara
sembarangan, kita tak boleh menduga yang bukan2
terhadap perbuatan gadis itu dan sebaliknya malah
mempercayai perkataan dari Lam-kong Pak?"
Mendadak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat.,
setibanya ditengah kalangan orang itu segera berkata:
"Kalian keliru besar didalam kenyataan dalam peristiwa
tersebut memang Siau-hong lah yang sudah berbicara tidak
karuan serta menodai nama baik Lam-kong Pak. dalam hal
ini siau-te bersedia menjadi saksi"
orang yang baru datang bukan lain adalah Liu Hau
Siang, ia merasa berterima kasih kepada Lam-kong Pak
karena beberapa kali jiwanya diselamatkan. karena itu
sesudah mengetahui tentang pembicaraan beberapa orang
gadis itu secara kebetulan. ia segera menampilkan diri
untuk mencuci bersih fitnahan yang dilontarkan keatas
tubuh Lam-kong Pak itu.
"Oooh.... kiranya Liu tayhiap yang datang." kata cu Li
Yap. "apakah perkataan dari Liu tayhiap itu didasarkan
bukti-bukti yang sangat kuat ?"
Dengan wajah tersipu-sipu karena malu, Liu Hau Siang
menhela napas panjang.
"Aaaii didalam kenyataan bukan saja Lam-kong pak
menjadi korbannya, aku orang she liupun sudah merasakan
akibat dari perbuatan yang terkutuk itu"
Maka sianak muda itupun segera berCerita bagaimana
ciu cien cien membinasakan Liu Hui Yan dan secara
kebetulan diketahui oleh Lam-kong pak dengan
memperhubungi siau Hong berulang kali mencelakai
pemuda Lam-kong dengan mencekoki obat pemabuk dan
obat perangsang kepadanya, maka sesudah bertemu muka
pemuda itu berhasrat membinasakan dirinya,
Siapa tahu gadis itu berteriak minta tolong, kebetulan
tiga nona lewat disana, maka Siau Hong segera berfitnah
Lam-kong Pak dengan mengatakanya hendak memperkosa
dirinya hingga akhirnya terjadilah kesalah pahaman itu.
Mendengar penjelasan tersebut. ketiga orang gadis itu
merasa amat terperanjat, paras muka mereka berubah hebat
dan air mata bercucuran membasahi pipinya.
Sekarang mereka baru menyesal atas perbuatan mereka
yang sudah dilakukan atas diri Lam-kong Pak, sikap yang
sangat keterlaluan itu sudah tentu tak dapat diterima oleh
sang pemuda yang berwatak keras itu.
Akhirnya ketiga orang dara muda itu menangis terisak
karena sedihnya yang bukan kepalang....
"Nona bertiga tak usah bersedih hati." hibur Liu Hau
Siang, "beberapa hari berselang aku orang she Liu pernah
berjumpa muka dengan Lam kong-heng, bukan saja ia sehat
wal'afiat bahkan tenaga dalamnya telah memperoleh
kemajuan yang amat pesat"
"Bolehkah aku mengetahui dengan cara apakah Liu
tayhiap bisa terperangkap. dan apa pula yang terjadi atas
dirimu?" tanya Yu Tien beberapa saat kemudian.
"Ini...ini... aku sudah dicekoki obat perangsang
sehingga...sehingga...."
Tiga orang gadis muda itu bukan gadis yang bodoh,
tentu saja mereka tahu apa yang dimaksudkan, sesudah
dipikir kembali mereka segera menyadari bahwa Siau Hong
benar2 bukan seorang manusia baik, gadis2 itu jadi
mendongkol dan menggertak gigi tiada hentinya karena
marah bercampur benci.
Setelah Liu Hau Siang berpamitan dan berlalu dari sana,
tiga orang gadis itu saling menggerutu dan mengeluh tiada
hentinya. Beberapa saat kemudian, Yu Tien berkata:
"Sekarang kita tak usah saling menggerutu dan
menyalahkan, siapapun diantara kita tak ada yang salah,
kalau mau mencari yang salah maka orang itu bukan lain
adalah Siau Hong perempuan rendah itu, satu2nya
perbuatan yang harus segera kita lakukan adalah mencari
jejak adik Pak"
"Beberapa hari terakhir ini dalam dunia persilatan secara
beruntun telah terjadi beberapa kali peristiwa besar, tapi ia
tak pernah memunculkan diri...." kata Pek-li Hiang, "aku
rasa mungkin perasaan hatinya sudah tawar dan mulai
sekarang sulitlah bagi kita untuk berjumpa kembali dengan
dirinya"
"Begini saja" kata cu Li Yap kemudian, "kita berempat
dibagi menjadi dua rombong an, aku dan adik Hiang satu
rombongan melakukan pengusutan kearah timur menuju ke
selatan, sedang enci Yu dan Loo-tua mencari dari arah
barat menuju keutara, perduli ada atau tidak jejaknya besok
malam kita harus mengumpulkan kembali disini,
bagaimana pendapat kalian?"
Lam-kong Pak yang mendengar pembicaraan itu merasa
sangat terharu, tapi ketika ia terbayang kembali peristiwa
yang terjadi hari itu, dalam hati segera berpikir:
"Akan kusuruh kalian ribut dan kepayahan lebih dahulu,
daripada lain kali sedikit2 lantas ngambek dan marah"
Empat orang itu telah terbagi jadi dua rombongan dan
berlalu dari situ, Lam-kong Pak segera loncat turun dari
atas pohon, sementara ia masih mempertimbangkan akan
mengejar rombongan yang mana, mendadak terdengar
suara bentakan keras berkumandang tidak jauh dari sana.
jelas suara bentakan itu berasal dari Loo Liang-jen-
Sianak muda itu sadar bahwa mereka pasti telah bertemu
dengan musuh tangguh. ia tak berani berayal lagi, sambil
enjotnya badan laksaca kilat ia meluncur kearah mana
berasalnya suara tadi.
Jeritan ngeri yang memilukan hati bergema kembali
diangkasa, memecahkan kesunyian yang mencekam hutan
belantara itu, Lam-kong Pak tercekat hatinya, ia percepat
gerakan tubuhnya menyusul kearah mana terjadinya
peristiwa itu.
Sesosok manusia berbentuk aneh sedang menghajar Loo
Liang-jan hingga tergetar mundur tujuh delapan langkah
kebelakang, kemudian dengan suatu gerakan yang terkutuk
mencengkeram dada Yu Tien-
Sekarang Lam-kong Pak dapat melihat jelas bentuk
badan manusia itu dari atas kepala sampai kekaki, orang itu
membungkus tubuhnya dengan kain hijau, dari balik ujUng
baju sebelah kirinya muncul suatu cakar berbulu yang besar
dan mengerikan.
pemuda itu segera sadar babwa makhluk aneh inilah
yang secara beruntun telah memperkosa dan membunuh
beberapa orang gadis muda, ia segera membentak keras dan
menerjang kedepan-
Rupanya makhluk aneh itu merasa segan dan takut
terhadap Lam-kong Pak, ketika menyaksikan datangnya
terjangan itu, tanpa mengucapkan sepatah katapun ia putar
badan dan melenyapkan diri dibalikpepokonan yang lebat.
Terihatlah tulang dada Yu Tien remuk dan hancur tak
keruan, kematiannya mengenaskan sekali, Loo Liang-jan
berdiri menjublak ditempat semula, air mata sebesar kacang
kedelai mengalir keluar tiada hentinya membasahi pipi dan
bajunya.
Lam-kong Pak menggertak gigi menahan golakan hawa
amarah dalam dadanya, sepasang mata berubah merah
membara, tubuhnya sedikit gemetar dan napsu membunuh
menyelimuti seluruh wajahnya, ia tak menyangka kalau
kehidupan Yu Tien bakal diakhiri dengan keadaan yang
demikian mengerikan.
"Sreeet.. Sreeet..." dua sosok bayangan manusia
meluncur masuk kedalam gelanggang, mereka adalah Pek-li
Hiang dan cu Li Yap yang berlalu jauh, ketika mendengar
jeritan ngeri itu mereka segera menyusul kembali.
Ketika dua orang gadis itu menyaksikan seorang
manusia tembaga berdiri disamping Yu Tien dan melihat
pula gadis she Yu itu mati dalam keadaan mengenaskan,
mereka segera mengira manusia tembaga itulah yang sudab
turun tangan, hawa amarah berkobar dalam benaknya.
Dua orang gadis itu membentak keras, mereka ber-sama2
melancarkan satu pukulan dahsyat kearah dada Lam-kong
Pak.
Tenaga dalam yang dimiliki dua orang gadis itu luar
biasa sekali, Pek-li Hiang pernah salah makan buah merah,
sedang cu Li Yap menguasai ilmu sakti dari Payung
sengkala. gabungan tenaga dari kedua orang ini bisa
dibayangkan betapa dahsyatnya.
Lam-kong Pak mendengus dingin, dengan mengerahkan
tujuh bagian tenaga dalamnya ia dorong telapaknya
kemuka untuk menyambut datangnya ancaman tersebut.
"Blaaam..." benturan keras mengakibatkan suara ledakan
yang memekikkan telinga, dua orang gadis itu terdorong
mundur sejauh lima langkah dari tempat semula. hal ini
semakin mengobarkan hawa amarah dalam dada dua orang
gadis itu.
"Bangsat bajingan sialan.... sesudah membunuh orang.
engkau masih berani mengumbar napsu?" hardiknya keras2.
"Eeeei... kalian keliru... kamu berdua keliru besar" teriak
Loo Liang-jan, "nona Yu bukan mati ditangannya...."
Dua orang gadis itu terperangah. "Kalau bukan dia yang
membunuh, siapa yang melakukan pembunuhan
tersebut..?" tanya mereka hampir berbareng.
"seorang manusia aneh.. ooh, bukan seekor makhluk
aneh yang sangat mengerikan"
"Macam apakah makhluk aneh itu? mengapa engkau
tidak berusaha untuk melindungi dirinya?" bentak cu Li
Yap gusar.
"Ketika aku Loo-tua menyambut serangan yang
dilancarkan makhluk aneh itu, badanku terpental hingga
sejauh beberapa tombak. pada waktu itulah makhluk aneh
itu menjulurkan cakar bulunya yang besar dan mencekeram
nooa Yu sampai mati"
"Apa? tangan berbulu ?" jerit dua orang gadis itu dengan
hati terperanjat.
"TIDAK salah, tangan berbulu itu panjang dan besar
sekali, lagi pula memiliki kekuatan yang besarnya luar
biasa, tatkala ia lihat kehadiran manusia tembaga itu segera
melarikan diri ter-birit2"
Lam kong Pak tertawa dingin dengan seramnya.
"Heeeh.. heeehhh...heeh... kalian tak bisa menghadapi
setiap persoalan dengan hati yang tenang. tapi mengikuti
emosi dan angkara murka. sedikit lantas turun tangan
melukai orang... Hemm kamu berdua sungguh tolol dan tak
berguna. Huuh kalau aku tidak memandang diatas wajah
Pek-li Gong dan cu Hong Hong, pasti akan kuberi pelajaran
setimpal kepada kalian berdua"
Dua orang gadis itu tahu bahwa mereka telah salah
menuduh orang, maka walaupun ditegur mulutnya tetap
membungkam dalam seribu bahasa, menyaksikan keadaan
Yu Tien yang mengerikan, mereka menangis ter-sedu2.
Dalam kenyataan pada waktu itu pakaian yang
dikenakan Lam-kong Pak sudah basah oleh air mata, hanya
saja orang lain tidak melihat keadaannya.
Dengan suara berat Lam-kong Pak berkata, "Boponglah
jenasah gadis itu, ikutilah aku"
Pek-li Hiang segera membopong tubuh Yu Tien, tiga
orang itu berlalu mengikuti dibelakang Lam-kong Pak.
Setibanya didepan pusara ciu cien cien sekalian, pemuda
itu berkata kembali. "Kebumikan tubuhnya jadi satu dengan
mereka"
"Apa maksud cianpwe dengan perbuatan itu?" seru cu Li
Yap agak terCengang-
"Aku tahu kalau kalian semua adalah calon-calon istri
dari Lam-kong Pak bukankah begitu?"
"Darimana cianpwe bisa tahu dengan begitu jelas?"
"Aku adalah kakek bersedih hati. terhadap semua
kejadian yang menyedihkan hati dari orang yang sedang
bersedih hati mengetahui bagaikan melihat jari tangan
sendiri, tentu saja kalau cuma persoalan itu saja aku lebih
dari tahu"
"coba tebaklah cianpwee, apakah kami mempunyai
persoalan yang menyedihkan hati?" tanya Pek-li Hiang.
"menurut air muka kalian berdua, bintang bencana
sedang bersinar terang, kesialan sudah diambang pintu,
tentu saja ada persoalan yang menyedihkan hati kamu
sekalian. bahkan dalam seratus hari mendatang kalian harus
lebih ber-hati2"
Dua orang gadis itu merasa amat terperanjat, seru
mereka hampir berbareng: "Bencana apa yang hendak kami
hadapi? harap cianpwee suka memberi keterangan"
"Bocah perempuan yang mati sekarang dan ciu cien cien
adalah contoh yang paling jelas. makhluk aneh itu khusus
merusak kaum wanita, lagipula diperkosa lebih dulu
sebelum dibunuh, masa ia mau lepaskan kalian dengan
begitu saja?"
Dua orang gadis itu semakin ketakutan. cu Li Yap
berseru: "cianpwee, dapatkah engkau tebak kesedihan
apakah yang sedang kami alami??"
"Menurut penglihatanku. kesedihan yang kalian alami
sekarang adalah hasil dari-pada mencari penyakit buat diri
sendiri, sekalipun aku tidak terangkan rasanya dalam hati
kalian jauh lebih jelas"
Dua orang gadis itu merasa batinnya terpukul, untuk
beberapa saat lamanya mereka tak mampu mengucapkan
sepatah katapun-
"Kuburlah bocah perempuan itu jadi satu dengan yang
sudah ada." perintah Lam-kong Pak lebih jauh. "tulis pula
kata-kata diatas batu nisan, terangkan kalau dia adalah istri
dari Lam-kong Pak"
"Hmm kalau cianpwee mengetahui dengan jelas semua
orang yang sedang bersedih hati dikolong langit, tolong
tanya Lam-kong Pak adalah seorang baik2 atau seorang
jahat?"
"Dia orang baik atau jahat mestinya kalian lebih tahu
hubungan antara pria dan wanita baru bisa harmonis jika
mereka saling percaya mempercayai dan saling menyelami
perasaan masing2... Hmmm kalau rasa cinta kalian kurang
teguh dan tidak kokoh, masa depan kalian boleh dikata
terlalu berbahaya."
Sesudah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh:
"Mulai sekarang kalian tak boleh saling berpisah lagi, paling
sedikit harus berkumpul tiga sampai empat orang. lagipula
sikap kalian harus lebih waspada dan hati2, Nah nasehatku
hanya sampai disini, selamat tinggal..."
Selesai berkata dengan cepat ia meluncur keudara dan
berlalu dari sana, dikarenakan usia Yu Tien lebih besar.
lebih tahu urusan dan lagi rasa cintanya jauh lebih
mendalam daripada cintanya terhadap gadis manapun. oleh
sebab itu sianak muda itu segera ambil keputusan untuk
mencari makhluk aneh itu sampai dapat.
Setelah berlarian beberapa lijauhnya dan melewati
sebuah bukit yang tinggi, mendadak ia temukan ada tiga
orang sedang berdiri saling berhadapan ditepi hutan,
rupanya mereka siap bertarung.
Lam-kong Pak terkejut. sebab ketiga orang itu adalah
dua orang manusia tembaga dan kakek ombak menggulung,
ketika itu kakek ombak meuggulung tidak mengenakan
pakaian tembaga.
Terdengar gembong iblis itu sedang berkata:
"Meskipun aku tidak tahu siapakah kalian- tapi setelah
perkumpulan ombak menggulung berdiri, semua jago silat
baik dari golongan putih maupun dari golongan hitam
harus menggabungkan diri dengan kami, jika kalian tak
suka mendengarkan nasehatku. janganlah menyesal
dikemudian hari"
"cita-cita yang berbeda tidak akan saling berkomplot."
seru salah seorang diantara dua manusia tembaga itu. "iblis
sesat tidak akan berhasil menguassi seluruh jagad" Kakek
ombak menggulung jadi amat gusar terlaknya:
"Kalau aku hendak membereskan kalian berdua,
sekalipuntak usah mengandalkan payung sengkala juga
dapat, mari-mari, mari....sambutlah dahulu tiga buah
pukulanku" Sambil berkata dua telapak dirapatkan, lalu
didoreng kedepan sejajar dada.
Dari nada pembicaraan itu Lam-kong Pak sudah dapat
mengenali bahwa dua orang manusia tembaga itu bukan
lain adalah Padri Naga dan imam Harimau, dalam hati
segera pikirnya:
"Dengan tenaga gabungan dari kedua orang ini rasanya
untuk menyambut serangan dari kakek ombak mengulung
masih bukan merupakan satu persoalan-..."
Siapa tahu, baru saja ingatan tersebut lewat
mendadak..."Blaaam" pasir dan debu beterbangan
diangkasa, dua orang manusia tembaga itu terpental
mundur satu langkah kebelakang.
Lam-kong Pak yang menyaksikan kejadian itu jadi amat
terperanjat, ia tak menyangka kalau tenaga gabungan dua
orang manusia tembaga itu ternyata masih kalah setingkat
dari lawannya. tidak aneh kalau iblis tua itu lagaknya sok
sekali.-
Rupanya dua orang manusia tembaga itu tidak puas
dengan hasil serangan tersebut kembali mereka membentak
keras dan melancarkan satu pukulan-
Dalam serangannya kali ini mereka telah mengerahkan
segenap kekuatan yang dimilikinya, deruan angi npukulan
mengibarkan ranting dan daun-.."Blaaaam". ditengah
benturan keras, kembali dua orang manusia tembaga itu
terdorong mundur satu langkah kebelakang.
Dengan terjadinya bentrokan kedua masing-masing
pihak telah mempunyai gambaran atas kekuatan masing2,
kenyataan membuktikan bahwa tenaga dalam yang dimiliki
iblis tua itu betul2 hebat.
"Kalau kalian berdua bersedia masuk kedalam
perkumpulan kami, akan kuberi kedudukan yang tinggi
kepada kalian-" kembali kakek ombak menggulung berkata,
"aku tak akan memendam bakat bagus, aku harap kalian
suka berpikir tiga kali sebelum ambil keputusan"
Dua orang manusia tembaga itu tertawa terbahak-bahak.
mendadak mereka enjotkan badannya dan berlalu dari situ.
Kakek ombak menggulung siap menghadang jalan
perginya. tiba2 sesosok bayangan manusia melayang turun
ketengah gelanggang, gerakan tubuhnya sama sekali tidak
menimbulkan suara se-akan2 sukma gentayangan.
Kakek ombak menggulung merasa terperanjat. ia lihat
pendatang berperawakan tinggi berjubah merah api dan
memakai kain kerudung merah diatas kepalanya sehingga
yang kelihatan hanya sepasang matanya belaka.
"Siapa engkau ???" bentak kakek ombak menggulung.
"apakah engkau datang karena mencari aku??"
ManuSia aneh baju merah itu hanya mengangguk dan
sama sekali tidak berbicara.
Kakek ombak menggulung tertawa dingin, kembali
ujarnya: "Bag us, kalau engkau tak mau bicara, sambutlah
dahulu sebuah pukulanku ini...."
Dengan menghimpun tenaga dalamnya sebesar delapan
bagian ia lancarkan sebuah pukulan kedepan,
Manusia baju merah itu sama sekali tidak
menghindarkan, diapun dorong telapaknya menyambut
ancaman tersebut dengan keras lawan keras.
"Blaaam..." bumi menggoncang pasir beterbangan,
manusia aneh baju merah itu hanya tergetar mundur sejauh
setengah langkah sebaliknya kakek ombak menggulung
terdorong sampai satu langkah setengah.
Hampir saja Lam-kong Pak menjerit tertahan saking
kagetnya, ia tak mengira kalau tenaga dalam yang dimiliki
orang itu satu tingkat lebih tinggi daripada kakek ombak
menggulung, pemuda itu mulai men-duga2 siapakah
gerangan orang itu?
Kakek ombak menggulung tak kalah kagetnya
menghadapi kenyataan tersebut, sebenarnya dia hendak
mengandalkan kehebatan payung sengkala untuk merajai
kolong langit dan perkumpulan ombak menggulung akan
memimpin umat persilatan.
Siapa sangka mendadak muncul seorang manusia aneh
baju merah yang memiliki tenaga dalam sangat tinggi,
bahkan ilmu meringankan tubuhnya jauh diatas kepandaian
sendiri, sudah tentu rasa kaget yang dialaminya pada saat
ini sukar dilukiskan dengan kata-kata.
"Bukankah kedatanganmu kemari adalah karena payung
sengkala?" hardik kakek ombak menggulung.
Manusia aneh baju merah itu tetap membungkan dalam
seribu bahasa, ia cuma gelengkan kepalanya sebagai tanda
bahwa ia tidak berambisi terhadap senjata mustika itu.
Kalau tujuan kedatangannya bukan karena payung
sengKala maka sekarang dapat dibuktikan bahwa
kedatangannya adalah untuk mencari satori.
Sekali lagi kakek ombak menggulung menghimpun
sepuluh bagian tenaga murninya dan mengirim satu
pukulan lagi.
Dalam sekejap mata puluhan tombak disekitar tempat
itupenuh diliputi oleh debu dan pasir yang beterbangan
diangkasa, hawa hitam meng-gulung2 bagaikan hembusan
taupan, pohon dan tumbuh2an berguguran ke atas tanah.
Manusia aneh baju merah itu sama sekali tidak berkelit,
diapun mendorong telapaknya untuk menerima serangan
itu.
"B la a am..." laksana guntur yang
menyambarpermukaan bumi, ledakan dahsyat bergelegar
diangkasa, kakek ombak menggulung terdorong mundur
sejauh tiga langkah kebelakang. ementara manusia aneh
baju merah hanya mundur satu langkah setengah.
s
= =ooooooo= =

KENYATAAN sekarang membuktikan bahwa tenaga


dalam yang dimiliki manusia aneh baju merah itu jauh lebih
tinggi satu tingkatjika dibandingkan dengan kakek ombak
menggulung.
Kun Tun-siu merasa amat terperanjat, ia segera merogoh
kesakunya dan ambil keluar payung Sengkala yang
memancarkan cahaya ke-merah2an- teriaknya dengan
geram: "Sambut lagi seranganku ini"
Manusia aneh baju merah itu hanya tertawa dingin,
seperti selambar kertas yang enteng sekali enjot badan ia
sudah melenyapkan diri daripandangan mata.
Kakek ombak menggulung merasa tercengang, ia
tahupihak lawan bukan kabur karena takut dengan payung
Sengkalanya, sebab orang itu memiliki g era kan tub uh
yang sang at aneh.
Lam-kong Pak tak mau membuang kesempatan yang
sangat baik ini, mengunakan kesempatan ketika kakek
ombak menggulung sedang tertegun- ia salurkan ilmu
meringankan tubuhnya hingga titik tertinggi, sekali
berkelebat ia sambar payung sengkala tersebut.
Gerakan tubuhnya ini bukan saja sangat cepat bahkan
sukar dilukiskan dengan kata2, tetapi kakek ombak
menggulung bagaimana pun juga merupakan seorang
gembong iblis yang luar biasa, ia segera menyadari akan
bahaya dan sembari putar badan melepaskan satu babatan
kilat.
"Bluuum.,," masing2 pihak tergetar mundur satu langkah
kebelakang.
Lam-kong Pak merasa kan tenaga dalamnya masih kalah
setingkatjika dibandingkan dengan musuhnya. ia merasa
terperanjat .sebab hal ini menunjukkan bahwa ia masih
selilih jauh kalau dibandingkan dengan manusia aneh baju
merah.
Kakek ombak menggulung tertawa seram. diaangkat
payung sengkalanya tinggi2, dan selangkah demi selangkah
majU mendekati sianak muda itu.
Lam-kong Pak sadar bahwa tenaga dalamnya masih
kalah setingkat jika dibandingkan dengan lawannya, apa
lagi sekarang ia membawa payung sengkala bisa
dibayangkan sampai dimanakah dahsyatnya serangan
orang.
Tapi ia adalah seorang pemuda keras kepala. baginya
hanya ada maju dan tiada mundur. tentu saja ia tak sudi
melarikan diri karena tahu bukan tandingan.
Kakek ombak menggulung tertawa seram tiada hentinya.
sambil mendesak kedepan serunya berulahg kali:
"Heeeh-heeeh-heeehh... aku akan memaksa engkau
untuk memperlihatkan wajah aslimu"
Payung sengkala itu memancarkan cahaya merah yang
amat menyilaukan mata. membuat siapapun yang
memandang terasa ber-kunang2 dan pusing tujuh keliling.
benda tersebut benar- benar suatu benda mustika yang
langka dari dunia persilatan , Lima langkah.... Tiga
langkah....
Mendadak kakek ombak menggulung membentak keras.
Payung sengkala direntangkan lebar-lebar.... diiringi
ledakan dahsyat senjata mustika itu menekan batok kepala
pemuda itu.
Disaat yang amat kritis itulah. tiba-tiba serentetan cahaya
merah laksana kilat meluncur kedalam gelanggang. Kakek
ombak Menggulung terperanjat buru-buru ia melancarkan
satu pululan-
Ledakan dahsyat kembali bergeletar diangkasa,
bayangan manusia saling berpisah dan tahu-tahu kakek
ombak menggulung sudah terlempar hingga sejauh tujuh
langkah dari tempat semula.
Ternyata manusia aneh baju merah yang telah pergi telah
muncul kembali disitu,
Lam-kong Pak amat terperanjat, ia bukan kaget karena
tenaga dalam yang dimiliki manusia baju merah itu terlalu
tinggi, tapi disebabkan karena jurus serangan yang barusan
dia pergunakan ternyata adalah jurus ampuh dari ilmu
payung sengkala, dan jurus tersebut belum pernah dilihat
olehnya sebelum ini.
Sementara pemuda itu masih berdiri tertegun manusia
aneh baju merah itu sudah lenyap dari pandangan,
sedangkan kakek ombak menggulung membentak keras dan
segera mengejar lawannya.
Lam-kong Pak benar- benar amat terperanjat, ia heran
dan kagum atas kedahsyatan ilmu silat yang dimiliki
manusia baju merah itu, jelas tenaga gabungan beberapa
orang manusia tembaga masih bukan apa-apa jika
dibandingkan dengan orang itu.
Lagipula rupanya manusia aneh baju merah itu sengaja
memancing pergi iblis tua itu sehingga ia bisa lolos dari
bahaya kematian-
Jarak hari itu sampai bulan lima tanggal lima masih ada
satu bulan lamanya. teringat akan kematian dari Yu Tien,
ciu It Bun dan ciu clen clen tanpa terasa Lam-kong Pak
menghela napas sedih.
Tiba-tiba segulung desiran angin dingin berhembus
lewat, seorang kakek desa berbaju biru tahu-tahu sudah
berdiri dibelakang tubuhnya. Lam-kong Pak segera
memberi hormat dan berkata.
"Jejak cianpwee amat rahasia bagaikan naga sakti yang
kelihatan kepala tidak nampak ekornya, bolehkah aku
mengetahui siapa nama besarmu?"
"Bukankah engkau adalah kakek bersedih hati? menurut
apa yang kudengar kakek bersedih hati sudah tersohor sejak
puluhan tahun berselang, kalau dihitung dari usianya jelas
tidak berada dibawahku, kenapa engkau malah sebut aku
sebagai cianpwee?"
"Karena pelbagai alasan, mau tak mau terpaksa
boanpwee harus menyaru sebagai manusia tembaga, aku
harap cianpwee bersedia merahasiakan persoalan ini"
"Apakah sedang menghindarkan diri dari keributan
dengan bocab2 parempuan itu?"
"Tidak yang paling penting boanpwee ingin tahu
siapakah ketiga orang manusia tembaga itu? siapakah
pangcu dan perkumpulan bulu hijau? serta siapakah...."
"Siapakah aku? bukan begitu?"
"Sedikitpun tidak salah menurut dugaan boanpwee,
kemungkinan besar cianpwae adalah salah seorang diantara
tiga manusia tembaga itu"
"Sekarang engkau tak usah ter-buru2 untuk menyelidiki
asal usul dari beberapa orang itu, yang paling penting
adalah terlatih ilmu silat dengan lebih tekun dan rajin-
Ketahuilah selewatnya bulan lima tanggal lima kakek
ombak menggulung akan melakukan pembantaian secara
besar2an, apa yang kuucapkan bukan gertak sambal atau
sengaja hendak menakut-menakuti dirimu, payung sengkala
sudah terjatuh ketangannya dan tiada seorang manusia pun
yang bisa menandingi dirinya lagi"
"cianpwee. aku lihat engkau menguasahi sepenuhnya
urusan2 yang menyangkut dunia persilatan, aku rasa
engkau pasti mengetahui bukan akan jejak dari ayah dan
guruku?"
"Tentu saja tahu. Mereka berada dalam keadaan baik
dan engkau tak usah menguatirkan keselamatan mereka,
sekarang mereka sedang berlatih ilmu silat dengan tekun
dan rajin untuk sementara waktu tak bisa bertemu dahulu
dengan kalian ibu dan anak"
"Tolong tanya apakah ajahku dan guruku termasuk dua
diantara tiga manusia tembaga itu?"
"Benar atau tidak tak lama lagi engkau akan tahu dan
sekarang aku hendak memberitahukan satu rahasia besar
kepadamu, yakni ilmu silat yang dimiliki pangcu
perkumpulan bulu hijau tidaklah berada dibawah
kepandaian silat dari kakek ombak menggulung."
"Aah hal ini tidak mungkin bisa terjadi?" seru Lam Kong
Pak dengan hati bergetar keras, "kakek ombak menggulung
adilah gurunya ketua perkumpulan bulu hijau, masa ada
murid mempunyai ilmu silat yang jauh lebih tinggi dari
gurunya?"

"Kalau tidak begitu, mana bisa dikatakan sebagai suatu


rahasia besar....? asal engkau suka memperhatikan dengan
lebih seksama maka hal ini akan segera kau temukan, hanya
saja sampai sekarang kakek ombak menggulUng masih
tetap tidak tahU"
"Kenapa ia musti mengelabuhi kakek ombak
Menggulung? apakah ia mempunyai maksud2 tertentu atas
diri kakek ombak menggulung?" tanya sang pemuda dengan
wajah terperanjat.
"Tentang soal itu sih aku kurang jelas Pokoknya diantara
ketua perkumpulan bulu hijau dengan kakek ombak
menggulung terdapat perselisihan juga, mungkinkah
diantara mereka terikat dendam sakit hati? hal ini masih
merupakan suatu tanda tanya besar"
Tiba-tiba dari tempat kejauhan berkelebat datang tiga
sosok bayangan manusia, orang berjalan dipaling depan
adalah malaikat raksasa Loo Liang-jan, dibelakangnya
mengikuti dua orang gadis yakni cu Li Yap serta Pek li
Hiang.
"cianpwee" seru Lam-kong Pak dengan Cepat. "aku
harap engkau suka menjaga rahasia ku,..."
Belum habis ia berkata, kakek desa itu sudah tertawa
teirgelak2 sambil berkata:
"Haaah,..haaah...haah.. .Lebih baik aku pergi saja jadi
engkau pun punya kesempatan untuk bermesraan dengan
mereka"
Selesai berkata, tanpa menunggu jawaban lagi laksana
kilat ia berlalu dari situ. Satu ingatan berkelebat dalam
benak Lam-kong Pak, dia ambil keputusan hendak
menghindari kedua orang gadis itu, dengan cepat tubuhnya
menyembunyikan diri dibelakang batu.
dalam waktu singkat ketiga sosok bayangan manusia itu
sudah tiba ditengah kalangan, terdengar cu Li Yap berseru
keras:
"Sungguh heran barusan seperti melihat ada dua sosok
bayangan manusia berdiri disini, kenapa sebentar saja
sudah lenyap? aku lihat salah satu diantaranya adalah
manusia tembaga"
"Akupun seperti melihat seorang manusia tembaga
berada disini" sambung Pek-li Hiang, "kenapa bisa lenyap
tak berbekas? Mari kita cari disekitar tempat ini, mungkin
saja ia menyembunyikan diri dibalik semak belukar atau
batu karang tersebut."
"ooh... sudah tengah harian lamanya kita berlarian
terus." keluh Loo Liang-jan, "sekarang sudah tiba waktunya
kita menyembah dewa isi perut...waduuh perutku lapar
kembali,.."
cu Li Yap segera tertawa dingin. "Engkau benar2
gentong nasi satu bungkus rangsum kering sudah kau
habiskan seorang diri, sekarang masih mengomel terus
kalau perutnya lapar... sialan benar"
"Aah makanan sedikit seperti itu paling banter hanya
bisa mencuci bibir saja, mana mungkin perutku bisa
kenyang? kalau dilihat begini Lam-kong sau-ya jauh lebih
baik daripada kalian, melakukan perjalanan bersama
dirinya makan minumku terjamin, aku tak usah pusing
kepala karena harus menderita kelaparan"
Tiga orang itu segera memasuki sebuah hutan batu yang
tinggi, tidak lama kemudian terdengar jeritan kaget
berkumandarg memecahkan kesunyian, Lam-kong Pak
merasa amat terperanjat, dengan cepat ia menyusul
ketempat berasal jeritan tadi.
Tampaklah pakaian yang dikenakan Pek li Hiang telah
tersambar robek. belahan dadanya dan gumpalan bola
dagingnya nampak menongol separuh dari balik robekan.
Sesosok makhluk aneh berkain hitam berkerudung hitam
dan memiliki ujung baju kiri yang lebar dan panjang berdiri
disamping Pek li Hiang, tangan berbulunya secara lapat-
lapat tersembul keluar dari balik bajunya.
"Aah-. " Lam-kong Pak berseru kaget dia masih ingat
makhluk aneh inilah yang pernah membinasakan ciu cien
cien, Yu Tien serta Siau Hong.
Makhluk aneh itu bersuit aneh dengan suatu gerakan
tubuh yang aneh dan sukar dilukiskan dengan kata-kata, ia
Cengkeram tubuh cu Li Yap.
"Breeet.,." pakaian bagian dada gadis she-cu itu
tersambar robek pula hingga kelihatan sepasang
payudaranya yang putih bersih.
Loo Liang-jan membentak gusar, ia menubruk maju
kedepan sambil melancarkan pukulan... "Bluum ia tergetar
mundur satu langkah lebar kebelakang...
Tangan berbulu yang amat besar dari makhluk aneh itu
seakan-akan jepitan baja yang kuat, ketika menghajar diatas
dada Loo Liang-jan, pakaian yang dikenakan segera koyak
dan kulitnya robek.
Namun ia sama sekali tidak memperdulikan lukanya,
dengan menggunakan telapaknya yang besar ia balas
mencengkeram Cakar bulu dari makhluk aneh itu.
Menghadapi datangnya ancaman semaCam ini, makhluk
aneh itu tak berani menyambut dengan kekerasan ia berkelit
kesamping dan melancarkan satu babatan maut disertai
pukulan hawa khikang.
Lam-kong Pak tertegun menyaksikan peristiwa itu,
Pukulan tersebut jelas merupakan satu pukulan yang
ampuh, mana mungkin seekor binatang mampu
menggunakan ilmu silat yang begitu tingginya?
Sementara ia masih termenung, dua orang gadis itu
sudah membentak keras dan ber-sama2 menubruk kedepan.
cu Li Yap menggunakan ilmu sakti payung sengkaia,
sedangkan Pek-li Hiang menggunakan ilmu pukulan Sam-
ho-it-ciang-hoat... "Ploook Ploook" dua orang gadis itu
tergetar mundur sejauh lima enam langkah dari tempat
semula dengan sempoyongan.
Lam-kong Pak makin terkesiap. ibunya sendiri Sun Han
siang pun tak berani menghadapi serangan gabungan dari
ketiga orang itu seCara sembarangan tak nyana makhluk
aneh itu ternyata dapat mengatasi seCara mudah, ini
menunjukan bahwa kepandaian silatnya betul2 lihay sekali.
cakar bulunya yang besar dan luar biaSa panjangnya itu
dengan membawa hawa khikang dan desiran angin tajam,
menguaSahi daerah SeluaS empat tombak. memaksa ketiga
orang itu terdesak hebat dan kaCau tak karuan.
Kendatipun begitu. makhluk aneh itupun tak mungkin
bisa melukai tiga orang tersebut dalam waktu singkat.
Mendadak... ,makhluk aneh itu merogoh kedalam
sakunya dan ambil keluar sebuah botol porselen. kemudian
diguyurkan kearah wajah dua orang gadis tersebut.
Lam-kong Pak tercekat hatinya untuk turun tangan
sudah tak sempat lagi, "cesss" sekujur badan Loo Liang-jan
mengepulkan asap kuning, sambil menjerit kesakitan ia
mundur tiga langkah kebelakang.
Lam-kong Pak terperangah menyaksikan kejadian itu.
tapi ia segera mengerti, rupanya dua orang gadis itu sudah
memoleskan air penawar raCun diatas wajah dan tubuhnya,
maka dari itu tidak sampai menderita luka bakar yang
hebat.
Makhluk aneh itupun kelihatan agak tertegun sewaktu
dilihatnya air raCun itu bukannya berhasil melukai dua
orang gadis itu, sebaliknya malah melukai Loo Liang-jan,
ketika itulah Lam-kong Pak telah munculkan diri dari
tempat persembunyiannya.
Sekujur badan makhluk aneh itu gemetar keras, ia tak
tahu slapakah manusia tembaga itu? karena beberapa waktu
berselang telah muncul kembali dua orang manusia
tembaga, satu diantaranya ada seorang yang memiliki ilmu
silat paling dahsyat, ia tak berani mendekati lawannya
seCara gegabah...
Melihat kemunculan Lam-kong Pak. dua orang gadis itu
segera berteriak kegirangan dan lari menghampirinya
sambil berseru:
"LoCianpwee, untung engkau berikan obat penawar
raCun kepada kami, kalau tidak wajah kami sudah hancur
berantakan"
"Berhenti" bentak Lam-kong Pak.
Dua orang gadis itu berhenti dengan hati ketakutan,
katanya kembali:
"LoCianpwee, tangkap saja binatang itu, coba kita lihat
dia adalah manusia atau binatang?"
Lam-kong Pak mendengus dingin, selangkah demi
selangkah ia maju kedepan menghampiri makhluk aneh itu.
Makhluk aneh itu sama sekali tidak berhenti, terlihatlah
dia rentangkan cakar bulunya siap melakukan tubrukan-
"Binatang" hardik Lam-kong Pak dengan suara berat,
"secara beruntun eogkau telah membinasakan Yu Tien, cu
cien cien, Siau Hong, sebenarnya apa tujuanmu?"
Makhluk aneh itu tidak bicara maupun berkutik, ia
hanya menatap tajam sepasang bahu Lam-kong Pak,
seorang jago yang berpengalaman, cukup memperhatikan
bahu lawan sudah dapat meraba apakah ia akan di serang
atau tidak
Lam-kong Pak berpaling memandang sekejap kearah
tubuh Loo Liang-jan yang hangus, hawa amarahnya
berkobar hebat karena hUbungannya dengan malaikat
raksasa erat sekali bagaikan terhadap saudara sendiri.
Diam2 bayi hawa murninya dihimpun, tiba2 sesosok
bayi hawa murni yang kekar sehat muncul dari
selangkangan dan menampakkan diri melalui ubun2.
Makhluk aneh itu menjerit kaget, ia enjotkan badan dan
melarikan diri ter-birit2.
Bayi hawa murni itu sama sekali tidak mengejar lebih
jauh. sebab Lam-kong Pak tahu bahwa bayi hawa murninya
belum berhasil dilatihnya hingga sempurna, ia tak berani
menempuh bahaya, Karena ingatan itu bayi hawa
murninya segera masuk kembali kedalam selangkangan-
Loo Liang-jen sendiri walaupun sudah terbakar dengan
hebatnya, namun ia sama sekali tidak ambil perduli
terhadap lukanya itu, sambil menghampiri sianak muda itu
serunya:
"Lociaopwee, aku dengar nada suaramu se-olah2 sangat
kukenal sekali...."
Sebenarnya Lam-kong Pak hendak mengejar makhluk
aneh itu. tapi setelah mendengar pertanyaan dari Loo
Liang-jan itu, ia jadi terperanjat. buru? menjawabnya,
"Aku belum pernah saling mengenal dengan dirimu,
darimana engkau bisa kenal dengan aku?"
"Aah tidak salah." sambung dua orang gadis itu pula se-
akan2 berhasil menemukan sesuatu, "nada suara canpwee
tidak terlalu tua, aku merasa pernah mendengarnya disuatu
tempat"
"Ketika aku serahkan obat penawar racun kepada kalian
tempo hari, bukankah kita pernah berbicara satu kali?"
Dua orang gadis itu merasa benar juga perkataan
tersebut, mereka pun tidak mendesak lebih jauh.
"cianpwee. tahukah engkau akan asal usul dari makhluk
aneh itu?" tanya Pek-li Hiang kemudian-
"Sewaktu diadakannya pertemuan manusia tembaga
tempo hari, dari dasar telaga pasir mendadak muncul
sebuah tangan berbulu yang merampas payung sengkala,
kemungkinan besar perbuatan itu dilakukan oleh makhluk
aneh ini, dari sini dapat diketahui bahwa dia adalah
anggota perkumpulan bulu hijau."
"Sebenarnya dia manusia atau binatang ?" tanya cu Li
Yap pula.
"Tentu saja manusia, cuma saja aku tak habis mengerti
dari mana ia bisa memiliki sebuah tangan berbulu yang
begitu besar dan aneh ??"
Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benak Lam-
kong Pak seakan-akan menyadari akan sesuatu ia berseru
tertahan dan berguman seorang diri
"oooh.,.. mungkin ada orang yang membinasakan seekor
monyet raksasa, memotong lengannya dan disambungkan
pada lengannya?"
Ketika dua orang gadis itu melihat bahwa manusia
tembaga tersebut agaknya sudah menyadari akan sesuatu
dengan cepat mereka bertanya: "Menurut dugaan cianpwee.
siapakah dia?"
"Walaupun aku tak dapat menebak siapakah dia tapi aku
berhasil menemukan suatu kejadian yang mencurigakan."
"Apakah cianpwee dapat beritahu kepada kami,
kecurigaan apa yang berhasil kau dapatkan?"
"Tidak lama berselang ketika aku berada di sebuah bukit
yang terpencil. kudengar ada pekikan monyet yang sedang
kesakitan, aku segera memburu kesana dan kutemukan ada
seekor monyet raksasa terkapar ditengah selokan dengan
lengan kirinya putus dan diatas dadanya tertera bekas
telapak tangan, bulu dada yang terpukul itu pada rontok
semua, ini membuktikan bahwa ia terkena pukulan udara
kosong dari seorang jago lihay, pada waktu itu aku merasa
curiga, monyet raksasa memiliki kekuatan tubuh yang luar
biasa, kawanan binatang buas biasa tak mungkin dapat
melukai dirinya, kalau tak dibunuh jago lihay kenapa
lengan kirinya dikutungi?? sekarang kalau dipikir kembali,
pastilah ada orang yang kehilangan tangan kiri dan hendak
disambung kembali dengan memakai lengan monyet"
"Lengan monyet diatas badan manusia, jadi macam
apakah manusia itu?" ujar dua orang gadis tersebut sambil
gelengkan kepalanya berulang kali.
"kejadian kemungkinan besar dapat terjadi, tabib
kenamaan dimasa lampau Hoa To dapat membelah otak
untuk mengambil tumor masa untuk menyambung sebuah
lenganpun tak bisa?"
Gadis itu berpikir sebentar, mereka merasa benar juga
perkataan tersebut, kalau makhuk itu adalah monyet atau
gorilla maka tak mungkin ia bisa main silat selihay itu,
apalagi sewaktu manusia tembaga itu mengeluarkan bayi
hawa murninya, jeritan kaget yang diperdengarkan adalah
suara manusia...
"cianpwee, siapakah orang itu?" tanya cu Yap. "tak
nyana ia mampu menghadapi serangan gabungan kami
bertiga tanpa menunjukan tanda-tanda kalah"
"Sebenarnya kamu bertiga masih mampu untuk
menangkan dirinya tapi berhubung pakaian kalian berdua
telah robek hingga perhatiannya peCah maka tenaga murni
yang kalian miliki tak dapat dihimpun sebagaimana
mestinya. sedangkan mengenai siapakah dia, asal kalian
berpikir dengan seksama maka akan segera
mengetahuinya.."
Dua orang gadis itu berpikir sebentar ketika mereka gagal
untuk menemukan siapakah orang itu Pek-li Hiang segera
bertanya: "cianpwee, katakanlah siapakah dia?"
Lam-kong Pak tertawa dingin. "Kalian toh dikenal orang
karena Cerdas dan banyak akal? sungguh tak nyana ketika
hendak dipergunakan keCerdikannya, ternyata kalian sama
sekali tidak becus"
Merah padam paras muka dua orang gadis itu karena
jengah, mereka mendengus dingin dan tidak bicara.
Sesudah hening beberapa saat, Lam-kong Pak berkata
kembali:
"Kalau kalian hendak menebak masalah aneh ini maka
per-tama2 harus berpikir dahulu baru2 ini jago silat
manakah yang baru saja kehilangan tangan kirinya...."
Sepasang mata gadis itu terbelalak lebar, mereka menjerit
kaget dan serunya tak tahan:
"Apakah dia adalah Suma Ing?" Lam-kong Pak kembali
tertawa dingin.
"Heeehh ..heehh...heehh... coba bayangkansaja kalau
bukan dia siapa lagi? pertama, belum lama berselang dia
kehilangan tangan kirinya. kedua ia telah merampas air
keras beracun milik salju bulan keenam Tong Hui dan
ketiga kecuali dia siapa lagi yang gemar turun tangan
terhadap kaum wanita, bahkan dengan tindakan yang
begitu brutal ?" Mendengar penjelasan tersebut dua orang
gadis itu merasa kagum dan takluk sekali. "cianpwee benar-
benar sangat itihay boanpwee sekalian merasa amat
kagum....."
"Aku hanya seorang lelaki biasa yang pernah menderita
kheki karena ulah beberapa orang gadis bau yang ada
sekarang hanya seorang kakek bersedih hati "
Dua orang gadis itu tertegun, pikirnya: ^cianpwee ini
pasti pernah dihina oleh kaum wanita kalau tidak mengapa
ia begitu benci terhadap perempuan?"
"ciaepwee " cu Li Yap segera berkata, "Engkau pasti
pernah menderita kerugian ditangan kaum wanita,
bolehkah boanpwee sekalian mengetahui kisahnya ?"
Sejak dahulu Lam-kong Pak sudah ingin melampiaskan
rasa dongkol dalam dadanya ia segera tertawa dingin dan
berkata:
"Hanya perempuan dan manusia rendah yang paling
susah dilayani begitu. ujar pujangga lama itu mengartikan
perempuan itu hatinya gampang berubah menghadap
persoalan tak mau membedakan dulu mana benar mana
salah tapi main pukul dulu dengan emosi,... Hmm
perempuan memang menyebalkan sekali "
"Hmm perkataan dari pujangga besar itu hanya
merupakan suatu perumpamaan belaka toh tidak
mengartikan seluruh perempuan yang ada dikolong langit ?"
"Ketika pujangga itu mengatakan kata-kata tersebut ia
tidak memberi keterangan lebih jauh meskipun tidak
termasuk seluruh perempuan dikolong langit dalam
kenyataan jumlahnya besar sekali "
cu Li Yap segera tertawa dingin.
"Kalau apa yang dikatakan cianpwee benar, boanpwee
jadi menaruh curiga atas pendapat dari pujangga tersebut"
"Apa ? engkau berani menghina pujangga?" seru Lam-
kong Pak dengan hati bergetar.
"IHehhh....heehhh....heehhh...jangan salahkan aku
dalam kenyataan dialah yang menghina kaum wanita lebih
dahulu "
"Bagian manakah dari kata-kata Pujangga itu patut
dicurigai?"
Wajah cu Li Yap Cemberut. ia Cibirkan bibirnya yang
kecil dan berkata: "Tolong tanya bagaimana tabiat dari Yau
Sun?"
"Yau Sun adalah Kaisar suci jaman dahulu kala, Para
pujangga memuji akan pahala yang mereka lakukan, nama
besarnya harum dan diketahui setiap masyarakat, mereka
adalah orang2 besar yang terpuji"
cu Li Yap mendengus dingin, kembali ia bertanya:
"Bagimanakah dengan tabiat dari Toa-gi?"
"Toa Gi mengatasi banjir dan menolong rakyat jelata,
walaupun tiga kali dia lewat pintu rumahnya tapi sama
sekali tidak masuk untuk menjenguk keluarnya, ia dianggap
sebagai orang bijaksana yang mementingkan umum
daripada kepentingan pribadi"
"Bagaimana dengan Sian-yang Bun-Bu?"
"Mereka adalah kaisar2 bijaksana dari jaman kuno, tentu
saja tak usah dikatakan lagi"
"Masih ada lagi ciu-kong, apakah engkau katakan dia
adalah seorang suci yang bijaksana?"
"Apa yang musti kukatakan lagi? "jawab Lam-kong Pak,
"para kaisar suci dan pujangga kenamaan itu dikenal oleh
setiap orang, anak keCilpun mengetahuinya, masa engkau
tidak mengakui?"
Kembali cu Li Yap tertawa dingin.
"Hehh ,.heeeh...heehhh... dengarlah orang sekarang
sering berkata bahwa makin hari watak manusia makin
rusak, sekarang banyak orang berwatak rendah dan tidak
ada orang jujur dan polos seperti dulu, dari sini bisa ditarik
kesimpulan bahwa banyak orang mengeluh karena tak bisa
kembali seperti jaman dulu. kalau kita amati seCara
seksama, yang dimaksudkan oleh sementara orang
bukankah perbuatan beberapa orang dijaman dulu bukan?"
"Banyak benar yang kau ketahui, tidak salah, yang
dimaksudkan orang-orang yang berwatak rendah adalah
sesudah Yau. Sun, sian-yang Bun-bu serta ciu kong..."
Tiba-tiba cu Li Yap tertawa Cekikikan.
"Hiiihh...hiihh...hiihh... cianpwee, berbicara tentang
ilmu silat, engkau memang jauh tinggi dari aku, tapi kalau
bicara tentang berdebat rasanya...."
"Rasanya tak bisa menangkan engkau?" sambung sang
pemuda sambil tertawa dingin.
"Boanpwee tidak berani mengatakan begitu. setiap
persoalan harus didasarkan pada alasan tertentu, berdebat
seCara paksa juga tak ada gunanya, aku bukan bicara
seCara sembarangan tapi seCara tiba2 telah menemukan
bahwa para pujangga yang dipuja sebagai orang suci
sebenarnya tidak suci dan patut dihormati cianpwee tak
usah gelisah dulu, dengarkan penjelasanku sebelum
mengumbar hawa amarah"
Setelah berhenti sebentar, gadis itu melanjutkan- "Kaisar
Yau merebut kekuasaan kakaknya, Kaisar Sun merebut
kekuasaan mertuanya, benarkah kejadian ini?"
"Tidak salah, memang begitulah kaisar yang bijaksana
merasa tak puas dengan kelaliman kaisar tak becus, karena
itu mereka rebut kekuasaan untuk kepentingan dan keadilan
umat manusia..."
cu Li Yap tertawa dingin, ujarnya lagi,
"Menurut buku Cerita, gadis dari bukit To-san yang
dipersunting Toa Gi adalah siluman rase, ia melukiskan
dirinya se-akan2 seorang sastrawan dalam cerita Liau-cay.
ia mengatakan dirinya sudah menciptakan keharmonisan
hidup dibukit To-san kemudian mengatakan sewaktu
mengatasi air bah ia telah membohongi siluman, ceritanya
macam Kau Tee Thian dalam cerita see-yu, atau Kiang cu
Gi yang sakti. ia selalu mengingat dendamnya dimana ia
rampas kekuasaan musuhnya dan memaksa musuhnya mati
di pegunungan terpencil, Huuh... perbuatannya itu benar2
tingkah laku seorang manusia rendah yang pintar bohong
dan kibulin orang."
Diam2 Lam-kong Pak gelengkan kepalanya sambil
berpikir: "Tak nyana ia begitu hapal diluar kepala dengan
sejarah...." Sambil tertawa dingin segera ujarnya:
"Apa yang kau ketahui toh dari buku cerita, isinya tak
bisa dipercayai dengan begitu saja"
"Syair yang Bun-bu sebagai pembesar menghianati
kaisarnya, ciu-kong sebagai adik membunuh kakaknya,
apakah perbuatan itu mulia? apakah mereka termasuk
pujangga dan kaisar suci?"
"Ehmm...,"
"Horee..." teriak Pek-li Hiang sambil bertepuk tangan,
"kali ini cianpwee tak bisa menjawab lagi"
Lam-kong Pak benar2 tak bisa bicara lagi, terpaksa ia
mendengus dingin dan berseru:
"Berani bicara sembarangan didepan orang tua, tahukah
kalian bahwa perbuatan itu berdosa?"
cu Li Yap tertawa dingin.
"Heeh.. hehh..,heeh...,rupanya cianpwee karena malu
jadi gusar ya,..?"
"Hmm kalian musti hati2 gerak-gerik makhluk aneh itu
tidak menentu, kalau sampai bertemu lagi dengan dirinya
maka lebih banyak bencana daripada untungnya"
Berbicara sampai disitu, ia melirik sekejap kearah Loo
Liang-jan kemudian menurunkan kantong rangsumnya dan
dilemparkan kepadanya.
Pada waktu itu Loo Liang-jan sedang kelaparan setengah
mati, mencium bau makanan ia segera berteriak.
"Loocianpwee. engkau mirip dengan Lam-kong sau-ya
ku itu, aku mau ikuti dirimu sebab kalau tidak maka aku
bisa mati kelaparan "
"Tidak bisa, dua orang gadis itu perlu perawatanmu, Nah
selamat tinggal" Tanpa banyak bicara lagi ia putar badan
dan berlalu.
= =ooooooooo= =

Lam KONG tak bergerak meninggalkan tempat itu,


belum jauh ia berlalu tiba2 terdengar olehnya bahwa dua
orang gadis itu sedang berbicara dengaa seorang asing,
hatinya agak bergerak dan cepat ia berjalan balik ketempat
semula. dari situ ia mengintip keluar lewat celah batu.
Tampaklah Lak-gwee Soat salju bulan keenam Tong-hui
sedang berdiri dihadapan dua orang gadis itu, sambil
memandang kearah Loo Liang-jan ujarnya:
"Saudara Loo, aku lihat badanmu dilukai oleh air keras
beracun Sam-wi ceng-sui dari perguruan kami, siapa yang
telah turun tangan sekeji itu terhadap dirimu?"
Loo Liang-jen sedang makan bak-pao, mulutnya penuh
dengan makanan- mendapat pertanyaan tersebut dia cuma
bisa aah...Uuh ... uh.,.belaka.
"Seekor mahkluk aneh berlengan monyet telah
mengguyurkan air racun keatas tubuhnya" ujar Pek li Hiang
menerangkan-
"Aaah..." salju bulan keenam berseru kaget, "air racun
Sam wi-ceng-sui dari perguruanku belum pernah digunakan
orang luar"
Berbicara sampai disini. mendadak hatinya bergetar
keras, katanya lebih jauh:
"oooh... benar, beberapa waktu berselang air racun sam-
wi ceng-siu milik aku orang she Tong sudah dirampas
sebotol oleh Suma Ing, mungKin bangsat itulah yang telah
melakukan perbuatan terkutuk ini"
"Tapi... bagaimana dengan lengan berbulunya itu?
begaimana dengan penjelasanmu tentang soal ini?" kata cu
Li Yap coba membantah,
"masa lengan manusia yang sudah kuntung bisa
disambung dengan lengan dari monyet....??"
"Hal ini kemungkinan juga dapat terjadi." sahut salju
bulan keenam Tong Hui, "ketua dari perkumpulan bulu
hijau serta kakek ombak menggulung sama2 merupakan
manusia aneh yang berkepandaian sangat tinggi, aku rasa
untuk menyambung lengan yang buntung bukan suatu
kesulitan bagi mereka"
"Kalau memang begitu perbuatan terkutuk tersebut
sudah pasti merupakan perbuatan dari Suma Ing bangsat
manusia latnat itu. sebab hanya manusia jadah macam dia
yang dapat melakukan perbuatan yang rendah dan hina
seperti itu." seru gadis-gadis dengan marah,
"heran, mengapa ia selalu mengganggu kami dan
berusaha membinasakan kami berdua entah apa tujuannya
?"
"Kemungkinan besar hal ini dikarenakan Lam-kong
sauhiap aaai...sungguh tak kusangka Suma Ing bisa begitu
bejad moralnya hingga terhadap ibunya sendirinyapun
berani melawan dan terhadap saudara sendiri pun tega
bertindak kejam .... moral bajingan sialan itu sudah hancur
dan tak bisa dlobati, manusia seperti itu harus segera
dilenyapkan dari muka bumi daripada selalu mengacau saja
"
"Tong-tayhiap pernah kah engkau bertemu dengan Lam-
kong Pak?" tiba-tiba Pek li Hiang bertanya.
"Sudah lama tak pernah bersua tapi dulu pernah bertemu
satu kali dengan dirinya....."
Bicara sampai disitu ia berhenti sebentar kemudian
sambungnya lebih jauh: "Tujuan Suma Ing merampas botol
air keras beracun Sam wi-ceng-sui milikku adalah untuk
menghadapi Lam-kong Pak serta nona sekalian- ia berbuat
begitu untuk melampiaskan rasa benci dan mendongkolnya,
tapi. ..aneh sekali kenapa ia tidak turun tangan terhadap
nona berdua. sebaliknya malah membuat Loo-tayhiap jadi
hancur badannya dan berada dalam keadaan mengerikan?"
"Tong-tayhiap. engkau tidak tahu," cu Li Yap
menerangkan, "beberapa hari berselang kami telah bertemu
dengan seorang manusia tembaga, ia telah serahkan satu
botol air penawar racun kepada kami menurut
keterangannya air penawar tersebut bisa musnahkan
pengaruh air racun Sam-wi-ceng-siu. ketika kami bertemu
dengan musuh, air penawar itu kami poles kan dulu dimuka
dan badan Kami, oleh sebab itulah kami sama sekali tidak
terluka"
sekali lagi salju bulan keenam Tong Hui berdiri
terperangah.
"Seorang manusia tembaga yang serahkan obat penawar
tersebut kepada nona berdua? aah tidak mungkin, aku orang
she Tong belum pernah memberikan obat penawar racun
kepada manasia tembaga"
"Apakah dalam dunja persilatan dewasa ini kecuali
keluarga Tong dari propinsi Sucuan sudah tak ada orang
lagi yang mampu membuat obat penawar racun?" tanya Pek
li Hiang.
"Sedikitpun tidak salah air penawar racun merupakan
resep rahasia perguruan kami yang tidak diwariskan kepada
orang lain, aku she-Tong berani menyatakan bahwa di
kolong langit tak ada manusia lain yang mampu membuat
air penawar itu,.., heran,.. peristiwa ini benar- benar
mencengangkan hati?"
"Apakah Tong-tayhiap tidak pernah memberikan obat
penawar air racun itu kepada orang lain?" tanya cu Li Yap.
"Tidak lama berselang aku pernah menghadiahkan satu
botol untuk Lam-kong tayhiap.,.." Begitu ucapan tersebut
diutarakan keluar. dua orang gadis itu menjerit kaget
mereka saling bertukar pandangan dan duduknya
perkarapun segera mereka pahami.
"Adik Yap. mungkinkah manusia tembaga yang kita
jumpai tadi adalah dia...?" seru Pek-li Hiang dengan Cepat.
"Sejak dahulu aku sudah curiga karena nada suaranya
membawa suara bocah, sekarang setelah dipikir lebih jauh
tak bakal salah lagi, orang itu pastilah dia "
"Rupanya ia telah tukar nama menjadi kakek bersedih
hati, hal ini pastilah dikarenakan kesalah pahamnya dengan
kita- kita sudah salah menuduh dirinya dengan tuduhan
yang bukan-bukan dalam sedihnya ia telah ganti nama
menjadi kakek bersedih hati ?"
Dalam pada itu Lak-gwee-soat salju bulan enam Tong
Hui telah ambil keluar sebungkus bubuk obat sambil
diserahkan ketangan Loo Liang-jan, pesannya^
"Loo-tayhiap obat ini merupakan obat yang paling
mujarab dari perguruan kami untuk menyembuhkan luka-
luka bakar, obat itu manjur sekali Cepatlah digosokkan
keatas tubuhmu "
Kemudian sambil mengambil keluar sebotol obat
penawar air racun, ujarnya kembali kepada dua orang gadis
itu:
"Mungkin sebotol air penawar obat racun yang nona
berdua miliki sudah hampir habis dipakai, terimalah sebotol
obat penawar ini lagi untuk dipakai"
Dua orang gadis Itu menyatakan terima kasih dan
menerima pemberian tersebut. Lak-gwee-soat salju bulan
keenam Tong Huipun mohon diri dari ketiga orang itu ia
berlalu dari sana.
Dua orang gadis itu berdiri membungkam setelah
kepergian Tong Hui mereka tahu bahwa Lam-kong Pak
merasa sedih sekali mungkin ia sudah tak mau memaafkan
diri mereka lagi.
"Adik Yap mari kita pergi mencari dirinya" ajak Pek li
Hiang kemudian. "Kita tak akan menemukan dirinya aku
rasa dia paling benci terhadap diriku "
"Apakah dia tidak membenci aku ?"
"Kalau keadaanku dibandingkan keadaanmu jauh lebih
baikan, aku masih ingat sekali ketika siau Hong menfitnah
tempo dulu aku pernah menempeleng wajahnya beberapa
kali bahkan mengucapkan pula kata-kata yang tak enak
didengar dia..... dia pasti sangat membenci diriku"
Berbicara sampai disitu tak tahan lagi air mata jatuh
bercucuran membasahi pipinya.
Pek-li Hiang pun menangis karena sedih ia berkata^
"Tidak aneh kalau nada perkataannya kasar sekali, sayang
aku tidak sampai teringat kepadanya pada waktu itu"
"Aku Loo-tua juga sudah mendengar bahwa nada suara
itu adalah nada suara dari Lam-kong sau-ya." teriak Loo
Liang-jen dengan suara lantang, "cuma... pada waktu itu
aku tak berani bicara apa2.., aku kuatir kesalahan"
cu Li Yap yang mendengar perkataan itu kontan saja
tertawa dingin tiada hentinya.
"Hehhh...hehh...hehhh... engkau Cuma tahu makan.
kenapa pada waktu itu tak mau bicara kalau benar2 tahu?
kamu memang sialan...Huuh"
Lam-kong Pak yang mengikuti pembicaraan tersebut dari
tempat persembunyiannya hanya bisa menghela napas
panjang pikirnya:
"Aaai... kalau toh mereka masih menyayangi aku,
akupun tak usah terlalu menyusahkan mereka lagi. biarlah
lain kali kalau mau unjukan diri, aku muncul dengan paras
muka yang asli saja..."
Sekalipun hubungan mereka pernah retak karena salah
paham, namun antara kedua belah pihak masih cinta
mencintai karena itulah setelah ada perjelasan mengenai
persoalan itu dan duduknya perkara sudah menjadi terang,
hubungan yang retak pun bisa dipulihkan kembali seperti
sedia kala.
Diam-diam Lam-kong Pak berlalu dari tempat itu,
ditengah jalan sambil melakukan perjalanan jelas ia
berpikir.
"Rambut hijau milik ketua perkumpulan bulu hijau
adalah rambut yang palsu, lagi pula aku pernah lihat bahwa
gayanya tempo hari luar biasa sekali... asal usulnya
memang sangat mencurigakan, tak nyana sampai kakek
ombak menggulung pun berhasil dibohongi olehnya...."
Sesudah berhenti sebentar. ia berpikir lebih jauh:
"Pada bulan lima tanggal lima kakek ombak menggulung
akan menyelenggarakan pertemuan besar, dalam pertemuan
itu entah mereka sudah manyiapkan rencana busuk atau
tidak? apa salahnya kalau aku gunakan kesempatan yang
sangat baik ini untuk melakukan penyelidikan?"
Setelah ambil keputusan pemuda itu berangkat kemarkas
besar perkumpulan bulu hijau, karena kantong rangsumnya
sudah diberikan Loo Liang-jen maka sesudah isi perut
dikota terdekat, ia langsung berangkat menuju kekota Kay-
hong.
Dikota tersebut kembali pemuda itu isi perut dan
membeli rangsum kering, kemudian baru berangkat
kemarkas besar perkumpulan bulu hijau.
Suatu bari sampailah pemuda itu disekitar bukit Hu Gou-
san, mendadak ia dengar dalam hutan ada suata perempuan
sedang saling membentak. ia memburu kesana...
Ternyata perempuan naga pengasingan cu Hong Hong
sedang ribut dengan Sun Han Siang. Karena masalah yang
terjadi dahulu kala, dua orang itu setingkali cekcok satu
sama lain-
Siang Hong Ti. Pek-li Gong dan Hay-thian siang cho
duduk disamping kalangan, rupanya mereka tak suka
mencampuri urusan orang, berhubung cekcok itu sudah
sering terjadi maka mereka tahu dinasehati juga tak ada
gunanya. Terdengar cu Hong Hong berseru:
"Sun Han Siang, bocah mustikamu sudah lenyap
bagaimana tanggung jawabmu atas keadaan dari putriku?"
Sun Han Siang sedang gelisah karena putra
kesayangannya lenyap tak berbekas dan sampai saat itu
belum ada kabar beritanya, mendengar teguran tersebut
dengan gusar ia menjawab:
"cu Hong Hong karena persoalan ini aku merasa gelisah
sekali, rasa gelisahku mungkin melebihi siapapun- Putrimu
saja tidak Cemas kenapa sih engkau ribut terus kalau
engkau takut putrimu jadi janda kembang lebih baik mulai
sekarang carikan jodoh lagi, aku Han Siang bukan manusia
picik aku takkan mempersoalan hal itu..,.."
cu Hong Hong loncat bangun sambil berkacak pinggang,
bentaknya:
"Putriku tak akan mencari lelaki lain di tempat luaran,
tapi putramu justru sudah terlalu sering mempermainkan
putriku. sesudah dicipipi maka mau dibatalkan? Huuuh...
jangan mimpi urusan bisa segampang itu."
"Kalau putraku masih hendak ia nantikan maka dia
harus sabar menunggu tok sampai sekarang ia masih belum
ketemu "
"Kalau putramu sudah modar??" bentak cu Hong Hong
dengan marah.
"Hmmm.. putrimu mungkin yang sudah modar
selamanya dimoncong anjing memang tak bisa keluar
gadingnya.. .. kalau mulut sudah menyerupai mulut gombal
perkataan apapun langsung meluncur keluar....."
cu Hong Hong teramat gusar ia membentak keras dan
melancarkan sebuah pukulan kearah depan,
Sun Han Siang tak mau unjukkan kelemahannya ia balas
melancarkan pula satu pukulan untuk menyambut
datangnya ancaman tersebut... "Blaaam" ledakan dahsyat
menggeletar diangkasa membuat batang pohon
disekelilingnya pada tumbang dan pasir serta debu
beterbangan memenuhi seluruh angkasa.
Pek-li Gong yang menyaksikan jalannya prrtarungan itu
segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahh ..haaahh, .haahh.. sebenarnya apa yang sedang
kalian lakukan??jika kamu berdua merasa sudah bosan
hidup sebenarnya gampang sekali penyelesaiannya tunggu
saja sampai bulan lima tanggal lima nanti dan pergilah bikin
kekacauan didalam perkumpulan ombak menggulung aku
percaya kakek ombak menggulung pasti akan
menyempurnakan keinginan kalian itu, apa sih gunanya
saling membunuh?"
Dua orang perempuan itu sama sekali tidak ambil gubris,
mereka lanjutkan terus pertarungannya yang berlangsung
kian bertambah seru.
"Enso Lam-kong" teriak Siang Hong Ti pula dengan
suara lantang, "mundur selangkah kebelakang, buat apa sih
ribut2 dengan dirinya??"
cu Hong Hong yang mendengar perkataan itu jadi amat
gusar, ia tarik kembali serangannya dan membentak kepada
diri orang she Siang itu: "Siang Hong Ti, apa yang kau
katakan barusan?"
"Dewasa ini dunia persilatan sedang diliputi kekalutan,
golongan lurus dan golongan sesat sudah saling
bertentangan seCara tajam, siapa kuat dia akan tetap hidup
siapa lemah dia akan musnah dari muka bumi, kalian
berdua toh sama2 merupakan manusia yang punya nama
dan kedudukan, buat apa sih ribut2 sendiri karena persoalan
yang tak jelas? apakah tak malu ditertawakan orang?"
"Kalau memang begitu, kenapa engkau hanya menyindir
aku seorang??..." bentak cu Hong Hong penuh kegusaran-
"Setiap kali timbul percekcokan tentu kau yang bikin
gara2, aku orang she Siang tak akan membelai siapapUn,
aku bicara menurut keadaan yang sebenarnya,"
cu Hong Hong marah sekali, kembali dia ayun telapak
tangannya melancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah
Siang Hong Ti,
"Blaaaam" ledakan dahsyat menggetar diangkasa. jago
she Siang itu segera terdorong mundur sejauh lima langkah
dari tempat semula. Pek-li Gong melototkan mata
monyetnya lalu menggembor keras: "cu Hong Hong, kalau
engkau berani main kasar disini??"
"Pencuri tua. kalau engkau tidak puas silahkan turun
tangan-" teriak cu Hong Hong dengan gusar, "aku tak takut
menghadapi kalian bertiga, aku tahu bahwa kalian semua
pada membela Sun Han Siang?"
"cu Hong Hong engkau jangan mengira setelah
menguasai ilmu sakti Payung sengkala maka kau jadi luar
biasa sekali, aku Pek li Gong akan suruh engkau jadi melek
dan tahu diri"
cu Hong Hong tertawa dingin,
"Heeh...heeehh...heehh... bukannya aku pandang rendah
dirimu, engkau masih terpaut jauh kalau dibandingkan
dengan diriku" serunya.
"Hiihhi..hiiih.. .hiiih.... rupanya sebelum
kudemostrasikan kepandaian sakti yang kumiliki engkau tak
akan tahu tingginya langit dan tebalnya bumi
mari..,mari...mari akan kusambut lima jurus serangmu ...."
"Kenapa musti harus menunggu sampai lima jurus??
dalam dua jurus saja aku sudah dapat menyuruh engkau
terkapar diatas tanah "
"Saudara-saudara sekalian aku minta kalian suka
bertindak sebagai saksi." teriak Pe-li Gong dengan keras,
"seandainya aku sampai turun tangan mempermainkan
dirinya harap saudara-saudara sekalian suka memberi maaf
karena kepandaian yang kumiliki hanya kepandaian
semacam itu bukannya berarti bahwa aku sengaja hendak
mencari untung pun tak ada gunanya...."
Perlahan-lahan Pek-li Gong mendesak maju kedepan
sambil tertawa haha-hihi ujarnya kembali.
"cu Hong Hong kau adalah seorang janda semestinya
aku tak pantas untuk mempermainkan dirimu akan tetapi
kau terlalu sombong, mau tak mau aku harus memberi
sedikit pelajaran pahit kepadamu agar kesombonganmu itu
bisa sedikit dikurangi, Cuma sebelum itu aku hendak
menerangkan lebih dahulu, andai kata engkau mendapat
malu karena kelihayanku maka janganlah kau salahkan aku
terlalu genit, sebab usiamu jauh lebih tua dari aku
sedangkan Sian Yan Peng sendiri jauh lebih tua pula dari
pada diriku, kalau dihitung maka sepantasnya aku jadi adik
iparmu, kalau adik ipar mencari keuntungan dari ensonya
sudah jamak dan umum bukan??"
Diam-diam Sun Han Siang tertawa geli setelah
mendengar pembicaraan tersebut, ia tahu pencuri sakti ini
mempunyai kepandaian menjawil yang sangat lihay dan
tiada tandingannya dikolong langit, dalam pertarungan ini
kemungkinan besar cu Hong Hong akan menderita
kerugian besar.
Dengan suara serius Siang Hong Ti berseru:
"Tua bangka she Pek li, aku harap engkau suka berpikir
tiga kali lebih dahulu sebelum bertindak, ketahuilah bahwa
wataknya berangasan sekali, seandainya ia sampai
mendapat malu didepan umum bagaimana kalau sampai ia
melakukan bunuh diri?"
"Siang Hong Ti " teriak cu Hong Hong denganpenuh
kegusaran, "kalau engkau berani mempermainkan diriku
lagi, jangan salahkan kalau kubunuh dirimu"
Siang Hong Ti gelengkan kepalanya. "Waah...waaah..
.aku bersusah payah bicara banyak dengan maksud baik,
siapa tahu sebagai pembalasannya menerima caci maki
yang pedas, yaa sudahlah...kalian boleh bertempur"
Lam-kong Pak yang bersembunyi didekat tempat itu
diam2 merasa amat gelisah, ia tahu bahwa watak cu Hong
Hong beranggasan sekali, andai kata Pek-li Gong sampai
mempermainkan dirinya maka akibat yang mungkin terjadi
sukar dibayangkan mulai dari sekarang, kendatipun begitu
iapun merasa tidak leluasa untuk munculkan diri pada saat
seperti ini. karena itu kecuali gelisah ia tak dapat berbuat
yang lain-
Pada saat itulah sicaCatan mati hidup Loo-toa dari
sepasang manusia jelek dari Hay-thian berkata:
"Jie-ya, bagaimana kalau kita bertaruh??"
"oooh .. aku Ji-ya memang mempunyai maksud untuk
berbuat demikian, katakanlah Toa-ya" sahut Wang wee
berhati hitam dengan Cepat.
"Aku bertaruh pencuri tua itu pasti akan berhasil
mendapatkan keuntungan "
"Aku bertaruh cu Hong Hong berhasil pula mendapat
keuntungan sedang pencuri tua itupun tidak akan menderita
kerugian "
Tertegun hati catatan mati hidup sesudah
mendengarperkataan itu. "Ji-ya apa maksudmu bertaruh
demikian ??" tegurnya.
"oooh tidak apa- apa aku hanya maksudkan mereka
berdua sama-sama berhasil mendapat keuntungan dan
kedua belah pihakpun akan sama-sama menderita kerugian"
Lam-kong Pak yang menyembunyikan diri ditempat itu
diam-diam menganggukkan kepala, dia mengetahui bahwa
kecerdasan Wan-gwee berhati hitam masih lebih tinggi satu
tingkat jika dibandingkan dengan catatan mati hidup,
didalam kenyataan pencuri tua itu memang tak mungkin
bisa berhasil merebut kemenangan mutlak. sebab
kepandaian silat yang dimiliki cu Hong Hong terlalu lihay
kalau dibandingkan dengan dirinya sekalipun gerakan
tubuh pencuri tua dengan ilmu copetnya luar biasa dan
tiada tandingannya dikolong langit, akan tetapi ia tak
mungkin bisa menangkan pertarungan ini dengan gampang.
Air muka catalan mati hidup berubah sesaat, terdengar dia
mengomel:
"Ji-ya. bukankah kau Curang?? dengan bertaruh beg ini
bukankah sama artinya engkau memegang kedua belah
pihak?? Huuh apanya kau hendak meCari keuntungan dari
diriku??"
"Toa-ya, sudahlah... engkau tak usah mengatakan apa2
lagi, dalam pertaruhan ini aku Ji-ya sudah pasti akan
menderita kekalahan total"
Lam kong Pak yang sempat mendengarkan pembicaraan
itu, kembali berpikir didalam hatinya:
"Ia pandai dan licik, rupanya Wang we berhati hitam
memang lebih jauh licik daripada catatan mati hidup"
Sementara itu catatan mati hidup sudah bertanya: "Apa
yang akan kita pertaruhkan?"
"Satu meja hidangan yang paling lezat, barang siapa
menderita kalah maka dia diwajibkan membayar rekening"
"Baik. kita tetapkan begitu"
sementara itu Pek-li Gong serta cu Hong Hong telah
berdiri saling berhadapan-sedangkan Sun Han Siang serta
Siang Hong Ti bertindak sebagai saksi.
"Bersedialah" bentak cu Hong Hong dengan suara keras,
dengan Cepat ia lancarkan sebuah pukulan dahsyat dengan
ilmu sakti payung sengkala,
Pek-li Gong tak berani menerima serangan tersebut
dengan keras lawan keras. dengan gesit ia ngeloyor
kebelakang dan muncul dibalik punggung perempuan itu.
cu Hong Hong amat terperanjat, sekarang ia barusadar
hawa ilmu kepandaian yang dimiliki pencuri tua itu luar
biasa sekali. dengan cepat ia kirim satu babatan mendatar
kearah depan, angin pukulan yang maha dahsyat segera
memancar keempat penjuru membuat pepohonan yang
berada disekeliling tempat itu tersapu dan roboh keatas
tanah.
Pek-li Gong sendiri pun merasa amat terkesiap melihat
kelihayan musuhnya, sejak permulaan ia telah mengambii
keputusan untuk tidak terlalu jauh meninggalkan dirinya ia
harus melakukan pertarungan jarak dekat dan selalu
menempel ditubuhnya.
Tetapi gerakan tubuh cu Hong Hong luar biasa sekali.
rupanya diapun sudah mengetahui maksud hati Pek-li Gong
untuk sementara waktu ia tidak turun tangan melainkan
dengan gerakan tubuh yang sangat cepat dalam waktu
singkat telah berganti delapan belas buah tempat kedudukan
yang berbeda..,,
Dalam keadaan begini kendatipun ilmu kepandaian yang
dimiliki Pek-li Gong lebih baik pun belum tentu bisa
berbuat apa- apa, dalam waktu singkat ia telah tertinggal
sejauh lima enam langkah dibelakang, suatu ketika tiba-tiba
cu Hong Hong membentak keras dan melancarkan sebuah
serangan dengan sepenuh tenaga.
"Blaaam... " ledakan dahsyat mengakibatkan pasir dan
debu beterbangan menyelimuti daerah seluas beberapa
puluh tombak namun bayangan tubuh dan Pek-li Gong
telah lenyap tak berbekas sedangkan diatas tanah muncul
sebuah liang besar segumpal ujung baju tertinggal dalam
liang tersebut.
Gelak tertawa bergema memecahkan kesunyian dari para
jago yang menyaksikan pertarungan itu, cu Hong Hong
loncat masuk kedalam liang dan menjemput ujung baju itu
ternyata kain itu bukan lain adalah sebuah jubah panjang.
Perempuan itu segera sadar bahwa dirinya tertipu, baru
saja tubuhnya hendak berputar kebelakang, tahu2 pencuri
sakti yang telah berhasil menyelinap kebelakang
punggungnya itu dengan cepat sudah menggerayangi
kearah tali ikat pinggangnya.
cu Hong Hong menjerit kaget, sambil memegangi
Celananya yang terlepas karena ikat pinggangnya sudah
dicopot oleh pencuri sakti itu ia loncat mundur tiga langkah
kebelakang.
Kiranya Pek-li Gong dengan ilmu "Melepaskan jubah"
yang menjagoi kolong langit dalam sekejap mata ia telah
melepaskan jubah tuanya, ketika sang badan tergetar masuk
kedalam liang oleh pukulan dahsyat dari cu Hong Hong,
menggunakan kesempatan itulah ia loncat keluar dari tanah
dan menyelinap kebelakang tubuh cu Hong Hong, dimana
ia copot tali pinggang perempuan itu.
SUN HAN Siang dengan cepat melengos kearah lain,
karena gelinya ia sampai mengucurkan air mata. Siang
Hong Ti sendiri sesudah memaki "Konyol"
Dia pun pura2 tidak melihat, hanya sepasang manusia
jelek dari Hay-thian saja demi semeja hidangan lezat, mau
tak mau mereka harus memperhatikan dengan Seksama
pantat perempuan itu.
Merah padam Selembar wajah cu Hong Hong Saking
malunya, sambil memegang Celananya yang kedodoran
karena talinya putus ia berdiri menjublak ditempat semula.
Pek-li Gong dengan Cepat jatuhkan diri berlutut dihadapan
cu Hong Hong, serunya,
"Enso Sianyan. aku harap engkau jangan marah, dalam
kenyataan aku sipencuri tua pun tidak berhasil mendapat
keuntungan apa- apa. Nih lihatlah bahuku....."
"Rupanya diatas bahu sang pencuri sakti yang telanjang
terlihatlah muncul sebuah bisul yang bengkak besar dan
berwarna merah kehijau-hijauan, agaknya hal itu sebagai
akibat dari sapuan ujung telaPak cu Hong Hong yang
sangat lihay itu.
Dari malunya cu Hong Hong jadi teramat gusar, ia
membentak keras dan segera melancarkan sebuah
tendangan kilat kearah depan,...
"Blaaang...." tubuh pencuri itu terlempar sejauh tiga
tombak lebih dari tempat semula dan roboh terjengkang
keatas tanah^
"Toa-ya" terdengar wangwee berhati hitam berseru keras.
"pertaruhan kita sudah nampak hasilnya."
"Ji-ya" seru catatan mati hidup dengan wajah berubah
"dalam kenyataan Pencuri tua telah beroleh kemenangan
total, aku lihat pertaruhan kita ini...."
Dalam pada itu Cu Hong Hong telah mengenakan
kembali celananya yang merosot kebawah itu, mendengar
ucapan tersebut ia jadi teramat gusar sambil memaki kalang
kabut ia lancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah catatan
mati hidup,
Melihat betapa dahsyatnysa serangan yang meluncur
datang, sepasang manusia jelek dari Hay-thian segera
mendorong pula sepasang telapak untuk menyambut
datangnya serangan tersebut, "Blaaaam" ditengah benturan
dahsyat tubuh mereka terpental sejauh satu tombak lebih
dari tempat semula.
Dengan badan atas telanjang dantubuhnya terbungkus
oleh debu dan pasir. kembali pencuri tua Pek-li Gong
berseru sambil memberi hormat:
"Enso Sian Yan, harap engkau jangan marah tiada
dasarnya, aku pencuri tua memang mempunyai watak
konyol seperti ini, kau tentu tak akan merasa gusar
bukan??"
Cu Hong Hong melirik sekejap kearah Sun Han siang
dengan wajah amat jengah, tanpa mengucapkan sepatah
katapun ia putar badan dan segera kabur dari tempat itu.
Pencuri tua jadi amat gugup teriaknya keras- keras:
"Enso Sian Yan, enso Sian Yan aku toh hanya
menggoda enso ...kenapa engkau jadi marah dan tidak
menggubris diriku lagi??? eeeei..-,enso Sian Yan,..apa
kau......"
Cu Hong Hong sama sekali tidak menjawab, dalam
waktu singkat ia sudah lenyap dari pandangan.
Dengan perasaan apa boleh buat pencuri tua angkat
bahunya sambil bergumam seorang diri:
"Waaaah....waaaah... celaka tiga belas, rupanya godaan kali
ini sudah rada keterlaluan-., waah ia tentu membenci
setengah mati terhadap diriku"

"SEKARANG kau baru tahu bukan?" seru Siang Hong


Ti sambil tertawa dingin, "^ Heeeehh... heeehhh...
heeehhh...dengan wataknya yang beranggasan setelah
terjadi peristiwa ini maka tak mungkin lagi ia bersedia
kembali kesini"
Lam-kong Pak ada maksud menanyakan hubungan
antara cu Hong Hong dengan pangcu dari perkumpulan
Liok Mao-pang, ia segera menguntil dibelakang tubuhnya.
Setelah melakukan perjalanan beberapa saat lamanya. cu
Hong Hong berhenti dan duduk diatas batu besar. makin
berpikir ia merasa semakin sedih meskipun wataknya keras
kepala tapi bagaimanapun juga dia adalah seorang wanita.
setelah disekelilingnya tiada orang, maka tak dapat
dibendung lagi menangislah perempuan itu dengan
sedihnya.
Lam-kong Pak yang bersembunyi dibelakang pohon
diam-diam simpatik terhadap dirinya, tempo dulu mungkin
disebabkan hubungannya dengan Sian yang paling kurang
serasi atau mungkin karena seCara diam-diam ia mencintai
ayahnya Lam-Kong Liu maka hubungan suami isteri jadi
makin retak sehingga akhirnya mengakibatkan hal-hal yang
tidak diinginkan, tentu saja dalam hal ini tak dapat salahkan
dirinya saja.
Setelah menjanda belasan tahun. kembali ia dilukai oleh
ibunya sehingga terCebur Kedalam jurang dan masuk
keperut naga bertanduk tunggal, disana ia harus menahan
Penderitaan selama belasan tahun, kalau dipikir lagi nasib
perempuan ini memang patut dikasihani.
Setelah menangis beberapa saat lamanya, cu Hong Hong
menyeka air mata dengan ujung bajunya, lalu dengan
gemas serunya:
"semua ini adalah Sun Han siang perempuan rendah itu
yang mencelakai diriku..., aku tak akan melepaskan dirinya
dengan begitu saja"
pada saat itulah Lam-kong pak munculkan diri dari
tempat persembunyiannya, melihat kemunculan manusia
tembaga ditempat itu cu Hong Hong merasa amat
terperanjat, sambil bertolak pinggang segera teriaknya:
"Kau siapakah?? Hmm rupanya sengaja datang untuk
melihat aku sedang menangis."
"Aku adalah kakek bersedih hati, aku bukan bermaksud
menyaksikan engkau menangis, melainkan hendak
menanyakan suatu persoalan kepadamu."
"Maaf" tegas cu Hong Hong dengan keras, "perasaan
hatiku kurang begitu baik,lebih baik tak usah kita bicarakan
tentang masalah apa pun"
"Urusan ini menyangkut masalah dunia persilatan serta
kepentingan umat Bu-lim yang ada dikolong langit, aku
harap engkau jangan bertindak menuruti emosi"
cu Hong Hong yang sedarg gusar jadi semakin naik
pitam. bentaknya: "siapa yang suruh engkau nasehati
diriku?? enyah kamu dari tempat ini. ..."
"Aku hendak menanyakan masalah mengenai pangcu
dari perkumpulan Liok-mao-pang serta ada urusan banyak
disampaikan kepadamu "
Begitu Lam-kong Pak mengungkap tentang ketua dari
perkumpulan Liok-mao-pang itu, kegusaran cu Hong Hong
segera berkurang, serunya: "Kalau engkau ada perkataan,
Cepat utarakan keluar.."
"Aku masih teringat ketika tempo hari secara kebetulan
aku berhasil melihat raut wajah asli dari pangcu
perkumpulan Liok mao-pang, ternyata ia mempunyai raut
muka yang ganteng juga ...."
"Engkau melihatnya dimana??" tanya cu Hong Hong
dengan hati terperanjat.
"Tempo hari ketika Lam-kong Pak dan ibunya
terjerumus dalam markas besar Perkumpulan Liok-mao-
pang, waktu itu Loo Liang-jan telah beradu kepandaian
dengan ketua dari perkumpulan Liok-mao-pang itu,
dandanan rambut hijaunya yang panjang ia berhasil
melemparkan tubuh Loo Liang-jen sampai beberapa depa
jauhnya, aku yang bersembunyi disamping dapat
menyaksikan raut muka aslinya" Sekali lagi cu Hong Hong
merasakan hatinya bergetar keras.
"coba katakaniah, bagaimana macam mukanya??"
"Mata jeli hidung mancung, bibir tipis dan muka putih
bersih, alisnya melengkung keatas"
sekujur badan cu Hong Hong gemetar keras, katanya
kemudian:
"Antara dia dengan diriku sama sekali tak ada
hubungannya, apa yang hendak kau tanyakan lagi??"
Tempo hari aku toh pernah menyerahkan rambut palsu
warna hijau kepadamu apakah engkau berhasil menebak
siapakah orang itu ??"
"Antara diriku dengan dia sama sekali tak ada
hubungannya. buat apa aku mesti menebaknya ??" Lam-
kong Pak tertawa dingin.
"Heehh.,.heeh ....menurut apa yang kuketahui, antara
engkau dengan ketua dari perkumpulan Liok-mao Pang
mempunyai hubungan yang sangat erat, masih ingatkah
akan perkataanmu yang kau sampaikan kepadanya, 'aku tau
siapakah dirimu ..??'"
"Tau sih tau, cuman untuk sementara waktu belum dapat
kuberitahukan kepadamu"
Rupanya Lam-kong Pak tahu kalau pertanyaannya tak
akan mendatangkan hasil. setelah mendengus ia putar
badan dan segera berlalu dari situ.
"Bagaimana caramu mendapatkan rambut palsu itu ??"
seru cu Hoag Hong seCara tiba-tiba.
Lam-kong Pak segera menceritakan kisah pengalaman
ketika mencuri rambut palsu itu, mendengar kisah tadi cu
Hong Hong mengangguk tidak hentinya.
"Baiklah." serunya, "tidak lama kemudian- aku pasti
akan memberitahukan rahasia ini kepadamu, akan
kuberitahukan siapakah dia?"
"Sudahkah, tak perlu.. aku perCaya tidak lama kemudian
akupun sanggup untuk menyelidiki sendiri tentang
persoalan ini."
Habis berkata ia segera tinggalkan tempat itu dan
langsung berangkat menuju kemarkas besar perkumpulan
Liok- mao-pang .
Ketika ia tiba ditempat tujuan. waktu menunjukan sudah
hampir mendekati kentongan keempat, Lam-kong Pak
segera mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya hingga
mencapai pada puncaknya meskipun la memakai baju
tembaga namun sedikitpun tidak mengeluarkan sedikit
suarapun.
Dia langsung menuju keruang dimana ia pernah
melakukan pengintaian, ketika jendela didekati dan mau
melongok kedalam, tampaklah ruangan itu gelap dan tiada
cahaya penerangan, sesorok bayangan manusia sedang
duduk bersila diatas pembaringan, rupanya orang itu sedang
berlatih ilmu.
Dengan seksama Lam-kong Pak memperhatikan orang
itu, ternyata dia bukan lain adalah ketua dari perkumpulan
Liok mao-pang, entah sejak kapan kepalanya sudah tertutup
kembali oleh rambut palsu warna hijau, seluruh wajahnya
sama sekali tertutup rapat.
Lam-kong Pak mengira latihannya itu akan berlangsung
agak lama, baru saja dia akan berlalu dari tempat itu, tiba-
tiba ia lihat ketua dari perkumpulan Liok-mao-pang itu
bangkit berdiri setelah mengencangkan tali pinggangnya, ia
membuka pintu dan keluar dari ruangan dengan ilmu
meringankan tubuhnya yang amat sempurna, ia berkelebat
menuju keatas sebuah gunung-gunungan.
Diam-diam Lam-kong Pek merasa keheranan, ia tak tahu
apa yang hendak dilakukan ketua dari perkumpulan Liok-
mao-pang itu diatas gunung-gunungan tersebut.
Sekali kelebat ia sudah masuk kedalam sebuah gua
dibalik gunung-gunungan itu, Lam-kong Pak segera
menyembunyikan diri dibawah jembatan kecil tidak jauh
dari tempat itu.
Kurang lebih setengah perminum teh kemudian,
tampaklah sesosok bayangan merah munculkan diri dari
balik gua itu, Kemudian sekali enjotkan badan bayangan
tubuhnya sudah lenyap dari pandangan.
Saking terkejutnya Lam-kong Pak sampai berdiri
termangu dan untuk beberapa saat lamanya ia tak mampu
mengucapkan sepatah katapun, pikirnya didalam hati:
"Bukankah dia adalah manusia aneh baju merah yang
kutemui tempo hari .... aaah. . . sungguh tak kusangka
kalau manusia lihay itu bukan lain adalah hasil penyaruan
dari ketua perkumpulan Liok-mao Pang . .."
Yang paling mengejutkan hati sianak muda itu adalah
kelihanyan ilmu silat yang dimiliki manusia aneh baju
merah itu ternyata jauh melebihi kakek ombak menggulung
beberapa kali lipat,
Diam-diam Lam-kong Pak gelengkan kepalanya dan
berpikir didalam hati:
"Asal-usul ketua dari perkumpulan Liok-mao Pang pada
dasarnya sudah merupakan suatu teka-teki, sekarang ia
menyaru kembali sebagai manusia aneh baiu merah,
sebenarnya apa tujuannya?? dan sungguh heran, kenapa ia
justru turun tangan terhadap kakek ombak menggulung ??"
Timbullah rasa ingin tahu dalam hati kecil pemuda She
Lam-kong ini setelah menyaksikan bayangan tubuh dari
manusia aneh baju merah itu lenyap dari -pandangan, ia
segera menerobos masuk kedalam gunung-gunungan
tersebut.
Suasana dalam gua gunung-gunungan itu gelap gulita,
dimanapun terdengar suara gemericikan air. tetapi tidak
nampak ada air yang mengalir disana. pada dinding gua
terdapat banyak sekali gua- gua kecil sebesar batang pohon.
begitu banyak sehingga mirip sarang lebah.
Ketika ia melongok kedalam gua itu maka tampaklah
satu stel baju dan sebuah rambut palsu warna hijau
tersimpan disana.
Lam-kong Pak segera menyadari apa yang telah terjadi,
ia tahu ketua dari perkumpulan Liok-mao Pang akan
munculkan diri dengan raut wajah yang lain dan rupanya
setiap kali dia berusaha untuk mengelabui mata kakek
ombak menggulung entah apa tujuannya.??
Setelah membungkus kembali buntelan itu dan
kembalikan ketempat semula kembali, pemuda itu berputar
dalam markas besar perkumpulan Liok-mao pang itu
sehingga akhirnya sampailah didepan sebuah bangunan
loteng yang amal tinggi.
Da lam ruangan terlihatlah kakek ombak menggulung
sedang mempermainkan payung sengkala tersebut sambil
bergumam seorang diri:
"Dengan payung sengkala ini dalam genggamanku.
seluruh dunia persilatan akan kutundukan dan semua orang
akan tunduk dibawah perintahku---"
"Sreeeei.. " ia membuka payung sengkala tadi dalam
sekejap mata cahaya merah yang amat menyilaukan mata
segera memancar keempat penjuru.
Sekarang Lam-kong Pak baru sempat melihat jelas
keadaan serta bentuk dari payung sengkala tersebut. iaj
umpai payung mustika panjangnya mencapai empat depa
dengan cahaya tajam memancar keluar keempat panjuru
entah terbuat dari apakah berda itu, nampaklah halus dan
lunak akan tetapi kuatnya bukan kepalang.
Sebuah patung kelelawar hijau yang mungil dan persis
apa yang diberikan cu Li Yap kepadanya yang tertera pada
gagang payung itu.
Lam-kong Pak segera membayangkan kembali kejadian
yang berlangsung belum lama berselang, dimana payung
tersebut sebenernya sudah terjatuh ketangannya. tapi karena
keteledoran sendiri payung itu kembali dirampas oleh
mahluk bertangan bulu, dan kemungkinan besar makhluk
bertangan bulu itu bukan lain adalah Suma Ing yang sudah
kehilangan tangan kiri dan mukanya hancur itu.
Ia mengerti sampai dimana sempurnanya tenaga dalam
yang dimiliki iblis ini dalam keadan biasa pun ia sudah
bukan tandingannya apa lagi setelah payung sengkala
berada ditangannya kelihatannya orang itu pasti bertambah
hebat, merampas payung itu secara gegabah belum tentu
akan mendatangkan hasil apa- apa.
"Heeeh,...heeehh....heeeeh. .." kakek ombak menggulung
tertawa seram. "aku akan menguasai dunia persilatan.
kekuasaan yang paling besar dikolong langit akan terjatuh
ditanganku...oooh betapa gembira hatiku...."
Belum habis ia tertawa, tiba-tiba diatas loteng menggema
benturan keras disusul meja kursi mencelat keudara dan
hancur berantakan- sedangkan seluruh bangunan loteng
bergetar keras.
Sesosok bayangan merah berkelabat masuk kedalam
ruangan tersebut. dan langsung menyambar kearah payung
sengkala itu.
Rupanya Kakek ombak menggulung sudah bikin
persiapan, menyaksikan datangnya ancaman tersebut. . .
."Bluum" ia pentang payung mustika lebar-lebar kemudian
dibacokkan ketubuh bayangan baju merah tadi.
"Bluuum. .." bayangan manusia berpisah sama lainnya
ditengah bentrokan yang amat nyaring, bayangan merah itu
mencelat kebelakang dan sekali berkelebat lenyap dari
pandangan Lam-kong Pak yang berada disekitar situ pun
tak berani berhenti terlalu lama, ia segera kabur pula dari
markas besar perkumpulan Liok-mao-pang itu.
Ia yakin seyakin yakinnya bahwa bayangan merah yang
menyambar payung sengkala tadi pasti adalah ketua dari
perkumpulan Liok-mao-pang, hanya saja ia tak menyangka
kalau orang itu ada maksud-maksud lain sehingga tidak
segan untuk bentrok dengan orang sendiri.
Sebenarnya siapakah pang cu dari perkumpulan Lok-
mao-pang ini?? kenapa ia memusuhi kakek ombak
menggulung?? dan apa pula hubunganya dengan cu Hong
Hong?? apa sebabnya cu Hong Hong tak mau menyebutkan
asal-usulnya yang sebenarnya??
Lam-kong Pak merasa kepalanya pusing tujuh keliling
dan tidak habis mengerti, pikirnya kemudian:
"Aaaai,. . jaraknya sampai bulan lima tanggal lima masih
amat lama,apa salahnya kalau masih menggunakan
kesempatan yang amat baik ini kulatih kembali bayi sakti
hawa murniku agar lebih sempurna??" berpikir demikian,
berangkatlah dia menuju kearah lembah yang letaknya amat
terahasia itu.
Setibanya dilembah rahasia. keadaan disitu tampak
seperti sedia kala. hanya saja daun aneh telah tumbuh
kembali diatas pohon aneh, rumput ditanah tumbuh
bagaikan sebuah permadani hijau, air mengalir dengan
tenangnya membuat suasana ditempat itu tidak jauh
berbeda dengan sorga loka,
Lam-kong pak menghela napas panjang pikirnya:
"Dalam dunia persilatan bunuh membunuh terjadi
sepanjang tahun. Pertikaian dan persengketaan terjadi tiada
hentinya, andaikata aku dapat menghilangkan semua
pikiran itu dan selamanya berdiam dalam tembah ini... ooh
hidupku pasti bahagia bagaikan kaum dewa."
Dipetiknya daun-daun pohon yang muda dan dimakan
dengan penuh kenikmatan, kemudian diapun pergi kemata
air untuk minum dengan kenyang.
Lembah itu bening seperti dunia lain, begitu sepinya
sehingga yang terdengar hanya hembusan angin gunung
serta gemerisiknya daun serta rumput.... Lam-kong Pak
masuk kedalam gua karang disana ia duduk bersila dan
mulai melatih ilmu bayi sakti hawa murninya.
Tidak lama kemudian, bayi sakti telah tercipta dan ia
menerobos keluar dari selangkangan melewati ubun-ubun
dan muncul di depan mata.
Sekarang Lam-kong Pak dapat membuka matanya untuk
menyaksikan wujud bayi saktinya itu tampak bayi tadi
meloncat-loncat dan berlari menuju keluar gua. dimana ia
pentang mulutnya dan menjerit-jerit.
Meskipun suaranya tidak begitu keras tetapi ditengah
lembah yang hening dan sunyi itu, suara teriakan tadi dapat
terdengar amat jelas sekali.
Tidak lama kemudian muncul kembali dua orang bayi
sakti, sekilas memandang Lam-kong Pak segera mengetahui
bahwa mereka adalah bayi-bayi sakti dari Padri naga serta
Imam harimau.
Dalam hati sianak muda itu segera berpikir,
"Ketika terjadi pertarungan antara bayi saktiku melawan
bayi sakti dari padri naga serta Imam harimau. bayi saktiku
berhasil duduk diatas angin, hal ini menandakan bahwa
tenaga dalamku jauh lebih sempurna dari pada mereka
entah bagaimana dengan kesempurnaan tenaga dalamku
akhir-akhir ini. ..."
Siapa tahu karena terpengaruh oleh daya ingatan itu.
bayi sakti tersebut mendapat firasat dan segera menunjukan
reaksinya, sambil bertolak pinggang dengan sikap yang
gagah, ia melotot kearah dua orang bayi sakti lainnya.
Dua orang bayi sakti itu segera berjalan kehadapannya
kemudian mereka memisahkan diri dan satu dari kiri yang
lain dari kanan mereka melakukan pengepungan terhadap
bayi sakti lawannya.
Bayi sakti dari Lam-kong Pak segera mementangkan
sepasang telapaknya dengan jurus "Ji-be-hun si" atau kuda
liar memisahkan mayat, ia serang dua orang bayi sakti
tersebut.
siapa tahu kedua orang bayi sakti itu sama sekali tidak
menghindar atau berkelit, yang satu dari kiri yang lain dan
kanan mereka peluk bayi sakti dari Lam-kong pak itu erat-
erat dan sampai matipun tidak dilepaskan kembali.
Lam-kong pak jadi sangat gelisah, sebab bayi sakti tak
mampu meronta kembali sedangkan pukulan dua orang
hayi sakti lainnya kian lama kian bertambah kencang dan
kuatnya....
Lam- Kong pak seketika merasakan napasnya jadi sesak
sekali sebab bayi sakti itu adalah hasil ciptaannya, jika bayi
itu terpeluk kencang dengan sendirinya dia sendirinya pun
merasakan napasnya jadi susah^
Tiba-tiba kejadian aneh muncul didepan mata,
tampaklah dua orang bayi sakti itu dari gumpalan asap yang
tebal kian berubah jadi tawar sehingga akhirnya beruhah
jadi dua gulung hawa putih yang kecil dan menerobos
masuk lewat kedua lobang hidung bayi sakti dari Lam-kong
pak tadi.
Dalam waktu singkat Lam-kong pak merasakan segenap
tubuhnya jadi mengelembung besar seakan-akan mau
meledak. segera pikirannya kembali kedalam hati,
"Aaaah,..." tanpa sengaja aku telah melakukan suatu
perbuatan yang akan membuat hatiku menyesal untuk
selamanya."
pada saat itulah tidak jauh dari tempat itu berkumandang
datang suara helaan napas panjang yang amat berat, suara
itu begitu tua dan mengenaskan, membuat siapapun yang
mendengar akan ikut merasa beriba hati.
Buru2 Lam-kong Pak tarik kembali bayi saktinya dan
siap memeriksa suara dari siapakah itu. belum Sempat ia
bangun berdiri terlihatlah dua sosok bayangan manusia
telah berdiri didepan mulut guanya.
Mereka bukan lain adalah Padri naga serta Imam
harimau, air muka kedua orarg jago lihay itu pucat pias
bagaikan mayat, tubuhnya gontai sedang sepasang matanya
sayutak bersinar. se-akan2 baru saja sembuh dari sakit
parah. Terdengar Padri naga berkata:
"Siau-hiap engkau tak usah bersedih hati aku serta
Hautooyu memang sengaja hendak menyempurnakan
dirimu. cepatlah salurkan hawa murnimu untuk membawa
dua gulung hawa murni bayi sakti itu menuju jalan besar.
engkau membutuhkan waktu selama tiga hari tiga malam
lamanya untuk bersemedi serta mempersatukan kedua
gulung tenaga itu dengan tenaga murnimu seodiri...."
Lam-kong Pak mengangguk tanda mengerti, ia segera
pejamkan mata dan bersemedi, dalam waktu singkat
pemuda itu sudah berada dalam keadaan lupa akan se-
gala2nya.
Dibawah perlindungan Padri naga dan harimau, Lam-
kong Pak dapat bersemedi selama tiga hari tiga malam
tanpa terjadi suatu apapun, ketika ia telah menyelesaikan
latihannya pemuda itu segera loncat bangun dari atas tanah,
ditemuinya kedua orang tokoh sakti itu sudah berada dalam
keadaan yang gawat dengan muka putih ke-kuning2an-
Dengan cepat ia jatuhkan diri berlutut diatas tanah, ujarnya:
"Selama hidup boanpwee akan merasa hatinya tak
tenang karena peristiwi ini, jika ada cara untuk
mengembalikan hawa murni bayi sakti itu kepada cianpwee
sekalian, boanpwee bersedia untuk menyerahkan kembali
kepada kalian-.."
"Siauhiap tak usah pikirkan yang bukan2." jawab padri
naga dengan suara lirih, "kami adalah orang beribadah yang
sudah menjadi kewajiban untuk mementingkan
keselamatan umat manusia dikolong langit dan pada
kepentingan pribadi, sekarang dunia persilatan sedang
terancam malapetaka dan setiap saat badai pembunuhan
dapat melanda seluruh permukaan bumi, bila kami dapat
mengorbankan diri untuk menolong umat sesamanya, hati
kami akan lega dan girang sebab dapat menjalankan
harapan Buddha yang maha pengasih....omitohud"
"Usia pinto dan Llong taysu memang tak lama lagi akan
berakhir, keadaan ini boleh dibilang ibaratnya menjalankan
perahu mengikuti hembusan angin- bila kami sudah mati
maka harap Lam- Kong siauhiap suka mengubur jenasah
kami berdua ditempat ini saja, setelah ituu setiap bulan
engkau harus datang kemari untuk makan daun pohon serta
air jernih itu sambil berlatih diri lebih giat lagi, jika engkau
dapat berlatih giat selama setengah tahun lagi maka Siau-
hiap akan berhasil melatih ilmu bayi sakti berbadan kebal,
pada taraf seperti itu jarakmu untuk mewujudkan badan
yang kebal dan usia yang panjang sudah tak terlalu jauh
lagi."
Lam-kong pak jatuhkan diri berlutut diatas tanah,
dengan air mata bercucuran serunya:
"cianpwee berdua, seandainya kalian berdua tiada
maksud untuk menyempurnakan diriku, mungkin usia
kalian berdua akan mencapai seratus tahun lebih. selama
hidup aku akan merasa tidak tenteram---"
"Tidak sala"h sahut padri naga.... "seandainya kami
berdua tidak terlalu mementingkan kehidupan keduniawian
mungkin aku bisa hidup puluhan tahun lagi dalam dunia
Persilatan. tetapi engkau pun harus tahu bahwa kematian
manusia ada yang berat bagaikan bukit Tay-san ada pula
yang ringan bagaikan bulu, kami bersedia memilih jalan
yang terakhir....Siauhiap aku rasa saat kami sudah hampir
tiba. . . .selamat tinggal.. . ."
Mendadak kedua orang jago lihay merapatkan matanya
dan kepala mereka terkulai lemas kebawah. Lam-kong Pak
merasa amat terperanjat segera terlaknya: "cianpweee,...
cianpwee ... kalian tak boleh mati....."
Tetapi kepala padri naga dan Iman harimau telah
terlukai lemas dan kedua orang jago sakti itu telah
menghembuskan napas terakhir dalam sekejap mata saja air
muka mereka sudah berobah menjadi kuning pucat.
Air mata jatuh bercucuran membasahi seluruh wajahh
Lam-kong Pak, ia merasa amat benci terhadap beberapg
orang gembong iblis yang ada dikolong langit. seandainya
dunia persilatan tidak terancam oleh badai pembunuhan,
kedua orang jago lihay inipun tak akan mempunyai ingatan
seperti itu... kalau dipikirkan kembali maka kesalahan serta
dosa ini adalah akibat dari tingkah laku kakek ombak
menggulung serta ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang.
ia bersumpah akan menuntut balas bagi kematian dua orang
jago lihay ini.
Setelah memberi hormat kepada jenasah itu. Lam-kong
Pak segera mengubur mayat dari Padri naga dan imam
harimau dalam lembah tersebut, menanti semua pekerjaan
telah selesai dengan wajah sedih ia baru berangkat
tinggalkan lembah itu.
Meskipun kepandaian silat yang dimiliki Lam-kong Pak
telah mendapat kemajuan yang amat pesat, tetapi cara yang
dilakukan sehingga kepandaiannya mendapat kemajuan ini
membuat hatinya selalu murung dan merasa tidak gembira.
= =000000000= =

SEKARANG pemuda itu teringat kembali akan kedua


orang manusia tembaga yang lenyap tak berbekas, ia mulai
menduga bahwa kemungkinan besar mereka adalah suhu
serta ayahnya, menurut perkataan kakek desa katanya
mereka berada dalam keadaan baik2, tapi siapakah
sebenarnya kakek desa itu? darimana ia bisa tahu akan
persoalan ini?? apakah dia adalah salah satu diantara tiga
orang manusia tembaga itu?? atau dengan perkataan lain
orang yang memiliki payung sengkala tersebut??
Tidak lama kemudian sampailah pemuda itu ditepi
sungai, ia dengar suara tertawa gadis yang riuh rendah
berkumandang datang, Lam-kong Pak segera berjalan
menuju kearah mana berasalnya suara tadi, ternyata mereka
bukan lain adalah Pek li Hiang serta cu Li Yap. hal ini
membuat hatinya merasa amat terperanjat.
Malaikat raksasa Loo Liang-jan duduk bersandar
dibawah sebuah pohon besar, tangannya meng-gurat2
diatas tanah entah apa yang sedang ditulis olehnya??
Dengan gerakan yang enteng Lam-kong Pak berkelebat
keatas pohon, dari situ ia melongok kebawah, tampaklah
Loo Liang-jan termenung beberapa saat lamanya,
kemudian diatas tanah ditulisnya kata "Kueh kering"
Diikuti ia menelan air liur dan menulis pula kata "bak-
pao" diatas tanah. mulutnya yang besar mengunyah se-
olah2 sedang melahap makanan-
Akhirnya ia menulis sebuah huruf "Besar" kemudian
berpikir lama sekali. rupanya tulisan selanjutnya tak dapat
ditulis olehnya karena tak tahu bagaimana cara menulisnya.
dalam keadaan begitu ia pun melukis sebuah mangkok
besar yang diberi garis2 panjang seperti benang dan
diatasnya diberi garis kembali seperti uap panas.
Lam-kong Pak tahu bahwa Loo Liang-jan adalah
seorang manusia kasar yang tidak mengerti tulisan, setelah
lukiskan itu diamati iapun segera mengerti apa yang
dituliskan oleh lelaki tersebut, pikirnya^
"oooh..... rupanya ia mau menulis semangkok besar Mi
kuah, tapi karena tak dapat menulis hurupnya maka ia
menulis mangkoK dengan garis-garis sebagai tanda
bakmi..... konyol benar orang ini."
Diam diam sianak muda itu merasa geli, ia merasa
saudaranya ini hanya tahu memikirkan soal makanan
belaka, dalam otaknya cuma tahu bagaimana makan
dengan kenya dan sama sekali tak ambil peduli terhadap
bencana yang melanda dunia persilatan.
Tiba-tiba dari arah depan berkumandang datang suara
jeritan kaget yang amat nyaring, Lam-kong Pak amat
terperanjat. dengan cepat ia berkelebat menuju kearah
sungai.
Tampakah olehnya Pek-li Hiang sedang ditarik oleh
seekor mahkluk berwarna hitam menyelam kedasar sungai
sedangkan cu Li Yap dengan tubuh telanjang bulat ikut
menyelam pula kedasar air.
Dengan cepat Lam-kong Pak terjun pula kedalam sungai
ia lihat Pek li Hiang dalam keadaan telanjang bulat sedang
ditarik kaki kanannya oleh seekor mahkluk aneh menuju
ketengah sungai.
Sekilas memandang Lam-kong Pak segera kenali kembali
bahwa mahkluk yang dikira sebagai binatang tadi ternyata
bukan lain adalah Melayang diatas air Ma Tie, hanya saja
tubuhnya memakai baju berenang yang berwarna hitam
pekat.
Yang paling menyusahkan Lam-kong Pak adalah kedua
orang gadis itu berada dalam keadaan telanjang bulat tanpa
mengenakan sehelai benangpun, apa lagi disiang hari
bolong, semua lekukan badan gadis itu nampak dengan
begitu nyata sekali.
cu Li Yap sendiri walaupun mengerti ilmu dalam air,
tetapi berhubung tangannya yang satu dipergunakan untuk
menutupi alat vitalnya dibagian bawah, dengan sendirinya
gerakan jadi agak terlambat.
Lam-kong Pak tahu bahwa kepandaian Ma Tie didalam
air sangat lihay sekali, andainya ia sampai berhasil
meloloskan diri maka Pek-li Hiang tentu akan mengalami
nasib Celaka. dengan cepat ia muncul kembali diatas
pemukaan air.
Dari atas permukaan air dia meluncur sejauh dua tiga
puluh tombak kearah depan, kemudian menyelam kembali
kedalam air dan menghadang jalan pergi dari Melayang
diatas air Ma Tie.
Dalam pada itu dua orang gadis tersebut-pun sudah
mengetahui akan munculnya seorang manusia tembaga
ditempat itu, tetapi karena mereka tak tahu manusia
tembaga ini adalah manusia tembaga yang mana, saking
malunya buru-buru mereka menutupi alat vitalnya dibawah
badan-
Melayang diatas air Ma Tie merasa yakin bahwa ilmu
dalam airnya sangat lihay. ia tiada maksud untuk melarikan
diri. sambil putar senjata garpunya dengan cepat ia
menyusup kemuka mengirim satu tusukan kilat. Sejak
memperoleh bantuan dari orang bayi sakti, Lam-kong Pak
belum pernah mencoba kepandaian silatnya. sekarang ia
berdiri tepat dihadapan Ma Tie pada jarak tiga tombak
lebih.
Baru saja sianak muda itu hendak turun tangan. tiba-tiba
Ma Tie melepaskan cairan tinta hitamnya untuk
menyelimuti pandangan musuh, dalam waktu singkat air
sungai disekitar sana telah berubah jadi hitam gelap. Lam-
kong pak hendak melarikan diri. ia berseru tertahan:
"Aduuhh celaka...."
Belum sempat ingatan tersebut berkelebat lewat tiba-tiba
desiran tajam terasa mengancam batok kepalanya.
Dengan munculnya kejadian itu ia jadi girang, pikirnya:
"Ini hari siau-ya akan suruh engkau merasakan
kelihayanku"
Pemuda itu tidak menghindar ataupun berkelit, ia pura-
pura berlagak seolah-olah sama sekali tidak merasa ada
datangnya ancaman tersebut, sementara hawa murni bayi
saktinya secara diam-diam dikerahkan keluar.
"Kraaak...." senjata garpu milik Ma Tie seketika patah
jadi dua bagian, sementara tubuhnya tersusut mundur
kebelakang.
Siapapun tahu bahwa pakaian tembaga yang dikenakan
manusia tembaga tipis sekali jangan dibilang serangan dari
Ma Tie dilakukan dengan mengerahkan segenap tenaga
dalam yang dimilikinya, sekalipun orang biasa pun yang
melakukan pakaian itupun akan tembus.,
Dengan terjadinya peristiwa ini, bukan saja Ma Tie jadi
amat terkesiap. bahkan dua orang gadis sama-sama tertegun
dibuatnya.
Lam-kong Pak memberi tanda kepada Ma Tie untuk
melepaskan cekalannya pada diri Pek-li Hiang, tentu saja
orang she-ma itu tak sudi melepaskannya, karena dia tau
andaikata tawanannya dilepaskan maka hal ini akan
mendatangkan mara bahaya bagi dirinya, dengan gadis itu
sebagai sandera malah kemungkinan besar ia dapat
meloloskan diri dari ancaman maut,
Dengan senjata garpunya diarahkan keatas alat vital Pek-
li Hiang dibagian bawah tubuhnya ia menunjukan gerakan
seakan- akan hendak melakukan penusukan.
Napsu membunuh dengan cepat menyelimuti wajah
Lam-kong Pak. jari tangannya disertai hawa murni yang
amat dahsyat segera disentilkan kearah urat nadi Ma Tie.
Serangan tersebut sangat aneh dan luar biasa sekali,
segumpal cahaya putih yang amat menyilaukan mata
memisahkan air dan meluncur kedepan bagaikan sambaran
petir.
Sekujur badan Ma Tie gemetar keras, darah mengalir
keluar dari urat nadinya, ia segera lepas tangan dan
mengeluarkn cairan hitam penyelimut mata untuk
menyelamatkan diri.
Lam-kong pak tahu bahwa Ma Tie ber-siap2 untuk
melarikan diri meskipun rasa dongkolnya terhadap kedua
orang gadis itu masih belum hilang. akan tetapi pemuda
itupun merasa tak tega untuk tinggalkan mereka dalam
keadaan telanjang bulat. Setelah berpikir sebentar. ia
lepaskan pakaian tembaganya dan menarik tubuh dua orang
gadis itu kedalam pakaian tembaga tapi kemudian
mengepitnya menuju kearah sungai.
Loo Liang-jan tidak mengenal ilmu dalam air ia sedang
menanti ditepi sungai dengan hati gelisah. ketika dilihatnya
Lam-kong Pak muncul dari air sambil menghimpit seorang
manusia tembaga, ia terkejut bercampur girang sehingga
untuk beberapa saat lamanya berdiri menjublak setengah
harian- kemudian ia baru berteriak dengan suara keras:
"Lam-kong siau-ya,aku tak akan tinggalkan dirimu lagi.
aku....selama beberapa hari ini selalu makan tak kenyang...,
oooh aku menderita sekali..,."
"Blaaaam" Lam-kong Pak membanting baju tembaga itu
keatas tanah. dari balik pakaian segera berkumandang suara
jeritan tertahan dari dua orang gadis itu. Kepada Loo
Liang-jan pemuda itu segera berseru:
"Loo-tua coba pergilah kesekitar tempat sini dan cari
pakaian mereka ....."
Setengah harian lamanya Loo Liang-jan mencari
disekeliling tempat itu akan tetapi tidak berhasil juga
ditemukan, Lam-kong Pak segera memaki: "Huuuh....dasar
gentong nasi....kamu memang bedoh sekali "
Lam-kong Pak mengira pakaian mereka tentu
disembunyikan disamping sungai ia segera melakukan
pencarian sendiri tetapi setengah harian lamanya ia mencari
tak ada pula hasilnya, dalam hati segera pikirnva:
"Aaah.... kalau begitu pastilah melayang diatas air Ma
Tie telah sembunyikan lebih dahulu pakaian mereka...."
Tiba-tiba....terdengar bentakan keras berkumandang
datang. Lam-kong Pak segera berpaling ia lihat makhluk
aneh bertangan bulu itu muncul kembali disana sambil
menubruk kearah msnusia tembaga, sedangkan Loo Liang-
jen melancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah makhluk
aneh itu.
Sambil berpaling makhluk aneh itu kebaskan telapaknya
melancarkan sebuah pukulan dahsyat, tubuh Loo Liang-jan
seketika tergetar mundur lima langkah kebelakang ia segera
menyambar kearah manusia tembaga itu.
"Berhenti " bentak Lam-kong Pak dengan hati
terperanjat.
Makhluk aneh itu berpaling ketika dilihatnya Lam-kong
Pak muncul disana sambil mengempit manusia tembaga itu
ia putar badan dan segera terbirit-birit lari dari sana.
Dengan kencang Lam-kong Pak mengejar dari belakang,
berhubung makhluk aneh itu harus mengempit dua orang
gerakan tubuhnya jadi makin lambat sedangkan tenaga
dalam yang dimiliki Lam-kong Pak sudah mendapat
kenaikan yang amat pesat. tidak sampai satu li ia sudah
kena dikejar oleh sianak muda itu.
"Suma Ing anjing bangsat " bentak Lam-kong Pak
dengan amat gusar, "Ayoh lepaskan mereka "
Makhluk aneh itu sama sekali tidak mengambil gubris, ia
tetap kabur dengan cepatnya dari tempat itu.
Lam-kong Pak segera menghimpun tenaga dalamnya
keujung jari lalu dari tempat kejauhan melancarkan satu
totokan kilat kearah punggung makhluk aneh itu.
Sungguh lihay mahkluk aneh itu ia tahu kalao serangan
jari itu dilancarkan dengan kekuatan yang luar biasa, buru-
buru badannya mengengos kesamping .... "Kraaak"
sebatang pohon besar beberapa tombak jauhnya dari tempat
itu segera tumbang terhajar oleh serangan tersebut.
Lam-kong Pak maju menghalangi jalan perginya, dengan
suara kers ia membentak:
"Aku tahu bahwa engkau adalah Suma Ing, ayoh
lepaskan manusia tembaga itu, sekali lagi aku akan
mengampuni jiwa anjingmu...."
Mahkluk aneh itu masih membungkam dalam seribu
bahasa, tubuhnya sama sekali tak berkutik dari tempat
semula, Lam-kong Pak menggeretak gigi kencang- kencang
selangkah demi selangkah ia maju kedepan.
Mahkluk aneh itu segera angkat tubuh manusia tembaga
keudara rupanya dia akan turun tangan memusnahkan dua
orang tersebut.
Lam-kong Pak terkesiap dan menghentikan langkahnya
dengan suara keras ia berteriak.
"Suma Ing, perbuatanmu begitu keji dan hatimu begitu
hitam, apakah engkau tidak takut pembalasan dikemudian
hari??" Mahkluk aneh itu tetap membungkam.
"Hmmm.. jangan kau anggap aku belum tahu siapakah
dirimu itu?" seru Lam-kong pak kembali, "Hmmm.. Hmmm
^ tempo hari kau telah merampas sebotol air racun Sam Wi-
cheng-sui dari tangan Tong Hui, dengan air racun itu kau
rusak wajah Yu Tien kemudian turun tangan pula terhadap
beberapa orang gadis lain- Heemm . heehmm.. kau anggap
perbuatanmu bisa mengelabui aku...." ^
Mahkluk aneh terap saja membungkam dalam serihu
bahasa.
Lam-kong pak jadi mendongkol sekali, sambil menghela
napas panjang katanya:
"Suma Ing. sampai sekarang ibu masih tidak
mempersoalkan kelakuan busukmu dimasa-dimasa yang
lampau masih bersedia mengampuni jiwamu asal kau mau
bertobat dan kembali kejalan yang benar."
Belum habis ia berpikir. . . .tiba-tiba. . .^ciit ditengah
desiran angin tajam yang menggeletar diudara mahkluk
aneh itu menjerit ngeri, manusia tembaga itu segera terlepas
dari genggamannya.
Tam-kong Pak tak mau membuang kesempatan yang
sangat baik ini dengan menghimpun delapan bagian tenaga
dalamnya ia lancarkan sebuah babatan dahsyat kedepan-
Dalam waktu singkat seluruh bumi bergetar keras, tubuh
makhluk aneh itu mencelat sejauh dua tombak lebih dari
tempat semula dan robeh terjengkang diatas tanah.
Lam-kong Pak tak tahu apa yang telah terjadi, ketika ia
menengok kearah manusia tembaga itu maka terlihatlah
sebuah lubang muncul diatas pakaian manusia tembaga itu
segera pikirnya:
"Dua orang gadis itu tentu sudah melancarkan sebuah
totokan lewat dibalik baju tembaga itu karena makhluk
aneh itu terluka maka ia baru melepaskan sanderanya...."
Sementara ingatan tersebut berkelebat dalam henaknya
makhluk aneh tadi sudah kabur dari tempat itu dan entah
kemana perginya, tapi jelas isi perutnya suah menderita
luka yang cukup parah.
Lam-kong Pak mendengus dingin serunya dengan suara
keras:
"Hmmm kalian mencari penyakit buat diri sendiri....
kemana kalian simpan pakaianmu itu ??"
"Engkoh Pak. ampunilah kami" seru dua orang gadis
dalam baju tembaga itu.
"Hmmm.... cara kalian menggaplok orang sekali
memberi gula2 sepotong benar2 tak berani kuterima. ..."
"Engkoh Pak. kami toh sudah mengaku salah kenapa
engkau mesti mendesak kami terus menerus??" seru Pek-li
Hiang.
"Kami mengaku salah.... engkau boleh memaki kami
sepuas hati." sambung cu Li Yap pula, "pakaian kami sudah
dicuri oleh Ma Tie bangsat itu sekarang apa daya kita??"
"Hmmm... apa daya kita?? tentu saja kita harus lanjutkan
perjalanan dengan mempersilahkan memamerkan pantat2
kamu itu."
"Bagus, bagus engkau ingin menganiaya kami... aku tak
mau ambil peduli. kau harus Carikan akal bagi Kami.
bagaimana pun juga kami sudah tunjukan kejelekan,
kalau....kalau kami malu maka engkaupun akan malu.."
Dalam pada itu Loo Liang-jan telah menyusul datang
dengan suara keras ia berteriak: "Lam-kong sauya. apakah
didalamnya berisikan makanan yang lezat??"
"Hmmm sedikitpun tidak salah memang ada makanan
enak, cepat kempit dibawah ketiak dan kita menuju kekota"
Begitu mendengar ada makanan enak. Loo Liang-jan
segera berseru dengan keras "Sau-ya kalau mau makan mari
kita makan disini saja kenapa musti pergi kekota??"
"Tolol, kecuali makan nasi rupanya kau tak akan tahu
urusan lain ??" bentak Lam-kong Pak dengan gusar.
"Sau-ya, engkau jangan menyalahkan diriku, selama
beberapa hari ini aku selalu tersiksa karena kekurangan
makanan-..."
Tiba-tiba Loo Liang jan menjerit keras dan membuang
manusia tembaga itu keatas tanah lalu loncat mundur tiga
langkah kebelakang teriaknya:
"Sau-ya bukankah engkau bilang isinya makanan enak.
kenapa bisa menggigit orang?"
"Loo Liang-jen." terdengar cu Li Yap membentak keras
"kalau engkau berani bicara tak genah lagi jangan salahkan
kalau aku tak akan mengampuni dirimu lagi" Loo Liang-jan
tertegun kemudian serunya.
"oooh.....rupanya nona yang bersembunyi didalam,
harap engkau jangan marah, tadi... heeh...heeehh.... aku
masih mengira makanan yang enak ....."
Begitulah dengan Loo Liang-jan yang mengempit
manusia tembaga itu berangkatlah Lam-kong Pak menuju
kesebuah kota keCii menurut maksud sianak muda itu
mereka Cari pakaian dulu dan mempersilahkan dua orang
gadis itu berpakaian kemudian baru besantap.
Kebetulan pada saat itu cu Li Yap pun sedang berkata:
"Engkoh Pak belikan dulu dua pakaian wanita,
kemudian dari rumah penginapan untuk berpakaian lebih
dahulu setelah itu baru urus pekerjaan lain ..."
"Engkau sudah menyiksa aku sampai hidup merana ini
haripun aku akan suruh kalian rasakan siksaan yang paling
bernilai"
Buru2 jerit Pek-li Hiang serta cu Li Yap dengan suara
keras, " Engkau jahat sekali kami tak akan mengampuni
dirimu".
"Mau mengampuni atau tidak itu toh urusan dikemudian
hari, sekarang kalau kau merasa punya kepandaian silahkan
dikeluarkan aku ingin lihat apakah kalian berani muncul
dari dalam pakaian tembaga untuk memamerkan pantat-
pantat kalian yang mungil itU?".
"Duuuk Duuuk Duuuk" dua orang gadis menggedor-
gedor kain tembaga namun Lam-kong Pak sama sekali
tidak menggubris mereka, disebuah toko pakaian ia
membeli dua perangkat pakaian nenek-nenek kemudian
menuju kesebuah rumah makan-
"Siau-ya, manusia tembaga ini diletakkan dimana ??"
terdengar Loo Liang-jen bertanya.
"Letakkan saja dibawah meja "
setelah meletakkan manusia tembaga itu dibawah meja,
Loo Liang-jan berteriak keras: "Hey pelayan,...pelayan...."
Pelayan rumah makan itu segera lari menghampiri
dengan ketakutan, dari bentuk badan Loo Liang-jan yang
mengerikan serta gerak gerik kedua orang itu yang aneh,
rupanya sang pelayan sudah tahu bahwa mereka bukan
manusia sembarangan.
"Toa-ya....aku sudah datang " serunya dengan gelagapan.
Loo Liang-jan melengak sejenak kemadian serunya:
"Keparat engkau berani menghina aku?"
"Hamba mana berani menghina toa-ya. harap engkau
jangan marah....Toa-ya. mau pesan apa ??"
"Bawa kemari daftar makanannya .. .."
Buru-buru pelayan berikan daftar makanan itu kepada
Loo Liang-jan- setelah memandang daftar itu sebentar ia
serahkan ketangan Lam-kong Pak. sebab ia tak dapat
membaca, ujarnya:
"Sau-ya silahkan engkau saja yang milih sayur" Lam-
kong Pak tertegun.
"Loo-toa, setiap kali masuk kerumah makan, engkau
tentu berteriak lapar dan pasti pesan beberapa puluh bak-
pao untuk cuci mulut lebih dahulu, ini hari mengapa
sikapmu berubah??"
"oooh .. Sau-ya. aku sudah belajar tindak sopan, apa lagi
setelah bergaul dengan Sau-ya aku merasa bahwa banyak
makan sebenarnya sama sekali tidak berarti, lebih baik
makan hidangan lezat saja sambil perlahan-lahan
mencicipinya, dengan begitu terasa kenikmatannya
....bukan begitu ??"
"Kalau begitu. engkau saja yang pesan sayur "
Loo Liang jan menerima kembali daftar makanan itu dan
diserahkan ketangan sang pelayan- katanya:
"coba aku saja yang membaCa daftar makanan itu"
"Meletus tiga macam. mendayung air di Tong-teng, satu
bebek dimakan tiga, putar-putar kayun....."
"Apa yang disebut putar-putar kayun??" sela Loo Liang-
jan tercengang.
"Putar-putar kayun adalah usus yang dimasak saus....."
"Baiklah. kalau begitu buatkan empat macam sayur itu
ditambah lima kati arak wangi, seratus lima puluh biji
lumpiyah. delapan mangkok bakmi kuah serta semangkok
besar kuah bak-so......"
Pelayan itu tertegun dalam hati pikirnya,
"Gentong nasi orang ini.. masa pesan sayur begitu
banyak?? gila benar orang ini...."
Sementara itu Lam-kong Pak sudah berkata,
"Loo-tua engkau dapat empat macam sayur itu
menandakan bahwa engkau sudab mendapat kemajuan
rupanya sudah banyak yang kau pelajari ini hari kita harus
baik-baik bersantap sampai kenyang"
"Bagaimana dengan kedua orang gadis itu........"
"Mereka sedang beristirahat dibawah, bagaimanapun
makan atau tidak makan tak jadi soal buat mereka....."
Ucapan tadi membuat mendongkol dua orang gadis itu,
mata mereka langsung melotot besar namun tak sepatah
katapun dapat diucapkan.
Tidak lama kemudian, sayur dan arak telah dihidangkan
dua orang itu segera menyikat semua makanan itu dengan
lahapnya bahkan Lam-kong Pak tiada hentinya memuji "Eh
mm, lezat sekali sayur ini.,.. arak wangi rupanya"
ia sengaja hendak menggoda gadis-gadis itu.
Menunggu santapan telah habis dan Lam-kong Pak telah
membayar rekening, ia jadi kaget ketika diketahuinya
manusia tembaga dibawah meja itu lenyap tak berbekas,
bahkan pakaiannya yang baru saja dibelipun lenyap tak
berbekas.
Dikolong langit dewasa ini hanya percuri sakti Pek-li
Gong seorang memiliki ilmu pencuri lihay itu tak mungkin
ia bergurau dengan dirinya, lalu siapakah yang telah
mencuri manusia tembaga itu tanpa diketahui oleh mereka
berdua??
Sekarang Lam-kong pak baru menyesal, seandainya tadi
ia mendengarkan perkataan gadis itu dan membiarkan
mereka tukar pakaian lebih dahulu maka takkan terjadi
peristiwa semacam itu
"cepat kejar" bentak Lam-kong Pak dengan keras,
mereka berdua segera mengejar keluar dari rumah makan
itu dan menuju keluar kota.
Tapi empat penjuru sunyi senyap. kemanakah ia harus
melakukan pengejaran?? ketimur, barat, utara atau selatan?
pencarian semacam ini ibaratnya mencari jarum didalam
samudra.
Lam-kong pakjadi amat gelisah, tiba-tiba ia temukan
pada punggung Loo Liang-jan tertempel secarik kertas
ketika kertas itu diambil maka terbacalah diatas kertas itu
bertulisan beberapa huruf:
"Untuk mencari orang yang sedang kau cari,
berangkatlah kekuil Shia-hong-blo diutara kota tertanda.
kakek bersedih hati"
Sekali lagi Lam-kong pak merasa terperanjat, ia berseru
tertahan dan gumamnya seorang diri.
"Kakek bersedih hati ?? apakah benar dikolong langit
terdapat seorang manusia bernama kakek bersedih hati ??"
Dengan suara dalam ia segera berseru:
"Ayoh berangkat, kita tengok kekuil shia-hong-blo
diutara kota "
Jarak dari situ diutara kota terpaut lima enam belas li
jauhnya ketika mereka tiba di luar kuil itu masih setengah li,
terdengarlah suara bentakan keras bergema memecahkan
kesunyian.
Lam-kong Pakjadi amat terperanjat. sekuat tenaga ia
berkelebat maju kedepan pada jarak dua puluh tombak dari
kuil itu ia menerobos naik keatas tembok pekarangan-
Ketika ia melongok kebawah hatinya kontan tercekat,
ternyata Sun Han siang, siang Hong Ti. Pek-li Gong ayah
dan anak. cu Li Yap serta sepasang manusia jelek dari Hay-
thian telah terluka parah semua hanya tiga orang manusia
tembaga masih melangsungkan pertarungannya melawan
orang-orang dari perkumpulan Liok Mao Pang.
Pihak lawan dipimpin oleh kakek ombak menggulung,
dengan senjata payung sengkala ditangan ia nampak begitu
tangguh sehingga kendatipun harus menahan serangan
gabungan dari dua orang manusia tembaga, akan tetapi ia
masih tetap duduk diatas angin-
Sedangkan manusia tembaga yang lain melayani
kerubutan dari "Ngo-hoa-bak daging lima warna oei Hun.
Hek teng toi-hun lampu hitam pengejar nyawa Leng ciang
ciu, HanBu Siang setan gantung hidup Gou Jit serta Pat-pit
Lui-kong dewa geledek berlengan delapan Si-put-siu jelas
sekali manusia tembaga itu terdesak dibawah angin-
Lam-kong pak membentak keras, dengan cepat ia
menerjang kearah kakek ombak menggulung sambil
melancarkan sebuah pukulan dengan ilmu sakti payung
sengkala.
"Blaaam. ." sepasang telapak saling membentur dengan
payung sengkala menimbulkan ledakan yang amat dahsyat.
Lam-kong Pak segera merasakan darah panas dalam rongga
dadanya bergolak kencang. bahwa cahaya merah yang
memancar keluar dari atas payung itu amat menyilaukan
matanya dengan cepat pemuda itu tergetar mundur kembali
sejauh tiga langkah lebar kearah belakang.
Dalam pada itu Loo Liang-jen telah menyusul datang.
sambil membentak keras dia hajar tubuh setan gantung
hidup Gou Jit sehingga terpental sejauh lima langkah lebih
dari tempat semula.
Kakek ombak menggulung menyeringai seram ejeknya
sambil tertawa sinis:
"Keparat cilik. rupanya dikolong langit hanya engkau
yang mampu melayani aku untuk bergebrak sebanyak
beberapa jurus. Hehhmm....hehbmm.....akan kukirim
engkau untuk melakukan perjalanan lebih dahulu. ..."
Belum habis dia berkata cahaya merah memancar keluar
dari balik senjata payung Sengkala itu, hawa tekanan yang
maha dahsyat seketika mengurung sekujur tubuhnya.
Lam-kong Pak tahu bahwa tekanan yang maha dahsyat
itu adalah hasil dari hawa murninya yang disalurkan
kedalam senjata payung itu, tentu saja akibatnya luar biasa.
Begitu ingatan berkelebat dalam benaknya sekilas cahaya
putih memancar keluar dari atas ubun2nya. ternyata bayi
sakti hawa murninya telah muncul dari dalam selangkangan
dan menyongsong datangnya serangan maut itu.

"BLAAAM ...." ledakan dahsyat menggeletar diseluruh


udara, sebagian besar bangunan kuil itu roboh jadi puing2
yang berserakan, desingan angin puyuh melanda seluruh
permukaan bumi membuat keadaan tersebut benar2
mengerikan sekali.
Pertarungan semacam ini boleh dikata merupakan suatu
pertarungan yang sadis sekali, Kakek ombak menggulung
telah mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya
ditambah ia membawa payung sengkala, bisa dibayangkan
kekuatan badannya sukar dilukiskan dengn
kata2.Sebaliknya bayi sakti milik Lam-kong Pak baru saja
terwujud dan ketangguhannya belum matang, setelah
termakan oleh getaran hawa khiekang yang maha dahsyat
itu, hampir saja bayi sakti tadi buyar jadi beberapa bagian-
...untung dengan cepat bayi sakti tadi menyusup kembali
kedalam selangkangan kendati begitu tubuh pemuda tesebut
mencelat sejauh satu tombak lebih dari tempat semula dan
jatuh tak sadarkan diri.
Kakek ombak menggulung sendiripun menderita
kerugian besar ia muntah darah segar tapi payung mautnya
masih sempat menyapu kembali kearah
samping......Bruuuk^ ditengah benturan keras pakaian
tembaga dari ke dua orang manusia tembaga itu hancur ber-
keping2 dan merekapun roboh tak sadarkan diri.
Dipihak lain Loo Liang-jen serta manusia tembaga yang
bekerja sama melayani empat tokoh sakti dari perkumpulan
Liok-mao-pang berlangSung seimbang tetapi kakek ombak
menggulung sudah kalap ia bermaksud membasmi segenap
jago kalangan putih yang hadir ditempat itu, sambil
menahan luka parah dalam isi perutnya ia terjun kembali
kedalam gelanggang.
"Blaaam.... blaaam..." dua benturan keras yang
menggeletar diangkasa membuat Loo Liang-jan serta
manusia tembaga itu roboh terjengkang diatas tanah dan
tidak bangun lagi.
Sedangkan kakek ombak menggulung sendiri keadaanya
sudah bagaikan lampu tak berminyak dengan badan
sempoyongan ia memperdengarkan suara tertawanya yang
menyeramkan
Halaman depan kuil Shia-hong-bio tidak terlalu luas
sekarang setelah dipenuhi oleh jago-jago lihay yang
menggeletak diatas tanah, hampir saja tiada tempat untuk
menancapkan kakinya lagi, kakek ombak menggulung
segera membentak keras dan membawa empat orang jago
lihaynya kabur dari kuil tersebut.
Suasana sekitar kuil itupun pulih kembali daam
kesunyian dan keheningan, diatas tanah banyak
menggeletak tubuh-tubuh manusia yang sama sekali tak
berKutik. Tiba-tiba, sesosok bayangan manusia berkelebat
lewat dengan pandangan yang tajam ia menyapu sekejap
kearah tubuh manusia yang bergelimpangan diatas tanah
nampa kjelas orang itu amat terkejut,
orang itu adalah seorang manusia aneh baju merah
dengan pandangan yang seksama ia memeriksa semua
orang yang menggeletak disana, akhirnya ia berhenti disisi
tubuh Sun Han Siang dan memperdengar helaan napas
panjang.,^.
Perlahan-lahan ia membalik tubuh Sun Han siang
sehingga menghadap keatas nampaklah air mukanya pucat
pias bagaikan mayat sedang matanya terpejam rapat,
namun kecantikannya masih tertera nyata.
Lama sekali manusia aneh baju merah itu berdiri
tertegun disana, akhirnya ia bergumam seorang diri,
"Sun Han Siang kau ...kau memang terlalu menarik
sekali sampai detik ini juga aku tetap tak dapat
menyalahkan dirimu, kalian sepasang suami isteri memang
merupakan pasangan yang paling cocok... Aaa aku keliru. .
. cu Hong Hong pun keliru. tapi siapa yang bisa
disalahKan?? akan tetapi aku tak akan melepaskan Lam-
kong Liu"
Kembali ia menghela napas panjang, lalu sambungnya:
"Pejamkanlah matamu kematianmu Cukup berharga
sebab pada akhirnya engkau telah mendapatkan Cinta yang
sejati serta akhir yang tenang, Lam-kong Liu memang
pantas kau Cintai. tetapi aku harus membinasakan
dirinya...."
Tiba-tiba, kembali terengar desiran angin berhembus
lewat dari luar kuil, manusia aneh baju merah itu segera
menyembunyikan diri kebalik reruntuhan kuil.
Tidak lama kemudian muncul sesosok bayangan hitam
ditengah halaman kuil sambil menyapu sekejap tubuh-
tubuh yang terkapar ditanah ia menyeringai seram katanya:
" Heehh...heeehh....heeehh... akhirnya kalian pun
mengalami nasib seperti ini rupanya Thian memang belum
buta matanya...I Hmmm ...IHmmm... untuk melampiaskan
rasa dendam dalam hati serta rasa benci yang sudah
merasuk ketulang sumsum aku akan ...."
la tidak melanjutkan kata- katanya tapi mengangkat
Cakar mautnya dan dikebas-kebaskan diudara menyatakan
betapa gusar dan tekadnya yang meluap-luap....
Dengan pandangan yang tajam ia memeriksa setiap
tubuh yang menggeletak diatas tanah dan akhirnya tiba
disisi tubuh cu Li Yap serta Pek-li Hiang.
Tetapi karena kedua orang gadis itu mengenakan
pakaian nenek-nenek dan terlalu longgar lagi mereka
ditambah pula tubuhnya menghadap kebawah maka raut
wajah mereka tidak nampak jelas.
Makhluk aneh itu nampak tertegun lalu bergumam
seorang diri:
"Rupanya dua orang bocah perempuan itu tak berada
disini, aaai...:.dendam berdarah ini terpaksa harus dituntut
balas pada lain kesempatan."
Maka ia segera berjalan mendekati Sun- Han siang,
setelah mengawasi raut wajah serta tubuhnya, sambil
menggertak gigi ia berseru:
"Sun Han Siang, putramu yang telah menyiksa aku jadi
begini rupa, putramu yang membuat ku cacad. aku hendak
menyiksa dirimu.. agar setelah matipun kau tak akan tenang
didalam baka...."
Bicara sampai disitu, sorot matanya menyapu sekejap
kearah tubuh Sun Han Siang terutama bagian payudara
serta alat vital bagian bawahnya. setelah itu ia perdengarkan
gelaK tertawanya yang amat cabul.
Perlahan-lahan ia berjalan mendekati tiga orang manusia
tembaga itu, ditemuinya pakaian tembaga yang mereka
kenakan telah bancur berkeping-keping, yang tersisa tinggal
bagian-bagian yang menutupi raut wajahnya belaka.
Darah berceceran diatas tanah. keadaan mengerikan
sekali, namun mahluk aneh itu sama sekali tidak
memperhatikan, ia bongkokan dadanya mencengkeram
salah seorang diantara manusia tembaga itu sambil
gumamnya seorang diri^ "Akan kulihat siapakah
sebenarnya mereka- mereka itu?"
Tetapi ketika tangannya yang berbulu itu bampir
menempel diatas wajah manusia tembaga tadi tiba-tiba ia
menarik kembali tangannya sambil bergumam kembali:
"Aaah... lebih baik nanti saja untuk sementara waktu tak
usah kulihat dulu siapakah ketiga orang manusia tembaga
ini, toh aku hendak memperkosa mayat dari Sun Han
Siang.... andaikata salah satu diantaranya adalah Lam-kong
Liu, bukankah aku....."
la segera tinggalkan manusia tembaga itu dan kembali
kesisi Sun Han Siang sambil katanya:
"Aaah... sekarang aku baru tahu bahwa dahulu kau
bersikap baik kepadaku karena engkau hendak
menggunakan tenagaku untuk memperkokoh serta
memperkuat kedudukanmu sebagai pemilik pegadaian Bu-
lim rupanya semua sikap baikmu itu hanya palsu..-.. setelah
bertemu dengan Lam-kong Pak engkau segera menyuruh
putramu untuk mencelakai aku membuat wajahku rusak
dan hancur sama sekali, membuat aku ingin hidup tak bisa
ingin matipun tak dapat....."
la tertawa seram setelah berhenti sebentar lanjutnya:
"Aku tak dapat melukiskan betapa sakit hati dan
dendamnya aku terhadap kalian semua. aku telah
bersumpah akan merusak kehormatanmu serta beberapa
orang gadis itu kemudian memusnahkan kalian dari muka
bumi.... heehh. . heeeh^... meskipun engkau sudah mati
ditangan anggota perkumpulan kami tapi kematianmu ini
masih belum dapat menebus dosa serta kesalahan yang
pernah kau lakukan terhadap diriku. aku hendak
menggagahi mayatmu. menodai tubuhmu agar setelah
menjadi setanpun engkau tak dapat mempertahankan
kebersihanmu. . . ."
Bicara sampai disini, ia segera membopong tubuh Sun
Han siang dan menuju ke ruang kuil.
"Berhenti" tiba-tiba bentakan keras berkumandang
memecahkan kesunyian yang mencekam seluruh jagad.
Mengikuti menggemanya suara bentakan itu terlihatlah
perempuan naga pengasingan cu Hong Hong melayang
masuk kedalam kuil, kembali bentaknya dengan suara
dalam: "Makhluk jelek. siapa yang kau bopong itu??"
Mengetahui orang yang datang itu adalah cu Hong
Hong, legalah hati Suma Ing sebab ia tidak pandang sebelah
matapun terhadap perempuan tersebut, sambil tertawa
seram jawabnya: "Siapa lagi? heehh...heebhh...heehhh ..dia
adalah Sun Han Siang .,.."
cu Hong Hong tertegun kemudian tegurnya: Apa yang
bendak kau lakukan ?"
"HaahIH...haaahh... haaahhh.. . engkau ingin lihat apa
yang hendak kulakukan terhadap dirinya ?" ejek Suma ing
sambil perdengarkan gelak tertawanya yang cabul.
cu Hong Hong bukan seorang perempuan ingusan yang
bodoh, dari nada ucapan itu segera diketahui olehnya apa
yang hendak dilakukan pemuda itu, sekujur badannya
gemetar keras dengan wajah berubah sangat hebat
bentaknya keras- keras: "Apakah engkau hendak...."
"heehh...heeehh...heehh, meskipun kata-katamu
selanjutnya belum kau lanjutkan tetapi aku sudah tahu apa
yang hendak kau ucapkan sedikitpun tidak salah akan
kusuruh dia mati tidak meram karena penasaran.. ..akan
kusuruh dia menjadi setan penasaran"
Sebenarnya perempuan Naga pengasingan cu Hong
Hong menaruh rasa benci yang amat sangat terhadap Sun
Han Siang ia selalu tak dapat memaafkan perempuan itu,
sebab Sun Han Siang Pernah mendorong tubuhnya hingga
terperangkap dalam lambung naga dan menderita selama
belasan tahun lamanya, tetapi alasan yang terpenting bukan
demikian, alasan yang terutama adalah karena ia tak dapat
melupakan Lam-kong Liu.
Inilah yang dikatakan orang dendam karena cinta
kadangkala jauh lebih mendalam dari pada dendam pribadi,
hanya dendam akibat Cintalah yang bisa membuat orang
jadi lupa segala-galanya.
Kita mendengar perkataan dari Suma Ing barusan,
Perempuan tersebut merasa girang sekali, jadi ingatan tadi
hanya berkelebat sebentar saja dalam benaknya, sebab
bagaimana juga dia bukan seorang manusia berhati jahat.
akibat cinta butalah selama beberapa tahun belakangan ini
wataknva berubah jadi buruk, kendatipun begitu sebagai
seorang perempuan ia tak sudi menyaksikan terjadinya
peristiwa brutal semacam itu.
"Bukankah engkau adalah Suma ing??" bentak cu Hong
Hong dengan suara keras.
"Sedikitpun tidak salah aku adalah Suma Ing engkau
mau apa ?"
"Kalau tingkah laku dan perbuatan seorang manusia
tidak sesuai dengan moral seorang manusia. dia adalah
seekor binatang yang tak berotak. Suma Ing terus terang
kuberitahukan kepadamu, sekalipun aku mempunyai
dendam sedalam lautan dengan Sun Han Siang dan aku
sangat mengharapkan Kematiannya dalam keadaan
mengerikan tetapi dengariah baik- baik selama aku cu Hong
Hong masih bisa bernapas tidak nanti aku perkenankan
engkau melakukan perbuatan brutal seperti binatang
maCam itu "
Suma Ing segera tertawa setan.
"Haahh...haaahh...haaahh cu Hong Hong, bukannya aku
orang she Suma sengaja bicara mengibul, terus terang saja
Kukatakan bahwa engkau masih bukan tandinganku."
serunya, "hmmm kalau engkau sampai terjatuh ketanganku
maka akan kupersembahkan tubuhmu buat guruku karena
dia orang tua paling gemar bermain cinta dengan wanita
setengah baya atau nenek tua "
Mendengar perkataan itu, cu Hong Hong segera teringat
kembali pengalamannya ketika terjatuh ketangan ombak
menggulung tempo hari dimana hampir saja tubuhnya dan
dirinya hampir saja ternoda, hawa amarahnya seketika
memuncak dalam benaknya, dengan suara keras ia
membentak:
"Bajingan anjing busuk serahkan nyawamu" bersamaan
dengan menggeletaknya suara bentakan tersebut dengan
sepenuh tenega ia lancarkan sebuah pukulan dengan jurus
ilmu sakti payung sengkala.
Suma Ing memindahkan tubuh Sun Hang Siang
ketangan kiri, sedang tangan kanannya yang berupa Cakar
berbulu yang amat besar dengan ancaman hawa pukulan
yang maha dahsyat menyongsong datangnya ancaman itu
"Blaaam" ditengah benturan keras yang menggeletar
diangkasa, tubuh cu Hong Hong tergentar mundur satu
langkah lebar kebelakang hal ini membuat hatinya amat
terperanjat.
Perempuan itu lebih rela dirinya menemui ajal ditangan
Suma Ing daripada membiarkan pemuda itu melakukan
penggagahan secara brutal terhadap sesama kaum wanita,
ia berteriak keras dan sekali lagi menubruk kedepan-
Sekali lagi Suma Ing mengerahkan segenap kekuatan
yang dimilikinya melakukan sapuan tajam kedepan. jeritan
ngeri yang menyayatkan hati segera bergema memecahkan
kesunyian, tubuh cu Hong Hong terpental sejauh satu
tombak lebih dari tempat semula dan roboh terkapar dikaki
tembok kuil, badannya menggeletak dan tak berkutik lagi.
suma Ing tertawa seram ejeknya:
"hmmn itu namanya mencari penyakit buat diri sendiri
sesudah kuselesaikan pekerjaanku akan kubawa pulang
dirimu kerumah dan persembahkan kepada suhu "
Habis berkata ia naik ketangga batu dan masuk kedalam
ruangan untuk melaksanakan perbuatan yang terkutuk itu.
Tiba-tiba.... gelak tertawa yang berat dan rendah
berkumandang keluar dari balik kuil bobrok tersebut, diikuti
berhembusnya segulung angin dingin yang membuat bulu
kuduk. pada bangun berdiri.
DENGAN hati terperanjat Suma Ing menghentikan
langkah kakinya, ia membentak dengan suara keras.
"Siapa yang bersembunyi didalam kuil? ayoh Cepat
gelindingkan keluar dari tempat persembunyianmu"
Sesosok bayangan hitam berkelebat lewat dari balik
kegelapan. sambil berdiri tegak dihadapan Suma Ing
serunya:
"Suma Ing. aku perintahkan engkau untuk segera
malepaskan Sun Han Siang dari pondonganmu, dengan
memandang diatas wajah Sun Han Siang aku bersedia
untuk mengampuni jiwamu"
Suma Ing tidak mengetahui sampai dimanakah
kelihayan dari manusia aneh baju merah ini, dia mengira
setelah dikolong langit dewasa ini tiga orang manusia
tembaga dan Lam-kong Pak saja bukan tandingan dari
kakek ombak menggulung, apalagi orang yang lain lebih tak
usah dikatakan lagi. Ia segera menengadah keatas dan
tertawa seram.
"Haaah...haaahh...haaah ..haaahh.... sungguh besar
bacot anjingmu itu kalau tidak kau ungkap tentang Sun Han
Siang mungkin keadaannya masih mendingan, sekarang
setelah kau mohonkan pelepasan baginya itu berarti engkau
punya hubungan pula dengan dirinya, baiklah akan siau-ya
kirim pula dirimu untuk pulang kesorga"
cakar berbulunya menyambar kedepan, diiringi desingan
angin pukulan ombak menggulung yang maha dahsyat
segera menekan kedada orang aneh baju merah itu.
Terdapat datangnya ancaman tersebut, orang aneh baju
merah itu sama sekali tidak berkutik, dengan telapaknya ia
menggulung kearah angin serangan lawan kemudian
menekan kedepan-.. "Blaaam" undakan batu itu seketika
tergetar sampai retak beberapa bagian, sementara Suma Ing
sendiripun terlempar jatuh dari tempat semula.
Kejadian ini sangat mengejutkan hati pemuda she-Suma
itu, untuk beberapa saat ia berdiri tertegun dengan hati tidak
puas, dia mengira dalam bentrokan barusan dirinya kurang
pusatkan pikiran sehingga digunakan kesempatan baik itu
oleh lawannya.
Sekali lagi dia membentak keras. dengan tenaga pukulan
sebesar sepuluh bagian sebuah serangan maut kembali
dilancarkan.
Seperti juga pada serangan yang pertama tadi, manusia
aneh baju merah itu masih tetap tidak menghindar ataupun
berkelit ia sambut datangnya ancaman tersebut dengan
keras lawan keras.
"Blaaam" kembali terjadi gempuran dahsyat yang
mengakibatkan sudut kuil gumpil sedikit. debu beterbangan
diangkasa dan asap berguguran keatas tanah. sekali lagi
Suma Ing terpukul mundur dua langkah lebar kebelakang,
membuat ia tertegun dan berdiri menjublak.
"Engkau masih belum puas?" tegur manusia aneh baju
merah itu dengan suara dingin.
Suma Ing tabu bahwa dia masih bukan tandingan
lawannya, tetapi diapun merasa tidak rela untuk
melepaskan Sun Han Siang dan pergi dengan tangan
kosong, biji matanya berputar mencari akaL. tiba2 dia
ambil keluar sebuah botol kecil kemudian tanpa
mengeluarkan sedikit suarapun mengguyurkan botol tadi
keatas badan orang aneh baju merah tadi.
Rupanya maausia aneh itu sudah mengetahul akan siasat
bUsUk lawannya, dengan cepat dia berkelebat menyingkir
lima langkah kesamping, bersamaan itu pula telapaknya
didorong kedepan melancarkan sebuah pukulan dahsyat.
Menghadapi keadaan yang begitu mendesak. terpaksa
Suma Ing mengendorkan tangannya dan melepaskan Sun
Han Siang dari bopongannya.
"Pyraaang ..." Air keras Sam-kui-ceng-swie menghantam
diatas dinding kuil dan mengepulkan segulung asap kuning.
"Sebenarnya siapa kah engkau?" bentak Suma Ing
dengan suara keras. Manusia aneh baju merah itu tertawa
dingin.
"HHeehh- heehh -heehh . . . dengan memandang
kedudukanmu yang rendah, engkau masih belum berhak
untuK mengetahui siapa kah diriku"
Suma Ing tidak mau tunjukkan kelemahannya. sekali lagi
dia melancarkan sebuah pukulan dengan sepenuh tenaga.
Kali ini manusia aneh baju merah benar2 sudah
dipengaruhi oleh hawa amarah, sepasang telapaknya segera
kembali mengirim satu pukulan dengan sejajar dada.
"Duuuk" jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang memecahkan kesunyian. tubuh Suma Ing
terpental sejauh satu tombak lebih dari tempat semula,
hampir saja ia roboh terjengkang keatas tanah.
Se-konyong2 gelak tertawa aneh berkumandang datang
dari kejauhan. Kakek ombak Menggulung muncul ditengah
halaman kuil dan berseru lantang:
"Dalam kolong langit dewasa ini hanya engkau seorang
yang pantas untuk beradu kekuatan dengan diriku. Mari . ,
.mari . . .sambutlah dahulu beberapa buah pukulan"
Dalam benturan yang terjadi belum lama berselang,
Suma Ing sama sekali tidak menderita luka. ia segera maju
kedepan dan memberi hormat kepada Kakek ombak
Menggulung. ujarnya:
"Suhu orang ini mempunyai tenaga dalam yang luar
biasa hebatnya, dia merupakan bibit bencana paling besar
buat kejayaan perkumpulan kita, orang semacam ini sudah
sepantasnya kalau segera dilenyapkan dari muka bumi"
Kakek ombak Menggulung tertawa seram-
"heehhh...heeehh,..heeehh ..bukannya aku sengaja
omong besar dan mengibul." katanya,
"dikolong langit dewasa ini belum ada orang yang
mampu menandingi kepandaian silatku. Kendatipun orang
baju merah ini hebat sekali, tetapi bila dibandingkan dengan
diriku maka keadaannya ibarat kunang2 dengan cahaya
rembulan"
"oooh.. .sudah tentu saja suhu lebih hebat" seru Suma
Ing sambil tertawa licik. "Tidak lama kemudian, bukankah
suhu akan diangkatjadi Bu-lim Bengcu yang menguasai
seluruh persilatan dikolong langit? siap lagi yang mampu
menghadapi engkau orang tua?"
Tanya jawab dua orang guru dan murid yang mengibul
setinggi langit ini dengan cepat menjengkelkan hati orang
berbaju merah itu, dengan hati mendongkol ia tertawa
dingin tiada hentinya.
Per-lahan2 Kakek ombak Menggulung mencabut keluar
senjata mustika payung sengkalanya dari dalam sakunya,
cahaya merah yang menyilaukan mata segera menyebar
keempat penjuru, tegurnya:
"Sebenarnya siapakah engkau??"
"Seumur hidup engkau tak mungkin dapat menduga"
Kakek ombak menggulung jadi gusar ia membentak
keras dan payung mustikanya segara dikembangkan
lebar2...."Blaaaam" cahaya merah darah yang amat
menyilaukan mata segera mengurung sekujur badan orang
aneh baju merah itu.
Sedangkan Suma Ing sendiripun telah melupakan
perkataan sendiri yang begitu tekebur dengan sepenuh
tenaga dia segera lancarkan pukulan maut untuk
mengerubuti orang baju merah itu.
Bisa dibayangkan berapa dahsyatnya tenaga gabungan
yang datang oleh dua orang jago lihay itu, walaupun
manusia aneh baju merah sangat lihay tetapi ia tak berani
menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras
lawan keras cepat2 badanya menyingkir tiga langkah
kesamping.
"Blaaaam" dentuman keras bergelegar di-angkasa,
dinding tembok kuil itu kena hajar sampai hancur dan
roboh berserakan di ataS tanah.
Manusia baju merah itu amat terparanjat namun kakek
ombak mengulung tidak sudi memberi kesempatan kepada
lawannya untuk ambil napas, sekali lagi ia menerjang
kedepan, denganpayung sengkala dia lancarkan sebuah
serangan.
pada saat yang hampir bersamaan Suma Ing
melancarkan pula serangan dengan menggunakan ilmu
sakti payung sengkala, arah yang diserang adalah bagian
batok kepala musuhnya membuat orang baju merah itu tak
mungkin bisa menghindarkan diri lagi.
Menghadapi keadaan yang amat kritis dan berbahaya itu.
tiada jalan lain bagi orang baju merah itu untuk manerima
datangnya ancaman . tubuhnya segera merendah kemudian
dengan sepenuh tenaga menyambut datangnya ancaman
dari payung sengkala, dua telapak itu diadu dengan keras
lawan keras.
"Blaaaaam .." dentuman keras kembali menggeletar
diangkasa diikuti dengusan berat memecahkan kesepian,
tubuh Suma Ing tergetar hingga mencelat sejauh satu
tombak lebih dari tempat semula dan roboh di sisi Lam-
kong Pak. sedang orang aneh baju merah itu sendiri tergetar
hingga mundur sejauh lima langkah dari kedudukan
semula.
Walaupun didalam bentrokan ini Kakek ombak
Menggulung berhasil menempati posisi atas angin. namun
tak urung hatinya merasa terperanjat juga . dalam hati ia
mengatahui, jika payung mustika itu tidak berada
ditangannya dan andaikata Suma Ing tidak membantu
dirinya. dia masih bukan tandingan dari orang aneh baju
merah itu.
Kakek ombak Menggulung tertawa seram dengan wajah
menyeringai selangkah demi selangkah ia maju mendekat
kedepan, sedangkan orang baju merah itu perlahan2
mundur terus kebelakang.
Suma Ing yang kena dibanting diatas tanah merasakan
kepalanya pusing tujuh kaliling dan matanya ber-kunang2.
namun isi perutnya sama sekali tidak terluka, ketika ia
membuka mata dan melihat Lam-kong Pak berbaring tepat
dihadapannya, timbullah napsu membunuh dalam benak
pemuda itu.
Ada dua alasan mengapa dia begitu membenci terhadap
Lam-kong Pak, pertama karena beberapa orang gadis cantik
itu terjatuh semua ketangannya, dan kedua Lam-kong Pak
telah merusak wajahnya sehingga hancur dan jeleknya luar
biasa.
Tetapi yang aneh. walaupun Lam-kong Pak masih tetap
menggeletak tak berkutik namun paras mukanya merah
bercahaya. sedikitpun tidak menunjukkan tanda bahwa dia
sudah mati.
Memandang paras muka lawannya yang begitu gagah
dan tampan, Suma Ing merasa semakin mendendam, niat
jahat muncul dalam benaknya, ia berpikir:
"Engkau telah membuat aku jadi sengsara dan hidup
menderita, sekarang akupun hendak merusak wajahmu
hingga hancur, jelek dan menyeramkan seperti setan,
nyawamu untuk sementara waktu tak akan kubereskan
dahulu, aku akan suruh engkau rasakan bagaimana
beratnya hidup dengan wajah yang porak poranda"
Karena punya pikiran begitu, maka diapun berbaring tak
berkutik diatas tanah, ditunggunya Lam-kong Pak sampai
mendusin dari pingsannya, apabila pemuda itu tunjukkan
gejala telah sadar maka dia akan segera turun tangan.
Dipihak lain, orang aneh baju merah itu sudah
bertempur kembali dengan Kakek ombak Menggulung, tiga
lima puluh gebrakan kemudian orang aneh baju merah itu
kembali sudah dipaksa berada dibawah angin- Karena
bagaimanapun juga payung sengkala adalah sebuah senjata
mustika yang sangat ampuh.
Setelah bayi hawa murninya tergetar sehingga mencelat
kembali kedalam tubuhnya, Lam-kong Pak jatuh tak
sadarkan diri namun jiwanya tidak melayang, karena itulah
ia sama sekali tidak mengetahui kalau Suma ing sudah
bersiap sedia mengagahi ibunya.
Disamping itu, dia merasakan hawa murni dalam
tubuhnya bergolak kencang dan se-akan2 hendak buyar,
karena itulah ia tak berani bicara maupun bergerak diam2
hawa murninya mulai diatur kembali.
Menanti Suma Ing sudab roboh terkapar disamping
tubuhnya, ia baru per-lahan2 membuka matanya, pada saat
itu hawa murninya sudah banyak yang telah pulih kembali.
ia yakni dengan kemampuannya masih mampu untuk
mengatasi Suma Ing.
Tetapi la tak tahu apa maksud dan tujuan Suma Ing ada
dihadapannya. ia ingin mengetahuinya lebih dahulu
kemudian baru mengambil keputusan apakah
membinasakan dirinya atau tidak.
Suma Ing sendiri dengan tenang dan sabar menanti terus
sebab dipihak lain Kakek ombak Menggulung telah berhasil
menduduki posisi diatas angin-
Kurang lebih seperminum teh lamanya sudah lewat.
tetapi Lam-kong Pak masih tetap berbaing diatas tanah
tanpa berkutik, bahkan senyuman tersungging diujung
bibirnya, Dalam hati Suma Ing mendengus dingin,
pikirnya:
"hmm sekarang gembiralah sampai puas....sebentar lagi
akan kubuat dirimu manusia tidak mirip manusia, setan
tidak mirip setan. ..."
Tiba2 cu Li- yap bangkit berdiri. dengan pakaiannya
yang longgarseperti nenek2 serta darah yang ternoda
tubuhnya, gadis itu tampak lucu dan menggelikan-
Dia menengoK kekiri kekanan, ketika menjumpai cu
Hong Hong menggeletak pula disampingnya ia segera
memburu kedepan. "lbu . .. ibu . . ." teriaknya, "Cepatlah
mendusin . . .?"
Suma Ing masih tetap tidak bergerak dari tempat semula,
sebab ia perCaya dengan keadaan cu Li-yap yang rapuh
pada saat ini, dalam sekali gebrakan saja dia sudah mampu
untuk merobohKannya-
Tiba2 dengan badan sempoyongan Pe-li Hiang juga
bangkit berdiri, Ketika sinar matanya yang jeli menemukan
Lam-kong Pak, terkapar disamping tubuhnya. Ia berseru
tertahan.
Rupanya gadis itu menemukan pula sesosok aneh
dengan tangan yang berbulu menggeletak pula disamping
Lam-kong pak, ia segera maju kedepan dan siap memayang
bangun pemuda tadi.
Pada saat itulah Suma Ing menyeringai dan tertawa
seram sambil mencengkeram kakinya, ia menghardik:
"hmm.... kali ini engkau akan lari kemana?"
Ketika kakinya kena ditangkap Pek li Hiang merasakan
hatinya tergetar keras, ia segera berteriak:
"Aku tahu engkau adalah Suma Ing, bangsat terkutuk
apa yang hendak kau lakukan?"
"Apa yang hendak kulakukan?? akan kugagahi dirimu
leoih dahulu kemudian baru di bunuh"
cu Li yap yang menyaksikan kejadian itu segera
menerjang datang untuk melancarkan serangan tetapi
Sebelum Serangannya Sempat dilancarkan lengan
kanannya sudah keburu kena ditangkap oleh tangan berbulu
dan Suma Ing. Pemuda itu segera tertawa seram serunya,
"heehhh,..heeehhh..,heehhh rupanya kalian sudah
memakai pakaian kedodoran dari nenek tua. Hmm kalau
tidak begitu, sedari tadi Siau-ya pasti sudah lalap kalian
seCara bergantian"
Terkesiap hati gadis-gadis tersebut mendengar perkataan
itu, mimpipun mereka tak pernah menyangka kalau dua stel
pakaian nenek yang dibeli Lam-kong pak dalam
mendongkolnya justru telah selamatkan mereka dari
bencana perkosaan, mungkin inilah yang dinamakan takdir.
Suma Ing turun tangan dengan keCepatan sebagai
sambaran kilat, setelah berhasil menotok roboh dua orang
gadis itu, serunya kembali tertawa seram
"heeehh.. heeehh ..heehh ... akan kuperiksa dahulu
orang-orang yang ini apakah sudah mati atau belum,
kemudian baru akan kuperankan sandiwara hidup untuk
kalian lihat"
Dua orang gadis muda itu menyangka bahwa Suma Ing
akan menggagahi tubuh mereka, karena takutnya wajah
mereka berdua. berubah hebat.
Namun pemuda She Suma itu tidak berbuat demikian-
sambil membopong tubuh Sun Han Siang serunya:
"Sudah kalian lihat? aku akan mengetahui dahulu
mayatnya..., agar dia mati dengan mata tidak meram"
Dua orang itu jadi amat terperanjat hingga matanya
terbelalak dan mulutnya melongo, mimpipun mereka tak
menyangka kalau perkataan itu diucapkan oleh seorang
manusia, karena bagaimanapun juga Sun Han Siang adalah
ibunya sekalipun bukan ibu kandungnya, tapi semenjak
kecil sudah dirawat olehnya.
Lam-kong Pak yang pura2 pingsan tak dapat menahan
hawa amarahnya lagi, sambil menggertakkan giginya,
tubuhnya meluncur kedepan sambil melepaskan serangan-
Suma Ing hanya merasakan pandangannya kabur dan
tahu2 jalan darah coan-sim-hiat dibawah ketiaknya sudah
kena dicengkeram oleh lawannya membuat ia kesakitan
hingga sekujur badanya gemeter keras.
Setelah jalan darahnya tertotok tadi Cu Li-yap berdua
mengira kali ini jiwa mereka tak dapat diselamatkan lagi,
kini menyaksikan kemunculan Lam-kong Pak bagaikan
malaikat yang turun dari kahyangan kedua orang segera
menghembuskan napas lega.
Dalam pada itu seorang manusia tembaga yang
menggeletak diatas tanah itu loncat bangun kemudian
sambil menggepit dua orang manusia tembaga lainnya
segera melayang tinggalkan tempat itu
Lam-kong Pak sendiri telah pusatkan semua
perhatiannya pada Suma Ing, karena gusar berCampur
mendongkol sepasang matanya telah berubah jadi merah
membara. dengan penuh kebencian teriaknya:
"Anjing yang tak tahu diri, akan kuhancur lumatkan
tubuhmu untuk melampiaskan rasa benci dan marahku
terhadap dirimu."
Waktu itu Cu Hong Hong telah bangkit pula dari atas
tanah. melihat Suma Ing sudah ditangkap oleh Lam-kong
Pak, ia jadi kegirangan, teriaknya:
"Bocah engkau harus selesaikan binatang itu sehingga tak
bisa berbuat jahat lagi di kolong langit, ketahuilah barusan
dia akan , . .."
"Boanpwee sudah tahu, harap cianpwee suka
membebaskan jalan darah dua orang gadis itu, kemudian
sadarkan pula orang-orang yang lain"
Mula pertama Cu Hong Hong membebaskan jalan darah
dari Cu Li yap lebih dahulu, sesudah saling berpelukan
mereka baru membebaskan jalan darah dari Pek li Hiang.
Setelah mendapatkan siksaan dan penghinaan, kedua
orang gadis itu menaruh penasaran yang amat membenci
terhadap Suma Ing. terdengar Cu Li- yap berseru:
"Enci Hiang, mari kita siksa dirinya agar ia tahu
bagaimanakah enaknya hidup menderita dikolong langit"
"Tentu saja harus disiksa."jawab Pek-li Hiang, "apakah
engkau mempunyai cara yang baik?"
"Coba lihatlah kelihayanku ini"
Gadis she-cu itu segera masuk kedalam kuil, mencari
segenggam hio dan dipasang, kemudian hio yang menyala
dan sedang terbakar itu ditusukan keatas dada Suma Ing...
^Ciiiiss...^ asapputih segera mengempul disertai bau daging
yang hangus.
Namun Suma Ing tidak mendengus. ia tetap menggertak
gigi menahan siksaan tersebut.
"Adik Yap" sela Pek li Hiang dengan cepat, "caramu itu
memang bagus sekali, sekarang coba lihatlah kelihayanku"
Ia terima hio itu kemadian ditusukkan kebawah perut
diantara selangkangan pemuda itu.
"Ciiis..." kembali tercium bau hangus daging yang
terbakar, kali ini Suma ing tak dapat menahan diri lagi, ia
menjerit kesakitan.
Haruslah diketahui alat kelamin adalah bagian tubuh
yang paling lemah,jangan dibilang dibakar dengan api,
dibetot keras2-pun sudah sakitnya luar biasa, dapat
dibayangkan betapa sakitnya kalau benda itu ditusuk
dengan hio yang menyala. Cu Li- yap tertawa cekikikan.
serunya:
"Enci Hiang, engkau memang hebat sekali, bagian itu
memang harus dibakar sampai hangus sering kali dia
menggagahi dan menodai kaum wanita. memang
sepantasnya kalau kita bakar anunya ..."
Sementara itu ketika Lam-kong Pak melihat orang aneh
baju merah itu sudah terdesak dibawah angin, ia segera
menotok jalan darah Suma Ing dan menerjang maju ke
depan-sebuab pukulan dahsyat dilepaskan-
Kakek ombak Menggulung sendiri yang sudah berempur
setengah harian lamanya melawan orang baju merah itu.
meskipun dengan andalkan payung sengkala ia berhasil
merebut posisi diatas angin. tetapi itupun dilakukan dengan
susah payah.
Seketika Lam-kong pak menyerang dengan tenaga
sebesar delapan bagian, dalam suatu bentrokan yang sangat
keras, tubuh Kakek ombak menggulung seketika terpental
sejauh dua langkah lebar kebelakang,
Dalam pada itu Sun Han Siang, Loo Liang-jan- Siang
Hong Ti, Pek-li Gong dan sepasang manusia jelek dari Ha
y-thian telah mendusin semua dari pingsannya.
Melihat gelagat tidak menguntungkan Kakek ombak
menggulung jadi terperanjat, kendatipun ia punya payung
sengkala namun tak mungkin baginya untuk sekaligus
menghadapi belasan orang jago lihay secara berbareng. apa
lagi cukup orang baju merah dan Lam-kong Pak pun sudah
bikin pusing kepalanya.
= =000000000= =
IA BERSUIT nyaring. payung sengkalanya
direntangKan lebar2. .Bluuumm tiba2 bayangannya
meluncur lima enam puluh tombak ke angkasa, melayang
ikuti hembusan angin dan sekejap kemudian sudah
lenyapkan diri. . . .
pandangan mata kawanan jago persilatan yang hadir
ditengah kalangan jadi terperanjat, setelah melihat
kemampuan payung sakti itu mereka semakin menyadari
bahwa siapa pun yang berhasil mendapatkan payung
sengkala berarti itu juga orang yang tanpa tandingan
dikolong langit.
"Siapa engkau?" terdengar Lam-kong Pak menegur
manusia baju merah itu dengan suara lantang.
Manusia aneh baju merah itu tidak mengucapkan
sepatah katapun dengan mulut membungkam ia loncat
keudara dan berlalu dari situ.
Andaikata Lam-kong Pak sadar lebih pagian dan bisa
mendengar suara gumamam dari orang baju merah itu,
mungkin ia bisa menduga siapakah orang baju merah itu,
namun ada satu yang paSti yakni orang itu bukan lain
adalah penyaruan dari ketua perkumpulan Liok- mao-pang
.
Dipihak lain Cu Li- yap dan Pek li Hiang tiada hentinya
membakar tubuh Suma Ing. jetitan-jeritan ngeri yang
menyayatkan hati bergema tiada hentinya memecahkan
kesunyian, namun tak seorang manusiapun yang buka
suara untuk menghalangi perbuatan mereka.
Asap hijau mengepul dari seluruh tubuh Suma Ing, bau
daging hangus amat menusuk penciuman. kawanan japo
dari kalangan putih yang menyaksikan penyiksaan itu
hanya geleng kepala sambil menghela napas, karena
pemuda itu terlalu jahat bahkan melebihi tingkah laku
binatang, maka walaupun mereka tidak tega, tak
seorangpUn yang mencegah.
"Pleetaak... pieetaak..," bUnyi gemerutuk menggema
tiada hentinya, seperti babi hendak disembelih Suma Ing
menjerit-jerit karena kesakitan. suaranya amat memilukan
hati. Tiba-tiba Sun Han Siang. membentak dengan suara
dalam: "Tahan"
Cu Hong Hong segera tertawa dingin. ejeknya,
"Kenapa? perasaan halus wanita mu sudah tergetar dan
ingin melepaskan dirinya lagi?"
Sun Han Siang menghela napas panjang. "Aaai... Aku
tidak menghalangi kalian, jika kamu semua hendak
membereskan jiwanya. sebab bagaimana pun juga ia
memang jahat, tapi aku minta berilah penyelesaian secara
cepat. janganlah disiksa lagi...."
"heeehhh...heeehh...heeehhh... Perempuan rendah,
sudah sembuh dari koreng lantas melupakan sakitnya" seru
Cu Hong Hong, sambil tertawa seram, "bajingan cilik ini
sudah tak tertolong lagi, moralnya sudah terlalu bejad...
melepaskan dia sama artinya mencari kesulitan buat diri
sendiri....Tahukah engkau apa yang hendak dilakukan
olehnya atas dirimu?"
Sun Han siang menggeleng.
"Aku tahu ia tak dapat memaafkan diriku adalah karena
anak Pak..."
"Ciss... enak benar kalau bicara." terlak Cu Hong Hong
sambil bertolak pinggang, "terus terang kuberitahukan
padamu, tadi ia mengira engkau sudah mati, ia telah
bersiap-siap untuk menggagahi mayatmu....mengerti?"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar air muka Sun
Han Siang berubah hebat, benar demi Lam-kong Liu
berulang kali telah mengampuni jiwa Suma Ing tapi dalam
kenyataan orang itu bukan saja tidak menyadari akan belas
kasihannya bahkan membuat lebih gila.
Mendengar ucapan itu saking mendongkol dan gusarnya
pandangan mata perempuan itu jadi gelap tubuhnya
sempoyongan dan hampir saja roboh terjungkal diatas
tanah.
"Bunuh saja" teriak Catatan mati hidup dengan suara
dingin,
"Benar bunuh saja" sambuag Wang we berhati hitam
dengan muka serius.
"Bunuh.-." semua orang menyatakan pendapatnya.
Suasana jadi ramai dengan para jago sama2 menunjukan
wajah penuh napsu membunuh terhadap pemuda she suma
itu.
Lam-kong Pak berjalan mendekati Sun Han Siang sambil
memayang tubuhnya sambil berkata:
"lbu, jangan gusar hingga merusak kesehatanmu, perduli
bagaimanapun juga engkau sudah cukup memperlihatkan
kebijaksanaanmu sebagai seorang perempuan, lain kali jika
bertemu dengan ayah, engkau mempunyai alasan yang
cukup kuat untuk bertanggung jawab atas terjadinya
peristiwa ini..."
Sun Han siang membungkam dalam seribu bahasa,
karena bagaimanapun juga ia tak tega menyaksikan
putranya yang dipelihara hingga dewasa ita menemui
ajalnya dihadapan mata sendiri.
Tetapi ketika teringat akan perkataan dari Cu Hong
Hong tadi, rasa malu dan gusar bercampur aduk. tanpa
terasa napsu membunuhpun berkobar dalam benaknya.
Sesudah sangsi beberapa saat, akhirnya dia mengambil
keputusan untuk membiarkan orang lain yang membunuh
pemuda itu, namun dia sendiri tak akan mengikuti sendiri
peristiwa tersebut,
Dengan suara berat dia lantas berkata:
"Kalau kalian ingin membinasakan dirinya. lakukanlah
dengan cepat sebab dia memang patut dijatuhi hukuman
mati. tetapi aku tetap merasa menyiksa badannya bukan
suatu tindakan yang terpuji..."
Cu Hong Hong yang mendengar perkataan itu tertawa
seram, serunya dengan lantangnya.
"Sun Han Siang sewaktu mengUcapkan kata-kata
tersebut apakah tidak melihat wajahmU jadi panas dan
memerah? coba pikirkanlah dengan baik-baik ketika engkau
jadi pemilik pegadaian Bu-lim tempo duu sudah barapa
ratus orang yang menemui ajalnya ditanganmu.. cctt cctt.
tak kusangka hari ini engkau malah menunjukan hati yang
saleh dan welas, terus terang kuberitahu padamu sekalipun
engkau tidak akan membinasakan dirinya aku tetap akan
membunuh dirinya siapa berani menghalangi niatku ini
maka atu akan mengadu jiwa dengan dirinya"
Perkataannya itu diucapkan dengan tegas dan bertenaga
sedikitpun tidak manutup,nutupi, membuat orang segera
dapat menangkap maksud hatinya,
Dalam kenyataan diantara para jago yang hadir dalam
gelanggang ketika itu kecuali Sun Hiang Siang seorang
boleh dibilang semua orang mengharapkan kematian dari
Suma Ing termasuk juga Lam-kong Pak sendiri.
Cu Hong Hong berjalan mendekati kesisi tubuh Suma
Ing, lalu bertanya:
"hey budak kalian setengah harian sudah Kalian
membakar tubuhnya, apakah masih ada bagian lain dari
badannya yang belum sempat dibakar?"
sekujur badan Sun Han Siang gemetar keras, meskipun
perkataan dari Cu Hong Hong itu amat sederhana dan
biasa, tetapi kedengarannya ganas dan telengas sekali.
Setelah hidup menjanda selama sebelas tahun lamanya,
sejak dahulu perempuan naga pengasingan sudah ingin
melampiaskan rasa mendongkolnya, dahulu ia selalu
berharap untuk melampiaskan diatas tubuh Sun Han Siang,
dan kini setelah ada Suma Ing maka semua rasa
dongkolnya disalurkan kearas tubuh pemuda itu, siapa
berani menghalangi niatnya berarti dialah musuh umum.
cu Li Yap berdua segera menjawab: "hampir seluruh
badannya telah terbakar hangus"
Bau hangus daging dan kulit manusia tersebar kesetiap
sudut kuil tersebut, Sikujur badan Suma Ing gemetar keras,
dari tenggorokannya memperdengarkan rintihan yang aneh.
"Sun Han Siang, coba lihatlah . , .."
"Kraaak . . ." lengan berbulu yang amat besar itu segera
patah jadi dua bagian, terusnya: "Lengan ini adalah lengan
seekor binatang. tidak termasuk miliknya, aku harus
mematahkan pula anggaota badan miliknya sendiri . , ."
Sambil berkata kembali ia cengkeram lengan kanan
Suma Ing. jelas perempuan itu bermaksud untuk
mematahkannya.
Andaikata lengan Suma Ing kena dipatahkan juga , itu
berarti kehidupan selanjutnya sudah habis, kendatipun
mendapat petunjuk suhu yang kenamaan pun tak ada
gunanya.
"Tunggu sebentar" seru Sun Han Siang dengan air mata
bercucuran. "Cu Hong Hong, selama hidup belum pernah
aku mohon kepada orang, kali ini aku akan memohonkan
pengampunan bagi binatang ini, aku harap engkau bersedia
untuk melepaskan dirinya, lain kali kalau dia sampai
terjatuh kembali ketanganmu, saat itulah terserah hukuman
apa yang hendak kau limpahkan terhadap dirinya"
Cu Hong Hong tertawa seram,
"Gampang benar perkataanmu itu, sejak binatang ini
menjadi anak murid kakek ombak menggulung, ilmu
silatnya telah memperoleh kemajuan yang amat pesat,
sampai-sampai akupun bukan tandingannya, kalau sampai
kulepaskan kembali dirinya maka dikemudian hari akan
susah untuk menguasai kembali. disamping itu keselamatan
diri beberapa orang gadis itupun sangat menguatirkan sekali
salah bertindak maka,..."
"Sesudah menderita kekalahan yang hebat pada saat ini,
ia tentu bisa bertobat dan merubah wataknya, aku mohon
kepada saudara sekalian sudilah kiranya untuk
mengampuni jiwanya untuk kali ini saja"
Cu Hong Hong segera berpaling kearah para jago lainnya
dan berseru dengan suara lantang,
"Saudara-saudara sekalian, siapa kah yang setuju
mengampuni jiwanya ??"
Pertanyaan itu diulangi sampai tiga kali namun tak
seorangpun yang buka suara, jelas kesalahan dan kejahatan
yang dilakukan Suma Ing sudah kelewat batas sehingga
amat menyakitkan hati orang lain, oleh sebab itu siapapun
tidak bersedia untuk menyelamatkan jiwanya.
Sun Han Siang mundur kebelakang dengan
sempoyongan, sambil menangis tersedu-sedu katanya:
"Aku sendiri pun ingin sekali membinasakan dirinya,
tetapi nasib ayahnya hingga sekarang masih belum
diketahui... aku, aku rasa sepantasnya kalau kejahatan yang
dia lakukan-.. . dihukum sendiri oleh ayahnya."
Lam-kong pak adalah seorang anak yang berbakti kepada
orang tuanya, rasa bencinya terhadap Suma Ing jauh lebih
mendalam kalau dibandingkan dengan siapapun juga ,
tetapi ia dapat memahami keadaan dari ibunya, dan
persoalan tersebut hanya dia seorang yang dapat
mengatasinya .
Namun untUk menyelesaikan Persoalan itu dia bakal
menyalahi Cu Hong Hong atau paling sedikit akan
menyakitkan hatinya, sedang para jago lainnya pun tentu
akan merasa tidak senang hati.
Tetapi setelah melihat kesedihan yang menyelimuti
wajah ibunya, pemuda itu segera mengambil keputusan.
laksana kilat ia menolak jalan darah Ji-pit-hiat ditubuh Cu
Hong Hong membuat perempuan itu tergetar mundur tiga
langkah kebelakang.
Lam-kong Pak segera melancarkan satu tendangan kilat
kedepan menghajar tubuh Suma Ing sehingga mencelat
keluar dari dinding halaman, serunya.
"Bajingan terkutuk kalau engkau masih juga tidak
bertobat, maka engkau malu hidup sebagai manusia ..."
"Blaaam . . ." benturan keras bergema diluar tembok
pekarangan- dengan hati gusar bercampur tertegun Cu
Hong Hong segera menyusul kedepan, tapi bayangan tubuh
Suma Ing sudah lenyap tak berbekas.
Rupanya dalam tendangannya tadi, Lam-kong Pak
dengan tepat telah menghajar jalan darahnya hingga
totokannya bebas, dalam keadaan demikian sudah tentu
Suma Ing melarikan diri sambil menahan sakit.
Ketika Cu Hong Hong melayang kembali kedalam
gelanggang, semua oraog segera mengetahui apa yang bakal
terjadi, tampaklah perempuan naga pengasingan bagaikan
setan yang meringis seram langsung menerjang ke arah
Lam-kong Pak.
Pemuda itu pejamkan matanya sekali tidak berkutik. Cu
Hong Hong langsung mencengkeram bahunya sambil
berseru: "Keparat cilik, engkau berani memusuhi diriku??"
"Boanpwee berbuat demikian hanya karena ingin
memenuhi harapan ibuku dan semua perbuatanku ini akan
kutanggung sendiri apa bila cianpwee masih tidak puas
silahkan bunuh saja diri boanpwee."
Cu Hong Hong jadi semakin gusar sehingga mencak2
teriaknya dengan wajah menyeringai seram:
"Bocah keparat engkau anggap aku tidak berani
membinasakan dirimu....??"
"Berani atau tidak adalah urusan dari cianpwee sendiri,
boanpwee melepaskan Suma Ing sama artinya melepaskan
musuh besarnya dari kalangan lurus, perbuatanku itu
memang berdosa dansalah besar, karena itu aku slap
menantikan hukuman mati bagi diriku"
"Keparat, apakah angkau akan tinggalkan pesan
terakhir??" teriak Cu Hong Hong dengan napsu membunuh
menyelimuti seluruh wajahnya. cu Li yap menjerit keras
sambil menubruk ibunya, dia berteriak:
"lbu engkau tak boleh membinasakan dirinya, kalau dia
sampai mati bagaimani dengan diriku??"
Pada saat ini Cu Hong Hong benar2 sudah diliputi hawa
gusar yang meluap-luap. dia kebaskan ujung bajunya
menggetar mundur putrinya sehingga terdorong tiga
langkah kebelakang dengan sempoyongan, kemudian
sahutnya dengan tajam:
"Setelah dia mati maka engkau akan kehilangan
kekasihmu, engkau akan tetap menjanda sepanjang hidup
seperti diriku, kalau engkau tak bersedia menjadi perawan
tua. cari saja pasangan yang lain"
Pek-li Hiang sadar bahwa perempuan itu sudah diliputi
oleh hawa napsu membunuh, ia pun berteriak keras:
"Bibi, sekalipun engkau tidak memikirkan bagi putrimu,
semestinya memikirkan bagi keponakan, sekalipun jalan
pikiran orang persilatan jauh lebih terbuka namun kitapun
tak mau membuat secara sembarangan-jikalau engkau
membinasakan dirinya maka keponakan pun akan mati
pula dihadapanmu"
Pada dasarnya cu Hong Hong adalah seorang
perempuan yang berwatak berangasan dan gampang gusar,
apalagi sekarang sering diliputi kemarahan, mendengar
ucapan Pek-li Hiang yang jelas merupakan ancaman itu, ia
jadi tak tahan- dengan lebih gusar teriaknya:
"Ayoh matilah akan kusaksikan dengan mata kepalaku
sendiri akan kematianmu itu, kemudian akan kusuruh Pek-
li Gong untuk mendirikan batu nisan bagimu"
Pek-li Hiang tertegun sedang semua jagopun mulai
menyadari bahwa persoalan telah berubah jadi serius. apa
yang diucapkan cu Hong Hong bisa benar2 dilakukan,
andaikata ia benar2 membinasakan Lam-kong Pak maka
pihak perkumpulan ombak menggulung tanpa turun tangan
sendiripun, para jago kalangan lurus akan saling bertempur
sendiri.
Selain itu, diantara jago2 kalangan putih yang ada saat
ini ilmu silat Lam-kong Pak yang paling lihay. dalam
upacara pembukaan perkumpulan ombak menggulung
nanti semua orang masih mengandalkan kekuatannya
untuk mengatasi pelbagai kesulitan, maka kehilangan
sianak muda itu berarti suatu kehilangan yang besar sekali.
Dengan langkah lebar Pek-li Gong segera maju kedepan,
wajahnya saat ini serius sekali, ujarnya dengan nada
sungguh2."cu Hong Hong, janganlah karena pengaruh
emosi maka engkau akan melakukan perbuatan yang akan
kausesali dikemudian hari, pepatah kuno bukankah pernah
mengatakan siapa yang bisa diampuni, ampunilah jiwanya
walaupun dosa dan kejahatan yang dilakulan Suma Ing
sudah terlalu besar dan tak bisa diampuni lagi tetapi
andaikata ia bisa bertobat dan merobah sikapnya itu
bukankah hal ini lebih baik dari pada membinasakan diri?
coba bayangkan seandainya kau bunuh Lam-kong Pak...."
"Kalau kubunuh dirinya lantas kenapa?" tukas cu Hong
Hong dengan nada amat gusar, "paling2 semua orang akan
mengadu jiwa dengan diriku"
"Dua lembar jiwa kalian masih belum memadahi untuk
ditukar oleh selembar jiwanya aku harap kau suka berpikir
tiga kali lebih dahulu sebelum bertindak"
"Bajingan tua Cukup dengan andalan perkataanmu itu
aku semakin berhasrat uatuk membinasakan dirinya kau
mau apa?^"
Diam2 Siang Hong Tie merasa gelisih juga , dengan
langkah lebar ia maju kedepan serunya:
"Enso Sian Yen bagaimana kalau engkau dengarkan
dahulu sepatah dua patah kataku?"
Siang Hong Tie amat serius dan menaruh hormat
terhadap dirinya, cu Hong Hong tidak tega untuk
menghadapinya dengan kasar, maka ia lantas berseru:
"Kalau ada perkataan, katakan saja dengan Cepat"
"Lam-kong Pak adalah seorang anak yang berbakti,
perbuatannya barusan tidak lebih hanya ingin mnghibur
hati ibunya belaka, tindakannya itu bakan berarti dia tidak
membenci terhadap Suma ing, terhadap dirimu sendiripun
dia menaruh rasa hormat dan berbakti, Cuma sayang kau
berada dalam keadaan gusar dan tak dapat meresapi
maksud baiknya itu. .."
Tertegun hati cu Hong Hong mendengar perkataan itu.
"Antara aku dengan dirinya toh tidak pernah tersangkut
hubungan apapun juga . kenapa dia musti menaruh rasa
berbakti terhadap diriku??"
"Engkau adalah bakal mertuanya, dan semua orang yang
hadir didalam kalangan mengetahui akan hal ini, masa
engkau tidak bersedia untuk mengakuinya??" cu Hong
Hong tertawa dingin tiada hentinya.
"Persoalan telah berubah jadi begini rupa, apa itu mertua
atau tidak...tadi engkau mengatakan bahwa dia menaruh
rasa bakti hormat dan kagum terhadap diriku. kapankah dia
..?"
Siang Hong Tie tersenyum, jawabnya:
"Tenaga dalam yang dimiliki Lam-kong Pak baru2 ini
telah memperoleh kemajuan yang sangat pesat, bicara yang
lebih tak aneh didengar lagi setiap orang yang hadir dalam
gelanggang pada saat ini sudah bukan tandingannya lagi,
tentu saja termasuk pula diri enso Sian yan, disamping itu
malindungi keselamatan sendiri adalah suatu kemampuan
yang dimiliki setiap manusia, perduli dalam keadaan
apapun semua orang pasti akan berusaha untuk selamatkan
diri sendiri lebih dahulu, tetapi Lam-kong Pak sendiri
setelah mendepak pergi Suma ing, ternyata ia pejamkan
mata menunggu hukuman darimu. bukankah itu berarti
bahwa sikapnya amat menghormati dirimu? rasa hormat
tersebut merupakan suatu ledakan perasaan yang muncul
akibat rasa baktinya kepadamu, karena engkau adalah bakal
ibu mertuanya, dia tidak ingin melihat ibunya bersedih hati
tetapi rasa tak tega pula melihat engkau kecewa karena
Suma ing telah dilepaskan. kerena itulah ia pasrah untuk
dijatuhi hukuman, ketulusan hatinya ini sangat
mengagUmkan, tapi sayang engkau tak dapat menerima
cinta kasihnya itu. bukankah kejadian ini patut
disayangkan?"
cu Hong Hong berdiri tertegun, kembali ia lirik sekejap
kearah Lam-kong Pak. dalam waktu yang singkat itulah ia
dapat merasakan bahwa pandangan putrinva sedikit pun
tidak salah. walaupun dikolong langit terdapat banyak
sekali pria, namun untuk menemukan seorang pria
semaCam Lam-kong pak boleh dibilang susah sekali.
Makin dilihat ia makin tertarik sehingga akhirnya
perempuan itu menghela napas dan berpikir:
"Aaai... sudahlah. memang terlalu sayang kalau bocah
itu dibinasakan . , ,"
Pek-li Gong tak mau melepaskan kesempatan baik ini. ia
segera berteriak keras:
"Eeei . . , kalian sudah melihat semua? ibu mertua
melihat sang menantu. makin dilihat makin tertarik. Haahh-
haahh haah...."
cu Hong Hong mencibirkan pipinya, sedang cu Li-yap
segera jatuhkan diri kedalam pelukan ibunya sambil
berseru^ "Oooh... ibu, engkau sangat baik"
Sun Han Siang pun merasa terharu, per-lahan2 ia maju
kehahadapan cu Hong Hong dan berkata:
"Enso, tempo hari siau-moay telah salah mengusik
dirimu, harap engkau suka memberi maaf biarlah siau-
moay memberi hormat kepadamu"
Sambil berkata ia segera menjura dalam2.
Meskipun cu Hong Hong telah mengampuni Lam-kong
Pak. akan tetapi ia tidak bersedia memaafkan Sun Han
Siang, perempuan itu segera mendengus dan melengos
kearah lain-"hmm tidak segampang itu..." serunya,
Dengan wajah tersipu Sun Han Siang berdiri menjublak
ditempat semula. Pek-li Gong yang melihat situasi tersebut
segera mengetahui bahwa rasa gusar cu Hong Hong sudah
mereda, ia segera memberi tanda kepada Lam-kong Pak
serta kedua orang gadis itu.
Pemuda Lam-kong gelengkan kepalanya tanda tidak
mau, Pek-li Gong dengan suara keras segera berseru: "Sun
Han Siang, bagaimana dengan persoalan perkawinan antara
kalian dua keluarga?"
"Pihakku sini sih tiada soal lagi "
"cu Hong Hong, bagaimana dengan engkau sendiri?"
teriak Pek-li Gong kembali.
"Urusan kami lebih baik tak usah dicampur oleh engkau
pencuri tua..."
Melihat kesempatan baik, pencuri she Pek-li itu segera
berseru kepada Lam-kong pak dengan suara dalam:
"hey bocah, kenapa engkau tidak memberi hormat
kepada ibu mertua muu...,"
Lam-kong pak jadi serba salah dibuatnya, meskipun
dalam urusan itu sudah tiada persoalan lagi, tetapi ia kuatir
apabila ia berlutut dihadapan orang dan cu Hong Hong
tidak menggubris dirinya, bukankah dia bakal kehilangan
muka?
Dengan perasaan susah dia berpaling kearah cu Li-yap.
tampaklah gadis itu dalam pakaian nenek2 yang kedodoran
kelihatan lucu sekali, ketika itu gadis tersebut sedang
memberi kerlingan kearahnya agar dia berlutut.
Lam-kong pak segera berpaling pula kearah Siang Hong
Tie, ketika jago tua mengangguk dan semua orang
menyetujui Caranya itu, maka tanpa ragu-ragu lagi ia
jatuhkan diri berlutut dihadapan cu Hong Hong sambil
berseru.
"Menantu memberi hormat untuk Gak-bo" Habis
berkata. ia benar-benar menjalankan pengbormatan besar
sebanyak tiga kali.
"Eei bocah, apakah engkau masih akui diriku sebagai ibu
mertua? "
"Gak-bo apa maksud ucapanmu? menantu sama sekali
tidak maksud memandang rendah dirimu "
"ibu cepatlah bimbing dia bangun"
"Engkau saja yang membangunkan, setiap kali melihat
tampang ibu dan anaknya aku jadi mendengkol"
Merah padam selembar wajah cu Li-yap karena jengah.
sambl menyandarkan kepalanya dalam pelukan ibunya
kembali ia berkata:
"ibu, jangan gusar lagi cepat bangunkan dirinya " cu
Hong Hong tertawa dingin.
"heehh.heehh heehh... bocah. ayoh bangun aku hendak
perintahkan dirimu, kalau engkau berani bersikap kasar
terhadap putriku, aku tidak akan mengampuni dirimu^"
Dengan wajah ter-sipu2 Lam-kong Pak bangkit berdiri.
Pek-li Hiang yang ada disampingnya tiba-tiba jatuhkan
diri kedalam pelukan Pek li-Gong sambil berseru.
"Ayoh dia belum memberi hormat kepadamu, aku ... aku
tak mau.... "
Mendengar perkataan putrinya Pek-li Gong segera
berteriak keras.
"Eeei bocah bagus sekali yaa... bagus atau jelek aku juga
merupakan bapak mertuamu, masa engkau pilih kasih?
Kalau kaya dikasih hormat kalau miskin ogah mengakui??"
Terpaksa Lam-kong pakjatuhkan diri memberi hormat
kembali sambil berkata^
"Menantu sama sekali tidak bermaksud demikian, harap
Gak-hu jangan berpikir yang bukan2"
Pek-li Gong segera membangunkan sianak muda itu lalu
sambil tertawa ter-bahak2 serunya:
"haahh haahh-haahh... sungguh tak kusangka aku
beruntung sekali hingga sempat jadi bapak mertua orang,
bagus . . . kalau kalian ingin minta arak kegirangan,
silahkan saja mencari cu Hong Hong"
"IHuuuh engkau akan mengawinkan putriku, kenapa
semua orang kau suruh minum arak kegiranganku belaka?"
omel cu Hong Hong.
"Aduuh siapa sih yang tidak tahu kalau engkau punya
uang banyak" seru Pek-li Gong "engkau dan Sun Han Siang
sama2 punya uang banyak. yang satu membuka pegadaian
Bu-lim dan yang lain adalah orang kaya dalam persilatan-
semuanya jauh lebih mampu daripada diriku sendiri."
"Pencuri tua, engkau tak usah ribut." sela Sun Han Siang
dengan cepat. "Perjamuan ini akan kubiayai semua...."
Mendengar perjamuan, perut Loo Liang-jan langsung
saja berbunyi gemerutuk keras. sambil menggigit jari tangan
air liurnya mengalir keluar terus menerus. catatan mati
hiduppun putar biji matanya lalu kepada Wang wee berhati
hitam katanya.
"Ji-ya tadi bukankah aku sudah kalah bertaruh satu meja
perjamuan? aku toa-ya yang merasa berhutang ogah untuk
hutang terlalu lama aku telah bersiap sedia untuk
membayar kekalahanku itu sekalian dengan perjamuan
yang akan diadakan oleh majikan Sun"
Wangwee berhati hitam segera mendengus,
"hmm Toa-ya lebih baik jangan kau gunakan Cara
macam itu, majikan mengadakan perjamuan lantaran
hendak merayakan hari perkawinan dari siau-ya tentu ada
makanan dan minuman buat kita, lebih baik pertaruhan
satu meja perjamuan itujangan dicampur adukan menjadi
satu, kalau mau dibayar maka bayarlah dilain hari."
"Jie-ya aku toh sudah berkata lebih dahulu babwa hutang
pertaruhan akan kuadakan berbareng dengan diadakan
perjamuan untuk merayakan perkawinan sau-ya kalau ingin
makan pada waktu itulah makan sampai sekenyangnya, aku
rasa engkau kan tau tentang pertaruhanku?"
"Menurut apa yang aku ketahui. peraturan dari toa-ya
adalah: hari ganjil tidak menjamu orang. hari genap hanya
menerima dijamu orang, itu berarti selama hidup engkau
tidak akan menjamu orang"
"Justru karena itulah maka kubayar kekalahan
pertaruhan itu bersamaan dengan diselenggaranya pesta
perkawinan Sau-ya, dengan begitu akupun tak usah
merusak peratiranku sendiri"
"Toa-ya, engkau hendak mengingkari janji?" teriak
wangwee berhati hitam.
"Ji-ya, kalau toh engkau sudah tahu akan peraturan
busukku. tidak seharusnya engkau ajak diriku untuk
bertaruh."
Dalam pada itu Lam-kong Pak segera berkata:
"cianpwee sekalian- tahukah kalian semua siapa
sebenarnya manusia aneh baju merah itu??"
semua orang segera menggeleng.
"Bocah engkau pasti tahu bukan?" sela Pek-li Gong
dengan cepat.
"Benar, rahasia itu baru kuketahui belum lama berselang,
ternyata manusia aneh baju merah itu bukan lain adalah
pangcu dari perkumpulan Liok-mao-pang"
begitu ucapan tersebut diutarakan keluar semua orang
berdiri tertegun terutama sekali cu Hong Hong merasakan
hatinya tergetar keras, teriaknya dengan cepat: "hey bocah
engkau tak usah ngaco belo yang tidak karuan"
"ibu mertua dengarkan dulu penjelasanku." Maka
berceritalah pemuda itu apa yang berhasil dilihatnya dalam
gua dibalik gunung-gunungan.....
Mendengar kisah tersebut. air muka kawanan jago dari
kalangan lurus itu sama-sama berubah jadi serius, sedang cu
Hong Hong pun sangat dipengaruhi oleh emosi.
Disamping itu Lam-kong Pak juga memberitahukan
kepada Sun Han Siang bahwa ia telah berhasil melatih ilmu
bayi hawa murni, asal tekun setengah tahun lagi nisCaya
dia akan berhasil menciptakan bayi ampuh yang kebal.
Sun Han Siang sangat gembira, namun dia pun merasa
kagum berCampur sedih atas pengorbanan yang telah
dilakukan padri naga dan imam harimau demi
mensukseskan kepandaian dari putranya.
Beberapa saat kemudian. terdengar perempuan she-Sun
itu berkata:
"Sekarang kita harus beehasil temukan ketiga orang
manusia tembaga itu sebelum bulan lima tanggal lima belas.
kemudian dengan kekuatan yang bersatu kita hancur
ratakan perkumpulan ombak Menggulung. Sekarang lebih
baik, kita membagi diri jadi tiga rombongan saja dan
berusaha mencari disekitar seratus li dari sini, kemudian
kita tentukan waktu dan berkumpul kembali disini, entah
bagaimanakah pendapat kalian semua?"
= =ocoooooo= =

SEMUA orang menyatakan setuju, bahkan cu Hong


Hong pun tidak menyatakan keberatan karena panggilan
"ibu mertua" dari Lam-kong Pak telah menggirangkan
hatinya, disamping itu diapun dapat melihat bahwa Lam-
kong Pak jauh lebih mencintai putrinya. Terdengar Pek-li
Gong berseru
"Ketiga rombongan ini biar akulah yang membagi.
rombongan pertama adalah Lam-kong Pak dengan
membawa dua orang gadisnya. rombongan kedua adalah
Sun Han Siang dan cu Hong Hong,"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, cu Hong Hong
kontan melotot sekejap kearah Pek-li Gong, tetapi ia tahu
bahwa pencuri itu ada maksud tertentu dan sengaja
menggabungkan mereka jadi satu, karena itu perempuan itu
tidak menyatakan keberatannya. Terdengar Pek-li Gong
melanjutkan kembali kata2nya:
"Rombongan ketiga akan dipimpin oleh Siang Hong Tie
dan aku dengan membawa serta Loo Liang-jen dan
sepasang manusia Cantik dari Hay-thian-"
Gelak tertawa bergetar memeCahkan kesunyian.
sepasang manusia jelek dari Hay-thian segera mendengus.
serunya:
Pencuri tua. bagaimana sih tampangmu sendiri, aku lihat
tampangmu juga lucu dan jelek seperti kunyuk"
"Eeei. jangan marah dulu, dalam kenyataan kalian toh
tidak kekurangan hidung atau telinga, cantik atau jelek
perbedaan cuma selisih sedikit saja. apalagi kalian berdua
yang satu seperti bambu persis menyerupai ular panjang
memakai topi.- .tinggi tapi gagah. sedang yang lain
berwajah hok-ki. siapa pun tahu bahwa kalian
mendatangkan banyak rejeki... apakah aku pencuri tua
salah berbicara?"
Sepasang manusia jelek dari Hay-thian saling bertukar
pandangan sekejap. kemadian terdengar catatan mati hidup
berkata:
"Ji-ya benar juga perkataannya kita memang bertampang
bagus dan menarik",,
"Siapa bilang tidak?" sambung Wang wee berhati hitam
dengan cepat, "aku masih ingat tempo dulu sijanda kawin
tujuh kali Pui Kun perempuan murahan itu sering lirik-lirik
main mata dengan aku."
"haahh..haaahh..haaahh..." gelak tertawa kembali
meledak memecahkan kesunyian. Pek-li Gong segera
berkata kembali:
"Bagaimana pendapat kalian semua tentang pembagian
regu ini? apa ada yang tidak setuju??"
"Aku tidak setuju" teriak Loo Liang-jan dengan cepat,
"aku ingin mengikuti Lam-kong sauya saja"
"Tidak mau tidak mau kita tak mau jadi satu rombongan
dengan perut karet itu." teriak cu Li-yap dan Pek-li Hiang
hampir bersamaan waktunya,
"kalau kamu merasa lapar karung isi ransum pasti sudah
kosong melompong."
"Toh ada Lam-kong sauya?" seru Loo Liang-jen dengan
keCut, "Dia tidak akan pelit seperti kalian dan Selama
mengikuti dia, maka perut aku Loo-tua pun paSti akan
terjamin"
Maka Sesudah beberapa regu sudah ditetapkan maka
semua orangpun segera berangkat tinggalkan tempat itu,
Lam-kong Pak sendiri dengan membawa dua orang gadis
dan Loo Liang-jan berangkat menuju kegunung Bong-san-
Ditengah jalan terdengar cu Li Yap berkata: "Engkoh Pak
coba Lihat bagaimana macam kita berdua ini??"
Melihat nadanya kedua orang gadis itu Lam-kong Pak
tak dapat menahan gelinya lagi ia lantas menjawab:
"Ditengah pegunungan yang terpencil jauh dari
keramaian kan tak ada orang yang melihat kalian, nanti saja
setelah tiba dikota baru kita beli pakaian lain-"
Setelah hening baberapa waktu lamanya mendadak Lam-
kong Pak seperti sudah teringat akan sesuatu persoalan
kepada cu Li yap segera ujarnya dengan cepat:
"Adik Yap. ada suatu persoalan aku merasa kurang
begitu mengerti dan sudah lama ingin kutanyakan padamu,
cuma sayang tempo hari tak ada kesempatan untuk
menanyakan kepadamu"
"Kalau begitu tanyalah, apakah persoalan itu mengenai
kesalah paham yang terjadi tempo hari sehingga aku
menampar dirimu beberapa kali...?"
"oooh bukan- walaupun tempo hari kalian telah
menghina diriku serta menghantam pipiku. tetapi dari situ
pula dapat dibuktikan bahwa cinta kalian terhadap diriku
amat mendalam, sebab semakin mendalam cinta kalian
terhadap diriku, semakin besar pula kemarahan yang
dilimpahkan terhadap diriku..."
Mendengar perkataan itu, dua orang gadis tersebut
segera mendengus dan mengomel: "Hmmm tak tahu malu.
perkataan semacam itupUn bisa2nya diutarakan keluar...."
"Aku ingin menanyakan bagaimana caramU menjadi
anggota perkumpulan Liok-mao-pang pada beberapa bulan
berselang?? dan ketua dari perkumpulan Liok-mao-pang
agaknya menaruh sikap yang lUar biasa terhadap dirimu,
apa sebabnya bisa begitu??"
"ibu yang suruh aku menyusup kedalam perkumpulan
Liok-mao-pang, tujuannya adalah secara diam2 menyelidiki
siapa kah ketua perkumpulan Liok-mao-pang itu?"
"Apa engkau berhasil menyelidikinya?"
"Pangcu dari perkumpulan Lio-mao-pang amat licin dan
selalu waspada, walaupun aku sudah menggunakan
pelbagai macam cara untuk melakukan penyelidikan, sama
sekali tidak mendatangkan hasil kendati begitu sikapnya
terhadap diriku baik sekali dan akupun tak dapat
mengatakan apa sebabnya"
"Kemudian engkau menceritakan kejadian itu kepada
Gak-bo, bagaimana pernyataan dari Gak-bo?"
"Rupanya ibu sudah mempunyai pendapatnya sendiri.
dia hanya tertawa tawa belaka, aku rasa kemungkinan besar
ibu sudah mengetahui tentang asal usul dari Pangcu Liok-
mao-pang itu"
"Akupun mempunyai pendapat yang sama, aku masih
ingat ada suatu ketika ibu mertua pernah berkata kepada
ketua dari perkumpulan Liok-mao-pang itu. Aku tahu siapa
kah engkau"
"Benar." sambung cu Li Yap pula, "akupun masih ingat
belum lama berselang ibu pernah bergumam seorang diri:
pasti dia, pasti dia ketika aku bertanya kepada ibu siapakah
"dia" itu? ibu tidak bersedia memberi keterangan-"
Tiba tiba.... serenteran suara tertawa yang Cabul dan
jalang berkumandang datang. Lam-kong Pak segera
mengenali sebagai suara jago arak Lam-hay-ciu-kek It-tun
Ko dan janda kawin tujuh kali pui Kun.
Pada waktu itu jago arak dari Lam-hay sedang berkata:
"Pui Kun, baik engkau maupun aku sama-sama tidak
dihargai dalam perkumpulan Liok Mao-pang. kemudian
hari setelah perkumpulan ombak menggulung telah
diresmikan kitapun belum tentu mendapat kebaikan apa-
apa. aku lihat lebih baik kita mulai bikin rencana mulai
sekarang"
"Sedari permulaan aku sudah mengetahui akan hal ini.
tetapi dewasa ini pengaruh perkumpulan Liok-mao-pang
sedang mencapai pada saat jaya-jayanya. kita tidak berani
membangkang ataupun melawan kehendak mereka....."
"Pui Kun, aku punya satu cara cuma tidak kuketahui
apakah engkau bersedia atau tidak: "coba katakanlah"
"Tempo dulu setelah aku dilepaskan seCara diam2 oleh
Suma ing dari pegadaian Bu-lim aku telah berhasil
mengumpulkan sedikit harta. jika engkau ada niat mari kita
Cari suatu tempat yang terpencil dan hidup bergembira
sepanjing masa tanpa harus kekurangan uang. sebab aku
rasa bergaul terus dalam perkumpulan Liok-mao-pang toh
akhirnya tidak akan memperoleh hasil apa2."
Janda kawintujuh kali segera menggoyang pinggul
pasang gaya, ternyata setelah termenung sejenak.
"Berapa banyak sih harta yang kau miliki ?"
"Berlian mata kucing ada lima butir harganya ditaksir
melebihi ratusan, tiga emas murni. mutiara asli satu untai
dan tiap bijinya sebesar buah lengkeng harganya kira2
ratusan tahil emas murni. selain itu masih ada uang kontan
sebesar tiga puluh tahil lebih"
Janda kawin tujuh kali adalah manusia dari golongan
miskin, sepanjang hidupnya tidak pernah punya tabungan,
ketika mendengar Jago arak dari Lam-hay mempunyai
kekayaan sebesar itu, hatinya kontan saja bergerak. sambil
mengerling sekejap kearah pria itu serunya:
"It- bun Ko, kalau memang engkau mempunyai selera
terhadap diriku. mengapa kalau bicara buru-buru dan putar
balik tidak karuan? katakan saja secara terus terang, apakah
engkau hendak ajak aku untuk hidup bersama.....??"
"Engkau tohjauh lebih mengerti dari pada diriku, kenapa
aku mesti mengatakannya lagi? manusia setua kita ini.
sekalipun bergaul lebih jauh juga tak akan menghasilkan
apa- apa, dari pada begitu toh lebih baik segera
mengundurkan diri dan hidup dengan gembira ?"
"sekarang, hartamu berada dimana??"
"Asal engkau bersedia untuk hidup bersama aku, akupun
akan segera mengajak engkau pergi mengambil"
Kembali janda kawin tujuh kali melemparkan kerlingan
mautnya kearah pria tersebut, kemudian sambil duduk
diatas sebuah batu besar. dia goyangkan pahanya sengaja
memamerkan celananya yang berlubang dengan
pemandangan hutan belukar lebat dibaliknya.
jago arak dari Lam-hay menurunkan cupu-cupu araknya
dan mereguk arak satu tegukan, kemudian sambil picingkan
matanya ia berkata: "Pui Kun, bagaimana pendapatmu??"
"Setan tua "seru Janda kawin tujuh kali sambil tertawa
jalang, "dengan usiamu yang setua itu, masa masih mampu
untuk,,..?"
"Pui Kun, engkau tak usah kuatir." sahut jago arak dari
Lam-hay sambil menepuk dada, "bukannya aku It-bun Ko
sengaja mengibul atau bicara besar. walaupun sudah tua
satu malam tiga lima kali masih mampu, kalau tidak
percaya kita segera buktikan-"
cu Li-yap berdua yang mendengar perkataan itu air
mukanya segera berubah jadi merah padam karena jengah.
sambil mencibir mereka berpaling kearah lain-
"Baiklah," terdengar janda kawin tujuh kali menjawab,
"kukabulkan permintaanmu itu, tapi kita harus lihat dahulu
harta kekayaan itu, kemudian kita baru berangkat."
Kedua orang itu segera berangkat menuju keatas sebuah
puncak bukit yang tinggi, Lam-kong Pak sekalian dengan
cepat mengikuti dibelakangnya.
Setibanya diatas puncak bukit itu.Jago arak dari Lam-
hay segera memandang sebuah pohon besar sambil berkata.
"harta itu berada disini"
Janda kawin tujuh kali menengok kearah pohon besar
itu, pohon tersebut besar sekali tapi daun dan rantingnya
telah mengering. sekali tidak terlihat tanda2 kalau di tempat
itu terdapat harta.
Perempuan jalang itu segera tertawa dingin serunya,
"Engkau hendak membohongi diriku?" Jago arak dari Lam-
hay tersenyum.
"Buat apa aku membohongi dirimu? coba lancarkan
sebuah pukulan kearah pohon itu."
Lam-kong Pak yang mendengar perkataan itu segera
merasakan hatinya agak bergerak. dia tahu harta kekayaan
tersebut tentu disembunyikan dibalik pohon besar tersebut,
dan pohon itu sudah pasti kosong.
Dengan tendangan pembetot sukma Janda kawin tujuh
kali melancarkan sebuah sapuan keatas pohon yang layu
itu, "Blaaam" dahan pohon terhajar sampai hancur, dan
dari balik dahan itu tumpahlah satu bungkosan besar emas
murni, berlian dan permata....
Melihat harta banyak itu sepasang mata janda kawin
tujuh kali berubah jadi merah tiada hentinya dia mengirim
kerlingan maut kearah jago arak dari Lam-hay. IT- bun Ko
tertawa ter-bahak2, serunya:
"Haaahh...haaahh...haaahh... Pui Kun, harta sebanyak
itu rasanya cukup bukan untuk hidup kita sepanjang
masa...??"
"cukup, ..cukup sekali, It- bun Ko, kemarilah. ..."
Melihat tingkah lakunya yang begitu merangsang bahkan
boleh dibilang setiap bagian tubuhnya menyiarkan daya
rangsangan yang luar biasa, terutama sepasang matanya
yang jalang, seketika membuat jantung pria itu berdebar
keras.
Bagaikan mendapat rejeki besar dengan cepat ia maju
kedepan. tampaklah Janda kawin tujuh kali pejamkan
matanya rapat2 dan mempersiapkan bibirnya yang lebar
kearah depan.
Napsu birahi segera berkobar dalam dada jago arak dari
Lam-hay. bagaikan harimau lapar menubruk kambing ia
peluk tubuh perempuan itu erat2, serunya: "Engkau benar2
seorang perempuan yang merangsang ...."
Belum habis ucapan tersebut meluncur keluar dari
mulutnya, mendadak jago dari Lam-hay itu berseru
tertahan, kemudian tubuhnya roboh terkulai diatas tanah
dengan lemas, dari balik sorot matanya memancar keluar
sinar penuh rasa kaget dan terkesiap. Terdengar Janda
kawin tujuh kali tertawa dingin tiada hentinya.
"heeehh,..heeehh..^heehh.. jangan kau anggap setelah
melihat hartamu maka aku lantas mandah diapakan saja
oleh siapapun. ketahuilah aku harus melihat dulu
bagaimanakah pasanganku itu, cocok dengan seleraku atau
tidak, huuh... kalau cuma bertampang seperti engkau, aku-
sih belum punya minat"
Lam-kong Pak dan kedua orang gadis mengikuti
jalannya peristiwa itu, diam2 menghela napas panjang
mereka menyadari betapa bahayanya dunia persilatan
ternyata jago kawakan seperti It- bun Kopun akhirnya kena
tipu juga .
Mula pertama janda kawin tujuh kali mengambil dahulu
Intan mata kucing dan mutiara sebesar kelengkeng itu
kemudian sambil ctt.,cctt.. memuji tiada hentinya ia
berkata.
"Dengan harta sebanyak ini kalau aku bisa mencari
pemuda tampan untuk menemani diriku ooh...betapa
bahagianya hidupku selanjutnya."
"coba lihatlah bagaimana dengan aku??" suara itu tiba2
berkumandang memeCahkan kesunyian.
Janda kawin tujuh kali merasa amat terperanjat dengan
cepat ia putar badandan alihkan pandangan matanya
kearah mana berasalnya suara itu, tampaklah melayang
diatas air Ma Tie sudah berdiri dihadapan mukanya.
Dalam perkumpulan Liok-mao-pang kedudukan
melayang diatas airjauh lebih tinggi daripada dirinya Janda
kawin tujuh kali segera mengerlingkan matanya sambil
menjawab:
"Sebenarnya sudah lama aku menaruh maksud terhadap
dirimu, asal engkau tidak memandang usiaku terlalu tua.
tentu saja kita dapat hidup berdampingan"^
Lam-kong Pak yang mengikuti peristiwa itu hanya bisa
gelengkan kepalanya sambil berpikir:
"Sungguh cepat gembong iblis ini mengikuti gelagat.
sayang sekali keadaan dari jago arak she It- bun tersebut,
dia terlalu penasaran-.."
Dalam pada itu Melayang diatas air Ma Tie sudah
tertawa aneh sambil meremas payudara perempuan itu.
serunya,
"Waaduuh ...sUngguh tak kusangka dengan usiamU
yang telah lanjUt, ternyata sepasang bola dagingmU ini
masih keras dan kencang... benar2 luar biasa"
Janda kawin tujuh kali segera goyang pa ha mengirim
kerlingan maUt, serunya:
"Ma Tie, engkau masih belum pernah merasakan sorga
dunia milikku...wah kalau engkau sudah mencicipinya, aku
tanggung engkau akan kenikmatan sehingga minta diulang
terus"
Ma Tie menowel pipi perempuan itu dan menanggapi:
"Aku rasa bakal tidak salah lagi kenapa mahkluk tua itu
selalu punya ingatan untuk mengincar sorga dunia milikmu
itu"
"Ma siau-te mari...mari...mari.. biar cici beri gula2 lebih
dahulu untukmu." sambil berkata ia pejamkan mata dan
mendorong bibirnya yang lebar kearah depan-
Sedari permulaan tadi Ma Tie sudah melihat bahwa
disamping menggeletakjago arak dari Lam-hay, meskipun
ia cabul dan tingkah laku konyol akan tetapi secara diam-
diam hawa murni disiapkan juga untuk menghadapi segala
kemungkinan yang tidak diinginkan.
KETIKA Janda kawin tujuh kali memberikan bibirnya
yang lebar, ia maju menghampiri namun langkahnya sangat
ber-hati2.
Janda kawin tujuh kali segera mendemontrasikan
kepandaiannya lagi. dengan kuku Liok ia totok jalan darah
Ma Tie yang ada dipinggang Melayang diatas air segera
mendengus berat dan roboh terkapar diatas tanah.
"Haahhaahhaah..." perempuan itu tertawa jalang,
"jangan mengira usiamu masih muda maka aku lantas suka
kepadamu. kalau aku mau cari pemuda tampan maka akan
kucari mereka yang tak bisa bersilat, engkau masih belum
masuk hitungan"
Siapa tahu, baru saja perempuan ituputar badan- tiba2
Ma Tie melancarkan sebuah sapuan membuat ia roboh
bagaikan anjing mencium air kencing, Ma Tie segera loncat
bangun dan menginjak ubun2nya sambil berkata diiringi
tertawa:
"heeehh...heeehh...heeehh...Pui Kun, engkau tahu aku
Ma Tie berasal dari mana? Hmm permainan semacam ini
hanyalah permainan dari seorang bocah cilik"
Diam2 janda kawin tujuh kali mengeluh dalam hatinya,
ia berpikir didalam hati:
"Sepanjang hari berburu burung. akhirnya mataku kena
dipatuk juga oleh burung . . .sialan"
Biji matanya berputar, ia lantas berkata: "Ma Tie, kalau
otakmu bisa berputar lebih gesit, maka akupun bersedia
uatuk memberikan suatu rahasia yang jauh lebih besar
kepadamu"
Ma Tie tertawa dingin-
"hmm perempuan jalang, setelah engkau terjatuh
ditanganku, walaupun aku mau gagahi tubuhmu sampai
berapa kalipun bisa, kenapa musti tertipu oleh siasatmu?"
"Kalau engkau tangkap aku sehingga aku sama sekaii tak
berkutik, kendatipun kau gauli diriku juga rasanya tak
sedap." kata Janda kawin tujuh kali dengan sungguh-
sungguh, "kalau aku tidak pertunjukkan kebolehanku
goyang pinggul dan gesek "bawah" engkau tak bisa nikmati
puncak kenikmatan dari sorga dunia, lebih baik lepaskan
saja diriku kalau engkau bersedia maka bukan saja kau bisa
miliki tubuhku secara komplit, bahkan akan kuberitahukan
pula satu rahasia yang lebih besar kepadamu."
"coba katakan dulu. rahasia apa yang hendak kau
beritahukan kepadaku?" kata Ma Tie.
"Tentu saja rahasia mengenai emas perak dan intan
permata, tahukah engkau bahwa harta kekayaan yang dia
miliki bukan cuma sebagian ini saja, tapi masih ada separuh
bagian yang masih disembunyikan ditempat lain
bagaimana? ada minat tidak??"
"Harta itu disembunyikan dimana?"
"Lepaskan aku dulu dong pasti aku akan beritahukan
kepadamu,..."
Ma Tie segera melepaskan injakan kakinya dan Janda
kawin tujuh kali loncat bangun dari atas, katanya kembali.
"Sebagian dari harta kekayaan itu masih berada didalam
sebuah lembah yang terpencil, mari ikut aku akan kubawa
englau kesana...."
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu mendadak
kuku Liok-eng-ka miliknya meluncur ketengah udara dan
menghajar jalan darah cian-keng-hiat diatas bahu Ma Tie,
kemudian sebuah tendangan kilat yang maha dahsyat
menghajar tubuh orang itu sehingga mencelat sejauh satu
tombak lebih dari tempat semula.
"hmm sekarang. lihatlah siapa yang jauh lebih lihay"
Janda kawin tujuh kali segera turun tangan menelanjangi
pakaian yang dikenakan dua orang itu, Celananya diikat
kencang2 dan digunakan untuk mengisi uang perak.
kemudian diikatkan pada pinggangnya sesudah itu
diapergunakan pula jubah lebar dua orang itu untuk
menbungkus harta kekayaan lainnya.
Namun untuk membawa pergi empat buntalan besar
bukanlah suatu pekerjaan yang terlalu gampang. Janda
kawin tujuh kali segera putar biji matanya dan kemudian
mengambil senjata garpu milik Ma Tie. dengan ujung
senjata tadi ia bebaskan jalan darah jago arak dari Lam-hay
yang tertotok. katanya dengan suara dalam:
"It- bun Ko. setelah aku pikir pulang pergi, terasa olehku
bahwa engkau jauh lebih jujur dari pada orang itu, maka
aku telah ambil keputusan untuk membawa serta dirimu.
Mari kau panggullah bungkusan tersebut dan cepat berlalu
dari sini"
Lam-hay ciu-kek jago arak dari Lam-hay mengetahui
bahwa perempuan jalang itu sedang mempergunakan
tenaganya untuk membawa buntalan, namun rahasia
tersebut tidak sampai diungkapkan maka berangkatlah
kedua orang itu untuk meninggalkan tempat tersebut. cu Li
Yap yang bersembunyi disekitar situ segera berbisik:
"Engkoh Pak, apakah kita perlu untuk turun tangan
menghadapi jalan perginya?"
"Tentu saja harus dihadang." jawab Lam-kong Pak,
"cuma sayang tindakan kita terlambat satu langkah"
Baru saja ucapan sianak muda itu selesai di utarakan
keluar, tiba-tiba dari sisi alangan berkelebat lewat sesosok
bayangan manusia, begitu mencapai gelanggang dia segera
tertawa seram tiada hentinya.
"heehh...heehh heehh... Hiangcu berdUa ada maksud
hendak pergi kemana?" orang itu menegur.
Ternyata orang yang barusan munculkan diri itu bukan
lain adalah Ngo-hoa-bak atau Daging lima warna oei Hun-
Menyaksikan kehadiran jago tersebut. dua orang itu
merasa amat terperanjat, untuk beberapa saat lamanya
mereka tak mampu mengucapkan sepatah katapun.
= =000000000= =

BAGAIMANAPUN juga Janda kawin tujuh kali Pai


Kun adalah seorang kawakan yang banyak pengalaman,
sesudah termenung sebentar ia lantas tertawa jalang,
sahutnya:
"Lapor wakil ketua. kami berdua baru saja menemukan
ada dua orang menyembunyikan sejumlah harta
kekayaannya didalam sebatang pohon yang telah
mengering, sebenarnya kami hendak bawa harta kekayaan
tersebut untuk kembali kemarkas dan diserahkan kepada
perkumpulan sebagai ongkos pengeluaran, siapa tahu
Melayang diatas air Ma Tie bermaksud merampas dengan
kekerasan, oleh karena itulah terpaksa kami harus bertindak
untuk merobohkan dirinya"
Ngo-hoa-bak daging lima warna oei Hun tertawa dingin-
"heeehh...heehhh ..heeehh... aku rasa bukan begitu
bukan kenyataannya..." ia mengejek. "andaikata memang
terjadi peristiwa seperti itu sudah sepantasnya kalau kalian
seret orang itu kembali kemarkas untuk dijatuh hukuman
oleh pangcu, bukanlah berusaha kalian hendak pergi tanpa
menggubris dirinya lagi?? Hmm lantas anggap aku tak bisa
menebak maksud tujuan kalian yang sebenarnya?"
Bicara sampai disini dia segera bertepuk tangan tiga
kali...
"Sreet Sreet Sreet" ujung baju tersampok angin secara
beruntun munculah beberapa orang jago lihay ditengah
gelanggang mereka adalah Sia-bin Lucou atau Kakek
moyang bermuka kepiting Pit Hoo, Tiat-pan-teng bangku
baja ou-put Kay serta Pat-pit-lui-kong Dewa guntur
berlengan delapan Si Put Sin-
"Tangkap dua orang bangsat itu dan gusur kedalam
markas, biar mereka dijatuhi hukuman yang setimpal oleh
pangcu" perintah Daging lima warna oei Hun dengan ketus.
Sebelum para gembong iblis itu sempat bertindak Lam-
kong Pak munculkan diri dari tempat persembunyiannya,
sambil tertawa dingin ia berkata.
"heehh...heehh heehh... mau pergi boleh saja, tapi
tinggalkan dahulu harta kekayaan tersebut ditempat ini."
Beberapa orang gembong iblis itu mengetahui sampai
dimanakah kelihayan dari Lam-kong Pak, apalagi disitu
masih ada Loo Liang-jen serta dua orang gadis lainnya,
kemunculan mereka sangat menggidikkan hati orang2 itu..,
Melihat gelagat tidak menguntungkan pihaknya, dengan
cepat Daging lima warna oei Hun menyepak tubuh Ma Tie
serta membebaskan jalan darahnya yang tertotok. teriaknya
dengan keras:
"Kalian berdua cepatlah kabur dari sini dengan
membawa buntalan itu. sisanya tetap tinggal disini untuk
menghadapi musuh."
Janda kawin tujuh kali dan jago arak dari Lam-hay
mengiakan, dengan cepat mereka kabur dari tempat itu.
sedangkan beberepa orang gembong iblis lainnya perlahan2
maju mendekati tempat orang musuhnya.
Dengan suara dingin Lam-kong Pak berseru: "oei Hun
dalam tiga jurus sau-yamu akan suruh kalian pulang
kerumah dengan jalan merangkak..."
Belum habis ia berkata dengan menggunakan tenaga
sebesar enam bagian ia lancarkan sebuah sapuan kedepan.
"Weess.." jeritan kaget bergema memecahkan kesunyian
kecuali Daging lima warna oei Hun seorang para gembong
iblis lainnya rata2 tersapu oleh angin pukulan tersebut
sehingga mencelat sejauh satu tombak lebih dari tempat
semula.
Daging lima warna oei Hun sendiripun tersurut mundur
sejauh tiga langkah, melihat kelihayan musuhnya ia tak
berani bertindak lebih jauh. segera bentaknya keras2: "cepat
mundur kebelakang"
Ia putar badan kabur lebih dahulu menuruni bukit
tersebut sambil melarikan diri serunya:
"Lam-kong Pak dalam pertemuan yang akan
diselenggarakanpada bulan lima tanggal lima nanti,
perkumpulan kami pasti akan menyambut baik2
kehadiranmu"
"huuuh manusia berhati srigala bernyali kelinci, benar2
memalukan nama besar perkumpulan ombak menggulung"
hina sang pemuda sambil angkat bahu.
Tiba2 cu Li Yap berkata:
"Janda kawin tujuh kali dan jago arak Lam-hay tentu
belum pergi terlalu jauh, mari kita kejar mereka berdua"
Empat orang itu segera berangkat menuju kearah dimana
dua orang tadi kabur, namun kendatipun sudah melalui
belasan li belum nampak juga jejak kedua orang itu.
padahal mereka membawa dua buntalan besar emas dan
perak yang sangat berattak mungkin perjalanan bisa
dilakukan dengan begitu Cepatnya. Lam-kong Pak segera
berkata:
"Menurut dugaanku, delapan bagian dua orang keparat
itu pasti sudah melarikan diri kearah lain"
Berbicara sampai disini, dia segera loncat naik keatas
puncak sebuah pohon besar dan mengamati keadaan
disekelilingnya. sebentar kemudian katanya,
"oh sedikitpurn tidak salah, arah yang mereka tuju justru
merupakan jalan yang bertolak belakang dengan arah
markas besar perkumpulan bulu hijau, ayoh cepat kita
kejar"
Tidak selang seperminuman teh kemudian mereka telah
berhasil menyusul dua orang itu. Lam-kong Pak segera
membentak keras: "hey berhenti"
Dua orang itu merasa sangat terperanjat dan segera
berhenti. Lam-kong Pak berkata kembali:
"Loo-tua aku utus dirimu untuk menggusur kedua orang
ini kembali kekuil Shia-hong-bio, serahkan harta kekayaan
tersebut kepada beberapa orang cianpwee"
"Setelah selesai menjalankan tugas kemana aku harus
pergi mencari diri sau-ya?" tanya Loo Liang-jan-
"Engkau tak usah mencari diriku lagi, tidak lama
kemudian kami pasti akan berkumpul kesitu dan ber-sama2
mengikuti pertemuan besar perkumpulan ombak
menggulung"
Loo Liang-jan tidak banyak bicara lagi dengan
membawa dua orang tawanannya berangkatlah dia
tinggalkan tempat itu.
sepeninggalnya ketiga orang itu, Lam-kong pak kembali
berkata:
"Pui Kun adalah gembong iblis perempuan yang paling
jahat. aku takut Loo-tua tertipu olehnya, mari secara diam2
kita ikuti jejaknya dan coba lihat apa yang hendak mereka
lakukan"
Berangkatlah ketiga orang itu secara diam2 untuk
mengikuti kepergian Loo Liang-jan-
Tampaklah Janda kawin tujuh kali dan jago arak dari
Lam-hay berjalan didepan sedang Loo Liang-jen mengikuti
dibelakangnya, suatu ketika tiba2 Pui Kun berkata:
"Aku sudah tak kuat berjalan lagi, bagaimana Kalau kita
menangsal perut lebih dahulu??"
Jago arak dari Lam-hay mengetahui kalau rekannya
sedang bermain gila, ia segera menyambung :
"Benar, mari kita bersantap dulu sebelum melanjutkan
perjalanan"
Dua orang itu segera menurunkan buntalan besarnya dan
masing2 mengambil keluar kantong rangsum kering
mereka,
Ketika Janda kawin tujuh kali membuka kantong
rangsumnya, ternyata isinya adalah Bakpao, kueh kering,
daging panggang. ayam goreng dan macam2 makanan lezat
lainnya yang menyiarkan bau harum semerbak.
Loo Liang-jen yang menyaksikan makanan- makanan
lezat itu segera menelan air liur dan berpaling kearah lain-
Janda kawin tujuh kali melirik sekejap kearah jago arak
dari Lam-hay kemudian sambil tertawa katanya:
"Kalau seseorang sedang lapar perutnya makan
hindangan apapun rasanya tentu lezat dan nikmat sekali,
apa lagi ayam goreng ku ini adalah ayam goreng dari rumah
makan Ki-eng-loo dikota Lok yang.-"
Kembali Loo Liang-jan merasakan perutnya
keroncongan, namun ia tak sudi berpaling barang
sekejappun.
Lam-kong Pak yang menyaksikan kejadian itu segera
berpikir didalam hatinya: "Emm ternyata Loo-tua masih
mempunyai semangat dan gengsi juga ."
"Loo Liang-jan- terdengar Pui Kun berseru, "bantulah
aku membopong buntalan ini nanti kuhadiahkan separoh
bagian rangsum kering ku ini kepadamu bagaimana?"
"Setelah aku Loo-tua mengikuti Lam-kong sauya sudah
banyak yang telah kupelajari," teriak Loo Liang-jan dengan
suara keras, "seseorang yang bijaksana akan mengutamakan
gengsi dan semangat daripada perut, aku tidak sudi makan
makananmu itu, Ayoh cepat sedikit kita harus melanjutkan
perjalanan lagi, kuperintahkan kepadamu janganlah
bermain setan lagi dihadapanku, ketahuilah bahwa aku
Loo-tua tak bisa dipermainkan dengan begitu saja"
Diam2 Lam-kong Pak anggukkan kepalanya, ia lihat
Loo Liang-jen telah menggusur dua orang tawanannya
untuk melanjutkan perjalanan kembali. cu Li Yap yang
menyaksikan kejadian itu diam2 berbisik:
"Sungguh tak nyana Loo-tua begitu bersemangat dan
tahan uji. dia memang benar2 sangat hebat"
"Itulah yang dinamakan dekat dengan gincu badan jadi
merah, dekat dengan tinta bak badan jadi hitam."
Pek-li Hiang manambahkan, "ia selalu memuji
kehebatan Lam-kong sauyanya itu berarti sama sekali tak
pandang sebelah matapun kepada kita...."
Mendadak...
terdengar suara gemerincing yang amat nyaring
berkumandang datang, tampaklah tiga orang manusia aneh
yang memakai baju bersisik tembaga berkelebat masuk
kedalam sebuah hutan pohon siong.
Diikuti sesosok bayangan merah ikut menerobos pula
kedalam hutan tersebut.
Lam-kong Pak yang menyaksikan hal itu jadi sangat
kegirangan, sebab dilihat dari manusia berbaju sisik
tembaga itu jelas mereka adalah tiga orang manusia
tembaga itu, sesudah pakaian mereka dihancurkan oleh
kakek ombak menggulung tempo hari, sekarang mereka
telah merubah pakaiannya jadi sisik tembaga.
Dengan cepat ketiga orang itu menyembunyikan diri
kebalik semak belukar dipinggir jalan dan mengawasi gerak
gerik beberapa orang itu.
Tampaklah manusia baju merah itu bukan lain adalah
ketua dari perkumpulan bulu hijau. ia sedang berdiri saling
berhadapan dengan tiga orang manusia bersisik tembaga.
Terdengar orang baju merah itu berkata:
"Kalian bertiga mengundang kehadiranku kesini entah
disebabkan karena urusan apa?" Salah seorang manusia
berbaju sisik tembaga itu menjawab:
"Ketika engkau menyerahkan ilmU Tong-bin-tai-goan-
toa-hoat kepada naga pengasingan cu Hong Hong tempo
hari apakah sengaja telah meninggalkan sebagian dari ilmU
tersebut?"
"SedikitpUn tidak salah. kalau aku menulis ilmu tersebut
seCara komplit bukankah semua orang yang ada dikolong
langit bakal mengUasai pula ilmu Tong- bin-tai- goan-toa-
hoat tersebut?? "
"Apa yang engkau kehendaki sehingga bersedia
menyerahkan ilmu Tong-bin-tai-goan-toa-hoat tersebut
secara lengkap dan asli kepada kami?"
kembali manusia berbaju sisik tembaga itu bertanya.
"hmm" manusia kain merah itu mendengus dingin,
"kalau kamu sekalian barsedia menyanggupi sebuah
syaratku, maka aku pasti akan berikan ilmu tadi kepada
kalian secara komplit dan asli, aku tak akan mengingkari
janjiku ini" , , .
"Tolong tanya apakah syarat yang hendak kau ajukan
itu?? bolehkah kami mengetahui lebih dahulu?"
Sekujur badan tiga orang manusia berbaju sisik tembaga
itu bergetar keras, tanya mereka hampir berbareng:
"Engkau mempunyai hubungan dendam dan sakit hati
dengan Lam kong Liu. ...??"
"Maaf, pertanyaan itu tak dapat kujawab. kalau kalian
bertiga ada hasrat untuk menukar orang itu dengan ilmuku,
setiap saat akan kulayani barter ini"
Lam-kong Pak sendiri diam2 merasa terperanjat, dia
tahu bahwa ketiga orang manusia tembaga itu sudah
mengetahui bahwa manusia aneh baju merah itu adalah
ketua dari perkumpulan bulu hijau, dan diapun menyadari
bahwa diantara tiga orang manusia berbaju sisik tembaga
itu terdapat pula ayahnya Lam-kong Liu.
Kendatipun begitu ada satu hal yang belum dipahami
oleh Lam-kong Pak, dia masih ingat ketiga tempo hari cu
Hong Hong membawa dua orang manusia tembaga untuk
ditukarkan kepada ketua perkumpulan bulu hijau dilembah
yang sepi, ketika itu untuk membuktikan ilmu Tong-bin-tai-
goan-toa-hoat yang diberikan adalah aslinya, ketua
perkumpulan Bulu Hijau telah melakukan demontrasi
dihadapannya dan akhirnya seorang manusia tembaga yang
lain ternyata isinya adalah sesosok mayat.
Kalau sebelum peristiwa itu cu Hong Hong telah
melakukan persiapan, lalu kemana perginya manusia
tembaga yang lain? apakah orang itu berada dalam keadaan
tak sadarkan diri?? ataukah orang yang lennyap tak
berbekas itu tak mampu memulihkan kembali ilmu silatnya
karena ilmu hipnotis tersebut hanya digunakan separuh
bagian??
Lalu siapakah tiga orang manusia tembaga yang
seringkali munculkan diri pada belakangan ini?? kenapa
merekapun masih membutuhkan ilmu Tong-bin-hu-goan-
toa-hoat??
Dalam pada itu tiga orang manusia berbaju sisik tembaga
itu sambil bertukar pandangan sekejap. kemudian salah
seorang diantaranya siap maju kedepan, tapi dua orang
manusia tembaga lainnya menarik orang itu kembali.
"Jangan tertipu oleh siasatnya" seru mereka hampir
berbareng, "marilah kita mencari akal lain untuk
memeCahkan persoalan ini"
Lam-kong pak merasakan hatinya bergetar keras, dia
tahu bahwa manusia berbaju sisik tembaga yang barusan
munculkan diri itu pastilah ayahnya Hong-lui-kek jago
geledek dan angin Lam-kong Liu.
Tentu saja manusia aneh baja merah itu pun dapat
mengetahui juga akan hal itu, dia tertawa seram dan
tubuhnya laksana sambaran kilat menyerang manusia
tambaga tersebut.
Menyaksikan datangnya ancaman tersebut pada saat
yang bersamaan tiga orang manusia bersisik tembaga itu
melancarkan sebuah pukulan dahsyat...
"Blaamm" debu dan pasir beterbangan memenuhi
angkasa, ditengah benturan keras yang memekikkan telinga
kedua belah pihak sama2 tergetar mundur tiga langkah
lebar kebelakang.
Lam-kong pak tahu bahwa ketua dari perkumpulan bulu
hijau itu sengaja menyembunyikan kepandaian silatnya,
pada saat ini walaupun dia sangat berharap bisa melihat
paras muka asli dari ayahnya, namua dia-pun tidak ingin
membiarkan ayahnya tertangkap oleh ketua perkumpulan
bulu hijau tersebut.
Sementara dia masih berpikir, kedua belah pihak telah
saling bertempur belasan jurus banyaknya.
Selama pertarungan berlangsung beberapa kali ketua dari
perkumpulan bulu hijau itu mengeluarkan jurus2 serangan
anehnya untuk merobohkan pihak lawan, begitu dahsyat
dan ampuhnya serangan tersebut memaksa ketiga orang
manusia bersisik tembaga itu setiap kali terdesak mundur
beberapa langkah kebelakang.
Terdengar manusia aneh baju merah itu berkata: "Salah
satu diantara kalian bertiga ada yang terpengaruh separoh
bagian ilmu hipnotis Tong-bin-tai-goan-toa-hoat dari tenaga
cu Hong Hong karena kurang komplitnya ilmu itu maka
tenata dalamnya tak dapat dipergunakan pula sebagai mana
mestinya, Heehhmm...heehmm... selama hidup jangan
harap kalian bisa pulihkan kembali tenaga dalam kalian
sebagaimana mestinya"
Selesai berkata ia lancarkan kembali sebuah pukulan
dengan suatu jurus serangan yang sangat aneh laksana
sambaran petir tangannya menyengkeram salah seorang
manusia berbaju sisik tembaga itu.
Sekarang Lam-kong Pak sudah tak dapat mengenali
kembali siapakah diantara mereka bertiga yang barusan
munculkan diri kedepan. sebab perawakan badan ketiga
orang manusia bersisik tembaga itu satu sama lainnya. akan
tetapi berhubung manusia baju merah itu hanya khusus
menyerang salah seorang saja diantaranya, maka Lam-kong
Pak segera menyadari bahwa orang itulah pasti adalah
ayahnya.
Serangan dari manusia baju merah itu cepat laksana
sambaran kilat. kelihatan ujung telapaknya sudah hampir
mencengkeram bahunya, dalam keadaan begini tak
mungkin bagi dua orang rekannya untuk memberikan
bantuannya,..
"Tahan" Lam-kong Pak membentak keras, laksana kilat
ia munculkan diri dari tempat persembunyiannya, tanduk
naga saksinya di lepaskan dan langsung menusuk jalan
darah ki-bun-hiat ditubuh manusia baju merah itu.
Namun.. bagaimanapun juga gerakan tubuh manusia
baju merah itu jauh lebih cepat setindak daripada gerakan
tubuhnya.,."Blaaaamm" sisik tembaga bagian bahu yang
dikenakan orang itu tercengkeram hingga hancur. tubuhnya
tergetar mundur dua langkah lebar kebelakang,
dalam keadaan begitu, manusia baju merah itu tak berani
meneruskan kembali serangannya sebab serangan Lam-
kong Pak yang maha dahsyat telah meluncur datang, buru2
ia berkelit dua langkah kesamping.
Tiga orang manusia berbaju sisik tembaga itu saling
berpandangan sekejap sesudah melirik kearah sianak muda
itu mereka segera putar badan dan kabur dari situ.
"Ayoh cepat kejar" seru Lam-kong Pak
Namun manusia baju merah itu tidak melakukan
pengejaran, sebaliknya sambil tertawa dingin ia berkata:
"Tak usan dikejar lagi.. engkau telah merusak rencana
bagus diriku, sekarang aku hendak memberi pelajaran yang
setimpal kepadamu... ber-siap2lah menerima pelajaranku
ini."
Lam-kong Pak balas tertawa dingin.
"Heehhh .heehh ..heehh.. engkau tak usah berlagak sok
rahasia ketahuilah bahwa aku tahu siapa engkau?"
"coba katakan siapakah aku?"
"Engkau adalah ketua dari perkumpulan Bulu Hijau"
Manusia baju merah itu bergetar keras sesudah
mendengar jawaban tersebut. teriaknya: "Keparat Cilik,
engkau berani bicara sembarangan?"
"Haahh haahh haahh...," Lam-kong Pak menengadah
keatas dan tertawa ter-bahak2, "engkau anggap tindak
tandukmu itu cukup rahasia dan misterius?? Haah-haah . . .
aku mengetahui akan rahasiamu itu "
"Aku punya rahasia apa???"
"Suatu kali ketika engkau berada dipesanggrahanmu
dalam markas besar perkumpulan bulu hijau. kulihat
engkau lepaskan batok kepalamu dan meletakkannya diatas
meja lalu sisiri rambutnya yang panjang, padahal batok
kepalamu yang sebenarnya kau sembunyikan dibalik
bajumu. kalau orang yang bernyali keCil pasti akan
ketakutan setengah mati dan mengira engkau adalah
setan...."
Sekali lagi sekujur badan manusia baju merah itu
gemetar keras, ia tertawa dingin tiada hentinya dan tetap
membungkam dalam seribu bahasa. Terdengar Lam-kong
Pak melanjutkan kembali kata2nya:
"Ada suatu kali aku melihat engkau masuk kedalam
sebuah goa ditengah gunung2an menanti engkau telah pergi
aku masuk kedalam goa itu, dari sana kutemukan pakaian
serta rambut palsu."
Manusia baju merah itu menjerit dan mundur satu
langkah kebelakang, teriaknya: "Keparat cilik,jadi rambut
palsu yang hilang tempo hari adalah dicuri olehmu?"
"Sedikitpun tidak salah, untuk mengetahui siapakah
engkau yang sebenarnya, aku telah membawa lari rambut
palsu itu"
"sekarang dimanakah rambut palsu itu??"
Telah kuserahkan kepada seseorang yang kemungkinan
besar mempunyai hubungan yang erat sekali dengan
dirimu."
"Siapakah orang itu???
"Perempuan naga pengasingan cu Hong Hong."
"Aai.." manusia baju merah itu menjerit tertahan karena
kagetnya yang bukan kepalang. "apa maksudmu
menyerahkan rambut itu kepadanya....??^
"Aku rasa diantara kalian berdua tentu mempunyai
hubungan yang erat sekali karena itu aku serahkan
kepadanya untuk diselidiki dengan saksama"
"Dan hasilnya?"
"la tak bersedia berbicara. tetapi aku perCaya ia telah
mengetahui siapakah dirimu ini"
"Dari mana engkau bisa tahu?" Lam-kong Pak tertawa
dingin.
"IHehhh heeehhh heeehhh aku tidak habis mengerti
kenapa sampai sekarang engkau belum juga bersedia untuk
ngaku? aku masih ingat ada satu kali cu Hong Hong pernah
berkata padamu: "aku tahu engkau?" masih ada satu
kejadian lagi yang cukup membuktikan bahwa engkau
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan cu Hong
Hong"
"coba katakanlah aku lihat permainan setanmu cukup
banyak juga .."
"Ketika nona cu menyusup kedalam perkumpulan bulu
hijau untuk menjadi mata2 dengan pengalamanmu rasanya
engkau pasti akan mengetahui kejadian ini tapi engkau
bukan saja bersikap sangat baik kepadanya bahkan
memandang dirinya seCara luar biasa sehingga wakil ketua
Daging lima warna pun harus mengalah tiga bagian
kepadanya, tolong tanya apa sebabnya bisa begitu?"
Manusia baju merah itu tertawa dingin tiada hentinya, ia
tetap membungkam dalam seribu bahasa.
"Saudara. aku ingin tahu sebenarnya sakit hati apakah
yang sudah terjalin antara engkau dengan jago guntur dan
angin Lam-kong Liu?" hardik Lam-kong Pak dengan suara
keras, "mengapa engkau ajukan syarat tersebut untuk
menukar rahasia ilmumu??"
Sambil menggigit bibir menahan rasa benci dan
geramnya, manusia baju merah itu berkata dengan nada
seram:
"Terus terang kukatakan kepadamu aku mendirikan
perkumpulan bulu hijau tujuannya tidak lain adalah untuk
menghadapi dirinya, suatu saat Lam-kong Liu terjatuh ke
tanganku, pada saat2 itu juga engkau akan mengetahui
siapakah aku"
Perkataan dari manusia baju merah itupenuh
mengandung napsu membunuh, membuat Lam-kong
Pakjadi amat tercekat hatinya. Beberapa saat kemudian
sianak muda itu bertanya kembali:
"Kalau begitu, bolehkah aku mengetahui lebih dahulu
siapakah engkau yang sebenarnya?"
Manusia baju merah itu sama sekali tidak mengucapkan
sepatah katapun. mendadak ia melirik sekejap kearah cu Li
Yap kemudian putar badan dan berlalu dari sana.
cu Li Yap yang menyaksikan peristiwa itu jadi melongo.
ia segera bertanya dengan keheranan:
"sebenarnya apa sih yang telah terjadi?"
"Barusan ia memandang sekejap kearahmu." kata Pek-li
Hiang, "sorot matanya memancarkan Cahaya yang penuh
rasa Kasih dan sayang, entah apa arti kesemuanya itu??"
"Akupun mempunyai perasaan seperti itu tapi aku tidak
tahu apa sebabnya bisa begitu "
Lam-kong Pak yang ada disisinya segera menyela:
"Kalau engkau ingin mengetahui duduk perkara yang
sebenarnya, pulanglah kerumah dan tanyakan kepada
ibumu, aku perCaya ibumu pasti mengetahui asal usulnya^"
= =ooooooooo= =

"KETIKA tiga orang manusia tembaga itu melihat


kedatangan kita, mereka segera kabur." kata Pek-li Hiang.
"aku rasa tak ada faedahnya kita Cari jejak orang2 itu,
kecuali kalau kita mampu membekuk mereka, kalau tidak
rasanya sepanjang hidup jangan harap kita dapat
menemukan jejaknya"
"Tidak salah" ujar Lam-kong Pak sambil tertawa,
"rupanya untuk sementara waktu mereka belum bersedia
untuk bertemu dengan kita, begitu berjumpa muka segera
kabur secepatnya. tapi aku yakin salah satu diantara mereka
pasti terdapat ayahku Lam-kong Liu..."
Selama hampir lima hari lamanya ketiga orang itu
melakukan pencarian jejak disekitar gunung Bong-san,
namun bukan saja jejak ketiga orang manusia tembaga itu
tak berhasil ditemukan bahkan rangsum kering merekapun
telah habis dimakan-Akhirnya sianak muda itu
mengusulkan
"Lebih baik kita kembali saja kekuil Shia-hong-bio, aku
merasa kuatir atas keselamatan dari Loo-tua yang
menggusur dua orang tawanannya"
"Betul sambung cu Li Yap. sekarang jarak dengan bulan
lima tanggal lima sudah tinggal sepuluh hari, kita harus
menemukan para Cianpwee dan berangkat ber-sama2"
Ketika mereka bertiga hampir mencapai kuil shia-hong-
bio kurapg sepuluh li, mendadak terdengarlah suara
rintihan lirih berkumandang datang dari atas sebuah pohon.
cu Li Yap yang mendengar suara rintihan tersebut jadi
amat terperanjat, ia segera berseru:
"coba dengar, bukankah suara rintihan itu adalah suara
dari ibuku. . . .?"
"Mari kita tengok kesitu, mungkin mereka sudah terluka
parah karena berjumpa dengan musuh tangguh" sambung
Pek-li Hiang.
"Enci.. .enci suara panggilan dari Sun Han Siang yang
lirih dan menyeramkan berkumandang mengikuti
hembusan angin malam, ketika Lam-kong Pak berpaling
kearah berasalnya suara itu maka tampaklah Sun Han Siang
dengan sekujur badan basah oleh darah sedang lari menuju
kebawah pohon besar itu dengan sempoyongan.
Suara rintihan tadi berkumandang kembali dari atas
pohon besar itu, Sun Han Siang kelihatan bergetar keras
dan segera menengok keatas pohon.
Dia lihat cu Hong Hong sudah berubah jadi manusia
darah, badannya tergantung di atas dahan pohon dan
nampaknya menderita luka dalam yang cukup parah.
Menyaksikan keadaan dari rekannya itu ia berseru sedih
dan segera loncat naik keatas pohon, serunya dengan
perasaan amat terperanjat.
"Enci, kau... kau..: siapa yang telah melukai dirimu
hingga jadi begini??" tegurnya.
"Kaa...kaa... kaakeeK.,. kakek ombak menggulung...
dan..kau... sii.,. siapa yang teee ,,,tee... telah mee... melukai
diiri,,, dirimu?"
"Aa,., aku terluka juga di.,. ditangan kakek ombak
menggulung,,,."
"Enci,., bii...biarlah a a,.. aku mee,.. me..nyem„,
menyembuhkan dahulu luu...lukamu."
"Tidak... aku harus mengobati dirimu lee.,.lebih
dahulu...aku...kaa...kalau engkau membenci diriku...
bee.,.bencilah aku..aku..taa.. tak akan menyalahkan
engkau...."
Sambil berkata ia tempelkan sepasang telapaknya diatas
jalan darah Leng-tay-hiat dibelakang punggung cu Hong
Hong.
Tiga muda mudi yang menyaksikan hal itu hanya bisa
saling bertukar pandangan sekejap dengan air mata
berCucuran membasahi wajah mereka, pemandangan
seperti itu memang mengharukan sekali, terutama sekali cu
Li Yap dia segera menjatuhkan diri kedalam pelukan Lam-
kong Pak dan menangis dengan sedihnya.
Kendatipun Sun Han Siang berusaha untuk
menyembuhkan luka yang diderita cu Hong Hong, tapi
disebabkan dia sendiripun terluka parah, hanya sedikit lebih
ringan jika di bandingkan dengan luka yang diderita oleh cu
Hong Hong, maka sesudah mengerahkan sedikit tenaganya
ia sudah tak tahan dan tubuhnya goncang keras. Dengan
suara dalam Lam-kong Pak segera berkata:
"Harap kalian berdua berjaga dibawah pohon, aku akan
naik keatas untuk menyembuhkan luka yang diderita
mereka berdua...."
Tanpa banyak bicara lagi dia segera meloncat naik keatas
pobon besar.
Dalam pada itu Sun Han Siang telah bersandar diatas
dahan pohon dan sudah mulai tak mampu
mempertahankan diri lagi.
Sianak muda itu segera mengeluarkan sepasang
telapaknya dan ditempelkan diatas jalan darah Leng-tay-
hiat kedua orang itu, hawa murni yang segar dan kuat
dengan Cepatnya mengalir masuk kedalam tubuh dua
orang perempuan yang terluka parah itu.
Dengan kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki Lam-
kong Pak, tidak selang setengah jam kemudian keadaan
luka dari dua orang itu sudah berangsur sembuh kembali.
Pada saat itulah mara bahaya sudah menghilang dari
empat penjuru...ditengah kesunyian yang mencekam
seluruh jagad, mendadak dari balik semak belukar yang
lebat mengepul keluar segumpal asap rokok yang besar dan
tebal langsung meluncur keatas pohon-
Menyaksikan kemunculan gumpalan asap itu, dua orang
gadis berjaga dibawah pohon jadi amat terperanjat mereka
tahu bahwa Im-Yang-siu atau kakek asap berawan Si cu
Lok berada disekitar situ, gumpalan asap tebal itu bukan
lain adalah asap berhawa Kie-kang yang dipancarkan
olehnya.
Walaupun tahu bahaya dua orang gadis itu tak berani
bersuara secara sembarangan. cu Li Yap segera enjotkan
badannya meluncur kedepan dan melancarkan satu pukulan
untuk membuyarkan serangan asap hawa kie-kang yang
maha dahsyat tersebut.
Sedangkan Pek-li Hiang sendiri menubruk kedalam
semak belukar sekalian tangannya mencabut keluar tanduk
naga sakti.
Walaupun gumpalan asap hawa kie-kang tersebut
berhasil dipukul buyar oleh serangan cu Li Yap namun
segera muncul kembali lima buah gumpalan bola hawa
tebal yang besar dan aneh meluncur tiba.
cu Li Yap takut terjadi hal2 yang tidak diinginkan atas
diri kekasihnya, ia segera berdiri diatas pohon dan
melancarkan pukulan kembali untuk membuyarkan
serangan kelima gumpalan bola asap yang tebal dan besar
itu.
Lima buah gumpalan asap tadi segera terhajar telak tiga
buah diantaranya dan buyar sementara dua buah gumpalan
lainnya tetap meluncur kedepan mengancam punggung
Lam-kong Pak,
cu Li Yap yang menyaksikan kejadian itu jadi amat
terperanjat ia tahu jika pemuda itu sampai terhajar telak
oleh gumpalan asap tersebut bukan saja Lam-kong Pak
akan menemui ajalnya seketika itu juga bahkan Sun Han
Siang dan cu Hong Hong pun akan mengalami keadaan
jalan api menuju neraka.
Dalam gelisah dan Cemasnya dia lupakan bahaya yang
bakal mengancam dirinya sambil melancarkan pukulan
dahsyat ia terjang kearah datangnya dua gumpalan bola
asap itu.
"ciiiiss..." bola asap itu terhantam hingga buyar,
sementara tubuh gadis itu terpental dan roboh dari atas
dahan pohon.
Dipihak lain baru saja Pek-li Hiang menerjang masuk
ketepi semak belukar tiba-tiba mendengar suara dingin
berkumandang memecahkan kesunyian, dua belas buah
lentera berwarna hitam laksana sambaran petir meluncur
kearahnya dengan amat dahsyat.
Dari senjata yang mengancam datang itu, Pek-li Hiang
tahu bahwa dia sedang berhadapan dengan Hek teng-tui-
hun atau lampu hitam mengejar nyawa Leng cing cui.
Senjata tanduk naga saktinya langsung disodok kedepan,
ditengah desiran angin tajam diantara dua belah lampu
lentera hitam itu ada tujuh delapan buah diantaranya
tergetar dan hancur berantakan- sisanya lima enam buah
lentera hitam yang masih utuh dengan tajam meneruskan
ancamannya menyambar tubuh bagian bawah.
Telapak kiri Pek-li Hiang segera bertindak cepat. ia
lancarkan satu pukulan dengan ilmu telapak Sim-hoo-it-
ciang-hoat.
"Blaamm-.." ditengah benturan keras yang memekikkan
telinga, lima buah lentera hitam yang tersisa berhasil
dipunahkan juga hingga hancur berantakan-
Baru saja gadis itu bisa berlega hati karena berhasil
memusnahkan serangan musuh, mendadak... dua rentet
semburan darah dengan cepatnya meluncur datang.
Inilah "Gumpalan darah menyembur orang" suatu ilmu
ampuh yang dipergunakan Lentera hitam pengejar nyawa
untuk menolong diri sendiri, serangan tersebut luar biasa
sekali akibatnya.
Pek-li Hiang sama sekali tidak menduga sampai kesitu,
dengan cepat ia menyambut datangnya ancaman tersebut
dengan senjata tanduk naga saktinya...^sreet^ walaupun
serangan itu berhasil menolong diri dari bahaya total
namun masih ada sebagian kecil dari semburan itu yang
bersarang diatas bahu kirinya.
"Blaaam..." pakaian yang dikenakan gadis itu bancur
berantakan dan kulitnya terluka dengan sempoyongan ia
mundur tiga langkah kebelakang....
Daripada itu pertarungan yang sedang berlangsung
antara cu Li Yap melawan kakek asap berawanpun berjalan
seimbang mereka saling menyerang dan bertahan...
Kakek asap berawan mempunyai pengalaman luas ia
selalu berusaha menghindar dari yang berat mendahulukan
yang ringan sebentar dengan mangkok bunoweenya
mengetuk batok kepala sebentar menggunakan buntalan
tembakaunya menyambar dada sebentar lagi menotok
sepasang mata dengan gagang huncwee membuat gadis she-
cu jadi repot dan harus menghadapinya dengan ber-
sungguh2.
Bicara sesungguhnya, ilmu silat yang dimiliki cu Li Yap
masih jauh lebih tinggi daripada orang ini. tetapi berbubung
gadis itu sedang menguatirkan keselamatan tiga orang yang
berada diatas pohon- perhatiannya tak bisa dipusatkan jadi
satu, ia dipaksa berada diatas angin.
Dipihak lain Pek-li Hiang yang terhajar lengan kirinya
oleh semburan darah musuhnya. seketika merasakan
tulangnya sakit hingga sukar ditahan, namun ia tak berani
mengendorkan perhatiannya dengan begitu saja, sambil
menggertak gigi serangan berikutnva dilancarkan seCara
ber-tubi2...
Hek teng-tui-bun lentera hitam pengejar nyawa tertawa
seram tiada hentinya, kembali ia lancarkan tujuh delapan
buah lampu lentera hitam dan mengepung sekitar tubuh
Pek-li Hiang rapat2.
"Ploook Ploook Ploook" Pek-li Hiang mengengos napas
dan mengeluarkan ilmu pukulan Sam-tiam-sip-sam-sih atau
tiga belas pukulan berantai, dalam waktu singkat seluruh
lampu lentera berwarna hitam itu berhasil dirontokkan
semua.
Sejak salah makan buah merah padam lembah yang
terpencil, tenaga dalam yang dimiliki gadis ini telah peroleh
kemajuan yang sangat pesat, kalau tidak begitu semburan
darah yang mengena ditubuhnya tadi sudah cukup untuk
merobohkan dirinya.
Tiga belas buah pukulan berantai dari pencuri tua ini
semuanya merupakan gerakan yang menggunakan
kelincahan tubuh, banyak gerakan yang bertahan jadi
menyerang semuanya diluar dugaan dansukar diduga oleh
musuhnya...
Menghadapi serangan yang begitu ampuh kali ini Lampu
Hitam Pengejar nyawa yang sebaliknya kena didesak
sehingga kalang kabut dan tak mampu menguasai diri.
Dilain pihak. cu Li Yap berhasil memusatkan
perhatiannya untuk bertempur, daya serangannya semakin
meningkat dan pukulan dari ilmu payung sengkala yang dia
lancarkan berhasil mendesak mundur kakek awan berasap
sehingga satu tombak jauhnya dari tempat semula.
Tiba2 terdengar Heksteng-tui-hun lentera hitam pengejar
nyawa Leng ceng ciu membentak keras:
"Pui Kun, It-bun Ko ayoh cepat keluar dan bantu kami"
cu Li Yap sangat terperanjat dia segera menengok
kesamping tampaklah Janda kawin tujuh kali Pui Kun dan
jago arak dari Lam-hay It-bun Ko sambil membawa dua
buah bungkusan besar sedang munculkan diri dari tepi
hutan.
Dua orang gadis itu amat terperanjat mereka menyadari
bahwa nasib Loo Liang-jan tak bisa menangkan akal
muslihat dari Pui Kun.
Sementara itu Janda kawin tujuh kali saling bertukar
pandangan sekejap dengan jago arak dari Lam-hay
kemudian tanpa menggubris atau mengucapkan sepatah
katapun kedua orang itu siap berlalu dari sana....
Kakek awan berasap Si cu Lok yang menyaksikan
tingkah polah kedua orang itu segera membentak keras:
"Sekalipun kamu berdua berhasil kabur sejauh satu li
tidak mungkin kalian akan mampu melepaskan diri dari
Cengkeramanku kalau tahu gelagat Cepatlah bantu diriku
bila urusan disini telah beres kamipun pasti tak akan
menyusahkan kalian"
Dua orang itu kembali saling bertukar pandangan
sekejap. akhirnya Janda kawin tujuh kali berkata:
"Mari kita sembunyikan dahulu barang2 milik kita ini,
kemudian baru ikut serta dalam pertarungan itu, tapi
engkau musti ingat bilamana perlu kita harus turun tangan
untuk lenyapkan kakek awan berasap dan lentera hitam
pengejar sukma dari muka bumi lebih baik lagi kalau kita
bisa lukai mereka dengan senjata rahasia"
"Aku mengerti" sahut It-bun Ko.
Mereka berdua segera berpisah untuk menyembunyikan
barang bawaan mereka itu, kemudian muncul kembali
digelanggang dan terjunkan diri dalam pertarungan
tersebut.
Janda kawin tujuh kali Pui Kun menyerang cu Li Yap
sedang kan It-bun Ko menubruk Pek-li Hiang.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun Pui Kun
melancarkan tiga tendangan berantai menggaet nyawa
kearah cu Li Yap...BluuumBluum bluum seCara beruntun
gadis itu menyambut datangnya tendangan tadi memaksa
Pui Kun tergetar mundur tiga langkah kebelakang.
Dipihak lain It-bun Ko yang melancarkan tujuh delapan
buah pukulan dahsyat segera berhasil mendesak mundur
Pek-li Hiang sejauh tiga langkah kebelakang karena gadis
itu sedang menderita luka pada bahunya.
Ditengah pertarungan tiba2 It-bun Ko melepaskan cupu2
araknya dan meneguk araknya dengan la hap. sementara
lentera hitam pengejar nyawa sedang bertempur dengan
sengitnya.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun orang she It-bun
itu menyemburkan panah araknya langsung mengancam
jalan darah glok-seng-hiat pada otak belakang lentera hitam
pengejar nyawa.
Leng cing ciu sama sekali tak menduga kalau dalam
keadaan begitu, rekan sekomplotannya bisa turun tangan
keji kearahnya, untuk menghindarkan diri sudah tak sempat
lagi, terpaksa ia mengepos tenaga dan menyemburkan pula
panah darahnya yang dahsyat kearah pihak lawan-
"criit...criiit..." panah arak yang disemburkan oleh It-bun
Ko dengan telak bersarang diatas jalan darah tay-yang-hiat
dikedua belah kening Lentera hitam pengejar nyawa Leng
cin ciu,jeritan ngeri yang menyayat hati berkumandang
memeCahkan kesunyian gembong iblis itu terkapar diatas
tanah tak berkutik lagi untuk selamanya.
In-bun Ko sendiri karena sudah melakukan persiapan
lebih dahulu dengan mudah ia berhasil melepaskan diri dari
semburan panah darah pihak lawan.
Pek-li Hiang tertegun menyaksikan kejadian itu sebelum
gadis itu sempat memikirkan sesuatu It-bun Ko telah
menyerbu kembali sambil melancarkan sebuah serangan
berantai, bersamaan itu pula sisa arak yang masih berada
didalam mulutnya disemburkan keluar juga dengan
hebatnya.
"criiit " bahu Pek-li Hiang Kembali terhajar kembali oleh
semburan arak itu hingga roboh terjengkang diatas tanah.
Jago arak dari Lam-hay It-bun Ko tidak melanjutkan
serangan berikutnya kearah gadis itu ia putar badan dan
balik menerjang kakek asap berawan Si cu Lok
Rupanya kakek asap berawan telah mengetahui apa yang
telah terjadi dipihak lain, dengan suara berat ia menegur:
"It-bun Ko rupanya engkau adalah pagar makan
tanaman,... berani melukai rekan sendiri"...
Belum habis dia berkata. janda kawin tujuh kali Pui Kun
tanpa mengucapkan sepatah-kata ia melepaskan kesepuluh
buah kuku Liok-eng-kanya sepuluh desiran angin tajam
serentan meluncur kedepan dan mengancam jalan darah
penting disekujur badan kakek asap berawan-
Si cu Lok gembong iblis yang gemar menghisap
huancwee ini jadi sangat terperanjat buru2 dia
menyemburkan segumpal asap berhawa kie-kang,
sementara mangkok huncweenya dengan membawa desiran
angin tajam memukul rontok kuku2 Liok-eng-ka yang
sedang mengancam jalan darah diatas tubuhnya
It-bun Ko yang sudah menanti sejak tadi tentu saja tak
mau membuang kesempatan yang sangat baik itu dengan
begitu saja. sejak pemulaan tadi ia sudah menghisap
araknya kedalam mulut ketika dilihatnya kakek awan
berasap sudah dibuat kalang kabut dan kebingungan
setengah mati pada saat itulah arak yang sudah
dipersiapkan tadi disemburkan kedepan-
Kakek asap berawan Si cu Lok mendengus berat karena
kesakitan semburan arak itu dengan tepat bersarang diatas
wajahnya membuat luka yang besar muncul diatas
keningnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun gembong
iblis itu roboh terjengkang keatas tanah.
Janda kawin tujuh kali Pui Kun tidak berhenti sampai
disitu saja, pada saat cu Li Yap masih berdiri tertegun
kembali sepuluh desiran angin tajam meluncur kedepan
menyambar tubuh bagian bawah dari gadis itu
Dengan cepat cu Li Yap meloncat naik ke tas udara
untuk menghindarkan diri dari ancaman tersebut namun It-
bun To yang sudah siap dengan cupu2 araknya dengan
cepat menggetarkan cupu2 tadi sekuat tenaga segumpal
semburan arak yang maha dahsyat seketika itu juga
meluncur kearah depan.
cu Li Yap yang masih berada ditengah udara sama sekali
tak menyangka kalaupihak musuh bakal melancarkan
serangan dengan Cara begitu, tak sempat untuk menghindar
lagi tubuhnya tersembur telak oleh arak berhawa dalam tadi
dan tidak ampun badannya segera terjungkal keatas tanah.
"cepat kabur^ bentak It-bun Ko cepat2.
"Tunggu sebentar. akan kujagal dulu mereka itu..." jawab
Janda kawin tujuh kali.
"Heehh..heeehh..heehh...."
Mendadak serentak suara tertawa seram berkumandang
datang dari arah belakang Pui Kun, dua orang ituputar
badan dengan cepat dan terlihatlah Ngo-hoa-bak daging
lima warna oei Hun, Melayang diatas air Ma Tie. sapu baja
Kim Kiu, Golok tanpa tandingan Hong Gwat serta dewa
guntur berlengan delapan Si Put Siu sekalian gembong iblis
telah berdiri kurang lebih tiga tombak dihadapan mereka.
Empat buntelan besar yang mereka sembunyikan
sebelum melakukan pertarungan tadi, Kini sudah
ditemukan oleh kawanan gembong iblis itu dan berada
disisi tubuh mereka.
Paras muka Janda kawin tujuh kali Pai Kun dan Jago
arak dari Lam-hay It-bun Ko berubah sangat hebat, mereka
tahu bahwa keadaan sangat berbahaya, mereka sudah di
kepung dan kendatipun punya sayap juga tak mungkin bisa
melepaskan diri lagi.
Sepasang biji mata Janda kawin tujuh kali berputar
kencang, mendadak ia maju kedepan menghampiri Daging
lima warna dan berkata^
"oei Hukaucu. aku Pui Kun sudah lama sangat
mengagumi dirimu. cuma sayang selama ini tak ada
kesempatan baik..."
Daging lima warna oei Hun adalah seorang gembong
iblis yang sudah banyak melakukan kejahatan. namun
paling benci main perempuan. melihat tingkah pola
perempuan dihadapannya itu ia segera membentak keras:
"Bekuk mereka"
Melayang diatas air Ma Tie segera tampil kedepan,
sesudah memberi hormat kepada Daging lima warna Oei
Hun, katanya:
"Hu pangcu, menurut apa yang aku orang she-Ma
ketahui, diantara harta kekayaan yang berhasil mereka
temukan itu separuh diantaranya berupa intan permata dan
beberapa biji mata kucing yang tak ternilai harganya. nilai
tersebut bisa mencapai beberapa ratus laksa lahil perak, aku
rasa benda2 yang berharga itu masih disembunyikan dalam
saku mereka...."
"Heeehhh- heeehhh- heeehhh." Daging lima warna oei
Hun tertawa dingin, "Geledah"
Sambil menyeringai seram Ma Tie maju kedepan dan
mula pertama mendekati It-bun Ko lebih dulu katanya:
"orang she It-bun, apakah engkau hendak paksa aku
untuk turun tangan sendiri??"
"Barang itu tidak berada didalam sakuku, kalau ingin
geledah silahkan menggeledah sendiri"
"Lepaskan pakaianmu lepas semua sampai telanjang
bulat" hardik Ma Tie.
It-bun Ko tahu bahwa dalam keadaan Seperti ini tidak
mau buka baju juga tak bisa terpaksa sambil menahan malu
ia lepaskan baju luarnya sehingga tinggal pakaian dalam
dan celana dalam saja yang masih melekat dibadan,
ujarnya:
"Ma Tongkee silahkan kau raba saja tubuhku, tanggung
benda itu tak akan kau temukan pada diriku"
Ma Tie segera tertawa dingin.
"Heeehhh-heeehhh-heeehhh.. engkau toh bukan nona
gede atau menantu cilik yang menyenangkan hati? Huh aku
tidak punya napsu untuk meraba tubuh bangkotanmu itu
lebih baik lepas sendiri saja"
"Ma tongkee, apakah engkau suka berbaik hati dan
melakukan pemeriksaan sendiri atas diriku?? kalau suruh
aku telanjang bulat aku benar2 merasa sangat malu"
"Ploook" sebuah tempelengan yang sangat keras
bersarang diatas wajah It-bun Ko membuat hidungnya jadi
bengkak hijau dan matanya biru, dalam keadaan begini
terpaksa ta melepaskan celana dalam dan pakaian
dalamnya hingga berada dalam keadaan telanjang bulat.
"Totok jalan darah dua orang gadis itu" perintah Daging
lima warna oei Hun.
Dewa guntur berlengan delapan Si Put Siu terima
perintah dan segera menotok jalan darah dari cu Li Yap dan
Pek-li Hiang namun kawanan gembong iblis itu masih
belum tahu kalau diatas pohon masih ada orang Lain-
Setelah It-bun Ko melepaskan seluruh pakaiannya
sehingga berada dalam keadaan telanjang bulat keadaan
jago tua itu jadi mengenaskan sekali hingga sukar
dilukiskan dengan kata2.
Kawanan gembong iblis lainnya sama2 tertawa tergelak
menyaksikan rekannya ditelanjangi, hal ini membuat paras
muka It-bun Ko berubah makin memerah hingga
menyerupai kepiting rebus, seandainya diatas tanah ada gua
mungkin ia sudah menerobos masuk kedalam gua tersebut.
...
Dalam pada itu Ma Tie sudah menghampiri kehadapan
Janda kawin tujuh kali, ujarnya:
"Pui Kun- pekerjaan yang paling kau gemari sepanjang
hidupmu adalah melepaskan celana dalam, aku rasa
melepaskan celana dihadapan umum mungkin baru kau
lakukan untuk pertama kali ini bukan??"
Janda kawin tujuh kali mengerling cabul kearah
lawannya, kemudian berseru:
"Eeei.. engkau jangan berani2 sembarangan bicara...
sekarang aku sudah menjadi miliknya oei Hu-pangcu. Ma
Tie engkau berani...."
Daging lima Warna oei Hun yang mendengar perkataan
tersebut segera menengadah keatas dan tertawa seram.
"Haaahh..haaahhh..haaahhh...perempuan lonte, berani
sembarangan bicara? hadiahkan sebuah tamparan yang
keras keatas wajahnya...."
Ma Tie yang mengandalkan kekuasaan atasannya segera
bertindak kasar. telapak tangannya diayun secara beruntun
dan-, "plook..plookplookplook" empat buah tempelengan
membuat sepasang pipi Pui Kun jadi merah membengkak,
darah segar menetes keluar dari ujung bibirnya.
"Perempuan lonte. ayoh cepat lepas kan pakaianmu"
perintah Ma Tie dengan kasar.
Janda kawin tujuh kali bukan seorang perempuan yang
takut malu, ia punya rahasia dalam tubuhnya karena itu
jikalau pakaiannya dilepaskan semua hingga telanjang bulat
maka rahasia tersebut akan ketahuan.
oleh sebab itulah sambil meliuk-liukkan pinggulnya
seperti ular ia berkata kembali^
"oei Hu-pangcu. dapiakah engkau membuka jaring dan
melepaskan taliku untuk kali ini saja? bagaimana pun juga
aku toh anggota perkumpulan, jikalau rahasia ini sampai
terbongkar bukankah nama baik perkumpulan kitapun akan
ternoda??"
sekali lagi Daging Lima warna oei Hun menengadah
keatas dan tertawa seram.
"Haahhh,. haahh.. haahhh,. perempuan lonte yang tak
tahu diri masa engkau juga mengetahui akan nama baik???
Hmm orang she-Ma ayoh cepat geledah tubuhnya"
Ma Tie menyahut, dengan gerakan tubuh yang cepat
laksana sambaran kilat ia bertindak. tangannya menyambar
kemuka dan . . . "Breeet" pakaian luar yang dikenakan Pui
Kun segera terlepas sehingga nampaklah pakaian dalamnya
yang be^warna merah. "Breet. . ."
Pakaian dalam yang dikenakan perempuan itu kembali
tersambar hingga robek. kali ini kelihatanlah kutangnya
yang berwarna merah membungkus dua gumpalan bola
daging yang padat berisi dan masih montok sekali.
sorot mata kawanan iblis itu sama2 tertuju pada sepasang
payudara sang perempuan binal tadi tanpa berkedip. semua
orang mengecap tiada hentinya sementara air liur ibarat
ditelan berulang kali. "Breet..."
Kutang berwarna merah yang sudah minim sekali itu
kembali tersambar robek hingga terlepas dari badan, kini
separuh bagian tubuh Janda kawin tujuh kali sudah berada
dalam keadaan telanjang bulat, kulihatnya yang putih
bersih dengan sepasang gundukan bola daging yang besar
padat dan kencang benar2 mempesonakan hati.
Kedatipun usia perempuan itu sudah mencapai empat
puluh tahunan, namun wajahnya sama sekali belum
berkerut, tubuhnya masih tetap mulus. halus dan
menggairahkan sekali, bila dilihat dari tubuhnya saja maka
orang pasti akan mengira dia masih berusia belasan tahun.
Janda kawin tujuh kali melemparkan kerlingan mautnya
keempat penjuru. ia tahu kawanan iblis itu rata2 sudah
terikat oleh keindahan dan kemontokan tubuhnya, asal
pakai siasat maka ia pasti dapat meloloskan dari jeratan
lawan-
"Pui Kun" terdengar Ma Tie berseru dengan suara
dalam." celana dalam itu lebih baik kau lepaskan sendiri"
Janda kawin tujuh kali memutar sepasang biji matanya,
perempuan ini sedang peras otak untuk mencari siasat guna
meloloskan diri dari ancaman tersebut, ketika ia
menengadah keatas mendadak sbrot matanya berhasil
menemukan adanya tiga sosok bayangao manusia yang
sedang bersembunyi dibalik kerimbunan daun pohon, ia
segera menyadari bahwa ketiga orang itu pastilah jago2
lihay dari dunia persiliatan.
Satu ingatan deangan cepat berkelebat dalam benaknya,
ia mendapat akaL Namun perasaan tesebut tidak sampai
diutarakan keluar, ujarnya dengan suara jalang:
"Ma Tie, engkau tak usah memaksa terus-menerus,
biarlah kulepaskan sendiri celana dalamku ini tapi engkau
harus mundur dulu.^"
Ma Tie mundur tiga langkah kebelakang, sorot mata
kawanan iblis itu ber-sama2 ditujukan keatas tubuhnya,
tampaklah perempuan itu melepaskan tali celananya
dan...Sreeet^ celana berwarna merah itu meluncur lepas
dari tubuhnya....
"Aaah ..." kawanan iblis itu menjerit kaget.
Terlihatlah sepasang pahanya yang putih, mulus dan
halus....begitu montok dan menawan hingga
menggairahkan siapapun yang memandang.
Dibalik celana merah tadi ternyata masih ada selembar
celana dalam lagi yang jauh lebih kecil dan tipis, sambil
bergoyang pinggul dan memperlihatkan gerakan2 yang
merangsang, Janda kawin tujuh kali berseru kepada Daging
Lima warna:
"oei Hu-pangcu, masa aku harus lepaskan semua celana
dalamku hingga telanjang bulat?"
"Tentu saja " jawab Ma Tie dengan cepat.
"Begini saja " kata janda kawin tujuh kali kemudian,
"aku akan memberi kesempatan kepada kalian untuk
meraba tubuh bagian bawahku, seandainya dibalik celana
dalamku ada benda yang kusembunyikan, bukankah asal
diraba lantas tahu?"
Mendengar usul yang sangat luar biasa dan sangat
menguntungkan dirinya itu. buru2 Ma Tie ingin
menyetujuinya.
Tetapi sebelum dia sempat berbicara. Daging lima warna
oei Hun sudah keburu berkata lebih dahulu:
"Bagi mereka yang ditunjuk untuk melakukan merabaan
tersebut, maka orang itu harus dipilih dari mereka2 yang
dihari biasa memperlihatkan tingkah laku serta perbuatan
yang baik, dengan begitu aku baru dapat mempercayainya"
Setelah ucapan tersebut diutarakan keluar, maka sama
artinya wakil ketua ini merasa curiga bahwa Ma Tie tak
dapat dipercaya. seandainya ia mempunyai maksud2
tertentu, walaupun sudah diraba dan ada barangnya namun
dia mengatakan tak ada, bukankah dialah yang bakal
dirugikan?
"Apakah wakil ketua tidak percaya dengan aku?" bentak
Ma Tie dengan nada tidak puas.
"Hmm karena engkau pernah bergelumut dengan
perempuan itu maka itu berarti engkau sudah mempunyai
rasa yang lain dari-pada yang lain dengan dirinya,
perbuatanmu susah untuk dipercayai"
Bicara sampai disini sorot mata Daging lima warna yang
tajam per-lahan2 menyapu keatas wajah kawanan iblis
lainnya.
Kawanan iblis itu rata2 segera menunjukkan wajah yang
serius dan jujur, semua orang menunjukkan se-olah2 dialah
yang paling bisa di percaya sehingga dapat dipilih oleh
daging lima Warna oei-Hun untuk meraba tubuh dibalik
celana dalam perempuan binal tersebut.
Lama sekali Daging lima warna oei Hun mengamat-
amati anak buahnya, namun tak seorangpun yang penuju
dengan hatinya sementara ia masih bingucg karena tak tahu
siapakah yang bakal dipilih mendadak Tiat-sau-co sapu baja
Kim Kiu berkata dengan serius.
"Wakil ketua, sejak dilahirkan aku mempunyai suatu
keburukan yaitu paling takut mendekati kaum wanita, aku
harap wakil ketua jangan sekali mengutus diriku"
"Kalau begitu engkau saja yang melaksanakan tugas ini"
seru Daging lima warna dengan cepat.
Dalam hati kecilnya sapu baja Kim Kiu merasa sangat
kegirangan, namun diluaran ia ber-pura2 takut sehingga
mengucurkan keringat dingin kembali serunya:
"oooh .. wakil ketua... aku harap engkau berpikir sekali
lagi... aku takut dengan perempuan"
Dewa guntur berlengan delapan Si Put Siau yang melihat
siasat tersebut rupanya manjur sekali dengan cepat
terlintaslah satu akal dalam benaknya. agar ia bisa dipilih
untuk meraba benda yang paling menyenangkan dikolong
langit itu. tiba2 dengan tubuh gemetar ia jatuhkan diri
keatas tanah dan duduk tak berkutik. ,
Daging lima warna yang menyaksikan kejadian itu
nampak terperangah. lalu menegur, "Hey orang she-Si,
kenapa engkau? pennyakit apa pula yang kau derita...??"
"Wakil ketua.." jawab dewa guntur berlengan delapan
dengan suara ter-bata2, "Urrusan ini... sebenarnya
memalukan sekali. lebih baik tak usah kukatakan saja"
"cepat katakan" hardik Daging lima warna.
"Sejak kecil aku sudah mempunyai satu penyakit, yaitu
jika menyentuh kaum wanita maka badanku akan gemetar
dan bulu kudukku pada bangun berdiri, barusan aku
mengira engkau memerintahkan akulah yang meraba
daging dibalik celana dalamnya, maka...maka... penyakitku
itu kontan saja kambuh kembali."
Ketika kawanan iblis itu ber-sama2 alihkan sorot
matanya kearah orang itu, maka tampaklah bulu kuduknya
pada bangun berdiri, bahkan sekujur badannya masih
gemetar keras. Daging lima warna Oei Hun tertawa dingin
katanya:
"Heehh. .heeehh..heeehh.. bagi seorang pria yang tidak
suka bermain perempuan, hal ini merupakan salah satu
kebaikan yang terpuji, tapi keadaanmu itu terlalu kelewat
batas, aku tetah berubah ingatan, sekarang juga akan kuutus
dirimu untuk meraba tubuhnya. engkau harus belajar
meraba perempuan sebelum dikemudian bari bisa cari bini
dan punya anak"
Dewa guntur berlengan delapan Si Put Siu merasa sangat
kegirangan, dengan cepat dia bangkit berdiri, ujarnya
kembali:
"Wakil ketua...tangan-tanganku masih gemetar terus
tiada hentinya...."
Golok tanpa tandingan Hong Gwan jadi mendongkol
sekali menyaksikan ulah rekan2nya, ia berpikir dalam
hatinya:
"Hmm permainan keparat in ijauh lebih hebat, aku tak
boleh memberi kesempatan kepadanya untuk mendapat
keuntungan tersebut...."
Berpikir sampai disini, sepasang biji matanya segera
berputar, kemudian sambil berteriak ia melarikan diri
terbirit-birit. "Aduuuh tolong . . . tolong.. . ."
Kejadian yang timbul sangat mendadak ini segera
membuat kawanan ibhs itu jadi tertegun.
Daging lima warna oei Hun segera membentak keras:
"Berhenti "
Dengan ketakutan Golok tanpa tandingan Hong Gwan
berhenti larinya, lalu serunya: "oooh wakil Ketua. engkau
sangat mengejutkan hatiku"
= -^^^^^-^ =

"APA YANG kau takuti??" hardik Daging lima warna


sambil tertawa dingin tiada hentinya.
Dengan tubuh bergetar karena ketakutan golok tanpa
tandingan Hong Gwan menjawab:
"Aku...jika aku mencium bau perempuan-..maka...
rasanya perutku lantas jadi mual dan ingin muntah..
bahkan-. kalau sudah muntah maka aku akan muntah
selama tiga hari tiga malam"
Daging lima warna oei Hun kembali tertawa dingin,
"Heehh...heehh..heeehh..sungguh tak kusangka kalian
memiliki penyakit aneh sebanyak itu, baiklah begini saja,
kalian bertiga boleh maju bersama dan meraba tubuhnya
ber-sama2"
Mendengar perintah tersebut, ketiga orang jago itu
merasa sangat kegirangan, sedangkan Janda kawin tujuh
kali sendiri sedikit pun tidak menunjukKan keberatannya
malahan melemparkan kerlingan2nya kearah tiga orang itu.
Kejadian itu sangat menggusarkan hati Melayang diatas
air Ma Tie, ia tahu ketiga orang itu sedang ber-pura2 main
sandiwara, dikolong langit tak mungkin terdapat penyakit
aneh seperti itu maka dengan hati yang mendongkol
seruoya dengan suara berat:
"Wakil ketua engkau jangan percaya dengan obrolan
mereka, dikolong langit tak mungkin ada....."
Belum habis ia berkata tiga orang sampah masyarakat itu
sudah menerjang kedepan "Breeet" tiga buah tangan ber-
sama2 menerobos masuk kebalik celana dalam dari Janda
kawin tujuh kali.
TAPI... pada saat itu juga terdengarlah jeritan kesakitan
yang melengking berkumandang memecahkan kesunyian.
Kawanan iblis lainnya sama2 berdiri tertegun, ketika
mereka menengok kearah tiga orang rekannya, tampaklah
tiga buah tangan yang menerobos masuk kedalam celana
dalamnya Janda kawin tujuh kali sudah kutung jadi dua
bagian, masing2 pihak sambil membawa lengannya yang
cacad sedang mundur kebelakang dengan sempoyongan.
Tiga buah kutungan lengan itu terjatuh ke atas tanah
lewat lubang dibawah celana dalamnya, darah segar
mengucur keluar membasahi lantai, keadaan benar2
mengerikan sekali.
Saking terperanjatnya kawanan iblis itu jadi tertegun dan
berdiri melongo mereka tak menyangka kalau dalam celana
perempuan itu bukan saja tak ada hartanya malahan ada
pisaunya, hal ini sama sekali diluar dugaan siapa pun-
Siapa pun tak ada yang tahu sampai dimanakah
kelihayan dari Janda kawin tujuh kali, meskipun ia cabul
dan jalang sekali namun ia tak sudi dirugikan oleh siapapun
juga kecuali kalau ia sudah penujui maka jangan harap ada
orang bisa menikmati tubuhnya secara gratis.
Untuk menghindari perbuatan2 jahil orang lain terhadap
dirinya sengaja ia telah membuat sebuah gunting otomatis
yang amat tajan yang dipasang pada pinggangnya dan
mulut gunting tersebut berada diantara kedua pahanya jika
sepasang kaki dijepitkan satu sama lain maka gunting tajam
itu segera akan mengatup dan menguntungi benda apapun
yang berani berbuat jahil kepadanya.
Daging lima warna oei Hun makin bertambah gusar
hardiknya:
"Ma Tie, ajoh maju dan periksa sekujur badannya
dengan teliti... bilamana perlu telanjangi seluruh tubuh
perempuan itu"
Dengan langkah lebar Ma Tie maju mendekati
perempuan tersebut tangannya bertindak secepat kilat.
Breeet^ sisa celana dalam yang masih melekat ditubuh
Janda kawin tujuh kali tersambar robek dan terlepas dari
tubuhnya.
Kini perempuan binal yang bernama Janda kawin tujuh
kali tersebut berada dalam keadaan polos alias telanjang
bulat.
"Waeduuuh...cctt..crtt...cctt..." seruan kaget dan kagum
berkumandang dari mulut kawanan iblis itu.
Ternyata gunting istimewanya itu berbentuk lingkaran
yang dihubungkan dengan sebuah lingkaran bulat yang
melekat pada pinggangnya mulut gunting tersebut persis
berada didepan alat kelaminnya dan kelihatan tajam sekali.
Bukan begitu saja bahkan beberapa butir mata kucing
dan intan permata itu tergantung pula bisa putar lingkaran
baja pada pinggangnya tersebut.
"Tangkap perempuan itu" bentak Daging lima warna oei
Hun dengan sangat marahnya.
Kawanan iblis ber-sama2 maju kedepan dan mengurung
perempuan itu rapat2 Janda kawin tujuh kali tetap bersikap
tenang, mendadak ia menuding keatas pohon sambil
berseru: "cepat lihat keatas"
Tatkala semua orang menengadah keatas, tampakiah tiga
sosok bayangan manusia sedang melayang turun dengan
Cepatnya mereka bukan lain adalah Lam-kong Pak. Sun
Han Siang serta cu Hong Hong.
Dengan gerakan tubuh yang cepat bagaikan kilat pemuda
Lam-kong melayang kesamping tubuh dua orang gadis itu
dan turun tangan membebaskan jalan darah mereka yang
tertutuk.
Menggunakan kesempatan dikala perhatian semua orang
ditujukan pada kemunculan tiga orang itu. Janda kawin
tujuh kali dengan badan telanjng bulat segera melarikan diri
ter-birit2 dari situ.
Untaian berlian intan permata dan mata kucing yang
tergantung pada selangkangannya saling beradu dengan
gunting bajanya tadi hingga menyiarkan bunyi ting tang
ting tang yang amat merdu.
Daging Lima warna oei Hun mengetahui bahwa
kemampuan yang mereka miliki masih belum sanggup
menandingi kelihayan musuhnya, sementara mereka siap2
hendak melarikan diri, mendadak Lam-kong Pak berkelebat
kedepan dan menghadang jalan perginya:
"oei Hun- ia membentak keras, "engkau anggap bisa
melarikan diri dari sini dengan mudah?"
Sapu baja Kim Kiu membentak keras, dengan
menggunakan senjata sapunya yang berat segera
melancarkan satu babatan kearah batok kepala sianak muda
itu.
Lam-kong Pak sama sekali tidak menghindar ataupun
berkelit, ia putar telapaknya dan mencengkeram senjata
lawan, kemudian merebutnya dengan kekerasan-
Termakan tenaga betotan yang maha besar itu, tubuh
Kim Kiu mencelat sejauh satu tombak dari tempat semula.
tangannya bergetar keras dan robek^ darah segar mengucur
keluar tiada hentinya.
Lam-kong Pak mendengus dingin, serunya:
"Kakek ombak menggulung punya ambisi yang sangat
besar dan ada cita-cita ingin menjadi dunia persilatan
memimpin kolong langit ini, tapi aku Lam-kong Pak akan
suruh kalian buka mata lebar2 dan melihat siapakah yang
lebih lihay diantara kami berdua.Jika kalian bersedia
mengundurkan diri dari perkumpulan ombak menggulung
mulai sekarang juga , itu berarti pikiran kalian masih benar
dan tak malu disebut manusia bijaksana yang pandai
melihat gelagat. sebaliknya kalau kalian belum juga
sadarkan diri dan mengekor terus dibelakang jahanam
tersebut. IHmm aku rasa nasib yang akan kalian alami
mungkin jauh lebih mengenaskan daripada pemimpin
kalian sendiri"
Berbicara sampai disitu, diam2 hawa murni bayi sakti
telah disalurkan kedalam telapak terlihatlah sapu baja itu
dari warna hitam telah berubah jadi abu2, kemudian dari
warna abu2 berubah jadi warna merah membara.
"Aaaah..." para iblis dengan ketakutan berseru keras,
mereka semua mundur tiga langkah kebelakang tanpa
sadar.
Lam-kong Pak tidak berdiam sampai disitu saja,
tangannya membetot dengan sepenuh tenaga dan sapu baja
yang sudah berubah jadi merah membara itu segera terbetot
menjadi sebuah pentungan yang panjang kemudian
pentungan baja itu diputusnya jadi empat belas bagian, tiap
bagian dari Keempat belas bagian itu dipencet pula jadi dua
batang pipa kecil serunya:
"Ayoh silahkan kalian maju ber-sama2 seorangpun
diantara kalian jangan harap bisa lolos dari tempat ini?^
Begitu ucapan ladi diutarakan keluar cu Hong Hong
dengan Cepat menghadang jalan pergi Daging lima warna
oei Hun. Sun Han siang menghadang melayang diatas air
Ma Tie dan dewa guntur berlengan delapan Si-Put Siu
sedangkan cu Li Yap dan Pek Li Hiang masing2
menghadapi golok tanpa tandingan Hong Gwan sapu baja
Kim Kiu danjago arak dari Lam-hay It- bun ko.
Tidak sampai belasan jurus Daging lima warna oei Hun
sudah kena dipukul oleh cu Hong Hong.
Lam-kong Pak segera berkelebat maju kedepan
tangannya laksana kilat menyambar rambutnya yang
panjang.
Daging warna oei Hun sebagai wakil ketua perkumpulan
Bulu hijau, sewaktu menyaksikan rambutnya dicengkeram
oleh seorang pemuda yang masih muda belia, paras
mukanya kontan berubah hebat, sekuat tenaga ia berusaha
melepaskan diri dari cengkeraman pemuda tersebut,
membuat rambutnya yang berwarna hijau sama2 rontok
ketanah,
la rela mengorbankan rambutnya yang berwarna hijau
daripada tetap dicengkeram rambutnya oleh pihak musuh.
Siapa tahu Lam-kong Pak sudah mempunyai rencana
lain- pipa besi yang telah berubah jadi merah membara dan
berada dalam cekalan tangan kirinya itu tiba2 dimasukkan
keatas tulang Phi-pa-kut pada tubuh Daging lima warna.
"ceeesss..." asap hijau mengempul keangkasa, setelah
pipa besi itu berbasil menembusi phi-pa-kut lawan- degsan
cepat pipa tadi ditekuknya menjadi satu lingkaran gelang.
dengan begitu pipa tersebut tak dapat terlepas lagi.
Dipihak lain- Sun Han Siang telah berhasil memukul
keok Melayang diatas air Ma Tie serta dewa guntur
berlengan delapan Si Put Siu. Lam kong Pak segera
menggunakan bara yang sama menembusi tulang phi-pa-kut
mereka dengan pipa baja dan kemudian ditekuknga pipa itu
menjadi gelang.
Beberapa orarg jago itu termasuk tokoh2 inti kekuatan
dari perkumpulan bulu hijau, namun kali ini mereka harus
menelan kekalahan yang mengenaskan sekali membuat
semua orang harus menggigit bibir menahan rasa dongkol.
Terdengar Daging lima warna oei Hun dengan gemas
dan marah berteriak keras.
"Keparat cilik engkau tak usah sombong lebih dahulu
Hmm kalau hari ini kamu tidak sekalian membinasakan
kami, dalam pertemuan bulan lima tanggal lima nanti kami
akan suruh kalian mati secara mengenaskan semua dalam
kerubutan anggota ombak menggulung"
"Justru karena bulan lima tanggal lima nanti kami akan
menghadiri pertemuan besar yang diselenggarakan
perkumpulan ombak menggulung maka kali ini aku sengaja
mengampuni jiwa anjing kalian semua." kata Lam-kong
Pak dengan ketus, "aku akan suruh kalian semua mampus
tanpa mampu mengucaptan kata2 lagi"
Dia layangkan tendangannya..."Plook" pantat daging
lima warna kena disepak hingga tubahnya mencelat sejauh
beberapa tombak dari tempat semula....
Kawanan iblis lainnya jadi ketakutan setengah mati.
karena tulang phi-pa-kut mereka sudah ditembusi oleh pipa
besi maka sewaktu melarikan diri ter-birit2, dari tubuh
mereka berkumandanglah suara dentingan yang amat
nyaring.
cu Li Yap dan Pek-li Hiang yang menyaksiken kejadian
iiu, segera bertepuk tangan sambil bersorak sorai:
"Puas... sungguh puas. serangan kita kali ini pasti Cukup
membuat kawanan iblis dari perkumpulan bulu hijau sama2
keder dan bergidik..."
dalam pada itu Lam-kong Pak telah bertanya kepada dua
orang perempuan itu .
"lbu, cu-cianpwee, bagaimana Ceritanya sehingga kalian
bisa menderita luka dalam yang sedemikian parahnya? apa
sih yang telah terjadi?"
"lbumu yang kau sayangi itulah yang bikin gara2." omel
cu Hong Hong dangan Cepat,
dia mengusulkan agar kita berdua melakukan pencarian
secara terpisah, akhirnya kami ditemukan oleh kakek
ombak menggulung dan dirobohkan satu persatu akibatnya
kami berdua menderita luka parah"
"Setelah Kakek ombak menggulung berhasil melukai
kalian berdua maka ia melepasan kalian dengan begitu saja
tanpa bertindak lebih jauh?"
"Setelah aku terluka parah sebenarnya kakek ombak
menggulung akan melakukgn tindak kekerasan lebih
lanjut." Sun Han Siang menerangkan, "tapi entah apa
sebabnya tiba2 dia meraung kesakitan dan melarikan diri
ter-birit2 se-akan2 ada orang yang secara diam-diam
melukai tubuhnya"
"Tidak salah" ujar cu Hong Hong membenarkan,
"akupun mengalami keadaan yang sama, mungkin ada
orang yang telah memancing kepergiannya dan orang yang
berhasil memancing pergi dirinya pasti memiliki ilmu silat
yang amat lihay."
Mendengar keterangan tersebut Lam-kong Pak segera
berpikir dalam hati kecilnya:
"orang yang mampu memancing pergi kakek ombak
menggulung tanpa diketahui jejaknya. Kemungkinan besar
orang itu adalah ketua dari perkumpulan bulu hijau, tapi
apa sebabnya ia menolong ibuku...? apa yang sebenarnya
telah terjadi??"
Sementara itu Sun Han Siang telah berkata,
"Ayoh kita berangkat kita harus seCepatnya kembali
kekuil shia-hong-blo, aku merasa sangat khawatir atas
keselamatan beberapa orang rekan kita"
"Loo Liang-jen yang mendapat tugas untuk menggusur
Janda kawin tujuh kali serta jago arak dari Lam-hay
rupanya sudah kena dilukai oleh kedua orang itu," kata
Lam-kong Pak,
"aku harus segera pergi mencari jejaknya, ibu berdua
harap berangkat lebih dahulu selesai menemukan jejaknya
Loo-tua kami akan menyusul kesana"
Dimikianlah setelah perpisah dengan cu Hong Hong
serta Sun Han Siang berangkatlah Lam-kong Pak dengan
membawa kedua orang gadis itu menuju kearah depan.
Setelah melewati tiga buah bukit mendadak dari hadapan
mereka muncul sesosok bayangan tubuh yang tinggi besar
sedang berjalan dengan sempoyongan, jelas orang itu sudah
menderita luka parah.
Dengan ketajaman mata Lam-kong Pak yang luar biasa
meskipun ditengah malam buta pun masih terpaut jarak
yang cukup jauh namun ia dapat melihat bahwa orang itu
bukan lain adalah Loo Liang-jan, dengan gelisah segera
serunya:
"Ayoh Cepat, didepan situ ada sesosok bayangan
manusia dan dia bukan lain adalah Loo-tua, rupanya ia
sudah menderita luka yang cukup parah..."
Tiga orang itu segera memperCepat gerakan tubuh
mereka dan laksana sambaran petir menyusul kedepan.
sementara itu Loo Liang-jan sudah masuk kedalam
sebuah hutan yang lebat dan lenyap dibalik kegelapan.
Sementara Lam-kong Pak bertiga mencari di tepi hutan-
tiba2 terdenaar Loo Liang-jan yang berada dalam hutan
sedang berteriak keras: "Aduh mak...ada siluman"
Lam-kong Pak bertiga kelih atan tertegun. cepat2 mereka
sembunyikan diri dibalik sebuah pohon yang besar dan
melongok kearah mana berasalnya suara itu.
Setelah mengetahui apa yang telah terjadi. mereka cuma
bisa gelengkan kepalanya ambil berpikir:
"Kalau sudah digariskan oleh takdir. kemanapun
akhirnya berjumpa kembali..."
Tampaklah Janda kawin tujuh kali Pui Kun dengan
tubuh polos alias telanjang bulat sedang berdiri dengan
sikap yang genit dihadapan Loo Liang-jan- diatas wajah
perempuan itu sedikitpun tidak mengunjukkan rasa malu
atau jengah.
Sebaliknya Loo Liang-jan sendiri dengan
membelalakkan sepasang matanja lebar2 berdiri menjublak
disitu. paras mukanya berubah hebat dengan suara tergagap
ia sedang berseru :
"Siluman perempuan tua, kau .. sebenarnya engkau
orang aa...atau setan?"
Janda kawin tujuh kali tertawa jalang.
"Hiiihh...hiiih...hiiihh...aku adalah seorang perempuan
asli, siapa bilang aku adalah siluman?"
"Aaah tidak benar." seru Loo Liang-jan sambil berteriak
keras, "aku pernah dengar orang berkata bahwa perempuan
bukan begitu bentuknya...."
Janda kawin tujah kali tahu bahwa lelaki yang sedang
dihidapi sekaraag ini adalah seorang pemuda tolol. ia ingin
memancing daya rangsangnya atas diri sendiri maka segera
bertanya kembali:
"Lalu bagaimana macamnya perempuan itu?"
"Menurut keterangan dari Wangwee berhati hitam,
perempuan katanya memiliki dua lembar mulut, mulut
yang ada dibawah ada giginya dan bisa menggigit orang
kenapa mulutmu cuma satu dan diatas saja?? aku tidak
terlihat mulutmu yang ada dibawah"
"Hiihhh... hiihhh .. hiihhh... tolol" Janda kawin tujuh
kali tertawa semakin jalang, "ia sengaja membohongi
dirimu perempuan itu beginilah macamnya, kau ingin lihat
mulut yang ada dibawah? Nah lihatlah sepdiri inilah yang
dinamakan mulut sebelah bawah"
Seraya berkata perempuan binal itu rentangkan sepasang
pahanya sehingga nampaklah bagian "Rahasia" nya yang
tertutup oleh hutan bakau yang sangat lebat itu.
Akan tetapi Loo Liang-jan tidak memberi reaksi apapun
juga dia hanya berdiri melongo dengan mata terbelalak
besar se-olah2 sedang melihat sesuatu yang sangat aneh,
Perempuan binal tersebut mengetahui bahwa Loo Liang-
jan adalah seorang jejaka tulen yang bodoh dan tidak
mengerti urusan diantara muda mudi, napsu birahinya
segera berkobar menguasahi seluruh kesadarannya ia segera
berseru dengan lirih: "Loo Liang-jan aku rasa engkau pasti
belum pernah mendekati kaum wanita bukan?"
"Selama hidup aku tak akan mendekati wanita" teriak
Loo Liang-jan dengan suara keras, "barusan engkau dan
jago arak dari Lam-hay telah menyergap diriku, kalian
masing2 orang menghadiahkan satu pukulan membuat aku
roboh karena mengira aku sudah mampus maka kalian
lantas kabur ter-birit2. Hm, tapi sayang aku Loo-tua belum
mampus aku cuma semaput saja. memandang engkau
adalah seorang perempuan biarlah kuampuni selembar
jiwamu, ayoh cepat pergi dari sini... aku tidak suka melihat
wajahmu lagi"
Sesudah napsu birahi menguasai seluruh pikiran dan
perasaan Janda kawin tujuh kali tentu saja perempvan itu
tak mau melepas korbannya dengan begitu saja dengan
cepat ia memperlih atkan gerakan-gerakan erotis yang
paling cabul danpaling mesum untuk merangsang
bangkitnya birahi Loo Liang-jen, dari gerakan yang konyol
sampdi gerakan bersetubuh semuanya diperlihatkan dengan
gerak-gerik yang merangsang, berulang kali ia melebarkan
sepasang pahanya untuk memperlihatkan bagian "rahasia"
kaum wanita, bahkan menggosok2kan pula sepasang
payudara dan hutan bakau diantara kedua belah pahanya
diatas badan Loo Liang-jan-
Pemandangan semacam ini tentu saja membuat
terperangah cu Li Yap berdua yang mengintip dari tempat
persembunyian, dengan ter-sipu2 mereka berpaling kearah
lain dan tidak berani memandang lebih jauh.
Loo Liang-jan adalah seorang pemuda kasar yang tidak
terpengaruh, perlahan sambil melototkan matanya bulat2 ia
berteriak keras .
"Hey siluman tua, apa sih maksudmu goyang2 pinggul
terus tiada hentinya?? benar2 tak habis mengerti? eei...
apakah kamu sudah edan atau sinting?"
Mendengar tegutan itu Janda kawin tujuh kali Pui Kun
jadi tertegun ia segera berpikir lebih jauh:
"Manusia ini benar2 berperasaan keras bagaikan baja,
aku tidak perCaya kalau engsau tak bakal lumer dan
terpengaruh oleh daya rangsanganku ini..."
Setelah napsu birahi mengUasai seluruh benaknya,
perempuan itu merasa tak puas jika apa yang diinginkan
tidak berhasil diperoleh maka ia maju kembali beberapa
langkah kedepan tubuhnya bergerak makin erotis, sepasang
bola dagingnya yang padat besar dan montok itu bergetar2
tiada hentinya penuh daya rangsangan, sepasang pahanya
direntangkan makin lebar alat Rahasia nya dinaik turunkan
dengan daya rangsangan yang hebat membuat setiap bagian
organ tubuhnya yang paling rahasia itu tertera nyata dan
dapat dilihat dengan amat jelas.
Bila orang lain yang menghadapi keadaan seperti ini
kendatipun orang itu bukan seorang pria yang gemar berma
in perempuan tak urung akan terpengaruh juga oleh
rangsargan yang liar binal itu.
Tetapi Loo Liang-jan masih tetap sama sekali tak
terpengaruh, sesudah memandang setengah harian
lamanya, ia gelengkan kepala sambil bertanya:
"Eei... siluman tua, engkau sudah goyang pinggul
setengah harian lamanya, apakah tak merasa capai atau
tidak lelah?? heran apa sih artinya semua goyangan itu? aku
tak mengerti "
Lam-kong Pak yang melihat sampai situ benar2 tak
dapat menahan rasa gelinya ia hampir saja ia tertawa
tergelak. pikirnya:
"Hahhh...haah...haahh...usaha yang susah payah selama
ini akhirnya kandas juga ditengah jalan tanpa memperoleh
hasil apa2. betul2 mengenaskan"
Tiba2 janda kawin tujuh kali menghentikan gerakan
tubuhnya, sepanjang hidupnya entah sudah berapa banyak
pemuda ingusan yang telah jatuh ketangannya, tapi baru
pertama kali ini dia gagal untuk merangsang perasaan
seorang pria.
makin Loo Liang-jan tidak tertarik, minat perempuan
jalang ini terhadap dirinya makin besar, ia lantas berseru:
"Loo Liang-jan apakah engkau tidak ingin mencicipi
bagaimana nikmatnya rasa seorang perempuan?"
"Hey perempuan siluman tua. engkau punya rangsum
kering atau tidak...?" tiba-tiba Loo Liang-jan berseru.
Janda kawin tujuh kali menghela napas panjang, ia
menjawab.
"Aaai . asal aku punya kesabaran. aku tidak percaya
Kalau tak mampu menggerakan hatimu"
Dari dalam buntalan perempuan itu ambil keluar sebuah
kantongan berisi rangsum lalu dilemparkan kearah Loo
Liang-jan-
Ketika buntalan itu dibuka ternyata isinya adalah
separuh potong ayam goreng dua potong daging masak
kecap serta dua puluh biji bak-pao yang besar.
Loo Liang-jan jadi amat kegirangan bagaikan hembusan
angin puyuh yang menerbangkan semua benda
dipermukaan bumi dalam sekejap mata semua makanan itu
sudah disikat sampai ludas, katanya:
"Meskipan tidak terlalu kenyang, rasanya masih caKup
untuk mangganjal perut Eh mm ...lumayan juga "
kepada Janda kawin tujuh kali teriaknya dengan suara
keras: "Aku telah menghabiskan sekantong rangsum
keringmu lain kaii kalau bertemu kembali pasti akan
kubayar kembali, cepatlah pergi dari sini aku tak ingin
menyusahkan dirimu, sekarang aku ingin tidur dengan
nyenyak..."
Habis berkata ia membaringkan tubuhnya diatas tanah
tidak selang beberapa saat kemudian ia sudah terlelap tidur.
Sekarang Janda kawin tujuh kali baru percaya kalau
dikolong langit benar2 ada pria yang sama sekali tidak
tertarik hatinya oleh gaya rangsangannya, dia menghela
nafas panjang dan bergumam seorana diri:
"Walaupun uang perak dan uang mas itu susah dirampas
oleh mereka aku masih sempat melarikan seuntai mutiara,
intan permata dan beberapa biji mata kucing, benda2
berharga ini cukup untuk membiayai separuh hidupku. aai
sayang bocah ini tidak mengerti soal cinta, kalau tidak...ooh
betapa bahagianya hidupku"
Dengan uring2an perempuan itu mengenakan kembali
pakaiannya kemudian berlalu dari sana.
Sepeninggalnya perempuan binal tadi, cu Li Yap dengan
Pek-li Hiang segera munculkan diri dari tempat
persembunyiannya, sambil menyepak tubuh Loo Liang-jan
mereka berseru : "Hei, sesudah perut kenyang lantas tidur
nyenyak...ayoh cepat bangun"
Loo Liang-jan menggeliat, memudian menggerutu:
"Siluman perempuan tua, cepat pergi dari sini. aku...aku
sama sekali tidak tertarik kepadamu"
cu Li Yap kontan ayunkan telapaknnya menghadiahkan
sebuah tempelengan keatas pipi lelaki raksasa itu.
"Ploook. " Loo Liang-jan loncat bangun dari atas tanah,
tetapi sesudah mengetahui kalau orang yang menggaplok
dirinya adalah cu Li Yap. ia segera berseru: "ooooh.. aku
mengira perempuan siluman tua itu belum pergi dan sedang
mengganggu aku"
"Loo-tua " ujar Lam-kong Pak dengan suara dalam, "aku
merasa sangat kagum kepadamu karena engkau sama sekali
tidak terpengaruh oleh rangsangan kaum wanita, tapi
hatimu terlalu jujur dan polos. ketahuilah Janda kawin
tujuh kali adalah seorang perempuan licik yang berhati
kejam, mengapa sebelum ia pergi dari sini engkau sudah
tertidur dengan nyenyaknya?"
"Aku lihat perempuan itu tidak terlalu jahat."jawab Loo
Liang-jan, "ia mengira aku Suka sekali melihat goyang
pinggulnya itu hingga makin lama gerakannya makin
menggila dan makin seperti orang sinting, padahal aku
sama sekali tidak tertarik."
"Huuh apa yang kau ketahui? dia ingin memperkosa
dirimu, tahu?" teriak Lam-kong Pak dengan suara keras.
"Aaah sau-ya, engkau jangan menakut2i diriku, masa
ada perempuan hendak memperkosa orang laki? kan aneh
aku cuma tahu ada lelaki mau perkosa perempuan..."
"Aaaih... kamu ini.. benar2 sudah tak dapat dlobati lagi..
kamu sudah keterlaluan" kata sang pemuda Lam-kong
sambil gelengkan kepalanya berulang kali.
"Kita tak usah membuang waktu lagi dengan si tolol ini."
sela cu Li Yap dari samping, "ayoh kita segera pulang"
Berangkatlah empat orang itu melanjutkan
perjalanannya menuju kekuil Shia-hong-bio
Malam bulan lima tanggal lima akhirnya telah tiba,
malam itu ketika kentongan pertama barusaja lewat,
suasana dalam markas besar perkumpulan bulu hijau
digunung Hu-hou-san amat ramai sekali. papan nama
didepan pintu gerbang telah diubah menjadi papan nama
emas yang bertulisan: "perkumpulan ombak Menggulung".
Sesudah memasuki pintu gerbang, meskipun persiapan
dan penjagaan dilakukan sangat ketat, namun jelas terlihat
bahwa dalam ucapan peresmian perkumpulan ombak
menggulung pada hari itu, mereka sama sekali tidak
pandang sebelah matapun terhadap orang-orang dari
golongan putih.
Diujung iapangan yang luas terlihatlah sebuah liang
tanah yang amat besar sekali dengan luas beberapa tombak
persegi, ditepi itu berdiri sebuah papan nama dan tertera
huruf-huruf besar yang berwarna merah darah, tulisan itu
berbunyi: "Liang selaksa orang"
Ditepi liang besar itu terdapat sebuah alat penggilingan
batu yang sangat besar dengan tingginya satu tombak batu.
penggiling yang ada ditengah mempunyai dua buah iubang
besar yang dapat dimasuki tubuh dua orang manusia, gigi
alat penggiling maupun tempat penggiling yang ada
disebelah bawah penuh berpelopotan darah yang tebalnya
mencapai beberapa cun dapat diketahui entah sudah berapa
banyak manusia yang menemui ajalnya dalam alat
penggilingan tersebut.
Dibawah alat penggilingan diatas tiang besi terdapat pula
sebuah papan nama, diatas papan nama itu tertera tiga
huruf besar berwarna merah darah yang berbunyi: "cu si
Mo" atau alat penggiling penghancur mayat.
Disamping alat penggiling tadi terdapat pula sebuah meja
besar yang terbuat dari kayu, diatas meja terdapat sebuah
bangku panjang, didepan bangku terdapat sebuah tiang
kayu dan diatas tiang kayu itu merupakan sebuah pisau
besar yang bersinar tajam, pada papan nama yang tertera
disampingnya tertera tiga huruf merah darah yang berbunyi:
"Tam Wa-cha" atau pisau pembasmi korupsi dan keCa
bulan.
= =oooooooo= =

DITENGAH iapangan yang sangat luas berdirilah


sebuah panggung kehormatan yang megah dan indah.
ditengah panggung terdapat dua buah kursi kebesaran yang
disepuh emas, tepi kursi kebesaran itu masih kosoog.
Dikedua belah sisi panggung kehormatan berjejerlah
beberapa ratus kursi yang telah diisi penuh oleh manusia,
mereka dipimpin oleh Daging lima warna oei IHun.
Sementara para jago dari kalangan putih delapan buah kursi
yang masih kosong, Lam-kong Pak tahu bahwa tempat itu
disediakan beberapa orang manusia tembaga.
Tiba2 desiran angin tajam bergema memecahkan
kesunyian ^sreet. ^ Sreet./ tampak tiga orang manusia
berbaju hitam berpakaian kerudung hitam menempati kursi
yang kosong itu. .
Lam-kong Pak menyaksikan hal itu segera berbisik
kepada ibunya Sun Han Siang:
"lbu ketiga orang itu mungkin tiga orang manusia
tembaga, karena pakaian tembaga yang mereka miliki
sudah hancur dan pakaian bersisik tembaga yang mereka
kenakanpun sudah hancur oleh payung sengkala dari kakek
ombak menggulung maka mereka gunakan lagi bahan
pakaian yang sama warnanya untuk mengaburkan
pandangan kita"
Baru saja perkataan itu selesai diucapkan suara tambur
dan gembrengan dibunyikan ber-talu2, kawanan iblis yang
duduk disisi mimbar kehormatan ber-sama2 bangkit berdiri
sikap mereka sangat hormat dan suasana sunyi senyap tak
kedengaran suara sedikitpun.
Terlihatlah empat orang pria menggotong sebuah kursi
lemas yang bersepuh emas muncul ditengah iapangan,
diatas kursi lemas itu duduklah Kakek ombak menggulung
mengenakan pakaian perlente yang memancarkan sinar
gemerlapan payung sengkala berada dipelukannya mulut
dimoncongkan seperti monyet.
Disisi kursi lemas tersebut berdirilah seorang manusia
berkerudung yang berlengan buntung dia bukan lain adalah
Suma ing yang tangan bulunya dipatahkan oleh cu Hong
Hong.
Dibelakang kursi lemas itu mengikuti dua orang pria
yang menggotong sebuah kursi emas diatas kursi itu
duduklah ketua dari perkumpulan bulu hijau.
Empat orang berpakaian ketat lainnya membawa
gembrengan berjalan dipaling depan dibawah tetabuhan
yang sangat ramai mereka berjalan mendekati mimbar
kehormatan tersebut.
Kakek ombak menggulung turun dari kursi emasnya.
sedang ketua perkumpulan Bulu hijau juga turun dari kursi
kebesarannya mereka seCara beruntun naik keatas mimbar
kehormatan dan ambil tempat dikursi masing-masing
sementara Suma ing berdiri dibelakang dua orang
Suasana dalam kalangan sunyi senyap tak kedengaran
sedikit suarapun. begitu sepi suaranya hingga jarum yang
jatuhpun dapat kedengaran dengan nyata.
Perlahan2 Kakek ombak menggulung bangkit berdiri. dia
ulapkan ujung bajunya dan sreCet...^ dari sekeliling
gelangang muncullah be-ratus2 orang pria kekar yang
masing2 orang membawa senjata terhunus dan anak panah
siap diatas busurnya. seluruh kalangan terkepung rapat
membuat siapapun jangan harap bisa lolos dari situ dalam
keadaan selamat. Sun Han Siang yang menyaksikan
kejadian itu segera mendengus dingin, ujarnya:
"Ini hari ia sudah bersiap sedia menjaring seluruh jago
dari kalangan putih untuk dibinasakan ditempat ini. tentu
saja tiada sisa kekuatan yang dibiarkan menganggur.
lihatlah permainan setan lainnya bakal menyusul
dibelakang Pencuri tua dan sepasang manusia jelek dari
Hay thian segera jalankan perintahku dan perhatikan siasat
busuk pihak lawan secara seksama"
Tanpa mengucapkan sepatah katapun pencuri sakti Pek-
li Gong dan sepasang manusia jelek dari Hay-thian diam2
ngeloyor pergi dari tempat duduknya dan menghilang entah
kemana.
Kalek ombak menggulung sambil membopong senjata
payung sengkalanya menyapu sekejap sekitar tempat itu
dengan sorot mata tajam, sikapnya se-akan2 dunia
persilatan sudah berada dalam kekuassaanya, dengan
sombong ujarnya:
"Mulai detik ini perkumpulan ombak menggulung
diresmikan, kami mengutamakan kebajikan untuk
kesejahteraan masyarakat dan kesamaan bagi umat
persilaian beramal didunia, oleh karena itu mau tak mau
kami harus memperingatkan kepada semua umat persilatan
yang ada dikolong langit agar bersatu padu dan
menghimpun kekuatan disuatu wadah. Teringat kata2
Kwan Kong dalam kitab Kak-si-cin-liok nya, dia
mengatakan: Kalau sukar ditaklukkan dengan pelajaran,
terpaksa harus dicoba dengan kekerasan. berdasarkan
ajaran itulah maka dalam mendirikan perkumpulan ini,
kami akan lebih mengutamakan kekuatan badan daripada
kekuatan ajaran, oleh sebab itu bagi mereka yang dak
bersedia mengikuti parkum pulan kami ini, dipersilahkan
segera angkat kaki daratan Tionggoan, kalau berani
melanggar akan kami bunuh tanpa pilih bulu. Dari ucapan
pembukaan nanti, kalau ada orang yang berani menolak
untuk melakukan persembahan kepada kami akan kami
ceburkan pula dalam liang selaksa orang"
Berbicara sampai disini ujung bajunya segera dikebaskan,
beratus-ratus orang pria yang ada diempat penjuru segera
menyebarkan diri dan anak panah dilepaskan sementara
golok dimasukkan kembali kedalam sarungnya semua
berjalan dengan tertib tapi penuh kewibawaan-
cukup ditinjau dari kemampuannya itu dapat diketahui
bahwa kakek ombak menggulung adalah seorang manusia
yang luar biasa dengan bakat memimpin yang sangat hebat.
Beberapa saat suasana kembali diliputi oleh keheningan.
tiba2 kakek ombak menggulung berkata dengan suara berat:
"Ajukan para tawanan"
Setelah perintah itu dikeluarkan, para pria kekar yang
ada diempat penjuru ber-sama2 menyingkir kesamping,
delapan oraBg pria kekar sambil menggusur Janda kawin
tujuh kali Pui Kun dan jago arak dari Lam-hay It-bun Ko
masuk kedalam gelanggang dan mendekati mimbar
kehormatan-
Lam-kong Pak yang menyaksikan kejadian itu diam2
mendengus dingin, pikirnya:
"Dua orang sampah masyarakat itu sudah amat banyak
dosa yang dilakukan, inilah yang dinamakan dengan racun
dibalas raCun, orang jahat sudah sepantasnya mendapat
ganjaran yang setimpal, akhirnya toh mereka tak dapat
lolos dari hukuman orang2 perkumpulan ombak
menggulung ..."
Kendatipun Janda kawin tujuh kali Pui Kun adalah
seorang jago kawakan yang banyak pengalamannya, tapi
menghadapi keadaan seperti ini tak urung gemetar juga
sekujur badannya, saking ketakutannya sampai perempuan
itu ter-kencing2.
Jago arak dari Lam-hay sendiripun berubah hebat paras
mukanya menghadapi keadaan tersebut, ia lepaskan cupu2
araknya dan meneguk isinya beberapa tegukan.
Per-lahan2 Kakek ombak menggulung duduk kembali
kekursi kebesarannya, kepada Suma Ing yang berada
dibelakang ia titahkan:
"Umumkan dosa dan kesalahan yang telah mereka
mereka lakukan"
Suma Ing berjalan ketepi mimbar sambil mengeluarkan
secarik kertas, katanya dengan suara dalam:
"Mula pertama jago arak dari Lam-hay It-bun Ko adalah
korban yang hampir saja mampus ditangan pemilik
pegadaian Bu-lim Sun Han Siang, kemudian ditolong oleh
Suma Ing dan masuk jadi anggota perkumpulan Bulu Hijau.
tak nyana bukan saja ia tidak membalas budi pertolongan
yang telah diberikan sebaliknya malah bersiap2 akan
melarikan diri, tindakannya ini telah melanggar peraturan
baru dari perkumpulan kita nomor seratus tiga puluh lima
ayat tujuh ia harus menerima hukum siksa diatas alat
penggiling penghancur mayat... "
begitu kata2 itu diutmumkan udara diseluruh kalangan
jadi beku dan sepi Jago arak dari Lam-hay ketakutan
setengah mati kakinya jadi lemas dan ia jatuh terduduk
diatas tanah.
Kawanan jago kalangan putih yang mendengar
perkataan itupun merasakan hatinya bergetar keras, mereka
tahu bahwa alat siksa penggiling penghancur mayat adalah
suatu alat siksa yang paling keji dikolong langit. Terdengar
Suma Ing melanjutkan kembali pembacaannya:
"Janda kawin tujuh kali Pui Kun pernah mendapat budi
pertolongan pula dari kami, ia bisa terhindar dari siksaan
dimana badannya akan diguyur oleh cairan tembaga, tapi
bukan membalas budi dia sebaliknya secara diam2 akan
menghianati perkumpulan dan mengajak It- bun Ko
melarikan diri dari kewajiban dan mencari kesenangan
pribadi, perbuatannya itu telah melanggar peraturan dari
perkumpulan kami nomor seratus tiga puluh lima ayat
enam, dia harus menerima hukuman diujung, pisau
pembasmi korupsi dan kecabulan"
Sesudah pengumuman itu diutarakan keluar perasaan
hati ratusan orang yang hadir dalam kalangan sama2
terjeblos, terutama sekali Janda kawin tujuh kali. ia
terkencing2 sampai celananya baSah kuyup,
"Siksaan dimulai " bentak Suma Ing dengan suara berat.
Dua orang pria kekar keluar yang tujuh bagiannya
atasnya telanjang munculkan diri ketengah gelanggang dan
menghampiri jago arak dari Lam-hay, sekali bekuk ia
cengkeram tengkuk lawan kemudian menyeretnya kesisi
alat penggiling penghancur mayat.
Salah seorang diantara dua pria kekar itu mencekal
sebuah kaju besar disisi alat penggiling itu. kemudian
memutarnya sebanyaK tiga Kali, gilingan batu itu seketika
itu juga memperdengarkan suara gemuruh yang amat
memekakkan telinga.
Tiba2 jago arak dari Lam-hay jatuhkan diri berlutut
diatas tanah, sambil anggukkan kepalanya ia berseru
dengan suara yang amat memilukan hati:
"Aku tahu bahwa kesalahan yang telah kulakukan adalah
suatu dosa yang besar, harap kaucu bersedia mengampuni
selembar jiwaku. aku bersedia membuat pahala untuk
menebus kesalahanku ini"
Sebenarnya kawanan jago kalangan pUtih sudah
menaruh rasa simpatik terhadap dirinya, tapi menyaksikan
sikap tengik yang diperlihatkan jago dari Lam-hay tersebut
tak kuasa lagi mereka semua sama2 tertawa dingin-Siang
Hong Tie segera berkata,
"Sungguh tak kusangka, seorang tayhiap yang dahulu
dihormati orang ternyata memiliki watak rendah yang
begitu memalukan, benar2 suatu kejadian yang
memuakkan"
Dalam pada itu kakek ombak menggulung mendengus
dingin. ia tetap membungkam dalam seribu bahasa. Suma
ing yang berada disisinya segera berkata:
"Dalam upacara peresmian hari ini tiada ampunan bagi
setiap hukuman yang telah dijatuhkan untuk menunjukan
betapa kerasnya peratursn kami hukum harus segera
dilaksanakan penyiksaan dimulai. . . . "
Dua orang kekar mencengkeram tubuh jago arak dari
Lam-hay dengan kepala dibawah kaki diatas mereka
masukan jago tua itu kedalam sebuah lubang batu diatas
alat gilingan tersebut, jago arak dari Lam-hay segera
menjejakkan kakinya sekuat mungkin melolong dan
menjerit dengan penuh kepedihan.
Dua orang kekar itu bertindak cepat seorang memegang
ujung kayu pemutar yang ada disudut alat pengiling itu
mereka segera memutar alat tadi sekuat tenaga.
Alat penggiling mulai berputar,jeritan yang menyayatkan
hati berkumandang memecahkan kesunyian, suara
kemerutuknya tulang yang hancur dan daging yang remuk
bergema tiada hentinya tidak lama kemudian dari balik
gigi2 alat penggiling itu mengalirlah cairan darah dan
hancurnya daging.
"Gluuduuk...Gluuduuk..." bunyi tajam yang sangat
membetot sukma bergema tiada hentinya membuat setiap
orang yang hadir dalam kalangan secara lapat2 merasakan
telinganya jadi sakit.
Terlihatlah mayat dari It- bun Koperlahan-lahan makin
merendah kebawah, darah dan hancuran daging yang
mengalir keluar makin lama semakin banyak. bau amis
tersebar memenuhi seluruh angkasa.
Janda kawin tujuh kali Pui Kun yang menyaksikan
peristiwa itu memperdengarkan jeritan lengking yang
menyayat hati, pepatah kuno mengatakan- Semutpun ingin
melanjutkan hidup apa lagi manusia? perempuan itu sadar
bahwa saat kematiannya sudah hampir tiba.
Bukan kematian yang biasa, kematian yang harus
dihadapi adalah kematian yang benar2 mengerikan kalau
ada orang mengatakan bahwa ia tidak takut dengan alat
siksa tersebut, ucapan itu sudah pasti adalah kosong belaka,
Tetapi seseorang yang punya semangat dan gengsi dia
tak akan berlutut dihadapan lawannya ia akan memandang
kematiannya hanya pulang kerumah, sekalipun harus mati
secara mengenaskan tidak akan memperlihat kejelekan
dihadapan umum.
Dalam pada itu dua orang manusia kekar masih
melanjutkan pekerjaannya memutar alat penggiling yang
satu memasukan air kedalam lobang penggilingan, sedang
yang lain melanjutkan penggilingan tersebut tidak selang
seperminum teh kemudian selurub mayat itu sudah berubah
jadi cairan darah dan hancuran daging kesemuanya itu
mengalir keluar dan ditampung dalam sebuah jambangan
dibawah alat penggilangan tadi.
Seorang jago lihay yang pernah dihormati dan disegani
oleh umat persilatan karena tindak tanduknya yang salah
dimasa tuanya. akhirnya dia harus menerima nasib yang
mengenaskan sekali, kejadian ini benar2 merupakan suatu
peristiwa yang membuat hati orang jadi sedih bercampur
kasihan-
Dua orang pria tadi menghentikan gerakan mereka untuk
menggiling mayat tersebut. Suma Ing dengan suara berat
segera berseru: "Bersihkan alat penggiling itu"
Setelah perintah tersebut diutarakan keluar suara
gonggongan anjing berkumandang datang dari luar
halaman tampaklah para pria yang berkumpul disekeliling
kalangan pada menyingkir kesamping, seorang pria kekar
sambil membawa lima ekor anjing raksasa yang berasal dari
Tibet masuk kedalam gelanggang dan mendekati alat
penggiling tersebut.
Terdengar pria itu bersiul nyaring, lima ekor anjing
raksasa itu bagaikan srigala yang kelaparan segera
menubruk kearah alat penggiling itu, kaki didepan diangkat
keatas alat penggiling dan moncong mereka yang panjang
dengan lahapnya menyikat daging dan cairan darah yang
bertumpukan dibawah alat penggiling tersebut.
Rupanya kelima ekor anjing raksasa itu memang
dibesarkan dengan makan daging manusia, keganasan
mereka jauh melebih srigala dengan mata merah berapi
sambil melahap daging dan darah manusia kawanan ajing
tersebut melolong tiada hentinya, membuat siapapun yang
mendengar merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri.
Tidak sampai setengah jam kemudian, cairan darah dan
hancuran daging yang bertumpuk dibawah alat penggiling
itu sudah disantap habis hingga sedikitpun tak tersisa,
bahkan sisa kulit manusia dan darah diatas gigi alat
penggiling itupun dijilat sampai benar2 bersih.
Melihat hancuran daging manusia dan cairan darah yang
ada diatas alat penggiling sudah habis ludas, pria kekar tadi
bersiul kembali, lima ekor anjing raksasa itu segera loncat
turun dan sambil melonglong panjang binatang2 bengis itu
dibawa keluar dari gelanggang.
Lam-kong Pak merasa amat gusar menyaksikan
peristiwa berdarah itu, ujarnya dengan suara dalam:
"Penyiksaan semacam ini benar2 mengerikan sekali dan
sama sekali tidak berperikemanusiaan, lbu mari kita
musnahkan saja alat siksaan tersebut"
"Tak usah" jawab Sun Han Siang, "Manusia semacam
janda kawin tujuh kali Pui Kun memang sudah sepantasnya
kalau dibereskan oleh manusia bengis dengan cara yang
bengis pula, untuk memunahkan alat siksaan itu ada
baiknya kita lakukan setelah terjadinya pertarungan sengit
nanti..."
Selama ini ketua perkumpulan bulu hijau yang duduk
disisi kakek ombak menggulung sama sekali tidak
mengucapkan sepatah katapun, se-akan2 ia tak mau turut
campur dalam persoalan tersebut.
Terdengar Suma Ing berseru kembali dengan suara
bengis: "siksaan kedua segera dimulai"
Sambil terkencing2 janda kawin tujuh kali jatuhkan diri
berlutut diatas tanah, serunya dengan suara menyedihkan:
"ooh... Kaucu Aku mohon kepadamu sudilah kiranya
melepaskan aku. aku masih ingat bahwa engkau paling suka
bermain dengan perempuan yang usianya rada tua-an- aku
adalah perempuan tua yang berbadan muda, keadaanku
jauh berbeda dengan perempuan-perempuan yang lain, aku
tidak akan berani membohongi diri kaucu, harap kaucu
mencoba lebih dahulu serta memberi komentar,.,"
Tertarik juga kakek ombak menggalung mendengar
ucapan itupikirnya dihati:
"Benar juga perkataan itu meskipun sudah tua tapi
perempuan ini jauh berbeda dengan keadaan perempuan
yang lain terlalu sayang kalau sampai dibunuh dengan
begitu saja apa lagi meskipun ia sudah melanggar peraturan
toh pelanggaran itu dilakukan selama dalam kekuasaan
perkumpulan bulu hijau apa sangkut pautnya dengan
perkumpulan ombak menggulung ..."
Walaupun didalam hatinya sudah timbul perasaan untuk
melepaskan perempuan itu dari hukuman sudah tentu
Kakek ombak munggulung tak dapat begitu saja tanpa
mengajukan alasan2 yang dirasakan cukup kuat.
Dengan suara dalam ia berkata: "Tunda dahulu
pelaksanaan hukuman ini"
Janda kawin tujuh kali yang melihat siasatnya
mendatangkan hasil dan kesempatan hidupnya muncul
kembali ia jadi sangat kegirangan, pinggulnya bagaikan
seekor ular ber-liuk2 dengan cabulnya payudara dibalik
bajunya bergoncang keras memantulkan daya rangsangan
yang amat besar, sementara muiutnya memperdengarkan
suara desahan yang merangsang dengan meongan kucing
yang sedang birahi.
Sepasang biji mata tikus dari kakek ombak menggulung
menatap goyangan pantat janda kawin tujuh kali tanpa
berkedip. ia memperdengarkan suara tertawa cabul yang
menunjukkan perasaan bangga. sambil berpaling kearah
ketua perkumpulan bulu hijau katanya,
"Hu-pangcu, apa pendapatmu mengenai persoalan ini?
apakah engKau ada usul2 lain? aku menganggap bahwa
kesalahan yang telah dilakukan sebelum peresmian
perkumpulan kita ini sudah sepantasnya kalau menerima
hukuman sesuai dengan peraturan dari perkumpulan bulu
hijau"
"Keputusan yang jelas diambil kaucu tak akan aku rubah
atau ganggu gUgat lagi." jawab ketua perkumpulan bulu
hijau, "kalau kaucu mengharapkan juga pendapatku
mengenai masalah ini. maka menurut pengalamanku orang
ini memang masih ada manfaatnya terhadap perkumpulan
kita. kalau dibunuh rasa nya terlalu sayang, lebih baik
hukuman tersebut diwakilkan kepada wakilnya saja"
Mendengar perkataan itu Kakek ombak menggulung
merasa amat girang segera ujarnya^
"Perkataan wakil ketua sedikitpun tidak salah,
selanjutnya peraturan dari perkumpulan kita harus
dijalanKan dengan tegas dan keras dengan begitu wibawa
kita baru dapat diangkat bagus sekali...bagus sekali..."
Terdapat ucapan dari kakek ombak menggulung itu
ketua perkumpulan bulu hijau sama sekali tidak bersuara
lagi, ia biarkan ketua itu bicara sesuka hatinya.
"Suma Ing" dengan suara keras kakek ombak
menggulung berteriak. "cepat umumkan maksud hatiku ini"
Dengan suara lantang Suma Ing berteriak,
"Meskipun Janda kawin tujuh kali telah melanggar
peraturan besar tetapi kesalahan itu tidak melangar
peraturan dari perkumpulan ombak menggulung tak
seharus dihukum menurut peraturan perkumpulan bulu
hijau, tapi atas usul dari ketua perkumpulan tersebut,
menurut peraturan perkumpulan bulu hijau, tapi atas usul
dari ketua perkumpulan tersebut dan berhubung Janda
kawin tujuh kali Pui Kun masih ada gunanya hingga terlalu
sayang kalau sampai dibUnuh maka hukuman itu
diwakilkan muridnya untuk dilaksanakan"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar para jago dari
kalangan putih segera tertawa dingin tiada hentinya, cu
Hong Hong mendengus dengan mendongkol omelnya:
"Baik Janda kawin tujuh kali maupun jago arak dari
Lam-hay telah mati secara mengenaskan dibawah gilingan
alat penggiling sebaliknya Janda kawin tujuh kali
dibebaskan sama sekali dari tuduhan Hmm... keputusan ini
benar2 suatu lelucon yang tak lucu dikolong langit..."
Para jago dari perkumpulan ombak menggulung pun
sama2 mengetahui bahwa keputusan itu sangat tidak adil
tetapi siapapun tidak berani memperlihatkan perasaan tak
puas itu.
Sesaat kemudian muncullah seorang pria kekar
menggusur seorang gadis muda tawanannya itu langsung
dibawah kesisi pisau pembasmi korupsi dan kecabulan itu.
Melihat pisau yang tajam dan besar gadis itu jadi
ketakutan setengah mati hingga sukma serasa melayang
tinggalkan raganya ia menjerit: "Suhu, apa salahnya diriku
sehingga harus menjalankan siksaan?"
Janda kawin tujuh kali adalah seorang perempuan yang
sama sekali tak berperasaan, ia dapat lolos dari kematian
maka ia tak akan memperdulikan keselamatan orang lain-
Mendengar pertanyaan itu, jawabnya:
"Inilah kesempatan yang paling bagus dari kaucu untuk
mewujudkan rasa baktimu bagi demi perkumpulan,
perbuatan merupakan suatu kebanggaan bagimu. Nah
terimalah kebaikan kaucu itu dengan- tangan terbuka"
Ucapan itu diutarakan secara mudah dan gampang, se-
akan2 suatu perbuatan yang sederhana dan tidak ganas,
sebaliknya suatu permainan yang menarik hati.
pada dasarnya gadis itupun bukan manusia baik2, seperti
juga gurunya sang muridpun merupakan seorang
perempuan binal yang kecabulannya tidak kalah dengan
sang guru, melihat sang suhu tetap menghendaki
kematiannya, ia segera menjerit keras dan menangis ter-
sedu2.
Terdengar Suma Ing berkata dengan suara dalam:
"Waktu sudah tidak pagi, siksaan segera dimulai...."
Dua orang pria kekar segera mencengkeram tubuh gadis
itu dan ditidurkan diatas papan siksaan, kedua belah
tangannya diikat persis diatas pisau tajam tersebut
sementara pria yang lain mencengkeram gagang pedang
dan memotongnya kebawah.
Gadis itu memperdengarkan jeritan ngeri yang
memilukan hati, kelihayan dari alat siksaan ini justru
terletak pada cara penyiksaan yang dilakukan secara
lambat...
"Kraak kraak kraak" bunyi suara pisau yang memotong
benda berkumandang tiada hentinya, dibawah potongan
pisau, alat siksa tersebut mulai dari ujung jari gadis itu
hingga batas lengannya segera tersayat tipis2 bagaikan
kertas
Tidak selang seperminum teh kemudian, ujung telapak
gadis itu sudah dicincang jadi lapisan2 yang tipis. karena
kesakitan gadis itu jatuh tak sadarkan diri.
Siang Hong Tie yang menyaksikan kejadian itu, segera
menghela napas panjang dan berkata:
"Kalau menggunakan alat siksaan semacam ini untuk
menghukum kaum pembesar korup rasa nya hukuman
tersebut tidak terlalu berlebihan, tapi kalau digunakan
seorang gadis muda cara ini benar2 terkeji dan tidak
berperikemanusiaan"
Dalam pada itu pria tadi mencincang tubuh gadis
tersebut makin cepat tapi cincangan pun dilakukan lebih
tipis seakan-akan seorang koki yang berpengalaman sedang
memotong sayuran.
Meskipun cincangan dilakukan lambat tapi darah yang
mengalir keluar banyak sekali ketika cincangan mencapai
seluruh telapak gadis itu sudah tak sadarkan diri lagi.
Tapi pria yang satunva tidak membiarkan gadis itu jatuh
tak sadarkan diri dengan segayung air dingin ia membasahi
wajah gadis itu sehingga sadar kembali dari pingsannya dan
memperdengarkan jeritan2 lengking serta rintihan2
kesakitan yang mendirikan bulu roma.
pada saat itu Janda kawin tujuh kali yang diatas mimbar
kehormatan sama sekali tidak ambil perduli dengan apa
yang dialami oleh muridnya, kerlingan2 maut dan goyang
pinggul yang memuakkan dilontarkan terus guna
merangsang birahi kakek ombak menggulung.
Para jago kalangan lurus yang menyaksikan kejadian itu
segera menggertak gigi saking gusarnya. cu Hong Hong tak
kuat menahan diri lagi ia seeera meludah kearah janda
kawin tujuh kali.
Ketika pencingCangan itu dilaksanakan hingga batas
pergelangan tangan, paras muka sang gadis yang sudah
berubah jadi kuning, sekarang berubah jadi hijau
menyeramkan, napasnya sudah lemas sekali dan jiwanya
berada diambang kematian-
Dengan suara keras Loo Liang-jan segera membentak
keras: "Perempuan siluman tua, apakah engkau tega
menyaksikan muridmu mampus karena disiksa?"
"Perbuatan ini merupakan suatu kebanggaan dan
kehormatan bagi dirinya, sekalipun mati juga tak usah
disesalkan, untuk bergembira saja aku tak sempat, kenapa
musti bingung2 mengurusi dirinya???"
Akhirnya karena terlalu banyak mengucurkan darah,
gadis itu menemui ajalnya secara mengenaskan.
Melihat korbannya sudah binasa, Suma Ing segera
membentak keras. "Hentikan siksaan bersihkan alat siksa"
Lima ekor anjing raksasa kembali muncul ditengah
gelang gang, binatang2 buas itu langsung menerjang keatas
mayat gadis itu dan "breet...breet..." dua buah bola daging
diatas dada gadis itu disambar lebih dahulu hingga robek
dan tertelan kedalam mulut anjing2 tersebut.
Dalam waktu singkat mayat itu sudah dikoyak dan
disayat oleh terkaman binatang hingga hancur berantakan
seperminum teh kemudian hancuran daging dan tulang
mayat tadi sudah disikat sampai ludas dan pria kekar itupun
membawa anjing2 tersebut berlalu dari situ.
Selesai melakukan perbuatan sadis yang sangat brutal
tadi dengan suara berat Suma Ing berkata:
"Janda kawin tujuh kali dengarkan perintah"
Janda kawin tujuh kali menghentikan goyang pinggulnya
dan berdiri dengan muka serius. Terdengar suma Ing
melanjutkan kembali kata2nya dengan serius:
"Engkau segera menuju istana Siau-yau kiong untuk
mandi dan ganti pakaian, selesai upacara pembukaan nanti
kaucu akan memberi kesenangan kepadamu"
Wajah Janda kawin tujuh kali berseri-seri ia memberi
hormat kepada sang ketua sambil melemparkan satu
Kerlingan maut kemudian putar badan dan menuju keistana
belakang. Sepeninggal perempuan janda itu dengan suara
keras Suma Ing berteriak:
"Upacara pembukaan dimulai, harap kaucu pasang hio
untuk bersembahyang tambur dibunyikan"
Bersamaan dengan diucapkannya kata2 itu suara tambur
dan gembrengan segera dibunyikan bertalu2. Kakek ombak
menggulung bangkit berdiri dan pasang hio sesudah
menancapkan hio ia tadi diatas hiolo ia berdiri kaku tanpa
berkutik.
Suma Ing berjalan menuruni mimbar kehormatan,
sesudah berdiri tegak didepan meja sembahyang ia segera
jatuhkan diri berlutut dan menjalankan penghormatan
besar.
Setelah itu diikuti para jago lainnya yang dipimpin
daging lima warna oei Hun melakukan penghormatan besar
pula dengan jatuhkan diri berlutut didepan mimbar.
Selesai para gembong ibkis itu menjalankan
penghormatan dengan suara lantang Suma Ing berseru^
"sekarang adalah tiba gilirannya bagi para tanu untuk
menyatakan sikap. bagi mereka yang bersedia tunduk dan
setia kepada perkumpulan kami. maka dipersilahkan maju
kedepan mimbar dan melakukan penghormatan, bagi
mereka yang tidak bersedia tunduk kepada kami,
perkumpulan kamipun tak memaksa"

Lam-kong Pak dengan sorot mata yang tajam mengawasi


sekejap sekeliling tempat itu, sewaktu dilihatnya tak
seorangpun diantara mereka bangkit berdiri. pemuda itu
segera tertawa dingin dan berkata:
"Apa gunanya berbuat demikian? lebih baik kita segera
langsungkan pertarungan untuk adu Kekuatan-..."
Belum habis ia berkata, mendadak tiga manusia baju
hitam berkerudung kain hitam yang duduk ditepi mimbar
bangkit berdiri, kemudian bersama2 maju kedepan
mimbar.Kawanan iblis dari perkumpulan ombak
menggulung yang menyaksikan kejadian itu segera bersorak
sorai tanda kegirangan, karena mereka mengira ketiga
orang itu adalah tiga orangg manusia tembaga, dengan
kedudukan dan ilmu silat yang mereka miliki jika sampai
tunduk kepada perkumpulan mereka itu berarti tindakan
tersebut akan mendatangkan pengaruh yang sangat besar
bagi para jago kalangan putih.
Sun Han Siang sekalian yang melihat hal itupun jadi
tertegun dan berdiri melongo.
Cu Hong Hong pertama2 yang berseru lebih dahulu:
"Eei... apa yang sebenarnya sudah terjadi?"
"Apakah ketiga orang itu bukan tiga orang manusia
tembaga?" sambung Sun Han Siang keheranan.
"Mungkin bukan" sahut Siang Hong Tie pula,
"seandainya mereka benar adalah tiga manusia tembaga
maka sudah pasti mereka punya permainan setan dibalik
perbuatannya itu, yang jelas ketiga orang itu tidak akan
menyerah dengan begitu saja"
Suara tambur dan gembrengan telah berhenti berlalu,
tiga orang manusia aneh baju hitam bersama2 Jatuhkan diri
keatas tanah dan menjalankan penghormatan besar.
Siapa tahupada saat tiga oraag manusia aneh itu
jatuhkan diri untuk memberi hormat itulah tiba2 mereka
ayunkan tangan kirinya secara bersama dalam anggukan
kepala dan goyangan pinggul dalam sekejap mata suara
desingan angin tajam men-deru2.
Beratus2 jenis senjata rahasia dari arah berbeda sama2
meluncur kearah mimbar kehormatan diantaranya terdiri
dari peluru cabang tiga, piau besi, panah tak berbulu, paku
pek kut-ting, jarum Hong-wi-ciam, mata uang che-liang-cu
dan Kim-che-kiau...
Sekarang para jago dari goloogan putih tahu bahwa tiga
orang manusia aneh itu bukan tiga orang manusia tembaga
seperti yang mereka duga, sebaliknya mereka para jago dari
keluarga Tong dipropinsi Sucuan diantara ketiga orang itu
pasti terdapat salju bulan keenam Tong Hui.
Kakek ombak menggulung dan ketua perkumpulan bulu
hijau bukanlah manusia sembarangan mereka segera
ayunkan bajunya secara berbareng, seluruh senjata rahasia
yang ditujukan kepada mereka sama2 terpukul rontok
keatas tanah.
Salah seorang diantara tiga manusia aneh itu mendadak
ayunkan sepasang telapaknya, dua bulatan hitam dengan
cepat meluncur ke muka.
"Blaamm..." dentuman dan ledakan dahsyat bergelegar
diudara, panggung kehormatan itu terhajar hancur sampai
berantakan dan asap hitam mengepul menutupi angkasa.
Para jago dari golongan putih segara bangkit berdiri dan
turun tangan, suara bentakan dan kilauan senjata
bercampur aduk membuat suasana jadi tegang dan ramai...
Ketika asap mulai menipis tampakiah kakek ombak
menggulung ketua perkumpulan bulu hijau dan Suma Ing
berdiri dalam keadaan segar bugar kurang lebih sepuluh
tombak dihadapan mereka, pada beberapa saat itu beberapa
orang tersebut sedang tertawa dingin tiada hentinya.
"Aduh celaka..." mendadak kakek ombak menggulung
berteriak keras dengan nada amat terperanjat.
Para jago segera berpaling dan menatap kearahnya
tampakiah payung sengkala yang emula berada dalam
pelukannya kini sudah lenyap tak berbekas...
= =0000000= =
SAKING terkejutnya kakek ombak menggulung sampai
berdiri tertegun, para jago lainnya yang sedang
melangsungkan pertarunganpun segera berhenti bertempur
dan saling berpandangan.
Siapakah yang memiliki kemampuan selihay itu?
siapakah yang mampu mencuri payung sengkala dari badan
kakek ombak menggulung dikala terjadi ledakan tersebut
tanpa dirasakan olehnya?
Jika kakek ombak menggulung benar2 kehilangan
payung sengkalanya, maka ia tidak berhak untuk merajai
kolong langit dan memimpin dunia persilatan lagi.
Ditengah keheningan yang mencekam seluruh jagad,
tiba2 terdengar suara bentakan bergema memecahkan
kesunyian, tiga orang manusia aneh itu melancarkan
tubrukan lebih dahulu.
Setelah benda mustika miliknya hilang kakek ombak
menggulung merasa amat gusar sekali, sekarang melihat
datangnya terjangan tersebut. dengan marah ia membentak
keras, sekuat tenaga telapaknya disapu kedepan
melancarkan satu pukulan dahsyat.
Tiga kali dengusan berat bergema diudara. tiga orang
manusia aneh yang melakukan tubrukan itu segera terpental
sejauh tiga tombak dari tempat semula dan masing2
muntahkan darah segar.
Lam-kong Pak membentak keras menubruk kedepan, Cu
Hong Hong menahan Suma ing, sedangkan Sun Han Siang
dan Siang Hong Tie sekalian para jago menghadapi sisa
jago lainnya dari perkumpulan ombak menggulung.
Loo Liang-jan sendiri langsung menghampiri ketua
perkumpulan bulu hijau, sambil membentak keras ia
lancarkan satu pukulan kedepan.
Ketua perkumpulan bulu hijau mendengus dingin.
dengan meminjam kekuatan lawan ia kirim balik pukulan
tersebut kearah musuhnya. Loo Liang-jan segera terpental
sejauh satu tombak lebih dari tempat semula dan hampir
saja roboh terjengkang.
Loo Liang-jan tidak puas berdiam diri sampai disitu saja,
walaupun ia kena dipukul mundur tapi dengan nekad
tubuhnya menerjang lagi kedepan, dalam sekejap mata ia
melepaskan belasan jurus pukulan.
Dalam pada itu Lam-kong Pak sendiri dengan
menghimpun tenaga sebesar delapan melancurkan satu
pukulan dengan ilmu payung sengkala kearah Kakek
ombak menggulung.
"Bluumm.. " dalam benturan yang melibatkan suara
ledakan dahsyat. kakek ombak menggulung terdorong
mundur setengah langkah kebelakang. kepercayaan pada
kemampuan sendiri timbul dalam benak Lam-kong Pak.
jurus2 serangan ampuh dilancarkan secara berantai. dalam
waktu singkat ia sudah melepaskan delapan buah pukulan
yang memaksa kakek ombak menggulung terdesak hebat
hingga mundur sejauh delapan langkah dari tempat semula.
Setelah benda mustikanya dirampas orang. pikiran dan
perasaan hati kakek ombak menggulung jadi tak tenang,
karena itu ia keteter hebat, tapi sekarang setelah dirinya
didesak habis-habisan oleh Lam-kong Pak. hawa gusarnya
kontan berkobar. Hawa kie-kangnya disalurkan keseluruh
tubuhnya membuat keadaan kakek ombak menggulung ini
nampak sangat mengerikan.
"Anak Pak, hati2 " teriak Sun Han siang dengan suara
keras.
Lam-kong Pak sendiri secara diam2 mengerahkan pula
hawa murni bayi saktinya. sekilas cahaya putih meluncur
ketengah angkasa dan langsung menubruk kearah kakek
ombak menggulung.
Inilah hawa murni bayi saktinya yang munculkan diri,
ketika dua gumpal kekuatan saling bertemu satu sama
lainnya terjadilah suatu ledakan dahsyat yang
menggetarkan seluruh permukaan bumi, dalam bentrokan
itu masing2 pihak tergetar mundur sejauh lima langkah
kebelasang, siapapun tidak berhasil merebut kemenangan-
Lam-kong Pak sendiri diam2 merasakan hatinya
bergidik, ia segera tarik kembali bayi saktinya, sebab ia tahu
bahwa hawa murni bayi saktinya belum sempurna, jika
sampai tergetar buyar maka usahanya selama ini akan sia2
belaka.
Dipihak lain Kakek ombak menggulung sendiripun
merasa amat terperanjat, napsu membunuh seketika
menyelimuti seluruh benaknya, ia tahujika pemuda itu
dibiarkan lebih jauh maka beberapa waktu kemudian sudah
jelas ia tak akan mampu menandingi kelihayan sianak
muda itu.
Yang lebih aneh lagi setelah payung sengkala itu dicuri
orang ternyata sampai detik ini orang tersebut belum juga
munculkan diri.
Kakek ombak megggulung tertawa seram tiada hentinya,
sekali lagi ia menubruk kedepan dua orang itu segera
mengeluarkan segenap kepandaian ampuhnya Untuk
melangsUngkan pertarungan sengit, hawa pukulan
bergabung menciptakan angin puyuh, keadaan benar-benar
mengerikan sekali.
Dipihak lain cu Hong Hong yang menghapi Suma Ing
telah berhasil menduduki posisi diatas angin setelah tangan
bulunya dipatahkan oleh perempuan itu Suma Ing yang
menghadapi lawan dengan telapak tunggal benar2 dibikin
kewalahan.
"Serbu semuanya" mendadak kakek ombak menggulung
membentak keras.
Dalam waktu singkat ratusan orang pria berada
disekeliling tempat itu sama-sama tarik gendewa dan cabut
pedang, desiran benda tajam memenuhi angkasa dan
memekikan telinga.
Kawanan jago dari golongan putih sama2 putar senjata
dan ayun telapak tangan untuk memukul rontok anak
panah yang ditujukan kearahnya disamping itu merekapun
harus mendapat serangan2 para gembong iblis membuat
keadaan jadi sangat bahaya dan repot sekali.
Tiba2.. para pria kekar yang berada disekitar kalangan
jadi kacau balau tak karuan jeritan ngeri bergema susul
menyusul beberapa orang diantaranya roboh terjengkang
dalam keadaan terluka dan binasa.
Cahaya merah, yang berbentuk sebuah payung
mengembang diantara gerombolan manusia, tiada orang
yang mampu menentang kekuatan itu, siapa yang mendekat
segera tersapu rontok ketanah.
"Aduh mak... payung sengkala" tiba2 terdengar
seseorang berteriak keras.
KAWANAN iblis yang mendengar seruan itu buru2 lari
kesamping suasana jadi kacau dan tidak karuan-
"Blaaamm..." payung sengkala itu mengembang lebar
diikuti melayang keangkasa lagi beberapa puluh tombak
lalu melayang turun ditengah kalangan.
"Aaahh.. " baik jago dari kalangan hitam maupun para
jago dari golongan putih sama2 memperdengarkan jeritan
kaget yang sangat, kiranya orang yang mencekal payung
sengkala tersebut bukan lain adalah pencuri sakti Pek-li
Gong.
Rupanya sejak permulaan tadi ia sudah mengetahui
kalau tiga orang manusia itu bukanlah tiga orang manusia
tembaga ia segera bertanya kepada mereka dan diketahuilah
bahwa ketiga orang itu bukan lain adalah salju bulan
keenam Tong Hui beserta kedua orang anak muridnya.
Maka secara diam2 pencuri itu segera merunding suatu
siasat dengan mereka bertiga mereka berjanji Setelah
melepaskan senjata rahasia nanti Tong Hui akan
melepaskan sebuah peluru Ngo-lui-hwee tan menanti asap
tebal menyelimuti seluruh kalangan menggunakan
kesempatan baik itulah Pencuri tua tersebut akan mencuri
payung sengkala tersebut.
salju bulan keenam Tong Hui pun memberitahukan
kepada pencuri tua ini kendati-pun peluru sakti itu memiliki
daya penghancur yang luar biasa asal menempel diatas
tanah maka ia akan terhindar dari mara bahaya.
Beginilah disaat ratusan jenis senjata rahasia
berterbangan diangkasa dan kakek ombak menggulung
sekalian dibikin kalang kabut tak karuan salju bulan keenam
Tong Hui melepaskan peluru Ngo-lui-hweetannya.
Kakek ombak menggulung bukan manusia bodoh ia
berpengalaman luas sekali maka sewaktu ledakan tadi
buru2 badannya menempel diatas tanah hingga lolos dari
bahaya.
Tapi karena tindakannya ini maka payung sengkala yang
berada dipunggungnya jadi terbuka tanpa lindungan,
menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah pencuri
sakti segera menyerobot senjata mustika kemudian
menyembunyikan diri dibawah panggung penghormatan
tanpa diketahui oleh siapa pun.
Sementara itu Pek li Gong sambil memegang payung
sengkala tersebut perlahan2. melayang turun keatas tanah
setelah berdiri berhadapan Kakek ombak menggulung
sambil tertawa haha-hihi ejeknya:
"Hey, mahluk tua kali ini akulah yang berhasil
mendapatkan payung mustika ini aku pun akan segera
mendirikan perkumpulan untuk merajai seluruh kolong
langit"
Sepasang mata Kakek ombak menggulung berubah jadi
merah darah dengan penuh kemarahan ia menubruk kearah
pencuri tua itu sambil melancarkan satu pukulan dahsyat.
Pek-li Gong pencuri tua itu sadar bahwa kepandaian
silatnya bukan tandingan lawan, dengan menggunakan
gerakan yang lincah dan manis ia menyingkir kesamping
dan sambut datangnya serangan tersebut dengan
menggunakan payung sengkalanya.
"Blaamm" dalam benturan keras yang kemudian terjadi
Kakek ombak menggulung kena didorong sampai mundur
tiga langlah kebelakang, sedangkan pencuri tua Pek li Gong
merasa telapaknya jadi panas dan sakit sekali, pikirnya
dalam hati:
"Sekalipun ia sudah memiliki payung sengkala yang
maha luar biasa itu seseorang masih membutuhkan ilmu
silat yang luar biasa pula, sebab kalau tidak maka akhirnya
toh ia harus mengorbankan diri karena mempunyai benda
mustika tersebut . . .bukan begitu saja, selembar jiwapun
akan ikut melayang - . . "
Sementara itu, kawanan iblis dari golongan hitam sudah
melakukan terjangan lagi kearah depan dibntu oleh
beberapa ratus orang pria kekar. serbuan itu benar2 luar
biasa sekali, pihak jago dari kalangan lurus terpaksa harus
menghadapi serbuan itu dengan mengerahkan segenap
kemampuan yang dimilikinya.
Dengan wajah menyeringai seram kakek ombak
menggulung mengincar terus pada payung sengkala dalam
genggaman pencuri tua. selangkah demi selangkah ia maju
kedepan, jago tua itu bersumpah dalam hatinya untuk
merampas kembali payung sengkala tersebut, sebab kalau
tidak maka dalam peresmian pembukaan perkumpulan
ombak menggulung ini ia bakal kehilangan muka.
Sekali lagi kakek ombak menggulung melancarkan
tubrukan kearah depan, ia menghimpun tenaga dalamnya
sebesar dua belas bagian, menyaksikan betapa dahsyatnya
serangan itu, pencuri tua Pek li Gong jadi sangat
terperanjat, meskipun sudah menghindar kesamping
namun tak urung badannya dibikin sempoyongan juga
oleh hembusan angin pukulan yang maha dahsyst itu.
"Blaamm.." sekali lagi pencuri tua Pek li Gong
menyambut datangnya serangan tersebut dengan payung
sengkalanya, ia merasakan telapak tangannya jadi pecah
dan sakit sekali begitu sakitnya sampai mata jadi melotot
besar.
Lam-kong Pak yang sedang bertempur sengit melawan
ketua perkumpulan bulu hijau dipihak lain sangat
memperhatikan keadaan Pek-li Gong yang sedang
bertempur melawan kakek ombak menggulung, ia kuatir
pencuri tua itu terluka ditangan lawan-
Sun Han Siang sekalian jago2 kalangan lurus yang harus
bertempur melawan ratusan orang jago musuh kelihatan
mulai keteter dan terdesak hebat. namun para pria kekar
dari perkumpulan ombak menggulung banyak sudah yang
jatuh korban, mayat mereka bergelimpangan diatas tanah
dalam keadaan yang sangat mengerikan.
Diam2 Lam-kong pak merasa keheranan tak mungkin
tiga orang manusia tembaga itu tidak tahu kalau pada hari
ini perkumpulan ombak menggulung akan didirikan secara
resmi kalau mereka sudah tahu mengapa hingga sekarang
belum juga munculkan diri??
Karena pikiran bercabang ia segera kena didesak oleh
ketua perkumpulan bulu hijau sehingga mundur tiga
langkah kebelakang.
Dalam pada itu Pek-li Gong yang bersenjatakan payung
sengkala harus mengandalkan gerakan2kan yang lincah dan
gesit untuk menghindar dan berkelit dari serangan2 lawan
sekali pun Kakek ombak menggulung sendiri tidak dapat
menghadapi serangannya dengan berhadapan muka namun
pencuri tua itu sendiripun tidak berhaisil mendapatkan
keuntungan apa2 keadaan untuk sementara waktu tetap
berjalan keadaan seimbang.
Tiba2 terdengar Cu Li Yap menjerit keras hampir saja
bahunya dicengkeram oleh daging lima warna oei Hun,
Lam-kong Pak jadi amat terperanjat dan cepat2 ia
berpaling.
Melihat kesempatan yang sangat baik ini ketua
perkumpulan bulu hijau tak mau sia2kan- jurus2 serangan
aneh dilancarkan dan seketika itu juga Lam-kong Pak dan
Loo Liang-jan kena didesak sehingga harus mundur tujuh
delapan langKah dari tempat semua gerakan tubuhnya yang
cepat segera meluncur kedepan, sebelum tiba pada sasaran
jari tangannya langsung meluncur mengirim sebuah totokan
keatas sikut pencuri tua itu.
Pek-li Gong merasakan lengan kanannya jadi lemas dan
kehilangan seluruh tenaganya, sementara ia maSih tertegun
ketua perkumpulan bulu hijau sudah tiba dihadapannya dan
merampas payung sengkala dari genggamannya .. Kakek
ombak menggulung jadi sangat girang, serunya:
"Hu kaucu pahalamu sangat besar sekali, aku akan
segera mengumumkan kepada seluruh anggota
perkumpulan agar mentaati semua perintah dari Hu-pangcu
tanpa melalui persetujuan diriku lagi"
Ketua perkumpulan bulu hijau tertawa dingin tiada
hentinya. gelak tertawa itu se-akan2 sedang menyindir
ucapan dari Kakek ombak menggulung, tapi menyerupai
pula sedang tertawa gembira karena berhasil mendapatkan
benda mustika tersebut.
Tercekatlah hati para jago dari kalangan lurus
menyaksikan peristiwa itu, mereka tahu seandainya payung
sengkala tersebut sampai terjatuh ketangan ketua
perkumpulan bulu hijau maka untuk merampas kembali
akan mengalami kesulitan besar.
"IHu kaucu" seru kakek ombak menggulung dengan
cepat, "bawa kemari payung sengkala tersebut malam ini
aku akan melaksanakan janjiku untuk membasmi mereka
semua dan menguburnya didalam liang selaksa orang"
ketua perkumpulan bulu hijau sangsi sebentar, tiba2 ia
menuding kearah ujung lapangan sambil berseru:
"Barusan disitu ada tiga sosok bayangan manusia sedang
berkelebat lewat rupanya mareka adalah tiga orang manusia
tembaga biar kuperiksa dulu kesana..."
Bukannya serahkan payung sengkala itu kepada kakek
ombak menggulung dia malahan lari menuju kesudut
lapangan-
Padahal pada saat itu baik para jago dari golongan putih
ataupun para iblis dari golongan hitam sama sekali tidak
lihat sesosok bayangan manusiapun, tapi mereka
mempercayai perkataan dari ketua perkumpulan bulu hijau
sebab bagaimanapun juga tiga orang manusia tembaga itu
pasti akan berkunjung kesana.
Sepeninggalnya ketua perkumpulan bulu hijau Lam-kong
Pak segera berkata kepada kakek ombak menggulung
dengan suara keras:
"iblis tua beranikah engkau berduel satu lawan satu
dengan aku?"
"Huuh. . .. engkau anggap aku bisa jeri terhadap seorang
bocah cecunguk yang usianya bau ingusan??"
"Bagaimana kalau pertarungan ini kita sertakan juga
sedikit barang taruhan?"
"Bagus sekali jika aku sampai menderita kalah
ditanganmu maka mulai detik ini juga perkumpulan ombak
menggulung akan kububarkan, bagaimana kalau engkau
yang kalah?"
"Kalau aku yang kalah maka batok kepadaku ini boleh
kau petik sekehendak hatimu," teriak Lam-kong Pak dengan
suara keras.
"Anak Pak, kau.... " teriak Sun Han Siang dengan suara
keras.
"Aku rasa pertarungan ini cukup adil." kata Lam-kong
Pak dengan wajah serius, "dengan begitu kitapun tidak usah
selalu bertempur terus tiada habisnya, ibu legakan hatimu."
"Heeeh...heeehh...heeahh... bocah kamu sudah edan??"
bentak Cu Hong Hong pula sambil tertawa dingin, "ayoh
cepat mengundurkan diri kebelakang. ."
"ibu mertua, legakan hatimu aku memiliki..."
"Bocah keparat engkau berani membangkang
perkataanku??" kembali Cu Hong Hong membentak.
"ibu mertua, keputusan yang menantu ambil sudah bulat,
maafkanlah mantumu jika tidak dapat menuruti nasehatmu
lagi " seru Lam-kong Pak tegas dangagah.
"Engkoh Pak" kata Cu Li Yap berusaha menasehati pula
sianak muda itu, "ibu bermaksud baik kepadamu ayoh cepat
mundur kebelakang"
"Keputusanku sudah tetap. silahkan kalian semua
mundur sejauh satu tombak kebelakang."
Cu Hong Hong gusar sekali tanpa mengeluarkan suara
barang sedikitpun juga ia menerjang kemuka sambil
melepaskan satu cengkeraman maut kearah sianak muda
itu, katanya
"Keparat cilik, kalau engkau ingin mampus maka hal itu
merupakan urusan pribadimu, tapi bagaimana dengan
putriku?? bagaimanakah pertanggungan jawabmu atas
dirinya??"
Lam-kong Pak berkelit kesamping. kemudian serunya:
"ibu mertua. jika engkau tak mau hentikan seranganmu
lagi, jingan salahkan kalau aku akan bertindak kasar"
"Kurang ajar, engkau hendak memberontak?" jerit Cu
Hong Hong semakin gusar, "bagus sekali kali ini harus
baik2 menghajar dirimu hingga tahu rasa"
Dalam pada itu para jago baik dari golongan putih
maupun anak buah dari perkumpulan ombak menggulung
sama2 telah menghentikan pertarungan- mereka semua slap
menonton jalannya pertarungan seru antara Lam-kong Pak
melawan kakek ombak menggulung. Kakek ombak
menggulung tertawa seram,
"Heehh...heehh,.heehh.. .keparat cilik, masih bisa
dihitung tidak perkataanmu tadi? " ejeknya.
"Setiap patah kata yang telah kuucapkan tak akan
kuingkari kembali. tentu saja perkataanku itu masih
berlaku...."
Dalampada itu Cu Hong Hong telah menubruk kembali
kedepan- hal ini membuat Lam-kong Pak naik darah,
dengan menghimpun tenaga dalamnya sebesar enam bagian
ia lepaskan satu sapuan tajam kedepan-
"Blamm ...." dalam benturan keras yang kemudian
terjadi. Cu Hong Hong tergetar mundur sejauh tiga langkah
kebelakang sementara ia hendak melakukan tubrukan lagi,
pencuri tua Pek li Gong telah keburu membentak Keras:
"Cu Hong Hong engkau sudah edan?"
"Engkau sendiri yang sudah edan "
Pencuri tua Pek-li Gong tertawa dingin- "Heehh. . .heehh
. . heehh . . aku ingin bertanya kepadamu, engkau
menginginkan menantumu adalah seorang pria sejati
seorang lelaki yang gagah perkasa ataukah seorang manusia
rendah yang tak dapat dipercaya perkataannya ?"
Cu Hong Hong balas tertawa dingin.
"Heh..heh..heh, berhubungan dengan gembong iblis
semacam itu, tak perlu kita menuruti peraturan atau
percaya tidaknya perkataan. pencuri tua engkau tak usah
turut campur "
"ibu mertua, saat ini adalah saat yang bagaimana,
keadaan pada saat ini adalah keadaan yang bagaimana ?
masa engkau masih akan melanjutkan percekcokan yang
sama sekali tak ada gunanya ini?"
Mendengar perkataan itu diucapkan dengan kata2 yang
tegas dan serius, Cu Hong IHoog tidak berani melakukan
tubrukan lagi, ia segera menghentikan gerakan tubuhnya
dan berdiri membungkam.
setelah suasana reda, Sun Han siang pun berkata.
"Pak-ji. apakab engkau merasa punya keyakinan untuk
menangkan pertarungan ini?"
"Bagi diriku hanya tahu kaUm lurus tak bisa hidup
berdampingan dengan kaUm sesat, siapa menang siapa
kalah hanya bisa ditentukan dalam suatu pertarungan, aku
tak berani mengatakan yakin atau tidak"
Malaikat raksasa Loo-liang-jen selamanya makin kagum
dan tunduk kepada Lam-kong Pak, pada waktu itu dia
segera berpikir dalam hatinya:
"Perduli apakah sau-ya dapat menangkan pertarungan ini
atau tidak. yang jelas gembong iblis tua bangka ini bukanlah
manusia sembarangan, apa salahnya kalau aku peras dulu
tenaganya sehingga kemampuannya dalam pertempuran
nanti jauh berkurang?"
Apa yang dipikirkan segera dilakukan, habis berpikir
sampai disitu oraog she Loo ini segera membentak keras.
"Hey iblis tua sambutlah dahulu seratus buah pukulan
dahsyat dari aku Loo-tua"
Belum habis dia berkata dengan menghimpun segenap
kekuatan tubuh yang dimilikinya ia lancarkan satu pukulan
dahsyat kearah depan-Kakek ombak menggulung tertawa
dingin, ejeknya:
"IHeeeh... heehh.. heeehh kendatipun kalian hendak
melakukan sistim roda berputar untuk menghadapi kami,
aku tak akan ambil perduli. .. Hmm akan kulihat sampai
dimanakah kemampuan yang kau miliki"
"Blaamm. ." benturan keras terjadi diangkasa, tubuh Loo
Liang-jan yang tinggi besar terdorong mundur sejauh lima
langkah lebar kebelakang, sebaliknya kakeK ombak
menggulung sendiri terdorong mundur sejauh satu langkah.
"Loo-tua cepat mundur kebelakang" bentak Lam-kong
Pak dengan nada keras.
Loo Liang-jan tidak mau mendengarkan seruan itu,
sekali lagi badan-nya menerjang maju kedepan-..
"Bluum bluum, bluum" secara beruntun ia lancarkan tiga
pukulan berantai, debu dan pasir beterbangan bumi
bergoyang keras, badannya terdorong mundur sejauh enam
langkah sebelakang dengan sempoyongan.
Loo Liang-jan sudah tersohor memiliki watak seperti
kerbau sebelum mampus ia tak tahu apa artinya jera, sekali
lagi tubuhnya menerjang kedepan dan secara beruntun
melepaskan pukulan berantai.
Kakek ombak menggulung yang menghadapi keadaan
tersebut lama kelamaan jadi naik pitam juga dia himpun
tenaga dalamnya hingga mencapai sepuluh bagian,
kemudian sambil membentak keras telapaknya didorang
kemuka melepaskan satu pukulan yang dahsyat.
"Blaaamm.... Duuk" ditengah benturan keras yang
menggelegar diangkasa tubuh Loo Ling-jan terpental sejauh
satu tombak lebih dari tempat semula dan hampir saja
roboh terjungkal keatas tanah.
Dari kesempurnaan dan keampuhan tenaga dalam yang
diperlihatkan pihak lawan itu dengan cepat semua jago dari
kalangan putih telah menyadari bahwa selain Lam-kong
Pak seorang Siapapun yang ada dalam gelanggang pada
saat ini tidak akan mampu menghadapi Kakek ombak
menggulung.
Dengan satu lompatan lebar Lam-kong Pak meluncur
kedepan dan berdiri tegak tepat dihadapan Kakek ombak
menggulung, serunya:
"Hey iblis tua, kalau engkau menganggap kemunculanku
pada saat ini akan merugikan dirimu. maka aku akan
memberi kesempatan bagimu untuk beristirahat serta
memulihkan dahulu tenaga dalammu. aku tak sudi mencari
keuntungan dengan cara semacam ini"
Ucapan tersebut betul2 sangat tajam dan lihay, harus
diketahui bahwa belakangan ini Lam-kong Pak sudah
banyak belajar menggunakan akal untuk mengibuli
lawannya, pemuda sadar selama Seseorang masih
melakukan perjalanan dalam dunia persilatan- maka sering
kali disamping menggunakan tenaga, otakpun harus
digunakan pula, sebab seringkali hanya mengadalkan ilmu
silat belaka hanya akan merugikan diri sendiri, apa lagi
menghadapi manusia sebangsa sampah masyarakat yang
tidak mau tahu akan peraturan, sama halnya dengan
memetik khiem dihadapan kerbau dungu.
Kakek ombak menggulung sendiri. kendatipun ia tahu
bahwa posisi lawan jauh lebih menguntungkan daripada
keadaannya, namun bagaimana pun juga dia harus berlagak
jadi seorang pria sejati, mendengar perkataan itu sambil
tertawa dingin segera ujarnya:
"Heeeh... heeeh... heeehh... sekalipun posisimu jauh
lebih menguntungkan daripada diriku, akupun masih
mampu untuk menjagal dirimu,.. Hem. kalau tidak percaya
silahkan saja untuk mencoba"
"Kalau memang begitu andaikata engkau sudah
menderita kekalahan nanti janganlah mengatakan kalau
kemenangan yang kuperoleh tidak adil " ejek Lam-kong Pak
sambil tertawa dingin-
Kakek ombak Menggulung teramat gusar. dengan
menghimpun segenap tenaga dalam yang dimilikinya dia
lepaskan satu babatan dahsyat kearah depan, angin pukulan
bagaikan ombak dahsyat yang menggulung setinggi bukit
menggulung kedepan dan menekan batok kepala sianak
muda itu.
Lam-kong Pak sama sekali tidak berani bertindak ayal
menghadapi serangan pihak lawan yang begitu dahsyat,
dengan cepat ia menggerakkan hawa murni bayi saktinya
keseluruh badan tanpa menyemburkan bayi saktinya keluar
dari ubun2nya ia balas menyerang dengan sebuah jurus
serangan dari ilmu Payung sengkala.
Dalam melepaskan pukulan yang maha dahsyat kali ini
tenaga dalam yang dipergunakan sama sekalijauh berbeda
dengan keadaan pada umumnya begitu hebat dan
mengerikan pukulan itu ibaratnya terjadi gempa bumi yang
amat dahsyat diatas permukaan tanah.
"Duuk... Blaammmmm..." benturan yang
mengakibatkan suara menggelegar kembali menggema
diangkasa kedua belah pihak sama-sama terdorong mundur
beberapa langkah kebelakang atau dengan perkataan lain
kekuatan mereka adalah seimbang.
Menyaksikan jalannya pertarungan yang sedang
berlangsung ditengah gelanggang para jago dari golongan
putih sama2 merasakan jantungnya berdebar keras sebab
mereka sangat memahami tabiat dari Lam-kong Pak,
andaikata dalam pertarungan itu ia benar2 menderita
kekalahan maka apa yang telah dijanjikan olehnya pasti
akan dilaksanakan.
oleh sebab itulah dalam pertarungan yang sedang
berlangsung pada saat ini dia hanya boleh menang dan tak
boleh kalah.
Dua orang gadis itu lebih-lebih gelisah daripada yang
lain, keringat dingin mengucur keluar membasahi seluruh
tubuh mereka, sepasang tangan dikepalkan kencang
sehingga kesepuluh jarinya menghujam telapak sendiri
dalam2, tapi mereka sama sekali tidak merasakannya .
Ratusan jurus sudah lewat tanpa terasa, namun kedua
belah pihak masih tetap bertempur dalam keadaan
seimbang, bahkan makin bertempur makin seru dan ramai.
ditengah hembusan angin puyuh hancuran kain
beterbangan memenuhi angkasa. rupanya pakaian luar yang
dikenakan kedua orang itu sudah tercabik dan terbang
mengikuti hembusan angin puyuh....
Setelah dua ratus jurus lewat, pakaian bagian atas yang
dikenakan kedua orang itu sudah hancur berantakan dan
sama sekali terlepas, sedang baju bagian bawah yang
dikenakanpun tinggal pakaian dalam belaka^
Pertarungan yang sedang berlangsung pada saat ini
benar2 merupakan suatu pertarungan sengit yang belum
pernah ditemui sepanjang masa, saking teganya kesepUluh
buah buku pada jari tangannya telah mulukai telapak dua
orang gadis itu hingga darah mengalir keluar dengan
derasnya. tapi mereka sama sekali tidak merasakannya.
Andaikata pertarungan itu tidak disertai dengan taruhan,
mungkin kedua orang gadis itu sudah tertawa geli
menyaksikan jalannya pertarungan yang dilangsungkan
dalam keadaan setengah telanjang itu, tapi sekarang.
mereka sama sekali tak mampu untuk tertawa.
Diam2 Pek-li Goog melirik sekejap kearah Sun Han
Siang, ia temukan sekujur badan perempuan itu gemetar
keras hal ini membuat hatinya sangat gelisah, tapi pencuri
sakti inipun mengerti bukan watak dari Lam-kong Pak, ia
sadar pemuda itu telah memberikan janjinya maka tak
mungkin ia bersedia mengingkarinya ditengah jalan-
Dengan suara lantang ia segera berteriak keras:
"Tua bangka yang tak tahu malu, mata keranjang kalau
sekarang juga kau sudahi pertarungan ini, mungkin
selembar jiwamu masih bisa diselamatkan, lebih baik
cepat2lah pulang kerumah sebab mumpung masih
bernyawa engkau bisa pulang membopong cucu""
Kakek ombak menggulung bukan seorang manusia yang
bodoh, dia tahu bahwa tujuan si pencuri tua itu ber-teriak2
sambil mengejek bukan lain adalah untuk mengacaukan
perhatian serta pikirannya, ia sama sekali tak ambil perduli
bahkan pura2 berlagak pilon. Melihat teriakannya tidak
manjur sekali lagi Pek-li Gong berteriak keras:
"Tua bangka yang tak tahu malu, janda kawin tujuh kali
sedang menantikan dirimu sekarang tentunya engkau sudah
tahu bukan bagaimana nikmatnya mengawini perempuan
jalang itu??"
Kakek ombak menggulung berpengalaman sangat luas ia
tak sudi mendengarkan ejekan yang sedang ditujukan
kepadanya itu sambil memusatkan perhatiannya menjadi
satu dia malah semakin mempergencar serangan-
serangannya.
Melihat ejekannya tetap tidak mendatangkan hasil
pencuri tua itu jadi gelisah sekali sehingga ia garuk2
kepalanya yang tidak gatal, walaupun di-hari2 biasa dia
punya banyak akal tapi sekarang dia benar2 kewalahan dan
kehabisan akaL. Akhirnya setelah ter-mangu2 beberapa
waktu lamanya ia berteriak kembali:
"Tua bangka mata keranjang Bukankah engkau paling
suka bermain cinta dengan sebangsa nenek2 tua? beberapa
hari lagi aku pasti akan mengirimkan beberapa orang nenek
tua yang sudah keriputan, berbadan bongkok dan berjalan
tertitah2 untuk suguhanmu, bagaimana setuju? setuju
bukan??...."
Kakek ombak menggulung tetap berlagak tidak
mendengar, sementara itu serangan2 yang dilancarkan
olehnya kian lama makin bertambah gencar, suatu ketika
bahkan ia berhasil mendesak Lam-kong Pak sehingga
mundur satu langkah kebelakang,
Sianak muda itu dengan cepat berusaha untuk
melancarkan dua pukulan dahsyat guna mengembalikan
posisinya itu. tapi ia gagal untuk mencapai maksudnya itu,
"Blaaamm.. blaaamm.." kecuali benturan2 dahsyat yang
menggelegar diangkasa, tidak terdengar suara pembicaraan
lagi. semua oraog berdiri dengan perasaan tegang, sebab
kian lama pertempuran berjalan makin seru,
Tiba2... Ketua perkumpulan Bulu hijau yang telah pergi
tadi kini muncul kembali membawa senjata payung
sengkala, begitu tiba ditengah gelanggang dia segera
berseru^ "Kaucu harap mundur dari sini biarlah aku yang
akan meringkus bocah muda itu."
Bersamaan dengan meluncurnya kata2 itu senjata
payung sengkalanya dengan menggunakan satu jurus yang
aneh tiba2 meluncur kedepan dan-....
"Blaamm" pukulan yang maha dahsyat itu dengan telak
bersarang diatas bahu Kakek ombak menggulung.
Peristiwa ini benar2 ada diluar dugaan orang, suasana
jadi amat gempar dan para jago dari kalangan lurus
maupun sesat sama2 berdiri terbelalak dengan perasaan tak
habis mengerti.
Tubuh Kakek ombak menggulung yang kena dihantam
segera mencelat sejauh satu tombak lebih dari tempat
semula hampir saja ia jatuh tersungkur keatas tanah, darah
segar segera memancar keluar dari mulutnya. . . .
Dalam pada itu kawanan jago lihay dari kalangan hitam
maupun putih telah berdiri menjublak dengan wajah
tegang, pengkianatan memang bukan Suatu peristiwa yang
mengherankan tapi yang membuat mereka kaget dan
tercengang adalah kedua orang itu mempunyai hubungan
sebagai guru dan murid.
Sejak dahulu kala, yang muda berani melawan yang tua
merupakan perbuatan yang terkutuk. apalagi pengkhianatan
terhadap guru, perbuatan itu sama dosanya dengan anak
yang mendurhakai orang tuanya.
Kendatipun begitu. bagi Lam-kong Pak, Cu Hong Hong
sekalipun peristiwa ini bukanlah satu kejadian yang sama
sekali ada diluar dugaan, sebab mereka telah mengetahui
bahwa hubungan antara ketua perkumpulan bulu hijau
dengan kakek ombak menggulung, meskipun diluar baik
dalam kenyataan mereka tidak memiliki kesan yang baik
dalam hati masing2.
Dengan perasaan terperanjat kakek ombak menggulung
membelalakan matanya lebar2. dengan suara dalam ia
berseru^ "Kau... kau berani mengkhianati gurumu sendiri?"
Dengan suara dingin dan ketus ketua perkumm pulan
bulu hijau menjawab:
"Aku memerintahkan kepadamu untuk segera enyah dari
sini kalau tidak maka untuk selamanya engkau akan
kehilangan kesempatan untuk membalas dendam.
Heehh...heehh.,. heehh.., dengan andalkan kedudukanmu
sebagai seorang sampah masyarakat berani benar mengaku
sebagai guruku. Hmm sayang sekali engkau belum berhak
sebagai suhuku mengerti ?"
Saking gusar dan mendongkolnya paras muka Kakek
ombak menggulung berubah jadi merah membara, matanya
melotot besar bagaikanjengkol dengan suara berat
bentaknya.
"Baik, kukagumi akan kelihayanmu tunggu saja sampai
kemunculanku kembali untuk membalas dendam sakit hati
yang kuterima pada saat ini, aku bersumpah akan
mencingcang tubuhmu jadi ber-keping2"
Kepada kawanan jago lihay dari golongan sesat kembali
ia berteriak lantang: "Siapakah diantara kalian yang
bersedia mengikuti diriku untuk mundur dari sini?"
Para jago diri golongan sesat saling berpandangan tanpa
seorangpun yang buka suara, untuk beberapa saat suasana
jadi hening dan sepi, ternyata tak seorangpun yang
mengajukan diri untuk ikut Kakek ombak menggulung
mengundurkan diri dari situ.
"Haahhh...haaahhh...haahhh..." ketua perkumpulan bulu
hijau tertawa ter-bahak2,
"iblis tua, dari kejadian ini sudah cukup membuktikan
bahwa Caramu hidup sebagai manusia masih terlalu Cetek
karena keCabulanmu yang berlebih2an, tindakanmU yang
kelewat kejam dan Cara hidupmu yang kurang benar
engkau telah kehilangan simpatik dari seluruh anak buahmu
dengan keadaan SemaCam ini mana mungkin engkau bisa
memimpin orang lain-..."
Belum habis perkataan itu diselesaikan tiba2 Suma ing
tampil kedepan dan mendekati kakek ombak menggulung
dengan langkah lebar serunya dengan keras:
"Suhu, engkau tak usah putus asa, teCu bersedia
mengikuti dirimu untuk selamanya, aku tetap berpihak
kepada engkau orang tua....."
"Baik... baik...." seru Kakek ombak menggulung dengan
suara amat terharu. "bagaimanapun juga aku memang tak
salah menyayangi dirimu, anak ing pergilah mencari Janda
kawin tujuh kali Pui Kun dan mari kita perg bersama dari
sini"
"Suhu, Pui Kun adalah sebangsa manusia yang tidak
mempunyai perasaan-.." ujar Suma Ing, "dia adalah
manusia sebangsa bunglon yang pandai memutar kemudi
menurut hembusan angin, buat apa kita menggubris
manusia semaCam itu??"
"orang itu masih berguna bagi kita, engkau harus
mendengarkan perkataanku. anak Carilah dia dan kita
harus berlalu dari sini"
Baru saja Kakek ombak menggulung menyelesaikan
kata2nya mendadak terdengarlah Janda kawin tujuh kali
Pui Kun tertawa jalang dari satu tempat kurang lebih
belasan tombak dihadapannya.
Sambil tertawa terkekeh dengan nyaring perempuan itu
mengejek dengan nada sinis.
"Hiiihh..hiihhh...hiiihh.. tua bangka bermuka tebal,
kenapa engkau tidak kencing dulu disini kemudian
memakai air kencing mu itu untuk bercermin? sekalipun
semua pria yang ada dikolong langit sudah pada mampus
tidak nanti aku bisa tertarik dan jatuh hati kepadamu,
haahh.. haaah..haaah, apa lagi kamu sudah tua dan loyo
itupun paling sudah keriputan.. Huuh tidak bisa tahan
lama...."
Paras muka Kakek ombak menggulung berubah merah
padam bagaikan kepiting rebus, untuk beberapa saat
lamanya ia berdiri menjublak dan tak tahu apa yang musti
dikatakan.
Ditengah gelak tertawa yang riuh rendah dari semua jago
yang hadir ditempat itu, Pek-li Gong berteriak pula dengan
suara tinggi melengking .
"Tua bangka yang tak laku perempuan- keadaanmu pada
saat ini ibaratnya raja babi? Ti Pat Kay sedang bercermin...
orang luar orang dalam semuanya memusuhi dirimu...
Hmm mimpipun engkau tak akan pernah menyangka
bukan?"
Lam-kong Pak gelengkan kepalanja berulang kali,
terlepas dari keadaan kekek ombak menggulong yang
mendapat hinaan dan cemoohan dihadapan umum
memang sudah pantas diterima sesuai dengan dosa dan
kcsalahan yang pernah dilakukan olehnya, tapi
bagaimanapun juga Janda kawin tujuh kali benar2
merupakan seorang perempuan yang tak tahu malu.
Barusan saja ia masih berlutut sambil minta ampun
bahkan menggunakan semua keahliannya yang jalang
untuk memikat hati orang. tapi hanya beberapa saat
kemudian ia sudah berubah pikiran. bukan begitu saja
bahkan bisa2nya mengejek orang yang pernah menolong
jiwanya belum lama berselang. manusia semacam itu
memang tidak sepantasnya dibiarkan hidup dikolong langit,
sebab akhirnya toh hanya akan mendatangkan bencana
belaka bagi umat manusia.
Sementara itu janda kawin tujuh kali sambil tertawa
dingin telah mengejek kembali:
"Hey ikan kakap tua tak enak dimakan kenapa engkau
belum juga enyah dari sini? Apakah hendak menunggu
sampai pangcu yang mengusir dirimu dari tempat ini???"
Dengan penasaran dan hati mendongkol Kakek ombak
menggulung menengadah keatas lalu tertawa seram
teriaknya.
"Didalam tiga bulan mendatang aku akan suruh kalian
semua merasakan kelihayanku"
Sehabis berseru bersama Suma Ing dia segera berlalu dari
sana.
Kawanan iblis dari golongan sesat yang hadir dalam
kalangan tak seorangpun yang menghalangi jalan perginya
mereka hanya mengiringi perginya itu sambil tertawa
mencemooh.
Sepeninggalnya kakek ombak menggulung serta Suma
Ing tiba2 terdengar ketua perkumpulan bulu hijau
membentak keras: "Bekuk perempuan cabul Pui Kun"
Rupanya Janda kawin tujuh kali sudah menduga sampai
kesitu dengan cepat ia menerobos masuk diantara
kerumunan orang banyak membuat suasana jadi amat
gaduh.
Perempuan binal ini merupakan incaran dari setiap
orang, para gemboag iblis yang ada disitu sebagian besar
sudah lama mengincar perempuan tersebut. dengan
keadaan seperti itu setiap orang berusaha mendekati
perempuan itu bukan dengan maksud untuk
menangkapnya. melainkan berusaha untuk meraba dan
menggerayangi tubuhnya.
Janda kawin tujuh kali sama sekali tidak ambil perduli
akan perbuatan jahil orang banyak. justru menggunakan
kerakusan dan kelemahan tersebut ia menyusup ketengah
kerumunan orang banyak dan kabur keluar dari
perkumpulan bulu hijau.
Setelah suasana jadi reda kembali dan bayangan tubuh
janda kawin tujuh kali telah lenyap dari pandangan, ketua
perkumpulan bulu hijau alihkan sorot matanya kearah
kawanan para jago dari golongan putih, tegurnya dengan
suara keras: "Kenapa kalian masih belum juga
mengundurkan diri dari tempat ini...?"
Cu Hong Hong tertawa dingin,
"Heehh..heehh,.heehh.. dan engkau. mengapa kau belum
juga memperlihatkan paras aslimu?"
Ketua perkumpulan bulu hijau mengejek sinis.
"Huuh.. kalau kalian belum juga pergi dari sini, aku akan
segera turun perintah untuk membekuk kalian semua"
"Saudara, sebenarnya engkau ada kesulitan apa?" seru
Lam-kong Pak dengan suara lantang, "kenapa eagkau
menyaru jadi macam begitu? bukankah diantara kita tak
pernah terikat berselisihan atau dendam sakit hati, kenapa
engkau...."
Ketua perkumpulan bulu hijau menengadah keatas dan
tertawa seram, tukasnya sambil menggigit bibir.
"Dendam sakit hati diantara kita dalamnya melebihi
samudra, penghinaan dan rasa malu yang kualami selama
ini tak akan terlupakan walau sudah menurun lima
generasipun"
Setelah berhenti sebentar, bentaknya keras2. "Saudara2
sekalian, ayoh maju dan bekuk mereka"
Dalam waktu singkat be-ratus2 orang jago lihay dari
golongan sesat bersama2 menerjang maju kedepan, mereka
menyebarkan diri dan mengepung para jago kalangan lurus
dengan rapat.
Sementara itu ketua perkumpulan bulu hijau telah
mengundurkan diri kesamping. cu Hong Hong sambil
menggertuk gigi bentaknya:
"Perempuan binal, kukirim dahulu dirimu untuk pulang
keakhirat".
Dengan suatu jurus serangan yang sangat aneh dia
lepaskan satu pukulan dahsyst kedepan-
"Duukk" pukulan tersebut dengan telak bersarang didada
perempuan itu, cu Hong Hong menjerit kesakitan tubuhnya
mencelat sejauh satu tombak lebih dari tempat semula dan
jatuh tersungkur diatas tanah.
Cu Li Yap yang melihat ibunya dilukai musuh jadi amat
gusar, tanpa memperdulikan keselamatan jiwa sendiri ia
menerjang maju kedepan, jeritnya: "iblis tua, aku akan
beradu jiwa dengan dirimu"
Ketua perkumpulan bulu hijau sama sekali tidak
melayani datangnya serangan tersebut, dia mengebaskan
ujung bajunya kedepan membuat tubuh cu Li Yap terpental
sejauh lima enam langkah kebelakang, jelas ia sudah
mengampuni jiwa gadis itu.
Lam-kong Pak yang Kebetulan berada didekatnya segera
berkelebat maju kedepan dengan sepenuh tenaga dia lepas
Kan satu pukulan dahsyat kearah tubuh lawan-
Menyaksikan datangnya ancaman tersebut ketua
perkumpulan bulu hijau segera berkata,
"Memandang diatas wajah Sun Han Siang aku telah
berulang kali mengampuni jiwamu, ini hari jangan salahkan
kalau aku akan membuka pantangan membunuh"
"Blaammm" benturan nyaring terjadi diangkasa, tubuh
Lam-kong Pak terdorong mundur sejauh tiga langkah lebar
kebelakang sedangkan ketua perkumpulan bulu hijau sama
sekali tidak mempergunakan payung sengkalanya.
Sun Han Siang sangat menguatirkan keselamatan
putranya, dia meloncat maju kedepan dan berseru: "Engkau
adalah..."
= =000000000= =

" CEPAT pergi diri sini" bentak ketua perkumpulan bulu


hijau, "kalau sampai menunggu aku berubah pikiran, Hmm
jangan harap kalian bisa lolos dari sini barang seorangpun"
Mendadak dari tempat kejauhan berkumandang suara
gemerincingan yang amat nyaring dan tahu2 dihadapan
ketua perkumpulan bulu hijau telah muncul seorang
manusia berbaju tembaga, kepada ketua itu ujarnya:
"Jika engkau menyetujuinya aku bersedia untuk
menemani engkau dalam bertemu dengan semua orang
dalam paras muka yang asli"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar semua orang
segera sorot matanya kearah ketua perkumpulan bulu hijau,
haruslah diketahui bahwa asal-usul dari manusia tembaga
ini pun merupakan teka-teki, jika mereka bersama dia
menjumpai orang dengan paras muka aslinya maka
kejadian itu dengan tepat akan memenuhi harapan dari Sun
Han Siang serta Lam-kong Pak.
Terdengar ketua perkumpulan bulu hijau tertawa dingin
lalu berkata:
"Ehmm... pandai benar engkau bertindak sebagai
perantara. asal engkau bersedia menyerahkan jago angin
dan guntur Lam-kong Liu kepadaku. maka detik itu juga
aku akan memperlihatkan paras wajah asliku dihadapan
semua orang."
sekujur badan manusia tembaga itu nampak gemetar
keras dengan cepat ia bertanya:
"Apakah engkau mempunyai dendam sakit hati dengan
Lam-kong Liu?? boleh kah aku tahu dendam sakit hati
apakah yang sudah terikat diantara kalian berdua??"
"Maaf soal ini tak bisa kuterangkan kepadamu. tapi aku
percaya engkau bukan jago angin dan guntur Lam-kong
Liu, juga bukan Siau-yau sianseng Lu It Beng."
"sedikitpun tidak salah dan aku percaya engkaupun tak
akan mampu menebak siapakah aku?"
"Cianpwee bersedia kah engkau menunjukkan paras
muka aslimu agar bisa dikenali oleh kita semua?" teriak
Lam kong pak dengan suara lantang.
"Tak bisa." sahut manusia tembaga itu sambil
menggeleng. "kecuali ketua perkumpulan bulu hijau
bersedia memperlihatkan paras muka aslinya. kalau tidak
maka aku akan mudah tertipu."
Lam-kong pak segera enjotkan badan dan laksana
sambaran kilat menyambar topi baja yang menutupi wajah
orang itu.
Manusia tembaga itu sama sekali tak menduga kalau
Lam-kong Pak bakal melancarkan serangan secara tiba2,
untuk berkelit sudah tak sempat lagi dan nampaknya kedok
orang itu bakal segera terbongkar.
Siapa tahu disaat yang paling kritis itulah tiba2 ketua
perkumpulan bulu hijau dengan gerakan tubuh bagaikan
sambaran kilat telah menerjang maju pula kedepan dengan
satu jurus serangan yang sangat aneh ia ancam tekukan
sikut pemuda itu.
Lam-kong Pak merasa terperanjat bercampur heran- ia
tak berani menyambut cengkeraman tersebut, dengan
cekatan badannya mundur tiga langkah kebelakang untuk
menghindarkan diri.

Tindakan dari ketua perkumpulan bulu hijau itu sama


sekali diluar dugaan semua orang dan membuat para jago
berdiri terperangah, dari tindakan tersebut sudah jelas
terihat bahwa ketua perkumpulan bulu hijau tidak ingin
kalau sampai kedok manusia tembaga itu ketahuan, sebab
dengan diketahuinya jejak orang itu kemungkikan besar
diapun akan membongkar rahasia asal usul dari ketua
perkumpulan bulu hijau.
Rupanya teka-teki yang menyelubungi asal usul mereka
berdua saling berhubungan satu sama lainnya, asal salah
seorang diantara meteka ketahuan jejaknya maka tidak
susah untuk menebak yang lain-Sementara itu ketua
perkumpulan bulu hijau sambil tertawa dingin telah
mengancam kembali:
"Heeeh heeeh heeeh... sebenarnya kalian mau pergi dari
sini atau tidak??" Sambil mengancam senjata payung
sengkalanya direntangkan dan siap untuk turun tangan.
"Bukankah engkau bersikeras hendak mendapatkan jago
angin dan guntur Lam-kong Liu?" bentak Lam-kong pak
dengan keras, "Aku adalah putranya. kalau kau bisa
mendapatkan diriku maka sama artinya telah mendapatkan
ayahku. tunjukkan dahulu Wajah aslimu, kemudian aku
akan pergi mengikuti dirimu tanpa membantah."
"Tidak orang yang kuinginkan bukan engkau tapi Lam-
kong Liu pribadi, sekarang kalian tak usah banyak bicara
lagi. jika masih membandel dan tidak mau mengundurkan
diri dari sini maka jangan salahkan kalau aku akan
melakukan pembantaian secara besar2an-"
Sementara para jago masih berdiri dengan perasaan
ragu2 untuk kesekian kalinya. Ketua perkumpulan bulu
hijau telah membentak keras: "Serbu"
Ratusan orang pria kekar dan jago lihay golongan sesat
ber-sama2 gerakkan senjata dan menerjang kedepan-
Kali ini Lam-kong Pak benar2 sudah dipengaruhi hawa
amarah, diam2 dia salurkan hawa murni bayi saktinya
kedalam seluruh tubuh, kemudian senjata tanduk naga
saktinya diloloskan dari dalam sakunya.
Terdengar Sun Han Siang dengan nada sedih telah
berkata:
"Secara lapat2 aku sudah dapat menduga siapakah
engkau yang sebenarnya dapatkah kau memandang diatas
wajahku dan lepaskan anak Pak..,.??"
cu Hong Hong yang berada disampingnya sambil ketawa
segera mengejek:
"Heeeh hh..heeehh..heeehh...tentu saja ia bersedia
melepaskan bocah Pak dengan begitu saja demi engkau
bagaimana beratpun syarat yang kau ajukan pasti akan
disetujui olehnya..."
Ketua perkumpulan bulu hijau terpengaruh, untuk
beberapa saat lamanya ia tak tahu apa yang musti dilakukan
olehnya.
Lam-kong Pak sendiri tak ingin terlalu banyak
membuang waktu, dengan suara dalam ia berseru,
"Lebih baik persoalan yang tak ada gunanya tak perlu
dibicarakan labih dahulu. ayoh kita adu kepandaian dan
coba lihat siapakah yang lebih unggul diantara kita berdua."
Sambil berkata senjata tanduk naga saktinya dibabat
kemuka diiringi deruan angin puyuh yang memekikkan
telinga, begitu cepat dan dahsyatnya serangan tadi, dalam
waktu singkat seluruh batok kepala musuhnya sudah berada
dalam kurungannya.
Ketua perkumpulan bulu hijau merentangkan senjata
payung sengKalanya, dengan gerakan Tiang-hong-koan-jit
atau bianglala menutupi sang surya, ia sambut datangnya
ancaman tersebut.
"Taaggg..." letusan bunga api berhamburan diangkasa,
kedua belah pihak sama2 tergetar mundar dua langkah
Kebelakang. ini membuktikan bahwa posisi Lam-kong Pak
sama sekali tidak berada dibawah angin.
kendatipun begitu, ketua perkumpulan bulu hijau sendiri
tidak menggunakan seluruh tenaganya dalam bentrokan
tersebut. rupanya ia masih ada perasaan belas kasihan
terhadap lawannya ini.
Setelah terjadinya bentrokan tersebut, kepercayaan Lam-
kong Pak pada kekuatan sendiri semakin berlipat ganda. ia
segera mengembangkan permainan ilmu dari payung
sengkala untuk saling berebut menyerang dengan pihak
lawan, ia berusaha melontarkan serangan2nya yang paling
ampuh untuk melumpuhkan pertahanan lawan-
Sementara itu para jago lainnya dari kalangan lurus telah
terlibat dalam pertarungan sengit melawan para jago lihay
dari perkumpulan bulu hijau, hanya manusia baju tembaga
seorang yang tetap berpeluk tangan sambil menonton
jalannya pertarungan itu dari sisi kalangan-
Ratusan jurus kemudian, posisi Lam-kong Pak mulai
terdesak dibawah angin. itupun disebabkan perasaan belas
kasihan dari ketua perkumpulan bulu hijau yang tidak
menyerang dengan sepenuh tenaga, kalau tidak niscaya
sejak tadi pemuda itu sudah keok. Sambil bertempur sengit.
dalam hati kecilnya Lam-kong Pak berpikir:
"Untuk membuka kedoknya serta melihat wajah aslinya.
aku harus menempuh mara bahaya, kalau tidak maka
keinginanku ini tak akan terpenuhi untuk selamanya..."
Diam2 hawa murni bayi saktinya disalurkan keluar,
tatkala ingatan tersebut melintas dalam benaknya, bayi
hawa murni itu segera menorobos keluar dari
selangkangannya dan langsung menyambar batok kepala
ketua perkumpulan bulu hijau.
Ketika menyaksikan kemunculannya bayi hawa murni
tersebut, manusia tembaga yang berada disisi kalangan
menjarit kaget, agaknya ia tak menyangka kalau sianak
muda itu sudah berhasil melatih ilmu silatnya hingga
mencapai taraf sehebat itu.
Dengan suatu luncuran yang sangat cepat bayi hawa
murni itu meleset keudara dan menyambar rambut palsu
diatas kepala Ketua perkumpulan bulu hijau, tapi serangan
bayi hawa murni itu tak bisa dilanjutkan, sebab sekeliling
tubuh ketua perkumpulan bulu hijau dilindungi oleh selapis
hawa khi-kang yang amat kuat dan tebal.
Dalam pada itu, ketua perkumpulan bulu hijau telah
mendengus dingin, hawa murninya disalurkan kedalam
senjata payung sengkalanya kemudian dibabat keatas bayi
hawa murni tersebut.
Lam-kong Pak sendiri menyadari bahwa pertarungan ini
merupakan suatu pertarungan adu jiwa yang akan
menentukan mati hidup mereka, ia tidak menarik kembali
bayi hawa murni tapi sambil menggigit bibir siap menanti
datangnya serangan tersebut.
"Blaaamm..." Benturan keras menggelegar diangkasa,
daerah disekitar gelanggang terbungkus dalam suatu
pusaran angin pUyuh yang menjangkau wilayah seluas
puluhan tombak
Tubuh bayi hawa murni itu tergetar keras dan akhirnya
meleset kembali kedalam selangkangan Lam-kong Pak.
Sebaliknya pemuda itu sendiri dengan sempoyongan
tergetar mundar sejauh tujuh delapan langkah, tubuhnya
terjengkang keatas tanah dan muntah darah segar. paras
mukanya pucat pias bagaikan mayat.
Ketua perkumpulan bula hijau sendiripun tidak
memperoleh keuntungan apa2, secara beruntun ia mundur
lima langkah kebelakang, lengan kanannya hampir saja tak
dapat diangkat,
Napsu membunuh yang amat tebal melintas diatas
wajahnya, sambil menahan rasa sakit ia meleset kehadapan
lam-kong Pak. rupanya sang ketua ini sudah dibikin marah
oleh perbuatan sianak muda itu dan siap membereskan
jiwanya,
"Tahan-.." bentak manusia tembaga itu dengan suara
keras,
Tapi napsu membunuh yang ber-kobar2 telah
menyelimuti seluruh benak Ketua perkumpulan bulu hijau.
segumpal cahaya merah yang amat menyilaukan mata
segera mengurung batok kepala pemuda itu
Manusia berbaju tembaga itu membentak keras. sekuat
tenaga dia lancarkan satu pukulan kedepan.
Ketua perkumpulan bulu hijau sama sekali tidak
merubah gerakan serangannya dengan payung sengkala,
telapak kiri dengan tenaga yang tak kalah besarnya
melepaskan pula satu pukulan.
"Blaamm.." dalam benturan keras yang kemudian
manggema diudara tubuh manusia tembaga itu tergetar
mundur sejauh dua langkah kebelakang sementara serangan
dari payung sengkala itu sudah hampir mencapai batok
kepala Lam-kong Pak.
Disaat yang kritis dan gawat itulah tiba2 terdengar suara
gemerincingan nyaring berkumandang datang disusul
munculnya dua orang manusia tembaga yang ber-sama2
menyambar kearah payung sengkala itu.
Sekali lagi terjadi benturan keras yang memekikan
telinga. ditengah gelanggang dua kali dengusan berat
mengiringi robohnya dua orang manusia tembaga itu keatas
tanah, sekalipun tenaga gabungan kedua orang itu cukup
ampuh namun mereka masih tak mampu untuk
menghadapi serangan payung lawan, setelah tebanting
keatas tanah. badan mereka masih harus bergelinding
sejauh dua tombak lebih dahulu sebelum akhirnya jatuh tak
sadarkan diri.
Lam-kong Pak sendiri walaupun nyaris menemui ajalnya
diujung senjata lawan, rasa kaget yang dialaminya pada
saat itu sukar dilukiskan lagi dengan kata2, tanpa
menggubris diri ketua perkumpalan bulu hijau lagi ia
langsung mendekati dua orang manusia tembaga yang
terpental jauh itu.
Siapa tahu cepat gerakan tubuhnya ketua perkumpulan
bulu hijau lebih cepat lagi bahkan sampai manusia tembaga
yang lain-pun masih terlambat setindak. dalam sekali
enjotan badan ketua perkumpulan bulu hijau telah
meluncur kesamping dua orang manusia tembaga itu dan
siap mencengkaram tubuh mereka.
"Tahan..." bentak Sun Han siang sambil melancarkan
beberapa pukulan dan meluncur kemuka.
Sementara Ketua perkumpulan bulu hijau masih berdiri
terperangah, manusia tembaga yang lain telah
menggunakan kesempatan baik itu sebaik2nya, ia
menyambar kemuka dan sambil menghimpit dua orang
rekannya dengan cepat kabur dari situ. "cepat kejar" bentak
Sun Han Siang.
Dia segera mengajak cu Hong Hong untuk mengejar
manusia tembaga itu dan lari keluar dari ruangan markas
besar perkumpulan bulu hijau.
Tampaklah manusia tembaga itu sambil mengempit dua
orang rekannya sedang kabur dengan Cepatnya ditempat
kejauhan-
"cianpweee, engkau hendak kabur kemana...?" teriak
Lam-kong Pak dengan suara keras, "pada saat ini kaum iblis
dan manusia sesat malang melintang dikolong langit,
sedang kaum pendekar dan golongan putih terdesak dan
selalu terdesak bahaya. Kita sudah sepantasnya bersatu
padu untuk menumpas bibit bencana bagi umat persilatan-
cianpwee kenapa engkau masih terus menerus
menyembunyikan diri??"
Manusia tembaga yang kabur didepan tetap tidak
menggubris ucapan tersebut, bahkan larinya semakin cepat
lagi.
Sun Han Siang dengan suara keras segera berteriak:
"Lam-kong Liu... Lam-kong Liu... benarkah engkau
begitu tega hati.--?? mengapa engkau tidaK memperdulikan
kami berdua??"
orang itu masih tetap membungkam dalam seribu
bahasa, ia tidak menggubris teriakan orang2 dibelakangnya,
sambil mengempit dua oraag rekannya ia kabur terus
kedepan.
Lam-kong Pak segera mengerahkan segenap kekuatan
yang dimilikinya untuk melakukan pengejaran, dalam
beberapa kali loncatan saja dia berhasil melampaui
manUsia tembaga itu dan menghadang jalan perginya.
"cianpwee engkau hendak lari kemana lagi?" bentaknya.
Dengan hati terperanjat orang itu menghentikan gerakan
tubuhnya, tiba2 ia membentak keras:
"Lihat senjata rahasia..."
Lam-kong Pak terkecoh oleh bentakan itu, dia tidak
sempat berpikir bahwa orang itu sedang mengempit dua
orang rekannya dalam setiap tangannya dalam keadaan
demikian mana mungkin ia bisa melepaskan senjata
rahasia?
Ketika mendengar bentakan tersebut dengan cepat
tubuhnya berkelit lima langkah kesamping, menggunakan
kesempatan yang sangat baik itu dengan cepat manusia
tembaga tersebut kabur masuk kedalam hutan belantara.
Lam-kong Pak ikut menyusul kedalam hutan, tapi hutan
itu sangat lebat dan banyak semak2nya bahkan setiap
batang pohon mempunyai dahan yang besarnya bukan
kepalang, dalam waktu singkat ia sudah kehilangan jejak
orang itu.
Sun Han Siang telah menyusul kesana pula, tapi
bayangan tubuh manusia tembaga itu sudah tak tampak
dalam penglihatan.
"lbu." kata Lam-kong pak kemudian. "mari kita berpisah
dan mencari jejaknya disekitar tempat ini, aku rasa mereka
pasti belum meninggalkan hutan ini, kita harus berhasil
menemukan mereka bertiga, sebab dua orang manusia
tembaga yang lain telah menderita luka dalam yang sangat
parah..."
"Baik mari kita memisahkan diri...."
Dalam keadaan terburu2, Lam-kong Pak tidak sempat
menyapa kedua orang gadis itu lagi, ia segera menyusup
kedalam hutan dengan cepatnya, ketika mengejar sejauh
setengah li tampaklah hutan itu kian lama kianjadi gelap
dan tak nampak sesosok bayangan manusiapun disana.
Akhirnya sianak muda itu menghentikan langkah
kakinya dan kerahkan tenaga untuk memeriksa gerak gerik
disekitar tempat itu.
Secara lapat2 ia mendengar ada suara orang sedang
berbicara, namun ia tak sempat menangkap apa yang
sedang mereka bicarakan sebab jaraknya terlampau jauh.
Dengan langkah yang sangat berhati2 ia meneruskan
perjalanannya mendekati asal suara tadi, kurang lebih dua li
sudah dilewati namun hutan tersebut belum juga sampai
ujungnya, sementara suara pembicaraan kian lama
terdengar kian jelas.
Saat ini ia dapat mengenali salah satu suara pembicara
sebagai suara dari ketua perkumpulan bulu hijau sedang
yang lain mirip sekali dengan suara manusia tembaga yang
membawa kabur dua orang rekannya tadi.
Satu ingatan berkekebat dalam benak Lam-kong Pak ia
semakin ber-hati2 lagi mendekati tempat pembicaraan itu
dan sekarang secara lapat2 ia dapat melihat dua sosok
bayangan tubuh yang sedang berdiri saling berhadapan
pada jarak beberapa tombak dihadapannya. Terdengar
manusia tembaga itu sedang berkata:
"Mengenai soal perselisian dan sengketa yang terjadi
dimasa lampau aku mengetahuinya paling jelas dalam
peristiwa ini engkau tak dapat menyalahkan Lam-kong Liu"
"Hmm.. jadi kalau begitu engkaupun bukan orang luar"
seru ketua perkumpulan bulu hijau dengan suara dingin.
"sebenarnya siapakah engkau?? darimana kau bisa tahu
akan perselisihan yang terjadi diantara kami dimasa silam?"
Sambil tetap mengempit dua orang rekannya, manusia
tembaga itu menjawab dengan suara dalam:
"Tentang soal ini maaftah jika aku tak bisa menerangkan,
tapi aku benar2 bermaksud baik, apabila engkau bisa
berpikiran lebih terbuka, marilah kita berempat sama2
melepaskan kedok masing2 dan bertemu dengan muka
aslinya, dari peperangan kita beralih menjadi perdamaian"
"Tutup mulut" bentak ketua perkumpulan bulu hijau
dengan suara keras, "karena peristiwa ini aku telah
menderita selama puluhan tnhun lamanya, aku baru puas
jika telah membinasakan Lam-kong Liu dengan tanganku
sendiri usahamu yang licin dan pakai akal2an itu bakal sia-
sia belaka...."
Sambil berkata per-lahan2 dia maju kedepan, ia sudah
siap untuk melepaskan serangannya.
Manusia tembaga itu tampak terkesiap dan mundur
kebelakang dengan perasaan kaget.
Lam-kong Pak yang bersembunyi disekitar tempat itu tak
dapat berdiam diri lebih jauh, sambil tertawa dingin ia
segera melayang keluar dari tempat persembunyiannya.
"Saudara?" serunya dengan suara lantang, "engkau selalu
mengatakan tak akan melepaskan ayahku sebenarnya apa
sebabnya?? kalau engkau tidak mau menerangkan lebih baik
kita langsungkan pertarungan sengit ditempat ini"
Ketua perkumpulan bulu hijau tertawa dingin,
"Heehhh... heeehh... heehhh... kalau aku ada niat untuk
membinasakan dirimu, engkau sibocah cilik tak akan bisa
hidup sampai ini hari... mengerti?"
"Aku tak sudi menerima kebaikanmu itu, kalau engkau
tidak bersedia melepaskan sikapmu yang bermusuhan
dengan ayahku lebih baik kita adu kekuatan untuk
menentukan siapa yang lebih unggul diantara kita "
Ketua perkumpulan bulu hijau tertawa seram^.
"Haaahh-haaahh-haaahhh... jika engkau bisa mati tanpa
penasaran aku akan memenuhi keinginanmu itu"
Sambil berkata ia menggantungkan kembali senjata
payung sengkalanya keatas pundak lalu pasang kuda2 siap
bertempur, rupanya ia tidak ingin mencari kemenangan
dengan andalkan benda mustika dari dunia persitatan itu.
Lam-kong Pak sendiripun segera menyimpan kembali
senjata tanduk naganya. lalu pasang kuda2 siap menerima
serangan-
Pertarungan sengit bakal berlangsung, nafsu mensbunuh
yang amat tebal menyelumuti seluruh hutan tersebut.
Disaat suasana jadi tegang dan pertarungan hampir
berlangsung tiba2 manusia tembaga itu berseru keras.
"Eeei bocah cilik, engkau tak usah begitu tahu diri, lebih
baik jangan engkau campuri urusan ini "
"Maksud baik cianpwee biarlah kuterima didalam hati
asal engsku bersedia memperiihatkan paras aslimu. maka
akupun akan sudahi persoalan sampai disini.
orang itu merasa serba salah, untuk beberapa saat
lamanya ia membungkam dalam serlou bahasa,
Melihat orang itu berdiam diri, Lam-kong Pak berkata
lagi:
"Kalau memang engkau merasa keberatan, lebih baik
jadilah saksi bagi pertarungan kami berdua"
Lam-kong Pak telah bertekad untuk membongkar kedok
yang menyelubungi paras muka ketua perkumpulan bulu
hijau itu, dia tak ambil perduli resiko yang harus dipikul
olehnya, setelah mengucapkan kata2 tersebut ia bersiap
siaga melakukan serangan-Tiba2 ujarnya lagi kepada
manusia tembaaga itu:
"cianpwee, menggunakan kesempatan yang sangat baik
ini sembuhkanlah luka dalam yang diderita dua orang
rekanmu aku perCaya masih mampu untuk bertahan
sampai lima ratus gebrakan"
"Tak usah, aku sudah memberi obat kepadanya. dalam
tiga lima jam mendatang lukanya tak akan memburuk. aku
harus bertindak sebagai saksi dalam pertarungan yang akan
kalian langsungkan"
Lam-kong Pak tidak banyak bicara lagi.. sepasang
telapaknya disilangkan didepan dada dengan ilmu Sang-
hao-it-ciang-hoat laksana kilat dia lepaskan tiga buah
pukulan berantai dengan dasar tenaga dalam yang
sempurna dalam tubuh pemuda itu ditambah kasiat dari
buah merah yang dia salah makan cairan empedu dari naga
sakti yang dia minum serta peroleh tambahan tenaga dari
tiga sosok bayi hawa murni, bukan saja kekuatan tubuhnya
telah mencapai seperti enam puluh tahun hasil latihan
bahKan tanpa sadar semua kekuatan itu telah membentuk
suatu semangat juang yang luar biasa.
= OOOO^^OOOO= =

MESKI pun ilmu pukulan Sam-hao-it ciang- hoat yang


berhasil diciptakan olehnya tidak termasuk suatu
kepandaian yang sangat ampuh dikolong langit tapi setelah
dimainkan sendiri olehnya bukan saja kekuatan tenaganya
maha dahsyat bahkan memancarkan suatu wibawa yang
membuat orang jadi segan.
Ratusan jurus kemudian kedua orang itu mulai
bertempur sambil bergerak kian kemari, sekilas pandangan
tampaklah serangan yang dilancarkan kedua orang itu se-
olah2 tidak bersungguh hati bahkan mendatangkan
perasaan yang melihat, walaupun begitu manusia tembaga
itu adalah seorang ahli silat paras mukanya tampaklah kian
lama kian bertambah serius.
Walaupun pertarungan itu tidak mengejutkan hati
bahkan nampak enteng dan ringan, namun daun2 pohon
Siong yang ada disekitar gelanggang pertarungan ternyata
pada berguguran keatas tanah, dalam waktu singkat diatas
permukaan tanah telah tertumpuk daun pohon Siong
sampai beberapa cun tebalnya.
Lam-kong Pak dengan mainkan serangkaian ilmu
pukulan Sam-hao-it- ciang- hoat, walau pun berhasil
mempertahankan diri sampai dua ratus gebrakan lebih, tapi
selewatnya itu ia mulai terdesak di bawah angin memaksa
sianak muda itu mau tak mau terpaksa harus mengeluarkan
ilmu sakti payung sengkala.
Ketua perkumpulan bulu hijau sendiripun
menggunakanjurus2 serangan aneh untuk melayani
pertarungan itu.jurus serang yang dipergunakan olehnya
mirip sekali dengan jurus pukulan dari ilmu payung
sengkala. tapi dalam kenyataan mempunyai gerakan yang
lain dari pada yang lain, membuat orang sukar untuk
meraba arah tujuannya.
Kedua orang itu sama2 mengutamakan kecepatan dan
kemantapan untuk mengimbangi kecepatan lain, kedua
belah pihak sama2 bertempur tanpa menimbulkan desingan
suara, mereka sama2 mempunyai jalan pikiran yang sama
yakni tidak mengharapkan kedatangan Sun Han Siang
ditempat itu sehingga mengganggu jalannya pertarungan
tersebut.
oleh sebab itulah, lima ratus gebrakan kemudian kedua
belah pihak mulai penat dan napasnya mulai ter-sengkal2,
mereka telah mengerahkan sisa tenaga yang dimilikinya
untuk meneruskan pertarungan tersebut.
Sementara itu. walaupun manusia tembaga yang
bertindak sebagai saksi merasa sangat gelisah. namun tidak
leluasa baginya untuk turut serta dalam pertarungan ini,
sebab ke dua belah pihak sedang melangsungkan suatu
pertarungan yang adil dan seimbang, jika ia sampai turut
campur maka salah satu pihak pastt akan merasa tak senang
hati.
Tujuh ratus jurus sudah lewat tanpa terasa, kedua belah
pihak telah saling bertempur hingga hampir dua jam
lamanya, dengusan napas yang memburu kedengaran
makin lama semakin keras. bahkan keringat sebesar kacang
kedelai mulai membisahi jidat masing2.
Hal itu menunjukkan bahwa pertempuran sudah
mencapai pada puncaknya. siapa menang siapa kalah siapa
mati siapa hidup akan segera ditentukan dalam dua ratus
gebrakan berikut ini.
Kedua belah pihak sama2 berusaha untuk mencapai
kemenangan bagi pihaknya sendiri, semua sisa tenaga yang
dimilikinya dikerahkan keluar... bentrokan2 nyaring
berkumandang tiada hentinya..
Kedua orang sama2 membentak keras. sekuat tenaga
mereka lepaskan satu pukulan dengan tenaga penuh.,.
"Blaaamm... " desingan nyaring menggelegar diangkasa.
pusaran angin berpusing menggulung diseluruh gelanggang
beberapa batang pohon besar yang tumbuh disekitar tempat
itu pada tumbang keatas tanah dengan menerbitkan suara
keras, dalam benturan itu kedua belah pihak terdorong
mundur sampai satu tombak lebih dengan tubuh
sempoyongan. Manusia tembaga itu segera berseru dengan
suara dalam:
"Aku rasa pertarungan sudah cukup berlangsung seru.
sekarang kalian boleh berhenti bertempur"
Tapi kedua orang itu sama-sama tak mau mengalah
ataupun menyudahi pertarungan itu. dalam hati masing2
mempunyai suatu kepercayaan yang meyakinkan hati
mereka. siapapun diantara mereka berdua tak ada yang
memiliki kepandaian lebih lihay, atau dengan perkataan
lain mereka berdua sama mempunyai harapan untuk
mengalahkan lawan.
Sekali lagi kedua orang itu maju mendekat dengan
langkah yang amat lambat, kemudian sambil membentak
keras kedua belah pihak saling melepasksn ber-puluh2 buah
pukulan berantai dengan menggunakan segenap kekuatan
yang mereka miliki...
"Blaaamm... blaaamm.." benturan keras bergetar
memekikkan telinga, kedua orang itu mundur lima enam
langkah kebelakang dengan sempoyongan, paras muka
mereka berubah jadi merah darah dan wajahnya nampak
menyeramkan sekali-
Melihat keadaan yang semakin parah dari kedua orang
itu. manusia tembaga tersebut segera letakkan kedua orang
rekannya keatas tanah, kemudian cdengan wajah serius
katanya: "Hey. kenapa kalian berdua masih juga tidak
hentikan pertarungan ini...??"
Sebelum ada jawaban yang diberikan tiba2 salah seorang
manusia tembaga yang berbaring diatas tanah telah
menyela:
"Pertarungan yang sedang berlangsung pada saat ini
adalah suatu pertarungan yang seimbang dan adil
biarkanlah mereka bertempur sampai selesai"
Satu ingatan berkelebat dalam benak Lam-kong Pak ia
merasa nada ucapan orang itu penuh mengandung anjuran
dan membangkitkan semangat dalam keadaan yang payah
dan kehabisan tenaga ucapan tersebut segera mendorong
kembali semangatnya untuk bertempur, sekali lagi ia
menerjang maju kedepan.
"Blaam... B la a mm... Blaammm.." benturan demi
benturan berlangsung memecahkan kesunyian tubuh kedua
orang itu bergetar keras dan mundur empat lima langkah
kebelakang akhirnya mereka sama2 roboh terjengkang
diatas tanah.
Manusia tembaga yang berdiri berpaling kearah
rekannya yang berbaring diatas tanah kemudian serunya:
"Loo-te kau."
"Engkau tak usah kuatir." jawab manusia yang ada diatas
tanah dengan nada serius, "mati hidup sudah digariskan
oleh takdir engkau gelisah tak ada gunanya"
Sementara itu mereka berdua sudah sama-sama duduk
diatas tanah, badan bagian keatas terjengkaDg kebelakang
sepasang tangan menahan diatas permukaan dan kepalanya
berputar lemas diatas bahu nafas mereka memburu
bagaikan kerbau andaikata tidak memikirkan nama baik
mungkin mereka sudah merebahkan diri untuk tidur, sebab
kedua orang itu sama2 sudah terlampau lelah
Sementara itu Lam-kong Pak dan ketua perkumpulan
bulu hijau dengan susah payah telah bangkit kembali dari
atas tanah dengan sempoyongan mereka maju saling
mendekat lalu melancarkan satu serangan-
Pukulan yang dilepaskan kali ini merupakan serangan
yang dilancarkan bersama dengan majunya sang badan
karena itu setelah kedua belah telapak saling menempel
siapa pun tak berhasil mendorong lawannya, telapak
mereka se-olah2 menempel jadi satu dan tak bisa
dipisahkan lagi.
Pertarungan semacam ini mirip sekali dengan pertarungn
tanpa aturan yang sering dilakukan oleh orang2 yang tak
mengerti akan ilmu silat bukan saja tidak pakai aturan
bahkan sangat menggelikan sekali tapi dalam kenyataan
kedua orang itu sudah mengerahkan sisa tenaganya yang
dimilikinya untuk melakukan pertarungan terakhir.
Meski pun kedua belah pihak sama2 sudah kehabisan
tenaga tapi dorongan terakhir yang dipancarkan olehnya
benar2 luar biasa angin pukulan yang tajam memancar
keluar dari balik telapak mereka begitu bebatnya pusingan
angin puyuh membuat tiga orang manusia tembaga yang
berada disisi kalangan pun tergetar mundur sejauh beberapa
langkah kebelakang...
Tapi setelah terjadi benturan yang keras tubuh mereka
berdua sama2 mencelat sejauh satu tombak lebih tujuh
delapan depa, badan mereka terbanting keatas tanah dan
roboh terkapar, siapapun tidak menggerakan tubuh lagi
bahkan napaspun bampir saja ikut berhenti.
MANUSIA tembaga yang berdiri disisi kalangan itu
menjerit kaget dan siap maju kedepan, tapi sebelum
perbuatan itu dilakukan tiba2 manusia tembaga yang duduk
diatas tanah itu berkata:
"Saudara, aku minta engkau menahan diri dan jangan
melakukan suatu apapun terhadap diri mereka, sekarang
engkau tak boleh maju kedepan-"
"Apakah engkau tega menyaksikan ia mati dalam
keadaan yang mengenaskan..?" tanya orang itu dengan
wajah serius.
"Sekalipun mati diapun akan mati dengan gagah dan
terhormat, kematiannya pasti akan menggemparkan seluruh
kolong langit, kenapa engkau musti gelisah??"
Meskipun diluaran ia berkata begitu, namun kain hijau
yang menutupi wajahnya telah basah oleh air mata.
suarapun bertambah jadi agak parau.
Kemurungan dan kesedihan yang tebal menyelimuti
seluruh hutan, membuat suasana yang sunyi terasa semakin
menyeramkan.
Tiba2 dua orang yang berbaring diatas tanah mulai
merangkak bangun dengan susah payah, Dengan suara
kagum manusia tembaga yang berdiri itu segera berseru:
"Loo-te. ketajaman matamu benar2 mengagumkan...."
"Heng-tay tak usah memuji diriku" sahut manusia
tembaga yang duduk ditanah. "bila tiada perubahan yang
lain dalam bentrokan yang terakhir itu kedua orang tersebut
pasti sudah menggunakan tenaga kelewat bataS jika begitu
maka mereka akan mati karena kehabisan tenaga..,."
Dalam pada itu ketua perkumpulan bulu hijau maupun
Lam-kong Pak telah bangkit kembali, tubuh mereka
sempoyongan tiada hentinya darah kental mengalir keluar
dari mulut dan hidung, bahkan telinga pun basah oleh
darah yang mengucur keluar.
Menyaksikan keadaan yang sangat mengerikan itu,
manusia tembaga yang berdiri segera berseru dengan nada
terperanjat,
"Saudara, apa gunanya engkau adu jiwa tanpa
mendatangkan hasil apa2?? lebih baik sudahilah
pertarungan itu sampai disini saja...."
Lam-kong Pak terengah-engah, tiba2 serunya:
"barang siapa berani mencampuri urusan ini. aku akan
segera memukul ubun2ku sendiri untuk bunuh diri...."
Sementara berbicara, buih bercampur darah telah
memancar Keluar dari lubang hidung dan mulutnya,
keadaan benar2 mengerikan sekali.
orang itu saking terperanjat sampai berdiri tertegun,
sudah sekian puluh tahun lamanya ia hidup dikolong langit.
tapi belum pernah menyaksikan pertarungan yang
berlangsung begitu sengitnya.
Tiba2.. terdengar suara ujung baju tersampok angn
berkumandang datang, disusul munculnya beberapa sosok
bayangan manusia yang dipimpin oleh Sun Han Siang.
Ketika perempuan itu menyaksikan keadaan dari
putranya, paras mukanya kontan berubah jadi pucat pias
bagaikan mayat, air mata jatuh berlinang membasahi
seluruh tubuhnya.
Untuk beberapa saat ia berdiri menjublak karena
kejutnya, kemudian sambil berseru sedih ia menerjang
kearah Lam-kong Pak.
Manusia tembaga yang duduk diatas tanah itu mendadak
berseru dengan suara kera:
"Kalau engkau tak ingin menyaksikan putramu dituduh
sebagai manusia pengecut yang tak berani menghadapi
kenyataan, lebih baik cepatlah mundur dari situ"
Dengan hati terkesiap Sun Han Siang menghentikan
langkan kakinya, lama sekali dia mengamati orang itu,
kemudian baru menegur: "Siapa engkau?"
"Tak usah banyak bertanya." jawab orang itu dengan
hambar. "yang penting engkau harus segera mengundurkan
diri, jika engkau tak bersedia mendengarkan nasehatku
maka putramu akan mati dengan mata yang tidak
meram...^"
"Apakah engkau adalah Lam-kong Liu?" bentak Sun
Han Siang.
"Bukan-"
"Kalau engkau bukan Lam-kong Liu^ dengan hak dan
kedudukan apakah engkau melarang gerak gerikku??"
orang itu tertawa dingin-"Aku tidak melarang tapi
memperingatkan...."
Belum habis orang itu berbicara, tiba2 Lam-kong Pak
menempelkan telapaknya keatas ubun2 sendiri dan
mengancam.
"Ibu, aku harap engKkau bersedia memenuhi harapanku.
jika aku mati maka diapun tak akan hidup lebih jauh.
setelah kematian ini maka kakek ombak menggulung sudah
bukan merupakan suatu ancaman lagi, biarlah aku berada
dalam keadaan begini. sebab pertarungan kami berjalan adil
sekali, sekali-pun aku harus mengorbankan jiwaku demi
keamanan dunia persilatan, kematianku ini berharga sekali"
Setelah perkataan itu diutarakan keluar, semua orang
tertunduk dengan parasaan hormat dan kagum, tapi
menghadapi masalah besar yang mempengaruhi mati hidup
seseorang ini siapapun merasa tidak leluasa untuk buka
suara secara sembarangan. Hanya cu Hong Hong seorang
yang tidak mau tahu akan keadaan tersebut, lalu serunya .
"Huuh.. apa itu keadilan atau kebenaran, aku tidak
perCaya dengan kesemuanya itu.. bagaimanapun juga
mereka berdua tak boleh melanjutkan lagi pertarungan
ini...."
Sambil berseru ia segera maju kedepan dan
mencengkeram tubuh Lam-kong Pak.
Pencuri tua Pek-li Gong yang menyaksikan tindakan
perempuan itu jadi amat gelisah, dengan andaikan gerakan
yang lincah ia lompat kedepan dan segera mencubit
pantatnya keras2.
cu Hong Hong menjerit kesakitan ia segera putar badan
dan menerjang kearah pengemis tua.
"cu Hong Hong" seru Pek Li Gong cepat "Engkau tak
boleh marah kepadaku, tahukah engkau jika
cengkeramanmu itu dilanjutkan maka bagaimanakah
akibatnya?"
"Hmm engkau si tua bangka sialan benar2 membuat
hatiku jadi gemas." seru cu Hong Hong gemas, "bukan
mencubit tempat lain kenapa engkau justru mengarah
pantatku??"
"Huuh... jangan mengira pantatmu wangi, apa lagi
dihadapan banyak orang mereka akan menjadi saksi bagiku
bahwasanya aku sama sekali tak bermaksud untuk
mempermainkan dirimu..."
Bicara sampai disini pencuri tua itu segera mencium jari
tangannya yang barusan digunakan untuk mencubit lalu
sambungnya kembali:
"Waduuh... .Sudah bau belum? aku rasakan jari
tanganku berbau sebangsa belirang dan bau minyak2kan
bau sekali"
"Bajingan tua jangan mencari kata2 yang tak sedap
didengar untuk menggoda aku, hati2 aku tak akan
melepaskan dirimu begitu saja." Pek-li Gong tertawa dingin.
"IHeehhh...heeehhh..,heeehh...cu Hong Hong engkau
benar2 sudah makan nasi dengan perCuma selama puluhan
tahun. pepatah mengatakan: Kalau punya otak tidak pernah
digunakan maka apa artinya hidup seratus tahun? coba
bayangkan setelah terjadi bentrokan yang terakhir keadaan
dari Lam-kong Pak dan ketua perkumpulan bulu hijau
sama2 gawat dan kritisnya tapi itu bukan berarti bahwa
mereka sudah tak ada harapan untuk hidup. jika engkau
bersikeras mencampuri urusan ini, Hooohh-hooohhh. .
.apakah engkau masih belum paham dengan tabiat bocah
muda itu....."
"orang lain tak akan kugubris tapi bagaimanapun juga
aku tak bisa menyaksikan putriku hidup menjanda"
Begitu perkataan tersebut diutarakan keluar ketua
perkumpulan bulu hijau segera mendengus dingin tubuhnya
kelihatan gemetar agak keras.
Tingkah lakunya itu bisa diketahui oleh siapapun yang
ada didalam kalangan terutama sekali Sun Han Siang dan
ketiga orang manusia tembaga itu, mereka hanya bisa
menggeleng sambil menghela napaS panjang tiada
hentinya.
JelaS perkataan yang diucapkanoleh cu Hong Hong telah
melukai halus ketua perkumpulan bulu hijau.
"Kii... kita. kita a... boleh.. ber...bertempur lagi."
terdengar Lam-kong Pak berbisik
Hampir saja perkataan itu tak mampu diutarakan keluar
sebab buih berCampur darah mengalir keluar terus dari
mulutnya.
cu Li Yap dan Pek li Hiang jadi kalap. mereka menjerit
Sedih dan segera menerjang kedepan-
Melihat perbuatan dua orang gadis itu malaikat raksasa
Loo Liang-jan jadi amat gusar, dia rentangkan sepasang
tangannya yang lebar untuk mendesak mundur gadis itu
sampai beberapa langkah kemudian Serunya lantang:
"Jangan mengira aku Loo-tua adalah Seorang manusia
dungu, lebih baik aku berbuat salah kepada nona berdua
dari pada membuatkan kalian berdua menjerumuskan Lam-
kong sau-ya sebagai seorang manusia yang tidak berbudi...."
Dua orang gadis itu sudah kehilangan pikiran warasnya
mereka menerjang tubuh Loo Liang-jan secara kalap dan
masing2 melepaskan pukulan dahsyat kearah depan.
Namun Loo Liang jan sama sekali tidak melepaskan
serangan balasan- Blaaaammm Blaamm dua pukulan amat
dahysat dengan telak bersarang diatas dada Loo Liang-jan
yang tinggi besar, tubuhnya kontan mencelat sejauh satu
tombak lebih dan muntahkan darah segar.
Dua orang gadis itu berdiri tertegun, sementara hendak
menerjang kembali kearah Lam-kong Pak terlihatlah sianak
muda itu serta ketua perkumpulan bulu Hijau sedang
menghimpun sisa tenaganya yang dimilikinya untuk saling
menyerang kembali dengan hebatnya.
"Ploookk" dalam benturan yang kemudian terjadi dua
orang jago itu sama muntahkan darah segar yang
membasahi wajah masing2, dalam waktu singkat kedua
orang itu sudah terubah jadi manusia berdarah tubuhnya
roboh terkapar diatas tanah, mereka sama sekali tak
berkutik lagi keadaannya bagaikan orang mati.
Payung sengkala yang tergantung diatas punggung ketua
perkumpulan bulu hijau terjatuh diatas tanah ditengah
hutan belantara yang gelap. benda itu memancarkan sinar
merah yang menyilaukan mata.
Suasana berubah Jadi sunyi sepi dan tak kedengaran
sedikit suarapun yang kedengaran kecuali hembusan angin
yang mengoncangkan pohon hanya dengusan napas para
jago yang bergema diatas udara, keadaan pada waktu itu
betul2 mengenaskan.
Kecuali tiga orang manusia tembaga yang masih tetap
tenang dan tidak menunjukan perubahan apapun para jago
lainnya sama2 berdiri menjublak dengan perasaan kaget
siapapun tidak berani maju kedepan untuk melihat keadaan
yang sebenarnya.
Sun Han siang berteriak sedih, meskipun tidak sampai
bersuara tapi kelihatan sekali akan kesedihan hatinya dan
kesedihan tersebut dengan cepat merambat kepada yang
lain sampai2 Pek li Gong yang dihari biasa selalu tersenyum
simpulpun tak kuat untuk menahan diri dan akhirnya ikut
mengucurkan air mata.
Dengan sempoyongan dua orang gadis itu maju kedepan
akhirnya mereka roboh keatas tanah.
Suasana ditengah gelanggang jadi amat kalut, Pek-li
Gong lari menghampiri Pek-li Hiang sedang cu Hong Hong
lari kesamping cu Li Yap. sebaliknya Sun Han Siang
lambat2 dan sangat berhati2 sekali mendekati Lam-kong
Pak.
Sambil maju kedepan diam2 ia berdoa dalam hatinya,
meskipun ia tak perCaya akan malaikat atau setan tapi
dikala seseorang sedang dirundung susah dan putus asa
maka satu2nya yang diharapkan bantuannya adalah Yang
Kuasa, dia berharap agar Thian- menaruh kasihan
kepadanya hingga satu2nya sanak yang dimilikinya itu
masih tetap hidup didunia.
Disamping itu, diapun amat membenci manusia tembaga
yang telah menghalangi jalan perginya. ia menganggap
orang itu pastilah Lam-kong Liu, ia membenci dirinya
dalam anggapan Lam-kong Liu terlalu mementingkan diri
sendiri, terlalu kejam karena ingin menjaga nama baiknya
maka dari itu ia tidak merasa sayang putranya tersiksa dan
menderita.
"Berhenti" manusia tembaga itu membentak lagi, dia
bukan lain adalah manusia tembaga yang telah
menghalangi Sun Han Siang tadi.
Kali ini Sun Han Siang tak mau mendengarkan lagi,
sekalipun andaikata ada orang yang hendak membinasakan
dirinya pada saat itu diapun tak mau mengundurkan diri.
Lam-kong pak terkapar diatas tanah secara lapat2 ia
saksikan percikan darah menodai seluruh wajahnya ia
merasakan sakit hati dan perasaannya bagaikan di-iris2
pisau.
"Berhenti..."
Bentakan orang itu dingin tegas dan nyaring jelas itu
diutarakan keluar setelah mengambil keputusan yang amat
berat.
Sun Han Siang masih tetap tidak menggubris ucapan
orang itu, namun langkah kakinya pada saat ini kian lama
kian bertambah lambat, hampir saja ia kehilangan
keberanian untuk maju kedepan-
Tapi.. bagaimanapun juga dia harus membuat terang
keadaan yang sebenarnya, dia ingin tahu apakah putranya
yang hanya satu itu masih hidup dikolong langit, ia
berharap dalam waktu yang amat singkat itu Thian- telah
bermurah hati dan tidak mengambil jiwa putranya.
"Berhenti engkau dengar tidak ucapanku itu?" bentakan
nyaring untuk kesekian kalinya bergema diangkasa.
Entah darimana munculnya hawa amarah. tiba2 sun
Han Siang meludah kearah orang itu. Manusia tembaga
tersebut sama sekali tidak menghindarkan diri, dengan
cepat ludah tersebut mampir kebawah dagunya, namun ia
tidak berusaha untuk membersihkannya. Sun Han Siang
mendengus dingin, katanya:
"Hmm engkau punya hak apa untuk mengurusi tingkah
laku dan gerak-gerikku?"
"Putramu sama sekali belum mati tapi jika engkau maju
untuk mengganggu dirinya. maka jiwanya tak ketolongan
lagi^.."
sekujur badan Sun Han Siang gemetar keras. ia segera
bertanya dengan suara dalam: "Sungguhkah perkataanmu
itu?"
"Hmmm kalau tidak percaya majulah kedepan dan
cobalah sendiri."
Tindakan tersebut ternyata manjur sekali, sekalipun Sua
Han Siang bernyali besar namun ia tak akan berani
menempuh bahaya untuk mempermainkan jiwa putranya,
untuK beberapa saat lamanya ia berdiri menjublak ditempat
semula.
Dengan suara dingin manusia tembaga itu berseru
kembali.
"Aku harap engkau segera mengundurkan diri dan
tunggu ditempat semula"
"Sampai berapa lama ia baru sadar dari pingsannya?"
"Aku bukan malaikat penolong darimana bisa tahu kalau
dia akan sadar sampai kapan?"
Sun Han Siang jadi gusar sekali. "Hmmm jadi engkau
hanya bicara secara ngawur?"
orang itu tertawa dingin.
"Heehh-heeehh-heehh... apakah aku sedang bicara ngaco
belo atau tidak tak lama kemudian engkau akan tahu sendiri
boleh kau tak mau dengarkan nasehatku berarti kamu akan
menyesal untuk selamanya "
Selama hidupnya Sun Han Siang hanya bertindak
menurut suara hati sendiri, tak sekalipun ia suka diperintah
orang, meskipun wataknya tidak sampai berangasan seperti
watak cu Hong Hong, namun diapun tak sudi bertekuk
lutut dengan begitu saja.
Tapi sekarang, demi putranya mau tak mau dia harus
bertekuk lutut, hal ini membuat perempuan itu sambil
menggigit bibir segera mengundurkan diri.
Suasana ditengah gelanggang kembali berubah jadi
hening dan sepi, dua orang gadis itu sudah disadarkan dari
pingsannya, tapi seperti orang kehilangan pikiran mereka
hanya duduk ter-manggu2 sambil memandang kearah Sun
Han Siang.
Setengah perminum teh sudah lewat, namun ketua
perkumpulan bulu hijau maupun Lam-kong Pak yang ada
digelanggang masih menggeletak tak berkutik, bahkan sama
sekali tiada tanda yang menunjukkan bahwa mereka masih
hidup,
Lama kelamaan cu Hong Hong tak kuat menahan sabar
lagi, dengan suara keras ia segera berteriak:
"Payung sengkala itu adalah benda milikku, perduli
bagaimanakah nasib kedua orang itu. pusaka dari dunia
persilatan itu sudah sepantasnya kalau diserahkan kembali
kepada pemiliknya"
Manusia tembaga itu mendengus dingin.
"Hmm engkau tak usah terburu napsu mereka masih
akan melangsung kan satu pertarungan lagi sebelum
menang kalah bisa ditetapkan.."
"Apa? mereka akan langsungkan satu pertarungan lagi?"
saking terperanjatnya Sun Han Siang sampai berdiri ter-
magu2.
kawanan jago dari golongan putih lainnya pun tertegun,
hampir boleh dikata mereka tak perCaya dengan perkataan
tersebut.
"Apakah kalian anggap aku sedang bergurau?" seru
manusia tembaga itu.
Belum habis ia berkata, dua orang jago yang
menggeletak diatas tanah itu mulai menggerakkan tubuh
mereka, semua orang yang hadir disana saling
berpandangan tanpa mengucapkan sepatah katapun.
hampir saja mereka mengira bahwa orang itu telah
menggunakan ilmu sihir untuk mempengaruhi kedua orang
itu.
= =ooooooooo= =

KETUA perkumpulan bulu hijau dan Lam-kong Pak


yang terkapar diatas tanah bergetar tiada hentinya,
kemudian dengan susah payah bangkit dan duduk bersila
diatas tanah.
cu-li Yap dan Pek-li Hiang bersorak gembira, mereka
hendak menyerbu maju kedepan-Tapi Sun Han Siang
segera berseru dengan nada dalam:
"Mati atau hidup ditentukan oleh takdir, untuk
sementara waktu aku harap kalian suka bersabar diri"
Mendengar ucapan tersebut, terpaksa dua orang gadis itu
menghentikan gerakan tubuhnya, sementara cu Hong Hong
sendiri dengan perasaan tidak tenang garuk2 kepalanya
yang tiada gataL
Ketua perkumpulan bulu hijau telah mengetahui bahwa
payung sengkalanya terjatuh diatas tanah. tapi ia tidak
mengambilnya, sebab setelah benturan berikutnya ini
meskipun tidak sampai mati mereka harus berbaring
setengah harian lamanya. mengambil atau tidak bukan
persoalan yang penting karena akhirnya toh akan diambil
orang lain-
Ia rela benda itu diambil orang dari atas tanah. dari pada
membiarkan orang lain mendapatkannya dari tubuhnya.
Dengan sempoyongan kedua orang itu bangkit berdiri.
bagaikan orang mabuk mereka maju mundur tidak
menentu.
pada saat itulah dengan suara lantang tapi berat manusia
tembaga itu berseru:
"Pertarungan ini adalah pertarungan yang terakhir. kita
akan mengambil patokan siapa yang mundur paling jauh
dialah yang akan dianggap kalah, sang pemenang berhak
untuk mendapatkan payung sengkala tersebut."
Setelah ucapan itu diutarakan keluar, semua jago baru
merasa terperanjat. sekarang mereka baru tahu akan
maksud dari manusia tembaga tersebut. untuk
mendapatkan payung sengkala itu maka sesaorang harus
mampu menaklukan hati ketua perkumpulan bulu hijau.
Kendatipun maksud dan tujuannya adalah benar tapi
setelah terjadi bentrokan yang terakhir itu maka walaupun
mereka tak akan sampai mati paling sedikit kedua orang itu
harus berbaring selama tiga sampai lima bulan sebelum
semua tenaga dan kekuatannya pulih kembali seperti sedia
kala.
pada jarak tiga langkah, kedua orang itu sama2 berdiri
tegak. keadaan mereka sudah menyerupai setan yang
mengerikan, hawa murni sudah tak dapat dihimpun
kembali. karenanya mereka terpaksa harus saling beradu
kekuatan dengan menggunakan gerakan biasa
Perasaan hati semua orang kembali tercekat. seluruh
hutan tercekam dalam suasana yang mendebarkan hati.
Lama kelamaan Sun Han Siang tak kuat menahan
tekanan, suasana yang amat menyeramkan itu dengan suara
berat ia berkata.
"Lam-kong Liu. kalau anak Pak tidak beruntung dan
menemui ajalnya. maka sepanjang hidup aku tak sudi
bertemu lagi dengan dirimu"
Manusia tembaga itu sama sekali tidak menjawab,
seluruh perhatiannya telah dipusatkan kearah Pertarungan-
Mendadak. . . .disaat yang paling kritis itulah dari dalam
hutan terhembus lewat bau belirang yang amat tebal.
"Aduuh.. celaka" teriak Pek-li Gong dengan terperanjat.
Semua orang kaget dan sorot matanya segera jelalatan
sekeliling tampat itu.
Asap tebal yang menyelimuti sekeliling tempat itu kian
lama kian menebal, dalam waktu singkat wilayah seluas
beberapa puluh tombak sudah terkurung semua oleh asap
tersebut.
Dalam keadaan seperti itulah dari tempat kejauhan
berkumandang suara gemerisik yang amat lirih, se-akan2
ulat sutera yang sedang makan daun.
Walaupun gelagat tidak menguntungkan dan ancaman
bahaya muncul di empat penjuru. akan tetapi siapapun
tidak bergerak dari tempat semula, sebab pertarungan
terakhir dari Lam-kong Pak melawan diri ketua
perkumpulan bulu hijau ini jauh lebih penting daripada
keselamatan jiwa mereka sendiri.
Sementara itu dua orang jago tersebut per-lahan2
mendorongkan sepasang telapaknya kedepan ketika saling
menempel kedua belah pihak sama2 menggigit bibir sambil
mendengus berat, tubuh mereka bergentar keras kemudian
roboh terjengkang keatas tanah
Darah bagaikan pancuran menyembur keluar diri mulut
serta lobang hidung mereka berdua, manusia berbaju
tembaga yang duduk disisi kalangan segera bangkit berdiri
dan mengukur jarak mundur yang dilakukan oleh dua orang
itu, ternyata kedua belah pihak sama2 mundur satu langkah
kebelakang, hal ini membuktikan bahwa kekuatan mereka
adalah seimbang.
Meskipun menang kalah sukar dibedakan tapi ditinjau
dari darah yang mengalir keluar dari ketujuh lubang indera
mereka dapat dipastikan delapan puluh persen mereka tak
bisa hidup lagi.

Tiga orang manusia tembaga itu sama2


memperdengarkan helaan napas sedih lambat-lambat ketiga
orang itu menuju ketengah gelanggang.
Sun Han Siang serta cu Hong Hong tidak
memperdulikan segala sesuatu lagi, merekapun ikut
menerjang masuk ketengah gelanggang.
Tiba2 dari sekitar gelanggang yang terkurung oleh asap
tebal itu bergema datang suara keras yang amat
menyeramkan disusul seseorang berseru "Kalian semua
sudah jatuh kedalam Cengkeramanku coba kalian
periksalah keadaan disekitarmu..."
Semua orang kenal suara itu sebagai suara dari Kakek
ombak menggulung yang belum lama berselang telah
dipaksa mundur oleh ketua perkumpulan bulU hijau.
Sun Han Siang serta cu Hong Hong segera memeriksa
keadaan disekelilingnya, mereka saksikan Kobaran api telah
berkobar dengan besarnya dan menjilat setiap benda yang
ditemuinya, api mulai merambat keataS ranting pohon dan
membakar dahan pohon disekitarnya.
"Kreeseekskreeseeekk-kraak-buumm" Sebatang pohon
yang sangat besar dengan kobaran api tumbang keatas
tanah.
Jarak antara para jago yang hadir dalam gelanggang itu
dengan Lam-kong Pak berdua yang menggeletak diatas
tanah masih ada dua tiga puluh langkah jauhnya sementara
semua orang masih terperangah menghadapi kejadian yang
sama sekali tak terduga itu batang pohon tadi tepat tumbang
disisi tubuh kedua orang itu.
Disusul pohon raksasa lainnya pun ikut tumbang, kayu
terbakar menciptakan lautan api disekitar sana yang dengan
cepat mengepung kedua orang itu ditengah kalangan.
Kobaran api yang menjilat setiap benda disekitar tempat
itu dengan cepat pula merambat kesegala penjuru semua
orang merasakan dirinya seakan2 berada ditengah tungku,
pakaian mereka mulai terjilat tapi membuat suaSana jadi
kalut dan kacau balau.
Sun Han Siang sangat menguatirkan keselamatan
putranya sambil menjerit sedih ia menerjang masuk
kedalam kurungan lautan api.
Tapi empat penjuru terkurang api mereka se-akan2
berada disebuah samudra api yang tiada batasnya dalam
keadaan begitu sukar mereka untuk temukan jejak ketua
dari perkumpulan bulu hijau serta Lam-kong Pak.
Suasana menjadi kritis dan ancaman jiwa setiap saat
bakal terjadi...
pada saat itulah tiba2 muncul sesosok bayangan manusia
yang menerobos masuk kedalam kurungan api, dengan
gerakan cepat orang itu bukan lain adalah Lak-gwee-soat
salju bulan keenam Tong Hui.
Baik pakaian maupun badannya sama sekali tidak
terbakar ataupun terjilat api. namun paras mukanya telah
berubah jadi merah padam bagaikan babi panggang.
Setibanya digelanggang, ia segera berteriak keras: "Jangan
gelisah. ikuti padaku dan mari kita tinggalkan tempat ini..."
cu Hong Hong tertawa dingin.
"Heehh...heeehhh...heeehh... masa engkau tak takut
terbakar??"
"Aku mempunyai obat pemadam api tapi jumlahnya
tidak terlalu banyak" seru Tong-Hui dengan suara keras,
"karena itu terpaksa kita musti menerjang keluar dari sini
ber-sama2, kalau ketinggalan seorang saja niscaya bakal
celaka. sebab aku tak berdaya untuk menolongnya
kembali."
Semua orang percaya kalau salju bulan ke enam ini
benar2 memiliki obat anti api sebab diantara senjata
rahasianya yang ampuh terdapat pula sejenis peluru yang
disebut Ngo-luiyan-hwee-tan, bahan mepedak itu
dahsyatdaya penghancurnya karena itu dia pasti memiliki
obat anti kebakaran yang mujarab untuk digunakan setiap
saat.
Diantara rombongan para jago itu hanya Sun Han Siang
serta dua orang gadis yang tak menggubris anjuran tersebut,
mereka tidak memikirkan nasib sendiri bahkan secara nekad
malahan menerjang masuk ketengah lautan api.
Menyaksikan tingkah laku ketiga orang perempuan itu,
dengan cepat Pek-li Gong berseru kepada malaikat raksasa
Loo Liang-jan serta Siang Hong Tie:
"cepat kita Cegah tingkah laku yang nekad dari ketiga
orang itu, kita rundingkan lagi persoalan ini setelah lolos
dari kobaran api yang makin menghebat ini"
Tanpa membuang banyak waktu, Loo Liang-jan
langsung menerjang kearah Sun Han Siang yang
kesadarannya sudah makin menurun akibat keCemasan
serta kekuatirannya.
Ketika Loo Liang-jan mencapai belakang punggungnya.
pemuda itu masih belum merasakan apa2. menunggu
tubuhnya sudah tertangkap dan dikempit oleh orang she-
Loo itu, dia baru sadar. tapi keadaan sudah terlambat dan
tak bisa banyak berkutik lagi. Dengan mudahnya ia dirarik
kembali ketempat semula oleh malaikat raksasa.
Dipihak lain Pek-li Gong dengan gampang berhasil
menguasai Pek-li Hiang sedangkan Siang Hong Tie
menyeret kembali cu Li Yap.
dalam keadaan begitu tiada pilihan lain bagi para jago
untuk mengundurkan diri dari sana dengan mengikuti salju
bulan keenam Tong Hui, berangkatlah rombongan para
jago itu menerjang kearah wilayah kebakaran yang agak
tipis kobaran apinya.
Dari dalam sebuah kantung terbuat dari kulit menjangan,
Tong Hui mengambil segenggam bubuk berwarna hitam
dan segera disebarkan kearah kobaran api.. ^ceesss^
kobaran api disana seketika padam dan musnah tak
berbekas, diikuti beberapa sebaran berikutnya menciptakan
sebuah jalan kecil yang bisa dilewati rombongan para jago
itu untuk mengundurkan diri.
Begitulah, sambil menyebar bubuk obat mereka
undurkan diri dari tempat kejadian.
Kendatipun badan tak sampai terkapar atau terluka
tetapi berhubung jalan tembus itu Cuma beberapa tombak
dan lagi kedua belah sisi jalan merupakan kobaran api yang
dahsyat maka lama kelamaan terpengaruh oleh hawa panas
yang luar biasa, beberapa orang jago itu mulai pusing dan
ber-kunang2 hampir saja mereka jatuh tak sadarkan diri.
Untuk sementara waktu baiklah kita tinggalkan dahulu
rombongan para jago yarg berusaha meloloskan diri dari
ancaman kobaran dengan mendapat pertolongan dari Tong
Hui, sementara itu Lam-kong Pak dan ketua perkumpulan
bulu hijau telah sadarkan ketika batang pohon didekat
mereka kendatipun begitu sekujur badannya terasa lemah
dan sama sekali tak bertenaga untuk berbuat apa2.
Beberapa saat kemudian dengan susah payah mereka
berusaha bangkit kembali tapi akhirnya roboh kembali
keatas tanah, sementara itu pohon besar telah
bertumbangan disekitar mereka membuat kedua orang itu
sama sekali terputus hubungannya dengaa dunia luar.
Tiga otang manusia tembaga itu menjerit kaget
menyaksikan peristiwa itu dengan cepat mereka lancarkan
beberapa buah pukulan dahysat kearah kobaran api.
Tapi sayang kobaran api yang menjilat daerah disekitar
tempat itu terlalu hebat meskipun angin pukulan mereka
berhasil memadamkan sebagian kecil dari jilatan api
tersebut tapi dengan cepat kobaran api lain menutup celah
kosong itu bahkan kobaran api dari arah belakang
merambat kedepan makin cepat.
Akhirnya keadaan betul2 kritis sekali pada saat itulah
salah satu dari manusia tembaga itu menghela napas
panjang dan berseru sedih:
"Aaaai mungkin akulah yang mencelakai jiwanya..,."
Sambil berkata ia berusaha menerjang masuk kedalam
kobaran api yang sedang membara itu.
Dua orang rekannya dengan cepat bertindak. mereka
tarik lengan manusia tembaga itu kemudian sambil
menghimpit tubuhnya mereka bergerak menuju keluar
gelanggang menjauhi tempat kebakaran tersebut.
Pada waktu itu Lam-kong Pak serta ketua perkumpulan
bulu hijau yang terkepung diantara kobaran api telah putus
harapan dan tipis kemUngkinannya untuk hidup, mereka
sadar bahwa jiwa mereka telah terancam mara bahaya....
Karena putus harapan kedua orang itu tak ada yang mau
memperdulikan payung sengkala yang menggeletak diatas
tanah meskipun isi perutnya sudah terluka parah tapi
karena tenaga dalamnya masih utuh maka walaupun api
membakar disekelilig mereka namun kedua orang itu masih
sanggup mempertahankan diri.
Suatu ketika tiba2 Lam-kong Pak buka suara dan
berkata:
"SeKarang kita sudah berada dalam keadaan yang kritis
dan setiap saat keselamatan jiwa kita terancam oleh maut,
dalam keadaan demikian sudah sepantasnya kalau kita
kesampingkan semua urusan pribadi maupun perselisihan
sebelumnya bukankah begitu?"
Pada waktu itu sianak muda tersebut tak mau pikirkan
persoalan lain karena tak ada gunanya memikirkan
kesemuanya itu misalnya saja bagaimana dengan
keselamatan ibu-nya, kedua orang gadis itu serta tiga orang
manusja tembaga itu??
Sebelum ajalnya tiba, dia hanya ingin mengetahui
sesuatu yakni siapakah ketUa perkumpulan bulu hijau itu?
"Benar" terdengar ketua perkumpulan bulu hijau
menjawab, "semua perselisihan yang pernah terjadi diantara
kita memang sudah sepantasnya dikesampingkan, kita
harus berterima kasih kepada Thian- karena Beliau telah
mengatur segala sesuatunya ini buat kita"
Lam-kong Pak terperangah mendengar ucapan itu. "Apa
maksudmu?" tegurnya.
"Dewasa ini dikolong langit hanya engkau seorang yang
mampu bertarung seimbang dengan aku, dan Kita berdua
harus mati bersama ditempat yang sama pula, bukankah itu
berarti bahwa Thian telah mentakdirkan kita untuk
mengalami keadaan seperti ini? sebaliknya andaikata kita
berdua tidak mati bersama, melainkan mati bersama orang
lain, aku percaya kejadian ini pasti akan merupakan suatu
peristiwa yang amat disesalkan Sepanjang hidupku hingga
mati pun tak meram"
Batin Lam-kong Pak Sangat terpukul setelah mendengar
perkataan itu, dengan cepat sahutnya lantang:
"Benar tepat sekali pendapat orang gagah memang selalu
sama, sayang perkenalan kita berlangsung agak lambat"
"Tidak. sama sekali tidak terlambat, asal bisa bertemu
itu, namanya belum terlambat."
Lam-kong Pak menengadah keatas dan tertawa ter-
bahak2.
Kobaran api sudah hampir menjilat tubuh mereka
berdua. tapi kedua orang itu sama sekali tak ambil perduli,
perasaan hati mereka pada saat ini hanya mereka berdua
yang memahami.
Setelah tertawa ter-bahak2 beberapa saat lamanya
keadaan luka mereka semakin parah, tubuh mereka
sempoyongan hampir roboh. Lam-kong Pak segera berkata:
"Saudara sebelum ajal kita tiba dapatkah saksikan raut
wajah aslimu??"
"Boleh saja, tapi sebelum itu aku hendak ajukan suatu
pertanyaan lebih dulu. dan engkau harus memberi jawaban
yang sejujurnya."
"Tanyalah asal aku tahu. aku pasti tak akan membuat
engkau jadi kacewa"
"Apakah engkau tahu kalau kita masih mempunyai
sedikit harapan untuk hidup?"
"Aku pikir kesempatan hidup bagi kita sudah putus,
sekalipun ada dewa atau malaikat turun dari kahyanganpun
tak mungkin bagi kita untuk meloloskan diri dari jepitan
lautan api, sebab aku tak tahu sampai berapa ribu li luasnya
hutan belantara ini"
"Memang benar seandainya kita tak punya benda
mustika dunia persilatan, sudah tentu kita dapat pejam
mata sambil menantikan datangnya kematian ..."
"Kau maksudkan payung sengkala benda mustika itu?"
"Benar dengan payung tersebut ditangan, bukan saja tak
mempan dibakar tak mungkin pula kita jadi tenggelam,
masa pengetahuan seremeh itupun tak diketahui olehmu?"
Lam-kong Pak segera berpaling kearah payung sengkala
tersebut, ia lihat cahaya merah memancar keluar keempat
penjuru, jilatan api betul2 tak dapat mendekati wilayah
disekelilingnya.
Diam2 pemuda itu merasa tercengang bercampur
kagum, sebab seandai kata tiada benda mustika itu niscaya
kobaran api telah membakar hangus badan mereka.
"Aku rasa sekarang engkau harus unjukkan wajah aslimu
" seru pemuda itu kemudian.
"Lihatlah..."
Ia sambar rambut palsunya dan segera dilepaskan dari
atas wajah. sehingga tampaklah paras muka aslinya.
Padahal bagi Lam-kong Pak raut wajah tersebut sama
sekali tidak membuat hatinya tercengang, sebab ketika
masih berada dalam markas besar perkumpulan bulu hijau
tempo hari menggunakan kesempatan dikala Loo Liang-jan
sedang bertempur melawan ketua dari perkumpulan bulu
hijau. secara lapat2 ia telah melihat pula paras muka yang
asli dari orang ini.
Sekarang dibawah sorot cahaya api yang ber-kobar2
diempat penjuru, terlihatlah nyata paras muka asli orang
itu.
Ia baru berusia lima puluh tahunan, alisnya panjang
dengan mata yang jeli, hidung mancung mulut lebar,
kecuali kerutan dahinya membawa hawa sesat yang tipis.
semestinya muka orang itu termasuk tampan dan gagah.
"Sebenarnya siapakah engkau??" sekali lagi Lam-kong
Pak menegur.
"Bukankah engkau sudah saksikan paras muka asliku??"
"Tapi sama sekali aku tak kenali dirimu, terus terang saja
kukatakan sejak dulu aku sudah tahu akan paras muka
aslimu itu"
"Kapan sih engkau pernah melihat paras mukaku??"
"Tempo hari. sewaktu engkau sedang melangsungkan
pertarungan seru melawan Loo Liang-jan dalam markas
besar perkumpulan bulu hijau"
"Hmm... aku hanya menyanggupi kepadamu untuk
periihatkan paras muka yang asli aku toh tak pernah
menyanggupi engkau untuk beritahu siapakah aku??"
"Kalau begitu bolehkah aku tahu, kenapa engkau angkat
kakek ombak menggulung sebagai gurumu??"
"oooh ... tindakanku itu sih hanya merupakan tipu
muslihat belaka, dalam kenyataan dalam ilmu silat yang dia
miliki sama sekali bukan tandinganku"
"Lalu apakah maksud tujuanmu yang sebenarnya ??"
"Untuk menyelidiki dendam berdarah yang telah
berlangsung banyak tahun berselang"
"Jadi dia adalah musuh besarmu??"
"Benar, tapi hingga detik ini aku masih belum tahu
dengan jelas "
"Apa hubunganmu dengan cu Hong Hong?"
"Jangan kau sebut perempuan loote itu lagi..." tukas
ketua perkumpulan bulu hijau dengan geram, "kalau
engkau berani mengungkap namanya lagi aku akan
tinggalkan engkau dalam kepungan lautan api seorang diri."
Lam-kong Pak mendengus dingin.
"Hmm aku memang tak ingin keluar dari dalam keadaan
hidup, engkau tak usah mengancam atau menggertak diriku
dengan ancaman semacam itu, menurut apa yang kutahu
kecuali watak cu Cianpwee agak berangasan sebenarnya dia
adalah seorang perempuan yang baik akhlaknya."
"coba ulangi lagi perkataanmu itu" seru ketua
perkumpulan bulu hijau dengan menyambar payung
sengkalanya.
Lam-kong Pak adalah seorang lelaki jujur ia tak mau
bertekuk lutut dihadapan orang lain, mendengar ancaman
tersebut dengan lantang ia berteriaK kembali: "Ia terhitung
seorang perempuan yang berhati baik"
"Blaaanmmm" ketua perkumpulan bulu hijau rentangkan
payung mustikanya, dengan suara dingin ia berseru:
"Dalam persoalan yang lain aku masih dapat bersabar
diri, tapi kalau engkau mengatakan dia adalah seorang
perempuan yang baik, maka aku tak dapat bersabar
diri....hehehe...hemm.. sekarang aku mau pergi dahulu"
"Pergilah cepat " jawab L^m-kong Pak tak kalah
ketusnya. "selama hidup aku tak akan merubah cara
berpikirKu, kalau engkau hendak merubah jalan pikiranku
maka itu berarti engkau sedang berhayal disiang hari
belong"
Ketua perkumpulan bulu hijau tertawa dingin tiada
hentinya, ujung kakinya menjejak tanah dan tubuhnya
segera meluncur kearah udara, per-lahan2 badannya
melayang diudara mengikuti hembusan angin. dimana
payung sengkalanya tiba. kobaran api segera menyingkir
kesamping dan sama sekali tak mampu merusak atau
melukai orang serta payungnya. "Hey bocah muda,
sekarang kau...."
Sebelum teriakan dari ketua perkumpulan bulu hijau
berakhir. dengan suara tak kalah kerasnya Lam-kong Pak
menukas:
"Kalau mau pergi cepatlah pergi, selama hidup jangan
harap engkau bisa merubah jalan pikiranku kalau baik
selamanya tetap baik kalau jahat selamanya tetap jahat."
Baru saja bicara sampai disitu, karena payung sengkala
telah beralih ketangan ketua perkumpulan bulu hijau, maka
kobaran api diempat penjurpun mulai merambat
kesekeliling tubuhnya.
Lam-kong Pak menggertak gigi menahan diri, walaupun
keringat telah membasahi badannya namun ia tetap
membungkam dalam seribu bahasa.
Ketua perkumpalan bulu hijau yang tubuhnya berhenti
ditengah udara jadi serba salah dibuatnya, ia tak tega
meninggalkan si anak muda itu sendirian, tapi kalau ia balik
kesisinya berarti ia telah mengaku kalah, untuk beberapa
saat lamanya jago tua itu jadi serba salah dan tak tahu apa
yang musti dilakukannya.
Tiba2 terdengar suara gemerisik yang nyaring
berkumandang datang, tampaklah kobaran api menyingkap
kesamping dan muncullah sesosok bayangan manusia.
Dengan satu gerakan tubuh yang cepat bagaikan
sambaran kilat ia menerjang kesamping tubuh Lam-kong
Pak dan sekali sambar tahu2 jalan darahnya kena
dicengkeram, orang yang barusan munculkan diri itu bukan
lain adalah Suma Ing musuh bebuyutan dari jago muda
kita.
Setelah tahu siapa musuhnya yang munculkan diri diam2
Lam-kong Pak menghela nafas panjang. pikirnya.
"Andaikata aku mati ditengah kobaran api mungkin
kematianku masih meninggalkan sedikit nama bagus.
sebaliknya kalau aku sampai mampus ditangan bajingan
tengik ini sampai matipun aku tak akan mati dengan mata
pejam"
"Haaahh...haaahh...haaahhh..." sementara itu Suma ing
tertawa ter-bahak2 dengan kerasnya, "Lam-kong Pak
engkau tak pernah menyangka akan terjadi peristiwa seperti
hari ini bukan?? semua jago yang hadir dalam hutan ini
telah musnah terkubur ditengah lautan api, tak seorangpun
yang dapat meloloskan diri dalam keadaan selamat, sedang
engkau... setelah merasakan siksaan yang paling keji
dikolong langit tubuhmu baru akan terkubur ditengah
lautan api, anggaplah kesemuanya itu sebagai pembalasan
yang setimpal."
Lam-kong Pak mendengus dingin.
"Mati atau hidup sudah digariskan oleh takdir kejadian
ini bukanlah suatu kejadian yang luar biasa Suma ing. aku
ingin bertanya kepadamu mengapa engkau bisa masuk
kedalam lautan api tanpa cedera ataupun menderita luka
barang sedikitpun juga ??"
Suma ing menyeringai seram,
"Heehhh-heeehh-heeehhh... salju bulan keenam Tong
Hui memiliki peluru sakti Ngo-kui-yan-hwee-tan. sudah
tentu dia pun memiliki obat pemadam api. aku berhasil
merampasnya satu bungkus, oleh sebab itulah aku bisa
keluar masuk ditengah kobaran api dengan leluasa"
Satu ingatan berkelebat dalam benak Lam-kong Pak
pikirnya.
"Asal kawanan jago dari golongan putih bisa berada ber-
sama2 Tong Hui kemungkinan besar jiwa mereka dapat
diselamatkan, entah bagaimana nasib dengan ketiga orang
manusia tembaga itu?? mungkin lebih banyak bahaya yang
mereka jumpai dari pada keuntungan-.."
Berpikir sampai disitu ia lantas bertanya
"Kebakaran yang terjadi kali ini apakah hasil karya dari
kakek ombak menggulung??"
"Bukan akulah yang mengajukan usul bagus ini dan aku
juga yang melepaskan kobaran api pertama"
Lam kong Pak merasa amat sakit hati sehabis mendengar
perkataan itu sampai sekarang dia masih belum berani
mempercayai kalau kebejatan moral Suma ing sudah
mencapai pada taraf yang tak dapat dlobati lagi, ia
pejamkan matanya rapat2 kemudian berkata:
"Suma ing engkau telah membunuh mati ibumu sendiri
dia kemungkinan besar telah membakar mati ayahnya
sendiri. bagaimanakah perasaanmu setelah melakukan
perbuatan semacam itu??"
Suma ing menengadah dan tertawa ter-bahak2-
"Haah-haah haah... perasaan? tentu saja ada perasaanku
adalah siapa berbuat kesalahan dia harus menerima
ganjarannya yang setimpal"
"Bila aku dan ibu yang mati. mungkin saja kami tak akan
menyalahkan dirimu, tapi apakah ayahpun berbuat sesuatu
yang menyalahi engkau?"
"Hmm terus terang kuberitahukan kepadamu." seru
Suma ing dengan penuh kebencian. "Aku membenci setiap
orang yang ada. tentu saja termasuk pula Lam-kong Liu
sendiri, kalau toh dia yang melahirkan diriku kenapa ia
melepaskan tanggung jawab untuk mendidik serta
memelihara aku..? aku percaya, seandainya dia belum mati
maka dia tak akan memaafkan perbuatanku, oleh sebab itu
aku tak usah mengharapkan balas kasihan dari orang lain,
aku pun tak usah mengharapkan pemberian maaf dari
orang lain- aku harus menggunakan segala macam
perbuatan serta tindakan yang dapat kulakukan untuk
membasmi dan melenyapkan setiap orang yang memusuhi
diriku."
"Kalau memang begitu pendirianmu, sekarang juga
silahkan turun tangan sebab aku pun tak ingin membuang
waktu dengan percuma, akhlakmu sudah bejad dikolong
langit sudah tak ada obat mujarab yang bisa digunakan
untuk menyelamatkan dirimu lagi."
Suma ing sangat marah dan mendendam, sambil
menggertak giginya hingga berbunyi gemerincingan
serunya:
"Aku akan menggigit dan merusak panca-indramu
dengan gigitan gigiku."
Lam-kong Pak sama sekali tak merasa terperanjat
mendengar ancaman tersebut sebab diapun telah menyadari
suatu ketika jika dirinya terjatuh ketangan bajingan ini
maka akibatnya sukar dilukiskan dengan kata2
Suma Ing rentangkan mulutnya hendak menggigit
hidung Lam-kong Pak. tiba2 ia hentikan gerakan tersebut
sambil berseru: "Aaah... tunggu sebeatar.^."
Kiranya selama ini ketua perkumpulan bulu hijau masih
belum pergi dari tempat itu, meskipun ia tak sudi takluk dan
mengaku kalah terhadap Lam-kong Pak, akan tetapi
diapUn merasa tak tega membiarkan sianak muda itu
disiksa oleh Sum Ing yang kejam.
Perasaan hatinya pada saat ini sukar dilukiskan dengan
kata2, ia merasa serba salah dan tak tahu apa yang mesti
dikerjakan, ia sangat membenci Lam-kong Liu. juga amat
mendendam terhadap cu Hong Hong, tapi apa sebabnya dia
hendak menolong Lam-kong Pak??
Mungkinkah ia sangat kagum atas kegagahan serta
kejantanan Lam-kong Pak. atau mungkinkah ia Cuma ber-
pura2 belaka??
= =000000000= =

SUMA Ing sendiri merasa amat terperanjat ketika


dilihatnya Ketua perkumpulan bulu hijiu dengan membawa
payung sengkala per-lahan2 melayang turun keatas tanah,
dengan tenang tapi tegang dia bersiap sedia menghadapi
segala kemungkinan yang tidak diinginkan-
"Suma ing." seru Ketua perkumpulan bulu hijau dengan
suara berat dan mendalam, "lepaskan dia. dan akupun akan
mengampuni selembar jiwamu"
Suma ing mengamati raut wajah ketua perkumpulan
bulu bijau itu dengan pandangan tajam. ia saksikan raut
wajah kedua orang itu penuh berpelopotan darah, nada
suaranya lemah dan sama sekali tak bertenaga. tahulah
pemuda itu bahwasanya kedua orang jago tersebut sudah
pasti baru saja melangsungkan pertarungan sampai ribuan
jurus banyaknya.
Itu berarti pula kekuatan mereka sudah tak perlu ditakuti
lagi. yang dikuatirkan sekarang hanya daya hancur yang
kuat dari senjata payung sengkala. Suma ing segera tertawa
dingin.
"Heeehh...heeehh...heeehh... untuk melindungi
keselamatan sendiripun engkau sudah tak mampu, dengan
andalkan kekuatan apa engkau hendak mencampuri urusan
orang lain??"
"Dengan meng andalkan senjata payung sengkala ini"
sahut Ketua perkumpulan bulu hijau ketus.
"Huuh... kalau engkau ingin bertindak dengan gunakan
kekerasan, itu berarti engkau menginginkan sesosok mayat
dari Lam-kong Pak"
Ketua perkumpulan bulu hijau mengerti kalau pada saat
itu tak mungkin baginya untuk turun tangan- dengan suara
berat dia segera menegur: "Apa yang hendak kau
lakukan??"
"Jika engkau inginkan persoalan ini secara baik, dan
engkaupun harus menyanggupi dahulu sebuah
permintaanku"
"cepat katakan"
"Dengan payung sengkala itu diatur dengan manusia,
engkau bersedia untuk melakukan atau tidak??" seru Suma
ing dengan suara yang amat mendalam.
Begitu ucapan tersebut diutatakan keluar, bukan saja
ketua perkumpulan bulu hijau merasakan sekujur badannya
gemetar keras, bahkan Lam-kong Pak sendiripun sampai
membuka matanya dan menengok kearah Ketua
perkumpulan bulu hijau itu. Tanpa berpikir panjang ketua
perkumpulan bulu hijau berkata dengan suara berat,
"Baik kukabulkan permintaanmu itu. tapi akupun tahu
kalau engkau sibangsat cilik berhati kejam akan
kelicikannya tiada tandingan dikolong langit. perkataanmu
sama sekali tak dapat diperCaya dan ibaratnya kentut
busuk. bagaimana Caranya aku dapat memperCayai
perkataanmu itu??"
"Huuh.. engkau tak usah banyak bacot lagi, pokoknya
sebelum payung sengkala itu terjatuh ketanganku, aku tak
akan melepaskan Lam-kong Pak kalau engkau tidak
inginkan diri Lam-kong Pak maka payung sengkala itu pun
tak usah kau serahkan kepadaku"
Mendengar pembicaraan tersebut, dengan cepat Lam-
kong Pak berpaling kearah ketua perkumpulan bulu hijau
seraya berkata:
"Saudara, dengan diutarakannya maksud hatimu itu, aku
Lam-kong Pak sudah merasa amat berterima kasih sekali,
aku harap engkau tak usah mengorbankan diri begitu.
haruslah diketahui andaikata payung sengkala itu sampai
terjatuh ketangan iblis terkutuk ini. maka dunia persilatan
tak akan memperoleh hati yang tenang sepanjang masa, aku
tak mau dikarenakan keselamatanku hingga mendatangkan
bencana dan musibah bagi umat persilatan"
"Engkau keliru besar"sahut ketua perkumpulan bulu
hijau dengan suara berat, "dikolong langit tiada benda
mustika yang bisa langgeng, payung sengkala hanya
merupakan suatu benda sampingan yang tak mungkin bisa
dimiliki sampai mati. sekalipun setelah mendapat benda
mustika itu maka dia dapat malang melintang, toh hal itu
hanya bersifat sementara. akhirnya dia tak akan memiliki
benda itu untuk selamanya. tentang masalah ini engkau tak
perlu terlalu menguatirkan"
Suma Ing tertawa seram tiada hentinya pada saat itu kain
cadar yang menutupi wajahnya sudah dilepas hingga
mukanya yang menyeringai seram terlihat nyata.
Mata kirinya telah buta hidungnya telah hancur dan
tinggal dua lobang yang hitam dan besar kulit kepalanya
terkelupas dan wajahnya porak-poranda akibat terbakar
oleh air racun sam-wi-ceng-sui ditambah lagi gigi taringnya
yang menonjol keluar membuat tampangnya benar2
mengerikan sekali.
ujung baju kirinya terselip dibalik pakaiannya karena
lengan kirinya sudah kutung, tampang yang jelek seram dan
mengerikan inilah merupakan sebab utama mengapa dia
amat mendendam terhadap setiap umat manusia yang ada
didunia, ia tak pernah memeriksa kesalahan sendiri tak
pernah terlintas dalam benaknya kalau ganjaran seberat itu
diterima olehnya akibat perbuatannya sendiri.
"Suma Ing" kata ketua perkumpulan bulu hijau. "ada
sepatah kata ingin kunasehatkan kepadamu, jika engkau
tahu bahaya dan segera berpaling meninggalkan sesat
kembali kejalan yang benar. mungkin kehidupanmu akan
berakhir dalam keadaan baik. segala sesuatu yang terjadi
dikolong langit selalu ada sebab dan akibat, ada rejeki yang
muncul secara tiba2 tentu ada pula bencana yang datang
secara tiba2, jikalau engkau tak ingin ketimpa bencana
maka aku anjurkan kepadamu agar meninjau kembali
semua perbuatan yang telah kau lakukan selama ini." Suma
Ing tertawa sinis.
"Hmmm Hmmm seandainya psrkataan semacam ini
diutarakan oleh seorang pria yang benar2 budiman dan
berbudi luhur, kemungkinan besar nada suaranya lebih
sedap didengar, sayang seribu kali sayang engkau adalah
seorang manusia yang lain dimulut lain dihati, coba
bayangkan saja apa maksud ^^t^^^^ mendirikan
perkumpulan bulu hijau? berbuat kebajikan dan keadilan
bagi umat manusia? ataukah mendatangkan kebahagiaan
bagi umat persilatan?"
"Maksud dan tujuanku mendirikan perkumpulan bulu
hijau adalah untuK membalas dendam atas sakit hatiku
dimasa lampau untuk menyelidiki semua gerak gerik dan
tingkah laku dari musuhku, mau tak mau aku harus
merubah wajah menyembunyikan indentitas. Suma ing
engkau harus tahu, kendatipun aku yang mendirikan
perkumpulan bulu hijau, tapi aku tak pernah satu kali pun
lakukan perbuatan terkutuk yang mencelakai ataupun
merugikan sesama umat persilatan, tujuanku hanya
berusaha untuk menyembunyikan diri dari penyelidikan
orang saja"
"Siapakah engkau??"
"Andaikata engkau bersedia untuk bertobat dan
menyesali semua perbuatan yang pernah kau lakukan- aku
segera akan memberitahukan kepadamu siapakah aku yang
sebenarnya?"
Suma Ing tertawa seram.
"Semua orang dikolong langit sama2 menderita satu
penyakit yang tak bisa dlobati lagi, penyakit itu adalah
belum pernah rasakan penderitaan dan siksaan, bicara tak
pernah merasakan sakit atau gatal, yang diucapkan saja
kata2 yang manis dan gagah. Aku Suma Ing sudah kenyang
merasakan penderitaan dan segala macam siksaan hingga
keadaan berubah jadi manusia tidak mirip manusia setan
tak mirip setan adakah engkau anggap aku bersedia sudahi
persoalan ini sampai disini saja?"
"Bencana dan rejeki datang tanpa pintu engkau
sendirilah yang mengundang penderitaan diri sendiri, coba
bayangkan saja perbuatanmu manakah yang tidak terkutuk
dan disumpah orang? perbuatan bajik manakah yang
pernah kau lakukan-...?"
"Tutup mulut" hardik suma Ing penuh kegusaran, "aku
bukan datang kemari untuk mendengarkan nasehatmu,
ayoh cepat jawab engkau bersedia melakukan barter atau
tidak dengan aku?"
Lam-kong Pak selama ini membungkam tiba2 berkata:
"Setelah mendengar pembicaraan dari cianpwee barusan
akupun jadi sadar dan mengerti memang benar tujuan
cianpwee mendirikan perkumpulan bulu hijau adalah guna
menyelidiki musuh besarmu dan sama sekali tak pernah
melakukan perbuatan2 yang merugikan orang lain, oleh
sebab itulah aku nasehatkan kepada cianpwee agar jangan
mencampuri urusanku lagi, Suma Ing adalah saudara
seayah lain ibu dengan aku. bila aku sampai mati
ditangannya, tiada persoalan yang bisa kukatakan lagi,
cianpwee jangan se-kali2, menukar aku dengan payung
tersebut, janganlah karena tindakan ini sehingga menanam
bibit bencana bagi umat persilatan, jikalau sampai begitu
keadaannya maka aku akan menyesal dan sepanjang masa
mati tak meram"
Muka sianak muda itu memancarkan kegagahan dan
kejujuran. se-akan2 sama sekali tak pikirkan mati hidupnya
lagi, ia tahu lebih jelas andaikata ketua perkumpulan bulu
hijau membatalkan niatnya untuk mengadakan barter
dengan bajingan itu maka perbuatan apa yang bakal
dilakukan Suma Ing terhadap dirinya.
Tapi kesemuanya itu sama sekali tak menggoyahkan
keputusan hatinya, sebab ia lebih menitik beratkan pada
kepentingan umum daripada siksaan badaniah, sebab
penderitaan itu ada batas2nya.
Terdengar ketua dari perkumpulan bulu hijau berkata:
"Aku telah mengambil keputusan bulat. dan engkaupun
tak usah keras hati lagi, semua kejadian sudah digariskan
oleh takdir, sekalipun payung mustika ini sudah terjatuh
ketangan kaum durjana yang sesat, belum tentu ia dapat
memanfaatkan kedahsyatan mustika ini sebagaimana
mestinya."
"Suma Ing, ayoh serahkan dulu bubuk pemadam api itu
kepadaku"
"Kita toh hanya berjanji kau serahkan payung dan aku
serahkan orang. persetujuan ini tidak diembel2 dengan
syarat lain, kenapa aku harus serahkan bubuk ini
kepadamu?"
"Kebakaran besar yang melanda hutan ini tak mungkin
padam dalam tiga sampai lima hari, setelah kuserahkan
payung mustika ini kepadamu. dengan payung itu engkau
bisa lolos dari medan kebakaran ini dalam keadaan selamat,
tapi bagaimana dengan kami berdua??"
"Baiklah kau harus letakkan dulu payung mustika itu
keatas tanah, setelah itu akupun akan letakkan bubuk
pemadam api ini ketanah, Kita saling mendekat dan
menyambut satu sama lainnya, setelah kuserahkan Lam-
kong Pak kepadamu.Jika kita berdua yang satu ambil
payung yang lain ambil bubuk pemadam api bukankah cara
ini adil sekali??"
"Baik, kalau begitu kita lakukan begitu saja"
Dua orang itupun letakkan benda yang dipertukarkan
diatas tanah. Suma Ing sambil masih mencekal urat nadi
diatas pergelangan Lam-kong Pak perlahan2 maju
mendekat.
Ketika ketua dari perkumpulan bulu hijau mengulurkan
tangannya untuK menerima Lam-kong Pak, tiba2 saja
Suma Ing yang sudah punya pikiran jahat melepaskan
cekalannya pada pemuda Lam-kong tersebut dan berbalik
mencengkeram urat nadi dari ketua perkumpulan bulu
hijau.
Luka dalam yang diderita ketua perkumpulan bulu hijau
tidak kalah parahnya dengan luka yang diderita Lam-kong
Pak, apa lagi pada saat itu segenap perhatian ditujUkan
kearah pemuda Lam-kong karena kuatir Suma Ing main
licik ia sama sekali tak mengira kalau Suma Ing bisa
berontak menyerang dirinya.
Dalam keadaan sama sekali tak siap. tak mungkin
baginya untuk menghindarkan diri lagi, urat nadinya segera
kena dicengkeram.
Lam-kong merasa amat terperanjat, sementara ia hendak
kebaskan tangan Suma Ing untuk merampas payung
sengkala tersebut siapa tahu Suma Ing sudah punya rencana
masak dalam benaknya, sekali sentak ia bikin Lam-kong
Pak jadi lemas dan kehilangan segenap kekuatan tubuhnya.
Lam-kong Pakjadi geram bercampur mendongkol,
teriaknya dengan penuh kegusaran: "Suma Ing sebetulnya
engkau masih terhitung sebagai seorang manusia atau
tidak?"
Suma Ing tertawa seram,
"Haahhh...haahhhh...haahhh.. dalam pandanganmu toh
aku sudah bukan seorang manusia lagi kenapa kalian mesti
menilai tinggi akhlakku.. . kalian maupercaya toh kesalahan
kalian sendiri."
Begitu ucapan terakhir meluncur keluar dari bibirnya ia
segera lepas tangan dan laksana kilat melancarkan dua
totokan dahsyat yang merobehkan dua orang jago itu.
Setelah dua otaag lawannya sudah menggeletak diatas
tanah ia baru pungut payung sengkala serta bubuk
pemadam api tadi sambil tertawa ter-bahak2, serunya.
"Setelah kalian berdua dilenyapkan dari muka bumi,
mulai detik itu juga aku Suma Ing akan malang melintang
dalam dunia persilatan, apapun yang kukatakan tak ada
yang mampu melarang...haah-haah haah..,."
Ia permainkan benda mustika itu, kemudian setelah
melirik sekejap kearah dua orang itu dengan wajah
menyeringai seram. lanjutnya:
"Keadaan kalian berdua ibaratnya sekali bersuara keras
bagaikan guntur sekali kalau hancur lebur jadi abu. Huuh
kalau manusia macam kalian sih belum terhitung sebagai
jago yang luar biasa... Hmm mulai sekarang hanya aku
Suma Ing yang akan malang melinlang di-mana2."
Setelah berhenti sebentar, ia memandang kearah Lam-
kong pak dengan sorot mata penuh kebencian, sambungnya
dengan nada dendam.
"Lam-kong pak. perbuatan yang paling tak dapat
kumaafkan adalah tindakan yang membiarkan dua orang
gadismu merusak dan menghancurkan alat kelaminku
sehingga aku jadi impoten dan tak bisa berpungsi lagi...
engkau bikin aku sangat menderita dan hidup merana. Aku
sangat benci kepadamu."
Baik Lam-kong Pak maupnun ketua perkumpulan bulu
hijau sama2 pejamkan matanya, rasa sakit hati menyerang
perasaan mereka terutama sekali bagi ketua perkumpulan
bulu hijau, ia tak mengira kalau dirinya bisa kena dikibuli
oleh bocah kemarin sore.
"Sebenarnya aku hendak membantai kalian berdua pada
saat ini juga ." ujar Suma Ing kembali. "tapi sekarang aku
telah ambil keputusan untuk melaksanakan soal besar lebih
jauh hingga rintangan yang terakhir dikolong langitpun bisa
tersapu lenyap. pada waktu itu aku Suma Ing akan malang
melintang dikolong langit tanpa tandingan lagi"
Ia mengembangkan payung mustikanya lebar2 dan
setelah mengepit tubuh kedua orang itu sekali jejak
tubuhnya melayang keudara dan melepaSkan diri dari
lautan api.
Dengan bantuan payung yang mengembang lebar
badannya melayang hingga ketinggian beberapa puluh
tombak dari permukaan tanah, dalam waktu Singkat lautan
api dibawah mereka sudah dilalui dengan cepat dan
mudahnya....
Payung mustika merupakan benda mustika yang langka
dikolong langit, benda itu dapat membawa orang melayang
diangkasa serta bergerak menurut kehendak hati.
Tentu saja untuk berbuat damikian seseorang
membutuhkan latihan yang cukup lama hingga tenaga
dalamnya benar2 mencapai pada puncaknya, sebab bagi
orang yang memiliki tenaga dalam yang rendah kendatipun
memiliki payung mustika tersebut tak mungkin benda
tersebut akan memberikan daya yang begitu besar.
Suma Ing bersuit panjang ditengah langit yang merah
karena kebakaran, tubuhnya melayang keluar dari lingkaran
yang berbahaya dan meluncur keatas tonjolan batu karang
setinggi beberapa tombak.
Sekarang ia benar2 mempunyai perasaan se-akan2 dunia
telah menjadi miliknya, sebab asal siasat kecilnya berjalan
pula dengan lancar hingga manusia lihay terakhirpun telah
disingkirkan maka dunia persilatan akan jatuh kedalam
kekuasaannya.
Sesosok bayangan manusia meluncur datang dari
kejauhan, paras muka Suma Ing yang jelek dan
menyeramkan terlintas suatu senyuman yang mengerikan
hati, ia melayang turun dari atas batu karang tersebut.
orang yang baru saja munculkan diri itu bukan lain
adalah Kakek ombak menggulung, ketika ia lihat ketua
perkumpulan bulu hijau serta Lam-kong Pak sudah menjadi
tawanan, wajahnya nampak terperangah.
Meskipun kejadian ini merupakan suatu peristiwa yang
patut digembirakan, tetapi dari dasar hati kecilnya diam2
timbul kedengkian yang sangat tebal, pikirnya di-dalam
hati:
"orang ini berhati kejam dan sangat berbahaya sekali,
ditambah pula ambisinya untuk merajai dunia persiiatan
sangat besar. jika payung mustika itu sampai terjatuh
ketangannya maka itu berarti kedudukankupun akan
terancam bahaya, bagaimanapun juga aku harus berusaha
keras untuk singkirkan bajingan cilik ini dari muka bumi"
Keadaan dari dua orang itu ibarat anjing kelaparan
dibawah daging yang tergantung, masing2 pihak saling
mengincar lawannya, namun ke-dua2nya tak sampai perlih
atkan perasaan hatinya itu didepan mata. Terdengar Kakek
ombak menggulang tertawa ter-bahak2,
"Haah-haah-haah.. muridku. ternyata aku tak keliru
menyayangi engkau selama ini, mulai sekarang kita akan
memimpin dunia persilatan dan menguasahi seluruh kalong
langit."
"Aah suhu, engkau terlalu memuji ketidak becusan tecu,
keberhasilan tecu selama ini tidak lain adalah hasil didikan
dari suhu. selamanya tecu tak berani melupakan budi
kebaikan suhu yang telah mendidik serta memelihara tecu
selama ini."
"Eeei eeei... muridku. engkau kok malahan bersikap
sungkan2 dengan aku, waah kamu ini..."
"Haahh- haahh haahh"
Dua orang itu saling berpandangan sambil tertawa ter-
bahak2, suaranya keras hingga menggetarkan empat
penjuru dan memantul ke-mana2, seakan-akan mereka
hendak menggunakan gelak tertawa itu untuk saling
mengadu kekuatan-
Setelah tertawa tergelak beberapa saat lamanya. mata
mereka sudah basah oleh air mata, namun mereka sama2
saling bertahan dan mengukur kekuatan masing2.
Dalam pandangan Suma Ing, gembeng iblis tua itu tidak
berhak untuk menguasai kolong langit. dia hanya pantas
untuk mengiringi kekuasaannya belaka.
Sedangkan dalam pandangan Kakek ombak
menggulung, Suma Ing terlalu kejam dan licik.
kemantapannya dalam bekerja kurang meyakinkan dan tak
mungkin bisa mengerjakan urusan besar. jika manusia
semacam ini tidak dilenyapkan maka pasti akan merupakan
bibit bencana dikemudian hari.
"Suhu " terdengar Suma Ing berkata, "kedua orang itu
semuanya merupakan musuh bebuyutanku yang tak
mungkin bisa diampuni lagi, harap suhu menjatuhkan
hukuman yang setimpal kepada mereka"
"Muridku " jawab kakek ombak menggulung dengan
cepat, "persoalan yang paling menggemhirakan bagi orang
persilatan adalah pembalasan dendam yang terakhir dengan
cepat, Lam-kong Pak telah membuat engkau jadi begini
rupa, sudah sepantasnya kalau berbuat sesuai dengan
keinginan hatimu. urusan balas dendam biarlah kuserahkan
kepadamu saja untuk melakukan sendiri"
"Baiklah kalau begitu aku akan menyiksa mereka lebih
dahulu dengan satu siksaan yang paling keji dikolong langit,
kemudian nyawa mereka baru dicabut"
"Sudah sepantasnya kalau engkau berbuat demikian,
Nah sekarang engkau boleh segera turun tangan"
"Aaah nanti dulu, tecu hendak serahkan dahulu benda
mustika ini kepada suhu" Sambil berkata dia angsurkan
payung mestika itu kedepan. Kakek ombak menggulung
segera tertawa ter-bahak2.
"Haaahh..haaahh..haaahh.. engkau benar2 merupakan
muridku yang baik, memang lebih baik aku yang simpan
payung ini, sebab barang ini jauh lebih aman-"
Belum selesai dia berkata, tiba2 Suma ing sentak payung
mestika itusehingga ujung senjata itu dengan tepat dan
persis menotok jalan darah Ji-keng-hiat diatas dada Kakek
Ombak menggulung.
Jago tua itu mendengus berat. tak ampun lagi tubuhnya
roboh terkapar diatas tanah.
"Haaahh..haaahh...haaahh... " Suma Ing tertawa seram.
"sekali pun engkau lebih licik,jangan harap bisa terlepas dari
perhitungan aku orang she Suma yang jitu. Hhm... hhmm..
aku tahu kalau dalam hati kecilmu sudah timbul ingatan
jahat. ketika untuk pertama kalinya engkau melihat bahwa
aku berhasil menangkap dua orang ini dan payung sengkala
tersebut terjatuh ketanganku. pandangan mata serta
perubahan mukamu telah beritahu kepadaku bahwa engkau
mengandung maksud tak baik. lblis tua engkau sudah
terlalu lama malang melintang dikolong langit, sekalipun
harus mati rasanya engkau bisa mati dengan mata
terpenjam rapat"
Kakek ombak menggulung pejamkan mata dan
membungkam, paras mukanya yang kurus kering sama
sekali tak terlintas rasa kaget ataupun terperanjat. Suma Ing
kembali tertawa dingin.
"Heeehh-heehh-heeehhh... iblis tua tenang amat
engkau?? pandai benar engkau menekan perasaan hatimu,
aku tak percaya kalau engkau sama sekali tak takut mati"
Kakek ombak menggulung tetap berbaring dengan mata
terpejam, paras mukanya tenang sekali.
Ketua perkumpulan bulu hijau serta Lam-kong Pak yang
meayaksikan kejadian itu diam-diam menghela nafas
panjang, dalam pandangan pemuda she Lam-kong kejadian
ini patut disesalkan olehnya.
Ia mempunyai beberapa kali kesempatan baik untuk
membinasakan penjahat tersebut tapi akhirnya timbul
perasaan tak tega dalam hati kecilnya hingga
mengakibatkan terjadinya peristiwa seperti hari ini.
Dalam pandangan ketua perkumpulan bulu hijau, sejak
dahulu ia sudah tahu kalau Suma Ing berakhlak bejad dan
berhati busuk. tapi ia tak menyangka kalau kebusukannya
sudah mencapai taraf yang tak mungkin bisa diobati lagi.
Mereka tahu bahwa pertunjukan bagus belum selesai
bagaimana akibatnya masih belum dapat diduga, mulai
sekarang walaupun begitu ketua perkumpulan bulu hijau
telah ambil keputusan, ia harus menggunakan tipu muslihat
untuk menyelamatkan jiwanya serta jiwa Lam-kong Pak.
Pada saat ini dalam hati kecilnya telah timbul perasaan
simpatik terhadap Lam-kong Pak, mungkin karena
kegagahan serta kejujuran yang ditampilkan pemuda itu
sudah menghibakan hatinya, ia merasakan kematian bagi
dirinya tak perlu disayangkan tapi jika Lam-kong Pak
sampai mati maka kematiannya merupakan suatu
kahilangan yang amat besar bagi umat persilatan-
Suma Ing dengan memegang payung mustikanya
berjalan pulang pergi disekeliling tubuh tiga orang jago itu,
ia menyeringai senyum dan tertawa bangga tiada hentinya.
Terakhir manusia itu mendekati tubuh kakek ombak
menggulung dan berkata:
"Engkau harus kubantai lebih dahulu karena engkau
adalah orang yang paling berbahaya, aku tahu bahwa
diantara kita tak pernah terikat oleh dendam ataupUn sakit
hati, oleh sebab itu aku akan memberi kematian yang utuh
dan cepat kepadamu.."
Selesai berkata ia angkat payung mustikanya dan
menyodok jalan darah Bi-sim-hiat diatas jidat Kaket ombak
menggulung dengan ujung payungnya.
Dengan perasaan yakin pasti berhasil dari sikap yang
sangat tenang Suma ing hanya mengerahkan tenaga sebesar
dua tiga bagian dalam serangan tersebut, tatkala ujung
payung baru saja menempel diatas jidat Kakek ombak
menggulung mendadak jago tua itu melejitkan badannya
keatas sehingga ujung payung itu mengarah keatas
mulutnya.
Dalam keadaan begitu tiba2 saja Kakek ombak
mengulung membuka mulutnya dan menggigit ujung
payung dengan gerakan Liong-coa-ki-liok atau naga ular
sama2 mendarat, pada saat yang bersamaan pula badannya
loncat bangun serta merampas payung mestika itu.
Bukan begitu saja. sebuah tendangan kilat yang amat
dahsyat segera disusulkan lebih jauh menghajar tubuh
Suma ing hingga mencelat sejauh tiga tombak dari tempat
semula dan tak bisa berkutik lagi.
Rupanya dalam tendangan itu, Kakek ombak
menggulung telah menotok pula jalan darah Hay-tee-hiat
ditubuh suma ing.
Serentetan gerak tubuh itu dilakukan dengan cekatan,
cepat dan manis sekali baik.
ketua perkumpulan bulu hijau maupun Lam-kong Pak
yang menyaksikan kejadian itu diam-diam memuji akan
kebagusan gerakkan tersebut.
Merekapun menyadari bahwa sejak pertama kali tadi
Kaket ombak menggulung telah berhasil menebak tepat
suara hati Suma Ing, apalagi sewaktu manusia durjana itu
hendak serahkan payung mustika tersebut kepadanya.
Dalam perhitungan Kakek ombak menggulung, apabila
Suma Ing benar2 melancarkan serangan maka yang dituju
pastilah beberapa buah jalan darah penting diatas dadanya,
oleh sebab itulah dia telah menggeserkan kedudukan jalan
darahnya dan pura2 roboh setelah kena ditotok.
Justru karena sudah adanya persiapan itulah meskipun
kena ditotok paras mukanya sama sekali tidak
menampilkan rasa kaget, terperanjat ataupun gelisah.
"Heeehhh...heeeehh ...heeehh...." Kakek ombak
mengulung tertawa seram tiada hentinya, "Suma Ing
permainan busukmu itu cuma dapat membobongi anak
kecil, bukannya aku sengaja bicara besar, kalau bicara
tentang akal muslihat maka dikolong langit dewasa ini tak
seorang manusiapun bisa menandingi diriku"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, diam2 ketua
perkumpulan bulu hijau mendengus dingin, pikirnya:
"Sekarang masih pagi untuk mengutarakan perkataan
semacam itu, tunggu saja tanggal mainnya aku pasti akan
mencari engkau untuk menjajal sampai dimana kelihayan
otakmu"
Sementara itu Kakek ombak menggulung telah
mendekati Suma ing lalu menyepak badannya hingga
mencelat setinggi satu tombak keatas udara....pleeetaaak
badannya terbanting diatas tanah keras2 dan mencium
tanah, teriaknya.
"Hey keparat cilik engkau pandang terlalu tinggi diriku?
baiklah, akan kubantai dirimu lebih dahulu sebab aku
punya pandangan yang luar biasa pula atas dirimu. oleh
karenanya engkau harus dikirim lebih dahulu untuk
melakukan perjalanan"
Habis berkata, dia angkat payung mustikanya dan
ditusukkan kearah pusar Suma Ing.Tapi sebelum senjata itu
bersarang diatas jalan darah penting itu, tiba2 gembong iblis
tua itu tarik kembali payung mustikanya itu dan berpikir:
"Baik dia maupun kedua orang itu semuanya pandai
mainkan jurus silat payung sengkala, dan ilmu silat paling
ampuh dikolong langit dewasa ini yang dapat menandingi
kebagusan Koen-tun-ceng-ki milikku hanya jurus serangan
payung sengkala belaka, bagaimanapun juga aku harus
berusaha mempelajari Simhoat dari kepandaian tersebut,
jika kepandaian itu kugabungkan menjadi satu, bukankah
ilmu silatku akan mencapai puncak kesempurnaan yang
tiada tandingan lagi dikolong langit?"
Ujung payung mustikanya segera ditempelkan diatas
jalan darah Leng-tay-hiat diatas tubuh Suma ing, kemudian
sambil membebaskan jalan darah Hay-tee-hiatnya yang
tertotok ia bertanya:
"Suma ing, apakah engkau masih ingin hidup??"
"Engkau tak perlu membuang waktu dan pikiran dengan
percuma, benda yang kau inginkan tak mungkin bisa
diperoleh dari badanku"
Kakek ombak menggulung tak banyak bicara, kembali ia
totok jalan darahnya kemudian berjalan kesamping ketua
perkumpulan bulu hijau dan menggunakan ujung
payungnya menempel jalan darah sian-ki-hiatnya, setelah
itu ia bebaskan jalan darahnya yang tertotok dan berkata:
"Jikalau pikiranmu bisa bergerak sedikit lebih bebas dan
leluasa, kemungkinan besar dapat memberi sebuah jalan
kehidupan bagimu."
"Katakan sejak permulaan tadi pikiran, dan perasaan
hatiku sudah bergerak lebih leluasa"
"Katakanlah sim-hoat serta rahasia ilmu sakti payung
sengkala. aku percaya engkau pun menguasai kepandaian
maha sakti itu."
"Boleh, tetapi sebelum itu engkaupun harus menjawab
sebuah pertanyaanku lebih dulu."
"Tidak. engkau yang harus memberi jawaban lebih
dahulu kepadaku,"
Ketua dari perkumpulan bulu hijau segera pejamkan
matanya rapat2. dengan suara dalam ia berseru.
"Kalau begitu yaa sudahlah lebih baik turunlah tangan
secepat mungkin"
Kakek ombak menggulung menyeringai seram,
"Heehhmm-heehhmm-heehhmm tak nyana tulangmu
ternyata begitu keras. baiklah bagaimanapun juga engkau
toh tak akan nanti lepas dari cengkeramanku, ajukanlah
pertanyaanmu itu?"
"Pertama. engkau harus memberi air minum lebih
dahulu Kepadaku, karena darah yang mengalir keluar dari
badanku terlalu banyak. sekarang aku merasa haus sekali,
setelah hausku hilang pembicaraan baru dapat
dilangsungkan-"
Kakek ombak menggulung lepaskan tempat airnya dan
diletakkan ditepi mulutnya, tanpa sungkan2 ketua
perkumpulan bulu hijau segera menghabiskan air yang ada
itu hingga tanpa sisa.
Setelah berhenti sebentar, ia baru melanjutkan, "Baiklah
sekarang aku hendak ajukan pertanyaan kepadamu."
ia berpikir sebentar kemudian lanjutnya,
"Tempo dulu sewaktu Sun Han Siang ke-tempat cu Hong
Hong untuk mencuri kitab pusaka payung sengkala dan
didalam pertarungan itu cu Hong Hong kena dipukul
hingga terjatuh kedalam jurang menurut pengakuan Sun
Han Siang tenaga dalam yang digunakan pada waktu itu
Cuma lima enam bagian belaka, dengan tenaga dalam yang
dimiliki cu Hong Hong pada saat itu tak mungkin ia bisa
terjerumus kedalam jurang, apakah engkau yang turun
tangan seCara diam2??"
Sekujur badan Kakek ombak menggulung bergemetar
keras, dengan suara lantang ia membentak:
"Siapakah kau??"
"Tak usah banjak bertanya, aku sudah pasti bukan sanak
keluarga dari cu Hong Hong maupun Sun Han Siang aku
hanya ingin mengetahui latar belakang duduknya perkara
itu"
Kakek ombak menggulung tertawa dingin.
"Heeeh-heehh-heeehh... dengan tenaga dalam yang kau
miliki saat ini, aku rasa dimasa lampau engkau bukan
seorang yang tak bernama, kenapa aku sama sekali tak
kenal dengan dirimu??"
"Dalam dunia persilatan yang begitu luas dan lebar. jago
berkepandaian tinggi tak terhitung banyaknya. apakab
engkau yakin kalau kenal dengan setiap manusia dikolong
langit??"
Kakek ombak menggulung tertawa seram tiada hentinya.
"Hmm bagaimanapun juga , sepantasnya kalau engkau
mempunyai nama bukan??"
"Aku she ciu bernama Hok dengan julukan kakek
penasaran berkain hijau."
Baik Kakek ombak menggulung maupun Lam-kong Pak
sama2 terperangah sesudah mendengar nama itu, sebab
baik nama maupun julukannya luar biasa istimewanya
bukan saja tak pernah terdengar bahkan kedengarannya
janggal sekali.jelas membuktikan bahwa nama tersebut
bukanlah nama aslinya.
Lam-kong Pak dengan Cepat dapat menyelami arti dari
jululan tersebut, kakek penasaran berkain hijau seakan-akan
memberi artikan kalau ia mengenakan kain hijau diatas
kepalanya itu berarti pula kalau orang ini mempunyai
seorang istri yang tidak setia dan sudah menyeleweng
dengan orang lain-
Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Lam-
kong Pak, teringat olehnya bahwa ketua perkumpulan bulu
hijau pernah mencaci maki cu Hong Hong habis2an- suatu
kali ia pernah berkata kepada perempuan itu:
"Aku akan kumpulkan kalian lelaki perempuan jahanam
yang telah berbuat zinah dan penyelewengan, kemudian
akan turun tangan serentak...."
Teringat akan hal itu satu ingatan kembali berkelebat
dalam benak Lam-kong Pak yang membuat sekujur
badannya gemetar keras, ia teringat kembali akan cita2
ketua perkumpulan bulu hijau yang bersumpah tak akan
lepaskan ayahnya Lam-kong Liu, jangsn2 yang
dimaksudkan sebagai pria wanita jahanam yang telah
berbuat zinah itu adalah ayahnya serta cu Hong Hong??
Aaah hal ini tak mungkin biaa terjadi, Cinta kasih antara
ayahnya dengan ibunya begitu mendalam. mana mungkin
ayahnya bisa mencintai cu Hong Hong lagi. tapi ia teringat
kembali akan makian dari cu Hong Hong yang memaki
ibunya sabagai seorang perempuan tukang rebut lelaki.
Ditinjau dari sini dapatlah mengambil satu kesimpulan
bahwa antara ayahnya Lam-kong Liu dengan cu Hong
Hong dimasa lampau pasti sudah pernah terikat oleh cinta
kasih.
Kalau memang begitu bukankah itu berarti bahwa ketua
perkumpulan bulu hijau adalah suaminya co Hong Hong??
Jikalau dugaannya tepat dan tidak meleset maka itu
berarti ketua perkumpulan bulu hijau adalah Siau-yan
Peng^ suaminya cu Hong Hong.
Setelah menghubungkan bukti yang satu dengan yang
lain Lam-kong Pak merasa makin menebak semakin benar.
tak kuasa lagi dia merasa amat terperanjat dari
perubahannya yang digunakan yakni ciu Hok atau balas
dendam bisa dia ambil kesimpulan bahwa ketua
perkumpulan bulu hijau telah ambil keputusan untuk tidak
lepaskan ayahnya mau-pun cu Hong Hong dari pembalasan
dendam. Tapi yang lebih aneh lagi. ternyata ketua
perkumpulan bulu hijau agaknya menaruh pandangan lain
terhadap ibunya, ia selalu memberi belas kasihan
kepadanya, apa yang sebetulnya terjadi??
Sementara ia masih memikirkan itu, terdengar ketua
perkumpulan bulu hijau berkata: "Aku harap engkau
bersedia menjawab pertanyaanku ini."
"Ehmm tak ada salahnya untuk beritahukann persoalan
ini kepadamu. tempo hari aku serta suhengku. Boan-thian-
seng-to, Bintang tersebut dilangit Liok Hoa Seng memang
berada disekitar tempat itu, orang yang menghantam cu
Hong Hong hingga terCebur kedalam jurang adalah
suhengku, sedang aku sendiri sama sekali tidak berbuat
apa2."
"Tempo hari ketika Siau-yan Peng sedang bertarung
melawan seorang manusia berkerudung, kepandaian silat
yang dimiliki kedua orang itu seimbang, ketika Siau-yan
Peng dihantam oleh manusia berkerudung itu hingga
mencelat sejauh satu tombak. malahan kemudian ditolong
oleh manusia berkerudung itu membuktikan kalau dari sisi
kalangan ada orang yang turun tangan seCara diam2
apakah engkau dapat menerangkan duduk perkara ini??"
"Kejadian itupun merupakan hasil karya dari suhengku
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng"
"Tempo dulu jago angin dan guntur Lam-kong Liu
pernah dikerubuti orang banyak. kemungkinan besar diapun
disergap dan dicelakai orang dari balik layar, apakah
peristiwa itu juga merupakan hasil karya kakak
seperguruanmu??"
Kakek ombik menggulung menyeringai seram.
"Haahh-haahh-haahh.. terus terang kuberitahukan
kepadamu, kejadian tersebut adalah hasil karyaku."
Begitu pengakuan itu diutarakan keluar. Lam-kong pak
merasakan hatinya bergetar keras. rupanya tempo dulu ada
orang yang sengaja menyiarkan kabar bohong yang
mengatakan kitab pusaka payung sengkala dimiliki
ayahnya, atas tersiarnya berita sensasi itu dengan cepat
memancing perhatian serta pengincaran dari pelbagai
manusia- manusia yang yang terhitung sampah masyarakat
terdapat ayah Liu Hau Siang jago arak dari Lam-hay It-bun
Ko. Dewa harta bertangan keji serta Janda kawin tujuh kali
beberapa orang.
Sudah tentu jika ingin mengandalkan kekuatan dari
beberapa orang itu sulitnya bagi mereka untuk melukai
Lam-kong Liu dan hal ini tak mungkin bisa berhasil tak
tahunya Kakek ombak menggulung yang melancarkan
sergapan dari samping.
"sudah habiskah pertanyaanmu??" tanya kakek ombak
menggulung kemudian.
"Apakah kakak seperguruanmu Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng masih hidup dikolong langit?"
tanya ketua perkumpulan^bulu hijau lagi.
"Sudah tentu... kepergianku kali ini sebenarnya hendak
mencari dia tapi sekarang setelah aku berhasil dapatkan
payung sengkata rasanya tiada kepentingan lagi untuk
mencari dirinya"
"Baiklah boleh saja kalau engkau ingin tahu sim-hoat
serta rahasia ilmu sakti payung sengkala..."
Bicara sampai disini diam2 ia salurkan hawa murninya
dan muntahkan serentetan panah air yang sangat tajam
langsung mengancam tubuh bagian atas bagian dada serta
bagian bawah kakek ombak menggulung, begitu dahsyat
pancaran panah air yang terbagi jadi tiga bagian itu hingga
secara lapat2 terasa tertekan hawa murni yang tajam.
Mimpipun Kakek ombak menggulung tak pernah
menyangka kalau pihak lawan bakal menggunakan cara
semacam itu untuk menghadapi dirinya, terpaksa ia tarik
diri dan mengundurkan diri sejauh satu tombak kebelakang,
Ilmu silat yang dimiliki ketua perkumpulan bulu hijau
mempunyai keistimewaan lain, ia dapat menyalurkan
tenaga dalam sewaktu berbicara.
Ketika pembicaran sedang berlangsung tadi, secara
diam2 luka dalamnya berhasil ditekan sedemikian rupa
sehingga tak dapat berkutik lagi. apalagi ia sudah
mempersiapkan diri untuk turun tangan- begitu loncat
bangun dari atas tanah, dengan suatu gerakan yang cepat
pula ia bebaskan jalan darah Lam-kong Pak yang tertotok.
Kendatipun sudah tertipu mentah2 oleh siasat lawan.
akan tetapi kakek ombak menggulung sama sekali tak jeri
menghadapi ke dua orang itu, ia tahu bahwa luka dalam
yang diderita kedua orang jago itu belum sembuh. ditambah
pula payung sengkala berada dalam genggamannya, tiada
persoalan lain yang perlu ditakuti lagi olehnya.
Kakek ombak menggulung tertawa seram tiada hentinya,
sambilper-lahan2 maju mendekat serunya:
"Sekalipun kalian berdua turun tangan bersama, belum
tentu kalian bisa menandingi kedahsyatan seranganku,
akhirnya toh hasilnya sama saja.-"
Belum habis ia berkata, tiba2 terdengarlah suara
gemerincingan yang amat nyaring berkumandang datang.
tahu2 tiga orang manusia tembaga itu dengan pakaian yang
ber-lubang2 tapi sama sekali tidak cedera telah berdiri
disamping tubuh Suma Ing.
Kakek ombak menggulung menyadari bahwa kekuatan
ilmu silatnya masih belum dapat menandingi kerubutan
lima orang jago lihay itu. terutama sekali luka dalamnva
yang diderita akibat tekanan pukulan payung sengkala dari
ketua perkumpulan bulu hijau belum lama berselang sama
sekali belum sembuh, tanpa berpaling lagi ia kabur ter-birit2
meninggalkan tempat itu.
pada saat Kakek ombak menggulung larikan diri dan
ketua perkumpulan bulu hijau serta Lam-kong Pak masih
berdiri terperangah. salah seorang diantara tiga manusia
tembaga itu mendadak menyambar tubuh Suma Ing dan
sambil tertawa ter-bahak2 berkelebat tinggalkan tempat
kejadian itu.
Ketua perkumpulan bulu hijau serta Lam-kong Pak
hanya bisa saling berpandangan tanpa mengucapkan
sepatah katapun, setelah tertegun beberapa saat lamanya
akhirnya mareka sama2 tertawa ter-bahak2.
Gelak tertawa berlangsung beberapa waktu, suatu ketika
Lam-kong Pak muntah darah kental. tubuhnya mulai
bergoyang dan mundur kebelakang dengan sempoyongan-
Ketua perkumpulan bulu hijau segera maju menghampiri
dengan niat hendak memeluknya, tapi Lam-kong Pak
mundur dua langkah kebelakang dengan cepat, serunya:
"Engkau menyebut diri bernama ciu Hok dengan julukan
kakek penasaran berkain hijau. aku tahu nama itu adalah
nama palsu. kalau engkau tak mau beritahu nama aslimu,
akupun tak mau terima bantuanmu ini."
"Hey bocah muda, engkau memang keterlaluan sekali,
aku bermaksud baik hendak menolong kamu."
"Biarlah maksud baik cianpwee kuterima dalam hati saja,
silahkan engkau berlalu dari sini"
Ketua perkumpulan bulu hijau melepas jubah luarnya
dan diberikan kepada pemuda itu. "Pakaianmu sudah rusak
dan robek sangat tak sedap dipandang, kenakanlah bajuku
ini"
Lam-kong Pak sama sekali tidak menerima angsuran
pakaian itu, dengan suara dalam bertanya:
"cianpwee, kalau toh engkau tak mau utarakan asal
usulmu, akupun tak bisa memaksa, tapi kalau menurut
dugaanku kemungkinan besar engkau adalah Sian-yan Peng
loo-cianpwee suami dari cu Hong Hong"
Ketua perkumpulan bulu hijau tak mengaku tak
menyangkal dia hanya tersenyum belaka.
"cianpwee, aku ada satu persoalan hendak ditanyakan
kepadamu." ujar Lam-ong Pak kembali. "dan aku harap
cianpwee bersedia memberi jawaban yang sejujurnya"
"Tanyalah kecuali asal-usulku yang tak dapat
kuberitahukan kepadamu lebih2 dahulu dalam persoalan
lain aku pasti akan memberi jawaban yang bisa memuaskan
hatimu."
"Aku masih ingat kalau cianpwee pernah gunakan ilmu
hipnotis Tong-beng-hok-goan-toa-hoat terhadap salah
seorang diantara tiga manusia tembaga itu, tolong tanya
manusia tembaga yang terpengaruh oleh ilmu hipnotis
Tong-beng-hok-goan-toa-hoat tersebut telah pulih kembali
kesehatannya??"
"Belum tenaga dalamnya hanya bisa pulih enam sampai
tujuh bagaian saja, apabila dia tidak menerima pertolongan
yane terakhir untuk membebaskan sama sekali pengaruh
ilmu tersebut terhadap tubuhnya maka kepandaian silat
yang dilatih olehnya tak akan berhasil mencapai puncak
kesempurnaan"
"Benarkah manusia tembaga itu adalah ayahku jago
angin guntur Lam-kong Liu?"
"Benar dia atau bukan aku sih kurang begitu jelas
pokoknya kalau bukan dia maka manusia tembaga itu
pastilah siau-yau sianseng sastrawan yang suka melancong
Lu It Beng"
"Segala sesuatu perbuatan tentu tingkah laku cianpwee
semuanya memberikan rasa kagum dan hormat bagiku. tapi
ada satu persoalan yang membikin hatiku jadi amat
kecewa"
"Apa maksudmu??"
"Kalau toh cianpwee telah menyerupai manusia tembaga
itu untuk melaksanakan ilmu hipnotis Tong-bin-bok-goan-
toa-hoat maka sudah menjadi kewajiban bagimu untuk
bertindak sampai ke-akhirnya. kenapa engkau sengaja
tinggalkan satu bagian hingga kesembuhannya tak
sempurna? tindakan semacam ini sangat menyesalkan
hatiku. Menurut dUgaanku, sebab musabab cianpwee
sengaja menahan bagian terakhir dari ilmu penyembuhan
tersebut bukan lain adalah karena cianpwee takut jika
tenaga dalam ayahku pulih kembali seperti sedia kala lalu
memusuhi dirimu. kalau toh cianpwee tak bersedia
lepaskan ayahku. dan engkaupun tidak membiarkan tenaga
dalamnya pulih seperti sedia kala, itu berarti bahwa
cianpwee hendak mencari kemenangan dengan akal licik.
nantinya siapa yang bakal menang dan siapa yang bakal
kalah yang jelas hasil dari pertarungan itu tetaptak adil,
bukankah tindakan dari cianpwee itu sangat mengecewakan
hati orang??"
"Bocah muda. mulutmu memang benar2 sangat tajam,
tapi sayang aku tak suka dengan permainan semacam itu"
"Aku sama sekali tak bermaksud memanasi hatimu,
kenyataan memang demikianlah keadaannya, manusia
gagah dan bijaksana seperti cianpwee ternyata bisa
lakukanperbuatan seperti ini, boleh dibilang kejadian itu
merupakan Suatu kejelekan diantara keindahan, inilah yang
patut disesalkan-.."
= =ooooooooo= =

"HAAAI HH...haaahh...haaahh...." Ketua perkumpulan


bulu hijau tertawa ter-bahak2 dengan nyaringnya. tubuh
mulai sempoyongan dan rupanya luka yang ia derita telah
kambuh kembail, serunya dengan wajah serius,
"Perduli bagaimanapun engkau panasi hatiku. aku pasti
akan penuhi rasa baktimu terhadap ayahmu...."
Bicara sampai disini. dari dalam sakunya dia ambil
keluar segulUng kertas dan diangsurkan kepada Lam-kong
Pak. lanjutnya:
"Dalam kertas itu tercantum kepandaian terakhir dari
ilmu penyembuhan Tong bin-hok-goan-toa-hoat. Nah
ambillah tapi aku ulangi kembali keputusanku,
bagaimanapun juga aku tak akan lepaskan Lam-kong Liu
dengan begitu saja, lain kali jikalau kita saling berjumpa
kembail, pada saat itulah aku akan melangsungkan suatu
pertarungan yang paling adil dengan dirinya"
Lam-kong Pak segera menjawab dengan serius:
"jikalau cianpwee anggap perbuatanku ini merupakan
suatu penampilan rasa baktiku kepada orang tua dan
bukannya berbicara atas dasar keadilan, maka lebih baik
kutampik pemberian dari cianpwee ini, harap cianpwee
terima kembali tulisan tersebut."
Perkataan itu sangat menyinggung perasaan ketua
perkumpulan bulu hijau, ia benar2 saja naik pitam.
hardiknya:
"Bocah muda. engkau bosan hidup yaa?"
"Aku pernah mempelajari kitab ajaran dari para Nabi
suci dan memahami pula apa artinya kehidupan sebagai
seorang manusia cianpwee telah salah mengartikan
maksudku aku tak bersedia menerima rasa belas kasihan
dari orang lain".
"Lalu apa yang kau ingiakan ??" bentak ketua
perkumpulan bulu hijau dengan suara keras.
"Asal cianpwee mengakui cara ini adalah suatu cara
yang paling adil, aku akan menerima pemberianmu itu "
Rasa dendam dan sakit hati yang tersimpan dalam hati
ketua perkumpulan bulu hijau sudah terpendam selama
puluhan tahun lamanya. jago lihay ini sebenarnya hendak
membinasakan Lam-kong pak serta Lam-kong Liu tapi
kemudian ia temukan bahwasanya Lam-kong pak adalah
seorang jago lihay yang luar biasa, karena itulah timbul
perasaan kasihan dalam hatinya dan setiap kali ia menaruh
belas kasihan kepadanya.
Selain itu secara diam2 ia menaruh rasa cinta da nsayang
terhadap Sun Han Siang, kendatipun perasaan tersebut
selalu tersembunyi didasar hatinya belaka. oleh sebab itulah
ia merasa tak tega untuk turun tangan terhadap Lam-kong
pak.
Dan sekarang sianak muda itu menunjukkan kebandelan
yang sukar dikendalikan- hal ini membangkitkan hawa
amarahnya hingga sukar dibendung lagi segera hardiknya:
"Bocah muda. kalau engkau benar2 ingin mati, aku akan
segera penuhi harapanmu itu"
Lam-kong Pak silangkan tangannya didepan dada dan
menjawab tawa:
"cianpwee pernah lepaskan budi kepadaku bagi orang
persilatan yang pernah menerima kebalkan orang maka
sudah sepantasnya untuk membalas kebaikan itu lebih dari
apa yang pernah diterima, jikalau cianpwee memang
hendak menyempurnakan diriku silahkan engkau segera
turun tangan aku tidak akan membalas walau sedikitpun
juga "
"Bocah muda kau anggap aku benar2 tak berani untuk
membinasakan dirimu?" seru ketua perkumpulan bulu hijau
dengan suara dingin.
Lam-kong Pak pejamkan matanya rapat2 kemudian
menjawab dengan tenang:
"Aku tak akan menganggap keselamatan jiwaku sebagai
suatu permainan belaka itu berarti aku tak akan melakukan
perbuatan yang bagiku dianggap tak masuk akal"
Ketua perkumpulan bulu hijau mendengus dingin,
dengan langkah lebar ia maju kedepan telapaknya dengan
himpunan tenaga penuh siap dibacokkan keatas batok
kepala pemuda itu.
Kendatipun isi perutnya terluka parah tapi dalam
gusarnya yang tak terkirakan tenaga yang dihimpun cukup
tangguh dan mengejutkan hati.
Sambil berpeluk tangan Lam-kong Pak pejamkan
matanya rapat?, tubuhnya sama sekali tak berkutik barang
sedikitpun juga , mukanya memancarkan kehalusan dan
keagungan, membuat orang lain tak berani memandang
rendah akan dirinya.
Ketua perkumpulan bulu hijau menghela nafas panjang.
ia tarik kembali telapaknya sambil mundur satu langkah
kebelakang bisiknya lirih.
"Bocah muda, selama hidup belum pernah aku takluk
kepada siapapun, tapi ini hari aku telah jatuh kecundang
ditanganmu"
"cianpwee tak usah merendahkan derajat sendiri, dari
sikap cianpwee yang tak tega membinasakan diriku sudah
jelas membuktikan bahwa cianpwee adalah seorang
pendekar tua yang berjiwa besar dan berpandangan luas"
"Bocah muda" ketua perkumpulan bulu hijau kembali
menghardik, "kalau engkau masih keras kepala dan
berpegang teguh pada pandangan sendiri jangan salahkan
kalau aku akan berubah pandangan dan lebih baik
melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan
perasaan hati sendiri dan membinasakan dirimu" .
"Aku dapat memahami sikap cianpwee tersebut, aku
tahu cianpwee berbuat demikian hanya ingin menakut2i
diriku belaka. sebab buat seorang pendekar besar, seorang
Enghiong hohan, tak mungkin ia bersedia melakukan suatu
perbuatan yang akhirnya akan disesalkan sepanjang masa"
Ketua perkumpulan bulu hijau tak sanggup menahan diri
lagi. laksana sambaran kilat ia melancarkan sebuah
gaplokan keras yang tepat bersarang diatas pipi Lam-kong
Pak.
Dengan sempoyongan sianak muda itu mundur dua
langkah kebelakang, noda darah mengotori ujung bibirnya.
sambil menahan sakit ia berseru:
"Kalau memang demikian adanya, lebih baik aku tidak
terima pemberian catatanmu itu. cianpwee selamat tinggal."
Habis berkata ia putar badan dan segera berlalu darisana
dengan langkah lebar.
Selama hidup belum pernah Ketua perkumpulan bulu
hijau temui seorang pemuda yang berwatak begitu keras
kepala, tanpa sadar ia tertegun dibuatnya, sambil
memandang lembaran kertas diatas tanah jago lihay ini tak
tahu apa yang musti dilakukan olehnya
Perasaan hatinya pada saat ini sangat kalut dan
bertentangan satu sama lainnya. rasa sayang dan
mendongkol bercampur aduk menjadi satu. ia sayang
kepada Lam-kong Pak tapi membencinya pula karena dia
adalah putra kesayangan dan Lam-kong Liu, ia hendak
membenci Lam-kong pak tapi pemuda itu adalah putra
tunggal Sun Han Siang.
Mau benci tak dapat membenci, mau sayang tak dapat
sayang. karena pengaruh emosi seluruh wajahnya berubah
hebat.
Tapi akhirnya dia menghela napas panjang. dipungutnya
lembaran kertas diatas tanah itu dan dalam beberapa
loncatan kemudian ia sudah menyusul pemuda itu serunya:
"Hey bocah muda, ambil kertas ini?"
Dengan mulut membungkam Lam-kong Pak menerima
lembaran kertas itu, ketua perkumpulan bulu hijau
melepaskan pula jubah luarnya diserahkan kepadanya,
pemuda itu kembali menerimanya .
"cianpwee" ia berkata kemudian, "ada satu persoalan
yang ingin kutanyakan kepadamu, aku harap cianpwee
suka memberi keterangan kepadaku"
"Tanyalah aku tak akan membuat engkau jadi keCewa"
Nada ucapannya begitu lembut dan ramah, sedikitpun
tidak menunjukkan sikap palsunya seperti dahulu, sebab
dahulu ia selalu menggunakan gerak gerik yang aneh untuk
merahasiakan asal usulnya, maka sering kali jago tua ini
memperdengarkan suara tertawa haha-hihi yang lucu dan
menyeramkan. Terdengar Lam-kong Pak berkata:
"Belum lama berselang, dalam pertemuan besar manusia
tembaga semuanya telah hadir delapan orang manusia
tembaga. salah satu diantaranya adalah aku. yang lain
adalah cianpwee dan yang ketiga adalah kakek ombak
menggulung, selain itu masih ada sisa lima orang, dua
diantaranya adalah Padri naga dan imam harimau. tiga
orang terakhir dua diantaranya kemungkinan adalah
ayahku Lam-kong Liu serta guruku Lu It Beng. siapa sih
orang yang terakhir?"
"Dialah orang yang memiliki senjata payung sengkala
paling pertama...."
"Tentang soal itu aku sudah tahu, yang kutanyakan siapa
kah orang itu?? kalau toh dia pandai memainkan jurus2
serangan payung sengkala. itu berarti orang tersebut
mempunyai hubungan yang akrab sekali dengan cu
cianpwee"
"Dialah kakek tua berpakaian desa yang pernah kau
jumpai..." sekali lagi Lam-kong Pak mengangguk berulang
kali.
"Aku telah menduga bahwa kemungkinm besar dia
adalah kakek desa tersebut, tapi siapa kah kakek desa itu
sendiri??"
"Dia adalah Mega hitam pengejar rembulan oei ci Hu"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar Lamkong Pak
menjerit kaget dan sampai mundur tiga langkah kebelakang,
serunya dengan suara tertahan:
"Apa? dia adalah oei cianpwee? atau dengan perkataan
lain sahabat karib dari Siao yan Peng cianpwee dimasa
lampau??"
Ketua perkumpulan bulu hijau mendengus dingin,
"Hmm ucapanmu benar."
Dengan sedih Lam-kong Pak menundukkan kepalanya
rendah2.
"Karena kurang hati2, aku telah membuyarkan hawa
murni bayi sakti yang sedang, dilatih olehnya sehingga
merusak hasil latihannya selama enam puluh tahun, hingga
kini aku tetap merasa tak tenang hati karena peristiwa itu"
Sekali lagi Ketua perkumpulan bulu hijau mendengus
dingin. jelas ia sama sekali tidak menaruh perasaan
simpatik atau kasihan terhadap Awan gelap pengejar
rembulan oei ci Hu.
"Menurut kabar berita yang tersiar dalam dunia
persilatan, katanya oei cianpwee adalah sahabat karib dari
Siao-yan Peng cianpwee" kata Lam-kong Pak lebih jauh,
"sewaktu aku terjerumus kedalam kawah gunung berapi
tempo hari, nona cu telah berpesan kepadaku agar menaruh
perhatian khusus terhadap diri cianpwee serta usahakan
untuk menemukan kembali jejaknya, dari sini cukup
membuktikan bahwa hubungan kekeluargaan dari kedua
belah pihaK cukup akrab. kenapa engkau malah
menujukkan sikap tidak puas atas diri oei- cianpwee?
apakah antara engkau dengan dirinya pernah terikat oleh
dendam atau sakit hati??"
"Untuk sementara waktu persoalan ini tak dapat
kuberitahukan padamu." ujar ketua perkumpulan bulu hijau
dengan nada dingin, "tapi aku hendak memperingatkan
akan satu hal, meskipun kepandaian silat dari kakek ombak
menggulung masih belum cukup untuk merajai kolong
langit, tapi suhengnya bintang yang bertaburan diangkasa
Liok Hoa Seng adalah seorang manusia yang sangat
berbahaya sekali kelihayan ilmu silat yang dimilikinya sukar
diukur dengan kata2, menurut apa yang kudengar ilmu silat
yang dimiliki kakek ombak menggulung didapatkan dari
kakak seperguruannya ini, dari sini bisa dibayangkan betapa
lihay dan luar biasanya orang itu"
"Ilmu silatnya adalah...."
"Kun tun-liat-hwee Ji-gi-kang atau gabungan dua hawa
murni ombak menggulung dan kobaran api dahsyat"
Lam-kong Pak terperangah sesudah mendengar jawaban
ini dengan keheranan ia berseru: "Aneh benar sebutan dari
kepandaian ampuhnya itu??"
"Nama itu digunakan bagi ilmu silat yang dimilikinya
dimasa silam, kini ia sudah mencapai taraf baru yang jauh
lebih dahsyat lagi, ia sebut kepandaiannya sebagai ilmu
Sam-seng-kang atau kepandaian tiga bintang."
"Apa sih yang dinamakan ilmu tiga bintang itu??"
"Ketika jagad tercipta tiada suatu benda apapun yang
ada dibawah kolong langit, kejadian setelah muncul
matahari. rembulan dan bintang tiga sumber cahaya
barulah benda dan mahkluk kehidupan tercipta, ilmu silat
yang ia ciptakan tidak lain diubah dan dicipta sesuai dengan
perubahan alam semesta,jika dibandingkan dengan ilmu
gabungan dua hawa murni ombak menggulung kobaran api
dahsyat maka kepandaian yang dimilikinya sekarang jauh
lebih lihay"
"Apakah julukannya sebagai bintang yang bertaburan
diangkasa sesuai dengan kepandaian sam-seng-kang yang
dikuasainya itu"
"ooooh tidak karena mukanya bopeng maka disebut
orang sebagai Bintang yang bertaburan diangkasa"
"Setelah itu apa cianpwee akan kembali keperkumpulan
bulu hijaumu itu??"
"Tentu saja, perkumpulan itu kudirikan dengan susah
payah, sekarang aku masih belum ada minat untuk
melepaskannya. hey bocah muda sampai jumpa lain kali."
Habis beekata iaputar badan dan berlalu darisana.....
Sepeninggalnya ketua perkumpulan bulu hijau Lam-kong
Pak mengenakan jubah luar pemberian itu ternjata pakaian
itu cocok dengan perawakan tubuhnya. .
Berpikir pulang pergi ia merasa bahwa ketua
perkumpulan bulu hijau pastilah ayah cu Li Yap atau suami
dari cu Hong Hong yakni Siau-yan Peng.
Tapi permusuhan apakah yang sudah terjadi antara
Ketua perkumpulan bulu hijau dengan Awan gelap.
pengejar rembulan oei ci Hu??
orang itu tak bersedia melepaskan ayahnya Lam-kong
Liu tapi menyayangi dirinya kenapa ia bersikap demikian?
suatu masalah pelik yang cukup memusingkan kepalanya.
Lam kong Pak berpikir lebih jauh ia merasa perselisihan
paham antara orang itu dengan ayahnya dapat diketahui
dari mulut cu Hong Hong bila ia tanyakan persoalan ini
kepadanya, selain itu orang tersebut menaruh kesan yang
baik kepada ibunya kenapa begitu?
Tiba2 ia teringat kembali perbuatan dari tiga orang
manusia tembaga yang merampas pergi Suma Ing.
sehenarnya apa maksud dan tujuan mereka? kalau diantara
kedua orang itu benar2 adalah ayahnya Lam-kong Liu serta
gurunya Lu It Beng, maka tujuan mereka melarikan Suma
Ing pastilah hendak memberi kesempatan hidup lebih jauh
kepadanya.
Tapi manusia durjana itu sudah kehilangan liangsimnya,
ia kejam bagaikan seekor ular beracun, selama ia bergaul
dengan ayah serta gurunya berarti setiap saat kedua orang
itu terancam oleh mara bahaya,
Berpikir sampai disitu hatinya bergetar keras. Ia harus
segera temukan kembali manusia2 tembaga itu, selain itu ia
teringat kembali aan nasib dari Sun Han Siang sekalian
yang tak menentu. sekeliling tempat kebakaran telah
dicarinya dengan teliti, api telah padam namun tak sesosok
mayatpun yang berhasil ia temukan diantara puing2 yang
berserakan itu. Pemuda itu segera berpikir kembali
"Sekarang ini perutku yang terluka belum sembuh, sekali
pun berhasil kutemukan mereka belum tentu bisa
membantu apa2 kepada mereka, labih baik cari tempat
untuk menyembuhkan luka dalamku saja.
Maka iapun teringat kembali akan lembah terpencil yang
pernah digunakan olehnya sebagai tempat latihan- tempat
itu jauh dari keramaian dan tak pernah didatangi oleh
manusia, itulah tempat yang paling baik untuk
menyembuhkan luka yang dideritanya.
Setelah mempersiapkan rangsum keesokan harinya
berangkatlah pemuda itu menuju ke lembah terpencil, tapi
karena isi perutnya yang terluka amat parah. terpaksa
digunakannya seutas tali rotan yang panjang untuk
menuruni tebing yang dalam itu.
Suasana dalam lembah terpencil itu tak ada bedanya
dengan keadaan semula, satu2nya yang berubah adalah
pohon kecil itu, daun2an telah gugur semua dan kini hanya
tergantung sebiji buah besar yang berbentuk aneh.
Buah itu besarnya seperti mangkuk. warnanya kuning
jeruk dan agak gepeng. nampaknya buah itu sudah masak
dan hampir jatuh. Dalam hati Lam-kong Pak segera
berpikir:
" Daun pohon itu adalah sebuah benda mustika yang
langka dikolong langit, buahnya pasti tak ternilai
harganya..."
Diamatinya buah itu dengan lebih seksama, dalam buah
agaknya terdapat cairan yang bergerak kesana kemari. di
tengah cairan tersebut se-akan2 terdapat beberapa titik
hitam yang sedang ber-gerak2. titik hitam itu mirip sekali
dengan ber-puluh2 ular kecil berwarna hitam.
Bau harum semerbik menyebar keempat penjuru, ranting
yang menggantung buah itu sudah retak sedikit, rupanya
sebentar lagi akan terjatuh keatas tanah.
Dengan kedua belah tangannya pemuda itu memegang
buah besar itu. lalu menggigit dan membuat sebuah lubang
kecil diatas buah tadi. kemudian dihisap kuat2 sari yang
mengandung dalam buah itu.
"Sruup,.." cairan dalam buah itu mengalir masuk
kedalam perutnya dan terasa segar, nyaman dan nikmat
sekali, sama sekali tidak mengandung bau dan rasa aneh
dari dedaunannya.
Lam-kong Pak mengisap buah itu berulang kali sehingga
kulit buah menjadi berkeriput dan kempes. saat itulah
secara lapat2 ia merasakan adanya biji2an diantara cairan
itu, ketika digigit dengan giginya berbunyi germerutukan
yang amat nyaring.
Selain itu. pemuda itupun mulai merasakan sesuatu yang
ber-gerak2 dalam mulut serta perutnya, se-akan2 terdapat
be-ratus2 ekor ulat kecil yang sedang merangkak kian
kemari. kejadian ini seketika membuat hatinya amat
terperanjat.
Dengan cepat kulit buah yang berkeriput serta kempes itu
diperiksa dengan seksama, mendadak ia menjerit kaget dan
mundur selangkah kebelakang. rasa mual dan ingin muntah
menyerang tubuhnya.
Ternyata diantara cairan buah tadi terdapat ber-puluh2
ekor ulat kecil berwarna hitam, tubuhnya hitam pekat dan
memancarkan cahaya yang berkilauan.
Lam-kong pak ingin muntahkan kembali isiperutaya
namun tak berhasil, ia tahu entah berapa ratus ulat kecil
masuk kedalam perutnya, pemuda itu tak menyangka kalau
buah tersebut telah berulat, dengan hati sedih diam2 ia
memaki akan keteledoran dan kegegabahan tindak
tanduknya.
Kini pemuda itu rasa kan ulat2 kecil tersebut telah
berhenti bergerak, sedangkan buah yang keriput diatas
pohonpun sudah jatuh keatas tanah. meluncur jadi cairan
dan lenyap terserap dalam tanah.
Dalam keadaan begini Lam-kong Pak hanya bisa berpikir
dalam hati kecilnya:
"Kalau rejeki sudah pasti bukan bencana, kalau bencana
tak mungkin bisa kuhindari. Pasrah deh sama nasib"
ia berjalan ketepi kolam kecil, meneguk sedikit sumber
air, kemudian masuk kedalam gua karang.
Baru saja pemuda itu akan duduk bersemedi untuk
melihat bayi saktinya setingkat lebih maju mendadak satu
ingatan berkelebat dalam benaknya, ia teringat kembali
padri naga serta imam harimnu pernah berlatih ilmu pula
ditempat ini, dengan begitu bukankah berarti kecuali gua
karang ini masih ada gua lain yang jauh lebih rahasia
letaknya?
Tanpa berpikir panjang lagi ia keluar gua karang itu dan
berjalan menuju kearah lain, tak lama kemudian ia benar2
menemukan sebuah gua yarg bentuknya lebih besar.
Setelah masuk kedalam gua sejauh kurang lebih tiga lima
puluh tombak udara disekitar situ kian lama kian bertambah
panas bahkan sering kali terdengar suara deruan api se-
akan2 ada kobaran api yang terhembus angin,
Goa itu makin kedalam menjorok makin kebawah
udarapun kian lama kian bertambah panas ketika meraba
dinding terasa panas menyengat badan, kejadian ini
membuat hatinya amat terkejut pikirnya :
"Diluar gua hawa udara terasa sangat nyaman kenapa
dalam gua ini begitu panas hingga menyengat badan?
jangan2 mulut gua ini adalah sebuat kawah gunung
berapi??"
Diam2 ia merasakan bahwa selama ini beberapa li sudah
dilewatkan tanpa terasa, sekujur badannya basah kuyup
oleh air keringat, membuat kepalanya nanar dan matanya
ber-kunang2. se-akan2 tubuhnya dipanggang diatas sebuah
tungku api,
Dengan wataknya yang seras kepala, hanya ada jalan
maju tak ada jalan mundur, makin sulit persoalan yang
dihadapi makin besar hasratnya untuk memecahkan
persoalan itu.
Setelah berjalan lebih jauh kedepan, tubuhnya benar2
terasa amat panas bagaikan ada diatas tungku, tapi pemuda
itu sempat merasakan adanya gulungan angin dingin
berhembus lewat dari arah yang lain- karena itulah
meskipun suhu udara disana lebih panaspun tidak sampai
menghanguskan badan.
Tiba2 ia kaget hingga berdiri terperangah, pakaian yang
dikenakan diatas tubuhnya hancur jadi abu ketika
terhembus angin- hancuran pakaian itu berhamburan diatas
tanah membuat sianak muda itu dalam waktu singkat sudah
berada dalam keadaan telanjang bulat.
Dalam keadaan seperti itu hampir saja pemuda itu
kehilangan semangatnya urtuk melanjutkan perjalanan tapi
setelah jauh masuk kedalam gua apakah dia harus
membatalkan niatnya itu ditengah jalan? Lagi pula
kendatipun suhu udara dalam gua itu panas sekali sehingga
pakaiannya hancur ber-keping2 namun tubuhnya sama
sekali tidak merasakan sesuatu apapun..
Perjalanan selanjutnya kembali pemuda itu menyururi
gua itu masuk jauh lebih kedalam tak lama kemudian
sepatunya hancur menjadi abu membuat pemuda itu
telanjang total dari atas sampai kebawah kakinya.
Dalam keadaan begini Lam-kong Pak benar-benar dibuat
kehabisan akal, mau menangis tak bisa mau tertawa pun tak
dapat, pikirnya.
"Untung disini tak ada orang kalau tidak niscaya orang2
akan memaki aku sebagai seorang yang tak tahu malu,"
Diatas tubuhnya kini tinggal sebuah senjata tanduk naga
yang masih tergantung diatas pinggang, ketika tanduk naga
itu membentur dinding gua. batu putih berguguran diatas
tanah dan berubah jadi bubuk halus, ketika berhembus
angin bubuk itu tersebar ke-mana2 dan lenyap tak berbekas.
Tapi pemuda itu masih nekad untuk melanjutkan
perjalanannya, keringat yang mengucur keluar telah
membasahi seluruh tubuhnya. asap hijau mengepul
keangkasa disertai bau sangit daging manusia yang
terbakar.
Tapi telapak kaki Lam-kong pak sama sekali tidak
terluka, ia percaya seandainya tiada air keringat yang
mengiring suhu badan, niscaya tubuhnya sudah terluka..
Mungkin kesemuanya ini adalah kasiat dari buah ajaib
tadi??
Seratus langkah lebih kedepan sampailah pemuda itu
disuatu tempat yang bidang dan terbuka. jilatan api
membara ditengah sebuah gua besar. luasnya hanya lima
enam tombak membuat batuan diatas gua pun jadi merah
Kobaran api itu berada dibawah dinding gua, daerah
sekitar tiga tombak tak mungkin bisa didekati lagi, pada
dinding gua terpancanglah selembar batu tayli yang terukir
tulisan2 lembut ketika didekati maka terbacalah isinya:
"Gua ini sebagai kawah gunung berapi yang lelaknya
dibawah tanah. merupakan pintu kesorga kesegaran-
banyak orang yang berjalan tapi tak mau maju kedepan
hingga kehilangan kesempatan baik untuk mengunjungi
Istana bumi Tee Sim piat-hu, orang yang teguh iman setelah
tinggalkan gua ini diam2 bersyukur. orang yang beradat
keras tapi tidak memiliki tenaga dalam yang cukup tangguh
atau karena luka dalam belum sembuh, masuk kemari
berarti menempuh mara bahaya. Aaai.. banyak orang di
kolong langit yang sebenarnya lemah tapi mampu
dilakukan, mekeka tak tahu adat keras tapi tak kuat badan
itu berarti hanya mencari kematian bagi diri sendiri. oleh
sebab itulah kuanjurkan kepada setiap pendatang,jika tidak
memiliki kemampuan yang luar biasa. janganlah sekali
punya ingatan untuk masuk kedalam gua ini. meskipun
istana Tee sim piat-hu hanya berjarak beberapa jengkal
namun kenyataan ibarat perbedaan diantara alam baka dan
dunia. Dalam kolong langit dewasa ini hanya satu orang
mampu masuk kedalam istana Tee-sim-piat-hu, orang itu
adalah Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng,
tapi sayang orang itu berwatak jahat dan suka mencelakai
umat manusia...."
Sampai disitu tulisannya jadi kabur, rupanya ada
seseorang yang sengaja menghapur tulisan tersebut.
Timbullah rasa ingin tahu dalam hati Lam-kong Pak,
ditinjau dari tulisan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa istana Tee-sim-piat-hu agaknya berada dalam gua
kawah api itu, tapi kenapa mereka katakan gua yang panas
sebagai dunia kesegaran? Apakah istana Tee-sim-piat-hu
yang dimaksudkan sebagai dunia kesegaran?? siapakah
pemilik istana Tee-sim-piat-hu tersebut??
Diam-diam Lam-kong Pak memperhitungkan jarak gua
api itu. ia merasa panjang gua itu lima enam tombak, dan
sisi kiri kanannya merupakan dinding gua yang tak
mungkin bisa digunakan sebagai tempat berpijak. itu berarti
dia harus melayang keudara dan membentuk gerakan
setengah busur...
Dengan ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya
sekarang, asal tidak terluka saja maka untuk berbuat
demikin bukanlah suatu pekerjaan yang menyulitkan, tapi
dalam keadaannya pada saat ini mau tak mau dia harus
berpikir dua kali.
Hawa murninja disalurkan mengelilingi seluruh badan,
ia rasakan semuanya beres dan berjalan lancar, kenyataan
ini sangat menggembirakan hatinya, ia percaya keadaan
tersebut pastilah merupakan hasil kasiat dari buah besar
tersebut.
Setelah memantapkan hati. dia enjotkan badan dan
meluncur kedalam gua api itu, dia hanya ingin melihat
macam apakah bentuk gua berapi itu dan belum tentu akan
memasuki istana Tee-simpiat-hu.
Siapa tahu api yang berkobar dalam gua itu merupakan
api alam yang tak pernah padam dalam seribu tahun. suhu
panasnya amat tinggi hingga sebuah lempengan besipun
akan meleleh dibuatnya:
Kendatipun tenaga dalam yang dimiliki Lam-kong Pak
lebih tinggipun. tubuhnya tetap terdiri dari darah daging. ia
merasakan suatu sengatan hawa panas yang sangat aneh
dan menusuk hati, membuat kepalanya nanar dan seluruh
kekuatan tubuhnya lenyap tak berbekas.
Tercekat hatinya menghadapi kejadian itu, pemuda itu
sadar apabila tubuhnya sampai tercebur kedalam gua api
itu, niscaya badannya akan hancur lebur dan sama sekali
tak tertinggal tubuh kasarnya, padahal mati hidup orang
tuanya belum ketahuan- bencana dalam dunia persilatan
pun belum diatasi, kematian dalam keadaan seperti ini
boleh dibilang sama sekali tak ada harganya.
Kecerdasan dan keteguhan iman seseorang teriihat dikala
orang itu sedang menghadapi mara bahaya, mesKipun amat
terperanjat namun pemuda itu sama sekali tidak gugup
ataupun gelisah, dengan cepat ia berkelit kesamping sambil
mengawasi keadaan didalam gua dengan lebih seksama.
Tampaklah gua api itu terbagi jadi dua, sebelah kiri
merupakan gua api yang sedang berkobar dengan hebatnya,
sedangkan sebelah kanan merupakan sebuah gua gelap yang
tak terlihat dasarnya.
Tubuhnya pada saat itu sedang meluncur kearah gua
berapi tersebut pemuda itu segera berpikir:
"Kalau tubuhku terjerumus kedalam gua berapi itu
niscaya kehidupanku akan musnah disana, sebaliknya kalau
melayang kedalam gua gelap itu maka siapa tahu kalau aku
masih punya harapan untuk melanjutkan hidup,"
Pikiran semacam itu berkelebat dalam benaknya, cepat
bagaikan sambaran petir sepasang lengannya segera
digertakan dan tubuhnya menyingkir kesamping senjata
tanduk naganya berputar diangkasa membuat badannya
bergeser lima enam depa kearah samping kanan dan
meluncur masuk kedalam gua,
Setelah masuk kedalam gua itu pemuda tersebut
merapikan dirinya se-akan2 telah memasuki dunia lain
hawa dingin sejuk merangsang tubuhnya, pemuda itu
merasa se-akan2 ia sedang berendam dalam air yang segar
dan dingin tak dingin panas tak panas suatu hawa udara
yang nyaman.
Daya luncur tubuhnya kian lama kian bertambah cepat
deruan angin tajam memekikkan telinga, walaupun Lam-
kong Pak menentang matanya ia tak mampu melihat
sesuatu apa pun, pikirnya dihati:
"Entah di bawah gua ini merupakan karang atau air? tapi
yang jelas apapun dasar gua ini riwayat hidupku telah
berakhir"
Gua itu sangat dalam dan mencapai beberapa li jauhnya,
jangan dikata teriakannya tak akan terdengar oleh siapapun
sekalipun kedengaran siapa yang akan datang menolong
dirinya? apa lagi lembah itu terpencil letaknya paling
banyak hanya tiga empat orang saja yang mengetahui letak
lembah tersebut.
" Habislah sudah riwayatku" diam2 pemuda itu
mengeluh.
Mendadak pemuda itu rasakan pandangan matanya jadi
terang, bahkan tubuhnya mulai meluncur diatas dinding
yang dilapis oleh lumut hijau setebal beberapa cun karena
keadaan itulah badannya se-akan2 sedang meluncur diatas
sebuah permadani.
Kendatipun begitu daya luncur tubuhnya sama sekali
tidak berkurang kalau tidak diusahakan mengerem
walaupun dasar gua adalah air paling sedikit tubuhnya
bakal terbanting hingga setengah mati.
Setelah mempunyai kesempatan untuk melanjutkan
hidup pemuda itu segera berusaha mati2an untuk
mempertahankan hidupnya, tanduk naga yang berada
didalam genggamannya ditusukan berulang kali diatas
permukaan lumut hijau itu, setelah ditusukan berulang kali
maka daya luncur badanpun jauh makin berkurang,
"Pluuung" tubuhnya ternyata tercebur kedalam sebuah
kolam yang penuh dengan mahkluk-mahkluk bulatan yang
lunak dan mengembung bagaikan bola.
Ketika ia muncul kembali diatas permukaan air
mulutnya penuh dengan mahluk gelembung bulat itu
bahkan dengan cepatnya meluncur masuk kedalam perut
dan terasa bau amis yang memualkan.
Ternyata pemuda itu berada ditengah sebuah kolam
kecil, diatas kolam terapung ber-ribu2 ekor mahkluk bulat
yang berwarna merah bagaikan buah kelengkeng bentuknya
mirip sekali dengan telur ikan dan baunya amis
memualkan.
Dengan susah payah Lam-kong Pak merangkak keluar
dari kolam itu ia merasa tubuhnya sama sekali tak cedera,
hanya saja telur2 ikan yang terlanjur masuk kedalam
perutnya terasa asin sekali.
Setelah memeriksa keadaan disekitar tempat itu. diam2
pemuda itu makin keheranan dibuatnya, ternyata ditepi
kolam kecil itu terdapat sebuah kolam yang amat besar,
luasnya mencapai puluhan tombak dan dalamnya sukar
diukur, hawa dingin yang menusuk tulang terhembus keluar
dari kolam itu. ternyata sebab munculnya hawa dingin
itulah yang membuat gua ditepi kawah itu terasa nyaman
bukan main-
Tiba-tiba Lam-kong Pak menemukan sesuatu yang aneh,
tampaklah dua ekor ikan leihi yang besar dan berwarni
keemas-emasan sedang berhenti diantara kolam besar dan
kolam kecil, berpuluh-puluh butir telur ikan berhamburan
dari anus mereka dan mengalir kedalam kolam kecil,
Sekarang Lam-kong Pak baru tahu bahwa mahkluk bulat
yang berada dalam kolam kecil itu ternyata adalah telur-
telur ikan leihi besar, belum pernah ia lihat tiga jalur garis
merah diatas punggungnya.
Keanehan bukan terbatas sampai disitu saja. ditepi kolam
besar dan kolam kecil masing-masing terdapat sebidang
hutan batu yang rucing2 dan menjulang keatas bagaikan
sebuah tiang dengan lebar satu depa sebab luas hutan batu
runcing itu mencapai lima enam tombak lebih. . . .Di-
tengah2 hutan batu duduklah tiga orang kakek tua yang
bertubuh telanjang, masing2 duduk berbentuk segi tiga
ditengah kerumunan batu runcing tersebut, paras muka
mereka merah padam. sepasang mata terpejam dan
tubuhnya berwarna kuning.
Kalau ditinjau dari paras muka mereka yang merah segar
jelas ketiga orang itu masih hidup, tapi kalau ditinjau dari
badannya yang sudah layu, kering dan berwarna kuning,
jelas membuktikan kalau mereka sudah lama mati, karena
pakaian yang mereka kenakan sudah hancur jadi abu dan
tersebar disekeliling tempat mereka duduk.
Lam-kong Pak mengamati ketiga orang itu lebih seksama
lagi. mendadak dia menjerit kaget karena terkejutnya,
ternyata secara lapat2 ia saksikan jantung mereka bertiga
masih berdenyut dengan normal, itu menunjukkan kalau
ketiga orang kakek tua itu masih hidup,
Tapi dengan jelas pantat ketiga orang itu sudah
ditembusi batu runcing yang mungkin telah menembusi
perutnya, mana mungkin mereka masih berada dalam
keadaan hidup.
Dengan penuh ke-ragu2an Lam-kong Pak meneliti sekali
lagi dengan lebih cermat. sedikitpun tak salah, jantung
ketiga orang itu masih bergetar.
Suatu kejadian yang sangat aneh. Sambil memandang
dua ekor ikan leihi besar dan telur2 ikannya, lalu
memandang pula tiga orang kakek tua yang tak diketahui
mati hidupnya sianak muda itu gelengkan kepalanya
berulang kali.
Tiga orang itu duduk dengan posisi segitiga, masing2
mengeluarkan telapaknya yang ditempelkan satu sama
lainnya. telapak yang berada dipaling bawah
menghadapkan sang telapak keatas, sedang dua lainnya
yang ada diatas menghadapkan telapak kearah bawah, apa
artinya itu???
Tiba2 terdengar bunyi gemerisik bergema tidak jauh dari
tempat itu, dengan hati terkesiap Lam-kong Pak berpikir
dalam hati:
"Mungkinkah dalam goa kuno ini masih sembunyi
mahkluk aneh lainnya??"
Dengan cekatan ia bersembunyi dibelakang sebuah batu
besar kemudian melongok keluar, tampaklah seekor ular
raksasa berwarna hitam pekat bergerak mendekat dengan
cepatnya.
Ular itu berwarna hitam pekat dan sama sekali tidak
terselip warna lainnya, binatang itu boleh dihitung terhitung
seekor ular yang langka sekali dikolong langit, panjangnya
tiga tombak dengan besar badannya seperti tong air,
lidahnya menjulur kesana kemari dengan tampang yang
bengis.
Meskipun Lam-kong Pak memiliki ilmu silat yang amat
tinggi namun tak urung hatinya terasa bergidik juga
menjumpai binatang yang menyeramkan itu, sebab bentuk
ular aneh itu sangat mengerikan sekujur badannya berkilat
panjang tubuhnya mencapai beberapa tombak dan dalam
waktu singkat ia sudah tiba ditepi hutan batu itu.
"Jangan2 ular aneh itu hendak melahap ketiga sosok
mayat tersebut??" pikir Lam-kong Pak dihati.
Tapi sesudah dipandang dengan cermat keadaan itu
sama sekali tidak mirip. pada waktu itu ular aneh tadi
sedang mengangkat kepalanya mengawasi ketiga orang
kakek tersebut, sikapnya sama sekali tak bengis bahkan dari
matanya malahan mengucurkan dua titik air mata.
Terperangahlah Lam-kong Pak menghadapi kejadian itu.
pikirnya dihati:
"MungkinKah ular ini sudah berakal cerdik hingga
mampu mengucurkan air mata? dari sini dapatlah kuduga
bahwa ular ini kemungkinan besar dipelihara oleh ketiga
kakek tua itu"
Dalam pada itu setelah mengamati sebentar ketiga orang
kakek tua itu. ular aneh tersebut segera meluncur masuk
kedalam telaga kecil, mulutnya dipentang lebar2 dan
menghisap tiga butir telor ikan setelah itu ia meluncur
kembali kearah hutan batu.
Tatkala tiba disisi hutan batu tadi, ular tadi nampaknya
ragu2 sejenak akhirnya ia ambil keputusan dan melanjutkan
gerakannya merambat kedalam hutan batu itu.
"Kreees... kreeess.. " perut ular itu tersayat oleh ujung2
batu runcing yang berserakan disekitar tempat itu hingga
robek dan hancur, darah berceceran di-mana2.
Tapi ular itu sama sekali tidak berhenti merambat, ia
tetap bergerak terus mendekati tiga orang kakek tua
itu....”Krees kreeess” perut ular itu makin tersayat dan luka
akibat goresan pun semakin dalam.
Lam-kong Pak terbelalak menyaksikan adegan yang
mengerikan itu, mulutnya melongo dan badannya
menjublak. mungkinkah ular aneh itu berkorban demi
majikannya??
Ketika tiba ditepi badan tiga orang kakek tua itu. kulit
perutnya sudah tersayat hancur, darah mengalir di-mana2
menciptakan suatu pemandangan yang sangat memilukan
hati.
Tampaklah ular itu angkat kepalanya dan mendekati
kakek pertama. dengan lidahnya yang berwarna merah ia
membuka mulut kakek itu kemudian muntahkan sebutir
telur ikan kedalam mulut kakek itu.
Memandang sampai kesitu diam2 Lam-kong Pak
menaruh rasa kagum dan hormat terhadap ular itu
meskipun hanya seekor binatang tapi kerelaannya
berkorban untuk mahkluk lain cukup mengharukan hati ia
percaya diantara ratusan orang mungkin belum tentu bisa
temukan orang seperti ular ini.
Ambil contoh diri Suma Ing bukan saja ia tidak
membalas budi orang tua bahkan setiap kali berusaha
membunuh saudara sendiri dan menganiaya orang tuanya
jika dibandingkan dengan ular ini boleh dibilang bagaikan
langit dan bumi.
Setelah memasukkan telor2 ikan itu kedalam mulut tiga
orang kakek tadi ular itu meluncur kembali ketepi telaga
keadaannya sudah amat lemah dan rupanya hampir tak
tahan.
Dengan susah payah ular itu merangkak masuk kedalam
telaga begitu tercebur kedalam air ia pentangkan mulutnya
melahap telur2 ikan itu dalam waktu singkat separuh
diantaranya sudah masuk kedalam perutnya....
Lam-kong Pak gelengkan kepala berulang kali, pikirnya:
"Aaai.. meskipun perjalanan yang kutempuh pada saat ini
amat berbahaya dan penuh ancaman maut, tapi dapat
melihat begitu banyak kejadian aneh, boleb dibilang
perjalanan yang kutempuh kali ini bukanlah suatu
perjalanan yang sia2..."
Setelah melahap telur2 ikan itu, kurang lebih setengah
jam kemudian ular itu merambat keluar dari kolam itu,
hampir saja Lam-kong Pak menjerit saking kagetnya,
ternyata perut sang ular yang semula tersayat sampai
hancur, kini sudah pulih kembali seperti sedia kala.
= =ooooocoo= =

LAM KONG PAK benar2 merasa terkejut bercampur


keheranan, ditinjau dari sini dapat diketahui bahwa telur
ikan itu merupakan benda mustika yang amat langka
dikolong langit. sedangkan dua ekor ikan leihi besar itu
pastilah benda mustika yang telah berusia seribu tahun
lamanya,
Sambil mendongakkan kepala ular itu merambat keatas
bukit dan sekejap mata kemudian telah lenyap dari
pandangan.
Sementara Lam-kong Pak masih terkejut bercampur
sangsi, mendadak tampak olehnya lambung ketiga orang
kalek tua itu mulai bergerak naik turun tiada hentinya, jelas
mereka sudah mulai bernapas.
Bukan begitu saja, kulit badan mereka yang telah
mengering dan berwarna kuning pucat itupun mulai dialiri
oleh darah sehingga mulai berwarna semu merah. Tiba2
terdengar salah seorang kakek tua itu menghembuskan
napas panjang dan mengeluh: "Aaai... tiga tahun kembali
sudah lewat"
"Kalau dihitung dengan jari. kita sudah melewati sepuluh
kali tiga tahun" sambung dua orang kakek tua lainnya.
Lam-kong Pak yang mendengar pembicaraan itu merasa
amat terperanjat, "sepuluh tiga tahun? bukankah itu berarti
tiga puluh tahun? ? benarkah ketiga orang kakek tua itu
sudah tiga puluh tahun lamanya duduk disana? suatu berita
yang sangit tak masuk diakaL.."
SALAH seorang diantara ketiga orang kakek tua itu
membuka matanya lebar2 kemudian berseru dengan suara
berat
"Apakah kalian mencium bau manusia asing ditempat
ini??"
Dua orang kakek orang tua lainnya segera menghirup
napas panjang2 kemudian menjawab:
"Ehmmm ucapanmu sedikitpun tak salah bukan saja aku
mencium bau manusia asing bahkan aku tahu dia adalah
seorang pria yang masih muda belia"
Hampir saja Lam-kong Pak tak berani mempercayai
telinga sendiri, seseorang dengan andalkan daya penciuman
bukan saja dapat mengetahui kalau ditempat kegelapan
bersembunyi seseorang bahkan mereka bisa membedakan
seorang pria atau wanita. Kakek tua yang pertama kali buka
suara itu segera bukaa suara lagi. "Bocah muda kenapa
masih belum juga munculkan diri??"
Sambil keraskan kepala terpaksa Lam-kong Pak
munculkan diri dari tempat persembunyiannya, sambil
membari hormat kepada tiga orang kakek itu, ujarnya :
"Aku yang muda memberi hormat untuk cianpwee
bertiga, harap cianpwee bertiga merasa tidak terganggu oleh
kehadiranku ditempat ini "^
Tiga orang kakek tua itu memandang sekejap kearahnya.
paras muka mereka semua tunjukan perasaan kaget
bercampur keheranan- salah satu diantaranya segera
menegur: "Bocah muda apakah engkau turun dari mulut
gua berapi itu?"
"Benar" sahut pemuda itu sambil mengangguk.
"Dengan membawa maksud tujuan apakah engkau turun
kemari?"
"Aku yang muda sedang menderita luka dalam yang
parah. maksudku hendak menyembuhkan luka dalam
lembah terpencil diluar goa ini, tapi kemudian kutemukan
gua ini. karena rasa ingin tahu dan ingin kulihat macam
apakah bentuk diri gua berapi ini. maka aku segera
berangkat kemari, siapa tahu badanku dipanggang oleh api
yang dahsyat sehingga tak kuat menahan diri. badanku
terjerumus kebawah dan hampir saja tercebur kedalam
kobaran api dahsyat itu, untung meskipun menghadapi
bahaya aku tidak sampai gugup, segera kumiringkan tubuh
hingga akhirnya tercebur kedalam gua ini." Kakek tua itu
segera berpaling kearah dua orang rekan lainnya. kemudian
bertanya, "Menurut perkiraan kalian berdua. apakah dia
bohong atau tidak??"
"Aku rasa ia tidak bohong, tapi bocah muda ini berwatak
tinggi hati dan sombong sekali, sudah jelas dia bukan
termasuk manusia segolongan dengan kita"
"Lalu apa yang hendak kalian berdua lakukan untuk
menyelisaikan masalah bocah muda?"
"Tancapkan saja badannya datas tiang batu ini, dan
temani kita untuk duduk selama beberapa tahun disini"
Mendengar perkataan itu, diam2 Lam-kong Pak
mendengus dingin, hatinya panas dan sangat mendongkol.
Rupanya salah seorang diantara tiga orang kakek tua itu
dapat menebak perasaan hatnya, ia segera menegur:
"Hmm rupanya engkau masih tak rela hati yaa?"
"Tidak rela juga tak bisa, bagaimanapun juga Loo-hek
toh bisa menundukkan dirinya" sambung dua orang kakek
tua lainnya.
Sekali lagi Lam-kong Pak merasakan hatinya bergetar
keras, ia mengerti bahwa Loo-hek yang dimaksud mereka
pastilah ular yang sangat besar hitam itu, timbullah
perasaan tak senang dalam hati sianak muda itu terhadap
apa yang dikatakan tiga orang Kakek tua itu barusan,
serunya dengan suara dalam
"Dengan andalkan apa cianpwee bertiga hendak
menghukum aku yang muda??"
"Engkau berani masuk istana Tee-sim-piat-hu kami tanpa
ijin, berani curi makan telur ikan leihi bergaris merah yang
kami pelihara. dan sekarang telah menyaksikan penderitaan
kami yang tak terkirakan ini, tentu saja engkau tak boleh
dilepaskan dengan begitu saja"
"Aku toh tidak sengaja terjatuh kedalam goa ini?" teriak
Lam-kong Pak dengan suara keras. "sedangkan soal makan
beberapa butir telur ikan itu . .Huuh terus terang saja
kukatakan, sampai sekarangpun perutku masih mual dan
ingin muntah aku sama sekali tiada minat untuk mencari
keuntungan tersebut"
"Tahukah engkau betapa berharganya telur2 ikan leihi
bergaris merah itu??"
"Aku yang muda tak tahu, apakah engkau bersedia untuk
memberi penjelasan??"
"Kedua ekor ikan leihi bergaris merah ini merupakan
binatang mustika yang tertinggal dari jaman Toa Gi
menanggulangi banjir tempo dulu. sewaktu Toa Gi sedang
menangani masalah banjir disebelah selatan kerisenan
denan Lok-yang, ia temukan beribu2 ekor ikan leihi sedang
berusaha meloncati dinding karang ditebing Beng-bun-san,
namun kebanyakan diantaranya tak mampu melompati
rintangan batu karang itu kecuali dua ekor ikan leihi
bergaris merah ini saja yang berhasil mencapai puncak bukit
yang tinggi itu, seorang panglima perang anak buah Toa Gi
yang bernama ciang Siu merasa bahwa dua ekor ikan leihi
ini sangat berlainan dengan ikan lainnya, seCara diam2 ia
Curi ikan tersebut dan dipeliharanya dalam telaga ini.
karena itulah bukit Beng-bun-san kini dirubah menjadi bukit
liong-bun-san coba bayangkan saja. kedua ekor ikan leihi ini
sudah berumur beberapa ribu tahun, telur yang dihasilkan
olehnya pasti mempunyai kasiat yang luar biasa, asal
makan satu butir saja maka tenaga dalamnya akan
memperoleh kemajuan bagaikan beriatih selama dua puluh
tahun lamanya."
Mendengar keterangan tersebut, Lam-kong Pak merasa
sangat terperanjat, lalu berseru:
"Aku yang muda sama sekali tiada maksud untuk curi
makan benda mustika itu. harap cianpwee bertiga suka
memberi maaf atas perbuatan ini."
"Engkau anak murid siapa??" tanya salah seorang kakek
tua diantaranya.
"Aku yang muda adalah murid dari siau-yau sianseng Lu
It Beng."
Tiga orang kakek tua itu saling berpandangan sekejap
lalu gelengkaa kepalanya berulang kali.
"Belum pernah kami dengar nama besar orang ini"
katanya hampir berbareng, "mungkin hanya seorang
manusia yang tak dikenal dari dunia persilatan."
Lam-kong Pak merasa amat tak senang hati mendengar
perkataan itu, dengan suara dalam ia segera berseru:
"cianpwee bertiga, apakah kalian tak merasa bahwa
ucapan kalian itu kelewat sombong dan tekebur?" .
Kakek tua itu mendesis lirih, ia tidak menggubris
pertanyaan pemuda itu, sebaliknya malah balik bertanya:
"Hey bocah muda. siapa yang telah melukai dirimu?"
"Kakek ombak menggulung"
Begitu mendengar nama itu, tiga orang kakek tua itu
sama2 merasakan hatinya bergetar keras, seru mereta
hampir berbareng: "sekarang orang itu ada dimana??"
Lam-kong Pak segera menceritakan semua
pengalamannya dari awal hingga akhir, setelah mendengar
kisah tersebut tiga orang kakek tua tersebut saling
berpandangan tanpa mengucapkan sepatah katapun, tiba2
mereka mencelat keatas dan tertawa ter-bahak2 begitu keras
dan panjang tertawanya hingga air matapun ikut
bercucuran. Salah satu kakek tua itu berseru:
"Hey bocah muda. pernahkah engkau bertemu dengan
bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng?"
"Aku hanya pernah mendengar nama orang itu tapi
belum pernah berjumpa muka, entah ada urusan apa
cianpwee mengungkap tentang orang itu?"
"Ingat" seru kakek tua itu dengan wajah ber-sungguh2,
"Sebelum payung sengkala terjatuh ketangan Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng, engkau harus
berusaha untuk memperolehnya lebih dahulu sebab kalau
tidak maka akibatnya sukar dilukiskan dengan kata2...."
"Bolehkah aku tahu siapa nama besar cianpwee bertiga??
dan apa pula hubungan antara Bintang yang bertaburan
diangkasa dengan cianpwee sekalian??"
Sekali lagi ketiga orang kakek tua itu menengadah dan
tertawa ter-bahak2, suaranya begitu menyeramkan sehingga
tidak mirip suara tertawa lagi, melainkan lebih mendekati
suara jeritan tangis yang memilukan. . . .
"Engkau tak usah tahu apa hubungan kami, ayoh cepat
kemari dan ambillah benda ini"
Tiga orang kakek tua itu kendorkan tangannya dan pada
tangan yang paling bawah tersembullah sebuah bola kecil
yang putih bersih bagaikan kumala dan menggumpal
bagaikan kabut. bentuknya indah dan menawan hati.
"Benda apakah itu??" tanya Lam-kong pak keheranan,
"sebelum aku mengetahui jelas nama serta asal usul dari
cianpwee bertiga. aku tak sudi menerima pemberian atau
hadiah dari orang lain, aku harap kalian bersedia untuk
memakluminya."
"Haahh-haahh-haahh.." tiga orang kakek tua itu saling
berpandangan lalu tertawa tergelak.
Salah seorang diantaranya segera berkata dengan
lantang:
"Rupanya kami bertiga memang sudah ditakdirkan untuk
menerima penderitaan dan siksaan seperti ini. Andaikata
engkau bocah muda datang pada puluhan tahun berselang,
tak mungkin kami akan merasakan siksaan serta
penderitaan yang tiada dikolong langit"
"Huuh. . . perkataan itu sama saja dengan perkataan
yang tak ada gunanya." seru kakek yang lain, "Bocah muda
ini baru berusia dua puluh tahunan, ketika kita menemui
bencana dan mulai menderita mungkin dia masih belum
dilahirkan oleh ibunya tapi untunglah persoalan yang sudah
terlambat masih sempat ditolong. sekarangpun rasanya
belum terlalu terlambat"
Dari pembicaraan antara ketiga orang kakek tua itu,
secara lapat2 Lam-kong Pak dapat menangkap bahwa
dimasa silam ketiga orang itu pernah mendapat celaka dan
dikurung orang dalam perut bumi. bahkan tubuh mereka
ditancapkan keatas batu runcing. meski dapat hidup selama
tiga puluh tahun lamanya tanpa mati, boleh dibilang
kejadian ini merupakan suatu peristiwa yang sangat aneh.
Tetapi setelah mengamati paras muka ketiga orang itu
yang rata- rata berwajah bengis dan menyeramkan, secara
diam-diam timbul perasaan waspada dalam hati kecilnya, ia
tak sudi menerima pemberian ataupun hadiah dari mereka
dengan begitu saja. Sementara itu terdengar salah seorang
diantara tiga kakek tua itu berkata: "Bagaimana pendapat
kalian berdua?"
"Selama hidup kita bertiga tak pernah buat kebajikan
barang sepotongpun, mungkin inilah hukum karma yang
harus dijalankan, tetapi selama dua orang durjana itu belum
disingkirkan dari muka bumi terus terang saja saya merasa
tak puas, lebih baik semua diputuskan oleh Toa-suheng
sendiri"
Kakek tua itu anggukkan kepalanya.
"Benar, selamanya kita memang tak boleh membiarkan
dia ber-foya2 dan bersenang-senang sendiri, dengan dasar
tenaga dalam yang dimiliki bocah ini rasanya tak menjadi
persoalan untuk menyelesaikan masalah yang sedang kita
hadapi"
Mendengar perkataan itu diam2 Lam-kong Pak
mendengus dingin pikirnya dihati.
"Enak benar kalau bicara, namapun kalian segan untuk
memberitahukan kepadaku, dan aku belum tahu apakah
kalian berasal dari kaum lurus atau kaum sesat.
dianggapnya aku bersedia kalian pergunakan dengan begitu
saja?"
Sementara itu dengan suara yang berat dan dalam kakek
tua itu berkata lagi. "Bocah muda apakah engkau masih
ingin keluar dari sini dalam keadaan hidup?"
"Sebelum bibit bencana dalam dunia persilatan belum
dilenyapkan, aku tak mau mati dengan begitu saja, selama
masih ada harapan untuk melanjutkan hidup, aku pasti
akan menggunakan dengan se-baik2nya.."
"Baiklah kami akan berusaha untuk mengantar engkau
keluar dari tempat ini, pejamkanlah matamu dan terlaklah
"Matahari, Rembulan, Bintang sebanyak tiga kali, akan
kami lihat sampai dimanakah kelihayan tenaga dalam yang
berhasil kau miliki?"
Lam-kong Pak terperangah mendengar ucapan itu, dia
segera bertanya:
"Apa sih yang diartikan Matahari. Rembulan- Bintang??
Kenapa aku harus menyebutkan Matahari. Rembulan,
Bintang?? Apakah tak boleh meneriakkan yang lain saja?
aku harus mencari tahu lebih dahulu tentang persoalan ini?"
"Baik terserah apa yang hendak kau teriakan- cuma saja
kalau kau meneriakkan Matahari. Rembulan dan Bintang.
karena nada suara yang berbeda yakni kata Matahari
suaranya merendah kata Rembulan bernada datar sedang
kata Bintang bernada tinggi. maka dari perbedaan irama
tersebut dapatlah kuketahui tingkatan tenaga dalam yang
kau miliki, berdasarkan perbedaan itupula kami bisa ambil
keputusan untuk menggunakan cara yang bagaimana untuk
menghantar engkau keluar dari gua ini..."
Lam-kong Pak merasa setengah percaya setengah tidak.
ia tak dapat menebak apa maksud yang sebenarnya dari
ketiga orang kakek itu yang menyuruh dia menerikkan
kata2 Matahari, Rembulan dan Bintang.
"Apa salahnya kalau aku teriakkan kata2 Matahari,
rembulan dan bintang?" pikir pemuda itu kemudian
didalam hati.
Sekalipun begitu dalam hati kecilnya sianak muda itu
masih tetap menaruh curiga. kenapa dia harus pejamkan
matanya mungkinkah ketiga orang kakek tua ini akan
melancarkan sergapan kearahnya dikala ia sedang
pejamkan mata?
Sesudah selang beberapa saat lamanya pemuda itupun
bertanya dengan suara dalam: "Bagaimana kalau aku tak
usah pejamkan mata?"
"Tentu saja boleh cuma apabila engkau pejamkan mata
maka sorot mata yang tak dapat melihat sesuatu akan
membuat seluruh perhatianmu terpusatkan menjadi satu,
jika konsentrasimu baik maka tenaga dalampun bisa kau
kendalikan dengan baik. tapi... Andaikata engkau menaruh
curiga kepada kami dan takut disergap kami, tidak usah
pejam matapun tak apa, karena kami tak ingin membuat
hatimu menjadi gelisah dan merasa tak tenang hati"
"Baik" terlak Lam-kong Pak dengan suara keras, "Aku
akan pejamkan mata."
la segera pejamkan mata dia berteriak "Matahari.
Rembulan- Bintang, sebanyak tiga kali, baru saja teriakan
yang ketiga diutarakan keluar tiba-tiba pemuda itu
merasakan meluncur datangnya segulung desiran angin
tajam yang langsung menerjang kearah tubuhnya,
Ia merasa amat terperanjat dan buru2 berkelit satu
langkah kesamping matanya dibentangkan lebar2
Tapi sayang tindakan itu terlambat selangkah segumpal
bulatan telur yang dingin dan licin tahu2 sudah masuk
kedalam mulutnya menggelinding masuk kedalam perut.
Dari terkejut pemuda itu jadi amat gusar segera terlaknya
keras2:
"Menyergap orang dengan cara yang rendah dan
terkutuk dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa engkau
adalah seorang manusia yang benar2 tak tahu malu."
Tiga orang kakek itu tertawa ter-bahak.
"Haaahhh.-.haaahh...haahah...." sekarang engkau boleh
berlalu dari sini"
"Benda apakah yang barusan kau lemparkan kedalam
mulutku itu?" tanya Lam-kong Pak dengan suara dalam.
"Benda itu merupakan obat racun yang paling keji
dikolong langit, meskipun obat itu sangat beracun namun
mendatangkan pula satu manfaat yang besar bagimu, kalau
engkau ingin mati maka setiap saat setiap detik dapat mati,
seandainya engkau ingin membinasakan seorang jago
persilatan yang amat lihay dan pernah menggetarkan
seluruh kolong langit maka setiap saat engkaupun dapat
melakukannya semua perbuatan hanya tergantung pada
lintasan ingatanmu yang pertama mau percaya atau tidak
terserah pada dirimu sendiri lain kali engkau akan
mengetahui dengan sendirinya."
Makin mendengar Lam-kong Pak makin kebingungan
dan tak habis mengerti dengan suara keras ia segera
berterlak:
"sebetulnya benda apakah yang telah kalian berikan
kepadaku tadi??"
"Tok-si-lip"
Sekali lagi Lam-kong Pak terperangah dibuatnya belum
pernah ia dengar benda yang disebut racun Tok-si-lip
tersebut, dia hanya tahu diantara kalangan kaum buddha
yang hidup sederhana dan tak pernah mencampuri urusan
orang lain setelah melakukan pertapaannya selama
beberapa waktu mereka akan mendapatkan Si-lip-cu makin
tinggi imamnya semakin banyak Si-lip-cu yang dimiliki.
Perlu diketahui si-lip-cu dalam bahasa Hindunya
bernama Sarira atau sisa tulang dari Buddha.
"Belum pernah aku dengar kalau Si-lip-cu mengandung
racun" ujar Lam-kong pak kemudian-
"Itulah yang dikatakan olehku sebagai benda yang paling
aneh dan paling beracun, pokoknya berhasil atau gagalnya
tergantung pada kemauan hatimu sendiri lain kali engkau
akan menjadi paham dengan sendirinya, sekarang keluarlah
dahulu dari tempat ini seandainya dikemudian hari engkau
akan datang kemari maka teriaklah Matahari, rembulan dan
bintang sebanyak tiga kali dimuka gua berapi itu, Loo-heK.
akan datang menjemput dirimu."
Tercekat hati Lam-kong Pak mendengarkan perkataan
itu. pikirnya:
"Loo-hek yang dimaksudkan tentulah ular hitam yang
sangat basar itu, dia yang akan menyambut kedatanganku??
masa ia tak takut dengan api....??"
sementara itu kakek tua tersebut telah bersiul nyaring
diiringi suara desisan yang nyaring entah dari mana
datangnya tahu2 ular raksasa berwarna hitam itu sudah
munculkan diri dihadapan mereka semua sambil
memandang kearah tiga orang kakek tua itu, ular tersebut
berdiri tak berkutik se-akan2 menantikan perintah.
Kakek tua kembali memperdengarkan beberapa nada
siulan yang sederhana, ular raksasa berwarna hitam itu
segera merambat kemulut gua dan melingkarkan tubuhnya
diatas permukaan tanah, sementara badan dan kepalanya
meluncur keatas hingga mencapai ketinggian lima enam
depa lebih dari atas permukaan tanah.
"Pergilah" kata kakek tua itu, "Loo-hek akan mengantar
engkau keluar dari gua ini asal engkau bisa loncat naik atas
kepala loo-hek itu sudah lebih dari cukup,"
Sekali lagi Lam-kong Pak merasa amat terperanjat,
"andaikata mahkluk besar itu sampai menunjukan sifat
biasanya bukankah dia akan dicaplok kedalam mulutnya??"
berpikir akan ancaman bahaya tersebut untuk beberapa saat
lamanya sianak muda itu jadi ragu2. Tiba2 terdengar kakek
tua itu berseru,
"Karena hatimu baik, watakmu mulia dan sikappun
ksatria, maka kubebankan tugas yang besar ini keatas
pundakmu. sungguh tak nyana engkau adalah seorang
manusia bernyali kecil, kalau begini macam watakmu mana
bisa menyelesaikan urusan besar, sekarang aku malahan
merasa agak menyesal"
Satu ingatan berkelebat dalam benak Lam-kong Pak. dia
segera berkata^
"cianpwee bertiga. tolong tanya benda yang aku telan
tadi apakah benda yang berada dalam genggaman kalian
bertiga? apakah kalian ada maksud untuk menyempurnakan
diriku?"
"Tak usah banyak bertanya, lain kali engkau akan
mengetahui dengan sendirinya"
Lam-kong Pak memberi hormat kepada tiga orang kakek
tua itu kemudian dengan cepat loncat naik keatas kepala
ular raksasa warna hitam itu. meskipun dia bukan seorang
pemuda yang bernyali kecil, tetapi sekali berhadapan
dengan mahkluk raksasa yang berwajah bengis serta
menyeramkan itu, terutama sekali badannya yang licin dan
berminyak. tak urung perasaan hatinya merasa agak ketir
juga .
Baru saja kakinya menginjak diatas kepala ular tersebut,
mendadak ular raksasa berwarna hitam itu mendongakkan
kepalanya ke atas dan membuat badannya terpental
ketengah udara. begitu keras dan dahsyatnya tenaga
pentalan tersebut membuat badannya bagaikan anak panah
yang terlepas dari busurnya segera meluncur ke tengah
udara melayang keluar dari gua tersebut.
Tubuhnya seketika merasa amat panas sekali dan tahu2
tubuhnya sudah keluar dari goa gelap itu, melayang diatas
gua berapi dan meluncur ketempat luar.
Buru2 pemuda itu tarik napas panjang2 dengan gerakan
turun burung walet terbang diangkasa ia segera melayang
turun keatas permukaan tanah.
Setelah selamat keluar dari gua tersebut, pemuda itu
menghembuskan napas panjang2, sekali lagi ia menengok
kearah tulisan yang terukir diatas dinding gua tersebut:
".....dikolong langit dewasa ini, hanya Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa seng seorang yang dapat
memasuki istana Tee-sim-piat-hu..."
satu ingatan berkelebat dalam benak Lam-kong pak. apa
maksud ketiga orang kakek tua itu meninggalkan tulisan
yang bernada demikian? andaikata Liok Hoa Seng bintang
bertaburan diangkasa benar2 bisa memasuki istana Tee-sim-
piat-hu, kenapa tiga orang kakek tua itu menulisnya diatas
dinding? apakah mereka sengaja meninggalkan tulisan
tersebut untuk memancing kedatangan bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng sehingga memasuki
istana Tee-sim-piat-hu? andaikata dugaannya ini tidak
keliru, itu berarti ketiga orang kakek tua itu pasti
mempunyai ikatan dendam atau sakit dengan Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng.
Disamping itu kakek tua tersebut pernah mengatakan
kalau dia ingin mati maka kematian akan tiba mengikuti
ingatan yang berkelebat dalam benaknya, sebaliknya kalau
ingin membinasakan seorang jago lihay yang tak terkirakan
kedahsyatan ilmu silat maka perbuatan itupun bisa
dilakukan mengikuti berkelebatnya ingatan tersebut. tentang
soal ini Lam-kong Pak hingga kali ini masih juga belum
paham. Sesudah keluar dari gua, pemuda itu berpikir dalam
hatinya.
Sebenarnya tujuanku datang kemari adalah untuk
menyembuhkan luka dalam yang sedang kuderita tapi
setelah mengalami penemuan aneh ini rasanya luka dalam
yang kuderita telah sembuh dengan sendirinya,
kemungkinan itulah berkat kasiat dari telur ikan leihi
bergaris merah yang tak sengaja kumakan.
Sekarang pemuda itu tidak memikirkan untuk berlatih
ilmu bayi Kim-kong lagi, dia harus segera pergi mencari
Jejak ibunya dan sekalian manusia tembaga, sebab apabila
payung sengkala dibiarkan derada dalam cekalan Kakek
ombak menggulung maka keadaan tersebut selamanya akan
merupakan ancaman bahaya bagi keselamatan seluruh
umat persilatan dikolong langit.
Sesudah keluar dari lembah terpencil, untuk beberapa
saat lamanya Lam-kong Pak merasa bingung dan tak tahu
kemana ia harus pergi, sebab Sun Han Siang sekalian tak
mempunyai tempat tinggal yang tetap.
sementara dia masih bingung, tiba2 teringat kembali
olehnya akan diri Ketua perkumpulan bulu hijau, sekarang
ia sudah menaruh kesan yang sangat baik terhadap ketua
perkumpulan bulu hijau itu, dalam perkiraannya
kemungkinan besar Ketua perkumpulan bulu hijau bukan
lain adalah suami dari cu Hong Hong atau yang lebih
dikenal sebagai Sian yan Peng.
Dalam keadaan tiada arah tujuan, akhirnya pemuda itu
membeli seperangkat pakaian dari rumah pemburu yang
berada disekitar itu, kemudian berputar mengelilingi bukit
itu selama beberapa hari setelah itu dia baru berangkat
menuju kemarkas besar perkumpulan bulu hijau.
Pada hari ketiga. tibalah Lam-kong Pak disuatu lembah
bukit yang amat gersang dan terpencil letaknya, dia percaya
sebelum kali ini belum pernah ia kunjungi lembah tersebut,
pikirnya didalam hati.
"Baiklah, blar kuputar disekeliling tempat ini sambil
mencari jejak mereka, kalau disini pun tak ada yang
kutemukan, barulah aku berangkat kemarkas besar
perkumpulan bulu hijau"
Tiba2 ia temukan sesesok bayangan manusia sedang
berjalan ditempat kejauhan dengan langkah sempoyongan,
dari keadaan tubuh orang itu kemungkinan sekali ia telah
menderita luka dalam yang sangat parah dan belum sembuh
dari lukanya itu, dengan membawa botol hioloo batu
ditangan kanannya ia berjalan mendekati sebuah selokan
kecil.
Lam-kong Pak merasa amat terperanjat sesudah
mengetahui siapa orang yang dijumpainya itu ternyata dia
bukan lain adalah Suma Ing
"Mau apa dia membawa hioloo batu besar itu bukankah
ia telah dibawa lari oleh tiga orang manusia tembaga?"
ingatan tersebut dengan cepat berkelebat dalam benaknya.
setelah termenung sebentar Lam-kong Pak berpikir lebih
jauh:
"Dua orang diantara tiga orang manusia tembaga itu
sudah pasti adalah ayahku dan suhuku, orang ketiga pun
bukan orang luar kalau mereka dibiarkan berada bersama-
sama Suma Ing itu ibaratnya membawa harimau kesarang
domba setiap saat jiwa mereka pasti akan terancam
bahaya..."^
= =ooooooooooo= =

SEMENTARA itu Suma Ing telah penuhi hioloo


tersebut dengan air selokan kemudian membawanya pergi
dari situ berhubung dia hanya mempunyai sebuah lengan
saja ditambah pula luka dalamnya belum sembuh maka
perjalanan tersebut dilakukan dengan susah payah dan
penuh penderitaan-
Diam2 Lam-kong Pak menguntil dibelakang tubuhnya,
setelah melalui jalan kecil bagaikan usus kambing mereka
langsung menembusi dasar lembah dan tak lama kemudian
berhenti didepan sebuah gua batu.
Tampaklah Suma Ing sambil membawa hioloo yang
penuh berisi air itu berjalan masuk kedalam gua. Beberapa
saat kemudian terdengar serentetan suara pembicaraan
berkumandang datang.
"Ayah minumlah sedikit air ini agar badanmu terasa
lebih segar"
Lam-kong Pak merasa sangat terperanjat, dia kenali
suara tersebut sebagai suara dari Suma Ing. siapakah yang
disebut manusia jahanam tersebut sebagai ayahnya?
mungkinkah salah seorang diantara tiga manusia tembaga
itu??
Dengan langkah yang sangat hati2 danper-lahan2 hingga
tidak menimbulkan sedikit suarapun, pemuda itu mendekati
gua batu tersebut dan mengintip dari celah2 gua batu tadi.
Tiga orang manusia berpakaian tembaga menggeletak
dalam gua tersebut, pada waktu itu Suma Ing sedang
meletakkan hioloo berisikan air segar itu dihadapan mereka
dan berkata: "Ayah marilah.. biar kubimbing dirimu untuk
bangun."
Salah seorang diantara tiga manusia tembaga itu bangkit
dan duduk diatas tanah, kemudian menjawab:
"Anak Ing, aku tidak sia2 menyayangi dirimu hingga
sekarang. kini engkau telah tinggalkan yang sesat dan
kembali kejalan yang benar, meskipun ayah harus mati
pada saat ini juga , aku dapat mati dengan hati yang lega."
Lam-kong Pak yang mencuri dengar pembicaraan itu
dari luar gua itu ikut merasa terharu sehingga matanya jadi
merah dan tanpa didari olehnya air matanya jatuh
berlinang.
"Aaaah... tak salah lagi, orang itu sudah pasti adalah
ayahku Lam-kong Liu... tapi ...tapi kenapa dia menderita
luka yang begitu parahnya sehingga badannya lemas dan
sama sekali tak bertenaga ??"pikir pemuda Lam-kong dalam
hatinya, Dalam pada itu Suma Ing telah berkata,
"Ayah, engkau orang tua telah memberi kesempatan bagi
ananda untuk hidup baru bahkan dengan tak sayangnya
mengorbankan seluruh tenaga dalam yang kau miliki untuk
menyembuhkan luka yang ananda derita sesekalipun
ananda mempunyai hati yang keras bagaikan baja tak nanti
aku berani berbuat sembarangan lagi sehingga membuat
engkau jadi bersedih hati "
Diam2 Lam-kong Pak menghela nafas panjang, kembali
ia berpikir dalam hati:
"oooh .. rupanya ayah telah mengobatinya sehingga ayah
sendiri jadi lemah tak bertenaga sama sekali.... aaai rasa
sayang pada anak memang tidak bisa terlepas dari hati
setiap orang.. tapi.. kenapa dua orang manusia tembaga
lainnya masih tetap berbaring diatas tanah dan sama sekali
tidak berkutik barang sedikitpun juga ?"
Terdengar Lam-kong Liu berkata dengan suara lembut:
"Ing-jie, engkau jangan berterima kasih kepadaku belaka,
dalam kenyataan orang yang telah bantu menyembuhkan
lukamu kali ini masih ada empak Lu dan empek oei"
Lam-kong Pak dengar curi pembicaraan itu. sekali lagi
dibuat terperangah. empek Lu yang dimaksudkan tentulah
gurunya Siau-yau Sianseng Lu It Beng, tapi siapakah empek
oei? Mungkinkah dia adalah Awan Hitam pengejar
Rembulan oei ci Hu??"
Sementara itu Suma Ing telah jatuhkan diri berlutut
diatas tanah, sambil terisak dengan sedih ia berbisik.
"Karena urusan siau-tit membuat empek berdua ikut
menderita dan jadi lemah seperti ini. peristiwa tersebut
benar- benar membuat siau-tit merasa amat sedih dan
menyesal. dosa dan kesalahan siau-tit benar-benar tak bisa
ditebus dengan Cara apapun.."
Berbicara sampai disitu, ia menangis terisak dengan
sedihnya membuat siapapun mendengar ikut beriba hati. se-
akan2 ia benar2 bertobat dan menyesali segala
perbuatannya yang keji dan tak kenal perikemanusiaan itu
Salah seorang manusia tembaga yang lain segera bangkit
dan duduk pula diatas tanah, kemudian berkata:
"Suma Ing, kalau engkau betul2 bisa bertobat dan
melepaskan yang sesat kembali kejalan yang benar,
pengorbanan kami selama ini tidaklah terhitung seberapa,
engkau tahu bahwa betapa gembiranya dan riangnya hati
kami saat ini"
Diikuti manusia tembaga yang ketiga pun duduk dan
menyambung lebih jauh:
"Bocah muda, janganiah engkau menyesal atau
menyalahkan diri sendiri karena urusan yang sudah lewat.
orang kuno pernah berkata: Lepaskanlah golok pembunuh.
berpaling adalah tepian- Manusia bisa jadi jahat atau baik
hanya tergantung pada pikiran tiap insan manusia sendiri,
sementara orang menganggap engkau sudah tak bisa
ditolong lagi. coba bayangkanlah bagaimana perasaan hati
sang orang tua apabila mendengar perkataan seperti itu??"
Suma Ing yang berlutut diatas tanah menangis ter-sedu2
dengan sedihnya, suaranya keras bagaikan jeritan
kuntilanak membuat orang yang mendengar ikut beriba
hati, sampai2 Lam-kong Pak yang bersembunyi diluar goa
pun tanpa sadar melelehkan air mata.
Setelah menangis tersedu sedan beberapa saat lamanya,
akhirnya Suma Ing bisa ditenangkan kembali atas nasehat
dan hiburan ketiga orang manusia tembaga itu Terdengar
pemuda she-Suma itu berkata:
"Disini masih ada sedikit rangsum kering, silakan
cianpwee bertiga mendaharnya lebih dahulu"
Sambil berkata ia melepaskan sebuah kantong berisi
rangsum kering dan segera diberikan kepada ketiga orang
itu.
Tiba2 Lam-kong Liu gemetar keras dengan suara dalam
ia menegur.
"Anak Ing aku masih ingat isi ransum kering mu tidak
terlalu banyak. selama tiga hari ini berempat tiap hari
makan tiga kali semestinya rangsum itu sudah habis
dimakan apakah engkau sama sekali tidak makan??"
"Ananda... ananda telah makan-.." sahut Suma ing ter-
bata2.
"omong kosong bukankah engkau sudah tiga hari belum
makan? kau. . kau...mengapa kau merusak kesehatan
tubuhmu sendiri kenapa...?"
Dengan sedih Suma Ing menjawab:
"Ketika ananda menyaksikan kesehatan badan cianpwee
bertiga sangat lemah dan hawa murninya banyak yang
rusak masa sebenarnya ananda ingin cari makanan lain
dihutan sana tapi pertama karena tak berani tinggalkan
tempat ini terlalu jauh dan meskipun ada niat namun tak
punya tenaga maka... maka..."
"Maka selama tiga hari engkau tak makan?"
"Bee.,. bee... benar.. .aa... ananda cuma minum sedikit
air bersih saja...harap ayah suka memaafkan-"
"Aah " tiga orang kakek tua itu sama2 menghela napas
panjang, suara isak tangis segera berkumandang keluar dari
balik gua itu.
Lam-kong Pak meraSakan tenggorokannya se-akan2
tersumbat oleh sesuatu. dadanya jadi sesak dan darah
didalam tubuhnya bergolak keras sehingga hampir saja tak
mampu menguasai diri, dia ingin berteriak. air mata
keharuan mengucur keluar bagaikan hujan, tapi tak ingin
munculkan diri pada saat itu sehiggga melenyapkan
kehangatan dan kebahagian yang sedang mereka nikmati.
Betapa berbaktinya Suma Ing terhadap orang tuanya
betapa hangat dan mesrahnya cinta kasih seorang ayah
terhadap putranya, suasana penuh dengan kebungahan dan
keindahan..
Lama sekali... dari dalam gua tiba2 terdengar Lu It Beng
berkata: "Aku mempunyai suatu idee, entah pendapatku ini
boleh diutarakan keluar atau tidak??"
Lam-kong Liu serta orang she oei itu segera menyahut:
"Dalam keadaan dan suasana seperti ini, perkataan apa
lagi yang tak boleh kau utarakan keluar?"
"Bukankah sekarang anak Ing sudah bertobat dari segala
dosa dan kesalahannya. dan telah berjanji akan hidup
kembali sebagai seorang manusia baru? sementara luka
dalam yang kita derita tak mungkin bisa disembuhkan
dalam tiga lima hari mendatang, aku lihat bagaimana kalau
kita beritahukan rahasia kepada anak Ing. dan suruh dia
yang mengambil benda mustika itu untuk digunakan
menghadapi Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng serta Kakek ombak menggulung??"
Lam-kong Liu tidak menjawab. karena ia menganggap
persoalan itu harus dipertimbangkan lagi dengan lebih teliti,
bukannya tidak percaya terhadap putra sendiri. melainkan
persoalan ini luar biasa sekali. apabila sampai salah
bertindak maka akan mengakibatkan musnahnya dunia
persilatan dari muka bumi.
Terdengar orang tembaga itu she oei menanggapi:
"Aku oei ci Hu sangat setuju dengan usulmu itu, Hey
Lam-kong Liu. masa engkau masih tidak percaya dengan
putramu sendiri? "
"Bukannya aku tidak percaya dengan anak Ing tapi
persoalan ini menyangkut nasib dari seluruh umat
persilatan dikolong langit. urusan ini luar biasa sekali, apa
lagi anak Ing belum sembuh dari lukanya dan kesehatan
badannya belum pulih kembali seperti sedia kala. belum
tentu ia sanggup memikul tanggung jawab seberat ini."
"Kalau toh urusan itu sangat penting dan mempengaruhi
keadaan dunia persilatan, selama kesehatan badanku belum
sembuh benar tak berani aku berangkat secara gerabah."
ujar Suma Ing. "lebih baik cianpwee berdua tarik kembali
perintah tersebut "
"Tidak apa yang kuputuskan sudah bulat dan pasti."
tukas oei ci Hu. "asal Ing-ji mau melakukan pekerjaan ini
secara ber-hati2 dan seksama aku rasa tidak mungkin akan
timbul hal2 yang tak diinginkan. asal benda mustika itu
berhasil didapatkan maka kendatipun bertemu dengan dua
orang gembong iblis itu lagi. mengundurkan diri dari
kepungan mereka rasanya bukanlah suatu persoalan yang
menyulitkan"
Lam-kong Pak yang curi dengar pembicaraan itu jadi
terperangah, ia segera membatin, "Lhoo kok muncul lagi
benda mustika dunia persilatan? benda apakah yang sedang
dibicarakan rupa2nya kok sangat berharga sekali?"
Sementara itu Lam-kong Liu masih tetap membungkam
dalam seribu bahasa. terdengar Suma Ing dengan perasaan
heran dan ingin tahu segera bertanya:
"Benda mustika dunia persilatan macam apakah yang
sedang dibicarakan? apakah empek oei bersedia untuk
memberi keterangan yang jauh lebih jelas lagi?"
"Benda mustika itu bukan lain adalah payung
sengkala."jawab oei ci Hu dengan tegas.
Begitu perkataan itu diutarakan keluar bukan saja Lam-
kong pak merasa amat terperangah bahkan Suma Ing
sendiripun jadi ter-mangu2 karena keheranan setengah
harian kemudian ia baru berkata dengan nada ter-bata2.
"Bukankah payung sengkala itu sudah ditangan kakek
ombak menggulung?"^ oei ci Hu tertawa.
"Payung mustika yang berada ditangannya adalah
payung palsu, payung sengkala yang aslinya masih belum
muncul dari permukaan bumi justru karena aku sedang
mencoba kekuatan tenaga dalam yang dimiliki beberapa
orang gembong iblis itu maka hingga sekarang persoalan
tersebut tidak sampai diutarakan keluar dan kini Bintang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng telah munculkan diri
lagi dalam dunia persilatan, tiada jago silat lainnya yang
bisa menandingi kelihayannya, sementara payung sengkala
yang palsu bukan benda yang betul2 hebat, jikalau payung
sengkala yang asli benar2 sampai terjatuh ketangan Bintang
yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng, maka dunia
persilatan pasti akan tertimpa bencana besar."
"Jadi kalau begitu, payung sengkala yang berhasil
didapatkan Naga pengasingan cu Hong Hong tempo dulu
juga benda yang palsu??" tanya Suma Ing kemudian-
"Perkataanmu sedikitpun tidak salah, kalau ia tahu
benda itu adalah payung yang palsu, buat apa dia harus
mempertaruhkan jiwa raganya untuk berduel mati2an
melawan orang karena hendak mempertahankan benda
palsu belaka??"
"Kalau begitu ketua dari perkumpulan bulu hijau sudah
pasti adalah suami dari cu Hong Hong, yakni Sian-yan
Peng adanya?" seru Suma Ing lebih jauh.
oei ci Hu menghela napas panjang. "Aaai.. perkataanmu
memang tepat, seharusnya dari dulu kalian sudah dapat
menduga sampai kesitu "
Pada saat itulah paras muka Suma Ing yang jelek dan
menyeramkan terjadi perubahan yang sangat hebat, apa arti
dari perubahan tersebut?? tak seorangpun yang tahu tentu
saja kecuali dia sendiri.
"oei-heng" terdengar Lam-kong Lui memperingatkan-
"engkau harus bertindak dengan hati2 dalam menghadapi
persoalan ini."
oei ci Hu tertawa. "Kalau engkau tak berani bertanggung
jawab, biarlah aku yang menanggung segala resikonya." ia
berseru keras, "aku sudah ambil keputusan untuk
memberitahukan persoalan ini kepada anak ing, Aaaai....
kalau Lam-kong Pak bocah muda itupun berada disini
mereka berdua kakak beradik yang pergi ambil bersama aku
akan merasa lebih berlega hati lagi"
Mendengar perkataan itu, Lam-kong Pak segera berpikir:
"Waaah... kalau begitu keadaannya, aku lebih2 tak boleh
munculkan diri"
Sementara itu terdengar Suma ing berkata, "Empek. 0ei.
ada satu persoalan yang belum siau-tit ketahui, boleh kah
aku bertanya kepadamu???"
"Apa yang kau ingin tanyakan? coba katakanlah"
"Apakah payung sengkala yang asli ini adalah milik
pribadimu??"
"Aai..mengenai persoalan ini ceritanya panjang sekali,
semula benda mustika itu aku dapatkan pula dari orang
lain- tapi ke tiga orang itu dimasa lampau tersohor sebagai
malaikat2 bengis dari kalangan hitam dan sekarang sudah
lama mati. karena itu mendapatkannya dari tangan mereka
tidak termasuk suatu kejadian yang melanggar
prikemanusiaan "
"Siapakah ketiga orang gembong iblis dari kalangan
hitam itu?"
"Mereka adalah Mo-jiu-sam-seng Tiga bintang telapak
iblis" Suma Ing terperangah.
"Mo-jiu Sam-seng? apa arti dari julukan tersebut?"
"oooh.. julukan itu terdiri dari Jit-mo atau iblis matahari,
Gwat-mo atau iblis rembulan serta Seng- mo iblis bintang,
karena digabUngkan menjadi satu maka julukannya jadi
tiga bintang telapak iblis.jago2 lihay si Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng serta Kakek ombak
menggulung yang begitu dahsyat dan mengerikan
merupakan murid2 mereka, bisa kau bayangkan sampai
dimanakah taraf kepandaian silat yang dimiliki ketiga orang
itu"
Lam-kong pak dengan curi pembicaraan itu merasakan
hatinya amat terperanjat, tanpa terasa ia jadi teringat
kembali dengan tiga orang kakek tua didalam istana bumi
Tee-sim-piat-hu, merekapun pernah suruh dia meneriakkan
"Matahari, Rembulan, Bintang" sebanyak tiga kali, bahkan
dikemudian hari apabila ia datang kesitu lagi maka ketiga
orang kakek itu memerintahkan kepadanya untuk
meneriakkan kata2 "Matahari Rembulan dan Bintang
"sebanyak tiga kali dimuka goa berapi, maka ular hitam itu
akan menyambut kedatangannya.
Sekarang ia baru mengerti, rupanya tiga orang kakek tua
yang pernah dijumpai dalam goa bumi Tee-sim-piat-hu
tempo hari bukan lain adalah Mo-jiu-sam-seng tiga bintang
telapak iblis, kalau begitu orang yang mencelakai mereka
hingga tersiksa dan hidup menderita pastilah bukan lain
adalah muridnya sendiri yakni bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng serta Kakek ombak menggulung.
Tak aneh kalau diatas permukaan batu tertulis dengan
jelas tercantum nama dari Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng rupanya ketiga orang gurunya
ada maksud untuk pancing kedatangan orang itu ke-dalam
istana bumi Tee-sim-piat-hu.
"Empek" kata Suma ing kemudian- "kalau toh Tiga
Bintang telapak iblis adalah gurunya bintang yang
bertaburan diangkasa. bagaimana caranya engkau bisa....?".
oei ci Hu tersenyum.
"Pada waktu itu ilmu silat yang dimiliki masih seimbang
dengan kepandaian dari mereka bertiga, mereka jadi lihay
karena belakangan ini ilmu silatnya dilatih dengan tekun
dan rajin. NamUn aku sudah pernah rasakan juga sampai
dimanakah kelihayannya dari gabungan tenaga mereka
bertiga karena merasa tak mampu menangkan maka secara
diam2 payung sengkala itu kucuri dari tempat
persembunyian mereka"
Diam2 Lam-kong Pak tertawa geli sesudah mendengar
perkataan itu pikirnya:
"Sungguh tak kusangka oei loanpwee dapat menjadi
pencuri barang orang lain, kalau begitu dia sudah pasti
adalah kakek desa tersebut, tak aneh kalau jejaknya sangat
misteri ibarat naga sakti yang kelihatan kepala tak nampak
ekornya sebentar jadi kakek desa sebentar jadi manusia
tembaga sebentar lagi jadi manUsia yang bermarga oei"
Terdengar Suma ing bertanya dengan suara lantang:
"Empek oei sebenarnya payung sengkala disimpan dimana
sih?"
Tanpa sadar secara lapat2 Lam-kong Pak mulai
merasakan bahwa sikap dari Suma ing se-akan2 sedang
merencanakan sesuatu tanpa sadar ia jadi gelisah dan
Cemas sekali.
Tapi dalam keadaan seperti ini pemuda tersebut merasa
tak leluasa baginya untuk munculkan diri. sebab kalau ia
sampai berbuat demikian dalam suasana seperti itu, tiga
orang locianpwee itu pasti akan menaruh perasaan kalau
dia ada maksud untuk mengincar benda mustika tersebut
dari tangan Suma ing.
sementara itu dengan sorot mata yang tajam oei ci Hu
memperhatikan Suma ing beberapa saat lamanya,
kemudian dengan suara berat ia menjawab:
"Benda itu disimpan didalam sebuah patung area dalam
kuil Lu-siau-si yang ada di bukit Toa-pek san"
Air muka Suma ing seketika itu juga terjadi banyak
perubahan yang luar biasa. apa artinya dari perubahan
tersebut? pada saat itu hanya seorang yang mengerti jelas.
orang itu bukan lain adalah Awan gelap mengejar rembulan
oei ci Hu sendiri.
Bila berbicara tentang tingkatan maka kedukukan Awan
gelap pengejar rembulan oei ci Hu masih satu tingkat lebih
tinggi danpada Lam-kong Liu maupun Lu It Beng. tapi
berhubung dia adalah sahabat karib dan Sian-yan Peng
dimasa yaag silam, sedangkan Sian-yan Peng berasal dari
satu tingkatan dengan Lam-kong Liu serta Lu It Beng,
maka diri itu diantara mereka bergaul se-akan2 berasal dari
satu tingkatan yang sama.
Apabila seseorang sedang memikirkan sesuatu maka apa
yang dipikirkan olehnya pasti akan tertera didepan wajah,
oei ci Hu sebagai orang jago kawakan yang sangat
berpengalaman dapat merasakan akan hal itu, dan dihati
kecilnya pun sudah mempunyai perhitungan sendiri.
"oei-heng. kau..." seru Lam-kong Liu dengan Cemas.
"Lamkong-heng, engkau tak usah merasa rendah diri,
dunia persilatan pada masa kini adalah dunianya kaum
muda seperti mereka, apalagi anak ing toh sudah bertobat
kembali kejalan yang benar, aku rasa sama saja kalau tugas
ini dibebankan kepadanya, kalau sampai sekarang engkau
masih merasa tak tega hati bukankah tindakanmu itu sedikit
agak keterlaluan? kecuali seorang manusia bejad yang
akhlaknya betul2 sudah rusak hingga menyerupai seekor
binatang, aku rasa tak mungkin bisa timbul ingatan sesat
semacam itu lagi"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, paras muka
Suma ing kembali terjadi perubahan hebat. tapi sesaat
kemudian dengan suara sedih ia berkata:
"Nasehat dari empek 0ei ibaratnya bunyi lonceng dipagi
bari buta, tapi ananda dapat memahami akan kekuatiran
dari ayah sebab sikapnya itu betul dan masuk diakaL
meskipun siau-tit tidak punya ingatan sesat namun tenaga
dalamku masih belum pulih kembali dan tak sesuai untuk
melaksanakan tugas seberat ini, lebih baik oei cianpwee
tarik kembali perintahmu itu"
Oei ci Hu tertawa.
"Anak ing. engkau tak usah terlalu memandang rendah
diri sendiri, untuk melaksanakan tugas ini aku rasa
tenagamu sudah cukup menyelesaikannya, pergilah setelah
berhasil mendapatkan benda mustika itu Cepatlah kembali
kegua ini untuk saling berkumpul kembali. tak usah
mencari gara2 ditengah jalan sehingga membuat kami amat
menguatirkan keselamatanmu"
Dengan penuh rasa hormat Suma ing mendengarkan
semua perkataan itu, kemudian ia kata:
"Empek oei begitu pandang tinggi diri siau-tit, membuat
keponakan merasa berterima kasih sekali, tetapi tenaga
dalam yang keponakan miliki masih belum kembali seperti
Sedia kala, tak pantas aku untuk memikul tanggung jawab
sebesar ini, lagi pula kesehatan cianpwee bertiga masih
belum pulih kembali, dari mana keponakan merasa lega
hati untuk meninggalkan kalian bertiga?"
"Asal engkau punya rasa bakti seperti apa yang kau
ucapkan, hal itu sudah lebih cukup buat kami." ujar Lu It
Beng, "bicara sesungguhnya, dengan tenaga dalam yang
kami bertiga miliki sekarang, kendatipun kakek ombak
menggulung atau Bintang bertaburan diangkasa datang
sendiri kemari, untuk mengundurkan diri dari cengkeraman
mereka masih bukan menjadi persoalan bagi kami. engkau
tak usah menguatirkan keselamatan kami"
"Kalau memang begitu," sambung Lam-kong Liu, "Anak
Ing, sekarang juga berangkatlah untuk menunaikan tugas
tersebut."
Suma ing segera jatuhkan diri keatas tanah, tatanya^
"Ananda akan turuti perintah ayah, harap ayah suka jaga
diri baik2"
Mengikuti peristiwa tersebut sampai disini Lam-kong
Pak tak dapat menahan diri lagi, ia menghela napas
berulang kali sambil pikirnya dihati:
"Rupanya ia benar2 sudah bertobat dan hidup bagaikan
seorang manusia yang lain, jikalau dengan kekejaman,
kebengisan serta kebrutalan dari Sma ing pun sekarang bisa
berubah jadi baik, kejadian ini boleh dianggap sebagai suatu
peristiwa yang paling aneh dikolong langit..."
sementara itu Suma ing telah berlutut dan menyembah
pula kearah Lu It Beng sebanyak tiga kali sambil berbisik:
"Empek Lu, baik21ah menjaga dirimu."
Terakhir kepada oei ci IHu dia bertanya, "Empek oei
apakah engkau masih ada petunjuk lain??"
"Hidup sebagai seorang manusia dikolong langit.
janganlah lupa barang sedikitpun akan kata2 jujur asal
engkau dapat ingat selalu perkataan itu dan melaksanakan
dengan se-baik2nya aku rasa hidup tentram dikolong langit
bukanlah suatu masalah yang menyulitkan- Nah, pergilah"
Suma Ing berlutut dan menyembah tiga kali kearah tiga
orang kakek tua itu, disaat ia bangkit dari atas tanah itulah
tiba2 sepasang telapaknya direntangkan kesamping,
gulungan angin pukulan yang maha dahsyat dengan Cepat
menyapu kearah tiga orang yang duduk diatas permukaan
tanah itu.
Lam-kong Liu serta Lu It Beng yang tepat ada
dihadapannya seketika tersapu oleh angin pukulan yang
maha dahsyat itu sehingga terpental sejauh satu tombak
dari tempat semula. kedua orang itu kontan jatuh tak
sadarkan diri.
Rupanya oei ci Hu sudah menduga kalau sianak muda
itu ada maksud jelek terhadap mereka, namun ia sama
sekali tak menduga kalau pemuda itu dapat melancarkan
serangan pada saat itu juga , dalam gugupnya buru2 ia
sambut datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan
keras.
"Blamm" ditengah benturan nyaring, tubuhnya tergetar
hingga mencelat sejauh lima enam depa dari tempat
semula, karena mereka sudah terlalu banyak mengorbankan
tenaga dalam yang dimilikinya untuk menyembuhkan luka
dalam Suma Ing, maka saat ini ia tak mampu untuk
menahan datangnya serangan dari Suma Ing yang
dilancarkan dengan sepenuh tenaga itu.
Kontan ia muntah darah segar, tapi dengan suara keras
jago tua she- oei itu sempat berteriak:
"Suma Ing, engkau jangan anggap dengan kelicikanmu
yang melampaui batas maka kamu bisa bergerak seenaknya
ditempat luaran. Hmm suatu saat pasti ada orang yang akan
membereskan jiwamu...."
Belum babis ucapan itu diutarakan. Lam-kong Pak yang
bersembunyi diluar gua telah membentak keras dan
melancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah Suma Ing.
"Blaamg..m .." getaran dahsyat menggoncangkan seluruh
seluruh goa dan menggUgurkan pasir diatas dinding goa
tersebut. pemandangan jadi kabur dan sukar untuk melihat
alam sekelilingnya.
Lam-kong Pak kuatir suma Ing turun tangan keji lagi
terhadap tiga orang kakek tua itu, dengan cekatan ia loncat
kedepan dan menghadang dihadapan mereka.
Suma Ing sendiri setelah tahu musuhnya amat tangguh.
tak berani bercokol terlalu lama lagi disitu. menggunakan
kesempatan yang sangat baik itulah sambil tertawa seram
dia kabur keluar dari gua tersebut.
Lam-kong Pak amat gusar bercampur penasaran, ia siap
melakukan pengejaran namun oei ci Hu dengan Cepat
mencegah,
"Anak Pak tak usah dikejar lagi, sejak pertama kali tadi
aku sudah tahu kalau engkau bersembunyi diluar gua
karenanya aku tidak menguatirkan apa2, tapi aku sama
sekali tak mengira kalau dia bakal turun tangan sekejap itu.
Aaai orang ini benar2 sudah terlalu bejad sehingga tak ada
obat untuk dapat menolong dirinya lagi."
Lam-kong Pak membimbing ayahnya Lam-kong Liu
serta gurunya Lu It Beng, ketiga orang itu saling memeluk
sambil meneteskan air mata, siapa yang bilang pria sejati
tak dapat mengucurkan air mata? kalau sudah mencapai
puncak kesedihan maka bagaimana juga kerasnya hati dan
imam seseorang tetap akan mengucurkan air mata.
Sesudah menangis beberapa saat akhirnya oei ci Hu
bagikan sebutir obat penyembuh kepada kedua orang itu,
kemudian ujarnya:
"Kalian tak usah bersedih hati lagi Pak-ji berada disini
semuanya akan berlangsung dengan riang gembira"
"Bukannya aku menggerutu kepada oei-heng," ujar Lam-
kong Liu, "bukankah aku tadi sudah katakan janganlah
beritahukan letak penyimpanan benda mustika itu
kepadanya tapi engkau tak sudi mendengarkan perkataan
siau-te aaai sekarang urusan sudah jadi begini siau-te..."
Tiba2 oei ci IHu menengadah dan tertawa ter-bahak2
paras mukanya berubah sambil menguruti dadanya dan
mengatur pernapasan ia berseru:
"Lamkong-heng bukannya aku oei ci Hu sengaja berjual
mahal dihadapanmu, bicara soal pengalaman dalam dunia
persilatan kembali kalian kalah setingkat jika dibandingkan
dengan diriku, terus terang saja kuberitahukan kepadamu,
selama tiga hari terakhir ini aku selalu menaruh perhatian
khusus terhadap tingkah laku serta pembicaraan dari Suma
Ing, akupun melihat pula kalau dia sengaja menyisihkan
ransumnya untuk makanan kita sedang ia cuma minum air
untuk menghilangkan lapar, atas perbuatannya itu aku
merasa terbaru dan mengira dia benar-benar sudah bertobat
dan tak akan melakukan kejahatan lagi, tapi ada suatu hal
aku masih menaruh curiga meskipun luka dalam yang ia
derita kali ini sangat parah tapi dibawah bantuan kita
bertiga yang sudah mengerahkan tenaga untuk membantu
menyembuhkan dirinya, bukan saja semestinya sudah pulih
kembali seperti sedia kala, bahkan tenaga dalam yang
dimilikinya pantas kalau peroleh kemajuan yang pesat,
tetapi ketika ia ambil air diluaran tadi lagaknya begitu
lemah tak bertenaga seakan-akan sama sekali tak kuat
menahan diri hingga untuk mengangkat sebuah hioloo
batupun tidak kuat, tingkah lakunya itu merupakan titik
kecurigaanku yang pertama. Selanjutnya ketika ia dengar
aku utarakan letak tempat penyimpan harta pusaka itu,
paras mukanya menunjukan perubahan yang sangat besar
tapi ia pura2 berlagak se-akan2 tak memandang terlalu
serius persoalan itu, perbuatannya itu tak mungkin akan
mengelabui diriku oleh sebab itu aku segera makan
siasatnya itu dan beritahukan rahasia tersebut kepadanya"
Mendengar uraian tersebut. diam-diam. Lam-kong Pak
merasa sangat kagum, tadi iapun menyaksikan pula kalau
paras muka Suma Ing menunjukan perubahan yang sangat
mencurigakan namun ia sama sekali tak menduga kalau
pemuda itu bakal turun tangan begitu cepat terhadap tiga
orang kakek tua itu sekarang ia baru sadar bahwa
kadangkala pengalaman jauh lebih penting daripada ilmu
silat. Berpikir sampai disitu sianak muda itu segera
bertanya:
"oei cianpwee engkau toh sudah memberitahukan letak
penyimpanan benda mustika itu kepadanya? apa kah
engkau telah membohongi dirinya ???"
"Tidak tempat itu benar dan aku sama sekali tidak
membohongi dirinya" sahut oei ci Hu.
"Kalau memang begitu mana mungkin tindakan
Cianpwee ini disebut siasat lawan siasat?" oei ci Hu tertawa.
"Walaupun letaknya tidak keliru tetapi aku sudah
memutar balikan letak penyimpanan harta mustika itu dari
keadaan yang sesungguhnya, untuk beberapa waktu tak
mungkin ia temukan letak pusaka itu tapi lama kelamaan
tentu saja ia akan menemukan juga letak penyimpanan
benda mustika tersebut oleh sebab itu sekarang juga engkau
harus berangkat kesitu."
"Tapi kesehatan cianpwee bertiga belum pulih kembali
seperti sediakala, lagi pula sekarang menderita luka dalam
yang cukup parah, bagaimana Pak-ji bisa tega untuk
meninggalkan kalian bertiga.??"
"Engkau tak usah kuatir, asal beristirahat tiga hari tiga
malam lagipasti kesehatan kami sudah akan pulih kembali
seperti sediakala sebaliknya urusan itu tak dapat di-tunda2
lagi, jlkalau benda pusaka itu sampai terjatuh ketangan
Suma ing akibatnya benar2 sukar dilukiskan dengan kata2."
Lam-kong Liu membelai kepala putranya dengan penuh
kasih sayang dengan suara lembut bisiknya.
"Anakku cepatlah berangkat kami bisa merawat
keselamatan kami dengan sebaik2nya."
oei ci Hu segera menggapai Lam-kong pak agar
mendekati dirinya kemudian ia membislkan sesuatu disisi
telinganya, pemuda itu mengangguk tanda mengerti, jelas
jago tua tersebut sedang memberitahukan letak
penyimpanan harta mustika yang sebenarnya.
"Begitu saja" ujar Lam-kong Pak kemudian, "aku akan
membantu cianpwee bertiga lebih dulu untuk
menyembuhkan luka yang kalian derita, setelah itu aku
baru berangkat kesana, dengin kecepatan gerak aku yang
muda rasanya tak akan ketinggalan terlalu jauh dari
dirinya."
"Tidak usah." sahut Lam-kong Liu seraya menggeleng,
"engkau harus tahu, tenaga dalam yang dimiliki Suma ing
pada saat ini hanya sellsih sedikit saja dari dirimu, kali ini
engkau harus berangkat dengan mengerahkan sepenuh
tenaga, berusahalah se-cepat2-nya mencapai bukit Toa-pek
san- sebab kalau sampai terlambat barang selangkah pun
maka engkau akan menyesal untuk se-lama2 nya cepatlah
berangkat."
Atas desakan tiga orang kakek itu, akhirnya Lam-kong
Pak ambil keluar catatan ilmu hipnotis, Tong-bin-bu-goan,
pemberian ketua perkumpulan bulu hijau untuk ayahnya
kemudian dengan air mata bercucuran ia mohon diri dan
berangkat tinggalkan gua itu.
Bukit Toa-pek san disebut pula bukit Lu-san, bukit itu
jadi tersohor namanya dan dikenal oleh setiap orang karena
diatas bukit tadi terdapat sebuah kuil yang bernama kuil Lu-
siau-si.
Sisi kiri dan kanan bukit itu diapit oleh dua buah sungai
besar, sungai Kang-sua mengalir kearah selatan sedang
sungai Han-sui mengalir dari barat laut.
Ketika jaman sam-kok tempo dulu. wilayah tersebut
merupakan daerah kekuasaan dari Go, Liok, Sun serta cu-
kat Jin.
Waktu itu rembulan bersinar dengan benderangnya
ditengah angkasa, angin gunung berh embus kencang,
tampaklah sesosok bayangan manusia bagaikan gulungan
asap tipis berkelebat menuju kearah bukit dengan kecepatan
Luar biasa, kadangkala dalam sekali kelebat tubuhnya
sudah mencapai tujuh delapan tombak jauhnya.
orang itu bukan lain adalah Lam-kong Pak. Setelah
beriarian selama dua hari lamanya sampailah penuda itu
diatas bukit Toa-pek san, ia langsung berkelebat menuju
kearah kuil Lu Siau-si.
Dengan mengerahkan segenap kemampuan yang
dimilikinya pemuda she Lam-kong ini melakukan
perjalanan tiada hentinya, ia kuatir kalau payung sengkala
benda mustika dari dunia persilatan itu sampai terjatuh
ketangan Suma ing yang akhlaknya jauh lebih bejad dari
binatang.
Setelah melewati beberapa bukit, tampaklah
dihadapannya muncul sebuah bukit yang sangat besar,
puncak bukit menjulang jauh menembusi awan tebal,
sebuah bangunan kuil berdiri mentereng dipinggang bukit
tersebut, suasana dalam bangunan itu sangat gelap dan tak
nampak sesosok bayangan manusiapun, mungkin penjaga
kuil itu sudah tertidur, sebab ketika itu waktu menunjukkan
kentongan ketiga.
Lam-kong Pak tidak berani berayal, sebab kalau Suma
ing bersembunyi didalam kuil itu dan keadaan musuh
dalam kegelapan sedang ia berada dalam keadaan terang,
kemungkinan besar dirinya bakal disergap secara tiba2.
Selain itu, andaikata ia sampai sudah berhasil
mendapatkan payung sengkala. benda mustika tersebut,
jangan dibilang disergap secara tiba2, sekalipun bertempur
secara terang2an belum tentu ia merupakan tandingannya.
Dengan gerakan tubuh yang enteng dan cepat ia
melayang naik keatas tembok pekarangan dan bersembunyi
dibalik wuwungan rumah. dari situ dengan gerakan yang
sangat hati2 menengok kearah balik kuil.
Bangunan kuil itu semuanya terdiri dari lima buah bilik,
pintu ruang tengah setengah tertutup dan suasana dalam
ruangan gelap gulita sukar untuk memeriksa keadaan disitu,
kendatipun rembulan bersinar dengan terangnya diatas
awan, namun serambi yang luas telah menghalangi cahaya
rembulan untuk menyorot kedalam ruangan-
Lam-kong Pak mendekam tak berkutik diatas dinding
pekarangan, telinganya dipasang baik2 untuk memeriksa
keadaan disekitar tempat itu. dari suasana yang sunyi dan
sepi orang pasti akan beranggapan bahwa ruangan itu
kosong dan tak ada seorang manusia pun, tapi bagi sang
pemuda yang bertenaga dalam amat sempurna. ia sempat
mendengar adanya seorang sedang berjalan hilir mudik
tiada hentinya.
Dengan gerakan yang sangat hati2 ia segera berputar
kebelakang ruang kuil, kemudian mengintip dari atas
jendela.
Tampaklah disebuah meja altar yang sangat besar,
berdirilah sebuah patung area yang besar pula. meskipuntak
dapat melihat jelas keadaan patung tersebut, tapi Lam-kong
Pak dapat menduga bahwa patung tersebut sudah pasti
adalah patung dari Lu siau.
Sorot matanya segera menyapu kearah lain, Tapi dengan
cepat pemuda itu tertegun dibuatnya. ternyata dalam
ruangan itu berisikan penuh patung2 raksasa, tepat
dihadapan patung area dari Lusiau berdirilah sebuah patung
raksasa pula dari cu-kat Bu-ho.
Dibelakang patung cu-katBu-ho terdapat patung area dari
Lau Pi, Thio Hui serta Kwan Kong, sedang dibelakang
ketiga patung area itu terdapat pula patung dari Tio in serta
panglima perang lainnya.
Pokoknya dihadapan patung area dari Lu Siau terdapat
lima enam belas buah patung area raksasa lainnya, tak
kuasa lagi Lam-kong Pak dibikin terperangah.
"Jangan2 kuil ini bukan kuil Lu-siau-si? Kalau tidak
kenapa terdapat begitu banyak patung area disini??" pikir
sianak muda itu dalam hati keeilnya.
Mendadak Lam-kong Pak menemukan sesosok
bayangan manusia sedang duduk diantara patung2 area
tersebut, rupanya ia sedang bertopang dagu sambil
memikirkan sesuatu, orang itu bukan lain adalah Suma ing
pemuda bermoral bejad yang sudah tak ketolongan lagi.
Menyaksikan keadaan dari sianak muda itu, Lam-kong
Pak segera berpikir didalam hatinya.
"Mungkin ia sudah meneari setengah harian lamanya
tanpa berhasil mendapatkan sesuatu. dan sekarang sedang
putar otak memikirkan persoalan itu...
Tapi Lam-kong Pak kembali gelengkan kepalanya, ia
menganggap dengan watak serta perangai dari Suma ing tak
mungkin ia akan bersikap begitu jujur kenapa ia tidak
menghancurkan semua patung area yang berada disitu?
buat apa dia peras otak memikirkan soal itu dengan susah
payah??
Siapa tahu sebelum ingatan tersebut berkelebat lewat dari
benak Lam-kong Pak. tiba2 Suma ing loncat bangun dari
atas tanah berguman seorang diri:
"Kemungkinan besar oei ci Hu bajingan tua itu sudah
dapat menebak reneanaku dan mengetahui pula kalau Lam-
kong Pak bersembunyi diluar gua maka sengaja dia suruh
aku datang kemari untuk repot sendiri ... tapi aku percaya
kalau payung sengkala tersebut pasti berada didalam ruang
kuil ini hanya saja entah tersimpan didalam patung besi
yang mana??"
Sekarang Lam-kong Pak baru mengerti rupanya patung2
area itu terbuat dari besi semua, tidak aneh kalau Suma Ing
tak mampu untuk merusak patung tersebut. Lam-kong Pak
tersenyum sendiri, pikirnya didalam hati:
"Engkau sibajingan cecunguk biasanya sangat cerdik dan
punya banyak akal busuk kali ini akan kuuji kepandaian
dan kecerdasanmu itu, akan kulihat apakah engkau mampu
untuk menebaknya atau tidak...??"
Sementara itu, Suma Ing dengan sebuah mata
tunggalnya sedang menyapu satu patung dengan patung
yang lain akhirnya sorot mata pemuda itu berhenti diatas
patung area cu-katBu-ho, gumamnya seorang diri.
"Kalau ditinjau dari sejarahnya tempo dulu cu-katBu-ho (
Khong Beng ) pernah bantu pihak Go untuk
menghancurkan co-cho kepandaian serta siasatnya sangat
dikagumi oleh Lu Siau tua semua perintah serta nasehatnya
selalu dituruti, aku rasa diantara patung2 besi yang ada
disini hubungan cu-kat Khong Beng dengan Lu Siau lah
yang paling erat dan akrab jangan payung mustika itu
tersimpan didalam tubuh cukat Khong Beng?"
Lam-kong Pak yang mendengar gumaman tersebut
seketika itu juga merasakan hatinya bergetar keras
disamping itu diapun menghela napas panjang pikirnya:
"KeCerdasan otak bajingan ini benar2 sangat tinggi
kepintarannya melebihi siapa pun jika ia dapat dibimbing
kejalan yang benar niscaya kemampuannya tak akan berada
dibawahku"
= =^^O^^= =
Sementara itu Suma Ing telah tertawa seram per-lahan22
ia berjalan mendekati patung area dari cu-kat Khong Beng,
sebaliknya Lam-kong Pak yang bersembunyi ditempat itu
telah menghimpun segenap kekuatan yang dimilikinya
untuk bersiap sedia.
Setelah tiba dipatung area diri cu-kat Khong Beng
dengan penuh seksama Suma Ing periksa sekitar patung
tadi, sementara Lam-kong Pak sendiri telah menyusup
masuk kedalam ruangan dan menyembunyikan diri
dibelakang sebuah patung area.
Suma Ing sedang pusatkan semua perhatiannya pula.
memeriksa sebentar patung area dari cu-kat Khong Beng
karena itu ia tidak merasakan kehadiran seseorang
disekitarnya dengan tangannya yang kuat dia mulai
mengetuk seputar dada patung tersebut ^criing... cring ..^
kecuali bunyi gemerincing tidak nampak suatu pertanda
apapun yang mencurigakan.
SUMA Ing segera berputar kebelakang patung dan
mengetuknya berulang kali disekitar sana akhirnya ia
bergumam seorang diri
"Sepasang tangan cu-kat khong Beng diangkat lurus
keatas, seandainya payung sengkala itu benar2 berada
dalam sakunya. maka benda itu pasti berada diantara kedua
belah tangannya..."
Dengan tanganya ia meraba pakaian patung cu-kat
Khong Beng itu, lalu dengan sepanuh tenaga ditarik
kebawah....^Kraaakk^ sepasang lengan itu ternyata
bergerak kebawah kemudian seCepat kilat memeluk
pinggang pemuda she Suma itu.
Suma Ing merasa amat terperanjat. dengan cepat ia
menyingkir tiga langkah kesamping siapa tahu patung area
itu dapat pula menggerakaan badannya, patung itu miring
kesamping dan kembali memeluk kearah pinggang pemuda
itu.
Dengan sekuat tenaga Suma Ing melancarkan sebuah
pukulan gencar kearah patung itu. pukulan itu dengan telak
menghajar dibawah sikut kiri patung tadi...Braaak tiba2
sebuah benda terjatuh dari balik ujung baju patung tersebut,
Suma Ing jadi amat gembira. dia lihat benda itu
panjangnya kurang lebih tiga depa dengan lebar setengah
depa terbungkus rapi oleh selembar kulit menjangan yang
kuat.
Dengan cepat dia pungut benda itu lalu dipeluknya erat?
karena gembira ia menjerit-jerit keras.
Siapa tahu belum habis ia tertawa kegirangan Lam-kong
Pak dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat telah
menerjang kedepan, sekali menyambar tahu2 sudah berhasil
merampas benda tadi dan mengundurkan diri sejauh satu
tombak dari tempat semula.
"Heeeehhh...heeehhh...heeehh, bajingan anjing durjana
engkau tak menyangka bukan?" ejeknya, "kalau benda
mustika semacam ini sampai terjatuh ketanganmu, Thian
loo-ya benar2 sudah salah melihat
haahh...haaahh...haaahhh"
Paras muka Suma Ing yang jelek dan menyeramkan itu
mulai berkerut kencang, dari perubahan mimik wajahnya
dapat diketahui betapa gusar dan bencinya pemuda itu
terhadap lawannya, ia tak menyangka kalau
kegembiraannya akan sia-sia belaka, bukan saja benda
mustika itu sudah terjatuh ketangan Lam-kong Pak, bahkan
keselamatan jiwanya benat2 sangat terancam.
Kendatipun berada dalam keadaan yang sangat tidak
menguntungkan, namun manusia durjana tersebut tetap
bersikap cerdik, otaknya berputar keras berusaha mencari
jalan keluar, sementara biji matanya berputar kian kemari,.
Mendadak ia tertawa dingin, serunya:
"Lam-kong Pak. semua orang mengatakan engkau
adalah seorang pria jujur yang tak berbuat curang, tapi
kalau ditinjau dari perbuatan serta tingkah lakumu pada
malam ini... Huuh rupanya nama besarmu itu hanya nama
kosong belaka"
"Anjing durjana lebih baik jangan coba2 menggunakan
siasat miskin seperti itu untuk menipu aku, sekalipun
engkau ngobrol sampai lidahmu terbelah dan bibirm
upecah, tak nanti aku bakal tertipu lagi oleh siasat busukmu
itu"
"Lam-kong Pak. tenaga dalam yang kita miliki seimbang,
bila kita benar2 beradu kepandaian sesuai dengan
kemampuan masing2. belum tentu engkau bisa menandingi
diriku"
"Huuh lebih baik jangan tekebur, kalau engkau tidak
percaya silahkan mencoba sendiri"
Suma Ing segera tertawa dingin.
"Heehh...heeehh..heehh.. sungguh tak kusangka ternyata
engkau pun telah mempelajari kelicikan serta kekejian
orang persilatan"
"Sejak kapan aku mempelajari kekejian dan kelicikan
orang persilatan?"
"Payung sengkala toh berada ditanganmu, seandainya
sampai terjadi pertarungan maka bisa saja engkau
menyerang aku dengan menggunakan payung mustika
tersebut, dalam keadaan begitu tentu saja aku suma Ing
bukan tandinganmu, Hmm engkau anggap aku benar2 tidak
tahu akan siasat busukmu itu?
"Kalau aku hendak membinasakan dirimu, maka
sekalipun engkau punya sepuluh lembar nyawa
cadanganpun tetap akan habis semua ditanganku. buat apa
aku musti menggunakan Payung sengkala benda mustika
tersebut untuk menghadapi dirimu?"
"Huuh kalau bicara melulu tanpa bukti sama sekali tak
ada gunanya, beranikah engkau letakkan payung sengkala
itu diatas tanah kemudian baru berduel satu lawan satu
dengan aku?"
Lam-kong Pak tertawa dingin-
"Heehah heehhh-heehhh... anjing jahanam engkau ingin
mengincar benda mustika ini? jangan bermimpi ditengah
hari belong."
"Aah rupanya engkau hanya bisa menggunakan hal
tersebut sebagai alasan, aku rasa engkau sibangsat cilik
sama sekali tidak memiliki ilmu silat yang sungguh2 hebat
tapi selama ini hanya mengandalkan sementara jago lihay
untuk melindungi dirimu."
"Heehh-heehh heeh... Sauma Ing "seru Lam kong pak
sambil tertawa dingin, "maksud dan tujuanmu sudah amat
jelas sekali. bukankah engkau hendak menggunakan
kesempatan yang sangat baik itu untuk merampas payung
sengkala tersebut? aku tak nanti akan tertipu oleh mu"
"Hmm payung sengkala ini akan kugantungkan diatas
punggungku dan aku tak nanti akan mempergunakannya
sekarang engkau boleh berlega hati bukan?"
Bicara sampai disitu pemuda itu benar2 mengga
ntungkan payung sengkala tersebut di atas punggungnya.
Melihat siasatnya sama sekali tidak termakan oleh
musuhnya kembali Suma ing putar sepasang biji matanya
sambil tertawa seram ia berseru:
"Lam-kong Pak isi perutku yang terluka belum sembuh
benar2, aku tahu kalau kepandaian silatku masih belum
mampu menandingi dirimu. Nah, kalau mau turun tangan
cepatlah turun tangan"
"Sekalipun aku akan membinasakan engkau akan
kubunuh dirimu setelah engkau benar-benar merasa takluk,
sekarang cepatlah mulai turun tangan"
Suma Ing menyeringai dan tertawa seram,
"Heeehh-heeeh-heeehh, kenapa engkau musti berlagak
pilon?? meskipun payung sengkala diatas punggungmu toh
setiap saat dapat kau lepaskan dan kau gunakan sekalipun
aku Suma Ing harus mati ditanganmu aku akan mati setelah
menjadi jelas duduknya persoalan"
Lam-kong Pak jadi sangat mendongkol, sambil tertawa
dingin serunya.
"Baiklah sebelum kubunuh dirimu, akan kusuruh engkau
pentangkan mata lebar2 sehingga dapat mati dengan mata
meram, akan kuturuti kemauanmu itu. Hehmm .. . hemm
bukannya aku Lam-kong Pak sengaja mengibul, kalau
engkau pingin rampas benda mustika itu maka
kemampuanmu masih belum berhasil mencapai puncak
kemampuan tersebut."
"Nah begitulah baru bisa dikatakan seorang pria sejati
seorang lelaki gagah perkasa, sekalipun aku Suma Ing tak
mampu menandingi dirimu dan mati, tak nanti akan
kuucapkan sepatah katapun kata2 yang bernada
menggerutu."
Lam-kong Pak lepaskan payung sengkala tersebut dari
punggungnya kemudian diletakkan diatas tanah. setelah itu
baru ujarnya: "Suma Ing. sekarang engkau tak usah kuatir
lagi."
Suma Ing melirik sekejap kearah payung sengkala
tersebut. benda mustika itu terletak ditengah2 mereka
berdua yang berjarak sama antara yang satu dengan
lainnya, tapi ia sadar bahwa kecepatan gerakan tubuhnya
jauh kalau dibandingkan kecepatan Lam-kong Pak, karena
itu mau tak mau dia musti menggunakan otaknya untuk
mengatasi persoalan itu.
Menyaksikan tingkah laku dari musuhnya. Lam-kong
Pak segera tertawa dengan sambil berseru:
"Tidak usah putar otak untuk mencari akal busuk lagi,
engkau tak akan berhasil mendapatkan benda mustika itu,
ayohlah cepat turun tangan "
Sepasang mata Suma Ing berputar tiada henti. mendadak
wajahnya berubah dan dihiasi dengan senyum menyeringai
yang mengerikan sekali, dia membentak keras. dengan
menghimpun hawa murni Kun-tun-kang-kienya sebuah
pukulan dahsyat dilepaskan kearah depan, begitu pukulan
dilepaskan ia sendiri menyingkir kearah samping.
Tentu saja Lam-kong Pak sama sekali tidak takut untuk
menghadapi musuhnya. dengan cepat ia putar telapak
untuk menyambut datangnya ancaman tersebut.
"Blaammm . . " benturan keras yang memekikkan telinga
berkumandang memecahkan kesunyian, tubuh Lam-kong
Pak sama sekali tidak bergeming barang sedikitpun juga . ia
sadar bahwa tenaga dalamnya telah memperoleh kemajuan
pesat. mungkin itulah hasil dari telur ikan leihi bergaris
merah serta buah besar dimakan belum lama berselang.
Siapa tahu belum habis ingatan tersebut berkelebat lewat
dalam benaknya, Suma Ing sudah ayunkan telapaknya dan
melemparkan sebuah betol porselen kedepan.
Ketika botol kecil itu mencapai setengah jalan, kembali
Suma Ing melancarkan sebuah pukulan-
Lam-kong Pak jadi amat terperanjat ia tahu isi botol
tersebut adalah air keras Sim wi ceng-sui milik salju bulan
keenam Tong Hui. dan pukulan yang disusulkan oleh Suma
Ing tersebut telah menghancurkan botol tadi sehingga
membuat air racun yang berada dalam botol tadi
bermuncratan keempat penjuru. wilayah seluas lima enam
tombak disekitar tempat itu seketika terkurung oleh hujan
air racun.
Mau tak mau terpaksa Lam-kong Pak harus menyingkir
kesamping, pada saat itulak Suma Ing segera berkelebat
maju kedepan sambil menyambar payung sengkala tersebut.
Setelah berhasil menyapu kebalik air racun yang
menyebar kearahnya, Lam-kong Pak menyerang pula
kedepan sambil berusaha menyambar payung sengkala
tersebut. namun gerakan tubuhnya terlambat satu tindak,
pada saat yang terakhir pihak lawan berhasil memegang
senjata itu lebih dahulu.
Dalam Cemas dan gelisahnya hawa murni bayi saktinya
secara otomatis menerjang keluar dari selangkangan dan
langsung menghantam bahu kiri Suma ing.
Manusia durjana itu seketika merasakan badannya kena
dihantam sehingga terasa amat sakit. namun ia bersikeras
tetap memegang payung sengkala tersebut tanpa dilepas
barang sebentarpun juga .
Bagaimanapun juga Lam-kong Pak adalah seorang
pemuda yang berhati baik, ia tahu andaikata terjangan ini
dilanjutkan, dalam keadaan tak terhadang oleh hawa
murninya niscaya Suma Ing akan dihantam sehingga
tubuhnya hancur ber-keping2, diam2 ia menghela napas
panjang dan segera tarik kembali hawa murni bayi saktinya.
Pada saat itulah Suma Ing sudah berhasil mendapatkan
payung sengkala itu, sambil loncat mundur satu tombak
kebelakang ia tertawa keras tiada hentinya.
"Haahhh-haaahh-haaahh.. Lam-kong Pak, rupanya
engkau masih selisih jauh kalau dibandingkan dengan
diriktu, sekarang benda mustika ini sudah berada
ditanganku itu berarti engkaupun sudah berada dalam
genggamanku. haaahh. . .haaahh...."
Sambil tertawa seram, dengan sepasang kakinya ia jepit
payung mustika itu kemudian melepaskan kulit menjangan
yang membungkus benda tadi.... apa yang dilihat? ternyata
dibalik bungkusan kulit menjangan masih terdapat selapis
kertas minyak, ketika kertas minyak itu dibuka ternyata
didalamnya masih dibungkus oleh selembar kulit yang
tebal.
Dua orang itu terperangah dibuatnya, maka Suma Ing
pun segera membuka kembali kulit tersebut, tapi dibalik
kulit masih terbungkus oleh selapis kain kumal, ketika kain
kumal dibuka didalamnya masih terbungkus oleh selembar
kertas minyak.
Setelah pembungkusnya selapis demi selapis dibuka,
maka bungkusan payung sengkala yang semula tiga depa
panjangnya dan setengah depa lebarnya, kian lama kian
menipis dan kian lama kian pendek.
Air muka Suma Ing makin lama makin berubah semakin
tak sedap dipandang sebenarnya Lam-kong Pak hendak
melancarkan sergapan pada saat itu maka itu akan
dilakukan dengan gampang bagaikan membalik telapak
tangan sendiri, tapi ia tak sudi berbuat demikan, meskipun
Suma Ing telah melakukan perbuatan semacam itu
kepadanya namun ia sendiri tak tega uatuk membalas
dengan cara yaang sama.
Belasan lapis kertas minyak kain kumal dan kulit
menjangan telah dibuang, sekarang yang tertinggal cuma
sebuah bungkusan yang panjangnya satu depa dan lebar
dua cun, sementara dibalik bungkusan masih terdapat pula
selapis kertas minyak.
Suma Ing benar2 amat gusar Sreeet, ia robek kain sutera
yang membungkus benda itu, mendadak. . . .
"Aaaah" ia berseru tertahan, dibalik kain sutera itu
muncullah sebuah payung kecil yang panjangnya satu depa
dengan lebar dua cun yang memancarkan cahaya merah
membara.
Payung sengkala ternyata amat kecil bentuknya
kenyataan tersebut sama sekali diluar dugaan siapapun,
benarkah benda mustika yang begitu kecil betulnya dapat
menunjukan kedahsyatan yang luar biasa?
Dengan ter-manggu2 dua orang muda itu berdiri
memandang payung mustika tadi, mereka percaya benda itu
pastilah benda mustika yang betul2 asli, disamping itu Lam-
kong Pak merasa beriba hati karena persoalan benda
mustika itu sudah puluhan orang jago persilatan yang
menemui ajalnya dan sekarang benda mustika itu terjatuh
ketangan seorang durjana.
Benarkah dunia persilatan akan terjerumus dalam
lembah kehancuran?? benarkah semua pendekar bakal mati
konyol?
Sekarang Lam-kong Pak mulai murung dan bingung
dibuatnya, Khong Hu cu mengajarkan kebajikan sedang
Beng-cu mengajarkan kesetiaan namun Suma Ing yang
berada dihadapannya sudah kehilangan perangai yang
sebenarnya baik kebajikan maupun kesetiaan sama sekaii
tak akan terdapat pada tubuhnya.
"Sreeet..." Suma Ing membentangkan payung sengkala
tersebut, cahaya merah yang amat menyilaukan mata segera
memancar ke empat penjuru membuat suasana dalam kuil
Lu-siau-si terang benderang bagaikan berada disiang hari
belong belaka.
Suma Ing tertawa seram tiada hentinya, selangkah demi
selangkah ia maju mendekati Lam-kong Pak. katanya:
"Lam-kong Pak, malam ini untuk pertama kalinya akan
kupergunakan payung sengkala ini untuk menghadapi
dirimu. ber-siap2lah untuk menjadi kelinci percobaanku"
Dengan terkesiap Lam-kong Pak mundur kebelakang,
meskipun ia tidak takut ancaman pemuda itu tak rela kalau
mati ditangan Suma Ing. lagi pula tugas berat yang
dibebankan beberapa orang cianpwee diatas pundaknya
bukan saja belum terselesaikan bahkan makin runyam
keadaannya, matipun dia akan mati dengan mata tak
terpejam,
Lam-kong Pak mundur kebelakang deretan patung area
tersebut dan bersandar diatas dada patung Thio Hui, patung
tersebut besarnya sampaii tiga depa lebih tinggi daripada
tubuh Lam-kong pak sendiri, hingga ditengah kegelapan
nampak jauh lebih mengerikan.
Rasa bangga dan gembira yang menyelimuti perasaan
hati Suma Ing pada saat ini benar2 sukar dilukiskan dengan
kata2. sebab ia merasa yakin bahwa payung sengkala yang
berada ditangannya bukan payung palsu lagi. dengan
andalkan mustika tersebut kendatipun Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa seng datang kesanapun ia
tak akan merasa jeri. Sambil memandang kearah Lam-kong
pak. Suma Ing tertawa seram tiada hentinya.
"Heehh-heehh-heehh.. Lam-kong Pak." teriaknya,
"malam ini tak akan terjadi keajaiban lagi bagimu. tak
mungkin ada orang yang datang untuk menolong dirimu,
kematianmu sudah pasti dan tak dapat gagal lagi."
Sambil berkata ia tutup kembali payung sengkala itu dan
secepat kilat berkelebat mengancam dada Lam-kong Pak.
Ketika serangan tersebut mencapai jarak satu depa dan
tubuhnya. Lam-kong Pak merasakan desiran angin tajam
menyambar tubuhnya, dada dan tubuhnya jadi sakit
bagaikan di-iris2. hal ini membuat hatinya terperanjat sekali
hingga buru2 menyingkir kesamping.
Dalam keadaan menang posisi tentu saja Suma Ing tak
mau melepaskan lawannya dengan begitu saja, ujung
payung miring kesamping dan sekali lagi melancarkan
serangan gencar.
Lam-kong Pak sadar babwa ia tak akan mampu
menandingi lawannya dengan tangan kosong belaka.
dengan cepat senjata tanduk Naganya dilepaskan dari
pinggang.
Dengan salurkan hawa murninya hingga mencapai
sepuluh bagian ia tangkis datangnya serangan payung itu,
pikirnya :
"Tanduk Naga sakti adalah benda dari makhluk aneh
yang telah berusia ribuan tahun kerasnya bukan kepalang.
aku rasa payung sengkala itu tak nanti akan mampu
menahan serangannya, . . "
Siapa tahu sebelum tanduk naga itu sempat menempel
diatas senjata lawan, Sumi Ing yang kuatir payung mustika
itu rusak atau cacad buru2 tarik kembali serangannya, sekali
lagi dia menyerang tubuh bagian bawah dari Lam-kong
Pak.
Rasa percaya pada diri sendiri muncul makin kuat dalam
hati kecil Lam-kong Pak, ia bertekad untuk mengadu
senjatanya denganpayung sengkala itu. maka senjata tanduk
naganya sekali lagi disapu kearah depan.
Suma Ing tak dapat menghindarkan diri lagi. dengan
menggunakan payung mustika itu dia sambut datangnya
serangan tersebut.
Pada saat itulah sesosok bayangan manusia dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat menyambar keluar dari
balik patung area dari panglima Thio In dan langsung
mencengkeram payung sengkala dalam genggaman Suma
Ing.
Mimpipun Suma Ing sama sekali tak menduga kalau
dalam kuil tersebut hadir orang ketiga. ia rasakan urat
nadinya jadi kencang dan tahu2 payung sengkala itu sudah
dirampas orang.
"Huahh-haahh-haahh..." gelak tertawa yang amat
memekikkan telinga berkumandang memecahkan
kesunyian.
Rupanya orang itu bukan lain adalah Kakek ombak
menggulung, ditengah jalan secara tiba2 ia temukan gerak-
geriknya Lam-kong Pak yang sedang bergerak menuju
kebelakang kuil Toapek san dengan gerakan cepat, dia
segera melakukan penguntitan secara diam2, apa yang
barusan terjadi dapat dilihat olehnya dengan jelas.
Baik Lam-kong Pak maupun Suma Ing sama-sama
menjerit kaget, masing2 mundur selangkah kebelakang.
"iblis tua engkau punya rasa malu atau tidak ?" teriak
Suma ing dengan penuh kegusaran-
Sambil membelai payung mustika itu dengan penuh rasa
kasih sayang, kakek ombak menggulung tertawa bangga,
sahutnya:
"Haahhh-haaahh-haaahh... untuk mendapatkan benda
mustika dari dunia persilatan, mau tak mau terpaksa aku
harus menggunakan cara apapun agar usahaku ini berhasil,
pokoknya perbuatanku pada malam initoh cuma diketahui
oleh kalian berdua saja kecuali itu siapa lagi yang tahu ?
Hmm sekarang. kalau aku ada niat untuk membereskan
kalian berdua maka perbuatan ini bisa kulakukan dengan
gampang sekali ibaratnya membalik telapak tangan sendiri "
Gembeng iblis itu sama sekali tidak mengibul meskipun
untuk berduel satu lawan satu Lam-kong Pak sama sekali
tidak jeri kepadanya tapi sudah jelas Suma ing bukan
tandingannya, apa lagi sekarang payung mustika itu berada
ditangannya, kedahsyatan gembeng iblis itu betul2 tak boleh
dipandang enteng.
Suma Ing sepera putar biji matanya mencari jalan keluar,
kepada Lam-kong pak tiba-tiba ujarnya:
"Lam-kong Pak kalau engkau ingin mundur dari sini
dalam keadaan selamat maka kita harus bekerja sama untuk
menghadapi dirinya sebab kalau tidak maka kita tak ada
yang hidup bebas lagi"
Lam-kong Pak segera tertawa dingin-
"Heeehhh-heeehh-heeehhh... engkau lebih baik mundur
saja dari situ biar aku seorang yang membereskan dirinya"
Suma Ing. memang mengharapkan agar Lam-kong Pak
mengucapkan perkataan tersebut, ia segera menyingkir
kesamping sementara biji mata bajingannya berputar terus
untuk meloloskan diri dari tempat celaka itu.
Dipihak lain dengan langkah lebar Lam-kong Pak maju
selangkah kedepan, serunya^ "Hey iblis sekalipun engkau
memiliki benda mustika dari dunia persilatan namun aku
tidak jeri menghadapi dirimu mari... mari... mari...
sambutlah dulu beberapa jurus serangan ini"
Kakek ombak menggulung sudah pernah merasakan
kelihayan diri Lam-kong Pak meskipun payung sengkala
sudah berada ditangannya namun ia tak berani pandang
enteng musuhnya.
"Bocah muda" ia berseru, "engkau sendiri yang minta
aku berbuat demikian andaikata sampai cedera atau
mampus janganlah salahkan aku terlalu andalkan
keampuhan dari payung sengkala ini untuk memeras yang
muda, engkau musti tahu benda mustika ini merupakan
senjata dahsyat yang memiliki daya penghancur sangat
hebat"
Lam-kong Pak memutar senjata tanduk naganya untuk
memukul pergelangan tangan kakek ombak menggulung.
Sebetuinya kakek ombak menggulung tak ingin
menerima datangnya serangan tersebut dengan senjata
payungnya, tapi ketika ia rasakan betapa kuat dan hebatnya
daya serangan yang terpancar keluar dari senjata tanduk
naga sehingga sukar ditahan ia segera berubah pikiran.
dengan payung sengkala ia sambut datangnya ancaman itu.
"Traaang.. " benturan nyaring berdenting diudara,
bayangan manusia saling berpisah dan masing2 mundur
tiga langkah kebelakang.
Ketika Lam-kong Pak tundukkan kepalanya untuk
memeriksa senjata tandUk naga itu ia lihat senjata
andalannya gUmpal dan membekas sebUah lekukan
sedalam setengah cUn, kenyataan tersebut kontan saja
membUat hati si anak muda itu jadi tercekat dan diam2
merasa bergidik.
Kakek ombak menggulung sendiri ketika tundukkan
kepala memeriksa payung mustika tersebut. ia temukan
senjata itu tetap utuh saperti sedia kala dan sama sekaii
tidak cacad, tak tahan lagi sambil tertawa seram ia
berseru."Heeehh-heeehh-heeehhh...benda mustika dari
dunia persilatan ini benar2 sangat dahsyat, hey bocah
keparat sekarang engkau sudah rasakan kelihayannya
bukan?"
Lam-kong-Pak sudah tahu kalau tenaga dalam yang
dimilikinya jauh diatas kepandaian musuhnya, cuma daya
pengaruh dari payung itu teramat besar dan lagi sorot
matanya menyilaukan mata maka sulitlah baginya untuk
menghadapi serangan tersebut.
pada saat itulah kakek ombak menggulung sambil putar
payung mustika menerjang maju kedepan. senjata tersebut
dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat dan kekuatan
bagaikan gunung Tay-san menindih kepala menghajar
batok kepala sianak muda itu.
Lam-kong Pak tak berani menerima keras lawan keras, ia
menyingkir liga langkah kesamping.
Pada saat itulah tiba2 Suma ing menjerit kaget.
mendengar jeritan itu Lam-kong Pak merasa amat
terperanjat dan segera berpaling.
Tampaklah sesosok bayangan manusia dengan suatu
gerakan yang cepat telah menerjang kearah kakek ombak
menggulung dan merampas payung mustika itu, kemudian
secepat kilat mundur satu tombak kebelakang.
Kakek ombak menggulung amat terkesiap ia tak habis
mengerti jago dari manakah yang memiliki ilmu silat
selihay itu, Ketika ia berpaling, jago tua itu menjerit
tertahan: "Suheng kira....kiranya engkau...."
Lam-kong-Pak jadi sangat terperanjat, pikirnya,
"Habislah sudah..., ternyata kakak seperguruannya Bintang
yang bertaburan diangkasa telah datang, tipis sudah
harapanku untuk merampas kembali payung mustika itu
pada malam ini"
Tampaklah orang itu berwajah penuh bopeng, alisnya
tebal dengan mata yang besar. Jenggot kambingnya lurus
kaku bagaikan sikat, pakaiannya lebar dengan belahan
dilutut, mukanya nampak bengis dan sadis sekali.
= =ooooooooo= =
KAKEK ombak menggulung yang tersohor sebagai
seorang gembong iblis paling lihay. paling disegani oleh
setiap umat persilatan, setelah bertemu Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng segera menunjukkan
sikap yang sangat jeri dan menghormat, lagaknya bagaikan
tikus bertemu dengan kucing saja....
Sambil ber-bungkuk2 memberi hormat ia berseru tiada
hentinya dengan suara lirih: "oooh.. suheng. baik2kah
engkau...suheng baikkah engkau...???"
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
mendengus dengan sikap yang hambar.
"Hmmm tentu saja aku berada dalam keadaan baik2,
siapa bilang aku tidak baik??"
"Heeehh-heeehh-heehh..." kakek ombak menggulung
tertawa paksa, "suheng tenaga dalammu sudah mencapai
taraf yang tak dapat dilukiskan lagi dengan kata2 tak
seorang manusiapun dikolong langit yang mampu
menandingi kehebatanmu, aku rasa... aku rasa engkau tak
akan sampai tertarik oleh mainan kanak2 yang tak ada
gunanya bagimu itu bukan??"
"Tentu saja engkau tahu siapakah suhengmu ini? dan
sampai dimanakah kedudukanku dalam masyarakat? kalau
sebuah payung sengkala belaka tentu saja tak terpandang
sebelah matapun dihadapan suhengmu ini, cuma masih
ingatkah engkau dengan apa yang pernah kukatakan
kepadamu beberapa hari berselang?..."
"Ingat... Ingat... aku masih ingat dengan apa yang
suheng katakan" sahut kakek ombak menggulung sambil
anggukan kepalanya berulang kali.
"coba ulangi sekali lagi apa yang pernah kukatakan
kepadamu beberapa hari berselang."
"Suheng pernah berkata jika payung sengkala tersebut
suatu hari terjatuh ketanganku, maka untuk sementara
waktu suhenglah yang akan menyimpankan benda mestika
tersebut."
"Bagus. kalau engkau masih ingat hal ini jauh lebih
bagus lagi.. engkau harus tahu, suhengmu sama sekali tidak
jeri untuk menghadapi kawanan jago lihay dari kalangan
putih, tapi terhadap tiga orang setan tua itu..."
Kakek ombak menggulang melirik sekejap dengan sorot
mata penuh kelicikan, kemudian sambil tertawa katanya:
"Aah suheng, engkau bersikap terlalu hati2 pada saat ini
mungkin saja ketiga orang setan tua itu sudah lama
mampus dan tulang belulangnya telah hancur musnah, apa
yang perlu kau takutkan lagi..? toh dimasa lampau kita
telah. . .."
Tiba2 bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
melotot besar menyadarkan Kakek ombak menggulung
bahwasanya ia telah terlanjur bicara salah. buru2 ia
membungkam dan alihkan pokok pembicaraan ke soal lain-
"Suheng, bagaimana penyelesaiannya terhadap dua
orang bocah keparat ini?"
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
tertawa tawa.
"Dengan andaikan tenaga dalam yang kau miliki, masa
untuk menyelesaikan merekapun tak mampu??"
Bagaikan kena listrik. sekujur badan Kakek ombak
menggulung gemetar keras, paras mukanya berubah jadi
merah padam bagaikan kepiting rebus, dengan suara ter-
bata2 katanya:
"Suheng. bicara terus terang saja siau-te benar2 merasa
sangat malu... hingga sekarang...."
"Sekarang bagaimana jadinya...?" tegur Bintang yang
bertaburan diangkasa sambil tertawa dingin.
"siau-te cuma mampu untuk bertarung seimbang dengan
dirinya, tapi aku yakin dia takkan mampu bertahan
sebanyak tiga sampai lima jurus jika bertempur melawan
saheng Sendiri... dalam hal ini siau-te betul-betul merasa
amat malu dan kecewa sekali."
Mendengar pujian itu Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng merasakan hatinya berbunga,
namun diluaran ia tertawa dingin tiada hentinya.
"Heehh-hreeh-heehh...ucapanmu itu memang sedikitpun
tidak salah..."
Belum habis dia berkata, Lam-kong Pak telah tertawa
dingin sambil menyela dari samping:
"Hey iblis tua bangkotan, aku lihat rupanya engkau
sudah terlalu biasa mengibul dan omong kosong sehingga
tiap kali mengibul muka tidak sampai memerah dan.napas
tidak sampai ter-sengkal2... Huuuh dalam lima puluh jurus
mendatang,jikalau engkau sanggup menangkan satu atau
setengah jurus dariku, maka akan kuberitahukan suatu
persoalan yang maha penting kepadamu"
Jenggot kambing Bintang yang bertaburan diangkasa
Liok Hoa Seng bergetar keras, rupanya ia merasa gusar
sekali sesudah mendengar perkataan itu pikirnya, "Bocah
keparat, engkau berani mempermainkan diriku?? Hmm
rupanya sudah bosan hidup?"
"Selamanya aku tak pernah mempermalukan orang lain
apa lagi menghina atau menfitnah dirinya, aku hanya bicara
terus terang saja sesuai dengan kenyataan yang ada. Hmm
bicara yang sebetulnya, engkau tidak lebih hanya
mempergunakan siasat licik yang amat rendah uatuk
membohongi payung sengkala tersebut dari tangan sutemu.
setelah mendapatkan payung mustika itu engkau baru
berani bicara sesumbar seenaknya... IHuuh kalau engkau
benar2 jantan, beranikah engkau serahkan kembali payung
sengkala itu kepada Kakek ombak menggulung agar
disimpan olehnya untuk sementara waktu, kemudian
bertarung sebanyak ratusan jurus dengan diriku?"
Selama ini Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng selalu menganggap dirinya sebagai jago silat nomor
satu dikolong langit. sikapnya selalu jumawa dan tekebur,
diam2 diapun dapat menyadari bahwa kepandaian silat
yang dimiliki lawannya pasti lihay sekali, terbukti sampai
sutenya yang ia ketahui berilmu tinggi pun hanya bisa
bertarung seimbang dengan dirinya, sudah tentu ia tak sudi
menyerahkan payung mustika itu kepada adik
Sepergurannya. karena dia tak akan berlega hati selama
mustika itu terjatuh ketangan orang lain-
Sementara itu Lam-kong Pak telah tertawa ter-bahak2
sambil mengejek.
"Haaahh-haaahh-haaahh... iblis tua, kalau engkau tak
berani menerima tantanganku itu, lebih baik mengakulah
terus terang akuta nanti akan paksa orang untuk mencari
penyakit buat diri sendiri"
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
naikpitam dibuatnya, seluruh rambut dan jenggot
kambingnya pada berdiri kaku bagaikan landak, dengan
mata melotot kulit dan muka merah padam bagaikan babi
panggang ia membentak keras:
"Bocah keparat, aku tak pernah mengenal rasa takut dan
tak ada pekerjaan yang tak berani kulakukan coba katakan,
engkau suruh aku mengatakan soal besar apa??"
"Soal apa yaa?? aku hanya ingin engkau menceritakan
kembali tentang nasib tiga orang setan tua seperti apa yang
barusan kalian bicarakan itu"
begitu ucapan tersebut diutarakan keluar dua orang
gemboog iblis tua itu sama2 merasakan tubuhnya bergetar
keras karena terperanjat. Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng segera tertawa dingin.
"Heeehh-heeehh-heeehhh...Tahukah engkau siapakah
ketiga orang setan tua yang barusan kubicarakan itu"
"Aku sendiripun kurang begitu tahu cuma aku ingin
sekali memberitahukan persoalan penting yang ada
hubungannya dengan Matahari, rembulan dan bintang tiga
orang tua itu"
Sekali lagi dua orang gembong iblis itu menjerit keras
saking terperanjatnya sambil mundur selangkah kebelakang
kakek ombak menggulung segera menegur: "Engkau sudah
pernah berjumpa dengan orang tua itu?"
"Karena mengikuti pembicarasn kalian berdua maka aku
sebut mereka sebagai setan tua juga tapi mulai sekarang aku
merubah nama panggilan tersebut menjadi sebutan
Loocianpwee"
"Bocah keparat engkau pernah bertemu dengan mereka
dimana??" seru dua orang gembong iblis tua itu setelah
saling berpandangan sekejap.
"Bukankah barusan sudah kukatakan asal engkau bisa
menangkan satu jurus atau setengah gerakan dariku dalam
lima puluh gebrakan tanpa menggunakan payung mustika
tersebut rahasia tersebut pasti akan kuberitahukan padamu
dan jangan kuatir ku tak akan mengingkari janji. "
"Kalian jangan mau dengarkan ocehannya." tiba2 Suma
Ing berteriak keras, "bangsat muda sedang jalankan siasat
menunda pasukan mungkin ia sedang menantikan dari bala
bantuannya"
Mendengar teriakan tersebut Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng segera melotot sekejap kearah
Suma Ing dengan penuh kegusaran ia segera menegur: "
Siapakah bajingan muda ini?"
"Dahulu dia adalah anak murid siau-te, tapi sekarang dia
telah mengkhianati diriku." jawab kakek ombak
menggulung dengan cepat.
Bintang yarg bertaburan diangkasa segera tertawa dingin
tiada hentinya, "Heehh-heeeh-heeehh... ringkus dahulu
bajingan cilik itu"
Untuk menghadapi Lam kong pak yang diketahui
olehnya berilmu tinggi dan bertenaga dalam sempurna
Kakek ombak menggulung merasa tak punya keyakinan
untuk menangkan pertarungan tersebut lain halnya dengan
menghadapi Suma Ing.
Terhadap pemuda yang pernah menjadi anak muridnya
ini bukan saja ia yakin bisa menangkapnya bahkan besar
harapannya untuk sekalian membekuk dirinya. begitu
mendapat perintah dengan cepat ia salurkan segulung hawa
pukulan yang maha dahsyat dan dilontarkan ke depan.
Suma Ing sendiripun tak tahu bahwa posisinya pada saat
itu sangat terjepit. untuk laripun sudah tak mungkin bisa.
buru2 ia berkelebat dan menghindarkan diri kebelakang
patung area tersebut.
"Blaamm" hawa pukulan ombak menggulung yang
sangat dahsyat itu segera meluncur kedepan menubruk
diatas patung area dari Tio In membuat patung area raksasa
itu jadi peot dan melengkung kearah dalam
Suma Ing sangat terperanjat, ia berusaba keras
menghindarkan diri dari gencetan angin pukulan lawan
dengan berkelit diantara kawanan patung area itu
Lama kelamaan Kakek ombak menggulung jadi
kehabisan sabar, dengan hati gelisah dia meraung gusar
berulangkali. kendatipun begitu gembong iblis tua ini belum
mampu untuk mendesak musuhnya yang sangat jelek itu
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng yang
menyaksikan kejadian itu segera tertawa seram.
"Heeh-heehhn sute. untuk sementara waktu mundurlah
lebih dulu kebelakang."
Mendengar perintah itu dengan cepat Kakek ombak
menggulung bergerak mundur tiga langkah kebelakang,
Terlihatlah bintang yang bertaburan diangkasa dengan
suatu gerakan yang cepat dan ringan segera berkelebat
masuk kedalam barisan patung area itu. dengan suatu
gerakan yang amat dahsyat dan cepat sepasang telapaknya
bekerja sama kian kemari, masing2 telapak menekan satu
kali diatas setiap patung area yang dilewati olehnya.
Hampir pada saat yang bersamaan, dengan
menimbulkan sUara benturan yang amat nyaring hingga
sangat memekikkan telinga, patung2 area itu pada roboh
bergelimpangan kesana kemari.
"Sekarang engkau boleh turun tangan kembali." seru
bintang yang bertaburan diangkasa kemudian-
Kakek ombak menggulung segera menubruk maju
kedepan, setelah patung2 area yang digunakan untuk
menyembunyikan diri bertumbangan semua keatas, Suma
Ing tak bisa berkelit ataupunn menghindarkan diri lagi,
terpaksa ia berkelebat keluar dari ruang tengah dan tiba
ditengah halaman luar.
Kakek ombak menggulung tentu saja tidak sudi
membiarkan lawannya kabur dengan begitu saja, dia segera
maju menghadang jalan perginya sambil berseru: "Anjing
cilik lebih baik serahkanlah jiwa anjingmu.."
suma Ing putar biji matanya, lalu ia berbisik lirih:
"Eeei...bagaimanapun juga kita toh sudah pernah terikat
oleh hubungan antara guru dan murid, aku rasa engkau
tentu masih mengingatnya bukan? beberapa hari berselang
ketika masih berada dalam markas besar perkumpulan bulu
hijau. ketua perkumpulan bulu hijau telah melantarkan
sebuah pukulan dengan payung ketika engkau sedang tidak
siap sehingga mengakibatkan engkau terluka parah, pada
saat itu semua anak buahmu telah menghianati engkau.
hanya aku seorang yang selamanya mengikuti dirimu. tentu
engkau belum lupa bukan?"
Kakek ombak menggulung tertawa dingin.
"Heehh-heehh-heehh lain dulu lain sekarang pada waktu
itu engkau bersedia mengikuti aku karena hal tersebut kau
lakukan terdorong oleh maksud pribadimu, engkau anggap
aku tidak tahu kalau pihak golongan putih sudah tak
mungkin mengampuni dirimu sedang ketua perkumpulan
bulu hijaupun sudah memahami sampai dimanakah
kebejadtan dan perangaimu dia tak mungkin melepaskan
dirimu juga tentu saja dalam keadaan seperti ini engkau
harus mendayung sampan, mengikuti aliran arus air dan
berlalu mengikuti diriku"
Suma Ing gantikan tertawa dingin.
"Hmmh kalau engkau tak mau menerima hal itu dalam
hatimu juga tak apalah, tapi ada satu persoalan yang
bagaimanapun juga harus kuperingatkan padamu
maupercaya atau tidak terserah pada pendirianmu sendiri."
Kakek ombak menggulung tertawa seram,
"Bajingan cilik kematianmu sudah berada diambang
pintu permainan setan apa lagi yang sedang kau
persiapkan?"
"Kakak Seperguruanmu hendak mengangkangi payung
mustika itu buat dirinya Sendiri, apakah engkau tak dapat
melihatnya sendiri?"
sekujur badan Kakek ombak menggulung bergetar keras.
"omong kosong" teriaknya. "suhengku bukan manusia
yang rendah moral seperti apa yang kau bayangkan. ia tak
nanti akan mengincar permainan kanak2 seperti itu. hey
manusia yang tak tahu diri janganlah menuduh orang
dengan kata2 yang tidak senonoh."
"Aku bukan sedang menuduh atau menfitnah orang
dengan kata2 yang tidak senonoh, engkau tahu bukan kalau
tenaga dalam yang dimiliki Lam-kong Pak belakangan ini
telah peroleh kemajuan yang sangat pesat..? Jangan dibilang
engkau. sekalipun suhengmu yang hebat dan berkepandaian
tinggipun belum tentu bisa menangkan dirinya. kalau tidak
percaya coba saja akibatnya sendiri."
Dengan perasaan setengah percaya setengah tidak Kakek
ombak menggulung berpaling keruang dalam. ia lihat Lam-
kong Pak telah melangsungkan pertarungan amat seru
melawan Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng, berhubung angin pukulan
yang dipergunakan dua orang itu sama2 merupakan
pukulan berhawa lunak maka sekalipun dibeberapa puluh
gebrakan sudah berjalan namun tak terdengar sidikit suara
pun.
Paras muka Kakek ombak menggulung berubah hebat
meskipun ia dapat merasakan kalau Lam-kong Pak berada
diposisi bawah angin. namun jago tua itupun sadar tak
mungkin bagi kakak seperguruannya itu untuk menangkan
pertarungan dalam tiga lima puluh jurus belaka.
Dengan suara rendah Suma Ing segera berbisik:
"Sudah kau lihat? sekalipun suhengmu dapat
menangKan dirinya tetapi kesemuanya itu sudah cukup
membuKtikan kalau tenaga dalam yang mereka miliki
berada dalam keadaan seimbang, selisih pun tidak terlalu
jauh, bila engkau ingin merajai dunia persilatan maka
satu2nya jalan adalah mendapatkan payung sengkala itu
lebih dahulu."
Meskipun Kakek ombak mengguluag licik, namun
ucapan dari Suma Ing masuk diakal juga hingga
menggerakkan hatinya. tanpa sadar ia segera berpikir^
"Betul juga perkataanmu seandainya aku bisa
mendapatkan payung Sengkala tentu saja kedudukanku
akan naik beberapa tingkat lebih tinggi, sebaliknya kalau
gagal untuk memperolehnya maka kedudukanku dalam
dunia persilatan paling tinggi juga termasuk kelas dua atau
tiga belaka mungkin untuk bereskan Lam-kong Pak
seorangpun tak mampu wah, kalau sampai begitu. . . ."
Ketika dilihatnya kakek tua itu mulai tertarik oleh
hasutannya dengan suara tegak Suma Ing berbisiK kembali:
"Andaikata engkau percaya kepadaku marilah sekali lagi
kita bekerja sama, kita ber-sama2 masuk keruang tengah
aku akan beri perlindungan padamu, sedang kan engkau
yang maju untuk merebut payung mustika itu."
Kasak kusuk yang sangat mengena dihati ini seketika
menggoncangkan iman kakek ombak menggulung tapi
diluaran ia tetap tertawa dingin sambil berkata:
"Huuh", aku tak percaya kalau engkau berniat baik, masa
engkau bisa berbaik hati budi?"
"Aku bukannya berbaik kepadamu tanpa maksud, terus
terang saja kukatakan seandainya kau berhasil dapatkan
payung sengkala tersebut, maka aku hanya berharap agar
engkau bersedia mewariskan segenap kepandaian Kun-tun
ceng-ki kepadaku, pemberian tersebut sudah lebih dari
cukup bagiku dan akupun hanya punya satu permintaan ini
saja"
Sepasang biji mata kakek ombak menggulung yang sipit
berputar kesana kemari mencari akal untuk menyelesaikan
persoalan tersebut. tentu saja ia berharap agar payung
sengkala bisa terjatuh ketangannya, tapi diapun kuatir
seandainya apa yang direncanakan mengalami kegagalan,
sudah pasti kakak seperguruannya tak akan lepaskan
dirinya dengan begitu saja,
Sekalinya kalau ia tidak mau dengarkan perkataan dari
Suma ing, itu berarti tiada harapan lagi baginya untuk
menjagoi kolong langit tanpa tandingan.
Suma ing tahu bahwa lawannya sudah tertarik sekali
dengan usulnya, agar lebih meyakinkan ia berkata lagi:
"Agar sukses besar. engkau harus cepat ambil keputusan
yang tegas... coba lihatlah, pertarungan mereka berdua
sudah hampir mencapai pada akhirnya."
Kakek ombak menggulung segera alihkan sorot matanya
ketengah gelanggang, ia lihat Lam-kong Pak sudah dipaksa
mundur sejauh tujuh delapan langkah dari tempat semula,
keadaannya keteter dan tak sanggup mempertahankan diri,
ia tahu kalau mau turun tangan inilah kesempatan yang
paling baik.
Maka dengan cepat ia ambil keputusan bisiknya dengan
suara lirih:
"Baiklah aku setuju dengan usulmu itu tapi aku
nasehatkan lebih dahulu, janganlah punya pikiran atau
ingatan jelek terhadapku, sebab berhasil atau gagal toh kami
tetap adalah sesama saudara seperguruan orang yang bakal
mendapat bencana bukan aku melainkan dirimu sendiri "
"Tentu saja tentu saja akupun tahu akan hal itu, cepatlah
terjang kedepan dan serang dari arah samping kiri kalau aku
sudah menyerang dari sisi kanannya cepatlah rampas
payung mustika itu, asal kita mau bekerja sama tanggung
tak bakal meleset."
Dua orang itu segera bersembunyi ditengah ruang besar,
sementara itu Lam-kong Pak sudah tak sanggup
mempertahankan diri sebab hawa pukulan Sam-seng-ki
yang dimiliki oleh Bintang yang bertaburan diangkasa
terlalu dahsyat, sekalipun di-hari2 belakangan ini secara
beruntun ia telah mendapat pelbagai penemuan. tapi
berhubung tenaga sakti yang dihasilkan Tok si- lip serta
buah besar masih belum meresap kedalam urat nadinya,
maka dengan sendirinya hawa murni yang dimilikipun
belum mendapat kemajuan apa2.
Suatu ketika Suma ing memberi tanda kepada kakek
ombak menggulung untuk maju kedepan, kakek tua tersebut
keraskan hati dan meloncat kedepan bersembunyi
dibelakang meja sembahyangan. sementara Suma ing sudah
langsung menerjang kearah Bintang yang bertaburan
diangkasa.
Liok Hoa Seng jago sakti yang berjuluk bintang
bertaburan diangkasa bukan seorang manusia bodoh, dari
desiran angin tajam yang menyambar lewat dibelakang
punggungnya. ia tahu ada orang sedang menyergap dirinya.
Suma ing sendiripun bukan seorang tolol. kalau tidak
memiliki rencana yang masak dan meyakinkan, diapun tak
akan bertindak secara gegabah, setelag melepaskan satu
pukulan maka gerak tubuhnya sengaja diperlambat.
sementara pada waktu yang bersamaan kakek ombak
menggulung telah menyerang dari samping kiri.
Menanti kakek tua itu sudah menyerang. Suma ing tarik
kembali serangannya sambil berpeluk tangan, sementara
Bintang yang bertaburan dilangit ketika merasakan
munculnya angin pukulan dari samping kiri. ia segera
miring kesamping sambil melepaskan pula satu pukulan
untuk menyambut datangnya ancaman tersebut.
Gerakan dari Liok Hoa Seng ini tampaknya sudah
berada dalam perhitungan Suma ing, menemukan
kesempatan yang sangat baik itu dia segera manfaatkan se-
baik2nya.
Tiba2 satu serangan kilat dilepaskan, jari tangannya
direntangkan lebar2 dan secepat petir mencengkeram
punggung Bintang yang bertaburan diangkasa.
Lam-kong Pak sebagai seorang pemuda jujur dari
golongan lurus. tak sudi menyerang dikala orang sedang
terancam bahaya, kendati begitu setelah diketahuinya orang
yang melancarkan serangan bukan lain adalah Suma ing
serta kakek ombak menggulung ia menjerit kaget.
Sungguh hebat bintang yang bertaburan diangkasa,
seketika merasakan ancaman yang datang dari sisi kiri jauh
lebih berat dari ancaman dari belakang ia baru sadar kalau
orang itu berkepandaian tinggi, hawa murninya dengan
cepat dihimpun untuk menghadapi serangan dan samping
kiri itu.
Setelah berpaling dan mengetahui kalau orang itu
ternyata bukan lain adalah adik seperguruannya sendiri bisa
dibayangkan betapa gusar dan mendongkolnya hati orang.
Bertindak secara gegabah merupakan pantangan paling
besar bagi jagoan lihay yang sedang bertempur, dikala ia
masih terperangah karena tak menyangka tahu2 payung
sengkala tersebut sudah jatuh kedalam genggaman Suma
Ing.
Bagi Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
peristiwa ini ibaratnya perahu yang terjungkil dalam
selokan ia sama sekali tak menduga kalau adik
seperguruannya bakal bekerja sama dengan orang luar
untuk mengerubuti dirinya, dalam gusar dan
mendongkolnya ia segera menerjang ke-arah kakek ombak
menggulung.
Kakek ombak menggulung sendiri mengerti kalau dia
bukan tandingan kakak seperguruannya, merasa datangnya
ancaman dia segera berteriak keras. "Hey bocah muda,
cepat bantu aku"
"Blaaamm" satu bentrokan keras terjadi di angkasa dan
memecahkan kesunyian yang mencekam sekeliling tempat
itu.
Kakek ombak menggulung tergetar mundur lima langkah
kebelakang dengan sempoyongan, teriaknya keras2.
"Suma Ing cepat gunakan payung sengkala untuk
membantu aku... cepat aku tak tahan.,."
"Blaammm " suatu bentrokan dahsyat kembali
menggelegar diudara, sekali lagi kakek ombak mengguling
tergetar mundur enam tujuh langkah kebelakang.
Suma Ing sambil memegang payung sengkala ditangan,
tetap berdiri ditempat semula dengan senyuman licik
menghiasi ujung bibirnya, terdengar ia mengejek sinis^
"Kenapa aku harus membantu dirimu? lebih baik
layanilah kakak seperguruanmu secara baik2..
bagaimanapun toh diantara kalian berdua salah satu
diantaranya harus mampus. apa lagi kalau kedua2nya bisa
mampus semua, itulah yang aku inginkan-
..haahh..,haahh...haaaha. .."
Kakek ombak menggulung sadar kalau ia tertipu
mentah2 oleh siasat lawan- segera teriaknya lantang:
"Eeei, suheng. tunggu sebentar kalau aku dibunuh tidak
menjadi soal, tapi dengan perbuatanmu itu maka keparat
cilik tersebut akan kegirangan setengah mati sebab siasat
liciknya tercapai seperti apa yang diharapkan, Dua orang
musuh tangguh sekarang sudah berada didepan mata, apa
lagi payung sengkala terjatuh ditangan musuh,
bagaimanapun juga besarnya perselisihan diantara kita
berdua. tidaklah pantas kalau masalah ini diselesaikan
dalam keadaan demikian suheng.,.jika kau ingin
menghukum siau-te. lakukanlah setelah persoalan disini
telah beres, pada waktunya siau-te pasti tak akan
melakukan perlawanan aku akan menyerahkan diri untuk
dihukum sesuai dengan apa yang suheng kehendiki."
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
merasa betul juga ucapan tersebut pikirnya^
"Ehmn. andaikata aku bunuh bangsat tua ini maka
kekuatan pihakku akan bertambah kecil, padahal dua orang
pemuda tersebut bukan manusia sembarangan yang bisa
dihadapi dengan begitu saja. . baiklah untuk sementara
waktu akan kusampingkan lebih dahulu persoalan ini."
Berpikir sampai disini ia mendengus dingin, setelah
tinggalkan kakek ombak menggulung jago tua itu
menerjang kearah Suma Ing hardiknya keras2.
"Suma Ing, jangan kau anggap setelah mempunyai
payung sengkala maka aku lantas jeri kepadamu... Huh
terus terang saja kukatakan sebenarnya kau membawa
payung mestika atau tidak sama artinya bagiku
bagaimanapun juga akupasti akan merampas payung
mustika itu dari tanganmu"
"Huuhhh.. iblis tua kau anggap gampang yaa rampas
payung tersebut dari tanganku." ejek Suma Ing sambil
menyeringai licik. "kalau ingin merampas silahkan saja
untuk mencobanya sendiri"
Sementara itu Lam-kong Pak yang selama ini
membungkam dalam seribu bahasa diam2 berpikir pula
dalam hati kecilnya:
"Kenapa aku musti membicarakan soal peraturan
persilatan serta segala tetek bengek kejujuran sekawan
ksatria dengan kawanan gembong iblis itu? bagaimanapun
juga aku harus berusaha untuk merampas kembali payung
mustika itu dari tangan mereka"
Terdengar bintang yang bertaburan dilangit Liao Hoa
Seng berkata kepada pemuda Lam-kong:
"Hey bocah muda engkau sudah merasa takluk tidak?"
"Dari lima puluh gebrakan yang dijanjikan kita baru
langsungkan empat puluh lima gebrakan, kendatipun aku
sudah terdesak hingga berada dibawah angin toh belum
kalah ditanganmu? kenapa aku musti takluk kepadamu?"
"Kalau engkau belum takluk silahkan saja menyingkir
disamping gelanggang, aku akan bereskan dulu keparat cilik
itu kemudian baru menyelesaikan pertarungan yang kelima
puluh jurus berikutnya bagaimana, tidak keberatan bukan? "
"oooh, dengan senang hati aku akan layani keinginanmu
itu."
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
berpaling lagi kearah kakek ombak menggulung tanyanya:
"Sute, aku tahu barusan mungkin engkau sudah dihasut
dan diracuni oleh keparat cilik itu sehingga terpengaruh
oleh kata2nya, atas kesalahanmu itu suheng sama sekali
tidak menyalahkan engkau, sekarang engkaupun tak usah
membantu diriku untuk meringkus bangsat tersebut lihatlah
suheng seorang diri akan rampas payung mustika itu dari
tangannya."
"Terima kasih suheng. terima kasih atas kebaikan hatimu
itu" buru2 kakek ombak menggulung berseru,
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng tidak
banyak bicara lagi, epasang telapaknya disilangkan didepan
dada lalu melepaskan pukulan dengan hawa sakti Sam-
seng-kang.
Suma Ing yang mengandalkan payung mustika, sama
sekali tidak berusaha menghindar atau berkelit dari
datangnya ancaman tersebut, dengan payung mestika itu
dia sambut datangnya serangan-
"Blaaamm " bentrokan keras menimbulkan suara ledakan
yang memekikan telinga, angin puyuh men-deru2 menyapu
empat penjuru, beberapa buah patung area yang tinggi besar
mencelat sejauh satu depa dari tempat semula, seluruh
ruangan goncang keras, atap dan dinding berguguran keatas
tanah.
Dalam serangan tersebut. ternyata Bintang yang
bertaburan diangkasa tidak berhasil memperoleh
keuntungan apa2, kedua belah pihak saling mundur
selangkah lebar kebelakang.
Tenaga dalam yang dimiliki iblis tua itu terhitung sangat
hebat dan sempurna sekali, tapi dalam kenyataan ia cuma
mampu bertarung seimbang dengan seorang pemuda
belasan tahun, peristiwa semacam ini benar merupakan
suatu pukulan batin yang berat baginya.
Gelak tertawa yang menyeramkan bergema
memecahkan kesunyian, napsu membunuh yang sangat
tebal menyelimuti wajahnya, sambil menyeringai seram
selangkah demi selangkah dia maju kedepan,
Setelah berhasil dalam serangan yang pertama. rasa
percaya pada kekuatan sendiri tertanam semakin tebal
dalam hati Suma Ing. dia sama sekali tak menyangka kalau
sebuah payung kecil yang panjangnya paling cuma satu
depa ternyata memiliki daya kekuatan yang luar biasa
hebatnya, pemuda itu sadar, seandainya tiada benda
mustika dari dunia persilatan itu. mungkin sejak tadi2 ia
sudah roboh terkapar diatas tanah termakan oleh pukulan
lawan yang amat dahsyat itu.
Sementara itu kakek ombak menggulung yang berdiri
disisi kalangan putar biji matanya memandang kesana
kemari. ia tahu apa yang diucapkan suhengnya barusan
hanya kata2 untuk membohongi dirinya belaka, bila urusan
telah selesai tak mungkin ia bersedia melepaskan dirinya
dengan begitu saja.
Karena itu setelah termenung dan berpikir beberapa saat
lamanya, kakek tua itu segera ambil keputusan untuk kabur
dari tempat kejadian- tanpa banyak bicara lagi ia putar
badan dan melarikan diri ter-birit2.
Lam-kong Pak mendengus dingin, meskipun ia tahu
kalau kakek ombak menggulung kabur dari tempat kejadian
akan tetapi ia sama sekali tidak melakukan pengejaran,
pikirnya dalam hati:
"Kebetulan kalau engkau bersedia kabur dari sini,
dengan begitu akupun akan kehilangan seorang perintang
dalam usahaku untuk merebut kembali payung mustika itu
dari tangan mereka..."
Ditengah kalangan. Bintang yang bertaburan diangkasa
Liok Hoa Seng telah melepaskan satu pukulan yang maha
dahsyat kearah depan- Lam-kong Pak merasa amat
terperanjat menyaksikan kedahsyatan pukulannya, ia lihat
diantara telapak tangan lawan terpancar keluar tiga titik
cahaya putih yang amat menyilaukan mata.
Dari situlah letaknya sumber kekuatan hawa pukulan
dari "Matahari, rembulan dan bintang" tiga sumber utama
kekuatan sakti jago tua itu, rupanya Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng telah dibikin gusar
oleh keangkuhan musuhnya, dengan menghimpun sepuluh
bagian tenaga saktinya dia lancarkan satu pukulan dahsyat
kearah Suma ing.
Setelah unggul dalam beberapa kali bentrokan
sebelumnya, Suma ing menganggap dengan andalkan
payung sengkala maka ia dapat bertindak apa saja menuruti
kemauan hatinya, sekarang ketika dilihatnya pihak musuh
melepaskan pukulan lagi kearahnya, dengan cepat serangan
tersebut disambut olehnya dengan bacokan payung
mustika.
"B la a mm,.." benturan dahsyat menggetarkan seluruh
permukaan bumi, atap dan dinding bangunan mencelat dan
terbang kian kemari terhembus oleh deruan angin puyuh
yang dihasilkan dari benturan tersebut.
Walaupun Suma ing mempUnyai payung mustika yang
diandalkan, tapi berhubung tenaga dalam yang dimilikinya
masih terpaut jauh kalau dibandingkan dengan kekuatan
Bintang yang bertaburan diangkasa, tubuhnya segera
mencelat sejauh tujuh delapan langkah dari tempat semula.
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng tak
mau lepaskan lawannya dengan begitu saja. ia memburu
kedepan dan sekali lagi melancarkan satu pukulan dengan
menggunakan tenaga sebesar dua belas bagian.
Lam-kong Pak percaya apabila serangan tersebut sampai
mengena telak dibadan Suma Ing, niscaya pemuda itu bakal
mampus atau paling sedikit terluka parah.
"Inilah kesempatan yang paling baik bagiku untuk
merebut payung mustika tersebut.." pikir Lam-kong Pak
dihati.
Dengan cepat tubuhnya bergerak maju kedepan,
bagaikan sambaran kilat hampir bersamaan waktunya
dengan gerakan tubuh Liok Hoa Seng. diapun tiba disisi
Suma ing.
Bagaimanapun juga gerak tubuh Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seog jauh lebih cepat
selangkah daripada sianak muda itu. tangannya cepat
menyambar payung sengsaka tersebut, kemudian sekali
betot ia tarik tubuh Suma ing untuk diterjangkan kearah
Lam-kong Pak,
Tindakan ini sangat hebat dan keji, namun Lam-kong
Pak bukan seorang manusia bodoh, sejakpermulaan ia
sudah menduga sampai kesitu.
Ketika tubuh Suma ing didorong kearahnya dengan
cepat badannya berkelit kesamping kemudian tangannya
menyambar gagang payung itu.
Suma ing yang tergencet diantara dua orang jago lihay
menyadari kalau gelagat tidak menguntungkan buru2 ia
lepaskan tangan sambil mengundurkan diri kebelakang.
Setelah mundurnya Suma ing maka genggaman- Lam-
kong Pakpada gagang payung semakin mantap kedua belah
pihak saling betot membetot dan berusaha untuk
merobohkan lawannya.
Meskipun kalau ditinjau dari posisi yang terpegang pada
payung itu maka posisi Lam-kong Pak jauh lebih meng
untung kan namun tenaga dalam yang dimiliki Bintang
yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng jauh lebih
sempurna dalam keadaan demikian timbullah ingatan
dalam benak kedua belah pihak untuk beradu jiwa, atau
paling sedikit apabila payung mustika itu gagal didapatkan
maka harus diusahakan penghancuran agar tidak sampai
dimanfaatkan musuhnya.
Sayang mereka semua lupa akan sesuatu payung
sengkala adalah suatu benda mustika dari dunia persilatan,
kekuatannya luar biasa dan kerasnya sukar dilukiskan
dengan kata2.
Walaupun kedua belah pihak saling membetot dengan
kekuatan melampaui beribu-ribu kati. payung mustika
tersebut masih tetap utuh tanpa cedera barang sedikitpun
juga , sementara kedudukan dari dua orang itupun tetap
seimbang.
Suma ing, pemuda yang licik dan berhati keji tak sudi
melepaskan keinginannya dengan begitu saja, setelah putar
biji matanya memperhatikan adu kekuatan yang sedang
beriangsung ditengah gelanggang. kembali ia terjang
kedepan- serunya: "Lam-kong Pak, aku akan
membantumu"
"Bajingan sialan, Anjing bedebah enyah dari sini" hardik
Lam-kong Pak penuh kemarahan, "aku tak sudi menerima
bantuan-mu"
Suma ing tak banyak bicara, dia segera lancarkan satu
pukulan dahsyat kearah Bintang yang bertaburan diangkasa
Liok Hoa Seng.
Tentu saja iblis tua itu tak pandang sebelah matapun
terhadap datangnya pukulan tersebut. cepat telapak kirinya
diayun kedepan untuk memunahkan ancaman yang datang
dari pemuda Suma.
Suma ing merasa amat gusar sekali tatkala dilihatnya
Lam-kong Pak sama sekali tidak mempergunakan peluang
yang sangat baik itu untuk merampas payung mustika dari
tangan lawan- teriaknya^
"Lam-kong Pak. dengan maksud baik kuberi bantuanmu
Tapi engkau tak sudi menerima kebaikanku itu... Hmmm
jangan salahkan kalau aku akan membantu iblis tua itu
untuk musnahkan engkau..."
Begitu ucapan selesai diutarakan keluar, ia segera
lancarkan satu pukulan dahsyat kearah Lam-kong Pak.
Dalam keadaan terancam, terpaksa pemuda Lam-kong
menyambut datangnya serangan tersebut dengan tangan
kirinya.
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa seng bukan
seorang manusia yang jujur, ia tak ambil perduli soal gengsi
atau nama, melihat ada kesempatan baik baginya dengan
sekuat tenaga payung tersebut dibetotnya kebelakang...
Dalam suatu sentakan keras. tahu2 patung sengkala
sudah terjatuh ketangannya.
Lam-kong Pak terperangah, lalu teriaknya dengan penuh
kegemasan: "Anjing bedebah apa yang kau inginkan
bangsat... manusia jahanam "
Setelah dilihatnya payung sengkala terjatuh ketangan
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng, Suma
ing tahu bahwa tiada harapan lagi baginya pada hari ini
untuk rebut kembali payung mustika tersebut diapun tahu
kalau tidak cepat2 kabur maka lebih banyak bencana yang
akan dihadapi daripada rejeki.
Tanpa banyak bicara lagi dia segera enjotkan badan dan
melayang keluar dari ruang tengah, kemudian dengan
melewati dinding pekarangan kabur menjauhi tempat itu.
Setelah gembong iblis tersebut mendapatkan payung
sengkala, Lam-kong pak semakin tak berani bertindak
gegabah. dengan cepat ia mundur tiga langkah kebelakang,
diam-diam hawa murninya dihimpun kedalam tubuh siap
menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan.
Nafsu membunuh yang sangat tebal menyelimuti seluruh
wajah Liok Hoa Seng, dengan nada ketus dan dingin
serunya:
"Hmm.., hmmm... sungguh tak kusangka jago2 lihay
yang sudah kenamaan sejak jaman purbakala tak
seorangpun yang dapat menandingi kehebatanmu.. Hmm
untuk menghindari segala kemungkinan yang tidak
diinginkan dikemudian hari jangan salahkan kalau aku
harus lenyapkan dirimu pada saat ini juga "
"iblis tua engkau tak usah keburu senang hati, ketahuilah
bahwa tandinganmu akan muncul dalam dunia persilatan,
engkau tentu masih ingat dengan tiga bintang bertangan
iblis bukan? ketiga orang itu masih hidup dikolong langit
bahkan ilmu silat yang dimilikinya telah berhasil dilatih
hingga mencapai puncak kesempurnaan-.."
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
tertawa dingin,
"Heeehhh-heeehh-heeehhh...sekalipun mereka masih
hidup dikolong langit aku juga tak perlu takut, akutoh
sudah berhasil mendapatkan payung mustika? kenapa musti
jeri kepada mereka? sudahlah engkau tak usah ngaco belo
bicara tak karuan aku tidak percaya kalau ketiga orang
bangsat tua itu masih hidup dikolong langit apa lagi dalam
keadaan segar bugar?"
"oooh...jadi engkau masih tetap tidak percaya?"
"Masa engkau benar2 sudah pernah bertemu muka
dengan mereka bertiga?"
Sambil bergendong tangan Lam-kong Pak berjalan bolak
balik dalam ruangan itu sahutnya:
"Bukan saja aku pernah berjumpa dengan mereka
bahkan sempat mempelajari pula kepandaian sakti yang
mereka miliki kepandaian sakti tersebut sengaja diciptakan
mereka untuk menghadapi dirimu."
"coba terangkan dahulu bagaimanakah bentuk badan
serta raut wajah mereka??"
"Mereka berperawakan sedangan mukanya bengis dan
kelihatan kejam sekali yang paling jelas mereka memelihara
seekor ular aneh yang bertubuh hitam gelap serta
panjangnya mencapai beberapa tombak... bukan begitu?"
"Aaaah.." Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng menjerit kaget, ia mundur satu langkah kebelakang
dengan peluh dingin membasahi seluruh tubuhnya, "engkau
pernah bertemu mereka dimana cepat katakan."
Lam-kong Pak tertawa tawa.
"Aku toh cuma bergurau saja kepadamu kenapa sih
engkau menunjukkan paras muka yang begitu ketakutan?
IHuuh. .tak kunyana nama besarmu sebetulnya hanya
nama kosong belaka"
Merah padam selembar wajah Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng karena jengah, dengan penuh
kegusaran segera bentaknya keras2:
"Bocah keparat, sebelum ajalmu tiba memang tak ada
salahnya kalau kuberi kesempatan kepadamu untuk bicara
seenaknya sendiri Ayoh sekarang terangkan, engkau telah
bertemu mereka dimana??"
"Aku telah berjumpa dengan mereka sewaktu ada dibukit
Bong-san tempo hari"
"Mereka telah ajarkan serangkaian ilmu silat kepadamu?
coba mainkan, aku pingin lihat sampai dimanakah
kehebatan ilmu silat yang mereka ciptakan itu."
Lam-kong Pak tertawa dingin.
"Kalau engkau pingin mencoba kedahsyatan dari jurus2
ilmu silat tersebut. aku anjurkan agar payung sengkala
tersebut diletakkan dahulu keatas tanah, engkau harus tahu
aku sama sekali tidak jeri terhadap keampuhan payung
mustika tersebut, tapi dengan andalkan benda itu maka
sulitlah bagi kita untuk menentukan siapa menang siapa
kalah."
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
tertawa ter-bahak2 dengan kerasnya:
"Haahh-haaahh-haaahh... bocah keparat, engkau anggap
aku tiada tahu kalau engkau sedang berbicara ngawur dan
ngaco belo tanpa bukti yang nyata? IHuuhh. . siapa tahu
kalau engkau pernah mendengar cerita tentang Mo-jiu-sam-
seng tiga bintang bertangan iblis dari angkatan tuamu dan
sekarang sengaja hendak membohongi diriku.. hmm hmmm
tempat yang kau katakan tadi sama sekali tidak betul"
"Tidak betul?" ejek Lam-kong Paksinis "Hmm..I Hmm
bukankah mereka semua duduk diatas sebuah tiang batu?
disamping batuan cadas terdapat dua buah kolam besar dan
kecil didalam kolam yang satu terdapat seekor ikan leihi
bersisik emas sedangkan kolam yang lain terdapat..."
Berbicara sampai disitu tiba2 Lam-kong Pak merasa
hatinya tidak tenteram seandainya iblis itu sampai menuju
kesana untuk melakukan pembantaian bukankah dialah
yang telah mencelakai jiwa tiga bintang bertangan iblis??
Tapi ingatan lain berkelebat dalam benak Lam-kong Pak
rupanya ia teringat kembali akan tulisan yang sengaja
tertera didepan dinding mulut gunung berapi, bukankah
tulisan itu sengaja dibuat oleh Tiga bintang bertangan iblis
untuk memancing kedatangan Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng kedalam gua itu? dari tindakan
tersebut jelaslah sudah membuktikan kalau ketiga orang itu
telah melakukan persiapan yang sangat matang, dan ia tak
perlu menguatirkan keselamatan mereka lagi.
Paras muka Bintang yang bertaburan di angkasa Liok
Hoa Seng berubah hebat ketika mendengar perkataan
tersebut, dengan cepat ia berseru lantang: "Jadi engkau telah
berjumpa dengan mereka dibawah mulut gunung berapi?"
"Perkataanmu tidak keliru. kalau aku tidak berjumpa
dengan mereka dibawah mulut gunung berapi, darimana
aku bisa bertemu muka dengan ketiga orang itu??"
"Jadi mereka bertiga benar2 belum mampus?" teriak
Bintang yang bertaburan diangkasa dengan nada berat,
"macam apakah bentuk wajah meteka?"
"Paras muka mereka merah bercahaya, tubuhnya enteng
bagaikan dewa dari kayangan masa engkau tak melihat
tulisan yang sengaja ditinggalkan diluar mulut gunung
berapi itu ?"
"Membaca sih sudah membaca, tetapi sebelumpunya
keyakinan yang benar2 mantap aku tak mau turun kebawah
secara gegabah untuk mencari mereka... Hemm..,hemm..
sekarang juga aku akan pergi kesitu untuk mencoba sampai
dimanakah kelihayan yang mereka miliki"
Mendengar perkataan tersebut, Lam-kong Pak jadi amat
terperanjat, dari pengakuan tersebut terbuktilah bahwa
gembong iblis tersebut telah mengetahui tempat
persembunyian dari tiga bintang bertangan ibis, atau
dengan perkataan lain musibah yang menimpa tiga bintang
bertangan iblis dimasa silam sehingga duduk terpantek
diatas tiang batu yang runcing. tidak lain adalah hasil
perbuatan dari iblis tersebut.
Sementara itu Bintang yang bertaburan di angkasa Liok
Hoa Seng sambil tertawa menyeringai telah berseru
kembali^
"Hehh..heehh...heehh . tidak sulit untuk bereskan ketiga
orang tua bangka tersebut, dan sekarang aku akan bereskan
dulu nyawa kau sibangsat cilik"
Baru saja perkataan itu selesai diutarakan tiba2 dari
tengah halaman berkumandang seruan lantang seseorarg.
"Aku sudah hidup lebih dari cukup dikolong langit kalau
engkau hendak bunuh manusia lebih baik bunuh juga kami
semua."
Bersamaan dengan berkumandangnya ucapan tersebut
dari depan pintu muncullah tiga orang berpakaian lapisan
tembaga.
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
tertawa dingin tiada hentinya. "Heeehhh-heeehhh-
heehh...siapakah kalian bertiga? sebutkan dulu nama
kalian"
"Awan gelap pengejar bintang oei ci hu"
"Jago angin geledek Lam-kong Liu"
"Manusia suka pelancongan Lu It Beng"
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng tahu
bahwa oei ci hu sengaja sedang mempermainkan dirinya
julukan yang semestinya Awan hitam pengejar rembulan
telah berubah menjadi Awan gelap pengejar bintang, ia
segera tertawa dingin.
"Huuhhh aku mengira jago lihay diri mana yang telah
datang?... Hah taktahunya cuma beberapa orang prajurit tak
bernama yang masih ingusan"
"Betul, kami hanya manusia2 kecil yang tak bernama
tapi justru karena kami tak bernama maka kami tak takut
mati lain halnya dengan manusia bernama yang dalam
kenyataan memiliki kemampuan terbatas namun berani
meninggikan derajat sendiri karena berhasil merampas
benda mustika dari dunia persilatan"
Bintang yang bertaburan diangkasa merasa amat gusar,
dari kejauhan dia lancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah
depan.
= =ooooooooo= =
OEI CI HU tak berani bertindak gegabah, menyaksikan
datangnya ancaman tersebut dengan Cepat sepasang
telapaknya didorong kedepan Untuk menyambut datangnya
ancaman itu.
"Blaaammm .." suatu benturan yang amat keras
menggeletar diangkasa, tubuh oei ci-hu segera terpental
keluar dari pintu ruangan.
Lam-kong Pak merasa amat gusar dengan mengerahkan
tenaga murninya sebesar dua belas bagaian dia lancarkan
pula satu pukulan dahsyat kearah iblis tua itu.
"Blaammm." ledakan keras kembali menggemuruh
diudara, kedua belah pihak mundur satu langkah
kebelakang ternyata kekuatan mereka ada dalam posisi
seimbang.
Menyaksikan kehebatan musuhnya tiga orang jago lihay
dari kalangan lurus itu jadi amat terperanjat dengan peluh
dingin membasahi tubuh mereka maju bersama.
Seru oei ci hu dengan suara lantang: "Mari kita ber-
sama2 menghadapi iblis tua ini, tidak terhitung sebagai
suatu tindakan yang melanggar peraturan persilatah. ayoh
kita kepung bangsat tua ini"
Meskipun bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng mempunyai payung mustika ditangan namun ia tak
berani bertindak secara gegabah untuk menghadapi empat
jago lihay sekaligus.
Mendengar ancaman tersebut dengan cepat dia
lancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah langit2 ruangan
kemudian sambil tertawa tergelak dia menerobos keluar
lewat lubang diatas atap tersebut. Lam-kong Pak penasaran
sekali dia siap untuk mengejar musuhnya tapi Awan gelap
pengejar rembulan oei ci-hu segera mencegah, serunya
lantang:
"Hey, bocah muda tak usah dikejar lagi coba kau
terangkan dulu bagaimanakah jalannya Cerita sehingga iblis
tua tersebut berhasil mendapatkan payung mustika itu?"
Lam-kong Pak menghela napas panjang terpaksa dia
harus menceritakan bagaimana dia tertipu Suma ing
kemudian bagaimanakah Suma ing dan kakek ombak
menggulung saling sikut menyikut sehingga benda mestika
itu terjatuh ketangan Bintang yang bertaburan diangkasa
Liok Hoa Seng.
Selesai mendengar kisah tersebut dengan nada
menggerutu Lu It Beng berkata:
"Setan tua she- oei semuanya ini adalah akibat gara2mu
yang telah menanam bibit bencana, sekarang payung
mustika tersebut sudah terjatuh ketangan iblis tua tersebut.
coba bayangkan saja bagaimanakah akibatnya kalau dia
mengandalkan benda mustika itu untuk malang melintang
dalam dunia persilatan?"
"Persoalan itu tak usah kita bicarakan lebih dahulu." sela
jago angin geledek Lam-kong Liu dengan cepat, "menurut
dugaanku kepergian iblis tua tersebut kali ini sudah pasti
menuju kelembah terpencil itu untuk mencari bekas
gurunya dan membasmi mereka dari muka bumi"
"Dugaan ayah menang sangat tepat sekali." sambung
Lam-kong Pak, "kemungkinan besar gembong iblis tersebut
benar2 pergi mencari gurunya untuk melakukan
pembantaian, sekalipun dengan persiapan dari Tiga bintang
bertangan iblis rasanya tiada sesuatu yang perlu mereka
kuatirkan, tapi sekarang setan tua itu sudah berhasil
mendapatkan payung mustika. itu berarti keadaannya jauh
berbeda dari dugaan semula. aku harus berangkat kesitu
untuk memberi bantuan"
Menyadari betapa gawatnya situasi pada waktu itu,
tanpa banyak bicara lagi berangkatlah keempat orang itu
meninggalkan kuil Lu-siau-si menuju kearah utara.
Ditengah jalan Lam-kong Pak berkata.
"Ayah, kanapa engkau orang tua tak mau
memperdulikan diri ibu lagi.. .?"
"Demi kesuksesan rencana besar kami bagi kesejahteraan
dunia persilatan, mau tak mau terpaksa aku harus tegakan
hati untuk pura2 tidak mengenal akan dirinya. sebab hingga
saat ini masih ada satu urusan lain yang belum diselesaikan,
aku hendak menggunakan sisa tenaga yang masih kumiliki
sekarang untuk secara diam2 melakukan penyelidikan"
"Persoalan apa sih yang hendak ayah selidiki?"
"Persoalan mengenai Sian-yan Peng, suami dari cu Hong
Hong" sahut Lam-kong Liu. Satu ingatan dengan Cepat
berkelebat dalam benak Lam-kong Pak, ia segera berkata,
"Ayah, sebenarnya antara engkau dengan Sian-yan Peng
sudah terikat dendam sakit hati apa sih?"
Lam-kong Liu menghela napas panjang, ia
membungkam dalam seribu bahasa. oei ci hu yang berada
disampingnya segera menyambung:
"Bocah, engkau benar2 tak tahu diri, masa persoalan ini
kau haruskan ayahmu untuk menjawab sendiri, tentu saja
dia malu untuk mengatakannya keluar....lebih baik aku saja
yang terangkan padamu... Ketika cu Hong Hong
berkenalan dengan ayahmu tempo hari, ia telah terpesona
oleh ketampanan wajah ayahmu, dari terpikat jadi ter-gila2
sehingga mengejarnva terus menerus tapi ayahmu
berpandangan lain-.. ia kelewat angkuh."
"oei-heng, duduk perkara yang sebenarnya bukan
begitu." bentak Lam-kong Liu dengan cepat.
oei ci hu segera tertawa ter-bahak2.
"Haahh-haahh-haahh...ayahmu menganggap cu Hong
Hong kelewat kejam dan bertangan telengas, karena itu
meskipun menaruh hormat kepada perempuan itu, dia
selalu berusaha untuk menjauhinya. hal ini membuat cu
Hong Hong semakin gelisah dan panik dengan sendirinya.
Sementara itu ayahmu telah berkenalan pula dengan ibumu
yakni Sun Han siang, setelah bertemu muka rupanya kedua
belah pihak saling jatuh Cinta dan tertarik satu sama
lainnya..."
"Eeei.. oei-tua sebetulaya kamu bisa serius tidak?" tegur
Lu It Beng pula, "masa dihadapan seorang angkatan muda,
ceritamu makin lama jadi semakin tak genah?"
"Siapa bilang aku tak genah? kenyataan toh begitu? aku
cuma menceritakannya kembali dengan rangkaian kata
yang lebih manis...yaa begitulah, setelah berkenalan yang
mendebarkan hati itu akhirnya ayah ibumu melangsungkan
perkawinan kilat. cu Hong Hong jadi patah hati dan
kecewa.. dalam kekecewaannya itulah dia telah kawin
dengan Sian-yan Peng"
"Kalau cuma patah hati sih tidak bisa dihitung sebagai
suatu ikatan dendam atau sakit hati?" sela Lam-kong Pak,
"Aku toh belum menyelesalkan ceritaku." kata oei ci-hu
lebih lanjut. "setelah cu Hong Hong kawin dengan Sian-yan
Peng, kehidupan mereka berjalan kurang harmonis karena
perkawinannya dengan Sian yan Peng bukan didasarkan
pada rasa Cinta sama Cinta. melainkan tidak lebih hanya
suatu langkah pelampiasan rasa dendam belaka, sedangkan
Sian-yan Peng sendiripun sama sekali tidak mencintai cu
Hong Hong..."
"Kalau cu Cianpwee tidak mencintai sian-yan cianpwee.
kenyataan tersebut masih dapat diterima dengan akal sehat,
sedangkan Sian-yan cianpwee sendiri kalau toh tidak
mencintai cu cianpwee, kenapa perkawinan diantara
mereka berdua tetap dilangsungkan?"
"Nah disinilah letak sumber pertikaian dan perselisihan
tersebut. Rupanya sebelum ayah dan ibumu menikah secara
kilat Sian-yan Peng telah berkenalan pula dengan ibumu.
bahkan seCara diam2 ia kagum dan menaruh hati
kepadanya, hanya saja ibumu sama sekali tidak tahu kalau
Sian-yan Peng sebenarnya mencintai dirinya. Karena itulah
setelah ayah ibumu menikah secara kilat, cU Hong Hong
suami istri jadi mendongkol dan marah sekali, bedanya
kalau Sian-yan Peng memendam rasa mendongkol dan
marahnya didalam hati, sebaliknya cu Hong Hong
memperlihatkan rasa tak senang dan keCewanya diluaran."
"Sikap tak senang dan keCewa yang mereka perlihatkan
sama sekali tak beralasan" seru Lam-kong Pak, biarlah aku
yang selesaikan persoalan ini.."
"Eee..bocah muda. engkau jangan manukas terus. jangan
kau anggap persoalan itu segampang dan semudah itu" seru
oei ci-hu, "walaupun cu Hong Hong sudah menjadi seorang
nyonya, tapi mati2an dia masih mencintai dan mengejar
ayahmu, tentu saja perasaannya pada saat ini jauh berbeda
dengan sikapnya sebelum menikah tempo dulu. dia hanya
berharap bisa mendapatkan hiburan dan semangat hidup
dari pancaran mata ayahmu siapa tahu tindak tanduknya
itu justru sangat menggusarkan hati Sian-yan Peng?"
"Tapi dalam urusan ini toh ayahku tak bisa disalahkan?"
"Tentu saja ayahmu tak bisa disalahkan tapi berhubung
pada dasarnya sian-yan Peng telah mencintai ibumu Sun
Han Siang, maka setelah mengalami pukulan batin itu ia
menunjukkan perasaan tak senang hati, suatu ketika secara
kebetulan sekali cu Hong Hong pergi mencari ayahmu
ditengah malam buta pada waktu itu ibumu tidak ada di
rumah, sedang mereka berdua berada dalam sebuah kamar
yang gelap gulita tanpa disinari Cahaya lampu, ternyata
perbuatan itu diketahui oleh Sian-yan Peng yang secara
diam2 telah menguntil dari belakang. Nah dari kejadian
itulah akhirnya sumber dari bibit perselisihan itu terjadi."
Dalam hati kecilnya Lam-kong Pak yakin seyakin2nya
kalau ayahnya tak mungkin melakukan perzinahan dengan
istri orang lain ini tentu saja ia segan pula untuk
menanyakan persoalan ini kepada ayahnya, maka dia
alihkan pokok pembicaraan kesoal lain tanyanya:
"Menurut apa yang kudengar katanya cu cianpwee
dihantam ibu sampai terjatuh kedalam jurang dan masuk
kedalam perut naga apa sih yang mengakibatkan terjadinya
peristiwa itu?"
"cu Hong Hong mengira Sian-yan Peng bisa menguntit
perbuatannya pada malam tersebut tentulah atas dasar
diberitahu ibumu secara diam2 hal ini membuat Cu Hong
Hong sangat dendam terhadap ibumu, akhirnya terjadilah
perselisihan diantara mereka berdua yang diakhiri dengan
suatu pertarungan sengit, berbicara tentang tenaga dalam
yang dimiliki ibumu pada saat itu tak mungkin ia bisa
merobohkan cu Hong Hong dengan begitu saja?"
"Lalu secara bagaimana cu cianpwee bisa terjatuh
kedalam jurang sehingga tertelan kedalam lambung naga?"
"Ada orang yang melancarkan serangan dahsyat secara
diam2 dari samping gelanggang"
"Siapakah orang itu?"
"Sian-yan Peng"
"oooh sian-yan cianpwee yang melakukan perbuatan itu?
sungguh kejam hatinya"
"Tidak. hal ini tak bisa salahkan dirinya, andaikata
engkau yang mengalami kejadian seperti itu maka
kemungkinan besar engkau pun bisa melakukan perbuatan
yang sama, sebab bagi seorang pria kejadian yang tak bisa
ditahan dan dimaafkan adalah perbuatan seoraog yang
dilakukan oleh istrinya, dalam anggapannya cu Hong Hong
telah melakukan perbuatan terkutuk dengan ayahmu"
"oei-heng jangan kau teruskan lagi perkataarmu itu" ujar
Lam-kong Liu, "tidak lama kemudian Sian-yan Peng bakal
datang cari aku untuk bikin perhitungan pada saat itu
tenaga dalam yang siau-te miliki mungkin sudah sembuh
dan akupun dapat melakukan pertarungan melawan
dirinya."
oei ci-hu menghela napas panjang.
"Aaai... bukannya aku sengaja merosotkan semangat
tempurmu, aku cuma kuatir kalau engkau bukan
tandingannya"
"Aku rasa tak mungkin Sian-yan Peng berbuat semau
sendiri sehingga sama sekali tidak pakai aturan," kata Lu It
Beng memberikan pendapatnya.
"Aku tahu bahwa Sian-yan cianpwee tidak mungkin
akan sudahi persoalan tersebut sampai disitu saja, ia
berulang kali pernah berkata kepadaku kalau dia tak akan
melepaskan ayah, oleh sebab itu aku harap ayah mulai
bersiap sedia sejak kini."
"Pak-ji. engkau tak usah kuatir." hibur Lam-kong Liu.
"meskipun ilmu silat yang dimiliki Sian-yan Peng luar biasa
sekali tapi asal tenaga dalam yang kumiliki telah pulih
kembali seperti sedia kala, aku yakin kami bisa bertempur
dalam keadaan seimbang"
tiga hari kemudian, sampailah mereka di dalam lembah
sepi yang terpencil letaknya itu. Lam-kong Pak segera
berkata:
"Mulut gunung berapi terletak ditengah gua tersebut,
hawa panas yang memancar keluar dari tempat itu cukup
menjadikan pakaian yang kita kenakan jadi abu. karena itu
cianpwee bertiga tak usah ikut masuk kedalam, biarlah aku
seorang yang bereskan persoalan ini."
Dalam keadaan yang tidak mengijinkan tentu saja ketiga
orang itu setuju dengan harapannya, berjaga2lah mareka
disekitar mulut gua.
Setelah ada pengalaman dimasa yang lampau, ditambah
pula tenaga dalam yang dimiliki Lam-kong Pak telah
memperoleh kemajuan yang pesat, ketika ia tiba disekitar
mulut gunung berapi, pakaian yang dikenakan olehnya
sama sekali tidak jadi hancur.
Pemandangan maupun keadaan disekitar situ masih
tetap seperti sedia kala, kobaran api yang memancarkan
keluar dari mulut gua menyengat badan. setibanya didepan
gua pemuda itu berteriak keras:
"Matahari.. rembulan... bintang.. aku datang"
Seruan tersebut diulangi sampai tiga kali, namun tiada
jawaban yang terdengar, sementara dari dalam gua secara
lapat2 terdengar suara bentakan keras disertai suara
pertarungan yang amat seru.
Sekali lagi Lam-kong Pak berteriak tiga kaii, namun
tiada sorangpun yang menyambut datangnya. padahal ia
masih teringat jelas akan pesan dari kakek tua itu, kalau ia
datang lagi maka cukup meneriakkan "Matahari, rembulan
dan bintang" sebanyak tiga kali. maka ular hitam yang
bernama Loo-hek akan datang menjemput kehadirannya.
Dengan cepat Lam-kong Pak menyadari pastilah Bintang
bertaburan diangkasa Liok Hoa seng telah datang kesitu
dengan membawa payung mustika untuk membunuh
suhunya, tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri lagi
pemuda itu segera loncat kedepan dan melayang masuk
kedalam gua yang gelap gulita itu.
Tempo hari ia pernah berkunjung kesana sedikit banyak
sudah ada pengalaman yang bisa dimanfaatkan.
Dengan menempel dinding goa meluncur turun
kebawah. sepasang telapaknya dengan rahasia "mengisap"
dari ilmu tenaga dalam mengisap dinding gua kuat2,
dengan berbuat demikian maka daya luncur tubuhnya
kebawah punjauh berkurang. ketika tiba didasar gua
tubuhnya sama sekali tidak mengalami cedera.
Setelah tiba didasar gua dengan selamat Lam-kong Pak
alihkan sorot matanya memperhatikan keadaan disekitar
tempat itu, apa yang nampak olehnya seketika membuat
dadanya hampir meledak karena dorongan emosi dan
amarah yang sukar dikendalikan.
Waktu itu Bintatg yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng sedang memutar payung mustikanya untuk
menggencet dan mendesak seorang kakek tua, sedangkan
kakek tua yang didesak secara ber-tubi2 itu masih tetap
duduk bersila diatas tiang batu.
Dua orang kakek tua lainnya telah bermandikan darah,
rupanya mereka sudah menemui ajalnya sejak tadi, tubuh
mereka masih terpantek diatas tiang batu, darah segar
mengalir dan menoda seluruh permukaan tanah membuat
suasana benar2 mengerikan sekali.
Kakek tua yaag masih hidup dan melangsungkan
pertarungan sengit itu bukan lain adalah Jit-mo atau iblis
matahari, loo-toa dari tiga orang iblis sakti, mungkin
dikarenakan tenaga dalam yang dimilikinya paling tinggi,
maka ia bisa bertahan sampai begitu lama, kendati begitu
keadaannya sudah amat kritis dan setiap saat jiwanya bakal
melayang ditangan musuh.
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
sendiri melepaskan serangan secara ber-tubi2. semua
serangan yang dilepaskan merupakan serangan kilat yang
mematikan, tubuhnya berputar terus mengitari sang kakek
yang tetap duduk diatas tiang batu.
Meskipun setiap pukulan yang dilancarkan kakek tua itu
berhasil mementalkan kembali payung mustika tersebut dari
hadapan mukanya, namun dia sendiripun kena digetarkan
sehingga tubuhnya bergoyang kesana kemari dengan
hebatnya.
Lam-kong Pak tak mau membuang waktu terlalu lama,
dia segera membentak keras sambil melepaskan senjata
tanduk naganya, ia menerjang maju kedepan-
Tampaklah ular hitam yang amat besar itu terkapar
ditengah batuan cadas. agaknya karena luka yang
dideritanya terlalu parah ia telah jatuh tak sadarkan diri.
Kakek tua itu merasakan semangatnya bangkit kembali
setelah Lam-kong Pak tiba tepat pada waktunya sedangkan
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng tampak
agak terperanjat, dengan cepat ia putar badan dan balik
menerjang kearah sianak muda itu.
"Anjing bedebah" bentak Lam-kong Pak dengan gusar.
"perbuatanmu semacam ini akan dikutuk oleh Thian- dan
seluruh umat manusia,.. Hm engkau sudah tak mirip
manusia lagi melainkan seekor anjing budukan yang hina
dina. ini hari aku orang she Lam-kong akan beradu jiwa
dengan dirimu"
"Traaanng.." hawa pukulan menyebar keempat penjaru,
ditengah benturan keras yang amat memekikkan telinga itu
Lam-kong Pak tergentar mundur satu langkah kebelakang,
sebaliknya Bintang yang bertaburan diangkasa tetap berdiri
tegak ditempat semula, jelas dalam tenaga dalam dia lebih
unggul satu tingkat dibandingkan dengan pemuda
lawannya. Terdengar kakek tua itu berteriak keras:
"Hey bocah muda cepat lemparkan Loo-hek kedalam air
telaga... cepat lakukan jangan terlambat"
Pada waktu itu Lam-kong Pak sedang mengerahkan
segenap kekuatan yang dimilikinya untuk melayani musuh.
dengan susah payah ia berhasil mempertahankan diri
sehingga tidak sampai dikalahkan, tentu saja dalam
keadaan begitu tiada kesempatan baginya untuk
melemparkan ular hitam itu kedalam air telaga.
Maka setelah mendengar terlakan tersebut, ia balas
berteriak dengan suara lantang: "cianpwee aku tak mampu
untuk melakukannya"
"Hey bocah muda." kembali kakek tua itu berteriak keras
"bagaimana pun juga engkau harus berusaha untuk
melepaskan Loo-hek kedalam air telaga, sebab kalau tidak
begitu maka cepat atau lambat Kita berdua bakal mampus
diujung senjata payung mustika itu"
Lam-kong Pak sendiripun menyadari akan hal itu, jika
pertarungan berlangsung agak lama akhirnya toh ia
sendiripun bukan tandingan.
Berpikir akan hal ini. pemuda tersebut segera membentak
keras, secara beruntun dia lancarkan tiga jurus pukulan
yang mematikan, memaksa bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng terdesak mundur dua langkah
kebelakang.
Menggunakan kesempatan disaat pihak lawan terdesak
kebelakang Lam-kong Pak segera mencungkil ujung senjata
tanduk naganya kebawah dan melemparkan tubuh ular
hitam raksasa tersebut kedalam kolam.
"Plungg.." ular raksasa berwarna hitam tadi segera
tercebur kedalam kolam air.
Bintang yang bertaburan diangkasa sendiri tak mau
lepaskan kesempatan baik itu dengan begitu saja jurus2
mematikan dilancarkan secara ber-tubi2 memaksa Lam-
kong Pak harus mundur beberapa langkah kebelakang.
"Hey bocah muda cepat pancing bangsat itu datang
kemari" kembali iblis matahari berteriak keras.
Lam-kong Pak tahu bahwa kakek tua itu hendak
menggunakan tenaga gabungan dari mereka berdua untuk
merobohkan Bintang yang bertaburan diangkasa, tapi ia tak
tega berbuat demikian sebab pemuda itu tahu kalau kakek
tua tersebut telah menderita luka parah.
Melihat sianak muda itu sama sekali tak mau menuruti
kemauannya kakek iblis matahari segera membentak keras:
"Bocah muda. kalau engkau tak mau menuruti
perkataanku maka akhirnya akan merasa menyesal. ayoh
cepat bawa orang itu kemari"
Terpaksa Lam-kong Pak harus mengikuti kehendak
kakek tua itu. sambil bertempur dia mundur terus kearah
tiang batu tersebut.
Dengan adanya siasat tersebut maka Bintang yang
bertaburan diangkasa tak dapat mencari keuntungan lagi.
dari belakang Iblis Matahari melancarkan serangan maut
kearahnya, sedangkan dari depan Lam-kong Pak mendesak
dirinya dengan serangkaian ancaman maut.
Kendatipun daya pengaruh yang terpancar keluar dari
payung sengkala luar biasa dahsyatnya, namun sukar juga
baginya untuk menangkan serangan gabungan dari dua
orang jago lihay tersebut.
Walaupun Iblis matahari sendiri sudah menderita luka
yang cukup parah, tetapi setiap babatan telapaknya masih
terap menghasilkan angin pukulan yang mengerikan, hal ini
membuat Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng harus mengerahkan segenap kemampuan yang
dimilikinya untuk melakukan perlawanan-
Kurang lebih seratus gebrakan kemudian, angin pukulan
yang dilancarkan iblis matahari sudah tidak sedahyat dan
selihay tadi lagi darah segar yang mengucur keluar dari
tubuhnya kian lama kian bertambah deras, membuat
kesehatannya makin menyusut dan badannya makin lemah.
Lam-kong Pak merasa amat terperanjat, ia tahu karena
kakek tua itu harus duduk diatas tiang batu yang mendapat
getaran keras, sisi batu cadas yang tajam telah menggesek
tubuhnya membuat luka yang bermunculan ditubuhnya
kian lama kian bertambah banyak. jika Keadaan ini
dibiarkan terus maka lama kelamaan orang tua itu akan
kehabisan darah dan akhirnya binasa.
Terpaksa Lam-kong Pak harus melancarkan serangannya
jauh lebih hebat dan gencar untuk mengurangi daya
tekanan pada diri kakek tua itu. namun keadaan tersebut
pun hanya bisa bertahan untuk sementara waktu, ia merasa
dengan cara begini paling banter ia cuma bisa bertahan
sebanyak seratus sampai dua ratus gebrak lagi.
Disaat yang amat kritis itulah, tiba-tiba terdengar ombak
memecahkan ditepian kolam, Ular hitam yang amat besar
tahu2 munculkan diri dari dalam air dan meluncur diatas
batu karang dari dalam mulutnya membawa sebutir telur
ikan.
"Sreeet.. .sreet... lambung dari perut ular tersayat oleh
ujung batu yang runcing hingga terluka dan mengucurkan
darah namun ular hitam itu sama sekali tak ambil perduli
dia langsung mendekati kakek tua itu.
Dalam hati Lam-kong Pak merasa hormat dan kagum
sekali dengan kesetiaan ulaar hitam itu, ia tak menyangka
binatang jauh lebih bisa dipercaya dari pada manusia,
Setelah tiba dihadapan kakek tua itu. ular hitam tersebut
menjulurkan kepalanya mendekati mulut kakek tua itu. iblis
matahati segera membuka mulutnya dan menelan dua butir
telur ikan yang disodorkan kepadanya itu.
Sisa telur ikan yang masih berada dimulut ular hitam itu
segera ditelan kedalam perut, tak lama kemudian luka
diatas lambung dan perut ular itu sembuh kembali,
sementara kekuatan tubuh kakek tua itupun telah pulih
seperti sediakala.
Dengan begitu maka sekarang Bintang yang bertaburan
diangkasa harus menghadapi tiga orang jago sekaligus,
serangan2 yang dilancarkan ular hitam raksasa itu tak kalah
hebatnya dengan serangan seorang jago lihay, tubuhnya
melengkung dan meluncur dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat dia khusus menyerang tubuh bagian bawah,
sergapan2 kilat secara acak ini benar2 merupakan suatu
ancaman yang sukar diduga.
Setelah pertarungan beberapa saat lamanya. Bintang
yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng mulaisadar
bahwa usahanya kali ini menemui kegagalan, apa bila
pertarungan tersebut dilanjutkan niscaya dia sendiri yang
bakal celaka.
Maka secara tiba2 ia membentak keras secara beruntun
dia lancarkan beberapa buah pukulan berantai yang
memaksa mundur musuh2nya, menggunakan kesempatan
itu dengan cepat ia loncat keluar dari hutan batu cadas itu
dan lenyap dibalik mulut gua. Melihat musuhnya kabur,
Lam-kong Pak segera bertanya:
"Tanpa bantuan dari ular hitam tersebut. masa dia dapat
melarikan diri dari gua ini?"
"Engkau lupa kalau dia mempunyai payung sengkala
yang bisa membawa tubuhnya membumbung tinggi
keangkasa ?" sahut iblis matahari dengan cepat.
Dengan keterangan tersebut Lam-kong Pakpun jadi
sadar, teringat olehnya kalau payung sengkala palsu pun
bisa membawa tubuhnya membumbung tinggi keangkasa,
apa lagi payung mustika itu adalah payung yang asli. bisa
dibayangkan sampai dimanakah kehebatannya .
Tiba2 Lam-kong Pak merasa amat terperanjat, serunya:
"cianpwee. aku harus segera naik keatas, karena tiga
orang cianpweeku masih menunggu kedatanganku didepan
gua, andaikata mereka sampai berjumpa dengan gembong
iblis itu, mungkin nasibnya bakal celaka.."
"Baik biarlah loo-hek menghantar kau keluar dari sini,
menurut pengamatanku, setelah engkau makan Tok See-lek
mungkin belum ada waktu untuk melatih diri dan melebur
kekuatan tersebut kedalam tenaga dalammu, maka
tambahan hawa murni yang kau peroleh masih terbatas
sekali kalau tidak kendatipun murid durhaka itu membawa
payung sengkala, belum tentu dia bisa mengalahkan
dirimu?"
"Sampai sekarang aku masih belum punya waktu untuk
melatih diri, tapi setelah semua urusan beres, akupasti akan
mencari suatu tempat yang terpencil untuk melatih diri."
"Bocah muda. lain hari engkau tak usah datang kemari
lagi. sebab tak lama kemudian akupun akan tinggalkan
dunia yang penuh dengan dosa ini.. ."
"cianpwee, bukankah engkau tetap sehat wal'afiat?" seru
Lam-kong Pak dengan hati terperanjat, "apa lagi ditempat
ini terdapat telur ikan yang bisa maneruskan usia hidupmu,
kenapa secara tiba2 engkau hendak ambil keputusan
pendek?"
"Siksaan dan penderitaan yang dialami kami bertiga
boleh dibilang merupakan suatu penderitaan yang tak
pernah dialami oleh orang kuno manapun generasi-generasi
yang akan datang. kami bisa hidup sampai sekarang bukan
hanya disebabkan mengandalkan kemujarapan telur ikan
belaka. tapi sebab yang terutama adalah karena kami masih
menpunyai harapan dan keinginan untuk mempertahankan
hidup kami ini, kami hendak menunggu kedatangan
seseorang ketempat ini untuk menyelesaikan cita2 kami
yang belum sempat terwujud. sekarang engkau telah
menyangupi diriku untuk membersihkan perguruan kami
dari murid murtad tersebut, aku percaya apabila engkau
mau melatih diri secara baik2 maka suatu ketika Bintang
yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng dapat kau
bunuh. oleh sebab apa yang kuharapkan sudah terkabul,
maka tak lama kemudian keadaanku akan mirip lampu
lentera yang kehabisan minyak. dan akhirnya ajalku akan
tingga Ikan dunia yang penuh dosa ini untuk selama2nya"
Lam-kong Pakjadi teramat sedih, tanpa sadar dua baris
air mata jatuh berlinang membasahi wajahnya.
"Apa yang telah aku sanggupi pasti akan kulaksanakan
se-baik2nya, kendatipun hatus terjun kelautan api atau
menyebrangi hutan pedang, apa lagi Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng adalah musuh umum
dan dunia persilatan, kendatipun kekuatan yang kumiliki
terbataspun aku pasti akan berusaha dengan sekuat tenaga"
"Baik. aku percaya dengan ucapanmu, sekarang
berangkatlah tinggalkan tempat ini "
"Seandainya cianpwee benar2 sudah berangkat
tinggalkan dunia ini. satu bulan kemudian aku pasti akan
datang kembali kesini untuk menyelesaikan lelayon dari
Cianpwee..."
"Tak usah. aku sendiri dapat mengatur segala sesuatunya
bagi diriku sendiri" Dia segera bersiul nyaring, ular hitam
raksasa itu meluncur kemulut gua dan merendahkan
tubuhnya.
Sekarang Lam-kong Pak tidak takut lagi dengan binatang
itu. ia segera lompat keatas kepala ular itu, dan didalam
sebuah hentakan keras tubuhnya segera meluncur ketengah
udara dan melayang keluar dari mulut gua tesebut.
Setibanya diluar gua, dengan suatu gerakan yang cepat
bagaikan sambaran kilat dia lari keluar dari goa itu, namun
tiada sesosok bayangan manusiapun ditemukan diluar gua,
diatas permukaan tanahpun tidak kelihatan tanda2 seperti
bekas pertarungan- hal ini sangat mencengangkan hatinya.
Dalam hati kecil, pemuda itu segera berpikir:
"Tak mungkin ketiga orang cianpwee itu tinggalkan aku
seorang diri ditempat ini, apalagi berlalu tanpa memberi
kabar lebih dahulu, mungkinkah mereka telah dicelakai
oleh Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng??"
Tetapi dengan cepat pula jalan pikiran tersebut terbantah
olehnya sendiri, ia tahu tenaga dalam yang dimiliki Ketiga
orang cianpwee tersebut separuh bagian telah pulih
kembali, meskipun dengan tenaga gabungan mereka bertiga
belum tentu bisa menangkan musuhnya yang tangguh,
tetapi merekapun tidak akan sampai dicelakai olehnya.
Setelah keluar dari lembah terpencil itu Lam-kong Pak
kabur menuju keatas sebuah bukit yang tinggi, sorot
matanya yang tajam segera mengawasi daerah sekeliling
tempat itu dengan seksama.
Tiba2. . .dari balik sebuah lembah terpencil menggema
suara bentakan2 keras disusul berkumandangnya deruan
angin2 pukulan.
Lam-kong Pak sadar suatu pertarungan yang amat seru
pasti sedang berlangsung, cepat- cepat ia lari turun dari atas
bukit dan menuju kearah lembah terpencil dimana suara
bentakan dan deruan angin pukulan berasal. . . .
Setibanya dimulut lembah sianak muda itu nampak agak
terperanjat rupanya dia saksikan orang2 yang sedang
bertempur seru itu bukan lain adalah tiga orang locianpwee
serta ketua perkumpulan Bulu hijau yang ampuh itu.
Sebutan Ketua perkumpulan bulu hijau mulai sekarang
harus diganti dengan nama sebenarnya, sebab dia bukan
lain adalah suami dari cu Hong Hong yakni Sian-yan Peng.
Ia munculkan diri dengan paras muka aslinya, waktu itu
jago tua she Sian-yan tersebut sedang terlibat pertarungan
yang amat seru melawan jago angin geledek Lam-kong Liu,
sementara Lu It Beng serta oei ci-hu berdiri kurang lebih
tiga tombak dari gelanggang sambil mengikuti jalannya
pertarungan itu dengan seksama.
Lam-kong Pak merasa serba salah dengan tenaga dalam
yang dimilikinya saat ini pemuda itu percaya bahwa Sian-
yan Peng sudah bukan tandingannya lagi. akan tetapi ia tak
dapat menyerang orang itu, sebab ketua perkumpulan bulu
hijau itu pernah selamatkan jiwanya dari ancaman maut.
Kendatipun musuh bebuyutannya adalah ayah
kandungnya sendiri Lam-kong Pak sadar tak mungkin
baginya untuk mencampuri urusan tersebut apa lagi
melibatkan diri dalam pertarungan-
Sementara itu oei ci-hu serta Lu It Beng kelihatan sangat
gelisah sekali merekapun tak bisa ikut melibatkan diri
dalam pertarungan tersebut, keadaan dari kedua orang jago
tua itu ibarat semut yang berada diatas kuali panas...panik
tapi tak bisa berbuat apa- apa.
suatu ketika tiba2 oei ci-hu berteriak dengan suara
lantang:
"Sian-yan peng apa yang terjadi dimasa lampau
kesemuanya cuma kesalah pahaman belaka, cepatlah
hentikan serangan2mu itu janganlah dikarenakan perbuatan
itu membuat sanak keluargamu jadi menyesal dan sedih
sepanjang masa, . .Hey, Sian-yan Peng .. hentikan
pertarungan, aku akan jelaskan duduknya persoalan hingga
jelas"
"oei ci-hu" sahut Sian-yan Peng dengan suara yang
dingin dan ketus, "lebih baik tutup mulutmu yang bau dan
tak usah banyat bicara yang tak karuan, sebentar lagi aku
masih akan bikin perhitungan dengan engkau bersiap-
siaplah untuk menantikan saat ajalmu "
"oooh...hooo. . .lebih baik lagi kalau engkau hendak
bikin perhitungan dengan diriku" teriak 0ei ci-hu dengan
suara lantang, "aku harap sebelum perhitungan dibikin
sudilah kiranya engkau dengarkan dulu penjelasanku ini"
"Kalau mau bicara, tunggu saja sampai salah satu
diantara kami berdua keluar sebagai pemenang, sekarang
percuma kalau kau ingin bicara karena aku tak sudi untuk
mendengarkannya "
"Blaamm .. Blaamm... Blaammm..." tiga pukulan
berantai menghasilkan tiga benturan keras yang amat
memekikan telinga...
Lam-kong Liu terdesak hebat, hingga tubuhnya
terdorong mundur sejauh dua langkah kebelakang,
Rupanya hawa murni yang dimilikinya belum pulih
kembali seperti sedia kala, hal ini membuat jago tua tersebut
tak mampu menandingi ketangguhan musuhnya.
Manusia yang suka pelancongan Lu It Beng ikut buka
suara, ujarnya dengan suara hambar:
"Sian-yan Peng, siau-te ada sepatah dua patah kata yang
terasa mengganjal dalam tenggorokan, apabila tidak
kuutarakan keluar, karena itu mau tak mau terpaksa harus
kuucapkan juga . meskipun Lamkong-heng ada dendam
dan sakit hati dengan dirimu, sepantasnya kalau persoalan
ini diselesaikan secara adil dan tidak berat sebelah, sekarang
tenaga dalam yang dimilikinya belum pulih kembali seperti
sedia kala, sekalipun dalam pertarungan nanti engkau
berhasil menangkan dirinya, namun kemenang an tersebut
tidak adil, apakah engkau tak takut ditertawakan orang?"
Mendengar seruan tersebut, tiba2 Sian-yan Peng tarik
kembali serangannya dan mundur tiga langkah kebelakang,
tegurnya dengan suara lantang:
"Lam-kong Liu sampai kapan tenaga dalammu baru
pulih kembali seperti sedia kala?"
"Sekarangpun tenaga dalamku telah pulih kembali
seperti sedia kala." jawab Lam-kong Liu cepat. "engkau tak
usah dengarkan siasat menunda pertarungan dari mereka
berdua."
Sian-yan Peng segera tertawa dingin.
"Heeehhh-heeehhh-heeehh... kejantanan dan
kegagahanmu memang patut dipuji, aku orang Sian-yan
Peng punya keyakinan bisa menangkan dirimu, rasanya
akupun tak usah mencari keuntungan disaat orang lain
sedang lemah, persoalan diantara kita berdua akan
kuselesaikan satu bulan mendatang."
Setelah berhenti sejenak tiba2 ia berpaling kearah Awan
hitam pengejar rembulan herdiknya:
"oei ci-hu apakah saat ini tenaga dalammu sudah pulih
kembali seperti sedia kala?"
"Tenaga dalamku tak pernah hilang ataupun berkurang
kalau ingin bertempur silahkan saja turun tangan aku sudah
bersiap sedia untuk melayani dirimu"
"Bagus sekali bagaimanapun juga aku toh cuma ingin
adu kepandaian saja dengan dirimu... Nah sebelum
pertarungan dilangsungkan aku hendak mengajukan satu
pertanyaan dahulu kepadamu, kenapa secara diam2 kau
sergap diriku dimasa yang silam? sebetulnya apa
maksudmu?"
"Waaduuh... maksud baik dianggap berhati jahat.., air
susu dibalas dengan air tuba, ketahuilah dimasa lampau
secara kebetulan aku telah menemukan ada dua orang tamu
tak diundang yang sangat misterius menyelundup kedalam
rumahmu, aku segera menguntil dibelakang mereka secara
diam2 sungguh tak nyana maksud baikku telah kau salah
artikan engkau anggap maksud kedatanganku kerumahmu
tempo hari adalah untuk mencuri kitab payung sengkala?
dalam kenyataan kitab pusaka itu telah dirampas oleh Sun
Han Siang"
"omong kosong" hardik Sian-yan Peng dengan penuh
kegusaran-
oei ci-hu balas tertawa dingin-
"Heeehhh-heeehhh-heeehhh...kalau tidak perCaya yaa
sudahlah bagaimanapun juga aku tahu kalau dalam hati
kecilmu sebetulnya telah tersimpan segumpal rasa dongkol
yang telah dipendam selama puluhan tahun lamanya dan
engkau hendak mencari orang yang cocok untuk
melampiaskan rasa mangkelmu itu. ayoh majulah akan
kusambut semua serangan yang hendak kau lontarkan"
"Tunggu sebentar" tiba2 terdengar bentakan nyaring
berkumandang datang dari arah mulut lembah.
Lam-kong Pak dengan suatu gerakan tubuh yang sangat
cepat menerobos masuk kedalam lembah sesudah meluncur
keatas permukaan tanah serunya kembali dengan suara
lantang:
"Sian-yan cianpwee harap jangan turun tangan lebih
dahulu, sedikit banyak aku yang muda telah mengetahui
duduk persoalan yang sebenarnya"
sian-yan Peng berpaling setelah mengetahui siapa yang
datang ia segera tertawa dingin serunya.
"Hey bocah muda apakah engkau hendak mencampuri
urusan ini? ayoh cepat jawab"
"Aku yang muda tak berani mencampuri urusan yang
tidak menyangkut akan diri, aku hanya ingin mengatakan
bahwa sedikit banyak aku yang muda berhasil mengetahui
tentang duduk persoalan yang sebetulnya..^"
la berhenti sebentar. setelah termenung sejenak kembali
pemuda itu melanjutkan kata2nya:
"Ketika terjadinya pertarungan seru antara ibuku
melawan cu cianpwee dimasa silam. orang yang telah
menghantam tubuh cu cianpwee sehingga terjatuh kedalam
jurang adalah Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng, orang yang menyergap ayahku adalah Kakek ombak
menggulung..."
"Lalu siapakah yang telah menyerang diriku?" sela Sian-
yan Peng dengan suara keras. "Perbuatan itu dilakukan oleh
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng"
"Darimana engkau bisa mengetahui akan peristiwa ini?"
"Kakek ombak menggulung yang menceritakan sendiri
persoalan itu kepadaku" Sian-yan Peng segera mendengus
dingin-
"Hmm bagaimanapun juga , persengketaan antara diriku
dengan Lam-kong Liu tak bisa disudahi dengan begitu saja,
satu bulan kemudian aku akan menyelesaikan persoalan ini
se-adil2nya. Nah selamat tinggal."
Tanpa membuang waktu banyak lagi ia segera enjotkan
badan dan meluncur keluar dari lembah tersebut.
Menjaksikan kekerasan kepala orang itu oei ci-hu
gelengkan kepalanya berulangkali.
"Aaai.. orang kuno berkata: dendam karena Cintajauh
lebih dalam daripada dendam pribadi. perkataan itu sed
ikitpun tidak salah, kalau dilihat dari duduk persoalan ini
semua terjadi terletak pada diri Sun Han Siang, dialah bibit
bencana yang mengakibatkan terjadinya semua peristiwa
ini, orang kuno mengatakan: Wanita adalah racun dunia
sekarang aku baru perCaya bahwa ucapan itu memang
sedikitpun tidak keliru....."
"oei cianpwee engkau tak boleh menghina ibuku." seru
Lam-kong Pak dengan nada penasaran, "dia toh sama sekali
tidak salah dalam peristiwa ini."
Kembali oei ci- hu tertawa dingin-
"Heeehh..heeehh..heeehh.. bocah muda, apa yang kau
ketahui? dimasa lampau ibumu juga bukan seorang
perempuan sejati dari kalangan lurus, kalau tidak percaya
boleh tanyakan sendiri kebenaran ucapanku ini dari
ayahmu"
Tanpa sadar Lam-kong Pak berpaling kearah ayahnya.
Lam-kong Liu menghela napas panjang, ujarnya^
"Seandainya dikatakan bahwa ibumu adalah seorang
jahat, tentu saja aku tak akan membenarkan perkataan itu
tapi dalam kenyataan dia mmemang berhati keji dan
telengas. entah selama ia jadi pemilik Pengadilan dunia
persilatan- entah berapa banyak jago lihay dari kalangan
lurus maupun kalangan sesat yang menemui ajalnya
diujung telapak tangannya. mungkin jumlah korban yang
mampus sudah mencapai ratusan orang banyaknya..."
Lam-kong Pak membungkam dalam seribu bahasa. ia
percaya apa yang diucapkan ayahnya sudah pasti tak bakal
salah, sebab sewaktu berada dalam pertemuan besar untuk
memperebutkan urutan nama besar. ia pernah rasakan pula
akan kekejian ibunya, hal itu menunjukan bahwa perbuatan
ibunya dimasa lampau bukanlah suatu perbuatan yang
betul.
Sesudah berdiam beberapa saat Lam-kong Pak segera
alihkan pokok pembicaraan kearah lain katanya:
"Apakah cianpwee bertiga sudah berjumpa dengan
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng?"
"Tidak." jawab oei ci-hu sambil menggeleng. "baru saja
engkau masuk kedalam gua, Sian-yan Peng telah muncul
disana maka kami segera mengikuti dibelekangnya
berangkat kelembah ini?"
Lam-kong Pak termenung sebentar kemudian iapun
menceritakan semua kejadian yang baru saja dialaminya
didalam gua mulut gunung berapi,
Mendengar kisah tersebut ketiga orang kakek tua itu
menghela napas tiada hentinya, mereka ikut beriba hati atas
kejelekan nasib yang dialami iblis matahari, iblis rembulan-
iblis bintang. Terdengar oei ci-hu berkata:
"Sungguh tak kusangka pada akhir hidupnya tiga bintang
bertangan iblis dapat tobat dari kesalahannya dan kembali
kejalan yang benar, sayang nasib mereka memang jelek
sehingga harus mengalami akhir yang mengenaskan...
terutama payung sengkala itu sudah terjatuh ketangan
gembong iblis tua. entah kejahatan dan kekejian apa lagi
yang dia lakukan dikolong langit..."
"cianpwee bertiga tenaga dalam yang kalian miliki masih
belum pulih kembali seperti edia kala. kalian harus mencari
tempat yang terpencil untuk baik2 melatih diri,sehingga
kekuatan kalian bisa pulih kembali seperti sedia kala.
khususnya untuk bersiap sedia menghadapi Sian-yan
cianpwee serta Bintang yang bertaburan diangkasa Liok
Hoa Seng.. Sekarang aku yang muda ingin mohon diri
terlebih dahulu. aku hendak pergi mencari ibuku serta
rekan2 lainnya"
"Pergilah..." sahut oei ci-hu, "sekarang kami telah
menggunakan khasiat dari ilmu hipnotis Tong-bin-toa-hoat
untuk mengembalikan hawa murni kami yang hilang, aku
percaya tak lama kemudian seluruh kekuatan yang kami
miliki telah pulih kembali seperti sedia kala. Nah sampai
jumpa kembali satu bulan mendatang dikota Lok-yang."
Setelah berpamitan dengan ketiga orang kakek tua itu.
berangkatlah Lam-kong Pak, menigggalkan lembah terebut,
ia tak tahu kemana harus pergi mencari jejak dari Sun Han
Siang sekalian. dia kuatir kalau sampai ibunya sekalian
berjumpa dengan Bintang yang bertaburan diangkasa Liok
Hoa Seng. sebab dengan kekuatan gabungan dari beberapa
orang itu belum tentu bisa menandingi kedahsyatan ilmu
silat yang dimiliki iblis tua itu. apa lagi payung sengkala
benda mustika yang maha dahsyat itu sudah terjatuh
ketangannya.
Setelah melakukan pencarian yang seksama. disekeliing
lembah terpencil itu. Lam-kong Pak baru berangkat menuju
kekota Kay- hong.
Setelah masuk kedalam kota, ia lihat diujung sebuah
jalan raya terdapat sebidang tanah lapang yang sedang
dikerumuni orang banyak. suasana ramai sekali.
Rupanya hari itu adalah hari baik buat mereka, suasana
didalam kota penuh sesak dengan beraneka macam jualan-
Ada yang pasang tenda untuk melihat nasib. ada yang
mengadakan atraksi silat, ada yang jual silat, jual cerita
serta pelbagai macam permainan.
Sambil ber-desak2an diantara kerumunan orang banyak.
Lam-kong Pak melanjutkan perjalanannya masuk kekota.
Tiba2 disisi jalan kurang lebih satu tombak
dihadapannya, ia saksikan ada dua orang manusia sedang
menjalankan praktek lihat nasib, perawakan tubuh mereka
sangat menyolok dan lain daripada keadaan manusia biasa.
Yang tinggi dan kurus bagaikan sebuah bambu, dengan
badan ibaratnya kulit pembungkus tulang duduk dibelakang
sebuah meja. Sedang yang lain pendek dan gemuk bagaikan
buah beligo, perutnya buncit dengan panca indranya
hampir berdempetan satu sama lainnya.
Dagangan mereka berdua nampak agak sepi karena
orang2 yang berkumpul disekitar tempat itu lebih banyak
yang tertarik untuk melihat atraksi dari pada melihat nasib.
Dlam2 Lam-kong Pak mendesis, ia kenali dua orang
manusia berbentuk aneh itu sebagai "Hey-thian-siang-sat"
tetapi berhubung paras muka mereka sudah dirubah
sedemikian rupa maka andaikata bukan orang yang sangat
mengenal diri mereka, sulit untuk mengetahui indentitas
mereka yang sebenarnya.
Tiba2... dari balik kerumunan orang banyak muncul dua
orang manusia, satu pria yang lain perempuan.
Mereka bukan lain adalah "Hek teng-tui-hun" lampu
hitam pengejar nyawa Leng cing ciu serta Janda kawin
tujuh kali Pui Kun.
Menyaksikan kemunculan dua orang manusia itu, Lam-
kong Pak segera gelengkan kepalanya berulang kali, dalam
hati ia berpikir.
"Sungguh tak kusangka perempuan lonte yang tak tahu
ketuaan dirinya itu berhasil menggaet lampu hitam pengejar
nyawa.. Aaaai,. entah apa maksud dan tujuan mereka
datang kemari?"
Sementara ia masih termenung memikirkan persoalan
itu. tampaklah catatan mati hidup telah menggapai kearah
lampu hitam pengejar nyawa sambil berseru, "Eeeei.. yaya
yang itu silakan datang kemari untuk ber-cakap2 menurut
nasib yang tertera diatas wajahmu dalam tiga hari
mendatang engkau bakal ketimpa bencana besar."
Lampu hitampengejar nyawa Leng cing ciu segera
mendengus dingin sahutnya: "Hmm aku tidak perCaya
dengan segala macam omong kosong dari kalian penipu2
ulung"
"Yaya kalau engkau tidak perCaya maka dikemudian
hari kaupasti akan menyesal sekali, mumpung sekarang
belum terlambat kami bisa tunjukan jalan terang untuk
menghindari bencana besar itu."
Perkataan yang sangat menarik hati ini segera
menggerakkan hati Lampu hitam pengejar nyawa, ia
mendekati tanda tersebut seraya bertanya: "Bagaimana
caranya untuk menghindarkan diri dari bencana besar itu?"
= =oooooooooo= =
"ASAL engkau bersedia membayar dua puluh tahil perak
aku akan mewakili dirimu untuk panjatkan doa dan
memohon pengampunan dalam kuil shia- hong-bio
kemudian akan carikan pula seorang pengganti untuk
mewakili dirimu menemui kematian, dengan jalan begitu
maka bencana besar akan terhindar dari tubuhmu." oceh
catatan mati hidup.
Pada saat yang bersamaan Hek sim wangwee atau
hartawan berhati keji sedang menggapai kearah Janda
kawin tujuh kali sembari berseru.
"Eeei.., nona kemarilah sebentar aku lihat bintang
kesialan telah memancar diatas wajahmu, ancaman
kematian sudah berada didepan mata kalau engkau tidak
cepat2 cari jalan keluar maka jiwamu pasti akan melayang,
tapi nona tak usah kuatir aku punya cara untuk selamatkan
jiwamu. "
"Huuh... omong kosong ngaco belo jangan sembarangan
omong yaa.. aku akan kawin lagi masa ada bencana
kematian diambang pintu? mungkin kau salah lihat bintang
terang kau katakan bintang kesialan-"
"Aku adalah ong Poan Sian (ong setengah dewa)"
Hartawan berhati keji memperkenalkan, "diriku bisa
melihat kejadian yang sudah lewat dan meramalkan
kejadian yang akan datang, kalau kutinjau dari alis wajah
nona secara beruntun engkau harus kawin dengan dua belas
orang suami dengan begitu hidupmu baru bisa terjamin
sampai akhir tua nanti betul tidak apa yang kuucapkan-"
"coba lihat sampai sekarang aku sudah pernah kawin
berapa kali? kalau engkau bisa menjawab secara tepat aku
baru akan mempercayai perkataanmu."
Hartawan berhati keji putar sepasang biji matanya
mulutnya pura2 berkemak-kemik sedang jari tangannya
seperti lagi menghitung, akhirnya ia berkata:
"Menurut perhitunganku tak lama kemudian nona akan
kawin dengan suamimu yang kedelapan-"
Mendengar jawaban tersebut, sekujur badan Janda kawin
tujuh kali bergetar keras
"Wuoo engkau benar2 setengah dewa, perkataanmu
memang tidak keliru barusan engkau katakan bintang
kesialan sudah berada didepan mata, coba terangkan dulu
berdasarkan apa engkau mengatakan demikian?"
"Harap nona serahkan dulu dana sekedarnya buat
ongkos, kemudian dengan se-jelas2nya akan kubeberkan
semua kesialan yang bakal menimpa diri nona, andaikata
ramalanku tidak cocok maka bukan saja uangnya kembali,
bahkan engkaupun boleh mengobrak-abrik tendaku ini."
Akhirnya Janda kawin tujuh kali terpancing juga oleh
perkataannya, ia segera bertanya:
"Berapa tahil perak yang kau butuhkan sebagai dana ?"
"Aku tahu dalam saku nona terdapat banyak sekali uang
perak. apa lagi persoalan ini menyangkut usia serta
kehidupan nona, karena itu ongkosnya pun harus berlipat
ganda, bagaimana kalau nona bayar dulu empat puluh tahil
perak?"
Janda kawin tujuh kali Pui Kun adalah salah seorang
diantara tiga manusia paling miskin didunia persilatan
dalam sakunya saat itu paling banyak cuma ada tujuh
delapan puluh tahil perak belaka ongkos yang dimintanya
sangat tinggi, ia jadi sayang dansakit hati, sambil tertawa
dingin segera ujarnya:
"Huuh,.. mahal amat ongkos yang musti kubayar ogah
aku lebih baik tak usah saja."
"Kalau toh nona tidak ingin menghindari bencana besar
yang berada didepan mata akupun tak akan terlalu
memaksa kehendakmu silahkan nona berlalu dari sini"
Walaupun dalam hati Janda kawin tujuh kali merasa
sayang untuk membuang uang sebesar itu tetapi diapun
agak menguatirkan nasib sendiri terutama setelah
didengarnya bencana besar telah berada didepan mata,
akhirnya dengan perasaan berat dia berkata:
"Begini saja bagaimana kalau engkau beri sedikit
potongan buat aku? anggap saja sebagai korting?"
"Tidak kurang setengikpun aku tak sudi bicara, lebih baik
coba pergi saja dari sini."
Janda kawin tujuh kali jadi gemas bercampur
mendongkol teriaknya keras2:
"Bagaimana kalau tiga puluh tahil perak saja? tentunya
engkau tidak merasa keberatan bukan?"
"Selamanya aku setengah dewa tak pernah menawarkan
dan tak sudi ditawar kalau orang keberatan Untuk keluar
uang lebih baik cepat2lah berlalu dari sini dari pada
kehadiranmu terus menerus ditempat ini akan mengganggu
kelancaran usahaku."
Dengan gemas mendongkol dan penasaran apa boleh
buat, Janda kawin tujuh kali ambil keluar empat puluh tahil
perak dan di banting keatas meja, serunya dengan jengkel^
"Nah, ambillah uang itu ayoh cepat katakan bencana
besar apa yang sedang mengancam nonamu?"
Dengan sangat ber-hati2 Hartawan berhati keji
masukkan uang perak itu kedalam sakunya kemudian
menjawab:
"Setelah mengambil harta kekayaan orang lain sudah
menjadi kewajibanku untuk lenyapkan bencana orang.
selamanya ramalan2 sakti dari aku ong setengah dewa tak
pernah meleset, orang yang hendak nona kawini sekarang
seharusnya adalah seorang manusia kenamaan dalam
kolong langit, orang itu sudah pasti bukan rekan yang
melakukan perjalanan bersama dirimu tadi"
Janda kawin tujuh kali segera tertawa dingin.
"Heeehh-heeehh-heeehhh...ramalanmu keliru besar
nonamu telah...."
Hartawan berhati keji tersenyum. tukas dengan cepat.
"Nona berwajah cantik dan suka menghibur diri dengan
segala macam kesenangan kalau cuma begitu saja sih belum
terhitung sebagai suatu perkawinan. sebab kalau begituan
pun dianggap sebagai suatu perkawinan mungkin nona
sudah pernah kawin ber-ratus2 kali banyaknya."
"Jadi maksudmu, aku bakalan menikah dengan seorang
manusia yang luar biasa sekali?"
"Betul kalau nona adalah seorang jago yang pernah
belajar ilmu silat, maka engkau bakal kawin dengan seorang
jagoan lihay dari kolong langit, ramalanku ini sudah pasti
tak bakal salah lagi"
Sekali lagi sekujur badan Janda kawin tujuh kali bergetar
keras. tanpa sadar ia bergumam seorang diri:
"Jangan2 aku akan kawin dengan siluman tua itu...?
tapi...aah masa iya?"
"Benar dialah orangnya...nona bakal kawin dengan
orang yang kau maksudkan itu."
Janda kawin tujuh kali segera tertawa dingin.
"Heeehh-heeehh-heeehhh... engkau tahu siapakah yang
kumaksudkan?"
"Aku bukan seorang anggota dunia persilatan. tentu saja
tidak tahu siapakah orang itu, tapi aku dapat melukiskan
bentuk wajah serta potongan badan orang yang nona
maksudkan itu"
"Kalau engkau dapat menebak secara jitu, nonamu
segera akan menghadiahkan kembali sepuluh tail lagi"
Paras muka Hartawan berhati keji berbunga, dengan
muka berseri katanya:
"Harap nona suka menyerahkan lebih dahulu hadiah
yang nona janjikan itu, bagaimanapun toh kalau aku salah
bicara maka engkau masih dapat mendepak tendaku ini"
Janda kawin tujuh kali tertawa dingin.
"Heehh...heehh...heeehh... kalau engkau dapat
melukiskan raut wajah orang itu secara tepat, engkau
benar2 adalah dewa hidup,."
Sambil berkata ia merogoh kedalam sakunya, dan
serahkan sepuluh tahil perak. keatas meja.
Tanpa banyak bicara Hartawan berhati keji menyambar
uang diatas meja dan segera dimasukkan kedalam sakunya.
"orang itu berusia tujuh puluh tahunan, badannya tinggi
besar dan mukanya penuh bopeng putih..."
Janda kawin tujuh kali tak dapat menahan emosinya
lagi, ia segera menjerit kaget,.
"Woou.. engkau.,, benar2 seorang dewa
hidup,,.ramalanmu sungguh lihay"
Hartawan berhati keji menyeringai dan tertawa senang,
sambil menggertak gigi ujarnya:
"Nama besar ong setengah dewa sudah amat tersohor
dimana-mana empat penjuru kolong langit tak ada yang tak
kenal namaku, kalau cuma meramal begitu saja sih urusan
keciL. apabila nona bersedia untuk mengorbankan uang
sebesar dua puluh tahil perak lagi, maka akan kutunjukkan
sebuah jalan terang bagimu"
Janda kawin tujah kali jadi mendongkol bercampur
jengkel, ia berteriak keras:
"Uang dalam saku nonamu tinggal tiga puluh tahil perak
belaka, apakah engkau hendak menguras semua isi
kantongku hingga ludas?"
Hartawan berhati keji tersenyum. "Tangan nona halus
dan empuk itu tandanya selama hidup tak akan kekurangan
uang asal engkau kirim satu kerlingan mata yang aduhai. .
tanggung uang akan datang sendiri ketanganmu."
"coba kau terangkan dahulu jalan terang apakah yang
hendak kau tunjukkan kepadaku??"
"Aku dapat membuat engkau jadi manusia nomor satu
didalam dunia persilatan, mulai saat ini bukan saja apa
yang kehendaki akan terpenuhi, tak pernah kekurangan
uang lagi, bahkan setiap malam bakal ada pemuda tampan
yang kuat dan gagah menemani kau tidur."
Janda kawin tujuh kali jadi tertarik sekali oleh obrolan
tersebut, dengan Cepat dia ambil keluar dua puluh tahil
perak dari sakunya dan diletakkan keatas meja, serunya,
"Ayoh cepat katakan"
Dengan cekatan Hartawan berhati keji masukkan uang
perak itu kedalam sakunya, lalu berkata:
"Dari sini menuju kearah barat. ketika hampir mendekati
kaki tembok kota terdapat sebuah kebun bunga yang besar
milik keluarga Siok. tempat itu sangat sepi. terpencil dan
sudah lama tak pernah dihuni orang, tetapi didalam kebun
bunga yang amat luas itu terdapat pelbagai macam
bangunan loteng serta gardu istirahat yang sangat indah,
malam nanti mendekati kentongan ketiga, berangkatlah
menuju kegedung tersebut, sebelum berangkat dandan dulu
yang ayu agar kelihatan lebih menarik hati. apa bila sudah
mengadakan pertemuan dengan setan tua itu. gunakanlah
kesempatan yang sangat baik itu untuk mencuri benda
mustika yang dimilikinya, asal benda mustika itu berhasil
kau dapatkan maka engkau akan jadi manusia nomor satu
dikolong langit?"
Timbul kecurigaan dalam hati Janda kawin tujuh kali
setelah mendengarperkataan itu, dia segera menegur:
"siapakah sebenarnya engkau? darimana engkau bisa
tahu tentang urusan dunia persilatan?"
"Pepatah kuno mengatakan: kalau seorang siucay tak
pernah keluar pintu rumah. dia tak akan tahu urusan dunia.
Aku mendapat julukan setengah dewa, masa urusan sekecil
itu saja tidak tahu.,. apakah engkau tidak terlalu menghina
akan kepandaianku?"
Janda kawin tujuh kali segera bangkit berdiri, dengan
enteng ia bergerak maju kedepan. tiba2 ia merasa sakit hati
sekali karena lima puluh tahil perak telah kabur dengan
begitu saja, sambil tertawa dingin ia menerjang kemuka dan
menyambar saku Hartawan berhati keji yang berada
dihadapannya.
Rupanya Hartawan berhati keji sudah menduga sampai
kesitu, tubuhnya yang bulat bagaikan bola daging segera
bergerak mundur kebelakang dengan suatu gerakan
cekatan, serunya sambil tertawa cekikikan.
"Hiiihh...hiiihh...hiiihh.. nona.,.engkau jangan sok
bergurau aah.. aku selama hidup paling takut geli.. jangan
me-ngitik2 pinggangku..."
Dengan suatu gerakan yang manis dia menghindarkan
diri, dengan demikian cengkeraman yang dilancarkan Janda
kawin tujuh kali mengena disasaran yang kosong.
Melihat serangannya gagal, perempuan cabul itu merasa
agak tidak puas, dengan jurus macan tutul unjukkan cakar,
sekali lagi dia cengkeram saku orang itu. Hartawan berhati
keji segera berteriak keras2:
"Aduuuh..tolong...tolong.. .perempuan ini hendak
merampas uang perakku. . .tolong ... ada begal perempuan.
.."
Sambil gembar-gembor dia melarikan diri kearah orang
banyak, teriakan tersebut segera memancing perhatian
orang banyak dan didalam waktu singkat sekitar tempat itu
telah dikerumuni orang banyak.
Dalam keadaan demikian terpaksa Janda kawin tujuh
kali harus urungkan maksudnya tanpa memperdulikan diri
Lampu hitam pengejar nyawa lagi dia kabur lebih dahulu
menuju ketengah kerumunan orang banyak.
Keadaan yang dialami Lampu hitam pengejar nyawa
jauh lebih mengenaskan lagi tujuh puluh tahil perak kena
tertipu binasa ludas, dengan wajah uring2an terpaksa ia
kabur menuju ketengah kerumunan orang banyak.
Setelah dua orang pria dan wanita itu lenyap dari
pandangan mata Hartawan berhati keji baru unjukan diri
dari tempat persembunyiannya sambil mengerahkan
tubuhnya yang bulat bagaikan gentong ia dekati catatan
mati hidup sambil menegur, "Toa-ya daganganmu hari ini
tentu sukses bukan?"
"Waah payah sekali deh." jawab catatan mati hidup
dengan cepat, "aku Toa-ya sudah bersilat lidah putar bibir
berusaha untuk menjebak cecunguk itu tapi sama sekali tak
ambil gubris setengikpun aku tidak dapat bagaimana
dengan Ji-ya?"
HARTAWAN berhati keji gelengkan kepalanya yang
bulat gede seperti biligo jawabnya.
"Aaai. .toa-ya, engkau toh tahu sebetulnya aku jie-ya
masih punya setahil uang perak...sungguh tak nyana
mencuri ayam tak berhasil, malahan uangku sendiri kena
dirampas..sungguh sialan"
Lam-kong Pak yang secara diam2 mengikuti jalannya
peristiwa itu segera memaki dalam hati kecilnya setelah
mendengar jawaban tersebut:
"Kurang ajar, mereka benar2 setan pelit dalam saku
masing2 terdapat puluhan tahil perak. tapi diluaran tak mau
bicara sejujurnya, entah apa yang sedang mereka lakukan
ditempat ini? biarlah kuintil terus gerak-gerik mereka
berdua"
Sementara pemuda itu masih termenung, catatan mati
hidup telah berkata lagi:
"Ji-ya urusan sekecil ini buat apa dibicarakan biarlah hari
ini aku toa-ya yang menjamu dirimu, apalagi ketika tempo
hari aku kalah bertaruh satu meja perjamuan sampai
sekarang toh belum kubayar, ayoh kita cari rumah makan."
"Benar juga perkataan dari toa-ya. ayoh berangkat" sahut
Hartawan berhati keji dengat cepat, "didengar dari
pembicaraan toa-ya tersebut. dapatlah dibuktikan kalau
hubungan persaudaraan diantara kita berdua tak bisa
dibandingkan dengan persaudaraan manapun juga . kalau
ada kesempatan aku ji-ya pasti akan balas menjamu diri toa-
ya juga ."
Dua orang manusia ajaib itu segera tinggalkan tenda
tempat usaha mereka dan berangkat menuju kesebuah
rumah makan yang besar dan mentereng.
Diam2 Lam-kong Pak mengintil dibelakang mereka
berdua, dengan suatu gerakkan yang manis dia berhasil
mencari tempar duduk ditengah ruangan.
Dua orang makhluk ajaib tersebut memilih tempat duduk
disebelah luar, setelah duduk catatan mati hiduppun
berkata:
"Ji-ya, ini hari aku sengaja akan memilih sendiri sayur
yang akan dipesan, agar kita berdua bisa menikmati
masakan yang lezat dengan se-puas2nya"
"Hooree... toa-ya, engkau memang royal sekali." teriak
Hartawan berhati keji sambil bertepuk tangan kegirangan.
"toa-ya, engkau tentu tahu bukan beberapa hari belakangan
ini perutku terasa amat masam dan kering, lebih baik
pilihlah menu sayur yang banyak mengandung minyak
babi"
"ooah...tentu saja..tentu saja.. asal ji-ya tidak merasa
Canggung. aku pasti tak akan membuat dirimu jadi
keCewa"
Habis berkata catatan mati hidup segera bangkit berdiri
dan turun dari loteng untuk pesan sayur, beberapa saat
kemudian ia muncul kembali disamping rekannya sembari
berkata:
"Ji-ya, sungguh tak disangka kita harus berjumpa dengan
kedua orang gembong iblis itu disini"
"Perhitungan dari majikan sun selamanya jitu dan tepat.
ia telah memperhitungkan bakal ada beberapa orang
gembong iblis akan munculkan diri disini. pekerjaan kita
tidak lebih hanya mendorong ombak membantu gelombang
agar dua orang gembong iblis itu mencari penyakit buat diri
sendiri. sungguh tak disangka mereka benar2 tak takut mati.
malam ini pasti ada pertunjukkan bagus disini."
Mendengar perkataan tersebut. satu ingatan secara cepat
berkelebat dalam benak Lam-kong Pak, tahu rombongan
yang dipimpin ibunya sudah pasti berada disekitar tempat
ini, sedangkan kedua orang makhluk ajaib itu hanya
menjalankan tugas yang diperintahkan kepada mereka
untuk menipu habis uang perak yang dimiliki Lampu hitam
pengejar nyawa serta Janda kawin tujuh kali kemudian
disuruh mereka pergi menempuh bahaya.
sementara ia masih termenung, dari anak tangga
berkumandang suara gemericikan kayu yang berdenyit,
tanpa berpalirg lagi Lam-kong Pak. dapat menduga kalau
malaikat raksasa Loo Liang-jan pasti sudah munculkan diri
disitu, sebab langkah kaki orang lain tak mungkin seberat
itu, apabila membuat seluruh ruangan bergetar keras.
Sedikitpun tidak salah, terdengar Loo Liang-jan berteriak
keras setibanya dihadapan dua orang manusia jelek^
"Aku Loo-tua mendapat tugas untuk jual silat ditempat
ini dengan tujuan untuk melindungi kerja kalian berdua,
sebetulnya aku berhasil mendapat untung beberapa tahil
perak, siapa tahu uangku kena dicuri oleh kadet2 sialan,
untung kalian berdua mendapat keuntungan besar, ini hari
aku Loo-tua akan ikut makan sampai se-puas2nya"
"Loo Liang-jan takaran perutmu terlalu besar dan
mengerikan, kami tak mampu memberi makan dirimu"
teriak catatan mati hidup dengan cepat, "jamuan yang
kuadakan pada hari ini semuanya telah menelan biaya
sebesar tujuh delapan tahil perak. bagaimana kalau kuberi
dua tiga tahil perak kepadamu? tapi kalau lain kali engkau
sudah bertemu dengan Lam-kong sauya, jangan lupa untuk
mintakan ganti buat diriku loo"
"oooh. sudah tentu, sudah tentu, engkau tak usah kuatir"
Tak lama kemudian pelayan muncul sambil membawa
dua baki besar serta dua teko arak.
setelah dihidangkan keataS meja Hartawan berhati keji
segera mendengus dingin. Dengan muka masam ia berseru:
"Toa-ya, sayur apaan ini?"
"oooh... ji-ya, engkau benar2 tak tahu diri, masih ingat
tidak sewaktu tempo hari engkau mengatakan sedang sakit
perut dan menceret, bukankah engkau katakan jangan
pesan makanan yang terlalu mengandung minyak? aku
telah pesankan beberapa piring sayur mayur untukmu,
akhirnya engkau malah tak senang hati. Barusan engkau
mengatakan kalau belakangan ini kurang makan hidangan
yang berminyak. maka sengaja toa-ya pesan kepada koki
agar siapkan sayur yang mengandung banyak minyak
babinya, coba lihat sayur ini bernama Ang-sio Ti-ba kulit
babi masak kecap"
Loo Liang-jan yang rakus sama sekali tidak ambil perduli
kulit babi atau bukan, sumpitnya dengan cepat bekerja
untuk sikat hidangan tersebut.
Hartawan berhati keji memandang sayur lain yang
dihidangkan- kemudian sambil mendengus serunya
kembali: "Toa-ya, lalu apa nama sayur ini?"
"Oooh sayur ini namanya duri ikan masak saus"
Hartawan berhati keji kontan tertawa dingin.
"Hahh..heehh.,heehh...aku cuma pernah dengar
masakan Hi-sit sirip ikan, belum pernah dengar ada sayur
yang bernama duri ikan masak saus. IHuuh coba lihat,
mana lihat daging ikannya? masa engkau anggap aku
sebagai kucing yang doyan makan duri2 ikan sisa orang
lain?"
Tak lama kemudian pelayan muncul kembali
menghidangkan delapan macam sayur dan satu macam
kuah, diantaranya terdapat masakan ikan asin digoreng.
tahu masak kecap. kuah sari daging sapi dan lain-lain...
Hartawan berhati keji segera bangkit berdiri dengan hati
mendongkol serunya.
"Toa-ya, aku tak berani menerima jamuan makanmu
ini.. kalau toh Loo Liang jan tidak merasa keberatan, biar
dia yang menemani engkau makan-. aku mau pesan satu
mangkuk nasi goreng saja"
"Ji-ya, mau makan atau tidak itu urusanmu sendiri,
pokoknya aku toa-ya sudah menjamu dirimu, kalau engkau
menampik maka lain waktu jangan salahkan aku lagi"
Dengan hati mendongkol Hartawan berhati keji pesan
nasi goreng dan bersantap dimeja lain, sementara si catatan
mati hidup dan Loo Liang jen melahap hidangan yang
berada didepan mata.
Dari meja seberang, Hartawan berhati keji sempat
berseru dengan rasa mendongkol:
"Hey, Loo Liang-jan- engkau tertipu mentah2 kalau
Cuma hidangan semaCam itu sih tak bakal kelewat dari dua
tahil perak. toa-ya kalau suruh kau ganti tiga tahil itu
namanya selain dia makan dengan gratis engkau malah
disuruh nombok satu tahil perak lagi"
Loo Liang-jan tidak ambil perduli urusan tetek bengek
seperti itu, yang paling penting bagi dirinya adalah isi
perutnya yang lapar.
Kuah daging sapi yang begitu encer segera diteguk habis.
kemudian ia menguras pula sisa2 kulit babi yang masih ada
diatas baki. setelah itu dia minta satu gentong nasi seorang
diri ia habiskan separuh gentong lebih.
Pada saat itulah... dari arah anak tangga berkumandang
suara langkah kaki manusia. disusul seseorang munculkan
diri dalam ruang loteng, orang itu bukan lain adalah Kakek
ombak menggulung.
Hartawan berhati keji segera putar biji matanya,
kemudian serunya dengan suara lantang:
"Hey setan tua malam ini ditengah kebun bunga keluarga
Siok bakal dilangsungkan suatu pertunjukkan bagus. aku
dengar katanya payUng sengkala benda mustika dari dunia
persilatan itu sudah terjatuh ketangan Janda kawin tujuh
kali, kalau engkau ada maksud untuk mengincar benda
mustika tersebut, jangan lupa untuk berangkat kesitu lihat
keramaian-.."
Kakek ombak menggulung tertawa dingin.
"Heehh..heehh..heehh...payung sengkala berada
ditangan suhengku Bintang yang bertaburan diangkasa Liok
Hoa Seng. lebih baik engkau jangan bicara sembarangan
yaa"
"Kakak seperguruanmu telah terpikat oleh kegenitan
Janda kawin tujuh kali, setelah permainan satu babak
ternyata secara diam2 payung sengkala tersebut telah dicuri
oleh Janda kawin tujuh kali, menurut berita yang kudengar.
saat ini perempuan tersebut sedang bersembunyi ditengah
kebun bunga keluarga Siok"
sekali lagi Kakek ombak menggulung tertawa dingin.
"Heehh-heehh-heehh...kalau kejadian itu benar, masa
engkau sendiripun tidak tertarik untuk ikut serta dalam
perebutan payung sengkala tersebut?"
"Waaahh...kalau kami sih tak punya ambisi untuk ikut
memperebutkan benda mustika itu, karena walaupun punya
payung sengkala belum tentu kami mampu untuk
melindunginya. oleh sebab itu aku sama sekali tidak
tertarik... kalau engkau tidak percaya yaa sudahlah,
bagaimanapun toh sebentar lagi Lam-kong sau-ya bakal
datang kemari,.."
Nama besar diri Lam-kong Pak pada saat ini berbeda
jauh dengan keharuman namanya dimasa silam, Kakek
ombak menggulung tidak berani berdiam terlalu lama
disitu, sengaja ia berlaku santai dan perlahan turun dari
loteng.
Selesai bersantap diam2 Lam-kong Pak menguntil
dibelakang dua orang makhluk ajaib serta Loo Liang-jan, ia
lihat beberapa orang itu masuk kedalam sebuah rumah
penginapan, dia pun segera ikut pesan sebuah kamar
dirumah penginapan yang sama.
Sang surya telah condong keufuk sebelah barat, tak lama
kemudian haripun jadi gelap. Lam-kong Pak menggunakan
kesempatan yang sangat baik itu untuk bersemedi dan
mengatur pernapasan selama satu dua jam didalam
kamarnya sendiri, dalam waktu singkat semua rasa penat
dan lelah yang semula menyelimuti tubuhnya hilang tak
berbekas, bahkan ia merasakan adanya segulung aliran
hawa panas yang amat kuat memasuki jalur peredaran
hawa murninya dan ikut mengelilingi seluruh badannya.
Pemuda itu tak berani membuang waktu terlalu lama.
selesai bersemadi berangkatlah dia menuju kehalaman
belakang, sebab ia tahu rombongan yang dipimpin oleh
ibunya saat itu berdiam disederetan kamar yang berada
diujung paling belakang.
Dari salah satu ruang kamar. secara lapat2 Lam-kong
Pak mendengar ada suara pembicaraan yang amat lirih,
dengan cepat ia dekati ruangan itu.
Dengan cepat dia kenali suara pembicaraan adalah
ibunya. sedangkan lawan berbicaranya bukan lain adalah
ayahnya. kenyataan tersebut sangat menggirangkan
hatinya, dengan cepat ia hampiri jendela kamar yang lain-
Pada saat itu dia dengar seorang dara muda dengan
suara yang nyaring sedang berkata:
"Enci Hiang, siau-moay ada sepatah dua patah kata
hendak ditanyakan kepadamu. cuma selama ini aku merasa
kurang enak untuk mengutarakannya keluar, karena sudah
lama terpendam dalam perutku maka lama kelamaan aku
merasa andai kata tidak diucapkan keluar, maka akhirnya
aku yang bakal sengsara sendiri. oleb sebab itu
menggunakan kesempatan yang sangat baik ini hendak
kuutarakan kepada cici. entah setelah mendengar perkataan
itu apa cici bisa marah kepadaku?"
Suara pembicaraan itu bukan lain adalah cu Li- yap.
Terdengar Pek li Hiang dengan cepat menjawab:
"Adik Yap hubungan kita sudah melebihi saudara
sekandung sendiri, apa yang hendak kau ucapkan segeralah
diutarakan keluar, kenapa musti canggung atau malu? apa
engkau anggap diriku sebagai orang luar?"
"Sebetulnya...sebetulnya-,..agak malu aku utarakan
persoalan ini kepadamu. ehmm lebih baik tak usah
dibicarakan lagi aah... aku malu"
"Eeeh. ..kenapa sih kalau bicara mencle-mencle. ayoh
dong kalau mau bicara. awas ya, kalau engkau tak mau
ucapkan keluar aku ogah bicara dengan kau lagi.. ayoh
cepat katakan"
cu Li- yap tampaknya masih sangsi, tapi setelah didesak
terus menerus akhirnya toh ia berbicara juga :
"Selama ini,.. apakah engko Pak pernah melakukan...."
Apa yang diucapkan selanjutnya tak sempat didengar,
sebab suara bisikan tersebut amat lirih sekali melebihi
bisikan nyamuk. sulit bagi Lam-kong Pak yang
bersembunyi diluaran untuk menangkap pembicaraan itu.
Beberapa saat kemudian terdengarlah Pek-li Hiang
tertawa cekikikan lalu dengan nada mengomel sahutnya:
"Kau harus beritahukan dahulu kepadaku dengan kau
apakah dia sudah."
"Belum pernah" jawab cu Li- yap sambil gelengkan
kepalanya berulang kali.
"Akupun belum pernah" sambung Pek-li Hiang dengan
cepat.
Lam-kong Pak yang bersembunyi diluar kamar segera
angkat bahu, dengan ringan ia mendorong pintu dan masuk
kedalam ruangan-
Mula2 dua orang gadis itu tampak agak terperanjat
ketika menyaksikan kemunculan seseorang didalam kamar
mereka. tapi sesaat kemudian dengan girang mereka lari
kedalam pelukannya sambil berseru manja:
"Kau jahat kau jahat apa yang kami bicarakan barusan
pasti sudah kau dengar"
= =000000000= =

"APA SIIH yang barusan kalian bicarakan." seru Lam-


kong Pak sambil berlagak pilon, "aku sama sekali tidak
mendengar, apakah kalian bersedia untuk ulangi kembali
apa yang barusan kalian bicarakan itu?"
cu Li- yap dan Pek-li Hiang saling bertukar pandangan
sekejap. kemudian tertawa cekikikan.
Lama sekali cu-li Yap baru berkata:
"coba kau tebak apa yang sedang kami bicarakan
beberapa saat berjelang?"
"Baiklah aku akan coba untuk menerkanya, bagaimana
kalau aku dapat menebaknya secara jitu ?"
"Kalau engkau bisa menebak secara jitu, maka apa yang
kau inginkan dari kami akan kami berikan tanpa
membantah" sahut Pek-li Hiang sambil tertawa.
"Baik. kita tetapkan dengan ucapanmu itu, eeei... jangan
coba menghindar yaa kalau betul"
"Jangan kuatir, kami tak akan main curang" ujar orang
gadis itu menyahut bersama.
Lam-kong Pak gelengkan kepalanya sambil pura2
berpikir keras dengan dahi berkerut, lama sekali ia baru
bergumam seorang diri:
"Kalau berani menjanjikan hadiah yang begitu besar buat
diriku, itu berarti apa yang sedang kalian bicarakan pastilah
susah ditebak dengan akal sehat. ...atau dengan perkataan
lain aku harus memikirkan dari persoalan2 yang tidak
biasa...."
Tiba2 sianak muda itu menepuk batok kepalanya sendiri.
se-olah2 seseorang yang mendadak memahami akan
sesuatu, dengan cepat ia berseru: "Aaah mungkin apa yang
kutebak tak akan keliru."
Meskipun cu Li yap dan Pek-li Hiang tidak perCaya
kalau pemuda itu dapat menebak apa yang barusan mereka
bicarakan, tak urung juga paras muka kedua orang gadis itu
berubah jadi merah padam karena jengah, serunya dengan
cepat,
"ciiss jangan ngibul dulu... sampai tua pun jangan harap
bisa menebak persoalan itu dengan jitu"
Lam-kong Pak tersenyum misterius, dengan suara yang
amat lirih dia berbisik:
"Bukankah kalian berdua sedang saling menanyakan
kepada lawannya. apakah pernah mengadakan hubungan
senggama dengan diriku? ayoh...betul tidak?"
Dua orang dara cantik itu agak terperangah, kemudian
dengan ter-sipu2 mereka tundukkan kepalanya rendah2,
lama sekali mereka tak mampu mengucapkan sepatah kata
pun
"Bagaimana?? Betul bukan tebakanku??" teriak Lam-
kong Pak dengan suara keras.
"ciiss tak tahu malu, tebakanmu keliru besar." teriak cu
Li-yap pula sama kerasnya-
"Engkau berani sumpah dihadapan Thian- atau
pengakuanmu itu tidak bohong??"
cu Li-yap makin ter-sipu2, tanpa banyak bicara lagi ia
segera jatuhkan diri kedalam pelukan pemuda itu sambil
omelnya:
"Kau jahat..kau jahat...aku tak mau tahu aaah.. kalau
kau jahat lagi. Aku tak mau pedulikan kau"
Sekali rangkul Lam-kong Pak memeluk gadis2 itu
dengan kencang. katanya:
"Nah kalian kalah bukan? ayohlah sekarang siapa kalah
musti Penuhi apa yang telah dijanjikan sebelumnya,
sekarang aku mau tuntut hadiahnya dari kamu berdua."
"Apa yang kau inginkan?" tanya cu Li-yap dan Pek-li
Hiang hampir berbareng.
"Tentu saja aku inginkan suatu pekerjaan yang paling
menyenangkan bagi umat manusia."
"Suatu pekerjaan yang paling menyenangkan bagi umat
manusia?" seru cu Li-yap keheranan, "apa itu? apa engkau
bersedia menerangkan lebih jelas lagi?"
"Bagi seorang pria muda semaCam aku maka pekerjaan
yang paling menyenangkan ialah lulus ujian negara serta
menikmati malam pengantin, karena itu sekarang aku
inginkan yang terakhir itu dari kalian berdua"
cu Li-yap dan Pek-li Hiang seketika merasakan
jantungnya berdebar keras, tapi mereka pura2 berlagak
bodoh, kembali tanyanya, "Jadi apa yang kau inginkan dari
kami berdua? kami bingung jadinya."
Lam-kong Pak tertawa ter-bahak2, ia rangkul dua orang
gadis itu makin erat, bisiknya:
"Aku ingin tidur bersama kalian berdua, kemudian aku
akan ajak kalian berdua untuk menikmati Sorga dunia yang
katanya sangat nikmat itu... mau bukan ?"
Dua orang gadis manis itu jadi malu sekali. mereka
memukul dada sianak muda itu dengan tinjunya yang
halus, tentu saja pukulan itu tidak keras. sementara paras
mukanya berubah makin merah padam. Melihat dua orang
gadis itu tidak mengucapkan sepatah katapun, kembali
Lam-kong Pak berkata: "Apa yang musti kalian takutkan?
setiap umat manusia yang hidup dikolong langit pasti akan
merasakan nikmatnya sorga dunia tersebut, hanya saja
persoalannya tergantung sekarang atau nanti... ayohlah
sayang, kalian tak usah takut, tidak sakit kok."
Suasana hening untuk beberapa saat lamanya. tiba2 Pek-
li Hiang buka suara dan alihkan pokok pembicaraan kesoal
lain, katanya^
"Engkoh Pak. tahukah engkau kalau empek Lam-kong,
empek Lu serta oei cianpwee telah datang semua kemari "
"Ehmm Aku sudah tahu."
"Engkoh Pak" ujar cu Li-yap pula dengan sedih,
"tahukah engkau, lantaran kedatangan empek Lam-kong
kemari, telah timbul suatu peristiwa yang kurang
menyenangkan?"
"Apa yang telah terjadi?" seru Lam-kong Pak dengan
wajah terperangah. "Ibuku telah lenyap tak berbekas, entah
kemana dia sudah pergi...?"
Terhadap peristiwa tersebut Lam-kong Pak sama sekali
tidak merasa aneh. ia tahu dimasa lampau cu Hong Hong
secara diam2 mencintai ayahnya, hal ini mengakibatkan
timbulnya perasaan dendam dalam hati Sian-yan Peng
terhadap ayahnya, tetapi ia sama sekali tak menduga kalau
mereka yang sudah berusia lanjut dalam kenyataan masih
mempunyai watak seperti anak kecil.
"Engkau tidak berusaha untuk menemukan kembali
ibumu yang pergi tanpa pamit?" tanya Lam-kong Pak
kemudian-
"Aaah.. siapa bilang aku tidak berusaha untuk
mencarinya? kami secara be-ramai2 sudah berangkat
melakukan pencarian, wilayah sekitar seratus li dari kota ini
sudah kami geledah selama dua hari ber-turut2, namun
sama sekali tiada kabar berita yang berhasil didapat, a a i...
mama memang agak keterlaluan-"
"Engkau tak usah kuatir" hibur Lam-kong Pak dengan
suara lembut, "bibi cu tidak akan pergi terlalu jauh dari sini
Aa a ii... mereka semua telah dicelakai oleh Cinta, engkau
tahu? ayahmu Sian-yan Peng bakal melangsungkan pula
pertarungan yang amat seru melawan ayahku"
Tanpa diminta, Lam-kong Pak segera menceritakan
semua kejadian yang dialaminya selama berada dilembah
tersebut. serta semua peristiwa yang terjadi belakangan ini?
kemudian ia menambahkan:
"Ini hari aku lihat sepasang manusia jelek dari wilayah
Hay-thian buka tenda menjadi tukang ramal, menurut apa
yang kudengar rencana tersebut muncul dari usul ibuku,
apakah kalian tahu apa maksud yang sebenarnya dengan
segala macam perbuatan itu?"
"Kami telah menemukan kalau Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng bersembunyi didalam kebun
bunga keluarga Siok." sahut Pek-li Hiang menerangkan,
"secara diam2 mereka ditugaskan untuk mengawasi gerak
geriknya. kami ingin tahu apakah masih ada gembong iblis
lainnya yang berada ber-sama2 dirinya. dan terakhir kami
temukan kalau cuma Kakek ombak menggulung seorang
yang berada ber-sama2 dirinya."
Lam-kong Pak tertawa dingin sehabis mendengar
keterangan tersebut, ujarnya.
"Kedua orang gembong iblis itu sama2 mempunyai
kepentingan pribadi yang saling bertentangan, kerja sama
mereka sebetulnya diselubungi oleh niat busuk yang amat
keji. Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
bersedia menerima kakek ombak menggulung sebab dia
hendak memperpunakan tenaganya. sedangkan kakek
ombak menggulung bersedia digunakan tenaganya karena
dia ingin merampas payung mustika itu dari tangan kakak
seperguruannya. meskipun sekarang nampaknya akur dan
bisa bekerja sama dalam kenyataan keadaan mereka
ibaratnya harimau dan srigala hidup dalam satu liang, cepat
atau lambat akhirnya pastilah akan terjadi suatu
pertarungan seru yang mengakibatkan kedua orang itu
saling bunuh membunuh"
"Malam ini empek Lam-kong, empek LU empek oei
Serta Bibi Lam-kong Sekalian akan melakukan
penyelidikan kedalam kebun bunga keluarga Siok." seru cu
Li-yap. "engkau ada minat untuk pergi kesana tidak?
Mungkin pada saat ini mereka semua telah berangkat lebih
dahulu"
"Barusan aku masih sempat mendengar suara ayah dan
ibuku sedang ber-cakap2 dalam kamar, aku rasa mereka tak
akan berangkat dalam saat2 sepagi ini."
"Aku dengar katanya mereka akan berangkat agak
pagian, agar gembong iblis tua itu sama sekali berada diluar
dugaan" seru Pek-li Hiang dengan cepat.
"Kalau begitu biarlah kutengok dulu mereka, kalau
ternyata beberapa orang itu sudah berangkat maka akupun
segera akan menyusul mereka kesana, kalian berdua lebih
baik menunggu disini saja. karena dengan andalkan payung
mustika tersebut. kekuatan yang dimiliki gembong iblis tua
itu jadi hebat dan luar biasa sekali"
"Tidak kami tak mau tinggal disini, kami mau ikut
bersama, Kau jangan tinggalkan kami disini sendirian,"
rengek kedua orang gadis itu hampir berbareng.
Lam-kong Pak didesak sehingga jadi merasa apa boleh
buat, terpaksa ia mengajak dua orang gadis itu untuk
menengok keruang sebelah, ternyata beberapa orang itu
sudah berangkat maka ketiga orang muda mudi itupun
segera meneruskan perjalanan menuju kearah barat.
sebelum kentong kedua menjelang, mereka telah sampai
ditempat tujuan.
Walaupun kebun bunga dari keluarga Siok termasuk
harta peninggalan dari seorang pedagang kaya raya tetapi
berhubung keturunannya sama sekali sudah pUnah maka
tiada orang yang mengurusi lagi harta warisan tersebut oleh
sebab itu tempat ini jadi puing berserakan yang sama sekali
tak berpenghuni. dari rakyat jelata yang hidup disekitar
sanapun tak ada yang berani menempatinya.
Setibanya diluar dinding kebun, Lam-kong Pak segera
menyambar tubuh kedua orang gadis tadi, lalu satu
dikempit dikiri yang lain dlkanan, ia enjotkan badan
melayang tutun kebalik kebun tadi gerakan tubuhnya
enteng dan lincah sekali
Ditengah kebun bunga tersebut terdapat sebuah
bangunan bertingkat yang amat tinggi, semuanya terdiri
dari empat tingkat pada waktu itu cahaya lampu yang redup
memancar keluar dari tingkat kedua secara lapat-lapatpun
dari ruangan itu berkumandang suara pembicaraan
manusia.
Lam-kong Pak segera menyembunyikan dua orang gadis
itu ketengah semak belukar.
kemudian dia sendiri melayang keluar jendela tingkat
kedua, dari situ dia melongok kedalam ruangan,
Tampaklah Janda kawin tujuh kali dan Lampu hitam
pengejar nyawa roboh terkapar diatas tanah, meskipun
masih hidup namun mereka tak dapat berkutik, sebab jalan
darahnya telah tertotok.
Sedangkan Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng duduk berhadapan dengan Kakek ombak menggulung.
mereka sedang minum arak sambil ber-cakap2. Terdengar
kakek ombak menggulung sedang berkara^
"Suheng, apa yang hendak kau lakukan untuk
menghukum kedua orang bangsat ini ??"
"Tentu saja kita tak boleh biarkan mereka tetap hidup
dikolong langit, jagal saja sampai mampus"
"Suheng, sebelum hukuman dijatuhkan apakah engkau
bersedia untuk menghadiahkan Pui Kun Janda kawin tujuh
kali itu kepada siau-te?" pinta kakek ombak menggulung.
"Baiklah cuma engkau mesti bersikap sangat hati2, sebab
aku lihat perempuan ini bukanlah seorang perempuan yang
sederhana"
"Siau-tepunya cara untuk mengendalikan dirinya" kata
kakek ombak menggulung dengan nada meyakinkan.
la segera mendekati Lampu hitam pengejar nyawa dan
menotok jalan darah kematiannya, kemudian
membebaskan jalan darah yang ada ditubuh Janda kawin
tujuh kali seraya berkata:
"Pui Kun, sejak sekarang engkau sudah jadi milikku. aku
harap engkau jangan coba2 main gila lagi yaa, Hmm kalau
tak tahu diri, jangan salahkan kalau aku bertindak keji
kepadamu."
Pui Kun Janda kawin tujuh kali mengerling sekejap
kearah kakek tua itu, kemudian serunya:
"Sejak lama aku sudah menaruh rasa kagum dan hormat
yang luar biasa terhadap kalian suheng-te berdua.. tak usah
kuatir, apa yang berdua inginkan pasti akan kupenuhi tanpa
membantah."
Seraya berkata ia melemparkan sebuah kerlingan maut
kearah Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng,
bahkan duduk pula disamping gembong iblis berwajah
bopeng itu.
Menyakslkan tingkah laku dari perempuan binal itu,
diam2 Kakek ombak menggulung mendengus dingin, tapi
diapun tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Tampaklah Bintang yang bertaburan diangkasa Liok
Hoa Seng mengamati sekejap wajah Janda kawin tujuh kali,
tiba2 ia merangkul perempuan itu dan didekapnya kedalam
pelukan,
Kakek ombak menggulung semakin tertegun melihat
perbuatan dari kakak seperguruannya. sorot mata yang
memancarkan cahaya bengis terlintas diatas wajahnya,
saking gusar dan terpengaruh oleh emosi sampai2 sayur
yang berada dalam jepitan sumpitpun sampai terjatuh
keatas meja, dari sini bisa dibayangkan betapa marah dan
dendamnya jago tua tersebut terhadap Janda kawin tujuh
kali serta kakak seperguruannya. cuma saja ia tak berani
mengumbar hawa amarahnya itu.
Dipihak lain Janda kawin tujuh kali tertawa terkekeh-
kekeh dengan cabulnya, bersandar dalam rangkulan
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng sambil
memberi minum iblis tua itu dengan arak wangi, dengan
senang hati gembong iblis tersebut menerima layanan maut
dari perempuan tersebut.
"Sute " serunya kemudian dengan suara lanang,
"perempuan ini tidak jadi kuberikan kepadamu, aku hendak
memakainya buat diriku sendiri"
Kakek ombak menggulung tetap membungkam dalam
seribu bahasa, tapi saking mendongkolnya sekujur
badannya gemetar keras.
Janda kawin tujuh kali yang berada dalam pclukan
Bintang yang bertaburan diangkasa Lok Hoa Seng,
menggesek-gesekan payudaranya keatas badan gembong
iblis tersebut, sedang tangannya melayani iblis tua itu
minum arak begitu syaduh dan mesrah keadaannya
membUat kakek ombak menggulung semakin mendongkol
dibuatnya.
Suatu ketika.... tiba-tiba Janda kawin tujuh kali
melancarkan sebuah totokan kilat menghajar jalan darah
siau-hay-hiat ditubuh Bintang yang bertaburan diangkasa
Liok Hoa seng, kemudian tanpa membuang waktu ia
sambar payung sengkala yang tergantung dipunggung iblis
tua itu dan melayang mundur lima enam langkah dari
tempat semula, tertawa jalangnya kian lama klan bertambah
nyaring,
Bagaimanapun juga Bintang yang bertaburan diangkasa
Liok Hoa Seng adalah seorang jagoan lihay yang
berkepandaian tinggi, ketika ujung jari lawan menempel
diatas tubuhnya tadi, buru2 jalan darahnya digeserkan
kearah lain-
Kendati begitu, tak urung sekujur badannya sempat jadi
kaku juga untuk beberapa saat lamanya, disebabkan karena
itulah sewaktu Pui Kun merampas payung sengkala yang
tergantung diatas punggungnya, dia sama sekali tak mampu
untuk turun tangan-
Untuk beberapa saat lamanya dua orang gembong iblis
itu dibikin terperangah tanpa mengetahui harus berbuat
apa, kejadian ini benar2 suatu peristiwa yang memalukar
sekali, mereka tak mengira bakal kecundang di tangan
seorang perempuan cabul.
Dengan muka masam dan mata melotot penuh
kegusaran- Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng segera besseru desgan suara berat:
"Pui Kun serahkan kembali payung mustika itu
kepadaku, percuma saja engkau miliki payung itu sebab
walaupun engkau andalkan senjata tersebut, akhirnya toh
tetap bukan tandinganku"
"Aaah aku tidak percaya...kalau engkau ingin ambil
kembali payung ini, silahkan untuk coba merampasnya
sendiri" sahut Janda kawin tujuh kali sambil tertawa
sekikikan-
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng sama
sekali tidak berkutik dari tempatnya semula, sedangkan
Kakek ombak menggulung tanpa banyak bicara segera
menerjang kedepan,
Menyaksikan datangnya tubrukan itu, Pui Kun sijanda
kawin tujuh kali segera menggerakkan payung sengkalanya
untuk menyambut datangnya ancaman tersebut.
"Blammm.." ditengah suatu bentrokan kekerasan yang
amat memekikkan telinga. Kakek ombak menggulung kena
dihajar sampai jatuh jumpalitan diudara.
Menggunakan kesempatan yang amat baik Janda kawin
tujuh kali melayang turun diatas pagoda tersebut, siapa tahu
baru saja kakinya menempel diatas permukaan tanah,
sesosok bayangan manusia laksana sambaran kilat telah
meluncur memapaki datangnya perempuan itu.
Janda kawin tujuh kali Pui Kun menjerit kaget, sebelum
dia tahu apa yang sudah terjadi, tahu2 payung mustika yang
berada dalam genggamannya sudah berpindah tangan.
Lam-kong Pak yang mengikuti jalannya peristiwa itu
dari tempat persembunjiannya cuma bisa gelengkan
kepalanya berulang kali, ternyata orang yang turan tangan
secara cepat itu bukan lain adalah Suma Ing.
Dalampada itu Bintang yang bertaburan diangkasa Liok
Hoa Seng serta kakek ombak menggulung telah melayang
turun dari atas pagoda.
Setelah mengetahui kalau payung mustika itu terjatuh
ketangan Suma Ing, Bintang yang bertaburan diangkasa
Liok Hoa Seng segera maju kedepan seraya berkata.
"Suma Ing, serahkan payung mustika itu kepadaku, aku
akan menerima engkau sebagai muridku yang terakhir"
Suma Ing tertawa dingin.
"Huuuhh... untuk mempertahankan payung mustika
inipun engkau tak becus. mau apa terima aku sebagai
mUrid? Hmm Benar2 manusia bermUka tebal"
Merah padam selembar wajah Bintang yang bertaburan
diangkasa mendengar sindiran itu, dengan gusar ia
membentak keras lalu menerjang maju kedepan-
Kakek ombak menggulung tanpa mengucap sepatah
katapun mengikuti dari arah belakang. Bintang yang
bertaburan diangkasa tahu kalau orang yang mengikuti dari
belakang tubuhnya adalah adik seperguruan sendiri, ketika
mendengar desiran angin lewat dia segera berpaling
kebelakang.
Dengan gerakan itu maka terjangannya kearah depanpun
mengalami kegagalan total, sementara Suma Ing dengan
gampang berhasil menghindarkan diri dari tempat itu,
"Sute apa yang hendak kau lakukan??" hardik Bintang
yang bertaburan diangkasa dengan suara keras.
"Siau-te ingin membantu suheng untuk membekuk
bajingan cilik itu, engkau harus tahu kalau Suma Ing
bajingan cilik itu mempunyai banyak sekali permainan
setan, apabila engkau bertindak kurang hati2 maka bisa jadi
akan tertipu oleh siasat licinnya" Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeehh-heeehh-heeeh...maksud baikmu biarlah aku
terima dalam hati, lebih baik kau..."
Pada saat itulah tiba2 dengan suatu gerakan yang cepat
bagaikan sambaran kilat Lam-kong Pak meluncur ketengah
gelanggang dan menyambar payung mustika tersebut.
Suma Ing cepat2 putar senjata balas menghantam tubuh
sianak muda itu. sementara dua orang gembong iblis
tuapun secepat sambaran petir melancarkan cengkeraman
maut keatas punggung Lam-kong Pak.
Dewasa ini mereka lebih rela apabila payung mustika itu
untuk sementara waktu berada ditangan Suma Ing,
daripada benda mustika tadi terjatuh ketangan Lam-kong
Pak^ sebab kedua gembong iblis itu tahu bahwa ilmu
silatnya yang dimiliki Lam-kong Pak tanpa mustika pun
sudah luar biasa dahsyatnya, apa lagi kalau memiliki
payung sengkala yang mempunyai kekuatan maha dahsyat
itu,
Dalam keadaan begini terpaksa Lam-kong Pak harus
menyelamatkan diri lebih dahulu, cekatan tubuhnya
mundur tiga langkah kebelakang, terhadap mundurnya
pemuda itu maka posisi Suma Ing malah jauh lebih
menguntungkan, ia selamat dari gangguan bahkan tak usah
turun tangan sendiri untuk menghadapi serangan2 dari
Lam-kong Pak. karena dua orang gembong iblis itu selalu
menghalangi serangan Lam-kong Pak yang diarahkan
kepada dirinya.
"Sreeet sreeet sreeet " secara beruntun empat sosok
bayangan manusia munculkan diri dari belakang
gunung2an, orang pertama adalah Awan hitam pengejar
rembulan oei ci-hu. kemudian disusul manusia yang suka
pelancongan Lu It Beng, sedang dibelakangnya
mengikutiJago angin guntur Lam-kong Liu serta Sun Han
Siang.
Lam-kong Pak segera berjalan mendekati rombongan
ayah ibunya dan berkumpuljadi satu komplotan.
"Sreet sreeet Sreeet " Kembali tujuh delapan sosok
bayangan manusia melayang masuk ketengah gelanggang.
orang pertama yang munculkan diri lebih dahulu adalah
Sian-yan Peng atau ketua dari perkumpulan bulu hijau,
diikuti oleh Ngo-hoa-bak daging lima warna oei Hun. Pi-
hek Cuncu Datuk hitam tebal chin Tong Ho bu-sang Setan
gantung hidup Gou Jit Pat-pit-lul-kong dewa geledek
berlengan delapan Si put Slu. BU siang-to golok tanpa
tandingan Hong Goan. Tiat-sau-ciu sapu baja Kim Kiu,
Tiat-pan-than bangku besi oh Sik Kay serta Sui sang-biau
melayang diatas air Ma Tie sekalian beberapa orang.
Apakah kelompok yang dipimpin oleh Sian-yan Peng
dapat bekerja sama dengan rombongan dari Lam-kong Liu
untuk menghadapi dua orang gembong itu atau tidak. yang
jelas posisi sangat tidak menguntungkan dua orang iblis tua
tersebut.
Dengan suara mendalam Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng segera berkata^
"Suma Ing. engkau harus tahu diri lihatlah, sebagian
besar jago2 persilatan yang berada dihadapanmu adalah
kelompok manusia yang memusuhi dirimu dan tak dapat
hidup berdampingan dengan engkau, mereka amat
membenci dirimu, ingin menghirup darahmu dan makan
dagingmu ..walaupun sekarang engkau hendak kabur, tak
mungkin kau bisa lolos dari kejaran mereka."
Suma Ing menyeringai seram. sahutnya:
"iblis tua, engkau tak usah pakai akal busuk membohongi
diriku apa lagi menggertak aku sehingga takut... Huuhh
semakin banyak orang yang berkumpul disini semakin baik
bagi diriku. karena posisiku jauh lebih aman lagi...engkau
tak percaya? silahkan saja menyaksikan sendiri"
Habis berkata ia segera duduk bersila keatas tanah dan
turunkan kantong rangsumnya sambil menggigit bak-pao
dan ayam goreng ia menikmati santapannya dengan
nikmat, se-akan2 disekitar tempat itu sama sekali tak orang
lain-
Ber-puluh2 orang jago lihay yang berada disekeliling
tempat itu melotot dan mengawasi gerak geriknya tanpa
berkedip. siapa pun tak ada yang berani turun tangan lebih
dahulu karena siapa berani turun tangan itu berarti harus
menanggung resiko dikerubuti orang banyak.
Suma Ing tertawa terbahak-bahak. sambil
memperlihatkan separuh ayam gorengnya ia berkata kepada
bintang yang bertaburan di angkasa:
"Haaah-haaah-haaahh... iblis tua, ayam goreng ini betul2
enak dan nikmat sekali.... masakan tersohor dari rumah
makan Ki-eng-lou dikota Lok-yang memang terkenal
karena enaknya, engkau pingin mencicipi tidak? Haaahh-
haahh...daging ayamnya yang enak biar aku yang makan
sendiri, bagaimana kalau kuberi bagian tulangnya saja?
Haaahh-haaahh...engkau toh anjing tua yang doyan makan
tulang??"
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
merasa amat gusar sekali mendengar ejekan tersebut
sepasang matanya melotot besar. mukanya merah padam
dan otot2 hijau diatas wajahnya pada menonjol keluar
semua, namun ia tak bisa berbuat apa2. sebab ia tahu asal
serangan dilancarkan kearah pemuda itu niscaya perbuatan
itu akan mendapat sambutan dari orang banyak.
Menyaksikan gembong ibis tua itu sama sekali tak
terkutik terhadap sindirannya Suma Ing semakin
kegirangan, sorot matanya segera dialihkan keatas wajah
Sian-yan Peng sambil berseru pula:
"Sian-yan Peng semua orang berkata bahwa istrimu tidak
setia, diam2 main serong dengan suami orang lain, engkau
tahu tidak akan peristiwa ini? ooh...sungguh kasihan istri
menyeleweng sang suami masih belum sadar rupanya
engkau senang yaa kalau istrimu mencicipi kehebatan dari
suami2 orang lain haaah-haaahh-haaahh... mungkin
punyamu sudah lemas dan tak berguna lagi? penyakit
impoten?"
Hawa amarah yang berkobar dalam dada Sian-yan Peng
sukar dikendalikan lagi, apalagi setelah mendengar ejekan-
ejekan yang menyakitkan hati itu ia mendengar dingin
kemudian alihkan sorot matanya dan melotot kearah Lam-
kong Liu dengan penuh kebencian.
Lam-kong Pak jadi amat mendongkol dan gusar sekali
atas perbuatan lawannya diam-diam ia memaki dihati:
"Anjing bedebah... sungguh keji maksud hatinya
manusia semacam ini tak boleh dibiarkan hidup lebih lanjut
dikolong langit, dia harus dibunuh".
Pemuda itupun tahu kalau bajingan muda tersebut
sengaja hendak menciptakan keonaran dan kegaduhan
diantara sesama jago sehingga dia mendapat kesempatan
untuk melarikan diri, dalam hati ia merasa sangat gelisah.
Sun Han Siang teramat gusar sekali dengan suara keras
teriaknya lantang.
"Suma Ing kalau engkau mengakui bahwa dirimu adalah
seorang manusia cepat tinggalkan payung mustika itu diatas
tanah, aku tanggung engkau masih bisa mengundurkan diri
dari sini dalam keadaan selamat, aku minta engkau jangan
ngaco belo dan bicara yang tak karuan lagi"
Suma ing yang berwajah amat jelek tertawa dingin tiada
hentinya. "Heeehh-heeeh h-heeehh... kalau aku bukan
manusia, maka orang yang membuat diriku juga bukan
manusia. itu berarti engkau yang memaki suamimu sendiri"
Lam-kong Pak tak dapat menahan diri lagi dengan
langkah lebar ia maju ketengah gelanggang lalu terhadap
Bintang yang bertaburan diangkasa serta Sian-yan Peng
serunya
"Tujuanku tidak lain hanya ingin memberi ajaran kepada
Suma ing binatang terkutuk itu, aku sama sekali tiada
maksud untuk mengincar payung sengkala, aku harap
kalian tak usah kuatir kalau aku bermain curang. andai kata
kalian tidak lega hati, maka setiap saat silahkan untuk turun
tangan-"
sian-yan Peng Ketua perkumpulan bulu hijau sama sekali
tidak memberi komentar apa2, sebaliknya Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng segera tertawa dingin
tiada hentinya.
"Heeeh-heeehh-hheeehh...sekarang aku hendak
memperingatkan kepadamu, barang siapa berani mendekati
dirinya maka itu berarti dia ada niat untuk mengincar
payung sengkala. apa akibatnya... Hmm silahkan saja untuk
menanggungnya sendiri"
Lam-kong Pak balas tertawa dingin-
"Heeehh-heeehh-heeehh...iblis tua, engkau tak usah jual
lagak dihadapanku, jangan anggap aku Lam-kong Pak
untuk menghadapi dirimu, kalau tidak percaya ayohlah kita
bertempur lebih dahulu sebanyak beberapa ratus jurus"
cu Li-yap dan Pek-li Hiang segera bangkit berdiri teriak
mereka dengan suara lantang:
"Engkoh Pak. dalam keadaan begini lebih baik jangan
turun tangan lebih dahulu, orang lain bisa bertahan masa
kita tak bisa menahan diri? Marilah kita saling
mempertahankan diri, dan coba lihat bangsat itu bisa
bertahan sampai kapan?"
"Betul" seru Bintang yang bertaburan diangkasa Liok
Hoa Seng dengan cepat, "delapan sampai sepuluh hari tidak
makan nasi, bagiku sama sekali tidak ada pengaruh apa2,
apalagi mempengaruhi tenaga dalamku, ayohlah kita
bertahan saja disini. coba lihat saja masing2 pihak bisa
bertahan sampai kapan"
Habis berkata dia segera tarik tubuh Kakek ombak
menggulung untuk diajak duduk diatas tanah.
Sian-yan Peng tertawa dingin, dengan suara berat ia
segera berseru pula "Duduk semua"
Kawanan iblis itu tak ada yang membantah mengikuti
pimpinan mereka didalam waktu singkat semua orang
sudah duduk bersila diatas tanah.
Lam-kong Pak terperangah dibuatnya, sebelum dia
sempat berbuat sesuatu terdengar oei ci-hu berseru dengan
suara dalam: "Ayoh kita juga duduk keatas tanah"
Terpaksa Lam-kong Pak mengundurkan diri kembali
kedalam rombongan dan duduk diantara ayah dan ibunya.
Berpuluh-puluh orang jago persilatan itu duduk
membuatsatu lingkaran luas disekitar Suma ing dengan
Cepatnya pula manusia terkutuk itu sudah terkepung rapat.
Sekejap mata suasana dalam kebun bunga keluarga Siok
diliputi keheningan dan kesuyian begitu sepi sehingga suara
jengkerik dan hembusan angin yang menggoyangkan daun
ranting pohon saja yang kedengaran. ..
Semua orang duduk mengitari gelanggang dengan sabar
tiada orang yang berbicara dan tiada orang pula yang
berkutik dari posisinya masing- masing.
Kejadian ini sangat menggelisahkan Suma ing yang
berotak licik sehingga tanpa sadar peluh dingin mengucur
keluar membasahi seluruh tubuhnya.
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
mampu tidak makan tidak minum selama delapan sampai
sepuluh hari tanpa mempengaruhi tenaga dalam serta
kesehatan tubuhnya, sedang rombongan lain mempunyai
jumlah anggota yang sangat banyak setiap saat mereka
depat mengutus orang2nya untuk pergi membeli bahan
makanan, walaupun duduk disana sampai tiga atau lima
tahunpun tidak menjadi soal.
Lain keadaannya dengan ia sendiri, kalau dalam enam
tujuh hari ia tak makan tak minum, jangan dibilang untuk
bertempur melawan jago2 lihay. mungkin untuk jalanpun
masih merupakan suatu tanda tanya besar, karena itu biji
matanya segera berputar dan otaknya diperas untuk
mencari akal bagus guna mengatasi keadaannya yang amat
gawat itu.
= -oodwoo- =

SEMALAM berlalu dengan cepatnya, fajarpun telah


menyingsing diufuk timur diantara para jago lihay tersebut
tak seorangpun yang bergerak dari tempat duduknya
semula, walaupun Suma ing berulang kali coba menghasut
dan memancing perpecahan diantara mereka, tetapi tak ada
orang yang sudi mempercayai perkataannya, usahanya pun
seketika mengalami kegagalan total. Dalam hati kecilnya
Lam-kong Pak segera berpikir:
"Kalau ditinjau dari situasi yang terbentang didepan
mata saat ini, mungkin dalam tiga empat hari mendatang
tak akan mengalami banyak perubahan yang berarti."
Berpikir sampai disitu, dengan ilmu menyampalkan
suara ia segera berbisik kepada oei ci Hu:
"Cianpwee, aku rasa dalam tiga empat hari mendatang
situasi dalam gelanggang tak akan mengalami banyak
perubahan yang berarti, apa salahnya kalau menggunakan
kesempatan yang sangat baik ini Cianpwee bertiga duduk
bersemedi untuk pulihkan kembali tenaga dalam kalian
yang masih berantakan? dengan aku sebagai pelindungnya
aku rasa tiada mara bahaya yang bakal terjadi"
"Baiklah" Sahut oei ci-hu setelah termenung dan berpiklr
sebentar, "setelah tenaga dalam yang kami miliki pulih
kembali seperti sedia kala, engkaupun bisa bersemedi
selama beberapa hari, kalau dalam enam hari mendatang
situasi masih tetap tiada perubahan apapun, itu berarti
kekuatan yang dimiliki kelompok kita akan semakin
bertambah kuat lagi."
Bicara sampai disitu. awan gelap pengejar rembulanpun
segera menyampaikan maksud tersebut kepada Lu It-beng
serta Lam-kong Liu.
tiga orang jago lihay tersebut dengan Cepat duduk bersila
untuk atur pernafasan, dalam beberapa saat kemudian
mereka sudah berada dalam keadaan lupa akan segala-
galanya
Dalam keadaan seperti ini Lam-kong Pak tidak berani
juga bertindak seCara gegabah, diam2 dia berpesan kepada
dua orang gadis muda itu untuk bukan saja memperhatikan
setiap jago yang berada dalam gelanggang bahkan harus
memperhatikan pula jago-jago yang datang dari luar
gelanggang.
Tengah hari baru saja lewat, dari luar dinding
pekarangan berkelebat kembali beberapa sosok bayangan
manusia, orang pertama yang munculkan diri lebih dahulu
digelanggang adalah Sin-ji-cong-goan atau sarjana
bertangan Sakti, Siang Hong Tie. disusul oleh pencuri sakti
Pek li Gong, Sepasang manusia jelek dari Hay-thian dan
terakhir adalah Malaikat raksasa Loo Liang-jan.
Setelah melayang masuk kedalam gelanggang, beberapa
orang itu segera menggabungkan diri kedalam rombongan
dari para jago kalangan lurus.
Semua jago lainnya yang menyaksikan kejadian tersebut
dengan cepat dapat mengetahui apa yang telah terjadi.
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng saling
berpandangan sekejap dengan Kakek ombak menggulung,
mereka sadar bahwa keadaan situasi yang terbentang
didepan mata saat itu kian lama kian tidak menguntungkan
bagi mereka, andaikata sampai terjadi pertarungan maka
rombongan merekalah yang paling lemah. janda kawin
tujuh kali Pui Kun sama sekali tidak ikut duduk disekitar
gelanggang, sejak ia mengetahui kalau tiada harapan lagi
baginya untuk merebut kembali payung sengkala tersebut,
diam2 perempuan itu sudah ngeloyor pergi dari situ.
Suasana dalam gelanggang kembali pulih dalam
kesunjian biji mata semua orang berputar kesana kemari
sementara otaknya bekerja untuk mencari akal guna
memecahkan kesulitan tersebut.
Walaupun diluaran suasana tetap sunyi dan hening,
dalam kenyataan situasinya sangat tegang, keadaan tersebut
ibaratnya api yang terbungkus dalam kertas, setiap saat
kemungkinan besar dapat meledak jadi suatu pertarungan
yang seru.
Loo Liang-jan duduk disamping gelanggang dengan
sikap yang tenang dan tanpa banyak bicara, tubuhnya yang
tinggi besar sangat menyolok mata, saat itu ia sedang
turunkan buntalan besar dari punggungnya dan
membagikan rangsum kering kepada setiap jago
dipihaknya,
Disatu pihak para jagonya bersantap dengan penuh
kenikmatan, dipihak lain para gembong iblis dibawah
pimpinan Sian-yan Peng hanya bisa menelan ludah sambil
menahan lapar.
Rupanya kemarin malam mereka baru saja tiba disitu.
maka tidak sempat menyiapkan rangsum kering untuk
dimakan, seandainya tak ada orang yang bersantap
dihadapan mereka. mungkin keadaannya masih
mendingan- sekarang setelah dilihatnya rombongan lain
bersantap dan minum arak dengan penuh kenikmatan- tak
kuasa lagi perut mereka jadi keroncongan setengah mati.
Lam-kong Pak segera menyambar sebiji bak-pao dan
sepotong daging kemudian dilemparkan kearah Sian-yan
Peng sambil berseru^ "cianpwee, silahkan bersantap"
Sian-yan Peng menerima makanan tersebut ia sama
sekali tidak makan- karena anak buahnya yang berjumlah
puluhan orang itu sekali tidak makan, tentu saja ia tak
bersantap sendiri tanpa memikirkan orang lain-
Suma Ing tertawa licik, menggunakan kesempatan itu dia
segera berteriak keras:
"Sian-yan Peng meskipun cu Hong Hong tidak ikut
datang kemari, namun suami gelapnya berada disitu...
setelah engkau memakai topi hijau masa dapat menahan
sabar sampai sekarang? waaduuh. , kehebatan imammu
sungguh mengagumkan, aku Suma Ing benar-benar merasa
takluk kepadamu"
Sian-yan Peng mengernyitkan sepasang alisnya, namun
ia tidak buka suara atau mengucapkan sepatah katapun.
kembali Suma Ing berkata:
"Menurut kabar yang kudengar, katanya kemungkinan
besar putrimu itu sebenarnya bukan anak kandungmu...tapi
anak jadah antara istrimu dengan lelaki lain-"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar sekujur badan
Sian-yan Peng bergetar keras, sepasang matanya yang tajam
bagaikan pisau belati dialihkan keatas wajah cu Li-yap
membuat gadis itu jadi seram dan gemetar keras.
"Sudah kau lihat jelas?" jengek Suma Ing lagi sambil
tertawa licik, "kalau cu Li-yap dibuat olehmu, tak mungkin
ia berwajah begitu Cantik, lagi pula dia sudah tahu kalau
engkau adalah bapaknya tapi dalam kenyataan dia malah
duduk dipihak Lam-kong Liu sepantasnya kalau dari sini
engkau bisa menarik kesimpulan yang amat nyata" Tiba2 cu
Li-yap menengadah dan ujarnya dengan serius:
"Ayah, jangan percaya hasutannya. Bajingan anjing itu
hanya bermaksud mengaCau dunia dan bikin onar disana
sini. Ketahuilah sudah lama ananda berkumpul dengan
rombongan dari engkoh Pak. sedang rombongan empek
Lam-kong baru kemarin berjumpa dan bergabung dengan
kami, dalam kenyataan ananda sampai sekarangpun belum
pernah bicara sepatah katapun dengan empek Lam-kong"
Walaupun Sian-yan Peng sendiripun tidak perCaya
dengan obrolan serta hasutan dari Suma Ing, akan tetapi
ucapan cu Li-yap yang memanggil empek Lam-kong
terus2an membuat rasa dongkol dan dendam yang
tertimbun selama puluhan tahun sukar dikendalikan lagi, ia
segera mendengus sambil berteriak:
"Hmm kau tak usah banyak cerewet, aku tak punya anak
seperti kau.. tak usah panggil ayah kepadaku lagi"
Betapa sedihnya cu Li-yap setelah mendengar perkataan
itu. matanyajadi merah dan air mata bercucuran-
"oooh...ayah..kau..kau. jangan percaya...percaya
perkataannya, ananda..tak...tak pernah mengkh ianati
kau..dan akupun tak pernah melakukan perbuatan yang
memalukan. ,oooh ayah...kau jangan berhati kejam..."
Lam-kong Pak sendiripun tak kuasa mengendalikan
hawa amarahnya. sambil menggigit bibir teriaknya:
"Suma Ing, pepatah kuno mengatakan: Manusia punya
muka pohon punya kulit, aku perCaya tak lama kemudian
engkau akan peroleh pembalasan yang setimpal... sesuai
dengan perbuatan kejimu. kau akan merasakan kutukan
Thian- yang paling berat dan paling hebat "
Suma Ing angkat bahunya dan menyeringai sinis.
"Lam-kong Pak" ia berseru," tahukah engkau bahwa asal
usulmu patut dicurigai." Lam-kong Pak terperangah.
"Bajingan terkutuk Anjing geladak Tutup baCot
anjingmu yang bau dan tak usah ngaco belo tak karuan "
"Heeh.. heehh..heehh.. menurut apa yang kudengar,"
ejek Suma Ing sinis. "sebelum Lam-kong Liu kawin dengan
Sun Han Siang terlebih dahulu Sun Han Siang pernah main
roman dengan Sian-yan Peng siapa tahu kalau benihmu itu
sebetulnya adalah benih yang ditinggalkan Sian-yan Peng
dalam rahim ibumu? Haaahh-haahhh...bukankah itu berarti
bahwa kau....."
Lam-kong Pak meraung gusar dan loncat bangun, tapi
Siang Hong Ti segera menarik tangannya sambil berbisik,
"Apa yang dia harapkan sekarang adalah kekacauan dan
kegaduhan. dia berusaha bikin hatimu panas hingga tak
kuasa mengendalikan diri, jika terjadi keributan maka ia
akan gunakan kesempatan itu untuk kabur, duduklah dan
tenangkan hatimu... tak usah pedulikan anjing geladak yang
sudah edan itu Anggap saja dia seekor anjing buduk yang
sedang menggonggong. kenapa harus gubris gonggongan
seekor anjing geladak?"
Pe-lahan2 Lam-kong Pak duduk kembali di tanah, walau
begitu hawa amarah yang sudah mencapai pada puncaknya
itu sukar dihilangkan dalam waktu singkat, Sekarang ia
baru menyesal dan membenci diri sendiri, beberapa kali dia
punya kesempatan untuk membunuh Suma Ing, tapi setiap
kali kesempatan itu dibuang dengan begitu saja sekarang
akibatnya sukar dilukiskan dengan kata2.
Tiba2 Pencuri sakti Pek li Gong tertawa cekikikan,
sambil menggigit daging ayam, ujarnya kepada Suma Ing:
"Hey Suma Ing. anjing budukan yang bermulut bau
walaupun barusan kau sudah mencaci maki orang lain, tapi
berhubung Semua perkataanmu bohong dan merupakan
hasutan maka kendatipun lidahmu sampai capai juga tiada
mendatangkan hasil apa- apa, sekarang tiba giliranku untuk
memberitahukan suatu rahasia kepadamu. dan rahasia
tersebut menyangkut asal usulmu."
"Pencuri tua, tak usah kau bongkar rahasia tersebut" sela
Sun Han Siang cepat, "buat apa sih ribut dengan manusia
semacam itu? apalagi ibunya...."
"Lebib baik rahasia tersebut kuberitahukan kepadanya,
daripada dia mengira kalau asal usulnya itu bersih dan
terhormat "
suma ing tertawa dingin, ia segera berkata:
"Bajingan tua, kau tak usah mencoba untuk mengarang
cerita bohong. Aku tak akan percaya dengan semua
perkataanmu itu"
"Haaah-haaah-haaah... kalau kau tak suka
mendengarkan,-Silahkan tutup telinga sendiri tapi aku
yakin orang lain senang untuk mendengarkan cerita
tersebut, percaya tidak?"
"Bangsat tua lebih baik tutup saja bacot anjingmu, orang
lain tak akan percaya obrolanmu itu, semua orang toh tahu
bahwa aku adalah saudara seayah lain ibu dengan Lam-
kong Pak. kalau engkau hendak memfitnah aku berarti pula
akan menjelekkan nama Lam-kong Pak..."
"cuuh" Pencuri tua Pek li Gong meludah keatas tanah,
kemudian serunya sinis:
"Kau jangan mabok saudara.. haahh...haaah...haahh.
ketahuilah bahwa kau adalah anak jadah dari manusia yang
paling memalukan dikolong langit, Lam-kong Liu tak
punya anak jadah semacam kau. Terus terang saja, sampai
sekarang semua orang masih mengira kebusukanmu masih
dapat dlobati dan kemungkinan besar suatu hari akan
bertobat serta kembali kejalan yang benar, siapa tahu
perkataanmu serta tingkah lakumu itu telah menusuk
perasaan semua orang, ibaratnya hatimu jauh lebih rendah
dan hina daripada seekor binatang, seekor anjing geladak
budukan. oleh karena itulah terpaksa aku harus
membongkar rahasia ini dihadapan orang banyak"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar kecuali oei ci-
hu bertiga yang masih bersemedi sambil atur pernafasan,
para jago lihay lainnya sama alihkan perhatiannya keatas
wajah pencuri tua tersebut.
"Gak hu (Ayah mertua), sudahlah buat apa ribut2
dengan manusia seperti itu..." Cegah Lam-kong Pak.
"Tempo hari semua orang tak berani membongkar
rahasia ini tidak lain tidak bukan karena semua orang
merasa kasihan kepadanya, takut kalau kenyataan tersebut
menyinggung perasaan halus dan gengsinya, dan lagi semua
orang pun berharap agar dia bisa bertobat serta kembali
kejalan yang benar tapi sekarang, apa yang mesti kita
kuatirkan lagi?? perasaan halusnya sudah hilang dimakan
anjing, mukanya sudah terlalu tebal dan kebejatan dan
moralnya sudah tak bisa dlobati lagi, keadaan bangsat itu
sudah kelewat batas dan tak mungkin bisa berguna bagi
masyarakat, bukan saja budi tak dibalas bahkan berani
mencemooh dan menodai nama baik orang tuanya, oleh
sebab itulah aku akan musnahkan perasaan halus dan
gengsinya, agar dia jadi gila danpunah dengan sendirinya"
Sepanjang masa perCuri sakti adalah seorang manusia
yang koCak dan suka humor jarang marah dan banyak
tertawa, tapi sekarang paras mukanya amat serius, matanya
melotot besar dan penuh diliputi oleh hawa napsu
membunuh yang sangat tebal. membuat siapapun yang
menyaksikan sikapnya itu semakin yakin akan
keputusannya.
Sun Han Siang menghela napas panjang dan tetap
membungkam. rupanya dia sudah putus asa dan dingin
hatinya, sejak Suma ing hendak memperkosa Jenasahnya
sewaktu berada dalam kuil kecil tempo hari ia sudah
kecewa dan perasaan kasih antara ibu dan anakpun telah
putus.
Sementara itu percuri tua Pek li Gong sedang tertawa
haha-hihi dan berkata lagi,
"Saudara2 sekalian, sudah tentu kalian kenal bukan
dengan seorang perempuan mustika yang pernah malang
melintang dalam dunia persilatan, dimasa lampau karena
kecabulan serta Kebejatan mentalnya melebihi Janda kawin
tujuh kali Pui Kun? Dan ilmu silatnyapun jauh lebih hebat
dari Pui Kun? coba terka siapakah dia?"
Hanya berpikir sebentar saja Sian-yan Peng sudah
menduga siapa yang dimaksudkan tapi dia tetap
membungkam.
Lain halnya dengan Ngo-hoa-bak daging lima warna oei
Hun, sambil tertawa dingin serunya:
"Haaah-haaahh-haaaahh...mungkin kau maksudkan
Boan-Cuang-hui Menari diatas pembaringan Liau Giok
Ing?"
"Tepat-sekali perkataanmu itu Haaah-haaah-
haaah...mungkin engkaupun merupakan salah seorang
langganan tetapnya?"
Sepanjang hidup Ngo-hoa-bak Daging lima warna oei
Hun paling anti wanita, sampai setua itu belum pernah dia
jamah perempuan apa lagi melakukan hubungan, kontan ia
naik pitam mendengar ejekan tersebut, makinya:
"Bajingan tua!! Jaga baik2 mulut anjingmu, selama hidup
aku tak pernah berhubungan dengan perempuan, kalau
bicara hati2 sedikit dengan mulutmu"
Pek-li Gong tak menggubris makian orang ia lanjutkan
kembali kata2nya:
"Saudara2 sekalian. sepanjang hidupnya entah berapa
puluh laksa kali Menari diatas pembaringan Liau Giok Ing
lepas celana didepan orang laki, bukan saja cabul diapun
terhitung seorang perempuan yang paling tak tahu malu..."
Sun Han Siang serta dua orang gadis segera mencibir dan
berpaling kearah lain dengan muka merah jengah.
sebaliknya para jago lainnya sama2 tertawa ter-bahak2
seraya berpaling kearah Suma ing.
Terdengar pencuri tua itu melanjutkan kembali kata2nya:
"Lonte busuk itu ibaratnya buah To yang sudah masak,
ketika mencapai usia tiga puluh tahunan mendadak ia
bertelur, waktu itu romannya dengan Hiat Hu-tiap kupu2
darah Suma ciang sedang mencapai pada puncak yang
paling hot, tidak sampai sebulan setelah menari diatas
pembaringan Liau Giok lng melahirkan seorang bayi laki,
mereka berdua melakukan perkosaan dan pembunuhan lagi
dikota Lok-yang, namun perbuatan mereka diketahui oleh
seorang jago lihay, dalam pengejarannya sampai dibukit
Bong-san, akhirnya kedua orang itu sama2 terkena sebuah
pukulan dahsyat..."
"Hay pencuri tua," tiba2 catatan mati hidup menyela,
"she apa sih anak jadah yang dilahirkan oleh Menari diatas
pembaringan Liau Giok Ing?"
Sengaja Pek-li Gong melirik sekejap kearah Suma ing,
kemudian menjawab dengan lantang.
"Tentu saja dia she suma, sudahlah, jangan menukas
pembicaraanku dulu setelah terkena pukulan dahsyat,
hampir saja jantung kedua orang manusia cabul itu tergetar
putus. mereka sadar bahwa kesempatan hidup kian menipis,
ketika ia hendak bunuh bayi itu sebelum ajal mereka sendiri
tiba, kebetulan muncullah dua orang ditempat kejadian...."
"Aku dapat menebak siapakah kedua orang itu." seru
Wang wee berhati hitam, "mereka pastilah Lam-kong Liu
tayhiap suami istri"
"Bocah muda, engkau pandai sekali Agaknya aku yang
jadi bapaknya dapat berlega hati...."
GELAK tertawa kembali berkumandang memecahkan
kesunyian.
"Lam-kong Liu dan Sun Han Siang tiba ditempat
kejadian tepat pada saatnya." ujar Pik-li Gong lebih jauh.
"untuk menyelamatkan jiwa bayi itu, mereka lancarkan
sebuah pukulan kedepan, mereka tak menyangka kalau dua
bajingan cabul itu sudah sekarat dan hampir mampus,
walaupun hanya menggunakan tenaga sebesar tiga empat
bagian toh dua orang manusia cabul itu mampus juga,
akhirnya Lam-kong Liu suami istri berunding sebentar dan
mengambil bayi itu sebagai anak angkatnya"
"Haahh ..haahh..haahh.. kalau begitu Suma ing adalah
anak jadah dari Menari diatas pembaringan Liau Giok lng
dengan kupu2 darah Suma ciau. haahh-haahh-haahh pantas
kalau orangnya bejad, maklum anak haram, haah-haahh-
haahh...."
Gelak tertawa yang riuh rendah menggetarkan seluruh
angkasa, semua jago baik dari golongan putih maupun dari
golongan hitam sama2 mengolok dan mencemooh pemuda
itu.
Bagaimanapun tebalnya muka Suma ing setelah asal
usulnya dibongkar dihadapan umum, tak urung berubah
juga air mukanya.
Makin rendah asal usul seorang semakin takut borok itu
ketahuan orang, hampir setiap orang mempunyai penyakit
tersebut, tak kecuali pula Suma ing sendiri.
Dengan wajah serius pencuri tua Pek-li Gong tertawa
dingin, lalu serunya kembali:
"Suma Ing, kau musti tahu, maksudmu mengungkap
persoalan ini yang paling penting adalah agar engkau bisa
mawas diri dan periksa semua perbuatan yang pernah kau
lakukan, coba bayangkan sendiri dengan perbuatan terkutuk
dari orang tuamu apa orang lain bersedia memelihara
engkau? Ketahuilah orang kuno berkata: Naga akan
melahirkan naga, burung Hong melahirkan burung hong
hanya tikus saja yang pandai menggali lubang sejak
dilahirkan, artinya begitu orang tuanya begitu juga
anaknya, maka aku harap engkau suka mengingat kembali
akan budi kebaikan yang pernah kau terima, bukan aku
sengaja meng-olok2 dirimu, aku berharap engkau baik dan
jadi sadar.. Nah, perkataanku hanya sampai disini saja,
pikirlah kembali dengan seksama."
Keadaan Suma Ing pada saat ini ibaratnya orang yang
ditelanjangi dihadapan umum, semua rahasia dan boroknya
telah ketahuan orang, bukan saja ia terima nasehat tersebut
dengan hati terbuka. jelas ia semakin benci dan mendendam
terhadap pencuri tua itu.
Keadaannya sekarang jauh berbeda, kedoknya telah
terbongkar maka diapun tidak takut menghadapi segala
percobaan, ia lebih tega berbuat keji dan bejad, diluar
sikapnya tetap tenang dan tidak bergerak. ia biarkan orang
tertawa kan dirinya.
Pek-li Gong mengira ucapannya telah mendatangkan
hasil dan mungkin sianak muda itu sedang berpikir dan
mulai menyesal, maka diapun tidak bicara lagi. suasana
pulih kembali dalam kesunyian... dan keheningan yang
mencekam.
Sehari sudah lewat, malampun menjelang kembali,
selama ini Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng maupun kakek ombak menggulung tetap
membungkam. mereka tetap duduk bersila tanpa
memperdulikan keadaan disekelilingnya. Suatu ketika,
dengan suara lirih cu Li-yap berbisik,
"Engkoh Pak, sekarang malam telah menjelang. aku rasa
dengan andalkan ilmu meringankan tubuhmu. tidak sulit
untuk meloncat setinggi tujuh delapan tombak dan
melayang ketengah gelanggang untuk merampas payung
mustika tersebut, bagaimana kalau kau bertindak Cepat dan
biar pencuri tua yang melindungi gerakanmu itu?"
"Tak mungkin" sahut Lam-kong Pak sambil menggeleng,
"kalau kurampas payung mustika itu maka suatu
pertarungan massal akan terjadi, padahal Cianpwee bertiga
sedang mencapai puncak yang paling bahaya dalam
semedinya, kita tak boleh menempuh bahaya ini."
Satu malam kembali lewat, beberapa kali Suma Ing
hendak kabur tapi setiap kali ia batalkan kembali
rencananya. karena jago lihay disekitar itu mengawasi terus
gerak geriknya tanpa berkedip.
Tiga hari tiga malam sudah berlalu tanpa terasa, oei ci-
hu, Lu It Beng serta Lam-kong Liu telah menyelesaikan
semedinya, tenaga dalam yang mereka miliki telah pulih
kembali seperti sedia kala, mereka lantas suruh Lam-kong
Pak duduk bersemedi agar lebih bersemangat bila terjadi
sesuatu nanti.
"Aku rasa usul itu kurang pantas" Sun Han Siang
menolak tegas, "tak dapat kita pungkiri bahwa diantara
rombongan kita, ilmu silat Pak-ji yang paling lihay, dan
cuma dia seorang yang sanggup menghadapi Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng, andaikata seCara
tiba2 bajingan tua itu menyerang Pak-ji, bukankah
keselamatan jiwanya jadi terancam?"
Semua orang merasa bahwa perkataan itu tepat sekali,
menuratpendapat beberapa orang itu bersemedi dalam
keadaan seperti ini tak cocok buat Lam-kong Pak.
karenanya semua orang tidak setuju akan usul tersebut.
"Dengan kekuatan yang kita miliki sekarang, rasanya tak
perlu keadaan seperti ini dibiarkan ber-larut2, dengan
gabungan tenaga kami berempat rasanya masih sanggup
untuk menghadang dua gembong iblis tua itu, dan
seandainya Sian-yan Peng tidak mengacao dari tengah,
delapan puluh persen Pak-ji akan berhasil merebut kembali
payung mustika itu"
"Masa Sian-yan Peng hanya akan berpeluk tangan
belaka?" sela Lu It Beng dari samping, "kalau
kedatangannya bukan lantaran payung sengkala, kenapa dia
harus menyiksa diri selama beberapa hari beberapa malam
tanpa makan minum ditempat seperti ini?"
Sementara pembicaraan masih berlangsung, serentetan
desiran angin tajam menyambar kearah mereka dari luar
bangunan, desiran tajam itu langsung menghajar kearah
Lam-kong Pak.
Dengan tenang sianak muda itu menyambar benda tadi,
yang ternyata bukan lain cuma segulung kertas kecil belaka.
cepat gulungan kertas itu dibuka dan diperiksa isinya.
tampaklah tulisan itu berbunyi demikian:
"Bertahan terus menerus Cara begini bukan suatu Cara
yang baik. aku bersedia membantu siau-hiap. bila ada orang
menerjang masuk kedalam bangunan nanti, jangan se-kali2
kalian tubruk. menanti ledakan keras sudah terjadi
gunakanlah kesempatan itu untuk merebut payung tersebut
tertanda: salju bulan keenam Tong Hui"
Lam-kong Pak tahu kalau Tong Hui hendak
menggunakan peluru ngo-lui-yan-hwee-tannya untuk
mengacau pandanga norang banyak. menggunakan
kesempatan dikala asap tebal membumbung keangkasa
maka dia disuruh merampas payung itu.
Tapi ada satu hal yang membuat hatinya bingung.
kenapa Tong Hui terangkan bahwa ada sesuatu bayangan
manusia akan menerjang masuk Keruangan..? apakah dia
tidak takut dengan kedahsyatan dari peluru Ngo-lui-yan-
hwee-tan tersebut?
Sehabis membaca tulisan itu, Lam-kong Pak segera
memberitahukan surat tadi kepihak teman2nya, kemudian
menggulung kembali kertas itu dia lempar kearah Sian-yan
Peng. "Sian-yan cianpwee, terima ini..."
Sian-yan Peng sambar timpukan benda itu dan dibaca
isinya, tapi sebelum dia kabarkan kepada anak buahnya,
mendadak dari luar ruangan menggema suara bentakan
nyaring disusul sesosok bayangan manusia dengan gerak
burung manyar sambar ikan menyerbu ketengah
gelanggang.
Para jago dari kelompok Lim-kong Pak sama2 bertiarap
keatas tanah begitu melihat bayangan manusia menyerbu
kedalam ruangan, lain halnya dengan para begundal dari
Sian-yan Peng, mereka tak kenal lihay, berbareng orang2 itu
loncat bangun dan menyerbu ketengah gelanggang..
Betapa terkejutnya Sian-yan Peng menyaksikan tingkah
laku anak buahnya, ia berteriak keras:
"cepat kembali"
Ketika gulungan kertas tadi melayang masuk kedalam
ruangan dan menyambar kearah Lam-kong Pak tadi.
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng maupun
Kakek ombak menggulung sudah menaruh curiga apa lagi
ketika gulungan kertas itu dilempar kearah Sian-yan Peng,
kecurigaan mereka kian bertambah besar, oleh karena itulah
ketika melihat ada bayangan hitam menyerbu kedalam
mereka lantas bangkit dan hendak loncat kedepan, namun
bagitu Sian-yan Peng berteriak. merekapun batalkan
gerakan tersebut dan buru2 melayang kembali ketempat
semula.
Dalam pada itu bayangan manusia tadi sudah
menyambar kesisi suma Ing. cekatan pemuda itu loncat
bangun sambil melancarkan sebuah pukutan dahsyat.
"Blaaamm.." suara ledakan yang amat dabsyat
menggelegar diseluruh ruangan- bumi bergoncang dan asap
tebal menyebar ke empat penjuru.
Ternyata bayangan manusia yang menerjang masuk
kedalam ruangan itu bukan lain adalah mayat dari Lampu
hitam pengejar sukma Leng cing ciu. peluru sakti Ngo-lai-
yan-hwee-tan yang maha dahsyat itu diikat pada tubuh
mayat tadi oleh Tong Hui, maka ketika mayat tersebut
termakan oleh pukulan yang dahsyat, meledaklah peluru itu
dengan hebatnya.
Pecahan daging dan muncratan darah berhamburan
diatas tanah, bumi terasa merekah jadinya, pada saat yang
amat bagus itulah Lam-kong Pak bertindak Cepat, ia tubruk
Suma Ing dan menyerobot payung mustika yang berada
dalam genggamannya.
Siapa tahu Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng serta kakek ombak menggulung bukan manusia
sembarangan, pada saat yang bersamaan merekapun terjun
ketengah gelanggang.
"Blaamm. " dalam keadaan terburu Lam-kong Pak saling
beradu tenaga sekali dengan gembong ibiis itu, seketika ia
terdoroog mundur tiga langkah.
Ditengah hamburan kabut tebal, dua sosok bayangan
manusia membumbung keudara diiringi dengusan berat,
Suma Ing termakan oleh sebuah pukulan yang amat
berat hingga muntah darah segar, sementara dua orang
gembong iblis tua itu dengan membentangkan payung
mustika tersebut telah membumbung tinggi keudara, dalam
sekejap mata mereka sudah berada pada ketinggian pulahan
tombak dari permukaan tanah.
Para jago tercengang dan menengadah ke atas mengikuti
gerakan dari dua gembong iblis tua itu, sedang Suma Ing
segera manfaatkan kesempatan itu se-baiknya. dengan
menahan luka dalam yang parah ia loncat tembok
pekarangan dan kabur dari situ.
Empat sosok mayat berserakan ditengah gelanggang.
mereka adalah "pat-pu-lui-kong,"Dewa guntur berlengan
delapan Si Pu Siu, "Bu-siang-to" gook tanpa tandingan
Hong Gwan "Tiat-sau-ciu" sapu besi Kim Kiu serta "Tiat-
pan-than" baja oh Sak kay.
Kutungan anggota badan berserakan ditengah genangan
darah kental, menyaksikan kesemuanya itu Sian-yan Pang
menghela napas sedih, kepada Ngo-hoa-bak Daging lima
warna pesannya
"Kubur semua yang mati dalam kebun bunga keluarga
Siok ini"
Sementara itu Lak-gwee-soat salju bulan keenam Tong
Hui telah melayang masuk ke tengah gelanggang, serunya
sambil menghela napas,
"Aaaii... sungguh tak kusangka kecerdasan maupun
kecekatan dua orang gembong iblis itu luar biasa sekali,
akhirnya toh mereka yang berhasil dapatkan payung
mestika itu.. untuk kegagalan ini aku mohon maaf yang
sebesar-besarnya"
"Tong Hui" hardik Sian-yan Peng dengan gusar, "empat
orang anak buahku mampus ditanganmu. bagaimana
pertanggungan jawabmu atas kejadian ini?"
"Demi payung mustika tersebut terpaksa aku harus
melakukan pembunuhan. apalagi ke empat orang itu toh
sudah bertumpuk kejahatan yang dilakukan, walaupun
mampus rasanya juga pantas"
Sian-yan Peng tertawa dingin .
"Heeeh-heeeh-heeeeh...besar amat lagakmu, Tangkap dia
dan gusur kemarkas"
Ho-hek cuncu Rasul hitam tebal tampil kedepan dan
langsung menerjang kearah Tong Hui.
Melihat itu Lam-kong Pak segera mengerdip kepada Loo
Liang-jan, manusia raksasa itu membentak keras dan
memapaki datangnya terjangan itu.
"Duukk... Blaamm.." bentrokan dahsyat menggelegar
diudara, seketika Ho-hek cuncu terpental lima langkah
kebelakang.
Loo Liang-jan tidak kasih kesempatan bagi musuhnya
untuk tukar napas. kembali sebuah pukulan dilancarkan
memaksa Ho-hek cuncu terpental balik ketempat semula.
Sian-yan Peng amat gusar, kepada Lam-kong Pak
hardiknya penuh kemarahan: "Bocah muda, engkau hendak
musuhi aku?"
"Aku yang muda tidak berani Tapi pada hakekatnya
Tong-heng tak dapat disalahkan. toh sebelum kejadian ia
sudah memberitahukan kepada kita. dalam peristiwa ini
yang salah adalah anak buah ciannpwee yang tak bisa putar
kemudi mengikuti hembusan angin. coba lihatlah dua orang
gembong iblis tua itu, toh mereka tak membaca isi surat
yang dilempar Tong-heng kepada kita? tapi kenyataan
mereka dapat lolos dalam keadaan selamat, oleh karena
itulah kalau cianpwee mau cari siapa yang salah maka
kesalahan itu justru terletak pada lambannya reaksi mereka
waktu menghadapi kejadian"
Kembali Sian-yan Peng tertawa dingin.
"Heehh-heeehh-heeehh..jadi kesalahan ini adalah
kesalahan dari para korban sendiri?"
"Yang pasti kejadian ini hanya boleh dianggap sebagai
suatu kecelakaan, dan kecelakaan tersebut tak bisa salahkan
diri Tong-tayhiap."
Sian-yan Peng mendengus dingin. ia berpaling kearah
Lam-kong Liu dan berseru: "Lam-kong Liu, sekarang kita
dapat melangsungkan pertarungan bukan-.?"
"Benar, menggunakan kesempatan yang ada aku sudah
pulihkan kembali kekuatan tenaga dalam yang kumiliki.
marilah kita selesaikan persoalan itu sekarang juga" Dengan
langkah lebar ia maju kedepan.
Sun Han Siang menyambar tangan suaminya tapi luput,
terpaksa diapun ikut maju kedepan-
"Sian-yan cianpwee" seru Lam-kong Pak lagi dengan
suara dalam, "bersediakah mendengarkan sepatah dua
patah dariku?"
"Aku tak sudi mendengarkan perkataan apa pun. lebih
baik kau mundur dari situ "
"Sian-yan Peng tua bangka sialan" teriak pencuri tua
pula. "apa sih gunanya persoalan ini di-ulur2 terus tiada
habisnya? Ketahuilah pada hakekatnya peristiwa dimasa
lampau hanya suatu salah paham belaka bukan saja Sun
Han Siang sudah kawin dengan Lam-kong Liu, anak
merekapun sudah menginjak dewasa. masa engkau tak bisa
sudahi persoalan sampai disini saja? Kendatipun Lam-kong
Liu berhasil kau bunuh. toh Sun Han Siang tak mungkin
akan kawin dengan kau lagi."
Ucapan tersebut segera memancing gelak tertawa para
jago, suara ter-bahak? memenuhi seluruh angkasa membuat
suasana jadi gaduh.
Gelak tertawa yang riuh rendah ini semakin
menggusarkan hati Sian-yan Peng, teriaknya dengan marah:
"Pencuri tua sialan, kalau berani bicara lagi...Hmm kau
kubacok sampai mampus"
"IHuuh... tua bangka sialan, kalau punya keberanian
ayolah bacok aku sampai mampus putriku sudah punya
pasangan- akupun sudah tak punya tanggungan apa2 lagi,
kalau kau bunuh aku. haahh-haahh-haahh...aku malah
bertambah senang."
"Pek li-heng" Lam-kong Liu maju kedepan sambil
berseru. "lebih baik kau mundurlah kebelakang, percuma
banyak bicara, toh akhirnya persoalan ini harus diselesaikan
dengan kekerasan, kalian tak usah membantu pihak
manapun. biarlah kami selesaikan sendiri persoalan ini."
Jarak mereka berdua cuma terpaut satu tombak, setelah
berdiri berhadapan mereka saling melotot dengan gusar,
keadaan tersebut ibaratnya sepasang ayam jago yang siap
bertarung, inilah yang disebut musuh besar saling bertemu,
matapun berubah jadi merah.
Hakekatnya Sun Han siang tak ingin bicara dengan sian-
yan Peng, tapi dalam keadaan begini mau tak mau terpaksa
ia harus buka suara, seraya maju kemuka katanya "Sian-yan
Peng, Jadi kau nekad untuk bertempur?"
Betapa kacau dan tak tenteramnya hati sian-yan Peng
menyaksikan kemunculan Sun Han Siang dihadapannya.
namun ia segera mengangguk.
"Benar, bagaimanapun juga aku harus selesaikan
persoalan ini dengan kekerasan, tahukah kau apa yang ku-
tunggu2 selama puluhan tahun mengasingkan diri dan
sembunyikan nama? Ini harilah yang kutunggu."
"Tahukah kau kenapa kau berbuat demikian ?"
"Aku menggunakan nama kakek pendendam berkain
hijau sebagai sebutan, sebagai orang cerdas tentu kau tahu
bukan apa yang menjadi sebab atas terjadinya peristiwa
ini?" Sun Han Siang tertawa ter-kekeh2.
"Haahh-haahh-haahh...Sian-yan Peng. Aku lihat
meskipun kau sudah hidup mendekati enam puluh tahun.
tapi sifat ke-kanak2anmu masih belum hilang. dalam
urusan macam apapun aku dapat membelai Lam-kong Liu
tapi hanya dalam urusan itu aku tak akan membelai dirinya.
masa engkau masih belum percaya?"
Siao-yan Peng terperangah, tentu saja ia pernah berpikir
sampai kesitu, walau begitu rasa dongkol dan benci yang
sudah telanjur menyesak dadanya harus tersalur keluar,,.
karena keadaannya pada saat ini ibarat menunggang
dipunggung harimau, tetap duduk susah mau turun juga tak
dapat, serba susah jadinya.
Setelah suasana hening untuk beberapa saat lamanya,
Sian-yan Peng berkata lagi dengan suara dalam:
"Aku tak bisa mempercayai keterangan dari sepihak,
andaikata cu Hong Hong perempuan rendah itu juga hadir
disini, maka aku...."
Belum sempat kata2 itu diselesaikan, sesosok bayangan
manusia melayang masuk lewati dinding perkarangan,
ternyata orang yang munculkan diri itu bukan lain adalah
cu Hong Hong yang sudah lenyap bebarapa hari lamanya.
cu Li-yap berteriak keras dan memburu kemuka, tapi cu
Hong Hong dengan wajah kaku mengebaskan ujung
bajunya sambil berseru^ "Budak. mundurlah dulu"
Perempuan ini selamanya keras kepala dan kukuh pada
pendirian, meskipun usianya telah lanjut namun watak
tersebut sama sekali tak pernah berubah, sambil tertawa
dingin tiada bentinya perlahan ia mendekaii suaminya.
Sian-yan Peng agak tertegun- paras mukanya berubah
hebat. tapi sejenak kemudian ia hela napas panjang dan
pulih kembali dalam ketenangan,
cu Hong Hong tak mau mengalah dengan begitu saja,
sambil mendekati suaminya dengan suara dingin dan tajam
ia berseru:
"Hmm, Bukankah kau hendak turun tangan setelah laki
perempuan yang berbuat serong telah berkumpul jadi satu?
Inilah saat yang paling baik bagimu untuk bertindak,
kenapa masih mematung saja?"
Paras muka Sian-yan Peng kembali berubah hebat,
"Perempuan lonte. Aku memang sedang mencari engkau..,"
"Heeeh-heeeh-heeeh...aku tahu engkau sedang
mencariku, maka sekarang aku munculkan diri disini apa
yang hendak kau katakan lagi? ayoh katakan "
"Dahulu kau dengan Lam-kong Liu...."
"Benar tebakanmu tepat sekali." tukas cu Hong Hong
dengan suara lantang, "dahulu aku memang pernah
melakukan hubungan suami istri dengan Lam-kong Liu,
puas dengan jawaban ini?"
Ucapan tersebut begitu diutarakan keluar para jago dari
golongan putih sama2 tergertar keras, terutama sekaii Lam-
kong Liu suami istri, paras muka mereka berubah hebat.
Sian-yan Peng sendiri kerutkan dahinya rapat2, lalu
tertawa ter-kekeh2 dengan seramnya.
"Haahh-haaah-haaah...Lam-kong Liu. sekarang apa yang
hendak kau katakan lagi?"
"Selama aku tak pernah malakukan perbuatan salah, tak
jeri ada setan mengetuk pintu. masa engkau benar2 percaya
dengan pengakuannya...?" ujar Lam-kong Liu serius.
"Kau anggap dia hanya ber-main2 dengan pengakuannya
itu? hmm Kau anggap pengakuan seperti itu bisa dibuat
sebagai bahan lelucon?" hardik sian-yan Peng makin gusar.
Sementara itu paras muka Sun Han Siang pun berubah
hebat. sebagai seorang perempuan ia merasa hatinya ter-
sayat2 ketika mengetahui suaminya telah berbuat serong,
dan kejadian itu dirahasiakan selama ber-tahun2 lamanya.
Terdengar cu Hong Hong berkata lagi dengan suara ketus:
"Sian-yan Peng aku tahu engkau kawin dengan diriku
bukan karena Cinta yang murni, tindakan tersebut kau
ambil karena kegagalan cinta mu terhadap Sun Han Siang.
maka kau gunakan cara itu untuk melampiaskan rasa
kecewa dan sedihmu. kau gunakan perkawinanmu sebagai
suatu tindakan balas dendam. tentu saja dahulu akupun
pernah mencintai Lam-kong Liu. dan semua orang
mengetahui akan hal ini. maka kau lantas melampiaskan
semua api dendam dan kemarahanmu keatas tubuhku dan
Lam-kong Liu. kau berusaha menjelekkan namaku agar
hatiku tersiksa-. Hmm dan sekarang aku telah penuhi
harapanmu itu, Walau aku tak pernah melakukan
perbuatan semacam itu tapi aku telah mengakuinya agar
kau merasa puas dan senang setelah mendengar jawaban
tersebut.. heehh..heehh...heehh.. Sian-yan Peng Sekarang
kau sudah merasa cuas bukan?"
Sekarang Lam-kong Liu suami istri dan Lam-kong Pak
baru bisa menghembuskan napas lega, sebaliknya paras
muka Sian-yan Peng berubah makin hebat, begitu jeleknya
hingga sukar dilukiskan dengan kata2, dia jadi serba salah
dan tak tahu bagaimana harus mengatasi kejadian tersebut.
cuma cu Hong Hong merasa putus asa, kecewa dan sedih
sekali, sejak kemunculannya digelanggang ia telah
kesampingkan soal mati hidupnya. terdengarlah ia berkata
lagi:
"Sian-yan Peng Terus terang kukatakan kepadamu, aku
sangat benci kepadamu, engkau tak pantas jadi suami
orang... engkau berjiwa cupat dan berpandangan sempit,
engkau lebih pantas jadi seorang siau-jin-.. seorang manusia
rendah yang memalukan- Hm aku sudah kenyang hidup
tersiksa, ayohlah kalau ingin bunuh aku, cepatlah turun
tangan.,"
= =ooooooooo= =
"KAU ANGGGAP aku tak berani membinasakan
dirimu?" seru Sian-yan Peng sambil tertawa dingin.
"Tentu saja berani, aku tahu engkau adalah seorang
Enghiong. seorang pendekar besar. seorang manusia gagah
yang dihormati orang, untuk menyelidiki tingkah laku
bininya sendiri telah mendirikan perkumpulan bulu hijau,
selama puluhan tahun sudah banyak orang yang dibunuh,
telapak tanganmu sudah penuh berpelepotan darah, boleh
dibilang hasil karyamu itu sangat hebat, belum pernah
terjadi sepanjang masa, kecuali merasa kagum aku cu Hong
Hong juga . . . ."
"Tutup mulut" hardik Sian-yan Peng dengan paras muka
merah padam karena marah bercampur jengah .
cu Li-yap menjerit sedih, ia peluk ibunya erat2 sambil
menangis terisak-"oooh.. ibu, apakah kau tega tinggalkan
putrimu hidup seorang diri?"
"Tak lama kemudian engkau sudah akan menjadi milik
Lam-kong Pak. ia tak akan menyia-nyiakan dirimu, aku
telah mengetahui segala pahit getir hidup didunia, sekarang
pikiranku sudah terbuka dan tiada yang kuberatkan lagi.
mundurlah kebelakang dan jangan campuri urusan ini."
cu Li-yap menangis makin menjadi, dengan air mata
membasahi seluruh wajahnya ia berseru:
"ibu, kalau engkau tidak urungkan niat tersebut. aku
akan cukur rambut jadi nikoh."
"Jangan ngaco-belo" hardik cu Hong Hong dengan tubuh
gemetar keras.
Ia mengerling sekejap kearah Lam-kong Pak dan
mendorong putrinya kebelakang. cu Li-yap segera terpental
kebelakang dan jatuh kedalam pelukan sianak muda itu.
Setelah menyingkirkan putrinya. cu Hong Hong kembali
menghardik dengan suara nyaring:
"sian-yan Peng, Pandekar besar. Enghiong gagah.
Kenapa diam melulu ..? ayoh turun tangan"
Sikap cu Hong Hong yang begitu menantang dan
mukanya yang begini manis membuat setanpun tak kuat
manahan diri, sebetulnya Sian-yan Peng telah tenang
kembali dan hawa amarahnya agak mereda. tapi begitu
melihat sikap menantang dari istrinya, kontan ia naik
pitam. sambil mendengus dingin satu pukulan dahsyat
dilancarkan kedepan,
cu Hong Hong sama sekali tidak memberi perlawanan, ia
mendengus tertahan, tubuhnya mencelat sejauh satu
tombak dari tempat kejadian dan tak berkutik lagi.
cu Li-yap menjerit keras, bagaikan orang gila ia meronta
dari pelukan Lam-kong Pak dan menubruk kepangkuan
ibunya.
Darah kental mengalir keluar dari tujuh lubang indra cu
Hong Hong, ia mati dalam keadaan yang mengenaskan-
Isak tangis cu Li-yap tak terbendung lagi. ia menangis
meng-gerung2, membuat suasana diliputi kesedihan dan
kepedihan, tak sedikit para jago yang ikut melelehkan air
mata.
Mimpipun sian-yan Peng tak menyangka kalau istrinya
bakal menanti kematian tanpa melawan, sebab sikap
tersebut jauh berlawanan dengan wataknja dimasa lalu. Ia
pun sama sekali tak menduga kalau cu Hong Hong telah
bertekad untuk mati sejak Lam-kong Liu bertemu kembali
dengan Sun Han Siang, ia tidak lebih hanya pinjam
kekuatan dari Sian-yan Peng untuk tinggalkan dunia yang
penuh percobaan ini,
Demi menyatakan Cintanya kepada Lam-kong Liu.
tentu saja ia gunakan kesempatan yang sangat baik itu
untuk mencuci bersih semua noda dan kecurigaan
suaminya terhadap Lam-kong Liu, sebab hanya berbuat
begitulah dia baru bisa mati dengan mata meram.
Sekarang para jago yang hadir digelanggang telah
memahami maksud hati dari cu Hong Hong, rasa antipati
dan kurang senang mereka terhadap cu Hong Hong semasa
masih hidupnya pun ikut tersapu lenyap. sebaliknya semua
orang malah kagum dan memuji kebijaksanaan perempuan
itu.
Sedangkan Sian-yan Peng sendiripun sekarang baru tahu
akan kesalahannya, tapi nasi sudah menjadi bubur, siapa
yang harus disalahkan?? tanpa sadar air mata bercucuran
membasahi pipinya .
Dia belai rambut cu Li- yap yang hitam terurai, lalu
gumamnya seorang diri:
"Nak. maafkanlah ayahmu Ketahuilah kesalahan bukan
terletak pada diriku seorang...maafkanlah kesalahan
ayahmu..."
cu Li- yap menyingkir dari belaian ayahnya, ia loncat
bangun dan serunya dengan ketus: ...
"Bagaimanapun kesalahan yang telah dilakukan ibu dari
tindakanmu yang tega membinasakan istri sendiri sudah
Cukup membuktikan bahwa hatimu kejam dan pikiranmu
Cupat, sejak keCil aku cu Li-yap tak pernah merasakan budi
kebaikan atau pendidikan apapun darimu, aku tidak
mengaku kau sebagai ayahku"
"Anak Yap..."
Dengan air mata bercucuran cu Li-yap membopong
jenasah ibunya, lalu berkata lagi
"Tak usah panggil aku begitu, aku she cu dan tidak kenal
she-Sian-yan, sedikitpun kau tak punya kewajiban dan
tanggung jawab sebagai seorang ayah, sekarang malah kau
bunuh satu2nya sanak yang paling kucintai, kau terlalu
kejam... kau tak punya Liang-sim...."
Sambil menangis terisak gadis itu putar badan dan segera
berlalu dari situ-
"Adik Yap. engkau tak boleh bersikap kasar,
Bagaimanapun juga toh Sian-yan cianpwee adalah ayah
kandungmu. tiada kasih yang lebih dalam selain kasih
orang terhadap anaknya, takdirlah yang membuat orang
harus mengalami penderitaan, siksaan dan kesedihan,
tahukah kau kepedihan dan kesedihan yang dialami Sian-
yan cianpwee pada saat ini jauh melebihi dirimu? adik Yap.
turutlah perkataanku. jangan bertindak ngawur,..Kini
payung sengkala telah terjatuh ketangan Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng, situasi dalam dunia
persilatan amat gawat, kita harus bersatu padu Untuk
menghadapi musuh tangguh, janganiah turuti emosi hingga
mencerai beraikan kekuatan kita sendiri"
Tiba2 pencuri tua Pek-li Gong berseru dengan suara
serak:
"Bocah muda, ayoh Cepat panggil ayah mertuamu,
dengan sebutan itu urusan toh akan beres dengan
sendirinya."
Terpaksa Lam kong Pak berlutut dihadapan sian-yan
Peng sambil memberi hormat.
"Gak hu. harap jangan marah" katanya, "Adik Yap baru
kematian ibunya, ia masih dipengaruhi emosi.., mengalah
sedikit kepadanya. tentu Gak hu tidak keberatan bukan?"
Sementara itu Pek-li Hiang sudah menghibur pula diri cu
Li-yap hingga suasana dapat tenang kembali,
Pada hakekatnya dalam peristiwa berdarah ini, Sian-yan
Peng sama sekali tak dapat disalahkan, karena sikap yang
ditunjukkan cu Hong Hong tadi terlalu menantang dan
menyudutkan orang hingga siapapun tak akan tahan
menghadapi keadaan tersebut.
Lagipula dalam serangan tadi Sian-yan Peng hanya
menggunakan tiga empat bagian hawa murni, dari situ
menunjukkan bahwa jago tersebut sama sekali tak berhasrat
membinasakan istrinya, kalau ingin mencari siapa yang
salah maka kesalahan terbesar terletak pada diri cu Hong
Hong sendiri, karena dialah yang punya niat bunuh diri dan
sama sekali tak mau menangkis serangan tersebut.
Kawanan jago dari golongan putih sama2 menghibur cu
Li-yap. Sun Han siang sendiripun turun tangan mengatasi
keadaan itu. akhirnya cu Li-yap bisa ditenangkan kembali.
ia mendekap ayahnya dan menangis ter-sedu2.
Sian-yan Peng sendiripun tak dapat menahan lelehan air
mata. ayah dan anak saling berpelukan sambil menangis
membuat suasana sangat mengharukan. Beberapa waktu
kemudian, Lam-kong Pak berkata.
"Walaupun malam ini Gak-hu dengan adik Yap juga
merupakan suatu kejadian yang mengerikan hati. aku harap
saudara sekalian tak usah bersedih hati lagi marilah kita
bicarakan masalah penting."
Setelah berhenti sebentar. dia melanjutkan: "Ada satu hal
aku ingin menanyakan kepada saudara sekalian. siapakah
yang per-tama2 menyebarkan berita sensasi yang
mengatakan payung sengkala berada dalam perkampungan
Toa-lo sancung?"
"Semua kejadian itu adalah hasil karyaku."jawab Awan
hitam pengejar rembulan oei ci-hu, "sesungguhnya akupun
tidak siarkan berita bohong. Ceritanya begini: kalian semua
tentu tahu bukan betapa keji dan liciknya ciu ci Kang
tersebut? rupanya secara diam2 mereka telah buat sebuah
payung sengkala palsu yang tanpa diketahui oleh siapapun
telah dikirim kedalam perkampungan Toa-lo sancung.
sekalipun barangnya palsu tapi mereka bersikap se-olah2
benar2 telah mendapatkan benda pusaka, ditambah pula
aku sebar luaskan berita ini keempat penjuru maka orang
semakin yakin kalau perkampungan Toa-lo sancung benar2
terdapat benda mustika itu. tindakanku ini bukan
bermaksud untuk melaksanakan siasat sekali timpuk dua
burung. pada hakekatnya aku sedang menggunakan siasat
racun melawan racun untuk menggagalkan rencana busuk
mereka"
"Lalu bagaimana dengan payung sengkala milik cu
cianpwee yang sekarang terbukti adalah barang palsu juga .
permainan siapakah itu??"
"Menurut dugaanku kemungkinan besar permainan
tersebut adalah hasil karya dari Mo-jiu-sam-seng tiga
bintang bertangan iblis, sebab payung sengkala yang asli
aku dapatkan diri tangan mereka. Sekarang asal usul dari
payung mustika itupun sudah dibikin terang, sungguh tak
nyana hanya karena ingin memperebutkan sebuah payung
sengkala palsu, banyak jago baik dari golongan lurus
maupun dari golongan sesat telah kehilangan nyawa
dengan percuma."
"Sian-yan Peng" ujar Sun Han Siang kemudian,
"sekarang kejadian lampau sudah lewat, cu Hong Hong
juga sudah tinggalkan dunia yang ramai, urusan
perkawinan dari putrimu hanya engkaulah yang berhak
untuk ambil keputusan, walaupun semasa hidupnya cu
Hong Hong tak pernah menolak atau keberatan akan
perkawinan ini. akan tetapi ia belum pernah memberikan
jawaban yang pasti, maka aku harap pada malam ini juga
kau bersedia memberi jawaban yang pasti agar semua orang
bisa berlega hati"
"Sejak pertama kali mereka bergaul sudah menyatakan
persetujuan apalagi hubungan mereka kian hari kian
bertambah akrab, tentu saja tiada persoalan lagi bagiku,
semua urusan kuserahkan pelaksanaannya kepada kalian"
Pada waktu itulah catatan mati hidup berpaling kearah
wangwee berhati hitam dan berkata:
"Ji-ya. mengetahui urusan menjamu yang berlangsung
tempo hari. aku toa-ya sangat tak berkesan, pertama kali
kuundang dirimu kau bilang sayurnya terlalu tawar tak ada
minyak babinya, kedua kali kujamu kau alasanmu
kebanyakan minyak babi, maka dari itu agar kau merasa
puas aku toa-ya akan menjamu dirimu untuk ketiga
kalinya."
Wangwee berhati hitam yang gemuk segera tertawa ter-
bahak2.
"Haaah-haaahh-haaaahh....toa-ya, engkau memang
menyenangkan hati, demi aku ji-ya ternyata kau bersedia
melanggar kebiasaan."
"Aaah itu toh urusan kecil, apalagi hubungan diantara
kita berdua toh sudah terlalu akrab, masa antara saudara
sendiri juga membicarakan soal kebiasaan? dan lagi aku kan
Cuma tanggal satu serta tanggal lima belas tidak menjamu
tamu, karenanya aku hendak menjamu dirimu tepat harinya
dengan hari perkawinan dari majikan kecil kita"
Paras muka Wangwee berhati hitam berubah bebat. ia
segera berteriak lantang:
"Huuhh Masa ingin menjamu kok dibarengkan dengan
hari perkawinan orang, aku tak sudi menerima
undanganmu itu. Heey toa-ya...janganlah kau pandang aku
sebagai bocah cilik...maaf, aku tak mau menerima
kebaikanmu itu"
Dalam pada itu Sun Han Siang telah mengutus orang
untuk membeli peti mati, merekapun segera mengebumikan
jenasah cu Hong Hong diluar kebun bunga keluarga Siok.
Disaat upacara pemakaman cu Hong Hong berlangsung.
diam2 Sian-yan Peng berlalu dari sana, tak seorangpun
mengetahui kepergiannya itu dan tak ada orang yang tahu
kemana dia pergi.
Tapi semua orang cukup memaklumi perasaan hatinya.
mereka tahu jago tua itu penuh diliputi kekecewaan,
kesedihan dan putus asa,jelas ia tak punya muka untuk
berjumpa lagi dengan rekan2nya. kepergian jago tua sudah
pasti tak akan diketemukan orang sebab Sian-yan Peng pasti
akan menjauhkan diri dari pergaulan manusia.
Para begundalnya yang kebanyakan merupakan anggota
penggadaian dunia persilatan segerapun pada
membubarkan diri dan berlalu dari sana, karena mereka
pernah menghianati sun Han Siang.
Setelah semua iblis itu pergi, Siang Hong Ti menghela
napas panjang dan berkata
"Sandiwara berakhir penontonpun bubar, orang2 pandai
yang mati telah mati, yang pergi telah pergi, hanya tersisa
kita2 manusia pembuat bencana yang harus menanggulangi
bahaya didepan mata, kita pulang bertugas menyingkirkan
dua orang gembong iblis itu beserta Suma Ing"
"oei ci-hu" seru pencuri tua dari samping, "tenaga dalam
yang kalian bertiga miliki telah pulih kembali seperti sedia
kala, yakinkah kalian bisa menghadapi Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng?"
"Hey pencuri tua, bagaimana kalau kurangi sindiranmu
itu?" jawab oei ci-hu Cepat," kalau tenaga gabungan kami
bertiga masih belum mampu untuk menghadapi iblis tua
itu, lebih baik aku gantung diri diatas pohon saja"
"Kalau toh memang begitu kita tak usah tercerai berai
lagi. hakekatnya bukan pekerjaan yang mudah untuk
menemukan jejak iblis tua itu, dari pada mencari lebih baik
kita menunggu saja kedatangannya. mumpung urusan
sudah beres bagaimana kalau kita Cari hari baik dan
menyelenggarakan upaCara perkawinan dari Pak-ji dikota
Lok-yang? kalau mendengar kabar ini, sudah pasti dia orang
gembong iblis tua itu akan datang mengaCau. Nah kita bisa
gunakan kesempatan yang baik itu untuk singkirkan mereka
dari muka bumi."
"Bagus juga akalmu itu " puji Sun Han Siang. "cepat atau
lambat kedua ikan kakap itu pasti akan masuk jaring "
"Sekarang masih ada satu urusan penting yang harus
segera kuselesaikan." tiba2 Lam-kong Pak menyela, "aku
rasa urusan perkawinan tak perlu diselesaikan dengan
tergesa-gesa, lain waktu saja?"
"Bocah yang tak tahu diri. maunya kau sengaja
mengganggu kegembiraan aku?" damperat Pencuri tua.
"Harap gak-hu jangan salah paham? Bukannya aku
sengaja menghilangkan kegembiraan gak-hu, dalam
kenyataan dua orang anggota Mo-jiu-sam-seng telah
meninggalkan dunia. sekarang tinggal seorang saja yang
masih hidup, itupun menderita luka dalam yang parah
Meskipun ia berpesan kepadaku tak usah mencari dia lagi
sebab katanya tak lama kemudian ia akan kembali kedunia
yang fana. tapi aku telah menyanggupi untuk menguburkan
jenasah mereka bertiga, oleh karena itu aku harus pergi
memenuhi janji"
"Janji yang telah diucapkan memang sepantasnya
dipenuhi" sambung Sun Han Siang. "apabila dua orang
gembong iblis tua itu sudah tahu bahwa guru mereka belum
mati, dua orang murid murtad itu pasti akan berkunjung
kesana untuk melakukan pembunuhan, Pak-ji cepatlah
berangkat kesana dan bawa beberapa orang sebagai
pembantu, cepat pergi cepat kembali. kami tunggU kau
dikota Lok-yang"
"Biarlah aku pergi dengan membawa serta Loo-tua dan
sepasang manusia bagus dari Hay-thian" kata Lam-kong
Pak kemudian.
Wartawan berhati hitam dari Hay-thian siang-cho
kontan menyela
"Yaya sekalian, julukan kami telah diubah sau-ya
menjadi sepasang manusia bagus. itu tandanya sau-ya
menilai tinggi kekuatan dan budi kita berdua..haabh..haah
.haahh.. baik, baik, kami segera akan berangkat untuk
menyumbang tenaga."
"Kami juga ikut" sela dua gadis muda itu cepat
Lam-kong Pak mengangguk tanda setuju, berangkatlah
dia menuju kelembah terpencil tersebut dengan membawa
serta Pek-li Hiang, cu Li-yap. Loo Liang-jan serta sepasang
manusia jelek dari Hay-thian.
Setibanya didepan gua. Lam-kong Pak memerintahkan
semua orang menunggu diluar, sedang ia masuk kedalam
gua itu seorang diri.
Setibanya dimulut kawah gunung berapi, ditemuinya
beberapa buah tulisan tertera diatas dinding, ketika didekati
dan dibacanya ternyata tulisan itu berbunyi demikian.
"Aku sudah tinggalkan gua ini bersama loo-hek. akan
kucari murid durhaka itu untuk bikin perhitungan, engkau
tak usah menguatirkan keselamatanku."
Mendapat tahu kakek itu sudah pergi terpaksa Lam-kong
Pak mundur dari gua itu dan menceritakan kejadian tadi
kepada semua orang. akhirnya ia menambahkan:
"Menurut pengelihatanku, kakek itu belum lama
tinggalkan gua ini, mari kita cari jejaknya disekitar tempat
ini"
"Engkoh Pak" seru Pek-li Hiang kemudian, "bukankah
engkoh pernah cerita kalau kakek tua itu sudah berpuluh
tahun lamanya duduk diatas tonggak batu yang runcing,
setelah menderita luka parah masa ia dapat tinggalkan gua
itu??"
"Aku sendiripun keheranan. Tapi yang jelas selama
puluhan tahun tersekap dalam gua. tiga orang kakek tua itu
tak pernah mengendorkan latihannya, tenaga dalam yang
mereka miliki telah peroleh kemajuan yang sangat pesat.
kendatipun terluka aku rasa asal bersemedi luka itu dapat
disembuhkan toh disanapun tersedia telur ikan leihi emas
yang bisa pulihkan kembali kekuatan orang, aku tahu sudah
pasti kakek tua itu tak rela kalau orang lain yang
membinasakan Bintang yang bertaburan diangkasa Liok
Hoa Seng, maka ia beritahu kepadaku bahwa tak lama
kemudian ia akan mati. padahal secara diam2 ia telah
tinggalkan gua tersebut untuk bikin perhitungan."
Setelah keluar dari lembah terpencil itu, tiba2 sepasang
manusia jelek dari Hay-thian berkata:
"Tuan muda, bagaimana kalau kita memecahkan diri
jadi dua rombongan? baik menemukan jejaknya atau tidak.
sebelum kentongan kelima kita berkumpul kembali disini"
"Baik, kalian berdua bawalah Loo-tua dari barat berputar
keutara, sedang kami dari selatan berputar ketimur,
Sebelum kentongan kelima nanti kita bertemu lagi disini,
tapi ingat jika kalian bertamu dengan iblis tua itu janganlah
melawan dengan kekerasan, cepat mundur dan kabur"
Begitulah, setelah Sepasang manusia jelek dari Hay-thian
bertiga berangkat. maka Lam-kong Pak dengan membawa
dua orang gadispun bergerak menuju keselatan
pada waktu itu kentongan ketiga baru lewat malam amat
sunyi dan udara amat dingin, Sudah puluhan li ketiga orang
itu bergerak kearah selatan tanpa menemukan sesuatu
apapun, kemudian mereka bergerak kearah timur. Suatu
ketika mendadak cu Li-yap berkata:
"Engkoh Pak. marilah kita beristirahat sebentar disini
aku rasa keCepatan gerak ketiga orang itu tak akan lebih
cepat dari kita toh kalau kita tiba dulu disana juga harus
menanti kedatangan mereka...bagaimana pendapat engkoh
Pak?"
Sudah tentu Lam-kong pak menyetujui, merekapun
segera mencari tempat yang nyaman disekitar sana,
akhirnya dibalik semak mereka temukan sebuah gua.
Mereka bertiga masuk kedalam gua itu, Pek-li Hiang
membuat api unggun dan membagi rangsum kepada Lam-
kong Pak berdua.
Pada saat itulah tiba2 sesosok bayangan manusia
menyelinap masuk kedalam gua dengan gerak yang enteng
bagaikan sesosok sukma gentayangan, tindak tanduknya
sangat ber-hati2 dan cekatan, setibanya dimulut gua ia
mendekam tak berkutik ditanah dan mengintip gerak gerik
orang2 dalam gua itu.
Lam-kong Pak bertiga sama sekali tidak merasakan
kehadiran orang itu, mereka masih bersenda-gurau dengan
gembiranya.
Tiba2 bayangan manusia yang mendekam diluar gua itu
menyeringai seram, dari sakunya dia ambil keluar sebutir
kapsul warna merah dan segera dilemparkan kedalam
onggokan api unggun.
Perlu diterangkan, onggokan api unggun itu terletak
ditengah gua sementara Lam-kong Pak bertiga duduk
disekitar api unggun itu sambil bersenda-gurau, maka tak
seorangpun yang tahu Kalau secara diam2 ada orang
melemparkan sebutir kapsul kedalam api unggun mereka..
"Bluumm.." letupan bunga api membumbung keangkasa
diikuti dari tumpukan api unggun tadi mengempul keluar
kabut tebal yang berwarna merah.
"Ehmm... wangi.. wangi sekali" Pek-li Hiang segera
berteriak. "apakah kalian juga mencium bau wangi ini??"
"Betul Wangi sekali baunya," sambung cu Li-yap.
"seperti bau dupa wangi...aneh masa diantara tumpukan
kayu bakar itu terdapat pula kayu harum?"
Sementara itu Lam-kong Pak sendiripun mencium bau
wangi yang aneh tadi, sewaktu terjadi letupan
kecurigaannya segera timbul ia hendak keluar gua untuk
periksa apa yang terjadi.
Tapi sebelum ia sempat bertindak sesuatu tiba2
ditemuinya paras muka dua orang gadis itu telah berubah
jadi merah padam seperti orang yang mabok oleh arak. biji
matanya yang bening pancarkan sorot cinta yang lembut
dan menawan.
Walaupun Lam-kong Pak masih muda belia, akan tetapi
berhubung ia pernah melakukan hubungan senggama
dengan Liu Hui Yan maka boleh dikata pengalamannya
dalam soal itu cukup luas, ia tahu apa yang sedang
dibutuhkan oleh dua orang gadis itu. Tanpa terasa ia
berpikir dalam hatinya:
"Aaah hakekatnya gadis seusia mereka sudah pantas
untuk merasakan golakan birahi,. apalagi tak lama
kemudian kita akan menikah. memang kadangkala birahi
akan muncul sebelum saatnya tiba...tapi .apakah aku harus
layani kebutuhan mereka?"
Sementara ingatan tersebut masih berkelebat dalam
benaknya, dua orang gadis itu sudah menghampirinya
dengan tubuh gemetar keras, sekujur badan mereka terasa
panas menyengat badan. sedang bibirnya yang merah
mereka disodorkan kedepan,
Lam-kong Pak merasa tak tega untuk menampik
keinginan mereka itu, segera mencium mereka dengan
penuh mesra.
Siapa tahu begitu bibir bertemu dengan bibir, bagaikan
besi berani baja, bibir mereka lantas lengket menjadi satu
dan tak lepas lagi, rintih kenikmatan berkumandang tiada
hentinya.
Betapa terperanjatnya sianak muda itu menghadapi
kenyataan tersebut, ia segera berpikir:
"Adik Yap serta adik Hiang adalah gadis2 suci dari
golongan lurus. sekalipun napsu birahi telah menyelimuti
benak mereka, tak mungkin keinginan tersebut mereka
periihatkan secara terang2an, apalagi dengan cara yang
binal dan cabul seperti ini.., sebetulnya apa yang telah
terjadi?"
Dalam pada itu Pek-li Hiang dan cu Li-yap benar2 sudah
dipengaruhi oleh napsu birahi, sekujur badan mereka
gemetar keras bahkan dengan gigi mereka menggigit bahu
pemuda itu, membuat Lam-kong Pak menjerit kesakitan.
"Hey, apa yang kalian ingiakan?" teriaknya.
Dengan sorot mata binal Pek-li Hiang bergumam tiada
hentinya:
"Engkoh Pak. aku ingin. ..aku ingin gituan -..oooh
engkoh Pak sayang-..tidurilah aku aku ingin sekali.oooohh
sayang...aku ingin sekali. . ."
"Aku juga pingin.." sambung cu Li-yap dengan rintihan
melas, "engkoh Pak. penuhilah keinginan kami...ooh
sayang aku tak kuat...tidurilah aku...aku membutukan."
Lam-kong Pak makin terperanjat, sekuat tenaga ia
dorong gadis2 itu hingga jatuh terjengkang, ia loncat
bangun dan berusaha menenangkan diri.
Tiba2 pemuda itu merasakan segulung hawa panas yang
luar biasa muncul dari pusarnya, membuat tubuhnya gontai
dan hampir saja jatuh ketanah.
Tampaklah dua orang gadis itu cekikikan dengan
binalnya, bahkan yang mereka kenakan satu persatu
dilepaskan.
Lam-kong Pak jadi lebih panik, urusan bakal celaka.
Dengan lantang hardiknya: "Tenangkan hati kalian-. jangan
bertingkah yang bukan2...kita kena dikerjai orang"
Siapa tahu dua orang gadis itu sama sekali tidak
menggubris teriakan tersebut. se-akan2 mereka sudah tak
mendengar lagi apa yang diucapkan pemuda itu
Dengan paras muka merah padam bagaikan kepiting
direbus mereka meliuk2kan pinggulnya dengan penuh daya
rangsang, bibirnya mereka penuh rasa menantang..
bagaikan seorang yang kehausan, matanya melirik kesana
kemari dengan liar, sementara pakaian luar yang mereka
kenakan telah terlepas.
Menyaksikan gerak gerik lawan jenisnya yang begitu
merangsang, nafsu berahi muncul dalam tubuh Lam-kong
Pak dengan termangu-mangu dia awasi orang gadis itu
tanpa berkedip.
Dalam pada itu Pek-li Hiang dan Cu Li-yap telah
melepaskan pakaiannya mereka satu demi satu, kini tinggal
celana dalam mereka yang berwarna merah saja tetap
melekat dibadan-
Payudara yang putih montok2 bergelantungan didada,
bentuknya indah, padat dan keras, saat itu bentuknya makin
keras dan menegang keatas dengan puting yang merah
merangsang, kulit yang putih bagaikan saiju menambah
daya pesona bagi tubuh mereka.
Rupanya kesadaran terakhir masih tetap melekat dibenak
dua orang gadis itu, maka meskipun kutang sudah dilepas
namun celana dalam yang tipis masih tetap dikenakan.
Kendati begitu goncangan payudara yang putih berisi
cukup merangsang sapapun yang melihat, Lam-kong Pak
tak kuat menahan godaan tersebut, hawa panas makin
kencang memancar keluar dari pusarnya membuat
birahinya semakin menyelimuti benak.
Dengan mata ber-kedip2 penuh birahi dua orang gadis
itu jatuhkan diri ketanah dan tidur terlentang menghadap
atas, sepasang pahanya yang putih direntangkan lebar2 siap
untuk menarik perahu masuk pelabuhan. Pemandangan
yang begitu menawan... begitu merangsang cukup
membetot sukma siapapun yadg melihat.
Jangan dibilang Lam-kong Pak yang sudah terkena bau
wangi aneh tadi, sekalipun pembaca sendiri saya rasa
keadaan tersebut cukup menegangkan syaraf dan saya yakin
tak ada yang bilang tak terangsang oleh tantangan maut
gadis setengah telanjang yang masih perawan itu.
Bukankah demikianpara pembaca sekalian yang
budiman???
Sementata itu sinar mata yang liar dan penuh diliputi
napsu birahi yang berkobar-kobar telah menyelimuti
seluruh tubuh Lam-kong Pak. hanya satu yang dituju
pemuda itu dalam keadaan tersebut, dan tujuan itu tak lain
tak bukan terletak diantara belahan paha gadis2 manis
tersebut.
Tiba2 Pek-li Hiang dan cu Li-yap merintih lirih. mereka
menggapai kearah pemuda itu agar menubruk maju,
sementara pahanya direntangkan semakin lebar, pinggulnya
mulai meliuk kekiri dan kanan dengan gaya putaran yang
maut....
Bagaimanapun juga Lam-kong Pak adalah seorang
pemuda yang berkepandaian tinggi, bawa murninya amat
sempurna dan imannya cukup kuat, sambil gigit bibir ia
berusaha melawan kemauan yang muncul dari hatinya. tapi
ia merasa bahwa pertahanan tubuhnya makin lama makin
lemah, makin lama semakin lumer.. sebab golakan hawa
panas yang merangsang tubuhnya sudah hampir mencapai
taraf yang sukar dikendalikan.
Akhirnya dengan langkah sempoyongan ia maju
kedepan- mendekati dua orang gadis yang telah siap
bertempur itu....
Pek-li Hiang serta Cu Li-yap berpekik kegirangan-
sepasang lengannya yang putih berusaha meraih pemuda
itu, muka mereka makin merah padam, sementara rintihan
lirih berkumandang tiada hentinya.
"oooh.. engkoh Pak.. cepatlah tiduri kami., ooch sayang.
adik sudah tidak tahan-..oooh betapa tersiksanya
bawahku... engkoh sayang cepatlah puaskan kami, kami
butuh...ooooh sayang, aku tak tahan lagi cepatlah
masukkan....."
Keadaan makin kritis, rupanya pertarungan seru segera
akan berlangsung.
Mendadak sesosok bayangan manusia munculkan diri
ditengah gua, orang itu bukan lain adalah suma Ing.
Rupanya ketika ia masih mempunyai hubungan gelap
dengan siau-hong dulu, dari dayang cabul tadi ia berhasil
mendapatkan obat perangsang yang berkadar tinggi, obat
itu sangat jahat dan besar pengaruhnya. barang siapa
mencium sedikit saja niscaya akan terangsaag dan belum
akan punah sebelum Hajadnya terpenuhi.
Sayang Lam-kong Pak belum pengalaman, sebenarnya
dengan beberapa kali penemuan anehnya ia sudah kebal
terhadap pengaruh pelbagai jenis racun, terutama sekali Tok
Se-lip yang dibuat Mo-jiu-sam-seng selama puluhan tahun,
boleh dibilang merupakan benda anti racun yang paling
mujarab.
Cuma sayang kemujaraban benda itu tak dapat diserap
oleh sianak muda itu sebagai mana mestinya, andaikata
sejak pertama kali tadi ia bisa bersikap tenang dan segera
atur pernapasan, maka dengan tenaga murni yang dia miliki
pengaruh racun itu dengan gampang bisa dilenyapkan-
Dengan suatu gerakan yang enteng Suma Ing telah
berdiri dibelakang tubuh Lam-kong Pak. ia tertawa seram
tiada hentinya, asal dia ayun telapaknya sekarang niscaya
pemuda itu akan menggeletak mati.
Tapi ia tak ingin membinasakan musuh besarnya ini
dengan begitu saja, karena semua siksaan dan penderitaan
yang dialaminya sekarang adalah hasil karya pemuda itu.
mukanya jadi buruk hingga setan tak seperti setan, manusia
tak menyerupai manusia juga berkat pemberian pemuda itu,
ia tak pernah bayangkan kejahatan yang telah dilakukan,
dia hanya tahu membalas dendam.
Tapi diantara semua siksaan yang diterima, Suma Ing
paling sakit hati ketika alat vitalnya dirusak oleh Pek-li
Hiang berdua sehingga tak berfungsi lagi, ia benci pada dua
orang gadis itu karena merekalah yang membuat dia jadi
impoten, kehilangan kegagahannya sebagai seorang pria.
Kalau tidak. niscaya kesempatan yang sangat baik ini
akan dimanfaatkan dengan se-baik2nya, dia pasti akan
menggagahi dua orang gadis perawan itu secara bergantian-
Berdiri menghadapi gadis2 telanjang yang sedang
terangsang oleh birahi, bajingan paling terkutuk didunia itu
mulai putar otak untuk mencari akal, ia sadar dengan
senjatanya yang sudah tak berfungsi lagi itu. tak mungkin
baginya untuk perkosa musuh2nya untuk melampiaskan
rasa dendam yang terpendam selama ini. tapi iapun tak sudi
lepaskan musuhnya dengan begitu saja tanpa mengusik
mereka. dia bersumpah akan menyiksa mereka dengan
siksaan yang paling keji didunia hingga ketiga orang itu
menderita dan akhirnya baru dibunuh,
Pikir punya pikir akhirnya Suma Ing berhasil
mendapatkan satu akal bagus, dia tahu daya pengaruh obat
rangsang itu masih bisa bertahan satu jam kemudian,
apabila birahi mereka tak dapat disalurkan penderitaan
yang mereka terima akan jauh lebih hebat.
Maka dengan cepat ia cengkeram sepasang tangan Lam-
kong Pak dan diseretnya kearah lain, kemudian ia
menambah pula batangan kayu ketengah api unggun
tersebut.
Kobaran api yang terpancar dari api unggun itu makin
membara, membuat suasana dalam gua itu bertambah
terang benderang, pada saat itu Pek-li Hiang serta Cu Li-
yap sudah terangsang oleh napsu birahi sehingga tubuh
mereka jadi lemas, rintihan lirih yang membangkitkan daya
rangsang berhamburan dari mulut mereka.
Dari balik tubuh mereka yang telanjang seakan- akan
terpancar keluar daya rangsang dan sikap menantang yang
mendebarkan hati, namun Lam-kong Pak telah kehilangan
semua daya kemampuannya, sepasang telapak tangannya
sudah dicengkeram Suma Ing hingga ia tak bisa berkutik
lagi.
Selain itu pandangan matanya sudah mulai kabur, dia
hanya perhatikan tubuh telanjang dari dua orang gadis itu.
Selain payudara serta selangkangan dara2 itu tiada
sesuatupun yang ia perhatikan atau tegasnya ia tidak berniat
untuk memandang yang lain kecuali dua tempat tadi..
Api napsu yang membakar seluruh tubuh Lam-kong Pak
sudah tak dapat ditahan lagi, dalam keadaan seperti itu
rupanya ia sudah tak kenal siapakah Suma Ing, dia hanya
berusaha untuk meronta dan melepaskan diri dari
cengkeraman orang, dia hanya tahu pergi melepaskan
hajadnya yang sudah tak terbendung, namun Suma Ing
mencekalnya erat2 membuat ia sama sekali tak berkutik.
Rupanya napsu birahi yang menyelimuti benak Pek-li
Hiang dan cu Li-yap juga telah mencapai pada puncaknya,
sekujur tubuh mereka gemetar keras sementara rintihannya
makin menusuk telinga.
Suma Ing tertawa seram, rupanya ia sendiripun sudah
terangsang oleh pemandangan yang tertera didepan mata,
tapi berhubung "senjata"nya telah tak berfungsi lagi
alias......
= =Beberapa Halaman telah hilang tersobek= =
DIPIHAK lain Lam-kong Pak yang tertotok jalan
darahnya dan menggeletak disudut gua. dari bencana malah
untung. berhubung peredaran darah dalam tubuhnya
tersumbat maka sari racun yang mengeram dalam tubuhpun
tak tersalur ketempat yang lain, napsu birahi yang semula
telah menguasai benaknya ber-angsur2 lenyap dari tubuh,
sementara kesadaranpun pulih kembali seperti sedia kala,
apa yang tertera didepan matapun dapat diikuti dengan
lebih jelas.
Pada dasarnya dalam tubuh pemuda itu terdapat hawa
murni bayi sakti, terdapat pula sari buah merah, cairan
empedu naga sakti dan Tok Si- lip. semuanya merupakan
benda mustika yang sulit diperoleh, hanya saja untuk
sementara waktu benda2 tadi tidak berkasiat.
Kini setelah kesadarannya pulih maka benda-benda
mustika itupun segera menunjukkan kasiatnya. sisa obat
perangsang yang masih tertinggal dalam tubuhnya sama
sekali tersapu habis,
Pertama-tama ia saksikan cu Li-yap yang terlentang
dalam keadaan setengah telanjang, gadis itu masih berliuk-
liuk seperti ular diatas tanah karena pengaruh obat
perangsang. kemudian ia saksikan pula suma Ing sedang
menindih diatas tubuh Pek-li Hiang yang kedua-duanya
berada dalam keadaan telanjang bulat.
Bagaikan disambar geledek disiang hari belong pemuda
itu tersentak kaget dan segera sadar kembali dari semua
pengaruh menjerit didalam hati.
"oooh.-.Thian habislah sudah Pek-li Hiang oooh adik
Hiang sayang, kasihan kau akhirnya kau termakan oleh
bajingan anjing itu, habislah sudah segala-galanya... Suma
Ing kau bangsat terkutuk "
Ia tak mampu menahan rasa sesal dan kecewa yang
berkecambuk dalam benaknya. ia benci pada diri sendiri, ia
malu pada ketololan serta ketidak becusan sendiri,
meskipun memiliki ilmu silat yang tinggi akan tetapi tak
mampu untuk melindungi keselamatan dua orang istrinya
yang tercinta.
Rintihan binal dan rangsangan napsu berahi yang
memancar dari Pek-li Hiang kian menusuk pendengaran,
sementara Suma ing menggesek dan menindih tubuh dara
itu makin kalap. Menyaksikan kesemuanya itu Lam-kong
Pak hanya bisa menekan rasa sakit hatinya belaka, ia
merasa hatinya seperti di-iris2 dengan pisau tajam.
Lam-kong Pak berusaha tenangkan hati dan salurkan
hawa murninya untuk membebaskan jalan darahnya yang
tertotok. akan tetapi menghadapi peristiwa yang cukup
menggusarkan hati itu perhatiannya tak mampu disatukan
apalagi salurkan hawa murni untuk menerjang lepas
pengaruh totokan orang.
Di-saat2 seperti itulah, sesosok bayangan manusia
kembali berkelebat lewat dimulut gua, orang itu langsung
menerjang kearah Suma ing dan menotok jalan darahnya.
Tanpa memberi perlawanan pemuda Suma roboh
terjengkang keatas tanah dan tak berkutik lagi.
Sementara itu Pek-li Hiang sudah tetangsang hingga
mencapai pada titik puncaknya, ia langsung bangkit berdiri
dan menubruk kearah bayangan manusia yang baru muncul
itu.
Dengan cekatan orang itu berkelit kesamping, kemudian
sambil tertawa ter-kekeh2 serunya:
"Budak ingusan, jenisku tak jauh berbeda dengan kau.
punyaku juga tonjolan seperti
punyamu..heehh...heehh...heebh.. sekalipun saat ini kau
sangat butuhkan itu.. tapi sayang aku tak bisa memberikan
apa yang kau butuhkan-.,"
SEKARANG Lam-kong Pak dapat melihat siapakah
yang datang. diam2 ia hela napas panjang dan berpikir:
"Habislah sudah Kalau sampai perempuan cabul inipun
muncul disini, ini berarti aku tak akan lolos dari bencana."
Ternyata bayangan manusia yang baru muncul bukan
lain adalah Janda kawin tujuh kali Pui Kun- sementara itu
sambil picingkan matanya ia melirik sekejap kearah dua
orang gadis yang menggeletak ditanah kemudian sambil
tertawa dingin katanya:
"Heeeh-heeeh-heeehh...Hakekatnya kalian memang
budak2 goblok Yang masih berfungsi tidak kalian Cari,
sebaliknya manusia bobrok yang sudah loyo kalian tubruk
tolol benar2 amat tolol. Ehm nampaknya rejekiku hari ini
luar biasa baiknya, malam ini aku akan makan nikmat.
ayam jejaka haaah-haaahh-haaah..."
Sambil goyang pinggul ia maju menghampiri sianak
muda itu, sebutir pil diambil dari saku dan dijejalkan
kemulutnya ...
Tapi pada saat itulah kembali sesosok bayangan manusia
menerjang masuk kedalam gua. Dengan cepat Pui Kun
menyadari akan kahadiran tamu tak diundang itu, tiba-tiba
ia berpaling.
Betapa terperanjatnya setelah ia tahu bahwa orang itu
bukan lain adalah Kakek ombak menggulung, perempuan
itu sadar kalau kepandaian silatnya masih bukan tandingan
orang, maka sambil mundur dua langkah serunya.
"Hey setan tua, disini terdapat tiga orang perempuan dan
seorang pria, aku rasa setelah ada dua orang gadis yang
masih muda belia, tentunya kau tak akan tertarik pada
diriku bukan? Nah, karena itu bagaimana kalau kita bagi
hasil secara adil? Dua orang bocah perempuan itu
kuberikan kepadamu, sedangkan Lam-kong Pak berikan
kepadaku dan masing masing pihak tak akan mengganggu
yang lain, tentunya setuju bukan-. .?"
Pada dasarnya Kakek ombak menggulung adalah
seorang kakek cabul yang suka main2 perempuan- apalagi
menyaksikan tubuh Pek-li Hiang yang telanjang bulat
dalam posisi siap bertempur, kontan saja napsu birahinya
berkobar dalam dada. "Senjata"nya tak ampun segera
menegang siap bekerja.
Akan tetapi diapun bukan manusia sembarangan, ia tak
sudi menerima tawaran orang dengan begitu saja, dan soal
yang terpenting ia tak tega hati kalau biarkan Janda kawin
tujuh kali tetap bermesraan secara bebas. Maka sambil
tertawa seram tiada hentinya ia berseru:
"Pui Kun. perkataanmu tak salah. Setelah tersedia dua
orang gadis muda yang begitu cantik jelita dan lagi masih
perawan, tentu saja aku tak akan tertarik oleh tubuhmu
yang sudah kendor, tapi.. heehh...heehh.. heeh.. .sebelum
bekerja. terpaksa aku harus bereskan dirimu lebih dahulu"
Janda kawin tujuh kali lebih terperanjat, ia mundur
kearah Lam-kong Pak. sementara paras mukanya berubah
hebat dan tubuhnya sangat gemetar.
"Heehh-heehh-heehh...rase tua" ejek Kakek ombak
menggulung. "kalau tahu diri, alangkah baiknya kalau jadi
seorang penurut,jangan beri perlawanan Kalau aku sudah
menyelesaikan hajadku nanti maka kaupun akan kulepas,
kesenanganmu tentu tak akan kuganggu"
Sebagai jago kawakan yang banyak pengalaman- sudah
tentu Janda kawin tujuh kali tak mau menempuh bahaya,
yaa kalau pihak lawan menepati janji dan beri kebebasan
kepadanya, kalau tidak, kan berabe??
Walau pun begitu, diapun sadar bahwa kepandaian
silatnya masih bukan tandingan orang, cepat ia
mengundurkan diri kesamping Lam-kong Pak sedang dihati
ia berpikir:
"Baiklah kalau toh kakek ombak menggulung bersikeras
akan turun tangan atas diriku. terpaksa akupun akan
bebaskan jalan darah Lam-kong Pak yang tertotok."
Dalam anggapannya bila Lam-kong Pak dibebaskan,
maka keadaan jauh lebih menguntungkan dirinya.
meskipun hasratnya menikmati ayam jejaka gagal total,
akan tetapi asalkan gembeng iblis tua tersebut berhasil
dipukul kabur, niscaya pemuda itu bersedia pula untuk
mengampuni selembar jiwanya.
Dalam pada itu selangkah demi selangkah Kakek ombak
menggulung telah maju kedepan, Janda kawin tujuh kali
segera menggigit bibir, diam2 ia tepuk bebas jalan darah
Lam-kong Pak yang tertotok.
Dipihak lain pemuda Lam-kong juga sudah menebak
maksud hati Janda kawin tujuh kali, ia tahu perempuan itu
mundur kesisinya tidak lain tidak bukan adalah hendak
bebaskan jalan darahnya yang tertotok. karenanya begitu
peredaran darah berjalan lancar, hawa murninya segera
disalurkan mengelilingi seluruh badan.
Sekalipun begitu ia masih tetap berbaring diatas tanah, ia
pura2 tak bisa berkutik dan membiarkan musuhnya makin
mendekat,
Sementara itu jarak antara kakek ombak menggulung
dengan Janda kawin tujuh kali hanya terpaut dua langkah,
secepat sambaran kilat ia lancarkan satu cengkeraman maut
kedepan, Pui Kun menghindar kesamping sedang Lam-
kong Pak loncat bangun dari atas tanah.
Walaupun gerak geriknya sangat cepat, akan tetapi
berhubung jalan darahnya sudah tertotok agak lama, dan
lagi peredaran darahpun baru berjalan lancar. maka
gerakannya agak terlambat setindak.
Kakek ombak menggulung tampak terperanjat,
kemudian cepat- cepat mundur beberapa langkah
kesamping dan mendekati Suma ing-
Lam-kong Pak melirik sekejap kearah Pek-li Hiang
berdua yang masih menggeletak di tanah, ia lihat napsu
birahi yang berkobar ditubuh mereka telah pudar sekalipun
masih tidak sadarkan diri akan tetapi keadaannya jauh
mendingan, ia lantas gertak gigi dan berseru:
"Hey iblis tua,jangan harap kau bisa kabur dari gua pada
malam ini "
Kakek ombak menggulung sendiripun tahu babwa
kepandaian silatnya bukan tandingan lawan, apalagi masih
ada Janda kawin tujuh kali yang belum diketahui akan
berpihak kemana, biji matanya segera berputar melirik
kesana kemari.
Sekarang Lam-kong Pak telah menghadang dimulut gua,
itu berarti tak mudah lagi baginya untuk melarikan diri dari
situ,
Dalam keadaan terdesak, tiba2 iblis tua itu teringat
kembali akan diri Suma ing yang tertotok jalan darahnya
oleh Pui Kun, meskipun bajingan cilik itu sudah
menghianati dirinya tapi saat ini Lam-kong Pak sangat
membenci dirinya hingga merasuk ketulang sumsum,
dengan cepat ia bertindak, jalan darab Suma ing
dibebaskan.
Begitu jalan darahnya dibebaskan, Suma ing segera
lompat bangun dari atas tanah, teriaknya.
"Sekarang kita tak usah jeri kepadanya lagi, dengan
tenaga gabungan kita berdua rasanya masih cukup untuk
menandingi bangsat itu "
"Hmm Bangsat terkutuk. kalau ingin coba silahkan
maju"
Suma ing menyeringai seram, tiba2 ia berpaling kearah
Janda kawin tujuh kali dan menegur.
"Hey Pui Kun, engkau berpihak siapa ?"
"Tentu saja berpihak pada Lam-kong Pak." jawab janda
kawin tujuh kali sambil terkekeh-kekeh.
Dengan suara lantang Lam-kong Pak berkata:
"Pui Kun Kau tak usah kuatir, selamanya aku dapat
membedakan mana budi mana dendam, walaupun
perbuatanmu dimasa lampau cukup menyakitkan hati dan
kejahatanmu pantas diganjar hukuman mati, akan tetapi
kau telah selamatkan jiwaku, untuk itu akupun akan
ampuni jiwamu..Nah pergilah sekarang dari sini"
"Huuuh.. tak usah berlagak mesra. ketahuilah Lam-kong
Pak sangat mendendam kepadamu, rasa bencinya padamu
sudah merasuk ketulang sumsum. tak nanti ia lepaskan
dirimu"
Janda kawin tujuh kali bukan manusia bedoh, sudah
tentu diapun telah menduga sampai kesitu, ia percaya
dengan perkataan dari Suma ing.
Hakikatnya Lam-kong Pak sendiri sama sekali tiada
maksud untuk membinasakan perempuan cabul itu.
walaupun ia pernah menaruh maksud cabul terhadapnya,
bagaimanapun juga dialah yang bebaskan jalan darahnya
yang tertotok dan itu berarti dia pula yang menyelamatkan
dua orang gadis itu dari perkosaan-
"Baik Aku segera pergi."
Sementara Janda kawin tujuh kali Pui Kun kabur dari
gua itu melewati samping sang pemuda, Lam-kong Pak
segera kerahkan tenaga untuk menjaga segala kemungkinan
yang tak diinginkan, pada saat itulah mendadak Kakek
ombak menggulung membentak keras ber-sama2 Suma Ing
mereka lancarkan sebuah pukulan dahsjat.
Lam-kong Pak berkelit kesamping, Suma Ing segera
manfaatkan kesempatan itu se-baik2nya. dia enjotkan
badan dan kabur keluar dari gua itu....
Lam-kong Pak sangat mendendam atas perbuatan Suma
ing. ia ingin sekali membunuh bangsat itu secara keji,
meskipun begitu ia tak dapat mengejar lawannya karena
pemuda itu kuatir Kalau Kakek ombak menggulung turun
tangan terhadap dua orang gadis tersebut.
Baru saja ingatan itu berkelebat dalam benaknya. Kakek
ombak menggulung membentak keras. sekuat tenaga dia
lancarkan sebuah pukulan dahsyat lalu menerjang kearah
dua orang gadis itu.
Lam-kong Pak bertindak cepat, ia bergerak maju
kedepan untuk melindungi keselamatan gadis2 itu,
Siapa tahu rupanya Kakek ombak menggulung sedang
jalankan siasat suara ditimur memukul kebarat, baru saja
Lam-kong Pak menggerakkan tubuhnya, ia sudah tertawa
ter-bahak2 dan kabur keluar gua.
Gelak tertawanya yang amat nyaring amat menusuk
perasaan si anak muda itu. ia merasakan hatinya sakit
bagaikan di-sayat2 dengan pisau tajam. dipandangnya
sekejap dua orang gadis itu, sekujur badan gemetar keras
karena mendongkol.
Ia tahu bagaimanakah tabiat Pek-li Hiang, bila ia sadar
dan mengetahui apa yang telah menimpa dirinya niscaya
gadis itu akan bunuh diri. oleh sebab itu Lam-kong Pak
berpendapat bahwa sebelum gadis itu sadar kembali maka
mereka harus berpakaian kembali, sehingga kejadian itu
bisa dikelabui.
Dengan perasaan gusar. marah, malu bercampur
penasaran Lam-kong Pak mengenakan kembali pakaian
dari dua orang gadis itu. kemudian menguruti pula jalan
darahnya. Beberapa saat kemudian Pek-li Hiang dan cu Li-
yap telah sadar kembali. Sianak muda itu segera berkata.
"Sungguh berbahaya apabila Janda kawin tujuh kali
tidak datang tepat pada waktunya jangan harap kita bisa
hidup dalam keadaan selamat"
Secara ringkas diapun menceritakan apa yang telah
terjadi, tentu saja adegan Pek-li Hiang yang ditindih dan
dinodai Suma Ing telah dirahasiakan.
Mendengar cerita tersebut, betapa malunya dua orang
gadis itu hingga mereka tundukkan kepala dengan muka
merah padam, secara lapat2 mereka masih ingat betapa
memalukannya perbuatan serta tingkah lakunya tadi,
terutama sekali Pek-li Hiang. walaupun kesadarannya telah
hilang akan tetapi lapat2 ia merasa ada seseorang telah
menindih tubuhnya.
Dengan paras muka sedih dara itu melirik sekejap kearah
Lam-kong Pak. sekuat tenaga ia berusaha untuk menahan
lelehnya air mata, sambil pura2 berlagak seperti tak pernah
terjadi sesuatu, ujarnya lirih. "Engkoh Pak, mari kita
pulang."
"Engkoh Pak" seru Cu Li-yap pula, "apakah kami telah
diperkosa bajingan itu?"
Lam-kong Pak merasa hatinya amat sakit bagaikan di-
sayat2, tapi diluaran dia paksakan diri untuk tertawa.
"oooh... tidak Suma Ing walaupun orang pria, dalam
kenyataan anu-nya sudah tidak berfungsi lagi. dia sudah
impoten- Masa orang yang sudah impoten mampu
melakukan perbuatan itu??"
Walaupun demikian- Pek-li Hiang tetap tertawa sedih.
Karena ia merasa diantara belahan pahanya terdapat benda
cairan yang lengket seperti lem. apakah cairan kental itu
cairan yang keluar dari tubuhnya sendiri ataukah cairan itu
adalah air mani dari Suma Ing, yang terang tubuhnya sudah
ternoda, ia sudah tak suci lagi, dan tentu saja badan yang
sudah kotor tak pantas untuk dipersembahkan kepada Lam-
kong Pak-
Sayang Lam-kong Pak tidak menemukan perubahan
wajahnya itu, ia mengira dua orang gadis itu sedang kikuk
dan malu lantaran peristiwa tadi, maka diapun
membungkam dalam seribu bahasa.
Ketika mereka bertiga tiba ditempat yang dijanjikan,
tampaklah sepasang manusia jelek dari Hay-thian serta Loo
Liang-jen telah menunggu disana. maka mereka pun
berangkatlah kekota Lok-yang.
Rupanya Sun Han Siang telah membeli sebuah gedung
besar dikota Lok-yang sebagai persiapan perkawinan
putranya. ia bermaksud setelah beberapa orang gembeng
iblis itu dilenyapkan- mereka akan berdiam dikota itu.
Baru saja mereka masuk kekota Lok-yang Salju bulan
keenam Tong Hui telah menanti dipintu kota, maka ber-
bendong2 mereka antar kedalam sebuah gedung mentereng
yang letaknya berdekatan dengan kebun Kim-kok-wan.
Lampu lentera, kertas warna warni bergelantungan di-
mana2, gedung itu dihias dengan indahnya, disana sini
tertempel tulisan yang mengartikan pernikahan-
"Eeeei...apa-apaan ini?" tegur Lam-kong Pak.
"Siauhiap. masa kau lupa? beberapa cianpwee telah
menyiapkan perjamuan untuk merayakan hari
perkawinanmu, sekarang semuanya sudah slap dan hanya
menunggu kedatanganmu"
Pek-li Hiang tertawa sedih mendengar ucapan itu, ketika
semua orang masuk kedalam gedung, pertama2 pencuri tua
Pek-li Gong yang menyambut kedatangan mereka. tapi
begitu menyaksikan paras sedih yang tertera diwajah Pek-li
Hiang, ia nampak tertegun, kemudian tegurnya:
"Bocah muda, belum2 kau sudah berani menganiaya
putriku ya...bagaimana kalau sudah menikah nanti?"
Lam-kong Pak tertawa getir dan tak mampu menjawab.
semua orang segera menuju keruang tengah.
Sekilas pandangan Sun Han Siang yang banyak
pengalaman segera mengetahui pastilah sudah terjadi
peristiwa besar, dengan cepat ia menarik putranya
kesamping sambil berbisik:
"Anak Pak, apa yang telah terjadi?"
Terpaksa Lam-kong Pak menceritakan apa yang telah
dialaminya bersama dua orang gadis itu. hanya peristiwa
tentang ternodanya Pek-li Hiang sengaja ia rahasiakan-
Sun Han Slang bukan orang bodoh, dia adalah seorang
jago kawakan yang banyak pengalamannya. dari sikap dua
orang gadis yang berbeda ia telah menduga apa yang telah
terjadi.
Walaupun cu Li- yap kelihatan malu dan kikuk. akan
tetapi keadaan Pek-li Hiang jauh lebih mengenaskan-
Akan tetapi iapun dapat memahami perasaan putranya.
diam2 ia memuji akan kebesaran jiwanya putranya itu,
meski peristiwa ini sedikit banyak telah menodai nama
keluarga. tapi toh bukan salah gadis itu, terpaksa diapun
pura2 berlagak tenang se-akan2 tak pernah terjadi peristiwa
apa2.
Hari perkawinan ditetapkan sore itu, sementara waktu
itu fajar baru saja menyingsing. Sun Han Siang mengantar
dua orang gadis itu kekamar pengantin mereka sambil
pesannya:
"Yang paling penting bagi orang persilatan adalah jiwa
yang berbudi luhur, semangat yang gagah perkasa serta
tujuan yang mulia. kadangkala untuk menegakkan keadilan
dan kebenaran seseorang tak sayang untuk mengorbankan
diri, karena itu menurut anggapanku peristiwa yang terjadi
kemarin malam tidaklah terhitung seberapa. asal dalam hati
tak memikirkan nyeleweng itu sudah cukup"
Pek-li Hiang dan cu In yap hanya tundukkan kepala
dengan air mata berCucuran, mereka tetap membungkam
dalam seribu bahasa. Sun Han Siang berkata lebih lanjut:
"Beristirahatlah disini, hari baik jatuh sore nanti, sebentar
ada orang yang akan bantu kalian berdandan. kejadian ini
merupakan suatu peristiwa besar, bergembiralah... jangan
bermuram durja terus"
Sementara itu dipihak lain- Pencuri tua juga sedang
menarik Lam-kong Pak ketempat sunyi sambil menegur:
"Bocah muda, bicaralah terus terang, kemarin malam
apa yang telah terjadi?"
sekali lagi Lam-kong Pak menceritakan apa yang telah
terjadi. Mendengar penuturan tersebut Pek-li Gong segera
berseru
"Aku tahu masih ada beberapa bagian Cerita yang
sengaja kau rahasiakan, ayoh Cepat katakan"
"Benar2 sudah tak ada lagi"
"Bocah muda, engkau tak perlu ragu2 dalam
pembicaraan, apapun yang terjadi sudah SepantaSnya kalau
aku sebagai mertuamu mengetahuinya, kalau tidak kau
katakan bagaimana andaikata sampai terjadi sesuatu
peristiwa yang tragis? Dan bagaimana pula aku bisa
memberikan pertanggungan jawabnya?? "
"Hakikatnya hanya itu saja, apalagi yang musti
kukatakan?" teriak Lam-kong Pak dengan lantang.
"Mereka berdua sama-sama kena dikecundangi oleh
Suma Ing. kenapa hanya Hiang-ji saja yang nampak
murung dan termangu-mangu seperti orang kehilangan
sukma? Hmm ketahuilah, aku bukan orang goblok yang
mudah dibohongi "
Lam-kong Pak putar otak mempertimbang masalah itu,
akhirnya ia berpendapat lebih baik tidak membicarakan
persoalan itu. toh dia sendiri sudah tahu kenapa orang
ketiga musti ikut tahu?
Dengan muka serius ia segera berkata. "Tiada perkataan
lain yang bisa kukatakan lagi. Gakshu legakanlah hatimU."
Dengan putus asa Pek-li Gong gelengkan kepala lalu
pergi tinggalkan pemuda itu, dia yakin masih ada cerita lain
yang sengaja dirahasiakan oleh Lam-kong Pak.
Kewaspadaannya diam2 dipertingkat, penjagaan
disekitar gedung yang sedang bergembira riapun diperketat,
sebab menurut dugaannya ada kemungkinan Bintang yang
bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng serta kakek ombak
menggulung dan Suma ing akan gunakan kesempatan itu
untuk mengacau.
Sorenya Sun Han siang turun tangan sendiri untuk
mendandani kedua orang pengantin itu, mula2 ia
membantu cu Li-yap berdandan kemudian baru masuk
kekamar Pek-li Hiang.
Apa yang dilihat disitu? gadis itu sedang menangis ter-
sedu2 dengan sedihnya, mata merah dan muka pucat.
TerCekat hati Sun Han Siang menyakslkan kejadian itu,
suatu firasat jelek melintas dalam benaknya, walau begitu
dia berusaha untuk menghibur dengan kata2 halus:
"Hiang-ji kerugian sedikit yang kau derita masih belum
terhitung seberapa ingatlah. Asal anak Pak tidak keberatan
untuk menerima kau sebagai istrinya, soal lain tak perlu kau
pikirkan lagi dihati, cepat seka air matamu Aku akan bantu
kau berdandan."
Pek-li Hiang tak dapat menahan lelehan air mata, karena
dia telah ambil keputusan yang maha besar. dan keputusan
tersebut akan merubah jalan hidupnya.
Sun Han siang mulai turun tangan membedaki pipinya,
tapi setiap kali pupur itu lumer kena air, sampai ketiga
kalinya pupur itu baru melekat diwajah, sebab selama itu
Pek-li Hiang tak dapat menahan pedih hatinya.
Kembali Sun Han Siang harus menghibur dengan kata
lembut, dalam keadaan demikian terpaksa Pek-li Hiang
kuatkan hati dan berhenti menangis. bahkan pura2
memperiihatkan muka gembira, atas perubahan tersebut
Sun Han Siang pun dapat berlega hati.
Hari baik telah ditetapkan pukul enam sore, oei ci-hu
segera menyebar para jago untuk menjaga keamanan
disekitar gedung dengan ketat, bahkan ia sendiripun turun
tangan untuk memikul tanggung jawab itu, tentu saja
kesemuanya itu demi menghindari segala kemungkinan
yang tidak dlinginkan,
Akhirnya hari baik yang di-tunggu2 telah tiba. Lam-kong
Pak sudah berdandan, meja sembahyang diruang tengahpun
telah siap.
San Han Siang memapak sendiri dua orang pengantin
dari kamarnya, namun ketika muncul kembali diruangan
tengah ternyata ia hanya membimbing cu Li- yap seorang.
Tertegun hati Pek-li Gong menyaksikan peristiwa itu,
segera tegurnya: "Sun Han Siang, bagaimana dengan
putriku?"
"Jangan terburu napsu," jawab Sun Han siang, "satu
persatu secara bergilir, setelah mereka menyembah "Thian-
kong" barulah Hiang-ji keluar untuk bersembahyang pula"
Begitulah pengantin laki dan pengantin perempuan ber-
sama2 menyembah kepada Thian-kong, selesai
bersembahyang Sun Han Siang baru berseru dengan nada
serius "Hiang-ji telah pergi"
Berita ini ibaratnya guntur membelah bumi disiang hari
bolong, seketika suasana jadi gempar danpara hadirin
berseru tertahan-Dengan marah Pek-li Gong berteriak.
"Sun Han Siang, kalau toh engkau membenci putriku,
kenapa tidak kau katakan sedari dulu2. Kau anggap anakku
sudah tak laku kawin sehingga terpaksa harus kawin dengan
anakmu, IHmm...hmm sedari permulaan aku sudah tahu,
kalian pilih kasih, menghina orang miskin-.,"
"Pencuri tua " kata Sun Han siang sambil menahan
lelehnya air mata, "engkau tak usah menyindir diriku. kalau
kau lanjutkan kata2mu itu, aku jadi bosan hidup lagi -Nah
coba lihatlah dulu isi surat tersebut"
Dengan penuh kegusaran Pek-li Gong menyambar surat
itu. lalu dibaca isinya.
"Ayah, setelah kau baca suratku ini, janganlah kau
marah atau menyalahkan siapa pun, nasibku memang jelek,
ternyata sebelum hari pernikahan tubuhku telah dinodai
oleh Suma ing bangsat itu, aku merasa tubuhku sudah tak
suci lagi, tidak pantas tubuh yang ternoda ini kusembahkan
untuk engkoh Pak, biarlah adik Yap yang mendampingi
engkoh Pak sampai dihari tua nanti. Aku pergi dulu?
Tatkala kalian temukan surat ini mungkin aku sudah berada
seratus li jauhnya, jangan cari aku, keputusanku telah bulat
dan selama hidup tak akan bertemu lagi dengan kalian-
..ayah yang tercinta, biarlah hutang budiku kepadamu
kubayar kembali pada penitisan yang akan datang. tertanda:
Pek-li Hiang."
Titik-titik air mata membasahi kertas itu, yang lama
adalah bekas air mata dari Pek-li Hiang. sedang yang baru
adalah bekas air mata dari Pek-li Gong.
Dalam pada itu semua orang telah merubung datang,
suasana yang semula riang gembira Seketika berubah jadi
sepi dan penuh kesedihan.
Lam-kong Pak menjerit tertahan. ia putar badan dan lari
keluar pintu rumah.
Tapi dengan cepat pencuri tua itu menarik lengan
bajunya sambil berseru: "Bocah, tak usah kau cari lagi jelas
bagaimanakah watak gadis itu, kalau sudah bertekad untuk
menghindar jangan harap kau bisa temukan kembali
jejaknya sepanjang masa, sudah...biarkan dia pergi"
Lam-kong Pak tak dapat menahan diri lagi, air mata
bercucuran membasahi wajahnya.
"Gakshu. siau-say (menantu) benar2 tak becus. aku pasti
akan mencarinya hingga ketemu"
"Tak usah." tukas Pek-li Gong. "urusan itu tak usah kau
pikirkan lagi, aku yakin musuh tangguh pasti akan datang
malam nanti kalau kau pergi bagaimana dengan kami?
masa engkau tak menggubris kami lagi?"
Dalam pada itu cu Li- yap telah menangis tersedu-sedu,
kabar kesedihan menyelimuti seluruh ruang upaCara,
terpaksa Lam-kong Pak menghibur istrinya dengan kata-
kata,
"Adik Yap. legakan hatimu, cepat atau lambat aku pasti
akan mencarinya kembali."
Perjamuan berlangsung dalam suasana kurang
menggembirakan siapapun tak punya minat untuk makan
minum, setelah berlangsung beberapa waktu maka para
tamupun pada bubar. sementara Lam-kong Pak serta cu Li-
yap diantar masuk kedalam kamar pengantin. Setelah
berada sendirian, cu Li-yap berkata:
"Engkoh Pak, bagaimana keadaan yang sebetulnya saat
itu? apakah kau bersedia memberitahukan kepadaku?"
Lam-kong Pak kuatir pikiran cu Li-yap ikut tertutup
lantaran peristiwa itu. terpaksa ia bicara terus terang:
"Kemungkinan besar Suma ing berhasil mendapat obat
perangsang dari siau- hong, obat itu telah dilemparkan
kedalam api unggun sehingga mengakibatkan kabut tipis
berwarna merah menyebar Keseluruh ruangan, kabut itu
adalah racun yang keji, tak lama setelah kita keracunan
Suma ing masuk ke dalam gua..."
"Dan ia robohkan kau?" sela cu Li-yap.
"Wakku itu aku sudah tak tahan, melihat kalian lepas
pakaian- napsu birahi dalam tubuhku segera bangkit, tapi
sepasang tanganku dicengkeram oleh Suma ing hingga
tenagaku punah, saat itulah jalan darahku di totok olehnya"
"Setelah kau roboh. ia pasti turun tangan menggagahi
tubuh kami secara bergantian?" seru cu Li-yap dengan paras
muka berubah hebat.
"Benar dan ia pilih adik Hiang lebih dulu, ia menindihi
diatas tubuhnya dan...."
"Darimana adik Hiang bisa tahu akan kejadian ini?" kata
cu Li-yap sambil menggigit bibir menahan emosi.
"bukankah kesadaran kami sudah punah pada waktu itu??"
"Selama kesadaran seseorang belum seratus persen
lenyap. ia masih bisa ingat semua kejadian yang
dialaminya....apalagi bajingan terkutuk itu telah merobek
celana dalam adik Hiang, tentu saja adik Hiang mengetahui
akan hal ini...."
"Aaaii" cu Li-yap menghela nafas sedih "meskipun siau-
moay tak sampai diperkosa olehnya, akan tetapi semua
bagian tubuhku telah dilihat olehnya..,"
"Apa yang musti kau pikirkan tentang hal itu?" berkata
Lam-kong Pak dengan suara dalam, "kita sebagai orang
persilatan, dari pagi sampai malam kerjanya hanya
bergelimpangan diantara hujan golok, hujan pedang, tak
bisa terhindar bila menghadapi kejadian seperti itu,
andaikata karena urusan itu maka lantas ambil pikiran
pendek, tindakan itu lebih lebih tidak mencerminkan jiwa
besar seorang ksatria sejati."
"Engkoh Pak, setelah kau saksikan tubuhku yang
telanjang bulat serta tingkah lakuku yang begitu rendah.
masa tiada pandangan hina dalam hatimu atas diriku?"
"Adik Yap. ucapanmu sama artinya sedang memaki
diriku, coba bayangkan dengan kekuatan yang jauh
melebihi kalian berdua ternyata tak mampu untuk
menyelamatkan kalian dari ancaman bahaya, aaai... kalau
dipikir kembali aku benar-benar merasa malu sekali."
cu Li-yap jatuhkan diri kedalam pelukan Lam-kong Pak
bisiknya: "Semoga aku dapat serahkan kesucianku hanya
untukmu seorang"
"Sekarang toh belum terlambat??"
Tiba-tiba...'criing-criiing-criiing' serentetan desiran angin
tajam meluncur masuk dari luar jendela dan langsung
mengancam jalan darah penting ditubuh dua orang itu.
Lam-kong Pak amat terperanjat, ia ayun telapak
tangannya melancarkan satu pukulan dahsyat... 'criiing
criing criiing' tujuh delapan batang senjata rahasia mencelat
kesamping menghajar dinding ruangan, sementara pemuda
itu menyambar tubuh istrinya dan melayang keatas atap
rumah lewat jendela.
Ber-puluh2 tombak dihadapannya tampaklah sesosok
bayangan hitam sedang kabur kemuka, sekilas pandangan
Lam-kong Pak dapat kenali orang itu sebagai Suma Ing,
kontan pemuda itu tancap gas dan mengejar dengan
ketatnya.
Suma Ing sama sekali tidak berpaling lagi, dia kabur
keluar kota dan menuju kedaerah pegunungan yang
terpencil, sepanjang jalan selisih jarak mereka tetap
seimbang. meskipun hanya puluhan tombak akan tetapi
berhubung Lam-kong Pak harus mengempit tubuh
seseorang, terpaksa ia ketinggalan terus dibelakang.
Tak Lama kemudian sampailah mereka ditepi sebuah
hutan. mendadak Suma ing berhenti dan memandang
kearah musuhnya sambil menyeringai seram,
Satu ingatan segera berkelebat dalam benak Lam-kong
Pak. dia yakin suma ing pasti telah persiapkan permainan
busuk. kalau tidak tak nanti ia berani menghadapinya
seorang lawan seorang diri.
Rasa benci dan dendam Lam-kong Pak terhadap
musuhnya boleh dibilang sudah merasuk ketulang sumsum,
sekalipUn ia tahu kehadiran lawannya sudah pasti bukan
seorang diri, namun ia tidak ambil perduli. tubuhnya
bergerak maju kedepan sambil berseru
"Suma Ing. kau makhluk terkutuk berhati srigala, kalau
malam ini tubuhmu tak kucingcang sampai hancur ber-
keping2, aku bersumpah tak akan jadi manusia"
Suma Ing sama sekali tidak jeri atau gentar menghadapi
keadaan tersebut, malahan sambil tertawa seram ejeknya:
"Lam-kong Pak enak bukan perasaan hatimu pada
malam ini? Hehh..heehh.. Pek-li Hiang telah kunodai
kesuciannya tentu saja ia tak punya muka untuk kawin
dengan kau lagi... anggaplah kejadian itu sebagai
pembalasan dendamku, Lam-kong Pak sekarang telitilah
wajahku baik2, andai kata engkau yang menjadi aku, apa
yang hendak kau lakukan?"
"Siapa berani berbuat jahat dia tak boleh hidup, itulah
pembalasan yang harus diterima oleh manusia2 terkutuk
macam kau. kalau engkau sampai terjatuh kembali
ketanganku.. Hmm akan kucingcang tubuhmu jadi ber-
keping2 dan kusiksa engkau hingga mati tak bisa hiduppun
susah"
"Lam-kong Pak. sewaktu berada dalam kebun bunga
keluarga Sick tempo hari sebetulnya aku ada niat untuk
mengadakan kontak lagi dengan Sun Han Siang. tak nyana
pencuri tua itu sudah menuturkan cerita tersebut. karena
itulah terpaksa aku harus berubah pikiran"
"Apa yang ia tuturkan adalah kenyataan yang sungguh2
terjadi. angkatan yang lebih tua mengetahui semua akan
kejadian ini...."
"Benar..justru karena kejadian itu sungguh. maka aku
harus menuntut balas"
Agak tertegun Lam-kong Pak setelah mendengar
perkataan itu,
"Engkau malah hendak balas dendam setelah tahu kalau
kejadian itu? sungguh2 manusia gila yang takpunya otak.
rupanya kebejadan moralmu sudah tak dapat diobati lagi"
"Terus terang kukatakan kepadamu, dikolong langit
sebenarnya jarang ada orang baik, manusia2 yang
tergabung dalam golongan putih tidak lebih hanya
manusia2 munafik yang memakai kedok untuk berbuat
kebaikan, contohnya saja Sian-yan Peng serta Sun Han
Siang mereka telah mendirikan Pegadaian dunia persilatan
serta perkumpulan bulu hijau, tinjau saja semua tindak
tanduk serta sepak terjang kedua buah organisasi itu.
benarkah mereka bertujaan baik dan berbuat amal?
benarkah tangan mereka tidak pelepotan darah dan tak
pernah membunuh manusia seperti membabat rumput?
Hehh.., heeh..heehh.. bila sudah bosan hidup mereka
lepaskan golok pembunuh dan pura2jadi manusia budiman,
benar2 perbuatan terpuji dari seorang manusia munafik"
"Oooh jadi menurut anggapanmu. hanya kaulah
manusia paling baik dilolong langit?" damprat Lam-kong
Pak.
"Tentu saja aku bukan manusia baik, dan justru karena
aku bukan manusia baik maka akulah musuh bebuyutan
dari kaum pendekar gadungan yang berjiwa munafik.
IHmm... kalau toh mereka tak akan lepaskan aku masa aku
juga sudi lepaskan mereka ?"
"Lalu apapula sebabnya cerita dari pencuri tua telah
merubah kembali jalan pikiranmu ?"
Suma ing menyeringai seram.
"Ayahku adalah Hiat-hu-tiap kupu2 darah Suma ciau.
sedang ibuku adalah Boan-cuang-hui menari diatas
pembaringan Liau Giok Ing. mereka berdua menemui
ajalnya ditangan kawanan pendekar yang katanya berjiwa
ksatria, aku dengar pula Jago angin geledek Lam-kong Liu
serta sun Han Siang ikut serta pula dalam pengeroyokan
atas orang tuaku. karena perbuatannya itu mereka lantas
pelihara aku, mereka pura-pura bersikap baik dan berbudi
kepadaku, padahal dalam kenyataan hanya ingin menutupi
perbuatan mereka yang munafik,... Hmm semakin munafik
perbuatan mereka semakin benci aku terhadap mereka."
Lam-kong Pak tak kuat mendengarkan obrolan tersebut.
dia membentak keras dan secepat kilat lepaskan satu
pukulan dahsyat kedepan.
Suma ing sama sekali tak menghindar ataupun berkelit,
diapun melancarkan sebuah pukulan kedepan-..Blaamm
dalam benturan yang amat nyaring Suma ing terpental
sejauh satu tombak dari tempat semula.
Napsu membunuh menyelimuti seluruh wajah Lam-kong
Pak, ia tak berani turunkan cu Li-yap dari kempitannya,
terpaksa sambil bertempur ia tetap mengempit tubuhnya itu.
Walau begitu, angin pukuian yang dilancarkan olehnya
sama sekali tak berkurang malahan sama dahsyatnya
dengan keadaan biasa.
Suma ing meraung keras, dia menubruk kembali
kedepan, kali ini serangannya ditujukan keatas tubuh cu Li-
yap.
Lam-kong Pak sama sekali tidak menghindar ataupun
berkelit, ia balas Cengkeram urat nadi lawan-
Menyaksikan datangnya ancaman itu Suma ing geserkan
langkah menghindar kesamping, sementara sepasang biji
matanya berputar kesana kemari dengan liar.
Lam-kong Pak tahu bajingan itu tentu sedang
menantikan bala batuannya, Cepat ia terpikir:
"Mumpung bala batuannya belum datang. lebih baik
kubereskan dahulu bajingan ini...."
Karena berpendapat demikian, maka serangannya
dipergencar, semua ancaman ditujukan ke bagian penting
ditubuh lawan-
Suma ing selalu menghindar atau berkelit kian kemari,
rupanya ia sedang mengulur waktu sambil menunggu
tibanya seseorang. Lam-kong Pak mendesak kian gencar,
pukulan2 mematikan dilepaskan secara ber-tubi2. dalam
waktu singkat ia sudah mendesik musuhnya mundur enam
tujuh tombak dari tempat semula.
Sementara itu Suma ing sudah mundur ke dalam sebuah
hutan belantara, ditengah kegelapan yang mencekam
seluruh jagad sukar untuk melihat pemandangan disekitar
tempat itu, andaikata ada orang bersembunyi disanapun
mungkin tak mudah diketahui.
Sambil bertempur Suma ing mundur terus ketengah
hutan, melihat itu Lam-kong Pak tertawa dingin, serunya:
"Bajingan anjing. tak usah bermain setan lagi, aku tak
nanti termakan oleh siasat busukmu itu"
Serentetan setangan berantai yang dilepaskan memaksa
Suma ing harus membela diri dengan repotnya. sebentar
lagi ia bakal tak tahan bila keadaan berlangsung terus
seperti itu, sementara ratusan gebrakan sudah lewat.
Pada saat itulah tiba2 terdengar gelak tertawa aneh
berkumandang dari arah hutan, suaranya melengking
memekikkan telinga, diikuti kakek ombak menggulung serta
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
munculkan diri didepan mata.
Payung mustika itu masih tergantung dipunggung
Bintang yang bertaburan diangkasa, sedang muka merah
kelihatan merah membara dan matanya memancarkan
cahaya berkilat.
Lam-kong Pak amat terperanjat, ia sadar asal dua orang
gembeng iblis itu bekerja sama niscaya ia bakal keok, apa
lagi kalau pihak lawan menggunakan payung mustikanya
yang luar biasa, keadaan jauh lebih mengenaskan lagi.
Dalam pada itu Suma ing sudah mundur satu tombak
kebelakang dan berdiri disamping kakek ombak
menggulung, napasnya ngos2an seperti kerbau, mukanya
kelihatan senyum tak senyum, se-akan2 dia gembira sekali
dengan keadaan tersebut.
Lam-kong Pak bukan manusia bodoh, tentu saja ia tahu
bahwa mereka telah bersekongkol, dan Suma ing bertugas
untuk memancing kehadirannya ketempat itu.
Kalau rejeki bukan bencana, kalau sudah bencana tak
akan terhindar. itulah prinsip pemuda kita, dalam keadaan
demikian tak mungkin bagi Lam-kong Pak untuk
menghindarkan diri, apa lagi pemuda itu memang sama
sekali tiada minat untuk mundur dari situ.
Setelah suasana hening sejenak. Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng berkata:
"Sute, bereskan bocah keparat itu. rasanya tanpa
bantuanku kau sudah mampu untuk membekuk dirinya
bukan?"
Kakek ombak menggulung menglakan, ia segera loncat
kedepan dan melancarkan serangan dengan ilmu pukulan
Kun-tun-liat-hwe-ji-kang atau ilmu dua unsur gulungan api
membara, ditengah desiran angin tajam terselip hawa panas
yang menyengat badan, pasir dan batu beterbangan
memenuhi angkasa dan menyelimuti daerah seluas lima
enam tombak.
Dengan telapak tunggal Lam-kong Pak sambut ancaman
musuh, walau begitu ia sama sekali tidak terdesak dibawah
angin bahkan dalam serangannya itu dia berhasil memukul
mundur kakek ombak menggulung sejauh dua langkah
lebar.
"Engkoh Pak" terdengar cu Li-yap berseru, "turunkan
aku dari kempitanmu"
"jangan bergerak dan jangan berteriak hingga
memecahkan perhatianku"
"Kakek ombak menggulung adalah seorang manusia
yang angkuh, sayang nasibnya belakangan ini kurang mujur
dan berulang kali harus menelan kekalahan ditangan orang
muda."
Mendengar sindiran tersebut apa lagi berada dihadapan
suhengnya serta Suma ing, ia jadi naik pitam, dengan muka
hijau membesi secara beruntan tujuh delapan belas buah
pukulan dilancarkan ber-tubi2.
Satu ingatan segera berkelebat dalam benak Lam-kong
Pak, pikirnya dihati:
"Aaah.. hampir saja aku tertipu, rupanya dua orang
gembeng iblis ini sedang menggunakan siasat rodi berputar
untuk memeras habis kekuatan tubuhku, kemudian Bintang
yang bertaburan diangkasa baru turun tangan menghabisi
jiwaku..Hmm aku tak boleh tertipu."
Setelah ingatan tersebut berkelebat dalam benaknya,
Lam-kong Pak pura2 menunjukkan sikap kewalahan dan
kehabisan tenaga. tubuhnya melayang kesana kemari tak
menentu, walau begitu ditengah gulungan angin pukulan
dahsyat, ia masih merasakan betapa ganasnya pukulan dari
iblis tua itu.
Setelah kakek ombak menggulung menyelesaikan
pukulannya yang kedelapan belas ia baru sadar kalau
dirinya tertipu. tapi didalam keadaan gusar ia tak berpikir
lebih jauh, dia hanya tahu bagaimana harus berusaha untuk
merobohkan lawannya dalam waktu singkat.
Perbuatannya itu justru melanggar pantangan besar dari
seorang jago silat. ketika ia menerjang kembali untuk kedua
kalinya tenaga merni yang masih tersisa sudah jauh
berkurang. walau begitu ia masih tetap melepaskan tiga
puluh buah pukulan secara berantai.
Dalam waktu singkat kabut dan debu beterbangan
memenuhi angkasa, suasana berubah jadi tenang dan semua
orang tercekam dalam ketegangan yang hebat.
Menyaksikan kesemuanya itu, Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng tertawa seram,
iblis tua itu berhati keji dan berotak licik apa lagi setelah
payung sengkala terjatuh ketangannya, keadaannya ibarat
harimau tumbuh sayap.
Walaupun begitu dia masih agak jeri terhadap Lam-kong
Pak. dan dia pun tahu bahwa Kakek ombak menggulung
dan Suma ing bukan manusia2 baik, jelas mereka hanya
bertujuan untuk mengincar payung mustika itu dari
tangannya.
Karena itulah ia pura2 tak tahu, dan menggunakan siasat
lawan siasat ia justru menggunakan tenaga mereka dengan
se-baik2nya.
Begitulah. ia segera mengerling sekejap kearah Suma ing,
melihat kerdipan itu bajingan muda tersebut menerjang
kedepan, secara beruntun ia lepaskan tiga belas buah
pukulan berantai.
Menghadapi gerangan musuh dari muka dan belakang,
Lam-kong Pak merasakan daya tekanan yang menghimpit
tubuhnya kian lama kian bertambah berat. tapi ia tetap
teguh dan melawan dengan sekuat tenaga kadangkala ia
menerima serangan lawan dengan keras lawan keras,
kadangkala pula menghindar kekiri atau kekanan dengan
ilmu meringankan tubuhnya yang tinggi. dengan begitu
untuk sementara waktu ia masih dapat mengimbangi
kekuatan lawannya.
Keadaan dari Kakek ombak menggulung pada saat ini
ibaratnya binatang yang sudah kalap. seringkali ia
menyerang tanpa bertahan bahkan kadangkala jadi nekad
dan menyerang tanpa memikirkan keselamatan sendiri.
Sebaliknya Suma Ing masih tetap tenang. ia dapat
memahami maksud keji dari Bintang yang bertaburan
diangkasa, karena itu selama pertarungan berlangsung dia
hanya berkelit dan menghindar dengan gerakan enteng.
Dengan begitu maka sebagian besar daya tekanan yang
memancar keluar dari Lam-kong Pak hanya menindih
ditubuh kakek ombak menggulung, seratus gebrakan
kemudian napas iblis tua itu sudah ngos2an seperti kerbau.
sebaliknya Lam-kong Pak yang harus mengempit
seseorangpun mulai agak payah dan keteter.
Seratus jurus kembali sudah lewat, angin pukulan yang
terpancar keluar dari telapak tangan kakek ombak
menggulung kian berkurang, gerakan tubuhnya semakin
lemah. dalam keadaan demikian Lam-kong Pak alihkan
sasarannya pada diri Suma Ing, dengan himpunan tenaga
sebesar delapan bagian ditelapak kanannya ia hajar tubuh
bajingan itu.
Jerit kesakitan bergema memecahkan kesunyian,
sebelum tubuh Suma Ing mencapai tanah. dengan gerak
jurus yang tak berbeda Lam-kong Pak menambah lagi
tenaganya sebesar dua bagian dan balik membacok Kakek
ombak menggulung.
Dua gulung angin pukulan saling membentur satu sama
lainnya menimbulkan ledakan dahsyat yang
menggocangkan seluruh permukaan bumi, belum sempat
iblis tua itu mendengus. kekuatan tubuhnya sudah mencelat
sejauh tiga tombak dari tempat semula, bagaikan biligo
matang yang terlindas pedati, batok kepalanya hancur
berantakan, darah segar tersebar di-mana2... susah untuk
membedakan lagi mana bagian kepala dan mana bagian
kaki.
Lam-kong Pak sendiri mundur tujuh delapan langkah
kebelakang dengan sempoyongan, peluh membasahi
seluruh tubuhnya. uap panas mengepul keluar dari atas
kepala, rambut telah basah dan muka jadi pucat,
keadaannya mengenaskan sekali.
Dengan napas tersengal-sengal pemuda itu turunkan cu
Li-yap keatas tanah, napasnya yang memburu mengiringi
hembusan angin ditengah malam yang sunyi membuat
suasana benar2 mengerikan.
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
tertawa seram, dengan sinis ia melirik sekejap kearah Kakek
ombak menggulung serta Suma Ing, kemudian per-lahan2
maju kedepan menghampiri musuhnya.
Lam-kong Pak amat terperanjat. ia tahu meskipun pihak
lawan tak usah menggunakan payung mustika tersebut,
susah baginya untuk lolos dari bahaya, terpaksa sisa tenaga
yang dimilikinya dihimpun dan bersiap sedia menghadapi
segala kemungkinan yang tidak diinginkan.
Jarak mereka dari empat tombak jadi tiga tombak.. dua
tombak...satu tombak.. akhirnya saling berhadapan-
Keadaan dari Bintang yang bertaburan diangkasa waktu
itu ibaratnya kucing lempar yang berada ditepi gedung
berisi ikan emas, dengan penuh keyakinan ia siapkan cakar
mautnya untuk meremas mampus musuhnya.
Keadaannya saat ini amat mantap dan lebih besar
harapannya untuk menang daripada kalah, walaupun
dengan cara yang rendah ia telah singkirkan dua orang
musuhnya, toh tak seorangpun yang mengetahui
perbuatannya itu.
Dan Waktu itu sekalipun Suma Ing belum mati, tapi ia
anggap pemuda itu bukan musuh yang perlu dikuatirkan,
sebab cukup ia lepaskan satu pukulan niscaya nyawanya
sudah kabur tinggalkan raga.
Dalam pada itu cu Li-yap telah berdiri tegak dengan
penuh semangat, tiba2 ia berkelebat kedepan menghadang
didepan tubuh Lam-kong Pak. serunya dengan penuh
kebencian:
"iblis tua masa sebagai seorang jago kenamaan, engkau
sudi melakukan perbuatan terkutuk seperti ini?"
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
tertawa seram.
"Haaah-haaah-haaah agar aku berhasil menjagoi kolong
langit tanpa tandingan terpaksa aku harus menggunakan
cara apapua untuk mencapainya. Sekarang aku tak usah
menangkan dia dengan payung sengkala, aku rasa
keringanan yang kuberikan ini cukup mermuaskan hati
kalian bukan?"
cu Li-yap amat gusar, tiba2 ia membentak keras: "iblis
tua, sambutlah beberapa buah pukulanku"
Lam-kong Pak mendengus dingin, ia tarik kembali cu Li-
yap sambil berkata:
"Adik Yap. ingatlah baik2, mulai sekarang perhatikan
keselamatanmu sendiri, asal engkau berbuat demikian
berarti pula kau sudah membantu aku. andaikata aku tak
mampu bertahan maka engkau harus segera kabur dari sisi,
ingat perkataan ini adalah perintahku, bukan perintahku..."
Ketika sepasang mata mereka saling bertemu, cu Li-yap
merasakan tubuhnya bargetar keras, ia lihat sorot mati
suaminya telah memancarkan hawa napsu membunuh yang
menggidikkan hati, mau tak mau terpaksa ia harus turuti
perkataannya itu. Terdengar Lam-kong Pak berkata lagi:
"Selain itu engkaupun harus perhatikan Suma Ing,
karena dia belum mampus."
Dengan air mata bercucuran cu Li-yap mengangguk.
Lam-kong Pak maju kedepan, serunya dengan suara
dalam: "iblis tua, sekarang kita boleh langsungkan
pertempuran, "
Sejak permulaan tadi Bintang yang bertaburan diangkasa
Liok Hoa Seng telah menghimpun tenaga dalamnya dalam
telapak tangan, baru saja Lam-kong Pak menyelesaikan
kata2nya, ia telah lancarkan sebuah pukulan dahsyat
kedepan-
Tampaklah dari balik telapak tangannya terpancar keluar
tiga titik Cahaya putih, itulah sumber dari kekuatan angin
pukulan bintang tiga yang dia yakini.
Deruan angin puyuh yang menggulung ke empat penjuru
dan men-cabik2 daerah seluas sepuluh tombak disekitar
gelanggang.
Lam-kong Pak tak berani menyambut datangnya
serangan itu dengan keras lawan keras. dia hanya
menggunakan empat lima bagian tenaganya untuk
menyentuh sejenak ditepi angin pukulannya, kemudian
Cepat mundur kebelakang.
Walau begitu, tulang lengannya terasa sakit bagaikan
patah, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya angin pukuian
itu.
Tubuh Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng bagaikan bayangan menguntil terus kedepan, sebelum
Lam-kong Pak sempat berdiri tegak. kembali tiga gulung
angin pukulan yang maha dahsyat mengunci jalan mundur
Lam-kong Pak kesamping kiri maupun kanan
Kejadian ini dengan cepat menimbulkan semangat jantan
pemuda kita, ia himpun segenap kekuatan yang dimilikinya
dan menerima serangan tersebut dengan keras lawan keras.
"Blaamm..." benturan dahsyat menimbulkan suara
ledakan yang memekikkan telinga, bumi bergoncang keras,
Lam-kong Pak mendengus tertahan lalu mundur satu
tombak kebelakang dengan sempoyongan... mentah2 ia
telah kembali darah yang mengalir keluar dari bibirnya.
Sedangkan Bintang yang bertaburan diangkasa sendiri
hanya tergetar mundur dua langkah lebar, jelas keputusan
menang kalah telah tertera nyata.
Dalam sekejap mata itu pula bintang yang bertaburan
diangkasa telah tertawa ter-babak2, per-lahan2 ia maju
kembali kedepan-
Sekujur badan cu Li-yap gemetar keras, walaupun ia
tahu nasib suaminya telah ditentukan dalam waktu singkat.
tapi untuk mewujudkan janjinya dan lagi tak ingin
pecahkan perhatiannya terpaksa ia hanya membungkam
dalam seribu bahasa. dapat dibayangkan betapa sedih dan
tersiksanya perasaan hati dara tersebut pada waktu itu.
Rupanya Lam-kong Pak sendiripun sadar bahwa
kekuatan tubuhnya tak sanggup untuk menyambut serangan
lawan yang menggunakan tenaga sebesar delapan bagian
itu, mau tak mau terpaksa ia melirik sekejap kearah istrinya
dengan pandangan perpisahan- ketika empat mata saling
bertemu mereka menumpahkan segenap rasa hormat,
sayang serta Cintanya dalam pandangan itu, bahkan semua
rasa Cinta dan mesrahnya dilimpahkan diatas wajah,
kendati senyuman mereka adalah senyum getir.
Sementara itu Bintang yang bertaburan diangkasa telah
menghimpun segenap kekuatannya dalam telapak tangan,
asal serangan itu dilancarkan niscaya Lam-kong Pak tak
dapat menghindar lagi, dan dalam keadaan tersebut
terpaksa ia harus melawan dengan mati2an-
Disaat yang amat kritis itulah, tiba2 terdengar bentakan
keras menggema diangkasa diikuti dari tengah hutan
muncul dua sosok bayangan hitam.
Waktu itu kemenangan sudah pasti berada ditangan
Bintang yang bertaburan diangkasa, ia tak pandang sebelah
mata lagi atas diri Lam-kong Pak. mendengar desiran angin
tajam muncul dari belakang ia segera berpaling. tapi...tiba2
ia berteriak kaget: "Aaah kau...."
Rasa kaget hanya sebentar melintas diatas wajahnya,
kemudian sambil menyeringai seram katanya:
"Heehh-heeeh-heeehh...bagus, sungguh kebetulan malam
ini akan kubunuh pula kau bajingan tua, hingga dengan
begitu akupun tak usah bersusah payah untuk mencari
jejakmu "
Ternyata orang yang barusan munculkan diri ini bukan
lain adalah Jit-mo iblis matahari salah seorang dari Mo-jiu-
sam-seng yang masih hidup, kakek ini pula yang
menghadiahkan Tok Se-lip kepada Lam-kong Pak,
bayangan hitam yang berada disampingnya adalah ular
hitam raksasa itu.
Paras muka iblis matahari pucat pias bagaikan mayat,
Lam-kong Pak tak tega menyakslkan kakek itu mati
ditangan murid murtadnya, segera dia menjura seraya
berseru:
"Locianpwee bukankah kau pernah minta bantuanku
untuk bersihkan perguruan dari manusia murtad? kalau toh
sudah kusanggupi maka itu berarti persoalan ini merupakan
tanggung jawabku, aku harap cianpwee suka jagakan
diriku."
"Bocah muda, tanggung jawabmu telah selesai" seru iblis
matahari sambil mengebaskan ujung bajunya, "murid
murtadku kakek ombak menggulung telah mampus diujung
telapak tanganmu, untuk itu kuucapkan banyak terima
kasih, sedang mengenai sampah masyarakat ini...biariah
kubunuh dengan tanganku sendiri"
Lam-kong Pak tetap bersikeras untuk maju. tapi iblis
matahari segera membentak keras:
"Bocah muda, engkau harus tahu apa sebabnya Mo-jiu-
sam-seng hidup menderita selama puluhan tahun diatas
tonggak batu itu?"
Lam-kong Pak menghela nafas panjang, akhirnya tanpa
banyak bicara ia mundur ke belakang.
"Bocah muda" kembali iblis matahari berkata
"menggunakan kesempatan dlkala aku sedang bergebrak,
duduklah atur pernafasan. aku yakin engkau akan peroleh
hasil yang sama sekali diluar dugaan "
Lam-kong Pak yang berjiwa besar tentu saja tak mau
mendengarkan perkataannya ia tetap berdiri tegak ditempat
semula.
Sementara itu Bintang yang bertaburan di angkasa telah
lepaskan payung sengkalanya dari punggung, kemudian
hardiknya keras2:
"Anjing tua jangan salahkan aku bertindak kejam,
andaikata sedari dulu kalian serahkan payung sengkala
kepada kami, aku dan sutepun tak nanti akan turun tangan
terhadap kalian-"
Iblis matahari berpekik sedih, gumamnya dengan lirih:
"Sute berdua, tak lama siau-heng akan menyusul kalian
masuk kedalam tanah." Begitu ucapan terakhir selesai
diutarakan ia bersiul nyaring dan ular hitam raksasa itupun
menerjang kedepan, sementara kakek itu sendiri
melepaskan pula satu pukulan dahsyat.
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng putar
payung mustikanya sambil menyapu keluar, dalam suatu
benturan keras kedua belah pihak sama2 mundur selangkah
kebelakang.
Begitu terdesak kebebelakang. dengan cepat iblis
matahari dan ular hitam itu menerjang kembali kedepan,
dari deruan angin pukulan serta kekuatan serangannya jelas
kelihatan bahwa tenaga murni yang dimiliki kakek itu tidak
berada dibawah Bintang yang bertaburan diangkasa,
ditambah pula terjangan2 maut ular hitam. untuk sesaat
menang kalah sukar ditentukan.
Dipihak lain, cu Li-yap sedang berkata kepada sianak
muda itu:
"Engkoh Pak. gunakanlah kesempatan baik ini untuk
atur pernapasan- sekalipun Suma Ing telah sadar rasanya
aku masih sanggup untuk melayaninya."
Setelah berpikir sebentar Lam-kong Pak merasa ada
gunanya juga bersemedi. toh bagaimanapun sulit bagi
mereka untuk kabur dari situ, maka tanpa banyak bicara ia
segera duduk bersemadi.
Ratusan gebrakan sudah lewat, makin bertarung Bintang
yang bertaburan diangkasa makin gagah perkasa. sebaliknya
iblis matahari yang dasarnya sudah lemah kian lama kian
tak tahan.
Selama ini ular hitam itu menerjang terus dengan
ganasnya untuk mengurangi daya tekanan pada diri
majikannya, sering kali ia memberikan tubuhnya untuk
digebuk. karena itulah serangan2nya tidak seganas dahulu
lagi.
Diam2 cu Li-yap merasa amat gelisah, namun ia tak
berani bertindak gegabah, matanya selalu waspada
mengawasi semua gerak gerik disekeliling tempat itu.
Suatu ketika mendadak Suma Ing bangkit berdiri,
matanya yang bengis menyapu sekejap sekeliling tempat itu,
begitu dilihatnya Lam-kong Pak duduk bersila ditanah
sambil menyeringai seram ia segera maju menghampirinya.
Secepat kilat cu Li-yap menghadang didepan pemuda itu,
hardiknya dengan lantang
"Suma Ing. kau tak usah buang pikiran dengan percuma.
saat ini kepandaian silatmu masih bukan tandinganku"
Suma Ing tertawa dingin, dia maju kedepan dan
lancarkan sebuah Cengkeraman keatas dada cu Li-yap.
gadis itu tak berani berkelit, sambil gigit bibir ia sambut
serangan tersebut dengan keras lawan keras.
"Blaamm.. " benturan keras memekikan telinga, Suma
Ing tidak berhasil meraih keuntungan apa2. malahan
tubuhnya terdorong mundur selangkah.
Setelah menderita kerugian kecil, paras muka Suma Ing
berubah makin seram, sekali lagi ia menerjang kedepan dan
bertempur sengit melawan cu Li-yap. untuk bebarapa waktu
lamanya keadaan berjalan seimbang.
Dipihak lain, iblis matahari yang bertempur melawan
Bintang yang bertaburan diangkasa sudah hampir
mendekati akhir, waktu itu ular hitam raksasa tersebut
sudah menggeletak ditanah sambil bergerak lemah,
sementara kakek itu sendiri terdesak mundur terus
kebalakang.
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng
tertawa seram, suaranya amat keras hingga memekikkan
telinga. sambil mendesak maju kedepan ejeknya:
"Anjing tua, sebelum ajalmu tiba aku bendak
menanyakan satu persoalan kepadamu, kalau toh payung
mustika yang asli berada ditanganmu lalu dari manakah cu
Hong Hong mendapatkan payung sengkala dan kitab
pusaka ilmu silatnya? apakah benda itupun benda yang
asli?"
"Baru2 ini aku baru tahu, kiranya payung sengkala dan
kitab pusakaku telah dicuri Awan hitam pengejar rembulan
oei ci-hu, sedangkan oet ci-hu sendiri telah menggunakan
kitab pusaka itu untuk ditukar dengan ilmu hipaotis Tong-
bin-bu-goan-toa-hoat milik Sian-yan Peng, siapa tahu Sian-
yan Peng Cuma memberitahukan ilmu hipnotis Tong-bin-
bu-goan-toa-hoatnya saja, sedang ilmu penyembuhannya
sengaja dirahasiakan. Tentu saja kitab itu adalah kitab
pusaka asli, sedang payung mustiki yang berada ditangan cu
Hong Hong hanya payung palsu bikinan oei ci-hu sendiri,
payung aslinya disimpan dalam kuil Li-sau-si.,.."
"Blaamm,." menggunakan kesempatan dikala iblis
matahari sedang berbicara, Bintang yang bertaburan
diangkata melipat payung mustikanya lalu menghajar bahu
kirinya keras2.
Hancuran pakaian beterbangan diangkasa tulangnya
langsung retak dan dagingnya hancur, dengan
sempoyongan ia mundur beberapa langkah kebelakang.
Kebetulan sekali tubuhnya mundur kebelakang suma
Ing, padahal waktu itu Suma Ing sudah terluka parah
dibawah serangan cu Li-yap yang ber-tubi2 ia sudah tak
kuasa menahan diri lagi.
Ketika merasa datangnya sesosok tubuh dibelakang
tubuhnya, sekuat tenaga ia lancarkan serangan sambil
berputar. ketika dilihatnya iblis matahari dengan wajah
menyeringai seram dan darah bercucuran dimana-mana
sedang melotot kearahnya. tanpa pikir panjang lagi
sepasang lengannya segera disodok kedepan menusuk dada
lawan-
Jeritan ngeri yang menyayat hati bergema memecahkan
kesunyian, tusukan jari tangan Suma Ing dengan telak
menembusi perut iblis matahari, sebaliknya sepasang
telapak tangan iblis mataharipun menembusi dada Suma
Ing, darah segar dan isi perut segera berhamburan keluar
dan mengotori seluruh lantai, walaupun nyawa mereka
sudah tinggalkan raga namun jenasahnya masih tetap
berdiri tegak.
Menyaksikan peristiwa yang sangat mengerikan itu,
untuk beberapa saat lamanya cu Li-yap maupun Bintang
yang bertaburan di angkasa Liok Hoa Seng hanya bisa
berdiri ter-mangu2.
Sesaat kemudian Bintang yang bertaburan diangkasa
telah sadar kembali dari lamunannya, sambil tertawa seram
ia maju kemuka menghampiri Lam-kong Pak yang masih
duduk bersemedi.
cu Li-yap amat terkejut, cepat2 ia maju menyongsong
kedatangan iblis tua itu. gadis itu tahu bahwa suaminya
sedang berada dalam keadaan yang paling kritis bagi
seseorang yang bersemedi, ia rela dirinya mati daripada
suaminya mati konyol ditangan orang.
Karena itu tanpa berpikir panjang lagi, dia himpun
tenaga dalamnya sebesar dua belas bagian dan melepaskan
sebuah pukulan dahsyat dengan jurus sakti payung
sengkala.
Kali ini Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa
Seng tidak menggunakan payung mustikanya lagi, dengan
tenaga tujuh bagian yang dihimpun kedalam telapak tangan
kiri ia lepaskan satu pukulan dengan ilmu tiga bintang.
"Blaaamm..." benturan keras memekikkan telinga, tubuh
cu Li-yap ibaratnya daun kering yang terhembus angin
puyuh mencelat sejauh tiga tombak dari tempat semula,
iblis tua itu sama sekali tak pandang sekejappun terhadap
korbannya. setelah merobohkan cu Li-yap ia putar payung
sengkalanya dan menghantam batok kepala Lam-kong Pak.
Paras muka Bintang yang bertaburan diangkasa Liok
Hwa seng penuh dihiasi senyum kemenangan, sebab ia tahu
bila Lam-kong Pak telah mampus maka tiada jago yang
sanggup menandingi kepandaian silatnya, bahkan oei ci hu
sekalian tak terkecuali, dengan begitu maka dunia persilatan
akan terjatuh ketangannya dan dialah pemimpin tertinggi
dari dunia persilatan-
Siapa tahu ketika payung sengkalanya hampir mengena
diatas batok kepala Lam-kong Pak. suatu pemandangan
yang aneh telah berlangsung. tampaklah sesosok bayi kecil
warna putih yang gemuk munculkan diri dari atas
ubun2nya, dengan tangan yang kecil bayi putih gemuk itu
menyambut datangnya serangan payung tersebut,
sementara Lam-kong Pak sendiripun tiba2 bangkit berdiri.
Rupanya pada detik terakhir, sianak muda itu berhasil
menyempurnakan ilmu bayi kebal Kim-kongnya yang maha
sakti.
Betapa terkesiapnya Bintang yang bertaburan diangkasa
Liok Hoa Seng menyaksikan kejadian itu, sukma serasa
melayang tinggalkan raga sementara peluh dingin
mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.
Sekuat tenaga dia berusaha membetot kembali payung
sengkalanya yang tergenggam bayi putih itu, siapa tahu
walau segenap kekuatan sudah dikerahkan namun payung
tersebut tetap tak bergeming barang sedikitpun juga , iblis
tua itu jadi tertegun dan untuk beberapa saat lamanya ia tak
tahu apa yang musti dilakukan-
Pada saat itulah Lam-kong Pak menjengek sinis, telapak
tangannya direntangkan kedepan dan-.. “Kreees” bagaikan
sebilah pedang mustika perut iblis itu ditusuk hingga tembus
kedalam.... bukan begitu saja, setelah berada dalam perut
telapaknya segera dipuntir dan dibetot keluar.
Isi perut dan darah segar segera memancar keluar
bagaikan sumber mata air. Bintang yang bertaburan
diangkasa Liak Hoa Seng menjerit kesakitan.
"Plook" Mayatnya ditendang hingga mencelat sejauh
sepuluh kaki dari tempat semula tubuhnya bergelejet
sebentar kemudian menjerit keras.
Jeritannya amat nyaring dan memekikan telinga. se-
akan2 pada saat yang terakhir ia telah mengerahkan
segenap sisa kekuatan yang dimilikinya untuk berteriak.
namun hanya sampai ditengah jalan...suara pekikan itu
berhenti dan suasanapun pulih kembali jadi sunyi.
Dengan ter-mangu2 Lam-kong Pak memandang
beberapa sosok mayat yang menggeletak diatas tanah dalam
keadaan mengerikan darah kental berceceran disana sini
dan menyiarkan bau amis. begitu tertegun pemuda itu
sampai2 ia tak merasa kalau cu Li-yap telah berdiri
disampingnya .
"Sreeet sreeet Sreeet " ber-puluh2 sosok bayangan
manusia meluncur masuk kedalam gelanggang ternyata
mereka adalah oei ci-hu, Sun Han Siang serta segenap jago
lihay dari kalangan putih, ketika menyaksikan mayat2 yang
bergelimpangan diatas tanah dalam keadaan ngeri, untuk
beberapa saat kawanan jago lihay itu tertegun dan berdiri
melongo akhirnya helaan nafas panjang menggema
memecahkan kesunyian.
==000000==

Suatu malam setengah bulan kemudian, di belakang


pintu gedung kediaman Lam-kong Pak suami istri telah
kedatangan seorang nikoh muda, dengan ujang bajunya dia
menutup hampir seluruh wajahnya, ketika ia tiba ditengah
kebun bunga dan melongok kejendela bangunan
dihadapannya, kebetulan sepasang bayangan sedang
berpelukan dibalik tirai, diikuti lampupun dipadamkan.
Nikoh muda itu turunkan ujung bajunya air mata
nampak berlinang membasahi pipinya, dengan suara lirih ia
bergumam:
"Semoga Buddha yang maha pengasih melindungi
umatnya, semoga mereka bisa hidup bahagia hingga akhir
tua."
Angin malam berhembus sepoi, setelah bergumam nikoh
itu putar badan dan berlalu dari sana, sekejap kemudian
bayangan tubuhnya telah lenyap dibalik kegelapan-
Suasana dalam gedung itupun pulih kembali dalan
keheningan. kesunyian yang mencekam seluruh jagad.
Siapakah nikoh muda itu ? saya rasa Pembaca yang
budiman dapat menebak sendiri Nah sampai disini pula
cerita "Kelelawar Hijau" ini, dan sampai jumpa dalam
cerita yang lain, selamat berpisah
TAMAT

Anda mungkin juga menyukai