Anda di halaman 1dari 899

JILID 1

Giok Lan yang diancam agaknya merasa sangat terperanjat, lama sekali ia baru memohon
dengan nada yang halus:
Hudjien harap kau memberi belas kasihan kepadaku. Budak sedikitpun tidak berani
menunjukkan niat yang jelek terhadap diri Sam ya.
Hmmm! kau tak usah memohon kepadaku potong Kiem Hoa Hudjien dengan nada
yang dingin. Selamanya aku bisa bicara bisa melakukan setiap ucapan yang telah
diutarakan tak pernah plin plan besok akan kubicarakan soal ini dengan Toa Tjungtju
kalian.
Giok Lan agaknya mengerti memohon lebih jauhpun percuma dengan menahan perasaan
hatinya ia membungkam.
Ketika itu Tok So Yok Ong sudah menghentikan pekerjaannya mengisap darah ia
lepaskan pipa besi yang menghubungkan lengan Siauw Ling dengan darah itu lalu
bangun berdiri dan berdiri dibelakang. pintu pisau belati dicekal ditangan kiri siap
melancarkan serangan.
Di dalam hatinya ia sudah ambil keputusan asalkan ada orang yang mendorong pintu dan
berjalan masuk maka ia akan menggunakan cara yang tercepat untuk melakukan serangan
bokongan.
Dengan kelihayan kepandaian silat yang dimiliki Tok So Yok Ong rasanya jikalau
sampai melancarkan serangan bokongan maka serangan tersebut tentu luar biasa
dahsyatnya kendati seorang jago kelas wahidpun susah menjaga diri dan sedikitsedikitnya terluka parah ataupun binasa.
Terdengar Kiem Hoa Hujien yang berada diluar ruangan berkata kembali, Dalam kuil
kuno yang bobrok ini kecuali terdapat dua buah peti mati kosong bayangan setanpun
tidak kelihatan aku rasa ia tak mungkin lari kesini mari kita cari ketempat lain saja.
Suara itu makin lama makin menjauh dan akhirnya lenyap dari pendengaran.
Jelas Kiem Hoa Hujien dengan membawa Giok Lan telah jauh meninggalkan tempat itu.
Melihat harapannya kembali musnah Siauw Ling menghela napas panjang pikirnya,
Aaaaai.mereka cari aku dimana-mana tidak ketemu siapa tahu justru aku berada di
dalam kamar tepat disisi mereka mungkinkah memang nasibku sangat pendek?
Tok So Yok Ong sendiri ketika mendengar perempuan-perempuan itu sudah berlalu
perlahan-lahan ia balik ketempat semula, seraya memelototi pemuda she Siauw tajamtajam ujarnya dingin, Bocah apakah kedua orang perempuan itu sedang mencari
dirimu?

Tetapi ia tidak memberi kesempatan bagi Siauw Ling untuk berbicara mendadak pipa
besi itu laksana kilat telah ditusuk lagi ke dalam nadi Siauw Ling mungkin ia teringat
apabila jalan darah pemuda itu
sudah ditolok sehingga bicara banyak dengan pemuda itupun tak ada gunanya.
Dari luar kamar kembali terdengar suara langkah kaki yang ramai dan kacau paling
sedikit ditempat itu sudah kedatangan lebih dari dua orang jago.
Mendengar munculnya kembali suara langkah manusia Siauw Ling segera mengharapkan
orang itu adalah Tiong Cho siang ku yang telah pergi dan kini balik kembali, mungkin
mereka berdua berhasil memperoleh kabar apabila dirinya tak berada di dalam
perkampungan Pek Hoa San cung dan sekali lagi balik kekuil kuno ini untuk melakukan
pencarian.
Dengan pusatkan semua perhatian ia coba mendengar keluar ia menghadapkan dari suara
pembicaraan orang-orang itu dapat membedakan siapakah mereka itu.
Tetapi akhirnya ia kecewa karena orang-orang itu tanpa mengucapkan sepatah katapun
telah berlalu langkah kaki manusia itu makin lama makin menjauh.
Tok So Yok Ong agak ragu-ragu sejenak mendadak ia tusukan pipa besi yang lain
ketubuh dara cantik itu kemudian meloncat keluar dari jendela.
Jelas ia tak sabaran untuk menunggu lebih jauh ia siap memancing pergi orang-orang itu
atau sekalian membinasakannya sehingga pekerjaan ganti darah bisa cepat selesai.
Sejak pipa besi yang berjuang lain ditusukan ke dalam tubuh dara, Siauw Ling merasa
darah dalam tubuhnya perlahan-lahan mulai mengalir keluar lagi bayangan maut mulai
bermunculan di dalam benaknya.
Aduh celaka! serunya di dalam hati. Jika begitu terus maka darahku akan habis dan
akupun bakal mati konyol.
Teringat orang tuanya yang masih hidup bakal berpisah dengan terpaut dunia yang lain
teringat Gak Siauw Tjha yang tidak pernah dijumpai sejak lima tahun berselang entah
masih hidupkah gadis itu. Mulai kini tak bakal berjumpa lagi dengan dirinya.
Ditengah kekecewaan serta kecemasan mendadak terdengar suara helaan napas panjang
kiranya dara yang berbaring disisinya telah bangun terduduk. Seluruh tubuh Siauw Ling
tergetar keras pikirannya seketika itu juga tersadar kembali.
Dengan gunakan sepenuh tenaga ia berpaling
dan memandang sekejap ke arah gadis itu hanya mulutnya tetap terkunci rapat-rapat tak
sepatah katapun dapat diucapkan.

Agaknya gadis itu sendiripun telah menemukan adanya Siauw Ling berbaring dan
bertanya dengan suara halus, Siapakah kau? dimanakah ayahku?
Beberapa parah kata itu dapat didengar Siauw Ling dengan sangat jelas tapi tak mungkin
baginya untuk memberi jawaban.
Terpaksa pipa besi yang menancap ditangan kirinya mendadak dicabut orang kemudian
terdengar suara helaan napas yang amat lemah berkumandang memecahkan kesunyian.
Aaaai. kembali Tia mencelakai orang sekalipun ia benar-benar bisa menolong diriku
tetapi harus mencelakai pula jiwa orang lain dibayar dengan satu nyawa apa gunanya.
Dari tengah kegelapan Siauw Ling dapat melihat wajah gadis itu pucat pasi bagaikan
mayat tangannya yang kurus tinggal kulit pembungkus tulang perlahan-lahan menekan
ubun-ubun sendiri kemudian ujarnya kembali dengan suara lirih, Aku harus minta maaf
kepadamu karena tindakan ayahku yang kasar. Tia mengira ilmu pertabibannya sangat
lihay setiap hari mencari seorang yang bertulang bagus untuk ditukar dengan darah jelek
dalam badanku walaupun aku tidak setuju dengan cara perbuatannya ini, karena sering
kali aku jatuh tidak sadarkan diri selama beberapa hari.
Ia merandek sejenak. Kemudian tanyanya dengan nada penuh keheranan, Heeei, kenapa
kau tidak berbicara?
Sudah tentu aku tidak bisa bicara! batin Siauw Ling di dalam hati kecilnya. Sekalipun
banyak ucapan yang hendak kuutarakan juga percuma saja!
Oooouw! sekarang aku tahu sudah! tentu jalan darahmu sudah tertotok oleh ayahku
bukan?
Betul! kembali Siauw Ling berseru dalam hatinya. Setelah mengetahui hal ini maka ia
membebaskan jalan darahku!
Terdengar gadis itu melanjutkan kembali kata-katanya, Sungguh minta maaf! aku tidak
dapat membebaskan jalan darahmu yang tertotok! terpaksa kita harus menanti hingga
ayahku kembali kemudian baru kuminta bantuannya membebaskan dirimu sekarang aku
hanya bisa bantu membalutkan mulut lukamu saja!
Siauw Ling hanya merasakan lengan kirinya seperti dibalut dengan sesuatu benda tetapi
kekuatannya sangat lemah sehingga hampir-hampir tidak merasa sama sekali tak terasa
pikirnya dihati, Gadis ini sungguh lemah sehingga mencekal barangpun tidak kusangka
seorang ayah yang ganas, keji serta telengas bisa memiliki seorang putri yang begitu
halus, ramah dan berhati mulia. Kenapa Thian harus memberikan keadaan yang begitu
tidak mujur kepadanya?

Mendadak ia teringat kembali akan dirinya yang pernah menderita penyakit aneh dimana
semua urat nadinya buntu dan tersumbat sama sekali. Berbagai pengobatan susah
menyembuhkan dan keadaannya tentu diakhiri dengan suatu kematian.
Dan akhirnya bukan saja urat-urat nadi yang tersumbat, bahkan berhasil pula mempelajari
serangkaian ilmu silat yang sangat lihay.
Sebaliknya gadis ini sudah menderita penyakit ini selama banyak tahun belum juga mati.
Ini menunjukkan apabila penyakitnya bukan termasuk penyakit yang sangat berbahaya.
Di kolong langit mungkin masih ada obat yang bisa menyembuhkan penyakitnya.
Sewaktu otaknya sedang berputar keras mendadak muncul sesosok bayangan manusia di
dalam ruangan itu. Tahu-tahu Tok So Yok Ong telah muncul disana.
Sepasang matanya yang tajam dan menggidikkan menyapu sekejap wajah Siauw Ling
serta gadis tersebut kemudian ia dekapan kakinya ke atas tanah dan menghela napas
panjang.
Bocah kapan kau bangun kembali?
Sudah lama aku sadar kembali, bahkan telah membalutkan pula mulut lukanya. Tia
cepat kau bebaskan jalan darahnya yang tertotok.
Mendengar permintaan putri kesayangannya sekali lagi Tok So Yok Ong menghela napas
panjang.
Aaaaai.perhitungan manusia tak dapat melampaui perhitungan Thian. Bocah apakah
kau benar-benar harus menderita siksaan serta penderitaan dari penyakit berbahayamu
itu?
Tangannya cepat menyambar membebaskan diri Siauw Ling dari pengaruh totokan jalan
darah bisu.
Siauw Ling menghembuskan napas panjang menyegarkan kembali dadanya yang penuh
dengan kemangkelan ujarnya, Penyakit putrimu dapat dipertahankan sampai bertahuntahun lamanya, ini membuktikan apabila penyakitnya tak bisa disembuhkan lagi.
Itulah disebabkan ilmu pertabiban Loohu sangat lihay sehingga bisa mempertahankan
jiwanya selama beberapa tahun tak buyar.
Kolong langit bukan seluas daun kelor aku tidak percaya penyakit putrimu sungguhsungguh, tak dapat ditolong lagi walaupun kau berjualan sebagai raja obat menurut
pikiranku belum semua obat yang ada dikolong langit sudah kau kenali.

Bocah, kau harus tahu jikalau Loohu sendiri dan tak sanggup untuk menyembuhkan
penyakitnya. Aku rasa dikolong langit tak akan manusia kedua yang bisa sembuhkan
penyakitnya itu!
Tiba-tiba terdengar gadis itu menimbrung dari samping. Diatas tubuhnya masih ada
beberapa buah jalan darah yang belum dibebaskan. Mengapa tidak kau bebaskan dulu
kemudian baru diajak berbicara!
Bocah! tahukah kau bahwa kepandaian silat yang dimilikinya.
Mendadak ia menghentikan ucapannya sampai separuh jalan telapak tangan laksana kilat
berkelebat lewat membebaskan Siauw Ling dari pengaruh kelima buah jalan darahnya.
Kenapa dia? seru gadis tersebut.
Belum sempat si orang berbaju hitam menyahut Siauw Ling telah meloncat duduk.
Tok So Yok Ong pun mendadak meloncat kedepan seraya berkata, Tubuh Siauw li
sangat lemah urusan ini tiada sangkut pautnya dengan dia orang mari kita bertanding
ditempat luaran saja. Jangan kau lukai dirinya.
Diam-diam Siauw Ling salurkan hawa murninya mengelilingi seluruh badan. Setelah
dirasakan aliran darahnya lancar ia tertawa hambar.
Apa yang kau cemaskan? cayhe tak ingin berkelahi dengan dirimu. Apa maksudmu
mendesak aku terus menerus.
Bilamana dua ekor harimau berkelahi salah satu tentu terluka seru gadis tersebut
mendadak sambil berpaling. Walaupun ayahku ada maksud untuk mencelakai dirimu
tetapi kesemuanya ini demi aku jikalau badanku sehat walafiat sudah tentu ia tak akan
menangkap dirimu untuk ditukar darahnya dengan darahku. Bila kau benci dengan
ayahku balaskan dahulu diatas badanku. Aaaai, apalagi kepandaian silat yang dimiliki
ayahku sangat dahsyat belum tentu kau berhasil mengalahkan dirinya.
Siauw Ling mencabut keluar jarum perak yang menancap diatas jalan darah Thian Tu
Hiat nya kemudian perlahan-lahan bangkit berdiri.
Manusia seganas dan sekeji kau tidak kusangka mempunyai seorang putri yang berhati
welas asih dan mulia. Aaaai, diantara kalian berdua ayah beranak yang satu busuk yang
lain mulia keadaan kalian benar-benar berbeda bagaikan langit dan bumi.
Kau berani menasehati loohu? teriak Tok So Yok Ong sangat gusar sekali.
Tangan kanannya diayun, dengan jari tangan ia melancarkan sebuah totokan kilat.

Dengan sebal Siauw Ling berkelit kesamping kemudian mengundurkan diri dua langkah
ke belakang.
Bocah keparat kalau berani ayo kita adu kekuatan diluar kamar jika kau bisa.
Mendadak Tok So Yok Ong mundur ke belakang dengan kekuatan, dengan nada yang
jauh lebih ramah ujarnya lagi, Jangan melukai putriku selama hidup belum pernah ia
melakukan perbuatan jahat.
Kiranya setelah Siauw Ling mundur dua langkah ke belakang tepat ia sudah berdiri disisi
gadis tersebut. Asalkan ia menginjakkan kakinya keras-keras ke lantai maka dada gadis
tersebut tentu akan hancur berantakan.
Ketika melancarkan serangan dalam keadaan gusar tadi Tok So Yok Ong sama sekali
melupakan apabila jarak antara putrinya dengan pihak musuh hanya terpaut dua langkah
saja.
Menanti dia tersadar kembali buru-buru badannya mundur ke belakang dan coba
menggunakan kata-kata untuk menghalangi pemuda she Siauw melukai putrinya karena
itu ia tantang sang pemuda untuk keluar dari ruangan.
Siapa nyana Siauw Ling sama sekali tak terpancing oleh ucapannya malah perlahan-lahan
ia berjongkok ke atas tanah.
Dengan kejadian ini Tok So Yok Ong makin terperanjat lagi sehingga terasa sukmanya
mau melayang dari badan ucapan yang semula hendak memanasi hati lawan kini berganti
untuk memohon.
Siauw Ling mendongak dengan sepasang mata memancarkan cahaya tajam dipelototinya
wajah si orang berbaju hitam itu kemudian tertawa dingin tiada hentinya.
Hey orang tua ketahuilah bila kuingini jiwanya maka dalam sekali hantaman saja
nyawanya bisa kucabut.
Tok So Yok Ong semakin cemas lagi mendengar ancaman tersebut.
Jangan lukai dirinya. Siauw li berbadan lemah tak bertenaga cukup kau bentur sedikit
dirinya saja maka jiwanya mungkin bisa melayang.
Yok Ong asalkan kau bisa menggunakan separuh saja rasa cinta kasihmu terhadap
putrimu untuk diberikan kepada umat manusia lainnya aku tanggung nama busukmu Tok
So Yok Ong segera akan berubah jadi Sin So Yok Ong atau si raja obat bertangan sakti.
Jangan ganggu putriku jangan ganggu putriku terdengar Tok So Yok Ong masih ribut
dengan hati cemas ada urusan kita bisa rundingkan baik-baik asalkan loohu bisa
melakukan apapun aka kusetujui.

Sekali lagi Siauw Ling menunduk untuk melihat wajah gadis itu tampak olehnya dara
tersebut telah pejamkan matanya rapat-rapat napasnya teratur jelas sudah tidur dengan
pulasnya tak terasa ia jadi tertegun pikirnya dihati, Tidurnya kenapa begitu cepat?
barusan saja ia masih ajak aku bicara kenapa dalam sekejap mata sudah tidur pulas?
Mendadak cahaya api berkelebat lewat Tok So Yok Ong telah memasang obor yang
diangkatnya tinggi-tinggi ke atas kemudian perlahan-lahan berjalan mendekat wajahnya
penuh diliputi rasa kaget dan gusar.
Asalkan kau berani mengganggu putriku sehingga ia mati terdengar si orang berbaju
hitam itu bergumam seorang diri. Maka aku akan membinasakan seribu sampai sepuluh
laksa orang gadis cantik sebagai gantinya.
Eeeei, apa maksudmu membinasakan gadis-gadis yang tak berdosa itu? seru Siauw
Ling tertegun semisalnya putrimu mati ditanganku seharusnya sang pembunuh adalah
aku dan patutlah misalnya kau membalas dendam kepadaku.
Hmm, aku akan membunuh sepuluh laksa gadis cantik untuk mengawani dia berangkat
keakhirat sehingga ditengah perjalanan yang jauh ia tidak sampai menderita siksaan,
tidak sendirian dan tak ada orang yang menemani dia bermain. Setelah itu aku akan
membunuh kau untuk membalaskan sakit hatinya dan terakhir akan kuracuni seluruh jago
yang pandai silat dikolong langit.
Seluruh tubuh Siauw Ling tergetar keras sehabis mendengar ancaman yang diutarakan
orang itu pikirnya dihati, Orang ini sungguh keji dan buas sekali, cinta kasihnya
terhadap putrinyapun sangat berlebih-lebihan. Aku rasa semisalnya dia kehilangan putri
kesayangannya mungkin ancaman itu benar-benar akan dilakukan.
Kau tidak melukai dirinya bukan? tampak Tok So Yok Ong menunduk untuk pandang
sekejap wajah gadis itu.
Sekalipun cayhe tidak becus. Aku masih belum begitu bejat untuk mencelakai seorang
gadis yang sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk melawan apalagi ia mempunyai
budi menolong jiwa.
Tidak salah sambung si raja obat bertangan keji cepat-cepat. Jikalau bukan siauw li
yang memberi nasehat, tentu nyawamu sudah lenyap.
Ketika dilihatnya gadis itu sama sekali tidak terluka hatipun jauh lebih tenang perlahanlahan si orang berbaju hitam itu menghela napas panjang.
Sungguh kasihan Siauw li harus menolong jiwamu malah sebaliknya mencelakai dirinya
sendiri. Kembali ia akan tersiksa di dalam penderitaan akibat penyakitnya.
Ayo keluar mendadak Siauw Ling bangun berdiri. Kita ketanah lapang sebelah
muka.

Mau apa?
Aku harus baik-baik memberi pelajaran kepadamu.
Mendengar ucapan itu Tok So Yok Ong meloncat bangun siap mengumbar hawa
amarahnya tetapi berhasil menahan sabar, ujarnya lirih, Sekalipun kepandaian silat yang
kau miliki tidak lemah bukan tandingan Loohu.
Sebenarnya ia ingin memaki dan mendamprat Siauw Ling dengan beberapa patah kata
tetapi melihat pemuda itu masih berdiri di sisi putrinya dan dalam sekali gerakan tangan
saja kemungkinan besar putrinya akan terluka dengan paksakan diri ditahannya rasa
gusar yang berkobar dalam dadanya itu.
Melihat orang itu ragu-ragu justru karena dia berada disisi putrinya mendadak dengan
langkah lebar Siauw Ling berlalu beberapa langkah kedepan.
Aku rasa bila diriku tidak jauh meninggalkan putrimu kau tak berani berbuat apa-apa
terhadap diriku. Nah sekarang seharusnya kau tak usah kuatirkan aku hendak mencelakai
putrimu pagi bukan.
Dengan pandangan tajam Tok So Yok Ong memperhatikan sekejap wajahnya kemudian
mengangguk berulang kali.
Usiamu masih sangat muda tapi semangat jantanmu luar biasa loohu tidak ingin mencari
banyak urusan lagi dengan dirimu sekarang kau boleh berlalu.
Eeeei. Hal ini mana bisa jadi, kau menotok jalan darahku, melepaskan darah dari
badanku apakah demikian saja urusan bisa dianggap beres? jika tidak kuberi sedikit
peringatan kepadamu kau masih anggap aku jeri.
Jadi kau sungguh-sungguh ingin menantang Loohu untuk bergebrak seru Tok So Yok
Ong dingin.
Siauw Ling berpikir sebentar akhirnya dia menggeleng.
Sudahlah kau melepaskan darah dibadanku sehingga hampir aku mati tetapi putrimu
telah menolong jiwaku, hutang piutang ini kita beresi sampai disini saja.
Ia mendorong pintu dan melangkah keluar dengan langkah lebar.
Tok So Yok Ong tidak menghalangi lagi perjalanan pemuda ini dengan termangu-mangu
ia memandang banyangan punggung Siauw Ling hingga lenyap dibalik pintu luar.
Sekeluarnya dari ruangan itu Siauw Ling menghembuskan napas panjang. Ia mengitari
ruangan yang terletak dua buah peti mati itu.

Terlihat olehnya penutup peti mati sudah terbuka isi peti itupun kosong melompong tak
kelihatan sesuatu apapun tak terasa pikirnya dalam hati, Tiong Cho Siang Ku
menyimpan surat rahasia di dalam peti mati itu sudah tentu mereka menutupnya kembali
peti tersebut baik-baik tapi kini penutup peti mati telah terbuka jelas suratpun telah
diambil oleh mereka. Mungkin sekali telah terjatuh ke tangan Kiem Hoa Hujien serta
Giok Lan berdua yang baru saja datang.
Teringat akan surat yang ditinggalkan di dalam peti itu mendadak hatinya tergetar sangat
keras batinnya lebih jauh, Untuk menyelidiki rahasiaku Tiong Cho Siang Ku telah
menyelundup masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa San cung. Teringat akan
penjagaan yang begitu kuat sekalipun silat yang dimiliki Tiong Cho Siang ku sangat
lihaypun rasanya tidak gampang untuk mengundurkan diri dari perkampungan Pek Hoa
San cung dalam keadaan selamat.
Pikirannya dengan cepat berputar mendadak ia meloncat keluar dari ruang itu kemudian
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya lari balik ke arah perkampungan.
Menanti tubuhnya hampir mendekati perkampungan Pek Hoa San cung, Siauw Ling
secara mendadak baru teringat kembali apabila dirinya adalah seorang Tjungtju dari
perkampungan Pek Hoa San cung sekalipun Tiong Cho Siang Ku menemui mara bahaya
bagaimanapun juga ia tidak leluasa untuk turun tangan memberi pertolongan. Maksud
pemuda ini ia akan menyaru dengan wajah yang lain.
Baru saja ingatan berkelebat di dalam benaknya mendadak terlihat Tjioe Tjau Liong
berjalan menghampiri dengan langkah lambat-lambat.
Samte selama ini kau telah pergi kemana? tegurnya cepat,
Aaaaai! peristiwa ini susah diceritakan dengan sepatah dua patah kata saja seru Siauw
Ling setelah menenangkan pikirannya yang sangat kacau. Hampir-hampir saja seluruh
darah dalam tubuh Siauwte telah dihisap orang sampai habis.
Wajah Tjioe Tjau Liong semula diliputi keseriusan serta dingin sehabis mendengar
ucapan tersebut kontan kelihatan tercengang.
Ooouw.sudah terjadi peristiwa ini? siapa orang yang begitu bernyali?
Siauw Ling tidak langsung memberi jawaban setelah melihat perubahan wajah sang Djie
tjungtju dari perkampungan Pek Hoa San cung ini, pikirnya dihati, Aku tak boleh
menceritakan kisah yang sesungguhnya kepada orang lain. Aku harus mengarangkan
ceritera bohong buatnya.
Sebetulnya Siauw Ling bukan manusia yang berhati licik ataupun seorang yang cerdik
menggunakan akal busuk. Tetapi semenjak mendengar ucapan Kiem Hoa Hujien rasa
waspadanya mulai dipertingkatkan. Apalagi sejak kejadian Djen Bok Hong menipu

lukisan Giok Siancunya hanya dengan beberapa patah yang sangat biasa saja. Hal ini
makin memperingatkan dirinya akan keadaan yang sangat berbahaya.
Ditambah pula sewaktu berada dalam kuil kuno tadi ia mendengar pembicaraan Tiong
Cho Siang Ku berdua beberapa bukti ini makin memberi kepadanya apabila ia sudah
terperosok masuk ke dalam lembah kehinaan.
Agaknya sebelum Djen Bok Hong mengundurkan diri dari peredaran Bulim dia adalah
seorang jago kalangan Hek to yang sangat lihay dan agaknya diantara dia dengan partaipartai kalangan lurus memiliki dendam sakit hati yang sangat mendalam akhirnya setelah
ia terluka parah ia menetap di dalam perkampungan Pek Hoa San cung.
Diluaran ia hanya menetap disana, karena telah mengundurkan diri dari dunia persilatan
padahal yang benar ia sedang menyusun suatu kekuatan untuk merajai Bulim terutama
sekali anak buahnya yang telah disebar dan diselundupkan ke dalam perguruan-perguruan
besar lainnya serta persengkokolannya dengan beberapa pentolan iblis sakti hal ini benarbenar merupakan suatu peristiwa yang sangat menggemparkan Bulim.
Terdengar Tjioe Tjau Liong dengan nada keheranan bertanya kembali, Sam te! kau
sudah berjumpa dengan siapa! kenapa ia hendak melepaskan darah dibadanmu sampai
habis?
Siauw Ling tersadar kembali dari lamunannya dengan hati terperanjat buru-buru sahutnya
penuh kecemasan, Orang itu bernama Tok So Yok Ong. Karena sedikit siauwte berlaku
ceroboh jalan darahku kena ditotok kemudian ia hisap darah dibadanku untuk menolong
jiwa putrinya.
Belum sempat ia menyusun suatu kisah bohong pertanyaan Tjioe Tjau Liong sudah
mendesak datang bertubi-tubi dalam keadaan gelisah terpaksa ia ngaku terus terang apa
adanya kejadian yang telah berlangsung.
Tok So Yok Ong adalah seorang tabib yang sakti dari dunia kangouw terdengar Tjioe
Tjau Liong berseru. Agaknya orang ini ada hubungan yang sangat erat dengan toako
mungkin setelah itu tahu kedudukanmu maka dirimu lantas dilepaskan kembali?
Bukan aku ditolong oleh putrinya.
Mula-mula Tjioe Tjau Liong tersenyum, kemudian dengan wajah keren dan alis berkerut
tanyanya kembali, Sekarang dimanakah orang itu?
Dalam hati Siauw Ling tahu berbohongpun tak ada gunannya maka dari itu terpaksa
jawabnya, Dia berada disebuah kuil besar yang telah bobrok diarah sebelah utara.
Nah itulah dia maka toako menguatirkan keselamatanmu ia sudah mengirim dua belas
rombongan jago untuk mencari jejakmu. Sekarang ia menanti beritamu diatas loteng
Wang Hoa Loo, mari kita pergi menjumpai dirinya.

Siauwtepun pikir seharusnya aku pergi mohon ampun dari toako! pemuda itu
mengangguk.
Watak toako selalu keren berwibawa dan tak seorangpun dari anggota perkampungan
kita yang tidak menghormati dirinya, tetapi terhadap dirimu ia begitu sayang dan setiap
perbuatannya melanggar kebiasaan, bukannya aku sebagai kakakmu hendak menegur
dirimu ada baiknya lain kali kau sedikit berhati-hati dan mawas diri!
Pada hari-hari biasa orang ini selalu bersikap ramah terhadap diri Siauw Ling tetapi kini
mendadak dengan wajah keren telah menegur dan menasehati pemuda tersebut.
Bilamana Siauw Ling belum mengetahui keadaan sebenarnya dari perkampungan Pek
Hoa San cung serta tidak mengetahui keadaan dirinya yang sangat berbahaya mungkin
setelah mendengar teguran itu ia sudah membantah tetapi saat ini ia cuma tertawa
hambar.
Setelah berjumpa dengan Toa tjungtju, Siauwte tentu akan mohon maaf dihadapannya.
Perlahan-lahan Tjioe Tjau Liong mendehem perlahan.
Aaaaiii! keadaan Bulim sangat berbahaya ada kalanya mengandalkan kepandaian silat
sajapun percuma saja kau belum pernah berkelana belum mempunyai pula pengalaman
yang luas sudah tentu sulit untuk menghadapi manusia-manusia berhati picik dan licik.
Lebih baik lain kali jangan sembarangan berjalan seorang diri ditempat luaran.
Siauw Ling kontan santrap marah sehabis mendengarkan ucapan tersebut. Hawa amarah
berkobar di dalam dadanya susah tertahan.
Teguran Djie Cungcu sedikitpun tidak salah tetapi tujuan siauwte turun gunung
sebenarnya adalah ingin pulang untuk menjenguk orang tuaku. Siapa sangka tanpa
sengaja sudah berjumpa dengan Tjioe heng kemudian setelah mengalami kejadian yang
berliku-liku angkat saudara pula dengan Toa cungcu tapi kau harus tahu pakaian yang
indah serta makanan yang lezat tidak dapat menahan rasa rindu siauwte untuk menjenguk
orang tuaku besok pagi siauwte ingin berpamitan dengan kalian berdua untuk berangkat
pulang kerumah.
Seketika itu juga Tjioe Tjau Liong berdiri tertegun.
Toako sangat baik dan sayang kepadamu aku akan menyetujui permintaanmu ini.
Orang hidup dikolong langit mengutamakan kebaktian kepada orang tua potong Siauw
Ling lebih jauh. Jikalau kalian berdua sebagai kakak itu memandang aku ini sebagai
saudara seharusnya sikap kalian adalah memuji kebaktian Siauwte terhadap orang tuaku.
Aaaaaaai.urusan ini kita bicarakan saja setelah berjumpa dengan Toako sendiri
akhirnya Tjioe Tjau Liong menghela napas panjang.

Dengan langkah lebar ia berjalan maju kedepan. Tidak selang beberapa saat kemudian
loteng Wang Hoa Loo sudah berada didepan mata tampak ruangan loteng penuh
bermandikan cahaya yang gemerlapan.
Selama perjalanan menuju loteng Wang Hoa Loo secara diam-diam Siauw Ling
memperhatikan keadaan disekeliling tempat itu, setelah dilihatnya sesuatu tetap sunyi
senyap ia lantas tahu bila Tiong Cho Siang Ku belum datang kesana.
Tjioe Tjau Liong langsung membawa Siauw Ling naik keloteng tingkat ketiga belas.
Waktu itu Djen Bok Hong lagi duduk disamping jendela menikmati pemandangan
malam.
Ketika melihat munculnya kedua orang itu ia segera bangun dan tertawa.
Djie te, samt te silahkan duduk.
Siauw Ling yang mengikuti dibelakang Tjioe Tjau Liong sewaktu melihat si Toa
Tjungtju mempersilahkan mereka duduk terpaksa iapun ikut menjura memberi hormat.
Perlahan-lahan dari dalam sakunya Djen Bok Hong mengambil keluar segulung lukisan
lalu diangsurkan kedepan.
Lukisan Giok Siantju ini sudah Siauw heng periksa katanya sambil tertawa. Walaupun
coretannya indah dan mantap, seluruh lukisan dibuat sangat hidup. Aku rasa tidak begitu
mempesonakan seperti yang disiarkan dalam Bulim. Kau baik-baiklah menyimpan benda
ini dan jangan sampai hilang, kalau tidak maka kau tak akan bisa mempertanggung
jawabkan benda tersebut dihadapan Kiem Hoa Hujien.
Djen Bok Hong yang selalu berwajah keren penuh wibawa pada saat ini sikapnya telah
berubah seratus persen! suatu senyuman yang sukar diduga maksudnya menghiasi
seluruh wajah.
Siauw Lingpun tidak banyak bicara seraua menerima lukisan itu katanya lirih, Siauwte
datang mohon ampun!
Eeeei, kau sudah melakukan kesalahan apa? kenapa nada ucapanmu begitu serius?
Siauw Ling tertegun beberapa saat lamanya tak mengucapkan sepatah katapun ia
berpaling memandang sekejap wajah Tjioe Tjau Liong kemudian sahutnya, Siauwte
meninggalkan perkampungan Pek Hoa San cung.
Kau sebagai Tjungtju sudah seharusnya bertindak dan pergi sesuka hatimu apalagi aku
sudah menjatuhi maksudmu ini aku rasa kau tak ada urusan yang patut diampuni bukan?
potong Djen Bok Hong sambil tertawa.

Tapi merepotkan toako harus mengirim dua belas rombongan jago untuk mencari
jejakku.
Djen Bok Hong goyangkan tangannya melarang Siauw Ling berkata lebih lanjut.
Asalkan kau aman tak terjadi urusan apapun akupun boleh berlega hati urusan sekecil
ini rasanya tak penting untuk dibicarakan.
Ia bangun berdiri dan tertawa sambungnya, Waktu sudah tidak pagi kalianpun harus
pergi beristirahat.
Siauwte masih ada urusan hendak dilaporkan kepada toako buru-buru Siauw Ling
berseru.
Urusan apa? perlahan-lahan Djen Bok Hong duduk kembali ke atas kursinya asalkan
aku bisa melakukan tentu tak akan kutolak.
Sejak Siauwte mempelajari ilmu silat telah lama berpisah dengan orang tuaku rasa rindu
yang mencengkeram hati Siauwte sukar ditahan lagi. Karena itu maksudku ingin
berangkat balik kekampung untuk menjenguk mereka.
Sebagai manusia harus mengutamakan kebaktian jikalau demikian adanya entah Sam te
kapan berangkat?
Diam-diam Siauw Ling memperhatikan perubahan wajah Djen Bok Hong ketika
dilihatnya ia tidak menunjukkan rasa tidak senang segera sambungnya lebih jauh, Secara
mendadak siauwte ingin menjenguk orang tuaku rasa rindu susah ditahan lagi bagaikan
anak panah yang tekah dipasang diatas gendewa aku rasa besok pagi segera berangkat.
Baiklah ujar Djen Bok Hong sambil tertawa dan mengangguk. Besok siang aku akan
mengadakan perjamuan untuk menghantar keberangkatanmu.
Aaakh siauwte tidak berani merepotkan diri Toako.
Sebenarnya aku sebagai kakakpun harus ikut berangkat untuk menjenguk orang tuamu
berdua tetapi saat ini dalam perkampungan sedang banyak urusan rasanya kurang leluasa
untuk berangkat terlalu jauh menggunakan waktu setengah harian ini biarlah Siauwte
persiapkan beberapa macam hadiah nah sekarang turunlah untuk beristirahat.
Siauw Ling merasa sangat terharu pikirnya dihati, Jika ditinjau dari cara yang
melakukan pekerjaan jelas Toako adalah seorang yang berperasaan mengapa orang-orang
pada mengecap dia sebagai manusia paling jahat?
Belum sempat pikiran kedua berkelebat lewat Tjioe Tjau Liong sudah bangun berdiri
seraya menjura mohon diri terpaksa Siauw Ling ikut menjura dan bersama-sama turun
dari loteng.

Baru saja kedua orang itu keluar dari loteng Wang Hoa Loo lampu yang semula
menyinari ruangan mendadak padam seluruhnya.
Melihat hal tersebut diam-diam Tjioe Tjau Liong berbisik lirih, Terhadap Sam te boleh
dikata Toako merasa sayangnya luar biasa setelah Sam te kembali kekampung untuk
menjenguk kedua orang tua cepat-cepatlah balik kemari agar Toako jangan selalu
merindukan dirimu.
Soal ini baru bisa siauwte tentukan setelah berjumpa dengan orang tuaku.
Ia merandek sejenak lalu tanyanya lagi, Apakah malam ini dalam perkampungan Pek
Hoa San cung kedatangan musuh yang menyelundup masuk.
Tidak ada. Eeeei mengapa samte menanyakan persoalan ini?
Dalam keadaan terperanjat, satu ingatan cerdik berkelebat di dalam benak pemuda she
Siauw ini.
Aku teringat akan tantangan Kiem Hoa Hujien untuk mengajak Tiong Lam Jie
bergebrak. Hal ini kesemuanya dikarenakan peristiwa dari pihak Bu tong pay karena itu
pihak Bu tong pay tentu tak akan berpeluk tangan belaka. Mungkin sekali mereka
mengirim orang untuk datang menjenguk gerak gerik kita.
Ehmm perkataan ini memang sangat beralasan Tjioe Tjau Liong mengangguk setelah
merandek sejenak tambahnya, Mari, aku hantar kau kembali.
Tidak perlu, tidak perlu Siauwte bisa pulang sendiri.
Dengan menjura sebagai perpisahan, buru-buru Siauw Ling balik kerumah Lan Hoa Tjing
Sinya.
ooo0ooo
Tampak Giok Lan, Kiem Lan duduk saling berhadap-hadapan diruangan tengah, melihat
munculnya Siauw Ling mereka sama-sama meloncat bangun seraya lari menyambut.
Terdengar Giok Lan menghembuskan napas panjang.
Sam ya! akhirnya kau kembali juga kami sudah mencari kau kemari serunya penuh rasa
lega.
Siauw Ling yang masih teringat akan diri Tiong Cho Siang Ku dengan nada memberi
jawaban tapi menyerupai pula pertanyaan ujarnya, Apakah malam ini ada orang yang
menyatroni perkampungan Pek Hoa San cung?

Budak menemani Kiem Hoa Hujien pergi mencari sam ya sekembalinya dari tempat
luaran sama sekali tidak mendengar berita apapun!
Budak selalu berjaga diruangan tengah. Berita tanda bahaya sama sekali tidak
terdengar! sambung Kiem Lan dari samping.
Aaaakh! kalau begitu sungguh aneh sekali! pikir Siauw Ling dengan rasa tercengang.
Dengan ketetapan penjagaan dalam perkampungan Pek Hoa San cung asalkan Tiong
Cho Siang Ku menyelundup masuk ke dalam perkampungan tak membunyikan tanda
bahaya? apakah kedua orang itu lain dimulut lain dihati dan tidak datang kemari! atau
mungkin ditengah jalan mereka sudah berubah pikiran lain mengundurkan dirinya
kembali?
Sembari berpikir ia menyingkap horden dan berjalan masuk ke dalam kamar.
Giok Lan telah menyulut lilin merah untuk menerangi seluruh ruangan seraya bekerja
ujarnya, Sam ya, apakah ingin makan sedikit?
Tidak perlu! aku harus baik-baik beristirahat dan kalianpun seharusnya pergi tidur.
Kiem Lan saling bertukar pandangan sekejap dengan adiknya Giok Lan. Bibir tampak
bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu tetapi akhirnya dibatalkan dan perlahan-lahan
mengundurkan diri dari sana.
Sepeninggalnya kedua orang dayang itu Siauw Ling mulai duduk bersemedi mengatur
pernapasan.
Selama ini dalam hatinya selalu murung apakah tenaga sinkangnya mendapat gangguan
karena banyaknya darah yang telah dihisap orang, tetapi setelah ia salurkan tenaga dan
atur pernapasan terasalah keempat anggota badannya segar sama sekali tak terganggu.
Haruslah diketahui sewaktu Tok So Yok Ong melepaskan darah dari tubuh Siauw Ling,
berhubung mendapat berbagai macam gangguan maka darah yang berhasil dihisap keluar
sama sekali tidak banyak.
Tetapi dalam pandangan Siauw Ling, peristiwa ini sangat menakutkan pikirannya selama
ini ia selali menganggap darah di dalam badannya paling sedikit telah hilang separuh.
Terasa hawa murni perlahan-lahan berputar mencapai loteng tingkat kedua belas dan
akhirnya ia lelap dalam keadaan lupa segalanya.
Menanti ia tersadar kembali dari semedinya sang surya telah memancarkan cahayanya
menyoroti seluruh jagat.

Mendadak Siauw Ling teringat kembali akan pertandingan silat antara Kiem Hoa Hujien
melawan Tiong Lam Djie Hiap pada pagi ini, dengan cepat ia meloncat bangun tanpa
sisir rambut dan cuci muka lagi segera lari keruang tengah.
Tampak Giok Lan serta Kiem Lan menyoren pedang telah menanti didepan ruangan.
Apakah Kiem Hoa Hujien sudah datang kemari? buru-buru tanyanya kepada kedua
orang dayang tersebut.
Belum jawab Giok Lan. Hanya Djie Tjungtju telah datang untuk mengajak Samya
pergi melihat pertandingan, karena budak melihat Samya belum bangun maka tidak
kupanggil dirimu.
Sudah berapa lama ia pergi?
Tidak sampai satu jam.
Waah.sudah cukup waktu untuk menentukan siapa menang siapa kalah siapa hidup
siapa mati.
Ia cepat-cepat lari kemuka atau secara tiba-tiba teringat akan sesuatu segera ia berpaling
kembali.
Tadi apa yang kau ucapkan?
Budak melarang Djie Tjungtju masuk sahut Giok Lan sambil tertawa sedih. Aaaai
bagaimanapun juga budak adalah seorang yang hampir mendekati ajalnya. Membuat dosa
kepada Djie Tjungtjupun tidak mengapa.
Makin didengar pikiranku makin bingung. Sebenarnya apa yang telah terjadi?
Giok Lan mengusap kering bekas air mata dipipinya kemudian tertawa paksa.
Aku rasa pertandingan antara Kiem Hoa Hujien melawan Tiong Lam Djie hiap sudah
dimulai lebih baik Samya pergi menonton keramaian dahulu.
Perlahan-lahan Siauw Ling melirik sekejap wajah kedua orang dayang itu dilihatnya
sepasang mata mereka merah membengkak jelas baru saja menangis sedih, tak terasa lagi
ia menghela napas panjang.
Apakah Djie Tjungtju paksakan hendak menerjang masuk kedalam? tanyanya.
Benar sahut Kiem Lan mengangguk. karena dia memaksa maka Giok Lan Moay cabut
pedang merintangi jalan perginya dan ngotot tak mau mengalah dengan membawa gusar
Djie Tjungtju segera berlalu. Bila ia mengadukan Giok Lan dihadapan Toa Tjungtju
dengan kata-kata yang tak baik mungkin.

Giok Lan tiba-tiba menggeleng tidak membiarkan Kiem Lan bercerita lebih lanjut
serunya, Kiem Lan cici jangan membuang waktu Samya untuk menonton keramaian
lagi.
Eeeei kalian berpakaian ringkas serta menggembol pedang apakah kamu berduapun
ingin ikut melihat keramaian?
Kedudukan budak sekalian sangat rendah mana punya rejeki sebesar ini untuk ikut
menonton seru Giok Lan sedih.
Kami kakak beradik dua orang sedang menunggu petugas yang datang menangkap
kami sambung Kiem Lan dari samping. Sebelum Samya bangun dari tidur apabila
mereka telah datang, maka kami berdua sudah punya rencana untuk melakukan
perlawanan terhadap para petugas itu.
Dan kini Samya telah bangun kamipun tidak perlu melawan para petugas itu lagi sela
Giok Lan pula mengiringi pembicaraan encinya.
Mendengar kesemuanya ini Siauw Ling mengedipkan matanya, tiba-tiba ia berseru, Ayo
cepat, kita bersama-sama pergi menonton keramaian.
Tidak lebih baik budak tidak pergi. Harap Samya suka baik-baik berjaga diri.
Setelah Samya kembali dari nonton keramaian sambung Kiem Lan kembali dari
samping kemungkinan besar budak sekali sudah tidak berada di dalam pesanggrahan Lan
Hoa Tjing si lagi selama beberapa hari ini Samya harus berhati-hati terhadap makanan
dan minuman.
Ehmm sekarang aku rada sedikit paham Siauw Ling mengangguk tiada hentinya.
Kalian ikutlah aku pergi.
Budak sekalian bukannya tidak ingin pergi tapi kami benar-benar tak bisa pergi Samya
kau pergilah sendiri seru Giok Lan menggeleng.
Sepasang mata Siauw Ling berkilat.
Giok Lan kau sungguh-sungguh tidak takut mati?
Kegagahan Samya semangat lelaki sejati yang kau perlihatkan belum pernah budak
sekalian temui selama hidup sekalipun mati juga tidak kecewa.
Ehmm. Siauw Ling mengangguk sinar matanya kini dialihkan ke atas wajah Kiem
Lan. Dan kau takut mati tidak?
Sekalipun budak tidak ingin matipun tak mungkin bisa asalkan Samya sehat walafiat
budak matipun rela.

Bagus sekali setelah kalian tidak takut mati apa yang perlu kalian takuti lagi? pada saat
ini ayo ikut aku pergi nonton keramaian.
Walaupun kami berdua tidak takut mati tetapi tidak ingin mencelakai Samya seru
kedua orang budak itu hampir berbareng.
Siauw Ling tertawa hambar.
Aku tidak takut mati ayo kalian ikuti diriku.
Saking terharunya kedua orang itu sampai menangis dan jatuhkan diri berlutut.
Samya adalah seorang yang budiman dan berhati mulia, budak berdua merasa sangat
berterima kasih semoga saja Samya jangan terlalu melawan perintah Toa Tjungtju
karena.
Kalian tidak usah banyak bicara lagi aku bisa ambil keputusan sendiri nah sekarang
bangunlah.
Ia lantas bimbing bangun kedua orang dayang tersebut.
Moay-moay kata Kiem Lan sambil mengusap air matanya. Setelah bangun berdiri
setelah Samya ngotot membawa kita ikut serta lebih baik kita menurut saja malang
kesana melintang kesini akhirnya juga mati apa yang perlu ditakuti?
Benar sebelum kita mati masih bisa membantu diri Samya pula.
Melihat tingkah laku kedua orang dayangnya Siauw Ling tertawa.
Cepatlah kalian usap kering air mata dipipi kalian jangan nanti dikira orang aku sedang
menganiaya kalian berdua.
Kedua orang dayang itu saling berpandang dan tertawa setelah mengusap keringat bekas
air mata dengan mengikuti dari belakang Siauw Ling berlari ke arah muka.
Sang surya jauh telah berada ditengah awang-awang tiga li diluar perkampungan Pek Hoa
San cung didepan sebuah tanah lapang berumput sedang berlangsung suatu pertarungan
yang maha sengit.
Sewaktu Siauw Ling muncul disana seketika itu juga hatinya tergetar keras.
Tampak Loo djie dari Tiong Lam Siang Hiap Teng It Loei menggeletak kaku dibawah
sebatang pohon Yang Liuw agaknya ia telah menderita luka yang amat parah.
Im Yang Tju serta Tjan Yap Tjing dengan wajah penuh kesedihan masing-masing berdiri
disisi Teng It Loei terutama sekali Tjan Yap Tjing.

Sepasang matanya memancarkan cahaya berapi-api bibirnya kelihatan berdarah.


Tjioe Tjau Liong tetap memakai perlente, bergendong tangan berdiri disisi Ih Boen Han
To dibelakang kedua orang itu berdiri pula empat orang pemuda yang menyoren pedang.
Pakaian yang dikenakan keempat orang pemuda tersebut sangat aneh sekali. Dua orang
memakai baju berwarna merah padam yang menyolok sedang dua orang lainnya
memakai baju warna putih, wajahnya pucat pasi bagaikan mayat. Sedang yang berbaju
merah padam bagaikan darah.
Ketika Giok Lan melihat hadir keempat orang itu air mukanya kelihatan berubah hebat
bisiknya kepada diri Siauw Ling, Samya sudah lihat keempat orang itu? dua orang
berbaju putih dan dua orang berbaju merah.
Sudah kulihat kenapa?
Itulah anggota Pet Toa Hiat Im atau delapan orang sukma bayangan berdarah yang
diciptakan Toa Cungcu tak kusangka dari delapan sukma bayangan berdarah kini sudah
ada empat orang yang hadir. Aku berani memastikan kali ini pihak Bu tong pay akan
kalah total sekalipun mereka berhasil menangkan Kiem Hoa Hujienpun sama saja seluruh
pasukannya bakal musnah.
Mendadak Tjioe Tjau Liong berpaling buru-buru budak ini tutup mulut.
Sewaktu Tjioe Tjau Liong melihat Siauw Ling hadir sama kedua orang dayang agaknya
ia merasa sedikit ada diluar dugaan setelah tertegun sejenak ia baru menggape ke arah
sang pemuda.
Siauw Ling percepat langkahnya berjalan menghampiri, tetapi dengan cepat seluruh
perhatiannya telah terhisap oleh pertarungan yang berlangsung dengan serunya ditengah
kalangan.
Tampak pedang Thiat Kut San dari Ke Thian Ih sebentar naik sebentar turun dengan
perubahan yang sangat banyak, cahaya merah sebentar menyambar lewat disusul
bayangan hitam mendesir memekikan telinga. Semua serangan ditujukan ke arah jalan
darah ditubuh Kiem Hoa Hujien.
Kiranya kipas dari Ke Thian Ih terdiri dari sebagian warna merah dan sebagian lagi
warna hitam dengan begitu sewaktu berkelebatpun memancarkan cahaya yang berbeda
pula.
Senjata yang digunakan Kiem Hoa Hujien juga sangat aneh sekali ditangan kirinya
memainkan sebuah kelabang besar yang sedang mementangkan cakarnya sedang
ditangan kanan memutar seekor ular aneh bersisikkan bintik-bintik merah.

Ular itu hanya sebesar jari tangan tetapi panjangnya mencapai tiga empat depa tubuh ular
melingkar ditangan kanan Kiem Hoa Hujien sedang kepala ular sebentar menyambar
sebentar menyusut dengan melancarkan serangan dibarengi pertahanan yang kuat.
Siauw Ling yang melihat kejadian itu jadi tertegun dibuatnya.
Menggunakan ular aneh serta kelabang sebagai senjata bergebrak sungguh susah
dipikirkan.
Sam te kau sudah datang terlambat satu langkah sebuah pertarungan sengit telah kau
lampaui.
Apakah Teng It Loei terluka dibawah patukan ular berbisa dari Kiem Hoa Hujien?
Teng It Loei mengandalkan ilmu kepalannya menjagoi seluruh kolong langit sela Ih
Boen Han To dari samping. Dalam pertarungan yang pertama masing-masing tidak
menggunakan senjata.
Bagaimana? kalau begitu Teng It Loei terluka zdibawah serangan Kiem Hoa Hujien?
Tidak salah Teng It Loei mengandalkan ilmu kepalannya yang tiada tandingan dikolong
langit. Siapa sangka justru kecudang dibawah serangan kepalan pula. Nama besar Tiong
Lam Djie hiap kemungkinan besar akan hancur di dalam pertarungan sengit kali ini.
Ketika Siauw Ling memperhatikan kembali jalannya pertarungan ditengah kalangan, ia
temukan permainan jurus dari Kiem Hoa Hujien benar-benar aneh dan telengas, tidak
terasa pikirnya di dalam hati, Tidak kusangka bukan saja perempuan ini pandai
menggunakan beratus-ratus macam racun bahkan kepandaian silat yang dimilikipun
sangat luar biasa. Jikalau ia benar-benar berniat untuk menjadi pembantu setia Djen Bok
Hong dan bekerja sama di dalam perjuangannya mencapai cita-cita yang diimpikan
rasanya tidak sukar bagi mereka untuk menguasai seluruh kalangan dunia persilatan!
Terdengar Ih Boen Han To tiba-tiba berkata, Sam Tjungtju kepandaian silatmu sangat
lihay rasanya tidak sulit untuk meninjau siapa yang bakal menang dan siapa pula yang
bakal kalah, entah dapatkah kau memberi bayangan siapakah yang bakal unggul di dalam
pertarungan.
Dengan teliti dipandangnya pertarungan dikalangan! pemuda itu merasakan pertempuran
yang sedang berlangsung susah untuk diberikan suatu bayangan yang tepat dalam saling
serang menyerang yang berlangsung dikalangan masing-masing pihak menggunakan
perubahan jurus yang sama-sama lihay untuk mempertahankan diri dan berusaha pula
untuk merubuhkan lawan.
Tak terasa ia menyahut, Bila ditinjau dari hasil pertarungan sampai saat ini mereka
berdua masih setali tiga uang dalam dua puluh tiga puluh jurus masih susah untuk
menentukan siapa menang siapa kalah menurut pandangan cayhe menang kalah paling

sedikit baru bisa dilihat setelah bergebrak ratusan jurus lagi jikalau Ih Boen heng punya
pendapat yang tinggi siauwte akan bentang telinga mendengarkan uraianmu.
Menurut pendapat cayhe kemenangan berada ditangan Kiem Hoa Hujien bahkan tidak
sampai seratus jurus kemudian.
Bagaimana kau bisa berpendapat demikian?
Ke Thian Ih dipengaruhi oleh napsu untuk membalas dendam baru saja turun tangan ia
telah mengeluarkan seluruh kepandaian yang dimilikinya dan menyerang dengan gencar.
Hal ini justru melanggar pantangan terbesar bagi seorang jago silat terutama sekali
menghadapi manusia macam Kiem Hoa Hujien ia makin mudah untuk dikalahkan.
Ehhmmm.perkataannya sedikitpun tidak salah pikir Siauw Ling di dalam hati,
sedang diluaran katanya, Walaupun jurus serangan yang dilancarkan Ke Thian Ih sangat
ganas dan gencar tetapi pertahanan dilakukan amat rapat. Aku rasa perubahan belum
tentu terjadi menurut dugaan Ih Boen heng?
Baik ilmu silat maupun jurus serangan yang digunakan Kiem Hoa Hujien kebanyakan
beraliran aneh, apalagi senjata yang digunakan binatang hidup yang bisa menjulur
menarik semaunya, walaupun pertahanan Ke Thian Ih sngat kuat inipun hanya bisa
digunakan untuk sementara waktu saja.
Beberapa patah kata ucapan ini diucapkan dengan nada tinggi. Semua orang yang hadir
dikalangan dapat mendengar dengan jelas.
Di dalam pertarungan jago-jago kelas wahid yang paling ditakutkan adalah pecahnya
seluruh perhatian. Ketika Ke Thian Ih mendengar ada orang meneriakkan salahnya cara
bertarung mendadak permainan jurusnya berubah dari penyerangan yang gencar ia
berubah jadi kedudukan bertahan yang ketat.
Justru ketika Ke Thian Ih mengubah caranya bertempur itulah mendadak Kiem Hoa
Hujien melancarkan dua jurus serangan yang maha dahsyat memaksa orang itu terdesak
mundur dua langkah ke belakang.
Setelah serangannya berhasil merebut posisi yang menguntungkan, Kiem Hoa Hujien
segera menggerakkan tangan kanannya melancarkan satu swerangan yang jatuh lebih
gencar. Ular merah ditangannya mendadak menerjang satu depa lebih panjang
mengancam wajah Ke Thian Ih.
Buru-buru Ke Thian Ih menggerakkan kipas ditangan kanannya untuk coba
menggagalkan serangan tersebut tetapi gerakannya ini sudah keburu dikunci oleh
serangan kelabang ditangan kiri Kiem Hoa Hujien.
Untuk beberapa saat untuk menangkis datangnya serangan tersebut Loo toa dari Tiong
Lam Djie hiap ini menemui kesulitan dalam keadaan gugup dan terburu-buru tubuhnya

menjatuhkan diri ke belakang. Kakinya menjejak! badanpun bersalto beberapa kali


menghindar sejauh lima depa ke belakang.
Walaupun pengalaman Siauw Ling dalam dunia kangouw belum banyak tetapi ia sudah
mendapat didikan yang ketat dari tiga orang jago lihay. Apalagi yang diketahui Tjung
San Pek amat luas. Tiap jurus serangan dari tiap perguruan ia mengerti dimana letak
kelihayannya serta dimanakah letak kelemahannya. Setelah melihat Ke Thian Ih
kehilangan posisinya yang baik seketika itu juga ia menjadi sadar kembali bila Ih Boen
Han To sebenarnya sedang menipu diri Ke Thian Ih.
Dalam keadaan cemas, dengan melupakan diri ia telah berteriak keras, Akhh! pendapat
Ih Boen sianseng belum tentu benar. Bilamana Ke Thian Ih ngotot menyerang disamping
bertahan paling banter akan timbulkan keadaan sama-sama menderita luka.
Ke Thian Ih yang sudajh berulang kali kena direbut posisi baiknya, kekalahan sudah
berada diambang pintu tetapi setelah mendengar ucapan dari Siauw Ling ini kontan saja
semangatnya berkobar.
Kipasnya dengan jurus Wan Teh Huan Im atau dasar pergelangan membalik Mega
menggulung pihak lawan dari bawah menuju ke atas sedangkan tangan kirinya dengan
jurus Hun Swie Fu Liong atau memisah air membelenggu naga dari Siong Yang Toa
Kloe Djien Nah So hoat tidak menanti badannya berdiri tegak bersama-sama dilancarkan
keluar.
Kiem Hoa Hujien yang mencekal kemenangan diwaktu itu sedang menerjang maju
kemuka ia sama sekali tidak menyangka kalau dalam keadaan kritis itu dari posisi
bertahan Ke Thian Ih bisa berubah menjadi posisi menyerang.
Tampak dua sosok bayangan manusia berbentrok menjadi satu kemudian masing-masing
pihak meloncat mundur lima depa ke belakang.
Pundak kiri Kiem Hoa Hujien terluka, darah segar mengucur keluar dengan derasnya
sedangkan air muka Ke Thian Ih pucat pasi bagaikan mayat jari manis ditangan kirinya
membengkak satu kali lipat.
Jelas di dalam bentrokan yang terjadi dalam waktu kilat itulah masing-masing pihak
sudah menderita luka.
Dengan menahan rasa sakit dipundak kirinya Kiem Hoa Hujien tertawa dingin seraya
menjengek.
Kau telah kena digigit ular Ci Lian Coa ku perduli tenaga kweekangmu telah mencapai
sempurna apapun jangan harap bisa mengeluarkan racun ganas itu dalam dua jam
kemudian kau pasti mati.

Di dalam kipas Hong Hwee San ku inipun tersembunyi dua belas batang jarum beracun
sebenarnya sudah lama tidak kugunakan lagi kata Ke Thian Ih dengan wajah serius.
Tetapi menghadapi kau manusia berhati ganas digunakanpun tidak perlu disayangkan
lagi ketika kipasku menyambar diatas pundak kirimu kedua belas batang jarum beracun
telah kuhamburkan semua di dalam dua belas jam kemudian jarum tersebut dengan
mengikuti aliran darah akan menyerang ke dalam jantungmu sekalipun berjumpa dengan
tabib tersohorpun jangan harap bisa menolong selembar wajahmu.
Melihat akhir dari pertarungan ini dengan gemas Ih Boen Han To sekejap ke arah Siauw
Ling ujarnya dingin, Jikalau bukan Sam Cungcu terlalu banyak bicara pada saat ini Ke
Thian Ih sudah terluka kena digigit ular beracun dari Hujien dan tidak sampai kedua
belah pihak sama-sama menderita luka parah.
Otak Siauw Ling dengan cepat berputar, sahutnya dengan nada dingin, Jikalau bukan
kau yang mulai dulu untuk memanasi hatiku, kita sama-sama tak banyak bicara pada saat
ini belum tentu kedua belah pihak menyelesaikan pertarungannya.
Jadi Sam Cungcu ada maksud hendak membantu orang lain? seru Ih Boen Han To
sangat gusar.
Masing-masing pihak sama-sama bicara apakah akupun tidak boleh coba menangkan
pembicaraan tersebut.
Mendadak terdengar suara suitan keras memotong percekcokan diantara kedua orang itu
Can Yap Cing dengan mencekal pedang telah berlari datang seraya berseru, Ih Boen
Han Ti dengan berakhirnya pertarungan ini dengan hasilnya yang sangat mengerikan
rasanya kau tak bisa cuci tangan lagi sudah lama kudengar nama besar dari majikan Sian
Kie Su Loe mari ini hari juga kita selesaikan persoalan diantara kita.
Walaupun berada di dalam keadaan gusar ia masih bisa mempertahankan kesopanan dan
tidak mengeluarkan sepatah kata-kata kotorpun.
Ih Boen Han To adalah seorang tua bangka yang berhati licik kendati tidak ingin
melibatkan diri dalam persoalan ini tapi demi menjaga nama baiknya terpaksa ia
menjawab, Tjan Siauw hiap adalah jago berbakat dri Bu tong pay siauwte bisa
memperoleh petunjuk tinggi sungguh merupakan suatu keuntungan bagiku.
Seraya membawa peti emasnya ia melangkah kedepan.
Tahan mendadak Siauw Ling membentak keras.
Dengan langkah lebar pemuda itupun berjalan masuk ke dalam ruangan.
Dalam anggapan Ih Boen Han To pemuda ini hendak turun tangan mewakili dirinya
hatinya jadi kegirangan.

Bangsat cilik ini mempunyai kepandaian silat tidak lemah biarlah dia bentrok dengan
Tjan Yap Tjing dan sama-sama menemui ajalnya pikirnya dihati.
Segera ujarnya cepat, Bilamana Sam Tjungtju ingin mencoba kelihayan itu pedang
aliran Bu tong pay baiklah biar siauwte mengalah.
Siauw Ling sama sekali tidak menggubris diri Ih Boen Han To sinar matanya dialihkan
ke atas wajah Tjan Yap Tjing seraya ujarnya, Jikalau saudara ingin berkelahi harap
tunggu sebentar.
Pertarungan ini hari sebelum mati tak akan kuakhiri baiklah aku orang she Tjan
mencoba dulu kepandaianmu.
Ia sudah salah menganggap Siauw Ling hendak menantang ia untuk diajak bertempur
sudah tentu saja dia orang tidak ingin memperlihat kelemahannya.
Sinar mata Siauw Ling berputar ia melirik sekejap ke arah Ke Thian Ih serta Kiem Hoa
Hujien, lalu ujarnya, Ilmu silat sumbernya berasal dari satu masing-masing partai serta
perguruan memiliki kepandaian yang istimewa dan bagus dan siapapun tak dapat
menganggap dirinya tak ada tandingan dikolong langit. Sebagaimana hasil terakhir dari
pertarungan kali ini dan kalian semua dapat melihat sendiri baik Ke Thian Ih maupun
Kiem Hoa Hujien sama-sama terluka parah ini membuktikan bila apa yang aku ucapkan
bukan kosong belaka. Setelah peristiwa yang mengenaskan terjadi, rasanya menolong
orang jauh lebih penting entah bagaimana tanggapan Cuwi sekalian.
Sambil mengebut ujung jubahnya Im Yang Cu maju kedepan.
Perkataan dari Sam Cungcu sedikitpun tidak salah tetapi entah kau hendak menolong
dengan cara apa.
Perlahan Siauw Ling mengalihkan sinar matanya ke atas wajah Kiem Hoa Hujien.
Hujien apakah racun ular Ci Lian Coamu ada obat pemusnah?
Saudara cilik apakah kau sungguh-sungguh ingin menolong jiwanya? tanya Kiem Hoa
Hujien sambil tertawa sedih.
Juga untuk menolong dirimu jikalau kau percaya kepadaku serahkanlah obat pemusnah
racun ular Ci Lian Coa tersebut kepadaku,
Kiem Hoa Hujien ragu-ragu sejenak, akhirnya dia merogoh ke dalam saku mengambil
keluar sebutir pil berwarna hitam dan diangsurkan kedepan.
Siauw Ling menerima pil tadi lalu sinar matanya dialihkan ke atas wajah Ke Thian Ih.

Ke Toay hiap apakah jarum beracun dari kipas Hong Hwee San mu pun ada obat
pemusnahnya?
Tiong Lam Djie heng selamanya hidup bersama mati berbareng luka yang diderita
saudara cayhe itu sangat parah kesempatan hidup sangat sedikit aku Ke Thian Ih sebagai
saudaranya apakah tega untuk hidup seorang diri?
Jadi maksud Ke Thay hiap ingin mengadu jiwa dengan diri Kiem Hoa Hujien? seru
Siauw Ling dengan alis berkerut.
Benar kami akan adu jiwa sampai titik darah penghabisan.
Jikalau cayhepun menyanggupi untuk menolong Teng Djie hiap entah maukah Ke Thay
hiap memberi obat pemusnah dari racun jarum rahasia tersebut untuk menolong jiwa
Kiem Hoa Hujien? seru pemuda itu secara tiba-tiba dengan sinar mata berkilat.
Jikalau bisa berbuat begitu sudah tentu cayhe menyetujui.
Bagus sekali, pemuda itu mengangguk asalkan yang diderita bukan luka beracun
cayhe percaya masih bisa menyembuhkannya.
Ia ambil obat pemusnah dari tangan Kiem Hoa Hujien kemudian dilempar ke arahnya.
Racun ular dibadanmu segera akan bekerja silahkan menelan pil pemusnah ini terlebih
dulu.
Melihat tindakan yang diambil oleh Siauw Ling, Ih Boen Han To segera menoleh ke arah
Tjioe Tjau Liong seraya bisiknya lirih, Tjioe heng, adik saudara sungguh goblok sekali
dikolong langit mana ada orang yang menolong pihak musuh terlebih dahulu kemudian
baru berusaha menolong diri sendiri. Bilamana setelah kejadian ini Ke Thian Ih menyesal
dan tidak ingin tolong sembuhkan racun yang diderita Kiem Hoa Hujien bukankah
kerugaian yang kita derita sangat besar? Tjioe heng mengapa kau berpeluk tangan tidak
mengurusi?
Tampak Ke Thian Ih miringkan badannya dengan langkah lambat berjalan mendekati
Kiem Hoa Hujien ujarnya, Jarum racun yang kusembunyikan di dalam kipas dapat
bergerak mengikuti aliran darah jikalau waktu berlarut lebih lama mungkin susah untuk
ditolong kembali jikalau kau ingin menolong jiwamu cepatlah tutup dahulu seluruh jalan
darah yang ada disekeliling pundak kiri untuk menahan mengalirnya jarum beracun
tersebut.
Kiem Hoa Hujien tidak banyak bicara ia menurut dan kerahkan tenaga untuk menutup
seluruh jalan darah yang ada disekeliling pundak kirinya.

Setelah itu Ke Thian Ih baru berpaling ke arah Siauw Ling sambil mengambil keluar
sebuah besi semberani berbentuk telapak kuda katanya lagi, Hisap dulu jarum beracun
yang bersarang dalam tubuhnya kemudian baru diberi obat pemusnahku!
Siauw Ling segera menerima angsuran besi semberani itu.
Ke Thayhiap! kaupun cepatlah menelan pil tersebut sehingga jangan sampai racun ular
bersarang lebih berat!
Ke Thian Ih menerima angsuran obat itu kemudian ditelan ke dalam perut. Ketika itulah
Siauw Ling mengeluarkan ilmu sentilannya yang maha dahsyat untuk menotok jalan
darah bisu dari Ke Thian Ih kemudian membimbing tubuh Ke Thian Ih untuk duduk.
Ke Thay hiap silahkan duduk disini untuk mengatur pernapasan dengan demikian racun
ularpun bisa cepat-cepat hilang.
Jari tangannya dengan cepat bekerja kembali menotok empat buah jalan darahnya diatas
sepasang kaki serta lengannya.
Diluaran semua orang melihat Ke Thian Ih sedang salurkan hawa murninya untuk
mengatur pernapasan padahal yang nyata seluruh jalan darahnya telah tertotok sehingga
tubuhnya tak dapat berkutik.
Setelah Siauw Ling meletakkan Ke Thian Ih diatas ia berjalan menghampiri Kiem Hoa
Hujien.
Hujien, bagaimana kalau kau hisap keluar dulu jarum-jarum beracun tersebut dari dalam
tubuhmu?
Kiem Hoa Hujien yang pada hari biasa sombong kali ini tidak banyak bicara lagi dia
terima besi semberani tersebut merobek pakaiannya dan menghisap keluar lima batang
jarum beracun.
Mendadak dengan langkah lebar Ih Boen Han To berjalan mendekati tengah kalangan.
Hujien apakah kau sungguh-sungguh terkena jarum beracun? tanyanya.
Siauw Ling menarik kembali besi semberaninya kemudian dengan ambil kesempatan itu
menotok beberapa buah jalan darah ditubuh perempuan ini.
Tjan Yap Tjing yang melihat Ih Boen Han To berjalan mendekati tengah kalangan ia
segera menggetarkan pedangnya menghadang.
Ih Boen Han To tegurnya dingin. Jikalau kau ingin menggunakan kesempatan ini
untuk turun tangan jahat lagi maka dugaanmu kali ini bakal meleset.

Ih Boen Han To melangkah setindak kedepan tubuhnya tahu-tahu sudah berada disisi
Kiem Hoa Hujien, tangannya dengan cepat mencengkeram tubuh perempuan itu.
Sejak semula Siauw Ling sudah memperhatikan segala gerak geriknya melihat orang itu
melancarkan serangan mendadak tangan kanannya berbalik dengan jurus Thian Way Lay
Im atau luar langit muncul mega ia menghajar kedepan.
Merasakan serangan lawan datangnya sangat dahsyat dengan gerakan yang sangat cepat
Ih Boen Han To menarik kembali tangan kanannya belum sempat ia melancarkan
serangan balasan Siauw Ling sudah mengirim pukulan yang kedua.
Ilmu telapak berantai itu dari Lam Ih Kong sudah terkenal kecepatan gerakannya, setelah
Siauw Ling berhasil merebut posisi yang menguntungkan maka hampir boleh dikata Ih
Boen Han To sudah tidak memiliki kekuatan untuk melancarkan serangan balasan lagi.
Tampak bayangan telapak berkelebat tiada hentinya dalam sekejap mata dia sudah
mengirim serta jago bagaimana lihay tetapi belum pernah menjumpai serangan segencar
dan secepat ini hatinya kontan jadi terperanjat.
Entah bangsat cilik ini belajar ilmu pukulan secepat ini dari siapa? pikirnya dihati.
sungguh pukulannya dahsyat bagaikan gulungan ombak ditengah sungai Tiang Kang
membuat orang susah menghindar maupun bertahan.
Tanpa terasa rasa jerinya terhadap diri Siauw Lingpun bertambah satu bagian lagi.
Dalam hati sejak semula Siauw Ling sudah punya rencana setelah berhasil mendesak
mundur Ih Boen Han To mendadak ia berbalik menyerang Tjan Yap Tjing yang berdiri
pula ditengah kalangan.
Buru-buru Tjan Yap Tjing menggerakkan pergelangan kanannya dengan membentuk
selapis cahaya pedang menghadang datangnya serangan pemuda itu.
Melihat cahaya sambaran pedang lawan Siauw Ling menarik kembali serangannya segera
maju selangkah mendekati tubuh lawan serangan kedua kembali menyambar keluar.
Ketika Tjioe Tjau Liong melihat Siauw Ling secara mendadak melancarkan serangan ke
arah Ih Boen Han To hatinya terkejut bercampur cemas tetapi belum sempat ia menegur
mendadak Siauw Ling telah mengalihkan serangannya ke arah Tjan Yap Tjing.
Kecepatan gerak yang diperlihatkan Siauw Ling sungguh bagaikan sambaran petir
membelah bumi baru saja Tjan Yap Tjing mengirim tiga buah serangan gencar, Siauw
Ling sudah melancarkan tiga belas pukulan memaksa jago Bu tong pay ini harus mundur
dua langkah ke belakang.
Dalam keadaan seperti ini bukan saja Tjan Yap Tjing diam-diam merasa terperanjat
bahkan Im Yang cupun kelihatan tergetar hatinya.

Dalam waktu yang sangat singkat baik pihak lawan maupun pihak kawan sama-sama
mempunyai penilaian yang lain terhadap pemuda she Siauw ini. Setelah Siauw Ling
berhasil merebut kembali posisi yang menguntungkan di dalam penyerangan barusan ini
mendadak ia menarik kembali serangannya sambil meloncat mundur dua langkah ke
belakang.
Jikalau kita berdua melanjutkan pertarungan ini kemungkinan sekali akan
membahayakan nyawa kedua orang yang sedang terluka! ujarnya keren. Bila partai
kalian mempercayai cayhe bagaimana kalau saudarapun ikut mundur ke belakang!
Tjan Yap Tjing yang melihat pihak lawan walaupun berhasil mencekal posisi yang
menguntungkan tetapi sengaja masih melindungi wajahnya segera menarik kembali
pedangnya sehabis mendengar ucapan tersebut.
Aku rasa saudara bukan seorang yang suka berbohong baiklah cayhe turuti
permintaanmu.
Perlahan-lahan ia mundur ke belakang.
Setelah melihat jago muda dari pihak Bu tong pay ini mengundurkan diri sinar mata
Siauw Ling kembali menyapu sekejap keempat penjuru perintahnya kembali, Harap
masing-masing pihak mundur kembali satu tombak ke belakang.
Semua jago yang hadir dikalangan tidak mengerti Siauw Ling sedang mempersiapkan
permainan apa tetapi mereka menurut saja dengan mundur ke belakang.
Menanti semua orang sudah mundur Siauw Ling baru membimbing bangun Ke Thian Ih
untuk meletakkan disisi Kiem Hoa Hujien sedang ia sendiri duduk ditengahnya
meletakkan besi semberani ketanah dan sepasang tangannya sama-sama digerakkan
menepuk jalan darah dipundak kedua belah pihak bisiknya lirih, Jalan darah disepasang
kakimu serta jalan darah Tjing Bun pada iga kalian sudah kena aku totok dengan ilmu
penotok khusus perguruanku siapapun tidak bakal dapat berkutik ataupun bangun
melarikan diri, tetapi tenaga kweekang kalian sama sekali tidak hilang, jikalau masingmasing pihak masih ingin coba menyerang pihak lawan maka kalian berdua bakal samasama menemui ajalnya.
Ia merandek sejenak setelah menyapu sekejap wajah kedua orang itu sambungnya,
Jikalau kalian tidak ingin bergebrak lagi satu sama lain mengartikan bahwa diantara
kalian sebenarnya tidak terikat dendam yang sangat mendalam sehingga harus
diselesaikan dengan suatu pertarungan mati-matian. Ada pepatah mengatakan
permusuhan bukannya tak bisa diselesaikan terutama sekali kalian berdua tidak saling
mengenal tidak terikat pula dendam sedalam lautan. Hanya karena sepatah dua patah kata
saja apa gunanya bergebrak menggunakan kekerasan? jikalau semua orang bisa bertindak
dengan hati tenang rasanya dalam Bulim tak akan terjadi bentrokan-bentrokan serta
pertumpahan darah yang harus mengorbankan banyak jiwa.

Ia merandek sejenak lalu dengan wajah serius tambahnya, Ke Thayhiap setelah kau
menelan obat pemusnah tersebut jikalau luka sudah terasa baikan mengangguklah sebagai
tanda bila obat tersebut manjur bilamana lukanya lebih parah menggelenglah!
Dalam keadaan seperti ini Ke Thian Ih maupun Kiem Hoa Hujien sama-sama merasa
menyesal dan kecewa, tetapi kena dipaksa oleh keadaan terpaksa mereka mandah juga
diperintah orang.
Setelah termenung lama sekali Ke Thian Ih perlahan mengangguk berulang kali.
Jika begitu ini obat tersebut adalah benar. Nah sekarang keluarkanlah obat pemusnahmu
sendiri.
Ke Thian Ih masukkan tangannya ke dalam saku untuk mengambil keluar sebuah botol
porselen lalu diletakkan ke atas tanah dan memperlihatkan ketiga jari tangannya.
Kiranya Kiem Hoa Hujien serta Ke Thian Ih sama-sama sudah tertotok jalan darah
bisunya sehingga tak mungkin lagi bagi mereka untuk buka suara.
Siauw Ling segera menerima botol itu.
Apakah harus menelan tiga butir pil sekaligus? tanyanya lagi.
Ke Thian Ih mengangguk.
Siauw Ling membuka penutup botol itu untuk mengeluarkan tiga butir pil kemudian
diberikan ketangan Kiem Hoa Hujien.
Bagus sekali, sekarang kau telanlah obat ini! walaupun kau pandai menggunakan
beratus-ratus macam racun, rasanya belum tentu seluruh racun ada dikolong langit kau
pahami.
Teringat akan persoalan ini menyangkut mati hidupnya, terpaksa Kiem Hoa Hujien
menerima pil itu dan ditelannya tanpa banyak cakap lagi.
Setelah itu Siauw Ling mengembalikan botol tadi ketangan Ke Thian Ih dan berkatalah
seraya memandang wajah Kiem Hoa Hujien, Apakah Teng Djie hiap juga keracunan!!
Kiem Hoa Hujien menggeleng.
Kalau begitu terluka oleh pukulan tenaga dalam?
Kali ini Kiem Hoa Hujien mengangguk.
Demikianlah Siauw Ling segera membebaskan jalan darah bisu ditubuh kedua orang itu.

Nah sekarang kalian berdua boleh berbicara lagi.


Dari sepasang matanya Kiem Hoa Hujien memancarkan serentetan cahaya yang maha
aneh untuk melototi wajah Siauw Ling tak berkedip, perlahan-lahan ujarnya, Tjioe Djie
Tjungtju berada dibelakang tubuhmu, semua perbuatan yang kau lakukan ini hari
semuanya sudah ia lihat sekembalinya ke dalam perkampungan ia akan laporkan semua
peristiwa ini kepada Djen Bok Hong.
Siauw Ling tertawa getir.
Aku baru pertama kali ini menerjunkan diri ke dalam dunia kangouw pengalaman Bulim
sama sekali tidak kumiliki. Aaai karena sekali melangkah menjelaskan sepanjang tahun
sekalipun aku menyesal agak terlambat perbuatan Toa Tjungtju sangat jahat tetapi ia
bagaimanapun juga adalah toakoku aaai.
Sebagai penutup dari cerita ini ia menghela napas panjang.
Pada sepuluh tahun yang lalu Djen Bok Hong pernah menimbulkan suatu pembunuhan
berdarah yang menggemparkan seluruh dunia persilatan dimana-mana ia melakukan
pembunuhan yang berakibatkan marahnya semua jago di dalam Bulim sambung Ke
Thian Ih dari samping. Akhirnya dibawah pimpinan tjiang bunjien dari Siauw lim sie
sendiri dengan membawa delapan belas orang pendeta membentuk barisan tersebut tetapi
orang ini mempunyai kepandaian yang melebihi orang lain dalam keadaan menderita
luka parah ia masih berhasil juga meloloskan diri dari barisan tersebut. Aaaai.! tidak
kusangka sepuluh tahun kemudian ia kembali akan munculkan dirinya di dalam dunia
persilatan.
Menanti orang itu selesai berkata Siauw Ling baru merogoh ke dalam sakunya
mengambil keluar sebutir pil seraya katanya, Pil bulat ini adalah pemberian suhuku
kemujarabannya sangat luar biasa bahkan dapat menolong orang yang hampir mendekati
kematian asalkan adik saudara bukan terluka kena pukulan beracun tidaklah susah untuk
menyembuhkan luka kembali.
Ia serahkan obat pemusnah ketangan Ke Thian Ih sekalian totok bebas jalan darah yang
berada disepasang kakinya.
Budi yang amat besar dari saudara selama hidup tak akan kami dua bersaudara Tiong
Lam lupakan pada suatu hari tentu kubalas budi kebaikan ini.
Ke Thian Ih bangun berdiri dan berlalu dengan langkah lebar.
Tampak orang itu berbicara beberapa patah kata dengan Im Yang cu serta Tjan Yap Tjing
dalam nada yang rendah kemudian bersama-sama putar badan dan berlalu.
Saudara cilik orang lain sudah pada pergi kenapa kau belum bebaskan jalan darah yang
tertotok? tiba-tiba Kiem Hoa Hujien menegur.

Buru-buru Siauw Ling membebaskan diri Kiem Hoa Hujien dari pengaruh totokan
katanya, Berkat perhatian serta cinta kasih darimu cayhe merasa sangat berterima kasih
sekali semoga sejak ini hari hujien suka mengurangi pekerjaan jahat dan banyaklah
melakukan pekerjaan mulia yang menguntungkan seluruh umat Bulim.
Urusan dikemudian hari kita bicarakan lain kali saja. Kiem Hoa Hujien tersenyum dan
bangun berdiri. Ini haru beruntung kau sudah menolong jiwaku tetapi menerima pula
semua perintahku entah sejak ini hari seharusnya aku memandang kau sebagai musuh
ataukah sebagai kawan?
Hubungan kita selanjutnya sebagai teman atau lawan ini semua tergantung kemauan
hujien sendiri sahut Siauw Ling.
Kiem Hoa Hujien tertawa.
Usiamu masih sangat muda tetapi memiliki kegagahan yang sangat luar biasa cuma
sayang bergaul justru dengan manusia sebangsa Djen Bok Hong.
Bilamana dugaanku tidak salah kemudian hari kalian berdua kakak beradik tentu akan
melangsungkan suatu pertarungan saling membunuh yang amat seru.
Waktu itu Tjioe Tjau Liong serta Ih Boen Han To sudah pada datang menghampiri
terpaksa Siauw Ling menelan kembali kata-kata yang siap meluncur keluar dari bibirnya.
Hujien apakah lukamu sudah sembuh? terdengar Ih Boen Han To menegur dengan
suara datar.
Terima kasih atas perhatianmu.
Buru-buru perempuan ini putar badan seraya berlalu.
Setelah perempuan itu berlalu Tjioe Tjau Liong segera berpaling dan memandang sekejap
wajah Siauw Ling.
Sam te kau sudah menolong Ke Thian Ih.
Juga menolong Kiem Hoa Hujien sambung pemuda dengan cepat.
Bila Toako sampai tahu aku takut.
Agaknya Djie Tjungtju dari perkampungan Pek Hoa San cung ini merasa terlanjur bicara
dengan cepat ia membungkam kembali.
Soal ini sih tak perlu Djie ko kuatirkan bila Toako menyalahkan diriku biarlah siauwte
memikul dosa itu sendiri.

Kini Tjioe Tjau Liong alihkan sinar mata ke arah Kiem Lan serta Giok Lan yang berdiri
jauh lebih dari sana, ujarnya tiba-tiba, Nyali kedua orang budak ini sungguh tidak kecil
berani benar mereka datang untuk menonton keramaian?
Ooow.soal ini lebih baik Djieko jangan menyalahkan dirinya karena kedatangan
mereka adalah siauwte yang paksa mereka berdua untuk ikut.
Sam te belum lama tiba disini, banyak peraturan perkampungan itu yang masih belum
dipahami tapi kedua orang budak ini terang-terangan sudah tahu masih berani
melanggar.
Sinar mata Siauw Ling berputar. Ia memperhatikan sejenak wajah kedua orang pemuda
berbaju merah serta dua orang berbaju putih itu, tertampak olehnya wajah si orang
berbaju merah makin lama semakin merah sedang kedua orang yang berbaju putih makin
lama semakin pucat tanpa terasa ia sudah pertinggi kewaspadaannya.
Air muka keempat orang itu sama sekali tidak menunjukkan perubahan apapun
pikirnya dihati. Sepintas lali mirip mayat-mayat saja aku rasa mereka adalah jago-jago
yang sangat lihay.
Sembari tertawa segera ujarnya kepada diri Tjioe Tjau Liong, Setelah Toako
menghadiahkan kedua orang itu untuk melayani siauwte sebagai dayang pribadi sudah
tentu mereka tak akan berani melanggar perintah siauwte jika Djieko menegur, naah!
tegur saja diri siauwte sepuas hatimu.
Tjioe Tjau Liong langsung dibikin tertegun setelah mendengar ucapan itu.
Urusan ini sudah kuputusi sendiri, baiklah kita menanti keputusan dari Toako.
Ia merandek sebentar kemudian tambahnya, Jikalau benar-benar Samte yang paksa
mereka datang, aku rasa kemungkinan besar Toako tak akan menyalahkan mereka.
Dari dalam sakunya ia ambil keluar sebuah panji kecil berwarna merah lalu diayunkan
ketengah udara.
Keempat orang manusia aneh yang kaku bagaikan mayat hidup itu segera putar badan
dan berlalu.
Gerak gerik keempat orang itu sangat aneh sekali loncat mencapai beberapa tombak
jauhnya dalam beberapa kali kelebatan mereka telah lenyap dari pandangan.
Melihat kecepatan gerak dari keempat orang itu diam-diam Siauw Ling sangat terperanjat
pikirnya, Suatu ilmu meringankan tubuh yang sangat lihay gerakan badan yang amat
cepat.

Dalam pada itu orang Bu tong pay dengan membawa Tiong Lam Djie hiap telah berlalu
sedang Ih Boen Han To mengikuti Kiem Hoa Hujien sudah lenyap tak berbekas ditengah
kalangan kecuali Tjioe Tjau Liong yang berdiri menanti kurang tiga tombak dari mereka
berdiri.
Mari kitapun harus pulang ujar Tjioe Tjau Liong kemudian seraya menyimpan kembali
panji kecil berwarna merah.
Tanpa banyak bicara lagi ia putar badan dan berlalu.
Siauw Ling yang segera percepat langkahnya mengikuti dari belakang Tjioe Tjau Liong.
Djie ko ujarnya tiba-tiba. Di dalam hati siauwte ada beberapa urusan yang merasa
kurang paham entah bolehkah aku orang mengajukan pertanyaan?
Tjioe Tjau Liong berpaling memperlihatkan wajah Siauw Ling sekejap kemudian
tertawa.
Samte! urusan yang mencurigakan hatimu bukankah menyangkut soal keempat orang
tadi.
Tidak salah apakah mereka berempat adalah anak murid perkampungan Pek Hoa San
cung?
Kedudukan mereka berempat sangat istimewa jawab Tjioe Tjau Liong setelah
termenung sebentar. Boleh dihitung mereka adalah anak murid perkampungan kami.
Tapi boleh dihitung pula bukan anggota perkampungan kami.
Apa maksud ucapan dari Djie ko ini? makin mendengar siauwte merasa semakin
bingung.
Bicara yang lebih jelas lagi! mereka adalah orang didikan langsung oleh Toako.
Aku masih tidak paham seru Siauw Ling seraya menggeleng.
Melihat pemuda itu belum juga mengerti Tjioe Tjau Liong segera tertawa hambar.
Yang jelas aku sendiripun tidak begitu paham tentang persoalan ini bilamana Samte
ingin mengetahui hal yang sebetulnya boleh kau tanyakan langsung dengan toako
sendiri.
Aaaah! aku hanya bertanya saja jikalau Djie ko tidak tahu yaa sudahlah! urusan sekecil
ini apa perlunya sampai ditanyakan pada Toako sendiri.

Waktu sudah tidak pagi, nanti siang Toa Cungcu masih ingin mengadakan perjamuan
perpisahan untuk Samte. Aku sebagai saudaramupun ada seharusnya mempersiapkan
sedikit hadiah untukmu.
Djie ko tak perlu repot terhadap saudara sendiri buat apa memakai hadiah-hadiah
segala.
Soal ini sih tidak terlalu mengganggu. Tjioe Tjau Liong tertawa.
Mendadak ia percepat langkahnya kedepan.
Kiem Lan dan Giok Lan mengikuti dari belakang kedua orang itu kembali ke dalam
perkampungan Pek Hoa San cung.
Siauw Ling langsung kembali kerumah pesanggrahan Lan Hoa Cing Si.
Dengan cepatnya ia benahi pakaiannya sewaktu berpaling ia melihat kedua orang dayang
tersebut masih berdiri berjajar didepan pintu.
Bilamana pada hari-hari biasa kedua orang dayang itu pasti sudah persiapkan air teh serta
makanan tetapi sikapnya ini hari sangat berbeda. Mereka tidak melepaskan pedang juga
tidak berganti pakaian.
Tiba-tiba terlihat kedua orang dayang itu berlutut.
Budak sekalian menghanturkan terima kasih untuk kebaikan Samya selama ini semoga
Samya bisa tiba ditempat tujuan dengan selamat.
Sehabis memberi hormat mereka berlalu dengan tergesa-gesa.
Memandang lenyapnya bayangan kedua orang budak itu Siauw Ling berpikir dalam
hatinya, Setelah aku pergi kedua orang dayang ini tentu akan memperoleh siksaan lebih
baik kubawa serta mereka untuk terbang jauh meninggalkan tempat ini.
Sekalipun dalam hati sudah mengambil keputusan tapi ia tidak sampaikan maksud
hatinya ini kepada kedua orang dayang tersebut.
Segulung angin bertiup lewat membawa bau harum bunga yang semerbak.
Dari dalam sakunya Siauw Ling mengambil keluar kitab pusaka Sam Khie Tjin Boh serta
lukisan Giok San Tju ia bersiap-siap dalam perjamuan nanti mengembalikan kedua benda
ini untuk Djen Bok Hong serta Kiem Hoa Hujien.
Disamping itu iapun berhasil menemukan apabila perkampungan Pek Hoa San cung
penuh diliputi napsu membunuh jikalau tinggal lebih lama lagi kemungkinan besar diri
sendiripun bakal kecipratan noda darah.

Oleh karena itu ia bertekad bulat untuk tinggalkan tempat itu dan meminjam alasan
hendak menengok orang tuanya sejak ini tidak kembali lagi ke dalam perkampungan.
Mendadak hatinya sedikit bergerak, pikirnya, Setelah kepergianku kali ini selamanya tak
akan balik lagi kemari entah kapankah aku baru punya kesempatan untuk melihat lukisan
Giok Sian Tju tersebut? kenapa aku tidak menggunakan kesempatan yang sangat baik ini
untuk melihatnya?
Segera ia keluarkan lukisan Giok Sian Tju dan dibentangkan diatas meja.
Ketika ia alihkan sinar matanya ke atas lukisan tersebut, maka dilihatnya seorang gadis
yang amat cantik sekali bediri dengan ditangannya mencekal sekuntum bunga merah,
wajah dara tersebut benar0benar luar biasa ayunya. Ia memiliki alis yang melentik
dengan bibir yang kecil mungil, sebaris gigi berwarna putih dengan mata yang cerah,
sungguh merupakan seorang gadis yang tiada tandingannya dikolong langit.
Tak kuasa lagi Siauw Ling berseru memuji.
Pepatah kuno mengatakan: kecantikan tidak mempersonakan melainkan manusialah
yang dipersonakan, kelihatannya kata-kata ini memang benar, semisalnya lukisan ini jadi
orang sungguh-sungguh maka seluruh jagad bakal gempar.
Segulung angin kencang bertiup lewat menyingkap horden sehingga cahaya matahari
menyorot masuk melalui jendela tepat menyinari putik bunga merah yang dicekal gadis
tersebut.
Mendadak Siauw Ling merasakan diantara putik bunga merah itu kelihatan rada sedikit
menonjol keluar, bagian yang menonjol keluar sangat kecil sehingga susah ditemukan.
Apabila bukan adanya cahaya matahari yang menyorot masuk dan tepat menyinari putik
bunga merah tadi kendati memiliki ketajaman mata yang sangat lihaypun jangan harap
bisa temukan rahasia ini.
Tetapi Siauw Ling masih salah menganggap mejanya yang tidak rata, jari tangannya
segera menggosok perlahan bagian putik bunga merah tersebut.
Terasa putik bunga merah tadi mendadak terlepas tempatnya sehingga muncullah sebaris
tulisan yang amat kecil sekali.
Apabila bukannya sepasang mata Siauw Ling amat tajam mungkin ia tak akan membaca
tulisan sekecil ini.
Terbaca tulisan itu berbunyi demikian, Singkaplah ujung gaun sebelah kirinya.
Melihat hal itu Siauw Ling tertegun ia sama sekali tidak menyangka dalam lukisan
tersebut bisa ditemui hal yang demikian kukoynya selagi ia sipa melakukan pemeriksaan

yang lebih teliti lagi terhadap ujung gaun sebelah kiri dari lukisan itu mendadak suara
langkah kaki manusia bergema datang memecahkan kesunyian.
Horden kembali tersingkap segulung angin segar bertiup lewat membuat putik warna
merah yang berada ditangan Siauw Ling kena tertiup kabur.
Djen Bok Hong dengan wajah penuh dihiasi senyuman telah munculkan dirinya disana
air muka yang begitu tenang sama sekali tidak memperlihatkan sedikit perubahan apapun
hal ini menimbulkan keragu-raguan dihati orang lain tentang sikapnya waktu itu.
Buru-buru Siauw Ling bangkit berdiri untuk menjura.
Tidak mengetahui akan kehadiran Toako maaf apabila siauwte tidak menyambut
kedatangan Toako dari tempat kejauhan.
Djen Bok Hong hanya mengangguk, mulutnya tetap membungkam.
Seraya menggendong tangan perlahan-lahan ia berjalan masuk ke dalam ruangan dan
berhenti didepan meja dimana lukisan tersebut terbentang setelah diperiksanya sejenak
seluruh lukisan itu dengan teliti mendadak diatas wajahnya yang hambar sama sekali
tidak memperlihatkan perubahan apapun itu tersungging satu senyuman yang dingin.
Samte apakah kau berhasil menemukan rahasia yang menyangkut lukisan Giok Sian Tju
ini?
Siauw Ling terperanjat mendengar teguran itu, pikirnya dihati, Aduuuh celaka, putik
bunga merah itu kena kusentil hingga terjatuh mungkin ia sudah menemukan rahasia
ini.
Sewaktu sinar matanya dialihkan kembali ke atas lukisan tersebut, tertampak olehnya
putik bunga warna merah itu tetap seperti sedia kala. Jelas dibalik tonjolan putik warna
merah tersebutpun mempunyai lukisan yang mirip dengan lukisan diatasnya.
Diam-diam Siauw Ling memuji akan kelihayan sipelukis itu pikirnya, Simalaikat
pelukis Si Thian To benar-benar seorang seniman yang berbakat melukis serta
berkepandaian silat kecerdikanpun melebihi orang lain.
Di dalam hati ia berpikir demikian, sedang diluaran jawabnya dengan tegas,
Pengetahuan siauwte tidak luas tak berhasil kutemukan kekukoyan di dalam lukisan
ini.
Sepasang mata Djen Bok Hong dengan memancarkan cahaya dingin yang menggidikkan
segera beralih ke atas wajah Siauw Ling agaknya ia hendak memeriksa sesuatu dari
perubahan air mukanya.

Dari bagian putik bunga merah tadi tetap tidak menunjukkan hal-hal yang bisa timbulkan
kecurigaan hal ini membuat hati Siauw Ling jauh lebih tenang lagi.
Dengan demikian sekalipun pandangan mata Djen Bok Hong sangat tajam serta
pikirannya bagaimana cerdikpun ia tak berhasil menemukan sesuatu hal yang patut
dicurigai diatas wajah pemuda ini.
Melihat dirinya dipandang terus menerus Siauw Ling pentangkan matanya lebar-lebar ia
tertawa hambar.
Toako memandang diri siauwte sedemikian rupa entah apa maksudmu?
Djen Bok Hong angkat pundak mendadak tertawa terbahak-bahak.
Haaa.haaa.jikalau dalam hatimu tiada sesuatu perasaan menyesal atau rahasia yang
perlu disimpan apa halangannya kalau toako memperhatikan dirimu sekejap.
Suara gelak tertawanya mendadak merandek. Dengan sepasang mata yang tajam ia
alihkan sinar matanya dari atas wajah Siauw Ling keseluruh ruangan disekitar tempat itu.
Seluruh tubuh Siauw Ling tergetar keras diam-diam pikirnya, Djen Bok Hong benarbenar seorang jago yang amat teliti dan cermat di dalam menghadapi sesuatu hal macam
apapun tentu ia sudah temukan sikapku tadi yang kelihatan agak kaget sehingga
mendesak terus persoalan ini hingga sampai kedasar-dasarnya.
Tetapi sangat kebetulan putik bunga merah yang terlepas tadi dengan mengikuti tiupan
angin telah terbang keluar jendela dengan demikian walaupun Djen Bok Hong telah
menyapu tajam seluruh ruangan hasilnya tetap nihil.
Samte! ujarnya kemudian dengan perlahan-lahan. Jikalau di dalam ruangan ini
tertinggal sebatang jarum yang kutungpun aku percaya tak akan lolos dari pandangan
mataku.
Tenaga sakti yang toako miliki sangat dahsyat siauwte percaya tak akan berhasil
mengungguli.
Duduklah Djen Bok Hong diatas kursi yang ada disisinya.
Lima tahun kemudian! ujarnya perlahan. Aku percaya hanya Samte seoranglah
diantara para jago lihay diseluruh kolong langit yang bisa mendatangi kepandaian
toakomu.
Dalam hati Siauw Ling merasa sangat terperanjat, tapi diluaran dia tetap tertawa.
Toako terlalu memuji diri siauwte walaupun siauwte berhasil mendapatkan kasih sayang
dari guruku sehingga mendapat pendidikan ilmu silat tapi patut disayangkan otakku

terlalu kebal sehingga tidak sanggup untuk mempelajari seluruh kepandaian yang
diturunkan oleh gurumu.
Djen Bok Hong tertawa hambar potongnya, Sekalipun kepandaian silatmu seperti
sekarangpun belum tentu kau pandang sebelah mata toako.
Yang kumaksudkan adalah kecerdasanmu di dalam menghadapi segala perubahan
Samte adalah seorang jago bagaikan intan yang belum diasah asalkan kau telah
memperoleh pengalaman yang luas maka kau pasti akan menjadi seorang enghiong yang
gagah perkasa baik lihay dalam ilmu silatnya maupun lihay dalam kecerdasan cukup
ditinjau dari sikapmu dalam menghadapi setiap perubahan sudah lebih untuk meyakinkan
aku.
Walaupun pada dasarnya Siauw Ling adalah seorang yang berotak cerdik mendapat pula
pendidikan dari Tjung San Pek yang sering menceritakan kegagahan para enghiong pada
ratusan tahun berselang tetapi ia hanyalah seorang pemuda yang baru sekali ini terjunkan
diri ke dalam dunia persilatan mendengar ucapan-ucapan Djen Bok Hong yang sangat
tajam bagaikan pisau itu untuk beberapa saat tidak berhasil menemukan jawaban yang
tepat untuk membantah.
Terdengar Djen Bok Hong melanjutkan kembali perkataannya, Ketika untuk pertama
kalinya siauw heng menginjak ruangan tadi ketemukan air muka Samte sangat
mencurigakan bila kutinjau dari situasi ketika itu aku berani menduga dibalik hatimu
pasti tersembunyi sesuatu rahasia yang sangat besar apalagi setelah kutemukan lukisan
Giok Sian Tju ini terbentang diatas meja semakin menguatkan dugaan siauw heng apabila
rahasia yang ada dalam hatimu tentu punya sangkut paut yang sangat erat dengan lukisan
tersebut.
Pada dasarnya Siauw Ling sudah timbul rasa was-was dalam hatinya terhadap orang ini
mendengar tuduhan yang dilontarkan hatinya jadi panas ia siap berseru membantah.
Mendadak hatinya jadi bergerak pikirnya, Banyak bicara kemungkinan salah omong
sangat besar. Lebih baik aku membungkam saja sehingga memberikan suatu dugaan yang
membingungkan bagi dirinya.
Segera ia tersenyum dan membungkam dalam seribu bahasa.
Sedikitpun tidak salah tindakannya ini seketika itu juga mendatangkan sikap diluar
dugaan dari Djen Bok Hong. Setelah ditunggu lama sekali belum kedengaran Siauw Ling
memberi jawaban. Alisnya langsung berkerut sambungnya lebih jauh, Di dalam waktu
yang amat singkat Samte bisa pulihkan kembali ketenangan hatimu tindakan tersebut
sungguh mendatangkan rasa kagum dihati Siauw heng, tetapi siauw heng pun merasa
yakin apabila yang kuduga sama sekali tidak salah! entah bagaimana menurut pendapat
Samte?

Bila didengar dari nada ucapannya ia ada maksud mendesak Siauw Ling untuk buka
suara.
Nasehat dari Toako sedikitpun tidak salah, siauwte akan pentang telinga mendengarkan
semua nasehat toako?
Suatu ucapan pentang telinga mendengarkan semua nasehat yang amat bagus sekali!
kontan Djen Bok Hong meninggalkan kursinya dan mendongak tertawa terbahak-bahak.
Suara gelak tertawa tersebut mendatangkan hawa bergidik dan penuh dengan napsu
membunuh bagi Siauw Ling yang mendengar jantungnya ikut berdetak keras.
Gelak tertawa berlangsung seperempat jam lamanya, suara pantulan memenuhi seluruh
ruangan dan memekikan telinga sehingga terasa sakit.
Diam-diam Siauw Ling mulai salurkan hawa murninya mengelilingi seluruh tubuh untuk
mempertahankan diri terhadap suara gelak tertawa yang sangat memekikan telinga itu
kendati begitu air mukanya masih tetap mempertahankan ketenangannya.
Braaak.suara bentrokan keras tiba-tiba berkumandang memenuhi angkasa sehingga
bercampur dengan suara gelak tertawa. Kontan Djen Bok Hong berhenti tertawa dan
berpaling.
Tampak Giok Lan dengan wajah pucat pasi badan gemetar berdiri didepan pintu, nampan
dicekal telah melemas kebawah sedang dua cawan arak berwarna putih tujuh hancur
berantakan diatas lantai.
Air muka Djen Bok Hong berubah dingin menyeramkan tapi sebentar kemudian sudah
penuh dihiasi kembali dengan senyuman.
Sam Tjungtju telah mengambil keputusan nanti siang berangkat meninggalkan
perkampungan Pek Hoa San tjung untuk kembali kedesa menjenguk orang tuanya apakah
kalian ada maksud untuk mengikuti dirinya? terdengar Djen Bok Hong bertanya.
Budak sekalian akan mendengarkan perintah dari Toa Tjungtju. buru-buru Giok Lan
menyahut dengan nada penuh hormat.
Djen Bok Hong tersenyum.
Soal ini akan kutinjau dari sikap Sam Tjungtju sendiri apakah ia suka membawa kalian
atau tidak.
Justru siauwte memang ada maksud memohon Toako suka mensertakan Kiem Lan serta
Giok Lan kedua orang dayang ini untuk ikut siauwte kembali kedesa karena siauwte
merasa sangat senang dengan kelincahan serta kecerdikan mereka berdua entah apakah
Toako suka menyanggupi atau tidak.

Kiem Lan, Giok Lan dua orang dayang memang merupakan dayang yang paling top di
dalam perkampungan Pek Hoa San tjung tidak aneh kalau Samte menyukai mereka,
apalagi kepandaian silat yang mereka berdua miliki tidak lemah kecerdikannya dalam
menghadapi perubahan masih bisa diandalkan. Jikalau Samte suka membawa serta
mereka berdua sehingga ditengah jalan ada yang melayani dirimu siauw heng pun boleh
berlega hati.
Mendadak Siauw Ling teringat kembali akan diri Tong Sam Kauw sembari menjura
ujarnya ragu-ragu, Terima kasih toako eeee.siauwte masih ada satu.
Diantara saudara sendiri tak perlu kau ucapkan terima kasih kepadaku potong Djen
Bok Hong.
Siauwte masih ada satu urusan ingin mohon persetujuan Toako.
Katakanlah asalkan siauw heng bisa melakukan tentu tak akan kutolak permintaanmu
itu.
Tong sam Kauw telah melanggar peraturan perkampungan kita sehingga kena
dijebloskan ke dalam penjara bawah tanah oleh Toako bolehkah sekalian kau lepaskan
dirinya?
Oooouw.Samte, urusan yang kau ketahui tentang perkampungan kita sungguh tidak
sedikit seru Djen Bok Hong sambil tertawa.
Setelah siauwte menjadi Sam Cungcu dari perkampungan ini sudah seharusnya menaruh
perhatian yang serius pula terhadap semua persoalan yang terjadi di dalam perkampungan
Pek Hoa San cung.
Apa kau hendak membawa serta dirinya untuk pergi menjenguk kedua orang tuamu
didesa.
Bila aku tidak suka membawa serta dirinya meninggalkan tempat ini mungkin selama
hidup dia tak akan bisa meninggalkan perkampungan Pek Hoa San cung lagi. pikir
Siauw Ling di dalam hati. Aku harus berusaha keras untuk menolong gadis itu.
Segera sahutnya, Walaupun siauwte ada maksud demikian hanya tidak tahu apakah
Tong Sam Kauw menyetujui atau tidak.
Samte adalah seorang pemuda yang berwajah tampan sikapmu gagah perkasa justru
inilah merupakan inceran dari kaum gadis-gadis sekalian aku rasa Tong Sam Kauw pasti
tak akan menolak.
Toako menyetujui untuk lepaska dirinya.
Segala permintaan dari Samte selamanya belum pernah Siauw heng tampik!

Perlahan-lahan Siauw Ling menghela napas panjang.


Sebetulnya saat ini adalah saat-saat perkampungan kita membutuhkan orang tidak
seharusnya siauwte meninggalkan perkampungan ini, tetapi rasa rinduku terhadap kedua
orang tuaku.
Samte tak usah menyesal dikarenakan hal ini potong Djen Bok Hong sambil tertawa.
Asalkan kau bisa cepat pergi cepat kembali dan bisa kembali sebelum pertemuan para
enghiong hoohan dibuka itu sudah lebih dari cukup!
Justru maksudku dengan meminjam alasan ingin pulang kedesa untuk menjenguk kedua
orang tua adalah tidak ingin membantu kau melakukan kejahatan pikir Siauw Ling di
dalam hatinya. Setelah meninggalkan tempat ini sudah tentu tak akan kembali lagi.
Sekalipun ia berpikir begitu tapi diluaran mejawab: Siauwte akan berusaha keras
secepatnya kembali kemari.
Siauw heng segera akan persiapkan perjamuan untuk menghantar kepergian dari Samte
ujar Djen Bok Hong. Setelah memperhatikan sejenak keadaan cuaca sekarang waktu
sudah mendekati siang hari. Samtepun seharusnya mengadakan persiapan sejenak setelah
selesai perjamuan kau boleh segera berangkat.
Habis berkata ia putar badan siap berlalu.
Mendadak Siauw Ling mengambil keluar kitab pusaka Sam Khie Tjin Boh yang berada
di dalam sakunya.
Toako kitab pusaka Sam Khie Tjin Boh yang siauwte simpankan lebih baik kuserahkan
kembali kepada Toako saja!
Biarlah ditinggal dulu disaku Samte dan boleh kau serahkan kepada Kiem Hoa Hujien
dalam perjamuan nanti.
Dengan percepat langkahnya Toa Tjungtju dari perkampungan Pek Hoa San tjung ini
segera berlalu dari sana.
Menanti bayangan punggung dari Djen Bok Hong telah lenyap dari pandangan Siauw
Ling baru berpaling ke arah Giok Lan.
Giok Lan agaknya kau sangat takut dengan Toa Tjungtju kalian? serunya.
Dengan sedih Giok Lan menghela napas panjang.
Samya berhati-hatilah di dalam perjamuan siang nanti!
Ia berbongkok untuk memunguti pecahan gelas lalu buru-buru berlalu dari sana.

Djen Bok Hong si Tjungtju dari perkampungan Pek Hoa San tjung ini, kecuali seorang
manusia yang sangat mudah mencurigai orang lain. Terhadap diriku boleh dihitung
sangat baik dan ramah pikir Siauw Ling setelah mendengar ucapan dari dayangnya.
Tapi mengapa Giok Lan memperingatkan diriku dengan ucapan ini? aku harus berhatihati dalam tindakanku nanti.
Setelah membereskan buntalannya ia gulung lukisan Giok Sian Tju dan dimasukan ke
dalam saku kemudian dengan langkah lambat menuju keruangan tengah.
Dalam ruangan tengah telah dipersiapkan sebuah meja perjamuan. Djen Bok Hong, Tjioe
Tjau Liong, Kiem Hoa Hujien serta Ih Boen Han To sudah menanti semua disana.
Yang membuat Siauw Ling jadi terperanjat adalah ikut hadirnya Tong Sam Kauw di
dalam perjamuan itu.
Melihat munculnya Siauw Ling disana Kiem Hoa Hujien segera tertawa cekikikan seraya
menuding kursi disisinya ia segera berseru, Saudara cilik cepat kemari disinilah
kursimu.
Siauw Ling berjalan menghampiri perempuan itu setelah tiba dihadapannya ia keluarkan
lukisan Giok Sian Tju kemudian diangsurkan kedepan.
Hujien silahkan menerima kembali lukisanmu ini! katanya.
Sebenarnya lukisan ini patut bila kuhadiahkan buat saudara cilik, tetapi lukisan Giok
Sian Tju terlalu indah biarlah aku simpan sendiri saja.
Ia terima lukisan itu kemudian dimasukkan ke dalam bajunya.
Selama sang pemuda itu mengembalikan lukisan tersebut ketangan Kiem Hoa Hujien,
Djen Bok Hong si Toa Tjungtju dari perkampungan Pek Hoa San tjung ini dengan
sepasang mata yang tajam memperhatikan perubahan wajah Siauw Ling agaknya ia ingin
mencari tanda-tanda yang mencurigakan dari perubahan air mukanya.
Tampak wajah Siauw Ling amat tenang sedikitpun tidak memperhatikan perubahan
apapun ia jadi keheranan.
Apa mungkin dugaanku salah besar.?
Kembali Siauw Ling mengambil keluar kitab Sam Khie Tjin Boh dari sakunya kemudian
sekalian diangsurkan ketangan perempuan itu.
Toako minta aku suka menyerahkan kitab pusaka Sam Khie Tjin Boh ini agar Hudjien
yang simpankan?

Baiklah biar aku periksa sebentar kemudian baru kuserahkan kembali ketangan Toa
Tjungtju agar ia yang simpan Kiem Hoa Hujien segera terima angsuran kitab tersebut.
Setelah semua mengambil tempat duduk Djen Bok Hong baru angkat cawan araknya
seraya berkata, Samte, moga-moga kau bisa cepat-cepat pergi dan cepat kembali.
Sekali teguk ia habiskan dulu isi cawannya.
Siauw Lingpun angkat cawannya siap diteguk atau secara mendadak ia teringat kembali
akan pesan dari Giok Lan, hatinya mulai merasa ragu-ragu.
Tetapi Djen Bok Hong tidak memperhatikan perubahan dari pemuda itu ia melanjutkan
tegukannya.
Terdengar Tjioe Tjau Liong tersenyum, iapun angkat cawannya sendiri.
Semoga Sam te bisa tiba ditempat tujuan dengan selamat.
Saudara cilik baik-baiklah kau berjaga diri sambung Kiem Hoa Hujien.
Dan terakhir Ih Boen Han To yang menghormati pemuda ini dengan secawan arak.
Sam Cungcu semoga perjalananmu kali ini memperoleh kegembiraan.
Ketika keempat orang itu menghormati sang pemuda dengan secawan arak, masingmasing orang telah mengeringkan arak dicawan sendiri tetapi arak dicawan Siauw Ling
masih tetap utuh seperti sedia kala, tak setetespun yang diteguk ia jadi riku sendiri
sehingga pikirnya dihati, Sekalipun secawan arak ini berisikan arak beracunpun aku
harus meneguknya hingga habis.
Ia segera angkat cawan sendiri siap diteguk habis secara mendadak terdengar serentetan
suara yang sangat halus berkumandang masuk ke dalam telinganya.
Secawan arak ini jangan kau teguk.
Hati Siauw Ling rada bergerak buru-buru ia tutup semua pernapasan dan meneguk arak
dalam cawannya ke dalam mulut hanya saja arak tersebut tidak sampai ditelan ke dalam
perut perlahan-lahan ia duduk kembali kekursinya.
Dalam sekejap mata itulah ia mulai memahami apabila dirinya berada dalam lingkungan
yang penuh dengan napsu membunuh ia harus menggunakan suatu tindakan yang dingin
dan tenang untuk menghadapi situasi ini.
Diluaran air mukanya tenang-tenang saja seperti belum pernah terjadi sesuatu apapun,
padahal secara diam-diam ia perhatikan terus siapakah yang barusan mengirim suara
kepadanya.

Tapi di dalam ruangan tersebut kecuali beberapa orang yang duduk dimeja perjamuan
hanya dua orang dayang berbaju hijau saja ikut hadir disana.
Bila orang yang mengirim suara adalah orang-orang yang duduk dalam perjamuan ini
maka orang itu kemungkinan sekali adalah berasal dari Tong Sam Kauw serta Kiem Hoa
Hujien.
Tetapi selama ini kedua orang itu tidak menggerakkan bibirnya, apalagi suara itupun
kedengaran sangat asing sekali. Menurut ingatannya belum pernah ia dengar suara
semacam ini.
Setelah Djen Bok Hong melihat Siauw Ling meneguk habis arak di dalam cawannya, ia
segera menggerakan sumpitnya sembari berkata, Samte berhasrat cepat-cepat tinggalkan
perkampungan untuk pulang kedesa mari cepat kita bersantap.
Terpaksa Siauw Ling menggerakkan sumpitnya untuk mengambil sayur, tapi ia tidak
berani masukan ke dalam mulutnya. Karena arak yang semula diteguk masih berada di
dalam mulut.
Terdengar suara yang sangat asing itu kembali berkumandang dalam telinganya.
Jika kau tidak suka mendengarkan nasehatku dan meneguk habis arak beracun itu maka
selama hidup kau akan berada dibawah kekuasaan Djen Bok Hong kecuali kau berhasil
menjumpai Tok So Yok Ong dan ia menyanggupi untuk menolong diriku kau baru bisa
lolos dari cengkramannya. Bila arak beracun tersebut belum kau teguk cepatlah berusaha
untuk ditumpahkan keluar.
Setelah Siauw Ling dengar orang itu mengungkap Tok So Yok Ong dan teringat
peristiwa melepaskan darah malam itu hatinya baru percaya delapan bagian.
Pikiran dengan cepat berputar akhirnya dia mendapatkan satu akal bagus untuk berusaha
tumpahkan keluar arak dari mulutnya.
Dari dalam saku dia mengambil sebuah mata uang setelah menyalurkan tenaga benda itu
segera disentil keluar melalui bawah meja.
Dari Liuw Sian Cu pemuda itu pernah mempelajari ilmu memantul Hwee Sian So Hoat
yang tiada keduanya dikolong langit ini.
Uang logam yang disentil keluar dari meja tadi segera berdesir keluar melalui jendela
kemudian berputar ke arah jendela yang lain dan berkelebat masuk melewati sisi telinga
Tjioe Tjau Liong menghajar piring sayur diatas meja.
Sebetika itu juga piring hancur berantakan dan sayur berhamburan keempat penjuru.

Perubahan yang terjadi secara mendadak ini sama sekali berada diluar dugaan semua
orang walaupun di dalam meja perjamuan itu duduk para jago kelas wahid tapi tak
seorangpun yang sanggup menerima datangnya sambaran senjata rahasia.
Siauw Ling segera menekan permukaan meja menerobos keluar melalui jendela
kemudian meloncat naik ke atas atap rumah meminjam kesempatan yang sangat baik ini
arak beracun yang berada dalam mulutnya segera ditumpah keluar.
Tampak bayangan manusia berkelebat lewat
Tjioe Tjau Liong, Kiem Hoa Hujien serta Ih Boen Han To bersama-sama meloncat keluar
dan melayang naik ke atas atap rumah.
Saudara cilik, kau sungguh cepat gerakan badanmu apakah kau berhasil menemukan
jejak musuhmu? bisik Kiem Hoa Hujien lirih.
Tidak! pemuda she Siauw menggeleng kepala.
Siapa yang berani menyelundup masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa San tjung kita
untuk mengacau sungguh kurang ajar Teriak Tjioe Tjau Liong dari samping.
Kiem Hoa Hujien segera tertawa mendengar ucapan itu.
Djie Tjungtju sering mengatakan apabila penjagaan di dalam perkampungan kalian
sangat ketat, bahkan melebihi dinding besi maupun tembok baja siapa sangka ini hari
disiang hari bolong kena dimasuki musuh bahkan mengacau pula di dalam ruangan
perjamuan sungguh menakjubkan sekali.
Tjioe Tjau Liong tidak menggubris terhadap jengekan tersebut sinar matanya dengan
tajam menyapu sekejap keadaan diempat penjuru, tampak suasana amat tenang
sedikitpun tidak menunjukkan tanda-tanda yang mencurigakan alisnya sangat berkerut.
Peristiwa yang terjadi ini hari sungguh aneh.
Kiem Hoa Hujien menyapu sekejap keadaan disekeliling tempat itu terlihat olehnya
semak yang paling dekat dengan ruangan besar itu berada kurang lebih tiga tombak dari
ruang tengah tapi arahnya tidak benar hatinya jadi tergetar keras tapi diluaran ia masih
tersenyum merdu.
Eeeei.kekuatan pergelangan itu sungguh luar biasa dahsyatnya ternyata ia bisa
melancarkan senjata rahasia dari sebuah tempat kurang lebih lima tombak dari ruangan.
Air muka Tjioe Tjau Liong segera berubah jadi merah panas mendadak ia bertepuk
tangan tiga kali.
Dimanakah petugas penjaga halaman? teriaknya keras-keras.

Dari balik semak sekeliling tempat itu mendadak muncul sepuluh orang lelaki kekar
bersenjata tajam lari mendekat.
Tjioe Tjau Liong pertama-tama meloncat dulu turun kebawah kemudian disusul oleh
Kiem Hoa Hujien sekalian.
Sewaktu beberapa orang itu tiba diatas permukaan tanah beberapa orang lelaki kekar
itupun sudah berdiri berjajar dihadapan mereka.
Melihat gerakan beberapa orang itu sangat cepat, Ih Boen Han To segera berpikir di
dalam hatinya, Gerakan beberapa orang ini sungguh cepat sekali jelas kepandaian silat
yang mereka miliki sangat luar biasa walaupun sepintas lalu perkampungan ini kelihatan
tidak dijaga padahal penjagaan yang diatur sangat ketat sekali jangan dikata musuh susah
menyembunyikan diri bahkan tamu perkampunganpun tak akan lolos dari pengawasan
mereka yang ketat.
Tampak beberapa orang lelaki kekar itu bersama-sama menjura.
Djie Tjungtju memanggil datang kami semua entah ada perintah apa?
Apakah kalian menemukan adanya jejak musuh yang menyelundup masuk ke dalam
perkampungan Pek Hoa San Tjung kita?
Mendengar perkataan itu sepuluh orang lelaki kekar tersebut sama-sama berdiri tertegun
mereka saling berputar pandangan dan tak sepatah katapun yang diucapkan keluar.
Lama sekali baru terdengar salah seorang diantaranya menjawab, Kami sekalian berjaga
dengan serius tak ada seorangpun yang berani teledor tapi benar-benar tak kami temukan
jejak musuh yang mendekati tempat ini.
Tjioe Tjau Liong yang beberapa kali kena sindir Kiem Hoa Hujien saat ini tak dapat
menahan hawa gusar dalam dadanya ia segera membentak keras.
Jikalau tak ada musuh menyelundup masuk apakah senjata rahasia punya sayap yang
bisa terbang masuk sendiri ke dalam ruangan?
Sewaktu mendengar ada senjata rahasia menyambar masuk ke dalam ruangan air muka
kesepuluh orang lelaki kekar itu sama-sama berubah hebat.
Selama ini perkampungan dijaga penuh kekuatan belum pernah terjadi peristiwa macam
begini barang satu kalipun setelah kejadian ini jelas mereka tak akan luput dari hukuman
berat.
Terdengar suara dari Djen Bok Hong pada waktu itu berkumandang datang dari dalam
ruangan.

Djie te tak usah menegur mereka lagi peristiwa ini tiada sangkut pautnya dengan
mereka. Lepaskan saja beberapa orang itu.
Suara tersebut tidak keras tapi dapat berkumandang meluas sehingga setiap orang dapat
mendengar sangat jelas.
Selamanya Tjioe Tjau Liong tidak berani membangkang perintah Djen Bok Hong ia
segera ulapkan tangannya.
Kalian pergilah.
Setelah putar badan ia masuk ke dalam ruangan.
Kesepuluh orang lelaki kekar itu bersama-sama menjura lalu putar badan dan berlalu di
dalam sekejap mata mereka telah lenyap dibalik semak-semak disekitar tempat itu.
Siauw Ling yang mengikuti dibelakang Tjioe Tjau Liong berjalan masuk ke dalam
ruangan hatinya mulai merasa berdebar pikirnya, Djen Bok Hong adalah seorang
manusia berotak cerdik kepandaian silat yang dimilikipun sangat lihay apakah berhasil
mengetahui apabila permainan setan ini adalah hasil perbuatanku?
Ketika otaknya masih berputar ia telah berada diruangan tengah.
Tampak Djen Bok Hong masih duduk ditempat semula wajahnya tenang sama sekali
tidak memperlihatkan sikap kegusaran.
Maaf, maaf telah mengganggu Tjuwi sekalian serunya sambil mengangguk dan
tertawa.
Kiem Hoa Hujien tertawa cekikikan.
Wajah Toa Tjungtju tenang sama sekali tak ada perubahan tentunya dalam hatimu sudah
punya perhitungan yang matang bukan?
Djen Bok Hong tidak menjawab pertanyaan perempuan itu sebaliknya malah ia bertanya,
Siauw Samte, sudah tidak nanti untuk buru-buru datang kedesa melihat kedua orang
tuanya kitapun tak usah karena peristiwa ini sampai mengganggu waktu
pemberangkatannya!
Diam-diam Siauw Ling merasa hatinya berdebar, sedang diluar sahutnya, Aaaaah.!
perkampungan kita sudah kedatangan musuh, peristiwa ini amat penting sekali.
Bagaimann boleh tidak periksa.
Sudah tak usah diperiksa lagi Potong Djen Bok Hong. Orang yang melepaskan senjata
rahasia itu mungkin sudah mengundurkan diri mengejarpun percuma.

Setelah merandek sejenak katanya lagi, Silahkan kalian ambil tempat duduk, jangan
karena peristiwa itu sampai mengganggu kesenangan kita untuk menikmati arak.
Piring serta mangkok yang pecah sudah disingkirkan menanti para jago duduk kembali
ketempat masing-masing perjamuanpun dilanjutkan.
Siauw Ling yang takut di dalam arak ada racun ia tak berani meneguk lagi tetapi
mengikuti jejak Djen Bok Hong ia ikut menyumpit sayur.
Jikalau dalam sayur inipun kau beri racun maka termasuk kau sendiripun tak akan lolos
dari keracunan pikirnya.
Setelah perjamuan selesai Djen Bok Hong sambil menggandeng tangan Siauw Ling
berjalan keluar dari ruangan tengah, melewati semak dan menuju keluar perkampungan.
Tampak sebuah kereta kuda yang amat mentereng dan mewah dengan dihela oleh empat
ekor kuda jempolan telah siap diluar perkampungan. Seorang bocah cilik berbaju hijau
duduk pegang kemudi ditangan kanannya mencekal cambuk sedang
tangan kirinya mencekal tali les siap berangkat.
Seraya tertawa Djen bok Hong menuding kereta mewah itu, katanya: Aku serta Djie ko
mu masing-masing telah mempersiapkan hadiah untuk kedua orang tuamu. Barangbarang milik Samte, aku sudah perintahkan orang untuk dimasukkan ke dalam kereta.
Sedang keempat ekor kuda jempolan ini adalah kuda-kuda pilihan dalam sehari bisa
melakukan perjalanan yang amat jauh. Samte kau boleh segera berangkat.
Dengan pandangan tajam Siauw Ling memperhatikan sibocah berbaju hijau yang duduk
pegang kemudi setelah diperhatikan dengan cermat akhirnya ia menemukan bilamana
orang itu bukan lain adalah Kiem Lan yang sedang menjura.
Ia segera menjura untuk memberi hormat.
Toako bisa persiapkan semua barang dengan siauwte mengucapkan terima kasih dan
selamat berpisah.
Samte, silahkan kau bimbing nona Tong naik ke dalam kereta ujarnya Djen Bok Hong
tiba-tiba seraya berpaling memandang sekejap wajah Tong Sam Kauw.
Mendengar ucapan itu Siauw Ling segera mendongak tampak wajah Tong Sam Kauw
tawar sama sekali tidak menunjukkan perubahan apapun selama ini ia membungkam dan
tidak tertawa keadaannya sangat berbeda dengan keadaan sewaktu mereka berjumpa
untuk pertama kalinya.

Hatinya merasa keheranan tapi ia tidak menanyakan hal tersebut kepada Sang Cungcu
dari perkampungan Pek Hoa San cung ini sembari menjura katanya, Jikalau Nona Teng
ada maksud berangkat bersama-sama cayhe silahkan segera naik ke dalam kereta.
Sinar mata Tong Sam Kauw perlahan-lahan beralih sekejap kewajah Djen Bok Hong
kemudian perlahan-lahan naik ke dalam kereta. Setelah Tong Sam Kauw naik ke dalam
kereta mendadak Kiem Hoa Hujien berjalan menghampiri Siauw Ling seraya mencekal
tangan kanannya kencang-kencang ujarnya sambil tertawa, Saudara cilik encimu tidak
menghantar lebih jauh semoga sepanjang jalan tak menjumpai kesulitan.
Siauw Lingpun mencekal tangan perempuan itu penuh rasa terima kasih.
Terima kasih atas perhatian hujien sahutnya.
Mendadak ia merasa segulung kertas menyelinap masuk ke dalam telapak tangannya
buru-buru dia jepit diantara jari-jari tangannya kemudian menjura ke arah Tjioe Tjau
Liong.
Siauwte mohon diri? sampai jumpa lain waktu.
Ia segera meloncat masuk ke dalam kereta.
Menanti pemuda itu sudah berada di dalam kereta, Kiem Lan yang pegang kemudi segera
menggetarkan tali lesnya kereta kuda dengan cepat bergerak maju kedepan.
Dari arah belakang masih terdengar suara Kiem Hoa Hudjien sedang berseru, Saudara
cilik, jikalau kau menginginkan lukisan Giok Sian Tju tersebut lebih baik cepat-cepatlah
kembali.
Siauw Ling berdiri didepan kereta sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya, tapi ia tidak
menjawab perkataan dari Kiem Hoa Hudjien ini.
Suara roda berdetakan melintasi jalan raja, debu mengepul memenuhi angkasa. Bayangan
tubuh Djen Bok Hong serta Kiem Hoa Hudjien sekalian makin lama makin kecil dan
akhirnya tak berbekas.
Setelah menyembunyikan kertas ke dalam sakunya Siauw Ling menurunkan horden dan
masuk ke dalam ruang kereta.
Tampak olehnya Giok Lan dengan menyaru sebagai lelaki duduk bersila di dalam kereta
sinar matanya memandang ketempat kejauhan dengan mendelong agaknya gadis ini
sedang memikirkan sesuatu urusan yang maha berat.
Dibelakang kereta terletak dua buah peti besar. Tong Sam Kauw bersandar diatas kereta
dengan sepasang mata terpejam agaknya ia sudah tertidur pulas.

Kuda jempolan kereta kencana diiringi pula dengan gadis-gadis cantik, bagi orang-orang
biasa keadaan seperti ini tentu merupakan kejadian yang amat menyenangkan.
Tapi bagi Siauw Ling ia mempunyai perasaan yang lain ia merasa ruangan kereta ini
penuh diliputi oleh kesedihan serta kemesteriusan, seriap orang
terjerumus dalam pikiran masing-masing.
Akhirnya tak tertahan lagi ia menghela napas.
Aaaaaai.Giok Lan apa yang sedang kau risaukan?
Kiranya sejak ia memasuki ruangan kereta hingga detik itu. Giok Lan belum pernah
menengok barang sekejappun ke arahnya seperti ia tidak mengetahui apabila ia telah
masuk ke dalam kereta.
Setelah mendengar teguran tersebut Giok Lan baru tersadar dari lamunannya perlabanlahan ia alihkan sinar matanya ke atas wajah Siauw Ling, sapanya penuh mengandung
kesedihan dan berperihatin.
Samya.
Hanya ucapan itu saja yang meluncur keluar kemudian membungkam kembali.
Siauw Ling tercengang.
Eeeeeii kenapa kau? tegurnya. Sekarang kita sudah meninggalkan perkampungan Pek
Hoa San cung. Bila ada perkataan utarakan saja terus terang?
Giok Lan menggeleng dan tersenyum.
Budak sangat baik. Tak ada apa-apa yang perlu diucapkan.
Walaupun ia berusaha keras untuk perlihatkan senyuman yang lebih leluasa, tak urung
Siauw Ling berhasil menemukan juga apabila senyuman itu terlalu dipaksakan, sangat
mengenaskan.
Melihat dayang itu tidak mau menjawab, Siauw Ling jadi mendongkol, pikirnya,
Baiklah, jikalau kau tidak ingin bicara juga sudahlah, akupun tak akan bertanya lagi.
Ia lantas pejamkan mata untuk mengatur pernapasan tidak selang beberapa saat kemudian
ia berada dalam keadaan lupa segala-galanya.
Menanti ia tersadar kembali dari semedi sang surya sudah lenyap dilangit barat senja
haripun telah tiba.

Kereta kuda sudah berhenti Tong Sam Kauw serta Giok Lan tidak kelihatan lagi sedang
dipintu kereta cuma Kiem Lan seorang diri.
Samya kau sudah bangun? terdengar Kiem Lan menegur dengan suara yang amat lirih.
Siauw Ling mengangguk.
Dimana mereka?
Sudah masuk ke dalam untuk beristirahat Pouw Tjungtju pun telah lama sekali menanti
diluar kereta.
Pouw Tjungtju? siapakah dia aku tidak kenal.
Dari luar kereta mendadak terdengar suara gelak tertawa yang sangat nyaring.
Haaa.haaa cayhe telah menerima tanda perintah Kiem Hoa Hujien dari Toa Tjung tju
sengaja datang menyambut kedatangan Sam Tjung tju. Silahkan Sam Tjung tju masuk ke
dalam untuk beristirahat perjamuan telah disiapkan.
Siauw Ling kerutkan alisnya, ia menyingkap horden dan melangkah turun dari dalam
kereta.
Tampak seorang kakek tua berusia lima puluh tahunan dengan memakai jubah panjang
berwarna biru langit dengan wajah penuh senyuman telah berdiri disisi kereta sikapnya
sangat menghormat.
Sewaktu orang itu melihat Siauw Ling menyingkap horden berjalan keluar dari kereta,
dengan cepat ia menjura.
Aaaaah! mana berani merepotkan saudara buru-buru Siauw Ling balas memberi
hormat.
Perintah Kiem Hoa Leng yang pernah dikirim Toa Tjungcu meminta cayhe menyambut
San Cungcu dengan penuh berhati-hati cayhe tidak berani membangkang apabila Sam
Cungcu tidak inginkan loolap kena marah, harap kau suka menerimanya dengan senang
hati.
Pengaruh perkampungan Pek Hoa San cung sungguh patut dlipandang ringan diam-diam
pikir Siauw Ling di dalam hatinya: Ternyata dimana-manapun tersebar cabangcabangnya.
Ketika ia mendongak tampaklah sebuah bangunan yang tinggi besar berdiri dihadapannya
dengan megah pintu bercat merah dengan atap warna hijau.
Seharusnya tempat itu merupakan sebuah bangunan orang kaya.

Orang yang tidak tahu tentu menduga rumah ini adalah tempat tinggal seorang Wan gwee
dan tak bakal ada yang tahu apabila tempat itu sebetulnya adalah kantor cabang dari
perkampungan Pek Hoa San tjung.
Sam Tjung tju silahkan seru si kakek tua itu sembari rangkap tangannya didepan dada.
Dua buah pintu besar terbuka seorang pemuda berbaju hijau yang usianya sekitar dua
puluh tahunan dengan membawa sebuah lentera berdiri menanti disana.
Lentera terbuat dari empat penjuru terterai tulisan Pauw yang sangat besar.
Dengan kencang si kakek itu mengikuti dari belakang Siauw Ling sedangkan Kiem Lan
berada dipaling belakang.
Setelah ketiga orang itu berlalu beberapa tombak ke dalam ruangan mendadak pintu besar
berwarna hitam itu menutup dengan sendirinya.
Sesudah melewati dua buah halaman mereka memasuki sebuah ruangan besar, lampu
lilin menerangi seluruh ruangan dimana meja perjamuan telah dipersiapkan.
Sinar mata Siauw Ling berputar keempat penjuru ditemukan dalam ruangan yang sangat
luas itu kecuali berdiri dua orang dayang berbaju hijau tak ada tamu terhormat lainnya
lagi.
Mendadak si kakek tua itu menyingkir dan berjalan terlebih dahulu didepan Siauw Ling.
San Cungcu silahkan menduduki kursi utama serunya sembari menjura.
Di dalam hati pemuda ini tahu sekalipun menampikpun tiada gunanya dengan langkah
lebar ia segera ambil tempat duduk dikursi utama.
Menanti Siauw Ling sudah duduk si kakek tua itu baru menjinjing jubah seraya jatuhkan
diri berlutut.
Pouw Tju Wie menghunjuk hormat buat Sam
Tjungtju.
Melihat segala tingkah laku orang she Pouw ini Siauw Lingpun berpikir, Kelihatannya
di dalam keadaan seperti ini mau tak mau aku harus menjaga kedudukanku yang tinggi.
Ia segera ulapkan tangannya.
Tak usah banyak hormat.
ooooo0ooooo

Setelah bangun berdiri Pouw Tju Wie berkata kembali, Sam Tjungtju baru saja tiba dari
tempat kejauhan. Silahkan mencicipi arak dan sayur!
Ia sendiri berdiri menanti disamping dengan sikap hormat.
Sayur memenuhi meja dan hanya Siauw Ling
seorang yang duduk dikursi terutama Pouw Tju Wie ternyata tak berani mengiringi
disisinya.
Pouw heng silahkan duduk akhirnya Siauw Ling mempersilahkan orang itu untuk ikut
duduk sembari tertawa hambar.
Hamba mengucapkan terima kasih.
Setelah mengucapkan perkataan tersebut ia baru berani duduk mengiringi disisinya.
Kedua orang dayang berbaju hijau segera berjalan menghampiri dengan membawa teko
arak untuk memenuhi cawan kedua orang itu.
Sinar mata Siauw Ling berputar sewaktu melihat Kiem Lan tak ada disana hatinya jadi
murung.
Tetapi ia belum sempat membuka suara untuk bertanya agaknya Pouw Cu Wie sudah
menduga apa yang sedang dipikirkan Siauw Ling di dalam hatinya.
Ketiga orang nona sudah diterima oleh istri hamba dan kini bersantap diruangan
belakang sahutnya terlebih dahulu.
Perjamuan malam inipun lewat dengan cepatnya dibawah sikap serta pelayanan yang
sangat hormat dari Pouw Cu Wie. Walaupun Siauw Ling merasa tidak leluasa dengan
sikap yang demikian hormatnya itu tapi ia terima juga dengan hati kesal.
Setelah perjamuan selesai Pouw Cu Wie menghantar sendiri Siauw Ling untuk
beristirahat.
Ruangan yang diberikan kepadanya adalah sebuah ruangan yang mungil dan megah
dengan kelambu dari sutera. Perabot yang ada disana rata-rata sangat mewah.
Menanti Siauw Ling sudah ambil duduk, dengan penuh rasa hormat Pouw Tju Wie
kembali berkata, Sam tjungtju, kapan kau hendak berangkat?
Besok pagi segera berangkat.
Dan Sam Tjung tju hendak menggunakan kereta ataukah ingin berganti dengan perahu
saja? silahkan Sam Tjungtju turunkan perintah sehingga hamba bisa bikin persiapan.

Dari sini pulang kerumah memang paling tepat menunggang perahu pikir Siauw Ling
di dalam hati. Tapi diatas perahu tersebut tentu ada anak buah yang mereka kirim untuk
awasi semua gerak gerikku jauh lebih baik apabila kunaik kereta saja.
Segera jawabnya, Lebih baik aku menunggang kereta saja, tidak perlu kau susah-susah
untuk repot.
Pouw Cu Wie mengiakan dengan hormat ia lantas mengundurkan diri.
Sepeninggalnya orang she Pouw itu Siauw Ling memperhatikan sekejap keadaan
disekeliling ruangan serta situasi diluar halaman kemudian padamkan lampu lilin dan
duduk bersemedi untuk mengatur pernapasan.
Tetapi pikirannya tak bisa tenang berbagai persoalan memenuhi benaknya.
Teringat olehnya akan sikap Giok Lan serta Kiem Lan yang tidak sebagaimana biasanya
agaknya didasar hati kedua orang ini telah tersembunyi suatu rahasia yang sangat besar
masih ada lagi perubahan sikap Tong Sam Kauw yang menyerupai orang tolol dibalik
kesemuanya ini tentu ada hal yang tidak beres.
Ia mengambil keputusan setelah keberangkatannya besok pagi akan berusaha untuk
mencari tahu persoalan ini hingga jelas.
Setelah keputusan diambil hatipun perlahan-lahan jadi tenang kembali hawa murni
berputar mengitari seluruh tubuh hingga mencapai loteng tingkat kedua belas.
Haruslah diketahui kweekang yang dimilikinya saat ini telah mencapai tarap yang tak
terhingga. Setiap kali mengatur pernapasan keadaanya tentu akan berada dalam tidak
sadar diri. Jikalau ilmu pernapasannya sedang mencapai saat-saat yang berbahaya asalkan
ada orang turun tangan membokong dirinya, sekalipun tidak sampai mati sedikit-dikitnya
ia bakal terluka parah.
Entah berapa saat sudah lewat, mendadak suara bentrokan senjata yang amat ramai
menyadarkan dirinya dari semedi. Ia membuka mata memandang keluar jendela.
Dibawah sorotan sinar rembulan tampaklah dua sosok bayangan manusia sedang
bergebrak dengan ramainya ditempat luaran.
Siauw Ling berseru tertahan ia segera bangun meninggalkan pembaringan dan mendekati
jendela.
Sewaktu ia perhatikan dengan telak maka tampaklah Pouw Tju Wie dengan memutar
sebilah golok emas bergebrak melawan seorang lelaki bersenjatakan Siang Koat Pit.
Permainan pit dari lelaki itu amat telengas serangannya gencar dan kesemuanya
mengancam jalan darah ditubuh Pouw Tju Wie.

Kepandaian silat yang dimiliki Pouw Tju Wiepun tidak lemah golok emas ditangannya
berputar mengelilingi seluruh badan meninggalkan serentetan cahaya tajam yang
menyilaukan mata kendati serangan-serangan senjata pit yang dilancarkan lelaki itu
sangat dahsyatnyapun untuk beberapa saat tak berhasil merebut kemenangan.
Siauw Ling yang melihat kejadian itu diam-diam merasa tercengang pikirnya, Ruangan
yang demikian luasanya ia mana mungkin bisa begitu sepi? jikalau tempat ini adalah
kantor cabang perkampungan Pek Hoa San Tjung seharusnya bukan hanya berisikan
Pouw Tju Wie seorang kenapa tidak kelihatan adanya orang lain yang turun tangan
membantu dirinya?
Sebelum teka teki ini berhasil dipecahkan situasi pertarungan di dalam kalangan sudah
berubah.
Tampak golok emas Pouw Tju Wie telah berubah gerakan dari bertahan kini mulai
melancarkan serangan balasan.
Seketika itu juga cahaya golok memancar keempat penjuru kini balik silelaki bersenjata
pit itulah yang kena dikurung di dalam cahaya golok.
Siauw Ling yang diam-diam menonton jalannya pertempuran itu, secara tidak sengaja
telah menambah pengetahuannya. Ternyata pada permulaan Pouw Tju Wie bergebrak
tadi sengaja ia sembunyikan kemampuan yang sebenarnya dengan memiliki posisi
bertahan membiarkan silelaki bersenjata pit itu meneter terlebih dahulu disamping
memperhatikan kelemahannya yang dimiliki dalam permainan pit lawan. Setelah ia
punya pegangan yang kuat barulah mulai melancarkan serangan-serangan balasan.
Perubahan jurus yang amat banyak memaksa silelaki bersenjata pit itu susah
menghindarkan diri lagi, ia mulai dipaksa berjingkrak kalang kabut dan keteter mundur
terus.
Beberapa kali ia ada maksud melancarkan serangan balasan, tetapi setiap kali ada
kemauan sayang tenaga tidak memadai.
Ditengah pertarungan yang amat sengit mendadak terdengar suara dengusan berat
memecahkan kesunyian. Cahaya golok bayangan pit tadi bergoyang keras kemudian
roboh ke atas tanah.
Tangan kiri Pouw Tju Wie laksana kilat segera melancarkan totokan ke arah orang itu
kemudian menyimpan goloknya ke dalam sarung dan menjura ke arah kamar Siauw Ling.
Hamba tidak becus sehingga membiarkan musuh menyerbu masuk ke dalam kamar Sam
Tjungcu dan mengganggu tidur yang nyenyak, hamba mohon maaf sebesar-besarnya.

Diam-diam Siauw Ling merasa terperanjat juga mendengar ucapan itu, pikirnya,
Kiranya ia tahu kalau aku telah sadar dan secara diam-diam memperhatikan pertarungan
yang sedang berlangsung itu.
Otaknya dengan cepat berputar jawabnya kalem, Aaaakh.tidak mengapa.
Terima kasih atas budi Sam Tjungtju yang luhur.
Ia angkat badan lelaki bersenjata pit itu kemudian mengundurkan diri dari sana.
Siauw Ling marasa semakin murung beberapa kali ia bermaksud panggil kembali Pouw
Tju Wie untuk ditanyai siapakah lelaki bersenjata pit itu dan apa pula maksudnya malammalam datang kemari? tapi akhirnya ia berhasil menahan diri juga.
Keesokan harinya ketika ia bangun dari tidurnya Pouw Tju Wie telah menanti diluar
pintu dua orang dayang berbaju hijau dengan membawa peralatan cuci muka menanti
pula disisi kamar.
Menanti Siauw Ling telah selesai cuci muka dan sisir rambut Pouw Tju wie baru
melangkah masuk ke dalam seraya menyapa tetapi tak sepatah katapun mengungkap
peristiwa kemaren malam.
Siauw Ling yang melibat wajah Pouw Tju wie sangat tenang agaknya telah melupakan
peristiwa kemaren malam iapun terpaksa pura-pura memperlihatkan wajah yang hambar.
Mereka sudah bangun semua? tanyanya.
Nona bertiga telah mempersiapkan segala persiapan mereka menanti perintah
keberangkatan dari Sam Cungcu.
Bagus sekali suruh mereka segera naik ke dalam kereta aku akan berangkat.
Di dalam ruangan tengah telah dipersiapkan sarapan pagi untuk Sam Cungcu. Hamba
persilahkan Sam Cungcu suka bersantap dulu baru berangkat.
Sebenarnya Siauw Ling hendak menampik ajakan tersebut tetapi iapun merasa apabila
sampai tawaran inipun ditampik maka tindakannya ini akan membuat wajah Pouw Cu
Wie kurang enak.
Terpaksa ia ikut masuk ke dalam ruangan untuk bersantap pagi, kemudian melanjutkan
perjalanan.
Ini hari Kiem Lan serta Giok Lan masih menyaru sebagai kacung buku dengan pakaian
warna hijau. Tong Sam Kauwpun keadaannya seperti sedia kala, setelah naik ke dalam
kereta ia selalu bersandar dikereta tidak bercakap maupun bergerak lagaknya mirip baru
saja sembuh dari penyakit berat.

Setelah Siauw Ling naik ke dalam kereta, Kiem Lan segera ayunkan cambuknya
melarikan kereta mereka untuk melanjutkan perjalanannya.
Terdengar Pouw Cu Wie berteriak ke belakang.
Hamba menghaturkan selamat buat Sam Tjungtju selama diperjalanan.
Siauw Ling membungkam ketika itu seluruh benaknya sudah dipenuhi dengan teka teki
yang membingungkan hatinya. Ia tidak mengerti apa sebabnya peristiwa yang demikian
banyaknya bisa terjadi di dalam ketika yang sama.
Kereta kembali berjalan sejauh tiga li, ketika ia menyingkap horden tampak kereta mulai
berjalan memasuki sebuah jalan pegunungan yang sunyi.
Ia mulai ambil keputusan untuk paksa kedua orang dayang serta Tong Sam Kauw untuk
menceritakan rahasia yang disembunyikan dalam hati mereka.
Jalanan gunung ini amat sunyi, tak sesosok bayangan manusia yang nampak ketika kereta
berjalan dua, tiga li lagi jalanan semakin susah dilewati yang terlihat diempat penjuru
hanyalah rumput liar setinggi lutut.
Siauw Ling tiba-tiba menarik tali les kuda sehingga kereta berhenti kepada kedua orang
dayang itu ujarnya dingin, Kiem Lan, Giok Lan kalian turunlah!
Kedua orang dayang itu mengiakan dan berdiri.
Siauw Ling sentak tali les untuk putar arah kereta mereka, kemudian ujarnya lagi lambatlambat, Tempat ini berjarak sangat dekat dengan perkampungan Pek Hoa San cung. Bila
kalian ingin kembali keperkampungan nah silahkan segera pulang?
Mendengar perkataan itu Kiem Lan menghela napas panjang.
Jikalau budak sekalian telah berbuat salah harap Samya memaki kita saja mengapa
Samya hendak paksa budak sekalian untuk kembali kesarang macan.
Aku lihat penghidupan kalian yang dialami di dalam perkampungan Pek Hoa San cung
sangat gembira, lebih baik kalian kembali saja.
Samya seru Kiem Lan secara tiba-tiba sambil melelahkan air mata. Apakah kau
merasa gusar dengan sikap enci Giok Lan?
Aku lihat keadaan kalian sama saja agaknya di dalam hati penuh diliputi oleh persoalan
yang memberatkan kalian dan kini aku rasa hanya ada dua jalan yang bisa kalian pilih
sesuka hati jalan

pertama adalah kalian segera kembali keperkampungan Pek Hoa San Cung perduli di
dalam hatimu ada rahasia apapun aku tak akan banyak pertanyaan.
Dan jalan yang kedua? tanya Kiem Lan seraya mengusap kering air mata yang
membasahi wajahnya.
Siauw Ling yang melihat wajah gadis itu merah padam seluruh wajah basah dengan air
mata tapi tak berani terisik nangis hatinya lama kelamaan jadi lemas juga sembari
menghela napas katanya, Jalan kedua adalah kalian harus menceritakan kepadaku apa
rahasia yang kalian sembunyikan dalam hati. Aku larang menyembunyikan sepatah
katapun dan aku tak akan menegur ataupun mendesak kalian lebih lanjut.
Kiem Lan menghela napas panjang.
Aaai apabila Samya ingin tahu terpaksa budak harus menceritakan keadaan yang
sesungguhnya.
Aku larang kalian sembunyikan sepatah katapun jikalau sampai aku tahu kalian sengaja
menyembunyikan sepatah kata saja jangan harap aku suka mengampuni diri kalian lagi.
Setelah budak mau bercerita sudah tentu tak akan kupikirkan lagi mati hidupku semoga
saja Samya selalu sehat-sehat kata Kiem Lan mengangguk.
Bukankah aku sangat baik sekali?
Kiem Lan tertawa sedih.
Sekalipun Samya tidak bertanya setelah lewat ini haripun akan budak ceritakan
kesemuanya ini kepada Samya kau tak dapat memarahi Giok Lan Tjici karena ia sudah
dipaksa menelan obat racun Suo Kut Tok Tan.
Obat racun? Siauw Ling kelihatan tertegun.
Benar Suo Kut Tok Tan adalah sebuah obat
beracun yang punya daya kerja sangat lambat tapi berakibatkan mengerikan setiap orang
yang telah menelan obat ini di dalam tujuh hari pertama tak akan kambuh tetapi orang itu
sendiri bakal jadi goblok dan bodoh setiap hari berada dalam keadaan mengantuk dan
selalu ingin tidur.
Mendengar perkataan itu seluruh tubuh Siauw Ling tergetar keras ia segera berpaling.
Tampak sepasang mata gadis itu sayu tak bersinar wajahnya jelas kelihatan tanda-tanda
keracunan.
Tak kuasa lagi ia menghela napas panjang.

Aaaah kiranya aku sudah salah menuduh kalian.


Samya tidak tahu kejadian sesungguhnya. Sudah tentu tak dapat terhitung salah
menuduh.
Lalu apakah Tong Sam Kauw pun juga ikut menelan pil beracun pengerut tulang itu?
Aku lihat keadaanya tidak berbeda, tapi bagaimana keadaan yang sebetulnya budak
tidak berani memastikan peristiwa yang ada di dalam perkampungan Pek Hoa San cung
kecuali Toa Cungcu sendiri siapapun tidak tahu perubahan apakah sebenarnya yang telah
terjadi tetapi peristiwa enci Giok
Lan menelan pil beracun pengerut tulang itu dapat budak lihat dengan mata kepala
sendiri.
Apakah Toa Tjungtju yang paksa untuk menelan pil beracun tersebut.?
Kecuali Toa Tjungtju apakah enci Giok Lan mau mandah diperintah dan melakukan
perkataannya seperti domba?
Tiba-tiba Siauw Ling teringat akan sesuatu dengan nada keheranan serunya,
Pendengaran Toa Tjung tju sangat tajam daun yang rontok disuatu tempat lima tombak
darinya tak akan berhasil mengelabui dirinya, kenapa kau dapat melihat semua kejadian
itu tanpa ditemukan olehnya!
Ia ada maksud agar budak dapat melihat
kejadian tersebut waktu itu aku berada sama-sama dengan Giok Lan. Toa Tjungtju tibatiba mengeluarkan pil beracun pengerut tulang setelah menerangkan daya kerja racun
tersebut kemudian diserahkan kepada enci Giok Lan suruh ia menelannya aku lihat enci
Giok Lan seraya menahan curahan air mata dengan wajah pura-pura gembira menelan pil
beracun tadi.
Lalu kenapa ia tidak sekalian hadiahkan sebutir pil juga kepadamu!
Aku harus mengurusi tempat tinggal Samya mengemudikan kereta Samya dan melayani
segala keperluan, jikalau akupun menelan pil racun sehingga kesadaran hilang bukankah
budak tak dapat membantu apapun buat Samya?
Pekerjaan yang diserahkan Toa Tjungtju kepadamu apakah hanya ini saja? tanya Siauw
Ling kembali.
Masih ada yang lain ia minta budak suka menasehati Samya agar cepat-cepat kembali
keperkampungan Pek Hoa San cung jikalau Samya tidak suka mendengarkan maka ia
perintahkan budak secara diam-diam mencabut nyawa Samya.

Kontan Siauw Ling tertawa dingin tiada hentinya.


Perhitungan sie poa dari Toa Tjungtju apakah tidak terlalu sederhana dengan andalkan
sedikit kepandaianmu apakah kau kira bisa menandingi aku Siauw Ling?
Menyerang secara terang-terangan dapat ditangkis serangan gelap susah dihindari
karena Toa Tjungcu melihat kepandaian silat yang dimiliki Samya luar biasa maka ia
telah menghadiahkan dua macam barang kepada budak jikalau Samya tidak suka kembali
lagi keperkampungan Pek Hoa San cung maka ia perintahkan budak untuk turun tangan
membokong.
Ehmm.perkataan ini sedikitpun tidak salah diam-diam Siauw Ling mulai berpikir
dalam hatinya: Sepanjang hari ia selalu mendampingi diriku jika mau turun tangan
membokong rasanya memang tak akan kuduga sama sekali.
Tetapi diluaran ia tetap tertawa hambar.
Apa yang ia berikan kepadanya?
Kiem Lan masukan tangannya ke dalam saku untuk merogoh keluar sebuah kotak kecil
terbuat dari kumala, sembari dicekal ditangan ujarnya, Toa Tjungtju beritahu kepada
budak, di dalam kotak ini kesemuanya berisikan dua macam benda yang pertama adalah
bubuk beracun tak berbau dan tak berwarna dan yang kedua adalah hio racun yang bisa
disulut sehingga memabokan. Jikalau Samya tidak suka kembali ke dalam perkampungan
Pek Hoa San tjung maka budak diperintahkan untuk meracuni makanan Samya.
Hmm! cara ini terlalu kuno tidak perlu diherankan lagi? sela Siauw Ling dengan nada
yang dingin.
Semisalnya penjagaan Samya terlalu ketat sehingga tidak mungkin turun tangan melalui
makanan maka budak diharuskan menyulut hio beracun ini sambung Kiem Lan lebih
lanjut. Menurut pemberitahuan Toa Tjungtju, hio beracun ini dapat terbakar selama dua
belas jam berturut-turut asalkan diletakan dimana jalan yang sering dilalui Samya maka
begitu tercium bau itu ini mengartikan diri Samya sudah terjatuh ke dalam
cengkeramannya.
Siauw Ling merasa tercengang dan keheranan sehabis mendengar ucapan tersebut
pikirnya dihati, Sekalipun racun hio luar biasa lihaynya belum tentu bau harum tersebut
benar-benar menghilangkan kesadaranku hingga pikiranku bisa dikuasai keseluruhnya
hanya mencium sebentar saja aku mungkin ucapannya agak sedikit berlebihan.
Sekalipun begitu diluaran ia berkata, Bila ditinjau dari sudut ini agaknya Toa Tjungtju
adalah seorang ahli yang pandai menggunakan berbagai macam racun?
Kiem Lan tidak menjawab hanya secara mendadak pergelangan kanannya menggetar siap
membuang kotak kumala tadi ke dalam semak.

Nanti dulu berikan kotak kumala itu kepadaku teriak Siauw Ling ketika melihat
perbuatan dayang tersebut.
Toa Tjungtju adalah seorang jagoan yang berwatak licik serta banyak akal aku takut ia
biasa hal ini sampai kesini dan mengerti bilamana rahasia ini pasti kubocorkan kepada
diri Samya apalagi apa sebenarnya isi kotak kumala ini budak hanya mendengar
perkataannya belaka untuk menhindarkan diri dari sesuatu kejadian lebih baik dibuang
saja.
Tetapi Siauw Ling telah menggeleng sembari tersenyum.
Jangan, jangan dibuang kita periksa dulu apa isi kotak ini.
Terpaksa Kiem Lan mengangsurkan kotak kumala tadi ketangan pemuda tersebut.
Samya hati-hati jangan terlalu ceroboh dan waspada terhadap segala bokongan serunya
memberi peringatan.
Siauw Ling mengangguk diam-diam ia salurkan hawa sinkangnya menutup seluruh jalan
darah ditubuhnya lalu perlahan-lahan membuka kotak tadi dengan sangat hati-hati.
Seketika itu juga cahaya tajam yang menyilaukan mata berpancaran memenuhi angkasa.
Isi kotak kumala tersebut sama sekali bukan bubuk beracun ataupun hio beracun
melainkan sebuah mutiara yang luar biasa besar dan indahnya.
Kontan Kiem Lan maupun Siauw Ling dibikin tertegun dan berdiri melongo.
Samya jangan membiarkan bubuk beracun tersebut beterbangan diluaran kembali
teriak Kiem Lan memberi peringatan.
Biarlah untuk sementara disimpan di dalam sakuku.
Ia berpaling dan memandang sekejap ke arah Kiem Lan lalu tambahnya lagi, Kiem Lan
apa yang harus kita perbuat untuk memunahkan racun ganas yang mengeram dalam
tubuh Giok Lan?
Menurut apa yang budak ketahui Toa Tjungtju hanya memiliki ilmu silat yang sangat
lihay dan ia bukan seorang ahli dalam penggunaan racun-racun berbisa, tetapi seorang
sahabat karibnya eeeeh yaaa, orang itu bernama Tok So Yok Ong sangat pandai di dalam
penggunaan pelbagai macam racun-racun keji pil Suo Kut Tan yang didapatkan Toa
Tjungcu bukan lain adalah hasil kerjanya.
Kau pernah berjumpa dengan Tok So Yok Ong?

Belum, budak belum pernah menjumpai manusia aneh ini sahut Kiem Lan sambil
menggeleng. Ia sangat jarang mengunjungi perkampungan Pek Hoa San cung, tetapi
budak mengerti jelas apabila orang ini memang benar-benar ada?
Terhadap diri Tok So Yok Ong yang pernah menotok roboh jalan darahnya dalam kuil
bobrok malam itu serta melepaskan darah dari badannya untuk menolong sang gadis yang
menderita sakit ia mempunyai gambaran yang lain dari pada yang lain terhadap orang ini.
Ia sangat berharap Kiem Lan bisa menjelaskan bentuk tubuh manusia tersebut kemudian
kecocokan dengan apa yang berada dalam benaknya bilamana apa yang diucapkan tidak
benar maka ini
membuktikan bila Kiem Lan tidak sungguh-sungguh mau memihak padanya sehingga
lain kali dapat bersikap lebih berhati-hati lai menghadapi sepasang dayang ini.
Siapa sangka mereka tidak pernah menjumpai orang aneh itu, ia segera menyentak tali les
kuda sembari berkata, Cepatlah kalian berdua naik ke dalam kereta! aku pikir Toa
Cungcu secara diam-diam tentu kirim orang untuk mengawasi semua gerak gerik kita
jikalau
kita terlalu lama berdiam disini aku takut pihak mereka akan menaruh curiga.
Bilamana dugaan budak tidak salah, maka semua gerak gerik kita sepanjang perjalanan
susah untuk meloloskan diri dari pengamatan kaki tangan Toa Cungcu.
Ia merandek sejenak dia untuk bimbing Giok Lan naik ke dalam kereta lalu sambungnya
lebih lanjut, Tetapi hingga detik ini budak berani memastian Samya tak bakal menerima
serangan-serangan bokongan bila budak tinjau dari nada ucapan Toa Tjungtju
agaknya ia masih mengharapkan Sam ya bisa cepat-cepat balik ke dalam perkampungan
Pek Hoa San cung. Jadi budak berani memastikan sebelum Sam ya memberi keputusan
suka balik lagi ke dalam perkampungan Pek Hoa San cung atau tidak mereka tidak bakal
turun tangan keji terhadap diri Sam ya.
Siauw Ling ayunkan cambuk untuk membawa keretanya balik kejalan raya. Sedang
dimulut ia berkata lambat-lambat, Satu-satunya urusan yang patut kita murungkan saat
ini adalah keadaan dari Giok Lan serta Tong Sam Kauw yang dicekoki racun Suo Kut
Tan, tak bisa jadi kita harus membawa serta mereka berdua dalam keadaan demikian
parah terutama sekali sewaktu racun yang mengeram ditubuh mereka mulai bekerja.
Soal ini sih harap Sam ya suka berlega hati. Toa Tjungtju telah beritahu kepada budak
bahwa di dalam tujuh hari ini daya kerja racun yang mengeram dalam tubuh mereka
berdua tak akan kumat semisalnya sudah tiba waktunya racun mulai bekerja. Toa
Tjungtju akan kirim orang untuk mengantarkan obat pemusnah buat mereka.
Mendengar ucapan tersebut tiba-tiba sepasang mata Siauw Ling berkilat.

Kiem Lan, bagaimanakah sikap aku Siauw


Ling terhadap dirimu? tanyanya lirih.
Sam ya adalah seorang lelaki sejati yang mengutamakan kebajikan budak merasa sangat
kagum?
Bagaimanakah perasaanmu selama hidup dilingkungan Pek Hoa San tjung?
Walaupun pakaian, makanan lebih dari cukup tapi penghidupan satu hari amat tersiksa
bagaikan melewatkan setahun lamanya.
Bagus sekali! Setelah aku bawa kalian jauh meninggalkan lingkungan pengaruh
perkampungan Pek Hoa San tjung sekarang kalian terbanglah jauh keujung langit! kolong
langit bukan selebar daun kelor! pergilah kemana saja yang terasa jauh lebih aman dari
tempat ini! mulailah kalian mengatur penghidupan yang haru dan sama sekali lepas dari
tempat ini, mulailah kalian mengatur penghidupan yang baru dan sama sekali lepas dari
pergolakan Bulim, jadilah rakyat biasa dan carilah pasangan kalian untuk melanjutkan
keturunan dalam suasana aman dan damai.
Sam ya, sungguh gampang sekali caramu berpikir seru Kiem Lan sembari tertawa getir.
Jikalau urusan bisa berjalan gampang seperti apa yang Samya katakan dari dalam
perkampungan Pek Hoa San Tjung sudah banyak saudara-saudara kami yang
melarikan diri dari cengkeraman iblis Toa Tjungtju tetapi aku rasa Samya tak perlu
bingung-bingung serta repot karena kami berdua aku serta Giok Lan moay-moay telah
menyusun rencana bagaimana jalan yang harus kami tempuh dikemudian hari.
Terus terang saja budak beritahu kami kakak beradik walaupun sangat menghormati diri
Samya rela berbakti sampai mati tetapi kami adalah sisa-sisa makanan orang lain budak
mengerti bila kami berdua tidak berbak untuk menjadi budak Samya tetapi kami
mengakui apabila Samya adalah satu-satunya jago lihay satu-satunya orang yang bikin
Toa Tjungtju jadi jeri.
Kesucian badan kami kakak beradik telah hancur di ditangan Toa Tjung tju walaupun
dalam cengkereman iblisnya yang keras kami tidak berani membangkang dan tiada
bertenaga untuk melawan tapi hati kami sangat membenci dirinya saking bencinya ingin
sekali kami dahar dagingnya meneguk darahnya kami rela mendapat makian maupun
teguran dari Samya rasa hormat kami tak bakal musnah kesemuanya ini bukan
disebabkan kami kagum akan ketampanan wajah Samya kami kagum gembira dengan
sifat Samya yang gagah. Jikalau Samya mengijinkan ingin sekali kami sumbang tenaga
kami untuk membantu diri Samya dalam menyelesaikan segala cita?
Pada mulanya Siauw Ling bermaksud setelah

membawa ketiga orang itu keluar dari lingkungan pengaruh perkampungan Pek Hoa San
tjung lantas membiarkan mereka ambil jalan sendiri-sendiri.
Tetapi setelah mendengar ucapan dari Kiem Lan ini jalan pikirannya berubah.
Benar juga perkataannya setelah Siauw Ling ada maksud menolong mereka. Mengapa
harus membiarkan mereka sengsara ditengah jalan? sekalipun aku ada maksud suruh
mereka pergi sendiripun harus bebaskan dulu racun yang mengeram dalam tubuhnya.
Baru kemudian mereka suruh pergi.
Setelah berpikir sejenak dengan nada serius ujarnya, Perduli kejahatan Djen Bok Hong
telah menumpuk bagaikan gunung hutang darah bagai samudra, tetapi bagaimanapun
juga dia adalah saudara angkatku perduli dia ada maksud membawa aku masuk ke dalam
lingkaran setan atau memancing aku masuk ke dalam perangkap kini kayu sudah jadi
sampan menyesalpun sudah terlambat. Sehari aku belum memutuskan hubungan
persaudaraan sehari pula aku tak bisa berdiri sebagai musuh dengan dirinya. Aku rasa
persoalan ini tiada sangkut pautnya dengan dirimu, pelajaran guruku masih mendengung
disisi telinga membantu yang lemah menindas yang jahat merupakan tugas yang harus
aku jalankan.
Djen Bok Hong hanya ingin menggunakan kepandaian silat serta kemampuanmu untuk
bantu dia berbuat jahat. Sela Kiem Lan dengan wajah keren bilamana dibicarakan
sesungguhnya antara dia dengan dirimu sama sekali tiada perasaan persaudaraan jikalau
ia memandang dirimu sebagai saudara, budak rasa tidak seharusnya secara diam-diam ia
bermaksud mencelakai dirimu.
Perlahan-lahan Siauw Ling menghela napas panjang.
Aaaaai. walaupun perkataanmu sedikitpun tak salah tapi aku Siauw Ling tak
seharusnya meninggalkan bahan tertawaan bagiku dikemudian hari sebelum hubungan
persaudaraan diputuskan aku akan terus bersabar.
Mendadak terdengar suara derakan kaki kuda memotong ucapan yang belum selesai tiga
ekor kuda jempolan dengan cepatnya menyongsong kedatangan mereka.
Orang yang berada dipaling depan adalah seorang dara berbaju hijau. Air mukanya keren
penuh keseriusan wajahnya memandang kedepan tak berkedip.
Kuda kedua ditunggangi oleh seorang kakek tua berjenggot putih sepanjang dada
matanya bulat besar dengan mulut yang lebar sikapnya amat berwibawa.
Ketika si kakek tua itu melihat munculnya Siauw Ling disana mendadak air mukanya
berubah hebat. Buru-buru ia melengos dan cepat-cepat jalankan kudanya lewat dari sisi
kereta.

Siauw Ling merasa kedua orang penunggang kuda itu sepertinya tidak asing baginya,
setelah lama ia baru teringat kembali bilamana mereka berdua bukan lain adalah Pat So
Sin Liong atau Naga Sakti berlengan Delapan Toan Pok Tjeng yang pernah ditemuinya
diatas loteng rumah makan kota Koei Cho bersama sinona baju hijau yang melakukan
serangan bokongan terhadap diri Tjioe Tjau Liong tempo dulu.
Orang pada kuda ketiga adalah seorang lelaki kurus kering berbaju abu-abu, kumisnya
melintang dengan jenggot yang panjang terurai kebawah, sepasang matanya tajam luar
biasa.
Ketika menemukan Siauw Ling dalam kereta tersebut mendadak ia tarik tali les kudanya
tersebut sehingga binatang tunggangan yang semula berlari cepat kini lewat dari sisi
kerata dengan gerakan lambat.
Melihat kejadian tersebut Siauw Ling segera menyerahkan tali les kuda tersebut ketangan
Kiem Lan, sedang ia sendiri menerobos masuk ke dalam ruangan kereta.
Dari sakunya ia ambil keluar kertas yang diberikan Kiem Hoa Hudjien kepadanya waktu
itu dan dibaca isi surat tersebut.
Sepanjang perjalanan kau pasti akan menemui hadangan-hadangan. Hati-hati terhadap
kedua orang budak tersebut.
Selama ini Siauw Ling selalu bersabar tidak membaca surat yang diberikan Kiem Hoa
Hudjien kepadanya hal ini disebabkan ia ingin mengandalkan kecerdasan sendiri untuk
coba menjernihkan kecurigaan-kecurigaan yang mencekam dalam dadanya kemudian
dicocokkan dengan apa yang ditulis dalam kertas tersebut sama tidak dengan apa yang ia
pikir dihati.
Untuk pertama kalinya ia terjunkan diri ke dalam dunia kangouw tidak disangka telah
terjerumus ke dalam perkampungan Pek Hoa San Tjung yang bahaya dan penuh
keseraman tanpa sadari ia telah terseret ke dalam suatu pergolakan Bulim yang maha
dahsyat ia merasa seseorang perduli memiliki kepandaian silat seberapa lihaypun jangan
harap bisa lancar berkelana di dalam dunia kangouw apabila tidak diimbangi dengan
kecerdasan dengan kecerdasan dalam menghadapi segala perubahan.
Bilamana tidak berbuat demikian maka jangan harap bisa menghadapi kelicikan Bulim
dengan gampang dan lancar.
Dan kini Tong Sam Kauw serta Giok Lan sama sama telah dipaksa menelan pil pengerut
tulang sekalipun Siauw Ling tidak terlalu menguatirkan diri mereka berdua lagi tapi
hatinya tetap risau sehabis membaca surat tersebut dia segera robek dan melumat2 kertas
tadi hingga hancur lalu dibuang keluar kereta.
Sedangkan dalam hati pemuda ini mulai berpikir ia merasa kedua orang budak yang
dimaksudkan dalam surat tersebut tentu mengartikan diri Kiem Lan serta Giok Lan

walaupun kejadian cocok seperti apa yang diduga Kiem Hoa Hudjien tapi perubahan
yang kemudian terjadi sedikit berbeda.
Karena Kiem Lan rela menempuh bahaya menghianati Djen Bok Hong, hal ini membuat
rencana sang Toa Cungcu yang telah disusun dengan rapi dan cermat terpaksa harus
mengalami hancur berantakan bagaikan mengalirnya air disungai.
Kini Siauw Ling tidak begitu menguatirkan akan ancaman yang datang dari Kiem Lan
lagi sebab jebakan yang diatur Djen Bok Hong disisi tubuhnya kini sudah hancur
berantakan.
Justru yang membuat dia murung adalah keadaan dari Giok Lan serta Tong Sam Kauw
yang telah dipaksa menelan pil racun pengerut tulang saat ini mereka sudah berubah jadi
manusia-manusia tolol untuk tinggalkan dia ditengah jalan sudah tak mungkin dibawa
sertapun ia tak mengerti bagaimana caranya menolong bebaskan mereka dari pengaruh
racun hatinya bingung dan kacau.
Masih ada lagi kata-kata dari Kiem Hoa Hudjien yang mengatakan ditengah perjalanan
pasti menemui hadangan bila ditinjau nada ucapan yang jelas amat mantap dan tegas
rasanya sebelum Kiem Hoa Hudjien mempunyai pegangan yang kuat tidak mungkin
berani beritahu urusan ini dengan begitu tegas dan serius.
Kedua persoalan yang penuh mengandung kecurigaan tiada hentinya berputar dalam
benaknya tapi ia tidak berhasil juga memperoleh sebab2 yang rasanya sesuai dengan jalan
pikirannya.
Ketika itulah mendadak dari luar ruangan kereta terdengar suara Kiem Lan sedang
berseru keras.
Samya didepan ada orang menghadang perjalanan kita.
Kereta bergerak makin perlahan sehingga akhirnya berhenti sama sekali.
Siauw Ling menyingkap horden melangkah keluar dari kereta sinar matanya dengan
tajam menyapu sekejap kesekeliling tempat itu.
Tampak olehnya diantara pepohonan yang tumbuh lebat disisi jalanan secara lapat-lapat
tampak bayangan manusia bergerak lewat.
Empat orang lelaki bersenjata tajam berdiri sejajar ditengah jalan menghadang jalan pergi
mereka.
Diantara mereka dua orang adalah lelaki kekar berusia pertengahan seorang kakek tua
berjubah panjang serta seorang hwesio berpakaian lhasa.

setelah beberapa bulan lamanya menemui berbagai pergolakan Siauw Ling telah pandai
memeriksa keadaan pihak lawannya perlahan lahan sinar mata yang tajam menyapu
sekejap wajah keempat orang itu ia dapat mengerti bilamana si kakek tua serta sihwesio
itu memiliki tenaga sinkang yang amat sempurna.
Tampak si kakek berjubah hijau merangkap tangannya menjura, Apakah saudara berasal
dari perkampungan Pek Hoa San Tjung? tegurnya.
Tidak salah Siauw Ling mengangguk perlahan, entah ada urusan apa Lotiang
menghadang perjalanan kami?
Seorang lelaki kekar yang berdiri disebelah kiri segera membentak keras.
Apakah kau adalah Sam Tjungtju dari perkampungan Pek Hoa San Tjung?
Tidak Salah.
Dan saudarakah yang bernama Siauw Ling? sambung si lelaki yang berada disebelah
kanan.
Bagus sekali diam-diam pikir Siauw Ling dihati kiranya kalian sudah selidiki jelas
keadaan maupun asal usulku.
Sedang diluaran ia menyahut sopan
Benar cayhe adalah Siauw Ling.
Mendadak terdengar si kakek berbaju hijau itu menghela napas panjang.
Aaaaai. Siauw Tayhiap baru saja berkelana di dalam dunia persilatan, namamu telah
tersohor dan menggetarkan Bulim tidak disangka ternyata suka menggabungkan diri
dengan pihak perkampungan Pek Hoa San Tjung sungguh sayang, sungguh sayang.
Melihat sikap Siauw Ling beberapa orang itu tahu sekali lagi mereka menganggap dirinya
sebagai si Siauw Ling palsu dalam keadaan dan situasi seperti ini iapun tidak gampang
baginya untuk memberikan penjelasan hingga dia sampai percaya. Terpaksa pemuda ini
menjawab sekenanya, Cayhe dengan Tjuwi sekalian tidak saling mengenal. Tiada ikatan
dendam sakit hati pula diantara kita, entah apa maksud Tjuwi sekalian menghadang jalan
pergi cayhe?
Sinar mata si kakek tua berbaju hijau itu berkilat ia melirik sekejap ke arah kereta
berkuda itu lalu ujarnya, Sam Tjung tju tolong tanya barang apa yang ada di dalam
kereta tersebut?
Semula Siauw Ling agak tertegun tapi sebentar kemudian ia berhasil menguasai perasaan
sendiri.

Orang yang ada di dalam kereta adalah beberapa orang kawan cayhe yang ikut
melakukan perjalanan.
Sreeeet si lelaki kekar yang ada disebelah kiri dengan tidak sabaran mencabut keluar
golok dari punggungnya.
Jikalau tak ada benda yang lain dalam kereta, bagaimana kalau kami melakukan
pemeriksaan sejenak? serunya dingin.
Alis Siauw Ling berkerut sepasang matanya memancarkan cahaya tajam agaknya ia ada
maksud mengumbar hawa amarah.
Mendadak satu ingatan bagus berkelebat lewat dalam benaknya diam-diam ia berpikir.
Kecuali keempat orang ini di dalam hutan masih banyak jago-jago lihay, aku rasa
berkumpulnya banyak jago pasti ada sebab-sebab tertentu. Dalam kereta aku tidak
menyimpan barang yang tak boleh diperiksa orang lebih baik biarkan saja ia melakukan
pemeriksaan sehingga mereka menjadi jelas sendiri jikalau aku tidak membawa sesuatu
apapun.
Berpikir akan hal tersebut hawa amarahpun jadi sirap kembali ia tertawa hambar.
Jikalau Tju-wi ada maksud memeriksa, nah silahkan periksa sendiri. serunya.
Ia segera menyingkir kesamping sembari memerintahkan Kiem Lan untuk membuka
horden kereta.
Kiem Lan coba kau buka horden tersebut agar mereka bisa melakukan pemeriksaan
Tindakan Siauw Ling yang ramah dan lapang dada ini agaknya jauh berada diluar dugaan
kedua orang lelaki kekar serta si kakek tua berbaju hijau itu mereka bertiga saling
bertukar pandangan sekejab kemudian perlahan lahan berjalan mendekati kereta,
Apakah orang yang berada di dalam kereta terdiri dari kaum perempuan? tiba-tiba si
kakek tua berbaju hijau itu menegur dengan alis berkerut.
Hati Siauw Ling sedikit bergerak kembali pikirnya, Hingga kini Tong Sam Kauw
mengenakan pakaian perempuan jika tahu begini sejak tadi aku suruh Kiem Lan
menggantikan pakaiannya dengan baju lelaki
Ia segera mengangguk,
Sedikitpun tidak salah.

Antara lelaki dan perempuan tidak boleh saling bersentuhan kami tidak ingin
mengganggu keluarga Sam Tjung tju bagaimana kalau sam Tjung tju suka sedikit
merepotkan untuk bawa mereka turun dari atas kereta?.
Siauw Ling mengiakan ia segera bimbing Giok Lan serta Tong Sam Kauw turun dari
kereta.
Setelah kereta tersebut jadi kosong sinar mata si kakek tua berbaju hijau itu baru
menyapu seluruh benda dalam ruangan kereta tersebut dengan pandangan mata tajam.
Entah bolehkah kami periksa kedua peti kayu yang berada dalam kereta itu? tanyanya
kemudian
Siauw Ling merasa amat murung dan mangkal sekali lagi pikirnya, Entah apa
maksudnya beberapa orang ini berbuat demikian? benda ada sebenarnya yang sedang
dicari?
Sekalipun dalam hatinya timbul perasaan gusa dan mendongkol ia tetap berbisik ke arah
Kiem Lan dengan suara lirih.
Bawa turun kedua buah peti kayu ini agar bisa mereka periksa.
Kiem Lan ragu-ragu sebentar akhirnya ia naik ke dalam kereta untuk bopong turun kedua
buah peti kayu itu.
Peti kayu tadi bercat warna merah diantara peti tergantung sebuah gembokan emas dua
lembar segel menyegel peti tadi dengan rapi.
Pada dasarnya peti-peti ini adalah hadiah uang diberikan Djen Bok Hong serta Tjioe Tjau
Liong untuk dipersembahkan kepada orang tuanya apa isi peti itu hingga kini Siauw Ling
sendiripun tidak tahu.
Kembali si kakek tua berbaju hijau itu dengan sepasang mata yang tajam menyapu
sekejap seluruh isi ruangan kereta menanti ia tidak berhasil temukan benda lain yang
perlu dicurigai orang tua itu baru berpaling dan berkata kepada diri Siauw Ling.
Bagaimana kalau merepotkan Sam Tjung Tju suka membuka kedua peti kayu ini agar
bisa kami periksa isinya?
Hawa gusar yang berkobar dalam dada Siauw Ling mulai bergelora, tetapi sebisanya ia
tekan hawa gusar tersebut di dalam hati.
Disiang hari bolong Tju wi sekalian membawa begitu banyak jago menghadang
perjalanan kami, setelah selesai memeriksa peti kayu ini cayhe masih ingin menuntut
keadilan dari cu wi sekalian

Hawa gusar yang berkobar dalam dada Siauw Ling mulai bergelora, tetapi sebisanya ia
tekan hawa gusar tersebut di dalam hati.
Disiang hari bolong Tju wi sekalian membawa begitu banyak jago menghadang
perjalanan kami, setelah selesai memeriksa peti kayu ini cayhe masih ingin menuntut
keadilan dari cu wi sekalian serunya dingin.
sinar matanya segera dialihkan ke Kiem Lan tambahnya, Coba kau buka kedua peti kayu
ini.
Hamba tidak punya kunci, sahut Kiem Lan dengan suara serak.
Disadarkan hal tersebut Siauw Ling baru ingat bahwa ia sendiripun tidak mempunyai
kunci pembuka peti kayu itu Djen Bok Hong hanya beritahu kepadanya bahwa diatas
kereta terdapat dua buah peti yang berisikan hadiah untuk dia bawa pulang tetapi tidak
serahkan kunci tadi kepadanya.
Setelah termenung sebentar ia berkata, Kalau begitu kau babat putus saja gembok emas
itu.
Kiem Lan kerutkan alisnya, tapi ia tidak berani membangkan dari dinding kereta, gadis
ini cabut sebilah pedang kemudian beberapa kali babatan putuskan gembokan emas
diatas peti-peti itu.
Kini kunci telah tertebas lepas, silahkan Cuwi membuka sendiri kata Siauw Ling
kemudian seraya menjura ke arah si kakek tua tersebut.
Agaknya si kakek tua itu merasa agak menyesal dalam hatinya sebelum turun tangan
membuka peti itu terlebih dahulu ujarnya berat, Semisalnya kami sekalian tidak
memperoleh sesuatu dari peti ini loolap segera akan minta maaf dihadapan Siauw heng.
Perlahan-lahan ia membuka peti kayu yang ada disebelah kiri.
Tampak bubuk beterbangan memenuhi angkasa diikuti bau sengak obat yang sangat
menusuk hidung menyambar keempat penjuru.
Secara tiba-tiba ia dadanya kena dihantam oleh suatu pukulan dahsyat kakek tua berbaju
hijau itu berubah wajah dengan sempoyongan badannya mundur dua langkah ke
belakang.
Kedua orang lelaki kekar itu segera maju kedepan melongok ke dalam peti itu dan
mendadak mereka berdua sama menjatuhkan diri berlutut dan menangis tersedu-sedu.
Sihweesio berpakaian Ihasa yang selama ini membungkam ikut mengalihkan sinar
matanya ke arah peti mendadak dia merangkap tangannya didepan dada seraya memuji
keagungan sang Buddha.

Omitohud.
Dari sikap kaget tercengang serta berduka yang diperlihatkan keempat orang itu kendati
Siauw Ling bisa menduga ketidak beresan urusan ini tetapi benda apa yang berada dalam
peti itu ia sendiripun tidak tahu.
Siauw Ling segera melangkah maju kedepan dan melongok ke dalam peti mati itu air
mukanya kontan berubah hebat.
Kiranya di dalam peti kayu itu penuh dialasi dengan bubuk putih hampir mencapai
separuh peti diantara bubuk putih tadi menggeletakkan sebuah batok kepala manusia.
Agaknya batok kepala itu sudah direndam lama sekali di dalam air obat mimik maupun
raut mukanya masih bisa dikenal dengan sangat jelas.
Batok kepala itu penuh bercambang matanya bulat melotot keluar dengan rambut riapriap tidak karuan sekalipun hanya sebuah batok kepala tapi sulit bagi setiap orang untuk
membayangkan bagaimana gagahnya keadaan orang ini tempo dulu.
Siauw Ling berdiri tertegun mendadak ia membuka penutup peti kayu yang lain.
Tampak di dalam peti yang kedua terletak dua buah surat putih yang sudah hampir
menguning disamping itu terdapat pula sebatang pedang pendek berwarna kuning emas
serta sebuah cermin antik yang terbuat dari tembaga.
Agaknya si kakek tua berbaju hijau itu mempunyai iman yang kuat setelah merasa
terkejut beberapa saat dengan cepat ia dapat pulihkan kembali ketenangannya.
Barang bukti sudah tertera didepan mata entah Sam Tjungtju masih ingin mengatakan
alasan apa lagi? tegurnya dingin.
Siauw Ling sama sekali tidak menyangka ia bakal difitnah oleh saudara angkatnya sendiri
perlahan-lahan ia menghela napas panjang.
Aaaai.tidak kusangka rencana mereka mendadak ia merandek dan berubah nada
ucapan. Batok kepala siapakah yang berada di dalam peti ini?
Kedua orang lelaki kekar yang sedang menangis tersedu-sedu diatas tanah tiba-tiba
meloncat bangun seraya meloloskan golok dari sarungnya.
Satu dari kiri yang lain dari kanan hampir bersamaan waktunya menyerang diri Siauw
Ling jurus serangannya ganas dan telengas jelas mereka ada maksud mencabut nyawa
pemuda ini.
Buru-buru Siauw Ling meloncat kesamping untuk berkelit dari datangnya serangan
tersebut.

Untuk sementara kalian berdua jangan marah dulu serunya berat. Cayhe ada beberapa
patah kata penting hendak kusampaikan.
Tetapi kedua orang lelaki kekar itu sudah mendekati histeris, bagaikan orang kalap
mereka terjang terus kedepan tanpa menghiraukan keselamatan sendiri.
Mereka tidak ingin memberi kesempatan lagi Siauw Ling untuk mengajukan pembelaan
lagi sepasang golok secara beruntun melancarkan serangan gencar cahaya golok
berkilauan menusuk pandangan mata seketika itu juga mereka kurung tubuh Siauw Ling
di dalam kepungan bayangan-bayangan golok mereka.
Dengan tetap bertangan kosong Siauw Ling berputar kesana kemari menghindarkan diri
dari babatan cahaya tajam selama ini ia hanya menghindar terus tanpa melancarkan
sebuah serangan balasanpun.
Dalam sekejap mata kedua orang lelaki kekar itu sudah melancarkan dua puluh buah
serangan lebih. Tetapi tak sebuah serangan mereka berdua berhasil melukai Siauw Ling
kendati mereka tetap ngotot tak mau berhenti.
Si kakek tua berbaju hijau yang menonton jalannya pertarungan dari samping agaknya
sudah dapat melihat bilamana kepandaian silat yang dimiliki Siauw Ling beberapa kali
lipat jauh lebih tinggi dari kepandaian kedua orang itu jikalau dia sampai melancarkan
serangan balasan mungkin sejak semula kedua orang lelaki kekar tersebut sudah roboh
terluka dibawah serangan pemuda she Siauw.
Tahan dengan suara yang keras bagaikan ledakan guntur disiang bolong ia membentak.
Kesadaran kedua orang lelaki kekar yang hampir dikacaukan oleh kesedihan yang
melebihi takaran itu segera jadi terang kembali oleh bentakan ini buru-buru mereka tarik
kembali senjatanya seraya meloncat mundur ke belakang.
Sreeet! kini gantian si kakek tua berbaju hijau yang cabut keluar pedangnya dari sarung.
Loohu ingin mohon petunjuk dari kepandaian silat Sam Cungcu serunya.
Walaupun diluaran ia berhasil mempertahankan ketenangannya tetapi jelas kelihatan
apabila dihati ia merasa sedih jauh melebihi kesedihan yang dialami kedua orang lelaki
tersebut.
Setelah cabut keluar pedangnya dari sarung tanpa bertanya putih hitam lagi ia segera
melancarkan serangan dengan jurus Giok Lie To Suo atau gadis perawan melempar
peluru menusuk dada pemuda she Siauw ini.
Saudara jangan keburu turun tangan bagaimana kalau mendengarkan dahulu beberapa
patah kata pembelaanku? seru Siauw Ling amat cemas.

Ketika Siauw Ling sedang berbicara si kakek tua itu sudah mengirim delapan buah
tusukan gencar setiap tusukan merupakan serangan yang keji dan telengas jauh lebih
lihay beberapa kali lipat dari pada permainan golok kedua orang lelaki kekar itu.
Dibawah desakan delapan buah serangan gencar Siauw Ling kena dipaksa mundur empat
langkah ke belakang.
Melihat hal tersebut Kiem Lan jadi kuatir tak tertahan lagi teriaknya keras-keras, Samya
hati-hati dalam keadaan gusar mereka bisa melancarkan serangan dengan jurus-jurus
pedang yang keji dan telengas menjumpai keadaan seperti ini tiada berguna banyak
beribut dengan mereka.
Maksud dari ucapannya adalah memberitahu kepada Siauw Ling agar menggunakan ilmu
silat menguasai dahulu orang ini kemudian baru diterangkan dengan melalui kata-kata.
Siapa nyana justru karena ia banyak bicara telah memancing perhatian dari kedua orang
lelaki kekar itu.
Mereka membentak keras yang satu menerjang ke arah Kiem Lan sedang yang lain
menubruk ke arah Giok Lan.
Melihat tindakan mereka yang begitu berangasan dan buas Kiem Lan jadi amat
terperanjat pedangnya dikebaskan merintang jalan pergi lelaki-lelaki itu kehadapan Giok
Lan kemudian tegurnya dengan suara yang dingin, Kalian benar-benar tidak tahu aturan
sebelum bicara terang sudah menyerang dengan buas.
Asalkan orang dari perkampungan Pek Hoa San cung rata-rata merupakan penjahat yang
telah banyak melakukan kejahatan sepasang tangan kalian sudah penuh berlepotan darah
sekalipun mati juga tidak patut disayangkan. bentak lelaki itu keras.
Menggunakan jurus Heng Sauw Tjian Kiem atau menyapu runtuh selaksa prajurit ia
babat pinggang dayang tersebut.
Kiem Lan mengerti baik ilmu silat maupun gerakan tubuhnya sukar dibandingkan dengan
kelihayan Siauw Ling bilamana ia balas menyerang maka tidak sampai sepuluh jurus
tentu akan terluka ditangan orang ini terpaksa pedangnya diputar balik kemudian dengan
menggunakan jurus Kiem Sie Tjau Wan atau serat emas melingkari pergelangan
menyapu urat nadi lelaki itu.
Karena Kiem Lan keburu meloncat kehadapan adiknya Giok Lan, lelaki kekar lainnya
jadi kehilangan lawan bergebraknya setelah menubruk tempat kosong tubuhnya segera
berputar seraya ayunkan golok mengancam gadis ini.
Di dalam hati Kiem Lan tahu Giok Lan serta Tong Sam Kauw sama-sama telah menelan
pil beracun walaupun daya bekerja racun tersebut belum mulai bekerja, tetapi

kesadarannya sudah punah tidak mungkin lagi bagi mereka untuk menghadapi musuh
lagi.
Dengan mengepos napas panjang segera berputar sedemikian rupa melindungi kedua
orang itu.
Pada saat ditengah kalangan berlangsung dua grup pertarungan sihweesio berbaju Ihasa
yang mendekati peti itu kemudian pungut pedang emas yang ada di dalam peti dan
disembunyikan ke dalam sakunya.
Siauw Ling dapat melihat perbuatan hweesio ini dengan sangat jelas meledaklah hawa
amarah yang ditekan terus selama ini bentaknya, Sebenarnya kalian bermaksud
membalaskan dendam bagi saudara-saudara kalian ataukah hanya ingin merampas
barang-barang milikku?
Ditengah suara bentakan yang keras telapak tangannya dibalik balas melancarkan
serangan angin pukulan menderu-deru mengancam pergelangan kanan si kakek tua
berbaju hijau yang mencekal pedang.
Merasakan datangnya angin serangan si kakek tua itu segera miringkan badannya
meloloskan diri dari ancaman tersebut selagi ia siap getarkan pedang melancarkan
serangan kembali. Siapa sangka saat itulah dari Siauw Ling berikutnya telah menerjang
kedepan terlebih dahulu.
Karena harus berkelit si kakek tua itu kehilangan posisinya yang baik dibawah serangan
telapak berantai yang gencar kakek tua itu terdesak sehingga mundur ke belakang secara
beruntun.
Haruslah diketahui serangan telapak berantai yang dimainkan Siauw Ling barusan adalah
sebuah ilmu yang maha dahsyat di dalam dunia persilatan keistimewahan dari ilmu ini
justru terletak pada kecepatan geraknya yang melebihi sambaran petir sehingga
mendatangkan kerepotan dan gelagapan bagi mangsanya.
Setelah beruntun Siauw Ling melancarkan enam belas buah serangan berantai si kakek
tua berbaju hijau itu sudah kena didesak mundur sejauh enam tujuh depa lebih.
Mendadak si pemuda itu menarik kembali serangannya seraya menubruk kehadapan
sihweesio berIhasa itu.
Kembali! bentaknya dingin.
Hweesio ini, walaupun memakai baju Ihasa yang longgar dan besar sebenarnya ia
memiliki perawakan yang kurus kering.
Mendengar teguran tersebut ia membuka sedikit matanya yang semula terpejamkan.
Barang apa yang kau minta kembali.

Sebilah pedang emas kau anggap aku tidak melihat perbuatanmu mengambil pedang
tadi dari dalam kotak.
Sekalipun sudah kau lihat mau apa? jengek sihweesio kurus sambil tertaw hambar.
Pokoknya barang itupun bukan milik kalian orang-orang perkampungan Pek Hoa San
cung.
Siauw Ling makin gusar melihat keketusan sang hweesio ia naik pitam dan marah-marah.
Cukup dari mimikmu yang kicik dan sikapmu yang ketus dapat kuduga kau bukan
paderi yang saleh yang berasal dari perguruan hormat.
Omitohud seru sang hweesio. Menurut pandangan sicu, maka pinceng mirip apa?
Aku lihat kau mirip seorang perampok ditengah samudera dan seorang pencoleng yang
suka mencuri ayam.
Sekalipun kena dihina dan dimaki sihweesioa itu sama sekali tidak jadi marah. Ia hanya
tertawa hambar.
Pedang emas ini adalah barang milik kawan karib pinceng. Benda ini mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan teka teki hidupnya pinceng, akan aku simpan dulu
benda ini untuk beberapa waktu kemudian akan kuserahkan kepada keturunannya.
Ia merandek sejenak untuk menghela napas panjang kemudian sambungnya lebih lanjut,
Sudah ada puluhan tahun lamanya pinceng mengasingkan diri dari keramaian dunia
terutama persoalan yang menyangkut dunia persilatan. Selama ini pinceng belum pernah
bergebrak melawan siapapun juga tetapi demi kawan karib yang mempunyai hubungan
sangat akrab dengan pinceng mau tak mau aku harus munculkan diri untuk selidiki
peristiwa ini sebelum persoalan berhasil dibikin jelas pinceng tidak ingin bergebrak
melawan siapapun.
Tapi sewaktu pinceng melihat adanya pedang emas di dalam kotak hatiku tergetar keras
tetapi sebagai seorang paderi pinceng tidak ingin turun tangan sesuka hati setelah kupikir
beberapa saat rasanya jauh lebih baik bilamana pedang emas ini untuk sementara pinceng
yang simpan dikemudian hari setelah kutemukan pembunuh yang sebenarnya barulah
loolap turun tangan balaskan dendam kematian kawan karibku ini. Usia siauw sitju masih
muda tindakanmu masih polos pinceng tidak ingin banyak cari urusan dengan dirimu.
Siauw Ling yang mendengar ucapan itu jadi melengak.
Jika demikian adanya pedang emas ini mempunyai suatu hubungan yang erat dengan
suatu kisah sedih pada masa yang silam?
Bukan pedang emas ini saja bahkan seisi peti itu mempunyai hubungan yang erat
dengan hutang berdarah yang telah terikat hampir meliputi seluruh penjuru Bulim.

Hawa gusar yang bergelora dalam dada Siauw Ling langsung punah dan mereka sehabis
mendengar ucapan itu diam-diam pikirnya di dalam hati, Memandang manusia tak boleh
berdasarkan wajahnya belaka seperti hweesio ini sekalipun wajahnya menunjukkan
seorang manusia berwatak licik tetapi ia benar-benar seorang paderi yang saleh.
Dengan cepat ia tangkap tangannya menjura.
Tolong tanya siapakah sebutan Tay suhu?
Pada dasarnya pinceng memiliki perawakan badan yang kurus kering tinggal kulit
pembungkus tulang keadaanku mirip pohon yang kering kerontang ditengah timbunan
salju karena itu orang menyebut pinceng dengan sebutan Ku Bok sahut sang hweesio
kurus sembari tertawa hambar.
Oooouw.kiranya Ku Bok Thaysu, cayhe ucapkan selamat berjumpa Thaysu
mempunyai pikiran yang panjang cayhe harap kau suka menasehati kedua orang heng
thay tersebut untuk sementara bersabar sebelum urusan dibikin jelas cayhe tidak ingin
menciptakan banyak pembunuhan diantara kalian.
Omitohud asalkan siauw sitju mempunyai ingatan demikian ini cukup memperlihatkan
kemuliaan hatimu.
Terima kasih atas pujian thaysu Siauw Ling tertawa hambar.
Perlahan-lahan Ku Bok thaysu berpaling ke arah si kakek tua berbaju hijau itu ujarnya,
Sitju, pinceng berharap untuk sementara waktu kau suka menasehati mereka jangan
turun tangan secara gegabah. Seharusnya kau bikin terang dulu persoalan ini.
Ehmmm.perkataan Thaysu memang cengli kakek itu mengangguk ia lantas
berpaliang dan berseru: Untuk sementara kalian berhenti bergebrak dahulu.
Agaknya terhadap si kakek tua berbaju hijau ini kedua orang lelaki kekar itu bersikap
sangat menghormat setelah mendengar teguran tadi mereka segera tarik kembali senjata
goloknya dan mundur ke belakang.
Padahal yang sebenarnya dihati kakek tua berbaju hijau maupun kedua orang lelaki kasar
sama-sama sudah mempunyai perhitungan sendiri. Ilmu pukulan kilat berantai yang
dimainkan Siauw Ling bukan saja gencar dan hebat bahkan luar biasa sekali sekalipun si
kakek tua berbaju hijau itu andalkan ketajaman pedangnya percuma saja.
Apalagi pertarungan antara kedua orang lelaki kekar tersebut melawan Kiem Lan tidak
berhasil memperoleh hasil apapun berpuluh-puluh jurus serangan golok mereka
lancarkan satu demi sati berhasil dipunahkan oleh Kiem Lan mereka semakin tahu gebrak
lebih lama berarti mencari malu buat diri sendiri.

Setelah semua orang menarik diri dari kalangan pertarungan Siauw Ling menghela napas
panjang seraya rangkap tangannya menjura ke arah si kakek tua berbaju hijau itu ujarnya,
Tolong tanya siapakah nama besar Heng thay? dan batok kepala siapakah yang berada
dalam peti itu?
Loohu Tang Kong Seng berasal dari perguruan Ih Heng Bun sinar matanya perlahanlahan menyapu sekejap batok kepala yang menggeletak di dalam peti lalu sambungnya,
Batok kepala yang ada di dalam peti tersebut adalah batok kepala Tjian bunjien
angkatan kesembilan dari perguruan kami. Mereka semua adalah anak muridnya
hubungan guru dan murid erat bagaikan ayah beranak tidak dapat disalahkan mereka
susah menekan rasa gusar yang berkobar dalam dada mereka.
Dan kau apanya?
Aku adalah sutenya! dia miring badan untuk melirik kembali batok kepala tersebut
kemudian ujarnya lagi, Aku rasa perkampungan kalian sudah lama sekali menyimpan
batok kepala ini bukan?
Siauw Ling menggeleng.
Tentang soal ini cayhe kurang tahu katanya.
Walaupun siauw heng belum lama terjunkan diri ke dalam dunia persilatan tetapi nama
besarmu sudah tersohor disegala penjuru dunia. Entah apa sebabnya kau suka
menggabungkan diri dengan pihak perkampungan Pek Hoa San cung.
Tentang soal ini. akhirnya setela meragu setengah harian lamanya Siauw Ling
tertawa getir. Alasan dibalik kejadian ini maaf bilamana aku tak bisa menceritakan
dihadapan umum.
Sekali lagi sinar mata Tang Kong Seng menyapu benda-benda yang berada di dalam peti
katanya, Siauw Ling heng terus terang kuberitahu kepadamu orang-orang yang ikut
hadir dalam kalangan saat ini bukan terdiri dari perguruan Ih Heng Bun kami saja.
Tentang soal itu aku sudah tahu Siauw Ling mengangguk dan melirik sekejap ke arah
hutan yang terbentang didepan mata. Di dalam hutan tersebut banyak terdapat jago-jago
lihay yang sedang mengawasi tindak tanduk siauwte.
Lalu entah tindakan apa yang hendak Sam Cungcu gunakan untuk menyelesaikan
persoalan ini.
Cayhe sendiri justru lagi bingung tindakan apa yang sepatutnya cayhe lakukan aku ingin
mohon petunjuk dari Cuwi sekalian.
Soal ini sih rasa sulit ujar Tang Kong Seng setelah melengak beberapa saat lamanya.
Menurut pandangan loohu jago-jago lihay yang bersembunyi dalam hutan itu bukan saja

terdiri dari jago-jago Siauw lim pay bahkan jago dari ketiga partai besar lainpun ikut
hadir.
Ooouw.kenapa? apakah mereka pada berdatangan untuk bikin penyelesaian dengan
diriku.
Pihak perkampungan Pek Hoa San cung sudah terlalu banyak berhutang darah dengan
jago-jago Bulim kau sebagai Sam Cungcu sekalipun tidak ikut di dalam perebutan keji itu
tapi kau bakal terseret oleh nama busuk pihak perkampungan Pek Hoa San cung. Untuk
lewat dari sini dalam keadaan selamat aku rasa bukan suatu pekerjaan yang gampang.
Sepasang alis Siauw Ling kontan berkerut.
Kendati jago-jago dari sembilan partai besar merupakan kaum pendekar budiman yang
dihormtai semua kaum Bulim tetapi kalian tak boleh memaksa orang keterlaluan cayhe
sekalipun masih bersabar tadi kalianpun harus tahu kesabaran seseorang ada batasbatasnya.
Memang kemungkinan besar mereka datang dengan tanpa membedakan mana merah
mana putih tapi kedatangan orang-orang itu jelas dengan membawa rasa dendam dan
benci yang meluap sambung Ku Bok Thaysu tidak menanti pemuda itu menyelesaikan
kata-katanya. Jikalau kedudukan mereka harus diganti dengan kau Sam Cungcu belum
tentu kau memiliki kesabaran yang melebihi mereka Siauw sitju jikalau kau suka
mendengarkan nasehat dari pinceng maka berlapang dadalah sedapat mungkin
bersabarlah sampai sebisa jangan sampai membiarkan peristiwa ini dinodai dengan
ceceran darah.
Mendadak hweesio ini pejamkan mata merangkap tangannya didepan dada setelah
memuji keagungan sang Buddha sambungnya lebih lanjut, Kelihayan ilmu silat yang
dimiliki Siauw sitju jauh melebihi dugaan loolap jikalau ini hari Siauw sitju tidak suka
mantapkan diri untuk bersabar dan menghindarkan diri dari bentrokan-bentrokan
kekerasan dikemudian hari badai pembunuhan berdarah pasti akan melanda dunia
persilatan selamanya tak bisa tenang dan keadaan kacau balau susah ditahan. Pinceng
sudah lama mengasingkan diri dan jarang berkelana dalam dunia persilatan selama ini
aku tidak berjodoh bisa berjumpa dengan sibayangan berdarah Djen Bok Hong Djen
Cungcu tetapi cukup kudengar dari gelar serta musuh-musuhnya dia menduga dia adalah
seorang jagoan yang memiliki kepandaian ilmu silat tinggi setelah ini hari dapat
berjumpa dengan Sam Cungcu makin kuatlah dugaan pinceng.
Seorang lelaki sejati boleh dibunuh tak boleh dihina potong Siauw Ling dingin.
Bilamana orang kangouw memandang aku orang she Siauw sebagai seorang penjahat
yang banyak melakukan kejahatan hal ini merupakan suatu persoalan yang susah
dibantah lagi.
Bangga atau malu semuanya muncul dari hati kecil sendiri ini hari para jago berkumpul
disini untuk menuntut kau Siauw Sam Cungcu kemungkinan besar suatu drama berdarah

yang menggidikan hati kita segera berlangsung. Mengapa kau tak coba menerima segala
penghinaan untuk mengganti saat pengembalikan nama bersihmu.
Siauw Ling yang mendengar ucapan itu hatinya sedikit bergerak.
Terima kasih atas petunjuk dari Thaysu tak terasa serunya.
Ketika ia mendongak kembali tampak olehnya dari balik hutan perlahan-lahan muncul
empat puluh orang lebih jago-jago lihay baik berdandankan sebagai kaum beragama
maupun rakyat biasa.
Orang-orang itu ada sebagian telah mencabut keluar senjata tajamnya ditangan mereka
berjalan mendekat dengan wajah penuh diliputi hawa napsu membunuh.
Siauw Ling segera silangkan tangannya didepan dada seraya berbisik lirih kepada diri
Kiem Lan.
Baik-baik melindungi mereka berdua cepat naik dan tunggu aku di dalam kereta.
Kiem Lan mengiakan ia bimbing Tong Sam Kauw serta Giok Lan naik ke atas kereta.
Menanti beberapa orang gadis itu sudah pada naik semua. Siauw Ling menghembuskan
napas panjang ia coba buang segala kemangkelan serta kemurungan dari dalam dadanya.
Para jago yang barusan munculkan diri dengan cepat mengurung seluruh kalangan dalam
sekejap mata Siauw Ling telah berada ditengah-tengah kepungan yang rapat.
Dari ujung sebelah barat muncul seorang pemuda berpakaian kabung yang berwajah
murung dan sedih mendadak terdengar ia menjerit tertahan.
Aaaach! surat peninggalan ayahku.
Dengan cepat ia jatuhkan diri berlutut dihadapan peti tersebut dan mencekal sepucuk
surat erat-erat.
Mengikuti beralihnya sinar mata para jago Siauw Lingpun berpaling ke atas sampul surat
tersebut.
Tampak diatas sampul itu tertera beberapa patah kata yang berbunyi, Ditujukan buat
istriku yang tercinta Boen Oh.
Sikap pemuda itu amat gugup tangannya yang mencekal surat tersebut gemetar tiada
hentinya.
Dua puluh pasang mata para jago yang ikut hadir disekeliling kalangan bersama-sama
mengalihkan pandangannya ke atas surat yang dicekal pemuda itu.

Walaupun mereka tak seorangpun yang menegur diri Siauw Ling tetapi pemuda she
Siauw sendiri mulai timbuk perasaan kurang tenang dia merasa orang-orang ini sebagian
besar bahkan seluruhnya memandang ia sebagai seorang musuh besar yang terikat
dendam sedalam lautan.
Teringat akan hal itu tak kuasa lagi ia menghela napas panjang.
Siapa nyana justru karena suara helaan napas inilah memancing meledaknya suara
tertawa dingin memenuhi empat penjuru kalangan.
Situasi yang dihadapi saat ini amat aneh dan sunyi. Tak seorangpun yang buka suara juga
tak ada yang memaki atau ajak Siauw Ling berbicara tetapi situasi semacam ini makin
mempertegang hati Siauw Ling maupun para jago-jago itu. Agaknya secara diam-diam
semua orang telah melakukan persiapan dalam pertarungan sengit yang mempengaruhi
mati hidupnya diri sendiri.
Dengan kumpulan seluruh kekuatan yang ada Siauw Ling coba menenangkan hatinya, ia
ingin buka suara untuk pecahkan suasana yang demikian sunyi dan tenang ini, tetapi
selalu gagal untuk mengutarakan kata-kata yang pertama.
Siauw sicu mendadak terdengar suara Ku Bok Thaysu yang halus dan lirih bagaikan
nyamuk bergema masuk ke dalam telinganya. Coba pertahankan diri keadaan dan situasi
yang kau hadapi detik ini sangat mempengaruhi nasibmu dalam dunia kangouw
kemudian hari kau harus coba menggunakan ketenangan yang tinggi serta imam yang
tebal untuk menyambut kedatangan suasana penuh hawa membunuh ini perubahan besar
segera akan terjadi sedetik lagi.
Siauw Ling tertawa getir degan perasaan apa boleh buat ia melirik sekejap ke arah Ku
Bok Thaysu.
Mendadak terdegar sang pemuda yang berlutut diatas tanah dan mencekal surat akhir
peninggalan ayahnya bergumam seorang diri.
Selama hidup Tia bersikap terus terang dan mulia tak sebuah urusanpun yang patut
dirahasiakan didepan umum sedang ibu karena merindukan Tia selama hampir sepuluh
tahun lamanya tidak beruntung menemui ajalnya pada sebulan berselang putramu dengan
memberanikan diri akan membuka dan membaca surat tia yang ditunjukkan buat kau
ibu.
Agaknya para jago yang ada diempat penjuru pada kenal dengan sang pemuda berpakaian
kabung ini bahkan menaruh rasa hormat kepadanya tetapi sikap merekapun seperti
menghadapi orang asing tak seorangpun ada saat ini buka suara menghibur dirinya.
Tampak ia membuka sampul surat itu dan mengambil keluar surat yang ada didalamnya
lalu dibentang kedepan dengan demikian para jago yang ada disekeliling tempat itu
termasuk Siauw Ling dapat membaca isi surat itu dengan jelas.

Tampak surat itu berbunyi sebagai berikut, Buat istriku yang tercinta!
Aku telah kena dikurung dalam perkampungan Pek Hoa San cung setelah mengalami
siksaan keji dengan tujuh belas macam ragam yang berbeda badanku kini jadi cacad
seumur hidup. Bila kau menjumpai suratku ini berarti kau menjumpai diriku untuk
terakhir kalinya. Aku berharap dengan mengingat-ingat hubungan suami istri diantara
kita selama ini sudilah kau memelihara satu-satunya putra kita hingga dewasa.
Dibawahnya tertera tanda tangan yang berbunyi Tjangbunjien angkatan kedua belas dari
perguruan Thay Khak Bun aliran Sak Tjoen san.
Ucapan yang terdapat dalam isi surat itu kebanyakan merupakan pesan-pesan terakhir
buat istri tercintanya tetapi tanda tangan yang tertera dipaling belakang surat ini jauh
berlawanan dengan isi surat tersebut.
Setelah berpikir sejenak akhirnya Siauw Ling mengerti mengapa isi surat tersebut depan
dan belakangnya bertentangan.
Aaaach benar pikirnya. Tentunya setelah Sak Tjoen san selesai menulis surat ini ia tidak
berharapan besar untuk menyampaikan surat kepada istri tercintanya. Oleh karena itu
diakhir surat tersebut sengaja dia cantumkan nama maupun kedudukannya sehingga
semisalnya surat ini terjatuh ketangan kawan-kawan Bulim dengan perantara mereka
surat ini tiba disampaikan ketangan orang-orang perguruan Thay Khek Bun aliran
selatan.
Terdengar suara helaan napas sedih mengiringi selesainya membaca isi surat tersebut
jelas para jago yang hadir disekeliling tempat itu rata-rata menaruh simpatik terhadap diri
Sak Coen San.
Air mata yang jatuh berlinang dari kelopak mata pemuda berpakaian kabung itu makin
deras sehingga setetes demi setetes berjatuhan diatas kertas surat itu ditambah pula
dengan tangan yang gemetar keras tanpa ia sadari surat tadi tercabik-cabik hingga tidak
karuan lagi bentuknya.
Mendadak terdengar suara seseorang yang berat berkumandang datang, Sak
Ciangbunjien tak usah terlalu bersedih hati nama pendekar ayahmu telah tersohor
diseluruh penjuru dunia kangouw setiap jago Bulim yang sealiran dengan kita rata-rata
menghormati dirinya baik-baiklah Ciangbunjien menjaga kesehatan badan agar
dikemudian hari dapat digunakan untuk menuntut balas atas kematian ayahmu.
Baru saja ucapan itu selesai diutarakan dari antara kerumunan para jago muncul dua
orang kakek tua yang berusia lima puluh tahunan yang langsung berjalan kekedua belah
sisi pemuda itu dengan langkah lebar.
Terdengar si kakek kedua berkata dengan suara lantang, Tjiangbunjien memikul tugas
berat untuk mengembangkan perguruan kita disamping itu masih ada beban berat untuk

menuntut balas dendam berdarah sedalam lautan janganlah bersedih hati sehingga
merusak kesehatan badan.
Mendengar kata-kata nasehat tersebut perlahan-lahan pemuda berbaju berkabung itu
bangun berdiri dan menghela napas panjang.
Susiok berdua harap suka mewakili aku menyimpankan surat wasiat ini Ia serahkan
surat tersebut ketangan si kakek tua yang berdiri disebelah kiri, lalu sambungnya,
Jikalau tidak beruntung aku gugur dalam pertempuran ini harap kalian berdua dengan
andalkan surat ini suka mengumpulkan seluruh anak murid perguruan Thay Khek Bun
untuk mengangkat orang lain untuk menggantikan kedudukanku sebagai Tjiangbunjien.
Kita tak boleh membiarkan perguruan Thay Khek Bun hancur dan lenyap dari peredaran
Bulim karena kematianku.
Dengan tangan mengusap kering bekas air mata yang membasahi wajahnya kemudian
dengan sepasang mata memancarkan cahaya tajam yang penuh mengandung hawa
mendendam ujarnya kepada diri Siauw Ling, Kau orang kah Sam Tjungtju dari
perkampungan Pek Hoa San cung?
Siauwte adalah Siauw Ling segera pemuda ini rangkap tangannya menjura.
Kematian ayahku di dalam perkampungan Pek Hoa San cung rasanya tidak bakal palsu
bukan setelah ada surat sebagai tanda bukti seru pemuda berbaju kabung itu tegas.
Dendam sakit hati atas kematian ayahku lebih dalam dari samudra ini hari dihadapan
para jago sebagai saksi aku ingin menuntut balas dendam berdarah ini dari tangan Sam
Tjungtju hutang nyawa bayar nyawa hutang uang bayar uang silahkan kau turun tangan.
Siauw Ling menghela napas panjang.
Sak heng walaupun apa yang kau ucapkan sedikitpun tidak salah tetapi siauwte pun
mempunyai kesulitan sendiri dapatkah kau memberi suatu kesempatan bagi cayhe untuk
membela diri.
Belum lagi ia selesai bicara mendadak terdengar suara isak tangis yang amat sedih
berkumandang datang seorang perempuan berpakaian kabung dengan membawa sebuah
Leng pay berlari mendatang.
Perempuan itu ditangan kanan membawa Leng pay tangan kiri menutupi muka sendiri
dengan menangis terisak berlari mendekat.
Gerakan tubuhnya itu amat cepat bagaikan sambaran kilat dalam waktu sekejap mata dia
sudah berjalan mendekat dan langsung menerjang masuk ketengah kalangan.
Ketika para jago melihat munculnya seorang perempuan dengan pakaian berkabung dan
membawa Leng pay mereka segera menyingkir kesamping memberi jalan.

Perempuan itu langsung menerjang masuk ketengah kalangan tersebut keluar pedang
yang tersoren dipunggung teriaknya keras, Siapa yang menjabat sebagai Cungcu dari
perkampungan Pek Hoa San cung?
Melihat dikalangan muncul seorang perempuan berpakaian kabung Siauw Ling jadi
tercengang.
Sungguh aneh sekali diam-diam pikirnya dihati. Agaknya siang-siang ini tidak
perjanjian terlebih dulu tetapi mengapa mereka bisa datang bersamaan waktunya.
Tetapi pemuda ini tak sempat untuk berpikir lebih lanjut karena perempuan muda berbaju
kabung itu seraya ayunkan pedang telah menuding ke arahnya sembari membentak gusar.
Kau orangkah si Tjungtju dari perkampungan Pek Hoa San cung?
Siauw Ling tidak bisa mungkir terpaksa ia mengangguk.
Tidak salah.
Bagus sekali akan kubunuh dirimu terlebih dahulu untuk membalaskan dendam sakit
hati atas kematian suamiku.
Sreeet dengan disertai suara desiran tajam pedang itu langsung menusuk kelambung
Siauw Ling.
Pemuda she Siauw hanya merasakan datangnya tusukan pedang itu amat keji dan
telengas hatinya tergetar keras.
Sungguh telengas serangan perempuan ini pikirnya dihati. Bahkan jauh lebih ganas
dari pada permainan ilmu pedang Tang Kong Seng bila aku tak turun tangan balas
menyerang tentu akan terluka dibawah serangan pedangnya.
Sewaktu pikiran maish berputar perempuan muda berpakaian kabung itu secara beruntun
telah melancarkan delapan buah tusukan.
Walaupun dengan andalkan ilmu meringankan tubuhnya yang lihay setelah bersusah
payah Siauw Ling berhasil juga menghindarkan diri dari serangan kedelapan buah
tusukan dahsyat itu tapi iapun sudah dibikin repot dan kelabakan tidak karuan.
Sewaktu siperempuan muda berbaju kabung itu melihat Siauw Ling berhasil
menghindarkan diri dari kedelapan buah serangan gencarnya tanpa melancarkan serangan
balasan barang sejuruspun pada mulanya agak tertegun lalu diiringi isak tangis yang amat
keras.

Pedang yang berada ditangannya mengikuti isak tangisnya gemetar tiada hentinya bahkan
serangan yang dilancarkanpun makin lama semakin ganas setiap serangan tentu
mengancam jalan darah yang mematikan.
Setelah berhasil meloloskan diri dari kedelapan jurus serangan lawan tadi Siauw Ling
telah menyadari bilamana dirinya sudah berjumpa dengan musuh tangguh dia ada
maksud turun tangan melancarkan serangan balasan.
Siapa nyana mendadak perempuan muda itu malah menangis tersedu-sedu tidak kuasa
timbullah sifat gagah dalam hatinya.
Aku Siauw Ling adalah seorang lelaki sejati pikirnya dihati. Apa gunanya mengumbar
hawa amarah dengan seorang perempuan lemah.
Tampak permainan pedang perempuan muda berbaju kabung itu makin lama makin
ganas semakin gencar seranganpun makin dahsyat mengarung seluruh penjuru membuat
pemuda she Siauw terperosot ke dalam posisi yang sangat berbahaya.
Walaupun dengan paksakan diri kembali Siauw Ling berhasil mempertahankan diri
sebanyak tiga empat puluh jurus tetapi keadaannya sudah amat mengenaskan ia
gelagapan kalang kabut dan terdesak hebat.
Justru saat itulah permaianan pedang sang perempuan muda tersebut telah mencapai
detik-detik yang paling indah serangan meluncur keluar tiada hentinya bagaikan air bah.
Akhirnya saking tak tahan menghadapi desakan gencar pihak lawan mendadak Siauw
Ling membentak keras telapak tangannya dikirim kedepan mengirim sebuah serangan
yang maha dahsyat memaksa mundur siperempuan muda itu ke belakang.
Ketika sinar mata semua orang dialihkan kembali ke atas tubuh pemuda ini terlihatlah
oleh mereka tangan kanan Siauw Ling ketika itu sedang menekan pundak kiri sendiri
darah segar mengucur keluar melalui celah-celah jari tangannya jelas luka bekas bacokan
ini tidak ringan.
Omitohud seru Ku Bok Thaysu dengan suara lirih. Ketengangan serta kemantapan
hati Siauw sitju benar-benar sangat mengagumkan pinceng ikut kagum atas
kehebatanmu.
Suara itu sangat kecil dan lirih beberpa orang yang berada disekitarnya ikut mendengar
sisanya boleh dikata sama sekali tidak tahu bila hweesio ini barusan telah buka suara.
Air muka Siauw Ling pucat pasi bagaikan mayat dengan wajah serius ujarnya kepada
siperempuan muda itu, Suamimu mungkin benar-benar terluka oleh orang-orang
anggota perkampungan Pek Hoa San cung tetapi aku ini sama sekali bukan pembunuh
yang menghabiskan jiwa suamimu aku menggabungkan diri dengan perkampungan Pek
Hoa San cung beberapa bulan saja tetapi semisalnya Hujien bersikeras menuduh cayhelah

sipembunuh suamimu aaaai persoalan ini tak sanggup kuterangkan tapi sebelum kejadian
aku ingin memberitahukan dulu kepadamu jika kau turun tangan lagi maka cayhe akan
melakukan serangan balasan.
Bila bukan seseorang memiliki kepandaian silat macam kau belum mereka bisa
membinasakan suamiku potong perempuan muda itu dengan suara keras.
Kenapa? jadi kau anggap aku adalah pembunuh suamimu? agaknya Siauw Ling sudah
mulai naik pitam.
Sedikitpun tidak salah! karena hanya kepandaian silat sedahsyat ini saja yang
berkemampuan untuk membinasakan suamiku.
Hujien terlalu memuji diriku seru Siauw Ling apa boleh buat ia tertawa getir.
Perempuan muda itu tidak bicara lagi pedangnya digetar sekali lagi melancarkan sebuah
tusukan kilat.
Dalam hati Siauw Ling tahu luka yang diderita pada pundak kirinya sangat berat
bilamana ia tidak melancarkan serangan balasan mungkin sulit untuk berkelit dari
sepuluh jurus seranganpun.
Tangan kanannya segera digetarkan kedepan secepat kilat ia melancarkan sebuah
serangan mengancam pergelangan kanan sang perempuan muda yang mencekal pedang.
Merasa datanganya ngin serangan amat tajam buru-buru perempuan itu menekan
pedangnya kebawah meloloskan diri dari hajaran telapak Siauw Ling kemudian dengan
jurus Hwee Hong Suo Liuw atau angin berpusing pohon Liuw melambai balas membabat
kemuka.
Siauw Ling segera buyarkan serangan seraya berebut maju kehadapan perempuan muda
itu tangan kiri berkelebat mengancam wajah pihak lawan memaksa perempuan itu
terpaksa harus menarik kembali pedangnya sambil mundur dua langkah ke belakang.
Keganasan serta ketelengasan jurus pedang yang digunakan siperempuan muda berbaju
kabung ini sudah diketahui para jago sejak semula ia memang benar-benar memiliki
perubahan yang tiada terhingga.
Tetapi kecepatan gerak Siauw Ling serta ketajaman angin pukulannya jauh diluar dugaan
semua orang. Perduli bagaimana banyaknya serangan lawan serta bagaimana telengas
dan dahsyatnya serangan pedang itu asalkan tertekan oleh desiran angin pukulan Siauw
Ling segera punah dan kehilangan daya kekuatannya.
Lepas tangan mendadak terdengar Siauw Ling membentak keras.

Braaak sebuah pukulan dengan telak menghajar pergelangan tangan sang perempuan
muda yang mencekal pedang itu seketika senjata tajam tersebut terpental ketangah udara
dan lepas dari cekalan.
Melihat pedangnya kena disapu jatuh oleh pihak lawan pihak perempuan muda itu
menutup wajah sendiri dengan ujung baju kiri lalu menangis tersedu-sedu tanpa banyak
bicara lagi ia putar badan berlalu dari sana.
Kedatangannya sangat mendadak dan kepergian cepat laksana sambaran kilat bahkan
pedangnya yang terjatuh ke atas tanahpun tidak sempat dipungut kembali.
Dengan termangu-mangu Siauw Ling memandang bayangan punggung sang perempuan
muda yang kari menjauh dan itu akhirnya lenyap dari pandangan dalam hati dia merasa
amat menyesal bercampur kecewa ingin sekali ia salurkan keluar rasa mangkel dan
mendongkol yang mencekam seluruh benaknya.
Luka bacokan pada pundak kirinya semakin parah lagi darah segar bagaikan sumber mata
air mengucur keluar membasahi seluruh pakaiannya.
Ku Bok Thaysu yang ada disisi kalangan diam-diam memperhatikan terus perubahan air
muka Siauw Ling yang pucat pasi bagaikan mayat diam-diam dia merasa jantungnya
bergetar keras.
Orang ini memiliki bakat alam yang sangat luar biasa wajahnya cemerlang dan
bercahaya tajam jelas ilmu silatnya telah mencapai taraf kesempurnaan pikirnya dihati.
Dikemudian hari dia pasti akan menjadi seorang jago lihay yang sukar dicarikan
tandingan dalam Bulim bila ini hari kita orang mendesak dirinya hingga memancing
hawa gusarnya dan mengakibatkan suatu pembunuhan secara besar-besaran maka ini
berarti pula orang-orang Bulim memaksa ia berbuat jahat pembunuhan berdarah yang
bakal terjadi dikemudian hari pasti makin mendahsyat lagi ada baiknya Loolap bantu
dirinya membebaskan diri dari kesulitan ini.
Pada waktu itu sang pemuda berpakaian kabung yang ada disisinya telah mencabut keluar
sebilah pedang pendek yang panjanganya tidak lebih dari dua perlahan-lahan ia berjalan
mendekati Siauw Ling.
Cayhe Sak Hong Sian mohon petunjuk kepandaian silat dari Sam Tjungtju! serunya.
Di dalam hati Siauw Ling merasa gemas dan getir ia tidak menyangka orang-orang ini
tidak menanyakan merah atau putih dengan bersikeras memaksa dirinya terus menerus
perasaan hati yang semula tenang perlahan-lahan mulai dibakar dengan hawa amarah.
Karena dalam hati ada kesulitan. Pemuda ini sampai lupa menyalurkan hawa murninya
mencegah menanti Sak Ho siang menantang ia bergebrak, Siauw Ling baru sadar kembali
dari lamunan.

Ayahmu mati ditangan siapa? apakah kau sudah melakukan penyelidikan yang jelas?
tegurnya dinging.
Perkampungan Pek Hoa San cung apakah andalkan hal ini masih belum cukup?
Setelah saudara mengetahui perbuatan ini adalah hasil kerja orang-orang perkampungan
Pek Hoa San cung kenapa kau tidak langsung pergi kunjungi perkampungan tersebut?
Dendam sakit hati dalam bagaikan samudra mati hidup tidak perlu kuatirkan. Jangan
dikata hanya sebuah perkampungan Pek Hoa San cung belaka sekalipun sarang Naga gua
harimau aku seorang she Sak juga tidak pikirkan dalam hati hanya saja selama ini cayhe
belum berhasil mendapatkan bukti yang nyata karena itu kami tak berani bertindak
gegabah sehingga dijadikan bahan tertawaan orang dikemudian hari. Ini hari surat wasiat
ayahku telah ditemukan dan peristiwa ini benar-benar bisa melukai orang tuaku atau
bukan sebagai Sam Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San cung kau ikut bertanggung
jawab atas kematian ayahku ini. Kedudukan seorang Cungcu dalam perkampungan Pek
Hoa San cung sangat terhormat sekalipun kau tidak secara langsung terlibat dalam
peristiwa ini. Bila mengatakan kejadian yang sebenarnya kaupun tidak tahu hal ini
sungguh membuat orang kurang percaya.
Setelah cuwi tidak mempercayai pembelaan cayhe baiklah terpaksa kita harus tentukan
mati hidup kita diatas kepandaian silat seru Siauw Ling dingin.
Jelas ia mulai dibikin gusar oleh desakan-desakan pihak lawan.
Cayhe memang sedang menanti petunjukmu.
Bagaimanapun juga Siauw Ling adalah seorang pemuda yang masih berdarah panas
ditambah lagi pundak kirinya terluka parah ia tidak bisa menyebarkan diri lagi.
Dengan cepat ia mengepos hawa murni mengelilingi seluruh badan lalu bentaknya keras,
Setelah cuwi sekalian mencap aku orang she Siauw sebagai seorang bajingan yang
banyak melakukan kejahatan aku orang she Siauw pun terpaksa akan bunuh kalian
beberapa orang untuk menambah pengetahuan kalian semua.
Silahkan Sam Cungcu cabut keluar senjata tajam ujar Sak Hong Sian mempersilahkan.
Walaupun dia berada dalam kesedihan tetapi sikapnya masih bisa mepertahankan
kegagahan seorang ciangbunjien sebuah perguruan besar.
Cayhe akan menerima serangan dengan andalkan sepasang kepalan ini saja.
Mendadak pemuda she Siauw ini merasa kepalanya pening hampir-hampir saja ia tak
sanggup berdiri tegak.

Kiranya karena terlalu banyak darah yang mengucur keluar ditambah dengan pikiran
yang amat kacau gusar mendongkol membuat daya tahannya semakin berkurang.
Jikalau Sam tjungju tidak ingin cabut keluar senjata tajammu terpaksa cayhe harus
melakukan kesalahan.
Pedangnya digetarkan keras dengan jurus Pek Hok Ti Ling atau bangun putih
mengibaskan sayap membabat ke arah pinggang lawan.
Siauw Ling pun tidak mengalah lagi telapak tangannya diayun dengan jurus Thian Loei
Sin Tji atau guntur langit membelah bumi menghantam pergelangan kanan Sak Hong
sian yang mencekal pedang.
Kiranya ilmu telapak kilat berantai dari Lam Ih Kong ini walaupun mencari menang
dengan andalkan kecepatan secara diam-diam mengandung pula keistimewaan dari ilmu
telapak berbagai perguruan setipa jurus serangan yang dilancarkan keluar bersamaan
menyerang terkandung pula gerakan untuk menghindarkan diri dari serangan musuh dari
dua gerakan yang berlainan yang menggabungkan jadi satu jurus tidak aneh kalau setiap
gerakan jauh lebih cepat satu tindak dari gerakan lawan.
Sekalipun barusan jurus serangan pedang Sak Hong Sian dilancarkan terlebih dahulu dan
serangan pukulan Siauw Ling dilancarkan terakhir tetapi angin pukulan pemuda she
Siauw ini sampai sasarannya terlebih dahulu hal ini memaksa Sak Hing sian terpaksa
harus punahkan posisi menyerang jadi kedudukan bertahan.
Dalam hati Siauw Ling sendiripun tahu ia sudah kehilangan banyak darah bergebrak
terlalu lama sangat tidak menguntungkan posisi apalagi para jago yang mengepung
dirinya diempat penjuru tidak berjumpa dibawah belasan.
Jika ia mengulur waktu lagi maka dirinya akan mati konyol karena itu sembari
mengerahkan tenaga sinkang untuk menghentikan aliran darah. Ia keluarkan ilmu telapak
kilat berantai dengan gerakan cepat meneter pihak lawan.
Dalam sekejap mata sembilan jurus sudah meluncur keluar memenuhi seluruh angkasa.
Derakan pedang ditangan Sak Hong sian sudah kehilangan daya serangannya ia terdesak
untuk memilih posisi bertahan untuk menyelamatkan diri.
Ilmu silat perguruan Thay Khek Bun aliran selatan justru keistimewaannya terletak pada
tenaga yang lunak jurus serangannya telengas tapi tidak ganas dan paling lihay dalam hal
pertahanan.
Tidak aneh kalau pemuda itu sama sekali tidak kelihata kalah sekalipun harus menerima
sembilan buah serangan gencar Siauw Ling yang datanganya berantai.

Ilmu telapak berantai dari Lam Ih Kong adalah suatu ilmu silat yang mengandalkan
kekerasan ditambah pula tenaga sinkang Siauw Ling luar biasa bila digunakan tenaganya
mencapai delapan bagian maka tak usah diragukan lagi pihak lawan pasti roboh binasa.
Tapi sungguh sayang berhubung pertama terlalu banyak darah yang mengalir keluar
sehingga menyebabkan tenaga sinkangnya terpukul hebat kedua ia harus menutup
pernapasan guna mencegah mengalirnya darah lebih deras hal ini menyebabkan pemuda
ini tak sanggup melancarkan serangan dengan separuh tenaga.
Setelah sembilan jurus lewat bukan saja musuh tangguh belum berhasil dikalahkan
bahkan ia mulai merasa tenaganya tidak sanggup untuk mempertahankan diri lebih lama.
Terdengar Sak Hong Sian membentak keras mendadak pedxang ditangannya dari posisi
bertahan kini mengubah diri dalam kedudukan menyerang.
Bila dipandang sepintas lalu kelihatan ilmu pedangnya tidak begitu gentar tapi serangan
mengalir keluar tiada putusnya. Melayang dan menyambar susah diduga membabat
menotok susah ditahan.
Inilah ilmu pedang Hwe Hong Tjap Pwee Kiam atau delapan belas jurus ilmu pedang
angin berpusing dari perguruan Thay Khek Bun aliran selatan yang telah menjagoi
Bulim. Sekalipun hanya terdiri dari delapan belas jurus belaka tapi setiap jurus masih
mengandung tiga buah perubahan besar sehingga keseluruhannya memiliki lima puluh
empat perubahan.
Lima puluh empat perubahan dengan gerakan kebalikan dan lima puluh empat dengan
gerakan lurus jadi jumlah seluruhnya ada seratus delapan perubahan enam gerakan
bergabung menjadi satu jurus hal ini menambah kekejian serta ketelengasan ilmu pedang
itu.
Setelah Siauw Ling berhasil mempertahankan diri dari desakan ketiga jurus serangan
pedang lawan ia mulai merasakan bahwa dirinya tak sanggup mempertahankan diri lebih
lanjut pikirnya dihati, Seharusnya sejak tadi aku patut menyadari bahwa setelah banyak
darahku yang hilang tidak tepat apabila menghadapi muswuh dengan gunakan ilmu
telapak ajaran Gi Hu apabila dalam keadaan seperti ini aku bisa mendapatkan sebilah
pedang ditangan. Dengan andalkan ilmu pedang ajaran suhu kendati tak berhasil
menangkan pihak lawan paling sedikit bisa mempertahankan diri dalam keadaan
seimbang dengan ambil kesempatan itupun aku bisa autr pernapasan untuk memulihkan
kembali tenaga sinkangku yang telah benyak berkurang. Setelah tenaga pulih barulah
kuhadapi dirinya dengan serangan ilmu telapak berantai.
Kiranya Tjung San Pek adalah seorang jago lihay yang memahami segala macam ilmu
kepalan, ilmu telapak maupun ilmu pedang dari pelbagai perguruan maupun partai yang
ada dikolong langit. Walaupun sewaktu ada dilembah Sam Sin Kok pemuda she Siauw
pernah lama mengikuti dia belajar ilmu silat dalam waktu sesingkat itu Tjung San Pek
tidak berhasil menurunkan seluruh jurus kepandaian silat yang diingat-ingatnya dalam

hati terpaksa ia ajarkan serangkaian ilmu pedang yang subur dengan perubahan kepada
diri pemuda ini kemudian menerangkan cara bagaimana menghadapi serangan lawan.
Jurus ilmu pedang yang diajarkan kepada Siauw Ling ini bukan lain adalah ilmu pedang
maha sakti yang diciptakan olehnya sendiri setelah berada dalam lembah Sam Sin Kok
tersebut.
Oleh karena itulah ilmu silat yang dimiliki Siauw Ling sangat aneh sekali ia tidak
berhasil mengetahui rangkaian ilmu pedang macam apapun tapi setelah ilmu pedang
pihak lawan mengeluarkan perubahan-perubahan yang paling lihay dalam benaknya
segera timbullah suatu ingatan bagus dan menjadi paham kembali jurus apa yang harus ia
gunakan untuk memecahkan serangan tersebut.
Lain halnya dengan ilmu pedang Hwee Hong Tjap pwee Kiem ini selama hidup Siauw
Ling belum pernah mendengar maupun menemuinya oleh karena itu pada serangan
puluhan jurus pertama ia belum dapat meraba jalannya jurus serangan lawan bahkan
keadaannya terdesak dan selalu berada dalam keadaan bahaya.
Selagi ia merasa gelisah itulah mendadak terdengar Sak Hong Sian membentak, Kena.
Ujung pedang berkelebat lewat tahu-tahu serangan tersebut telah mengancam didepan
dadanya.
Walaupun Siauw Ling dapat melihat datangnya serangan tersebut tapi ia tak sanggup
menghindarkan diri terpaksa badannya berkelit kesebelah kiri.
Siapa nyana ujung pedang Sak Hong sian yang semula mengancam dada bagian depan
mendadak menekan kebawah lalu berputar santar mengancam tubuh bagian sebelah kiri.
Inilah salah sebuah jurus terlihay dari ilmu pedang delapan belas jurus angin berpusing
yang bernama Hwee Liuw Sian Tang atau pusaran mengiringi angin menumpas.
Sejak Siauw Ling menutupi seluruh jalan darah diatas lengan kirinya untuk mencegah
lebih banyak darah yang mengalir keluar seluruh lengan kirinya sudah kehilangan
kegesitan serta kelincahan.
Justru datang ancaman dari pedang San Hong Sian adalah lengan kirinya yang terluka
dalam keadaan terburu-buru ia mengempos napas mundur ke belakang.
Tapi sayang tindakannya terlambat satu tindak tahu-tahu lengannya kembali tertusuk oleh
ujung pedang lawan pakaian terobek darah bercucuran.
Sewaktu ujung pedang Sak Hong Sian berhasil menusuk lengan Siauw Ling dan para
jago berseru kagum mendadak tampak pemuda she Siauw ini ayunkan tangan kanannya
mengeluarkan ilmu sintilan Siauw Loo sin Tji yang maha dahsyat segulung angin desiran
menembus angkasa langsung menghajar lengan kanan Sak Hong Sian.

Tubuh pemuda she Sak itu kontan terpukul sehingga mundur sempoyongan pedang
ditangannya tahu-tahu mengendor dan jatuh ke atas tanah.
Setelah berturut-turut Siauw Ling menderita luka sebanyak dua kali kali ini harus pula
menyalurkan hawa murninya untuk melancarkan ilmu sintilan.
Siauw Loo sin Tji guna melukai Sak Hong sian jalan darah yang semula tertutup terbuka
kembali darah segar bagaikan sumber mata air mengucur keluar membasahi seluruh
bajunya.
Kebanyakan para jago yang hadir disekeliling kalangan tidak mengenali ilmu sintil Siauw
Loo sin Tji yang maha lihay itu melihat Siauw Ling setelah dua kali terluka cukup
ayunkan tangan saja Sak Hong sian telah roboh rata-rata hatinya merasa tergetar keras
wajah mereka berubah hebat menunjukkan rasa bergidik.
Dari antara gerombolan manusia dengan cepat muncul dua orang kakek tua berusia lima
puluh tahunan yang seorang berjongkok untuk bimbing bangun Sak Hong sian sedang
yang lain meloloskan pedang dari dalam sarung.
Tiam Koen dari perguruan Thay Khek Bun aliran selatan mohon petunjuk dari Sam
cungcu.
Tidak menunggu jawaban dari Siauw Ling lagi ia segera pasang kuda-kuda siap
melancarkan serangan.
Mendadak terdengar suara teguran yang nyaring dan merdu berkumandang datang
memecahkan kesunyian.
Justru karena hatinya ramah dan keliwat mulia berturut-turut ia rela menderita luka
sebanyak dua kali kalian mengaku diri kalian sebagai seorang jago Bulim yang tersohor
mengapa saat ini ia hendak menggunakan siasat roda kereta untuk menghadapi seorang
yang telah terluka? terhitung enghiong macam apakah kalian? jikalau kalian benar-benar
kepingin bergebrak marilah biar aku yang temani kalian beberapa jurus.
Bersamaan dengan selesainya ucapan tersebut seorang kacung buku berbaju hijau yang
mencekal pedang telah menghadang dihadapan Siauw Ling.
Kacung buku itu bukan lain adapah penyaruan dari Kiem Lan.
Melihat munculnya seorang kacung buku menatang ia bergebrak Tiam Koen segera
menarik kembali pedangnya seraya mundur selangkah ke belakang.
Eeeei.kau seorang gadis atau seorang lelaki? tegurnya cepat.

Kiranya Kiem Lan yang cemas karena melihat para jago Bulim itu hendak menggunakan
sistim pertarungan bergilir untuk menghadapi Siauw Ling ia telah lupa menutupi suara
kegadisannya.
Kiem Lan kelihatan rada tertegun tapi sebentar kemudian ia sudah berseru, Perduli aku
lelaki atau perempuan menangkan dulu Pookiam ditanganku kemudian baru bicara lagi.
Hmm aku rasa orang-orang perkampungan Pek Hoa San cung baik yang lelaki maupun
yang perempuan sudah seharusnya mati semua.
Pedangnya diangkat lantas mengirim sebuah tusukan kedepan.
Melihat datangnya serangan Kiem Lan tidak ingin terlalu banyak buang tenaga sinkang
untuk menangkis datangnya sernagan lawan dengan keras lawan keras badannya miring
kesamping untuk berkelit kemudian balas mengirim sebuah tusukan.
Setelah saling bergebrak masing-masing pihakpun segera mengeluarkan seluruh
kepandaian silat yang dimilikinya untuk berusaha merubuhkan pihak lawan secepatnya.
Cahaya pedang berkelebat menyilaukan mata desiran angin tajam menghembus
memenuhi angkasa setiap serangan baik dari Tiam Koen maupun dari Kiem Lan samasama ditujukan kebagian tubuh yang paling berbahaya dari pihak lawannya.
Ketika Siauw Ling dapat melihat permainan ilmu pedang si kakek tua itu luar biasa
bagusnya dan jelas tidak berada dibawah kepandaian Sak Hong sian ia segera menyadari
apabila Kiem Lan bukan tandingan orang itu ditambah lagi Giok Lan serta Tong Sam
Kauw yang ada di dalam kereta telah dicekoki dengan pil beracun penyusut tulang
kecuali tinggal mereka dan melarikan diri sendiri satu-satunya jalan baginya saat ini
hanyalah memaksa mundur para jago Bulim.
Setelah ambil meputusan dihati, hawa amarahpun mulai memuncak. Sembari merobek
ujung pakaian untuk membalut luka sendiri dia berpaling ke arah Ku Bok Thaysu ujarnya
dingin, Thaysu rasanya kau dapat melihat dengan mata sendiri apabila orang ini tidak
suka mendengarkan uraianku juga tidak mau melepaskan diriku. Mereka ada maksud
menghukum mati diriku cayhe sudah dua kali mengalah dua kali menderita luka pedang
bilamana mereka mendesak lagi diriku keterlaluan jangan salahkan aku orang she Siauw
segera akan membuka pantangan membunuh.
Omitohud! dendam dan napsu menimbulkan angkara murka harap sicu mau bersabar
beberapa saat lagi. Menanti seorang lawan karib loolap telah tiba disini dengan adanya
ornag itu yang munculkan diri napsu membunuh yang telah menyelimuti seluruh
kalangan ini hari pasti segera bersapu bersih. Loolap jarang berkelana dalam dunia
kangouw sedikit orang yang kukenal.
Walaupun aku mempunyai maksud untuk meleraipun rasanya tiada berkekuatan untuk
melaksanakannya.

Jikalau thaysu mengerti tiada berkekuatan lebih baik jangan mengurusi persoalanku
lagi.
Omitohud perjalanan seratus li sudah ditempuh sembilan puluh bagian setelah sicu
bersabar beberapa saat kenapa tidak bersabar sejenak lagi?
Sinar mata para jago yang ada disekeliling tempat itu bersama-sama dialihkan ke atas
tubuh mereka berdua yang sedang kasak kusuk tiada hentinya jelas orang-orang yang ada
dikalangan rata-rata tidak kenal Ku Bok Thaysu ini.
Lepas tangan mendadak terdengar Tiam Koen membentak keras.
Pedangnya dengan menggunakan gerakan melengket mengancam pergelangan kanan
Kiem Lan.
Dalam keadaan bahaya dan kritis seperti itu Kiem Lan tetap tak mau lepaskan pedangnya
sang telapak sebelah kiri mendadak mengirim sebuah babatan menghajar dada Tiam
Koen sedang pergelangan tangan ditarik ke belakang kemudian menekan kebawah.
Walaupun perubahan yang dilakukan sangat cepat sayang dia tak sanggup meloloskan
diri dari datangnya sambaran pedang Tiam Koen yang cepat laksana sambaran petir itu.
Dimana cahaya tajam berkelebat lewat. Butiran darah segar muncrat memenuhi angkasa
lengan Kiem Lan yang putih dan halus tahu-tahu sudah membekas sebuah guratan darah
yang panjangnya ada tiga coen.
Sambil gertak gigi menahan rasa sakit Kiem Lan getarkan lengannya balas melancarkan
serangan drag segar bersamaan dengan berkelebatnya senjata muncrat satu tombak lebih
jauhnya menodai pakaian yang dikenakan para jago disekeliling kalangan.
Setelah dapat beristirahat sebentar kekuatan badan Siauw Ling boleh dikata sudah pulih
kembali kini melihat Kiem Lan terluka oleh serangan pedang lawan ia jadi amat gusar.
Diiringi suara bentakan keras tangannya kembali mengayun kedepan dengan gerakan
ilmu menyentil Siauw Loo sin Tji.
Segulung suara desiran tajam segera menembusi angkasa menghantam kemuka.
Terdengar Tiam Koen mendengus berat tahu-tahu badannya roboh terjengkang ke atas
tanah.
Setelah Siauw Ling berhasil menotok roboh Tiam Koen tubuhnya mendesak maju dua
langkah kedepan sesampainya disisi Kiem Lan segera ujarnya dengan nada berat,
Berikan Pookiam itu kepadaku simpan pti dan jalankan kereta melanjutkan perjalanan.
Tapi luka dari samya.

Tidak terlalu mengganggu.


Tangannya dengan cepat merebut Pookiam yang ada ditangan Kiem Lan kemudian
digetarkan membentuk selapis cahaya tajam menghadang jalan maju para jago yang
sedang mendesak kedepan.
Sambil menahan rasa sakit dilengan Kiem Lan putar badan dibawah perlindungan cahaya
pedang Siauw Ling yang kuat dan kokoh ia tutup kembali peti kayu yang menggeletak
ditanah kemudian meloncat naik ke dalam kereta mencekal tali les dan larikan kendaraan
tersebut kedepan.
Gerakan pedang Siauw Ling segera berubah berturut-turut ia melukai dua orang lelaki
kekar yang berdiri disisinya.
Siapa yang berani menghadang diriku mati bentaknya keras.
Sembari mengepos seluruh tenaga sinkang yang dimilikinya pedang tersebut diputar
sedemikian rupa sehingga menimbulkan selapis cahaya tajam bagaikan curahan hujan
deras.
Dalam sekejap mata seorang lelaki kekar kembali kena terbabat luka.
Melihat kelihayan serta kehebatan Siauw Ling para jago mulai keder dan bergidik
siapapun tidak berani maju lebih kedepan.
Menggunakan kesempatan sewaktu para jago rada merandek itulah Siauw Ling
menerjang masuk ke dalam gerombolan para jago ditengah perputaran cahaya pedang
yang tajam sekali lagi ia melukai dua orang.
Kiem Lan yang menjalankan keretanya menguntit dibelakang Siauw Ling dibawah
perlindungan pemuda ini dengan cepat melarikan kereta tersebut menerjang keluar dari
kepungan.
Sejak Siauw Ling mengeluarkan tenaga saktinya hati para jago mulai dibikin keder
setelah berhasil meloloskan diri dari kepungan ia berlarian sejauh empat lima li kemudian
baru berhenti.
Ia berpaling memandang sekejap wajah Kiem Lan bibirnya bergerak seperti sedang
mengucapkan sesuatu tapi belum sempat ucapannya meluncur keluar ia telah roboh ke
atas tanah.
Ternyata dalam keadaan luka parah ia tak sempat menyembuhkan luka tersebut ditambah
pula harus mengumpulkan tenaga sinkangnya untuk turun tangan mulut luka segera
memecah kembali.

Setelah berlarian beberapa saat darah yang mengucur keluar semakin banyak dan susah
untuk mengumpulkan tenaga kembali.
Menanti ia berpaling melihat Kiem Lan tidak kekurangan sesuatu apapun. Hatinya jadi
lega karena hawa murni buyar iapun roboh terjengkang ke atas tanah.
Melihat pemuda itu roboh Kiem Lan berseru kaget segera ia meloncat turun dari kereta
untuk bimbing bangun diri Siauw Ling teriaknya berulang kali, Samya, Samya.
Sembari berseru ia mendorong badan Siauw Ling berulang kali.
Lama sekali baru kelihatan pemuda tersebut membuka mata sinar matanya sayu tak
bersinar dengan nada yang lemah katanya, Kiem Lan jangan takut aku tak akan mati
cepat bimbing aku naik ke dalam kereta dan segera berangkat.
Agaknya beberapa patah kata ini diutarakan dengan kumpulkan seluruh tenaga yang
dimilikinya begitu selesai berbicara ia pejamkan matanya kembali.
Sembari gertak gigi menahan rasa sakit dilengan Kiem Lan bimbing Siauw Ling masuk
ke dalam kereta.
Tapi belum sempat ia melangkah naik mendadak terdengar suara teguran seseorang yang
amat dingin berkumandang datang.
Beratkah lukanya?
Suara ini tidak keras, tapi bagi pendengaran Kiem Lan bagaikan suara guntur yang
membelah bumi disiang hari bolong. Seluruh tubuhnya gemetar keras dan Siauw Ling
yang dibopongpun jatuh kembali ke atas tanah.
Tampak sebuah tangan yang putih bersih mendadak lewat mencengkeram tubuh Siauw
Ling yang hendak terjatuh ketanah kemudian perlahan-lahan dibaringkan.
Dengan sepasang mata penuh air mata buru-buru Kiem Lan jatuhkan diri berlutut diatas
tanah.
Budak tidak tahu akan kehadiran Toa Tjungtju sehingga tak dapat menyambut dari
kejauhan mohon Tjungjtu suka mengampuni kesalahanku ini.
Sejak gadis ini mendengar suara tersebut ia tidak berani mendongak untuk memandang
orang ini tapi suara ini sangat dikenalnya karena tak usah lagi ia sudah tahu siapakah
yang telah datang.
Terdengar suara hambar dingin dan serak kembali memenuhi angkasa.

Kau boleh berdiri hmm kau anggap kedatangan serta kepergianku bisa kau ketahui
dengan gampang.
Perlahan-lahan Kiem Lan mendongak tampak olehnya dengan tubuh itu Djen Bok Hong
yang bongkok tahu-tahu sudah berdiri beberapa depa dihadapannya. Sepasang matanya
memancarkan cahaya berkilat dan ujung bibirnya tersungging suatu senyuman tawar.
Mendadak.
Suara derapan kaki kuda diiringi ringkikan panjang berkumandang datang beberapa ekor
kuda jempolan dengan menimbulkan debu yang tebal laksana kilat meluncur datang.
Buru-buru Djen Bok Hong angkat tangannya melemparkan badan Siauw Ling ke dalam
kereta kemudian serunya:
Cepat larikan kereta ini untuk lanjutkan perjalanan tapi aku tak usah terlalu cepat biarlah
kuda2 itu mengejar datang.
Sembari memberi perintah ia sendiri menerobos masuk ke dalam kereta.
Kiem Lan bungkam dalam seribu bahasa ia segera naik ke atas kereta menggetarkan
cambuk dan melarikan kereta kuda itu melanjutkan perjalanan kedepan.
Kereta kuda dengan timbulkan suara derapan roda yang santar dan kebulan debu yang
tebal berlari cepat.
Suara derapan kaki kuda para pengejar makin lama terdengar makin santar agaknya kuda
itu telah berhasil menyandak sampai dibelakang kereta.
Tiba-tiba suara jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang memenuhi ruang
angkasa bercampur dengan derapan kaki kuda, tak perlu menoleh lagi Kiem Lan tahu
Djen Bok Hong telah turun tangan keji membinasakan orang2 yang mengejar dari
belakang itu.
Cukup ditinjau dari jeritan ngeri yang terdengar dapat diduga orang itu apabila tidak mati
seketika itu juga paling sedikit roboh tidak sadarkan diri karena terluka parah.
Diam2 Kiem Lan menghela napas panjang pikirnya, Orang2 itu sudah terlalu membenci
Pek Hoa Cungcu yang sembunyi di dalam kereta sembari lepaskan senjata rahasia
membinasakan para pengejar tersebut. Kesalahpahaman terhadap Sam ya akan semakin
menebal lagi mereka pasti mencatat hutang berdarah ini atas nama Sam ya dikemudian
hari sekalipun Siauw Sam ya ada maksud mangkirpun susah untuk jelaskan persoalan
ini. Aaaai perbuatan Toa tjungtju dari perkampungan Pak Hoa San cung ini sungguh
keji jikalau Sam ya dimusuhi oleh pelbagai perguruan serta partai dalam dunia KangOuw
ia terpaksa mencari persekongkolan untuk tancapkan kaki dikolong langit dan satu

satunya jalan baginya adalah kembali buat orang2 perkampungan Pek Hoa san tjung rela
diperintah oleh mereka.
Semakin dipikir dayang ini tidak salah lagi cara berpikirnya timbullah hawa gusar dalam
hatinya dengan cepat disambar berulang kali.
Dengan berbuat demikian kecepatan lari kereta itupun bertambah lipat ganda, laksana
sambaran2 kilat kereta kuda tadi bergerak menuju ke arah depan.
Kiem Lan perlahan sedikit, mendadak terdengar suara Djen Bok Hong yang serak dan
hambar kembali berkumandang keluar dari balik ruangan kereta.
Walaupun di dalam hati Kiem Lan merasa benci terhadap Djen Bok Hong hingga
merasup ketulang sumsum tapi setiap kali ia berjumpa dengan Djen Bok Hong atau
mendengar suaranya maka semangat membantahnya rontok kembali.
Oleh karena itu setelah mendengar suara bentakan dari Djen Bok Hong tanpa dikuasai
lagi ia tarik tali les dan perlambat larinya kereta.
Terdengar suara derapan kaki kuda makin mendekati kereta yang mereka tumpangi
disusul suara jeritan ngeri yang menyayatkan hati kembali berkumandang memenuhi
angkasa.
Jantung Kiem Lan terasa berdebar keras pikirnya, Aaaaaai dendam berdarah ini kembali
dicatat dalam nota atas nama Siauw Sam ya.
Kereta melanjutkan larinya diatas jalan raya ada kalanya dari belakang kereta
berkumandang keluar suara jeritan2 ngeri yang mendirikan bulu roma.
Kiem Lan yang secara diam2 menghitung jumlah suara jeritan2 ngeri ini dapat
mengetahui apabila orang yang mati ada sembilan orang. Kesembilan hutang darah
inipun semuanya tercatat atas nama Siauw Ling.
Berhenti mendadak dari balik kereta berkumandang keluar suara bentakan dari Djen Bok
Hong.
Dari balik kereta perlahan lahan berjalan turun Djen Bok Hong yang tinggi besar dan
bongkok ia ayun telapak tangannya yang besar ke atas lalu ditepuk2kan ke atas pundak
Kiem Lan.
Lan Jie baikkah sikap Siauw Samya terhadap dirimu? tanyanya sambil tertawa.
Wajahnya dihiasi dengan suatu senyuman ramah dan halus. Senyuman macam ini amat
jarang menghiasi wajah orang ini dan meninggalkan suatu kenangan yang tajam dalam
benaknya Kiem Lan

Ia teringat kembali ketika pada suatu malam kegadisannya direbut oleh Djen Bok Hong
dengan paksa waktu itu iapun menjumpai senyuman yang ramah dan halus macam
begini.
Bagi Kiem Lan senyuman tersebut mendatangkan perasaan yang muak dan sakit hati
dalam benaknya, perlahan-lahan ia menunduk.
Siauw Sam ya adalah naga diantara manusia, mana mungkin ia bisa penuju terhadap
budak, sekalipun menaruh simpatik perasaan itupun tidak lebih karena merasa iba dan
kasihan pada busak sekalian
oooooooOoooooo
Ia meminta agar bisa membawa serta dirimu serta Giok Lan hal ini menunjukkan
apabila ia menaruh simpatik kepada kalian ujar Djen Bok Hong sambil tertawa. Asalkan
kau dapat baik2 melayani Samya dikemudian hari pasti kujodohkan dirimu dengan
dirinya.
Budak hanya bunga yang telah layu dan pohon Liuw yang telah mengering, tidak berani
budak mempunyai pikiran macam begitu.
Bergaul terlalu lama bisa menimbulkan cinta, tiap hari layani dirinya lama kelamaan ia
bisa menaruh cinta terhadap kalian.
Setelah Siauw Sam ya sadar dari pingsannya kau kularang untuk menceritakan kejadian
yang barusan berlangsung juga kularang kau beri tahu kepadanya akan kehadiranku
disini.
Apakah kau telah menaruh racun dalam tubuh Sam ya? Teriak Kiem Lan sangat cemas
ia terperanjat.
Djen Bok Hong tertawa hambar.
Apakah kau menyukai Siauw Sam ya?
Sam ya bersikap baik ramah dan sayang kepada budak sekalian.
Asalkan kau bisa menyelesaikan semua tugas yang kuperintahkankepadamu dikemudian
hari aku pasti akan suruh Sam Ya untuk terima kamu sebagai gundiknya potong Djen
Bok Hong dengan wajah berat. Tapi jika kau berani menghianati diriku bagaimana
rasanya walaupun tak perlu kuterangkan kau bisa mengerti sendiri bukan.
Ia tarik napas panjang2 sambungnya, Sejak saat ini Sam yamu telah mengikat tali
permusuhan dengan orang2 Bu lim manapun kau tak usah kuracuni badannya pun jangan
harap ia mampu menghadapi tuntutan balas jago-jago Bu lim sejak kini kecuali ia balik

keperkampungan Pek Hoa San cung jangan harap bisa selamat dan tancapkan kaki dalam
Bulim dengan aman, Nah sekarang kau telah paham pikirlah baik2! aku mau berangkat.
Toa cungcu harap menanti sebentar, budak masih ada urusan yang hendak diutarakan
seru Kiem Lan terburu-buru.
Giok Lan Moay moay serta nona Tong telah menelan racun penyusut tulang, waktu
bekerja racun tersebut sudah hampir tiba. Toa cungcu kau berbuatlah mulia
menghadiahkan mereka dengan dua butir pil pemunah racun tersebut.
Bila kuhadiahkan kedua butir pil pemunah racun itu kepada mereka berdua setelah Sam
cung cu sadar dan menanyakan urusan ini, bagaimana jawabmu
Soal ini budak rasa.
Sudahlah potong Djen Bok Hong cepat, urusan ini sudah kuatur sebaik mungkin kau
tidak usah kuatir lagi sekarang kau boleh naik ke dalam kereta dan melanjutkan
perjalanan.
Kiem Lan tidak berani banyak cakap lagi ia segera meloncat naik ke dalam kereta
mengayunkan cambuk dan melarikan kereta untuk melanjutkan perjalanan.
Tujuh delapan lie dengan cepat telah dilalui perlahan-lahan gadis ini menghentikan kuda
dan berpaling
Hatinya masih tidak tenang ia berpaling untuk memeriksa apakah dalam kereta masih ada
bayangan dari Djen Bok Hong, setelah tidak berhasil ditemui jejak orang itu ia baru
menerobos masuk ke dalam kereta.
Tampak Siauw Ling menggeletak dalam kereta sepasang matanya terpejamkan rapat2,
dibeberapa mulut lukanya telah dibubuhi obat dan darah telah berhenti mengalir.
Perlahan-lahan Kiem Lan menguruti jalan darahnya disekeliling tubuh pemuda
sedikitpun tidak salah ia temukan jalan darah Siauw Ling telah tertotok.
Agaknya Djen Bok Hong sengaja memberikan kesempatan buat Kiem Lan untuk
melepaskan pengaruh totokan ditubuh Siauw Ling yang tertotokpun berhasil dibebaskan.
Terdengar Siauw Ling menghela napas panjang dan perlahan-lahan membuka sepasang
matanya ia memandang sekejap wajah Kiem Lan lalu memandang pula mulut lukanya
yang telah dibalut.
Kau yang obati dan membalut luka2ku tegurnya,
Terpaksa Kiem Lan mengangguk,

Karena budak melihat luka Sam ya mengucurkan darah tiada hentinya maka terpaksa
aku ambil keputusan sendiri untuk membubuhi obat diatas luka2 tersebut.
Kalau begitu aku harus mengucapkan terima kasih kepadamu. seru Siauw Ling
sambil meloncat duduk.
Ia berpaling memandang sekejap Tong Sam Kauw serta Giok Lan kemudian sambungnya
lebih lanjut, Aaaaai. Jikalau bukan mereka berdua telah dipaksa menelan pil beracun
penyusut tulang saat ini dengan sangat mudah kita berhasil menerjang lolos dari
kepungan dan tak perlu melukai begitu banyak orang lagi.
Sam ya tak usah terluka banyak berpikir baik2lah memelihara lukamu.
Tiba-tiba agaknya Siauw Ling telah teringat akan suatu urusan yang maha penting buruburu tanyanya, Setelah aku jatuh tidak sadarkan diri apakah orang2 itu melakukan
pengejaran terhadap kita orang.
Setelah budak menolong Samya naik ke dalam kereta segera menjalankan kereta
berkuda ini secepat-cepatnya adakah orang yang melakukan pengejaran budak merasa
kurang tahu.
Karena dalam hati ada rahasia yang sedang disembunyikan maka sewaktu berbicara ia
tundukkan kepalanya rendah2 selama ini tak berani mendongak barang sebentarpun.
Kembali Siauw Ling menghela napas panjang.
Itulah dia aaai mereka menaruh rasa benci dan dendam terhadap diri kita walaupun
hawa kegusaran susdah dihindari tapi cara mereka mendesak orang sungguh keterlaluan
terutama sekali sikapnya yang ceroboh dan menyerang orang tanpa bertanya hijau putih
dahulu benar2 membuat orang merasa tidak tahan.
Sam ya tak usah marah2 lagi dunia kangouw memang bukan suatu halangan berkelana
yang baik asalkan diri sendiri sudah melibatkan diri dalam soal kedunia kangouwan maka
susah bagi diri sendiri untuk menyingkir dari balas membalas yang tiada hentinya.
Sekalipun ucapanmu tidak salah tetapi seharusnya mereka tanyakan dulu persoalan itu
sampai jelas kemudian baru turun tangan.
Kedatangan mereka dengan membawa rasa dendam benci dan sakit hati ditambah pula
menemukan tanda bukti didepan mata, tidak aneh kalau mereka kehilangan daya
pengendalian terhadap diri sendiri sehingga menyerang tanpa menangkan putih hijau
lagi.
Ehmmm. perkataanmu memang tidak salah jikalau persoalan ini kau dipikirkan lebih
teliti lagi memang urusan ini tak bisa salahkan mereka.

Pemuda ini merandek sejenak untuk tukas napas kemudian sambungnya, Toa Cungcu
kumpulkan seluruh tanda bukti permusuhannya dengan orang2 itu di dalam keretaku
sebagai barang hadiah bukankah tindakannya bermaksud hendak mencelakai diriku? agar
kau punya mulut susah menerangkan persoalan ini sampai jelas? caranya ini sungguh keji
dan keterlaluan.
Kiem Lan menghela napas panjang bibirnya agak bergerak seperti mau mengucapkan
sesuatu tapi akhirnya dibatalkan.
Siauw Ling mendongak memandang atap kereta lalu bergumam seorang diri.
Aku Siauw Ling sama sekali belum pernah melakukan suatu pekerjaan yang menyalahi
perkampungan Pek Hoa San cung mereka kenapa mereka ada maksud mencelakai
diriku.
Sam ya sambung Kiem Lan dengan nada sedih. Walaupun kepandaian silat yang kau
miliki sangat lihay tapi tidak mungkin bagi dirimu untuk memusuhi seluruh jago yang
ada dikolong langit, kita harus berusaha mencari satu akal untuk menerangkan persoalan
dihadapan mereka.
Persoalan telah jadi kokoh bagaikan gunung karang, barang bukti telah terbentang
didepan mata kau suruh aku menggunakan cara apa untuk menerangkan persoalan ini
kepada mereka?
Agaknya Ku Bok Thaysu dapat memahami keadaan dari Samya lebih baik Sam ya
mencari dirinya dan diajak berunding.
Aaaaaaaa sebutlah aku mempunyai dua orang saudara cuma sayang mereka tak ada
disini dengan nama serta kedudukan kedua orang ini mungkin sedikit banyak mereka bisa
sedikit menahan persoalan ini.
Samya, maaf apabila budak terlalu banyak bicara, entah siapakan dan macam apakah
kedua orang saudara itu?
Tiong Cho Siang Ku.
Aaaaaakh, Tiong Cho Siang Ku? Kiem lan berteriak tertahan saking kagetnya. Budak
pernah dengar orang berkata.
Kedua orang ini bukan saja memiliki ilmu silat yang lihay bahkan pengetahuan serta
pengalamannya sangat luas potong Siauw Ling dengan cepat permainan siasatnya busuk
macam apapun yang ada dikolong langit jangan harap bisa lolos dari pandangan mata
mereka berdua hanya sayang kedua orang itu tidak berada disini.

Sam ya setelah kau memiliki kedua orang pembantu yang demikian lihaynya kita harus
cepat-cepat cari mereka guna minta bala bantuannya kata Kiem Lan setelah termenung
sebentar.
Tapi secara bagaimana kita hendak mencari jejak mereka? dunia sedemikian luasnya
kita harus kemana untuk mencarinya? Bilamana urusuan tidak dijanjikan dahulu.
Eeeei. apakah antara Samya dengan Tiong Cho Siang ku pernah menjanjikan sebuah
tanda rahasia apabila masing pihak bermaksud mengajak berjumpa?
Aaaaakh benar ada seketika itu juga semangat Siauw Ling bangkit kembali jikalau
kau tidak sadarkan aku masih tidak teringat akan persoalan ini.
Nah itulah dia asalkan sepanjang jalan Samya meninggalkan tanda rahasia untuk
menunjukkan jejakmu bukankah Tiong Cho Siang ku segera akan berangkat untuk
berjumpa?
Siapa sangka mendadak senyuman kegirangan yang semula menghiasi wajah Siauw Ling
kini lenyap kembali.
Bila mereka berdua tidak melewati tempat ini bukankah tanda rahasia yang
kutinggalkan hanya sia2 belaka katanya sambil menghela napas panjang.
Asalkan anak murid Tiong Cho Siang ku bisa menjumpai kode rahasia itu bukankah
sama saja mereka bisa sampaikan kabar ini kepada mereka berdua?
Sungguh sayang kedua orang itu tidak mempunyai seorang anak muridpun.
Kini urusan sudah jadi begini Samya pun tak usah terlalu murung dan bersedih hati
nama besar mereka Tiong Cho Siang Ku tersohor diseluruh kolong langit sekalipun
mereka tidak mempunyai anak murid sedikit banyak punya mata2 juga yang tersebar
diseluruh dunia persilatan apakah mereka tak dapat mengenali kode rahasia ini untuk
disampaikan kepada mereka.
Baiklah akhirnya Siauw Ling menyetujui juga perduli Tiong Cho Siang Ku dapat
melihat kode rahasia yang kutinggalkan atau tidak bagaimanapun juga berbuat demikian
tidak ada salahnya Sewaktu kau menjalankan kereta nanti sedikit menaroh perhatian
setiap kali menjumpai simpang jalan harus berhanti beritahu kepadaku biar aku
tinggalkan kode rahasia disana.
Kiem Lan mengiakan ia tidak berani berpaling karena dalam hatinya mempunyai rahasia
yang malu diketahui pemuda ini.
Hatinya bimbang dan kebingungan tak diketahui olehnya haruskah ia ceritakan soal
kunjungan Djen Bok Hong kepada diri Siauw Ling atau tidak dia takut bilamana Siauw
Ling berhasil menemukan rahasia hatinya lantas timbulkan hal2 yang tidak enak.

Karena itu selama ini ia selalu melengos dan tidak berani berbentrokan pandangan mata
dengan sang pemuda,
Kereta berkuda kembali melanjutkan perjalanannya ditengah jalan raya suara putaran
roda bergema tiada hentinya meninggalkan dua gulung debu yang mengepul memenuhi
angkasa.
Dengan paksakan diri Kiem Lan mengempos semangat untuk perhatikan suasana
disekeliling tampat itu menanti kereta tiba disebuah simpang tiga ia segera berhanti dan
berpaling
Samya! serunya keras, Kita telah tiba disebuah simpang tiga yang agaknya merupakan
jalan yang paling penting dan sering dilalui orang, silahkan Samya meninggalkan tanda
rahasia disini.
Tempo dulu sewaktu Siauw Ling terkurung ditengah tebing yang curam ia pernah salah
makan jamur berusia ribuan tahun yang mujarab dimana badannya yang semula lemah
tak bertenaga telah berubah jadi kuat dan sehat dan kini sekalipun ia sudah banyak
kehilangan darah tapi setelah beristirahat sebentar tenaganya pulih kembali seperti sedia
kala.
Mendengar ucapan tersebut ia segera keluar dari kereta dan meloncat turun.
Samya kau lukamu sudah pulih seperti sedia kala? seru Kiem Lan tertegun melihat
kegesitan sang pemuda.
Agaknya Siauw Ling sendiripun tidak menyangka apabila lukanya dapat pulih secepat ini
smula ia agak tertegun kemudian tertawa hambar.
Aku sudah baik bagaimana dengan lukamu? agak ringan.
Sejak ia melakukan pertarungan sengit melawan para jago Bulim berdampingan dengan
Kiem Lan tanpa disadari dari dasar hatinya timbullah perasaan kuatir dan sayang yang
aneh terhadap gadis ini.
Mendengar pertanyaan itu alis Kiem Lan melenting. Suatu senyuman gembira menghiasi
bibirnya.
Terima kasih atas perhatian Samya luka budakmu sudah agak ringan.
Kalau begitu bagus sekali kau harus baik2 merawat lukamu itu setelah sembuh aku
hendak menurunkan beberapa jurus ilmu pedang kepadamu sehingga dikemudian hari
kalau bergebrak melawan orang tidak sampai dilukai lagi dengan gampang.
Kiem Lan tertawa manis.

Sekalipun budak harus mati juga tidak sayang harap Samya baik2 berjaga diri.
Perjalanan dikemudian hari masih panjang dan mengembang. Kita harus banyak bekerja
sama dalam menghadapi segala persoalan.
Habis mengucapkan perkataan itu dia berjalan menuju ketepi simpang tiga tadi dan
meninggalkan tanda rahasia disana.
Walaupun dimulut Kiem Lan tidak bicara tetapi sepasang matanya terus menerus
memperhatikan keadaan disekeliling tempat itu, ia takut pada saat itu ada orang yang
mengejar datang sehingga tak bisa terhindar lagi suatu pertarungan sengit yang
mengerikan segera akan berlangsung.
Menanti Siauw Ling telah menyelesaikan pekerjaannya meninggalkan kode rahasia
disana beruntung tak ada orang yang mengejar datang.
Siauw Ling segera naik ke dalam keretanya belum sempat ia duduk baik Kiem Lan telah
mengayunkan cambuknya melarikan sang kereta kencang2 kedepan.
Siauw Ling sama sekali tidak menduga Kiem Lan bisa menjalankan keretanya begitu
tergesa2 tidak tahan lagi badannya sempoyongan dan roboh tepat di dalam pelukan Giok
Lan.
Tampak seluruh tubuh Giok Lan gemetar keras kemudian menjerit ngeri.
Aduuuuuuh.sakit.
Siauw Ling terperanjat dengan cepat ia bangun terduduk dan berpikir keras dalam
hatinya.
Agaknya racun pengerut tulang ini bukan saja dapat membinasakan orang secara diam2
bahkan yang paling hebat lagi seseorang segera akan kehilangan seluruh kepandaian
silatnya bila ditinjau dari kepandaian yang dimiliki Giok Lan dengan tumbukanku yang
tidak sengaja ini tidak seharusnya ia menjerit kesakitan macam begini.
Selagi ia masih berpikir kembali terdengar Giok Lan menjerit lengking lalu bergelinding2
dalam kereta.
Siauw Ling kontan merasakan hatinya tergetar keras, buru-buru ia alihkan matanya ke
arah gadis itu.
Tampak seluruh anggota badan Giok Lan mulai berkerut, suara jeritan lengking sangat
menusuk telinga membuat hati orang bergidik.
Larinya kereta dengan cepat berhenti, horden disingkap dan muncullah Kiem Lan sambil
meloncat masuk ke dalam ruangan.

Tapi ketika melihat keadaan Giok Lan yang bergelinding2 dalam kereta air mukanya
langsung berubah henat dengan sedih ia mengucurkan air mata.
Setelah rasa terkejut lewat Siauw Ling pun dapat menenangkan kembali hatinya, dengan
cepat tangan kanannya bergerak berturut2 menotok tiga buah jalan darah ditubuh Giok
Lan.
Suara jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera berhenti tubuh yang bergelindingpun
untuk sementara jadi tenang kembali tapi air muka Giok Lan masih kelihatan begitu
menderita dan tersiksa sehingga mendatangkan rasa iba dihati orang lain.
Aaaai.sungguh lihay pil pengerut tulang ini seru Siauw Ling sambil menghela napas
panjang.
Kiem Lan berdiam diri ia melirik sekejap ke arah Tong Sam Kauw yang ada pula di
dalam kereta sewaktu dilihatnya gadis itu tetap duduk tak berkutik dengan wajah yang
tenang dan sama sekali tidak kelihatan daya racunnya mulai bekerja hatinya jadi
tercengang.
Mereka berdua sama2 menelan pil pengerut tulang kenapa hanya enci Giok Lan seorang
yang kambuh? sedangkan Tong Sam Kauw tiada urusan serunya keheranan.
Benar! sambung Siauw Ling sesudah berpikir sejenak. Jikalau dihitung dengan jari
hari belum sampai tiba saatnya bekerjanya racun yang mengeram ditubuh mereka hanya
saja seluruh tubuh kedua orang ini tak boleh terkena tumbukan ataupun menderita sedikit
lukapun karena bila terjadi hal ini maka daya kerja racun tersebut akan mulai bekerja
sebelum waktunya. Tadi secata tidak sengaja tubuhku bertumbukan dengan badan Giok
Lan inilah sebabnya mengapa racun yang mengeram dalam tubuhnya mulai bekerja.
Air mata Kiem Lan jatuh bercucuran bagaikan sumber mata air, perlahan-lahan ia
mengambil keluar sebuah sapu tangan dan mengusap keringat yang mengucur keluar
membasahi seluruh wajah Giok Lan.
Kiranya setelah beberapa buah jalan darah ditubuh Giok Lan kena ditotok oleh Siauw
Ling mulutnya tak dapat bicara badan tak dapat berkutik tapi rasa sakit karena
berkerutnya obat2 serta tulang sama sekali tak hilang saking harus menahan rasa sakit
yang luar biasa keringat mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.
Sembari gertak gigi akhirnya Kiem Lan melancarkan satu totokan jalan darah pingsan
ditubuh encinya setelah itu dia berpaling ke arah Siauw Ling katanya, Samya budak
harus mati dan rela menerima hukuman dari Samya.
Eeeei.Kiem Lan apa maksud ucapanmu itu? kedengaran Siauw Ling agak melengak
oleh ucapan tersebut.

Didasar hati kecil budak masih tersembunyi sebuah rahasia yang belum diberitahukan
kepada diri Samya.
Siauw Ling segera tertawa hambar.
Rahasia apa?
Toa Cungcu telah datang.
Apa? Siauw Ling tersentak kaget seluruh badannya tergetar keras. Toa Cungcu telah
datang? kenapa sedikitpun aku tidak merasakan?
Waktu itu Samya terlalu banyak kehilangan darah dan amat letih telah jatuh tidak
sadarkan diri.
Jadi orang yang membubuhi obat luka serta membalut luka2ku adalah Toa Cungcu?
seru Siauw Ling sembari tundukkan kepala memandang sekejap luka dilengannya.
Benar dengan sedih Kiem Lan mengangguk. Toa Cungcu telah bantu membimbing
Samya masuk ke dalam kereta kemudian membubuhi obat diluka Samya, tapi iapun
sudah mengikatkan beberapa buah dendam berdarah bagi dirimu.
Mengikatkan dendam berdarah? seru Siauw Ling keheranan.
Benar. Toa Cungcu telah bersembunyi di dalam kereta lalu entah menggunakan ilmu
silat apa secara beruntunan telah melukai sembilan orang jago Bulim yang mengejar
dibelakang kereta.
Kau dapat melihat kesemuanya ini? potong sang pemuda cepat.
Walaupun budak tidak melihat dengan mata kepala sendiri tapi dapat mendengar suara
jeritan ngeri yang bergema seluruhnya ada sembilan kali jadi aku berani memastikan ada
sembilan orang yang terkena serangan.
Entah bagaimana dengan luka mereka.
Jika didengar dari suara jeritan ngeri yang pendek dan menyayatkan hati. Aku rasa
orang itu susah untuk hidup lebih lanjut.
Dari sepasang mata Siauw Ling kontan memancarkan serentetan cahaya tajam yang
dingin dan menggidikkan.
Sekarang Toa Cungcu ada dimana? bentaknya gusar.

Setelah Toa Cungcu melukai orang2 itu secara beruntun ia memerintahkan budak untuk
menghentikan kereta dan memeringatkan budak jangan menceritakan peristiwa ini
kepada diri Samya kemudian sekalian berkelebat ia telah berlalu.
Kenapa sedikitpun aku tidak tahu? kembali Siauw Ling memotong ucapan budak itu
ditengah jalan.
Sewaktu Toa Cungcu mengempit tubuh Samya naik ke dalam kereta tangannya sekalian
menotok jalan darah Samya sudah tentu Samya sama sekali tidak tahu.
Dan tadi kau yang bebaskan jalan darahku? Kiem Lan mengangguk.
Kereta berkuda ini sudah menjadi tanda yang jelas nagi jago-jago Bulim untuk mencari
balas. Jikalau kita melanjutkan kembali perjalanan kita dengan menumpang kereta ini
maka banyak kesulitan yang kita temui sepanjang perjalanan.
Aaaaaai! potong Siauw Ling sambil menghela napas panjang. Aku tahu kau suruh aku
membuat kereta untuk menghindarkan diri dari pengejaran para jago dan cegatan2
mereka.
Walaupun Samya adalah seorang jago yang memiliki kepandaian ilmu silat tinggi tapi
luka parah dibadanmu belum benar2 sembuh mungkinkah bagimu untuk mengadakan
perlawanan terhadap serangan2 yang datang dari para jago-jago Bulim itu. Menurut
pendapat budakmu lebih baik untuk sementara waktu kita menghindarkan diri terlebih
dahulu dari cegatan lawan kemudian menanti luka2 kita telah sembuh.
Aku mengerti maksud baikmu timbrung Siauw Ling sambil menggelengkan kepala
berulang kali. Tapi urusan ini mempunyai sangkut paut yang amat besar dengan
peristiwa dikemudian hari sekarang memang kita bisa saja buang kereta dan melarikan
dari intaian serta cegatan2 lawan. Tapi dengan berbuat demikian dikemudian hari kita
bakal jumpai kesulitan dalam menerangkan persoalan ini kepada mereka.
Setiap manusia bila tak menemui kesulitan dikemudian hari saat ini pasti menemui
kesulitan didepan mata, budak rasa kesalah pahaman saat ini tak dapat diterangkan
kembali dengan andalkan ucapan Samya seorang. Maksud budak hanya untuk sementara
menghindarkan diri dari bentrokan2 kekerasan untuk kemudian kita berusaha
kembali.
Sebagai seorang lelaki sejati dalam perbuatan maupun tindakan aku tak ingin
bersembunyi2. Terutama sekali Giok Lan serta nona Tong telah menelan pil pengerut
tulang dan daya bekerja racunpun makin mendekat. Jikalau kita harus melepaskan kereta
dan melarikan diri dengan menyaru sekalipun bisa menghindarkan diri dari pengamatan
para jago Bulim hal ini dapat membingungkan pula anggota perkampungan Pek Hoa San
cung yang ditugaskan dengan demikian kita bakal mencelakai nyawa kedua orang itu?
Perlahan-lahan Kiem Lan menghela napas panjang.

Samya bisa memiliki semangat jantan, jiwa mulia budak merasa sangat beruntung dapat
mengiringi diri Samya.
Kau tak usah menyanjung diriku lagi potong Siauw Ling sambil tertawa getir. Aku
seorang lelaki sejati ternyata tak dapat melindungi keselamatan kalian beberapa orang
sebaliknya malah mengandalkan bantuanmu untuk meloloskan hal ini bila dipikir lagi
perlahan-lahan sungguh aku harus merasa malu.
Mendadak terdengar suara derapan kaki kuda berkumandang datang memecahkan
kesunyian yang mencekam.
Dengan hati bergidik Kiem Lan berseru tertahan.
Samya ada orang datang kita cepat berlalu teriaknya.
Dengan cepat ia menyingkap horden yang menutupi kereta itu.
Aaaach.tidak sempat. seru Siauw Ling.
Belum selesai dia berkata mendadak terdengar suara desiran tajam berkumandang datang
serentetan cahaya tajam dengan menerobosi horden melayang masuk kedalam.
Siauw Ling kerutkan alisnya dengan sebat ia menangkap datangnya senjata rahasia
tersebut.
Samya! ruangan dalam kereta terlalu sempit agak susah bagi kita untuk berkelit, lebih
baik kita keluar dari kereta saja bisik Kiem Lan lirih.
Baik kau baik2lah menjaga kedua orang itu sehingga jangan sampai mereka kena
dicelakai.
Budak akan berjuang sepenuh tenaga.
Ia tahu kepandaian yang dimilikinya tak bakal bisa menyamai seperti kepandaian Siauw
Ling dimana dengan sebab dia dapat menangkap senjata rahasia dengan cepat pedangnya
diloloskan kemudian menghadang dihadapan Giok Lan serta Tong Sam Kauw.
Ketika Siauw Ling telah melonca keluar dari kereta dan mendongak tertampak olehnya
dua ekor kuda jempolan dengan gagah telah berhenti kurang lebih tujuh delapan depa
dihadapannya.
Orang pertama mempunyai wajah persegi dengan sepasang mata yang bulat besar
berwajah merah bercahaya jenggot putih sepanjang dada dan memakai jubah warna biru.
Dia bukan lain adalah sinaga sakti berlengan delapan Toa Bok Ceng.

Disisinya berdiri seorang dara berbaju hijau yang mempunyai paras cantik dan menyoren
sebilah pedang pada punggungnya.
Setelah menyapu sekejap wajah kedua orang itu Siauw Ling segera merangkap tangannya
menjura.
Oooouw.kiranya Toa Bok Ceng thayhiap.
Musuh buyutan selalu merasa jalan didunia terlalu sempit. Disini kembali kita
berjumpa potong Toa Bok Ceng dingin.
Siauw Ling tersenyum.
Kalian berdua terus menerus mengintit diri cayhe. Entah apa maksud kalian?
Hmmm.tak usah kami repot2 turun tangan nanti bakal muncul orang lain yang datang
mencari balas dengan dirimu.
Ia berpaling sekejap ke arah si dara berbaju hijau itu tambahnya, Soat jie, mari kita
pergi.
Sekali sentak tali les ia larikan kudanya melanjutkan perjalanan.
Sang dara berbaju hijau itu menyahut iapun keprak kudanya menguntil dari belakang Toa
Bok Ceng.
Melihat kedua orang itu berlalu tanpa mencari urusan dengan dirinya Siauw Ling jadi
tercengang dengan termangu2 dipandangnya bayangan punggung kedua orang itu hingga
lenyap dari pandangan.
Apa maksud mereka terus menerus menguntit pikirnya di dalam hati. Mengapa setelah
berjumpa dengan aku lantas keprak kuda tinggal pergi? urusan dalam dunia kangouw
sungguh banyak yang aneh dan mengherankan.
Samya mari kita lanjutkan perjalanan terdengar suara yang halus dari Kiem Lan
berkumandang dari sisinya menyadarkan pemuda ini dari lamunan.
Siauw Ling menghembuskan napas panjang.
Aaaai! benar ia pasti bertujuan demikian gumamnya seorang diri.
Samya apa kau kata? seru Kiem Lan keheranan.
Aku maksudkan sinaga sakti berlengan delapan Toa Bok Ceng tentu datang kemari
untuk memeriksa bagaimana dengan lukaku! Kiem Lan aku lihat banyak bahaya yang
akan kita temui selama perjalanan kita selanjutnya.

Bukan saja mara bahaya akan banyak dijumpai asalkan kau tak mau buang kereta dan
melanjutkan perjalanan dengan menjura mungkin selama hidup tak bakal menemui suatu
haripun dengan hati tenang pikir Kiem Lan di dalam hati.
Tapi diluaran ia menyahut dengan suara halus.
Orang budiman selalu mendapat perlindungan Thian terhadap manusia sejati macam
Samya tentu akan mendapat bantuan dari Thian.
Siauw Ling tidak banyak bicara lagi perlahan-lahan ia naik ke dalam kereta dan
menyingkap horden kereta.
Dilihatnya seluruh tubuh Giok Lan basah kuyup oleh keringat wajahnya menunjukkan
kesakitan sehingga keadaannya amat mengerikan sebaliknya Tong Sam Kauw masih
tetap bersikap bodoh dan termangu2 sama sekali tidak terjadi perubahan pada dirinya.
Kiem Lanpun tidak banyak beribut dia ayun cambuk melarikan kudanya untuk
melanjutkan perjalanan.
Baru saja mereka melanjutkan perjalanan sejauh dua tiga li mendadak terdengar beberapa
kali suara ringkikan keras beberapa ekor kuda jempolan penarik kereta bersama2 roboh
binasa diatas tanah.
Melihat kejadian itu Kiem Lan tertegun.
Samya keempat ekor kuda kita kena dibokong orang dan sama2 roboh binasa.
Padahal tak perlu ia bicara Siauw Ling sudah turun dari kereta untuk melakukan
pemeriksaan dengan teliti.
Akhirnya ia menghela napas panjang.
Keempat ekor kuda kita sama2 kena terbokong senjata rahasia yang sangat beracun,
hanya saja senjata rahasia tersebut sangat kecil benuknya sehingga waktu itu kita semua
sama sekali tidak merasa.
Mungkinkah hal ini hasil dari perbuatan Toan Bok Tjeng?
Mungkinkah dia.
Mendadak Kiem Lan tertawa.
Demikianpun baik juga. Hal ini akan memaksa Samya untuk lepaskan kereta dan
melanjutkan perjalanan dengan menyaru.

Urusan tak akan gampang apa yang kau pikirkan, aku rasa merekapun telah menyusun
suatu rencana.
Belum habis pemuda ini menyelesaikan kata2nya mendadak terdengar suara suitan
nyaring berkumandang datang.
Siauw Ling segera mendongak, terlihat olehnya beberapa li disekitar daerah sebelah
selatan kecuali sebuah perkampungan tak terlihat rumah penduduk lainnya lagi.
Suara suitan nyaringa tadi justru muncul dari dalam perkampungan tersebut.
Kiem Lan pun berpaling menyapu sekejap keadaan disekeliling tempat itu, lalu ujarnya,
Samya kita harus berusaha mencari satu akal untuk melanjutkan kembali perjalanan
kita!
Siauw Ling termenung berpikir sejenak, kemudian ujarnya, Kau boponglah Giok Lan
biar aku membawa barang yang ada dalam kereta kita cari dulu sebuah tempat yang bisa
digunakan untuk meneduh dari curahan hujan, setelah memberi tempat beristirahat bagi
kedua orang itu kita baru berusaha kembali.
Apakah kita akan menuju keperkampungan tersebut? tanya Kiem Lan kemudian sambil
memandang ke arah perkampungan yang ada ditempat kejauhan.
Sudah kau dengar suara suitan panjang yang sangat nyaring tadi?
Dengar! kenapa?
Justru suara suitan itu bermaksud memancing perhatian kita.
Benar! mereka sengaja mengatur suatu jebakan untuk memancing kita masuk
perangkap.
Siauw Ling tertawa getir.
Saat ini setapak demi setapak kita telah terjebak ke dalam kepungan mereka, cukup
ditinjau dari matinya keempat ekor kuda jempolan tersebut dapat kita ambil kesimpulan
apabila mereka sudah tidak membicarakan soal peraturan Bulim lagi mereka bersiap
sedia menggunakan tindakan yang melanggar peraturan Bulim untuk menghadapi kita
sejak kini kita harus bersikap sangat hati2 kemungkinan besar setiap saat kita bisa
menerima serangan bokongan dari mereka.
Pendapat tinggi dari Samya membuat pikiran yang picik dari budakmu sedikit terbuka.
Sekalipun keadaan kita berada dalam suasana bahaya tapi posisi kita belum sampai
menderita kalah sambung Siauw Ling lebih kanjut. Yang menyusahkan kita justru
kedua orang nona yang telah dicekoki obat penyusut tulang. Jikalau tidak kita atur tempat

yang aman bagi mereka dan kita bawa kedua orang itu menyambut kedatangan pihak
lawan maka hal ini akan menyulitkan posisi kita.
Samya kalau begitu kau berangkatlah seorang diri seru Kiem Lan kemudian dengan
nada sedih.
Bagaimana dengan kalian?
Budak bisa mohon bantuan dari pihak perkampungan Pek Hoa San cung.
Kecuali Toa Cungcu masih berada disekitar tempat ini. Dari sini menuju
keperkampungan Pek Hoa San cung ada ratusan lie jauhnya. Bagaimana mereka bisa tahu
tentang kesulitanmu!
Soal ini tiada halangan dalam saku budak masih mempunyai mercon penembus langit
dari perkampungan Pek Hoa San cung, asalkan tanda tersebut aku lepaskan maka berita
ini dengan cepat akan sampai ditelinga Toa Cungcu.
Kenapa? apakah mercon penembus langit ini mempunyai kekukoayan yang istimewa?
tanya Siauw Ling tercengang.
Perkataan budak masih belum selesai kemudian sambungnya lebih lanjut, Sewaktu
Toa Cungcu hendak menyerahkan ketiga buah mercon penembus langit tersebut kepada
budak, ia pernah berkali2 memperingatkan benda tersebut bila tidak sangat penting
mercon ini jauh lebih penting daripada tanda perintah Kiem hoa Leng asalkan mercon ini
dilepaskan walaupun aku berada ribuan lie jauhnya dari perkampungan Pek Hoa San
cung berita ini tidak sampai beberapa jam akan sampai ditangan Cungcu.
Benar secara diam2 ia tentu mengirim orang untuk mengawasi semua gerak gerik kita,
sudah tentu setiap saat mereka dapat melihat peledakan mercon penembus langit
tersebut.
Dalam perkampungan Pek Hoa San cung banyak dipelihara burung2 merpati pengirim
berita ujar Kiem Lan lebih jauh. Asalkan orang yang menguntit kita dapat menemukan
adanya peledakan mercon penembus langit tersebut ia segera akan menulis sepucuk surat
yang digantungkan dikaki burung merpati dan melepaskannya untuk melaporkan hal
tersebut kepada diri Toa Cungcu.
Nah itulah dia.
Sinar matanya perlahan-lahan dialihkan keempat penjuru mendadak ia menemukan
kurang lebih satu li dibawah sebuah pohon besar berdiri tersendiri sebuah rumah gubuk
segera ujarnya, Mari kita menuju kerumah petani itu setelah memberi tempat beristirahat
bagi kedua orang itu kita bicarakan lagi soal yang lain.
Tanpa banyak pikir lagi ia berjalan terlebih dahulu kedepan.

Kiem Lan dengan membopong Giok Lan dan menggandeng tangan Tong Sam Kauw
berjalan didepan sedang Siauw Ling dengan membawa dua buah peti kayu menyusul dari
belakang.
Agaknya seluruh ilmu silat yang dimiliki Tong Sam Kauw telah punah semua sewaktu
melangkah pergi jalannya amat lambat sehingga jarak satu li harus ditempuh dalam
waktu sepertanak nasi lamanya.
Rumah gubuk itu berdiri sendiri dibawah sebuah pohon yang amat besar. Pohon itu lebat
dan dihadapannya hanya terdapat tanah seluas setengah hektar, disekeliling gubuk
sepanjang tahun tertutup terus dari cahaya sinar matahari sehingga dinding gubuk penuh
dengan lumut.
Kedua lembar pintu terbuat dari bambu, saat ini setengah terbuka setengah tertutup sama
sekali tidak terdengar suara sedikitpun.
Siauw Ling mendehem berat, sapanya, Adakah orang didalam?
siapa? tanya seseorang dari balik ruangan gubuk dengan suara yang serak itu.
Cayhe sedang melakukan perjalanan melewati tempat ini tidak beruntung dua orang
anggota kami menderita sakit sehingga tak sanggup untuk melanjutkan perjalanan
kembali untuk sementara kami ingin beristirahat sejenak dirumah hujien. Entah
dapatkah?
Pintu rumah terbuka dan muncullah seorang nenek tua berambut putih dengan mencekal
sebuah tongkat dari bambu ujarnya lambat2, Gubuk ditanah gersang tidak antas untuk
menyambut kedatangan tamu terhormat bila Koanjien tidak menampik silahkan masuk
kedalam.
Melihat kehalusan ucapan perempuan tua itu Siauw Ling merasakan hatinya sedikit
bergerak pikirnya, Bila kutinjau dari ucapan sinenek tua ini amat halus dan sopan jelas
dia adalah seorang terpelajar yang pandai bersastra.
Buru-buru sahutnya, Terima kasih atas kebaikan hati Popo.
Ia melangkah terlebih dahulu masuk ekdalam gubuk.
Gubuk tani itu hanya terdiri dari dua bilik yang sebuah besar yang lain kecil kecuali
sebuah ruangan tetamu masih ada sebuah ruangan dalam yang ditengahnya terpisah oleh
bambu dan didepan pintu tertutup sebuah kain horden warna biru.
Sebuah meja persegi berdiri didekat dinding belakang diatas meja terletak sebuah teko air
teh serta dua cawan putih yang besar lagi kasar.

Sinenek tua itu melirik sekejap ke arah Giok Lan yang berada dipunggung Kiem Lan lalu
sembari membereskan rambutnya yang putih katanya, Dirumah seribu tahun aman
keluarga rumah sehari saja menderita.
Khek koan tak usah sungkan asal ada permintaan katakan saja kepadaku.
Aaach! kami hanya perlu beristirahat sebentar kemudian segera berangkat kata Siauw
Ling sambil tersenyum. Tidak berani terlalu merepotkan diri popo.
Kembali sinenek tua memperhatikan diri Siauw Ling serta Giok Lan sekejap katanya,
Karena usiaku sudah tua, badan lemah banyak penyakit, maaf aku tak dapar melayani
Cuwi terlalu lama.
Dengan bantuan tongkat bambu selangkah demi selangkah ia masuk keruang belakang.
Dengan termangu2 Siauw Ling memperhatikan bayangan punggung sinenek tua itu
lenyap dari pandangan, pikirnya dalam hati, Nenek tua ini tidak mirip seseorang
kelahiran dusun.
Mendadak.
Chee Loo nio kau ada didalam? suara seseorang yang berat berkumandang datang.
Ada urusan apa kau datang mencari diriku? suara sahutan sinenek muncul dari dalam
ruangan.
Ketika Siauw Ling alihkan sinar matanya keluar tampak seorang lelaki kekar berbaju
singsat telah berdiri kurang lebih satu tombak diluar gubuk ketika itu ia sedang rangkap
tangannya menjura.
Cayhe menerima perintah dari majikan. Ada urusan hendak dirundingkan dengan
loocianpwee.
Dari ruangan dalam muncul suara jawaban dari Chee Toa nio, Ini hari kesehatanku tidak
beres apalagi dalam rumah kedatangan tamu terhormat, aku tidak terima tamu lagi ada
urusan kita bicarakan dikemudian hari saja.
Tapi urusan ini amat penting bagaimanapun juga harus.
Aku bilang ini hari tidak terima tamu, kau sudah dengar belum? teriak Chee Toa nio
sangat gusar.
Urusan ini ada sangkut pautnya dengan tetamu yang ada dirumah kau orang tua. Urusan
tak bisa diperpanjang lagi.

Berturut2 ia mengulangi kembali kata2nya sampai beberapa kali tapi tak kedengaran
suara jawaban dari Chee Toa nio lagi.
Mendadak Siauw Ling bangun berdiri, bisiknya kepada diri Kiem Lan, Orang itu ada
maksud mencari kita aku akan menanyakan persoalan ini sampai jelas.
Sewaktu ia ada maksud bangkit keluar mendadak terdengar lelaki yang ada diluar gubuk
menjerit kaget lalu putar badan lari terbirit2 dri sana.
Dari dalam ruangan kembali berkumandang keluar suara dari Chee Toa nio, Manusia
tak tahu diri sudah kasih muka kepadamu kau masih juga tidak mau tahu. Hmmm
dasarnya tidak mau minum arak kehormatan memilih arak hukuman.
Samya! bisik Kiem Lan lirih setelah mendengar ucapan sinenek tua itu. Sinenek tua
itu adalah seorang jago lihay yang sedang mengasingkan diri.
Siauw Ling mengangguk ia membungkam dala seribu bahasa.
Kalian boleh beristirahat dengan lega hati terdengar Chee Toa nio melanjutkan
kata2nya. Walaupun gubukku jelek dan tidak bagus kelihatannya tapi sangat aman untuk
orang beristirahat.
Terima kasih atas kehadiran Loo popo!
Cuma Cuwi pun tak dapat terlalu lama berdiam disini. Dalam dua jam kemudian cuwi
harus sudah meninggalkan tempat ini. Aku rasa dua jam cukup panjang buat kalian untuk
beristirahat serta merawat luka bukan!
Pada dasarnya Siauw Ling punya watak sombong dan tinggi hati mendengar ucapan itu
segera sambungnya, Loo popo boleh berlega hati, kami pasti tak akan menyusahkan diri
Loo popo, tidak sampai dua tajam cayhe sekalian segera akan berangkat.
Oooouw sungguh besar omonganmu!
Siauw Ling tidak menggubris ucapan sinenek tua itu lagi sembari mengangkat kedua
buah peti kayu itu serunya, Kiem Lan mari kita berangkat, mereka pasti akan mendesak
kita sehingga menemui jalan buntu mungkin sekali kita harus turun tangan melakukan
pertarungan sengit dengan mereka.
Samya. seru Kiem Lan sedih.
Sudahlah tak usah bicara lagi mari kita berangkat Siauw Ling ulapkan tagannya
mencegah gadis itu melanjutkan kata2nya.
Kiem Lan tidak berani banyak bicara sembari menggandeng tangan Tong Sam Kauw
dengan mengikuti dibelakang Siauw Ling berjalan keluar.

Mendadak tampak horden bergoyang disusul ujung baju tersampok angin. Tahu2 Chee
Toa nio telah munculkan dirinya didepan pintu mencegat jalan pergi mereka.
Tunggu sebentar bentaknya dingin.
Diam2 Siauw Ling melakukan persiapan sewaktu dilihatnya nenek tua menghadang jalan
pergi mereka.
Loo poo, kau ada petunjuk apa lagi yang hendak disampaikan kepadaku?
Apakah kalian hendak pergi dengan demikian saja?
Kalau kami hendak pergi dengan demikian saja lalu kau mau apa?
Mendengar ucapan sang pemuda ini Chee Toa nio tersenyum.
Tinggalkan dulu sedikit barang! terus terang saja kukatakan rumah gubukku ini
selamanya tak pernah menerima tetamu dengan sia2 belaka.
Aaaach! bila kutinjau dari situasi yang kuhadapi saat ini kalau tidak bergebrak tidak
mungkin bisa meninggalkan tempat ini dalam keadaan selamat pikir Siauw Ling dalam
hatinya. Tidak kusangka disebuah tempat pegunungan yang sunyi bisa berdiam seorang
jago Bulim lihay yang mempunyai watak aneh.
Diam2 hawa murninya disalurkan mengelilingi seluruh badan siap menghadapi serangan
yang setiap saat dapat tiba sembari melepaskan peti kayu yang ada ditangannya ke atas
tanah ia berkata, Entah apa yang diinginkan Loo popo dari diri cayhe?
Heee.heee.kelihatannya kau ada maksud hendak bergebrak melawan diriku?
Keadaan terpaksa membuat cayhe harus berbuat demikian walaupun cayhe masih ada
maksud untuk menghindarkan diri dari banyak urusan tapi niatku ini tak bakal bisa
terpenuhi.
Harimau yang baru turun dari gunung kau sungguh tidak takut mati, semangat jantan
kau sibocah cilik sungguh membuat diriku serasa amat kagum.
Ia merandek sejenak lalu sambungnya lebih lanjut, Kau harus menerima tiga buah
seranganku dengan menggunakan cara apapun, mau berkelit atau menerima dengan
kekerasan sesuka hatimu asalkan kau bisa menerima serangan2ku itu tanpa menderita
luka. Aku segera akan melepaskan kalian untuk melanjutkan kembali perjalanan.
Terbayang kembali dalam benak Siauw Ling akan pengalamannya selama melakukan
perjalanan beberapa hari ini hawa gusar memuncak dan tak bisa ditahan lagi ia tertawa
dingin tiada hentinya.

Heee.heee.asalkan Loo popo ada maksud menantang aku untuk bergebrak cayhe
pasti akan mengiringinya dengan senang hati.
Chee Loo nio tertawa.
Selama hidup aku paling suka terhadap enghiong hoohan yang bersemangat jantan dan
pemberani bocah cilik ternyata aku tidak jelek.
Ditengah ucapan yang diiringi suatu senyuman toya ditangan kanannya mendadak
dialihkan ketangan kiri sedang tangan yang semula akan melepaskan tongkat tersebut
membabat keluar mengirim sebuah serangan dahsyat.
Siauw Ling membalikkan tangan kanannya menyambut datangnya serangan tersebut
dengan keras lawan keras ia tidak ingin menunjukkan kelemahan ataupun menghindar.
Braaak! terdengar suara bentrokan keras bergema memenuhi angkasa diiringi pusaran
angin tajam mereka berdua sama2 berdiri ditempat semula tanpa bergerak sedikitpun juga
jelas di dalam serangan mengadu kekerasan barusan keadaan mereka adalah seimbang.
Chee Loo nio berseru tertahan, tangan kanannya segera ditarik kembali laksana kilat
cepatnya kembali mengirim sebuah babatan dahsyat kedepan.
Diam2 Siauw Ling menggertak gigi, telapak kanannya diayun kemuka sekali menerima
datangnya serangan tersebut dengan keras lawan keras.
Pundak Chee Loo nio bergoyang keras membuat badannya teratur sedangkan Siauw Ling
tanpa dikuasai lagi mundur dua langkah ke belakang dengan sempoyongan.
Kiem Lan yang menonton jalannya pertarungan dari sisi kalangan segera berpaling ke
arah Siauw Ling dilihatnya air muka pemuda itu tenang2 saja sedikitpun tidak
menunjukkan tanda-tanda terluka hatinya jadi lega kembali dia menghembuskan napas
panjang2.
Setelah terjadi bentrokan kedua senyuman yang semula menghiasi wajah Chee Loo nio
lenyap tak berbekas telapak kanannya walaupun diangkat ke atas tapi tidak berani dibabat
keluar jelas di dalam serangannya yang terakhir ini dia masih belum mempunyai
pegangan yang kuat untuk mengalahkan diri Siauw Ling oleh karena itu ia tak berani
turun tangan gegabah.
Tampak nenek tua itu perlahan-lahan menarik kembali telapak tangannya.
Siapakah gurumu? berasal dari perguruan mana kau bocah cilik? tegurnya dingin.
Suhuku tak mempunyai perguruan. Maaf nama besarnya tak dapat kuberitahukan.

Sepasang mata Chee Loo nio memancarkan cahaya tajam mendadak dengan penuh
kegusaran.
Bocah cilik kau sombong benar beranikah kau menerima seranganku yang terakhir ini.
Telapak kanannya diayun dengan sekuat tenaga membabat keluar.
Kenapa tidak berani? sahut sang pemuda sinis telapak kanan diangkat dan sekali lagi ia
menerima datangnya serangan tersebut dengan keras lawan keras.
Sepasang telapak tangan kembali saling beradu menimbulka suara getaran yang
memekikkan telinga.
Oleh tenaga tekanan yang maha dahsyat dari pihak lawan seketika itu juga Siauw Ling
merasakan matanya berkunang2 berturut2 ia mundur empat lima langkah ke belakang
dengan sempoyongan.
Chee Loo nio sendiripun tak sanggup bediri tegak badannya tak kuasa mundur empat
lima langkah ke belakang dengan sempoyongan.
Chee Loo nio sendiripun tak sanggup berdiri tegak badannya tak kuasa mundur tiga
langkah ke belakang.
Perlahan-lahan Siauw Ling menghembuskan napas panjang.
Tiga jurus telah berlalu, entah Loo popo masih ada lagi. tanyanya.
Silahkan sinenek tua she Chee segera menyingkir memberi jalan buat tetamunya untuk
berlalu.
Siauw Lingpun tidak banyak bicara lagi sembari menjinjing kedua buah peti kayu itu dia
berjalan keluar dengan langkah lebar.
Pada saat itulah kurang lebih empat lima tombak diluar gubuk berdiri dua orang lelaki
kekar berbaju singsat dan menggembol golok pada punggungnya. Ketika itu dengan
sepasang mata melotot bulat2 mereka sedang mengawasi seluruh gerak gerik pemuda
kita.
Melihat ada orang yang sedang mengawasi mereka. Kiem Lan percepat langkahnya
mengejar kesisi Siauw Ling lalu bisiknya lirih, Samya agaknya kedua orang itu sedang
menantikan kedatangan kita.
Ehmm.orang yang menyaru sebagai aku Siauw Ling mungkin memiliki nama yang
amat tersohor dikolong langit, setiap orang menghormati dirinya. Kiem Lan tahukah kau
apa sebabnya mereka bersifat demikian?

Budak tidak mengerti.


Hal ini dikarenakan tindakannya terlalu keji, telengas dan tidak tahu ampun, orang yang
mereka bunug sudah sangat banyak sehingga memaksa orang lain menghirmati dirinya
jeri kepadanya dan tidak berani secara gegabah mencari satroni dengan dirinya jikalau
mereka hendak paksa kita memojok kesudut jalan buntu aku Siauw Lingpun terpaksa
sedikit memperlihatkan kelihayanku dihadapan mereka.
Dalam hati Kiem Lan pun tahu majikan Siauw Ling beberapa hari ini selalu tertekan
kendati ia memiliki kepandaian silatnya yang lihay tapi tak sejuruspun yang bisa ia
keluarkan ditambah pula saat bekerjanya racun yang mengeram dalam tubuh Giok Lan
serta Tong Sam Kauw hampir tiba hal ini makin membuat hatinya gelisah dan cemas.
Lama kelamaan jiwa yang tertekan serta rasa gelisah yang mengacaukan pikirannya
berubah menjadi suatu rasa benci dendang di dalam benaknya benci dan dendam yang
muncul dalam keadaan gusar kebanyakan memaksa seseorang ambil keputusan tanpa
berpikir panjang inilah sebabnya iaada maksud turun tangan melakukan pembunuhan.
Sudah tentu saja cara berpikir dari pemuda tersebut menimbulkan rasa bergidik dihati
Kiem Lan.
Inilaj harapan dari Djen Bok Hong dengan mengatur siasat keji tersebut dengan berbagai
macam akal ia berusaha menciptakan suatu suasana pembunuhan berdarah yang
dilakukan Siauw Ling terhadap para jago-jago dunia persilatan justru yang dilakukan Toa
Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San cung adalah memaksa ia berada dalam keadaan
terpojok lalu menggunakan waktu selagi dia jengkel dan gelisah suatu pembunuhan yang
keji membuat pemuda ini tak bisa tancapkan kakinya kembali ke dalam Bulim dan
memberikan peluang yang besar baginya untuk sesuka hati menggunakan tenaga ini.
Terdengar suara bentakan keras yang memotong lamunan Kiem Lan ditengah jalan.
Kau orangkah Sam Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San cung?
Kalau benar mau apa sahut Siauw Ling dingin perlahan-lahan ia meletakkan kotak
kayu ke atas tanah kemudian meloloskan pedang tersoren yang ada punggungnya.
Samya bersabarlah beberapa saat jangan sampai menjatuhkan diri ke dalam lembah
penyesalan yang tiada tepian bisik Kiem Lan halus setelah dilihatnya ada maksud turun
tangan.
Waktu itu napsu membunuh telah menyelimuti seluruh wajah Siauw Ling setelah
pedangnya diloloskan dari sarung ia kumpulkan semua tenaga singkang untuk siap turun
tangan membinasakan pihak lawan dibawah serangannya.
Tetapi setelah mendengar peringatan Kiem Lan hawa napsu membunuh perlahan-lahan
lenyap tak berbekas pedang yang ada ditanganpun melemas kembali.

Apa maksud kalian berdua mencari diriku? tegurnya.


Selama perjalanan Sam Cungcu datang kemari secara beruntun telah membinasakan
sembilan orang jago-jago lihay dari kalangan Bulim sungguh hebat kepandaianmu!
sungguh keji hatimu jengek seorang lelaki yang berdiri disebelah kiri.
Sinar mata Siauw Ling dengan tajam menyapu sekejap wajah kedua orang itu terlihat
olehnya dari sikap maupun cara mereka berpakaian tidak mirip dengan cara berdandan
seorang jago kenamaan dalam dunia persilatan dandanan mereka tidak lebih hanya mirip
bawahan seseorang.
Melihat seorang bawahanpun berani bersikap begitu tak tahu adat, begitu kurang ajar
terhadap dirinya kembali Siauw Ling naik pitam, sepasang matanya memancarkan
cahaya dingin yang menggidikkan hati.
Hmmmm kalian berdua benar2 tidak takut mati? tegurnya ketus.
Lelaki yang ada disebelah kanan segera mendongak dan tertawa terbahak2.
Haaaaa.haaaaa.haaaaaa.kami mengakui kepandaian silat yang kami miliki tak
sanggup menandingi kepandaian silatmu mungkin hanya sebuah jurus ilmu pedangmu
sudah cukup merubuhkan kita, tapi kami mempunyai semangat jantan seorang pendekar
semangat tidak takut mati. Semua enghiong hoohan yang ada dikolong langit pada
membenci dirimu hingga merasuk ketulang sumsum, saudara kami yang mati dibawah
pedangmu pasti akan mendapatkan penghargaan dari seluruh enghiong hoohan yang ada
dikolong langit mereka boleh bangga sekalipun mati juga tak perlu menyesal.
Siauw Ling tertegun mendengar ucapan tersebut akhirnya ia menghela napas panjang.
Jika kedatangan kalian berdua mencari diriku adalah bermaksud mencari kematian buat
diri sendiri.
Kami sih bukan orang bodoh yang suka mencari mati konyol buat diri sendiri sahut
silelaki yang ada disebelah kiri. Kedatangan kami dikarenakan sedang menjalankan
perintah majikan kami untuk menyampaikan suatu persoalan kepada diri Sam Cungcu.
Urusan apa? silahkan kalian mengutarakan keluar, cayhe pasti pentang telinga untuk
mendengarkan.
Majikan kami telah menyiapkan sebuah meja perjamuan sambung silelaki yang ada
disebelah kanan. Mereka menantikan jawabanmu beranikah kau orang menghadiri
perjamuan yang telah disiapkan itu?
Sebelum Siauw Ling memberi jawabannya silelaki yang ada disebelah kiri berebut bicara
terlebih dahulu katanya lebih lanjut, Pepatah mengatakan pertemuan belum pasti suatu
pertemuan yang baik perjamuan belum tentu suatu perjamuan yang menyenangkan.

Dalam perjamuan kali ini kecuali majikan kami sendiri masih ada lagi jago-jago lihay
dari kolong langit termasuk kaum paderi dari pihak Siauw lim pay. Kini majikan kami
hanya memerintahkan diri kami menyampaikan hal tersebut kepadamu mau pergi atau
tidak itu terserah dirimu sendiri.
Kami orang2 Bulim paling mengutamakan keterus terangan dan tidak menggunakan
senjata rahasia membokong orang lain tambah silelaki yang ada disebelah kanan cepat.
Tapi tindakan kalian orang2 perkampungan Pek Hoa San cung terlalu keji kejam dan
telengas, yang kalian utamakan hanyalah membokong orang dengan cara yang rendah.
Kami tak akan menggunakan hal tersebut untuk menghadapi dirimu dalam perjamuan
nanti, jikalau Sam Cungcu tidak berani menghadapi perjamuan ini silahkan kau
beritahukan hal tersebut kepada kami hanya saja dengan demikianlah sejak ini hari
kamipun akan unjuk gigi dengan gunakan cara yang rendah macam perkampungan Pek
Hoa San cung kalian untuk menghadapi kamu semua penyerangan akan kami lakukan
tanpa pemberitahuan lagi.
Siauw Ling tidak banyak cingcong dia masukkan kembali pedangnya ke dalam sarung
lantas berseru lantang, Silahkan kalian berdua membawa jalan cayhe rela menjumpai
majikan kalian.
Agaknya kedua orang lelaki tersebut sama sekali tidak menyangka kalau Siauw Ling
suka memilih pergi menghadapi perjamuan yang telah diadakan mereka kelihatan agak
tertegun kemudian saling bertukar pandangan sekejap.
Ternyata Sam Cungcu belum kehilangan semangat seorang jantan kami kakak adik
berdua akan berjalan selangkah terlebih dahulu untuk membawa jalan.
Tunggu sebentar!
Waktu itu kedua orang lelaki kekar tersebut siap hendak putar badan, mendnegar teguran
tersebut mereka sama2 berhenti.
Mengapa apakah Sam Cungcu berubah pendirian?
Setiap ucapan yang telah cayhe utarakan sekalipun harus menaiki gunung golok atau
menerobosi lautan pedang selamanya tak pernah kupungkiri kembali harap kalian berdua
suka tunggu sebentar cayhe akan atur urusan pribadiku sebentar.
Ia berpaling dan memandang sekejap wajah Kiem lan lalu bertanya, Kalian pergilah,
bawa mereka balik keperkampungan Pek Hoa San cung.
Samya tak perlu menguatirkan keselamatan kami potong Kiem Lan cepat. Silahkan
kau menghadiri perjamuan tersebut dengan hati tenang. Jikalau dapat dijelaskan baik2lah
jangan sampai turun tangan menggunakan kekerasan.

Soal ini aku sudah tahu tukas Siauw Ling seraya mengangguk. Hanya saja waktu
bekerjanya racun yang mengeram ditubuh mereka hampir sampai, jikalau kau tidak bawa
mereka kembali keperkampungan Pek Hoa San cung bukanlah ini sama artinya kita telah
mencelakai mereka berdua?
Bagaimanakah perasaan hati nona Tong budak tidak berani memastikannya ujar Kiem
Lan dengan sedih. Tapi perasaan hati enci Giok Lan dapat kuketahui dengan sangat
jelas, dia rela mati keracunan dari pada balik kembali keperkampungan Pek Hoa San
cung.
Siauw Ling termenung dia mendongak memnadang langit dan berpikir lama sekali.
Bagaimana menurut pendapatmu? akhirnya dia bertanya.
Jikalau Samya merasa bahwa kami bertiga tidak merepotkan dirimu. Kami sekalian rela
mengiringi disisi Samya.
Siauw Ling termenung iapun mengetahui dikolong langit kecuali berada disisinya sudah
tak ada tempat lagi bagi Kiem lan serta Giok Lan untuk hidup aman, terpaksa ia
menghela napas panjang.
Seraya putar badan dengan langkah lebar ia berjalan kemuka.
Kedua orang lelaki kekar yang selama ini ada disisi kalangan dapat mencuri dnegar
pembicaraan kedua orang itu. Walaupun mereka belum berhasil mendapatkan keterangan
yang jelas dibalik peristiwa tersebut tapi secara lapat2 mereka dapat menduga apabila di
dalam hati Siauw Ling tersembunyi suatu kesulitan yang susah diutarakan keluar.
Siauw Ling dengan menjinjing kedua buah peti kayu itu melanjutkan perjalanannya
kedepan disusul oleh Kiem Lan dengan tangan kanan memayang punggung Giok Lan
tangan kiri menggandeng tangan Tong Sam Kauw.
Demikianlah dibawah bimbingan kedua orang lelaki kasar sebagai petunjuk jalan mereka
melakukan perjalanan sejauh tujuh delapan li kemudian menikung masuk ekdalam
sebuah hutan yang lebat.
Mendadak Kiem Lan percepat langkahnya mendekati sisi tubuh Siauw Ling bisiknya
lirih.
Samya kesemuanya ini adalah akibat dari siasat licik dan keji atur Toa Cungcu hal
tersebut tak bisa menyalahkan diri Samya sendiri juga tak bisa menyalahkan orang lain
harap Samya suka bersabar untuk bikin jelas dulu duduknya persoalan.
Siauw Ling berpaling memandang sekejap wajah Giok Lan serta Tong Sam Kauw
mendadak ia tersenyum.

Jikalau bukan dikarenakan Toa Cungcu telah mengatur dua buah beban berat yang
membingungkan hatiku mungkin sejak semua hilang sudah kesabaranku.
Pada saat itulah silelaki kekar pembawa jalan berteriak keras, Sam Cungcudari
perkampunga Pek Hoa San cung datang memenuhi undangan.
Siauw Ling mendongak terlihat olehnya diatas sebuah tanah lapang yang luas dan lebar
berdiri seorang lelaki kekar bercambang yang berusia empat puluh tahunan sepasang
matanya bulat besar bercahaya sikapnya gagah segera ia busungkan dada dengan langkah
lebar berjalan menghampiri.
Kedua orang lelaki kekar sipembawa jalan buru-buru menyingkir kesamping memberi
jalan.
Setibanya ditepi lapangan Siauw Ling meletakkan kedua kotak itu ke atas tanah
kemudian merangkap tangannya menjura.
Cayhe datang untuk memenuhi undangan tolong tanya dimanakah tuan rumah berada?
Sejak Siauw Ling munculkan dirinya disana silelaki bercambang itu dengan sepasang
mata yang tajam tiada hentinya memperhatikan seluruh tubuh pemuda tersebut dari atas
hingga kebawah menanti Siauw Ling menyapa seraya menjura ia baru tarik kembali sinar
matanya dan balas memberi hormat.
Cayhe adalah sang tuan rumah bila kudengar dari nada ucapan tentu kaulah Sam
Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San cung bukan?
Sedikit tidak salah aku orang she Siauw datang untuk memenuhi undangan, entah ada
urusan apa kau mengundang diriku datang kemari?
Mendadak silelaki bercambang itu mendongak tertawa terbahak2 tangannya bergerak
datang mencengkeram pergelangan kanan Siauw Ling sedang diluaran katanya lantang,
Tidak kusangka dengan wajah Sam Cungcu yang demikian tampa serta menarik hati
bisa memiliki watak keji dan telengas memandang manusia sungguh tak boleh hanya
memandang wajah belaka.
Siauw Ling yang merasakan pergelangan kanannya dicengkeram iapun tidak mau
berdiam diri jari2 tangan kanannya berputar balik balas mencengkeram pergelangan sang
lelaki kekar tersebut.
Kedua belah tangan dengan cepat saling mencengkeram suasana jadi sunyi senyap tak
kedengaran sedikit suarapun.
Lama sekali baru terlihat silelaki bercambang itu melepaskan cengkeramannya pada
tangan kanan Siauw Ling dan berseru memuji, Sam Cungcu sungguh dahsyat
kepandaian silatmu.

Terlalu memuji, terlalu memuji entah siapak nama besar Heng thay?
siauwte Poh Thian seng.
Sejak masing-masing pihak saling mencekal tangan pihak lawannya dan berakhir dengan
hasil seimbang mereka mulai menaruh rasa sayang pada masing-masing pihak dengan
sendirinya rasa permusuhan dihati merekapun jauh berkurang.
Entah apa maksud Poh heng mengirim orang untuk mengundang siauwte datang
kemari? kembali Siauw Ling bertanya.
Oooouw ada beberapa orang kawan Bulim yang ingin berjumpa dengan diri Sam
Cungcu sudah tentu termasuk siauwte salah satu diantaranya.
Mendengar ada jago-jago Bulim yang ingin berjumpa dengan dirinya sepasang mata
Siauw Ling dengan tajam menyapu sekejap sekeliling tempat itu tapi tak sesosok
bayangan manusiapun yang berhasil ia jumpai.
Entah jago-jago dari manakah yang ingin menemui diriku? serunya kemudian.
Sudah tentu siauwte akan perkenalkan mereka kepada diri Sam Cungcu.
Bicara sampai disitu mendadak ia bertepuk tangan ke arah balik hutan sebelah timur.
Dari balik pepohonan perlahan-lahan muncullah seorang hweesio berjubah abu2 dengan
usia kurang lebih lima puluh tahunan.
Begitu melihat wajah sang hweesio tersebut Siauw Ling segera merasakan wajah paderi
ini sangat dikenal olehnya. Hanya untuk sesaat ia lupa ditempat manakah ia pernah
berjumpa dengan dirinya.
Terdengar Poh Thian seng sembari menuding ke arah hweesio tersebut ia
memperkenalkan dirinya dengan sang pemuda.
Thaysu ini adalah Ci Kuang Thaysu dari perguruan Siauw Lim pay!
Selamat berjumpa selamat berjumpa seru Siauw Ling buru-buru seraya menjura.
Omitohud Ci Kuang Thaysu merangkap telapaknya memuji keagungan Buddha. Ia
membalas menjura.
Kembali Poh Thian seng bertepuk tangan dua kali, dari balik hutan sebelah selatan
muncullah seorang lelaki berperawakan kekar dengan dada lebar, jenggot putih terurai
sepanjang dadanya sedang dipunggungnya tergantung senjata roda bergigi Jiet Gwat Cing
Loen.

Orang ini bagi Siauw Ling mendatangkan kesan yang mendalam karena ia sekali pandang
ia segera mengenali kembali siapakah dirinya, bibir bergerak akan menyapa atau secara
mendadak hatinya agak bergetak ia paksa menahan sabar.
Sembari menuding ke arah lelaki tersebut Poh San Cu Thayhiap orang menyebut dirinya
sebagai Sin So Thiat Tan atau sitangan sakti peluru besi.
Coe Thayhiap cayhe Siauw Ling kembali sang pemuda menjura.
Telah lama kudengar nama besarmu, ini hari bisa berjumpa sungguh amat
beruntung.
Ehmm.orang ini bukan saja konyol dan bersifat kekanak2an bahkan otaknya bebal tak
bisa digunakan untuk berpikir batin Siauw Ling dalam hatinya. Setelah kulaporkan
namaku ternyata ia berlagak pilon pura2 tidak mendengar.
Haruslah diketahui lima tahun berselang Siauw Ling tidak lebih hanya seorang bocah
cilik yang berbadan lemah dan penyakitan karena untuk pertama kalinya ia melakukan
perjalanan bersama2 Gak Siauw Tjha dimanapun ia merasa semua kejadian merupakan
pemandangan yang baru dan aneh bagi dirinya setiap manusia yang dijumpai tentu
mendatangkan kesan yang mendalam, dalam hatinya sekalipun begitu belum tentu orang
lain jika masih ingat dengan dirinya.
Kembali terdengar suara tepukan tiga kali dari hutan sebelah barat perlahan-lahan muncul
dua orang manusia.
Orang pertama seorang hweesio kepala gundul yang memakai jubah Ihasa. Wajahnya
penuh berkelepotan minyak dengan dipunggungnya menggembol sebuah cupu besar yang
terbuat dari besi.
Mengikuti dari sisinya adalah seorang pengemis bebaju kusut dan dengkil dengan
memakai sepatu rumput, rumput awut2an dan membawa sebuah kuali besi yang besar.
Sembari menuding kedua orang itu sekali lagi Poh Thian seng memperkenalkan
jagoannya kepada diri Siauw Ling.
Mereka berdua adalah jago-jago kukoay yang dihormati dan tersohor dikolong langit
hingga saat ini sihweesio pemabok serta sipengemis kelaparan.
Lama mengagumi nama besar kalian berdua Siauw Ling segera menjura memberi
hormat.
Sihweesio pemabok membuka sedikit sepasang matanya yang sipit karena kebanyakan
minum air kata2 setelah memperhatikan sesaat seluruh wajah Siauw Ling ia mulai
bergumam seorang diri.

Ooouw sayang! sungguh sayang.


Tangannya berbalik melepaskan cupu2 besi yang tergantung pada punggungnya
membuka penutup dan meneguk isi arak sepuas2nya kemudian barulah menambahkan,
Sungguh sayang sebutir mutiara harus terjatuh ke dalam tong berisi kotoran manusia.
Hmm! apa perlunya kau bicara dengan manusia macam dia, usus serta isi perutnya telah
mati semua kau bicara dengan ia macam bicara dengan patung belaka eeeei kawan lebih
baik simpan sedikit tenaga buat memetik khiem tanduk kerbau saja! jengek sipengemis
kelaparan.
Kontan Siauw Ling berkerut keningnya setelah mendengar jengekan tersebut pikirnya,
Orang ini kalau bicara kenapa begitu ngaco belo entah siapa yang sedang ia maki?
Padahal dalam hati iapun tahu orang yang sedang dimaki oleh sipengemis tersebut bukan
lain adalah dirinya sendiri hanya saja ia tidak mau mengakui begitu saja sebelum orang
itu mengungkap nama seseorang belum tentu yang dimaki adlah dirinya.
Kali ini Poh Thian seng bertepuk empat kali ketengah udara dari hutan sebelah utara
perlahan-lahan muncul seorang kakek tua berjenggot putih tangannya mencekal sebuah
tongkat dan kaki kirinya pincang orang itu bukan lain adalah Po Hiap atau sipendekar
pincang Tjiang Toa Hay yang pernah dijumpai Siauw Ling sewaktu berada dalam
perkampungan Pek Hoa San cung.
Dibelakang si orang tua tersebut menguntil datang dua orang yang satu seorang lelaki
kekar berusia tiga puluh tahunan seorang yang lain seorang pemuda berusia dua puluh
tahunan mereka berdua sama2 telah meloloskan pedang ditangan empat buah sinar mata
penuh mengandung rasa benci dan mendendam melototi wajah Siauw Ling tak berkedip.
Sewaktu Siauw Ling menjumpai guru murid tiga orang ini hatinya seketika itu juga
berdebar keras pikirnya, Hati mereka bertiga tentu masih mendendam terhadap diriku
karena mereka kena diusir keluar dari perkampungan Pek Hoa San cung gara2 diriku
jikalau ini hari ada mereka bertiga yang bikin rusak suasana maksudku untuk
menjelaskan keadaan yang sebenarnya pasti menemui kegagalan.
Ternyata sipendekar pincang Ciang Toa Hay masih mengingat sakit tempo hari, tidak
menanti Poh Thian seng memperkenalkan dirinya kepada pemuda tersebut ia sudah
keburu bicara terlebih dulu.
Sam Cungcu bagaimana keadaanmu sejak perpisahan? entah masih ingatkah kau orang
dengan kami guru murid tiga orang?
Siauwte mana berani melupakan diri sipendekar pincang Ciang Toa Hay Ciang heng.
Hmm! bulan yang lalu dibawah pimpinan Djen Bok Hong Sam Cungcu telah gebah
turun kami guru murid bertiga dari atas loteng Wang Hoa Loo sikap gagah serta keren

pada saat ini tidak akan kami guru murid bertiga lupakan sepanjang hidup seru Ciang
Toa Hay kembali dengan nada yang dingin.
Siauw Ling tertawa hambar.
Kesalah pahaman antara aku dengan kalian guru murid bertiga rasanya makin lama
terperosok makin mendalam aku lihat peristiwa ini tak dapat dijelaskan dengan ucapan
kata2 belaka.
Haaa.haaaa.semisalnya berita ini aku orang she Tjiang dengar dari kabar
selentingan yang tersiar dalam Bulim mungkin saja berita tersebut bisa salah tapi
kejadian ini kualami dan kulihat sendiri dengan sepasang kata dan telingaku apakah aku
bisa salah melihat dirimu?
Siauw Ling segera merasakan beribu2 bahkan berjuta2 kata bergolak hendak meluncur
keluar dari bibirnya justru ia bingung harus bicara dari mana terlebih dahulu untuk sesaat
ia kebingungan dan akhirnya menghela napas panjang lalu membungkam dalam seribu
bahasa.
Apabila kalian berdua orang pernah saling kenal cayhepun tak usah memperkenalkan
kalian lagi kata Poh Thian seng kemudian ia merandek sejenak untuk tukar napas lalu
sambungnya lebih lanjut, Ini hari walaupun kami mengundang Sam Cungcu datang
kemari sungguh sayang sama sekali tidak menyediakan perjamuan kami hanya ingin
menanyakan beberapa macam persoalan dari Sam Cungcu serta penyelesaiannya.
Nada ucapan tersebut sangat mendesak orang untuk berada dalam posisi tersudut.
Semangat Siauw Ling segera berkobar setelah mendengar ucapan tersebut katanya,
Cuwi silahkan mengajukan pertanyaan asalkan Siauw Ling tahu pasti akan kuutarakan.
Jika kau suka berbuat demikian itu jauh lebih bagus lagi kita sebagai orang2 yang sering
melakukan perjalanan dalam Bulim memang seharusnya berani bertanggung jawab
setelah berani berbuat.
Omitohud terdengar Tji Kuang Thaysu merangkap tangannya memuji keagungan sang
Buddha. Tadi secara beruntun Sam Cungcu berhasil membinasakan sembilan orang
jagoan lihay ini mengartikan kepandaian silat yang kau miliki sangat lihay seorang sulit
loolap ikut menemui ajalnya ditangan Sam Cungcu hal ini hanya bisa salahkan
kepandaian silatnya kurang sempurna sehingga sepatutnya yang lemah menemui ajal tapi
loolap ingin mencari tahu apa sebabnya Sam Cungcu melakukan tindakan sekeji itu untuk
cabut nyawanya?
Siauw Ling mendehem perlahan sebelum ia mencari jawaban yang tepat untuk
menanggapi persoalan tersebut mendadak terdengar Coe Kun San berteriak pula lantang,
Sinelayan dari karesidenan Sam Siang jadi orang ramah dan mulia orang Bulim tak ada
seorang pun yang tidak menaruh hormat kepadanya dendam sakit hati apakah yang

terikat antara dirimu dengan dia orang sehingga kau begitu tega menggunakan senjata
rahasia beracun untuk melukai jiwanya? dendam ini aku orang she Coe sudah pastikan
untuk menuntut kembali, bila tak kupikul beban ini bukankah sama artinya hubungan
akrab selama tiga puluh tahun lamanya akan hanyut bagaikan air disungai Yang Tse?
bukankah tindakanku ini akan ditertawakan seluruh jago kangouw?
Sepatah demi sepatah kata dari Tjoe Koen San ini bagaikan godam yang berat memilu
dalam hati Siauw Ling otaknya kontan jadi kacau sehingga tak sepatah katapun bisa
diutarakan.
Suasana sesaat jadi sunyi senyap sehingga tak kedengaran sedikit suarapun.
Mendadak sihweesio pemabok melirik sekejap ke arah sipengemis kelaparan lalu
ujarnya, Eeeei.pengemis busuk kau saja yang bicara! orang lain merupakan jago-jago
dari perguruan terkenal semua kitapun tidak seharusnya bergebrak dalam suatu
pertempuran buta.
Dari dalam sebuah kantung kain yang tergantung pada pinggangnya sipengemis
kelaparan mencomot dulu segenggaman nasi lalu dimasukkan ke dalam mulut sembari
mengunyah katanya, Sin heng Tui Hong Khek atau sijagoan pengejar angin dengan
kami sihweesio pemabok dan pengemis kelaparan disebut orang sebagai Hong Jen Sam
yu sekarang kau hajar dia sampai kehilangan napasnya bila kami tidak balaskan dendam
atas kematiannya bukankah orang lain akan mengatakan kami Hong Djen Sam yu jeri
terhadap kalian orang2 dari perkampungan Pek Hoa San cung.
Lima tahun berselang sipengemis kelaparan serta sihweesio pemabok pernah munculkan
diri melindungi Siauw Ling demi Gak Siauw Tjha hanya saja Siauw Ling waktu itu amat
kurus dan lemah keadaannya jauh berbeda dengan kegagahan serta ketampanannya saat
ini.
Apalagi Lan Giok Tong yang menyaru dengan Siauw Ling telah menggemparkan seluruh
dunia persilatan menggabungkan Siauw Ling ke dalam pihak perkampungan Pek Hoa
San cung serta munculnya kembali Djen Bok Hong telah menggetarkan seluruh dunia
persilatan oleh karena itu terhadap Siauw Ling waktu itu dan Siauw Ling sekarang
siapapun tak bisa membedakan dengan jelas.
Poh Thian Seng mendehem perlahan ujarnya, Nama keji Djen Bok Hong sudah tersohor
diseluruh kolong langit dendam yang ia ikat sudah bertumpuk2 bagaikan bukit san
selama hidup entah sudah menciptakan berapa banyak pembunuh2 keji. Sepuluh tahun
berselang dibawah kerubutan para enghiong seluruh kolong langit ia berhasil dihajar
sampai terluka parah semua orang waktu itu mengira ia sudah mati siapa nyana bajingan
tua itu masih hidup segar bugar dalam dunia kangouw sepuluh tahun kemudian ia
munculkan dirinya kembali dengan mendapat bantuan kau Siauw Ling.
Siauw Ling hanya merasakan darah panas bergolak keras dalam rongga dadanya
sehingga susah dikendalikan lagi.

Tutup mulut bentaknya keras. Dengan andalkan apa kalian berani menuduh semua
pembunuh itu aku orang she Siauw yang lakukan?
Orang2 itu mengejar kencang dibelakang kereta Sam Cungcu jikalau bukan kau yang
melakukan mungkinkah ada orang lain yang mewakili dirimu? jengek Poh Thian Seng
sambil tertawa hambar.
Ada orang yang melihat?
Aku.
Seketika Siauw Ling merasakan otaknya tergetar seperti mau meledak.
Kau melihat dengan mata kepala sendiri? teriaknya setengah menjerit.
Air muka Poh Thian Seng berubah hebat ia ulapkan tangannya ketengah udara.
Gotong kemari jenasah Jie ya.
Dari balik hutan terdengar sahutan dua orang lelaki kekar dengan menggotong sesosok
jenasah dengan langkah terburu-buru bergerak mendekat.
Letakkan ke atas tanah.
Kedua orang lelaki itu mengiakan dan meletakkan jenasah tadi ke atas tanah kemudian
bersama megundurkan diri.
Siauw Ling segera alihkan sinar matanya ke atas jenasah tersebut.
Tampak olehnya orang itu dengan sepasang mata melotot bulat2 ujung bibirnya masih
membekas darah kering wajahnya yang kaku menunjukkan kegusaran jelas kematiannya
begitu tidak rela sehingga keadaannya kelihatan sangat menyeramkan.
Sam Cungcu sudah kau lihat? tegur Poh Thian Seng dingin.
Sudah tapi dia bukan.
Adik angkatku ini berwatak paling mulia dan sangat berlawanan dengan watakku yang
benci kejahatan sampai merasuk ketulang potong Poh Thian Seng penuh kegusaran.
Tidak disangka manusia yang mulia dan baik hati macam dia harus mendapat akhir yang
demikian mengenaskan tidak mendapat akhir yang demikian mengenaskan tidak aneh
kalau kematiannya tidak meram.
Poh heng. seru Siauw Ling sambil ulapkan tangannya.

Agaknya Poh Thian Seng sudah tak dpat menahan rasa sedih yang bergelora dalam
dadanya lagi dengan keras kembali ia membentak, Aku berada kurang lebih tiga empat
tombak dibelakangnya sewaktu ia mendekati belakang keretamu mendadak badannya
roboh binasa apa aku anggap yang kulihat ini adalah palsu belaka.
Secara bagaimana kau berani memastikan apabila orang yang ada dalam kereta hanya
aku seorang.
Dalam kereta hanya kalian berempat potong Poh Thian Seng dengan cepat dan kini
semuanya hadir disini kalau bukan kau siapa lagi yang bisa melakukan perbuatan sekeji
ini.
Jantung Siauw Ling berdebar keras sekalipun ia tak pernah berbuat tapi dalam keadaan
begitu ada mulutpun susah mungkir saking cemasnya ia berteriak keras, Walaupun
mereka terbunuh sewaktu mengejar kereta itu tapi sang pembunuh bukan aku orang she
Siauw.
Bukti sudah berada didepan mata kau masih ingin mungkir? teriak Poh Thian Seng
semakin gusar. Cuma sayang waktu itu aku merasa amat sedih karena kematian adik
angkatku sehingga tidak mengejar ke dalam kereta menyeret kau keluar.
Siauw Ling yang didesak terus menerus mulai naik pitam.
Tanpa menyelidiki dahulu keadaan yang sebenarnya dan tanpa membedakan mana putih
mana hitam kalian bersikeras menuduh aku yang bunuh orang2 itu bukankah ini sama
artinya kalian hendak mendesak aku.
Samya! timbrung Kiem Lan secara mendadak. Emas murni tak takut api kau tak usah
cemas perlahan-lahan terangkan kejadian yang sebenarnya kepada mereka.
Siapa kau? bentak hweesio pemabok dingin sewaktu melihat Kiem Lan ikut
menimbrung.
Aku bernama Kiem Lan. Hmm! kalian mengaku sebagai jago-jago kangouw yang
bersemangat jantan pendekar budiman tidak tahu semuanya hanya manusia2 tolol
belaka.
Kau maki siapa tolol? Coe Koen San meraung keras.
Aku katakan kalian semua tolol sudah tentu termasuk pula dirimu.
Coe Koen San mendengar suaranya tinggi melengking seperti suara perempuan tapi
memakai baju lelaki badannya dengan cepat meloncat kedepan.
Kau seorang lelaki atau perempuan? bentaknya.

Telapak diayun diap melancarkan serangan.


Perempuan! tapi aku lihat kalian orang2 laki walaupun kenyataan memiliki tenaga lebih
besar dari perempuan tapi dalam melakukan pekerjaan tolol semua kalian tak dapat
memadai ketelitian hati seorang perempuan.
Hmm! memandang dari luar sikap kalian begitu keren, buas dan menakutkan padahal
yang benar mendatangkan rasa iba rasa kasihan dan menggelikan bagi hati orang lain.
Telapak tangan Coe Koen San yang telah dipersiapkan perlahan-lahan ditarik kembali.
Seorang lelaki baik tak akan bertempur melawan perempuan dengan kedudukan loohu
tak bakal sudi menantang dirimu untuk bergebrak.
Seraya putar badan ia meloncat mundur lagi sejauh satu tombak ke belakang.
Segera muncul dua orang lelaki kekar berbaju hitam menggotong pergi jenasah tersebut
sedang ia sendiri mencabut keluar sebuah seruling perak yang tersoren pada
punggungnya dengan suara dingin serunya, Perduli kau menggunakan ilmu silat atau
senjata rahasia apapun dapat melukai sembilan orang jagoan lihay secara beruntun hal ini
membuktikan apabila kepandaianmu sangat lihay dan aku Poh Thian Seng harus minta
sedikit petunjuk.
Samya. teriak Kiem Lan keras2.
Tapi Siauw Ling telah meloloskan pedangnya sembari berkata dingin, Persoalan ini tak
dapat dijelaskan dengan bersilat lidah, lebih baik kita selesaikan dulu dalam ilmu silat
kemudian baru dibicarakan lagi cepat kau mundur.
Kiem Lan pun tahu benak Siauw Ling pada saat ini telah dipenuhi dengan kemurungan
serta kesedihan. Jikalau tidak membiarkan ia salurkan keluar perasaan tersebut dari dalam
hatinya maka ia tentu bersedih hati, apalagi orang2 ini begitu bersikeras menuduh dia
adalah sang pembunuhnya hal tersebut tak mungkin bisa diselesaikan dengan kata2.
Akhirnya dengan sedih ia menghela napas panjang.
Samya berhati2lah.
Perlahan-lahan ia mengundurkan diri kebekalang.
Selama ini Poh Thian Seng yang menahan golakan hatinya sejak tadi sudah tidak sabaran
lagi menanti pemuda tersebut menjelaskan kata2nya seruling perak yang ada ditangan
segera digetarkan.
Terimalah seranganku! bentaknya keras.

Seruling berkelebat lewat dengan meninggalkan cahaya tajam menotok ketubuh lawan.
Siauw Ling balas menggerakkan pedangnya dengan jurus Kie hong Then Ciau atau
membangunkan naga mengikat ular dengan memilih posisi bertahan ia punahkan
datanganya serangan seruling perak dari Poh Thian Seng kemudian putar pergelangan
balas membabat kedepan.
Poh Thian Seng buru-buru berkelit kesamping menghindar ia bersuit panjang serulingnya
berkelebat balas menyerang.
Tampak cahaya keperak2kan menyambar memenuhi angkasa seketika itu juga sekeliling
tempat itu telah tertutup oleh desiran angin tajam.
Saking sedih dan sakit hatinya dalam melancarkan ini ia telah menggunakan seluruh
kekuatan yang ada.
Siauw Ling menggetarkan pedangnya menyambut datangnya serangan tersebut dengan
cepat suatu pertarungan sengit segera berkobar.
Setelah Poh Thian Seng mengeluarkan ilmu serulingnya sejurus lebih hebat dari jurus
berikutnya serangan meluncur tiada putusnya dan sedikitpun tak ada peluang yang
memberi kesempatan kepada pihak lawan untuk mengubah posisi bertahan jadi posisi
menyerang.
Inilah suatu rangkaian ilmu seruling yang maha lihay orang biasa jarang bisa bertahan
sebanyak tiga puluh jurus.
Cuma sayang dia telah berjumpa dengan Siauw Ling hal ini membuat kelihayan dari ilmu
serulingnya berkurang banyak.
Ternyata ilmu pedang yang dipelajari Siauw Ling dari Cung San Pek mengandung sim
hoat dari ilmu silat berbagai partai maupun perguruan yang ada dikolong langit dan
paling tepat bila digunakan untuk menghadapi setipa perubahan lawan.
Sebentar ia mainkan ilmu pedang aliran Bu tong pay sebentar kemudian beralih dengan
ilmu pedang aliran Cing Shia pay perubahan jurusnya luas dengan mengandung
perubahan aneh yang banyak.
Bukan saja ilmu pedang tersebut dapat memusnahkan seluruh jurus ilmu seruling dari
Poh Thian Seng bahkan membuat setiao jago yang hadir disekeliling kalangan merasakan
hatinya tergetar keras.
Mereka tak menyangka dengan usia yang begitu muda Siauw Ling bisa menjelajahkan
ilmu silatnya sedemikian luas.
Dalam sekejap mata masing-masing pihak telah bergerak sebanyak tiga puluh jurus lebih.

Mendadak Siauw Ling mengeluarkan jurus Coen Hong Hua Yu atau angin semi
memusnahkan hujan menangkis miring datangnya serangan seruling ujarnya, Cayhe
telah minta petunjuk tentang ilmu seruling saudara yang begitu saja hati2 aku segera akan
balas melancarkan serangan.
Mengiringi selesainya ucapan tersebut permainan ilmu pedang berubah seratus delapan
puluh derajat cahaya tajam tampak beterbangan menyilaukan mata hawa pedang berdesir
menggidikkan hati tahu2 ia sudah melancarkan sebuah serangan balasan yang sangat
hebat.
Karena sedikit merandek Poh Thian Seng kehilangan posisi yang menguntungkan ia
merasakan serangan pedang Siauw Ling bagaikan air bah menerjang tiada hentinya ke
atas badannya membuat orang ini jadi terperanjat pikirnya, Orang ini dapat
membinasakan sembilan orang jago lihay secara beruntun dalam setengah hari ternyata
kepandaian silat yang dimilikinya benar2 luar biasa.
Sewaktu ia berpikir sampai disitu mendadak terasa hawa pedang menggulung datang dari
empat penjuru tapi sebentar kemudian hawa tekanan tersebut lenyap dan lingkungan
kepunganpun jadi kendor.
Merasakan hal tersebut ia jadi kegirangan seruling peraknya digetarkan siap melancarkan
serangan balasan.
Siapa sangka ketika itulah cahaya tajam berkelebat lewat seluruh angkasa dipenuhi
dengan hawa pedang serta berkuntum2 bunga pedang berwarna keperak2kan.
Pedang lawan tahu2 sudah mengancam didepan dadanya Poh Thian Seng jadi gugup
seruling peraknya buru-buru diangkat lantas digetar dari bawah ke atas menangkis
datangnya serangan pedang itu.
Traaaang sepasang senjata bentrok satu sama lainnya mendadak ia membentak keras
segulung hawa pukulan yang hebat disalurkan keluar menggetar pergi pedang lawan.
Kiranya setelah ia bergebrak beberapa jurus melawan Siauw Ling dalam hati orang she
Poh ini merasa bahwa dirinya tak bakal bisa menangkan pihak lawannya dalam
perubahan jurus serangan satu2nya kesempatan bagi dia untuk mencari kemenangan
adalah mengandalkan tenaga sinkang hasil latihan selama puluhan tahunnya menggetar
lewat pedang pihak lawan.
Walau caranya berpikir tidak jelek tapi kenyataan berada diluar dugaa sewaktu tenaga
sinkang disalurkan keluar pedang Siauw Ling sama sekali tidak terlepas sebaliknya
menempel diatas seruling peraknya kencang2 bahkan mulai menekannya kebawah.
Inilah merupakan suatu bagian dari ilmu pedang tingkat atas yang disebut gerakan
menempel pada mulanya pemuda she Siauw ini menggunakan tenaga Im yang lunak
untuk menempel diatas senjata lawan kemudian meminjam tenaga getaran Poh Thian

Seng yang mengalir datang ia tekan pedangnya kebawah mengancam pergelangan kanan
orang she Poh yang mencekal senjata.
Dalam keadaan seperti ini apabila Poh Thian Seng tidak suka melepaskan senjata
serulingnya maka pergelangan kanannya akan putus terbabat senjata lawan.
Dalam posisi yang kritis dan berbahaya Poh Thian Seng tak sempat berpikir panjang lagi,
tangan kanannya mengendor dan tahu2 seruling peraknya sudah terlepas diatas tanah.
Siauw Ling mengundurkan diri ke belakang sembari ujarnya berulang kali, Maaf, maaf,
maaf.
Air muka Poh Thian Seng pucat pasi bagaikan mayat dengan sedih ia tundukkan
kepalanya rendah2.
Ilmu pedang Sam Cungcu telah mencapai kesempurnaan cayhe mengaku bukan
tandinganmu katanya lirih.
Kiem Lan yang pada mulanya merasa kuatir Siauw Ling dalam keadaan terdesak dan
gusar telah turun tangan melukai musuhnya kini melihat kenyataan yang terbentang
didepan mata hatipun ikut jadi lega.
Setelah melihat kekalahan yang diderita Poh Thian Seng kini sipendekar pincang Tjiang
Toa Hay sambil mengetok tongkatnya ke atas tanah berkata, Menang kalah merupakan
peristiwa jamak terhadi dalam dunia persilatan ini hari perguruan kita bukannya untuk
berebut urutan nama sekalipun kalah apa perlunya merasa malu? Poh heng silahkan
mundur untuk beristirahat biarlah siauwte minta petunjuk ilmu pedangnya.
Diiringi suara bentakan keras badannya menuruk kedepan tongkat besinya dengan
menimbulkan suara desiran tajam menggunakan jurus Heng Sauw Cian Kiem atau
menyapu runtuh selaksa prajurit menyapu pinggang lawan.
Siauw Ling yang dapat mendengar suara desiran tajam diantara penyambarnya tongkat
besi lawan tidak berani menyambut datangnya seragan tersebut dengan menggunakan
pedangnya sang badan dengan cepat berkelit kesamping.
Melihat pihak lawan berkelit Tjiang Toa Hay mendadak lebih maju tongkat besinya
bagaikan tiupan angin taupan dan curahan hujan deras terus menerus pihak lawannya.
Siauw Ling mengempos napas pedangnya dengan membentuk selapis bunga2 pedang
khusus mencari ruang2 kosong untuk memaksa tongkat besinya tak dapat mendekati
tubuh sendiri.
Tjiang Toa Hay sebagai seorang jagoan yang telah lama berkelana dalam dunia kangouw
pengalamannya dalam menghadapi musuh amat luas.

Melihat Siauw Ling tak berani menangkis datangnya seranan tongkat besi yang ia
lancarkan dengan cepat ia keluarkan semua kehebatan dari permainan toyanya.
Tongkat besi dengan membawa desiran angin tajam bagaikan tiupan angin taupan
menyambar kesana menyambar kemari dengan dahsyatnya.
Dalam sekejap mata kedua orang itu sudah bergebrak sebanyak lima puluh jurusan.
Oleh serangan gencar yang meneter dirinya terus menerus Siauw Ling terdesak hebat
badannya mundur tujuh delapan depa jauhnya ke belakang.
Walaupun Tjiang Toa Hay berhasil merebut posisi tapi dihati iapun paham apabila Siauw
Ling hanya untuk sementara kena digertak oleh kedahsyatan ilmu toyanya sehingga tak
berani menyambut serangan tersebut dengan pedangnya oleh karena itu ia terus menerus
mundur menghindar.
Ia mengerti apabila membiarkan pihak lawan berhasil mendapat cara yang tepat dalam
memecahkan serangan itu dengan mengeluarkan gerakan melawan serangan seruling Poh
Thian Seng tadi tidak sukar baginya dari tamu menjadi tuan rumah dan merebut kembali
posisinya yang terdesak.
Karena itu ia mengambil keputusan untuk melukai dahulu pihak lawannya sebelum
pemuda tersebut menyadari akan hal tersebut.
Sekalipun ia dapat berpikir demikian hanya sayang pertahanan Siauw Ling amat kuat dan
rapat kendati ia berada dalam keadaan terdesak.
Seluruh bagian tubuhnya dipertahankan sedemikian rupa sehingga bagi Tjiang Toa Hay
sulit untuk mendapatkan kesempatan yang baik guna melaksanakan niatnya.
Tjiang Toa Hay yang bermaksud mencari kemenangan tapi lima puluh jurus kemudian
belum berhasil juga mendapat peluang yang kosong dalam pertahanan ilmu pedang
Siauw Ling hatinya mulai gelisah karena pikiran bercabang permainan tongkatpun jadi
sedikit lambat.
Pada saat ia sedikit merandek itulah mendatangkan pikiran cerdik dalam benak Siauw
Ling mendadak pedangnya mengeluarkan jurus Thian hoa Tau Kua atau sungai langit
jatuh bergantungan. Ujung pedang gemetar keras menciptakan dua kuntum bunga2
pedang yang menyerang masuk ketengah putaran bayangan tongkat Tjiang Toa Hay
sedang tangan kirinya bersamaan waktu melancarkan sebuah babatan gencar.
Angin pukulan yang dahsyat kontan berhasil menahan gerakan Tjiang Toa Hay
menggunakan kesempatan itulah pedangnya dengan menggunakan jurus Hwee Hong Si
Liuw atau angin berpusing menghembus Liuw menusuk kekiri dan kekanan.

Seketika itu juga pertahanan Tjiang Toa Hay terbuka lebar melihat ujung pedang lawan
hampir menotok datang buru-buru tongkatnya ditarik seraya mundur ke belakang.
Sejak serangan telapak serta pedangnya berhasil merebut kembali posisi yang semula
pikiran cerdik dalam benak Siauw Ling makin terbuka bagaikan bayangan setan ia
menerjang maju lebih jauh.
Kini berbalik Tjiang Toa Hay yang keteter hebat badannya mundur terus sejauh tiga
empat tombak melingkari kalangan tetapi tidak juga berhasil meloloskan diri dari
ancaman pedang yang berada didepan dadanya melihat kejadian tersebut punahlah sudah
semua harapan yang terkandung dalam benaknya ia menghela napas panjang dan
berhenti.
Para jago yang ada disekeliling kalangan tidak tega melihat lebih lanjut mereka sama2
pejamkan matanya sedang dalam hati berpikir, Aaaai! setelah orang she Siauw ini
membinasakan kesembilan jago lihay Bulim dengan begitu keji kali ini serangan
pedangnya pasti akan berhasil merobek perut sipendekar pincang Tjiang Toa Hay.
Kedua orang lelaki serta pemuda yang mengiringi dibelakang Tjiang Toa Hay sewaktu
melihat gurunya terancam mara bahaya mereka bersama2 membentak keras satu dari kiri
yang lain dari kanan bersama2 menubruk kedepan.
Kedua orang ini merupakan murid kesayangan Tjiang Toa Hay sudah tentu hati mereka
cemas dan sedih melihat suhu mereka sebentar lagi akan menemui ajalnya dibawah
serangan pedang Siauw Ling serangan yang mereka lancarkan barusan telah
menggunakan sepenuh tenaga yang dimilikinya dua bilah pedang dengan membentuk dua
rentetan hawa pedang yang menggidikan bersama2 menyapu datang.
Tampak Siauw Ling menggerakkan pergelangan tangannya dimana pedang bergerak
kekiri dan kekanan dengan menimbulkan suara gemerincingan yang nyaring kedua bilah
pedang yang menyerang datang sudah berhasil dipukul mental, dia sendiri tetap berdiri
ditempat semula dengan wajah seirus dan sepasang mata bercahaya.
Sewaktu semua jago mengalihkan sinar matanya tampak oleh mereka baju bagian dada
yang dikenakan Tjiang Toa Hay telah robek sepanjang tiga coen sedangkan orangnya
sama sekali tidak terluka.
Kedua orang lelaki tersebut jadi tertegun mereka bersama2 berpaling dan berseru,
Suhu.
Sipendekar pincang Tjiang Toa Hay membuka matanya menghela napas sedih.
Sudah, sudahlah.habis sudah diriku kami guru murid tidak punya muka untuk
tancapkan kaki dalam Bulim lagi. gumamnya.
Mendadak ia ayunkan tangannya menabok ubun2 sendiri.

Kedua orang lelaki yang berada disisi gurunya sama sekali tidak menyangka suhu mereka
bisa mengambil tindakan seperti ini sekalipun melihat si orang tua itu ayunkan tangannya
untuk bunuh diri mereka tak sanggup untuk turun tangan menolong.
Dalam keadaan terperanjat dan ngeri mendadak sesosok bayangan manusia berkelebat
lewat tangan kiri Siauw Ling laksana kilat telah diayun menotok urat nadi diatas tubuh
Tjiang Toa Hay.
Tangan kiri yang digunakan Tjiang Toa Hay untuk bunuh diri kontan tidak mengikuti
perintahnya lagi dengan lemas dan tak bertenaga tergantung kebawah.
Melihat gurunya selamat kedua orang lelaki muridnya berpaling memandang sekejap
wajah Siauw Ling saat ini mereka tidak mengerti haruskah membenci dirinya ataukah
berterima kasih.
Seraya menghela napas panjang ia tundukka kepalanya rendah2.
Omitohud! perlahan-lahan Ci Kuang Thaysu melangkah maju ketengah lapangan.
Memang kalah merupakan hal yang jamak dalam setiap pertarungan setiap jago yang
sering berkelana dalam Bulim kadang kala mendapat kemenangan kadang kala menderita
pula kekalahan Tjiang Toa Hay kau jangan terlalu mengikuti hawa napsu.
Menerima budi pertolongan dari pihak musuh kau suruh aku ini membalas budi dengan
cara bagaimana dikemudian hari?
Siauw Ling tertawa gwtir.
Perduli tahun dan bulan apapun asalkan kau orang she Siauw masih hidup dikolong
langit Tjiang Toa Hay boleh setiap saat datang menuntut balas atas kekalahan ini hari.
Hmmm, sekalipun aku Tjiang Toa Hay hendak menuntut balas atas kekalahanku ini
haripun aku harus menolong dulu jiwamu satu kali bentak sipendekar pincang gusar.
Tongkat besinya ditutul ke atas permukaan tanah sekali loncat ia telah berada satu
tombak lebih jauhnya dan dengan langkah lebar berlalu dari sana.
Melihat suhunya berlalu kedua orang lelaki itupun menguntil dari belakang dengan cepat
mereka guru murid bertiga lenyap dibalik hutan.
Memandang bayangan punggung mereka bertiga yang lenyap dari pandangan diam2
Siauw Ling menghela napas panjang.
Orang ini sudah terlalu dalam menaruh kesalah pahaman terhadap diriku. Aaaai entah
sampai kapan persoalan ini bisa dibikin jelas? pikirnya dihati.

Omitohud terdengar Ci Kuang Thaysu berseru. Ilmu pedang Sam Cungcu luar biasa
dahsyatnya dengan perubahan yang banyak selama hidup belum pernah loolap
menjumpai kepandaian macam begini tidak aneh setengah harian saja kau berhasil
membinasakan sembilan jago lihay dari kalangan Bulim ini hari Loolap memberanikan
diri ingin minta petunjuk dari Sam Cungcu.
Thaysu adalah seorang padri lihay kepandaian silatmu sudah mencapai taraf melebihi
manusia biasa aku rasa cayhe bukan tandinganmu.
Aaaaakh Sam Cungcu terlalu merendah Loolap lah seharusnya yang menyadari bahwa
mencari kemenangan bagiku hanya sia2 belaka. Nah Sam Cungcu silahkan mulai
menyerang.
oooooo0ooooooo
Di dalam hati Siauw Ling pun menyadari persoalan yang terjadi ini hari tak dapat
dijelaskan dengan ucapan belaka tapi banyak sungkan lagi pedangnya dengan
menggunakan jurus Thian Hong Ceng Mey atau angin langit menyingkap gaun dalam
sekejap mata menciptakan cahaya tajam yang secara terpencar mengancam tiga buah
jalan darah penting Ci Kuang Thaysu.
Ilmu pedang yang sangat bagus puji Ci Kuang Thaysu dengan suara berat.
Ujung jubahnya dikebut lantas menyapu keluar menangkis datanganya serangan pedang
itu kemudian disusul dengan suatu gerakan membabat dada lawan.
Melihat datanganya serangan yang mengancam dada Siauw Ling segera getarkan
pedangnya menangkis.
Cayhe tunggu sebentar.
Entah Cungcu masih ada petunjuk apalagi.
Sejak ia bisa mengalahkan Poh Thian Seng serta Ciang Toa Hay semua jago yang ada
dikalangan tak ada yang berani memandang enteng dirinya lagi.
Perlahan-lahan Siauw Ling masukan kembali pedangnya ke dalam sarung kemudian
merangkap tangannya menjura.
Bilamana Thaysu tidak ingin menggerakkan senjata cayhepun lebih baik melayani
dirimu dengan tangan kosong pula ujarnya.
Kepandaian Sam Cungcu amat lihay Loolappun tidak ingin menampik lagi mau
gunakan senjata atau tangan kosong terserah dirimu sendiri.
Terima kasih atas pujian thaysu.

Telapak tangannya diiringi dengan suatu desiran tajam segera didorong kedepan.
Ci Kuang Thaysu tidak berani berlaku gegabah diam2 hawa singkangnya disalurkan
mengelilingi seluruh badan menyambut datangnya serangan tersebut dengan keras lawan
keras.
Braaak.sepasang tapak berbentrok satu sama lain menimbulkan suara bentrokan yang
keras seluruh tubuh Siauw Ling tergetar keras.
Ooouw sungguh dahsyat tenaga pukulan Thaysu! pujinya.
Dengan menggunakan ilmu pukulan berantai Lian Huan San Tiam Ciang Hoat ia berebut
menyerang pihak lawannya.
Setelah Ci Kuang Thaysu menerima bentrokan kekerasan dengan Siauw Ling tadi iapun
merasa terperanjat pikirnya, Orang ini masih berusia sangat muda tapi tenaga
sinkangnya telah berhasil mencapai kesempurnaan jikalau dibiarkan demikian terus lain
kali mungkin susah dicari tandingannya.
Selagi berpikir Siauw Ling telah mengirim enam belas buah serangan gencar kecepatan
geraknya benar2 laksana sambaran petir yang membelah angkasa.
Oleh serangan yang demikian gencar dan cepatnya ini Ci Kuang Thaysu terdesak hebat
badannya mundur empat langkah ke belakang dengan sempoyongan ia merasa bingung
entah bagaimana seharusnya menerima tekanan tersebut.
Ilmu telapak Cap Pwee Loo Han Ciang dari kuil Siauw lim sie sudah tersohor dikolong
langit siapapun tak ada yang tidak kenal dengan nama ilmu pukulan ini justru Ci Kuang
Thaysu bisa tersohor dan menduduki posisi yang tinggi dalam kuil karena ia pernah
mengalahkan sembilan saudara dari gunung Yen San dengan andalkan ilmu telapak Cap
Pwee Loo han Ciang ini.
Ini hari ternyata ia kena didesak mundur oleh serangan berantai dari Siauw Ling hal ini
membuat para jago yang ada dikalangan rata2 dibikin terperanjat dan tercengang.
Eeeeei.sipengemis busuk bisik sihweesio pemabok dengan suara yang lirih.
Kelihatannya bocah cilik ini benar2 berisi aku takut sihweesio tersebut bukan
tandingannya.
Sewaktu ia bercakap2 mendadak tampak olehnya Ci Kuang Thaysu dengan kumpulkan
semua tenaga melancarkan serangan balasan.
Sreeet, sreeet dengan susah payah akhirnya berhasil juga ia mempertahankan posisinya.

Pertarungan ini boleh dikata merupakan suatu pertarungan yang paling sengit dan susah
dijumpai selama ini empat telapak saling menyambar menimbulkan angin berpusing
mengancam daerah seluas beberapa tombak.
Ilmu telapak Siauw Ling mengutamakan kecepatan gerak serangan pertama baru saja
dilancarkan serangan kedua telah menyusul dari belakang sepuluh jurus bagaikan
dilancarkan bersamaan waktu. Hal ini membuat para jago yang menonton disamping
kalangan merasakan pandangannya jadi kabur.
Sebaliknya ilmu telapak dari Ci Kuang Thaysu mengutamakan kekuatan tenaga
pukulannya, pertahanan disekitar badan rapat dan kuat susah ditembusi perduli Siauw
Ling telah melancarkan serangan dengan beribu2 perubahan sehingga menimbulkan
gulungan angin puyuh pun tetap juga belum berhasil menjebolkan pertahanan dari Ci
Kuang Thaysu.
Tidak selang beberapa saat kemudian masing-masing pihak sudah bergebrak sebanyak
seratus jurus tetapi belum berhasil juga memastikan siapa menang siapa kalah diantara
mereka berdua.
Di dalam seratus jurus pertarungan yang maha sengit ini Siauw Ling lebih banyak
menyerang dari pada bertahan sebaliknya Ci Kuang Thaysu lebih banyak bertahan dari
pada menyerang.
Agaknya sipengemis kelaparan tak dapat menahan sabar lagi sembari menepuk2kan besi
besar ditangannya ia gelengkan kepala berulang kali.
Eeeei hweesio pemabok aku lihat semangat bergebrak mereka berdua makin lama
semakin baik.
Pertarungan ini mungkin akan berlangsung tidak sampai lima ratus jurus sudah
menentukan siapa menang siapa kalah.
Pandangan aku sihweesio justru berbeda dengan pandanganmu di dalam seratus jurus ini
Siauw Ling sudah memperoleh banyak kesempatan untuk memperoleh kemenangan tapi
pengalamannya dalam menghadapi musuh masih terlalu cetek dan membuang kedua
peluang bail itu dengan sia2 belaka sebaliknya Ci Kuang Thaysu walaupun mempunyai
pertahanan yang kuat dan rapat tetapi ia lebih banyak bertahan dari pada menyerang hal
ini sudah membuat ia kehilangan kesempatan untuk cari kemenangan jikalau pandangan
aku sihweesio tidak salah dalam seratus jurus lagi diantara mereka berdua sudah dapat
ditentukan siapa menang siapa kalah.
Tiba-tiba terdengar Ci Kuang Thaysu memuji keagungan sang Buddha mendadak dari
posisi bertahan ia berubah jadi kedudukan menyerang telapak kiri kepalan kanan secara
bergantian mengirim pukulan2 gencar.
Melihat hal tersebut sipengemis kelaparan tertawa.

Eeeei.hweesio pemabok, coba sudah kau lihat belum? Ci Kuang Thaysu telah
mengeluarkan kepandaian silatnya yang disembunyikan didasar peti jengeknya.
Kepalan serta telapaknya menerjang saling bergantian yang digunakan tentu tenaga yang
berbeda pula.
Sedikitpun tidak salah walaupun telapak kanannya masih menggunakan ilmu telapak
Cap Pwee Loo han Ciang Hoat tetapi kepalan kirinya telah mengeluarkan Sian Thian
Seng Kang Cian salah satu ilmu simpanan pihak Siauw lim yang kesemuanya berjumlah
tujuh puluh dua macam dalam satu jurus yang sama ia menggunakan tenaga lemas serta
keras secara bersamaan aku lihat bocah ini tak akan bertahan lebih lama lagi.
Belum tentu kata sihweesio pemabok. Cepat coba kau lihat permainan telapak bocah
itu sangat aneh dan mirip2 dengan ilmu telapak perantai Lian huan San Tiam Ciang yang
dikabarkan telah punah dari peredaran dunia persilatan tempo dulu Lam Ih Kong Lam
Thay hiap pernah mengandalkan rangkaian ilmu telapaj ini menggegerkan enam puluh
tiga keresidenan didaerah utara dan tujuh daerah keresidenan diselatan sehingga namanya
tersohor.
Heeee.heee.heee.kau pernah menjumpai ilmu telapak Lian Huan San Tiam Ciang
Hoat dari Lam Thay hiap! seru sipengemis kelaparan sambil tertawa dingin.
Walaupun aku sihweesio tidak berjodoh untuk menonton ilmu telapak kau pernah
menjumpai ilmu telapak Lian Huan San Tiam Ciang Hoat dari Lam Ih Kong tapi kau
pernah berjumpa dengan Lam Ih Kong pribadi tentang soal ini aku lihat diriku jauh lebih
hebat dari kau sipengemis busuk sahut sihweesio pemabok sambil tersenyum.
Jikalau kau belum pernah menjumpai ilmu telapak kau pernah menjumpai ilmu telapak
Lian Huan San Tiam Ciang Hoat tersebut kenapa kau katakan ilmu yang digunakan
pemuda itu adalah ilmu pukulan dari Lam Ih Kong.
Sudah pernah kulihat ilmu pukulan maupun ilmu telapak yang ada diseluruh kolong
langit tapi belum pernah kujumpai ilmu telapak yang mempunyai gerakan secepat ini
Lam Ih Kong mengandalkan kecepatan ilmu telapaknya menggetarkan sungai telaga dan
disebut orang sebagai jago pukulan tercepat dikolong langit mengandalkan hal inilah aku
membuktikan apabila ilmu tersebut tentu ilmu kau pernah menjumpai ilmu telapak Lian
Huan San Tiam Ciang Hoat dan hal ini membuktikan pula apabila pengetahuanku jauh
lebih tinggi beberapa kali lipat dari kau sipengemis busuk.
Oooo.sungguh tidak malu bicara sendiri lalu memuji diri sendiri. dengus
sipengemis kelaparan.
Kedua orang manusia2 kasar ini walaupun sudah ada puluhan tahun bersahabat karib tapi
setiap hari selalu saja cekcok dan ribut siapapun tak mau mengalah kepada yang lain.

Ketika dua orang itu sedang bercakap2 situasi dalam kalangan kembali terjadi perubahan
setelah Tji Kuang Thaysu mengeluarkan ilmu simpanan perguruannya Sian thian Seng
Kang Cian ia benar2 berhasil meredakan keadaannya yang terdesak dan berubah dari
posisi bertahan menjadi kedudukan menyerang.
Dikarenakan dalam ilmu telapak dan kepalan hweesio ini menggunakan tenaga keras
serta tenaga lunak yang berbeda maka ilmu telapak berantai yang digunakan Siauw Ling
mendapat pukulan yang amat besar kecepatan gerakan jauh berkurang.
Suatu ilmu telapak tangan keistimewaannya terletak pada kecepatan geraknya setelah
bermain agak terlambat kekuatanpun jauh berkurang hal ini membuat Tji Kuang Thaysu
memperoleh kesempatan yang baik untuk berubah posisi dari bertahan menjadi
kedudukan menyerang.
Kiem Lan yang menonton jalannya pertarungan dari samping kalangan mulai merasa
kuatir pikirnya, Jikalau Siauw Ling sampai menderita kalah ditangan hweesio tersebut
dalam keadaan gusar para jago Bulim lainnya pasti tak akan mengampuni dirinya dengan
demikian Samya jadi sial dan susah mencuci bersih noda2 busuk yang menimpa dirinya.
Sewaktu ia sedang berpikir mendadak permainan telapak Siauw Ling pun berubah tangan
kiri tetap menggunakan ilmu telapak berantai kau pernah menjumpai ilmu telapak Lian
Huan San Tiam Ciang Hoat sedangkan tangan kanannya mengeluarkan ilmu sentilan Cap
Jie Lan Hoa Hu Too.
Dalam tiga jurus saja ia telah berhasil menangkan posisinya yang terdesak.
Ilmu sentilan Cap Jie Lan Hoa Hu Hiat So bukan saja memiliki daya penyerangan yang
gencar dan dahsyat bahkan gerakan maupun gayanya sangat indah menarik hati jari2
tangan bergerak bagaikan sarang laba2 yang selalu menempel disekeliling urat nadi serta
jalan darah Tji Kuang Thaysu.
Sewaktu sipengemis kelaparan melihat Tji Kuang Thaysu berhasil merebut posisi
menang tadi hatinya merasa sangat girang ia siap menyindir sihweesio pemabok dengan
beberapa patah kata tajam.
Siapa nyana pada waktu itulah permainan ilmu telapak Siauw Ling berubah bukan saja
dia berhasil merebut posisi yang semula terdesak hebat bahkan dapat pula menguasai diri
Ci Kuang Thaysu sehingga banyak gerakan serangannya susah dikelkuarkan.
Tak kuasa air mukanya berubah hebat.
Ternyata bangsat ini memiliki ilmu kepandaian yang amat lihay. serunya tertahan.
Haaa.haaa.nah! sekarang kau sudah tahu kelihayanku bukan sekalipun aku
sihweesio sepanjang hari tidak pernah lepas dari arak tapi makin minum arak pikiranku
semakin tajam.

Kau jangan keburu gembira dulu, tujuh puluh dua macam ilmu simpanan Siauw lim pay
ada tujuh macam ilmu sakti yang berhasil dikuasai Ci Kuang Thaysu ilmu pukulan Sian
Thian Seng Kang Ciang serta Loo Han Cap Pwee Ciang pun tidak lebih baru dua
macam.
Pada saat itulah pertarungan dalam kalangan telah menentukan siapa menang siapa kalah
tampak dua sosok bayangan manusia bersama2 memencar dan mundur ke belakang.
Kepandaian silat Sam Cungcu benar2 lihay Loolap mengaku bukan tandingan kata Ci
Kuang Thaysu sambil merangkak telapaknya didepan dada.
Mana.mana.thaysu terlalu memuji.
Melihat hasil kemenangan yang diperoleh sang pemuda air muka sipengemis kelaparan
berubah hebat dengan cepat ia meloncat masuk ke dalam kalangan.
Bangsat cilik tidak nyana kau memiliki kepandaian sedemikian dahsyatnya aku
sipeminta2 ingin minta petunjukmu teriaknya dingin.
Tanpa banyak cingcong kuali besar ditangannya dengan sejejar dada didorong kemuka.
Cayhe sudah lama mendengar nama besar sihweesio pemabok serta sipengemis
kelaparan.
Sudahlah kau tak usah pura2 lagi lebih baik kita selesaikan dulu persoalan ini diatas
silat potong sipengemis kelaparan cepat.
Sungguh licik orang2 ini diam2 Kiem Lan berpikir setelah mendengar tantangan
sipengemis kelaparan terhadap diri Siauw Ling. kendati ilmu silat yang dimiliki Samya
amat lihaypun tidak mungkin bisa menangkan begitu banyak jago secara bergilir
bilamana hal ini diteruskan maka akhirnya kekalahan akan jatuh ketangannya.
Selagi ia membongkar rahasia tersebut agar Siauw Ling menyadari pada waktu itulah
sang pemuda telah meloloskan pedang.
Baik silahkan kau turun tangan.
Setelah berturut2 Siauw Ling berhasil mengalahkan Poh Thian Seng sipendekar pincang
Ciang Toa Hay dan Ci Kuang Thaysu dari Siauw lim pay sipengemis kelaparan tak
berani lagi memandang musuhnya terlalu enteng. Kuali besinya dengan cepat digerakan
menghantam batok kepala lawan.
Ia menggunakan kuali besi sebagai senjata tajam, jurus serta perubahanpun hasil ciptaan
sendiri gerakannya sangat aneh.

Ketika Siauw Ling melihat kuali besi itu menekan ke arahnya pedang panjang segera
digerakkan menotok keluar.
Siapa nyana sipengemis kelaparan sama sekali tak menghindarkan dari datangnya
bentrokan pedang dengan senjata kuali mengambil kesempatan tersebut senjatanya
dibabat ke arah pergelangan tangan Siauw Ling.
Kiranya kuali besi ini mempunyai kegunaan yang demikian lihaynya.
Buru-buru badannya mundur ke belakang. Pergelangan ditekan kebawah dengan kritis
berhasil meloloskan diri dari datangnya serangan tersebut dengan cepat pedangnya
diangkat menangkis serangan kuali besi itu.
Haaa.haaa.bagaimana rasanya kuali besi dari aku sipengemis tua? seru sipengemis
kelaparan sambil tertawa terbahak2.
Luar biasa hebatnya.
Ditengah suara tertawa dan kata2 bergurau sipengemis kelapran telah menerjang kembali
kedepan kuali besinya digerakkan menghajar kesana membabat kemari dengan
sekenanya serangan yang digunakan pun sama sekali tidak mirip dengan sebuah jurus
serangan lagi.
Siauw Ling tidak berani berayal hawa murni segera disalurkan mengelilingi seluruh
badan setiap babatannya tentu meninggalkan selapis hawa pedang yang dahsyat.
Hal ini memaksa sipengemis kelaparan walaupun menyerang dengan gerakan aneh tidak
berhasil juga menangkan diri Siauw Ling.
Tidak selang beberapa saat kemudian masing-masing pihak telah saling menyerang
sebanyak puluhan jurus.
Rasa kejut dan terperanjat yang semula memenuhi benak Siauw Ling perlahan-lahan
meluncur pedangpun digerakkan dengan tenaga penuh melancarkan serangan balasan.
Kiem Lan yang melihat Siauw Ling mundur tiada hentinya ia menganggap pemuda itu
sudah kehabisan tenaga hatinya jadi murung dan sedih.
Dengan cepat ia letakkan Giok Lan ke atas tanah selagi siap mencabut keluar pedangnya
untuk bantu melancarkan serangan mendadak Siauw Ling tidak mundur lagi kini ia saling
berebut menyerang dengan sipengemis kelaparan.
Sreeeet! dalam tiga, lima jurus dia berhasil memulihkan kembali posisinya yang terdesak.
Untuk menjaga nama baik sendiri sipengemis kelaparan mau tak mau harus berebut
menyerang dengan sepenuh tenaga untuk menangkan pertarungan ini sebaliknya Siauw

Ling demi melenyapkan tuduhan yang bukan2 dari mereka bertekad bulat pula
menangkan pertarungan ini hari.
Tapi berhubung senjata yang digunakan sipengemis kelaparan sangat aneh untuk sesaat
dia tidak berhasil menemukan titik kelemahan untuk kalahkan pihak lawan sedikitpun ia
dapat merebut kembali posisinya yang terdesak.
Selama ini sihweesio pemabok menonton pertarungan sambil meneguk arak tiada
hentinya setelah pertarungan mencapai seratus jurus mendadak ia mengendorkan teko
arak ditangannya sepasang mata yang semula kelihatan mabok mendadak memancarkan
cahaya tajam yang menggidikan memperhatikan kedua orang itu tak berkedip.
Pada waktu itu pertarungan antara sipengemis kelaparan dan Siauw Ling mencapai
puncak kritis yang menentukan siapa menang siapa kalah mendadak tampak segulung
bayangan hitam dengan membentuk serentetan cahaya putih beterbangan memenuhi
angkasa.
Bayangan putih dan hitam itu hanya berkelebat sebentar saja kemudian memisah
kembali.
Sambil melintangkan pedang didada Siauw Ling berdiri keren ditengah kalangan.
Terima kasih atas bantuan saudara suka mengalah kepadaku katanya seraya menjura.
Selama ini ia selalu mengingat budi luhur sihweesio pemabok serta sipengemis kelaparan
tempo dulu yang pernah membantu dirinya oleh karena itu sikap terhadap mereka berdua
amat menghormat.
Dengan termangu2 sipengemis kelaparan melototi diri Siauw Ling lama sekali dia baru
berkata lambat2, Kekalahanku kali ini adalah kekalahanku yang kedua selama aku
dengan sipengemis tua berkelana dalam Bulim yang kalah tak akan banyak bicara lagi
nah! selamat berpisah.
Perlahan-lahan dia putar badan dan berjalan pergi wajahnya kelihatan amat sedih dan
pilu.
Eeeei sipengemis busuk jangan pergi dulu biar aku sihweesio pemabok akan rebut
kembali kekalahan yang barusan kau derita tiba-tiba sihweesio pemabok berteriak keras.
Kaupun tak akan menangkan dirinya sudahlah tak usah pamerkan kejelekanmu
dihadapan umum sahut sipengemis kelaparan tanpa berpaling lagi.
Mendengar ucapan itu sihweesio pemabok jadi tertegun dia segera alihkan sinar matanya
ke atas wajah Siauw Ling.

Tampak olehnya wajah pemuda tersebut tetap tenang sepasang matanya memancarkan
cahaya berkilat sekalipun telah lama bertarung sedikitpun tidak menunjukkan keletihan.
Hatinya terperanjat diam2 pikirnya, Sungguh luar biasa sempurnanya tenaga sinkang
sibocah cilik ini bila kulihat wajahnya amat tampan dan halus berduri sedikitpun tidak
menunjukkan hawa jahat mengapa ia bisa menggabungkan diri dengan pihak lawan
perkampunga Pek Hoa San cung dan bantu Djen Bok Hong melakukan kejahatan.
Terdengar sipengemis kelaparan kembali berkata, Eeeei.sihweesio pemabok ayoh
cepat kita berlalu dari sini selama hidup kita tak bakal ada kesempatan untuk menangkan
dirinya lagi.
Omong kosong potong sihweesio pemabok cepat. Jikalau aku sihweesio pemabok
tidak mencoba dulu kepandaiannya dalam hati benar2 merasa tidak rela.
Seraya ulapkan tangannya ke arah Siauw Ling serunya, Hati2lah! aku sihweesio akan
minta petunjukmu.
Silahkan cayhe pasti akan mengiringi sekuat mungkin.
Dengan langkah lebar sihweesio pemabok berjalan kedepan dan berhenti kurang lebih
enam tujuh depa dihadapan Siauw Ling. Mendadak ia silangkan pedangnya didepan
dada.
Tetamu tak akan menekan tuan rumah silahkan kau turun tangan terlebih dahulu.
Terima kasih.
Belum habis pemuda ini bicara mendadak sihweesio pemabok membentangkan mulutnya
lebar2 serentetan air memancar keluar dengan dahsyatnya.
Ketika pancaran air berada beberapa depa ditengah kalangan segulung bau arak yang
menusuk hidung segera berhembus memenuhi angkasa.
Siauw Ling segera salurkan hawa murninya mengelilingi seluruh tubuh. Sepasang
pergelangan bersama2 didorong keluar.
Segulung angin pukulan yang santar dengan cepat menggulung keluar menyahut
datangnya siraman arak tersebut.
Terkena hadangan angin pukulan yang sangat kuat terjangan arak yang santar bagaikan
anak panah itu jadi buyar dan muncrat keempat penjuru bagaikan hujan deras sekeliling
beberapa depa terkurung dalam muncratan arak.
Walaupun arak tadi berhasil dihajar pencar oleh Siauw Ling ada pula beberapa tetes
pancaran arak tetap menerjang ke arah pemuda itu.

Diam2 Siauw Ling salurkan tenaga sinkangnya membentuk tenaga khie kang melindungi
seluruh badan oleh karena itu sekalipun sisa arak sempat mengancam tubuh Siauw Ling
sehingga hampir mendekati setengah depa lebih tapi dengan cepat bersama2 rontok
kembali ketanah bagaikan menjumpai selapis dinding baja yang rapat dan kuat.
Kali ini sihweesio pemabok tak dapat menahan rasa kejut dalam hatinya lagi ia berseru
tertahan, Aaaakh.ilmu khiekang pelindung badan.
Tanpa banyak cingcong ia putar badan lari menyusul sipengemis kelaparan yang telah
berlalu terlebih dahulu.
Kiranya kepandaian menyembur arak dri sihweesio pemabok ini merupakan suatu
kepandaian silat yang mengandal hawa murni dia telan dulu arak tersebut ke dalam perut
kemudian dengan tekanan hawa kweekang yang didorong dari dalam pusar menyambar
keluar sekalipun akhirnya sambaran itu menemui rintangan tapi dengan secara arak
memencar rintik2 air hujan meluncur lebih lanjut melukai lawannya.
Bahkan lingkungan serangan itupun dapat meluas mencapai beberapa depa setiap orang
yang terkena serangan jangan harap bisa meloloskan diri.
Tetapi hawa khiekang pelindung badan dari Siauw Ling benar2 membuat sihweesio
pemabok merasa terperanjat ia mengerti semburan araknya akan gagal setiap kali
berjumpa dengan hawa khiekang pelindung badan macam begini.
Oleh karena itu walaupun diluaran ia tidak bicara dalam hati sudah mengaku kalah tidak
aneh kalau sihweesio pemabok itu langsung putar badan menyusul kawannya sipengemis
kelaparan yang telah berlalu terlebih dahulu.
Saat ini dalam kalangan kecuali Siauw Ling, Kiem Lan serta Giok Lan dan Tong Sam
Kauw yang telah menelan pil racun penyusut tinggal Poh Thian Seng serta Coe Koen San
dua orang.
Poh Thian Seng sudah menderita kekalahan ditangan Siauw Ling pertama kali tadi
bagaimanapun juga tak mungkin baginya dengan tebalkan muka untuk menantang Siauw
Ling bergebrak kembali.
Dengan demikian tinggal Coe Koen San seorang yang belum turun tangan.
Watak Coe Koen San walaupun konyol dan kekanak-2kan tapi ia tahu apabila nama
besarnya dalam urutan nama masih belum sanggup menyaingi sihweesio pemabok bila
dibicarakan dalam soal kepandaian silat susah mengungguli Tji Kuang Thaysu dan
terbukti ketiga orang itu menderita kalah ditangan Siauw Ling tak usah dipikirpun jelas
tertera apabila dirinya pasti menderita kalah jika diharuskan turun tangan dengan
menantang pemuda ini.

Tapi dalam keadaan seperti ini ia tidak ingin mnegundurkan diri dengan begitu saja
karena bila ia berbuat demikian maka nama besarnya akan lebih hancur dari pada
menderita kekalahan.
Terpaksa sambil melepaskan sepasang roda bergeriginya membentuk selapis cahaya hijau
ujarnya, Dengan andalkan sepasang roda bergerigi ini loohu ingin minta petunjuk ilmu
pedang dari Sam Cungcu.
Bukannya mempersiapkan diri sebaliknya Siauw Ling malah merangkap tangannya
menjura.
Loocianpwee masih ingatkah dengan cayhe? sapanya sambil tersenyum.
Waktu itu Coe Koen San telah pasang kuda2 siap melancarkan serangan dahsyat dalam
hatinya bukan saja tiada maksud dan kepercayaan untuk merebut kemenangan ini bahkan
ia tahu dirinya pasti menderita kekalahan.
Oleh karena itu setelah sepasang senjata roda bergeriginya mencekal ditangan seluruh
perhatian dipusatkan menjadi satu untuk mempersiapkan diri melancarkan serangan
terlebih dahulu.
Siapa nyana justru ketika itulah Siauw Ling mengungkap kembali persoalan tempo dulu.
Coe Koen San kelihatan tertegun perlahan-lahan ia menarik kembali sepasang senjata
roda bergeriginya.
Bukankah kau adalah Siauw Ling yang beberapa tahun ini menggemparkan seluruh
dunia persilatan sudah lama Loohu mendengar nama besarmu beruntung ini hari kita bisa
berjumpa.
Walaupun cayhe juga bernama Siauw Ling tapi bukankah Siauw Ling yang pernah
menggegerkan dunia persilatan kata Siauw Ling sambil menghela napas panjang.
Ia merasa urusan ini sangat ruwet dan untuk sesaat tidak berhasil menemukan kata2 yang
cocok untuk memberi penerangan.
Tampak Coe Koen San kerutkan dahinya.
Dikolong langit sebetulnya ada berapa orang yang bernama Siauw Ling? makin
mendengar loohu semakin bingung.
Coba loocianpwee berpikir lebih teliti lagi kau pernah berjumpa berapa orang Siauw
Ling.
Mendadak serunya keras, Aaaach! sekarang Loohu sudah ingat kurang lebih lima tahun
berselang Loohu pernah berjumpa dengan seorang bocah kurus yang lemah dan

berpenyakitan agaknya bocah itupun bernama Siauw Ling kemudian aku menghantar
dirinya naik kegunung Bu tong san dan sejak itu jejaknya tidak kuketahui lagi.
Masih ingat bagaimana wajah si Siauw Ling itu?
Soal ini sih Loohu kurang begitu jelas secara lapat2 aku masih ingat badan bocah ini
walaupun berpenyakitan tapi mulutnya tajam pandai bicara bahkan nyalinya sangat
besar.
Loocianpwee inginkah kau orang tua berjumpa kembali dengan Siauw Ling yang pernah
kau jumpai tempo dulu?
Mendadak Coe Koen San menghela napas panjang.
Aaaai bocah itu sangat cocok dengan diri loohu katanya perlahan. Hanya sayang
badannya menderita penyakit aneh yang susah disembuhkan tubuhnya amat lemah
ditambah pula kecil2 sudah terperosok ke dalam persoalan dunia persilatan dia benar2
tersiksa.aku dengar ia menemui ajalnya tercebur ke dalam sungai.
Mendengar perhatian yang diberikan orang tua iini kepadanya begitu besar Siauw
Lingpun menghela napas sedih katanya, Terima kasih atas perhatian Loocianpwee cayhe
bukan lain adalah Siauw Ling yang dahulu berbadan lemah dan berpenyakitan.
Sepasang mata Coe Koen San kontan terbelalak lebar2 dengan tajam ia perhatikan Siauw
Ling dari atas kebawah mendadak dengan gusar bentaknya, Omong kosong loohu bukan
manusia sembarangan jangan kau coba hendak menipu diriku.
Siauw Ling mengerti orang ini pada dasarnya memang berwatak konyol ia tidak gusar
oleh sikap yang kasar dari si orang tua tersebut sambil tersenyum jawabnya, Lima tahun
berselang sewaktu cayhe berjumpa dengan Loocianpwee diatas sebuah puncak gunung
disana masih ada pula enci Gakku.
Maksudmu Gak Siauw Tjha sela Coe Koen San.
Tidak salah kemudian kita berjumpa pula dengan Tiong Cho Siang Ku.
Sedikitpun tidak salah teriak Coe Koen San tersentak kaget. Bagaimana kau bisa tahu
dengan demikian jelas?
Diam2 Siauw Ling merasa geli pikirnya, Orang ini benar2 tolol dan otaknya bebal sudah
kuterangkan begitu jelas masih tak mau percaya tapi disinilah letak bagian menarik sekali
ia percayai ucapan seseorang selama hidup tak akan berubah kembali.
Ia segera tersenyum ujarnya, Cayhe bukan lain adalah Siauw Ling yang ikut hadir waktu
itu sudah tentu semua persoalan dapat kuketahui dengan jelas.

Sekali lagi dnegan teliti Coe Koen San memperhatikan tubuh Siauw Ling dari atas
sampai kebawah tapi sebentar kemudian ia sudah menggeleng berulang kali.
Tidak mirip, tidak mirip loohu tak akan berhasil kau tipu.
Secara bagaimana kau baru suka percaya?
Perduli kau ingin bicara sampai dunia ambruk samudra keringpun sekali tidak percaya
aku tetap tidak percaya.
Melihat keketusan si orang tua itu Siauw Ling termenung berpikir keras mendadak
hatinya agak bergerak.
Aaaach baiklah akan kuceritakan satu persoalan setelag mendengar kisah ini cianpwee
pasti percaya dengan diriku katanya seraya tertawa.
Dalam kelopak mata loohu selamanya belum pernah kemasukan sebutir pasirpun coba
kau katakan! akan kulihat apakah ucapanmu ini bisa membuat loohu jadi percaya atau
tidak.
Aku masih ingat waktu itu cayhe pernah mengelus jenggot cianpwee yang panjang
sembari memuji jenggotmu yang sangat bagus.
Coe Koen San termenung berpikir sebentar pengalamannya tempo dulu mendadak ia
tersentak kaget.
Tidak salah memang pernah kejadian begitu.
Sekarang Loocianpwee percaya bukan.
Kau.kau sungguh2 dirinya?
Mengapa cayhe harus menipu diri Loocianpwee.
Mendadak Coe Koen San membuang senjata roda bergeriginya ke atas tanah dan
mencekal tangan Siauw Ling erat2.
Ooouw Siauw Loote lima tahun tak berjumpa tak kusangka kau sudah sedemikian
tingginya.
Kendati nadanya agak bebal tapi setiap patah kata diutarakan dengan sejujur hati.
Sejak Siauw Ling meninggalkan perguruan dia selalu hidup dan bergelintingan ditengah
suasana penuh mara bahaya serta kelicikan ia menganggap setiap manusia bermaksud
jelek terhadap dirinya tapi kini menerima sambutan yang begitu hangat dan mesra dari si
orang tua ini hatinya jadi terharu dua titik air mata jatuh berlinang.

Sembari goyangkan tangan Siauw Ling ujar Coe Koen San lebih lanjut, Bocah baik
agaknya dikolong langit benar2 terdapat obat mujarab yang bisa menggantikan semua
tulang2mu dengan badanmu yang lemah dan berpenyakitan tempo dulu sekarang berubah
jadi gagah dan ganteng sungguh bagaikan berganti dengan seorang yang lain jangan
dikata loohu sekalipun Gak Siauw Tjha setelah berjumpa dengan dirimu belum tentu ia
bisa mengenalimu kembali.
Pengalaman yang boanpwee alami susah diucapkan dengan sepatah dua patah kata lain
kali boanpwee pasti akan menceritakan kesemuanya ini kepada diri Loocianpwee.
Mendadak Coe Koen San melepaskan sepasang tangan Siauw Ling dan pungut kembali
senjata roda bergerigi yang menggeletak diatas tanah.
Apakah Djen Bok Hong yang mengubah badanmu yang lemah berpenyakitan itu
menjadi gagah seperti sekarang dan dia pula yang mewariskan pelajaran ilmu silat
sedahsyat ini kepadamu?
Bukan, kepandaian silat yang boanpwee dapatkan adalah hasil dari suatu pertemuan
aneh bila dipikir bagaikan dalam impian belaka.
Manusia hidup dikolong langit harus dapat membedakan mana budi dan mana dendam
sela Coe Koen San dengan dingin. Walaupun Djen Bok Hong sudah banyak melakukan
kejahatan sehingga bila ditumpuk melebihi sebuah bukit sepasang tangannya telah
berpelepotan darah tapi setelah ia melepaskan budi kepadamu sekalipun terhitung kau
habis bantu dirinya melakukan perbuatan jahat hal inipun merupakan suatu keadaan yang
apa boleh buat dikemudian hari loohu tentu akan bantu kau menjelaskan persoalan ini
kepada seluruh jago Bulim.
Apa yang cayhe ucapkan benar2 merupakan kenyataan ujar Siauw Ling sambil
menghela napas panjang. Kepandaian silat yang kumiliki saat ini sama sekali tiada
sangkut pautnya dengan Djen Bok Hong.
Lalu apa sebabnya kau menggabungkan diri dengan pihak perkampungan Pek Hoa San
cung? timbrung Coe Koen San.
Hal ini harus salahkan pengalamanku yang cetek tidak mengerti akan bahaya serta
kelicikan Bulim dan untuk pertama kalinya terjunkan diri ke dalam dunia persilatan bila
tidak begitu tak mungkin urusan bisa ribut macam begitu aaaai sekali salah melangkah
selama hidup harus menanggung penyesalan justru tindakanku inilah membuat para jago
dari seluruh dunia persilatan memandang rendah watak aku Siauw Ling.
Perlahan-lahan Coe Koen San menghela napas panjang.
Aaaai.orang mana tiada pengalaman hal ini tak dapat disalahkan dirimu setelah
mengetahui salah jalan seharusnya cepat-cepatlah berpaling kejalan yang benar.

Mendadak air mukanya berubah keren, dengan suara keras sambungnya lebih jauh,
Mengapa kau masih juga turun tangan keji dan secara beruntun membinasakan orang
jago Bulim? terhadap jago lain mungkin loohu tidak mengenali watak tapi sinelayan tua
dari keresidenan Sam Siang telah kukenal hampir puluhan tahun lamanya bagaimana
watak serta perbuatannya loohu mengetahui sangat jelas ia jadi orang mulia penuh
kebajikan selama ini belum pernah mempunyai musuh besar mengapa tanpa memilih
putih atau biru kau lukai dirinya dengan senjata rahasia beracunmu sehingga menemui
ajal?
Sinar mata Siauw Ling berkilat.
Tjoe Thayhiap pun percaya apabila kesembilan jago lihay Bulim itu mati ditangan aku
Siauw Ling? tanyanya serius.
Suara orang banyak bagaikan emas murni orang2 mengatakan perbuatan ini kaulah yang
melakukan apalagi Poh Thayhiap melihat dan mendengar dengan mata telinga sendiri
bagaimana aku tidak dapat mempercayai berita tersebut.
Mereka mati ditangan Djen Bok Hong. kata Siauw Ling sepatah demi sepatah.
Djen Bok Hongpun telah datang? seru Coe Koen San tertegun.
Benar ia sudah datang Siauw Ling mengangguk. Tapi selama ini ia selalu
bersembunyi ditempat kegelapan dan tak suka unjuk muka berturut2 ia melukai sembilan
orang jago Bulim justru karena bermaksud hendak memfitnah diriku.
Ia berpaling memandang sekajap wajah Kiem Lan kemudian menambahkan, Jikalau
bukan dia yang ceritakan persoalan ini kepadaku bahkan aku sendiripun tidak tahu
kejadian tersebut.
Kau sungguh2 telah menjumpai dirinya? sinar mata Coe Koen San dialihkan ke arah
Kiem Lan senjata roda bergeriginya ditarik kembali dan tangan kanan mengelus jenggot.
Semuanya aku lihat dan dengar dengan mata telingaku sendiri sepatah katapun tidak
bohong.
Mendengar suara Kiem Lan halus lagi merdu Coe Koen San kerutkan alisnya.
Sebenarnya kau lelaki atau perempuan?
Budak Kiem Lan perempuan menyaru lelaki.
Oooo kiranya begitu coba kau ceritakan kisah tersebut agar akupun bisa bantu
membersihkan Siauw Ling dari segala tuduhan.

Waktu itu Samya menderita luka parah karena kehabisan tenaga ia roboh tidak sadarkan
diri mendadak Toa Cungcu munculkan dirinya disana dan langsung menotok jalan darah
Samya dan membimbingnya ke dalam kereta sedang ia sendiri bersembunyi dalam kereta
dimana secara beruntun melukai sembilan orang jagoan lihay yang melakukan pengejaran
dari belakang.
Setelah itu ia melayang pergi dari kereta kisah ini kedengarannya sangat gampang tapi
siapa yang mau percaya?
Sembari mengelus jenggot Coe Koen San gelengkan kepalanya berulang kali.
Loohu percaya inilah salah satu siasat dari ketiga puluh empat siasat bagus yang disebut
mematahkan bunga disambung pada kayu hal ini tak perlu diherankan lagi.
Orang ini benar2 konyol terhadap ucapan tersebut ia sama sekali tidak menaruh curiga.
Poh Thian Seng yang selama ini berdiri disamping tanpa mengucapkan sepatah katapun
mendadak menimbrung dari samping.
Sebetulnya panglima perang yang telah kalah bertempur tidak berhak banyak bicara tapi
dalam hati cayhe ada beberapa persoalan yang tidak mengerti apabila tak kutanyakan
rasanya tidak tahan.
Entah Poh heng ada urusan apa? siauwte pasti akan pentang telinga mendengarkan
ucapanmu.
Dari kesembilan jagoan Bulim yang terluka ada delapan orang telah menemui ajalnya
hanya Sin Tui Hong Khek dari Hong Jen Sam Yu yang masih hidup orang ini memiliki
ilmu meringankan tubuh yang lihay tiada tandingan dikolong langit dialah orang pertama
yang berhasil mengejar kereta tersebut dalam jarak yang dekat asalkan ia dapat bicara
urusan ini tidak sulit untuk dibikin jelas.
Entah dimanakah sekarang dia berada? tanya Siauw Ling dengan nada cemas. Harap
Poh heng suka membawa siauwte pergi kesana mungkin sekali cayhe dapat memberikan
sedikit bantuan untuk menyembuhkan luka yang sedang ia derita.
Poh Thian Seng termenung berpikir sejenak dia sendiripun tidak berani mengambil
keputusan.
Tentang hal tersebut aku harus minta persetujuan dari hweesio pemabok serta
sipengemis kelaparan terlebih dahulu kemudian baru bisa memberi keputusan.
katanya.
Siauw Ling mengerti orang ini tentu masih menaruh curiga terhadap dirinya karena itu ia
tidak banyak bicara lagi sembari berpaling memandang sekejap wajah Coe Koen San

katanya, Setelah Loocianpwee suka mempercayai ucapan cayhe harap kau orang tua
mau bantu pula aku orang dalam menerangkan persoalan ini.
Ia masih teringat akan pesan Lam Ih Kong yang mengharuskan dia berbicara dengan
tingkatan yang sama terhadap siapapun juga tapi kini ia sebut Coe Koen San sebagai
Loocianpwee hal tersebut disebabkan ia teringat sewaktu pertama kali berkenalan dengan
dirinya ia baru berusia dua belas tiga belas tahunan sedang waktu itu jenggot putih Coe
Koen San telah terurai sepanjang dada tidaklah aneh kalau ia sebut dia sebagai
Loocianpwee.
Setelah Loohu mempercayai ucapanmu sudah tentu akan bantu pula menjelaskan
persoalan ini dihadapan para jagi Bulim. Coe Koen San menyanggupi permintaan
pemuda ini. Tapi berhubung nama busuk Djen Bok Hong telah tersohor diseluruh
kolong langit sedang kau pun telah menggabungkan diri dengan pihak perkampungan
Pek Hoa San cung. Aku rasa persoalan ini tak dapat dibikin jelas dalam waktu singkat
dikemudian hari aku harap kau masih suka sedikit bersabar.
Asalkan Loocianpwee suka mewakili diriku untuk menerangkan persoalan ini kepada
para jago Bulim aku rasa lebih dari cukup sedangkan mengenai mereka mau percaya atau
tidak tak seorangpun yang dapat memaksa pandangan mereka!
Saudara cilik asalkan kau dapat melepaskan diri dari belenggu perkampungan Pek Hoa
San cung ini berarti dapat menghilangkan pula rasa curiga para jago Bulim terhadap
dirimu.
Hingga detik ini masih susah untuk berbuat demikian Siauw Ling menggeleng
perlahan. Hal tersebut baru dapat diputusi setelah berjumpa kembali dengan Djen Bok
Hong.
Djen Bok Hong adalah manusia yang berhati licik berpendirian keji dan bertangan
telengas tukas Kiem Lan dari samping. Setelah Samya terperosok ke dalam jebakan
mereka untuk melepaskan diri seharusnya menantikan suatu saat yang beruntung baru
bertindak.
Ia berpaling dan memandang sekejap wajah Giok Lan serta Tong Sam Kauw lalu
tambahnya, Kalian berdua dapat melihat nona yang patut dikasihani ini?
Mendengar ucapan tersebut sinar mata Coe Koen San serta Poh Thian Seng bersama2
dialihkan ke atas wajah Tong Sam Kauw serta Giok Lan.
Entah siapakah mereka berbuat dan terkena bokongan yang bagaimana sehingga
terluka? tanya mereka berdua hampir berbareng.
Yang seorang adalah sahabat karib budak dan merupakan kawan seiring senasib yang
bersama2 melayani Samya sebagai dayang sedang yang lain adalah seorang jago lihay
dari Bulim.

Siapa. sela Poh Thian cepat.


Nona Tong Sam Kauw. Orang2 yang sering melakukan perjalanan melalui jalan raya
selatan maupun barat mungkin tidak kenal kalau nama Tong Sam Kauw tapi nama besar
keluarga Tong dari Su Tzuan rasanya seluruh kolong langit mengenalinya bukan.
Ehmm. Coe Koen San mengangguk. Selama ratusan tahun keluarga Tong dari Su
Tzuan selalu menggemparkan dunia persilatan mereka berdiri sebagai sebuah perguruan
yang berdiri sendiri entah apakah kedudukan nona Tong Sam Kauw dari keluarga Tong
tersebut?
Kedudukan serta asal usul nona Tong sangat berlainan dengan asal usul kami kakak adik
berdua dia adalah cucu perempuan dari Tong Koo Thay.
Bagus sekali kiranya Djen Bok Hong begitu bernyali berani mencari gara2 dengan
mereka semua orang dikolong langit mengerti apabila senjata rahasia keluarga Tong di
Su Tzuan sangat beracun selama ratusan tahun selalu dianggap sebagai sumber dari
segala macam senjata rahasia tidak nyana Djen Bok Hong berani tidak pandang sebelah
matapun terhadap keluarga Tong.
Sinar mata kedua orang nona ini sayu air mukanya pucat agaknya ia sudah terkena racun
obat pemabok yang sangat lihay sela Poh Thian Seng tiba-tiba.
Kalau terkena obat pemabok saja tidak suatu perbuatan yang keji dari Djen Bok Hong
justru yang mengeram dalam tubuh mereka adalah racun penyusut tulang asalkan racun
ini mulai bekerja maka penderitaan yang dirasakan sipenderita luar biasa dahsyatnya
membuat orang tidak berani berpikir lebih lanjut.
Ia berpaling memandang sekejap wajah Siauw Ling lalu sambungnya lebih lanjut, Siauw
Samya adalah seorang pendekar sejati yang mulia hatinya dan mengutamakan kebajikan
kalau mau ia daoat melepaskan kami untuk melarikan diri sendiri tapi ia tidak tega
meninggalkan kami akhirnya ia berbuat demikian ia harus menemui banyak kesulitan
semacam ini hari ia dituduh sipembunuh jago-jago Bulim.
Demi membersihkan nama baik Siauw Ling tanpa berpikir panjang bagaimanakah
akibatnya gadis ini telah menceritakan semua kisah yang telah terjadi. Tetapi setelah
ucapan tersebut meluncur keluar ia baru teringat kembali akan kekuatan pihak
perkampungan Pek Hoa San cung dalam menjaga rahasia2nya siapa yang berani
membocorkan rahasia ia bakal mendapat siksaan yang hebat minta mati tak dapat
hiduppun menderita.
Teringat hal tersebut hatinya seketika tergetar keras keringat dingin mengucur keluar
membasahi seluruh tubuhnya.
Aku rasa kalian berdua telah mengetahui keadaan yang sebenarnya bukan? ujar Siauw
Ling seraya menjura. Semoga dihadapan para enghiong hoohan itu dari kolong langit

kalian dapat membela aku Siauw Ling dengan beberapa patah kata sebelum itu cayhe
ucapkan banyak terima kasih terlebih dahulu, gunung nan hijau air nan cerah selamanya
tak akan berubah lain waktu kita berjumpa kembali.
Tunggu sebentar! mendadak Coe Koen San membentak keras.
Waktu itu Siauw Ling sudah melangkah pergi mendengar teriakan tersebut ia segera
berhenti dan berpaling.
Entah Coe Thayhiap masih ada urusan apalagi?
Setelah kedua orang nona ini menelan pil racun penyusut tulang entah kapankah racun
tersebut mulai bekerja?
Kurang lebih tujuh hari setelah menelan obat racun itu jikalau terlalu lelah atau
menderita luka maka daya bekerja racun itu akan lebih parah lagi.
Semisalnya racun mereka mulai bekerja apa yang hendak kalian perbuat?
Djen Bok Hong pernah berjanji sebelum racun tersebut mulai bekerja ia akan hantar
obat pemusnah buat kami.
Perkataan dari Djen Bok Hong mana boleh dipercaya? jikalau sampai waktunya ia tidak
datang?
Terpaksa kita jalan setapak berpikir selangkah.
Sembari mengelus jenggotnya Coe Koen San berjalan bolak balik tiada hentinya jelas ia
sedang memikirkan suatu persoalan yang mengalutkan pikirannya.
Mendadak Kiem Lan menimbrung dari samping, Selama tindakan Toa Tjungtju selalu
keji tapi ia tak berani mencelakai Sam Tjungtju berhubung Sam Tjungtju mempunyai
sangkut paut yang sangat besar dengan masa mendatang perkampungan Pek Hoa San
cung karena inilah memaksa ia harus menempuh bahaya coba bersembunyi dibalik kereta
sembari membinasakan sembilan orang jago lihay secara beruntung maksudnya dengan
tindakan ini agar bisa mengundang datang musuh tangguh bagi Samya agar semua jago
Bulim diseluruh kolong langit memandang Siauw Ling sebagai penjahat nomor wahid
dan paksa ia tak dapat tempat untuk tancapkan kaki setelah terdesak dalam keadaan
begitu mau tak mau Samya harus bergabung kembali ke dalam perkampungan Pek Hoa
San cung dan rela berbakti dan jual nyawa buat Djen Toa Tjungtju.
Tidak salah, tidak salah puji Coe Koen San sambil mengangguk. Maksud Djen Bok
Hong pasti begini.
Setelah Loocianpwee mengetahui keadaan yang sebenarnya ini berarti sepasang pundak
kau orang tua mendapat beban seberat seribu kali.

Kenapa pundak Loohu memikul beban seberat seribu kali? apa maksudmu? tanya Coe
Koen San tertegun.
Seluruh jago Bulim yang ada dikolong langit telah menganggap Samya sebagai seorang
bajingan yang paling keparat seorang penjahat yang telah banyak melakukan kejahatan
dan kini hanya Coe Thayhiap seorang yang mengetahui keadaan sebenarnya apabila
Siauw Ling adalah seorang pendekar sejati yang suci bersih bila kau tidak memberi
pandangan serta penjelasan maka seluruh jago Bulim dalam kolong langit dengan gusar
akan memusuhi diri Samya jangan dikata Siauw Ling berbakat bagus sekalipun manusia
terbuat dari tanah liatpun mempunyai sifat tanah liatnya dalam keadaan kepepet dan
terdesak kemungkinan besar suatu pertarungan seru akan segera berkobar darah akan
mengalir menjadi sebuah selokan kesalah pahaman makin pertebal setelah berada dalam
keadaan begini para jagi dalam kolong langit semakin menuduh Siauw Ling sebagai
pembantu setia Djen Bok Hong dalam melakukan kejahatan setelah begini satu2nya jalan
bagi Samya untuk berlindung adalah baik dan menggabungkan diri kembali dengan
perkampungan Pek Hoa San cung.
Pendapat yang tinggi pendapat yang tinggi loohu pasti akan berjalan mengelilingi
kolong langit untuk menerangkan keadaan yang sebenarnya dari Siauw Ling seru Coe
Koen San sembari mengangguk.
Mendadak Poh Thian Seng maju dan menjura kepada diri Siauw Ling katanya, Kiranya
Siauw heng adalah seorang manusia bersih yang sama sekali tak bernoda tadi siauwte
membuat kesalah pahaman harap kau jangan salahkan diriku.
Buru-buru Siauw Ling balas memberi hormat.
Hal ini hanya dapat menyalahkan usia Siauwte masih kecil dan urusan apapun tidak tahu
sehingga terperosok dalam lumpur kehidupan hal ini bagaimana boleh disalahkan kepada
Cuwi sekalian katanya sembari tertawa getir. Setelah kujumpai Djen Bok Hong tentu
akan kuusahakan sekuat mungkin untuk menasehati dia cuci tangan dan mengundurkan
diri dari dunia persilatan sehingga tidak mencelakai orang2 Bulim lagi.
Poh Thian Seng yang mendengar ucapan pemuda ini bersemangat ia menghela napas
ringan.
Orang yang berhati bijak dan orang yang berhati jahat kebanyakan memiliki kepandaian
silat yang lihay aku takut ucapan mulia dari Siauw heng hanya mendatangkan bencana
buat dirimu sendiri.
Ia merandek sejenak kemudian terusnya, Setelah Siauwte selesai upacara penguburan
adik angkatku pasti akan mengikuti disamping Coe Thayhiap untuk membikin bersih
nama Siauw heng dalam Bulim.
Siauwte merasa sangat berterima kasih atas kemurahan hati kalian, terimalah satu
penghormatan dulu dariku sembari berkata dia menjura dalam2 kepada kedua orang itu.

Siauw heng baik2lah berjaga diri siauwte mohon diri terlebih dahulu kata Poh Thian
Seng sembari balas memberi hormat ia segera putar badan dan berlalu dengan langkah
lebar.
Coe Koen San pun menyimpan kembali sepasang senjata roda Cing Kang Jie Gwat Siang
Loennya.
Menurut apa yang loohu ketahui. Perbuatan yang mereka lakukan kali ini telah tersebar
luas diseluruh dunia persilatan semua jago lihay dari kalangan Bulim telah berkumpul
semua disini siap bersama2 mencegah terjadinya suatu peristiwa yang mengerikan.
Peristiwa yang mengerikan? peristiwa apakah itu?
Menurut kabar yang tersiar dalam Bulim katanya jago-jago lihay dari perkampungan
Pek Hoa San cung dibawah pimpinan Siauw Ling telah bergerak sebagai barisan pelopor
dengan ditunjangi Djen Bok Hong sebagai barisan muncul kembali dalam dunia
persilatan, dia akan membasmi Bulim Su Toa Sian atau empat pujangga dari Bulim
kemudian melenyapkan Lam Hay Ngio Siong atau lima manusia ganas dari Lam Hay
setelah itu mencuci Go bie san dengan darah dan terakhir perguruan Cing Shia pay.
Siapa yang sebarkan berita ini? seru Siauw Ling tercengang. Cayhe tidak lebih hanya
pulang kedusun untuk menengok orang tuaku.
Dari mana asalnya berita ini loohu sendiri juga tak tahu peristiwa ini telah tersebar luas
diseluruh Bulim terutama didaerah selatan Sihweesio pemabok, sipengemis kelaparan,
sipendekar pincang serta loohu tidak lebih hanya merupakan serombongan pertama yang
tiba terlebih dahulu makin keselatan rintangan yang kau temui semakin banyak. Saudara
cilik kau harus baik2 jaga diri.
Setelah loocianpwee mengetahui apabila Samya hanya kena fitnah belaka harap kau
suka mewakili dirinya memberi keterangan kepada para jago lainnya sambung Kiem
Lan cepat.
Hal ini sudah tentu cuma jago Bulim yang berkumpul ditempat ini terlalu banak
jumlahnya hanya loohu seorang rasanya terlalu sulit untuk mengetahui kesemuanya ini
sungguh sayang sihweesio pemabok serta sipengemis kelaparan lebih dahulu bila kedua
orang inipun bisa memahami keadaan yang sebenarnya dan suka munculkan diri untuk
meredakan kesalah pahaman ini kekalutanpun dengan cepat bisa diatasi.
Aaaai untuk menjatuhkan tuduhan kepada seseorang seharusnya punya bukti yang kuat
kata Siauw Ling sambil menghela napas panjang.
Jikalau mereka masih bersikeras tanpa memandang mana putih mana hitam mencap
diriku sebagai seorang bajingan yang banyak berbuat dosa hal inipun merupakan suatu
kejadian yang tak bisa dihindari lagi.

Setelah urusan jadi begini kami berharap saudara cilik suka bersabar Loohu mohon
pamit terlebih dahulu.
Tanpa menanti jawaban dari Siauw Ling lagi buru-buru ia berjalan meninggalkan tempat
itu.
Sembari memandang bayangan punggung Coe Koen San yang terburu-buru berlalu
Siauw Ling duduk kembali ke atas tanah gumamnya seorang diri, Semua jago Bulim
yang ada dikolong langit menuduh aku Siauw Ling sebagai seorang pembunuh apakah
aku harus menyerahkan tengkukku untuk mereka gantung?
Melihat pemuda itu melamun Kiem Lan berjalan menghampirinya.
Samya ujarnya halus. Emas murni tak takut dibakar api asalkan Samya bisa bersabar
sedikit pada suatu saat urusan akan menjadi terang dengan sendirinya waktu itu seluruh
jago lihay yang ada dikolong langit baru merasa malu dan menyesal terhadap diri
Samya.
Siauw Ling tertawa getir ia bangun kembali.
Aaaai sekalipun perjalanan selanjutnya penuh dengan rintangan dan mara bahaya
kitapun tak dapat duduk terpekur terus menerus disini ayoh berangkat.
Kiem Lan tersenyum manis sedikit menghibur hati sang pemuda yang sedang risau
katanya, Walaupun keadaan kita sangat berbahaya nyanyian kemaian bergema dari
empat penjuru tapi budak sama sekali tidak jeri dari pada berada dalam perkampungan
Pek Hoa San cung aku rasa disini jauh lebih aman.
Sebenarnya Siauw Ling yang melihat ia harus membokong Giok Lan sembari
menggandeng pula Tong Sam Kauw keadaannya sangat mengenaskan tapi memandang
wajahnya yang penuh dihiasi dengan senyuman semangat pemuda ini pun bangkit
kembali pikirnya, Kiem Lan tidak lebih hanya seorang gadis berusia belasan tahun tapi
ia bisa dibikin gembira walaupun berada dalam keadaan bahaya aku Siauw Ling sebagai
seorang lelaki sejati apakah tak mampu melebihi seorang perempuan pun?
Berpikir sampai disitu tanpa terasa semangat jantannya berkobar kembali sembari
busungkan dada dengan langkah lebar ia melanjutkan perjalanan kedepan.
Setelah keluar dari hutan dari tempat kejauhan tampak seorang nenek tua berambut putih
bertongkat bambu berdiri menanti kedatangannya dibawah sebuah pohon besar wajahnya
serius dengan sepasang mata memancarkan cahaya tajam sedang melototi diri Siauw
Ling tak berkedip.
Melihat munculnya nenek tua itu Siauw Ling merasakan hatinya tergetar keras pikirnya,
Sepasang mata Chee Toa Nio memancarkan cahaya penuh napsu aku takut
kedatangannya tidak bermaksud baik.

Heee.heee.bocah cilik. Kionghie. terdengar Chee Toa Nio berseru dengan suara
yang dingin dan hambar.
Cayhe sedang murung dan kesal siapa yang perlu mendapat kionghiemu itu?
Kau dapat keluar dari hutan dalam keadaan hidup2 bukankah hal ini merupakan suatu
kejadian yang patut diucapi kionghie?
Ooooouw.kiranya begitu terima kasih atas perhatianmu.
Cuma.heee.heee.heee.kaupun tak usah bergembira dahulu sambung Chee
Toa Nio lebih lanjut dengan suara dingin. Para jago yang berkumpul disini makin lama
makin hebat rombongan jago Bulim yang barusan kau temui tidak lebih merupakan dari
suatu pertunjukkan pembukaan belaka kejadian yang bakal kau temui kemudian akan
beratus2 kali lipat lebih mengerikan.
Entah apa maksudnya menakut2ti diriku dengan ucapan tersebut? diam2 pikir Siauw
Ling setelah mendengar ucapan sinenek tua itu.
Dengan cepat sahutnya, Cayhe mengucapkan terima kasih banyak atas perhatian yang
popo berikan kepadaku.
Ehmm. Chee Toa Nio mengangguk. Menurut apa yang kuketahui anak murid
keempat pujangga besar dari Bulim sudah pada berdatangan semua.
Aku sudah tahu ia putar badan siap pergi dari sana.
Disamping itu masih ada lagi jago-jago lihay dari partai Go Bie serta partai Tjing Shia
teriak Chee Toa Nio menyambung. Si Lam San Sin Ih atau sitabib sakti dari gunung
Lam San yang tersohor banyak akalpun sudah datang semua kau tak bakal mampu
menghadapi mereka.
Waaah kalau begitu suasana akan makin ramai jikalau cayhe beruntung bisa lolos dari
mara bahaya ini hari pasti akan kudatangi mereka satu persatu mengucapkan terima kasih
atas perhatian yang mereka berikan kepadaku.
Heee.heeee.Lam San Sin Ih angkat nama bersama2 Tok So Yok Ong sekalipun
kepandaian silatmu lebih baguspun jangan harap bisa lolos dari cengkeramannya.
Ehmm ucapannya ini memang tidak salah pikir Siauw Ling dalam hatinya.
Semisalnya secara diam2 ia lepaskan racun untuk melukai diriku siapa yang dapat
menghindar?
Terdengar Chee Toa Nio melanjutkan kembali kata2nya, Melihat beberapa lembar jiwa
kecil kalian hanya bisa bertahan sampai besok siang aku merasa sedikit kasihan terhadap

kalian.aku takut untuk meloloskan diri dari hadangan nanti malampun kamu tak
mampu.
Walaupun dalam hati kecilnya Siauw Ling menjumpai berbagai persoalan yang
meragukan hatinya tapi melihat sikapnya yang dingin dan kaku ia jadi malas banyak
bertanya selesai nenek tua itu berbicara ia tertawa hambar.
Terima kasih atas petunjuk yang popo berikan cayhe tentu bertindak lebih hati2.
Kurang ajar, tahukah kau mengapa aku beritahukan kesemuanya ini kepadamu? tibatiba Chee Toa Nio marah2 tongkatnya diketukkan diatas tanah berulang kali.
Siauw Ling termangu2 dibikinnya.
Cayhe kurang tahu
Dalam keadaan serta situasi macam begini hanya aku seorang diri yang bisa menolong
keempat lembar jiwa kalian.
Apa? karena tidak mengerti maksud sinenek tua itu Siauw Ling berseru tertahan demi
kami berempat apakah Loo popo rela bantu kami melawan para enghiong hoohan dari
seluruh kolong langit?
Hmm asalkan kau suka menyanggupi suatu permintaanku aku akan berusaha menolong
jiwa kalian berempat.
Urusan apa? mungkinkah dapat cayhe laksanakan?
Sudah tentu dapat kau kerjakan.
Lama sekali Siauw Ling termenung putar otak tapi belum juga berhasil peroleh jawaban
yang mengena akhirnya ia ulapkan tangannya.
Mati hidup cayhe bukan terhitung suatu persoalan yang terlalu memusingkan kepala
katanya perlahan. Tapi kedua orang nona yang sedang menderita sakit ini telah
kehabisan daya kekuatan untuk melindungi diri sendiri jikalau mereka turun tangan
secara demikian terus menerus dan dengan senjata rahasia mengancam keselamatan kami
mungkin yang kena bencana bukan aku melainkan kedua orang nona ini terlebih
dahulu.
Selama hidup aku tak pernah menaruh rasa iba hati atau rasa kasian kepada orang lain
yang kuat menindas yang lemah hal iu adalah merupakan kejadian yang jamak.
Maksud cayhe.

Aku tahu bukankah maksudmu minta aku memandang wajah kedua nona yang terluka
ini suka turun tangan secara suka rela potong Chee Toa Nio cepat.
Selagi Siauw Ling siap berbicara kembali nenek tua itu berebut bicara terlebih dahulu.
Selama hidupku aku belum pernah bekerja tanpa menerima imbalan yang berarti lebih
baik kita bicarakan soal barter kita kali ini.
Jikalau demikian adanya persilahkan Loo popo ajukan syaratnya semisalnya cayhe
sanggup melakukannya tentu akan kusanggupi bila tak dapat kuterima cayhepun tidak
terlalu menyia2kan waktu Loo popo.
Sinar mata Chee Toa Nio perlahan-lahan dialihkan ke atas wajah sang pemuda lalu
ujarnya lambat2, Sebenarnya kalau dibicarakan permintaanku bukanlah suatu pekerjaan
yang terlalu berat asal kau merelaka diri dipinjamkan selama tiga hari kepadaku syarat ini
boleh dihitung telah terpenuhi.
Apa? pinjam aku selama tiga hari? seorang manusia hidup mana mungkin bisa
dipinjam2kan kepada orang, belum pernah kudengar berita selucu dan seaneh ini.
Tiba-tiba Chee Toa Nio tertawa terkekeh2.
Heee.heee.kau jangan salah paham aku sudah lanjut usia sekalipun masih genit dan
bernapsu birahi tidak mungkin kucari seorang bocah semuda kau untuk melampiaskan
napsu birahi tersebut.
Merah padam selembar wajah Siauw Ling sehabis mendengar ucapan itu.
Ngaco belo.
Kembali Chee Toa Nio tertawa terkekeh2.
Yang kumaksud dengan meminjam adalah minta kau pergi menyaru sebagai seseorang
kemudian bersama diriku menghadiri suatu perjamuan sehabis perjamuan itu selesai aku
akan lepaskan dirimu kembali.
Kau suruh aku menyaru sebagai siapa? sela sang pemuda.
Perlahan-lahan Chee Toa Nio menghela napas panjang.
Menyaru sebagai seornag cucuku dengan usiaku yang telah begini tua rasanya masih
pantas jadi nenekmu bukan?
Seorang lelaki sejati tidak akan berganti she tak akan berganti nama2 boleh aku Siauw
Ling pergi menyaru sebagai anggota keluarga Chee kalian?

Siapa yang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dialah bila kau tidak sudi
mengabulkam permintaanku aku takut kamu berempat susah meloloskan diri dari sore
hari ini juga. Dari pada menderita kerugian besar mengapa tidak kau terima saja
permintaanku ini pikirkan tiga kali sebelum mengambil keputusan.
Hmm! kalau mereka benar2 tidak mau lepas tangan aku Siauw Ling terpaksa akan unjuk
gigi seru sang pemuda dengan sepasang mata berkilat.
Setelah memperoleh jalan selamat apa gunanya bersikeras mencari keonaran dan mara
bahaya buat diri sendiri apalagi aku hanya pinjam dirimu selama tiga hari setelah lewat
tiga hari kau adalah tetap bernama Siauw Ling.
Siauw Ling makin tercengang dan keheranan dengan permintaan sinenek tua ini pikirnya
dalam hati, Sungguh aneh sekali belum pernah kutemui berita aneh macam
begini.masih ada orang minta aku menyaru sebagai cucunya selama tiga hari.
Terdengar Chee Toa Nio melanjutkan ucapannya.
Apalagi daya kerja racun yang mengeram dalam tubuh kedua nona ini sudah berada
diambang pintu kendati kepandaian silatmu sangat lihay belum tentu dapat kau lindungi
keselamatan jiwa mereka. Eeeei bocah muda pikirlah masak2 bila kau suka bekerja sama
kita beberapa orang sama2 memperoleh keuntungan kalau berpencar kedua belah pihak
akan menderita luka.
Persoalan ganti nama aku Siauw Ling sudah pastikan diri tak mau melakukan tapi kalau
pekerjaan ini dapat menghasilkan keuntungan kedua belah pihak mungkin bisa
kupertimbangkan lagi tapi kau harus terangkan dulu apa alasanmu berbuat demikian
setelah kupikir kembali baru keputusan bisa diambil.
Jika demikian urusan ini perlu dirundingkan kembali?
Walaupun semua jago Bulim yang ada dikolong langit menaruh kesalah pahaman
terhadap aku orang she Siauw tapi seorang lelaki sejati lebih memikirkan kebajikan
daripada keselamatan. kata Siauw Ling dengan wajah serius. Mereka mendesak aku
hingga menemui jalan buntu hal itu merupakan urusan mereka sendiri pokoknya aku tak
ingin melakukan perbuatan yang merugikan orang lain Loo popo kau baik2lah berpikir
jikalau ingin membantu dirimu untuk melakukan pekerjaan mencelakai orang lain leih
baik urusan tak perlu dirundingkan lebih lanjut.
Penawaran setinggi langit baik kalau dibayar kontan seru Chee Toa Nio sambil tertawa.
Asalkan kau berniat begitu urusanpun lebih mudah untuk diselesaikan tempat ini tidak
leluasa untuk bercakap2 bagaimana kalau kalian duduk sejenak dalam gubuk reyotku
ini.
Baik silahkan popo membawa jalan.

Chee Toa Nio tersenyum ia putar badan dan berlalu.


Siauw Ling mengikuti dari belakang mendadak dengan langkah lebar Kiem Lan
mengejar kesisinya seraya berbisik, Samya kau harus berhati2 aku lihat sinenek tua ini
tidak mirip orang baik2.
Ehmmmm urusan ini memang rada kukoay kita harus bekerja mengikuti keadaan sahut
Siauw Ling seraya mengangguk.
Chee Toa Nio termasuk orang jagoan yang memiliki kepandaian silat sangat lihay
pandangan mata serta pendengarannya amat tajam melebihi siapapun kendati suara
pembicaraan kedua orang itu amat lirih tapi tak sepatah katapun yang berhasil lolos dari
pendengarannya.
Tapi ia pura2 belagak pilon dan percepat langkahnya menuju kedepan.
Gubuk tempat tinggal sinenek tua ini berada beberapa li jauhnya dari tempat semula tidak
selang beberapa saat orang itupun sudah tiba ditempat tujuan.
Sikap Chee Toa Nio yang semula dingin, sombong dan hambar kini berubah seratus
delapan puluh derajat sembari putar badan ia menyambut kedatangan tetamunya dengan
sikap hormat.
Dengan langkah lebar Siauw Ling berjalan masuk ke dalam hatinya saat ini merasa iba.
Tidak disangka olehnya satu dua jam berselang mereka masih bergerak dengan begitu
sengit ternyata kini ia disambut oleh bekas lawannya dengan sikap hormat.
Perubahan yang terjadi boleh dibilang seratus delapan puluh derajat dari keadaan semula.
Tampak Chee Toa Nio turun tangan menghidangkan sendiri dua cawan air teh buat
Siauw Ling serta Kiem Lan kemudian sambil tertawa ujarnya, Air teh Song Cu Siang
Swie Teh ini belum pernah kugunakan untuk menyambut kedatangan tetamu tapi lain
halnya dengan kali ini. Silahkan kalian berdua mencicipi dahulu secawan air teh untuk
segarkan dulu badan yang letih setelah itu kita baru bicarakan persoalan kita.
Walaupun gubuk tersebut jelek reyot tapi cawan teko serta air tehnya merupakan barang
berharga.
Setelah bergerak selama beberapa jam melawan para jago dunia persilatan saat ini Siauw
Ling merasakan perutnya lapar mulutnya dahaga mendengar tawaran itu ia lantas ambil
cawannya untuk diteguk.
Mendadak terdengar Kiem Lan mendehem berat Siauw Ling mengerti ia sedang memberi
peringatan kepadanya jangan minum air teh tersebut terpaksa diletakkannya kembali
cawan kumala tadi ke atas meja.

Melihat tindakan sang pemuda sambil tersenyum Chee Toa Nio berpaling sekejap ke arah
Kiem Lan lalu angkat cawan yang berada dihadapannya dan sekali teguk menghabiskan
isi cawan tersebut.
Sam Cungcu tahukah kau mengapa aku bisa memilih tempat sesunyi dan terpencil
macam begini untuk melanjutkan hidup?
Cayhe tidak tahu.
Tempat ini tiada syarat yang cukup untuk disebut menyenangkan memiliki
pemandangan yang menarik hati siapapun tidak bakal suka memilih tempat tinggal
segersang dan sesunyi ini.
Aku rasa Loo popo memilih tempat ini tentu ada alasan2 tertentu.
Sedikitpun tidak salah karena pohon tua berusia ribuan tahun inilah aku jadi kerasan
untuk berdiam dalam gubuk sereyot dan sejelek ini selama hampir puluhan tahun
lamanya.
Agaknya ia mengerti akan dirinya salah bicara tidak menunggu Siauw Ling bertanya
buru-buru ia mengubah nada suaranya, Sewaktu aku berdiam ditempat ini ada seorang
bocah berusia delapan tahun hidup bersama2 diriku siapa tahu mendadak dua tahun
berselang cucuku itu lenyap tak berbekas sebetulnya aku hendak pergi mencari dirinya
tetapi ada janji terlebih dahulu dengan seseorang dan suatu persoalan yang belum
kuselesaikan maka tertangguhlah maksudku untuk pergi mencari dirinya.
Mendadak sepasang matanya memerah dua titik air mata jatuh menetes membasahi
pipinya.
Melihat sikap sang nenek yang begitu sedih karena kehilangan cucunya diam2 Siauw
Ling ikut merasa beriba hati ia merasa tidak tega pikirnya, Usia telah lanjut hidup
sebatang kara ditempat ini keadaannya memang patut dikasihani dahulu ia tentu hidup
berduaan dengan cucunya tapi sekarang sejak cucunya hilang ia jadi sengsara
kesedihannya tentu tak terkendalikan lagi.
Ingin sekali pemuda ini menghibur sinenek tersebut dengan beberapa patah kata tapi tak
diketahui olehnya apa yang harus ia ucapkan akhirnya dengan sedih ia ikut menghela
napas panjang.
Buru-buru Chee Toa Nio mengusap kering air mata yang membasahi wajahnya dengan
paksakan diri perlihatkan wajah gembira sambungnya lebih lanjut, Tapi aku telah
menerima sepucuk surat dari seorang sahabat karibku yang mengundang aku serta
cucuku yang lenyap untuk menghadiri suatu perjamuan tapi cucuku telah lenyap dua
tahun lamanya hingga kini tiada kabar berita lagi sekrang aku suruh pergi kemanakah
mencari balik dirinya?

Seharusnya secara terus terang kau beritahukan kepada orang itu apa yang sebenarnya
telah terjadi apa gunanya kau minta aku untuk menyaru sebagai dirinya?
Watak sahabat karibku itu amat kukoay walaupun kami sudah bersahabat hampir
mendekati puluhan tahun lamanya tapi sekali bentrok suatu pertarungan sengit tak akan
terhindar kalau aku terus terang katakan cucuku lenyap ia pasti tak akan percaya sewaktu
aku sedang murung dan kesal karena urusan inilah mendadak teringat kembali olehku
akan diri Sam Cungcu usiamu hampir sama dengan usia cucuku yang hilang kalau kau
suka bantu diriku selama tiga hari setelah kawanku tadi pergi kau tetap bernama Siauw
Ling dan akupun tak akan minta bantuanmu dengan sia2 belaka dengan kerahkan segala
kemampuan akan kubantu kalian lolos dari cegatan2 jago-jago lihay.
Sebetulnya urusan ini bukan merupakan suatu halangan yang besar dalam kerja sama
kita kata Siauw Ling sesudah termenung sebentar. Yang belum cayhe pahami justru
apa sebabnya kawan karibmu ingin sekali menjumpai cucumu tersebut?
Bibir Chee Toa Nio tampak sedikit bergerak mau mengucapkan sesuatu tetapi segera
dibatalkan kembali mengambil kesempatan berbatuk2 ujarnya, Dahulu kita saling
bermusuhan dan makin dendam ini makin pertebal tapi akhirnya karena cucuku itu
urusan jadi beres permusuhan mereda disusul dengan suatu persahabatan. Kini apalagi
aku tidak membawa serta cucuku untuk menghindari perjamuan tersebut pihaknya tentu
menaruh curiga apabila cucuku ada apa2 justru aku tidak ingin terjadi bentrokan lagi
pada saat itu.
Cayhe masih tidak paham.
Bagian mana yang tak kau pahami boleh kau tanyakan kepadaku.
Berapa besar usia Loo popo ini tahun?
Enam puluh enam tahun.
Loo popo sudah berusia enam puluh enam tahun umur kawan karibmu paling sedikit
tentu sudah berada setengah abad ke atas.
Ia lebih tua beberapa tahun dariku tahun ini kawan karibmu tersebut sudah berusia tujuh
puluh tahun.
Nah itulah dia kalian adalah manusia2 berusia enam puluh tahunan ke atas perpisahan
kalianpun sudah ada sepuluh tahun lebih waktu itu cucumu paling tidak hanya berusia
delapan sembilan tahun bagaimana mungkin kawan karibmu itu bisa memandang begitu
penting seorang bocah yang sama sekali tak mengerti urusan?
Apa sebabnya ia bersikap demikian kalau dibicarakan kembali terlalu panjang Sam
Cungcu jika kau tidak percaya nah lihatlah sendiri surat undangan ini.

Dari dalam sakunya ia ambil keluar secarik surat undangan lalu diangsurkan kedepan.
Siauw Ling menerima surat undangan itu dan dibaca isinya.
Dalam sekejap mata perpisahan kita telah berlalu sepuluh tahun setiap saat kupikirkan
keadaanmu.
Besok siang ada sebuah tandu akan datang menjemput dirimu untuk datang berkunjung
kemari harap kau suka bawa serta cucumu.
Chee Toa Nio menghela napas panjang katanya, Isi surat ini diluaran sepertinya lagi
mengundang kedatanganku padahal yang ia pentingkan adalah ucapan yang terakhir
setelah kupikir bolak balik akhirnya kurasa bahwa hanya Sam Cungcu seorang yang
paling sesuai untuk membantu diriku karena itulah dengan memberanikan diri kuundang
kedatangan Sam Cungcu datang kemari guna diajak berunding harap Sam Cungcu suka
membantu diriku kali ini.
Persoalan ini sungguh merupakan suatu persoalan yang mengherankan cayhe harus
berpikir dan menimbang dahulu sebelum ambil keputusan kata Siauw Ling seraya
mengembalikan surat undangan tersebut.
Baik Chee Toa Nio segera bangun berdiri. Kalian berundinglah aku mohon diri
terlebih dahulu.
Loo popo silahkan berlalu.
Setelah menerima kembali surat undangan itu Chee Toa Nio mohon diri dan
mengundurkan diri dari ruangan.
Menanti orang itu berlalu Siauw Ling baru memandang sekejap wajah Kiem Lan.
Sudah kau dengar?
Sudah!
Urusan ini sedikit rada mengherankan membuat orang merasa ragu dan curiga tapi bila
kudengar dari nada Chee Toa Nio yang begitu memohon tidak mungkin palsu.
Pikiran budak bagaikan terbang diawang2 saja seru Kiem Lan pula setelah termenung
sejenak. Dalam dunia kangouw memang tidak sedikit jagoan lihay yang tidak
melupakan kawan2 karibnya tapi apabila dikatakan seorang kakek tua yang berusia tujuh
puluh tahun ternyata tidak melupakan seorang bocah berusia belasan hal ini membuat
orang merasa kurang percaya.
Mendadak ia memperendah nada suaranya.

Dibalik kesemua ini tentu ada hal2 yang kukoay maksud budak jangan sekali2 kita
sanggupi permintaannya.
Sepasang alis Siauw Ling berkerut ia bungkam dengan otak berputar keras lama sekali
baru katanya, Aku Siauw Ling mana boleh menyanggupi permintaan nenek tua itu untuk
ganti she ganti nama.
Mendadak horden tampak bergoyang tahu2 Chee Toa Nio sudah muncul kembali dari
ruang belakang.
Selama hidup belum pernah kumohon bantuan orang lain katanya penuh kesedihan.
Tidak kusangka setelah berusia begini tua ternyata harus mohon bantuan orang lain.
Suaranya kedengaran begitu mengenaskan begitu merengek dan memohon membuat hati
orang merasa tak tega apalagi wajah sinenek itupun kelihatan bertambah tua keriput
diatas wajahnya makin bertambah banyak rasanya.
Dengan langkah yang berat selangkah demi selangkah ia berjalan menghampiri Siauw
Ling ujarnya seraya mengangsurkan tangan kanannya kemuka.
Kalau Sam Cungcu suka membantu diriku, aku rela menghadiahkan dua butir pil
mujarab untuk memusnahkan luka racun yang diderita kedua orang nona tersebut.
Siauw Ling menunduk memperlihatkan benda yang berada ditelapak tangannya
sedikitpun tidak salah sebuah botol kumala kecil tampak sedang diangsurkan ke
arahnya.
Dengan cepat ia menggeleng dan tertawa.
Maksud baik Loo popo biarlah cayhe terima dalam hati racun yang mengeram dalam
tubuh kedua orang nona tersebut merupakan pil racun penyusut tulang itu dari
perkampungan Pek Hoa San cung kecuali obat pemusnah yang mereka buat sendiri
dikolong langit tak ada obat pemusnah lain yang manjur untuk menyembuhkan racun
tersebut.
Sam Cungcu jangan terlalu pandang enteng kedua butir pil pemusnah racun ini jikalau
hanya terkena racun keji bisa saja aku tak bakal suka mengeluarkan obat ini untuk
kalian.
Ia merandek untuk menghela napas panjang kemudian sambungnya lebih lanjut, Pil ini
sudah kusimpan hampir mendekati tiga puluh tahun lamanya ini merupakan barang
peninggalan Kiem Hauw si raja racun yang pernah menggemparkan seluruh dunia
persilatan enam puluh tahun berselang setelah mengarungi seluruh penjuru dunia akupun
hanya berhasil mendapatkan dua butir saja perduli racun sedahsyat apapun asal menelan
pil ini racun tersebut seketika akan punah sama sekali walaupun Kiem Hauw tempo dulu
tidak membuka perguruan tapi menurut apa yang kuketahui dalam kolong langit saat ini

jago-jago penggunaan racun yang ada kebanyakan merupakan ahli warisnya semua
Siauw Thayhiap bila kau tak percaya bagaimana kalau kita coba?
Benda sedemikian berharganya kalau digunakan tidak pada tempatnya bukankah amat
sayang?
Siauw Thayhiap boleh berlega hati jikalau aku tidak mempunyai pegangan sepuluh
bagian mencapai sukses mana berani kunasehati dirimu untuk coba obat pemusnah itu.
Teringat akan kesukaran2 yang dialaminya selama melakukan perjalanan barusan
ditambah pula teringat akan penderitaan Giok Lan sewaktu racun tersebut itu mulai
bekerja Siauw Ling merasa jantungnya berdebar keras ia bermaksud untuk menerima
tawaran sinenek tua guna memusnakan racun yang mengeram ditubuh mereka sehingga
dapat mengurangi beban sendiri disamping memberi bala bantuan kepadanya.
Ketika ia berpaling terlihatlah Kiem Lan dengan sepasang mata penuh rasa memohon
sedang memandang ke arahnya jelas ia kena digerakan hatinya oleh ucapan Chee Toa
Nio barusan.
Dalam sekejap mata pikirannya jadi bergolak teringat apabila ia terima pemberian obat
pemusnah tersebut untuk memusnahkan racun yang mengeram dalam tubuh Giok Lan
serta Tong Sam Kauw ini berarti iapun harus balas jasa baik tersebut dengan berganti
nama menyaru sebagai cucu Chee Toa Nio.
Sekalipun tiga hari sangat cepat akan berlalu tapi rasa malu ini tak akan lenyap sepanjang
masa.
Ketika ia sedang kebingungan mendadak terbayang kembali keadaan Giok Lan dan Tong
Sam Kauw sewaktu menahan penderitaan mengerutnya tulang, hatinya mulai goyah.
Terdengar Chee Toa Nio berkata kembali, Siauw Thayhiap kau boleh mencoba
kemujarapan pil pemusnah tersebut apabila obat tadi tidak berhsil memusnahkan racun
yang mengeram dalam tubuh kedua nona itu aku rela sepanjang masa berbakti sebagai
budakmu dan menjalankan semua perintah yang kau berikan.
Loo popo terlalu merendah.
Ia segera terima botol tersebut tapi dengan cepat diletakkan kembali.
Kenapa? seru Chee Toa Nio dengan air muka berubah hebat. Apakah Siauw Cungcu
curiga aku sedang gunakan siasat?
Aku sih tidak pernah punya pikiran demikian hanya ada beberapa patah kata hendak
kuterangkan terlebih dahulu.
Silahkan!

Apabila obat pemusnah dari Loo popo ternyata mujarab dan berhasil memusnahkan
racun mereka cayhepun tidak akan banyak bicara segera mengikuti popo untuk
menghadiri perjamuan yang diadakan kawan karibmu itu.
Walaupun namanya tersohor diseluruh kolong langit semua orang menaruh rasa jeri
kepadanya tapi ia tak akan mencelakai dirimu soal ini kau boleh berlega hati.
Setelah cayhe menyanggupi untuk pergi sekalipun naik kegunung menerobosi hutan
pedang tak akan kutolak kembali hanya cayhe harus terangkan dulu aku boleh ikut popo
menghadiri perjamuan tersebut tapi namaku tak akan kuganti.
Asal kau suka ikut menghadiri perjamuan itu dalam pandangan sudah tentu akan
menganggap kau sebagai angkatan muda keluarga Chee kami.
Perduli bagaimanakah pendapatnya aku tak dapat mengaku secara terus terang dengan
mulutku sendiri.
Baik akhirnya Chee Toa Nio mengangguk menyetujui permintaan itu. Sampai
waktunya kau harus mendengar semua perkataanku sehingga jangan sampai rahasia
konangan.
Baik.
Diambilnya botol kumala berisi obat pemusnah itu membuka tutupnya dan mengeluarkan
dua butir pil warna putih sebesar kacang kedelai kemudian seraya berpaling memandang
sekejap wajah Chee Toa Nio katanya, Loo popo harap kau perhatikan dengan cermat
apakah pil ini tidak salah lagi?
Asal obat ini mengakibatkan celaka bagi kedua orang nona ini aku rela menggunakan
selembar jiwaku untuk ditukar dengan kedua lembar jiwa mereka.
Air muka Siauw Ling berubah serius secara berpisah ia masukkan kedua pil tadi ke dalam
mulut Giok Lan serta Tong Sam Kauw.
Bersamaan dengan gerakan pemuda tersebut sepasang telapak Kiem Lan berbareng
menotok bebas jalan darah Giok Lan yang tertotok.
Terdengar Giok Lan menjerit keras badannya roboh ke atas tanah dan sakit yang hebat.
Kiranya sejak racun dalam badannya mulai bekerja sebelum waktunya selama ini racun
tersebut selalu kambuh dan tak pernah berhenti.
Tapi berhubung jalan darahnya tertotok sehingga ia jatuhkan tidak sadarkan diri
sekalipun sakitnya luar biasa tak sepatah katapun bisa dijerit keluar.

Lain halnya setelah jalan darah itu dibebaskan rasa saking mengerutnya tulang mulai
terasa dan tak kuasa lagi ia menjerit seperti babi disembelih.
Melihat keadaan dari gadis itu air muka Siauw Ling berubah hebat seraya melirik sekejap
wajah Chee Toa Nio.
Loo popo aku harap mulai sekarang hawa singkangmu disalurkan mengelilingi seluruh
badan karena selamanya cayhe tak ingin turun tangan secara membokong apabila kedua
orang nona ini salah menelan obat sehingga mencelakai jiwanya cayhe dengan sekuat
tenaga akan berusaha membinasakan dirimu sebagai pembalasan dendam atas kematian
mereka.
Chee Toa Nio membungkam agaknya dia tidak mendengar ucapan dari Siauw Ling ini.
Sungguh aneh sekali.sungguh aneh. terdengar ia bergumam seorang diri.
Selamanya obat ini amat mujarab kenapa nona ini kelihatan begitu tersiksa?
Sudah berapa tahun lamanya Kiem Lan hidup berdampingan bagaikan kakak beradik
dengan Giok Lan sekarang melihat penderitaan Giok Lan yang begitu mengenaskan tak
kuasa lagi air mata bercucuran membasahi bajunya.
Mendadak terpengar Tong Sam Kauw berseru tertahan badan yang semula duduk bersila
kini roboh ke atas tanah wajah yang semula putih bersih bagaikan salju kini dilapisi
dengan segulung hawa hitam dari mulut tiada hentinya muntahkan darah bercampur air
hitam.
Siauw Ling mulau menegang hawa sinkang disalurkan ke dalam lengan kanan lalu
perlahan-lahan diangkat siap mengirim sebuah serangan mematikan.
Loo popo berhati2lah serunya memperingatkan.
Selagi ia suap melancarkan serangan mendadak terdengar Chee Toa Nio menghela napas
panjang.
Sungguh dahsyat racun yang mengeram dalam tubuh gadis2 ini.
Tiba-tiba badannya berkelebat kesisi Tong Sam Kauw lalu membimbing bangun dirinya.
Melihat perubahan yang terjadi didepan mata Siauw Ling turunkan kembali telapak
tangannya.
Ketika ia berpaling kembali tampak olehnya Giok Lan tidak menjerit2 sembari
bergelindingan lagi air mukanya seperti halnya dengan Tong Sam Kauw dilapisi
segulung hawa hitam.

Air hitam yang kental tiada hentinya muncrat keluar dari mulut sedang napas mulai jadi
teratur kembali.
Kiem Lan buru-buru berjongkok membangunkan badan Giok Lan yang masih gemetar
keras tangan kanannya dihantamkan ke atas punggung Giok Lan.
Perubahan ini mengakibatkan baik atau buruk belum dapat diterka Siauw Ling pada saat
seperti ini terpaksa ia duduk menanti perubahan selanjutnya.
Mendadak segulung bau busuk yang aneh dan saking menusuk hidung menyebar
memenuhi angkasa bau itu hebat sekali membuat dada terasa mual mau muntah.
Siauw Ling segera mengerutkan alisnya.
Apa yang telah terjadi?
Aaaaii sudah baik sudah baik tiba-tiba Chee Toa Nio menghembuskan napas panjang ia
memandang sekejap wajah Siauw Ling lalu tambahnya, Setelah mereka muntah dan
berak2 menandakan bahwa obat pemusnah itu sangat manjur silahkan keluar ruangan
untuk sementara karena aku hendak gantikan pakaian yang ia kenakan.
Siauw Ling mengerti bahwa kepandaian silat yang ia miliki sangat lihay jikalau sampai
bergebrak Kiem Lan bukan tandingannya bila ia mengundurkan diri keluar ruangan dan
ia turun tangan pada waktu itu.
Sekalipun hatinya ragu2 dan curiga terpaksa ia keluar juga dengan hati berat.
Kurang lebih sepertanak nasi kemudian dari dalam ruangan terdengar kembali suara Chee
Toa Nio berseru, Sam Cungcu silahkan masuk.
Menanti Siauw Ling masuk kembali ke dalam ruangan pemandangan disana telah
berubah seratus delapan puluh derajat tampak Tong Sang Kauw serta Giok Lan duduk
berjajar diatas tanah sepasang mata mereka terpejam rapat hawa murni disalurkan
mengelilingi seluruh badan sedangkan hawa hitam yang meliputi wajahnya sudah jauh
berkurang.
Beruntung aku berhasil menolong jiwa mereka berdua sekarang kedua orang nona
tersebut telah lolos dari mara bahaya hanya entah bagaimana dengan kesanggupan Sam
Cungcu terhadap permintaanku tadi? kata Chee Toa Nio sambil tertawa.
Perkataan seorang lelaki sejati selamanya tak pernah diubah setelah aku Siauw Ling
menyanggupi permintaanmu apakah sekarang aku bisa berubah pendapat lagi?
Mendadak Tong Sam Kauw membuka sepasang matanya yang sayu tak bercahaya.
Siauw heng terima kasih atas pertolonganmu katanya sembari coba meronta bangun.

Jangan bergerak.jangan bergerak. teriak Chee Toa Nio sangat terperanjat melihat
gadis itu coba meronta bangun. Racun yang mengeram dala tubuh nona belum habis
tersapu keluar semua dari badan kesehatanmu pulih dan kekuatan masih lemah cepat
dengarkan nasehatku untuk tetap duduk tenang sambil salurkan tenaga murni
mengelilingi badan.
Wakti itu Tong Sam Kauw telah meronta bangun tapi kena ditangkap sepasang tangan
Chee Toa Nio dan dipaksa duduk kembali ketempat semula.
Perlahan-lahan Siauw Ling menghela napas panjang.
Nona bedua bisa memperoleh bantuan dari Thian sehingga racun yang mengeram dalam
tubuh dapat lenyap dengan demikian cayhepun bisa mengurangi kemurungan hatiku
lagi.
Hal ini mana bisa menyalahkan diri Samya sambung Giok Lan dengan lemah.
Lebih baik kalian berdua jangan terlalu banyak bicara potong Chee Toa Nio dengan
cepat. Dalam empat jam kemudian sisa racun akan bersih dengan sendirinya ketika itu
kendati ada selaksa patah kata hendak diutarakan boleh kalian ucapkan sepuas hati.
Perkataan Loo popo ini sedikitpun tidak salah ujar Siauw Ling pula sembari tertawa
hambar. Sisa racun yang mengeram dalam tubuh kalian masih belum lenyap sekalipun
telah menelan pil mujarab hadiahnya kamu semua harus atur pernapasan.
Menurut pendapatku tiba-tiba Chee Toa Nio mengusulkan. Lebih baik untuk
sementara waktu Sam Cungcu menyingkir dahulu dengan demikian mungkin bisa
dihindari dari banyak percakapan yang tak berguna.
Siauw Ling menurut ia putar badan berjalan keluar dari gubuk menuju kesisi pohon tua
berusia ribuan tahun itu.
Dari sana ia pandang pemandangan ditempat kejauhan teringat sepasang orang tuanya
yang telah lama ditinggalkan hati terasa amat sedih dan susah ditahan.
Entah bagaimana dengan ayah serta ibu saat ini sejak beberapa tahun berselang ia
tinggalkan rumah tanpa pamit dan hingga kini tiada kabar berita tentang dirinya entah
berapa banyak air mata yang sudah mereka cucurkan?
Saking sedihnya tak terasa air mata mengucur keluar membasahi pipinya pandangan jadi
buram.
Mendadak terdengar suara kibasan sayap burung berkumandang datang dan seekor
burung merpati berwarna putih melayang turun dari atas dahan pohon yang rindang
setelah terbang satu kalangan kemudian meluncur ke arah rumah gubuk tersebut.

Melihat hal itu Siauw Ling merasa hatinya sedikit bergerak pikirnya, Chee Toa Nio
mengasingkan disini ia jarang berhubungan dengan para jago Bulim lalu dari mana
datangnya burung pos ini?
Selagi dia merasa curiga Chee Toa Nio dengan langkah ringan telah muncul diambang
pintu tangannya membawa secarik kertas putih wajahnya serius penuh ketegangan.
Burung pos berwarna putih yang kelihatan terbang mengitari rumah gubuk tadi kini
berada diatas pundak kirinya.
Agaknya apa yang dikatakan tidak pernah mengadakan hubungan dengan kawan2 Bulim
hanya merupakan ucapan kosong belaka.
Selagi ia berpikir Chee Toa Nio telah tiba disisinya sembari menyerahkan surat yang ada
ditangannya kepada Siauw Ling.
Pemuda kita segera menerimanya dan membaca isi surat tersebut.
Loocianpwee sudah lama mengasingkan diri dari keramaian Bulim kenapa karena orang
lain rela mengikat permusuhan dengan kawan2 dunia persilatan setelah membaca surat
ini kami harap pemberian muka kepada kami agar suka mengusir Siauw Ling sekalian
berempat dari rumah Loocianpwee.
Sebelum sang surya lenyap disebelah barat kami harap permintaan itu sudah
dilaksanakan bila membangkang walaupun boanpwee ada maksud membelai
loocianpweepun tidak mampu berbuat banyak.
Surat itu singkat sekali dan dibawahnya tercantum sebuah tulisan Hwie atau artinya
terbang.
Sehabis membaca surat itu Siauw Ling mendongak menghela napas panjang.
Kesalah pahaman kawan2 Bulim dikolong langit terhadap diriku ternyata sudah sedalam
ini kelihatannya urusan bisa dibikin selesai dengan andalkan ucapan belaka.
Sinar matanya dialihkan ke arah Chee Toa Nio lalu tambahnya, Bagaimana menurut
pandangan Loo popo?
Kalau aku tak bermaksud melindungi kalian, apa gunanya kuhadiahkan kedua butir pil
mujarap tersebut buat nona berdua?
Loo popo berbuat demikian hanya karena ingin pinjam cayhe menyaru sebagai cucumu
selama tiga hari nilai yang harus kau bayar tak terlalu besar.

Urusan telah jadi begini akupun tak ingin berpikir lebih banyak, sekalipun harus
mengikat permusuhan dengan para jago Bulim yang ada dikolong langitpun merupakan
hal yang apa boleh buat.
Kita tidak saling mengenal, pemberian obat mujarab cukup membuat cayhe sekalian
merasa sangat berterima kasih menurut pendapat cayhe lebih baik Loo popo jangan ikut
campur dalam air keruh kali ini, biarlah cayhe hadapi serangan mereka seorang diri. Bila
beruntung aku tidak mati besok siang akan kutemani diri Loo popo untuk menghadiri
perjamuan yang diadakan kawan karibmu itu.
Kalau tidak beruntung kau mati dalam pertarungan tersebut?
Ketika itu cayhepun sudah mati, sudah tentu tak dapat kupenuhi janjiku itu sahut Siauw
Ling setelah tertegun sejenak.
Justru karena itulah aku tidak mengharapkan kau mati dalam pertarungan yang bakal
terjadi sekalipun dikolong langit dapat kucari kembali orang yang suka menyaru sebagai
cucuku tapi dalam waktu singkat kau diharuskan aku pergi kemana untuk menemukan
kembali? demi perjamuan yang akan diadakan besok pagi mau tidak mau aku harus
berusaha sekuat tenaga untuk melindungi keselatan.
Tentang hal ini aku lihat tidak usah seru Siauw Ling cepat.
Chee Toa Nio berdiam diri tiba-tiba dia robek kertas tadi jadi dua bagian sebagian tetap
dipegang sedang bagian yang lain dimasukkan ke dalam tabung tembaga yang terikat
dibawah sayap burung merpati tersebut kemudian lepaskan burung tadi keangkasa.
Dengan sebat burung merpati tadi terbang keawang2 dalam sekejap mata telah lenyap
dari pandangan.
Menanti burung merpati tadi lenyap dari pandangan Siauw Ling berpaling dan bertanya
kepada diri Chee Toa Nio dengan suara lirih.
Popo siapakah menulis surat barusan? agaknya ia sangat kenal dengan Loo popo.
Hal ini sudah tentu selamanya aku tidak suka bersurat2an dengan seorang manusia tanpa
nama.
Melihat nenek itu tak ingin mengutarakan asal usul dan kedudukan orang itu Siauw
Lingpun tak bertanya lebih jauh ia mendongak memeriksa keadaan cuaca lalu katanya
lagi, Satu jam lagi sang surya aka lenyap diufuk barat saat2 inilah merupakan waktu
yang paling tepat bagi pihak lawan untuk melakukan serangan Loo popo apakah kau
mempunyai persiapan untuk mengatasi persoalan ini?
Chee Toa Nio termenung beberapa waktu ia berpikir sebelum menjawab.

Saat ini hanya ada dua jalan saja untuk mengatasi hal tersebut pertama jauh2 menyingkir
agar mereka menubruk tempat kosong.
Waaah.waaah.cara ini tidak cocok tukas sang pemuda dengan cepat. Menurut
dugaanku kalau tidak salah semua gerak gerik kita saat ini sudah berada dalam
pengawasan mereka.
Kalau begitu kita harus lakukan dengan cara kedua yaitu bertarung mati2an melawan
mereka tapi untuk mengambil jalan yang kedua ini kita perlu mengadakan persiapan2
sehingga kalau maju bisa menyerang dan kalau mundur bisa bertahan.
Mau bergebrak atau bertahan bagi cayhe itu urusan enteng tapi justru yang cayhe
kuatirkan apakah sebelum sang surya lenyap disebelah barat luka racun yang diderita
nona Tong Sam Kauw serta Giok Lan berdua bisa sembuh.
Sekalipun racun yang mengeram dalam tubuh mereka bisa diatasi sela Chee Toa Nio.
Tapi kekuatan tubuh mereka belum pulih dalam dua belas jam mendatang mereka masih
tidak berkekuatan untuk menghadapi serangan musuh.
Aaaai jika kita tinjau dari nada ucapan dalam surat tersebut musuh yang hendak
menyerang nanti berjumlah tidak sedikit sedang pihak kita hanya tiga orang disamping
harus bertahan masih pula harus memecah perhatian guna melindungi keselamatan kedua
orang nona yang belum sembuh dari lukanya bila cara kita bertahan tidak sempurna aku
takut kegagalan yang kita temui berakibatkan lebih fatal.
Memang hal itu perlu dikuatirkan tapi cukup kita berusaha untuk mempertahankan diri
hingga besok siang bala bantuan segera akan tiba disini.
Maksud bala bantuan dari sahabat karibmu?
Tidak salah sekalipun ia turun tangan bukan karena aku demi keselamatanmu ia pasti
memberi bantuannya.
Tapi kami tidak saling mengenal seru Siauw Ling bimbang.
Benar kau sebagai Siauw Ling tentu tidak kenal dengan dia tapi ia tak akan memandang
kau sebagai manusia she Siauw ia akan menolong dirimu sebagai cucuku.
Mendadak suara terompet yang serak dari tempat kejauhan suara itu mengalun memenuhi
angkasa mendatangkan yang tidak sedap dalam hati.
Bagus sekali teriaknya. Sebelum kita merundingkan siasat untuk menghadapi mereka
pihak mereka sudah mulai bergerak.
Benar seru Siauw Ling menyambung setelah melihat keadaan cuaca. Batas2 waktu
yang ditentukan masih panjang mengapa dia sudah mulai menyerang lebih pagian?

Aku rasa mereka mulai gusar karena melihat aku merobek2 surat yang mereka kirimkan
sehingga serangan dipercepat.
Jikalau demikian adanya kita harus buru-buru menyusun rencana dalam menghadapi
mereka. Menurut pendapat cayhe ada baiknya Loo popo bertanggung jawab atas
keselamatan nona Tong berdua biar cayhe seorang yang menyambut kedatangan
mereka.
Sudah, sudah cukup tak usah kau teruskan lagi ucapannmu itu caramu ini tak bisa jalan
potong Chee Toa Nio tidak menunggu pemuda tersebut menyelesaikan kata2nya.Jumlah
mereka sangat banyak mana mungkin kau bisa menghadapi serangan mereka dengan
tenaga seorang? pepatah mengatakan mau pukul ular hajar dulu kepalanya mau tangkap
bajingan tawan dulu pemimpinnya kita harus berusaha menangkap dulu sang pemimpin
yang pegang kekuasaan tertinggi dalam gerakan kali ini.
Ia merandek sejenak lalu sambungnya lagi, Eeeeei bagaimana dengan kepandaian silat
sibocah perempuan yang tidak keracunan itu?
Seharusnya boleh dihitung jago kelas dua.
Senjata rahasia keluarga Tong dari Su Tzuan sudah tersohor dalam Bulim sejak ratusan
tahun berselang ujar Chee Toa Nio sesudah termenung sebentar. Kalau Tong Sam
Kauw tidak terluka ia merupakan orang pembantu yang paling baik kini kita terpaksa
harus mengandalkan kekuatan kita bertiga sama2 bertempur dengan membentuk sebuah
barisan segitiga dengan pertahanan ini kita kangan memberi kesempatan kepada mereka
untuk menerjang dekat rumah gubuk ini.
Tak bisa jadi! tukas Siauw Ling tak setuju. Sekalipun dengan turun tangan berbareng
kekuatan kita makin bertambah dalam menghadapi segala perubahan tapi penjagaan
terhadap keselamatan kedua orang nona yang masih lemah itu bukankah sangat kendor.
Justru karena soal inilah aku merasa serba susah kekuatan kita bertiga masih bisa
bertahan satu hari satu malam dari serbuan mereka ke dalam rumah gubuk itu, aku bisa
saja membawa mereka berdua bersembunyi diruang bawah tanah. Tapi yang kutakuti
adalah kekuatan musuh terlalu besar hingga kita sendiripun tidak kuat bertahan dan harus
mengundurkan diri pinjam cuaca gelap ditengah malam. Kalau sampai begitu kita tak
bisa menjaga keselamatan kedua orang nona yang berada di dalam ruang bawah tanah itu
lagi.
Bagaimana dengan ruangan rahasiamu itu cukup kuat untuk bertahan dari serbuan
mereka.
Kuat sih kuat orang yang tidak mengerti cara membuka pintu rahasia itu jangan harap
bisa menerjang ke dalam justru satu2nya kekurangan adalah ruangan rahasia itu tidak
punya jalan rahasia lain yang menghubungkan tempat itu dengan tempat lain.

Menurut pendapat cayhe lebih baik kita hantar kedua orang nona ini bersembunyi di
dalam ruangan rahasia dengan demikian pikiran kita tak usah dikacaukan dengan rasa
kuatir atas keselamatan mereka lagi kita dapat pusatkan semua perhatian untuk
menghadapi pihak lawan yang datang menyerang.
Kalau demikian adanya bukankah kita harus mempertahankan gubuk ini mati2an? kata
Chee Toa Nio seraua berpaling dan memandang sekejap gubuknya.
Menurut pandangan cayhe hanya jalan ini yang paling sesuai.
Akhirnya Chee Toa Nio mengambil keputusan dalam hatinya ia mengangguk.
Baiklah kita berbuat begini saja dan kedua nona itu akan kuhantar dulu ke dalam
ruangan rahasia.
Kurang lebih seperminum teh Chee Toa Nio muncul kembali bersama2 Kiem Lan.
Nenek tua itu memandang sejenak keadaan ditempat kejauhan lalu memandang pula
pohon tua yang berdaun rimbun ujarnya lirih, Aaaai.semoga saja pohon tua yang telah
berusia seribu tahun ini bisa lewati peristiwa ini dalam keadaan utuh.
Tiba-tiba Kiem Lan bergeser kesisi Siauw Ling lalu berbisik lirih, Kamar rahasia dari
Tjhe Loocianpwee itu sangat kuat dan aman sekali sekalipun mereka lepaskan api
membakar gubuk inipun tidak akan membahayakan keselamatan nona Tong serta enci
Giok Lan.
Siauw Ling menghembuskan napas panjang sehabis mendengar perkataan dari gadis
tersebut.
Oooo justru yang paling kukuatirkan adalah mereka lepaskan api membakar gubuk ini
tapi kalau memang demikian kenyataannya hatikupun bisa lega.
Samya dimana bisa mengampuni orang ampunilah mereka tindakanmu jangan terlalu
telengas.
Soal itu susah dikatakan aku akan lihat dulu bagaimana tindakan mereka terhadap kita.
Samya kau sudah banyak bersabar dan kinipun Tjoe Koen San serta Poh Thian San telah
menyanggupi untuk jelaskan duduknya persoalan Samya kepada jago-jago kalangan
Bulim aku rasa tidak lama kemudian peristiwa ini bisa dibikin terang Samya kalau kau
tak bisa menahan sabar lagi dan turun tangan melukai orang bukankah jasa2 baik mereka
akan hancur berantakan?
Aaaai! perkataanmu sedikitpun tidak salah. Siauw Ling mengangguk dan hela napas
panjang.

Kiem Lan tertawa mesem sambungnya, Racun keji yang bersarang ditubuh nona Tong
serta enci Giok Lan menurut keadaan sebetulnya kecuali Djen Toa Cungcu dikolong
langit tak ada orang yang bisa menolongnya lagi tapi justru mereka sudah berjumpa
dengan Chee Loocianpwee dan berkata pemberian obat mujarabnya jiwa nona Tong serta
enci Giok Lan bisa ditolong dari lembah maut ini membuktikan apalagi pepatah yang
mengatakan orang budiman selalu mendapat berkah dari Thian bukan kosong belaka dan
hal ini makin mempertebal maksud budak untuk banyak berbuat amal.
Sreet! tiba-tiba sebatang anak panah bersuara meluncur datang menembusi angkasa.
Melihat datangnya anak panah bersuara itu Chee Toa Nio tertawa dingin tongkatnya
segera digetarkan membabat jatuh datangnya serangan tersebut ujarnya, Mereka sudah
bersiap melakukan serbuannya coba kau lihat ada baiknya aku bantu kalian melawan
mereka.
Lebih baik Loo popo berdiri diluar kalangan tukas Siauw Ling sebelum nenek itu
menyelesaikan kata2nya.
Mendadak Chee Toa Nio gusar.
Omong kosong bila aku tidak ingin membantu kalian sekalipun kamu berlutut mohon
dan merengek2pun tak berguna tapi sekali aku tidak sekali aku sudah menyanggupi
sekalipun kamu tidak setujupun tak bisa menahan niatku ini.
Baik, baiklah! loocianpwee jangan marah2 dulu buru-buru Kiem Lan berseru sambil
tersenyum manis. Jikalau Chee Loocianpwee ada niat membantu kita sekuat tenaga
sudah tentu akan kami sambut bantuan loocianpwee ini dengan senang hati silahkan kau
orang tua segera ambil pucuk pimpinan dan mulai atur siasat.
Musuh yang datang menyerang berjumlah sangat banyak kata Chee Toa Nio tidak
sungkan2 lagi. Dan pihak kita hanya tiga orang belaka hal ini sangat tidak
menguntungkan kita kalau bergebrak saling berhadapan menurut pendapatku lebih baik
kita masing-masing mempertahankan satu bagian tempat kedudukan dan bergebrak
dengan saling bantu membantu.
Sinar matanya dia alihkan ke arah Kiem Lan lalu sambungnya, Nona dapatkah kau
menggunakan senjata rahasia.
Bisa sih bisa hanya kurang sempurna.
Bagus sekali silahkan nona bertahan di dalam rumah gubuk itu sedang aku serta Siauw
Cungcu akan menahan serangan musuh dikedua samping gubuk ini kita batasi sekeliling
gubuk sebagai tempat pertahanan jangan kasih kesempatan kepada mereka untuk
mendesak terlalu dekat!
Baik akan cayhe ikuti petunjuk dari Loo popo. Siauw Ling pun akhirnya mengangguk.

Sejak Lam Ih Kong memberi wanti2 kepadanya untuk tidak menyebut semua jago Bulim
yang ada dikolong langit dengan sebutan Loocianpwee tidak terkecuali pula dengan Chee
Toa Nio kali ini ia hanya menyebutnya sebagai Loo popo.
ooooo0ooooo
Loocianpwee! kata Kiem Lan lirih. Budak ada beberapa patak ucapan, entah dapatkah
kuutarakan?
Kalau ada pertanyaan katakan saja secara blak2an.
Antara kira dengan para jago Bulim yang melakukan penyerangan tiada ikatan dendam
ataupun sakit hati, rasanya tidak perlu buat kita untuk turun tangan keji terhadap mereka
menurut pendapat budak kalau tidak terpaksa lebih baik jangan kita lukai orang.
Mereka datang menyerang dengan hati berlapis2 sikap mereka tidak lebih mirip
bajingan2 tengik ini menandakan kalau mereka semua tidak pandang sebelah matapun
terhadap aku sinenek tua kalau tidak kuberi sedikit pelajaran kepada mereka dikemudian
hari aku sinenek tua mana punya muka untuk tancapkan kaki kembali di dalam dunia
persilatan.
Kembali Kiem Lan akan menasehati nenek itu dengan beberapa patah kata atau pada saat
itu pula terdengar suara desiran tajam berkumandang datang sebatang anak panah dengan
kecepatan laksana kilat kembali meluncur datang.
Kali ini Chee Toa Nio tidak menggerakkan tongkatnya untuk menyampok jatuh
datangnya anak panah tersebut ia hanya menggetar miring datangnya anak panah tadi
sehingga berganti arah dan menancap diatas pohon tua disisinya.
Sungguh hebat datangnya serangan barusan ternyata ujung anak panah terbenam sedalam
enam tujuh coen diatas pohon tersebut bahkan ekor anak panah tadi bergetar tiada
hentinya.
Melihat kelihayan anak panah tersebut Siauw Ling merasa amat terperanjat.
Datangnya serangan anak panah barusan sangat ganas dan hebat ini menandakan tenaga
kweekang yang dimiliki pihak lawan sangat mengejutkan hati serunya terasa.
Air muka Chee Toa Nio pun ikut berubah hebat setelah melihat kehebatan serangan anak
panah tersebut.
Oooouw bagus, bagus sekali tidak kusangka diapun ikut hadir dalam serbuan ini
katanya dingin.
Siapa?

Sin Cian Kan Koen atau panah sakti penyapu jagad Tong Yen Khie.
Ia bisa menggunakan gendewa keras yang berkekuatan begitu besar kepandaian silatnya
pasti tidak lemah seru Siauw Ling.
Orang ini memiliki tenaga dalam yang maha sakti ia bisa merentangkan gendewa
seberat seribu kali senjata yang digunakanpun mempunyai bobot mati yang mengerikan.
Oooo begitu? senjata apa yang ia gunakan?
Sebuah senjata palu berantai perak yang panjangnya ada satu tombak lebih dua depa.
Nenek tua ini merandek sejenak untuk tukar napas lalu sambungnya lebih lanjut, Kau
harus bersikap sangat hati2 waktu berjumpa dengan dirinya janganlah menyampok
datangnya serangan anak panah dengan gunakan senjatamu jangan terima serangan keras
lawan keras dengan senjata tajamnya.
Terima kasih atas petunjukmu.
Samya kau harus berhati2 seru Kiem Lan pula dengan suara berat. Sembari berseru
gadis ini meloncat masuk ke dalam gubuk untuk menempati pos penjagaan.
Sepeninggalnya gadis Kiem Lan pemuda she Siauw ini berpaling ke arah Chee Toa Nio
sembari berkata, Loo popo bagaimana kalau kita bersembunyi dahulu diatas pohon tua
ini disamping menyelidiki gerakan mereka?
Tidak menunggu jawaban lagi ia mengempos napas dengan gerakan lurus melayang naik
setinggi satu tombak tangan kiri menyambar batang pohon kemudian sekali ayun
menyembunyikan badannya dibalik ranting serta dedaun yang lebat.
Oooouw.sungguh indah ilmu meringankan tubuhnya puji Chee Toa Nio lirih.
Iapun menutulkan tongkatnya ketanah sedang sang badan melayang keangkasa ikut
bersembunyi dibalik dedaunan yang lebat.
Tidak lama kedua orang itu menyembunyikan diri dua sosok bayangan manusia dengan
cepatnya telah muncul didepan mata.
Meminjam lubang2 diantara dedaunan Siauw Ling mengintip kebawah tertampak
olehnya orang itu berusia kurang lebih tiga puluh tahunan badannya terbungkus oleh
pakaian singsat dengan ditangan mencekal sebilah golok tunggal.
Agaknya kedua orang itu menaruh rasa jeri terhadap kelihayan Chee Toa Nio sewaktu
tiba kurang lebih empat lima tombak didepan rumah gubuk tersebut mereka berhenti.
Loo popo siapakah kedua orang ini? bisik

Siauw Ling dengan ilmu menyampaikan suaranya.


Tidak lebih dua orang prajurit tak bernama yang ditugaskan menyelidiki keadaan sini.
Perlu kita tangkap dulu kedua orang ini dan dikasih sedikit hajaran.
Apa bangganya menangkap prajurit2 tak bernama? biarkan saja mereka disana.
Ketika itu ada kembali empat sosok bayangan manusia melayang datang kedepan rumah
gubuk itu.
Orang yang berada dipaling depan adalah seorang lelaki berjubah biru langit dengan
perawakan yang tinggi kekar mata cemerlang hidung mancung dan mencekal sebuah
kipas ditangan.
Dibelakang orang itu mengikuti tiga orang lelaki kekar yang masing-masing mencekal
sebuah senjata toya terbuat dari perak kecuali orang yang ada disebelah kiri disamping
membawa toya dipunggungnya tersoren pula sebilah pedang panjang.
Kenal kau dengan orang2 ini? bisik Chee Toa Nio lirih.
Tidak kenal mungkin Loo popo kenal dengan mereka.
Orang ini adalah salah seorang pendekar muda yang berwatak aneh dan menggetarkan
seluruh dunia persilatan walaupun ia baru lima tahun terjunkan diri ke dalam dunia
kangouw tapi semua jago Bulim yang ada di Ih Ouw Siang dan Kan empat keresidenan
besar berhasil dikuasainya kini ia diangkat sebagai Cong Piauw Pacu dari keempat
keresidenan tersebut ujarnya Chee Toa Nio kasih keterangan.
Ia merandek sebentar untuk melirik sekejap ke arah Siauw Ling lalu sambungnya lebih
jauh, Sebetulnya sudah banyak tahun aku tidak mencampuri urusan dunia kangouw lagi
terhadap bakat2 muda yang muncul dalam Bulim serta peristiwa2 yang terjadi dewasa ini
tidak mau tahu tapi orang ini setelah berhasil menduduki kursi Cong Piauw Pacu dari
empat keresidenan beberapa kali pernah datang menyambangi diriku bahkan minta aku
muncul kembali kedunia persilatan guna membantu dirinya.
Disamping kesemuanya ini ia bercerita pula akan kacaunya Bulim saat ini dia berkata
bahwa lima tahun kemudian dalam Bulim tentu akan terjadi suatu peristiwa penjagalan
manusia yang belum pernah dijumpai selama ini menurut dia ia munculkan diri dalam
Bulimpun karena ingin menolong bencana ini.
Hmm perkataan orang ini sangat menarik hati dan aku hampir2 saja aku tertarik oleh
ucapannya sejak itu hari di dalam setengah tahun ia sudah datang sebanyak tiga kali dan
tiga kali pula kena kutolak. Tidak sangkanya untuk keempat kalinya ia datang kemari
pula aku terdesak dan akhirnya tutup pintu tidak menjumpai dirinya.

Ketika itu akupun bersembunyi diatas pohon sambil secara diam2 mengawasi gerak
geriknya ternyata selama empat jam dengan sabar ditunggunya kemunculanku didepan
pintu kesabaran yang ia miliki benar2 melebihi orang lain.
Kembali nenek tua itu merandek untuk periksa keadaan disekitar pohon setelah itu
tambahnya lebih lanjut, Hitung2 imamku cukup kuat bertahan selama tiga empat jam
diatas pohon ini. Mungkin ia menyadari juga akan keteguhan hatiku sehingga matikan
niatnya untuk mengundang aku muncul kembali dalam dunia persilatan.
Siauw Ling yang setengah harian lamanya mendengarkan cerita nenek ini tapi belum juga
mengetahui nama si orang yang diceritakan kini tak bisa menahan sabar lagi.
Loo popo tahukah kau siapa nama orang ini? tanyanya.
Sudah tentu aku tahu. Dia bernama Be Boen Hwie.
Tiba-tiba terdengar suara bentakan nyaring berkumandang datang memutuskan ucapan
sinenek itu.
Loocianpwee adalah seorang jago yang bernama baik dalam dunia persilatan apa
gunanya kau orang tua melindungi seorang bajungan tengik yang banyak melakukan
kejahatan dan sepasang tangannya berpelepotan darah sehingga bentrok dengan jago-jago
Bulim dari kolong langit.
Terdengar orang itu merandek sejenak lalu menyambung kembali, Selamanya boanpwee
kagum dan menghormati watak2 kesatria loocianwpee sehingga selama ini berusaha
melarang anak buah kami melanggar daerah loocianpwee sebatas pohon tua ini. Tapi
keadaan ini hari jauh berbeda kecuali boanpwee masih ada lagi paderi2 sakti dari Siauw
lim pay serta jago-jago Bulim lainnya dari seluruh kolong langit. Saat ini mereka sedang
beristirahat disebuah hutan kurang lebih dua li dari tempat ini. Setelah banyak tenaga dan
mengutarakan banyak kata akhirnya mereka memberi persetujuan agar boanpwee untuk
terakhir kalinya menasehati diri Loocianpwee untuk jangan mencampuri urusan ini
ucapan cayhehanya terbatas sampai disini saja mohon loocianpwee suka berpikir tiga kali
sebelum bertindak.
Gerak gerik orang ini tidak jelek dikemudian hari ia pasti berhasil merebut suatu
kedudukan terhormat dalam Bulim. bisik Siauw Ling setelah memandang sekejap
wajah Be Boen Hwie.
Tidak usah dikemudian hari tukas Chee Toa Nio. Dengan posisinya saat ini sebagai
Cong Piauw Pacu empat keresidenan besar kedudukannya tidak berada dibawah
kedudukan seorang ciangbunjien perguruan besar.
Orang ini begitu susah dihadapi biarlah cayhe yang hadapi dirinya.

Untuk bergebrak melawan dirinya bukan saja kau harus mempunyai aneka ilmu silat
yang ruwet untuk menghadapi segala perobahan bahkan jangan sekali2 tertarik oleh
ucapannya yang menggerakkan hati.
Akan kuingat semua Loo popo harap berlega hati.
Pemuda ini tidak memberi kesempatan pada Chee Toa Nio untuk melanjutkan kata2nya
mendadak ia mengempos napas dan melayang turun dari balik dedaunan.
Sinar mata Be Boen Hwie berkilat sewaktu melihat gerakan Siauw Ling sewaktu turun
melayani ke atas permukaan tanah bibirnya bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu
tapi dibatalkan niatnya itu. Kipas yang ada ditangan kanan segera diangkat sejajar dada
sedang tangan kiri disiapkan dari arah samping.
Silelaki kekar yang berada disebelah kiri diantara ketiga orang itupun dengan gerakan
secepat kilat meloloskan pedang yang tersoren pada punggungnya.
Jelas mereka telah menyadari menghadapi musuh tangguh setelah melihat gerakan yang
indah dan enteng dari Siauw Ling waktu melayang turun kepermukaan tanah barusan.
Sikap Siauw Ling sangat tenang ia melirik sekejap wajah Be Boen Hwie lalu melangkah
kedepan lambat2 terhadap barisan yang telah mempersiapkan diri ia tidak ambil pusing
bahkan memandang sekejappun tidak.
Ternyata Be Boen Hwie seorang jago yang berilmu tebal kipas yang semula berada
ditangan kanan kini dipindahkan ketangan kiri dengan cepat sedang pedang yang berada
ketangan kanan terhadap tindakan Siauw Ling yang mendekat sama sekali tidak
mencegah maupun menegur.
Lain halnya dengan ketiga orang lelaki kekar yang berdiri dibelakang Be Boen Hwie
mereka tidak bisa menahan sabar dan mulai menggerakkan toyanya menyerang dari
kedua belah sayap kiri dan kanan sehingga posisi mereka saat ini berbentuk barisan
segitiga yang kuat.
Mendadak Siauw Ling berhenti tangan kanannya secepat kilat meloloskan pedang
panjang yang tersoren diatas punggung.
Siapakah saudara? terdengar Be Boen Hwie menegur sembari tertawa dingin tiada
hentinya.
Cayhe Siauw Ling.
Oooo.kiranya Sam Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San cung selamat berjumpa
selamat berjumpa.
Terima kasih saudara adalah Be Boen Hwie.

Benar cayhe bernama Be Boen Hwie.


Dan merupakan Cong Piauw cu dari Ih Ouw Sian Kan empat keresidenan besar
sambung sang pemuda lebih lanjut.
Gerombolan liar Bulim tak bisa dibandingkan dengan kecermelangan nama
perkampungan Pek Hoa San cung tukas Be Boen Hwie dengan cepat.
Suasana untuk beberapa waktu jadi sunyi seperminum teh kemudian Siauw Ling kembali
memecahkan kesunyian ujarnya, Kita tidak saling kenal mengenal, apa sebabnya
saudara memimpin jago-jago Bulim untuk memusuhi aku orang she Siauw?
Apa pula kesalahan orang2 Bulim dikolong langit sehingga Siauw Cungcu begitu tega
turun tangan keji menjagali mereka apalagi diantara kesembilan korban kejahatanmu
salah satu diantaranya merupakan pembantu setiaku. Jangan dikata aku harus menuntut
balas buat sang korban yang menemui ajalnya ditanganmu cukup perbuatan Siauw
Cungcu yang bikin keonaran didaerah kekuasaan cayhe sudah cukup memaksa aku Be
Boen Hwie tak bisa berpeluk tangan lagi.
Heee.perkampungan Pek Hoa San cungpun didirikan diatas daerah kekuasaan sebagai
Cong Piauw Pacu empat keresidenan besar mengapa perkampungan itu tidak kau urusi?
jengek Siauw Ling dingin. Kalau kau Be Boen Hwie betul2 seorang Cong Piauw Pacu
dari Ih Ouw Siang Kan empat keresidenan besar yang baik seharusnya kau pergi cari
gara2 dengan mereka orang2 perkampungan Pek Hoa San cung.
Merah padam selembar wajah Be Boen Hwie.
Menurut pendapat cayhe saat inipun masih belum terlambat untuk melakukannya.
dia coba membela diri.
Hmm kau tidak lebih karena jeri akan nama besar Djen Bok Hong dan tidak berani
mencari gara2 dengan pihak perkampungan Pek Hoa San cung haaa.haaa.kalau saat
ini yang kau hadapi bukan aku Siauw Ling melainkan Djen Bok Hong.
Kalau Djen Bok Hong lalu kenapa? tukas Be Boen Hwie sangat gusar.
Kalau yang kau hadapi saat ini adalah Djen Bok Hong aku berani bertaruh seratus
persen kau Cong Piauw Pacu tak akan berani munculkan diri untuk melawan dirinya.
Ia merandek dan mendongak tertawa terbahak2 sambungnya, Pada saat ini bukan saja
kau orang she Be seorang diri kendati semua jago yang berani mencari gara2 dengan aku
Siauw Ling pada saat inipun tak seorang yang berani mencabut kumis harimau dengan
mencari gara2 dengan Djen Bok Hong.
Sekalipun beberapa patah kata ini diucapkan dengan nada menyindir tapi dalam
kenyataan memanglah demikian.

Air muka Be Boen Hwie berubah sangat hebat sinar matanya berkilat alis mencuat ke
atas dengan penuh kegusaran bentaknya, Selama ini Djen Bok Hong bersembunyi dalam
perkampungan Pek Hoa San cung tak berani berkutik peristiwa munculnya kembali orang
itu ke dalam dunia persilatanpun baru terjadi beberapa bulan ini. Apakah kau anggap
perkampungan Pek Hoa San cung betul2 sudah menjadi sarang tempat bersembunyi yang
sangat kokoh? Hmmm kali ini kau sebagai orang she Be akan bereskan kau sebagai Sam
Cungcu kemudian baru cari Djen Bok Hong untuk sekalian meringkusnya.
Oooouw bualanmu sungguh besar kau takut hanya aku Siauw Ling pun kau tak sanggup
memenangkannya.
Haaa.haaa.haaa.sungguh indah ucapanmu Be Boen Hwie tertawa gelak untuk
menyalur hawa gusar yang susah dikendalikan itu. Sam Cungcu bisa melukai sembilan
orang jago-jago Bulim secara beruntun ini membuktikan apabila kepandaian silat yang
kau miliki sangat lihay aku orang she Be siap menanti petunjukmu.
Cong Piauw cu tiba-tiba tiga orang laki2 bersenjatakan itu berkata secara serentak.
Untuk membunuh seekor ayam apa faedahnya menggunakan golok pembunuh kerbau
tak usah Cong Piauw cu repot2 turun tangan sendiri biarlah cukup kami bertiga yang
menghadapinya.
Sembari berseru tiga batang tongkat perak dengan memancarkan cahaya berkilauan
menyambar memenuhi angkasa dengan menerjang dari tiga arah yang berlawanan
mereka gempur Siauw Ling habis2an.
Pedang panjang yang ada ditangan Siauw Ling segera bergerak dengan menggunakan
jurus Thian Lie san hoa atau dewi langit menyebar bunga ditengah berkelebatnya cahaya
keperak2an berkuntum2 bunga pedang menyebar memenuhi angkasa tubuhpun dengan
cepat berhasil lolos keluar dari tengah gencetan ketiga buah serangan gabungan tersebut.
Melihat berlapis2nya kuntum bunga pedang yang menutupi seluruh angkasa dalam hati
ketiga orang lelaki kekar itu merasa terperanjat pikirnya, Nama besar perkampungan
Pek Hoa San cung ternyata bukan nama kosong belaka kepandaian silat yang dimiliki
orang ini sungguh aneh.
Karena berpikir demikian toya perak yang dilancarkan kedepan mengikuti jalannya
pikiran ditarik kembali untuk melindungi keselamatan sendiri.
Menggunakan kesempatan sewaktu ketiga orang itu mengubah posisinya dari kedudukan
menyerang jadi kedudukan bertahan Siauw Ling meloncat keluar dari kepungan ketiga
orang itu dan menerjang kehadapan Be Boen Hwie.
Ingin melukai orang tanpa sebab lebih baik kuminta pelajaran dari ilmu silat Cong
Piauw Pacu yang lihay.

Be Boen Hwie yang melihat gerakan pemuda itu sangat cekatan dan di dalam beberapa
kali kelebatan saja dengan mudah berhasil lolos dari kepungan ketiga orang itu hatinya
jadi terkesiap pikirnya, Tidak aneh orang ini bisa melukai sembilan orang jago Bulim
secara beruntun kepandaian silat yang ia miliki ternyata sangat lihay.
Terdengar tiga kali suara bentakan keras bergema memecahkan kesunyian ketiga orang
lelaki kekar bersenjata toya perak itu sekali lagi menubruk kedepan senjata toya perak
yang ada ditangan mereka dengan berpisah dari tiga arah yang berlawanan menotok
badan Siauw Ling.
Ketika Siauw Ling berhasil meloloskan diri dari kepungan mereka bertiga lelaki2 kekar
itu merasa kehilangan muka. Karena itu serangan gabungan mereka kali ini dilancarkan
dengan sangat hebat kekuatan serangan toya mereka menggulung laksana amukan
ombak. Arah yang ditujukan dada bagian yang sama.
Oooouw.jumlah musuh lebih banyak dari padaku. Aku harus kacaukan dulu
kedudukan mereka pikir Siauw Ling dalam hati.
Mereka bertiga bukan tandinganku katanya cepat. Cayhe tidak.
Karena berpikiran demikian pedangnya didorong keluar dengan gerakan menggulung
tenaga lunak berhawa Im yang dikumpulkan sekitar pedang segera menempel diatas toya
perak yang datang dari sebelah kanan dan merosot kebawah mengikuti gerakan mereka
setelah itu pedangnya bergerak lebih kedepan diimbangi majunya badan kesisi tubuh
musuh.
Ujung pedang khusus mencari pergelangan kanan sang lelaki yang mencekal toya.
Dalam gerakannya ini bukan saja Siauw Ling berhasil menghindarkan diri dari datangnya
serangan bahkan menghindarkan diri dari datangnya serangan bahkan mengirim pula
pukulan balasan hebat ke arah lawannya. Serangan toya dari timur maupun utara sama2
menemui sasaran kosong.
Silelaki kekar yang ada disebelah barat waktu melihat Siauw Ling berani saling mengadu
kekuatan dengan bentrokan pedangnya diatas toya, diam2 merasa girang pikirnya,
Salahmu sendiri cari penyakit dengan berbuat begini.
Tenaga murninya dikerahkan semua dan mendorong keluar ia berharap bisa menggetar
lepas pedang yang dicekal Siauw Ling.
Siapa nyana ketika pedang Siauw Ling bentrok dengan toya peraknya bukan saja ia tak
berhasil pukul lepas senjata lawan malahan toya sendiri yang kena terhisap diatas pedang
itu.
Kali ini dia baru terperanjat dalam pada itu Siauw Ling sudah menerjang lebih kedepan
ujung pedangnya berkelebat mengancam pergelangan tangan kanan.

Gerakan ini dilakukan cepat bagaikan menyerang mendesak hampir2 dilakukan dalam
waktu yang bersamaan.
Lelaki kekar tersebut tak bisa berkutik lagi tanpa pikir panjang ia kendorkan cekalan
toyanya.
Tangan kiri Siauw Ling berkelebat ia tak membiarkan toya tersebut jatuh ketanah dan di
dalam sekali sambaran dicekalnya senjata tersebut dalam genggaman.
Saat ini pedangnya masih mengandung sisa tenaga yang cukup kuat untuk melukai atau
mencabut jiwa lelaki kekar tersebut asalkan ia mau dan getarkan pergelangan kanannya
kedepan tapi pemuda she Siauw ini tidak ingin turun tangan keji dengan menggunakan
kesempatan tersebut.
Mendadak kaki kirinya melancarkan sebuah tendangan kilat ke arah muka.
Tendangan ini muncul dengan kecepatan luar biasa bahkan jauh ada diluar dugaan
siapapun jua.
Braaak! dengan telak tendangan tersebut bersarang pada tengkuk lelaki kekar itu.
Kontan badan orang itu mencelat ke belakang dan terpental empat lima depa dari tempat
itu.
Serangan balasan Siauw Ling bukan saja dalam satu jurus berhasil menghancurkan
kepungan tiga orang itu bahkan berhasil merebut senjata lawan dan menentang roboh
diantaranya kehebatan ilmu silatnya segera mempesonakan hati semua orang.
Kedua orang yang berada disebelah timur dan utara berdiri termangu2 sedangkan Be
Boen Hwie berada dalam keadaan melengak.
Tapi sebentar saja kedua orang lelaki itu telah tersadar kembali toya mereka diputar
sedemikian rupa mengelilingi tubrukan mereka menghajar batok lawan.
Setelah mengetahui sampai dimanakah kekuatan lawan Siauw Ling masukkan kembali
pedangnya kembali ke dalam sarung hawa kweekang disalurkan mengelilingi badan
lengan yang kuat mendadak diputar kencang menyambut kedatangan serangan toya itu
dengan keras lawan keras.
Traaaaaang suara bentrokan senjata tajam berkumandang memenuhi angkasa silelaki
yang berada disebelah timur kehilangan senjata toyanya karena tergetar lepas dari
cekalan sedang lelaki yang berada disebelah utara kendati senjatanya tidak sampai lepas
sepasang lengannya tergetar kaku dan linu untuk beberapa waktu ia tak sanggup
mengangkat senjatanya kembali.

Agaknya Siauw Ling sama sekali tidak menyangka ia memiliki tenaga kweekang
sesempurna ini setelah melengak sejenak pemuda itu segera berpaling ke arah Be Boen
Hwie.
Cong Piauw Pacu silahkan memberi petunjuk serunya.
Toya yang kena direbut lawan dengan cepat diputar dan membabat pinggang lawan
dengan jurus Lek sauw ngo Ih atau tenaga sakti menyapu lima bukit.
Setelah mengetahui bagaimana dahsyatnya tenaga kweekang yang dimiliki lawan Be
Boen Hwie tidak berani menyambut datangnya serangan tersebut dengan gerakan keras
lawan keras sepasang pundak sedikit bergerak badannya sudah mundur delapan depa ke
belakang.
Melihat pihak lawan mundur Siauw Ling putar toyanya sedemikian rupa seraya
menerjang kedepan pada dasarnya dalam benak pemuda ini sudah hapal dengan berbagai
ragam ilmu silat dari perguruan manapun kendati ia belum pernah menggunakan senjata
toya tapi setelah menyerang semua jurusnya menggunakan ilmu toya dari perguruan
kalangan lurus.
Haruslah diketahui Cung San Pek, Lam Ih Kong serta Liuw Sian cu bertiga bukan saja
ahli dalam bidangnya masing-masing merekapun paham terhadap segala macam ilmu
silat baik dari perguruan besar maupun dari partai2 yang ada dikolong langit.
Terutama sekali Cung San Pek sebagai seorang manusia yang gemar mempelajari
berbagai macam ilmu apa yang ia ketahui dalam benaknya bukan saja ilmu silat dari
pelbagai perguruan serta partai bahkan soal ilmu pertabiban serta ilmu perbintanganpun
sangat liha.
Pada dasarnya Siauw Ling adalah seorang pemuda cerdik ditambah lagi berjumpa dengan
guru pandai yang bersama2 mendidik dirinya walaupun hanya lima tahun ia belajar tapi
kesempurnaan serta keberhasilannya melebihi orang lain yang belajar ilmu silat selama
puluhan tahun.
Kecuali mempelajari ilmu pedang, ilmu telapak, ilmu meringankan tubuh serta ilmu
menyambit senjata rahasia sebagai ilmu andalan ketiga orang gurunya ia hapal pula
dengan pelbagai jurus aneh dari senjata macam apapun apalagi senjata toya merupakan
salah sebuah senjata tajam yang umum diantara delapan belas macam senjata sudah tentu
ia dapat mainkan pula dengan sempurna.
Be Boen Hwie terkenal sebagai seorang jago berkepandaian silat campuran delapan belas
macam senjata dapat ia gunakan dengan sempurna kini setelah melihat ilmu toya yang
digunakan Siauw Ling ternyata adalah jurus2 serangan paling sempurna dari ilmu Ceng
Tiong Koen hoa yang lihay diam2 ia merasa gegetus.

Dalam sekejap mata Siauw Ling sudah melancarkan delapan buah serangan berantai
toyanya dengan menimbulkan suara desiran tajam menyambar dan membabat memenuhi
angkasa membuat debu pasir serta rerumputan yang ada didaerah sekelilingnya satu
tombak beterbangan menyilaukan mata.
Sekalipun begitu dengan mudah dan mantap Be Boen Hwie berhasil menghindarkan diri
dari kedelapan belas buah serangan tersebut.
Kendati Siauw Ling tidak buka suara diam2 dalam hati merasa kagum pikirnya,
Gerakan berkelit yang diperlihatkan orang ini amat sempurna sungguh jarang bisa
ditemui jago semacam ini dalam Bulim.
Menanti Siauw Ling telah menyelesaikan kedelapan belas jurus ilmu berantainya Be
Boen Hwie baru menggerakkan pedang pada tangan kanannya untuk mengirim sebuah
tusukan kedepan bersamaan itu pula kipas ditangan kirinya membabat kedepan mengirim
segulung kebasan angin pukulan santar.
Pedang menusuk pergelangan kanan Siauw Ling mencekal toya sedang senjata kipasnya
mencegat jalan mundur Siauw Ling dalam satu jurus ia menggunakan gerakan dan
bertahan secara berbareng.
Oleh serangan balasan ini Siauw Ling terdesak dan mundur selangkah ke belakang.
Dalam hati kecilnya Be Boen Hwie mengerti asal ia memberi kesempatan bagi Siauw
Ling untuk melanjutkan serangannya maka pihak lawan pasti akan mengeluarkan jurus
ilmu toya yang lebih lihay untuk mengurung dirinya karena itu badannya segera
mendesak kedepan mendekati sisi tubuh Siauw Ling tangan kiri mencekal kipas tangan
kanan membawa pedang menyerang pemuda itu habis2an.
Walaupun Siauw Ling pandai dalam penggunaan berbagai macam senjata tajam tapi yang
paling diandalkan pemuda ini adalah ilmu pedang serta ilmu telapak. Ditambah pula ia
kekurangan pengalaman dalam menghadapi lawan setelah berbuat sedikit kesalahan ia
terdesak dan kena terkurung dalam serangan2 gencar pihak lawan.
Sebaliknya Be Boen Hwie walaupun belum lama terjunkan diri dalam dunia kangouw
tapi dia adalah seorang jagoan yang berpengalaman dalam menghadapi beratus2 kali
pertarungan sengit dalam waktu hanya empat lima tahun ia berhasil menaklukkan para
jago-jago dari Ih Ouw Siang serta Kan empat keresidenan besar sehingga diangkat
sebagai Cong Piauw Pacu dari keempat keresidenan tersebut sudah tentu hal ini bukan
suatu pekerjaan yang sangat mudah.
Kecuali lihay dalam hal ilmu kepandaian silat kecerdasan otakmupun sangat luar biasa.
Setelah diam2 memperhatikan beberapa buah jurus serangan Siauw Ling bukan saja ia
mempunyai perasaan telah menjumpai musuh paling tangguh selama hidupnya bahkan
iapun berpendapat baik ilmu silat maupun tenaga kweekang yang dimiliki lawan berada

diatas kesempurnaan kepandaian silat sendiri kalau suruh ia bergebrak secara terang2an
melawan pihak lawan dirinya pasti akan menderita kalah.
Karena itu mengambil kesimpulan untuk mengalahkan Siauw Ling ia harus
menggunakan kelemahan lawan yang disadari oleh pemuda tersebut sudah tentu saja hal
ini harus mengandalkan pengalamannya dalam menghadapi beratus2 kali pertarungan
yang pernah mereka alami.
Sisa waktu sesaat setelah Siauw Ling menyelesaikan permainan toyanya hanya
berkelebat sekejap mata mengambil kesempatan yang paling baik inilah Be Boen Hwie
melancarkan serangan balasan mendesak kesisi tubuh Siauw Ling.
Dengan membawa senjata toya yang berat dan tidak terbiasa ditangan kena didesak oleh
serangan gencar dari Be Boen Hwie ini jadi kerepotan dan tak sanggup mengatasi situasi
ia terdesak hebat dan mundur tiada hentinya.
Tampak ujung pedang Be Boen Hwie berkelebat membentuk berkuntum2 bunga pedang
yang selalu mengancam sepasang pergelangan Siauw Ling yang mencekal toya hal ini
memaksa pemuda tersebut tak sanggup mengadakan perubahan untuk menolong situasi.
Ditambah lagi kipas ditangan kiri orang she Be itu sebentar membuka sebentar menutup
selalu menotok serta membabat jalan darah penting dalam tubuhnya memaksa Siauw
Ling mau tak mau harus mengutamakan berkelit dahulu daripada melancarkan serangan
balasan.
Dalam sekejap mata Be Boen Hwie telah melancarkan tiga puluh enam buah serangan
pedang serta dua puluh empat jurus serangan kipas.
Dalam jangka waktu selama ini Siauw Ling selalu tak sanggup mengirim sebuah
serangan balasanpun ia kena terdesak mundur sejauh satu tombak lebih.
Ketika itulah Chee Toa nio yang bersembunyi diatas pohon tak dapat menahan sabar lagi
ia berseru keras, Kalau kau tidak mau membuang senjata toyamu lagi sekalipun harus
bergebrak seratus jurus lagipun kau tak bakal bisa melancarkan sebuah jurus serangan
balasanpun apa gunanya mencari susah dan kerepotan buat diri sendiri.
Selama ini yang terpikir oleh Siauw Ling adalah ruang kosong diantara serangan2 Be
Boen Hwie yang tiada hentinya itu untuk kemudian berusaha melancarkan serangan.
Menurut pendapatnya asalkan ia berhasil melancarkan sebuah serangan balasan maka
posisinya yang terdesak hebat inipun bisa direbut dan diatasi kembali.
Justru karena pusatkan pikiran dalam merebut posisinya inilah ia jadi lupa untuk berpikir
sampai disitu.

Kini setelah mendengar ucapan dari Chee Toa nio ia baru sadar kembali pikirnya,
Urusan segampang ini mengapa tak terpikir olehku? bila sejak tadi aku buang toya ini
bukankah sepasang tanganku tak terlalu kerepotan dan terancam terus oleh pedang
lawan? aku memang tolol bukankah lebih enak berkelahi dengan tangan kosong dari pada
mencekal toya yang sama sekali tak berguna ini?
Karena harus berpikir perhatianpun jadi bercabang dan reaksinya dalam menghadapi
seranganpun rada terlambat.
Tidak ampun lagi pundak kirinya kena disapu oleh kipas Be Boen Hwie sehingga
pakaiannya robek dan darah bercucuran membasahi badan.
Walaupun Be Boen Hwie berhasil melukai pundak kiri musuhnya tapi rasa kaget yang
dialami dalam hatinya jauh melebihi rasa terkejut dalam hati Siauw Ling.
Di dalam dugaan serangan kipas yang ia lancarkan barusan pasti bisa membabat putus
seluruh lengan kiri Siauw Ling atau paling sedikit menghancurkan tulang2nya kehilangan
kemampuannya untuk bergebrak lagi.
Siapa sangka sewaktu kipasnya hampir membabat diatas pundak pemuda tersebut tibatiba ia merasa adanya segulung tenaga besar dan kuat menahan serangan itu beberapa
senti diatas badan lawan.
Menemui kejadian macam ini otomatis pikirannya teringat akan ilmu khiekang yang
sering tersiar kabarnya dalam dunia kangouw.
Ia tidak menyangka dengan usia Siauw Ling yang masih demikian muda sudah berhasil
mempelajari ilmu khiekang yang merupakan ilmu tingkat paling tinggi.
Setelah pundak kirinya terluka, timbullah rasa gusar dalam hati Siauw Ling ia
membentak keras sepasang kakinya melancarkan tendangan berantai mengarah tubuh
musuh.
Inilah ilmu tendangan berantai Giok Poh Yen Yang Lian Huan Tui dari Boe Song sijago
lihay dari Liang san tempo dulu. Untuk menciptakan tendangan berantai itu yang hampir
lenyap dari permukaan bumi ini Cung San Pek pernah menggunakan waktu beberapa
bulan untuk bermati2an dan akhirnya diturunkan ketangan Siauw Ling.
Pedang Be Boen Hwie berkelebat cepat ia mengeluarkan jurus pedang berantai Im Liong
Sam sin atau naga sakti muncul diawan untuk menghadapi tendangan berantai lawan.
Tampak cahaya tajam berkelebat memenuhi angkasa hawa pedang berdesir
menggidikkan hati menutup seluruh bagian tubuhnya.
Walaupun serangan tendangan berantai ini mencapai total tapi mengambil kesempatan
yang sangat baik inilah Siauw Ling melancarkan serangan balasan.

Hawa murni disalurkan dari pusar mengelilingi seluruh badan laksana kilat ia melayang
turun ke atas permukaan tanah kemudian tidak menanti Be Boen Hwie memulai dengan
serangannya ia berebut mendesak kedepan toya peraknya dengan jurus Huan Liong
Siauw Coe atau naga perkasa melingkari tonggak menyapu tubuh pihak lawan.
Be Boen Hwie yang harus berusaha keras menghindarkan diri dari datangnya tendangan
berantai Giok Poh Yen Yang Huan Tui kini kehilangan posisi yang baik untuk menguasai
seluruh keadaan melihat datangnya serangan toya sangat lihay ia tak berani menyambut
dengan keras lawan keras sambil menarik napas panjang2 badannya buru-buru lima
langkah ke belakang.
Bagaikan kehilangan belenggu yang mengikat sepasang tangannya saja Siauw Ling
menghembuskan napas panjang ia segera membuka serangan balasannya dengan
memutar toya sedemikian rupa memainkan jurus2 Sah Cap Lak Lok Seng Ci Pang yang
lihay.
Be Boen Hwie adalah seorang jago lihay yang sangat berpegalaman dalam menghadapi
pelbagai pertempuran walau berada dalam keadaan bahaya hatinya sama sekali tidak jadi
kacau. Kendati begitu setelah melihat keruwetan serta kesempurnaan ilmu silat Siauw
Ling hatinya terperanjat juga.
Sungguh hebat kepandaian silat orang ini diam2 pikirnya. Bukan saja ilmu silatnya
meliputi sincang dari kalangan Buddha serta agama Tobehkan ilmu tingkat tinggi yang
sudah lama hilang dalam peredaranpun bisa ia mainkan kalau tidak dihabisin ini hari kau
akan menjumpai banyak kesulitan untuk melenyapkan dikemudian hari.
Karena berpikir, perhatian bercabang dan permainan pedangpun semakin mengendor.
Traaang suara bentrokan keras bergema memecahkan kesunyian pedang orang she Be itu
kena disapu oleh toya Siauw Ling sehingga tersingkap kesamping dan badannya terbuka
suatu kelemahan yang amat besar.
Lengan terasa kaku hampir saja pedangnya terpental lepas dari cekalan.
Siauw Ling membentak keras badannya mendesak maju kedepan toyanya diputar
kemudian menghantam dada lawan dengan jurus Ci To Oie Liong atau naga kuning tegak
memanggut.
Diam2 Be Boen Hwie gigit bibir badannya miring kesamping dengan nyaris melarikan
diri dari datangnya serangan lawan.
Toya perak itu menyambar setengah coen diatas dadanya sedikit ia terlambat menghindar
niscaya jalan darahnya kena tertotok.

Pengalaman orang ini sungguh luas sekali ia menyadari keadaan dirinya sudah terseret
kelembah kekalahan kalau tidak coba merebut posisi dengan menempuh bahaya maka ia
bakal dikalahkan oleh permainan toya Siauw Ling yang amat lihay itu.
Ketika Siauw Ling melihat serangan toya yang mengancam daya lawan menemui sasaran
kosong dalam hatipun tahu bahwa tindakannya barusan merupakan suatu tindakan yang
salah selagi pergelangannya ditarik ke belakang. Dengan kecepatan penuh Be Boen Hwie
sudah melancarkan sebuah serangan balasan, kipas ditangan kirinya membabat
pergelangan kanan Siauw Ling tajam2.
Siauw Ling yang pernah merasakan pahit getirnya serangan kipas lawan kali ini bersikap
lebih hati2. Ia tahu kalau senjata toyanya tidak dibuang maka ia akan terjerumus kembali
ke dalam posisi terdesak.
Tanpa ragu2 lagi sepasang lengannya mengendor melepaskan toya itu dari cekalan.
Be Boen Hwie sama sekali tidak menduga pihak lawan suka membuang senjata toya
tersebut ia jadi tertegun.
Dalam menghadapi pertarungan jarak dekat seperti ini menggunakan senjata toya yang
panjang dan berat merupakan suatu penghalang yang sangat merepotkan setelah
membuang senjata tersebut gerakan pemuda she Siauw ini makin gesit dan lincah.
Pergelangan kanan ditekuk meloloskan diri dari serangan kipas lawan sedang telapak kiri
dengan cepat laksana kilat mengirim sebuah pukulan ke arah depan.
Kiranya sejak bentrokan tadi lengan Be Boen Hwie yang mencekal pedang masih terasa
linu susah diangkat sehingga pertarungan terpaksa dilakukan dengan andalkan senjata
kipas yang ada ditangan kiri.
Serangan Siauw Ling begitu berhembus keluar tiada hentinya jurus demi jurus meluncur
keluar bagaikan kilat dalam tujuh jurus saja Be Boen Hwie sudah terdesak hebat sehingga
susah melancarkan serangan balasan lagi.
Para jago yang menonton jalannya pertarungan disisi kalangan kebanyakan merupakan
anak buah Be Boen Hwie yang pada hari2 biasa sering menjumpai kehebatan serta
kegagahan majikannya dalam menghadapi pihak lawan dalam pandangan mereka Cong
Piauw Pacunya ini sudah dihormati bagaikan malaikat dan belum pernah menjumpai
kejadian dimana keteter macam melawan Siauw Ling saat ini.
Ilmu telapak berantai Siauw Ling mengutamakan kecepatan untuk menguasai posisi
semakin menyerang semakin dahsyat memaksa Be Boen Hwie kendati mencekal pedang
serta kipas tak sanggup menggunakannya.
Sepasang mata Be Boen Hwie berkilat dan memancarkan napsu membunuh diam2 ia
mulai meraba tombol rahasia yang terpasang pada gagang kipasnya.

Tapi bagaimananpun juga dia adalah seorang jago Bulim kenamaan dan merupakan
pemimpin pula dari beberapa keresidenan suruh ia main bokong bagaimanapun juga
dalam hati merasa malu dan ragu2 untuk turun tangan.
Pada saat hatinya sedang ragu2 mendadak Siauw Ling menarik kembali serangannya
sambil melayang mundur lima depa ke belakang ujarnya, Cong Piauw Pacu ilmu silatmu
sangat lihay sekalipun kita harus bergebrak ratusan jurus lagipun susah untuk
menentukan siapa menang siapa kalah lebih baik pertarungan ini dilanjutkan dikemudian
hari saja.
Seraya berkata ia meloncat ke belakang dan melayang ke arah rumah gubuk tersebut.
Diam2 Be Boen Hwie merasa malu ia tahu sekalipun ucapan Siauw Ling sungkan sekali
tapi sesungguhnya ia tak bakal bisa bertahan sepuluh jurus lagi dari serangan2 Siauw
Ling yang cepat dan berantai ini.
Ketika ia mendongak kembali terlihat olehnya didepan rumah gubuk tersebut bayangan
manusia berkelebat tiada hentinya diiringi kelebatan senjata tajam yang menyilaukan
mata suatu pertarungan sengit sedang berkobar dengan ramainya.
Sebatang toya Chee Toa Nio bagaikan naga sakti bermain air berputar menyodok dan
membabat tiada hentinya melayani tujuh delapan orang yang sedang mengerubuti
dirinya.
Bersamaan itu pula ada empat orang mengitari Chee Toa Nio lari memasuki rumah
gubuk itu.
Melihat kejadian ini Siauw Ling jadi cemas ia mengepos napas dengan sekuat tenaga lari
kedepan.
Bagaikan segulung asap ringan badannya berkelebat lewat melalui sisi Chee Toa Nio
diiringi tangannya mengayun keluar melancarkan sebuah serangan ilmu totok Siuw loo
sin ci menotok rubuh seorang lelaki diantaranya.
Melihat kelihayan pemuda itu Chee Toa Nio terperanjat pikirnya, Sungguh cepat
gerakan tubuhnya.
Semangat segera berkobar kembali toyanya diputar melancarkan tiga jurus serangan
berantai melukai seorang musuhnya.
Tujuh delapan orang jago Bulim yang sedang mengerubuti Chee Toa Nio waktu melihat
Siauw Ling dengan sangat mudah berhasil melukai seorang rekannya hati kontan tergetar
keras dan semangat bertempurnya runtuh berantakan.

Mengambil kesempatan itulah Chee Toa Nio memperlihatkan kelihayannya toya diputar
semakin kencang memaksa para jago yang mengerubuti dirinya mundur terus ke
belakang.
Siauw Ling dengan gerakan tubuh laksana kilat menerjang kedepan rumah gubuk
tersebut bentaknya keras, Berhenti, siapa yang berani bersikeras masuk kerumah gubuk
itu akan kucabut nyawanya.
Empat orang lelaki kekar sejak semula telah mendekati rumah gubuk itu tapi selama ini
mereka kena ditahan oleh serangan2 senjata rahasia yang dilancarkan Kiem Lan kini
dibentak oleh sang pemuda keempat orang itu segera berdiri tertegun.
Dua orang diantara keempat lelaki itu bersenjatakan golok tunggal yang ketiga
mengandalkan senjata cambuk dan orang terakhir membawa senjata garpu besar wajah
mereka rata2 keren dan gagah.
Saat ini mereka sama2 berpaling dan melototi wajah pemuda she Siauw Ling dengan
sinar mata mendelong.
Siauw Ling dengan silangkan pedang didepan dada berdiri penuh wibawa sinar matanya
berkilat menyapu sekejap wajah keempat orang itu lalu ujarnya dingin, Cayhe tidak
ingin melukai kalian hal ini bukan karena aku takut kepada kamu sekalian. Hmm asal
cuwi ngotot hendak terjang masuk ke dalam gubuk ini jangan salahkan aku akan turun
tangan keji terhadap kalian.
Siapa kau? bentak silelaki bersenjata cambuk penuh rasa gusar. Sungguh besar
omonganmu.
Cayhe Siauw Ling kalau ada urusan silahkan cuwi katakan kepadaku aku orang she
Siauw tetapi kalau kalian ngotot mau masuk ke dalam gubuk. Hmm itu namanya cari
jalan kematian kalian sendiri.
Agaknya silelaki bersenjata cambuk itu adalah pemimpin diantara empat orang tersebut
mendengar ucapan itu dengan gusar ia segera membentak, Oooouw.bisa terjadi
peristiwa seperti itu? cayhe merasa kurang percaya.
Hmmmm kalau tidak percaya mengapa tidak kalian coba?
Silelaki bersenjata cambuk itu segera ulapkan tangan kanannya dan berbisik kepada
kedua orang lelaki yang bersenjatalan golok.
Kalian berdua turun tangan berbareng untuk menghadapi bajingan yang banyak
melakukan kejahatan ini tak perlu kita bicarakan soal peraturan Bulim serta keadilan.
Dua orang lelaki bersenjata golok itu menyahut kemudian berdiri berjajar menghadang
jalan pergi Siauw Ling.

Setelah memberi perintah kepada kedua orang itu silelaki bersenjata cambuk tadi
berpaling ke arah silelaki bersenjata Trisula.
Mari kita terjang ke dalam gubuk itu serunya.
Melihat keketusan beberapa orang itu alis Siauw Ling berkerut sepasang mata
memancarkan cahaya berkilat.
Kalau cuwi tidak mau mendengarkan peringatan cayhe itu namanya mencari penyakit
buat diri sendiri bentaknya gusar.
Tadi sewaktu Siauw Ling berkelebat datang dengan gerakan yang cepat laksana kilat
keempat orang itu tidak berpaling dan sedang pusatkan seluruh perhatiannya dalam
menghadapi serangan2 senjata rahasia dari Kiem Lan.
Semisalnya mereka melihat dengan mata kepala sendiri niscaya pada saat itu lebih suka
mendengarkan nasehat dari Siauw Ling.
Tampak silelaki bersenjata Trisula itu sembari menggetarkan senjatanya sehingga
terdengar suara gemerincingan yang ramai menerjang masuk ke dalam gubuk.
Siauw Ling membentak gusar pedangnya digetarkan menciptakan selapis cahaya putih
yang menyilaukan mata menerjang maju kemuka.
Melihat datangnya serangan pedang Siauw Ling yang sangat hebat kedua orang lelaki
bersenjata golok yang menghadang jalan perginya jadi melengak belum habis pikiran itu
berkelebat lewat dalam benak mereka Siauw Ling sudah menerobos dari sisi mereka.
Tampak cahaya putih berkelebat lewat hawa pedang mendesir menggidikkan hati
sebelum golok mereka bergerak Siauw Ling sudah menerobos lewat.
Bluuuuuk.badan silelaki bersenjata trisula yang sedang menerjang ke dalam gubuk
tiba-tiba terpental keluar dan jatuh terpelanting kurang lebih empat lima depa jauhnya
dari tempat semula.
Sebaliknya Siauw Ling sambil mencekal pedang telah berdiri didepan pintu dengan
wajah angker.
Siapa lagi yang bernyali berani coba2 maju kemari? tantangnya dingin.
Serangan yang dilancarkan cepat laksana sambaran petir ini membuat semua jago yang
hadir dikalangan merasa hatinya berdesir keringat dingin mengucur keluar membasahi
seluruh badannya.
Silelaki yang kena dilempar keluar menggeletak diatas tanah itu terlentang tak berkutik
sepasang matanya bulat melotot mulut melongo tapi tak sepatah katapun bisa diutarakan.

Kiranya ia kena ditendang jalan darahnya oleh Siauw Ling sehingga waktu badannya
terlempar keluar mulutnya membungkam dan tak berkutik.
Mundur semua! tiba-tiba terdengar suara teguran berat bergema datang. Kalian semua
bukan tandingannya ayo cepat mundur.
Mendengar suara itu silelaki bersenjata cambuk dengan sangat hormat menundukkan
kepalanya karena ia tahu siapakah yang telah datang.
Hamba sekalian mendatangkan rasa malu buat Cong Piauw Pacu kami rela tunggu
hukuman katanya lirih.
Orang yang barusan datang bukan lain adalah Be boen Hwie itu si Cong Piauw Pacu
dari empat keresidenan besar Ih Cuw Lang serta Kan.
Tampak ia buru-buru menghampiri silelaki bersenjata trisula yang menggeletak diatas
tanah dan menendangnya satu kali.
Tampak lelaki bersenjata trisula yang kena ditendang menggelinding kesamping
kemudian meloncat bangun secara mendadak ia menubruk kembali ke arah Siauw Ling
sambil mengirim sebuah tusukan dengan senjatanya.
kembali! bentak Be Boen Hwie keras2.
Kena dibentak lelaki itu mengkerut dan tarik kembali serangannya sembari berpaling ke
arah majikannya dengan wajah kurang puas.
Cong Piauw Pacu mengapa kau larang aku turun tangan? serunya.
Alis Be Boen Hwie berkerut.
Sekalipun kalian berempat turun tangan berbarengpun bukan tandingan orang lain
apalagi kau seorang? Hmm! kau ingin hantar nyawa dengan sia2.
Tadi hamba kurang hati2 sehingga kena ditendang satu kali olehnya bagaimana
mungkin kejadian tersebut bisa dihitung suatu kekalahan.
Kiranya orang ini membawa tiga bagian ketolol2an walaupun kena ditotok jalan
darahnya oleh tendangan Siauw Ling tapi ia tetap beranggapan dalam hal adu kepandaian
senjata dirinya belum kalah dan hatinya merasa sangat tidak puas.
Air muka Be Boen Hwie kontan berubah hebat.
Ayo cepat mundur ke belakang bentaknya.

Walaupun orang itu merasa tidak puas terhadap Siauw Ling tapi terhadap Be Boen Hwie
sangat jeri kena dibentak buru-buru dia mengundurkan diri ke belakang.
Sinar mata Be Boen Hwie perlahan-lahan menyapu sekejap pertarungan yang sedang
berlangsung antara Chee Toa Nio melawan anak buahnya.
Ketika itu sinenek tua tersebut berhasil menguasai keadaan ia lebih banyak menyerang
daripada bertahan tak terasa dihati manusia she Be ini mulai berpikir, Bila ditinjau dari
situasi pertarungan saat ini dengan andalkan aku Be Boen Hwie serta beberapa orang
pengikutku tak mungkin bisa menangkan pertarungan ini kali.
Karena kuatir mendadak dia merogoh ke dalam saku mengambil keluar sebuah mercon
dan dilemparkan ketengah udara.
Bluuum.! mercon tadi meledak ditengah udara memuntahkan bunga2 api yang sangat
banyak.
Be Boen Hwie kau sedang mengundang bala bantuan? sindir Siauw Ling dengan nada
dingin.
Merah padam selembar wajah orang she Be ini.
Sedikitpun tidak salah ia mengaku dengan nada jengah. Orang yang hadir ini hari bukan
cuma she Be seorang karena cayhe sangat menghormati watak Chee Loocianpwee maka
aku menasehati kawan2 Bulim lainnya agar suka menanti sejenak sehabis cayhe
bercakap2 dengan Chee Loocianpwee dan beliau suka memberi muka kepadaku barulah
gerakan dimulai.
Sayang sekali ia tidak suka memberi muka buat kau Cong Piauw Pacu tukas Siauw
Ling.
Maka itulah, setelah cayhe tidak berhasil meminta persetujuan dari Chee Loocianpwee
maka keadaan yang sebenarnya terpaksa cayhe beberkan dihadapan para jago untuk
mereka yang ambil keputusan mau bertempur atau damai bukan aku orang she Be yang
bisa ambil keputusan.
Heeee.heeee.demi aku orang she Siauw seorang harus merepotkan para jago dari
daratan Tionggoan serta Cong Piauw Pacu empat keresidenan biar hadir sendiri kemari
seharusnya cayhe minta maaf kepada kalian jengek pemuda she Siauw itu kembali
sambil tertawa dingin.
Merah padam selembar wajah Be Boen Hwie ia mendehem beberapa kali.
Pertempuran yang terjadi kali ini hari bukan pertempuran merebut nama dan kedudukan
seperti yang sering terjadi dalam dunia persilatan. Peristiwa ini menyangkut soal

pertumpahan darah yang bakal melanda dunia kangouw hal ini tak bisa dipengaruhi oleh
kemenangan atau rasa malu seseorang.
Aaaai! ternyata Be heng belum kehilangan sifat lapang dada dan gagah perkasa yang
mengagumkan Siauw Ling menghela napas panjang, Di dalam pertarungan tadi kau
sama sekali belum menderita kalah kau tak perlu merendah lagi.
Kemungkinan sekali Sam Cungcu sudah memberi kesempatan hidup bagi diriku
walaupun aku orang she Be tidak menderita kekalahan dalam pertarungan tadi tetapi
cayhe tahu dan menyadari apabila pertempuran tersebut dilanjutkan lagi maka aku orang
she Be pasti akan menderita kalah.
Ia merandek dan menghela napas panjang kemudian sambungnya lebih lanjut, Sudah
lama cayhe mengagumi nama besar Siauw heng bahkan pernah memerintahkan anak
buahku menunggang kuda tercepat selama tiga hari tiga malam melakukan perjalanan
sejauh tiga ribu li untuk menjumpai siapa nyana kita tak ada jodoh untuk saling berjumpa
tidak nyana lagi pertemuan kita yang pertama harus berdiri dalam posisi bermusuhan.
Ketika mendengar ucapan itu secara samar2 Siauw Ling merasa Be Boen Hwie si Cong
Piauw Pacu dari empat keresidenan ini mempunyai sikap sangat luar biasa diam2 ia
merasa kagum.
Seraya menggeleng ia menghela napas panjang.
Siauw Ling yang Be heng kejar tempo dulu kemungkinan besar bukan cayhe.
Aaaah Be Boen Hwie tertegun. Sebenarnya dikolong langit ada beberapa orang yang
bernama Siauw Ling?
Dua.
Sungguh merupakan suatu berita yang aneh dan belum pernah terjadi dalam kolong
langit tukas Be Boen Hwie cepat. Jangan dikata nama serta she kalian sama bahkan
kedua2nya memiliki ilmu silat yang lihay sungguh aneh sekali kejadian ini.
Sekalipun kecerdikannya melebihi orang jelas ia tidak percaya apa yang dikatakan Siauw
Ling barusan.
Aaaaai.tidak salah dikolong langit memang susah dijumpai peristiwa macam begini.
Tapi asal salah seorang menyaru nama Siauw Ling maka urusan tak akan aneh lagi.
Betul diantara kedua orang Siauw Ling tentu ada salah seorang yang menyaru nama
besar itu.
Memang demikian kenyataannya.

Maaf terpaksa cayhe akan menanyakan suatu pertanyaan yang tidak sesuai dengan nama
Siauw Ling dari Sam Cungcu ini termasuk yang palsu atau yang asli?
Apa artinya palsu dan sungguh?
Kalau tidak manusia lewat tinggal nama burung lewat tinggal suara baik Siauw Ling
yang palsu atau yang asli sama merupakan jago lihay yang berkepandaian silat tinggi
mungkinkah kedua belah pihak akan sama2 membungkam dan hidup secara damai dalam
dunia persilatan ini?
Siauw Ling tidak menjawab ia mendongak dan mendadak serunya, Be heng bala
bantuanmu sudah tiba.
Mereka semua bukan bala bantuanku jawab Be Boen Hwie tanpa berpaling lagi.
Kalau bukan bala bantuan Be heng apalah mereka datang untuk membantu aku Siauw
Ling?
Kedatangan mereka karena hendak mencari Sam Cungcu dari perkampungan Pek Hoa
San cung mana mungkin mereka suka membantu aku orang she Be.
Ia merandek dan hela napas panjang tambahnya, Sebelum terjadinya peristiwa ini
diantara kita sama sekali tiada janji untuk mengadakan suatu pertemuan mereka datang
seorang demi seorang serombongan demi serombongan dengan sendirinya.
Aku Siauw Ling belum lama terjunkan diri dalam Bulim seru Siauw Ling memotong.
Dosa dan kekalahan besar apakah yang telah kau lakukan sehingga memancing kuntilan
serta kejaran demikian banyak jago-jago lihay Bulim?
Watak Siauw heng gagah perkasa tidak mirip manusia yang suka melakukan kejahatan
hanya tindakanmu bergabung dengan pihak perkampungan Pek Hoa San cung telah
mengubah kau sebagai musuh umum para jago Bulim.
Waktu mereka sedang bercakap2 beberapa ekor kuda itu sudah menerjang datang.
Chee Toa nio memutar toyanya melancarkan tiga jurus serangan gencar memaksa orang2
yang mengepung dirinya tercerai berai ke belakang.
Ketika itulah badannya meloncat keluar dari kalangan dan melayang kedepan gubuk.
Be Boen Hwie sama sekali tidak menghadang badannya berkelit kesamping membuka
jalan bagi nenek tersebut.
Dengan cepat Chee Toa nio melayang kesisi Siauw Ling dan berdiri berjajar katanya,
Jumlah lawan sangat banyak mari kita bersatu padu menghadapi mereka sehingga tidak
sampai pihak kita keteter.

Siauw Ling tidak bicara ia alihkan sinar matanya menatap rombongan jago Bulim yang
sedang berlari mendatang jumlah mereka ada puluhan dengan perawakan tinggi kecil
gemuk kurus campur aduk.
Orang yang berjalan dipaling depan adalah seorang lelaki berperawakan tinggi besar
kurang lebih delapan depa tingginya dengan wajah merah padam ditangannya membawa
sebuah senjata palu berantai dengan punggung tergantung gendewa dipinggang tersoren
anak panah sikapnya sangat gagah mempesonakan.
Silelaki berwajah merah yang berjalan didepan adalah sipanah sakti penyapu jagad Tong
Yen Khie bisik Chee Toa nio dengan suara lirih. Orang ini memiliki tenaga dalam yang
luar biasa jangan sekali2 kau mengadu tenaga dengan dirinya.
Ehmm! Siauw Ling mengangguk. Orang ini mempunyai sikap yang gagah perkasa.
Belum selesai dia bicara Tong Yen Khie telah menerjang datang sembari gembar gembor
keras.
Siapakah diantara kalian yang bernama Siauw Ling dari perkampungan Pek Hoa San
cung?
Melihat cara orang itu amat keras alis Siauw Ling berkerut.
Cayhe adalah Siauw Ling entah ada keperluan apa?
Bagus sekali rasakan sebuah gebukanku tukas Tong Yen Khie dingin.
Tangan kanannya menggetar, bandulan palu berantainya dengan disertai desiran angin
tajam menyapu ke arah dada Siauw Ling.
Senjata rantai yang ada ditangannya bisa digunakan pertarungan jarak jauh bisa pula
untuk jarak dekat walaupun jarak kedua orang ini masih terpaut sembilan depa tapi ujung
bandulan tersebut berhasil mencapai depan dada Siauw Ling.
Diam2 pemuda kita salurkan hawa murninya mengelilingi badan mendadak pedang
ditangan kanannya menotok keluar sedang dalam hati berpikir, Gerak gerik orang ini
gagah perkasa tenaga gwakangpun luar biasa entah bagaimana dengan tenaga
kweekangnya?
Jangan terima serangan bandulan berantainya dengan kekerasan waktu itulah terdengar
Chee Toa nio berteriak penuh kecemasan.
Sembari berteriak toyanya disapu ke arah depan.
Tetapi peringatan ini datangnya terlalu lambat ujung pedang Siauw Ling tahu2 sudah
menempel diatas bandulan berantai Tong Yen Khie.

Pemuda ini segera merasakan datangnya sambaran itu sangat ketat dan mantap membuat
lengannya jadi kaku kendati begitu serangan tersebutpun kena ditangkis oleh Siauw Ling
sehingga miring kesamping.
Tong Yen Khie tertegun tapi sebentar kemudian ia sudah berterik kembali, Bangsat cilik
berani kau terima lagi sebuah seranganku?
Pergelangan digetar bandulan berantai seklai lagi menyambar ke arah depan.
Tenaga sakti yang dimiliki orang ini sudah tersohor diseluruh kolong langit kebanyakan
jago Bulim pada tahu kalau keistimewaan terletak pada soal tenaga kebanyakan orang
yang bergebrak melawan dirinya tidak suka adu kekerasan dengan dirinya.
Sekalipun orang yang tidak tahu keistimewaannya ini cukup melihat perawakan
badannya yang tinggi besar lagi kekar serta senjata bandulan berantai yang begitu berat
tentu ia berani pula adu kekerasan dengannya.
Oleh sebab itu sepanjang hidup belum pernah ia menjumpai seorang lawanpun yang
berani menerima serangan bandulan berantai tersebut.
Siapa sangka ini hari dengan begitu enteng dan mudah Siauw Ling bisa menyambut
serangannya tidak aneh kalau ia kelihatan tertegun.
Bagus akan kusambut kembali seranganmu ini kata Siauw Ling dingin.
Hawa murni dipersiapkan melindungi badan pedang didorong kemuka menutul diatas
tubuh bandulan berantai tersebut.
Kali ini dalam serangannya Tong Yen Khie telah menambahi tenaganya sampai beberapa
bagian suara desiran tajampun semakin gencar kedengarannya pedang dan bandulannya
dengan cepat berbentrokan kemudian berpisah kembali kali ini tidak kedengaran sedikit
suara bahkan Siauw Ling tetap berdiri tak berkutik bagaikan batu karang.
Sungguh luar biasa teriak Tong Yen Khie termangu2.
Tadi sewaktu Chee Toa nio melihat Siauw Ling menyambut datangnya serangan
bandulan dengan keras lawan keras karena takut pemuda ini tidak kuat ia persiapkan
tongkatnya untuk menolong.
Siapa nyana dua kali berturut2 Siauw Ling berhasil menangkis datangnya serangan
bandulan itu tanpa gemilang sedikitpun hatinya baru merasa kagum.
Kesempurnaan tenaga kweekang yang dimiliki bocah ini benar2 sudah mencapai taraf
kesempurnaan hebat2 pikirnya dalam hati.

Perlahan-lahan ia tarik kembali serangannya dan mundur kesisi kalangan untuk menonton
jalannya pertempuran2 tersebut.
Bakat Siauw Ling sangat bagus ditambah pula beribu2 batang jamur batu berusia ribuan
tahun termakan olehnya tanpa sengaja membuat badan yang semula lemah menjadi kuat
ditambah lagi Cung San Pek dengan gunakan ilmu saktinya menembus ketiga urat
nadinya hal ini membuat tenaga kweekangnya makin sempurna.
Tidak aneh kalau air mukanya tetap tenang2 saja sekalipun harus dua kali menerima
datangnya serangan Tong Yen Khie dengan keras lawan keras.
Bagus sekali teriak Tong Yen Khie gusar. Berani kau menerima sebuah seranganku
lagi?
Bandulan berantainya diputar kencang lalu membabat batok kepala pemuda itu.
Dengan membawa suara desiran tajam laksana ambrukan gunung thaysan bandulan
berantai tadi kembali menyambar datang.
Sekalipun watak Siauw Ling tinggi hati tapi setelah melihat datangnya serangan bandulan
berantai dari Tong Yen Khie sangat dahsyat ia tak berani menerimanya dengan
kekerasan.
Hawa murni segera disalurkan mengelilingi badan bukannya mundur ia malah maju
kedepan mengancam dada lawan.
Ilmu meringankan tubuh Siauw Ling diperoleh dari hasil didikan Liuw Siauw Cu sebagai
jago Ginkang nomor wahid dikolong langit gerakan serangannya ini cepat bagaikan kilat.
Dimana bayangan manusia berkelebat ia sudah mendesak kehadapan Tong Yen Khie
tangan kiri dikebut membabat dada lawan sedang pedang ditangan kanannya menahan
rantai lemas dari senjata bandulan orang she Tong itu.
Bila ditinjau cara menyerang macam begini amat berbahaya dan menempuh maut
padahal yang nyata justru tindakan inilah merupakan tindakan yang paling tepat untuk
menguasai serangan bandulan berantai Tong Yen Khie yang dahsyat.
Perawakan Tong Yen Khie tinggi besar dan kekar tapi gerak geriknya lincah sangat gesit
sepasang pundak bergerak badannya buru-buru mundur lima enam depa ke belakang.
Pergelangan menyentak ia tarik kembali senjata andalannya.
Setelah berhasil merebut posisi yang menguntungkan Siauw Ling tidak ingin
mengendorkan serangannya lagi. Pedangnya dibabat keluar berulang kali.
Sreeet! sreeet! tiga babatan tajam mengimbangi telapak kirinya yang melancarkan empat
buah serangan dahsyat.

Serangan berantai pedang berserta telapak tangan ini memaksa Tong Yen Khie mundur
ke belakang berulang kali ia tidak berdaya melancarkan serangan balasan bahkan hampir
terluka kena bacokan pedang Siauw Ling.
Sam Cungcu cepat mundur ke belakang tiba-tiba terdengar Chee Toa nio berteriak
memberi peringatan.
Kiranya saking gembiranya Siauw Ling melancarkan serangan mendesak Tong Yen Khie
tanpa sadari badannya sudah maju sejauh dua tombak lebih dari tempat semula.
Mendengar peringatan Siauw Ling berpaling dilihatnya Chee Toa nio sambil
melintangkan tongkatnya menghadang didepan pintu gubuk jago-jago Bulim yang
mengurung disekeliling tempat itupun telah meloloskan senjata tajam masing-masing
situasi amat tegang dan sebentar lagi bakal meledak suatu pertarungan yang maha seru.
Siauw Ling menyentak pergelangan kanannya menarik kembali serangan pedang yang
baru ia lancarkan dalam beberapa kali jumpalitan dia mundur kembali kedepan pintu
gubuk.
Dalam jarak sejauh beberapa tombak dari depan gubuk, semisalnya para jago bermaksud
menghadang jalan mundurnya kemungkinan besar akan berhasil memisahkan pemuda itu
tapi tak seorangpun diantara mereka yang berkutik dari tempat masing-masing.
Terdengar Chee Toa nio berbisik kembali.
Sitoojien yang berdiri disebelah kiri Be Boen Hwie adalah Ing Gwat Tootiang salah
seorang jago pedang terlihay dari antara tiga jago pedang partai Cing Shia Pay ilmu
pedang orang ini amat sempurna dan merupakan andalan dari partai Cing Shia Pay kau
jangan memandang terlalu rendah dirinya!
Terima kasih atas petunjukmu.
Seorang berbaju serba merah yang ada disebelah kanan Be Boen wie merupakan jago
lihay bermain api yang sudah tersohor dalam Bulim Sam Yang Sin Tan atau sipeluru
sakti Lok Koei Ceng bersama2 Tok Hwie atau siapi beracun Cin Gak disebut sebagai
Ceng Shia Jie Hwee atau sepasang manusia berapi dari kalangan lutus dan sesat kalau
nanti kau bergebrak melawan dirinya teristimewa hati2 dengan peluru berapinya.
Kembali Siauw Ling mengangguk sinar matanya perlahan-lahan beralih menyapu sekejap
seluruh kalangan. Tampak olehnya kecuali Be Boen Hwie Ing Gwat Tootiang sipeluru
sakti Lok Koei Ceng disekelilingnya masih berkumpul kurang lebih dua puluh orang
jago-jago lihay yang berkepandaian tinggi.
Tak terasa dalam hati ia berpikir, Belum lama Djen Bok Hong munculkan dirinya
kembali dalam Bulim seluruh dunia persilatan sudah dibikin gempar agaknya baik jago
dari sembilan partai besar maupun jago-jago dari kalangan lurus serta sesat sama2

mengikat tali permusuhan sedalam lautan dengan dirinya jelas Djen Bok Hong adalah
seorang manusia yang sangat berbahaya.
Sam Cungcu tiba-tiba lamunannya diputus oleh teriakan Be Boen Hwie yang keras.
Cayhe sudah mencoba bagaimana lihaynya kepandaian silatmu kau memang betul2
hebat.
Terima kasih, terima kasih Cong Piauw Pacu terlalu memuji.
Be Boen Hwie tertawa hambar.
Ing Gwat Tootiang adalah anak murid pertama dari ciangbujien partai Cing shia pay ia
tersohor dalam Bulim sebagai seorang jago ilmu pedang sewaktu beliau mendengar
siauwte mengagumi kepandaian silat Sam Cungcu hatinyapun ikut tertarik kini ingin
sekali beliau minta petunjuk tentang ilmu pedang Siauw heng.
Siauw Ling tidak menjawab sinar matanya menyapu sekejap suasana disekeliling sedang
mulut membungkam dalam seribu bahasa.
Agaknya Be Boen Hwie dapat menangkap rasa keberatan dari Siauw Ling terdengar ia
menyambung lebih lanjut, Sebelum Siauw heng serta Ing Gwat Tootiang berhasil
menentukan siapa yang menang siapa yang kalah kami tak akan maju setengah coen pun
ia merandek dan berpaling ke arah para jago yang hadir disekeliling tempat itu lalu
tambahnya, Cayhe berharap agar cuwi mundur satu tombak ke belakang menikmati
pertarungan pedang antara Ing Gwat Tootiang melawan Siauw Sam Cungcu dari
perkampungan Pek Hoa San cung.
Nama Be Boen Hwie dalam dunia kangouw ternyata luar biasa walaupun para jago yang
hadir disekeliling tempat itu bukan anak buahnya tapi mereka menurut dan mundur satu
tombak ke belakang.
Melihat situasi telah berubah Siauw Ling segera berpaling ke arah Toa nio.
Loo popo harap kau suka menjaga diri cayhe dari sisi kalangan.
Bibir Chee Toa nio sedikit bergerak tapi ia batalkan niatnya untuk berbicara.
Siauw Lingpun tidak banyak cakap lagi dengan gagah ia melangkah maju lima depa
kedepan pedang pusakanya disilangkan didepan dada menanti serangan.
Sudah lama cayhe mendengar dan mengagumi nama jago pedang dari partai Ci shian
pay katanya sembari menjura. Ini hari bisa berjumpa dengan Tootiang aku Siauw Ling
merasa amat beruntung.
Ing Gwat Tootiangpun segera meloloskan pedangnya yang tersoren diatas punggung.

Siauw Thay hiap masih muda tapi gagah perkasa pintopun sudah lama merasa kagum.
Pedangnya disilang didepan dada, kaki perlahan-lahan bergeser kedepan dan berhenti
kurang lebih lima depa dihadapan Siauw Ling.
siauw Thay hiap silahkan katanya.
Siauw Ling mengangguk sedang dalam hati ia berpikir, Agaknya diantara para jago
yang hadir disekeliling tempat ini Be Boen Hwie Lok Koei Ceng tong Yen Khie serta Ing
Gwat Tootiang merupakan jago-jago terlihay bila aku berhasil mengalahkan keempat
orang ini sekaligus maka sisanya pasti akan mundur dengan sendirinya.
Berpikir demikian ia lantas berseru, Tootiang merupakan jago tersohor dari sebuah
perguruan besar aku rasa kau tidak akan suka merebut kesempatan untuk menguasai
lawan baiklah biar cayhe turun tangan terlebih dahulu.
Siauw Thay hiap silahkan.
Tanpa sungkan2 lagi Siauw Ling menggetarkan pedangnya menusuk kedepan ujung
pedang bergetar keras menciptakan tiga kuntum bunga2 pedang.
Serangan ini dinamakan Hong huang Sam Tiam Tauw atau burung Hong tiga kali
mengangguk secara lapat2 mengandung maksud sungkan.
Ing Gwat Tootiang membabatkan pedangnya kedepan menciptakan selapis cahaya putih
mengunci datangnya serangan Siauw Ling ini.
Serangan inipun merupakan suatu jurus pertahanan jelas pihak lawanpun masih merasa
sungkan.
Siauw Ling segera membalik pedangnya menciptakan dua kuntum bunga pedang dan
dengan tajam ditusuk kedepan.
Kali ini serangannya cepat dan hebat dimana ujung pedang menyambar lewat membawa
suara desiran angin serangan tajam.
Dengan sikap yang tenang Ing Gwat Tootiang mengeluarkan jurus Huat Hun Im Yang
atau Garis Pemisah Im dan Yang menangkis datangnya tusukan tersebut.
Setelah ia mendengar pujian Be Boen Hwie atas kesempurnaan tenaga kweekang serta
jurus pedang Siauw Ling saat ini dia bermaksud menangkis datangnya serangan itu
dengan keras lawan keras.
Siauw Ling dengan cepat memutar pedangnya sedemikian rupa mengeluarkan jurus Hwie
Hong Suo Liuw atau angin berpusing pohon Liuw melambai sebelum Ing Gwat Tootiang
melancarkan serangan balasan pedangnya kembali sudah membabat kedepan.

Ing Gwat Tootiang yang menangkis datangnya serangan tadi dengan keras lawan keras
pergelangannya kontan terasa jadi kaku diam2 dia merasa terperanjat.
Nama besar orang ini ternyata bukan kosong belaka pikirnya dalam hati. Aku harus
berhati2 dalam menghadapi dirinya.
Melihat pedang lawan kembali menyapu datang kali ini ia tidak berani datang
menerimanya dengan keras lawan keras pergelangan menekuk ujung pedangnya ditusuk
ke arah pergelangan kanan Siauw Ling yang mencekal pedang.
Buru-buru Siauw Ling menekan pergelangannya kebawah untuk menghindar. Mengambil
kesempatan yang sangat baik inilah Ing Gwat Tootiang merebut posisi menyerang.
Pedangnya ditusuk kedepan berulang kali melacarkan lima buah babatan dahsyat.
Kelima buah serangan ini dilakukan cepat dan gencar memaksa Siauw Ling tak sanggup
mengirim serangan balasan dan terdesak mundur sebanyak lima langkah.
Melihat kehebatan lawan diam2 Siauw Lingpun memuji pikirnya, Partai Cing Shia
disebut sebagai salah satu partai yang jago dalam ilmu pedang diantara empat partai besar
lainnya permainan pedang toosu ini benar2 luar biasa.
Setelah berturut2 melancarkan delapan buah serangan gerakan Ing Gwat Tootiang mulai
mengendor mengambil kesempatan ini Siauw Ling segera melancarkan serangan balasan.
Sepasang pedang saling menyambar tiada hentinya suatu pertarungan sengitpun berkobar
makin lama semakin seru.
Sang surya lenyap dibalik gunung meninggalkan sisa2 cahaya menyorot keluar dari balik
pohon yang rindang dan memantulkan serentetan cahaya yang menyilaukan mata.
Tidak sampai beberapa saat dua orang sudah bertempur mencapai ratusan jurus lebih.
Sang surya makin tenggelam dan akhirnya lenyap dari pandangan magribpun menjelang
datang.
Cuaca gelap mulai menutupi jagat diujung langit secara lapat2 mulai kelihatan beberapa
butir bintang berkelip2 tiada hentinya.
Ditengah suasana yang remang2 cahaya pedang menyambar meninggalkan seberkas sinar
panjang pertarungan kedua orang jago itu makin lama kian mendekati titik-titik
penentuan.
Sinar mata Be Boen Hwie tajam melebihi jago lain apalagi ia berdiri paling dekat dengan
kalangan ditengah lapat2nya cuaca dengan jelas ia dapat menemukan mengucur keluar
peluh sebesar kacang kedelai membasahi jidat Ing Gwat Tootiang.

Sebaliknya makin bertempur Siauw Ling semakin perkasa jurus pedangpun makin
menghebat bahkan boleh dikata Ing Gwat Tootiang sudah tak berkemampuan untuk
melancarkan serangan balasan lagi.
Jelas menang kalah dalam sekejap mata segera akan terbentang.
Selagi orang she Be itu melamun mendadak permainan pedang Siauw Ling berubah hawa
pedang gulung demi gulung melanda datang dan tiada berputusan.
Sepasang pedang dengan cepat terbentur satu sama lain menciptakan bunyi yang nyaring
serta percikan bunga api hawa pedang kontan lenyap bayangan manusia saling berpisah.
Tampak Siauw Ling sambil silangkan pedangnya didepan dada berdiri dengan angker
ditengah kalangan sebaliknya pedang Ing Gwat Tootiang sudah tersampok jatuh diatas
tanah.
Perlahan-lahan Ing Gwat Tootiang mengangkat ujung bajunya menyeka keringat yang
membasahi jidat.
Sam Cungcu ilmu pedangmu sangat lihay cayhe merasa bukan tandinganmu katanya
sedih.
Tootiang terlalu merendah terima kasih2.
Ing Gwat Tootiang memungut kembali pedangnya kembali dari atas tanah dan
dimasukkan ke dalam sarung lalu ujarnya kembali, Walau pinto menderita kalah
ditangan Sam Cungcu tapi dalam Bulim masih banyak jago lihay yang berdatangan
mencari dirimu sekalipun Sam Cungcu berhasil menangkan pinto belum tentu bisa
menangkan para enghiong hoohan dari seluruh kolong langit.
Dengan sedih ia putar badan dan berlalu dari sana.
Dengan termangu2 Siauw Ling memandang punggung sitootiang dipartai Cing shia ini
hingga lenyap dari pandangan tak terasa pemuda itu menghela napas panjang.
Mendadak silelaki yang berbaju serba merah itu berkelebat keluar sembari melepaskan
senjata Hwie Liong Pangnya ia berseru, Cayhe Lok Koei Ceng mohon petunjukmu silat
Sam Cungcu yang lihay nada suaranya dingin bagaikan es.
Dengan senang hati akan cayhe iringi.
Hati2 dengan senjata yang dicekal serta permainan api yang tersembunyi disekeliling
badannya mendadak Chee Toa nio sembari peringatan.

Hmm.tidak kusangka Chee Toa nio yang namanya tersohor didaratan tionggoan telah
menggabungkan diri dengan perkampungan Pek Hoa San cung sindir Lok Koei Ceng
sambil tertawa dingin.
Omong kosong tukas sinenek tua itu dengan nada gusar. Siapa yang bilang aku telah
menggabungkan diri dengan perkampungan Pek Hoa San cung?
Dihadapan orang banyak kau jual nyawa buat orang perkampungan Pek Hoa San cung
apakah dugaanku ini salah?
Aku membantu Siauw Ling dikarenakan ada ikatan perjanjian diantara kami berdua apa
sangkut paut urusan ini dengan pihak perkampungan Pek Hoa San cung.
Siauw Ling adalah Sam Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San cung rasanya
Loocianpwee sudah tahu bukan timbrung Be Boen Hwie tiba-tiba.
Sudah tentu tahu.
Kini kau bantu Siauw Ling menghadapi kami bukankah ini berarti kau hendak
memasuki para enghiong hoohan dari seluruh kolong langit? alasan ini sudah jelas
bilamana Loocianpwee adalah anggota perkampungan Pek Hoa San cung hal ini masih
boleh jadi bila bukan anggota perkampungan Pek Hoa San cung apa gunanya kau
menangkap ikan diair keruh? setelah pertempuran ini hari perduli siapa yang menang
siapa yang kalah kemungkinan sekali loocianpwee sukar mencuci bersih dosa2 ini
demikianlah Be Boen Hwie mengakhiri kata2nya.
Urusan pribadi tak usah kau Cong Piauw Pacu turut campur.
Terbentur batunya Be Boen Hwie sama sekali tidak jadi gusar ia hanya tertawa hambar
dan membungkam.
Sebaliknya Lok Koei Ceng tertawa dingin tiada hentinya.
Sudah lama cayhe mendengar nama besar Chee Toa nio sehabis membereskan Siauw
Ling akan kuminta pula petunjukmu.
Kurang ajar teriak Siauw Ling gusar. Apa kau anggap dengan mengandalkan senjata
Hwe Liong serta beberapa macam senjata rahasia berapimu sudah cukup untuk
mengalahkan aku orang she Siauw.
Kalau Sam Cungcu tidak percaya bagaimana kalau kita coba dulu?
Sembari berkata senjata Hwee Liong Pangnya dibabat ke arah batok kepala pemuda
tersebut.

Teringat akan peringatan Chee Toa nio yang mengatakan dibalik senjata Hwee Liong
Pang tersembunyi kekukoyan Siauw Ling tidak berani menangkis datangnya serangan
tersebut dengan keras lawan keras.
Buru-buru badannya berkelit kesamping ujung pedang berkelebat lewat menusuk
pergelangan kanan Lok Koei Ceng.
Sipeluru sakti she Lok ini segera menekan pergelangan kenawah meloloskan diri dari
tusukan pedang lawan selagi senjata Hwee Liong Pang dipersiapkan untuk menyapu
pinggang lawan mendadak cahaya pedang berkelebat lewat didepan mata secara berpisah
pemuda itu menyapu sepasang pergelangan kiri dan kanannya.
Menghadapi kejadian seperti ini hati tergetar keras pikirnya, Sungguh cepat serangan
pedang orang ini.
Buru-buru badannya mundur dua langkah ke belakang melancarkan serangan berbareng
mengancam urat nadi disepasang pergelangan Lok Koei Ceng hal ini memaksa ia tak
sanggup mengeluarkan serangan dengan andalkan senjata Hwee Liong Pangnya.
Serangan yang mengarah suatu bagian tertentu merupakan suatu perbuatan yang tidak
mudah dilakukan tapi bagi Siauw Ling sangat mudah sekali bahkan tidak merasa
canggung.
Melihat kawannya keteter mendadak sipanah sakti penyapu jagat Tong Yang Khie
melepaskan gendewanya yang tergantung dipunggung dan memasang anak panah ke atas
busur dengan mengarah sebuah luang kosong ditengah kalangan dibidiknya anah panah
itu keras2.
Datangnya serangan panah ini amat dahsyat ditambah pula ia sudah memperhitungkan
pergeseran tempat kedudukan Siauw Ling tidak aneh kalau anak panah tadi dengan tepat
mengancam kehadapan tubuh pemuda tersebut.
Dalam keadaan gugup Siauw Ling tidak berpikir panjang lagi pedangnya dengan
mengeluarkan jurus Im Yu Pit Jiet atau awan hujan menutupi sang surya menciptakan
selapis hawa pedang melindungi seluruh anggota badan.
Traaaang.pedang serta anak panah terbentur satu sama lain menciptakan suara yang
amat nyaring.
Kekuatan anah panah itu sungguh luar biasa tangkisan Siauw Ling hanya berhasil
memukul miring anak panah itu beberapa senti saja kesamping.
Gerakan panah masih tetap kuat dan sambil membawa desiran angin tajam menyambar
lewat dari sisi pundak pemuda tersebut dnegan sekalian menyambar pakaian yang ia
kenakan.

Beberapa milimeter kesamping pundak Siauw Ling niscaya akan hancur tertembus anak
panah tersebut.
Melihat kehebatan lawan Siauw Ling terperanjat.
Sungguh dahsyat serangan panah ini pikirnya.
Karena terperanjat dan pikirannya bercabang permainan pedangnya rada merandek.
Lok Koei Ceng tidak mau menyia2kan kesempatan bagus ini lagi senjata Hwee Liong
Pan dengan membawa desiran tajam memaksa Siauw Ling mundur ke belakang.
Bagus sekali teriak Chee Toa Nio sambil mengobat ngabitkan tongkatnya. Kalian
semua menganggap diri sendiri sebagai jago-jago tersohor dari kolong langit tidak
disangka perbuatan kalian amat rendah dan sangat memalukan mau coba main kerubut?
Sebetulnya waktu itu sipanah sakti penyapu jagad Tong Yen Khie sudah mempersiapkan
anak panah berikutnya mendengar sindiran dari Chee Toa Nio. Air mukanya berubah
memerah dengan cepat ia simpan kembali panah yang telah dipersiapkan.
Setelah dibokong secara mendadak Siauw Ling pertinggi kewaspadaannya terhadap diri
Tong Yen Khie tapi melihat orang tersebut secara mendadak menyimpan kembali anak
panahnya rasa risaupun kontan lenyap tak berbekas.
Semangat berkobar kembali pedangnya berturut2 melancarkan serangan dahsyat
memaksa Lok Koei Ceng sekali lagi terdesak dibawah angin.
Merasa dirinya keteter sipeluru sakti Lok Koei Ceng tertawa dingin.
Sam Cungcu kepandaian silatmu sangat luar biasa hati2 aku segera akan mengeluarkan
senjata rahasia berapiku.
Bersama2 dengan siapi beracun Cin Gak dia disebut orang sebagai dua jago senjata
berapi dari kalangan lurus dan sesat wataknya gagah dan jujur sebelum melancarkan
senjata rahasianya dia selalu memberi peringatan terlebih dahulu.
Siauw Ling tarik napas panjang Kang Cing Khie kang disalurkan keseluruh badan
menciptakan selapis hawa pertahanan yang kuat.
Silahkan turun tangan! serunya sambil tetap memperkencang permainan ilmu
pedangnya.
Ia tahu senjata berapi milik Lok Koei Ceng tentu merupakan senjata rahasia yang sangat
beracun dan bahaya kalau bisa memaksa ia hingga keteter dan tidak sanggup
mengeluarkannya hal ini jauh lebih baik.

Mendadak terlihat Lok Koei Ceng meloncat mundur ke belakang sejauh delapan depa
dan meloloskan diri dari lingkaran pedang Siauw Ling senjata Hwee Liong Pang yang
dicekalnya segera diayun kedepan.
Serentetan lidah api dengan menimbulkan cahaya yang menyilaukan mata menyembur
kedepan dengan dahsyat ditengah malam gelap.
Mengikuti arah tiupan angin, jilatan api tadi menyembur kedepan tubuh Siauw Ling
kemudian mengembang makin luas dan berubah jadi sebuah kobaran api setinggi tiga
depa.
Siauw Ling terkesiap pikirnya, Sungguh lihay.
Sembari mengempos napas segera mencelat ke atas.
Segulung gumpalan api dengan cepat menyembur lewat melalui bawah sepasang
kakinya.
Agaknya serangan Lok Koei Ceng barusan sudah direncanakan matang dan iapun dapat
menduga Siauw Ling pasti akan meloncat ketengah udara untuk menghindar.
Senjata Hwee Liong Pangnya dengan cepat diangkat dan tombol ditekan sekali lagi
sebuah jilatan api menyembur ke atas.
Siauw Ling yang masih berada ditengah udara buru-buru menarik sepasang kakinya lebih
ke atas mendadak ia bersalto beberapa kali dan melayang empat lima depa kesamping
dengan nyaris ia berhasil lolos pula dari jilatan api tersebut.
Lok Koei Ceng benar2 terperanjat pikirnya, Kehebatan orang ini tak boleh dipandang
enteng aku harus berhati2 menghadapi dirinya.
Senjata Hwee Liong Pangnya tidak berani melancarkan serangan gegabah lagi.
Kiranya di dalam senjata Hwee Liong Pang ini ramuannya tersembunyi tiga macam alat
rahasia setiap api beracun sebanyak tiga kali.
Dan kini sudah ada dua alat rahasia yang ditekan olehnya tanpa membawa hasil dengan
demikian tersisa sebuah tombol yang terakhir.
Bilamana jilatan api inipun sudah disemburkan keluar maka senjata Hwee Liong Pang
akan berubah jadi sebuah senjata biasa ia harus buang banyak tenaga dan waktu lagi
untuk membuat kembali obat berapi tersebut ke dalam senjatanya.
Siauw Ling yang dua kali berhasil meloloskan diri dari semburan api beracun walaupun
tidak sampai terkena tapi teringat akan kecepatan serta kedahsyatan sebuah api itu dalam
hati merasa terperanjat juga.

Diam2 ia putar otak untuk mencari jalan bagaimanakah caranya merusak dan
menghancurkan senjata yang amat beracun ini.
Kedua orang itu sama2 punya pikiran sama2 menaruh rasa jeri dengan begitu siapapun
tidak berani bergerak secara gegabah mereka berdiri saling berhadapan sambil diam2
mempersiapkan diri.
Mendadak Chee Toa nio tertawa dingin.
Lok Koei Ceng sering aku dengar orang berkata bahwa senjata Hwee Liong Pang mu
setiap kali menghadapi musuh hanya bisa menyemburkan api beracun sebanyak tiga kali
entah benarkah berita itu?
Jelas maksud sinenek ini berkata demikian adalah memberi kisikan kepada Siauw Ling
bahwa senjata Hwee Liong Pang tersebut hanya tinggal sekali penggunaan setelah satu
kali lagi maka habislah sudah kegunaannya.
Sedikitpun tidak salah kata Lok Koei Ceng dingin. Senjata Hwee liong Pang ku masih
bisa menyemburkan api beracun sekali lagi aku rasa berita ini bukan suatu kejadian yang
aneh jago-jago Bulim yang terluka oleh serangan api beracunku dalam semburan
ketigapun tidak sedikit jumlahnya Sam Cungcu kau harus berhati2.
Terhadap senjata Hwee Liong Pang tersebut Siauw Lingpun menaruh rasa jeri pedangnya
diselang didepan badan melindungi dada sedang badannya tidak berani berdiri terlalu
dekat dengan pihak lawan.
Orang Bulim paling mengutamakan kejujuran serta kelapangan dada ujar Chee Toa
Nio kembali. Menggunakan senjata rahasia bukan tindakan seorang jujur apalagi senjata
rahasia yang kau gunakan adalah senjata api beracun sekalipun namamu tersohor
diseluruh kolong langit tapi kau tak bisa terhitung sebagai seorang enghiong hoohan.
Sindiran ini membangkitkan rasa gusar dalam dada Lok Koei Ceng.
Kurang ajar para enghiong dikolong langit siapa yang tidak tahu kalau aku Lok Koei
Ceng ahli dalam penggunaan senjata berapi apa perlunya kau nenek pengemis banyak
cingcong?
Karena gusar susah ditahan tidak tanggung2 lagi ia maki nenek tua ini sebagai sinenek
pengemis.
Watak Chee Toa Nio pada dasarnya memang berangasan kena dimaki meledaklah hawa
gusar yang berkobar dalam dadanya.
Orang lain mungkin takuti senjata berapimu itu tapi aku Chee Toa Nio tak akan takut
bentaknya gusar. Sam Cungcu cepat mundur biar kuiringi dirinya sejenak.

Tak bisa jadi belum menentukan siapa yang menang siapa yang kalah bagaimana boleh
disudahi sampai disini saja pertarungan ini.
Mendadak badannya maju kedepan kakinya melangkah Tiong Kong menusuk ulu hati
Lok Koei Ceng.
Lok Koei Ceng segera mengayunkan senjatanya Hwee Liong Pangnya kedepan segulung
jilatan api laksana kilat menyambar keluar.
Senjata rahasia terakhir yang tersembunyi dibalik senjata Hwee liong Pangnya ini sangat
luar biasa jilatan apinya melebihi jilatan api sebelumnya.
Siauw Ling mendesak kedepan justru ia bermaksud memancing orang itu melancarkan
semburannya yang terakhir kini melihat jilatan api menyembur datang dengan amat
dahsyat buru-buru ia jatuhkan diri ke atas tanah dengan punggung menempel tanah
mendadak ia berputar satu lingkaran meloloskan dari semburan api kemudian meloncat
bangun berdiri.
Lok Koei Ceng sudah banyak pengalaman dalam menghadapi musuh melihat Siauw Ling
jatuhkan diri ke atas tanah sembari mengeluarkan jurus bahaya.
Untuk menghindari semburan api dalam hati segera menduga apabila pihak lawan telah
mempersiapkan suatu rencana.
Tak terasa kewaspadaannya dipertinggi melihat Siauw Ling putar badan sambil
menerjang kedepan senjata Hwee Liong Pangnya melancarkan serangan terlebih dahulu
dengan jurus Kiem Ciam Teng Hay atau jarum emas menenangkan samudra.
Waktu Siauw Ling hendak bangun berdiri senjata Hwee Liong Pang telah tiba didepan
dada dalam keadaan gugup pedangnya segera didorong kedepan dnegan jurus Pit Bun Tui
Gwat atau menutup pintu mendorong rembulan menutup seluruh badan.
Pedang Hwee Liong Pang bentrokan jadi satu menimbulkan getaran keras mengambil
tenaga getaran itulah Siauw Ling meloncat bangun.
Jurus serangan Lok Koei Ceng mendadak berubah secara beruntun ia melancarkan tiga
buah serangan berantai.
Siauw Ling segera menggetarkan pedangnya melindungi badan dengan memilih posisi
bertahan dengan keras lawan keras ia pukul ketiga jurus serangan tersebut.
Senjata Hwee Liong Pang yang berada ditangan kanan Lok Koei Ceng tiada hentinya
melancarkan serangan gencar sedang tangan kiri merogoh saku mengambil dua butir api
Sam Yang Lieh Hwee Tan.

Chee Toa Nio tahu bahwa jago ini pandai menggunakan senjata rahasia berapi melihat ia
merogoh sakunya dengan cepat perempuan itu berteriak, Sam Cungcu hati2 dengan
senjata rahasia yang berada ditangan kirinya.
Siauw Ling terkesiap pikirnya, Kalau ia melancarkan senjata rahasia beracun dalam
jarak sedemikian debatnya bagaimana aku bisa berkelit.
Padahal bersama dengan berputarnya otak telapak kiripun sudah mengirim sebuah
babatan dahsyat kedepan.
Segulung angin pukulan disertai dengan angin desiran tajam menggulung kedepan.
Baru saja Lok Koei Ceng meraba senjata rahasia Sam Yang Lieh Hwee Tan tenaga
pukulan Siauw Ling telah datang membabat telapak tangan kiri orang she Lok itu.
Ketika itu Lok Koei Ceng sedang mencekal senjata rahasia ia tidak berani menyambut
datangnya serangan telapak Siauw Ling dengan keras lawan keras.
Tak kuasa lagi tangannya mengendor peluru Lih Hwee Tan mencelat ketengah udara dan
jatuh kurang lebih empat lima depa disamping kalangan.
Bluuum.bluuum dua ledakan bergema serasa membelah bumi dua gulung jilatan api
warna hijau segera berkobar membakar seluruh permukaan tanah.
Aaaai.sungguh hebat senjata rahasia berapi ini kalau sampai mengenai badan dan
menimbulkan ledakan entah apa yang terjadi? senjata rahasia macam ini benar2 bahaya
aku tak boleh memberi kesempatan lagi padanya untuk mengeluarkan senjata yang lain.
Pedangnya segera bergetar melancarkan serangan gencar kedepan.
Setelah pikirannya terbuka Lok Koei Ceng tidak berkesempatan untuk banyak bertingkah
lagi serangan pedang datangnya sambung menyambung bagaikan ombak disamudra
seketika sipeluru sakti she Lok ini terkurung dalam bayangan pedang.
Para jago yang menonton jalannya pertempuran dari sisi kalangan diam2 merasa sangat
terperanjat setelah dipanah sakti menyapu jagat Tong Yen Khie menderita kalah Ing
Gwat Tootiang adalah seorang jago pedang dari Cing Shia Pay pun menderita kalah
ditangan Siauw Ling.
Dan kini kendati sipeluru sakti Lok Koei Ceng belum sampai kalah bila ditinjau dari
keadaannya sebentar lagi iapun bakal menyusul kawan2nya yang terdahulu.
Bila dibicarakan dari kepandaian silat yang mereka bertiga miliki, boleh terhitung sebagai
jago kelas wahid dan kalau mereka bertiga sama2 dikalahkan maka satu2nya lawan
Siauw Ling tinggal Be Boen Hwie saja.

Kita balik pada Chee Toa Nio yang melihat Siauw Ling makin bertempur semakin
perkasa hatinya terasa tergetar keras ia merasa gembira juga cemburu.
Kembali Lok Koei Ceng mempertahankan diri sebanyak puluhan jurus dengan ngotot
mendadak Siauw Ling membentak keras, Lepas tangan.
Lok Koei Ceng benar2 penurut, bersamaan dengan bentakan itu ia lepaskan senjata Hwee
Liong Pang yang dicekalnya ditangan.
Pada dasarnya Siauw Ling sudah mendongkol akan kekejian senjata rahasianya
pergelangan segera disentak ujung pedangnya ditempelkan ke atas dada Lok Koei Ceng.
Ternyata sipeluru sakti tidak malu disebut seorang enghiong hoohan walaupun jiwanya
terancam ia sama sekali tidak kelihatan jeri.
Cayhe mengakui kepandaian silatku tidak becus sekalipun mati juga tak perlu disesali
Sam Cungcu silahkan turun tangan katanya dingin.
Mendadak Siauw Ling menarik kembali pedangnya yang mengancam dada Lok Koei
Ceng.
Maaf.maaf.!
Kepandaian silat Sam Cungcu betul2 lihay kembali Lok Koei Ceng berkata dengan
kepala tertunduk.
Saudara terlalu memuji sinar matanya menyapu sekejap wajah seluruh jago kemudian
tambahnya, Siapa diantara kalian yang ingin bertanding lagi dengan diriku?
Setelah melihat kelihayan ilmu silat Siauw Ling serta kesempurnaan jurus serangannya
diantara para jago tak seorangpun yang berani unjukkan diri untuk menerima tantangan
ini. Suasana sunyi senyap tak kedengaran suara sedikitpun.
Akhirnya Be Boen Hwie mendehem.
Kepandaian silat Sam Cungcu betul2 luar biasa tidak aneh kalau kau bisa terpilih
sebagai tangan kanan Djen Bok Hong.
Siauw Ling kerutkan dahi. Sebelum dia menjawab Be Boen Hwie telah menyambung
kembali, Cuma pertarungan kita ini hari bukan suatu pertandingan perebutan nama
seperti apa yang sering terjadi di dalam Bulim walaupun berturut2 Cungcu berhasil
menangkan beberapa kali pertandingan kami hanya mengakui bahwa ilmu silat Sam
Cungcu sangat lihay ini bukan berarti kami sudah kehilangan semangat serta niat untuk
melenyapkan diri Sam Cungcu.

Cukup kalian tak usah banyak bicara lagi tukas Chee Toa Nio dingin. Kalau kalian
ingin turun tangan berbareng ayolah cepat turun tangan.
Setelah mendengar ucapan dari Chee Toa nio ini Siauw Ling baru tersadar kembali
terhadap maksud ucapan Be Boen Hwie ia menghela napas panjang.
Aaaai.betul saat ini aku Siauw Ling merupakan Sam Cungcu dari perkampungan Pek
Hoa San cung tapi aku belum pernah melakukan perbuatan yang begitu jahat desakan
cuwi yang demikian kencang dan bersikeras sungguh membuat aku punya mulut susah
bicara. Senjata tajam tak bermata kalau cuwi ngotot hendak turun tangan berbareng aku
takut peristiwa ini akan berakibat banjir darah.
Kami orang2 yang sering melakukan perjalanan dalam dunia kangouw tidak pernah
pikirkan soal mati hidup diri sendiri harap Sam Cungcu tak usah merasa kuatir buat
keselamatan kami tukas Be Boen Hwie ketus.
Air muka Siauw Ling kontan berubah hebat.
Jika Cuwi bersikeras ingin berkelahi cayhepun tak bisa berdiam diri saja serunya.
Mendadak pedangnya disilang didepan dada sepasang mata dengan memancarkan cahaya
tajam melototi wajah Be Boen Hwie tak berkedip.
Pengetahuan Be Boen Hwie sangat luas melihat sikap Siauw Ling dalam menghadapi
lawannya ia segera tahu apabila gaya ini merupakan gerakan dari ilmu pedang terbang
yang merupakan ilmu tingkat paling atas hatinya kontan bergidik.
Ia tahu kalau dirinya bersikeras turun tangan maka banyak jago akan menggeletak dengan
darah berceceran.
Dengan cepat ia pencet tombol rahasia diatas kipasnya seraya membentak keras, Harap
kalian semua mundur ke belakang aku hendak bergebrak seorang lawan seorang dengan
Sam Cungcu.
Tindakan Be Boen Hwie walaupun mendatangkan rasa tercengang dihati para jago tapi ia
mengerti kalau kepandaian silat sang Cong Piauw Pacu dari empat keresidenan ini sangat
lihay tanpa membantah lagi orang2 itu mundur ke belakang.
Siauw Ling tak bergemilang dari posisi semula seluruh tenaga kweekangnya disalurkan
ke atas pedangnya siap melancarkan serangan.
Sebaliknya Be Boen Hwie sambil mencekal kipasnya yang diarahkan kekaki Siauw Ling
berdiri tak berkutik ia tidak berani turun tangan secara gegabah.
ooooooo0oooooooo

Jago she Be ini merasa gaya Siauw Ling di dalam pertahanannya ini mempunyai dua
kemungkinan menyerang dan kemungkinan bertahan.
Walaupun ia sudah coba mengancam dari berbagai arah belum berhasil juga menemukan
titik-titik lubang kelemahan yang bisa digunakan untuk melancarkan serangan.
Lama sekali ia berpikir tapi kesempatan untuk turun tangan tidak dijumpai juga.
Mendadak terlihat olehnya Siauw Ling menggoyangkan badan dan menghembuskan
napas panjang pedang yang telah dipersiapkan diturunkan ke atas tanah.
Be heng silahkan pulang katanya sambil ulapkan tangan. Hari esok masih panjang
sekalipun kau bersikeras hendak membinasakan aku Siauw Ling rasanya tak perlu gelisah
pada malam ini juga.
Perlahan-lahan Be Boen Hwie tarik kembali kipasnya dan berbisik lirih, Aku tak
sanggup menerima seranganmu ini.
Aaaakh Be heng terlalu memuji.
Setelah siauwte tinjau beberapa lama aku merasa Siauw heng tidak mirip orang asal
perkampungan Pek Hoa San cung?
Siauw Ling segera tertawa hambar.
Nyatanya aku adalah Sam Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San cung katanya.
Aku duga dibalik kesemuanya ini pasti tersembunyi suatu rahasia aku orang she Be
dengan senang hati mengajak Siauw heng untuk membicarakan persoalan ini secara
blak2kan.
Ia merandek dan menghela napas panjang sambungnya lebih jauh, Siauwte sudah
berkelana di dalam dunia kangouw dan menjelajahi pelbagai tempat berkenalan dengan
banyak enghiong hoohan tapi baru kali ini kujumpai manusia berkepandaian serta
kecerdikan macam Siauw heng dunia persilatan ini sedang diliputi napsu membunuh
kaum iblis bermunculan dimana2.
Siauw heng sebagai seorang pendekar muda seharusnya membantu rakyat membasmi
kaum iblis dan membuat banyak jasa untuk kesejahteraan kaum lurus mengapa kau malah
berkawan dengan kaum iblis menciptakan keonaran bagi umat manusia.
Kesulitan Siauwte susah dibicarakan dengan sepatah dua patah kata kata Siauw Ling
seraya menjura. Besok malam siauwte akan menanti kedatanganmu disini apabila Be
heng ada waktu silahkan datang memenuhi janji.

Baik besok malam pada kentongan ketiga Siauwte akan datang memenuhi janji dan
selama ini aku akan berusaha mencegah para enghiong untuk bikin keonaran disini.
Sehabis berkata ia putar badan dan berlalu dengan membawa para jago lainnya.
Terdengar Chee Toa Nio sambil mendepakkan tongkatnya ke atas tanah berseru keras,
Menurut dugaanku malam ini banyak darah akan mengalir dibawah pohon tua ini
banyak mayat akan kegelimpangan didepan gubukku siapa nyana pertarungan ini
berakhir dengan keadaan yang aman.
Sikap Be Boen Hwie yang gagah perkasa benar2 luar biasa puji Siauw Ling.
Kalau dia tidak gagah perkasa dengan usianya yang masih muda mana bisa menduduki
kursi kepemimpinan para jagi dari empat keresidenan besar.
Siauw Ling mendongak memandang awan diangkasa dan menghembuskan napas
panjang.
Aaaai.semoga malam ini tak ada orang yang datang mencari gara2 lain.
Samya! dari belakang terdengar Kiem Lan berseru manja. Setelah kau mengalami tiga
kali pertarungan sengit, seharusnya beristirahatlah sebentar.
Ia terima pedang dari tangan pemuda itu dan bantu memasukkan ke dalam sarungnya.
Bagaimana keadaan luka racun yang diderita Giok Lan serta nona Tong?
Setelah minum obat kesehatannya pulih kembali seperti sedia kala kini mereka sedang
bersemedi dalam ruangan rahasia. Biarlah budak pergi periksa.
Ia putar badan dan berjalan masuk ke dalam ruangan.
mendadak Chee Toa Nio tertawa tergelak.
Sudah sepuluh tahun lamanya aku tidak pernah bergebrak melawan orang katanya
kegirangan. Pertarungan ini hari sungguh memuaskan hatiku. Bocah kau lelah?
Keadaan cayhe masih baik. Aaaaai.Loo popo harus turun tangan sendiri menghadapi
musuh dan mengikat permusuhan dengan orang lain cayhe merasa tidak enak hati.
Kau tidak bisa bicara demikian kita sedang saling bertukar syarat ini aku membantu kau
dan besok kau membantu aku tak bisa dibicarakan enak hati atau tidak.
Loo popo sebenarnya besok kau akan memenuhi janji siapa bolehkah cayhe tahu?
Besok kau bakal tahu dengan sendirinya apa perlunya gelisah disatu saat?

Ketika itu Kiem Lan, Giok Lan serta Tong Sam Kauw dengan beriring jalan keluar dari
dalam ruangan.
Setelah mengalami siksaan selama beberapa waktu badan Tong Sam Kauw serta Giok
Lan menjadi amat kurus wajahnya kucal dan matanya mendelong kedalam.
Mungkin Kiem lan telah menceritakan kisah bagaimana Siauw Ling menolong jiwa
mereka berdua karena sewaktu mereka berdua menjumpai pemuda tersebut bersama2
menjura dan mengucapkan terima kasih atas pertolongannya.
Buru-buru Siauw Ling membalas hormat mereka.
Obat pemusnah yang menolong jiwa kalian adalah pemberian Chee Loocianpwee
tersebut seharusnya kalian mengucapkan terima kasih kepadanya.
Tidak perlu potong Chee Toa Nio cepat dengan nadanya yang dingin bagaikan es.
Kita saling ada janji bertukar syarat diantara kita, mereka tak usah mengucapkan terima
kasih kepada diriku lagi.
Melihat kesemuanya ini Tong Sam Kauw jadi tertegun tiba-tiba bisiknya kepada sang
pemuda, Kau telah bertukar apa dengan dia untuk mendapatkan obat pemusnah
tersebut?
Aaaai.tidak ada apa2 sahut Siauw Ling tersenyum. Aku hanya menyanggupi dirinya
untuk memenuhi sebuah perjamuan. Nona luka racunmu baru saja sembuh, kesehatan
badan masih belum pulih seperti sedia kala lagipula suasana disekeliling kita sangat
bahaya musuh tangguh setiap saat bisa datang menyerang.
Ia merandek sejenak sinar mata perlahan-lahan menyapu sekejap wajah Tong Sam Kauw
serta Giok Lan lalu sambungnya, Asal kalian berdua bisa cepat pulihkan sebagian
tenaga murnimu ini berarti kalian mengurangi satu bagian mara bahaya yang mengancam
keselamatan kalian.
Mendadak Chee Toa Nio bangun berdiri dan memandang sekejap Kiem Lan bertiga
katanya dengan suara yang dingin kaku, Kalian bertiga jangan mengganggu dirinya lagi
setelah mengalami beberapa kali pertarungan sengit saat ini ia membutuhkan waktu
untuk baik2 beristirahat.
Ketiga orang gadis itu ternyata sangat penurut mereka mengiakan dan bersama2
mengundurkan diri keruang belakang.
Siauw Lingpun mencari sebuah tempat yang bersih diruang tamu untuk duduk bersila dan
mulihkan kembali tenaga murninya yang banyak hilang karena pertarungan sengit
barusan.

Sedangkan Chee Toa Nio sendiripun mencari sebuah tempat di dalam ruangan tamu itu
menemui Siauw Ling duduk menemani.
Menanti kentongan kelima sudah lewat haripun sudah terang tengah Siauw Ling baru
selesai bersemedi dan bangun berdiri wajahnya segar dan semangatpun pulih seperti
sedia kala.
Sang surya sudah muncul diufuk sebelah timur kata Chee Toa Nio sambil melongok
keluar jendela. Kau harus cuci muka dan ganti satu stel baju baru.
Loo popo tidak usah kuatir saat ini hari masih sangat pagi.
Kerutan diatas wajah Chee Toa Nio yang tua kelihatan makin nyata sepasang alis
berkerut penuh rasa murung tiada hentinya ia berjalan bolak balik dalam ruangan.
Waktu tengah hari dengan cepatnya berlalu pada saat itulah dari tempat kejauhan tampak
munculnya sebuah tandu kecil warna hijau berlari mendekat.
Bocah kau harus ingat sejak saat ini namamu adalah Chee Giok bisik Chee Toa Nio
dengan cepat setelah melihat munculnya tandu kecil tadi. Sesudah kau menyanggupi
perintahku sampai perjamuan selesai jangan sekali2 bocorkan rahasia ini.
Ketika mereka sedang bercakap2 dua buah tandu kecil warna hijau itu sudah tiba didepan
gubuk.
Chee Toa Nio segera menggandeng tangan kanan Siauw Ling keluar dari gubuk dan
masing-masing naik kesebuah tandu.
Mengambil kesempatan itulah Siauw Ling melirik sekejap keempat orang penggorong
tandu tampak olehnya air muka mereka pucat kehijau2an bagaikan seseorang yang sudah
lama kedinginan didaerah yang bersalju sepasang mata memancarkan cahaya tajam dan
sekali pandang siapapun tahu kalau mereka memiliki tenaga kweekang yang amat
sempurna.
Baru saja kedua orang itu duduk dalam tandu keempat lelaki tadi sudah turunkan horden
dan menggotong tandu itu lari kedepan.
Terasa tandu itu makin berlari makin cepat dan akhirnya cepat bagaikan larinya kuda
jempolan tak terasa hati Siauw Ling rasa bergerak pikirnya, Cukup ditinjau dari cara
keempat orang penggotong tandu ini lari sudah membuktikan bila kepandaian silat yang
mereka miliki tidak lemah.
Kurang lebih satu jam kemudian mendadak tandu itu berhenti.
Tidak kusangka pada suatu saat aku Siauw Ling bisa naik tandu pikir pemuda itu
kegelian.

Horden tampak disingkap dan Chee Toa Nio telah berdiri didepan pintu.
Giok Jie mari turun.
Siauw Ling memandang sekejap wajah Chee Toa Nio lalu perlahan-lahan turun dari
tandu hatinya sangat tidak tenang pikirnya, Orang lain menyaru namaku sehingga
membuat dunia kangouw kacau balau tidak keruan tidak disangka ini hari aku Siauw
Ling pun harus menyaru nama orang lain.
Ketika ia mendongak terlihatlah sebuah ruangan dengan perabot yang mewah, indah dan
antik terbentang didepan mata pintu terbuka lebar2 asap dupa mengepul menutupi
pemandangan disekeliling sana.
kedua buah tandu kecil itu tepat berhenti didepan ruangan tersebut.
Keempat orang penggotong tandu tadi dengan sikap hormat dan serius berdiri disebelah
samping keadaannya penuh kewibaan.
Siauw Ling mulai ragu2 tak tertahan lagi ia berbisik lirih, Loo popo rumah siapakah
ini?
Sebuah halaman yang sangat luas dimanapun terdapat bangunan macam begini mungkin
terletak diujung langit dan mungkin terletak dekat didepan mata, Siauw Ling
tersenyum.
Ehmmmm.terima kasih atas petunjukmu.
Saat ini kita sebagai nenek dan cucu kau jangan sebut diriku sembarangan menyebut
diriku seru Chee Toa Nio buru-buru.
Sudah tentu saja beberapa patah kata ini disampaikan dengan ilmu mengirim suara.
Akan kuingat selalu.
Belum selesai pemuda itu bicara mendadak dari balik ruangan yang lapat2 tertutup dupa
wangi muncul serentetan suara yang nyaring dan bening.
Hujien bagaimana keadaanmu sejak perpisahan apakah kau masih ingat dengan kawan
lamamu dari Pak Hay?
Sejak perpisahan diistana es dalam sekejap mata sepuluh tahun sudah berlalu, selama ini
kuingat selalu akan dirimu dan terima kasih atas undanganmu ini hari.
Haaa.haaa.pemuda itulah cucumu?

peristiwa yang terjadi diistana es tempo dulu sudah lama berlalu waktu itu usia cucuku
masih amat muda mungkin ia sudah melupakannya.
Kembali orang yang berada dalam ruangan tertawa terbahak2.
Ia mungkin lupa tapi Siauw Ling tidak pernah melupakan hal ini setiap hari ia ribut saja
kepada loohu agar bisa berjumpa kembali dengan cucumu walaupun dalam istana es di
Pak Hay banyak terdapat barang aneh setiap hari ia murung dan gelisah tidak tenang lama
kelamaan loohu tidak tega dan akhirnya membawa siauwli berangkat keselatan untuk
meleyapkan rasa rindu dalam hati putriku.
Melihat dirinya tidak dipersilahkan masuk dalam hati Siauw Ling segera berpikir, Orang
ini sungguh lucu setelah mengundang kami datang kemari mengapa tidak membiarkan
kami masuk ke dalam ruangan untuk duduk.
Belum habis ia berpikir tampak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat diantara
tebalnya asap dupa wangi seorang kakek tua berjubah sutera dengan sulaman naga dan
berjenggot putih sepasang dada telah muncul didepan pintu.
Peristiwa lima tahun berselang kembali berkelebat dalam benak Siauw Ling ia mengenali
kembali si kakek tua ini sebagai Pak Thian Coencu atau sirasul sakti dari langit utara
yang pernah dijumpai didepan kamar Boe Wie Tootiang dalam kuil Sam Yen Koan
tempo dulu.
Merepotkan coencu harus menyambut sendiri buru-buru Chee Toa Nio menjura dan
tertawa.
Haaa.haaa.hujien terlalu sungkan kalian berdua silahkan masuk ke dalam ruangan
ujar Pak thian Cungcu sambil tertawa.
Giok Jie kenapa kau tidak tahu adat kata Chee Toa Nio sambil melirik sekejap diri
Siauw Ling. Setelah berjumpa dengan cianpwee kenapa tidak hunjuk hormat.
Terpaksa Siauw Ling menyincing baju jatuhkan diri berlutut.
Boanpwee Chee giok menghunjuk hormat buat loocianpwee.
Haaa.haaa.bagus2 kata Pak Thian Coencu tertawa tergelak ia bimbing Siauw Ling
untuk bangun. Keponakan Chee silahkan bangun. Dengan riang gembira dibimbingnya
Siauw Ling masuk ke dalam ruangan.
Setelah masuk ke dalam ruangan tiba-tiba terasa hawa dingin menyerang datang saking
dinginnya bagaikan memasuki sebuah gua alam yang penuh dilapisi salju.
Dalam hati Siauw Ling merasa keheranan sinar matanya dengan tajam menyapu sekejap
sekeliling tempat itu.

Tampaklah olehnya dikedua belah samping ruangan berdiri enam belas buah gentong
besar didinding belakang terdapat sebuah hioloo kumala asap dupa mengepul dari hioloo
tersebut sedang hawa dingin muncul dari dalam keenam belas gentong raksaa tadi.
Dupa wangi dan hawa dingin bercampur di dalam ruangan menciptakan selapis kabut
yang tebal.
Sambil menggandeng tangannya Pak Thian Tjoensu membawa pemuda itu masuk ke
dalam ruangan dan mempersilahkan ia ambil duduk dimeja perjamuan.
Keponakan Chee silahkan duduk katanya sambil tertawa.
Tanpa sungkan2 lagi Siauw Ling mencari tempat dan duduk.
Setelah semua orang ambil tempat masing-masing barulah Pak Thian Coencu
memandang sekejap diri Chee Toa Nio katanya, Cucumu benar2 hebat wajahnya tampan
tiada tandingannya Hujien bisa mempunyai cucu sebagus ini loohu patut memberi
selamat kepadamu dan arwah Chee heng yang ada dialam bakapun tentu merasa tenang.
Dikemudian hari masih membutuhkan banyak bimbingan dari Coencu.
Hujien terlalu merendah.
Ia merandek sejenak lalu sambungnya lagi, Dari istana dilaut utara Loohu membawa
datang beberapa macam hidangan yang susah didapatkan mari kita minum beberapa
cawan.
Sembari berkata si kakek tua itu bertepuk tangan beberapa kali.
Beberapa saat kemudian dari balik kabut dupa wangi muncul empat orang dara cantik
berbaju putih ditangan masing-masing gadis membawa sebuah nampan kayu diatas
nampan terdapat sebuah mangkok kumala.
Melihat hal itu kembali Siauw Ling berpikir di dalam hatinya, Di dalam ruangan yang
demikian dinginnya sehingga merasuk ketulang aku duga hidangannya tentu hidangan
yang dingin semua.
Dilihatnya pada nampan sang dara berbaju putih yang terakhir kecuali membawa sebuah
mangkok kumala terdapat pula tiga pasang sumpit tiga cawan serta sebuah botol pualam.
Chee Si heng bagaimana dengan takaran arakmu? ujar Pak Thian Coencu sambil
menyambut botol pualam itu dan membuka penutupnya.
Boenpwee tidak gemar minum arak.
Bagus kalau begitu kau kurangi saja minum arak.

Ia tuang isi botol pualam itu sebanyak tiga tetes ke dalam cawan Siauw Ling.
Melihat isi botol tadi paling banyak hanya enam kati arak Siauw Ling segera berpikir
dalam hatinya, Walaupun aku tidak doyan minum arak tapi kalau suruh minum arak satu
botol itu rasanya tidak akan mabok orang ini benar2 tidak pandang sebelah matapun
terhadap diriku masa aku hanya diberi tiga tetes arak saja.
Tampak Pak Thian Coencu memenuhi cawan Chee Toa Nio dengan setengah cawan arak
kemudian menuang setengah cawan pula dalam cawan sendiri.
Setelah itu sambil angkat cawan sendiri katanya, Mari2 kita coba arak teratai salju
mabok selaksa hari dari loohu ini.
Siauw Ling angkat cawannya bermaksud sekali teguk menghabiskan isi cawannya tapi
sewaktu melihat Pak Thian Coencu hanya meneguk setetes saja hatinya jadi bergerak.
Arak ini disebut arak teratai salju mabok selaksa hari aku juga tentu termasuk sebangsa
arak yang bersifat keras pikirnya dihati. Baiklah akupun akan mencicipi setetes
dahulu.
Setelah berpikir demikian iapun meniru cara sirasul dari langit utara meneguk setetes isi
cawannya.
Begitu tadi arak itu masuk kemulut segera timbullah bau harum yang keras dan panas
langsung menyerang ke dalam pusar.
Keponakan Chee! terdengar Pak Thian Cungcu menegur sambil tertawa. Kalau kau
tidak kuat dengan pengaruh arak jangan kau habiskan isi cawan tersebut nah cobalah
bagaimana rasanya beberapa macam masakan itu!
Ia letakkan cawan sendiri kemeja, lalu menyodorkan ketiga mangkok berisikan masakan
itu kehadapan sang pemuda.
Pada mangkok yang pertama berisikan selapis benda berwarna putih salju lapisan itu
mirip dengan minyak babi yang telah membeku dalam mangkok.
Pada mangkok yang kedua berisi tiga buah bulatan berwarna merah tawar, kecuali
warnanya sangat aneh bentuknya mirip dengan kentang.
Sedang pada mangkok yang ketiga berisikan kuah kental berwarna hijau tua, entah
berisikan benda apakah dibalik kuah itu.
Sambil angkat sumpit kembali Pak Thian Coen cu berkata, Keponakan Chee Siauw li
sudah lama menanti kedatanganmu diruang belakang ayoh cepat cicipi masakan ini.

Ia segera menggerakkan sumpit sambil menuding mangkok pertama katanya, Mangkok


ini berisi telapak beruang seribu tahun keponakan Chee silahkan.
Siauw Ling mengambil sesendok dan dimasukkan ke dalam mulut rasanya betul2 lezat
sehingga tak terasa ia berpikir, Pak Thian Coen cu betul2 seorang manusia yang pintar
merasakan nikmatnya masakan.
Sambil menuding bulatan2 merah yang ada dalam mangkok kedua kata Pak Thian Coen
cu lagi, Ini yang dinamakan Cing Ceng Soat Lian cu keponakan Chee silahkan
mencicipi sebutir.
Siauw Ling menggerakkan sumpitnya mengambil sebutir bulatan itu dan dimasukan ke
dalam mulut sebelum ia telan mendadak terdengar suara langkah kaki berkumandang
datang.
Dari balik kabut dupa yang tebal perlahan-lahan muncul seorang nona berbaju putih.
Siang Soat apa maksudmu datang kemari? tegur Pak Thian Coen cu dingin.
Dengan penuh rasa hormat Siang Soat menjura.
Budak mendapat perintah untuk mengundang Chee Kongcu.
Agaknya Pak Thian Coen cu menaruh rasa sayang terhadap putrinya dia segera
mendehem dan berpaling ke arah Siauw Ling.
Ilmu memasak dari Siauw li lebih hebat beberapa kali lipat dari kepandaian para koki
istana es. Aku rasa ia tentu sudah memperhatikan hidangan untuk keponakan Chee
bagaimana kalau kau pergi mengunjungi dirinya.
Perlahan-lahan Siauw Ling mengambil keluar Soat Lian cu dari mulutnya dan berpaling
ke arah Chee Toa nio.
Chee Toa nio tersenyum.
Sewaktu kau berjumpa dengan Kuncu tempo dulu usiamu masih sangat kecil tidak
nyana Kuncu masih memikirkan dirimu hingga sekarang ayoh cepat menemui Kuncu apa
yang kau nantikan lagi duduk termangu2 disana.
Dengan perasaan apa boleh buat Siauw Ling bangun berdiri dan berlalu mengikuti Siang
Soat.
Setelah keluar dari ruang besar berkabut tebal dan menerobosi dua buah halaman besar
sampailah mereka di dalam sebuah ruang kecil mungil tapi amat indah bentuknya.

Seorang dara bergaun merah keperak2an duduk diatas sebuah kursi ditengah ruangan
kepalanya tertunduk rendah membawa beberapa bagian perasaan malu menanti Siauw
Ling dengan dipimpin Siang Soat telah tiba di dalam ruangan ia masih menunduk.
Siang Soat segera berbisik disisi telinga Siauw Ling, Dialah Kuncu kami ia sudah lama
menantikan dirimu dalam ruangan ini nah cepat hunjuk hormat.
Habis berkata dengan genit ia mengerling sekejap ke arah sang pemuda kemudian buruburu berlalu dari ruangan tersebut.
Kini dalam ruang kecil yang indah dan mungil tinggal Siauw Ling serta si dara berbaju
merah itu dua orang masing-masing duduk saling berhadapan tanpa seorangpun yang
bukan suara terlebih dahulu.
Walaupun beberapa kali Siauw Ling bermaksud memecahkan kesunyian yang mencekam
tapi ia sama sekali tiada bayangan apapun terhadap peristiwa yang pernah tempo dulu
karena itu pemuda ini merasa bingung harus membuka pembicaraan dari mana.
Suasana hening selama seperminum teh lamanya akhirnya si dara berbaju merah itu buka
suara terlebih dahulu.
Berkat rahmat Thian, cayhe baik2 saja moga2 Kuncupun demikian.
Chee Siangkong masih ingatkah kau akan peristiwa yang terjadi tempo dulu.
Kena ditanya soal tempo dulu Siauw Ling termangu2 dengan bimbang dia pandang gadis
tersebut dengan mendelong.
Chee Siangkong kenapa kau tidak bicara? apa kau sudah lupa? sambung dara berbaju
merah itu lebih lanjut.
Kuncu lama berdiam dalam istana es yang jauh dari Tionggoan dalam kemewahan yang
berlimpah sedang cayhe tidak lebih hanya seorang gelandangan kata Siauw Ling sambil
menyeka keringat yang mengucur keluar makin deras.
Aaaach.kiranya disebabkan perbedaan tingkat kau malu bicara tukas si dara sambil
tersenyum. Aku masih mengira kau sudah melupakan sumpah kita tempo dulu.?
Ooouw.akhirnya berhasil kujawab juga pertanyaan yang paling sukar ini diam2
Siauw Ling menghembuskan napas panjang.
Terdengar si dara berbaju merah itu melanjutkan kembali kata2nya, Waktu itu walaupun
kita masih anak kecil yang tidak tahu urusan tapi terhadap pembicaraan yang pernah kita
lakukan dahulu tak terlupakan hingga kini mengikuti bertambahnya usia, ingatan tersebut
semakin nyata.

Perlahan 2 dia mendongak memandang sekejap wajah Siauw Ling lalu tambahnya,
Ternyata wajahmu jauh lebih tampan dari apa yang kupikir dalam hati selama ini.
Sepasang pipinya berubah merah dengan perasaan jengah ia mengerling kemudian
menunduk.
Sejak memasuki ruangan Siauw Ling belum pernah memandang sekejappun ke atas
wajah dara berbaju merah itu. Kini setelah sepasang mata bertemu ia baru merasa bahwa
dara yang berasal dari istana es ini mempunyai kecantikan yang luar biasa.
Tampak alisnya melentik sepasang mata bening berkaca, hidungnya mancung dengan
bibir yang kecil sungguh mempesonakan sekali.
Dengan malu2 gadis itu tertawa ujarnya lagi, Beberapa kali aku mendesak Tia untuk
membawa kau untuk mengunjungi istana es di Pak Hay tapi setiap kali ia melupakan hal
ini. Haaaai karena urusan ini aku harus beberapa kali menangis dan ribut akhirnya Tia
baru membawa aku mendatangi daratan tionggoan untuk mendatangi kau.
Agaknya ia dibikin mabok oleh kenangan lama setelah berpikir sebentar sambungnya,
Ketika kita bermain2 dibelakang istana es tempo dulu kau minta aku jadi pengantin
perempuan aku terus tidak mau dan akhirnya kau jengkel dan terus menangis. Setelah
melihat kau aku baru menyetujui aaai walaupun kejadian ini sudah berlangsung beberapa
tahun yang silam serasa barusan terjadi didepan mata saja.
Kali ini Siauw Ling dibikin gelagapan sampai tidak dapat mengucapkan sepatah katapun
terhadap kejadian tempo dulu pemuda ini sama sekali tidak tahu.
Walaupun dara berbaju merah itu mengucapkan dengan begitu mempesonakan begitu
kesengsem namun bagi Siauw Ling hanya kosong dan putih bagaikan kertas kosong.
Untung dara berbaju merah itu tidak sampai menunggu jawaban dari sang pemuda telah
menyambung kembali, Entah apa sebabnya selama banyak tahun ini aku selalu
dikesalkan oleh kenangan indah yang terjadi tempo dulu. Aaaai apakah kau juga
berperasaan seperti apa yang kupikirkan.
Siauw Ling merasa benaknya kacau tak terpikirkan olehnya barang sepatah kata
jawabanpun.
Eeeeei.kenapa kau tidak berbicara? tegur si dara berbaju merah itu dengan suara
halus.
Kuncu. Siauw Ling mendehem.
Jangan memanggil aku dengan sebutan Kuncu tukas gadis itu dengan cepat.
Lalu kau suruh aku memanggil dirimu dengan sebutan apa?

Seperti kita masih kecil aku memanggil kau dengan sebutan saudara Giok dan kau sebut
aku dengan nama yang dahulu saja.
Dia panggil aku dengan sebutan adik Giok diam2 pikir Siauw Ling dengan hati cemas.
Ini membuktikan usianya jauh lebih tua dari pada Chee Giokaku seharusnya panggil dia
enci, tetapi enci apa siapa namanya apalagi aku Siauw Ling tidak pernah kenal dengan
dia mana boleh panggil gadis ini sebagai enci?
Pikiran ini bagaikan roda berputar ribuan kali dalam benaknya sekalipun begitu belum
juga ia peroleh jawaban yang tepat.
Eeei kenapa? dara berbaju merah itu berseru lagi sambil mengedipkan matanya.
Apakah kau lupa dengan namaku?
Siauw Ling tertawa jengah.
Tidak salah untuk sesaat cayhe lupa dengan nama Kuncu.
Jadi selama banyak tahun ini kau belum pernah teringat akan diriku? seru dara berbaju
merah itu dengan air muka berubah.
Benarkah cucu Chee Toa nio yang lenyap masih merindukan dirinya aku tidak tahu
pikir Siauw Ling dalam hati. Bagaimana aku boleh mewakili orang lain untuk memberi
jawaban atas pertanyaan yang menyulitkan ini.
Karena dalam hati berpikir demikian tak terasa perasaan itu muncul dalam wajahnya alis
berkerut air muka penuh diliputi oleh kemurungan yang tebal.
Diatas selembar wajah dara berbaju merah yang dingin tersungginglah suatu senyuman
yang penuh kesedihan ujarnya lambat2, Selama banyak tahun ini apakah kau telah jatuh
cinta dengan perempuan lain?
Tidak jawaban dari Siauw Ling ini meluncur keluar tanpa ia sadari.
Seketika itu juga kemurungan yang meliputi wajah si dara berbaju merah tersapu bersih
ia tertawa hambar.
Jadi kau merasa kedudukan Tia terlalu tinggi dalam dunia persilatan sehingga kau
merasa rendah diri dan malu.
Soal ini.soal ini.
Tidak usah ini itu lagi ibu paling sayang diriku dan Tia selama ini selalu mendengarkan
perkataan ibuku sekembalinya ke dalam istana es biarlah aku suruh ibu memerintahkan
Tia membawa kau pulang keistana es kemudian biar Tia menurunkan seluruh kepandaian

silatnya kepadamu dikemudian hari kau yang menggantikan Tia menjabat sebagai
ciangbunjien istana es.
Jangan.jangan. Siauw Ling jadi cemas dan berseru kalang kabut.
Siapa yang bilang tidak boleh aku pasti akan melakukan hal ini untukmu.
Ia merandek sejenak tanpa memberi kesempatan kepada Siauw Ling untuk bicara ia
sudah mendahului kembali, Sudahlah kita jangan membicarakan urusan ini lagi coba
kau lihat wajahku sekarang kalau dibandingkan dengan dahulu lebih jelek atau lebih
cantik?
Kuncu berwajah cerah kecantikannya tiada tandingan dikolong langit.
Nah.nah kau panggil aku dengan sebutan Kuncu lagi apakah kau tak bisa memanggil
dengan namaku?
Siapa yang tahu siapa namamu. pikir Siauw Ling dalam hati, untuk beberapa waktu
ia gelagapan.
Dengan sedih dara berbaju merah itu menghela napas panjang.
Adik Giok apakah kau sudah betul2 lupa siapakah namaku?
Waaaah.waaaah bahaya pikir Siauw Ling dengan hati gelisah. Kalau begini terus
rahasiaku bisa terbongkar lebih baik aku cari alasan untuk mohon diri.
Sewaktu ia pamit mendadak muncul seorang dayang berbaju putih masuk ke dalam
ruangan dengan membawa nampan kumala diatas nampan terdapat dua cawan terpaksa ia
bersabar dan bungkam.
Chee Siankong silahkan minum teh ujar dayang berbaju putih itu sambil menggusurkan
cawan air teh itu ketangan sang pemuda.
Siauw Ling segera menerima cawan itu dan diletakkan diatas meja sedang ia sendiri
buru-buru bangun dan memberi hormat.
Eeeeei Chee Tiankong sejak kapan kau belajar adat istiadat bau macam begini? goda
sipelayan sambil tertawa cekikikan.
Mendadak terdengar dara berbaju merah itu menghela napas panjang.
Aaaaai.sewaktu bermain diistana es dilautan utara tempo dulu ia selalu memanggil
aku dengan sebutan Kuncu. Aaaai bagaikan terhadap orang asing saja.

Tempo dulu baik kau maupun aku masih bocah yang tidak tahu urusan buru-buru
Siauw Ling membela diri sendiri. Dan kini kita semua sudah tumbuh jadi dewasa sudah
tentu antara lelaki dan perempuan ada batas2nya.
Dayang berbaju putih itu melirik sekejap ke arah mereka berdua akhirnya sambil
tersenyum diam2 mengundurkan diri dari sana.
Sepeninggalnya dayang tadi senyuman yang semula menghiasi bibir dara berbaju merah
itu lenyap tak berbekas dan sebagai gantinya hawa amarah menghiasi wajahnya.
Agaknya gadis ini makin dipikir makin kesal dan marah mendadak ia sambar cawan
pualam yang ada dimeja dan dibantingnya ke atas tanah.
Praaaak cawan tadi hancur berkeping2 sedang air teh muncrat membasahi seluruh badan
Siauw Ling.
Sebetulnya waktu itu Siauw Ling lagi memikirkan satu cara yang baik untuk mohon diri
sehingga rahasianya tidak sampai bocor mendengar suara pecahan cawan pemuda ini jadi
tertegun dan meloncat kaget.
Segera ia berpaling tampak olehnya dengan wajah penuh kegusaran sepasang mata dara
berbaju merah itu memancarkan cahaya tajam agaknya ia hendak marah2.
Rasa kaget yang menyerang pemuda tersebut kali ini tak tertahan lagi pikirnya, Demi
aku Chee Toa Nio tiada sayang2nya mengikat permusuhan dengan para enghiong hoohan
dikolong langit tujuannya tidak lebih hanya meminta aku suka menyaru sebagai cucunya
Chee Giok untuk menghadiri perjamuan ini siapa sangka dibalik kejadian tersebut
sebenarnya tersangkut pula suatu kisah cinta yang berbelit2 setelah aku menyanggupi
untuk pikul kesemuanya ini ada baiknya menyelesaikan dulu persoalan ini sampai akhir
bilamana sampai terjadi hal2 yang tidak menyenangkan bukankah yang terkena adalah
Chee Toa Nio sendiri?
Karena berpikir demikian pikirannya terluka dan sambil tersenyum ia berpaling ke arah
gadis berbaju merah itu.
Peng jie apakah kau marah padaku?
Siapa yang suruh kau panggil aku Peng jie? aku apamu? kau anggap dirimu sesuai untuk
panggil aku dengan sebutan Peng jie? karena masih mendongkol dara berbaju merah itu
marah2.
Kena disemprot dengan kata2 yang tajam Siauw Ling kembali dibikin kelabakan
sehingga kebingungan dan bungkam.
Aku tidak ingin kau menyanjung2 dan cari muka dengan diriku maki gadis itu lebih
lanjut. Melihat aku marah hatimu ketakutan lantas mau merayu diriku? Hmm dalam hati

sejak semula sudah tidak teringat dengan diriku omongan mesra palsu tidak sudi
kudengarkan lagi.
Melihat gadis itu masih marah2 Siauw Ling menghela napas panjang.
Kuncu untuk sementara waktu aku berharap kau jangan marah2 dulu bagaimana kalau
dengarkan dulu sepatah dua patah kata cayhe?
Aku tidak mau dengar kau cepat gelinding pergi dari sini. jerit dara berbaju merah
itu dengan suara yang melengking.
Melihat sepasang matanya memancarkan cahaya penuh napsu membunuh dan agaknya
ingin turun tangan Siauw Ling terpaksa bangun berdiri seraya menjura.
Jikalau Kuncu begitu benci diriku cayhe lebih baik mohon diri sampai disini saja.
Sembari putar badan ia berlalu.
Berhenti mendadak dari belakang tubuhnya berkumandang bentakan gusar dari gadis
itu.
Terpaksa Siauw Ling putar badan.
Kuncu ada petunjuk apa lagi? tanyanya sambil menjura.
Apa yang hendak kau katakan tadi?
Cayhe sama sekali bukan Chee Giok oleh karena itu sama sekali tidak tahu peristiwa
yang pernah terjadi tempo dulu hal ini membuat Kuncu bersedih hati.
Kau bukan Chee Giok? lalu siapa kau? jelas gadis ini dibikin melengak dengan berita
tersebut.
Cayhe Siauw Ling.
Siauw Ling.Siauw Ling.
Tidak salah cayhe telah mendapat budi pertolongan dari Chee Toa Nio maka dari itu aku
sanggupi permintaannya untuk menyaru sebagai cucunya Chee Giok yang lenyap tak
berbekas.
Ia merandek dan menghela napas panjang tambahnya, Pada mulanya Chee Toa Nio
sama sekali tidak pernah menceritakan kisah cinta antara Chee Giok dengan dirimu kalau
sejak dulu cayhe tahu akan kejadian seperti ini tentu saja tak akan kuterima
permintaannya.

Kenapa? timbrung si dara berbaju merah itu tiba-tiba.


Cinta kasih seseorang adalah suatu kejadian yang amat penting cayhe menyaru sebagai
Chee Giok sehingga mendatangkan salah tanggapan dari nona sebagai sahabat karib bila
aku mengaku terus menerus bukankah tindakanku ini merupakan suatu perbuatan dosa
yang amat besar.
Dari sepasang mata dara berbaju merah itu segera memancarkan cahaya penuh hawa
napsu membunuh.
Setelah mengetahui perbuatan suatu perbuatan dosa kau tahu apa yang harus kau
lakukan?
Menurut pendapat nona? sahut Siauw Ling tertegun.
Nama baik seorang gadis serta kesuciannya lebih penting dari kematian kau menyaru
sebagai Chee Giok mengakibatkan kesucianku menderita kerugian besar dikemudian hari
mungkin saja kau bisa berbangga dengan orang lain dengan mengatakan Kuncu dari
istana es lautan utara pernah berbuat demikian dengan kau coba pikir kau suruh aku
bagaimana punya muka untuk tancapkan kaki lagi dalam dunia.
Kalau aku seorang she Siauw adalah manusia rendah macam itu aku tak akan mengaku
kalau aku sedang menyaru nama orang lain.
Hmm kendati kau licik bagai rase dan pintar putar balik omonganpun aku tak akan
percaya kepadamu kecuali kau segera gorok leher bunuh diri.
Seorang lelaki sejati tak akan jeri terhadap suatu kematian ujar Siauw Ling sambil
menghembuskan napas panjang. Kalau nona merasa aku orang she Siauw telah
menghina dirimu dan menginginkan jiwaku aku rela saja menuruti omonganmu tapi
dalam keadaan dan waktu seperti ini aku tak boleh mati.
Bagi seorang makhluk manusia persoalan yang paling dibenci paling menyiksa batinnya
adalah suatu kematian pepatah mengatakan dari dulu hingga kini manusia tak terhindar
dari suatu kematian kalau soal matipun aku tidak takut persoalan apa yang tak dapat kau
utarakan?
Manusia mati meninggalkan nama burung lewat meninggalkan suara walaupun aku
Siauw Ling tidak berharap namaku tetap harum seratus keturunan kemudian akupun tidak
ingin meninggalkan nama busuk selaksa tahun kemudian kalau nona percaya kepada aku
Siauw Ling harap kau suka memberi kebebasan kepadaku selama beberapa tahun agar
aku bisa membersihkan diri dari segala fitnaan serta nama busuk dalam dunia persilatan
setelah aku tentu akan datang menyerahkan diri menanti keputusan hukuman dari nona.
Ehmm walau apa yang kau ucapkan sangat menarik hati tapi sayang aku tak bisa
percaya.

Alis Siauw Ling langsung melentik sepasang matanya memancarkan cahaya tajam
katanya dengan nada serius, Sekalipun nona percaya harus percaya tidak percayapun
harus percaya. Maaf aku mohon diri terlebih dahulu.
Selesai berbicara ia putar badan dan berjalan dengan langkah besar.
Mendadak bayangan manusia berkelebat didepan mata, tanpa meninggalkan sedikit
suarapun tahu2 dara berbaju merah itu sudah melewati dirinya dan menghadang didepan
tubuh.
Nona sungguh indah gerakan badanmu puji Siauw Ling sambil mundur dua langkah ke
belakang.
Dikolong langit siapa yang tak kenal dengan ilmu langkah Chiet Hoan Poh atau tujuh
langkah setan dari istana es yang telah menggetarkan sungai telaga apa perlunya kau
memuji lagi.
Beberapa kali Siauw Ling ketanggor batunya marah juga dibuatnya diam2 pikirnya,
Karena merasa bersalah maka setiap kali aku bersikap mengalah kepadamu kalau kau
tidak juga tahu diri. Hmm jangan salahkan akupun akan berlaku kasar.
Tak tertahan lagi ia tertawa dingin.
Cukup kudengar dari namanya tujuh langkah setan sudah dapat kuketahui kalau ilmu
tersebut bukan dari aliran lurus.
Oooouw.jadi kau ingin coba? teriak dara berbaju merah itu gusar.
Tentu saja sahut Siauw Ling sambil melirik hawa murninya dari pusar mengelilingi
seluruh badan.
Walaupun diluaran ia bicara sangat enteng padahal dalam hati sama sekali tidak berani
memandang enteng ilmu langkah yang dimiliki gadis berbaju merah ini diam2 ia sudah
melakukan persiapan.
Tampak si dara berbaju merah itu menggerakkan badannya yang langsing lalu berputar
dua kali mendadak badan gadis tadi lenyap sebagai gantinya muncul dua sosok bayangan
merah yang datang menyerang dari dua jurusan yang berlawanan.
Melihat kehebatan ilmu tersebut Siauw Ling baru merasa terperanjat.
Aaaakh kiranya ilmu tujuh langkah setan mempunyai keistimewaan dalam hal ini
serunya.
Karena tidak tahu harus menyerang arah mana yang benar terpaksa sepasang telapak
tangannya bersama2 didorong kedepan menghajar dua sosok bayangan manusia tersebut.

Mendadak terlihat bayangan tadi mundur ke belakang meloloskan diri dari datangnya
serangan bayangan tubuh lenyap tak berbekas dan sebagai gantinya muncullah sinona
berbaju merah itu kurang lebih empat lima depa dari hadapan sang pemuda.
Terdengar gadis tadi tertawa cekikikan dari tempatnya berdiri.
Bagaimana dengan ilmu tujuh langkah setan itu? godanya manja.
Hmm menggunakan ilmu sesat melamurkan pandangan orang tidak terhitung suatu ilmu
silat yang lihay.
Setelah kuciptakan badanku jadi dua sosok bayangan dan menyerang kau dari dua
jurusan yang berlawanan bagaimana kau bisa tahu mana yang asli dan mana yang palsu?
jangan asal buka suara saja menghina ilmu silat orang.
Hmm gampang sekali aku bisa gunakan sepasang telapakku untuk menyerang kedua
belah jurusan secara berbareng.
Kelihayan dalam ilmu tujuh langkah setan tidak terbatas sampai disitu saja bagaimana
kalau aku menciptakan tiga sosok bayangan untuk menyerang kau secara berbareng?
Disamping sepasang telapak aku masih punya kaki untuk melancarkan tendangan.
Dan bilamana aku menyerang dengan empat sosok bayangan manusia?
Aku masih punya sepasang tangan dan sepasang kaki.
Kalau aku menciptakan diri jadi lima sosok bayangan manusia sekaligus. desak dara
itu tak mau kalah.
Dalam soal ilmu kepandaian silat tidak akan segampang apa yang kau bicarakan
barusan tukas Siauw Ling dengan cepat. Cayhe duga nona sendiripun susah untuk
menciptakan diri jadi empat sosok bayangan manusia sekaligus.
Aaaai.aku tak bisa tapi ayahku bisa ia dapat menciptakan diri jadi lima sosok
bayangan manusia gadis itu menghela napas panjang.
Ilmu silat aliran sesat tak perlu diherankan lagi sekalipun bisa menciptakan diri jadi
tujuh sosok bayangan apa lucunya.
Sebenarnya ilmu langkah ini bukan ilmu sesat kepandaian ini hanyalah kepandaian ilmu
langkah yang maju mundurnya mengikuti jalan kecepatan berputar asal langkah ini bisa
dilatih hapal ditambah pula dengan kecepatan berputar maka seseorang akan berhasil
menciptakan diri jadi beberapa sosok badan. Kalau kau tidak paham yaa sudahlah jangan
banyak bicara apa maksudmu mengatakan bahwa ilmu tersebut sebagai ilmu sesat, hati2
kalau Tia ikut mendengar badanmu pasti akan dilumat sampai hancur.

Heeee.heee.heee ilmu tujuh langkah setan ayahmu mungkin memang sangat lihay
seru Siauw Ling tertawa dingin. Tapi belum tentu bisa melumat aku orang she Siauw
sampai hancur lebur.
Oooouw,,,jadi kau belum percaya bahwa ayahku jauh lebih hebat dari dirimu? teriak si
dara berbaju merah itu sangat gusar. Nah bagaimana kelihayanku?
Badannya menubruk kedepan melancarkan serangan.
Gerakan tubuhnya sangat cepat tampak bayangan merah berkelebat lewat telapak tangan
gadis itu tahu2 sudah tiba didepan dada Siauw Ling pemuda itu segera melayangkan
tangan menangkis lalu balas mengirim sebuah serangan.
Demikianlah dalam ruangan segera berlangsung suatu pertarungan sengit yang saling
berusaha merebut posisi yang menguntungkan perubahan telapak maupun jari tangan
dilakukan dengan secepat-cepatnya dan setelengas mungkin.
Beturut2 Siauw Ling berebut menyerang sebanyak dua puluh jurus tapi ia sama sekali tak
berhasil menguasai pihak lawan. Saat inilah ia baru percaya apabila ilmu tujuh langkah
setan yang dimiliki gadis ini benar2 merupakan ilmu silat dahsyat.
Karena terbukti walaupun berada dalam desakannya yang gencar dara itu sama sekali tak
mundur satu langkah atau menghindar satu juruspun.
Sebaliknya si dara berbaju merah itupun dibikin kaget oleh kelihayan ilmu silat Siauw
Ling pikirnya, Omongan orang ini terlalu membual sikapnya sombong dan jumawa
ternyata bukan lagi mengibul kosong dia benar2 punya sedikit kepandaian yang boleh
diandalkan.
Peng jie mendadak terdengar sebuah teguran berat berkumandang datang. Kalian
sedang saling menjajal kepandaian silat atau lagi melakukan suatu perkelahian
sungguh2?
Mendengar teguran itu sambil tertawa dara berbaju merah itu segera menarik kembali
serangannya dan mundur ke belakang.
Aku sedang mencoba kepandaian yang dimiliki Giok heng jawabnya.
Siauw Lingpun mendongak tampak olehnya Pak Thian Coen cu serta Chee Toa nio
berdiri berbareng saat itu mereka sedang memandang dirinya serta sang dara berbaju
merah dengan terpesona.
Jelas si kakek tua ini sama sekali tidak berhasil dikelabui oleh ucapan anak gadisnya
kepada wajahnya penuh diliputi kecurigaan.

Lain halnya dengan Chee Toa Nio agaknya ia sudah mengerti kalau kedua orang itu
bukan sedang menjajal ilmu air mukanya berubah hebat sebentar ia kelihatan kaget
sebentar lagi merasa gusar perasaannya susah diraba pada saat ini.
Selama ini perempuan tua tersebut memahami jelas bagaimanakah watak dari Pak Thian
Coen cu sekali berbuat salah dia tak akan memperdulikan kawan lama atau bukan begitu
turun tangan segera cabut jiwa orang itu.
Kiranya Giok heng adalah seorang jago yang memiliki kepandaian silat lihay kalau
bukan aku yang mendesak dirinya mungkin sekarangpun aku masih belum tahu kalau
memiliki kepandaian yang lihay.
Dalam pembicaraan tersebut ia berjalan mendekati Siauw Ling kemudian menggandeng
tangannya untuk diajak masuk ke dalam ruangan.
Menanti bayangan punggung kedua orang itu sudah lenyap dari pandangan Pak Thian
Coen cu baru berkata lambat2, Hujien cucumu sebenarnya memperoleh didikan ilmu
silat dari siapa saja?
Kecuali memperoleh ilmu silat warisan keluarga iapun pernah menerima beberapa
petunjuk dari beberapa orang loocianpwee sehingga pelajaran yang ia pelajari sangat
kacau karena urusan inilah pernah beberapa kali aku menasehati dirinya agar jangan
terlalu banyak mencampur adukkan ilmu silat yang dipelajari seharusnya ia pilih
beberapa macam ilmu silat yang bagus untuk dilatih dengan rajin sehingga memperoleh
kemajuan yang pesat tapi.
Menurut pengawasan loohu tukas Pak Thian Coen cu tiba-tiba. Bukan saja cucumu
memperoleh petunjuk dari jago-jago lihay bahkan ilmu silatnya sudah berhasil mencapai
puncak kesempurnaan walaupun loohu belum berhasil menyelidiki keseluruhannya tapi
aku percaya sepasang mataku belum pernah salah melihat.
Mendengar ucapan itu diam2 Chee Toa Nio merasa terkesiap tapi diluaran ia tetap
tersenyum.
Kalau Coen cu dapat melihat keberhasilan cucuku dalam hal ilmu silat ini berarti suatu
hal yang patut digirangkan oleh kelurga Chee kami.
Oleh karena itu loohu berani ambil kesimpulan bahwa ilmu silat yang dimilikinya bukan
hasil pelajaran darimu sambung Pak Thian Coen cu lebih lanjut dengan nada dingin.
Aku mengundurkan diri dari keramaian Bulim dan hidup terpencil tidak lebih
disebabkan bocah ini ditambah pula beberapa orang sahabat karib ayahnya semasa hidup
sangat menyukai bakatnya sering mereka datang berkunjung kegubuk untuk memberi
petunjuk ilmu silat kepadanya ada kalanya hanya tiga hari ada kalanya sampai beberapa
bulan mereka baru pergi aku yang mengerti mereka tidak membawa maksud jahat sama
sekali tidak melarang perbuatan mereka2 itu.

Oooouw.kiranya begitu tidak aneh kalau ilmu pukulan ilmu totokan yang digunakan
cucumu sama sekali berlainan dengan ilmu silat aliran keluarga Chee kalian.
Yang lebih aneh lagi sambung Chee Toa Nio lebih lanjut. orang2 itu hanya suka
memberi pelajaran ilmu silat kepadanya tapi tak menyetujui untuk angkat dia sebagai
muridnya.
Itulah sebabnya mereka tahu diri sendiri tak mampu untuk menjadi gurunya.
Aaaakh.Coen Cu terlalu memuji menurut pandanganku hal ini kemungkinan sekali
disebabkan tingkatan kedudukan orang yang berhubungan dengan kami kebanyakan
merupakan tingkatan yang sama dengan ayahnya kalau sampai terima dirinya sebagai
murid bukankah sebutan akan kacau balau tidak keruan?
Di dalam Bulim tiada perbedaan mana yang tua mana yang muda siapa yang mencapai
tingkat kesempurnaan terlebih dahulu ialah yang tertinggi pendapat loohu jauh berbeda
dengan pandangan Toa Nio. Orang2 itu tidak suka menerima cucumu sebagai murid hal
ini disebabkan mereka tahu diri dari gerakan badan yang lincah serta serangan yang
mantap dari cucumu sewaktu tadi bergebrak melawan Siauw li loohu rasa ilmu silatnya
sudah boleh disebut mencapai puncak kesempurnaan.
Aaaakh kau hanya meninjau dari jalannya jurus serangan belaka tukas Chee Toa Nio
sambil tertawa. Hanya berdasarkan hal itu saja mana kau boleh mengambil suatu
perbandingan yang demikian mantap?
Jika ia tidak memiliki kepandaian silat yang mencapai puncak kesempurnaan aku rasa
sejak semula sudah kena dirubuhkan oleh Siauw li.
Oooouw kiranya begitu.
Tidak menunggu Chee Toa Nio menyelesaikan kata2nya Pak Thian Coen cu sudah
menyambung kembali, Ilmu silat yang dimiliki Siauw li telah memperoleh seluruh
kepandaian yang dimiliki loohu yang kurang hanyalah belum mencapai puncak
kesempurnaan Pak Hay Ciang Hoat maupun Pak Hay Cian Hoat paling mengutamakan
serangan yang gencar dan apa yang loohu lihat tadi rasanya Siauw li telah mengeluarkan
seluruh tenaga.
Tapi kepandaian silat putrimu jauh lebih hebat dari ilmu silat cucuku kembali
perempuan ini menukas.
Kalau ia tidak memiliki kepandaian silat lihay mengapa kepandaian silat keponakan
Chee bisa begitu mantap kendati kena diserang oleh Siauw li dengan bermacam2
perubahan dapat memecahkannya satu per satu inilah yang menyebabkan loohu timbul
rasa curiga di dalam hati.

Perlahan-lahan ia berpaling sepasang matanya dengan memancarkan cahaya yang


menggidikkan melototi wajah Chee toa Nio tak berkedip.
Yang datang benarkah keponakan Chee?
Dikolong langit ada manusia siapa yang sudi menyaru seorang boanpwee macam dia.
Dengan diri keponakan Chee rasanya loohu sudah beberapa kali bertemu muka karena
tadi tiada pikiran aku tidak memperhatikan terlalu cermat kini setelah kuingat kembali
rasanya Chee Giok yang ada dalam pandangan loohu jauh berbeda dengan orang ini aku
rasa banyak perbedaan terdapat pada diri mereka.
Aku rasa seorang bocah yang masih kecil sering terjadi banyak perubahan. Putrimu pun
jauh berbeda dengan apa yang berada dalam ingatanku.
Bukan itu yang loohu maksud! aku gemar mempelajari ilmu perbintangan maupun ilmu
raut muka yang tersisa dalam ingatan Loohu soal keponakan Chee bukan raut wajahnya
melainkan bakat serta sikapnya.
Sewaktu cucuku berjumpa dengan Coen cu waktu itu usianya tidak lebih baru sepuluh
tahun tukas perempuan she Chee ini cepat. Wajahnya itu masih kekanak2an bagaimana
bisa kita ketahui sikapnya.
Tapi aku rasa bakat serta susunan tulangnya tak bakal berubah bukan?
Chee Toa Nio kontan merasakan hatinya tergetar keras pikirnya, Orang ini bukan saja
memiliki kepandaian silat yang sangat lihay iapun teliti sekali banyak persoalan yang tak
pernah kuduga ia bisa berpikir sampai disana. setelah kini menjumpai hal yang
mencurigakan ia lantas mendesak terus menerus aku harus berhati2.
Sewaktu ia sedang berpikir terdengar Pak Thian Coen cu telah berkata kembali, Hujien,
dapatkah kau panggil keponakan Chee datang kemari agar loohu bisa memeriksa dirinya
dengan teliti.
Sewaktu Chee Toa Nio ada maksud menampik dengan kata2 halus kebetulan pada waktu
itu Siauw Ling serta si dara berbaju merah ini melangkah datang lambat2.
Melihat munculnya pemuda itu tidak menunggu Chee Toa Nio buka suara Pak Thian
Coen cu sudah mendahului, Keponakan Chee mari datanglah kemari Loohu ada
beberapa pertanyaan hendak kutanyakan kepadamu.
Diam2 Chee Toa Nio merasa sangat terperanjat melihat tindakan dari Pak Thian Coen cu
ini sebenarnya ingin sekali ia memberi tanda kepada pemuda itu tapi karena iapun tahu
sirasul sakti dari langit utara ini sangat cermat maka dia batalkan maksudnya berbuat
demikian.

Eeeei.Tia memanggil dirimu terdengar dara berbaju merah itu menjawil ujung baju
Siauw Ling.
Aaaai entah apa maksudnya memanggil aku? sembari bergumam Siauw Ling
melangkah kedepan.
Sepasang mata gadis berbaju merah itu dengan tajam melototi wajah ayahnya sedang ia
sendiri mengikuti dari belakang Siauw Ling dalam jarak tujuh delapan depa.
Pada waktu itulah mendadak si dara berbaju merah itu menjawil ujung baju sang pemuda
dan berbisik, Sstt.kau harus hati2 ayahku mengandung maksud tidak baik terhadap
dirimu.
Mendengar peringatan ini Siauw Ling tertegun tapi sebentar kemudian ia sudah
meneruskan langkahnya kedepan dan berhenti kurang lebih empat lima langkah
dihadapan Pak Thian Coen cu.
Entah Loocianpwee ada petunjuk apa? tanyanya seraya menjura penuh rasa hormat.
Kau kemarilah loohu ada pertanyaan hendak ditanyakan kepadamu.
Teringat akan peringatan yang diucapkan si dara berbaju merah itu kepadanya dalam hati
Siauw Ling timbul juga rasa curiga yang menebal diam2 ia salurkan hawa murninya
mengadakan persiapan lalu melanjutkan langkahnya kedepan.
Giok jie. mendadak Chee Toa Nio mendehem.
Hujien loohu harap kau jangan banyak bicara tegur Pak Thian Coen cu sambil tertawa
dingin.
Agaknya Chee Toa Nio menaruh rasa hormat serta jeri terhadap Pak Thian Coen cu kena
ditegur ia benar2 membungkam.
Sepasang mata Pak Thian Coen cu dengan memancarkan cahaya menggidikkan melototi
diri Siauw Ling tak berkedip.
Bocah kau bukan Chee Giok serunya ketus.
Sebelum Siauw Ling memberi jawaban mendadak bayangan merah berkelebat lewat si
dara berbaju merah itu sudah muncul menghadang dihadapan Siauw Ling sembari
berseru manja.
Tia siapa yang bilang dia bukan adik Giok?
Pada mulanya Pak Thian Coen cu agak tertegun lalu ia mendongak dan tertawa
terbahak2.

Haaa.haaa tidak salah tidak salah sepasang mata Loohu memang sudah melamur aku
sudah salah melihat orang.
Sinar matanya segera berputar memandang ke arah Chee Toa Nio sambungnya, Hujien
tak usah marah kaum muda mudi memang sering berpura2 lalu bersungguh2 kita sebagai
angkatan lebih tua ada baiknya jangan banyak ikut campur.
Tidak salah tidak salah cinta2an antara kaum muda mudi lebih baik tak usah kita turut
campur seru Chee Toa Nio tertawa terkekeh2.
Sambil melanjutkan tertawanya kedua orang itu berlalu dan lenyap dibalik ruangan.
Menanti bayangan kedua orang itu sudah lenyap dari balik kabut si dara berbaju merah
itu baru menyeka keringat dingin yang mengucur keluar membasahi keningnya.
Sungguh berbahaya sungguh berbahaya.
Bahaya? apanya yang bahaya? tanya Siauw Ling kebingungan.
Hmm orang lain sudah menolong dua lembar jiwa kalian tua dan muda apakah kau sama
sekali tidak tahu?
Maksudmu ayahmu.
Sedikitpun tidak salah jika tadi kau menjawab pertanyaan ayahku maka saat ini kau
sudah menggeletak mati diatas lantai.
Hmm masa begitu gampang ayahmu bisa membunuh aku dalam sebuah serangan saja
pikir pemuda itu dalam hati dengan rasa tidak puas.
Sedang diluaran ia berkata lambat2, Tapi cayhe sudah melakukan persiapan2.
Aku sama sekali tidak menyangka Tia bisa timbul napsu membunuhnya setelah
berjumpa denganmu karena itu aku lupa beritahu kepadamu kalau Tiaku berhasil melatih
sebuah ilmu pukulan yang maha sakti disebut orang sebagai Im Hong Sin Hu Ciang atau
ilmu telapak angin dingin membetot nyawa.
Hmm cukup kudengar dari namanya sudah dapat diduga kalau ilmu ini adalah semacam
ilmu silat jahat pikir Siauw Ling dalam hati.
Ketika si dara berbaju merah itu melihat Siauw Ling sama sekali tidak menunjukkan rasa
kaget dan tercengang setelah mendengar nama ilmu pukulan tersebut dalam hati diam2
jadi jengkel pikirnya, Pada suatu hariaku akan suruh kau ikut mencicipi bagaimana
rasanya ilmu telapak angin dingin pembetot nyawa ini.

Di dalam ia berpikir demikian diluar ujarnya, Ilmu Si Hun Ciang atau pembetot nyawa
saja sudah merupakan sebuah ilmu pukulan yang luar biasa dahsyatnya setiap kali
melancarkan serangan apabila orang itu tidak mati tentu terluka parah ditambah pula ilmu
ini digabung dengan ilmu Han Im Khie kang yang luar biasa maka namanya diubah jadi
Im Hong Si Hun Ciang atau ilmu telapak angin dingin pembetot nyawa.
Mendadak gadis itu menghela napas panjang sambungnya lebih lanjut, Ketika Tia
mengajak kau berbicara tadi secara diam2 hawa pukulan Im Hong Si Hun Ciang sudah
dipersiapkan asal kau menjawab pertanyaannya sehingga perhatian agak bercabang maka
Tia akan menggunakan kesempatan tersebut melancarkan sebuah pukulan angin dingin
pembetot nyawa untuk membinasakan dirimu.
Aku tidak percaya kalau ilmu pukulan angin dingin pembetot hati itu bisa
membinasakan seseorang dalam sekali pukulan saja pikir sang pemuda lagi di dalam
hati.
Karena tidak percaya air mukapun menunjukkan perasan tersebut.
Agaknya si dara berbaju merah itu dapat melihat perubahan wajah Siauw Ling terdengar
ia menghela napas dan menggeleng.
Bukankah kau tidak percaya atas ucapanku?
Bukannya cayhe tidak percaya hanya ada sedikit heran.
Apa yang kau herankan?
Sewaktu nona mengetahui kalau cayhe bukan Chee Giok wajahmu menunjukkan
kemarahan yang memuncak dan agaknya ingin sekali menghukum mati cayhe pada saat
itu juga entah apa sebabnya setelah menjumpai ayahmu maka rasa gusar yang semula kau
perlihatkan lenyap tak berbekas dari musuh jadi kawan bahkan melindungi pula
keselamatanku.
Si dara berbaju merah itu segera tertawa cekikikan.
Hati orang perempuan sudah diraba bagaikan jarum didasar samudra sebentar girang
sebentar marah membuat aku sendiripun susah untuk meraba apalagi kau tentu saja kau
tak bakal tahu.
Mendadak air mukanya berubah serius dengan keren sambungnya, Nama Siauw Ling
yang kau beritahukan kepadaku bukan nama palsu lagi bukan?
Seratus persen tak akan palsu lagi.
Lalu tahukah kau siapa namaku?

Cayhe belum menanyakan siapa nama Kuncu pemuda itu menggeleng.


Siauw Ling dibikin apa boleh buat terpaksa ia rangkap tangannya menjura.
Tolong tanya siapa nama nona?
Tidak berani budak she Pek Li sahut dara berbaju merah itu sambil balas menjura.
Bagus sekali pikir Siauw Ling dalam hati. Kiranya kau hendak repotkan aku untuk
banyak bertanya lagi satu pertanyaan.
Terpaksa sambungnya, Nama nona?
Terima kasih atas pertanyaan Siangkong budak hanya bernama tunggal Peng saja.
Ia merandek lalu tertawa geli.
Walaupun aku jarang berkelana dalam daratan Tionggoan sambungnya terus. Tapi
sering mempelajari buku syair dari daratan tionggoan kalian kata budak disini cocok
tidak pengguanaannya?
Bagus, bagus cocok.cocok.
Pek Li Peng tersenyum.
Jika begitu lain kali kalau aku menyaru sebagai putri daratan Tionggoan maka semuanya
bakal lancar.
Cara nona berbicara tidak celat tindak tanduk tidak kaku dan seratus persen merupakan
putri daratan Tionggoan perlu apa kau harus menyaru.
Hal ini dikarenakan ibuku adalah penduduk asal daratan Tionggoan sejak kecil aku telah
memperoleh didikan dari ibu sehingga sangat suka dengan segala hal yang menyangkut
soal daratan Tionggoan.
Siauw Ling perlahan-lahan mendongak memeriksa keadaan cuaca lalu ia berpaling.
Cayhe rasa aku harus mohon diri terlebih dulu.
Mendengar pemuda itu pamitan Pek Li Peng menundukkan kepalanya rendah2 katanya
sedih, Walaupun datang dengan menyaru sebagai Chee Giok tapi aku selalu tidak dapat
mengubah pandanganku.
Soal ini tidak penting berkat bantuan nona yang menolong diri cayhe lolos dari bahaya
dalam hati aku merasa sangat berterima kasih sejak ini hari tentu akan kubantu diri nona
untuk mencari dapat jejak Chee Giok dan menyampaikan rasa cinta kasih nona terhadap

dirinya. Kalau aku berjumpa tentu akan kusuruh ia segera berangkat keistana es guna
menjumpai dirimu.
Pek Li Peng mendongak sinar matanya penuh mengandung rasa sedih memandang
sekejap wajah Siauw Ling bibirnya bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu tapi
akhirnya dibatalkan kembali.
Setelah berdiam diri beberapa saat diambilnya keluar beberapa tusuk konde pualam dari
rambutnya dan diserahkan ketangan pemuda itu.
Harap Siauw heng suka menerima tusuk konde ini.
Maksud nona? tanya Siauw Ling tertegun.
Dikemudian hari apabila Siauw heng berjumpa dengan Chee heng berikanlah tusuk
konde ini kepadanya dan minta ia dengan membawa tusuk konde ini segera datang
keistana es di Pak Hay untuk menjumpai diriku.
Harap nona berlega hati sahut Siauw Ling sambil menyambut tusuk konde itu. Bila
cayhe tidak berhasil menjumpai Chee Giok aku pasti akan mengembalikan tusuk konde
ini kapada Kuncu.
Pek Li Peng tidak menjawab hanya ujarnya, Tusuk konde ini terbuat dari batu kumala
berusia ribuan tahun yang ada diatas gunung Thian san kasiatnya dapat memusnahkan
berbagai macam racun bila kau selalu membawanya disaku mungkin bisa banyak
membantu dirimu.
Siauw Ling tidak banyak bicara ia menjura mohon diri.
Cayhe mohon diri terlebih dahulu katanya sambil putar badan berjalan keluar dari
ruangan.
Berhenti kau hendak kemana? tiba-tiba Pek Li Peng membentak lirih.
Aku hendak mencari Chee popo.
Aaaai.lebih baik kau jangan pergi mencari dirinya ayahku sudah menaruh curiga
dengan kau aku rasa bila kau nekad pergi kesana maka jiwamu akan terancam.
Kendati begitu cayhe tak boleh meninggalkan Chee Loocianpwee begitu saja.
Aku bisa bantu kau membawanya keluar.
Gadis itu berpaling dan menggape seorang dayang berbaju serba putih segera lari
mendekat.

Siang Soat kata Pek Li Peng sambil menuding diri Siauw Ling. Hantar Siauw ya ini
keluar dari sini dan menanti kedatanganku dikuil San Sin Bio kurang lebih tiga li dari
sini.
Siang Soat mengiakan ia segera berpaling dan tertawa.
Siauw ya silahkan.
Cayhe tidak kenali jalanan disini silahkan nona berjalan terlebih dahulu.
Kalau begitu maaf budak akan membuka jalan dayang itu segera berlalu terlebih
dahulu.
Sekeluarnya dari pintu besar dari sudut dinding segera muncul dua orang lelaki berbaju
putih menghadang jalan pergi mereka.
Siang Soat maju menyongsong dan membisikkan sesuatu ditelinga mereka berdua orang
lelaki berbaju putih itu mengangguk dan mengundurkan diri lagi keposnya masingmasing.
Jarak tiga li yang sangat pendek ini mereka lalui setelah menjumpai empat buah pos
penjagaan tapi semua penjaga dapat diundurkan setelah Siang Soat membisikkan sesuatu
ketelinga mereka.
Menanti dayang berbaju putih ini selesai mengundurkan penjaga pada pos yang terakhir
mereka telah tiba didepan kuil San Sin Bio.
Sambil menghembuskan napas panjang ia berpaling dan tertawa ke arah Siauw Ling
ujarnya, Huu.beruntung aku tidak sampai mengecewakan perintah Kuncu.
Terima kasih atas bantuan nona.
Aaaakh.Siauw ya terlalu memuji dayang ini merandek sejenak kemudian terusnya,
Di dalam daerah sekitar tiga li semuanya ada tiga puluh enam kelompok peronda jaga
dari pengawal istana es kami perduli siang maupun malam penjagaan tidak pernah
berhenti tapi hal ini cuma terbatas dalam lingkungan tiga li saja diluar tiga li kendati
langit ambrukpun mereka akan berpeluk tangan menonton tapi gerak gerik yang terjadi
dalam lingkungan penjagaan mereka tak akan mereka lepaskan barang sedikitpun jua.
Tapi mengapa nona bisa mengundurkan mereka tanpa mencabut senjata dan berhasil
menghantar cayhe sampai disini?
Siang Soat tertawa.
Rata2 mereka pada tahu kalau aku adalah dayang kepercayaan Kuncu karena itu sedikit
banyak mereka jeri kepadaku dan tidak berani berbuat kesalahan dengan diriku.

Kalau begitu Kuncu kalian paling galak seisi istana?


Hujien.
Sedikitpun tidak salah Hujien adalah ibu kandung Kuncu bahkan Looya kamipun paling
takut dengan Hujien.
Mendadak tampak dua sosok bayangan manusia meluncur datang buru-buru dayang itu
membungkam.
Datangnya bayangan manusia itu amat cepat laksana kilat menyambar dalam sekejap
mata mereka sudah tiba didepan mata.
Mereka bukan lain adalah Pek Li Peng serta Chee Toa Nio dua orang.
Merepotkan Kuncu. buru-buru Siauw Ling menyongong seraya menjura.
Semoga kalian berdua selamat tiba ditempat tujuan maaf aku tak dapat menghantar
terlalu jauh.
Aaaai. Chee Toa Nio menghela napas panjang. Harap Kuncu suka sedikit
merepotkan untuk beritahu kepada ayahmu bahwa aku harus berlaku karena keadaan
terdesak.
Loocianpwee boleh berlega hati dihadapan Tia biar boanpwee yang usahakan aku
tanggung karena urusan ini tak akan menimbulkan rasa dendam dalam hati Tia.
Besok pagi aku segera akan menyaru dan melakukan perjalanan mencari cucuku sampai
diujung langitpun setelah berjumpa dengan dirinya aku pasti akan membawa dia datang
berkunjung keistana es untuk mohon maaf dihadapan ayahmu.
Aku rasa tidak perlu lagi berbuat demikian tukas Pek Li Peng seraya mengerling
sekejap wajah Siauw Ling. Kalau Loocianpwee berhasil menjumpai Giok te sampaikan
saja salamku kepadanya aaai.
Permainan semasa kecil mana boleh dianggap sungguhan saat ini boanpwee sudah
banyak lebih sadar.
Karena cucuku Kuncu telah melakukan perjalanan sejauh ribuan li sudah seharusnya
kalau Giok jie mengunjungi istana es untuk mohon maaf atas hal ini setelah aku
menemukan dirinya tentu akan kubawa cucuku untuk mengunjungi istana es Kuncu
silahkan kembali dan akupun mohon diri terlebih dahulu.
Setelah menjura dengan membawa Siauw Ling mereka berlalu dari sana.

Pek Li Peng berdiri termangu2 menanti kedua sosok bayangan manusia itu sudah lenyap
dari pandangan dengan membawa serta Siang Soat ia kembali ke dalam istananya.
Sepanjang perjalanan tak ada kejadian penting yang mereka jumpai ketika Chee Toa Nio
serta Siauw Ling tiba kembali didepan gubuk waktu itu Kiem Lan sedang menanti
kembalinya Sam Cungcu mereka dengan hati cemas.
Melihat pemuda itu kembali ia segera lari menyambut.
Sam ya baik2kah kau selama perjalanan? tanyanya dengan nada kuatir.
Masih beruntung baik2 saja ada orang yang datang mengunjungi gubuk kita?
Tidak ada Kiem Lan menggeleng. Sejak Sam ya pergi hingga ini hari tak seorangpun
yang datang mencari gara2 disini.
Ehmm.orang itu sungguh boleh dipercaya puji Siauw Ling seraya mengangguk.
Ketika itu Giok Lan serta Tong Sam Kauw sama2 lari keluar dari ruangan, setelah
menjura kepada diri Chee Toa Nio tanya mereka hampir berbareng, Hmmm Cungcu
siapa yang kau puji?
Be Boen Hwie?
Be Boen Hwie? kenapa dia? sela Chee Toa Nio.
Ia menyanggupi untuk melarang enghiong hoohan dari kolong langit mencari gara2
disini sebelum malam nanti ternyata ucapannya bisa dipercaya.
Kalau ia tidak punya sifat bisa dipercaya bagaimana orang itu bisa menaklukan para
jago Bulim yang ada di Ih Ouw Siang serta Kan empat keresidenan besar.
Samya! Loocianpwee kalian baru saja pulang dari tempat kejauhan silahkan beristirahat
dulu timbrung Kiem Lan tiba-tiba.
Setelah mendengar ucapan itu Chee Toa Nio pun teringat kembali akan janji Siauw Ling
dengan diri Be Boen Hwie karena mengingat dalam pertemuan ini mungkin akan terjadi
kembali suatu pertempuran ini sengit ia lantas menghela napas panjang.
Aaaai.aku memang harus pergi beristirahat katanya sambil melangkah masuk ke
dalam ruangan.
Menanti nenek itu sudah berlalu Siauw Ling mengalihkan sinar matanya ke atas wajah
Tong Sam Kauw serta Giok Lan.
Bagaimana dengan luka kalian berdua? sudah baikkah? tanyanya lirih.

Sudah pulih seperti sedia kala jawab Tong Sam Kauw cepat. Setelah mendengar kisah
dari nona Kie Lan aku baru tahu selama ini telah banyak menyusahkan dirimu.
Budakpun sudah banyak menerima budi Sam ya dalam penghidupanku selama ini
mungkin susah untuk membalas kebaikan ini sambung Giok Lan pula sambil memberi
hormat.
Kita berasal dari sampan yang sama senang derita kita pikul bersama buat apa kalian
mengucapkan kata2 yang menyangkut soal hutang budi segala. seru Siauw Ling
tertawa.
Semua orang membungkam beberapa saat suasana jadi sunyi tak kedengaran sedikit
suarapun.
Akhirnya Tong Sam Kauw buka suara terlebih dahulu katanya, Orang2 ini tiada kaitan
permusuhan dengan kita orang kenapa dia bersikeras terus mendesak diri kita nanti
malam kalau ia datang lagi akan kusuruh ikut merasakan bagaimana rasanya senjata
rahasia beracun keluarga Tong dari kerajaan Su Tzuan kami.
Eeeeei jangan.jangan. buru-buru Siauw Ling goyangkan tangannya mencegah.
Dalam keadaan semacam ini kita jangan melukai orang secara sembarangan. Walaupun
kita tak bersalah tapi kesalahan ini terletak kepada bakti kita terhadap perkampungan Pek
Hoa San cung jangan dikata dengan kekuatan kita berapa orang tak bisa melawan
kekuatan para enghiong dari kolong langit sekalipun mampupun kita tak boleh
membunuhi orang secara sembarangan kalau bukan jiwa kita terancam lebih baik nona
jangan sembarangan mengeluarkan senjata rahasia beracunmu.
Ia merandek sejenak sinar matanya menyapu sekejap wajah ketiga orang itu lalu
terusnya, Kalian berdua bisa bebas dari pengaruh racun keji pembusuk tulang aku rasa
ini hal ini berada diluar dugaan Toa Cungcu malam ini perduli akan damai atau
bertempur kita tetap harus melanjutkan perjalanan mengambil sedikit kesempatan ini
baik2lah kalian bertiga beristirahat untuk pulihkan tenaga.
Kiem Lan serta Giok Lan saling bertukar pandangan dan tertawa jawabnya berbareng,
Sam ya pun seharusnya baik2 beristirahat setelah melewati rintangan ini semua hal
masih tergantung dari tenaga Sam ya untuk mengatasinya.
Setelah harian lewat dengan amat cepat dalam sekejap mata sang surya sudah lenyap
disebelah barat sang rembulanpun muncul diawang2.
Perlahan-lahan Siauw Ling bangun berdiri bisiknya kepada Kiem Lan sekalian, Asal
orang2 mereka tidak sampai menyerbu ke dalam gubuk lebih baik kalian bertiga jangan
turun tangan.
Setelah meninggalkan pesan2 dengan langkah lebar pemuda ini berjalan keluar.

Dibawah sorotan sang rembulan tampak Be Boen Hwie dengan memakai seperangkat
pakaian singsat warna biru dan mencekal senjata kipas ditangan telah menanti disana.
Maaf cayhe datang sedikit terlambat sehingga mengharuskan Be heng lama menanti
buru-buru Siauw Ling menjura.
Bukan Siauw heng yang datang terlambat adalah cayhe yang datang kepagian.
Siauw Ling yang mendongak memperhatikan sekejap rembulan yang ada diawang2 lalu
ujarnya, Siauw te tidak lama terjunkan diri ke dalam dunia persilatan tidak banyak jago
yang kukenal sudah tentu tak banyak permusuhan pula yang kuikat dengan para jago
Bulim entah apa sebabnya para jago demikian bersikeras hendak menyusahkan diri
Siauw te?
Siauw heng gagah perkasa dan merupakan seorang lelaki sejati apa yang kau ucapkan
dapat kami percaya tapi para jago memusuhi kalian bukan terhadap pribadi Siauw heng
sendiri tapi disebabkan oleh Siauw heng datang dari perkampungan Pek Hoa San
cung.
Ia merandek untuk menghela napas panjang kemudian sambungnya, Tempo dulu Djen
Bok Hong sudah banyak menciptakan pembunuhan keji dalam kalangan dunia persilatan
permusuhan yang diikat sangat banyak dan boleh dikata mencapai rekor selama ini.
Kemudian secara tiba-tiba Djen Bok Hong mengundurkan diri dan lenyap dari
keramaian dunia kangouw selama banyak tahun walaupun para jago pernah mengadakan
pencarian secara besar2an selama beberapa tahun hasilnya tetap nihil. Aaaai.semua
orang menyangka tempat persembunyiannya tentu diatas sebuah gunung yang tinggi atau
di dalam hutan yang lebat serta jarang dijejaki manusia karena itu kebanyakan mereka
masuk ke dalam hutan mencari jejaknya lama sekali pencarian ini berlangsung dan
akhirnya muncul berita dalam Bulim yang mengatakan manusia she Djen itu sudah mati.
Berita ini entah muncul dari siapa yang jelas dengan cepat tersebar luas dalam Bulim
dengan demikian pencarian yang sedang berlangsungpun makin mengendor dan akhirnya
bubar tidak disangka ternyata orang itu bersembunyi di dalam perkampungan Pek Hoa
San cung.
Bibir Siauw Ling bergerak ingin mengucapkan sesuatu tapi ia batalkan kembali
maksudnya.
Terdengar Be Boen Hwie menghela napas panjang sambungnya lebih lanjut, Bila
kupikir saat ini, dapat kuduga berita kematian Djen Bok Hong yang tersiar dalam bulim
pasti berita kosong yang sengaja ia sebar sendiri.
Setelah dua tahun pencarian yang sia2 dari para jago berita ini memang merupakan
umpan yang paling empuk untuk termakan oleh semua orang sehingga siapapun pada
waktu itu percaya akan kematiannya. Sungguh sayang waktu itu tak seorangpun yang
pernah berpikir bahwa berita ini hanya berita bohong yang sengaja disiarkan Djen Bok

Hong sendiri.kalau tidak mungkin saat ini muncul berita yang sangat menggemparkan
dimana Djen Bok Hong munculkan dirinya kembali ke dalam dunia persilatan.
Siauw Lingpun ikut menghela napas panjang.
Apakah waktu itu Be heng sudah terjunkan diri ke dalam dunia persilatan? tanyanya.
Sewaktu Siauw te munculkan diri ke dalam dunia kangouw walaupun Djen Bok Hong
sudah mengundurkan diri tapi semua peristiwa ini dapat kudengar dari mulut suhuku jadi
tidak bakal salah lagi.
Watak Be heng sangat gagah kepandaian silatmu lihay luar biasa suhumu tentu seorang
jago aneh yang mempunyai nama besar di dalam Bulim.
Suhuku sudah meninggal. kata Be Boen Hwie sedih.
Ia mendongak memandang rembulan diawang2 setelah menghembuskan napas
sambungnya, Karena termakan sebuah pukulan berat dari Djen Bok Hong isi perut
suhuku terluka parah sepanjang hidup ia tak dapat belajar ilmu silat lagi demi berhasil
menurunkan seluruh kepandaian silatnya kepada siauwte beliau rela bertahan dan
bergelut dengan penyakitnya selama lima tahun, sepanjang lima tahun ini siauwte dengan
mata kepala sendiri melihat kambuhnya penyakit itu satu kali setiap kali. Siksaan yang
begitu hebat menciptakan rasa dendam serta rasa marah yang tak terpendamkan dalam
dadaku.
Oooouw.kiranya begitu tidak aneh kalau Be heng bisa menaruh benci yang merasuk
ketulang sumsum terhadap diri Djen Bok Hong.
Rasa benci Siauwte terhadap Djen Bok Hong walaupun lebih mengutamakan dendam
suhuku, tapi permusuhanku dengan perkampungan Pek Hoa San cung bukan disebabkan
dendam pribadi. Sejak Siauwte memperoleh kepercayaan dari para jago empat
keresidenan besar dan mengangkat diriku sebagai Bengtju, menurut apa yang siauwte
ketahui banyak2 Bulim dari empat keresidenan ini mati karena mendapat siksaan Djen
Bok Hong. Para jago yang siauw heng ketemui sepanjang jalan inipun datang karena hal
yang sama, aku rasa kau bisa percaya bukan perkataanku ini bukan.
Apa yang cayhe lihat sudah sangat banyak dapat kupercayai apa yang Be heng katakan
tidak bohong aaai.sekali cayhe salah melangkah untuk berpaling sudah terlambat.
Kalau kalian suruh aku memusuhi orang2 perkampungan Pek Hoa San cung hal ini tak
bisa kulakukan, sekalipun tindak tanduk Djen Bok Hong tidak benar, tapi cayhe pun tidak
seharusnya mengkhianati dirinya. Cuma Siauwte bersumpah tak akan membantu pihak
perkampungan Pek Hoa San cung untuk melakukan kejahatan.
Be Boen Hwie termenung sebentar lalu menghela napas panjang.

Setelah Siauw heng berkata demikian siauwtepun tidak berani banyak memaksa tapi
malam ini aku bisa memperoleh kata2 sumpah dari diri Siauw heng rasanya pertemuan
malam ini tidak terlalu mengecewakan.
Dikemudian hari asal cayhe bisa berjumpa kembali dengan Djen Bok Hong tentu akan
kuusahakan sedapat mungkin untuk mengubah wataknya dan banyak berbuat
kebajikan.
Watak Djen Bok Hong sudah keburu rusak mungkin Siauw heng tak bakal berhasil
menyadarkan dirinya tukas Be Boen Hwie. Semoga saja Siauw heng pribadi bisa
menjauhkan diri dari kejahatan dan berbuat amal ucapan dari Siauwte ini harap Siauw
heng berpikir tiga kali selamat berpisah dan sampai jumpa lain kesempatan.
Setelah menjura ia putar badan berlalu.
Be heng tunggu sebentar seru Siauw Ling cemas.
Siauw heng masih ada perkataan apa lagi? perlahan-lahan Be Boen Hwie berpaling.
Pembicaraan kita dibawah sorotan rembulan telah menambah banyak pengetahuanku
setelah aku orang she Siauw terperosok ke dalam perkampungan Pek Hoa San cung
akupun tidak berani banyak bicara lagi sejak ini aku akan berusaha menggunakan segala
kemampuanku untuk menghindarkan diri dari pertikaian antara jago-jago Bulim dikolong
langit dengan pihak perkampungan Pek Hoa San cung.
Siauw heng suka mendengarkan nasehat cayhe siauwte merasa sangat berterima kasih
sekali.
Masih ada satu persoalan lagi cayhe mohon bantuan dari diri Be heng.
Asal dapat kulakukan aku orang she Be tentu tak akan menampik.
Permusuhan yang diikat pihak perkampungan Pek Hoa San cung dengan kawan2 Bulim
sudah terlalu banyak cayhe dengan kedudukan sebagai Sam Cungcu dari perkampungan
Pek Hoa San cung muncul dalam dunia kangouw sedikit banyak akan mendapat
gangguan serta rintangan2 dari jago kolong langit hal ini tak dapat salahkan mereka
berbuat demikian terhadapku. Hanya saja sikap mereka ingin sekali membinasakan aku
Siauw Ling seketika itu juga membuat hatiku risau ucapan tak pernah mereka gubris.
Aaaai dalam keadaan seperti ini memaksa siauwte terpaksa harus melawan tapi cayhe
sangat tidak ingin karena urusan ini mengakibatkan kesalah pahaman semakin mendalam
dan mengalir darah karena ini oleh sebab itu siauwte mohon bantuan Be heng suka
membantu cayhe memberi penjelasan kepada para enghiong hoohan dikolong langit
dengan ucapan dari Be heng rasanya para jago tentu akan mempercayainya.
ucapan ini tak berani cayhe terima sahut Be Boen Hwie setelah termenung sebentar.
Bila dibicarakan dari soal ini siauwte tak berani memastikan bisa melerai pertikaian

antara para jago dengan diri Siauw heng tapi aku akan menggunakan segenap tenagaku
untuk menasehati beberapa orang.
Untuk itu cayhe ucapkan terima kasih lebih dahulu demi terhindar dari banyak
pertikaian siauwte telah ambil keputusan untuk segera melanjutkan perjalanan aku akan
berusaha menghindari pertemuan2 dengan orang2 Bulim.
Aaaai semoga Siauw heng suka berjaga diri seru Be Boen Hwie sambil menghela
napas.
Dalam beberapa kali loncatan saja ia sudah lenyap dari pandangan.
Siauw Ling segera kembali ke dalam gubuk sepeninggalnya orang she Be waktu itu Tong
Sam Kauw, Kiem Lan serta Giok Lan telah menyelesaikan bekalannya.
Mari kita berangkat! serunya pemuda itu sambil menyapu sekejap wajah mereka
bertiga.
Tanpa menanti jawaban lagi ia meloncat terlebih dahulu keluar.
Pada waktu itulah dari balik ruangan terdengar suara Chee Toa Nio berkata, Semoga
kalian berempat selamat mencapai tujuan, maaf aku tak bisa menghantar.
Bantuan Loo popo selama ini tak akan aku orang she Siauw lupakan selama hidup,
dikemudian hari kalau ada jodoh pasti akan kubalas budi kebaikan ini.
Setelah kalian berempat pergi akupun akan meninggalkan rumah reyotku ini terdengar
Chee Toa Nio berkata kembali dari balik ruangan. Usiaku sudah lanjut sejak ini akan
hidup terlunta2 dimanapun sampai kapan aku tetap hidup susah dikatakan dari sekarang
hanya harapanku apabila dikemudian hari Siauw Siangkong bisa menjumpai cucuku
Chee Giok harus kau suka baik2 menjaga dirinya.
Asal berjumpa tentu akan kuusahakan sedapat mungkin, selamat berpisah dan semoga
Loo popo baik2 menjaga diri.
Sesudah menjura ke arah gubuk dengan langkah lebar ia berlalu.
Satu lelaki toga orang gadis dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh berkelebat
lewat laksana empat gumpul asap ditengah sorotan rembulan.
Dalam sekejap mata mereka sudah menerobosi hutan dan meneruskan perjalanannya
kedepan.
Siapa? mendadak terdengar suara bentakan memecahkan kesunyian.
Tiga tombak dari arah mereka muncul desiran anak panah yang memekikkan telinga.

Sambaran anak panah mendatangkan suara yang aneh dan menggidikkan hati ditengah
malam yang sunyi.
Dengan kumpulkan tenaga murninya dipedang Siauw Ling menggerakkan senjatanya
dengan jurus Fu Im Yen Gwat atau awan melayang menutup rembulan.
Pedangnya dengan menciptakan serentetan cahaya keperak2an menghantam diatas anak
panah tersebut sedang dimulut ia membentak, Ayo cepat jalan!
Tong Sam Kauw meraup jarum beracunnya melakukan persiapan sekali loncat ia
memimpin jalan terlebih dahulu.
Giok Lan serta Kiem Lan pun meloloskan pedangnya dari sarung dengan berjalan2
keriring mereka mengikuti dari belakang Tong Sam Kauw.
Setelah melihat beberapa kali pertarungan sengit yang terjadi antara Siauw Ling dengan
para jago di dalam hati Kiem Lan tahu kalau dalam perjalanan yang penuh kesulitan ini
mereka bakal jumpai berpuluh2 macam cegatan dari para jago Bulim.
Karena itu meminjam kesempatan sewaktu Siauw Ling mengadakan pertemuan dengan
Be Boen Hwie ia membuka peti dan memilih beberapa macam barang yang berharga
menjadi dua buntalan lalu digantungkan pada punggungnya serta Giok Lan seorang satu,
sedang barang lain semuanya dibuang begitu saja.
Pedang Siauw Ling yang menghantam anak panah tadi membuat panah tersebut sedikit
miring kesamping hatinya segera bergerak pikirnya, Datang anak panah ini sangat
dahsyat kalau tidak kutaklukkan dulu orang ini tentu akan menimbulkan bencana
dikemudian hari.
Teringat hal ini dia segera mengepos semangat dengan gerakan Pat Poh Teng Gong atau
delapan langkah mencapai langit yang merupakan ilmu meringankan tubuh tingkat atas
diterjangnya dari arah mana datangnya serangan tersebut.
Angin tajam berdesir mendadak dari balik pepohonan kembali meluncur keluar sebuah
serangan bandulan berantai yang menyapu ke arah pinggang Siauw Ling.
Walaupun Siauw Ling dapat melihat datangnya serangan bandulan berantai itu sangat
luar biasa tapi menghadapi situasi semacam ini ia lebih mengutamakan serangan cepat.
Mau tak mau ia harus menempuh bahaya mencari kemenangan pedangnya digerakkan
menutul ke arah bandulan berantai tersebut.
Bangsat kau cari mati. seru orang yang ada dikegelapan itu sambil tertawa dingin.
Bandulan berantai tadi tak bisa dicegah lagi segera menyapu pedang tersebut.

Traaaang Siauw Ling merasa pergelangan kanannya jadi kaku hampir2 saja pedang
terlepas dari tangan.
Sebaliknya setelah bandulan berantai itu termakan oleh tangkisan pedang Siauw Ling
gerakanpun semakin lambat.
Siauw Ling tidak mau menyia2kan kesempatan itu lagi pedang ditangan kanan menghajar
kedepan tangan kirinya secepat kilat mencengkeram bandulan rantai tersebut.
Terasa segulung tenaga tekanan yang besar menbetot rantai itu ke belakang membuat
Siauw Ling yang masih mencengkeram rantai tersebut ikut meninggalkan permukaan dan
melayang ketempat kegelapan.
Sesosok bayangan tubuh yang tinggi besar muncul dari balik pohon wajahnya merah
dengan badan yang kekar dia bukan lain adalah si panah sakti penyapu jagat Tong Yen
Khie.
Tampak tangan kirinya mencegkeram rantai senjata tangan kanannya diayun kedepan
sebuah telapak besar bagaikan raksasa membabat ke arah tubuh Siuaw Ling.
Siauw Lingpun segera menggerakkan telapak kanannya menyambut datangnya serangan
tersebut dengan keras lawan keras.
Braaak.! lengannya kontan jadi kaku dan linu membuat pemuda ini jadi sangat
terperanjat pikirnya, Sungguh dahsyat tenaga sakti yang dimiliki orang itu.
Tak terasa lagi tangan kirinya melepaskan cekalan pada rantai senjata kemudian
melancarkan sebuah sentilan dengan ilmu menotok Siuw Loo Sin Ci.
Sreeeet segulung desiran tajam dengan cepat menghajar diatas lutut sebelah kanan Tong
Yen Khie.
ooooooo0oooooooo
Tong Yen Khie sama sekali tidak menyangka totokan dari Siauw Ling ternyata
menggunakan ilmu menotok yang paling sulit dipelajari dalam dunia kangouw.
Terasa lutut kanannya jadi kaku seluruh badan kehilangan keseimbangannya dan jatuh
terjengkang kedepan.
Dengan gerakan tubuh yang cepat Siauw Ling mendesak lebih jauh tangan kanannya
mengambil kesempatan itu berturut2 melancarkan tiga totokan ke atas tubuh Tong Yen
Khie.
Uuuuh.sungguh beruntung pikirnya dihati.

Setelah putar badan buru-buru ia lari kedepan melalui jalan kecil yang terbentang didepan
mata.
Baru saja berlari sepuluh tombak mendadak dari arah depan kedengaran suara bentrokan
senjata yang amat ramai dalam hati ia segera mengerti tentu Tong Sam Kauw sekalian
sudah menjumpai kaum penghadang.
Diam2 ia menghela napas panjang pikirnya, Agaknya untuk meloloskan diri dari
kepungan malam ini aku harus mengeluarkan tenaga.
Ketika itu ia sudah mengitari hutan dan tiba dikalangan pertarungan.
Tampaklah tiga orang lelaki berpakaian ringkas sedang bergebrak dengan serunya
melawan Tong Sam Kauw, Kiem Lan serta Giok Lan.
Pertarungan keenam orang ini amat seru cahaya golok bayangan pedang berkelebat tiada
hentinya dibawah sorotan rembulan.
Karena buru-buru melakukan perjalanan Siauw Ling lupa memungut kembali pedangnya
yang terpukul pental oleh serangan bandul berantai dari Tong Yen Khie tadi kini setelah
menjumpai pertarungan sengit ia baru teringat apabila senjatanya sudah hilang.
Setelah tertegun sejenak mendadak teringat kembali olehnya akan sarung tangan kulit
ular hadiah Liuw Sian Cu kepadanya sesaat meninggalkan lembah San Sin Kok.
Dengan cepat diambilnya sarung tangan itu dari saku kemudian dikenakan pada sepasang
tangan.
Sarung tangan kulit ular ini mempunyai warna yang sama dengan kulit manusia setelah
dikenakan ditangan susah bagi orang untuk membedakan mana sarung mana kulit badan
yang asli.
Lepas tangan tiba-tiba terdengar Tong Sam Kauw membentak keras.
Pedangnya ditangan bergerak mengencang langsung membabat pergelangan kanan lelaki
yang ada ditengah.
Serangan ini datangnya sangat cepat kalau lelaki itu bersikeras tak mau lepas senjata
maka pergelangannya pasti akan terluka.
Mendadak cahaya golok berkelebat lewat dari samping menyambar datang sebelah golok
menangkis datangnya serangan Tong Sam Kauw yang gencar.
Karena kena ditangkis gerakan perempuan muda ini jadi rada merandek ketika itulah
pihak lawan buru-buru tarik kembali serangannya.

Tong Sam Kauw tak bisa berkutik terpaksa tangannya merogoh saku meraup keluar
segenggam jarum beracun.
Kalian bertiga apakah ingin menjajal bagaimana lihaynya jarum Chiat Tok Oei Hong
Ciam dari keluarga Tong keresidenan Su Tzuan.
Nona Tong jangan turun tangan melihat kejadian itu Siauw Ling jadi cemas dan
berteriak.
Ditengah suara bentakan keras bagaikan segulung angin yang menerjang kedepan telapak
kirinya diayun menangkis bacokan yang mengarah Kiem Lan sedang tangan kanan
dengan jurus Sin Liong Tan Cau atau naga sakti pentangkan cakar mencengkeram
pergelangan kanan lelaki tersebut.
Dimana hawa kweekang meluncur keluar golok tadi tahu2 sudah kena direbut.
Melihat kedahsyatan pemuda tersebut dimana serangan goloknya ditangkis dengan
tangan kosong tanpa menderita luka sedikitpun lelaki itu jadi terperanjat.
Oooouw. makinya. Ilmu silat apakah ini.
Belum habis pikirannya berkelebat lewat goloknya sudah kena direbut oleh Siauw Ling.
Setelah mencekal senjata ditangan kegagahan Siauw Ling makin berlipat ganda sembari
menangkis datangnya bacokan dari kedua orang lelaki tersebut bentaknya, Cepat pergi!
Tong Sam Kauw masukkan kembali jarum tawon tujuh racunnya ke dalam saku
kemudian sambil kebaskan pedang ia berangkat terlebih dahulu.
Kiem Lan serta Giok Lan mengikuti dari belakang Tong Sam Kauw dalam sekejap mata
mereka bertiga sudah berada tiga tombak jauhnya.
Siauw Ling bersenjatakan golok segera mengeluarkan jurus2 serangannya secara berantai
membungkus ketiga orang itu dalam lapisan golok yang menyilaukan mata.
Orang2 itu benar2 terdesak mereka dibikin kalang kabut dan tak berani pecahkan
perhatian untuk mengurusi Tong Sam Kauw sekalian lagi.
Ditengah pertarungan yang sengit mendadak Siauw Ling melancarkan sebuah tendangan
menghajar pinggang salah seorang lelaki itu.
Orang tadi mendengus dan jatuh terpental sejauh lima enam depa dari sisi kalangan.
Setelah dalam satu jurus berhasil merubuhkan lawan golok Siauw Ling makin berketat
serangannya dengan jurus Huang Hong Leng Tiap atau tawon kalap lupu cabul memaksa
seorang lelaki diantara dua orang yang tersisa mundur ke belakang.

Hmm bila aku Siauw Ling ingin cabut nyawa kalian dalam sepuluh gebrakan saja kalian
sudah mati bergelimpangan seru pemuda itu dengan nada yang dingin. Tapi kita tiada
ikatan permusuhan disini.
Setelah membuang golok dengan langkah lebar ia melanjutkan perjalanannya kedepan.
Ketika orang lelaki kekar itupun sadar bahwa apa yang diucapkan pemuda itu bukan
kata2 kosong belaka dengan mulut bungkam mereka berdiri disisi kalangan tidak berani
menghadang lagi.
Dalam sekajap mata Siauw Ling telah menyusul Tong Sam Kauw sekalian yang
berangkat terlebih dahulu.
Waktu itu sang rembulan sudah ada ditengah awang kentongan ketiga sudah berlalu.
Sembari memandang pemandangan disekelilingnya Tong Sam Kauw menghela napas
panjang.
Aaaai.bagi kita mungkin tidak terlalu sulit untuk meloloskan diri dari kepungan para
jago tapi dapatkah kita lolos dari siasat licik yang diatur Djen Toa Cungcu terhadap
kita?
Siauw Ling mendongak dan iapun menghela napas panjang.
Kalau mereka paksa aku sampai tiada jalan lagi tanpa perduli hubungan persaudaraan
lagi aku Siauw Ling tidak sudi menyerah dibelenggu.
Kiem Lanpun menghela napas panjang ia mau bicara tapi akhirnya membatalkan maksud
tersebut.
Kembali Tong Sam Kauw memperhatikan suasana disekelilingnya lalu berkata lagi,
Mungkin kau belum tahu bagaimana kejinya Djen Bok Hong aku pernah mendengar
nenekku menceritakan kisah yang pernah terjadi tempo dulu sungguh hebat sekali bukan
saja para jago dikolong langit bahkan nenekku pun kelihatan terkejut dan kagum setiap
kali mengungkap nama Djen Bok Hong.
Aku tidak takut kepadanya tukas Siauw Ling serius. Yang kusungkan hanyalah
hubungan persaudaraan yang masih ada hingga sekarang sekali hubungan ini putus aku
Siauw Ling tentu akan bantu orang2 Bulim melenyapkan pengacau ini.
Mendadak terdengar suara helaan napas panjang berkumandang dari tempat kegelapan
beberapa tombak diluar keempat orang itu.
Dibawah sorotan sinar bulan tampak beberapa sosok bayangan putih bagaikan kilat
berkelebat keluar dari pepohonan dan lenyap ditengah kegelapan.

Perubahan yang terjadi diluar dugaan ini membuat Siauw Ling tertegun seketika itu juga
ingin sekali dia mengejar tapi pihak lawan sudah lenyap tak berbekas.
Aku lihat agaknya ada beberapa hweesio melayang pergi seru Tong Sam Kauw
memecahkan kesunyian.
Dari mulut Ih Boen Han To akupun pernah dengar dia berkata bahwa dari kuil Siauw
Lim si ada delapan orang hweesio berkepandaian lihay yang khusus mengurusi
pertikaian2 yang sering terjadi dalam Bulim kata Kiem Lan. Mereka disebut orang
sebagai Pat Toa Kiem Kong.
Emmm. Siauw Ling mengangguk. Kecuali pederi2 lihay dari kuil Siauw lim
rasanya dalam Bulim jarang dijumpai jago-jago lihay yang mempunyai kecepatan gerak
semacam ini.
Mereka bersembunyi ditempat kegelapan dengan maksud hendak menghadang jalan
pergi kita tak disangka mereka mendengar ucapan Samya yang sebenarnya mereka
berubah niat dan buru-buru pergi.
Aaaakh.aku kira mereka bukan pederi dari kuil Siauw lim mungkin orang itu adalah
mata2 dikirim Djen Bok Hong sela Tong Sam Kauw berikan pendapat.
Menurut apa yang budak ketahui ujar Kiem Lan kembali. Diantara orang2 Pek Hoa
San cung tak ada seorangpun yang mengenakan jubah pendeta warna abu2 asal nona
mlihat beberapa orang itu mengenakan jubah pendeta abu2 dia pasti bukan anggota dari
perkampungan Pek Hoa San cung.
Siauw Ling mendongak memeriksa cuaca kemudian ujarnya, Mari kita percepat lari kita
untuk melanjutkan perjalanan.
Tanpa menunggu jawaban lagi ia lari kedepan.
Keempat orang ini sama2 memiliki serangkaian ilmu silat yang lihay setelah mereka
tinggalkan kereta melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sepanjang jalan tidak
ditemui para jago yang melakukan hadangan lagi.
JILID 9
Hari itu baru saja cuaca terang tanah, keempat orang itu sudah tiba ditepi telaga Tiang
Pek Auw.
Sambil menuding sebuah tembok putih berdiri ditepi telaga seru Siauw Ling sambil
tertawa, Itulah rumahku. Aaaai. sewaktu meninggalkan rumah aku baru berusia dua
tiga belas tahun waktu itu badanku kurus dan berpenyakitan kini aku sudah dewasa entah
Tia serta Ma masih ingat dengan aku atau tidak .?

Walaupun wajahnya penuh dihiasi dengan senyum kegirangan di sepasang matanya


secara lapat2 dibasahi dengan butiran air mata.
Tak kuasa lagi Siauw Ling lari lebih cepat lagi mendekati rumahnya pintu pagar tertutup
rapat suasana sunyi tak kedengaran sedikit suarapun.
Siauw Ling berhenti didepan pintu mendehem lalu berseru.
Siauw Hok Siauw Hok dimana kau?
Ia berteriak beberapa kali tapi tak kedengaran suara jawaban suatu perasaan kurang enak
segera menyerang hati pemuda ini membuat air mukanya berubah serius, Kiem Lan Giok
Lan serta Tong Sam Kauwpun punya perasaan yang sama enam buah mata bersama2
dialihkan ke atas tubuh Siauw Ling.
Tampak air muka pemuda itu pucat kehijau hijauan dengan termangu mangu ia
memandang pintu pagar dengan mendelong badan tetap tak berkutik dan ia tidak berani
melanjutkan langkahnya kedepan.
Perlahan lahan Giok Lan berjalan menghampiri kesisi pemuda itu tegurnya halus, Sam ya
apakah kau beritahu alamat rumahmu kepada Toa Cung cu?.
Tidak Siauw Ling menggeleng dan menghela napas panjang.
Mendadak kakinya melancarkan sebuah tendangan menghajar pintu pagar tersebut.
Bunga pepohonan dalam halaman bersih dan sangat terawat rapi halaman bersih tidak
kelihatan debu dan keadaan tak ada yang patut dicurigakan,
Setelah melihat kejadian ini rasa tegang dalam hatipun mengendor dengan langkah lebar
dia segera melangkah keruang belakang.
Suasana dalam ruangan masih tetap seperti sedia kala perabot yang ada persis dengan
perabot dahulu hanya satu2nya yang patut dicurigai adalah tidak tampaknya sesosok
bayangan manusiapun.
Rasa mangkel dalam dada Siauw Ling susah ditahan lagi mendadak ia menggembor
keras, Eeeei. adakah manusia disini? coba kalian lihat siapa yang telah pulang.
Tak kedengaran suara jawaban, yang terdengar hanya bunyi pantulan suara sendiri.
Setelah melihat keadaan semacam ini bukan saja Siauw Ling merasa keadaan tidak beres
sekalipun Kiem Lan Giok Lan serta Tong Sam Kauwpun merasa kejadian ini luar biasa.
Peristiwa terbunuhnya Gak Im Kauw pada lima tahun berselang mendadak berkelebat
dalam benaknya hati terasa bergidik wajah kontan berubah pucat pasi.

Setelah berdiri tertegun beberapa saat akhirnya ia melangkah masuh ke dalam ruang baca
ayahnya.
Sepasang pintu ruang baca tertutup rapat Siauw Ling terjang masuk ke dalam dengan
paksa.
Tampak rak buku teratur sangat rapi diatas meja masih terbentang sejilid kitab kuno ini
menandakan bahwa Siauw Thayjien belum lama meninggalkan ruangan ini bahkan
kepergiannya sangat gugup hingga bukupun lupa ditutup.
Secarik kertas tertindih dibawah bak ujung kertas berkibar tiada hentinya tertiup angin,
Buru-buru Siauw Ling mengejar kesana diambilnya kertas itu dan dibaca isi surat yang
tercantum, Sejak Sam te berlalu mendadak Siauw heng menerima laporan kilat yang
mengatakan bahwa ada beberapa orang musuh besar yang pernah mengikat permusuhan
dengan Siauw heng dulu ada maksud mencelakai orang tuamu demi keselamatan maka
Siauw heng telah menerima utusan kilat untuk menyambut kedua orang tuamu masuk
keperkampungan Pek Hoa San-tjung.
Bila Sam-te telah membaca surat ini, harap kau cepat-cepat kembali keperkampungan
Pek Hoa San-tjung sehingga kalian sanak keluarga bisa cepat berkumpul.
Tertanda: Djen Bok Hong
Sehabis membaca surat itu Siauw Ling berdiri tertegun, setengah harian lamanya tak
sanggup mengucapkan sepatah katapun.
Siauw heng! apa yang tertulis di dalam surat itu? tegur Tong Sam Kauw sambil menghela
napas panjang.
Djen Bok Hong tiba dirumahku terlebih dahulu, ia sudah membawa kedua orang tuaku ke
dalam perkampungan Pek Hoa San-tjung.
Apa? Toa Tjung-tju telah tiba duluan? seru Kiem Lan sangat terperanjat.
Nah kalian bacalah sendiri ujar Siauw Ling sambil angsurkan surat ini ketangan mereka.
Kiem Lan menerima surat itu bersama Giok Lan serta TOng Sam Kauw membaca
berbareng, sehabis membaca mereka bertigapun membungkam,
Suasana dalam kamar baca perubahan jadi sunyi senyap penuh diliputi awan kesedihan
entah sudah lewat beberapa lama akhirnya Kiem Lan menghela napas panjang terlebih
dahulu.
Samya urusan sudah jadi begini cemaspun tak berguna lebih baik kita pikirkan cara yang
tepat.

Sepasang mata Siauw Ling melotot penuh berapi api sembari gertak gigi serunya gemas,
Asal orang tuaku kena diganggu barang seujung rambutpun bila tidak kuhabiskan
perkampungan Pek Hoa San cung aku bersumpah tidak mau jadi manusia.
Samya, kau tidak usah gelisah, Hibur Giok Lan halus, menurut pendapat budakmu Toa
Cungcu pasti tak berani melukai Looya serta Hujien karena tindakan mereka ini tidak
berharap agar Sam ya suka bersetia dengan pihak perkampungan Pek Hoa San-cung.
Hmm! tindakan serendah inipun bisa dilakukan mereka masih membicarakan soal
persaudaraan segala. anjing keparat,
Samya jangan marah2 dulu hibur Kiem Lan pula. Mari kita bersama2 pikirkan satu cara
yang tepat.
Kecuali kembali keperkampungan Pek Hoa San cung aku rasa tiada pilihan lagi buat kita.
Siauw Ling benar2 putus asa dengan akibat yang dijumpainya saat ini.
Sepasang biji mata TOng Sam Kauw berputar tiba-tiba ujarnya.
Bila ditinjau dari ruangan ini tidak ternoda oleh debu aku duga Siauw Loo pek serta Pek
bo belum lama berlalu bila kita melakukan perjalanan cepat mungkin masih bisa hadang
perjalanan mereka ditengah jalan, Semangat Siauw Ling segera bangkit kembali, Betul
mereka tidak tahu dimana aku tinggal dan akupun belum pernah menceritakan kepada
orang perkampungan Pek Hoa San cung dimanakan desa kelahiranku mereka pasti tiba
disini dengan menguntit perjalanan kita mau kejar sekarangpun masih belum terlambat.
Samya jangan bertindak gegabah bagaimana kalau dengarkan dulu sepatah dua patah kata
budakmu seru Kiem Lan mencegah,,
Kemungkinan besar kita masih bisa cegat dan rebut kembali kedua orang tuaku tidak
sampai sepuluh li dari sini.
Samya kau jangan terlalu memandang enteng diri Toa Cungcu.
Sebetulnya Siauw Ling sudah siap untuk berlalu mendengar ucapan dari KiemLan ia jadi
tertegun, Kenapa?
Kalau Samya berhasil mengejar Loo ya serta Hujien dan tidak berhasil menolongnya
kembali apa yang hendak kau lakukan? Waktu itu masing-masing pihak akan saling
bermusuhan dan akibatnya bukankah semakin parah?
Siauw Ling segera sadar kembali ia menghela napas sedih dan tundukkan kepala
membungkam

Sebenarnya soal ini tidak terlalu sulit kata TOng Sam Kauw penuh semangat kita bisa
turun tangan bersama2 untuk membabat habis semua orang yang mengawal Looya serta
Hujien.
Kalau Toa Cungcu yang turun tangan sendiri apa yang hendak nona Sam lalukan?
Kita bantu Siauw Ling bertempur mati2an.
Kalau mereka menggunakan mati hidupnya Looya serta Hujien untuk memaksa kita
menyerah apa yang hendak kita lakukan.
Tong Sam Kauw tertegun.
Soal ini. Soal ini.
Setelah demikian terpaksa kita harus menyerah untuk mendengarkan perintah mereka.
Toa Cungcu kagum akan kepandaian silat yang dimiliki Sam Cungcu tapi takut Sam
Cungcu menghianati dirinya atau dengan perkataan kasar Samya merupakan paku dalam
mata TOa Cungcu paku dalam mata ini kalau tak bisa di cabut maka akan mendatangkan
bencana kematian buat diri sendiri.
Samya apa yang dikatakan enci Kiem Lan sedikitpun tidak salah sambung Giok Lan
sambil menghela napas. Maksud Toa Cungcu berbuat demikian adalah ingin memaksa
Samya cepat-cepat kembali keperkampungan Pek Hoa San Cung ia tidak bakal punya
maksud untuk melukai Looya maupun Hujien.
Siauw Ling memandang sekejap wajah Kiem Lan serta Giok Lan kemudian
menghembuskan napas panjang.
Sejak kecil budak sekalian dibesarkan dalam perkampungan Pek HOa San cung kata
Kiem Lan lirih, sekalipun ada beberapa famili hubunganpun sudah lama putus apalagi
siapa yang mau menerima budak karena ini berarti mengundang bencana kematian buat
diri sendiri.
Dunia bukan sebesar daun kelor, dimanapun kalian bisa gunakan untuk berteduh dari
mara bahaya kalian bisa saja mencari suatu tempat yang terpencil dari keramaian dan
hidup disana. Menanti perkampungan Pek Hoa San cung sudah bubar kalian baru
munculkan diri kembali.
Bagaimana dengan Samya sendiri? tanya Kiem Lan sambil tertawa sedih.
Aku hendak kembali keperkampungan Pek Hoa San cung untuk menyambangi orang
tuaku.
Samya keluar perkampungan dengan membawa serta diri kami sekarang kembali seorang
diri tindakan ini akan memancing kecurigaan dari TOa Cungcu kata Giok Lan.

Sekalipun kalian ikut kau masuk kembali kesarang macan sama saja tindakan ini akan
menimbulkan kecurigaan DJen Bok Hong aku rasa menghadapi dirinya seorang diri jauh
lebih leluasa.
Jika Toa Cungcu menggunakan keselamatan Looya Hujien untuk memaksa Samya jual
nyawa bagi perkampungan Pek Hoa Sancung apa yang hendak Samya lakukan?
Sepasang mata Siauw Ling berkilat sebentar kemudian dengan hati sedih ia menunduk.
Walaupun harus mendapat caci maki dari kawan2 Bulim terpaksa akan kulakukan juga.
Dengan langkah lambat Kiem Lan berjalan menghampiri Siauw Ling lalu hiburnya
dengan suara halus, Di dalam Bulim ada sebuah pepatah yang mengatakan begini. Kalau
ini rejeki pasti bukan bencana kalau bencana tak akan terhindar Toa Cungcu tak bakal
membiarkan budak berdua hidup tentram dikolong langit mereka pasti mengirim pengejar
untuk membereskan kami lain halnya kalau budak sekalian ikut Samya kembali
keperkampungan Pek Hoa San cung dibawah perlindungan Samya mungkin sekali kami
berdua masih bisa melanjutkan hidup beberapa tahun lagi.
Kalau Samya pulang keperkampungan seorang diri hal ini tentu akan menambah
penjagaan yang lebih ketat dari TOa Cungcu sambung Giok Lan dari samping sebaliknya
kalau Samya pulang membawa budak sekalian hal ini malah mengendorkan
kewaspadaannya.
Benar ujar Kiem Lan kembali Budak berdua sudah tidak pikirkan keselamatan pribadi
Samya tak usah merasa kuatir buat keselamatan kami.
Siauw Ling pejamkan mata berpikir sejenak ia berpaling memandang wajah Tong Sam
Kauw.
Nona Tong mempunyai keluarga yang punya nama tersohor dalam Bulim aku rasa Djen
Bok Hong tak bakal berani mencari gara2 kerumah kalian bukan? Aku rasa nona tak
perlu kembali ke perkampungan Pek Hoa San cung lagi.
Kalau Siauwheng membutuhkan bantuanku.
Ooooooouw tidak2 lebih baik nona cepat-cepat kembali ke Su Tzuan tukas Siauw Ling
cepat-cepat.
Baiklah Tong Sam Kauw mengangguk setelah pulang menjumpai nenek aku tentu akan
mohon bantuan dia orang tua untuk turun tangan membantu dirimu,
Siauw Ling segera tertawa getir.
Aku rasa nenekmu pun susah untuk menolong aku.

Ia merandek sejenak lalu tambahnya.


Harap kalian bertiga suka menunggu sebentar diruang tamu aku mau memeriksa sebentar
kamar ibuku.
Samya silahkan.
Dengan langkah lambat2 Siauw Ling berjalan menuju kamar ibunya tampak sprai kasur
teratur sangat rapi seorang dara berbaju hijau duduk terpekur diatas ranjang sepasang
matanya terpejam rapat2 dan badannya tak berkutik,,
Dalam sekali pandang secara lapat2 Siauw Ling mengenali dara ini sebagai dayang yang
melayani ibunya tidak disangka lima tahun berpisah kini ia sudah menginjak dewasa.
Dengan cepat diperiksa hembusan napas dilubang hidung sesudah diketahui hanya jalan
darahnya yang tertotok buru-buru dibebaskannya totokan jalan darah tersebut.
Gadis berbaju hijau itu menghembuskan napas panjang sepasang mata terbentang dan
memperhatikan Siauw Ling terpesona.
Siapa kau serunya penuh rasa kaget dan takut.
Aku adalah Siauw Ling.
Aku kenal dengan Sauwya kami badannya kurus dan lemah tidak seperti badanmu kekar
dan berotot.
Saat ini Siauw Ling sedang merasa gelisah ia tidak ingin banyak berdebat dengan
dayangnya lagi segera ujarnya lebih lanjut, Aku adalah Siauw Ling apakah Looya serta
Hujien kena diculik orang?
Walaupun dalam hati dara berbaju hijau itu merasa tidak percaya tapi berhubung hatinya
sangat takut dengan jujur jawabnya juga.
Seorang perempuan berusia setengah baya menculik pergi Hujien sedang dua lelaki kekar
menyeret Looya.
Bagus sekali kiranya mereka main paksa teriak Siauw Ling secara mendadak sambil
mendepakkan kakinya ke atas tanah.
Kena dibentak dara berbaju hijau itu ketakutan setengah mati sepasang lututnya terasa
jadi lemas dan tak kuasa lagi pantatnya mencium tanah keras2.
Buru-buru Siauw Ling bimbing dara itu bangun katanya dengan nada menghibur;

Jangan takut baik2 jaga dirumah sebelum Looya serta Hujien kembali untuk sementara
kau yang mengurusi rumah ini.,
Habis berkata tidak menunggu jawaban dari dayang itu lagi ia segera melangkah keluar
dari kamar dan berjalan keruang tamu.
Apakah Hujien meninggalkan sesuatu? tanya Kiem Lan setelah melihat munculnya
pemuda itu.
Siauw Ling menggelang.
Mari kita segera berangkat.
Kiem Lan serta Giok Lan tahu hati pemuda ini tentu cemas seperti kebakaran jenggot
sehingga ingin sekali punya sayap sekarang juga terbang kembali keperkampungan Pek
Hoa San cung.
Air telaga Tiang Pek Auw masih tetap seperti sedia kala gelaga yang tumbuh ditepi telaga
bergoyang tiada hentinya terhembus angin, Siauw Ling terbayang kembali akan kematian
Gak Im Kauw dalam sumur kering lima tahun berselang kemudian secara bagaimana
bersama2 Gak Siauw Cha secara diam2 meninggalkan rumah.
Tidak disangka lima tahun kemudian keadaan sudah berubah seratus delapan puluh
derajat.
Ia mendongak dan menghela napas panjang lama sekali baru gumamnya seorang diri,
Sekarang aku sudah paham sungguh keji cara mereka berpikir,
Melihat cara pemuda itu bersikap Kiem Lan serta Giok Lan saling bertukar pandangan
sedang hati mereka tergetar keras.
Jangan sampai membuat ia gelisah setengah mati pikir mereka hampir berbareng.
Walaupun kedua orang dayang itu merasa kuatir tapi mereka tidak berani bertanya.
Apa yang telah kau pahami? tanya Tong Sam Kauw.
Mereka minta aku membawa banyak barang bukti melakukan perjalanan disamping
secara diam2 menyiarkan kabar berita keseluruh dunia persilatan yang mengatakan Sam
Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San Cung dengan membawa jago hendak
menyerang keselatan berita ini mengakibatkan para jago bersama2 turun tangan mencegat
perjalananku ditengah jalan setelah tanda bukti pengikat permusuhan itu tertera didepan
mata maka sekalipun aku punya mulut juga tak bisa memungkir tindakannya ini
disamping memperkenalkan wajahku dihadapan para enghiong dari seluruh kolong langit
merekapun membiarkan agar aku marah dan melukai jago-jago itu sehingga dendam baru
terikat ditanganku setelah musuh tersebar dimana2 maka aku tak bisa tancapkan kaki lagi

dalam dunia kangouw dalam keadaan seperti ini satu2nya jalan yang bisa kutempuh
hanyalah menggabungkan diri dengan pihak perkampungan Pek Hoa San cung.
Siapa sangka dugaan mereka meleset karena aku rela menerima penghinaan daripada
melukai orang orang mereka dalam keadaan rencana gagal total timbullah maksud
mereka untuk menculik pergi orang tuaku agar bisa memaksa aku balik lagi
keperkampungan Pek Hoa San cung dan menjual nyawa buat mereka.
Selamanya Toa Cungcu menyusun rencana paling cermat kata Kiem Lan memberi
pendapat. Sekalipun sepanjang jalan Samya melakukan pembunuhan secara besar2an aku
rasa Looya serta Hujienpun tetap akan mereka culik balik keperkampungan Pek Hoa Sam
cung.
Pada mulanya Siauw Ling agak tertegun tapi segera ia mengangguk.
Sedikitpun tidak salah carakum berpikir memang rada mulia.
Mendadak dia percepat larinya melanjutkan perjalanan kedepan.
Karena hatinya amat cemas perjalanan kali ini dilakukan dengan kecepatan penuh. Kiem
Lan, Giok Lan maupun TOng Sam Kauw tak bisa berbuat apa2 terpaksa mereka hanya
mengiringi dari belakang.
Hari itu keempat jago ini telah tiba dikeresidenan Auw Pak, Tong Sam Kauw segera
mohon diri untuk kembali ke Su Tzuan sedangkan Siauw Ling dengan membawa Kiem
Lan serta Giok Lan kembali ke dalam perkampungan Pek Hoa Sancung.
Perkampungan Pek Hoa Sancung yang pada biasanya sunyi senyap tak kelihatan
kesibukan apapun ini kali begitu ramai dimana2 penuh dengan hiasan dan bayangan
manusiapun hilir mudik dengan ramainya.
Dengan menahan rasa sedih serta dongkol dalam hatinya Siauw Ling memperlambat
langkahnya memasuki perkampungan setelah menjumpai berbagai peristiwa selama
perjalanan ia berhasil mempelajari bagaimana cara menahan diri.
Baru saja mereka mendekati pintu perkampungan dari tempat jauh tampaklah Cioe Cau
Liong dengan memakai pakaian perlente serta kuda jempolan menyongsong dari dalam
kampung.
Ketika melihat munculnya Siauw Ling disana Cioe Cau Liong buru-buru meloncat turun
dari kudanya dan lari menyongsong.
Aaaakh. Sam te sungguh tepat sekali saat kembalimu ke dalam perkampungan katanya
sambil tertawa beberapa hari ini perkampungan Pek Hoa San cung lagi mencapai
jaya2nya banyak jago lihay dari kalangan Bulim yang berdatangan.

Kalau begitu kedatangan Siauwte sangat kebetulan sekali? seru Siauw Ling hambar.
Siauw heng sama sekali tidak menyangka kalau sam te bisa sedemikian cepatnya kembali
ke dalam perkampungan barusan saja kami menerima kabar ini melalui merpati yang
mengatakan samte telah kembali ke dalam perkampungan. Eeei. siapa tahu belum saja
Siauw heng keluar kampung untuk menyambut samte telah tiba.
Sembari berkata sinar matanya menyapu sekejap wajah Kiem Lan serta Giok Lan berdua
tampak olehnya wajah kedua orang ini kucal dan keletihan agaknya selama ini mereka
melakukan perjalanan cepat.
Siauw Ling mendehem setelah ragu2 beberapa kali ujarnya juga.
Entah apakah ayah serta ibuku telah tiba disini?
Oooow apakah kedua orang tuamu pun sudah tiba disini? tanya Tjioe Tjau Liong dengan
wajah melengak.
Dengan ketajaman mata Siauw Ling ia dapat melihat sikap ini sengaja diperlihatkan
kepadanya kepadanya hal mana menambah rasa gusar yang telah berkobar di dalam
dadanya.
Tak tertahan lagi ia tertawa dingin.
Bukankah Jie Cungcu ikut di dalam perundingan rahasia ini apakah kau tidak tahu
mengenai persoalan ini?
Kembali Cioe Cau Liong teretegun.
Samte kalau bicara perlahan-lahan jangan keburu napsu Siauw heng betul2 tidak tahu
katanya sambil tertawa.
Dari dalam sakunya Siauw Ling mengambil keluar surat yang ditulis oleh Djen Bok
Hong sembari diangsurkan kedepan ujarnya,
Kalau Djie Tjung-tju benar tidak tahu. Nah ambillah surat ini dan periksa sendiri.
Mungkin TOako berani demikian karena mengandung maksud yang mendalam ujar Tjioe
Tjau Liong setelah membaca isi surat itu, kemungkinan sekali orang2 Bulim telah
menimpahkan segala kemarahannya ke atas tubuh kedua orang tuamu.
Hmmm, sekarang rasanya Djie Tjung-tju sudah paham bukan kata Siauw Ling sambil
menarik kembali surat itu.
Sudah paham, aku segera menemani kau pergi menjumpai toako, aku rasa ia tentu ada
pertanggung jawabnya.

Aku hanya bertanya kepada Djie Tjungtju apakah kedua orang tuaku sudah tiba disini
atau belum.
Tjioe Tjau Liong yang mendengar pemuda ini sedikit2 memanggil dirinya dengan
sebutan Djie Tjung-tju dan walaupun nadanya tenang tapi susah menutupi pergolakan
hatinya serta hawa gusar yang bergelora di dalam dada pemuda itu
Segera ia tahu kalau urusan ini sangat penting sudah tentu saja Tjioe Tjau Liong tidak
berani mengambil keputusan, dengan wajah penuh senyuman katanya.
Siauw heng benar2 tidak tahu tentang soal ini.
Apakah surat ini palsu? tukas Siauw Ling cepat.
Menurut apa yang Siauw heng lihat surat ini memang betul2 tulisan Toako dan pasti
bukan barang palsu.
Ia merandek sejenak lalu sambungnya.
Sewaktu Sam-te berjumpa dengan Toako nanti aku rasa Toako bisa memberi penjelasan
yang lebih terang lagi kepadamu.
Baiklah mari kita pergi menjumpai Toako kemudian baru bicarakan lagi urusan ini.
Perlahan lahan Cioe Cau Liong mengalihkan sinar matanya ke atas tubuh Kiem Lan serta
Giok Lan katanya dingin.
Kalian berdua ayo kembali kepesanggrahan Lan Hoa Cing Si.
Kedua orang dayang itu mengiakan tapi badannya tetap berdiri tak berkutik dari tempat
semula.
Melihat perintahnya tidak digubris Cioe Cau Liong berkelebat lewat dari sisi Siauw Ling
mendekati diri Kiem Lan sambungnya kembali, Hey kalian sudah dengar belum ayoh
kembali kepesanggrahan Lan Hoa Cing Si.
Terima kasih atas perhatianmu, Djie Tjung-tju tak usah repot memberi perintah kepada
mereka mendadak Siauw Ling menukas dengan nada dingin.
Sam-te apa yang kau ucapkan? seru Tjioe Tjau Liong sambil putar badan.
Kiem Lan serta Giok Lan oleh TOa Tjungtju sudah dihadiahkan buat Siauw-te, aku tidak
berani merepotkan Djie Tjungtju untuk mengurusi mereka lagi!
Air muka Tjioe Tjau Liong kontan berubah hebat, tapi sebentar kemudian ia sudah
tertawa hambar.

Sam-te! tahukah kau bagaimana peraturan yang ada dalam perkampungan Pek Hoa San
Tjung ini? tanyannya
Tidak tahu.
Sam-te belum lama menggabungkan diri dengan perkampungan Pek Hoa San Tjung,
tidak aneh kalau kau tidak tahu dalam perkampungan kita ada tercantum peraturan yang
pertama berbunyi: Setiap anggota perkampungan dilarang membangkan perintah dari
tingkat yang lebih atas.
Siauw Ling segera mendongak tertawa terbahak bahak sehabis mendengar ucapan itu.
Haaa haaaaa haaaaaa, Djie Tjungtju aku ingin bertanya kepadamu apa kedudukanku
dalam perkampungan Pek Hoa San Tjung ini?
Orang Kangouw siapa lagi yang tidak kenal kau Siauw Ling sebagai Sam Tjungtju dari
perkampungan Pek Hoa San Tjung? ujar Tjioe Tjau Liong sambil tertawa.
Jadi kalau begitu di dalam perkampungan Pek Hoa San Tjung ini hanya kedudukan Toa
Tjungtju saja yang lebih tinggi dari kedudukanmu?
Tidak salah!
Entah bagaimana pandangan Djie Tjungtju terhadap aku Siauw Ling?
Saudara angkat hubungan erat bagaikan saudara kandung sendiri.
Bagus, bagus sekali jadi kalau begitu ayah ibu Siauw Ling sama pula dengan ayah
ibumu?
Hal ini sudah tentu jawab Tjioe Tjau Liong kelihatan tertegun.
Tapi kalian tidak menghormati kaum yang lebih tinggi, kalian menangkap kedua orang
tuaku sebagai barang jaminan.
Sembari berkata dari sepasang mata Siauw Ling memancarkan cahayanya penuh napsu
membunuh yang melototi wajah Tjioe Tjau Liong tanpa berkedip
Pada saat ini dalam hati kecil Cioe Cau Liong sudah timbul rasa jeri terhadap pemuda she
Siauw ini ia segera tertawa hambar.
Bagaimana terjadinya persoalan ini Siauw heng benar2 tidak tahu selamanya Toako
bertindak dan berbuat dengan disertai rencana yang masak aku rasa ia berani berbuat
demikian tentu disertai pula dengan maksud tertentu.

Oooouw. kalau begitu walaupun kedudukan Jie Cungcu dalam perkampungan sangat
tinggi hal mana tidak lebih hanya nama kosong belaka.
Beberapa patah kata ini bagaikan sebilah golok yang menghujam ke dalam ulu hati Cioe
Cau Liong memaksa hawa gusarpun ikut menerjang naik ke atas benak ia tertawa dingin.
Kakak beradik ada tingkatan Samte aku harap kau sedikit berhati2 kalau bicara.
Orang2 perkampungan Pek Hoa San Cung kalau memandang aku orang she Siauw
sebagai sahabat karib ia tak akan menawan kedua orang tuaku sebagai barang jaminan.
Dalam hati Cioe Cau Liong menyadari bila ia banyak bicara maka urusan semakin berabe
buru-buru ia alihkan bahan pembicaraan.
Ayoh jalan: aku hantar kau menemui Toako.
Tanpa menunggu jawaban lagi dengan langkah lebar ia berjalan kedepan.
Siauw Lingpun tidak banyak bicara, ia menguntit dari belakang Tjioe Tjau Liong dengan
langkah cepat pula.
Kiem Lan serta Giok Lan saling bertukar pandangan sekejap lain secara diam2 mengikuti
pula dari belakang Siauw Ling.
Setelah melewati beberapa buah halaman luas sampailah mereka didepan loteng Wang
Hoa Loo
Pintu diloteng sebelah bawah tertutup rapat diatas tiang tergantung sebuah papan nama
yang berukiran kata kata: Tidak menerima tetamu.
Sesudah melihat papan itu Tjioe Tjau Liong segera berpaling kepada Siauw Ling,
katanya.
Saat ini Toako sedang beristirahat, ia tidak terima tamu, bagaimana kalau nanti kita
datang lagi?
Hmmm! setelah menyambut diri sebagai saudara, mengapa harus memandang kita
sebagai tamu?
Tanpa sungkan2 lagi Siauw Ling menggerakkan telapak kirinya menghantam pintu
tersebut keras.
Hey, cepat buka pintu: teriaknya keras.
Hantaman yang disertai hawa pukulan dahsyat ini menggetarkan pintu loteng sehingga
berbunyi tiada hentinya.

Air muka Tjioe Tjau Liong berubah hebat, buru-buru badannya menyingkir kesamping.
Sepasang pintu yang tertutup rapat rapat, mendadak terbuka dan muncullah seorang lelaki
bersenjata golok berdiri didepan pintu dengan sikap jumawa.
Setelah memandang sekejap wajah Tjioe Tjau Liong serta Siauw Ling bergantian,
tegurnya dingin.
Siapa diantara kalian yang menghantam pintu keras keras?
Aku, Sam Tjung-tju Siauw Ling.
Apa Sam Tjung-tju tidak bisa membaca papan nama yang bergantung didepan pintu?
Kalau sudah baca mau apa?
Dalam keadaan dan saat seperti ini Toa tjung-tju tidak terima tamu, setelah Sam Tjungtju mengetahui hal ini dan menghantam pintu pula, bukankah tindakanmu ini merupakan
suatu kesengajaan?
Anjing keparat! sungguh besar nyalimu Bangsat. maki Siauw Ling penuh kegusaran.
Perintah Toa Cungcu berat bagaikan gunung sekalipun Jie Cungcu sendiri juga harus
menurut sambung lelaki itu dingin.
Mendadak Siauw Ling mengayunkan tangan kanannya memerseni sebuah tempelengan
keras ke atas pipi lelaki tersebut.
Anjing keparat! anak jadah! kau berani bersikap kurang ajar terhadap diriku?
Pertama karena gerakan Siauw Ling sangat cepat kedua lelaki itu sama sekali tidak
membuat persiapan maka tempelengan ini bukan saja bersarang dengan telak bahkan
berat sekali membuat lelaki itu kehilangan dua biji giginya dan darah segar mengucur
membasahi seluruh badan.
Melihat kejadian itu Cioe Cau Liong kerutkan dahi bibir bergerak tapi sebentar kemudian
ia sudah batalkan kembali maksudnya.
Lelaki berbaju singsat itu berdiri tertegun kemudian ujarnya.
Perintah dari Toa Cungcu hamba tidak berani membangkang sekalipun semisalnya
hamba memberi ijin kepada Jie Cungcu serta Sam Cungcu untuk masuk melalui pintu
inipun penjaga yang ada dikedua belas tingkat lainnya tak akan melepaskan kalian
berdua.

Barang siapa yang bernyali berani menghadang perjalananku ini berarti ia sudah bosan
hidup! ayoh cepat menyingkir! teriak Siauw Ling dingin.
Dengan langkah lebar segera menerjang ke dalam ruangan loteng.
Lelaki kekar itu buru-buru mundur dua langkah goloknya dengan cepat dicabut keluar.
Perintah Toa Cungcu sangat keras, bila Jie Cungcu serta Sam Cungcu ada maksud
masuk dengan andalkan kekerasan, maaf terpaksa hamba harus berbuat dosa dengan
kalian berdua.
Sinar mata Siauw Ling berkilat penuh napsu membunuh sembari berpaling memandang
sekejap wajah Tjioe Tjau Liong ujarnya, Orang ini tidak menghormati kita yang
berkedudukan lebih tinggi patutkah ia dibunuh?
Kalau dibicarakan menurut peraturan perkampungan kita ia harus dibunuh tapi. ia
sedang menjalankan perintah dari Toako.
Kalau patut dibunuh orang ini tak boleh diampuni lagi tukas Siauw Ling.
Tangan kirinya dikebut keluar menghantam lengan kanan lelaki tersebut yang mencekal
golok sedang tangan kanannya laksana kilat mengirim sebuah pukulan.
Tangan kirinya ia menggunakan ilmu menotok jalan darah Cap Jie Lan Hua Hu Hiat So
sedang tangan kanannya mengeluarkan ilmu telapak berantai Lian Huan San Tiam Ciang
Hoat.
Dua macam ilmu silat yang maha sakti digabungkan menjadi satu kedahsyatannya susah
dibayangkan.
Dengan ngotot silelaki kesar itu menerima empat lima jurus serangan pemuda itu
akhirnya tak kuasa lagi jalan darah Ci Ti Hiat pada iga kanannya kena disodok oleh
Siauw Ling sehingga menjadi kaku dan golokpun terjatuh ke atas tanah.
Sekali tendang Siauw Ling menyepak badan lelaki itu jatuh tersungkur ke atas tanah
ujarnya dingin.
Mengingat kesalahan ini baru kau lakukan untuk pertama kalinya aku hanya memberi
sedikit pelajaran saja kepadamu kalau dikemudian hari kau masih tidak menyesali
perbuatanmu ini. Hmmm! hati2 dengan selembar nyawa anjingmu.
Dengan langkah lebar ia melanjutkan terjangannya keloteng tingkat kedua.
Cioe Cau Liong yeng mengikuti dari belakang membungkam diri selama ini karena ia
tahu perasaan Siauw Ling pada saat ini sedang bergolak wajahnya penuh hawa napsu

membunuh dan hatinya sedih kalau ia turun tangan mencegah maka jadinya akan lebih
hebat lagi.
Dasar wataknya memang licik dan banyak akal selamanya ia tidak ingin berbuat sesuatu
hal yang tidak berpegangan kerana itu sambil membungkam ia mengikuti dari belakang
Siauw Ling naik keloteng tingkat dua.
Kiem Lan serta Giok Lan saling bertukar pandangan sekejab bisiknya lirih, Bagaimana
dengan kita? mau ikut Sam-ya naik ke atas.
Benar. kita ikut naik, sahut Giok Lan dengan wajah yang sudah mantap. Kalau Samya mengalami celaka ditangan Toa Cungcu kau anggap kita bisa hidup dengan merdeka?
Kalau Sam-ya selamat ia pasti tak akan membiarkan Toa Cungcu menjatuhi hukuman
mati kepada kita.
Ehmm. akupun berpikir demikian.
Tanpa buang tempo lagi kedua orang dayang inipun ikut lari naik ke atas loteng tingkat
kedua.
Diloteng tingkat kedua berdirilah dua orang lelaki berpakaian singsat warna hitam
menghadang, perjalanan beberapa orang itu orang yang ada disebelah kiri mencekal
senjata golok sedang orang yang ada disebelah kanan mencekal sepasang Pak Koan Pit.
Jelas kedua orang ini sudah bersiap sedia dengan senjatanya sewaktu mendengar suara
ribut2 diloteng terbawah.
Kalian kenal dengan aku? tanya Siauw Ling dengan nada dingin sepasang matanya
melotot gusar.
Petugas diatas loteng Wang Hoa Loo hanya taat dengan perintah Toa Cungcu terhadap
orang lain sama sekali tidak kenal, jawab silelaki bersenjata golok dengan suara yang
wajar.
Kurangajar, kembali Siauw Ling berteriak marah. Orang2 dalam perkampungan Pek Hoa
San cung memanggil aku dengan sebutan Sam Cungcu kalian anggap sebutan ini hanya
sebutan kosong belaka.
Loteng Wang Hoa Loo adalah tempat tinggal Toa Cungcu kata silelaki yang
bersenjatakan Pan Koan Pit. Sudah sewajarnya tempat ini diatur penjagaan yang keras
kecuali memperoleh panggilan dari Toa Cungcu siapapun dilarang naik ke atas loteng.
Kalau aku bersikeras ingin naik?
Walaupun kami kenal dengan cungcu berdua tapi senjata tak bermata sudah tentu tak
kenal siapa yang bernama Sam Cungcu jawab lelaki yang ada disebelah kiri.

Anjing keparat, kau harus rasakan kelihayanku.


Dengan penuh kegusaran Siauw Ling menggerakkan goloknya pukulan ilmu menotok
Siauw Loo Sin Ci sudah bersarang dalam perutnya.
Tak tertahan lagi orang itu muntah darah dan jatuh terjengkang ke atas tanah,
Sinar mata Siauw Ling segera dialihkan ke atas wajah lelaki bersenjata Pan Koan Pit itu.
Kalau kau masih ingin nyawamu? ayoh cepat menyingkir, bentaknya keras.
Lelaki ini sama sekali tidak menyangka hanya dalam sekali serangan saja Siauw Ling
berhasil merubuhkan kawannya ia jadi tertegun untuk beberapa saat.
Menanti Siauw Ling menegur ia baru sadar kembali sepasang pit segera digerakkan
mengancam dua buah jalan darah diatas tubuh Siauw Ling. Melihat dirinya diserang
pemuda kita tertawa dingan.
Hmm jadi kau ingin cari mati? baik jangan salahkan aku bertindak keji terhadap kalian.
Badannya menyingkir kesamping meloloskan diri dari datangnya serangan sepasang pit
ini dengan cepat badan mendesak lebih kedepan tangan kanan mengirim sebuah babatan
dahsyat ke arah dada lawan.
Serangan ini memaksa lelaki itu harus menarik kembali sepasang pitnya tapi belum
sempat ia melakukan sesuatu Siauw Ling sudah memutar tangan kirinya mencengkeram
lengan kiri lelaki tersebut.
Pleeetak! tidak ampun lagi lengan kiri lelaki tadi kena dihajar putus jadi dua bagian.
Hmm untuk sementara hanya kupatahkan sebuah lengan kirimu tapi kalau lain kali berani
kurang ajar lagi jangan harap kau bisa hidup,.
Sekali sepak badan lelaki itu kena terhajar telak hingga menggelinding ke atas tanah.
Tanpa perduli korbannya lagi dengan langkah lebar Siauw Ling melanjutkan
perjalanannya naik keloteng tingkat ketiga.
Setelah lengan kirinya kena dipatahkan tadi lelaki bersenjata Pan Koan Pit itu kesakitan
luar biasa diam2 ia kerahkan semua hawa murni yang ada untuk melawan rasa sakit
tersebut siapa sangka kena ditendang jalan darahnya oleh pemuda itu badannya seketika
menggeletak diatas tanah sekalipun melihat Siauw Ling naik keloteng tingkat ketiga itu
tak berhasil mencegah.
Sebaliknya Cioe Cau Liong yang melihat tindak tanduk Siauw Ling yang gila dimana
berturut2 melukai penjaga dua tingkat dalam hati merasa sangat terperanjat.

Teringat olehnya dari ketiga belas tingkat penjaga loteng Wang Hoa Loo ini setingkat
lebih dahsyat dari tingkat yang lain maka pertarungan macam Siauw Ling ini makin lama
makin seru ditambah pula para penjaga loteng ini merupakan jago-jago pilihan dari
perkampungan Pek Hoa San cung bila Djen Bok Hong melihat anak buahnya
dihancurkan ia pasti tak akan merasa puas.
Kemungkinan sekali diantara saudara sendiri akan segera terjadi suatu pertempuran
yang mengerikan.
Selagi ia berpikir mereka telah tiba diloteng tingkat ketiga.
Sejak loteng Wang Hoa Loo ini dikacau oleh si pendekar pincang Ciang Toa Hay beserta
kedua orang muridnya beberapa bulan berselang dimana banyak penjaga yang kena
dilukai, Djen BOk Hong telah mengatur penjagaan disini lebih teliti lagi.
Saat ini sipenjaga loteng tingkat ketiga adalah seorang kakek tua berusia kurang lebih
lima puluh tahunan ditangan kirinya mencekal sebuah tameng besi sedang tangan
kanannya mencekal sebilah golok pendek wajahnya hijau membesi dan berdiri dengan
sikap angker.
Sewaktu ia melihat munculnya Cioe Cau Liong serta Siauw Ling mulut tetap
membungkam sikapnya amat dingin.
Eeeeii kau kenal siapa aku? tegur Siauw Ling sambil berjalan mendekati orang itu.
Tanpa menoleh atau memandang wajah Siauw Ling kagi si kakek tua itu menjawab
dengan suaranya yang ketus, Kau adalah Sam Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San
cung.
Setelah mengetahui kedudukanku mengapa kau tidak hunjuk hormat kepadaku?
Orang yang ada diloteng Wang Hoa Loo kecuali berjumpa dengan Djen Bok Hong
kepada siapapun tidak pernah memberi hormat.
Hmm sungguh besar bacotmu.
Ia merandek sebentar lalu bentaknya keras, Ayoh menyingkir
Hee heee heee bawa kemari.
Apanya yang bawa kemarii?
Leng pay tanda perintah dari Toa Tjungtju.
Aku hendak masuk dengan gunakan kedudukan San Tjung-tju ku, tidak usah
menggunakan Leng pay lagi.

Kalau Sam Tjung-tju suka mendengarkan nasehat baik dari cayhe, lebih baik untuk
sementara waktu turun dari loteng ini.
Kalau aku bersikeras ingin naik?
Terpaksa kita harus berduel, kalau bukan kau yang mati adalah aku yang musnah jawab
si kakek itu sambil membenturkan tameng besi ketangan kirinya dengan golok ditangan
kanannya.
Bagus, naah berhati hatilah.
Ditengah suara bentakan keras sebuat babatan dahsyat telah meluncur kedepan.
Si kakek tua itu segera mendorong tameng besi yang ada ditangan kirinya kedepan
menerima datangnya serangan dari Siauw Ling ini sedangkan golok pendek ditangan
kanannya dengan jurus Tan Hong Liauw Im atau Hong merah menyekop awan
menggulung keluar.
Tameng besi adalah sebuah benda yang licin lagi mengkilap ketika telapak Siauw Ling
menghantam diatas tameng besi itu kontan tangannya kena disingkirkan kepinggir.
Siauw Ling segera menggerakkan badan kesamping meloloskan diri dari babatan lawan
kakinya diangkat melancarkan sebuah tendangan menghajar lambung si kakek itu.
Ternyata kakek tua ini tidak lemah, dia tekan pergelangan kirinya dibawah tameng
besinya mengunci tubuh bagian bawah, sedangkan golok pendek ditangan kanannya
bagaikan kilat membabat kaki kanan Siauw Ling.
Ketika pemuda she Siauw melihat penjagaan tubuh dari si kakek tua ini sangat ketat
dengan cepat dia menarik kembali kakinya yang sedang melancarkan tendangan.
Mengambil kesempatan yang baik ini si kakek mendesak lebih kedepan tameng besi
digunakan sebagai penjagaan golok pendek mengambil peranan penyerang serangan2
yang dilancarkan ternyata luar biasa hebatnya.
Kena diserang dengan begitu gencar Siauw Ling kena didesak sehingga berturut2 mundur
lima langkah ke belakang.
Samya silahkan menggunakan senjata bisik Kiem Lan lirih.
Melihat Kiem Lan membantu pemuda itu Cioe Cau Liong dengan gusar segera memaki,
Budak anjing jangan banyak bicara,
Serangan Siauw Ling tiba-tiba berubah ia balas melancarkan serangan2 gencar.

Angin menderu2 bayangan telapak menyilaukan mata dalam sekejap mata empat jurus
sudah berlalu dengan cepatnya memaksa kakek itu harus banyak bertahan.
Walaupun si kakek tua itu kena dipaksa mengubah posisi dari menyerang jadi bertahan
tetapi pertahanan badan bagian bawahnya masih kuat sedikitpun tiada lubang2
kelemahan.
Pertarungan kembali berlangsung puluhan jurus banyaknya tanpa berhasil menentukan
siapa menang siapa kalah.
Melihat situasi demikian mendesak Giok Lan segera mencabut keluar pedangnya yang
tersoren dipunggung.
Sam-ya terima pedangnya teriaknya, Jelas kedua orang ini sudah bulatkan tekad untuk
menyertai sang pemuda kendati Cioe Cau Liong ada disisinya merekapun tidak mau
tahu.
Melihat tindakan kedua budak itu meledaklah hawa amarah cioe Cau Liong tapi belum
sempat ia menegur tiba-tiba Siauw Ling sudah membentak keras, Lepas tangan.
Braaaak! sebuah hantaman dengan telak bersarang pada pergelangan kanan si kakek tua
itu golok pendeknya tak kuasa lagi terlepas dan jatuh ketanah,
Setelah berhasil mengenai sasarannya Siauw Ling tidak membiarkan orang tua itu
melarikan diri lagi menggunakan kesempatan tersebut kaki kanannya menendang
pergelangan kiri si kakek membuat tameng besi terlepas pula dari genggaman sedang
kelima jari tangan kirinya segera mencengkeram pundak kiri orang itu kencang2.
Kedudukanmu rendah, berani menghina atasan tahu apa kau hukuman terhadap dosa
macam ini! bentaknya dingin.
Si kakek tua itu memejamkan matanya rapat2 ia tidak mau gubris dan bungkam dalam
seribu bahasa.
Siauw Ling yang melihat kekukuhan si orang tua ini hatinya segera rada bergerak
pikirnya, Mengapa orang ini bersikap begitu setia kepada Djen Bok Hong bahkan
memandang mati bagai pulang kerumah? dibalik kesemuanya ini pasti tersembunyi hal2
yang sangat rahasia aku harus menyelidikinya sampai terang.
Karena berpikir demikian iapun membentak dingin, Kau sudah tidak ingin jiwamu
lagi?
Samte jangan bunuh orang seru Cioe Cau Liong dari samping dengan hati cemas.

Pada dasarnya Siauw Ling memang tidak bermaksud membinasakan si kakek tua ini
meminjam kesempatan ini mengikuti aliran sungai mendorong perahu ia tarik kembali
telapak tangannya.
Karena ada perintah dari Jie Cungcu ku ampuni jiwamu satu kali ini.
Pada saat itulah dari atas loteng berkumandang datang suara gelak tertawa yang sangat
menyeramkan,
Haaaa. haa tingkatan ada urutannya dalam keadaan gusar Samte masih suka
mendengar diantara kita sebetulnya masih ada.
Siauw Ling segera mendongak tampak badan Djen BOk Hong yang tinggi besar tapi
bongkok itu berdiri dimulut loteng tingkat keempat wajahnya penuh senyuman dan saat
ini sedang memandangi beberapa orang itu dengan ramah,
Menghunjuk hormat buat Toako buru-buru Cioe Cau Liong menjura dengan penuh rasa
hormat.
Jie te tak perlu banyak adat.
Agaknya orang ini benar2 mempunyai pengaruh yang amat besar untuk menindas
kewibawaan seseorang walaupun pada saat ini Kiem Lan serta Giok Lan ada maksud
mengikuti jejak Siauw Ling tapi setelah menjumpai diri Djen BOk Hong mereka jatuh
ketakutan sehingga badannya gemetar keras.
Tak kuasa lagi kedua orang dayang ini jatuhkan diri berlutut.
Budak sekalian mengunjuk hormat buat Toa Cungcu.
Djen Bok Hong tertawa hambar.
Kalian berdua telah menemani Sam Cungcu melakukan perjalanan jauh kamu terhitung
punya jasa yang besar ayoh cepat bangun.
Agaknya Kiem Lan dan Giok Lan sama sekali tidak menyangka Djen Bok Hong bisa
bersikap demikian ramah dengan mereka setelah tertegun beberapa saat lamanya mereka
baru bangun berdiri.
Terima kasih atas kemurahan hati Toa Cungcu.
Djen Bok Hong tidak menggubris mereka lagi sinar matanya dialihkan diatas wajah
Siauw Ling.
Karena siauw-te banyak mengikat tali permusuhan dengan para jago dikolong langit
katanya halus mau tak mau aku harus memperketat penjagaan disekeliling loteng Wang

Hoa Loo ini anak buahku tidak tahu dan ternyata menghadang pula perjalanan Jie te serta
Sam te, ini berarti mereka tidak tahu diri dan ingin mencari penyakit buat diri sendiri aku
tak bisa menyalahkan Samte turun tangan memberi pelajaran kepada mereka.
Sungguh aneh sekali sikap Toa Cungcu kali ini pikir Cioe Cau Liong dalam hatinya.
Setelah selesai mendengar ucapan dari Toakonya ini loteng Wang Hoa Loo sudah
terkenal sebagai daerah terlarang yang tidak memperkenankan siapapun masuk keluar
semaunya, orang yang sudah tinggal dalam perkampungan Pek Hoa San cung tentu
mengetahui akan hal ini. Mengapa saat ini ia malah bicara dengan begitu sungkan?
Waktu itu Djen Bok Hong telah melanjutkan kembali kata2nya.
Samte baru saja pulang dari tempat kejauhan Siauw hengpun sudah seharusnya
menanyakan kisa perjalananmu. Nah mari naik ke atas loteng kita tiga bersaudara minum
beberapa cawan arak sambil merundingkan suatu hal dengan kalian berdua.
Beberapa kali Siauw Ling menggerakkan bibirnya hendak bertanya dimanakah orang
tuanya berada tapi beberapa kali pula terpaksa harus menahan sabar karena tidak
menjumpai kesempatan yang baik.
Tanpa banyak cakap lagi ia melangkah terlebih dahulu naik ke atas loteng tingkat
keempat.
Kiem Lan serta Giok Lan saling bertukar pandangan sekejap, hati mereka bimbang dan
ragu haruskah mengikuti Siauw Ling naik ke atas loteng atau tidak.
Ketika itulah Cioe Cau Liong telah berpaling dan memandang sekejap wajah kedua orang
dayang itu. Loteng Wang Hoa Loo bukan tempat cocok buat kalian untuk tancap kaki
ayoh cepat turun dari sini.
Tunggu sebentar seru Djen Bok Hong sambil tertawa dan melirik sekejap wjah kedua
orang dayang itu.
Saat ini kedudukan Kiem Lan serta Giok Lan adalah dayang pribadi Samte. Sudah tentu
mereka tak boleh dipandang sebagai budak biasa, biarkan mereka ikut naik ke atas
loteng.
Cioe Cau Liong kembali dibikin tertegun, ia merasa sikap Djen Bok Hong terhadap diri
Siauw Ling terlalu ramah dan hal ini belum pernah terjadi selama ini.
Memandang diatas wajah Sam Cungcu, Toa Cungcu memberi keringanan buat kalian
untuk ikut naik keloteng. Ayoh cepat berterima kasih.
Kiem Lan serta Giok Lan sama2 menjura kemudian mengikuti dari belakang, Cioe Cau
Liong naik ke loteng tingkat ketiga belas.

Sepanjang perjalanan dengan sepasang mata yang tajam Siauw Ling memperhatikan
penjaga2 yang ditemuinya. Ia merasa penjaga yang berjaga disetiap tingkat, makin ke
atas usia orang itu makin lanjut bahkan sikapnya kukoay serta dingin.
Menanti mereka mencapai tingkat kesepuluh maka penjaga ditempat itu adalah seorang
kakek tua berambut putih wajahnya dingin kaku sama sekali tidak terdapat perubahan
perasaan bahkan terhadap Djen Bok Hong sendiri tidak pandang sebelah matapun.
Walaupun Siauw Ling pernah satu kali mengunjungi loteng ini tapi tempo dulu ia tidak
terlalu memperhatikan sipenjaga loteng2 ini sekarang sesudah memperhatikan dengan
cermat ia baru merasa orang2 tua ini memiliki sepasang mata yang tajam. Jelas tenaga
lweekang mereka sudah mencapai puncak kesempurnaan.
Diatas loteng tingkat ketiga belas meja perjamuan telah dipersiapkan dan empat orang
dayang cantik berbaju hijau sudah menanti didepan meja perjamuan.
Djen Bok Hong mengambil tempat duduk dikursi tengah Siauw Ling serta Cioe Cau
Liong dikedua belah sisinya sedang Kiem Lan Giok Lan duduk dipaling bawah,
Keempat dayang cantik berbaju hijau itu segera memenuhi cawan masing-masing dengan
arak setelah itu mengundurkan diri.
Samte, kata Djen Bok Hong kemudian sambil angkat cawannya. Barusan saja kau
pulang dari tempat kejauhan tentu badanmu masih lelah.
Mari Siauw heng menghormati dirimu dengan secawan arak. Siauw Ling angkat
cawannya ke atas meja.
Dalam hati Siauwte ada beberapa patah kata yang serasa tak enak kalau tidak kuucapkan
keluar.
Samte silahkan bicara.
Sewaktu siauwte kembali kedesa untuk menyambangi kedua orang tuaku disepanjang
jalan telah menjumpai banyak cegatan2 dari jago-jago Bulim yang hendak memeriksa
barang bawaan Siauwte, karena sama sekali tidak berprasangka siauwte membiarkan
mereka memeriksa isi peti2 itu. Siapa sangka isi dari peti tadi adalah sebuah batok
kepala.
Air muka Djen Bok Hong sangat tenang selama mendengar perkataan itu, ia tersenyum.
Hal ini kulakukan sebagai rencana guna mempopulerkan nama besar Sam te dalam
dunia persilatan. Bagaimana reaksi mereka setelah menjumpai batok kepala itu?
Sebetulnya Siauw Ling ada maksud membongkar rahasia betapa kejinya rencana busuk
Djen Bok Hong agar orang2 itu dibikin jengah dan kikuk.

Siapa sangka sikap Djen Bok Hong sangat tenang, agaknya ia merasa sama sekali tidak
ada sangkut pautnya dengan persoalan ini tindakan tersebut membuat Siauw Ling merasa
jengkel bercampur gelisah untuk beberapa saat lamanya ia tak sanggup mengucapkan
sepatah katapun.
Kiem Lan yang melihat pemuda itu membungkam dengan beranikan diri segera
menyambung,
Setelah orang2 itu menjumpai batok kepala tersebut mereka tak bisa menahan diri dan
menuduh Sam ya sebagai sipembunuh orang itu.
Ehmmm. Djen Bok Hong mengangguk sambil tertawa. Setelah mereka menjumpai
batok kepala tersebut maka terbuktilah apa yang selama ini tersiar dalam Bulim, tidak
aneh kalau dalam keadaan terkejut dan kaget mereka mengambil suatu tindakan kasar.
Toako, seru Siauw Ling tertegun beberapa saat. Apa maksudmu memberi sebuah
batok kepala di dalam peti tersebut sebagai hadiahku kembali kedesa?
Hmm.menurut pandangan Siauwte tindakanmu ini tidak lebih hanya merupakan siasat
meminjam pisau membunuh orang, jengek sang pemuda dingin. Kalau aku kena
dikerubuti para jago Bulim itu sampai mati apa kau kira berharga kematianku itu?
Soal ini Samte boleh berlega hati potong Djen Bok Hong sambil tertawa hambar
Siauwte sudah melakukan persiapan2 untukmu asal Samte menjumpai mara bahaya maka
ada orang yang segera datang memberi bantuan kepadamu.
Ia merendek dan mendongak tertawa terbahak2 sambungnya.
Tapi Siauw heng percaya dengan kepandaian silat yang dimiliki Samte sekalipun kena
dikerubuti juga tak bakal jatuh kecundang.
Jadi kalau begitu Toako memang ada maksud2 tertentu?
Tidak salah kesemuanya ini berada dalam dugaan Siauw heng.
Ucapan ini mendatangkan golakan yang keras dalam dada Siauw Ling sambil menekan
hawa gusar tersebut katanya lagi.
Menawan orang tua siauwte juga termasuk rencana yang telah disusun Toa Cungcu?
Djen Bok Hong mengangguk.
Kita orang2 perkampungan Pek Hoa San cung sudah banyak mengikat permusuhan
dengan orang lain jago-jago Bulim memandang siauwte sebagai duri diatas mata kalau
tidak dicabut rasanya tidak leluasa dan peristiwa samte menggabungkan diri dengan
perkampungan Pek Hoa San cung pun sudah diketahui oleh semua jago yang ada

dikolong langit kalau Siauw heng tidak menjemput kedua orang tuamu masuk
keperkampungan Pek Hoa San cung bagaimana kalau sampai mereka kena diculik oleh
para jago Bulim?
Siauw Ling yang melihat air muka orang itu sangat tenang bahkan ucapan ini bagaikan
sedang menegur dirinya dan apa yang ia tanyakan sudah berada dalam dugaannya, hati
jadi bergerak pikirnya, Agaknya ia sudah melakukan persiapan2 untuk menghadapi
peristiwa ini kalau aku cari gara2 maka keadaan akan termakan kembali dalam
dugaannya.
Karena berpikir demikian sambil menekan hawa napsu amarah yang berkobar didada ia
bangun berdiri seraya menjura, Cara berpikir Toako benar2 amat teliti siauwte merasa
sangat berterima kasih ujarnya sambil tersenyum.
Tindakannya ini sedikitpun tidak salah, telah mendapatkan rasa diluar dugaan bagi Djen
Bok Hong. Tampak ia tertegun dan wajahnya memperlihatkan perasaan terperanjat.
Tapi dalam sekejap saja perasaan tersebut sudah lenyap dari pandangan ia tertawa
terbahak bahak.
Sejak semula siauwte sudah menduga kalau Sam te adalah seorang yang cerdik dan
berpikiran tajam, ternyata dugaanku sedikitpun tidak salah,
Sambil mengacungkan jempolnya ia menambahkan, Seorang lelaki sejati bisa bertindak
sesuatu dengan keadaan. Samte ternyata kau cukup terlatih dalam hal ini.
Mendengar sindiran itu Siauw Ling merasa bagaikan ulu hatinya ditusuk dengan sebilah
pisau, seluruh badannya gemetaran keras.
Tapi ia tahu soal keselamatan orang tuanya jauh lebih penting, ia tak boleh bertindak
sembarangan karena sedikit persoalan, karenanya sambil paksakan diri memperlihatkan
suatu senyuman ujarnya
Entah bolehkah Siauw te pergi menyambangi kedua orang tuaku.
Setelah kita berada sebagai saudara angkat, orang tuamu sama pula dengan orang tuaku.
Tidaklah mungkin aku akan menyiksa kedua orang tua tersebut, tentang soal ini harap
samte berlega hati.
Bukannya begitu, sudah banyak tahun siauwte tidak pernah berjumpa dengan wajah
beliau. Hatiku sangat risau dan ingin cepat-cepat menyambangi mereka.
Haa.haa. karena perjalanan yang jauh dengan kereta, saat ini kedua orang tuamu
sedang beristirahat. Sam te apa gunanya kau gelisah tidak keruan, menanti kedua orang
tuamu sudah pulih kembali kesehatannya rasanya Samte belum terlambat untuk
menyambangi mereka.

Mendengar perkataan tersebut Siauw Ling tak bisa membendung hawa gusarnya lagi. Ia
segera bangun berdiri, Giok Lan jadi cemas melihat tindakan yang gegabah dari pemuda
ini, dari bawah meja buru-buru menyentil kaki Siauw Ling.
Tampak Siauw Ling menghantam meja perlahan seraya berteriak, Cara Toako berpikir
sangat cermat sekali. Siauwte harus mengucapkan terima kasih kepadanya.
Dia adalah seorang cerdik setelah mendapat peringatan dari Giok Lan adalah pikirnya
segera tersadar kembali karena itu niatnya segera diubah dan sambil menyingsing baju
dia sungguh2 mau berlutut.
Djen Bok Hong segera mengulapkan tangan kanannya, segulung tenaga pukulan
menahan badan pemuda itu untuk berlutut.
Sam te tak perlu banyak adat, katanya serius, Siauw heng ada beberapa patah perkataan
yang penting hendak dibicarakan dengan diri Sam-te.
Mengambil kesempatan itulah Siauw Ling duduk kembali kekursinya.
Toako ada perkataan apa?
Setelah kemunculan Siauw heng kali ini aku sudah merencanakan untuk menempatkan
diri Sam-te sebagai salah seorang musuh tangguhku, setelah ku lihat kecerdikanmu dalam
menghadapi perobahan ini hari, semakin membuktikan kalau pandanganku tidak
meleset.
Toako terlalu memuji.
Ada pepatah mengatakan: Satu daerah tak mungkin muncul dua jago apalagi
perkampungan Pek Hoa San cung yang demikian kecil, mana mungkin bisa dikuasai oleh
Siauw heng serta Samte dua orang enghiong sekaligus?
Toako berpikir terlalu jauh. Siauw-te sama sekali tidak bermaksud untuk merebut
kedudukan itu.
Sekalipun Samte tidak sudi berebut nama maupun kekuasaan tapi cara berpikir kita dua
orang sangat berlawanan, bagaimanapun juga pada suatu hari kita akan berhadapan sbg
musuh tangguh.
Oleh karena itu Toako menawan kedua orang tuaku sebagai barang jaminan agar aku
bisa jual nyawa untuk perkampungan Pek Hoa San cung kalian?
Sebelum hujan sedia payung apa salahnya? sahut Djen Bok Hong sambil tertawa
hambar.

Air muka Siauw Ling berubah hebat sebentar hijau sebentar memutih dalam sekejap saja
pengalamannya bertambah lagi.
Samte! ujar Djen Bok Hong kemudian sambil angkat cawan. Bagaimana kalau kita
keringkan cawan arak ini?
Perlahan-lahan Siauw Ling mengangkat cawan arak.
Setelah Toako memandang siauwte sedemikitan tingginya, mengapa kau tidak turun
tangan keji untuk membokong diriku, sebaliknya menimpakkan penderitaan ini pada
kedua orang tuaku yang telah tua dan berbadan lemah.
Dikolong langit banyak urusan yang susah dijelaskan apabila Siauw heng mengundang
datang kedua orang tuamu sama sekali tidak bermaksud mencelakainya.
Kali ini Siauw Ling betul2 tak dapat menahan diri lagi tak kuasa ia menghantam meja
keras2.
Toako demikian tak berbudi, jangan salahkan kalau siauwtepun tidak setia.
Sreeet ia robek ujung jubah sendiri lalu dilempar ke atas meja, teriaknya, Ini hari juga
kita saudara robek jubah putus hubungan, sejak kini masing-masing hidup secara
berpisah.
Djen Bok Hong mendongak tertawa terbahak2
Air dan api susah bersatu padu kita bersaudara cepat atau lambat akan terjadi juga
peristiwa macam ini hari.
Mendadak ia tarik kembali suara tertawanya dengan nada dingin ia menambahkan,
Setelah hubungan kita bersaudara putus, sejak ini hari pula masing-masing pihak akan
berusaha untuk merebut dunia persilatan dengan andalkan kepandaian serta kecerdikan
masing-masing.
Siauwte tidak bermaksud merebut dunia persilatan, seru Siauw Ling tertegun.
Tapi sebentar kemudian ia sudah merasa bahwa keadaannya berada dalam saat2 kritis
Djen Bok Hong sedang bermaksud memanasi hatinya.
Terdengar Djen Bok Hong kembali tertawa dingin,
Sekalipun kau tidak bermaksud merebut dunia kangouw tapi aku orang she Djen merasa
kaulah satu satunya penghalang maksudku untuk menguasai Bulim.

Ia merandek sejenak dan bangun berdiri, Besok siang harap kau suka datang kebawah
loteng Wang Hoa Loo untuk menjumpai orang tuamu. Saat ini maaf aku tak dapat
menemani dirimu lebih lama lagi.
Jelas dari ucapan tersebut bukan saja hubungan persaudaraan mereka sudah putus bahkan
saja saat ini ia sedang mengusir pemuda tersebut dari tempat itu.
Hawa gusar bergelora dalam rongga dada Siauw Ling tapi teringat akan keselamatan
orang tuanya ia coba menahan diri.
Baik besok siang cayhe pasti datang menepati janju serunya seraya menjura, Djen Bok
Hong tersenyum.
Maaf aku tak dapat menghantar terlalu jauh.
Tidak berani merepotkan dirimu.
Sambil putar badan dengan langkah lebar pemuda ini segera turun dari loteng.
Kiem Lan Giok Lan pun ikut bangun berdiri ikut berlalu.
Duduk, mendadak Cioe Cau Liong membentak.
Agaknya kedua orang dayang itu sudah bulatkan tekadnya mereka hanya melirik sekejab
ke arah Cioe Cau Liong kemudian meneruskan langkahnya turun dari loteng.
Budak bangsat kalian mau membangkang? teriak Jie Cungcu dari perkampungan Pek
Hoa San-cung ini semakin gusar.
Dengan cepat ia meloncat bangun siap melakukan terjangan ke arah kedua orang dayang
tersebut.
Tapi Djen Bok Hong sudah ulapkan tangan kanannya segulung tenaga pukulan segera
menghadang jalan pergi orang she Cioe itu.
Lepaskan mereka pergi.
Kiem Lan Giok Lan berpaling lalu memberi hormat.
Terima kasih Toa Cungcu.
Tidak perlu banyak adat setelah kalian mengikuti Siauw Ling berarti pula sudah bukan
anggota perkampungan Pek Hoa San cung kami lagi.
Budak sekalian turut perintah daripada membangkang seru Kiem Lan sambil gertak
gigi seraya menarik tangan Giok Lan, buru-buru kedua orang itu berlalu.

Menanti ketiga orang itu sudah lenyap dari pandangan, Cioe Cau Liong baru berpaling,
ujarnya kebingungan, Toako kau benar2 bermaksud melepaskan kedua orang dayang
ini?
Orang gelisah akan adu jiwa, anjing cemas akan lompat tembok. Kalau Siauw Ling tak
ada yang memberi nasehat dari samping, tak terhindari suatu oertarungan sengit segera
akan berlangsung kata Djen Bok Hong sambil tertawa, jika sampai begini bukankah
usahaku selama ini akan sia2 belaka?
Perhitungan Toako betul2 hebat siauwte merasa tak dapat menandinginya.
Kembali Djen Bok Hong tertawa.
Menurut dugaanku sepeninggalnya Siauw Ling kali ini ia pasti tak berani tinggal terlalu
lama disekitar perkampungan Pek Hoa San cung turunkan perintah kepada masingmasing pos pengintai untuk mengawasi segala gerak geriknya tapi jangan turun tangan
mengganggu.
Cioe Cau Liong mengiakan dan turun dari loteng untuk melaksanakan perintah
Toakonya.
Kita balik pada Siauw Ling setelah turun dari loteng Wang Hoa Loo menerobosi
beberapa halaman sampailah mereka diluar perkampungan Pek Hoa San Cung.
Kiem Lan, Giok Lan mengikuti terus dari belakan pemuda itu mereka berjalan dengan
mulut bungkam sejauh lima enam li.
Akhirnya Kiem Lan buka suara berkata, Samya kau siap hendak kemana? sudah punya
rencana tersebut.
Siauw Ling menghembuskan napas panjang.
Tidak aneh orang2 kangouw mengatakan Djen Bok Hong sebagai makluk ganas dalam
air, orang ini benar2 keji, licik dan bahaya.
Sebenarnya Toa Cungcu hendak meminjam kesempatan sewaktu Samya kembali
kekampung untuk menciptakan suatu pembunuhan agar kau tak mendapat tempat untuk
tancapkan kaku dan satu2nya jalan hanya berbakti kepada perkampungan Pek Hoa San
cung, kata Giok Lan sambil menghela napas panjang siapa sangka Sam ya adalah seorang
pendekar sejati walaupun didesak berulang kali tidak mau juga membuka pantangan
membunuh. Kegagahan Samya ini justru merupakan bibit kebencian bagi Toa Cungcu
inilah sebabnya mengapa ia menculik kedua orang tua Samya sebagai barang
jaminan.
Toa Tjungtju memaksa kau serta nona Tong menelan pil pengerut tulang justru
bertujuan hendak menyulitkan Sam ya, sambung Kiem Lan dari samping. Ia hendak

membuat Sam ya murung dan susah karena hal ini, atau karena keadaan kita
menimbulkan kemarahan Sam ya untuk turun tangan melukai orang. Siapa nyana Sam ya
mendapat bantuan dan secara kebetulan menjumpai Tjhee Toa Nio yang menghadiahkan
pil mujarabnya secara suka rela setelah racun pengerut tulang dari Toa Tjung tju punah
dan merasa pula kami ada maksud menghianati perkampungan Pek Hoa San cung dengan
membantu Sam ya. Timbullah maksudnya untuk menculik orang tua Sam ya. aaaaai.
kalau dipikir kami kakak beradklah yang mengakibatkan kesemuanya ini.
Kalian tak perlu menyesali diri sendiri, hibur Siauw Ling sambil menghela napas
panjang. Bukan disebabkan kalian lantas Djen Bok Hong menculik orang tuaku, ia
memang sudah punya maksud ini sejak dahulu. Kerena bermaksud dengan menggunakan
kedua orang tuaku hendak memaksa aku berbicara dengan mereka.
Ia merandek sejenak, setelah menghelakan napas panjang sambungnya lagi, sekalipun
misalnya racun Gioke Lan tidak terbebaskan dan seperti juga kemauannya ku bunuh para
jago Bulim yang menghadang perjalanan kita, belum tentu kesemuanya ini bisa
membebaskan kedua orang tuaku dari penculikan mereka.
Dengan sedih kedua orang dayang itu menghela napas panjang.
Lalu bagaimana maksud Samya saat ini?
Kita harus mencari sebuah tempat yang tersembunyi untuk baik2 beristirahat, sahut
Siauw Ling sesudah termenung sejenak.
Menurut apa yang budak ketahui seratus li disekitar perkampungan Pek Hoa San cung
merupakan daerah mata2 dari pihak mereka.
Sinar mata Siauw Ling segera berkilat.
Hmm asal kena kutangkap basah jangan harap mereka bisa lolos dalam keadaan hidup.
Menurut pendapat budakmu, ujar Giok Lan dari samping. Sebelum kita menjumpai
Looya serta Hujien lebih baik Sam ya jangan melukai dulu orang perkampungan Pek Hoa
San cung.
Siauw Ling merasa amat sedih tak terasa titik-titik air mata jatuh berlinang ujarnya
sambil mendongak.
Sebelum aku Siauw Ling berbakti dihadapan mereka berdua kini menyusahkan dulu
beliau berdua. Dosa ini benar2 sangat mendalam.
Mendadak Siauw Ling teringat kembali dengan kuil bobrok yang pernah digunakan
untuk melakukan Tiong Cho Siang Ku serta menjumpai Tok So Yok Ong itu.
Ayoh berangkat aku akan membawa kalian kesebuah tempat baik untuk beristirahat.

Siauw Ling sangat hapal dengan jalanan disana dengan membawa kedua orang dayang
tersebut tidak sampai sepertanak nasi kemudian mereka sudah tiba di dalam kuil bobrok
tadi.
Siauw Ling berangkat menuju keruang belakang sebelah Timur.
Sam ya budak pernah datang kemari untuk mencari Sam ya tapi tidak ketemu, ujar
Giok Lan tiba-tiba sambil hela napas panjang.
Sewaktu mereka sedang bercakap2 ruangan yang dituju sudah ada didepan mata.
Sepasang pintu kayu tertutup rapat2 suasana sunyi tak kedengaran sedikit suarapun.
Melihat pintu tertutup Siauw Ling merasa hatinya agak bergerak.
Karena curiga ia jadi berhenti.
Sam ya mengapa kau berhenti?
Kalian berhati2 siapkan senjata, bisik Siauw Ling lirih.
Dalam ruangan kecuali beberapa buah peti mati tak kelihatan benda apapun juga.
Perlahan lahan Siauw Ling melangkah masuk ke dalam ruangan dan langsung
menghampiri peti mati sebelah selatan, penutup peti segera dibuka dengan sepenuh
tenaga.
Dilihatnya sebuah sangkar burung terdapat di dalam peti tadi, dalam sangkar terdapat
seekor burung beo warna hijau yang meloncat tiada henti kesana kemari.
Sangkar itu terbuat dari serat emas indah halus dan menarik hati.
Sungguh indah burung itu, pujinya.
Burung beo ini sudah ada banyak hari disimpan dalam peti mati ini . serunya pula.
Bagaimana kau bisa tahu?
Coba kau lihat bahan makanan yang ada disangkar sudah habis, air telah mengering
paling sedikit sudah dua hari dua malam disini.
Bicara sampai disitu ia merandek, sinar matanya perlahan-lahan dialihkan ke atas wajah
kedua orang itu, sambungnya, Entah kalian berdua takut tidak?
Tidak takut.

Bagus sekali kita beristirahat satu malam disini.


Suara kicauan burung yang nyaring berkumandang keluar dari balik peti mati
memecahkan kesunyian yang makin mencekam.
Aaaach. burung itu pasti kelaparan lebih baik kita lepaskan saja, ujar Giok Lan lirih.
Siauw Ling merasa ucapan itu sedikit tidak salah karenanya ia bungkam.
Giok Lan segera membuka sangkarnya seraya bergumam, Nah burung kelaparan
pergilah selamatkan jiwamu.
Setelah burung beo itu terbang dari sangkarnya ia tidak langsung pergi ia berputar dulu
diatas kepala Giok Lan kemudian baru melayang pergi.
Tak terasa ia menghela napas panjang, Mengapa kalian tidak menggunakan kesempatan
yang baik ini untuk mengatur pernapasan, besok pagi kemungkinan besar kita harus
mengalami suatu pertarungan sengit.
JILID 10
Budak sedang memikirkan suatu cara yang baik untuk mengatasi persoalan ini kata
Kiem Lan. Tapi setelah dipikir bolak balik belum juga memperoleh suatu cara yang
bagus.
Urusan sudah jadi begini apa perlunya kalian murung tak usah dipikirkan lagi besok
pagi kita bertindak sesuai dengan keadaan.
Mendadak Giok Lan menegakkan badannya.
Samya serunya cemas. Apakah kau punya pegangan untuk menangkan Toa Cungcu?
Soal ini susah untuk dibicarakan Djen Bok Hong jadi orang licik dan banyak akal. Dari
luaran susah bagi kita untuk meninjau keadaan sebenarnya cuma perduli kepandaian
silatnya seberapa lihay jadi orang seberapa licik aku Siauw Ling sama sekali tidak takut.
Samya, budak ada beberapa patah kata yang terasa tidak seharusnya dikatakan kalau
kami salah bicara harap Samya jangan marah.
Katakan.
Walaupun kepandaian silat yang dimiliki Samya sangat lihay keberanian susah
ditandingi, tapi dengan kekuatan kau seorang hendak menangkan kerubutan jago-jago
lihay dari perkampungan Pek Hoa San cung aku rasa bukan suatu pekerjaan yang sangat
mudah, aku rasa satu2nya jalan untuk menghadapi kejadian besok kalau bisa
bersabar2lah terus. Kalau tak bisa bersabar dan harus bergebrak kita tak bisa bertempur

terlalu ngotot. Samyapun tak usah mengurusi keselamatanku serta Kiem Lan. Usahakan
dulu untuk menerobos keluar dari kepungan.
ooooo0ooooo
Alis Siauw Ling langsung berkerut cepat-cepat ia menukas, Jadi putra manusia tidak
bisa berbakti pada orang tuanya sudah merupakan suatu dosa yang besar apalagi
menyebabkan orang tua menderita sekalipun mati susah untuk mencuci bersih dosa2 ini.
Samya maksud Djen Bok Hong menculik Looya serta Hujien justru bertujuan hendak
menaklukkan Samya asal Samya bisa menjaga diri sebaik2nya maka usaha Djen Bok
Hong selama ini akan sia2 belaka.
Berhubung banyak persoalan yang merasa tidak leluasa untuk diutarakan secara terus
terang terpaksa budak ini mengajak Siauw Ling berputar2 dulu kemudian baru
mengutarakan maksudnya yang sebenarnya.
Siauw Ling seorang pemuda yang cerdik sudah tentu ia dapat menangkap maksud dayang
ini yang mengharapkan ia batalkan saja pertemuan besok siang alisnya berkerut.
Untuk urusan ini kalian berdua tak usah merasa cemas aku sudah punya rencana sendiri
justru kalian berdualah yang tidak perlu ikut aku menghadiri pertemuan besok siang
gunakanlah kesempatan ini untuk melarikan diri.
Giok Lan tertawa sedih.
Budak sekalian tak akan menyesal walaupun harus mati justru Samya sendiri.
Cukup kita tak usah membicarakan soal ini lagi potong Siauw Ling cept sambil
goyangkan tangan berulang kali. Kalian berdua harus pergi beristirahat.
Giok Lan tak berani banyak bicara lagi sepasang mata segera dipejamkan untuk atur
pernapasan.
Semalam lewat dengan cepatnya dalam sekejap matahari telah terang tanah.
Siauw Ling menghembuska napas panjang sinar mata perlahan-lahan menyapu sekejap
suasana disekelilingnya tampak Kiem Lan serta Giok Lanpun duduk berjejer belum sadar
dari semedinya.
Melihat wajah yang sayu dari mereka berdua timbullah suatu perasaan iba dalam hati
Siauw Ling pikirnya, Aaaai.mungkin satu malaman hati mereka tidak tenang jelas
barusan saja pikiran mereka bisa tenang dan mulai mengatur pernapasan.
Karena kasihan ia tidak mau menyadarkan mereka diam2 pemuda ini bangun berdiri dan
berjalan keluar maksudnya hendak berlatih ilmu silat.

Mendadak.
Suara langkah kaki manusia berkumandang memecahkan kesunyian dipagi hari
mendengar suara itu Siauw Ling merasa hatinya agak bergerak.
Mungkinkah siempunya burung telah kembali.
Braaak pikiran kedua belum berkelewat, lewat pintu ruang sudah terbuka lebar.
Kiem Lan serta Giok Lan sama2 meloncat bangun saking kagetnya sikap mereka terkejut
sedang mata terpelotot bulat2.
Sebaliknya Siauw Ling yang sudah mendengar dahulu suara langkah kaki orang itu
dalam keadaan begini sama sekali tidak terperanjat sikapnya sangat tenang.
Seorang lelaki dengan mata melotot bulat dan seluruh badan berlepotan darah berdiri
tegak didepan pintu.
Bagaimanakah raut muka orang ini susah dibayangkan karena seluruh wjaah maupun
badannya ternoda oleh darah kering hanya saja sepasang matanya jelas melotot penuh
kegusaran.
Agaknya ia ingin mengucapkan sesuatu tapi badannya tidak takut menahan diri lagi
setelah bibirnya bergerak dan belum sempat kata2nya meluncur keluar ia sudah roboh
terjengkang ke atas tanah.
Kiem Lan dan Giok Lan berseru tertahan buru-buru mereka lari menghampiri orang itu
untuk membimbingnya bangun.
Jangan pegang dia teriak Siauw Ling tiba-tiba.
Mendengar suara bentakan kedua orang dayang itu tertegun dan menghentikan
langkahnya lalu mundur dua langkah ke belakang.
Perlahan-lahan Siauw Ling bangun berdiri berjalan kesisi orang itu dan berjongkok untuk
memeriksa keadaan lukanya.
Ehmm.luka yang ia derita sangat parah kata pemuda ini sesaat kemudian. Diseluruh
badan ada enam tempat bekas luka senjata isi perutpun menderita luka yang amat parah.
Aiii.
Ia masih bisa ditolong? tanya Kiem cepat.
Soal ini susah untuk dibicarakan tapi kitapun tak boleh berpeluk tangan meligat orang
berada diambang kematian.

Seluruh badannya berlepotan darah kata Giok Lan dari samping kalangan. Untuk
mengobati luka dibadannya kita harus mencuci dulu darah yang menodai badannya.
Tidak salah.cepat kalian berdua ambil air.
Sedang Siauw Ling segera mengeluarkan tangannya untuk ditekankan diatas dadanya
terasa jantung masih berdetak walaupun amat lemah.
Diam2 hawa murninya disalurkan keluar segulung aliran panas dengan cepat keluar
sudah masuk ke dalam tubuh siluka itu melalui jalan darah Sian Khie Hiat.
Dengan tenaga kweekangnya yang amat sempurna setelah menyalurkan hawa murninya
ke dalam tubuh orang itu semula denyutan jantungnya lemah kini berdebar kembali
seperti sedia kala sedang sepasang matapun perlahan-lahan dibuka.
Saat ini sinar matanya amat sayu ia memandang wajah Siauw Ling beberapa saat
kemudian memperdengarkan suara helaan napas yang lemah.
Siapa kau? tanyanya lirih.
Cayhe Siauw Ling kalau luka Heng thay hanya terbatas pada luka luar saja tanpa
diberatkan oleh luka dalam rasanya tidak susah bagiku untuk turun tangan menolong.
Jangan goyangkan badanku seru orang itu sambil pejamkan kembali sepasang matanya.
Di dalam peti mati sebelah selatan ada seekor burung beo.
Napasnya tersengkal2 setelah merandek sejenak sambungnya lebih lanjut, Lepaskan
burung itu kemudian masukkan badanku ke dalam peti mati itu asal aku bisa bertahan dua
belas jam maka aku.
Jelas ia sudah kelelahan belum habis ucapannya diutarakan mulut telah membungkam
kembali.
Siauw Ling sendiripun tahu dalam keadaan seperti ini banyak mengucapkan sepatah kata
berarti mengurangi suatu bagian harapan untuk hidup karena itu walaupun banyak
persoalan yang tidak ia ketahui terpaksa pemuda ini pendam niatnya di dalam hati
pemuda ini.
Pada waktu itu Kiem Lan serta Giok Lan dengan membawa segentong air telah berjalan
masuk ke dalam ruangan.
Dari dalam sakunya Giok lan mengambil keluar secarik sapu tangan. Setelah dibasahi
dengan air gentong perlahan-lahan diusapkan ke atas wajah orang itu.

Setelah nona darah bersih, muncullah sebuah mulut luka yang amat besar dan dalam
diatas kening sebelah kirinya memanjang ke atas batok kepala, darah segar mengucurkan
keluar tiada hentinya dari mulut luka tersebut.
Melihat luka itu sangat parah Giok Lan berpaling memandang sekejap wajah Siauw Ling.
Samya katanya. Luka yang ia derita sangat parah mungkin sulit bagi kita untuk
melakukan pertolongan.
Mendadak sepasang mata orang itu yang semula terkatup kini terpentang kembali.
Jangan ganggu diriku.
Karena harus menggerakkan matanya darah mengucur keluar semakin deras dari mulut
luka.
Giok Lan berhenti mengusap ia memandang sekejap wajah Siauw Ling dan berseru,
Samya, kita tak punya obat2an mungkin sulit bagi kita untuk menolong.
Ehmmm.dia minta kita menggotong badannya dan dimasikkan ke dalam peti mati itu
kemudian lepaskan burung beo hijau asalkan bisa bertahan selama dua belas jam maka
jiwanya bisa tertolong.
Tidak salah sambung orang yang terluka itu cemas. Cepat kalian masukkan aku ke
dalam peti mati dua belas jam kemudian kemari lagi.
Ia marandek sejenak untuk tukar napas lalu tambahnya, Tolong ambilkan sepucuk surat
yang ada di dalam dadaku. belum habis ucapan itu diutarakan mendadak dia
membungkam jelas orang ini merasa terlanjur bicara.
Heng thay berkata demikian aku duga tentu ada tujuan tertentu ujar Siauw Ling tidak
mau mendesak tahu lagi rahasia orang itu. Akupun tak akan terlalu memaksakan diri
untuk menolong kau cuma da satu persoalan hendak cayhe katakan kepadamu. Burung
beo yang ada di dalam peti mati itu sudah cayhe lepaskan berhubung makanan serta
minumannya sudah mengering cayhe tidak tega melihat burungmu itu mati kelaparan.
Sudah berapa lama kalian lepaskan burung itu? seru orang ini dengan nada cemas.
Mungkin satu dua jam yang lalu jawab Siauw Ling setelah termenung sebentar.
Bagus sekali pada saat sang surya lenyap dibalik gunung besok hari harap kalian datang
lagi kemari sekarang cepatlah masukkan aku ke dalam peti mati itu.
Walaupun dalam hati Siauw Ling merasa keheranan dengan sikap orang ini dimana
berulang kali minta dirinya dimasukkan ke dalam peti mati. Apa mungkin peti mati bisa
membantu dirimu untuk merawat luka yang demikian parahnya itu?

Tetapi setelah dilihatnya ucapan orang itu begitu bersungguh2 terpaksa ia menurut juga
untuk memasukkan badannya ke dalam peti mati.
Heng thay apakah kau percaya penuh dalam dua belas jam kemudian pasti orang yang
datang memberi bantuan?
Kecuali burung beoku menemui peristiwa ditengah jalan.
Bicara sampai disitu ia tak tahan lagi sepasang matanya dipejamkan kembali rapat2.
Kalau besok cayhe masih bisa hidup dikolong langit tentu akan kupenuhi janjimu ini
dan datang menjenguk saudara kata Siauw Ling sambil menekan peti mati tersebut.
Kalau tidak beruntung kami harus menemui ajalnya sudah tentu tak bisa datang lagi.
Sepasang mata yang semula telah terpejam mendadak terpentang kembali.
Kenapa?
Cayhe telah mengadakan suatu perjanjian dengan seseorang bagaimana akhir pertemuan
ini masih susah diduga mulai sekarang.
Sepasang mata yang sudah sayu dari orang itu memandang wajah Siauw Ling tajam2
lama sekali ia baru berkata kembali, Bocah kau harus kembali kalau loohu masih hidup
dikolong kangit boleh pergi keujung langit mencari dirimu kalau loohu tidak beruntung
menemui ajalnya disini bukankah.
Napasnya tersengal2 sehingga sulit baginya untuk melanjutkan kembali kata2nya,
Baiklah asalkan cayhe berhasil mempertahankan jiwaku aku pasti akan datang kemari
perlukah aku menutupi peti mati ini.
Kalian harus mempertahankan diri bagaimanapun juga jiwa kalian harus tetap
dipertahankan ujar orang itu lagi dengan seluruh tenaga yang dimiliki.
Melihat orang itu sudah merasa sulit untuk bicara Siauw Ling tidak membiarkan ia
banyak bicara lagi.
Aku pasti datang silahkan Heng thay baik2 beristirahat disini.
Perlahan-lahan ia menutup peti mati itu dengan hanya meninggalkan sedikit celah
sebagai lubang pernapasan kemudian putar badan keluar dari ruangan itu dan menutup
kembali pintu kayu tersebut.
Samya agaknya orang itu menjumpai banyak persoalan yang hendak dibicarakan dengan
dirimu bisik Kiem Lan seraya diluar ruangan kuil.
Mungkin ia minta aku membantu dirinya untuk menyelesaikan upacara yang terakhir.

Ia mendongak untuk menghela napas tambahnya, Jarak saat ini dengan siang hari masih
ada beberapa jam mari meminjam kesempatan ini kita belajar beberapa macam ilmu
pukulan ikuti saja beberapa petunjukku untuk menghadapi serangan lawan walaupun
waktu sudah sangat mendesak sehingga susah mendatangkan hasil yang memuaskan
rasanya masih bermanfaatkan pula untuk menambah pengetahuan kalian di dalam
menghadapi serangan lawan.
Tidak menunggu jawaban lagi ia membawa kedua orang dayang itu memasuki sebua
hutan diluar kuil ditempat itu ia memberi petunjuk dua jurus serangan kepada mereka
berdua setelah itu barulah bersama2 berangkat menuju keperkampungan Pek Hoa San
cung.
Ditengah perjalanan mereka menjumpai sebuah kedai mendadak Kiem Lan berhenti dan
berbisik lirih, Samya siang hari masih ada satu jam bagaimana kalau kita bersantap dulu
dikedai ini?
Tidak salah setelah memasuki perkampungan Pek Hoa San cung kita tak boleh makan
maupun minum barang2 mereka.
Mereka bertigapun bersantap di dalam kedai itu walaupun yang disantap hanyalah nasi
kasar dan teh pahit tapi bagi ketiga orang ini sudah cukup lezat.
Selesai bersantap mereka segera berangkat menuju keperkampungan Pek Hoa San cung.
Tjioe Tjau Liong sejak semula telah menantikan kedatangan mereka diluar
perkampungan begitu melihat munculnya Siauw Ling disana dengan langkah lebar ia
segera menyambut.
Siauw heng masih mengira Samte telah lupa dengan janji pertemuan kita ini hari?
tegurnya.
Hubungan persaudaraan diantara kita sudah putus harap Djie Tjung tju jangan menyebut
aku dengan sebutan itu lagi tukas Siauw Ling dingin.
Empat samudra merupakan kawan ujung langit bagaikan tetangga walaupun hubungan
persaudaraan diantara kita sudah putus. Apa salahnya kalau kita saling membahasai pihak
lawan dengan saudara? seorang lelaki sejati tidak suka memandang rendah derajat lawan.
Siauw heng apakah tidak merasa caramu berpikir terlalu picik?
Siauw Ling merasa gusar, tapi ia tekan rasa gusar tersebut dalam rongga dadanya.
Kalau begitu aku harus merepotkan Tiioo heng untuk membawa jalan. jengkelnya
sambil tertawa hambar.
Tjioe Tjau Liong tersenyum, sinar matanya beralih ke atas wajah kedua orang budak itu.

Bagaimana dengan kedua orang dayang ini?


Sudah tentu akan masuk ke dalam bersama2 aku Siauw Ling.
Suatu senyuman mengejek melintas diatas wajah manusia she Tjioe ini.
Bagus sekali derajat kedua orang budak ini sudah dinaikkan beberapa kali lipat oleh
Siauw heng ejeknya sinis.
Djie Cungcu seru Kiem Lan dingin. Kita kakak beradik sudah menjadi penghianat2
dari perkampungan Pek Hoa San cung kalian kalau bicara harap Djie Cungcu sedikit tahu
kesopanan budak2 terus siapa yang kau maksudkan?
Bangsat kerparat teriak Tjioe Tjau Liong mencak2. Berani betul kau budak laknat
berani cari gara2 dengan aku?
Sembari berteriak telapak tangannya melancarkan sebuah pukulan ke arah budak2 itu.
Siauw Ling yang berdiri disisinya dengan cepat menggerakkan tangan kanan
mencengkeram pergelangan kanan Tjioe Tjau Liong yang sedang melancarkan serangan.
Tjioe heng kau ingin bergebrak pada saat ini juga? tantangnya.
Tjioe Tjau Liong seketika itu juga merasakan seluruh tulang belulangnya linu dan sakit
walaupun semua tenaga sudah dikeluarkanpun percuma saja akhirnya ia menghela napas
panjang.
Aku hanya ingin memberi sedikit pelajaran kepada budak2 ini aku tidak bermaksud
menantang Siauw heng untuk bergebrak.
Sepasang mata Siauw Ling berkilat selapis hawa napsu membunuh melintasi seluruh
wajahnya.
Djie Cungcu kau dengar baik2 ujarnya keren. Apalagi orang tua cayhe terluka barang
seujung rambutpun aku Siauw Ling tentu akan membasmi seluruh isi perkampungan Pek
Hoa San cung ini dan orang pertama yang akan menerima kematian adalah Djie Cungcu
pribadi.
Sembari berkata ia lepaskan cengkeramannya pada pergelangan kanan Tjioe Tjau Liong.
Mendengar ucapan tersebut sang Djie Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San cung
tertawa terbahak2.
Haaa.haaa.kalau kupandang dari ucapanmu agaknya Siauw heng merasa paling
benci dengan diri cayhe?

Sedikitpun tidak salah.


Setelah melihat hawa amarahnya yang berkobar2 dalam dada Siauw Ling orang she Tjioe
ini tidak berani mencari gara2 lagi ia takut dirinya kena dikecudangi lagi oleh pemuda
tersebut.
Baiklah biar siauwte membawa jalan buru-buru.
Dengan langkah cepat ia segera berlalu.
Siauw Ling pun mengikuti dari belakangnya dengan kencang ketika itulah Giok Lan
mempercepat langkahnya mendekati pemuda tersebut.
Samya harap tenangkan hatimu jangan sampai membikin pikiran jadi kawau balau.
Siauw Ling menghembuskan napas panjang ia tertunduk sedih.
Aaaai.kedua orang tuaku sudah tua dan berbadan lemah mana ia sanggup menahan
siskaan ini?
Dua titik air mata jatuh berlinang membasahi pipinya.
Beberapa saat kemudian mereka sudah tiba diruang tengah perjamuan telah dimulai
dengan Djen Bok Hong dikursi pertama disamping itu terdapat pula seorang kakek tua
kurus kering berbaju hitam duduk saling berhadap2an dengan Toa Cungcu.
Kulit maupun badan orang ini kaku wajahnya kukoay susah dilukiskan kalau bukan
sepasang biji matanya berputar2 mungkin orang lain akan menganggapnya sebagai
sesosok mayat hidup.
Terhadap orang ini Siauw Ling mempunyai suatu kenangan yang sangat mendalam
karena dia bukan lain adalah Tok so Yok Ong yang ditemuinya sewaktu ada dikuil
bobrok tempo dulu.
Halaman yang demikian luasnya hanya teratur sebuah meja perjamuan kecuali dihadiri
oleh Djen Bok Hong serta Tok So Yok Ong tak kelihatan seorang manusiapun.
Ketika Tok So Yok Ong melihat munculnya Siauw Ling disitu mendadak dari sepasang
matanya memancarkan cahaya tajam tiada hentinya ia perhatikan tubuh pemuda tersebut.
Menjumpai si raja obat bertangan keji terbayang kembali dalam benak Siauw Ling akan
peristiwa yang mengerikan malam itu tak kuasa lagi hatinya merasa bergidik.
Djen Bok Hong tersenyum melihat kehadiran mereka bertiga dengan cepat ia bangkit
berdiri menjura.

Mari.mari.kalian bertiga silahkan duduk ujarnya mempersilahkan.


Jelas dari maksud ucapan itu memandang Kiem Lan, Giok Lan sebagai tetamunya pula.
Dengan langkah lebar Siauw Ling berjalan mendekati meja perjamuan cari kursi untuk
duduk.
Kiem Lan, Giok Lan pun mengikuti jejak Siauw Ling duduk dikedua belah sisinya.
Sepanjang waktu kedua orang dayang ini menaruh rasa hormat dan jeri yang luar biasa
terhadap Djen Bok Hong kini mengharuskan mereka duduk saling berhadapan sebagai
musuh hati mereka kebat kebit juga dibikinnya.
Kembali Djen Bok Hong tertawa hambar sembari angkat cawan sendiri katanya, Nona
berdua sungguh beruntung bagaikan sepasang mutiara yang bersinar Siauw heng bisa
memandang tinggi kalian membuat cayhepun harus mengucapkan selamat kepada kamu
berdua.
Toa Cungcu terlalu memuji sahut Giok Lan sambil menjura. Budak sekalian hormati
watak Samya yang gagah perkasa.
Haaa.haaaa.jadi maksud kalian aku tidak sesuai untuk menerima penghormatan
kalian? sindir Djen Bok Hong tertawa terbahak2.
Giok Lan kontan merasa jantungnya berdebar keras air mukanya berubah merah padam.
Budak tidak bermaksud demikian.
Haaa.haaa.beberapa patah kata guyon jangan kalian anggap sungguh2.
Air mukanya mendadak berubah jadi keren sambungnya, Peraturan perkampungan Pek
Hoa San cung kami selamanya keras dan disiplin barang siapa yang berani berhianat
selamanya kami tidak kasih ampun kepada mereka ini hari aku ingin mempertontonkan
beberapa ornag penghianat dihukum.
Bicara sampai disitu ia ulapkan tangannya kemudian bertepuk tangan dua kali.
Dari balik pepohonan serta bunga berkumandang suitan panjang diikuti dari puncak
loteng Wang Hoa Loo muncul suara sautan.
Jantung Siauw Ling berdebar semakin keras tak kuasa iapun ikut mendongak ke atas.
Tambang bambu panjang perlahan-lahan muncul dari atap loteng Wang Hoa Loo diujung
bambu panjang itu terikatlah seorang lelaki setengah telanjang yang hanya memakai
celana pendek.

Jarak permukaan tanah dengan puncak loteng Wang Hoa Loo sudah ada puluhan tombak
tingginya, ditambah pula orang itu digantung diatas bambu panjang yang dijalurkan dari
pucuk loteng keadaannya sangat mengerikan.
Orang ini secara diam2 ada maksud menghianati diriku ujar Djen Bok Hong sambil
memandang si orang yang digantung diatas tiang. Oleh karena itu ia berhak untuk
merasakan bagaimanakah rasanya kalau ditembusi dengan berpuluh2 batang anak
panah.
Ketika itulah mendadak suara desiran angin tajam berkumandang memecahkan kesulitan
sebatang anak panah meluncur keluar dari loteng pertama tepat menghajar paha orang itu.
Suara jeritan bergema sangat menyayatkan hati butiran darah muncrat keempat penjuru.
Walaupun orang ini ada maksud berhianat tapi belum melakukan sesuatu gerakan
sambung Djen Bok Hong lebih lanjut. Maka biarlah ia sedikit merasakan siksaan diatas
tiang penggantungan.
Kembali ia ulapkan tangannya ke atas, seketika anak panah berhamburan bagaikan hujan
deras dari pelbagai tingkat loteng mengarah tubuh orang itu.
Jeritan ngeri bergema sangat mengerikan darah muncrat bagaikan hujan gerimis dalam
sekejap mata seluruh badan orang itu sudah dipenuhi dengan anak2 panah.
Ooouw.sangat menarik. kematiannya sangat memuaskan seru Toa Cungcu dari
perkampungan Pek Hoa San cung seraya melirik wajah Siauw Ling.
Suasana hening beberapa saat lamanya atau secara tiba-tiba ia bersuitan kembali.
Bambu panjang tadi perlahan-lahan ditarik kembali sebagai gantinya dari loteng sebelah
barat muncul kembali dua batang bambu yang diatas masing-masing bambu terikat dua
kursi diatas kursi duduk seorang laki2 dan perempuan.
Setelah melihat dengan teliti siapa yang duduk diatas kursi itu seketika itu juga Siauw
Ling merasa nyawanya seperti melayang diawang2. Matanya melotot keringat dingin
mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.
Orang itu bukan lain adalah orang tuanya sendiri.
Siauw heng sudah melihat jelas siapakah mereka jengek Djen Bok Hong tersenyum.
Hawa bergidik muncul dari dasar hati Siauw Ling seluruh badannya merinding keras.
Sudah.sudah kulihat cepat turunkan serunya cemas.

Haaaaa.haaaaa.haaaaa.enteng sekali kau bicara hubungan persaudaraan diantara


kita sudah putus apakah kau merasa ucapan ini tidak sedikit keterlaluan?
Keringat dingin mengucur keluar semakin deras sambil menyeka keringat kembali Siauw
Ling berseru, Apa yang hendak kau katakan cepat diutarakan keluar.
Haaaa.haaaaa.haaa.tali yang mengikat kursi itu diatas bambu walaupun kelihatan
sangat tipis dan kecil tapi kuatnya luar biasa Siauw heng tak perlu kuatir tali itu bisa
putus ditengah udara.
Usia kedua orang tuaku sudah lanjut cukup digantung ditempat tinggi sudah
mengejutkan hati mereka mungkin sekali perbuatanmu ini membuat mereka jadi
ketakutan kata sang pemuda sedih.
Kalau Siauw heng belum memutuskan hubungan persaudaraan dengan aku orang she
Djen maka kedua orang tuamu sama pula dengan kedua orang tuaku aku akan
menghormatinya sebagai seorang angkatan lebih tua.
Siauw Ling merasakan setiap patah kata yang diucapkan orang itu bagaikan sebuah palu
besi yang menggodam hatinya jantung berdebar keras keringat mengucur semakin deras
memikirkan kelamatan orang tuanya.
Lama sekali akhirnya ia berhasil juga menekan perasaan tersebut ke dalam hati katanya
tenang, Peristiwa yang telah berlalu tak akan balik kembali lebih baik kita bicarakan
persoalan yang terjadi didepan mata.
Baik Djen Bok Hong tertawa hambar. Siauw heng bersiap sedia hendak menggunakan
tindakan apa untuk menolong aah ibumu?
Urusan sudah jadi begini Toa Cungcu pun tak perlu jual maal lagi apa yang hendak kau
suruh aku Siauw Ling lakukan cepat diterangkan sejujur2nya.
Djen Bok Hong tersenyum.
Baik kita bicarakan secara blak2an saja asal kau bisa mendapatkan batok kepala Hong
tiang dari kuil Siauw limsi maka ayahmu akan kami lepaskan.
Hong tiang dari kuil Siauw lim si? seru Siauw Ling melengak.
Tidak salah dengan kepandaian silat yang dimiliki Siauw heng rasanya tidak susah
untuk mendapatka batok kepala Hong tiang dari kuil Siauw lim si.
Toa Cungcu tiba-tiba Giok Lan menyela dari samping. Budak ada beberapa patah kata
hendak diutarakan entah sesuaikah kuucapkan?
Baik katakanlah.

Toa Cungcu minta Samya mengambil batok kepala Hong tiang dari kuil Siauw lim sie
untuk melepaskan Looya seorang rasanya untuk membebaskan Hujien masih ada syarat
lain pula.
Oooouw.sungguh teliti pendengaranmu.
Siauw Ling terkejut ia merasakan hawa mangkel menerjang naik ke atas kerongkongan
mendadak sambil bangun berdiri ia berteriak gusar, Kalau aku tidak setuju.
Gampang sekali terpaksa aku harus menahan ayah ibumu untuk selamanya di dalam
perkampungan Pek Hoa San cung ini.
Kepandaian silat Toa Cungcu sangat lihay sudah lama aku Siauw Ling mendengarnya
sungguh kebetulan ini hari aku ingin minta pelajaran darimu.
Haaa.haaa.aku percaya kau Siauw Ling bukan seorang tukang pukul kasaran.
Mendadak air mukanya berubah jadi keren dengan dingin terusnya, Sekalipun kau ada
maksud untuk menantang aku bergebrak itu merupakan urusan dikemudian hari saat ini
jiwa kedua orang tuamu masih berada dalam genggamanku asalkan aku ulapkan tangan
maka mereka berdua akan mati tertembus oleh hujan anak panah.
Mendengar ancaman itu Siauw Ling mendongak memandang ayah ibunya yang
tergantung diangkasa semangat jantannya seketika hancur luluh dengan sedih ia
menghela napas panjang.
Katakanlah masih ada syarat apalagi?
Dengan batok kepala Hong tiang kuil Siauw lim untuk mengganti nyawa ayahmupun
merupakan perbuatan satu nyawa dibayar dengan satu nyawa aku rasa tidak saling
merugikan bukan? sedangkan mengenai ibumu urusan makin gampang lagi.
Apa yang hendak kau lakukan? seru Siauw Ling sambil menekan pergolakan dalam
dadanya.
Haaaa.haaaa.haaa.gampang sekali asalkan kau suka menyelundupkan masuk
kegunung Bu tong san.
Membinasakan Boe Wie Tootiang agar orang2 Bu tong pay membenci aku hingga
merasup ketulang sumsum? sambung Siauw Ling dingin.
Kau mempunyai hutang budi dengan Boe Wie Tooiang tentu mereka tak akan
mencurigai dirimu asalkan kau bisa turun tangan keji tanpa ia sadari bukankah urusan
akan berlangsung dengan sangat gampang?

Siauw Ling mendongak menghembuskan napas panjang saking sedihnya tak sepatah
katapun bisa diutarakan lagi.
Sikap Djen bok Hong semakin dingin lagi sambungnya, Kita tetapkan saja perjanjian ini
dnegan beberapa patah kata tersebut kalau kau bisa memperoleh batok kepala Boe Wie
Tootiang, cayhe secara melepaskan ibumu. Kalau kau bisa memperoleh batok kepala
Tjiangbun tjiang dari Siauw lim sie aku lepaskan ayahmu perkataan ini tak bisa diubah2
lagi.
Siauw Ling menunduk sedih, air mata jatuh bercucuran.
Tidak ada cara lainnya lagi? Djen Bok Hong segera menggeleng. Kita batasi waktu
sampai tiga bulan, di dalam tiga bulan ini cayhe bisa merawat ayah ibumu sebaik2nya.
Jelas dibalik ucapan tersebut ia mengartikan kalau dalam tiga bulan Siauw Ling tidak
dapat memperoleh batok kepala Ciangbujien dari Siauw lim pay serta batok kepala dari
Boe Wie Tootiang maka ia akan mulai menyiksa kedua orang tua Siauw Ling.
Siauw Ling sendiripun tahu banyak bicara tak ada gunanya perlahan-lahan ia bangun
berdiri sambil menekan pergolakan dalam dadanya.
Tiga bulan kemudian cayhe pasti akan muncul kembali dalam perkampungan Pek Hoa
San cung.
Kau harus ingat usia orang tuamu sudah lanjut badannya lemah sekali aku rasa ia tidak
akan kuat menahan siksaan badan sambung Djen Bok Hong lebih lanjut. Ketika Siauw
heng muncul kembali dalam perkampungan Pek Hoa San cung cayhe berharap
perkampungan Pek Hoa San cung cayhe berharap kau telah berhasil memperoleh batok
kepala Ciangbunjien dari Siauw lim pay serta batok kepala dari Boe Wie Tootiang.
Siauw Ling merasakan beberapa patah kata dari Djen Bok Hong ini bagaikan sebilah
pisau belati yang menghujam dalam dadanya seluruh badan gemetar keras tanpa bicara
lagi ia putar badan dan berlalu.
Kiem Lan, Giok Lan saling bertukar pandangan merekapun sama2 bangun berdiri.
Budak sekalian mohon diri ujarnya berbareng.
Haaa.haaa.nona berdua harus baik2 menjaga serta merawat Siauw Ling jangan
biarkan ia sakit karena mendongkol bukan saja badannya akan rusak bahkan akan
mencelakai pula kedua orang tuanya.
Toa Cungcu boleh berlega hati seru Giok Lan dingin. Budak rasa masih sanggup
untuk menasehati Samya.
Bagus sekali maaf aku tak dapat menghantar kalian.

Kembali Kiem Lan, Giok Lan menjura lalu putar badan mengejar Siauw Ling dan keluar
dari perkampungan Pek Hoa San cung.
Pikiran pemuda she Siauw pada saat ini kacau balau tidak karuan dadanya bergolak dan
kebingungan dengan tiada arah tujuan ia berjalan terus kedepan hingga akhirnya berhenti
ditepi sungai.
Kiem Lan, Giok Lan pun tahu saat ini pikirannya sedang kacau mereka tidak berani
banyak bicara untuk memberi nasehat karenanya selama ini selalu membungkam terus
sambil menguntil dari belakangnya.
Tapi sungai itu sangat sunyi dan liar ombak menggulung saling berkejaran tak tampak
sebuah sampanpun hilir mudik diatas sungai.
Memandang segulung ombak yang berkejaran Siauw Ling berdiri termangu2 sepertanak
nasi lamanya ia bungkam dalam seribu bahasa.
Ssst.coba kau lihat agaknya kesadaran Samya sudah mulai pudar bisik Kiem Lan
lirih kepada Giok Lan. kita harus mencari suatu akal untuk menyadarkan dirinya.
Belum sempat mereka melakukan sesuatu mendadak Siauw Ling menghembuskan napas
panjang dan berpaling.
Aku sangat baik kalian tak usah repot ataupun kebingungan.
Giok Lan mengedipkan sepasang matanya.
Dalam keadaan dan situasi semacam ini kita harus menggunakan kecerdasan serta
ketabahan untuk menghadapi situasi yang kritis Samya kau harus baik2 berjaga diri
untung saja tiga bulan tidak terhitung pendek mungkin sekali dalam jangka waktu selama
ini kita berhasil mendapatkan suatu cara untuk menolong Looya serta Hujien.
Siauw Ling menghela napas panjang.
Aku sudah putus hubungan persaudaraan dengan Djen Bok Hong serta Tjioe Tjau Liong
lain kali tak usah menyebut aku dengan sebutan Samya lagi.
Budak sekalian sudah terbiasa memanggil dengan sebutan Samya kalau tidak kami
harus memanggil apa? kata Kiem Lan.
Panggil saja aku dengan Siauw Ling.
Kalau sebutan ini budak tidak berani buru-buru Giok Lan menggeleng.
Kita sama2 manusia dari mana datangnya tingkat terhormat dan tingkat bawah mengapa
tidak boleh memanggil aku sebutan Siauw Ling.

Untuk memanggil dengan nama asli budak sekalian kendati punya nyalipun tidak berani
menyebut jikalau Siauw ya memang begitu pandang kami enci dan adik, budak
memanggil diri Siauw ya dengan sebutan Siangkong saja.
Sesuka kalian mau panggil apa saja. perlahan-lahan ia duduk ke atas tanah.
Giok Lan ikut berlutut disisinya sambil menghibur dengan kata2 halus, Budak sudah
banyak menerima budi kebaikan dari siangkong setiap hari ingin sekali kami balas budi
kebaikan ini dan kini Looya serta Hujien kena dikurung dalam perkampungan Pek Hoa
San cung tentu mereka tak ada orang yang merawat maksud budak lebih baik aku
kembali saja keperkampungan mohon Djen Bok Hong suka mengijinkan budak untuk
merawat Looya serta Hujien Siangkong ada Kiem Lan cici yang merawat rasanya sudah
cukup.
Apa? kau mau pulang keperkampungan pek Hoa San cung? seru Siauw Ling tertegun.
Tidak salah aku mau merawat Looya serta Hujien.
Sudahlah kau tak usah banyak buang pikiran Djen Bok Hong tak akan setuju dengan
permintaanmu ini.
Kalau budak biarkan dia memusnahkan ilmu silatku dan mengatakan kedatanganku
karena mendapat perintah dari Samya mungkin ia bisa menyetujuinya.
Tidak bisa seru Siauw Ling sambil menggeleng.
Mendadak terdengar suara gelak tertawa yang keras memutuskan ucapan Siauw Ling
yang belum selesai.
Pemuda itu segera berpaling kurang lebih satu tombak dibelakangnya berdiri seorang
lelaki kurus kering berbaju hitam dengan angkernya orang itu bukan lain adalah Tok So
Yok Ong.
Siauw Ling yang pada dasarnya sedang menekan hawa mangkel di dalam dada melihat
munculnya orang ini meledaklah hawa amarahnya.
Apa yang kau inginkan? bentaknya sambil meloncat bangun. Sudah bocan hidup?
Tok So Yok Ong tenang saja ia tertawa hambar.
Aku ingin membicarakan soal jual beli dengan kau.
Jual beli apa?
Bukankah kau iangain menolong orang tuamu yang terkurung?

Bisa menolong keluar kedua orang tua cayhe aku Siauw Ling matipun rela.
Si raja obat bertangan keji tertawa hambar.
Tahukah kamu dikolong langit pada saat ini hanya Loohu seorang yang bisa menolong
sepasang orang tuamu? ujarnya kembali.
Baik katakan, apa syaratmu.
Sekalipun Loohu tidak bicara, seharusnya dalam hati kau paham sendiri bukan.
Mengambil darah badanku untuk menolong jiwa putrimu.
Tidak salah si raja obat bertangan keji mengangguk. Cuma kali ini Loohu sudah
mempersiapkan obat untuk memulihkan kesehatanmu sembari melepaskan darah aku
kasih obat tambah darah untukmu dengan demikian walaupun jiwa putri pun Loohu
selamat, jiwamu pun tidak sampai terancam, orang tuamupun bisa ditolong bukankah ini
yang dinamakan satu batu mendapat tiga hasil.
Loocianpwee mendadak Giok Lan menimbrung dari samping. Budak ada beberapa
patah kata rasanya tidak enak kalau tidak diutarakan keluar.
Cepat katakan.
Sekalipun terhitung Loocianpwee berhasil menolong Siauw Loo ya serta Siauw Hujien
dengan lancar tindakanmu ini bukankah akan mengakibatkan pencarian secara besar2an
oleh orang2 perkampungan Pek Hoa San cung.
Kita bisa mencari suatu tempat yang tersembunyi asal tempat itu terpencil mereka tak
bakal bisa menemukan diri kita.
Bersembunyi untuk sementara sih bisa tapi selamanya aku rasa tidak mungkin apalagi
Loocianpwee sudah lama bersahabat dengan Djen Bok Hong rasanya kau tahu bukan
bagaimanakah wataknya.
Tentang soal ini Loohu sudah punya rencana.
Kalau putrimu hanya ingin mengganti darah saja untuk menyelamatkan jiwanya
mengapa harus menggunakan darah yang ada ditubuh Samya? seru Giok Lan. Budak
rela menyumbangkan seluruh darah yang ada ditubuhku untuk menolong putrimu.
Budakpun rela menyumbangkan darahku untuk menolong putrimu sambung Kiem Lan
cepat.
Si raja obat bertangan keji dengan cepat menggeleng.

Kalau urusan ini demikian gampangnya Loohu setiap saat dapat mencari sepuluh atau
delapan orang untuk diambil darahnya, apa perlunya membicarakan soal jual beli ini
dengan kalian ujarnya dingin.
Jika demikian adanya kau harus menggunakan darahnya baru bisa?
Sudah ada sepuluh tahun lamanya Loohu mencari diantara seribu bahkan puluhan orang
tapi hanya dua orang saja yang bisa digunakan untuk mengganti darah putriku.
Yang satu adalah cayhe, lalu siapa orang yang lain? tanya Siauw Ling tak tertahan.
Sekarang dikolong langit hanya tinggal kau seorang, karena orang kedua sudah lama
mati.
Siapa.
Beritahu kepadamu pun tiada halangan tapi dengan usiamu yang sedemikian kecil mana
mungkin dengan orang itu. Dia adalah Gak Im Kauw.
Seluruh badan Siauw Ling tergetar keras, buru-buru ia menghembuskan napas panjang.
Gak Im Kauw, nama besarnya sudah tersohor dimana2, cayhe menaruh hormat
kepadanya.
Si raja obat bertangan keji mendehem berat katanya tiba-tiba, Loohu tidak bisa lama
berdiam diri kalau kau setuju cepat ambil keputusan.
Baik aku setuju jawab Siauw Ling dengan wajah yang kukuh. Tapi cayhe harus
melihat dulu kedua orang tuaku sudah lolos dengan selamat.
Hal ini sudah tentu malam ini pada kentongan ketiga kita berjumpa muka dalam kuil
bobrok dimana kita pernah berjumpa untuk pertama kalinya disana Loohu akan beritahu
kepadamu bagaimana caranya menolong ayah serta ibumu.
Baik kita tetapkan demikian.
Sekali loncat Tok So Yok Ong berkelebat pergi lalu dalam sekejap mata sudah lenyap
dari pandangan.
Menanti bayangan punggung dari si raja oebat bertangan keji sudah lenyap dari
pandangan Giok Lan baru berpaling dan memandang sekejap ke arah Siauw Ling.
Siangkong kau benar2 setuju untuk melepaskan darah buat menolong putrinya?
Sebagai manusia tidak bisa berbakti untuk orang tua hal ini merupakan suatu tindakan
yang salah apalagi sepasang orang tuaku menderita disebabkan aku jangan dikata

melepaskan darah dibadanku sekalipun suruh aku hancur leburkan badankupun tak akan
kutolak.
Tapi si raja obat bertangan keji bukan termasuk orang2 baik.
Aku tahu tapi demi menolong jiwa putrinya ia tak akan melakukan siasat licik kitapun
tak usah memikirkan persoalan ini terlalu jauh.
Kalau si raja obat bertangan keji setelah melepaskan darah Siangkong dan menolong
jiwa putrinya lalu menangkap kembali Looya serta Hujien untuk dijebolkan ke dalam
perkampungan Pek Hoa San cung bukankah Siangkong akan tertipu mentah2?
Aaaai.dalam keadaan seperti itu sekalipun tidak mati seluruh kepandaian silatku akan
punah kendati Djen Bok Hong menangkap sepasang orang tuakupun percuma saja kalau
ilmu silatku sudah punah ia pasti tak mau mengurusi tentang kedua orang tuaku lagi.
Giok Lan menghela napas panjang.
Asal kau masih bisa bernapas Djen Bok Hong tak akan melepaskan dirimu apalagi kalau
Siangkong kehilangan ilmu silatnya kau akan memperoleh hinaan cemohan serta siksaan
yang hebat orang2 kangouw memang dasarnya keji dan bahaya Siangkong tak usah
membicarakan soal kepercayaan serta peraturan Bulim lagi dengan mereka.
Menurut pendapatmu bagaimana baiknya? tanya Siauw Ling.
Maksud budak lebih baik kita menjanjikan suatu tempat yang bersembunyi untuk
bertemu kita turun tangan bersamaan waktunya untuk menolong Looya serta Hujien
entah bagaimana maksud Siangkong?
Menggunakan tentara tidak bosan mengeluarkan siasat makin licik siasat itu makin
sempurna kita boleh saling bermain siasat dengan Tok So Yok ong apa kau kira Tok So
Yok Ong sendiri tidak mengadakan persiapan?
Aaaai. Kiem Lan menghela napas panjang. Jumlah tenaga kita tidak banyak
sekalipun berhasil menolong Looya serta hujien juga sulit untuk mengejar kita.
Orang budiman selalu dilindungi Thian, Siangkong tidak perlu terlalu murung akan soal
ini hibur Giok Lan cepat.
Siauw Ling mendongak dan menghembuskan napas panjang.
Orang itu berjanji hendak menjumpai kita di dalam kuil bobrok sore nanti sedang Tok
So Yok Ong berjanji hendak menjumpai kita pada kentongan ketiga ditempat yang sama
tidak kusangka kuil bobrok ini mempunyai jodoh dengan aku Siauw Ling

Siangkong kata Giok Lan kemudian setelah memeriksa sejenak suasana disekeliling
perkampungan Pek Hoa San cung. Banyak tersebar pos2 pengintai yang mengawasi
semua gerak gerik kita maksud budak lebih baik kita berputar dulu satu kalangan untuk
mengacaukan perhatian mereka setelah itu secara diam2 baru berusaha untuk telundup
masuk ke dalam kuil itu.
Baiklah aku ikuti saja pendapatmu.
Sembari berkata ia lari menuju ke arah selatan.
Demikianlah mereka dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya dengan cepat
berlari kedepan dalam sekejap mata sepuluh li sudah dilewati.
Seperminum teh kemudian Siauw Ling sambil tersenyum berhenti berlari sinar matanya
menyapu sekejap kesekelilingnya.
Ditempat itu hanya terdapat sebuah rumah gubuk disekelilingnya merupakan tanah
ladang yang amat luas.
Siangkong seru Giok Lan sambil tersenyum. Mari kita beristirahat di dalam rumah
gubuk itu sekeliling tempat ini merupakan tanah ladang yang luas sekali pandang bisa
mengawasi pemandangan sejauh seratus tombak kalau para pengintai dari perkampungan
Pek Hoa San cung datang mengawasi kita paling mudah bagi kita untuk
menemukannya.
Benar! sambung Kiem Lan sambil mengangguk. Lebih baik lagi kalau kita berusaha
menangkap seorang atau dua orang pengintai mereka untuk paksa mengirim berita palsu
sehingga mengacaukan pengawasan mereka dengan demikian gerakan kita akan lebih
leluasa.
Siauw moay pun punya maksud demikian.
Agaknya nyali kedua orang nona ini sudah bertambah besar, sudah tentu saja tindakan
mereka ini mendatangkan rasa heran diatas Siauw Ling pikirannya, Selamanya kedua
orang ini menaruh rasa hormat terhadap Djen Bok Hong. Mengaoa sikap mereka saat ini
bagaikan berobah dengan orang yang lain.
Karena berpikir demikian tanpa terasa ia sudah bertanya, Eeeeei.agaknya nyali kalian
berdua sudah jauh lebih besar?
Giok Lan tertawa lucu.
Apakah Siangkong merasa rada heran? serunya.

Kalian sudah lama hidup dibawah kekuasaan Djen Bok Hong selamanya memandang
dia sebagai dewa, mengapa sekarang kalian punya nyali berani mencari gara2 dengan
dirinya.
Hal ini dikarenakan kami sudah memahami akan satu persoalan.
Persoalan apa yang sudah kalian pahami?
Siangkong bersikap sangat baik kepada kami budak sekalian bukan saja akan membantu
Siauwya sekuat tenaga sekalipun mai juga tidak menyesal inilah sebabnya mengapa nyali
budak berdua bertambah berani.
Ketika pembicaraan sedang berlangsung mereka sudah mendekati rumah gubuk tersebut.
Diluar rumah gubuk yang terpencil ini bertumpuk2 gandum disimpan disana kecuali itu
tak tampak benda lainnya lagi.
Dengan langkah lebar Siauw Ling segera masuk kedalam.
Aaaakh tempat ini tidak jelek katanya memuji. Kita bisa beristirahat disini menanti
sore hari sudah tiba baru kembali kekuil bobrok tersebut.
Giok Lan tidak menjawab hanya secara tiba-tiba ia mencabut keluar pedangnya sambil
mengasi tumpukan gandum disisinya.
Ayoh cepat menggelinding keluar kalau tidak akan kubakar tumpukan gandum ini
teriaknya keras.
Siauw Ling mengerutkan dahi selagi mau bertanya mendadak Giok Lan mengedipkan
matanya terpaksa ia tahan sabar.
Kiem Lan pun menengus dingin.
Enci mari kita keluar kita bakar saja tumpukan gandum ini.
Kedua orang ini satu tanya satu menjawab yang dikatakanpun kata2 kosong belaka
sedang dari balik tumpukan gandum itu tidak kelihatan sesuatu gerakanpun.
Beri aku korek api! kita bakar dari kedua belah pihak teriak Kiem Lan kembali.
Baru saja ucapannya itu meluncur keluar tumpukan gandum membelah dua dan meloncat
keluarlah seorang pengemis cilik berambut awut2an serta berkaki telanjang sambil
memandang kedua orang dayang itu ia tertawa terbahak2.
Haaa.haaa.bagus2 sekali ternyata nona berdua berhasil juga menipu keluar aku
sipengemis dari tempat persembunyian.

Sinar mata Giok Lan berputar setelah memperhatikan sekejap sipengemis cilik itu
bentaknya, siapa kau?
Seorang pengemis peminta2 jawab sipengemis sambil tertawa. Kuda dikolong langit
dimanapun bisa menjumpai bangsat apa perlunya kau keheranan.
Hmm gerak gerikmu gesit jelas seorang jago Bulim yang pandai bersilat.
Kalau benar gimana?
Sering kudengar ornag berkata dalam dunia persilatan ada sebuah partai pengemis tibatiba Kiem Lan menyela. Anggota dari partai ini kebanyakan kaum pengemis tetapi
kepandaian silat yang dimiliki sangat lihay apakah kau naggota Kay pang?
Dan kalian adalah anggota perkampungan Pek Hoa San cung? pengemis itu balik
bertanya.
Selama ini Siauw Ling hanya membungkam terus sambil berdiri disisi kalangan terhadap
tanya jawab antara sipengemis dengan kedua orang dayanganya ia tidak ambil gubris.
Oleh karena itu pengalamannya sangat cetek setelah mendengar pertanyaan sipengemis
segera jawabnya, Tidak salah cuma sekarang kami sudah bukan anggota perkampungan
Pek Hoa San Cung lagi.
Walaupun watak sipengemis itu kukoay dan banyak akal tapi ia dibikin melengak juga
dengan jawaban sang dayang.
Mengapa? tanyanya.
Sekarang kami sudah melepaskan diri dari ikatan perkampungan Pek Hoa San Cung.
Mendadak ia merasa dirinya sudah terlanjur bicara, buru-buru sambungnya, Apa
maksudmu bertanya demikian jelasnya?
Kalau apa yang kalian berdua ucapkan adalah kata sejujurnya disini Cayhe memberikan
ucapan selamat dulu kepada kalian seru sipengemis sambil tertawa.
Apa yang kau tanyakan sudah kami jawab semua sedangkan pertanyaan yang kami
tanyakan seharusnya kaupun memberi jawaban.
Sekalipun kalian adalah orang2 perkampungan Pek Hoa San cung aku juga tidak takut
tidak salah aku adalah anggota Kay Pang seperti apa yang sering kau dengar.
Dari Cung San Pek yang sering bercerita Siauw Ling dapat tahu bahwa partai Kay Pang
merupakan partai terbesar didaratan Tionggoan seratus tahun berselang, jumlah
anggotanya sangat banyak dan tersebar baik didaerah utara maupun diselatan.

Jago-jago lihay mereka sangat banyak mengungguli kekuatan partai besar lainnya bahkan
partai Siauw Lim yang dianggap sebagai sumber dari segala ilmu silatpun tidak bisa
menandingi kekuatannya.
Tiga puluh tahun berselang mendadak ditubuh Kay pang terjadi suatu perubahan drastis.
Para tianglo dari partai itu saling berebut jadi ketua sehingga mengakibatkan terjadinya
suatu pembunuhan besar2an diantara sesama anggota.
Pihak yang kalah akhirnya bersekongkol dengan pihak luar untuk menghantam pihak
yang menang. Hal mana tentu saja mengakibatkan pertarungan tersebut semakin
mengerikan.
Di dalam pertempuran ini akhirnya kedelapan belas Orang Tianglonya sama2 tewas. Ini
mengakibatkan pula banyak ilmu silat lihay dari partai mereka ikut dibawa kekubur.
Sejak kejadian itu pamor Kay Pang makin merosot kendati begitu kalau dibicarakan
dalam jumlah anak muridnya perkumpulan mereka masih terhitung sebagai partai besar.
Perlahan-lahan sinar mata sipengemis itu dialihkan ke atas tubuh Siauw Ling dan
memperhatikan dari atas hingga kebawah
Ooooouw. kiranya Sam Tjungtju dari perkampungan Pek Hoa San tjung, sudah lama
aku sipengemis cilik mendengar nama besarmu serunya cepat.
Dari mulut Ih, Ouw, Siang, Kan, Tjung Piauw Pa Tju, aku sipengemis cilik telah
mendengar nama besar dari Siauw heng.
Saat ini Be Boen Hwie ada dimana? Ini hari Siauw te masih banyak persoalan yang harus
diselesaikan, besok siang bagaimana kalau kita berjumpa lagi disini.
Peng Im termenung sejenak, akhirnya ia mengangguk.
Baik, kita berjanji begitu saja.
Ia merandek sejenak lalu sambungnya, Untuk sementara aku mengalah dan berikan
tempat ini untuk kalian bertiga.
Sekali loncat ia melayang keluar dari gubuk dalam sekejap mata sudah lenyap dari
pandangan.
Siauw Ling menghela napas panjang perlahan-lahan ia melangkah keujung gubuk dan
duduk bersila, ujarnya, Orang yang hendak kita jumpai sore nanti masih sulit diduga
bagaimana keadaannya. Lebih baik kita duduk bersemedi untuk mengatur pernapasan.
Tanpa buang banyak waktu Kiem Lan menuju kepojokan gubuk dan mulai duduk
bersemedi.

Mendadak.
Suara ringkikan kuda berkumandan dari tempat kejauhan makin lama semakin mendekat,
bahkan jumlah yang datang tidak sedikit,
Tampaklah dari tempat kejauhan meluncur datang kereta kuda dengan cepatnya.
Ditengah dataran yang sunyi dan terpencil secara tiba-tiba muncul sebuah kereta kuda
yang lari kencang2 kejadian ini sudah tentu luar biasa sekali.
Sewaktu Giok Lan bermaksud menyadarkan Kiem Lan mendadak horden kereta
tersingkap dan meloncat keluar seorang perempuan genit berbaju serba putih sebuah
sulaman bunga dari benang emas didadanya.
Terdengar perempuan muda itu tertawa terkekeh2 Eeei. apakah Sam Cungcu ada
disini? tegurnya lirih.
Orang ini bukan lain adalah Kiem Hoa Hujien yang memiliki banyak benda beracun.
Giok Lan tahu ia tak bakal sanggup menghadang dirinya karena itu sengaja ia menegur
dengan mempertinggi suaranya.
Hujien baik2kah selama ini?
Jelas meminjam kesempatan ini ia hendak memberikan peringatan buat Siauw Ling serta
Kiem Lan.
Bagaikan segulung angin taupan Kiem Hoa Hujien langsung menerjang masuk ke dalam
ruangan.
Waktu itu Siauw Ling sudah tersadar dari semedinya, diam2 iapun telah mengadakan
persiapan.
Setibanya di dalam ruangan Kiem Hoa Hujien mengeluarkan tangannya yang putih dan
halus untuk membereskan rambutnya lalu tertawa.
Haaa. beruntung kau belum pergi terlalu jauh.
Terhadap Kiem Hoa Hujien ini Siauw Ling merasa bimbang bercampur benci, segera
jawabnya, Mengapa?
Saudara cilik urusan segampang ini masa kau tak bisa berpikir? Kalau kau sudah pergi
jauh mana aku bisa menemukan dirimu sedemikian gampang?
Tiada tempat berteduh yang tepat, empat penjuru sebagai tempat tinggal.

Kau anggap Shen Bok Hong bisa melepaskan dirimu?


Aku tidak jeri terhadap dirinya.
Sudahlah jangan bicara begitu Kiem Hoa Hujien tertawa bukankah kau setuju untuk
membunuh Hong Tiang dari Siauw Lim Sie?
Selama ini kuil Siauw Lim sie dipandang jago-jago daratan Tionggoan sebagai tulang
punggung dunia persilatan, aku duga penjagaan disana tentu sangat ketat. Dengan
kekuatan kau seorang mana mungkin berhasil membunuh mati sang Ciangbun Hongtiang
dari Siauw Lim Sie.
Siauw Ling dapat meresapi alasan2 yang benar dari ucapan perempuan ini tak kuasa ia
menunduk sedih dan menghela napas panjang.
Perkataan hujien sedikitpun tidak salah.
Kiem Hoa Hujien tertawa senang.
Sejak kita berkenalan baru untuk pertama kali ini kau memuji diriku. serunya.
Perlahan lahan Siauw Ling mendongak ke atas butiran air mata jatuh berlinang
membasahi pipinya.
Eeeei. mengapa kau suka membantu diriku, tanya Siauw Ling melengak.
Kiem Hoa Hujien tertawa terkekeh2.
Kau tidak perlu berterima kasih kepadaku. Baik2lah kalian merawat dirinya jangan
bertindak secara gegabah. Nah aku pergi dulu.
Dalam sekali loncat ia sudah berada diluar ruangan.
Sambil memandang bayangan kereta yang makin menjauh Giok Lan menghela napas.
Pikiran Siauw Ling dipenuhi dengan persoalan, lama sekali ia berusaha belum berhasil
juga, perlahan-lahan ia bangun berdiri dan mengalihkan sinar matanya keluar jendela.
Pemuda ini menemukan rerumputan diluar jendela sedikit bergoyang walaupun waktu itu
tidak ada angin berhembus.
Kurang lebih seperminum teh kemudian rumput tadi kembali bergoyang lalu pulih lagi
seperti sedia kala,
Kali ini rumput itu tersingkap lebih besar, jelas dibalik semak seseorang yang sedang
mengintai.

Kembali sepeminum teh berlalu mendadak rumput tadi tersingkap lebar dan muncullah
selembar wajah yang penuh keseriusan dengan sepasang mata yang besar jeli melongok
ke dalam ruangan.
Wajah orang ini sangat dikenali Siauw Ling, dalam sekali pandang saja ia sudah
mengetahui sebagai sinona berbaju hijau yang dijumpai waktu membokong Cioe Cau
Liong dirumah makan kota Koei Cho.
Tampak sepasang mata yang besar jeli dilapisi hawa napsu membunuh dengan tajam
memandang keadaan dalam ruangan.
Disertai serentetan cahaya tajam dengan membawa desiran perlahan meluncur masuk ke
dalam ruangan langsung mengancam dada Siauw Ling.
Tangan kanan Siauw Ling dengan cepat menyambut datangnya senjata rahasia tersebut.
Tanpa banyak bergerak ia simpan senjata rahasia tersebut ke dalam saku dan tetap duduk
tak berkutik.
Tampak sepasang mata yang penuh dengan napsu dendam itu muncul kembali dari balik
jendela dengan mendelong ia melototi wajah Siauw Ling lalu mengalihkan sinar matanya
ke arah kedua orang dayang itu.
Tampak selembar wajah yang mencuri lihat dari balik jendela perlahan-lahan lenyap dari
pandangan, jelas ia tidak bermaksud membokong kedua orang dayang tersebut.
Hanya ada satu hal yang membuat Siauw Ling tidak paham, badannya tidak terdapat
luka. Badannya tidak terdapat luka, badanpun tetap tak berkutik. Apakah gadis itu tak
dapat melihat kalau ia sedang berpura2.
Beberapa saat kemudia Giok Lan serta Kiem Lan berturut2 telah sadar dari semedinya.
Gadis itu bangun berdiri membuka pintu, setelah memeriksa cuaca katanya lagi,
Sang surya sudah hampir lenyap dibalik gunung. Paling banyak setengah jam kemudian
hari akan gelap, bagaimana kalau sekarang juga kita berangkat?
Baik, ayoh berangkat kata Siauw Ling.
Setelah keluar dari gubug dengan ilmu meringankan tubuh ia berlari menuju kekuil.
Siauw Ling langsung menuju keruang belakang dimana terdapat peti mati, membuka
penutup dan melongok kedalam,
Tapi peti mati itu kosong, orang yang terluka tadi sudah lenyap dari sana.
Ia sudah menipu kita, bisik Giok Lan lirih,

Sebelum ucapan itu selesai diutarakan, mendadak terdengar suara terbangnya seekor
burung melayang masuk ke dalam ruangan. Seekor burung beo telah muncul dari balik
senja.
Burung beo itu terbang mengelilingi ruangan satu kali kemudian baru perlahan-lahan
terbang keluar.
Di bawah bimbingan sang burung beo ketiga orang itu dibikin lupa arah manakah mereka
pergi.
Setelah berjalan kurang lebih tujuh delapan li sampailah beberapa orang itu didepan
sebuah rumah petani.
Dengan dipimpin oleh Siauw Ling, kedua dayang itu ikut melangkah masuk kedalam.
Malam hari sudah tiba hal mana menambah kegelapan dalam ruangan tersebut sehingga
sulit melihat lima jari sendiri.
Dengan dasar tenaga lweekang yang sempurna dari Siauw Ling, sepasang matanya
berhasil dilatih sangat tajam sehingga dapat melihat ditempat kegelapan bagai ditempat
terang saja.
Kurang lebih enam tujuh langkah didepan mereka berdirilah sesosok bayangan
perempuan.
Kalian bertiga silahkan ikut aku masuk kedalam,
Sembari berkata ia putar badan berlalu.
Dengan pedoman bayangan punggung sigadis itu Siauw Ling melangkah kedepan diikuti
Kiem Lan serta Giok Lan dari belakang.
Tampak gadis itu menerobos ruangan belakang membuka pintu kecil dan berjalan terus
kemuka melintasi sebuah jalanan kecil yang sunyi dan terpencil.
JILID 11
Sambil memandang bintang yang bertaburan dilangit Siauw Ling berpikir, Orang
kangouw paling suka merahasiakan keadaan sendiri gubuk petani tadi sama sekali tiada
sangkut pautnya dengan mereka, apa maksud mereka memancing aku memasuki dahulu
ruangan gubuk tersebut . sungguh mengherankan
Sewaktu ia masih berpikir perempuan sipembawa jalan yang berada didepan sudah
berhenti, sudah sampai harap kalian bertiga suka menunggu sejenak disini katanya.

Melihat dirinya kembali disuruh menunggu dalam hati Siauw Ling merasa gusar, Hmm
entah permainan apa lagi yang sedang mereka lakukan? pikirnya dalam hati kalau sejak
tadi tahu begini aku tak sudi datang memenuhi janji ini.
Sekalipun dalam hati menggerutu diluar ia masih bersikap sungkan.
Giok Lan sebagai seorang gadis yang cerdik lagi teliti mendadak menemukan suatu hal
yang mencurigakan hatinya ia merasa siperempuan pembawa jalan itu selalu berusaha
menghindari perjumpaan muka dengan mereka ia selalu melengos bahkan waktu
bicarapun membelakangi diri mereka bertiga.
Timbullah rasa ingin tahu dalam gadis cerdas ini pikirnya.
Apakah orang ini mempunyai hal2 yang malu diperlihatkan kepada orang lain? mengapa
ia selalu melengos dan membelakangi kami?
Karena curiga dan tak dapat menahan diri perlahan-lahan Giok Lan mulai bergeser
kesamping dan berputar ke arah muka bermaksud melihat bagaimanakah wajah
perempuan itu.
Siapa nyana gadis itu mempunyai kewaspadaan yang tinggi baru saja Giok Lan bergeser
selangkah ia sudah bergeser kesamping menghindari pertemuan mata dengan Giok Lan.
Aku harap kalian bertiga suka menanti ditempat ini katanya dingin, Jangan sembarang
pergi atau berlalu sesuka hati anda.
Langkahnya dipercepat mendadak ia meloncat ke depan dan melayang pergi loncatannya
sungguh lihay sekali bergerak satu tombak telah dilalui dengan enteng.
Ehmmm tidak jelek ilmu meringankan tubuh orang ini puji Siauw Ling di dalam hati.
Tampak bayangan tubuh perempuan itu bergerak kedepan di dalam beberapa kali
kelebatan saja ia sudah lenyap dibalik kegelapan.
Memangdang hingga bayangan perempuan itu lenyap dari pandangan Giok Lan baru
berpaling ke arah Siauw Ling.
Siangkong apakah dalam hati kau menaruh curiga? tanyanya setengah berbisik.
Ehmmm aku tidak begitu senang dengan tindak tanduk mereka yang main sembunyi.
Banyak perguruan serta partai dalam dunia persilatan yang sengaja bersikap misterius
guna menambah kewibawaan perkumpulannya, ini sudah sering kita dengar orang
berkata. Sedang orang ini telah terluka parah dan takut ada musuh yang datang
menyerang bisa saja mengatur persiapan seketat dan secermat ini Tapi siperempuan

pembawa jalan itu sangat mencurigakan, setiap kali ia berusaha menghindari bentrokan
pandangan dengan kita orang, apakah Siangkong merasakan hal ini?.
Tidak salah setelah kau ungkap kembali aku baru teringat hal ini sebenarnya beberapa
kali ia berdiri dalam posisi saling berhadapan muka dengan aku, tapi setiap kali pula kena
dihindari olehnya.
Mungkinkah diatas wajahnya tumbuh suatu penyakit atau cacad sehingga dia malu kalau
sampai kita melihatnya? kata Kiem Lan memberi pendapatnya.
Semoga saja apa yang enci katakan benar. akupun berharap perbuatannya ini bukan
disebabkan alasan yang lain.
Ehmm. aku rasa persoalan ini tak akan segampang apa yang kalian sayangkan.
Sebaliknya Siauw Ling berpendapat lain setelah ia termenung sejenak.
Budak menaruh curiga kalau orang ini pernah saling kenal dengan kita sehingga ia tidak
berani berhadap hadapan dengan kita. takut kita mengenalinya kembali ujar Giok Lan.
Siauw Ling segera mengangguk.
Dugaan ini ada kemungkinannya benar,
Seembari berkata dia merogoh ke dalam sakunya meraba senjata peluru kecil yang
ditangkapnya sewaktu ada di dalam rumah gubuk siang tadi pikirnya dalam hati, Apakah
mungkin dia?
Yang dimaksudkan, Dia dalam benaknya adalah sinona berbaju hijau yang selalu berada
disisi sinaga sakti berlengan delapan Toa Bok Ceng tapi pikirannya ini segera dipunahkan
setelah mengingat si orang yang menderita luka bukan Toa Bok Ceng sendiri.
Sewaktu ia masih berpikir mendadak terdengar suara yang nyaring tadi kembali
berkumandang datang, Saudara bertiga silahkan datang kemari.
Siauw Ling segera mendongak dilihatnya sesosok bayangan perempuan berdiri kurang
lebih dua tombak dari arah mereka berdiri ditengah malam yang gelap sekalipun Siauw
Ling memiliki ketajaman mata melebihi siapapun gagal juga untuk melihat jelas
bagaimanakah raut mukanya dia hanya berhasil meraba lekukan badannya serta tinggi
badannya yang besar.
Giok Lan memang dalam hatinya menaruh curiga begitu mendengar seruan tersebut ia
segera menghampiri siapa sangka lawan sudah sampai disitu
Baru saja Giok Lan bergerak sejauh satu tombak perempuan itu sudah putar badan
berjalan ke depan terlebih dahulu.

Maafkan aku terpaksa harus berjalan selangkah terlebih dahulu serunya.


Siauw Ling serta Kiem Lan cepat-cepat mengikuti jejak Giok Lan lari kedepan tapi
perempuan tadi sudah bergerak empat lima depa lebih kedepan.
Karena maksudnya gagal terpaksa ketiga orang iru menguntil saja dibelakang perempuan
itu.
Kembali mereka melakukan perjalanan sejauh setengah li dan akhirnya tiba didepan
sebuah halaman bangungan yang tinggi dan besar Tampaknya gadis itu mendorong pintu
membuka jalan bagi tamunya untuk masuk ke dalam ruangan.
Saudara bertiga silahkan masuk, katanya mempersilahkan.
Walaupun diluaran kata2 ini diucapkan penuh kesopanan tapi ia melangkah terlebih dulu
kedalam,
Gerakannya kali ini cepat dan sebat sama sekali tak memberi kesempatan bagi Siauw
Ling sekalian untuk memperhatikan keadaan ruang bangunan tersebut,
Setelah menerobosi dua buah halaman luas mereka berputar dan masuk ke dalam sebuah
serambi
Meminjam cahaya bintang yang remang2 kali ini Siauw Ling dapat melihat bahwa
perempuan sipembawa jalan itu memakai baju warna serba biru hanya saja bagaimana
raut mukanya kembali pemuda ini gagal untuk melihat jelas.
Waktu itu perempuan berbaju biru tadi sudah berada didepan sebuah bangunan rumah
yang tinggi besar ia berhenti seraya berkata, Saudara bertiga silahkan masuk.
Setelah membuka pintu kembali gadis itu makin besar rasa ingin tahu yang bergelora
dalam dada Siauw Ling bertiga tapi selama ini tak ada sebuah kesempatanpun yang
berhasil mereka temui untuk melihat bagaimanakah raut muka orang ini,
Kali ini sebelum Siauw Ling melangkah masuk ke dalam ruangan Kiem Lan telah
mendahului meloncat kedepan.
Siauw Ling mengerti gadis ini tentu takut di dalam ruangan telah dipasang alat2 jebakan
karena itu berbuat membawa jalan didepan.
Dengan demikian asalkan didepan ada bahaya ataupun serangan boongan maka yang
kena nomor satu bukan Siauw Ling melainkan Kiem Lan yang ada didepan sudah tentu
saja dengan demikian banyak memberi kesempatan padanya untuk mengadakan
persiapan.

Cahaya api berkelebat memenuhi ruangan suasana yang gelap gulita itu segera diterangi
dengan cahaya sebatang lilin.
Diatas sebuah pembaringan kayu yang luas dan besar duduklah bersaudara seorang lelaki
berbaju kuning yang batok kepalanya dibalut kain putih,
Didepan pembaringan kayu berdiri seorang bocah lelaki yang mencoreng pedang
dipunggung dan membawa sebatang lilin ditangan.
Begitu mereka bertiga melangkah masuk ke dalam ruangan si orang berbaju kuning
itu segera menghela napas panjang.
Saudara bertiga harap suka memaafkan tindakan kami yang keliwat hati2 ini demi
menjaga keselamatan terpaksa banyak penjagaan harus kuatur, aku rasa kalian bertiga tak
akan marah bukan?
Tidak berani tidak berani bagaimana dengan luka Heng thay? sudah lebih baik?
Keadaan luka sih sudah banyak baikan terima kasih atas perhatian kalian bertiga.
Aaaai kalau cayhe sekalian sejak semula sudah tahu bahwa Heng thay telah ditolong
orang kami pun tak usah datang kemari menepati janji lagi.
saudara dapat begitu pegang janji cayhe merasa sangat kagum perjalanan Heng thay kali
ini tentu tak akan kubiarkan sia2 belaka ada sebuah benda berharga harap saudara suka
terima sebagai hadiah tanda terima kasih.
Mendengar ia hendak diberi hadiah Siauw Ling segera tertawa dingin,
Heng thay kau jangan salah sangka kedatangan kami bukan untuk minta balas jasa kami
hanya merasa kuatir buat keselamatanmu tentang balas jasa apalagi barang berharga
cayhe merasa tidak sanggup untuk menerimanya,
Ia merandek sejenak lalu terusnya,
Cayhe masih ada urusan lain yang harus diselesaikan maaf kami tak dapat berdiam disini
terlalu lama dan selamat tinggal.
Ia putar badan segera hendak berlalu.
Heng thay harap tunggu sebentar seru orang berbaju kuning iru buru-buru.
Siauw Ling berhenti dan berpaling.
Saudara masih ada urusan apa?

Merepotkan Cuwi jauh2 datang kemari cayhe merasa sangat tidak enak hati.
Hanya sedikit urusan kecil harap Heng thay jangan pikirkan dalam hati.
Tolong tanya siapakah nama besar Heng thay? tanya si orang berbaju kuning itu lagi
lambat.
Cayhe Siauw Ling
Bagaimana jantungnya digodam dengan sebuah martil besar seluruh tubuh si orang
berbaju kuning itu gemetar sangat keras.
Kau adalah anggota perkampungan Pek Hoa San cung? serunya cemas
Aaaai. . dua hari berselang cayhe memang masih menjabat sebagai Sam Cungcu dari
perkampungan Pek Hoa San cung kata Siauw Ling sambil menghela napas panjang Tapi
sekarang aku sudah berubah jadi musuh bebuyutan orang2 asal perkampungan Pek Hoa
San cung
Apa maksud ucapanmu ini?
Alasan dibalik kejadian ini susah bagiku untuk diutarakan hanya yang jelas ucapan dari
cayhe ini muncul dari dasar lubuk hatiku setiap patah kata adalah kata2 sejujurnya.
Si orang berbaju kuning itu termenung sejenak akhirnya ia berkata, Perduli kau adalah
anggota dari perkampungan Pek Hoa San cung atau bukan yang jelas watakmu masih
belum kehilangan keperkasaan seorang lelaki sejati.
Bicara sampai disitu ia merandek dan berpaling ke arah sibocah yang disisinya dan
bisiknya lirih,
Bawa kesini bungkusan kuning yang ada disamping bantalku dan berikan kepada Siauw
heng ini.
Bocah itu menyahut dari bawah bantal si orang berbaju kuning tadi diambilnya sebuah
bungkusan kecilberwarna kuning dan diserahkan ketangan Siauw Ling.
Pemuda she Siauw tidak langsung menerima bungkusan kuning tadi sebaliknya dengan
sepasang mata yang tajam diperhatikannya benda itu dengan seksama.
Hey-thay dapatkah kau jelaskan dulu apa isi benda bungkusan kuning itu.
Tapi si orang berbaju kuning itu tidak menerangkan sepasang matanya perlahan-lahan
dipejamkan dan bersandar ditepi dinding.

Sudah cepatlah kau terima serunya lirih Loohu sudah tidak tahan lagi segera harus
beristirahat.
Selama mengadakan pembicaraan dengan Siauw Ling ornag itu selalu membahasai diri
sebagai saudara tapi kini secara mendadak nada ucapannya berubah.
Terpaksa Siauw Ling menerima buntalan kain kuning itu dan ditimang2nya ditangan ia
merasa benda tersebut sangat enteng.
Belum sempat dibuka buntalan tadi mendadak si orang berbaju kuning tadi sudah berkata
lagi dengan suaranya yang berat dan rendah.
Jangan dilihat cepat bawa pergi.
Mendapat teguran Siauw Ling berhenti dan segera menjera.
Cayhe akan menurut perkataan saudara.
Ia merandak sejenak lalu ujarnya lagi.
Tolong tanya siapakah nama Heng thay bolehkan cayhe mengetahui.
Sudahlah tidak perlu dikemudian hari kau bisa tahu dengan sendirinya kalian bertiga
silahkan cepat cepat pergi berlalu dari sini.
Harap Heng thay suka baik2 jaga diri.
Sesudah menjura dengan langkah lebar Siauw Ling berjalan keluar dari ruangan tersebut.
Kiem Lan Giok Lan menguntil dari belakang sang pemuda berjalan keluar dari ruangan
itu pula.
Belum saja mereka bertiga berlalu sejauh beberapa tombak cahaya lilin yang menerangi
ruangan itu sudah padam sehingga suasana pulih kembali seperti sedia kala gelap gulita
susah melihat lima jari tangan sendiri.
Aaaai. orang ini sungguh misterius seru Siauw Ling menghela napas panjang.
Giok Lan, Kiem Lan mau menjawab tapi pada saat itulah mendadak terdengar suara yang
nyaring dan berat berkumandanga datang, Kalian bertiga harap suka datang kemari.
Siauw Ling tidak berkutik ia teliti dulu suara yang barusan didengar setelah dikenalnya
sebagai suara siperempuan berbaju biru yang menghantar jalan buat mereka tadi pemuda
ini lantas berpaling sejenak kepada Kiem Lan.

Aku lihat urusan ini ada sedikit kukoay katanya lirih. Agaknya orang yang berbaju
kuning ini mempunyai kedudukan tinggi tapi sudah kehilangan kebebasannya disamping
ia memperoleh perlindungan orang lain juga mendapat pengawasan yang ketat dari
orang2 itu.
sedikitpun tiak salah jawab Giok Lan seraya mengangguk mari kita tengok kesana
Demikian ketiga orang itu segera berjalan ke arah mana suara tadi terdengar kurang lebih
empat lima tombak tempaklah si perempuan berambut panjang itu sedang berdiri
menantikan kedatangan mereka dibawah kerdipan cahaya bintang.
Angin malam berhembus lewat menggoyangkan rambutnya yang panjang serta
mengibarkan ujung gaunnyayang terurai kebawah.
Agaknya tidak mirip nona sipembawa jalan tadi bisik Giok Lan kepada Kiem Lan.
Yang dibisiki segera mengangguk.
Terdengar Siauw Ling mendehem perlahan lalu menegur, Apakah nona sedang menyapa
kami sekalian?
Panggil aku Hujien, tukas siperempuan berbaju biru itu dingin iapun berdiri dengan
membelakangi mereka bertiga.
Siauw Ling tertegun akhirnya menyapa juga, Hujien.
Tidak salah panggil aku Hujien
Hujien menyapa kami sekalian entah ada urusan apa? tanya Siauw Ling kemudian
Kalian sudah jumpa dengan dia?
Hmmm. ornag in bersikap sembunyi2 mendatangkan perasaan misterius bagi orang
lain entah apa maksudnya? pikir sang pemuda dalam hati sedang diluaran ia menyahut,
Maksudnya si orang berbaju kuning itu?
Tidak salah dia adalah suamiku
Oooouw . kiranya kau adalah .
Mendadak pemuda she Siauw ini teringat bahwa ia sama sekali tidak kenal siapakah
nama si orang berbaju kuning itu karenanya ucapan hanya diutarakan sampai setengah
jalan saja lalu membungkam
Apakah suamiku pernah menyerahkan semacam benda kepadamu? kembali siperempuan
berbaju biru itu bertanya.

Ia menyerahkan sebuah bungkusan kain kuning kepadaku.


Bagus sekali letakkan bungkusan kuning itu ke atas tanah dan kalian buru-buru berlalu
dari sini.
Siauw Ling memandangn sejenak bungkusan warna kuning itu dan mengikuti ucapannya
meletakkan benda tadi ke atas tanah pikirnya.
Kalian adalah suami istri aku rasa berikan kepadamu pun sama saja. .
Karena berpikir demikian setelah meletakkan benda tadi ke atas tanah ia segera putar
badan bermaksud pergi dari sana atau secara mendadak teringat olehnya akan sesuatu hal.
Terbayang kembali oleh pemuda ini sewaktu si orang berbaju kuning itu menyerahkan
benda tersebut kepadanya jelas air muka maupun nada ucapannya sangat serius dan
bermaksud menitipkan benda ini kepadanya, benarkah perempuan ini adalah istri orang
itu iapun tidak dapat membuktikan jikalau sampai benda berharga ini dirampas orang lain
bagaimanakah pertanggungan jawabnya dikemudian hari.
Agaknya siperempuan berbaju biru itu merasa bahwa Siauw Ling telah meletakkan
bungkusan tadi ke atas tanah mendadak pnggangnya menekuk tangan kanan secepat kilat
bergerak menyambar ke arah bungkusan tadi.
Pada saat siperempuan berbaju biru itu mengarahkan tangannya untuk menyambar
bungkusan tadi bersamaan waktunya pula Siauw Ling menggerakkan tangan kanannya
untuk menyambar kembali bungkusannya.
Jarak Siauw Ling dengan benda itu jauh lebih dekat karenanya sewaktu jari tangan
perempuan berbaju biru tadi menempel dengan kain bungkusan Siauw Ling sudah
berhasil merampas kembali benda itu ke dalam genggaman.
Melihat maksudnya gagal siperempuan berbaju biru itu jadi gusar tangannya langsung
menyerang pergelangan Siauw Ling dengan sebuah serangan totokan yang gencar.
Buru-buru Siauw Ling menarik kembali pergelangannya meloncat mundur lima depa ke
belakang.
Perempuan berbaju biru itu sungguh, lihay dalam gerakannya merebut bungkusan
kunging serta menyerang urat nadi diatas pergelangan sangan pemuda, ia sama sekali
tidak berpaling barang sekejap pun.
Setelah Siauw Ling berhasil merebut kembali buntalan kain kuning itu, dengan nada
berat segera ujarnya, Cayhe tidak bisa membuktikan kalau kau adalah Hujien orang itu
maaf kalau aku tak dapat memberikan benda itu kepadamu.

Kalian tak bakal berhasil membawa pergi benda itu buat apa kamu semua mencari
kerepotan buat diri sendiri.
Melihat niat yang begitu besar dari siperempuan ini untuk memperoleh bungkusan yang
didapatkan dari si orang berbaju kuning Siauw Ling jadi suriga pikirnya, Benda berharga
apakah yang ada di dalam bungkusan itu? agaknya suatu benda yang sangat penting dan
berharga.
Hujien jangan salah paham cayhe sama sekali tidak berniat untuk mengangkangi benda
ini hanya saja cayhe tak dapat membuktikan kedudukan yang sebetulnya dari Hujien
sehingga susah bagiku untuk menghadiahkan benda itu kepada orang lain dengan
demikian gampang.
Secara bagaimana kau baru suka percaya aklau aku adalah Hujiennya? akhirnya
siperempuan berbaju biru ini bertanya.
Kalau kau benar2 adalah Hujiennya mengapa ia tidak suka memberikan benda ini
kepadamu sebaliknya diberikan kepada seorang asing yang sama sekali tiada sangkut
paut dengan dirinya.
Tahukah kamu orang benda apa yang berada di dalam bungkusan kuning itu.
Tidak tahu cayhe belum membukanya untuk diperiksa.
Kalau kau tidak mau berikan benda itu kepadaku lain kali jangan menyesal ancam
perempuan itu lagi.
Siauw Ling berpaling dan memandang sekejap wajah Kiem Lan Giok Lan lalu menghela
napas panjang.
Aaaai. kalu sejak tadi tahu begini kita tidak seharusnya datang memenuhi janji. Coba
lihat bukankah ini yang dinamakan mencari kerepotan sendiri?
Urusan sudah jadi begini Siangkong merasa murungpun percuma saja mari kita pergi
hibur Giok Lan.
Siauw Ling mengangguk setealh menyembunyikan bungkusan tadi ke dalam saku ia
putar badan dan berlalu.
Terdengar siperempuan berbaju biru yang ada dibelakangnya tertawa dingin tiada
hentinya.
Hmmm manusia goblok yang tak tahu diri ini yang dinamakan mencari bencana buat diri
sendiri.

9
Seorang lelaki sejati tak mau bertempur dengan kaum wanita teriak Siauw Ling pula
keras2. Cayhe tak sudi bergebrak dengan perempuan macam kau.
Sembari berseru ia percepat larinya kedepan sedang dalam hati berpikir keras, Apakah
benda yang ada di dalam bungkusan ini benar2 merupakan benda mustika yang sangat
berharga? mengapa ia tidak suka memberikan benda ini kepada isterinya sebaliknya
diberikan kepadaku seorang manusia asing yang baru dijumpainya ke dua kali.
Rasa ingin tahu segera menyerang dalam benaknya ingin sekali pada saat itu juga
membuka bungkusan yang ada di dalam sakunya untuk diperiksa apa sebenarnya benda
yang ada di dalam saku.
Tapi akhirnya ia berhasil mempertahankan diri untuk tidak membuka bungkusan tadi
dalam sekejap mata tiga empat li sudah dilalui dengan cepatnya.
Saat itu malam sudah kelam kabut dingin melayang dekat permukaan mendatangkan rasa
bergidik di dalam badan empat penjuru terbungkus warna hitam pekat yang tak tembus
dipandang pemandangan terasa kabur susah melihat benda yang ada beberapa tombak
didepan mata.
Siauw ya agaknya perempuan berbaju biru itu hanya menggertak kita belaka bisik Giok
Lan lirih.
Belum selesai ia berkata mendadak terdengar suara tertawa dingin berkumandang datang.
Kalau tahu diri cepat tinggalkan benda itu dan menyingkir dari sini.
Suara orang itu berat lagi kasar jelas berasal dari suara seorang lelaki.
Hati2 senjata rahasia. bisik Siauw Ling kepada kedua orang dayangnya sendan ia
sendiri dengan kerahkan kekuatan matanya menengok ke arah mana berasalnya suara
tadi.
Tenaga Iweekang yang dimiliki Siauw Ling telah mencapai puncak kesempurnaan
ketajaman matanya melebihi siapapun dalam sekali pandang ia dapat menemukan
berdirinya bayangan manusia di balik sebuah pohon kecil diarah sebelah selatan.
Ia segera tertawa dingin.
Heee heee sebatang pohon kecil mana bisa digunakan sebagai tempat persembunyian
tindak tanduk tersembunyi bukan perbuatan seorang enghiong hoohan.
Suara tertawa dingin kembali bergema memecahkan kesunyian.

Sungguh lihay ketajaman matamu.


Sesosok bayangan manusia per lahan-lahan munculkan diri dari balik pohon dan
melangkah mendekat.
Diam2 Siauw Ling kumpulkan semua tenaga murni yang dimilikinya untuk melindungi
badan sedang diluar katanya,
Kita tidak saling mengenal apa maksudmu menghadang jalan pergiku? .
Ketika itu bayangan hitam tadi sudah menghentikan langkahnya pada jarak empat lima
depa di hadapan ketiga orang itu dengan demikian secara lapat2 Siauw Ling dapat
melihat bagaimanakah raut mukanya.
Orang itu adalah seorang lelaki kekar berjenggot sepanjang dada, sebuah senjata tajam
tersosen pada punggungnya dan ia memakai seperangkat baju singsat warna hitam.
Tampak orang itu mencabut keluar senjatanya yang tersoren dipunggung sebal ujarnya
dingin, Keadaan kalian sudah sangat berbahaya sekeliling kalian berdiri sudah dikepung
rapat2 lebih baik dengarkan nasehat baik cayhe dan tinggalkan benda itu ke atas tanah,
Siapa kau?
Soal ini kau tak perlu tahu.
Kalau begitu kitapun tak usah banyak bicara lagi.
Mendadak orang itu mendongak tertawa terbahak bahak
Kalian bertiga sudah terjerumus ke dalam kepungan yang sangat kuat buat apa kita orang
harus bergebrak macam binatang berkelahi? Kalau seseorang harus mati muda sekalipun
dikolong langit ada semacam benda mustika yang bagaimana berhargapun juga percuma
saja.
Selama cayhe paling tidak suka mendengar gertak sambal orang lain. seru Siauw Ling
dingin. Tidak salah, aku memang membawa sebuah buntalan tapi benda ini bukan hasil
mencuri atau membegal dari tangan orang lain sedang kini saudara mencekal senjata
tajam sembari menggertak apakah kau ada maksud membegalnya dengan kekerasan?
Hmm kau anggap aku sedang menggertak kalian? jengek lelaki kekar itu dengan nada
dingin silahkan kalian bertiga memeriksa keadaan disekitar sini benarkah ucapan cayhe
hanya kosong belaka?
Sepasang mata Siauw Ling berputar keempat penjuru sedikitpun tidak salah
disekelilingnya telah berdiri puluhan sosok bayangan manusia yang sedang berjalan
mendekat dengan langkah lambat.

Kiem Lan Giok Lan segera mencabut keluar pedangnya siap menyambut serangan pihak
lawan.
Sebaliknya Siauw Lingpun dibikin gusar dengan kejadian ini ujarnya dengan nada dingin.
Cayhe tidak bermaksud mengangkangi barang milik orang lain tapi sebelum urusan ini
dibikin terang cayhepun tak bisa menyerahkan benda ini kepada Cuwi kalau seluruh
orang Bulim macam kalian semua urusan belum dibikin terang sudah gerakkan senjata
untuk berkelahi Hmm perbuatan ini sungguh amat memalukan .
silelaki berjenggot itu mendongak tertawa terbahak bahak.
Haaaa haaaa kau anggap kami hendak mengadu jiwa dengan kalian?
Kalian menyebarkan diri dari empat penjuru mengepung kami berdiri ditanganpun
mencekal senjata tajam kalau tidak bermaksud adu jiwa apakah kedatangan kalian
hendak membicarakan soal pelajaran agama?
Orang2 yang mengepung kalian dari empat penjuru adalah jago-jago kelas wahid dari
perguruan kami jikalau sampai bergebrak cayhe percaya kalian tidak bakal tahan barang
sepuluh juruspun.
Siauw Ling jadi gusar.
Soal ini ak tidak percaya kalau Cuwi bersikeras hendak mencoba Hmm jangan salahkan
aku Siauw Ling akan turun tangan melukai kalian.
Lelaki berjenggot itu jadi tertegun setelah mendengar ucapan itu.
Apakah kau adalah Siauw Ling yang tersohor dikolong langit? tanyanya.
Mungkin orang ini salah menganggap aku sebagai Lan Giok Tong tersebut? . pikir
sang pemuda dalam hati.
Diluar ia mengangguk.
Cayhe adalah Siauw Ling.
Mendadak lelaki berjenggot itu menghela napas panjang dan bergumam seorang diri.
Seharusnya sejak tadi dapat kuduga kalau orang yang diserahi benda tersebut pasti buka
mausia sembarangan. .
Sinar matanya dialihkan ke atas wajah Siauw Ling dan sambungnya

Walaupun sudah lama cayhe mendengar nama besar saudara, tapi urusan ini menyangkut
persoalan yang penting bagi perguruan kami kalau Siauw Thay hiap tidak suka
menyerahkan benda tadi kepadaku terpaksa kita harus melakukan suatu peraturan mati
matian.
Kembali Siauw Ling keheranan pikirnya, Kalau betul benda itu adalah benda berharga
dari perguruan mereka mengapa si orang berbaju kuning itu menyerahkan benda mustika
tersebut kepada aku sebagai orang luar? mengapa orang2 ini tidak langsung memninta
benda ini dari tangan oran gitu sebaliknya justru menunggu setelah orang itu
menyerahkan barang tadi kepadaku mereka baru menghimpun jago-jagonya untuk
memaksa aku serahkan barang itu kepada mereka?
Semakin dipikir hatinya semakin curiga dan ia semakin ber-hati2 dalam melayani
permintaan orang itu.
Terdengar silelaki berjenggot itu berkata kembali.
Dengan nama besar Siauw Thay hiap dalam dunia persilatan aku rasa kau tak akan suka
merebut barang milih orang lain disini kami menanti penyerahan barang tersebut kepada
kami.
Kalau Heng thay bisa membawa datang si orang berbaju kuning itu dan mendapat pesan
darinya cayhe segera akan serahkan benda ini kepada kalian . seru Siauw Ling keras.
Lukanya sangat parah dia tidak leluasa untuk bergerak
Baik kalau begitu mari kita sama2 balik menjumpai dirinya setelah mendapatkan
keputusannya bukankah urusan akan segera jadi beres.
Air muka silelaki berjenggot itu berubah hebat.
Jadi kalau begitu Siauw thay hiap memang ada maksud mencari gara2 dengan kami.
Eeeei . Saudara ini lucu benar ucapan cayhe yang mana kau anggap salah? Siauw Ling
keheranan.
Kembali orang itu tertawa dingin tiada hentinya.
Kalau ia rela memberikan benda tersebut kepada kami sudah tentu tak perlu barang tadi
diberikan kepada kau.
Ehmm . ucapan ini sedikitpun tidak salah pikir sang pemuda di dalam hati, si orang
berbaju kuning itupun sangat aneh ia tidak mau berikan benda tersebut kepada isteri atau
saudara seperguruannya tapi terhadap aku yang baru dikenalnya satu kali sudah menaruh
kepercayaan penuh . Aaaai sebenarnya apa toh isi buntalan ini sehingga memancing
perpecahan diantara suami isteri dan penghianatan dari saudara seperguruan

Ketika silelaki berjenggot itu melihat Siauw Ling tidak menjawab tak sabar tanyanya
kembali, Bagaimana pendapat Siauw Thay hiap?
Urusan apa?
Kembalikan benda perguruan kami.
Sepasang mata Siauw Ling berputar memandang sekejap keadaan disekelilingnya tampak
lelaki kekar yang mengepung dirinya dari empat penjuru pada melotot ke arahnya dengan
pandangan gusar, jelas mereka sudah berniat untuk turun tangan asalkan mendapat
komando dari lelaki berjenggot itu.
Dengan demikian iapun dapat menarik kesimpulan kalalu barang yang disarhkan si orang
berbaju kuning itu kepadanya mempunyai hubungan yang erat dengan mereka.
Agaknya silelaki berjenggot itu sudah tidak kan ti menahan sabar lagi kembali ia
berteriak,
Siauw Thay hiap sebetulnya kau rela menyerahkan benda itu atau tidak? kami sudah
tidak kan ti menahan sabar lagi harap kau cepat-cepat ambil keputusan.
Siangkong bisik Giok Lan cepat kepada diri Siauw Ling sambil menggoyangkan
pedangnya. Sewaktu orang itu menyerahkan bungkusan tadi kepada Siauw ya wajah
maupun sinar matanya penuh rasa memohon kalau Siangkong serahkan benda ini kepada
orang lain bukankah kau akan menyia nyiakan harapan orang itu?
Ehmmm . tidak salah . sinar matanya segera dialihkan ke atas wajah lelaki
berjenggot itu katanya.
Bila saudara ingin cayhe menyerahkan benda ini kepada kalian aku rasa satu-satunya
jalan yang bisa kita tempuh hanyalah mengundang sipemilik benda ini untuk minta
sendiri kepadaku.
Kecuali berbuat demikian apakah tidak ada cara lain yang bisa dirundingkan lagi?
Selamanya keputusan yang telah cayhe ambil tak pernah diubah lagi.
Hmmmm menurut pendapat cayhe aku rasa masih ada satu jalan lagi bisa kita tempuh
kata lelaki itu dengan nada yang dingin.
Ehmmmm . benar kecuali kalian turun tangan merampas dengan kekerasan.
Tidak salah. turun tangan dengan kekerasan.
Kalau Saudara merasa punya kekuatan untuk merampas barang ini dengan kekerasan.
Nah, coba coba saja.

Kalau Siauw Thay hiap memang bersikeras tak mau serahkan kembali benda mustika
milih perguruan kami terpaksa kami harus berbuat demikian.
Sambil menggerakkan senjataknya ia menerjang ke depan terlebih dahulu.
Sebelum Siauw Ling turun tangan mendadak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat
Kiem Lan telah mendahului turun tangan pedangnya bekerja keras menyambut datangnya
serangan itu.
Terdengar suara bentakan gusar bergema dari empat penjuru cahaya sembat lewat bersama2 menerjang kedepan.
Telapak kanan Siauw Ling segera bergerak melancarkan sebuah babaran kedepan.
Segulung tenaga pukulan menyambar lewat memaksa dua orang yang menerjang terlebih
dahulu kena didesak munduk ke belakang.
Pedang panjang Giok Lan mulai bergebrak menangkis datangnya serangan musuh dari
arah Barat sedang dimulut ia berseru, Kiranya pada saat ini Siauw Ling masih
memikirkan haruskah ia mengembalikan benda yang berada dalam sakunya kepada orang
ini dan sama sekali tidak berniat untuk turun tangan, setelah mendengar seruan Kiem Lan
mendadak pikirannya jadi tersadar kembali pikirnya, Sedikitpun tidak salah sekalipun
tidak serahkan kembali barang ini kepada mereka kitapun tak ada harganya bergebrak
dengan mereka.
Karena berpikir demikian sepasang telapaknya melancarkan serangan berantai bentaknya
gusar ;
Siapa berani menghadang perjalananku akan kubunuh mati
Segulung angin taupan menggulung keluar menerjang buka sebuah jalan mundur.
Pedang Giok Lan dengan menggunakan jurus Hu Teh Tui Hog atau Bertiarap ditanah
mengejar angin memaksa mundur dari orang pengepung hingga terdesak ke belakang ia
per-tama2 meloncat terlebih dulu meloloskan diri dari kepungan.
Tangan Siauw Ling pun segera diayun dengan Thian Be Heng Gong atau kuda langit
terbang diangkasa memaksa lelaki berkenggot itu menarik kembali senjatanya.
Kiem Lan cepat lari, seru pemuda itu cepat.
Dengan pedang melindungi badan Kiem Lan segera enjotkan badan meloncat sejauh
tujuh delapan depa kedepan.
Sepasang telapak tangan Siauw Ling membabat berulang kali menahan serangan
gabungan iapun berkelebat lewat dari sisi badan lelaki berjenggot itu.

Gerak geriknya sebat dan gesit menanti lelaki berjenggot itu menggerakkan senjatanya
kembali Siauw Ling sudah berada beberapa tombak diluar kalangan.
Disebelah sini lelaki yang mengadakan pengepungan dari empat penjuru sudah pada
bubuaran untuk ber sama2 mengejar kedua orang dayang itu cahaya golok berkilauan
ditengah malam yang buta.
Melihat keganasan orang2 itu mengejar musuhnya timbul suatu pikiran dalam benak
Siauw Ling pikirnya, Kalau tidak kuusahakan untuk melukai salah seorang diantaranya
mereka tak akan tahu diri dan mengejar terus menerus bila sampai begini pertarungan ini
akan berlangsung tiada hentinya.
Dengan kerahkan ilmu meringankan tubuh Pat Poh Teng Gong atau Delapan langkah
mencapai dilangit dia berkelebat kedepan mengejar kedua orang dayang tersebut sedang
jari tangannya secara diam2 melancarkan serangan dengan ilmu jari Siauw Loo Sin Ci.
Suara jeritan kesakitan bergema ditengah malam buta seorang lelaki kekar yang mengejar
terlalu dekat dengan kedua orang dayang itu mendadak roboh ke atas tanah.
Menanti dia dapat melihat jelas siapakah kena dibabat serangan goloknya tak sempat
ditarik kembali sebuah lengan kawan sendiri kena dibabat putus jadi dua bagian.
Karena kelambatan ini Siauw Ling berhasil mengejar kedua orang dayang tersebut
sepasang lengan bekerja keras satu mencekal Kiem Lan yang lain mencekal Gak Lan
dengan mengepos napas berkelebat kedepan.
Walaupun ilmu meringankan tubuh yang dimiliki kedua orang dayang ini tidak sempurna
tapi mereka memiliki dasar yang baik ditambah pula Siauw Ling menyeret mereka berlari
kecepatannya makin keras lagi.
Dalam sekejap mata mereka bertiga sudah meninggalkan para pengejar sangat jauh
sekali.
Kembali ketiga orang itu berlari selama seperminum teh lamanya kemudian Siauw Ling
baru melepaskan kedua orang dayang itu dan menghela napas panjang.
Aaai dimanapun di dalam dunia kangouw penuh dengan persoalan2 walaupun diantara
kita tidak saling mengenal tanpa sebab berkelahi juga dengan orang lain.
Siangkong justru karena kau bersikap terlalu baik dengan orang lain maka banyak
kerepotan datang menempel pada dirimu serunya.
Mengapa justru orang baik yang banyak ditempel kerepotan? Siauw Ling keheranan.

Urusan ini sangat gampang untuk dijawab kalau Siangkong berwatak licik dan banyak
akal maka sekalipun kita bisa menjumpai si orang tua yang terluka parah, belum tentu
kau suka mengadakan janji dengan dirinya pada malam ini.
Ehmmmm . ucapanmu amat cengli.
Setelah terluka parah iapun tahu kalau keadaannya sangat berbahaya . sambung Giok
Lan lebih lanjut sambil tersenyum. Wajah Siangkong ramah dan bersih hal ini membuat
orang itu segera dapat meraba apabila Siangkong adalah seorang yang dapat dipercaya.
Aaaaaai sungguh aneh sekali orang orang yang kita jumpai pada malam ini kalau bukan
istrinya adalah anak buahnya setelah berada di dalam lingkungan yang penuh dengan
perlindungan berlapis keselamatannya tentu terjamin sekali tapi mengapa ia telah
menyerahkan benda itu kepadamu bukankah ucapannya ini mirip dengan sebuah benda
terakhir? tapi mirip pula ia sudah aturkan sebuah Pertempuran sengit buat kita maksud
orang itu sungguh membuat aku jadi kebingungan.
Justru maksudnya terletak dalam soal ini kata Giok Lan ia tidak mau serahkan benda
itu kepada istri maupun anak buahnya hal ini disebabkan dua alasan yang kuat.
Ehmm tidak kusangka kau adalah seorang Cukhek perempuan yang cerdik dan banyak
akal apa yang kau maksudkan?
Siangkong jangan keburu memuji dahulu budak masih tak tahu benarkah apa yang kau
ucapkan
Ia tertawa manis dan sambungnya, Orang itu memberikan benda tersebut kepada
Siangkong kalau kita bicarakan dari maksud yang pertama ia ingin mengalihkan bencana
ini kepada orang untuk menyelamatkan jiwa sendiri agar istri serta anak buahnya tahu
kalau benda itu sudah diserahkan kepada orang lain akan membunuh dirinyapun tak ada
gunanya.
Bagus sekali lalu bagaimana dengan alasanmu yang kedua?
Alasan yang kedua adalah si orang berbaju kuning itu tentu sudah merasakan maksud2
jahat dari istri serta anak buahnya maka di dalam keadaan jengkel ia berikan benda itu
buat Siangkong.
Siauw Siangkong sela Kiem Lan dari samping benda apakah yang ada di dalam buntalan
tersebut mari kita buka untuk memeriksanya.
Tidak bisa jadi benda ini bukan milik kita apa gunanya kita lihat benda milik orang lain?
Tapi orang itu sudah hadiahkan benda ini kepadamu ujar Giok Lan sambil tertawa setiap
saat Siangkong bisa membukanya untuk diperiksa apa isi sebenarnya dari bungkusan
tersebut.

Siauw Ling termenung beberapa saat kemudian ia mengangguk.


Tidak salah jika kutinjau dari nada ucapannya orang ini memang bermaksud
menghadiahkan benda ini kepadaku.
Tangannya segera merogoh saku mengambil keluar benda itu dan diangkatnya ke atas
tapi karena cuaca yang gelap tak berkata kembali.
Kabut terlalu tebal dan udara sangat gelap tidak jelas buat kita untuk menelitinya mari
kita cari tempat untuk berteduh kemudian baru kita periksa lagi.
Setelah pergaulan yang akrap selama beberapa hari ini terutama sekali menanggung
sengsara bersama sama jarak antara majikan dan budak diantara mereka bertiga sudah
semakin menipis.
Budak segera membawa jalan kata Giok Lan cepat segera melangkah terlebih dahulu
kedepan.
Siauw Ling Kiem Lan mengikuti dari arah belakang.
Kurang lebih sepertanak nasi kemudian sampailah mereka didepan dusun petani setelah
memperhatikan sebentar suasana disekeliling sama Giok Lan berputar kesebelah Barat
kembali mereka berjalan beberapa ia sehingga akhirnya tiba didepan sebuah kuil.
Heeei bagaimana kau bisa tahu kalau disini ada sebuah kuil? tanya Siauw Ling kepada
gadis itu sambil tertawa.
Giok Lan tersenyum.
Menurut ingatan budak kebanyakan kuil terletak disebelah barat dusun oleh karena itu
budak dengan memberanikan diri menjalankan dugaanku tersebut dan ternyata sedikitpun
tidak salah disini ada sebuah kuil.
Sungguh lihay ingatanmu benar2 cermat puji Siauw Ling perlahan-lahan ia melangkah
masuk di dalam kuil tersebut.
Kuil yang menyembah dewa bumi ini sangat kecil sebuah rumah sederhana hanya bisa
memuat empat lima orang saja.
Mari kita periksa apa isi bungkusan kuning itu seru Giok Lan cepat ia segera membakar
obor sebagai penerangan.
Siauw Ling menurut ia merogoh ke dalam saku mengambil keluar bungkusan itu dan
membuka kain kuning pembungkusnya.

Tampaklah di dalam bungkusan tadi terletak sebuah kotak kayu yang terbuat dalam
bentuk sangat indah diatas penutup kotak kayu itu terukir seekor burung elang yang
sedang mementangkan sayapnya ukiran itu sangat hidup dan indah luar biasa.
Dibawah ukiran burung elang terukir pula beberapa patah kata, Siapa yang mendapat
benda ini ia akan menjadi pemimpin yang mulia.
Membaca beberapa patah tulisan yang kecil tapi indah itu Siauw Ling segera berseru
dalam hatinya.
Ooouw sungguh besar omongan orang itu.
Ia segera membuka kotak kayu tadi didasar kotak beralaskan sutera diatas sutera terdapat
sebuah kunci terbuat dari tembaga.
Dibawah sorotan cahaya obor tampaklah beberapa patah kata terukir diatas kunci
tembaga itu.
Kunci cadangan pembuka Istana terlarang.
Begitu membaca tulisan diatas tadi hati Siauw Ling tergetar sangat keras pikirnya,
Banyak orang dengan susah payah dan sekuat tenaga berusaha mencari anak kunci Istana
terlarang siapa sangka tanpa membuang banyak tenaga aku Siauw Ling berhasil
mendapatkannya.
Tapi sebuah ingatan kembali berkelebat dalam benaknya.
Aah.! tidak benar pikirnya kembali. Diatas kunci tembaga ini bukankah terukir kata2!
Anak kunci Cadangan Istana Terlarang? ini mengartikan kalau disamping kunci ini masih
ada sebuah anak kunci yang asli.
Mendadak dari tempat kejauhan berkumandang datang suara ringkikan kuda memutuskan
jalanan pikiran Siauw Ling.
Dengan sebat Giok Lan memadamkan api obor yang ada ditangan.
Siauw Ling pun bersamaan waktunua menutup kembali kotak kayu itu kemudian
disembunyikan ke dalam saku.
Terdengar suara derapan kaki kuda makin lama semakin mendekat dan akhirnya berhenti
didepan kuil kecil ini.
Suara seorang lelaki yang kasar dan berat segera bergema memecahkan kesunyian
ditengah malam buta, aaaah . disini hanya terdapat sebuah kuil kecil

Benar. aku dapat melihat jelas cahaya api tadi berasal dari tempat ini ujar seorang yang
lain dengan suara yang nyaring kekanak kanakan.
Mungkin matamu sudah kabur. kenapa Loohu tidak menemukan sesuatu apapun? kata
seorang yang lin dengan suara serak tua.
Tidak. aku dapat melihat cahaya api itu dengan sangat jelas sambung sibocah dengan
cepat. Kalau kalian tidak percaya yaa sudahlah aku tak bisa memaksa.
Sudah . suah tak usah ribut2 lagi tukas si orang yang pertama dengan suara berat dan
kasar. Mari kita masuk ke dalam untuk melakukan pemeriksaan!
Aduuuh celaka! diam2 pikir Siauw Ling di dalam hati. Kuil ini hanya seluas beberapa
depa saja mana bisa digunakanuntuk bersembunyi? kelihatannya jejak kami bakal
konangan!
Giok Lan dengan sebat menarik ujung baju Kiem Lan mereka berdua secara terpencar
suara langkah kaki manusia berjalan mendekat seorang lelaki berbaju serba hitam muncul
didepan pintu.
Ketika itu Siauw Ling masih belum mendapatkan suatu cara yangbagus untuk
menghadapi orang orang itu tapi iapun tidak ingin membiarkan jejaknya diketahui orang
lain sambil mengepos napas badannya dengan mendatar segera melayang naik ke atas
wuwungan rumah.
Ternyata kewaspadaan lelaki kekar itu sangat tajam begitu kakinya melangkah ke dalam
pintu kuil mendadak ia berhenti dan mencabut keluar goloknya yang terseoren
dipunggung.
Siapa? bentaknya keras.
Kiranya gerak gerik Siauw Ling sewaktu melayang naik ke atas wuwungan rumah
dilakukan terlalu buru-buru ia tidak memperhatikan kalau ujung bajunya bersuara
sewaktu terampok angin.
Kiem Lan Giok Lan walaupun menempelkan seluruh badannya diatas dinding tembok
dan berusaha mengecilkan badannya tapi berhubung ruangan kuil itu terlalu sempit
asalkan lelaki tadi mengalihkan sinar matanya kekiri kanan maka ia akan menemukan
kalau disitu berdiri dua orang manusia yang sedang mengawasi dirinya.
Cuma sayang seluruh perhatiannya sudah terhisap oleh bunyi ujung baju Siauw Ling
yang tersampok angin barusan ia alihkan sinar matanya ke atas patung dewa didepan
meja sembahyangan beserta kedua belah sisinya.

Pada saat ini hari belum terang tanah kabut masih sangat gelap membuat suasana dalam
ruangan kuil itu makin suram untuk beberapa saat lamanya lelaki kekar itu tak sanggup
memandang elas pemandangan yang ada di dalam ruangan kuil itu.
Bagaimana? terdengar si orang tua dengan suaranya yang serak itu menegur apakah
dalam kuil benar benar ada orang?
Lelaki berbaju hitam itu mendehem perlahan. Agaknya aku mendengar suara seseorang
sedang bergerak jawabnya lirih.
Kuil ini sangat kecil tidak lebih dari luar sebuah ruangan kamar. Kalau ada sesuatu benda
seharusnya dapat dilihat dengan jelas kata si orang tua itu lagi.
agaknya silelaki berbaju hitam itu merasa jengah, dengan langkah lebar ia segera
melangkah masuk ke dalam kuil.
Sejak permulaan Giok Lan sudah bikin persiapan, jari tangannya dengan disertai tenaga
penuh menyentuh kedepan tepat mengarah jalan darah orang itu.
Sejak mendengar suara ujung baju tersampok angin dari Siauw Ling tadi lelaki itu
menyilangkan goloknya didepan dada bersiap sedia terhadap bokongan musuh, ia tidak
menyangka kalau dari arah belakang ada seseorang yang mengancam.
Tidak bisa terhindar lagi badannya tertotok dan badannya roboh ke atas tanah.
Tapi sebelum ia sempat roboh Kiem Lan dengan sebat sudah meloncat keluar tangan
kanan mencengkeram badan lelaki itu sedang tangan kiri menerima goloknya yang
terjatuh ketanah.
Semua perbuatan ini dilakukan cepat tenang tanpa menimbulkan sedikit suarapun, bagi
orang yang ada diluar sama sekali tidak akan menduga kalau dibalik ruangan kuil sudah
terjadi suatu perubahan.
Ketika lama sekali tidak ada jawaban kedua orang yang ada diluar kuil mulai menaruh
curiga terdengar si orang tua itu menegur dari ruangan kuil.
Eeeei . bagaimana keadaan di dalam kuil
Tangan kirinya segera mencabut keluar goloknya yang terseoren dipunggung sedangkan
tangan kanannya mengambil keluar sebatang Suo Cu Piauw dan disambit ke arah pintu
kuil tanpa menimbulkan sedikit suarapun.
Giok Lan yang waktu itu bersembunyi dibalik pintu kuil karena lama tidak mendengar
ada sedikit suarapun tak sabaran ia melongok keluar.

Siapa nyana baru saja kepalanya melongok separuh mendadak serentetan cahaya tajam
berkelebat masuk kedalam.
Buru-buru Giok Lan menarik kembali badannya sambil menempelkan badan ke atas
dinding tiba-tiba senjata rahasia tadi dengan cepat berdesir lewat dari depan wajahnya.
Traaang . dengan menimbulkan suara nyaring senjata rahasia tadi tepat menghajar
diatas arca kuil.
Giok Lan meloloskan pedangnya siap meloncat keluar dari kuil untuk menghadapi orang
itu atau secara tiba-tiba sesosok bayangan manusia menerobos keluar.
Gerakan orang itu sangat cepat luar biasa jelas dia adalah Siauw Ling yang tak dapat
menahan sabar lagi.
Segera teriaknya cemas, Siangkong jangan lepaskan mereka barang seorangpun
Dengan kencang badannya ikut meloncat keluar kuil.
Waktu itu Siauw Ling sudah bergebrak dengan orang itu walaupun si kakek mencekal
golok ditangan tapi pada saat ini kena didesak hebat oleh serangan2 gencar Siauw Ling,
kekalahan hanya merupakan kejadian sekejap mata lagi.
Sinar mata Giok Lan berputar mendadak disuatu tempat beberapa tombak dihadapannya
tampak sesosok bayangan manusia sedang meloncat naik ke atas kuda tunggangannya,
dengan cepat ia mengitari Siauw Ling mengejar kedepan.
Walaupun ia tidak tahu siapakah ketiga oran gini tapi dalam hati gadis inipun tidak ingin
ada seorangpun diantara mereka yang berhasil meloloskan diri.
Ketika orang yang ada diatas kuda itu melihat Giok Lan mengejar dtang buru-buru ia
ceplak kudanya untuk melarikan diri.
Giok Lan tidak mau kalah, iapun mengepos tenaga melakukan pengejaran dari belakang
dalam sekejap mata ia sudah mengejar sejauh lima tombak lebih.
Mendadak terdengar ujung tersampok angin melayang lewat diatas kepalanya sesosok
bayangan manusia, bagaikan seekor burung elang menyambar lewat ke atas tubuh orang
itu dan mencengkeram orang tadi dari atas punggung kuda.
Dengan cepat Giok Lan memburu kedepan sekalian melancarkan sebuah totokan
menotok jalan darah orang tadi ujarnya sambil tertawa: Siangkong ilmu gerakan apakah
demikian cepatnya?
Ilmu langkah Leng Poo Poh!

Giok Lan segera cengkeram oran gitu ke atas dan diperiksa wajahnya ternyata orang ini
hanya seorang bocah berusia empat lima belas tahunan ujarnya sambil tertawa.
Entah dari manakah datangnya ketiga orang ini kita harus memeriksa keadaan mereka.
Dengan langkah lambat2 gadis ini kembali ke dalam kuil.
Waktu itu Kiem Lan sudah menyeret badan si orang yang menggeletak diluar kuil masuk
ke dalam ruangan Giok Lan pun segera melemparkan badan bocah itu kesisi tubuh dua
orang lainnya.
Siangkong silahkan kau mulai bertanya kepada mereka, bisik Giok Lan lirih.
Siauw Ling segera menggeleng.
Lebih baik kau saja menanyai dirinya.
Giok Lan segera ayunkan pedangnya ke atas wajahnya ketiga orang itu kemudian
membentak keren.
Aku berharap kalian suka menjawab semua pertanyaanku dengan sejujurnya kalau ada
sepatah kata saja merupakan kata2 berbohong asal ketahuan kucabut nyawa kalian.
Sekali tabok ia bebaskan jalan darah yang tertotok ditubuh lelaki berbaju hitam itu tapi
sekalian kakinya melancarkan sebuah totokan menghajar jalan darah Yong Sian Hiat nya.
Kau jawab terlebih dahulu serunya.
Lelaki berbaju hitam itu menghela napas panjang.
Kami sedang melakukan perjalanan malam sewaktu lewat ditempat ini mendadak
menjumpai cahaya lampu api di dalam kuil dan berjumpa dengan kalian bertiga siapa
nyana kena ditangkap semua
Kalau cuma segampang ini akupun tak perlu pertanyaan kepada kalian tukas Giok Lan
cepat
Nona apa yang ingin kau ketahui
Baik aku bertanya satu pertanyaan kau jawab satu jawaban kalian berasal dari partai
mana?
Kami adalah jago-jago gelandangan dalam dunia persilatan tidak punya partai tertentu
Tapi seharusnya mempunyai seorang pemimpin bukan? kata Giok Lan sesudah berpikir
sebentar

Untuk menjawab pertanyaan ini bagi kami sih tidak mengapa, tapi terlebih dahulu cayhe
harus menanyakan satu persoalan dulu dengan diri nona!
Bagus sekali! bukannya aku yang bertanya kepada kalian justru kalian yang ingin
bertanya lebih dulu dengan kami
Cayhe harus mengetahui dahulu asal usul nona kata lelaki berbaju hitam itu cepat Kalau
kami merasa bahwa pertanyaan tsb harus kami jawab tentu akan kami katakan seadanya
kalau tidak seharusnya bicara sekalipun nona banyak bertanya juga percuma saja lebih
baik sekali tusuk mencabut nyawa kami.
Bagus . bagus. Nah, kau boleh bertanya!
Nona termasuk golongan mana?
Giok Lan termenung sebentar setelah itu sambil menuding Siauw Ling katanya
Dia adalah kongju kami, sedang kami kakak beradik sengaja menemani kongju kita untuk
berpesiar menikmati pemandangan alam jarang sekali kam iberhubungan dengan orang2
Bulim.
Tolong tanya siapakah nama siangkong kalian ini?
Giok Lan menengok sekejap wajah Siauw Ling kemudian jawabnya
Siangkong kami she Siauw .
Walaupun gadis ini adalh seorang yang cerdik tapi bagaimana pun juga tidak
berpengalaman dalam soal dunia persilatan sehingga tanpa terasa ia sudah membuka
rahasia sendiri
Siauw? siapa nama selanjutnya?
Giok Lan jadi serba salah teringat persoalan Siauw Ling menggabungkan diri dengan
perkampungan Pek Hoa San cung sudah diketahui oleh seluruh jago yang ada dikolong
langit kalau mengutarakan nama Siauw Ling maka lelaki ini pasti akan menganggap
mereka sebagai orang2 perkampungan Pek Hoa San cung.
Oleh sebab itu untuk beberapa saat lamanya ia tak sanggup untuk menjawab pertanyaan
itu.
Cayhe Siauw Ling mendadak terdengar Siauw Ling menjawab.
Lelaki itu jadi kegirangan setelah mendengar nama tersebut serunya
Oooouw kiranya kau adalah Siauw Thay hiap cayhe sudah lama mengenal namamu.

Tidak berani tidak berani buru-buru Siauw Ling merendah walaupun dengan alis
berkerut.
Sudahlah kalian tak perlu pura2 bersikap kenal dengan Siangkong kami cepat katakan
asal usul kalian.
Terhadap apa yang dikatakan Giok Lan silelaki tersebut tidak ambil gubris sembari
memandang wajah Siauw Ling ujarnya, Siauw Thay hiap sudah lama kami mencari kau
tidak disangka setelah berkelana hingga sepatu robek tak ketemu kini berjumpa tanpa
sengaja .
Kalian mencari aku? tanya Siauw Ling tercengang
Bukankah kau Siauw Ling, Siauw Thay hiap?
Cayhe benar adalah Siauw Ling
Kalau begitu tak akan salah lagi
Mendadak Siauw Ling teringat kembali akan Lan Giok Tong yang menyaru sebagai
dirinya segera ia menggeleng
Mungkin kalian bukan mencari aku, yang kau cari adalah Siauw Ling yang lain.
Giok Lan mencegah pemuda ini berkata demikian, tapi sudah terlambat. Siauw Ling telah
mengucapkan kata2 tersebut.
Lelaki berbaju hitam itu kelihatannya tercengang
Sebenarnya dikolong langit ini ada berapa orang yang bernama Siauw Ling? serunya
Yang kuketahui dikolong langit saat ini ada dua orang yang bernama Siauw Ling
Waaaah . kalau begitu bagaimana baiknya?
Eeeeeei . kau orang kenapa sih bersikap begitu cemas tegur Giok Lan dingin Kalau ada
urusan katakanlah secepatnya buat apa sendat sendut tidak mau berterus terang.
Terhadap tegoran serta makian Giok Lan kepada dirinya ini silelaki berbaju hitam itu
tidak ambil gubris kepada Siauw Ling kembali tanyanya cemas, Diantara dua orang
Siauw Ling ini apakah ada perbedaan yang satu palsu yang lain asli?
Benar yang satu palsu yang lain asli!
Lalu kau Siauw Ling yang palsu atau Siauw Ling yang asli

Aku adalah yang asli.


Ketika Giok Lan melihat mereka berdua saling ber-cakap2 bagaikan terhadap dua orang
sahabat karib saja hatinya lantas berpikir!
Sungguh mati: masa memeriksa tawanan macam menghadapi sahabat karib saja kalau
bicara begini kan seperti dua orang yang kongkouw sambil minum arak?
Baklah: akhirnya terdengar si orang berbaju hitam itu berseru
Cayhe percaya perkataanmu.
Urusan apa? kembali Siauw Ling kelihatan tertegun
Cayhe mendapat titipan seseorang untuk menyerahkan sepucuk surat buat Thayhiap.
Hey, kalau ada perkataan cepat diutarakan, bentak Giok Lan dengan nada gusar. Kalau
ada barang cepat keluarkan, bicara lambat2 macam gadis perawan saja, sungguh
membuat hati orang tidak sabaran.
Dari dalam sakunya lelaki berbaju hitam itu mengambil keluar sepucuk surat dan
diserahkan ketangan Siauw Ling.
Harap Siauw Thayhiap suka membaca dulu surat ini, kemudian kita baru berbicara lagi
Sembari menerima surat tersebut diam2 Siauw Ling merasa curiga pikirnya, Entah
siapakah yang menulis surat ini dan apa pula yang ia tulis dalam surat ini? Mengapa
orang itu bisa saling berkenalan dengan aku Siauw Ling?
Ia mengerti dirinya baru saja terjunkan diri dalam dunia persilatan orang yang dikenal
masih berlum banyak jelas delapan puluh persen surat ini adalah ditujukan kepada Lan
Giok Tong yang menyaru nama dirinya.
Walaupun dalam hati berpikir demikian tapi di hati ia sukar menahan rasa ingin tahu
yang bergolak dalam dadanya kepada dayangnya ia segera berbisik, Giok Lan, coba
usahakan memasang sebuah lampu.
Giok Lan melirik sekejap ke arah lelaki berbaju hitam itu kemudian ujarnya dengan suar
dingin!
Kalau kau bermaksud main atur siasat agar aku memasang lampu guna mengundang bala
bantuan Hmmm! ini berarti kalian mencari jalan mati buat diri sendiri!
Walaupun ia menaruh curiga kalau lelaki berbaju hitam ini sedang menyusun suatu
rencana iapun tidak berani membangkang perintah dari Siauw Ling terpaksa dari dalam
sakunya ia mengambil keluar sebuah korek api dan membuatkan sebuah obor.

Setelah cahaya api menerangi seluruh ruangan Siauw Ling pun segera menunduk untuk
membaca sampul surat tersebut terbaca olehnya beberapa patah kata
Surat ini ditujukan untuk Siauw Ling!
Sehabis membaca tulisan itu, Giok Lan segera menggoyangkan tangannya memadamkan
kembali obor tersebut
Siangkong, siapa yang menulis surat itu kepadamu? tanyanya
Entahlah aku sendiri juga tidak tahu!
Apakah tak kelihatan?
Biarlah kita baca dulu isi suratnya, Siangkong jangan bertindak gegabah di dalam dunia
persilatan permainan macam apapu ada biarlah budak menanyakan dulu asal usul surat
ini kemudian baru ambil keputusan.
Siauw Lingpun pernah mendengar Cung lsanpek membicarakan soal kelicikan serta
bagaimana bahayanya suasana dalam dunia persilatan karena itu iapun tidak banyak
bicara lagi.
Setelah Giok Lan tidak mendengar suara penolakan dari Siauw Ling iapun segera
berpaling ke arah lelaki berbaju hitam itu.
Siapa yang menulis surat ini? tanyanya
Dengan sinat mata tajam lelaki berbaju hitam itu memperhatikan wajah Giok Lan lalu
jawabnya ragu-ragu
Titipan seorang nona
Oooouw . seorang perempuan?
Benar seorang nona.
Dalam anggapannya setelah Giok Lan mendengar ucapan ini tentu akan marah2 oleh
sebab itu ucapan tadi tidak berani diutarakan secara terus terang.
She apakah perempuan itu? tiba-tiba Siauw Ling menukas
Cayhe hanya tahu ia she Gak .
Bagaikan kena dimartil dengan sebuah palu besar seluruh tubuh Siauw Ling tergetar
keras sehingga tak kuasa lagi badannya mundur sempoyongan.

Agaknya Giok Lan merasakan pula getaran hati Siauw Ling yang sangat keras dengan
cepat ia cekal pergelangan kanan Siauw Ling erat erat.
Siangkong kenapa kau? tanyanya lirih
Aku sangat baik kau tak usah kuatir .
Sinar matanya segera dialihkan ke atas wajah lelaki berbaju hitam itu tanyanya lagi
Pada saat ini nona Giok berada dimana?
Nona Gak sudah beritahu kepada kami bahwa semua urusan sudah dijelaskan dalam surat
itu asalkan kami sekalian dapat memberikan surat ini kepada Siauw Ling urusan akan
beres.
Apakah hubungan kalian dengan nona Gak? mengapa ia suruh kalian luntang lantung
kesana kemari untuk menghantarkan suratnya saja
Cayhe sekalian pernah menerima budi pertolongan dari nona Gak dan menyanggupi pula
dihadapan nona untuk mencari kau walau sampai diujung langitpun
Giok Lan yang melihat sikap Siauw Ling amat tegang hating bergolak keras dalam hati
segera tahu kalau antara nona itu dengan Siauw Ling pasti mempunyai hubungan yang
luar biasa karena itu ia berdiri disamping tidak buka suara.
Perasaan hati Siauw Ling yang bergolak perlahan lahan dapat ditenangkan kembali
ujarnya lambat lambat
Siapakah nama nona Gak itu?
Lelaki berbaju hitam itu berpikir sebentar kemudian menggeleng
Walaupun nona Gak pernah menolong nyawa kami sekalian, tapi ia selalu tidak pernah
menggunakan siapakah namanya
Bagaimanakah bentuk badan serta wajah nona tersebut? Desak Siauw Ling lebih jauh
mendadak dalam hatinya timbul perasaan curiga.
Lelaki itu termenung lalu jawabnya, Seorang nona yang masih muda berwajah kasar
tidak berdandan tapi memiliki kecantikan wajah yang luar biasa. Cayhe merasa dia
adalah seorang nona yang amat cantik sekali, hanya saja karena aku tidak memperhatikan
nya terlalu teliti maka sulit untuk membicarakan bagian bagian mana yang berbeda.
Kapan dan dimanakah kalian berjumpa dengan nona Gak? Diatas gunung Toa pasan,
Gunung Toa pasan bersambungan sepanjang ribuan li pikir Siauw Ling dalam hati,

siapa tahu kalian ditolong olehnya dibagian gunung Toa pasan yang sebelah mana.
Hmmm ucapan ini sungguh mencurigakan hati .
Walaupun dalam hati berpikir demikian, mulutnya tetap membungkam setelah termenung
beberapa saat kembali lelaki itu menyambung kata katanya.
Waktu itu senja hari sudah tiba kami sekalian salah memasuki daerah teralarang orang
lain dan kena ditawan kemudian dikurung diatas sebuah puncak yang tinggi menembusi
awan angin taupan bertiup bagaikan sebilah pisau dan dinginnya bukan kepalang kalau
orang biasa mungkin tidak sampai dua tiga jam sudah akan mati kedinginan sekalipun
seseorang memiliki kepandaian silat lumayanpun tidak akan bertahan seberapa lama pada
saat kami hampir menemui ajalnya itulah mendadak nona Gak muncul .
Tiba tiba hati Siauw Ling agak bergerak pikirnya, Senjata yang digunakan enci Gak ku
adalah sebilah pedang lemas yang jarang sekali ditemui dalam dunia persilatan kalau ia
pernah berjumpa dengan enci Gak tentu tahu pula akan senjata ini
Dengan cepat ia bertanya
Senjata apakah yang digunakan nona Gak?
Tidak membawa senjata aku sendiripun tidak tahu ia menggunakan senjata apa untuk
melepaskan otot2 kerbau yang digunakan untuk membelenggu badan kita dan menolong
nyawa kami dari maut setelah memberi petunjuk jalan buat kami untuk turun gunung dan
titip sepucuk surat kepada kami ia segera melayang pergi.
Hmmmm! dengus Giok Lan dingin. Kalau nona Gak sendiripun tak ada urusan diatas
gunung Toa Pa san mengapa ia tidak suka turun gunung sendiri untuk mencari siangkong
kami?
Soal ini aku sendiripun tidak tahu ia disana punya urusan atau tidak kenapa Siauw
Thayhiap tidak mau periksa di dalam surat tersebut? nona itu berkata bahwa semua
urusan sudah ia tulis dalam surat tersebut, dan sudah lama surat ini dipersiapkan hanya
menunggu kesempatan saja untuk dititipkan seseorang, aku rasa apa yang ditulis dalam
surat itu tentu sangat cermat.
Mendadak Giok Lan membuat api dan menyulut lentera yang ada didepan meja
sembahyangan dengan demikian suasanapun jadi terang benderang
Baik kami tak akan takut menyulut lampu sehingga kena dijebak oleh siasat kalian lagi
Nona harap berlega hati apa yang cayhe ucapkan adalah kata2 sejujurnya
Siangkong bukalah sampul surat itu dan kita baca isinya jangan sampai kena ditipu oleh
mereka seru Giok Lan sambi mengangkat lampu lentera itu tinggi2

Siauw Ling menurut dan merobek sampul surat tadi untuk membaca isi surat tersebut.
Setelah membaca surat ini cepat datanglah ke puncak Siuw Im Ong diatas gunung Toa Pa
San
Isi surat itu singkat sekali
Siauw Ling sama sekali tidak menyangka kalau isi surat itu sedemikian sederhananya
dengan sekuat tenaga ia coba mengingat ingat kembali gaya tulisan Gak siauw Ca tapi
dikarenakan waktu berkumpul mereka tempo dulu sangat singkat ditambah pula usianya
masih kecil pemuda ini sama sekali tak berhasil mengingat ingat bagaimanakah gaya
tulisan dari Gak Siauw Ca.
Giok Lan yang melihat sang pemuda lama sekali membungkam sambil mencekal surat itu
tak tahan segera ujarnya
Siangkong apa isi surat itu?
Coba kau baca sendiri kata Siauw Ling sambil angsurkan surat itu ketangan sang gadis
Apakah budak boleh membaca? bagaikan terperanjat buru-buru Giok Lan berseru lirih
Tidak mengapa
Sinar mata Giok Lan segera dialihkan ke atas surat tersebut menanti selesai membaca ia
segera berseru, Hanya sesingkat ini?
Aku sendiripun merasa agak curiga kalau enci Gak yang menulis kepadaku tak akan
sesingkat yang kita baca sekarang ini.
Apakah aku masih ingat bagaimanakah gaya tulisan nona Gak?
Tidak, takut kuingat kembali.
Mendadak Giok Lan meniup padam lampu lentera dan sekalian melancarkan serangan
totokan ke atas tubuh silelaki berbaju hitam itu ujarnya.
Waktu sudah tidak pagi kita harus baik2 mengatur pernapasan dan pertanyaan lain kita
tanyakan lagi besok pagi.
Rasa rindu yang dialam Siauw Ling terhadap Gak Siauw Ca adalah ber sungguh2
walaupun ia merasa curiga dengan isi surat yang amat singkat itu tapi dihati ia berharap
apa yang ditulis ini adalah berasal dari enci Gaknya.
Raasa rindu yang menebal membuat di dalam benaknya timbul suatu alasan menurut
pikirannya sendiri guna menjelaskan singkatnya isi surat itu pikirnya.

Mungkin sekali sewaktu enci Gak menulis surat ini ia sama sekali tidak menduga kalau
surat ini benar2 dapat terjatuh ketanganku kemungkinan sekali ia telah menulis beratus
ratus pucuk surat pendek macam ini yang diserahkan kepada be ratus2 orang pula untuk
mencari aku. Lebih banyak menulis sepucuk surat berarti lebih banyak satu orang yang
mencari aku dengan demikian kesempatan lebih banyak satu bagian untuk menemukan
diriku, sekalipun surat ini semisalnya terjatuh ketangan orang lainpun tidak mengapa
karena ia bisa bersembunyi ditempat kegelapan sambil mengawasi orang yang datang
memenuhi janji asal bukan aku sudah tentu ia tak akan munculkan diri untuk bertemu.
Makin dipikir ia merasa alasan ini semakin tepat niat untuk memenuhi janjipun segera
muncul dalam hatinya.
Malam semakin kelam. kabut tebal makin mengumpul suasana diluar kuil kecil itu gelap
gulita tak kelihatan sesuatu apapun.
Dari luar kuil tiada hentinya terdengar suara ringkikan kuda, tentu kuda2 ketiga orang itu
belum berlalu dan masih berdiri disekitar kuil kecil tadi.
Siauw Ling yang terus merindukan enci Gak nya selama ini tak sanggup menenangkan
hatinya, banyak persoalan memenuhi seluruh benak.
Mendadak terdengar suara pembicaraan manusia berkumandang datang dari tempat
kejauhan.
suara itu masih berada sangat jauh sekali, kendati dapat dibedakan suara itu adalah suara
pembicaraan manusia tapi susah untuk membedakan apa yang sedang mereka bicarakan.
Giok Lan segera berbisik lirih kepada diri Siauw Ling, Pada hari2 biasa asal usul seorang
jago Bulim memasuki daerah kekuasaan seratus li disekitar perkampungan Pek Hoa San
cung dari pihak mereka segera akan muncul pengintai yang menggunakan burung
merpati memberitakan kemunculannya orang ini ke dalam perkampungan, setiap kali
sebelum kentongan ketiga tengah malam setiap gerak gerik serta apa yang ditakutkan
jago Bulim telah diketahui orang2 perkampungan Pek Hoa San cung dengan cermat.
Aaaaakh ada kejadian semacam ini . Seru Siauw Ling sangat terkejut.
Mendadak teringat olehnya akan perbuatan Jen Bok Hong yang menyelundupkan
mata2nya ke dalam semua partai serta perguruan besar untuk mengawasi seluruh gerak
gerik partai besar itu urusan yang demikian sulitpun mereka bisa lakukan dengan cermat
apa lagi menyebarkan mata2 disekeliling ratusan li dari perkampungan Pek Hoa San cung
makin gampang lagi berbuat demikian.
Karena itu semua gerak gerik dari jago Bulim yang ada disekeliling tempai ini dapat
diketahui Jen Bok Hong dengan sangat jelas kata Giok Lan lebih lanjut. Mungkin ia
punya rencana tentu kali ini tidak ambil gubris terhadap kita.

Pada saat ini jago Bulim yang berkumpul disekitar tempat ini berjumlah sangat banyak
dan setiap orang merupakan jago-jago berkepandaian tinggi, mata2 pihak Jen Bok Hong
berjumlah besar rasanya tak akan sanggup mengawasi gerak gerik semua orang oleh
karena itu untuk sementara kita pura pura tidak tahu sehingga tidak sampai membuka
rahasia pihak kita!
Pendapat budakmu lain dengan pendapat Siangkong kata Giok Lan aku rasa Jen Bok
Hong tentu mempunyai rencana lain menurut peraturan pada hari2 biasa kalau dalam tiga
hari orang itu belum meninggalkan tempat sekitar sini maka Jen Bok Hong tentu akan
mengirim orang untuk membinasakan jago tersebut.
Dari luar terdengar suara manusia itu makin lama makin dekat sehingga suara langkah
kaki kedengaran semakin jelas.
Bagaimana kalau kita masuk dan beristirahat di dalam kuil? terdengar salah seorang
diantaranya berkata.
Aduuuh celaka, seru Siauw Ling di dalam hati. Kuil ini luasnya hanya sebesar sebuah
kamar kalau dimasuki orang sebegini banyak mana cukup
Terdengar kawan itu berkata berat.
Tidak usah! Kita tak perlu masuk lagi, disebelah depan sana ada beberapa gubuk tempat
tinggal Pay cu kita, lebih baik cayhe menyambangi Paycu terlebih dulu.
Entah siapakah orang ini dan berasal dari partai mana? kembali Siauw Ling berpikir
dalam hatinya, mengapa Paycu nya pun datang sendiri ketempat macam ini?
Orang yang pertama bicara tadi tidak bersuara lagi mereka percepat langkahnya kedepan.
Suara langkah kaki makin lama semakin jauh dan akhirnya lenyap tak berbekas.
ssst . agaknya daerah disekitar tempat ini merupakan daerah penting yang sering dilalui
manusia bisik Siauw Ling kepada Giok Lan. Kita tak boleh terlalu lama berdiam disini.
Sebelum hari terang tanah kita harus cepat-cepat berlalu dengan membawa serta ketiga
orang itu.
Baik budak akan membuka jalan enci Kiem Lan harap menjaga ketiga orang itu. Kalau
mereka sengaja mempersulit kita dan tak mau berjalan atau mencari gara2 lebih baik kita
bunuh dulu mereka satu persatu.
Agaknya dayang ini sengaja mengucapkan kata2 tersebut agar ketiga orang itu ikut
mendengar! Karenanya nada ucapan sangat tinggi dan keras, Perlu kita bebaskan jalan
darah mereka yang tertotok? tanya Siauw Ling, Padahal ucapan ini tak ada artinya,
karena sembari berkata tangan kanannya sudah bergerak membebaskan jalan darah ketiga
orang itu.

Siangkong totok jalan darah disepasang lengannya agar mereka tidak bertenaga untuk
melancarkan serangan bokongan seru Giok Lan kembali.
Karena Giok Lan adalah seorang gadis yang cerdik tanpa terasa apa yang ia ucapkan
mempunyai pengaruh yang sangat besar Siauw Ling benar2 menurut dan menotok jalan
darah dilengan ketiga oran gitu setelah membebaskan jalan darah dibadan mereka.
Lebih baik kalian bertiga jangan berniat lari sehingga memaksa kami harus turun tangan
melukai kalian ujar Kiem Lan kepada ketiga orang itu.
Dengan Giok Lan sebaga pembuka jalan mereka meninggalkan kuil kecil itu Siauw Ling
berada dibelakang Giok Lan sedang Kiem Lan berjalan dipaling belakang mengawasi
gerak gerik ketiga orang itu.
Malam yang gelapm mulai luntur muncullah cahaya keperak2an diufuk sebelah Timur
tapi kabut putih masih menebal menghalangi pandangan mata.
Agaknya Giok Lan sangat mengenali daerah disekeliling tempat ini tanpa mengucapkan
sepatah katapun dengan kepala tertunduk ia berjalan kedepan.
Kurang lebih sepertanak nasi kemudian sampailah mereka didepan sebuah gubuk yang
dikelilingi oleh tumbuhan bambu.
Waktu itu cuaca sudah terang tanah, pemandangan disekeliling tempat itu dapat dilihat
dengan nyata. tampak bangunan gubuk itu sangat berseih diantara tumbuhan bambu
banyak terdapat bunga beraneka warna, kerbau kambing tersebar ditanah rumput
menambah semaraknya pemandangan.
Giok Lan berjalan kedepan menggoyang goyangkan pintu pagar teriaknya menyapa,
Adakah orang didalam?
Tampak sepasang pintu gubuk terbuka disusul munculnya seorang lelaki berbaju hitam
berjalan keluar dengan langkah lebar.
Siapa? tegurnya keras
Aku. cepat buka pintu.
Lelaki berbaju hitam itu membuka pintu pagar begitu menjumpai Giok Lan dengan cepat
ia jatuhkan diri berlutut, Oooouw . kiranya nona Giok Lan, hamba tidak tahu kehadiran
nona sehingga tak dapat menyambut dari jauh .
Sudah, sudahlah, tak usah banyak adat cepat kembali ke dalam kamar seru gadis itu
seraya ulapkan tangannya.
Lelaki itu menengok sekejap wajah Siauw Ling sekalian kemudian buru-buru menjura.

Cu-wi silahkan masuk.


Giok Lan sigadis cilik ini tak boleh dipandang enteng pikir Siauw Ling setelah
menjumpai kejadian itu Agaknya ia sudah mempunyai persiapan yang matang dimana
saja sudah diatur jalan mundur . sembari berpikir ia melangkah masuk ke dalam
ruangan.
Buru-buru lelaki berbaju hitam itu menutup pintu pagar dan mempersilahkan Siauw Ling
sekalian masuk ke dalam ruangan gubuk, disitulah lelaki ini kembali jatuhkan diri
berlutut kembali untuk menjalankah penghormatan besar terhadap Giok Lan.
Dengan cepat sang gadis menghindar sembari bimbing orang itu bangun.
Kau tak usah banyak adat lagi perut kami sangat lapar adakah makanan disini?
Hamba segera siapkan santapan buat Cu-wi sekalian harap nona tunggu sebentar.
Buru-buru orang itu berlalu dnegan alis melentik tanya Kiem Lan keheranan, Eeeeei .
bagaimana kau bisa kenal dengan orang ini?
Giok Lan segera tersenyum misterius.
Aku pernah melepaskan budi pertolongan kepadanya, tidak kusangka pada saat ini
ternyata mempunyai guna yang besar sekali.
Mendengar cara gadis itu berkata Kiem Lan tahu ia tidak suka bicara terus terang
berhubung ada orang luar disana karenanya iapun tidak mendesak lebih jauh.
Mendadak si orang yang berusia agak lanjut mendehem berat dan berseru
Kalian membawa kami bertiga datang kemari entah ada maksud apa?
Eeeei ucapan orang ini sedikitpun tidak salah seru Siauw Ling dihati apa gunanya
membawa mereka datang kemari? Seharusnya aku mencari satu kesempatan untuk
menyelesaikan persoalan ini.
Tapi dikarenakan ia sendiripun tidak berhasil memperoleh cara yang tepat maka pemuda
ini berpaling ke arah Giok Lan.
Apa yang harus kita lakukan terhadap ketiga orang itu? tanyanya.
Apakah Siangkong sudah dapat membedakan palsu serta aslinya surat tersebut?
Belum aku tak berhasil membedakannya sahut Siauw Ling menggeleng apalagi di dalam
surat itu hanya berisikan beberapa patah kata yang sangat singkat bukan saja tidak

mengungkap peristiwa tempo dulu juga tak ada nama yang tercantum kau suruh aku
secara bagaimana membedakannya?
Apa kau tidak kenal dengan gaya tulisan nona Gak?
Eehmm . tak bisa kubedakan
Terdengar si orang tua itu berkata kembali.
Loolap berani angkat sumpah dihadapan Thian bahwa surat ini benar2 tulisan nona Gak
yang dititipkan kepada kami untuk disampaikan kepada Siauw Thay hiap setelah kami
terjun kembali ke dunia persilatan dan mencari berita kesana kemari barulah kami ketahui
bahwa Siauw Ling sebetulnya adalah seorang pendekar yang mempunyai nama tersohor
tapi jejak Siauw Thay hiap bagaikan naga sakti yang kelihatan kepala tak kelihatan
ekornya kita lari kesana kemari beberapa waktu lamanya belum juga berhasil menjumpai
Siauw Tahy hiap beruntung kali ini berhasil kita jumpa siapa sangka justru timbul
kesalah pahaman diantara kita.
Ehmmmm . kalau ditinjau dari ucapan mereka agaknya surat ini bukan suatu surat
palsu lebih baik kita lepaskan saja orang ini kata Siauw Ling kemudian.
Pada saat ini dikota Koei ci banyak berkumpul para jago-jago Bu-lim baik dari kalangan
lurus dan dari kalanagan sesat kata Giok Lan dengan penuh keseriusan Satu kali kita
salah melangkah menyesalpun tak berguna.
Kalau lolap tinjau nada ucapan nona agaknya kau ada maksud membinasakan kami untuk
melenyapkan bencana dikemudian hari seru kakek tua itu tiba-tiba.
Kalau pada beberapa bulan berselang tak usah kau sadarkan jangan harap bisa hidup
sampai sekarang kini aku bikinkan suatu perhitungan yang masak bagimu bertiga.
Aiaa .! melihat kekukuhan hati sang gadis si kakek tua itu menghela napas panjang .
Tidak kusangka perbuatan kami yang bermaksud baik karena mendapat titipan orang
berakhir dengan keadaan menenaskan
Mendadak Siauw Ling bangun berdiri tangan kanannya bergerak berulang kali
membebaskan jalan darah ketiga orang itu yang tertotok ujarnya
Kalau apa yang kalian bertiga ucapkan adalah kata2 sejujurnya, aku Siauw Ling
mengucapkan banyak terima kasih dan bila kita berjumpa lagi dikemudian hari pasti akan
kubalas budi ini. Tapi kalau ucapan kalian bertiga adalah kata2 bohong belaka . aku
harap kalian bertiga berlalu dari sini.
Silelaki berbaju hitam itu memperhatikan Siauw Ling beberapa saat lamanya kemudian
berkata, Apa yang kami ucapkan adalah kata2 sejujurnya kalau Siauw Thay hiap tidak
percaya akupun tak bisa banyak berbuat.

Setelah putar badan dengan langkah lebar ketiga orang itu berlalu dari dalam rumah
gubuk.
Giok Lan yang melihat Siauw Ling ambil keputusan untuk melepaskan ketiga orang itu
kendati dalam hati merasa tidak puas iapun tidak berani turun tangan mencegah segera
ujarnya dengan nada berat, Kalalu ada oran gyang menanyakan jejak kami bertiga lebih
baik kalian jangan bocorkan rahasia ini.
Agaknya ketiga orang itu merasa agak mendongkol, mulut mereka tetap membungkam
dan segera berlalu.
Sembari memandang bayangan punggung ketiga oran gitu lenyap dari pandangan Siauw
Ling menghela napas panjang.
Aaaaai . kini dalam hatiku ada dua keinginan, katanya lirih. Setelah menolong Loo-ya
serta Hujien, kau hendak pergi menjumpa nona Gak? sambung Giok Lan. Sedikitpun
tidak salah.
JILID 12
Budak mempunyai satu persoalan yang selam ini tak pernah berhasil kupahami!
Urusan apakah itu?
Sudah tentu mengenai noda Gak!
Kenapa dengan nona Gak?
Entah apa sebabnya nona Gak berdiam seorang dir diats puncak gunung yang terpencil
dan jauh dari keramaian dunia?
Soal ini . soal ini . akupun merasa keheranan.
Masih ada lagi, orang berbaju hitam itu berkata bahwa mereka bertiga salah jalan
memasuki daerah terlarang orang lain sehingga tertangkap dan diikat diatas puncak
dingin hingga hampir2 saja menemui ajalnya setelah kena ditolong nona Gak ia
menyerahan sepucuk surat kepada mereka untuk mencari Sangkong sampai diujung
langitpun, setelah menemukan Siangkong lantas serahkan surat tersebut kepadamu coba
kau pikir mungkinkah urusan trjadi segampang ini?
Benar dibalik persoalan ini tentu masih terdapat banyak hal yang patut dicurigai.
Tempat itu disebut sebagai daerah terlarang perduli apakah alasannya sudah tentu daerah
itu ditetapkan karena orang yang berdiam disana tidak ingin diganggu orang lain tapi
nona Gak bisa muncul dan lenyap disana sesuka hati apakah perbuatan nona Gak tidak
menimbulkan kecurigaan orang2 itu? inilah kecurigaanku yang pertama. Apa isi suratnya

itu rasanya Siangkong sudah baca sendiri dan hanya terdiri dari beberapa patah kata yang
amat singkat jelas kelihatannya kalau surat itu sudah lama ditulis dan selalu dibawa
dalam saku inilah kecurigaanku yang kedua. Berbagai macam kecurigaan asalkan dipikir
dengan teliti tidak sudah untuk menemukan sesuatu hal yang diluar dugaan karena itulah
budak menaruh curiga kalau peristiwa ini merupakan sebuah rencana busuk.
Rencana busuk?
Tidak salah, kecuali tiga orang yang berhasil kita tangkap kemarin malam entah masih
ada beberapa banyak orang yang membawa surat dari nona Gak sambil berkelana di
dalam dunia persilatan sembari mencari Siauw Ling.
Mungkin menurut pikirannya lebih banyak saru orang yang membawa suratnya berarti
makin besar harapannya untuk berjumpa dirimu.
Tapi yang aneh lagi kata Giok Lan, setiap hari nona Gak bisa menunggu kedatanganmu
dipuncak dimana ia menolong orang tempo dulu. tapi mengapa ia tidak mau turn gunung
sendiri untuk mencari dirimu?
Kau berani memastikan dia menanti kedatanganku setiap hari ditempat yang sama?
Siangkong karena kau sangat merindukan nona itu, kecerdasanpun kena ditutupi
bukankah perkataan ketiga orang itu sangat jelas sekali? Walaupun mereka kena
ditangkap dan diletakkan ke atas puncak gunung yang dingin tapi mereka tidak pernah
berkata telah menjumpai seonggokan tulang tulang2 putih. Budak berani memastikan
ketiga orang ini bukan orang pertama yang kena ditawan.
Ehmmm . sangat beralasan. Siauw Ling segera mengangguk.
Oleh karena itu budak berani memastikan kalau nona Gak mempunyai maksud2 tertentu.
Lalu mengapa ia hanya menyebutkan namaku saja yang harus dicari?
Giok Lan tertawa manis.
Walaupun di dalam hati budak mendapatkan jawabannya, tapi tak berani kuutarakan
keluar.
Kenapa?
Takut Siangkong marah setelah mendengar ucapan itu.
Tidak mengapa coba kau katakan.
Siauw Ling dua patah kata ini sejak beberapa saat berselang sangat terkenal di dalam
seluruh dunia persilatan .

Maksudmu Lan Giok Tong yang menyaru namaku?


Perduli dia adalah yang asli atau Lan Giok Tong maupun Pak Giok Tong yang jelas
orang2 Bulim mengetahui kalau nama Siauw Ling dalam dunia persilatan sudah sangat
tersohor. Kepandaian silatnya tinggi sifat kependekarannya patut dipuji, boleh dihitung
dia adalah seorang pendekar yang luar biasa sehingga budak yang waktu itu masih berada
di dalam perkampungan Pek Hoa San Cung pun sudah lama mengagumi nama Siauw
Ling ini.
Siangkong, sela Kiem Lan pula secara tiba-tiba, sewaktu Siangkong untuk pertama
kalinya mendatangi perkampungan Pek Hoa San-cung dan setelah kami mendengar
siapakah nama Siangkong waktu itu kami berduapun pernah salah menganggap kau
sebagai Siauw Ling yang palsu itu.
Sebelum Jen Bok Hong munculkan dirinya ke dalam dunia persilatan nama Siauw Ling
sudah sangat menggemparkan seluruh dunia kangouw kalau nona Gak ini mempunyai
maksud tertentu urusan tidak bisa dibicarakan lagi kalau tidak maka Siauw Ling yang
benar2 hendak dia cari kemungkinan besar bukan Siangkong.
Perlahan-lahan Siauw Ling mendongak ke atas dan menghela napas panjang gumamnya,
Mungkinkah urusan ini terjadi sedemikian kebetulan?
Siauw Ling yang palsu dan yang asli sama2 susah dibedakan yang satu lebih hebat
daripada yang lain. Siangkong kalau kau pergi memenuhi janji aku rasa juga sama saja
.
Sebenarnya gadis ini mau mengatakan bahwa sekalipun pergi gadis Gak itupun akan
melakukan pemilihan diantara mereka berdua tapi mendadak terasa olehnya kalau ucapan
ini terlau kasar maka buru-buru ditariknya kembali.
Terdengar Siauw Ling kembali bergumam
Kenapa diapun she Gak? apakah dikolong langit benar benar ada kejadian yang
sedemikian kebetulannya?
Kenapa? apakah Saingkongpun belum pernah kenal dengan seorang nono she Gak juga?
Justru karena itulah hatiku jadi curiga bercampur bimbing, susah mengatasi persoalan ini.
Terdengar suara langkah manusia memecahkan kesunyian, lelaki tadi dengan membawa
santapan telha muncul kembali diambang pintu. Kepada Giok Lan dengan penuh rasa
hormat ujarnya, Teh pahit nasi kasar mungkin tidak sesuai bagi diri nona?
Giok Lan menghela napas panjang.
Bagaimana kalau gubuk ini untuk sementara waktu kami pinjam pakai .

Selembar jiwa cayhe kena ditolong nona, jangan dikata untuk meminjamkan gubuk yang
sudah reyot ini. Sealipun nona suruh aku melakukan suatu perbuatan yang sangat
berbahayapun hamba tak akan menampik .
Kami sudah mendatangkan kerepotan untukmu cepat-cepatlah membenahi barang2mu
dan pergilah dari sini!
Aoa yang sebenarnya telah terjadi? tanya lelaki itu agak melengak.
aku sudah melepaskan diri dari perkampungan Pek Hoa San cung tapi mereka mengejar
kami tiada hentinya karena terdesak hebat kami selalu menyingkir dan akhirnya tiba
disini setelah kejadian itu kemungkinan besar mereka akan tiba disini kalau kau tak bisa
membantu kami lagi. Nah! cepatlah benahi barangmu dan buru-buru melarikan drii dari
tempat ini.
Agaknya orang ini menaruh rasa yang sangat jeri terhadap pihak perkampungan Pek Hoa
san cung ujarnya gugup, Hamba seharusnya tetap tinggal disini untuk menghadapi musuh
tangguh.
Tapi ucapan ini cepat ditukas oleh Giok Lan yang goyangkan tangannya berulang kali.
Kau tetap tinggal disinipun percuma saja malah mungkin mendatangkan kerepotan saja
cepat-cepatlah benahi barangmu dan menyingkir dari sini.
Kalau nona berkata demikian hamba akan turut perintah.
Buru-buru orang itu masuk ke dalam kamarnya beberapa saat kemudian ia sudah muncul
kembali dengan hanya mebawa sebuah buntalan kecil kepada Giok Lan ia menjura
kemudian buru-buru berlalu.
Sepeninggalnya orang itu Kiem Lan berkata, Aku lihat orang ini sangat takut mati?
Aaai. hal ini tak bisa disalahkan kepada didirinya dengan mata kepala sendiri dia
melihat Je Cungcu secara beruntun menghukum mati keenam orang rekannya dengan
keadaan sangat mengerikan mana mungkin hatinya tidak takut mati? Selama hidupnya
kali ini mungkin setiap kali ia mendengar nama perkampungan Pek Hoa San cung
hatinya akan ketakutan setengah mati.
diluar gubuk banyak terdapat kerbau dan kambing mengapa kau suruh dia meninggalkan
kekayaannya untuk menyelamatkan jiwa tanya Siauw Ling pula.
Dengan dilepaskannya ketiga orang itu oleh Samya rahasia jejak kita pasti akan bocor
jangan dikata orang2 perkampungan Pek Hoa San cung yang datang kemari cukup
munculnya ketiga orang itu sudah dapat membereskan jiwanya.

Beberapa saat kemudian ia sudah keluar lagi dengan dandanan seorang pengemis cilik
yang wajahnya sangat dekil.
Siangkong! serunya sambil tertawa. Coba kau lihat wajahku mirip dengan sipengemis
cilik atau tidak?
Penyaruanmu sangat mirip. hanya pakaian yang kau kenakan terlalu bagi seorang
pengemis!
Pakaian ini kupungut dari milik si orang tadi yang tidak keburu dibawa. Tidak disangka
ternyata sekarang mempunyai kegunaan yang sangat besar enci kau baik2lah melayani
Siangkong, siauw moay akan pergi dulu.
Adik Giok lan, kau baik2 berjaga diri jangan sampai jejakmu ketahuan pihak lawan!
Kalau di dalam keadaan yang biasa walaupun aku menyaru lebih baikpun susah untuk
meloloskan diri dari pengintaianjago-jago perkampungan Pek Hoa San cung tapi keadaan
pada saat ini jauh berbeda seluruh enghiong hoohan dari kolong langit pada berkumpul
disini masing-masing orang berpakaian dan berdandan aneh2 kendati banyak orang orang
perkampungan Pek Hoa san cung yang hilir mudik disekitar sini merekapun belum tentu
bisa menduga siapakah aku sebenarnya!
Santapan kali ini dilakukan dengan sangat cepat bru saja Kiem Lan menyengkirikan
mangkok sumpit mendadak pintu ditendang orang sehingga terpentanglebar2.
Diam2 Kiem lan melongok keluar, tampak olehnya empat orang lelaki berpakaian
perlente secara beruntun telah masuk ke dalam ruangan.
Terhadap keempat orang ini Siauw Ling mempunyai kenangan yang sangat nyata di
dalam hatinya. Karena sewaktu berada digunung Butong san tempo dulupun ia pernah
berjumpa dengan mereka.
Keempat orang ini buka lain Kanglam Sukongcu.
Lima tahun tak pernah ketmu, tak disangka dandanan mereka inipun masih seperti sedia
kala perlente dan mewah.
Siauw Ling memperhatikan sejenak wajah keempat orang itu kemudian bisiknya pada
diri Kiem Lan
Mari kita menyingkir kesamping.
Mereka berdua cepat-cepat meningkir kesamping.
Dengan langkah lebar dan gaya yang di-buat2 Kanglam Su Kongcu melangkah masuk ke
dalam ruangan dan langsung menuju keruang tamu, orang yang berjalan terlebih dulu

dengan nada keras kembali berteriak, Eeeeei . adakah orang disini? perut kami empat
bersaudara sangat lapar dapatkah kami minta sedikit makanan dan air untuk melepaskan
dahaga
Sewaktu tidak mendapat jawaban orang yang kedua dengan gusar segera membentak,
Rumah ini disapu sangat bersih tidak mirip sebagai rumahtak berpenghuni kalau kalian
bersembunyi terus tidak berani keluar dan menimbulkan rasa gusar kami bersaudara
Hmmmm! akan kubakar rumah ini hingga musnah.
Kiem Lan yang bersembunyii di dalam ruangan kontan mengerutkan alisnya kepada sang
pemuda bisiknya lirih, Jangan biarkan mereka bakar rumah ini sungguh2 budak harus
keluar melayani mereka.
Siauw Ling termenung sejenak lalu mengangguk.
Kau harus ber hati2
Lima tahun berselang walaupun perjumpaannya dneganKang Lam Su Kongcu hanya
sebentar tetapi mempunyai perasaan bahwa keempat orang ini bukan manusia baik2.
Bagaimanakah watak mereka iapun kurang jelas.
Budak bisa ber hati2 sahut Kiem Lan sambil mengangguk dengan langkah lambat2 ia
munculkan diri keluar.
Waktu itu Kang lam su Kongcu sedang siap melakukan penggeledahan, mendadak
melihat munculnya Kiem Lan dari balik dinding mereka jadi melongo.
Orang yang berada di paling depan segera tertawa terbahak-bahak.
Ooouw . sungguh cantik nona ini.
Orang tengah segera menyambung lantang, Ditengah gurun lahir kuda jempolan didesa
terpencil muncul putri cantik ternyata pepatah kuno ini sangat tepat sekali.
Tapi ucapan mereka segera ditimbrung oleh Loo toa mereka, Jangan sembarangan bicara
.
Sembari menjura ia segera memperkenalkan diri.
Cayhe adalah So Segulung angin Thio Ping
Cayhe si Racun Lima Bunga Ong Kiam,
Cayhe si Enam Bulan salju Lie Poo
Dan orang yang terakhir segera menjura penuh hormat.

Cayhe si Rembulan ditengah telaga Cau Kuang ucapan yang kurang sopan tadi harap
nona suka memaafkan.
Kiem Lan sendiripun tidak tahu sikap sopan keempat orang ini sengaja diperlihatkan atau
memang mereka berwatak demikian buru-buru dia memberi hormat.
Saudara berempat silahkan duduk!
Terdengar Si Racun Lima Bunga tertawa ter bahak2 ujarnya memecahkan kesunyian,
Ditempat yang sunyidan terpencil seperti ini hanya berdiam kau seorang apakah kau tidak
takut?
Aku tinggal ber sama2 engkohku.
Oooouw . kiranya ada engkohmu yang menemani ujar Ong Kiam.
Lalu dimanakah saudaramu itu, sambung si Enam Bunga Salju Lie Poo
Engkohku sedang pergi keluar.
Kalau begitu dirumah tinggal nona seorang? ujar Rembulan Ditengah Telaga Cau Kang
sambil nyengir kuda.
Ketika Kiem Lan mendengar ucapan keempat orang itu ada maksud merendahkan dirinya
muncullah hawa gusar di dalam hati sahutnya dingin, Siang nanti engkohku akan kembali
kerumah.
Entah nona punya berapa engkoh lagi tanya si segulung angin Thio Ping lagi.
Seorang.
Haaaa . haaa . haaa kalau kita bunuh dirinya lebih dahulu kemudian mengikat dirimu
sebagai adik angkat bukankah engkohmu jadi empat orang?
Alis Kiem Lan melentik ia siap mengumbar hawa amarah tapi dengan paksa ditahannya
hawa amarah tersebut ujarnya ketus
Kalian berempat harap tunggu sebentar disini biarlah aku masakkan air buat cuwi
sekalian.
Habis bicara ia putar badan menuju keluar.
Mendadak si Racun Lima bunga merentangkan lengannya menghalangi perjalanan Kiem
Lan ujarnya menyengir
Kami bersaudara ingin minum sedikit arak tentu ada bukan?

Biar aku pergi mencari sahut Kiem Lan setelah termenung sebentar
Ong Kiam menarik kembali tangannya yang direntangkan mengambil kesempatan itu
tangannya meraba gadis tersebut.
Sejak kecil Kiem Lan dibesarkan dalam keadaan penuh bahaya ia sudah dilatih
menunggu sabar karenanya walaupun dipermainkan untuk sesaat ia bisa menahan diri
Terdengar Ong Kiam tertawa ter bahak2
Loo toa nona secantik ini dengan badan sehalus kapas aku tidak percaya kalau ia
dibesarkan dalam gubuk ini.
Tidak salah jawab si Enam Bulan Salju Lie Po sambil mengangguk tiada hentinya. Kaum
petani walaupun banyak uang merekapun tak akan mapu membuatkan celana dari bahan
sutera yang mahal.
endadak sirembulan ditengah telaga Cau Kuang menggerakkan sepasang pundaknya
menerjang maju kedepan. Tangannya menyambar pundak Kiem Lan sebelah belakang
Tanpa berpaling lagi Kiem Lan enjotkan badannya melayang keluar dari ruangan
tersebut.
Melihat gadis itu melayang keluar Cau Kuang terawa terbahak bahak.
Sungguh cepat gerakanmu inilah yang dinamakan tidak digebuk tidak mengaku
Badannya segera melayang melakukan pengejaran tangan kanan menyambar pergelangan
kanan Kiem Lan dengan jurus Kiem Liong Than Cau atau naga emas unjuk cakar
Dalam keadaan semacam ini sekalipun Kiem Lan bermaksud menyembunyikan ilmu
silatnyapun percuma, terpaksa ia putar badan melancarkan serangan balasan dengan jurus
Lan Kiang Cia To atau menghadang sungai jatuh terpelanting.
aaaai . tidak kusangka kau mempunyai gerakan selincah dan segesit ini. kata Cau
Kuang sambil menghela napas panjang.
Sepasang telapaknya segera digerakkan melancarkan serangan berantai.
Kiem Lan goyangkan tangan balas menyerang, suatu pertarungan sengitpun segera
berkobar.
si rembulan ditengah telaga Cau Kuang mengeluarkan ilmu Jien Nah Hoat atau ilmu
menangkap yang hebat ber turut2 puluhan jurus merupakan serangan2 tangkisan terhadap
datangnya hajaran Kiem Lan ketika itulah ia baru menyadari sudah berjumpa dengan

musuh tangguh rasa memandang rendah terhadap pihak musuhnya tersapu lenyap dari
benak dengan pusatkan semua perhatian ia melayani gadis itu.
Melihat saudaranya tidak bisa memenangkan pertempuran itu, si Enam Bulan Salju Lie
Poo dengan cepat meloncat keluar dari dalam ruangan.
Jangan takut aku bantu dirimu teriaknya keras
Dari sisi badan ia mengirim sebuah jotosan gencar.
Kiem Lan yang harus melayani Cau Kuang seorang masih bisa bertahan tapi setelah ikut
serta nya Lie Poo ke dalam kalangan, situasi seketika berubah seratus delapan puluh
derajat. Ia dibikin kalang kabut dan mulai tidak kuat menahan diri.
Siauw Ling yang bersembunyi dibalik ruangan keitka melihat Kiem Lan mulai tidak kuat
menahan tekanan2 lawan ia segera menyadari kalau saat ini dirinya tidak keluar maka
kalau tidak terluka Kiem Lan akan kena ditangkap musuh tubuh nya segera bergerak siap
meloncat keluar dari balik ruangan.
Mendadak pada saat yang bersamaan dari luar gubuk terdegnar suara tertawa dingin
seseorang berkumandang masuk, Heee heee dua orang lelaki sejati mengerubuti seorang
anak gadis apakah kalian tidak takut ditertawakan orang?
Bersamaan dengan suara bentakan tersebut dari luar pagar melayang datang seorang
lelaki kurus kering berjubah biru dan memakai topi yang hampir menutupi separuh
wajahnya.
Gerakan tubuh orang itu sangat cepat bersamaan dengan habisnya ia berbicara badanpun
sudah tiba disisi Kiem lan sambil menangkis datangya serangan Cau Kuang.
Lie Poo Cau Kuang smaa2 menarik kembali serangannya sambil berpaling ke arahlelaki
kurus yang barusan datang itu. Kemudian ujarnya dingin.
Aku kira siapa yang telah datang. tidak tahunya kau Tiong Cho Siang Ku
Hmm! selamanya Sang Pat dan Tu Kioe berjalan bagaikan pit dengan tangan. setelah kau
datang tentunya Sang Pat ada disekitar sini bukan.
Orang yang barusan datang bukan lain adalah Si Pit Besi berwajah dingin Tu Kioe salah
satu dari tiong Co Siangku.
Terdengarlah ia menyahut dengan nada yang dingin bagaikan es.
Untuk menghadapi kalian Kanglam Su Kongcu aku Tu Lo-jie seorang sudah cukup untuk
membereskan kalian!

Sisegulung angin Thio Ping dengan cepat meloncat keluar sambungnya, Kami kakak
beradik belum pernah mengikat tali permusuhan dnegan kalian Tiong Cho Siangku entah
apa maksud Taheng dengan mencampuri urusan kami empat bersaudara?
Sangat gampang sekali, cayhe merasa tidak puas dengan perbuatan kalian menganiayai
gadis?
Hmmm! kagum. kagum. pikir Siauw Ling dalam hati. Walaupun dimanapun juga Tiong
Cho Siangku mengutamakan perdagang mencari untung tapi setiap kali menumpai hal2
yang tidak patut mereka masih mempunyai semangat semangat seorang pendekar.
Terdengar sisegulung angin Thio Ping tertawa hambar.
Kalian Tiong CHo Siangku suka harta sedang kami empat bersaudara suka perempuan.
masing-masing mempunyai kegemaran ersendiri siapapun tidak pernah membicarakan
tentang hal2 kegagahan kependekaran maupun keadaan.
Menurut pepatah kuno seorang lelaki sejati suka harta itu sudah lumrah tukas si Pit Besi
berwajah dengan suar aketus. Selama hidup kami bersaudara mencari untung dengan
kepandaian dan kejujuran belum pernah menipu atau merugikan orang lain barang satu
kalipun mana bisa dibandingkan dengan kalian Kang Lam Su Kongcu yang bisanya bikin
keonaran.
Ooouw kalau begitu kalian Tiong Cho Siang Ku bleh terhitung seorang enghiong yang
mengutamakan keadilan. Kagum!kagum.
Hmm! atau paling sedikit kami bersaudara bukan terhitung bajingan keparat yang pandai
memperkosa perempuan.
sepasang mata si Racun Lima Bunga celingukan kekanan kekiri sewaktu dilihatnya Sang
Pat belum muncul juga dengan suara berat segera ujarnya kepada Thio Ping.
Loo-toa kalau kedatangannya memang bermaksud cari gara2 lebih baik kita tak usah
banyak bicara lagi mari kita kurung dia dengan barisan pedang yang kita latih selama ini!
Sebelum Thio Ping menjawab Tu Kioe sudah berebut berkata, Bagussekali bagus sekali!
cayhe bisa minta petunjuk ilmu sakti dari Kang Lam su Kongcu benar2 patut merasa
bangga mari . mari . kalian berempat silahkan mulai turun tangan.
Si Segulung Angin Thio Ping adalah pemimpin dari Kanglam su Kongcu di dalam
keempat orang itu imannyapun paling kuat, ia tahu selamanya Tiong Cho Siang Ku tidak
pernah berpisah dimana ada Tu Kioe disitu tentu ada Sang Pat, maka dari itu walaupun
saat ini hanya hadir Tu Kioe seorang hatinya belum juga merasa lega. Karenanya ia ragu2
untuk turun tangan.

Sejenak Kanglam Su Kongcu menderita kekalahan total digunung Butong san lima tahun
berselang watak sombong dari mereka berempat sudah jauh berkurang perasaan
memandang rendah orangpun ikutmusnah dari pikiran mereka.
Sebelum menderita kekalahan mereka hanya menghabiskan waktu dengan berpesiar
kesana kemari, cari perempuan, minum dan makan tiada hentinya, tapi setelah mendapat
kalah keempat orang itu mulai berlatih dengan rajin.
Mereka ber sama2 menciptakan sebuah barisan pedang yang kuat untuk menghadapi
musuh setelah lima tahun berlatih keras dan barisannya mencapai kesempurnaan mereka
baru muncul kembali kedunia persilatan.

10
Pertama kali mereka berempat muncul dalam dunia persilatan pelbagai berita yang
menggemparkan sempat mereka tangkap
Pertama adalah munculnya seorang pendekar muda yang sangat menggemparkan seluruh
dunia persilatan mereka dengar orang itu She Siauw bernama Ling. Kedua adalah
munculnya Si Bayangan Berdarah Jen Bok Hong setelah lenyap kabar berita selama
puluhan tahun.
dan ketiga ialah menggabungnya Siauw Ling ke perkampungan Pek Hoa San cung jadi
konconya Jen Bok Hong.
Kabar berita itu sudah tersebar luas dan hampir merata keseluruh dunia persilatan.
Munculnya Kanglam Su Kongcu tempo dulu agak terlambat waktu itu Jen Bok Hong
sudah mengundurkan diri dari apa yang mereka ketahuipun hanyalah cerita2 yang masih
tersebar dalam Bulim.
Berita inilah yang memancing rasa ingin tahu dari keempat orang ini sehingga mereka
buru-buru berangkat kekota Koei Cho.
Disepanjang jalan mereka menemukan banyak jago Bulim yang berangkat kesatu arah
yang sama mereka main yakin kalau di dalam dunia persilatan bakal lahir sebuah
pergolakan yang maha dahsyat.
Setibanya dikota Koei Cho sedikitpun tidak salah mereka menemukan banyak jago-jago
lihay berkumpul disana.
Karena menjumpai begitu banyak jago-jago lihay sepanjang jalan Kanglam Su Kongcu
tidak berani bersikap terlalu sombong apalagi nama Tiong Cho Siangku pun sudah

tersohor sejak puluhan tahun berselang maka mereka tidak ingin melibatkan diri dalam
satu pertarungan yang tak berguna.
Terdengar si Pit besi berwajah dingin tertawa terbahak-bahak.
Bagaimana? apakah kalian berempat tidak mau turun tangan? ataukah ingin aku orang
she Tu mengundang dulu satu per satu?
Tangan kanan berkelebat meloloskan pedangnya dari sarung kemudian mengirim sebuah
tusukan mengancam dada orang she Tu itu.
Mendadak badan Tu Kioe berputar menghindarkan diri dari datangnya serangan Ong
Kiam ini dimana sepasang telapak berkelebat kedua macam senjatanya sudah dicabut
kelur.
Tangan kiri mencekal gelang perak sedang tangan kanan mencekal sebuah pit besi.
Ketika si Enam bulan salju Lie Poo melihat situasi sudah berubah iapun terpaksa ikut
turun tangan ujarnya, Saudara2 sekalian kalau dia ada maksud minta pelajaran dari kita
baiklah kita keluarkan barisan pedang baru kita agar ia bisa melek sepasang matanya.
Melihat pertarungan sudah berlangsung Thio Ping pun tahu ikatan dengan tak akan
terlepas lagi.
Ia segera mengambil keputusan untuk melukai dulu Tu Kioe di dalam kerubutan mereka
sampai waktunya kendati Sang Pat datangpun percuma saja bahkan mungkin sekali
mereka dapat melenyapkan kedua orang ini sekaligus.
Karena berpikir demikian sang pedangpun digerakkan membuka barisan pedang mereka.
Empat orang berpencar dari empat penjuru yang berbeda menyerang diri Tu Kioe rapat2.
Tu Kioe dengan tangan kiri mencekal gelang perak, tangan kanan mencekal senjata pit
besi melancarkan serangan secara berpisah menahan datangnya serangan Kanglam Su
Kongcu dari empat arah yang berlainan.
Perputaran barisan pedang Kang lam Su Kongcu makin lama semakin cepat dalam
sekejap mata mereka berempat sudah melancarkan dua puluh tusukan lebih.
seketika itu juga cahaya berkilauan hawa pedang membumbung tinggi memenuhi
angkasa.
Tu Kioe yang menganggap ilmu silatnya tinggi pada mulanya tidak pandang keempat
orang itu dalam hati tapi setelah bergebrak beberapa saat ia baru merasa bahwa dirinya
telah menjumpai musuh tangguh!

Kanglam Su Kongcu yang ditemuinya saat ini bukan termasuk jago-jago kasaran seperti
tempo dulu lagi, posisinya dengan cepat diubah, dari menyerang ia pilih jadi kedudukan
bertahan.
Pit besi serta gelang peraknya dengan menciptakan selapis cahaya tajam melindungi
sekeliling badan dan menangkis datangnya babatan2 gencar pihak musuh.
Setelah melakukan pertarungan sebanyak tigapuluh jurus. Kanglam Su Kongcu belum
juga berhasil memaksa musuh menyerah kalah mereka pun mulai terkesiap pikirnya,
Nama besar Tiong Cho Siang Ku ternyata bukan nama kosong belaka, kalau bergebrak
macam begini terus menerus kendati dua puluh jurus lagi pun susah merebut
kemenangan.
Melihat lawan sangat kuat, dan mereka takut pula Sang Pat tiba pada saat yang
bersamaan Thio Ping mendadak mengubah permainan ilmu pedangnya.
Dengan cepat barisan pedang merekapun ikut berubah.
Segulung angin Thio Ping adalah otak dari barisan pedang tersebut perubahan gerakan
semuanya dipimpin oleh dirinya.
Tampak serangan2 dari Kanglam Su Kongcu makin gencar, masing-masing orang
mengirim tiga buah babatan dahsyat kedepan.
Kedua belas buah serangan ini dilakukan dengan kecepatan bagakan kilat, walaupun
serangan dilancarkan tidak sama waktunya tapi mendapatkan pertahanan yang kuat,
serangan mereka bagaikan serangan gabungan yang dilancarkan dalam waktu yang sama.
Tu Kioe tidak menyangka barisan pedang lawan ternyata sedemikian lihaynya terasa
cahaya berkilat menyerang dari empat penjuru ia mulai keteter dan merasa tidak kuat
menahan diri. Siauw Ling yang bersembunyi ditempat kegelapan melihat Tu Kiow
berada dalam keadaan bahaya dan mulai keteter sehingga tidak tahan otaknya dengan
cepat berputar pikirnya.
Kanglam Su Kongcu turun tangan secara berbareng semisalnya kau membantu Tu Kioe
secara diam2pun tidak termasuk suatu perbuatan yang kurang cemerlang . inilah
kesempatan bagiku untuk menjajal sampai dimanakah kesempurnaan ilmu menyambit
yand diajarkan Liauw San Cu kepadaku.
Karena berpikir demikian, sinar matanya segera menyapu seluruh ruangan dari ujung
dinding tiba tiba ditemuinya segentong kacang ijo.
Dengan cepat ia meraup segenggaman lalu kumpulkan tenaga dan siap melancarkan
serangan ke arah pihak lawan.

Ketika itu si Segulung angin Thio Ping sedang mengirim sebuah tusukan mengancam
dada Tu Kioe tapi baru saja lengan kanannya diangkat ke atas mendadak jalan darah Nau
Hwie-hiatnya terasa amat sakit gerakan pedangpun jadi lambat.
Ternyata serangan Siauw Ling yang pertama ini sebagai percobaan kurang sempurna
dilakukan sekalipun berhasil menghajar jalan darah Nah Hwee Hiat ditubuh Thio Ping,
tapi tenaga sambitannya kurang keras sehingga sama sekali tidak terpengaruh di dalam
permainan pedangnya.
Haruslah diketahui pertarungan para jago tidak boleh lambat barang sedikitpun juga,
karena permainan pedang ThioPing agak terlambat mengambil kesempatan itulah Tu
Kioe menerjang keluar dari kurungan.
Senjata pit besinya digerakkan menangkis perdang Thio Ping senjata gelang perak
ditangan kiri menggulung keluar dengan jurus Hong Kie Im Yong atau angin bertiup
awan berkumpul.
Triiing. triiing. pedang Ong Kiam Lie Poo serta Cau Kuang bertiga kena dihantam
kesamping sehingga barisan itu terbukalah sebuah lubang kelemahan yang besar.
Senjata Pit bergetar menotok badan Thio Ping.
Thio Ping membalikkan tangannya menciptakan selapis bunga pedang menangkis
serangan senjata dari Tu Kiow dengan jurus Kong Tio Kay Ping atau Burung Merak
Pentang Sayap.
Sedang Lie Poo serta Cau Kuang bersamaan waktunya mendesak maju lagi dari dua arah
samping.
Setelah merasakan bagaimanakah pahit getirnya dikurung barisan empat orang itu Tu
Kioe tidak membiarkan mereka berempat bergabung diri lagi.
Senjata Pit diputar menyerang ke arah Lie Poo, sedang gelang ditangan kiri menahan
babatan Cau Kuang badannya mencelat keangkasa dan melayang delapan depa keluar
dari kalangan.
Si Segulung angin Thio Ping segera tertawa terbahak bahak.
Bagaimana? bagaimana rasanya kurungan barisan pedang kami bersaudara? ejeknya.
Tidak terhitung suatu barisan yang terlalu lihay kalau barisanmu benar benar hebat
bukankah cayhe tak bisa pergi datang semuanya? Thio Ping tertawa getir.
Bagus, bagaimana kalau kita coba lagi?

Dalam hatinya ada kesusahan yang tak bisa dikatakan kalau bukan lengan kanannya
secara tiba-tiba sehingga gerakan pedangnya agak lambat mana mungkin Tu Kioe bisa
memecahkan barisan ini sedemikian gampang?
Sebaliknya di dalam hati Tu Kioe pun berpikir.
Barisan pedangn mereka walaupun tidak sampai mencabut nyawaku tapi untuk
menangkan beberapa orang ini tidak gampang kalau aku tidak setuju orang akan
menganggap aku jeri.
Untuk beberapa waktu ia merasa bingung apa yang harus dijawab pada saat ini.
Selagi ia merasa serba salah mendadak terdengar gelak tertawa bergema datang dari
tempat luaran seseorang menyambung dengan suara lantang.
Bagus sekali! kalian berempat biar kami berdua saja, jual beli ini akan kami terima.
Tanpa menoleh lagi Tu Kioe sudah tahu kalau Sang Pat telah tiba ditempat itu.
Kanglam Su Kongcu sama2 berpaling tampaklah seorang lelaki gemuk cebol dengan
memakai jubah warna hijau dan perut kembung muncul lambat2 disana.
Melihat munculnya Sang Pat di dalam hati si Segulung angin Thio Ping berseru tertahan,
Aduuh celaka kalau Tiong Cho siangku turun tangan ber-sama2 ungkin kami bersaudara
bukan tandingannya.
Diluaran segera membentak dengan nada dingin.
Hmm sudah lama kedatanganmu?
Sudahlah buat apa kau bicarakan soal itu, kedatanganku rada terlambat setindak kalau
Cuwi suka memaapkan kata Kiem Sie poa sambil tersenyum.
Hmmm bersembunyi ditempat kegelapan sambil membokong orang. inilah tindakan
seorang lelaki sejati.
Pada mulanya Sang Pat agak tertegun kemudian segera tertawa terbahak bahak.
Menggunakan tentara tiada jerinya mencari siasat sekalipun kedatanganku lebih
pagianpun tak akan kuberitahukan kepada kalian.
Selamanya Tiong cho siangku tidak pernah berpisah satu sama lainnya aku sudah
sepatutnya menduga kalau kau bersembunyi ditempat kegelapan.
Haaa . haaa justru kali ini kalian tak berhasil menebaknya.

Kanglam Su Kongcu sambung Tu Kioe ketus Anjing tidak pernah menjilat kencing
sendiri kini kalian setiap kali berjumpa dengan perempuan seperti lalat mencium bau
busuk saja Loo toa ayoh keluarkan senjatamu kita bereskan Kang Lam Su Kongcu
disamping menyelamatkan nona2 baik yang ada dikolong langit.
sang Pat teriak Thio Ping selamanya kalian berdua hanya gemar dengan harta kalau
dibandingkan dengan aku tak begitu terpaut seberapa.
Pada saat itu Kiem Lan sedah mengundurkan diri kesisi Siauw Ling bisiknya segera.
Siangkong bukankah mereka berdua adalah Tiong Cho Siang ku yang setiap saat hari
siangkong pikirkan kini mereka sudah ada didepan mata mengapa kau tidak menyapa
dirinya?
Tidak usah cemas tidak usah gugup aku mau lihat dulu bagaimana watak mereka berdua.
Sungguh besar ambisi Siangkong ini diam2 pikir Kiem Lan di dalam hati kecilnya
Bagaimana Tiang Cho Siangku kau betul2 sangat mendengarkan ucapanmu.
Terdengar Sang Pat kembali berkata
Walaupun kami dua bersaudara suka dengan harta, tapi belum pernah melukai pihak
lawan apalagi berbuat sesuatu hal yang main rampas semakin tidak pernah lagi.
Lama kelamaan si Pit besi berwajah dingin Tu Kioe tidak dapat menahan sabar lagi
sembari melancarkan sebuah serangan menusuk Thio Ping teriaknya
Loo toa, tak usah banyak bicara lagi dengan dirinya!
Dengan sebat Thio Ping berkelit kesamping pedang diayun ke atas dan Kanglam Su
Kongcu pun segera bergabung kembali.
Dalam pertarungan yang terjadi barusan walaupun mereka berempat berhasil mengurung
Tu Kioe rapat2 tapi mereka gagal melukainya kini bertambah pula dengan seorang Sang
Pat mereka makin menyadari kalau pihak musuh susah dihadapi.
Merekapun menyadari kalau mereka tidak menghadapi kedua orang ini dengan andalkan
barisan pedang seratus juruspun susah dilewatkan dengan selamat.
Kembali Sang Pat tertawa tergela.
Selama lima tahun ini aku rasa kalian berempat tentu banyak berlatih ilmu silat lihay
bukan!

Ditengah suara bentakan tangan kanannya merogoh ke dalam saku mengambil keluar sie
poa emasnya ditengah getaran tangan yang menimbulkan suara ramai terpeciklah
butiran2 cahaya tajam.
Thio Ping menggerakkan pedangnya sebagai komando, empat orang ber sama2
menyebarkan diri membentuk sebuah barisan pedang untuk membendung serangan
lawan.
Tu Kioe berebut posisi sebelah kanan teriaknya.
Keempat cucu kura2 ini berhasil melatih sebuah barisan pedang mari kita menyerang dari
kedua belah sisi sehingga membuat mereka kalang kabut tidak karuan.
endengar teriakan itu Thio Ping jadi terperanjat pikirnya, sungguh hebat Tiong Cho Siang
ku ini, bukan saja kepandaian silat sangat lihay pengalaman dalam menghadapi
musuhpun sangat luas kalau mereka berdua benar2 menyerang dari kedua belah sisi maka
kekuatan barisan ini akan banyak berkurang.
sang pat terenyum iapun segera bergeser kesebelah kiri sembari menggoyangkan sie poa
ditangan ujarnya, Pada saat ini kita masih bisa membicarakan soal harga, kalau kita sudah
mulai bergebrak berarti dagangan ini sudah diputuskan untung atau rugi kalian harus
bayar .
si Segulung angin Thio Ping ragu2 sejenak akhirnya ia menggoyangkan pedangnya
memberi tanda posisi keempat orang itupun dengan cepat berubah jadi sebuah barisan
segi empat.
Harga apa yang kau maksudkan cepat katakan.
Murah kalau kalian berempat mau menerima sebuah syaratku .
Belum habis ia berkata mendadak terdengar suara gonggongan anjing berkumandang
datang dari tempat kejauhan.
Tu Kioe sebagai oarng yang paling dekat dengan Sang Pat mengerti jelas bagaimanakah
cerdiknya orang ini kadang2 ditengah gurauannya sering diselipi dengan suatu rencana
bagus karena itu setelah mendengar dia berbicara seranganpun ditarik kembali.
Apa syaratmu itu? terdengar Thio Ping bertanya denga alis berkerut.
Pada saat itu banyak jago-jago lihay yang berkumpul disekitar kata Kioe Cho aku rasa
kalian suah tahu bukan?
Kami bersaudara bukan orang buta, suah tentu dapat kami lihat dengan jelas, teriak Ong
Kiam kasar.

Terdengar suara gonggongan anjing makin lama terdengar semakin santar jelas ada orang
yang sedang bergerak mendekati gubuk mereka.
sinar mata Sang Pat menyapu sekejab wajah Kiem Lan yang berdiri dekat jendela lalu
sambi tertawa tanyanya,
Kalian berempat pernah mendengar nama Sin Hong Pay
Sudah tentu pernah kami dengar
Tahukah kalian paycu perkumpulan Sin Hong Pay ini seorang lelaki atau perempuan?
Kami hanya pernah mendengar nama partai Sin Hong Pay berlum pernah menjumpai
paycu mereka.
Soal ini aku bisa beritahu kepada kalian. paycu dari perkumpulan Sin Hong Pang adalah
seorang gadis muda yang sangat cantik.
Apa sangkut pautnya urusan ini dengan kami berempat? tanya Thio Ping setelah
termenung sebentar.
Sudah tentu ada hubungan yang sangat erat, kalian berempat rakus dengan perempuan,
sedang kami dua bersauara gemar harta sebaliknya perkumpulan Sing Hong Pang adalah
pusat harta dan perempuan kalau kau suka bekerja sama dengan kami bukankah masingmasing pihak mendapat bagiannya seiri2.
Aaakh benar kau tentunya minta bekerja sama dengan kalian untuk menghadapi Sin
Hong Pang
si sie poa emas Sang Pat tidak bicara sebaliknya sambil membaca rumus dagangnya ia
pukul biji2 sie poa pulang pergi.
Melihat cara Sang Pat memukul pulang pergi sie poanya dengan gaya seorang Tauke
diam2 Kanglam Su Kongcu merasa geli.
Sebaliknya si Pit besi berwajah dingin mengetahui pada saat ini saudara angkatnya ini
sedang menemui hal2 yang menyusahkan hatinya.
Setiap kali ia menjumpai hal2 yang susah diputuskan maka biji sie poanya yang dipukul
pulang pergi disamping otaknya untuk mengambi keputusan diamping itu Sang Pat pun
menghitung nasib mereka dan perhitungannya sie poanya ini.
Selama pergaulannya dengan sang Pat selama beberapa tahun di dalam ingatannya bukan
saja satu dua kali ia berbuat demikian.

Setelah menghitung beberapa saat lamanya mendadak terlintas suatu perasaan heran
diwajahnya ia berpaling sekejab ke arah Kiem Lan kemudian sambil menggoyangkan biji
sie poanya ia beruit panjang.
Suara gonggongan anjing makin keras dua anjing hitam yang besar meloncat melewati
pagar dan berlari kesisi Sang Pat.
Tinggi kedua ekor anjing ini kalau berdiri melebihi tinggi seorang waluapun berbentuk
anjing tetapi secara lapat2 mempunyai wajah yang menyeramkan sembari berdiri
dibelakang Sang Pat empat buah mata menyapa tajam empat penjuru.
Selama ini Si segulung angin Thio Ping sedang menantikan jawaban dari Sang Pat siapa
sangka orang itu bagaikan lupa dengan ucapannya saja mulutnya bungkam seribu bahasa,
ia berdiri penuh keseriusan disana bagaikan sedang menunggu sesuatu.
Timbullah rasa curiga di dalam benak Kanglam Su Kongcu mereka tidak mengerti
permainan apa yang sedang disusun orang itu.
Mendadak pintu pagar didepak orang sehingga terpental dan membentang lebar2.
Segerombolan manusia berdandan aneh lambat2 munculkan diri didepan mata.
Dua orang lelaki pertama mempunyai perawakan yang kurus tinggi sepasang matanya
menyapu Tiong cho Siang Ku tiada hentinya.
Hmm! ternyata benar2 kalian musuh bebuyutan selalu saja berjumpa di mana2 tegur
orang itu dingin.
Sang Pat memandang sekejap wajah kedua orang itu setelah mengenali siapakah mereka
ia tertawa ter bahak2
Oooouw . kiranya Cuo heng serta Poei heng dua setan pembuka jalan dari Sin Hong
Pang . aku rasa Paycu kalianpun sudah datang bukan!
Kedua orang ini bukan lain adalah dua Setan pembuka jalan dari Sin Hong Paycug, si
panglima Baja Cuo Hwee serta sisukma sial Poei Heng.
Dibelakang kedua orang itu mengikuti seorang manusia aneh berjubah pendeta warna
hitam, berdandankan seorang toosu dan baju bagian dadanya bersulamkan seekor ular
kecil warna emas.
Walaupun manusia aneh itu kecil dan kurus tapi sepasang matanya memancarkan cahaya
yang menggidikkan.
Dibelakang toosu bersulamkan seekor ular emas pada bajunya mengikuti empat orang
lelaki kekar yang menyoren sebilah golok pada punggungnya.

Terdengar sipanglima Baja Cau Hwie tertawa dingin tiada hentinya.


Kau anggap paycu kami manusia macam apa, begitu gampang bisa dijumpai?
Sitoosu bersulamkan ular emas kecil itupun menyambung dengan nada dingin.
Aku adalah Kiem Coa Leng cu dibawah pimpinan Sin Hong Pay cu ada urusan
sampaikan saja kepadaku, aku akan ambil keputusan atau menyampaikan kepada pay cu
kami.
Oooouw . kalau kudengar dari nada ucapanmu agaknya kedudukanmu dalam
perkumpulan sin Hong Pang tidak rendah! seru Sang Pat sambil tertawa.
Aku adalah salah satu Sam Toa Leng cu kekuasaanku meliputi segala bidang.
Oooouw . kiranya begitu cayhe harus memberi hormat kepadamu
Kiem Coa Lengcu tertawa dingin.
Lima tahun berselang kau pernah mencari keonaran dengan partai kami
Waktu itu karena lengcu kami ada urusan maka tidak sampai menarik panjang urusan itu
aku rasa kau masih ingat bukan dengan peristiwa tempo dulu?
Haaaaaa. haaaa. haaa . kami adalah orang dagang. selamanya yang dipentingkan
adalah keuntungan dendam sakit hati tak pernah kami pikirkan jangan dikata lima tahun
berselang sekalipun tiga bulan yang lalu juga sudah kami lupakan cayhe tak ingat lagi
urusan itu!
Sekali lagi Coa Lengcu tertawa dingin.
Kau tidak ingat lagi Pengcu kami masih teringat dengan jelas maka dari itu sengaja ini
hari mengirim aku untuk menangkap kalian berdua!
Hmm! apa yang dapat kalian lakukan? dengus Tu Kioe ketus
Aku minta kalian berdua suka ikut kami menghadapi Pay cu kami!
Coba kau sebutkan harganya, selama ini cayhe tidak suka melakukan perdagangan yang
rugi kata Sang Pat sambil tertawa.
Sinar mata Kiem Coa Lengcu berkilat kepada keempat orang lelaki berbaju hitam yang
berdiri dibelakangnya ia berseru
Tangkap mereka berdua!

Keempat orang berbaju hitam itu mengiakan golok segera dicabut keluar dengan berpisah
melakukan pengepungan.
Sepasang pundak si Pit besi berwajah dingin bergoyang dengan kecepatan bagaikan kilat
dia merebut posisi yang berjarak sembilan depa dengan Sang Pat senjata Pit besi
melindungi dada gelang dipersiapkan melancarkan serangan ujarnya dingin
Senjata tak bermata kalau sampai bergebrak tentu ada yang terluka atau mati. kalau
kalian berempat tidak takut mati silahkan maju kedepan.
Jarak yang diambil kedua orang ini sangat sempurna sekali dengan demikian keempat
orang lelaki beraju hitam itu tak dapat melakukan kerja sama tapi bagi Tiong Cho
Siangku dapat saling bantu membantu.
Mendadak keempat orang lelaki berbaju hitam itupun memecahkan diri jadi dua bagian,
dua orang jadi satu rombongan secara terpisah menyerang Tiong Cho Siangku.
Melihat pertarungan sudah berlangsung si segulung angin Thio Ping menggoyangkan
pedangnya menarik barisan dan bermaksud mengundurkan diri dari kalangan.
Siapa nyana tindakannya ini justru memancing rasa curiga bagi Kiem Coa Lengcu
terdengar ia tertawa dingin dan membentak keras, Jangan biarkan mereka berempat
menggabungkan diri
Pengetahuan Kiem Coa Lengcu ini amat luar biasa dalam sekali pandang saja ia telah
dapat mengetahui kalau Kanglam Su Kongcu telah mempelajari ilmu pedang bergabung
asalkan ilmu itu bersatu padu maka kekuatannya sangat luar biasa.
Dalam pandangan Kiem Coa Lengcu gerakan pedang Thio Ping dianggap sebagai
komando untuk menggerakkan barisannya maka ia mendahului perintah orang untuk
menyerang.
Kedua setan pembuka jalan Si Panglima baja Cuo Hwie serta Si sukma sial Poei Heng
pernah menderita kekalahan total ditangan Tiang Cho Siang Ku mereka tahu kepandaian
silat kedua orang ini sangat lihay sehinga tanpa terasa mereka sudah menaruh rasa jeri
kepada mereka.
Beruntung Kiem Coa Lengcu tidak memerintahkan mereka berdua untuk menghadapi
Tiong Cho Siangku tapi orang ini tidak memandang sebelah matapun terhadap Kanglam
Su Kongcu.
Begitu mendapat perintah mereka menyahut dan segera menyerang keempat orang itu.
Pada mulanya sisegulung angin Thio Ping bermaksud hendak membawa ketika saudara
menyingkir kesamping dan berpeluk tangan menonton jalannya pertarungan tersebut

menanti Tiong Cho Siang Ku sudah sama2 lelah dalam pertarungan ini mereka tinggal
pungut hasil dari tengah.
Siapa sangka Kiem Coa Lengcu turun tangan terlebih dahulu untuk menangkap mereka
bercampa.
Kejadian ini mendatangkan rasa gusar dalam hati Kanglam Su Kongcu, Thio Ping segera
menggerakkan pedangnya meluncurkan sebuah tusukan menangkis datangnya serangan
Cuo Hwie sedang Ong Kiam Lie Poo serta Cau Kuang dengan cepat menyebarkan diri
membentuk barisan dan mengurung kedua orang itu rapat2
Seketika itu juga cahaya berkilauan memenuhi angkasa angin desiran menggidikkan hati.
Serangan2 pedang Kanglam Su Kongcu bagaikan hembusan angin taupan memaksa
kedua orang setan pembuka jalan itu tidak sempat menggerakan senjatanya.
Melihat kejadian itu Kiem Coa Lengcu mengerutkan keningnya ia tidak menyangka baru
saja turun tangan kedua setan pembuka jalan sudah kena dikurung dalam barisan pedang
lawan dan terdesak hebat sehingga berada dalam posisi yang sangat menguatirkan.
Keempat orang lelaki bersenjata golokpun telah melangsungkan pertarungan sengit
melawan Tiong Cho Siangku cahaya pedang bayang pit berkelebat dengan ramainya.
Setelah memandang sekejap suasana dikalangan Kiem Coa Lengcu segera mengetahui
bahwa pertarungan ini hari sangat tidak menguntungkan pihaknya.
Walaupun Tiong Cho Siangku harus menghadapi empat orang musuh sekaligus tapi
mereka lebih banyak menyerang dari pada bertaha. jelas posisi mereka ada diatas angin.
Keadaan kedua setan pembuka jalan semakin parah lagi, mati hidup mereka sudah berada
diujung tanduk. kalau demikian terus keduanya sebentar lagi mereka bakal menemui
ajalnya.
Menjumpai situasi seperti ini mau Kiem Coa Lengcu harus mengatasi dahulu keadaan
mereka berdua, dari pinggang ia lepaskan senjata cambuk ular emasnya. kemudian
sambil membentak keras senjatanya diayun menyerbu ke dalam barisan Su Kongcu itu.
Si Segulung angin Thio Ping menggoyangkan pedangnya menangkis cambuk itu
badannya dengan cepat menyingkir dua langkah kesamping.
Barisan pedang ini sudah membuang banyak pikiran maupun tenaga Kanglam Su Kongcu
selama banyak tahun, entah sudah berapa puluh bahkan beberapa ribu kali barisan itu
dilatih.

Sejak Pertarungan melawan Tu Kioe tadi perubahan barisan ini semakin lincah lagi
dengan mundurnya Thio Ping ke belakang Ong Kiem Lie Po serta Cau Kuang segera
memahami maksud hatinya mereka sama2 mundur ke belakang secara serempak.
Dengan demikian kalangan kepunganpun semakin luas hal ini membuat Kiem Coa
Lengcupun tak kuasa kena terseret sekalian ke dalam barisan pedang tersebut.
Mengambil kesempatan yang amat sedikit inilah Tjou Hwie serta Poei Heng meloloskan
senjata tajamnya.
Senjata Cuo Hwie adalah dua pasang gada Lang Ya pang sendan senjata Poei Heng
adalah sebuah tekeh San Bun Cang.
Kiem Coa Lengcu segera tertawa dingin
Hmm ingin sekali kujajal barisan pedang gabung ini sebetulnya mempunyai
keistimewaan apa saja.
Sembari bicara cambuk Kiem Tjoa Piannya berturut turut melancarkan empat buah
serangan secara terpisah mengancam Kanglam Su Kongcu seorang sejurus.
Cambuk Kiem Coa Pian ini dibuat amat bagus bila dipandang sepintas lalu bagaikan
seekor ular hidup.
Tangannya mencekal pada ekor ular sedang kepalanya ular menyerang musuh lidah yang
warna merah berkelebat tiada hentinya mendatangkan rasa bergidik bagi semua orang.
Kanglam Su Kongcu yang melihat bagaimana sempurnanya senjata cambuk itu diam2
merasa jeri kalau2 dari mulut ular tadi menyembur senjata rahasia mereka tidak berani
menangkis buru-buru keempat orang itu meloncat mundur ke belakang.
Dengan demikian tanpa terasa lagi kekuatan barisan pedang itupun punah sama sekali!
Kiem Coa Lengcu segera tertawa ter-bahak2
Haaaaaa . haaa tidak kusangka barisan pedang kalian berempat hanya begini saja.
Thio Ping tertawa dingin, mendadak serangan pedangnya terpental.
Dia adalah komando dari barisan pedang ini sudah tentu tiga orang lainnya harus
mengimbangi setiap gerakan yang dilakukan begitu Thio Ping menyerang ketiga orang
lainnya pun sama2 berputar keras.
Barisan pedang seketika makin menyempit.

Melihat sekelilingnya penuh dengan kelebatan cahaya pedang yang menekan makin dekat
Kiem Coa Lengcu terkesiap, cambuknya dengan cepat diputar bagaikan roda menahan
serangan pedang keempat orang itu.
Cuo Hwie dan Poei Heng sama2 menggerakkan senjatanya menyerang maju sembari
mengimbangi serangan2 dari cambuk Kiem Coa Pian dengan berbuat demikian semakin
mengecilnya lingkungan kepungan barisan Kanglam Su Kongcu bisa ditahan
Diluaran posisi Kanglam Su Kongcu lebih menguntungkan padahal hati mereka sangat
terkejut. terasa oleh keempat orang itu bahwa jurus serangan cambuk dari Kiem Coa
Leng cu amat aneh dan susah diduga sering2 ia menggunakan waktu yang singkat untuk
melancarkan sebuah serangan ketengah kalangan sehingga membuat barisan mengalami
perubahan besar.
Dalam pertarungan ini masing-masing pihak sama2 menderita, sama2 payah siapapun
tidak berani memperlihatkan sikap gegabah.
Ditengah berlangsungnya pertarungan sengit mendadak suara jeritan ngeri berkumandang
memenuhi angkasa seorang diantara pengepung Si Pit besi berwajah dingin kena ditusuk
pundak kanannya sehingga darah segar bercucuran, senjata terlepas dari genggaman.
Sisanya yang tinggal seorang kini melangsungkan pertarungan yang sengit melawan Tu
Kioe ia kena dibungkus oleh serangan2 keji lawan sehingga kalang kabut dan keteter
hebat.
Kiem Coa Lengcu tidak menyangka kepandaian mush rata2 hebat. melihat seorang anak
buahnya terluka ia hanya merasa cemas saja tanpa berhasil turun tangan menolong.
Terdengar Sang Pat pun tertawa ter bahak2
ayoh! berbaring!
Dua orang lelaki berbaju hitam yang mengerubuti dirinya sangat penurut sekali, mereka
lepaskan senjatanya dan roboh terjengkang ke atas tanah.
Kiranya Sang Pat yang melihat pertarungan tidak juga selesai serangannya makin
diperketat, ditengah gelak tertawanya yang keras berturut ia menotok jalan darah kedua
orang itu.
Kaupun berbaringlah! seru Tu Kioe pula ketus.
Gelang peraknya menguji golok lawan, sedang kakinya mengirim sebuah tendangan
menghajar lutut kiri orang itu.
Braaak . badannya kena disepak sampat mencelat sejauh delapan depa dan
menggeletak tak berkutik lagi diatas tanah.

Sang Pat segera goyangkan sie poa emasnya memancarkan cahaya keemas emasan,
sambil tertawa teriaknya
Saudara berempat perlu Siauw te bantu kalian?
Tidak perlu! dengus Thio Ping dingin
Pedang diputar ia menyerang semakin gencar lagi.
Setlah dilihatnya Tiong Cho Siang Ku berhasil merobohkan empat orang musuhnya
dengn mudah sedang mereka berempat tidak dapat menangkan musuh yang cuma tiga,
hatinya jadi malu bercampur gusar karena itu serangannya makin diperhebat.
Dengan menempuh bahaya ia babat tubuh Kiem Coa Lengcu tajam2 melihat serangan itu
Kiem Coa Lengcu terkesiap ia tidak sempat melancarkan serangan untuk menangkis lagi
datangnya serangan yang penuh menanggung resiko ini.
Dalam keadaan gugup dengan cepat badannya berkelit kesamping.
Dengan tidak mudah Thio Ping mencari kesempatan ini sudah tentu ia tak mau
melepaskanbegitu saja pergelangan kanan ditekan ujung pedang menyambar lewat
bagaikan kilat merobek lengan kanan Kiem Coa Lengcu.
Sreeeeeet muncullah sebuah luka panjang ditangan orang itu darah segar muncrat
berceceran.
Kiem Coa Lengcu mendengus dingin pergelangan kanan ditekuk cambuknya ditarik
kembali ke belakang lalu melancarkan sebuah serangan balasan ke arah Thio Ping.
Melihat serangannya mencapai sasaran saking bangganya ia tertawa ter-bahak2
Pepatah berkata mau menumpas kawanan perampok harus menangkap pemimpinnya
dahulu kalau sejak tadi kita bereskan Kiem Coa Lengcu maka kalian berduapun tak perlu
terlalu lama bergebrak melawan keempat orang lelaki tersebut.
Maksud dari ucapannya sangat jelas tidak usah diragukan ia berkata bahwa Tiong Cho
Siang Ku walaupun brhasil melukai empat orang merupakan prajurit2 tak bernama semua
kalau bisa mengalahkan Kiem Coa Lengcu inilah yang dinamakan jago,
Tak usah kau kuatir, pedang disilang menangkis datangnya serangan cambuk lawan.
Traaang . ujung pedang bentrok dengan cambuk tersebut menimbulkan suara yang
nyaring tiba cambuk tadi mematah jadi dua bagian mentok batok kepala Thio Ping.
Kejadian ini ada diluar dugaan semua orang dalam keadaan terperanjat Thio Ping segera
berkelit kesamping kiri

Cambuk Kiem Coa Pian melanjutkan gerakannya menotok lengan kanan Thio Ping
Ong Kiem, Lie Poo yang melihat saudaranya terancam sama2 bergerak maju, sepasang
pedang menyerang dari sisi kiri dan kanan mengancam iga Kiem Coa Lengcu
Cuo Hwie, Poei Heng pun tak mau ambil diam mereka gerakan senjata menahan
datangnya serangan pedang kedua orang itu.
Kanglam Su Kongcu yang melihat Thio Ping terluka hati mereka sangat cemas karena
berniat turun tangan menolong saudaranya barisan pedang pun kacau balau tak karuan.
Mendadak Kiem Coa Lengcu menjatuhkan badannya kedepan meloloskan diri atas
datangnya serangan babatan Cau Kuang dari arah belakang cambuk Kiem Coa Pian
diputar balik mengancam lambung orang she Cau itu.
Melihat datangnua ancam Cau Kuang menekan pedangnya kebawah mengunci serangan
cambuk di tengah udara
Siapa nyana sewaktu cambuk tersebut membentuk pedang Cau Kuang serangannya
berputar arah dan mengancam dari arah samping menemui kejadian seperti itu ia jadi
terperanjat.
Tak kuasa lagi lutut kirinya termakan oleh sambaran ujung cambuk tersebut.
Ong Kiem Lie Poo buru-buru menggerakkan pedangnya menyerang dari dua belah sisi
kiri dan kanan.
Kakak berdua harap ber-hati2 teriak si Rembulan ditengah telaga keras2 senjatanya bisa
berputar putar.
Kiem Coa Lengcu tertawa dingin mendadak dia mundur tiga langkah ke belakang
menghindarkan diri dari datangnya serangan gabungan pihak lawan.
Merasa serangannya mencapai sasaran yang kosong Ong Kiem serta Lie Poo menarik
kembali serangannya mereka tidak mengejar lagi sebaliknya bersiap siap menanti
serangan musuh selanjutnya
Kiranya dimana Kiem Coa Lengcu mundur tepat berada dihadapan si Segulung angin
Thio Ping sedang orang she Thio ini mempunyai kepandaian silat paling tinggi diantara
keempat orang itu asalkan dia melancarkan seraangan dengan cepat maka Kiem Coa
Lengcu terpaksa harus putar badan menghadapi serangan lawan. Ketika itulah mereka
berdua melancarkan serangan kembali mengancam punggungnya agar ia menjadi
kelabakan setengah mati.

Per-lahan-lahan Thio Ping angkat pedangnya ke atas tapi belum sempat dibabat keluar
mendadak tangannya mengendor dan senjata yang ada ditanganpun tergeletak jatuh ke
atas tanah
Kiem Coa Lengcu tertawa dingin tangan kirinya berputar mencengkeram pergelangan
kiri Thio Ping
Hati2 diantara cambuk Kiem Coa Piannya mengandung racun. teriak sang Pat tibatiba.
Terlihatlah oleh semua orang sabaran Kiem Coa Lengcu tidak mendatangkan perlawanan
sama sekali.
Mendadak cahaya berkilauan menyambar lewat disertai desiran tajam mengancam tubuh
Kiem coa Lengcu bersamaan itu pula Sang Pat telah menerjang kedepan sembari
menggerakkan senjata Sie Poa nya.
CAyhe akan menerima beberapa urus seranganmu! serunya.
Kiem Coa Lengcu goyangkan lengan kanan menarik kembali cambuknya ke belakang
lalu dengan cepat menotok keluar.
Tu Kioe pun menggerakkan senjata Pit serta gelang emasnya melancarkan tubrukan
menghadang kedua setan pembuka jalan.
Toako apakah lukamu sangat parah? terdengar Ong Kiam m\berseru sambil menghampiri
Toakonya Thio Ping.
Walaupun lukaku tidak begitu parah tapi daya kerja racun yang mengeram dalam
badanku sangat dahsyat, seluruh lengan kananku tak bisa digunakan lagi seluruhnya kaku
dan linu
Sute! cepat tutup seluruh jalan darahmu jangan membiarkan racun keji menyerang ke
dalam isi perutmu seru Lie Poo pula sambil membimbing diri Cau Kuang.
Sembari bergebrak melawan Kiem Coa Lengcu si sie poa Sang Pat terus menerus
memperhatikan keadaan luka dari Thio Ping.
Tampak lengan kanan orang itu semakin lama semakin lemas dan akhirnya tergantung
kebawah jelas sudah keracunan hebat hatinya kontan terkesiap pikirnya, Diatas ujung
cambuk Kiem Coa Piannya mengandung racun yang amat keji kalau kuajak bertempur
begini terus akhirnya akulah yang akan menderita rugi orang2 Sin Hong Pay kebanyakan
bukan manusia baik2 lebih baik aku turun tangandahulu untuk menguasahi mereka

Setelah berpikir begitu tanpa sungkan2 tangannya mendadak bergetar keras seketika itu
juga cahaya tajam berkelebat menyilaukan mata butiran2 sinar berkembang memenuhi
angkasa mengurung seluruh tubuh Kiem Coa Lengcu.
Kiranya butiran2 biji sie poa Sang Pat kecuali dapat digunakan sebagai senjata dapat pula
digunakan sebagai senjata rahasia.
Dalam keadaan seperti ini sekalipun kepandaian silat Kiem Coa Lengcu sangat lihay tak
urung terhajar oleh sie poa Sang Pat dalam jarak sedemikian dekatnya
Cahaya berkelebat menyilaukan mata beberapa buah jalan darah ditubuhnya tahu2 sudah
kena dihantam biji2 sie poa tadi dan tak kuasa lagi badannya roboh terjungkang ke atas
tanah.
Kedua setan pembuka jalan yang melihat anak2 buahnya bila bukan matitentu terluka,
nyalinya jadi pecah karena pikirannya permainan senjata menjadi lampat
Mengambil kesempatan itulah Tu Kioe mengirim sebuah bacokan menghantam pundak
kiri Cuo Hwie
Merasa datangnya bacokan orang she Cuo kaget buruw pundaknya ditarik untuk berkelit
Siapa nyana mengambil kesepatan itulah Tu Kioe melancarkan sebuah tendangan
menghajar lutut orang itu
Sipanglima baja mendengus berat badannya terpental sejauh enam tujuh depa dan
menggeletak tak berkutik
Sepasang pundak Pat bergerak cepat bagaikan kilat ia menerjang kemuka memrseni
sebuah hantaman ke atas punggung si sukma sial
Badan Poei Heng ter hoyong2 dan akhirnya roboh tak berkuti
Setelah membereskan mush2nya Sang Pat memungut kembali biji2 sie poanya dari atas
tanah karena biji sie poa itu memancarkan sinar berkilauan tidak sulit baginya untuk
mengumpulkan kembali benda benda itu tanpa kekurangan sebijipun
Ketika itu racun yang mengeram dalam tubuh Thio Ping serta Cau Kuang sudah mulai
bekerja disekitar mulut luka penuh dipolesi dengan darah warna hitam pekat bagaikan
tinta bak
Sambil gerakan pedangnya Ong Kiem meloncat kehadapan Kiem Coa Lengcu ujung
pedang ditempelkan ke atas leher orang itu sambil mengancam, dimana kau simpan obat
pemunah itu? ayoh cepat jawab
Walaupun beberapa buah jalan darahnya kena terhajar oleh biji2 sie-poa Sang Pat tapi
pikiran Kiem Coa Lengcu masih sadar dia segera tertawa dingin

Racun keji yang ada diujung cambuk Kiem Coa Pian milik cayhe itu merupakan
campuran berbagai macam racun yang keji siapa saja yang termakan hajaran cambukku
itu seluruh kulit badannya akan berkerut dan akhirnya mati
Hmm sebelum racun mereka mulai bekerja akan kubunuh kau dalam tusukan pedangku
sesudah diriku kena ditawan soal mati hidup buat aku bukan suatu persoalan lagi
sungguh enak sekali ucapanmu kau anggao aku sudi menusuk dirimu dalam sekali
tusukan saja? aku hendak mengiris setiap lembar badanmu agar kau mati dengan per
lahan-lahan
Pedang panjang berkelebat lewat ia babat kulit diatas leher Kiem Coa Lengcu sehingga
robek dan darah segar mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.
Kiem Coa Lengcu yang menjumpai keadaan seperti ini hati kecilnya sadar bila
kesempatan baginya untuk hidup sudah habis, sepasang mata segera dipejamkan dan
tidak ambil gubris lagi terhadap mereka, Tiba-tiba Lie Poo meloncat bangun ia sambar
senjata cambuk Kiem Coa Pian itu dan serunya
Kalau benar cambuk ini beracun mari kitapun gunakan cambuk ini untuk melukai dirinya
Mendengar ancaman itu Kiem Coa Lengcu jadi sangat terperanjat serunya gugup
Tahan!!
Waktu itu Lie Poo sudah angkat cambuk Kiem Coa Pian ke atas siap dihantamkan
kebadan iem Coa Lengcu mendengar teriak itu ia segera tertawa dingin
Kami Kanglam Su Kongcu selamanya akan berbuat seperti apa yang diucapkan, kalau
kau tidak mau menyerahkan obat pemunahnya kami akan cabut jiwamu sedang kalau kau
suka memberikan obat pemunah tersebut kami bersaudara tanggung akan lepaskan dirimu
dalam keadaan hidup2.
Haaaa . haaaa . haaa . saudara apakah kalian tidak merasa perkataanmu itu sedikit
keterlaluan? seru Sang Pat tiba-tiba sambil tertawa tergelak
Maksud Sang heng? tanya Ong Kiam sambil berpaling
Orang itu berhasil cayhe tawan aku rasa kalian bisa meilhat peristiwa ini dengan mata
kepala sendiri bukan? sekalipun saat ini kamu semua ada maksud hendak melepaskan
dirinya seharusnya kamu minta ijin dulu dari mulutku!
Dan sekarang Sang heng sudah tahu entah dapatkah mengijinkan permintaan kami ini?

Kami berdua adalah kaum pedagang dimanapun juga yang dipentingkan adalah
keuntungan kalau suruh siauwte menyanggupi permintaanmu itu tanpa peroleh hasil
sebetulnya hati kami tidak rela.
Sang Heng kalau mau bicara katakan terus terang berapa yang kalian inginkan?
Mendadak Sang Pat menggerakkan badan menerjang dihadapan Kiem Coa Lengcu sekali
sambar ia membawa oran gitu mundur lima depa ke belakang
Ong Kiem serta Lii Poo tidak menyangka ia bisa berbuat demikian ketika menyadari
akan hal tersebut waktu sudah terlambat
Tu Kioe dengan sebat menghadang jalan pergi Ong Kiem serta Lii Poo serunya, Lebih
baik kalian berdua jangan sembarangan bergebrak sehingga tidak semua orang merasa
tidak enak
Karena didahului oleh Tiang Cho ku dan mengingat kekuatan mereka tidak memadahi
maka baik Ong Kiam maupun Lii Poo sama2 membungkam
Waktu itu Sang Pat telah meletakkan Kiem Coa Leng cu ke atas tanah
Dimana kau simpan obat pemunah tersebut?
Obet pemunah tersebut berada ditangan Pay cu kalau saudara ingin mendapatkan obat
tersebut terpaksa kita harus menghadap sendiri dengan paycu kami
Haaaaa . haaaaaa . haaa aku tak akan percaya terhadap omonganmu
Jalan darah cayhe tertotok dalam keadaan seperti ini aku tak berkekuatan untuk
mengadakan perlawanan kalau kau tak percaya silahkan memeriksa seluruh tubuhku
Hmmm! kalau ia tak mau bicara lebih baik kita menggunakan cara yang sama melukai
dirinya seru Tu Kioe menyela dari samping, Sang Pat mengalihkan sinar matanya ke arah
Kiem Coa Lengcu lalu sambil tertawa ujarnya, Kalau kau menolak arak kehormatan dan
lebih suka arak hukuman jangan salahkan aku akan turun tangan keji terhadap dirimu
Dengan cepat ia sambar cambuk Kiem Coa Pian dan menotok ke arah pergelangan kiri
orang itu
Kiem Coa Lengcu jadi amat cemas buru buru teriaknya
Kalau dalam dua jam kalian tak berhasil mendapatkan obat pemunah kedua orang
kawanmu tak tertolong lai
Hmm atau paling sedikit ada orang yang mengiringi kematian mereka sambung Tu Kioe

Bibir Kiem Coa Lengcu bergerak tapi dia batalkan kembali waktunya untuk berbicara
sepasang mata lambat2 dipejamkan
Ong Kiem, Lie Poo sama2 menengok dilihatnya ssaudara mereka Thio Ping serta Cau
Kuang sedang kerahkan tenaga lweekang mereka untuk daya kerjanya racun yang
mengeram dalam tubuh mereka dari air mukanya dapat dilihat bagaimana menderitanya
kedua orang itu pada saat ini jelas makin lama daya kerja racun itu makin ganas sehingga
mereka mulai kelihatan tidak tahan
Mendadak Ong Kiem miring kesamping dengan gerakan secepat kilat meloncat melewati
Tu Kioe langsung menusuk dada Kiem coa Lengcu yang menggeletak diatas tanah
Sang Pat ternyata sangat waspada kakinyapun melancarkansebuah tendangan mengancam
lengan orang itu sedang sie poa emasnya didorong kedepan menangkis datangnya
tusukan pedang
Serangan memaksa Ong Kiem terdesak mundur lima depa ke belakang ia segera tertawa
dingin
Justru dia memang bermaksud ingin mati kalau kau tusuk dadanya bukankah apa yang ia
harapkan kau penuhi?
Obat pemunah itu tak ada disakunya apa gunanya kita tinggalkan ia tetap hidu? aku mau
menjagal dirinya kemudian menghancurkan badan bangsat keparat ini sehingga rasa
dendam dalam hatiku bisa dilenyapkan
Oooouw . kaupun percaya seseorang yang membawa senjata berbisa tiak sekalian
menggembol obat pemunah dalam saku?
Ong Kiam tertegun mendengar teguran tersebut
Jiwanya sudah berada diujung tanduk mungkin ia masih berbohong kepada kita
Kalau ia diganti dengan kau Ong heng sukakah kau orang berterus terang?
Ong Kiam mendehem ia telah kembali ucapan yang semula hendak diutarakan keluar
Kalau racun yang mengeram ditubuh saudara kalian sesuai dengan apa yang diucapkan
Kiem Coa Lengcu ia tak akan membiarkan dirinya keracunan terlebih dahulu kau tunggu
saja hasilnya kata Sang Pat
Dua orang saudara cayhe terluka lebih dahulu ditangannya bukankah racun yang
mengeram dalam tubuhnya akan kambuh terlebih dulu

Aku menggunakan lidah ular cambuk itu untuk melukai urat nadi tangan kirinya. kalau
racun itu meyebar mengikuti aliran darah maka daya kerja racun itu akan mulai
menunjukkan kehebatannya jauh lebih pagi dari kedua orang saudaramu
Mendengar ucapan itu mendadak Kiem Coa Lengcu membuka sepasang matanya dan
melototi wajah Sang Pat tajam2
Kalau aku beritahukan dimana obat pemunah itu aku simpan, kau hendak bereskan diriku
secara bagaimana?
Sembari memukul biji sie poanya pulang pergi ujar Sang Pat tenang
Dipihak kami ada dua orang yang terluka sedang dipihakmu seorang mati enam orang
terluka tidak terhitung yang mati akan kami lepaskan dua orang diantara kalian
Siapa kedua orang itu?
Kecuali kau masih ada lima orang kau boleh pilih dua orang diantara mereka
Mengapa tidak termasuk juga diri cayhe?
Harga saudara terlalu tinggi permintaan kitapun harus tinggi untuk membicarakan
persoalan ini aku harus berunding sendiri dengan pihak Sin Hong Pay kalian
Jadi kau berlum tahu watak2 partai kami .
Serahkan dulu obat pemunahmu kita baru bicara lagi sela Ong Kiam berteriak keras
Hmmm apa yang perlu kau kuatirkan?
Melihat keketusan orang ini Ong Kiam jadi murka sambil gerakkan pedangnya ia
membentak keras
Kujagal dirim terlebih dahulu
Aku kira kau tak bakal punya nyali untuk membinasakan diriku
tu Kioe segera goyangkan senjata pit besinya ia berkata Jangan karena urusan kecil
menjadi besar lebih baik Ong heng jangan mengubris dirinya
Ong Kiam mendengus ketus
Pada suatu hari akah kucabut jiwamu teriaknya penuh rasa dongkol
Haa . haa kau berani berbuat demikian? jengek Kiem coa Lengcu sambil tertawa
panjang

Aku menasehati kau lebih baik bungkam saja seru Sang Pat dingin Kanglam Su Kongcu
adalah jago-jago yang sudah lama berkelana dalam Bulim mereka tak akan tertipu oleh
siasatmu.
kalau kau ingin membuat mereka marah sehingga menginginkan agar mereka sekali
bacok mencabut nyawamu. Heee . heee . jangan bermimpi di siang hari bolong
Setelah ucapan ini diutarakan keluar sekalipun Ong Kiam ada maksud mencabut
jiwanyapun tak beran iberkutik lagi
Agaknya Kiem Coa Lengcu pun tahu bahwa ia tak akan berhasil membuat pihak lawan
marah lagi sehingga mereka turun tangan mencabut jiwanya terpaksa sikapnya berubah
seratus delapan puluh derajat
Aku akan beritahu kepada kalian dimana obat pemunah itu aku simpan kalian harus
menerima dahulu sebuah syaratku
Apa syaratmU? cepat katakan
Obat pemunah itu hanya cukup digunakan untuk lima orang kecuali dua orang yang
terluka itu kalian harus memberi sebutir buat cayhe
Orang ini sungguh aneh pikir Sang Pat di dalam hati. Untuk matipun dia tidak takut
ternyata begitu jeri atas kedahsyatan racun keji dari senjata cambuk Kiem Coa Piannya
racun itu tentu sangat lihay .
Hal ini sudah tentu kamipun masih membutuhkan nyawamu untuk membuat perundingan
dengan pihak Sin Hong Paycu sekalipun kau tidak berkata kamipun tak akan membiarkan
kau mati keracunan didepan mata kami!
Kiem Coa Lengcu segera menghela napas panjang
Obat pemunah itu berada diatas rambutku! ujarnya lirih
dengan sebat Ong Kiam meloncat mendekat pedangnya berkelebat membabat rambut
orang itu
Tapi dengan cepat Sang Pat suah mendorong senjata sie poanya untuk mengangkis
datangnya babatan pedang tadi, katanya dingin,
Kalau Ong heng berani berbuat gegabah lagi jangan salahkan aku dengan membawa obat
pemunah tersebut meninggalkan tempat ini.
JILID 13

Ong Kiam menyadari apabila ia bukan tandingan dari Sang Pat, kalau ia benar2
meninggalkan tempat itu sambil membawa serta obat pembunuhnya, maka sekalipun ia
berniat untuk merebutpun percuma saja.
Karena itu terpaksa ia membungkam dan tidak berani banyak bergerak lagi.
Per-lahan-lahan Sang Pat menyingkap rambut Kiem Coa Lengcu, dari sana ditemuinya
sebuah kotak hitam yang kecil tersembunyi diantara gulungan rambut, setelah kotak tadi
dibuka maka terdapatlah lima butir pil berwarnia merah tawar.
Ong Kiam sudah tak dapat menahan sabar lagi ia segera angsurkan tangannya untuk
minta beberapa butir pil tersebut, serunya cemas.
Racun yang mengeram dalam tubuh kedua orang saudara kami sudah mulai bekerja,
mereka tak bisa lama2 bertahan, harap Sang-heng suka membagikan dua butir pil buat
saudara kami!
Kita jangan terlalu percaya terhadap ucapan mereka, buat apa kau merasa cemas pada
suatu saat?
Sinar matanya dialihkan ke atas wajah KIem Coa Lengcu, sambungnya.
Benarkah pil ini? kau tidak salah ambil?
Pasti benar tak bakal salah lagi
Baik silahkan kau menelan sebutir untuk dicoba lebih dahulu!
Dengan sedikitpun tak gentar Kiem Coa Lengcu membuka mulutnya siap menanti.
Dari dalam kotak Sang Pat mengambil keluar sebutir pil merah itu, sesaat dilemparkan ke
dalam mulut Kiem Coa Lengcu mendadak niatnya berubah, kepada Tu Kioe bisiknya
Carikan seorang manusia hidup!
Air muka Kiem Coa Lengcu kontan berubah hebat, buru-buru dia melengos.
Dari antara empat orang lelaki kekar, Tu Kioe memilih salah seorang diantaranya yang
terluka agak ringan dan diseretnya kehadapan Sang Pat.
Sambil memandang ke arah Kiem Coa Leng tju, Sang Pat tertawa terbahak2.
Hahaha . kau punya lima biji obat pemunah, sekalipun kita buang sebutir rasanya
masih cukup untuk kebutuhan kita bukan?

Ia mengambil sebutir pil berwarna merah itu kemudian dimasukkan ke dalam mulut
lelaki berbaju hitam tadi.
Aaai . habislah sudah! diam2 bisik Kiem Coa Lengtju sambil menghela napas
panjang.
Tampak lelaki yang terluka ringan itu menenangkan seluruh badannya sesudah gemetar
keras ia menghembuskan napasnya yang terakhir.
Aaaah.! obat beracun! teriak si Racun Lima Bunga Ong Kiam sambil menggigit
bibir
Tidak salah obat beracun, kalau tadi kuikuti maksud Ong-heng maka yang mati saat ini
bukan oran gini melainkan dua orang dari antara empat saudara!
Dengan wajah jengah Ong Kiam menundukkan kepadanya rendah2.
Pengetahuan Sang-heng amat luas siauwte merasa tidak mampu untuk melebihinya!
Sang Pat tersenyum, sinar matanya per-lahan-lahan dialihkan ke atas wajah Kiem Coa
Leng tju ujarnya.
Dengarkan nasehatku lebih baik lenyapkan niatmu untuk bunuh diri, di dalam
pandangku jangan harap ingin masukkan sebiji pasir ke dalam kelopak mataku
Lepaskan sepatu kulit kaki kiriku! akhirnya Kiem Leng tju menyerah dan berbisik.
Tu Kioe menggerakkan senjata Pit besinya membabat robek sepatu kulit sebelah kiri dari
Kiem Tjoa Leng tju, disana ia menyentak keluar sebuah botol porselen.
Sang Pat pungut botol kumala tadi dan membuka penutupnya isi botol hanya terdiri dari
lima biji pil berwarna hitam.
Obat ini tak bakal salah lagi bukan! ujar Ong Kiam.
Tak akan salah lagi! Si sie poa emas mengeluarkan dua biji pil berwarna hitam itu dan
diberikan kepada Ong Kiam.
Siauw Ling yang selam aini bersembunyi di balik jendela serta melihat jalannya peristiwa
Bu lim dimana terlihatnya oba2 berwatak licik diam2 menjulurkan lidahnya.
Tidak kusangka dalam soal kecerdikan serta siasat licik, aku Siauw Ling masih belum
dapat menangkan mereka pikirnya dihati.
Setelah menerima kedua butir pil tadi si Racun Lima Bunga berdiri termangu2 ia masih
ragu2 atas kebenaran obat tadi.

Setelah termenung beberapa waktu akhirnya ia berkata


Sang-heng! kalau kedua butir pil ini adalah obat racun! bukankah kita akan menanggung
sesal sepanjang masa?
Hmm! kalau kau curiga lebih baik tak usah diberikan kepada saudara2mu! dengus Si
Pit besi berwajah dingin ketus.
Ong Kiam mendongak tertawa terbahak2.
Cayhe bukannya menaruh curiga terhadap kalian Tiong Cho Siang ku.
Sinar matanya perlahan-lahan dialihkan ke atas wajah Kiem Coa Lengcu lalu
sambungnya
Yang kami takutkan justru ia menggunakan siasat licik!
Aku Sang Loo-toa sudah setengah umur melakukan perjalanan didunia persilatan
selamanya pandanganku tidak pernah meleset kalau kalian percaya terhadap diri aku
Sang Loo-toa berikanlah obat itu kepada saudara2 kalian kalau tidak percaya ya apa
boleh buat
Tiong Cho Siang Ku tersohor diseluruh kolong langit tiba-tiba si segulung angin Thio
Ping berseru Jiete cepat berikan obat pemunah itu kepadaku!
Kembali Ong Kiam ragu2 sejenak akhirnya ia mendekati Thio Ping dan memberikan obat
itu kepadanya,
Thio Ping menerima sebutir tanpa memandang lagi ia telan obat tadi tidak ragu2
Toako saja tidak takut mati apakah aku harus takut? sambung Tjau Kuang, Jie=ko cepat
berikan sisanya yang sebutir untuk siauwte
Baik kami Kanglam Su Kongtju sehidup semati kalau Toako dan sute menemui sesuatu
aku serta Loo Sam pun tidak ingin hidup lebih lanjut
Ia segera mengangsurkan pil tadi kepada saudaranya, melihat hal itu diam2 Siauw Ling
merasa kagum
Walaupun Kanglam Su Kongtju jarang melakukan perbuatan baik tapi terhadap
kesetiaan mereka betul2 hebat dan patut ditiru pikirnya. Setelah Sang Pat melihat Thio
Ping maupun Tjau Kuang telah menelan pil pemunah, dari dalam botol ia mengambil
kembali sebutir dan diberikan kepada Kiem Tjoa Leng tju kemudian menotok jalan
darahnya.

Merepotkan saudara harus beristirahat beberapa hari, kami akan gunakan kau sebagai
modal untuk membuka perdagangan dengan partai Sin Hong Pay
Aaai.! maksudmu akan sia2 belaka seru Kiem Coa Leng-cu sambil menghela napas
pangjang. Pay-cu kami tak akan merasa kuatir akan keselamatan cayhe
Walaupun beberapa kali cayhe bentrok dengan partai kalian, selama ini belum pernah
barang satu kalipun mengadakan pembicaraan dengan pay-cu kalian, ia bisa mendirikan
suatu perkumpulan yang berdiri sendiri dalam Bu lim sudah boleh dikata merupakan
suatu perbuatan luar biasa, sudah tentu ia tak akan memandang terlalu tinggi akan
kematianmu
Setelah kau tahu akan hal ini, apa gunanya menahan diriku?
Yang diutamakan oleh orang2 pedagang macam kami adalah modal dan barang ujar
Sang Pat sambi tertawa. Walaupun Sin Hong Pay-cu tidak terlalu mementingkan
kematianmu tapi iapun tak bisa membuang anggotanya begitu saja, asal nilai yang
kuminta tidak terlalu besar, aku duga Sin Hong Pay-cu kalian tak akan menampik
tawaran tersebut.
Sinar matanya dialihkan ke arah Tu Kioe, lalu tambahnya, Seret Lengtju serta kedua
setan pembuka jalan dan menyembunyian disuatu tempat!
Tu Kioe mengiakan ia membopong Kiem Tjoa Lengtju dan menyeret kedua setan
pembuka jalan itu buru-buru berlalu.
Sinar mata Ong Kiam berputar setealh dilihatnya Thio Ping maupun Tjau Kuang rada
bagaikan rasa kuatir yang menindih dalam dada pun jauh berkurang, sinar matanya
segera menyapu beberapa orang lelaki berbaju hitam yang menggeletak diatas tanah
tanyanya
Bagaimana dengan orang2 ini!
Kalau lukanya terlalu parah totok saja jalan darah kematiannya kalau lukanya ringan
punahkan ilmu silat yang mereka miliki dan lepaskan mereka dari sini!
Soal ini biarlah cayhe lakukan sendiri, Sang heng tak perlu repot2!
Setelah membimbing bangun keempat orang lelaki berbaju hitam itu, iapun berlalu.
Beberapa waktu lewat dalam keadaan sunyi setelah mengatur napas beberapa saat
lamanya baik Si Segulung angin Thio Ping maupun Rembulan Ditengah Telaga Tjau
Kuang telah pulih kembali kesehatannya, mereka bersama2 bangun berdiri dan menjura
kepada Sang Pat

ujarnya, Terima kasih atas bantuan saudara, siauwte merasa amat berhutung budi!
Mendengar ucapan itu Sang Pat mendongak tertawa terbahak.
Thio-heng tak usah berterima kasih kepadaku, siauwte selamanya tidak suka melakukan
perdagangan yang rugi!
Kami empat saudara tentu akan membayar kembali modal yang telah Sang-heng
keluarkan! buru-buru Thio Ping menyahut diiringi suatu senyum.
Sinar matanya dialihkan ke arah Kiem Lan, lalu sambungnya
Sebenarnya budak ini ada kesempatan untuk melarikan diri, tapi ia tidak mau berlalu
juga, aku duga ia tentu punya rencana tertentu. Samte tangkap budak itu!
Lie Poo menyahut dan berjalan mendekati Kiem Lan, setelah mengetahui ilmu
meringankan tubuh gadis ini amat lihay ia tidak berani memandang enteng lagi pedang
segera diloloskan dan berseru.
Kau hendak turun tangan mengadakan perlawanan atau menyerah saja? .?
Eeei . kau bicara dengan siapa? tegur Kiem Lan sambil tersenyum
Dengan kau?
Nyalimu sungguh tidak kecil!
Lie Poo menggerakkan pedangnya menusuk kedepan, ujarnya dingin
Budak busuk sungguh tajam mulutmu, siapa yang suka bergurau dengan dirimu?
Dengan gesit Kiem Lan berkelit kesamping, telapak dibalik menabok pergelangan kanan
Lie Poo.
Dengan gusar Lie Poo membentak
Budak setan! kalau kau tidak mencabut lagi senjatamu kalau mati jangan salahkan aku!
Walaupun ia berteriak2 permainan pedangnya makin lama semakin cepat, seketika itu
juga Kiem Lan kena dibungkus di dalam selapis cahaya pedangnya.
Kepandaian silat yang dimiliki Kiem Lan walaupun ia mendapat petunjuk pula beberapa
jurus dari Siauw Ling tapi serangan itu belum begitu hapal sehingga susah untuk
menggunakan.

Ditambah pula Lie Poo mencekal pedang dan Kiem Lan bertangan kosong, ia semakin
keteter, belum lewat tiga, lima gebrakan gadis ini sudah terdesak hebat dan berada dalam
keadaan kritis.
Melihat budaknya menjumpai bahaya, Siauw Ling salurkan tenaga murninya kejari2
tangan, sekali ayun sebiji kacang ijo meluncur keluar bagaikan bidikan peluru.
Waktu itu Lie Poo sedang melancarkan serangan se-hebat2nya, mendadak lengan kanan
menjadi kaku dan permainan pedangnya seketika jadi lambat.
Kiem Lan sudah menduga dari semula, asal posisiinya keteter maka Siauw Ling pasti
akan turun tangan membantu, oleh karena itu walaupun berada dalam keadaan bahaya ia
tak menjadi bingung, dengan tenang dilayaninya pihak lawan sembari menunggu saat2
serangan balasan.
Ketika dilihatnya permainan pedang Lie Poo agak merandak, mengambil kesempatan
sangat baik Kiem Lan lancarkan serangan balasan.
Tangan kiri dengan jurus So Hwee Ngo Sian atau Sapuan Tapak Lima Busur mendesak
mundur telapak kiri Lie Poo, sedang tangan kanan dengan jurus Mu Ku Djan Tjong
atau Teguran Pedas Manusia tersadar mengikuti gerakan tangan kirimya menghajar
pergelangan kanan Lie Poo.
Setelah kacang ijo dari Siauw Ling kali ini telah menggunakan kekuatan yang besar
bahkan yang dihantampun jalan darah penting. Ong Kiam tak sanggup menahan diri lagi
pedangnya terlepas dari tangan dan dia tersentak maju,
Kiem Lan tidak mau menyia2kan kesempatan ini lagi. Kepalanya dengan cepat dihantam
kedepan tepat bersarang diatas pipi kanan Ong Kiam membuat pipi itu bengkak dan
mengucurkan darah.
Thio Ping mengepos napas meloncat kedepan menahan badan Ong Kiam jangan sampai
roboh sembari membalik badan ia menangkis serangan Kiem Lan dengan sebuah
tendangan
Sang Pat mendehem berulang kali serunya secara tiba-tiba
Jago lihay mana yang bersembunyi ditempat kegelapan, disini siauwte mengunjuk
hormat terlebih dulu
Sembari berkata ia benar2 menjura ke arah dalam ruangan
Lambat2 Kiem Lan mengundurkan diri kedepan jendela, katanya dingin
Kalian tak perlu curiga lagi, dirumah gubuk ini hanya ada aku seorang diri

Aku Sang Loo toa sudah ada setengah umur berkelana dalam dunia kangouw selamanya
kelopak mataku belum pernah dimasuki pasir bukannya aku memandang rendah diri nona
kalau tidak ada orang yang membantu dirimu dari tempat kegelapan jangan dikata kau
berhasil menangkan dua kali pertandingan secara berturut2 sekalipun pertandingan
pertempuran kau tak bakal bisa menangkan,
Oooouw . jadi kau tidak percaya? bagaimana kalau kita coba? . tantang Kiem Lan
sedikitpun tidak jeri.
Sekalipun aku ingin turun tanganpun tak akan berkelahi melawan nona! Sembari
menjawab si sie poa emas ini melangkah kedepan,
Berhenti! teriak Kiem Lam sambil mengepos napas, kepalanya langsung dihantam
kedepan.
Sang Pat gerakan tangan kiri mengunci datangnya serangan dari Kiem Lan lalu ujarnya
tenang
Seorang lelaki sejati tak suka berkelahi melawan kaum gadis, aku Sang Pat tak akan sudi
berkelahi dengan kaum gadis apalagi kau?
Sepasang kepalan Kiem Lan bergerak berulang kali, dalam sekejap mata ia sudah
melancarkan empat,lima belas jurus serangan tapi satu persatu berhasil digagalkan Sang
Pat tanpa membalas.
Bocah perempuan ini sunggu tidak tahu diri tiba-tiba dari belakang tubuhnya
berkumandang datang suara Tu Kioe, Lo toa kasih saja sedikit pelajaran agar ia benar2
takluk
Sang Pat gerakan tangan kanan kembali menangkis dua buah serangan Kiem Lan,
sembari menangkis tanyanya.
Kiem Tjoa Lengtju serta kedua setan pembuka jalan telah kau sembunyikan baik2?
Sangat aman!
Bagus sekali!
Mendadak serangannya diperketat, ia melancarkan serangan balasan memaksa Kiem Lan
tersedak mundur ke belakang berulang kali.
Walaupun Kiem Lan berada dalam keadaan bahaya, gadis ini sama sekali tidak jeri
dengan penuh semangat ia melancarkan serangan balasan.
Melihat keberanian sang gadis Sang Pat tertawa terbahak2

Budak cilik kau benar2 keras kepala serunya.


Tangan kiri diam2 disaluri tenaga Iwekang mengangkis serangan Kiem Lan kesamping
mendadak tangannya dengan jurus Puh Hong Cu Im atau Menubruk Angin Menangkap
Bayangan mencengkeram urat nadi pergelangan kanan Kiem Lan.
Walaupun gadis ini tahu bahaya karena menurut pikirannya Siauw Ling bisa membantu
maka ia tenang saja, siapa sangka pemuda she Siauw itu tidak turun tangan membantu.
Begitu urat nadi pergelangan kanannya kena dicengkeram, separuh badannya jadi kaku
dan susah untuk melawan lagi.
Sang Pat segera tersenyum.
Jago lihay mana yang masih bersembunyi di dalam ruangan? kalau tidak suka keluar
lagi jangan salahkan aku orang she Sang akan menganiaya gadis ini! serunya.
Sesosok bayangan manusia berkelebat lewat, mendadak Siauw Ling melayang keluar dari
tempat persembunyiannya sambil berseru
Lepaskan dia!
Begitu melihat siapa yang muncul dengan kaget Sang Pat lepas tangan dan buru-buru
menjura.
Menemui Toako!
Si Pit besi berwajah dingin Tu Kioe pun buru-buru menjura, sikapnya sangat
menghormat.
Thio Ping pun alihkan sinar matanya, ia melihat orang itu hanya seorang pemuda berusia
tujuh, delapan belas tahun, tapi melihat sikap yang begitu hormat dari Tiong Cho Siang
Ku terhadap dirinya ia jadi keheranan.
Cayhe tidak tahu Toako ada disini sehingga banyak melakukan kekasaran harap Toako
suka memaafkan terdengar Sang Pat berkata kembali.
Saudara berdua tak usah banyak adat
Tu-heng! karena tidak dapat menahan rasa ingin tahunya Thio Ping segera berbisik.
Siapakah orang ini?
Dia adalah Ling Tauw Toako kami!
Ia tentu seorang jago lihay yang punya nama tersohor dalam dunia persilatan?

Sebelum Tu Kioe menjawab, Siauw Ling sudah mendahului memperkenalkan diri,


Siauw te Siauw Ling!
Ooouw. sudah lama kukagumi nama besar tuan, beruntung ini hari kita bisa berjumpa
maka buru-buru Thio Ping menjura memberi hormat.
Siauw Ling tahu orang ini kembali salah menyangka dirinya sebagai Siauw Ling yang
lain iapun tahu bicara terus terangpun tak berguna karenanya ia hanya tersenyum.
Cayhe pun sudah lama mengagumi nama besar Kanglam Su Kongcu!
Mana . mana .!
Sinar mata Sang Pat per-lahan-lahan dialihkan ke atas Kanglam Su Kongcu, katanya tibatiba, kami bersaudara sudah lama tidak berjumpa, banyak persoalan penting yang harus
kami bicarakan, kalau kalian berempat tak ada urusan lagi, silahkan!
Pertolongan yang kalian berikan ini hari, pada suatu hari kami empat bersaudara akan
membalasnya, selamat tinggal!
Setelah putar badan mereka dengan cepat berlalu dari sana.
Kalian berempat silahkan berangkat sendiri maaf cayhe tak bisa menghantar terlalu
jauh! seru Sang Pat sambiil memperhatikan mereka berempat berlalu.
Sepeninggalnya Kanglam Su Kongcu, Tu Kioe memandang wajah Siauw Ling tajam2
serta ujarnya Kami sekalian telah menjumpai suatu persoalan yang diluar dugaan,
karena itu tempo dulu tak bisa datang memenuhi janji, setelah persoalan itu dua kali kami
menempuh bahaya menyelusup masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa San-tjung tapi
kesemuanya kena didesak mundur oleh serangan2 gencar para jago mereka . tidak
disangka kita bisa berjumpa disini dengan Toako!
Siauw Ling menghela napas panjang. Aaaii . saat ini akupun sedang menemui sesuatu
kejadian yang menyulitkan! setelah berjumpa dengan kalian berdua mungkin bisa bantu
aku memberikan keputusan!
Urusan apa yang membuat Toako bersedih hati? tanya Sang Pat tercengang.
Silahkan kalian berdua duduk2 di dalam kamar!
Menurut perintah! dengan langkah lebar Tiong Cho Siang Ku melangkah masuk ke
dalam ruangan.
Kiem Lan pun segera menghidangkan air teh ujarnya sambil tertawa.
Silahkan minum teh!

Maaf! tadi kami telah melukai nona


Aakh! tidak mengapa, kalian berdua tentu lapar sekali bukan, biarlah aku masakkan mie
untuk kalian berdua!
Wajah gadis ini cantik, potongan badanpun sangat menarik hal ini membuat Tiong Cho
Siang Ku untuk sesaat tidak mengetahui apakah hubungannya dengan Siauw Ling.
Aaakh. mana berani kami merepotkan nona! serunya hampir berbareng.
Kiem Lan tertawa manis, ia segera putar badan berlalu.
Sepeninggalnya gadis itu Tu Kioe mendehem dan berkata, Siauw-te ada sepatah dua
patah kata entah pantaskah kuutarakan?
Silahkan!
Siapa nona ini? dan apa hubungannya dengan Toako?
Seharusnya dia adalah pelayanku, tapi sekarang aku telah memandangnya sebagai
sahabatku.
Bagaimanakah kisah yang sebenarnya iapun menceritakan kepada kedua orang saudara
angkatnya.
Sehabis mendengar kisah tersebut Sang Pat mengerutkan dahinya.
Saat ini persoalan yang paling penting dan harus cepat diselesaikan adalah bagaimana
menolong kedua orang tuamu. ujarnya.
Watak Djen Bok Hong kaku, keras kepada dan mau menang sendiri! tukasi Siauw Ling
ditengah pembicaraan. Setelah kedua orang tuaku disekap, penjagaan disekitar sana
pasti amat ketat. secara bagaimana kita dapat turun tangan memberi pertolongan? sang
Pat termenung sebentar kemudian katanya.
Pada saat ini lebih baik Toako berusaha untuk menyembunyikan jejakmu, agar Djen
Bok Hong tak tahu saat ini kau berada!
Batas waktu tiga bulan sekejap saja akan berllau, dengan watak Djen Bok Hong yang
keji dan telengas apa yang kita ucapkan mungkin ia lakukan sampat saatnya bukankah
nyawa kedua orang tuaku.
Menurut pendapat siauwte! kata Sang Pat menukas, Sekalipun batas waktunya sudah
habis belum tentu Djen Bok Hong bisa benar2 mencabut nyawa kedua orang tua, tapi
sedikit siksaan serta aniaya tak akan terhindar!

Aai. kwsu Orang tuaku tidak pernah belajar ilmu silat, mereka mana mungkin tahan
terhadap siksaan2 yang ditimpakan kepada mereka?
Tidak salah, satu2nya jalan yang baik adalah sebelum batas waktunya selesai kita harus
menolong kedua orang tua itu lolos dari perkampungan Pek Hoa San tjung
Untuk menantang Sen Bok Hong secara terang2an tidak mungkin terjadi satu2nya cara
adalah menolong orang secara diam2 tapi penjagaan yang diatur dalam perkampungan
Pek Hoa San tjung sangat ketat, sekalipun burung pun susah terbang lewat apalagi kita,
aku takut perbuatan kita susah menemui kesukaran
Toako tak kusah murung ataupun kesal beruntung batas waktu masih panjang, biarlah
siauwte perlahan-lahan memikirkan suatu siasat yang bagus untuk kita laksanakan.
Bicara sampai disitu mendadak terdengar suara gonggongan anjing berkumandang datang
dari depan pagar rumah Sang Pat dengan sebat meloncat bangun.
Ada orang datang Toako! kau jangan sembarangan munculkan diri, silahkan
bersembunyi untuk sementara waktu,
Siauw Ling menurut, ia bangun dan melangkah ke dalam ruangan.
Sepeninggalnya pemuda itu, Sang Pat lantas berbisik kepada diri Tu Kioe, Perduli siapa
saja yang datang, kita berikan suatu kesan yang membingungkan kepada mereka
Baik! akan kupanggil kedua ekor anjing kita dan lepaskan orang itu masuk
Ia segera mendongak bersuit rendah.
Sedikitpun tidak salah, mendengar suitan itu tidak lagi kedengaran suara gonggongan
anjing yang ramai.
Pada saat itulah Kiem Lan muncul kembali sambil membawa dua mangkok Mie yang
masih panas.
Nona! terlalu merepotkan dirimu seru Sang Pat sambil tersenyum.
Kembali muncul seorang jago Bulim ketempat ini, nona harap kau suka menyingkir
sebentar! seru Tu Kioe.
Aku punya seorang enci Giok Lan yang sedang pergi mengadakan janji dengan orang2
kay-pang. harap kalian berdua jangan menaruh kesalah pahaman lagi dengan dirinya ujar
Kiem Lan memberi tahu
Tentang soal ini nona boleh berlega hati

Ditengah pembicaraan mendadak dengan timbulkan suara keras pintu pagar dihajar orang
hingga terpentang.
Dengan sebat Kiem Lan berkelebat menyembunyikan diri dibalik ruangan
Tu Kioe segera berpaling, dilihatnya seorang pengemis cilik berbadan kurus kecil dengan
pakaian butut bagaikan kilat menerjang masuk ke dalam ruangan.
Sebagai seorang jago yang sering melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, dalam
sekali pandang saja si sie poa emas Sang Pat dapat mengenali orang ini sebagai jago
andalan pihak Kay Pang Peng Im adanya.
Tampak Peng Im menerjang masuk ke dalam ruangan. badannya bersandar didepan pintu
dengan sepasang mata melotot bulat2 memendang wajah Tiong Cho Siang Ku tanpa
suara.
Melihat keadaan orang itu Tu Kioe kerutkan dahinya Eeeei. pengemis cilik, apa yang
sedang kau lakukan disini?
Sembari menegur tangan kanannya dengan cepat mencengkeram kedepan.
Jangan pegang dirinya, ia menderita luka dalam yang parah teriak Sang Pat memberi
peringatan
Dengan terkesiap Tu Kioe menarik tangan kanannya, sedang Sang Pat berjalan
menghampiri tangan kanannya bergerak berulang kali menotok beberapa buah jalan
darah Peng Im bantu menenangkan pergolakan darah di dalam rongga dadanya setelah itu
ujarnya, Cepat atur pernapasan dan jangan bicara dahulu!
Perlahan-lahan Peng Im memejamkan matanya.
Siauw Ling. sebelum kata2 selanjutnya diutarakan ia sudah muntah darah, badannya
sempoyongan roboh ke atas tanah,
Bagaimana dengan Siauw Ling? cepat-cepat Sang Pat menahan badan Pengemis itu
jangan sampai roboh ke atas tanah.
Ah. adalah Siauw Ling disini?
Siauw Ling yang bersembunyi dibalik ruangan, sewaktu mendengar ada orang menyebut
namanya ia segera melangkah keluar dari dalam ruangan sambungnya
Siauwte disini, entah ada urusan apa Peng heng mencari aku?
Cepat pergi menolong nona Giok Lan ucapan belum selesai ia sudah jatuh tidak
sadarkan diri.

Kenapa dengan enci Giok Lanku? cepat katakan! seru Kiem Lan.
terperanjat seraya meloncat keluar dari tempat persembunyian.
Melihat kepanikan gadis itu Sang Pat menghela napas panjang, katanya, Nona jangan
memaksa dirinya lagi untuk mengucapkan kata2 tersebut ia telah menggunakan seluruh
kekuatan yang masih tersisa dalam badan, luka yang sebenarnya telah parah membuat
hawa murni yang disimpan untuk melindungi denyutan jantung jadi buyar
Siauw Ling berpaling memandang sekejap wajah Peng Im, kemudain ujarnya, Kalian
berdua harap suka turun tangan menolong dirinya, aku mau pergi menolong Giok Lan
Aku juga ikut pergi sambung Kiem Lan cepat.
Toako harap tunggu sebentar, bagaimana kalau mendengar ucapan siauw-te terlebih
dahulu? bisik Sang pat tenang.
Kepandaian silat Peng-heng jauh lebih hebat beberapa kali lipat dari kepandaian Giok
Lan, iapun terluka sedemikian parah bukankah keadaan Giok Lan makin bahaya?
menolong orang bagaikan api, bagaimana mungkin aku boleh ulur2 waktu lagi? ada
perkataan kita bicarakan setelah aku kembali
Waktu itu ia sudah berada didepan pintu pagar siap berangkat.
Toako, jagat luas tiada ujung pangkalnya, kau hendak pergi kemana untuk mencari
dirinya?
Siauw Ling tertegun dan berhenti, pikirnya
Ucapan ini sedikitpun tidak salah, sipengemis ini sama sekali tidak memberitahukan
dimana aku harus menemui Giok Lan, lalu aku harus pergi kemana untuk mencari?
Terdengar Sang Pat berkata kembali
Urusan sudah jadi begini, cemaspun tiada berguna, lebih baik Toako tenangkan pikiran
dan kita berunding kembali
Ayo kita cari ditempat luaran, aku rasa berbuat begitu jauh lebih baik daripada menanti
di dalam rumah saja teriak Kiem Lan gelisah
Jika Giok Lan telah berjumpa dengan seorang jago yang memiliki kepandaian silat jauh
lebih lihay darinya, pada saat ini kalau bukan sudah dibunuh tentu sudah tertangkap, apa
gunanya kau merasa gelisah? kata Tu Kioe dengan suaranya yang khas dingin kaku.
Kalau kepandaian orang itu tidak tinggi dengan sendirinya ia bisa loloskan diri dan
kembali. Hal ini semakin tak perlu dirisaukan lagi!

Walaupun beberapa patah kata ini diucapkan dengan nada yang tidak enak didengar tapi
kenyataannya memang benar.
Satu2nya jalan yang dapat kita lakukan saat ini adalah berusaha untuk menyadarkan
kembali sipengemis cilik ini kemudian menanyakan kejadian yang sebetulnya sambung
Sang Pat. Setelah itu kita rundingkan siasat untuk pergi menolong Giok Lan, bagaimana
menurut pendapat Toako?
Sambil berjalan kembali ke dalam ruangan Siauw Ling mengangguk sedih.
Sedikitpun tidak salah, saat ini kita hanya bisa berbuat demikian saja
Sudah ada beberapa bulan Siauw Ling bergaul dengan Kiem Lan maupun Giok Lan,
tanpa ia sadari hubungan mereka kian hari kian erat sehingga menimbulkan rasa sayang
yang mendalam.
Sang Pat pun berpaling ke arah Kiem Lan sambil ujarnua pula, Nona! maukah kau
menyingkir sebentar? kami akan melepaskan pakaian yang ia kenakan untuk memeriksa
dimanakah luka itu berada? setelah dibubuhi obat kita coba sadarkan dia cepat-cepat!
Kiem Lan tidak mengucapkan sesuatu, ia segera putar badan dan masuk ke dalam
ruangan.
Tu Kioe pun cepat-cepat lepaskan pakaian Peng Im, dilihatnya pada bagian dada
pengemis ini tertera nayta sebuah bekas telapak tangan berwarna merah tawar.
Sang Pat berjongkok melakukan pemeriksaan yang teliti, kemudian ujarnya.
Aku lihat dia sudah terluka oleh semacam ilmu pukulan Kiem Sah Tjiang, mirip pula
kena dihantam ilmu pukulan Tjoe Jap Tjiang. Aaai.! luka ini tepat diatas daerah
bahaya, aku takut ia tiada harapan untuk hidup lebih lanjut!
Tu Kioe pun ikut menghela napas panjang.
Pengemis cilik ini mempunyai nama harum di dalam dunia persilatan sebagai seorang
jago budiman, sepuluh tahun sudah terjunkan diri ke dalam dunia persilatan tapi ia
terhitung seorang berbakat yang diandalkan oleh pihak Kay Pang, tidak disangka dengan
usia sekecil itu harus menemui bencana yang berbahaya.
Kalau pukulannya hanya terkena ilmu Kiem Sah Tjiang saja, aku bisa
menyembuhkannya kata Siauw Ling dengan alis melentik. Tapi kalau ia terluka oleh
ilmu pukuln Tjoe Jap Tjiang. hal ini susah dikatakan lagi!
Walaupun pengalaman pemuda ini di dalam dunia persilatan tidak terlalu banyak, tapi
apa yang didengar sangat luas, ditambah pula Tjung San Pek merupakan seorang jago
cerdik yang mengerti akan ilmu silat berbagai partai serta perguruan, dari gurunya inilah

Siauw Ling mendapat banyak pelajaran secara bagaimana menolong serta


menyembuhkan luka2 terkena ilmu pukulan sesat maupun ilmu kalangan lurus.
Kepandaian silat pengemis cilik ini sangat lihay kata Sang Pat. terutama sekali di
dalam hal ilmu meringankan tubuh, kecepatannya bagaikan segulung angin taupan,
karena itulah gelarnya adalah si angin puyuh, nama besar Kanglam Su Kongtju tapi
wataknya jauh berbeda, jikalau Toako bisa menolong dirinya silahkan cepat turun tangan,
agar semuanya dapat cepat diselesaikan!
Barang siapa terkena pukulan ilmu Tjoe Jap Tjiang yang khusus melukai isi perut,
sekalipun diluar ada bekas luka barangkali isi hatinya sudah hancur remuk, aku tak
sanggup untuk menolongnya lagi. tapi kalau ia terluka oleh Kiem Sah Tjiang aku masih
punya pegangan untuk menyembuhkannya.
Sembari berkata ia berjongkok, sepasang telapak perlahan-lahan ditekan diatas bekas
luka Peng Im.
Beberapa saat kemudian Siauw Ling menarik kembali telapaknya, termasuk bengkak
yang ada didada Peng Im saat ini banyak berkurang.
Melihat hal tersebut Tu Kioe segera berseru
Agaknya Toako bisa menolong dirinya, coba lihat merah bengkak didadanya banyak
berkurang!
Eeeei. ucapan Tu Kioe ini hari sangat aneh diam2 pikir Siauw Ling setelah mendengar
ucapan tersebut, Selamanya ia bersikap dingin belum pernah menguatirkan keselamatan
orang, mengapa sikapnya ini hari sejauh berbeda?
Aku lihat agaknya ia bukan terluka oleh pukulan ilmu Tjoa Jap Tjiang! kata Sang Pat
Ehmm. dia kena dihantam Kiem San Tjiang!
Kembali pemuda she Siauw ini menggosok tangannya satu sama lain lalu ditekankan ke
atas luka Peng Im.
Kali ini tekanan itu dilakukan hampir setengah jam lamanya, menanti pemuda itu tarik
kembali tangan kanannya disekitar luka Peng Im hanya tersisa sebuah bekas luka yang
berwarna merah.
Sedangkan Peng Im sendiri pulas begitu nyenyak, sedikitpun tidak kelihatan terjaga.
Eeeei. kenapa tidak melihat ia tersedar? tanya Sang Pat setelah mendehem.
Dengan menggunakan tenaga Yang aku telah melumerkan darah dibadannya yang
membeku, sekarang aku harus melancarkan pula peredaran darah di dalam tubuhnya!

Ooouw. kiranya begitu tentang soal ini tak usah Toako repot2 turun tangan sendiri,
biarlah aku yang lakukan!
Ia bimbing bangun tubuh Peng Im dan melekatkan telapak kanannya diatas jalan darah
Ming Bun Hiat pada punggungnya.
Walaupun aku telah melumerkan kembali darah dibadannya yang membeku. tapi luka
yang ia derita di dalam badan masih tidak ringan ujar Siauw Ling lebih jauh. Untuk
membantu peredaran darahnya hingga lancar kita tak boleh bersikap terlalu cemas!
Terima kasih atas petunjuk Toako!
Diam2 hawa murninya disalurkan keujung telapak kemudian menyerang masuk ke dalam
badan pengemis itu melalui jalan darah Ming Bun Hiatnya.
Kurang lebih beberapa saat kemudian Peng Im baru membuka sepasang matanya
lambat2.
Kalau isi perutmu tidak terluka terlalu parah, cepat atur hawa murnimu mengelilingi
seluruh badan, lebih baik gunakan hawa murnimu dengan hawa murni yang menyerang
ke dalam badanmu
Soal ini kau tak usah kuatirkan lagi, cepat tolong nona Giok Lan seru Peng Im lirih.
Sekarang ia berada dimana?
Kurang lebih lima lie disebelah Barat daya ada sebuah kuil kaum toosu, mereka berada
di dalam kuil itu
Kiem Lan yang ada dibalik ruangan segera ikut berseru, Enci Giok Lan selamat bukan?
Ia kena ditawan sedang aku terluka dihantam. kalau mau menolong cepat tolonglah!
Pada waktu itu kalian hanya berdua saja tanya Sang Pat tiba-tiba
Hanya kami berdua, semula kami berhasil mengajak pula Be Boen Hwie itu si Tjong
Piauw Pa-tju dari Ih, Puw, Siang dan Kan empat keresidean besar, tapi ia tidak datang
tepat waktunya.

30
Baiklah! tukas Sang Pat cepat. Sekarang kau boleh pejamkan mata sambil atur
pernapasan, jangan terlalu banyakbicara lagi. baik2lah beristirahat, asalkan kau dapat

menyalurkan hawa murnimu menyusupi urat2 nadi, tidak susah untuk pulih kembali
seperti sedia kala!
Peng Im tidak bicara lagi, ia menurut dan pejamkanmata mengatur pernapasan.
Biarlah aku pergi periksai seru Siauw Ling kemudian sambil bangkit berdiri.
Bagiamana kalau siauwte mengiringi Toako? sambung Sang Pat.
Sebelum Siauw Ling menjawab mendadak Kiem Lan munculkan diri dari balik ruangan
seraya berseru.
Akupun ikut pergi!
Melihat sikap sang gadis Sang Pat kerutkan dahinya, diam2 ia berpikir
Bocah perempuan mana boleh sembarangan pergi kesana kemari.
Belum habis ia berpikir Siauw Ling sudah menukas ucapan gadis itu.
Disana mungkin sekali kami akan menjumpai suatu pertarungan sengit, tempat ini tidak
cukup orang, lebih baik kau tetap tinggal di sini bersama Tu Kioe!
Walaupun dihati Kiem Lan tidak rela, tapi iapun tidak berani banyak bertingkah
dihadapan Siauw Ling, terpaksa dengan hati tidak puas ia membungkam dalam seribu
bahasa.
Kapan kita berangkat? tanya Sang Pat segera bangun berdiri
Sekarang juga!
Baik, siauwte akan bukakan jalan! ia segera berlari kedepan terlebih dahulu.
Sebelum berangkat Siauw Ling berbisik lebih dahulu kepada Kiem Lan.
Perduli apa yang terjadi, kau harus baik2 mendengar petunjuk dari saudara Tu!
Tidak menunggu jawaban lagi dalam beberapa kali loncatan ia mengejar kesisi Sang Pat.
/sesuai dengan arah yang dimaksudkan Peng Im, setelah berjalan beberapa li muncullah
sebuah kuil ditempat kejauhan,
Kuil ini tidak begitu besar, sekalipandang sudah tertera keseluruhannya. kecuali sebuah
halaman kecil hanya terdepat sebuah ruang besar serta beberapa deret ruang keci.
Ketika itu pintu besar tertutup rapat2, sedikitpun tidak terdengar suara yang berisik.

Lambat2 Sang Pat berjalan mendekati pintu dan mengtuk beberapa kali diatas pintu yang
tertutup rapat tadi.
Kurang lebih seperminum teh kemudian pintu kuil yang tertutup rapat mendadak
terbentang dan muncullah seorang toosu cilik berusia tiga, empat belas tahunan.
Sepasang mata si sie poa emas Sang Pat sungguh tajam sekali, setelah memperhatikan
sekejap seluruh tubuh toosu itu ujarnya sambil tertawa.
Bukankah baru untuk pertama kali ini kau mengenakan jubat toosu?
Bagaimana kau bisa ta. mendadak sitoosu cilik itu membungkam.
Kembali Sang Pat tersenyum
Tolong sampaikan kedalam, katakan saja Siauw.
Tiong Cho Siang Ku datang berkunjung! tukas Siauw Ling cepat-cepat.
Dengan termangu2 sitoosu cilik itu memperhatikan sang pemuda serta Sang Pat secara
bergantian, jelas ia dibikin kebingungan sehingga tidak tahu apa yang harus diucapkan.
Baik. seru Sang Pat sembari mendehem
Kalau kau tak suka laporkan hal ini ke dalam kami akanmemasuki sendiri kuil tersebut
Tunggu sebentar! mendadak toosu cilik itu meloncat masuk dan menutup kembali pintu
kuil itu rapat2,
Mari kita loncat ke atas atap dan awasi gerak gerik toosu cilik itu. bisik Sang Pat
sepeninggal toosu itu.
Siauw Ling menyetujui, ia mengangguk dan sekali enjot badannya sudah melayang naik
ke atas genting!
Ketika ia mendongab, dilihatnya toosu tadi laksana kilat sedang berlari masuk keruang
tengah,
Siauw Ling pun meloncat turun kebawah dan membuntuti toosu tadi kencang2.
Sang Pat membuntuti dari belakang Siauw Ling dengan mulut membungkam.
Setibanya didepan ruang tengah, toosu cilik tadi langsung berlari masuk kedalam.
Toako berhenti! bisik Sang Pat cepat.

Kaki kiri Siauw Ling sudah melangkah kepintu, mendengar bisikan itu ia berhenti dan
berpaling.
Kenapa? tanyanya keheranan
Walaupun kita tak usah takuti mereka gunakan siasat licik, tapi tindak tanduk kita harus
ber-hati2!
Ketika itulah dari dalam ruangan tengah berkumandang keluar suara teguran seseorang
dengan nada dingin
Siapa?
Kiem Sie-poa, Sang Pat!
Silahkan masuk kedalam! sambung suara yang dingin kaku itu lebih jauh.
Diam2 Sang Pat salurkan hawa murninya mengelilingi badan lalu bisiknya lirih
Toako hati2!
Dengnan penuh kewaspadaan ia melangkah masuk terlebih dahulu ke dalam ruangan
tersebut.
Sebuah arca besar berwajah menyeramkan berada didepan meja sembahyangan, sedang
toosu cilik tadi lenyap tak berbekas.
Per-lahan-lahan Sang Pat mendongak dan memandang sekejap arca tersebut, sebelum
buka suara mendadak dari balik arca berkumandang keluar suara seseorang yang dingin
dan hambat menegur.
Setelah berjumpa denganku, mengapa kalian tidak berlutut menghunjuk hormat?
Arca itu tinggi besar wajahnya seram, dalam sekali pandang siapapun dapat melihat bila
benda ini terbuat dari baja yang kuat, hanya saja entah secara bagaimana bisa bersuara.
Sang Pat mendehem.
Tentu saudaralah Paycu dari Sin Hong Pang? tanyanya.
Sedikitpun tidak salah
Lima tahun berselang cayhe pernah berjumpa sekali dengan dirimu tidak disangka lima
tahun kemudian kembali kita berjumpa dalam kuil yang terpencilini tidak disangka hidup
manusia dimanapun selalu berjumpa!

Cayhe paling tidak suka denganmanusia yang banyak bicara! kembali orang itu
menegur dingin.
Sang Pat melirik sekejap ke arah Siauw Ling diam2 denganmenggunakan ilmu
menyampaikan suara bisiknya
Toako, hati2, agaknya disekitar ruangan ini sudah diatur jebakan2 lihay!
Sepasang mata Siauw Ling berputar, setelah memperhatikan sejenak suasana disekeliling
tempat itu ujarnya pula
Tanya kepadanya apakah ia telah menawan Giok Lan?
Sang Pat mengangguk, sinar matanya segera dialihkan kembali ke arah patung berwajah
seram itu, katanya
Pay cu agaknya tidak suka bergaul dengan manusia2 luar, sehingga tidak sayang2nya
membuat patung seseram ini untuk digunakan dalam menjumpai jago-jago Bu-lim, telah
lama cayhe dengar.
Eeei. apakah kau tidak merasa terlalu banyak bicara? tukas si patung berwajah seram
itu dingin.
Dengan seksama Sang Pat mendengarkan suaranya, tapi ia tak berhasil mengetahui lelaki
atau perempuankah suara orang itu.
Patung sebesar dan setinggi ini entah terbuat dari bahan apa? pikirnya dalam hati Tapi
jelas ada sebuha pintu rahasia yang menghubungakan tempat luar dengan perut patung
tadi orang itu pasti duduk di dalam patung sambil menyalurkan suaranya muncul dari
mulut patung. tapi apa maksudnya ia berbuat demikian.
Sembari berpikir ujarnya kembali lantang
Kedatangankami ini hari, terus terang saja ada suatu persoalan hendak dirundingkan
dengan dirimu!
Urusan apa?
Dua orang kawan kami tadi lewat disini, yang lelaki kena pay-cu pukul hingga terluka
sedang yang perempuan kalian tawan.
Sejak munculkan diri aku belum pernah bergebrak melawan siapapun! tukasi Sin Hong
Pay-cu cepat.
Sekalipun bukan pay-cu yang melakukan, hal ini pasti hasil perbuatan anah buahmu.

Ia merandek sejenak, lalu tambahnya, Kami sebagai kau pendatang selamanya paling
suka bicarakan masalah dengan adil asalkan Pay tju suka melepaskan kawan cayhe itu
maka cayhepun pasti tak akan merugikan Pay-tju, kami rela kawan kami ditukar dengan
selembar jiwa Kiem Tjoa Leng-tju entah bagaimana menurut pendapat Pay-tju?
Kurang lebih seperminum teh kemudian baru tersengar suara Sin Hong Paytju
berkumandang kembali.
Kiem Tjoa Leng tju?
Sedikitpun tidak salah, dia adalah salah seorang Lengtju dari antara ketiga orang leng tju
lainnya, kini ia berhasil cayhe tawan!
Sekarang ia berada dimana?
Mendengar pertanyaan tersebut Sang Pat mendongak tertawa terbahak2
Hahaha. siauwte telah menyembunyikan dirinya disuatu tempat yang sangat terahasia
tempat itu tidak bernama, sehingga susah bagiku untuk memberitahukannya kepadamu!
Baik bawa kemari dahulu orang itu!
Cayhe harus menerima dahulu apakah orang yang kena PAy-tju tawan adalah kawanku
atau bukan, setelah itu keputusan baru bisa diambil!
Kalau bukan?
Kalau bukan, sudah tentu harga yang cayhe buka tak akan semurah apa yang baru saja
aku katakan!
Kalian berjumpa dua orang itu kawanmu maka ada baiknya kau serta kawanmu tetap
tinggal disini saja!
Mana, mana, . cayhe akan periksa dulu baru berbicara lagi!
Baik, akan kutunjukkan kepadamu seru Sin Hong Pay tju.
Badan Sang Pat dengan cepat berkelebat dan langsung berputar ke belakang patung arca
dimana Sin Hong Pay tju bersembunyi itu!
Berhenti terdengar suara bentakan gusar muncul dari dalam patung arca tersebut
Sebelum mendapat ijin dariku untuk maju, lebih baik kalian berhenti tak berkutik
Baik cayhe percaya atas ucapanmu.
Sembari berkata ia mundur kembali ke belakang

Sin Hong Pay-cu tertawa dingin dengan cara yang seram


Hee. hee. sepasang mataku tajam bagaikan kilat, jangan harap kau bisa main
tangkap ikan diair keruh, kalau berani berbuat kurang ajar akan kucabut jiwamu!
Haa. haa.! Sang Pat tek bisa menahan diri lagi, ia tertawa terbahak-bahak.
Selama hidup cayhe sudah sering mendengar kata2 gertakan banyak orang paycu punn
tak perlu menakui2 diriku lagi!
Suara dari balik patung arca itu tidak muncul kembali, suasana di dalam ruangan kembali
pulih jadi sunyi senyap.
Kurang lebih seperminum teh kemudian barulah terdengar Sin Hong Pay cu berkata.
Mundur dari ruang tengah, berputar kesebelah kanan dan orang itu ada dikamar nomor
tiga!
Baik! cayhe berdua akanmemeriksa dahulu kemudian baru datang kembali untuk
membicarakan soal harga tukar menukar!
Dengan lebar si sie ini berlalu mengikuti petunjuk dari Sin Hong Pay cu tersebut.
Siauw Ling mengikuti dari belakang dengan kencang kepergian Sang Pat ini.
Setelah keluar dari pintu ruangan mereka berputar kekanan dan mendorong pintu kamar
ketiga.
Kraak.! dua belah pintu terpentang lebar. Giok Lan dengan rambut terurai duduk di
atas sebuah kursi kayu, walaupun ia sudah konangan penyaruannya tapi pakaian yang
dikenakan masih pakaian orang lelaki.
Giok Lan kami datang untuk menolong dirimu. seru Siauw Ling seraya berjalan
mendekati gadis terebut.
Melihat munculnya Siauw Ling disana bukannya gembira Giok Lan kelihatan begitu
cemas, sepasang matanya terbelalak lebar2.
Jangan sentuh diriku, cepat mundur. cepat mundur.
Kenapa? Siauw Ling tertegun dan berhenti
Kau tidak boleh mendekati diriku!
Sekalipun Sin Hong Paycu berada disini, akupun tidak takut

Sekali lagi pemuda itu berjalan dua langkah kedepan mendekati sisi tubuh Giok Lan dan
mencengkeram dirinya.
Giok Lan semakin cemas lagi, teriaknya melengking
Jangan sentuh aku, jangan sentuh aku.!
Mendengar jeritan gadis itu penuh ketakutan dengan terkesiap Siauw Ling menarik
kembali tangannya.
Kenapa?
Mereka sudah memasang sesuatu dibadanku asal Siauw-ya menarik aku.
Kita adalah saudara kakak beradik, lain kali kau tidak boleh panggil aku dengan sebutan
Siauw-ya lagi!
Perkataan siangkong budak tidak berani membantah, tapi. apakah kau tidak melihat
kalau mereka sengaja membiarkan kau datang kemari?
Apakah mereka sudah menaruh racun keji disekitar badanmu?
Tidak, aku sendiripun tidak tahu apa yang diletakkan dihadapanku, justru karena inilah
kita harus ber-hati2
Kedatanganku dengan saudara Sang kemari justru hendak menolong kau meloloskan
diri, kesempatan ini sangat baik.
Jangan kau jangan menarik diriku, cepat mundur ke belakang! teriak Giok Lan lagi
penuh rasa cemas.
Terpaksa Siauw Ling mundur lima langkah ke belakang.
Nah, kalau begitu kau datanglah sendiri kemari!
Tidak bisa jadi! mereka telah menotok jalan darah disepasang lutut. sepasang pundak
serta igaku! sekarang aku tak bisa berdiri tak dapat menggerakan sepasang tangan dan tak
bisa goyangkan pinggang!
Menghadapi keadaan seperti ini kitapun tak usah peduli tata cara adat istiadat lagi kalau
kau tak bisa bergerak bagaimana kalau aku menggendong dirimu? kata Siauw Ling
dengan alis berkerut.
Saking cemasnya Giok Lan mengucurkan air mata.

Siangkong, kau jangan ceroboh, budak lebih baik mati daripada siangkong menempuh
bahaya!
Apa kau kata? tukas Siauw Ling. Aku sama sekali tidak mengerti terhadap apa yang
kau katakan, aku bantu kau membebaskan jalan darah yang tertotok, menolong jiwamu
yang terancam, apakah tindakan ini merupakan suatu tindakan menempuh bahaya?
Toako! untuk sementara harap kau bersabar! ujar si sie poa emas Sang Pat kemudian.
Di dalam hati kecil nona ini pasti tersembunyi suatu rahasia pertanyaan Toako yang
terlalu mendesak membuat ia tidak sempat untuk memberi penjelasan lebih terang
Rahasia? rahasia apa? kenapa aku tidak menemukan hal tersebut?
Sejak aku ditawan mereka hingga saat ini sepasang mataku dikerudung oleh secarik kain
hitam sehingga tak kuketahui dimanakah saat ini akuberada! tutur Giok Lan dengan
nada lirih. Tadi, kain kerudung hitam itu dilepas dan tahu2 aku sudah berada disini.
Waktu sebelum aku dikirim kemari jalan darah pingsanku ditotok mereka, pada saat
kesadaranku hampir punah terasa oleh ku agaknya di dalam badan telah ditaruh semacam
benda aku tidak tahu benda apakah itu! tapi aku merasa perbuatan tersebut pasti bukan
tiada berguna!
Mendengar penuturan itu Sang Pat mendehem perlahan, gumamnya. Sungguh aneh
sekali! sudah ada separuh umur aku Sang Pat melakukan perjalanan di dalam dunia
persilatan, tapi belum pernah kujumpai peristiwa semacam ini, Toako! harap kau keluar
dulu dari ruangan ini. biarlah akumelakukan pencarian terhadap benda tersebut!
Silahkan! jikalau ada perubahan aku akan memberi bantuan seketika itu juga!
Pemuda ini tahu dalam soal pengalaman dunia persilatan, ia tak dapat memadahi
kematangan Sang Pat, maka dariitu terpaksa ia menurut dan mengundurkan diri ke
belakang.
Per-tama2 Sang Pat memperhatikan disekeliling tempat itu, setelah mencari jalan masuk
untukmengundurkan diri, dengan langkah perlahan ia mendekati Giok Lan, katanya,
Nona! apakah di dalam badanmu kau merasa telah disembunyikan semacam benda?
Sedikitpun tidak salah!
Benda itu terasa disembunyikan disebelah mana?
Agaknya ada didada sebelah depan!
Sang Pat tertegun, pikirnya,
Aduh. mak! kalau tempat terlarang sana, mana aku bisa melakukan pencarian? apa
suruh aku me raba2 dada gadis itu?

Ia mendehem, katanya lagi.


Pada saat ini apakah nona masih merasakan suatu perasaan yang aneh?
Aku tak dapat merasakannya, tapi dapat kuduga meraka pasti membawa maksud tidak
baik
Ooouw. urusan ini memang mengherankan!
Sembari berkata selangkah demi selangkah ia berjalan mendekati diri Giok Lan.
Gadis tersebut dengan cepat pusatkan pikiran tenangkan hatinya yang bergolak, ujarnya.
Aakh! ada akal, coba kau bebaskan dulu jalan darah yang tertotok pada pundak
kananmu, asalkan sebelah tanganku bisa pulih kebebasannya maka kau tak usah
menempuh bahaya!
Dengan mengincar jalan darah Kay Hiat diatas pundak kanan Giok Lan mendadak
Sang Pat meloncat kedepan melayang dari sisi gadis tersebut sekalian melancarkan
sebuah tabokan ke arah lengannya.
Walaupun dalam saat melayang kedepan tangannya meluncurkan serangan mengincar
jalan darah, tapi serangannya amat tepat dan dengan telak bersarang diatas jalan darah
yang diincar.
Tapi Giok Lan tetap duduk tak berkutik di tempat semula, jalan darahnya sama sekali
tidak terbebaskan.
Bagaimana? tanya Sang Pat kemudian sambil berhenti dan berpaling.
Tidak benar mereka bukan menotok jalan darah Tjian Tjing Hiat pada pundaku, nah!
coba kau lihatkan lenganku masih tak bisa berkutik
Alis Sang Pat langsung berkerut kencang
Baik, biar aku kesana melakukan pemeriksaan sendiri
Lambat2 ia berjalan mendekati diri Giok Lan
Mendadak,.
Dari luar ruangan berkumandang datang suara teguran seseorang dengan nada yang
dingin dan kaku.
Kalian berdua sudah melihat jelas bukan?

Siauw Ling berpaling, tampak olehnya seorang lelaki kekar berjubah hitam dengan
bagian dadanya bersulamkan sebuah naga emas berdiri kurang lebih empat, lima depa
didepan pintu,
Pengetahuan Sang Pat amat luas, sekali menemukan tanda simbol yang bersulam didepan
dada lelaki itu,
ia segera mengerti apa kedudukan orang ini di dalam perguruannya.
Ternyata saudara adalah Kiem Liong Leng tju yang berkedudukan dibawah pimpinan
Sin Hong Pay-tju bukan! tegurnya,
Sedikitpun tidak salah.
Kiem Tjoa Lengtju dari perguruan saudara berhasil kami tawan, asal kalian suka
melepaskan nona ini maka kamipun rela melepaskan dirinya untuk ditukar satu jiwa
dengan satu nyawa.
Untukmemutuskan persoalan ini kalian harus menanti jawaban dari mulut Pay-tju
sendiri, jikalau kalian berdua memang merasa bahwa tindakan kami menangkap orangmu
sudah tak berguna lagi, silahkan segera masuk ke dalam ruangan! paytju kami masih
menantikan kalian disana.
Siauw Ling yang melihat Giok Lan telah berada didepan mata, tapi mereka tak sanggup
untuk menolong dirinya lolos dari mara bahaya, dalam hati merasa sedikit tidak puas air
mukanya kontan berubah hebat.
Sang Pat adalah seorang jago kawakan yang sangat berpengalaman, sewaktu sinar
matanya menyapu sekejap wajah pemuda itu ia segera dapat menangkap maksud hati
orang she Siauw ini.
Buru-buru dengan nada yang rendah ujarnya.
Jikalau tahu keadaan maka setiap pertarungan akan menang, harap untuk sementara
waktu Toako suka bersabar
Perlahan-lahan Siauw Ling menghela napas panjang, mengikuti dari belakang Kiem
Liong Lengtju mereka berdua kembali ke dalam ruangan besar.
Ketika itu patung arca yang tinggi besar itu dan menyengir seram tadi berdiri pada ujung
sudut ruangan tersebut.
Kepada patung arca tadi, Sang Pat segera menjura, katanya, Kami semua telah
melakukan pemeriksaan dan nona tersebut benar2 adalah orang yang sedang kami cari!
Bagus. bagus sekali.

Cayhe ingin menggunakan selembar jiwa dari Kiem Tjoa Lengtju kalian untuk ditukar
dengan selembar jiwa nona ini, entah bagaimana pendapat Paytju! ujar Sang Pat kembali.
Sin Hong Pay-tju tertawa dingin suaranya seram dan amat mengerikan.
Walaupun aku sangat jarang berkelana di dalam dunia persilatan, tapi sudah sering
kudengar orang membicarakan soal Tiong Cho Siang Ku yang selamanya membicarakan
soal perdagangan, selamnya mengutamakan keuntungan, kau harus tahu aku orang
selamanya paling tidak suka menerima bagian yang sudah dirugikan orang.
Suara yang meluncur keluar selama ini muncul dari balik patung arca berwajah bengis itu
bahkan suaranya sebentar merdu dan halus kemudian melengking sebentar lagi suaranya
kasar berat dan lantang membuat orang susah menduga sebenarnya orang yang ada di
dalam patung itu seorang lelaki atau seorang perempuan,
Dengan sendirinya hal ini menambah kemisteriusan suasana disekeliling tempat itu,
Siauw Ling yang mengerti akan kecetekan pengalaman sendiri dan susah untuk
ditandingkan dengan kehebatan si sie-poa emas Sang Pat, sampai saat itu tetap
membungkam dalam seribu bahawa,
Terdengar Sang Pat tertawa hambar
Dagang tidak jadi mengapa asal kebajikan tetap dipegang semisalnya Paytju merasa
keberatan untuk melakukan perdagangan dengan diriku, cayhepun tidak mau terlalu
memaksa.
Tapi kaupun harus ingat sejak perkumpulan Sin Hong Pang munculkan diri dalam dunia
persilatan gerak gerik ataupun tindak tanduknya selalu diliputi kemisteriusan, jikalau
cayhe berhasil memaksa Kiem Tjoa Lengcu mengutarakan rahasia kemisteriusan partai
kalian kemudianmembocorkan di dalam Bu-lim aku takut hal ini akan mempengaruhi
ketenaranmu
Hm! di dalam partai kami perduli bagaimana tingginya kedudukan orang itu selalu
hanya terbatas mengerti tentang mengurusi tugasnya masing-masing, apa yang mereka
ketahui sangat terbatas sekali, kalau kau ingin menggunakan hal ini untuk me-nakut2i
diriku. Hmm! hmm! tindakanmu ini mirip dengan orang tolol yang bermimpi disiang
hari bolong
Sewaktu Sang Pat hendak membantah lagi, mendadak dari sepasang mata patung
berwajah buas itu memancarkan serentetan cahaya ke-merah2an.
Walaupun dalam hati kecilnya terang2an ia tahu perbuatan ini hanya suatu perbuatan
kesengajaan dari Sin Hong Paycu untukme-nakut2i orang lain, tak urung hatinya dibikin
tegang juga, serunya kepada Siauw Ling dengan nada lirih.

Toako harap kau melakukan persiapan, hati2 terhadap serangan bokongan dari mereka
Tampak sepasang mata raksasa dari patung arca berwajah seram itu makin lama berubah
semakin merah, sepasang biji matanya berputar tiada hentinya bagaikan hendak
menerkam orang saja.
Sang pat segera berpaling ke belakang, ketika itu Kiem Liong Lengcu yang membawa
jalan tadi kini sudah lenyap tak berbekas, entah kapan orang itu lenyap dari pandangan.
Hawa murninya segera disalurkan mengelilingi seluruh badan kemudian dengan langkah
lambat berjalan mendekati patung arca tersebut, pikirnya di dalam hati.
akan kulihat terbuat dari benda apakah badanmu itu.
Terdengar Sin Hong Paycu dengan suara penuh kegusaran membentak keras.
Eeei. jangan coba2 berjalan mendekati badan keramatku, kalau kau tidak suka
mendengar nasehatku, Hmm! akan kuhancurkan seluruh badanmu!
Sang Pat mendongak tertawa ter-bahak2.
Ha. ha. mati atau hidup menurut takdir, siapa yang bisa memaksa kemauan
sendiri!
Mendadak ia percepat langkah kakinya menerjang ke arah patung arca tersebut, tangan
kanannya disilangkan didepan dada melindungi badan sedang tangan kiri meluncur
keluar meraba punggung dari patung arca itu. Terasa olehnya dimana tangannya meraba
terasa dingin dan kaku, ternyata patung arca itu terbuat dari besi baja.
Hawa murninya segera disalurkan mengelilingi badan siap mengirim sebuah pukulan
untuk menjajal kekuatan daya tahan besi tadi, siapa sangka pada saat yang bersamaan
dari atas kepalanya mendadak meluncur datang segulung hawa tekanan yang luar biasa.
Dalam keadaan gugup ia mendongak ke atas, tampaklah sebuah lengan kiri raksasa dari
patung arca berwajah buas itu meluncur datang menghantam badannya.
Dengan sebat Sang Pat berkelit kesamping meloloskan diri dari datangnya babatan itu,
ujarnya dengannada dingin.
Berjumpa muka lebih mantap dari pada mendengar nama besar belakam kepandaian
silat Pay tju tidak lebih hanya begitu saja
Kurang ajar, keparat, kau berani menghina aku orang!
Mulut patung yang besar dan lebar mendadak membuka lebar, tiga rentetan cahaya putih
dengan kecepatan laksana kilat meluncur ke arah diri Sang Pat.

Waktu itu si sie poa emas telah mengadakan persiapan, badannya cepat-cepat berkelit
kesamping senjata sie poa emas pun dicabut keluar dan didorong kedepan dengan
gerakan mendatar.
Sreet.! sret. diantara desiran angin tajam dua batang jarum beracun yang
memancarkan cahaya ke biru2an meluncur kedepan menancap diatas meja
sembahyangan, sedang sebatang yang lain terkena hadangan senjata sie poa emas Sang
Pat terpental kesamping menancap diatas tiang kayu ditengah ruangan tersebut.
Siauw Ling yang melihat Sang Pat telah turun tangan, ia tidak mau ambil diam telapak
tangannya segera didorong kedepan mengirim sebuah pukulan udara kosong.
Patung arca itu kelihatan sangat tinggi besasr menyeramkan dan membuat hati orang
bergidik, tapi badannya susah bergerak.
serangan yang dilancarkan Siauw Ling barusan, dengan telak bersarang diatas badannya
Patung arca tinggi besar itu bergoyang beberapa kali, hampir2 saja terdorong jatuh dan
roboh ke atas tanah.
Semangat Siauw Ling berkobar, nyalinya semakin besar dengan langkah lambat ia
berjalan mendekati patung itu lebih dekat.
Paytju! patung malaikat berwajah bengis yang kau cimpatkan ini mungkin bisa
digunakan untuk menakut2i manusia bodoh yang tidak tahu urusan, tapi kau jangan harap
bisa membuat kami jadi jera dan pecah nyali. kalau kau tak setuju untuk melepaskan
nona Giok Lan hmm! jangan salahkan kami berdua ini hari juga akanmembongkar kedok
yang sebenarnya dari kalian!
Berbicara sampai disitu, dengan ilmu menyampaikan suara ujarnya pula kepada Siauw
Ling.
Toako, kau jangan bertindak terlalu ceroboh disekeliling patung malaikat ini telah
dipasang senjata rahasia yang sangat ampuh jangan sampai kena terjebak siasatnya.
Terhadap betapa luas serta matangnya pengalaman Sang Pat, pemuda she Siauw ini
benar2 takluk, mendengar nasehat tersebut ia benar2 berhenti bergerak.
Ketika dilihatnya dari pihak Sin Hong Paycu tidak memberikan reaksi, Sang Pat kembali
berseru.
Walaupun kami bersaudara pernah mengikat suatu ganjalan kecil dengan partai saudara,
tapi kejadian itu timbul dikarenakan suatu kesalah pahaman, masing-masing pihak tiada
ikatan permusuhan maupun dendam sedang kami pun tidak ingin memusuhi partai kalian,
harap Paycu suka berpikir tiga kali sebelum mengambil keputusan

Ber-turut ia membentak beberapa kali, tapi tidak kedengaran juga suara jawaban dari Sin
Hong Paycu.
Siauw Ling mulai tidak sabaran, sepasang matanya dengan tajam memperhatikan sekejap
seluruh patung arca tersebut, ujarnya tiba-tiba dengan nada lirih.
Mari kita dorong patung arca ini biar roboh ke atas tanah, kemudan dari bentuk patung
ini kita cari alat rahasianya, dan lenyapkan kekuatan daya guna alat2 rahasia tersebut atau
paling sedikit kita bisa mengurangi kehebatan dari permainan setan mereka!
Pendapat Toako sangat lihay dan bagus sekali sahut Sang Pat dengan ilmu
menyampaikan suara, Tapi dalam hati kecil siauwte masih terdapat banyak urusan yang
belum berhasil kupahami! aku harus berpikir keras terlebih dahulu!
Di dalam kuil Too-koan yang demikian besar tentu tersembunyi anak murid partai Sin
Hong Pang, tapi kenapa orang2 itu tidak mau unjukan muka?
Ehmmm! benar, hal ini memang sedikit mengherankan.
Sewaktu kedua oran gitu sedang kasak kusuk membicarakan soal mereka sendiri
mendadak Sin Hong Paytju buka suara dan berkata
Baiklah aku menyetujui usul kalian, jiwa Kiem Tjoa Lengtju akan kutukar denganjiwa
bocah perempuan itu;
Bagus sekali kita tetapkan dengan perkataan ini, sebelum sang surya lenyap diufuk
Barat cayhe pasti membawa Kiem Tjoa Lengtju datang kemari.
Situasi yang tegang diantara kedua belah pihak segera melunak kembali dengan sepatah
dua patah kata dari Sin Hong Paytju ini.
Sebenarnya dalam sekejap mata aku bisa mencabut jiwa kalian berdua dengan sangat
gampang kata Sin Hong Paytju kembali, Tapi setelah kupikir bolak balik, niatku ini
kubatalkan kembali, sekarang kalian berdua boleh pergi!
Dalam hati Siauw Ling merasa sangat tidak puas, bibirnya bergerak hendak mengejek,
tapi niatnya kena dicegah oleh kerdipan mata Sang Pat.
Demikianlah mereka berdua segera berlalu dari ruangan dan keluar dari kuil itu.
Beberapa saat mereka berlari, ditengah jalan Sang Pat berpaling ke belakang ketika
dilihatnya tak ada orang yang melakukan pengejaran barulah ujarnya kepada sang
pemuda dengan nada lirih.
Toako! tahukah kau mengapa siauwte melarang kau banyak bicara.

Demi meredakan suasana dan menghindarkan diri dari banyak ribut, setelah ia setuju
untuk menyerahkan nona Giok Lan kepada kita, tentu saja tiada berguna lagi untuk
mencari gara2 dengan banyak ribut!
Soal ini sih tidak sedemikian!
Lalu karena apa?
Sacara mendadak siauwte teringat akan kabar berita yang tersiar di dalam dunia
persilatan, banyak orang mengatakan bahwa Sin Hong Pay tju bisa mencabut nyawa kita
tanpa menimbulkan sedikit suarapun apa yang ia ancam terhadap kita barusan
kemungkinan besar bukan gertak sambal belaka, Haaa. sewaktu siauw te teringat akan
kabar berita yang tersiar dalam Bu-lim ini hatiku merasa amat gelisah, teringat mungkin
sekali urusan ini akan menyeret Toako ke dalam keadaan yang mengerikan hatiku
semakin cemas lagi, Tidak nyana ia suka berubah niat dan setuju untuk menukar jiwa
Giok Lan dengan jiwa Kiem Tjoa Leng-tju, hal ini sungguh membuat aku merasa
bingung dan sama sekali tidak paham
Kau teringat urusan apa lagi?
Di dalam dunia persilatan tersiar kabar berita pula yang mengatakan sewaktu sin Hong
Pay tju hendak menghukum lawannya asal ia berdiri tepat dihadapan patung arca itu
maka dalam waktu yang singkat hukuman akan segera menimpa diatas tubuh siterhukum;
kalau kita dengar berita ini sang hati memang akan dibikin keheranan, padahal kalau kita
berpikir lebih cermat lagi dibalik peristiwa tersebut sebenarnya tersembunyi suatu rahasia
yang sangat besar
Rahasia apakah itu?
Jikalau di dalam patung berwajah bengis itu disembunyikan alat2 rahasia atau senjata2
rahasia, dengan andalkan kepandaian silat yang kita miliki tak perlu terlalu jeri
kepadanya, tapi jikalau yang ia sembunyikan adalah semacam obat pemabok yang tak
berwarna tak berasa dan tanpa menimbulkan suara maupun gerak gerik yang
mencurigakan tahu2 menyembur ke arah kita, bukankah tanpa disadari racun tersebut
telah bersarang ditubuh kita.
Sebelum ia sempat menyelesaikan kata2nya mendadak terdengar suara langkah kaki yang
ramai dan ribut berkumandang datang dari arah belakang.
Mereka segera berpaling tampaklah Kiem Liong Lengcu dengan langkah cepat sedang
bergerak mendekat, dibelakangnya menguntil beberapa orang yang diantaranya
merupakan Giok Lan sidayang cantik itu.
Eeei. mungkinkah Sin Hong Paycu berubah niat? tanya Siauw Ling keheranan.
Ehm. urusan memang rada sedikit mencurigakan!

Ditengah pembicaraan, Kiem Lion Lengtju telah tiba dihadapan mereka, seraya menjura
ujarnya, Paytju kamiberkata bahwa Tiong Cho Siang Ku adalha manusia yang boleh
dipercaya dalam dunia persilatan, selamanya berwatak baik dan pegang janji setelah
menyanggupi untuk bertukar orang tak akan ingkari janji maka dari itu Paytju kami
membiarkan kalian membawa pergi sang bocah perempuan ini terlebih dulu setelah itu
barulah kalian melepaskan Kiem Tjoa Lengtju kami.
Aah! tidak kusangka paytju kalian bisa berlapang dada macam begini! jengek Siauw
Ling dari samping.
Hmmm! paytju kami selamanya jadi orang ramah dan berlapang dada. sambung
Kiem Liong Lengtju dengan nada dingin.
Sinar matanya perlahan-lahan dialihkan ke arah Giok Lan dan terusnya, Sekarang kau
boleh menyeberang kesana
Tunggu sebentar! tiba-tiba Sang Pat berseru,
Kenapa?
Sambil memandang tajam wajah Giok Lan, tanya Sang Pat dengan wajah serius.
Nona apakah pikiranmu betul2 sadar?
Selamanya kalau bicara si sie poa emas tentu tak lupa dengan suara tertawa haha hihinya
tapi sekarang setelah bersikap serius wajahnya benar2 mengerikan.
Aku sangat baik! sahut Giok Lan mengangguk.
Apakah mereka sudah membebaskan jalan darah diatas sepasang lenganmu yang
tertotok?
Sudah! jawab Giok Lan kembali sambil angkat sepasang tangannya ketengah udara.
Kalau begitu sangat bagus sekali, benda yang tadi berada dalam saku nona apakah
sekarang masih ada?
Entah mereka meletakkan benda apa didepan dadaku, sewaktu mereka ambil pergi
barang tersebut tadi jalan darahku ditotok terlebih dahulu jadi aku sama sekali tidak
merasa
Ditengah pembicaraan yang sedang berlangsung, secara diam2 Sang Pat memperhatikan
semua gerak gerik gadis tersebut, setelah ditemuinya tak ada hal yang mencurigakan
barulah ia ulapkan tangannya ke arah Kiem Liong Lengcu.

Tolong beritahu kepada Paycu kalian untuk perhatian darinya kami merasa sangat
berterima kasih sekali
Kalian berdua silahkan berlalu, maaf cayhe tidak mengantar lebih jauh!
Siauw Ling, Sang Pat dengan membawa Giok Lan buru-buru putar badan dan berlalu dari
sana kembali ke dalam gubuk mereka.
Secara diam2 Sang Pat memperhatikan terus seluruh gerak gerik dari Giok Lan melihat
kepandaian silatnya sama sekali tidak mengalami gangguan apapun hatinya semakin
curiga lagi, menanti ia benar2 yakin kalau Giok Lan tidak ada persoalan barulah sigemuk
ini menghela napas panjang tanyanya.
Nona Giok Lan mengapa Sin Hong Paycu menaruh rasa simpatik kepadamu? mengapa
secara sukarela ia suka melepaskan dirimu?
Giok Lan adalah seorang gadis yang cerdik sejak tadi ia sudah merasa bahwa secara
diam2 Sang Pat terus menerus memperhatikan dan mengawasi gerak geriknya, hanya saja
ia tidak ingin banyak bicara dan tetap mempertahankan ketenangannya.
Menanti si sie poa emas buka mulut mengajukan pertanyaan, diam2 ia baru
menghembuskan napas panjang.
Aku sendiripun tidak paham! sahutnya lirih.
Sang Pat segera alihkan sinar matanya ke arah Siauw Ling, dan tanyanya, Toako!
apakah secara diam2 kau telah turun tangan memberi peringatan kepada diri Sin Hong
Pay-tju dan memaksa ia menuruti kehendakmu?
Tidak! aku sama sekali tidak pernah mencampuri urusan orang lain
Kalau begitu urusan sedikit mengherankan seru Sang Pat diiringi suatu senyuman getir
Watak serta tingkah laku dari Sin Hong Pay tju ini sungguh membuat orang keheranan,
ragu2 dan merasa tidak paham.
JILID 14
Selama ini ia menganggap tindaka Sin Hong Paytju secara tiba-tiba mengirim Giok Lan
kepada mereka pasti disebabkan alasan2 tertentu dan alasan ini kalau bukan muncul dari
dirinya tentu disebabkan karena Siauw Ling.
Siapa nyana dugaanya sama sekali meleset
Mereka bertiga melakukan perjalanan cepat tidak selang beberapa saat kemudian mereka
telah tiba dirumah gubuk tersebut.

Waktu itu denan perasaan tidak tenteram Kiem Lan sedang menanti diluar rumah, setelah
dilihatnya Giok Lan kembali tanpa membawa sedikit ciderapun, dengan hati kegirangan
ia menyambut kedatangannya dan mencekal tangan gadis itu erat2.
Kau tidak tersiksa bukan? tanyanya penuh kuatir.
Masih baikan! jawab yang ditanya sembari bersama2 melangkah masuk ke dalam
ruangan,
Mendadak sinar matanya berbentur dengan tubuh Peng Im yang duduk bersila disudut
ruangan, buru-buru ia maju menghampiri, tanyanya lirih
Peng-heng, parahkah lukamu?
Mendengar pertanyaan itu perlahan-lahan Peng Im membuka matanya dan tertawa
hambar
Walaupun luka yang kuderita tidak ringan setelah mendapat bantuan dari Siauw
thayhiap seua rasa sakit telah hilang dan kesehatanku mulai pulih kembali. asal
beristirahat sebentar lagi maka kekuatan akan kembali seperti sedia kala.
aai .! Peng-heng kalau bukan karena ingin menoong diriku kau tak bakal menderita
luka separah ini! kata Giok Lan dengan wajah sedih.
Tindakanku ini merupakan kebiasaan yang dilakukan setiap anggota Kay pang, semua
orang akan bersikap macam aku Peng Im. jadi nona tak usah berterimakasih kepadaku
lagi.
Aaai. sudah lama kudengar akan kebajikan serta semangat kependekaran dan orang2
kay pang yang dikatakan sebagai enghiong hoohan.
Noan tak usah memuji kami setinggi langit tukas Peng Im cepat-cepat. Inilah syarat
utama yang harus dilakukan oelh orang2 Kay pang sehingga dapat mempertahankan
nama harum perkumpulan kami.
Sementara itu dengan suara lirih Siauw Ling bertanya pada diri Tu Kioe, Bagaimana
keadaan luka Peng Im?
Obat yang diberikan mendatangkan kemanjuran yang tak terduga, saat ini seluruh jalan
darah diatas tubuhnya sudah lancar. aku pikir dalam waktu singkat kesehatannya bisa
pulih kembali seperti sedia kala!.
Tulang2 serta isi perutnya apakah ikut terluka?
Keadaan isi perut normal, sedang tulangnya ada sediit terluka hanya tidak terlalu
membahayakan

Kalau begitu bagus sekali!!!


Tampak Peng Im lambat2 pejamkan matanya kembali dan mulai mengatur pernapasan.
Jelas dalam keadaan terpaksa ia mebutuhkan banyak waktu untuk menatur pernapasan
pulihkan kembali kekuatannya.
Giok Lan pun tidak mengganggu lagi perlahan-lahan ia bangun berdiri dan
mengundurkan diri kesamping.
Siauw Ling melongok keluar jendela memeriksa keadaan cuaca, lalu dengan nada lirih
bisiknya kepada Kiem Lan.
Setengah harian lamanya mereka harus berlari dan berjuang, perut tentu sudah lapar
semua, kalau ada bahan makanan tolong nona suka pamerkan sedikit kepandaian
memasak.
Siangkong turunkan perintah saja mengapa kau bersikap begitu sungkan2? bisik Kiem
Lan lirih.
Siauw Ling tersenyum, ia membungkam.
Ayoh berangkat! seru Giok Lan kemudian sambil bangkit berdiri. Enci Kiem Lan, mari
aku bantu kau membuat nasi dapur!
Tidak bisa jadi, kau barusan pulang dan lukamu belum sembuh, mana boleh bekerja
keras?
Tidak mengapa!
Dengan mengikuti dibelakang Kiem Lan gadis Giok Lan segera berlalu kedapur
Menanti kedua orang dayang itu sudah berlalu, Siauw Ling baru berkata kepada diri Sang
Pat serta Tu Kioe.
Beberapa kali Siauw-heng mengunungi kuil bobrok itu, setiap kali pula aku menjumpai
peristiwa aneh yang tak terduga .
Segera ia menuturkan semua kisah aneh yang pernah dijumpainya selama beberapa
waktu ini.
Tiong Cho Siang Ku yang mendengarkan kisah tersebut dibikin berdiri terbelalak dengan
mulut melongo, lama . lama sekali Sang Pat baru berkata.
Malam itu siauwte berdua telah berjumpa dengan seorang sahabat karib yang sudah
lama tidak berjumpa, karena minum arak terlalu banyak dengan membawa mabok kami

berangkat kekuil itu, siapa sangka ditengah jalan telah berjumpa dengan majikan
perpustakaan Sian khie Su Lu dari kota Siang Yang Peng keresidenganCi Kiang serta
Pek So Suseng atau si Sastrawan Bertangan Seratus Jan Ing
mengerti waktu sudah terdesak siauwte berdua ada maksud menghindar tapi terlambat
demikianlah ditengah jalan kami ber-cakap2 sampai lama sekali, menanti Siauw-te
hendak mohon diri pada waktu itu, kembali telah berjumpa dengan Tong Loo-thay dari
keluarga Tong keresidengan Su Tzuan yang datang kesitu dengan membawa menantu
serta empat orang dayang perempuan, demikianlah waktu kembali terbuang dalam
percakapan, menanti siauwte tiba dalam kuil itu dan meninggalkan surat segera dengan
menempuh bahaya menyelundup masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa San cung
dengan harapan bisa mendapatkan sedikit berita tentang Toako, siapa sangka hampir2
saja nyawa siauwte berdua lenyap di dalam perkampungan Pek Hoa San cung, dengan
sendirinya tak bisa menemukan jejak Toako lagi
Takdir sudah menentukan demikian, hal ini mana boleh salahkan kalian berdua?
Toako, alismu berkerut, wajahmu murung, apakah aku sedang merisaukan keselamatan
dua orang tuamu? tanya Sang Pat
sudah berapa kali aku berpikir keras, rasanya kecuali dengan menempuh bahaya kembali
keperkampungan Pek Hoa Sancung rasanya tak ada cara lain yang lebih bagus lagi,
bahkan kalau mau pergi harus segera berangkat kita harus melakukan suatu tindakan
diluar dugaan mereka
Sang Pat termenung berpikir beberapa saat lamanya kemudian ujarnya
Soal menolong kedua orang tua itu lolos dari mara bahaya tentu lebih cepat diselesaikan
lebih baik, dan menyelundup masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa sancung gampang
yang sulit bagaimana caranya membuat mereka tidak merasa
Aku berdiam di dalam perkampungan Pek Hoa sancung bukan hanya sehari dua hari
saja, walaupun tak bisa diaktakan semua rahasia dapat kuketahui, tapi mengetahui jjuga
bebeapa tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi, yagn jadi persoalan sekarang
adalah secara bagaimana kita hendak meyelundup masuk ke dalam perkampungan tanpa
diketahui mereka
Dengan andalkan kita bertiga ujar Tu Kioe memberi pendapatnya. Sekalipun berhasil
menolong kedua orang tua itu lolos dari kurungan, rasanya rada sulit juga buat kita untuk
menghantar mereka keluar dari perkampungan Pek hoa Sancung
Kalau dibicarakan dari kekuatan jago lihay yang ada di dalam perkampungan Pek Hoa
Sancung, kekuatan kita bertiga memang rada lemah.
Pada saat itu Kiem Lan serta Giok Lan kebetulan sedang membawa air teh menuju ke
ruang tengah, mendengar beberpa orang itu sedang merencanakan hendak pulang

keperkampungan Pek oa Sancung, air muka mereka berdua segera berubah hebat, seelah
meletakkan air teh ke atas meja mereka buru-buru mengundurkan diri ke belakang.
Sejak kecil kedua orang ini dibesarkan di bawah pimpinan Jen Bok Hong, karena itu asal
menyebut nama oang ini timbulkan rasa jeri dihati kecil mereka.
Terdengar Peng Im yang sedang duduk mengatur pernapasan berkata menyambung
pembicaraan mereka.
Pengaruh serta kekuatan perkampungan Pek Hoa San-cung pada saat ini amat luas
dengan kekuatan Tjuwi bertiga kendati kepandaian silat yang kalian miliki lebih lihay
pun niscaya akan menderita kekalahan total ditangan mereka. menurut apa yang aku
sipengemis kecil ketahui kecuali delapan Tiang-loo dari partai kami dengan masingmasing orang membawa sepuluh orang anak murid mereka, Tjong Piauw Patju dari
empat keresidegnan besar dengan membawa delapan belas orang jago lihay telah
berangkat datang masih ada lagi sipanah sakti Yong yen Khie. Sipeluru sakti Loj Joei
Tjang beserta jago lihay dari Ih Heng Bun, Tong Kong Djen, Sak Hong Sian dari Thaykheh Pay aliran selatan serta jago-jago sembilan partai besar telah bergerak datang
semua, orang2 ini bukan semuanya ada ikatan permusuhan dengan Djen Bok Hong,
kedatangan mereka kebanyakan atas undangan kawan2 karib mereka, jikalau kalian
bertiga bisa mengadakan pertemuan dengan Be Boen Hwie dan saling bantu membantu,
kemungkinan besar kekuatan kita cukup kuat untuk melawan kekuatan perkampungan
Pek hoa San-cung>
Ehmm . aku si Sang Loa-toa memang pernah dengar orang berkata bahwa di daratan
Tionggoan telah muncul seorang yang bernama Be Boen Hwie kata Sang Pat sambil
mengangguk. Baik kepandaian, maupun kecerdasannya melebihi siapapun, belum lama
terjunkan diri ke dalam dunia persilatan, namanya sudah tersohor dan ia sendiri berhasil
merebut kursi pimpinan.
Sungguh sayang luka yang aku pengemis cilik derita belum sembuh betul2 ujar Peng
Im sambil menghela napas panjang. Kalau tidak cayhe pasti akan mengiringi Tjuwi
untuk berhubungan dengan para jago dan bekerja sama dengan mereka.
Mendadak Sang Pat teringat akan satu persoalan, buru-buru ujarnya kepada Tu Kioe.
Loo jie, cepat kau lepaskan Kiem Tjoa Leng tju, siauw-heng telah mengadakan
pertukaran syarat dengan Sin Hong Paytju, kita tak boleh mengingkari janji.
Tu Kioe mengiakan, ia segera bangun berdiri dan berlalu,
setelah Tu Kioe berlalu, Sang Pat kembali berpaling ke arah Siauw Ling ujarnya.
Pada saat ini sepuluh li disekeliling perkampungan Pek Hoa San-tjung telah berkumpul
berpuluh2 orang jago lihay peristiwa munculnya kembali Jen Bok Hong telah
menggemparkan seluruh dunia persilatan, menurut hasil penyelidikan yang Siauwte

lakukan situasi pada saat ini amat kacau dan ruwet, diantara para jago yang berkumpul
disini walaupun ada diantaranya karena hendak menegakkah keadilandidalma Bu Lim,
tapi ada pula diantaranya sengaja datang dengan membawa maksud2 tertentu.
Aaai . kepentingan umum telah dicampur adukkan dengan kepentingan pribadi,
sungguh membuat ornag merasa silau dan tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi.
Siauw Ling menghela napas panjang ujarnya pula.
Orang berkata dunia persilatan banyak persoalan, aku rasa ucapkan ini sedikitpun tidak
salah.
Sang Pat perlahatn lahan mengalihkan sinar matanya ke arah Peng Im.
Sudah lama cayhe mendengar akan kemanapun orang2 Kay pang. katanya perlahan Peng
heng! kenapa saat ini kau tidak mempamerkan sedikit kepandaian untuk kita lihat?
Kalau pada hari hari biasa, anak murid partai kami benar benar mempunyai kemampuan
untuk menyampaikan berita sejauh ribuan li dalam sehari saja, tapi situasi disekitar kota
Koei Cho pada saat ini amat kacau dan luar biasa, gerak gerik anak murid kami mendapat
banyak ikatan2 yang membuat mereka kurang leluasa untuk bergerak, jikalau tidak
sangat penting mereka dilarang bergerak ditempat luaran, tapi aku sipengemis cilik rela
mengadakan percobaan satu kali
Sembari berkata ia meronta bangun dan dengan langkah lebar berjalan keluar ruangan.
Pang-heng kau hendak kemana? tanya Siauw Ling keheranan.
Ia hendak mengadakan hubungan rahasia dengan orang2 partainya untuk mencari
berita sambung Sang Pat yang berada disisinya.
Luka yang ia derita belum sembuh, tidak leluasa baginya untuk bergebrak melawan
orang lain, secara diam2 kita harus melindungi dirinya
Cara orang2 Kay-pang mengadakan hubungan berita sudah tersohor selama ratusan
tahun di dalam dunia persilatan, selamanya rahasia ini tak pernah bocor, jikalau kita
bermaksud hendak melindungi dirinya mungkin ia malah menaruh curiga kepada kami
hendak mencuri tahu rahasia pertai mereka .
Ooouw . kiranya begitu!
Seperminum teh kemudian Peng Im yang keluar telah balik kembali, ujarnya,
Pada saat ini situasi disekitar tempat ini penuh mara bahaya, aku tidak berani mengambil
kesimpulan secara gegabah.

Seadanya sajalah, luka Peng-heng belum sembuh benar2 kau tak usah terlalu repot2 dan
banyak buang tenaga kata Siauw Ling menasehati.
Terima kasih atas nasehatmu!
Pengemis itu pejamkan matanya dan mengatur pernapasan kembali
Kembali beberapa saat lewat dengan cepatnya, tiba-tiba muncul Tu Kioe dengan langkah
terburu-buru
Agaknya Sang Pat dapat melihat keadaan sedikit kurang beres, segera tanyanya penuh
kecemasan.
Apakah diri Kiem Tjoa Lengtju telah terjadi sesuatu peristiwa diluar dugaan
Kiem Tjoa Lengtju telah siauwte lepas hanya saja dua setan pembuka jalan entah telah
ditolong oleh siapa? untung sekali Siauwte telah menyembunyikan mereka secara
terpisah.
Asalkan kita sudah membebaskan Kiem Tjoa Lengtju berarti tidak ada hutang lagi
dengan Sin Hong Pay-tju tukas Sang Pat cepat dua setang pembuka jalan benarkah
ditolong atau tidak itu soal yang tidak terlalu penting
Ditengah pembicaraan yang sedang berlangsung, dua orang dayang telah menyiapkan
sayur serta nasi;
Ditengah gubuk yang terpencil tak ada bahan yang bagus, silahkan Tjuwi menangsal
perut seadanya kata Kiem Lan.
Sang Pat yang melihat diantara sayur yang dihidangkan terdapat daging dan ayam, ia
segera tertawa terbahak2.
Hahaha . nona berdua tak usah terlalu sungkan2
Ia gerakan sumpit terlebih dahulu untuk bersantap,
Sinar mata Giok Lan berputar ketika dilihatnya Peng Im masih duduk bersemedi diujung
ruangan dan teringat bahwa lukanya diderita gara2 dirinya, segera ia berjalan mendekati
sambil berkata,
Peng-heng, apakah lukamu rada baikan?
Sejak kecil Peng Im telah berkelana di dalam dunia persilatan dengan mengikuti gurunya
saat ini boleh dikata dia adalah seorang jagoan yang sudah kenyang makan asam garam
dunia persilatan, pengetahuannya luas dan pengalamannya banyak, mungkin diantara
orang yang hadir sekarang hanya Tiong Cho Siang Ku yang bisa memadahi dirinya.

Sekalipun begitu, kena dipanggil Giok Lan dengan ucapan Peng-heng, tak urung
selembar wajahnya berubah jedi merah padam juga buru-buru jawabnya.
Tak usah nona merasa kuatir, luka aku si pengemis sudah rada baikan .
Giok Lan tersenyum.
Perutmu tentu sangat lapar, mari bersantap dulu kemudian baru mengatur pernapasan
lagi.
Peng Im ternyata sangat penurut, ia mengiakan dan berjalan kemeja makan sambil
ujarnya kepada Tiong Cho Siang Ku.
Tauke berdua, aku rasa kalian belum pernah bersantap dengan ditemani pengemis
bukan?
Perduli dia adalah seorang jago macam apa pun terhadap orang lian bisa berbicara
seenaknya saja tanpa terikat macam adat tapi begitu berjumpa dengan Giok Lan ia jadi
malu dan ter-sipu2.
Terdengar Sang Pat tertawa tergelak.
Kita sebagai kaum pedagang selamanya hanya tahu cari untuk se=banyak2nya, soal itu
sih kami tidak terlalu memperhatikan
Agaknya secara mendadak Tu Kioe teringat akan satu persoalan, ia menghentikan
sumpitnya dan berkata.
Eeei . pengemis dalam hati aku Tu Loo djie punya urusan yang kurang mengena
dihati, entah bolehkah kuutarakan keluar
Sambil mengunyah sekerat daging dan meneguk secawan arak jawab Peng Im cepat.
Djie Tauke ada urusan apa hendak ditanyakan? silahkan diutarakan, hal ini merupakan
suatu kebanggaan buat siauwte!
Sudah, tak usah banyak bicara yang tak berguna, aku takut kaupun sama pula dengan
aku si Tu Loo-djie kurang paham terhadap soal ini!
Ooouw . tentang soal ini sih susah dikatakan, coba kau katakan selengkapnya,
mungkin aku sipengemis bisa bantu kau untuk memunahkan beberapa persoalan sulit
yang mengeram dalam hatimu
Pernahkah kau mendengar tentang si hwee sio pemabok serta sipengemis kelaparan?

Terhadap sahabat karib aku sipengemis cilik, tentu saja tak akan kulupakan,
Bagaimana? Apakah kau ingin menanyakan sesuatu tentang diri mereka berdua?
Kalau sihweesio pemabok jelas menunjukkan kepada gundulnya adalah kepala gundul
seorang paderi dan tak usah kita bicarakan lagi, sebaliknya sipengemis kelaparan agaknya
mempunyai hubungan yang erat dengan perkumpulan kalian. apakah dia termasuk
anggota perkumpulan Kay-pang?
Peng Im menyikat sekerat daging ayam sambil mengunyah jawabnya tertawa.
Semua pengemis yang ada dikolong langit berasal dari satu keluarga, walaupun dia
bukan termasuk anggota perkumpulan Kay-pang kami tapi dia mempunyai hubungan
yang sangat erat sekali dengan perkumpulan Kay Pang jikalau kau ingin mengetahui
keadaan yang sebenarnya maka pertama kau harus mengundang aku sipengemis ciilk
minum arak sepoci dahulu.
Seorang lelaki sejati tidak pantas untuk mencari tahu rahasia pribadi orang lain, aku
hanya ingin tahu saja, asal dia bukan orang2 anggota Kay Pang itu sudah lebih dari
cukup
Sungguh lihay. seru Peng Im sambil gelengkan kepalanya berulang kai. Kita si
pengemis sudah pernah mencicipi masakan dari empat penjru, tapi dalam soal kehebatan
belum bisa menangkan juga dari kaum pedagang. Tauke! perhitungan mu betul2 cermat
dan teliti ternyata kali ini kau sudah menghemat uang sepoci arak
Santapan kali ini diselesaikan ditengah percakapan serta gelak tertawa yang amat ramai.
Kiem Lan, Giok Lan membereskan mangkok sumpit yang telah dipakai, belum sempat
beberapa orang itu melakukan sesuatu mendadak tampak dua orang pengemis berusia
setengah baya dengan langkah lebar telah berjalan masuk ke dalam ruangan.
Perkumpulan Kay Pang selama ratusan tahun ini selalu disebut sebagai partai terbesar
didunia persilatan bisik Sang Pat dengan suara lirih. Kelihatannya nama besar ini
bukan nama kosong belaka dalam situasi macam begini ternyata mereka masih bisa
berhubungan hanya membutuhkan waktu sepertanak nasi saja
Tampak Peng Im dengan langkah lebar berjalan menghampiri kedua orang itu dan
berbisik mengucapkan sepatah dua patah kata, kedua orang penemis berusia setengah
baya itu kelihatan mengangguk kemudian buru-buru berlalu.
menanti bayangan punggung kedua orang itu sudah meninggalkan pintu pagar Peng Im
baru putar badan berjalan masuk ke dalam ruangan, air mukanya serius dan murung
seperti lagi memikirkan sesuatu persoalan.
Sang Pat segera mendongak tertawa ter-bahak2, ujarnya.

Shen Pangcu dari partai Kay Pang terkenal sebagai seorang yang periang dan banyak
ketawa, tidak kusangka murid hasil didikannya adalah seorang bocah yang selalu
berwajah murung dan mahal tertawa .
Toa tauke! kau tidak tahu selama dua hari ini anak murid mata2 kami yang dilepaskan
banyak yang menderita luka atau menemui ajalnya, mungkinkah karena berhasil
menyampaikan berita Siauw Thayhiap ketangan Be Boen wie masih menjadi suatu
persoalan yang besar!
Apakah mereka terluka dan mati terbunuh ditangan orang2 perkampungan Pek Hoa
Sancung? tanya Siauw Ling.
Pada saat ini daerah sekitar kota Koei Cho sudah berkumpul ber-puluh2 bahkan berratus2 orang jago Bu lim dari segala penjuru dunia dengan asal usul yang campur aduk,
bahkan ada pula diantara jago-jago Bu lim yang menyaru dengan menutupi wajah mereka
yang sebenarnya, anak murid partai kami terluka ditangan siapa hingga saat ini masih
sukar untuk diselidiki.
Dan Shen Pangcu suhumu apakah sudah datang kemari? mendadak Sang Pat
menimbrung.
Suhuku sih pasti datang, hanya kapan ia baru tiba disini masih sukar untuk diduga
Dalam hati Sang Pat mengerti, sejak pertarungan seru yang terjadi dalam tubuh Kay Pang
sendiri pada dua puluh tahun berselang, dimana ber-puluh2 orang Tiong loo
berkepandaian silat lihay menemui ajalnya secara konyol hal ini telah mematahkan
kekuatan anti dari partai tersebut.
Saat ini walaupun jumlah anggota Kay Pang sangat banyak tapi kecuali Shen Pangcu
serta tiga, lima orang Tiang loo yang menduduki kursi sebagai pelindung Hukum serta
Pelaksanaan Hukum jago lihay mereka hanya beberapa gelintir saja.
Satu2nya hal yang masih bisa mereka pertahankan secara merata hingga kini adalah
semangat jantan serta tidak jeri terhadap kematian.
suasana dalam ruangan berubah jadi sunyi senyap tak kedengaaran sedikit suarapun
agaknya para jago dapat merasakah apabila setiap saat mereka bakal berjumpa dengan
musuh tangguh dan suatu pertarungan sengit tak akan terhindar maka menggunakan
waktu sesingkat ini mereka hendak coba atur pernapasan simpanan tenaga,
satu hari berlalu dengan cepatnya, setelah para jago beristirahat selama dua jam sang
suryapun telah lenyap dibalik gunung.
Peng Im sekalian mulai merasa gelisah, kalau diperhitungkan waktunya seharusnya saat
ini sudah ada jawaban yang masuk.

Pada saat itulah mendadak pintu pagar terhentak keras seperti ditendang seseorang dari
tempat luaran, seorang lelaki berbaju kumal dan penuh tambalan menerjang masuk
kedalam.
Sekali pandang Peng Im dapat mengenali orang itu sebagai salah seorang anak murid
perkumpulannya, dengan cepat ia lari menyambut kedatangannya.
Orang itu langsung menerjang masuk ke dalam ruangan belum sempat mengucapkan
sesuatu darah segar telah muncrat dari mulutnya, sang badanpun ikut roboh ke atas tanah.
Dengan cepat Siauw Ling meloncat kedepan, tangannya cepat menyambar badan lelaki
itu dan menahannya sehingg tidak sampai roboh ke atas tanah.
Dari dalam saku Sang Pat mengambil keluar sebuah botol porselen dan mengambil keluar
sebutir pil berwarna merah, tangan kiri mencekap kepala orang itu dengan paksa ia
membuka mulutnya untuk memasukkan pil tadi ke dalam mulut orang tadi.
Tu Kioe puntidak ambil diam, tangan kanannya laksana kilat ditempelkan diatas jalan
darah Ming Bun Hiat pada punggungnya lelaki itu, segulung hawa murni yang hangat
dengan tiada berputusan mengalir masuk ke dalam badannya.
setelah memperoleh bantuan serempak dari para jago mendadak semangat orang itu
menjadi pulih kembali, sepasang matanya dibuka lebar2 dan ujarnya.
Dari sini berangkat menuju ke Barat laur, kurang lebih dua puluh li diluar dusun Hoo
Kia Pau tepi telaga Kioe Ci Than .
Mendadak napasnya ter-engah2, sekali lagi ia muntahkan darah segar, sepasang mata
terpejam dan napasnya kempas kempes.
Isi perutnya menderita luka yang amat parah kata Sang Pat dengan suara lirih. Bukan
begitu saja, iapun harus melakukan perjalanan jauh dengan ter-buru-buru, satu2nya hawa
murni terakhir yang melindungi badannya telah buyar, aku takut selembar jiwanya sukar
diselamatkan lagi.
Tu ioe mengepos napas menyalurkan kembali segulung hawa murni yang maha dahsyat
ke dalam tubuh orang itumenahan jangan sampai jantungnya berhenti berdetak.
Sedikitpun tidak salah, per-lahan-lahan orang itu membuka kembali sepasang matanya
memandang ke arah Peng Im tajam2, sambungnya lebih lanjut.
Disekitar lima li disebelah Barat laut, aku telah meninggalkan tanda-tanda rahasia
perkumpulan Kay Pang kita, kalian berangkatlah mengikuti petunjuk tersebut.
Mendadak muntah darah kental berwarna ke-hitam2an, sepasang matanya terpejam badan
mengencang dan akhirnya menghembuskan napas penghabisan.

Dengan sedih Siauw Ling menghela napas panjang, ujarnya lirih.


Kebajikan serta semangat jantan orang2 Kay Pang benar2 patut dipuji, patut dikagumi
Sembari berkata ia merangkap tangannya menjura.
Tiong Cho Siang Ku pun menarik kembali wajah mereka yang penuh senyuman kedua
orang itu ber-sama2 menjura.
Kiem Lan serta Giok Lan semakin sedih lagi, air mata jatuh bercucuran membasahi
wajah kedua orang itu.
Peng Im gertak giginya kencang2, sambil menahan kucuran air mata ia bopong jenasah
lelaki itu lambat2 berjalan keluar.
Sang Pat melirik sekeja[ ke arah tu Kioe, kedua orang itu dengan mulut membungkam
berjalan mengikuti dari belakang Peng Im diam2 melindungi keselamatannya.
Siauw Ling, Giok Lan serta Kiem lan pun tanpa terasa ikut berjalan keluar dari ruangan
tersebut.
Tampak Peng Im sambil membopong jenasah lelaki itu berjalan keluar menuju kesebuah
lapangan tanah rumput disisi rumah, ia berhenti disana jatuhkan diri berlutut dan menjura
ke arah jenasah tersebut, kemudian sepasang tangannya bergerak menggali sebuah liang
besar untuk mengubur mayat orang tersebut.
Siauw Ling serta Sang Pat sekalian walaupun ada maksud turun tangan membantu,
karena mereka tidak tahu bagaimanakah peraturan dari partai tersebut terpaksa
berpangkutangan dan memandang sipengemis itu bekerja seorang diri dari tempat
kejauhan.
Setelah selesai mengubur jenasah lelaki tadi kembali Peng Im mengambil tujuh batang
ranting kering ditaruh dibagian kepala kuburan itu.
Serentak cahaya sang surya menjelang senja menyoroti tanah lapang serta tanah kubur
baru yang jelek dan sederhana, pemandangan pada saat mana sungguh mengenaskan
sekali.
Siauw Ling merasa amat terharu, tanpa terasa lagi dengan sikap serius dan penuh rasa
hormat ia berjalan maju kedepan, terhadap gundukan tanah baru dihadapannya ia
memberikan penghormatannya yang terakhir.
Siauw Thay-hiap, kami tak berani menerima penghormatanmu yang sebesar ini kata
Peng Im sambil menyeka titik-titik air mata dengan ujung bajunya.

Kami sebagai orang2 Bu lim paling mengutamakan menghormati orang2 yang setia dan
berjasa, apa salahnya aku memberi hormat kepada jenasah pahlawan ini?
Peng Im kembali menghela napas panjang.
Bagi perkumpulan Kay Pang kami kejadian yagn menyedihkan macam begini sudah
amat sering terjadi.
Partai kalian bisa lama sekali mempertahankan nama harumnya dalam Bu-lim selama
ratusan tahun, ternyata alasannya cukup kuat!
Ucapan ini dikeluarkan se-mata2 ia menaruh rasa kagum terhadap partai Kay Pang yang
besar dan banyak terdapat patriot2 gagah.
Aai. waktu sudah tidak pagi lagi seru Peng Im kemudian setelah memandang
keadaan cuaca. Kita harus segera berangkat ketelaga Kioe Tji Than diluar dusun Hoo
Kie Phu untuk melihat keadaan!
Tapi luka Peng-heng.
Luka dari aku sipengemis cilik sudah sembuh dan tak usah Tjuwi kuatirkan, saat ini
sang surya telah lenyap dari jagat senjapun menjelang datang. Mengambil remang2nya
suasana kita harus cepat melakukan perjalanan, mari biar aku sipengemis cilik membawa
jalan
Tanpa menunggu jawaban lagi dari Siauw Ling sekalian, Peng Im putar badan dan
berlalu,
Terpaksa para jago mengikuti dari belakang tubuhnya.
Dalam sekejap mata Peng Im telah melakukan perjalanan sejauh lima li dan tiba disebuah
persimpangan jalan mendadak ia berhenti sambil berkata.
Jikalau saudara dari partai kami tadi meninggalkan tanda rahasia, maka tanda tersebut
seharusnya ada disekitar sini. harap Tjuwi tunggu sebentar!
Ia bongkokan badan melakukan pemeriksaan disekitar daerah persimpangan tersebut
kemudian serunya
Oooouw. disebelah sana
Dengan mengikuti sebuah jalan raya ia lari menuju kedepan!
Tanda rahasia yang ditinggalkan perkumpulan Kay Pang benar2 amat rahasia dengan
sepasang mata Siauw Ling yang ikut memperhatikan dengan cermat setiap jengkal tanah
disekitar tempat itu tidak berhasil juga menemukan sesuatu yang mencurigakan

Pada saat ini cuaca sudah berubah sangat gelap tapi bagaikan seekor kuda saja Peng Im
lari terus kedepan tiada hentinya.
Agaknya Siauw Ling sekalian menaruh kepercayaan penuh terhadap diri Peng Im mereka
mengikuti terus dibelakang sipengemis cilik ini tanpa banyak bertanya barang sepatah
katapun.
Perjalanan dilakukan selama sepertanak nasi lamanya, ditengah malam buta secara lapat2
mereka menemukan beberapa titik cahaya lampu menyorot keluar dari balik hutan,
agaknya lampu2 itu berasal dari sebuah dusun.
Peng Im berhenti berlari dan ujarnya
Dusun disebelah depan adalah dusun Hoo Kia Phu, harap kalian menanti sebentar disini
aku akan pergi menyelidiki dimana letak telaga Kioe Chi Than tersebut.
Pada saat ini suasana penuh diliputi oleh bahaya pembunuhan pikir Siauw Ling dalam
hati.
Setiap saat besar kemungkinan untuk terjadi hal2 yang berada diluar dugaan, lukanya
belum sembuh kalau semisalnya menjumpai musuh tangguh bukankah akan menerima
kerugian besar?
Karena berpikir demikian segera ujarnya.
Peng-heng, tunggu sebentar bagaimana kalau siauwte melakukan perjalanan bersama2
dirimu?
Urusan ini tak perlu merepotkan Toako, biarlah siauwte yang menemani dirinya
sambung Tu Kioe tiba-tiba sambil berjalan menghampiri.
Baiklah! kami beberapa orang akan menanti kehadiran kalian disini!
Peng Im segera ulapkan tangannya, bersama tu Kioe ia berkelebat kedepan dan sebentar
saja sudah lenyap ditengah kegelapan.
Telaga Kioe Ci Than tentu adalah tempat dimana para jago mengadakan pertemuan
bisik Sang Pat sepeninggalnya kedua orang itu, Daripada kita menanti disisi jalanan
lebih baik sembunyi ditempat kegelapan mungkin dengan berbuat demikian kita bisa
menjumpai beberapa hal yang penting.
Belum habis ia berkata, mendadak terdengar suara derapan kami kuda berkumandang
datang .
Siauw Ling dengan sebat menarik tangan Kiem Lan serta Giok Lan untuk bersembunyi
dibalik sebuah pohon besar ditepi jalan.

Sedangkan si sie poa emas mengepos hawa murninya meloncat ketengah udara dan
bersembunyi dibalik dedaunan disebuah pohon besar.
Belum lama beberapa orang menyembunyikan diri, dua ekor kuda dengan cepatnya telah
berlari mendekat dan sama2 berhenti didekat tempat beberapa orang itu bersembunyi.
Dengan ketajaman mata Siauw Ling walaupun berada ditengah kegelapan ia masih bisa
melihat jelas wajah kedua orang itu sebagai Kiam Bun Siang Ing yaitu si Tui Hong
Kiam atau sijago pedang pengejar angin Pei Pek Li serta Boe Im Kiam atau sijago
pedang tanpa bayangan Than Tong.
Diam2 hatinya sangat terperanjat, pikinya.
Walaupun kedua orang ini bukan anggota perkampungan Pek Hoa Sancung, tapi mereka
ada hubungan dengan pihak perkampungan Pek Hoa Sancung.
ditengah malam buta begini entah karena urusan apa mereka datang kesini? apakah dari
perkampungan Pek Hoa Sancung telah tahu bahwa para jago Bu-lim sedang mengadakan
pertemuan disini?
Sewaktu ia masih berpikir terdengar Thao Tong telah berkata, Loo-toa, terbayang
sewaktu kita masih berada dalam Kiam Bun bisa bergerak bebas merdeka tanpa ada yang
berani mengikat kebebasan kita, sekarang setiap tindakan setiap gerak gerik harus
mendengarkan perkataan dari jen Bok Hong, kalau di-banding2kan sungguh jauh berbeda
bagaikan langat dan bumi .
Ssttt. perlahan dikit kalau bicara buru-buru Pei Pek Li menekan jarinya ke atas bibir.
Setelah memeriksa keadaan disekeliling tempat itu beberapa saat, ia baru menghela napas
panjang dan menyambung, Selama beberapa waktu ini Liauw-heng pun merasa tidak
betah
Jikalau Toako memang merasakan pula begini, mengapa tidak ambil kesempatan yang
sangat baik ini kita kabur balik ke Kiam Bun
Balik ke Kiam Bun? seru Pei Pek Li.Aaai .!!! saudaraku apakah kau tidak merasa
caramu berpikir keliwat baik? kau tahu Jen Bok Hong adalah manusia macam apa?
dengan wataknya yang keji dan telengas mungkinkah ia suka melepaskan kita
Kolong langit luas tiada ujung pangkalnya gunung dan hutan lebat susah diteliti satu per
satu. dimanapun juga kita masih bisa menyembunyikan diri untuk melanjutkan hidup.
Kembali Pei Pek Li menghela napas panjang.

Aaai. walaupun apa yang kau ucapkan sedikitpun tidak salah, tapi mata Jen Bok Hong
tersebar dimana2, asalkan ia berhasil mendapatkan kabar berita ini maka dengan kencang
ia akan mengirim pengejar untuk menangkap dan hukum mati kita berdua,
Sekalipun kita harus melarikan diri untuk menyelamatkan jiwa dari setiap ancaman
rasanya jauh lebih baik dari pada kita tetap tinggal disini sebagai budak2 anjing
perkampungan Pek hoa San-tjung.
Bicara sampai disitu than Hong menghembuskan napas panjang, terusnya.
Jen Bok Hong memandang kita dua bersaudara sebagai bawahannya setiap saat kita diperintah2 seperti buda, Hm perbuatannya patut dibenci, tapi Tjau Tjioe Liong dengan
sengaja mengikat persahabatan kita dan memancing kita orang terperosok masuk ke
dalam perkampungan Pek hoa Santjung perbuatannya semakin patut dibenci, asalkan
dikemudian hari ada kesempatan kita harus membunuh mati babi ini untuk melampiaskan
rasa dendam kita!
Tidak salah, perbuatan rendah dari Tjioe Tjau Liong kalau dibandingkan dengan Jen
Bok Hong semakin patut dibenci. akupun membenci dirinya sehingga merasuk ketulang
sumsum.
Bicara sampai disitu ia merandek sejenak, kemudian terusnya,
Tidak leluasa buat kita untuk terlalu lama bediam disini, karena Jen Bok Hong adalah
manusia yang banyak menaruh curig. mungkin sekail ia telah mengirim orang untuk
membuntuti kita orang jikalau kita berdiam disini terlalu lama mungkin akan
menimbulkan rasa curiga dalam hatinya!
Selesai berkata ia sentak tali les kuda dan kabur dari sana.
Than Tong pun menyentak tali les kudanya mengejar, dalam sekejap mata kedua ekor
kuda itu sudah lenyap tak berbekas.
Menanti kedua orang itu sudah lenyap dari pandangan Siauw Ling baru berbisik kepada
Kiem Lan serta Giok Lan dengan suara lirih.
Aku lihat hari kiamat bagi Djen Bok Hong sudah tidak jauh lagi, banyak anggota
perkampungan Pek Hoa Santjung mulai menaruh maksud meninggalkan dirinya!
Walaupun di dalam perkampungan Pek hoa Sancung banyak orang yang menaruh rasa
benci terhadap Djen Bok Hong kata Kiem Lan Tapi tidak banyak yang berani
mengkhianati dirinya!
Bukankah Kiam Bun Siang Ing adalah suatu contoh yang sangat baik?

Kiam Bun Siang Ing berkedudukan sebagai tetamu dalam perkampungan Pek Hoa
Santjung jawab Giok Lan dengan cepat. Sikap Djen Bok Hong terhadap mereka masih
rada sungkan2, semisalnya Kiam Bun Siang Ing adalah anggota perkumpulan Pek hoa
Santjung maka nyali mereka tak akan sebesar ini!
Mendadak Siauw Ling tersenyum.
Tapi bukankah kalian berdua adalah anggota perkampungan Pek Hoa Santjung yang
mengkhianati Djen Bok Hong? serunya.
Kalau bukan ada Siangkong yang menanggung kami berdua mungkin budak
sekalianpun tak akan punya nyali sebesar ini untuk mengkhianati Djen Bok Hong!
Sebetulnya dibagian mana toh letak hal yang paling menakutkan dari Djen bok Hong?
agaknya begitu banyak orang menaruh rasa jeri terhadap dirinya!
Siangkong kau tidak tahu, asalkan Djen bok Hong menemukan ada orang diantara
yanggotanya bermaksud hendak mengkhianati perkampungan maka ia akan memaksa
orang itu untuk menelan semacam obat, berhubung banyaknya aneka ragam obat itu
susah bagi orang untuk mengetahui macam apakah obat racun yang telah diberikan
kepada mereka. Menurut apa yang budak ketahui ada semacam obet setelah ditelan maka
dalam jangka waktu tertentu harus mendapat pbat pemunahnya kalau batas waktu itu
dilewati maka daya kerja racun tersebut akan mulai bekerja.
Oooouw. suatu cara yang amat keji
Budak masih pernah mendengar ada semacam obat yang lebih dahsyat lagi. sambung
Giok Lan lebih jauh. Setiap orang yang menelan obat itu maka kesadarannya akan mulai
punah sehingga akhirnya lupa pada diri sendiri, kecuali mendengar perintah dari Jen bok
Hong, dikolong langit tak ada orang yang dikenalinya lagi
Ada kejadian seperti ini? seru Siauw Ling tercengang.
Budak masih pernah mendengar orang berkata bahwa Jen Bok Hong memiliki suatu
ilmu silat yang luar biasa dimana khusus melukai urat nadi serta isi perut pihak lawannya,
asalkan terluka oleh serangan tersebut maka selama hidup orang itu akan mendengarkan
perintahnya.
Aku rasa kepandaian terebut bukan lain adalah suatu ilmu menotok yang dinamakan
menggunting urat memutuskan syaraf, kepandaian semacam ini tak perlu diherankan
lagi!
Sepasang mata Giok Lan kontan terbelalak lebar2, sambil memandang tajam wajah
Siauw Ling serunya, Jadi kalau begitu kaupun bisa menggunakan kepandaian silat
macam ini

Bukannya begitu, apa yang barusan kuucapkan tidak lebih hanya merupakan dugaanku
belaka, sebelum menjumpai orang yang pernah terluka oleh ilmu tersebut aku belum
berani memastikan.
Ada orang datang! mendadak terdengar Sang Pat berseru dengan menggunakan ilmu
menyampaikan suara.
Siauw Ling segera menghentikan ucapan yang belum habis diutarakan, ia berpaling dan
ditemukan ada dua sosok bayangan manusia sedang meluncur datang.
Gerakan kedua sosok bayangan manusia itu cepat laksana kilat, di dalam sekejap mata
mereka telah tiba dibawah pohon dimana beberapa orang itu bersembunyi, mereka bukan
lain adalah si Pit besi berwajah dingin Tu Kioe serta sisegulung angin Peng Im.
Sang Pat segera melayang turun dari tempat persembunyiannya.
Apakah kalian berhasil menemukan letak telaga Kioe Tji Than tersebut? tanyanya lirih.
Beruntung tidak sampai me-nyia2kan harapan kami.
Siauw Ling pun berjalan keluar dari balik pohon, ujarnya.
Pihak perkampungan Pek Hoa Santjung telah mengutus Kiam Bun Siang Ing datang
kemari, apakah kalian berdua menumpainiya?
Kau maksudkan kedua orang penunggang kuda itu? tanya Peng Im.
Benar!
Kedua orang itu sudah dipancing pergi ke arah yang lain oleh para peronda malam,
sekarang kita harus cepat-cepat menuju kesana aku sipengemis cilik telah menitahkan
dua orang anak murid perkumpulan kami untuk menyambut kedatangan kita ditengah
jalan,
Peng-heng! tiba-tiba Sang Pat bertanya. Siapakah ketua penyelenggaraan pertemuan
para jago yang diselenggarakan kali ini!
Tentang soal ini aku sipengemis cilik kurang paham, tapi menurut dugaanku kalau
bukan Be Boen Hwe tentu guruku yang belum tiba.
Sang Pat lantas tersenyum,
Kalau gurumu datang sendiri untuk menyelenggarakan pertemuan rahasia seluruh jago
Bulim ini, urusan tentu akan mendapat kepastian yang cemerlang dan bagus serunya.

Selama banyak tahun guruku selalu sibuk dengan urusan dalam partainya sendiri dan
jarang berkenalan dengan persoalan yang menyangkut urusan Bulim tapi beberapa hari
berselang aku sipengemis cilik telah mendapat pesan dari guruku yang mengatakan
beliau akan tiba ditempat ini dengan membawa serta para jago lihay dari perkumpulan
Kay Pang, hanya saja sudahkah mereka tiba hingga kini susah diduga, waktu pada saat ini
sangat berharga bagaikan emas, kita tak boleh berdiam terlalu lama lagi disini mari biar
aku sipengemis cilik membawa jalan untuk kalian.
Selesai berkata ia berjalan terlebih dahulu dipaling depan.
Siauw Ling, Sang Pat sekalian secara beruntun mengikuti dari belakang Peng Im
melakukan perjalanan kemuka.
Dengan memimpin para jago Peng Im berjalan putar kekanan berbelok kuran lebih sejauh
empat lima li dan berhenti disisi sebuah hutan lebat, tiba-tiba ujarnya.
Silahkan Tjuwi menanti sebentar disini aku sipengemis cilik akan pergi memeriksa
apakah mereka sudah datang atau belum.
Badannya segera berkelebat masuk ke dalam hutan.
Beberapa saat kemudian ia muncul kembali seraya berkata.
Dua orang anak murid partai kami telah menanti, silahkan Tjuwi sekalian masuk
kehutan dan naik perahu.
Naik perahu? tanya Siang Ing tercengang
Terhadap Siauw Ling agaknya Peng Im menaruh rasa hormat yang bukan kepalang buru
buru jawabnya,
Akh. aku sipengemis cilik telah lupa memberi keterangan kepada kalian, di dalam
hutan ini terdapat seuah sungai yang menghubungkan tempat ini dengan telaga Kioe Tji
Than,
Dengan merendahkan badanya ia berlalu terlebih dahulu,
Setelah melewati sebuah hutan lebat sejauh beberapa tombak sampailah mereka ditepi
sebuah sungai kecil yang luasnya tidak lebih hanya beberapa tombak.
Sebuah perahu sampan telah menanti ditepi sungai, dua orang anggota pengemis yang
berpakaian dengkil telah menanti kedatanganmereka diujung perahu,
Peng Im per-tama2 meloncat dulu ke atas perahu sampan itu disusul kemudian oleh
Siauw Ling serta Sang Pat sekalian.

Kedua orang Kay Pang tadi tanpa banyak cakap segera menjalankan perahunya
mengikuti aliran sungai setelah dilihatnya para jago telah berada diatas perahu semua.
Walaupun sungai kecil itu tidak lebar tapi dasar sungai amat dalam, kepandaian
mengemudi perahu dari kedua orang anggota Kay Pang ini sangat mahir sekali, dengan
mengikuti tikungan2 dari sungai tersebut mereka jalankan perahu tersebut makin lama
semakin cepat.
Ooooouw. kiranya telaga Kioe Ci Than ini dinamakan karena banyaknya tikungan
yang terdapat disini pikir Siauw Ling di dalam hati.
Perahu tersebut bergerak kurang lebih sepertanak nasi lamanya, mendadak pemandangan
yang tertera didepan mata berubah.
Tampak luas sungai bertambah lebar dan susah kelihatan tepian, disebelah kanan sungai
penuh ditumbuhi dengan tumbuhan gelaga yang rapat dan lebat.
Kedua orang anggota Kay Pang tadi mendadak putar haluan dan menjalankan perahu
mereka menerobosi hutan gelaga tersebut.
Melihat pemandangan itu Siauw Ling kembali berpikir dalam hatinya.
Hutan gelaga ini sangat lebat dan tebal mana mungkin perahu tersebut bisa bergerak
disana?
Tampak kedua orang anggota Kay Pang tadi dengan sangat mahir memutar perahu
sampan itu sebentar kekanan sebentar kekiri dengan laju dan lancar mereka menerobosi
hutan gelaga tadi.
Jelas diantara hutan gelaga itu terdapat sebuah jaln air yang sangat rahasia denganluas
tidak sampai lima depa, tepat dpat dilalui sebuah perahu sampan.
Jelas tertera perahu mereka tanpa menjumpai kesulitan bisa bergerak maju kedepan
melewati jalan rahasia tadi menembusi hutan gelaga.
Dengan pandangan yang cermat Siauw Ling memperhatikan tumbuhan gelaga yang
tumbuh disekitar tempat itu, ia menemukan bekas2 babatan baru yang tertinggal disana,
jelas hal ini membuktikan kalau jalan rahasia itu belum lama dibikin, dalam hati segera
berpikir.
Tempat ini memang benar2 sangat rahasia letaknya, empat penjuru adalah air dan
merupakan tempat yang paling mudah dikontrol, tapi untuk melebarkan jalan rahasia ini
sungguh bukan suatu hasil pekerjaan yang amat gampang.
Kembali sampan kecil itu ber-putar2 sebanyak beberapa kali, mendadak dari balik
tumbuhan gelaga terdengar suara bentakan keras berkumandang keluar, Berhenti!!!

Dari kedua belah tumbuhan gelaga muncul sebatang gala panjang berwarna merah yang
menghadang jalan pergi mereka.
Kedua orang anggota Kay Pang yang sedang mendayung perahu mereka secepat kilat
menggerakkan dayungnya menghentikan lajunya perahu tersebut kedepan.
Dari arah sebelah kiri hutan gelaga tersebut segera terdengar suara seruan keras, Tong
Poei ia Ih Bok!
Anak murid Kay Pang yang berada disebelah kanan sampan tadi dengan cepat menyahut,
Si Poei Ken Sim Kiem!!!
Dari hutang gelaga sebelah kanan segera muncul kembali suara seruan yang lantang
Thian Sang Djier Gwat Seng!
Anak murid Kay Pang yang ada disebelah kiri perahu dengan cepat menyambung
Teh He Hwee Swie Toh!
Dua batang tongkat bambu warna merah yang disilangkan didepan perahu tadi segera
ditarik kembali ke belakang disusul suara teguran orang itu.
Siapa yang ada diatas perahu?
Kedua orang Kay Pang itu saling bertukar pandangan sekejap kemudian berpaling ke
arah Peng Im, mereka tetap membungkam dalam seibu bahasa.
Peng Im dari perkumpulan Kay Pang serta Tiong cho Siang Ku! jawab Peng Im
beberapa saat kemudian.
Lalu siapakah kedua orang tamu perempuan itu? tanya orang yang ada disebelah kanan
hutan gelaga dengan suara nyaring.
Mereka adalah sahabat karib aku Peng Im
Suasana untuk beberapa saat lamanya berubah jadi sunyi senyap, akhirnya orang itu
berkata kembali.
Kami percaya kepada kalian silahkan melanjutkan perjalanan!
Setelah mendapat persetujuan dari orang2 itu, kedua orang anggota Kay Pang tadi baru
menjalankan perahu sampannya melanjutkan perjalanan mereka kedepan.
Setelah itu meninggalkan pos penjagaan tadi Tu Kioe mendehem ringan ujarnya.

Pejagaan disekitar tempat ini tidak kusangka bisa seketat ini!


Bagi orang2 perkampungan Pek Hoa Santjung tak ada lubang yang tak bisa ditembusi
kalau kita tidak melakukan penjagaan seketat ini dari mana bisa menahan selundupan dari
pihak mereka?
Aai . malam ini kalau bukan ada Peng-heng yang membawa jalan serta pihak anggota
Kay Pang yang menyambut mungkin sekalipun kita orang tahu akan nama telaga Kioe
Tji Than ini belum tentu berhasil menemukan tempat ini kata Siauw Ling perlahan.
Peng Im membungkam, sekalipun dalam hati ia berpikir,
Sekalipun kau berhasil menemui tempat ini, kalau tak mendapat undangan mana bisa
masuk justru semua jasa ini terletak pada pundak kedua orang anggota Kay Pang yang
bersedia menghantar serta penjemput kalian.
Perahu sampan itu bergerak beberapa saat lagi, mendadak mereka berhenti dan terdengar
suara salah seorang anggota Kay Pang itu berkata
Kita sudah ditempat yang dituju, silahkan tjuwi turun perahu dan mendarat!
Mendengar perkataan itu Siauw Ling mendongak meneliti keadaan disekitar tempat itu,
sewaktu ditemukan daerah sana hanya terdiri dari hutan gelaga belaka dalam hati lantas
berpikir,
Sekitar tempat ini sama sekali tidak kelihatan ada daratan, apakah mereka suruh kami
berjalan diatas permukaan air?
Pada saat itu Peng Im telah selesai mengucapkan beberapa patah kata terhadap salah
seorang anggota Kay Pang yang ada disisinya mendadak dengan suara berat serunya
Silahkan tjuwi mengikuti diriku!
Setelah mengarah tepat arah yang dituju, ia meloncat kedepan.
Siauw Ling selama ini mengikuti terus arah yang dituju Peng Im, tampak olehnya tempat
pijakan tersebut terletak disuatu tempat kurang lebih terpaut delapan, sembilan depa dari
sampan kecil mereka, ia sadar dengan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki kedua
orang dayang tersebut tak mungkin mereka bisa mencapai daratan dengan selamat.
Oleh sebab itu ujarnya,
Giok Lan, Kiem lan kalian meloncat terlebih dulu?
Giok Lan mengiakan, ia pertama2 meloncat terlebih dahulu menubruk ke arah mana Peng
Im sedang berdiri menanti.

Bersamaan dengan saat gadis itu melayang kedepan dengan kumpulan hawa murninya
Siauw Ling siap mendorong telapak kanannya kedepan membantu dayang itu setiap saat.
Siapa nyana tenaga loncatan dari Giok Lan jauh melebihi apa yang diduga dalam hati
bukan saja ia dapat mencapai tempat pijak tersebut bahkan langsung menubruk ke arah
tubuh Peng Im.
Buru-buru Peng Im mundur empat langkah ke belakang untuk menghindar. dengan
berbuat demikian ia baru berhasil meloloskan diri dari tenaga tubrukan Giok Lan.
Kiem Lan pun segera menyusul dibelakang Giok Lan meloncat ke arah depan.
Setelah itu berturut2 menyusul Siauw Ling Sang Pat serta Tu Kioe melayang pula ke arah
mana Peng Im berdiri menanti.
Ketika semua orang telah tiba ditempat yang dituju dan menunduk waktu itulah semua
orang baru tahu dimana mereka berpijak bukan lain adalah sebuah papan kayu seluas dua
depa yang ditrapkan diantara tumbuhan gelaga.
Melihat semua persiapan yang sempurna sekali Siauw Ling berpikir,
Jika kutinjau dari tempat persembunyian mereka yang demikian terpencil dan terahasia
guna tempat berkumpul, aku rasa persiapan bukan dilakukan dalam sehari dua hari
belaka, jelas sejak dahulu mereka sudah memiliki suatu rencana tertentu!
Kedua orang anggota Kay Pang yang bertugas menghantar mereka, menanti orang2 itu
sudah pada mendarat mereka putar haluan dan berlalu dari situ.
Silahkan Tjuwi berjalan mengikuti dibelakangku kata Peng Im kemudian dengan nada
yang lirih. Semisalnya mejumpai sesuatu gerakan yang tak terduga, aku harap kalian
jangan turun tangan secara gegabah
Selesai mengucapkan perkataan tersebut ia berjalna terlebih dulu ke arah depan.
Papan2 kayu yang ditrapkan sebagai jalanan rahasia tersebut dibangun dengan menempel
diatas permukaan air, setelah ber-belok2 mereka menembusi hutan gelaga semakin ke
dalam lagi.
Kembali mereka melakukan perjalanan sejauh empat belas, lima belas tombak jauhnya
mendadak jalanan berputar kekanan disusul cahaya lampu secara lapat2 menyorot keluar
dari balik hutan gelaga yang amat lebat itu.
Siapa? terdengar suara teguran nyaring.
Dari kedua belah sisi hutan gelaga secara tiba-tiba meloncat keluar dua orang lelaki kekar
berbaju singsat bersenjata golok menghadang perjalanan mereka.

Peng Im buru-buru merangkap tangannya menjura.


Aku sipengemis cilik di dalam perkumpulan Kay Pang disebut Peng Im! katanya
memperkenalkan diri.
Empat buah sinar mata yang tajam dari kedua orang lelaki kekar itu ber-sama2 dialihkan
ke atas tubuh Giok Lan serta Kiem Lan kemudian tegurnya kembali.
Siapakah beberapa orang yang berada dibelakang saudara!
Tiong Cho Siangku yang sudah tersohor di kolong langit
Dan siapakah kedua orang nona itu? sambung sang lelaki kekar yang ada disebelah kiri,
Kawan karib dari aku sipengemis cilik
Nama besar Peng-heng tersohor diseantero jagad kata silelaki kekar yang ada disebelah
kanan, Sudah lama kami mendengar akan kebesaran nama saudara, tentu saja tak usah
kami minta tanda kepercayaan darimu, sebaliknya beebrapa orang saudara yang ada
dibelakangmu entah membawakah suatu tanda pengenal khusus?
Kami Tiong Cho Siang Ku selamanya pergi datang sesuka hati, tidak pernah tunduk
pada suatu ikatan seru Tu Kioe dengan nada dingin.
Beberapa orang saudara ini adalah jago jago lihay yang aku sipengemis cilik khusu
undang untuk membantu pihak kita kata Peng Im buru-buru menyambung. Jikalau ada
hal yang tidak beres, biarlah nanti aku sipengemis cilik yang tanggung
Kedua orang lelaki kekar itu saling bertukar pandangan sekejap, kemudian katanya.
Urusan ini menyangkut suatu masalah yang sangat besar, kami dua berasudara tidak
sanggup memikul tanggung jawab seberat ini, harap Tjuwi menanti sebentar, biarlah
siauwte masuk untuk memberi laporan terlebih dahulu.
31
Apanya yang perlu dilaporkan telebih dahulu? seru Tu Kioe dengan gusar. Jikalau
kalian berdua tidak mau menyingkir untuk memberi jalan, jangan salahkan kami segera
akan menerjang masuk kedalam.
Karena takut urusan gagal ditengah jalan, Siauw Ling buru-buru menjawil ujung baju Tu
Kioe mencegah dia melanjutkan kata2nya ujarnya ramah.
Baiklah, merepotkan kalian berdua harus melapor dulu?

Mungkin kedua orang lelaki kekar itu merasa agak gentar dengan nama besar Tiong Cho
Siang Ku dalam dunia persilatan walaupun menerima sindiran pedas dari Tu Kioe mereka
tetap bersabar.
Demikian orang yang ada disebelah kiri tetap tinggal diasana untuk ber-jaga2 sedangkan
orang yang ada disebelah kanan segera putar badan lari masuk untuk memberi laporan.
Kurang lebih seperminum teh kemudian, lelaki kekar itu muncul disana ber-sama2
seorang pemuda yang membawa kipas ditangan.
Dengan sepasang mata Siauw Ling yang tajam, sekali pandangan ia dapat mengenali
kembali pemuda terebut sebagai Be Boen Hwie itu sang Cong Piauw Pacu dari
keresidenan Ih, Ouw, Siang, Kan.
Mendadak Be Boen Hwie mempercepat langkahnya berebut dihadapan lelaki kekar itu
sembari menjura serunya, Saudara Peng, cepat kenalkan aku dengan diri Tiong Cho
Siang Ku.
Sinar matanya berputar, mendadak ia menemukan Siauw Ling pun ada disana sikapnya
segera agak melengak.
Eeeei. Siauw-heng pun ikut datang? sambungnya.
Be-heng tidak pernah menyangka bukan! sahut Siauw Ling sambil tersenyum.
Ia segera menuding ke arah Sang Pat sambil berkata lebih lanjut, Mari . mari . biar
aku yang perkenalkan Tiong Cho Siang Ku kepada diri Be-heng, saudara ini adalah Sang
Pat sedang yang satu ini adalah Tu Kioe!
Be Boen Hwie buru-buru mejura.
Telah lama kami kagumi nama besar saudara berdua beruntung ini hari kita bisa saling
berjumpa!
Sang Pat mendongak tertawa ter-bahak2.
Haa. haa., kemi bersaudara adalah kaum pedagang yang sangat jarang mengadakan
hubungan dengan saudara2 Bu-lim, tadi kami sedikit mengganggu keagungan serta
kecemerlangan nama besar Be Tjong Piauw Patju harap kau suka memaafkan!
Anak buahku tidak tahu dan berbicara rada kasar, siauwte berharap kalian berdua suka
memandang diatas wajahku jangan mengganggu mereka lagi!
Bicara sampai disitu ia lantas menjura.
Dengan cepat Sang Pat balas memberi hormat.

Tanpa pegangan semua urusan gagal, Be Tjong Piauw-pacu bisa memimpin kawan2
Bulim dari empat keresidenan besar ehmm.! kiranya kau benar2 punya bakat dan
memiliki kewajiban yang sukar ditandingi orang lain
Terima kasih atas pujianmu, siauw-te tak sanggup untuk menerimanya. Dalam barak di
tengah hutan gelaga sana telah tersedia sayur dan arak bagaimana kalau Cu-wi bersantap
danminum arak terlebih dahulu?
kami sengaja datang untuk menyambangi dirimu, tentu saja akan kutonton kehebatan
serta pengaruh dari Be-heng kata Siauw Ling sambil tertawa.
Be Boen Hwie segera menjura dengan wajah serius.
Cu-wi silahkan masuk!
Dengan dipimpin Peng Im beberapa orang itu melanjutkan perjalanan kedepan, Tiong
Cho Siang Ku berjalan mengikuti dibelakang pengemis itu sedang kedua orang dayang
Giok Lan dan Kiem Lan mengiringi dengan kencang disisi Siauw Ling.
Kepada diri kedua orang dayang itu Be Boen Hwie menjura lalu menegur sambil tertawa,
Nona berdua, agaknya kalian tidak pernah berpisah dengan Siauw Thay-hiap barang
setengah jengkalpun
Kedua orang dayang itu tersenyum, mereka membungkam.
Setelah berjalan sejauh lima tombak mendadak suasana disekeliling tempat itu berubah,
tampaklah di dalam sebuah barak yang terbuat dari kayu dan bambu serta sorotan sinar
lilin duduk ber-puluh2 orang jago Bu-lim.
Dalam sekali pandangan Siauw Ling dapat menaksir kira2 orang yang berkumpul disitu
ada dua puluh orang banyaknya.
Dua batang lilin merah besar terpancang di depan pintu masuk, suasana disekitar sana
terang benderang bagaikan disiang hari bolong, oleh karena itu setelah Siauw Ling
sekalian masuk ke dalam barak itu semua jago yang hadir dalam kalangan bisa melihat
wajah mereka dengan sangat jelas.
Sang Pat mendongak memandang ke atas barak itu, ia termukan diantara kayu2 sebagai
penjaga maka sebagai atapnya digunakan secarik kain hitam yang amat lebar dan
panjang, jelas mereka takut cahaya lampu menyorot keluar sehingga diketahui pihak
lawan, tak terasa lagi di dalam hati ia memuji pikirnya, Otak Be Boen Hwie ternyata
amat cermat, ia betul2 seorang jagoan berbakat.
Mendadak terdengar suara desiran angin tajam menembusi angkasa menyambar datang
ke arah mereka.

si Sie-poa emas Sang Pat adalah seorang jago kawakan yang banyak pengalaman. begitu
mendengar suara desiran angin tajam tadi ia segera dapat membedakan sebagai serangan
semjata rahasia.
Buru-buru ia berpaling ke arah mana berasalnya suara tadi.
Tampaklah ditangan kiri Siauw Ling telah menangkap sebatang senjata rahasia peluru
perak, dimulutnya menggigit sebatang anak panah pendek dan ditangan kanannya
menggenggam senjata rahasia Kiem Lian hoa atau bunga teratai emas.
Dalam sekejap mata, tangan serta mulut sama2 bekerja untuk menangkap datangnya
bokongan tida batang senjata rahasia. kecepatan gerak serta ketepatan menangkap benar2
sangat mengagumkan membuat para jago yang hadir dikalangan rata2 diikin terkesiap.
Air muka Be Boen Hwie berubah hebat, denganlantang segera teriaknya, Siapa yang
barusan melancarkan serangan bokongan? silahkan berdiri untuk memberi keterangan!!!
Siauw Ling ayunkan tangannya melemparkansejata rahasia yang ada ditangan ke atas
tanah kemudian sambil tertawa hambar katanya
Sudahlah, mungkin orang itu sengaja hendak mengajak siauwte bergurau, Be-heng tak
perlu terlalu memandang serius akan soal ini
Sinar mata Be Boen Hwie dengan tajam dialihkan ke arah ujung barak dimana duduk dua
orang jago, yang satu adalah seorang kakek tua berambut putih sedang yang lain adalah
dara berbaju hitam dengan wajah kere. ujarnya kemudian.
Siauw Sam Tjung-tju berlapang dada. siauwtepun terpaksa meurut saja atas
kemauanmu
Mendengar dirinya disebut sebagai Sam Tjung-tju dihadapan para jago, Siauw Ling
segera kerutkan dahinya, bibir bergerak seperti mau bicara tapi akhirnya niat tersebut
dibatalkan.
Usia orang ini tidak begitu besar, tapi semua pekerjaan serta tindak tanduknya cukup
berpengalaman dan tajam pikir Sang Pat dalam hati. Dalam ucapan yang pertama ia
bocorkan dahulu asal usulnya Toako agar hati para jago diliputi kecurigaan setelah itu
menimpahkan kebaikan hati Toako yang tidak suka mencari banyak urusan ke atas
badannya dengan demikian para jago lainnya tak akan salahkan dia orang. orang ini
betul2 lihay, dalam sepatah dua patah kata ia telah memberi peringatan kepada para jago
dan meloloskan diri dari berbagai macam kesulitan
Mengambil kesempatan tadi, Peng Im alihkan sinar matanya menyapu keadaan
disekeliling ruangan sewaktu tidak dijumpai para tokoh Kay Pang yang hadir dalam
pertemuan tersebut ia jadi tercengang dan keheranan, pikirnya.

Tugas berat seperti menyeberangkan para jago, penjaga keamanan serta tugas2 bahaya
lainnya dipikul oleh kami pihak Kay Pang, kenapa dalam pertemuan besar yang sangat
penting justru dari pihak Kay Pang tak seorangpun yang ikut hadir? sungguh aneh dan
patut dicurigai.
Sam Cungcu! terdengar Be Boen Hwie berkata kembali seraya menjura penuh rasa
hormat. Setelah kau berhasil menemukan tempat kami, hal ini menandakan apabila
pendengaran serta penglihatan kalian sangat tajam. Hati siauwte benar2 merasa amat
kagum setelah tiba disini bagaimana kalau Sam Tjungtju duduk2 sebentar sambil minum
secawan arak?
Mendengar ucapan itu Siauw Ling mengerti apabila Be Boen Hwie telah menaruh salah
paham terhadap dirinya, selagi ia ada maksud memberi penjelasan Tu Kioe dengan suara
dingin telah menimbrung.
Be Tjiong Piauw patju sikapmu yang kasar terhadap para tetamu apakah mereasa tiak
sedikit keterlaluan?
Be Boen Hwie kontan tertawa dingin tiada hentinya.
Heee., heee., terhadap nama besar Tiong cho Siang Ku sudah lama siauwte merasa
kagum, tidak nyana dengan kedudukan kailan berdua yang begitu tinggi dan terhormat
ternyata sudi mengabungkan diri dengan pihak perkampungan Pek Hoa San-tjung
Mendengar dirinya dituduh bersekongkol dengan Jen Bok Hong, Tu Kioe jadi amat
gusar.
Be Boen Hwie! teriaknya keras2. Kalau bicara harap kau sediki berhati2!
Mendadak para jago yang hadir dalam kalangan ber-sama bangun berdiri senjata tajam
dicabut keluar dari sarungnya siap melakukan penyerangan, kalau dilihat situasinya
mungkin asalkan Be Boen Hwie memberi komando maka semua jago akan melancarkan
serbuan secara berbareng.
Situasi segera berubah hebat, suasana penuh diliputi ketegangan serta kecemasan, setiap
saat suatu pertumpahan darah akan terjadi di sana.
Pada saat itulah Sang Pat tertawa terbahak2
Haa. haa. Cuwi sekalian bersikap demikian tegang dan cemas apakah ingin
mempersiapkan suatu pertarungan bodoh yang tiada tujuan? selamanya siauwte
mengutamakan keuntungan dalam setiap perdagangan, kalau ada tanda-tanda harus
membayar ganti rugi tak akan kulakukan, jikalau kami ada maksud membantu pihak
perkampungan Pek Hoa Sancung apa gunanay datang kesarang macan gua naga dengan
tanpa persiapan sama sekali?

Peng Im pun kelihatan sangat cemas dengan situasi yang tertera didepan matanya,
teriaknya penuh kegelisahan.
Be-heng harap kau suka dengarkan dulu sepatah dua patah kata dari aku sipengemis
cilik
Mendadak dari antara gerombolan para jago terdengar seseorang berteriak dengan suar
lantang
Anak murid perkumpulan Kay Pang rata2 mengutamakan kesetiaan, serta kebajikan,
sisegulung angin Peng Im terkenal pula sebagai seorang pendekar yang dihormati sesama
kawanan Bu-lim dalam dunia persilatan, tidak disangka kau adalah seorang manusia kecil
yang takut mati, demi keselamatan sendiri dengan tiada sayangnya telah menjual keadilan
Bu-lim kepada pihak musuh, hal ini sugnguh menyayangkan jerih payah Shen Pangcu
yang sudah mendidik kau selama banyak tahun. Hmm! tak nyana muridnya tidak lebih
adalah seorang manusia tidak punya semangat!
JILID 15
Mendengar makian itu Peng Im berpaling, dilihatnya orang yang barusan memaki dirinya
habis2an adalah seorang pemuda berusia dua puluh tahunan, saat itu pemuda tadi telah
meloloskan pedangnya dari dalam sarung dan dicekal ditangan siap melancarkan
terjangan.
Peng Im tidak kenal dengan orang ini, tapi disisinya berdiri seorang kakek tua bertongkat
yang bukan lain adalah sipendekar pincang Tjang Toa Hay, terang pemuda itu adalah
muridnya.
Selagi ia hendak mengucapkan beberapa kata bantahan, mendadak terdengar lagi suara
ucapan seseorang dengan nada yang nyaring dan dingin berkumandang datang.
Cuwi sianpwee sekalian, sewaktu berada di atas sebuah loteng rumah makan dikota
Koei Cho, boanpwee pernah berusaha membinasakan Cioe Cau Liong dengan senjata
rahasia tapi usahaku ini digagalkan oleh orang tersebut karena hadangannya ditengah
jalan, karena hal dendam sakithati ayahku selama tujuh tahun gagal kutuntut balas,
malam ini ia berhasil meneylundup masuk ke dalam markas pertemuan kita, orang ini tak
boleh dilepaskan lagi ia menyaru nama besar Siauw Thayhiap untuk mengacau Bulim
dan menimbulkan huru-hara saja harap para paman sekalian jangan sampai tertipu dan
mendengarkan bujuk rayunya yang manis.
Oleh ucapan itu berpuluh2 pasang mata para jago yang hadir dalam kalangan bersama2
dialihkan ke atas wajah Siauw Ling sinar mata mereka penuh diliputi rasa benci,
mendendam serta gusar yang susah dikendalikan.
Melihat para jago telah dibakar oleh suasana sehingga sukar dipertahankan lagi. Sang Pat
merasa terkesiap, pikirnya.

Para jago yang hadir dalam kalangan pada saat ini rata2 merupakan jago Bulim
bersamaan yang memiliki kepandaian silat luar biasa, bagaimanakah akhir dari
pertumpahan darah ini darah segar dan tumpukan mayat pasti akan bergelimpangan
memenuhi permukaan, pemandangan saat itu pasti sangat mengerikan!
Siauw Ling semakin gelisah lagi, banyak persoalan yang hendak diutarakan keluar tapi
untuk sesaat tak sanggup baginya untuk memulai ucapan itu, melihat pula para jago
dengan senjata telanjang mulai mendekati dirinya semakin cemas lagi.
Ia tahu dalam menghadapi situasi macam ini asal salah seorang saja mulai turun
tanganmelancarkan serangan maka para jago lainnya secara berbareng akan turun tangan
secara bersama2. situasi waktu itu susah ditolong lagi dan suatu pertarungan tak akan
terhindar.
Apalagi kekuatan Kiem Lan serta Giok Lan yang berjaga2 dikedua belah sisinya hanya
terbatas, tak mungkin bagi mereka berdua untuk menahan gempuran yang datang dari
empat penjuru.
Karena itu segera bisiknya lirih
Giok Lan, Kiem Lan cepat mundur kelbelakang tubuhku!
Kedua orang dayangpun itu mengerti dengan kepandaian silat yang mereka miliki tak
akan sanggup menahan seranganlawan karenanyamereka menurut dan mundur ke
belakang tubuh Siauw Ling.
Tiong Cho Siang Ku sebagai jago kawakan yang banyak pengalaman, setelah meninjau
situasi didepan mata tanpa berisik dan menimbulkan banyak suara segera mundur dan
memencar kedua belah sisi Siauw Ling melindungi pemuda itu dari dua sayap kiri dan
kanan.
Dengan demikian pertahanan mereka berubah menjadi posisi segi tiga.
Si Segulung angin Penge Im berdiri kurang lebih tujuh delapan depa dihadapan Siauw
Ling kalau dibicarakan sesungguhnya maka dialah yang akan bentrok dengan para jago
terlebih dahulu.
Tapi kedudukan Shen Pangcu dari Kay Pang di dalam Bu-lim sangat terhormat dan
mendapat rasa kagum dan setiap insan Bu-lim kebanyakan dan para jago tidak ingin
mencari gara2 dengan pengemis cilik ini.
Pikir mereka kendati pengemis cilik ini sudah menjual para jago kepada pihak
perkampungan Pek Hoa Sancung, dikemudian hari Shen Pangcu dari Kay Pang bisa turun
tangan sendiri memberi hukuman kepadanya, dengan pengeruh Kay Pang yang besar
mereka tidak ingin mengikat permusuhkan dengan perkumpulan tersebut.

Karena itu para jago rata2 pada menghindari bentrokan dengan Peng Im, mereka
mengitari dari sisinya melanjutkan terjangan kedepan.
Ketika itu semua jago yang ada di dalam barak sudah mulai bergerak secara berbareng
kepungan berlapis dan maju selangkah demi selangkah kedepan.
Serbuan yang datang dari depan pada menghindari bentrokan maju mendesak terus,
dengan demikian situasi memaksa Peng Im harus bersiap sedia, karena ia tidak berani
memastikan apakah ada orang yang ada dibelakangnya itu akan turun tangan terhadap
dirinya atau tidak.
Selama ini Be Boen Hwie berdiri dengan tenang disisi kalangan, ia tidak turun tangan
mencegah pun tidak turun tangan memberi petunjuk kepada para jago untuk menyerang.
Suasana dalam barak sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun, tapi ditengah
keheningan terasalah suasana penuh ketegangan yang menyesakkan pernapasan.
Mendadak tampak bayangan manusia berkelebat lewat, seorang gadis berbaju hijau
meloncat ketengah udara menubruk Siauw Ling. telapak tangannya berputar mengirim
serangan dahsyat.
Siauw Ling sedikit menggerakkan badannya menyingkir kesamping, ia berkelit dari
tangannya serangan tadi mengancam dada bagian depan sebagai tempat penting dan
menerima hantaman tadi dengan pundak kananya.
serangan dengan telak bersarang ditubuh pemuda itu membuat seluruh badan Siauw Ling
bergetar tiada hentinya.
Tu Kioe tertawa dingin teriaknya, Budai cilik. nyalimu sungguh tidak kecil!
Telapak kanannya bergetar dihantamkan kedepan.
Tapi Siauw Ling keburu menggerakkan tangannya menghadang serangan Tu Kioe yang
mengarah sang gadis, ujarnya sambil tertawa hambar, Nona, kau telah menghantam satu
kali diri cayhe, rasanya seluruh hawa mangkel serta dendam yang mengeram dihatimu
sudah punah semua bukan!
Diatas selembar wajah sang dara berbaju hijau yang diliputi keseriusan mendadak
terlintas suatu perasaan bimbang dan kosong.
Mengapa kau tidak melancarkan serangan balasan? tanyanya bengong.
Tempo dulu cayhe telah turun tangan menghadang tindakan nona untuk membalas
dendam walaupun perbuatanku itu dilakukan tanpa maksud tapi dalam hati kecil nona
selalu mengingatnya sebagai suatu sakit hati yang sangat mendalam. Eeeei.! padahal,

sekalipun waktu itu cayhe tidak turun tangan mencegah, senjata rahasia yang nona
lepaskan belum tentu bisa melukai diri Cioe Cau Liong
Ketika itu Tu Kioe siap turun tangan tadi para jago yang ada diempat penjuru telah
meloncat siap melancarkan kerubutan, tapi berhubung Siauw Ling keburu turun tangan
menghalangi serangan yang hendak dilancarkan Tu Kioe maka dalam keadaan diluar
dugaan para jagopun ber-sama2 menghentikan gerakannya.
Terdengar si dara berbaju hijau itu dengan suara dingin berkata kembali, Cioe Cau
Liong telah membinasakan ayahku memaksa ibuku bunuh diri, dendam berdarah sedalam
lautan ini apakah aku tidak patut menuntut balas .?
Dendam membunuh orang tua memang berat seberat gunung Thay-san dan dalam
sedalam samudra, kau seharusnya menuntut balas atas sakithati ini
Tapi kau telah menghalangi kesempatan yang sudah lama ku-tunggu2, apakah aku tidak
patut mengalihkan rasa gusar, kecewa dan benciku ini ke atas badanmu?
Sikap Siauw Ling tetap tenang bagaikan tenangnya air telaga, ujarnya lambat2, Nona,
harap kau teliti kembali situasi yang tertera pada hari itu, sekalipun Cayhe tidak turun
tangan mencegah, mungkinkah kau berhasil melukai diri Cioe Cau Liong?
si dara cantik berbaju hijau itu termenung berpikir sebentar akirnya ia mengeleng.
Aku tidak tahu . aku tidak tahu . yang kuingat selalu adalah kau telah turun tangan
menghadang meksudku untukmenuntut balas
Eeeei. bocah, apa yang ia ucapkan sedikitpun tidak salah tiba-tiba tersengar suara
seseorang yang serak dan penuh kesedihan menimbrung dari samping. Sekalipun ia
tidak turun tangan mencegah senjata rahasia yang kau lepaskan tak bakal berhasil
melukai diri Cioe Cau Ling
Orang yang barusan bicara adalah seorang lelkai berwajah persegi empat. bermata bulat
besar dan seorang akhli melepaskan senjata rahasia. Dia bukan lain adalah Pat so Sin
Liong atau sinaga sakti berlengan delapan Toan Bok Tjeng.
Mendadak terdengar suara dengusan berat berkumandang memecah kesunyian yang
mencekam disekitar barak tersebut, kemudian diikuti robohnya badan seorang lelaki
kekar ke atas tanah.
Air muka Siauw Lig amat serius, ia berpaling memandangn sekejap ke arah lelaki itu
kemudian tarik napas panjang2 dan muntahkan darah segar dari bibirnya.
Ternyata lelaki kekar itu setelah melihat Siauw Ling kena dihantam tapi tidak mau turun
tangan membalas dalam hati lantas berpikiran lain, ia berpikir.

Tenaga pukulan orang perempuan bagaimanapun sangat lemah, dalam hal tenaga pun
ada batasnya, tidak aneh kalau serangannya tadi tidak berhasil melukai dirinya, kalau aku
berhasil membinasakan dirinya dalam sekali hantaman atau melukai dirinya bukankah
namaku akan cemerlang dan menerima penghormatan dari kawan2 Bulim .?
Karena berpikir demikian maka secara diam2 ia kumpulkan tenaga pukulan Thiat san
Ciang nya dan perlahan-lahan maju mendekat seraya mengirim sebuah pukulan
bokongan.
Ia tidak pernah berpikir bahwa Siauw Ling seorang jago yang sangat lihay, ketajaman
pendengaran serta penglihatannya melebihi orang lain. Sewaktu ia mendekati
punggungnya Siauw Ling telah merasakan tindakannya itu hanya saja karena mengingat
situasi yang tidak menguntungkan dirinya, ia takut sedikit salah bertindak dan
menimbulkan suatu pertumpahan darah yang tidak diinginkan maka setelah mengerahkan
tenaga untuk melindungi badan ia pura2 tidak tahu,
Tapi ia tidak mengira kalau lelaki itu berhasil melatih ilmu pukulan Thiat Sah Tjiang
yang terkenal akan keampuhannya.
Walaupun Sang Pat pun dapat melihat kejadian ini, tapi karena ia menduga Siauw Ling
berhasil memiliki tenaga Khie-kang pelindung badan ingin melihat orang yang berbuat
tidak senonoh ini mendapat ganjaran yang setimpal iapun pura2 tidak melihat.
Ketika lelaki itu merasa Siauw Ling sama sekali tidak merasa kendati serangan sudah
dipersiapkan, ia jadi kegirangan setengah mati pikirnya lagi dalam hati
Kali ini nama besarku akan terangkat beberapa kali lipat dalam sekali serangan namaku
ikut menanjak!
Dengan menambahi dengan dua bagian tenaga pukulan, dengan sekuat tenaga ia
menghantam kedepan.
Tapi ketika serangannya mengenai ujung badan Siauw Ling ia mulai merasakan keadaan
yang tidak beres.
Terasa olehnya segulung tenaga pantulan yang maha dahsyat memental kembali
menghantam dadanya, darah segar terasa bergolak di dalam rongga dada tak tertahan lagi
ia mendengus berat dan jatuh tidak sadarkan diri diatas tanah.
Hawa Khie-kang pelindung badan yang berhasil dimiliki Siauw Ling pun masih cetek
tarafnya, apalagi serangan yang digunakan pihak lawan adalah tenaga pukulan Thiat Sah
Tjian yang dapat menghancurkan batu nisan, ia segera merasa jalan darah bergolak cepat,
isi perut mendapat getaran keras dan tak kuasa darah segar muncrat keluar dari ujung
bibirnya.

Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini seketika menggetarkan suasana diseluruh
ruangan Giok Lan, Kiem Lan berbareng menjerit tertahan
Siangkong!
Mereka ber-sama2 maju kedepan memayang badan Siauw Ling.
Pemuda she-Siauw buru-buru atur pernapasan menekan golakan darah segar dalam
rongga dadanya, sambil tertawa hambar ia menggeleng.
Aku tidak mengapa, cepat lepaskan diriku!
Karena tidak menemukan tanda yang aneh diatas wajahnya, kedua orang dayang itu tidak
berani terlalu memaksa, mereka menurut dan lepas tangan.
Dari dalam sakunya Siauw Ling mengambil keluar secarik sapu tangan dan tiba-tiba
dilemparkan ke arah dara berbaju hijau itu.
Maaf telah menodai baju nona! katanya lirih.
Ternyata sewaktu Siauw Ling tak sanggup menahan golakan darah dalam perutnya dan
darah segar menyembur keluar tadi dengan tanpa sengaja noda darah telah mengotori
baju dibadan dara berbaju hijau itu.
Dara berbaju hijau tadi tetap ter-mangu2, dengan mata mendelong ia memperhatikan
tubuh silelaki kekar yang mengeletak diatas tanah.
Ia kenali lelai ini sebagai sipenghancur batu nisan Ong Ih yang tersohor akan kehebatan
ilmu Thiat Sah Ciangnya.
Dalam hati ia terkesiap kaget pikirnya.
Terang2an ia ada maksud mengalah padaku tadi, sewaktu aku menghantam dirinya tak
terasa olehku akan tenaga pantulan yang muncul dari badannya, sedang tenaga pukulan
Ong Ih berpuluh2 lipat lebih dahsyat dari seranganku, ternyata ia menderita luka semakin
parah.
Kepala tertunduk memandang noda darah yang melekat diatas bajunya, mendadak timbul
perasaan tidak tenteram dalam hatinya, kepala tertunduk semakin rendah dan tidak
berbentrokan mata lagi dengan Siauw Ling.
Tidak mengapa jawabnya lirih. Siangkong tak usah pikirkan di dalam hati!
Diam2 ia mengundurkan diri ke belakang dan kembali kesisi tubuh sinaga sakti berlengan
delapan Toan Bok Ceng.

Be Boen Hwie pada waktu itu telah berjalan kesisi Ong Ih sekalian mencengkeram
badannya ke atas.
Ong-heng parahkan lukamu yang kau derita! tanyanya lirih.
Dari lubang hidng telinga bibir serta mata Ong Ih mengucurkan darah berwarna
kehitam2an, hal ini menunjukan bahwa isi perutnya telah bergeser dan semua urat
nadinya telah terputus, kendati ada obat mujarabpun tidak bakal sanggup menolong
selembar jiwanya.
Tiba-tiba Ong Ih membuka matanya sembari berseru.
Dia memiliki hawa Khie-kang pelindung badan.
Bicara sampai disitu badannya berkerut agaknya dengan menggunakan sisa tenaga yang
ada ia coba mempertahankan diri, tapi pada detik berikutnya ia telah menghembuskan
napasnya yang penghabisan. Perlahan-lahan Be Boen Hwie meletakkan jenasah Ong Ih
ke atas tanah lalu sambil ulapkan tangannya ke arah para jago katanya.
Harap Cuwi sekalian untuksementara waktu kembali ketempat duduknya masingmasing!
Kematian dari sijago penghancur batu nisan Ong Ih membuat golakan dalam hati para
jago jauh lebih tenang lagi, setelah mendengar teguran Be Boen Hwie mereka masingmasing kembali ketempatnya semula.
Kini Be Boen Hwie alihkan sinar matanya ke arah Siauw Ling dan tegurnya dengan nada
dingin, Kedatangan Siauw heng kemari entah ada petunjuk apa?
Siauw-te telah lepaskan diri dari ikatan perkampungan Pek Hoa San-cung.
Menurut apa yang cayhe ketahui tukasi Be Boen Hwie dengan wajah agak gusar. Saat
ini Jen Bok Hoang sedang mengirim utusan untuk mengundang seluruh pentolan serta
jagoan Bu-lim untuk menghadiri perayaan yang diselenggarakan mereka dalam rangka
ikut sertanya Siauw-heng dalam perkampungan Pek Hoa Sancung mereka, belum pernah
kami tangkap berita tentang lepasnya hubungan Siauw-heng dengan pihak perkampungan
Pek Hoa San-cung.
Ooouw. ada kejadian seperti ini? seru Siauw Ling dengan sepasang alis berkerut.
Semua jago yang hadir dalam kalangan pada tahu akan soal ini, Siauw-te mana berani
bicara sembarangan?
Siauw Ling jadi serba salah, pikirnya dalam hati, Kalau aku ceritakan keadaanku yang
sesungguhnya, walaupun bisa dudapatkan kepercayaan dari semua para jago dan mereka

akan memahami kesulitanku, tapi dengan demikian keselamatn kedua orang tuaku yang
terkurung di dalam perkampungan Pek Hoa Santjung akan terancam.
Untuk beberapa saat lamanya ia jadi kebingungan apa yang harus dilakukan pada saat ini.
Be-heng! tiba-tiba si sie poa emas Sang Pat menimbrung dari samping. Aku rasa ada
suatu rahasia hendak disampaikan kepadamu secara pribadi, entah dapatkah kita
menghindar sebentar dari hadapan umum?
Be Boen Hwie termenung sebentar, akhirnya ia putar badan dan berjalan menuju keujung
barak.
Dengan langkah lebar Sang Pat mengikuti dari belakang, dan mereka berdua kasak kusuk
beberapa saat lamanya.
Sesaat kekmudian dengan wajah serius Be Boen Hwie muncul kembali ditengah
kalangan sembari berseru lirih.
Siauw heng silahkan!
Tangan kirinya diulapkan mempersilahkan Siauw Ling ambil tempat duduk diujung
sebelah Timur barak.
Siauw Ling sendiri tidak tahu apa yang telah diucapkan Sang Pat kepada diri Be Boen
Hwie, terpaksa ia menurut dan melangkah kedepan.
Tempat dimana Siauw Ling duduk saat ini adalah bagian barak yang paling sepi dan tak
ada jago yang duduk disana.
Entah dikarenakan kepandaian silat Siauw Ling yang lihay telah menggetarkan hati para
jago ataukah sikapnya yang gagah telah menundukkan mereka, mendadak suasana jadi
tenang dan masing-masing jago duduk kembali ketempatnya masing-masing.
Perlahan-lahan sinar mata Be Boen Hwie menyapu sekejap ke arah para jago yang ada
diempat penjuru, kemudian ujarnya lirih.
Tadi cayhe kurang paham terhadap maksud kedatangan Siauw heng yang sebenarnya,
harap kau suka memaapkan semua kesalahan yang telah kulakukan .
Siauwte hadir tanpa diundaing, hal ini tak bisa disalahkan timbul kecurigaan diantara
Be-heng serta para jago dalam soal ini tak bisa salahkan diri Be-heng.
Walaupun malam ini atas anjuran para jago siauwte bertindak sebagai ketua pertemuan
tapi dalam kenyataan keputusan terakhir tetap berada ditangan para jago, Siauwte rela
membantu Siauw-heng dalam menanggulangi persoalan yang maha berat ini, tapi aku
rasa dalam beberapa waktu masih sulit untuk menundukkan hati para jago.

Be-heng, kau hendak menyampaikan soal apa silahkan diutarakan sejujurnya, asalkan
siauwte bisa melakukan tanpa membantah.
Pada saat itu di dalam perkampungan Pek Hoa San-cung sedang diadakan persiapan
untuk merayakan Siauwheng yang telah menggabungkan diri dengan pihak
perkampungan Pek Hoa San cung, dalam hubungan soal ini aku rasa semua jago telah
mengetahuinya dalam situasi seeprti ini sekaliun siauwte akan gunakan semua tenaga
untuk menjelaskan keadaan Siauw heng yang sebetulnya juga percuma saja oleh karena
itu dapatkah untuk sementara waktu Siauw heng mengundurkan lebih dahulu dari sini.
setelah siauwte berhasil memperoleh kepercayaan dari para jago baru kirim orang lagi
untuk menyambut kedatanan Siauw heng dengan penuh kehormatan.
Maksud kedatangan Siauw Ling ketempat itu adalah ingin minta bantuan para jago
untukmenolong orang tuanya lolos dari orang2 perkampunan Pek Hoa Santjung.
Tapi karena telah melihat situasi tidak menungtungkan baginya untuk tetap tinggal
disana, ia segera bangkit berdiri.
Jikalau siauwte tak bisa memperoleh kepercayaan dari saudara2 seklian terpaksa aku
mohon diri terlebih dahulu!
Setelah menjura it putar badan berlalu.
Sang Pat, Tu Kioe, Giok Lan serta Kiem Lan pun segera ikut bangkit dan berlalu
mengikuti dari belakang Siauw Ling.
Mendadak Peng Im meloncat bangun dan menghadang jalan pergi Siauw Ling, serunya
cepat-cepat
Siauw Thay-hiap kau hendak pergi kemana?
Siauwte tidak berhasil mendapat kepercayaan dari para jago dan tidak dapat pula ikut
menghadiri pertemuan rahasia ini, lebih baik untuk sementara waktu mengundurkan diri
terlebih dulu
Aku sipengemis cilik tak becus dan tidak dapat merebut kepercayaan dari para jago aku
pun tidak punya muka lagi untuk ikut menghadiri pertemuan itu .
Peng-heng kau jangan salah sangka tukas Be Boen Hwie ter-buru-buru. Dengan nama
harum Peng-heng dalam dunia persilatan, tak seorang jago yang hadir dalam kalangan
inipun yang tidak menaruh rasa hormat kepadamu sedangkan mengenai masalah Siauw
Thay-hiap sebelum kami berhasil memastikan kebersihan asal usulnya sungguh mati tak
dapat kami biarkan ia ikut hadir dalam pertemuan ini. Sekarang suhumu belum tiba dan
saat ini hanya Peng-heng seorang yang dapat mewakili pihak Kay-pang, kalau Peng-heng
hendak mengundurkan diri dari pertemuan ini bukankah dari pihak Kay Pang tidak ada

wakil yang ikut menghadiri pertemuan ini? urusan menyangkut masalah yang besar, aku
harap Peng-heng suka berpikir tiga kali sebelummengambil tindakan.
Apa yang diucapkan Be Cong Piauw Pacu sedikitpun tidak salah sambung Siauw Ling
pula. Peng-heng, kau jangan mencampuri suatu urusan persoalan yang kecil
menghancurkan masalah besar, harap kau lebih mementingkan urusan lebih penting.
Peng Im termenung berpikir beberapa saat lamanya, kemudian ia berkata.
Berhubung pada saat ini sikap para jago terhadap pihak perkampungan Pek Hoa San
cung penuh diliputi oleh perasaan jeri dan takut, hal ini mengaibatkan timbulnya suasana
yang kaku, nama Siauwte kecil tak berpengaruh dan tidak berhasil membuat para jago
menaruh kepercayaan terhadap diri Siauw heng, kalau dibicarakan sungguh memalukan.
Tebal salju tiga dim, kejadian ini hanya berlangsung selama musim dingin, Pengheng
harap baik2 berjaga diri dan siauwte mohon diri terlebih dulu.
Tanpa berpaling lagi dengan langkah lebar ia berlalu.
Aku sipengemis cilik akan menghantar kalian sampai diperahu.
Tanpa menunggu apakah Be Boen Hwie mengijinkan atau tidak, dengan langkah lebar
Peng Im ikut berlalu mengikuti rombongan Siauw Ling.
Setibanya diujung papan kayu yang dirapikan sebagai sebuah lorong kecil, ternyata disitu
tidak dijumpai adanya perahu sampan yang digunakan untuk menghantar mereka
ketepian.
Tu Kioe tak dapat menahan rasa gusar yang terpendam dalam hatinya lagi, ia mulai
memaki kalang kabut.
Bangsat cilik itu sungguh kurang ajar sekali kalau tidak ijinkan kita orang ikut hadir
dalam pertemuan tersebut seharusnya disini disediakan perahu untuk memuat kita
ketepian, masa perahu saja tidak ada. bangsat! keparat! entah apa maksud yang
sebenarnya?
Aku rasa ia sudah mengatur segala keperluan untuk kita, saudara Tu tak usah gelisah!
Tu Kioe masih marah2 hanya saja ia tak berani memaki lagi karena barusan ditegur oleh
Siauw Ling, sinar matanya dialihkan ke arah Sang Pat dan ujarnya kembali.
Sang Loo-toa apa yang telah kau ucapkan terhadap bangsat keparat itu? kalau kita harus
mundur karena gertak sambal seorang bocah cilik macam dia, bukankah tindakan ini
akan mempengaruhi merek mas Tiong Cho Siang Ku kita?
Mendengar ucapan itu Sang Pat lantas tersenyum

Jangan kuatir, jangan kuatir, selamanya siauwte paling tidak suka melakukan
perdagangan yang rugi, tentang soal ini kau boleh berlega hati
Orang2 yang bertugas mendayung perahu kebanyakan adalah anggota Kay Pang kami
ujar Peng Im. Biarlah aku sipengemis cilik menggunakan kedudukanku di dalam Kay
Pang untuk memerintahkan mereka mengirim perahu datang kemari
Peng-heng jangan bertindak gegabah, aku rasa Be Boen Hwie tentu sudah melakukan
persiapan2 lebih baik kita menanti sejenak lagi
Baru saja mereka ber-cakap2 sampai disitu mendadak terdengar suara dayung memecah
ombak berkumandang datang.
Nah! coba kalian lihat bukankah perahu sudah datang? seru Siauw Ling segera.
Ketika semua orang berpaling, tampaklah sebuah perahu sampan dengan cepat sedang
meluncur datang.
Dalam waktu singkat perahu kecil tadi sudah mendekati beberapa orang itu.
Sedikitpun tidak salah para pendayungnya adalah dua orang anggota Kay Pang.
Diam2 Peng Im mengirim kode rahasia dari perkumpulannya untuk menunjukkan
kedudukannya dalam partai. kedua orang anak murid Kay Pang tadi segera merangkap
tangannya menjura.
Kalian berdua harus baik2 menghantarkan beberapa orang ini tiba ditepian, kemudian
cepat kembali memberi laporan.
Kedua orang anak murid Kay Pang itu saling bertukar pandangan sekejap. terdengar
orang yang ada disebelah kiri berkata.
Tecu sekalian mendapat perintah dari Be Cong Piauw Pacu untuk segera mendayung
perahu datang kemari dan semua perintah diturunkan oleh Gien Pay Toocu, entah apakah
kami harus melapor pula pada diri Be Cong Piauw Pacu.
Kali ini teristimewa jawab Peng Im setelah termenung sejenak. Setelah kalian
memberi laporan kepada diriku kemudian baru kembali kepos kalian untuk mendapat
perintah selanjutnya dari Be Boen Hwie!
Tecu sekalian turut perintah,
Cuwi sekalian silahkan naik ke atas perahu kata Peng Im selanjutnya dengan nada
sedih. Setelah aku sipengemis cilik kembali kebarak pertemuan tentu akan kuusahakan
sedapat mungkin membereskan persoalan dari Siauw heng dan memaksa Be Boen Hwie
berangkat sendiri untuk mengundang kehadiran Siauw-heng!

Aai soal ini tak bisa disalahkan kepada orang lain, hal ini harus menyalahkan siauwte
bertindak gegabah dan salah melangkah menimbulkan sesal dikemudian hari, sekali telah
salah terjun kepihak perkampungan Pek Hoa Santjung, tak boleh kita timpahkan
kesalahan tersebut ketangan orang lain
Sembari berkata pemuda she Siauw ini meloncat naik ke atas perahu.
Tiong Cho Siang Ku, Kiem Lan serta Giok Lan pun secara beruntun naik ke atas perahu.
Kedua orang anak murid Kay Pang tadi segera menggerakkan dayung menjalankan
perahunya menembus jalan rahasia diantara hutan gelaga.
Gerak gerik kedua orang ini sangat sebat dan terlatih, dalam waktu singkat mereka telah
meninggalkan hutan gelaga tersebut.
Cuwi sekalian hendak mendarat dimana? tiba-tiba tanya murid Kay Pang yang ada
disebelah kiri.
Perduli dimanapun boleh saja lebih cepat mendarat lebih baik, jawab Siauw Ling.
Kedua orang murid Kay Pang itu tak banyak bertanya lagi, mereka belokkan perahu
sampan tersebut ke arah Timur dan dalam waktu singkat telah merapat ditepian.
Tempat dimana mereka menepi adalah sebuah hutan yang amat lebat.
Berturut2 Siauw Ling sekalian meloncat ke daratan, setelah itu kedua orang murid Kay
Pang tadi menggerakkan perahunya berlalu.
Toako, apa rencanamu selanjutnya? tanya Sang Pat sambil melirik sekejap ke arah
Siauw Ling sepeninggalnya kedua orang anggota Kay Pang tadi.
Memohon orang lebih baik memohon diri sendiri, setelah aku tidak berhasil meyakinkan
para jago untuk menolong diriku, terpaksa sekarang kita harus berusaha sendiri menolong
orang tuaku lolos dari mara bahaya!
Tidak bisa jadi, orang2 perkampungan Pek Hoa San-cung rata pada kenali dirimu itu,
sebelum kau tiba didepan pintu perkampungan Pek Hoa Santjung, jejakmu sudah bakal
diketahui mereka! seru giok Lan memberikan pendapatnya.
Bukankah aku bisa pergi kesana dengan menyaru!
Orang2 perkampungan Pek Hoa Santjung rata2 berpenglihatan tajam, penjagaan mereka
dilakukan sangat ketat, kalau cuma ilmu menyaru biasa rasanya tidak gampang untuk
mengelabui penglihatan mereka

Kalau cuma menyaru saja sih bukan suatu persoalan yang terlalu sulit. tiba-tiba si Pit
besi berwajah dingin Tu Kioe menyela. Dalam saku cayhe memiliki obat menyaru yang
sangat bagus sekali, rasanya tidak sulit bagi kita untuk menyelundup masuk ke dalam
perkampungan Pek Hoa Santjung.
Mendadak sepasang sinar mata Sang Pat dialihkan ke atas badan Giok Lan, ujarnya
lambat2
Kalau dugaan cayhe tidak salah, nona Giok Lan tentu mempunyai suatu rencana yang
sangat bagus
Rencana sih memang ada satu, hanya entah bisa berhasil atau tidak?
Apa rencanamu! cepat utarakan keluar! seru Siauw Ling tidak sabaran.
Menurut apa yang budak ketahui, disebelah Timur laut perkampungan Pek Hoa Sancung
terdapat sebuah pintu pribadi yang kebanyakan digunakan masuk keluar oleh para koki
serta babu tua. aku rasa hanya ditempat itulah merupakan satu2nya lubang dalam
perkampungan Pek Hoa San cung yang bisa digunakan untuk menyelundup masuk.
Bagus sekali! seru Sang Pat kegirangan. Saudara Tu, kita bisa menyaru sebagai koki
perkampungan dan menyelundup masuk melalui pintu samping tersebut
Bagaimana dengan aku? tanya Siauw Ling cepat.
Siauwte telah pikirkan suatu rencana yang bagus buat Toako, kau serta Giok Lan bisa
menyaru sebagai kacung atau pembantu para jago lihay yang diundang masuk ke dalam
perkampungan Pek Hoa San cung, dengan berbuat demikian bukankah kalian bisa
menyelusup kedalam!
Bagaimana kau bisa tahu kalau di dalam perkampungan Pek Hoa San cung telah
berkumpul jago-jago lihay.
Untuk merayakan diri Toako yang menggabungkan diri dengan pihak perkampungan
Pek Hoa San-cung, Jen Bok Hong telah mengirim utusan untuk mengundang para jago
dari kalangan hitam untuk menghadiri pertemuan enghiong ini, diluaran mereka
menggunakan alasan hendak merayakan dirimu, dan mengambil kesempatan ini
mepopulerkan namamu dalam dunia persilatan, padahal yang benar dibalik kesemuanya
ini tersusun suatu rencana yang busuk, ia hendak menggunakan siasat yang paling licik
untuk menarik semua jago lihay untuk membantu usahanya menguasai salah seorang
yang diundang!!!
Ouuuw. jadi maksudmu kau ingin aku menyaru sebagai pembantu Be Boen Hwie dan
menyelundup masuk ke dalam perkampungan |Pek Hoa San-cung?

Siauw-te mengambil keputusan sendiri, harap toako suka memaafkan dosa atas
kelancanganku ini.
Siauw Ling tertama.
Demi diriku kau sudah banyak mengorbankan tenaga serta pikiran, untuk mengutarakan
rasa terima kasihpun sudah tidak sempat, apalagi menyalahkan dirimu!!!
Aku sudah mengadakan perjanjian dengan Be Boen Hwie untuk bertemu besok pagi
pada kentongan pertama, keesokan harinya ia akan masuk ke dalam perkampungan.
Per-lahan-lahan Siauw Ling mendongak memeriksa keadaan cuaca, setelah itu katanya,
Dari saat ini hingga besok malam pada kentongan pertama masih terpaut suatu jangka
waktu yang sangat panjang, kita punya waktu yang cukup untukmengadakan persiapan!
Sang Pat tertawa.
Kedua ekor anjing harimau yang siauw-heng bawa walaupun sudah memiliki kecerdikan
yang tiada bandingan, tak bisa juga aku tinggalkan dalam jangka waktu yang lama, aku
hendak pergi mengaturnya, harap Toako serta nona berdua mencari tempat disekitar
hutan untuk beristirahat, Siauw-te akan pergi sebentar dan segera akan kembali!!!
Baik! kita akan menanti disini!!!
Paling lama dua jam paling cepat satu jam siauw-te pasti sudah kembali lagi disini!!!
Selesai mengucapkan perkataan tersebut bersama Tu Kioe ia segera berlalu.
Sejak Siauw Ling munculkan diri dalam dunia persilatan, ia sudah terlibat ketengah
masalah bentrokan pihak kalangan lurus dengan golongan hitam, ditambah pula tanpa ia
ketahui pemuda ini sudah salah melangkah masuk ke dalam pihak Pek Hoa Santjung
sehingga menimbulkan kesalah pahaman para jago terhadap dirinya.
Kini baginya sulit untukmembersihkan diri dari segala macam tuduhan, terutama sekali
orang tuanya telah ditawan sebagai barang jaminan hal ini menimbulkan ketegangan
antara dia dengan perkampungan Pek Hoa Santjung.
Dalam hal mengadu kecerdikan serta mengadu kekuatan ini, ia jadi seorang jago yang
berada dalam posisi serba salah.
Hubungan orang tua erat melebihi rentetan pegunungan, dengan adanya kejadian ini
tanpa disadari telah mendatangkan suatu belenggu dalam semangat serta pikirannya,
teringat akan penderitaan yang dialami kedua orang tuanya sang hati jadi amat murung.
Memandang bayangan punggung Tiong Cho Siang Ku yang pergimenjauh, dengan sedih
ia menghela napas panjang, dua titik air mata jatuh bercucuran membasahi pipinya.

Siapa bilang seorang lelaki sejati tak pernah mengucurkan air mata? asal menjumpai
kejadian yang menyedihkan atau menyinggung hati kecilnya ia pasti akan menangis.
Bagi Kiem Lan serta Giok Lan untuk pertama kali ini mereka menemukan pemuda
berhati kokoh dan memiliki kepandaian silat sangat lihay ini mengucurkan air mata
penuh kesedihan.
Dari dalam sakunya Kiem Lan mengambil keluar secarik sapu tangan untuk mengusap
kering air mata yang menodai pipinya.
Siangkong! hiburnya dengan suara halus. Kau memikul beban yang sangat berat,
baik2 lah menjaga kesehatan badan!
Giok Lan pun berusaha menekan rasa sedih di dalam hati, ujarnya pula dengan suara
halus.
Barusan Siangkong menerima dua kali serangan tanpa berkelit, aku rasa luka yang kau
derita tidak ringan walaupun tenaga lweekang dari siangkong amat sempurna. lebih
baikjangan bertindak ceroboh, Harap siangkong suka mengatur pernapasan untuk
menjaga kondisi badan, jangan sampai karena kurang perhatian luka yang kecil
menimbulkan sakit yang parah dan mengganggu kesehatan badan.
Dengan wajah sedih Siauw Ling berpaling ke arah kedua orang dayangnya, kemudian
sambi lmenghela napas, katanya,
Sebagai putra manusia tak bisa berbakti untuk orang tua sudah merupakan suatu dosa
yang berat, apalagi membuat orang tua menderita. aku sebagai putra mana punya muka
untuk tancapkan kaki dikolong langit ini.
Urusan sudah jadi begitu gelisah pun tidak berguna, kedua orang tua yang ada dalam
perkampungan Pek Hoa San-cung pun aku rasa tidak jelek kondisinya karena orang
budiman selalu dilindungi Thian. Siangkong kau harus ingat dapatkah mereka bebas dari
belenggu atau tidak semua tugas ini telah terjatuh diatas pundakmu, jikalau kau sampai
terganggu kesehatannya bukankah semua akan menemui kegagalan! Aai terima kasih
atas nasehat nona berdua kata Siauw Ling.
Ia segera duduk bersila untuk mengatur pernapasan.
Kiranya setelah ia terhantam oleh pukulan Thiat Sah Ciang, walaupun ada hawa khiekang yang melindungi badannya tapi berhubung kesempurnaan yang belum mencapai
taraf paling atas membuat isi perutnya masih juga menderita luka.
Kini setelah menerima peringatan dari kedua orang dayangnya ia baru sadar kembali,
segera pikirnya, Orang2 Bu-lim yang ada dikolong langit walaupun tidak sedikit
menaruh rasa benci terhadap Jen Bok Hong, tapi kenyataan dalam hati kecil mereka
menaruh rasa jeri yang tiada terhingga kepada orang itu, tugas menolong orang tuaku

lolos dari mara bahaya aku rasa harus tergantung diatas pundak aku Siauw Ling sendiri,
kalau tidak kujaga lagi kesehatanku sehingga luka yang semula kecil dalam isi perut
bertambah memburuk sehingga akhirnya membuat badan jadi cacad, siapa yang bisa
bantukan aku menolong kedua orang tua itu lolos dari bahaya.
Dia adalah seorang pemuda berotak cerdik, setelah berpikir sampai disitu tanpa bicara
lagi segera duduk bersila mengatur pernapasan.
Kiem Lan, Giok Lan merupakan jago-jago berpengalaman, mereka tahu seseorang yang
memiliki tenaga lweekang amat sempurna dalam saat mengatur pernapasan tidak boleh
sesekali mendapat gangguan dari luar.
Mereka berdua lalu saling bertukar pandangan dan sambil mengempos semangat
melakukan penjagaan disekelilingnya.
Kurang lebih dua pertanak nasi kemudian, mendadak terdengar suara langkah manusia
berkumandang datang.
Dengan cepat Giok Lan dapat menangkap suara tersebut, pedangnya segera diloloskan
dari sarung bisiknya pada diri Kiem Lan dengan nada lirih.
Cici, harap kau berjaga disisi siangkong, biarlah aku pergi tengok siapakah yang datang,
jikalau yang datang bukan kawan tapi lawan, aku akan berusaha untuk memancing ia
pergi dari sini enci harus baik2 melindungi keselamatan siangkong dan tidak usah
merisaukan keselamatanku lagi!
Beberapa patah kata yang diucapkan secara terburu-buru ini meninggalkan kesan yang
sangat besar dihati yang mendengar.
Tampak Kiem Lan dengan air mata mengucur keluar membasahi wajahnya mencekal
tangan Giok Lan erat2, ujarnya.
Urusan memancing pergi lawan biarkan aku yang melakukan! kecerdikan enci melebihi
orang lain dan sering menerima pujian dari siangkong, ada kau yang berada disisinya
mungkin setiap saat bisa membantu dirinya Siauw-moay tidak becus dalam hal ilmu silat
untuk membantu siangkong dan tidak becus dalam soal Boea untuk melebihi kecerdikan
cici.
Justru karena kecerdikanmu tak bisa melebihi aku inilah maka kau tak bisa memikul
tugas berat ini tukas Giok Lan tiba-tiba sambil meronta lepas dari cekelan Kiem Lan.
Kiem Lan jadi tertegun sebelum ia sempat memberi jawaban Giok Lan telah melayang
pergi.

Ketika ia berpaling maka dilihatnya Siauw Ling sedang mencapai taraf yang paling
penting dalam semedinya, dibawah sorotan sinar rembulan yang remang2 dapat dilihat
dari atas batok kepala pemuda itu mengepul selapis asap berwarna putih.
Dalam sekejap mata itulah bayangan tubuh Giok Lan sudah lenyap tak berbekas.
Kembali Kiem Lan memeriksa keadaan disekeliling tempat itu kemudian melayang dan
bersembunyi dibelakang sebuah pohon besar, ia bersiap sedia asalkan ada orang datang
kesitu maka tanpa perduli apa yang terjadi ia akan melancarkan serangan bokongan untuk
membinasakan orang itu.
Sewaktu ia meneliti suara tadi, suara langkah manusia tersebut sudah tidak kedengaran
entah oran gitu berhasi lterpancing pergi oleh Giok Lan atau memang telah berputar ke
arah lain.
Waktu berlalu dengan cepat ditengah suasana ketegangan yang mencekam disekeliling
tempat itu, selama seperminum teh lamanya tak kedengaran sedikit suarapun.
Ketenangan yang diluar dugaan ini sebaliknya malah mendatangkan rasa jeri dihati kecil
Kiem Lan, otaknya mulai diliputi dengan pikiran yang tidak genah.
Mungkinkah orang itu berhasil membinasakan Giok Lan? mungkinkah orang itu tanpa
menimbulkan sedikit suarapun telah tiba dibelakang tubuhku.
Dengan hati berdebar ia mendongak memeriksa keadaan disekitar tempat itu, terasa
olehnya ditengah malam yang buta disetiap pohon besar bagaikan tersembunyi seseorang.
Suasana yang amat tegang ini hampir2 saja membuat Kiem Lan tak dapat bernapas,
matanya melotot bulat2 dan telinga dipasang secermat2nya.
Mendadak.
Suara tertawa dingin berkumandang datang dari belakang tubuhnya.
Suara tertawa dingin itu amat perlahan tapi cukup membuat Kiem Lan terkesiap sehingga
hampi2 jatuh tidak sadarkan diri, dengan cepat ia berpaling ke belakang.
Kurang lebih delapan depa dibawah bayanan pohon yang rindang berdiri sesosok
bayangan manusia yang kurus kecil berbaju hitam.
Ditengah malam buta bayangan manusia tersebut bagaikan selapis roh yang muncul
secara tiba-tiba saja.
Buru-buru Kiem Lan tenangkan hatinya sambil menyeka keringat dingin yang mengucur
keluar membasahi wajah, ia menegur.

Siapa?
Aku! jawab bayangan manusia itu sambil secara mendadak putar badan, serentetan
cahaya mata yang tajam segera memancar datang menggidikkan hati yang melihat.
Mendadak ia melangkah mendekati tubuh Siauw Ling.
Kiem Lan jadi gelisah, sambil putar pedang ia meloncat kedepan menghadang jalan pergi
orang itu.
Berhenti! bentaknya keras2.
Mendadak orang berbaju hitam itu berhenti dan menengok kesejap ke arah Kiem Lan.
Orang yang sedang duduk bersemedi itu bukankah Siauw Ling?
Kiem Lan terkesiap setelah melihat jelas siapakah orang itu, pedang yang dicekal
ditangan jadi lemas dan terjatuh kebawah.
Kau. kau. Tok So Yok Ong?
Tidak salah loohu adanya! eei. aku sedang bertanya kepadamu orang yang sedang
duduk bersemedi itu bukankah Siauw Ling?
Kepandaian silat yang dimiliki Tok So Yoh Ong sangat lihay, aku bukan tandingannya
pikir Kiem Lan dihati. Tapi asalkan aku bisa lebih banyak menerima serangannya ini
berarti Siauw siangkong punya satu bagian kesempatan untuk melanjutkan hidup, aku
Kiem Lan sudah banyak menerima budi dari Siauw Siangkong, inilah saat yang bagus
bagiku untuk membalas budi kebaikan tersebut. sekalipun mati juga tak perlu
disesalkan!
Setelah tidak merisaukan soal mati hidup sendiri, semangat gadis ini makin bertambah
besar tegurnya dingin
Yok Ong! bukannya kau berdiam dalam perkumpulan Pek Hoa San-cung, apa
maksudmu datang kemari?
Melihat pertanyaannya tidak dijawan malahan dirinya ditegur Tok So Yok Ong jadi amat
gusar.
Eeeeei. Loohu sedang bertanya apakah orang ini Siauw Ling atau bukan, kau sudah
dengar belum?
Ouuuw. kiranya Thian tidak me-nyia2kan harapanku, akhirnya looku
berhasilmenemukan kembali dirinya gumam si raja pbat bertangan keji ini seorang diri.

Siauw Siangkong sedang mendapat tugas dari Jen Toa Cung-cu dengan membawa aku
serta enci Giok Lan meninggalkan perkampungan Pek Hoa San-cung, kau mengganggu
kami.
Tok So Yok Ong tertawa dingin tiada hentinya.
Heeee heee. kau anggap dengan menyebutkan nama Jen Bok Hong aku lantas jeri?
demi menolong selembar jiwa putriku, aku tak akan perduli hubunganku dengan Jen Bok
Hong.
Mendadak badannya mencelat ketengah udara menyingkir dari hadapan Kiem Lan dan
langsung menubruk ke arah Siauw Ling.
Kiem Lan segera putar pedangnya mengirim sebuah babatan kedepan coba menghadang
jalan pergi Si raja Obat bertangan keji ini.
Tok So Yok Ong segera putar tangan kanannya dan didorong kedepan, segulung hawa
pukulan meluncur keluar menahan datangnya serangan pedang Kiem Lan. sedang
badannya laksana kilat meneruskan terjangannya ke arah Siauw Ling.
Kepandaian silat yang dimiliki Tok So Yok Ong benar2 luar biasa, menanti tubuh Kiem
Lan telah meloncat ketengah udara waktu itulah Tok So Yok Ong sudah berada disisi
sang pemuda, tangan kanannya segera bergerak sepat menotok tiga buah jalan darahnya.
Ketika itu semedi Siauw Ling sedang mencapai taraf yang sangat penting, walaupun ia
mendengar suara pembicaraan kedua oran gitu tak bisa bercabang-cabang karena itu
tanpa mendapat perlawanan apapun Tok So Yok Ong berhasi menotok jalan darahnya.
Melihat kejadian itu Kiem Lan semakin gelisah, pedangnya diputar sedemikian rupa
mengirim tiga buah serangan gencar.
Dengan gerakan yang sangat mudah dan ringan Tok So Yok Ong berhasil memunahkan
ketiga buah serangan itu dan menangkis pedang Kiem Lan sehingga miring kesamping,
ujarnya dingin, Memandang diatas wajah Jen Bok Hong, loohu tidak ingin melukai
selembar jiwamu, tapikalau sampai menimbulkan hawa amarah loohu. Hmm! jangan
salahkan aku tidak akan mengikat hubunganmu dengan Jen Bok Hong lagi
Cepat lepaskan dirinya! jerit Kiem Lan dengan suara yang melengking.
Pedangnya ber-turut2 melancarkan serangan berantai, satu jurus lebih hebat dari jurus
yang lain.
Tok So Yok Ong menggerakkan tangan kanannya menahan datangnya serangan pedang
Kiem Lan, tangan kiri didorong ke atas punggung Siauw Ling membuyarkan hawa murni
yang sedang berkumpul disana sehingga tidak sampai menimbulkan luka.

Dalam sekejap mata Kiem Lan melancarkan dua puluh jurus serangan, tapi dengan sangat
mudah berhasil dipunahkan semua oleh Tok So Yok Ong.
Karena cemas dan kaget gadis ini mulai mengucurkan air mata.
Mendadak terdengar ujung baju tersampok angin, serentetan cahaya putih meluncur
datang langsung menusuk badan Si raja Obat bertangan keji itu.
Kiem Lan berpaling setelah ditemukan orang itu bukan lain adalah Giok Lan ia menangis
sejadi2nya.
Siauw-moay tidak becus dan tak berhasil menghalangi dirinya, Siauw Siangkong kena
ditangkap.
Urusan yang sudah lewat tak perlu diributkan lagi, saat ini menolong orang lebih
penting tukas Giok Lan cepat.
Pedangnya berubah berulang kali mendesak dan meneter musuhnya.
Semangat Kiem Lan bangkit kembali iapun putar badan melancarkan serangan2 gencar.
Walau kepandaian silat yang dimiliki Tok So Yok Ong sangat lihay tapi pada saat ini
disamping ia harus cabangkan pikiran untuk salurkan hawa murni melancarkan peredaran
darah dalam tubuh Siauw Ling ia harus pula melawan serangan musuh, keadaannya agak
keteter.
Apalagi keadaan dari kedua orang gadis ini sudah mirip manusia kalap saja serangan
pedang mengikuti aliran mengadu jiwa dan semua ancaman ditunjukkan ke-bagian2 yang
bahaya jadi ia terdesak dan timbullah hawa amarah di dalam hati.
Sambil tertawa dingin serunya.
Budak2 yang tak tahu diri karena memandang diatas wajah Jen Bok Hong loohu tidak
ingin melukai diri kalian tapi kalau kamu berdua menteter loohu sedemikian rupa. Hmm!
jangan salahkan aku akan turun tangan melukai kalian!
Hawa murninya segera disalurkan ketangan kanan dan per-lahan-lahan didorong keluar.
Segulung hawa pukulan yang maha dahsyat dengan cepat menggulung keluar
mengancam tubuh Kiem Lan.
Buru-buru Kiem Lan menggerakkan pedangnya menangkis, sedang telapak kirinya
dengan sepenuh tenaga menangkis datangnya serangan pukulan tersebut.
Terasa datangnya tenaga dorongan tersebut dahsyat laksana gulungan ombak ditengah
samudra ketika bentrok dengan tenaga pukulannya seluruh tubuh bergetar badanpun tak

kuasa lagi muncur tujuh, delapan langkah ke belakang dengan sempoyongan dan
akhirnya roboh terjengkang.
Ketika Giok Lan melihat Kiem Lan terpukul roboh hatinya sangat terperanjat ia tahu
dengan kekuatan seorang diri pasti bukan tandingan pihak musuh tapi ia nekad, dengan
mempertaruhkan jiwanya ia melancarkan sebuah tusukan dengan jurus Tiang Hong
Tjing Thian atau pelangi Merah melati langit, menggunakan kesempatan sebelum Tok
So Yok Ong menarik kembali telapak tangannya yang didorong kedepan.
Tok So Yok Ong mendengus dingin.
Hmm! budak celaka kau cari mati
Tangan kanannya ditarik lantas didorong ke pemudam sekali lagi ia mengirim sebuah
pukupan dahsyat.
Giok Lan sidayang cilik ini mana bisa tahan menerima datangnya serangan Si raja Obat
bertangan Keji yang demikian dahsyat? bersama2 dengan pedangnya ia terpukul
mencelak ke belakang menhantam diatas pohon besar.
Brak.! tak tahan lagi ia terpelanting dan roboh tak berkutik
Sinar mata Si raja Obat bertangan keji berkilat sambil menyapu sekejap wajah kedua
orang dayang yang menggeletak ditanah gumamnya seorang diri, Loohu tidak cabut
jiwa kalian bukannya karena takut pada Jen Bok Hong. Hmm! sekalipun kalian laporkan
peristiwa ini kepadanya loohu takkan jeri!
Sembari berbicara ia sambar badan Siauw Ling dan berlalu dari sana.
Malam semakin kelam ditengah kegelapan yang mencekam hutan lebat tersebut dalam
dua tiga kali tikungan saja bayangan tubuh si raja obat bertangan Keji serta Siauw Ling
telah lenyap.
Kiem Lan meronta bangun lebih dulu menghembuskan napas panjang lambat2 mendekati
Giok Lan memeluk lengan saudaranya dan berbisik lirih.
Enci bagaimana keadaanmu?
Termakan oleh hantaman si Raja obat bertangan keji sehingga tubuhnya menumbuk
pohon Giok Lan merasakan darah panas bergolak dalam rongga dadanya membuat ia
hampir2 jatuh tidak sadarkan diri tergoncang oelh bayangan Kiem Lan ia segera tersadar
kembali.
Aku tidak mengapa, diamana Siauw Ling! serunya.
Siauw Siangkong diculik oleh Si raja Obat bertangan keji!

Aai. diculik pergi


Mendadak terdengar ujung baju tersampok angin menggema datang disusul munculnya
dua sosok bayangan manusia.
Dalam keadaan seperti ini baik Kiem Lan maupun giok Lan sudah tiada kemampuan
untuk bertempur kembali seandainya orang ini mengandung maksud bermmusuhkan
maka terpaksa mereka hanay menantikan dirinya dibelenggu.
Didepan apakah nona Kiem Lan? terdengar orang menegur dengan suara cemas.
Berhubung Kiem Lan tidak tahu orang yang munculkan diri itu sahabat atau lawannya,
lagipula menyadari mereka berdua sudah tiada berkekuatan untuk melakukan perlawanan
lagi maka ia tetap menundukkan kepalanya rendah
Kini, sehabis mendengar teguran tersebut, merasakan pula bahwa nada suaranya amat
dikenal lambat2 ia mendongak.
Setelah melihat jelas siapakah mereka, seketika ia berseru tertahan dan mengucurkan air
mata, ujarnya menahan isak tandis.
Kedatangan kalian berdua terlambat satu langkah!
Orang yang baru datang bukan lain adalah ;tiong Cho Siang Ku atau sepasang pedagang
dari Tiong Cho.
Kenapa? teriak si Sie poa emas Sang Pat dengan nada cemas. Siauw Toako telah pergi
kemana?
Dia. dia kena diculik oleh si Raja Obat Bertangan keji
Si Raja Obat bertangan keji? makhluk tua inipun sudah ikut munculkan diri dikota Koei
Tjhiu?
Luka yang diderita Kiem Lan tidak ringan setelah berganti napas dua kali ia baru
menjawab
Sudah banyak tahun Si Raja Obag Bertangan Keji bersahabat dengan Shen Bok Hong
pelbagai obat beracun serta pbat pemabok yang dimiliki Shen Bok Hong adalah hasil
karya dari si raja Obat Bertangan keji itu
Sang Pat menengok skejap ke arah Tu Kioe lalu ujarnya.
Loo Djie-te saat ini bukan wakut yang tepat untuk ber-cakap2, kita harus berusaha
menolong nona berdua lebih dahulu

Tu Kioe mengangguk, dari sakunya ia ambil keluar sebuah botol tersebut dari porselen
dan mengeluarkan dua biji pil pemunah. lalu katanya.
Nona berdua harap menelan pil ini lebih dulu.
Tidak sempat lagi tukas Giok Lan dengan hati cemas. Budak berdua tidak perlu kalian
kuatirkan, lebih baik kalian berdua cepat-cepat pergi mengejar Si Raja Obat bertangan
keji itu.
Ditengah malam buta begini susah buat kita untuk menemukan kembali jejaknya, kalau
benar ia mempunyai hubungan dengan Jen Bok Hong selama banyak tahun, aku pikir
perbuatannya ini pasti didasarkan atas perintah Shen Bok Hong.
Bukan, bukan kembali Giok Lan menukas Ia hendak menolong jiwa putrinya
Menolong putrinya? Apa sangkut pautnya dengan Siauw Ling? Sang Pat tercengang.
Pernah budak mendengar cerita dari Siauw ya, katanya poutri si raja obat bertangan keji
mengidap suatu penyakit aneh dimana seluruh darah dalam tubuhnya harus diganti
dengan darah bersih dengan demikian kesehatannya baru bisa sembuh seperti sedia kala.
Darah Siauw ya. darah. ia berbatuk keras dan tak kuasa muntahkan darah segar.
Sang Pat segera tempelkan telapak kanannya ke atas punggung Giok Lan, hiburnya
dengan suara lembut.
Nona tak usah gelisah, kalau benar tujuan si raja Obat bertangan keji menculik Siauw
Thay-hiap karena mengandung maksud2 tertentu untuk beberapa waktu ia tak akan
mencelakai jiwanya, luka nona jauh lebih penting Cayhe akan bantu melancarkan
pernapasanmu kemudian baru berusaha menemukan si raja Obat bertangan keji
Sementara berbicara, tenaga murninya bagaikan gelombang ditengah samudra menerjang
masuk ke dalam tubuh Giok Lan melalu jalan darah Ming Bun Hiat.
Dalam hantaman yang dilancarkan Si Raja Obat Bertangan Keji tadi, sebenarnya ia dapat
membinasakan Giok Lan serta Kiem Lan saat itu juga namun berhubung kedua orang
dayang itu adalah anggota perkampungan Seratus Bunga atau Pek Hoa San-cung lagipula
si Raja obat Bertangan Keji ada hubungan yang erat dengan Jhen Bok Hong, maka ia
tidak turun tangan terlalu berat. Dengan andalkan tenaga pukulannya yang besar dia
hanya melukai kedua orang ini belaka.
Setelah memperoleh bantuan tenaga dalam dari Sang Pat, dengan cepat darah panas yang
bergolak dalam dada Giok Lan bisa teratasi ia menghembuskan napas panjang dan
berseru.

Tidak bisa jadi, kita harus pergi mencari Siauw siangkong, seumpama kedatangan kita
rada terlambat, kemungkinan besar si Raja Obat bertangan Keji telah menghisap habis
darah siangkong
Tidak salah kata Tu Kioe membenarkan. Kita harus cepat-cepat mencari Siauw
Toako!
Ilmu silat yang dimiliki si Raja Obat bertangan Keji amat lihay kata Sang Pat dengan
suara perlahatn. Dengan andalkan kekuatan kita beberapa orang sulit rasanya untuk
menemukan jejak mereka.
Sinar matanya dialihkan ke arah Tu Kioe dan sambungnya lebih lanjut.
Panggil seekor anjing raksasa kita, tidak sampai dua jam tidak sulit buat kita untuk
mengetahui tempat persembunyiannya
Aakh. benar, siauwte benar2 bodoh! buru-buru Tu Kioe putar badan dan berlalu,
Setelah memandang keadaan cuaca, ujar Sang Pat.
Menggunakan peluang yang demikian bagusnya harap nona berdua baik2 beristirahat
sebentar seandainya Si raja Obat bertangan keji tidak berlalu terlalu jauh, kita masih bisa
memenuhi pertemuan besok hari sesuai dengan rencana.
Setelah kedua orang dayang itu berlega hati teringat pula harus melakukan perjalanan
jauh dalam pencarian nanti, mereka berdua segera pejamkan mata mengatur pernapasan.
Sepertanak nasi kemudian Tu Kioe muncul dengan membawa seekor anjing raksasa
berwarna hitam, Sang Pat segera kemak kemik mengeluarkan kata2 yang tidak
dimengerti agaknya ia sedang berbicara dengan anjing hitam itu, kemudian sambil
menuntun binatangnya ia berputar satu lingkaran diempat penjuru, dan secara tiba-tiba
melepaskan tali cekalannya.
Anjing hitam itu segera menggetarkan bulu2 badannya yang panjang dan berdiri tegak
setelah itu meloncat beberapa depa kedepan dan lari ke arah muka.
Melihat arah yang dituju anjing raksasa itu bukan lain adalah arah dimana si Raja Obat
bertangan keji berlalu Giok Lan kegirangan setengah mati tak kuasa teriaknya.
Benar, benar sekali, tak disangka anjing raksasa berwarna hitam ini mempunyai
kegunaan sedemikian besarnya.
Mendadak Sang Pat bersuit rendah, anjing hitam yang telah lari kedepan segera berhenti
dan berjalan balik berdiri empat, lima depa didepan Sang Pat memandang ke arah
majikannya dan se-akan2 sedang menanti perintah.

Kembali si Siepoa emas Sang Pat berkemak kemik memperdengarkan ucapan yang tak
dimengerti manusia. Anjing hitam itu putar badan kembali dan lari kemuka, hanya saja
kecepatannya tidak lagi seperti tadi.
Eeeeeei. apa maksudmu berbuat demikian tanya Giok Lan tercengang.
Luka nona berdua belum sembuh, tidak baik untuk melakukan perjalanan cepatm,
didamping itu menurut dugaanku si raja obat bertangan keji belum pergi terlalu jauh,
seandainya kita bergerak terlalu cepat, ujung baju yang tersampok angin akan
menimbulkan suara ditengah malam buta seperti ini suara tersebut dapat berkumandang
sampai sejauh sepuluh tombak, tindakan ini bukankah sama arti memukul rumput
mengejutkan ular?
Tidak salah! Giok Lan mengangguk, ia menggerakkan badannya berkelebat ke arah
depan.
Mengikuti dibelakang anjing raksasa berwarna hitam itu, beberaoa orang tersebut
mengitari hutan tadi sebanyak dua kali kemudian baru bergerak ke arah Utara.
Diam2 Tu Kioe mengerutkan dahi bisiknya lirih
Coba lihat si raja obat bertangan keji mengitari hutan ini sebanyak dua kali entah apa
maksudnya berbuat demikian?
Ia hendak memeriksa dahulu apakah dalam hutan bersembunyi jago-jago lihay yang
mengincar dirinya atau tidak jawab Sang Pat.
Setelah mengatur pernapasan beberapa waktu kendati semangat Giok Lan serta Kiem Lan
suah jauh lebih baikan, namun rasa sakit masih menyerang dalam tubuh mereka gertak
gigi dan dengan paksakan diri meneruskan perjalanan kedepan.
Sianjing raksasa berwarna hitam itu setelah menerobos keluar dari hutan meneruskan
larinya lurus ke arah sebelah Utara.
Beberapa orang lainnya mengikuti dari belakang dengan andalkan meringankan tubuh
tiap langkah kaki mereka sama sekali tidak meninggalkan sedikit suarapun.
Empat, lima li dengan cepat telah dilalui, akhirnya anjing raksasa pembawa jalan itu
berhenti ditengah sebuah tanah pekuburan yang luas.
Anjing raksasa itu berhenti tepat didepan sebuah kuburan besar yang menonjol ke arah
luar, sikapnya seakan2 hendak melakukan tubrukan sedangkan matanya dengan tajam
memperhatikan kuburan itu tak berkedip. Melihat kejadian ini Sang Pat seera berkata
lirih.
Ditempat ini?

Dalam kuburan tersebut! seru Tu Kioe tercengang.


Seumpama anjing raksasa kita tidak salah membawa jalan, seharusnya tempat inilah
sasaran kita. kau jaga baik2 anjing kita jangan biarkan dia menggonggong sendiri, aku
akan kesana melakukan pemeriksaan.
Dengan gesit ia meloncat kedepan.
Usia kuburan besar ini sudah tua sekali. diatas kuburan penuh ditumbuhi rerumput
setinggi setengah pinggang, Sang Pat mengitar kuburan itu satu kali, sedikitpun tidak
salah dibawah semak ia temukan banyak tanah galian baru, ia segera menyingkap semak2
tersebut dan memeriksa lebih teliti.
Dibawah sorotan cahaya bintang yang redup muncul sebuah gua yang luasnya ada dua
depa ditutupi oleh rerumputan.
Agaknya si raja obat bertangan keji mengira tampat itu cukup rahasia dan tak mungkin
ada orang bisa menemukannya sehingga dengan ceroboh ia tidak menutupinya kembali
dengan sebangsa dedaunan.
Sang Pat pusatkan seluruh perhatiannya untuk mendengar, secara lapat2 ia menangkap
adanya suara pembicaraan manusia dari dalam kuburan.
Si raja Obat Bertangan keji adalah seorang manusia kenamaan dalam dunia persilatan
Sang Pat tidak berani berlaku gegabah secara berhati2 ia mundur ke belakang minta Giok
Lan, Kiem Lan dengan membawa anjing raksasa itu menanti ditempat kejauhan, lalu
kepada Tu Kioe bisiknya lirih.
Loo-jie ilmu silat yang dimiliki si raja Obat bertangan keji sangat luar biasa, Toako pun
terjatuh ketangannya, dengan adanya beberapa masalah yang menyulitkan membuat kita
jadi sulit untuk turun tangan sekuat tenaga, apalagi bertindak secara gegabah
Siauwte akan bekerja mengikuti perintah Toako!
Dengan langkah hati2 Sang Pat membawa Tu Kioe berjalan kembali kedepan kuburan
besar, telinga kanan ditempelkan kemulut gua dan mendengarkan suara2 yang ada di
dalam dengan penuh perhatian.
Terdenar suara Siauw Ling berkumandang keluar dari dalam kuburan ia sedang berkata
Kau memiliki julukan si Raja Obat. dalam soal ilmu pertabiban serta obat2an tentu
memiliki kemampuan yang lebih hebat dari orang lain, mengapa kau tidak coba
menciptakan Obat mustajab yang bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang
diderita putrimu?
Seorang kakek tua dengan suara sedih segera menyambung.

Selama banyak tahun Loohu sudah menjelajahi seluruh kolong langit baik Utara maupun
Selatan tempat2 terkenal sudah kudatangi sayang belum berhasil juga kudapatkan obat
mujarab yang bisa digunakan untuk menyembuhkan putriku. dan belum pernah
kutemukan pula orang yang cocok untuk dimintai bantuannya menolong siauw-li. Hanya
saudara cilik seorang adalah satu2nya manusia yang paling cocok semoga kau suka
menghadiahkan bantuanmu loohu akan merasa sangat berterima kasih.
Siauw Ling menghela napas, ujarnya lirih.
Aku sudah kau tawan, mati hidupku sudah berada ditanganmu mengapa kau masih
memohon secara demikian kepadaku?
Tabiat putriku ramah dan welas kasih ujar si orang tua itu dengan nada serak.
Seandainya ia sadar dan tahu bahwa aku sedang memaksa kau untuk memberikan
darahmu kepadanya, ia akan bersikeras tidak mau menerimanya, waktu itu Loohu tak
bisa memaksa dirinya lagi dengan kekerasan
Jadi maksudmu mohon kepadaku agar aku tidak beri tahu kepadanya kalau kau yang
paksa aku berikan darahku kepadanya?
Memang demikian adanya Siauw Tahyhiap berjiwa pendekar dan bersemangat jantan,
bagaimanapun juga kau sudah pasti mati, mengapa tidak mau berbuat kebaikan untuk
menolong putriku?
Sang Pat yang mendengar ucapan itu diam2 merasa hatinya tercekat, ia berpikir.
Persoalan besar yang menyangkut mati hidup seseorang mana boleh dirundingkan
seenak maunya sendiri?
Sementara itu Siauw Ling telah menghela napas panjang dan katanya.
Korbankan diri sendiri untuk menolong orang lain adalah suatu perbuatan mulia namun
dalam keadaan dan sitausi seperti ini cayhe masih belum rela mati
Mendadak terlihat cahaya api berkelebat secara tiba-tiba ruangan dalam kuburan itu jadi
terang benderang.
Sang Pat segera melongok kedalam, tampak olehnya diatas mati berlapisan selembar
permadani warna merah berbaring seorang gadis muda. batu2 batas disekitar peti sudah
digali dan sebagai gantinya empat dinding tergantung kain sutar warna merah, jelas untuk
membuat tempat ini sebagai tempat tinggalnya sementa si raja obat bertangan keji telah
mengeluarkan banyak tenaga maupun pikiran.
Siauw Ling dan si raja obat bertangan keji duduk disisi peti mati, tetapi jauh jaraknya dari
mulut gua. bayangan tubuh memencar dibalik dinding terkena cahaya lampu. Sang Pat

cukup memandang kedua orang itu sudah dapat melihat jelas bagaimana gerak gerik
mereka berdua.
Terdengar si raja obat bertangan keji setelah menghela napas panjang berkata lagi,
Kematianmu pada saat ini sudah pasti, persoalan bukan menyangkut tentang rela atau
tidak loohu berjanji akan membantu dirimu dengan obat2an dan mengurangi rasa
penderitaan yang menyerang dirimu, agar kau bisa mati dengan lebih tenang dan
tenteram.
Aku masih ada persoalan pribadi yang belum kuselesaikan, sekalipun mati aku mati
dalam keadaan tidak meram!!!
Persoalan pribadi apa? katakan saja secara terus terang, setelah jiwa siauw-li ketolongan
loohu pasti akan bantu menyelesaikan masalahmu!
Eeeeei.! sekalipun kuucapkan juga percuma, lebih baik tak usah kuutarakan, sekarang
kau boleh mulai turun tangan.
Sang Pat merasakan jantungnya berdebar keras, pikirnya, Posisi dari si raja obat
bertangan keji saat ini terletak disudut jalan mati dalam kuburan itu, sekalipun diam2 aku
turun tangan membokongpun belum tentu bisa mencapai sasaran agaknya aku harus
masuk sendiri ke dalam kuburan tersebut!!!
Sang Pat adalah manusia cerdik, banyak akal dan teliti dalam menyelesaikan segala
masalah, walaupun hatinya tegang pikiran tidak kacau setelah meninjau keadaan situasi,
memperhitungkan tindakan selanjutnya dalam menghadapi gerakan si raja obat bertangan
keji, mendadak ia tarik napas panjang2 lambung yang gemuk dan gendut lambar2
menyusut diikuti badannya merendah dan melayang masuk ke dalam ruang kuburan.
Senjata sie-poa emas ditangan kirinya bergeletar, cahaya tajam berkilauan menusuk
pandangan dan melindungi seluruh badan, sementara tangan kanannya secepat kilat
mencengkeram sang dara yang berbaring diatas peti mati.
Si raja obat bertangan keji mimpipun tidak menyangka ditengah kuburan yang sunyi dan
terpencil bisa muncul seorang asing, menanti ia sadar akan bahaya dara diatas peti mati
itu sudah terjatuh ketangan Sang Pat, hatinya jadi terkesiap semangat bertempur punah
dan lambat2 ia menurunkan kembali telapaknya ke bawah.
Lepaskan dirinya katanya lirih. Badan gadisitu sangat lemah napasnya amat lirih ia
tak boleh menjumpai hal2 yang mengejutkan hatinya lagi
Menyadari perhitungannya tidak meleset, si raja obat bertangan keji benar2 memandang
putrinya yang hampir mati bagaikan barang mustika nyali Sang Pat makin bertambah
besar ia mendongak tertawa ter-bahak2.

Jarakku dengan putrimu hanya terpaut beberapa coen, asalkan kau tidak turun tangan
secara gegabah cayhe pun tidak bakal melukai putri kesayanganmu
Semangat jantan si raja obat bertangan keji punah, ia menghela napas panjang.
Loohu tiada ikatan dendam maupun sakit hati dengan kalian sepasang dari Tiong Chiu,
tapikalian bersikap demikian tak tahu adat kepadaku merusak rencanaku untuk menolong
jiwa putriku, sebenarnya apa maksud kalian?.
Haa. haa. hal ini harus salahkah mengapa Yok Ong salah mencari orang?
Salah mencari orang? salah mencari siapa? tanya Tok So Yok Ong keharuan.
Siauw Ling, tahukah kau apa hubungan Siauw Ling dengan kami sepasang pedagang
dari Tiong Chiu?
JILID 16
Terang2an Siauw Ling adalah Sam Cungcu dari perkampungan Pek Hoa Sancung, apa
sangkut pautnya dengan kalian sepasang pedagang dari Tiong Chiu? Teriak si raja obat
gusar.
Sedikitpun tidak salah! dia memang sam Cungcu dari perkampungan Pek Hoa Sancung,
namun iapun Liong Tauw Toako dari kami sepasang pedagang dari Tiong Chiu!
Kau tidak usah ngaco belo kalian Tiong Tjhiu Siang Ku rata2 sudah berusia empat puluh
tahunan sedangkan Siauw Ling baru saja menanjak kedewasaannya, terjun ke dalam
dunia persilatan belum ada setahun.
Sang Pat mendengus dingin, tukasnya.
Perkenalan kami bersaudara dengan Siauw Ling toako sudah terjadi pada lima tahun
berselang perkataan ini kau suka percaya tidak?
Aaai. Dengan sedih Si raja obat Bertangan Keji menghela napas panjang
Katakanlah syarat apa yang hendak kalian ajukan? bagaimanapun juga selama hidup
sepasang pedagang dari Tiong Chiu hanya mengutamakan keuntungan.
Haa haa haa. kali ini sengaja kami tidak biarkan Yok Ong berhasil menebak tepat kami
mohon Yok Ong suka melepaskan Liong-tauw toako kami
Apa? melepaskan Siauw Ling? teriak Yok Ong atau si raja obat bertangan keji
terperanjat.
Tidak salah, lepaskan Siauw Ling!

Setelah aku lepaskan Siauw Ling siapa lagi yang dapat menggantikan dia untuk
menyembuhkan penyakit putriku?
Yok Ong lihay dalam ilmu pertabiban dan disebut sebagai ahli nomor wahid diseluruh
kolong langit aku pikir kau tentu masih memiliki cara yang lain
Loohu sudah berusaha dengan susah payah selama sepuluh tahun baru kali ini
kutemukan manusia yang paling coock untuk menyembuhkan penyakit putriku, kalau kau
paksakan dirimu melepaskan Siauw Ling, bukankah hal ini sama artinya hendak
merampas jiwa putri loohu dengan kekerasan.
Nyawa putrimu adalah nyawa, apakah keselamatan Liong-tau toako kami bukan
termasuk nyawa! tegur Sang Pat dingin.
Tubuh Si raja Obat bertangan keji yang kurus kering kelihatan gemetar keras, dari
sepasang matanya memancarkan cahaya tajam yang mengandung kebencian.
Baik, ini hari kalian sepasang pedagang dari Tiong Tjhiu telah menggagalkan rencana
baik loohu, dikemudian hari bakal ada seratus bahkan selaksa nyawa jago lihay Bulim
yang harus dikorbankan untuk menebus kesalahan yang telah lakukan ini hari teriak
Yok Ong dingin.
Pada mulanya Sang Pat dibikin tertegun diikuti ia tertawa hambar.
Urusan dikemudian hari kiga bicarakan lain kali saja, lebih baik cayhe membicarakan
persoalan menurut keadaan siatuasi pasa saat ini. Seumpama Yok Ong tidak mau
dilepaskan Siauw Ling, maka putrimu.
Kau hendak menggunakan keselamatn putriku untuk menggertak loohu? tak Tok So
Yok Ong sangat gusar.
Apa yang kucapkan bukan gertak sambal belaka, namun suatu kenyataan yang benar2
terjadi jawab Sang Pat dingin, Apakah Yok Ong beranggapan cayhe tidak berani
melukai putrimu?
Sepasang meta Si raja Obat bertangan keji yang pada mulanya memancarkan cahaya
kebuasan seketika berubah jadi ramah dan penuh kasih sayang, sambil memandang sang
gadis yang berbaring diatas peti mati ujarnya.
Baiklah, loohu akan melepaskan diri Siauw Ling.
Tangan kanannya segera diayun menepuk bebas jalan darah Siauw Ling yang tertotok.
Setelah jalan darahnya bebas, sambil angkat bahu lambat2 Siauw Ling bangun berdiri
lalu ujarnya.

Nasib cayhe memang tidak sampai sesial yang kau bayangkan dua kali usaha anda
menjumpai kegagalan total, namun terhadap perasaan cinta kasihmu sebagai seorang
ayah kepada putrinya dalam hati kecil cayhe merasa sangat kagum dan terhormat.
Hmm! pada suatu hari aku pasti dapat menangkap kembali dirimu, menggunakan
darahmu untuk menolong selembar jiwa putriku
Siauw Ling berpaling, sambil memandang gadis muda yang berbaring diatas peti mati ia
hela napas panjang.
Eeeei. membunuh seorang untuk menolong seorang, memang suatu perbuatan
kebajikan.
Asal bisa menolong jiwa putriku, kenapa tidak boleh kubunuh seratus bahkan selaksa
jiwa manusia? sambung Yok Ong cepat.
Tetapi kelembutan, keramah tamahan serta kehalusan budi putrimu jauh berbeda dengan
caramu berpikir!
Aku hendak kmenolong selembar jiwanya sekalipun harus memaksa ia salah menafsir
niatku, akupun tak bisa berbuat apa2.
Dikolong langit rasa sayang orang tua terhadap anaknya adalah mulia, kau bertabiat keji,
kejam, sadis dingin dan kaku, namun terhadap putri sendiri bersikap demikian sayang
begitu cinta.
Ia merandek, lalu tambahnya, Apakah dikolong langit kecuali darah segar aku orang
she-Siauw benar2 sudah tak ada obat yang bisa digunakan untuk menolong selembar jiwa
putrimu?
Si raja obat bertangan keji seperti mau mengucapkan sesuatu tapi niatnya dibatalkan
kembali setelah termenung beberapa saat jawabnya.
Dikolong langit mungkin ada obat mujarab namun hingga kini belum berhasil loohu
temukan
Diam2 Siauw Ling salurkan hawa murninya mengelilingi seluruh badan, melakukan
persiapan setelah itu sambil berpaling ke arah Sang Pat katanya, Kau naiklah terlebih
dahulu!
Sang Pat sadar ilmu silat yang dimiliki Siauw Ling jauh lebih lihay beberapa kali lipat
dari kepandaian sendiri karena itu ia tidak banyak bicara lagi setelah melepaskan
cengkeramannya pada pergelangan gadis itu ia enjotkan badannya meloncat keluar dari
gua itu.

Gerakan tubuh si raja obat bertangan keji betul2 luar biasa cepatnya barusan badan Sang
Pat meloncat ke atas tangan kanannya telah berkelebat mengancam urat nadi
dipergelangan Siauw Ling.
Siauw Ling pun cukup waspada sejak semula ia sudah bikin persiapan, tentu saja
serangan seperti ini tak bakal merobohkan dirinya, telapak kiri diayun balas
mencengkeram ke arah datangnya telapak tangan To So Yok Ong.
Lima jari Si raja Obat dipentangkan, dari serangan mencengkeram berubah jadi serangan
telapak. Brak! dengan keras lawan keras ia menerima datangnya serangan itu,
Kedua belah pihak sama2 merasakan hatinya bergetar keras. hasil dari bentrokan barusan
menunjukkan bahwasanya kekuatan mereka seimbang.
Dapam pada itu sementara telapak kanan Si raja Obat bertangan keji menerima datangnya
serangan Siauw Ling dengan keras lawan keras, tangan kirinya tanpa mengeluarkan
sedikit suarapun menotok keluar.
Sikut kanan Siauw Ling menekan kebawah balik menumbuk urat nadi diatas tubuh si
Raja Obat bertangan keji, gerakan ini memaksa Yok Ong harus tekuk pergelangan
menarik kembali serangannya.
Seketika ia terlambat bergerak, Siauw Ling telah merebut posisi yang sangat bagus ini, ia
melancarkan serangan balasan telapak maupun jari sama menerjang kedepan mengirim
enam jurus serangan. Keenam jurus serangan ini datangnya cepat laksana kilat, Tok So
Yok Ong kedesak hebat sampai mundur dua langkah ke belakang, dengan susah payah
akhirnya berhasil juga ia punahkan datangnya keenam buah serangan tersebut.
Jangan melukai diriku.! Teriaknya dengan nada cemas.
Hmm! Seumpama aku tidak memandang diatas wajah putrimu, ini hari aku Siauw Ling
tak akan lepas tangan begitu saja jawab Siauw Ling ketus.
Loohu sama sekali tidak jeri kepadamu!
Heee. heee. sudah dua kali kau gagal membokong diriku, kau jangan harap ada
peristiwa untuk ketiga kalinya.
Ia mengepos napas dan laksana kilat menerobos keluar dari dalam kuburan.
Sang Pat serta Tu Kioe dengan senjata terhunus menanti diluar gua, melihat Siauw Ling
muncul tanpa kekurangan sesuatu apapun berbareng segera berseru.
Toako! kau telah melukai si raja obat bertangan keji?

Tidak, walaupun si raja obat bertangan keji amat kejam dan sadis, namun putrinya
adalah seorang gadis berhati welas dan patut dikasihani!
Tu Kioe masih belum berlega hati, kembali ia bertanya dengan nada lirih,
Apakah kau sudah bergebrak dengan si raja obat bertangan keji!
Barusan kami saling menyerang beberapa jurus dengan gerakan tercepat namun belum
berhasil menentukan siapa menang siapa kalah. Ia takut aku melukai putrinya dan tidak
suka meneruskan pertarungan itu!
Nah kalau begitu bagus sekali Tu Kioe tersenyum
Selembar wajah yang setiap harinya diliputi kekusutan, ucapan selalu dingin kaku dan
tiada irama serta susah kelihatan senyuman yang tersungging dibibir ini setelah tertawa
terpancarlah betapa kasih dan sayangnya perasaan hati kecil orang ini.
Seluruh tubuh si raja obat bertangan keji penuh dengan racun ia terhitung jago ahli
menggunakan racun nomor satu dikolong langit kita tak boleh berdiam terlalu lama disini
ayoh cepat kita pergi! seru Sang Pat.
Dengan Tu Kioe membawa jalan, setelah bergabung dengan Kiem Lan serta Giok Lan
buru-buru mereka meneruskan perjalanannya kedepan.
Secara tiba-tiba Siauw Ling teringat akan satu persoalan sembari berhenti berlari ujarnya.
Seumpama si raja obat bertangan Keji melaporkan peristiwa yang terjadi malam ini Toa
Cungcu dari perkampungan Pek Hoa Sancung ia pasti akan mengirim jago-jago lihay
untuk memperketat penjagaan disekeliling penjara dimana orang tuaku ditahan sekalipun
kita berhasi lmenyelundup masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa Sancung sedikit
banyak harus mengeluarkan banyak akal dan pikiran untuk mensukseskan rencana kita
Giok Lan yang mendengar perkataan itu segera tersenyum, katanya.
Tentang soal ini harap siangkong berlega hati perbuatan si raja obat bertangan Keji
mengejar2 Siangkong timbul berdasarkan kepentingan pribadi walaupun Shen Bok Hong
mempunyai ikatan persahabatan dengan dirinya namun kalau kita tinjau dari tabiat Shen
Bok Hong ia tidak bakal mengabulkan niat pribadi si raja obat bertangan keji sehingga
berakibat menggagalkan rencana besarnya menurut pendapat budak Si raja obat
bertangan keji pasti tidak berani membicarakan persoalan ini dengan Shen Bok Hong
Aku lihat se-akan2 semua orang yang ada pada jeri terhadap Shen Bok Hong benarkah
begitu? Siauw Ling mengerutkan dahi.
Tidak salah hal ini dikarenakan tabiat Shen Bok Hong yang licik, keji dan kejam, salah
kawan bisa jadi lawan. Bukan saja anak buahnya pada jeri terhadap dirinya, sekalian

sahabat2 yang pernah tinggal di perkampungannya pun leme kelamaan timbul perasaan
jeri yang luar biasa dihati mereka terhadap Toa Cung-cu ini
Kalau demikian adanya, lebih baik kita bekerja sesuai dengan rencana semula
Simbrung Sang Pat Be Boen Hwie sudah menyetujui permintaanku!
Permintaan apa?
Sudah lama ia mengagumi ilmu silat serta semangat jantan yang toako miliki asalkan
toako benar2 telah melepaskan diri dari ikatan perkampungan Pek Hoa San-cung ia akan
berusaha sekuat tenaga untuk membantu perjuangan.
Perlahan-lahan Siauw Ling mengangguk.
Aaai.! Tak bisa disalahkan kalau ia tidakmenaruh kepercayaan kepadaku dalam
kenyataan nama busuk Shen Bok Hong memang sudah benar2 tersohor, tindakan maupun
perbuatannya terlalu keji. Setiap orang yang pernah berhubungan dengan pihak
perkampungan Pek Hoa Sancung rata2 orang kangouw sama menaruh rasa jeri yang tak
terkira terhadap orang itu!
Memang benar demikian adanya Sang Pat mengangguk dan tertawa. Siauwte sudah
atur tempat pertemuan dengan diri Be Boen Hwie dan ia sudah setuju untuk melakukan
persiapan menyambut kedatangan kita
Maaf kalau budak banyak bicara mendadak Giok Lan menimbrung. Apakah saudara
Sang Pat pernah membicarakan dengan dirinya secara bagaimana kita melakukan
persiapan?
Soal ini sih belum pernah kubicarakan dalam keadaan seperti ini dia masih belum suka
mengutarakan maksud2nya tentu saja kitapun tak bisa membicarakan persoalan ini
Menurut apa yang budak ketahui selama banyak tahun Shen Bok Hong bersembunyi
dalam perkampungan Pek Hoa Sancung kecuali ia melatih diri dengan beberapa macam
ilmu silat yang maha dahsyat iapun sudah sedia payung sebelum hujan, secara diam2 ia
melatih anak buahnya, dibelakang loteng Wang Hoa Loo terdapat sebuah bangunan
bawah tanah yang kuat dan tertutup dari pandangan orang, Ruang Rahasia ini kecuali
Shen Bok Hong pribadi siapapun dilarang memasukinya. mendadak merah padam
selembar wajahnya, air mata setetes demi setetes jatuh berlinang.
Eeeeei. lagi baik2 berbicara. kenapa secara mendadak mengucurkan air mata? pikir
Tu Kioe dalam hati kecilnya Air mata perempuan kiranya begitu gampang dan begitu
leluasa dapat dikeluarkan kapan saja dan dimana saja.
Sebaliknya Sang Pat sudah dapat menemukan letak kesedihan hati yang menimpa Giok
Lan, segera hiburnya.

Shen Bok Hong banyak melakukan perbuatan keji, dan terkutuk, orang yang
dicelakainya sudah tak terhitung dengan jari tangan, Nona tak usah terlalu bersedih hati.
Giok Lan menggunakan ujung bajunya mengusap kering bekas air mata diatas wajah,
kemudian terusnya.
Tempo dulu, budak selalu memperoleh kasih sayang dan sikap manja darinya, dimana ia
berada disitu aku selalu mendampingi setengah jengkalpun tak pernah berpisah. oleh
karena itu lebih banyak yang kuketahui tentang dirinya dari pada orang lain.
Apakah nona pernah memasuki ruang rahasia tersebut? tanya Sang Pat.
Tidak pernah walaupun ketika itu aku dimanja dan disayang namun diriku dilarang juga
untuk melangkah masuk ke dalam ruang rahasia tersebut barang sejengkalpun namun
menurut apa yang budak lihat serta dengar jago-jago lihay yang dilatih dalam ruang
rahasia tersebut barulah benar2 anak buah Shen Bok Hong. Tabiatnya licik, keji dan
banyak akal tak pernah ia sudi mempercayai seseorang, hanya kepada anak buha pilihan
serta didikannya sendiri barulah ia sukamenurunkan ilmu silatnya
Sang Pat keheranan tak kuasa ia bertanya.
Apakah selama ini orang2 ini terus menerus tinggal di dalam ruang rahasia tersebut? dan
tidak pernah keluar barang sejengkalpun?
Giok Lan mengangguk membenarkan.
Cara Shen Bok Hong mendidik orang2 ini sangat aneh dan istimewa sekali namun
berhubung selama ini tak pernah ada orang yang menemukan maka persoalannya makin
lama semakin misterius.
Timbul perasaan ingin tahu dalam hati Siauw Ling, buru-buru tanyanya.
Kata2 sesumbar apakah itu?
Katanya pada saat Lima Naga menjadi sempurnya saat itu pula waktunya untukmerajai
seluruh kolong langit.
Pengetahuan Sang Pat amat luas, peristiwa dalam dunia persilatan boleh dihitung tak
sebuah persoalanpun yang lolos dari perhatiannya namun kali ini iapun dibikin kelabakan
dan berdiri terbingung, sembari garuk2 kepalanya yang tak gatal gumamnya seorang diri.
Apa yang diartikan Lima Naga.
Keadaan yang lebih jelas budak tidak tahu mungkin lima naga ini menunjukkan lima
orang manusia. mungkin juga mengartikan lima macam benda aneh!

Aku lihat lebih besar kemungkinannya Lima Naga itu adalah lima manusia daripada
lima benda.
Perduli dia manusia atau benda. yang pasti Lima Naga tentu luar biasa lihaynya,
Tentu saja tak bakal salah, lalu bagaimana selanjutnya?
Bagaimana persoalan selanjutnya budak kurang tahu, namun setelah Shen Bok Hong
berani bicara bagitu sesumbar dan berani pula menentang seluruh umat Bulim dikolong
langit aku pikir Lima Naganya mungkin sudah hampir mencapai kesempurnaan!
Kalau Shen Bok Hong belum memiliki suatu hal yang bisa diandalkan, tidak mungkin ia
berani melakukan banyak perbuatan yang menggemparkan setelah ia munculkan diri
kembali ke dalam dunia persilatan.
Apa yang budak ketahui sudah habis sedang mengenai apa tindakan Sang Pat
selanjutnya, silahkan Sang-ya ambil keputusan?
Tentang soal ini cayhe sendiripun sukar mengambil keputusan, menanti setelah
berunding dengan Be Boen Hwie nanti kita baru ambil keputusan.
Tiba-tiba Giok Lan teringat kembali akan satu persoalan, ujarnya.
Keputusan dari perundingan yang diadakan oleh Sang-ya serta Be Boen Hwie
memutuskan bahwa siangkong hendak menyaru sebagai pembantu Be Boen Hwie
menyelundup masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa Sancung,menurut apa yang budak
ketahui, setelah berada di dalam perkampungan antara majikan serta pembantu akan
dipisah-pisahkan dan berdiam dalam tempat yang berbeda. dengan demikian bukankah
masing-masing pihak tak bisa saling berhubungan?
Tentang soal ini aku sejak semula sudah memikirkannya tetapi tujuan kita yang
terpenting adalah menyelundup masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa Sancung.
Sang Pat merandek sejenak kemudian terusnya lebih jauh.
Setiap orang yang menerima undangan memperoleh juga sebuah tanda pengenal yang
terbuat dari perak dengan andalkan tanda pengenal tersebut para undangan baru bisa
masuk ke dalam perkampungan. Satu tanda pengenal berlaku untuk dua orang perduli dia
pengiring atau bukan pokoknya satu tanda pengenal tak boleh kelewat dari dua orang
jumlahnya.
Satu tanda pengenal hanya berlaku untuk dua orang tiba-tiba Tu Kioe menimbrung dari
samping. Seandainya kita bisa mendapatkan dua buah tanda pengenal lagi bukankah
semua rombongan bisa masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa Sancung dengan
leluasa?

Sedikitpun tidak salah! tapi harus kemana kita cari tanda pengenal tersebut? dewasa ini
sekalipun kita berani membayar selaksa tahil emas murni untuk sebuah lencana tanda
pengenalpun tentu pemiliknya suka menjual kepada kita
Kapan kau berjanji akan bertemu dengan Be Boen Hwie?
Bedok siang, sorenya masuk ke dalam perkampungan
Terlalu singkat waktunya, kalau memperoleh waktu yang lebih banyak tiada halangan
kita palsukan beberapa buah lencana tanda pengenal itu
Memalsu?
Kenapa tidak? sekaligus kita membuat delapan atau sepuluh buah kemudian kita
hadiahkan kepada orang lain, kita kacau dahulu perkampungan Pek Hoa San-cung
mereka sehingga hati mereka tidak tenteram.
Dalam lencana tanda pengenal itu tentu sudah diberi tanda rahasia tukas Giok Lan dari
samping Seumpama kita memalsukan belum tentu bisa berhasil mengelabuhi
pemeriksaan mereka.
Tidak mengapa, kita tunggu saja sementara rombongan jago dalam jumlah banyak yang
hendak memasuki perkampungan kita gabungkan diri dengan rombongan itu agar mereka
dibikin kelabakan setengah mati demikian ujar Tu Kioe.
Walaupun cara ini tidak begitu sempurnya ujar Sang Pat memperdengarkan
pendapatnya Namun bisa juga kita coba, sampai dimana waktunya kita berempat bisa
menelundup masuk ke dalam perkampungan secara terang2an tak usah lagi harus
menyaru sebagai orang bawahan, pelayan dan menyelundup masuk melalui pintu
samping
Para penjaga pintu kebanyakan merupakan jago-jago paling lihay yang ada didala
perkampungan kata Giok Lan Aku takut kita bakal menjumpai kesulitan dalam
usahanya menyelundup masuk secara terang2an, lebih baik kita nyelonong saja dari pintu
samping karena tindakan ini jauh lebih aman!
Tu Kioe tertawa katanya.
Kau belum tahu bagaimanakah kemampuanku di dalam memalsukan barang dan dalam
memalsukan ukir2an sekalipun kita tidak berhasil menemukan tanda rahasia asalkan
ukiran secara garis besarnya tidak meleset tentu kita dapat mengelabui mereka, Kalau
nona tidak percaya sampai waktunya boleh nona periksa lebih dahulu
Sepasang mata Giok Lan yang jeli dan memancarkan cahaya tajam dengan tajam melototi
wajah Tu Kioe sementara dalam hati batinnya, Tak kusangka manusia semacam inipun
masih memiliki kemampuan untuk mengukir!

Tu Kioe mendehem ringan, sambil tertawa tegurnya,


Nona, kau tak usah memandang diriku semacam itu. setelah pekerjaan ini kulaksanakan
selesai, kau bisa bedakan apakah ucapanku palsu atau tidak.
Sinar matanya dialihkan ke atas wajah Sang Pat, lalu katanya.
Persoalan yang paling sulit dewasa ini adalah secara bagaimana menemukan Be Boen
Hwie serta meminjam sebentar tanda pengenalnya seumpama sampai besok siang baru
bisa kita dapatkan benda tersebut. ketika itu sekalipun ada bahan belum tentu bisa
kukerjakan dalam keadaan seperti itu. terpaksa kita harus bekerja menurut cara lama yang
diusulkan nona Giok Lan menyelundup masuk lewat pintu belakang.
Sang Pat berjalan pulang pergi satu lingkaran, akhirnya ia mengangguk dan sahutnya
lirih.
Baik! kalian tunggu saja disini aku akan pergi mencari Be Boen Hwie ia enjot
badannya, dalam dua tiga kali loncatan bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan.
Sepeninggalnya Sang Pat, Tu Kioe segera berpaling ke arah Giok Lan sembari berkata
Seandainya aku tidak menggunakan cara tersebut untu kmemanasi hatinya belum tentu
dia mau mendapatkan tanda pengenal Be Boen Hwie dengan segenap tenaga
Telah lama kudengar kalian Sepasang Pedagang dari Tiong Chiu hidup bagaikan
saudara kandung persaudaraan dipegang teguh hingga titik darah penghabisan kenapa
sekarang diantara kalian sendiri saling menggunakan akal2nya untuk menipu pihak yang
lain?
Tu Kioe tersenyum.
Bagaimanapun juga perbuatanku ini tidak sampai menimbulkan kecelakaan yang
membahayakan jiwanya,masing-masing pihak saling menggunakan akal hubunganmalah
terasa semakin erat dan terbuka kau anggap Sang Loo-toa benar2 berlalu karena gusar
terbakar oleh kata2ku?
Aku melihat dengan mata kepala sendiri apakah kesemuanya pura2 belaka?
Ia hanya menggunakan persoalan itu seperti alasan untuk berlalu kalau ia sudah ambil
keputusan tidak pergi sekalipun kau panasi hatinya lebih hebat pun ia tak akan ambil
peduli
Ooouw. kiranya begitu
Dikolong langit asalkan dia disebut Loo-toa kebanyakan jauh lebih lihay daripada yang
jadi Loo-jienya

Giok Lan tersenyum ia lantas alihkan pokok pembicaraan kesoal lain tanyanya.
Kau lihat Sang Loo-toa bisa berhasil mendapatkan tanda pengenal itu atau tidak?
Menurut penglihatan Tu loo-jie, Be Boen Hwie tak akan bisa menangkan Loo-toa kami
setelah ia berlalu ini berarti ada delapan bagian bisa berhasil mendapatkan barang yang
dicari
Dia minta kita menanti kedatangannya disini,mengapa kita tidak beristirahat
mempergunakan kesempatan yang dimikian bagusnya ini?
Pikiran Tu Kioe sedikit bergerak, pikirnya.
Luka yang diderita kedua orang dayang ini belum sembuh harus pula mengkuti kami
berlari sejauh ini. sejak semula badannya tentu sudah letih sekali. karena berpikir
demikian ia memang seharusnya beristirahat secara baik2 menggunakan kesempatan ini
Keadaan luka Giok Lan maupun Kiem Lan pada dasarnya memang belum sembuh, harus
melakukan perjalanan jauh pula selama ini, sejak semula sudah menunjukkan gejala
kambuh namun mereka bersikeras mempertahankan diri. Menanti Tu Kioe sudah
memberi kesanggupan mereka baru pejamkan mata duduk mengatur pernapasan.
Menanti kedua orang dayang itu sudah benar2 tenang diam2 Tu Kioe baru berjalan
mendekati Siauw Ling dan berbisik lirih.
Kedua orang nona ini sama2 terluka ditangan Si raja Obat bertangan keji, namun karena
harus mengejar toako, dengan membawa luka mereka melakukan perjalanan.
Aku tahu mereka sangat lelah, sudah sepantasnya kalau mereka baik2 beristirahat.
Tabiat Tu Kioe sangat kaku dan tidak suka bicara. Siauw Ling pun sedang menjumpai
kesulitan dan tak ingin banyak bicara selesai berkata ia lantas mendongak dan
melanjutkan lamunannya,
Tu Kioe mendehem ringan lambat2 ia berjalan ke atas tumpukan bantuan beberapa
tombak diluar kalangan dan duduk disana.
Malam yang gelap semakin sunyi ditengah pegunungan nan jauh dari kota kecuali
hembusan angin malam yang bertiup sepoi2 hanya kicauan burung malam dari tempat
kejauhan menambahkan keseraman suasana disana.
Tiba-tiba anjing raksasa berwarna hitam yang sedang berjongkok disisi Giok Lan
meloncat bangun dan segera menubruk ke arah sebelah Timur.
Sementara itu Giok Lan serta Kiem Lan sedang berada pada saat paling gawat, walaupun
mereka mendengar suara namun tidak berkutik.

Sebaliknya Siauw Ling serta Tu Kioe ber-sama2 meloncat bangun, sambil mengempos
napas Siauw Ling bergerak mengejar ke arah mana anjing tadi berlari. sedang mulutnya
dengan ilmu menyampaikan suara ia berseru
Saudara Tu, baik2 menjaga keselamatan kedua orang nona,
Gerakannya sangat cepat, di dalam dua kali loncatan tubuhnya sudah berada enam tujuh
tombak jauhnya.
Dalam pada itu Tu Kioe sudah bangun berdiri siap mengejar anjing raksasa itu, sudah
lama ia bergaul dengan anjing2 dan betapa tajam penglihatan maupun pendengaran
binatang tersebut sekalipun jagoan lihay yang memiliki kepandaian luar biasa pun tak
akan lolos dari pengawasannya. Namun setelah dilihatnya Siauw Ling berkelebat
kedepan lebih dahulu terpaksa ia meloncat mundur dan berjaga2 disisi kedua orang
dayang itu.
Giok Lan jadi orang waspada dan banyak akal, buru-buru hawa murninya digiring
kembali kepusar kemudian membukamatanya.

32
Terlihat badan Tu Kioe yang tinggi kurus berdiri menghadang didepan mereka sepasang
matanya dengan tajam menyapu empat penjuru, keadaan ini jelas menunjukkan apabila ia
telah menemukan suatu tanda bahaya segera ujarnya.
Tu-ya apa yang sedang kau periksa?
Tidak mengapa 1 jawab Tu Kioe sembari melirik sekejap Giok Lan. Silahkan nona
atur pernapasan baik2, cayhe akan melindungi keselamatan nona berdua
Sinar mata Giok Lan putar kekiri berpaling kekanan sekejap tidak menemukan Siauw
Ling ada disana tak tertahan tanyanya
Dimana siangkong?
Ia pergi mengejar anjing raksasa tersebut.
Ilmu silat yang dimiliki siangkong walaupun sangat lihay, sayang ia tidak memiliki
pengalaman dalam dunia persilatan gampang dibokong orang, lebih baik Tu-ya mengejar
dirinya disamping menjaga segala kemungkinan.
Kalau aku pergi siapa yang akan melindungi keselamatan nona berdua?

Tidak mengapa budak telah selesai mengatur pernapasan aku bisa melindungi
keselamatan enci Kiem Lan, Tu-ya silahkan berlalu dengan hati lega.
Baik 1 seumpama nona menjumpai tanda-tanda bahaya, segera bersuitlah nyaring
mendengar tanda tersebut cayhe segera akan kembali memberi bantuan
Akan kuingan selalu, tu-ya silahkan cepat-cepat berlalu!
Baru saja ia selesai bicara, tampak segumpal bayangan hitam laksana kilat menubruk
kebawah lutut Tu Kioe, bayangan itu bukan lain adalah anjing raksasa berwarna hitam
miliknya.
Mengikuti dibelakang anjing raksasa itu adalah dua sosok bayangan manusia yang
muncul berbareng. disebelah kiri adalah Siauw Ling sedang disebelah kanan bukan lain si
Segulung Angin Peng Im adanya.
Aku kira siapa yang telah datang, kiranya kau sipengemis cilik sapa Tu Kioe dingin.
Beruntung ada anjing pintar peliharaanmu, kalau tidak aku sipengemis kembali akan
kehilangan kesempatan sebagus ini.
Kesempatan apa?
Tidak lama kalian meninggalkan panggung diatas air tersebut, makin dipikir aku
pengemis cilik makin merasa tidak enak, karena itu secara diam2 aku molor keluar dari
gedung pertemuan untuk mencari kalian, berkat pemberi tahuan dai anak murid kami
yang mendayung perahu. sepanjang jalan aku mengejar datang, namun setengah malaman
telah kubuang dengan sia2, tidak berhasil juga kutemukan jejak kalian, kalau bukan
secara kebetulan bertemu dengan anjing hitam raksasa ini, mungkin aku pengemis cilik
harus mencari entah kemana lagi.
Tanpa membedakan mana putih mana hitam Be Boen Hwie memaksa kami
mengundurkan diri dari pangggung diatas telaga, perbuatan ini jelas menunjukkan kalau
mereka tidak pandang sebelah matapun terhadap dirimu, namun terhadap kami dua
bersaudara, tindakan ini betul2 merupakan suatu penghinaan, setelah lewati kesempatan
ini hari, aku pasti akan memperlihatkan sedikit kelihayan kepadanya.
Oleh beberapa patah kata sindiran yang amat tajam ini selembar wajah Peng Im seketika
berubah jadi merasa pedas, untuk sesaat ia dibikin ter-sipu2 dan bungkam dalam seribu
bahasa.
Giok Lan adalah seorang gadis cerdik merasakan keadaan mulai jadi kaku buru-buru
timbrungnya dari samping.
Peng-ya tak usah masukkan ucapan itu ke dalam hati. Tu JIe-ya kami ini memang paling
suka bergurau dengan orang

Peng Im adalah seorang manusia beradat keras ia gagah namun mudah tersinggung kena
disindir oleh beberapa kata Tu Kioe yang pedas hatinya merasa sangat tidak enak ia
merasa kalau tidak mengumbar napsu hatinya terasa mangkel kalau diumbar iapun
merasa tidak enak.
Kini setelah mendengar beberapa patah perkataan Giok Lan dengan gampang sekali
perasaan tersebut dilenyapkan segera ujarnya.
Tu Jie-ya kau tak usah membuat susah aku sipengemis cilik Be Boen Hwie memaksa
kalian mengundurkan diri dari panggung terapung, perbuatan ini memang memalui kalian
namun posisi aku sipengemis cilik tidak seberapa baik dari keadaan kalian, aku jauh lebih
merasa serba salah karena itu aku sipengemis lebih baik mandah dimaki oleh guruku,
segera kuambil keputusan sendiri untuk mengumpulkan anak murid kami siap
menantikan perintah kalian
Tu Kioe kontan mendongak tertawa ter-bahak2 setelah habis mendengar perkataan itu,
Kalau begitu kau pengemis cilik masih boleh dianggap seorang sahabat yang boleh
diajak berhubungan
Dalam pada itu dengan langkah ter-buru-buru Sang Pat munculkan diri pula disana.
Apakah Be Boen Hwie sudah menyetujuinya? tanya Siauw Ling cepat.
Sang Pat tersenyum.
Be Boen Hwie tak berhasil kujumpai hanya saja beruntung perjalanan siauw-te kali ini
tidak sia2 belaka
Bagaimana? kau berhasil mencuri dapat sebuah tanda pengenal?
Tidak salah jawab Sang Pat sambil tersenyum. Benda tersebut memang didapatkan
dari jalan mencuri hanya saja siauw-heng tidak memiliki kemampuan untuk berbuat
demikian
Jadi kau telah bertemu dengan sipencuri sakti Siang Hwie?
Beberapa tombak dari tempat kegelapan tiba-tiba berkumandang keluar suara gelak
tertawa seseorang.
Haa. haa. sungguh tak disangka Tu-heng masih ingat dengan aku si pencuri tua,
sudah dua puluh tahun lamanya kita tidak pernah berjumpa?
Ketika semua orang berpaling, tampak seorang manusia kate kecil kurus lambat2 berjalan
mendekat.

Orang ini berusia lima puluh tahun, jenggot sepanjang dada sedangkan bajunya kasar,
sepasang mata memancarkan cahaya tajam.
Pencuri tua, selama banyak tahun tidak kedengaran beritamu lagi, selama ini kau
bersembunyi dimana? tegur Tu Kioe.
Pada dua puluh tahun berselang siauwte salah mencuri sehingga kena dihantam luka
oleh seseorang ujar Sipencuri Sakti Siang Hwie sambil tertawa. Hatiku jadi panas
karena itu kupilih tempat yang sunyi untuk memperdalam kepandaianku mencuri setelah
kuyakini bahwa kali ini tak bakal gagal, maka aku muncul kembali di dalam dunia
persilatan!
Kiem Lan serta Giok Lan yang mendengar ucapan itu tak bisa menahan rasa gelinya lagi.
Mendengar ia ditertawakan sinar mata Siang Hwie segera dialihkan ke arah kedua orang
dayang itu kemudian tegurnya dingin, Apa yang kalian tertawakan? Apakah
mentertawakan kepandaian cari ayam begal anjing dari loohu ini suatu pekerjaan yang
kurang sedap dipandang.
Siang-ya jangan marah dahulu, budak berdua tidak mengandung maksud tersebut, disini
aku mohon maaf kepadamu kata Giok Lan buru-buru.
Siang Hwie tertawa terbahak2
Haa. haa. disini aku sipencuri tua balas memberi hormat
Setelah menjura tambahnya
Nona, silahkan menerimanya kembali
Giok Lan alihkan sinar matanya ke arah pencuri tersebut. tampaklah sebatang tusuk
konde emas terletak ditelapak kanannya seketika pikirannya rada bergerak dan tanpa
terasa telah meraba kerambut sendiri.
Entah sejak kapan sebatang tusuk konde emas yang ada disanggulnya telah dicuri oleh
pencuri sakti tersebut, ia jadi terperanjat seraya menerima kembali tusuk kondenya,
dayang ini berkata.
Terima kasih atas pengembalian benda milikku ini
Tjttt. jttjttt. seandainya aku pencuri tua mau cari akhli waris maka nona adalah
sasaranku terutama puji Siang Hwie sambil menunjukan jempolnya.
Giok Lan tersenyum mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa sementara
hatinya berpikir.

Siapa yang kesudian belajar kepandaian mencuri seperti ini


Eeei. pencuri tua tegur Sang Pat dengan hati gelisah. Jangan bersilat lidah terus
menerus dengan bocah cilik mari kuperkenalkan dua orang sahabat.
Sambil menuding ke arah Siauw Ling terusnya
Dia adalah Liong Tauw Toako kami Siauw Ling.
Siang Hwie memandang sekejap ke arah Sang Pat lalu memandang sekejap pula ke arah
Siauw Ling dan ujarnya.
Mengangkat seorang bocah cilik sebagai Liong-tauw toako makin tua sepasang
pedagang dari Tiong Chiu semakin tolol.
Namun ia segera menjura dan berkata lebih lanjut
Aku sipencuri tua selamanya menyebut sepasang pedagang dari Tiong Tjhiu sebagai
saudara, mengikuti sebutan kalian aku sipencuri tua harus menyebut dirimu sebagai
Liong-tauw toako pula.
Tidak berani, tidak berani. Siang-heng terlalu merendahkan diri buru-buru Siauw Ling
merendah.
Sang Pat mendongak tertawa ter-bahak2.
Toako, kau tak usah mendengarkan omongan sipencuri tua yang kukoay, dalam hati
kecilnya mungkin merasa tidak puas, toako, lebih baik kau tunjukkan sedikit kepandaian
agar ia menambah pengetahuannya.
Siauw Ling tertawa hambar, ia bungkam dalam seribu bahasa.
Eeeei pencuri tua tegur Tu Kioe pula dengan nada dingin. Kau tak usah lain mulut lain
dihati, kesempatan dikemudian hari masih panjang pada suatu hari aku akan paksa kau
mengagumi kepandaian dari Siauw toako kami
Baik baik. Siang Hwie menanggapi sambi tertawa. Aku pencuri tua selamanya
tidak kucurkan air mata sebelum melihat peti mati. sebutan Liong-tauw toako kali ini
hitung2 kusebutkan dengan memandang diatas wajah kalian sepasang pedagang dari
Tiong Tjhiu lain kali aku pencuri tua harus meninjau dulu kepandaian silat asli dari
Siauw Loo-te lebih dahulu sebelum menyebut dengan hati ikhlas
Siauw Ling sadar bagi jago-jago gagah dunia kangouw pada umumnya tak bisa
menaklukkan mereka sebelum mereka menyerah benar2, karena itu iapun tidak
memikirkannya di dalam hati.

Pencuri tua ujar Sang Pat lebih lanjut. Toako kami berjiwa besar ia tidak akan
memikirkan perkataanmu ke dalam hati.
Ia berpaling menuding ke arah Peng Im dan ujarnya lebih jauh
Saudara ini adalah anak murid ketua Shen dari Kay Pang sisegulung angin Peng Im
Aku sipengemis cilik! Peng Im menjura penuh hormat.
Ooouw.! aku sipencuri tua pernah beberapa kali berjumpa dengan Shen pangcu hanya
saja peristiwa ini terjadi pada dua puluh tahun berselang
Pada waktu itu aku sipengemis cilik masih belum menjadi anak murid suhuku
Haa. haa. Siang Hwie tertawa. Kalau pada waktu itu kau sudah menjadi anak
murid Shen Pangcu ini hari kita tak usah dipekenalkan orang lain lagi
Pada dasarnya watak Peng Im memang cerdik banyak akal, mengerti orang tua itu ingin
mengangkat kedudukannya lebih tinggi ia lantas berkata sambil tertawa.
Sayang, sayang. kalau tempo dulu aku sipengemis cilik sudah menjadi anak murid
guruku maka ini hari aku tak dapat saling menyebut sebagai saudara dengan diri Siangheng
Nah! ini dia akhirnya ketemu batu juga. Seru Sang Pat bersorak. Eeee pencuri tua, aku
lihat kali ini kau sudah jatuh kecundang sipengemis cilik sudah memperoleh keuntungan
buat dirinya sendiri.
Siang Hwie pun tertawa.
Aku tahu pengemis memang paling susah disakunya pun tidak membawa uang sangat
banyak, sekalipun aku pencuri tua ingin bikin dia kheki pun rasanya tidak tega untuk
turun tangan.
Dalam pada itu Tu Kioe mendongak melihat cuaca, kemudian menimbrung, Loo-toa,
waktu sudah tidak pagi lagi kalau ingin memalsukan lencana tanda pengenal saat ini kita
harus sudah mulai.
Dari sakunya lambat lambat Sang Pat mengambil keluar sebuah lencana tanda pengenal
terbuat dari perak dan disodorkan kedepan. katanya.
Entah dari mana sipencuri tua ini berhasil mencopet sebuah lencana tanda pengenal ini
Tu Kioe menerima tanda pengenal itu dan diperiksanya dengan teliti namun sebentar saja
alisnya telah dikerutkan rapat2.

Kiranya ukiran diatas lencana tadi amat ruwet, rapat dan luar biasa indahnya tidak
gampang untu kmemalsukan benda semacam itu.
Tu Loo-jie! Goda Siang Hwie sambil tersenyum. Sudah lama aku sipencuri tua
mendengar bahwa kau pandai memalsukan benda2 sulit coba kau lihat harus
membutuhkan waktu berapa lama untuk memalsukan lencana tanda pengenal tersebut
Ukiran diatas lencana tanda pengenal ini amat lembut, ruwet dan rapat sekali sungguh
berada diluar dugaan aku Tu Kioe, agaknya sehari semalam belum tentu bisa berhasil
memalsukan sebuah lencana tanda pengenal yang amat persis dan cocok seperti aslinya
Waktu sehari semalam masih belum terhitung waktu untuk beristirahat, kalau dihitung
mulai sekarang sedikit banyak harus membutuhkan dua hari lamanya?
Kurang lebih begitulah!
Kalau harus tunggu begitu lama sekalipun pertemuan para jago dalam perkampungan
Pek Hoa ;san-cung belum berakhir, sedikit banyak sudah mendekati pada akhirnya,
keramaian seperti ini kita gagal untuk menontonnya aku lihat lebih baik aku sipencuri tua
memperlihatkan kepandaianku!
Toako, dua orang dayang, Loo-jie pengemis cilik, pencuri tua dan aku semuanya tujuh
orang diam2 Sang Pat memperhitungkan. Dua oran gselembar lencana tanda pengenal,
paling sedikit harus ada tiga buah. segera ia berkata
Pencuri tua, paling sedikit kau harus mendapatkan tiga buah lencana lagi.
Tidak, dua sudah cukup! selah Siauw Ling.
Apakah toako ada rencana bagus untuk memasuki perkampungan tersebut?
Kau sudah sanggupi Be Boen Hwie untuk ikut sertakan diriku sebagai pelayan untuk
memasuki perkampungan itu, aku tak boleh mengingkari janji yang telah diucapkan!
Tindakan itu dilakukan karena dalam keadaan terpaksa, sekarang setelah kita memiliki
lencana tanda pengenal mana boleh kami biarkan toako menyaru sebagai pembantu Be
Boen Hwie sehingga merendahkan martabat toako?
Soal ini sih tidak mengapa, aku bisa berjalan ber-sama2 mereka gerak gerikku akan
bertambah leluasa
Tidak salah pikir Sang Pat dalam hatinya. Perjalanan kita kali ini adalah menyelundup
masuk ke dalam perkampungan lawan kemudian mencari kesempatan untuk menolong
kedua orang tuanya, untuk mensukseskan tindakan ini dibutuhkan banyak pembantu
seumpama tidak memperoleh bantuan dari para jago yang dipimpin Be Boen Hwie belum
tentu urusan bisa diselesaikan dengan sukses.

Karena berpikir demikian ia lantas bertawa dan mengangguk, kepada Siang Hwie
katanya.
Eeei pencuri tua, curilah dua batang lencana lagi sudah cukup, rasanya tak perlu mencari
terlalu banyak
Dua atau tiga bukan suatu pekerjaan yang menyulitkan Siang Hwie tersenyum, Hanya
saja aku pencuri tua harus membawa seorang pembantu sehingga seandainya aku gagal
ada orang yang kirim laporan kepada kalian
Watak pencuri tua ini sangan kukoay entah ia sedang mempersiapkan permainan apa
lagi? pikir Sang Pat.
Dengan alis berkerut ia segera menawarkan diri.
Bagaimana kalau siauwte yang mengiringi kepergianmu ini?
Perutmu terlalu gemuk lagi pula wajahmu tampang tauke kalau berjalan ber-sama2 aku
sipencuri tua malah menurunkan pamorku, tidak bis jadi, tidak bisa jadi buru-buru Siang
Hwie geleng kepala.
Tu Kioe kuatir ia menyusahkan Siauw Ling buru-buru sambungnya.
Bagaimana dengan siauw-te?
Tidak bisa jadi! wajahmu dingin dan sama sekali tidak berperasaan.
Orang2 yang melihat wajahmu sebelum tahu persoalan sudah timbul tiga bagian rasa
benci
Bagaimana kalau sipengemis cilik? kata Sang Pat.
Dia semakin tak boleh jadi kalau aku sipencuri tua berjalan ber-sama2 sipengemis orang
lain akan menaruh perhatian kepada kita
Lalu kau hendak membawa siapa?
Haa. haa. kalau aku sipencuri tua membawa seorang bocah cilik, maka perhatian
semua akan tercurahkan pada bocah tersebut. nah kalau dalam keadaan seperti ini aku
turun tangan, maka pekerjaan akan jauh lebih gampang dan leluasa.
Jadi kau hendak membawa Giok Lan? seru Sang Pat sambil menghembuskan napas
panjang, Soal ini harus kau rundingkan secara pribadi dengan dirinya. orang lain adalah
nona cantik berusia belasan, mau atau tidak melakukan perjalanan bersama2 kau
sipencuri tua. hal ini susah dipastikan!

Giok Lan segera tersenyum serunya.


Budak suka mengiringinya, hanya saja.
Hanya saja kenapa?
Budak sejak kecil dibesarkan dalam perkampungan Pek Hoa San-cung, padahal disetiap
peloksok kota Koei Tjhiu telah tersebuar mata2 dari pihak perkampungan.
Soal ini tidak mengapa tukas siang Hwie cepat, Aku pencuri tua bisa mengubah raut
wajahnya. urusan tak boleh terlambat lagi, bagaimana kalau sekarang juga kita
berangkat?
Giok Lan secara jmenjura ke arah Siauw Ling katanya, Siangkong, budak akan
berangkat mengikuti Siang-ya. sebentar kemudian aku bisa kembali
Terlalu merepotkan dirimu
Siang Hwie memeriksa keadaan cuaca lalu katanya, Sebelum siang nanti, kita berjumpa
muka dihutan sebelah depan, nah selamat tinggal
Bersama Giok Lan ia segera berlalu dari sana.
Sepeninggalnya sang pencuri sakti serta Giok Lan, Sang Pat lantas berlalu berbisik
kepada Siauw Ling, Kepandaian mencuri dari sipencuri tua sangan lihay, dikolong
langit tiada keduanya namun semangatnya jantan dan ia berjiwa pendekar, dua puluh
tahun berselang, nama besarnya harum semerbak dalam dunia persilatan, setelah ia berani
bicara sesumbar, aku rasa ia tentu mempunyai keyakinan besar.
Nama besar sipencuri sakti walaupun kurang sedap didengar, namun kalau
dibandingkan dengan manusia2 berwajah halus dan suci namun kenyataannya manusia
licik yang sangat berbahaya, ia jauh lebih menang satu tingkat.
Ia menghela napas panjang, setelah berhenti sebentar terusnya, Kau sudah berjanji
hendak bertemu muka dimana dengan Be Boen Hwie?
Apakah toako sudah mengambil keputusan. Pertama kita tak boleh mengingkari janji,
kedua, urusan menyangkut suatu masalah yang amat besar, kalau tidak berhasil aku
menolong orang tuaku, maka penjagaan disekitar perkampungan Pek Hoa Sancung akan
semakin diperketat dengan watak Shen Bok Hong, kedua orang tuaku mungkin bisa
disiksa dan dianiaya.
Ia kerutkan dahinya, kemudian dengan nada tegas terusnya,
Seumpama aku gagal menolong kedua orang tuaku, aku sudah ambil keputusan untuk
bertempur sampai titik darah penghabisan dalam perkampungan Pek Hoa San-cung

Toako harap berlega hati Sang Pat menanggapi dengan wajah serius. Kita saling
menyebut sebagai saudara, orang tua toako sama pula dengan orang tuaku, serta Tu Kioe.
Kalau kedua orang tua itu tak bisa ditolong keluar dari perkampungan Pek Hoa San-cung
kamipun bersumpah tidak akan keluar lagi dari perkampungan dalam keadaan hidup2.
Cinta kasih kalian berdua sungguh membuat ku merasa terharu entah sampai kalan budi
ini baru bisa kubalas kata Siauw Ling secara tibaw semakin menjura.
Kita adalah saudara sendiri, toako kalau dmeikian sungkan terhadap kami bukankah
sama halnya memandang asing terhadap kami?
Selamanya beberapa hari ini hatiku selalu tersembunyi akan suatu persoalan rasanya
sebelum kuutarakan keluar hatiku tidak tenteram
Silahkan toako utarakan secara terus terang mau terjun ke dalam air kami ikut terjun ke
air, mau meloncat ke dalam api kami ikut ke api
Kau serta saudara Tu mengangkat diriku sebagai loo-toa diantara kalian untuk kesudian
kalian aku sangat berterima kasih, namun karena peristiwa ini justru membuat hatiku
merasa tidak tenteram, mengapa kita tidak angkat saudara menurut umur saja? siauw-te
suka berada diurutan terakhir.
Tidak bisa jadi, tidak bisa jadi. Buru-buru Sang Pat menukas sambil goyangkan
tangannya berulang kali. Di dalam dunia persilatan tiada urutan menurut usia, siapa
yang lebih lihay dia lebih terhormat kedudukannya. Ilmu silat yang toako miliki jauh
lebih lihay berkali kali lipat daripada kami, lagipula sejak aku serta saudara Tu berjumpa
dengan toako, kami menyadari bahwa tingkah laku serta perbuatan kami pada masa yang
lampau terlalu mementingkan diri sendiri, kami sudah ambil keputusan sejak kini
mengikuti Toako untuk melakukan beberapa buah peristiwa yang menggemparkan agar
dapat pula menebus dosa2 serta kesalahan-lahan yang pernah kami lakukan tempo dulu.
Dengan wajah Sang Pat yang bulat, telinga besar, perut gemuk serta raut muka seorang
tauke, sekilas pandang serasa amat ramah sekali, namun dalam mengucapkan beberapa
kata diatas wajah yang ramah telah terlintas keseriusan dan penuh kegagahan yang menyala2 tidak malu ia disebut sebagai seorang pendekar sejati.
Siauw Ling lantas tersenyum, ujarnya, Setelah kalian berdua menunjukkan betapa serius
dan jujurnya maksud hati kalian, bilamana aku menampik lebih jauh aku rasa malah
bakal mendatangkan perasaan antipatik di hati kalian. Dikemudian hari bilamana usaha
kalian berhasil menguntungkan umat Bu-lim, aku pasti akan berusaha untuk
mengumumkan kepada Bu-lim bahwa sana, Sepasang pedagang dari Tiong Tjhiu telah
berubah gelar menjadi sepasang Dermawan dari Tiong Tjhiu.
Haa. ha. Sang Pat tertawa terbahak2. Asalkan sejak kini kita bisa berbuat banyak
kebajikan sudah cukup untuk menenteramkan hati kami, soal nama kosong siauwte tidak
memikirkannya di dalam hati.

Ia merandek sejenak setelah tukar napas terusnya lebih jauh.


Aku berjanji dengna Be Boen Hwie akan bertemu sewaktu sang surya telah berada
ditengah awang2 kalau benar toako tidak ingin mengingkari janji siauwte pun tidak akan
menasehati lebih jauh
Siauw Ling memeriksa keadaan cuaca, lantas berkata.
Mari kita menjumpai dahulu diri Be Boen Hwie, setelah itu kalian boleh pergi
menjumpai si Pencuri Sakti Siang Hwie.
Selama ini Be Boen Hwie serta para jago dari daratan Tionggoan menaruh rasa was2
atas diri toako setelah perjumpaan nanti aku takut kita bakal memperoleh banyak sindiran
serta olok2an pedas dari para jago.
Soal ini, siauw-heng percaya masih bisa bersabar diri.
Baik! kalau demikian adanya kita segera berangkat hanya saja kalau terlalu banyak
orang rasanya kurang leluasa lebih baik siauw te seorang saja yang mengiringi toako
berangkat kesana.
Siauw Ling pun menyadari bahwa Be Boen Hwie serta para jago Tionggoan rata2 masih
menaruh curiga yang sangat tebal terhadap dirinya perjalanan kali ini lebih mendekati
dengan menempuh bahaya Be Boen Hwie sekalian para jago tentu akan berusaha
membatasi lingkungan geraknya, namun teringat akan bantuan yang diharapkan dari
pihak para jago dan mengerti dengan andalkan kekuatan Sang Pat sekalian susah
menghadapi serangan para jago perkampunan Pek Hoa Sancung, sambil tertawa ia
mengangguk.
Baik! merepotkan saudara harus mengantar diri
Kembali Sang Pat memesan wanti2 kepada Tu Kioe setelah membawa Siauw Ling
berlalu dari sana.
Setelah berjalan kurang lebih enam tujuh li, sampailah mereka berdua ditepi sebuah
sungai kecil. Dengan wajah serius dan bersungguh2 kata Sang Pat.
Toako, walaupun Be Boen Hwie sangat mengagumi ilmu silatmu, hatinya masih amat
mencurigai tingkah lakumu harap toako suka berhati2.
Sebelum urusan mencapai sukses aku akan berusaha menahan segala sindiran serta
penghinaan saudara Sang tak usah kuatir.
Selesai berbicara pemuda she Siauw ini segera pejam mata mengatur pernapasan.

Sinar sang surya mengusir kegelapan yang mencekam seluruh jagat. cahaya ke-emas2an
menyinari seluruh permukaan bumi mengikuti aliran sungai. dari tempat kejauhan
muncul sebuah sampan kecil yang lambat2 bergerak mendekati tempat dimana kedua
orang itu berada.
Seorang pemuda gagah berpakaian ringkas warna hitam meloncat ke atas tepian,
sementara sampan kecil semula putar haluan dan dengan cepatnya menghilang kembali
dibalik tumbuhan gelaga.
Lambat2 Sang Pat bangun berdiri seraya menjura sapanya.
Ketua Be ternyata betil2 pegang janji
Sinar mata Be Boen Hwie berkelebat seraya balas memberi hormat katanya.
Maaf kalian berdua harus menanti sangat lama
Persoalan yang kita rundingkan kemarin hari apakah dari pihak Be-heng menjumpai
kesulitan?
Setelah siauw-te menyanggupi perduli bagaimana kesulitan yang akan tiba rasanya
masih dapat kuatasi. sinar matanya per-lahan-lahan dialihkan ke atas tubuh Siauw
Ling dan terusnya, Hanya saja harus menurunkan derajat Sam Cung-cu, siauw-te merasa
hatiku tidak tentram.
Siauw Ling merasakan sebutan Sam Cung-cu yang diucapkkan Be Boen Hwie amat
menusuk telinga, namun ia tetap bersabar sembari menjura sahutnya, Be-heng suka
membantu usahaku siauw-te merasa sangat berterima kasih sekali,
Be-heng! ujar Sang Pat kemudian, Aku titipkan toako kami kepadamu, siauw-te akan
mohon diri terlebih dulu.
Silahkan Sang-heng berlalu, maaf cayhe tidak mengantar.
Tidak berani merepotkan dirimu! dalam beberapa kali loncatan saja si sie-poa emas ini
sudah lenyap dari pandangan, Siauw Ling baru menjura sambil berkata, Kapan cayhe
harus mulai menyaru?
Dari dalam jubah lebarnya Be Boen Hwie ambil keluar sebuah buntalan kain hijau dan
diangsurkan kedepan katanya, Di dalam buntalan ada satu stel pakaian serta sebungkus
obat untuk menyaru silahkan Siauw heng berganti pakaian lebih dahulu kemudian baru
mengubah wajahnya.
Dengan perasaan hati tidak enak Siauw Ling menerima bungkusan itu kemudian berjalan
masuk kebalik semak, setelah tukar pakaian menggunakan sedikit air telaga ia mulai
mempolesi wajah sendiri dengan obat dalam bungkusan tersebut.

Seorang pemuda tampan yang mempesonakan hati perempuan dalam sekejap telah
mengalami perubahan besar, Siauw Ling telah berubah jadi seorang pemuda berwajah
kuning pucat serta mengerikan.
Menjumpai dandandan tersebut Be Boen Hwie tersenyum,
Siauw heng, sore ini bersama2 siauwte kita akan masuk ke dalam perkampungan
Seratus Bunga guna menghadiri perjamuan, lebih baik untuk sementara waktu namamu
pun seharusnya diganti.
Tidak salah, harap Be heng suka memberi sebuah nama untuk diriku!
Be Boen Hwie termenung sejenak, ujarnya.
Semoga Siauwheng berhasil mencapai tujuan dengan lancar, dan berhasil menolong
ayah serta ibumu dari cengkeraman iblis. bagaimana kalau nama samaranmu Be
Seng?
Bagus sekali!!
Kemudian Be Boen Hwie mendongak memeriksa keadaan cuaca, setelah itu katanya lagi.
Mari kita masuk kota Koei-tjhin dulu untuk bersantap se-kenyang2nya setelah itu baru
memasuki perkampungan Pek Hoa Sancung, entah bagaimana menurut pendapat Siauwheng?
Siauw-te turuti kemauan saja!
Jikalau demikian adanya mari kita segera berangkat!
Siauw-te mulai detik ini adalah pelayan Be heng bilamana Be-heng ada urusan silahkan
diperintah saja
Be Boen Hwie segera tersenyum.
Waah harus menyusahkan dirimu membuat hatiku kurang tenang! tapi kalau memang
demikian kemauanmu sebagai usaha untuk menolong ayah dan ibumu, baiklah untuk
sementara waktu aku akan menjadi majikanmu!
Selesai bicara ia putar badan dan berlalu.
Siauw Ling pun tidak banyak bertanya lagi mengikuti dari belakang Be Boen Hwie iapun
berlalu.

Setelah berada dikota Koei-tjhin mereka berdua dapat melihat banyak jago-jago Bu-lim
yang menunggang kuda jempolan, menyoren senjata tajam berlalu lalang ditengah jalan
raya.
Demikianlah Be Boen Hwie dengan membawa Siauw Ling berhenti didepan sebuah
rumah makan bertingkat, setelah memperhatikan beberapa saat keadaan disekelilingnya
lambat2 mereka naik ke atas loteng.
Diatas loteng penuh dengan jago-jago Bu-lim yang melepaska lelah sehingga kursi meja
hampir boleh dikata tak ada yang kosong, kecuali meja yang menghadap jalan raya
sebelah timur disana hanya duduk seorang lelaki setengah baya berbaju warna kuning,
dua tempat duduknya masih kosong.
Be Boen Hwie segera melangkah mendekati meja tersebut dan duduk. Sementara Siauw
Ling menyaru sebagai apa mirip apa iapun segera berdiri dibelakang manusia she-Be itu.
Melihat ada tamu lain duduk dihadapannya lelaki gagah bermantel kuning itu angkat
muka memandang sekejap ke arah Be Boen Hwie bibirnya kelihatan bergerak seperti
mau mengutarakan sesuatu namun akhirnya niat ini dibatalkan.
Dalam pada itu Be Boen Hwie merasa raut muka lelaki bermantel kuning itu serasa
sangat dikenal hanya untuk beberapa saat lamanya tidak teringat siapakah nama
sebenarnya.
Be Boen Hwie panggil pelayan untuk memesan sayur dan arak. setelah itu berpaling ke
arah Siauw Ling sembari berkata.
Ayoh, kaupun duduklah dan bersantap lebih dulu!
Siauw Ling mengibakan, dengan sikap yang amat kaku dan kurang leluasa ia ambil
tempat duduk disamping Be Boen Hwie.
Suasana dalam loteng rumah makan itu sangat ramai dan penuh dengan suara hiruk pikuk
manusia yang keluar masuk tiada hentinya bagaikan aliran air sungai dan kebanyakan
merupakan jago-jago dunia persilatan,
Melihat keadaan itu Siauw Ling lantas berpikir dalam hatinya.
Sebenarnya berapa banyak jago Bulim yang diundang Shen Bok Hong? kepada begitu
banyak orang2 dunia persilatan yang bermunbulan di dalam kota Kioe Tjhiu ini.?
Mereka buru-buru bersantap, setelah membayar rekening dan turun dari loteng, sengaja
Be Boen Hwie keliling kota satu lingkaran dahulu sebelum meneruskan perjalanannya,
menuju ke perkampungan Pek Hoa San-cung.

Setibanya disuatu tempat yang sunyi dan jauh dari keramaian, Be Boen Hwie
memperlambat langkahnya dan berbisik kepada Siauw Ling dengan suara lirih, Kita
sudah keliling kota berberapa kali namun belum juga menjumpai jago-jago dari partai
Sauwlim maupun partai Bu tong barang segelintir manusiapun, kalau benar Shen Bok
Hong tiada maksud mengundang jago-jago dari kalangan lurus untuk menghadiri
pertemuannya, mengapa ia memberi sebuah kartu undangan kepada aku Be Boen Hwie?
. kejadian ini sungguh mencurigakan sekali! Pepatah kuno mengatakan: Tiada
perjamuan tang bermaksud baik, aku lihat dalam perjauman yang bakal berlangsung
nanti, ada kemungkinan besar Shen Bok Hong akan memperlihatkan permainan setannya
aku rasa setelah kita masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa San-cung, mungkin antara
kau dengan aku tak bisa berada jadi satu terus menerus Siauw-heng! kalau sampai terjadi
hal seperti ini, kau harus baik2 jaga diri.
Terima kasih atas perhatianmu, setelah berada di dalam perkampungan Pek Hoa Sancung, aku akan berusaha keras untuk selalu berada disampingmu.!
Apakah Sang Pat serta Tu Kioe pun akan menghadiri pertemuan ini?
Mereka memiliki tanda pengenal khusus dari perkampungan Pek Hoa San cung, tidak
sulit untuk menyelundup masuk ke dalam kampung!
Kalau benar demikian bagus lagi, ilmu silat yang dimiliki Sepasang pedagang dari
Tiong Tjhiu sangat lihay, seandainya merekapun berada di dalam perkampungan Pek Hoa
San cung maka setiap saat kita bisa memperoleh bantuan yang amat berharga.
Cayhe tidak akan ambil keputusan secara gegabah, harap Be-heng berlega hati.
Be Boen Hwie tersenyum, ia tidak bicara lagi dan meneruskan perjalanan menuju
perkampungan seratus bunga.
Jalanan yang terbentang antara kota Koei-Tjhiu sampai perkampungan Pek Hoa San-cung
boleh dikata sangat hapal bagi Siauw Ling, sekalipun ia diharuskan berjalan dengan mata
merampun bisa sampai ditempat tujuan dengan selamat, sekalipun begitu ia mengikuti
terus dibelakang Be Boen Hwie.
Beberapa saat kemudian sampailah kedua orang itu diperkampungan Pek Hoa San-cung.
Walaupun sudahlama Be Boen Hwie mendengar nama besar Perkampungan Pek Hoa San
cung namun belum pernah ia kunjungi tempat ini.
Sekarang setibanya diperkampungan tersebut kepalanya segera didongakkan untuk
memperhatikan keadaan disekeliling tempat itu.
Tampak pohon dan bunga memenuhi sekeliling perkampungan setelah melewati sebuah
halaman luas berdiri sebuah loteng yang tinggi menulang keangkasa, dengan ketajaman

mata Be Boen Hwie serta Siauw Ling secara lapat2 mereka dapat melihat adanya
bayangan manusia yang ber-gerak2 diatas loteng.
Be-heng! bisik Siauw Ling. Dipandang sepintas lalu se-akan2 perkampungan Seratus
bunga ini sama sekali tiada penjagaannya sangat ketat melebihi sebuah istana kaisar
dibalik pepohonan serta bunga2 yang lebat tersembunyi bebarapa puluh orang jago lihay
dari perkampungan mereka
Ehmm! terima kasih atas petunjuk Siauw heng kata Be Boen Hwie sambil
mengangguk.
Sementara mereka berbicara, mendadak dari balik pepohonan muncul dua orang lelaki
berbaju hijau dengan langkah cepat menyambut kedatangan mereka, dari jauh mereka
telah menjura sembari menegur, Apakah kalian berdua datang untuk memenuhi
undangan?
Tidak salah! jawab Be Boen Hwie sambil balas menjura.
Mendadak kedua orang lelaki berbaju hijau itu menyingkir kekedua belah samping
sambil bongkokkan badan memberi hormat.
Silahkan kemari!
Sebetulnya Be Boen Hwie hendak memeriksa dulu keadaan disekeliling perkampungan
Pek Hoa San-cung, namun pada saat ini terpaksa ia harus berganti niat dan mengikuti
kedua orang lelaki berbaju hijau itu maju kedepan.
Setelah mengelilingi hutan bambu, pemandangan berubah. Tampak sebuah loteng yang
tinggi dan megah dikelilingi aneka bunga yang menyiarkan bau semerbak muncul
didepan mata. Dua belas orang bocah berbaju biru berdiri disebelah kiri dan dua belas
orang dayang cantik berbaju merah berdiri disebelah kanan. Beberapa meja lebar berderet2 didepan pintu besar.
Dengan demikian, jalan untuk lewat hanya seluas dua orang jalan berbareng belaka.
Tentu saja melewati pengawasan sedemikian ketatnya tidak gampang ada orang yang
bisa menyelinap masuk tanpa ketahuan.
Dibelakang meja besar disamping pintu duduk dua orang kakek berjenggot yang
memakai baju warna kuning, dibelakang mereka berdua berdiri pula dua orang lelaki
kekar berpakaian singsat.
Dengan sepasang mata yang amat tajam dari Be Boen Hwie. dalam sekilas pandang ia
dapat melihat bahwasanya kedua orang lelaki kekar yang berdiri dibelakang masingmasing kakek tua merupakan jago Bulim yang sempurna dalam Gweekang maupun
lweekang.

Diam2 ia mengempos semangat, hawa murni disalurkan mengelilingi seluruh badan


bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan, kemudian selangkah demi selangkah
maju kedepan.
Dengan kencang Siauw Ling menguntil dari belakang, jarak antara mereka berdua tidak
lebih dari dua depa.
Ketika itu wajahnya sudah berubah karena obat penyaru yang sangat mujarab, dari
seorang pemuda ganteng yang menggiurkan setiap gadis kini telah berubah jadi seorang
lelaki berwajah kuning pucat. Sekalipun demikian dari sepasang matanya lapat2
memancarkan cahaya yang dingin dan menggidikkan hati.
Sementara itu Be Boen Hwie telah berjalan kesisi meja didepan pintu besar. Kedua orang
kakek tua itu ber-sama2 berdiri kemudian menjura dengan sikap sangat menghormat.
Tamu terhormat silahkan tinggalkan nama terlebih dahulu! ujarnya perlahan.
Ketua Liok-lim sekitar Propinsi Hoo-lam, Auw-pak, Auw-Lam serta Kiang-si Be Boen
Hwie adanya! jawab orang she Be sambil tertawa hambar.
Oouw.! kiranya Be Toa-ya! seru kakek yang ada disebelah kiri sambil menjura.
Dapatkah kau tinggalkan nama besarmu?
Sembari berkata sepasang tangannya angsurkan sebuah pit kepadanya.
Be Boen Hwie tidak banyak bicara ia terima Pit tersebut kemudian mencantumkan
namanya diatas sebuah kain sutera putih yang sudah dibentangkan diatas meja panjang.
Kemudian terdengar kakek yang ada disebelah kanan sambil tertawa berkata lagi.
Harap toa-ya suka memaklumi dapatkah kau perlihatkan tanda pengenal Gien-pay.
Tidak menanti pihak lawan menyelesaikan kata2nya. Be Boen Hwie merogoh ke dalam
sakunya dan mengangsurkan tanda pengenal perak itu kedepan.
Setelah menerima tanda pengenal tadi dengan amat teliti sekali kakek tua itu memeriksa
sekeliling benda tersebut kemudian diangsurkan kembali seraya berkata.
Be-ya harap kau baik2 menyimpan benda ini
Be Boen Hwie kontan mengerutkan sepasang alisnya setelah mendengar teguran ini,
agaknya ia ada maksud mengumbar hawa amarahnya tetapi akhirnya berhasil juga
menyabarkan diri dan menerima tanda pengenal itu untuk dimasukkan ke dalam saku.

Sinar mata kakek tua sebelah kiri sekarang dialihkan ke atas tubuh Siauw Ling dan
memperhatikan dengan pandangan curiga, menanti Be Boen Hwie telah menyimpan
kembali tanda pengenalnya ia baru berkata lambat2.
Apa hubungan orang ini dengan Be Piauw Pacu?
Seorang pembantu pribadi jawab Be Boen Hwie dingin. Bukankah diatas kartu
undangan sudah diterangkan amat jelas bahwa setiap lembar lencana Gien-pay berlaku
untuk dua orang? apakah tindakan cayhe ini dianggap kesalahan besar?
Be Cong Piauw Pacu jangan marah2 dulu! seru kakek yang ada disebelah kiri sambil
tertawa paksa. buru-buru ia menjura mohon maaf Hamba hanya melakukan tugas atas
perintah Cungcu kami, demi tanggung jawab yang berat atas keamanan perkampungan
terpaksa kami harus menanyakan sampai jelas asal usulnya. dengan demikian kamipun
bisa menyediakan pula tempat beristirahat bagi pelayan Be-ya ini.
Sinar matanya segera dialihkan ke atas tubuh Siauw Ling dan bertanya lebih jauh,
Siauw-ko, siapakah namamu?
Be Seng!
Sembari berkata ia melanjutkan langkahnya kedepan!
Terdengar kakek tua yang ada disebelah kanan segera berteriak lantang,
Tjong Piauw Pacu dari Propinsi Hoo-lan, Auw lam serta Kiang si Be Boen Hwie. Be Toa
ya beserta pelayannya Be Seng tiba!
Seorang dayang cantik berbaju merah serta seorang kacung berbaju biru buru-buru berlari
memberi hormat.
Menyambut kedatangan Be ya serunya berbareng.
Hmm! sungguh banyak lagak mereka pikir Be Boen Hwie dalam hati ia segera ulapkan
tangannya.
Sudahlan, tak usah banyak adat! ia mencegah.
Dayang cantik berbaju merah itu tertawa.
Budak akan membawa jalan buat Be-ya! katanya, ia segera putar badan dan berjalan
kedepan.
Be Boen Hwie tidak banyak bicara ia mengikuti dari belakang dayang tadi disusul Siauw
Ling dan terskhir kacung baju biru itu berjalan dipaling buncit.

Didepan ada yang bukakan jalan, dibelakang ada pengikut, sungguh suatu penjagaan
yang amat ketat pikir Be Boen Hwie dalam hatinya.
JILID 17
Dayang berbaju merah itu membawa mereka berdua memasuki sebuah pintu yang dihias
dengan amat mentereng, melewati sebuah lorong berpermadani merah dan berhenti di
depan pintu ruangan kemudian dengan suara lantang dayang itu berseru
Tjong Piauw Pacu dari Propinsi Hoo-lam, Auw-lam, Auw-pak serta Kiang-si, Be Boen
Hwie, Be Toa-ya tiba!
Bersamaan dengan munculnya suara itu dari balik ruangan lambat2 muncul seorang
pemuda berpakaian perlente menyambut kedatangannya.
Menjumpai orang yang barusan muncul ini Siauw Ling merasa terkesiap, buru-buru ia
tundukkan kepalanya rendah2, tarik napas panjang dan menarik kembali sinar matanya
yang tajam.
Pemuda perlente itu setelah tiba didepan pintu ruangan segera rangkap tangannya
menjura.
Siauw-te Tjioe Tjau Liong sudah lama mengagumi nama besar Be-heng! serunya keras.
Ini hari bisa memperoleh kunjungan anda hal ini merupakan suatu kebanggaan dari
perkampungan Pek Hoa Sancung kami
Be Boen Hwie segera balas memberi hormat dan menjawab.
Tidak berani merepotkan Tjio Jie Cungcu datang menyambut sendiri disini aku orang
she Be ucapkan banyak terima kasih
Haa. haa. Be-heng terlalu serius menanggapi persoalan ini Tjioe Tjau Liong
tertawa ter-bahak2 sambil menggandeng pergelangan kiri Be Boen Hwie mereka
melangkah masuk ke dalam ruangan.
Dengan kepala ditundukkan rendah2 Siauw Ling mengikuti dari belakang Be Boen Hwie
masuk pula ke dalam ruangan.
Jumlah orang yang berada di dalam ruangan tidak begitu banyak kurang lebih hanya
tujuh delapan orang belaka, Tjioe Tjau Liong pun tidak memperkenalkan orang2 itu
kepada diri Be Boen Hwie, ia langsung masuk ke dalam pintu ruangan dan berkata sambi
ltertawa.
Be-heng jauh2 datang kemari harap beristirahat dahulu di Ruang Bambu Hijau. Malam
nanti siauw-te akan membuka perjamuan untuk menghormati kedatangan Be-heng

Selama ini Siauw Ling tundukkan kepalanya terus menerus, mengikuti dibelakang Be
Boen Hwie ia malangkah menuju ke Ruang Bambu Hijau.
Ruang Bambu Hijau ini merupakan ruang peling jelek diantara empat ruang penyambut
tamu terhormat dalam perkampungan Pek Hoa Sancung kalau dibandingkan dengan
Pesanggrahan bunga Lan-hoa, Loteng Bunga Bwee serta Pagoda Bunga Motan ruangan
bambu hijau ini merupakan ruang yang terbelakang.
Siauw Ling sudah beberapa waktu menjabat sebagai Sam cungcu dari perkampungan Pek
Hoa Sancung, justru hanya Ruang Bambu Hijau saja yang belum pernah ia kunjungi.
Jelas hal ini menunjukkan apabila Tjong Piauw Pacu dari Propinsi Hoo-lam Auw-pak,
Auw-lam serta Kiang-si ini tidak mendapat penghargaan sama sekali dari pihak
perkampungan Seratus bunga.
Tjioe Tjau Liong membawa Be Boen Hwie berdua mengitari beberapa kelompok
bunga2an yang lebat kemudian memasuki hutan bambu yang lebat dan rindang.
Beberapa ruangan indah bergenting merah tampak tersebar dibalik hutan bambu hijau
yang lebat itu.
Tjioe Tjauw Liong membawa Be Boen Hwie berjalan mendekati seuah ruangan lalu
sambil tertawa ujarnya.
Disinilah tempat istirahat Be-heng, berhubung selama beberapa hari ini dalam
perkampungan Pek Hoa Sancung kedatangan banyak tamu terhormat ruangan dalam
kampung tidak cukup untuk menerimanya karena itu harap Be heng suka memaafkan
apabila selama beberapa hari ini harus berdiam digua siput seperti ini
Terima kasih. terima kasih. jawab Be Boen Hwie sambil tertawa hambar. Sudah
lama siauw-te mendengar nama besar perkampungan seratus bunga, setelah melihat
sendiri ini hari baru kuketahui kalau suasana disini betul2 nyaman beraneka bunga mekar
dimana mana dan keadaannya mirip berada dalam kahyangan
Be-heng terlalu memuji! Tjioe Tjau Liong tersenyum.
Sembari bicara ia mengetuk tiga kali ke atas pintu ruangan tersebut.
Dua lembar pintu berwarna merah terbentang lebar, seorang dayang cilik berwajah cantik
muncul didepan pintu.
Orang ini adalah Be-ya! ujar Tjioe Tjau Liong sambil menuding ke arah diri Be Boen
Hwie. Dia adalah tamu terhormat dari perkampungan Pek Hoa San-cung kita, kau harus
baik2 melayani dirinya.
Dayang cilik itu mengiakan, lalu bongkokkan diri memberi hormat katanya.

Be-ya silahkan masuk!


Apakah di dalam setiap ruangan yang ada disini sudah tersedia seorang dayang cantik
yang sengaja melayani keperluan tamu terhormat yang diundang datang? pikir Be Boen
Hwie di dalam hati.
Sekalipun ia berpikir demikian, langkahnya tidak berhenti dan segera berjalan masuk.
Tjioe Tjau Liong tetap berhenti diluar pintu ruangan, pada saat itu sembari menjura ia
berkata
Apabila Be-heng ingin makan minum, perintah saja kepada dayang itu, dia bisa
melayani segala keperluanmu. Siauw-te masih harus menyambut tamu maaf kalau tak
dapat kutemani lebih jauh.
Tjioe-heng silahkan berlalu!
Dalam perjamuan malam nanti, siauwte akan datang lagi untuk mengundang dirimu!
ujar Tjioe Tjau Liong lebih lanjut sambil tertawa. kemudian putar badan dan berlalu
dengan langkah lebar.
Dayang cantik itu berbaju berwarna hijau dengan gaun warna hijau pula, pupur yang
dipakai amat tipis sekali sehingga kelihatan sikapnya yang masih polos dan ke-kanak2an.
Tampak ia membongkokkan badan memberi hormat, lalu dengan suara yang manja
ujarnya,
Budak bernama Hong Tju bilamana Be-ya ada perintah silahkan diutarakan kepada
budak
Sudah lamakah nona berdiam dalam perkampungan Pek Hoa Sancung? tanya Be Boen
Hwie sambil tersenyum.
Sejak kecil budak dibesarkan dalam perkampungan Pek Hoa Sancung, sudah lama tak
kuketahui lagi nama maupun asal usulku.
Ia merandek sejenak, kemudian tambahnya.
Silahkan Beya memeriksa keadaan dari pondok ini. apabila merasa kurang sesuai atau
berkenan dihati, budak akan segera menggantikannya sesuai dengan keinginan Be-ya.
Selesai bicara ia bergerak lebih dahulu untuk membawa jalan.
Mendorong sebuah pintu yang dilapisi oleh horden, di dalam merupakan sebuah ruang
tidur yang kecil tapi mungil dan indah sekali kelambu berwarna merah jambu dengan
permadani diatas lantai berwarna merah darah, pada ujung tembok sebelah Timur berdiri

sebuah amben. dua buah pot yang berisikan bunga merah indah terletak didekat jendela
dan menyiarkan bau harum yang semerbak.
Atau dengan perkataan lain dalam ruangan itu berwarna serba merah dan tidak kelihatan
warna kedua kecuali merah.
Be-Toa-ya puaskah dengan ruangan ini? tanya Hong Tju sambil tertawa.
Bagus sih bagus. hanya perabotnya terlalu menyolok, rada mirip kamar tidur seorang
gadis perawan! jawab Be Boen Hwie sambil tertawa hambar.
Seumpama budak bukan sengaja dikirim kemari untuk melayani Be-toa-ya, mungkin
selama hidup tiada rejeki tinggal di dalam ruang Bambu hijau ini
Sewaktu bicara biji matanya mengerling manja suara tertawanya merdu menawan
menimbulkan gairah rangsangan yang hebat bagi hati kaum lelaki.
Melihat kesemuanya itu pikiran Be Bun Hwie rada bergerak segera pikirnya dalam hati.
Aah benarlah sudah. Shen Bok Hong sengaja mengatur penyambutan semacam ini
bukan lain sedang menjalankan siasat perempuan cantik sebagai umpan, agar para
tetamunya tanpa sadar telah terjerumus dalam jebakan perempuan. Aaai.! dalam
pertemuan para jago semacam ini entah ada berapa banyak yang bisa lolos dari
perangkap perempuan semacam ini?
Berpikir demikian, lambat2 ia mengundurkan diri dari dalam ruangan.
Hong Tju pun ikut berlalu dari dalam ruangan, biji mata mengerling indah dan melirik
sekejap ke arah Siauw Ling lalu tanyanya sambil tertawa.
Apakah orang ini adalah pelayan Be-ya?
Hamba Be Seng! jawab Siauw Ling.
Dibelakang sana ada sebuah kamar kecil yang untuk sementara waktu jadi tempat
pondokanmu, mari ikutilah diriku! selesai bicara ia lantas berlalu.
Siauw Ling mengikuti dibelakang Hong Tju berjalan keujung pesanggrahan Hong Tju
segera mendorong sebuah pintu kayu yang tertutup rapat berkata sambil tertawa.
Beheng silahkan beristirahat, segala soal pelayanan atas diri Be toa-ya tak perlu
merepotkan diri siauw-ko lati!
Kemudian ia tutup pintu dan berlalu.

Ruangan itu merupakan suatu ruangan kecil yang buruk lagi sumpek, kecuali bale2 serta
sebuah meja tidak terdapat benda lainnya, Siauw Ling yang teringat akan kejayaan serta
kewibawaannya sewaktu berada di dalam perkampungan Pek Hoa Sancung tempo dulu
kemudian dibandingkan dengan keburukan dari ruang kecil ini tak kuasa lagi tertawa
geli.
Be Boen Hwie duduk diatas sebuah kursi dalam ruangan kecil itu, setelah menarik napas
panjang hawa murni dari pusar disalurkan mengelilingi seluruh badan, kemudian
pejamkan matanya mengatur pernapasan.
Dasar dia memang seorang manusia yang cermat, sejak masuk ke dalam ruang tidur
segera terasa olehnya bahwa dari dalam ruangan menyiarkan segulung bau harum yang
sangat aneh membuat setiap orang yang mencium menjadi mabok dibuatnya, timbul
kewaspadaan dalam hati, pikirnya, Ruang tidur itu diatur serba merah bagaikan kamar
pengantin saja, ditambah pula dengan bau harum yang memabokkan, dayang cantik yang
genit dan manja jelas Shen Bok Hong ada maksud menjebak tetamunya, aku harus
berhati2 menghadapi segala kemungkinan.
Tiba-tiba terdengar suara langkah manusia berkumandang memecahkan kesunyian. Hong
Tju dengan langkah manja berjalan masuk ke dalam ruangan.
Be Boen Hwie buka sedikit sepasang matanya untuk memandang sekejap ke arah Hong
Tju, lalu pura2 tidak melihat dan tetap duduk tak berkutik ditempat semula.
Hong Tju meneruskan langkahnya berjalan kesisi Be Boen Hwie dan berhenti, lalu
dengan suara lembut ia berkata, Be toa-ya, jauh2 kau datang kemari tentu badan terasa
sangat letih, budak telah menyiapkan air panas buat Be-ya mandi, setelah cuci badan
barulah beristirahat dalam kamar
Tidak berani merepotkan nona jawab Be Boen Hwie hambar, ia buka sepasang
matanya memandang sekejap ke arah Hong Tju. Segala sesuatunya bisa cayhe lakukan
sendiri, silahkan nona pergi beristirahat!
Budak mendapat perintah untuk melayani Be toa-ya, perduli Be toa-ya hendak suruh
budak berbuat apapun budak tidak akan menampik
Kurang ajar! perbuatan Shen Bok Hong ternyata benar2 rendah dan hina. maki Be
Boen Hwie di dalam hatinya. Siasat perempuan cantikpun ia siapkan. Aku lihat dayang
ini sudah mendapat tugas khusus untuk menjebak diriku sampai masuk perangkap. Kalau
ditinjau dari raut mukanya tidak mirip perempuan cabul tetapi mengapa ia rela
melakukan perbuatan yang demikian rendah dan terkutuk akan kugoda dirinya dan akan
kulihat bagaimana reaksinya
Karena berpikir demikian ia lantas tersenyum dan berkata.

Wajah nona cantik jelita sikapmu pun agung dan berwibawa aku lihat kau tidak mirip
seorang dayang yang khusus melayani orang
Seumpama bisa mendapat sanjungan dari Be-ya, budak merasa sangat berterima kasih
sekali
Aku harus berbuat bagaimana untuk menyanjung dirimu?
Asalkan Be-ya suka mengungkap sepatah dua patah kata tentang budak dihadapan Toa
cungcu kami sudahlan cukup
Mengungkap soal apa?
Mendadak merah padam selembar wajah Hong Tju, kepalanya ditundukkan rendah2,
jawabnya lirih.
Asalkan Be-ya suka mengatakan kepada Toa cungcu kami kalau Be-ya sangat suka
dengan budak hal ini sudah lebih dari cukup
Urusan ini gampang sekali ujar Be Boen Hwie sambil tertawa. Hanya belum
kuketahui apa yang ia berikan kepada diri nona
Toa cungcu kami jadi orang sosial dan berjiwa besar ia dapat membingkiskan budak
untuk Be-ya miliki selamanya
Ha. ha. dia memang sangat sosial, hanya sayang.! Be Boen Hwie tertawa terbahak2.
Apanya yang sayang?
Sayang macam nona yang cantiknya melebihi bidadari cayhe merasa tidak punya rejeki
untuk menerimanya.
Merah padam selembar wajah Hong Tju. ia tundukkan kepalanya rendah2.
Dengan kedudukanku sebagai dayang serta memiliki raut muka yang jelek, tentu saja
tidak pantas untuk melayani diri Be-ya!
Nona salah besar. kalau kita bicarakan menurut raut wajah yang nona miliki maka kau
boleh terhitung sebagai seorang gadis yang memiliki kecantikan wajah seperti bunga
hanya sayang ilmu silat yang cayhe latih adalah ilmu sakti Perjaka, pantangan paling
utama adalah mendekati kaum wanita, oleh sebab itu harapan nona hanya bisa aku terima
di dalam hati belaka.
Mendengar ucapan itu senyuman genit kembali muncul kembali menghiasi wajah Hong
Tju katanya

Budak tidak mengharapkan yang muluk2, cukup bisa melayani Be-ya setiap saat dan
mendampingi diri Be-ya dimanapun juga hatiku sudah merasa amat puas sekali.
Budak ini ada maksud untuk menyerahkan tubuhnya untuk aku nikmati pikir Be Boen
Hwie dalam hati. Agaknya kalau tidak cepat kuhapuskan pikiran itu dari dalam hatinya.
ia tidak akan bosan2nya coba merayu diriku. aku harus segera bertindak!
Dengan wajah nona yang cantik serta suara yang merdu mempesonakan hati, boleh
terhitung kau adalah seorang gadis yang menawan hati cayhe mengerti keadaan seperti
itu tentu akan menggoncangkan hati manusia. namun sayang aku sama sekali tak
terpengaruh.
Hmmm! Hong Tju seketika itu juga menghela napas sesudah mendengar ucapan dari
Be Boen Hwie ini. Setelah Be-ya berkata demikian, kendati wajah budakmu lebih tebal
lagipula tidak akan berani banyak memohon diri Be-ya lagi untuk mengajak aku
meninggalkan perkampungan Pek Hoa San-cung ini!
Ia merandek sejenak lalu katanya.
Namun budak menerima tugas untuk melayani diri Be-ya, selama Be-ya masih berada di
dalam perkampungan Pek Hoa Sancung ini, budak harus selalu mendampingi diri Be-ya
berada serta mendengarkan segala perintahmu!
Selesai bicara sambil tertawa ia berlalu.
Melihat kepergian dayang genit tadi Be Boen Hwie kembali berpikir dalam hatinya.
Shen Bok Hong betul2 luar biasa. Cukup untk melatih kaum dayang yang begini pandai
merayu serta pandai bicara sudah bukan suatu pekerjaan yang sangat gampang, agaknya
tidak sedikit yang akan terjerumus ke dalam siasat perempuan cantik ini
Hong Tju yang genit dan manja dalam waktu singkat telah berubah jadi serius sewaktu
menghidangkan air teh, memasang hio wajahnya selalu tunduk rendah2, hal ini membuat
Be Boen Hwie yang memandangnya dari samping merasa sangat tidak tenteram.
Hidangan air teh maupun makanan dari dayang itu Be Boen Hwie tidak berani menjamah
maupun mencicipinya karena ia teringat akan kekejian Shen Bok Hong kemungkinan
sekali di dalam air teh serta hidangan tersebut telah dicampuri dengan obat beracun yang
tak berwujut tanpa bau. Menanti Hong Tju telah berlalu iapun mengeluarkan rangsum
yang sudah dipersiapkan lebih dahulu untuk menangsal perut.
Melihat air teh serta hidangan yang dipersiapkan sama sekali tidak dijamah Hong Tju pun
tidak ambil banyak bicara dengan mulut membungkam hidangan itu diberesi kembali.

Sementara itu Siauw Ling yang ada di dalam kamar kecil, karena teringat akan
keselamatan orang tuanya dan mengingat kemungkinan besar bakal terjadi suatu
pertarungan sengit, ia segera menutup pintu dan mulai mengatur pernapasan.
Ketika sang surya telah lenyap dibalik bukit Tjioe Tjau Liong muncul menepati janji
sambil menggandeng tangan Be Boen Hwie ujarnya.
Siauwte telah mempersiapkan arak serta hidangan yang khusus untuk menjamu atas
kedatangan Be-heng
Merepotkan kalian saja, sungguh membuat siauwte merasa tidak tenteram!
Telah lama siauwte mendengar akan nama besar Be-heng. ini hari bisa berjumpa
sungguh amat beruntung.
Dalam pada itu Siau Ling yang telah selesai mengatur pernapasan setengah harian saat ini
semangatnya berkobar2 dengan kepala ditundukkan ia berdiri dibelakang Be Boen Hwie.
Walaupun wajahnya sudah diseru, namun pemuda ini tidak berani adu mata dengan Tjioe
Tjau Liong.
Sebaliknya walaupun Tjioe Tjau Liong terkenal akan ketelitiannya iapun sama sekali
tidak menyangka Siauw Ling yang memiliki watak tinggi hati ternyata sudi menyaru
sebagai pelayan orang lain untuk menyelundup masuk ke dalam perkampungannya.
Selama ini ia tidak ambil perhatian sama sekali, sambil menggandeng tangan Be Boen
Hwie diajaknya memasuki ruangan besar.
Siauw Ling dengan kencang mengikuti dari belakangan Be Boen Hwie, ia ada maksud
untuk ikut memasuki ruangan besar dimana pemuda ini akan melakukan penelitian
apakah Sang Pat sekalian sudah berhasil menyelundup ke dalam perkampungan Pek Hoa
Sancung atau belum.
Kendati dalam hati kecil Tjioe Tjau Liong sangat tidak ingin pelayan dari Be Boen Hwie
ini ikut hadir dalam perjamuan, namun berhubung Be Boen Hwie berlagak pilon dan
tidak banyak bicara Tjioe Tjau Liong merasa tidak leluasa untuk ambil keputusan sendiri
dan mengundurkan pelayan tersebut.
Setelah melewati beberapa kebun bunga yang luas, sampailah mereka disuatu ruangan
besar yang terang benderang oleh cahaya lampu.
Perjamuan dalam ruangan itu sudah dimulai sekitar meja besar telah duduk empat orang
lelaki kekar.

Sinar mata Siauw Ling berputar, tampak olehnya dalam ruang besar yang terang
benderang hanya tertera sebuah meja perjamuan, segera timbul perasaan heran dalam
hatinya ia berpikir.
Dalam pertemuan para enghiong hoohan yang diselenggarakan di dalam perkampungan
Pek Hoa Sancung ini telah diundang para jago dari seluruh kolong langit, mengapa
jumlah tamu yang hadir hanya sedemikian sedikitnya?
Sementara ia masih berpikir badannya telah ikut masuk ke dalam ruangan dan berdiri
tegak disisi tembok.
Tjioe Tjau Liong menarik tangan Be Boen Hwie mendekati meja perjamuan lalu sambil
menyapa keempat orang yang telah hadir disana terlebih dahulu ujarnya
Saudara2 sekalian ini hari siauw-te ingin memperkenalkan seorang jago yang telah
tersohor dikolong langit kepada tju-wi sekalian
Keempat orang itu sama2 angkat kepala dan alihkan sinar matanya ke atas kebun Be
Boen Hwie.
Sambil menuding orang she Be ini, Tjioe Tjau Liong meneruskan kata2nya.
Saudara ini adalah Be Boen Hwie. Beheng yang tersohor sebagai Tjong Piauw Pacu dari
Propinsi Hoo-lam, Auw-pak, Auw-lam serta Kiang Si!
Tiga orang diantara keempat tamu yang hadir dalma meja perjamuan itu bersama bangun
berdiri seraya menjura.
Sudah lama kami mengagumi nama besar Beheng, beruntung ini hari kita dapat saling
berjumpa.
Diantara keempat orang itu hanya sang siucay setengah baya yang berbaju putih,
berwajah pucat pasi bagaikan mayat dan duduk di sebelah Utara tetap tak berkutik dari
tempat duduknya sikap orang ini seakan2 sama sekali tidak mendengar bilamana Tjioe
Tjau Liong sedang memperkenalkan seseorang kepadanya. Be Boen Hwie melirik
sekejap ke arah siucay berbaju putih itu kemudian balas memberi hormat kepada ketiga
orang itu.
Tidak berani. tidak berani.
Tjioe Tjau Liong sendiripun berlagak pilon atas sikap sang siucay berbaju putih yang
tetap duduk tan berkutik dari tempatnya semula sambil menuding ke arah tiga orang yang
sedang menjura ujarnya.
Mereka bertiga adalah Thay San Sam Hiong atau tiga manusia gagah dari gunung Tahy
san Ong bersaudara.

Siauw-te Ong Tong! ujar lelaki yang ada disebelah Selatan memperkenalkan diri.
Siauw-te Ong Kie! sambung lelaki yang ada disisi Ong Tong memperkenalkan diri
Siauw-te Ong Huang! terakhir lelaki yang ada disebelah Barat berseru.
Selamat bertemu, selamat bertemu! buru-buru Be Boen Hwie menjura.
Setelah itu Tjioe Tjau Liong baru menuding ke arah siucay berbaju putih itu sambil
ujarnya
Saudara ini adalah Tong Hay Sin Phu atau si Peramal sakti dari Lautan Timur Suma
Kan adanya!
Orang ini sombong sekali akupun tak usah sungkan2 terhadap dirinya. pikir Be Boen
Hwie yang pada dasarnya sudah amat mendongkol terhadap orang itu.
Lambat2 ia ambil tempat duduk, sementara dengan nada hambar jawabnya
Ooouw.! ternyata Suma-heng adanya.
Suma Kan kontan tertawa dingin.
Heee. heee. raut muka Be Tjiong Piauw Pacu tidak terlalu bagus. dalam waktu
dekat bakal menjumpai bencana berdarah!
Sepanjang hidup siauwte paling tidak percaya dengan segala macam ramalah manusia
jawab Be Boen Hwie, tertawa dingin.
Kalau Beheng tidak percaya, kita lihat saja nanti hasilnya! Cayhe akan bicara lebih tegas
lagi. mulai ini hari sampai tiga hari mendatang, seandainya Be Tjong Piauw Pacu tak
menjumpai bencana berdarah maka sejak itu siauwte tidak akan menggunakan sebutan Si
peramal sakti dari Lautan Timur lagi!
Mendengar ucapan itu diutarakan demikian yakin dan tegas, tak urung Be Boen Hwie
dibikin kaget juga. ia angkat kepala memandang sekejap ke arah Suma Kan dan akhirnya
berkata lirih.
Terima kasih atas petunjukmu?
Suma Kan mendongak tertawa terbahak2, ia angkat cawan araknya dan sekali teguk
menghabiskan isinya.
Menjumpai Suma Kan telah mulai meneguk arak, buru-buru Tjioe Tjau Liong pun angkat
cawan araknya sembari berseru

Tjuwi, silahkan!
Selama ini Be Boen Hwie masih menaruh kewaspadaan yang tinggi walaupun ia sudah
meneguk arak dalam cawannya namun selama ini tidak ditelan ke dalam perut, dengan
meminjam kesempatan mengeluarkan sapu tangan ia tumpahkan kembali arak tadi ke
dalam kain tersebut.
Menanti dilihatnya Suma Kan serta Ong bersaudara makan minum dengan riangnya
tanpa menimbulkan reaksi apapun lama kelamaan ia baru berani minum arak sambil
bersantap.
Dalam perjamuan kali ini, kecuali suara Tjio Tjau Liong yang mengajak tamunya minum
arak, semua orang jarang sekali bicara. Pertemuan tersebut diselesaikan dalam waktu
singkat.
Setelah perjamuan selesai tiba-tiba si Peramal sakti dari Lautan Timur ambil lkeluar tiga
biji mata uang dari dalam sekunya kemudian dicekal dalam sepasang tangan dan dikocok2 beberapa kali dan disebar ke atas meja. Setelah diperiksa sejenak ia bergumam
seorang diri,
oouw.! di dalam perkampunan Pek Hoa Sancung sudah kemasukan mata2 dalam
jumlah tidak sedikit
Be Boen Hwie terperanjat mendengar ocehannya itu diam2 ia lantas berpikir.
Benarkah simanusia sombong ini mempunyai kemampuan untuk meramalkan hal2
mendatang?
Dalam pada itu Tjioe Tjau Liong telah tersenyum setalah mendengar ocehannya.
Suma-heng menurut pendapatmu ada berapa orang mata2 yang telah menyelundup
masuk ke dalam perkampungan kami ini?
Menurut perhitungan ramalanku paling sedikit ada belasan orang banyaknya!
Tidak banyak, tidak banyak, kalau menurut penilaian Cungcu kami paling sedikit
seharusnya ada dua puluh orang banyaknya
Hmm! kalau begitu Shen Toa Cungcu kalianpun pandai dalam soal meramal.?
jengek Suma Kan dingin.
Mendengar ketidak puasan tetamunya ini, Tjioe Tjau Liong segera tertawa.
Walaupun Toa Cungcu kami tidak dapat meramal namun semua dugaannya tidak pernah
meleset!

Suma Kan segera menyimpan kembali mata uang emasnya sembari masukkan benda itu
ke dalam saku ujarnya kembali dengan nada dingin.
Menurut ramalah siauw-te mata2 yang menyelundup masuk ke dalam perkampungan
tidak mendatangkan keberuntungan bagi perkampungan kalian.
Ha. ha. tentang soal ini Suma heng tak usah kuatir tukas Tjioe Tjau Liong sambil
tertawa bergelak. Kemungkinan terjadinya bencana serta kekalutan sudah berada di
dalam perhitungan Toa Cungcu kami!
Aku lihat ada kemungkinan besar perubahan yang bakal terjadi jauh ada diluar dugaan
Toa cungcu kalian ujar Suma Kan kembali, agaknya ia menaruh keyakinan penuh atas
hasil ramalan sendiri.
Sekalipun situasi dalam kekalutan tersebut mungkin sekali sedikit berada diluar dugaan
Toa Cungcu kami. Aku pikir tidak akan sampai mengacaukan seluruh keamanan
perkampungan sambung Tjioe Tjau Liong kembali dengan cepat setelah melirik sekejap
ke arah Be Boen Hwie.
Suma Kan semakin tidak puas. ia simpan kembali mata uangnya dan berseru dingin.
Baik kalau memang Tjioe Tjau Liong tak mau mendengarkan peringatan dari siauwte,
akupun tidak ingin banyak bicara lagi. Akan siauwte lihat dengan cara apa perkampungan
kalian hendak mengatasi kekalutan yang bakal terjadi?!
Sikap Suma Kan yang begitu kukuh atas hasil ramalannya ini sangat aneh sekali hampir
menimbulkan rasa tercengang dihati Thay-san Sam HIong dalam waktu hampir
berbareng mereka bersama2 berpikir.
Dikolong langit mana ada manusia yang begitu kukuh hendak memaksa orang lain
mempercayai hasil ramalannya, Suma Kan boleh terhitung seorang manusia paling
kukoay.
Sementara itu lambat2 Be Boen Hwie meninggalkan tempat duduknya ia berpaling ke
arah Jie Cungcu dari perkampungan Pek Hoa Sancung dan menegur.
Saat ini arak serta sayur sudah mengenyangkan perutku, apakah Jie Cungcu masih ada
petunjuk lain?
Tidak berani. tidak berani. Kalau Be-heng tidak ada urusan lagi silahkan berlalu dari
sini
Kalau begitu siauwte mohon diri lebih dulu Be Boen Hwie segera menjura dan
mengundurkan diri.

Dengan kepala tertunduk Siauw Ling mengikuti dibelakang Be Boen Hwie kembali
keruangan Bambu Hijau.
Memandang bayangan punggung Be Boen Hwie yang lenyap dibalik ruangan tiba-tiba
Suma Kan berkata.
Jie Cungcu kenalkah kau dengan orang ini
Baru ini hari aku saling berjumpa dengan dirinya, namun terhadap asal usul serta
perbuatannya selama ini aku sudah mengetahuinya jelas bagaikan melihat jari tangan
sendiri.
Orang ini merupakan manusia pertama yang terselubung oleh persoalan besar. Jie
Cungcu harus berlaku hati2 terhadap dirinya!
Selesai bicara, tidak menanti jawaban dari Tjioe Tjau Liong lagi ia segera mengundurkan
diri.
Sementara itu Be Boen Hwie serta Siauw Ling yang kembali kepesanggrahan Bambu
Hijau dengan hati mendongkol disambut oleh Hong Tju yang penuh dihiasi dengan
senyuman.
Sambil menghidangkan air teh tegur dayang itu sambil tertawa.
be-ya apakah kau hendak beristirahat?
Aku hendak duduk tenang sejenak silahkan nona pergi beristirahat sendiri!
Budak hendak melayani Be-ya!
Tidak usah! dengan cepat Be Boen Hwie ulapkan tangannya setelah merandek sejenak
sambungnya lebih jauh.
Seandainya Nona ada maksud meninggalkan perkampungan Pek Hoa Sancung nanto
setelah berjumpa dengan Shen Toa Cungcu aku bisa bantu kau membicarakannya.
Be-ya! buru-buru Hong Tju menukas. Sekalipun kau tidak suka budak melayani
dirimu terus menerus jangan se-kali2 mohonkan budak untuk bebas dari perkampungan
ini dihadapan Toa cungcu.
Aku tahu ujar Be Boen Hwie sambil tertawa, Aku akan mohon pada Shen Toa
Cungcu untuk menghadiahkan nona kepada cayhe, menanti kita sudah meninggalkan
perkampungan Pek Hoa Sancung, nonapun boleh pergi kemanapun kau ingin pergi!

Kolong langit demikian luas, aku tiada bersanak tak berkeluarga kau hendak suruh aku
pergi kemana? ujar Hong Tju dengan nada sedih Tidak berani merepotkan Be-ya banyak
bicara dihadapan Toa Cungcu!
Ia segera putar badan dan berlalu.
Melihat wajah dayang itu memperlihatkan kesedihan bercampur ketakuran. Be Boen
Hwie lantas berpikir dalam hatinya.
Agaknya dayang ini ada maksud meninggalkan perkampungan Pek Hoa Sancung hanya
tidak kuketahui maksudnya ini benar2 atau palsu! Aaai. hanya seorang dayang dari
perkampungan Pek Hoa Sancung pun sudah cukup membuat orang pusing tujuh keliling
dan tak tahu apa sebenarnya yang mereka sedang tuju.
Sementara ia berpikir, mendadak tampak Hong Tju yang baru saja meninggalkan ruangan
telah muncul kembali dengan langkah ter-gopoh2.
Be-ya. Be-ya.! teriaknya cemas. Ada seorang sianseng she Suma datang
berkunjung
Suma Kan datang berkunjung? apa sebabnya ia datang kemari? seru Be Boen Hwie
dengan hati keheranan. Orang ini punya watak tinggi hati dan tujuan yang sukar diduga
aku harus baik2 menjaga diri.
Ia lantas berkata.
Cepat undang ia masuk kedalam.
Belum selesai ia berkata Suma Kan telah menerobos masuk ke dalam ruangan sembari
terseru
Be-heng maaf kalau aku telah mengganggu ketenanganmu
Nada suaranya dingin kaku boleh dikata ia tidak sedang mengutarakan kata2
menghormat.
Sebenarnya Be Boen Hwie pun akan mengucapkan beberapa patah kata merendah namun
mendengar nada suaranya dingin kaku pikirannya segera bergerak pikirnya.
Terhadap manusia yang demikian sombongnya akupun tidak usah berlaku banyak adat
lagi.
Dengan suara yang tidak kalah dinginnya ia segera menegur.
Apa maksud kedatangan Suma-heng?!

Tidak menanti ia dipersilahkan duduk Suma Kan telah ambil tempat duduk sendiri
jawabnya.
Dihadapan manusia budiman lebih baik kurangi bicara palsu. bukankah kedatangan Beheng ke dalam perkampungan Pek Hoa Sancung ini mengandung maksud jelek.
mungkin kau masih bisa mengelabui didi Tjioe Tjau Liong, namun tidak akan berhasil
mengelabui siauwte!
Heee. heee. Suma-heng hanya ingin mengutarakan beberapa patah kata ini saja?
jengek Be Boen Hwie sambil tertawa dingin. Siauwte sudah tahu!
Tjioe Tjau Liong tidak sudi mendengarkan peringatanku ia terlalu yakin penjagaan
dalam perkampungan Pek Hoa Sancung nya kuat dan kokoh bagaikan dinding baja hal ini
sungguh membuat siauw-te merasa kheki bercampur mendongkol tukas Suma Kan
dengan cepat.
Beberapa patah perkataan ini sungguh mengejutkan sekali, Be Boen Hwie tidak mengira
kalau orang ini berani mengutarakan kata2 yang demikian terang2an menentang
perkampungan Pek Hoa Sancung dihadapan orang lain.
Untuk beberapa saat lamanya Be Boen Hwie tak dapat meraba maksud hatinya. dengan
alis berkerut ia bertanya.
Maaf kalau siauw-te bodoh sehingga tidak dapat menangkap maksud ucapan dari Suma
heng barusan dapatkah kau memberi penjelasan!
Maksud Siauw-te sederhana sekali aku ingin memaksa Tjioe Tjau Liong percaya dan
mengerti kalau ramalan dari aku Suma Kan bukan permainan iseng belaka yang sama
sekali tiada bukti dan fakta
Dan entah apa rencana Suma-heng untuk membuktikan ramalanmu itu?
Tjioe Tjau Liong tidak mau percaya perkataan dari aku Suma Kan, aku akan memaksa
dia merasakan sedikit pahit getir dan tahu akan kelihayan dari aku Suma Kan
Coba terangkan lebih jelas lagi
Suma Kan tidak langsung bicara sinar matanya menyapu ke arah Hong Tju yang berdiri
diujung ruangan bibir yang bergerak segera dibatalkan kembali.
Hong Tju yang mengetahui keadaan segera menyadari akan situasi yang ada didepan
mata tanpa banyak bicara ia segera mengundurkan diri dari dalam ruangan.
Nah sekarang kau mulai bicara! kata Be Boen Hwie sambil tertawa sepeninggalnya
dayang tersebut.

Maksud kedatangan Be-heng kemari bukan saja siauw-te sudah mengetahui sangat jelas
sekalipun Tjioe Tjau Liong sendiri aku rasa ia jauh lebih jelas lagi
Tidak salah! kata Be Boen Hwie sambil tertawa hambar. Siauw-te memang tidak bisa
hidup berbareng dengan orang perkampungan Pek Hoa Sancung, namun berkat perhatian
mereka yang suka memberi muka kepadaku mereka telah mengirim undangan untuk
mengharapkan kehadiranku dalam perjamuan ini. Seumpama siauw-te tidak datang
bukankah mereka akan mentertawakan aku seorang manusia berhati kecil?
Tetapi menurut pandangan cayhe kedatangan Be-heng kali ini ada kemungkinan besar
bukan disebabkan nama besar serta muka belaka
Mendengar perkataan itu pikiran Be Boen Hwie rada bergerak pikirnya.
Orang ini sangat jarang berkelana didaerah Tionggoan, jarang berhubungan dengan
orang2 dunia persilatan, aku tidak tahu asal usulnya dan tidak tahu pula apa hubungannya
dengan pihak perkampungan Pek Hoa Sancung aku tidak boleh banyak membocorkan
maksud kedatanganku.
Karena berpikir demikian ia lantas ambil keputusan dalam hatinya dan tertawa hambar
katanya.
Perduli bagaimanakah cara Suma-heng berpikir dalam hatimu namun siauw-te tidak
akan mengubah pendapatku sendiri
Seumpama Be-heng mau membeberkan rencanamu selanjutnya kepada siauw-te, ada
kemungkinan siauw-te bisa membantu usahamu mencapai sukses
Suma-heng amat percaya akan hasil ramalanmu, kenapa tidak diramalkan saja apa
rencana siauw-te di dalam hati?
Air muka Suma Kan seketika berubah hebat agaknya ia sangat tidak senang mendengar
ucapan itu. Mendadak ia bangun berdiri.
Aku rasa Be-heng pun tidak mau menaruh kepercayaan terhadap diri siauw-te?
Melihat pihak lawan berlari, Be Boen Hwie pun ikut bangun berdiri. jawabnya sambil
tertawa.
:Masing-masing pihak belum berkenalan terlalu lama, apakah Suma-heng tidak merasa
pertanyaan yang kau ajukan sedikit keterlaluan?
Air muka Suma Kan berubah semakin hebat.
Apakah Be-heng ingin memaksa siauwte membantu pihak perkampungan Pek Hoa
Sancung? ancamnya.

Tentang soal ini sih terserah pada pribadimu sendiri.


Mendadak Suma Kan angkat cawan air teh dan meneguk setegukan. lalu dengan nada
dingin berkata kembali.
Dalam beberapa hati mendatang Be-heng tentu akan menjumpai bencana berdarah
maukah kau mendengarkan satu petunjuk jalan keluar dari siauwte!
Seorang lelaki sejati tidak jeri menghadapi mati maupun hidup tentang soal ini tak usah
Suma-heng kuatirkan.
Jikalau Be-heng memang tidak percaya akan ketepatan hasil ramalan siauwte, yah
sudahlah! kita tak usah membicarakan soal ini lagi! ia letakkan cawan air teh itu ke atas
meja kemudian berlalu dengan langkah lebar.
Si Peramal sakti dari Lautan Timur Suma Kan jauh2 datang dari daerah Tong Ih dengan
maksud angkat nama dan mempopulerkan diri diantara para jago kangouw. ia percaya
dengan kepandaian yang dimilikinya dengan mudah bisa tersohor dikolong langit.
Oleh sebab itu ketika ia tiba didaerah Tionggoan dan ikut mendengarkan peristiwa
Perkampungan Pek Hoa Sancung yang menggemparkan seluruh dunia persilatan ia lantas
mohon bertemu.
Dalam hatinya ia ingin mengandalkan kepandaian yang dimilikinya membuat orang
kagum dan menerima penghormatan dimana2.
Siapa sangka ia tidak mendapat perhatian serius oleh perkampungan Pek Hoa Sancung,
dalam keadaan gusar ia ada maksud membantu Be Boen Hwie untuk mengobrak-abrik
perkampungan Seratus bunga ini. siapa sangka niatnya kembali ditampik oleh Be Boen
Hwie.
Nona Hong Tju yang menanti diluar ruangan, setelah melihat Suma Kan berlalu dalam
keadaan gusar segera balik ke dalam ruangan untuk membereskan cawan itu.
Siapa sangka ketika jari tangannya terbentur dengan cawan air teh itu, sebuah cawan
kumala yang kuat mendadak hancur ber-keping2 dan tersebar diatas lantai.
Be Boen Hwie kelihatan tertegun setelah menjumpai peristiwa tersebut, setengah harian
lamanya ia bungkam dalam seibu bahasa.
Eeeh! ilmu silat yang dimiliki Suma siang-seng tidak lemah puji Hong Tju sambil
tertawa. Asalkan ia bisa menahan diri dan tidak terlalu terburu napsu untuk
mendapatkan nama kedudukan, dengan cepat sekali ia akan dipergunakan oleh pihak
perkampungan Pek Hoa San-cung.

Be Boen Hwie merasa pikirnya rada berengsek, agaknya tidak sedikit yang diketahui
budak ini, bahkan sewaktu memperbincangkan ilmu silat dari Suma Kan nadanya begitu
tenang, sama sekali tidak memperlihatkan rasa kaget kecuali berkmaksud memuji belaka,
mungkinkah dayang ini memiliki ilmu silat yang sangat lihay?
Mengapa aku tidak menggunakan dayang ini untuk banyak menyelidiki rahasia
perkampungan Pek Hoa San-cung? pikirnya dalam hati.
Setelah mendehem segera ujarnya
Sudah lama cayhe dengar katanya pihak perkampungan Pek Hoa Sancung amat gemar
mengumpulkan jago-jago lihay, sehingga dalam perkampungan banyak terdapat orang
pandai. Tetapi aneh sekali, mengapa sikap mereka bergitu dingin dan hambar terhadap
diri Suma Kan?
Tentang soal ini sebenarnya budak tidak berani memperbincangkan namun Be-ya adalah
seorang lelaki sejati aku percaya Be-ya tidak akan menjebloskan budak ke dalam lembah
penderitaan beritahu kepadamu pun tiada halangan.
Ia memeriksa lebih dulu situasi diluar kamar setelah itu barulah ujarnya lebih lanjut.
Hal ini harus disalahkan Suma Kan datang tidak pada waktunya. Toa Cungcu sedang
pusatkan seluruh perhatiannya untuk menghadapi pertemuan para jago sehingga tiada
waktu baginya untuk berjumpa sendiri, tidaklah kalau seorang bakat bagus harus disia2kan dengan percuma.
Apakah Jie Cungcu tidak tahu kalau Suma Kan memiliki ilmu silat luar biasa?
Pertama. ketajaman mata Jie Cungcu tak bisa melebihi ketajaman Toa Cungcu. itu
walaupun ia tahu kalau Suma Kan adalah seorang manusia aneh yang memiliki
kepandaian luar biasa namun ia tak sanggup untuk mengetahui sampai dimanakah
kepandaian yang dimilikinya dan kedua, iapun tidak berhak untuk menerima Suma Kan
menjadi anggotanya
Kenapa? Bukankah dia sebagai Jie Cungcu dari perkampungan Pek Hoa Sancung?
apakah ia tidak berhak sama sekali untuk memutuskan sesuatu?
Dalam perkampungan Pek Hoa Sancung kami kekuasaan tertinggi selamanya hanya
terletak ditangan Toa Cungcu seorang, Jie cungcu tidak lebih hanya sipenyampai perintah
dari Toa cungcu
Oouw kiranya begitu
Dengan sedih Hong Tju menghela napas panjang ujarnya kembali.

Be-ya! beberapa patah perkataan ini budak hanya berani mengutarakan kepadamu
seorang seumpama berita ini sampai bocor ditempat luaran sehingga dapat diketahui oleh
Toa cungcu atau Jie cungcu maka penderitaan yang bakal budak terima sangat besar
sekali. Kendati Jie cungcu tidak berkekuasaan untuk memutuskan suatu kenalan besar.
namun dengan gampang sekali ia bisa memberi hukuman kepada budak.
Tentang ini harap nona berlega hati aku Be Boen Hwie bukan manusia rendah yang suka
menceritakan persoalan in ikepada orang lain.
Ia merandek sejenak kemudian ujarnya.
Nona. tahukah kau Toa Cungcu hendak buka perjamuan ini pada tanggal berapa?
Waktu yang tepat adalah besok siang namun malam ini akan diselenggarakan suatu
perjamuan malam yang megah dan besar, tempat perjamuan adalah dalam kebun bunga
di depan loteng Penengok bunga. Sampai waktunya Toa Cungcu akan memimpin sendiri
perjamuan tersebut.
Bisa memperoleh petunjuk dari nona, cayhe sangat berterima kasih sekali.
Hong Tju tersenyum.
Semoga saja janji yang telah Be-ya ucapkan, sepanjang masa tidak sampai terlupakan
Tentang hal ini nona tak usah kuatir!
Diluar ia bicara demikian, sementara dalam hati keheranan, pikirnya.
Sejak kapan aku pernah mengucapkan janji kepada dirinya? dan janji apakah yang telah
kuutarakan?
Tampak Hong Tju tersenyum dengan wajah penuh kegembiraan ia segera berlalu dari
dalam ruangan.
Beberapa saat kemudian muncul Siauw Ling dari ambang pintu, sembari berjalan masuk
pemuda itu berkata.
Tjong Piauw Pacu meminjamkan kesempatan yang sangat baik ini duduklah mengatur
pernapasan kemungkinan besar malam nanti tenaga kita banyak yang harus dibuang
dengan percuma
Baik! aku akan mengatur pernapasan di ruang ini saja
Mengapa kau tidak bersemedi dalam kamar tidur saja? tanya Siauw Ling keheranan.
Aku Siauw Ling akan bertindak sebagai pelindungmu, apakah kau masih tidak lega
hati?

Sementara ia masih diliputi rasa heran dan curiga Hong Tju telah balik ke dalam ruangan
terdengar ia berkata sambil tertawa.
Be-ya boleh beristirahat dengan lega hati di dalam kamar, budak telah memindahkan
kedua kuntum bunga merah itu ketempat lain.
Ehmmm! dayang ini sungguh cerdik sekali pikir Be Boen Hwie di dalam hati.
Ia segera kembali ke dalam kamar tidurnya sedikitpun tidak salah bau harum yang
menggelorakan napsu telah lenyap tak berbekas, ia segera duduk bersila diatas
pembaringan dan mulai mengatur pernapasan.
Menanti Be Boen Hwie telah bersemedi Siauw Ling baru berpaling sekejap ke arah Hong
Tju sambil berkata, Sewaktu Tjong Piauw Pacu kami sedang bersemedi, siapapun
dilarang melakukan gangguan, untuk sementara waktu biarlah hamba yang berjaga2
disini, silahkan nona berlalu
Walaupun wajah pemuda ini kuning pucat namun obat penyaruan tak dapat mengubah
seluruh raut mukanya, terutama sekali sepasang matanya yang tajam dan memancarkan
cahaya berkilat.
Ketika sinar mata Hong Tju berbentrokan dengan sepasang mata Siauw Ling, mendadak
hatinya tergetar keras.
Tak kuasa lagi ia memperhatikan diri Siauw Ling beberapa saat lamanya.
Wajahmu sinar mataku, aku rasa mirip sekali dengan seseorang katanya selang
beberapa saat kemudian.
Mirip siapa? tanya Siauw Ling suaranya dingin bagaikan es.
Hong Tju bertopang dagu dan berpikir beberapa saat kemudian ia baru menjawab.
Waah.! kalau suruh ingat2 sekarang aku tidak sanggup pokoknya sinar matamu yang
jeli itu pernah kutemui.
Ketajaman mata serta daya ingat dayang ini sangat bagus sekali puji Siauw Ling di
dalam hati. Walaupun aku sudah menyaru ia masih dapat melihatnya juga. Tentu pada
masa berselang ia sering kali bertemu dengan diriku
Sudah lama kau mengikuti Beya? tiba-tiba Hong Tju bertanya lagi dengan suara merdu.
Sudah lama sekali
Perlahan-lahan Hong Tju bertindak keluar dari ruangan, namun baru saja kaki kirinya
melangkah keluar mendadak ia tarik kembali kemudian putar badan seraya menggape.

Eee. sekarang aku sudah teringat kembali, coba kemari aku beritahu kepadamu
Walaupun dalam hati Siauw Ling tidak suka menuruti permintaannya, namun ia
menyadari sangat jelas dayang yang dikirim kemari dalam pandangan umum sedang
melayani tetamunya, padahal diam2 sedang melakukan pengawasan.
Seumpama ia bersikap terlalu dingin terhadap dirinya, asalkan dayang itu mengucapkan
beberapa patah kata jelek dihadapan Tjioe Tjau Liong sehingga Shen Bok Hong
memperkecil lingkungannya, hal ini sangat mempengaruhi sekali gerak gerik selanjutnya
untuk menolong kedua orang tuanya.
Karena itu terpaksa ia melangkah kedepan dan bertanya, Nona, apa yang hendak kau
utarakan?
Kau mirip sekali dengan Sam-cung cu kami!!!
Aku mirip dengan Sam-cung cu kalian? seru Siauw Ling dengan hati terperanjat. aah!
masa, nona sedang bergurau mungkin?
Aku bukan lagi bergurau, apa yang kuucapkan adalah suatu kenyataan Sepasang
matamu mirip sekali dengan Sam-cung-cu kami, hanya sayang raut mukamu kuning
pucat dan jauh berbeda dengan kegantengan wajah cung-cu kami itu
Tidak menanti jawaban dari Siauw Ling lagi, ia segera putar badan dan berlalu.
Ooouw. jadi dayang ini bisa mengatakan aku mirip dengan Sam Cungcu nya karena
ditinjau dari sepasang mataku ini pikir Siauw Ling. Ditinjau dari keadaan ini, mulai
sekarang aku harus lebih waspada terhadap sepasang mataku ini.
Sang surya lenyap disebelah Barat, malam haripun menjelang datang. Dari ufuk sebelah
Timur rembulan perlahan-lahan munculkan diri.
Hong Tju dengan membawa lampu lentera lambat2 berjalan mendekat kepada Siauw
Ling bisiknya lirih.
Be-ya sudah bangun?
Belum. nona ada keperluan apa?
Waktu perjamuan yang diadakan toa cung cu untuk menghormati tamunya sudah hampir
tiba, harap Be-ya segera dibangunkan untuk siap2 menghadiri perjamuan tersebut.
Tjong Piauw Pacu kami selamanya menghadiri perjamuan dengan pakaian biasa, ia
tidak pernah memakai pakaian mentereng.

Sekalipun tidak biasa memakai pakaian mentereng, seharusnya ia dibangunkan bukan?


ujar Hong Tju lebih lanjut, ia menggantungkan lentera itu dalam kamar lalu memasang
lampu.
Urusan ini gampang sekali nona tak usah kuatir dan tidak bakal urusan jadi runyam
karena soal ini. Siauw Ling sambil tertawa.
Ia merandek sejenak kemudian sambungnya.
Cayhe ada satu persoalan ingin ditanyakan kepada nonda entah maukah nona memberi
petunjuk?
Urusan apa?
Dalam perjamuan malam ini entah dapatkah kita orang menjumpai Sam cungcu kalian
itu?
Tentu saja bisa bertemu tujuan Toa cung cu kami mengadakan pertemuan para jago
justru ingin memperkenalkan Sam cungcu kami ini dihadapan para pendekar Bu-lim
Mendengar jawaban itu kontan Siauw Ling berpikir.
Entah siapa lagi yang akan bertindak sebagai Sam cungcu untuk menyaru sebagai aku
Siauw Ling? apakah Lan Giok Tong telah diterima Shen Bok Hong sebagai anggota
perkampungan Pek Hoa Sancung?
Dalam pada itu Hong Tju telah berkata kembali.
Kau bertanya demikian apakah disebabkan tadi aku pernah berkata bahwa wajahmu rada
mirip dengan Sam cungcu kami?
Tentu saja hal ini merupakan alasanku yang paling utama cayhe ingin sekali menjumpai
Sam cungcu kalian dan ingin membuktikan apakah benar wajahku mirip sekali dengan
hamba
Hong Tju segara tertawa bantahnya.
Eeei.! siapa yang bilang keseluruhanmu mirip sekali dengan Sam Cungcu kami? aku
hanya bilang sepasang biji matamu tok yang mirip sedang bagian2 yang lain jauh berbeda
sekali
Mengingat soal ini Siauw Ling teringat pula akan masalah lain pikirnya lebih jauh.
Entah pada saat ini Sepasang pedagang dari Tiong-tjhiu serta si Pencuri sakti Siang
Hwie sudah masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa Sancung atau belum?

Sementara mereka berdua masih ber-cakap2 Be Boen Hwie telah munculkan diri dari
balik ruangan.
Hong Tju segera bongkokkan badan memberi hormat.
Be-ya apakah kau hendak berganti pakaian? tanyanya.
Tidak perlu. Kapan perjamuan malam yang diadakan Toa cungcu kalian akan dibuka?
Nanti setelah rembulan melewati ujung pohon jawab Hong Tju sambil memandang
rembulan di-awang2.
Siapa saja yang akan hadir dalam perjamuan itu?
Semua jago yang diundang oleh perkampungan Pek Hoa Sancung kami diundang semua
untuk menghadiri perjamuan malam ini
Ehmm! kalau begitu mari kita segera berangkat!
Budak akan membawa jalan untuk Be-ya! Hong Tju dengan cepat mengambil lampu
lentera tersebut dan melangkah keluar lebih dahulu.
Be Boen Hwie berpaling sekejap ke arah Siauw Ling kemudian dengan ilmu
menyampaikan suara ujarnya
Siauw-heng. sewaktu dalam perjamuan nanti jangan lupa mengadakan hubungan dengan
sepasang pedagang dari Tiong-tjhiu sekalian kemudian rundingkan rencana kita
selanjutnya.
Siauw Ling mengangguk, langkahnya segera dipercepat untuk menyusul diri Hong Tju.
Eeeei. nona. apakah selama ini kau berdiam dalam pesanggrahan Bambu Hijau ini?
Benar! diantara kakak beradik yang memakai nama dengan permulaan huruf atau
bambu, semuanya bekerja untuk melayani tamu yang menginap dipesanggrahan Bambu
Hijau.

33
Ooouw! kiranya begitu, jadi kalau begitu mereka yangbekerja untuk melayani para
tetamu di Pesanggrahan bunga Lan-hoa, maka namanya juga menggunakan kata Lan?
Kau pandai sekali! dugaanmu memang tidak meleset

Terima kasih atas pujianmu! sementara dalam hati pikir Siauw Ling dengan hati
mendongkol
Sewaktu aku menjabat sebagai Sam Cungcu dalam perkampungan Pek Hoa Sancung
kedudukanku begitu mentereng dan gagah. Hmm! pada waktu itu macam dayang seperti
kau untuk bicara beberapa patahkata dengan diriku pun tidak gampang sekarang kau
berani menyindir dan mengejek diriku.
Sementara ia masih termenung mereka telah mengelilingi dua kebun bunga yang luas.
Ketikda mereka angkat kepala, tampaklah sebuah bangunan loteng yang tinggi megah
menjulang keangkasa muncul diantara penerangan cahaya obor.
Dibawah loteng dalam sebuah lapangan rumput yang luas telah diatur puluhan meja
perjamuan. ditinjau dari keadaan itu tamu yang diundang tidak banyak jumlahnya.
Nona! Apakah kedatangan kita terlalu kepagian? tegur Be bOen Hwie dengan alis
berkerut sewaktu dilihatnya meja perjamuan masih kosong.
Tidak, tidak terlalu pagi? Coba lihat bukankah dari sana muncul pula tetamu lain!
Be Boen Hwie segera mendongak, sedikitpun tidak salah dari balik pepohonan sebelah
Utara lambat2 muncul seorang dayang berbaju biru yang mengangkat lampu lentera
tinggi2
Dibelakang dayang berbaju biru itu mengikuti seorang Siucay berusia empat puluh
tahunan yang memakai baju panjang. memelihara jenggot sepanjang dada dan membawa
sebuah kotak terbuat dari emas.
Dandanan orang ini istimewa sekali, dalam sekalipandang Siauw Ling telah
mengenalinya sebagai si Pemilik Perpustakaan dari Siang Yang Peng Ih Boen Han To
adanya.
Dibelakang siutjay tadi mengikuti Si Pek So Suseng atau pelajar bertangan seratus
Seng Ing.
TAmpak Ih Boen Ban To serta Seng Ing dibawah petunjuk dari dayang berbaju biru itu
ambil tempat duduk dimeja perjamuan paling dekat dengan loteng Wang Hoa Loo.
Dalam waktu yang amat singkat itulah dari empat penjuru muncul ber-puluh2 lentera
disusul munculya para tetamu yang mencari tempat duduk masing-masing dibawah
bimbingan dayang2 cantik.
Agaknya tempat duduk para tetamu itu sudah diatur, ber-puluh2 dayang cantik tadi
berjalan melalui jalanan yang telah ditentukan dan satu sama lain tak ada yang saling
bertabrakan.

Be-ya, silahkan ambil tempat duduk! tiba-tiba Hong Tju berseru sambil tertawa iapun
meneruskan langkahnya kedepan.
Demikianlah dibawah bimbingan Hong Tju, Be Boen Hwie pun ambil tempat duduk
sesuai dengan apa yang telah diatur.
Nona, apakah aku mendapat pula tempat duduk? mendadak Siauw Ling berbisik lirih.
Mendapat pertanyaan ini Hong Tju kerutkan alisnya. namn dengan cepat ia menjawab.
Asal kau berani duduk, duduk sajalah disisi majikanmu! bagaimanapun juga setiap meja
perjamuan dapat menampung delapan orang dan didalm kenyataan jumlahnya tidak
sampai begitu banyak.
Terima kasih atas petunjuk nona.
Kau tak usah banyak terima kasih kepadaku! dayang ini segera mengundurkan diri.
Mendadak tersengar suara yang amat dingin berkumandang datang memecahkan
kesunyian.
Oooouw.! buat kita jalan dikolong langit sungguh terasa amat sempit, kembali
siauwte duduk jadi satu meja dengan Beheng!
Be Oen Hwie egera berpaling, melihat munculnya Suma Kan disana ia segera menyahut.
Mungkin inilah yang dinamakan Suma-heng ada jodoh dengan siauwte
Suma Kan membungkam. ia ambil tempat duduknya berhadap2an dengan Be Boen Hwie
sementara dayang cantik yang membawa jalan itu mengundurkan diri.
Menanti Be Boen Hwie menyapu kembali seluruh ruangan, terlihat puluhan orang dayang
cantik yang membawa lampu lentera tinggi2 itu dalam sekejap mata telah lenyap tak
berbekas, tak kuasa diam2 ia memuji pikirnya, Perkampungan Pek Hoa San-cung betul2
tak boleh dipandang enteng, cukup ditinjau dalam didikannya terhadap dayang2 cantik itu
sehingga berdisiplin keras kepandaiannya sudah dapat melebihi berdisiplinan sebuah
perguruan besar.
Mendadak terdengan Suma Kan berbicara,
Dayang2 cantik yang ada di dalam perkampungan Pek Hoa San-cung ini, seorang lebih
cantik dari dayang yang lain. Ooouw.! entah berapa banyak orang yang terjerumus
dalam siasat perempuan cantik ini?
Beberapa patah perkataan ini diutarakan dengan nada tinggi agaknya sengaja ia berkata
demikian agar semua hadirin dapat menangkap suaranya ini.

Sedikitpun tidak salah, ucapannya itu segera mendatangkan reaksi. Ber-puluh2 pasang
mata ber-sama2 dialihkan ke arahnya.
Air muka Suma Kan masih tetap tenang saja sambil mengangkat cawan teh ia meneguk
satu tegukan setelah itu berkata kembali.
Racun tawon kuning tidak terhitung benda berbisa, paling keji hati perempuan. bunga
mawar berduri, arak mendatangkan napsu birahi, entah berapa banyak enghiong
terpengaruh oleh licinnya pipi perempuan dan mendatangkan bencana buat diri sendiri.
Oouw. sungguh kasihan! sungguh menyedihkan
Setiap patah perkataannya diutarakan dengan penuh mengandung hawa murni walaupun
suaranya tidak keras namun ucapan ini dapat disampaikan ketempat jauh atau dengan
perkataan lain setiap hadirin dapat mendengar suara itu dengan nyata.
Suma-heng! sudah cukup cegahnya dengan suara lirih. Coba kau lihat beberapa patah
perkataanmu sudah memancing perhatian dari semua orang!
Hmm! menurut penilaian siauwte tukas Suma Kan dengan nada dingin. Sebagian
besar para jago yang hadir dalam perjamuan malam kali ini sudah terjerumus ke dalam
siasat perempuan cantik. apakah aku boleh bersedih hati atas kejadian ini?
Melihat kekerasan hati orang ini Be Boen Hwie lantas berpikir dalam hatinya, Agaknya
orang ini belum puas kalau ucapannya tidak mendatangkan suatu kegemparan. lebih
baik aku kurangi pembicaraanku dengan dirinya.
Karena berpikir demikian ia lantas melengos dan pura2 tidak mendengar.
Mendadak Suma Kan mendongak tertawa terbahak2
Hee. hee. he. kenapa begitu banyak orang bodoh hidup dikolong langit? kematian
sudah berada diambang pintu masih juga mereka tahu diri dan datang memenuhi
perjamuan terakhirnya?
Ucapan ini seketika menggemparkan seluruh kalangan, suasana jadi gaduh dan suara
bisik2 mulai kedengaran di-mana2.
Ketika Suma Kan melihat tak ada orang yang menggubris dirinya, mendadak ia hantam
meja keras2 membuat mangkuk dan sumpit beterbangan diangkasa untuk kemudian jatuh
berhamburan diatas lantai.
Dari balik pepohonan dengan cepat muncul empat orang bocah berbaju hijau yang
mengangsurkan kembali mangkok serta sumpit baru.
Perbuatan Suma Kan semakin lama makin gila, lama kelamaan Be Boen Hwie tidak sabar
juga, ia ada maksud maju kedepan menasehati dirinya dengan beberapa patah kata namun

iapun takut juga bilamana persoalan ini menyeret dirinya karena itu dengan paksakan diri
ia bersabar.
Terdengar Suma Kan mengangis ter sedu2 suara tangisannya makin lama semakin keras
dan semakin pilu membuat suasana makin gempar.
Ketika Be Boen Hwie mendengar tangisan Suma Kan ini makin lama makin pilu ia jadi
keheranan, pikirnya.
Ilmu silat yang dimiliki orang ini tidak lemah bahkan kelihatan luar biasa sekali tapi
mengapa suara tangis serta gelak tertawanya menunjukkan gejala tidak normal?
mungkinkah ia betul2 sudah gila?
Ia berusaha untuk bersabar namun akhirnya ia tak dapat menahan diri, bisiknya lirih.
Suma-heng para jgao berkumpul disini dan perjamuanpun baru saja dibuka, kau
menangis seperti orang gila apakah tidak merasa malu?
Suma Kan angkat kepala mengusap air mata dan menghela napas.
Semua orang yang kulihat dewasa ini bakal menemui ajalnya semua siapa suruh aku
tidak jadi sedih! katanya.
Diam2 Be Boen Hwie menghembuskan napas panjang.
Aaai. orang ini betul2 tidak ketulungan lagi pikirnya.
Terdengar Suma Kan dengan suara serak meneruskan kembali kata2nya.
Sungguh kasihan manusia dijagad. buru-buru datang kemari perlunya hanya
mengantarkan kematian diri sendiri.
Gumaman ini tidak digubris oleh sebagian orang namun ada pula diantara mereka yang
bersipat kasar, mendengar kata2 itu jadi tidak tahan dan tertawa dingin tiada hentinya.
Orang gila. manusia endan, orang gila. makian bersimpang siur memecahkan
kesunyian.
Sementara Suma Kan akan balas menyindir mendadak terdengar suara genta dipukul tiga
kali.
Dari ujung puncak loteng Wang Hoa Loo mendadak melayang turun sekilas pelangi
warna warni langsung melayang ke arah bebungahan beberapa tombak diluar kalangan.

Dengan ketajaman mata Be Boen Hwie ia segera dapat menemukan yang dianggap
sebagai pelangi tersebut bukan lain adalah beberapa angkin yang digundel jadi satu
kemudian dilepaskan dari atas loteng ia jadi tercengang.
Apa gunanya Shen Bok Hong melepaskan kain angkin tersebut? pikirnya.
Mendadak terdengar suara tetabuhan alat khiem berkumandang datang diikuti
bergemanya irama lagu yang merdu dari empat penjuru.
Hmm! Shen Bok Hong sengaja menciptakan suasana semacam ini, tentu permainan ini
pun termasuk salah satu cara untuk mempermainkan orang pikir Be Boen Hwie.
Dalam pada itu dengan sepasang mata yang tajam Siauw Ling menyapu empat penjuru
sewaktu ia gagal menjumpai Tiong-tjhiu Siang Ku beserta Siang Hwie sekalian, hatinya
amat gelisah pikirnya.
Seandainya diantara rekan2ku cuma aku sertaBe Boen Hwie yang lolos dari penjagaan
sekalipun ini hari mendapatkan kesempatan juga percuma, entah kegagalan ini
disebabkan jejak mereka konangan dan ditolak masuk ke dalam kampung ataukan Siang
Hwie bicara besar dan gagal mendapatkan tanda pengenal untuk masuk ke dalam
perkampungan.
Terdengar diantara bergemanya irama musik berkumandang datang suara seruan lantang
Cianghujien keluarga Tong dari Su Tzuan Tong Loo Thah-thay tiba?
Keluarga Tong Tuan selama ini berdiri sendiri dalam dunia persilatan, mereka angkat
nama dan menggemparkan Bulim karena senjata rahasia beracunnya.
Dari keluarga Bulim ini sejak jaman dulu tertinggal suatu peraturan yang aneh dan terus
turun menurun. yaitu ilmu silat keluarga Tong hanya diturunkan kepada menantunya.
sedang putra sendiri tak boleh mempelajarinya, dalam keluarga tersebut, hanya seorang
bocah cilikpun pandai melepaskan beberapa macam senjata rahasia beracun.
Disamping itu keluarga Bulim inipun mempunyai suatu peraturan turun menurun pula.
yaitu sepasang dayang yang mengiringi ciang bunjien tidak terbatas punya hubungan
dengan keluarga Tong atau tidak yang penting ia adalah seorang gadis cantik dan berakal
cerdik.
Setiap orang yang menjabat kedudukan ciang bunjien mempunyai hak untuk memilih dua
orang dayang pribadinya mereka tak terbatas dari manapun dan dari keluarga she apapun
yang penting mereka mempunyai syarat yang cukup untuk menerima jabatan
ciangbunjien selanjutnya.

Setiap orang yang sudah dipilih untuk menerima jabatan sebagai Ciangbunjien dan telah
memilih dua orang dayang pengiringnya mereka harus menjalankan penghidupan tertutup
selama lima tahun.
Di dalam lima tahun, ia harus hidup disuatu tempat yang sunyi sepi dan tersendiri dari
pergaulan masyarakat, orang yang mendampingi mereka cuma sepasang dayangnya.
karena itu dayang pengiring setiap angkatan ciangbunjien pasti memiliki wajah
keagungan.
Kecuali mendapat ijin khusus dari ciangbunjien sepasang dayang mereka dilarang
menikah mereka selalu harus mendampingi ciangbunjien nya sampai ia menyerahkan
kedudukan ciangbunjien tadi ketangan orang lain dan mengundurkan diri, sepasang
dayang tadi harus mengikuti ciangbunjien mengasingkan diri.
Peraturan turun temurun ini memang sangat aneh dan kadang2 memberikan suatu
pendangan yang lucu kebanyakan sepasang dayang dayang yang terpilih memiliki
hubungan yang lebih akrab dari hubungan ibu dan anak.
JILID 18
Hanya syarat yang paling berat adalah mereka harus mengorbankan masa mudanya,
mengorbankan waktu yang paling berharga dimasa mudanya buat majikan.
Karena itu, sepasang dayang pengiring ciangbunjien keluarga Tong selalu mendapat
penghargaan serta rasa hormat dari seluruh anggota keluarga.
Sepasang dayang dari ciangbunjien ini bukannya sama sekali tidak boleh menikah hanya
sebelum kawin dia harus mendapat ijin dahulu dari ciangbunjiennya kemudian
mengembalikan seluruh ilmu silat yang pernah dipelajari.
Per-lahan-lahan Be Boen Hwie angkat kepalanya tampak dari sebelah Utara lambat2
muncul seorang nenek tua berambut uban berbaju hijau dengan membawa sebuah
tongkat.
Disisi kiri kanan nenek itu mengikuti dua orang dara cantik berusia dua puluh tahunan
berbaju ringkas warna biru dan menggembol pedang.
Dayang cilik pembawa jalan segera menghantar nenek itu ambil tempat duduk sementara
sepasang dayang berbaju biru menyoren pedang itu tidak duduk sebaliknya satu dikiri
yang lain dikanan berdiri dibelakang Tong Loo Thay-thay.
Dalam pada itu seruan lantang kembali berkumandang datang
Hek, Pek Jie-loo dari gunung Tiang-pek san tiba!
Siauw Ling mengerutkan alisnya, ia berpikir.

Macam apalagi manusia yang bernama Hek Pek Jie-loo ini? akan kulihat lebih seksama
lagi
Ketika ia menengok, tiba-tiba ditemuinya air muka Be Boen Hwie memancarkan rasa
terperanjat, pikirannya segera bergerak, pikirnya.
Aaah orang she Be itupun kelihatan kaget jelas manusia yang disebut Hek Pek Jie-loo
adalah seorang jagoan Bu-lim yang tersohor
Ketika ia melongok lagi kedepan, tampak seorang dayang cantik mengiringi dua orang
manusia yang mengenakan pakaian berbeda lambat2 berjalan mendekat.
Orang yang ada disebelah kiri memakai baju serba putih dengan topi warna putih,
perawakannya tinggi jenggotnya putih memanjang sedada.
Sedangkan orang yang ada disebelah kanan memakai baju serba hitam, topinya menuruti
dari kepala sampai leher. yang terlihat cuma sepasang mata serta hidungnya.
Mungkin kedua orang inilah yang disebut Pek Jie Loo pikir Siauw Ling.
Dibawah petunjuk dayang cantik tadi. |Hek Pek Jie Loo ambil tempat duduk.
Irama musik yang berkumandang dari balik bebungahan tiba-tiba berubah, dari irama
lembut kini berubah menjadi cepat dan keras. Dari atas kain yang menjulur dari puncak
loteng tadi mendadak muncul sesosok bayangan manusia yang meluncur kebawah
menginjak kain angkin tadi.
Cukup meninjau dari ilmu meringankan tubuh serta nyalinya. seluruh hadirin dibikin
terkesiap bayangan manusia itu laksana kilat menyambar kebawah lapat2 mulai kelihatan
jelas bentuk bayangan, dia adalah seorang lelaki setengah baya yang berperawakan tinggi
besar, sepasang keningnya menonjol jauh kedepan dengan alis tebal, mulut besar bajunya
potongan sastrawan dengan jenggot hitam terurai sepanjang dada.
Orang ini bukan lain adalah Toa cungcu dari perkampungan Seratus Bunga, si bayangan
berdarah Shen Bok Hong.
Ketika berada kurang lebih tiga tombak dari permukaan tanah, mendadak Shen Bok
Hong melangkah setindak kedepan, badannya meninggalkan angkin tadi dan melayang
turun kebawah bagaikan burung elang.
Siauw Ling mengerti sinar mata orang she Shen ini amat tajam dan teliti ia tak berani
banyak memandang buru-buru kepalanya melengos kesamping.
Tampak Shen Bok Hong menjura kepada para hadirin kemudian berseru.

Tjuwi sekalian jauh2 datang kemari dan suka memenuhi undangan aku orang she Shen,
untuk budi ini siauwte mengucapkan banyak terima kasih.
Para jago yang ada dikalangan sebagian besar bangun berdiri untuk balas memberi
hormat.
Perlahan-lahan Toa Cungcu dari perkampungan seratus bunga ini menempati kursi utama
sinar matanya menyapu empat penjuru kemudian ujarnya kembali.
Masih ada beberapa orang tamu yang berasal dari tempat jauh belum tiba, aku pikir Cuwi sekalian tentu sudah lapar, kita tak usah menunggu mereka lagi
Seraya berkata ia angkat tangan kanannya dan diulapkan satu kali.
Dari balik bebungahan segera muncul beberapa orang dayang cantik menghidangkan
sayur dan arak.
Agaknya dayang2 ini sudah memperoleh didikan yang keras, gerak gerik mereka gesit
dan lincah namun teratur dan tidak simpang siur dalam sekejap mata sayur dan arak telah
dihidangkan.
Sekilas pandang diam2 Siauw Ling menghitung manusia yang telah hadir dalam
perjamuan malam ini, satu meja diisi tiga orang dan disana tersedia sepuluh meja dus
berarti ada dua, tiga puluh orang yang hadir, dalam hati segera pikirnya.
Apakah Shen Bok Hong hanya mengundang tamu sedemikian dikitnya? sungguh aneh
sekali, mengapa Tjioe Cau Liong serta Kiem Hoa Hujien sekalian tidak kelihatan
munculkan diri untuk menemani para tetamu? apakah mereka dikirim untuk melakukan
sesuatu?
Sementara ia masih berpikir, Shen Bok Hong telah angkat cawan araknya sambil berseru
lantang.
Ini hari siauwte merepotkan TJuwi sekalian datang kemari sebenarnya punya dua
persoalan yang diumumkan, pertama, sejak ini hari aku Shen Bok Hong akan munculkan
diri kembali dalam dunia persilatan dan kedua, ingin memperkenalkan seorang jago muda
kepada Tjuwi sekalian.
Walaupun suaranya rada serak parau, namun setiap patah kata diutarakan amat nyata
membuat semua orang merasakan hatinya tergetar keras.
Tong Loo Thay Thay yang telah berubah tiba-tiba mengetukkan tongkat kepala burung
hong nya ke atas tanah lalu berseru,

Sudah banyak tahun aku mengasingkan diri dari pergaulan dunia persilatan, tak
kusangka dimasa tuaku ternyata harus meninggalkan Su Tzuan dan melakukan perjalanan
ribuan li untuk menghadiri pertemuan yang diadakan Shen Toa Cungcu!
Hal ini menandakan bila hujien sangat memandang Shen Bok Hong, cayhe merasa
sangat berterima kasih.
Hee. hee. walaupun usiaku sudah melewati tujuh puluh tahun namun paling benci
bicara putar kayun macam begini kembali Tong Loo Thay Thay berseru sambil tertawa
dingin. Ini hari aku datang, besok pagi akan kembali ke Su Tzuan mungkin aku tak
dapat menghadiri pertemuan para enghiong yang hendak Shen Toa Cungcu adakan besok
siang
Kau datang kemari dengan ter-buru-buru kemudian pulang dengan ter-gopoh2 apakah
hujien tidak merasa tindakan ini salah besar?
Soal ini tak perlu Toa Cungcu kuatirkan setiap keputusan yang sudah kutetapkan tak
ingin dirubah kembali
Jikalau memang demikian adanya, cayhe pun tidak ingin terlalu memaksa, namun
kesudian Hujien mengunjungi perjamuan ini telah membuat nama besar perkampungan
Seratus Bunga dari cayhe ini semakin cemerlang.
Sepasang alis yang putih dari Tong Loo Thay Thay kontan berkerut habis mendengar
ucapan itu, cepat ia menukas.
Tiga puluh tahun sudah aku menjabat ciang bunjien dari keluarga Tong, belum pernah
aku memperoleh paksaan macam ini. Kali ini Shen Toa Cungcu dapat memaksa aku
tinggalkan Su Tzuan, hal ini menunjukkan bahwasanya kau betul2 manusia hebat
Haa. haa. tong Hujien terlalu merendahkan diri
Setelah beberapa saat meninjau keadaan situasi Siauw Ling pun bisa menyadari apa
sebabnya orang yang hadir dalam perjamuan malam ini berjumlah tidak banyak. Ternyata
pihak perkampungan seratus bunga sudah adakan persiapan, mereka2 yang diundang
dalam perjamuan ini kebanyakan adalah jago-jago yang patut dicurigai, tentu orang she
sen itu berharap bisa cepat-cepat diketahui siapa musuh siapa kawan daripada mereka
mengacau dalam perjamuan besok siang.
Terdengar Tong Loo Thay Thay dengan suara keras telah menghardik.
Maksud kedatanganku kemari rasanya Shen Toa Cungcu tentu sudah paham bukan?
Loo Hujien usiamu sudah lanjut namun tabiatmu masih berangasan dan terburu napsu,
apakah kau tidak takut watak jelekmu ini akan merusak kesehatanmu sendiri? ujar Shen
Bok Hong sambil tertawa. lambat2 ia ambil cawan araknya dan minum satu tegukan.

Disindir semacam ini, Tong Loo Thay Thay tak dapat menahan diri lagi, ia naik pitam.
Aku tidak ingin bersilat lidah dengan dirimu persoalan diantara kita akan diselesaikan
pada saat ini? atau hendak diundur beberapa saat.
Pada saat ini kentongan pertama belum lewat. sampai fajar nanti masih amat lama lebih
baik Loo Hujien bersantap dan minum arak sampai kenyang lebih dahulu setelah aku
Shen Bok Hong mengumumkan diri untuk terjun kembali dalam dunia persilatan. apakah
kau takut aku bisa melarikan diri,
Walaupun Tong Loo Thay Thay teramat gusar sampai hatinya merasa tidak sabaran
namun seakan2 ada sesuatu benda yang berada ditangan Shen Bok Hong sebagai barang
sandera membuat mereka tak berani banyak berkutik, tongkatnya segera diketukan ke
atas tanah dan berseru penuh kebencian.
Aku tidak akan menanti lewat dari kentongan ketiga?
Baik! sebelum kentongan ketiga, cayhe pasti akan memberikan pertanggungan jawab
kepada Tong Hujien.
Tong Loo Thay Thay tidak berbicara lagi, ia segera pejamkan mata, dan duduk tak
berkutik.
Tampak tusuk kondenya tiba-tiba terjatuh ke atas tanah, rambutnya yang telah beruban
kibar kalut terhembus angin malam.
Tong Loo Thay Thay bisa begini gusar tentu hatinya diliputi penuh kemasgulan serta
kekesalan pikir Siauw Ling. Hawa gusar memburu tusuk kondenya terlepas tenaga
lweekang semacam ini betul2 mengejutkan hati
Sementara itu Shen Bok Hong telah angkat cawan araknya dan meneguk satu tegukan
lagi ujarnya sambil tertawa.
Diantara Tjuwi sekalian bilamana diantaranya pernah mengikat tali permusuhan dengan
cayhe silahkan cepat-cepat diutarakan.
Pikiran Be Boen Hwie sedikit bergerak, sewaktu ia bermaksud bicara. mendadak
terdengar Suma Kan yang berada dihadapannya sudah berebut berkata.
Cayhe Suma Kan ingin mohon petunjuk Shen Toa Cungcu akan dua hal.
Sepasang mata Shen Bok Hong bagaikan sambaran kilat menyapu tubuh Suma Kan dan
berhenti diatas wajahnya, dengan sepasang alis berkerut tanyanya.
Suma-heng ada urusan apa?

Jelas Shen Bok Hong merasa tindakan Suma Kan ini sedikit ada diluar dugaan.
Suma Kan mendehem perlahan kemudian jawabnya.
Aku pikir jago-jago Bu-lim yang diundang untuk menghadiri perjamuan dalam
perkampungan Seratus Bunga ini lebih dari seratus orang mengapa dalam perjamuan
yang diselenggarakan ini cuma diundang dua, tiga puluh orang belaka sebenarnya apa
maksud Toa Cungcu sebenarnya? inilah persoalan pertama yang membuat siauw-te tidak
paham!
Bagus! Shen Bok Hong tertawa hambat. Masih ada satu persoalan lagi silahkan
sekalian diutarakan kemudian cayhe akan menjawab pertanyaan tersebut satu persatu!
Cayhe baru untuk pertama kalinya memasuki daerah Tionggoan, dengan orang2
perkampungan anda tidak saling mengenal tentu saja tak bisa dibicarakan punya ikatan
dendam atau permusuhan mengapa anda mencantumkan nama cayhe diantara nama2
kerbaumu? inilah pesoalan kedua yang tidak siauw-te pahami
Mendengar ucapan itu pikiran Be Boen Hwie rada bergerak, pikirnya.
Orang ini kelihatan seperti orang gila padahal dalam kenyataan dia adalah seorang
manusia yang cerdik dan berpikiran panjang.
Shen Bok Hong mendongak tertawa ter-bahak2.
Haa. haa. mengapa Suma heng ingin sekali mencari mati? hali ini malah membuat
aku orang she Shen rada tidak paham?
Suma Kan tertawa dingin.
Jikalau Shen Loo-toa tiada maksud membinasakan diriku sekalian, mengapa.
Maksudmu aku menaruh semacam racun keji di dalam arak serta sayur tersebut?
sambung Toa Cungcu dari perkampungan Seratus bunga itu sambil tertawa bergelak.
Perbuatan rendah semacam ini dengan kedudukan Shen Toa Cungcu yang tinggi tentu
saja tak akan dilakukan apalagi orang2 yang hadir dalam perjamuan ini adalah tokoh2
lihay dari dunia persilatan, racun yang ada dalam sayur serta arak tidak mungkin bisa
meracuni seluruh hadirin
Air muka Shen Bok Hong berubah hebat dengan cepat ia menghardik dengan nada dingn
Suma Kan kalau kau ada maksud menghasut para jago yang kuundang dengan segala
macam perkataan tak senonoh jangan salahkan kalau aku orang she Shen akan bertindak
telengas dan memberi kematian untukmu.

Diantara para jago yang hadir dalam perjamuan saat ini, sebagian besar pernah
mendengar akan kekejian serta keganasan Shen Bok Hong dalam berkelana didunia
persilatan tahun berselang. Sekarang melihat air muka Shen Bok Hong mendadak
berubah hebat, bahkan diantara ucapannya sudah mencapaikan ancaman agar Suma Kan
tidak banyak campur tangan dalam urusan tersebut. tak kuasa mereka sama2 memandang
ke arah orang itu.
Melihat sinar mata para jago sama2 dialihkan ke arahnya Suma Kan kegirangan setengah
mati. ia mendongak tertawa terbahak2.
Hahaha. walaupun perbuatan Shen Bok Hong semuanya ada diluar dugaan dan
tertutup sehingga semua jago dikolong langit kena dikibulin namun tak akan berhasil
mengelabuhi sepasang mata Suma Kan. serunya.
Shen Bok Hong tertawa dingin, mendadak serunya,
Manusia kurang ajar yang tahu diri bicara seenaknya dengan maksud menghasut,
sungguh terkutuk! Pengawal! tangkap orang itu.
Dari balik bebungahan muncul suara sahutan diikuti sua sosok bayangan manusia
meluncur ke arah Suma Kan.
Melihat perbuatan serta tindakan yang telah dilakukan Suma Kan, timbul rasa simpatik
dalam hati Be Boen Hwie.
Suma-heng, perlu bantuan siauwte? ia bertanya dengan nada berat.
Tak usah sinar matanya segera dialihkan ketengah kalangan.
Tampak olehnya dua orang yang menerjang ke arahnya telah berhenti tepat didepan mata
orang yang ada disebelah kiri berusia dua puluh lima, enam tahunan, memakai baju
ringkas warna hijau dan menggembol pedang di punggung, Sedangkan orang yang ada
disebelah kanan memakai baru warna merah, air mukanya dingin kaku sema sekali tidak
menunjukkan perasaan.
Siauw Ling yang ada disampingpun angkat kepala memandang sekejap ke arah kedua
orang itu lalu bisiknya kepada Be Boen Hwie dengan suara lirih.
Be-heng, orang berbaju hijau yang ada di sebelah kiri adalah murid pertama Shen Bok
Hong yang bernama Tang Hong Tjiang sedangkan si orang berbaju merah yang ada
disebelah kanan bukan lain adalah salah satu dari Delapan manusia bayangan berdarah
yang diciptakan Shen Bok Hong
Dalam pada itu kedua orang tadi sama2 berhenti kurang lebih empat, lima depa didepan
Suma Kan si orang berbaju hijau yang ada di sebelah kiri segera menegur dingin.

Kau hendak mengerahkan diri? ataukah memaksa kami harus turun tangan?
Suma Kan tertawa ter-bahak2.
Ha. ha. Dalam arak yang dihidangkan Toa Cungcu tak ada racunnya, dalam
hidangan tak ada bisa namun disetiap bangku yang kalian duduki telah disebari racun keji
ulat emas yang paling dahsayt! serunya.
Perkataan tersebut seketika menggemparkan seluruh kalangan, walaupun sebagian besar
para hadirin belum pernah mengunjungi Se-Ih dan belum pernah melihat sendiri
bagaimana macamnya racun keji ulat emas tersebut, namun kebanyakan sudah pernah
mendengar bahwasanya racun keji Ulat emas merupakan racun paling dahsyat diantara
racun-racun lainnya yang ada didaerah Biauw.
Setiap orang merasa hatinya tercekat, air muka berubah hebat dan suasana makin gempar.
Dari sepasang mata Shen Bok Hong terlintas hawa membunuh tetapi dalam sekilas mata
wajahnya pulih kembali dalam ketenangan ia tertawa ter-bahak2.
Haa. haa. Suma-heng, kau adalah manusia bodoh yang sedang mengigau disian
ghari bolong serunya.
Hmm! Toa Cungcu kau memang bisa mengelabuhi sepasang mata para enghiong dari
seluruh kolong langit namun jangan harap bisa lolos dari sepasang mata aku Suma Kan
Tang Hong Ciang yang berdiri dihadapan Suma Kan sudah bikin persiapan tapi
berhubung Shen Bok Hong menyampaikan perintah selanjutnya ia tetal bertahan diri.
Shen BOk Hong yang licik dan banyak akal setelah memeriksa keadaan disekelilingnya
serta menemukan air muka para jago dihiasi hawa marah, ia lantas sadar bilamana pada
saat ini ia menyelesaikan Suma Kan maka para jago yang hadir dalam kalangan akan
percaya kalau mereka telah tersengat oleh racun keji Ulat Emas saat itu suatu
pertempuran sengit tak bisa dihindari lagi.
Menemukan para jago yang hadir dalam kalangan rata2 berkepandaian tinggi, jikalah
pertempuran in isampai dibiarkan terjadi sekalipun kemenangan ada dipihak
perkampungan Seratus Bunga namun korban yang berjatuhan tentu tak sedikit.
Ia tak ingin menempuh bahaya besar seperti ini, orang she Shen ini merasa tindakan
pertama yang harus dilakukan adalah menenangkan kembali hawa gusar yang menyerang
para jago kemudian menghilangkan kecurigaan yang mulai menempel dalam benak
mereka setelah itu baru membereskan pengacau tersebut.
Setelah ambil keputusan ia tertawa tergelak.

Suma-heng! serunga, Umpama kau pernah mengikat permusuhan dengan diriku atau
pernah menaruh dendam terhadap perkampungan Seratus Bunga, lebih baik tantanglah
kami secara terang2an atau langsung menegur perkampungan kami. apakah kau tidak
merasa malu dengan tindakanmu menghasut para jago?
Setiap patah kata yang cayhe utarakan adalah kata2 jujur, kalau Shen Cungcu masih
juga mungkir.
Shen Bok Hong tidak biarkan ia bicara lebih jauh, kembali ia tertawa terbahak2 sambil
menukas.
Setiap orang yang hadir disini adalah jago berkepandaian tinggi, tenaga lweekang
mereka pasti sangat lihay. benarkah keracunan asal mengerahkan tenaga untuk periksa
bukankah segera akan dirasakan!
Tentang soal ini, aku pikir Shen Toa Cungcu sudah bikin persiapan.
Suma-heng mungkin ada sedikit sinting seru Shen Bok Hong menukas kembali. Apa
yang dia ucapkan tak bisa dipercaya. seandainya Cu-wi tidak percaya silahkan salur
tenaga untuk memeriksa diri sendiri, kalau keracunan bukankah kalian akan segera tahu,
orang ini mungkin sengaja berbuat demikian untuk memisahkan hubungan aku orang she
Shen dengan kalian, lama kelamaan aku sendiripun tidak tahan lagi.
Ia segera ulapkan tangannya sambi berseru.
Tangkap manusia pengacau ini
Sejak semula Tang Hong Ciang sudah bersiap sedia, begitu perintah dilepaskan, tangan
kanan orang she Tang tersebut segera meluncur kedepan mencengkeram pergelanan
kanan Suma Kan.
Merasakan datangnya ancaman, tangan kanan Suma Kan ditarik kembali meloloskan diri
dari serangan, kemuidan tangan kirinya laksana kilat menyapu keluar.
Be Boen Hwie yang duduk sambil menonton jalannya pertarungan, hanya terpaut empat
lima langkah dari kalangan, setiap kali ia dapat merasakan deruan angin serangan yang
kuat dari mereka berdua, terutama serangan balasan dari Suma Kan, diam2 ia memuji
akan kehebatan ilmu silatnya.
Ilmu silat yang dimiliki Tang Hong Ciang mendapat warisan langsung dari Shen Bok
Hong tentu saja sangat luar biasa, tangan kanan segera diayun menyambut datangnya
serangan tadi dengan keras lawan keras.
Braaak.! diiringi bentrokan keras angin puyuh berputar masing-masing pihak
tergetar mundur satu langkah ke belakang.

Agaknya Tang Hong Ciang tidak menyangka manusia sinting yang tidak kelihatan
istimewa ini sebetulnya memiliki ilmu silat yang maha dahsyat, tak kuasa ia dibikin
tertegun beberapa saat lamanya.
Disaat ia masih tertegun Suma Kan melancarkan serangan berantai. Dalam sekejap mata
ia sudah mengirim delapan jurus serangan memaksa Tang Hong Ciang mundur dua depa
ke belakang.
Menjumpai murid pertamanya Tang Hong Ciang terdesak kalah terus menerus, Shen Bok
Hong merasa amat malu, timbul hawa gusar dalam hatinya.
Sementara ia bersiap sedia untuk turun tangan sendiri. mendadak dari posisi bertahan
muridnya she Tang itu telah berubah jadi posisi menyerang. berturut2 ia melancarkan tiga
buah serangan memaksa Suma Kan mundur satu langkah ke belakang, ambil kesempatan
itu tangan kanannya segera diangkat ke atas.
Selama pertarungan berlangsung, lelaki berbaju merah yang punya wajah dingin kaku itu
selalu berdiri disisi Suma Kan bagaikan patung, sedikitpun tidak bergerak.
Namun setelah Tang Hong Ciang ulapkan tangannya, keadaan tiba-tiba berubah.
Orang berbaju merah itu ayun tangan kanannya, tanpa menimbulkan sedikit suarapun
membabat punggung Suma Kan.
Hati2 serangan bokongan! segera Be Boen Hwie memberi peringatan.
Sekalipun Suma Kan sedang menghadapi musuh tangguh macam Tang Hong Ciang,
pendengarannya masih cukup tajam, buru-buru ia ayun tangan kirinya membabat ke
belakang.
Sebenarnya ia ingin menghindari datangnya serangan bokongan tersebut, namun
berhubung didepan sedang digencet musuh sedang sebelah kiri adalah meja orang lain
sebelah kanan ada meja maka terpaksa ia ayunkan telapaknya untuk menangkis.
Sewaktu sepasang telapak saling bertemu Suma Kan merasakan hatinya tercekat.
Kurang ajar. pikirnya Tenaga lweekang yang dimiliki orang ini jauh lebih dahsyat
daripada si orang berbaju hijau itu jikalau kedua orang ini menggencet aku dari depan
dan belakang, maka dalam pertarungan malam ini keadaanku yang lebih berbahaya
daripada rejeki.
Sementara ia masih termenung, si orang berbaju merah itu sudah melancarkan
serangannya meneter dia habis2an.
Serangan si orang berbaju merah itu benar2 hebat, satu jurus lebih hebat dari jurus
sebelumnya keganasan sulit diduga. sedangkan serangan Tan Hong Ciang mengutamakan

kegesitan menggencet dari depan dan belakang dengan dua macam tenaga yang berbeda
sungguh suatu kerja sama hebat.
Suma Kan yang harus menahan serangan dari depan dan membendung gencaran serangan
dari si orang berbaju merah, setelah lewat dua, tiga puluh jurus kemudian Suma Kan
terdesak hebat, keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhnya.
Setelah berlangsungnya pertarungan ini, pandangan para jago terhadap Suma Kan
berubah seratus delapan puluh derajat, pikir mereka.
Sungguh tak disangka manusia sinting macam diapun memiliki ilmu silat sedemikian
dahsyat.
Be Boen Hwie pun ikut dibikin terharu oleh semangat jantan Suma Kan, melihat dia
mulai keteter dan sebentar lagi bakal roboh ia tidak tega, mendadak sambil bangun
berdiri tangan kirinya mendorong meja ke arah depan sementara tangan kanan menerima
datangnya serangan dari Tong Hong Ciang.
Suma-heng! serunya. Pusatkan seluruh perhatian untuk menghadapi si orang berbaju
merah itu, orang ini serahkan saja kepada siauw-te
Ditengah pembicaraannya salurkan tenaganya mengunci tiga serangan berantai dari Tang
Hong Ciang.
Walaupun tabiat Suma Kan tidak mau mengalah tetapi iapun tahu bahwa dirinya sulit
untuk menahan serangan gabungan dua orang sekaligus jikalau pertarungan itu
dipaksakan niscaya ia bakal binasa atau terluka parah. Oleh karena itu terhadap bantuan
yang diberikan Be Boen Hwie ia merasa amat berterima kasih.
Tanpa banyak bicara lagi ia pusatkan seluruh tenaganya untuk menghadapi si orang
berbaju merah itu.
Lelaki baju merah inipun hebat, baik jurus pukulan maupun serangan telapaknya makin
lama semakin dahsyat, kehebatan serta kekejian serangannya membuat orang bergidik
Jurus2 serangan dalam ilmu silat walaupun mengutamakan menyerang untuk memaksa
orang bertahan namun di dalam jurus serangan pada umumnya secara lapat2 separuh
bagian mengandung posisi bertahan.
Lain halnya dengan serangan2 dari si orang berbaju merah ini semuanya bersifat
menyerang bahkan kadang kala buat pertahanan diri sendiripun tak ada, karena itu tidak
aneh kalau gencaran serangannya sangat dahsyat.
Setelah menyadari betapa dahsyatnya tenaga lweekang yang dimiliki si orang berbaju
merah itu ia tidak melakukan pertarungan keras lawan keras lagi, dengan gerakan yang
cepat dan gesit ia paksa orang itu harus mempertahankan diri.

Dipihak lain Be Boen Hwie yang melangsungkan pertarungan seimbang, baik dalam
menyerang maupun bertahan masing-masing pihak memiliki keistimewaan yang berbeda,
walaupun dua puluh jurus telah lewat keadaan masih tetap seperti sedia kala tak ada yang
menang dan tak ada yang kalah.
Shen Bok Hong yang selama in mengikuti jalannya pertarungan segera menyadari bahwa
pertarungan ini tak mungkin bisa diselesaikan dalam waktu singkat hatinya mulai tidak
sabaran, pikirnya.
Kalau pertarungan seperti ini dilangsungkan terus entah sampai kapan baru bisa selesai?
peristiwa ini akan sangat mempengaruhi nama besar perkampungan Seratus Bunga.
Berada dalam situasi seperti ini apalagi berada didepan mata umum, tidak leluasa baginya
untuk kumpulkan anak buahnya mengerubuti ber-sama2. hatinya amat serba salah.
Dengan kecerdikannya yang tersohor. ternyata ia gagal untuk mendapatkan sesuatu cara
yang sempurnya.
Dari tengah kalangan pertemuan yang sedang berlangsung mendadak berkumandang
suara dengusan berat, seluruh hadirin segera alihkan sinar matanya ke arah mana
berasalnya suara itu.
Ketika angkat muka tampaklah Be Boen Hwie maupun Tang Hong Ciang sama2 mundur
empat langkah dan berdiri saling berhadapan muka.
Ternyata di dalam pertarungan sengit barusan masing-masing pihak telah saling beradu
kekerasan satu kali. Dalam hal tenaga lweekang maupun ilmu silat mereka seimbang
karena itu mereka sama2 tergetar mundur empat langkah ke belakang.
Para jago memusatkan seluruh perhatiannya untuk menonton jalannya pertarungan
tersebut namun tak seorangpun yang buka suara mencegah atau mencampuri urusan
tersebut.
Terdengar Tang Hong Ciang tertawa dingin serunya.
Sudah lama kudengar nama besar Be Cong Piauw Pacu, setelah berjumpa hariini baru
kurasakan bahwa nama besarmu bukan kosong belaka
Sreet! ia loloskan pedangnya dari sarung.
Terima kasih, terima kasih jawab Be Boen Hwie sambil tersenyum, dari sakunya ia
ambil keluar sebuah kipas dan dibentangkan lebar.
Siauw-te ingin mohon petunjuk Be Cong Piauw Pacu dalam kepandaian senjata
Akan kuiringi keinginanmu tersebut

Tang Hong Ciang segera ayunkan pedangnya mengobat abitkan kekanan kiri, seketika
terlintas cahaya pelangi ke-perak2an yang memenuhi angkasa, namun ia belum mulai
dengan serangannya.
Melihat bagaimana caranya orang itu mengayunkan pedangnya Be Boen Hwie tidak
berani memandang enteng pihak lawan, kipas ditangannya segera diayun kedepan, hawa
murninya disalurkan mengelilingi badan sementara otaknya berputar mencari akal
bagaimana caranya membendung serangan musuh.
Dalam pada itu pertarungan antara silelaki berbaju merah melawan Suma Kan telah
mencapai puncak ketegangan tiba-tiba Suma Kan menggunakan serangkaian ilmu telapak
yang aneh.
Bayangan telapak berkibar memenuhi angkasa bagaikan salju yang berhamburan dari
langit ditengah kegencaran serangan terebut hawa pukulan menekan tiada hentinya.
Pandangan para jago terhadap orang she Suma kembali berubah, mereka merasa ilmu
silat orang sinting ini seperti hal orangnya, sukar diduga dan dimengerti.
Walaupun lelaki berbaju merah itu ganas dan berani serangannya berat bagaikan godam
namun semuanya terkurung oleh gerakan telapak Suma Kan yang cepat dan ringan ia
gagal memperkembangkan jurus serangannya untuk memperkuat daya pengaruhnya.
Shen Bok Hong sendiripun tidak menyangka kalau Suma Kan adalah seorang pendekar
lihay, apalagi bantuan yang diberikan Be Boen Hwie, mimpipun ia tidak pernah berpikir
sampai disitu dengan demikian perhitungannya semula mengalami perubahan besar.
Kecuali Shen Bok Hong mengirim jago-jago lihay lagi untuk memperkuat posisi mereka,
untuk beberapa saat sulit baginya untuk menentukan siapa menang siapa kalah.
Ketika itu Tong Loo Thay Thay angkat kepalanya memandang keadaan cuaca, kemudian
ujarnya dingin.
Shen Bok Hong waktu yang kita janjikan sudah hampir tiba.
Hujien boleh berlega hati jawab Shen Bok Hong sambil meneguk arak. Setiap kata
yang telah Shen Bok Hong katakan tidak pernah berubah
Persoalan diantara kita lebih baik cepat-cepat diselesaikan, agar akupun lebih cepat
berangkat kembali ke Su Tzuan.
Oooow jadi Hujien sudah yakin pasti dapat menangkan diri cayhe!
Paling sedikit aku bisa paksa kau berpandangan dan bagaimanakah senjata rahasia dari
keluarga Tong kami?

Shen Bok Hong tertawa terbahak2.


Heee. heee. heee. tentang soal ini aku Shen Bok Hong sudah sejak semula, ilmu
melepaskan senjata rahasia dari keluarga Tong asal Su Tzuan memang sudah tersohor
dikolong langit, sepanjang ratusan tahun tak pernah mundur, tentu saja kalian memiliki
suatu keistimewaan. hanya saja.
Hanya saja kenapa? setu Tong Loo Thay Thay dengan air muka berubah hebat.
Hanya saja selama hidup cayhe paling tidak takut terhadap segala macam senjata
rahasia
Hmm apakah kau tak merasa kegaian untuk bicara besar? jengek sinenek kembali
sambil tertawa dingin.
Seandainya Hujien tidak percaya lagi kau bakal tahu kalau ucapan cayhe bukan gertak
sambal belaka.
Dari tengan kalangan terdengar suara gelak tertawa dari Suma Kan diiringi dengusan
marah menggemparkan seluruh kalangan.
Ketika semua orang berpaling tampak silaki berbaju merah itu dengan sepasang mata
melotot gusar dan sepasang telapak diayun kesana kemari memperdengarkan raungan
amarah yang gegap gempita, suaranya seperti binatang buas yang siap menerkam
mangsanya.
Sebalinya Suma Kan tetap bersikap tenang dengan langkah ringan ia menggerakkan
sepasang telapaknya melayani serangan2 gencar dari silelaki berbaju merah itu.
Ia tidak mau melangsungkan adu tenaga dalam dengan lelaki berbaju merah lagi sebab ia
telah menemukan apabila lelaki berbaju merah itu agaknya sudah kehilangan akal sehat,
seperti binatang buas saja menerjang dan menerkam tiada hentinya.
Dipihak lain pertarungan antara Be Boen Hwie melawan Tang Hong Ciangpun sudah
mencapai puncak ketegangan. masing-masing pihak berusaha untuk mencari
kemenangan.
Diluar kalangan ada dua orang yangjauh lebih gelisah dari mereka yang sedang
melangsungkan pertarungan orang itu adalah Siauw Ling serta Shen Bok Hong.
Siauw Ling kuatir Be BOen Hwie menderita kekalahan ia takut berhubung persoalan ini
akan mengakibatkan usahanya menolong kedua orang tuanya menjumpai kegagalan,
ingin sekali ia membantu Be Boen Hwie secara diam2 namun setiap kali ia batalkan
niatnya.

Sedangkan Shen Bok Hong tidak ingin sebelum pertemuan dimulai, dihadapan umum
mengundang anak buahnya lagi untuk rebut kemenangan dengan jumlah banyak sehingga
melukai Suma Kan serta Be Boen Hwie, apalagi tempat duduknya terlalu jauh dari
kalangan pertempuran, sekalipun ia bermaksud membantu Tang Hong Ciang secara
diam2pun tidak mungkin.
Dalam pada itu irama musik yang berkumandang keluar dari balik bebungahan telah
berhenti, suasana sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun kecuali deruan angin
pukulan yang memekakkan telinga.
Seperminum teh kembali sudah lewat, mendadak Suma Kan yang berada ditengah
kalangan berseru lantang.
Harap Cuwi sekalian cepat tinggalkan kursi, orang2 dari perkampungan Seratus bunga
mulai melepaskan racun keji ulat emas
Para jago yang hadir dalam kalangan saat ini rata2 merupakan jago kawakan yang
berpengalaman sangat luas walaupun belum pernah melihat sendiri cara melepaskan
racun keji dari daerah Biauw, namun mereka pernah mendengar, kebanyakan racun-racun
semacam itu dilepaskan dalam air teh atau arak, sehingga seseorang tanpa sadar telah
keracunan dan terpengaruh oleh racun tadi, sepanjang hidup tak berani berkhianat
kembali.
Kini mendengar Suma Kan berseru demikian mereka lantas berpendapat mungkin ada
cara pelepasan racun keji lain kecuali melalui minuman serta makanan.
Walaupun para jago sedikit tidak percaya tetapi peringatan yang diutarakan Suma Kan
sampai berulang kali membuat mereka tanpa sadar mulai salurkan tenaga murninya untuk
melakukan persiapan.
Sebagian besar bahkan semua tamu yang diundang Shen Bok Hong dalam perjamuan
malam ini kebanyakan adalah mereka2 yang dicurigai, ia sudah bersiap menarik mereka2
yang bisa digunakan dan membasmi mereka yang membandel agar dalam pertemuan para
enghiong besok siang tak terjadi kericuhan kembali.
Tetapi jago-jago yang diundang kebanyakan adalah jago kawakan yang punya
pengalaman sangat luas, Shen Bok Hong sadar dengan nama jeleknya tempo dulu dalam
dunia persilatan, orang2 ini tentu sudah bikin persiapan. Menaruh racun dalam arak atau
makanan sulit untuk menjebak lawan bahkan kemungkinan malah terbongkar rahasianya.
oleh sebab itu ia bermaksud mencari satu cara lain untuk meracuni para jago itu tanpa
mereka sadari sendiri.
Shen Bok Hong tahu Kiem Hoa Hujien adalah jago melepaskan racun keji nomor wahid
dari daerah Biauw, ia lantas mengajak perempuan itu berunding dan menetapkan satu
cara pelepasan racun itu.

Ia minta Kiem Hoa Hujien yang melepaskan racun keji Ulat Emas paling lihay itu
sehingga membuat para jago tanpa sadar keracunan semua.
Saat ini waktu buat Kiem Hoa Hujien untuk melepaskan racun telah sampai. namun kena
dibongkar rahasianya oleh Suma Kan, timbul rasa benci yang bukan buatan terhadap
orang ini. kepingin sekali ia membinasakan orang itu jadi abu.
Tetapi justru ilmu silat Suma Kan amat lihay, sampai salah satu dari delapan manusia
bayangan berdarahnya pun gagal merobohkan dirinya.
Walaupun dalam hati Shen Bok Hong merasa amat gelisah, namun tabiatnya yang licik
banyak akal membuat ia tetap bersikap tengan sementara otaknya berputar kencang
mencari cara paling bagus untuk mengatasi situasi.
Setelah meninjau situasi beberapa saat, ia mengambil kesimpulan kecuali dia turun sama2
mengerubuti Suma Kan,
Tetapi saat ini Shen Bok Hong sendiri sudah mengikat perjanjian lebih dahulu dengan
Tong Loo Thay Thay. jagoan senjata rahasia beracun yang paling tersohor dari kolong
langit jikalau ia turun tangan sendiri kemungkinan bisa timbulkan niat nenek itu
untukturun tangan. Sebaliknya kalau ia mengumpulkan anak buahnya untuk mengerubuti
Suma Kan, kemungkinan akan menimbulkan rasa puas dihati para jago sehingga akhirnya
suatu pertarungan massal tak terhindarkan.
Lama sekali ia termenung, memikirkan beratus2 macam cara namun selalu gagal
mendapatkan akal yang paling bagus,
Sementara Shen Bok Hong sedang mencari akal bagus, situasi pertarungan ditengah
kalangan pun kembali terjadi perubahan besar.
Tampak serangan telapak Suma Kan makin lama makin gencar, semakin aneh. harapan si
lelaki berbaju merah untuk merebut kemenanganpun makin lama makin tipis.
Namun kenekatan serta kegigihan si orang berbaju merah itu mempertahankan diri,
membuat semua jago dalam perjamuan terkesiap.
Ternyata sejak semula lelaki berbaju merak itu sudah terdesak kalah. beberapa kali
terluka ditangan Suma Kan, namun setiap kali pula ia menggunakan jurus adu jiwa untuk
mematahkan mara bahaya tersebut dan tetap mempertahankan posisi seimbang.
Diantara para jago yang hadir disana cuma Siauw Ling seorang yang paham apa
sebabnya bisa terjadi begini, ternyata delapan manusia bayangan berdarah yang
diciptakan Shen Bok Hong ini sudah memperoleh latihan istimewa, bukan saja ilmu
silatnya lihay, berani mati dan sangat bernyali bahkan kesadarannya boleh dikata sudah
punah sama sekali.

Terdengar Suma Kan kembali berteriak.


Kali ini cayhe dengan taruhan nyawa melangsungkan pertarungan sengit, serta tiada
sayangnya mengikat tali permusuhan dengan pihak perkampungan Seratus Bunga bukan
lain disebabkan muncul dari hati yang ramah, aku tidak tega melihat Tjuwi terkena racun
keji. Aku rasa kalian semua sudah melihat sendiri bukan pertarungan ini benar2 terjadi,
seandainya kalian mau percaya perkataan cayhe, cepatlah tinggalkan tempat duduk kalian
itu.
Sembari berteriak, perlahan ia mundur ke belakang.
Pada saat ini sudah ada separuh bagian para jago yang mendengarkan peringatan itu.
bangun berdiri dan mengundurkan diri.
Walaupun Shen Bok Hong cukup licin namun setelah melihat usahanya menemui
kegagalan, ia tak dapat menahan diri lagi.
Seumpama ia biarkan para jago mengundurkan diri semua maka racun keji yang
dilepaskan Kiem Hoa Hujien akan tak ada gunanya lagi, dalam keadaan cemas tanpa
memperdulikan kegusaran yang mungkin timbul dari para jago lagi ia tertawa dingin dan
menghardik.
Orang ini berlagak sinting dan bicara tidak karuan, kalau tidak memberi hukuman
kepadanya, perkampungan Seratus Bunga mana bisa tancapkan kaki dalam dunia
persilatan lagi?
Setelah bergumam sendiri mendadak ia angkat tangan kanannya dan bertepuk tangan tiga
kali.
Dari balik pepohonan segera bergema irama musik yang aneh sekali, dua orang gadis
berbaju putih lambat2 munculkan diri.
Dengan ilmu menyampaikan suara Shen Bok Hong memberi petunjuk kepada kedua
orang gadis itu mendadak kedua orang dara tadi berbelok ke arah Suma Kan.
Diantara para jago kebanyakan berpengalaman luas, selama ini mereka selalu mengawasi
gerak gerik Shen Bok Hong dari gerakan bibirnya mereka tahu orang itu sedang
mengirim pesanan dengan ilmu menyampaikan suara. hanya mereka tak tahu apa yang
sedang dibicarakan.
Irama musik yang aneh menambah keseraman serta kemisteriusan suasana tersebut.
Tampak kedua orang dara berbaju putih itu mendekati punggung Suma Kan kemudian
sama2 meloloskan senjata dan melancarkan serangan mematikan tanpa mengeluarkan
sedikit suarapun.

Pada mulanya jurus serangan dari kedua orang gadis itu tidak begitu hebat namun setelah
lewat empat lima jurus daya tekanannya semakin hebat cahaya pedang berkilauan,
serangannya makin gencar seketika Suma Kan didesak balik kedepan tempat duduknya.
Setelah Suma Kan didesak dalam keadaan yang penuh bahaya ia harus pusatkan segenap
pikirannya untuk menghadapi serangan, tak ada waktu lagi baginya untuk berteriak
memberi peringatan.
Sementara itu para jago yang sudah diperingati oleh Suma Kan kembali terhisap
perhatiannya oleh sitauasi yang terjadi secara mendadak ini, karena lupa untuk
meninggalkan tempat duduknya.
Siauw Ling yang ada disisi kalangan diam2 mulai mengawasi jurus pedang kedua orang
dara berbaju putih itu ia merasa serangannya ganas, aneh dan telengas, jauh lebih hebat
daripada kepandaian bayangan berdarah ciptaan Shen Bok Hong itu, hatinya terkesiap
segera pikirnya
Darimana Shen Bok Hong berhasil mengumpulkan gadis2 berkepandaian demikian
lihaynya? orang ini tak boleh dipandang enteng, se-akan2 di dalam perkampungan seratus
bunga yang kecil sudah tersembunyi ratusan jago Bu lim yang berkepandaian lihay.
Pada saat pikirannya melayang jauh Suma Kan ditengah kalangan sudah menunjukkan
tanda-tanda kalah.
serangan pedang kedua orang dara berbaju putih itu cepat bagaikan hembusan angin.
seketika memaksa Suma Kan jadi kalang kabut dan susah melayaninya.
Shen Bok Hong mendongak memeriksa keadaan cuaca kemudian pikirnya di dalam hati.
Setengah Hioo lagi Kiem Hoa Hujien akan melepaskan racun ulat emas aku harus
berusaha untuk mengundurkan waktu setengah hioo lagi, dengan demikian seluruh jago
yang ada di dalam kalangan akan keracunan semua dan tenaganya bakal bisa kugunakan
semua
Sementara ia masih berpikir dua orang lelaki bersenjata golok mendadak bangun berdiri,
sambil ayun senjatanya mereka berbareng menyerbu ketengah kalangan.
Heng tahy jangan gelisah, kami akan membantu dirimu. hardiknya sang golok segera
bekerja membabat kedua orang gadis itu.
Ilmu silat yang dimiliki kedua orang lelaki ini tidak lemah, babatan golok mereka secara
lapat2 disertai deruan angin tajam.
Tampak kedua orang dara berbaju putih itu mendadak menyebarkan diri, satu menahan
serangan gabungan dari kedua orang lelaki tersebut sedangkan yang lain tetap menerjang
Suma Kan habis2an.

Menemukan situasi makin lama semakin tidak menguntungkan dan keadaan tersebut tak
bisa ditunda lebih jauh, Siauw Ling bermaksud turun tangan sendiri untuk membebaskan
Suma Kan dari mara bahaya sebab kalau tidak berbuat demikian tidak sampai sepuluh
jurus lagi Suma Kan pasti akan terluka oleh babatan pedang dara berbaju putih itu.
Namun iapun ragu2, sebab kalau dia sampai berbuat demikian maka Shen Bok Hong
bakal mengetahui rahasianya.
Sementara ia merasa serba salah, mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya ia
teringat akan diri Tong Loo Thay Thay.
Mengapa aku tidak mencari akal untuk paksa dia turun tangan? pikirnya.
Ketika ia berpaling, terlihat Tong Loo Thay Thay sedang pusatkan perhatiannya
menonton jalannya pertarungan ditengah kalangan, terutama jurus pedang dari dara
berbaju putih itu, sampai2 niatnya untuk menantang Shen Bok Hong bergebrakpun untuk
sementara waktu terlupakan.
Keadaan Suma Kan makin lama semakin bahaya. gerakan tubuh dara berbaju putih itu
amat gesit, jurus pedangnya telengas membuat Suma Kan tak sanggup mempertahankan
diri. ditambah pula terjangan2 silelaki berbaju merah posisinya semakin terjepit, Siauw
Ling yang ikut memperhatikan jurus pedang kedua orang dara berbaju putih itu iapun
berpendapat jurus pedangnya yang berbeda dengan jurus pedang pada umumnya. seluruh
serangan mengambil gerakan berbalikan. semua ancaman ditujuka ketempat2 yang sukar
diduga.
Pertarungan antara Be Boen Hwie melawan Tang Hong Ciang pun sudah mencapai titik
ketegangan, hanya cara bergebrak berbeda jauh dengan Suma Kan.
Waktu saing berpandangan lebih banyak daripada waktu bergebrak, namun setiap
serangan yang dilepaskan tentu dahsyat dan mengerikan.
Ber-turut2 Tang Hong Ciang mengirim dua serangan berantai namun semuanya kena
dikunci oleh Be Boen Hwie.
Walaupun Be Boen Hwie berhasi memunahkan dua serangan tersebut, hatinya tercekat
juga, asalkan Tang Hong Ciang menambahi tenaga kua bagian lagi dalam serangannya
niscaya ia sudah terluka oleh babatan pedangnya.
Ambil kesempatan semua orang pusatkan perhatian ketengah kalangan, Siauw Ling
memungut selembar daun kemudian diatas daun tadi diukirnya beberapa patah kata yang
kira2 berbunyi,
Situasi amat berbahaya, harap turun tangan

Setelah menimbang jarakanya dengan Tong Loo Thay Thay salurkan hawa murninya
kemudian dengan ilmu Hwei Sian Hoat yang paling diandalkan Liauw Siancu dalam
berkelana tempo dulu, lembaran daun tadi segera meluncur kedepan.
Ketika daun tadi berada beberapa tombak jauhnya mendadak membuat gerakan berputar
dan melayang ke arah Tong Loo Thay Thay.
Walaupun Siauw Ling mengirim daun tadi dengan tenaga jari Hwie Sian Tji, namun
berhubung daun itu terlalu ringan sulit mencapai tempat jauh, lagi pula jarak Tong Loo
Thay Thay dengan dirinya lebih lima tombak mungkinkah diterima oleh nenek tersebut ia
kurang yakin,
Tampak daun tadi melayang langsung ke arah Tong Loo Thay Thay nemun sayang ketika
tinggal dua depa jauhnya tenaga sambitan telah habis.
Ah sayang. diam2 Siauw Ling gegetan, Jikalau aku menambahi sedikit tenaga lagi
niscaya daun tadi akan terjatuh ketangan Tong Loo Thay Thay.
Sementara ia berpikir mendadak seorang dayang cantik berbaju biru yang ada dibelakang
Tong Loo Thay Thay ayunkan tangannya mengisap daun tadi ketangannya.
Melihat kejadian ini Siauw Ling kegirangan, pikirnya.
Semoga saja ia serahkan daun tadi ketangan Tong Loo Thay Thay.
Siapa sangka setelah dayang cantik tadi mencekal daun tersebut tanpa dipandang sekejap
pun dibuang kembali ke atas tanah.
Ketika itu perhatian semua jago ditujukan ketengah kalangan dimana sedang berlangsung
suatu pertarungan sengit jarang atau hampir boleh dikata tak seorangpun yang
memperhatikan perbuatan Siauw Ling menyambit mengirim berita.
Aduuh celaka agaknya aku harus berbuat repot lagi seru Siauw Ling dengan hati
kecewa.
Ia tahu berbuat demikian adalah suatu tindakan yang sangat menempuh bahaya, sinar
mata Shen Bok Hong amat tajam walaupun pertama kali ia berhasil mengelabuhi dirinya
namun kali ini belum tentu ia seuntung tadi.
Ia bukan takut konangan sehingga terjadi bentrokan langsung dengan Shen Bok Hong,
yang dikuatirkan adalah keselamatan orang tuanya, cinta kasih ayah dan ibu membuat
Siauw Ling tak berani memperlihatkan kedudukannya.
Mungkin sekali dayang cantik yang memungut daun tadi secara tiba-tiba merasakan
diatas daun ada tulisannya. dengan ujung kaki ia mencungkil kembali daun tersebut,
kemudian dilihat sekejap dan segera dimasukkan ke dalam kantong senjata rahasia.

Wah celaka dua belas. Kembali Siauw Ling mengeluh. Seharusnya diatas daun itu aku
cantumkan nama Tong Loo THay Thay walaupun dewasa ini ia sudha memungut daun
itu dan membaca tulisannya, namun tak tahu siapa yang dimaksudkan, inilah kesalahanku
sendiri. hanya budak tersebutpun menjengkelkan setealh mengambil daun tadi
mengapa tadi tak diserahkan kepada majikannya.
Sementara ia tidak tengan. mendadak dayang cantik itu menunduk dan membisikkan
sesuatu kesisi telinga Tong Loo Thay Thay.
Seluruh rambut Tong Loo Thay Thay yang telah beruban berkibar kencang, sambil
memukul meja ia berteriak.
Shen Bok Hong, aku sudah tak sabar menunggu lebih jauh, kalau kau tidak ingin
mencari tempat lain ayoh kita bereskan persoalan kita ditempat ini saja!
Ketika itu menang kalah sudah tertera, keadaan Suma Kan sangat berbahaya, kedua orang
lelaki yang turun tangan membantupun terjebak dalam situasi kritis, mereka telah
tergulung ke dalam hawa pedang sang dayang berbaju putih itu, dalam sepuluh gebrakan
lagi mereka pasti berhasil merobohkan Suma Kan serta kedua orang lelaki itu.
Bahkan sepuluh gebrakan lagi Kiem Hoa Hujien pun akan mulai melepaskan racun
kejinya seandainya sampai semuanya berlangsung beres maka para jago akan terkurung
semua.
Waktu itu Shen Bok Hong sedang membayangkan hasil yang bakal dicapai dengan hati
bangga, siapa sangka mendadak Tong Loo Thay thay pukul meja sambi menantang
perang.
Sepasang alis Toa Cungcu dari perkampungan seratus bunga ini kontan berkerut, serunya
dengan nada dingin.
Hujien mengapa kau begitu gelisah?
Aku buru-buru mau pulang ke Su Tzuan teriak Tong Loo Thay Thay dngan wajah
penuh kegusaran. Tidak sudi aku berdiam lebih lama lagi dalam perkampungan Seratus
Bungamu ini
Ia sambar tongkat kepala burung Hongnya kemudian membentak keras.
Harap Cuwi sekalian menyingkir jauh2 agar senjata rahasiaku tidak sampai salah
melukai kalian semua
Senjata rahasia dari keluarga Tong di Su Tzuan sudah tersohor puluhan tahun lamanya
dalam dunia persilatan bahkan sebagian besar beracun kecuali obat pemunah dari
keluarga Tong sendiri tak ada obat penolong lagi.

Bentakan sinenek tersebut ternyata amat manjur para jago yang berada disekitar Tong
Loo Thay Thay sama2 menyingkir.
Sambil menhentakkan tongkat ke atas tanah selangkah demi selangkah Tong Loo Thay
Thay maju kedepan teriaknya lagi.
Shen Bok Hong ayoh cepat terima tantanganku ini!
Melihat dirinya didesak terus menerus hawa amarah dalam hati Shen Bok Hong berkobar
dengan hebatnya, namun ia tetap berusaha untuk menenangkan diri, lambat2 ia bangun
berdiri.
Kalau memang Hujien memaksa cayhe harus bergebrak juga pada saat ini, terpaksa aku
orang seh Shen akan mengiringi kemauanmu itu.
Shen Bok Hong! jengek Tong Loo Thay Thay sambil tertawa dingin. Sebelum kita
muali bergebrak, terlebih dahulu aku hendak mengutarakan beberapa patah kata, cayhe
ingin para jago bertindak sebagai saksi daripada nantikah kalah dengan hati tidak puas
Haa. haa. mungkin yang kalah bukan aku Shen Bok Hong!
Segera akan kita ketahui siapa menang siapa kalah. tak usah kita orang bersilat lidah.
Setelah merandek sejenak ujarnya kembali.
Pertarungan kita hari ini jauh berbeda dengan pertarungan pada umumnya siapa punya
kepandaian boleh dikeluarkan semua, siapa mati atau terluka bukan urusan
Tentang soal ini sudah cayhe duga, keluarga Tong kecuali memiliki beberapa macam
senjata rahasia yang dahsyat cayhe tak bisa menduga kalian memiliki ilmu silat apalagi
yang mengejutkan.
Baik. terimalah sebuah babatan taongkatku
Tongkat kepala burung Hongnya dikebaskan kedepan dengan gerakan Thay san Ya teng
atau Gunung Thay san menekan kepala membabat keluar.
Ujung baju kiri Shen Bok Hing segera dikebaskan kedepan. segulung tenaga pukulan
yang maha dahsyat dengan cepat mengunci datangnya babatan tongkat Tong Loo Thay
Thay yang disertai dengan deruan angin tajam itu,
Menjumpai kedahsyatan lawan, para jago tercekat hatinya.
Ah ilmu silat yang dimiliki Shen Bok Hong betul2 luar biasa. pikir mereka hampir
berbarng.

Tong Loo Thay Thay sendiripun amat terperanjat, namun saat ini ia sudah terlanjur turun
tangan, keadaannya laksana menunggang mau turunpun tak mungkin terpaksa dengan
keraskan kepala pergelangan diputar, dengan jurus Heng-san-Cian-Kiem atau Menyapu
Hancur Selaksa Prajurit, tongkatnya menyapu sejajar dada.
Shen Bok Hong tertawa ter-bahak2, ujung baju kanannya dikebaskan kedepan menahan
datangnya serangan itu sementara badan maju kedepan, ujung baju kiri menyapu ke atas
kepala.
Tong Loo Thay-Thay tekuk pergelangannya menarik kembali tongkat tersebut kemudian
badannya laksana kilat mundur tiga langkah ke belakang.
Gerakan Shen Bok Hong tidak sampai disitu ia mendesak kedepan ujung bajunya yang
longgar melancarkan serangan berantai, dalam sekejap mata dariposisi bertahan ia
berebut posisi menyerang.
Para jago yang menonton jalannya pertarungan itu diam2 bergidik juga, pikir mereka,
Walaupun senjata rahasia beracun dari keluarga Tong sangat lihay tetapi ilmu silatnya
biasa saja. Tong Loo Thay-Thay ini disebut juga nomor wahid dari keluarga Tong
dewasa ini. tak disangka dalam bergebrak melawan Shen Bok Hong belum sampai lima
jurus pihak lawan berhasil merebut posisi, bahkan kelihatan sekali ia keteter hebat
alangkah dahsyatnya ilmu silat Toa Cungcu ini,,,
Serangan2 ujung baju Shen Bok Hong sepintas lalu kelihatan tidak cepat, tetapi arah
ancamannya aneh sekali dan sulit dihindari bahkan kadang kala sampai separuh jalan
berubah arah,
Baru bergebrak sepuluh jurus, Tong Loo Thay Thay sudah didesak mundur sampai
sejauh enam tujuh depa.
Melihat Ciangbunjien keluarga Tong yang tersohor diseluruh kolong langit berhasil
didesak sampai kalang kabut oleh serangan tangan kosongnya, ia jadi amat bangga,
sambil tertawa ejeknya.
Ilmu silat dari keluarga Tong dari Su Tzuan tidak lebih begini saja.
Sebelum kata2 itu selesai diutarakan, mendadak ia mendengus dingin, badannya mundur
ke belakang sementara sepasang ujung baju menari tiada hentinya.
Tampak seklilas cahaya keperak2an menyebar keempat penjuru ditengah keyutan baju
Shen Bok Hong yang dahsyat dan jatuh rontok ke atas tanah.
Senjata rahasia keluarga Tong benar hebat, para jago yang ada dalam kalangan tak
seorangpun yang berhasil melihat jelas bagaimana Tong Loo Thay Thay melepaskan

jarum peraknya untuk membebaskan diri dari bahaya dan mendesak mundur Shen Bok
Hong.
Dengan adanya kejadian ini posisi Shen Bok Hong pun merebut kembali dengan tongkat
kepala ularnya Tong Loo Thay Thay mulai merebut posisi menyerang menggencet
musuhnya habis2an.
Mendadak terdengar jeritan ngeri yang menyayat hati berkumandang memecahkan
kesunyian. diikuti kemudian berjatuhannya senjata tajam.
Ternyata dua orang lelaki yang turun tangan membantu Suma Kan tadi sudah
menggeletak mati oleh babatan pedang dayang itu.
Setelah berhasil membunuh kedua orang itu dengan sinar mata dingin dayang cantik
berbaju putih itu menyapu sekejap seluruh kalangan kemudian selangkah demi selangkah
mendekati Suma Kan.
Waktu itu Suma Kan sudah terkurung hebat oleh serangan dayang berbaju putih serta
lelaki berbaju merah itu. kini bila ditambah dengan seorang lawan lagi maka Suma Kan
akan kepayahan, mungkin tidak sampai tiga jurus pun ia sudah roboh binasa.
Siauw Ling sadar apabila ia tidak segera turun tangan maka situasi akan terjadi
perubahan, diam2 ia salurkan hawa murninya ketangan kemudian dengan ilmu jari Siauw
loo sin tji ia menotok ketengah udara mengancam dayang cantik berbaju putih tersebut.
Kelihatan sekali dayang berbaju putih itu akan berhasil, mendadak ia berseru tertahan dan
roboh terjengkang ke atas tanah.
Waktu ituSuma Kan sudah merasa ia bakal mati, siapa sangka tiba-tiba musuhnya roboh
sendiri. semangatnya berkobar. sepasang kepalanya bergerak cepat mendesak mundur
lelaki berbaju merah, kemudian dengan ujung baju membesut keringat dan dengan ujung
kaki mencukil pedang dayang yang roboh ke atas tanah itu.
Setelah pedangnya berhasil dicekal bagaikan harimau tumbuh sayap ia balas melancarkan
serangan gencar, dalam sekejap mata orang berbaju merah itu sudah terkurung dalam
cahaya pedangnya.
Siauw Ling yang berhasil dalam serangannya segera berpikir.
Jurus pedang kedua orang dayang berbaju putih ini paling ganas aku harus robohkan
dulu mereka berdua kemudian baru bisa merebut posisi lebih menguntungkan
Karena berpikir demikian kembali ia menggunakan ilmu Siuw-loo-sin-tji menotok ke
arah dayang berbaju putih itu.
Segulung desiran angin tajam segera meluncur kedepan.

Ketika itu dayang berbaju putih tadi sedang tertegun karena rekannya tiba-tiba roboh,
sebelum ingatan kedepan berkelebat lewat segulung desiran angin tajam telah
menghantam jalan darah Put-yong-hiat dipinggangnya, pedang segera terlepas dan ia
roboh ke atas tanah.
Perubahan secara mendadak membuat para jago kebingungan, mereka tak bisa
membedakan lagi mana kawan mana lawan, dengan hati tercekat puluhan pasang mata
menyapu berbareng keempat penjuru.
Jurus pedang yang aneh dari sepasang dayang berbaju putih itu mendatangkan rasa takut
bagi para jago namun robohnya mereka berdua secara tiba-tiba makin mengerikan hati
para jago.
Semua orang tahu tentu ada orang turun tangan secara diam2 melukai kedua orang
dayang tersebut hanya tak jelas siapakah orang tersebut dan melukainya dengan
kepandaian apa.
Buru-buru Shen Bok Hong melancarkan dua serangan dahsyat mendesak mundur Tong
Loo Thay-Thay kemudian badannya yang tinggi besar rada bongkok melayang ketengah
udara menghampiri kedua orang dayangnya yang roboh ketanah, satu tangan sesosok
badan, diperiksanya dengan seksama kemudian ia menghardik.
Tahan!
Tang Hong Ciang mengiakan dan mundur lima depa ke belakang.
Be Boen Hwie pun segera melipat kipasnya ia tidak mengejar pihak lawan lebih jauh.
Terdengar Tang Hong Ciang bersuit rendah lelaki berbaju merah tadi segera menarik
serangannya mundur ke belakang.
Suma Kan pun menarik kembali serangannya tidak mengejar lebih jauh.
Dengan sepasang tangannya Shen Bok Hong melempar kedua orang dayang tersebut
kepada Tang Hong Ciang.
Bawa mereka mundur ke belakang perintahnya.
Dengan suatu gerakan cepat Tang Hong Ciang masukkan pedangnya ke dalam sarung
kemudian menerima tubuh kedua orang dara tadi, lalu bersama2 lelaki berbaju merah itu
mengundurkan diri kebalik bebungahan.
Menanti Tang Hong Ciang telah mengundurkan diri, Shen Bok Hong beru tertawa dingin
tiada hentinya.

Sahabat dari mana yang memiliki ilmu jari amat dahsyat, membuat aku Shen Bok Hong
betul kagum.
Sembari berkata sepasang matanya dengan tajam menyapu keempat penjuru.
Siauw Ling segera menarik kembali sinar matanya dan duduk tenang dikursinya,
sementara raut mukanya menunjukkan se-akan2 tak pernah terjadi sesuatu.
Sahabat! Shen Bok Hong kembali berseru. Maaf kalau aku Shen Bok Hong tidak baik
dalam melayani kehadiranmu setelah kini kau berani melukai dayang perkampungan
Seratus bunga kami dengan ilmu jari Kiem Kong Tji, aku rasa ilmu silatmu tentu sangat
lihay, setelah berani berbuat mengapa tak berani mengaku?
Beberapa kali ia ulangi bentakan itu nemun tak kedengaran seorang manusiapun yang
memberi jawaban.
Kendati Shen Bok Hong adalah seorang cerdik dalam keadaan seperti ini ia gagal untuk
memperoleh jawaban.
Tampak Tong Loo Thay-Thay sambil mengetuk tongkatnya berseru.
Shen Bok Hong, pertarungan kita belum selesai, siapa menang siapa kalah belum
diputuskan, ayoh kita teruskan lagi
Hmm! apakah Hujien punya keyakinan untuk menang? lebih baik kita teruskan saja
nanti jawab Toa Cungcu ini dengan nada dingin.
Diluar ia berbicara, hatinya amat gelisah jikalau ia gagal menemukan sang pembokong
maka kesalahan ini akan terhitung amat besar.
Tong Loo Thay Thay hanya bergebrak sebanyak duapuluh jurus melawan Shen Bok
Hong tetapi ia harus melepaskan empat kali jarum beracunnya, untuk merebut posisi.
seandainya senjata rahasia keluarga Tong tidak lihay sehingga membuat Shen Bok Hong
rada jeri. niscaya sejak tadi Tong Loo Thay Thay sudah terluka ditangan orang itu.
Saat ini senjata rahasia yang dibekal sudah tak banyak lagi. apapula senjata rahasia
tersebut tak mungkin melukai Shen Bok Hong karena itu sedikit banyak iapun sudah
dibikin rada was2 hanya saja untuk menjaga nama baik keluarga Tong, mau tak mau ia
harus meneruskan tantangannya.
Dan sekarang Shen Bok Hong sudah mengutarakan maksudnya dengan senang hati ia
ambil kesempatan itu untuk mengundurkan diri.
Suasana dalam kalangan seketika menjadi sunyi senyap tak kedengaran sedikitpun juga
suarapun, saking tenangnya sampai hembusan napaspun kedengaran.

Dengan sepasang mata yang tajam Shen Bok Hong menyapu wajah setiap orang namun
gagal menemukan sedikit titik terang, ia lantas tertawa dingin.
Saudara, kau memiliki ilmu silat yang lihay serunya. Kenapa perbuatanmu sembunyi2
seperti cucu kura2, apakah tidak takut kehilangan pamor seorang lelaki sejati?
Gendang senja genta fajar, tak bakal bisa mengejutkan seseorang. Be-heng mari kita
pergi mendadak siperamal sakti dari lautan Timur Suma Kan berseru.
Pada saat ini pandangan Be Boen Hwie terhadap Suma Kan telah berubah, ia merasa
walaupun orangnya latah namun memiliki il mu silat yang sangat lihay, hanya sayang
pengalamannya sangat cetek dan selalu ingin menonjolkan diri sehingga salah dianggap
sebagai orang sinting, segera jawabnya.
Bagaimana? apakah Suma heng sudah menemukan mereka hendak melepaskan racun
keji ulat emas?
Kalau perhitungan siauwte tidak salah mereka sudah mulai melepaskan racun-racun keji
tersebut,
Tanya jawab antara mereka berdua dilakukan dengan suara keras, tujuan mereka bukan
lain adalah berharap agar para jago bisa mendapat peringatan terakhir dan segera
mengundurkan diri dari tempat bahaya.
Melihat para jago sama sekali tak bergerak hatinya Be Boen Hwie menggembuskan
napas panjang sambil mengundurkan diri serunya keras,
Suma-heng, tahukah kau sampai seberapa jauh jarak yang bisa tercapai racun keji ulat
emas itu? kita harus mengundurkan diri sampai dimana baru bisa lolos dari ancaman
mara bahaya?
Menurut pengetahuan siauwte kalau orang yang melepaskan racun adalah seorang ahli
serta memiliki tenaga lweekang yang sempurnya maka jaraknya bisa mencapai sejauh
lima li, tetapi hal ini berlaku kalau korbannya satu orang sedangkan apabila yang
dihadapi adalah para jago dalam kalangan seperti ini maka jaraknya tak akan jauh kalau
kita bisa mengundurkan diri sampai suatu jarak tertentu maka bisa lolos dari mara bahaya
itu.
Mengikuti dibelakang Be Boen Hwie, Siauw Ling pun mengundurkan diri ketepi kebun
sebelah Barat.
Agaknya para jago yang ada dalam kalangan sudah dibikin jeri oleh ucapan Suma Kan,
masing-masing segera tinggalkan tempat duduknya dan mengundurkan diri ketepi
kebun.

Shen Bok Hong yang gagal menemukan manusia yang membokong dayangnya sedang
mendongkol sekali, melihat para jago mengundurkan diri semua dan rencananya yang
sudah tersusun masak2 gagal total ia makin membesi Suma Kan sampai merasuk
ketulang sumsum pikirnya.
Sepintas lalu orang ini kelihatan gila. tak disangka dialah seorang manusia cerdik, kalau
ini hari tidak kuusahakan untuk membasmi dirinya mungkin dikemudian hari akan
merupakan bibit bencana bagiku.
JILID 19
Tetapi saat ini adalah waktunya buat Kiem Hoa Hujien melepaskan racun, ia takut anak
buahnya yang dikirim untuk membunuh orang itu akan keracunan pula. satu2nya jalan ia
harus bekerja sendiri.
Karena berpikir demikian ia segera menghardik.
Suma Kan berhenti!
Waktu itu Suma Kan sudah tiba ditepi kebun, mendapat teguran ia berhenti dan
barpaling.
Shen Toa Cungcu ada urusan apa lagi? tanyanya.
Antara perkampungan Seratus bunga dengan dirimu tak terikat permusuhan apapun,
mengapa kau selalu menghasut.
Ha. ha. ha. bagaimana? apakah disebabkan cayhe telah merusak rencana busuk
yang telah disusun Toa Cungcu secara susah payah maka sekarang kau marah2
kepadaku? Nah sekarang ketahuan sudah kalau Toa cungcu benar2 hendak mencelakai
para jago dengan melepaskan racun keji
Mendengar ejekan itu Shen Bok Hong semaki gusar dan membenci ia terawa hambar.
Ucapanmu teralu menghasut orang banyak dan bernadakan memusuhi kami, sekalipun
aku berjiwa besarpun lama kelamaan tak bisa berdiam diri
Sembari berkata selangkah demi selangkah ia mendekati orang she Suma dari Lautan
Timur itu.
Ilmu silat yang dimiliki Shen Bok Hong amat dahsyat, serangannya tentu luar biasa,
harap Suma heng ber-hati2 bisik Be Boen Hwie lirih.
Terima kasih atas petunjukmu

Hawa murninya segera disalurkan mengelilingi badan bersiap sedia menghadapi segala
kemungkinan kemudai selangkah demi selangkah mundur ke belakang.
Sekilas pandang Siauw Ling yang ada disampingpun dapat menangkap hawa membunuh
yang terlintas diatas wajah Shen Bok Hong, dengan ilmu menyampaikan suara ia segera
memberi peringatan.
Hawa membunuh yang melintasi wajah Shen Bok Hong. mungkin Suma Kan tak akan
sanggup menerima sebuah hantamannya, harap Be heng berjaga disisi badan, berusahalah
untuk menghadang jarak pandangan Shen Bok Hong sedang aku secara diam2 akan
memberi bantuan.
Be Boen Hwie menurut dan menggeserkan badannya mengundurkan diri bersama2 Suma
Kan.
Meminjam perawakan tubuh yang metutupi badannya, diam2 Siauw Ling salurkan hawa
murninya keseluruh badan, ia bersiap sedia setiap saat turun tangan memberi
pertolongan.
Pada waktu itu Shen Bok Hong telah berada tujuh, delapan depa dihadapan Suma Kan,
sepasang matanya memancarkan cahaya berkilat tiba-tiba ia ayun telapaknya
melancarkan sebuah babatan kedepan,
Sejak semula Suma Kan pun telah bersiap sedia dengan kerahkan segenap tenaga yang
dimilikinya, melihat serangan Shen Bok Hong membabat datang, ia pun segera
mengayunkan telapak untuk menyambut kedatangan serangan tersebut.
Dua gulung angin pukulan saling berbentrokan di tengah udara, Suma Kan seketika tak
tertahan ia merasa ada segulung hawa tekanan yang maha dahsyat menubruk datang
membuat isi perut serta darah segarnya bergolak keras.
Shen Bok Hong benci Suma Kan telah merusak rencana besarnya. Serangan ini
dilancarkan dengan disertai tenaga dahsyat maksudnya dalam sekali hantam mencabut
nyawa orang she Suma ini.
Sewaktu Suma Kan kepayahan menahan tenaga tekanan yang maha dahsyat, tiba-tiba
terasa sebuah telapak menepuk jalan darah Ming-bun hiat dipunggungnya lambat2.
Segulung hawa murni yang panas dan kuat segera menyusup ke dalam tubunya, seketika
tenaagnya berlipat ganda dengan keras lawan keras ia menerima datangnya pukulan shen
Bok Hong yang dahsyat bagaikan gulungan ombak samudra ini.
Agaknya Shen Bok Hong mempunyai keyakinan Suma Kan pasti tak berhasil menahan
pukulannya itu, sehabis melancarkan sebuah babatan ia putar badan dan berlalu.

Siapa sangka sudah tujuh, delapan langkah ia berlalu namun belum kedengaran juga
suara robohnya Suma Kan ke atas tanah ia jadi tercengang dan keheranan.
Ketika berpaling ke belakang, tampak Suma Kan masih beriri ditempat semula dengan air
muka tenang sedikitpun tidak ada perubahan ia semakin terkesiap.
Namun dengan tabiatnya yang licik, kaget atau gembira tak terpancar diatas wajah, rasa
kaget hanya sekilas berkelebat kemudian lenyap kembali, ia tertawa hambar.
Ehmm. ternyata Suma-heng betul2 memiliki ilmu silat yang maha dahsyat, siauw-te
merasa sangat kagum!
Sepasang matanya dengan amat tajam menyapu tiada hentinya sekitar tubuh Suma Kan
agaknya ia sudah menduga pasti ada orang yang membantu dirinya secara diam2 hanya
belum diketahui siapakah orang itu.
Siauw Ling setelah menggunakan hawa murninya bantu Suma Kan menahan datangnya
serangan tanpa menunjukkan sesuatu yang mencurigakan ia tarik kembali tangannya, lalu
dengan meminjam hadangan tubuh kedua orang itu ia mundur empat langkah ke belakang
dan berdiri dengan tangan lurus kebawah.
Sepasang sinar mata shen Bok Hong yang tajam tiba-tiba beralih ke atas tubuh Siauw
Ling kemudian tegurnya dingin.
Siapakah anda?
Dia adalah pembantu cayhe jawab Be Boen Hwie cepat.
Shen Bok Hong tertawa hambar.
Siapa namanya?
Hamba Be Seng! cepat-cepat Siauw Ling menjura.
Ehmm. sementara ia ada maksud bertanya lebih jauh, mendadak suasana diempat
penjuru jadi gelap.
Ternyata api yang ada dilampu lentera yang menerangi empat penjuru dalam sekilas
waktu itulah tiba-tiba padam.
Segulung awan hitam menutupi cahaya bintang dilangit. sebelum lampu padam keadaan
masih tidak terasa seberapa sekarang setelah tiba-tiba padam seketika dirasakan suasana
disana amat suram, gelap dan mengerikan.
Ditengah kegelapan itulah terdengar ujung baju tersampok angin, bayangan manusia
berkelebat lewat ke arah empat penjuru.

Sinar mata Siauw Ling amat tajam, dalam sekilas pandang ia temukan salah seorang
diantara bayangan manusia itu adalah Ih Boen Han To, pikirannya seketika bergerak.
Sejak semula orang ini sudah menggabungkan diri dengan perkampungan Seratus bunga
yang dipimpin Shen Bok Hong pikirnya Mengapa sikapnya kelihatan begitu gagah dan
ter-gopoh2? agaknya apa yang diucapkan Suma Kan bukan mengigau belaka, Shen Bok
Hong benar2 akan melepaskan rencana keji.
Kengerian serta keseraman yang timbul akibat perubahan suasana dari terang benderang
jadi gelap gulita, ditambah berkelebatnya Ih Boen Han To sekalian dengan langkah tergopoh2 seketika menimbulkan kekacauan dalam kalangan para jago bersama2 lari ke
arah bebungaan diempat penjuru.
Ditengah kekalutan itulah terdengar Suma Kan berteriak.
Tjuwi sekalian hati2. cepat menyingkir!
Menanti Siauw Ling berpaling kembali Shen Bok Hong sudah tidak berada ditempat
semula.
Cepat ia mencari. tampak olehnya ketika itu Shen Bok Hong sedang merambat naik ke
atas lotengnya dengan menggantungkan diri diatas angkin yang terurai kebawah,
gerakannya gesit melebihi kegesitan kera.
Dalam sekejap mata orang itu sudah berada lima, enam tombak tingginya dari atas
permukaan.
Siauw Ling menghembuskan napas panjang, pikirnya,
Seandainya pada saat ini aku melepaskan senjata rahasia dengan segenap tenaga, ada
kemungkinan bisa melukai dirinya kendati perbuatan ini kurang cemerlang, namun
seandainya Shen Bok Hong terluka, terhadap masalah untuk menolong orang tuaku
memperoleh bantuan yang amat besar.
Ketika ingatan ini berkelebat dalam benaknya, Shen Bok Hong sudah berada tujuh,
delapan tombak jauhnya dari permukaan. ingin turun tanganpun sudah tak sempat lagi.
Terasa sebuah tangannya dicekal kemudian ditarik ke belakang, disusul suara dari Suma
Kan berkumandang datang.
cepat, cepat mengundurkan diri ke dalam hutan!
Tempo dulu sewaktu Siauw Ling masih berada di dalam lembah Sam Sin Kok, dari mulut
Cung San Pek ia pernah mendengar tentang kelihayan racun keji asal dari daerah Biauw
ini, bahkan iapun mengerti diantara racun-racun keji tadi, racun keji ulat emaslah paling
dahsyat.

Seketika ia merasakan bahaya buru-buru badannya mengundurkan diri ke belakang.


Dalam dugaan Siauw Ling, disekitar bebungaan diempat penjuru kalanan Shen Bok Hong
pasti telah mempersiapkan anak buahnya untuk menahan para jago yang melarikan diri
kesana, siapa sangka kejadian berada diluar dugaan, dalam hutan tersebut suasana sunyi
senyap tak kelihatan sesosok manusiapun.
Suara kekalutan yang gegap gempita telah sirap, suasana pulih kembali dalam ketenangan
seperti semula, hanya terdengar hembusan angin malam yang menyampok pepohonan
menimbulkan suara gesekan yang lirih.
Waktu itu para jago yang ada dikalangan telah melarikan diri kebalik pepohonan semua
dan bersembunyi dibalik semak2.
Persoalan melepaskan racun keji dari daerah Biauw sudah tersohor dalam dunia
persilatan, barang siapapun yang pernah berkelana dalam Bu-lim tentu pernah mendengar
kisah tersebut namun melihat sendiri seseorang melepaskan racun keji jenis daerah
Biauw ini boleh dikata kurang daripada kurang.
Kebanyakan para jago mempunyai satu ingatan yang aneh mereka berharap dapat melihat
sendiri suatu kejadian yang aneh, serta melihat bagaimanakah caranya melepaskan racun
tersebut.
Siauw Ling, Be Boen Hwie serta Suma Kan setelah bersembunyi dibalik pepohonan
segera pusatkan seluruh perhatiannya ketengah kalangan.
Suma-heng? ketika itulah Be Boen Hwie dengan ilmu menyampaikan suara berbisik
lirih. bagaimana bisa tahu kalau Shen Bok Hong hendak melepaskan racun keji?
Suma Kan tersenyum, dengan ilmu menyampaikan suara pula ia menjawab.
Ramalan siauwte menunjukkan apabila dalam perjamuan yang diselenggarakan malam
ini penuh dengan mara bahaya hanya saja dalam ramalan tersebut menunjukkan tanda
aneh ternyata ditengah bahaya terjadi perubahan.
Siauw Ling berada diantara mereka berdua, walaupun kedua orang itu berbicara dengan
ilmu menyampaikan suara namun agaknya ada maksud agar iapun ikut mendengar.
Kendati ia tak dapat ilmu meramal, tetapi Cung San Pek adalah seorang jago yang maha
tahu selama berguru selama banyak tahun sekalipun Siauw Ling pusatkan seluruh
perhatiannya untuk berlatih ilmu silat namun setiap kali ada luang Cung San Pek tentu
menambah pengetahuannya dengan pelbagai cerita2 aneh yang sering terjadi dalam dunia
persilatan.
Bukan saja dalam hal akal licik serta tipu muslihat yang sering dilakukan orang Bu-lim,
Cung San Pek pun menerangkan pelbagai ilmu silat beracun yang ada dalam Bu-lim,
jurus ilmu silat teristimewa dari pelbagai perguruan, penggunaan obat pertolongan

pertama, ilmu meramal serta macam2 kepandaian aneh yang ada dalam dunia persilatan
bahkan di dalam memberi keterangan setiap macam persoalan ditambahi dengan suatu
cerita yang menarik, hal ini membuat Siauw Ling jadi kesemsem untuk mendengarkan,
tanpa ia sadari keterangan keterangan tadi membekas dalam benaknya denganmendalam
sekali.
Karena kejadian inilah tanpa Siauw Ling sadari pengetahuannya bertambah pesat, pada
hari hari biasa ia masih tidak merasakan tetapi setiap kali mendengar orang lain
membicarakan tentang satu persoalan maka daya ingat yang sudah melekat dalam
benakpun mulai menunjukkan reaksinya.
Karena itu sewaktu ia mendengar suara Suma Kan membicarakan tentang ilmu meramal
dan berhasil menghitung mara bahaya tersebut dari kepandaian tersebut tak tertahan ia
menyambung.
Cayhe pernah mendengar keterangan tentang ilmu meramal, yan gkuketahui perduli
ilmu meramal macam apapun rasanya sulit untuk menerangkan kejadian yang bakal
berlangsung dengan seksama, Suma-heng bisa andalkan ilmu meramalnya untu
kmengetahui rencana Shen Bok Hong dalam pelepasan racun keji, hal ini membuat
siauw-te merasa sangat kagum sekali
Suma Kan kelihatan tertegun. kemudian serunya berulang kali.
Pendapat yang tinggi, pendapat yang tinggi, agaknya lain kali kaupun bisa jadi seorang
tokoh ilmu meramal yang lihay
Tentang soal ini sih siauw-te tak bisa Siauw Ling menggeleng.
suma Kan tersenyum.
Heng-thay pasti bukan orang bawahan entah dapatkah kau memberitahukan namamu
yang sebenarnya?
Suma-heng jantan dan mengutamakan keadilan, berhati pendekar dan berpikiran
bijaksana tidak seharusnya siauw-te mengelabuhi dirimu namun soal nama harap kau
suka memaafkan, untuk sementara waktu tak bisa kuutarakan
Kembali Suma Kan tertawa.
Bukan saja ilmu silat Heng-thay amat lihay, pengetahuan yang kau milikipun mungkin
tidak berada dibawah siauw-te. Tidak salah! perduli ilmu meramal bagaimanapun juga
hanya bisa menghitung bencana atau rejekinya suatu peristiwa sedangkan mengenai
perubahan dari bencana serta rejeki tersebut harus dihitung dengan andalkan kecerdasan
sang peramal serta pengalaman dan pengetahuan yang luas

Ia berpaling sekejap ketengah kalangan menjumpai tak ada perubahan degnan ilmu
menyampaikan suara kembali ia menyambung,
Siauwte berhasil melihat terjadinya perubahan ditengah mara bahaya, dalam hatiku
segera sadar dalam perjamuan yang diadakan shen Bok Hong malam ini, ia pasti akan
memperlihatkan suatu siasat licik yang berada diluar dugaan demi menjaga keselamatan
siauwte sendiri dan demi membuktikan kebenaran ramalanku, maka aku berusaha dengan
sekuta tenaga untuk menyelidiki rencana Shen Bok Hong ini. terus terang saja kukatakan
demi menyelidiki peristiwa ini aku telah menggunakan suatu tindakan yang aneh dan
belum pernah dilakukan orang sampai saat ini.

34
Bicara sampai disitu dalam tengah kalangan telah terjadi perubahan, seketika ia
membungkam dalam seribu bahasa.
Ketika semua orang menengok ketengah kalangan tampaklah ditengah kegelapan yang
mencekam lapangan perjamuan tiba-tiba muncul beberapa titik cahaya tajam yang
bergerak kesana kemari bagaikan kunang2.
Hati2! bisik Suma Kan lirih. Inilah cara pelepasan racun keji dengan disertai tenaga
lweekang dahsyat, orang yang melepaskan racun tersebut tentu seorang manusia lihay
Beberapa titik cahaya tajam itu berkedip beberapa waktu, tiba-tiba benda tersebut lenyap
tak berbekas.
Pada saat ini, Be Boen Hwie . anggap Suma Kan sebagai seorang . memiliki ilmu
silat amat hebat. melihat . tadi ia lantas bertanya.
Mengapa cahaya racun yang dilepaskan . tiba-tiba lenyap tak berbekas?
Mungkin orang . menemui . jago yang ada . dari radius yang . tadi karena itu
ia menarik . dengan persiapan untuk . lain.
Belum selesai ia berbicara tiba-tiba cahaya tajam yang lenyap tadi kini muncul kembali.
bahkan berjumlah lebih besar. tidak berada dibawah ratusan buah titik.
Air muka Suma Kan berubah hebat, ia cekal tangan kiri Siauw Ling erat2 dan berseru
dengan wajah penuh rasa terkejut.
Sungguh lihay orang yang melepaskan racun itu. mungkin para jago yang hadir dalam
pertemuan malam ini sedikit sekali yang dapat lolos dari bencana.

Dari pegangan tangannya Siauw Ling merasa kelima jari tangannya gemetar telapak jadi
. tarik kesimpulan orang . merasa ketakutan . sangat menakutkan?
ia .
. diundang dalam . sebagian besar telah . barisan bunga, kalau Suma .
menemukan begitu lihaynya racun-racun keji itu mengapa kau tidak memberitahukan
kepada rekan2 Bu-lim yang bersemunyi dalam barisan bunga untuk melarikan diri kata
Be Boen Hwie.
Sekarang?
Tentu saja sekarang!
Cara melepaskan racun keji yang . saat ini merupakan jenis yang terlihay diantara tiga
belas cara pelepasan racun dari daerah Biauw, bilamana saat ini mereka bergerak maka
racun keji tadi akan menguntit mereka kemana saja pergi, malah jauh lebih baik kalau
biarkan mereka bersembunyi disana
Melihat bagaimana ngerinya Suma Kan . Be Boen Hwie merasa .
. Suma Kan tidak takut langit, tidak . tetapi tehadap racun-racun keji ulat emas .
takut sungguh membuat orang . percaya.
Tampak puluhan titik-titik cahaya tajam . tiada hentinya sekeliling meja . kurang
lebih seperminum . kedua kalinya titik-titik cahaya . berbekas.
Barulah Suma Kan bisa menghembuskan napas panjang, setelah cahaya tadi lenyap,
serunya cepat-cepat,
Sekarang kalian boleh memberitahukan kepada mereka untuk melarikan diri?
Selama ini pembicaraan antara ketiga orang itu dilakukan dengan ilmu menyampaikan
suara walaupun disekeliling mereka bersembunyi jago-jago Bulim namun mereka tak
dapat turut mendengar apa yang sedang dibicarakan.
Sewaktu Be Boen Hwie bermaksud memberi tahukan kepada para jago untuk melarikan
diri, tiba-tiba cahaya api berkelebat dari atas loteng Wang Hoa Loo lambat2 muncul
seorang wanita berbaju merah yang berambut panjang dan membawa sebuah lentera
terbuat dari emas.
Lentera emas itu tingginya beberapa depa memancarkan cahaya ke-biru2an setinggi dua
coen, ditengah hembusan angin malam yang bergoyang tiada hentinya.
Langkah kakinya sangat lambat, air muka perempuan itu menunjukkan keseriusan yang
menegang.

Ay. benar, orang inilah yang melepaskan racun keji tersebut bisik Siauw Ling lirih.
Siapakah perempuan ini? tanya Suma Kan
Kiem Hoa Hujien dari daerah Biauw!
Sudah lama kudengar nama besar orang ini sebagai tokoh nomor wahid daerah Biauw!
kata Be Boen Hwie dengan alis berkerut.
Sepasang mata Suma Kan terbelalak bulat2. dengan wajah tegang ia mengawasi Kiem
Hoa Hujien tak berkedip.
Tampak Kiem Hoa Hujien dengan membawa lampu emas itu selangkah demi selangkah
berjalan mendaki barisan bunga itu.
Seluruh tubuh Suma Kan mulai gemetar keras, tiba-tiba bisiknya lirih kepada Be Boen
Hwie serta Siauw Ling.
Aduuh celaka, ia sudah temukan kalau disini ada orang, ia berjalan menghampiri kita
Kalau begitu cepat kita melarikan diri! sahut Be Boen Hwie.
Aaai. sudah terlambat
Apakah kita akan menanti kekonyolan dengan berpeluk tangan? seru Be Tjong Piauw
Pacu ini dengan tertegun.
Aai menurut perhitungan ramalanku, seharusnya kita tidak menjumpai mara bahaya ini
tak disangka perhitungan ramalanku kali ini kehilangan daya manjurnya
Sementara mereka masih ber-cakap2, Kiem Hoa Hujien sudah berada dua, tiga tombak di
hadapan mereka dan berhenti.
Tampak Kiem Hoa Hujien melototkan sepasang matanya bulat2, sambil memandang
cahaya biru yang berkedip dalam lampu emas itu wajahnya memancarkan hawa napsu
membunuh.
Per-lahan-lahan ia mengalihkan lampu emas itu ketangan kanan, kemudian jari tangan
kirinya dimasukkan ke dalam mulut.
Aduh celaka, kembali Suma Kan berseru. Ia akan menggunakan cara melepaskan
racun Hiat Kuang Yu Ku untuk menghadapi kita, malam ini tak bakal seorangpun yang
bisa lolos dari bencana ini.
Tampak jari tangan yang telah dimasukkan ke dalam mulut Kiem Hoa Hujien itu
mendadak dikeluarkan kembali kemudian lambat putar badan.

Ia datang bagaikan sukma gentayangan pergi laksana hembusan angin dalam beberapa
kelebatan saja ia sudah lenyap tak berbekas.
Ah sungguh aneh, sungguh aneh? kembali Suma Kan berseru sambil menyeka
keringat,
Apanya yang aneh?
Ia hendak menggunakan ilmu Hiat Kuang Yu Ku tapi entah apa sebabnya tiba-tiba
berubah niat?
Mungkin ia tahu ilmu tersebut tak bisa melukai kita, maka ia lantas mengundurkan diri.
Bukan begitu, bukan begitu, dibalik kesemuanya ini pasti terjadi sesuatu, orang se
Suma ini lantas berpaling. tampak Siauw Ling berdiri dibelakang mereka tersenyum.
Setelah memandang pemuda itu beberapa saat, Suma Kan baru bergumam.
Kembali Heng-thay menunjukkan kesaktianmu!
Selamanya ia selalu tahu, namun sekarang pikirannya betul2 kebingungan seperti berada
di-awang2, dengan wajah kosong ia memandang Siauw Ling dangan pandangan
melompong.
Walaupun ia sudah mengundurkan diri, namun entah racun kejinya tetap ditinggalkan
disini atau tidak? Siauw Ling bertanya.
Tidak mungkin, menurut apa yang cayhe ketahui, racun-racun keji ulat emas yang
dipelihara Kiem Hoa Hujien sudah mencapai taraf terkendali, selamanya bergerak
menurut kemauan hatinya, setelah ia mengundurkan diri, racun-racun ulat emas itupun
tak akan tertinggal disini
Terhadap pengetahuannya yang luas, timbul rasa kagum dalam hati Siauw Ling.
Kalau begitu rencana keji yang disusun Shen Bok Hong kembali menjumpai kegagalan
toal? tanyanya.
Suma Kan tidak menjawab mendadak dari sakunya ia ambil keluar mata uang untuk
meramal kemudian ujarnya.
Mari kita hitung kembali apa yang bakal terjadi!
Be Boen Hwie maupun Siauw Ling sudah pernah kenal dengan ramalannya dan terbukti
manjur sekali, karena itu tak seorangpun yang mencegah perbuatannya.

Tampak Suma Kan memasukkan tiga biji mata uang ke dalam sebuah kotak kemudian
dikocok beberapa kali, sementara mau disebarkan ketas tanah tiba-tiba terasa cahaya api
berkelebat. seluruh lampu lentera serta obor yang semula padam kini terang benderang
kembali.
Dari atas loteng Wang Hoa Loo segera berkumandang datang suara seseorang yang berat
dan serak.
Cu-wi sekalian sudah terkena racun keji ulat emas dan tak mungkin bisa memusuhi aku
orang she Shen lagi dewasa ini waktu sudah tidak pagi lagi, silahkan kalian semua
beristirahat dikamar masih2, baik2lah berpikir semalaman, masih mau memusuhi aku
orang she Shen ataukah bersahabat?
Suma Kan segera menyimpan kotak serta mata uangnya, lalu diam2 menyalurkan hawa
murninya setelah itu berseru lirih.
Sungguh aneh sekali.
Apanya yang aneh?
Kita semua sehat walafiat, mengapa Shen Bok Hong mengatakan kita sudah keracunan
semua!
Menurut apa yang cayhe ketahui sela Be Boen Hwie
Seseorang setelah terkena racun keji maka reaksinya tidak segera terasai
Dalam pada itu puluhan orang dayang cantik dengan membawa lampu lentera berjalan
masuk ke dalam kalangan sambil mengangkat lampu lenteranya tinggi mereka berseru.
Budak sekalian mendapat perintah untuk menghantar kalian semua pulang kekamar
untuk beristirahat perjamuan malam ini sudah bubar dan Tjuwi masih menjadi tamu
perkampungan Seratus bunga kami,
Ditengah bentakan, sebagian besar para jago yang bersembunyi dalam barisan bunga
telah berjalan keluar,
Apakah kitapun akan keluar? tanya Siauw Ling lirih.
Kita tak mungkin bermalam semalam dalam kebun bunga semacam ini, tentu saja harus
keluar jawab Suma Kan tegas,
Be-ya.! pada saat itulah Hong Tju dengan mengangkat lampu lenteranya tinggi2
berlari mendatang.
Nona Hong sungguh tajam sepasang matamu

Aku akan membawa Be-ya kembali kekamar


Nah merepotkan nona!
Dayang2 cantik dari perkampungan Seratus Bunga ini betul2 lihay, tampak mereka
mencari majikannya masing-masing dan tak seorangpun yang salah, semuanya berhasil
temukan sasarannya.
Demikianlah Be Boen Hwie mengikuti dibelakang Hong-tju kembali kepesanggrahan
bambu hijau.
Setelah membawa kedua orang itu kembali ke dalam kamar. Hong Tjoe menurunkan
lampu lenteranya dan bertanya sambil tertawa.
Apakah Be-ya mau bersantap sedikit?
Entah dalam makananpun dibubuhi dengan racun keji atau tidak? goda Be Boen Hwie
sambil tertawa.
Harap Be-ya berlega hati, budak akan bersantap lebih dahulu sebelum Be-ya mulai
mendahar!
Baik, kalau begitu harus merepotkan nona untuk mempersiapkan santapan buat kami!
Agaknya setiap dayang yang ada dalam perkampungan seratus bunga sudah mendapat
didikan yang ketat, mereka menonjolkan keayuan serta kegenitannya disertai peraturan
yang ketat hanya saja terhadap menang kalah yang dialami perkampungan mereka sama
sekali tidak menggubris, senyuman ramah selalu menghiasi bibirnya.
Memandang bayangan Hong Tjoe telah berlalu Be Boen Hwie baru berbisik lirih kepada
diri Siauw Ling.
Apakah Siauw-heng menemukan sedikit tanda-tanda yang mencurigakan?
Persoalan apa?
Agaknya setiap dayang yang ada dalam perkampungan Seratus Bunga ini menaruh rasa
permusuhan terhadap diri Shen Bok Hong
Tidak salah Siauw Ling mengangguk. Cay he pun punya perasaan yang sama, namun
mereka mendapat didikan serta pengawasan yang ketat, lagi pula dibawah tekanan Shen
Bok Hong, hal ini menimbulkan rasa takut yang tak terhingga dalam hati setiap orang.
Mendadak ia membungkam dan pasang telinga dengan seksama.
Pikiran Be Boen Hwie sedikit bergerak.

Ada orang datang? tanyanya lirih.


Baru saja ia selesai bicara dari luar ruangan berkumandang datang suara langkah manusia
disusul munculnya Suma Kan disana.
Be Boen Hwie segera bangun berdiri seraya menjura.
Suma-heng! sapanya.
Suma Kan balas memberi hormat kemudian sepasang matanya berputar tajam
disekeliling ruangan.
Apakah Suma-heng berhasil menemukan sesuatu? tanya Be Boen Hwie cepat.
Dimanakah dayang yang melayani kalian berdua?
Ia pergi mempersiapkan barang santapan
Suma Kan kelihatan tertegun kemudian berkata.
Makanan mereka jangan disantap, jangan disantap, dayang2 ini hanya diluarnya saja
melayani kita, padahal sedang mengawasi setiap gerak gerik kalian berdua, kita tak boleh
mendahar santapannya
Sore tadi bukan Suma-heng bersantap kenyang dalam perjamuan tersebut?
Lain tadi lain sekarang, waktu itu Shen Bok Hong masih belum tahu keadaan asal usul
aku orang she Suma. karena belum saling kenal tentu saja tidak terikat oleh segala
dendam atau sakit hati. dengan sendirinya ia tidak ada maksud untuk mencelakai diriku
namun sekarang ia sudah mendendam kepadaku setiap saat kemudian besar akan
mencabut jiwaku.
Walaupun perkataan Suma-heng tidak salah namun kita masih harus tinggal dalam
perkampungan Seratus bunga ini selama beberapa hari lagi? apakah selama ini kita tak
akan bersantap?
Jadi Be-heng tidak mempersiapkan bekal?
Bekal ransum sih ada. namun barang2 itu tak dibawa setiap waktu disaku. kalau mereka
bisa melepaskan racun dalam makanan kita, apakah tidak mungkin mereka melepaskan
racun pula dalam rangsum yang kita bawa?
Ehmm perkataanmu memang sangat cengli.
Sepasang gading ini. sumpit perak adalah hadiah seorang sahabat dari Thian Lam, ia
minta aku selal menggembolnya dalam saku, perduli dalam arak atau sayur dimasuki

racun asal dicoba segera akan tahu ada racunnya atau tidak, silahkan Suma-heng
membawa sebatang.
Suma Kan tidak sungkan2 ia segera menerima pemberian itu dan dimasukkan ke dalam
saku.
Kedatangan siauwte kemari adalah dikarenakan untuk menanyakan satu persoalan.
Walaupun ia berbicara kepada Be Boen Hwie namun sepasang matanya selalu
mengawasi Siauw Ling tak berkedip.
Urusan apa? tanya Siauw Ling.
Siauwte tidak mengerti secara bagaimana Heng-thay bisa mencegah Kiem Hoa Hujien
membatalkan niatnya untuk melepaskan racun keji?
Terus terang kuberitahukan kepada Suma-heng ujar Siauw Ling sambil tersenyum.
Siauw-te sudah kenal sejak semula, dengan Kiem Hoa Hujien, karena melihat dia
hendak mencelakai para jago dengan melepaskan racun keji ulat emas, maka dengan ilmu
menyampaikan suara aku nasehati dirinya jangan bertindak kejam.
Hanya berdasarkan sepatah kata saja Kiem Hoa Hujien benar2 membatalkan niatnya
untuk melepaskan racun?
Hal ini disebabkan ia memberi muka kepada siauw-te.
Kalau begitu hubungan Heng-thay dengan Kiem Hoa Hujien bukan sembarangan.
Berkenalan belum lama, hanya berkat ia suka memandang diatas mukaku belaka.
Oouw kiranya begitu Suma Kan mengangguk Tidak aneh kalau siauwte tak berhasil
memahami seorang diri.
Ditinjau dari keadaan ini. maka malam nanti tak usah kita risaukan lagi!
Apa yang sebetulnya kau risaukan? Siauw Ling agak bingung.
Siauwte masih kuatir karena kegagalan Kiem Hoa Hujien dalam melepaskan racun,
mala nanti ia akan ulangi kembali maksudnya. tetapi setelah aku tahu bahwa Heng-thay
kenal dengan dirinya maka situasi jadi jauh berbeda
Tentang soal ini. sulit untuk dibicarakan, cayhepun tidak brani tanggung musti begitu
Suma-heng, bagaimana kau bisa tahu kalau mereka hendak melepaskan racun? tibatiba Be Boen Hwie menyela.

Siauw-te pandai dalam hal ilmu menyaru setelah kutemukan adanya mara bahaya dalam
ramalanku maka dengan hati tidak tenteram.
Oouw, jadi Suma heng dengan menyaru menempuh bahaya keloteng Wang Hoa Loh
dan mencari tahu rahasia in i?
Suma Kan tersenyum, ujarnya.
Shen Bok Hong adalah seorang manusia cerdik, penjagaan diatas loteng Wang Hoa Loo
pun amat ketat, sekalipun siauw-te pandai ilmu menyaru belum tentu bisa menyelonong
masuk ke dalam markas besar perkampungan Seratus Bunga ini dengan mudah
Waah. aku jadi bingung bagaimana caranya kau bisa mencari tahu rahasia besar ini?
Aku menyaru sebagai Tjioe Jie Cungcu, dengan kata2 kosong aku berhasil memperoleh
rahasia besar ini, kalau dibicarakan memang kedengaran amat gampang namun dalam
pelaksanaan sulitnya luar biasa hanya persoalan amat kecil tak perlu sampai diherankan
Ooouw. kiranya begitu. seru Be Boen Hwie setelah termenung sejenak.
Ia merandek lalu terusnya.
Besok siang adalah saat dibukanya pertemuan enghiong dalam Perkampungan Seratus
Bunga, rencana keji Shen bok Hong dalam melepaskan racun menemui kegagalan total,
aku rasa ia tak akan berpeluk tangan sampai disitu saja, menurut dugaanku malam nanti
ia pasti akan melakukan suatu rencana keji lagi
Tentang soal ini siauw-tepun mempunyai perasaan yang sama. namun yang paling
siauwte risaukan adalah pelepasan racun oleh Kiem hoa Hujien. Kecuali cara ini,
sekalipun Shen Bok Hong memiliki cara lain dlam melepaskan racunpun rasanya lebih
mudah dihadapi
Setelah terjadinya perubahan hebat dalam perjamuan malam tadi, para jago sudah
menaruh kewaspadaan yang tinggi, hanya sayang masing-masing pihak tak dapat saling
berhubungan kekuatan kita jadi tersebar. Seandainya Shen Bok Hong mengirim jagojagonya untuk menyerbu dalam waktu berbareng maka kita akan menemui kesulitan
dalam menghadapi situasi
Lalu, apakah Be-heng berhasil mendapatkan satu akal bagus?
Kedatangan Suma heng tepat sakali, seandainya kau tidak datang siauw-te pun akan
pergi menjumpai dirimu. Kecerdikan Suma-heng luar biasa, aku rasa kau pasti telah
mendapatkan cara bagus untuk menanggulangi persoalan ini
Sambil pejamkan mata suma Kan termenung sejenak, kemudian jawabnya.

Cayhe sih memang benar telah memperoleh satu cara. hanya saja kita sulit untuk
bergerak, sekali kita bergerak seluruh perkampungan Seratus Bunga pasti gempar
Tentang soal ini Suma-heng pun tak perlu risaukan lagi, mungkin saja gerak gerik kita
semua sudah berada dibawah pengawasan Shen Bok Hong.
Mendadak terdengar suara langkah manusia bergema datang, Hong Tju dengan
membawa baki kayu berjalan masuk kedalam.
Diatas baki terletak empat piring sayur, dua buah kue besar serta sepoci arak hangat.
Sambil meletakkan baki itu ke atas meja ujar Hong Tju.
Be-ya, apakah perlu budak mencicipi sayuran ini satu persatu?
Tentu saja harus merepotkan nona untuk berbuat demikian
Hong Tju tersenyum. ia mencicipi dahulu keempat macam sayur tersebut. kemudian
meneguk secawan arak, setelah itu sambil tertawa tanyanya.
Beya. sekarang kau berlega hati bukan?
Ehmm.! bagus sekali Be Boen Hwie mengangguk, Tempat ini tak usah dilayani
nona lagi. kaupun seharusnya pergi beristirahat.
Hong Tju berpaling sekejap ke arah Suma Kan kemudian lambat2 berjalan keluar dari
ruangan.
Menanti dayang itu sudah berlalu Be Boen Hwie baru angkat cawan araknya dan berkata
dengan suara lirih.
Suma-heng, coba kau periksa apakah dalam arak ada racunnya atau tidak?
Tentang soal ini siauwte tidak berhasil melihatnya.
Perlahan-lahan Be boen Hwie letakkan kembali cawan itu ke atas meja. kemudian dari
dalam saku ambil keluar sumpit gading tadi dimasukkan ke dalam arak.
Ketika gading tadi tercelup ke dalam arak, warnyanya dengan cepat berubah. dalam
sekejap mata gading yang berwarna kekuning2an itu telah berubah jadi hijau tua.
Be Boen Hwie segera tertawa dingin.
Lidah budak ini sungguh manis keji lihay sekali, sungguh lihay sekali serunya

Melihat arak itu beracun, dengan cepat Suma Kan mengambil poci tadi dan diperiksanya
dengan seksama dari atas sampai bawah.
Mungkin di dalam posi kecil ini tersembunyi alat rahasia katanya.
Tangannya berputar dan meraba seluruh poci tadi namun gagal menjumpai hal yang aneh
terpaksa ia letakkan kembali poci tersebut ke atas meja.
Sungguh aneh sekali, sungguh aneh sekali Kembali Be Boen Hwie berseru Terang2an
dalam arak itu berisi racun namun mengapa budak itu sudah berpengaruh sekali? apakah
sebelumnya ia sudah menelan dahulu obat pemunahnya?
Kemungkinan besar bisa terjadi.
Mari kita cari dayang itu dan kita korek keterangan dari mulutnya.
Suma Kan pejamkan matanya berpikir sebentar kemudian ujarnya.
Be-heng kalau kita bisa memaksa dayang itu untuk menolong kita biarlah malam ini ia
melakukan suatu pembalasan.
Bagaimanakah cara pembalasan tersebut?
Siauw-tepun akan melakukan suatu permainan untuk mengacau pendengaran Shen Bok
Hong
Be Boen Hwie sudah tahu kalau ia memiliki ilmu silat lihay, namun berhubung orang itu
tak mau terangkan lebih jelas maka iapun tidak banyak bertanya.
Pada saat ini walaupun kedudukan Siauw Ling masih merupakan pelayan dari Be Boen
Hwie namun rasa hormat Suma Kan terhadap dirinya boleh dikata melebihi rasa
hormatnya terhadap Be Boen Hwie, di dalam persoalannya bukan saja Siauw Ling
memiliki ilmu silat yang maha dahsyat bahkan kecerdikannya tiada tandingan. Mungkin
dialah satu2nya pemimpin yang paling sesuai dalam menentang kekuasaan
Perkampungan Seratus Bunga.
Pada saat itulah Siauw Ling lansung bangun berdiri sambil berseru.
Biarlah cayhe pergi mencari dayang tersebut!
Tentang soal ini tak berani merepotkan Heng-thay buru-buru Suma Kan ikut bangun
berdiri.
Siauw Ling tersenyum, dengan langkah lebar ia berjalan keluar dari ruangan.

Tidak selang beberapa saat kemudian ia sudah masuk kembali ber-sama2 Hong Tju
pelayan cantik itu.
Nona apakah kau baik2 saja? tanya Be Boen Hwie sambil memandang cawan arak di
atas meja.
Budak baik sekali!
Hmm, budak ini tetap berlagak pilon pikir Be Boen Hwie Kalau tidak kubongkar
kedoknya mungkin ia tak mau mengaku.
Segera ujarnya,
Dalam arak itu terdapat racun, setelah nona meneguk arak beracun apakah tidak merasa
adanya tanda-tanda keracunan,
Budak persiapkan sendiri arak dan sayur didapur. mana mungkin bisa ada racunnya.
Kemungkinan sekali dalam sayur dan arak itu sudah terdapat racun keji dan nona tak
tahu keadaan sebenarnya.
Hong Tju termenung sebentar, setelah itu ujarnya,
Beya bisa berkata demikian tentu berdasarkan butki yang nyata, namun budak benar
benar tidak merasa adanya tanda-tanda keracunan.
Seumpama nona menelan obat pemunah terlebih dahulu, tentu saja kendati dalam arak
terdapat racun nonapun takkan terpengaruh jengek Suma Kan.
Hong Tju tertawa hambar.
Kalau begitu kendati budak banyak bicara pun tak berguna, sebab tak akan bisa
membersihkan diri dari segala tuduhan
Baik! tiba-tiba Suma Kan bangun berdiri. Akan cayhe cobakan buat diri nona!
Tangan kanannya bergerak mencengkeram pergelangan kanan Hong Tju.
Agaknya Hong Tju ingin berkelit tetapi segera ia berubah pikiran, ia berdiri tak berkutik
dan biarkan Suma Kan mencengkeram urat nadi diatas pergelanannya.
Setelah mencengkeram pergelangan gadis itu Suma Kan salurkan hawa murninya kelima
jari tangannya merapat kemudian sambil tertawa serunya.

Selamanya orang2 perkampungan Seratus Bunga hanya tahu menggunakan akal licik,
siasat keji untuk menjebak orang, seumpama cayhe ajak nona bicarakan tentang
kebajikan serta kewelas asihanpun hanya sia2 belaka
Tangan kirinya bergerak menotok jalan darah Thian-tu-hiat ditubuh Hong Tju.
Urat nadi Hong Tju tercekal, separuh badannya kaku. walaupun melihat serangan jari
Suma Kan mengancam datang namun ia tak mampu berkelit.
Setelah Suma Kan menotok jalan darah Thian-tu-hiat pada tubuh Hong Tju, tangan
kirinya berputar menotok pula Hong Hu hiat dibatok kepala gadis tersebut, setelah itu ia
baru melepaskan cekalannya pada urat nadi pergelangan dayang itu.
Nona tahukah kau jalan darah apa yang kutotok? ia bertanya!
Thian tu serta Hong Hu semuanya merupakan jalan darah mematikan ditubuh
seseorang jawab Hong Tju dingin,
Tentang soal ini nona boleh berlega hati, cayhe turun tangan sangat ringan. tidak akan
kucelakai jiwa nona,
Siauw Ling yang ada disana walaupun merasakan tindakan Suma Kan tidak jantan dan
memalukan, namun teringat akan kekejian Shen Bok Hong serta meninjau situasi yang
membahayakan dewasa ini ia tak bisa menyalahkan Suma Kan terpaksa harus
menggunakan racun untuk melawan racun.
Kau sudah menotok dua badan jalan darahku, bahkan caramu menotok tidak ringan pun
tidak berat aku pikir tindakanmu ini pasti bermaksud hendak memaksa aku berbuat
sesuatu untuk kalian bukan!
Nona benar2 pintar. tahukah nona jalan darah Thian tu serta Hong-hu termasuk urat
yang mana?
Tidak tahu.
Kalau tidak tahu tanyalah padaku. Suma Kan tersenyum. kemudian terusnya.
Jalan darah Thian-tu-hiat termasuk urat Jien meh sedang jalan darah Hong Hu hiat
termasuk urat Tok meh di dalam satu jam kemudian kedua jalan darah itu akan kumat
dan nona bakal merasakan seluruh badannya lemas susah berkutik.
Air muka Hong Tju berubah bibirnya bergerak seperti mau mengutarakan sesuatu namun
akhirnya maksud tadi dibatalkan.
Jelas hatinya merasa sangat terperanjat, namun ia tetap bersabar menahan diri tidak mau
banyak bertanya.

Suma Kan tertawa hambar katanya.


Seandainya nona mau menyanggupi untuk membantu cayhe akan segera bebaskan
totokan jalan darah dikedua belah tempat itu
Membantu apa?
Gampang sekali asalkan nona kirim beberapa macam barang kecil kebawah loteng
Wang Hoa Loo.
Tidak bisa! Hong Tju gelengkan kepala, Sekeliling lima tombak dari loteng Wang
Hoa Loo merupakan daerah terlarang, kecuali mendapat perintah atau panggilan khusus
dari Toa Cungcu walaupun anggota perkampungan sendiripun tak dapat mendekati
tempat itu.
Cayhe pikir tentu nona punya cara bukan?
Aku lebih rela badanku lemas daripada menempuh bahaya maut seperti ini.
Suma Kan berpaling memandang sekejap ke arah Be Boen Hwie, kemudian katanya,
Peraturan dalam perkampungan Seratus Bunga memang amat ketat.
Ia merandek sejenak.
Seandainya nona suka bekerja sama dengan cayhe, maka cayhe akan gunakan segenap
tenaga serta kemampuan yang kumiliki untuk menolong nona tinggalkan perkampungan
Seratus Bunga ini.
Cungcu kami bersikap amat baik dan banyak melepaskan budi kepadaku. Tiba-tiba
ia memperendah suaranya menyambung.
Bahkan kalian pun akan sukar melepaskan diri dari perkampungan Seratus Bunga mana
bisa menolong diriku?
Sejak kecil nona dibesarkan di dalam perkampungan seratus bunga kata Suma Kan
sambil tertawa. Dibawah kekuasaan mutlak Shen Bok Hong kalian sudah merupakan
kambing2 sembelihan yang setiap saat dapat dikorbankan. Haruslah kau ketahui dunia
tidak selebar daun kelor diatas langit masih ada langit. asalkan cayhe ambil contoh satu
persoalan maka nona tidak sulit untuk memahaminya
Persoalan apakah itu? tanya Hong Tju dengan sepasang mata berkedip.
Coba kau bayangkan betapa rahasia dan cermatnya rencana yang diatur Shen Bok Hong
dalam perjamuan malam tadi tapi akhirnya ada beberapa orang diantara jago yang
berhasil ia lukai? racun keji ulat emas adalah racun paling dahsyat tapi siapakah diantara

kita semua yang keracunan? harap nona suka berpikir tiga kali lebih dahulu terhadap
ucapan cayhe sebelum jatuhkan keputusan!
Hong Tju termenung beberapa saat, kemudian baru berkata.
Apakah kau memiliki obat racun yang punya daya kerja amat cepat? sekali ditelan
seseorang lantas bisa mati?
Apa perlunya nona menginginkan racun berdaya kerja cepat itu?
Seandainya aku sanggupi permintaan kalian untuk menyelinap keloteng Wang Hoa Loo
maka delapan, sembilan puluh persen jejakku bakal konangan, waktu itu aku bisa
menelan obat racun tadi dan mati, daripada kalau kena ditawan nantinya bakal menjalani
siksaan hebat ditangan Toa Cungcu kami
Baik! Suma Kan tersenyum dari sakunya ia ambil keluar sebuah botol porselen
kemudian mengeluarkan sebutir pil warna hijau, katanya.
Pil ini asalkan ditelan maka dalam sekejap mata seseorang akan menemui ajalnya, kalau
tidak terpaksa jangan ditelan
Setelah menerima pil tadi Hong Tju bertanya.
Kau minta aku menghantar barang apa?
Beberapa macam permainan kecil, kau boleh sembunyikan dimanapun, tapi nona harus
ber-hati2, jangan sampai ketahuan orang lain
Sembari berbicara dari sakunya ia ambil keluar sebuah tabung berbentuk panjang serta
sebuah kotak warna hitam dan diserahkan kepada nona itu, tambahnya
Asalkan nona mencabut penutup tabung ini kemudian lepaskan kesekitar loteng Wang
Hoa Loo sudahlah cukup
Bagaimana dengan kotak hitam ini? apakah perlu dibuka penutupnya?
Tidak salah!
Hong Tju memeriksa dahulu keadaan cuaca, kemudian mengangguk.
Baik! aku akan pergi mencobanya
Nona kau jangan lupa, jalan darah Thian-tu-hiat serta Hong-Hu-hiat mu masih tertotok,
dalam satu jam kemudian akan mulai kambuh, setelah melepaskan tbung besi serta kotak
tadi cepatlah balik kemari, cayhepun akan segera membebaskan jalan darah nona yang
tertotok itu

Aku bukan seorang manusia yang takut mati kau jangan kira aku mau berbuat demikian
karena terpaksa menuruti kemauanmu jawab Hong Tju dingin.
Baik, kalu begitu cayhe akan menanti kabar berita dari nona
Hong Tju tertawa getir.
Seandainya di dalam satu jam kemudian aku masih belum kembali itu berarti aku sudah
mati dibawah loteng Wang Hoa Loo katanya.
Nona bukan seorang manusia berumur pendek silahkan berangkat dengan hati lega
Hong Tju telah berjalan beberapa langkah kedepan mendadak ia balik kembali seraya
bertanya, Apakah isi dari tabung panjang serta kotak hitam ini? dapatkah kau
memberitahukan kepadaku?
Suatu permainan kecil yang tidak menarik hati, bahkan benda itu jarang dijumpai dalam
daerah Tionggoan, sekalipun cayhe beritahukan kepada nonapun, nona tak bakal tahu.
Setelah merandek sejenak terusnya, Saat ini merupakan waktu yang paling bagus. Nah
cepat-cepatlah pergi nona! cayhe sekalian tidak akan menanti keberhasilanmu dengan
berdiam diri, kami akan berbuat sedikit jasa untuk nona
Berbuat jasa untukku?
Kami sekalian akan menyambut kedatangan nona asalkan nona bisa lolos dari barisan
bunga itu, sekalipun ada tentara yang mengejarpun tak usah jeri
Hong Tju tertawa hambar, lambat2 ia keluar dari ruangan.
Menanti Hong Tju sidayang itu sudah lenyap dari pandangan, tak tertahan Siauw ing
berbisik lirih.
Suma-heng menurut penglihatanmu apakah ia bisa bekerja menurut rencana?
Aku lihat ia pasti akan melaksanakan rencana kita ini.
Bagaimana kau bisa tahu tanya Be Boen Hwie.
Menurut penglihatan cayhe Hong Tju bukanlah seorang manusia berusia pendek, oleh
sebab itu aku duga malam ini dia tak akan menjumpai persoalan.
Kiranya begitu Siauw Ling merandek sejenak, lalu tambahnya.
Setelah kita menyanggupi untuk menyambut kedatangannya maka kita jangan sampai
mengingkari janji.

Hal ini tentu saja, diantara kita bertiga dua orang pergi menyambut kedatangannya dan
seorang tetap berjaga dirumah. Maaf kalau siauwte banyak bicara ujar Be Boen Hwie
sambil tersenyum Dapatkah Suma-heng menerangkan sebenarnya apa isi dari tabung
besi serta kotak hitam itu?
Benda itu merupakan dua makhluk aneh yang berhasil siauwte dapatkan dipulau San-to
belajar silat tempo dulu Shen Bok Hong berhati keji dan tidak mengenal peri
kemanusiaan, terhadap kamipun ia melepaskan racun keji maka dengan taruhan
kehilangan dua macam makhluk aneh akan kubiarkan dia terkurung dan merasakan
hatinya tidak tenang.
Suma-heng sudah berbicara setengah harian lamanya belum juga terangkan apa isi dari
kotak tersebut.
Dalam kotak itu berisi beberapa ekor kelabang bersayap yang jarang dijumpai dalam
dunia persilatan sedangkan tabung besi ersebut berisi seekor ulat kecil yang amat berbisa.
seandainya aku terangkan jelas2 mungkin dayang itu tak berani pergi menghantarnya.
Cuma seekor ulat kecil serta beberapa ekor kelaang mana bisa mengacau loteng Wang
Hoa Loo? tanya Siauw Ling tertegun.
Kedua ekor mahluk itu tidak akan akur seandaiinya dilepaskan berbareng kalau tidak
terjadi pertarungan sengit maka ke-dua2nya akan melarikan diri. Walaupun ular kecil itu
panjangnya cuma beberapa coen tetapi gerak geriknya gesit dan cepat. racunnya luar
biasa, seandainya tergigit kalau bukan menelan obat pemunah yang khusus kubuat, sulit
untuk selamat. sedangkan beberapa ekor kelabang bersayap tadi, walaupun terbangnya
tidak begitu jauh tetapi gerakan merekapun cepat dan sebat, sewaktu terbang membawa
suara dengungan yang nyaring sekalipun tak dapat menimbulkan kesalah pahaman antara
Shen Bok Hong dengan Kiem Hoa Hujien, paling sedikit Shen Bok Hong akan salah
menduga Kiem Hoa Hujien sedang melepaskan racun dari atas loteng Wang Hoa Loo
Tidak salah, siauwte pernah dengar orang berkata bahwa bentuk racun keji dari daerah
Biauw ini berbentuk seperti ulat kecil
Apa yang kubentangkan hanya merupakan dugaan siauw-te belaka, manjur atau tidak
saat ini masih sulit untuk diduga. ujar Suma Kan sambil tertawa.
Setelah merandek sejenak tambahnya, Mari, sudah seharusnya kita pergi menyambut
kedatangan dayang tersebut
Shen Bok Hong adalah seorang manusia cerdik, aku pikir dibalik barisan bunga tentu
sudah diatur jebakan2
Bukan jebakan belaka bahkan seluruh perkampungan Seratus Bunga ini merupakan
sebuah barisan Ngo Heng Ting yang hidup. halaman serta pepohongan tersebut tanpa kau
sadari merupakan sebuah barisan kecil, dari barisan yang bersambungan itulah tercipta

sbuah barisan besar Shen Bok Hong memang seorang manusia aneh. Cuma saja kendati
bagaimanakah perubahan barisan ini tidak akan berhasil mengurung diri siauw-te
Menurut apa yang cayhe ketahui Siauw Ling pun angkat bicara. Disakitar barisan
bunga itu dijaga ketat oleh jago-jago perkampungn seratus bunga, lagi pula para jago
sudah berkumpul disini aku pikir penjagaannya pasti lebih ketat
Asal kita tangkap dua orang peronda kemudian memakai bajunya bukankah gerak gerik
kita bakal lebih leluasa? jawab Suma Kan sambil tertawa.
Mendengar jawaban itu Siauw Ling lantas berpikir, Perduli tindakan ini akan menempuh
bahaya atau tidak setelah menyanggupi dayang tersebut kita tak boleh ingkar janji.
Karena berpikir demikian ia berpaling sekejap ke arah Be Boen Hwie dan berkata,
Tjong Piauw Pacu pergilah ber-sama2 Suma heng! cayhe akan tetap tinggal dirumah
saja
Waktu itu Be Boen Hwie sudah mengagumi Siauw Ling, ia lantas tersenyum.
Aku lihat lebih baik kau saja pergi! serunya,
Suma Kan pun tahu Siauw Ling memiliki ilmu silat yang sangat lihay, perduli pemuda itu
mau atau tidak, ia segera menyambung.
Kalau begitu harus merepotkan Tjong Piauw Pacu harus jaga rumah
Kalian berdua harus hati2 kalau bisa hindarilah bentrokan secara langsung jangan
sampai bikin kehebohan.
Terima kasih atas perhatianmu Suma Kan tersenyum, ia lantas bertindak keluar dari
ruangan.
Harap Heng-thay suka mengikuti dibelakang siauwte bisik Suma Kan lirih sekeluarnya
dari pesanggrahan dengan langkah lebar ia langsung menerobos ke dalam barisan bunga
itu.
Siauw Ling mengikuti kencang dibelakangnya tampak Suma Kan yang membawa jalan
sebentar berputar kekiri sebentar lagi kekanan gerkannya sangat cepat seakan2 sudah
sangat hapal dengan daerah sekitar tempat itu.
Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di tepi loteng Wang Hoa Loo.
Kedua orang itu menerobosi beberapa kali hutan buatan, namun selama ini tidak
menjumpai adanya orang yang menghadang jalan pergi mereka.

Tampak dari atas loteng Wang Hoa Loo yang menjulang tinggi keangkasa masih terpecik
cahaya lampu, jelas orang yang ada disana masih belum beristirahat.
Suma Kan memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, kemudian bisiknya lirih.
Seandainya dugaan cayhe tidak salah, seharusnya dayang itu akan balik kembali dengan
mengambil arah kemari.
Sebelum ia selesai berbicara, mendadak tampak sesosok bayangan muncul dari balik
loteng Wang Hoa Loo dan meluncur ke dalam hutan dimana kedua orang itu sedang
menyembunyikan diri.
Entah orang itu adalah dayang tersebut tau bukan?
Aku rasa ia tidak akan mejumpai bencana.
Tampak orang itu bergerak sangat lambat, langkahnya tenang dan air matanya tidak
menunjukkan rasa kaget atau gugup.
Cahaya lampu diatas loteng Wang Hoa Loo tiba-tiba padam kecuali tinggal cahaya lampu
yang memancar keluar dari tingkat paling atas.
Siauw Ling tahu tempat itu adalah tempat tinggal Shen Bok Hong, ditengah malam
seperti ini belum beristirahat ia tentu sedang merundingkan siasat berikutnya untuk
membalas kegagalan serta kekalahannya malam tadi.
Memandang loteng yang tinggi menulang ke angkasa ditengah malam buta, pemuda she
Siauw ini teringat kembali akan orang tuanya yang terkurung, rasa sedih segera
menyerang benaknya.
Sementara itu Suma Kan telah mengerahkan tenaga lweekangnya bersiap sedia, ia
memperhatikan terus bayangan manusia yang makin mendekati tempat persembunyian
mereka itu.
Setelah terjadinya pertarungan dalam perjamuan tadi baik Siauw Ling maupun Suma Kan
sudah merasa orang2 dalam perkampungan seratus bunga kendati seorang dayangpun
memiliki ilmu silat yang hebat, mereka tak berani bertindak gegabah.
Tampak bayangan manusia itu makin lama semakin dekat dan akhirnya sudah hampir
mendekati tempat persembunyian mereka berdua.
Suma Kan memandang tajam kedepan sedikitpun tidak salah orang itu adalah Hong Tju,
ia segera menjawil ujung baju Siauw Ling dan berkata dengan menggunakan ilmu
menyampaikan suara.
Sedikitpun tidak salah dayang itu pulang dengan aman tenteram

Siauw Ling tersadar kembali dari kesedihan yang mencekam hatinya. iapun memandang
sekejap ke arah orang itu. tiba-tiba rasa curiga menyelimuti hatinya ia berpikir, Dibawah
loteng Wang Hoa Lo tersembunyi suatu penjagaan yang maha ketat sedangkan dayang itu
tidak lebih cuma seorang dayang secara bagaimana bisa masuk keluar tanpa diketahui
oleh mereka.
Tampak Hong Tju lambat2 berjalan masuk ke dalam barisan bunga kemudian langsung
menuju kepesanggrahan bambu hijau.
Air muka dayang ini rada aneh bisik Suma Kan lirih, Mari kita ikuti dirinya
Sementara itu lampu lentera yang masih terang benderang diloteng paling atas tiba-tiba
padam seluruh perkampungan seratus bunga terlelap ditengah kegelapan.
Kedua orang itu membuntuti Hong Tju langsung kembali kepesanggrahan bambu hijau.
Tampak Hong Tju mendorong pintu dan langsung masuk kedalam.
Tiba-tiba Suma Kan mengempos napas bagaikan kilat ia ikuti Hong Tju masuk ke dalam
ruangan.
Waktu itu Be Boen Hwie sedang menanti di tengah ruangan. melihat Hong Tju
mendorong pintu berjalan masuk ke dalam ruangan ia segera bangun berdiri, tetapi belum
sempat ia buka suara, Suma Kan laksana kilat telah menerobos masuk ke dalam ruangan
sembari berseru cemas.
Be-heng hati2 air muka itu sedikit kurang beres
Be Boen Hwie bukan manusia sembarangan, sekalipun suma Kan tidak berserupun ia
cukup waspada. hawa murninya sudah disalurkan mengelilingi seluruh badan.
Tampak air muka Hong Tju berubah hijau membesi, setelah tiba disebuah kursi
mendadak ia duduk sepasang matanya memancarkan rasa sakit yang bukan alang
kepalang. setelah tertawa ia berseru.
Budak.
Agaknya ia berusaha keras untuk bicara namun baru mengutarakan dua patah kata ia
sudah tak tahan dan menghembuskan napas penghabisan dengan bersandar diatas kursi.
Tangan kanan Be Boen Hwie bergerak cepat mencengkeram bahu Hong tju, serunya
cemas.
Nona hong.

Suma Kan pun segera mengayunkan tangan kanannya kedepan segulung angin pukulan
menghadang tindakan be Boen Hwie tersebut.
Jangan gegabah serunya memberi peringatan.
Se-akan2 sadar dari lamunan, dengan cepat Be Boen hwie mundur dua langkah ke
belakang dan memandang myat Hong Tju yang bersandar dia atas kursi dengan mata
emndelong.
Badan Hong Tju mulai mendingin dan kaku jelas ia sudah menemui ajalnya.
Aaaa. akulah yang sudah mencelakai dirinya gumam Suma Kan sambil goyangkan
kepalanya berulang kali.
Siauw Ling pun menghembuskan napas panjang.
Aaaaai. seharusnya sejak semula cayhe harus menasehati kalian jangan bertindak
gegabah seperti ini.
Mendadak ia membungkam dan pasang telinga tajam2.
Suma Kan kerutkan alisnya rapat2 bisiknya lirih.
Kalau pihak lawan sudah bertindak begini keji kitapun tak usah berwelas asih lagi
habiskan mereka secara kejam pula.
Baru saja ia selesai bicara, mendadak didepan pintu ruangan telah berdiri seorang
perempuan yang sangat cantik memakai baju putih dengan sebuah sulaman bunga emas
didepan dadanya Suma Kan sudah ayun tangan kanannya siap membabat, namun segera
dihadang oleh Siauw Ling.
Air muka perempuan cantik itu amat keren dan serius, sepasang matanya melotot bulat2
sedang memancarkan cahaya tajam yang menggidikkan, ia menyapu sekejap wajah
ketiga orang itu kemudian serunya.
Laporkan nama2 kalian?
Sementara itu suma Kan serta Be Boen Hwie dapat melihat orang ini bukan lain adalah
Kiem Hoa Hujien yang melepaskan racun keji ulat emas tersebut. tanpa terasa timbul
kewaspadaan dalam hatinya.
Suma Kan berpaling melirik sekejap ke arah jenasah Hong Tju. kemudian mendehem dan
menegur.
Apakah anda yang disebut Kiem Hoa Hujien.

Tidak salah! jawan Kiem Hoa Hujien dingin, Siapakah anda?


Peramal sakti dari lautan Timur Suma Kan
Belum pernah mendengar nama ini. sinar matanya segera beralih ke atas wajah Be
Boen Hwie serunya,
Siapa namau?
Be Boen Hwie? jawab orang tua sehe Be dengan alis berkerut.
Oooouw Cong Piauw Pacu dari propinsi Hoo lam, Auw pak Auw-lam serta Kiang si!
Hanya nama kosong belaka harap Hujien jangan mentertawakan.
Perlahan-lahan Kiem Hoa Hujien alihkan sinar matanya ke atas wajah Siauw Ling.
setelah dipandangnya beberapa saat ia bertanya.
Siapa namamu!
Be Seng.
Air muka Kiem Hoa Hujien yang serius dan keren tiba-tiba terlintas usatu senyuman
manis serunya
Eeeeei saudaraku yang baik, seharusnya kau bicara dengan pencet hidungmu walaupun
suaramu kurang bagus namun masih dapat mengelabui mata orang lain. kalau tidak
perhatikan lebih seksama sulit untuk temukan kejanggalan yang ada. namun suaramu
sedikitpun tidak berubah.
Sembari bicara, ia tertawa dan menyincing gaun bertindak masuk ke dalam ruangan.
Bagaimana kau bisa tahu kalau aku berada disini? tanya Siauw Ling.
Sinar mata iem Hoa Hujien berputar ia melirik sekejap jenasah Hong Tju kemudian
jawabnya.
Budak inilah yang membawa jalan buatku!
Berdasarkan apa kau bisa mengatakan hal ini ada sangkut pautnya dengan diriku?
Orang lain tidak akan bernyali begitu besar berani mengirim seorang dayang yang dididik
dan dipelihara sejak kecil dala mperkampungan Seratus Bunga untuk mengacau diloteng
Wang Hoa Loo

Walaupun Suma Kan mengerti kedudukan Siauw Ling tidak rendah, namun ia masih
belum tahu siapakah namanya, segera ia menyambung.
Dayang ini akulah yang mengirim dia pergi. persoalan tersebut tiada sangkut pautnya
dengan Heng-thay ini.
Kiem Hoa Hujien berdiam diri, mendadak tangan kanannya merogoh keluar seekor ular
kecil berwarna merah dan dilemparkan kedepan.
Hanya ular kecil ini saja? serunya.
Tangan kirinya pun mengambil keluar sebuah kotak hitam in imasih terdapat beberapa
ekor kelabang. aku lihat lebih baik kau tarik kembali semuanya ini!
Pergelangan diayun, ia sudah melemparkan ular beracun serta kotak itu ke arah Suma
Kan.
Sang peramal sakti dari lautan Timur ini hanya berani menyambut kotak tersebut, sedang
ular beracun tidak berani diterima dengan tangan.
Be Boen Hwie takut ular beracun itu melukai orang, kipasnya segera berkelebat kedepan
menghantam binatang kecil tersebut.
Tidak usah takut. ular berbisa itu sudah mati seru Kiem Hoa Hujien dengan suara
dingin.
Gerakan Be Boen Hwie dalam menayunkan kipasnya sangat cepat bagaikan sambaran
kilat, barusan saja ucapan Kiem Hoa Hujien meluncur keluar kipas Be Boen Hwie sudah
bersarang di atas tubuh ular tadi dengan telak, darahnya segera muncrat keempat penuru
sehingga ular tadi terbabat putus jadi dua.
Mungkin Suma Kan malu atas kemampuan binatang2 berbisanya yang kalah jauh dari
Kiem Hoa Hujien. setelah menerima kotak tadi ia membungkam dalam seribu bahasa.
Siauw Ling melirik sekejap ke arah Kiem Hoa Hujien, kemudian ujarnya.
Kau bisa datang kemari, aku pikir orang lain pun kemungkinan sekali bisa datang
kemari pula?
Jangan kuatir jawab Kiem Hoa Hujien sambil tertawa.
Diluar ruangan aku sudah menyebar sarang laba2 beracun, seandainya ada orang yang
menguntil aku kemari, ini berarti mencari kematian buat diri sendiri

Siauw ing melirik sekejap ke arah jenasah Hong Tju lalu tanyanya lagi, Kau berhasil
mendapatkan ular beracun serta kelabangnya aku rasa ia pasti menemui ajalnya pula
ditanganmu?
Bukan, ia tidak mati ditanganku Kiem Hoa Hujien gelengkan kepalanya berulang kali.
Aku cuma merampas binatang beracunnya sedang yang melukai dia bukan aku!
Lalu siapakah yang membinasakan dirinya? tanya Be Boen Hwie.
Kiem Hoa Hujien menuding ke arah Suma Kan kemudian jawabnya, Seharusnya dia
terhitung pembunuh pertama
Aku. seru Suma Kan tertegun.
Tidak salah kaulah pembunuh pertama. Kau serahkan ular beracun itu kepadanya namun
tidak memberitahukan bagaimana caranya melepaskan ular tersebut, sehingga ia terpagut
oleh ular itu sendiri dan keracunan bukankah ia mati ditanganmu?
Kalau begitu cayhe terhitung pembunuh nona ini?
Kalau bukan penjaga loteng memerseni sebuah hantaman kepadanya iapun sudah
berhasil melepaskan ular berbisa itu dan tidak sampai terpagut oleh ular sendiri maka dari
itu penjaga loteng Wang Hoa Loo adalah pembunuh kedua
Ada pembunuh pertama, ada pembunuh kedua seharusnya ada pembunuh yang ketiga
bukan? sambung Suma Kan.
Tidak salah! Kiem Hoa Hujien membenarkan Kalau pembunuhnya cuma dua orang ia
tidak akan mati dengan begini tenteram
Hujien perkataanmu mengandung maksud yang dalam, dapatkah kau memberi
penjelasan lebih jauh? Be Boen Hwie memohon.
Persoalan ini sederhana sekali, ilmu silat yang dimiliki dayang ini tidak lemah sayang
kurang cerdas seandainya ia tidak melancarkan serangan balasan mungkin masih bisa
selamatkan jiwanya, siapa sangka dalam keadaan cemas ia telah balik mengirim sebuah
pukulan, hal ini membuktikan kalau ia ada maksud berkhianat sementara itu ular berbisa
ditangannya sudah terlepas separuh, tiba-tiba binatang itu membalik dan memagut
pergelangannya satu kali
Jadi ia mati keracunan? sela Siauw Ling.
Kiem Hoa Hujien tersenyum.
Setelah tangannya terpagut ular sikap budak ini tiba-tiba berubah tenang dan mantap ia
sadar jiwanya tak tertolong lagi maka setelah kuambil ular beracun serta kelabang

beracun dari tangannya ia lantas putar badan meninggalkan loteng Wang Hoa Loo. Pada
saat itulah penjaga loteng hendak melancarkan serangan bokongan ke arahnya tetapi
berhasil kucegah semua
Sewaktu berbicara dengan Be Boen Hwie serta suma Kan sikap perempuan ini dingin dan
hambar sebaliknya terhadap Siauw Ling ia tunjukkan wajah yang cerah, ramah dan penuh
senyum manis.
Suma-heng! dalam pada itu Be Boen Hwie telah berkata. Nona Hong mati karena
keracunan apakah Suma-heng memiliki obat pemunah racun tersebut?
Aku lihat ia bukan lantaran terpagut ular belaka sahut Suma Kan seraya geleng kepala.
Tidak salah! Kiem Hoa Hujien membenarkan. Setelah keluar dari loteng penengok
bunga kembali ia terhantam oleh jago silat yang diluar loteng. Luka dalam ditambah
dengan racun ular yang bekerja berbareng membuat ajalnya makin cepat, meski ada obat
mujarab belum tentu bisa menyelamatkan jiwanya
Setelah kau menghalangi niat jahat penjaga loteng kenapa kau tak mau membantu untu
kedua kalinya dan selamatkan jiwa gadis itu? Siauw Ling bertanya.
Orang itu bersembunyi dibalik kegelapan diluar loteng, tiba-tiba ia loncat keluar sambil
menyerang dalam keadaan tidak siap sulit bagiku untuk menolong
Setelah ia terluka ditambah pula hawa murninya tak bisa disalurkan berhubung daya
kerja racun ular itu maka ia tak berani jalan terlalu cepat selangkah demi selangkah budak
tersebut berjalan kembali keruang bambu hijau.
JILID 20
Ia merandek sejenak lalu terusnya, Kalian anggap diri sendiri amat cerdik, kau anggap
setelah dalam kebun tak ada yang menghalangi kalian lantas tingkah lakumu tidak
diketahui? bicara terus terang semua gerak gerikmu diawasi orang secara diam2, semua
perbuatan kalian dengan cepat telah sampai diatas loteng Wang Hoa Loo
Jadi kedatangan Hujien ketempat inipun tak akan lolos dari pengawasan mereka? tanya
Suma Kan.
Dalam perjamuan yang diadakan malam tadi agaknya Shen Bok Hong mendapat pahit
getir yang susah diutarakan keluar, sekembalinya diatas loteng Wang Hoa Loo ia
termenung terus sepatah katapun tidak bicara, mungkin pada saat ini ia masih belum thau
keadaan sejelasnya. Orang ini ganas dan licik, sebelum memahami duduknya perkara
tidak nanti melakukan tindakan secara smbarangan kedatanganku kesini tentu saja tidak
akan lolos dari pengawasan orang2 Perkampungan seratus unga meski demikian mereka
tidak akan bsia membuntuti diriku dan mengawasi semua gerak gerikku

Sekalipun ia belum tahu duduk perkara sebenarnya, tetapi kedatangan Hujien ketempat
ini pasti akan menimbulkan perhatian khususnya terhadap dirimu sela Be Boen Hwie.
Maka dari itu janganlah kalian bertindak secara gegabah.
Tiba-tiba perempuan itu tutup mulut, wajahnya berubah hebat hardiknya dingin, Siapa?
Dengusan berat berkumandang datang dari tempat luaran tetapi dengan cepat suasana
pulih kembali dalam keheningan.
Hm! akan kusuruh dia rasakan penderitaan yang paling hebat jengek Kiem Hoa Hujien
sambil tertawa dingin.
Mendadak se-olah2 teringat satu masalah penting terusnya, Membicarakan dari watak
Shen Bok Hong malam ini ia pasti sedang mencari akal untuk menghadapi kalian. aku
tidak leluasa berdiam terlalu lama disini apalagi membantu kalian
Diatas wajahnya yang ayu terlintas segumpil senyuman pedih tambahnya,
Harap kalian bertiga baik2 menjaga diri.
Mendadak ia putar badan dan berlalu,
Bibir Siauw Ling bergetar ingin mengucapkan sesuatu, namun niatnya segera dibatalkan,
Gerakan tubuh Kiem Hoa Hujien amat cepat. dalam sekejap mata bayangan tubuhnya
sudah lenyap dari pandangan.
Seperginya perempuan suku Biauw itu, Siauw Ling berpaling memandang jenasah Hong
Tju yang berbaring dilantai tiba-tiba ia menghela napas panjang katanya.
Aku lihat perhitungan mengenai nasib tak boleh dipercaya seratus persen.
Oooouw maksud ucapan Heng thay barusan seakan2 sedang menegur diri siauwte?
Suma Kan segera menyela.
Suma-heng mengatakan raut muka nona Hong bukan raut muka seorang yangberumur
pendek teapi bagaimana kenyataannya?! ia mati karena terpagut ular beracun.
Sepasang alis Suma Kan langsung berkerut,
Ditinjau dari raut mukanya dia memang tidak bernasib jelek apalagi berumur pendek?
cobanya membela diri.

Kita menggunakan nyawa seorang nona kecil untuk menempuh bahaya tindakan ini
bukan merupakan suatu tindakan seorang enghiong Ho-han! kata Be Boen Hwie ikut
memberikan pendapatnya.
Jadi menurut pendapat Be-heng?
Maksud siauwte setiap perbuatan dari umat manusia ikuti saja takdir, kalau benar dalam
saku Suma-heng membawa obat pemunah dari racun ular tersebut berikan dulu dua butir
kepada sang nona agar racun ular yang mengeram dalam tubuhnya bisa punah kemudian
kita baru berusaha menyembuhkan luka dalamua. Seumpama kita tetap berpeluk tangan
dan biarkan nona ini menemui ajalnya begitu saja, siapa yang bisa tenteram melihatnya?
Suma Kan melirik sekejap ke arah Hong coe kemudian mengangguk.
Baiklah!
Dari dalam saku ia ambil keluar sebuah botol porselen dan ambil keluar tiga butir pil
berwarna merah ia menelan sebutir lalu serahkan dua butir lainnya kepada Be Boen Hwie
serta Siauw Ling, ujarnya, Kalianpun telanlah dahulu sebutir pil pemunah agar jangan
sampai terkena racun ular tersebut!
Siauw Ling serta Be Boen Hwie segera menerima obat pemunah tadi dan menelannya.
Suma Kan tarik napas panjang, seluruh jalan ditubuhnya ditutup rapat kemudian baru
maju membimbing bangun batok kepala Hong Tju.
Siauw Ling yang ada disamping mengawasi dengan seksama, ia temukan wajah Hong
Tju telah dilapisi oleh hawa hijau yang tebal jelas ia sudah keracunan hebat?
Dari dalam botol porselen tadi, kembali Suma Kan ambil keluar dua butir pil pemunah
tangan kiri mengerahkan tenaga untuk paksa membuka rahang Hong Tju kemudian
memasukkan kedua butir pil tadi ke dalam mulutnya.
Dalam pada itu seluruh tubuh Hong Tju telah mendingin dan kaku, napasnya telah
berhenti, meski obat tersebut telah masuk ke dalam mulut namun sukar ditelan ke dalam
perut.
Siauw Ling segera maju kedepan, tangannya menekan dada Hong Tju dan merasakan
detak jantung gadis ini telah lama berhenti, tak kuasa ia hela napas panjang.
Aaaai.! napasnya telah berhenti jantungpun telah berhenti berdetak, ucapan Kiem Hoa
Hujien sedikitpun tidak salah meski ada obat mujarab tidak akan bisa menghidupkan
dirinya kembali bisik pemuda itu lirih.
Siapa yang bilang jiwa budak ini tak tertolong lagi? tiba-tiba dari tempat luaran
berkumandang datang suara teguran yang amat dingin.

Be Boen Hwie terkesiap pikirannya.


Betapa sempurnanya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang ini, mengapa tindak
tanduknya sama sekali tidak menimbulkan suara?
Ketiga orang itu sudah menyadari bahwa ucapan Kiem Hoa Hujien tidak bakal salah,
malam ini terlalu sulit bagi mereka untuk melewatinya dengan aman tetapi urusan sudah
jadi begini mereka terpaksa duduk sambil menanti kedatangan musuh. Maka dari itu
meski mereka sedang berusaha menolong Hong Tju, sepasang mata dan telinganya telah
dipentangkan mengawasi situasi diluar ruangan.
Ketika semua orang angkat kepala, terlihatlah seorang manusia aneh berperawakan kurus
kering dengan memakai baju serba hitam berdiri didepan pintu. kulit wajahnya kaku dan
kasar persis seperti sesosok mayat hidup
Menjumpai orang itu Siauw Ling terkesiap. hampir2 saja ia menyebut nama Tok Chiu
Toa Ong si Raja Obat Tangan beracun.
Sementara itu dengan alis berkerut Be Boen Hwie telah menegur.
Anda adalah?
Seluruh umat Bu-lim yang ada dikolong langit rada takuti benda2 beracun dari Kiem
Hoa Hujien namun Loohu sama sekali tidak jeri
Lalu siapakah kau? tanya Suma Kan seraya secepat kilat masukkan kembali botol
porselen tadi ke dalam saku.
Loohu adalah Tok-Chiu-Yoa-Ong Si Raja Obat bertangan keji, terang2an bocah ini
masih bisa tertolong, siapa yang bilang ia tak tertolong lagi?
Walaupun diluaran ia bicara dengan Suma Kan sepasang matanya dengan tajam
mengawasi Siauw Ling dari atas hingga kebawah.
Diam2 Siauw Ling terperanjat segera ia berpikir, Apakah dia sudah tahu akan wajahku
yang sebenarnya?
Buru-buru sinar matanya ditarik kembali dan berdiri dengan mulut membungkam.
Hm! sungguh besar omonganmu jengek Suma Kan.
Hendak kau buktikan bagaimana cara Loohu menyelamatkan jiwanya?
Sudah lama kudengar akan kelihayan ilmu pertabiban orang ini pikir Be Boen Hwie.
Hanya sayang tabiatnya kukoay meski memiliki kepandaian seperti Hia Tuo namun tak
sudi menolong harus menggantungkan apakah ia senang atau tidak, ditambah pula ilmu

silatnya luar biasa, sebagian besar orang Bulim pada menaruh tiga bagian rasa jeri
kepadanya sekarang Hong Tju sudah mati. tetapi ia bilang masih bisa tertolong kenapa
aku tidak bisa panasi hatinya dengan akta2? kalau jiwanya bisa tertolong itulah yang
dicari, kalau tidak tertolong kita pun tak bisa berbuat lain.
Karena punya pikiran demikian dengan nada dingin segera ia mengejek.
Ia sudah putus nyawa dan mati. Hm meski anda memiliki ilmu pertabiban yang amat
lihay aku kira belum tentu bisa selamatkan jiwanya dan hidupkan kembali nona ini.
Seandainya loohu bisa menghidupkan kembali bocah perempuan ini lalu bagaimana?
Be Boen Hwie tertegun.
Menolong jiwa orangpun masih di-embe2li dengan syarat! tidak aneh kalau diatas gelar
si Raja Obatnya masih ditambahi pula dengan gelar Bertangan keji, pikirnya.
Segera ia menjawab
Menolong selembar jiwa manusia jauh lebih menangkan berbuat kebajikan banyak
tahun meski cayhe sekalian bukan anggota perkampungan Pek Hoa San Cung, namun
tidak tega melihat seseorang mati dengan begitu saja tanpa ditolong.
Orang yang menderita sakit parah dan hampir mati dikolong langit detik ini berjumlah
puluhan ribu orang meski Loohu dilahirkan dengan delapan lenganpun tidak akan bisa
menyelamatkan seluruh umat dunia sambung Tok Chiu Yok Ong cepat.
Teringat akan kegagahan serta kebaktian Hong Tju yang rela mati demi kebenaran, Be
Boen Hwie segera berkata.
Baiklah? katakan, dengan syarat apakah kau hendak menyelamatkan jiwa nona ini?
Siapakah orang itu? tanya Si Raja Obat itu sambil menuding ke arah Siauw Ling.
Be Boen Hwie melirik sekejap ke arah Siauw Ling melihat pemuda itu membungkam
segera sahutnya.
Dia adalah pembantu cayhe?
Dari nada ucapan si raja obat barusan Siauw Ling tahu bahwa penyaruannya tidak
diketahui olehnya iapun berlega hati.
Benda apa yang kau inginkan? kembali orang she Be itu bertanya.
Aku menginginkan darah ditubuhnya.

Apa? Be Boen Hwie terkesiap. Buat apa kau inginkan darah segar ditubuhnya?
Untuk menolong orang, menolong seseorang yang hampir menemui ajalnya! sewaktu
berbicara jelas tampak sekali wajah si raja obat ini diliputi rasa berduka.
Menolong jiwa orang kenapa harus memakai darah segar? pikir orang she Be itu Tetapi
ilmu pertabiban si raja obat bertangan keji amat lihay tidak mungkin ia bisa tanpa sebab2
tertentu.
Haruslah diketahui pada jaman itu masih jarang orang menggunakan darah untuk
penyembuhan suatu penyakit tentu saja berita tersebut cukup mengejutkan bagi yang
mendengar.
Si raja obat bertangan Keji melirik sekejap ke arah Hong Coe lalu berkata kembali.
Kalau orang ini dibiarkan ber-larut2 loohu pun tidak akan bisa menolong lagi sanggup
atau tidak dengan permintaanku tadi? harap Be-heng segera ambil keputusan
Wataknya dingin sombong dan suka menyendiri, hal ini sudah diketahui umum. tetapi
pada saat ini nada ucapannya halus dan lunak jelas menunjukkan bahwa hatinya sedang
merasa cemas.
Pembantu dari siauwte ini meski pernah belajar silat, tetapi badannya lemah sekali,
bagaimana kalau siauwte yang rela menyumbangkan darah ditubuhku!
Tidak bisa. tidak bisa. dengan cepat si raja obat menggeleng, Loohu sudah
mengarungi seluruh pelosok dunia selama ini hanya temukan darah dua orang saja yang
bisa digunakan?
Siapa kedua orang itu?
Seorang adalah Siauw Ling Sam CUngcu dari perkampungan Pek Hoa San Cung,
sedangkan yang lain adalah pembantu dari Be-heng ini. Aaaai pembantu dari Be-heng
benar2 memiliki tulang yang bagus dan tidak kalah dengan Siauw Ling, hanya sayang ia
tidak punya rejeki seperti Siauw Ling sebaliknya hanya berhasil jadi pembantu Be-heng
belaka,
Mendengar ucapan itu Be Boen Hwie terkesiap kembali ia berpikir.
Agaknya ketepatan menduga ditinjau dari ilmu pertabiban jauh lebih tepat dari ilmu
meramal
Dalam pada itu dengan sengaja menyerakkan suaranya Siauw Ling bertanya.
Berapa banyak darah segar yang kau butuhkan dari badanku!

Aaaaai seandainya kau sudi menyumbangkan seluruh darah segar yang ada di dalam
tubuhmu bukan saja untuk sementara bisa selamatkan jiwa orang itu bahkan memberikan
pula harapannya untuk sehat kembali seperti sedia kala
Siapakah orang itu? kok mendapat perhatian begitu besar dari Yok-Ong?
Loohu tidak ingin membohongi kalian, orang itu bukan lain adalah putriku sendiri
Ooouw kiranya begitu batin orang she Be. Meski keji Si raja obat bertangan Keji
masih menyayangi putrinya sendiri dengan begitu tebal sungguh suatu kejadian yang tak
disangka.
Kembali terdengar Tok-Chiu-Yok-Ong bergumam seorang diri, Seandainya Be-heng
sudimemerintahkan pelayanmu untuk hadiahkan seluruh darah segar di tubuhnya
sehingga jiwa siauw-li tertolong loohu rela mengikuti Be-heng selama sepuluh tahun
sebagai pembantu setil, perintah keair aku akan keair, perintah keapi akan kuterjang
lautan api!
Dengan cepat Be Boen Hwie geleng kepala.
Walaupun ia mengikuti siauw-te namun menghadapi masalah besar yang menyangkut
keselamatnnya cayhe tidak berani ambil keputusan sendiri katanya.
Siauw-jien dengan Yok-Ong tidak bisa dikatakan punya ikatan sahabat sambung Siauw
Ling. Semakin tidak bisa dikatakan lagi kalau siauw-jien harus menolong selembar jiwa
putrimu tetapi dengan dasar hati yang welas dan iklas diri siauw-jien sendiri aku rela
menghadiahkan darah segarku hanya tidak kuketahui berapa banyak yang dibutuhkan
Yok-Ong?
Memandang dua cawan air teh yang terletak diatas meja Tok-Chiu-Yok-Ong menjawab,
Secawan darah segar ditambah dengan obat mujarab yang kubuat bisa menyelamatkan
jiwa siauw-li selama satu bulan
Baik! siauw-jien akan hadiahkan secawan darah segar untuk anda. sinar matanya
berputar pemuda itu memandang sekejap ke arah Hong Coe lalu menambahkan, Tetapi
Yok-Ong harus menyelamatkan dahulu jiwa gadis ini!
Soal ini tidak sulit!
Tiba-tiba si raja obat itu melangkah maju dekati tubuh Hong Coe, tangan kanannya
bergerak berulang kali kemudian baru berhenti.
Ketika semua orang alihkan sinar matanya tampaklah diatas dada serta pundak Hong Coe
telah tertancap enam batang jarum perak.

Keenam batang jarum perak tadi menembusi enam buah jalan darah penting yang saling
bersambungan. kena rangsangan yang datang secara tiba-tiba dari keenam buah jalan
darah tersebut darah yang semula telah berhenti tiba-tiba bergolak kembali. golakan
tersebut menghasilkan goncangan pula di dalam jantung yang mengakibatkan jantung
mulai berdetak kembali bibirnya bergetar membuat obat pemunah dari Suma Kan segera
tertelan ke dalam perut.
Menyaksikan Hong Tju yang telah mati jadi hidup kembali setealh keenam batang jarum
perak tadi ditusukkan ke dalam badan, Be Boen Hwie merasa terkejut bercampur
keheranan pikirnya.
Nama besar Tok Chiu Yok Ong benar2 bukan nama kosong belaka ia memang betul2
hebat.
Sepasang mata Tok Chiu Yok Ong dengan tajam mengawasi tubuh Hong Tju ketika
melihat tangan kakinya mulai bergerak tiba-tiba ia turun tangan mencabut jarum perak
itu, kemudian tangan kanannya bergerak menotok kesana menabuk kemari dengan
cepatnya.
Gerakan tangannya amat cepat begitu cepat sampai Be Boen Hwie tak dapat melihat jalan
darah apa saja yang ditotok dan ditabok olehnya.
Terdengar Hong Coe menghembuskan napas panjang lalu membuka sepasang matanya
kembali.
Tok-Chiu-Yok-Ong segera berhenti bekerja, mundur dua langkah ke belakang, ambil
keluar dua butir pil dan diserahkan ketangan Be Boen Hwie sambil berpesan, Berikan
pil ini kepadanya lalu biarkan dia tidur selama empat jam setelah keringat racun
mengucur keluar kesehatannya akan sembuh dengan cepat
Terima kasih Yok ong
Sepasang mata Hong Coe berputar ketika menjumpai Tok Chiu Yok Ong ada disana
buru-buru ia bangun dan jatuhkan diri berlutut.
Terima kasih atas pertolongan Yok Ong!
Hmm tak usah berterima kasih kepadaku terima kasihlah kepada orang yang menolong
dirimu itu
Seraya berkata si raja obat ini menuding ke arah Siauw Ling.
Hong Coe segera berpaling ke arah pemuda itu ia tercengang dan keheranan namun gadis
itu menjura pula dalam2 sambil berkata, Terima kasih atas pertolongan anda!

Karena tidak tahu ia harus menyebut Siauw Ling dengan sebutan apa maka ia bicara
sekenanya.
Nona tak usah banyak adat Siauw Ling balas menjura. Lukamu baru saja
sembuh,lebih baik masuklah ke dalam kamar untuk atur pernapasan dan tenangkan diri.
Hong Coe berpaling ke arah Be Boen Hwie serta Suma Kan, sikapnya gugup dan
gelagapan.
Ucapannya sedikitpun tidak salah Tok Chiu Yok Ong membenarkan dengan suara
dingin Kau memang seharusnya cepat-cepat atur pernapasan kenapa masih saja berdiri
termangu2 disini
Biar cayhe yang antar nona duduk bersemedi di dalam kamar Be Boen Hwie bertindak
cepat mencekal tangan kanan Hong Coe dan memayang masuk ke dalam ruangan.
Dalam hati Hong Coe masih merasa ragu tetapi Be Boen Hwie sebagai seorang majikan
ternyata membimbing dirinya masuk ke dalam jelas perkataan tersebut tak bakal salah
lagi, maka sambil melangkah ke dalam ruang belakang ia berkata.
Tempat ini adalah kamar istirahat Beya, budak tidak berani menggunakannya
Nona adalah seorang pendekar gagah, cayhe merasa sangat kagum bersemedilah di
dalam kamar ini dan tak usah cabangkan pikiran yang bukan2, perduli kau dengar suara
apapun diluar tak usah keluar menengok, tetaplah berada disini mengatur pernapasan.
Budak turut perintah!
Nah baik2lah beristirahat
Sehabis bicara ia tutup pintu kamar dan mengundurkan diri.
Menanti berada diluar tampaklah pada waktu itu tangan kanan Siauw Ling mencekal
sebuah cawan, ujung baju tangan kiri sudah digulung tinggi, sementara Tok Chiu Yok
Ong sedang siap mencengkeram lengan pemuda itu.
Tunggu sebentar! segera serunya.
Gerakan Siauw Ling sangat cepat, mendengar suara itu ia tarik kembali lengannya.
Bagaimana? kau menyesal tegur si raja obat bertangan keji sambil menyapu wajah Be
Boen Hwie dengan pandangan dingin.
Semua urusan yang telah cayhe setujui tidak pernah disesali kembali
Lalu mengapa kau halangi aku mengeluarkan darah dari tubuh pembantumu?

Bagaimana kalau cayhe yang wakili Yok-Ong untuk mengeluarkan darah dari
tubuhnya?
Apakah kau tahu bagaimana cara mengambil darah?
Tentang soal ini terpaksa menanti petunjuk dari Loocianpwee!
Agaknya Tok-Chiu-Yok-Ong ingin mengumbar hawa amarahnya tapi ditahan kembali
per-lahan-lahan ia ambil keluar sebuah tabung tembaga yang runcing ujungnya sambil
menyerahkan benda tadi ujarnya, Tusuk ke atas urat nadi dilengan kirinya lalu kerahkan
sedikit tenaga, darah segar segera akan mengucur keluar
Harap Loocianpwee suka mundur dua langkah ke belakang perintah Be Boen Hwie
sambil menerima tabung tembaga itu.
Kiranya Be Boen Hwie takur si orang tua ini turun tangan keji terhadap Siauw Ling
sewaktu melepaskan darah maka ia bersikeras untuk dilakukan sendiri pekerjaan itu.
Tok-Chiu-Yok-Ong turut perintah dan mundur ke belakang berjaga didepan pintu ia
berseru, Cepat turun tangan loohu akan menjaga keamanan diluar ruangan!
Be Boen Hwie tidak langsung bekerja ia periksa dulu tabung tembaga itu setelah
dirasakan benda tersebut tiada beracun maka ia cekal lengan kiri Siauw Ling dan tusuk
urat nadi permuda itu sementara tangan kanannya mengerahkan tenaga dalam menekan
dipunggungnya, hawa murni yang menerjang ke dalam badan membuat darah segar
mengucur keluar dengan derasnya.
Tidak selang beberapa saat kemudian cawan tersebut telah penuh dengan darah segar.
Be Boen Hwie segera lepaskan tabung lalu diangsurkan bersama2 cawan berisi darah itu.
Yok Ong silahkan terima benda ini
Tok Chiu Yok Ong menerima tabung tembaga tadi ,memandang ke arah darah segar tadi
ia segera mengawasi wajah Siauw Ling seraya berkata.
Dikemudian hari bila loohu berhasil menyelamatkan jiwamu maka akan kupinjam
seluruh darah segar yang ada di dalam tubuhmu.
Urusan dikemudian hari lebih baik dibicarakan nanti sama.
Hm? sampai waktunya kau suka meminjamkan itu lebih bagus, tidak mau
dipinjamkanpun kau harus pinjamkan tak akan kubiarkan kau bertingkah. habis bicara ia
putar badan dan berlalu dengan langkah lebar.

Menanti si Raja Obat bertanga keji telah berlalu, Be Boen Hwie baru menghela napas
panjang.
Aaaai bagaimana pesanmu?
Hanya secawan darah, tidak terhitung seberapa?
Ia berpaling ke arah Suma Kan dan melanjutkan
Agaknya perhitungan bintang Suma sianseng harus dipercayai juga kebenarannya!
Aaai! liku2nya persoalan ini sungguh berada diluar dugaan, siauw-te sendiripun tak
pernah menyangka
Mendadak. se-akan2 teringat satu masalah besar Be Boen Hwie segera berkata dengan
alis berkerut, Secara beruntun Kiem Hoa Hujien serta Tok Chiu Yok Ong telah tiba
disini aku rasa kejadian ini tak akan bisa mengelabuhi ketajaman mata Shen Bok Hong
Keadaan kita malam ini benar2 bahaya dan setiap saat bakal terancam. kita harus bikin
persiapan untuk menghadapi segala kemungkinan.
Kalau begitu biarlah malam ini siauw-te pun berdiam disini mungkin bisa membantu
diri kalian dalam menghadapi segala kemungkinan
Sinar matanya lantas dialihkan ke arah Siauw Ling dan bertanya
Setelah Heng-thay kehilangan darah, apakah merasakan sesuatu yang tidak beres?
Aaah tidak mengapa
Kalau begitu bagus sekali. mari kita padamkan semua lampu sembari atur pernapasan
kita tunggu kehadiran musuh
Tunggu sebentar,jangan padamkan dahulu lampu itu tiba-tiba Be Boen Hwie
mencegah.
Apakah Be-heng ada usul?
Meskipun Shen Bok Hong berwatak keji dan bahaya tetapi dewasa ini para jago dari
seluruh kolong langit sedang berkumpul di perkampungan Pek Hoa San Cung aku rasa ia
tidak akan turunkan derajat sendiri dengan melakukan penyerangan secara besar2an,
menurut maksud cayhe justru kebalikan dari usul Suma-heng
Silahkan kau menerangkan usulmu itu!

Menurut siauwte, dari pada kita menanti kedatangan musuh dengan padamkan semua
lampu jauh lebih baik kita pasang obor disekeliling ruangan kita sehingga suasana jadi
terang benderang Pertama kita bisa pinjam cahaya obor tersebut untukmengawasi pihak
lawan yang hendak menyerang datang. Kedua, kitapun bisa memancing perhatian para
jago lainnya jikalau Shen Bok Hong berani mengutus anak buahnya untuk melancarkan
serangan secara besar2an bukankah tindakannya ini sama halnya dengan membuka
rahasia sendiri dihadapan umum?
Sedikitpun tidak salah seru Suma Kan sambilmengangguk, Seandainya mereka berani
melancarkan serangan secara besar2an, kemungkinan besar kita malah bisa mengundang
pembantu yang jauh lebih banyak.
Setelah merandek sejenak ujarnya kembali.
Hanya saja untuk menerangi sekeliling ruangan kita, paling sedikit kita membutuhkan
enam buah obor. lagipula obor harus dijaga jangan sampai padam ditengah malam,
darimana kita dapatkan obor2 tersebut!
Aaaai! sayang sekali beberapa orang sahabat cayhe belum tiba semua ditempat ini kata
Siauw Ling Kalau mereka berada disini tentu ada akal bagus yang bermunculan.
Kau maksudkan Tiong Chiu Siang Ku? tanya Be Boen Hwie.
Terutama Sang Pat, ia miliki otak yang cerdas serta akal yang banyak,
pengetahuannyapun amat luas, jarang sekali ada persoalan yang berhasil mengelabuhi
dirnya.
Be BOen Hwie tersenyum.
Sejak tadi siauwte telah awasi keadaan disekeliling tempat itu, dalam pepohonan yang
lebat sana terdapat beberapa batang obor bahkan memiliki persediaan minyak yang cukup
untuk menerangi semalam suntuk, biar aku pergi ambil enam buah
Seraya berkata ia melangkah keluar
Bagaimana kalau cayhe temani Cong Piauw Pacu?
Tidak usah, lebih baik kau banyak beristirahat!
Dalam beberapa kali loncatan, Be Boen Hwie telah lenyap dibalik kegelapan.
Tidak selang seperminum teh kemudian tampak orang she Be itu sudah balik sambil
membawa enam buah obor, langkahnya ter-gesa2.

Suma Kan yang berdiri disisinya dapat mendengar napasnya ter-sengkal2, agaknya baru
saja orang she Be itu melangsungkan suatu pertarungan sengit, segera ia terima obor
tersebut sambil berbisik, Apakah kau jumpai hadangan yang ketat?
Walaupun tidak dihadang namun empat penjuru penuh denganjago tangguh dalam
keadaan gelisah beruntun siauw-te melancarkan serangan mematikan dan melukai dua
orang diantaranya setelah berhasil merampas enam buah obor aku segera balik
Berulang kali kita musuhi orang orang perkampungan Pek Hoa San CUng lama
kelamaan Shen Bok Hong tidak akan bisa menahan diri, kemungkinan besar ia sedang
kumpulkan anak buahnya untuk mempersiapkan suatu serangan balasan yang dahsyat,
urusan tak boleh terlambat lagi ayoh cepat kita pasang obor2 tersebut.
Sambil membawa obor2 tersebut Suma Kan segera melangkah keluar dengan langkah
lebar.
Agaknya sejak tadi ia sudah mengukur jarak dari ruangan dengan pepohonan, dengan
cepat keenam buah obor tadi sudah dipasang disekeliling ruangan, dengan demikian tiga
tombak dari ruangan segera terang benderang bermandikan cahaya sinar.
Setelah menyaksikan jilatan api obor mencapai satu depa tingginya kecuali menjumpai
angin puyuh serta hujan deras tak bakal padam, Be Boen Hwie segera padamkan lampu
dikamar.
Sialhkan kalian berdua duduk semedi dahulu katanya sambil tertawa. Biar siauw-te
berjaga lebih duluan
Suma Kan tersenyum.
Saat ini kentongan sudah berlalu, malam yang panjangpun tinggal dua jam lagi, aku rasa
kesempatan bagi Shen Bok Hong untuk melancarkan serangan balasan hanya tinggal satu
jam belaka
Demikianlah ketiga orang itu secara bergilir melakukan penjagaan sedikitpun tidak berani
teledor.
Siapa sangka kejadian benar2 berada diluar dugaan ketiga orang itu, hingga fajar
menyingsing dan menyinari seluruh jagad tidak pernah terjadi suatu peristiwa apapun
Menyaksikan sinar sang surya telah menerangi seluruh permukaan, Suma Kan segera
melangkah keluar dari ruangan dan memadamkan obor2 tersebut.

35

Siauw Ling serta Be Boen Hwie menguatirkan keadaan luka Hong Coe, mereka segera
melangkah masuk ke dalam ruangan, tampak Hong Coe tidur dengan nyenyak diatas
pembaringan, napasnya teratur dan wajahnya mulai memerah dadu sedikitpun tidak
menunjukkan kalau ia baru sembuh dari sakit.
Menyaksikan keadaan itu Be Boen Hwie menghembuskan napas panjang ujarnya.
Aaaai agaknya racun ular yang mengeram ditubuhnya telah punah. Tok Chiu Yok Ong
benar2 memiliki kepandaian untuk menghidupkan kembali orang yang telah mati.
Seandainya orang ini dapat tinggalkan jalan sesat kembali kejalan yang benar suka
menolong umat manusia entah berapa banyak orang yang berhasil diselamatkan. Sayang
seribu kali sayang wataknya angkuh tinggi hati dan tidak suka menolong manusia.
sehingga me-nyia2kan kepandaian pertabibannya yang lihay,
Sementara ber-cakap2, Suma Kan pun telah berjalan masuk terdengar ia menyambung.
Kesempatan hidup gadis ini sudah pulih kembali. kalian berdua tak usah menguatirkan
keselamatannya lagi, saat ini tinggal dua jam mendekati perjamuan siang nanti kita harus
menggunakan kesempatan yang baik ini untuk beristirahat sebentar, kemungkinan besar
di dalam perjamuan orang gagah yang diadakan siang nanti bakal terjadi suatu
pertarungan sengit.
Tidak salah Be Boen Hwie membenarkan, Setelah Shen Bok Hong lepaskan
kesempatan untuk menyerang kemarin malam, aku rasa disiang hari bolong macam
begini tidak akan ia utus orang untuk melancarkan serangan kepada kita.
Ketiga orang itu segera mengundurkan diri dari ruangan menutup pintu dan duduk
bersemedi diruang tengah.
Tenaga lweekang Siauw Ling amat sempurna, tidak selang satu jam kemudian ia sudah
segar kembali dan selesai bersemedi.
Ketika buka mata ia menjumpai kedua orang rekannya masih bersemedi agaknya sedang
mencapai puncak terakhir, ia tidak ingin mengganggu mereka berdua maka badannya
segera bangun berdiri.
Tiba-tiba tersengar langkah kaki manusia berkumandang datang ia cukup waspada.
Pemuda itu kembali duduk ke atas tanah, pejam mata dan duduk tak berkutik.
Tampak Hong Coe dengan langkah yang menggiurkan lambat2 berjalan keluar dari
ruangan, setibanya diruang tengah matanya mengawasi ketiga orang itu dengan
mendelong kemudian menunduk dan termenung agaknya ia sedang mempertimbangkan
suatu masalah besar.

Menyaksikan tingkah laku gadis itu hati Siauw Ling rada bergerak segera pikirnya,
Kemarin ia rela menempuh bahaya karena dipaksa oleh keadaan maka dengan
pertaruhkan keselamatannya ia hantar kedua macam binatang berbisa itu ke dalam loteng
Wang Hoa Loo setelah berada dibawah pengawasan Shen Bok Hong selama banyak
tahun aku rasa kesadarannya sudah dikuasai, meski punya niat berhianat ia tak berani
bertindak secara gegabah. Benarkah ia ada maksud tinggalkan jalan sesat kembali kejalan
yang benar masih sulit diduga, ditinjau dari air mukanya jelas ia sedang merencanakan
sesuatu, aku harus bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan.
Karena berpikir demikian maka pemuda Siauw Ling tetap duduk tak berkutik sementara
hawa murninya telah dipersiapkan diseluruh tubuh.
Beberapa saat lamanya Hong Coe berpikir tiba-tiba ia menghela napas dan berjalan ke
arah Suma Kan, Aaaah, kebiasaan lama memang sukar dirubah. kiranya manusia macam
Giok Lan dan Kiem Lan jarang sekali ditemui dikolong langit,
Ilmu jari Siauw Loo Sin Ci nya segera dipersiapkan asalkan Hong Coe memperlihatkan
suatu tindakan yang tidak beres, ia akan melancarkan suatu serangan mematikan yang
amat dahsyat.
Tetapi Hong Coe tidak berbuat apa2, ia mengitari tubuh Suma Kan dan berjalan keluar
dari ruangan.
Hendak berbuat apakah budak ini? kembali Siauw Ling berpikir dengan sepasang alis
berkerut.
Karena gadis itu tiada maksud mencelakai Be Boen Hwie serta Suma Kan maka Siauw
Ling pun tidak melakukan suatu tindakan, menanti dayang itu sudah keluar dari pintu ia
baru mengempos napas meloncat bangun dan melayang ke belakang ruangan dimana
pemuda itu mengintip keluar.
Agaknya Hong Coe merasa ketakutan sekali, tingkah lakunya amat ber-hati2 sambil
berjalan kedepan tiada hentinya ia menengok kekanan kekiri.
Siauw Ling semakin keheranan ditinjau dari keadaannya jelas gadis itu bukan berlalu
karena hendak menghianati mereka tapi semestinya ia sadar betapa bahayanya keadaan
sendiri apa gunanya menempuh bahaya dengan percuma?
Sementara ia masih termenung Hong Coe sudah masuk ke dalam barisan bunga dan
lenyap dari pandangan.
Aduuh celaka entah dayang ini sedang merencanakan siasat apa?
Ia segera alihkan sinar matanya kedepatn, tampak diantara pepohonan bayangan manusia
bergerak kian kemari. pakaian mereka ber-corak2, ada yang memakai pakaian ringkas
ada pula yang memakai jubah panjang bahkan banyak diantara mereka menggembol

senjata hatinya seketika lega segera pikirnya, Pertemuan para enghiong yang diadakan
siang ini sudah hampir tiba para enghiong hoohan dari pelbagai tempat mungkin sudah
berkumpul semua orang2 macam ini paling sulit diatur tidak mungkin paksakan mereka
untuk ikuti peraturan Tidak mungkin Shen Bok Hong melakukan suatu tindakan terhadap
Hong Coe dihadapan orang banyak.
Kurang lebih seperempat jam kemudian tiba-tiba nampak Hong Coe muncul kembali dari
balik pepohonan dengan langkah ter-gesa2 ditangannya membawa baki kayu.
Kali ini langkahnya amat cepat boleh dikata gadis itu sudah berada didepan pintu.
Buru-buru Siauw Ling berkelebat mundur lima langkah ke belakang. ilmu meringankan
tubuhnya amat sempurna dalam setiap gerak gerik sama sekali tidak membawa suar.
Hong Coe ter-buru-buru balik ke dalam kamar dengan hati kuatir dikejar orang setelah
masuk ke dalam ruangan ia baru temukan Siauw Ling sedang berdiri empat depa
dihadapannya. segera ia mengangguk dan tertawa.
Be-heng apakah kau sudah lama mendusin? tanyanya lirih.
Oouw baru saja ketika nona hendak meninggalkan ruangan ini cayhe baru saja
mendusin
Selembar jiwa Budak sebenarnya sudah mati terima kasih atas kesediaan cuwi sekalian
menolong selembar jiwaku
Daripada mengatakan ia ditolong oleh Tok Chiu Yok Ong sehingga membuat hatinya
tidak tenteram lebih baik peristiwa ini jangan diceritakan pikir Siauw Ling dalam hati.
Maka ia lantas berkata, Nona terluka karena harus menghantar binatang beracun tersebut
seandainya kita gagal menolong jiwamu inilah baru terhitung peristiwa besar yang patut
disesalkan
Sinar matanya per-lahan-lahan dialihkan ke atas baki tersebut tampak diatas baki tersebut
sudah tersedia empat macam sayur serta sepiring bakpao.
Hong Coe pun melirik sekejap ke atas baki kemudian ujarnya dengan suara lirih,
Menurut apa yang budak ketahui dalam pertemuan para enghiong yang diadakan siang
nanti Shen Bok Hong telah mempersiapkan tujuh macam siasat untuk melukai para jago,
kedudukan budak terlalu rendah aku cuma tahu salah satu diantaranya yaitu melepaskan
racun secara diam2.
Ia berpaling memeriksa sekejap keluar ruangan kemudian terusnya

Shen Bok Hong punya seorang sahabat karib ia telah mempersiapkan semacam obat
beracun yang tidak berwarna maupun berbau. katanya racun tersebut merupakan
semacam racun yang amat ganas.
Dayang itu merandek sejenak untuk tukar napas lalu tambahnya.
Katanya meski bubuk beracun itu ditelah seseorang, sang korban sama sekali tidak akan
merasa tujuh hari kemudian racun tersebut baru mulai menunjukkan tanda-tanda
bekerjanya secara lambat.
Apakah bubuk beracun itu dicampurkan ke dalam arak serta hidangan?
Bagaimana cara mereka menyebarkan bubuk beracun itu dan bubuk beracun itu hendak
disebarkan dimana budak tidak mendengar maka tidak berani bicara sembarangan. tetapi
aku rasa tidak bakal lain dicampur dalam arak serta sayur. oleh karena itu budak mencuri
dahulu sedikit sayur agar cuwi sekalian bersantap dahulu sampai kenyang, dengan
demikian siang nanti tak usah ikut bersanatp sehingga bisa terhindar dari keracunan.
Sementara kedua orang itu bercakap2 Be Boen Hwie serta Suma Kan telah selesai
bersemedi. pertama2 Suma Kan meloncat bangun lebih dahulu sambil berkata.
Nona darimana kau bisa tahu kalau makanan yang berhasil kau curi ini tidak beracun?
Tentang soal ini budak tidak tahu tetapi menurut dugaanku mereka tidak akan
melepaskan racun pada saat ini.
Pada saat ini siauwte memang merasa rada lapar! ujar Be BOen Hwie Kalau dalam
makanan ini memang tidak beracun, mari kita bersantap dahulu untu menangsal perut.
Perlahan-lahan HOng Coe letakkan baki itu ke atas meja, lalu berkata.
Setelah budak bangkit hidup kembali dari kematian perasaan jeriku terhadap suatu
kematian sudah jah sekarang, tetapi terhadap Shen Toa Cungcu aku masih merasa amat
takut sekali.
Kiem Lan, Giok Lan pun demikian adanya. seru Siaw Ling tapi ia segera sadar dan
cepat membungkam.
Apa? saudara Be juga kenal dengan enci Kiem Lan serta enci Giok Lan? tanya Hong
Coe cepat.
Berada dalam keadaan seperti ini, kalau aku tutup mulut ia pasti curiga, kini sudah
terlanjur bicara lebih baik diteruskan saja.
Karena berpikir demikian Siauw Ling lantas mendehem dan menyahut, Tidak salah,
kedua orang nona itu sering berada sama2 cayhe!

Setelah kedua orang nona itu meninggalkan perkampungan Pek Hoa San Cung apakah
kedudukan mereka masih tetap sebagai seorang dayang?
Aduuuh celaka kembali Siauw Ling berpikir. Kalau bicara lagi rahasia ini akan
terbongkar karena ia lihat kedudukanku adalah seorang pelayan maka dianggapnya Giok
Lan serta Kiem Lan tentu pula sebagai seorang dayang karena sering berkumpul dengan
aku
Agaknya Be Boen Hwie mengerti kesulitan dari Siauw Ling, dengan cepat ia
menimbrung, Walaupun kedua orang nona itu selalu merendahkan diri dengan
menyebut diri sebagai dayang namun kami semua anggap mereka sebagai saudara
sekandung
Mungkinkah kedua orang nona Lan itu ikut serta menghadiri pertemuan orang gagah
yang akan dibuka ini hari?
Mereka tidak mungkin datang sahut Siauw Ling cepat.
Sayang. sayang sekali!
Apa yang patut disayangkan? Be Boen Hwie keheranan.
Diantara rombongan dayang yang berada di dalam perkampungan Pek Hoa San Cung
nama mereka berdua paling terkenal, ilmu silatnyapun paling lihay dalam seratus orang
saudara senasib setiap orang menaruh rasa hormat kepadanya, kalau kedua orang nona
Lan itu ikut datang maka gerak gerik kita bakal leluasa
Oouw tidak kusangka Kiem Lan serta Giok Lan mempunyai kegunaan sebegitu besar?
pikir Siauw Ling
Dalam pada itu Hong Coe telah melanjutkan kembali kata2nya, Seandainya nona Kiem
Lan serta Giok Lan berseru mengajak kita berontak maka diantara seratus orang dayang
ada separuh bagian akan ikuti dirinya
Walaupun Siauw Ling dan Be Boen Hwie bekerja sama menghadapi musuh sebenarnya
dalam hati kecil masing-masing mempunyai rencana yang tersendiri.
Tetapi setelah mengalami peristiwa besar dalam perjamuan kemarin malam masing
masing pihak malah rada was was walaupun kerangkengan belum terhapus sama sekali,
namun rencana mereka tidak berani diutarakan secara gegabah dalam keadaan seperti ini.
Sinar mata Hong Coe berputar ia menatap wajah Be Boen Hwie tajam2. kembali
tanyanya
Kiem Lan dan Giok Lan sekarang berada di mana?

Selama ini ia selalu mengira Siauw Ling hanya seorang pelayan belaka, sulit baginya
untuk mengetahui persoalan ini maka ia tidak bertanya secara langsung kepada pemuda
itu.
Pertama Be Boen Hwie tertegun lebih dahulu kemudian tertawa hambar.
Tempat persembunyian dari kedua orang nona ini sulit bagiku untuk mengutarakan
keluar. harap nona Hong suka memaafkan diriku.
Dari dalam saku ia ambil keluar sebuah sumpit terbuat dari gading, setelah dicobakan ke
atas makanan yang dibawa Hong Coe dan membuktikan bahwa makanan tadi benar2
tidak beracun mereka bertiga barulah mulai bersantap.
Setengah harian lewat dengan cepatnya, dalam sekejap mata siang hari telah menjelang
datang.
Saat inilah pertemuan orang gagah yang diselenggarakan Shen Bok Hong akan dibuka.
Dari atas loteng Wang Hoa Loo terdengar suara genta dipukul bertalu2 seorang lelaki
berbaju ringkas warna hijau muncul secara tergesa2, orang itu berhentikurang lebih
empat lima langkah dari pintu, sambi lmenjura serunya
Apakah Beya ada?
Ada urusan apa tanya Be Boen Hwie sambil melangkah keluar dari ruangan.
Hamba mendapat perintah untuk mengundang Be Toa ya, Be Cong Piauw Pacu yang
menguasahi propinsi Hoo-lam, Auw-pak Auw Lam serta Kiang-si untuk.
Cayhelah orangnya.
Dalam ruangan seratus bunga telah disediakan kursi buat Be-ya, hamba mendapat
perintah untuk mengundang Be-ya menghadiri perjamuan
Emm sudah tahu,
Orang berbaju itu segera menjura putar badan dan berlalu.
Sepeninggalnya orang itu Be Boen Hwie melirik sekejap ke arah Hong Coe lantas
bertanya.
Nona hendak menghadiri perjamuan bersama kami? ataukah tetap menanti dalam
ruangan ini
Tiba-tiba Hong Coe jatuhkan diri berlutut diatas tanah seraya menganggukkan kepalanya
ia berkata, Mendapat kasih sayang dari Be-ya budak merasa amat berterima kasih

Ada perkataan silahkan diutarakan sambil berdiri kata Be Boen Hwie sambil balas
memberi hormat. Harap nona segera bangun penghormatan sebesar ini tak berani cayhe
terima
Per-lahan-lahan Hong Coe bangun berdiri lalu berkata, Sekalipun semasa hidup budak
tak bisa mengikuti disisi Be-ya dan mendengarkan perintahmu semoga setelah mati aku
bisa selalu berada disisi Be-ya.
Bukankah nona berada dalam keadaan baik2? mengapa mengucapkan kata2 macam
itu?
Hong Coe tertawa getir
Perduli budak mengikuti Be-ya menghadiri perjamuan atau tetap berdiam disini, aku
tiak akan lolos dari kematian, tetapi sebelum budak menemui ajalnya rahasia hatiku bisa
kuutarakan meski harus mati aku akan mati dengan mata meram
Bagaimana akhir dari pertemuan orang gagah yang diselenggarakan hari ini aku
sendiripun tak berani memastikan mengapa nona ucapkan kata2 semacam itu? sudahlah
jangan pikirkan yangbukan2 lebih dahulu
Seandainya nona benar2 ada maksud tinggalkan jalan sesat kembali kejalan yang benar
harap kau suka mengikuti kami sekalian menghadiri pertemuan orang gagah ini tiba-tiba
Suma Kan menimbrung dari samping. Meski akhirnya mati kita mati dalam keadaan
yang terhormat
Ketika untuk pertama kali Kiem Lan serta Giok Lan hendak melepaskan diri dari
perkampuangn Pek Hoa San Cung ia bersikap seperti nona saat ini sambung Siauw Ling
Tetapi bukankah sampai sekarang mereka masih tetap hidup dengan sehat walafiat
Aai. Hong Coe menghela napas panjang. Cuwi sekalian menaruh perhatian besar
buat keselamatan budak hal ini membuat aku merasa sangat terharu sekali
Nona kau tak usah takut2 ikutilah kami menghadiri pertemuan itu dengan nyali besar
kata Suma Kan penuh semangat.
Hong Coe termenung sejenak akhirnya sambil menggertak gigi ia mengangguk.
Paling batner kita tak akan lolos dari kata mati, baiklah, akan kupertaruhkan selembar
jiwaku untuk mengikuti kalian.
Suma Kan tertawa,
Tiak bakal terjadi sesuatu, raut muka nona bukan raut muka seorang manusia yang
berumur pendek, cayhe berani menjamin bahwa kau tidak akan menjumpai bahaya
kecuali terkejut

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang samtar berkumandang datang. seorang lelaki
berbaju hijau telah muncul didepan pintu. dan berteriak lantang.
Perjamuan segera dibuka harap Be Cong Piauw Pacu segera menghadiri pertemuanini!
Mari kita segera berangkat! ajak Be Boen Hwie sambil tertawa. ia segera melangkah
keluar lebih dulu.
Silahkan nona mengikuti dibelakang Be Cong Piauw Pacu, cayhe akan melindungi
dirimu dari belakang ujarnya Suma Kan menambahkan,
Kena dibakar hatinya oleh beberapa orang itu nyali Hong Coe jadi besar ia segera
mengikuti dibelakang Be Boen Hwie berjalan keluar disusul Suma Kan dan terakhir
Siauw Ling!
Setelah melewati kebun bunga yang lebat, sampailah mereka disebuah ruangan yang luas
dan megah.
Diatas pintu masuk tergantung sebuah papan naman dengan empat tulisan besar berwarna
emas tulisan itu berbunyi Peremuan Besar Para Enghiong,
Ruangan ini dibangun secara darurat, tingginya dua tombak dengan luas tujuh delapan
depa persegi tikar hijau menutupi atap dengan lapisan kain putih, empat puluh delapan
tonggak besar menahan bangunan darurat tersebut dengan kokohnya.
Dalam ruangan arak dan sayur telah dihidangkan sebagian besar undangan sudah harid
ditempatnya masing-masing.
Seorang dayang berbaju hijau dengan sulaman bunga merah didepan dadanya segera
menyambut kedatangan mereka.
Tolong tanya siapa nama anda? ia bertanya lirih.
Be Boen Hwie!
Ooouw kiranya Be Toa-ya. Be Cong Piauw Pacu yang menguasai propinsi Hoo lam,
Auw-Pak serta Kiang Si. seru dayang berbaju hijau itu sambil tertawa. sinar matanya
beralih ke atas wajah Hong Coe tiba-tiba ia tertegun
Aaah. enci Hong Coe?
Benar aku adanya!
Buat apa enci datang kemari?

Mengikuti Be Toa-ya sama2 menghadiri pertemuan ini jawab Hong Coe sambi tertawa
getir.
Sepasang alis gadis berbaju hijau itu berkerut wajahnya kelihatan bimbang dan ragu,
bibirnya bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu namun akhirnya ia membungkam.
putar badan dan membawa jalan.
Sambil berjalan masuk ke dalam ruangan sinar mata Siauw Ling berputar tajam
kesekeliling tempat itu ia tidak temukan Tiong Chiu Siang Ku serta Kiem Lan berada
disana tapi teringat bahwa kemungkinan besar mereka telah menyaru maka iapun tidak
berpikir lebih jauh.
Gadis berbaju hijau itu membawa Be Boen Hwie sekalian menuju kemeja perjamuan
nomor dua dari kiri dan berkata lirih, Disinilah tempat duduk Be-ya!
Terima kasih nona! Be Boen Hwie berjalan kedepan dan ambil tempat duduk.
Setelah menjura gadis berbaju hijau itu segera mengundurkan diri.
Suma Kan serta Siauw Lingpun secara berpisah ambil tempat duduk hanya Hong Coe
seorang kelihatan ragu2, ia ingin ikut duduk namun tidak berani melaksanakan niatnya.
Nona tak usah takut, cepat ambil tempat duduk bisik Be Boen Hwie lirih.
Hong Coe pejam mata dan segera ambil tempat duduk.
Budak ada satu persoalan ingin mohon bantuan kalian bertiga! katanya kemudian.
Urusan apa?
Seandainya jejak budak diketahui Shen Toa Cungcu harap cuwi sekalian jangan
membiarkan ia berhasil menawan diriku dalam keadaan hidup2. Aaai seandainya sampai
terjadi hal ini mungkin kekuatan untu bunuh diripun tak punya lagi harap kalian bertiga
suka membantu diriku
Bantu kau mencari mati? Suma Kan menegaskan.
Benar, bantu aku agar cepat-cepat mati daripada kena ditangkap dan merasakan siksaan
dari orang2 perkampungan Pek Hoa San Cung.
Sementara perkataannya belum selesai diutarakan dalam ruangan terjadi kegaduhan yang
segera memotong ucapan dari Hong Coe.
Ketika semua orang angkat kepala tampaklah Shen Bok Hong dengan kenakan pakaian
ala siucay bertindak masuk ke dalam ruangan. tiada hentinya ia memberi hormat kepada
hadirin.

Badannya yang bongkok sama sekali tidak mengurangi wibawa Shen Bok Hong terhadap
orang lain langkahnya tetap mantap dan gagah.
Cioe Cau Liong mengikuti dari belakang shen Bok Hong tiada hentinya pula ia menjura
ke arah para hadirin.
Cuwi sekalian suka memberi muka kepada kami banyak2 terima kasih serunya
berulang kali.
Beruntung Kiem Hoa Hujien serta Tok Chiu Yok Ong pun munculkan diri dari dalam
ruangan rombongan tersebut ditututp dengan munculnya seorang pemuda tampan yang
menyoren pedang dipunggungnya.
Tentulah orang ini yang menyaru sebagai diriku. Siauw Ling segera berpikir dalam
hatinya.
Dalam pada itu Shen Bok Hong telah ambil tempat duduk dikursi utama disusul Kiem
Hoa Hujien sekalian duduk disisinya.
Perlahan-lahan ia angkat cawan arak, lalu kepada para jago yang hadir dalam ruangan itu
ujarnya
Cuwi sekalian sudai memberi muka kepada orang she shen, siauwte merasa amat
berterima kasih harap kalian suka meneguk habis secawan arak ini sebagai rasa terima
kasihku.
Habis berkata sekali teguk ia habiskan isi cawan tersebut.
Para jago yang hadir dalam ruangan sama2 angkat cawan araknya masing-masing, namun
yang benar2 meneguk arak tersebut sampai habis hanya sedikit sekali. sebagian besar
cuma menempelkan cawan tadi diatas bibir pura2 menunjukkan gerakan seseorang yang
lagi meneguk arak, namun dengan cepat arak itu diletakkan kembali ke atas meja.
Haruslah diketahui sebelum Shen Bok Hong mengasingkan diri di dalam perkampungan
Pek Hoa San Cung, nama kejinya sudah tersohor di seluruh kolong langit, baik orang2
dari kalangan Hekto maupun dari kalangan Pekro, swtiap kali mengungkap nama
sibayangan berdarah Shen Bok Hong tentu merasa pusing kepala dan mengalah tiga
bagian kepadanya.
Dengan matanya yang tajam Shen Bok Hong menyapu wajah para jago yang hadir dalam
ruangan ketika menyeksikan cuma ada tiga lima orang belaka yang benar2 meneguk
habis isi cawan tersebut ia lantas tersenyum.
Harap kalian suka makan dan minum dengan hati lega sebelum cuwi sekalian meneguk
arak sampai mabok dan sayur belum dihidangkan sampai bermacam lima aku Shen Bok
Hong tidak akan melepaskan racun di dalam sayur serta arak tersebut

Maksud ucapannya setelah arak dan hidangan dipersembahkan maka ia akan mulai
melepaskan racun.
Ooouw. jadi maksudh Shen-heng kita cuma boleh mencicipi sayuran serta arak wangi
ini belaka dan tidak boleh bersantap dengan se-puas2nya? tegur seseorang dengan suara
berat.
Siauw Ling berpaling, ia temukan orang yang barusan bicara adalah seorang lelaki
berjubah ungu berjenggot putih dan berdiri sambil mencekal cawan arak dengan
gagahnya.
Shen Bok Hong tertawa hambar.
Hal ini harus ditinjau dulu orang itu anggap aku orang she Shen sebagai sahabat atau
sebagai musuh?
Sudah dua puluh tahun lamanya aku tak pernah menginjakkan kakinya dalam dunia
persilatan, kali ini aku hadir atas undanganmu sedikit banyak aku telah memeberi muka
kepadamu.
Terima kasih, terima kasih. Gan-heng ada petunjuk apa? silahkan diutarakan secara
terus terang.
Siauw Ling yang ikut mendengar merasa harinya rada bergerak, segera pikirnya.
Shen Bok Hong benar2 congkak dan tinggi hati, dalam setiap perkataannya selalu tak
mau berlaku sungkan kepada orang lain. tetapi terhadap kakek tua berjenggot putih
berjubah ungu dan seh Gan ini ia bersikap hormat, tentu orang ini adalah seorang jago
yangluar biasa.
Terdengar kakek berjubah ungu itu berkata Seandainya dalam sayur dan arak sudah
dicampuri dengan racun, apakah racun itu pu bisa membedakan mana sahabat maana
musuh?
Haaa. haaa. maksud Ganheng apakah ingin memaksa siauwte untuk membeberkan
siasat serta rencana yang terkandung dalam hatiku kepada seluruh jago gagah dikolong
langit?
Dalam bekerja Shen-heng selalu bersiap sedia terhadap segala bencana yang
kemungkinan terjadi meski kau bongkar rahasia tersebut aku rasa belum tentu akan
mencelakai semua orang.
Haaaa. haa. Gan-heng benar2 kau memahami watakku?
Orang she Shen itu merandek sejenak kemudian ujarnya

Seandainya orang itu bersahabat dengan aku orang she Shen maka tidak sepantasya
kalau ia menaruh curiga apakah dalam arak serta sayur itu beracun atau tidak meski ada
racun sepantasnya ia percaya atas kemampuan aku orang she Shen untuk mengobatinya,
lalu apa halanannya kalau sampai benar keracunan?
Kalau orang itu berpihak sebagai musuh!
Tidak sedikit orang kangouw yang memahami akan cara menggunakan racun, kalau dia
adalah musuh dari aku orang she Shen, maka sepantasnya kalau ia bersiap siaga terhadap
segala kemungkinan.
Lalu apakah dalam arak serta sayuran yang dihidangkan saat ini telah dicampuri racun.
Harap Gan-heng berlega hati, dalam arak serta sayur dihidangkan saat ini akubelum
perintahkan untuk dicampuri dengan racun. silahkan Gan-heng meneguk dengan hati
lega.
Tiba-tiba si kakek berbaju ungu itu mendongak dan meneguk habis isi cawan tersebut
kemudian duduk kembali dan membungkam.
Siauw Ling secara diam2 mengawasi situasi dalam ruangan dapat temukan bahwa
sebagian besar jago yang hadir dalam ruangan itu pada menaruh rasa sikap hormat dan
kagum kepada kakek berjenggot putih tadi, tanpa terasa ia lantas berpikir,
Entah siapakah si kakek berjubah ungu berjenggot putih ini? didengar dari ucapannya
mungkin keududkan orang ini hampir seimbang dengan kedudukan Shen Bok Hong
dalam kalangan persilatan,
Tiba-tiba sebuah tangan menongol datang dari balik meja menangkap tangan kiri Siauw
Ling
Siauw-heng tersengar orang itu menegur lirih
Jangan takut?
Siauw Ling berpaling, tampak olehnya sinar matanya Shen Bok Hong tajam-tajam
sedang menatap wajah Hong Coe tajam2, dari sikap maupun perubahan air mukanya
menunjukkan suatu wibawa yang luar biasa.
Meski Hong Coe telah menghindarkan diri dari bentrokan mata dengan Shen Bok Hong
namun tangan kirinya yang mencekal Siauw Ling gemertar keras tiada hentinya jelas ia
merasa teramat takut sekali.
Apakah disana Hong Coe? terdengar suara Shen Bok Hong menegur dengan suara
serak.

Jangan perdulikan dirinya. tunjukkan sikap se-olah2 berlagak pilon dan tidak tahu bisik
Siauw Ling cepat,
Siapa sangka secara tiba-tiba Hong Coe melepaskan diri dari cekalan Siauw Ling lalu
lambat2 meninggalkan tempat duduk dan jatuhkan diri berlutut dihadapan Toa Cungcu
dari perkampungan Pek Hoa San cung itu.
Budak benar adalah Hong Coe! kepalanya ditundukkan rendah2 dan tak berani
diangkat kembali
Kau sibudak ingusan mau apa datang kemari? tegur Shen Bok Hong sambi tertawa
hambar
Budak, budak. untuk sesaat Hong Coe dibikin gelagapan, setengah harian lamanya
tak sanggup mengucapkan sepatah katapun,
Ayoh cepat undurkan diri dari ruangan ini kalau kau tetap berada disini bukankah para
enghiong dari seluruh kolong langit akan mentertawakan kita dari perkampungan Pek
Hoa San Cung sama sekali tidak kenal peraturan?
Hong Coe mengiakan, per-lahan-lahan ia bangun berdiri melirik sekejap ke arah Be Boen
Hwie dan melangkah keluar dari ruangan.
Menyaksikan hal tersebut diatas Be Boen Hwie kerutkan dahi segera ia berpikir, Tak
kusangka nyali budak ini demikian kecil dan tak berguna, sekalipun ingin melindungi
dirinya sulit bagiku untuk mencari alasan yang tepat.
Tampak dayang itu berjalan dua langkah kedepan lalu berhenti, putar badan dan kembali
jatuhkan diri berlutut.
Budak ada satu persoalan ingin dilaporkan kepada cungcu! katanya,
Sudah pergilah dulu! tukas Shen Bok Hong sambil ulapkan tangannya. Ada laporan
sampaikan saja dikemudian hari!
Budak telah menerima perhatian dari Be-ya dimana beliau sudi menerima diriku harap
Cungcu suka mengabulkan permintaannya ini
Mendengar ucapan itu Shen Bok Hong segera berpaling menatap wajah Be Boen Hwie
tajam2.
Be-heng benarkah perkataan dari budak ini?
Merah padam selembar wajah Be Boen Hwie, lama sekali ia tertegun dan tak sanggup
mengucapkan sepatah katapun.

Haruslah diketahui apabila ia mengaku persoalan ini dihadapan para enghiong maka
perbuatannya sama artinya telah mengakui dosa2 sendiri menggaet dayang dari
perkampungan Pek Hoa San Cung untuk berhianat dengan majikannya.
Ia ada maksud menampik tetapi menyaksikan wajah Hong Coe yang sedih dan
mengenaskan itu ia jadi bungkam.
Sementara itu Shen Bok Hong telah mendongak tertawa ter-bahak2.
Be Cong Piauw Pacu bukanmanusia sembarangan mana ia sudi kesemsem dengan
seorang dayang dari perkampungan Pek Hoa San Cung kami, sudahlah kau tak usah
pikirkan yang bukan2, ayoh cepat undurkan diri dari ruangan ini
Tapi Toa Cungcu telah berjanji.
Tidak salah aku memang berkata apabila diantara orang gagah yang kuundang kali ini
ada yang tertarik dengan salah satu diantara kalian. maka kalian boleh langsung
meminangkepada aku Shen Bok Hong bagaimana juga hal ini harus tergantung pula
apakah orang lian tertarik kepadamu atau tidak, apakah kau suruhpun cung cu jadi mak
comblang? kini Be Cong Piauw Pacu sama sekali tidak bicara Hm? tentu kau sendirilah
yang mengarang cerita bohong ini, ayoh segera undurkan diri.
Perlahan-lahan Hong Coe bangun berdiri, sementara siap putar badan meninggalkan
tempat itu, tiba-tiba terdengar Be Boen Hwie berseru lantang.
Nona tunggu sebentar.
Sinar mata para jago sama2 dialihkan ke arah Be bOen Hwie agaknya semua orang ingin
melihat bagaimana caranya ia selesaikan situasi yang serba runyam ini.
Pada waktu itu selembar wajah Be Boen Hwie telah berubah merah padam tetapi ia
keraskan kepala bangun berdiri juga, kepada Shen Bok Hong sambi menjura katanya.
Apabila Toa Cungcu sudi menghadiahkan nona Hong kepada cayhe, siauwte merasa
sangat berterima kasih?
Shen Bok Hong tersenyum!
Budak sadar bukan pasangan yang setimpal bagi Be-ya buru-buru Hong Coe menukas.
Budak rela jadi gundik.
Shen Bok Hong tidak menggubris ucapannya, ia menatap wajah Be Boen Hwie dan
bertanya.
Seandainya Be-heng mencintai dayang ini seharusnya sejak semula kau sampaikan
niatmu ini kepada aku orang she Shen.

Ia mendongak dan tertawa terbahak2.


Haaa. haaa. apabila ia sudah jadi nyonya Be Cong Piauw Pacu aku Shen Bok Hong
pun tidak boleh memandang dirinya sebagai seorang dayang lagi.
Sindiran serta ejekan ini benar2 tajam, bagaikan sebilah pisau belati menusuk ke dalam
hati Be Boen Hwie, lelaki ini bungkam dalam seibu bahasa, namun ia cukup sabar meski
dihina tetap tenang.
Suasana dalam ruangan berubah jadi sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun,
seakan2 pikiran para jago sedang dicurahkan untuk mempertimbangkan peristiwa ini!
Selembar wajah Be Boen Hwie telah berubah merah padam, sinar matanya menyapu
sekejap keseluruh hadirin lalu berpikir, Aku Be Boen Hwie adalah seorang enghiong
yang dihormati segala lapisan golongan dalam dunia persilatan mana boleh pinang
seorang dayang dari perkampungan Pek Hoa San Cung sebagai istri. Seandainya
peristiwa ini sampai tersiar ke dalam dunia kangouw bukankah aku akan diolok2 dan
ditertawakan orang banyak.
Kembali ia akan menampik tapi wajah Hong Coe yang murung dan mengenaskan
membuat hatinya tidak tega untuk berbuat demikian.
Terdengar Shen Bok Hong melanjutkan kata2nya, Be-heng adalah seorang jago ternama
dalam dunia persilatan, perkataannya berat bagaikan bukit Thay-san aku percaya ia tidak
akan membohongi seorang dayangku. Hmm! tentu dayang ini sendirilah yang bicara
sembarangan dan ada maksud menghina nama baik Be-heng, jiwanya tak boleh diampuni
lagi.
Ujung baju kanannya dikebaskan keluar segulung tenaga pukulan yang amat dahsyat
segera meluncur keluar.
Aku Be Boen Hwie adalah seorang enghiong hoohan, seorang lelaki sejati tidak
sepantasnya sebagai seorang lelaki sejati hanya berpeluk tangan belaka menyaksikan
seorang nona cilik terancam mara bahaya pikir orang she Be itu kembali.
Segera ia membentak keras, Tunggu sebentar! telapaknya didorong iapun melancarkan
sebuah pukulan untuk menghalau datangnya ancaman tersebut.
Tenaga dalam Shen Bok Hong telah mencapai puncak kesempurnaan mau menyerang
atau menarik kembali tenaganya telah berjalan sesuai dengan kemauan hatinya.
Mendengar bentakan itu pergelangan kanannya segera ditarik ke belakang menarik balik
tenaga serangannya mentah2.
Be-heng ada petunjuk apa? tanyanya sambil tertawa.
Mewakili nona Hong, cayhe mohonkan ampun dari Shen Toa Cungcu!

Be-heng apakah kau tidak merasa agak keterlaluan mencampuri urusanku? tegur Shen
Bok Hong sambil tertawa hambar. Budak itu adalah dayang dari perkampungan Pek
Hoa San Cung kami, hendak kuhukum dengan cara apapun bukan urusanmu. Be-heng tak
usah banyak bertanya.
Ia merandek lalu tertawa terbahak2, tambahnya, Tentu saja apabila Be-heng ada maksud
memperistri dirinya cayhe bisa bersikap lain!
Berada dihadapan para enghiong Hoohan dari kolong langit, apabila aku sanggupi
persoalan ini maka aku harus memperistri dirinya pikir Be Boen Hwie Kalau kutolak
kemungkinan besar jiwa Hong Coe tak tertolong lagi
Untuk sesaat ia merasa serba salah dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Sementara itu air mata telah jatuh bercucuran membasahi seluruh wajah Hong Coe,
terdengar ia berkata dengan nada sedih, Aku hanya seorang perempuan rendah yang tak
berguna, tidak seimbang kalau dijodohkan dengan Be-ya. Be Toa-ya harap kau tak usah
mengurusi diriku lagi!
Dia adalah seorang nona cilik yang berusia enam tujuh belasan tetapi dikatakan dirinya
adalah seorang perempuan rendah ucapan ini benar2 mengejutkan para hadirin, sinar
mata para jago segera dialihkan semua ke arahnya.
Hong Coe yang lemah lembut tiba-tiba jadi gagah dan pemberani, dengan semangat
menyala2 ia angkat kepala, menuding ke arah Shen Bok HOng dan mulai memaki, Shen
Bok Hong! hukuman paling berat dalam perkampungan Pek Hoa San Cung tidak lebih
adalah kematian belaka
Budak cilik kau sudah edan! bentak Shen Bok Hong.
Ditengah bentakan itu tangan kirinya diayun kedepan melancarkan sebuah totokan
dahsyat.
Sejak semula Suma Kan telah bersiap sedia menyaksikan Shwn Bok Hong melancarkan
serangan, iapun segera mengirim sebuah pukulan menghalau datangnya serangan
tersebut.
Mengapa tidak membiarkan dia selesaikan dulu perkataannya? ia berseru.
Urusan rumah tangga perkampungan Pek HOa San Cung tak perlu dicampuri orang
luar!
Hm! seluruh jago dari kolong langit pada berkumpul semua ditempat ini meski cayhe
tidak ikut campur mungkin orang lai akan turun tangan juga

Agaknya penghianatan dari Hong Coe benar2 merupakan suatu kejadian diluar dugaan
Shen Bok Hong meski dia adalah seorang cerdik dan banyak akal kali ini ia tak dapat
tenangkan diri.
Ia sadar apabila membiarkan Hong Coe bicara lebih lanjut maka satu2nya jalan hanya
membinasakan dayang tersebut.
Tanpa menggubris diri Suma Kan lagi ujung bajunya segera dikebas keluar, dua rentetan
cahaya kebiru2an segera meluncur ke arah tubuh Hong Coe.
Suma Kan merasa amat cepat ia sambar sebuah teko arak dan buru-buru dilempar
kedepan sementara tubuhnya pun ikut bergerak menyambar ke arah Hong Coe!
Disaat Suma Kan melemparkan teko arak tadi ketengah udara, tiba-tiba muncul dua
rentetan cahaya berkilat menyambar keluar menyambut dua rentetan cahaya biru tersebut.
Traaaaang traaang.!ditengah suara berdentingan keras empat batang senjata rahasia
sama2 jatuh rontok didepan tubuh Hong Coe.
Keempat batang senjata rahasia itu bukan lain adalah dua batang teratai perak kecil serta
dua batang jarum beracun yang panjangnya dua coen lebih, yang lebih hebat lagi jarum
tadi berhasil menancap di dalam teratai perak tersebut.
Menyaksikan kehebatan itu para jago sama2 terkesiap pikir mereka hampir berbareng,
Kekuatan Shen Bok Hong betul2 luar biasa ternyata ia berhasil menembusi teratai perak
tersebut dengan dua batang jarum beracun
Braaak ketika itulah teko arak yang dilempar Suma Kan menyambar lewat dari
hadapan Hong Coe.
Menantikan Suma Kan tiba-tiba disisi badan gadis tersebut dua batang jarum beracun dari
Shen BOk Hong telah dipukul rontok maka ia enjotkan badan meloncat balik ketempat
duduknya semula.
Sepasang mata Shen Bok Hong berkilat, ia menengok kekanan kekiri dengan seksama,
agaknya ia sedang mencari siapakah jago yang melepaskan serangan teratai perak
tersebut.
Sungguh tidak lemah kepandaian orang itu pikir Be Boen Hwie Ia bisa melepaskan
dua batang teratai perak tanpa mengeluarkan sedikit suarapun, kemudian menyampok
rontok jarum beracun dari Shen Bok Hong entah siapakah dia.
Sementara ia masih melamun, tiba-tiba terasa desingan angin tajan menyambar datang,
tahu2 serentetan cahaya putih telah mengancam dihadapannya.

Ternyata teko arak yang dilempar Suma Kan tadi, entah terhantam oleh kekuatan siapa,
saat ini mental balik dan menerjang ke arah Be Boen Hwie. Kipas ditangan orang she Be
itu segera dipentangkan lebar2 dengan salurkan hawa murni ia sampok teko tadi.
Teko arak yang sedang melayang datang secara tiba-tiba terhadang oleh selapis tenaga
yang amat dahsyat benda itu segera berputar ditengah udara lalu berputar arah dan
melayang ke arah Shen Bok Hong.
Agaknya Toa Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San Cung telah dibikin gusar oleh
tingkah laku tetamunya, ia segera berseru, Saudara yang melepaskan teratai perak tadi
benar2 membuat siauwte merasa kagum, hanya sayang ia bertindak sembunyi2 tidak
mirip perbuatan seorang enghiong hoohan!
Sembari berkata dengan suatu gerakan yang ringan ia kebas teko arak yang sedang
mengancam ke arahnya.
Termakan sampokan tersebut, teko tadi berputar kembali ke udara sebanyak dua kali lalu
meluncur kedepan menyambar tujuh, delapan meja perjamuan dengan membawa desiran
angin tajam.
JILID 21
Tiba-tiba terdengar seseorang tertawa lantang dan berseru, Ada teko arak tiada cawan,
apakah kejadian ini tidak merusak pemandangan?
Tangan kirinya didorong kedepan, teko arak yang sedang melayang datang tiba-tiba
berhenti di tengah udara lalu berbelok kekanan dan meluncur kembali kemuka.
Mengikuti gerakan tersebut tangan kanan orang itu pun diayun kedepan dua buah cawan
arak segera mengikuti dibelakang teko arak tadi melayang kedepan.
Antara cawan dan teko tetap terpaut suatu jarak tertentu walau sudah melayang sejauh
tiga empat tombak, jaraknya sama sekali tidak berubah.
Ketika Be Boen Hwie berpaling maka ia kenali orang itu adalah seorang pengemis
berperawakan kecil kurus dan berpakaian dekil, dia bukan lain adalah Sun Put Shia
seorang Tiang loo partai Kay-pang yang sudah lenyap hampir puluhan tahun lamanya.
Menjumpai orang itu, Be Boen Hwie kegirangan, segera ia berpikir.
Tak nyana si orang tua ini masih hidup dikolong langit bahkan menghadiri pula
pertemuan orang gagah yang diselenggarakan hari ini dengan hadirnya ini maka kekuatan
dipihakku akan bertambah kuat, dua puluh tahun lamanya tak pernah berjumpa dengan
dia, tak disangka wajah maupun tingkah lakunya masih tetap seperti sedia kala, aku rasa
tenaga dalamnya tentu peroleh kemajuan yang amat pesat.

Dalam pada itu Shen Bok HOng telah mendehem berat dan menegur.
Tak disangka Sun-heng pun turut hadir dalam pertemuanku ini, hal ini benar2
menambah pamor siauwte.
Sembari bicara dari tempat jauh ia menjura.
Siauw Ling mengenali watak Shen Bok Hong yang angkuh dan tinggi hati dalam
pandangannya, siapapun sebagai manusia tapi sekarang bersikap begitu hormat kepada
orang itu tak kuasa ia memperhatikan diri Sun Put Shia beberapa kejap lebih banyak.
Terdengar Sun Put Shia tertawa ter-bahak2
Haaa. haaa. bagaimana? apakah kau merasa tidak senang karena usia aku
sipengemis tua terlalu panjang? tegurnya.
Sun-heng, pantasnya sejak dua puluh tahun berselang kau sudah modar.
Haaa. haaa selamanya aku sipengemis tua paling tidak suka mengikuti kemauan
orang. kau pingin aku sipengemis tua cepat-cepat modar justru aku pingin hidup dua tiga
ratus tahun lagi untuk kau lihat!
Aku takut Sun-heng tidak punya usia sepanjang itu.
Kita semua adalah pengemis yang minta2 sela seseorang dengan suara yang tinggi keras
secara mendadak. Aku lihat. eei. sisetan mabok! kau harus membantu diriku
Siauw Ling segera alihkan sinar matanya ia temukan orang itu bukan lain adalah si
Pengemis kelaparan sedang orang yang duduk dihadapannya bukan lain adalah sipendeta
pemabok.
Eeei pengemis kelaparan yang rudin mengapa sih kau suka campuri urusan orang
melulu? tegur sipendeta pemabok sambil memicingkan matanya yang sipit. Aku
sihweesio paling benci kalau suruh mendengarkan perkataanmu
Seraya berkata ujung tangan kanannya dikebaskan langsung berjalan keluar, segulung
tenaga dalam telah memutar teko arak tadi sehingga berpindah arah.
Sipengemis kelaparanpun melepaskan sebuah pukulan. dua buah cawan arak yang
membuntuti dibelakang teko arak tadipun segera berputar arah namun selisih jaraknya
sejauh dua depa tetap dipertahankan seperti sedia kala.
Sebagian besar jago-jago yang hadir dalam ruangan itu merupakan jago-jago kangouw
kenamaan, bagi mereka tidak susah untuk salurkan hawa lweekangnya agar teko arak
berputar arah dan tetap meluncur tetapi apabila bertambah dengan dua buah cawan arak
tersebut maka pekerjaan ini bukan setiap orang dapat melakukannya kecuali memiliki

tenaga lweekang yang amat sempurnya atau mempunyai keyakinan siapapun tidak berani
mencoba secara gegabah.
setelah teko arak dan cawan arak itu melayang sejauh empat lima tombak tak ada orang
melepaskan serangan lagi. benda2 itupun dengan cepat meluncur kebawah.
Pada saat itulah tiba-tiba Kiem Hoa Hujien kebaskan ujung baju sebelah kanannya. teko
arak yang sudah kehilangan kendali dan sedang meluncur kebawah itu mendadak
mencelat kembali ketengah udara dan meluncur ketangan nyonya cantik itu
Tidak sampai disana saja tindakan Kiem Hoa Hujien, ujung telapak kiri pun segera
menyusul melepaskan sebuah pukulan, dua cawan arak yang berada satu tombak jauhnya
segera ikut mencelat pula dibelakang teko arak semula dan terjatuh ketangan Kiem Hoa
Hujien.
Jarang sekali ia munculkan diri dihadapan para jago Tionggoan, sebagian besar jago yang
hadir dalam ruangan itu tidak kenal dengan dirinya namun meski demikian diam2 mereka
semua kaget dan kagum atas kehebatan tenaga dalam yang dimiliki perempuan cantik itu.
shen Bok Hong tertawa terbahak ujarnya.
Haa. haaa. diantara cuwi sekalian tentu ada sebagian besar yang tidak kenal dengan
kesatria perempuan ini bukan? serunya lantang. dia adalah jago nomor dua dari wilayah
Biauw, Kiem Hoa Hujien adanya, tentu saudara sekalian pernah mendengar nama
besarnya bukan?
Ilmu silat yang berasal dari pinggiran perbatasan bukan ilmu silat yang gemilap harap
cuwi sekalian suka banyak memberi petunjuk sambung Kiem Hoa Hujien segera sambil
tertawa.
Tangan kanannya menyungging teko arak itu kemudian menambahkan, Seteko arak
wangi sayang bukan kalau sampai tumpah begitu saja, aku yang rendah akan memetik
bunga menyembah Budha dan menghormati Sun-heng dengan secawan arak
Setelah menerima cawan arak itu ia penuhi cawan tersebut dengan arak lalu jari tengah
serta jari telunjuknya menyentil cawan dengan penuh arak itu segera meluncur ke arah
Sun Put Shia.
Haa. haa. rejeki aku sipengemis tua benar2 tidak tipis ternyata bisa peroleh
perhatian khusus dari wanita secantik ini seru Sun Put Shia sambi tertawa tergelak.
Kalau memang Hujien tidak memandang rendah kejelekan aku sipengemis tua akan
kuterima penghormatan dengan senang hati
Tangannya lantas menyambar kedepan menerima cawan arak yang meluncur datang itu.

Kiem Hoa Hujien tertawa hambar.kembali ia penuhi cawan kedua, sinar matanya
berputar menyapu empat penjuru setelah itu sambil tertawa katanya, Cawan arak kedua
sepantasnya kau persembahkan buat Be Cong Piauw Pacu!
Telapak kiri didorong kedepan, cawan penuh dengan arak itu segera meluncur ke arah Be
Boen Hwie.
Walaupun selisih jarak antara kedua orang itu rada dekat namun gerakan cawan arak itu
pun lambat sekali, setelah ber-putar2 diangkasa seperti rangkak siput sedikit demi sedikit
meluncur kemuka.
Terima kasih atas pemberian Hujien seru Be bOen Hwie seraya mengerahkan tenaga
dalamnya secara diam2, tangannya segera bergerak kedepan menerima pemberian
tersebut.
Ketika cawan arak itu tiba diatas tangan Be Boen Hwie, tidak langsung melayang
ketangannya tadi berputar dahulu sebanyak dua lingkaran kemudian baru berhenti.
Sungguh amat dahsyat tenaga lweekang yang dimilikinya seru Be Boen Hwie di dalam
hati dengan hati terperanjat.
Dalam pada itu Kiem Hoa Hujien sudah angkat cawan arak sendiri dan berkata sambil
tertawa nyaring.
Silahkan kalian berdua menghabiskan isi cawan tersebut, aku yang rendah akan
mengiringi dengan secawan arak pula.
Sekali teguk ia menghabiskan dahulu isi cawannya.
Para jago serta orang gagah yang hadir dalam ruangan tersebut, walaupun sebagian besar
belum pernah berjumpa dengan Kiem Hoa Hujien namun sudah lama mengetahui nama
besarnya, terutama sekali kelihayan orang suku Biauw dalam melepaskan racun keji
sudah lama terkenal dalam dunia persilatan, sebagai jago sakti nomor dua dalam wilayah
Biauw tentu saja kemampuan Kiem Hoa Hujien dalam melepaskan racun keji luar biasa
sekali, maka dari itulah meski Sun Put Shia lihay dan punya kedudukan tinggi dalam
dunia persilatan, ia merasa ragu2 untuk meneguk habis isi cawan yang diangsurkan
kepadanya tadi.
Menanti Kiem Hoa Hujien selesai meneguk habis isi cawannya dan menyaksikan Sun Put
Shia serta Be Boen Hwie masih tetap mencekal cawan arak itu tanpa berani
menghabiskannya, tak tahan lagi ia tertawa terkekeh2.
Kena diejek oleh perempuan cantik itu mendadak Sun Put shia membentak keras,
Waduuh. waaduuuh. celaka, dalam arak ini tentu sudah dicampuri racun keji
Tanpa banyak cingcong ia segera banting cawan arak itu ke atas tanah.

Pengetahuannya amat luas tentu saja ia tak mau terpancing oleh hasutan Kiem Hoa
Hujien yang mengejeknya dengan kata2 tajam. tetapi teringat bahwasanya mencekal
cawan arak tersebut dalam waktu lama bukan suatu tindakan yang tepat maka sengaja
dicarinya satu alasan yang cukup masuk diakal kemudian membanting cawan arak tadi ke
atas tanah.
Kemampuan Kiem Hoa Hujien untuk melepaskan racun keji sudah diketahui setiap orang
dan sebagian besar para jago pada jeri kepadanya, apabila dituduhkan ia melepaskan
racun keji dalam arak tersebut tentu saja tak ada orang yang merasa tidak percaya.
Braak.! cawan arak itu hancur ber-keping2 arak muncrat keempat penjuru membasahi
seluruh lantai.
Pada saat itu sinar mata semua jago yang hadir dalam ruangan sama2 dialikan ke atas
lantai dimana cawan arak tadi terbanting hancur.
Tampaklah diantara hancuran cawan tersebut mendadak mencelat sebatang benda yang
halus bagaikan jarum, panjangnya cuma beberapa coen ditengah udara binatang cilik itu
berputar dan menggeliat tiada hentinya.
Menyaksikan kejadian itu Sun Put Shia merasakan hatinya tergetar keras diam2 pikirnya.
Kiem Hoa Hujien benar2 lihay tidak salah lagi ia sudah main setan dalam cawan arak itu
seandainya aku sipengemis tua menerima hasutan serta ejekannya yang memanaskan hati
tadi, lalu meneguk habis arak yang ada dalam cawan ini bukankah aku bakal berabe?
Ketika ia membanting cawan arak itu ke atas tanah tadi pengemis tua ini sama sekali
tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan di dalam cawan arak tersebut, siapa sangka
setelah cawan tadi hancur berkeping2 maka muncullah seekor ulat kecil didalamnya.
Setiap orang yang menghadiri pertemuan para enghiong yang diselenggarakan ketika itu
maka manusia gagah, setiap orang memiliki ketajaman mata yang melebihi orang lain,
meskipun ulat putih itu sangat lembut lagi kecil namun setiap jago dapat menyaksikan
dengan jelas.
Siapapun diantara para jago sudah tahu kalau Kiem Hoa Hujien adalah jago ahli nomor
wahid dikolong langit, setiap orang menaruh curiga terhadap tingkah lakunya.namun
setelah menyaksikan ulat lembut itu tak urung mereka dibuat terperanjat juga sehingga
hatinya terasa berdebar keras.
Dalam pada itu Be Boen Hwie sedang merasa serba salah, menyaksikan dalam cawan
arak Sun Put Shia terdapat ulat kecil berwarna putih iapun ambil kesempatan itu untuk
turun dari keadaan yang serba runyam, tangan kanannya diayun dan iapun membanting
hancur cawan arak tersebut guna diperiksa perubahan selanjutnya.

Siapa sangka peristiwa yang terjadi kali ini jauh ada diluar dugaan para jago. dalam
cawan arak itu sama sekali tidak terjadi perubahan apapun. Mendadak Kiem Hoa Hujien
meninggalkan tempat duduknya, dengan langkah yang genit dan mempesonakan ia
berjalan menuju kehadapan Sun Put Shia.
Terhadap Kiem Hoa Hujien yang cantik molek namun berhati keji bagaikan seekor ular
berbisa ini setiap jago menaruh rasa takut sebesar tiga bagian kepadanya, menyaksikan ia
berjalan mendekat setiap orang segera salurkan hawa murninya untuk bikin persiapan.
Gerak gerik Kiem Hoa Hujien kelihatan lambat sekali padahal gerakan tubuhnya amat
cepat dalam sekejap mata ia sudah berada ditempat kejadian, dari balik kepingan cawan
arak itu tangannya segera menyambar dan menangkap kembali ulat kecil berwarna putih
itu kemudian dimasukkannya ke dalam mulut dan ditelannya mentah2.
Setelah itu sambil tertawa nyaring katanya, Sayang . sayang.
Sayang aku sipengemis tua tidak terjebak oleh perangkap Hujien bukankah begitu?
Sayang sekali binatang yang mustajab dan sangat ternilai ini sudah dilepaskan begitu
saja
Beberapa patah kata ini boleh dikata merupakan suatu keluhan tapi kecuali ia sendiri
serta Tok-chiu-Yok-Ong siapa yang mau percaya akan ucapannya?
Bagaimana rasanya ulat kecil itu? ejek Sun Put Shia.
Luar biasa lezatnya dikolong langit tak ada makanan yang lebih lezat daripada ulat
tersebut sahut Kiem Hoa Hujien sambil tertawa. ia lantas putar badan dan balik ketempat
semula.
Para jago sama2 bergidik, mereka tidak menyangka perempuan cantik itu berani menelan
seekor ulat kecil dalam keadaan hidup2 bahkan memuji akan kelezatannya.
Sementara itu Be Boen Hwie merasa tercengang setelah menyaksikan dari kepingan
cawan arak itu tidak dijumpai keadaan yang mencurigakan, ia lantas berpikir.
Aaaah benar, hubungannya dengan Siauw Ling adalah sahabat kental yang luar biasa
sekali, memandang diatas wajah Siauw Ling ia telah melepaskan diriku.
Setelah terjadinya kegaduhan tersebut, maka segera mendatangkan banyak kerepotan
serta kekesalan bagi Shen Bok Hong yang sudah punya rencana matang ini. ia sudah
mempersiapkan diri dengan segala macam siasat nemun sama sekali tidak menyangka
kalau Sun Put Shia serta simanusia berjubah merah itu dapat ikut serta pula dalam
perjamuan para enghiong yang ia selenggarakan ini, ilmu silat yang dimiliki kedua orang
itu sangat lihay sekali, kemungkinan besar rencananya harus mengalami perubahan sama
sekali disamping harus menghadapi tidnak tanduk kedua orang itu.

Watak Shen Bok Hong dingin dan kaku, sekalipun menjumpai peristiwa yang
menyulitkan dirinya ia dapat tetap mempertahankan ketenangan hatinya. segera sambil
ulapkan tangannya ia berkata kepada Hong Coe seraya tertawa, Janganlah dikarenakan
persoalan seorang dayang macam kau sehingga merusak pertemuan para enghiong yang
sedang kuadakan, kau mengundurkan diri lebih dahulu, setelah perjamuan ini kita
bicarakan lagi persoalan tersebut.
Selama ini Hong Coe hanya mengawasi segala perubahan dengan hati tenang, setealah
menyaksikan diantara para jago yang hadir dalam ruangan itu ternyata begitu banyak
orang berani menentang serta memusuhi Shen Bok Hong, nyalinya semakin bertambah
besar, segera serunya kembali, Budak telah menghilangkan kewibawaan Toa Cungcu
dihadapan para jago, dosa dosa tersebut amat besar dan hanya bisa ditebus dengan suatu
kematian belakak, tetapi sebelum budak menemui ajalnya aku ingin membeberkan
seluruh perbuatan maksiat yang dilakukan Toa Cungcu setiap harinya kepada seluruh
umat jago yang ada dikolong langit meskipun setelah kuutarakan keluar rahasia ini maka
budak harus mati seketika budakpun akan mati dengan mata meram
Ucapan ini sangat menggusarkan Shen Bok Hong meski ia naik pitam namun iapun sadar
bahwa Hong coe pada saat ini merupakan pusat perhatian para jago yang hadir dalam
ruangan tersebut apabila ia turun tangan melukai dirinya tentu saja ada banyak jago yang
akan turun tangan melindungi keselamatannya kecuali kalau ia turn tangan dengan
segenap tenaga dan tidak sayang untuk bentrok dengan para jago rasanya sulit untuk
melukai dayang tersebut.
Tentu saja Shen Bok Hong tidak mau karena disebabkan seorang dayang cilik sampai
menggagalkan rencana besarnya maka ia tidak bertindak sesuatu dan dengan keraskan
kepala menantikan perubahan selanjutnya.
Terdengar Hong Coe dengan suara lantang melanjutkan, Semua gadis serta dayang yang
ada dalam perkampungan asal paras mukanya rada cantik telah kau gunakan semua
secara paksa, kau telah merampas keperawanannya.
Haaaa. haaa dayang yang tidak tahu malu, ucapan semacam inipun berani kau
utarakan pada keadaan seperti ini seru Shen Bok Hong sambil tertawa tergelak. Apakah
kau tidak tahu bahwa cuwi sekalian yang hadir dalam ruangan dewasa ini adalah jagojago kenamaan dalam dunia persilatan, apakah kau anggap mereka suka percaya begitu
saja dengan segala tuduhan serta fitnahanmu itu?
Hong Coe tidak menggubris, ia melanjutkan.
Dan aku adalah salah satu korban yang telah dinodai olehnya.
Pun Cungcu selamanya bertindak baik hati kepadamu dan tidak pernah mengawasi
secara ketat kepadamu, sungguh tak nyana karena tindakan tersebut telah mengakibatkan
kejadian seperti ini. kau benar2 adalah seorang dayang yang tak kenal budi.

Mengapa kau tidak mengatakan tindakan ini sebagai sudatu pembalasan


Budak busuk, entah kau sudah kena dibohongi oleh siapa sehingga kesadaranmu sirna
mari kita tak usah menggubris dirinya lagi.
Sinar matanya berputar dan dialihkan ke arah seorang pemuda ganteng yang duduk
disisinya. setelah itu sambungnya lebih jauh.
Tujuan siauwte untuk mengundang cuwi sekalian menghadiri pertemuan besar ini bukan
lain pertama, ingin memperkenalkan saudaraku ini kepada seluruh enghiong hoohan yang
ada dikolong langit.
Dalam ruangan terjadi kegaduhan, ada orang yang memperhatikan dengan seksama, ada
pula yang ber bisik2 merundingkan persoalan itu mereka semua sama2 menebak siapakah
orang itu.
Terdengar Shen Bok Hong dengan suara keras melanjutkan, Diantara cuwi sekalian
mungkin ada diantaranya yang pernah bertemu dengan saudaraku ini, tapi sebagian besar
tentu merasa asing bukan, siauwte percaya kalian semua tentu pernah mendengar nama
besarnya yang telah menggetarkan sungai telaga.
Suasana dalam ruangan seketika itu juga jadi sunyi senyap tak kedengaran sedikit
suarapun.
Shen Bok Hong tersenyum
Meskipun tidak panjang masanya untuk berkelana dalam dunia persilatan tapi nama
besarnya benar2 sudah menggetarkan seluruh jagad. sambungnya.
Apakah dia Siauw Ling? tanya seseorang secara tiba-tiba, disusul oleh pertanyaan2
orang lain.
Tidak salah dia adalah Siauw Ling, pada saat ini.
Dia bukan Siauw Ling mendadak Hong Coe menjerit lengking.
Dengan wajah berubah Shen Bok Hong melirik sekejap ke arah Hong Coe namun ia tidak
ambil gubris, sambungnya lebih lanjut, Siauw Ling yang hadir pada saat ini telah
menjadi Sam Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San Cung dari siauw-te, dikemudian
hari apabila cuwi sekalian bertemu dengan dirinya dalam dunia persilatan harap saudara
sekalian suka menjaga dirinya baik2.
Ketika menyaksikan seluruh jago yang hadir dalam ruangan itu agaknya sebagian besar
telah mempercayai obrolan dari shen Bok Hong itu. Hong Coe jadi amat gelisah kembali
ia berteriak, Dia benar2 bukan Siauw Ling, harap cuwi sekalian jangan sampai tertipu
oleh obrolannya

Budak cilik, pandai benar kau mengobrol dan mengaco belo yang bukan2 tegur Shen
Bok Hong sambil tertawa ramah. Jelas kau sudah keracunan hebat sehingga tak
tertolong lagi Samte, bunuh saja dirinya, dari pada ia selalu melanggar peraturan dari
perkampungan Pek Hoa Sancung kita.
Pemuda tampan itu mengiakan mendadak ia bangun berdiri, sepasang matanya yang
tajam mengawasi tubuh Hong Coe tak berkedip kemudian perlahan-lahan tangannya
bergerak meraba gagang pedang.
Nama besar Siauw Ling sudah menggetarkan seluruh jagad, tapi para jago yang hadir
dalam kalangan dewasa ini sebagian besar belum pernah menyaksikan ilmu silat yang
dimilikinya, tetapi ditinjau dari sinar mata tajam yang sedang menatap Hong Coe, serta
gerakannya untuk meraba gagang pedang, mereka percaya bahwa pemuda ini mempunyai
ilmu yang amat dahsyat dalam menggunakan pedang.
Ditinjau dari sikapnya yang lama sekali tidak mencabut pedang, siapapun berani
menduga dalam gerakan mencabut pedang nanti ia pasti melaksanakannya dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat.
Pada saat ini keberanian Hong Coe tidak berkurang ia malah semakin gagah, jeritnya
lengking, Sekalipun in ihari aku Hong Coe harus mati dibawah ujung pedangnya, akan
kubongkar dahulu tindak tanduk Shen Bok Hong yang terkutuk ini dihadapan para
enghiong hoohan sekalipun mati aku rela!
Dalam pada itu selembar wajah Siauw Ling gadungan itu sudah berubah jadi merah,
selapis napsu membunuh berkobar dalam wajahnya, sepasang mata bersinar tajam dan
pedang panjangnya sudah diloloskan sepanjang setengah depa dari dalam sarung.
Be Boen Hwie menggetarkan kipasnya yang mana secara tiba-tiba membuka separuh.
telapak kiri disilangkan didepan dada lalu menarik napas panjang, sepasang matanya
dengan tajam mengawasi terus tangan kanan dari Siauw Ling gadungan itu, jelas ia pun
menyaksikan keadaan tidak menguntungkan maka ia bersipa sedia menahan datangnya
serangan tersebut dengan segenap tenaga.
Tiba-tiba Suma Kan menyingkap bajunya lalu mengambil keluar sepasang roda emasnya
dari saku setelah dicekal dalam tangannya iapun siap sedia melakukan pertarungan.
Suasana dalam ruangan itu seketika itu juga berubah jadi hening, sunyi dan tak
kedengaran sedikit suarapun begitu sunyi suasananya sehingga napas setiap orang dapat
terdengar nyata.
Siauw Ling pun tidak tinggal diam, tangan kanannya segera merogoh sakunya lalu diam2
mengenakan sarung tangan kulit ularnya, iapun bersiap sedia melakukan pertolongan disaat2 perlu.

Shen Bok Hong tidak ketinggalan. sepasang matanya yang tajam mengawasi Be Boen
Hwie serta Suma Kan tajam2. paras mukanya tenang membuat orang sukar untuk
membedakan ia sedang gembira atau gusar.
Bukan begitu saja sinar mata setiap jago yang hadir dalam ruangan itu telah dicurahkan
ke atas tubuh pemuda ganteng tadi serta Be Boen Hwie sekalian, jelas etiap orang
menguatirkan menang kalah yang akan diraih oleh masing-masing pihak.
Mendadak Siauw Ling gadungan itu menggerakkan pergelangan kanannya tiba-tiba
pedangnya sudah dicabut keluar dari dalam sarung.
Dalam sekejap mata hawa pedang berkelebat memenuhi angkasa, cahaya tajam
pedangnya langsung menyerang ke atas tubuh Hong Coe yang berdiri tidak gentar.
Be Boen Hwie putar kipasnya menciptakan selapis bayangan kipas dan sekali berkelebat
ia bendung datangnya rentetan cahaya pedang itu.
Ditengah kesunyian yang mencekam seluruh ruangan terdengar suara bentrokan nyaring
menggema dengan kerasnya, bayangan kipas memenuhi angkasa itu mendadak sirap dan
lenyap tak berbekas.
Diikuti cahaya emas berkelebat dan meluncurlah selapis kabut kuning menghadang
cahaya pedang yang berhasi menerobosi bayangan kipas itu.
Traang. traang. baik cahaya pedang maupun kabut kuning ber-sama2 lenyap tak
berbekas.
Orang luar hanya menyaksikan bayangan kipas cahaya roda serta hawa pedang dalam
sekilas pandang telah lenyap tak berbekas, siapapun tidak pernah menyangka dalam
bentrokan barusan telah terjadi duel sengit yang menentukan antara mati dan hidup.
Menanti semua orang alihkan kembali sinar matanya ketengah kalangan maka tampaklah
cahaya merah yang semula menyelubungi wajah Siauw Ling gadungan itu sudah lenyap
dan buyar saat ini wajahnya berubah jadi pucat pias bagaikan susu kambing.
Wajah Be Boen Hwie pun ke-hijau2an, tangan kanannya mencekal kipas sedang darah
segar telah membasahi separuh bagian bajunya dan ketika itu masih menetes ke atas
lantai.
Sebaliknya Suma Kan silangkan sepasang roda emasnya didepan dada napasnya
tersengkal2 dan keringat mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.
Situasi yang terbentang ditengah kalangan sudah jelas sekali, di dalam membendung
serangan pemuda ganteng tersebut baik Suma Kan maupun Be Boen Hwie telah
mengerahkan segenap kemampuannya, seumpama dalam serangan pedangnya orang itu
menambahi dengan beberapa bagian tenaga saja, walaupun kedua orang itu telah

kerahkan segenap tenaga yang dimiliki belum tentu bisa menghadang serangan pedang
yang ditujukan ke arah Hong Coe itu.
Dalam pada itu mereka bertiga sama2 berdiri ditengah kalangan tak berkutik siapapun
berusaha merebut waktu sebanyak2 untuk mengatur pernapasan dan memulihkan kembali
tenaga dalamnya.
Begitu mendesak waktu yang mereka butuhkan sampai sampai Be Boen Hwie tiada
kesempatan sama sekali untuk membalut luka diatas lengannya.
Ketenangan yang terjadi saat ini merupakan suatu ketenangan yang paling hening
menjelang terjadinya suatu hujan badai yang maha dahsyat serangan berikutnya yang
jauh lebih dahsyat segera akan berlangsung.
Di dalam serangan berikutnya mungkin daya serangan tidak terlalu besar namun setiap
oang sadar dalam serangan itulah setiap orang akan menentukan matai hidupnya masingmasing.
Tampak cahaya merah selapis demi selapis telah menyelimuti kembali wajah pemuda
ganteng itu, dari tawar warna tersebut semakin menebal.
Keringat yang membasahi kening Suma Kan pun telah mengering. napas yang tersengkal2 tidak kedengaran lagi.
Siauw Ling asli yang duduk disisi kalangan pun tidak ketinggalan, diam2 ia tinjau situasi
ketika itu ia tahu Suma Kan serta Be Boen Hwie tidak akan kuat menahan satu serangan
lagi dari lawannya, ia harus cepat-cepat mencari satu akal untuk membantu secara diam2.
Tetapi dibawah pengawasan para jago, tidak gampang baginya untuk menunjukkan
kepandaian saktinya tanpa menimbulkan jejak yang dapat mencurigakan orang.
Ilmu silat yang dimiliki pemuda ganteng itu benar2 sudah menggetarkan seluruh
kalangan, sebagian besar para jago yan gbelum pernah bertemu dengan Siauw Ling mulai
mempercayai apabila orang ini bukan lain adalah Siauw Ling yang sebenarnya.
Sebab tidak lama Siauw Ling berkelana dalam dunia persilatan, namun paras mukanya
yang ganteng serta kecepatan pedangnya telah menggetarkan seluruh sungai telaga, dan
pemuda yang ada dihadapan mereka saat ini persis seperti apa yang dilukiskan.
Seandainya mereka memperhatikan lebih seksama lagi, mungkin pikiran itu segera akan
berubah sayang tak seorangpun yang memperhatikan akan diri pemuda itu. meski ada
yang memperhatikan jumlahnya amat keci.
Tampak hawa merah yang menyelimuti wajah pemuda itu makin lama semakin menebal.
sinar mata yang memancar keluar dari sepasang mata pun semakin bening jeli dan

cemerlang hal ini membuktikan apabila suatu pertempuran yang menentukan antara mati
dan hidup segera akan berlangsung.
Setelah melewati pengaturan napas selama beberapa saat rasa lelah telah lenyap dari
tubuh Be Boen Hwie, darah segar yang mengucur keluar lewat mulut lukapun telah
berhasil ditahan oleh hawa murninya, ia mulai putar otak untuk mencari akal guna
menghadapi sitauasi yang terbentang dihadapannya saat ini, diam2 pikirnya.
Apabila pertarungan ini bisa dilangsungkan dengan pengaturan jarak dekat, siapa
menang siapa kalah masih susah diduga. tapi jelas dalam bentrokan tenaga dalam tadi aku
masih kalah setingkat dari kepandaiannya.
Satu2nya harapan baginya untuk merebut kemenangan adalah melancarkan serangan
secepat mungkin setelah bentrokan senjata dengan dirinya, kemudian sejurus demi
sejurus meneternya habis2an, tapi ia membutuhkan persiapan untuk melakukan
pertarungan semacam ini.
Sewaktu ia tahu setelah melakukan pertarungan itu maka ia akan kecapaian sekali dan
susah melanjutkan pertarungan lebih jauh.
Sementara otaknya masih berputar, pemuda ganteng itu sudah mulai bergerak kembali,
pedangnya digetarkan cahay tajam berkilat dan sekali lagi meluncur ke arah tubuh Hong
Coe.
Disaat pemuda itu bergerak, Suma Kan serta Siauw Ling pun turun tangan pula serentak.
Suma Kan menggetarkan sepasang roda emas ditangannya menyerang dari samping dan
menyambut datangnya cahaya tajam yang sedang meluncur kedepan itu.
Sedangkan Siauw Ling secara diam2 melepaskan ilmu jari Siuw-Loo-Ci-Kangnya yang
hebat serentetan deseiran tajam segera meluncur kedepan.
Duuusss! serangan pedang pemuda itu termakan oleh sentilan jari Siuw-Loo-Ci-Kang
yang dilepaskan Siauw Ling, tenaganya segera banyak berkurang, apalagi termakan oleh
tangkisan roda emas yang digerakkan Suma Kan, diiringi suara dentingan nyaring
seketika itu juga serangan pedang itu terbendung sama sekali.
Suma Kan hanya merasakan dalam bentrokannya dengan pedang pemuda tersebut untuk
kedua kalinya tenaga serangan lawan sama sekali berkurang, dengan mudah dan
gampang serangan itu berhasil ia punahkan.
Kiranya Siauw Ling gadungan itu diam2 menderita kerugian yang amat besar.
Kiranya Siauw Ling takut serangan pedangnya amat lihay dan sulit ditangkis maka dalam
sentilan ilmu jari Siuw-Loo-Ci-Kangnya tadi ia telah menggunakan tenaga sebesar
delapan bagian, begitu dahsyat tenaga desiran yang tak berwujud itu sehingga pemuda

ganteng itu merasakan pedang ditangan kanannya se-akan2 terhajar oleh segulung tenaga
yang amat besar sekali begitu hebat serangan itu hampir2 saja pedangnya tak sanggup
dikuasai dan lepas dari tangan.
Tidaklah aneh kalau pedang itu seketika berhasil dipunahkan sama sekali oleh sepasang
roda emas Suma Kan tanpa buang tenaga banyak
Tiba-tiba Be Boen Hwie maju dua langkah kedepan sambil menjura sapanya, Ilmu
pedang yang heng-thay miliki benar2 luar biasa, cayhe ingin sekali menjajal ilmu pedang
terbang dari Heng-thay, harap Heng-thay suka memberi petunjuk
Walaupun diluaran ia bicara amat sopan tapi dalam tindakan sama sekali tidak memberi
kesempatan bagi pemuda itu untukmenjawab, kipas ditangannya berputar kencang,
dengan juru Siauw-Ci-Thian-Lam atau Sambil Tertawa Menuding Langit Selatan
kipasnya dirapatkan lurus langsung menotok kemuka.
Saat itu cahaya merah yang menyelimuti wajah pemuda itu sudah buyar dan muncullah
selembar wajah yang pucat pias bagaikan mayat.
Tampak ia angkat pedangnya untuk menangkis serangan kipas Be Boen Hwie namun
sama sekali tidak melancarkan serangan balasan.
Haaa haaa. Heng-thay, mengapa kau tidak melancarkan serangan balasan? apakah kau
sudah lelah dan kehabisan tenaga sehingga tak dapat bergebrak lagi? jengek Be Boen
Hwie sambil tertawa terbahak2.
Ditengah bentakan keras, kipasnya berkelebat melancarkan serentetan serangan gencar
yang cepat dan dahsyat sebentar kipasnya ditutup untuk melancarkan totokan, sebentar
lagi dibentangkan untuk membabat, sebuah kipas dalam sekejap mata telah berubah jadi
golok pedang serta Poan-koan pit untuk menotok jalan darah.
Agaknya setelahmelepaskan dua kali ilmu pedang terbangnya pemuda ganteng itu sudah
kehabisan tenaga, dalam menangkis setiap serangan kipas yang dilepaskan Be Boen Hwie
ia keihatan payah dan ngotot sekali.
Tidak sampai sepuluh gebrakan kemudian pemuda ganteng itu sudah kalang kabut dan
terdesak hebat, ia mulai keteter dan tidak sanggup mempertahankan diri.
Shen Bok Hong dapat menyaksikan situasi yang sangat tidak menguntungkan dirinya, ia
sadar apabila pertarungan ini dilanjutkan lebih jauh maka tidak sampai dua puluh jurus
Siauw Ling gadungan itu pasti akan terluka dibawah sambaran kipas yang dilancarkan Be
Boen Hwie, hatinya jadi amat gelisah.
Tahan! segera bentaknya.

Pemuda tampan itu siap menarik kembali pedangnya untukmengundurkan diri setelah
mendengar bentakan itu namun Be Boen Hwie tidak mau lepas tangan begitu saja
kipasnya berputar semakin kencang dan pemuda itupun kontan terkurung dibawah
lapisan bayangan kipas yang amat rapat dan dahsyat.
Menyaksikan bentakannya tidak diambil gubris Shen Bok Hong naik pitam, pikirnya,
Kurang ajar. Be Boen Hwie benar2 menjengkelkan hati, aku harus kasih sedikit
pelajaran kepadanya.
Karena berpikir demikian tangannya segera diangkat lalu menyentil kedepan setelah itu
perlahan-lahan duduk kembali.
Dari meja perjamuan sebelah kiri mendadak menggema suara tertawa dingin diikuti
meluncurlah kata2 ejekan, Hmm? andalkan jumlah banyak untuk merebut kemenangan,
macam enghiong apakah kau orang?
Ditengah bentakan keras, sebuah cambuk lemas berwarna merah telah meluncur ke arah
tubuh Be Boen Hwie.
Merasakan datangnya serangan Be Boen Hwie putar kipas menangkis, ambil kesempatan
itulah pemuda tampan itu tarik kembali pedangnya sambil meloncat mundur.
Cambuk lemas berwarna merah yang meluncur datang itu entah terbuat dari bahan apa,
lunak dan keras setelah tertangkis oleh kipas Be Boen Hwie benda tadi seketika ditarik
kembali ke belakang.
Agaknya ia sama sekali tiada bergebrak melawan Be Boen Hwie, dan maksudnya hanya
menolong pemuda tampan itu melepaskan diri dari mara bahaya.
Dalam pada itu pemuda yang menjadi Siauw Ling gadungan itu segera mengundurkan
diri sejauh lima depa ke belakang, ia tidak kembali kekursiya semula tapi berdiri tegak
disisi kalangan sambil mengatur pernapasan,
Dalam hati Be Boen Hwie mengerti, ilmu silat serta jurus pedang yang dimiliki orang itu
tidak berada dibawahnya, barusan ia berhasil terkurung dibawah kipasnya hal ini
disebabkan tenaga dalamnya telah berkurang setelah dua kali melepaskan ilmu pedang
terbang yang maha dahsyat, apabila ia biarkan orang itu atur pernapasan lebih dahulu
kemudian menyerang lagi ia tahu dia pasti bukan tandingannya.
Dalam kenyataan, setelah Be Boen Hwie melakukan pertarungan sengit sambil menahan
rasa sakit, mulut luka semakin melebar darah segar mengucur keluar tiada hentinya
membasahi hampir seluruh baju yang dikenakan.
Siauw Ling diam2 mengawasi situasi dalam ruangan, ia dapat membedakan bahwa dalam
ruangan tersebut telah terpisah jadi dua rombongan, hanya kedua belah pihak tidak
mengetahui situasi serta keadaan lawannya untuk sementara tetap bersabar.

Ia sadar bahwa dari antara dua golongan itu hanya ia serta Be boen Hwie bertiga saja
yang secara terang2an berani memusuhi orang2 perkampungan Pek Hoa Sancung
keadaan ini sangat tidak menguntungkan posisi mereka, maka dengan ilmu
menyampaikan suara segera pesannya
Suma-heng, harap kau suka menasehati Be Cong Piauw Pacu untuk sementara waktu
bersabar dahulu, dewasa ini saatnya belummatang janganlah bikin keonaran lebih jauh
Terhadap Siauw Ling, dalam hati Suma Kan merasa amat kagum maka setelah menerima
pesannya ia lantas tertawa ter-bahak2.
Be-heng mari kita kembali kekursi perjamuan lebih dahulu ajaknya.
Be Boen Hwie tahu dibalik ucapannya pasti mengandung maksud tertentu, dalam
kenyataan iapun sudah lemas setelah kehilangan banyak darah. apalagi harus mengalami
pula pertarungan sengit, sinar matanya lantas menyapu sekejap ke arah Hong Coe dan
katanya lirih, Nona Hong harap kaupun segera mengundurkan diri kemeja perjamuan!
Demikianlah beberapa orang itu segera mengundurkan diri kemeja perjamuan dan ambil
tempat duduk kembali.
Setelah itulah sinar mata Be boen Hwie baru menyapu ke arah seorang kakek tua berbaju
hitam yang duduk dimeja perjamuan nomor dua katanya lirih, Suma-heng, kenalkah kau
dengan orang itu?
Tidak kenal
Dia bukan jago Bu-lim dari daratan Tionggoan
Ingatan Siauw Ling amat tajam. sekilas pandang ia kenali kedua orang itu adalah
sepasang Hek-pek-Jie-Loo yang datang dari luar perbatasan, kemarin malam dalam
perjamuan yang diselenggarakan dalam kebun si orang tua berbaju hitam itu pernah
menangkis kipas dari Be Boen Hwie.
Sedang si kakek berbaju putih itu punya usia sebaya dengan sihitam maka mereka duga
orang itu adalah Pek-Loo.
Sementara itu pemuda tampan tadi telah menyelesaikan semedinya. hawa merah yang
amat tebal telah menyelimuti kembali wajahnya.
Melihat kelihayan orang Suma Kan jadi terperanjat.
Sungguh amat sempurna tenaga dalam yang dimiliki keparat cilik itu pikirnya.
Tampak ia ayunkan pedangnya dan berkata dengan suara dingin, Aku orang she Siauw
masih ingin mohon petunjuk dari ilmu silat yang dimiliki Be Cong Piauw Pacu

Suatu tantangan yang dilakukan secara blak2an meski Be Boen Hwie sadar
kepandaiannya bukan tandingan lawan namun ia pun tidak ingin menunjukkan
kelemahan dihadapan musuh segera dirobeknya secarik kain untuk membungkus mulut
lukanya setelah itu sambil tertawa manggut.
Pasti akan kulayani kemauanmu sahutnya.
Tapi sebelum Be Boen Hwie bertindak Suma Kan telah mendahului dirinya dan
meninggalkan meja perjamuan.
Be Cong Piauw Pacu, kedudukanmu sangat tinggi dan terhormat bagaimana kalau
biarkan cayhe yang melayani dirinya lebih dahulu? serunya.
Hmm! kalau kau ingin mewakili dirinya mati, nah cepatlah cabut keluar senjata
tajammu jengek pemuda itu dingin. pedangnya segera digetarkan dan muncullah empat
kuntum bunga2 pedang.
Suma Kan sadar ilmu pedang terbang yang dimiliki pemuda itu amat lihay sekali, dengan
andalkan kepandaian ia seorang diri belum tentu dapat menandinginya tetapi setelah ia
menyatakan kesanggupan terpaksa sambil keraskan kepala segera munculkan diri
ketengah kalangan dari dalam saku sepasang roda emasnya diambil keluar dan dicekal
dalam genggamannya.
Dari hawa merah yang begitu tebal menyelimuti wajah pemuda tampan itu Siauw Ling
mulai men-duga2, ilmu silat apakah yang telah dipelajari orang itu, ia rasa ilmu silatnya
pasti berasal dari ilmu sesat, dimana setiap kali setelah selesai menggunakan
kepandaiannya tenaga dalam yang punah dengan cepat pulih kembali seperti sedia kala,
ia tahu meski ilmu silat yang dimiliki Suma Kan sangat lihay, mungkin ia masih bukan
tandingannya, sianak muda ini putar otak untuk mencari akal guna membantu dirinya.
Sementara ia masih berpikir pemuda tampan itu sudah menggetarkan pedangnya
menusuk ke depan.
Kali ini ternyata ia tidak menggunakan ilmu pedang terbangnya lagi.
Yang paling ditakuti Suma Kan adalah ilmu pedang terbangnya menyaksikan ia
menyerang dengan jurus pedang biasa hatinya jadi girang. Roda emas ditangan kirinya
segera menangkis datangnya serangan itu dengan jurus Wan-Te-Huan-Im atau didasar
pergelangan membalik Awan melancarkan serangan
Pemuda tampan itu tidak lemah, ia keluarkan jurus Hiat-Nio-Hua-Sah atau burung
merah menggurat pasir. Traang.! ditengah bentrokan keras ia berhasil memunahkan
roda emas lawan diikuti melancarkan tiga buah serangan berantai.
Suma Kan putar roda emasnya, dengan jurus2 keras lawan keras ia terima seluruh
serangan lawan.

Kiranya ia takut pihak lawan menggunakan ilmu pedang terbangnya lagi maka begitu
turun tangan dengan seluruh tenaga ia meneter musuhnya habis2an.
Dalam sekejap mata cahaya roda bayangan pedang bercampur baur jadi satu dan
berlangsunglah suatu pertarungan yang maha sengit.
Sepanjang pertarungan itu berlangsung Siauw Ling pentang matanya mengawasi setiap
perubahan yang terjadi dalam kalangan, disamping itu iapun selalu mengawasi setiap
gerak gerik dari Shen Bok Hong.
Tampaklah jurus serangan dari Suma Kan amat dahsyat dan gencar. setelah bergebrak
sebanyak dua puluh jurus boleh dikata ia telah menguasai seluruh kalangan.
Pada saat itulah Shen Bok Hong kerutkan alisnya bibir tampak komat kamit disusul Cioe
Cau Liong tiba-tiba meninggalkan tempat duduknya.
Siauw Ling tahu Shen Bok Hong telah menggunakan ilmu menyampaikan suara untuk
memberi petunjuk kepada Cioe Cau Liong guna bkin persiapan tetapi ia tidak tahu
rencana apakah yang sedang mereka persiapkan.
Kedudukannya pada saat ini hanya seorang pelayan meski ia temukan suatu peristiwa
tidak leluasa baginya untuk memperingatkan para jago yang ada dalam ruangan, maka
buru-buru dengan ilmu menyampaikan suara bisiknya kepada Be Boen Hwie, Be-heng
harap kau suka memperhatikan gerak gerik dari Cioe Cau Liong?
Waktu itu Be Boen Hwie sedang pusatkan seluruh perhatiannya untuk mengawasi
pertarungan anatar Suma Kan melawan pemuda tampan itu mendengar peringatan ini ia
jadi terperanjat dan segera berpaling sedikitpun tidak tampaklah Cioe Cau Liong secara
diam2 telah meninggalkan meja perjamuan.
Ketika itu boleh dikata seluruh perhatian para jago sedang tercurahkan ketengah kalangan
dimana sedang berlangsung pertarungan sengit antara Siauw Ling gadungan melawan
Suma Kan sedikit sekali diantara para jago yang menyaksikan Cioe Cau Liong
meninggalkan tempat duduknya.
Dikala Be Boen Hwie cabangkan perhatiannya untuk mengawasi gerak geriknya Cioe
Cau Liong itulah pertempuran sengit yang sedang berlangsung ditengah kalangan telah
terjadi perubahan hebat.
Kiranya setelah Suma Kan melangsungkan pertarungan sengit sebanyak dua puluh jurus
melawan Siauw Ling gadungan itu, ia telah berhasil menguasai jalannya jurus pedang
lawan, tiba-tiba roda emas ditangan kirinya mengeluarkan jurus Im Hong Ngo Ih atau
Awan Gelap Menutup Lima Gunung. dengan suatu tindakan menempuh bahaya ia babat
gerakan pedang lawan disebelah kiri.

Suma Lan adalah seorang manusia yang teliti apabila ia tidak punya keyakinan berhasil
menguasai musuh, tidak nanti ia melakukan perbuatan yang menempuh bahaya sebab
tindakan tersebut sama artinya telah melanggar pandangan Bu lim.
Seandainya gerakan pedang pemuda tampan itu mendadak menyerang dari sebelah kanan
separuh badan Suma Kan yang tidak terjaga akan terjatuh dibawah ancaman musuh,
meski tidak terluka sedikit banyak ia akan dibikin kerepotan oleh gencetan lawan.
Siapa sangka gerakan pedang musuh tepat seperti apa yang diduga. tidak salah lagi ujung
pedang lawan datang dari arah sebelah kiri.
Suma Kan jadi kegirangan setengah mati, roda emas ditangan kanannya segera
menghajar dada lawan dengan jurus Hwie-Pa-hong-Tiong atau Pacul Terbang
membentur genta.
Pemuda tampan itu buru-buru mengempos tenaga dan meloncat dua langkah ke belakang
untuk menghindari hantaman roda emas dari Suma Kan itu.
Siapa tahu pada saat itulah Suma Kan telah ayunkan tangannya. roda emasi itu tiba-tiba
meluncur dari tangannya laksana sambaran kilat melayang kedepan.
Ilmu roda terbang merupakan suatu jurus paling ampuh dalam jurus roda emas yang
dikuasahi Suma Kan pemuda tampan itu sama sekali tidak menduga akan datangnya
serangan tersebut, dadanya seketika terhajar oleh roda emas tadi dan segera mendengus
berat, darah segar segera muncrat keluar dari mulutnya dan tubuh orang itupun roboh
terjengkang ke atas tanah.
Menyaksikan peristiwa itu para enghiong hoohan yang ada dalam ruangan bersorak
memuji, diam2 mereka merasa kagum atas kelihayan ilmu roda terbang dari Suma Kan.
Tampak Shen Bok Hong per-lahan-lahan bangun berdiri, tubuhnya yang tinggi besar dan
bongkok itu langsung berjalan menuju ke arah mana Suma Kan berdiri.
Siauw Ling jadi terperanjat, segera pikirnya, Ilmu silat yang dimiiliki Shen Bok Hong
amat lihay, dalam menggerakkan tangannya saja ia dapat melukai orang, mungkin Suma
Kan tidak akan kuat terhadap sebuah serangannya.
Menanti ia awasi orang itu lebih jauh tampaklah Shen Bok Hong menghampiri Siauw
Ling gadungan itu kemudian bongkokkan badan dan memeriksa keadaan lukanya, tibatiba ia ulapkan tangannya.
Dua orang pemuda berbaju singsat warna hijau muncul sambil membawa sebuah
usungan, setelah membaringkan tubuh Siauw Ling gadungan tadi diatas usungan buruburu berlalu pula dari ruangan.

Sinar mata para jago sekarang sama2 ditujukan ke atas tubuh Shen Bok Hong, mereka
duga ia pasti akan merasa sedih dengan robohnya Siauw Ling dan tak bisa dihindari lagi
suatu serangan yang maha dahsyat akan dilepaskan terhadap diri Suma kan.
Siapa sangka peristiwa yang terjadi berikutnya sama sekali diluar dugaan para jago,
menanti dua orang pemuda berbaju hijau tadi telah berlalu ber-sama2 Siauw Ling
gadungan, bukannya menghadapi Suma Kan sebaliknya Shen Bok Hong malah balik
kemeja perjamuannya.
Mendadak seorang lelaki tertawa lantang begitu nyaring suaranya sampai seluruh
kalangan bergetar keras, diikuti ia berseru, Haa. haa. sungguh tak nyana Siauw
Ling yang punya nama tersohor tidak lebih hanya gentong nasi yang tak berguna sama
sekali terhadap serangan orangpun tidak sanggup mempertahankan diri. agaknya kabar
berita yang tersiar dalam dunia persilatan tak boleh dipercaya seratus persen
Be Boen Hwie berpaling ia temukan orang yang barusan berbicara adalah seorang lelaki
berjubah warna merah, tinggi kurus dan berwajah kuning pucat ketika menyelesaikan
kata2 tersebut ia kembali tertawa ter-bahak2.
Entah siapakah jago ini? pikir Be Boen Hwie di dalam hati.
Ketika mendengar ejekan itu Shen Bok Hong seera alihkan sinar matanya ke arah orang
itu, kemudian tertawa dingin tiada hentinya.
Siapakah heng-thay? ia menegur.
Heee. heee. siauwte hanya seorang prajurit tak bernama, lebih baik tak usah
kusebutkan namaku!
Shen Bok Hong benar2 seorang yang beriman tebal, ia hanya melirik sekejap ke arah
orang itu kemudian bersabar diri, sinar matanya lantas menyapu keseluruh kalangan dan
berkata.
Walaupun saudara cayhe telah terluka parah ditangan orang lain, hal ini harus
disalahkan ilmu silatnya tidak sempurna. sekalipun mati juga tak perlu disesalkan.
Ia merandek sejenak, lalu sambungnya.
Setiap orang yang diundang untuk menghadiri pertemuan dalam perkampungan Pek Hoa
San Cung ini hari adalah sahabat dari aku orang she Shen. aku duga banyak sekali
diantara jago lihay Bulim yang secara diam2 telah menyusup masuk ke dalam
perkampungan ini, bahkan sengaja hendak mencari satroni dengan diriku, tentang soal ini
walaupun siauwte sudah bersabar dan berlaku bijaksana mungkin, namun lama kelamaan
tidak dapat menahan diri pula.

Sinar matanya menyapu seluruh kalangan tak seorangpun yang memberi komentar
suasana amat sunyi.
Shen Bok Hong tertawa hambar ujarnya kembali.
Berbicara sebenarnya, aku orang she Shen merasa amat berterima kasih sekali atas
kesudian saudara yang menyusup ke dalam perkampunganku ini untuk menghadapi
pertemuan tersebut meski kalian masuk secara tidak wajar namun aku akan menerimanya
dengan senang hati serta melayani sebaik mungkin, tapi aku hendak peringatkan apabila
kalian hendak bikin keonaran di sini maka janganlah salahkan diriku kalau bertindak
kurang sopan, untuk menghindari kejadian itu dan carikan suatu akal yang tepat maka
siauwte telah mendapatkan suatu cara yang rasanya sangat tepat, entah sudikah kiranya
cuwi sekalian menyetujuinya?
Orang ini licik, keji dan berbahaya. entah siasat apa lagi yang sedang dipersiapkan
olehnya? pikir Siauw Ling dalam hati.
Terdengar diantara para jago yang hadir dalam ruangan ada pula yang berteriak,
Bagaimanakah usul dari Toa Cungcu itu? silahkan diutarakan. kami sekalian akan
mendengarkannya dengan telinga terbuka.
Cara tersebut amat sederhana sekali sahut Shen Bok Hong sambil tertawa hambar.
Asalkan aku mencoba kesetiaan hati kalian maka hal ini akan segera diketahui, sebelum
itu aku ingin bertanya Cuwi sekalian adalah sahabat karib aku orang she Shen atau
musuhku.?
Tiba-tiba ia pertinggi suaranya.
Apabila kalian suka bersahabat dengan aku orang she Shen silahkan Cuwi sekalian
bangun berdiri dan memasuki tenda yang ada dibelakang aku orang she Shen, disana
telah tersedia sayur dan arak bagus untuk menjamu kalian semua apabila kalian tidak
ingin bersahabat denganku orang she Shen tapi tidak ingin memusuhi diriku harap
saudara2 suka berpindah kemeja perjamuan sebelah kiri.
Bicara sampai disitu suaranya berubah rendah sekali.
Apabila saudara termasuk golongan yang ingin memusuhi aku orang maka segera
berpindahlah kemeja pertemuan sebelah kanan, Cuwi sekalian adalah jago-jago kangouw
kenamaan, aku rasa tentu kalian tidak akan bertindak pengecut dengan mencampur
baurkan antara mush dan sahabat bukan
Begitu Shen Bok Hong menyelesaikan kata2nya suasana dalam ruangan tersebut jadi
sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun, lama sekali tiba-tiba dua orang kakek tua
hitam dan putih itu berdiri lebih dahulu dan langsung menuju ke belakang Shen Bok
Hong.

Setelah berlalunya dua orang ini maka para jago lainpun mengikuti jejeak mereka, dalam
sekejap mata sudah ada separuh bagian para jago yang berkumpul dari ruangan itu telah
berlalu ke belakang Shen Bok Hong dan lenyap dibalik tenda.
Para jago yang ada disebelah kanan perjamuan sebagian besar bangun berdiri dan
berpindah ke meja perjamuan sebelah kiri.
Menyaksikan kejadian itu Siauw Ling merasa hatinya bergerak, pikirnya, Sepintas lalu
cara ini kelihatannya amat sederhana dan tiada keistimewaan, padahal amat keji dan
telengas sekali, ia hendak membedakan antara pihak musuh dengan pihak sahabat dengan
andalkan kepercayaan orang2 Bu-lim setealh itu ia akan kumpulkan segenap tenaga yang
dimilikinya untuk menghadapi musuh cara ini benar2 luar biasa sekali.
Ketika itu jago yang ada dimeja perjamuan sebelah kanan tinggal beberapa orang belaka,
kecuali Be Boen Hwie, Suma Kan sekalian yang terduduk dalam semeja masih ada Sun
Put Shia erta beberapa orang manusia asing yang tidak dikenal olehnya.
Satu hal yang paling membingungkan Siauw Ling adalah Tong Loo Thay-Thay saat ini
dari meja perjamuan sebelah kanan telah berpindah kemeja perjamuan sebelah kiri.
perubahan yang terjadi dalam semalaman saja ternyata berbeda bagaikan langit dan bumi.
Diam2 Be Boen Hwie mulai menghitung jumlah orang yang ada dimeja perjamuan
sebelah kanan semuanya hanya berjumlah belasan orang belaka hatinya jadi terkesiap
pikirnya, Ketika para jago sama2 berkumpul jadi satu ruangan, hal ini masih tidak terasa
seberapa, tapi sekarang setelah pihak musuh dan pihak sahabat dipisahkan jumlah pihak
sini jadi begitu sedikit.
Dalam pada itu terdengar Hong Coe telah berkata dengan suara lirih, Shen Bok Hong
telah berubah maksud, agaknya berhubung terlukanya Siauw Ling gadungan,maka cara
membokong telah diubah jadi suatu perang total secara terbuka
Tidak salah Be Boen Hwie mengangguk. Per-tama2 pihak yang akan diserang serta
dihancurkan pastilah rombongan kita!
Diam2 Siauw Ling pun bikin perhitungan, setelah itu pikirnya, Apabila Shen Bok Hong
terang2an hendak mengajak perang tanding secara terbuka, kemudian mendesak terus
menerus, terpaksa kedudukanku sebagai seorang pelayan tidak akan tertahan lebih
jauh.
Tiba-tiba terdengar suara bentakan yang amat nyaring berkumandang datang dari ujung
ruangan, Shen Cung-cu, selama ini aku sipengemis duduk disebelah kiri tapi akupun
tidak ingin bersahabat dengan diri Shen Cung-cu, entah bagaimana enaknya?
Siauw Ling alihkan sinar matanya ke arah mana berasalnya suara tadi, ia jumpai orang itu
adalah sipengemis kelaparan.

Shen Bok Hong tertawa hambar.


Apabila kau ingin bermusuhan dengan aku Shen Bok Hong silahkan segera pindah
kemeja perjamuan sebelah kanan serunya.
Waah. sungguh merepotkan sekali gerutu sipengemis kelaparan dengan suara dingin.
Ia bangun berdiri dan segera berpindah kemeja perjamuan sebelah kanan.
Sipaderi pemabok mementang matanya yang sipit lalu ikut bangun berdiri pula, katanya,
Bagus, bagus sekali. Selamanya antara sipengemis kelaparan dengan padri Pemabok
selalu tak pernah berpisah satu dengan lainnya apabila sipengemis kelaparan memang
kepingin cari mati terpaksa mau tak mau aku sihweesio gede harus mengiringinya.
Iapun mengikuti sipengemis kelaparan, bangun berdiri dan bergerak menuju kemeja
perjamuan sebelah kanan.
Walaupun cuma sipengemis kelaparan serta si padri pemabok dua orang, tambahan ini
cukup menghibur hati Be Boen Hwie tanpa terasa semangatnya berkobar kembali.
Tampak dari meja perjamuan sebelah kiri mendadak berdiri tujuh delapan orang tanpa
mengucapkan sepatah katapun mereka pindah kemeja perjamuan sebelah kanan.
Be Boen Hwie segera mengawasi orang2 itu namun ia tidak kenal dengan orang2 itu.
Sepasang alis Shen Bok Hong langsung berkerut dan tertawa terbahak2.
Haaa. haa. apakah masih ada orang yang hendak memusuhi aku orang she Shen!
ayoh cepat pindah kemeja perjamuan sebelah kanan serunya.
Terdengar seseorang berteriak keras.
Mati dan hidup telah ditentukan takdir sekalipun bersahabat dengan Shen Bok Hong
belum tentu akan peroleh kebaikan?
Mengikuti teriakan tersebut kembali ada dua orang lelaki kekar berusia lima puluh
tahunan berpindah kemeja perjamuan sebelah kanan.
Kedua orang ini dikenal oleh Be Boen Hwie. mereka adalah dua harimau dari gunung
Thay-san dua bersaudara she Song.
Shen Bok Hong melirik sekejap para jago yang ada dimeja perjamuan sebelah kiri lalu
tertawa tergelak kembali.

Menurut dugaan siauw-te, dari meja perjamuan sebelah kiri mungkin masih ada
beberapa orang yang ingin memusuhi diri siauw-te mengapa tidak segera pindah kemeja
perjamuan sebelah kanan? jengeknya.
Tidak salah lagi, dari meja perjamuan sebelah kiri segera terdengar dengusan serta
tertawa dingin.
Hmm! Shen Toa Cung-cu yang gagah ternyata tiada maksud mengikat tali persahabatan
dengan kita, buat apa kita harus menyanjung dirinya? bukankah jauh lebih baik mati
daripada menanggung malu?
Ucapan toako sedikitpun tidak salah sahut orang kedua. Kepala boleh putus darah
boleh mengalir, tidak akan lebih hanya kata kematian belaka, daripada hidup
menanggung malu lebih baik kita mati secara gagah, dengan demikian kitapun bisa
mewujudkan kegagahan seorang enghiong
Selesai berkata kembali ada empat orang lelaki kekar pindah kemeja perjamuan sebelah
kanan.
Aaaai agaknya dalam pikiran setiap orang telah tertera nyata sekali apabila seseorang
berani memusuhi Shen Bok Hong maka seratus persen ia pasti akan mati, setelah
mengetahui keadaannya yang terdesak orang2 ini masih punya keberanian untuk
melakukan perlawanan tindakan mereka betul2 terpuji aku harus cari suatu cara untuk
menerangkan kepada mereka bahwa memusuhi Shen Bok HOng belum tentu bakal mati
pikir Siauw Ling.
Tampak wajah Shen Bok Hong berubah.
Apakah masih ada? tanyanya lambat2.
Pertanyaan ini diulangi sampai beberpa kali namun dari meja perjamuan sebelah kiri
tidak nampak seorangpun yang pindah tempat.
Diam2 Siauw Ling mengawasi terus tingkah laku manusia berjubah merah itu, tampai ia
duduk tenang tak berkutik, hatinya jadi keheranan, kembali pikirnya, Seandainya dia
adalah sahabat dari Shen Bok Hong maka seharusnya masuk ke dalam tenda dibelakang
orang she Shen itu, seandainya dia adalah musuh orang she Shen itu semestinya pindah
kemeja perjamuan sebelah kanan dengan kedudukannya apakah ia tak dapat menentukan
sebenarnya sahabat atau musuh?
Tampak Shen Bok Hong tertawa ia lantas berpaling ke arah para jago yang ada disebelah
kanan ujarnya.
Cuwi sekalian hendak memusuhi aku Shen Bok Hong, dapatkah kalian utarakan apa
alasan kalian sehingga harus memusuhi diriku?

Selama puluhan tahun sudah banyak kejahatan yang telah anda lakukan, banyak korban
yang berjatuhan ditanganmu seru Be Boen Hwie sambil bangun berdiri. Dewasa ini
bukan saja setiap perguruan memusuhi dirimu, bahkan setiap manusia membenci dirimu
hingga merasuk ketulang. buat apa kau banyak bertanya lagi?

36
Sebagai contohnya Be-heng sendiri, apa sebabnya kau hendak memusuhi diri siauw-te?
Karena dendam perguruan!
Shen Bok Hong tersenyum.
Apabila Be-heng hendak menuntut balas bagi saudara seperguruanmu maka aku orang
Shen Bok Hong pasti akan memberi kesempatan bagimu untuk menuntut balas, aku cuma
takut justru Be-heng tak sanggup membalaskan dendam perguruanmu sebaliknya malah
mengorbankan jiwamu sendiri.
Soal ini tak usah Shen Toa Cungcu kuatirkan
Shen Bok Hong lantas alihkan sinar matanya ke arah para jago yang duduk dimeja
perjamuan sebelah kiri, katanya pula, Walaupun cuwi sekalian tiak mau bersahabat
dengan aku orang she Shen tapi kalianpun tidak suka memusuhi diriku, hal ini membuat
aku orang she Shen merasa amat berterima kasih.
Ia merandek sejenak kemudian sambungnya
Kini setelah masing-masing pihak menyatakan suara hatinya maka keadaan kitapun
bagaikan air dan api, kita bersumpah tidak akan hidup bersama.
Shen Toa Cungcu, kau tak usah mengucapkan pelbagai alasan yang tak berguna tukas
si padri pemabok dengan suara keras. Aku sihweesio gede sudah kepingin cepat mati,
aku tidak sabaran lagi, harap Shen Toa Cungcu cepat-cepat bantu aku sihweesio gede
untuk pulang kedunia Barat dan menikmati kesenangan disana
Setiap hari padri ini berada dalam keadaan mabok. apa yang diucapkan tak pernah dialing2i maka pada hari2 biasa semua orang menganggap apa yang diucapkan sebagai
kata2 mabok padahal dalam kenyataan orang ini sangat teliti, secaradiam2 ia sudah
memperhatikan gerak gerik Shen Bok Hong dikala ia memecahkan perhatiannya semua
para jago padahal secara diam2 telah siap melakukan suatu perbuatan.
Terdengar sipengemis kelaparan tertawa dingin dan menyambung.

Shen Toa Cungcu kaupun tak usah lain di mulut lain dihati. bicaralah blak2an kita
hendak bertanding satu lawan satu ataukan bermain kerubutan sampai ludas semua?
Agaknya kalian berdua sudah tidak sabar menunggu.
Shen Toa Cungcu sudah terkenal akan kelicikan serta akal setannya. mau tak mau kita
harus ber-jaga2.
Baik Cuwi sekalian adalah tamu2 yang datang dari kejauhan bagaimana kita hendak
bertanding harap cuwi sekalian yang ajukan asal usul, mau adu Boen mau adu Boe
telapak kepalan golok atau senjata tajam silahkan kalian utarakan aku orang she Shen
pasti akan mengiringi kehendak kalian?
Sun Put Shia yang selama ini bungkam terus mendadak menyela.
Aku sipengemis tua punya usul.
Silahkan diutarakan
Pepatah kuno mengatakan naga sakti tidak akan memeras kepala ular, Shen Toa Cungcu
mengadakan pertemuan para enghiong dan mengundang kami semua untuk ikut serta
dalam pertemuan ini apakah.
Menurut ingatanku agaknya aku tidak undang kau sipengemis tua tukas Shen Bok
Hong sambil tertawa hambar.
Sun Put Shia mendehem. lalu tertawa dan berkata kembali, Perduli kau undang aku
sipengemis tua atau tidak pokoknya aku sipengemis tua masih ke dalam perkampungan
Pek Hoa San Cung kalian dengan membawa kartu undangan
Sun-heng pandai dan berpengetahuan luas. siauw-te merasa amat kagum!
Haa. haa. kalau Shen Toa Cungcu yang muji maka kata2 tersebut tentu muncul dari
hati sanubari, aku sipengemis tua merasa girang hati untuk mendengarkan.
Sinar matanya menyapu sekejap ke arah para jago yang ada dimeja perjamuan sebelah
kanan ketika menyaksikan beberapa gelintir orang itu ia tersenyum dan menyambung,
Jumlah orang diantara pihak mu dan pihak kami agaknya terpaut jauh sekali, boleh
dikata kekuatan kita tidak seimbang. apabila menghadapi pertarungan masal jumlah kami
tentu kalah banyak Shen Toa Cungcu adalah seorang enghiong gagah bagaimana kalau
kita tentukan siapa menang siapa kalah?
Taruhan semacam ini selamanya tidak sudi siauwte lakukan, harap Sun-heng suka
memaafkan diriku kalau tak bisa menerima usul tersebut? tolak Shen Bok Hong sambil
menggeleng.

Kalau begitu menurut maksud Shen Toa Cungcu kau ingin mencari kemenangan dengan
andalkan jumlah banyak? ejeknya.
Sekalipun orang2 perkampungan kami ada maksud demikian, siauwte tidak akan ijinkan
mereka berbuat begitu.
Shen Toa Cungcu dimulut kau pandai bicara manis, padahal siapa tahu rencana busuk
apa yang disiapkan dalam hati, sungguh membuat orang sukar menduga. kalau memang
usul kami tak dapat diterima apa gunanya kau bertanya kepada kami? bukankah sama2
Kau Shen Bok Hong yang akhirnya ambil keputusan?
Meskipun disindir air muka Shen Bok Hong sama sekali tidak berubah jadi merah, seolah2 tak pernah terjadi sesuatu peristiwa ia tertawa hambar.
Maksud siauw-te, kita menjadi adilnya saja. jumlah para jago yang hadir dalam
pertemuan kali ini berjumlah ratusan orang. Kalau cuma dibatas dalam tiga buah
pertandingan sama untuk menentukan siapa menang siapa kalah, bukankah hal ini rada
keterlaluan, entah berapa banyak bakat bagus yang harus terpendam oleh sarat itu,
menurut maksud siauw-te beberapa orang diantaranya kalian boleh maju untuk
melakukan pertarungan dengan mati, siapa mati dia kalah siapa hidup dialah yang
menang
Sun Put Shia tahu Shen Bok Hong hendak membinasakan seluruh musuhnya dalam
pertarungan itu sekalipun tidak berhasil memusnahkan seluruhnya namun sedikit banyak
ia bisa lenyapkan separuh diantaranya. Untuk beberapa saat ia tak sanggup menjawab dan
membungkam dalam seribu bahasa.
Haruslah diketahui bukan saja Sun Put Shia adalah seorang Tiang-loo yang amat kosen
dalam perkumpulan Kay-Pang, iapun merupakan manusia yang sangat dihormati dalam
dunia persilatan. Tetapi para jago yang hadir dalam pertemuan kali ini berasal dari
pelbagai daerah, maukah mereka mendengarkan keputusannya masih sukar diduga, maka
iapun tidak berani mengambil komentar apapun.
Sinar mata Shen Bok Hong berputar lalu berkata kembali.
Termasuk Sun-heng sendiri pihak kalian berjumlah lima belas orang, bagaimana kalau
kita tetapkan lima belas babak saja!
Tentang soal ini aku sipengemis tua tak berani ambil keputusan! sahut Sun Put Shia
sambil menyapu sekejap ke arah para jago.
Tiba-tiba terdengar Thay san Jie Hauw dua macan dari gunung Tahy-san berseru.
Kami dukung Sun Loo cianpwee sebagai pemimpin kami.

Ucapan tersebut segera disambut oleh para jago lainnya dengan persetujuan masingmasing.
Melihat para jago mendukung dirinya Sun Put Shia tertawa terbahak2.
Baiklah aku sipengemis tua akan menerima usul kalian dengan senang hati.
Sinar matanya lantas dialihkan kembali ke atas tubuh Shen Bok Hong, katanya, Jumlah
dari pihak anda lebih banyak, apakah bertarung cara begini termasuk suatu pertarungan
yang adil?
Lalu bagaimana maksud Sun-heng?
Jumlah kami amat minim, apabila ada yang terluka atau mati maka jumlah kamipun
akan semakin kecil, berbeda dengan para jago Bu-lim yang memenuhi perkampungan
Pek Hoa San Cung kalian. sekalipun binasa dua puluh orangpun bukan suatu kejadian
Lalu bagaimana maksud Sun-heng? cepat ambil keputusan, siauwte sudah tidak sabar
menunggu lagi tukas Shen Bok Hong.
Bagus sekali! bagaimana dengan penjagaan diempat penjuru perkampungan Pek Hoa
San Cung mu ini?
Walaupun tidak dapat dikatakan tembok tembaga dinding baja tapi boleh dibilang
termasuk suatu daerah dengan penjagaan yang amat ketat
Bila kita tak boleh menentukan kemenangan dengan tiga pertandingan bagaimana kalau
kita lakukan pertarungan massal saja?
Pertarungan massal? tanya Shen Bok Hong denagn alis berkerut.
Benar. maksudnya kami hendak berusaha untuk terjang keluar dari perkampungan Pek
Hoa San Cung mu ini
Aku takut cuwi sekalian gampang datang kemari tapi sukar untuk meninggalkannya
jengek sang Toa Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San Cung ini sambil tertawa
dingin.
Aku sipengemis tua per-tama2 yang tidak percaya dengan ucapanmu itu!
Sembari berseru Sun Put Shia segera bangun berdiri dan berlalu lebih dahulu keluar
ruangan.
Diam2 Siauw Ling putar otaknya ia berpikir, Sarung tangan kulit ular ini akan
kukenakan secara diam2 akan kulindungi para jago

JILID 22
Dalam pada itu Shen Bok HOng telah bersuit nyaring, serunya, Cuwi sekalian
mengatakan hendak pergi, lantas pergi. Hmm! tindakan kalian ini benar2 sudah pandang
aku orang she Shen!
Baru saja ucapan tersebut diutarakan, dari pintu masuk serta empat penjuru ruangan itu
secara tiba-tiba muncul ber-puluh2 orang boesu berbaju hitam dengan senjata terhunus.
dalam sekejap mata para jago telah terkurung rapat2.
Sinar mata Sun Put Shia menyapu sekejap ke arah sipadri pemabok serta sipengemis
kelaparan kemudian pintanya, Harap saudara berdua suka mengikuti aku sipengemis tua
sebagai pelopor pembuka jalan
Si padri pemabok tidak pernah bicara serius walau menghadapi situasi kritis yang
mengancam jiwanyapun tak pernah bicara serius namun terhadap Sun Put Shia ia
bersikap amat hormat.
Mendengar perintah itu ia segera bangun berdiri dan menyahut, Silahkan Loo cianpwee
menyusul dari belakang, aku sihweesio serta sikuali besi akan bertanding lebih duluan
Kiranya sipengemis kelaparan itu walaupun memakai baju compang camping namun ia
tiada hubungan sama sekali dengan pihak Kay-pang, sepanjang tahun kemanapun ia pergi
kuali besinya yang besar selalu dibawa untuk menanak nasi, se-olah2 sepanjang tahun ia
merasa tak pernah kenyang bersantap. orang lain mengira berhubung napsu makannya
yang besar maka kuali besi itu dibawa untuk memenuhi kebutuhannya belaka setiap
wakut.
Mendengar ajakan rekannya sipengemis kelaparan segera mengiakan, ber-sama2 sipadri
pemabok mereka lantas meluncur dihadapan Sun Put shia dan berjalan lebih dahulu
keluar ruangan.
Siauw Ling diam-diam memperhatikan situasi sekeliling tempat itu ia tahu suatu
pertarungan sengit segera akan dilangsungkan, agaknya Shen Bok Hong telah mengubah
rencana semula dan siap adu kepandaian dengan kekerasan dengan terjadinya hal tersebut
maka rencananya semula dengan Be Boen Hwie pun tidak bisa digunakan lagi.
Dalam keadaan yang serba kalut dengan ilmu menyampaikan suara ia lantas berbisik,
Be-heng, situasi telah berubah hebat, agaknya sudah hampir melampaui batas waktu
yang telah kita duga semula
Tidak salah, ditinjau dari situasi ini agaknya kita tak mungkin menunggu sampai besok
malam, sungguh aneh sekali dimanakah Tiong Chiu Siang Ku? dan dimana pula Peng Im
Siang Hwie sekalian? mengapa mereka tidak unjukkan diri?

Mungkin mereka belum berhasil menyusup ke dalam perkampungan Pek Hoa San
Cung
Tiong Chiu Siang Ku bukan manusia sembarangan, lebih2 sipencuri sakti Siang Hwie,
dia adalah seorang manusia cerdik yang punya banyak akal kalau dikatakan mereka tak
sanggup menyusup ke dalam perkampungan Pek Hoa San Cung hal ini benar2 membuat
orang sukar percaya
Tapi kalau ditinjau situasi yang terbentang saat ini. agaknya tak mungkin bagi kita untuk
menanti lebih lanjut apabila kita tidak gunakan kesempatan ini untuk turun tangan,
mungkin tidak ada kesempatan lagi bagi kita untuk bertindak kata Siauw Ling.
Menurut pendapat siauwte lebh baik janganlah bertindak gegabah, bagaimanapun juga
lebih baik kita berhubungan dahulu dengan siang Hwie sekalian kemudian baru berbicara
lagi.
Saat ini pikiran Siauw Ling amat kalut. ia tak dapat ambil keputusan maka iapun tak tahu
apa yang harus dilakukan.
Menanti ia angkat kepala tampaklah sipadri pemabok serta sipengemis kelaparan sudah
makin mendekati pintu ruang tengah, cahaya senjata berkilauan diluar ruangan. boesu
berbaju hitam sudah memenuhi sekeliling tempat itu.
Berhenti! tiba-tiba Sun Put Shia berseru dan segera berhenti.
Ketika itu si Padri pemabok sudah melangkah keluar dari pintu, sedang sipengemis
kelaparan pun telah melepaskan kuali besinya siap turun tangan, mendengar seruan Sun
Put Shia mereka segera berhenti.
Ketika mereka berpaling maka tampaklah para jago yang duduk dimeja perjamuan
sebelah kanan sedang saling berunding dengan suara lirih, kecuali mereka bertiga boleh
dikata sebagian besar para jago masih duduk ditempat semula.
Menyaksikan keadaan itu diam2 si padri pemabok menghela napas panjang. pikirnya,
Aaaai. agaknya orang2 ini sudad dibikin keder oleh kewibawaan Shen Bok Hong
sehingga daya serangan serta semangat gagahpun lenyap tak berbekas.
Tampak diatas wajah Sun Put Shia yang kurus hitam terlihat sekilas cahaya tajam,
sepasang matanya per-lahan-lahan menyapu wajah para jago yang ada dalam ruangan
lalu katanya, Apabila cuwi sekalian mengikuti aku sipengemis tua untuk berlalu dari sini
maka paling sedikit kalian masih punya beberapa bagian kesempatan untuk hidup,
apabila menunggu sampai aku sipengemis tua telah berlalu kemudian cuwi sekalian baru
ingin keluar dari kepungan, mungkin kalian akan menemui banyak kesulitan

Sedikitpun tidak salah, ucapan ini segera memberikan reaksi, dari meja perjamuan
sebelah kanan tiba-tiba berdiri lagi tiga orang dan dengan langkah lebar berjalan ketengah
kalangan.
Siauw Ling semakin ragu2. haruskah ia turun tangan saat itu juga atau jangan? tetapi
menyaksikan nyali para jago yang ada dalam ruangan it sudah dibikin keder oleh Shen
Bok Hong, semangat jantannya berkobar kembali segera bisiknya lirih.
Be-heng, mari kita bergabung saja dengan sun Put Shia.
Dengan nama besar serta kedudukan Sun Put shia yang amat tersohor dalam dunia
persilatan ternyata gagal untuk membangkitkan semangat juang para jago Bulim untuk
menentang Shen Bok HOng. hal ini menunjukkan apabila kewibawaan Shen Bok Hong
benar2 luar biasa sekali. jumlah dari pihak kita paling banter cuma belasan orang tetapi
cuma ada enam orang yang berani menerjang keluar. kalau tidak kita bantu maka sun Put
Shia benar2 akan menjadi malu kata Be Boen Hwie ia lantas bangun berdiri
Suma Kan mengangguk dan bergumam seorang diri
Penyakitnya pasti terjadi pada kemarin malam?!
Ia singkap bajunya dan ambil keluar roda emasnya.
Melihat para jago sudah bangkit berdiri Hong Coe lantas berkata dengan suara lirih.
Walaupun budak yang rendah merasa bahwa kepandaianku tidak seberapa, namun aku
tidak ingin duduk sambil menanti kematian
Bagus, kuberi sesuatu benda seru Be Boen Hwie sambil tertawa tangan kanannya
mengambil keluar dua bilah pisau belati yang tajam dan diserahkan kepadanya.
Setelah menerima pemberian pisau belati itu Hong Coe tertawa.
Be ya, cinta kasihmu terhadap diriku benar2 amat tebal. dalam penitipan budak
kemudian hari aku rela jadi anjing jadi kuda untuk membalas budi kebaikan ini katanya
Nona Hong terlalu rendah!!!
Suma Kan segera rentangkan roda emasnya ketengah udara. lalu berseru lantang, Takut
golok menghindari pedang dan ingin cari kehidupan untuk beberapa saat, aku takut
tindakan ini akan mengakibatkan penyesalan sepanjang masa, dari pada jadi budak jadi
pelayan seumur hidup bukankah lebih baik mati dengan gagah? sungguh menggelikan
sekali. ternyata dalam dunia persilatanpun terdapat begitu banyak kmanusia yang takut
mati dan jadi manusia pengecut!

Walaupun ucapan itu diutarakan secara bergumam, namun suaranya lantang dan nyaring
hingga dapat didengar oleh setiap orang.
Seketika itu juga sebagian para jago yang duduk, dimeja perjamuan sebelah kiri jadi malu
dan sama2 tundukkan kepalanya.
Dalam pada itu Be Boen Hwie telah meninggalkan tempat duduknya, dengan busungkan
dada ia langsung berjalan menuju keluar ruangan.
Siauw Ling dengan kencang mengikuti dibelakang Be Boen Hwie, Hong Coe ada
dibelakang Siauw Ling dan Suma Kan sambil mencekal roda emas berada dibarisan
paling belakang.
Menjumpai para jago sudah bangkit semula kembali Sun Put Shia tertawa ter-bahak2.
Haaa. haaa. haaa. kita cuma berjumlah sepuluh orang tapi lawan kita dari
perkampungan Pek Hoa San Cung ada ratusan orang jago lihay perduli menang atau
kalah dalam pertempuran ini, kegagahan kita cukup menggemparkan seluruh dunia
persilatan
Shen Bok Hong tertawa.
Dengan kemampuan dari su-heng, mungkin perkampungan Pek Hoa San Cung dari aku
orang she shen tak sanggup untuk menahan dirimu katanya.
Pada saat itulah terdengar seseorang berseru keras, Seorang lelaki sejati harus bertindak
tegas, meskipun harus mati, kematian inipun patut diraih secara gagah perkasa. apakah
dikolong langit masih ada persoalan yang lebih sulit dari kematian? cayhe ikut ambil
bagian.
Dari meja perjamuan sebelah kanan kembali muncul seorang lelaki yang seraya maju
kedepan.
Dengan adanya kejadian ini segera membangkitkan semangat gagah para jago tujuh
delapan orang sisanya yang masih ada dimeja perjamuan sebelah kiri sama2 bangkit
berdiri. meloloskan senjata dan maju ketengah kalangan.
Sampai disitulah Sun Put Shia lantas menghitung jumlah orang dipihaknya semua
berjumlah delapan belas orang. ia lantas tertawa gelak.
Apabila ini hari kita dapat menerjang keluar dari perkampungan Pek Hoa San cung
maka nama besar delapan belas orang enghiong akan menggetarkan seluruh dunia
persilatan, apabila tidak beruntung harus mati binasa ditempat ini maka dalam dunia
kangouw sepanjang masa akan meninggalkan delapan belas nama patriot gagah

Walaupun ucapan itu sederhana sekali, namun mengandung semangat untuk


membangkitkan kegagahan orang seketika itu juga semangat juang tiap jago berkobar.
Dengan suara berat Be Boen Hwie lantas berkata.
Sun Loo sianpwee adalah seorang jago yang berhati luhur dan berkedudukan tinggi,
silahkan cianpwee suka pegang pucuk pimpinan dalam perjuangan ini.
Aku sipengemis tua tidak menampik. ia merandek sejenak lalu terusnya
Diantara delapan belas orang kita ada yang berilmu silat lihay ada pula yang
berkepandaian rendah, hanya andalkan penelitian dari luar sulit bagi aku sipengemis tua
untuk memperbedakan mana yang mampu dan mana yang tidak, untung dalam
pertarungan nanti mutiara mana yang asli segera akan diketahui, kelihayan cuwi sekalian
segera akan diketahui dengan nyata sekali.
Kami semua akan menantikan petunjuk dari cianpwee dan siapapun tidak akan
menampik.
Jumlah musuh amat banyak, kita tak dapat berduel secara sendiri2 dengan mereka dan
boleh juga berduel secara keras lawan keras maka dari itu aku sipengemis tua telah
memikirkan satu cara untuk membendung serangan musuh secara serentak, kita
berjumlah delapan belas orang, dengan dua orang sebagai poros untuk menyambut setiap
serangan yang datang dari delapan penjuru empat arah Timur Barat Utara dan Selatan,
masing-masing dua orang membentuk satu group sehingga jumlahnya delapan orang
sedang delapan orang sisanya bergabung di dalam barisan dan setiap saat mengisi
kekosongan disetiap arah
Suatu cara yang bagus, inilah yang dinamakan barisan roda berputar, suatu barisan yang
paling cocok untuk diterapkan pada situasi macam hari ini puji Suma Kan.
Sun Put Shia amelirik sekejap ke arah Suma Kan lantas ujarnya, Kalau begitu
merepotkan anda suka memimpin pada barisan sayap kiri!
Cayhe akan berjuang dengan segenap tenaga.
Sun Put Shia mengangguk dan lantas berpaling kepada Be Boen Hwie, lanjutnya, Sudah
lama aku dengar Be Cong Piauw Pacu adalah seorang jago angkatan muda yang amat
tersohor, setelah berjumpa hari ini aku merasa amat kagum, ternyata apa yang diberitakan
sedikitpun tidak salah
Loo cianpwee terlalu memuji!
Bagaimana keadaan luka yang diderita Be Cong Piauw Pacu?
Tidak mengapa

Baik kalau begitu merepotkan Be Cong Piauw Pacu untuk memimpin pada barisan
sayap kanan.
siap menjalani perintahh!
Setelah itu sinar mata Sun Put Shia dialihkan ke arah si Padri Pemabok serta sipengemis
kelaparan.
Kalian berdua silahkan memimpin barisan terdepan dan bertindak sebagai panglima
pelopor pembuka jalan katanya.
Siap menjalani perintah jawab sang Padri pemabok serta sipengemis Kelaparan
serentak.
Sedang aku sipengemis tua dengan nona Hong akan menduduki posisi tengah untuk siap
menolong saudara sekalian setiap saat.
Suma Kan melirik sekejap ke arah Siauw Ling sementara dalam hati berpikir, Aaah.
mungkinkan sang Tiangloo dari Kay Pang yang amat tersohor ini matanya sudah
melamur? kenapa terhadap manusia yang begitu kosen dan lihaynya luar biasa sama
sekali tidak melihat dan menemukan.?
Haruslah diketahui pada saat ini Siauw Ling sedang menyaru sebagai pembantu Be Boen
Hwie untuk mengimbangi dengan penyaruannya maka ia tidak berani perlihatkan cahaya
matanya yang tajam, sepanjang waktu ia selalu tunduk dengan mata sayu tidak aneh
kalau Sun Put Shia meskipun seorang jago kangouw kawakan namun tidak menemukan
akan kelihayan ilmu silatnya.
Saat itu Sun Put Shia sedang alihkan sinar matanya ke arah dua orang lelaki yang punya
perawakan tinggi kekar lalu ujarnya, Merepotkan kalian berdua suka memimpin pada
barisan paling belakang!
Kedua orang itu mengiakan. menabut keluar senjatanya dan segera ambil posisi.
Dari sepuluh orang sisanya Sun Put Shia memilih dua orang yang berilmu silat agak lihay
untuk diperbantukan pada sayap kanan serta sayap kiri setelah itu dengan suara lancar
serunya, Bagi para jago yang tidak terpilih untuk menduduki posisi tertentu aku
sipengemis tua mohon agar kalian suka membagi diri jadi empat kelompok. dua orang
membentuk satu kelompok dan menyebar keempat penjuru, apabila pada barisan luar ada
yang terluka atau binasa segera bergeraklah secara otomatis untuk mengisi kekosongan
tersebut.
Selama ini shen Bok Hong hanya menyaksikan perbuatan sun Put Shia memilih jago
sambil membentuk suatu barisan untuk menghadapi serangan musuh dalam jumlah yang
banyak meskipun ia tidak mengucapkan sepatah katapun namun dalam hati merasa amat
kagum, pujinya di dalam hati, Sungguh luar biasa. bukan saja sipengemis tua ini

memiliki ilmu silat yang luar biasa bahkan otaknya cerdas dan banyak pengetahuan,
untung ia bisa mendapatkan suatu cara yaitu dengan barisan roda berputar untuk
menghadapi orang2ku dengan demikian bagi orang2 dengan kepandaikan yang lemah
bisa mengimbangi mereka2 yang berkepandaian tinggi. cara ini memang merupakan
suatu cara yang paling tepat.
Sementara itu seluruh barusan Loen-Coan Thay telah terbentuk, para jago yang
menduduki posisi2 tertentu pun telah mempersiapkan senjata tajamnya siap menerjang
keluar.
Siauw Ling memeriksa lebih dahulu keadaan diempat penjuru, setelah itu ia bergerak
menuju kebarisan belakang untuk berdiri disana.
Dalam pikirannya Sun Put Shia masih sanggup untuk melayani sayap kiri serta sayap
kanan maka posisi yang paling lemah dalam barisan itu adalah barisan belakang, bukan
saja ia lebih gampang mencari kesempatan untuk turun tangan bahkan mungkin sekali
masih bisa pertahankan kedudukan serta rahasia penyaruannya.
Siapa tahu ketika ia bergeser kebarisan belakang seorang lelaki yang semula berdiri pada
posisi tersebut mendadak bergeser ke arah sebelah kiri. agaknya orang itu tidak ingin
berdiri sekelompok dengan dirinya. entah hali ini disebabkan karena orang itu merasa
ilmu silatnya terlalu rendah sehingga tak mau berdiri berbareng ataukan merasa karena
kedudukannya terlalu rendah sehingga orang itu tak mau bekerja dengan dirinya.
Siauw Ling melirik sekejap ke arah orang itu perlahan-lahan ia tunduk kepala dan pura2
tidak melihat.
Suma Kan yang ikut menyaksikan kejadian itu diam2 memaki dalam hatinya
Keparat cilik ini benar2 punya mata tak berbiji sudah benar ia berdiri pada posisi yang
aman malahan sengaja cari kematian buat diri sendiri. pikirnya.
Segera ia berbisik kepada salah seorang lelaki kekar yang berada disisinya, Heng-thay,
bagaimana kalau anda segera bergeser kebarisan belakang untuk menempati posisi yang
masih kosong?
Orang itu punya watak jujur dan mulia meskipun dalam hati tidak mau namun terpaksa ia
bergeser pula untuk berdiri dalam satu kelompok dengan Siauw Ling.
Menanti para jago telah menempati kedudukan masing-masing, Sun Put Shia lantas
berteriak keras.
Dalam pertempuran yang bakal terjadi kali ini bukan saja menyangkut soal nama baik
serta kedudukan kita bahkan terpaut pula akan mati hidup kita semua harap cuwi sekalian
suka berjuang dengan sepenuh tenaga.

Tangan kanannya diulapkan, ia kirim dahulu sebuah pukulan kedepan diikuti serunya,
Seluruh barisan per-lahan-lahan bergerak kedepan dan terjang keluar dari ruangan ini.
Angin pukulan yang dilancarkan men-deru2 langsung meluncur kedepan. seorang boe-su
berbaju hitam yang berdiri didepan pintu seketika menemui bencana, termakan oleh
angin pukulan yang dilepaskan Sun Put Shia itu ia menjerit ngeri muntahkan darah segar
dan roboh terjengkang ke atas tanah.
Agaknya pengemis tua itu ada maksud menguasai keadaan dengan kelihayannya, maka
begitu turun tangan ia bergerak cepat serangan yang dilancarkan pun telah menggunakan
tenaga sebesar delapan bagian, tidak aneh kalau orang itu kuat menahan diri.
Si Padri pemabok pun segera ayunkan bajunya melancarkan pula sebuah sapuan kedepan.
Sementara itu sipengemis kelaparan telah melepaskan kuali besinya, senjata itu didorong
kemuka. diiringi secara berdentingan yang amat nyaring berpuluh2 senjata tajam yang
mengancam tubuh padri pemabok segera ditangkis dan dihalau sama sekali.
Si Padri pemabok segera memutar sepasang telapaknya melancarkan delapan buah
serangan berantai musuh terdesak mundur dan terbukalah sebuah jalan untuk menerjang
dari ruangan itu.
Dalam pada itu para Boesu berbaju hitam yang berkumpul diluar ruangan kecuali
membentuk selapis cahaya golok serta bayangan pedang untuk menghalangi serbuan
sipadri pemabok serta sipengemis kelaparan sekalian, ada pula sekelompok yang
menyerang dari kedua belah sisi.
Suma Kan segera putar roda emasnya bertahan disaya pkiri, ia tidak mencari kemenangan
namun mengutamakan pertahanan.
Be Boen Hwie yang bertahan disayap sebelah kananpun lebih mengutamakan pertahanan
daripada penyerangan, ia berusaha keras untuk memantapkan barisan itu.
Dua orang lelaki yang bertahan dibarisan paling belakang, meskipun ilmu silat yang
mereka miliki rada cetek namun susah payah mereka masih sanggup untuk
mempertahankan diri.
Sun Put Shia obral tenaga dalamnya kesana kemari dibawah sorotan sinar matanya yang
tajam ia memperhatikan selalu posisi bagian mana yang kelihatan terdesak apabila
keadaan tidak menguntungkan ia segera membantu posisi yang keteter itu.
Para jago yang ada dalam barisan sebagian besar telah mencurahkan segenap
perhatiannya untuk menghadapi musuh, hanya Siauw Ling seorang saja yang bersikap
tenang bagaikan tidak mengalami sesuatu kejadian sepasang matanya selalu
memperhatikan perubahan yang terjadi diempat penjuru.

Dalam penelitiannya ini ia segera menemukan keadaan yang sedikit tidak beres. para
boe-su berbaju hitam yang mengepung diempat penjuru itu agaknya sama sekali tidak
menyerang dengan sungguh hati sambil bertarung mereka mengundurkan diri terus jelas
mereka ada maksud memancing pihak musuh untuk masuk perangkap.
Setelah menyaksikan kejadian ini hatinya jadi amat gelisah dengan ilmu menyampaikan
suaranya ia berseru ;
Sun Loo cianpwee agaknya situasi sedikit kurang beresm agaknya pihak lawan ada
maksud memancing kita masuk ke dalam perangkap, kita tak boleh lolos mengikuti
kehendak mereka sehingga masuk ke dalam perangkap dan mengalami kehancuran total
Sun Put Shia segera waspada, ia mendongak dan memeriksa keadaan disekelilingnya
tidak salah lagi ia temukan para boe-su berbaju hitam itu agaknya ada maksud
memancing para jago untuk bergeser kesebelah timur dan memasuki sebuah hutan bunga
ia jadi amat terperanjat, pikirnya ;
Apabila tak ada peringatan dari orang ini, tanpa terasa aku sipengemis tua telah terjebak
dalam siasat licik Shen Bok Hong. untung. untung.
Berpikir sampai disitu tanpa terasa lagi ia berpaling dan melirik sekejap ke arah Siauw
Ling.
Waktu itu Siauw Ling telah curahkan segenap perhatiannya ke dalam pertarungan sengit
se-olah2 ia berlagak bahwa orang yang memberi peringatan tadi bukanlah dirinya
melainkan orang lain.
Saat ini Sun Put Shia telah sadar bahwa diantara rombongannya terdapat manusia ampuh,
dengan sepasang mata yang memancarkan cahaya tajam ia awasi Siauw Ling tak
berkedip kemudian pikirnya, Sungguh menyesal ternyata aku sama sekali tidak merasa
kalau dalam rombongan ini terdapat seorang jago yan gmemiliki kepandaian begitu
lihay.
Terdengar suitan nyaring berkumandang datang, mendadak para boe-su berbaju hitam
yang ada diempat penjuru perketat serangannya, golok pedang simpang siur diangkasa
laksana gulungan ombak Samudra segulung demi segulung menghantam datang.
Sepasang mata Siauw Ling berputar ia temukan boe-su berbaju hitam yang mengurung
sekeliling barisan mereka ber-lapis2 dan jumlahnya tidak berada dalam dua ratue orang
diam2 iapun terkesiap, pikirnya, Ilmu silat yang dimiliki orang ini tidak lemah entah
bagaimana caranya Shen Bok Hong melatih begini banyak Boe-su berbaju hitam yang
memiliki ilmu silat lihay?.
Tapak kanan Sun Put Shia melancarkan serangan berulang kali seraya membendung
serangan lawan pada sayap kiri serunya dengan suara berat, Segera putar kesebelah
Barat dan terjang ke situ!

Agaknya sipadri pemabok serta pengemis kelaparan pun telah merasakan keadaan tidak
beres, mereka membentak berbareng, samping putarkan barisan tersebut mereka balas
menerjang ke arah sebelah Barat.
Kuali besi ditangan sipengemis kelaparan berputar kencang, laksana selapis awan gelap
terdengar suara dentingan nyaring yang memekikkan telinga berkumandang tiada
hentinya, barisan golok serta pedang yang mendesak datang berhasil disapu semua
olehnya.
Telapak tangan yang dilancarkan sipadri pemabok pun tak kalah hebatnya, bekerja sama
dengan kuali besi dari sipengemis kelaparan ia melancarkan serangan dahsyat secara
beruntun.
Walaupun serangan dari kedua orang itu amat dahsyat, namun ilmu silat yang dimiliki
boe-su berbaju hitam itu pun tidak lemah, mereka nekad menerjang terus kedepan,
walaupun si padri pemabok serta pengemis kelaparan telah melukai tiga orang namun
mereka gagal untuk menerjang maju barang selangkahpun.
Pada saat itulah dua sayap barisan serta barisan bagian belakang secara serentak
mendapat serbuan kalap dari boesu berbaju hitam itu, Suma Kan serta Be Boen Hwie
segera kerahkan segenap kemampuannya dengan andalkan hantaman roda emas serta
babatan kipas mempertahankan posisi barisan itu.
Namun dua harimau dari gunung Thay-san yang bertahan pada barisan belakang sudah
tidak mampu menghadapi serangan musuh mereka sama2 terbabat senjata lawan dan
terluka.
Namun kedua orang itu sambil menahan rasa sakit melakukan pertempuran terus
mati2an, mereka nekad mempertahankan posisi tersbut sampai titik darah penghabisan.
Pada saat itulah dari dalam barisan muncul seorang lelaki siap menggantikan posisinya
sambil memutar senjata ia bergerak ke belakang membantu dua harimau dari gunung
Thay-san yang terdesak hebat itu.
Barisan roda berputar ini meskipun merupakan barisan yang aneh sakti dan ampuh
namun memang merupakan barisan yang paling tepat untuk digunakan menghadapi
musuh dalam jumlah banyak dengan kekuatan yang kecil.
Siauw Ling yang selama ini selalu mengawasi keadaan empat penjuru dapat merasakan
pula tekanan yang semakin besar dari pihak luar, di antara boesu2 berbaju hitam itu tidak
sedikit terdapat jago yang memiliki ilmu silat lihay seandainya Sun Put Shia tidak turun
tangan setiap saat mungkin barisan roda berputar ini akan menemui kehancuran dan
banyak korban akan segera berjatuhan.
Agaknya Sun Put Shia sendiripun tidak pernah menyangka kalau dalam perkampungan
Pek Hoa San Cung mempunyai jago-jago Bu-lim yang begini dahsyatnya dalam jumlah

banyak, diam2 hatinya terperanjat pikirnya, Agaknya bukan suatu pekerjaan yang
gampang bagi kami untuk terjang keluar dari perkakmpungan Pek Hoa San Cung ini.
Terasalah daya tekanan yang muncul dari empat penjuru makin lama semakin besar dan
semakin kuat. seluruh barisan sudah tak dapat bergerak barang setengah langkahpun
bahkan barisanpun makin lama makin terdesak hingga mulai mengecil dan arenanya
semakin sempit.
Tiba-tiba terdengar dengusan berat menggema di angkasa, sahabat kangouw yang
berpatner dengan Be Boen Hwie menjaga posisi sayap kanan kena tersambar pedang
lawan dan melukai tempat pentingnya seketika itu juga orang tadi roboh ke atas tanah.
Lelaki yang ada di dalam barisan segera keluar mengisi kekosongan tersebut.
Pertempuran yang terjadi kali ini betul2 suatu pertarungan sengit yang jarang ditemui
dalam dunia persilatan membuat orang yang menyaksikan kejadian itu jadi berdebar dan
kebat kebit.
Berada dalam posisi yang sangat berbahaya, mau tak mau terpaksa Siauw Ling harus
turun tangan membantu Thay-san Jien Hauw, secara diam2 ia melepaskan ilmu jari SiuwLoo-Ci dan membinasakah tujuh delapan orang boe-su berbaju hitam.
Mula2 keadaan yang paling berbahaya dari barisan itu adalah posisi barisan belakang,
tetapi berada dalam perlindungan Siauw Ling yang tidak segan2 turun tangan keji,
keadaan dapat pulih kembali dalam kemantapan, sebaliknya tekanan pada dua sayap jadi
semakin berat dan keadaan makin kritis.
Terdengar dua kali jeritan ngeri berkumandang datang, dua orang pembantu pada sayap
roboh terluka parah.
Hong Coe serta seorang lelaki berbaju hitam segera maju mengisi kekosongan tersebut.
Demikianlah pertempuran sengit yang amat mengerikan ini berlangsung hampir satu jam
lamanya, meskipun dari pihak boe-su2 berbaju hitam mengurung diempat penjuru
mengalami kerugian besar dengan banyaknya korban berjatuhan namun dari pihak
barisan roda berputar dibawah pimpinan Sun Put Shia pun mengalami kerugian pula yang
tidak kecil jumlahnya.
Walaupun Thay-san Jien Hauw mendapat bantuan Siauw Ling dengan segenap tenaga,
namun setelah bertarung beberapa waktu lamanya, berhubung tenaga dalam yang
menderita kerugian besar serta banyak darah yang mengalir mereka tak sanggup
bertarung lagi dan terpaksa mengundurkan diri.
Mau tak mau Siauw Ling serta seorang pembantu lainnya mengisi kekosongan ini dan
bertarung secara blak2an.

Untuk menjaga rahasia pribadi selama ini Siauw Ling tidak berani terlalu menyolok
dalam memberikan perlawanannya dari seorang boe-su berbaju hitam ia rampas sebilah
pedang dan gunakan senjata itu untuk menahan serbuan musuh ia cuma mengutamakan
pertahanan belaka dan tidak bermaksud melepaskan serangan mematikan yang melukai
pihak lawan.
Kembali pertarungan berlangsung sepertanak nasi lamanya, lelaki yang bersanding
dengan Siauw Ling tiba-tiba tertusuk oleh sambaran pedang yang datang dari samping
dan tempat kematian seketika itu juga seorang itu roboh binasa.
Sewaktu Siauw Ling menemukan akan kejadian itu buru-buru ia siap menolong namun
terlambat sudah.
Barisan roda berputar pun mengalami kehancuran total berhubung para jago yang terluka
serta binasa terlalu banyak. Hong Coe telah terluka. Be Boen Hwie, Suma Kan
sipengemis kelaparan pun sama2 termakan babatan pedang lawan pertama karena tenaga
dalam yang dimiliki ketiga orang itu amat sempurna dimana mereka segera menahan
aliran darah dengan hawa murninya, kedua luka mereka tidak begitu prah dan masih
sanggup melanjutkan pertarungan maka untuk sementara mereka masih sanggup
memepertahankan diri. meski dalam tenaga dalam serta jurus serangan mereka tidak
sehebat tadi lagi.
Dengan begitu diantara rombongan tersebut suma Sun Put Shia, sipadri pemabok serta
Siauw Ling tidak ada orang yang mana sama sekali tidak terluka.
Thay-san Jie Hauw serta Hong Coe tak dapat bertempur lebih jauh berhubung luka yang
mereka derita amat parah sedang delapan sisanya telah mati binasa semua.
Secara beruntut Sun Put Shia melepaskan serangan ampuhnya melukai dua puluh orang
Boesu berbaju hitam meski demikian berhubung jumlah pihak lawan semakin lama
makin banyak maka keadaan mereka terdesak hebat.
Sipengemjis tua ini segera bersuit nyaring panjang dan berseru, Mari kita bertarung
sampai titik darah penghabisan, meskipun harus mati nama besar kita akan selalu
terkenang dalam dunia persilatan. aku sipengemis tua akan buka jalan lebih dulu. Beheng serta Suma-heng harap suka melindungi mereka yang menderita luka parah.
Sementara itu siap melayang kebarisan depan mendadak Hong Coe dengan suara yang
lemah berkata.
Loocianpwee, didepan sana terdapat barisan aneh, dibalik kebun bunga tadi terpasang
alat jebakan, sekalipun berhasil menembusi kepungan para bow-su berbaju hitam ini,
susah bagi kita untuk keluar dari perkampungan Pek Hoa San Cung.

Dengan napas tersengkal2 ia hembuskan napas panjang, kemudian terusnya, Satu2nya


jalan yang dapat kita tempuh sekarang hanyalah mencari tempat yan gkokoh untuk
mempertahankan diri lebih dahulu setelah beristirahat baru kita lanjutkan usaha lain.
Ucapan ini membuat Sun Put Shia tertegun segera pikirnya, Ucapan ini sedikitpun tidak
salah, apabila kita bersikeras hendak menerjang keluar dari perkampungan Pek Hoa San
Cung mungkin selembar jiwa sendiripun sukar dipertahankan.
Segera ia bertanya, Nona tahukan kau apakah sekitar tempat ini terdapat suatu tempat
yang bisa digunakan untuk mempertahankan diri?
Tiba-tiba Hong Coe melototkan sepasang matanya mengawasi empat penjuru setelah itu
sahutnya, Mari kita terjang ke arah Timur, lima tombak disebelah sana dibalik sebuah
hutan bunga terdapat benteng batu yang terbuat dari batu hijau, asal kita bisa mencapai
tempat itu dan merampas benteng batu itu dengan cepat bahawa bisa dilewati!
Karena harus mengucapkan kata2 itu maka selesai berbicara napasnya ter-sengkal2 darah
mengucur keluar semakin deras dari mulut lukanya.
Kiranya berhubung gadis itu harus bicara maka ia tak dapat salurkan hawa murninya
untuk mencegah mengalirnya darah dari dalam badan.
Siauw Ling segera meloncat kedepan menotok dua buah jalan darah ditubuh Hong Coe
setelah mencegah mengalirnya darh lebih jauh telapak kanan laksana kilat melancarkan
delapan buah serangan berantai melukai dua orang boe-su berbaju hitam.
Karena keadaan yang mendesak mau tak mau Siauw Ling harus mengeluarkan
kepandaiannya delapan buah serangan ini dilancarkan dengan kecepatan sukar dilukiskan
dengan kata2, dan bukan lain merupakan jurus ampuh dari ilmu pukulan kilat berantai.
Untung boe-su berbaju hitam yang mengurung barisan mereka dari empat penjuru berlapis2 sehingga Shen Bok Hong tidak dapat menyaksikan perbuatan Siauw Ling kalau
tidak, asal ketua Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San Cung dapat menyaksikan ilmu
telapak kilat berantainya maka ia segera akan kenali siapakah Siauw Ling.
Para boe-su berbaju hitam kembali menerjang kedepan dengan hebatnya. meskipun
korban di pihak mereka sangat banyak namun jumlah merekapun sangat banyak bahkan
setiap orang tidak jeri mati, dengan nekad mereka terjang terus tiada hentinya.
Be Boen Hwie, Suma Kan, sipadri pemabok serta sipengemis kelaparan benar2
kewalahan, sekarang mereka cuma bisa mempertahankan diri belaka. sedangkan tugas
untuk melindungi Thay-san Jie Hauw serta Hong Coe pun sama sekali terjatuh ketangan
Siauw Ling serta Sun Put Shia.

Masih untung ilmu silat yang dimiliki Tiang loo dari Kay Pang ini sangat lihay, tenaga
dalam yang dimilikipun amat sempurna, setiap pukulan yang ia lancarkan memaksa boesu2 berbaju hitam itu tak sanggup mendekati mereka.
Siauw Ling yang telah mengenakan sarung tangan kulit ular pun tidak takut akan
bacokan golok dan tusukan pedang, sambil melancarkan pukulan untuk membendung
serangan musuh tiada hentinya ia melepaskan ilmu jari Siuw Loo Ci untuk melukai lawan
walaupun sepintas lalu angin pukulannya tidak lebih hebat dari Sun Put Shia namun lebih
banyak korban yang berjatuhan ditangannya.
Ditengah pertarungan sengit, mendadak terdengar Sun Put Shia membentak keras
sepasang telapak didorong kedpan sejajar dada segulung angin pukulan yang maha
dahsyat laksana gulungan ombak ditengah samudra menyapu kedepan, boe-su2 diempat
penjuru sekelilingnya termakan oleh angin pukulan ini seketika terdesak mundur ke
belakang.
Namun boe-su2 berbaju hitam itu tetap nekad menerjang kedepan setelah terdesak ke
belakang.
Sun Put Shia mulai merasa bahwa satu2nya jalan untuk mempertahankan hidup adalah
berusaha untuk merampas suatu posisi yang kukuh untuk mempertahankan diri, maka ia
berputar ke arah sebelah Timur dan segera menerjang mati2an ke arah situ.
Be Boen Hwie serta Suma Kan pun sama2 membentak keras, menggunakan sisa tenaga
yang dimilikinya pedang serta roda emas mereka berputar makin dahsyat dengan
melindungi Sun Put Shia dari sayap kiri serta sayap kanan mereka ikut menerjang
kemuka.
Tahy-san Jie Hauw yang menderita luka parah setelah menyaksikan situasi serta keadaan
tersebut tak tahan lagi segera menghela napas panjang.
Harap cuwi sekalian tak usah mengurusi kami berdua lagi berlalulah sendiri.
Si Padri pemabok yang mendengar ucapan itu segera tertawa panjang. sahutnya.
Sudah separuh abad aku si hweesio gede hidup dikolong langit, bertarungpun sudah
ratusan kali belum pernah aku merasa puas bertarung macam ini hari. saudara berdua tak
usah kuatir ayoh terjang terus kedepan?
Telapak kanannya segera melepaskan pukulan, tangan kiri mengambil cupu2. setelah
meneguk beberapa tegukan arak tiba-tiba ia buka mulutnya dan menyembur serentetan
air arak keempat penjuru.
Terdengar jeritan ngeri berkumandang saling susul menyusul empat orang boe-su berbaju
hitam sambil menutupi wajah sendiri buru-buru mengundurkan diri dari kalangan,

mereka telah terluka oleh semburan arak sipadri pemabok yang telah menggunakan sisa
tenaga lweekang hasil latihannya selama puluhan tahun.
Dengan adanya kejadian ini maka boesu berbaju hitam yang hendak menerjang dari
belakang seketika terbendung oleh gerakan rekannya yang mengundurkan diri.
Ditengah gelak tertawa yang keras si Padri pemabok menyambar tubuh loo-toa dari
Thay-san Hien Hauw dan segera menerjang kedepan.
Sipengemis kelaparan tidak ambil diam, dengan tangan kanan putar kuali besinya
menyampok miring lima bilah pedang yang mengancam datang. tangan kirinya segera
menyambar loo-jie dari Thay-san Jie Hauw dan iktu menerjang pula kedepan.
Sun Put Shia, Suma Kan serta Be Boen Hwie dengan membentuk barisan segi tiga
melanjutkan terjangannya kemuka.
Siauw Ling kerutkan dahinya dengan suara lirih ia lantas bertanya, Nona Hong, apakah
kau dapat berjalan sendiri?
Pada saat itu Hong Coe pun dapat menyadari bahwa Siauw Ling adalah seorang jago
yang memiliki ilmu silat amat lihay meskipun pakaian yang dikenakan adalah baju
seorang pelayan, segera sahutnya, Jangan merepotkan diri budak, segeralah kau teruskan
terjangan kemuka.
Bagaimana mungkin dirimu tidak diatur?
Tangan kirinya menyambar dan memeluk pinggang Hong Coe. tangan kanan
mengeluarkan ilmu tangan kosong untuk merampas senjata lawan, setelah berhasil
mendapatkan sebilah pedang ia mendengus dingin, pedangnya didorong kedepan, laksana
serentetan awan putih darah segar muncrat keempat penjuru dua orang boesu berbaju
hitam yang menghadang didekatnya berhasil ia babat sampai tubuhnya terpotong jadi dua
bagian.
Disamping menggunakan babatan telapak serta totokan jari untuk melukai dua puluh
orang lebih, dengan pedangpun Siauw Ling merobohkan beberapa korban. kehebatan
sianak muda ini membuat Boesu2 berbaju hitam itu tak berani maju lagi kedepan
meskipun mereka berani dan nekad, apalagi menyaksikan kehebatan pedang Siauw Ling,
sebaris boesu yang ada dipaling depan segera mengundurkan diri ketika menyaksikan
sianak muda itu menerjang kedepan.
Begitulah dengan Sun Put Shie sebagai membuka jalan, mereka terjang terus kedepan.
Sipengemis tua itu menggerakkan sepasang telapaknya melancarkan serangan
mematikan, angin pukulan bagaikan gelombang dahsyat menggulung tiada hentinya.

Para boesu yang menghadang didepan, termakan oleh gulungan angin pukulan itu kontan
tersambar dan jatuh pontang panting kekedua belah sisi, ambil kesempatan itu mereka
melanjutkan terjangannya terus.
Suma Kan serta Be Boen Hwie melindungi posisi sipengemis tua itu dari sayap kiri serta
sayap kanan namun berhubung kehebatan angin pukulan Sun Put Shia, bukan musuh
yang ada di depan saja bahkan musuh2 dikedua belah sisi kena tergetar mundur oleh
serangannya.
Hong Coe segera mengempos tenaga, tiada hentinya ia memberi petunjuk jalan buat
rombongan itu.
Tidak selang seperminum teh kemudian, tidak salah lagi mereka berhasil menerjang
kedepan sebuah hutan bunga dan secara lapat2 benteng batu dalam hutan itupun dapat
terlihat.
Dengan gerakan yang cepat Sun Put Shia melancarkan beberapa serangan berantai
diiringi angin pukulan yang maha dahsyat. hanya dalam jarak yang dekat ia sudah
melepaskan ratusan buah pukulan.
Meskipun tenaga dalamnya amat sempurna namun bagaimanapun juga iapun terdiri dari
darah dan daging, setelah melepaskan pukulan sebanyak ratusan kali napasnya mulai terengah2 dan tenaganya banyak berkurang.
Boesu2 berbaju hitam itu bergerombol didepan barisan bunga itu makin lama semakin
banyak dan kepunganpun semakin tebal agaknya merekapun tahu maksud tujuan para
jago dan berusaha keras untuk menghalangi maksud mereka itu.
Sun Put Shia sadar apabila membiarkan para boe-su itu membentuk barisan maka
kekuatan penghalang mereka semakin besar maka ia mengempos napas, sambil
membentak keras sepasang telapaknya berputar dan menubruk kemuka.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat menerjang kedepan membuat dua orang
boesu yang menghadang dibarisan paling depan menjerit ngeri dan muntah darah segar.
Seolah2 sudah kemasukan iblis. seluruh rambut dan janggut Sun Put Shia pada berdiri
tegak sepasang mata melotot bulat, telapak yang dilancarkan semakin nekad, dimana
tangan kanannya berkelebat seorang boesu telah kena ditangkap. ia segera cekal sepasang
kaki orang itu dan digunakan sebagai senjata menyapu kawan2nya.
Mengikuti sapuan tadi deruan angin puyuh menderu2 dan melanda keseluruh penjuru.
Boesu- berbaju hitam itu memang bernyali dan tidak takut mati namun menyaksikan ilmu
silat Sun Put Shia ditambah pula menyaksikan rekan2nya digunakan sebagai senjata
mereka jadi jeri. senjata tajam buru-buru ditarik kembali dan masing-masing
membuyarkan diri.

Begitulan dibawah sapuan yang maha dahsyat dengan menggunakan boesu itu, dengan
cepatnya mereka berhasil menerjang kedepan benteng batu itu, sekali tendang ia hajar
pintu benteng tadi.
Braak.! diiringi suara keras pintu yang amat kuat seketika terhajar hancur oleh
tendangan Sun Put Shia.
Menanti ia berpaling tampaklah sipadri pemabok serta sipengemis kelaparan sekalian
masih tertahan kurang lebih satu tombak lebih oleh selapis boe-su, agaknya mereka tak
sanggup menerjang kedepan.
Dalam pada itu muncul pula puluhan orang boesu berbaju hitam dengan bersenjatakan
pedang jelas2 mereka ada maksud untuk merampas benteng batu itu dari tangan musuh.
Setelah mengalami terjangan nekad barusan Sun Put Shia mulai merasa badannya sangat
lelah, bahkan iapun sadar asal ia tinggalkan benteng batu itu maka benteng tadi seketika
akan diduduki boesu2 berbaju hitam itu maka apabila sampai saatnya ia hendak merebut
kembali benteng tadi maka banyaklah kerepotan bakal ditemui.
Sebaliknya apabila ia tidak berbalik untuk menolong rekan2nya, meskipun jaraknya
masih ada beberapa tombak, dengan kekuatan Sipadri pemabok sekalianpun belum tentu
bisa menerjang datang dengan mudah.
Sementara ia masih ragu2 mendadak tampaklah boesu berbaju hitam yang menghadang
jalan pergi rombongan it sama2 menyingkir kekedua belah sisi.
Tampaklah seorang pemuda berwajah kuning sambil mengendong Hong Coe yang
terluka parah serta mencekal sebilah pedang sedang menerjang keluar dengan hebatnya,
pedang dalam tangannya bagaikan roda berputar tiada hentinya, siapa yang berani
menghadang apabila tidak terluka pasti mati, begitu hebat kepandaiannya sampai
membuat Sun Put Shia terkejut dan kagum.
Pemuda tersebut bukan lain adalah Siauw Ling.
Kiranya setelah ia saksikan Sun Put Shia berhasil mendekati benteng batu itu sedangkan
Sipadri pemabok sekalian kena terhadang dan sulit untuk melanjutkan terjangannya
kemuka bahkan kelihatan nyata para jago sudah kecapaian dan kehabisan tenaga, ia sadar
apabila dibiarkan terus maka korban yang jatuh ada dipihaknya akan bertambah banyak,
hatinya jadi amat gelisah. pedangnya segera diputar dan menerjang kemuka dengan
segenap tenaga.
Cung San Pek pandai dan menguasai pelbagai jurus pedang dari perguruan besar dalam
kolong langit setelah berlatih dan peras otak selama puluhan tahun akhirnya ia berhasil
menciptakan serangkaian ilmu pedang yang terdiri dari inti sari ilmu pedang pelbagai
partai.

Dalam keadaan cemas tanpa pikir panjang lagi Siauw Ling telah mengeluarkan jurus
ampuh itu, dimana pedangnya berkelebat cepat, telengas dan ganas. cahaya pedang
menyambar darah segar muncrat keempat penjuru, tak seorang korbanpun berhasil
meloloskan diri.
Boesu2 itu jadi keder dan jeri sendiri menyaksikan kehebatan Siauw Ling. mereka sama2
mengundurkan diri dan membuka jalan baginya.
Siauw Ling tidak berbuat malang malang tanggung. setelah menunjukkan kehebatannya
secara beruntun ia membinasakan tiga puluh orang dalam waktu sekejap mata.
Si padri pemabok, sipengemis kelaparan serta Be Boen Hwie sekalian jadi makin
bersemangat mengikuti Siauw Ling dari belakang mereka terjang ke arah benteng batu
itu.
Sun Put Shia membentak keras dengan ilmu Pay-san Ciang ia kirim sebuah pukulan
dahsyat mengundurkan musuh dari sebelah kiri.
Siauw Ling pun mengeluarkan jurus Pat Hong Hong Yu atau Hujan Badai didelapan
penjuru, ditengah berkelebatnya cahaya pedang secara beruntun ia melukai tiga orang dan
berhasil mengundurkan musuh dari sebelah kanan.
Tidak selang beberapa saat rombongan itu sudah tiba didepan pintu benteng Sun Put Shia
segera menyingkir untuk membuka jalan. Siauw Ling pun putar badan menghadang
kejaran lawan Si padri pemabok sekalian dengan cepat melewati pintu dan masuk ke
dalam benteng.
Menanti semua orang sudah selamat Sun Put Shia baru tertawa terbahak2
Saudara cilik cepatlah masuk ke dalam benteng untuk beristirahat biar aku sipenemis tua
yang berjaga didepan pintu seorang diri?
Kalau begitu merepotkan diri Loo cianpwee seru Siauw Ling, ia putar badan dan segera
ikut masuk ke dalam benteng.
Tampak Be Boen Hwie melemparkan kipasnya ke atas tanah dan duduk bersanding diatas
dinding, wajahnya pucat pias, darah segar mengucur keluar tiada hentinya membasahi
seluruh tubuh.
Suma Kan pun mendeprot diatas tanah sepasang roda emasnya ada disisi tubuhnya, ia
sedang duduk bersemedi. lengan kiripun terluka dan darah segar masih mengucur keluar
tiada hentinya.
Sipengemis kelaparan terluka pada dua bagian saat inipun sedang duduk bersila sambil
mengatur pernapasan.

Sebaliknya sipadri pemabok yang biasanya berwajah cerah dan merah saat ini telah
berubah jadi kuning kehijau2an.
Tahy-san Jie Hauw berbaring diatas tanah. merekapun sedang mengatur pernapasan.
Pokoknya dalam menghadapi pertarungan yang amat sengit ini, agaknya setiap orang
telah kehabisan tenaga.
Siauw Ling mengawasi sekejap keadaan para jago yang kelelahan itu, kemudian pikirnya
di dalam hati, Seandainya pertempuran sengit ini berlangsung setengah jam lebih lama
dan disini tak ada benteng batu entah berapa banyak jago yang akan menemui ajalnya
dibawah ujung pedang boesu2 berbaju hitam itu.
Ia tarik napas panjang. dirasakan semangat serta kekuatannya masih segar bugar dan
sama sekali tidak terasa capai diam2 ia keheranan.
Semua orang kecapaian dan kehabisan tenaga mengapa aku sendiri tidak merasakan hal
itu?
Terdengar suara gembrengan dipukul ber-talu2 para boesu berbaju hitam yang ada diluar
benteng batu mendadak menghentikan usahanya untuk menerjang ke dalam benteng.
Walaupun serangan telah berhenti namun mereka sama sekali tidak mengundurkan diri
bahkan mengurung benteng itu rapat2.
Per-lahan-lahan Siauw Ling meletakkan Hong Coe ke atas tanah, setelah itu keluar pintu
benteng dan bisiknya lirih, Loo cianpwee. bagaimana kalau kau beristirahat sebentar?
Sun Put Shia berpaling, menyaksikan sinar mata Siauw Ling masih tajam dan ia tidak
kelihatan lelah, segera pujinya dengan suara lirih, Sepasang mata dari aku sipengemis
tua benar2 sudah melamur. ilmu silat yang kau miliki amat lihay. sungguh sukar ditemui
manusia lihay macam kau dalam ratusan tahun belakangan
Siauw Ling yang menyaksikan Sun Put Shia pun hanya merasa sedikit lelah namun
semangatnya msih segar, diam2 ikut merasa kagum katanya, Tenaga lweekang yang
dimiliki Loo cianpwee amat sempurna, boanpwee pun merasa amat kagum
Haaa. haaa. haaa. tadi aku sipengemis tua memang rada merasa tidak tahan, tapi
asal diberi beberapa kesempatan untuk menghembuskan napas, seluruh tenaga yang aku
miliki segera akan pulih kembali seperti sedia kala
Kiranya ilmu yang dimiliki Sun Put Shia adalah Koen Goan Tong Cu King, dengan dasar
yang kuat ia mempunyai tenaga yang hebat, meskipun kecapaian asal beristirahat
sebentar saja tenaganya segera akan pulih kembali seperti sedia kala.

Luka yang diderita Si padri arak, sipengemis kelaparan serta Be Cong Piauw Pacu
agaknya tidak ringan dalam beberapa jam mendatang mereka belum bisa pulihkan
kembali tenaganya kata Siauw Ling.
Tidak mengapa, benteng batu ini kuatnya luar biasa dan cuma ada satu pintu masuk
belaka merepotkan saudara cilik suka naik ke atas loteng dan periksa sebentar apakah
disitu ada pintu atau jendela yang bisa digunakan untuk penyusupan? seandainya ada kita
masing-masing menjaga satu tempat. pintu ini sempit lagi sulit digunakan untuk
menyerang secara berkelompok, sekalipun Shen Bok Hong memiliki ribuan laksa
tentarapun jangan harap bisa menembusi pertahanan benteng ini
Siauw Ling mengiakan dan segera naik ke atas loteng.
Benteng batu yang terbuat dari batu hijau itu berdiri pada tanah seluas dua tombak
persegi dengan tinggi cuma satu tombak semuanya terdiri dari dua tingkat entah apa
gunanya Shen Bok Hong mendirikan benteng itu, yang jelas tempat ini amat bersih
sekali.
Siauw Ling segera salurkan hawa murninya melindungi badan kemudian selangkah demi
selangkah naik ke atas ketingkat dua.
Tampak dinding empat penjuru amat kuat dan cuma terdapat sebuah jendela kecil belaka
bahkan jendela kecil itupun tertutup oleh papan besi yang kuat sehingga hanya
meninggalkan sedikit lubang hawa belaka ia jadi keheranan, pikirnya, Apa gunanya
Shen Bok Hong mendirikan benteng batu ini? bahkan bangunannyan begitu kokoh dan
kuat?
Tingkat kedua dihubungkan dengan tingkat pertama oleh sebuah tangga diantara keuda
tingkat itupun dipisahkan oleh sebuah pintu besi yang sangat kuat, setelah turun dari
loteng Siauw Ling segera mengunci pintu besi itu rapat2.
Kiranya ia sudah punya perhitungan, sekali pun pada tingkat kedua terdapat pintu rahasia
dimana berhasil ditembusi oleh pihak lawan namun untuk menuju ketingkat bawah
mereka harus melalui dahulu pintu besi itu.
Menanti ia tiba dibawah tampaklah Sun Put Shia sedang duduk bersandar diatas dinding,
waktu itu para boesu berbaju hitam telah membubarkan diri, suasana pulih kembali dalam
ketenangan dan sedikitpun tidak kedengaran suara.
Bukan begitu saja bahkan kutungan lengan serta mayat2 yang bergelimpangan diatas
tanah pun sudah tersapu pergi.
Suasana diempat penjuru tercekam dalam keheningan serta kesunyian yang secara lapat2
malah mendatangkan perasaan ngeri bagi setiap orang.
Loocianpwee! tegur Siauw Ling seraya mendehem.

Ada urusan apa?


Cayhe rasa luka yang diderita Thay-san Jie Hauw amat parah, apabila tidak cepat-cepat
ditolong mungkin.
Dari sakunya Sun Put Shia segera ambil keluar sebuah kotak kumala. setelah itu ujarnya.
Di dalam kotak kumala dari saku pengemis tua ini terdapat dua belas butir pil mujarab
untuk menyembuhkan luka. ambillah dan berikan masing-masing orang sebutir, semoga
saja sebelum kentongan ketiga malam nanti kekuatan mereka bisa pulih kembali guna
mempersiapkan diri dalam menghadapi pertarungan berikutnya.
Siauw Ling menerima kotak tersebut dan sesuai dengan perintahnya ia bagikan pil itu
setiap orang sebutir.
Sang Surya telah tenggelam dibalik gunung, magribpun menjelang datang.
Siauw Ling yang secara diam2 menghitung tanpa terasa mereka sudah berada dalam
benteng batu itu selama dua jam.
Yang aneh, selama dua jam ini dari pihak perkampungan Pek Hoa San Cung sama sekali
tidak menunjukkan suatu tandapun, tak seorang manusiapun yang munculkan diri,
seolah2 Shen Bok Hong telah lupa kalau dalam benteng itu masih ada musuh.
Dalam sekejap itulah air muka para jago telah berhasil pulih kembali seperti sedia kala.
Sipadri pemabok segera membuka matanya mengawasi empat penjuru, setealh itu dengan
suara lirih tanyanya.
Apakah boe-su berbaju hitam itu pernah melancarkan serangan kembali ke arah benteng
kita!
Tidak! jawab Siauw Ling seraya menggeleng.
Diikuti sipengemis kelaparan, Suma Kan serta Be Boen Hwie pun mendusin dari
semedinya.
Be Boen Hwie segera merobek secarik kain untuk membalut luka pedang diatas
badannya.
Cong Piauw Pacu bagaimana dengan keadaan lukamu? tegur Siauw Ling lirih.
Tenaga dalamku telah pulih kembali, sebagian besar, sedang luka luarpun hanya luka
kecil dikulit belaka, tidak mengapa!
Maksud ucapannya ia masih sanggup dan sudah siap menghadapi pertarungan lebih jauh.

Suma Kan pun pungut kembali senjata roda emasnya dari atas tanah lalu sambil tertawa
ujranya, Waah. waah. hebat, ngeri, pertempuran yang kualami saat ini betul2
merupakan suatu pertarungan sengit yang benar2 luar biasa. belum pernah kualami
pertempuran macam ini.
Sementara itu sipadri pemabok telah ambil cupu2 araknya, setelah digoyangkan beberapa
kali ia menghela napas, katanya, Waduuh. aku sihweesio pemabok sudah kehabisan
arak, cialat, bisa cialat ini. ular dalam perutku sudah mulai ber-kaok2 minta diisi!
Sayang akupun sudah kehabisan beras untuk ditanak sambung sipengemis kelaparan
sambil menaruh kuali besinya.
Haruslah diketahui dalam perjamuan tadi para jago tidak ada yang bersantap maupun
minum karena kuatir di dalam sayur serta arak itu telah dicampuri racun, apalagi setelah
mengalami pertarungan sengit setiap orang merasa perutnya amat lapar.
Pada saat itulah Thay-san Jie Hauw pun telah mendusin tapi berhubung luka yang mereka
derita sangat parah dan banyak kehilangan darah maka meskipun sudah mendusin namun
mereka tak bisa berkutik.
Be-ya! ujar Hong Coe dengan suara lirih. Harap Sun Loo-ya segeramengundurkan diri
kemari untuk beristirahat, dalam beberapa saat ini Shen Bok Hong tidak akan mengirim
orang untuk menyerang benteng batu ini.
Biar aku yang pergi memanggilnya kembali kata Siauw Ling sambil bangun berdiri.
Tak usah, budak ada urusan hendak disampaikan kepada cuwi sekalian!
Sementara Be Boen Hwie siap bangun berdiri mengundang Sun Put Shia, sipengemis tua
itu dengan langkah lebar telah berjalan datang, katanya, Nona ada urusan apa kau
panggil aku sipangemis tua?
Setelah istirahat beberapa waktu semangat Hong coe telah banyak pulih kembali, ia
meronta bangun dan katanya, Ada beberpa patah kata yang amat penting hendak budak
sampaikan kepada kalian harap cuwi sekalian suka baik2 mengingatnya di dalam hati.
Ia menghembuskan napas panjang, kemudian sambungnya, Mungkin Shen Bok Hong
hendak menyerang kita dengan api dan membakar kita hidup2 kemungkinan pula ia
hendak menggunakan binatang beracun untuk meracuni kita sampai mati atau mungkin
pula mengepung kita rapat2 agar kita mati kelaparan.
Beberapa jalan kematian yang diutarakan gadis itu seketika membuat wajah para jago
berubah amat serius, mereka bungkam dalam seribu bahasa.
Perduli bagaimanapun juga malam ini kita harus menerjang keluar dari kepungan
sambung Hong Coe sambil tertawa sedih. Bukannya budak hendak besarkan kehebatan

lawan dan memunahkan semangat sendiri, asal ada tiga orang diantara kita bisa
meninggalkan tempat ini dalam keadaan hidup kejadian ini sudah patut dibanggakan
Belum tentu begitu seru Siauw Ling dengan alis berkerut.
Aaai! apa yang budak ucapkan adalah kata2 sejujurnya, mau percaya atau tidak budak
tak berani memaksakan, tetapi menurut apa yang kuketahui dan ingin kusampaikan
kepada Cuwi sekalian, setelah meninggalkan kepungan bergeraklah menuju ke Timur,
sebab sebelah Timur adalah gunung. asal bisa masuk ke dalam gunung itu berarti kalian
berhasil menyelamatkan separuh jiwa kalian.
Ia tarik napas panjang2, kemudian sambungnya, Menurut apa yang budak ketahui, setiap
kentongan ketiga Shen Bok Hong tentu akan bersemedi selama setengah jam lebih, inilah
kesempatan yang paling baik buat kita untuk meloloskan diri budak sadar bahwa tidak
mungkin aku bisa hidup lebih jauh, mengikuti cuwi sekalian hanya akan mendatangkan
kerepotan belaka.
Ia merandek lalu tambahnya, Entah Shen Bok HOng dengan menggunakan cara apa ia
berhasil menciptakan delapan orang bayangan berdarah sebagai badan tetironnya, mereka
memiliki ilmu silat yang amat lihay dan setiap saat memakai baju warna merah, apabila
cuwi sekalian berjumpa dengan mereka sukalah bertindak hati2. aaai. kedudukan
sangat rendah, apa yang diketahuinyapun hanya terbatas sampai disini, harap cuwi
sekalian baik2 jaga diri budak akan berangkat duluan
Tiba-tiba ia angkat telapak tangan kanannya dan segera ditabokan ke atas ubun2 sendiri.
Sun Put Shia, adalah seorang jago kawakan yang mempunyai pengalaman amat luas. dari
nada ucapan Hong Coe tadi tahu bila gadis ini ada maksud untuk bunuh diri, maka sejak
tadi ia sudah memperhatikan dengan seksama oleh sebab itulah ketika Hong Coe angkat
telapak kanannya Sun Put Shia telah bertindak selangkah lebih cepat.
Baru saja telapak kanan Hong Coe menempel diatas ubun2nya, serangan totokan yang
dilepaskan Sun Put Shia telah tiba. Hong Coe tidak bisa angkat tangan kanannya dan
segera terkulai lemas kebawah.
Nona Hong, mengapa kau cari mati? tegur Sun Put Shia dengan wajah serius.
Ilmu silat yang budak miliki amat cetek, tetap hiduppun hanya akan merepotkan cuwi
sekalian belaka, maka jauh lebih baik kalau aku berangkat lebih dahulu.
Benarkah begitu?
Maksud hati budak benar2 memang demikian adanya.
Aaaaah. Sun Put Shia menghela napas panjang. Aku sipengemis tuapun percaya
kalau kau bukan sengaja untuk membohongi diriku. hatimu untuk ambil keputusan

pendek tentu disebabkan pelbagai persoalan, kau takut setelah tertawan kembali oleh
Shen Bok Hong harus merasakan siksaan keji menurut peraturan perkampungan Pek Hoa
San Cung, maka dari pada hidup sia2 maka lebih baik ambil keputusan untuk mati,
bukankah begitu.
Tentang soal ini. tentang soal ini.
Mungkin hati kecilmu belum berpikir sampai kesitu tapi ingatan serta maksud tersebut
telah tertanam dalam2 didasar hatimu!
Setelah diungkap locianpwee, budakpun mempunyai perasaan ini. sahut Hong Coe
sambil menghela napas sedih.
Tiba-tiba tampak baangan manusia berkelebat lewat, seorang boesu berbaju hitam
laksana kilat telah meloncat masuk ke dalam benteng.
Sun Put Shia segera putar tangan kanannya melancarkan sebuah pukulan membendung
pintu masuk benteng batu itu kemudian serunya dengan suara berat, Jangan bunuh
dirinya, tangkap saja dalam keadaan hidup2
Sembari berkata ia sudah meloncat keluar dari pintu benteng dan berjaga dari luar.
Sementara itu sipadri pemabok serta pengemis kelaparan serta Suma Kan sekalian telah
mendusin maka kekuatan dalam ruangan itupun cukup kuat untuk menghadapi boesu
tadi.
Be Boen Hwie segera meloncat bangun, kipasnya langsung dibabat ke arah tubuh boe-su
tadi.
Boesu berbaju hitam itu menyingkir kesamping seraya melepaskan satu pukulan untuk
membendung serangan kipas Be Boen Hwie ambil kesempatan itu ia menyingkir
kesamping sapanya, Be-heng!.
Be bOen Hwie tertegun kipasnya segera berkelebat menangkis roda emas ditangan kanan
Suma Kan setelah itu bentaknya, Siapakah anda?
Siauwte Siang Hwie!
Kau adalah Siang-heng? aah maaf siauwte telah menyalahi dirimu!.
Dengan menempuh bahaya siauwte menerjang masuk ke dalam benteng batu ini hal
tersebut dikarenakan ada satu persoalan penting hendak disampaikan kepada Be-heng
Mereka semua adalah rekan2 seperjuangan apakah maksud kedatangan Siang-heng
silahkan diutarakan saja secara blak2an

Siauw-te serta Tiong Chiu Siang Ku dibawah bantuan Kiem Lan, Giok Lan telah
menjanjikan waktu untuk turun tangan maka aku sengaja datang kemari untuk memberi
kabar kepada Be Cong Piauw Pacu.
Cuwi sekalian berhasil dimana? mengapa aku tidak temukan jejak kalian? tanya Siauw
Ling.
Kalau kaupun berhasil menemukan jejak kami apakah kami tidak ditemukan oleh Shen
Bok HOng lebih dahulu?
Eei. apakah Kiem Lan serta Giok Lan cici pun telah datang kemari? mendadak
semangat Hong Coe berkobar kembali.
Siang Hwie melirik sekejap ke arah Hong Coe lantas mengangguk.
Ia sudah datang!
Sekarang ada dimana?
Ber-sama2 aku sipencuri tua telah bersembunyi diantara para boe-su berbaju hitam!
Sipengemis cilik serta Tiong Chiu Siang KU? dimana mereka? sela Siauw Ling
kembali.
Semuanya berada.
Mendadak terdengar Sun Put Shia membentak keras, diikuti berkumandangnya dua
dengusan berat agaknya dua orang boesu berbaju hitam yang berusaha mendekati
benteng batu itu berhasil dilukai oleh pukulannya.
Jangan melukai orang sendiri! seru Be Boen Hwie cepat.
Tidak mengapa, sebelum aku sipencuri tua menyampaikan berita ini keluar mereka tidak
bakal berani bergerak secara sembarangan
Apakah kau hendak kesana lagi?
Tidak bisa kalau aku pergi kesana lagi maka apabila tidak dibunuh tentu harus pura2
terluka, agar mereka tidak menaruh curiga kepadaku atau paling sedikit mengurangi
kecurigaan mereka
Apabila Siang-heng suka tinggal disini, keadaan ini jauh lebih baik lagi sebab berarti
telah membantu banyak buat pihak kami

Bukannya tidak mau. apabila aku sipencuri tua ingin hidup dua tahun lagi maka aku
harus tetap berdiam disini dari dalam sakunya segera ia ambil keluar secarik peta dan
dibentangkan diatas tanah kemudian ujarnya.
Disini terdapat sebuah peta yang melukiskan keadaan perkampungan Pek Hoa San Cung
ini dengan nyata, bahkan terdapat pula jalan yang harus ditempuh dan arah manakah
lebih banyak terdapat jebakan mereka?
Para jago sama2 melongok untuk memeriksa peta tersebut.
Tampak peta itu dilukis lengkap sekali dengan Loteng Wang Hoa Loo sebagai pusat
banyak tempat disekeliling tempat itu pernah didatangi para jago.
Siang Hwie lantas menuding ke arah sebuah rumah hitam dibelakang loteng Wang Hoa
Loo yang tertutup oleh pepohonan, katanya, Menurut berita yang berhasil didapat Giok
Lan, kedua orang tua itu terkurung ditempat ini
Siauw Ling segera merasakan jantungnya berdebar keras namun ia berusaha untuk
menahan golakan itu dan membungkam. pikirnya, Agaknya apabila bukan Kiem Lan
atau Giok Lan yang datang kemari sulit untuk mendapatkan berita dimanakah kedua
orang tuaku terkurung.
Terdengar Siang Hwie berkata kembali
Disekeliling rumah hitam itu penjagaan diatur ketat sekali dan apa yang terlukis diatas
peta inipun merupakan bagian2 penting yang ada dalam perkampungan Pek Hoa San
Cung belaka, yang benar2 disetiap tempat terdapat penjagaan yang tak kalah ketatnya
Pada waktu itu setiap orang yang ada dalam benteng batu kecuali Be Boen Hwie serta
Siauw Ling sebagian besar para jago lainnya belum tahu kalau orang tua dari Siauw Ling
terkurung dalam perkampungan Pek Hoa San Cung, maka mendengar perkataan tersebut
mereka jadi tercengang dan melongo.
Eeeeei. sebenarnya apa yang sedang kalian rundingkan? tegur sipadri pemabok
kemudian.
Siang Hwie mendongak dan melirik sekejap ke arah sipadri pemabok. kemudian serunya
tercengang, Eeeei. jadi kalian belum tahu?
Tidak ada orang yang beritahu kepada aku sihweesio, tentu saja aku tidak tahu!!
Berhubung Be Boen Hwie merasa persoalan ini menyangkut suatu masalah yang amat
besar sedang pada saat itupun setiap orang hanya berhaarp bisa meloloskan diri dalam
keadaan selamat dari perkampungan Pek Hoa San Cung maka ia duga tentu tak ada orang
yang suka menempuh bahaya dengan menerjang kejantung perkampungan, maka ia tidak
ingin menerangkan agar setiap orang bisa menentukan pilihannya masing-masing.

Untuk beberapa saat lamanya suasana jadi hening.


Orang tua cayhe telah ditangkap oleh Shen Bok Hong itu, Cungcu dari perkampungan
Pek Hoa San Cung dan sekarang dikurung dalam rumah hitam dibelakang loteng Wang
Hoa Loo.
Sinar matanya menyapu Be bOen Hwie serta Siang Hwie sekejap kemudian sambungnya.
Berkat bantuan dari Be Cong Piauw Pacu serta Siang-heng yang suka menyusup
perkampungan Pek Hoa San Cung kami ada maksud untuk menolong kedua orang tuaku,
persoalan ini tiada sangkut pautnya dengan cuwi sekalian gunakan saja kesempatan selagi
kami sekalian menolong orang terjang dan berusahalah lolos dari perkampungan ini.
Sebenarnya siapakah kau! tegur pengemis kelaparan
Cayhe adalah Siauw Ling
Begitu ucapan tersebut diutarakan sipengemis kelaparan serta sipadri pemabok sekalian
jadi terpreanjat. sinar mata mereka sama2 dialihkan ke atas wajah Siauw Ling.
Sebenarnya kau adalah Siauw Ling yang mana? tanya sipadri pemabok setelah tarik
napas panjang2. Aaai. sebetulnya dalam kolong langit terdapat berapa orang Siauw
Ling? aku sihweesio gede sudah menjumpai dua orang Siauw Ling, tapi masih ada
seorang yang telah lama kudengar namanya namun belum pernah bertemu muka
Cayhe adalah Siauw Ling yang asli
Tentang persoalan ini panjang sekali kalau diceritakan sambung Be Boen Hwie.
Siauw-heng ini bukan saja adalah Siauw Ling yang asli, bahkan iapun pernah menjadi
Sam Cung-cu dari perkampungan Pek Hoa SAn-cung.
Segera ia menceritakan apa yang diketahuinya kepada semua orang.
Si pengemis kelaparan melirik sekejap ke arah Siauw Ling selesai mendengar kisah itu,
kemudian katanya, Kau benar2 sebutir mutiara yang tersembunyi di dalam tanah masih
ingatkah ketika pertama kali kau jumpa dengan aku sipengemis?
Tentu saya masih ingat!
Sekarang nona Gak berada dimana?
Tentang persoalan ini cayhe sendiripun tidak tahu.
Berbicara sampai disitu sipengemis kelaparan segera mendongak dan ujarnya kepada Be
boen Hwie, Cong Piauw Pacu menolong orang adalah persoalan penting, aku sipeminta2 ikut ambil bagian.

Haaa. haaa. persoalan jadi begini aku sihweesio pemabok pun terpaksa ikut ambil
bagian, bagaimana boleh kan? sambung sipadri pemabok sambil tertawa terbahak2.
JILID 23
Suma Kan pun segera menjura, katanya, Siauw-heng, siauwte percaya remalanku ampuh
tapi kali ini aku tidak berhasi lmenghitung kalau kau adalah Siauw-heng yang memiliki
ilmu silat amat lihay, untuk kesalahan ini aku harus dihukum untuk turut ambil bagian
dalam usaha ini
Maksud baik cuwi sekalian siauwte merasa amat berterima kasih Dengan perasaan
terharu Siauw Ling menjura dan mengucapkan terima kasih atas kesediaan para jago
untuk membantu dirinya.
Walaupun luka yang kami derita belum sembuh namun kamipun rela membantu usaha
Siauw-hen! ujar Thay-san Jie Hauw pula.
Sementara Siauw Ling hendak mengucapkan terima kasih mendadak Hong Coe telah
bangkit berdiri sambil berkata, Sam-ya thayjien harap kau jangan salahkan diri hamba.
budak punya mata ternyata tak berbiji dan tidak kenali kehadiran Sam-ya
Tidak berani. tidak berani, nona Hong! sejak hari ini kedudukan kita adalah sama, kita
harus saling berhubungan bagaikan saudara sendiri
Budak tidak berani mempunyai pikiran tersebut.
Mendadak terdengar Sun Put Shia menghembuskan napas panjang2 dan berkata, Be
Cong Piauw Pacu masukkan pula aku sipengemis tua dalam daftarmu itu !
Siauw Ling pernah menyaksikan kehebatan ilmu silatnya. ia merasa amat gembir karena
bisa peroleh bantuan pengemis ini buru-buru ia menjura.
Terima kasih atas kesediaan loocianpwee!
Sun Put Shia tertawa hambar, ia tidak menjawab.
Agaknya Be Boen Hwie sama sekali tidak menduga kalau para enghiong yang ada dalam
ruangan ternyata suka memberi bantuannya. bukan saja kekuatan mereka makin
bertambah bahkan mencerminkan pula persatuan di tubuh para jago segera ia berkata,
Atas bantuan yang akan cuwi berikan atas nama Siauw-heng cayhe ucapkan banyak
terima kasih.
Ia menjura kepada semua orang setelah itu sambungnya, Sebelum memasuki
perkampungan Pek Hoa San Cung untuk menolong orang kau telah menyusun rencana
dan ambil keputusan untuk turun tangan pada kentongan kedua malam ini.

Dari dalam sakunya ia ambil keluar secarik saputangan warna putih kemudian katanya
kembali, Apabila cuwi sekalian mempunyai saputangan warna putih ambillah keluar dan
kenakan dilengan kiri sebagai tanda.
setelah itu sambil melirik sekejap ke arah Siang Hwie katanya
Apakah Siang-heng masih ada pesan lain?
Siang Hwie tersenyum.
Bukankah cuwi sekalian sudah merasa amat lapar? aku sipencuri tua segera akan
menghadiahkan sedikit bahan makanan buat kalian.
Kalau tidak diungkap mungkin tidak mengapa, setelah dikatakan maka semua jago
merasakan perutnya keroncongan, bahkan Sun Put shia serta Siauw Ling pun merasakan
perutnya sangat lapar sehingga sukar ditahan lagi.
Dari sakunya Siang Hwie ambil keluar sebuah buntelan warna putih dan ambil keluar
sebungkus kain putih yang segera dibagikan kepada para jago, tiap orang mendapat
sebungkus disamping secarik kain putih sebagai tanda.
Menanti Be Boen Hwie membuka bungkusan kain putih itu dan mencium bau harum ikan
daging sambil tertawa ia lantas berseru, Aaaah kiranya bubuk daging sapi!
Bubuk daging sapi ini aku sipencuri tua dapatkan dari luar perkampungan Pek Hoa San
Cung maka jumlahnya terbatas sekali, aku cuma bisa menolong cuwi sekalian untuk
menahan lapar untuk sewaktu2
Sembari berkata ia ambil keluar satu bungkus dan didahar lebih dahulu.
Demikianlah setelah menghabiskan satu bungkus bubuk daging sapi, maka semangat para
jago pun pulih kembali.
Menanti para jago itu sudah dibagi kelompok penolong dan kelompok bertahan Be Boen
Hwie pun pejamkan mata bersemedi lebih dahulu.
Udara semakin gelap dan malampun menjelang tiba angin berhembus kencang diluar
benteng menimbulkan suara berisik.
Sun Put Shia menengok keluar tampaklah awan tebal menutupi seluruh jagad malam itu
amat gelap sekali, tidak nampak bintang dilangit dan tak tampak musuh disekeliling
tempat itu. suasana sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun, keadaanpun gelap
gulita karena tak ada lampu.
Malam itu benar2 suatu malam yang gelap gulita.

Si Pencuri Sakti diam2 menghitung waktu, menanti kentongan pertama telah lewat
mendadak ia bangun berdiri sambil berseru, Kita harus segera berangkat!
Setelah bersantap apalagi mengatur pernapasan beberapa saat lamanya semangat para
jago telah menjadi segar kembali.
Walaupun luka yang diderita Thay-san Jie Haauw tidak ringan namun setelah mengatur
pernapasan beberapa saat lamanya kekuatannya telah pulih kembali, mereka segera
membalut lukanya siap turun tangan menghadapi musuh.
Menyaksikan semua jago telah bangun berdiri, sambil tersenyum Sun Put Shia lantas
berkata, Mari, biarlah aku sipengemis tua yang membuka jalan
Siang Hwie percepat langkahnya mendekati kesisi tubuh sipengemis tua itu lalu katanya,
Bagaimana kalau aku sipencuri tua jadi pembantu Sun Put Shia?
Seraya berkata sepasang tangannya diayun ketengah udara, dua gulung bayangan hitam
sebesar kepalan segera meluncur ketengah angkasa.
Blumm.! Bluumm.! diiringi ledakan keras ketika dua gulung bayangan hitam
sebesar kepalan itu meluncur dua tiga tombak dari mereka dan menumbuk diatas pohon
segera meledak dan memancarlah kobaran api warna biru yang segera menyambar semua
benda disekelilingnya.
Begitu dahsyat jilatan api itu, dengan cepatnya kebun bunga itu sudah berkobar dalam
lautan api.
Meminjam cahaya api itulah para jago bergerak kedepan, mereka tidak temukan sesosok
bayangan manusiapun se-olah2 boesu berbaju hitam tersebut telah lenyap ditelan oleh
kegelapan.
Setelah menyapu sekeliling tempat itu diam2 Siauw Ling berpikir, Mungkinkah orang it
benar2 sudah membuyarkan diri.
Belum habis ia berpikir tiba-tiba terdengar desiran tajam menyambar datang, dua batang
anak panah telah meluncur ke arah mereka.
Sebatang anak panah meluncur ke arah Sun Put Shia yang sedang membuka jalan sedang
anak panah lainnya mengancam ke arah Be Boen Hwie.
sun Put Shia segera ayun tangan kanannya untuk menyambut anak panah itu, ia rasakan
tenaga luncur panah tersebut luar biasa sekali sehingga hampir2 saja lepas tangan,
hatinya jadi tergerak segera teriaknya keras, Kekuatan anak panah itu sangat kuat harap
cuwi sekalian ber-hati2!

Sementara itu anak panah yang datang belakangan telah tiba dihadapan Be Boen Hwie,
orang she Be ini segera ayun kipasnya membabat rontok anak panah tersebut.
Kobaran api yang membakar kebun bunga itu berkobar makin besar dan makin luas
namun tidak tampak sesosok bayangan manusiapun yang muncul.
Mari ikuti diri cayhe? seru Siang Hwie setelah menentukan arah, ia berputar menuju ke
arah sebelah kiri.
Sejak meluncur datangnya dua batang anak panah tadi lama sekali tidak terlihat gerakan
lainnya bahkan sepanjang empat lima tombak telah mereka lalui namun tak ada
seorangpun yang menghadang atau mencegat jalan pergi mereka.
Menanti mereka berpaling kembali, tampaklah kobaran api yang membakar kebun bunga
tadi telah padam. jelas hal ini menunjukkan bahwa sekeliling kebun bunga yang terbakar
tadi bukannya tak ada manusia melainkan mereka tak ada yang turun tangan mencegah.
Awan menutupi jagad semakin tebal hujanpun sebentar lagi akan membasahi permukaan
bumi. begitu gelap suasana ketika itu sehingga lima jari sendiri pun sukar terlihat
meskipun para jago memiliki ketajaman mata yang melebihi manusia biasa, namun
berada ditengah pepohonan yang lebat mereka hanya dapat menangkap pemandangan
sekitar lima depa dihadapannya belaka.
Dengan suara lirih Siang Hwie segera berkata, Suruh mereka gunakan tangan kiri untuk
memegang baju orang yang berada didepannya, gunakan tangan kanan untuk bersiap
sedia menghadapi setiap serangan musuh yang setiap saat mungkin akan membokong
kita!.
Baik! aku sipengemis tua akan berjalan lebih dahulu untuk buka jalan. apabila ada mara
bahaya aku sipengemis tua segera akan beritahu kepada kalian semua
Sehabis berkata ia lantas berjalan lebih dahulu.
Merepotkan diri Sun-heng! sahut Siang Hwie, ia lantas perintahkan orang yang ada di
belakangnya untuk mencekal ujung baju sendiri. Para jago mengikuti permintaannya dan
segera maju kedepan secara lambat2.
Ditengah perjalanan tiba-tiba tercium bau amis menggulung datang, begitu amis bau itu
sehingga membuat perut terasa jadi mual.
Sebelum Siang Hwie mengetahui apa yang terjadi, dengan suara berat Sun Put Shia telah
berseru, Ada sekawanan ular berbisa sedang bergerak datang suruh mereka siapkan
senjata hadapi ular itu dengan berhati2!
Sembari bicara ia telah melepaskan dua babatan membinasakan puluhan ekor ular yang
mendekati tubuhnya.

Belum sempat Siang Hwie menyampaikan keadaan tersebut kepada para jago agar
mereka suka membentuk lingkaran untuk bersama2 menghadapi serangan ular berbisa
itu, secara otomatis para jago telah membentuk gerakan melingkar.
Haruslah diketahui para jago yang ikut dalam rombongan tersebut sebagian besar
merupakan jago-jago kangouw yang sudah lama melakukan perjalanan dalam dunia
persilatan, pengalaman serta pengetahuan mereka amat luas sekali. ketika mencium bau
ular berbisa mereka segera tahu bahwa dengan jalan barisan melingkar saja mereka baru
dapat bertahan terhadap serangan rombongan ular itu.
Dari dalam sakunya Siang Hwie ambil keluar sebuah batu api dan menyulutnya.
Meminjam sinar api tersebut maka tampaklah kurang lebih empat depat dihadapan
mereka membujur dua ekor ular yang amat besar, dibelakang ular2 itu mengikuti
kawanan ular yang tak terhitung jumlahnya.
Sementara itu Sun Put Shia telah mengundurkan diri dan bergabung dengan para jago
untuk ber-sama2 menghadapi ancaman bahaya.
Susah buat kita untuk melawan ular beracun begitu banyaknya, lebih baik dibakar saja
dengan api! kata Be Boen Hwie.
Belum habis ia berkata api ditangan Siang Hwie telah padam.
Dengan kepandaian silat yang dimiliki beberapa orang ini, apabila berada ditengah siang
bolong meskipun ada ber-puluh2 bahkan be-ribu2 ekor ular pun mereka tidak akan
pandang sebelah mata, tapi keadaan pada saat ini jauh berbeda suasana begitu gelap
gulita sehingga untuk melihat lima jari sendiripun susah meskipun para jago memiliki
gerak gerik yang lincah tak urung merasa bergidik juga.
Dengan cepat Siang Hwie mengeluarkan batu korek apinya kembali untuk membuat obor
pada saat itulah gerombolan ular itu sudah berapa tujuh delapan mereka.
Bau amis yang sangat memuakkan berhembus datang tiada hentinya membuat perut jadi
mual.
Dari tempat kejauhan terdengarlah suara seseorang yang amat nyaring berkumandang
datang.
Kalian sudah terkurung ditengah kepungan kawanan ular berbisa, asal aku turunkan
perintah maka kawanan ular itu akan segera menerjang kedepan dari empat arah delapan
penjuru malam ini gelap gulita susah memandang pemandangan dihadapannya meskipun
kalian memiliki serangkaian ilmu silat yang amat lihay belum tentu bisa menghadapi
serbuan kawanan ularku yang akan muncul dari delapan penjuru ini.!!

37
Ia merandek sejenak, setelah itu sambungnya.
Thian mengharapkan umatnya berbuat kebajikan, loohu tidak ingin melakukan
perbuatan yang merugikan orang lain apabila membinasakan dirimu. Mulai sekarang
hingga waktu setengah hio nanti akan kuberi kesempatan bagi kalian untuk berpikir,
apakah kalian hendak melakukan duel melawan kawanan ular itu ataukah hendak
menyerah. Loohu akan gunakan tambur sebagai tanda apabila tambur kesepuluh telah
dibunyikan cuwi sekalian belum juga menyerah maka loohu segera akan menggerakkan
barisan ular ini.
Selesai bicara tamburpun dibunyian satu kali.
Sun Put Shia mengawasi keadaan disekeliling tempat itu dengan sinar mata tajam. ia
temukan ular yang ada disekitar mereka sedang menjulurkan lidah mereka tiada hentinya,
para jago telah terkepung ketat dan ular2 itu pun sudah siap melakukan terjangan.
Pengalamannya amat luas, sekilas pandang ia dapat tahu kalau ular2 berbisa itu sudah
dilatih dan dipelihara oleh seorang ahli ular. alisnya langsung berkerut, pikirnya, Entah
berapa banyak ular beracun yang berkumpul di dalam hutan ini! kalau ingin lolos dari
barisan ular ini rasanya bukan suatu pekerjaan gampang.
Untuk beberapa saat lamanya ia tak sanggup mengambil keputusan bagaimana harus
bertindak menghadapi kejadian itu.
Siang-heng apakah kau dapat melepaskan api? bisik Be Boen Hwie lirih.
Karena setelah dipikir bolak balik ia merasa kecuali menggunakan api rasanya tak ada
cara lain, yang lebih tepat lagi untuk menghadapi kawanan ular tersebut.
Obor yang dibuat Siang Hwie kembali padam ditangah kegelapan ia berbisik lirih, Kita
bisa pikirkan cara untuk melepaskan api, apakah pihak perkampungan Pek Hoa San Cung
tidak bisa memikirkan akan hal tersebut? mungkin mereka sudah bikin persiapan
Ditinjau dari situasi yang kita hadapi saat ini rasanya cuma menggunakan api saja baru
dapat mengundurkan ular tersebut, apabila Shen Bok Hong sudah bikin persiapan maka
kitapun hanya bisa bertindak sambil berpikir coba kita lihat dahulu permainan setan apa
lagi yang hendak mereka lakukan kemudian kita baru cari akal untuk menghadapinya.
Mendadak terdengar Suma Kan berkata,
Harap cuwi sekalian berlega hati. menurut ramalan yang barusan siauwte lakukan
diantara kita tak seorangpun yang akan mati binasa terpagut ular berbisa itu.

Ditengah situasi yang kritis dan berbahaya ternyata ia masih ada waktu senggang untuk
meramal, meskipun perbuatannya membuat orang jadi mesem namun tak urung
mendatangkan pula hiburan bagi mereka.
Kata Sun Put Shia, Sekeliling tempat ini jarang ada pepohonan, rumputpun jarang
sekali, meskipun melepaskan apipun belum tentu bisa mendesak mundur kawanan ular
tersebut.
Tapi kitapun tak bisa duduk sambil menanti mati bukan? sela Be Boen Hwie.
Ia telah memberi batas waktu bagi kita untuk berpikir, inilah kesempatan baik buat kita
untuk mencari akal guna menghadapi kawanan ular ini!
Aaai.! seandainya Tiong Chiu Siang Ku berada disini rasanya kitapun tidak bakal
terkurung dalam barisan ular! keluh Siang Hwie sambil menghela napas panjang.
Kawan2 Bu-lim dikolong langit semuanya tahu kalau Sang Pat adalah seorang manusia
yang paling banyak mengumpulkan barang2 berharga, barang antik serta barang2 aneh.
Boleh dibilang sejak jaman dahulu kala sampai sekarang cuma dia seorang yang punya
koleksi barang sebanyak itu maka tidak aneh kalau siapapun percaya hanya dialah yang
punya benda untuk menaklukkan kawanan ular.
Tong. kentongan kedua sudah dibunyikan.
Mengulur waktu terus bukan suatu tindakan yang tepat pikir Siauw Ling. Aku harus
menemukan suatu cara yang tepat untuk menghadapi keadaan ini.
Sembari berpikir dengan langkah lebar ia lantas berjalan memasuki barisan ular itu.
Ternyata secara tiba-tiba ia punya satu pikiran aneh, ia menduga ular besar yang
membawa jalan bagi rombongan ular tersebut kemungkinan besar merupakan pemimpin
dari kawanan ular itu, maka ia merasa apabila dua ekor ular besar tadi dibinasakan
niscaya berisan ular itu akan hancur berantakan.
Walaupun apa yang dipikirkannya mungkin benar dan ia memiliki sepasang mata yang
amat tajam, bukanlah suatu pekerjaan enteng baginya untuk menemukan dua ekor ular
raksasa yang membawa jalan diantara laksaan ekor ular itu.
Bau amis yang memualkan tersiar keluar menyelimuti seluruh angkasa. tampaklah kalau
ular dari pelbagai jenis ular beracun menongol keangkasa dan bergerak kesana kemari
jangan dikata terpagut. cukup memandang rombongan ular itupun sudah membuat hati
berdebar keras dan bulu kuduk pada bangun berdiri.
Agaknya kawanan ular itu dikekang dan dikendalikan oleh sesuatu yang tersembunyi,
walaupun kepalanya diangkat ke atas sambil menjulurkan lidah dan siap melakukan
tubrukan namun ular2 itu tetap tak berkutik dari tempatnya semula.

Siauw Ling memang diakui memiliki ilmu silat yang sangat lihay namun berhadapan
dengan ular beracun yang begitu banyak tak urung ia gelagapan sehingga keringat dingin
mengucur keluar membasahi tubuhnya.
Mendadak terdengar suara langkah manusia berkumandang datang dari belakang
tubuhnya. ketika ia berpaling tampaklah Suma Kan telah datang menghampiri dirinya
sambil berbisik, Sewaktu siauwte ada dilautan Timur tempo dulu aku pernah belajar
ilmu menangkap binatang beracun. sebenarnya menangkap ular merupakan kepandaian
dasarku tetapi setelah menghadapi kawanan ular yang begitu banyak dewasa ini siauw-te
merasa tidak tega untuk turun tangan Tetapi tidak seharusnya kalau kita biarkan mereka
mengurung kita semua dalam barisan ular. kita harus mencari akal untuk
mengahancurkan barisan ular tersebut.
Ucapan Suma heng sedikitpun tidak salah Siauw Ling mengangguk. Tetapi siauwtepun merasa bingung bagaimana kita harus turun tangan menghadapi kawanan ular itu?
seandainya siauw re harus menghadapi sepasukan musuh tanpa pikir panjang akan
kuserbu orang itu tapi menghadapi barisan ular ini.
Memang agak sulit buat kita untuk menghadapi kawanan ular ini, Siauwte punya akal
bagus.
Suma-heng, kalau kau punya akal cepat katakan, mari kita rundingkan dengan akalmu
itu dengan cepat sianak muda itu menyambung.
Gerak-gerik kawanan ular ini laksana sebuah barisan, aku duga tentu ada orang yang
mengendalikan ular2 itu secara diam2. aku pikir asalkan kita berhasil menemukan orang
yang mengendalikan kawanan ular itu dan menangkap dirinya, niscaya kawanan ular itu
bisa kita paksakan untuk ditarik kembali. bukankah begitu?
Hm ucapanmu bukankah sama artinya perkataan tak berguna pikir Siauw Ling di
dalam hati, Tak usah kau ucapkan pun aku sudah tahu akan cara ini!
Namun tanyanya juga.
Tolong tanya apakah cara yang berhasil Suma-heng dapatkan itu!
Kita berusaha untuk membuat obor kemudian seorang membawa sebuah obor dan
membentuk sebuah barisan memanjang, dengan tangan kiri mencekal obor tangan kanan
membawa senjata kita terjang keluar barisan ular itu.
Em. cara ini memang termasuk sebuah cara untuk kmencari selamat kembali sianak
muda itu berpikir. Tapi kita harus mencari obor2 ditu dimana? . aaai. agaknya
semua cara yang ia usulkan tak berguna semua!
Tong. kembali suara tambur bertalu memecahkan kesunyian.

Jantung Siauw Ling tergetar keras. segera pikirnya,


Para jago bisa terkurung disini karena urusanku, aku tak boleh duduk berpeluk tangan
belaka sambil menunggu kematian, Bagaimanapun juga aku harus menempuh bahaya.
Karena berpikir demikian ia lantas berkata dengan suara lirih, Dewasa ini situasi dan
keadaan sangat mendesak, terpaksa aku harus coba menerjang kedepan dengan
menempuh bahaya
Ia patahkan sebuah ranting kayu kemudian setelah dicekal erat2 teriaknya.
Daripada kita menunggu sampai barisan ular itu menunjukkan kelihayannya lebih baik
kita serbu lebih dahulu. Cayhe akan bukakan jalan bagi kalian semua.
Ia putar ranting ditangannya kemudian disapu kedepan.
Angin pukulan men-deru2, kawanan ular terbang melayang, dalam sekali serangan ia
suah membinasakan be-ratus2 ekor ular.
Melihat kehebatan sianak muda itu Suma Kan segera simpan senjata roda emasnya dan
tertawa ter-bahak2.
Haa. haa. haa. menggunakan ranting sebagai ganti senjata, suatu cara yang bagus
sekali untuk menghadapi kawanan ular serunya.
Iapun mematahkan sebuah ranting kemudian dicekalnya erat2.
Cara ini dengan cepat ditiru oleh para jago lainnya, maka dalam sekejap mata semua
orang sudah mencekal sebatang ranting sebagai senjata.
Kebun bunga itu tidak luas arenanya namun daun tumbuh subur dan rindang, ketika
ranting itu disapu keluar dengan disertai tenaga dalam maka terhembuslah segulung
angin serangan yang maha dahsyat, ular2 itu tak kuat menahan diri, banyak diantaranya
yang mati terbabat jadi dua bagian.
Begitulah di dalam sekejap mata ribuan ekor ular beracun itu telah mati binasa tersapu
angin pukulan yang dilancarkan oleh para jago namun jumlah ular yang berhasil
dibinasakan sama sekali tidak berkurang bahkan jumlahnya makin lama semakin banyak.
Dalam pada itu kentongan kesepuluh sudah dibunyikan, kawanan ularpun segera
menerjang dari delapan arah empat penjuru dan menyerang para jago dengan dahsyatnya.
Walaupun begitu kekuatan yang terpancar keluar lewat ranting2 kayu dari para jagopun
tidak kalah hebatnya. satu tombak disekeliling tubuh mereka terbungkus oleh selapis
hawa murni, tak mungkin bagi kawanan ular itu untuk mendesak tiba.

Tiba-tiba terdengar suara suitan aneh yang tinggi melengking berkumandang datang,
suaranya tinggi dan sangat menusuk telinga membuat hati setiap orang tergetar keras.
Hati2. Suma Kan segera berteriak lantang Suitan itu menandakan kalau pawang
ular itu sedang memberi petunjuk kepada kawanan untuk menyerang, harap cuwi sekalian
pertinggi kewaspadaan!
Baru saja ucapan itu selesai diutarakan mendadak dua titik cahaya hijau menerjang
datang ke arah para jago, makin lama jaraknya terpaut semakin dekat, cahaya hijau
itupun semakin kuat dalam sekejap mata kedua titik hijau tadi sudah berada kurang lebih
dua tombak dihadapan para jago.
Siauw Ling adalah jago paling lihay diantara jago lainnya, dengan sepasang matanya
yang tajam ia dapat lihat benda itu merupakan sepasang mata dari seekor ular raksasa ia
tertegun dan segera bertanya kepada Suma Kan.
Suma-heng makluk yang sedang bergerak datang bukan lain adalah seekor ular raksasa
bagaimana kita harus menghadapi dirinya?!
Suma Kan mengamati pula mahluk itu beberapa saat hatinya merasa sangat kaget
Sungguh besar ular raksasa ini.! batinnya.
Ia lantas berseru.
Siauw-heng lebih baik kita sambit dan lukai dulu sepasang matanya dengan senjata
rahasia beracun!
Terima kasih atas petunjukmu Suma-heng!
Kendati mereka berdua ber-cakap2 namun selama ini batang ranting ditangan mereka
sama sekali tidak berhenti, sebentar kesana sebentar kemari dalam sekejap mata kembali
be-ratus2 ekor ular kena disapu sampai patah jadi dua bagian.
Pada saat itulah. mendadak dari kawanan ular sebelah utara terjadi kegaduhan,
kawanan ular itu sama2 menyingkir kekedua belah samping dan membuka sebuah jalan.
Kejadian anehh ini mencengangkan para jago mereka sama2 berpaling maka terlihatlah
seorang boesu berbaju hitam sedang berlari mendekat dengan amat cepatnya. dimana ia
bergerak kawanan ular sama2 menyingkir kesamping.
Siauw Ling amat terperanjat.
Ilmau silat apakah yang dimiliki orang itu? sungguh luar biasa pikirnya dalam hati.
Bukan saja ia dapat bergerak dengan leluasa ditengah kurungan kawanan ular bahkan
ular2 itu pun tak berani mendekati tubuhnya

Ketika itu dalam genggamannya sudah siap dua batang ranting dipersiapkan untuk
menghajar sepasang mata ular raksasa itu sebagai senjata tetapi setelah menyaksikan
kelihayan orang itu hatinya tergetar, ia batalkan niatnya untuk menghadapi sang ular dan
bersiap2 menghadapi si orang berbaju hitam itu lebih dahulu.
Toako pertolongan siauwte datang agak terlambat harap kau suka memberi maaf atas
keteledoranku ini mendadak terdengar serentetan suara yang sangat dikenal
berkumandang datang tatkala ia sudah siap untuk turun tangan.
Ketika suara itu berkumandang masuk ke dalam telinga Siauw Ling sianak muda ini
segera kenali suara itu sebagai suara dari Sang Pat si Sie Poa emas. hatinya bersyukur dan
lega.
Oooouw.! sungguh berbahaya, hampir2 saja bencana merenggut jiwa kami semua,
untung ia keburu datang! pikirnya.
Dengan ilmu menyampakan suara ia lantas berseru.
San-heng siauw-heng berada disini!
Mendengar suara itu boesu berbaju hitam itu putar arah dan berlari menuju ke arah Siauw
Ling berada.
Kembali terlihat kawanan ular itu sama2 menyingkir kesamping, secara otomatis mereka
memberikan sebuah jalan buat si orang berbaju hitam itu.
Siauw Ling segera bergerak mundur memberikan sebuah tempat pijak buat dirinya ambil
kesempatan itu boesu berbaju hitam tadi meloncat masuk dan berhenti disisi Siauw Ling
Suma Kan merasa amat cemas tatkala menyaksikan seorang boesu berbaju hitam berhasil
menerjang datang. tangan kirinya langsung bergerak dan sebuah serangan sudah
dilepaskan membabat punggung orang itu.
Untung Siauw Ling cukup waspada dan berpandangan tajam. ia putar telapak menyambut
datangnya serangan dari Suma Kan lalu serunya
Jangan menyerang orang sendiri!
Orang yang barusan datang tidak lain adalah Sie Poa emas Sang Pat terlihatlah
ditangannya mencekal sebuah benda yang besarnya bagaikan telur ayam, serentetan bau
belirang yang amat menusuk penciuman tersiar keluar tiada hentinya.
Dalam pada itu kawanan ular diempat penjuru sama2 menyingkir kembali kesamping.
mereka julurkan lidah siap menubruk kemuka namun tak seekorpun diantara ular2 itu
berani bergerak mendekat.

Bahkan ular raksasa yang memancarkan cahaya hijau dari sepasang matanyapun sama
sekali tidak berkutik.
Benda apakah yang kau bawa di dalam genggaman itu? Siauw Ling menegur lirih.
kenapa begitu lihay? sampai kawanan ularpun tak berani mendekati dirimu?
Sang Pat tertawa dan menjawab, Benda ini bukan lain adalah inti dari belirang dan
merupakan obar beracun paling utama untuk melawan kawanan ular. Asalkan ada benda
ini ditangan maka pelbagai macam ular tak berani mendekat, kita bisa hentikan
bergeraknya kawanan ular itu tanpa membuang banyak tenaga!
Oouw kiranya begitu Cuwi sekalian harap segera berhenti bergerak! teriak Siauw Ling
kepada sahabat2nya.
Sejak dimulainya pertarungan melawan kawanan ular, sudah ada beberapa jago yang
diantaranya merasa napasnya ter-sengkal2 sebab kepandaian silat mereka rada cetek, kini
mendengar seruan Siauw Ling merekapun sama2 berhenti.
Tampaklah Boe-su berbaju hitam yang berdiri disisi Siauw Ling mendadak ayunkan
telapaknya, kawanan ular yang ada diempat penjuru segera sama2 mengundurkan diri ke
belakang.
Setelah ada pengalaman atas kehadiran Siang Hwie yang menyaru sebagai boesu berbaju
hitam kehadiran Sang Pat kali ini tidak begitu mengagetkan para jago lagi.
Harap cuwi sekalian suka mengikuti dibelakang tubuhku kata Boesu berbaju hitam itu
secara tiba-tiba kemudian ia putar badan dan berlalu dengan langkah lebar.
Dimana ia tiba kawanan ular sama2 menyingkir kesamping, terbukalah sebuah jalan
lewat bagi para jago untuk meninggalkan tempat itu.
Suitan panjang kembali berkumandang, kali ini segulung demi segulung saling
menyambung tiada berkeputusan, mengikuti suitan tadi kawanan ular disekeliling tempat
itu sama2 bergerak namun tak seekorpun berani menubruk ke arah para jago.
Dengan demikian dalam sekejap mata Sang Pat sudah membawa kawanan jago itu lolos
dari kurungan barisan ular.
Ketika mereka mendongak maka tampaklah sebuah loteng yang sangat tinggi telah
menjulang dihadapan mereka, ternyata mereka sudah tiba dipusat perkampungan seratus
bunga yaitu loteng Penengok Bunga.
Ketika itu suasana diatas loteng Wang Hoa Loo gelap gulita, tak nampak sedikit
cahayapun suasana sunyi senyap dan sangat hening.
Menuding ke arah sekelompok bayangan hitam San Pat berkata

Ditempat itulah dua orang tua kita terkurung dan ditahan. Sipengemis cilik, Tu Kiee,
Kiem Lan, Giok Lan semuanya sedang berjaga2 disekeliling kamar hitam dan siap
menanti saat yang baik untuk turun tangan. Perbuatan kita ini sudah mengacaukan
penjagaan Shen Bok Hong mimpipun ia tak menyangka kalau kita bisa menyusup ke
dalam Boesu berbaju hitamnya, nona Giok Lan hapal dengan keadaan dalam
perkampungan iapun mendapat simpatik dari setiap orang, banyak sekali enci dan adik di
dalam perkampungan Pek Hoa San Cung ini secara diam2 memberi bantuan kepadanya.
atas bantuannya itulah maka pekerjaan kita dapat berjalan dengan lancar.
Siauw Ling sangat terharu sekali, tanyanya dengan nada berat.
Apakah ayah dan ibuku benar2 berada di dalam kamar hitam itu?
Menurut kabar berita yang berhasil didapatkan nona Giok Lan, kedua orang tua itu
benar2 ada disana.
Ada orang yang menjaga ruang tahanan tersebut?
Tentang soal ini aku kurang tahu, aku cuma lihat pintu berwarna hitam yang ada
didepan ruangan tadi selalu tertutup rapat2, kami tidak berani mendekati tempat itu
secara gegabah dan tidak leluasa pula untuk menjenguk ke dalam sambil membobolkan
pintu maka adakah pengawal yang menjaga ruang hitam tadi kami kurang begitu jelas
Siauw Ling termenung dan berpikir sejenak dengan seksama akhirnya ia berseru,
Baiklah! mari kita masuk kedalam!
Menurut perkataan nona Giok Lan katanya rumah hitam itu dibangun sangat kuat sekali
dangan pelbagai macam ilmu silatpun tidak sanggup untuk menjebolkan pintu itu kata
Sang Pat.
Apakah tiada cara lain untuk memasuki ruangan itu?
Lebih baik seandainya kita berhasil mendapatkan kunci pintu itu kalau tidak terpaksa
kita harus gunakan tenaga atau pedang mustika mematahkan tiang penyangga di dalam
pintu besiitu.
Kembali Siauw Ling berpikir sejenak tiba-tiba serunya,
Sekeliling tempat ini merupakan sebuah tanah datar yang sangat tidak menguntungkan
posisi kita, tak baik buat kita untuk berdiam terlalu lama disini mari kita menuju keluar
rumah hitam itu.
Sang Pat tidak menjawab ia segera membawa saudara angkatnya itu mendekati rumah
hitam tersebut.

Tampaklah dua orang Boesu berbaju hitam berdiri menjaga didepan pintu dengan wajah
angker.
Siauw Ling segera siapkan ilmu jari Siuw-Loo-Sin-Cienya untuk membinasakan kedua
orang itu namun untung sebelum ia sempat turun tangan Sang Pat sudah menegur,
Sahabat Tu! cepat kemari!
Beosu berbaju hitam yang disebelah kiri mengiakan. buru-buru ia lari mendekat sambil
bertanya, Loo-toakah? apakah kau telah berjumpa dengan Lion Tauw Toako?
Ternyata orang itu bukan lain adalah Liong Bian Thiat Pit sipena besi berwajah dingin Tu
Kioe adanya.
Diam2 Siauw Ling bersyukur, pikirnya, Aah sungguh beruntung aku tidak turun tangan
lebih dahulu, kalau tidak niscaya aku akan menyesal sepanjang masa.
Bagaimana dengan beberapa orang Boesu berbaju hitam itu? tanya Sang Pat dengan
suara lirih.
Agaknya beberapa orang keparat cilik itu sudah menaruh curiga kepada kita maka
siauwte serta sipengemis cilik segera turun tangan membinasakan mereka semua.
Apakah nona Giok Lan sudah kembali?
Belum!
Saudara Tu! Siauw Ling segera menegur dengan suara lirih.
Tu Kioe berpaling, ia awasi sejenak sianak muda itu sambil menjura jawabnya, Toako,
setelah kau menyaru hampir2 saja siauwte tidak kenali dirimu lagi.
Siauw Ling tersenyum.
Mari kita menengok kesana apakah sudah ditemukan cara lain untuk membuka pintu
rumah hitam ini? ia bertanya.
Sudah beberapa kali siauwte serta sipengemis cilik berusaha untuk membobolkan pintu
ini namun setiap kali usaha kami selalu gagal.
Kalau begitu biarlah siauwte periksa sendiri sahut Siauw Ling cepat, ia sangat
menguatirkan keselamatan orang tuanya maka dengan langkah lebar sianak muda itu
berjalan kerumah hitam.
Terlihatlah bangunan rumah yang disebut rumah hitam itu berwarna hitam semua. tak
diketahui terbuat dari benda apakah bangunan tersebut diam2 Siauw Ling kerahkan
tenaganya lalu dengan tangan kanan ia dorong pintu hitam itu keras2.

Terasa pintu tadi kuat dan sangat kokoh dorongannya barusan sama sekali tidak
menunjukkan hasil apapun.
Siauw Ling kerutkan dahiniya, ia sangat tidak puas dengan kejadian itu. Hawa murninya
segera disalurkan sekali lagi, lalu dengan sekuat tenaga menendang pintu besi itu.
Hasilnya pintu hitam tadi tetap tak berkutik barang sedikit jua.
Aaah. agaknya kecuali mendapatkan kunci dari pintu hitam ini tak mungkin bagi
diriku untuk membuka pintu tersebut dengan cara lain pikir Siauw Ling.
Sementara itu masih kebingungan, kembali muncul seorang boesu berbaju hitam yang
punya perawakan kecil pendek lari menuju ke arahnya.
Siauw Ling segera mengempor tenaga, sebelum telapaknya didorong kemuka suatu
ingatan berkelebat dalam benaknya, ia segera batalkan niatnya dan turunkan telapaknya
kembali.
Boesu berbaju hitam itu segera menjura ke arah Be Boen Hwie seraya menegur, Be-ya
budak adalah Giok Lan dimanakah Sam-ya sekarang berada?
Kiranya Giok Lan pun tak dapat membedakan dimanakah majikannya berada setelah
Siauw Ling menyaru sebagai pembantu dari Be Boen Hwie.
Memperoleh pertanyaan itu sinar mata Be Boen Hwie segera digeserkan ke atas wajah
Siauw Ling.
Giok Lan mendusin, buru-buru ia bongkokkan badan menjura seraya menyapa
Budak Giok Lan menghunjuk hormat buat Siauw ya.
Mendadak ia teringat bahwa Siauw Ling sudah melarang mereka menyebut dirinya
dengan sebutan tersebut, buru-buru dayang itu tutup mulut kembali.
Barusan Siang-heng serta saudara Sang beritahu kepadaku, tentang keberhasilan kita
sekarang ini tidak lain berkat bantuan nona yang amat besar kata sianak muda itu.
Sam-ya kosen dan lihay, budak tidak berani menerima pahala tersebut. ia merandek
sejenak kemudian meneruskan, Budak berhasil mendapatkan satu gebung kunci2 pintu
cuma entah kunci yang mana yang merupakan kunci pintu hitam ini
Sembari berkata dari sakunya ia ambil keluar ber-puluh2 batang kunci berwarna hitam
dan segera diserahkan kepada majikannya.
Siauw Ling terima kunci itu lalu diperiksa dengan seksama sedikitpun tidak salah diatas
pintu besi ia temukan adanya sebuah lubang kunco

Tentang pekerjaan ini lebih baik serahkan saja kepada aku sipencuri tua! bisik Siang
Hwie segera.
Siauw Ling mengiakan, ia lantas angsurkan kunci2 tadi kepadanya.
Siang Hwie terima kunci itu lalu diperiksa sejenak. kemudian iapun memeriksa lubang
kunci diatas pintu hitam setelah itu sambil menggelang serunya, Nona Giok kau salah
ambil, tak ada sebuah kuncipun yang cocok dengan lubang kunci diatas pintu hitam ini,
Giok Lan merogoh ke dalam sakunya dan kembali mengambil keluar dua batang kunci
lalu diserahkan ketangannya.
Disini masih ada dua buah kunci lagi katanya Kalau inipun tidak benar maka sia2lah
usahaku selama ini
Siang Hwie memeriksa sekejap dua buah kunci itu kemudian ia ambil salah satu
diantaranya dan dimasukkan kealam lubang kunci diatas pintu.
Tangannya berputar kekiri lalu berputar pula kekanan beberapa kali, diiringi suara
bercuitan terbukalah pintu besi tadi.
Melihat pintu besi itu akhirnya terbuka juga Siauw Ling kegirangan segera pujinya,
Kepandaian sakti Siang-heng betul2 luar biasa siauw-te merasa sangat kagum.
Dimulut ia ajak Siang Hwie berbicara sementara badannya sudah bergerak masuk ke
dalam ruangan hitam itu.
Sam-ya hati2! Giok Lan memperingatkan dengan hati cemas.
Belum habis ia berseru, tubuh Siauw Ling yang sudah menerjang masuk ke dalam
ruangan tiba-tiba mengundurkan diri kembali keluar.
Kenapa? Sang Pat segera bertanya dengan nada lirih.
Di dalam ruangan kembali terdapat sebuah pintu besi yang kuat dan kokoh.
Aaaai.! aku takut usaha kita selama ini akan sia2 belaka.
Giok Lan tidak dengan cepat ia terjang masuk ke dalam ruangan ketika tangannya
meraba tidak salah lagi disana kembali terdapat sebuah pintu besi yang sangat kuat.
Siang Hwie menyusul masuk dari belakang ia membuat api dan menyinari sekeliling
tempat itu.
Sebagai seorang pencuri sakti ia punya pengalaman yang sangat dalam membongkar
kunci2 pintu, maka sekali pandang lubang kunci tadi mendadak ia tersenyum serunya,

Aaaai kalian tak usah kuatir cuma pekerjaan enteng semacam ini tak bakal menyusahkan
aku pencuri tua
Jadi maksud Siang-too cianpwee, kau punya keyakinan untuk membuka pintu besi ini?
tanya Giok Lan cemas.
Marilah kita coba.
Dari sakunya sipencuri tua itu mengambil keluar sebuah Kunci serba bisa kemudian
dimasukkan ke dalam lubang kunci dan diputarnya beberapa kali, setealh itu telapaknya
langsung hamtamkan ke atas kunci besi itu.
Braaak! diiringi suara kera, pintu besi itu segera terbentang lebar.
Kiranya di dalam pemeriksaannya sekilas pandang tadi Siang hwie menemukan apabila
kunci pintu itu hanya sebuah kunci biasa dan bukan terbuat secara istimewa, maka dalam
hatinya ia sudah punya keyakinan untuk membuka pintu tadi.
Sudah terbuka pintunya? tanya Siauw Ling sambil menyerbu kedalam.
Untung tidak ku-sia2kan harapanmu!
Sekali tendang Siauw Ling membuka pintu besi itu kemudian menerjang masuk kedalam.
Laksana kilat Giok Lan, membuat sebuah obor sebagai penerangan, seketika itu juta
seluruh ruangan yang gelap jadi terang benderang bagaikan disiang hari.
Dimana cahaya obor memancarkan sinarnya. tampaklah diujung ruangan duduk seorang
kakek tua yang berambut kusut dan berpakaian kumal.
Disisi kakek tua tadi duduk seorang nyonya setengah baya yang berambut kusut dan
berpakaian kumal pula.
Sekilas pandang Siauw Ling kenali kedua orang itu bukan lain adalah orang tuanya ia
segera menubruk maju jatuhkan diri berlutut dan berseru, Putramu yang tak berbakti
Siauw Ling datang menghunjuk hormat buat ayah dan ibu berdua!
Walaupun rambut kakek tua itu kusut dan bajunya kumal namun wajahnya kelihatan
tenang dan mantap secara lapat2 menunjukkan wibawa yang sangat besar.
Tampak ia membuka matanya secara perlahan-lahan setealh memperhatikan sejenak
wajah Siauw Ling segera ujranya.
Apakah kau adalah Ling-jie?

Benar, aku adalah Siauw Ling putra yang tak berbakti buru-buru sianak muda itu
menyahut Budi kebaikan orang tua belum sempat kubalas, sekarang aku malah
mencelakai kau orang tua, dosa ini sangat besar, silahkan ayah memberi hukuman
kepadaku.
Aaaai. sungguh banyak perubahan pada dirimu, sampai ayahpun tidak kenal akan
dirimu kembali?
Kiranya sewaktu masih kecil Siauw Ling berbadan lemah dan banyak sakit. lagipula saat
ini ia sedang menyaru, maka walaupun mereka adalah ayah ibu kandungnya, namun
kedua orang tua itu tak kenali dirinya lagi.
Dia bukan Ling-jie! terdengar nyonya setengah baya itu berseru keras. Kita jangan
sampai terjebak di dalam perangkapannya?
Ibu, apakah kau sudah tidak kenali, kembali suara ananda?
Sepasang mata nyonya itu berkedip, lama sekali ia baru menjawab, Walaupun suaranya
mirip namun kulit tubuh putraku putih bersih. sedangkan wajahmu kuning ke pucat2an
Ibu, pada saat ini diatas wajah ananda sedang dipolesi dengan obat untuk menyaru
Giok Lan segera angkat tinggi obornya dan ikut berlutut ke atas tanah.
Hujien dia benar2 adalah Siauw Ling. serunya.
Nyonya itu tertawa dingin, seraya jengeknya
Sebetulnya kau adalah seorang pria atau seorang gadis?
Kiranya ketika Giok Lan memakai baju hitam wajahnya dipolesi dengan angus dan
menyaru sebagai Boesu berbaju hitam namun suaranya sama sekali tidak berubah dan
tetap merdu dan lembut bagaikan nyanyian burung nuri.
Budak adalah Giok Lan segera dayang itu memperkenalkan diri.
Apabila kau adalah seorang budak apa sebabnya memakai baju seorang pria?
Budak sudah terbiasa berkelana dalam dunia kangouw. dalam keadaan terpaksa kami
harus berbuat demikian
Ehm.! mungkin ia berbuat demikian karena ingin menolong kita sambung kakek tua
itu sambil mengangguk.

Orang ini bukan putraku seru nyonya setengah baya tersebut sambil menuding ke arah
Siauw Ling. Sedangkan perempuan berbaju lelaki ini tiada hubungan sanak maupun
keluarga dengan kita mengapa mereka harus menolong kita?
Terdengar suara bentakan keras serta bentrokan senjata suah mulai berkumandang datang
dari luar rumah hitam itu agaknya pertarungan sudah mulai berlangsung.
Dengan air mata bercucuran Siauw Ling kembali memohon, Ooh ibu! ananda benar2
adalah Siauw Ling. aku adalah Ling-jie yang dibesarkan dalam bopongan ibu.
Hm! jangan bicara lebih banyak lagi hardik nyonya itu. Sekalipun kalian tidak beri
makan beberapa hari lagi dan menyiksa kami lebih berat namun, kesadaranku tidak akan
berkurang.
Ayah, apakah kau bisa kenali suara ananda Siauw Ling segera berpaling ke arah kakek
tua itu.
Aaah. walaupun aku tak bisa mendapatkan bayanganmu seperti dahulu namun
suaramu memang mirip seperti Ling-jie, dan dari sikap serta tingkah lakumu aku duga
memang kau benar2 adalah Ling-jie!
Ayah harap kau suka menerangkan tentang ananda dihadapan ibu.
Aaaa. kembali Siauw thay jien menghela napas panjang. Selama beberapa waktu
ibumu harus mengalami pelbagai pengalaman yang menyeramkan, mengerikan serta
menyiksa batinnya ia sudah peroleh pukulan batin yang sangat besar. sehingga untuk
beberapa waktu mungkin terlalu sulit bagiku untuk memberi keterangan kepadanya.
Aaaai. dalam kenyataan aku serta ibumu sudah jadi burung di dalam sangkar mau
dibunuhpun gampang sekali, aku percaya tak mungkin pihak mereka mengirim seseorang
untuk menyaru sebagai putraku!
Mendadak suatu ingatan berkelebat dalam hati Siauw Ling, pikirnya, Ketika aku
meninggalkan rumah, waktu itu aku baru berusia dua tiga belas tahunan badanku lemah
dan berpenyakitan setiap saat kemungkinan besar mati. Sebaliknya sekarang bukan saja
badanku kekar dan tegap bahkan mendapat pula didikan ilmu silat dari tiga orang guruku,
ditambah pula obat penyaruan sudah mengubah wajah asliku sekalipun kedua orang
tuaku tidak disiksa oleh musuhpun, tak mungkin mereka bisa kenali diriku. persoalan
paling penting yang harus dilakukan sekarang adalah bagaimana caranya menyelamatkan
kedua orang tuaku dari mara bahaya kemudian kubersihkan wajahku dari penyaruan.
sampai waktunya aku rasa mereka bakal kenali diriku dengan sendirinya
Karena berpikir demikian ia lantas mengubah rencananya kepada Giok Lan ia berbisik,
Nona harap kau dengan Kiem Lan suka melindungi ibuku.
Budak terima perintah

Pada saat itulah dari tempat luar berkumandang datang suara dari Sun Put Shia sedang
berteriak, Pada saat ini waktu berharga bagaikan emas tak baik untuk kita berdiam
terlalu lama disini ayoh cepat kita terjang keluar
Siauw Ling segera berjongkok sambil berkata. Ayah, bagaimana kalau ananda
menggendong dirimu untuk keluar dari sini?
Mendadak Siauw Ling maju kedepan, ia putuskan dahulu tali yang membelenggu tubuh
kedua orang itu dengan pisau belati. lalu katanya
Siauw-heng menurut penglihatan aku sipencuri tua lebih baik kita totok jalan darah dari
orang tua itu, haruslah diketahui dalam usaha kita menerjang keluar dari perkampungan
Pek Hoa San Cung, mungkin suatu pertarungan sengit tak bisa terhindar lagi, bilamana
kedua orang tuamu tidak kenal ilmu silat, lebih baik jalan darahnya ditotok saja. sebab
hal ini jauh lebih aman.
Ucapan Siang-heng sedikitpun tidak salah!
Giok Lan segera maju kedepan menotok jalan darah Siauw Hujien lalu melepaskan ikat
pinggang dan menggendong tubuh nyonya itu dipunggungnya.
Siang Hwie menyusul dari belakang dan menotok pula jalan darah dari Siauw Thayjien.
Melihat kejadian itu Siauw Ling menghela napas panjang, gumamnya seorang diri,
Keadaan memaksa aku harus bertindak demikian, harap ayah dan ibu suka memaafkan
kelancanganku ini
Sementara ia hendak menggendong pula ayangnya tiba-tiba Tu Kioe berseru, Toako
tunggu sebentar!
Ada urusan apa?
Ilmu silat Toako sangat lihay kau sangat dibutuhkan tenaganya dalam penyerbuan kita
nanti maka ada baiknya empek diserahkan saja kepada siauwte daripada nantinya toako
merasa kurang leluasa dalam setiap gerak gerikmu
Siauw Ling merasa ucapan ini tidak salah maka iapun setuju.
Apabila demikian adanya, terpaksa aku harus merepotkan dirimu!
Tu Kioe masuk ke dalam ruangan, berjongkok dan menggendong Siauw Thayjien
dipunggungnya.
Saudara Tu, nona Giok Lan harap kalian suka mengikuti dibelakang tubuhku! seru
Siauw Ling kemudian setelah kedua orang itu selesai mengikat tubuh orang tuanya
dengan tubuh mereka.

Toako tak usah kuatir!


Dengan langkah lebar Siauw Ling keluar dari dalam ruangan ketika itu ia temukan Sun
Put Shia sedang putar sepasang telapaknya membendung serangan dari sekelompok
Boesu berbaju hitam.
Sang Pat segera ambil keluar senjata Sie poa emasnya dari saku dan ia loncat didepan Tu
Kioe.
Be Boen Hwie serta Suma Kan masing-masing berjalan kesisi kanan dan melindungi dari
sayap kanan.
Sedangkan sipendeta pemabok serta sipengemis kelaparan melangkah kekiri melindungi
sayap kiri.
Siang Hwie membuntuti dibelakang Tu Kioe sedang Kiem Lan membuka jalan bagi Giok
Lan dan Hong Coe mengikuti dibelakang Giok Lan.
Thay-san Jie Hauw pun merasa semangatnya berkobar, mereka segera siapkan senjata
untuk menghadapi musuh tangguh.
Dalam pada itu dari balikkebun bunga disekeliling rumah hitam itu sudah bermunculan
bayangan2 manusia, suasana gelap gulita tak nampak sedikit cahayapun, agaknya pihak
lawan sedang siapkan kekuatan untuk menghancurkan Siauw Ling sekalian.
Tiba-tiba Siauw Ling berpaling, kepada Sang Pat serta Sing Hwie serunya, Luka yang
diderita Thay-san Jie Hauw belum sembuh sama sekali harap kalian berdua suka
menggantikan kedudukan mereka dengan berjaga dibarisan belakang
Sang Pat mengiakan ia loncat ke belakang duluan.
Siang Hwie adalah seorang pencuri berwatak sombong dan paling benci diatur atau
diperintah orang namun menyaksikan sikap Sang Pat terhadap Siauw Ling begitu
menghormat terpaksa sambil menahan rasa mangkel iapun berpindah ke belakang.
Diam2 Siauw Ling menghitung jumlah orang dipihaknya, mendadak ia temukan bahwa
segulung angin Peng Im lenyap tak berbekas tak tahan segera tanyanya, Saudara Tu
kemana perginya Peng Im?
Pengemis cilik itu sangat cerdik, ia sudah menguasahi tanda rahasia dari para boesu
berbaju hitam untuk mengadakan hubungan, harap toako tak usah menguatirkan
keselamatannya jawab Tu Kioe.
Aaai. semoga saja ia aman tenteram dan tidak menjumpai peristiwa apapun
Selesai berseru dengan langkah lebar ia segera maju kedepan.

Dalam pada itu ber-puluh2 orang Boesu berbaju hitam yang menghalangi jalan pergi
mereka tak sanggup menahan serangan dahsyat dari Sun Put Shia, mereka kena digempur
sampai mundur terus ke belakang.
Dengan begitu kecuali kerlipan cahaya yang memancar keluar dari balik pepohonan,
beberapa tombak dari mereka serta berkelebatnya bayangan manusia suasana telah pulih
dalam kesunyian.
Loteng Wang Hoa Loo yang tinggi menjulang keangkasa itupun tak nampak adanya
cahaya lampu ditengah kegelapan loteng tersebut berdiri dengan angkernya laksana
bayangan iblis yang mengerikan.
Buru-buru Siauw Ling berjalan mendekati Sun Put Shia lalu berkata dengan suara lirah,
Loocianpwee kau sudah menghadapi serangan musuh berulang kali, selama ini tiada
kesempatan bagimu untuk beristirahat, pada saat ini silahkan cianpwee mengundurkan
diri untuk beristirahat biarlah tugas membuka jalan serahkan kepada cayhe.
Sun Put Shia sudah tahu kalau sianak muda ini memiliki ilmu silat yang sangat lihay,
bahkan kalau membicarakan soal kehebatan ia masih jauh diatas kepandaiannya sendiri.
mendengar ucapan itu segera sahutnya, Tenaga lweekang Siauw-heng amat lihay.
Ia merandek sepasang matanya menyapu sekejap ke arah pepohonan diempat penjuru,
kemudian sambungnya kembali;
Apakah pembicaraan soal kekuatan tak mungkin pihak perkampungan Pek Hoa San
Cung lepas tangan begitu saja, kini mereka menghentikan penyerangan aku rasa pihak
mereka tentu sedang mempersiapkan suatu rencana busuk.
Boanpwee pun punya perasaan demikian kemungkinan besar mereka sedang mengatur
barisan yang amat keji disekeliling kebun bunga yang hendak kita lalui.
Seandainya kita dapat melalkukan gerakan yang cepat laksana kilat, ambil kesempatan
sebelum persiapan mereka selesai. maka aku rasa kita pasti akan berhasil menembusi
kurungan mereka.
Boanpwee pun punya rencana demikian
Kalau begitu janganlah buang waktu dengan percuma lagi?
Aku berharap bantuan dari loocianpwee suka menghadapi segala kemungkinan serta
mengawasi seluruh pasukan, agar jangan sampai rombongan kita terbelah oleh serangan
musuh.
Aku sipengemis tua akan berusaha sekuat tenaga!
Kalau begitu aku ucapkan banyak terima kasih dahulu atas bantuan dari cianpwee!

Sianak muda itu percepat langkahnya menerjang ke dalam hutan bunga yang
membentang di hadapannya.
Kekuatan musuh amat kuat dan jumlah kita amat sedikit seru Sun Put Shia dengan
suara berat Maka dari itu kita harus melakukan pertarungan kilat, aku minta cuwi
sekalian suka turun tangan dengan segenap tenaga. asal kita bisa menerjang laksana kilat
maka tidak sulit bagi kita semua untuk meloloskan diri dari perkampungan Pek Hoa San
Cung.
Dalam kenyataan tak usah Sun Put Shia memberi peringatan, sipendeta pemabok,
pengemis kelaparan, Be Boen Hwie serta Suma Kan yang ada di sayap kiri serta sayap
kanan sudah percepat langkahnya membuntuti Siauw Ling yang sudah ada didepan kini
mendengar seruan tersebut langkah mereka semakin dipercepat.
Tiba-tiba Kiem Lan percepat langkahnya mendekati Siauw Ling kemudian berseru lirih,
Kita terjang ke arah Barat!
Siauw Ling mengiakan, ia putar badan dan ganti menyerbu ke arah Barat.
Setelah berjalan tiga empat tombak jauhnya toba2 terdengar desiran angin tajam
berkumandang memecahkan kesunyian, serentetan anak panah meluncur ke arah mereka.
Para jago segera putar senjata tajam masing-masing untuk menyampok rontok anak2
panah itu.
Pada waktu itulah dari balik hutan bunga berkumandang keluar suara dari Cioe Cau
Liong berseru mengancam
Kalian semua telah terjebak di dalam kepungan yang sangat kuat apabila kalian tidak
buang senjata menyerah kalah maka itu berarti kalian sudah mencari jalan mati buat diri
sendiri.
Dari permbicaraan tersebut Siauw Ling merasa Cioe Cau Liong berada kurang lebih
empat tombak dihadapannya namun berhubung tubuhnya tertutup oleh lebatnya
pepohonan maka ia tak sanggup menemukan tempat persembunyiannya.
Hujan anak panah yang dilepaskan tadi tak lebih hanya menghadang sejenak terjangan
para jago, dibawah pimpinan Siauw Ling kembali mereka menerjang ke arah hutan.
Cuwi sekalian harap segera berhenti apabila kalian tak suka mendengarkan nasehay
cayhe jangan salahkan kalau pihak perkampungan Pek Hoa San Cung kita akan turun
tangan keji! suara ancaman dari Cioe Cau Liong kembali berkumandang keluar.
Dari suara itu Siauw Ling merasa bahwa Ketua kedua dari perkampungan seratus bunga
ini sudah berpindah tempat.

Siauw Ling amat gusar sekali namun ia tak mau buka suara sebab ia sadar bahwa apabila
ia buka suara maka pihak lawan tentu akan kenali siapakah dia dari ucapan tersebut.
Ketika Sioe Sau Liong selesai mengakhiri ucapannya mendadak terdengar suara bambu
yang sangat berisik berkumandang keluar dari balik hutan.
Suara itu amat keras dan nyaring disusul dari balik hutan sekeliling tempat itu penuh
dengan suara bambu yang dipukul keras2.
Siauw Ling berhenti dan melakukan pencarian disekeliling tempat itu dengan berhentinya
sianak muda itu para jago lainnya pun sama2 berhenti.
Tiba-tiba terdengar Sun Put Shia berseru, Kita jangan sampai terkena siasat mereka!
Weeess.! sebuah pukulan angin kosong dilepaskan ke arah pepohonan yang berada
beberapa tombak dihadapannya.
Tenaga lweekang Sun Put Shia amat sempurna, dalam serangannya ini disertai angin
pukulan yang maha dahsyat, daun dan bunga segera berguguran.
Laksana kilat Siauw Ling pun mengikuti jejak Sun Put Shia. ia segera meloncat ke dalam
pepohonan tersebut.
Tampaklah dua orang boesu berbaju hitam menggeletak kaku ditempat itu, jiwa mereka
sudah melayang termakan oleh angin pukulan Sun Put Shia yang maha dahsyat itu.
Setelah kejadian ini, suasana disekeliling hutan segera menjadi sunyi senyap kembali
suara bambu lenyap tak berbekas, begitu sunyi dan hening suasananya sehingga
mendatangkan rasa bergidik bagi siapapun.
Cepat lepaskan mantel, siap sedia menghadapi serangan senjata rahasia! mendadak
terdengar Sun Put Shia berteriak.
Sebelum ia selesaikan ucapan tersebut desiran tajam telah berkumandang datang. sebuah
anak panah bersuara dengan dahsyatnya meluncur tiba.
Mengikuti desiran anak panah bersuara tadi, desiran angin tajam seketika berkumandang
dari empat penjuru.
Dalam sekejap mata, hujan anak panah bermunculan dari delapan arah empat penjuru.
Suasana amat gelap gulita sehingga susah melihat pemandangan dihadapannya dalam
keadaan seperti ini harus pula menghadapi hujan anak panah, meski ilmu silat yang
dimiliki para jago amat lihaypun tak urung dibikin kelabakan juga.

Ditengah desiran angin tajam, terdengar suara dengusan berat berkumandang ketengah
udara beruntun Thay-san Jie Hauw termakan oleh anak panah.
Luka yang diderita kedua orang itu belum sembuh sama sekali, kini termakan oleh anak
panah, gerakan tubuhnya jadi lamban tidak ampuh lagi dibawah hujan anak panah yang
amat dahsyat secara beruntun tubuh mereka terkena puluhan batang anak panah lagi,
diiringi jeritan ngeri kedua orang jago tersebut roboh binasa ke atas tanah.
Melihat kematian Thay san Jie Hauw, suatu ingatan berkelebat dalam benak Siauw Ling
pikirnya, Terlalu parah buat kami untuk menghadapi hujan panah ditengah kegelapan
yang mencekam aku harus berusaha untu kmelukai tukang2 panah itu, dengan demikian
kami baru bisa lolos dari kurungan.
Dalam pada itu tampak sipengemis kelaparan sedang putar kuali besinya menyampok
rontok anak panah itu.
Menyaksikan senjata sipengemis kelaparan yang luar biasa. lagipula anak panah yang
datang dari arah kiri terlalu minim sianak muda itu merasa bahwa setengah jam lagi pun
dari posisi sayakp kiri tak akan terancam mara bahaya.
Keadaan Be Boen Hwie serta Suma Kan yang ada disayap kanan, sebaliknya rada ngotot
ditengah hujan anak panah yang sangat rapat mereka putar senjata roda emas serta kipas
sedemikian rupa sehingga membentuk selapis dinding cahaya yang kuat.
Tu Kioe serta Giok Lan yang bertanggung jawab untuk melindungi keselamatan Siauw
Thayjien serta Siauw Hujien sama2 berjongkok ke atas tanah senjata pit besi serta pedang
mereka menyampok rontok sisa anak panah yang berhasil lolos dari kurungan cahaya
kipas serta roda.
Dengan cepat Siauw Ling mengawasi situasi medan. ia tahu bilamana keadaan tersebut
dibiarkan berlangsung terus, maka dipihaknya bakal jatuh korban lebih besar. ia gigit
bibir lalu berseru kepada Sun Put shia, Loocianpwee. apakah kau sudah temukan
dimanakah tukang panah itu berkumpul?
Sambil menyampok rontok anak panah itu sun Put Shia mengangguk.
Agaknya ini hari aku sipengemis tua harus membuka pantangan untuk membunuh!
serunya
Silahkan loocianpwee suka turunkan perintah agar mereka tetap tertahan disini dan
jangan bergerak, cayhe ingin mengiringi loocianpwee untuk membersihkan tukan2 panah
disekeliling tempat ini, entah bagaimana menurut pendapat loocianpwee!
Haaa. haaa. bagus. bagus sekali. kalau meemang kau punya keberanian ini, tentu
saja aku sipengemis tua akan mengiringi kemauanmu.

Kalau begitu cayhe akan bukakan jalan buat cianpwee!


Ditengah bentakan keras badannya meloncat kedepan, tangan kirinya mencekap sebuah
ranting kayu yang dipungut dari atas tanah untuk pukul rontok anak panah tersebut.
sedangkan tangan kanannya menyambut datangnya anak panah yang kemudian dilempar
kembali dengan disertai tenaga dahsyat.
Sun Put Shia mengintil dari belakang dengan menggunakan ilmu mreingankan tubuh Pat
Loh Kan San setelah menerjang ke dalam gutan sebelah kanan teriaknya.
Harap cusi sekalian suka berjaga2 ditempat semula. aku sipengemis tua akan melakukan
pembersihan lebih dahulu.
Dengan kerahkan segenap kemampuannya kedua orang itu menerjang masuk ke dalam
hutan laksana kilatan cahaya kilat.
Mendadak tampak cahaya api berkelebat ditengah hutan mendadak muncul sebuah obor.
Dibawah sorotan cahaya api tampaklah puluan orang tukang panah sedang mementang
gendewa dan melepaskan anak panah.
Sepasang telapak Sun Put Shia dengan cepat bekerja keras angin pukulan men-deru2
sebelum ia tiba ditempat dimana dua orang tukang panah yang berada paling dekat
dengan dirinya sudah roboh binasa.
Siauw Ling pun menayunkan telapak kirinya diikuti sang tubuh menerjang kemuka,
babatan telapak tendangan kaki dalam sekejap mata berhasil melukai empat orang.
Obor yang muncul secara tiba-tiba tadi telah banyak membantu usaha kedua orang itu
dalam melaksanakan tugasnya ketika cahaya api masih berkilat tadi kedua orang tokoh
sakti tersebut menunjukkan kelihayannya menghantam, menotok menendang dan
membabat, dalam sekejap mata puluhan orang tukang panah sudah roboh binasa.
Tukang2 panah lainnya yang nyaris lolos dari kematian jadi keder setelah menyaksikan
kelihayan kedua orang itu mereka tak berani berdiam diri lebih lama lagi disana buruburu putar badan dan melarikan diri tunggang langgang.
Tukang2 panah yang diserang Siauw Ling berdua merupakan pasukan inti yang
menghalangi jalan pergi para jago setelah mereka kena dibasmi maka hujan anak
panahpun semakin berkurang.
Sipengemis kelaparan sambi putar kuali besi ditangannya segera buka jalan lebih dahulu
membawa rombongan Siauw Ling sekalian meneruskan perjalanan ke arah depan.
Sun Put Shia serta Siauw Lingpun segera menggabungkan diri dengan para jago setelah
selesai membasmi kawanan musuh penyerbuan dilanjutkan lagi ke arah muka.

Selama ini Giok Lan selalu menguatirkan keselamatan Siauw Hujien, ketika hujan badai
telah berhenti buru-buru tanyanya kepada Kiem Lan, Cici, coba periksalah yang
seksama apakah Siauw Hujien terluka atau tidak?
Kiem Lan memeriksa seluruh tubuh Siauw Hujien kemudian mengeleng.
Tidak!
Aaai. cici kalau begitu cepatlah membantu siangkong, beritahu kepadanya situasi
dalam perkampungan ini
Kiem Lan mengiakan, sebelum ia sempat menyusul Siauw Ling tiba-tiba terdengar suitan
panjang yang amat nyaring telah berkumandang datang.
Dalam pada itu hujan panah pun telah berhenti. sekalipun satu dua batang anak panahpun
tak kelihatan muncul dalam gelanggang, agaknya mereka sudah keluar dari daerah hujan
panah yang disiapkan pihak perkampungan Pek Hoa San Cung.
Mendadak Sun Put Shia berhenti. katanya dengan suara berat, Aku berharap cuwi
sekalian suka menyembunyikan diri lebih dahulu, biarlah aku sipengemis tua memeriksa
keadaan lebih dahulu, Shen Bok Hong adalah seorang manusia licik yang banyak akal,
entah jebakan2 apalagi yang sudah ia siapkan.
Belum habis ia berkata mendadak tiga tombak dihadapan mereka berkelebat serentetan
cahaya obor.
Tampaklah obor yang diangkat ke atas itu berputar tiada hentinya, diikuti cahaya api
segera bermunculan dari empat penjuru, dalam sekejap mata ber-puluh2 buah obor sudah
muncul dihadapan j=para jago.
Obor2 tadi muncul dalam posisi setengah lingkaran dengan demikian maka jalan pergi
para jago kembali terhadang.
Sun Put shia segera ulapkan tangan kanannya para jago sama2 berjongkok ke atas tanah.
Tampaklah obor2 tersebut tiada hentinya bergoyang se-akan2 ada seseorang yang sedang
mengadakan hubungan dengan orang lain.
Siauw Ling mendongak memeriksa keadaan cuaca, ia rasa kentongan ketiga sudah tiba
mendadak hatinya bergerak pikirnya, Apabila aku tidak berusaha untuk menerjang
keluar dari perkampungan Pek Hoa San Cung sebelum Shen Bok Hong mendusin
mungkin lebih banyak kesulitan yang bakal kujumpai.
Buru-buru serunya dengan suara lirih, Loocianpwee harap memimpin pasukan menanti
disini, cayhe akan melakukan pemeriksaan sejenak kedepan sana

Sun Put Shia tahu ilmu silatnya lihay maka ia tidak menghalangi maksud sianak muda
itu.
Siauw Ling segera meloncat kedepan, melampaui pepohonan dan menerjang kehadapan
sebuah obor yang sedang bergoyang.
Ia sambar obor tadi dengan telapaknya namun sebelum usahanya sempat terlaksana tibatiba cahaya golok berkelebat lewat, dari pepohonan sebelah kiri telah menyambar datang
sebilah golok langsung membabat pergelangannya.
Siauw Ling memakai sarung tangan terbuat dari kulit ular, ia tidak takut golok maupun
pedang. lima jari tangan kanannya segera dipentangkan mencengkeram golok tersebut
lalu ditarik sekuat tenaga.
Tubuh boesu berbaju hitam yang mencekal golok itu seketika tertarik keluar dari tempat
persembunyiannya, Siauw Ling putar telapak kiri segera membabat ke arah dada orang
itu.
Dalam keadaan seperti ini Siauw Ling sedang merasa gelisah sekali, serangannya
dilancarkan cepat lagi berat. sebelum boesu berbaju hitam itu sempat men-jerit2 kaget
dadanya sudah terhajar telak. tak ampun lagi ia muntah darah segar dan roboh binasa.
JILID 24
Selesai membinasakann boesu tersebut, Siauw Ling melanjutkan usahanya merampas
obor tersebut.
Mendadak terdengar jeritan tajam berkumandang dari sisi pohon, sesosok bayangan
hitam loncat keluar dari pepohonan dan menubruk ke arahnya.
Siauw Ling tidak sempat putar badan lagi, laksana kilat ia putar telapak kirinya mengirim
sebuah babatan.
Bluumm.! dengan telak serangannya bersarang ditubuh bayangan tersebut, terdengar
jerit melengking menggema diangkasa, tubuh bayangan tadi mencelat ke arah belakang.
Dari jeritan itu Siauw Ling dapat menangkap suara tersebut tidak mirip suara manusia ia
jadi tercengang. ketika ia menengok tampaklah bayanganhitam itu sudah mencelat dua
tombak jauhnya dari kalangan dan lenyap dibalik pepohonan.
Sementara ia masih berdiri tertegun, kembali muncul sesosok bayangan hitam dari sisi
kiri langsung menubruk ke arahnya.
Kali ini Siauw Ling sudah bikin persiapan, ia mengempos tenaga badannya mendadak
mundur tiga depa ke belakang, telapak kanannya berkelebat mencengkeram bayangan
hitam itu.

Siauw Ling segera melihat ke arah bayangan tersebut, ternyata mahluk yang dicekal
olehnya saat ini bukan lain adalah seekor monyet berbulu hitam. ia jadi jengkel. sambil
melemparkan monyet tadi kedepan makinya, Sialan. sampai monyetpun digunakan
untuk mencelakai orang.
Tiba-tiba Kiem Lan percepat langkahnya mendekati sianak muda itu, serunya,
Siangkong cepat mundur!
Walaupun dalam hati Siauw Ling tidak ingin kembali, namun ia tahu ucapan tersebut
pasti mengandung maksud tertentu maka ia segera mengundurkan diri.
Apakah mahluk hitam yang barusan kau tangkap adalah seekor monyet berbulu hitam?
tanya Kiem Lan kemudian.
Benar hm, agaknya permainan setan dari perkampungan Pek Hoa San Cung sudah
hampir habis digunakan.
Apakah kau tergigit?
Karena kurang hati2 tangan kiriku sudah kena tergigit oleh monyet itu.
Bagian mana yang tergigit? tanya Kiem Lan cemas. Cepat salurkan hawa murni dan
tutup seluruh peredaran darah, kemudian papas kutung tangan kirimu ini.
Kenapa?
Ditubuh serta mulut monyet itu penuh mengandung racun keji, apabila kau tidak cepatcepat mengutungkan tangan kirimu itu, maka setelah daya racunnya bekerja kau akan
menjadi gila. jangan dikata budak sekalipun Loo-ya serta Hujien tidak akan kau kenali
lagi.
Aaaa, benarkah ada kejadian seperti ini?
Siangkoan urusan tak boleh ditunda lagi seru Kiem Lan sambil mengucurkan air mata
saking gelisahnya. Pada saat ini tiada waktu bagi budak untuk banyak bicara, cepatcepatlah kutungi dahulu lengan kirimu.
Diam2 Siauw Ling atur napas melakukan pemeriksaan, ia tidak temukan tanda-tanda
keracunan maka serunya.
Aku baik sekali!
Siangkoan benarkah kau tidak merasakan tanda-tanda keracunan?
Apakah aku sedang membohongi dirimu?

Sungguh aneh sekali, seluruh tubuh monyet itu mengandung racun keji dan daya
karyanya luar biasa, jangan dikata kena tergigit sekalipun tersentuh dengan bulu
tubuhnya pun sudah cukup membuat seseorang keracunan, bahkan daya kerja racun itu
cepat sekali tetapi siangkong.
Siauw Ling tahu, ia bisa tidak terluka sebab lengannya memakai sarung tangan dari kulit
ular yang kebal terhadap segalam macam racun, diam2 ia bersyukur segera bisiknya lirih,
Kalau begitu cepat-cepatlah beritahu kepada mereka, hati2 dengan racun ditubuh
monyet2 itu
Kiem Lan ingin mengucapkan sesuatu namun akhirnya ia batalkan niat tersebut, akhirnya
ia putar badan dan segera menyampaikan pesan dari Siauw Ling itu kepada Sun Put Shia.
Di dalam beberapa waktu yang amat singkat itulah, situasi dalam kalangan sudah berubah
kembali, dari balik pepohonan per-lahan-lahan muncullah belasan orang boesu berbaju
hitam, ditangan kiri mereka membawa tameng dan ditangan kanannya mencekal sebuah
tabung besi yang panjangnya beberapa depa dengan besar seibu jari.
Aaah! delapan belas Kiem Kong bisik Kiem Lan dengan nada terperanjat.
Apa sih yang dimaksud delapan belas Kiem Kong?
Boesu bertameng ini semuanya berjumlah delapan belas orang dan kesemuanya
merupakan jago-jago pilihan dari Shen Toa Cungcu.
Karena sudah kebiasaan memanggil dengan sebutan Toa Cungcu,maka tanpa sadar ia
sudah salah bicara, buru-buru gantinya, Mereka semua adalah jago-jago pilihan Shen
Bok Hong yang digabung jadi satu, bukan saja diatas tameng terdapat lima bilah pedang
pendek dan mengandung racun keji bahkan di dalam tabung besi yang ada ditangan
kanan merekapun tersimpan jarum2 terbang yang sangat beracun, tabung itu semuanya
ada dua belas buah, dengan meminjam perlindungan dari tameng2 itu mereka melakukan
pertarungan jarak dekat dengan pihak musuh, jarum racun dalam tabungpun sangat halus
bagaikan bulu, barang siapa yang terhajar pasti mati, senjata macam ini paling susah
untuk dihadapi.
Ia menghela napas panjang, kemudian sambungnya, Terhadap delapan belas Kiem
Kongnya ini shen Bok Hong amat sayang sekali, ia tidak akan membiarkan mereka
menghadapi musuh secara sembarangan, sungguh tak nyana pada malam ini ia sudah
melanggar kebiasaannya.
Sungguhkan ucapanmu itu? tanya Sun Put Shia setelah tertegun beberapa saat lamanya.
Budak sama sekali tidak berbohong barang sekejap katapun.

Delapan Kiem Kong dari kulit Siauw-lim-Si sudah menjagoi dunia, kini Shen Bok Hong
meniru dengan delapan belas Kiem Kong, sekalipun bertambah dengan jumlah orang satu
kai lipat apa yang perlu kita takuti? seru Be Boen Hwie.
Walaupun sun Put Shia membungkam namun ia tak berani memandang enteng pihak
lawan, sebab sebagai orang yang berpengetahuan luas ia tahu senjata tameng merupakan
suatu senjata yang sukar digunakan, jurus maupun cara penggunaannya berbeda jauh
dengan jurus senjata biasa. Dalam dunia persilatan jarang ada orang yang menggunakan
senjata semacam ini.
Dan ternyata beberapa orang itu bisa menggunakan senjata tameng yang sukar dipelajari,
tentu saja ia tak berani pandang enteng pihak lawan, ditambah pula senjata rahasia
beracun yang ada di dalam tabung, ia sadar bahwa kedelapan belas orang itu merupakan
jago-jago yang tangguh.
Menanti ia berpaling ke belakang, tampaklah para jago berdiri dengan wajah serius,
agaknya semua orang telah merasa bahwa mereka sudah berjumpa dengan musuh
tangguh.
Shen Bok Hong telah mengerahkan be-ratus2 prang Boesu nya untu kmelawan kami,
walaupun korban berjatuhan sangat banyak namun mereka menerjang terus tiada
hentinya, hal ini sudah cukup melelahkan para jago, kini apabila semangat bertempur
mereka kena dirontokkan lebih dahulu oleh keangkeran musuh, maka kita bakal
runyam.
Karena berpikir demikian, ia lantas mendongak dan tertawa ter-bahak2, serunya, Be
Cong Piauw Pacu, ucapanmu sedikitpun tidak salah, ratusan orang Boesu pun tak bisa
mengurung kita, masa cuma delapan belas orang belaka bisa meng-apa2kan kita, harap
cuwi sekalian berjaga ditempat semula, biarlah aku sipengemis tua menjajal lebih dahulu
kekuatan mereka.
Walaupun diluaran ia bicara seenaknya se=olah2 tidak pandang sebelah matapun
terhadap lawan, tapi dalam kenyataan ia berpikiran panjang ia tidak ingin para jago
menempuh bahaya lebih dahulu.
Sipencuri sakti Siang Hwie mendadak menyambung, Nama besar Sun Loocianpwee
sudah lama tersohor dikolong langit, ilmu silatnya lihay dan kami percaya dengan
kepandaian cianpwee masih sanggup untuk menghadapi orang2 ini, namun menurut
penglihatan aku sipencuri tua, untuk menghadapi manusia2 semacam mereka ada baiknya
kalau Loo cianpwee menggunakan senjata tajam
Haaa. haaa. ucapan Siang-heng tepat sekali sinar matanya berputar, tiba-tiba ia lihta
adanya sebatang pohon besar kurang lebih empat lima depa dihadapannya, dengan
langkah lebar ia segera berjalan kesisi pohon, kemudian memeluk batang pohon itu dan
diiringi bentakan keras, pohon tadi dicabut keluar se-akar2nya.

Kiem Lan meloncat kesisi Sun Put Shia pedangnya bergerak cepat membabat ranting
disekeliling pohon tersebut, dalam sekejap mata pohon tadi tinggal sebuah batang pohon
yang gundul.
Sun Put Shia segera angkat batang pohon yang panjangnya satu tombak dua depat itu lalu
berjalan mendekati delapan belas Kiem Kong yang sudah bersiap2 sejak tadi.
Siauw Ling selama ini berdiri dibelakang pepohonan, ia awasi boesu itu dengan
pandangan mendelong, agaknya sianak muda ini sedang mencari akal untuk menghadapi
musuh2nya.
Sun Put Shia segera tertawa tergelak.
Loote harap kau mundur, biarlah aku sipengemis tua coba2 dahulu kekuatan mereka,
apabila aku sipengemis tua tidak sanggup barulah kau bantu diriku serunya.
Setelah menyaksikan Siauw Ling memiliki ilmu silat yang lihay dan merupakan seorang
jago muda yang belum pernah dittemui dalam kolong langit, maka timbullah rasa
kagumnya terhadap sianak muda ini, tentu saja dalam pembicaraan maupun sikap, ia jauh
lebih sungkan.
Mana, mana, ilmu silat loo cianpwee sangat lihay, cayhe percaya kau pasti berhasil
menghancurkan mereka dan rebut kemenangan jawab Siauw Ling cepat.
Sementara mereka masih berbicara, Sun Put Shia telah berdiri dihadapan kawanan boesu
tersebut dengan wajah serius, hawa murninya segera disalurkan ketelapak siap
menghadapi segala kemungkinan.
Para boesu bersenjata tameng itupun telah membentuk sebuat barisan berbentuk kipas,
sebelum mereka sempat melancarkan sertangan lebih dahulu Sun Put Shia telah
mendahului mereka menyambut kedatangannya.
Dalam pada itu dibelakang boesu2 bersenjata tameng tersebut berdiri berpuluh2 batang
obor yang memancarkan cahaya tajam, beberapa tombak disekeliling kalangan terang
benderang laksana disiang hari.
Siauw Ling awasi sejenak sitauasi dalam kalangan tersebut, ia merasa agaknya barisan itu
yang sedang dibentuk boesu bersenjata tameng itu belum siap sama sekali, buru-buru ia
kirim suara kepada Sun Put Shia dengan ilmu menyampaikan suara, Cianpwee,
mumpung barisan yang hendak mereka bentuk belum siap, serang dan hancurkan dahulu
posisi mereka.
Sun Put Shia menurut, ia membentak keras, batang pohonnya dengan jurus Ci-to-OeiLiong atau Naga Kuning Tegak Memanggut langsung disapu ke arah kawanan Boesu
bersenjata tamen yang berada disekitarnya.

Agaknya boesu2 itu tahu kelihayannya, mereka tak berani menerima datangnya serangan
dengan keras lawan keras, buru-buru tubuhnya melengos dan melinduni badanya dengan
tameng.
Menyaksikan serangannya tidak mengenai sasaran, Sun Put Shia siap putar badan
menyerang kembali, siapa sangka pada saat itulah terasa cahaya tajam berkelebat, dua
orang boesu bersenjata tameng telah melancarkan serangan bokongan dari samping
dengan kecepatan laksana kilat.
Sun Put Shia terperanjat, segera pikirnya, Sungguh cepat gerakan tubuh mereka,
agaknya kepandaian yang mereka miliki tidak kalah dengan jago Bu-lim kelas wahid!
Pikirannya berputar, tangannya tidak berhenti sekuat tenaga ia putar batang kayu itu
kemudian menyapu keluar bagaikan sebatang toya.
Dua orang boesu yang melancarkan bokongan ini agaknya tidak menyangka kalau sun
Put Shia bisa menggunakan batang pohon yang besar dan berat itu tidak kalah lincahnya
dengan senjata biasa, boesu yang ada disebelah kanan tidak sempat menyingkir lagi,
tamengnya segera didorong kedepan untuk menangkis datangnya serangan dengan keras
lawan keras.
Bluumm.! Boesu itu kena terhajar pental sampai sejauh tujuh delanan depa dalam
bentrokan itu, untuk beberapa saat ia tak sanggup bangun kembali.
sungguh tajam pisau yang ada diatas tameng tersebut, walaupun Sun Put shia berhasil
mementalkan tubuh boesu tersebut namun batang pohon nya pun kena terbabat sepanjang
dua depa oleh pisau lawan.
Aku rasa boesu2 bersenjata tameng ini merupakan jago paling ampuh di dalam
perkampungan Pek Hoa San-cung, apabila sun Put shia menderita kekalahan ditangan
mereka, mungkin dengan kekuatanku seorang tak bakal bisa menangkan mereka, ada
baiknya aku turun tangan berbareng dan sama2 menghadapi musuh!
Berpikir sampai disitu, ia lantas meloncat ke depan dan melayang ke arah Boesu berbaju
hitam yang kena dirobohkan oleh Sun Put Shia itu.
Gerakan tubuhnya sangat cepat, dalam sekali loncatan ia sudah menendang tubuh Boesu
itu sampai mencelat jauh dan merampas tamengnya.
Namun sayang sekali, pedang diatas tameng itu patah dua bilah oleh gerakan batang kayu
yang digunakan sun Put shia untuk menghantam Boesu tadi.
Ketika Siauw Ling merampas tameng itulah, seorang boesu telahdari boesu telah
melompat kedepan menolong rekannya.

Baru saja Siauw Ling mencekal tameng tersebut, serangan dari boesu berbaju hitam itu
sudah mendekat, tamengnya segera didorong kedepan untuk menangkis.
Laksana kilat Siauw Ling mundur lima depa ke belakang dengan tameng ditangan
kanannya dan melancarkan dengan telapak rangan kiri bersama2 ia bendung datangnya
serangan musuh, kemudian badannya melayang delapan depa ke samping dan
menyongsong ke arah boesu lain.
Ternyata di dalam sekejap mata, ada empat orang boesu telah menyerang Sun Put Shia
dari empat penjuru.
Ilmu silat yang dimiliki boesu bersenjata tameng itu lihay semua. kalau dibandingkan
dengan boesu berbaju hitam ilmu silat mereka terlihat lebih dahsyat, meskipun Sun Put
Shia mencekal batang pohon namun bukan pekerjaan gampang baginya untuk
menghadapi serangan yang datang dari empat penjuru itu.
Terdengar suara bentrokan nyaring berkumandang memecahkan kesunyian, dengan
tamengnya Siauw Ling berhasil paksa mundur seorang boesu yang mengancam Sun Put
Shoa dari belakang sehingga terdesak dua langkah ke belakang.
Sun Put Shia tidak mau unjukkan kelemahan. dengan suatu gerakan yang amat cepat ia
putar batang pohon memukul mundur musuh yang datang dari kedua belah sayap.
kemudian mengirim pula satu tendangan menghajar boesu yang datang dari depan, dalam
sekali serangan ia mengancam tiga musuh yang berbeda.
Walaupun begitu Sun Put Shia sudah tiada berkemampuan lagi untuk menghadapi
serangan dari belakang. seandainya Siauw Ling tidak turun tangan tepat pada waktunya,
niscaya pengemis itu sudah terluka dalam serangan tadi.
Setelah bergebrak sebanyak beberapa jurus, Sun Put Shia mulai merasa bahwa ia sudah
berjumpa dengan musuh tangguh, ditambah pula serangan2 dari senjata aneh itu, ia
merasa semakin kepayahan.
Tiba-tiba terdengar Siauw Ling berseru dengan ilmu menyampaikan suara, Mari kita
ber-sama2 menghadapi serangan musuh dengan punggung menempel punggung!
Sun Put Shia putar batang kayu itu dengan jurus Hong-cian-Jan-Im atau Angin puyuh
menyapu awan, ia paksa mundur musuh dari depan serta sayap kiri kemudian serunya
pula dengan suara berat, Hati2 dengan jarum beracun yang ada ditangan kanan
mereka.
Belum selesai ia berseru, pihak lawan sudah mulai turun tangan, Boesu yang ada
disebelah Timur tiba-tiba mengayunkan tangan kanannya, serentetan cahaya ke-perak2an
segera meluncur ke depan.

Siauw Ling putar tamengnya membentuk serentetan cahaya tajam, seluruh jarum beracun
yang mengancam datang berhasil ia rontokkan semua.
Dalam pada itu batang pohon yang berada di tangan Sun Put Shia telah terbabat hingga
tinggal separuh setelah beberapa kali bentrok dengan senjata lawan. tidak mungkin
senjata tersebut digunakan lagi, apabila ia ingin bergebrak lebih lanjut melawan delapan
belas Kiem Kong, maka pengemis itu harus berganti senjata lagi.
Senjata yang paling baik tentu saja tameng yang berhasil dirampas dari tangan musuh,
bukan saja digunakan untuk menghadapi serangan jarum beracun itu,
Otaknya berputar dan sang badan segera mendesak kedepan, tiba-tiba batang kayu
ditangannya menyodok ke atas menangkis datangnya serangan tameng dari samping.
sedang tangan kanannya tiba-tiba berkelebat keluar, laksana kilat mencengkeram
pergelangan orang itu.
Menyaksikan datangnya ancaman dari lawan, lagipula tamengnya kena ditangkis senjata
lawan maka tak mungkin lagi bagi orang itu untuk menghindar, terpaksa ia loncat
kesamping.
Siapa sangka Sun Put Shia tidak meneruskan serangannya. tiba-tiba ia melancarkan
sebuah semacam sentilan jari.
Serentetan desiran tajam segera meluncur ke depan dan tepat menghajar pergelangan
orang itu, tak kuasa lagi kelima jarinya mengendor dan senjata tameng itupun terjatuh ke
atas tanah.
Selama pertarungan berlangsung, Siauw Ling selalu mengawasi situasi disekelilingnya,
melihat Sun Put Shia melancarkan serangan dengan segenap tenaga untuk merampas
tameng lawan, semangatnya pun berkobar, ia segera menghalau pergi datangnya ancaman
dari kedua belah sayap serta dari arah belakang.
Terdengar suara bentrokan nyaring berkumandang tiada hentinya, Sun Put Shia yang
berhasil merobohkan pihak lawan dengan cepat merampas senjata tamengnya.
Kini setelah senjata itu ada ditangan, semangatnya makin berkobar. Senjata tameng itu
diputar kesana kemari melancarkan serangan2 hebat.
Pertarungan kemudian berlangsung amat seru sekali, walaupun dalam genggaman boesu2
itu membawa jarum beracun, namun berada dalam situasi macam begitu mereka tak
berani sembarangan melancarkan serangan sebab takut melukai sahabat sendiri.
Sementara itu Siauw Ling berdiri dalam posisi punggung menempel punggung dengan
Sun Put Shia sembari memutar tameng untuk menghadapi serangan dari empat penjutu,
mereka merundingkan siasat untuk menghadapi musuh dengan ilmu menyampaikan
suara.

Terdengar Sun Put Shia berkata, Loo-te, ilmu silat yang dimiliki beberapa orang ini
benar2 jauh lebih dahsyat dari boesu berbaju hitam, apabila kita bertarung lebih jauh
dengan mereka mungkin sitauasi tidak menguntungkan bagi kita, lebih baik kita turun
tangan bergabung dan melukai dahulu beberapa orang diantara mereka, entah bagaimana
menurut maksudmu?
Yang paling cayhe kuatirkan adalah jarum beracun diatangan mereka, apabila ada tiga
empat orang turun tangan berbareng dan senjata rahasia dilepaskan dari delapan penjuru
meski kita punya senjata tameng untuk melindungi badan rasanya sulit untuk
menghindarkan diri dari ancaman ini.
Namun kalau kita teruskan pertarungan ini, hanya akan merugikan posisi kita belaka.
seru Sun Put Shia seraya menghalau serangan yang datang dari sayap kiri dan sayap
kanan.
Se-konyong2 terdengar suara tambur bergema dengan cepasnya, mengikuti suara tambur
tersebut para boesu melancarkan serangan kilat, mereka membagi diri jadi dua bagian
dan menyerang datang laksana gelombang ditengah samudra.
Setiap boesu yang datang menyerang, hanya melepaskan tiga buah serangan untuk
kemudian secara otomatis mengundurkan diri.
Siauw Ling merasa bahwa bertarung dengan cara bergilir ini sangat merugikan pihak
mereka, agaknya pihak musuh dengan andalkan jumlahnya yang banyak hendak
melelahkan Siauw Ling berdua lebih dahulu kemudian baru membinasakan mereka.
Setelah melakukan bentrokan beberapa kali, baik Siauw Ling maupun Sun Put shia
sama2 merasa bahwa Boe-su yang disebut delapan belas Kiem Kong dari perkampungan
Pek Hoa san Cung ini benar2 merupakan jago Bulim yang maha dahsyat, tenaga
lweekang yang mereka miliki amat sempurna.
Sun Put Shia sendiri merasa kaget, tercengang bercampur keder sehabis menerima tujuh
kali serangan berantai yang berarti ia sudah kekerasan sebanyak tiga kali tujuh dua puluh
satu jurus buru-buru serunya dengan ilmu menyampaikan suara, Loo-te, boesu2 itu
memiliki senjata tajam namun mereka tidak menggunakan senjata sebaliknya mengajak
kita adu kekerasan, aku duga mereka pasti ada rencana busuk tertentu.
Siauw Ling sadar, iapun tahu apabila pertarungan semacam ini diteruskan lebih jauh
maka keselamatan orang tuanya bakal terancam, segera sahutnya, Tidak aneh, apakah
loo cianpwee mempunyai cara bagus untuk menghadapi pihak lawan?
Maksud loohu, bilamana kita bertempur terus dengan cara begini maka tenaga kita akan
terbuang dengan percuma, maka aku ingin melancarkan serangan dengan menempuh
bahaya, kita lukai dahulu satu dua orang diantaranya! .bagaimana menurut pendapat
loo-te?

Cayhe pun punya maksud berbuat demikian, namun lebih baik kalau kita turun tangan
secara serentak.
Dalam hati aku sipengemis tua mempunyai suatu urusan yang sangat mencurigakan
sekali, maka aku tidak ingin melukai pihak mereka lebih dahulu.
Urusan apa yang mencurigai dirimu?
Aku sipengemis tua merasakan bahwa para boesu bersenjata tameng ini mempunyai
tenaga lweekang yang amat sempurna sekali, apabila ditinjau dari keadaan pada
umumnya orang2 semacam ini seharusnya memiliki kesempurnaan tenaga dalam
bagaikan hasil latihan selama tiga puluh tahun, tidak mungkin kehebatan orang itu bisa
dididik oleh shen Bok Hong dalam beberapa puluh tahun yang isngkat.
Aaaa. benar pikir Siauw Ling di dalam hati. Kalau dibicarakan dari ilmu silat yang
dimiliki orang2 itu, agaknya mereka tak berada dibawah kepandaian Tiong-Chiu-SiangKu, namun apa sebabnya mereka suka jadi antek Shen Bok Hong?
Segera sahutnya, Cayhe pun merasa ilmu silat serta kesempurnaan tenaga lweekang
yang dimiliki para boesu itu jauh diatas kepandaian jago-jago Bu-lim biasa!
Begitulah sambil bercakap2 dengangunakan ilmu menyampaikan suara, merekapun
merubah cara berkelahi melawan delapan belas Kiem Kong tersebut.
Loo-te, apakah kau berhasil menemukan dari ilmu silat yang digunakan mereka?
kembali Sun Put shia bertanya.
Pengalaman maupun pengetahuan cayhe cetek sekali, aku tak berhasil mengetahui asal
usul ilmu silat mereka.
Agaknya loohu berhasil meraba jalannya jurus serangan dari orang2 itu, aku rasa jurus
serangan mereka mirip dengan ilmu silat partai siauw-lim, maka dari itulah timbul
kecurigaan dalam hatiku dan tidak ingin melukai mereka sebab mengikat tali permusuhan
dengan pihak Siauw-lim merupakan suatu peristiwa yang sangat tidak kuharapkan
Siauw Ling merasakan bahwa serangan2 yang dilancarkan delapan belas Kiem Kong itu
makin lama semakin aneh dan tenaganya makin lama semakin kuat, ia amat terperanjat
segera ujarnya, Sekalipun mereka adalah anak murid dari partai Siauw-lim, namun
terbukti pada saat ini mereka berbakti bagi pihak perkampungan Pek Hoa San Cung,
seandainya kita ampuni jiwanya maka ia akan melukai kita dan kitapun jangan harap bisa
menerjang keluar dari tempat ini
Sun Put Shia termenung sejenak lalu berkata, Keadaan mendesak sekali, kendati dugaan
aku sipengemis tua tidak melesetpun rasanya tak ada cara lain daripada kita turun tangan
terhadap mereka.

Ia membentak keras kemudian menerjang kedepan.


Tenaga serangan yang memancar keluar dari tamengnya makin menghebat, setiap boesu
yang bersentuhan dengan senjatanya niscaya terpental ke belakang sampai ber-puluh2
langkah jauhnya,
Siauw Ling berpaling, tatkala ia lihat Sun Put Shia sudah mulai melancarkan serangan
iapun segera turun tangan.
Dengan tangan kanannya ia putar senjata tameng untuk membendung serangan musuh
tangan kirinya melancarkan ilmu totok Siauw-Loo-Sin-Cie untuk merobohkan lawan.
Ilmu jari Siuw-Loo-ci merupakan ilmu andalan Liuw-Sian-cu dikala berkelana dalam
dunia persilatan tempo dulu, kehebatannya sungguh tak terkirakan, barang siapa yang
termakan serangan tadi seketika roboh ke atas tanah
Dalam sekejap mata ada empat orang musuh yang telah terluka dan roboh diatas tanah
termakan oleh ilmu jari saktinya itu.
Menyaksikan kedahsyatan Siauw Ling dimana dalam beberapa saat tekah berhasil
merobohkan beberapa orang, sedangkan ia sendiri tidak berhasil melukai barang seorang
musuhpun, Sun Put Shia merasa malu bercampur menyesal, senjata tamengnya segera
diperketat dan melancarkan serangan dengan segenap tenaga.
Hawa lweekangnya amat sempurna, serangan yang dilancarkan amat dahsyat apalagi
setelah ia menyerang dengan segenap tenaga, tameng dalam genggamannya laksana
gulungan ombak ditengah samudra meluncur dan menghantam keluar dengan hebatnya
hingga memaksa orang2 berbaju hitam itu terdesak mundur ke belakang.
Dalam pada itu sipencuri sakti Siang Hwie serta Sie-poa emas Sang Pat ketika
menyaksikan dua orang rekan mereka belum berhasil juga menjebolkan kepungan musuh
kendati sudah bergebrak sangat lama, buru-buru maju membantu sebab mereka takut
kedua orang rekannya terluka.
Tampaklah Sun Put shia menunjukkan kesaktiannya, senjata tameng ditangannya
berputar laksana kitiran, para penyerang segera terdesak munduk ke dalam hutan bunga.
Tidak aneh Shen Bok Hong berani pandang enteng para jago yang ada dikolong langit
bisik Siang Hwie. Ternyata perkampungan Pek Hoa San Cung benar2 merupakan sarang
naga goa macan, kecuali delapan belas Kiem Kong entah masih ada jago lihay apa lagi
yang ia miliki?
Sejak Shen Bok Hong menderita kekalahan ditangan para jago dari kolong langit tempo
dulu semestinya kita lakukan pencarian besar2an dan melenyapkan dia dari muka bumi,
kini sayapnya telah melebar, tidak gampang bagi kita semua untuk memusnahkan
kekuatan yang ia miliki!

Benar. menurut penglihatan aku sipencuri tua sekalipun para jago dari partai besar
bersatu padu untuk melawan dirinya pun belum tentu bisa menghadapi Shen Bok Hong
gembong iblis itu.
Ia merandek sejenak kemudian menambahkan, Tiang-loo dari partai Kay-Pang Sun Put
Shia ternyata masih hidup dikolong langit bahkan mendatangi perkampungan Pek Hoa
San Cung; bagaimanapun juga kehadirannya jauh diluar dugaan siapapun, si orang tua ini
boleh dikata merupakan salah satu musuh tangguh Shen Bok Hong.
Sebenarnya kedatangan kedua orang itu adalah bermaksud membantu Siauw Ling berdua
untuk bertempur, setelah menyaksikan kedua tokoh itu mulai melancarkan serangan
balasan dan boesu2 yang terluka semakin banyak, merekapun segera mengundurkan diri
ke belakang pohon dan membicarakan soal masalah dunia kangouw.
Terdengar sie-poa emas Sang Pat berkata, Menurut pendapat siauw-te, Siauw-toako kita
inilah baru merupakan bintang penolong dari dunia persilatan, sejak kini cuma dia
seorang yang bisa menandingi Shen Bok Hong dan cuma dia seorang pula yang dapat
menghalangi ambisinya untuk menguasahi kolong langit.
Dalam hati Siang Hwie mereasa tidak puas. ia ada maksud membantah ucapan tersebut.
tiba tiba dilihatnya Siauw Ling membuang tameng tersebut dengan tangan kanannya,
dalam sebuah tendangan kilat ia sudah robohkan boesu tadi dan menotok jalan darahnya.
Cara bertarung macam ini kontan saja membuat sipencuri sakti Siang Hwie berdiri
tertegun. segera tanyanya kepada Sang Pat, dengan suara lirih
Ilmu silat apakah yang berhasil dilatih oleh Siauw-toako mu yang masih muda belia
itu?
Dalam kenyataan Sie-poa emas Sang Pat sendiripun dibikin tertegun ketika menyaksikan
Siauw Ling merampas pisau yang tajam diatas tameng dengan tangan kosong, kini
mendengar pertanyaan dari Siang Hwie ia jadi melongo dan tak sanggup bicara, lama
sekali ia baru berkata, Lion-Tau toako kami ini punya kepandaian yang luar biasa, ilmu
silatnya dari pelbagai partai serta perguruan ia pahami semua, boleh dikata tak ada
kepandaian silat dikolong langit yang tak ia kenal.
Dengan tangan kosong merampas pedang, sedang tangannya tidak terluka, sudah hidup
separuh abad aku sipencuri tua namun baru kali ini aku saksikan kehebatan semacam
ini.
Kalau begitu saksikanlah kehebatan toako kami ini.
Ia tak tahu kalau Siauw Ling memakai sarung tangan berkulit ular yang tidak mempan
senjata. maka sebagai jawabannya ia oceh saja sekenanya.

Siauw Ling benar2 tunjukkan kelihayannya, hawa murni disalurkan melindungi badan,
kemudian dengan ilmu jari Siuw-Loo-Cie melukai musuh dalam sekejap mata kembali
delapan orang roboh terluka.
Sun Put Shia tak mau tunjukkan kelemahannya seluruh hawa murni yang ia miliki
disalurkan ke atas tameng lalu berputar dan menghajar senjata lawan dengan keras lawan
keras, para boesu yang termakan hantaman tamengnya pasti tergetar mundur ke belakang
dengan sempoyongan.
Beberapa saat kembali berlalu, sepuluh dari jumlah delapan belas Kiem Kong itu sudah
ada separuh roboh binasa atau terluka, sisanya kalau bukan pergelangan jadi pecah dan
darah mengucur tentulah sudah kehabisan tenaga, dalam gencetan Siauw Ling sera Sun
Put Shia mereka semakin kepayahan.
Pada saat itulah tiba-tiba terdengar suara gembrengan dibunyikan bertalu2, kobaran api
obor pun segera padam semua.
Delapan belas Kiem Kong yang dijagokan perkampungan Pek Hoa San Cung saat ini
sudah tak bisa dikatakan sebagai suatu kekuatan lagi mereka sudah hancur tercerai berai
oleh hajaran Siauw Ling serta Sun Put Shia.
Mendadak. suasana disekeliling hutan bunga jadi gelap gulita, semuanya hitam pekat
dan apapun tak kelihatan.
Menggunakan kesempatan dikala kegelapan melanda seluruh jagad, delapan belas Kiem
Kong yang tidak terluka segera melarikan diri ter-birit2 dari medan pertempuran.
Kalau kita tidak berlalu saat ini, mau tunggu sampai kapan lagi? seru Be Boen Hwie
dengan cepat.
Ia segera pimpin para jago untuk bergabung dengan Siauw Ling sekalian kemudian
menerjang keluar.
Siauw Ling berpaling, tiba-tiba ia menemukan Sun Put Shia berjalan sambil memegang
perut sendiri, hatinya jadi terperanjat.
Loocianpwee, kenapa kau! tegurnya.
Aaah, tidak mengapa sahut sun Put Shia hambar dan melepaskan tangannya, kemudian
melewati para jago dan berjalan paling depan.
Agaknya pihak perkampungan Pek-Hoa-San-Cung menduga asal mereka kirim delapan
belas Kiem Kong maka para jago tentu akan terhadang, siapa sangka Sun Put Shia serta
Siauw Ling amat lihay, semua jago mereka kena diobrak abrik maka dalam perjalanan
selanjutnya mereka tidak temukan hadangan2 lagi.

Sipencuri sakti Siang Hwie mempercepat langkahnya, setelah berada disisi Siauw Ling ia
berbisik, Agaknya Sun Loocianpwee rada sedikit kurang beres, kita harus bertindak
lebih hati2
Siauw Ling mengangguk, ia membuntuti dibelakang Sun Put Shia dan secara diam2
mengawasi gerak geriknya.
Beberapa saat kemudian para jago telah meninggalkan perkampungan Pek Hoa San
Cung.
Setelah melangkah keluar dari perkampungan para jago sama2 menghempaskan napas
panjang. ketegangan yang menyelimuti wajah merekapun seketika mengendor.
Giok Lan yang menggendong Siauw Hujien tiba-tiba percepat langkahnya mendekati
Siauw Ling kemudian berkata, Siangkong, cepat berputar ke arah sebelah utara, tempat
ini adalah sebuah tanah gersang.
Belum habis ia berkata, tiba-tiba terdengar suitan panjang berkumandang datang disusul
dari hadapan para jago muncul lima buah lentera berwarna merah.
Diatas setiap lentera berwarna merah itu bertuliskan kata2 Hwie-Pit atau Menghindar
dari tulisan warna putih.
Tulisan putih diatas bendera merah, tampak nyata sekali huruf2 tersebut.
Menyaksikan munculnya lentera tersebut, Giok Lan mendepakkan kakinya ke atas tanah
dengan hati cemas lalu menghela napas panjang.
Aaai. sedikitpun tidak salah, mereka sudah mengatur barisan Ngo-Liong-Toa-Tin.
Sewaktu para jago mendengar Giok Lan mengeluh akan kelihayan delapan belas Kiem
Kong dalam kenyataan apa yang ia katakan memang benar, seandainya tiada Sun Put
Shia serta Siauw Ling yang berhasil mengobrak abrik kedelapan belas jago lihay itu
mungkin para jago sudah hancur remuk ditangan kedelapan belas Kiem Kong.
Kini menyaksikan pula ketegangan yang menyelimuti wajah Giok Lan, para jago jadi
tertegun.
Apakah yang dimaksudkan dengan barisan Ngo-Lion-Toa-Tin itu? tanya Siang Hwie
dengan suara lirih.

38

Shen Bok Hong punya ambisi besar untuk bangkit kembali didunia persilatan dan
menjagoi kolong langit, oleh sebab itu setelah menyembunyikan diri ke dalam
perkampungan Pek Hoa San-cung, ia curahkan segenap perhatiannya untuk melakukan
persiapan. dibawah didikan serta jerih payahnya ia berhasil membentuk tiga kelompok
kekuatan yang dapat membinasakan para jago dikolong langit, ketiga kelompok kekuatan
itu terdiri dari delapan bayangan berdarah, delapan belas Kiem Kong serta barisan NgoLiong-Toa-Tin ini!
Bagaimanakah barisan Ngo-Liong-Toa-Tin ini apabila dibandingkan dengan Delapan
belas Kiem Kong? tiba-tiba Sun Put Shia bertanya seraya berpaling.
Menurut apa yang budak ketahui, barisan Ngo Liong Toa Tin merupakan
keberhasilannya yang paling top dari Shen Bok Hong sepanjang usahanya untuk
membentuk kekuatan baru, bagaimanakah keadaan sebenarnya meski budak kurang tahu,
namun sudah jadi kenyataan bahwa barisan Ngo-Liong-Toa-Tin jauh lebih dahsyat
daripada delapan belas Kiem Kong.
Mendengar jawaban itu, Sun Put shia yang tak pernah pandang tinggi jago kangouw pun
tiba-tiba menghela napas panjang.
Aaaai.! seandainya barisan Ngo-Liong-Toa-Tin benar2 lebih hebat dari delapan belas
Kiem Kong.
Suara getaran yang amat dahsyat berkumandang memenuhi angkasa memotong ucapan
Sun Put Shia yang belum selesai.
Meskipun sipengemis tua itu tidak melanjutkan kata2nya, namun para jago mengerti apa
yang dimaksudkan, jelas ia sedang mengartikan bilamana barisan Lima Negara benar2
dahsyat dari Delapan Belas Kiem Kong maka sulitlah bagi mereka semua untuk
meloloskan diri dari sana dalam keadaan selamat.
Diam2 Siauw Ling memeriksa keadaan sekitar sana, ia tahu Sun Put Shia sudah
menderita luka dalam yang sangat parah, berhubung tenaga dalamnya amat sempurna
maka ia masih sanggup menahan luka itu sehingga tidak sampai kambuh.
Menengok pula ke arah kalangan, ia lihat disisi lima buah lentera merah itu masingmasing berdiri seorang manusia aneh yang kukoay sekali bentuknya.
Suma Kan mendengus dingin, lalu berkata, Sekalipun dandanan mereka jauh lebih
anehpun, tidak bakalan bisa mengederkan hati orang itu!
Kiranya manusia aneh yang berdiri dibawah lima buah lentera merah itu punya wajah
yang mengerikan sekali, seluruh tubuh mereaka berwarna merah, rambut merah terurai
sampai ke bahu, dibawah leher penuh dengan sisik berwarna merah sehingga mirip sekali
dengan seekor ikan sepasang tangannya amat panjang dengan kuku sepasang tiga coen,

wajahnya berselimutkan selapis cairan berwarna merah pula dan tinggal sepasang
matanya yang tajam serta memancarkan cahaya ke-biru2an.
Per-lahan-lahan Siauw Ling cabut keluar pedang panjang dari sisi pinggang Giok Lan,
kemudian berkata dengan suara berat, Harap cuwi sekalian suka berdiri ditempat dan
jangan bergerak cayhe akan pergi menjajal kekuatan mereka.
Sambil mencekal pedang ia lantas maju kedepan.
Kelihayan ilmu silat yang dimiliki sianak muda ini sudah menimbulkan rasa kagum dihati
tiap jago, semua orang mengetahui bilamana iapun tak sanggup menghadapi kelima
orang manusia kukoay itu, niscaya keadaan mereka lebih banyak celaka dari pada
selamat.
Siangkong, aku ikut dirimu tiba-tiba Kiem Lan berseru.
Buat apa kau ikuti diriku?
Budak menguasai kata2 sandi dari perkampungan Pek-Hoa-San-Cung, mungkin saja
dapat membantu siangkong.
Tak usah, aku hendak menjajal sebentar.
Bagaimana kalau aku sipengemis tua yang mengiringi dirimu? seru Sun Put Shia
sambil tampil kedepan.
Jangan. Loocianpwee.
Sebenarnya ia hendak mengatakan bahwa loocianpwee sudah terluka dalam, mana bisa
bertempur lagi, tetapi teringat akan nama besarnya buru-buru serunya, Loocianpwee,
kau harus memimpin para jago lebih baik jaga diri sambil membantu para jago, biarlah
cayhe menjajal lebih dahulu, kemungkinan sekali dari pertarungan ini loocianpwee akan
menemukan cara untuk menghancurkan barisan ini.
Aaai.! kalau begitu ber-hati2lah dalam setiap tindakan.
Tak usah cianpwee risaukan!
Dengan langkah lebar Siauw Ling segera maju kedepanm ia pilih lampu lentera yang ada
ditengah, kemudian hawa murni disalurkan keseluruh badan dan maju menghampiri.
Sejak selesai bertarung melawan delapan belas Kiem Kong, Siauw Ling menyadari akan
kelihayan orang2 perkampungan Pek Hoa San Cung maka ia tak berani pandang rendah
pihak lawan.

Kurang lebih lima enam depa dari manusia2 aneh berbaju merah itu ia berhenti, lalu
mengobat abitkan pedangnya menciptakan dua kuntum bunga pedang setelah itu tegurnya
dengan suara dingin ;
Anda sekalian mengira setelah memakai baju serta dandanan kukoay lantas bisa
mengejutkan hati orang dan membuat kami keder?
Orang yang aneh berbaju merah itu tetap membungkam dalam seribu bahasa, hanya
sepasang matanya yang tajam mengawasi wajah Siauw Ling tak berkedip.
Maksud Siauw Ling dalam mengutarakan ucapan tersebut tidak lain untuk memancing
kegusaran orang2 berbaju merah itu, agar mereka turun tangan terlabih dahulu kemudian
mencari tahu asal usul dari ilmu silat yang mereka miliki.
Dalam genggaman manusia2 berbaju merah itu tidak mencekal senjata tajam, namun
memelihara kuku yang sangat panjang, jelas senjata utama meraka adalah sepasang
telapaknya dan serangan yang dilancarkan pasti lihay dan aneh.
Maka Siauw Ling pun bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan, siapa sangka
orang2 berbaju merah itu tetap membungkam dalam seribu bahasa, mereka tidak
menyerang juga tak berkutik, hanya dengan sepasang matanya mengawasi wajah Siauw
Ling.
Kedua belah pihak saling berpandangan kurang lebih seperminum teh lamanya, lama
kelamaan Siauw Ling tak dapat menahan sabar lagi sepasang matanya mengawasi
sekejap ke arah orang2 berbaju merah itu, setelah dirasakan tiada jebakan disitu maka ia
maju kedepan sambil membentak, Lihat pedang!
Cahaya tajam berkelebat menembusi angkasa laksana kilat ia tusuk dada orang berbaju
merah itu.
Sreeet.! ujung pedang menusuk telak diatas dada manusia aneh berbaju merah itu,
namun senjata tersebut tak bisa menembusi tubuhnya, se-akan2 ujung pedang tadi sudah
menutul diatas selembar kepingan baja yang keras.
Kiranya orang berbaju merah itu mengenakan pakaian lapis baja yang bersisik, entah
terbuat dari bahan apakah pakaian itu sehingga tusukan pedang pun tedak mempan.
Meskipun ujung pedang Siauw Ling tak berhasil menembusi tubuhnya, namun daya
serangan yang terpancar keluar tidak lemah, tubuh orang berbaju merah itu seketika
terpukul sampai mundur tiga empat langkah ke belakang.
Siauw Ling tarik kembali serangannya dan berpikir, Agaknya berjumpa muka jauh lebih
baik daripada mendengar nama besarnya belaka, Kiem Lan serta Giok Lan memuji lima
naga berbaju merah ini setinggi langit, tak tahunya cuma manusia tak berguna yang tak
sanggup menerima sebuah seranganpun.

Sementara ia masih berpikir, tiba-tiba tubuh manusia berbaju merah itu bergoyang keras
kemudian roboh ke atas tanah.
Perubahan yang terjadi diluar dugaan ini membuat Siauw Ling serta para jago yang hadir
dalam kalangan jadi tertegun dan mengawasi orang yang berbaju merah yang roboh
diatas tanah itu dengan mata mendelong.
Apa yang terjadi? tanya sipencuri sakti Siang Hwie sambil menghampiri Siauw Ling
dengan langkah lebar.
Entahlah, aku cuma menusuk dadanya satu kali tahu2 ia mundur sempoyongan dan
roboh terjengkang ke atas tanah!
Aaaah, sungguh aneh sekali, mungkin masih ada alasan tertentu dibalik kejadian ini?
Aku sendiripun merasa rada tercengang, tetapi kenyataan membuktikan kalau mereka
sudah roboh, mari kita terjang keluar dengan menggunakan kesempatan baik ini!
Tidak salah! berangkatlah lebih dahulu untuk membuka jalan, aku sipencuri tua akan
panggil mereka semua!
Ia putar badan lari balik kemudian menggape para jago untuk sama2 melarikan diri.
Baris Ngo-Liong-Hwie-Tin yang dipuji setinggi langit oleh Giok Lan serta Kiem Lan
ternyata cuma biasa saja, bahkan tak sanggup menghadapi sebuah serangan dari Siauw
Ling.
Orang berbaju merah yang kena dihajar roboh tadi masih tetap berbaring dengan tenang
diatas tanah, sewaktu para jago berjalan lewat disisinya tidak tampak ada reaksi apapun
dari antara mereka.
Dalam sekejap mata para jago sudah lari keluar dari perkampungan Pek Hoa San Cung
dan ternyata sepanjang perjalanan mereka tidak berjumpa lagi dengan hadangan2.
Sungguh aneh sekali terdengar Suma Kan berkaok. Lima orang manusia berbaju
merah itu bukan saja berdandan kukoay bahkan posisi yang ditempati mengandung barus
yang luar biasa, tapi apa sebabnya mereka tak sanggup menghadapi sebuah serangan?
Setelah keluar dari perkampungan Pek Hoa San Cimg, rasa tegang diwajah para jagopun
mengendor, teringat pertempuran sengit yang baru saja berlangsung, mereka merasa
sangat beruntung dapat keluar dari sarang naga gua macan dengan selamat.
Be Boen Hwie berpaling memandang sekejap ke arah Kiem Lan lalu bertanya dengan
suara lirih, Shen Bok Hong adalah seorang manusia licik yang berakal banyak,
mungkinkah sengaja ia mengatur siasat untuk menjebak kita?

Tidak mungkin! Kiem Lan menggeleng. Walaupun budak kurang begitu menguasai
akan keadaan sebenarnya dari barisan lima naga tersebut namun kalau ditinjau dari
pakaian yang dikenakan beberapa orang itu agaknya bukan lain adalah sisik naga yang
dibuat Shen Bok Hong dengan susah payah.
Manusia hendak membuat Liong-Ka sisik naga? aaah, pekerjaan ini luar biasa sekali
seru siang Hwie. Semestinya kita harus mencopot sisik naga itu dari tubuh mereka tadi!
Mendengar ucapan ini diam2 para jago merasa geli, pikirnya, Waduuh. waduuh.
agaknya watak mencuri sudah mendarah daging pada tubuh kakek tua ini!
Besar kecil dari sisik naga itu dibuat dan dibikin sesuai dengan potongan badan lima
naga kata Kiem Lain sambil tertawa hambar. Seandainya orang lain yang
mengenakannya tentu saja tidak cocok!
Nona, tahukah kau Liong-Ka tersebut terbuat dari apa? sela Be Boen Hwie.
Darimanakah Shen Bok Hong berhasil mendapatkan sisik2 tersebut budak kurang tahu,
tetapi yang jelas sisik2 itu terdiri dari benang2 serat yang dikumpulkan jadi satu dengan
daya pantul yang besar, bacokan golok serta pedang sukar untuk melukainya.
Dayang itu berpaling memandang sekejap ke arah Siauw Ling,menyaksikan sianak muda
itu mendengarkan dengan seksama ia melanjutkan kembali, Untuk membuat lima stel
pakaian Liong-Ka ini, Shen Bok Hong telah mengutus jago-jago kampungnya untuk
mengumpulkan ber-puluh2 orang tukang jahit tersohor dan bekerja selama tiga tahun
baru berhasil merampungkan lima stel pakaian tersebut, dari hal ini bisa disimpulkan
kalau barisan Lima Naga itu sangat diandalkan sekali!
Sungguh aneh sekali, mengapa orang2 itu tidak kuat menahan sebuah seranganpun?
timbrung Siang Hwie.
Disinilah letak kesulitan budak untuk memberi jawaban!
Orang itu tak kuat menahan sebuah seranganpun, meski hal ini mengherankan namun
lebih mencengangkan lagi adalah tak berkutiknya empat orang aneh yang lain. apa
sebabnya mereka berpeluk tangan belaka membiarkan rekannya terhajar? sambung Giok
Lan.
Siauw-heng sebenarnya jurus pedang apakah yang kau gunakan? akhirnya Be Boen
Hwie bertanya.
Kelihayan ilmu silat yang dimiliki Siauw Ling sudah cukup menggetarkan hati para jago,
karena dalam pertarungan melawan musuh makin lihat lawannya semakin lihay pula ilmu
silat yang diperlihatkan hal inilah yang membuat para jago menaruh curiga, mungkinkah
secara tiba-tiba Siauw Ling memperlihatkan kelihayannya.

Benarkah kau she Siauw? mendadak Suma Kan berseru.


Teringat barntuan yang diberikan orang asing ini sepanjang pertempuran yang barusan
terjadi sianak muda itu merasa tidak pantas kalau ia merahasiakan namanya lebih jauh,
maka ia manggut.
Cayhe adalah Siauw Ling! katanya
Dan dia adalah Siauw Ling yang cia dan tulen! sambung Be Boen Hwie.
Sun Put Shia yang selama ini membungkam dalam seribu bahasa tiba-tiba putar kepala
memandang Siauw Ling, lalu menegur, Apakah kau bernama Siauw Ling?
Tidak salah!
Tatkala Loohu turun dari gunung, nama besarmu sudah kudengar dan ternyata
kelihayanmu benar2 bukan nama kosong belaka!
Siauw Ling tahu yang dimaksudkan pastilah Siauw Ling gadungan alias Lan Giok Tong
namun iapun sadar masalah ini tidak gampang untuk dijelaskan maka iapun bungkam
dalam seribu bahasa.
Ayoh kita cepat berangkat. tiba-tiba Sie-poa emas Sang Pat berseru.
Kenapa? tanya Suma Kan tercengang.
Sudah tiba saatnya Shen Bok Hong menyelesaikan latihannya, sewaktu ia mengetahui
bahwa kita berhasil lolos dari perkampungan Pek Hoa San Cung, gembong iblis itu pasti
akan melakukan pengejaran
Belum selesai ia berkata terdengar suitan tajam berkumandang datang dari kejauhan
disusul suara derap kaki kuda bergema semakin mendekat.
Para jago yang hadir disana kebanyakan merupakan jago-jago kawakan, belasan ekor
kuda banyaknya, jelas pasukan pengejar dari pihak perkampungan Pek Hoa San Cung
sudah melakukan pengejaran.
Be Boen Hwie angkat kepala memandang sekejap keadaan disekelilingnya, lalu berseru,
Mari kita bergeser ke arah Timur-laut!
Tanpa banyak bicara ia memimpin jalan dan bergerak dengan cepatnya.
Siauw Ling tahu, perbuatan orang she Be itu tentu mengandung maksud tertentu, tanpa
bertanya lagi ia tarik tangan Sang Pat dan berkata, Mari kita berada dipaling belakang
untuk menyambut kedatangan mereka

Bagus! jawab Sang Pat sambil tertawa, Orang yang bergabung dengan pihak musuh
kebaynyakan merupakan jago-jago berhati keji, kita tak usah ajak mereka membicarakan
soal peraturan Bu-lim lagi.
Siauw Ling tidak paham dengan maksud ucapannya, terpaksa ia membungkam dalam
seribu bahasa.
Terdengar suara derap kaki kuda makin lama semakin mendekat, dibawah cahaya bintang
secara lapat2 tampaklah kuda2 jempolan bergerak mendekat dengan cepatnya.
Siauw Ling segera berjongkok dan memungut dua buah batu gunung siap disambit
keluar.
Sedangkan Sang Pat merogoh ke dalam sakunya ambil keluar sebuah kotak kumala,
membuka kotak tadi dan menebarkan isi kotak tersebut ke atas tanah.
saudaraku, apakah isi dari kotak itu? tanya Siauw Ling.
Ooouw.! hanya suatu permainan kecil, harap toako jangan mentertawakan!.
Menggunakan tentara tidak akan melupakan siasat, terhadap manusia2 rendah macam
mereka sudah tentu kita tak perlu menggunakan cara yang jujur!
Isi kotak kumala ini.
Mendadak orang she Sang itu membungkam.
Siauw Ling angkat kepala, tampaklah dua ekor kuda jempolan melampaui rombongan
mereka dan mendesak tiga empat tombak lebih ke depan, jelas Sang Pat tidak ingin
rahasianya diketahui musuh maka ia putus ucapannya ditengah jalan.
Dalam pada itu, dua ekor kuda jempolan tersebut sudah berlari diatas benda yang
disebarkan Sang Pat diatas tanah itu.
Tampak percikan cahaya api berkelebat disusul serentetan suara ringkikkan kuda
berkumandang memenuhi angkasa.
Ketika Siauw Ling menengok ke arah api, tampaklah cahaya api berwarna ke-hijau2an
sedang membakar kaki kuda itu.
Sewaktu orang yang ada dibelakangnya menyaksikan rekan didepannya mengalami
celaka buru-buru ia putar kudanya siap melarikan diri namun terlambat.
Terlihat cahaya api berkilauan memenuhi angkasa, seluruh tubuh kuda itu seketika
terbakar dengan hebatnya.

Dua orang jago yang menunggang diatas kuda jempolan itu buru-buru meninggalkan
kuda tunggangannya, mereka mencelat dua tombak jauhnya dari tempat kejadian dan
melanjutkan pengejaran dengan berlarian.
Suara ringkikkan yang memanjang bergema memecahkan kesunyian, kedua ekor kuda itu
meloncat2 kesakitan.
Ditengah malam yang gelap terlihatlah kobaran api berwarna hijau itu makin lama
berkobar semakin besar, dalam waktu singkat dua ekor kuda itu sudah terbakar mati.
Kuda2 pengejar dibelakang yang menyaksikan peristiwa ini sama2 tarik les kudanya
kemudian berputar dan melanjutkan pengejaran.
SUngguh sayang, sungguh sayang, seru Sang Pat Orang2 dari perkampungan Pek Hoa
San Cung benar2 sangat licik, seandainya mereka mengejar berbareng niscaya semua
pasukan akan terbakar habis.
Dalam pada itu dua orang lelaki kekar yang kudanya terbakar tadi sudah mengejar
hampir dekat dengan Siauw Ling berdua.
Sianak muda itu segera ayun pergelangan kanannya, dua butir batu melesat keluar
diiringi desiran tajam langsung menghajar ke arah dua orang itu.
Ditengah kegelapan yang mencekam tak mungkin bagi kedua orang itu untuk
menghindar, mereka terhajar telak terkena dan roboh.
Untung dalam kegelapan yang mencekam sulit bagi Siauw Ling untuk mengarah tepat
jalan darah, dengan demikian meski serangan bersarang ditubuh musuh namun bukan
tempat berbahaya.
Walaupun begitu kekuatan serangan Siauw Ling amat dahsyat sekalipun bukan tempat
bahaya yang terhajar, namun cukup membuat mereka kesakitan dan pengejaranpun
segera terhenti.
Kuda2 pengejar dari arah belakang dengan cepat menyusul mereka berdua dan
meneruskan pengejaran ke arah depan.
Sepasang mata Siauw Ling mengawasi sekejap keadaan disekeliling tempat itu lalu
kepada Sang Pat bisiknya, Dewasa ini kita semua sudah lapar, dahaga dan lelah, sukar
untuk melangsungkan pertarungan lagi, ditinjau dari gerak gerik pengejar2 itu rasanya
ilmu silat yang mereka miliki tidak lemah, seandainya kita bisa memilih suatu posisi yang
baik dan sempit, dengan kekuatan kita berdua rasanya tidak sulit untuk menghalangi jalan
pergi mereka.
Terlihatlah kuda2 itu laksana terbang sudah semakin mendekat, Siauw Ling berdua pun
dengan cepat kena disusul.

Jangan melibatkan diri dalam suatu pertarungan sengit seru Siauw Ling
memperingatkan. Cukup kita halangi perjalanan mereka dan jangan sampai merkea
berhasil melampaui kita, itu sudah cukup.
Tidak salah, tidak salah ucapanmu itu! sahut sie-poa emas Sang Pat sambil ambil
keluar senjatanya dari dalam saku.
Dari jawaban tersebut secara lapat2 Siauw Ling dapat mendengar bahwa napasnya tersengkal2, segera ia berpikir di dalam hati, Seandainya kami berdua sampai terkurung
kembali oleh boesu2 dari perkampungan Pek Hoa San Cung ini, niscaya dalam
pertarungan sengit yang kemudian berlangsung banyak jago-jago diantara kami bakal
roboh terluka ataupun binasa.
Sementara ia masih berpikir, mendadak terdengar suara Be Boen Hwie berkumandang
datang;
Siauw-heng, harap jangan bertempur lebih jauh
Siauw Ling segera loncat ketengah jalan menghalangi perjalanan para pengejar lalu
bentaknya
Saudata Sang Pat, cepat mundurlah lebih dahulu!
Sang Pat tahu ilmu silatnya sangat lihay, iapun tidak sungkan2 dan mengundurkan diri
lebih dahulu.
Dalam waktu singkat seekor kuda pengejar telah menerjang tiba, Siauw Ling ayun
telapaknya melancarkan sebuah babatan.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat meluncur kedepan, melihat datangnya
serangan orang yang ada diatas kudapun mendorong pula sepasang telapaknya menerima
datangnya serangan dengan keras lawan keras.
Daya serangan dari Siauw Ling amat dahsyat dalam suatu bentrokan yang maha dahsyat
orang itu terpental dan jatuh terbanting dari atas pelana kudanya.
Namun orang itu tidak lemah, ketika tubuhnya menempel diatas tanah ia segera melejit
dan melancarkan tubrukan kembali ke arah Siauw Ling.
Orang ini benar2 bandel dan tidak takut mati meskipun sudah terpental jatuh dari atas
pelana oleh serangan Siauw Ling, namun hatinya sama sekali tidak keder bahkan berani
melancarkan serangan kembali.
Dikala lelaki itu sedang menubruk ke arah Siauw Ling kembali ada dua orang
penunggang kuda menerjang tiba sepasang pedangnya langsung menyerang tubuh sianak
muda itu.

Bukan mundur sebaliknya Siauw Ling maju ke depan, mendadak ia menerjang dua
langkah ke muka meloloskan diri dari datangnya ancaman pedang yang muncul dari kiri
dan kanan, setelah itu dengan telapaknya ia sambut datangnya serangan lelaki itu.
Kali ini hawa murninya sudah disalurkan ke atas telapak, ,menanti sepasang telapak
saling membentur hawa murnipun segera meluncur keluar dengan dahsyatnya.
Terdengar lelaki itu mendengus berat, badannya mundur enam tujuh langkah ke belakang
dan roboh ke atas tanah.
Luka dalam yang ia derita kali ini parah sekali, untuk beberapa saat lelaki itu tak sanggup
bangun berdiri.
Walaupun Siauw Ling berhasil melukai seorang musuh, namun dengan adanya kejadian
ini maka empat lima orang pengejar telah keburu tiba.
Tampak cahaya golok berkilauan, hawa pedang memenuhi angkasa, dua bilah golok dan
dua bilah pedang secara serentak menyerang tiba.
Siauw Ling segera kirim telapak kirinya kedepan menggetar mundur musuh yang ada
disebelah kiri, sedangkan tangan kanannya berkelebat mencengkeram sebilah pedang
yang menuduk tiba, mentah2 ia seret orang itu jatuh dari atas kuda kemudian diiringi
sebuah tendangan kilat dari sianak muda itu, orang tadi mencelat dan roboh terjengkang
ke atas tanah.
Walaupun ilmu silat yang dimiliki sianak muda ini sangat lihay namun setelah
mengalami pertempuran sengit beberapa waktu lamanya, tak urung iapun merasa
kecapaian, ketika perhatiannya sedang dipusatkan untuk merampas senjata musuh, tibatiba punggungnya terasa amat sakit, sebuah tusukan telah bersarang ditubuhnya.
Sebetulnya Siauw Ling mempunyai hawa khiekang yang melindungi tubuhnya, tak
mungkin serangan bokongan bisa melukai tubuhnya, tetapi karena tenaganya sudah
berkurang setelah melangsungkan pertarungan seru, kedua ia lupa menyalurkan hawa
khie-kangnya, maka tusukan ini membuat ia menderita luka yang tidak ringan.
Siauw Ling segera putar pedangnya menyapu keluar.
Triiing. triing. triiing. diiringi suara dentingan yang amat nyaring, empat bilah
pedang berhasil ia sampok lepas semua.
Suara bentakan2 keras berkumandang dari arah depan, agaknya rombongan para jagopun
sudah berlangsung suatu pertarungan sengit.
Dalam keadaan seperti ini Siauw Ling tak bisa memikirkan luka diatas punggungnya lagi,
buru-buru ia salurkan haw murninya untuk mencegah lebih banyak darah mengalir

keluar. pedangnya berkelebat membentuk selapis bunga pedang, ditengah jeritan ngeri
seorang musuh roboh binasa.
Ia mulai melancarkan serangan kilat untuk cari kemenangan, serangan2 yang
dilancarkanpun mengugnakan jurus yang aneh dan sakti.
Suara rintihan berkumandang saling susul menyusul, dalam sekejap mata kembali Siauw
Ling sudah melukai lima orang dan berhasil lolos dari kepungan.
Ia paling menguatirkan keselamatan orang tuanya, maka tiada kegembiraan sama sekali
untuk bergebrak lebih jauh, sambil mengempos tenaga tubuhnya lari ke arah depan.
Setelah berlarian beberapa waktu dan melewati sebuah tikungan, sianak muda itu melihat
banyak sekali sahabat2 kangouw dengan senjata terhunus sedang melangsungkan
pertarungan sengit melawan para pengejar dari perkampungan Pek Hoa San Cung.
Dalam sekilas pandang, Siauw Ling kenali diantara para jago iBu-lim terdapat Pat-ChiuSin-Liong sinaga sakti berlengan delapan Toan Bok Cheng serta gadis berbaju hijau yang
cantik namun serius, disamping itu terdapat pula sipendekar pincang Ciang Toa Hay
beserta dua orang muridnya.
Lima orang itu berdiri berjejer didepan menghadang musuh yang mengejar datang.
Dibelakang mereka berdiri pula seorang jagoan berbaju merah dan bersenjata HweeLion-Pang dia bukan lain adalah Sam-Yang-Sin-Tan sipeluru sakti Liong Koei Cang.
Sejak semula Be Boen Hwie sudah menanti disisi kalangan, sewaktu melihat Siauw Ling
berlari mendekat buru-buru serunya ;
Cepat lari kemari, makanlah sedikit dan segera beristirahat!
Siauw Ling lari ke arah depan, Toan Bok Ceng segera menyingkir kesamping memberi
jalan buat sianak muda itu untuk menerjang masuh kedalam.
Buru-buru Be Boen Hwie membawa Siauw Ling berputar ke dalam sebuah tikungan
sambil berkata ;
Cepatlah beristirahat dan makan.
Mendadak ia menemukan darah membasahi tubuh sianak muda itu, segera serunya
tercengang;
Kau terluka?

Ia tahu ilmu silat yang dimiliki Siauw Ling sangat lihay, dalam pertarungan sengit yang
terjadi di dalam perkampungan Pek Hoa San Cung pun ia tidak terluka, tentu saja
menghadapi para pengejar yang tidak lihay, tak mungkin ia bisa terluka.
Mula2 ia anggap darah diatas tubuhnya merupakan darah musuh yang mengotori bajunya
namun setelah dilihat lebih jauh ia merasa keadaan tidak beres, ia temukan diatas
punggung sianak muda itu terdapat sebuah mulut luka dan darah mengucur keluar tiada
hentinya dari sana.
Siauw Ling merasakan sepasang kakinya jadi lemas, buru-buru ia gunakan pedang untuk
menahan tubuhnya, dan per-lahan-lahan duduk ke atas tanah.
Ternyata setelah Be Boen Hwie mengungkap soal luka, Siauw Ling baru sadar bahwa
darahnya sudah banyak yang mengalir keluar, maka setelah ketegangan mengendor
pertahanan badanpun jadi lemah.
Pada waktu itu para jago sama2 beristirahat sambil bersantap mereka berharap kesehatan
serta kekuatan mereka cepat pulih kembali seperti sedia kala sehingga daya tempur
didapatkan kembali.
Berita terlukanya Siauw Ling dengan cepat tersiar keluar, mula2 Kiem Lan yang datang
menghampiri sambil bertanya dengan nada cemas ;
Beratkah lukamu?
Aah tidak mengapa!
Siangkong, kau harus menanggung keselamatan kami semua, maka kau harus baik2
menjaga kesehatan badan, dimanakah letak mulut lukamu? cepat bawa kemari, biarlah
kubalut dan beri obat!
Kalau begitu aku harus merepotkan dirimu seru Siauw Ling sambil per-lahan-lahan
putar badan.
Menyaksikan mulut luka yang terbentang diatas punggungnya sangat dalam, Kiem Lan
semakin kuatir, diam2 ia berdoa ;
Semoga saja jangan sampai melukai jantung atau tulangnya.
Dengan sapu tangan ia segera membalut mulut luka itu dengan teliti dan seksama.
Dalam pada itu para jago yang sedang beristirahat sama2 menghampiri sianak muda itu
tatkala mereka mendengar berita tersebut.
Menyaksikan kekuatiran semua orang, Siauw Ling malahan merasa kurang tenteram, ia
segera berseru ;

Pada saat ini waktu berharga bagaikan emas, setiap saat kemungkinan besar kita akan
bergebrak melawan para jago dari perkampungan Pek Hoa San Cung, luka yang cayhe
derita lirih sekali dan tak perlu cuwi kuatirkan.
Tiba-tiba ia tidak menemukan Sun Put Shia ada diantara para jago, wajahnya nampak
tertegun.
Menyaksikan perubahan air muka Siauw Ling, Kiem Lan tercengang.
Siangkong, bagian mana yang kurang beres? segera tegurnya.
Apakah cuwi sekalian tidak berjumpa dengan Sun Put Shia Loocianpwee?. tanya
sianak muda itu seraya putar sinar matanya ke atas wajah Be Boen Hwie.
Para jago tertegun dan saling berpandangan dengan mulut melongo.
Ternyata di dalam keadaan lapar, dahaga dan lelah para jago tiada berkesempatan untuk
memikirkan orang lain, maka mereka tidak tahu sejak kapan Sun Put Shia melenyapkan
diri.
Ilmu silat yang dimiliki pengemis tua ini lihay sekali ujar Suma Kan cepat, Aku rasa
tak mungkin ia jumpai mara bahaya. cuwi sekalian tak perlu terlalu menguatirkan
keselamatannya!
Aaaai. namun luka dalam yang ia derita sangat parah!
Terdengar jeritan ngeri berkumandang datang seorang lelaki kekar berusia tiga puluh
tahunan dengan tangan kanan mencekal pedang, seluruh badan berlepotan darah buruburu lari mendekat,
Sang Pat segera loncat bangun, tangan kanannya berkelebat cepat menotok dua buah
jalan darah dibahu kiri orang itu.
Siauw Ling berpaing, ia segera kenali orang itu sebagai murid pendekar pincang Ciang
Toa Hay. ketika itu sebuah lengan kirinya sudah dibabat orang sampai putus dua bagian,
meskipun Sang Pat telah menotok dua buah jalan darahnya untuk menghentikan darah
yang mengalir keluar namun darah segar masih mengucur keluar tiada hentinya.
Dengan pedangnya orang itu menahan sang tubuh yang hendak roboh ke atas tanah, lalu
ujarnya.
Suhu memerintahkan cayhe untuk beri kabar kepada cuwi sekalian, harap kalian segera
berangkat sebab bala bantuan dari pihak perkampungan Pek Hoa San Cung makin lama
datang semakin banyak, walaupun suhu serta Toan Bok Loocianpwee telah
mempertahankan kedudukan dengan segenap tenaga, namun disebabkan lebih lama,
harap cuwi sekalian cepat-cepat berangkat.

Sehabis mengucapkan kata2 itu, ia tak kuat menahan diri dan segera roboh ke atas tanah.
Para jago adalah tokoh2 Bulim nomor wahid, selesai bersantap dan beristirahat sejenak,
semangat serta tenaga merekapun telah pulih kembali seperti sedia kala.
Be Boen Hwie tampil kedepan membopong lelaki itu kemudian berseru ;
Siapakah diantara cuwi sekalian membawa obat luar luka yang mujarab?
Aku sipencuri tua punya obat tersebut jawab Sipencuri Sakti Siang Hwie sambil maju
kedepan dengan langkah lebar, dari sakunya ia ambil keluar obat luka luar, merobek
secarik kain lalu membalutkan luka orang itu.
Jago-jago yang hadir ketika itu, sebagian besar merupakan pentolan2 Bulim satu daerah,
pada hari2 biasa mereka berwatak tinggi hati dan sombong, jangan harap mereka suka
mengobati luka orang dengan turun tangan sendiri.
Namun situasi pada saat ini jauh berbeda, hal mana membuat manusia nagkuh itu punya
perasaan menanggulangi bencana bersama, mereka sudah melupakan soal nama,
kedudukan serta tabiatnya yang angkuh.
Tampak Hong Coe menghampiri seraya berkata ;
Be-ya, serahkan saja orang menderita luka parah ini kepada budak!
Menyaksikan kekompakan serta rasa gotong royong dari para jago Be Boen Hwie segera
mendongak dan tertawa terbahak2.
Haaaa. haaa. seandainya para jago dikolong langit bisa bersatu padu dan bekerja
sama semacam kita ini hari, sekalipun silat Shen Bok Hong sepuluh kali lipat lebih
hebatpun tak usah kita takuti lagi!
Suma Kan yang selama ini membungkam disisi kalangan tiba-tiba ambil keluar senjata
gelang emasnya dan berseru ;
Siapakah diantara cuwi sekalian suka mengikuti siauw-te untuk pergi menghadang
datangnya bala bantuan dari pihak musuh?
Aku sipencuri tua akan mengiringi kehendakmu! sahut Siang Hwie.
Mereka berdua segera enjotkan badan dan berlalu untuk membantu para jago bertempur
melawan musuh.
Sepeninggalnya kedua orang itu Be Boen Hwie angkat kepala memandang sekejap situasi
disekeliling tempat itu, lalu ujarnya.

Kurang lebih lima li didepan sana, cayhe telah mengatur persiapan jebakan kedua, asal
kita bisa melanjutkan perjalanan sejauh lima li lagi maka kita bakal bertemu dengan para
jago yang telah dipersiapkan di pos kedua itu.
JILID 25
Bala bantuan dari perkampungan Pek Hoa San Cung mengalir datang tiada hentinya, sela
Sang Pat. Meskipun Toan Bok Cheng sinaga sakti berlengan delapan serta Ciang Toa
Hay sipendekar pincang sekalian telah dibatnu oleh Suma Kan serta Siang Hwie, rasanya
merekapun tak bisa bertahan terlalu lama.
Tentang soal ini cayhe sudah bikin persiapan entah bagaimana keadaan luka Siauwheng? apakah sudah dapat berjalan?
Aaah, tidak mengapa Kiem Lan nyeletuk, Seandainya ia tak sanggup berjalan sendiri,
biarlah kugendong.
Tak usah merepotkan dirimu seru Siauw Ling sambil meloncat bangun dari atas tanah.
Luka kecil diluar kulit ini tidak terhitung seberapa!
Siauw-heng, kau harus berjaga diri demi keselamatan seluruh umat Bu-lim dikolong
langit, jangan terlalu memaksa. kata Be Boen Hwie memperingatkan.
Tidak perlu dikuatirkan! dengan langkah lebar ia lantas maju kedepan.
Sang Pat serta Kiem Lan dengan cepat membuntuti disisi kiri dan sisi kanan sianak muda
itu.
Suara bentakan keras serta jeritan ngeri berkumandang datang tiada hentinya, jelas
pertarungan sengit yang berlangsung antara kedua belah pihak berjalan dengan amat
serunya.
Walaupun Siauw Ling ada maksud untuk putar badan memberi bantuan kepada para jago,
namun luka dipunggungnya terasa amat sakit sekali, sadarlah sianak muda ini bahwa ia
tak punya tenaga untuk bertempur lebih jauh, tak terasa sambil menghela napas panjang
lambat2 melanjutkan perjalanan ke arah depan.
Dalam sekejap mata lima li sudah dilewati, dihadapan mereka terbentang sebuah jalan
raya yang melintasi sebuah selat sempit dijepit oleh dua buah bukit yang menjulang
tinggi keangkasa didepan mulut selat berdiri seorang lelaki kekar bercambang.
Siauw Ling kenali orang itu sebagai Lam-Ih Poh Thian Seng.
Poh-heng, apakah semua persiapan telah selesai? tegur Be Boen Hwie sambil maju
kedepan dan menjura.

Semua persiapan telah selesai, silahkan Be-heng serta cuwi sekalian beristirahat
ditikungan bukit sana, kami telah siapkan makanan buat cuwi semua serta kuda2
jempolan sebagai ganti kaki.
Aaah, ternyata mereka sudah bikin persiapan yang cermat pikir Siauw Ling diam2.
Entah rencana siapa ini..
Sementara masih berpikir, para jagopun telah melewati dua buah bukit yang tinggi dan
menembusi selat sempit tersebut, setelah melewati selat tadi pemandangan secara tibatiba berubah.
Tampaklah dihadapan mereka terbentang sebuah tanah rumput yang sangat luas,
ringkikan kuda berkumandang tiada hentinya. Tidak salah lagi disitu benar2 sudah
tersedia puluhan ekor kuda jempolan lengkap dengan pelananya.
Silahkan Siauw-heng serta cuwi sekalian beristirahat sebentar ditempat ini bisik Be
Boen Hwie lirih. Siauw-te akan menyambut para jago yang sedang mengundurkan diri
dari pos pertama.
Setelah beritirahat beberapa waktu, siauw-te merasa kesehatan badanku telah pulih
kembali, aku siap mengikuti Be-heng berangkat kesitu sambung Siauw Ling.
Kami telah siapkan tanda yang saling berhubungan tak usah kita lari balik lagi kesana,
siauwte tidak berani merepotkan diri Siauw-heng
Aaaai. demi aku Siauw Ling cuwi sekalian harus bertempur mati2an, mana boleh aku
tetap berpeluk tangan belaka?
Tetapi luka Siauw-heng.
Tak usah kau kuatirkan!
Be Boen Hwie merasa kurang leluasa untuk menghalangi niatnya lagi, terpaksa ia
menyahut ;
Boleh, boleh saja kalau Siauw-heng ingin turun melihat keadaan, namun lebih baik
jangan turun tangan.
Cayhe akan ikut berangkat guna melindungi toako seru Sang Pat sambil bangun
berdiri.
Sebetulnya Siauw Ling ingin mencegah, namun menyaksikan ketulusan hatinya terpaksa
ia membungkam.
Demikian tiga orang itu segera lari kemulut selat, dimana situasi-pun telah berubah sama
sekali.

Ketika itu dimulut selat telah bertambah dengan empat lima orang jago bersejatakan
terhunus.
Sekilas memandang para jago disana, Siauw Ling segera kenali hampur separuh dari
antara mereka.
Pemuda ganteng berpakaian berkabung yang ada dipaling kiri mencekal sebilah pedang
yang panjangnya tidak sampai dua depa, dia bukan lain adalah putra dari ciangbunjien
Thay-Khek-Boen aliran Selatan yang tersohor akan ilmu pedang Hwee-Hong-Cap-PweeKiam, Sak Hong Sian adanya.
Disisi Sak Hong Sian berdiri seorang kakek berusia lima puluh tahunan yang berdiri
dengan angker, dia bukan lain adalah Tiam Koen dari perguruan Thay-Kek-Boen aliran
selatan pula.
Kemudian adalah seorang kakek berbaju yang menyoren pedang, secara lapat2 Siauw
Ling kenali orang itu sebagai Tang Kong Seng dari perguruan It-Heng-Boen.
Orang yang paling kiri dan berdiri disisi Poh Thian Seng punya perawakan tinggi besar,
wajahnya merah dan dipinggangnya tersoren palu berantai perak. membawa gendewa
serta anak panah, dia bukan lain adalah sin-Ciam-Ceng-Kan-Koen, sipanah sakti yang
menggetarkan jagad Tong Goan Khie.
Kecuali lima orang jago yang menghadang di depan selat, dibalik batu karang sisi bukit
tampak bayangan manusia berkelebat kesana kemari jelas disanapun sudah siap jago-jago
lihay.
Suatu ingatan berkelebat dalam benak Siauw Ling pikirnya ;
Kiranya mereka bersembunyi dibalik semak belukar dibelakang dinding bukit itu tidak
aneh kalau aku tak berhasil menemukan jejak mereka.
Tong-heng silahkan melepaskan tanda rahasia dan panggil mereka agar segera
mengundurkan diri seru Be Boen Hwie.
Tong Goan Khie mengiakan ia ambil keluar anak panah lalu dipasang diatas gendewa
kemudian melepaskan panah bersuara tersebut ketengah angkasa.
Bluumm.! tatkala anak panah tadi meluncur keangkasa mendadak meledak dan
menciptakan segulung asap berwarna putih.
Orang perkampungan Pek Hoa San Cung bertempur dengan cara mengerubut, harap cuwi
sekalian tak usah sungkan2 dan turun tangan keji terhadap mereka, bisa membunuh
seorang binasakan orang2 itu! seru Be Boen Hwie lagi dengan suara berat.

Ehmm, aku tahu, Poh Thian Seng mengangguk. sialhkan Be-heng beristirahat,
persoalan ditempat ini tak perlu anda kuatirkan akan kami selesaikan sekuat tenaga.
Baiklah siauwte hanya akan menonton dari balik batu karang pokoknya aku tidak bakal
turun tangan!
Kalau begitu silahkan mengikuti Siauwte?
Tiba-tiba orang she Poh itu angakat tangannya ke atas kepala dan membuat kode satu
lingkaran.
Para jago yang sedang menhadang ditengah jalan dengan cepat menggeserkan tubuhnya
masing-masing bersembunyi dibalik semak belukar dibelakang batu karang itu.
Siauw Ling serta Sang Pat mengikuti dibelakang Be Boen hwie, dibawah petujuk Poh
Thian Seng langsung menuju ke belakang batu karang di sebelah kanan bukit.
Kiri kanan serta muka belakang batu karang itu penuh tumbuh rumput lebat sehingga
tempat tersebut amat rahasia dan tertutup, lagi pula medan penglihatan dari atas sangat
luas.
Baru saja beberapa orang itu menyembunyikan diri tampaklah empat ekor kuda laksana
kilat berlari mendekat.
Aaah mereka telah berhasil menerobos hadangan2 yang kita pasang pada pos
pertama. seru Be Boen Hwie dengan suara lirih.
Kalau begitu bagaimana kalau kita lukai dahulu beberapa orang diantara mereka agar
orang itu tahu rasa?
Ia pertinggi suaranya dan melanjutkan.
Tong-heng orang2 yang ada diatas kuda merupakan boe-su dari pekampungan Pek Hoa
San Cung harap Tong-heng tak usah sungkan2 dalam melancarkan serangan.
Dari situasi yang dihadapinya ini, Siauw Ling mengerti dalam kelompok Bu-lim lapisan
kedua ini Poh Thian Seng-lah pemimpinnya.
Sementara ia berpikir, desiran anak panah menderu2, boe-su yang berada dikuda pertama
mendadak menjerit ngeri dan roboh ke atas tanah
Gelar sipanah sakti dari Tong Goan Khie benar2 bukan nama kosong belaka puji Siauw
Ling dalam hati. Jarak sejauh inipun masih bisa dicapai dengan anak panahnya begitu
hebat.

Desiran tajam berkumandang tiada hentinya, kembali beberapa batang anak panah
menembusi angkasa meluncur kedepan.
Agaknya para boesu diatas kuda itu sudah waspada, mereka segera menyebarkan diri dan
menerjang kedepan.
Kendati reaksi mereka cukup cepat dalam menghadapi situasi tersebut, tak urung mereka
terlambat juga selangkah, kembali seorang lelaki kekar roboh terjengkang dari atas kuda
termakan anak panah itu.
Dua orang penunggang terakhir dari perkampungan Pek Hoa San Cung itu sama sekali
tidak dibikin gentar karena menyaksikan rekannya terluka, bukannya mundur mereka
malah melarikan kudanya semakin kencang untuk menerjang datang.
Be-heng, harap kau suka menonton jalannya pertarungan dari sini, siauw-te akan turun
tangan menghadang musuh itu bisik Poh Thian Seng.
Poh-heng, silahkan melaksanakan tugasmu!
Poh Thian Seng tersenyum, ia loncat turun dari tempat persembunyiannya dan langsung
menuju kemulut selat.
Dalam pada itu dari balik semak belukar di belakang batu cadas secara beruntun para
jago munculkan diri dan menghadang jalan pergi boesu2 tersebut.
Sak Hong Sian ciangbunjien dari pergurunan Thay-Khek-Bun aliran selatan turun tangan
lebih dahulu pedang pendeknya dikebaskan langsung menyerang seseorang yang ada
disebelah kiri.
Serangannya dilancarkan cepat laksana kilat cahaya pedang berkelebat memenuhi
angkasa.
Orang yang ada diatas kuda adalah seorang lelaki berbaju serba hijau, melihat datangnya
serangan dia tarik kudanya untuk menghindar, kemudian ambil kesempatan itu dia cabut
keluar golok Yan Ling-to yang tersoren di punggungnya.
Serangan pertama mengenai sasaran kosong Sak Hong-sian melancarkan serangan yang
kedua.
Ternyata ilmu silat yang dimiliki lelaki berbaju hijau itu tidak lemah goloknya segera
disabet ke luar sehingga membawa deruan angin tajam terjadilah suatu pertarungan yang
seru melawan Sak Hong Sian.
Pemuda she Sak itu melancarkan babatan berulang kali namun mereka tetap
mempertahankan posisi sama kuat hal ini membuat hatinya sangat gelisah pedangnya
diputar semakin kencang.

Terdengar Tiam Koen berbisik lirih, Ilmu silat aliran Thay Kheh Bun kami
mengutamakan tenang menghadapi gerak apabila Ciangbunjien bernapsu dan mengikuti
emosi maka hal ini merupakan suatu pelanggaran besar terhadap pantangan perguruan
kami.
Tidak salah lagi setalah Sak Hong-sian menjadi tenang dan bertarung dengan hati mantap
serangan pedangnya tampak semakin dahsyata dan semakin membahayakan.
Beberapa kali lelaki berbaju hijau itu ingin turun dari kudanya namun setiap kali kena
dipaksa oleh ujung pedang Sak Hong-sian sehingga tak mungkin baginya untuk turun.
Dikala Sak Hong-sian untuk turun tangan Tang Kong-seng dari It-Heng-bun pun ikut
turun tangan menyerang lelaki lain dari perkampungan Pek Hoa San Cung itu.
Tang Kong-seng seorang jago kawakan yang punya banyak pengalaman dalam
menghadapi serangan musuh serangan2 yang dilontarkan mengandung kekerasan
diantara kelembutan inilah letak keistimewaan dari ilmu silat perguruan It-Heng Boen.
Setelah bergebrak puluhan gebrakan dua orang lelaki berbaju hijau itu mulai tak sanggup
mempertahankan diri Sak Hong-sian mendapat hasil lebih dahulu, sekali tusuk ia lukai
kuda jempolah milik lawannya.
Kuda itu terluka dan meringkik panjang sepasang kaki depan pun segera diangkat ke atas.
Lelaki berbaju hijau itu babat goloknya dengan jurus Lek Peng Thian Lam atau
mendobrak hancur langit selatan, ia tutup tubuh sendiri rapat2 kemudian loncat turun dari
atas kuda.
Tentu saja Sak Hong Sian tidak akan membiarkan dia meloloskan diri, badannya maju
mendesak, pedangnya menangkis miring babatan golok lawan kemudian telapak kirinya
diayun kemuka.
Serangan ini datangnya tepat pada saatnya, baru saja lelaki itu meloncat turun dari atas
kuda dan belum mencapai permukaan tanah, serangan sianak muda itu sudah meluncur
tiba.
Bruuk. dengan telah serangan tadi bersarang diatas punggung sebelah kiri lelaki itu.
Terdengar orang itu mendengus berat, tak kuasa badannya roboh kedepan.
Sak Hong Sian meloncat kedepan mengirim sebuah tusukan, ujung pedangnnya segera
menembusi dadanya, darah segar mengucur keluar dengan derasnya membasahi lantai,
suatu tendangan susulan membuat mayat lelaki tadi mencelah jauh dari sisi kalangan.
Pada saat itu Tang Kong Seng telah mengeluarkan jurus ampuh perguruan It Heng Bunnya yaitu jurus Cion-Lang-Tiap-Poo atau ombak menggulung riak membuih, cahaya

pedang berlapis-lapis menyilaukan mata seketika itu maka ia membelah tubuh lelaki jadi
dua bagian.
Beberaoa orang itu mempunyai dendam sakit hati sedalam lautan dengan Shen Bok
Hong, maka dari itu terhadap setiap anggota perkampungan Pek Hoa San Bung
merekapun membenci sampai merasuk ke tulang, setiap serangan dilancarkan pasti keji
dan telengas.
Ketika kedua orang itu berhasil membinasakan musuh2nya, dari atas jalan raya melayang
datang enam tujuh sosok bayangan manusia dengan cepatnya.
Dibelakang bayangan manusia itu dengan kencang mengikuti puluhan orang Boesu
berbaju hitam.
Orang yang melarikan diri paling depan tiada hentinya melepaskan senjata rahasia untuk
menghadang pengejaran boesu2 berbaju hitam itu.
Tong Goan Khie segera pentang gendewa melepaskan anak panah, dalam sekejap mata
tiga orang Boesu berbaju hitam telah roboh binasa termakan anak panah tersebut.
Beberapa saat kemudian, para jago telah makin mendekati mulut selat pos kedua.
Siauw Ling yang bersembunyi dibelakang batu dapat melihat Ciang Toa Hay serta Toan
Bok Cheng telah berubah jadi manusia darah, Sam-Yang-Sin-Tan sipeluru sakti Liok
Koei Cang dengan tangan kanan membawa senjata Hwie-Liong Pang, lengan kirinya
telah basah oleh darah, agaknya iapun menderita luka yang sangat parah.
Dalam keadaan terluka sinaga sakti berlengan delapan Toan Bok Cheng masih
melepaskan juga senjata rahasianya untuk menghadang jalan maju musuh2 itu.
Sigadis berbaju hijau yang berwajah dingin dan agung itu, saat ini keadaannya
mengerikan, rambut panjangnya terurai dan seluruh badannya penuh berlepotan darah.
Disamping itu terdapat pula seorang pemuda berusia dua puluh tahunan yang
bersenjatakan pedang, agaknya pahanya terluka sehingga sewaktu berlari lagaknya mirip
sedang me-lompat2.
Suma Kan serta Siang Hwie berada dibarisan paling belakang, sambil bertempur mereka
mundur terus ke belakang.
Cukup ditinjau dari keadaan beberapa orang itu, jelaslah sudah bahwa pertempuran yang
barusan berlangsung tentu amat mengerikan.
Poh Thian Seng menyingkir kesamping memberi jalan lewat buat Ciang Toa Hay sreta
Toan Bok Cheng sekalian lewat, kemudian membentak keras dan lintangkan badannya
menghadang jalan pergi boesu2 dari perkampungan Pek Hoa San Cung itu.

Empat lima orang boesu yang sedang melakukan pengejaran segera berhenti mereka
terperanjat tatkala menyaksikan dihadapan mereka kembali muncul hadangan para jagojago tangguh.
Poh Thian Seng mendongak, ia temukan boesu berbaju hitam yang berkumpul disitu
makin lama semakin banyak, dalam sekejap mata puluhan orang sudah berkumpul disitu,
dari tempat kejauhan pun debu mengepul, agaknya terdapat ber-puluh2 ekor kuda sedang
berlari mendatang.
Dalam pada itu Tong Goan Khie sudah masukkan kembali gendewa serta anak panahnya,
ia lepaskan senjata bandulan berantainya siap menghadapi musuh.
Sak Hong Sian, Tang Kong Seng, Tiam Koen sekalian berlima berdiri berjajar ditengah
jalan, dengan begitu selat yang lebarnya cuma beberapa tombak tadi seketika tersumbat
sama sekali.
Dalam waktu singkat empat lima puluh orang Boesu berbaju hitam telah berkumpul
disana dengan senjata terhunus, semua aneh sekali, mereka tidak segera melancarkan
serangan se-akan2 sedang menantikan sesuatu.
Siauw Ling yang dapat menyaksikan keampuhan serta pengaruh perkampungan Pek Hoa
San Cung diam2 menghela napas panjang pikirnya,
Shen Bok Hong betul2 seorang manusia yang luar biasa, cukup ditinjau dari
keberhasilannya mendidik boesu begitu banyak apabila tidak memiliki kecerdikan serta
kewibawaan yang besar, mungkin sulit untuk melaksanakannya.
Siauw Ling pernah bergebrak melawan boesu2 tersebut, walaupun ilmu silat mereka ada
yang lihay namun ada pula yang cetek, tapi kalau ditarik kesimpulan mereka semua boleh
terhitung sebagai jago-jago kangouw kelas wahid.
Terlihatlah sewaktu Ciang Toa Hay serta Toan Bok Cheng berhasil melewati pertarungan
para jago dan berjalan doa tombak lebih kedepan tiba-tiba mereka roboh terjengkang ke
atas tanah.
Kiranya setelah melangsungkan pertarungan sengit beberapa saat lamanya dan menderita
luka parah dipelbagai tempat, sebetulnya mereka berdua sudah tidak tahan, namun
dengan andalkan tenaga dalam hasil latihan sepuluh tahun dengan paksakan diri mereka
masih sanggup mempertahankan diri, tetapi setelah lewat dari medan yang penuh dengan
bahaya, ketegangan merekapun semakin mengendor, dalam keadaan seperti ini hawa
murni segera buyar dan merekapun roboh ke atas tanah.
Aaaai. sinaga sakti berlengan delapan Toan Bok Cheng serta sipendekar pincang
Ciang Toa Hay merupakan jago-jago kelas satu dalam dunia persilatan yang punya nama
terkenal, sungguh tak nyana saat ini harus menderita luka seperah itu ujar Sang Pat
sambil menghela napas panjang.

Sementara ia ada maksud bangun berdiri dan membopong kedua orang itu menyingkir
dari sana, tiba-tiba dari balik semak disisi selat muncul dua orang lelaki kekar yang
segera membopong kedua orang tua itu masuk ke dalam rerumputan.
Dalam pada itu Sipadri pemabok serta pengemis kelaparan yang bersemedi dibelakang
bukit telah selesai dengan latihannya, namun sewaktu menyaksikan luka yang diderita
Toan Bok Ceng mereka saling berpandangan dan menghela napas sedih.
Luka yang diderita Siauw Ling tidak enteng kata Sipengemis kelaparan kemudian
dengan suara lirih ; Apabila ia harus turun tangan lagi mungkin mulut lukanya akan
pecah, sejak pertarungan yang berlangsung barusan ini secara lapat2 kita bisa merasakan
bahwa dia adalah satu satunya lawan paling tangguh dari Shen Bok Hong, demi kesel
amatan umat Bulim dikemudian hari, kita tak boleh membiarkan dia sampai menderita
lagi.
Tidak salah! Sipadri pemabok manggut sambil bangun berdiri. Kita harus pergi kesitu
dan menasehati dirinya agar jangan turun tangan lagi.
Ia merandek lalu tertawa getir dan menyambung ;
Aku rasa luka yang diderita Sun Put Shia. Tiang-loo dari Kay Pang tidak enteng, cuma
dikarenakan ia malu memperlihatkan luka tersebut dihadapan para jago maka ia berlalu
seorang diri. Aai.! semoga saja ia pandai menyembunyian diri sehingga jejaknya tidak
sampai ditemukan oleh orang2 perkampungan Pek Hoa San Cung.
Sepanjang hidupnya entah sudah berapa banyak pengalaman seram yang mereka jumpai,
boleh dikata mereka adalah jago kawakan yang banyak pengalaman, namun hati mereka
dibikin keder juga setelah mengalami pertempuran sengit di dalam perkampungan Pek
Hoa San Cung.
Sipengemis kelaparan berpaling memandang sekejap ke arah Giok Lan sekalian, lalu ia
berseru ;
Nona, harap kau suka baik2 merawat luka yang diderita oleh dua orang itu!
Habis berkata ia bangkit berdiri dan berlalu ber-sama2 sipadri pemabok.
Sementara itu situasi diluar mulut selatpun kembali terjadi perubahan, para bow-su
berbaju hitam yang datang dari perkampungan Pek Hoa San cUng telah membentuk
sebuah barisan didepan sana, namun barisan itu tidak segera melancarkan serbuan
sebaliknya se-akan2 sedang menunggu kedatangan seseorang.
Siauw Ling berpaling sekejap ke arah Be Boen Hwie lalu ujarnya.

Be-heng, jumlah musuh jauh lebih besar daripada kekuatan kita, tidak pantas kalau kita
melawan dengan kekerasan, lebih baik kita mencari sebuah akal bagus untuk
mengundurkan musuh tangguh itu?
Aaai.! kecuali anak murid Kay-pang serta partai Siauw-lim yang dapat mengimbangi
kekuatan dari perkampungan Pek Hoa San Cung mungkin partai lain tidak mempunyai
begitu banyak murid yang bisa memberi perlawanan terhadap serangan2 mereka bisik
Be Boen Hwie sembil menghela napas panjang.
Maksud dari ucapan tersebut sudah jelas sekali, ia sudah tidak punya keyakinan untuk
kmerebut kemenangan dari pertarungan yang bakal berlangsung nanti.
Teringat betapa ngeri dan berbahayanya situasi mereka sewaktu bertempur setengah
malaman dalam perkampungan Pek Hoa San Cung diam2 Siauw Ling bergidik dia sadar
apabila Soen Put Shia tidak membantu dirinya niscaya lebih banyak jago yang akan
gugur dalam perkampungan tersebut ia lantas menghela napas panjang.
Apabila Beheng dapat berusaha untuk menghubungi partai2 besar dan ajak mereka untuk
bekeraja sama
Sembilan partai besar memang bersumber dari satu aliran namun pendapat tiap perguruan
masing masing berbeda tukas Be Boen Hwie sambil menggeleng. Lagipula belum
sampai beberapa tahun Siauw-te berkelana dalam dunia persilatan. Sembilan partai besar
tidak akan pandang sebelah matapun terhadap diri Siauw-te.
Sementara mereka masih berbicara, tiba-tiba dari balik bukit melayang datang dua sosok
bayangan manusia.
Dengan ketajaman mata Siauw Ling sekilas pandang ia segera kenali orang itu sebagai
Chan Yap Cheng dari partai Bu-tong ia kenakan pakaian ringkas dengan sebilah pedang
tersoren di pinggang.
Di samping kanan Chan Yap Ceng adalah seorang lelaki kekar bercambang, bermata
gede, berwajah persegi dan sangat berwibawa, dia adalah pendekar kedua dari TiongLam siang-HIap Theng It Loei adanya.
Siauw-heng, sudah kau lihat lelaki bercambang itu? bisik Be Boen hwie lirih.
Orang itu adlaah Theng It Loei pendekar kedua dari Tiong-Lam-Siang-Hiap, sedangkan
sianak muda yang jalan disisinya pun bukan manusia sembarangan, diapun seorang
pendekar sejati
Entah siapakah orang itu? apakah kau kenal?
Kenal, dia adalah sute dari Boe-Wie Tootiang Chan Yap Cheng adanya!

Ooouw.! kiranya Chan thayhiap, sudah lama suaiwte mendengar nama besarnya.
Kedatangan mereka berdua tentu hendak membantu kita untuk menghadapi serangan
musuh.
Aku dengar antara partai Bu-tong dengan pihak perkampungan Pek Hoa san Cung
pernah mengikat tali permusuhan?
Tidak salah
Perduli kedatangannya untuk membantu atau cuma menonton, sudah sepantasnya kalau
kita sambut kedatangannya.
Tidak salah, memang seharusnya begitu.
Be Boen Hwie segera bangkit berdiri dan menyambut kedatangan kedua orang itu dengan
langkah lebar, setelah menjura segera tegurnya.
Theng ji-hiap, selama berpisah apakah kau dalam keadaan sehat saja? masih kenalkan
dengan cayhe Be Boen Hwie?
Theng It Loei balas memberi hormat lalu menjawab ;
PErbuatan Be-heng masuh ke dalam perkampungan Pek Hoa San cung, dewasa ini
sudah tersiar keseluruh dunia persilatan, keberanian serta kegagahanmu sungguh
membuat cayhe merasa kagum
Aaai.! apabila dibicarakan sungguh menyesal sekali.
Haa. haa. haa. orang lain mungkin tidak tahu akan kelihayan perkampungan Pek
Hoa San Cung, namun siauwte mengetahui jelas akan hal ini. Be-heng dapat keluar dari
perkampungan Pek Hoa San cung dalam keadaan selamat dan aman tenteram, bukan saja
keberanian dan pengetahuan, ilmu silatmu pun punya kehebatan melebihi orang.
Aaai. siauwte dapat keluar dari perkampungan Pek Hoa San Cung dengan selamat,
hal ini.
Haaa. haa. perduli dengan cara apapun Be-heng berhasil meloloskan diri, yang jelas
keluar dari perkampungan Pek Hoa San Cung bukanlah suatu pekerjaan gampang
kembali Theng It Loei menukas sambil tertawa tergelak.
Ia berpaling memandang ke arah Shan Yap Cheng lalu menambahkan.
Saudara ini adalah adik seperguruan dari Boe Wie Tootiang, ciangbunjien dari Bu-tonhpay dewasa ini, Chan Yap Cheng.

Sudah lama cayhe mendengar nama besar Chang-heng sungguh beruntung ini hari kita
bisa saling berjumpa Be BOen Hwie segera menjura.
Sudah lama pula siauwte mendengar nama besar serta kecerdikan dari Be Cong Piauw
Pacu yang memimpin propinsi Hoo-lam, Auw Pak, Auw Lam serta Kiang-sie, sudah
lama pula cayhe merasa kagum ;
Terima kasih, terima kasih.
Tiba-tiba suitan panjang yang berkumandang dari belakang tubuh mereka memotong
ucapan Be Boen Hwie yang belum selesai diutarakan.
Ketika berpaling, tampaklah para boesu berbaju hitam berkumpul dimulut selat sama2
memisahkan diri jadi dua bagian dan berdiri dengan wajah serius.
Tiga ekor kuda jempolan lambat2 berjalan melewati kawanan Boe-su itu dan mendekati
Poh Thian Seng sekalian.
Menyaksikan orang yang ada diatas kuda, Be Boen Hwie sangat terperanjat sehingga
tanpa sadar ia berseru ;
Aaaah! Shen Bok Hong telah tiba.
Kami datang untuk membantu, biarlah pertempuran babak pertama serahkan kepadaku
buru-buru Thang It Loei menyambung, selesai berkata maju kedepan dengan langkah
lebar.
Gerakan Be-heng memasuki perkampungan Pek Hoa San Cung telah menggetarkan
seluruh dunia persilatan, bisik Chan Yap Ceng lirih. Su-hengku beserta beberapa orang
jago dari partai Siauw-lim sebentar lagi akan tiba disini, harap Be-heng jangan putus asa
dan patah semangat!
Tanpa menunggu jawaban dari Be Boen Hwie lagi ia segera berlalu mengikuti dibelakang
Theng It Loei.
Mendengar kabar berita orang she be inipun berlega hati, pikirnya, Seandainya pihak
Bu-tong serta Siauw-lim telah kirim orang datang kemari, maka posisiku pun semakin
kuat, tak usah menguatirkan kekuatan musuh lagi.
Pada waktu itu Chan Yap Ceng serta Theng It Loei telah menggabungkan diri dengan
rombongan Poh Thian Seng sekalian, sejata dihunus dan menghadang ditengah jalan.
Be Boen Hwie segera lari masuk ke dalam barisan para jago, dan bersiap sedia pula
menghadapi segala kemungkinan.

Tampaklah Shen Bok Hong yang berperawakan tinggi besar namun bongkok itu duduk
diatas sebuah kuda berwarna putih salju, sepasang matanya yang tajam per-lahan-lahan
menyapu sekejap para jago kemudian menegur, Apakah Sun Put Shia sipengemis tua itu
berada disini?
Para jago yang hadir dalam kalangan ini sebagian besar tidak ikut bertempur di dalam
perkampungan Pek Hoa San CUng, maka tak seorangpun dapat menjawab pertanyaan itu.
Be Boen Hwie tertawa dingin.
Kau menanyakan tentang Sun Loo cianpwee? jengeknya. Karena ada urusan ia sudah
pergi, apabila Shen cungcu ada urusan katakan saja kepada diri cayhe.
Sinar matanya menyapu ke arah dua orang jago yang ada dibelalkang Shen Bok Hong,
mereka adalah si kakek hitam dan si kakek putih atau bukan lain adalah sepasang kakek
hitam putih dari gunung Tiang-pek-san yang ada dipropinsi Kwang-tong.
Nama besar Hek-Pek-Jie-Loo sudah tersohor diluar perbatasan, ilmu silatnya sangat lihay
dan disegani orang, namun bagi jago kangouw jarang ada kenal akan mereka, kecuali Be
Boen Hwie yang pernah berjumpa dengan mereka sewaktu ada di dalam perkampungan
Pek Hoa San Cung.
Kau bukan tandinganku dengus Shen Bok Hong sambil tertawa dingin. Aku hendak
cari pengemis tua itu untuk bikin perhitungan.
Mendadak Poh Thian Seng cabut keluar senjatanya dan membentak, Perduli siapapun
yang hendak kau cari, jangan harap bisa melewati tempat ini sebelum melangkahi
mayatku.
Dengan andalkan kekuatan cuwi sekalian, kamu ingin menghalangi jalan pergi aku
orang she Shen? ejek Shen Bok Hong sambil tertawa sinis.
Shen Bok Hong, jangan sombong dulu, walaupun ilmu silatmu lihay belum tentu semua
orang jeri kepadamu hardik Theng It Loei dengan gusarnya.
Tiam Jie-hiap usiamu benar2 amat panjang jengek Shen Bok Hong sambil melirik
sekejap ke arah Tiam It Loei.
Diluaran meski Tiam It Loei bicara ketus namun dalam hati iapun paham bahwasanya
Shen bOk Hong memiliki ilmu silat yangluar biasa dahsyatnya seandainya ia disuruh satu
lawan satu maka tidak sampai sepuluh gebrakan mungkin ia sudah keok.
Tidak menanti orang she Tiam itu buka suara sinar mata Shen Bok Hong telah dialihkan
ke atas wajah Be Boen Hwie dan berkata lebih jauh, Aku orang she Shen dengar,
pertarungan sengit yang telah terjadi di dalam perkampungan Pek Hoa San Cung kali ini

adalah muncul dari rencana kau orang she Be entah benarkah kabar berita yang tersiar
luas ini.
Kalua benar kenapa?
Shen BOk Hong tertawa hambar.
Walaupun berita yang tersiar diluaran mengatakan demikian namun aku orang she Shen
merasa rada sangsi. sahutnya.
Ia tertawa nyaring, dan sambungnya lebih jauh.
Bukannya aku orang she Shen terlalu pandang rendah kau Be Boen Hwie tapi aku
percaya Be Thay-hiap tidak bakal memiliki kemampuan sedahsyat itu coba bayangkan
saja Soen Put Shia pun tidak mampu kalau dugaan aku orang she Shen tidak salah
pengemis tua itu semestinya sudah menderita luka parah.
Ucapan ini membuat Be Boen Hwie terperanjat diam2 pikirnya ;
Orang ini sungguh lihay apa yang diduga ternyata tepat sekali.
Terdengar Shen Bok Hong tertawa panjang dengan nada yang amat dingin, lalu
sambungnya lagi, Aku tahu diantara kalian semua pasti ada seorang jago yang memiliki
ilmu silat sangat lihay bukan saja cuwi sekalian bukan tandingannya bahkan Soen Put
Shia pun jeri tiga bagian terhadap dirinya kedatangan aku orang she Shen bukan lain
adalah ingin menjumpai jago tersebut.
Poh Thin-seng sekalian belum tahu bagaimana ngeri dan seramnya pertarungan yang
terjadi dalam perkampungan Pek Hoa San Cung tapi tatkala mereka dengar bahwasanya
Soen Put Shia si Tiangloo dari Kay pang yang sudah lama mengundurkan diri dari dunia
persilatanpun ikut serta di dalam pertempuran tersebut, hati mereka sudah dibikin terkejut
kini mendengar pula bahwa ada seseorang memiliki ilmu silat jauh diatas Sun Put Shia,
hati mereka semakin terperanjat lagi dibuatnya.
Tampak Be Boen Hwie termenung sejenak lalu bertanya ;
Shen toa cungcu, dapatkah kau menebak siapakah orang itu?
Ucapan ini sama artinya telah mengakui kebenaran dari ucapan Shen Bok Hong tadi,
maka para jago sama2 jadi melengak.
Benarkah terdapat seorang jagoan yang demikian lihaynya? pikir mereka hampir
berbareng.

Walaupun cayhe tidak tahu nama dari orang itu, tapi aku duga ia telah menyusup ke
dalam perkampungan Pek Hoa San Cung kami dengan jalan menyaru! jawab Shen Bok
Hong dingin.
Heeh. heeh. aku tidak percaya kalau Shen Toa Cungcu benar2 tidak tahu.
Tahu atau tidak rasanya bukanlah suatu persoalan yang penting, masalah yang paling
pentig pada saat ini adalah menyuruh orang itu segera munculkan diri untuk menemui
aku orang she Shen.
Apabila Shen Toa Cungcu tahu tapi tak mau utarakan keluar, aku lihat lebih baik tak
usah menemui dia lagi!
Shen Bok Hong tersenyum mengejak, ia sapu sekejap wajah para jago yang berbaris rapi
dihadapannya lalu berkata!
Apakah cuwi sekalian benar2 ada maksud untuk bergebrak melawan aku orang she
Shen?
Seandainya Shen Toa Cungcu tidak dengarkan nasehat kami, terpaksa kami harus
melakukan kesalahan! timbrung Chen Yap Cing tiba-tiba.
Sinar mata Shen Bok Hong berkilat, ia sapu sekejap wajah jago Bu Tong Pay itu lalu
menegur, Suhengmu Boe Wie Tootiang apakah ikut datang kemari?
Ucapan tersebut diam2 membuat Ceng Yap Cing kagum, batinnya.
Sungguh tajam pandangan mata orang ini ia betul2 manusia luar biasa hanya sekali
bertemu dengan aku ternyata sampai sekarang ia masih ingat asal usulku!
Sementara otaknya masih berputar, tiba-tiba terdengar suara pujian kepada Budha
berkumandang datang.
Dalam sekejap mata tampaklah seorang tootiang menggembol pedang dengan diiringi
dua orang hweesio berjubah warna putih berjalan mendekat dengan langkah lebar.
Toojien itu berwajah angker dan gagah, dia bukan lain adalah jie suheng dari Cheng Yap
Cing, yaitu Im Yang-cu adanya.
Sedang dua orang padri yang mengikuti dibelakang adalah seorang kakek tua serta
seorang lelaki berusia empat puluh tahunan.
Sang padri berusia empat puluh tahunan itu memanggul sebuah poo-thung dan berjalan
dengan langkah gagah, sedang sang hweesio yang sudah berusia lanjut dengan pejamkan
sepasang matanya serta merangkap tangannya didepan dada berjalan dibelakang Im
Yang-cu.

Sungguh cepat langkah kaki dari dua orang padri serta seorang toojien itu, dalam sekejap
mata mereka sudah tiba di dalam barisan para jago.
Terlihatlah padri tua itu mengedipkan matanya lalu menghardik dengan nada berat ;
Shen Toa cuncu. masih ingatkah kau dengan seorang sahabat lama yang pernah kau
temui dua puluh tahun berselang?
Shen Bok Hong melirik sekejap ke arah padri tua itu, mendadak wajahnya berubah hebat.
Kau belum mati? serunya tertahan.
Omintohud, kali ini pinceng telah membuat kecewa harapan Shen Toa Cungcu.
Walaupun dengan peristiwa lampau terpaut dua puluh tahun lamanya tapi aku orang she
Shen percaya pada saat ini masih punya kemampuan untuk mencabut jiwamu.
Dua puluh tahun berselang loolap nyaris lolos dari cengkeraman mautmu apabila dua
puluh tahun kemudian loolap harus mati juga ditanganmu maka akan kuanggap hal ini
sebagai takdir.
Shen Bok Hong tertawa dingin mendadak dia berpaling ke arah Hek Pek Jie-loo dan
membisikkan sesuatu dengan nada lirih.
Ucapan itu dikirim dengan ilmu menyampaikan suara oleh karena itu para jago cuma
melihat Hek Pek Jie-loo mengangguk tiada hentinya namun tak mendengar apa yang
diucapkan Shen Bok Hong kepada mereka.
Dalam pada itu Be Boen Hwie pun segera diam2 memeriksa keadaan situasi ditempat itu
berhubung dengan hadirnya rombongan Cheng Yap Cing serta Im Yang-cu sekalian
maka kekuatan dipihak para jago semakin bertambah kuat ia sadar bahwa dengan ekuatan
yang mereka punyai sekarang sudah mampu untuk membendung serbuan dari Shen Bok
Hong maka hatinya para jago jadi lega.
Kini pihak Bu-tong serta Siauw-lim telah terjunkan diri ke dalam kancah ini pikirnya di
dalam hati. Aku rasa partai2 besar lainnya sudah mulai sadar dengan keadaan situasi
yang mereka hadapi sekarang, seandainya sembilan partai besar dapat bersatu padu dan
melawan Shen Bok Hong dengan segenap tenaga, meski perkampungan Pek Hoa San
Cung penuh dengan manusia pandai, rasanya kamipun tak usah jeri.
Pada saat itulah, mendadak dari tempat kerjauhan berkumandang datang dua buah suitan
nyaring yang tinggi melengking menembusi angkasa disusul suara gembrengan yang
dipukul ber-talu2 memecahkan kesunyian.
Ditengah siang hari bolong, suara suitan serta gembrengan itu kedengaran bagitu ngeri
dan menyeramkan.

Dalam pada itu Siauw Ling yang bersembunyi ditempat yang tinggi dapat menyaksikan
seluruh perubahan dalam kalangan dengan jelas, iapun segera berpikir ;
Seandainya dua orang padri itu bisa membendung Shen Bok HOng dan Im Yang-cu
serta Tiam It Loei bisa membendung Hek Pek Jie-loo dari luar perbatasan, rasanya
dengan kekuatan para jago yang dibantu Cheng Yap Cing masih cukup mampu untuk
membendung boesu2 berbaju hitam itu.
Mendadak suara suitan serta gembrengan kembali berkumandang datang.
Si Sie-poa emas Sang Pat yang selama ini selalu mendampingi Siauw Ling segera
berbisik lirih, Sungguh aneh sekali, perkumpulan Sin Hong Pay yang selamanya
bergerak dikala malam telah tiba, kenapa kali ini munculkan diri ditengah siang hari
bolong?
Tatkala mereka berpaling, terlihatlah empat lelaki kikar sambil menggotong sebuah
patung arca yang tinggi besar dan berwajah bengis telah muncul disana.
Didepan patung arca berwajah bengis itu berjalan empat orang lelaki berbaju hitam yang
masing-masing orang membawa sebuah gembrengan itu tiada hentinya.
Suara gembrengan itu panjang dan berat mendatangkan perasaan sedih dan tidak tentram
bagi yang mendengarkan.
Sinar mata Siauw Ling dialihkan ke arah belakang patung arca berwajah bengis itu,
tampaklah dibelakang patung tersebut mengikuti ber-puluh2 orang jago yang tinggi
pendek itu.
Seumpama pihak Sin-Hong Pay punya suatu gerakan yang harus dikerjakan disiang hari
bolong biasanya mereka hanya mengutus muridnya untuk menyelesaikan masalah
tersebut, tapi kini pemimpin mereka muncul sendiri hal ini membuktikan kalau
pergerakan tersebut luar biasa sekali. apa maksud kedatangannya.
Terasa suatu ingatan berkelebat di dalam benaknya kepada Sang Pat segera bisiknya ;
Cepat turun kebawah dan beritahu kepada Be Cong Piauw Pacu untuk menasehati para
jago menyingkir kesamping dan memberi jalan lewat buat mereka, biarlah partai Sin
Hong Pay bentrok lebih dahulu dengan Shen Bok Hong kemudian kita baru ambil
langkah2 berikutnya.
Sang Pat mengiakan, ia segera turun kebawah dan lari kesisi Be Boen Hwie bisiknya.
Cayhe datang dengan membawa perintah dari toako!
Apa pesannya? cepat katakan sahut Be BOen Hwie cepat, kini ia sudah merasa amat
kagun terhadap Siauw Ling maka setiap ucapannya dituruti dengan seksama.

Harap Be-heng suka menasehati para jago agar menyingkir saja kesamping, jangan sekali2 terbitkan keonaran dengan orang2 Sin Hong Pay.
Be Boen Hwie termenung sejenak kemudian mengangguk.
Ehm, aku tahu,
Setelah merandek sejenak sambungnya lebih jauh.
Nama besar Sang-heng maupun kedudukanmu jauh diatas aku orang she Be. ucapanmu
berat bagaikan bukit, bagaimana kalau saat ini kau munculkan diri dan menasehati para
jago?
Tak perlu nama serta kedudukan Be-heng sedang menanjak2nya, saat ini kau mendapat
penghargaan tinggi dari para jago, lebih baik kau saja yang tampil kedepan.
Selesai bicara ia berkelebat kesisi batu karang dan balik kembali kesisi Siauw Ling.
Pembicaraan kedua orang itu dilakukan dengan suara lirih, lagi pula Sang Pat telah
menyaru maka Im Yang-cu sekalian mengira dia cuma seorang bawahan dari Be Boen
Hwie maka tak seorangpun yang ambil perhatian.
Dalam pada itu empat orang lelaki kekar yang menggotong patung arca tersebut sudah
berada dua tombak dibelakang para jago.
Meskipun para jago dari partai Sin Hong Pay pun menyaksikan senjata terhunus ditangan
para jago dan pertarungan hampir meledak diantara orang2 itu, namun mereka berlagak
pilon dengan langkah lebar orang2 itu masih juga teruskan langkahnya kedepan.
Cepat menyingkir kesamping dan buka jalan Be Boen Hwie segera menghardik keras.
Keadaan terlalu memaksa membuat ia tiada kesempatan lagi untuk mengajak para jago
berunding, maka tanpa berpikir panjang lagi ia segera menghardik para jago.
Im Yang-cu beserta dua orang padri itu segera menyingkir kesamping lebih dahulu.
Disusul Cheng Yap Cing, Tiam It Loei sekalian para jago pun mengikuti jejak rekannya
menyingkir kesamping.
Tanpa mengucap rasa terima kasih orang2 partai Sin Hong Pay dengan busungkan dada
segera berjalan lewat.
Empat orang lelaki yang membawa gembrengan besar dan berjalan dipaling depan itu
langsung menuju ke arah Shen Bok Hong.

Menjumpai datangnya kekuatan lain, Shen Bok Hong tetap berdiri dengan angkernya,
sepasang matanya yang tajam menatap patung arca tersebut dengan tak berkedip, sedang
terhadap lelaki pembawa gembrengan yang makin mendekati tubuhnya ia sama sekali
tidak ambil gubris.
Sejak partai Sin Hong Pay munculkan diri di dalam dunia persilatan, mereka hanya
terkenal yang akan kekejiannya belaka, namun tak seorang menjumpai wajah sebenarnya
dari pay-cu mereka, semua orang hanya tahu bahwa semua perintah partai muncul dari
balik sebuah patung arca yang tinggi besar dan berwajah bengis.
Meski Shen Bok Hong sendiripun sudah menyusupkan mata2nya ke dalam tubuh Sin
Hong Pay namun orang itupun tidak sanggup menerangkan keadaan dari partai itu
dengan seksama.
Se-olah2 dalam partai Sin Hong Pay, setiap tingkat setiap jabatan diliputi oleh kabut
misteri.
Sementara itu empat orang lelaki pembawa gembrengan sudah makin mendekati tubuh
Shen Bok Hong, namun toa cungcu dari Perkampungan Pek Hoa San cung itu tetap
berdiri tak berkutik.
Asal empat orang lelaki itu maju selangkah lebih kedepan, niscaya mereka akan
menubruk tubuh shen Bok Hong dan mengakibatkan terjadinya bentrokan kekerasan.
Namun keempat orang lelaki itu tidak berbuat demikian, mendadak mereka berhenti
berbunyi berkumandanglah irama musik yang merdu merayu namun hanya sebentar saja
irama musik itupun sirap dan lenyap dari angkasa.
Serentetan suara suitan lengking yang aneh berkumandang keluar dari balik patung arca
yang tinggi besar itu.
Empat orang lelaki pembawa gembrengan tersebut segera mundur ke belakang, kiranya
irama merdu tadi merupakan berita yang menghubungkan tempat luaran dengan orang
yang ada di dalam patung arca tersebut.
Walaupun para jago tidak mengerti suara suitan tersebut mengeartikan apa, namun
mereka tahu pastilah dengan suara tersebut orang yang ada di dalam patung arca
menitahkan langkah2 selanjutnya dari beberapa orang lelaki kekar itu.
Shen Bok Hong tetap berdiri ditengah jalan dengan wajah dingin dan serius, sinar
matanya menatap patung arcat ersebut tajam2.
Suara suitan yang berkumandang keluar dari balik patung arca itu makin lama makin lirih
dan akhirnya sirap, suasana disekeliling tempat itupun pulih kembali dalam kesunyian
serta keheningan yang mencekam.

Dalam pada itu Tiam It Loei serta Cheng Yap Cing sekalian ada maksud menyaksikan
kelihayan dari Sin Hong Paycu, maka mereka dengan membawa para jago sama2
mengundurkan diri lima depa ke belakang.
Sesuai denagn kebiasaan dalam dunia persilatan sikap para jago ini mengartikan bahwa
pihak mereka tidak akan mencampuri urusan yang terjadi diantara kedua belah pihak
yang saling berhadapan itu.
Walaupun nada ucapannya tidak sungkan namun suara tersebut amat mempesonakan hati
sehingga membuat orang terasa terbuai ke dalam alam impian.
Diam2 Shen Bok Hong mengempos tenaga murninya lalu tertawa dingin dan menyahut,
Sedikitpun tidak salah cayhe adalah orang she Shen entah Pay-cu ada urusan apa?
Dia adalah seorang manusia cerdik tatkala mendengar suara yang amat mempesonakan
hati tadi dengan cepat hatinya merasakan ketidak beresan dari suara tersebut.
Ia merasakan dibalik suara yang merdu dan empuk itu terkandung sesuatu kekuatan yang
cukup untuk membetot sukma manusia maka dengan cepat hawa murninya disalurkan
melindungi badan.
Ooouw. kembali suara yang amat merdu itu berkumandang keluar dari balik patung
Sudah lama aku dengar nama besar dari Shen Toa CUng-cu sungguh beruntung ini hari
kita dapat saling berjumpa.
Hmm! jelas ada seorang gadis ingusan bersembunyi dibalik patung arca yang tinggi
besar dan menyeramkan pikir Shen Bok Hong Dia cuma kepingin meminjam
keseraman wajah dari patung tersebut untuk menguasahi anak buahnya, entah patung
tersebut terbuat dari apa? seandainya terbuat dari kayu, dalam sekali hajar pasti patung itu
bakal hancur dan kemisteriusan dari partai sin Hong Pay pun dengan cepat akan
tersingkap
Belum habis ia berpikir suara merdu merayu kembali berkumandang keluar dari balik
patung arca itu ;
Shen Bok Hong rencana busuk apa yang sedang kau pikirkan?
Tidak nanti orang she Shen itu buka suara kembali ia berkata lebih jauh ;
Shen Bok Hong, pada saat ini cuma ada dua jalan bagimu dan kau boleh pilih salah satu
diantaranya.
Silahkan diterangkan!

Kita boleh bekerja sama untuk membasmi habis para jago yang menghalangi
perjalananmu, bisa digunakan kita gunakan, dan bagi mereka yang tak bisa dipakai kita
musnahkan ilmu silatnya
Sebagai manusia yang berwatak banyak curiga, Shen Bok Hong jadi tercengang
mendapat tawaran tersebut, pikirnya ;
Sin Hong Pay-cu ini tidak saling kenal mengenal dengan diriku, di-hari2 biasapun antara
partai Sin Hong Pay dengan perkampungan Pek Hoa San Cung tak pernah terjalin
hubungan, kenapa sin Hong Pay-cu ajukan tawaran untuk bekerja sama di dalam
perjumpaannya yang pertama ini?.
Ia merasa banyak hal yang mencurigakan menyelimuti tawaran tersebut, dengan
kecerdikannya ternyata Shen Bok Hong gagal untuk menebak maksud hati Sin Hong Paycu maka untuk sesaat ia tak berani ambil pusing keputusan.
Terdengar sin Hong Pay-cu melanjutkan kembali katanya, Jalan yang kedua adalah kita
melakukan pertarungan sengit saat ini juga.
Hal ini sungguh aneh sekali tukas Shen Bok Hong. Antara partai anda dengan
perkampungan kami belum pernah terjalin hubungan apa2 di hari2 biasa, kita tak dapat
dikatakan sebagai sahabat maupun musuh, apakah kau tidak merasa ucapanmu itu rada
keterlaluan?
Shen Bok Hong kau harus tahu bahwa diantara dua jago tak boleh hidup berbareng disatu
jagad yang sama menurut pengamatanku selama ini maksud dan tujuan kita hampir
bersamaan dan cara berpikirpun hampir sama maka bilamana kau tidak ingin bermusuhan
mari kita bekerja sama lebih baik sekarang juga kita tetapkan hubungan kita sebagai
musuh atau sahabat.
Haruslah diketahui pembicaraan yang dilangsungkan kedua orang pemimpin tersebut
semuanya dilakukan dengan ilmu menyampaikan suara orang lain cuma meyaksikan bibir
shen Bok Hong berkemak kemik namun tidak mendengar apa yang sedang mereka
bicarakan.
Kendati Shen Bok Hong adalah seorang manusia yang cerdik tak urung ia dibikin
kebingungan juga oleh sikap Sin Hong Pay-cu ini merasa orang itu terlalu lucu dan
bersipat ke-kanak2kan sedikitpun tiada rasa was2 atau prasangka.
Namun kalau ditinjau kembali dari nama besar serta kemisteriusan partai tersebut di
dalam dunia persilatan ia merasa tidak mungkin Sin Hong Pay-cu adalah seorang
manusia yang tak berotak.
Tetapi bagaimanapun juga Shen Bok Hong adalah seorang manusia yang licik, banyak
akal dan keji, setelah termenung sejenak akhirnya ia mendapatkan pula suatu akal untuk
menghadapi masalah tersebut, ujarnya, Seandainya partai anda ada maksud bekerja

sama dengan perkampungan kami, dengan senang hati cayhe sambut baik maksud baik
anda, hanya saja kita berdua tidak pernah saling kenal lagipula kejadian ini muncul secara
mendadak maka sebagai manusia yang tak ingin melakukan perbuatan yang menempuh
bahaya, sukalah paycu kasih waktu buat diriku untuk berpikir, seandainya paycu memang
benar2 ada maksud bekerja sama dengan cayhe, semestinya paycu bertemu dengan aku
dalam wajah yang sebenarnya.
Baik! kalau memang demikian adanya harap anda suka menyingkir memberi jalan,
malam ini pada kentongan ketiga aku menantikan kehadiranmu dalam kuil Loe-Couw
Bio kurang lebih lima belas li disebelah selatan kota Koei Chiu.
Baik kita tetapkan dengan sepatah kata ini.
Selesai mengucapkan kata2 tersebut Shen Bok Hong segera menyingkir kesamping
sambil ulapkan tangannya.
Para boesu berbaju hitam yang ada dibelakangya sama2 menyingkir kekedua belah
samping sisi jalan dan membuka sebuah jalan lewat buat orang2 sin Hong Pay.
terdengar suara gembrengan dibunyikan kembali, empat orang lelaki kekar itu segera
menggotong kembali patung arca tersebut dibawah pengawalan ber-puluh2 orang lelaki
kekar mereka berlalu dari sana.
Di dalam dugaan Cheng Yap Cing sekalian, perkumpulan sin Hong Pay pasti akan
melakukan pertarungan melawan Shen Bok Hong sekalian siapa sangka perubahan yang
terjadi diluar dugaan mereka, ternyata Shen Bok Hong suka menyingir memberi jalan dan
pihak Sin Hong Pay tanpa banyak ribut berlalu dari situ.
Waah. agaknya usaha kita barusan adalah sia2 belaka. bisik Be Boen Hwie kepada
Im Yang-cu.
Tujuan kita adalah menghalangi Shen Bok Hong, walaupun kita gagal memancing
mereka untuk saling membunuh, namun dengan adanya kejadian ini pihak kitapun tidak
usah kehilangan banyak korban karena harus bentrok dengan pihak Sin Hong Pay
Per-lahan-lahan Be Boen Hwie angkat kepalanya ia lihat para boesu berbaju hitam yang
ada dibelakang Shen Bok Hong kira2 berjumlah empat lima puluh orang. dengan
kekuatan yang mereka miliki saat ini masih sanggup untuk membendung serangan
musuh. Satu2nya masalah yan gpaling rumit pada saat ini adalah siapakah yang mampu
menghadapi Shen Bok Hong?
Setelah berpikir sejenak kembali bisiknya kepada Im Yang-cu ;
Menurut apa yang cayhe ketahui, musuh yang paling tangguh pada saat ini hanya
seorang, asal ada seseorang bisa menghadapi Shen Bok Hong rasanya sisa kekuatan
lainnya tak perlu kita takuti.

Im Yang-cu berpikir sejenak kemudian ia menjawab ;


Ilmu silat yang dimiliki Shen Bok Hong sangat lihay sekali, apabila kita harus hadapi
dirinya seorang lawan seorang rasanya tak seorangpun yang mampu berbuat demikian.
Maksud Tootiang, kita harus menghadapi dirinya dengan cara bergilir?
Rasanya dewsa ini cuma cara itu yang paling bagus!
Apakah Tootiang punya keyakinan bisa membendung serangannya?
Pinto ada maksud menghadapi Shen Bok Hong bersama2 kedua orang thaysu itu
Bagus sekali, asalkan Shen Bok Hong sudah terbendung maka sisanya tidak sulit untuk
dihadapi.
Sementara itu para boesu berbaju hitam yang ada dibelakang Shen Bok Hong telah
memecah diri jadi beberapa regu, senjata tajam segera diloloskan dari sarungnya, hawa
membunuh menyelimuti seluruh angkasa.
Agaknya asal Shen Bok Hong turunkan perintah maka Boesu2 berbaju hitam itu segera
akan menyerang para jago dari pelbagai arah.

39
agaknya secara tiba-tiba Cheng Yap Cing teringat akan suatu masalah yang penting
lambat lambat ia berjalan menghampiri Be Boen Hwie dan berkata ;
Be-heng cayhe mempunyai satu persoalan yang mana ingin ditanyakan kepada diri Beheng.
Asal siauw-te tahu pasti akan kukatakan
Dalam tanya jawab antara Be-heng dengan Shen Bok Hong tadi agaknya pernah
menyinggung seorang tokoh sakti yang punya ilmu silat amat lihay entah benarkah
ucapan tersebut?
Memang ada kejadian semacam ini sahut Be Boen Hwie setelah termenung sejenak.
Hanya saja pada saat ini orang itu merasa kurang leluasa untuk munculkan diri maka
menanti setelah mara bahaya ini sudah berlalu cayhe tentu akan aturkan pertemuan ini.
Sepasang alis Cheng Yap Cin melentik, bibirnya bergerak seperti mau mengucapkan
sesuatu namun akhirnya maksud tersebut dibatalkan.

Sementara itu Siauw Ling yang bersembunyi dibalik batu cadas dapat menyaksikan
situasi dibawah dengan amat jelas, membicarakan dari keadaan pada saat ini ia merasa
bahwa kekuatan para jago cukup untuk melakukan pertarungan tersebut.
Dengan posisi yang menguntungkan dimana terdapat jalan gunung yang sempit, serta
jebakan2 yang telah diatur dari balik semak belukar kedua belah sisi jalan, meskipun
kekuatan Shen Bok Hong luar biasa, tidak mungkin anak buahnya bisa menghadapi
serbuan yang datang dari delapan penuru, asal ada orang bisa menahan Shen Bok Hong
maka dalam pertarungan kali ini pihak perkampungan Pek Hoa San Cung pasti akan
mengalami kerugian besar.
Berpikir sampai kesitu tanpa sadar semangatnya berkobar kembali, ingin sekali ia loncat
keluar dari tempat persembunyian dan bertarung sendiri melawan orang she Shen itu.
Selama ini si sie-poa emas Sang Pat selalu mengawasi tingkah laku Siauw Ling,
menyaksikan sepasang alis sianak muda itu melentik dan sikapnya se-akan2 hendak
loncat keluar dari tempat persembunyiannya, buru-buru bisiknya lirih, Dewasa ini angin
taupan sedang melanda seluruh dunia persilatan, kemudi perahu dari Bu-lim serta
keselamatan dari seluruh jago berada ditangan toako semua. harap kau jangan bertindak
secara gegabah mengingat luka toako yang demikian parah.
Aaai. apabila kesempatan baik yang ada pada saat ini dibuang percuma, entah sampai
kapan baru bisa menemukan kesempatan baik seperti ini lagi? sampai kapan aku baru
bisa berduel seorang lawan seorang dengan Shen Bok Hong?
Kemunculan Shen Bok Hong di dalam dunia persilatan telah menggetarkan seluruh Bulim kata Sang Pat sambil tersenyum, Keadaannya sudah bagaikan menunggang
dipunggung harimau. mau loncat turunpun tak mungkin lagi. kesempatan dikemudian
hari masih banyak sekali, harap toako jangan kuatir.
Siauw Ling termenung berpikir, sejenak, lalu berkata, Saudaraku, bukan siauwte sengaja
bicara sesumbar namun ditinjau dari para jago yang hadir pada saat ini mungkin tak
seorangpun merupakan tandingan dari Shen Bok Hong harap kau suka sampaikan
maksud dari Siauw-heng agar pra jago jangan terburu napsu sehingga terima tantangan
berduel melawan Shen Bok Hong apabila ada tiga orang jago yang bertarung
mengerubuti dirinya, se-bisa2nya lakukan pertarungan dengan hati2, jangan sampai jatuh
korban dipihak kita
Siauw-te akan segera sampaikan perintah dari toako ini
Habis berkata kembali ia menyusup ke dalam semak belukar dan turun kebawah bukit.
Sementara itu shen Bok Hong melepaskan Sin Hong Pay, dengan tajam ia mengawasi
para jago alisnya tanpa terasa berkerut kencang.

Selamanya Tiong-Lam Jie-Hiap tak pernah berpisah satu sama lainnya, sang Loo-jie ada
disisi tentu loo-toanya sebentar lagi bakal tiba pikirnya di dalam hati.
Ia merasa dengan hadirnya Tiam It Loei disana, jelas Ke thian It pun tentu ada disekitar
sama, apalagi Im Yang-cu serta Cheng Yap Chin pun muncul bersamaan waktunya
disana, kemungkinan besar Boe Wie Tootiang pun telah datang pula.
Ia merasa dengan hadirnya jago-jago lihay tersebut, maka tak mungkin lagi baginya
untuk merampas kemenangan apalagi Sun Put Shia serta lihay yang tak diketahui
namanya pun ada disana kekalahan total jelas berpihak kepadanya.
Meskipun menang kalah merupakan suatu kejadian yang biasa, namun dengan kekalahan
tersebut ia merasa bakal mempengaruhi sekali dengan kewibawaannya.
Sungguh tak malu Shen Bok Hong disebut sebagai seorang jago lihay meski menghadapi
musuh tangguh ia tetap bisa menjaga ketenangan jiwanya serta dapat pula berpikir
panjang atau untung ruginya pertarungan itu.
Semula jagoan yang ber-jaga2 dalam selat tersebut cuma Poh Thian Seng serta beberapa
orang jago belaka, tetapi dengan adanya perubahan tersebut dalam waktu singkat makin
banyak jago-jago lihay yang menggabungkan diri di dalam barisan tersebut. diantara para
jago itu, kecuali sang padri tua yang jarang berkelana dalam dunia persilatan boleh dikata
semuanya merupakan jago kenamaan, terutama sekali Im Yang-cu dari Bu Tong-pay
serta Tiam It Loei dari Tiang Lam.
Tampak Poh Thian Seng berjalan menghampiri Im Yang-cu setelah menjura ujarnya ;
Tootiang, nama anda tersohor dikolong langit setiap orang menghormati dirimu aku rasa
di dalam pertarungan yang bakal berlangsung hari ini ada baiknya Tootiang suka
memegang pucuk pimpinan.
Aah, pinto tidak berani menerima jabatan ini
Tootiang, harap kau tak usah menampik lagi, silahkan kau terima pucuk pimpinan
tersebut.
Ucapan Poh-heng sedikitpun tidak salah Be Boen Hwie menyambung. Apabila Toaheng suka memegang pucuk pimpinan dalam mengadapi pertempuran ini hari, keadaan
kita pasti akan lebih baik lagi
Im Yang-cu ada maksud menampik, namun Tiam It Loei yang ada disampingnya sudah
tidak sabaran lagi, segera selanya ;
Hey hidung kerbau, jangan saling dorong mendorong tarik menarik lagi. orang lain
menghargai dirimiu. buat apa sih kau masih pasang gaya jual mahal?

Hubungan Tiam It Loei dengan pihak Bu-tong Pay amat akrab, maka bukan saja terhdap
Im Yang-cu, sekalipun dihadapan Boe Wie Tootiang yang selamanya keren dan
seriuspun ia sama saja bicara seenaknya sendiri.
Im Yang-cu tidak marah, sambil tersenyum ia menyahut, Kalau memang demikian
adanya. maka pinto akan terima perintah ini!
Cayhe menanti perintah dari totiang! Poh Thian Seng segera manjura.
Im Yang-cu tersenyum. ia melangkah ke hadapan Shen Bok Hong dan menegur, Shen
Toa cungcu, sungguh tak nyana ini hari kembali kita saling berjumpa ditempat ini.
Hmm! letak Bu-tong san dekat sekali dengan perkampungan Pek Hoa San Cung,
sekalipun ini hari kita tak pernah saling berjumpa, kesempatan bertemu dikemudian hari
masih banyak sekali.
Ucapan Shen Toa Cungcu sedikitpun tidak salah. partai Bu-tong pay kami memang
merupakan duri dalam mata Shen Toa CUngcu, apabila tidak cepat-cepat dicabut bakal
mendatangkan bencana dikemudian hari.
Shen Bok Hong mendengus dingin, ia tidak menggubris ucapan dari Im Yang-cu lagi.
Shen Toa CUngcu selamanya memandang tinggi diri sendiri, aku rasa kau tentu tidak
akan pandang sebelah matapun terhadap diriku bukan..
Mana. mana..
Sinar mata Im Yang-cu menyapu sekejap ke atas wajah Hek-Pek Jie-Loo serta boesu2
berbaju hitam itu, kemudian ia berkata kembali, Aku rasa setelah ini hari kita saling
berjumpa, suatu pertempuran sengit tak bisa dihindari lagi.
Hanya andalkan kau Im Yang-cu seorang?
Pinto sadar bahwa kekuatanku masih bukan tandinganmu. tapi apabila kau ingin
bertempur pinto pasti akan melayani Shen Toa Cungcu dalam beberapa begrakan?
Diam2 Shen Bok Hong memperhitungkan kekuatan sendiri, pikirnya, Kalau didengar
dari ucapan hidung kerbau ini, agaknya mereka sudah bikin persiapan seandainya
sipengemis tua serta jago yang tak kuketahui namanya pun berada disini, setelah
pertempuran pecah nanti mereka pasti akan munculkan diri dan membantu mereka secara
mendadak saat itu bila aku ingin mengundurkan diri rasanya bukan suatu pekerjaan
gampang.
Karena berpikir demikian, ia lantas berkata dengan nada dingin ;
Apakah kau ingin aku orang she Shen suka menetapkan cara untuk bertarung?

Sedikitpun tidak salah, seandainya Shen Toa CUngcu ingin bergebrak maka pinto
sekalian pasti akan melayani kemauanmu itu?
Mendadak Shen Bok Hong mendongak dan tertasa ter-bahak2. suaranya bagaikan auman
binatang terluka, begitu keras sampai menggetarkan telinga semua orang.
Diam2 para jago dibikin terperanjat oleh kelihayan orang itu, pikir mereka hampir
berbareng
Sungguh amat sempurna tenaga lweekang yang dimiliki orang ini.!
Menanti suara tertawanya sirap, mendadak tangannya diulapkan.
Sebutir batu cadas telur itik mendadak melayang ketengah udara dan jatuh ke dalam
tangan Shen Bok Hong, sepasang matanya melotot bulat dan mengawasi wajah Im Yangcu tak berkedip.
Segulung hawa seram yang menggidikkan hati menyelimuti seluruh angkasa membuat Im
Yang-cu yang memiliki iman kuatpun tak urung merasa bergidik juga.
Terdengar Shen Bok Hong tertawa dingin mendadak serunya, Nih, terimalah batu
tersebut
Batu cadas yang dicekal ditangan kanannya tiba tiba dilemparkan ke arah Im Yang-cu.
Tatkala sang too tiang dari Bu-tong Pay ini menyambut datangnya batu cadas itu,
sepasang alisnya kontan berkerut sebab ia merasakan batu tersebut terasa sangat panas
hingga menyengat badan.
Berada dibawah tontongan para jago. Im Yang-cu tentu saja merasa kurang enak untuk
membuang batu cadas itu ke atas tanah, terpaksa ia salurkan hawa murninya untuk
melawan hawa panas itu.
Siapa sangka baru saja hawa murninya disalurkan ke dalam tangan, batu cadas itu
mendadak hancur jadi bubuk dan tersebar ke atas tanah.
Haaa. haaa. Shen Bok Hong tertawa tergelak Kau tentunya mengerti akan
maksud aku orang she Shen bukan?
Ia merandek sejenak, kemudian sambil ulapkan tangannya berseru kembali ;
Pertempuran ini hari tak usah kita langsungkan lagi!
Badannya berputar, setelah loncat naik ke atas pelana ia segera kaburkan binatang
tunggangan itu meninggalkan kalangan.

Hek-Pek Jie-Loo serta para boesu berbaju hitam itu buru-buru menyusul dari belakang
Tampak debu mengepul memenuhi angkasa. dalam sekejap mata semua musuh telah
meninggalkan tempat itu.
Tindakannya kali ini benar2 berada diluar dugaan semua orang, para jago jadi tertegun
dibuatnya.
Tampak diantara rombongan para boesu itu mendadak ada seorang Boesu berbaju hitam
jatuh dari atas kuda, setelah terjungkir balik beberapa kali ia menyembunyian diri dibalik
semak.
Puluhan ekor kuda lainnya masih tetap meneruskan perjalanannya kedepan tak
seorangpun yang berpaling untuk memandang orang berbaju hitam yang terjatuh itu.
Sedangkan Im Yang-cu sekalian walaupun melihat akan hal itu namun ia tidak pikirkan
di dalam hati. mereka hanya merasakan bahwa setiap orang dari perkampungan Pek Hoa
San Cung berhati dingin dan keji, terhadap mati hidup seorang rekannya ternyata tidak
ambil perduli barang sedikitpun jua.
Tampak debu mengepul makin lama semakin jauh dan akhirnya lenyap tak berbekas.
Memandang dimana bayangan kuda itu lenyap Im Yang-cu menghembuskan napas
panjang ujarnya
Tingkah laku serta tindakan Shen Bok Hong selamanya aneh dan sukar diduga oleh
siapapun juga.
Sungguh aneh sekali! mendadak terdengar Cheng Yap Cin berseru, Orang itu sama
sekali tidak terluka!
Siapa yang kau maksudkan?
Boesu berbaju hitam itu ternyata ia tidak terluka.
Para jago sama2 angkat kepala terlihatlah orang berbaju hitam itu sendan merangkak
bangun dari atas rumput kemudian berjalan menghampiri para jago.
Hati2. Be Boen Hwie segera memperingatkan. Shen Bok Hong adalah seorang
manusia licik yang mempunyai banyak akal setan, entah permainan setan apakah yang
sedang disiapkan orang itu, jangan sampai kita terjebak dalam siasatnya. Harap cuwi
sekalian suka menunggu disini, cayhe akan maju kesana untuk melakukan pemeriksaan.
Siauwte akan menemani Be-heng sela Cheng Yap Cing.
Baiklah! demikianlah kedua orang itu segera berlari menyongsong kedatangan si orang
berbaju hitam itu.

Tatkala jarak mereka dengan orang berbaju hitam itu tinggal dua tombak, mendadak Be
Boen Hwie berhenti sambil menghardik ;
Berhenti!
Orang berbaju hitam itu menurut dan berhenti kemudian sambil menjura berkata,
Siapakah yang bernama Be Boen Hwie, Be Cong Piauw Pacu?
Cayhelah orangnya. Sahabat, kau ada urusan apa?
Cayhe mendapat pesan dari seseorang untuk menyampaikan sepucuk surat rahasia
kepada diri Be Cong Piauw Pacu kemudian harap Be Cong Piauw Pacu suka sampaikan
surat tadi kepada orang yang dimaksudkan dalam sampul tersebut! ujar orang berbaju
hitam itu seraya mengambil sepucuk surat dari dalam saku.
Letakkan surat itu diatas tanah dan harap sahabat segera mundur satu tombak ke
belakang bentak Be Boen Hwie kembali.
Orang berbaju hitam itu menurut dan meletakkan surat tadi ke atas tanah kemudian
lambat2 mundur setombak ke belakang.
Dalam jarak satu tombak Be Boen Hwie percaya sekalipun si orang berbaju hitam itu
mau main gila ia masih sempat untuk berkelit, maka dengan langkah lebar ia maju
kedepan.
Tampaklah diatas sampul surat itu bertuliskan kata2 sebagai berikut ;
Harap Be Boen Hwie Cong Piauw Pacu suka menyampaikan surat ini kepada Siauw
Ling
Gaya tulisannya halus dan indah, jelas tulisan seorang perempuan.
Dengan teliti Be Boen Hwie memeriksa dahulu apakah diatas sampul surat tersebut
dipolesi racun atau tidak, setelah yakin aman ia ambil surat tadi dari atas tanah.
Surat ini berasal dari siapa?
Sebagai imbalan buat menghantarkan surat ini cayhe peroleh kebebasan, mengenai
siapakah yang menulis surat tersebut dalam surat telah tercantum jelas sipenerima surat
akan mengetahui sendiri sehabis membaca surat tersebut. Nah, cayhe mohon diri lebih
dahulu!
Selesai berkata ia putar badan dan menuju ke arah Selatan, arahnya bertolak belakang
dengan arah yang diambil Shen Bok Hong tadi.

Menanti orang itu sudah berlalu, dengan langkah lebar Cheng Yap Cin baru maju
mendekat sambil bertanya, Surat itu berasal dari siapa?
Tentang soal ini cayhe kurang tahu!
Apakah surat itu ditulis buat Be-heng?
Bukan surat itu buat seorang sahabatku jawab Be Boen Hwie sambil memasukkan surat
itu ke dalam saku.
Menyaksikan orang she Be itu tidak ingin berbicara banyak tentang surat tersebut,
terpaksa Cheng Yap Cin pun tidak mendesak lebih jauh.
Mereka berdua segera kembali ke dalam barisan, terdengar Im Yang-cu bertanya lirih.
Apa yang telah dilakukan boesu berbaju hitam yang tinggal disana tadi?
Tiada perbuatan apapun yang ia lakukan tukas Cheng Yap Cin cepat. Ia cuma
mengirim sepucuk surat pribadi belaka.
Sengaja ia mengucapkan kata Pribadi, dengan demikian Im Yang-cu merasa kurang
enak untuk bertanya lebih jauh.
Sedikitpun tiada salah, para jago yang hadir disanapun tiada seorangpun yang
menanyakan persoalan itu lagi.
Be Boen Hwie takut sekali karena persoalan ini menimbulkan salah paham dalam hati
para jago, ingin sekali ia menjelaskan namun terasa pula sulit baginya untuk buka suara
kecuali apabila mengisahkan pula asal usul dari Siauw Ling.
JILID 26
Tetapi sebelum memperoleh persetujuan dari Siauw Ling, iapun tidak berani ambil
keputusan sendiri. Terpaksa masalah itu ia simpan dalam hati dengan mulut tetap
membungkam.
Untuk beberapa saat lamanya suasana dalam kalangan jadi sunyi senyap tak kedengaran
sedikit suarapun.
Lama. lama sekali, Im Yang-cu baru menghela napas panjang dan berkata;
Perbuatan Be-heng masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa San Cung telah tersiar luas
dalam dunia persilatan, semua rekan Bu-lim sama2 kagum atas keberanian dan semangat
gagah dari Be-heng ini

Aaai.! sebenarnya siauwte cuma menemani seseorang belaka. bicara terus terang,
kali ini kami bisa tinggalkan perkampungan Pek Hoa San Cung dalam keadaan selamat,
kecuali peroleh bantuan dari Sun Put Shia sang tiangloo dari Kay Pang kamipun telah
mendapat bantuan seorang tokoh sakti
Siapakah orang itu?
Selamanya siauwte tidak suka bicara bohong, orang itu sekarang dan detik ini berada
disini cuma saja sebelum peroleh persetujuannya siauwte tak berani ambil keputusan
untuk mengutarakan namanya.
Ia meraba surat dalam sakunya lalu menambahkan, Surat inipun juga surat yang
ditujukan kepadanya, siauwte tak berani bertindak sembarangan.
Begitu misteriuskah orang itu? seru Cheng Yap Cin sambil menyapu sekejap keseluruh
kalangan.
Menurut apa yang cayhe ketahui, orang itu sudah menutupi wajah aslinya dengan
penyaruan ia terpaksa berlaku misterius sebab ada kesulitan2 yang sukar diutarakan
kepada orang lain.
Kalau demikian adanya, Be-heng pun tak perlu memperkenalkan orang itu kepada
kami!
Sengaja Cheng Yap Cin mengucapkan kata2 itu dengan suara keras, agaknya ia sengaja
berbuat demikian untuk memancing kemunculan orang tersebut dengan sendirinya.
Siapa sangka Siauw Ling bersembunyi dipunggung bukit ia sama sekali tidak mendengar
apa yang mereka ucapkan, tentu saja tak mungkin sianak muda itu munculkan diri.
Setelah musuh tangguh berlalu, sipadri pemabok, sipengemis kelaparan serta Suma Kan
sekalianpun munculkan diri dari semak belukar disisi jalan.
Sinar mata Cheng Yap Cing segera dialihkan ke atas tubuh Suma Kan dan mengawasinya
tajam tajam, bibirnya bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu namun akhirnya
maksud itu dibatalkan.
Buru-buru Be Boen Hwie berseru, Mari. mari. siauwte perkenalkan kalian berdua,
saudara ini adalah siperamal sakti dari lautan Timur Suma Kan.
Kemudian berpaling ke arah Cheng Yap Cing sambungnya.
Saudara ini adalah Cheng Yap Cin Thay-hiap dari Bu Tong Pay.
Suma-heng Cheng Yap Cing menyapa seraya menjura.

Suma Kan adalah seorang manusia yang bertinggi hati, semula ia bermaksud datang
kedaratan Tionggoan untuk bikin peristiwa yang menggemparkan seluruh kolong langit
sekalian populerkan nama sendiri.
Siapa sangka apa yang diharapkan tidak tercapai dan ia sudah jumpai peristiwa yang
menggetarkan hatinya, seketika itu juga ambisi yang semula berkobar dalam hatinya
padam dan lenyap tak berbekas.
Menyaksikan Cheng Yap Cin gagah dan hebat iapun segera balas memberi hormat sambil
menyahut, Selamat berjumpa muka!
Suma-heng, apakah kau baru pertama kali ini menginjakkan kakimu didaratan
Tionggoan?
Siauw-te dilahirkan didaratan dan dibesarkan disebuah pulau ditengah samudra, kali ini
aku pulang kedaratan Tionggoan walaupun masih merasakan keadaan kampung halaman
namun terhadap setiap manusia yang ada disini merasa tertarik sekali, kenangan masa
lampau sudah buram dalam ingatanku.
Dunia persilatan didaratan Tionggoan terlalu banyak mengandung dendam dan budi,
aku rasa ketentraman dipulau anda yang terletak diluar samudra jauh lebih
menyenangkan daripada tempat seperti ini.
Sebelum siauwte pulang, ingin sekali kulihat dan kukenali jago-jago lihay dari daratan
Tionggoan.
Kabar yang tersiar belum boleh dipercaya. mungkin Suma-heng akan merasa kecewa.
Ucapan ini membuat Suma Kan murung, ia menghela napas panjang.
Aaai.! bicara terus terang, jago-jago Bulim didataran Tionggoan banyak dan lihay,
gagah dan cerdik, jauh lebih hebat daripada apa yang tersiar.
Suma-heng, kau terlalu memuji?
Mendadak terdengar sipengemis kelaparan teriak2 keras ;
Heeey. heeey. musuh tangguh sekarang sudah mundur, kita harus cari tempat untuk
bersantap sampai kenyang, ayoh cepatan dikit, perutku sudah men-jerit2.
Tidak salah sambung sipadri pemabok Setan arakku sudah mulai angot, ayoh cepat
sediakan arak wangi.
Teriakan kedua orang ini sudah sering berkumandang dimanapun juga. mereka tidak
pandang bulu berada dimana dan dihadapan siapapun juga.

Cheng Yap Cin melirik sekejap ke arah padri pemabok serta pengemis kelaparan,
kemudian tanyanya kepada Be Boen Hwie.
Apakah kedua orang itu adalah sipadri pemabok serta pengemis kelaparan yang
tersohor.
Tidak salah, perlukan siauw-te perkenalkan kalian bertiga?
Tidak perlu, tukas sipadri pemabok dingin.
Thaysu. Cheng Yap Cin segera berpaling dan berseru.
Tak usah terlalu menyanjung diriku, aku sihweesio, tidak kuat menerima hal itu. bila
kau merasa senang dengan aku sihweesio, kita boleh mengikat persahabatan dalam soal
makan, dan panggil saja aku sihweesio arak.
Sepasang alis Ceng Yap Cin berkerut kencang, setelah merandek sejenak ia berseru,
Sudah lama aku dengar thaysu suka bicara seenaknya dan tidak pakai aturan, setelah
perjumpaan hari ini, aku barusadar bahwa nama besarmu bukan nama kosong belaka.
Hweesio arak tetap hweesio arak, thaysu. thaysu melulu. Huuu! aku sihweesio
tidak sanggup menerimanya.
Untuk beberapa saat lamanya Cheng Yap Cin tak sanggup meraba isi hatinya, maka
terpaksa ia membungkam.
Mendadak terdengar sipengemis kelaparan tertawa ter-bahak2, teriaknya ;
Eeeei. hweesio arak. celaka. celaka. kau sudah menyinggung perasaan Cheng
thay-hiap agaknya kau sihweesio sudah bosan hidup, aku sih tak ikut mengantar
kematianmu, selamat tinggal, aku berangkat lebih duluan.
Selesai bicara tidak menanti jawaban dari Be Boen Hwie sekalian lagi ia putar badan dan
berlalu.
Hey sipengemis tua tunggu aku teriak padri pemabok. ia berpaling dan sambil ulapkan
tangan ujarnya kepada Cheng Yap Cin ;
Seandainya kau ingin bersahabat dengan aku dalam soal makan, lebih baik carilah akal
untuk memberi arak wangi kepadaku, apabila aku sihweesio gede melihat arak, sikapku
tentu akan berubah.
Terima kasih atas petunjukmu, akan cayhe ingat selalu di dalam hati jawab Cheng Yap
Cin sambil tertawa.

Sipadri pemabok segera putar badan dan berlalu dari sana. dalam sekejap mata kedua
orang pendekar kuokay itu sudah lenyap tak berbekas.
Be-heng! Cheng Yap Cin berbisik, Kedua orang itu benar2 pergi?
Aaai.! sudah terlalu biasa kedua orang itu bersikap sok edan2an. jejak mereka sukar
diraba. Benarkah mereka berlalu sukar diduga. Aaai dalam menghadapi pertarungan
sengit di dalam perkampungan Pek Hoa San Cung, kecuali Soen Put Shia serta tokoh
sakti itu, boleh dikata jasa dari padri pemabok serta pengemis kelaparan tidak kecil.
Mendadak Im Yang-cu rangkap tangannya didepan dada dan berkata ;
Shen Bok Hong bersama antek2nya telah mengundurkan diri, aku rasa ia tak bakal
kembali lagi, disebabkan atas munculnya kembali Shen Bok Hong dalam dunia persilatan
sauw-lim ciangbunjien serta Bu-tong ciangbunjien bersama2 telah menyebarkan
undangan Bu-lim keseluruh penjuru dunia, harap cuwi sekalian suka sama2 berkumpul
digunung bu-tong dan membicarakan siasat untuk membasmi gembong iblis pengacau
dunia itu. Aku dengan ketajaman pendengaran serta penglihatan Shen Bok Hong, rencana
ini tidak akan berhasil mengelabui dirinya, masih banyak persoalan yang harus pinto
selesaikan, oleh karena itu aku mohon pamit terlebih dahulu.
Sehabis berkata ia menjura kepada para jago, dengan membawa Cheng Yap Cin serta
Tiam It Loei mereka segera berlalu dari sana.
Dalam pada itu dari balik batu karang dikedua belah sisi jalan per-lahan-lahan muncul
dua puluh orang lelaki kekar yang menyandang busur serta anak panah.
Kiranya orang itu merupakan jago-jago pilihan diantara anak buah Be Boen Hwie yang
sengaja disembunyikan ditempat itu, mereka telah bersiap sedia bilamana para pengejar
dari perkampungan Pek Hoa San Cung mengejar sampai kesitu maka hujan anak panah
segera akan menyambut kedatangan mereka.
Siapa sangka kejadian ada diluar dugaan semua orang, Shen Bok Hong dengan membawa
para jago telah berlalu dari sana.
Sementara itu Siauw Ling serta Sang Pat pun sudah tinggalkan punggung bukit dan turun
kebawah.
Sang Pat membuntuti kencang dibelakang Siauw Ling, terdengar ia berbisik lirih ;
Pada saat ini toako suah jadi pahlawan gagah ditengah para jago yang hadir pada saat
ini, apabila ambil kesempatan ini toako berseru maka pasti akan terdapat banyak orang
yang suka mengikuti diri toako, dengan kepandaian silat yang toako miliki serta
kecerdikan yang melebihi orang lain, rasanya tidak sukar bagimu untuk mendirikan pula
suatu kekuatan diluar sembilan partai besar serta perkampungan Pek Hoa San Cung.

Aaai.! Siauw Ling menghela napas panjang. Meskipun siauwheng baru saja
terjunkan diri ke dalam dunia persilatan, tetapi dalam pengamatanku selama setengah
tahun ini dapat kutarik kesimpulan bahwasanya kebanyakan orang Bu-lim telah
terbelenggu oleh Nama serta keuntungan, terutama sekali nama, hal ini paling mencelakai
orang, setiap menusia ingin menjadi pemimpin Bu-lim, setiap orang ingin dihormati
orang lain, kekacauan semacam ini tiada akan berakhir untuk selamanya.
Sang Pat merasakan pipinya jadi panas setelah mendengar ucapan itu, ia tertawa dan
menyambung, Siauwte akui telah terbelenggu oleh harta, meskipun harta kekayaan itu
kudapatkan dengan cara tidak halal namun belum pernah kudapatkan secara kekerasan
atau merampas. Meskipun begitu dengan menggunakan akal memaksa orang lain untuk
menyerahkan benda mustikanya secara sukarela sedikit banyak termasuk perbuatan
orang2 rendah.
Tetapi sejak berkenalan dengan toako, siauw te pernah membicarakan hal ini dengan Tu
Kioe kami berjanji sejak hari ini tidak akan memikirkan soal harta lagi kami akan
kerahkan segenap tenaga yang ada untuk membantu toako dan melakukan suatu
pekerjaan yang besar serta cemerlang!
Siauw Ling tersenyum, mulutnya tetap membungkam, sedang dalam hati pikirnya ;
Penyakit yang sudah dideritanya hampir puluhan tahun lamanya, aku rasa tidak bakal
bisa berubah dalam waktu singkat.
Sembari berbicara, tanpa terasa mereka berdua sudah berada diantara para jago lainnya.
Be Boen Hwie segera merogoh sakunya ambil keluar sepucuk surat dan diangsurkan
kedepan. katanya ;
Disini ada sepucuk surat, harap Siauw-heng suka menerimanya.
Siauw Ling terima surat itu, menyaksikan gaya tulisan diatas sampul ia dapat menerka
kalau orang yang menulis surat tersebut jelas adalah seorang wanita, hatinya tertegun
keheranan.
Surat ini dari siapa? segera ia bertanya.
Belum siauw-te lihat!
Dengan sepasang alis berkerut Siauw Ling segera membuka sampul surat itu dan
membaca isinya, terbaca olehnya ;
Kemarin malam tatkala aku mendusin dengan pikiran segar, kudengar ayah
membicarakan tentang dirimu walaupun kau sudah menyaru dan menyusup ke dalam
perkampungan Pek Hoa San Cung, tetapi gagal untuk mengelabuhi sepasang mata

ayahku, maksud ayah tidak membocorkan rahasia ini bukan lain karena beliau ingin
menggunakan darah dalam tubuhmu untuk menolong selembar jiwaku.
Membaca sampai disitu, Siauw Ling sudah bisa tebak berasal dari manakah surat itu,
tanpa terasa hatinya bergidik, pikirnya.
Sungguh mengerikan sekali, agaknya sebelum tok Ciu Yok Ong berhasil mengganti
darah puterinya dengan darahku, sepanjang masa ia akan selalu mengincar diriku.
Ia menghela napas dan membaca surat itu lebih jauh.
Demi aku, ayah sudah memeras otak dan merasakan penderitaan yang hebat, akumerasa
tak tega melihat beliau selalu tersiksa. Tetapi akupun tidak berani menerima sumbangan
darahmu untuk menyelamatkan jiwaku mumpung ini hari pikiranku rada segar dan badan
terasa agak sehat, kutulis sepucuk surat ini untukmu.
Aku dengan dirimu tidak pernah saling kenal, tetapi dalam tubuhku sudah terdapat
darahmu badanku yang lemah sudah bagaikan lampu yang kehabisan minyak. setiap saat
bisa padam dan musnah. Tetapi teringat akan penderitaan ayah diam diam kucurkan aira
mata dan merasa menyesal pula terhadap diri anda. Sebagai penebus dosa maka aku ingin
membantu dirimu sebagai rasa penyesalanku.
Menurut apa yang kuketahui, diantara panglima kosen yang berhasil diciptakan Shen
Bok Hong, boleh dikata barisan Ngo Liong Toa Tin merupakan kekuatan yang paling
dahsyat.
Yang dimaksudkan Lima naga adalah lima orang manusia aneh yang memiliki ilmu silat
yang sangat lihay, sejak ditundukan Shen Bok Hong mereka dibawa pulang ke dalam
perkampungan Pek Hoa San Cung, kemudian setelah membuang waktu selama banyak
tahun akhirnya terciptalah barisan Ngo Liong Toa Tin tersebut diantaranya ia sudah
mendapat banyak bantuan dari ayahku, oleh karena itu aku sedikit banyak memahami
keadaan yang sebenarnya.
Untuk membantu dirimu aku ada maksud merobohkan lima naga tersebut, maka dengan
menggunakan sedikit akal kulenyapkan daya tempur dari lima naga tersebut walaupun
begitu aku tak turun tangan keji sehingga melenyapkan jerih payah dari Shen Cung-cu
dalam sekejap mata setelah berpikir berulang kali akhirnya kudapatkan akal yang
sempurna, untuk sementara waktu lima naga itu akan kehilangan daya tempurnya selama
sepuluh hari, setelah sepuluh hari mereka akan pulih kembali daya tempurnya sedikit
penghargaan ini harap kau suka menerimanya sebagai balas budi dariku.
Surat tersebut terputus sampai disitu, dan dibawah surat tiada tercantum nama.
Walaupun surat itu tidak berakhir namun apa yang dimaksud dapat Siauw Ling pahami
dengan cepat.

Kini sianak muda itu baru tahu apa sebabnya barisan Ngo Liong Toa Tin dari Shen Bok
Hong tidak kuat menahan gempuran mereka, ternyata secara diam2 ada orang lain yang
telah melenyapkan daya tempur mereka.
Perlahan-lahan ia lipat surat itu dan dimasukkan ke dalam saku.
Be Boen Hwie sekalian yang hadir disitu mesti tidak tahu apa yang dibicarakan dalam
surat tersebut namun, menyaksikan Siauw Ling membungkam mereka pun tidak
mendesak untuk bertanya.
Tiba-tiba terdengar ujung baju tersempok angin, diikuti Kiem Lan dengan langkah terburu-buru lari kesisi Siauw Ling dan berbisik lirih ;
Kesehatan badan thay hujien amat lemah, tak mungkin kita lanjutkan perjalanan lagi,
kita harus cepat-cepat mencari suatu tempat untuk beristirahat selama beberapa hari.
Bagaimana keadaannya? tukas Siauw Ling dengan wajah berubah hebat.
Kini keadaannya sudah tenang.
Aaai. kalau begitu bagus sekali
Menurut pemeriksaan budak serta Giok Lan atas kesehatan dari Loo hujien, kami rasa
beliau tak boleh menemui kejadian yang mengejutkan hatinya lagi, kita harus mencari
suatu tempat yang terpencil untuk beristirahat selama beberapa hari, menunggu kesegaran
badannya sudah pulih barulah kita lanjutkan perjalanan.
Siauw Ling termenung sejenak, kemudian kepada Be Boen Hwie katanya, Kesehatan
tubuh ibuku sedang mundur dan sukar untuk melakukan perjalanan lagi, siauwte ada
maksud beristirahat selama beberapa hari disekitar tempat ini. Bila Be-heng serta cuwi
sekalian ada urusan yang harus diselesaikan, harap sialhkan berlalu!
Tempat ini letaknya amat berdekatan dengan perkampungan Pek Hoa San Cung, aku
takut Shen Bok Hong sudah menyebarkan mata2nya disekitar sini, lebih baik lakukanlah
perjalanan beberapa li lagi.
Belum sempat Siauw Ling menjawab, Kiem Lan sudah berebut menyambung ;
Be-ya, maaf apabila budak lancang dan banyak bicara, membicarakan dari kesehatan
badan loo hujien, tak mungkin beliau sanggup untuk melakukan perjalanan lagi.
Agaknya Be Boen Hwie pun dapat menangkap betapa seriusnya keadaan tersebut, lama
sekali ia termenung kemudian baru menyahut.

Kalau memang demikian adanya, cayhe pun tidak leluasa untuk banya bicara lagi,
semoga Siauw-heng bisa menahan beberapa orang jago lihay untuk membantu dirimu.
sehingga seandainya terjadi sesuatu hal diluar dugaan ada orang yang memberi bantuan.
Bila jumlahnya terlalu banya, malahan jejak kami gampang konangan, maksud baik Beheng biarlah siauw-te terima di dalam hati.
Kalau begitu silahkan Siauw-heng berangkat lebih dahulu, sedang siauw-te akan
bertahan untuk sementara waktu ditempat ini, dari pada mata2 yang dikirim Shen Bok
Hong berhasil menemukan jejak kalian.
Kalau begitu merepotkan diri Be-heng, budi kebaikan yang kau berikan ini hari pasti
akan siauw-te balas dikemudian hari.
Setelah tiba dibelakang bukit, dengan mengajak Tion Chiu Siang Ku, Kim Lan serta giok
Lan mereka berjalan menuju ke atas bukit.
Cuwi sekalian harap tunggu sebentar tiba-tiba terdengar sipencuri sakti Siang Hwie
berseru Walaupun usia siauw-te sudah lanjut, aku tak boleh membawa kepandaian dasar
petiku masuk keliang kubur.
Siang-heng ada petunjuk apa lagi? tanya Siauw Ling seraya berpaling.
Sinar mata Siang Hwie mengerling sekejap ke arah Kim Lan serta Giok Lan lalu sambil
tertawa sahutnya ;
Aku sipencuri tua lihat kedua orang bocah perguruan itu penurut sekali, maka ingin
kuwariskan kepandaian mencuri kepada mereka entah nona2 gede itu suka tidak
mendapat warisan ilmu mencopet dari aku sipencuri tua?
Seandainya Siang-heng punya maksud demikian, aku rasa mereka akan menerimanya
dengan senang hati.
Setelah melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, Siauw Ling pun mulai merasa
betapa pentingnya ilmu mencuri dan mencopet, kepandaian mencuri dari sipencuri sakti
Siang Hwie tiada tandingannya dikolong langit, tentu saja ia tak berani memandang
rendah dirinya.
Terdengar Kim Lan serta Giok Lan menyahut berbareng.
Apabila loocianpwee punya maksud demikian kami sekalian merasa amat berterima
kasih sekali.
Haaa. haaa. bagus. kalau memang demikian adanya. aku sipencuri tua akan ikut
serta pula dalam rombongan kalian.

Siperamal sakti dari Lautan Timur Suma Kan pun maju menjura ke arah Siauw Ling, lalu
berkata ;
Siauwte pun ada maksud menemani kalian beberapa orang, entah kamu semua suka
menerima diriku atau tidak?
Apabila Suma-heng ada maksud menggabungkan diri, dengan senang hati tentu saja
siauw-te sambut kedatanganmu.
Mendadak Kim Lan mempercepat langkahnya mendekati Be Boen Hwie, lalu bisiknya
lirih ;
Setiap budak yang berasal dari perkampungan Pek Hoa San Cug, tak seorangpun
mempunyai harapan yang berlebihan, apabila mereka dapat diterima saja sudah merasa
amat berterima kasih sekali, semoga Be Cong Piauw Pacu bisa bersikap baik terhadap
Hong Coe moay-moay!
Tentang soal ini nona boleh legakan hati. sahut Be Boen Hwie sambil tersenyum.
Cayhe pasti akan berusaha keras untuk baik2 merawat dirinya.
Dalam pada itu Suma Kan telah berada di sisi Siauw Ling. terdengar ia bertanya dengan
suara lirih, Heng-thay, apakah kau benar2 adalah Siauw Ling yang asli?
Bicara terus terang, cayhe adalah Siauw Ling yang asli.
Nah itulah dia. SIauw-heng, coba kau lihat bagaimanakah perubahan air muka dari
Be-heng?
Siauw Ling memperhatikan sekejap wajah Be Boen Hwie, lalu geleng kepala.
Siauwte tidak berhasil melihat sesuatu sahutnya.
Wajahnya suram dan diliputi kegelapan, dalam sepuluh hari pasti terjadi perubahan besar
atas dirinya. Aaai.! tatkala masih berada dalam perkampungan Pek Hoa San cung,
siauwte sudah memperingatkan kepadanya bila ada bencana berdarah bakal menimpa
dirinya.
Bukankah dia sudah terluka? sambung Siauw Ling cepat, Aku rasa ramalah Sumaheng atas bencana berdarah yang menimpa dirinya boleh dikata sudah berlalu.
Namun dengan cepat suma Kan menggeleng.
Kesuraman yang menyelimuti wajahnya saat ini jauh lebih tebal dari pada sewaktu ada
di dalam perkampungan Pek Hoa San Cung, bahkan hawa kesialan sudah mencapai
ubun2nya, dalam beberapa waktu lagi pasti ada perubahan besar akan menimpa dirinya,

paling cepat tiga hari dan paling lambat sepuluh hari kejadian itu pasti akan
berlangsung.
Walaupun dalam hati Siauw Ling merasa kurang percaya dengan hasil ramalannya, tapi
menyaksikan kesungguhan orang itu tatkala mengucapkan kata2 tersebut hatinya
bergerak juga, pikirnya
Walaupun apa yang dikatakan tak boleh dipercaya seratus persen, rasanya tidak
salahnya kalau mempercayai juga.
Maka ia segera berkata, Suma-heng, apabila kau punya keyakinan, ada baiknya
memberitahukan hal ini kepadanya, agar ia bisa waspada
Aaai.! Be Boen Hwie berwatak gagah dan ia tek gentar menghadapi segala apapun,
ucapan dari siauwte belum tentu mau dipercaya olehnya!
Lalu maksud Suma-heng?
Apabila Siauw-heng bisa menasehati dirinya secara serius dan ber-sungguh2, mungkin
ia mau menuruti nasehatmu
Siauw Ling termenung sebentar kemudian mengangguk.
Baiklah! sahutnya, dengan langkah lebar ia mendekati Be Boen Hwie lalu berkata
dengan wajah serius, Be-heng, siauwte mempunyai beberapa patah kata yang
sebenarnya tidak sesuai untuk diutarakan kepadamu, semoga Be-heng bisa memaafkan
diriku setelah kata2 tersebut kuutarakan keluar!
Siauw-heng ada persoalan apa? bila siauwte dapat melakukannya tentu akan
kulaksanakan tanpa membantah.
Wajah Be-heng kelihatan suram dan gelap, selama sepuluh hari ini harap kau suka berhati2.
Apakah siperamal sakti dari lautan timur yang memberitahukan kepadamu? tanya Be
Boen Hwie sambil tertawa.
Sementara berbicara secara diam2 Siauw Ling pun memperhatikan wajahnya. ia temukan
diantara alis orang itu secara lapat2 memang diliputi oleh hawa sial, segera sahutnya,
Aku sendiri yang melihat akan hal itu!
Baiklah! jawab Be Boen Hwie setelah termenung sejenak. Aku akan selalu ber-hati2
dalam setiap tindakan, harap Siauw-heng jangan kuatir!

Apabila kesehatan badan ibuku sudah pulih dan siauwte telah menghantarkan mereka
kesuatu tempat yang aman, siauwte pasti akan berusaha untuk menemukan Be-heng
kembali
Ciangbunjien dari partai Siauw-lim serta partai Bu-tong telah menyebarkan surat
undangan Bu-lim-tiap untuk membuka suatu pertemuan para jago, semoga Siauw-heng
bisa menghadiri pertemuan tersebut.
Untuk keadaan sekarang sulit bagiku untuk mengambil keputusan, biarlah kuputuskan
setelah sampai pada saatnya.
Ia menjura dan menambahkan.
Siauwte akan beragkat duluan!
Demikianlah dengan Tu Kioe membopong Siauw Thay-jien, Giok Lan membopong
Siauw Hujien, Sang Pat serta Siang Hwie buka jalan. Siauw Ling serta Suma Kan
mengiringi dibelakang mereka yang segera lanjutkan perjalanannya memasuki lembah
gunung.
Kurang lebih tiga puluh li kemudian sampailah mereka disuatu tempat yang terpencil dan
sunyi sekali.
Siang Hwie berhenti, seraya menjura ke arah Siauw Ling, katanya, Hampir puluhan
tahun lamanya Shen Bok Hong bercokol dalam perkampungan Pek Hoa San Cung,
daerah sekitar ratusan li mungkin sudah berada di dalam pengawasan mereka.
Maksud Siang-heng, apakah kita hendak mencari suatu tempat untuk beristirahat di
dalam lembah gunung ini? sela Siauw Ling.
Sedikitpun tidak salah. asalkan kita semua bersembunyi di dalam lembah gunung ini,
mungkin kita bisa menghindari pengamatan dari mata-mata yang dikirim Shen Bok
Hong.
Kesehatan ibuku sangat menurun, aku rasa membutuhkan banyak bahan obat2an untuk
menyembuhkan, bila kita berada ditengah gunung yang begini terpencil bagaimana
mungkin bisa dapatkan obat2an tersebut dengan gampang?
Tentang soal ini Siauw-heng tak perlu murungkan, soal pembelian obat2an serahkan
saja kepada aku sipencuri tua.
Siang-heng bukan saja lihay dalam ilmu mencuri yang mana tiada tandingannya
dikolong langit. bahkan ilmu menyarupun tiada bandingannya sambung Sang Pat sambil
tertawa. Aku rasa mata2 dari perkampungan Pek Hoa San Cung tidak bakal bisa kenali
dirinya lagi.

Pada waktu itu Giok Lan serta Tu Kioe telah memilih sebuah tanah rumput yang empuk
dan meletakkan Siauw-Thay-jien serta Siauw-Hujien ke atas tanah kemudian
membebaskan jalan darah mereka yang tertotok.
Sedang Siauw Ling membersihkan wajahnya dari obat penyamaran sehingga pulih
kembali keadaan wajah yang sebenarnya, setelah itu ia ber-jaga2 disisi orang tuanya.
Kembali lewat beberapa saat per-lahan-lahan Siauw thay-jien menghembuskan napas
panjang dan mendusin.
Menyaksikan ayahnya mendusin Siauw Ling segera jatuhkan diri berlutut dihadapannya.
Putra yang tak berbakti Siauw Ling menhunjuk hormat buat ayah serunya.
Sepasang mata Siauw-thay-jien dengan tajam menatap wajah Siauw Ling, lama sekali ia
baru menghela napas panjang dan bertanya;
Benarkah kau adalah Leng-jie?
Tidak salah, putranda adalah Siauw Ling!
Aaai.! perubahan pada wajah maupun tubuhmu terlalu banyak, dahulu badanmu
lemah dan berpenyakitan, tapi sekarang kau gagah dan kuat.
Ia tersenyum dan menambahkan, Apabila diperiksa lebih cermat, memang raut wajah
tempo dulu masih membekas diatas mukamu.
Putramu tidak berbakti, sehingga membuat ayah dan ibu menderita. hal ini benar2
membuat puteramu merasa tidak tenteram keluh Siauw Ling dengan air mata yang
bercucuran.
Sepasang mata Siauw thayjien menyapu sekejap ke arah para jago yang ada dibelakang
putranya, kemudian tersenyum ramah.
Mara bahaya yang ada di dalam tingkat pemerintahan jauh lebih hebat dari pada dunia
persilatan, ayahmu sudah sering mengalami pelbagai peristiwa yang lebih mengerikan,
sedikit penderitaan yang kualami masih belum terhitung seberapa katanya.
Siangkong cepat bangun tiba-tiba terdengar Giok Lan berbisik. Keadaan Loo hujien
rada kurang beres.
Air muka Siauw Ling berubah hebat, ia enjotkan badan melewati Siang Hwie serta Suma
Kan dan melayang turun disisi tubuh ibunya, setelah berlutut memayang ibunya ia
berteriak cemas, Oooh ibu. ibu.

Begitu cemas dan gelisah hatinya, sampai tak tahan lagi air mata jatuh bercucuran dengan
derasnya.
Sang Pan menjawil ujung baju Suma Kan lalu berbisik lirih ;
Kau bisa meramal, entah bagaimana kepandaianmu dalam ilmu pertabiban?.
Siauwte tidak berani terlalu mengunggulkan diri sendiri, dalam hal ilmu pertabiban aku
cuma mengerti tapi tidak menguasai.
Kalau begitu pergilah nasehati Siauw toako lebih dahulu, kemudian baru kita
rundingkan kembali soal pengobatan.
Tentang soal ini siauwte mengerti Suma Kan mengangguk, ia segera berjalan
menghampiri Siauw Ling dan berkata dengan wajah serius, siauw-heng, harap kau
jangan gelisah sehingga mengacaukan pikiranmu, menurut terhitungan siauwte, hujien
punya hok-gie yang besar dan yang panjang, sekalipun keadaan lebih burukpun tidak
akan sampai sejelek yang kau bayangkan, harap legakan hatimu.
Siauw Ling berpaling memandang sekejap ke arah Suma Kan kemudian mengangguk.
Perkataan Suma-heng sedikitpun tidak salah sahutnya.
Ia turunkan ibunya ke atas tanah kemudian bangun berdiri, serta menyeka air mata diatas
pipinya dan berkata lebih jauh, Ibuku selalu berada dalam keadaan tidak sadar, siapakah
diantara kalian yang menguasai keadaan disekitar sini dan suka mengundang datang tabib
untuk mengobati sakitnya?
Lambat2 Siauw Thay-jien berjalan menghampiri isterinya, setelah melirih sekejap ke
arah wajah nyonya itu ia menghela napas panjang.
Ling-jie, jangan gugup serunya.
Sebenarnya para jago sedang merundingkan persoalan itu dengan suara lirih, mendengar
teguran dari Siauw Thay-jien, maka suasana seketika itu juga berubah jadi sunyi senyap
tak kedengaran sedikit suarapun,
Ayah, kau ada petunjuk apa? tanya Siauw Ling seraya menjura.
Sejak kau pergi tanpa pamit, ibumu selalu merindukan akan dirimu, rasa rindu yang berlarut2 ini lama-kelamaan berubah jadi penyakit, sekalipun berulang kali kunasehati
dirinya, tapi ia tak sanggup mengendalikan rasa gembira serta riangnya seperti
dahulu.
Putra tak berbakti, sehingga membuat ibu susah dan menderita. dosaku amat berat dan
bertumpuk2.

Siauw Thayjien tersenyum.


Oleh karena itulah tatkala orang2 perkampungan Pek Hoa San Cung berhasil
menemukan dusun Tan Koei Cung, meskipun ayahmu berhasil menemukan gerak gerik
mereka sangat mencurigakan, tetapi ibumu mempercayainya seratus persen dan
menunjukkan senyuman yang belum pernah ia perlihatkan sejak kepergianmu tempo
dulu. aku merasa tidak tega membongkar rahasia itu maka dengan terpaksa ikut mereka
melakukan perjalanan. Aai. sekalipun selama berada di dalam perkampungan Pek Hoa
San Cung kami tidak pernah merasakan siksaan atau penderitaan apapun, tetapi hidup
dalam kamar yang gelap dan setiap hari tak pernah melihat sinar matahari sedikit banyak
hal itu menekan pula jiwa kami.
Ananda tak dapat menggirangkan ayah dan ibu sebaliknya malah menyusahkan ayah
dan ibu berdua. aiii. kejadian ini sangat menyedihkan hatiku. sekalipun mati, dosa
ini belum juga dapat ditebus.
Karena cemas dan mendongkol ditambah rindu pula kepada putranya maka ketika
berada di dalam kamar penjara ibumu, sudah menderita sakit, ditambah pula peristiwa
yang amat mengerikan itu, maka ia jatuh tidak sadarkan diri, putraku. kau tak usah gugup
ataupun gelisah, asal ia mendusin dan dapat berjumpa muka dengan dirimu serta
mengenali kau sebagai putranya, sakit yang ia derita tentu akan sembuh sebagian besar
dengan sendirinya.
Perkataan ayah sedikitpun tidak salah
Mendadak Giok Lan bangun berdiri, sambil menjura ke arah Siauw Ling ujarnya ;
Di dalam kota Koei-Chiu terdapat seorang tabib kenamaan, biarlah budak menyusup ke
dalam kota dengan jalan menyaru dan undang dia datang kemari.
Tak usah! tak usah berbuat demikian tiba-tiba dari balik semak berkumandang gelak
tertawa seseorang. Tabib kenamaan macam apapun yang ada dikolong langit tiada
seorangpun yang bisa menandingi kepandaian loohu, kalau cuma penyakit sekecil itu
Loohu percaya cukup sekali tusuk jarum, penyakitnya seketika akan sembuh dan nyonya
itu akan mendusin.
Dengan hati terperanjat para jago sama2 angkat kepala, tampaklah diatas sebuah batu
besar kurang lebih beberapa tombak dibelakang mereka berdiri seorang lelaki berbaju
hitam yang kecil dan kurus kering, dia bukan lain adalah Tok Chiu Yok Ong.
Karena merasa kuatir akan keselamatan Siauw Hujien, pendengaran para jago telah
kehilanan daya tajamnya, sehingga sejak kapan Tok Chiu Yok Ong tiba disitu tak
seorangpun yang tahu.
Sang Pat per-tama yang tertawa dingin lebih dahulu, tegurnya, Setelah kau datang
kemari, jangan harap bisa berlalu dengan seenaknya!

Sembari berkata ia mengerdipkan ke arah Tu Kioe kemudian mereka berdua ber-sama2


loncat kesebelah kiri dan menghadap jalan perginya.
Tok Chiu Yok Ong tertawa terbahak2 menyaksikan perbuatan kedua orang jago itu.
Seandainya loohu takut bisa datang tak dapat berlalu, tidak nanti aku menguntit kalian
sampai disini? serunya.
Sembari berkata, ia melayang turun kebawah.
Siauw Ling segera melangkah kedepan menghadang dihadapan ayahnya, lalu menegur
dingin.
Janganlah membawa maksud jahat datang kemari kalau tidak akan kusurh kau mati
tanpa tempat kubur.
Tok Chiu Yok Ong tidak menggubris, ancaman sianak muda itu, seraya menatap
wajahnya ia bergumam ;
Tidak salah lagi, ternyata kau benar2 telah menyaru sebagai pesuruh dari Be Boen Hwie
tatkala kau masih ada di dalam perkampungan Pek Hoa San Cung, loohu telah
mengetahui jejakmu!
Pada waktu itu seandainya kau bocorkan rahasia ini kepada Shen Bok Hong mungkin
kalau semua tidak akan gampang menerobos keluar dari perkampungan Pek Hoa San
Cung.
Tidak salah, seandainya Shen Bok Hong tahu kau telah muncul disitu, ia pasti akan
kearhkan segenap kekuatan yang ada di dalam perkampungan Pek Hoa San Cung untuk
membinasakan dirimu.
Heee. heeeh. sayang seribu kali sayang kesempatan sebaik itu tak akan didapatkan
lagi, Shen Bok Hong telah me-nyia2kan kesempatan yang paling baik untuk
membinasakan diriku.
Loohu tidak mau membocorkan rahasiamu bukan karena disebabkan hatiku welas dan
kasihan terhadap dirimu, melainkan karena aku butuh kau dalam keadaan hidup2,
kemudian meminjam darah segar dalam tubuhmu untuk menolong selembar jiwa
putriku.
Diantara kita tiada hubungan apapun, dengarkanlah nasehat cayhe dan matikan saja
niatmu itu.
Loohu cuma punya seorang putri, sebelum tujuanku tercapai sepanjang masa loohu tak
akan berhenti berusaha.

Berbicara dari keadaanmu saat ini, berani benar kau utarakan kata2 secongkak dan
sesumbar itu? tegur Siauw Ling dengan alis berkerut.
Tok Chiu Yok Ong mendongak dan tertawa ter-bahak2.
Haa. haa. orang2 Bu-lim ada siapa yang tidak mengatakan aku sombong, tinggi hati
dan suka sesumbar? buat apa kau mengatakan hal itu kepada diriku? jengeknya.
Siauw-heng, jejak kita sudah konangan mendadak Siang Hwie menyela. Satu2nya
cara yang bisa kita lakukan sekarang adalah membinasakan dirinya. sehingga tiada
kesempatan sama sekali baginya untuk mewartakan jejakmu kepada musuh, apa gunanya
kau bersilat lidah lagi dengan orang macam itu?
Seraya berkata ia siap menubruk kedepan.
Siang-heng, tunggu sebentar. cegah Siauw Ling sambil ulapkan tangannya, perlahan-lahan ia alihkan sinar matanya ke atas wajah Tok Chiu Yok Ong kemudian
katanya, Berdasarkan hal apakah kau hendak menggunakan darah segar dari aku orang
she Siauw untuk menolong jiwa putrimu?
Ilmu pertabiban yang loohu miliki tiada tandingannya dikolong langit dewasa ini,
sedang ilmu silatkupun sama saja tidak berada dibawah orang lain, maka dengan
andalkan kepandaian yang manapun aku bisa dapatkan darah dalam tubuhmu!
Seandainya aku tidak memberi kesempatan kepadamu untuk berkutik, sampai matipun
jangan harap harapanmu itu bisa tercapai. jengek Siauw Ling seraya tertawa hambar.
Loohu percaya suatu hari aku dapat memaksa kau untuk memberikan darah dalam
tubuhmu secara sukarela untuk menolong jiwa putriku!
Air muka Siauw Ling berubah hebat.
Sungguh tak nyana, putrimu berwatak halus dan ramah, ia pandai membedakan mana
jahat dan mana baik, sebaliknya ia mempunyai seorang ayah yang egois dan buas,
perbuatanmu benar2 sudah menodai kesuciannya.
Ia merandek sejenak, kemudian tambahnya, Apakah kau merasa yakin bahwa ilmu
silatmu sangat lihay dan sanggup untuk menundukkan aku orang she Siauw, baiklah,
cayhe akan kasih satu kesempatan kepadamu untuk melakukan duel satu lawan satu,
masing-masing pihak boleh andalkan kepandaian silat yang dimilikinya untuk cari
kemenangan. Seandainya kau yang menang maka cayhe akan menyerahkan diri secara
sukarela, darahku boleh kau ambil untuk menolong jiwa putrimu, tetapi bagaimana kalau
sebalinya kau yang kalah ditangan aku orang she Siauw?

Selama melakukan pekerjaan loohu cuma tahu berhasil, perduli dnegan cara dan
tindakan apapun akan kulakukan usaha tersebut jengek Tog Chiu Yok Ong sambil
tertawa dingin.
Orang lain boleh mentertawakan diriku, boleh mencaci maki diriku, tapi aku tak sudi
bertaruh dengan orang lain, sekalipun ini hari gagal, hari esok masih panjang, suatu saat
loohu pasti akan berhasil mendapatkan akal untuk merobohkan dirimu.
Ucapan ini seketika itu juga membuat Siauw Ling tertegun.
Aku sungguh tak nyana atas kedudukan serta nama besarmu dalam dunia persilatan,
ternyata Tok Chiu Yok Ong yang tersohor bisa mengucapkan kata2 semacam itu
teriaknya.
Tok Chiu Yok Ong tidak menggubris ejekan orang, sinar matanya menyapu sekejap
ketubuh Siauw Hujien yang berbaring diatas rumput lalu mengalihkan pokok
pembicaraan ke soal lain.
Keadaan penyakit yang diderita ibumu tidak enteng, apabila tidak cepat-cepat
disembuhkan mungkin penyakit itu akan kritis dan membahayakan jiwanya.
Hmm! apakah kau ingin menggunakan keadaan dari ibuku untuk memaksa aku orang
she Siauw sumbangkan darah buat putrimu!
Seandainya bisa demikian dengan senang hati akan loohu terima usulmu itu!
Kalau cuma sedikit penyakit yan diderita Siauw Hujien, agaknya tak perlu sampai
merepotkan dirimu sela Suma Kan dari samping.
Dari sakunya ia ambil keluar senjata gelang emasnya, kemudian berdiri menghadang
dihadapan tubuh Siauw Hujien.
Sambil mendengus dingin Tok Chiu Yok Ong menyapu sekejap wajah para jago yang
ada diempat penjuru, kemudain ia bertanya ;
Benarkah kau ingin ajak aku bertaruh?
Orang ini keji, licik dan banyak akal pikir Siauw Ling di dalam hatinya. Tenaganya
membantu amat besar kesuksesan perkampungan Pek Hoa San Cung, apabila tidak
kubasmi cepat-cepat dengan meminjam kesempatan baik ini, dikemudian hari tentu ia
bakal mendatangkan bencana bagi umat Bu-lim, walaupun dengan perbuatan ini aku
merasa bersalah terhadap putrinya, tapi apa boleh buat.
Berpikir sampai disitu, segera sahutnya hambar, Bila kau ingin mengajak aku bergebrak,
dengan cara apapun pasti akan cayhe layani!

Jadi orang, loohu paling tidak suka terikat oleh suatu ikatan, apabila kau ingin ajak aku
bertanding, lebih baik kita tak terikat oleh peraturan peraturan dunia persilatan,
menggunakan senjata rahasia, siapa lebih ampuh dialah yang menang.
Bagus sekali, kau suka menerangkan dahulu akan hal ini, dapat ditunjukkan kalau anda
masih memiliki jiwa seorang enghiong.
Anda terlalu memuji!
Masih ada satu persoalan, mungkin Yok Ong sudah luma mengutarakannya keluar?
mendadak sipencuri sakti Siang Hwie menyela.
Persoala apakah itu?
Bertarung dengan cara mengerubut, siapa banyak jumlahnya dialah yang menang.
Ha ha ha ha. loohu paling benci peraturan Bu-lim tentu saja sesuka hati kalian kalau
mau bergebrak dengan jalan mengerubut.
Baik, kalau begitu biarlah cayhe mohon petunjukmu lebih dahulu seru Suma Kan
sambil ayunkan senjata gelang emasnya.
Tapi sebelum serangannya mencapai sasaran mendadak terdengar Giok Lan menjerit
lengking ;
Hujien?!!
Ia berjongkok dan memeluk tubuh Siauw Hujien.
Dengan cepat Siauw Ling berpaling, ia saksikan tangan serta kaki ibunya gemetar keras,
wajahnya pucat pias bagaikan mayat, sepasang matanya terpejam rapat dan keringat
dingin mengucur keluar tiada hentinya, se-akan2 ia sedang menahan suatu siksaan yang
hebat.
Hatinya jadi terperanjat, tak kuasa lagi air matanya jatuh bercucuran membasahi
wajahnya.
Tangan dan kaki gemetar ini menandakan nyonya itu terserang penyakit angin duduk
seru Tok Chiu Yok Ong sambil tertawa tergelak. Apabila dibiarkan ber-larut2 sekalipun
ada tabib sakti yang bisa sematkan selembar jiwanya, namun seluruh badannya lemas dan
sepanjang masa ia tak bisa bangun lagi.
Beberapa patah kata itu bagaikan sebilah golok yang menusuk keulu hati Siauw Ling.
Apakah Loocianpwee punya kemampuan untuk menyembuhkan penyakitnya perlahan-lahan ia bertanya sambil menyeka air mata.

Obat tiba penyakit lenyap, tanggung ia akan pulih kembali seperti sediakala!
Kalau begitu mohon Loocianpwee suka turun tangan menolong jiwanya!
Soal menyembuhkan sakit sih gampang sekali, cuma harga yang loohu minta sangat
tinggi, kuatkah kalian membayarnya?
Bukalah harga sela Sang Pat secara tiba-tiba. Intan, permata, mutiara, emas murni atau
benda berharga apapun, asal kau inginkan tanpa menawar aku orang she Sang akan
berikan kepadamu.
Buat apa emas, intan permata dan segala benda tak berharga itu? dalam pandangan
loohu benda2 yang tak bernilai sepeserpun.
Lalu apa yang kau inginkan?
Aku menginginkan darah dalam tubuhnya untuk menolong jiwa putriku sahut Tok
Chiu Yok Ong sambil melirik sekejap ke arah Siauw Ling.
Ucapan ini seketika itu juga membuat para jago tadi tertegun dan tak tahu apa yang harus
diucapkan.
Terdengar Tok Chiu Yok Ong tertawa dingin dan berkata kembali ;
Meskipun harga yang loohu ajukan amat tinggi, namun tidak kupaksa pada orang lain
maukah kalian terima permintaan loohu itu terserah pada keputusan kalian sendiri
Siauw thayjien yang selama ini berdiri tenang disisi kalangan, tiba tiba buka suara dan
berkata, Ling jie, usia ibumu sudah lebih dari setengah abad, keadaannya bagaikan kayu
yang sudah hampir jadi perahu, sekalipun mati juga tidak mengapa. Sebaliknya usiamu
masih muda, tanggung jawabmu amat besar, janganlah disebabkan suatu persoalan kecil
sehingga mengaco masalah besar
Siauw Ling tidak menyahut, mendadak ia tertekuk lutu dihadapan ayahnya dan berseru ;
Harap Tia memaafkan dosa ananda yang tak dapat menuruti permintaanmu, cinta kasih
ibu tiada bandingannya dikolong langit, sekalipun ananda harus matipun ananda rela asal
selembar jiwa ibu dapat tertolong
Para jago yang ada diempat penjuru dapat merasa betapa penting dan seriusnya masalah
tersebut, mereka sama2 membungkam dan tidak berani ikut menyela barang sekecap
katapun.
Lama sekali Siauw Thayjien termenung, akhirnya ia berkata, Bangunlah lebih dahulu!
apabila kau memang punya maksud untuk berbakti, tentu saja aku tak bisa banyak bicara,
terserah pada keputusanmu sendiri!

Siauw Ling segera mengucapkan terima kasih dan merangkak bangun, setelah itu kepada
Tok Chiu Yok Ong katanya, Baiklah, aku suka menyumbangkan darah dalam tubuhku
untuk menolong selembar jiwa putrimu.
Kau sendiri loo yang menyetujui permintaanku itu, bukan Loohu yang paksa dirimu
sela Tok Chiu Yok Ong sambil tersenyum.
Setiap patah kata yang telah kuucapkan, selamanya tidak pernah kusesalkan lagi, apakah
kau tidak percaya?
Loohu percaya padamu!
Ia segera melangkah menuju ketempat dimana Siauw Hujien berbaring, seraya maju
hardiknya ketus.
Ayoh minggir semua!
Kiranya Siang Hwie serta Suma Kan berdiri sejajar menghadang dihadapan Siauw Hujien
dan menghadang dirinya, tapi berhubung keadaan situasi pada saat ini sudah berubah,
terpaksa mereka menurut dan menyingkir kesamping.
Setibanya disisi tubuh Siauw Hujien, Tok Chiu Yok Ong memeriksa sejenak air muka
dari nyonya itu, kemudian tertawa.
Nah, bagaimana kalau kalianpun menyaksikan bagaimanakah tabib sakti nomor wahid
dikolong langit dewasa ini turun tangan?
Giok Lan yang berdiri disisi Siauw Hujien mendadak menyela dengan suara dingin,
Ilmu pertabibanmu memang lihay, tapi kepandaianmu menggunakan racun jauh lebih
lihay lagi, budak pernah dengar dari mulut Shen Bok Hong yang mengatakan Tok Chiu
Yok Ong mempunyai kepandaian untuk menyalurkan racun lewan sesuatu benda.
Tidak salah, Loohu memang memiliki kepandaian semacam itu, tapi aku tidak bakalan
sudi melukai seorang nyonya tua yang sama sekali tidak bertenaga untuk melawan.
Mungkin saja penyakit yang diderita Loo-Hujien tidak seberat dan seserius apa yang kau
katakan tadi, namun kau sengaja melukiskan keadaan tersebut sedemikian serius dan
parahnya dengan maksud memaksa Siauw Kongcu untuk sumbangkan darahnya guna
menolong selembar jiwa putrimu.
Tok Chiu Yok Ong mendengus dingin, dari dalam sakunya ia ambil keluar sebatang
jarum perak dan berkata lebih jau, Asal jarum dari Loohu ini ditusukkan ke dalam
tubuhnya, ia segera akan sadar kembali.
Tok Chiu Yok Ong, seandainya kau berani mencelakai ibuku secara diam2, tahukah kau
apa yang bakal kulakukan? sela Siauw Ling dengan nada serius.

Hmmm! tidak nanti kau bisa melukai Loohu.


Putrimu akan kubunuh lebih dahulu, agar jerih payahmu selama puluhan tahun untuk
menolong jiwa putrimu berantakan, dan akan kupersilahkan kau mencicipi bagaimana
raasanya kalau sorang ayah kehilangan putrinya yang tercinta.
Aaaai.! orang lain mungkin tak bisa menakut2i aku si Tok Chiu Yok Ong tapi kau,
mungkin sama mempunyai kemamapuan tersebut. Siauw Ling tidak ambil gubris, ia
menjulurkan tangannya sambil berbisik lirih kepada diri Kim Lan, Pinjamkan pedangmu
kepadaku!
Kim Lan mengiakan dan mencabut keluar pedangnya yang kemudian dipersembahkan
kepada sianak muda itu.
Sepasang mata Siauw Ling berkilat, ia menatap wajah Tok Chiu Yok Ong tajam2 lalu
berkata.
Hey Tok Chiu Yok Ong, pernahkah kau menyaksikan ilmu pedang yang dimiliki aku
orang she Siauw?
Dengan kepandaian tusuk jarum Loohu yang tiada tandingannya dikolong langit, ingin
kutukarkan dengan melihat sejurus ilmu pedangmu!
Dalam pada itu suasana dalam kalangan diliputi ketegangan, sinar mata semua orang
sama2 dicurahkan ketangan Siauw Ling. wajah semua orang diliputi kesedihan dan
kedukaan yang tak terhingga.
Sinar mata Siauw Ling dialihkan ke arah sebuah pohon pendek yang berada kurang lebih
tiga tombak dihadapannya, kemudian ia berseru.
Baik! nah perhatikanlah secara seksama?
Diam2 hawa murninya disalurkan keseluruh tubuh, lalu perhatiannya ditumpahkan ke
atas lengan sebelah kanan.
Tampak pedangnya per-lahan-lahan diangkat ke atas mendadak pergelangannya bergetar
dan pedang tersebut terlepas dari genggamannya.
Terciptalah serentetan cahaya ke-perak2an yang amat menyilaukan mata, dengan
membawa hawa pedang serta desiran yang tajam segera meluncur empat lima tombak
tingginya keangkasa.
Berada ditengah udara pedang tadi berputar dua lingkaran, kemudian laksana sambaran
kilat meluncur ke arah pohon pendek itu.

Serentetan cahaya tajam mengelilingi pohon tersebut dengan cepatnya, dimana sinar
keperak perakan berkelebat lewat dahan ranting dan dedaunan sama2 rontoh ke atas
tanah.
Menanti cahaya pedang sudah sirap dan pedang itu kembali kewujudnya sebagai senjata,
maka pohon siong yang pendek tadipun tinggal sebuah pohon yang gundul dan tak
nampak lagi ranting atau daun barang sedikitpun jua.
Para jago sama-sama dibikin berdiri melongo dengan mata terbelalak oleh demonstrasi
ilmu pedang terbang tersebut, lama sekali mereka baru perdengarkan seruan memuji dan
helaan napas.
Sedang Tok Chiu Yok Ong pun mengangguk sambil berkata ;
Seingat loohu selama lima puluh tahun belakangan dalam kolong langit cuma ada empat
orang jago kangouw yang memiliki kepandaian sedahsyat itu, tiga orang diantaranya
terjerumus ke dalam istana terlarang dan hingga kini belum diketahui kabar beritanya.
Ia merandek sejenak, tiba-tiba serunya sambil pertinggi suaranya, Apa hubunganmu
dengan Cung San Pek?
Siauw Ling rada tertegun tatkala mendengar ia menyebutkan nama Cung San Pek, namun
dengan cepat sahutnya juga.
Dia adalah guruku!
Usiamu masih amat muda namun keberhasilanmu dalam ilmu silat melanggar kebiasaan
dari keadaan umum, apabila dengan loohu tidak salah maka kecuali Cung San Pek maka
kau masih mengalami pelbagai penemuan aneh yang berada diluar dugaan.
Diam2 Siauw Ling terkejut dengan pernyataan tersebut pikirnya, Sungguh lihay orang
ini, apakah iapun dapat mengetahui kalau aku pernah makan jamur batu berusia seribu
tahun.
Ia tidak menjawab sebaliknya berseru.
Dengan andalkan ilmu pedangku ini, apakah tidak dapat kucabut selembar jiwa
putrimu?
Aku rasa lebih dari cukup, tapi belum tentu kau bisa melukai loohu dengan
kepandaianmu itu
Habis bicara jarum perak ditangannya segera ditusukkan kedepan dada Siauw hujien.
Ilmu tusuk jarum yang dimiliki orang ini benar2 lihay sekali, tatkala jarum tersebut
menembusi jalan darahnya, Siauw hujien segera menghembuskan napas panjang.

Ilmu pertabibanmu benar2 luar biasa, tidak malu kau disebut si raja obat.
Dibawah tangan Loohu tak pernah ada penyakit yang tak bisa kusembuhkan!.
Tampaklah jarum perak ditangan Tok Chiu Yok Ong bekerja cepat, dalam sekejap mata
ia sudah menusuk dua belas jalan darah ditubuh Siauw hujien. setelah itu jarum tadi baru
disimpan kembali dan ambil keluar sebuah botol porselen lalu dilemparkan ke arah Siauw
Ling.
Apa isi botol ini? bagaimana cara penggunaannya? tanya Siauw Ling sambil
menyambut botol tersebut.
Tok Chiu Yok Ong tertawa hambar, jengeknya, Seumpama kata loohu ada maksud
mencelakakan dirimu, maka pada saat ini kau sudah keracunan.
Sinar matanya menyapu sekejap ke arah para jago kemudian tertawa ter-bahak2,
tambahnya.
Namun kau boleh berlega hati, Loohu masih membutuhkan darah segar dalam tubuhmu
untuk menolong jiwa putriku, maka tidak nanti kuracuni badanmu!.
Siauw Ling tahu kalau ia memiliki kepandaian untuk meracuni seseorang dengan
meminjam sesuatu benda, maka mulutnya membungkam dalam seribu bahasa.
Terdengar Tok Chiu Yok Ong berkata lebih jauh.
Dalam botol porselen itu berisikan lima butir pil, bukan saja bermanfaat untuk
menambah tenaga dan tambah usia, seandainya tiap hari menelan sebutir maka menanti
kelima butir pil itu sudah habis ditelan maka tenaga serta kesehatan ibumu akan pulih
kembali seperti dua puluh tahun berselang, kau harus baik2 menyimpan benda itu.
Terima kasih atas pemberian obat mujarab ini.
Sebagai tanda bukti apabila ucapan loohu tidak bohong, lima hari kemudian loohu baru
akan datang lagi kemari sambil membawa putriku
Tatkala berbicara sinar matanya memancarkan cahaya pengharapan yang tak terkirakan,
sewaktu memandang Siauw Ling wajahnyapun memancar keluar rasa kasih sayang
bercampur rasa gelisah.
Siauw Ling menghembuskan napas panjang katanya ;
Perkataan seorang lelaki sejati berat laksana gunung thay-san, harap Yok-Ong berlega
hati, apabila lima hari kemudian ibuku benar2 sehat dan segar kembali seperti apa yang
Yok Ong katakan, cayhe pasti akan persembahkan darah segar dalam tubuhku dengan
sukarela.

Bagus, loohu percaya dengan perkataanmu itu.


Ia putar badan dan sekali enjot sudah berada dua tombak dari tempat semula lalu dalam
sekejap mata lenyap tak berbekas.
Menanti bayangan tubuh Tok Chiu Yok Ong sudah lenyap dari pandangan, Sang Pat
segera maju dan menjura kepada diri Siauw Ling, katanya ;
Toako, benarkah kau hendak berikan darah di dalam tubuhmu untuk menolong putri dari
Tok Chiu Yok Ong?
Setelah kusanggupi permintaannya, mana boleh kubohongi orang itu?
Toako, dewasa ini kau telah memikul tanggung jawab yang amat berat sekali sela Tu
Kioe dengan hati cemas. Nasib dan keselamatan seluruh umat Bu-lim terletak diatas
pundakmu, mana boleh kau mengorbankan diri demi orang lain?
Sepanjang masa aku sipencuri tuapun paling pegang janji, setiap perkataan yang telah
kuucapkan selamanya tak pernah disesalkan kembali sambung sipencuri sakti Siang
Hwie. Namun keadaan dari Siauw-heng pada saat ini berbeda sekali, meskipun kau
ingkari janji, aku rasa kawan2 Bu-lim tetap akan menghormati dirimu.
Maksud baik cuwi sekalian biarlah kuterima di dalam hati saja. aku rasa persoalan ini
tak usah dibicarakan lagi.
Sang Pat tak bisa berbuat lain, ia berjalan ke hadapan Siauw thay-jien dan berkata lirih ;
Loo-pek, keselamatan Siauw toako seorang mempengaruhi nasib dan keselamatan
seluruh Bu lim berada dalam keadaan seperti ini rasanya cuma Loo-pek seorang yang
mungkin dapat menghalangi niatnya ini, harap Loo-pak suka mengutarakan beberapa
patah kata untuk menghalangi niat dari Siauw toako ini.
Tentang soal ini. sulit sekali bagitu untuk buka suara sahut Siauw-thayjien dengan
alis berkerut. Dengan darahnya ia tukar obat mujarab untuk menolong jiwa ibunya,
perbuatan ini merupakan suatu perbuatan yang berbakti pada orang tua ia sudah
menyanggupi orang untuk memberikan darahnya sebagai balas jasa. hal ini merupakan
suatu perbuatan yang menyangkut soal kepercayaan, apabila kau suruh aku ajari putraku
untuk ingkar janji. aku. aku yang jadi ayahnya terasa sukar untuk mengatakan
keluar
Ucapan ini membuat Sang Pat tertegun, lama sekali ia baru bisa menyahut.
Nasehat Loo-pek benar sekali.
Dalam pada itu meski ucapan Siauw-thayjien gagah dan pakai aturan, namun teringat
nasib putra kesayangannya dimana beberapa hari lagi akan meninggalkan mereka untuk

se-lama2nya tak urung hatinya merasa sedih dan terharu juga. Ia segera melengos dan
duduk disisi batu cadas sambil memandang awan diangkasa.
Si Pit besi berwajah dingin Tu Kiow, walaupun berwajah dingin dan hambar padahal dia
adalah manusia yang berhati welas, peristiwa yang menimpa Siauw Ling ini amat
mencemaskan hatinya, melihat Siauw thayjien tak mau menasehati putranya terpaksa ia
berjalan kesisi Giok Lan dan berkata dengan suara lirih ;
Nona Giok Lan, aku lihat persoalan ini hanya Hujien seorang yang mungkin bisa
menghalangi niatnya, menanti Hujien mendusin nanti lebih baik kita ceritakan kisah ini
kepadanya.
Sebelum Giok Lan menjawab, Siauw Ling telah berkata lebih duluan.
Giok Lan, apabila ibuku mendusin nanti aku melarang kau untuk memberitahukan
peristiwa ini kepadanya.
Giok Lan tak berani membangkang terpaksa ia menurut.
Akan budak ingat terus!
Toako, maukah kau dengarkan beberapa patah kata dari siauwte? seru Tu Kioe dengan
alis berkerut.
Apabila persoalan itu tiada sangkut pautnya dengan peristiwa tersebut, siauwheng akan
mendengarkan dengan senang hati.
Kalau demikian adanya, siauwte pun tak usah banyak bicara lagi!
Aku lihat memang ada baiknya kalian tak usah membicarakan soal ini lagi!
Saudara Tu, tak usah berbicara lagi sela Sang Pat dengan nada keras. Toako sudah
mantapkan hatinya untuk berbuat demikian, sekalipun kita nasehati labih jauhpun tak
berguna.
Sementara itu Siang Hwie mendongak memandang cuaca lalu berkata, Tok Chiu Yok
Ong membutuhkan sekali darah dalam tubuh Siauw-heng, aku rasa ia tak bakal
membocorkan jejak kita semua, mata2 Shen Bok Hong lebih luarpun tidak bakal berhasil
menemukan tempat persembunyian kita. asal kita bertindak lebih hati2 rasanya berdiam
tiga lima hari lagi pun jejak kita tak bakal konangan.
Hanya saja tempat ini kekurangan bahan makanan bagi kita orang2 kangouw sih
mencari burung atau binatang buruanpun sudah cukup untuk menangsal perut, tetapi
Siauw Loo cianpwee serta hujien tidak biasa dengan penghidupan cara begini, aku
sipencuri tua ada maksud untuk pergi mencuri sedikit bahan makanan, entah siapakah
diantara kalian yang suka menemani aku si pencuri tua?

Aku orang she Sang pandai berbohong tapi tidak punya kepandaian mencuri, ingin
sekali kuikuti diri Siang-heng untuk menyaksikan bagaimana hebatnya kepandaian
mencurimu seru Sang Pat sambil tertawa.
Kedua orang itu sengaja menghalangi Siauw Ling untuk berlalu dari sana, kemudian
setelah berkata kepada diri Siang Hwie ;
Eei pencuri tua, tindakan yang kau ambil dalam menghadapi peristiwa ini membuat
cayhe merasa kurang setuju.
Persoalan apa?
Lima hari lagi Tok Chiu Yok Ong akan balik lagi ber-sama2 putrinya, bukankah kaupun
mendengar perkataan itu?
Aku dengar!
Siauw toako tidak ingin mengingkari janji, maka kita harus berusaha keras untuk
meninggalkan tempat ini agar Tok Chiu Yok Ong menubruk tempat kosong, apabila
waktu ditunda lebih lama mungkin ia bisa berubah pikiran!
Aku sipencuri tua tidak setuju dengan caramu itu.
Apakah kau mempunyai cara lain yang jauh lebih baik?
Akal bagus sih tidak, cuma cara ini mungkin jauh lebih bagus daripada caramu tadi.
Kalau begitu cepatlah kau utarakan?
Siauw toakomu itu walaupun berusia sangat muda tapi jadi orang sangat pegang janji
dan tidak ingin urusannya dihalangi orang lain, sekalipun dalam lima hari ini kita berhasil
menghindari penguntitannya, namun lama kelamaan si Tok Chiu Yok Ong tersebut
bakalan berhasil juga menemukan dirinya, maka dari itu aku sipencuri tua mempunyai
akal lain yang jauh lebih bagus, agar bibit bencana ini lenyap untuk selamanya.
Sudahlah, jangan jual mahal lagi. cepatlah katakan!
Kita harus berusaha untuk menemukan Be Boen Hwie, dan minta ia kirim beberapa
orang jago lihay bersembunyi dijalan yang penting menanti Tok Chiu Yok Ong datang
memenuhi janji, kita serang dirinya secara serentak dan membinasakan dirinya saat itu
juga. atau paling sedikit membinasakan putrinya. orang ini berhati keji dan sudah banyak
melakukan kejahatan, rasanya sekalipun kita bokong dan kita keroyok sampai matipun
bukan suatu perbuatan yang patut disesalkan.
Demi selamatkan selembar jiwa toakoku, sekalipun aku orang she Sang harus
melakukan suatu perbuatan yang memalukan pun tidak mengapa, cuma takutnya

seumpama peristiwa ini sampai diketahui oleh Siauw toako, ia tentu akan marah dan
kemungkinan besar bakal memutuskan hubungan perseaudaraan dengan diriku.
Persoalan ini justeru jangan sampai diketahui olehnya, kalian Tiong Chiu Siang Ku tak
usah turun tangan, biarlah aku sipencuri tua dengan mengajak Suma Kan serta para jago
lainnya yang dikirim Be Boen Hwie rasanya sudah lebih dari cukup,
Seandainya Be Boen Hwie tidak berhasil ditemukan.
Seumpama Be Boen Hwie tidak ditemukan, terpaksa kalian Tiong-chiu Siang Ku harus
ikut serta di dalam perbuatan ini.
Ah. seandainya memang tiada akal lain terpaksa kita berbuat demikian saja.
Sambil ber-cakap2 sambil melakukan perjalanan, tanpa terasa sampailah mereka di dalam
sebuah dusun.
Siang Hwie suruh Sang Pat menunggu diluar dusun, sedang ia masuk ke dalam kampung
seorang diri.
Beberapa saat kemudian ia sudah muncul kembali sambil membawa beberapa ekor ayam
dan bebek, dua kantung tepung mie, mangkuk kuali dan barang2 keperluan lainnya.
Semua benda ini kau dapatkan dari mencuri? seru Sang Pat sambil geleng kepala.
Walaupun aku sipencuri tua tidak becus, namun tidak nanti kucuri barang milik orang
miskin, kesemuanya ini aku beli dengan harga sepuluh tahil perak.
Terlalu mahal, terlalu mahal, kau tidak becus untuk berdagang!
Heee. heee. membicarakan soal berdagang sudah tentu aku sipencuri tua terpaksa
harus menyerah, bagaimanapun juga uang itu adalah kudapatkan dari mencuri, sekalipun
digunakan lebih banyakpun tidak mengapa.
Ia merandek sejenak, lalu terusnya ;
Kira2 harus pulang sekarang?
Bukankah kau hendak mencari Be Boen Hwie
Sekalipun gelisah juga tak usah terlalu ter-gesa2, waktu lima hari masih amat panjang,
seandainya kau pulang seorang diri Siauw toakomu tentu akan menaruh curiga, lebih baik
besok saja aku sipencuri tua pergi sendiri cari orang she Be itu.
Begitulah maka kedua orang itupun dengan membawa ayam, bebek serta keperluan dapur
segera pulang kelembah, tatkala tiba disana senjapun telah menjelang tiba.

Kim Lan serta Giok Lan telah siapkan sebuah gua yang telah dibersihkan untuk Siauw
Hujien berbaring, sebagai alasnya diberilah setumpukan rumput2 kering yang lunak dan
empuk.
Ilmu tusuk jarum serta pil yang ditinggalkan Tok Chiu Yok Ong benar2 sangat mujarab,
setelah Siauw hujien menelan sebutir pil itu kesehatannya banyak sudah pulih dan iapun
sudah sadar serta dapat kenali Siauw Ling sebagai putranya yang dirindukan siang
malam.
Dibawah rawatan Kim Lan serta Giok Lan yang suka cerita dan bergurau, meski tinggal
di gunung yang sunyi dan terpencil namun Siauw-Hujien merasa senang dan bahagia
sekali.
Sedang Siauw-thayjien duduk menyepi seorang diri diluar goa, pikirannya bimbang dan
kalut, ia merasa sedih karena baru beberapa hari berjumpa kembali dengan putranya,
siapa sangka mereka bakal berpisah kembali untuk selamanya.
Walaupun dia adalah seorang yang berjiwa besar namun cinta kasih seorang ayah
terhadap anaknya membuat ia tak urung merasa sedih hati juga.
Siauw Ling sendiripun selalu mendampingi ibunya yang sudah tua, teringat lima hari lagi
ia bakal berpisah untuk selamanya, sianak muda ini ingin sekali menggunakan
kesempatan baik untuk berkumpul dengan ibunya yang tercinta.
Malam ini Kim Lan demonstrasikan kepandaian memasaknya dan membuat hidangan
malam itu lejat dan nikmat.
Siauw Hujien memuji tiada hentinya atas kemampuan Kim Lan malam itu ia bersantap
banyak sekali.
Setelah santap malam, udara semakin gelap gulita, dalam guapun dibuat seunggukan api
unggun.
Kesehatan Siauw Hujien sudah banyak pulih kembali. dibawah sorotan api unggun ia
bercakap cakap dengan Kim Lan serta Giok Lan.
Memandang dua orang dayang tersebut, tiba-tiba nyonya tua itu teringat akan diri Gak
Siauw Cha,maka dengan sedih ia segera bertanya ;
Sejak perpisahan pada lima tahun berselang hingga ini hari belum pernah kami bertemu
lagi tapi ananda sudah mendapatkan kabar beritanya, beberapa hari lagi menanti
kesehatan ibu sudah pulih ananda akan pergi mencari dirinya.
Belum habis ia bicara mendadak sianak muda itu membungkam, teringat dalam masa
hidupnya kali ini tak mungkin bisa berjumpa legi dengan enci Gak-nya, ia merasa hatinya

seperti di-iris2, saking sedihnya kepalanya tertunduk rendah-rendah dan mulut bungkam
dalam seribu bahasa.
Aaaai.! Siauw Cha bocah itu memang menyenangkan gumam Siauw Hujien
Tatkala ia masih berada disisikum aku masih tak merasakan sesuatu, tapis ejak
kepergiannya kau merasa amat rindu sekali dan kian hari rasa rinduku kian
bertambah.
Ia berpaling memandang sekejap dua orang dayang yang ada disisinya dan menambahkan
;
Dua orang nona inipun menyenangkan hati, dikemudian hari.
Siauw Ling kuatir ibunya dalam keadaan senang tak sanggup mengeram, buru-buru ia
menimbrung;
Penyakit yang ibu derita belum sembuh lebih baik jangan banyak bicara, beristirahatlah
dengan tenang, ananda pun akan beristirahat.
Habis bicara ia bangkit berdiri dan berlalu.
JILID 27
Memandang bayangan punggung Siauw Ling yang berlalu, Siauw HUjien menghela
napas panjang.
Aaai.! waktu masih kecil bocah ini amat lemah dan berpenyakitan, sungguh tak
disangka setelah berlarian selama beberapa tahun ditempat luaran telah berubah jadi kuat
dan kekar, serunya. Aaai.! keluarga Siauw kami cuma diberkahi keturunan seorang
saja, apabila sewaktu kecil ia berbadan sehat, aku ingin sekali kawinkan dirinya dengan
seorang gadis yang cantik
Kim Lan serta Giok Lan sama2 tersenyum, namun mereka tak tahu harus menjawab
bagaimana.
Memandang kedua orang dayang itu, Siauw Hujien berkata lebih jauh, Kalian berdua
berwajah bersih, menarik lagi pula cerdik. Apabila kalian suka, akan kusuruh Ling-jie
untuk menerima kalian sebagai.
Hujien, budak sekalian tak punya rejeki sebaik itu buru-buru Giok Lan menukas.
Maksud baik Hujien biarlah budak terima di dalam hati dengan rasa penuh terima kasih
saja, asal dikemudian hari budak sekalian diperbolehkan melayani diri Hujien, hal ini
sudah lebih dari cukup.
Soal ini tak usah kalian kuatirkan, kita bicarakan dikemudian hari saja.

Per-lahan-lahan nyonya Siauw pun berbaring kembali.


Dalam pada itu dengan langkah lambat Siauw Ling keluar dari gua, memandang keadaan
cuaca ia merasa kentongan kedua sudah lewat, sianak muda itu menarik napas panjang
dan per-lahan-lahan berjalan kedepan.
Pikirannya terasa kalut dan wajahnya kelihatan murung serta kesal, ia merasa banyak
pekerjaan yang belum diselesaikan, budi dari orang tuanya masih belum dibalas tapi ia
sudah harus mati, apabila kematiannya disebabkan melakukan suatu perbuatan yang
menggemparkan kolong langit it umasih agak terlalu mendingan, tapi ia harus berkorban
demi menolong seorang gadis yang sama sekali tiada hubungannya dengan dia.
Karena melamun, tanpa terasa ia sudah berjalan sejauh dua li dari goa tersebut.
Mendadak terdengar suara yang sangat ia kenal berkumandang datang.
Aku lihat cara ini tidak bagus, akal dari Siang-heng lebih tepat! suara itu dingin dan
tawar, itulah suara dari Tu Kioe.
Siauw Ling segera merasakan hatinya tergerak ia menghentikan langkah kakinya dan
mendengarkan lebih jauh dengan seksama.
Angin gunung berhembus sepoi2 membuat daun dan rumput berbunyi gemirik, surar
gemerisik itulah yang sudah menutupi langkah kaki dari Siauw Ling sehingga Tu Kioe
sekalian sama sekali tidak sadar akan kehadiran sianak muda itu.
Terdengar suara Siang Hwie menyambung.
Sang-heng, bagaimana tindakan kita selanjutnya? harap kau kasih jawaban!
Sang Pat yang selalu tertawa haha hihi, mendadak menghela napas panjang dan berkata,
Selamanya akal aku orang she Sang paling banyak tapi karena peristiwa ini pikiranku
kacau dan butek. Siauw toako, adalah seorang jujur dan selalu pegang janji, sekalipun
kita berlutut dan mohon berulang kalipun belum tentu ia sudi mengingkari janji.
Kiem Lan serta Giok Lan dua orang dayang itupun menaruh rasa hormat terhadap Siauw
toako mu itu, setelah ia memberi pesan agar kedua orang dayang itu jangan menceritakan
peristiwa ini kepada Hujien, aku rasa mereka berduapun tidak akan berani buka suara.
Tidak salah aku lihat dengan terpaksa kita harus bertindak mengikuti cara dari sipencuri
tua.
Bagus sekali, kalau memang demikian adanya sekarang juga aku sipencuri tua akan
berangkat untuk mencari Be Boen Hwie.

Seandainya besok pagi Siauw-toako tidak menjumpai dirimu dan bertanya, apa yang
harus kami jawab? tanya Tu Kioe.
Ia tak mungkin akan menanyakan diriku, seandainya yang tidak terlihat adalah SangLoo-toamu atau Tu-Loo-jie tentu ia akan bertanya se-dalam2nya sedang aku sipencuri
tua, ia tak akan mengurusi diriku
Seandainya dia menanyakan hal ini?
Katakan saja kalianpun tidak tahu kemana aku pergi.
Baik, kita kerjakan demikian saja, kami tunggu kabar baikmu disini
Kalianpun harus segera pulang, daripada nanti menimbulkan kecurigaan di dalam
hatinya
Buru-buru Siauw Ling berkelebat dan menyembunyikan diri dibalik semak belukar.

40
Menanti Siauw Ling mengintip lagi keluar tampaklah tiga sosok bayangan manusia
berkelebat keluar dari balik semak.
Tiong Chiu Siang Ku kembali kelembah sedang sipencuri sakti Siang Hwie berlalu
seorang diri keluar lembah.
Walaupun dalam hati Siauw Ling tidak begitu tahu rencana mereka pasti ada
hubungannya dengan peristiwa lima hari kemudian dimana ia akan menyumbangkan
darahnya untuk menolong jiwa putri dari Tok Chiu Yok Ong.
Dalam hati diam2 pemuda ini merasa terharu pikirnya ;
Sungguh tak nyana Tiong Chiu Siang Ku yang mencintai harta bagaikan jiwa sendiri
serta Siang Wie yang tersohor dalam Bu-lim karena ilmu mencurinya begitu
memperhatikan nasib teman. apabila dikolong langit terdapat banyak orang yang
berwatak demikian, maka dunia pasti aman.
Namun pikiran lain segera berkelebat dalam benaknya, ia merasa seorang lelaki sejati
lebih baik mati daripada mengingkari janji, ia harus berusaha untuk menghalangi niat
mereka.
Berpikir sampai kesitu dengan langkah lambat segera balik ke dalam lembah.

Keesokan harinya ketika para jago sama2 berkumpul, tidak salah lagi sipencuri sakti
Siang Hwie tidak nampak hadir diantara mereka.
Siauw Ling tetap bersabar untuk tidak menanyakan persoalan ini kepada diri Tion Chiu
Siang Ku, kedua orang itupun pura2 tidak tahu Suma Kan lah yang kelihatan merasa
heran, sehingga tak tahan lagi ia bertanya ;
Kemana perginya Siang-heng?
Sipencuri tua itu sudah dasarnya punya watak suka mencuri, kalau tiga hari tidak
mencuri barang, sepasang tangannya terasa jadi gatal, entah ia sedang mencuri dalam
keluarga mana lagi?
Mendengar ucapan itu diam2 Siauw Ling berpikir dalam hatinya.
Apabila kemarin malam secara tak sengaja kudengar pembicaraan kalian, mungkin
setelah mendengar perkataanmu itu aku jadi percaya seratus persen.
Waktu berlalu dengan cepatnya, dalam sekejap mata empat hari sudah lewat. Besok
adalah waktu perjanjian antara Siauw Ling dengan Tok Chiu Yok Ong.
Semalam Siauw Ling tak bisa tidur, pikirannya terasa kalut sekali sebelum fajar
menyingsing ia telah membangunkan Tiong Chiu Siang Ku sambil berkata ;
Saudaraku berdua, masih ingatkah hari apakah ini hari?
Tentu saja ingat, bukankah ini hari adalah saat perjanjian antara toako dengan Tok Chiu
Yok Ong untuk memberikan darah segar guna menolong putrinya?
Kalau kelamaan Siauw Ling merasa pikirannya kacau, kini ia malah bisa tenangkan
hatinya, sianak muda itu tertawa hambar.
Daya ingatmu sungguh baik sekali. pujinya.
Aku rasa Tok Chiu Yok Ong mengucapkan kata2 itu sekenanya, belum tentu ia
sungguh2 datang menepati janji kata Tu Kioe.
Seandainya ini hari ia tidak datang berarti ia sudah mengingkari janji, dikemudian hari
toakopun tak usah pegang janji apabila bertemu kembali dengan dirinya sambung Sang
Pat.
Apabila mengikuti watak Tok Chiu Yok Ong sejak pagi tadi ia pasti sudah tiba disini,
selewatnya tengah hari nanti kitapun tak usah menantikan kedatangannya lagi
Kiranya Tiong Chiu Siang Ku telah berjanji dengan Siang Hwie, apabila kentongan
ketiga paa hari keempat ia belum balik juga, ini berarti sipencuri sakti itu sudah berhasil

mengundang jago yang cukup ampuh untuk menghadang si raja obat tersebut, dan Tiong
Chiu Siang Ku pun tak usah turun tangan sendiri.
Kemarin malam Siang Hwie tidak balik, dus berarti sipencuri sakti itu telah berhasil
mengundang bala bantuan yang cukup tangguh.
Dengan mulut membungkam Siauw Ling mendengarkan pembicaraan kedua orang itu
lalu sambungnya dengan hambar, Sudah sepantasnya kalau kita sambut kedatangannya
ditengah jalan.
Apa? seru Tu Kioe dengan nada kaget, hampir saja ia loncat ke atas. Kita harus
menyambut pula kedatangannya?
Tidak salah, kita harus sambut kedatangan mereka berdua, kemungkinan besar ditengah
jalan mereka akan menemui hadangan dari musuh2nya.
Mendengar ucapan ini wajah Tu Kioe yang dasarnya sudah berwarna hijau membesi kini
berubah jadi abu2, sepasang matanya melotot bulat2 dan berdiri disamping dengan mulut
membungkam.
Sang Pat pun rada tertegun, tapi dengan cepat ia menggeleng.
Tak usah, seandainya mereka berdua benar2 telah berjumpa dengan musuh besarnya,
inilah keberuntungan kita, apa perlunya kita harus susah payah menyambut
kedatangannya?
Seandainya benar2 tiada hubungan dengan kita sih mendingan, aku tahu justru hal ini
ada sangkut pautnya dengan kita.
Apa sangkut pautnya? seru Sang Pat serta Tu Kioe hampir berbareng setelah saling
berpandangan sekejap.
Seandainya Siang Hwie telah mengundang jago-jago lihay dan menghadang jalan pergi
Tok Chiu Yok Ong berdua ditengah jalan, bukankah peristiwa ini ada sangkut pautnya
dengan diri kita?
Hubungan Siang Hwie dengan toako biasa2 saja, aku lihat dia tak bakal buang tenaga
besar itu
Tidak salah Tu Kioe menyambung. Aku lihat lebih baik toako jangan berpikir yang
bukan2
Bagaimana seandainya Siang Hwie berbuat demikian dengan memandang diatas wajah
kalian berdua? atau ia sudah menerima permintaan bantuan dari kalian berdua?

Air muka Tiong Chiu Siang Ku berubah hebat mereka tak bisa mengakui, dengan termangu2 kedua orang itu berdiri mematung ditempat semula.
Siauw Ling tersenyum, ujarnya kembali ;
Selamanya saudara berdua selalu menghormati diriku dan tak pernah membangkang
perintahku ini hari adalah saat ajal dari siauwlong kenapa kalian berdua malah tak mau
mendengarkan perkataan siauw-heng?
Saking terharunya Tiong Chiu Siang Ku mengucurkan air mata, mereka segera menjura
dan menyahut ;
Silahkan toako memberi perintah, toako minta kami terjun keair kami segera terjun keair
suruh terjun kami keapi masuk keapi, apabila ucapan kami lain dihati lain dibibir, maka
Thian akan membasmi kami dari muka bumi.
Siauw Ling segera menjinjing jubahnya dan jatuhkan diri berlutut ke atas tanah, katanya,
Kedudukan saudara berdua dalam dunia persilatan sangat tinggi dan dihormati umat Bulim tapi kalian sudi menurunkan derajat sendiri dengan mengakui aku orang she Siauw
sebagai kakak padahal pembicaraan soal usia serta tingkatan, aku masih bukan apa2nya
kalau dibandingkan dengan kalian berdua.
Harap toako segera bangun berdiri buru-buru Tiong Chiu Siang Ku pun jatuhkan diri
berlutut ke atas tanah. Kalau ada perkataan kita bicarakan secara baik2, kalau begini
terus apakah toako ingin siauw-te belah dada dan korek keluar hati kami untuk
menunjukkan kesetiaan kami?
Siauw Ling tahu apa yang dikatakan kedua orang itu bisa dilakukan benar2, maka ia
segera bangun berdiri.
Cinta kasih saudara berdua membuat siauw-heng merasa amat berterima kasih sekali.
katanya.
Selama hidup Tiong Chiu Siang Ku tidak pernah takluk kepada orang lain, tapi terhadap
toako, rasa hormat kami melebihi apapun juga sambung Sang Pat dengan air mata
bercucuran.
Apabila toako ada pesan katakanlah terus terang, perduli siauw-te sekalian mampu
untuk melaksanakannya dengan kekuatan yang kami miliki atau tidak, tentu akan kami
laksanakan dengan se-baik2nya, sekalian mati juga tidak menyesal.
Aku telah menyanggupi permintaan dari Tok Chiu Yok Ong, maka janji yang telah
kuucapkan tak boleh diingkari kembali, budi yang diberikan ibu kepadaku dalam
bagaikan lautan, sekalipun harus berkorban jiwa sudah jadi kewajibanku untuk
menyelamatkan ibuku, maka setelah siauw-heng mati nanti aku sangat mengharap

saudara suka merawat orang tua siauw-heng baik2, dengan demikian siauw-hengpun bisa
mati dengan meram!
Selesai mendengarkan perkataan itu mendadak Sang Pat mendongak dan tertawa terbahak2, suaranya keras bagaikan pekikan naga sakti sehingga menembusi angkasa dan
menggema tiada hentinya.
Apa yang kau tertawakan? tegur Siauw Ling tertegun.
Seandainya toako benar2 mati karena kehabisan darah, maka aku serta Tu Kioe tentu
akan adu jiwa dengan Tok Chiu Yok Ong, dia memiliki ilmu melepaskan racun lewat
benda lain, dan di dalam pertarungan tersebut kemungkinan besar Saiuw-te berdua bakal
mati konyol, bukankah ini berarti setelah kematian toako, aku serta Tu Kioe pun segera
akan menyusul dirimu ke alam baka? kata Sang Pat.
Aku takut setelah Loo Hujien mendengar kabar sedih ini, beliau bakal sedih dan amat
berduka, perbuatan toako dengan memberikan darah untuk menolong jiwa ibumu bakal
merupakan pekerjaan sia2 belaka sambung Tu Kioe.
Setiap patah yang diucapkan keluar penuh mengandung rasa persaudaraan yang akrab,
namun nada ucapannya masih kedengaran dingin dan kaku.
Siauw Ling segera mengerutkan dahinya, ia berkata.
Maksud hati saudara berdua sungguh membuat siauw-heng merasa tidak setuju.
Baiklah! tiba-tiba Sang Pat berseru dengan wajah menunjukkan kebulatan tekadnya.
Kami menyanggupi permintaan toako, setelah kau kehabisan darah dan menemui
ajalnya siauwte sekalian akan berusaha mengatur kedua orang tuamu terlebih dahulu,
kemudian baru mencari Tok Chiu Yok Ong dan mengajaknya berduel sampai titik darah
penghabisan.
Dalam hati Siauw Ling mengerti, sekalipun dinasehati lebih jauh juga percuma maka ia
menghela napas panjang.
Aaai.! saudaraku berbuat dengan demikian bukan berarti siauw-heng tiada
kesempatan sama sekali untuk melanjutkan hidup, mungkin saja aku masih dapat hidup
segar dikolong langit? katanya.
Seseorang yang darah dalam tubuhnya telah dikeluarkan semua, masih dapat hidup
dikolong langit lebih jauh kejadian ini sungguh membuat siauwte kurang percaya seru
Tu Kioe.
Tok Chiu Yok Ong pandai sekali dalam soal pertabiban, dan pandai pula menggunakan
obat2 mujarab, setelah siauw-heng memberikan darah di dalam tubuhku dan bilamana ia

suka sembuhkan kelemahan tubuhku dengan obat mujarab, aku rasa kesempatanku untuk
hidup lebih jauh masih amat besar sekali
Sekalipun dia memiliki kemampuan untuk berbuat demikian, aku takut tiada kesabaran
dalam hatinya untuk melakukan hal itu, kalau tidak kenapa ia bisa bergelar si raja obat
bertangan keji?
Aku menolong jiwa putrinya, membantu dia menyelesaikan harapan yang selama ini
terkandung dalam hatinya, aku rasa tak mungkin ia biarkan aku mati tanpa ditolong, aku
harap saudara berdua tak perlu menguatirkan persoalan ini lagi
Dia mau menolong atau tidak itu terserah pada dirinya sendiri, orang lain tak dapat
memaksakan harapan ini, satu2nya cara yang paling baik adalah jangan kau berikan
darah dalam tubuhku.
Sinar mata Siauw Ling yang tajam menatap wajah Tu Kioe; hal ini membuat si Thiat Pit
Leng Bin buru-buru mendehem dan menghentikan perkataan ditengah jalan.
Lama sekali ketiga orang itu berdiri saling berpandangan, menanti fajar telah
menyingsing dan jagad sudah terang per-lahan-lahan Siauw Ling bangun berdiri sambil
berseru
Kita harus berangkat!
Kemana? tanya Tu Kioe dengan alis berkerut.
Menyambut kedatangan Tok Chiu Yok Ong!
Sejak kapan ucapan dari siauw-heng tak pernah dipenuhi?
Tiong Chiu Siang Ku saling berpandangan sekejap, mereka tidak banyak bicara lagi,
mengikuti dibelakang Siauw Ling segera berlalu dari tempat itu.
Sekeluarnya dari lembah, tampaklah bukit ber-sambung2an membentang didepan mata,
kabut tebal menyelimuti seluruh jagad membuat Siauw Ling tertegun dan berpikir,
Begitu luasnya daerah pegunungan ditempat ini, entah para jago lihay dibawah
pimpinan Siang Hwie itu bersembunyi ditempat mana? seandainya mereka memancing
Tok Chiu Yok Ong berdua dengan menggunakan namaku sehingga terjerumus ke dalam
lembah gunung yang terpencil dan sukar dicapai manusia. maka jejak mereka sulit
ditemui.
Tatkala Tiong Chiu Siang Ku menyaksikan Siauw Ling berhenti sambil termenung,
mereka lantas tahu pastilah sianak muda itu dibikin murung karena tak tahu dimanakah
para jago menyembunyian diri, diam2 timbullan suatu harapan dalam hati mereka,
pikirnya, Semoga sipencuri sakti Siang Hwie berhasil memancing Tok Chiu Yok Ong

untuk memasuki suatu tempat yang terpencil dan tersembunyi kemudian baru turun
tangan disana.
Sementara mereka masih termenung, tiba-tiba terdengar Siauw Ling berseru, Saudara
berdua, mari kita percepat perjalanan kita!
Habis berkata ia salurkan hawa murninya lebih dahulu berkelebat menuju kedepan.
Terpaksa Tiong Chiu Siang Ku harus kerahkan pula ilmu meringankan tubuhnya untuk
menyusul dari belakang.
Mereka bertiga adalah sama2 jagoan Bu-lim kelas satu, perjalanan kali ini dilakukan
dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.
Kurang lebih dua jam kemudian sampailah mereka di dalam selat dimana pernah
digunakan Be Boen Hwie serta sekalian anak buahnya untuk menghadang jalan pergi
Shen Bok Hong.
Kiranya secara tiba-tiba Siauw Ling teringat akan tempat itu sebagai suatu daerah yang
amat berbahaya. walaupun ia tak tahu sampai kapan Tok Chiu Yok Ong baru tiba namun
ia sadar bahwa Siang Hwie sekalian tentu tahu jalan mana yang akan ditempuh si raja
obat itu, seandainya mereka ingin menghadang jalan perginya, tempat inilah merupakan
daerah yang paling cocok untuk turun tangan.
Oleh karena itulah dengan ter-gesa2 ia lari ketempat itu.
Tempat daerah pegunungan tersebut tetap seperti sedia kala, pada mulut selat yang
sempit tidak nampak sesosok bayangan manusiapun.
Dibawah sorotan sinar mata, tampaklah noda darah menggenangi permukaan tanah dan
memantulkan cahaya tajam.
Siauw Ling segera berjongkok untuk memeriksa noda darah yang menggenangi
permukaan tanah, tampak darah itu baru saja mengental dan jelas baru mengucur keluar
kurang lebih setengah jam berselang, air mukanya kontan berubah hebat.
Ia segera berpaling ke arah Tiong Chiu Siang Ku dan menegur, Apakah kalian tetapkan
tempat ini sebagai daerah penghadangan sesuai dengan apa yang kalian rencanakan?
Ide ini muncul dari benak Siang Hwie jawab Sang Pat sambil menjura dalam. Sudah
empat hari ia tidak kembali, maka siauwte pun tidak tahu mereka akan menghadang dan
turun tangan terhadap diri Tok Chiu Yok Ong ditempat mana.
Siauw Ling memeriksa perubahan air mukanya dan tahu kalau Sang Pat bicara jujur,
iapun tidak bertanya lebih jauh. sambil berjongkok ia melakukan pemeriksaan lebih jauh

dengan harapan dari darah segar yang menodai permukaan tanah tadi bisa mencari tahu
ke arah mana mereka pergi.
Tu Kioe melirik sekejap ke arah Sang Pat kemudian berbisik dengan ilmu menyampaikan
suara ;
Sungguh tak nyana pandai benar sipencuri tua itu melaksanakan tugasnya bukan saja
bersih bahkan tiada berbekas sekali, seandainya ia benar2 berhasil membinasakan Tok
Chiu Yok Ong, dikemudian hari kita harus baik2 menyampaikan rasa terima kasih
kepadanya.
Sang Pat menggeleng dan menyahut dengan gunakan ilmu menyampaikan suara pula ;
Tok Chiu Yok Ong jadi orang liciknya luar biasa, ilmu silat yang ia milikipun sangat
lihay aku rasa tidak segampang itu dirinya berhasil dibokong sampai roboh.
Ia datang kemari dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit yang diderita putrinya,
tentu saja kedatangannya tidak akan disertai jago-jago lihay dari perkampungan Pek Hoa
San Cung, dengan kekuatannya seorang diri ditambah harus membawa putrinya yang
sudah kempas kempis tinggal menunggu ajalnya, sekalipun ilmu silat yang ia miliki lebih
hebatpun belum tentu sanggup menghadapi kerubutan para jago.
Oleh sebab itulah ia pasti akan ber-hati2 dalam setiap tindakannya, tak bakal ia berani
bertindak gegabah.
Mendadak terdengar Siauw Ling berseru, Harap saudara berdua suka mengikuti diriku!
Selesai berkata ia berlari lebih dahulu menuju ke arah selatan.
Ternyata tatkala sianak muda itu melakukan penelitian terhadap noda darah yang
menggenangi permukaan tanah, ditemuinya titik-titik darah memanjang ke arah selatan,
se-akan2 ada seseorang yang terluka lari menuju ke arah sana.
Tetapi berhubung titik darah itu sangat kecil dan terkena pula sorotan sinar matahari
maka apabila tidak diperhatikan dengan seksama sulit untuk menemuinya.
Begitulah Sang Pat serta Tu Kioe dengan terpaksa mengikuti dibelakang Siauw Ling dari
menuju ke arah selatan.
Sembari lari Tu Kioe berseru, Apabila toako berhasil menemukan jejak Tok Chiu Yok
Ong dengan mengikuti titik-titik darah di atas tanah, aku si Tu Loo-jie tentu akan
putuskan hubunganku dengan sipencuri tua.
Seandainya benar-benar terjadi begini, tak bisa kita salahkan sipencuri tua itu.
selamanya Siang Hwie bekerja cermat dan teliti, mungkin saja disebabkan peristiwa ini

berlangsung amat tergesa-gesa sehingga tiada kesempatan lagi baginya untuk menutupi
bekas-bekas tersebut.
Dalam pada itu walaupun Siauw Ling tahu bahwasanya kedua orang saudaranya kasak
kusuk membicarakan soal Tok Chiu Yok Ong namun berhubung ia tak tahu bertanyapun
percuma maka ia pura-pura berlagak pilon.
Setelah melewati puluhan tombak sampailah mereka dipuncak dinding tebing, disitu
tumbuh rerumputan yang sangat tebal, sulit bagi Siauw Ling untuk meneruskan
pencariannya dengan mengikuti noda darah yang membekas diatas permukaan tanah.
Menjumpai keadaan medan begini curam, terpaksa Siauw Ling memotong jalan dengan
menembusi dinding tersebut.
Beberapa saat kemudian tujuh delapan li kembali telah ditempuh, pegunungan
memanjang jauh keujung langit, lembah yang sempit tersebar dimana-mana, bayangan
dari Tok Chiu Yok Ong tidak berhasil juga ditemukan.
Menyaksikan kegagalan sianak muda itu Tu Kioe merasa amat girang hatinya, pikirnya.
Kini tengah hari sudah lewat, seandainya Siang Hwie berhasil membinasakan putri
kesayangan dari Tok Chiu Yok Ong, maka tiada alasan lagi bagi si raja obat itu untuk
memaksa Siauw Ling menyerahkan darah segar dalam tubuhnya.
Sementara itu Siauw Ling telah berhenti berlari, ia berdiri dipuncak bukit dan
memandang keempat penjuru.
Toako? tegur Sang Pat setelah mendehem ringan. Puncak bukit yang terdapat disini
tersebar di-mana2, sulit bagi kita untuk menemukan jejak mereka dalam keadaan seperti
ini, aku lihat lebih baik tak usah kita cari lebih lanjut!
Siauw Ling berpaling memandang sekejap ke arah Sang Pat akhirnya ia menghela napas
panjang, Baiklah mari kita berangkat.
Tiong Chiu Siang Ku saling berpandangan dengan hati penuh kegirangan, saking
gembiranya sehingga perasaan hati tersebut segera menghiasi wajah mereka berdua.
Dengan kerahkan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki ketiga orang itu, mereka
kembali ke dalam gua dengan mengikuti jalan semula.
Sepanjang perjalanan Tiong Chiu Siang Ku kelihatan mulai gembira lagi mereka banyak
bicara dan banyak tertawa. bahkan memuji tiada hentinya kecerdikan dari Siang Hwie
sipencuri sakti itu.
Walaupun Siauw Ling tidak buka suara namun ia merasa terharu oleh tingkah laku kedua
orang saudaranya, diam2 ia berpikir di dalam hati ;

Orang Bu-lim kebanyakan bilang Tiong Chiu siang-Ku suka dengan harta kekayaan,
terhadap siapapun mereka hanya tahu soal keuntungan dan tak pernah membicarakan soal
hubungan persahabatan maupun persaudaraan, tapi terhadap aku siuaw Ling mereka
begitu sayang dan memperhatikan, rasa persaudaraannya tebal dan berat bagaikan bukit,
mati hidupku ternyata merisaukan pula hati mereka.
Perjalanan kembalipun dilakukan dengan kecepatan penuh, tidak selang dua jam
kemudian mereka telah balik ketempat semula.
Tampak Siauw Hujien dibawah kawalan Kim Lan serta Giok Lan sedang menikmati
pemandangan alam disekeliling tempat itu, sepanjang jalan wajahnya kelihatan segar dan
penuh kegembiraan.
Per-lahan-lahan Siauw Ling berjalan menghampiri ibunya, setelah menjura dalam2 ia
menyapa.
Ibu, apakah kesehatan badanmu sudah rada baikan?
Dengan sinar mata penuh kasih sayang Siauw Hujien menatap wajah Siauw Ling
kemudian tertawa, sahutnya ;
Sebenarnya aku tidak menderita penyakit parah apapun, hanya saja rasa rinduku
terhadap dirimu luar biasanya, lama kelamaan jadilah penyakit ini. Aaai.! kini aku bisa
bertemu kembali dengan dirimu, penyakit apa lagi yang bakal kuderita?
Rasa sayang yang diperlihatkan ibunya ini sangat menusuk perasaan Siauw Ling, ia
merasa hatinya seperti di-iris2 dengan pisau belati membuat keringat dingin mengucur
keluar tiada hentinya, kepalanya tertunduk dan berkata ;
Ananda tidak berbakti dan telah banyak menyusahkan diri ibu, sekalipun mati dosaku
ini belum bisa ditebus!
Sementara dalam hati ia berpikir, Seandainya ibuku tahu bahwa aku telah menyanggupi
permintaan orang untuk serahkan darah dalam tubuhku guna menyembuhkan
penyakitnya, betapa sedih dan berduka hatinya.
Terdengar Siauw Hujien berkata kembali sambil tertawa, Ling-jie kedua orang nona ini
sungguh baik sekali.
Ucapan ibu sedikitpun tidak salah, mereka memang nona2 yang sangat baik.
Ling-jie, kemana saja ku selama ini? mendadak nyonya itu menegur dengan alis
berkerut, ketika pagi2 tadi aku bangun dari tidurku sudah tidak melihat dirimu!
Ananda telah pergi berjumpa dengan beberapa orang sahabat serta merundingkan
beberapa persoalan penting.

Aaaaai. sebenarnya kau bukan orang kangouw, kenapa tidak kau tinggalkan
penghidupan kangouw yang serba seram dan menakutkan ini? setiap hari aku selalu
menguatirkan keselamatanmu.
Petunjuk ibu memang tepat sekali.
Tidak boleh jadi mendadak suara yang amat berat menyambung perkataan itu. Kini
Ling-jie sudah jadi salah satu pemimpin Bu-lim dia tidak boleh melepaskan diri begitu
saja tanpa ada suatu pertangguan jawab apapun!.
Dengan cepat Sang Pat berpaling, tampaklah orang yang barusan bicara itu bukan lain
adalah Siauw Thayjien, ia sedang melangkah datang.
Selama beberapa hari ini apa yang kudengar dan kulihat adalah perbuatan saling bunuh
membunuh, balas membalas antara sesama orang kangouw, selama Ling-jie masih ada di
dalam dunia persilatan, hatiku mana bisa tenang? seru Siauw Hujien.
Dengan pandangan tajam Siauw Thayjien menatap sekejap wajah putranya kemudian
berpaling dan bisiknya kepada Siauw Hujien ;
Sejak kecil ia menderita penyakit aneh yang sukar disembuhkan, apabila tiada orang
lihay dari Bu-lim yang memberikan obat mujarab serta mewariskan ilmu silat kepadanya,
ia tak bakal bisa hidup lewat dari dua puluh tahun, karena jiwanya tertolong oleh tokoh
sakti dunia persilatan maka sudah sepantasnya kalau iapun berbakti demi keadilan Bulim, seandainya ia tidak beruntung dan mati, anggap saja kematiannya sama halnya
dengan mati karena sakit.
Air muka Siauw Hujien berubah hebat.
Hmmm! dikolong langit tiada seorang ayah pun yang meng-harap2kan putranya cepat
mati tegurnya.
Habis bicara, dibawah bimbingan Giok Lan serta Kim Lan ia segera berlalu dari situ.
Menanti bayangan tubuh dari nyonya itu sudah lenyap dari pandangan, Siauw Thayjien
baru berpaling dan berkata sambil menghela napas panjang.
Bocah, Tok Chiu Yok Ong telah datang!
Ucapan ini bagaikan guntur membelah bumi disiang hari bolong membuat wajah Tiong
Chiu Siang Ku berubah hebat, dadanya seperti dihantam dengan martil besar untuk
setengah harian lamanya mereka tak sanggup mengucapkan sepatah katapun, wajahnya
pucat pias bagaikan mayat dan keringat dingin mengucur keluar tiada hentinya.
Sedangkan Siauw Ling pun kelihatan tertegun tapi dengan cepat ia bisa menguasai diri
dan wajahnya kelihatan jauh lebih tenang daripada keadaan biasanya.

Kini si raja obat itu berada dimana? ia bertanya.


Ia datang dengan membawa putrinya yang sudah amat lemah sekali, sudah lama dia bercakap2 dengan diriku. Nah ikutilah aku!
Selesai berkata Siauw Thayjien putar badan dan berjalan kedepan.
Wajahnya amat serius dan setiap langkahnya terasa berat bagaikan dibebani dengan besi
yang amat berat.
Sedang Siauw Ling tetap menjaga ketenangan hatinya, dengan langkah lebar ia mengikuti
di belakang ayahnya.
Tiong Chiu Siang Ku lah yang mengenaskan keadaannya. mereka diliputi ketegangan
sehingga seluruh tubuhnya gemetar keras, jelas kedua orang itu sedang menahan suatu
pergolakan keras dalam hatinya.
Kurang lebih sepuluh tombak kemudian sampailah mereka disebuah semak belukar yang
amat lebat.
Siauw Thayjien berhenti, sebelum ia sempat buka suara dari balik rerumputan telah
berkumandang datang suara teguran dari Tok Chiu Yok Ong ;
Siauw Ling, janjimu pada lima hari berselang apakah saat ini masih berlaku?
Ucapan seorang lelaki sejati berat bagaikan gunung thay-san, sekalipun mati juga tidak
menyesal. kenapa tidak berlaku?
Tampak rumput tersingkap dan per-lahan-lahan muncullah Tok Chiu Yok Ong, terdengar
ia berkata lebih jauh.
Sipencuri sakti Siang Hwie dengan memimpin delapan orang jago lihay telah
menghadang perjalananku, tahukah kau akan peristiwa ini?
Setelah cayhe tahu akan kejadian ini, maka sengaja aku melakukan perjamuan untuk
menyambut kedatangan Yok Ong.
Hmm! cuma andalkan kekuatan sipencuri tua itupun hendak menghadang jalan pergi
dari aku si raja obat bertangan keji, kalau sampai hal ini bisa terjadi bukankah sia2 belaka
loohu berkelana dalam dunia persilatan selama puluhan tahun lamanya? tukas Tok
Chiuu Yok Ong dingin.
Yok Ong, kau sudah hidup setengah abad lebih, apakah kau tidak merasa bahwa usiamu
terlalu panjang? tegur Sang Pat.

Tok Chiu Yok Ong melirik sekejap ke arah sie-poa emas itu, namun ia tidak menggubris
perkataan orang, sambungnya lebih lanjut ;
Dengan menggunakan sedikit akal loohu berhasil memancing sipencuri tua itu menuju
tempat lain dan bertemu dengan para jago yang dikirim keperkampungan Pek Hoa San
Cung untuk mencari jejakmu, bagaimanakah hasil pertarungan diantara mereka? aku rasa
hal ini harus dilihat dari nasib masing-masing. Justru karena memandang diatas wajahmu
maka loohu tidak menghadapi mereka dengan gunakan racun!
Siauw toako kami selamanya pegang janji dan jujur, setiap perkataannya berat bagaikan
gunung thay-san, setelah ia menyanggupi perkataanmu maka janjinya ini tak bakal
diingkari lagi. seru Tu Kioe secara mendadak.
Justru karena aku percaya kepadanya, maka kulepaskan Siang Hwie sekalian dengan
begitu saja tukas si raja obat.
Walaupun toako kami telah setuju, tapi masih ada orang yang tidak menyetujui
permintaanmu itu.
Siapa?
Bukan lain cayhe Tu Kioe adanya! jawab Thian Pit Ling Bin sambil menuding hidung
sendiri.
Hee. hee. hee., kau mau apa?
Gampang sekali, apabila kau ingin mendapatkan darah segar dalam tubuh toakoku,
maka kau harus berhasil melangkahi mayat dari Tiong Chiu Siang Ku lebih dahulu.
Saudara Tu! tegur Siauw Ling tiba-tiba.
Toako, kau hendak pegang janji tapi siauwte pun hendak perlihatkan rasa
persaudaraanku terhadap dirimu seru Tu Kioe dengan wajah serius dan keren. Apabila
kau halangi niat siauwte ini, maka saat ini juga siauw-te akan bunuh diri lebih dahulu
dihadapan toako.
Saudara berdua, dengarkan dahulu perkataanku seru Siauw Ling setelah tertegun
beberapa saat.
Siauw-te sekalian akan mendengarkan ucapan toako dengan seksama, silahkan toako
memberikan perintah.
Siauw-heng berikan darah dalam tubuhku untuk menolong orang lain, belum tentu
disebabkan perbuatan ini aku terus mati.

seandainya cuwi sekalian suka bekerja sama dengan loohu, maka loohu akan berusaha
untuk selamatkan jiwanya sambung Tok Chiu Yok Ong.
Sang Pat menghela napas panjang, sambil memandang ke arah Tu Kioe ia berkata.
Saudara Tu, urusan sudah jadi begini rasanya kitapun jangan menyusahkan toako lebih
jauh, asal Tok Chiu Yok Ong mengabulkan permintaan kami dan mempertahankan jiwa
toako, lebih baik kita sanggupi saja ajakannya untuk bekerja sama.
Selamanya Loohu jadi orang paling benci terikat oleh segala macam peraturan Bu-lim,
tapi cuma satu yang tak pernah kuingkari yaitu tentang janji.
Setalah kau ambil darahnya, apakah ilmu silat yang dimiliki Siauw toako masih bisa
dipertahankan? tanya Tu Kioe.
Tentang soal ini loohu tidak berani menjamin, hal ini harus dilihat bagaimanakah
rejekinya.
Apabila ia tidak dapat mempertahankan ilmu silatnya lagi. bukankah berarti jauh lebih
baik mati daripada hidup!.
Tidak mengapa mendadak Siauw Ling menyela. Mula2 siauw-heng pun bukan orang
Bu-lim, apabila ilmu silatku punah maka ambil kesempatan ini siauw-heng pun akan
mengundurkan diri dari dunia persilatan.
Baiklah kita tetapkan demikian saja, tak usah dirundingkan lebih jauh. mendadak
Siauw thayjien menukas.
Ucapan Lo Pek memang benar. buru-buru Sang Pat menjura. sinar matanya segera
beralih ke atas wajah Tok Chiu Yok Ong dan melanjutkan ;
Entah Yok Ong hendak mengajak kami untuk bekerja sama secara bagaimana.
Apabila kalian ingin mempertahankan jiwa Siauw Ling, maka darah yang dilepaskan
dari tubuhnya tak boleh berlangsung terlalu cepat, kita harus mencari suatu tempat yang
terpencil untuk bekerja, kalian berduapun harus bantu melindungi diriku aku
membutuhkan waktu tujuh hari sambil melepaskan darah dalam tubuhnya sembari
kupulihkan tenaganya dengan obat2an mujarab.
Baiklah, kami akan ikuti permintaan dari Yok Ong.
Entah Yok Ong hendak bekerja mulai kapan? tanya Siauw Ling sambil mendongak
memeriksa keadaan cuaca.

Maksud loohu makin cepat tentu saja makin baik, pada saat ini perubahan situasi dalam
dunia persilatan tak menentu, apabila waktunya di-tunda2 lagi aku takut hal ini akan
mendatangkan ketidak beruntungan bagimu.
Bagaimana kalau kita bekerja malam nanti? agar cayhe ada kesempatan untuk
berpamitan dengan ibuku!
Tak perlu tukas Siauw Thayjien Saat ini ibumu sedang berada dalam keadaan tidak
tenteram, apabila kau berpamitan malah akan menambah kesedihan hatinya belaka.
Kalau begitu mohon ayah menjelaskan kesulitan yang ananda alami dihadapan ibu seru
Siauw Ling seraya jatuhkan diri berlutut ke atas tanah.
Aku bisa memberikan penerangan kepadanya kau tak usah cemas hati lagi!
Selesai menjalankan penghormatan besar sebanyak tiga kali kepada ayahnya, Siauw Ling
segera bangun berdiri dan ujarnya kepada si-raja obat itu
Yok Ong apakah kau sudah mendapatkan tempat yang baik untuk mulai melepaskan
darah?
Tentang soal ini Loohu sudah siapkan sejak semula.
Berapa jauh jaraknya dari sini? sela Tu Kioe.
Tidak sampai sepuluh lie.
Yok Ong harap kau menanti sejenak seru Sang Pat. Cayhe akan meninggalkan pesan
lebih dahulu kemudian baru berangkat.
Hmmm! Loohu akan menanti disini, tapi kalian jangan terlalu lama mengulur waktu.
Sang Pat mendengus dingin, ia tidak menjawab dan segera berlalu. Kurang lebih
seperminum teh kemudian ia telah balik lagi.
Siauw-heng, masih ada pekerjaan apa lagi yang hendak kau lakukan?
Siauw Ling tertawa hambar.
Mari kita segera brangkat! sahutnya.
Baiklah kalau begitu, loohu akan membawa jalan!
Begitulah dibawah pimpinan Tok Chiu Yok Ong, Siauw Ling, Sang Pat serta Tu Kioe
segera berangkat menuju ketempat yang telah disiapkan untuk pelepasan darah.

Menanti dua buah bukit sudah dilewati, senjapun telah menjelang tiba dan suasana
diliputi kegelapan.
Sambil menuding sebuah tonjolan batu besar diatas dinding bukit seberang, Tok Chiu
Yok Ong berkata.
Dibelakang batu karang yang amat besar itulah tempatnya, disana terdapat sebuah goa
kecil yang bisa memuat empat lima orang, siauwli telah menanti disitu.
Sang Pat tertawa dingin.
Yok Ong, agaknya kau sangat hapal dengan daerah sekitar tempat ini serunya.
Ternyata pandai benar kau mencari tempat yang begitu terpencil, rahasia dan
strategisnya.
Terlalu memuji, terlalu memuji, kepandaian loohu di dalam menguntit orang, mencari
orang tiada bandingannya dikolong langit, hanya saja tiada seorangpun yang tahu akan
keistimewaanku ini.
Tu Kioe mendehem lalu berkata pula ;
Ucapan toako kami berat bagaikan bukit Thay-san, karena itulah harapan Yok Ong baru
bisa tercapai, apabila berganti orang lain yang menjumpai peristiwa besar yang
menyangkut mati hidupnya.
Siauw Ling tahu bahwasanya kedua orang saudaranya hendak menggusarkan hati Tok
Chiu Yok Ong dari pembicaraan tersebut, agar ia turun tangan terlebih dahulu, kemudian
dengan alasan hendak membela diri, mereka akan bergebrak melawan dirinya.
Maka buru-buru ia mencegah.
Saudara Tu, tak usah membicarakan persoalan ini!
Tok Chiu Yok Ong adalah seorang jagoan berhati licik tentu saja iapun dapat menebak
maksud hati Tiong Chiu Siang Ku, teringat akan keselamatan putrinya maka terpaksa ia
harus bersabar diri.
Sementara dalam hatinya dia memuji.
Siauw Ling benar2 seorang lelaki sejati. ia patut dikagumi.
Demikianlah dibawah petunjuk Tok Chiu Yok Ong mereka bergerak naik ke arah
tonjolan batu cadas tersebut dengan bantuan pohon siong serta batu2 cadas yang
menonjol keluar.

Sedikitpun tidak salah. dibelakang batu cadas tersebut terdapatlah sebuah gua alam yang
amat besar.
Tatkala Siauw Ling melongok kedalam, ia saksikan pada ujung goa batu itu tidurlah
seorang gadis diatas rumput kering yang tebal, tubuhnya ditutupi dengan sebuah selimut
warna merah, rupanya gadis itu dalam keadaan pulas.
Tok Chiu Yok Ong menghela napas panjang terdengar ia berkata, Kecantikan wajah
siauwli tiada tandingannya dikolong langit, kecerdikannya jauh diatas kecerdikan loohu
sendiri, sayang ia menderita penyakit yang parah sehingga tubuhnya tinggal kulit
pembungkus tulang belaka.
Menurut penglihatan cayhe, kemungkinan besar putrimu telah menemui ajalnya sela
Tu Kioe dengan nada dingin.
Ucapan ini menggusarkan hati Tok Chiu Yok Ong.
Omong kosong bentaknya. Ilmu pertabiban yang loohu miliki tiada tandingannya
dikolong langit, walaupun loohu gagal menyembuhkan penyakit yang diderita siauwli,
namun untuk memperpanjang usianya bukanlah suatu masalah yang sulit bagiku. aku bisa
memberikan kehidupan selama sepuluh tahun lebih kepadanya.
Apabila Yok Ong bisa memberikan kehidupan selama sepuluh tahun buat putrimu,
kenapa tidak kau tunda lagi sekian waktu agar kau mempunyai kesempatan untuk
mencarikan obat yang mujarab baginya? sambung Sang Pat dengan cepat.
Maksud tujuan Tiong Chiu Siang Ku untuk membatalkan niat Yok Ong tiada kunjung
padam mereka berharap dengan cara lunak maupun kekerasan pada saat2 terakhir Tok
Chiu ok Ong bisa membatalkan niatnya untuk mengambil darah Siauw Ling.
Terdengar Tok Chiu Yok Ong berkata ;
Penyakit yang diderita siauw-li merupakan suatu penyakit yang jarang sekali ditemui
dalam kolong langit selama seribu tahun belakangan, sekalipun loohu pandai ilmu
pertabiban, namun sayang sekali ilmu tersebut belum sanggup untuk menyembuhkan
penyakit yang dideritanya. per-lahan-lahan sinar matanya yang tajam dialihkan ketubuh
Siauw Ling, lalu tambahnya, Kecuali menggunakan darah yang berada dalam tubuhnya
untuk menggantikan darah yang telah rusak di dalam tubuh putriku.
Aku tidak percaya kalau dikolong langit ini sama sekali tak ada obat2an yang dapat
digunakan untu kmenyembuhkan penyakit putrimu!
Obat mujarab sukar didapatkan, ada atau tidak sama saja bagiku.

Mendadak Sang Pat menepuk perutnya yang gendut dan bersru, Kami Tiong Chiu Siang
Ku mempunyai kekayaan yang menandingi sebuah negeri, barang2 mustika yang berhasil
kami kumpulkan boleh dibilang banyak hinga sukar dihitung dengan jari.
Sekalipun seluruh harta kekayaan kalian Tiong Chiu Siang Ku digunakan sampai
habispun belum tentu dapat memperoleh obat mujarab yang bisa menyembuhkan
penyakit putriku tukas Tok Chiu Yok Ong.
Yok Ong kau salah sangka.
Dimana kesalahan loohu?
Barang2 mustika yang kami berdua kumpulkan bukan terbatas dalam benda berharga
seperti intan permata mutiara serta benda-benda lainnya, tetapi disamping itu kamipun
mengumpulkan bahan obat2an yang sukar dicari dalam kolong langit. Kemungkinan
besar diantara tumpukan obat2an tersebut terdapat suatu bahan obat yang bisa digunakan
untuk menyembuhkan penyakit putrimu.
Menurut apa yang loohu ketahui, selama puluhan tahun belakangan ini belum pernah
kudengar bahwa dikolong langit terdapat bahan obat2an yang bisa digunakan untuk
menyembuhkan penyakit siauwli.
Bagaimana dengan Teratai salju yang dihasilkan digunug Thian-san?.
Percuma! sahut Tok Chiu Yok Ong seraya menggeleng.
Jinsom berusia seribu tahun, apakah bisa digunakan?
Walaupun jinsom berusia seribu tahun penting sekali artinya, namun bahan obat2an
tersebut bukanlah bahan obat yang terutama.
Sebenarnya apa yang kau inginkan? katakanlah terus terang! kemungkinan besar kami
Tiong Chiu Siang Ku bisa carikan bahan obat2an itu bagimu.
Apabila kalian bersikeras ingin tahu, baiklah! akan loohu beritahukan kepadamu.
Ia merandek sejenak, lalu terusnya.
Sian-Chi yang sudah matang atau Hoo So Hu yang berusia seribu tahun. kedua
macam bahan obat tersebut merupakan bahan yang terutama asal bisa mendapatkan salah
satu saja diantaranya maka tidaklah terlalu sulit untuk dicampurkan dengan bahan
obat2an lainnya, hmmm, aku rasa dua macam bahan obat2an yang amat langka ini belum
tentu bisa kalianmiliki.
Tu Kioe termenung beberapa saat lamanya, kemudian ia berkata, Sepuluh tahun
berselang, dari luar perbatasan pernah dikirim masuk sebuah Hoo So Hu yang berusia

seribu tahun, seandainya Sri Baginda tidak melahapnya sampai habis biarlah kami pergi
mencuri benda tersebut bagimu, kemungkinan besar sisa benda mustika tadi masih bisa
digunakan untuk menolong selembar jiwa putrimu. Hanya saja jarak dari sini menuju ke
ibu kota terlalu jauh letaknya, entah sempatkah bagi kami untuk berangkat kesitu?
Peristiwa yang telah berlangsung sepuluh tahun berselang, apa gunanya dibicarakan saat
ini? jengek Tok Chiu Yok Ong sambil tertawa dingin. Loohu akan segera turun tangan,
dan kalian berduapun sudah waktunya untuk mengundurkan diri dan ber-jaga2 diluar
gua.
Sang Pat mendehem berat, serunya, Cayhe masih ada sepatah dua patah kata ingin
diutarakan, harap Yok Ong bisa bekerja setelah selesai mendengarkan perkataanku itu
Apa yang ingin kau katakan lagi? cepat utarakan keluar pada saat ini waktu berharga
bagaikan emas, bagi Loohu sedetikpun tidak ingin terbuang dengan sia2.
Buat apa kau ter-gesa2 macam cacing kepanasan? jengek Tu Kioe dengan suaranya
yang dingin. Seandainya kau benar2 bisa memenuhi harapanmu dan berhasil menolong
jiwa putrimu, saat itulah kau sudah tiada bertenaga untuk menghalangi niat kami untuk
mencabut selembar jiwamu.
Tok Chiu Yok Ong tertawa dingin, tukasnya ;
Loohu telah menyanggupi untuk menolong jiwa Siauw Ling, namun hal ini
membutuhkan kerja sama yang erat dengan kalian berdua, apabila kalian masih saja
banyak curiga, aku rasa kita tak perlu bekerja sama lagi
Sang Pat berpaling dan memandang sekejap ke arah Tu Kioe, kemudian berkata ;
Baik! selama orang berada dibawah wuwungan rumah, bagaimanapun juga kepala harus
ditundukkan, tetapi akupun hendak menerangkan lebih dahulu, selesai melepaskan darah,
apabila Siauw Ling toako kami masih tetap hidup tentu saja urusan beres begini saja,
tetapi seandainya ia mendapat cedera atau cacad. Hmmm! kami pun akan suruh Yok
Ong merasakan bagaimanakah tersiksanya apabila kehilangan putri kesayangannya yang
tercinta
Apabila kalian masih ngoceh terus tiada hentinya disini, detik ini juga loohu akan
batalkan perjanjian tadi.
Ternyata ucapan ini mendatangkan daya pengaruh yang amat besar, Tiong Chiu Siang Ku
tidak berani banyak bicara lagi, mereka segera putar badan dan berlalu.
Menanti kedua orang itu sudah berlalu, sinar mata Tok Chiu Yok Ong baru dialihkan ke
atas wajah Siauw Ling, katanya, Perlukah loohu menotok jalan darahmu?
Silahkan Yok Ong turun tangan!

Tok Chiu Yok Ong tidak mau bicara. secara beruntun ia menotok tiga buah jalan darah
penting ditubuh Siauw Ling lalu ujarnya kembali.
Apabila kau ingin menyelamatkan selembar jiwamu maka aku minta kau bisa bekerja
sama dengan loohu.
Apa perintah Yok Ong, silahkan kau utarakan keluar.
Loohu mengerti bahwa ilmu silat yang ku miliki sangat lihay sekalipun darahmu telah
kutotok namun aku belum sanggup untuk menjamin bahwa kau tidak akan menggunakan
tenaga dalam untuk memperlambat aliran darah maka dari itu kau harus bekerja dengan
loohu agar darah dalam tubuhmu bisa menjalar dengan lancar, dengan demikian loohu
pun bisa melakukan segala usaha untuk menghindari suatu pertikaian berdarah yang tak
berguna.
Siauw Ling tertawa hambar.
Apabila aku Siauw Ling adalah seorang kurcaci yang takut mati, aku tidak bakal
menyerahkan diri dengan begini saja katanya.
Kalau begitu loohulah yang sudah menilai seorang Koen-cu dengan pandangan picik
seorang siauw-jien.
Ia bopong tubuh Siauw Ling untuk kemudian diletakkan disisi tubuh putrinya.
Aku Siauw Ling telah menerima budi kebaikan dari suhu, Gie-hu serta Liuw Sian-cu,
aku mengira dengan andalkan ilmu silat yang diwariskan ketiga orang loocianpwee itu
aku bisa melakukan suatu pekerjaan yang berguna bagi umat Bulim. siapa sangka
nasibku jelek dan aku harus berakhir dalam keadaan begini.
Mendadak jalan darah dalam tubuhnya terasa kaku, tahu2 Tok Chiu Yok Ong telah
melancarkan totokan.
Loohu akan segera melepaskan darah dalam tubuhmu hardik si raja obat itu.
Dalam pada itu jalan bisu dari Siauw Ling sudah tertotok. kecuali kesadarannya masih
bertahan ia sudah tak dapat berbicara maupun berkutik lagi.
Terasa baju pada lengan kirinya disingkap orang, diikuti rasa sakit menyerang ke dalam
hati, urat nadinya sudah ditusuk oleh sebuah benda.
Terdengar Tok Chiu Yok Ong berkata kembali dengan nada penuh cinta kasih dan rasa
sayang ;
Wan-jie, tahanlah sedikit penderitaan, sejak kini kau akan seperti bocah2 lainnya, dapat
tertawa dan bergurau didepanku, kemudian seluruh ilmu pertabiban serta ilmu silat yang

kumiliki akan kuwariskan kepadamu, aku ingin mendidik dirimu jadi seorang enghiong
yang tiada tandingannya dikolong langit selama lima tahun.
Dalam lima tahun yang singkat kau hendak mendidik seorang gadis yang sama sekali
tak kenal akan ilmu silat jadi seorang enghiong yang tiada tandingan dikolong langit,
ucapanmu ini sedikit terlalu membual. pikir Siauw Ling di dalam hati.
Terdengar Tok Chiu Yok Ong berkata lebih jauh, Wan-jie, ayahmu dianggap sebagai
manusia yang berdiri diantara kaum lurus dan kaum sesat, hal ini disebabkan tindak
tanduk ayahmu selamanya kukoay merasa girang atau gusar sukar diduga oleh orangorang, namun perduli bagaimanapun pandangan orang lain selama hidupku, ayahmu
memang sudah membunuh banyak orang, demi dirimu tiada halangan bagiku untuk
membunuh beberapa orang lagi, aku hendak menggunakan ilmu pertabiban yang tiada
tandingan dikolong langit ini untuk menciptakan dirimu jadi seperti jagoan yang lihay
serta seorang jagoan yang mempunyai tenaga dalam paling sempurna.
Siauw Ling yang mendengar ucapan itu, hatinya merasa terperanjat, pikirnya di dalam
hati.
Seandainya Tok Chiu Yok Ong benar2 memiliki kemampuan untuk berbuat demikian,
dalam tiga lima tahun mendatang rasanya besar kemungkinan baginya untuk mendidik
putrinya yang sama sekali tak kenal akan ilmu silat, jadi seorang jagoan yang amat
lihay.
Terdengar helaan napas sedih memotong ucapan si Raja Obat bertangan keji belum habis
diutarakan.
Diikuti suara yang lemah tak bertenaga berkumandang memecahkan kesunyian,
Oooh. ayah! kembali kau celakai orang!
Ayah sedang mengobati penyakitmu! tenangkan hatimu sayang.
Bukankah kau sudah tahu bahwa harapanku untuk hidup tipis sekali. mengapa kau harus
mengambil darah orang lain?
Bocah, darah yang dimiliki orang ini berbeda jauh dengan darah orang orang biasa.
selesai darahmu diganti maka kesehatanmu akan pulih kembali, seperti orang2 lain
Kenapa?
Rahasia yang terkandung dalam soal ini kecuali ayahmu seorang, dikolong langit
mungkin tiada orang kedua yang memahaminya.
Ia menghembuskan napas panjang dan melanjutkan

Wan-jie berhubung darah tubuhnya cocok sekali dengan jenis darah yang kau miliki dan
yang paling penting lagi, dia pernah makan suatu benda yang jarang ada dan punya kasiat
hebat. menurut dugaan ayahmu mungkin dia pernah makan Sian-Chi atau Hoo-So-Hu
berusia seribu tahun atau mungkin juga bahan obat sejenisnya.
Ucapan ini membuat Siauw Ling melamun kembali, pikirnya.
Secara tidak sengaja aku telah makan jamur batu berusia ribuan tahun yang mana telah
membantu tenaga dalamku. tetapi keberhasilan ini justru akan mencabut pula jiwaku.
aai. aku lihat setiap persoalan yang ada dikolong langit ini dimana ada kebaikan tentu
ada pula keburukannya.
Terdengar suara dengusan napas meburu bergema diseluruh goa, kemudian gadis itu
berseru.
Ooouw. ayah! orang yang kau maksudkan apakah Siauw Ling?
Sedikitpun tidak salah! putri Tok Chiu Yok Ong memang jauh lebih cerdik dari orang
lain, sekali tebak ternyata tepat sekali, kini Siauw Ling berbaring disisimu.
Belum habis ia berkata, tiba-tiba terdengar gadis itu menjerit lengking dan berteriak
keras, Lepaskan dia!
Terdegnar suara helaan napas bergema dari sisi tubuhnya.
Walaupun Siauw Ling tak dapat berpaling dan matanya dapat melirik kesitu, namun
ditinjau dari suara tersebut rupanya ada seseorang yang sedang meronta bangun.
Terasa lenganya jadi mengendor, benda yang menembusi urat nadinya secara mendadak
dicabut orang.
Diikuti terdengar Tok Chiu Yok Ong menghela napas panjang dan berkata sedih ;
Wan-jie, sambil membopong dirimu ayahmu telah mengarungi hampir seluruh penjuru
dunia, dengan susah payah akhirnya aku berhasil menemukan seseorang yang dapat
menyembuhkan penyakit anehmu, apakah kau tidak mau menghargai jerih payah ayahmu
selama ini?
Si Raja Obat bertangan keji tersohor karena kejam dan telengasnya, setiap kali turun
tangan tentu membunuh orang, tetapi terhadap putri kandungnya ia bersikap halus dan
penuh kasih sayang.
Suara yang lemah lembut tadi berkumandang kembali, Ayah sayang padaku tentu saja
putrimu mengerti, kau membopong aku dan mengarungi empat penjuru dunia kejadian ini
semakin membuat hatiku menyesal. Aaai. ayah, budi kebaikanmu dalam bagaikan
lautan, entah sampai kapan putrimu baru dapat membalasnya.

Asal kau suka mengabulkan permintaan ayah dan darah yang rusak dalam tubuhmu mau
diganti dengan darah segar, itu berarti kau telah membalas budi ayahmu!
Sehari aku hidup lebih lama didunia berarti sehari pula aku telah menyiksa ayah, lebih
baik aku mati saja.
Asal darahmu yang rusak telah diganti dengan darah dari Siauw Ling, kesehatan
badanmu akan pulih kembali seperti orang lain, kau tidak akan terbelenggu oleh iblis
penyakit.
Dan bagaimana dengan Siauw Ling? untuk menyelamatkan selembar jiwaku bukankah
dia bakal mati karena kehabisan darah?
Tok Chiu Yok Ong tidak langsung menjawab ia termenung lebih dahulu kemudian baru
sahutnya ;
Tidak sulit seandainya kau ingin menyelamatkan jiwa Siauw Ling, sembari memberi
obat darah kepadanya ayah akan menhisap pula darah segarnya, namun perbuatan ini
membutuhkan waktu yang amat lama sekali, sedangkan badanmu begitu lemah, mana
kau sanggup untuk menahan siksaan serta penderitaan selama ini?
Aaai! ayah, kau bisa memaksa orang lain untuk menyerahkan darah segarnya, namun
kau tidak akan berhasil memaksa putrimu untuk menerima pemberian darahnya.
Lalu bagaimanakah menurut pendapatmu?
Harap ayah siapkan dahulu obat penambah darah baginya, setelah itu aku baru mau
menerima pemberian darahnya.
Siauw Ling yang selama ini mengikuti pembicaraan kedua orang itu dalam hati merasa
tercengang, pikirnya ;
Watak dari ayah dan anak dua orang ini sungguh jauh berbeda, sang ayah berwatak keji
dan kejam. dalam melakukan setiap perbuatan yang dipikirkan hanyalah keberanian
belaka tanpa banyak memikirkan bagaimanakah atas segala perbuatannya. sedangkan
sang anak berhati welas dan penuh cinta kasih, setiap perbuatannya se-akan2 tidak ingin
melukai orang lain.
Terdengar Tok Chiu Yok Ong melanjutkan kata2nya ;
Obat mujarab yang kugembol sekarang sudah cukup untuk menambah darahnya. jadi
kita tak usah mempersiapkan bahan obat2an lagi.
Ooouw. ayah, masih ingatkah kau dengan kejadian yang menimpa ibuku?

Senyuman serta ucapan ibumu masih terukir dalam2 di dalam benakku. selama hayat
masih dikandung badan aku tidak akan melupakannya! sahut Si raja Obat sedih.
Selama hidupnya ibu selalu mencintai dan menghormati dirimu, tetapi perkataan yang
telah beliau ucapkan sesaat hendak menghembuskan napas yang terakhir apakah masih
ayah ingat dengan baik?
Sampai mati2an tidak akan kulupakan!
OOuw.! apa yang dikatakan ibuku?
Dia bilang. dia bilang.
Si Raja Obat bertangan keji yang hari biasa selalu tenang dan dingin, rupanya dibikin
bergolak hatinya oleh keadaan tersebut untuk beebrapa saat lamanya ia tak sanggup
melanjutkan kata2nya.
Ayah, mungkin kau sudah melupakan pesan ibuku, tetapi putrimu masih mengingatnya
baik2 sesaat ibu hendak menghembuskan napasnya yang terakhir ia cuma mengucapkan
tujuh patah kata; Aku benci karena kau telah menipu diriku, bukankah begitu?.
Air mata jatuh berlinang membasahi wajah Tok Chiu Yok Ong dan menetes diatas tangan
Siauw Ling.
Tidak salah, ibumu berkata demikian! sahutnya lirih.
Oouw ayah! apabila kau membohongi pula putrimu, kendati penyakit aneh yang
kuderita bisa sembuh namun sepanjang masa aku tak akan gembira dan bahagia
Apakah kau tak bisa menghargai cinta kasihku dan jerih payahku selama ini? apakah
kau inginkan setelah aku kehilangan ibumu lantas harus kehilangan anakku pula?
Sang gadis berpenyakitan yang berbaring disudut goa mendadak meronta bangun dan
berseru.
Ilmu pertabiban yang ayah miliki tiada tandingannya dikolong langit, apakah kau tidak
mempunyai cara lain untuk menyembuhkan penyakit putrimu? apakah kau harus
mengambil darah orang lain baru bisa menyelamatkan jiwaku.
Per-lahan-lahan ia menjulurkan tangan kanannya yang pucat pias dan kurus kerontang itu
dan melepaskan pipa penghisap darah dari tangan Siauw Ling, terusnya.
Ayah, bila putrimu telah mati maka hatimu tidak akan sedih lagi. kau mencintai diriku
apakah orang tua dari Siauw Ling tidak menyayangi pula putranya?

Tok Chiu Yok Ong yang terkenal karena egois dan banyak akal, saat ini dibikin
membungkam dalam seribu bahasa oleh ucapan putrinya yang berpenyakitan, akhirnya ia
menghela napas panjang.
Bocah, berbaringlah lebih dahulu, kalau ada perkataan kita bicarakan per-lahan-lahan
saja.
Sinar mata Siauw Ling berputar, ia jumpai seorang gadis berambut panjang duduk
disudut gua. matanya cekung dan badannya tinggal kulit pembungkus tulang. walaupun
kurus sekali namun tak dapat menutupi kecantikan wajahnya.
Tampak ia angkat tangannya membereskan rambutnya yang menutupi wajah, lalu ujarnya
dengan lembut.
Ooouw ayah! bebaskanlah jalan darahnya aku hendak berbicara beberapa patah kata
dengan dirinya.
Tok Chiu Yok Ong dibikin apa boleh buat, terpaksa ia membebaskan jalan darah bisu
dari sianak muda.
Siauw Ling? katanya, Sejak dilahirkan siauw-li telah mengidap penyakit aneh, setiap
hari ia terbelenggu dalam cengkeraman elmaut, namun hatinya tulus dan penuh kasih
sayang dalam menjawab pertanyaannya aku minta kau berhati2 sehingga tidak sampai
melukai dirinya.
Siauw Ling tertawa hambar, ia tidak menggubris perkataan dari si Raja Obat itu.
Gadis berambut panjang itu menggerakkan tubuhnya, seraya menatap wajah Siauw Ling
dengan sepasang matanya yang bulat besar ia menegur, Kaukah yang bernama Siauw
Ling?
Sedikitpun tidak salah.
Surat yang kutulis untukmu apakah sudah kau terima?
Sudah, dan terima kasih buat bantuan nona. Harap maafkan diri cayhe tak dapat menjura
kepadamu karena beberapa jalan darahku masih tertotok, semoga saja nona suka
memaafkan.
Aaai. sejak kecil badanku lemah dan berpenyakitan, kecuali ayah dan ibuku jarang
sekali aku berkenalan dengan orang lain. Kau boleh anggap sebagai salah satu orang yang
paling kukenal.
Kita sudah pernah bertemu dua tiga kali banyaknya pikir Siauw Ling di dalam hati.
Setiap kali aku harus berada dalam keadaan yang penuh dengan bahaya. ayahmu

menotok jalan darahku, melepaskan darahku untuk menolong jiwamu, tidak aneh kalau
kau masih selalu teringat akan diriku.
Di dalam hati ia berpikir demikian, namun diluaran ia tetap membungkam dalam seribu
bahasa.
Terdengar gadis itu berkata lebih jauh dengan nada sedih ;
Kau tentu merasa heran bukan mengapa aku ucapkan kata2 semacam ini? padahal
seandainya kau adalah aku, kaupun akan berbuat yang sama. Seseorang yang sepanjang
tahun menderita sakit, selama belasan tahun jarang sekali hidup dalam keadaan sadar,
bisa berkenalan dengan seseorang hal ini benar2 merupakan suatu peristiwa yang sangat
berharga!
Napasnya tersengkal, setelah merandek sejenak terusnya, Dikala aku berada dalam
keadaan sadar, ayahku seringkali menyebut namamu.
Dia bilang asalkan darah dalam tubuhku bisa diganti dengan darah segarnya, maka aku
bisa mendapatkan kembali kesehatan badanku, aku bisa bergembira dan bermain seperti
orang lain, maka dari itu namamu sudah terukir dalam sekali dalam benak maupun hatiku
Ooouw. kiranya begitu!
Bukan demikian saja, aku masih ingat bukankah kita pernah saling berjumpa?
Tidak salah, kita memang pernah saling berjumpa, tetapi setiap kali berada ditengah
kegelapan, dari mana Nona masih ingat selalu?
Walaupun cuma sekilas pandang namun potongan badanmu serta raut wajahmu telah
meninggalkan kesan yang samar2 dalam hatiku setelah kupikirkan dan kubayangkan
siang maupun malam akhirnya bayangan yang masih samar2 itu telah berubah makin
jelas separuh dari bayangan tersebut adalah hasil ingatanku sedang separuhnya lagi
adalah ciptaanku sendiri.
Selama ini kau selalu berada dalam keadaan tidak sadar. bisa sadarpun jarang sekali,
sungguh tak nyana kau masih punya minat untuk memikirkan persoalan itu. batin
Siauw Ling.
Wan-jie. terdengar Tok Chiu Yok Ong berseru. Kau sangat lelah, beristirahatlah
sebentar.
JILID 28
Cinta kasih seorang ayah terhadap putrinya nampak jelas diatas wajah si raja obat yang
tersohor akan kekejamannya itu.

Gadis berambut panjang itu mendadak tersenyum sehingga nampak sebaris giginya yang
putih bersih.
Ooouw ayah! di dalam ingatanku, kali ini boleh dikata aku sadar dalam keadaan yang
paling bagus. bukankah perkataan yang kuutarakan sangat banyak sekali?
Benar anakku, belum pernah kau mengucapkan kata2 yang demikian banyaknya seperti
ini hari.
Tetapi sedikitpun aku tidak merasa kecapaian.
Bibir si raja obat itu bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu, namun akhirnya ia
batalkan maksudnya itu.
Jarang sekali ia menjumpai putrinya tersenyum, saat ini tatkala ia jumpai putrinya tampak
gembira, si orang tua ini merasa tidak tega untuk menghalanginya.
Siauw Ling gadis itu berkata kembali. Ayahku bilang seandainya darah dalam
tubuhku telah diganti dengan darahmu maka aku bisa sembuh dari penyakit ini, dan
kesehatanku bisa pulih kembali seperti orang lain, benarkah ucapannya ini?
Tok Chiu Yok Ong melototkan sepasang matanya bulat2 dan mengawasi wajah Siauw
Ling dengan sinar mata memohon.
Siauw Ling menghela napas panjang.
Aaai. ayahmu pandai sekali dalam ilmu pertabiban, mungkin apa yang ia ucapkan
memang tidak salah.
Apakah kaupun percaya dengan perkataan ayahku?
Sementara Siauw Ling hendak menjawab, Si raja obat bertangan keji telah berbicara
lebih dahulu.
Bagaimana? ayahmu tidak membohongi dirimu bukan!
Gadis berambut panjang itu meraba jidat Siauw Ling, dan berkata, Siauw Ling, tahukah
kau setelah darah dalam tubuhmu diberikan kepadaku, setelah jiwaku tertolong
bagaimanakah keadaanmu?
Sukar diduga mati hidupku!
Tidak bakal mati! sela si raja obat.
Gadis itu menarik kembali tangannya dari jidat sianak muda itu, terusnya.

Setelah kau menolong jiwaku yang tak berguna ini, maka kau akan mati dan selamanya
terkubur di dalam tanah.
Siauw Ling menghela napas panjang, pikirnya
Selama belasan tahun ia berbaring dalam keadaan sakit, semestinya dalam hati gadis ini
mempunyai cita2 untuk hidup yang sangat kuat, mengapa ia malahan tidak memilikirkan
keselamatan sendiri barang sedikitpun.
Terdengar gadis itu berkata lagi.
Apabila kau sudah tahu bahwa kau bakal mati setelah darah dalam tubuhmu dialirkan ke
dalam tubuhku, kenapa kau tidak menampik permintaan dari ayahku?
Ilmu pertabiban yang dimiliki ayahmu tiada tandingannya dikolong langit, dia telah
beritahu kepadaku, seandainya pergantian darah ini dilakukan dengan hati2 maka jiwaku
tidak akan sampai mati binasa
Aaai. antara kau dan aku tiada hubungan sanak maupun keluarga, bahkan kitapun
tidak saling mengenal, kenapa kau rela memberikan darahmu untuk menolong jiwaku?
Ayahmu paksa aku berbuat demikian, siapa yang kesudian menolong dirimu? pikir
Siauw Ling di dalam hati.
Sementara ia hendak menjawab, Tok Chiu Yok Ong telah berkata lebih dahulu.
Siauw kongcu ini adalah seorang pendekar sejati yang berjiwa besar dan berhati bijak,
karena ia melihat kau cerdik lagipula menawan hati namun sepanjang tahun selalu
menderita sakit, maka ia merasa sayang dan rela untuk memberikan darahnya untuk
menolong jiwamu.
Ooouw. ayah, cintamu padaku benar2 dalam bagaikan lautan. tetapi perbuatan serta
tingkah lakumu justru merupakan hal2 yang tidak kusukai.
Bocah. dimanakah letak kesalahanku?
Bukankah orang lain berbuat demikian karena terpaksa dan didesak olehmu terus2an?
kenapa ayah bilang dialah yang rela menyerahkan darahnya untuk menolong jiwaku?
Tentang soal ini. tentang soal ini.
Sinar matanya mendadak dialihkan ke atas wajah Siauw Ling tegurnya dingin.
Siapa suruh kau ngaco belo?

Suatu perasaan kesal dan mangkel muncul dari dasar hati Siauw Ling, sementara ia
hendak mengumbar hawa amarahnya mendadak sinar matanya terbentur dengan tubuh
sang gadis yang sudah belasan tahun menderita sakit itu, ia merasa iba sekali.
Maka per-lahan-lahan ia berkata.
Nona apa yang diucapkan ayahmu sedikitpun tidak salah, aku memang rela memberikan
darahku untuk menolong jiwamu.
Bocah, maksud baik dari Siauw-thayhiap tidak sepantasnya kalau kau sia2kan
Gadis berambut panjang itu menghela napas panjang.
Aaai. kalau demikian keadaannya aku semakin tidak bisa menerima kebaikan hatinya
ini
Kenapa?
Sekilas rasa sedih berkelebat diatas wajahnya yang pucat, sahut gadis itu ;
Kau pernah melepaskan darah dalam tubuhnya dan aku telah mengunci lima naga untuk
membalas budinya, kini diantara kita berdua sudah tidak hutang apa2 lagi seandainya
sekarang kau hendak menggunakan darahnya lagi untuk menolong jiwaku, ayah! kau
suruh aku membalas budi kebaikannya dengan apa?
Bocah! kau sudah tiba pada saat yang tak bisa di-tunda2 lagi, sekalipun aku bermaksud
memperpanjang hidupmu namun sekarang aku sudah tak sanggup lagi, apakah kau
benar2 tega membiarkan ayahmu merasakan pukulan batin yang lebih hebat?
Per-lahan-lahan gadis itu mencekal tangan kanan Tok Chiu Yok Ong dengan tangan
kanannya yang kurus kering, lalu berkata dengan lembut ;
Ooouw. ayah! kalau begitu biarkanlah putrimu mati dalam keadaan suci bersih dan
tak bernoda!
Wan-jie, seandainya kau mati bagaimana dengan diriku? usiaku sudah lanjut, apakah
kau suruh aku hidup seorang diri?
Dari kelopak mata sang gadis yang cekung mengucur keluar titik-titik air mata.
Ayah! jika kau menolong jiwaku dengan menggunakan darahnya, kau akan membuat
aku menanggung sesal sepanjang masa, daripada demikian lebih baik biarkanlah putrimu
mati dengan hati tenang!

Wan-jie! tiba-tiba Tok Chiu Yok Ong angkat telapak kanannya. Apabila kau tidak
mau mendengarkan perkataan ayahmu, akan kutotok jalan darahmu dan segalanya akan
berjalan dengan kekerasan!
Ayah, bilamana kau ingin berbuat demikian maka putrimu akan mati lebih dahulu!
Sementara Tok Chiu Yok Ong akan menjawab, mendadak dari luar gua berkumandang
datang suara dari si sie-poa emas, Yok Ong, bagaimanakah keadaan dari siauw toako
kami? apakah cayhe boleh turun untuk menjenguknya?
Aku sangat baik, tak usah kalian masuk kedalam sahut Siauw Ling cepat.
Tatkala Sang Pat mendengar suara jawaban ini berasal dari Siauw Ling, segera serunya
kembali, Toako, baik baiklah berjaga diri. Siauw-te sekalian akan menanti diluar
gua.
Maksud dari ucapan itu jelas sekali menunjukkan bahwa mereka sudah siap menerjang ke
dalam gua apabila Siauw Ling memberi tanda.
Terdengar suara Tu Kioe yang dingin kaku berkumandang datang ;
Yok Ong, setiap satu jam kami berdua akan memeriksa keadaan dari toako kami atau
mendengar suaranya, apabila keadaan tidak beres hati2 dengan selembar jiwa anjingmu
Sebelum mendapat ijin loohu, kalian dilarang masuk kedalam. Apabila kalian
membangkang loohu tidak mau tanggung seandainya jiwa Siauw Ling terancam bahaya
Diluar gua kami sudah menyiapkan banyak sekali kayu2 kering, apabila toako kami
menemui suatu kejadian yang ada diluar dugaan. Hmm! akan kupersilahkan Yok Ong
serta putrimu menginap terus disini untuk selamanya.
Sekalipun kalian melepaskan api, belum tentu kamu berdua bisa mengurung diri loohu
Tetapi putrimu tidak akan tahan merasakan siksaan yang amat dahsyat itu.
Tok Chiu Yok Ong mendengus dingin, ia tidak menggubris Tiong Chiu Siang Ku lagi,
sambil berpaling dan memandang sekejap ke arah putrinya ia berseru. Wan-jie, sudah
kau dengar?
Sudah!
Untuk menolong selembar jiwamu, aku telah bersusah payah dan putar otak peras
keringat; apakah kau sama sekali tak dapat menghargai susah payah ayahmu ini?
Aaaai.! menolong jiwaku tapi mencelakai orang lain, apa gunanya?

Aku tanggung setelah melepaskan darah dalam tubuhnya, Siauw Ling masih berada
dalam keadaan sehat wal-afiat tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Ayah. Sudahlah. lebih baik bawalah aku kedepan kuburan ibuku, bangunlah sebuah
gubuk disana, mungkin karena pengaruh hawa gunung kesehatanku bisa pulih kembali
seperti orang lain.
Kendati Tok Chiu Yok Ong memiliki ilmu pertabiban yang lihay, ilmu silat yang luar
biasa namun ia tak sanggup menghadapi putri kesayangannya sendiri. terdengar ia
menghela napas panjang.
Wan-jie aku mempunyai satu akal, mungkin dengan cara ini hatimu akan merasa lebih
tenteram.
Apakah caramu itu?
Cara ini harus mendapat persetujuan lebih dulu dari Siauw-heng kata si raja obat itu
sambil berpaling ke arah sianak muda tersebut.
Katakanlah lebih dahulu dan akan cayhe dengar, setelah itu cayhe baru akan beri
keputusan.
Soal ini loohu harus bertanya lebih dahulu kepada siauw-li, kemudian baru bisa minta
pendapat dari Siauw-heng.
Persoalan apa sih? tanya gadis itu.
Tok Chiu Yok Ong tertawa.
Seandainya aku menjodohkan dirimu dengan Siauw Ling lebih dulu kemudian baru
menolong jiwanya dengan darahnya, hatimu tentu akan tenteram bukan?
Mula2 gadis itu rada tertegun kemudian tertawa getir.
Putrimu jelek dan tinggal kulit pembungkus tulang, apakah ayah tidak tahu akan hal
ini?
Wan-jie, hal ini disebabkan kau sudah terlalu lama disiksa oleh penyakit maka kau jadi
kurus dan tinggal kulit pembungkus tulang, suatu saat penyakitmu telah sembuh,
kecantikan wajahmu akan pulih kembali. bukannya aku sengaja mengibul, gadis cantik
yang ada dikolong langit ini mungkin sukar untuk menandingi kehebatan dirimu
Aaaai. sejak aku mengerti urusan, wajahku selalu begini, sekalipun ayah menyanjung
diriku setinggi langit, belum tentu bisa menambah beberapa bagian kecantikan wajahku

Wan-jie apa yang aku katakan adalah kata2 sejujurnya, kenapa kau begitu tak percaya
dengan perkataanku?
Dengan tangannya yang kurus gadis itu meraba wajahnya sendiri, lalu katanya, Ayah,
engkau kepingin mau menjodohkan putrimu dengan orang lain bukankah hal ini
disebabkan karena kau membunuh orang itu.
Wan-jie, asal kau mau maka aku bisa merundingkan persoalan ini dengan diri Siauw
Ling.
Aaai. jadi kau hendak menjodohkan aku dengan dirinya yang kemudian akan
menggunakan darahnya untuk menolong jiwanya.
Memang demikian adanya.
Aku bisa hidup dia mati, bukankah putrimu harus menjanda terus sampai akhir
hayatku!
Ayah dan anak dua orang ini saling jawab menjawab se-olah2 disisi mereka sama sekali
tidak ada orang.
Haruslah diketahui sejak kecil ia menderita sakit, selama belasan tahun sebagian besar
waktunya dihabiskan dalam keadaan tidak sadar jarang pula ia berbicara dengan orang
lain, dengan sendirinya rasa malu yang ada di dalam hatinya sangat tipis. apa yang ia
pikirkan segera diutarakan secara gamblang.
Seandainya kau benar2 jadi bininya Siauw Ling, dus berarti aku adalah mertuanya, coba
kau pikir masa ada mertua ingin mencelakai menantunya? tentu saja aku akan berusaha
keras untuk mempertahankan jiwanya!
Rupanya gadis itu sudah terlalu banyak menggunakan tenaganya, ia tampak lelah dan
tidak bicara lagi, sambil pejamkan matanya ia bersandar di dinding goa.
Per-lahan-lahan sinar mata si Raja Obat Bertangan Keji itu dialihkan ke atas wajah Siauw
Ling kemudian menegur.
Siauw Ling, apa yang barusan loohu bicarakan bersama siauw-li, tentu sudah kau dengar
semua bukan?
Aku lihat Yok Ong tak perlu buang tenaga dengan percuma.
Kenapa?
Walaupun cayhe tidak ingin mencampuri urusan kalian berdua, tetapi berhubung
persoalan ini ada hubungannya dengan diriku, maka terpaksa cayhe harus ikut
mencampurinya.

Aku hendak menjodohkan seorang gadis yang begini cantik sebagai istrimu, apakah
perbuatanku ini salah?
Siauw Ling tertawa hambar.
Pada saat ini menyembuhkan penyakit putrimu jauh lebih penting daripada persoalan
lain, labih baik kita tak usah membicarakan soal yang tak berguna.
Tidak bisa jadi, kita harus bicarakan dulu sampai jelas.
Tidak usah dibicarakan!
Tidak, harus diterangkan lebih dahulu
Siauw Ling termenung kemudian berpikir.
Walaupun Tok Chiu Yok Ong menjengkelkan tetapi putrinya amat ramah dan penuh
welas kasih, aku tak boleh melukai hatinya.
Segera ujarnya.
Cayhe telah dijodohkan dengan gadis lain maka maksud baik ini tak bisa kuterima.
Aku kira persoalan besar apa yang meragukan hatimu, kalau soal ini sih gampang sekali
bereskan saja dirinya atau biarlah loohu yang turun tangan menbinasakan gadis itu.
Suatu akal yang keji. batin sianak muda itu, namun ia tersenyum dan berkata ;
Sekalipun akal dari Yok Ong baik, sayang ilmu silat yang dimiliki orang itu sangat
lihay, penjagaan yang ada disekitar rumahnya pun ketat, sulit untuk didekati.
Tidak mengapa, asal kau beritahukan kepada loohu siapakah orang itu, hal itu sudah
cukup. sekalipun dia adalah putri dari sri baginda sekarangpun loohu akan cari akal untuk
membinasakannya.
Siauw Ling pejamkan matanya dan membungkam dalam seribu bahasa.
Kiranya jawaban sianak muda itu hanya bermaksud untuk menghindarkan diri dari
desakan lawan, maka tatkala ditanya namanya ia membungkam dan tak sanggup
menjawab.
Kenapa tidak kau katakan? apakah kau sedang membohongi diri loohu? kembali si raja
obat bertangan keji itu menegur dengan nada yang dingin.
Seandainya urusan ini terbongkar, perasaan putrinya akan tersinggung. pikir Siauw
Ling.

Saking cemasnya buru-buru ia berseru, Apa yang cayhe ucapkan adalah kata2 yang
sejujurnya.
Kalau memang jujur, kenapa kau tidak dapat menyebutkan nama gadis itu!
Apakah Yok Ong ingin mengetahuinya?
Tentu saja aku ingin tahu!
Sekalipun kuucapkan, belum tentu Yok Ong suka percaya maka aku kira lebih baik tak
usah dikatakan saja.
Haa. haa. sudah setengah umur loohu berkelana di dalam dunia persilatan tidak
pernah kubiarkan orang lain menyebrangi pasir ke dalam kelopak mataku,
Karena didesak terus menerus Siauw Ling semakin bingung, dalam keadaan gelisah
mendadak ia teringat akan putri dari Pak-Thian Coen Cu, segera pikirnya, Urusan sudah
jadi begini, terpaksa aku harus menggunakan namanya untuk menghindari rasa malu
yang bakal kuterima ini hari.
Karena berpikir demikian maka jawabnya, Yok Ong, tahukah kau akan Pak Thian Coen
Cu?
Pernah kudengar namanya, aku rasa orang ini jarang sekali datang kedaratan
Tionggoan.
Tidak salah, selama ini ia berdiam di dalam istana Es yang terletak di samudra Pak-Hay,
tidak pernah ia mencampuri pertikaian yang ada didaratan Tionggoan, tetapi belakangan
ini sering kali ia muncul disini, bahkan selama lima tahun belakangan paling sedikit Pak
Thian Coen Cu sudah dua kali memasuki daratan Tionggoan, entah Yok Ong tahu tidak
akan jejaknya?
Ehmm, sedikitpun tidak salah Tok Chiu Yok Ong mengangguk.
Sejak memasuki daratan Tionggoan untuk kedua kalinya, hingga detik ini ia belum
meninggalkan tempat ini, aku rasa Yok Ong pun mengetahui bukan akan berita ini?
Tidak salah, pada saat ini ia sedang bersiar disekitar daerah Kanglam.
Tahukah Yok Ong bahwa dalam perjalanannya kedaratan Tiongoan kali ini, ia telah
membawa serta putrinya?
Pembantunya sangat banyak, benarkah dia membawa serta putri kesayangannya loohu
tidak berani memastikan.

Baik, sekarang cayhe hendak memberitahukan kepada diri Yok Ong, dia telah datang ke
daratan Tionggoan ber-sama2 putrinya.
Kenapa? apakah kau mempunyai hubungan istimewa dengan putrinya Pak Thian Coen
Cu?
DItinjau dari nada ucapan Tok Chiu Yok Ong rupanya dia menaruh rasa jeri dan hormat
terhadap diri Pak Thian Coen-Cu. pikir Siauw Ling di dalam hati.
Sedikitpun tidak salah, cayhe kenal dengan putrinya!
Kalau sudah kenal lalu bagaimana?
Setelah saling mengenal, kami telah jatuh cinta.
Jadi yang kau maksudkan sebagai tunanganmu adalah putri dari Pak Thian Coen Cu
ini?
Sedikitpun tidak salah!
Loohu rada sangsi benarkah ucapanmu itu?
Siauw Ling menghembuskan napas panjang lalu tertawa hambar, sementara dalam hati ia
berpikir. Lebih baik sih kau jangan sungguh2 percaya.
Namun diluaran ia mengiakan.
Apabila Yok Ong tidak percaya, akupun tak bisa berbuat apa2!
Melihat tingkah lakunya yang ringan dan seenak sendiri, Si Raja Obat Bertangan Keji
malah menaruh curiga.
Orang ini berwajah tampan, lagipula gagah. Seandainya ia benar2 telah berjumpa
dengan putrinya Pak Thian Coen Cu, memang tidak mengherankan apabila gadis itu
tertarik kepadanya.
Karena berpikir demikian, ia lantas berkata.
Apakah kau anggap loohu benar2 tidak mampu untuk membinasakan putrinya Pak
Thian Coen Cu?
Dalam pada itu Siauw Ling telah pejamkan sepasang matanya, mendengar suara itu ia
segera membuka matanya kembali dan mengerling sekejap ke arah si Raja Obat.
Jadi Yok Ong punya keyakinan bahwa ilmu silatmu jauh berada diatas kepandaian silat
Pak Thian Coen Cu? serunya.

Sekalipun ilmu silat yang loohu miliki masih bukan tandingannya, apakah aku tak dapat
melukai dirinya dengan obat?
Cayhe telah menyanggupi permintaan Yok Ong untuk menyumbangkan darahku guna
menolong putrimu, mati hidupku sukar diramalkan, sekalipun jiwaku berhasil
diselamatkan dalam waktu singkatpun sulit bagiku untuk menghalangi kemauan Yok
Ong, maka aku rasa bicara lebih banyakpun tak berguna.!
Berbicara sampai disitu, ia pejamkan matanya dan tidak menggubris diri Tok Chiu Yok
Ong lagi.
Karena terdesak oleh keadaan ia telah mengucapkan kata2 yang kosong, kini hatinya
terasa sangat tidak tenteram, teringat apabila berita ini sampai tersiar keluar sehingga
merusak nama baik putrinya Pak Thian Coen Cu, entah betapa besarnya dosa yang telah
dibuat.
Terdengar gadis berambut panjang itu menghela napas panjang lalu berkata ;
Ooouw. ayah, orang lain sudah mempunyai kekasih hati, aku rasa ayahpun harus
melenyapkan maksud hati tersebut.
Bocah, sekalipun apa yang ia ucapkan adalah kata sejujurnya, hal inipun tidak terlalu
penting
Kenapa?
Dia kenal dengan putrinya Pak Thian Coen Cu, namun hubungan cinta mereka berdua
belum diketahui oleh Pak Thian Coen Cu sendiri. Sebaliknya perkawinanmu dengan
dirinya ditunjang sendiri oleh ayahmu, asal kita cari mak comblang dan mendahuluinya,
aku rasa putrinya Pak Thian Coen Cu pun tak bisa berbuat apa2
Ayah, bukankah perbuatanmu ini sama halnya dengan suatu perkawinan yang
dipaksakan.
Asal kau menyanggupi, aku bisa mengatur bagimu.
Dalam hati gadis berambut panjang itu merasa cemas bercampur mendongkol, untuk
beberapa saat lamanya ia tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.
Menyaksikan putrinya membungkam, Si Raja Obat Bertangan Keji segera tertawa terbahak2.
Haa. haa. apabila kau tidak menampik, itu berarti kau sudah setuju untuk diatur
olehku.
Ia merandek sejenak kemudian serunya lantang.

Kao-heng, Tu-heng silahkan masuk ke dalam gua. Loohu ada persoalan yang hendak
dirundingkan dengan kalian berdua.
Pada waktu itu Tiong Chiu Siang Ku yang menanti diluar goa sudah mulai merasa gelisah
tetapi berhubung persoalan ini menyangkut mati hidupnya Siauw Ling maka mereka tak
berani menerjang kedalam.
Kini mendengar sapaan dari Tok Chiu Yok Ong, tanpa membuang waktu lagi mereka
segera melayang turun ke dalam goa.
Mula2 Sang Pat melirik dahulu sekejap ke arah Siauw Ling, kemudian baru bertanya.
Yok Ong mengundang kami sekalian masuk kemari, entah ada urusan apa?
Apakah Yok Ong telah berobat niat? sambung Tu Kioe dengan suara yang dingin.
Loohu ingin menanyakan satu persoalan dengan kalian berdua!
Silahkan Yok Ong utarakan keluar, kami berdua akan mendengarkan dengan seksama.
Tok Chiu Yok Ong berpaling dan melirik sekejap ke arah Siauw Ling, kemudian ujarnya.
Benarkah kalian menginginkan agar loohu bisa menyelamatkan selembar jiwa Siauw
Ling?
Masalah ini merupakan syarat yang paling penting jawab Tu Kioe. Bukankah sudah
berulang kali kami terangkan, apabila jiwa toako kami tak bisa dipertahankan maka
putrimulah yang mula pertama harus menanggung penderitaan.
Si Raja Obat Bertangan Keji tertawa hambar.
Seandainya kalian berdua ingin menolong Siauw Ling, maka kalian harus pula
melakukan suatu pekerjaan bagi Loohu! katanya.
Pekerjaan apa?
Loohu ingin merepotkan kalian berdua untuk jadi mak comblang, sebab loohu ingin
mengawinkan putriku.
Sang Pat melirik sekejap ke arah gadis berambut panjang yang kurus kering dan duduk
bersandar diatas dinding itu, lalu tanyanya.
Entah Yok Ong ingin menjodohkan putrimu dengan siapa?
Siauw Ling!

Dengan toako kami? seru Sang Pat tertegun.


Sedikitpun tidak salah.
Tu Kioe mendehem ringan lalu berseru.
Aku rasa putrimu rada tidak.
Sebenarnya ia hendak mengatakan bahwa putrinya tidak sesuai untuk dijodohkan dengan
toakonya, tapi sebelum kata2 tersebut sempat meluncur keluar lewat bibirnya mendadak
ia teringat bahwa jiwa Siauw Ling masih berada di dalam genggaman Tok Chiu Yok
Ong, maka buru-buru ia tutup mulut.
Seandainya siauw-li benar2 telah dikawinkan dengan Siauw Ling, dus berarti dia adalah
menantu loohu.
Waduhhh. kalau begitu tingkatan kami jadi makin rendah setingkat. pikir Sang Pat
dalam hati.
Namun ia mengiakan juga ;
Sedikitpun tidak salah!
Aku tidak ingin putriku kehilangan suaminya sebelum menikah sehingga membiarkan
dia menjanda sejak muda!
Cengli sekali!
Maka dari itu, loohu pasti akan berusaha keras untuk mempertahankan selembar jiwanya
Siauw Ling.
Lebih baik lagi kalau tidak sampai melepaskan darah segarnya! sela Tu Kioe.
Asal kalian berdua suka bertindak jadi mak comblang sehingga perkawinan putriku
dengan toako kalian berhasil, maka toako kalian pasti tak menderita siksaan akibat
pelepasan darah ini.
Masalah ini menyangkut persoalan besar, kami tidak berani mengambil keputusan, hal
ini harus dibicarakan dahulu dengan toako kami kata Sang Pat.
Dan alangkah baiknya kalau Yok Ong bisa menyingkir sebentar, agar pembicaraan kami
bersaudara bisa berjalan dengan leluasa sambung Tu Kioe.
Tok Chiu Yok Ong melirik sekejap ke arah putri kesayangannya, melihat ia pejamkan
matanya se-olah2 sudah tertidur pulas si raja obat ini termenung sejenak, akhirnya ia
membopong putri kesayangannya dan meninggalkan gua batu tersebut.

Sepeninggalnya Yok Ong, Sang Pat segera berjongkok dan berbisik lirih.
Toako, apa yang diucapkan Si raja oabt bertangan keji apakah telah kau dengar semua?
Sudah!

41
Apa yang dipikirkan si orang tua itu cuma mementingkan diri sendiri, ia tidak mau
melihat dulu bagaimana sih tampang putrinya ngomel Tu Kioe. Sang Pat mendehem
ringan, kemudian berkata, Sejak jaman kuno hingga sekarang ada banyak orang yang
cerdik tidak terlalu memikirkan soal tetek bengek, kenapa untuk sementara waktu tidak
toako sanggupi permintaannya?
Masalah ini menyangkut nama baik seorang gadis, mana boleh kusanggupi
permintaannya hanya sebagai suatu permainan belaka?
Demikian saja. akhirnya Sang Pat berbisik Toako tak usah bicara, semuanya biarlah
siauw-te menanggapi, sehingga dikemudian hari Tok Chiu Yok Ong menegur, tanggung
jawab ini bisa toako jatuhkan pada diri siauwte.
Aku lihat hal ini tak bisa dijalankan sela Tu Kioe. Si raja obat bertangan keji adalah
seorang manusia pintar yang berotak panjang, mana dia sudi tertipu? ia tentu akan paksa
toako untuk menyanggupi sendiri persoalan ini.
Aaai.! perhatian yang kalian berdua berikan kepada diriku membuat aku Siauw Ling
merasa amat berterima kasih sekali, tetapi sebagai seorang lelaki sejati, berani
menyanggupi harus berani pula bertanggung jawab, kita tak boleh sembarangan
memberikan janji.
Sang Pat menghela napas panjang.
Siauwte rasa toako terlalu keras kepala dalam menanggapi masalah ini katanya.
Pada saat itulah terdengar suara dari Tok Chiu Yok Ong berkumandang datang ;
Bagaimana dengan hasil pembicaraan kalian bertiga?
Sang Pat segera menatap wajah Siauw Ling dengan sinar mata memohon, ujarnya,
Toako, ijinkanlah siauw-te untuk menanggulangi masalah ini, biarlah aku yang
menghadapi si raja obat tersebut.
Boleh, asal jangan sampai kau rusak nama baik orang lain, dan jangan memberikan janji
yang tak menentu.

Loohu akan turun kebawah. tiba-tiba terdengar Tok Chiu Yok Ong berseru.
Tampak bayangan manusia berkelebat lewat, tahu2 ia sudah berada di dalam gua
kembali.
Bagaimana dengan pembicaraan kalian bertiga? tegurnya seraya meletakkan tubuh
gadisnya ke atas tumpukan rumput kering.
Toako kami. kata Sang Pat sambil menggeleng.
Apakah ia tidak menyanggupi pamitanku? teriak Tok Chiu Yok Ong dengan gusarnya.
Apakah putri dari si raja obat bertangan keji tidak pantas jadi bininya?
Aku rasa Yok Ong pasti sudah tahu bukan akan watak dari toako kami, ia tak suka
seenaknya memberi janji, tapi sekali berjanji sampai matipun tak akan menyesal.
Tidak salah. Siauw Ling memang mempunyai kegagahan seorang lelaki sejati dan
kejujuran seorang koen-cu.
Seandainya ia dapat merubah sedikit saja dari tabiatnya, maka ini hari jangan harap Yok
Ong bisa mendapatkan darahnya sela Tu Kioe dingin.
Loohu cuma ingin menanyakan masalah perkawinan putriku, apakah Siauw Ling sudah
menyetujui?
Cayhe telah menyampaikan perkataan dari Yok Ong kepada toako kami.
Apakah ia menolak!
Seandainya ia menolak begitu saja, tentu saja persoalan ini tak usah dibicarakan lagi.
Lalu apa yang ia katakan!
Ia pejamkan mata membungkam dalam seribu bahawa, se-olah2 sama sekali tidak
mendengar akan perkataan kami.
Heee. heee. heee., arak kehormatan ditampik ingin cari arak hukuman, kau
anggap loohu tidak punya cara untuk memaksa dia menyanggupi permintaanku ini?
jengek Yok Ong tertawa dingin.
Cayhe cuma pernah mendengar kaum lelaki yang memaksakan suatu perkawinan, belum
pernah kudengar kalau ada orang perempuan yang memaksakan perkawinan. huuu.
sungguh aneh sekali.
Justru karena itulah sengaja hendak loohu lakukan agar mata kalian melek semua!

Kalau kau hendak memaksakan suatu perkawinan, hal ini semestinya tiada sangkut
pautnya dengan pelepasan darah toako kami untuk menolong putrimu, rasanya sekalipun
kami turun tanganpun tidak sampai melanggar perintah dari toako sambung Tu Kioe
dingin.
Serentetan cahaya yang menggidikkan hati terpancar keluar dari mata Tok Chiu Yok
Ong, ia menyapu sekejap ke arah Tiong Chiu Siang Ku kemudian mengancam ;
Apakah kalian berdua ingin menjajal kelihayan dari loohu?
Tu Kioe mendengus dingin, dari sakunya ia ambil sebuah gelang perak lalu berkata.
Dalam suatu petempuran, kedua belah pihak bebas menggunakan cara apapun, dan
seandainya kami sampai salah tangan melukai putrimu, hal inipun terjadi karena apa
boleh buat.
Ucapan ini membuat Tok Chiu Yok Ong tertegun, lama sekali ia baru berteriak, Kalian
berdua adalah jago-jago kenamaan, seandainya kalian sampai memaksa atau melukai
seorang gadis yang lemah dan berpenyakitan, macam beginikah yang disebut seorang
enghiong?
Seandainya Yok Ong menggunakan racun, terpaksa cayhepun harus turun tangan
melukai putrimu
Jadi kalian berdua hendak menggunakan kelemahan ini untuk menggertak loohu?
Ucapan Yok Ong terlalu berat, kami cuma berharap bisa membicarakan persoalan ini
dengan diri Yok Ong secara tenang dan damai!
Tok Chiu Yok Ong melirik sekejap ke arah putrinya lalu berkata;
Silahkan kalian berdua berbicara!
Suatu transaksi perdagangan selamanya dimulai dengan tawar menawar, dan aku orang
she Sang boleh dibilang termasuk salah satu jago yang sudah terbiasa dengan pekerjaan
seperti ini tetapi mengenai masalah jadi memanjang, belum pernah aku orang she Sang
melakukannya, jadi apabila ada perkataan yang kurang sedap didengar moga2 Yok Ong
bisa memaafkan.
Si raja obat bertangan keji mendengus dingin. bibirnya bergerak seperti mau
mengucapkan sesuatu namun akhirnya maksud tersebut dibatalkan.
Sang Pat tertawa ter-bahak2 dan berkata, Perkawinan anatara lelaki dan perempuan,
meskipun terjadi atas perintah orang tua, namun dalam soal jodoh haruslah didasari
dahulu oleh rasa saling cinta mencintai dari kedua belah pihak yang bersangkutan.

Nah itulah dia, sekarang bukankah loohu ada minat dan kalian berdua jadi mak
comblang, apa yang dibutuhkan lagi.
Orang lain mencari menantu dasarnya muncul karena suka terhadap sang pria dan ingin
putrinya bahagia, tetapi maksud Yok Ong mencari menantu adalah didasarkan karena
maksud2 lain, maka dari itu aku lihat lebih baik masalah perkawinan kita bicarakan lagi
setelah penyakit yang diderita putrimu telah sembuh
Sinar mata Tok Chiu Yok Ong berkilat, ia tertawa dingin dan serunya, Kalian berdua
putar kayun sejauh itu kiranya mengandung maksud lain, sayang sekali aku si Raja Obat
Bertangan Keji bukanlah seorang bocah yang baru berusia tiga tahun, tidak gampang aku
kena ditipu orang, soal perkawinan boleh saja tak usah dibicarakan, Loohu akan
menggunakan darah dalam tubuhnya untuk menolong jiwa putriku lebih dahulu.
Ia merandek sejenak kemudian tambahnya, Jadi kalian berduapun tak usah jadi mak
comblang lagi, sekarang silahkan berlalu!
Bangsat! kau anggap kami berdua bisa dipanggil terus datang dihardik lantas pergi! Tu
Kioe mencak kegusaran. Kau anggap kami adalah budak yang bisa diperintah?
Yok Ong, aku harap dalam berbicara tahulah sedikit kesopanan tegur Sang Pat pula.
kami Tiong Chiu Siang Ku bukanlah lampu lentera yang kehabisan minyak.
Tu Kioe pun menjengek dingin, Kami cuma pernah mendengar kehebatan Tok Chiu
Yok Ong dalam penggunaan racun, belum kudengar kalau ilmu silat Yok Ong sangat
lihay, ini hari kami berdua memang ada maksud untuk mohon petunjuk dari dirimu.
Sejak semula Tiong Chiu Siang Ku memang sudah ada maksud untuk mencari
kesempatan bisa bentrok dengan diri si raja obat ini.
Dan kini kesempatan baik yang di-nanti2kan telah tiba. tentu saja mereka tidak ingin
melepaskannya begitu saja.
Air muka Tok Chiu Yok Ong berubah hebat, dengan gusar teriaknya, Apabila kalian
berdua ingin menjajal kelihayan loohu, jangan salahkan loohu akan bertindak kejam
terhadap kalian berdua
Bagus sekali! Sang Pat tertawa hambar. Apabila Yok Ong memang sudah menantang
perang secara blak2an. kami dua bersaudarapun terpaksa harus menerima tantangan
tersebut, namun sebelum kejadian cayhe ingin menerangkan terlebih dahulu, kami cuma
minta petunjuk ilmu silat Yok Ong, seandainya Yok Ong sampai menggunaka racun
maka jangan salahkan kalau kami dua bersaudara sampai melukai putrimu.
Dari dalam sakunya ia ambil keluar senjata sie-poa emasnya dan menambahkan ;

Silahkan Yok Ong pun mencabut keluar senjatamu kalau mau bergebrak mari kita
bergebrak sampai salah satu pihak modar.
Tok Chiu Yok Ong benar2 amat gusar sehingga sepasang matanya berapi2 teriaknya
seraya tertawa dingin.
Ruangan dalam gua ini terlalu sempit kalau mau bertempur ayoh kira laksanakan diluar
gua
Sang Pat menggoyangkan senjata Sie-poa emasnya hingga menimbulkan suara berisik
yang keras, ia geleng kepala.
Selama maksud jahat orang masih terkandung badan, rasa was2 harus selalu ada di
dalam hati, seandainya putrimu tak ada disisi kami dan Yok Ong menggunakan racun,
bukankah kami dua bersaudara bakal jatuh kecundang ditanganmu?
Loohu berjanji tidak akan menggunakan racun terhadap kalian berdua.
Tahu orangnya tahu wajahnya belum tentu hatinya, aku rasa huruf Tok Chiu bertangan
keji yang berada didepan Yok Ong atau Si raja obat bukan diberikan orang secara
kosong. Menurut pendapat cayhe sekalipun bertarung ditempat inipun tiada salahnya.
Benar Sang Pat menyambung. Sekalipun kami berdua, namun kami tak akan turun
tangan berbareng, cayhe akan mohon petunjukmu terlebih dahulu!
Seluruh tubuh Tok Chiu Yok Ong gemetar keras, jelas hatinya merasa amat gusar hingga
mencapai pada puncaknya, dengan nada gemetar teriaknya.
Ini hari apabila kalian sampai melukai putriku, bukan saja kalian Tiong Chiu Siang Ku
bakal mati konyol, bahkan seluruh umat Bu-lim pun akan tertimpa bencana yang besar,
aku akan membuat badai berdarah diseluruh kolong langit untuk mengiringi kematian
putriku.
Siapa menang siapa kalah sukar diduga mulai sekarang, Yok Ong pun tak usah
mengucapkan kata2 semacam itu lebih dulu. seru Tu Kioe. Kami Tiong Chiu Siang Ku
sudah berulang kali mengalami badai serta ombak yang bagaimana dahsyatpun, kami tak
akan gentar dengan gertak sambalmu itu.
Sang Pat segera menerjang kedepan dan berkata.
Yok Ong, untuk menjaga gengsi kau pasti tak sudi turun tangan lebih dahulu. Nah,
biarlah siauw-te mulai lebih dulu.
Senjata sie-poa emasnya segera digetarkan, serentetan cahaya tajam yang berkilauan
dengan cepat menghajar kedepan.

Tok Chiu Yok Ong menyingkir kesamping meloloskan diri dari ancaman, namun ia tidak
melancarkan serangan balasan.
Walaupun dalam hati si raja obat ini merasa mendongkol setengah mati, namun teringat
putrinya berada disitu dan takut dalam pertarungan nanti putrinya terluka, maka dengan
paksa ia menekan hawa gusar yang berkobar dalam dadanya.
Sang Pat tertawa ter-bahak2.
Bagaimana? jengeknya. Apakah Yok Ong ada maksud mengalah tiga jurus
kepadaku?
Senjata sie-poa emasnya diputar, dengan gerakan Burung bangau mementang sayap, ia
hajar kembali tubuh musuhnya dari samping.
Sekali lagi Tok Chiu Yok Ong berkelit kesamping tanpa melancarkan serangan balasan.
Sementara Sang Pat hendak mendesak lebih jauh, tiba-tiba Siauw Ling membuka
matanya dan menghardik ;
Tahan!
Sang Pat tidak berani membangkang, ia tarik senjata Sie-poanya dan mundur tiga langkah
ke belakang.
Toako, adakah petunjuk buat siauw-te? tanyanya.
Disini sudah tak ada urusan kalian lagi, silahkan kamu berdua mengundurkan diri,
Tapi. Tok Chiu Yok Ong telah memandang siauw-te sekalian untuk bergebrak,
persoalan ini tiada sangkut pautnya dengan masalah toako. bantah Tu Kioe.
Tak usah bicara lagi, silahkan kalian mengundurkan diri dari gua batu ini!
Tiong Chiu Siang Ku saling bertukar pandangan, akhirnya mereka menghela napas
panjang dan mengundurkan diri.
Dengan pandangan tajam si Raja Obat bertangan keji menyaksikan kedua orang
mengundurkan diri dari gua setelah itu ia baru mengundurkan diri ketempat semula.
Jalan darah Siauw Ling tertotok, sulit baginya untuk putar badan sehingga sulit baginya
untuk melihat permainan setan apakah yang sedang dilakukan si raja obat tersebut, tapi
teringat bahwa orang ini adalah jagoan yang pandai menggunakan racun, ia lantas
menduga dia sudah membokong kedua orang saudaranya. tak tahan lagi segera tanyanya.

Yok Ong, apakah kau telah melepaskan racun untuk membokong kedua orang
saudaraku?
Kau orang she Siauw adalah seorang Koen-cu yang dapat dipercaya setiap
perkataannya, kau boleh disebut seorang lelaki sejati, tetapi kedua orang saudaramu itu,
loohu tidak berani menghadapinya.
Maka dari itu kau telah meracuni mereka secara diam2?
Itu sih tidak, hanya saja loohu telah menyebarkan racun keji disekitar gua batu ini,
seandainya mereka hendak masuk kembali ke dalam gua untuk bikin keonaran lagi,
jangan salahkan loohu kalau mereka bakal keracunan.
Mendengar ucapan itu Siauw Ling menghela napas panjang.
Aaai.! apabila Yok Ong ingin menolong jiwa putrimu, kitapun tak usah mengulur
waktu lebih jauh, lebih baik totok saja jalan darah putrimu kemudian secepatnya
mengganti darah rusak yang ada di dalam tubuhnya, setelah itu bawalah putrimu kesuatu
tempat yang terpencil untuk merawat sakitnya, dengan demikian kesehatannya akan cepat
pulih kembali.
Apabila terlalu cepat loohu melepaskan darahmu jiwamu bakal terancam mara bahaya
Sekalipun darahku dilepaskan secara per-lahan-lahanpun, cayhe belum tentu bisa hidup,
setiap janji yang kuucapkan tidak pernah kusesalkan kembali, soal mati hidup sudah tidak
pikirkan lagi
Tok Chiu Yok Ong menghela napas panjang.
Sudah puluhan tahun lamanya loohu melakukan perjalanan dalam dunia persilatan,
banyak pula kujumpai enghiong hoohan yang dikagumi banyak orang, namun belum
pernah kujumpai manusia yang gagah perkasa dan berjiwa besar macam dirimu
Tak usah Yok Ong memuji diriku, aku berbuat demikianpun disebabkan keadaan yang
terpaksa
Tok Chiu Yok Ong ambil keluar tabung kulitnya, sambil mengangkat jarum panjang
ujarnya.
Selama beberapa tahun berselang loohu selalu berada ditengah gunung yang terpencil
untuk mencari bahan obat2an yang mujarab dengan harapan berhasil menemukan obat
yang bisa menyembuhkan penyakit siauwli, siapa sangka jerih payahku selama banyak
tahun sia2 belaka, maka dari itu terpaksa aku harus siapkan jarum panjang serta tabung
kulit dengan harapan bisa menemukan seseorang yang bisa digunakan darahnya untuk
mengganti darah siauwli yang telah rusak, orang yang berhasil kujumpai hanya Siauwheng seorang. Aaai. keadaan ini sebenarnya merupakan suatu keadaan yang terpaksa!

Siauw Ling tidak menggubris perkataan orang per-lahan-lahan ia pejamkan matanya dan
berkata, Yok Ong, silahkan mulai melepaskan darah!
Perlukah loohu menotok jalan darahmu?
Seandainya Yok Ong tidak percaya dengan daya tahan cayhe, lebih baik totok saja jalan
darahku.
Seandainya pelepasan darah ini hendak dilakukan cepat, Loohu harus menggunakan
tenaga dalam untuk menggerakkan darah dalam tubuhmu disamping itu akupun harus
mengurut beberapa buah jalan darah ditubuh siauwli, tatkala jarum menembusi urat
walaupun penderitaan tidak begitu besar, tetapi pelepasan darah yang terlalu cepat bisa
menimbulkan perasaan ngeri terhadap kematian, menurut pendapat Loohu, lebih baik
kutotok saja beberapa buah jalan darahmu.
Pada saat ini keadaan aku orang she Siauw bagaikan seekor kambing yang hendak
disembelih apa yang hendak Yok Ong lakukan tak perlu dirundingkan lagi dengan
diriku.
Tok Chiu Yok Ong pun tidak bicara lagi, ia menggerakkan tangan kanannya dan secara
beruntun menotok dua buah jalan darah dari Siauw Ling, setelah itu katanya.
Seandainya kutotok jalan darah pingsanmu, walaupun kau tak kenal penderitaan namun
hal ini akan mempengaruhi kelancaran dari peredaran darahmu, terpaksa aku minta
Siauw-heng suka bersabar sebentar.
Jalan darah bisu Siauw Ling sudah tertotok, walaupun ia dapat mendengar ucapan
tersebut namun sulit baginya untuk menjawab.
Terasa lengan kirinya amat sakit, jarum panjang yang berlubang ditengahnya itu telah
ditusukkan ke dalam urat nadinya.
Diikuti sebuah telapak ditekankan ke atas dadanya, segulung tenaga dalam segera
menyerang keisi tubuhnya.
Dengan adanya tekanan ini, peredaran darah dalam tubuhnya mengalir semakin cepat,
segera lapat2 ia dapat mendengar suara gemerisikan yang halus sekali.
Mungkin kali ini aku bakal habis sudah. pikir Siauw Ling di dalam hati.
Sementara ia masih berpikir, mendadak lengan kirinya terasa mengendor, jarum yang
menembusi urat nadinya mendadak dicabut orang, sedangkan telapak yang menekan
didepan dadanya pun ditarik kembali.
Terdengar suara helaan napas panjang dari si Raja Obat Bertangan Keji bergema
memecahkan kesunyian diikuti ia menegur.

Bocah, apa yang kau lakukan?


Ooouw. ayah, bukankah kau hendak menjodohkan aku dengan diri Siauw Ling?
tanya sang gadis dengan suara yang lemah.
Sedikitpun tidak salah! setelah Siauw Ling setuju untuk mengawini dirimu sebagai
istrinya, kendati kau terima darahnya dan aku rasa bukan suatu hal yang patut
disesalkan.
Aku tidak percaya dengan perkataan ayah, dia gagah lagi tampan, mana ia sudi kawin
dengan aku yang jelek tak ketulungan ini.
Wan-jie, kau jangan lupa bahwa ayahmu adalah seorang tabib sakti yang tiada ada
tandingannya dikolong langit, dan kau adalah putri kesayanganku, asal kau senang
dengan seseorang, orang itu harus kawin dengan dirimu.
Apabila kau inginkan aku percaya, maka Siauw Ling mengakui sendiri dihadapanku!
Permintaan putrinya ini membuat Tok Chiu Yok Ong merasa serba salah sama sekali ia
termenung kemudian baru berkata ;
Baiklah! tetapi kaupun harus menyetujui lebih dahulu sebuat syaratku.!
Apakah syaratmu itu?
Seandainya Siauw Ling telah mengakui dihadapanmu bahwa dia hendak mengawini
dirimu, kau harus menurut perkataan dari ayahmu dan menerima darahnya. Aaai. Wanjie, selamanya kau memikirkan nasib orang, kenapa tidak memikirkan pula rasa sayang
ayahmu terhadap kau?
Bebaskan dulu jalan darahnya, biarlah dia mengucapkan sendiri kata2 tersebut.
Tok Chiu Yok Ong dibikin apa boleh buat terpaksa ia bebaskan jalan darah Siauw Ling
diikuti ujarnya dengan ilmu menyampaikan suara ;
Siauw-heng, pepatah kuno mengatakan: mau bunuh orang bunuhlah sampai mati, mau
menolong orang menolonglah sampai hidup, mau menghantar Buddha hantarlah sampai
See-Thian, setelah kau sanggupi untuk menolong putriku, aku harap kau suka membantu
sampai selesai
Per-lahan-lahan Siauw Ling membuka matanya memandang sekejap ke arah si Raja Obat
Bertangan Keji, menyaksikan wajahnya yang penuh dengan nada memohon ia tidak tega,
setelah menghela napas, matanya dipejamkan kembali.
Terdengar gadis itu berkata, Siauw Ling, ayahku bilang kau hendak mengawini diriku,
perkataannya bohong bukan?

Sekali lagi Siauw Ling membuka matanya, tampak Tok Chiu Yok Ong pada waktu itu
sedang memandang ke arahnya dengan keringat dingin yang mengucur keluar tiada
hentinya membasahi seluruh wajahnya, ia lantas menjawab, Ayahmu sedikitpun tidak
membohongi dirimu
Kau suka mengawini diriku sebagai istrimu, tahukah kau siapa namaku.? tanya gadis
itu sambil tertawa.
Bukankah kau bernama Wan-jie? ujar Siauw Ling setelah termenung sejenak.
Ayah membohongi aku karena dia hendak menolong jiwaku, agar aku suka menerima
darahmu sekarang kenapa kaupun membohongi aku? Wan-jie, adalah nama kecil yang
diberikan ayah kepadaku, namaku yang sebenarnya adalah Lam-kong Giok
Lam-kong Giok. Aaai.! ayahmu pernah memberitahukan kepadaku, hanya untuk
sesaat tak ingat lagi dalam benakku
Ooouw. ayah! bebaskanlah jalan darah diatas lengan serta tubuhnya, agar ia bisa
bangun duduk dan berbicara dengan aku
Bukankah ia sudah mengakui dihadapanmu? tak usah bicara lagi, kini kita harus
melanjutkan pelepasan darah!
Ayah, kau masih ingat dengan suatu kejadian yang pernah terjadi dimasa lampau?
Kejadian apa?
Aku sudah lupa kejadian itu berlangsung ketika aku berumur berapa, tetapi aku masih
ingat ayah memuji diriku. katanya: Oooh Wan-jie! kau memang amat cerdik sejak
dilahirkan. persoalan yang ada dalam hati ayah selamanya tak dapat mengelabuhi
dirimu.
Aaah benar putri dari Tok Chiu Yok Ong tentu saja sukar ditandingi orang lain.
Apabila ayah sudah tahu bahwa kau tak dapat membohongi diriku, kenapa setiap kali
kau masih membohongi diriku?
Tok Chiu Yok Ong melengak, untuk beberapa saat lamanya ia tak sanggup diucapkan
sepatah katapun.
Ayah cuma tahu menolong diriku walau dengan pengorbanan bagaimana besarpun,
seandainya aku mati bukankah susah payahmu selama ini pun bakal berakhir?
Ah. Tok Chiu Yok Ong menghela napas panjang. Sekalipun ayah membohongi
dirimu, hal inipun kulakukan karena aku sayang sekali kepadamu!

Ayah, kalau kau benar2 menyayangi putrimu kau harus bebaskan jalan darah dari Siauw
Ling nanti akan kuberitahukan satu cara untuk menolong diriku!
Kau amat cerdik, ayah percaya dengan perkataanmu!
Tanpa banyak bicara lagi Si Raja Obat Bertangan Keji ini segera menggerakkan tangan
kanannya dan membebaskan jalan darah Siauw Ling yang tertotok.
Per-lahan-lahan Siauw Ling duduk, tampak Lam-kong Giok yang kurus sedang bersandar
diatas dinding sambil memandang dirinya dengan senyum dikulum.
Ayah telah membebaskan jalan darahnya, Nah sekarang katakanlah apa caramu untuk
menyembuhkan penyakit yang kau derita itu?
Lam kong Giok memutar biji matanya yang bulat gede untuk memandang sepasang kaki
Siauw Ling lalu menegur.
Bukankah jalan darah pada sepasang kakinya belum dibebaskan?
Mendengar perkataan ini Tok Chiu Yok Ong segera tertawa ter-bahak2.
Haa. haa. Wan-jie, selama banyak tahun, jarang sekali kau berada dalam keadaan
sadar seperti hari ini.
Seraya berkata ia menepuk bebas jalan darah disepasang kaki sianak muda itu.
Ilmu pertabiban yang ayah miliki tiada tandingannya dikolong langit, benarkah itu?
Tentu saja benar.
Aku mempunyai satu persoalan yang tidak kupahami, dapatkah ayah menerangkan
kepadaku?
Persoalan apa?
Mengapa darah dari Siauw Ling dapat digunakan untuk menolong jiwaku?
Gampang sekali, hal ini disebabkan ia pernah makan sejenis obat sehingga membuat
darahnya berbeda dengan darah orang lain.
Nah, itulah dia, jadi darah yang ada ditubuhnya bukanlah darah mujarab yang
dibawanya sejak lahir, kenapa ayah tidak menanyakan kepadanya benda apakah yang
telah ia makan dan benda itu tumbuh dimana?
Tok Chiu Yok Ong berseru tertahan dan menepuk batok kepala sendiri.

Aaah, sedikitpun tidak salah, kenapa aku tak dapat berpikir sampai kesana?.
Sinar matanya segera dialihkan ke arah Siauw Ling, katanya lebih jauh, Apa yang
diucapkan siauw-li, apakah sudah Siauw-heng dengar?
Sudah kudengar semua!
Seandainya Siauw-heng suka mengaku terus terang benda apakah yang telah kau makan
dan benda tersebut tumbuh dimana, maka Siauw-heng pun tak usah memberikan darahmu
untuk menolong putriku
Siauw Ling termenung sejenak, kemudian menjawab, Benda itu adalah sejenis
tumbuhan berwarna abu2 yang berbentuk seperti payung dan tumbuh didinding sebuah
tebing.
Aaah, benda itu adalah jamur batu berusia seribu tahun, benda inilah yang dibutuhkan
untuk menyembuhkan penyakit putriku, entah benda itu tumbuh dimana?
Diatas sungai Soh-Kang diantara selat Sam Nia, sulit bagi cayhe untuk menyebutkan
nama tempat itu.
Masih ingatkah kau dengan tempat itu?
Secara lapat2 masih ingat, mungkin tempat itu masih dapat kita temukan.
Kalau begitu bagaimana kalau Siauw-heng membawa loohu pergi kesitu?
Siauw Ling termenung sejenak lalu mengangguk.
Baiklah! tetapi cayhepun harus menerangkan lebih dahulu serunya.
Loohu akan mendengarkan dengan seksama, nah katakanlah!
Jamur batu itu tumbuh diatas dinding tebing yang letaknya disuatu tempat yang tidak
nampak langit juga tidak nampak bumi, bahkan secara kebetulan telah cayhe makan
hingga habis sebagian besar, sisanya tinggal sedikit sekali, lagipula daya ingat cayhe
tentang tempat itu sudah samar sekali.
Tidak mengapa, asal kau masih ingat bahwa jamur batu itu belum kau makan sampai
habis, itu sudah cukup.
Tempat itu dikelilingi oleh puncak2 gunung yang amat banyak serta saling
bersambungan, dimanakah letak tepat dari dinding tebing yang ditumbuhi jamur batu itu
cayhe sendiri tak bisa menunjukkan dengan tepat.
Apakah kau tak dapat ingat akan letak keistimewaan dari tempat itu? tukas Yok Ong.

Diatas dinding tebing itu terdapat sebuah air terjun yang amat besar sekali.
Asal ada tanda ini, rasanya tidak terlalu sulit untuk menemukan.
Siauw Ling menghela napas panjang, katanya.
Apa yang bisa cayhe ingat cuma begini minim, aku rasa bukan satu dua hari saja tebing
curam yang terletak diantara be-ratus2 puncak itu dapat ditemukan. sedangkan kesehatan
putrimu.
Berbicara sampai disini mendadak ia membungkam.
Dengan ilmu pertabiban yang loohu miliki, aku masih bisa menunda usianya selama
sebulan lagi, seandainya dalam sebulan ini kau masih belum berhasil menemukan dinding
tebing yang ditumbuhi jamur batu itu, terpaksa aku harus menggunakan darahmu untuk
menolong jiwa putriku.
Tidak mengapa mendadak Lam-kong Giok menyela. Jangan dikata sebulan sekalipun
dua bulan aku masih sanggup untuk mempertahankan diri.
Bocah, janganlah mengucapkan kata2 yang bersifat gurau, tegur Tok Chiu Yok Ong
dengan nada tercengang. Kena apa kau berbicara yang bukan2? ilmu pertabiban yang
aku miliki tiada tandingannya dikolong langit, menurut pemeriksaan nasib yang
kulakukan, keadaanmu sudah tiba pada saat yang dinamakan lampu lentera kehabisan
minyak, seandainya aku tidak mempunyai obat mujarab serta ilmu jarum, barangkali
untuk hidup selama sepuluh haripun sulit bagimu, batas waktu sebulanpun sudah
menguras hampir seluruh tenaga serta kemampuanku.
Tidak memberi kesempatan bagi putrinya untuk berbicara, ia tarik napas panjang2 dan
meneruskan.
Siauw thay-hiap adalah seorang koen-cu yang pegang janji, ia tidak akan berubah niat
sebelum janjinya terpenuhi. kini kau memberikan batas waktu dua bulan baginya,
padahal aku tidak punya keyakinan untuk mempertahankan usiamu lebih dari sebulan,
bukankah hal ini berarti kau akan menyusahkan diriku?
Ayah. Kau telah melupakan satu hal yang memberi tenaga bagiku untuk melanjutkan
hidup.
Tenaga apa yang kau maksudkan?
Tenaga yang timbul dalam hatiku untuk melanjutkan hidup.
Wan-jie, kenapa secara tiba-tiba kau bisa timbul keinginan yang keras untuk
melanjutkan hidup?! tanya si raja obat bertangan keji setelah termenung sejenak.

Sepasang mata Lam kong Giok yang sayu mendadak dialihkan ke atas wajah Siauw Ling
kemudian menyahut.
Aku berbuat demikian agar ayah tidak melepaskan darahnya lagi untuk menolong
jiwaku.
Tok Chiu Yok Ong kembali termenung, kemudian ia tertawa terbahak2.
Heee. heee. aku paham sudah.
Merah jengah selembar wajah Lam-kong Giok yang kurus, per-lahan-lahan ia
menjatuhkan diri ke dalam pelukan ayahnya dan memejamkan sepasang matanya.
Tok Chiu Yok Ong segera berpaling ke arah Siauw Ling seraya menegur. Siauw
thayhiap, sudah kau dengar apa yang dikatakan siauwli?
Sudah
Kalau begitu bagus sekali, putriku telah menetapkan batas waktu dua bulan bagimu,
walaupun aku adalah ayahnya namun akupun tidak ingin mengubah batas waktu yang ia
tetapkan, salama dua bulan mendatang loohu tidak akan mengambil darahmu, tetapi
selewatnya dua bulan apabila jamur batu berusia seribu tahun ini belum berhasil juga kau
temukan, terpaksa aku harus meminjam darahmu lagi
Seandainya putrimu tak dapat hidup lebih dari dua bulan.
Hal ini harus dianggap sebagai takdir yang menentukan batas hidupnya, aku yang jadi
ayahnya tak dapat berbuat apa2 lagi
Tiba-tiba sekilas sinar mata yang amat tajam berkelebat diatas wajahnya, ia melanjutkan ;
Tahukah kamu apa sebabnya putriku memberikan batas waktu selama dua bulan
kepadamu?
Putrimu berhati welas, ia tidak tega mencelakai orang.
Karena ia sendiri tahu bahwa dia tak dapat hidup lebih dari dua bulan!. tukas Tok
Chiu Yok Ong dengan suara keras.
Siauw Ling jadi tertegun.
Hal ini membuat cayhe semakin tidak paham
Siauw-li telah menaruh bibit cinta terhadap diri anda, ia rela mati dari pada mencelakai
jiwamu.

Tentang soal ini. tentang soal ini.


Tak usah tentang ini itu lagi, walaupun putriku ada maksud untuk menolong selembar
jiwamu, tetapi aku Tok Chiu Yok Ong tidak mempunyai kebesaran jiwa untuk berbuat
demikian
Lalu bagaimanakah menurut pendapat Yok Ong?
Apabila dalam sebulan kau gagal untuk menemukan kembali tebing curam yang
ditumbuhi jamur batu tersebut, berarti putriku bakal mati namun berhubung dia punya
janji lebih dahulu maka sekalipun ia bakal mati jiwanya tak dapat ditolong kembali,
akupun tak bisa mengambil darah dalam tubuhmu. Oleh sebab itu seandainya putriku
mati, jamur batupun tak usah kau cari lagi. Loohu akan mengubur tubuhmu dalam satu
liang dengan putriku, agar dalam perjalanannya menuju kealam baka putriku bicara dan
teman bergurau.
Jadi maksud Yok Ong, kau hendak mengubur tubuh cayhe ber-sama2 jenasah putrimu?
seru Siauw Ling dengan hati terjelos.
Sedikitpun tidak salah, entah bagaimanakah menurut pendapatmu? Siauw Ling tertawa
hambar.
Apa yang Yok Ong pikirkan benar2 bagus, namun belum tentu bisa cayhe setujui,
apabila kau ingin membawa aku pergi mencari jamur batu berusia seribu tahun itu maka
per-tama2 kau harus bebaskan dulu jalan darahku yang tertotok cayhe kan sudah
menyetujui untuk memberikan darahku untuk menolong orang? kenapa kau hendak pula
mengubur diriku bersama jenasahnya? Tetapi, apabila Yok Ong memang ada maksud
berbuat demikian, cayhe pun akan memberikan satu cara kepadamu
Apa caramu itu?
Dengan mengandalkan kepandaian silat masing-masing. kita langsungkan susatu
pertarungan yang akan menentukan mati hidup kita.
Ilmu silatmu sangat lihay, terdiri pula kepandaian2 sakti dari pelbagai perguruan
Sekalipun loohu tidak akan sampai menderita kekalahan namun akupun tidak punya
keyakinan untuk menang. Loohu tidak akan sudi melakukan pekerjaan yang begini
menempuh bahaya.
Kecuali andalkan ilmu silat untuk menentukan mati hidup kita, cayhe belum dapat
menemukan suatu cara lain yang bisa Yok Ong gunakan untuk memaksa aku dikubur
bersama dengan jenasah putrimu.
Yaah. bagaimanapun juga pengalaman dan pengetahuan orang muda memang jauh
lebih cetek dari jago kawakan, apakah loohu tidak dapat membokong dirimu?

Membokong? bagaimana kau hendak membokong?


Beritahukan kepadamu pun tidak mengapa, ilmu melepaskan racun dengan meminjam
benda lain yang loohu miliki sudah tersohor dikolong langit, apabila batas waktu sebulan
untuk menemukan jamur batu tersebut hampir habis dan kau belum berhasil juga
menemukan benda itu, secara diam2 loohu akan melepaskan racun terlebih dahulu ke
dalam tubuhmu, setelah putriku mati maka aku paksa kau untuk dikubur bersama putriku.
saat itulah racun dalam tubuhmu bekerja, tentu saja kau takkan sanggup melawan
kehendak loohu.
Tidak sepantasnya kau ceritakan rencanamu ini kepadaku, setelah cayhe tahu akan soal
ini persiapan dan penjagaan atas keselamatan tubuhku tentu akan kutingkatkan!
Apabila kaupun bisa menghindari bokonganku bukankah gelar Si Raja Obat Bertangan
Keji yang diberikan orang lain kepadaku hanya suatu nama kosong belaka.
Seandainya apa yang ia katakan adalah sejujurnya kemampuan orang ini benar2
mengerikan sekali pikir Siauw Ling di dalam hati.
Diluaran ia lantas berkata.
Yok Ong, kaupun tak usah membual terlebih dahulu, rasanya belum terlambat apabila
kita bicarakan persoalan ini dikemudian hari.
Loohu percaya kau takkan sanggup untuk menghindarkan diri.
Ia merandek sejenak lalu katanya.
Sekarang kita harus menetapkan lebih dahulu satu masalah penting.
Masalah apa?
Kau belum memberikan persetujuan apakah suka mengantar loohu serta putriku untuk
mencari jamur batu berusia seribu tahun itu
Dengan memandang diatas kebajikan hati putrimu sudah cukup membat cayhe untuk
tidak menampik tawaran ini
Jadi kau sudah menyanggupi?
Mana. mana. apabila ucapanpun tak bisa dipercaya, dikolong langit tak ada orang
yang bisa dipercaya lagi
Telapak kanannya bergerak berulang kali membebaskan jalan darah Siauw Ling yang
masih tertotok.

Setelah jalan darahnya bebas Siauw Ling pun meloncat bangun dan melepaskan otot2
kaki dan lengannya, kemudian bertanya, Cuma kami bertiga saja?
Tiong Chiu Siang Ku mempunyai pengalaman serta pengetahuan yang luas, apabila kau
bisa membawa serta mereka berdua, hal ini jauh lebih baik lagi.
Bila kubawa serta kedua orang saudaraku, apakah kalian ayah dan anak tidak merasa
terlalu dipencilkan?
Tok Chiu Yok Ong tertawa.
Apabila membicarakan dalam soal ilmu silat, hanya kau seorangpun sudah cukup untuk
menghadapi diriku, jadi sekalipun ditambah Tiong Chiu Siang Ku berduapun tiada
berbeda bagiku
Maukah mereka ikut serta dalam perjalanan ini sulit bagi cayhe untuk menebaknya, aku
harus ajak mereka untuk berunding lebih dahulu.
Menurut penglihatan loohu, sikap mereka berdua terhadap dirimu sangat menghormat,
jangan dikata hendak kau ajak untuk ber-sama2 mencari jamur batu berusia seribu tahun,
sekalipun hendak kau ajak mereka naik kegunung golok masuk kekuali minyak
mendidihpun mereka berdua tidak akan menampik.
JILID 29
Cahye cuma ingin memohon kepada mereka dengan kata2 baik, seandainya mereka tidak
ingin ikut cayhe pun tidak akan memaksa.
Baikah, kalau begitu loohu akan bersihkan dahulu racun jahat yang telah kusebarkan
disekeliling mulut gua.
Bicara sampai disitu, Si Raja Obat Bertanan Kejipun segera melangkah kemulut gua dan
membersihkan racun jahat yang telah disebarkan di situ, kemudian teriaknya lantang,
Tauke berdua, Liong-tauw toako kalian mengundang kamu berdua masuk ke dalam
gua!
Dalam pada itu Tiong Chiu Siang Ku sedang menanti dengan hati cemas, mereka tidak
tahu bagaimanakah perubahan yang telah terjadi di dalam gua. mendengar seruan si raja
obat tersebut, buru-buru mereka meloncat masuk ke dalam gua.
Terlihatlah Siauw Ling berdiri di dalam gua dengan wajah segar bugar, peristiwa ini
benar2 diluar dugaan mereka, setelah tertegun kedua orang itu segera menjura dalam2.
Toako baik2kah kesehatanmu?
Aku sangat baik!

Apakah Yok Ong sudah berubah pikiran? tanya Sang Pat sambil alihkan sinar matanya
ke arah si Raja Obat Keji.
Loohu telah berjanji dengan Siauw Ling untuk masuk keselat mencari sejenis obat
mujarab guna mengobati putriku, entah apakah kalian berdua ada kegembiraan untuk
ikut?
Sang Pat kembali alihkan sinar matanya ke arah Siauw Ling dan bertanya ;
Toako, benarkah yang dikatakan Tok Chiu Yok Ong barusan?
Kapan sih Loohu pernah berbohong? tegur Yok Ong kurang senang.
Hemmm, sekalianpun apa yang kau ucapkan adalah kata sejujurnya, kami Tiong Chiu
Siang Ku belum tentu mau percaya jengek Tu Kioe dingin.
Teringat bahwasanya ia masih membutuhkan bantuan kedua orang itu, Tok Chiu Yok
Ong mendehem ringan dan menahan sabar.
Apa yang ia ucapkan sedikitpun tidak salah terdengar Siauw Ling membenarkan. Aku
sudah menyanggupi tawarannya untuk pergi mencari obat dengan batas waktu dua bulan,
apabila tak dapat menemukan bahan obat2an tersebut.
Batas waktu dua bulan adalah janjimu dengan putriku. dengan cepat Si Raja Obat
Bertangan Keji menukas.
Apabila batas waktu dua bulan sudah lewat, dan obat yang dicari belum ketemu apakah
kau masih ingin menggunakan darah toako kami untuk menolong jiwa putrimu!
sambung Tu Kioe dengan suara yang dingin.
Menurut pendapat loohu mungkin tiada harapan lagi bagi loohu untuk minta darah segar
Siauw Ling!?
Kenapa?
Sebab putriku tak bisa hidup lewat dari dua bulan
Tu Kioe tertawa dingin.
Sebetulnya keadaan putrimu memang patut dikasihani, sudah belasan tahun ia hidup
dalam keadaan menderita. seandainya ia sudah mati, Yok Ong bisa melepaskan diri dari
suatu ikatan beban yang sangat berat. ejeknya.
Air muka Tok Chiu Yok Ong ke atas berubah hebat.

Kau mengharapkan putriku cepat mati. Hmm, agaknya kau sudah bosan hidup?
teriaknya.
Sang Pat takut Tu Kioe melanjutkan ejekannya dengan kata2 yang sinis sehingga
mengakibatkan bentrokan berkerasan, buru-buru ia menukas.
Yok Ong, harap jangan marah, dalam dunia persilatan dewasa ini siapa yang tidak tahu
kalau Tu Loo-jie paling sinis dalam setiap perkataannya? janganlah disebabkan satu
persoalan kecil hingga merusak masalah besar, demi putrimu aku minta Yok Ong bisa
sedikit sabarkan diri.
Si Raja Obat Bertangan Keji mendengus dingin, ia tidak berbicara lagi lebih jauh.
Terdengar Tu Kioe dengan suaranya yang datar dan dingin ketus berkata kembali ;
Setelah Liong-tauw toako menyanggupi kami yang jadi saudaranya tentu saja akan
mengikuti toako untuk melakukan perjalanan.
Aku minta saudara berdua jangan memaksakan diri.
Ha ha ha ha asal kami bisa mengikuti toako walaupun pergi keujung langit, terjun
kelautan apipun merupakan suatu hal yang patut digirangkan tukas Sang Pat seraya
tertawa ter-bahak2.
Aaaai.! lebih baik saudara berdua jangan pergi, tapi kalau kalian ingin ikut, siauwhengpun tak bisa menghalangi
Dari mulut orang lain loohu dengar kalian Tiong Chiu Siang Ku memelihara dua ekor
anjing yang amat cerdik entah dapatkah binatang2 itu dibawa serta? mohon Tok Chiu
Yok Ong.
Kita bawa seekor saja
Kapan kita hendak berangkat?
Bagaimana menurut pendapat toako? Sang Pat segera berpaling ke arah Siauw Ling.
Sebenarnya aku hendak mohon pamit lebih dahulu dari orang tuaku, tapi. aaai.!
mengingat perjalanan kita kali ini sukar diramalkan bagaimanakah nasib kita selanjutnya,
aku rasa tak perlu kita ganggu mereka berdua lagi.
Apakah tiada persoalan yang dikerjakan lagi, bagaimana kalau kita berangkat sekarang
juga?
Pada saat dan keadaan seperti ini, lebih baik Yok Ong mendengarkan semua perintah dari
toako kami sela Tu Kioe.

Dimanakah anjing raksasa kalian berdua? terdengar Siauw Ling bertanya.


Harap toako tunggu sebentar disini, cayhe segera pergi mengambil anjing itu dan
kemudian kita segera berangkat.
Tanpa menunggu jawaban lagi Sang Pat putar badan dan loncat keluar dari dalam gua.
Menanti Sang Pat sudah berlalu, Siauw Ling segera berpaling memandang sekejap ke
arah Si Raja Obat Bertangan Keji dan ujarnya, Yok Ong, tempat dimana terdapat jamur
batu berusia seribu tahun itu merupakan suatu tebing curam yang dikelilingi bukit yang
terjal, dari puncak bukit tergantunglah sebuah air terjun yang amat besar, dari atas puncak
hingga ke dasar bukit tingginya ada ribuan tombak, bukan begitu saja bahkan dinding
tebing itu tegak lurus dan penuh ditumbuhi lumut, jangan dikata sulit ditemukan letaknya,
sekalipun beruntung bisa ditemukanpun sulit untuk menuruni dinding tebing tersebut
guna mengambil jamur batu yang tumbuh disana.
Seandainya tempat itu letaknya sangat bahaya secara bagaimana tempo dulu Siauw-heng
bisa mendatangi tempat itu yang kemudian berlalu pula dari sana?
Siauw Ling termenung sejenak, setelah melirik sekejap ke arah Tu Kioe ia menjawab ;
Secara kebetulan saja aku tiba ditempat itu!
Maka iapun lantas menceritakan secara bagaimana Tiong Chiu Siang Ku memaksa dia
untuk menyerahkan anak kunci Istana Terlarang, kemudian secara bagaimana ia jatuh ke
dalam sungai, ditolong orang, diantar ke dalam sebuah gua yang letaknya diatas dinding
tebing yang curam, dalam gua itu terdapat kakek kurus yang menahan dia untuk tinggal
disitu, kemudian secara bagaimana ia bentrok dengan pemuda berbaju hijau sehingga lari
kegua bagian belakang, terjatuh ke dalam jurang, secara kebetulan makan jamur batu dan
seterusnya.
Letak tebing itu amat curam dan berbahaya kemudian secara bagaimana kau bisa berlalu
dari sana? tanya Yok Ong.
Kalau dibicarakan mungkin sulit dipercayai orang, kebetulan sekali ada seekor burung
rajawali yang amat besar datang kesitu untuk makan jamur batu, aku lantas naik ke atas
punggung burung itu dan meninggalkan dinding tebing yang curam tadi.
Sekalipun Loohu tidak mau percayapun, sekarang rasanya harus mempercayai juga
kisahmu itu.
Dalam pada itu Tu Kioe tunduk ter-sipu2 tatkala mendengar Siauw Ling mengisahkan
kembali pengalamannya ketika dipaksa sampai tercebur ke dalam sungai, untuk beberapa
saat lamanya ia tidak mengucapkan sepatah katapun.

Dewasa ini cuma ada satu jalan saja untuk mendapatkan jamur batu tersebut terdengar
Siauw Ling berkata kembali. Yaitu dengan menggunakan tali kita turun dari belakang
gua batu tersebut tetapi.
Tetapi kenapa? dengan cepat Yok Ong bertanya. Kecuali cara ini, apakah tiada cara
lain yang lebih bagus?
Apabila Yok Ong mengharap bantuan dari cayhe untuk menemukan jamur batu berusia
seribu tahun itu, lebih baik sungkanlah sedikit dalam pembicaraan tegur Siauw Ling
dingin.
Tok Chiu Yok Ong mendehem ringan.
Seandainya kuambil darahmu, sama saja dengan aku bisa sembuhkan penyakit putriku,
dengan selembar jiwamu loohu tukar dengan petunjukmu untukmu, untuk menemukan
obat mujarab tadi, apakah loohu harus berterima kasih kepadamu? ia berseru.
Siauw Ling merasa apa yang ia ucapkan sedikitpun tidak salah, mulutnya langsung
membungkam, lama sekali ia tertegun kemudian baru berkata, Perkataan Yok Ong
sedikitpun tidak salah, hanya saja pada waktu itu cayhe sama sekali tak mengerti ilmu
silat dan selalu berbaring dalam ruang perahu, ketika dihantar masuk ke dalam gua itupun
kebanyakan lewat jalan air, hingga kini sulit bagiku untuk mengingatnya kembali.
Ditengah sungai Soh-kang yang dikelilingi be-ribu2 puncak terjal, tempat itu tentu saja
letaknya diantara selat Sam Nia, kita bisa menyewa sebuah perahu yang dijalankan
disepanjang sungai, dengan berdiri diluar ruang perahu kita bisa teliti tebing2 yang ada
disana, seandainya tempat itu rada mirip, kita segera mendakinya dan berusaha
menemukan gua yang kau maksudkan.
Aku rasa memang cuma cara ini saja yang bisa kita gunakan.
Tu Kioe yang selama ini membungkam dalam seribu bahasa, mendadak menyela,
Puluhan li sekeliling kota Koei-Chiu banyak tersebar mata2 dari perkampungan Pek
Hoa San Cung, apabila kita melakukan perjalanan dengan bergerombol, jejak kita pasti
akan diketahui oleh mereka.
Seandainya ada orang perkampungan Pek Hoa San Cung yang akan menyusahkan
kalian, biar loohu yang hadapi, kalian Tiong Chiu siang Ku tak perlu ikut turun tangan.
Tentu saja kami bersaudara akan berpeluk tangan menonton harimau bertarung,
seandainya pada waktu itu Yok Ong ingin mohon bantuan dari kami bersaudara, maka
kita harus bicarakan dulu untung ruginya!
Sepanjang hidup loohu tidak pernah mohon bantuan orang lain. kalian boleh berlega
hati.

Yok Ong, janganlah mengunggulkan diri sendiri, lihat saja bagaimana akhirnya nanti
Sementara kedua orang itu masih bersilat lidah, Sang Pat telah balik kembali ke dalam
gua.
Apakah anjing raksasa itu sudah kau bawa datang? Tok Chiu Yok Ong segera
menegur.
Terhadap si raja obat itu, Sang Pat sama sekali tidak ambil gubris. Kepada Siauw Ling ia
segera menjura dan berkata, Anjing raksasa telah siap, kami menantikan perintah dari
toako untuk berangkat!
Per-lahan-lahan Siauw Ling bangun berdiri dan mengajak, Mari kita berangkat!
Berjalan keluar dari gua, mendadak ia berhenti dan ujarnya kembali ; Tidak bisa jadi
membiarkan orang tuaku tetap berada ditengah bukit ini bukan suatu cara yang bagus,
Suma-heng serta Kim Lan, Giok Lan belum tentu sanggup melindungi keselamatan
kedua orang tua itu.
Tentang soal ini toako boleh berlega hati Sang Pat tersenyum. Dibawah perlindungan
para jago yang dipimpin Siang Hwie, kedua orang tua itu sudah diantar ketempat yang
lebih aman.
Mereka telah dihantar kemana?
Sang Pat melirik sekejap ke arah Tok Chiu Yok Ong kemudian tertawa ter-bahak2.
Maksud jahat untuk mencelakai orang boleh ada, pikiran waspada tak boleh tidak ada.
Toako boleh berlega hati, tempat itu pokoknya aman sekali.
Tok Chiu Yok Ong mendengus dingin, ia bopong tubuh putrinya dan berlalu lebih dahulu
dari sana dengan langkah lebar.
Sang Pat bersuit rendah, dari balik semak belukar meloncat keluar seekor anjing besar
berwarna hitam yang segera mengikuti dibelakang tubuh Sie-poa emas itu.
Demikianlah, dibawah pimpinan Si Raja Obat Bertangan Keji mereka telah tiba dimulut
lembah, mendadak ia berhenti dan berkata, Walaupun loohu tidak takut dengan orang2
dari perkampungan Pek Hoa San Cung, namun apabila jejakku diketahui oleh mereka
tentu akan dilaporkan ke dalam perkampungan Pek Hoa San Cung, seumpama Shen Bok
Hong sampai melakukan pengejaran sendiri, keadaan jadi rada repot, lebih baik kita
melakukan perjalanan setelah malam tiba nanti.
Apakah Yok Ong amat jeri terhadap Shen Bok Hong? jengek Tu Kioe.

Loohu dengan dia telah mengikatkan diri jadi saudara angkat, kenapa aku harus jeri
kepadanya.
Tu Kioe masih ada maksud menyindir si raja obat tersebut, namun kena dibentak Siauw
Ling sehingga ia segera membungkam.
Dalam pada itu Sang Pat telah mengambil keluar rangsum kering dari sakunya lalu
dibagikan kepada beberapa orang itu.
Dari dalam sakunya Tok Chiu Yok Ong pun ambil keluar sebuah botol porselen, ia ambil
dua butir pil tersebut dan dengan sangat hati2 sekali dimasukkan ke dalam mulut
putrinya.
Menyaksikan cintanya Yok Ong terhadap putrinya, diam2 Siauw Ling menghela napas
panjang pikirnya, Ia memiliki ilmu racun yang tiada tandingannya dikolong langit,
seandainya ia tidak mempunyai seorang putri berpenyakitan yang mengurangi ambisinya
untuk menjadi jagoan, mungkin banyak peristiwa besar yang telah ia lakukan,
kejahatannya mungkin tidak berada dibawah shen Bok Hong.
Setelah duduk mengatur pernapasan beberapa saat lamanya, kentongan pertamapun telah
tiba dan saat itulah mereka melakukan perjalanan kembali, dibawah penciuman sang
anjing yang tajam, sepanjang perjalanan mereka berhasil melepaskan diri dari
pengawasan orang2 perkampungan Pek Hoa San Cung dan tiba ditepi sungai pada
kentongan keempat.
Awan mendung menutupi seluruh angkasa cuaca gelap gulita hingga sulit untuk melihat
lima jari sendiri. yang terdengar hanyalah gulungan ombak yang memecah tepian, tidak
nampak cahaya lampu barang sedikitpun jua.
Malam gelap angin kencang, sebuah perahu nelayanpun tidak nampak, agaknya kita
harus menunggu sampai fajar menyingsing gumam Tu Kioe dengan nada dingin.
Sedetik lebih lama kita harus menunggu, berarti sedetik pula harapan toakomu untuk
hidup berkurang! kata Yok Ong.
Sang Pat mendehem ringan, tiba-tiba ia bertanya ;
Yok Ong, bagaimana dengan ilmu merenangmu?
Loohu tidak kenal ilmu dalam air!
Kita beberapa ekor itik daratan, apabila sampai berjumpa dengan perahu penyamun,
bukankah bakal runyam dan berabe?
Apabila keadaan tidak beres, loohu akan turun tangan meracuni mereka lebih dahulu.

Cayhe akan pergi adu untung Sang Pat segera bangun berdiri. Coba akan kucari
sebuah perahu penumpang yang suka mengangkut kita beberapa orang.
Seraya berkata ia lantas berlalu dari situ.
Kurang lebih setengah jam kemudian, Sang Pat muncul kembali dengan ter-gesa2.
Cayhe telah berhasil mendapatkan perahu penumpang yang suka mengangkut kita
menuju keselat Sam-Nie, ayoh cepat naik ke dalam perahu!
Tok Chiu Yok Ong menggendong tubuh putrinya dengan mengikut dibelakang sang Pat
berjalan disepanjang tepi sungai, kurang lebih tujuh delapan lie kemudian tidak akan
salah lagi mereka menjumpai sebuah perahu dengan dua tiang layar berlabuh ditepi
sungai.
Suasana dalam perahu itu gelap gulita tidak nampak sedikit cahaya lampupun.
Sang Pat segera melompat dulu ke dalam geladak perahu dan langsung masuk ke dalam
ruangan.
Siauw Ling, Tu Kioe, Yok Ong sekalian mengikuti dari belakang.
Tu Kioe membuat obor, tatkala cahaya menerangi ruang perahu tersebut tampaklah diatas
lantai bergelimpangan tujuh delapan sosok tubuh manusia.
Sebetulnya apa yang telah terjadi? tegur Siauw Ling dengan sepasang alis berkerut.
Orang2 yang menggeletak dilantai perahu semuanya adalah anak buah dalam perahu
itu sahut Sang Pat sambil tertawa. Tatkala aku tiba disini, mereka sedang berkumpul
dalam ruangan sambil berjudi, aku tawarkan mereka untuk mengangkut kita menuju
keselat Sam-Nia, namun ditolak oleh mereka.
Mengingat keadaan yang mendesak terpaksa Saiuw-te totok jalan darah mereka
kemudian datang mohon petunjuk toako.
Siauw Ling menghela napas panjang, bibirnya bergerak seperti mau mengucapkan
sesuatu namun akhirnya ia batalkan maksud tersebut.
Sebaliknya Si Raja Obat Bertangan Keji segera menunjukkan jempolnya sambil berseru ;
Kecerdikan Sang-heng, benar2 membuat siauw-te merasa sangat kagum.!
Apabila bukan disebebkan toako kami, aku orang she Sang tak akan sudi melakukan
perbuatan semacam ini. jengek si Sie-poa emas.

Telapak kanannya diayun berulang kali jalan darah para pelaut yang ada dalam
ruanganpun segera bebas semua.
Tok Chiu Yok Ong yang kebentur pada batunya merasa mendongkol sekali, sambil
membopong putrinya ia duduk disudut ruangan, mulutnya bungkam dalam seribu bahasa.
Tu Kioe menyulut lilin yang ada diatas meja, lalu dari sakunya ambil keluar sekeping
uang emas serta dua butir mutiara yang segera diletakkan diatas meja, katanya dingin ;
Kalian ada orang2 yang sering hilir mudik dipelabuhan, dalam kelopak mata kalian
tentu tidak dimasuki pasir, uang emas serta mutiara ini boleh kalian terima asal saat ini
juga jalankan perahu dan hantar kami kesungai Soh-Kang.
Menyaksikan dua butir mutiara itu besarnya seperti mata kancing, para pelaut itu tertegun
dan berdiri melongo, mereka tidak menyangka bakal ketiban rejeki.
Seorang lelaki berusia empat puluh tahunan segera bertanya setelah melirik sekejap ke
arah mutiara tersebut ;
Apakah kalian hendak menuju keselat Sam-Nia?
Apakah anda adalah pemilik perahu ini?
Hamba adalah Sioe Soen, ada urusan apa silahkan toa-ya segera berlayar!
Malam ini sangat gelap dan angin berhembus kencang, ombak menggulung sangat
tinggi, sebenarnya sukar bagi kami untuk menjalankan perahu. Namun apabila toa-ya
memang inginkan demikian hamba sekalian akan jual nyawa bagimu.
Setelah merandek sejenak, segera teriaknya ;
Bocah bocah sekalian, pasang layar tarik jangkar dan kita segera berlayar.!
Para pelaut mengiakan dan segera lari keluar dari ruangan untuk melakukan tugasnya
masing-masing.
Terdengar suara seruan saling sahut menyahut berkumandang memecahkan kesunyian,
perahu itu per-lahan-lahan meninggalkan pantai dan berlayar mengikuti hembusan angin.
Setalah perahu berlayar, Siauw Ling memandang sekejap ke arah Tok Chiu Yok Ong lalu
berkata ;
Yok Ong harap kau suka meletakkan putrimu ke atas pembaringan, biarlah ia tidur
dengan nyenyak.

Tok Chiu Yok Ong memandang sekejap ke arah Siauw Ling lalu menghela napas
panjang, ia menurut dan membaringkan tubuh putrinya ke atas pembaringan kayu yang
tersedia di dalam ruang perahu.
Perahu yang mereka tumpangi merupakan perahu besar dengan sepasang layar, lagipula
route yang biasa mereka layari adalah selat Sam-Nia, dengan pengalaman yang dimiliki
pelaut2 inilah walaupun berada ditengah malam buta yang berombak besar, perahu
mereka bisa berlayar dengan tenangnya.
Per-lahan-lahan Siauw Ling berjalan keluar dari ruang perahu, berdiri digeladak
memandang ketempat kejauhan, tampaklah cahaya terang mulai muncul diufuk Timur
menandakan fajar telah menyingsing.
Jie-ya! masuk dan beristirahatlah didalam. Cioe Soen buru-buru datang menghampiri.
Hembusan angin masih kencang dan gulungan ombak masih menghebat, kau harus
segera berdiri yang mantap kalau tidak. waaah! bisa berabe lhooo.
Tak usah kau kuatirkan sahut Siauw Ling sambil tersenyum. Cayhe ingin
menyaksikan pemandangan fajar menyingsing dari atas sungai
Cioe Soen masih ingin mengucapkan sesuatu lagi, namun keburu ditukas Tu Kioe dengan
nadanya yang dingin, Tak usah kau cemaskan, lebih baik janganlah campuri urusan
orang lain
Raut wajah Tu Kioe yang hijau membesi sangat menakutkan sekali bagi yang
memandang, kena dibentak Cioe Soen pemilik perahu itu tak berani banyak bicara lagi,
buru-buru ia berjalan ke belakang buritan dan mengawasi anak buahnya bekerja.
Berdiri diatas geladak Siauw Ling alihkan sinar matanya mengawasi empat penjuru, ia
berharap dari pemandangan yang terbentang didepan mata saat ini bisa mengenang
kembali peristiwa yang pernah terjadi beberapa tahun berselang.
Tampak ombak ditengah sungai saling gulung menggulung, disamping riak yang
memecah tatkala membentur tubuh perahu sulit baginya untuk mengingat kembali
perjalanan yang pernah ia lakukan pada masa silam.
Tak kuasa lagi sianak muda itu menghela napas panjang dan kembali ke dalam ruang
perahu.
Ia mengatakan gua batu tersebut terletak di antara selat Sam Nia, hal itu hanyalah
menurut dugaannya, bagaimana yang sebenarnya ia sendiri tak berani ambil keputusan.
Perahu bergerak menentang ombak, walaupun rada lambat namun arah yang dituju
adalah jalan air menuju keselat Sam Nia.

Siauw Ling duduk ditepi jendela sambil memandang ombak yang saling berkejaran,
hatinya bimbang dan kacau bagaikan naik turunnya ombak ditengah sungai, teringat
bahwa perjalanannya ini masih sulit diramalkan untung ruginya, ia merasa sedih sekali.
Tengah hari telah tiba, pemilik perahu masuk ke dalam ruang perahu menghidangkan
makan siang yang terdiri dari daging serta arak, hidangannya rata2 amat lezat.
Tok Chiu Yok Ong yang sangat menguatirkan keselamatan putrinya yang lemah, pada
saat ini tak tahan untuk berseru kepada Cioe Soen, Hey, sampai kapan kita baru akan
memasuki selat Sam Nia?
Sendainya Loo Thian-ya memberikan perjalanan yang lancar buat kita semua, sebelum
matahari terbenam nanti kita sudah akan memasuki daerah selat itu, tapi seandainya
hembusan angin tetap mengencang dan kita harus bergerak menentang arus, mungkin
besok malam baru akan tiba.
Sepasang lengan loohu mempunyai tenaga sakti seberat ribuan kati, entah dapatkah
kubantu kalian semua agar perahu ini bisa bergerak lebih cepat?
Kami tidak berani merepotkan kau orang tua!
Loohu bukan ada maksud untuk membantu kalian semua, tetapi berhubung tubuh
putriku terlalu lemah ia tidak kuat untuk merasakan penderitaan yang terlalu panjang
diatas perahu yang terombang ambing oleh ombak.
Ooouw. kiranya begitu.
Jadi bisa dipakai tidak?
Kendati tenaga kau orang tua lebih besarpun, percuma saja! sebab kau orang tua tidak
akan berhasil melawan kekuatan alam.
Kalau begitu loohu tak bisa membantu kalian?
Sedikitpun tidak salah, lebih baik kau orang tua beristirahat di dalam ruang perahu saja.
Selesai berkata, pemilik perahu she Cioe itu buru-buru keluar dari ruang perahu.
Kurang lebih satu jam kemudian, mendadak terlihat Cioe Soen muncul kembali di dalam
ruang perahu dengan wajah penuh senyuman, kepada Tok Chiu Yok Ong katanya, Kau
orang tua boleh legakan hati, hembusan angin mendadak terjadi perubahan besar
mungkin malam hari ini juga kita bisa sampai di mulut selat!
Apakah kita tak dapat memasuki selat tersebut pada malam ini juga?

Tidak bisa, perjalanan disekitar selat Sam Nia amat berbahaya, bukan saja di-mana2
terdapat dasar sungai yang cetek, batu cadaspun tersebar di mana2. Kendati hamba hapal
sekali dengan perjalanan air disekitar sana, namun tidak berani untuk menempuh bahaya
melakukan perjalanan pada malam hari.
Hmmm! apabila putriku yang lemah tak dapat menahan siksaan dalam perjalanan
perahu yang panjang, awas. jangan harap kalian bisa hidup lebih lama.
Cioe Soen tertegun, diam-diam ia mengundurkan diri dari ruang perahu.
Arah hembusan angin telah berubah perahu pun bergerak dengan dorongan angin,
sebelum sang surya turun gunung mereka sudah tiba di mulut selat yang tersohor akan
bahayanya itu.
Pada saat itulah Cioe Soen berseru lantang, Bocah2 sekalian, gulung layar dan turunkan
jangkar.
Malam itu mereka menginap semalam diluar selat Sam Nia, keesokan harinya pagi2
sekali Si Raja Obat Bertangan Keji telah memerintahkan pemilik perahu itu untuk
melanjutkan perjalanan memasuki selat.
Cioe Soen tak berani membangkang, perahu pun bergerak kembali memasuki mulut selat,
tampak jalan air yang mereka tempuh makin lama semakin bahaya, aliran sungai amat
deras dan batu cadas yang besar dan tajam berserakan di mana2.
Dua belah samping jalan air itu adalah dinding bukit yang tinggi, curam dan terjal.
Si Raja Obat bertangan keji serta Siauw Ling berdiri berjajar didepan geladak,
memandang dinding tebing yang terbentang sepanjang perjalanan, si orang tua itu tiada
hentinya bertanya kepada Siauw Ling dimana letak gua batu tersebut.
Walaupun Siauw Ling mempunyai sepasang mata yang tajam, namun untuk sesaat itupun
tak sanggup untuk menemukan letak gua batu itu, ia cuma bisa mengandalkan sedikit
ingatannya dalam benak untuk bergerak lebih jauh, walaupun tiada keyakinan namun ia
berusaha terus untuk meng-ingat2nya kembali.
Sehari telah lewat dengan cepatnya, senja haripun menjelang tiba.
Cioe Soen tidak berani menempuh bahaya ditengah kegelapan malam, kembali ia
mencari suatu tempat yang beraliran air rada tenang untuk buang sauh disana.
Dalam keadaan seperti ini, walaupun si Raja Obat Bertangan Keji merasa amat gelisah,
namun iapun tak bisa berbuat lain kecuali bersabar.

Siauw Ling sendiri walaupun tidak buka suara rasa gelisah yang bergolak dalam hatinya
jauh melebihi Tok Chiu Yok Ong, sambil berdiri diujung perahu ia putar otak tiada
hentinya.
Haruslah diketahui, tatkala lima tahun berselang Siauw Ling dihantar masuk ke dalam
gua batu yang misterius oleh seseorang, tubuhnya amat lemah dan berpenyakitan, selama
itu ia berbaring terus di dalam ruang perahu. Menanti orang itu menghentikan perahunya
dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki, ia baru dapat melihat sejenak keadaan
sekitar tempat itu kendati begitu kejadian yang sudah lewat lama, mana sanggup ia ingat
kembali?
Sementara ia masih merasa gelisah, mendadak terdengar suara dayung menyampok air
sebuah sampan kecil berkelebat lewat dari sisi perahu mereka meluncur kedepan.
Walaupun ditengah kegelapan malam, Siauw Ling sempat menyaksikan orang yang
berada diatas sampan kecil itu adalah seorang lelaki yang memakai caping lebar dengan
baju jas hujan, pada jenggotnya memelihara jenggot kambing yang panjang. Hatinya
segera bergerak.
Bukankah manusia macam inilah yang menghantar aku datang kemari pada lima tahun
berselang? pikirnya.
Kenangan lama segera berkelebat dalam benaknya, ia merasa sampan kecil itu persis
seperti sampan yang pernah mereka tumpangi pada beberapa tahun berselang.
Sungguh cepat gerakan sampan kecil itu, tatkala Siauw Ling masih berpikir sampan kecil
tadi sudah berada puluhan tombak dari sisi perahunya.
Siauw Ling merasa kesempatan baik ini tak boleh dibuang saja, tanpa berpikir panjang
lagi ia enjotkan badannya melayang ke arah sampan kecil itu.
Tok Chiu Yok Ong yang sedang menjaga putrinya dalam ruang perahu, kendati ia ada
didalam, sepasang matanya terus menerus mengawasi gerak gerik Siauw Ling, ia kuatir
sianak muda itu secara mendadak melarikan diri.
Kini menjumpai ia meloncat ketengah udara meninggalkan perahu, hatinya jadi sangat
gelisah tanpa banyak bicara lagi tubuhnya pun berkelebat menerjang keluar dari ruang
perahu.
Dimana sinar matanya memandang, tampaklah Siauw Ling sedang melayang ke arah
sebuah sampan kecil yang sedang bergerak cepat ke arah depan, ia segera menghempos
tenaga dan ikut mengejar kedepan.
Tindak tanduk Si Raja Obat Bertangan Keji yang secara mendadak ini dengan cepat
memancing perhatian dari Tiong Chiu Siang Ku, mereka berduapun buru-buru lari keluar
dari ruang perahu.

Dalam pada itu Siauw Ling serta Tok Chiu Yok Ong telah melayang ke atas sampan kecil
sedangkan sampan kecil itu sudah berada tiga empat tombak dari perahu besar yang
mereka tumpangi.
Bercerita tentang Siauw Ling tatkala tubuhnya sedang melayang ke atas sampan kecil, si
kakek tua berbaju rumput kering itu waspada sekali, mendadak tangan kanannya dibalik
melancarkan sebuah babatan.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera meluncur ke arah depan. Siauw
Ling tahu apabila ia bersikeras menyambut datangnya serangan tersebut niscaya
tubuhnya akan dipaksa tercebur ke dalam sungai, segera ia mengempos tenaga ia
melayang keangkasa dan menyingkir tiga depa kesamping, segulung angin pukulan
segera menyambar lewat sisinya.
Ambil kesempatan itulah ia segera melayang ke atas sampan kecil itu.
Ilmu kepandaian yang amat bagus puji si-kakek tua itu sedikitpun tidak menunjukkan
rasa jeri.
Dengan tangan kiri menggerakkan dayungnya untuk menahan sang sampan kecil jangan
sampai bergerak mengikuti aliran sungai, telapak kanannya membali, dengan
menggunakan sebuah bambu panjang ia sapu tubuh musuhnya memakai jurus HengSauw-Ciam-Kim atau Menyapu rontok selaksa prajurit.
Setelah sepasang kaki Siauw Ling menginjak diatas sampan, nyalinya semakin besar,
kaki kanan diangkat lantas ditekuk dan menghantam tubuh kakek tua itu, sementara
telapak kirinya diiringi segulung angin pukulan yang dahsyat didorong keluar.
Semakin dekat ia menerjang kemuka, makin kecil tenaga serangan dari bambu panjang
itu, tatkala bambu tadi mendekati tubuhnya Siauw Ling telah tiba kurang lebih dua depa
disisi kakek tua itu, tubuhnya segera mundur sempoyongan termakan tenaga dorongan
Siauw Ling.
Pada saat itulah, Tok Chiu Yok Ong dengan menggunakan kesempatan tersebut telah
melayang pula ke atas sampan, tegurnya dingin ;
Siauw Ling, kau akan melarikan diri?
Tangan kanan Siauw Ling laksana kilat mencengkeram bambu panjang pihak lawan,
tidak sempat menjawab teguran dari Yok Ong lagi, buru-buru serunya kepada kakek tua
berbaju rumput kering tadi ;
Heng-thay, cayhe ada urusan hendak ditunjukan kepada dirimu!

Dari kecepatan Siauw Ling dalam mencengkeram bambu panjangnya tadi, si kakek tua
itu sadar bahwa ia telah berjumpa dengan musuh tangguh sambil meloncat bangun
hardiknya dingin ;
Ada urusan apa?
Aliran sungai terlalu deras, tidak leluasa bagi kita berdua untuk bercakap-cakap dalam
keadaan seperti ini, dapatkan Heng-thay menjalankan sampan kecilmu ketempat yang
lebih aman kemudian baru kita berbicara lebih jauh?
Selama ini Tok Chiu Yok Ong selalu berdiri dibelakang Siauw Ling dengan tangan kanan
menggenggam racun, sepasang matanya mengawasi gerak gerik sianak muda itu tajam2,
asal Siauw Ling ada maksud melarikan diri, ia segera akan melepaskan racun.
Dengan sepasang mata yang tajam si kakek tua bercaping lebar tadi mengawasi wajah
Siauw Ling beberapa saat, ketika ia merasa bahwa dirinya tidak kenal dengan sang anak
muda yang berada dihadapannya, ia merasa tercengang.
Kita tidak pernah saling mengenal! serunya dengan sepasang alis berkerut.
Cayhe sama sekali tidak ada maksud jahat, harap Heng-thay suka menenangkan
sampanmu terlebih dahulu kemudian kita bicara lebih jauh.
Heeh. heeh. sekalipun kau punya maksud jahat, akupun tidak akan takut jengek
sang kakek tua tadi sambil tertawa dingin.
Sepasang tangannya menggerakkan dayung dan menghentikan sampan kecil itu pada
aliran sungai yang rada tenang, lalu terusnya, Siapakah anda? ada urusan apa?
Seandainya daya ingat cayhe tidak salah, kecuali sampan kecil milih Heng-thay ini
semestinya masih ada soerang rekan lagi kata Siauw Ling seraya mengawasi sekejap
keadaan diempat penjuru.
Sebenarnya siapakah anda? tegur kakek tua itu tidak sabaran. Kalau anda cuma
mengajukan kata2 yang tak berguna kepada diri cayhe jangan salahkan kalau cayhe tidak
akan berlaku sungkan2 lagi, Siauw Ling tertawa.
Lima tahun berselang kita pernah saling berjumpa muka, atas bantuan anda serta rekan
anda itulah aku berhasil kalian selamatkan dari dasar sungai.
Si kakek tua itu mengawasi Siauw Ling dari atas hingga kebawah, namun dengan cepat ia
menggeleng kembali.
Cayhe sudah tidak ingat lagi katanya.
Heng-thay masih belum dapat mengingatnya kembali.

Tidak ingat
Haruslah diketahui lima tahun berselang perawakan tubuh Siauw Ling kecil lagi kurus
dan lama berpenyakitan, sedangkan kini ia tumbuh jadi dewasa dengan badan yang kekar
dan gagah sekalipun benak si kakek tua ini dibelah pun belum tentu ia dapat
mengingatnya kembali.
Siauw Ling berpaling memandang sekejap ke arah Si Raja Obat Bertangan Keji,
kemudian ujarnya kepada si kakek tua itu ;
Lima tahun berselang, setelah anda serta teman anda menolong cayhe dari sungai, kalian
telah membawa aku ke dalam sebuah gua yang dihuni oleh seorang kakek tua yang
menderita sakit, orang itu berdiam dalam sebuah gua yang letaknya jauh diatas tebing
bukit, kecuali itu kalian sering kali menawan bocah2 berusia belasan tahun untuk dikirim
kemari. ucapan cayhe ini tentu bisa anda pahami bukan?
Sepasang mata orang itu berkedip, ia memandang kembali Siauw Ling sekejap kemudian
menjawab, Tidak salah, lima tahun berselang benar2 pernah terjadi peristiwa ini,
seandainya orang itu adalah kau maka kau pastilah Siauw Ling bukan?
Sedikitpun tidak salah, cayhe memang Siauw Ling adanya.
Si kakek tua itu menarik napas panjang.
Bukankah kau telah mati terjatuh ke dalam jurang? tanyanya.
Siauw Ling tidak ingin menceritakan kisah yang sebenarnya, maka ia menyahut
sekenanya ;
Cayhe belum ditakdirkan untuk mati, secara kebetulan saja jiwaku berhasil diselamatkan
orang.
Pada saat ini dunia persilatan sedang digemparkan oleh nama Siauw Ling, aku rasa
orang itu pastilah anda bukan?
Perduli siapapun yang mengungkap persoalan ini, Siauw Ling tentu merasakan serba
salah dan sulit untuk memberi penjelasan, maka ia berkata, Dewasa ini banyak orang
yang punya nama kembar, mungkin saja orang itu adalah Siauw Ling yang lain!
Si Kakek tua itu mendengus dingin.
Benarkah anda adalah Siauw Ling atau bukan , cayhe tidak ingin bertanya lebih jauh,
entah apa maksudmu datang kemari dengan membawa serta begitu banyak orang?

Aku tak boleh membocorkan niat kami untuk mengambil jamur batu berusia seribu
tahun pikir sianak muda itu. Lebih baik kurangi saja pembicaraan yang tak berguna
dengan dirinya.
Segera ia berkata ;
Pertama. cayhe ingin mengenang kembali kejadian masa lampau, kedua. aku ingin
menyambangi si kakek tua yang berpenyakitan itu sekalian mengucapkan terima kasih
kepadanya.
Seandainya kau benar2 bermaksud demikian, datanglah seorang diri kan sudah cukup,
mengapa kau bawa serta orang yang begitu banyak? jengek si kakek tua itu sambil
tertawa dingin.
Habis berkata sinar matanya beralih memandang sekejap ke arah Sepasang pedagang dari
Tiong Chiu yang berdiri diujung geladak.
Walaupun cayhe datang bersama beberapa orang sahabat, namun kami tidak
mengandung maksud jahat.
Tidak bisa!
Tok Chiu Yok Ong yang selama ini membungkam diri mendadak berseru dengan nada
yang dingin, Siapa bilang tidak bisa? bisa juga harus bisa tak bisapun harus bisa.
Siapa kau? bentak kakek tua itu.
Loohu adalah si raja obat bertangan keji.
Mendadak telapaknya berkelebat kedepan mencengkeram tubuh si kakek tua itu dengan
suatu serangan kilat.
Si kakek tua itu tidak jadi gugup ia mundur sambil silangkan bambu panjangnya didepan
dada.
Tok Ciu Yok Ong serunya Sudah lama cayhe dengar akan kehebatanmu
menggunakan racun yang dikatakan tiada tandingan dikolong langit sungguh beruntung
kita bisa berjumpa muka pada ini hari.
Si Raja Obat Bertangan Keji tertawa hambar, Kau sudah terkena racun dari loohu!
serunya.
Mula2 kakek itu tampak tertegun, kemudian tertawa hambar pula.
Apakah Yok Ong hendak menggertak diriku?

Hmm, kalau kau tidak percaya silahkan kerahkan hawa murnimu untuk mencoba.
Orang itu menurut dan salurkan hawa murninya mengelilingi seluruh badan, sedikitpun
tidak salah ia temukan dalam badannya menunjukkan tanda-tanda keracunan, wajahnya
segera berubah hebat
Nama besar menggunakan racun benar2 bukan nama kosong belaka!
Ia putar badan dan siap terjun ke dalam sungai.
Heng-thay, tunggu sebentar! buru-buru Siauw Ling berseru.
Seandainya lima tahun berselang aku tidak menolong dirimu dari dalam sungai ini, ini
hari aku tidak akan menderita keracunan ditangan orang itu teriak kakek tadi dengan
penuh kegusaran.
Tok Chiu Yok Ong mendengus dingin,
Bukan saja loohu memiliki ilmu melepaskan racun yang tiada tandingannya dikolong
langit, loohu pun mempunyai kepandaian untuk menguasahi sifat serta daya kerja suatu
jenis racun. Pada saat ini tubuhmu sudah keracunan, bukan saja sifat racun tadi amat
ganas bahkan termasuk jenis yang paling ganas diantara racun-racun yang loohu miliki,
setelah daya kerja racun itu mulai menunjukkan reaksinya, seluruh tubuhmu akan
berkerut, setelah merasakan siksaan hebat selama tiga hari tiga malam ajalmu baru
tiba.
Ia merandek sejenak. kemudian tambahnya ;
Orang yang terkena racun jenis ini paling takut dengan air, apabila tubuhmu tergenang
oleh air dingin maka racun dalam tubuhmu akan segera bekerja.
Berendam di dalam air bisa mengakibatkan racun dalam tubuh mulai bekerja, cayhe
merasa rada sangsi kata kakek itu sambil mengelus jenggot kambingnya.
Walaupun ia bicara tidak percaya namun sikap si kakek tua tersebut benar2 tidak berani
terjun ke dalam air lagi, sebab ia percaya dengan kemampuan si Raja Obat Bertangan
Keji yang sudah tersohor akan kelihayan serta kekejamannya.
Selama hidup loohu tidak pernah bicara bohong, mau percaya atau tidak terserah
kepadamu!
Siauw Ling yang ikut menyaksikan kejadian itu merasa sangat tidak senang hati dengan
perubahan si Raja Obat itu, terdengar ia menegur, Yok Ong, sebenarnya apa maksudmu
melepaskan racun melukai dirinya?

Apabila aku tidak melepaskan racun keji ke dalam tubuhnya, mungkin pada saat ini ia
sudah loncat ke dalam air dan melarikan diri.
Cayhe membawa serta diri Yok Ong datang kemari adalah bermaksud mencari obat, aku
toh tidak suruh kau melukai orang cari permusuhan perbuatanmu ini.
Tok Chiu Yok Ong tahu kata2 selanjutnya dari sianak muda ini pasti tidak enak didengar,
buru-buru ia menukas ;
Loohu cuma bermaksud menghalangi niatnya untuk melarikan diri belaka. aku sama
sekali tiada maksud lain.
Mendadak dari sakunya ia ambil keluar sebutir obat penawar dan dilemparkan ke arah si
kakek tua itu sambil berkata ;
Sambut obat penawar ini. dan cepat telan maka racun dalam tubuhmu segera akan
punah.
Orang itu tidak banyak bicara. ia sambut obat penaawar tadi dan segera dimasukkan ke
dalam mulut.
Pejamkan mata dan atur pernapasan suara Yok Ong berkumandang kembali.
Rupanya orang itu sudah dibikin jeri oleh kehebatan Tok Chiu Yok Ong dalam
menggunakan racun ternyata ia menurut dan segera pejamkan mata untuk mengatur
pernapasan.
Pada saat itulah dalam ilmu menyampaikan suara Tok Chiu Yok Ong berbisik kepada
Siauw Ling, Mumpung ia sedang pejamkan matanya, cepatlah totok jalan darahnya!
Dengan dingin Siauw Ling melirik sekejap ke arah si raja obat bertangan keji, tubuhnya
tetap tak berkutik.
Pada saat ini rasa kagum Tok Chiu Yok Ong terhadap kegagahan serta kejujuran Siauw
Ling telah makin menebal. melihat sianak muda itu tidak menggubris ucapannya ia
tertawa riku namun mulutnya segera membungkam dalam seribu bahasa.
Setelah mengatur pernapasan beberapa saat lamanya, si kakek tua itupun perlahan-lahan
membuka matanya kembali, setelah menandang sekejap ke arah Siauw Ling serta si raja
obat bertangan keji bibirnya bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu.
Namun dengan cepat Siauw Ling telah berkata lebih dulu.
Apakah racun yang bersarang ditubuh Heng-thay telah bebas sama sekali?

Racun yang bersarang ditubuhnya adalah racun yang loohu lepaskan, kemudian obat
penawar yang ia telanpun obat penawarku. tentu saja racun yang bersarang ditubuhnya
telah punah sama sekali sambung Yok Ong dengan cepat.
Sedangkan si kakek tua itu mengangguk.
Agaknya sudah punah sama sekali.
Bagus sekali! seru Siauw Ling, Lima tahun berselang anda telah menyelamatkan
selembar jiwaku dari dasar sungai, namun hingga kini siauw te belum pernah
menanyakan nama dari Heng-thay, entah sukakah anda memberi tahukan namamu?
Cayhe adalah Song Poo!
Ooouw. kiranya Song-heng.! cayhe ada satu urusan entah dapatkah anda
menolongnya?
Harus dilihat dulu persoalan apakah itu?
Lima tahun berselang setelah siauwte berhasil kalian tolong dan dihantar ke dalam gua
batu itu hingga kini kenangan lama telah terhapus sama sekali dari benakku, entah
sudikah kiranya Song heng mengantar kami kesitu.
Lebih baik membawa kami semua Tok Chiu Yok Ong menambahkan dari samping.
Seandainya Song-heng sudi membawa serta kami semua, hal ini tentu saja kebenaran
sekali tetapi apabila kau punya kesulitan siauw-tepun tidak akan memaksa.
Song Poo termenung sejenak, setelah itu ia menjawab.
Tabiat kongcu kami kurang baik, sekalipun cuwi sekalian tidak bermaksud jahat, apabila
kunjungan kalian tiba secara mendadak mungkin bisa membangkitkan kegusarannya.
Apabila ia berani bersikap kurang ajar terhadap diri Loohu sekalian, akan kusuruh dia
merasakan pula bagaimanakah kalau badan keracunan sambung Yok Ong cepat.
Siauw Ling melirik sekejap ke arah si raja obat bertangan keji, kemudian bertanya,
Bagaimana menurut pendapat Song-heng?
Seandainya kehadiran Siauw-heng memang tiada maksud jahat, siauw-te sih mempunyai
satu cara untuk digunakan.
Harap Song-heng suka memberi petunjuk!

Aku minta cuwi sekalian menanti beberapa waktu di dalam perahu, cayhe akan pergi
melaporkan kunjungan kalian kepada kongcu kami lebih dahulu, kemudian cuwi sekalian
baru datang kesitu.
Apabila kau telah pergi lantas tidak kembali lagi, kemanakah kami harus pergi mencari
dirimu? sela Yok Ong.
Setelah cayhe menyanggupi, tidak akan kuingkari janji dengan tidak munculkan diri
kembali.
Seandainya kongcu kalian tidak mengijinkan?
Song Poo termenung lagi beberapa waktu, lalu menjawab ;
Seandainya memang demikian halnya, cayhe pun tak bisa berbuat lain. Seandainya
kongcu kami tidak mau menerima kunjungan kalian, cayhe akan datang kemari untuk
memberitahukan penolakan tersebut kepada cuwi sekalian.
Mendadak Siauw Ling teringat kembali akan si kakek kurus kering yang berpenyakitan
itu.
Bukankan di dalam gua masih ada seorang kakek tua yang berpenyakitan?.
tanyanya.
Song Poo menghela napas panjang.
Aaaaaiiii.! dia adalah majikan tua kami, tahun berselang beliau telah menghembuskan
napasnya yang terakhir!
Mendengar kabar ini, Siauw Ling pun ikut menghela napas sedih, pikirnya, Lima tahun
berselang tatkala aku diantar masuk ke dalam gua itu, hanya si orang tua itu saja bersikap
baik kepadaku , sebenarnya aku ada maksud memberikan beberapa potong jamur batu
berusia seribu tahun apabila berhasil kudapatkan nanti agar penyakitnya bisa sembuh,
sungguh tak nyana ia sudah keburu mati lebih dulu.
Terdengar Song Poo berkata kembali ;
Sejak majikan tua menghembuskan napasnya yang terakhir, kongcu lah yang
meneruskan jabatan majikan tua!
Kongcu yang kaku maksudkan apakah sipemuda berbaju hijau yang pernah kujumpai
lima tahun berselang itu?
Majikan tua kami cuma punya seorang putra tunggal belaka, seandainya kau pernah
bertemu, aku rasa tidak bakal salah lagi.

Seumpama kata aku sekalian melepaskan kau pulang, tapi kemudian kau ditahan oleh
kongcu kalian dan tidak membiarkan kau datang kemari. bagaimana jadinya?
Kalau sampai terjadi begitu keadaanlah yang memaksa aku tak berkutik, namun menurut
pendapat cayhe hal ini tak mungkin terjadi.
Walaupun begitu, tetapi kami sekalianpun mau tak mau harus bikin persiapan. Cayhe sih
punya satu cara yang sempurna dan sama2 tidak merasa dirugikan.
Apakah caramu itu?
Kami sekalian mengikuti dibelakangmu mendatangi gua batu tadi dan bersembunyi
ditempat kegelapan, Song-heng boleh masuk untuk melaporkan kunjungan kami terlebih
dahulu kepada kongcu kalian, apabila ia sudi menyambut kedatangan kami tentu saja
kami akan menyambangi dirinya dengan peraturan dunia persilatan, tetapi seandainya ia
tak mau menyambut kedatangan kami, maka kamipun tidak berani merepotkan diri Songheng lagi, setengah jam kemudian kami sekalian bisa mendatangi sendiri gua batu
tersebut.
Tentang soal ini. aku rasa kurang leluasa.
Apabila terlalu bagimu berarti mengurangi satu bagian kesempatan bagi kami untuk
menang tukas Tok Chiu Yok Ong. Menurut pendapat loohu, lebih baik kerjakan saja
persoalan ini menurut cara tersebut, apabila kau tidak setuju, terpaksa kami akan
menggunakan kekerasan.
Diam2 Song Poo berpikir dalam hati ;
Entah orang ini telah belajar silat dari siapa? dahulu badannya lemah dan menderita
penyakit parah sekarang penyakitnya telah sembuh bahkan memikili pula serangkaian
ilmu silat yang maha dahsyat.
Terdengar Siauw Ling berkata, Pada saat ini waktu berharga bagaikan emas aku minta
andapun jangan mengulur waktu lebih jauh.
Mendadak Song Poo menggertak gigi dan berkata;
Apabila cayhe tidak berhasil mendapatkan persetujuan dari kongcu, silahkan cuwi
sekalian masuk sendiri ke dalam gua batu untuk berjumpa dengan kongcu kami.
Kalau memang demikian adanya, terpaksa kami harus merepotkan diri Song-heng
Si Raja Obat Bertangan Keji segera membopong putrinya, sambil memandang bukit
karang yang menjulang tinggi keangkasa katanya;
Dapatkah kau jalankan sampan kecil ini ketepian?

Song Poo menggerakkan dayungnya menjalankan sampan kecil menuju ketepi sungai.
Siauw Ling pun mengundang datang Tiong Chiu Siang Ku kemudian ber-sama2 naik
kedaratan dan langsung mendaki bukit karang.
Dinding tebing tersebut bukan saja tegak lurus bahkan curam sekali para jago harus
menggunakan tangan serta kakinya baru bisa mendaki ke atas.
Si Raja Obat Bertangan Keji harus menggendong putrinya, tak mungkin baginya mendaki
dengan bantuan sepasang telapak, maka Siauw Ling pun dengan menggunakan seutas tali
menarik tubuh Yok Ong naik ke atas.
Sang Pat mengikuti terus dibelakang Song Poo secara diam2 ia mengawasi gerak
geriknya.
Tatkala mereka sudah mendaki hampir seratus tombak tingginya dari permukaan tanah,
tibalah rombongan tersebut disebuah jalan gunung yang kecil.
Pada saat itulah Song Poo berpaling memandang sekejap ke arah Siauw Ling sekalian
kemudian berkata, Berjalan seratus tombak kesebelah Barat merupakan goa batu tempat
tinggal kongcu kami, bagaimana kalau cuwi sekalian berhenti lebih dahulu disini?
Aku rasa sama saja bukan seandainya kita berhenti diluar goa batu itu saja?
Aaai.! sepuluh tombak disekitar goa sudah dipasang alat jebakan, buat apa sih cuwi
sekalian pergi menempuh bahaya?
Apabila benar2 ada jebakan disana, terpaksa kita harus membutuhkan bantuan anda
untuk menunjukkan jalan sela Yok Ong.
Rupanya Song Poo menyadari ia sudah salah bicara, maka mulutnya segera
membungkam dalam seribu bahasa, tanpa banyak cakap lagi ia meneruskan langkahnya
kedepan.
Setelah berada dijalan gunung yang datar, Siauw Ling tak perlu membantu diri si raja
obat bertangan keji lagi. ia segera berjalan lebih cepat mengikuti dibelakang Song Poo,
ujarnya;
Song-heng, tahukah kau disekitar sepuluh tombak dari gua telah dipasang beberapa
banyak alat jebakan?

42

Bukan jebakan berupa jagoan berupa jagoan yang tersembunyi, di dalam goa batu kecuali
kongcu kami cuma ada dua orang budak serta cayhe berempat saja, tidak cukup jumlah
orang kita, mana bisa dikirim jagoan untuk membokong kalian?
Kalau bukan berupa jagoan, lalu berupa apa?
Berbagai jenis binatang beracun!
Ber-jenis2 binatang beracun? jadi maksudmu termasuk banyak jenis binatang?
Tidak salah. diantaranya tentu saja terdapat ular beracun serta kelabang dan lain2nya.
Mendengar perkataan itu Siauw Ling segera berpikir di dalam hatinya, Ular beracun
serta kelabang walaupun tidak termasuk binatang yang menakutkan, tetapi ditengah
malam yang buta apabila binatang2 itu membokong secara mendadak, hal ini memang
sangat berbahaya sekali bagi keselamatan kami semua.
Sementara itu Sang Pat telah ambil keluar senjata sie-poa emasnya, terdengar ia berseru ;
Loo-jie, loloskan senjatamu, menghadapi ular beracun serta kelabang kita tak perlu
sungkan2
Mendadak Tok Chiu Yok Ong dengan langkah lebar berjalan kedepan, sambil mengejar
ke belakang tubuh Song Poo serunya ;
Loohu tidak takut ular beracun!
Song Poo berpaling memandang sekejap ke arah Yok Ong, lalu berkata ;
Apabila cuwi sekalian mau percaya kepada cayhe, biarkanlah cayhe berjalan lebih
dahulu agar cayhe bisa berusaha untuk mengundurkan ular2 beracun itu.
Nah, silahkan anda berjalan lebih dahulu sahut Yok Ong.
Song Poo tidak bicara banyak, ia segera berjalan lebih dahulu beberapa tombak kedepan,
mendadak dari sakunya ia ambil keluar sebuah genta tembaga dan membunyikannya bertalu2.
Ditengah malam yang sunyi, suara keleningan itu berkumandang hingga ketempat yang
amat jauh sekali.
Aduuuh celaka. kita tertipu! bisik Sang Pat lirih Ia telah menyampaikan tanda
bahaya dengan suara keleningan itu!
Bukankah kedatangan kita kesini bukan bermaksud untuk mencari gara2? jawab Siauw
Ling. Sekalipun ia sudah mengirimkan tanda bahaya, rasanya juga tidak mengapa.

Sementara itu secara diam2 Tok Chiu Yok Ong telah menyiapkan racunnya untuk
melancarkan serangan, namun sepanjang perjalanan mereka benar2 tidak menjumpai
adanya serangan dari binatang2 beracun.
Setelah berjalan puluhan tombak jauhnya, mendadak Song Poo berhenti dan berkata ;
Kita sudah tiba ditempat tujuan.
Buru-buru Siauw Ling maju kedepan dan mendongakkan kepalanya ke atas, ia lihat disisi
sebuah batu cadas yang tinggi besar benar2 terdapat sebuah pintu batu yang tertutup
rapat.
Benarkah tempat ini adalah gua batu yang pernah kau kunjungi tempo dulu? tegur Yok
Ong.
Siauw Ling memperhatikan sekejap keadaan disekeliling tempat itu, kemudian menyahut,
Berhubung kejadian itu sudah berlangsung lama, lagipula ditengah kegelapan malam,
sulit bagiku untuk mengingatnya kembali
Kalau begitu mari kita berusaha untuk membuka pintu batu itu terlebih dahulu.
Diam2 Siauw Ling salurkan hawa murninya keseluruh badan, telapak kanannya segera
ditempelkan ke atas pintu batu. lalu bisiknya kepada diri Song Poo, Song-heng yang
akan membuka pintu? atau cayhe membukanya sendiri.
Pintu batu ini kuatnya luar biasa, sekalipun kekuatan lengan anda mempunyai tenaga
sakti sebesar ribuan katipun mungkin sulit untuk membukanya.
Diam2 Siauw Ling kerahkan tenaganya untuk mencoba, sedikitpun tidak salah pintu
tersebut benar2 sangat kuat.
Apabila cayhe tidak dapat mendorong buka pintu ini, terpaksa aku akan berusaha untuk
menghancurkannya ia berseru.
Sang Pat segera membopong sebuah batu gunung yang besar dan berat kemudian berseru.
Toako, harap menyingkir kesamping!
Ia angkat batu besar tadi siap menghantamkan ke atas batu besar itu.
Tunggu sebentar! terdengar Song Poo berseru.
Pada waktu itu Tu Kioepun sudah mengangkat sepotong batu cadas siap disambitkan ke
arah pintu, mendengar seruan song Poo segera tegurnya dengan nada dingin, Sekalipun
pintu batu ini lebih kuat lagipun aku rasa tak akan sanggup menahan tenaga gempuran
kami.

Apabila cuwi sekalian tiada maksud memusuhi kongcu kami, aku harap sebelum
melakukan suatu perbuatan pikirlah tiga kali lebih dahulu!
Kini persoalannya sudah bagaikan anak panah yang berada diatas busur, sekalipun tak
bisa dimaafkan oleh kongcu kalian, hal inipun merupakan suatu kejadian yang apa boleh
buat.
Mendadak Song Poo maju selangkah kedepan, jari tangannya tahu2 menutup kesisi
sebuah batu cadas yang ada disamping pintu batu itu.
Gelegaaar. terdengar suara yang memekakkan telinga, berkumandang dari atas menuju
ke bawah lama sekali baru sirap.
Menyaksikan hal itu Siauw Ling berpikir di dalam hati, Kiranya mereka menggunakan
gelindingan batu menyampaikan suara untuk memberi isyarat guna minta pintu!
Kurang lebih sepertanak nasi telah berlalu, suara gelindingan batu sudah lama sirap
namun belum nampak juga pintu batu itu terbuka.
Per-tama2 Si Raja Obat Bertangan Keji lah yang merasa tidak sabaran, dengan penuh
kegusaran serunya kepada Song Poo.
Apabila kau berani memperlihatkan permainan setan dihadapanku, loohu akan suruh
kau merasakan siksaan yang paling hebat.
Istana Batu letaknya sangat dalam sekali, bagaimanapun juga kita harus memberi
kesempatan bagi mereka untuk membuka pintu setelah mendengar isyarat tersebut sahut
Song Poo dingin.
Sementara mereka masih berbicara. krraaak. tiba-tiba pintu batu terbentang lebar.
Cuaca amat gelap, apalagi suasana dalam gua walaupun beberapa orang itu memiliki
ketajaman mata yang luar biasa namun pemandangan yang berhasil mereka lihatpun
hanya benda2 yang berada beberapa tombak didepan saja.
Pintu batu telah terbuka, silahkan cuwi sekalian masuk kedalam! seru Song Poo dingin.
Siauw Ling tidak banyak bicara, ia segera maju kedepan masuk ke dalam goa lebih
dahulu.
Biarlah cayhe yang membawa jalan! serunya.
Tapi dengan cepat Tu Kioe berebut maju kedepan lebih dahulu sambil berseru, Jangan,
biarlah siauw-te yang membuka jalan!
Ia cabut keluar senjata pit bajanya dan bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan.

Terasa jalan kecil yang berada di dalam goa batu itu ber-liku2 terus menembus
kelambung bukit, namun jalannya rata sehingga siapapun bisa menduga bahwa goa alam
yang semula ada disana telah diperbaiki oleh tenaga manusia.
Sang Pat dengan kencang mengikuti dibelakang Song Poo, terdengar ia berkata, Songheng, seandainya di dalam goa batu ini terjadi suatu perubahan maka orang pertama yang
akan siauwte celakai adalah diri Song-heng sendiri
Sementara pembicaraan sedang berlangsung, mendadak tampak cahaya lampu secara
lapat2 memancar datang.
Dengan ketajaman pandangan mata beberapa orang itu, walaupun hanya sekilas cahaya
yang amat lirih namun cukup memberikan penerangan bagi mereka se-olah2 berada
disuatu tempat yang terang benderang.
Tu Kioe segera mempercepat langkah kakinya berbelok pada suatu tikungan, ketika ia
angkat kepala tampaklah sebuah lampu lentera tergantung kedalam.
Dibawah sorotan sinar lentera, terbaca pula dua hurup Pek terukir diatas sebuah
dinding batu yang rata dan licin.
Song-heng! seru Sang Pat dengan suara mendalam. Sumbu dalam lentera ini masih
kelihatan baru, agaknya baru saja disulut?
Sedikitpun tidak salah.
Jadi ini berarti sebelum kami tiba disini, telah ada orang menyulut lampu lentera
tersebut, kemudian mengundurkan diri?
Memang demikian adanya.
Kedua huruf tersebut ditulis diatas dinding tebing pada sebuah tikungan, apakah tulisan
itupun menandakan suatu peringatan? sambung Tu Kioe dari samping.
Apabila dibunuh sebelum diperingatkan perbuatan itu merupakan suatu perbuatan yang
salah besar. Apabila cuwi sekalian tidak mau berhenti juga setelah membaca peringatan
tersebut, maka seandainya bertemu, dengan mara bahaya maka kalian harus menanggung
resikonya sendiri.
Sang Pat mendongak memperhatikan sekejap jalan gua itu, tampak luas gua tersebut ada
lima tombak tingginya dengan luas empat depa, seandainya dalam lorong tersebut
dipasang alat jebakan, memang sulit bagi seseorang untuk menghindarkan diri.
Toako, untuk sementara waktu harap menanti disini, bagaimana kalau biar siauw-te
melakukan pemeriksaan lebih dahulu? terdengar Tu Kioe bertanya.

Urusan sudah jadi begini, kita cuma punya jalan maju dan tiada jalan mundur, sekalipun
di dalam lorong itu telah dipasangi alat jebakan yang bagaimana bahayanyapun terpaksa
harus kita terjang terus sampai kedalam.
Sementara mereka masih berbicara, mendadak lampu lentera itu ber-goyang2 lalu padam.
Tu Kioe langsung mendengus dingin, jengeknya ;
Bertindak sembunyi2 macam cucu kura2 begitukah yang disebut seorang enghiong?
seorang lelaki gagah!
Tiba-tiba terdengar Sang Pat mendongak tertawa ter-bahak2.
Haaa. haaa. bagus sekali! setelah lampu dipadamkan, kalian anggap kami Tiong
Chiu Siang Ku lantas terhadang jalan perginya?
Terasa cahaya tajam berkilauan memenuhi seluruh ruangan, dalam lorong batu yang
gelap tadi seketika terang benderang oleh sorotan cahaya hijau yang amat cemerlang.
Kiranya pada saat itulah Sang Pat telah ambil keluar sebuah mutiara sebesar buah
lengkeng yang memancarkan cahaya tajam, sinar berwarna ke-hijau2an tersebut bukan
lain adalah cahaya yang terpancar dari mutiara itu,
Aaah, mutiara Ya-Beng-Coe teriak Tok Chiu Yok Ong kegirangan.
Tidak salah, memang mutiara Ya-Beng-Coe! sahut Sang Pat sambil tertawa Kami
Tiong Chiu Siang Ku tersohor sebagai pedagang yang terkaya dikolong langit, hanya
sebutir mutiara macam begini belumlah terhitung sebagai suatu benda yang mustika.
Terdengar suara Song Poo yang dingin berkumandang kembali ;
Sekalipun gua batu ini berhasil kalian terangi hingga jelas bayangan disiang hari, namun
apabila cuwi ingin menghindarkan diri dari pelbagai perangkap yang ada disini, masih
tetap bukanlah merupakan suatu pekerjaan gampang.
Tiba-tiba Tu Kioe ulur tangan kirinya serta mencengkeram pergelangan kanan Song Poo,
kemudian menjenek, Mereka telah melupakan satu persoalan, yaitu sebelum kami
menemui ajalnya masih cukup ada kesempatan bagi kami beberapa orang untuk
membinasakan diri Song-heng.
Ha ha ha ha apabila aku Song Poo masih memikirkan tentang soal mati hidupku, tidak
nanti kubawa kalian masuk ke dalam lorong batu ini.
Tok Chiu Yok Ong yang berdiri disisi kalangan selama ini membungkam terus dalam
seribu bahasa mendadak tangan kanannya bergetar keras. sreeet! sreeeet! secara
beruntun ia telah menepuk sepasang bahu Song Poo. kemudian berkata, Tu-heng,

sekarang kau boleh lepaskan dirinya, aku sudah melepaskan tulang sendi pada sepasang
bahunya.
Dibawah sorotan sinar mutiara, tampaklah Song Poo kesakitan sehingga keringat
mengucur membasahi seluruh tubuhnya, namun ia tetap menggertak gigi menahan sakit,
mengerang sedikitpun tidak.
Menyaksikan kejantanan orang itu, dalam hati Sang Pat memuji, pikirnya, Daya tahan
orang ini terhadap siksaan benar2 mengagumkan sekali, dia tidak malu dikatakan sebagai
seorang lelaki sejati.
Tiba-tiba Siauw Ling melangkah maju kesisi tubuh Song Poo, sepasang tangannya
bergerak cepat menyambung kembali tulang sendi pada bahunya, kemudian ia berseru,
Song-heng, silahkan berangkat!
Tindakan ini rupanya jauh berada diluar dugaan Song Poo, ia lantas berpaling
memandang sekejap ke arah sianak muda itu.
Sebenarnya apa maksudmu? ia bertanya.
Bukankah diantara kita tak pernah saling mengikat tali permusuhan? cayhe tidak tega
menyaksikan Song-heng menahan penderitaan akibat tulang sendi yang dilepas.
Seorang lelaki sejati tidak akan takut terhadap suatu kematian, apalagi hanya sedikit
penderitaan akibat tulang sendi yang terlepas, tak usah kau cemaskan!
Bagaimanapun juga diantara kita berdua tidak pernah terikat tali permusuhan, lagipula
kedatangan kami kesinipun tidak mengandung maksud untuk memusuhi kongcu kalian,
maka tidaklah beralasan bagi kami untuk menyiksa dirimu. Terus terang saja cayhe
utarakan, kedatangan kami kesini hanyalah bermaksud ingin menikmati pemandangan air
terjun yang ada dibelakang gua sana.
Maksud tujuan kalian membuat cayhe merasa sangat tidak percaya.
Apabila Song-heng tidak percaya, cayhepun tak bisa memaksa dirimu untuk
mempercayainya, dan kini Song-heng boleh berlalu dari sini.
Sungguhkah aku boleh pergi? tanya Song Poo rada tercengang.
Selamanya belum pernah cayhe bicara bohong
Diam2 Song Poo salurkan hawa murninya keseluruh tubuh untuk memeriksa apabila
terdapat suatu tanda yang aneh, ternyata semuanya lancar dan tiada tanda-tanda yang
mencurigakan.
Terdengar Siauw Ling menghela napas panjang, ujarnya lebih jauh dengan nada lirih ;

Apabila kau berjumpa dengan kongcu kalian nanti, sampaikan salamku kepadanya.
Cayhe pasti akan berusaha keras untuk menundukkan kongcu kami sehingga beliau
memberi ijin bagi cuwi sekalian untuk memasuki gua ini.
Kalau memang demikian adanya, tentu saja hal ini lebih bagus lagi. Daripada diantara
kedua belah pihak sampai terjadi hal2 yang tidak menggembirakan.
Tetapi akupun hendak menerangkan terlebih dahulu, sudikah kongcu kami memberi ijin
kepada kalian, cayhe sendiri tidak berani menjamin seratus persen.
Apabila kongcu kalian tidak memberi ijin kepada kami, itu berarti dia hendak mendesak
cayhe sekalian untuk mengambil langkah kekerasan.
Song Poo tidak banyak bicara lagi, ia segera menjura seraya berseru, Baik2lah cuwi
sekalian menjaga diri!
Dengan langkah lebar ia berlalu dari sana.
Siauw Ling berdiri dipaling depan, memandang hingga bayangan punggung Song Poo
lenyap dari pandangan ia baru berkata dengan suara berat, Cayhe akan membuka jalan
bagi kalian, harap Yok Ong berjalan ditengah rombongan.
Siauw-heng, loohu ada satu persoalan yang makin kupikir makin tidak kumengerti,
dapatkah kau menjelaskannya kepadaku?
Persoalan apa? walaupun Siauw Ling sudah tahu apa yang hendak ditanyakan si raja
obat ini, namun tak tahan ia bertanya pula.
Mengapa kau lepaskan orang she Song itu? tindakanmu ini bukankah suatu tindakan
yang bodoh? apabila ia masih berada disini, seandainya kita sampai bertemu dengan mara
bahaya, bukankah tak perlu kita coba sendiri?
Semua tanggung jawab serahkan saja kepada aku orang she Siauw, harap Yok Ong tak
usah menguatirkan tentang persoalan ini.
Selesai berbicara, ia segera melangkah maju kedepan.
Tok Chiu Yok Ong tidak berbicara apa2 lagi, dengan langkah lebar ia menyusul
dibelakang Siauw Ling, dan sebagai penutup barisan adalah Tiong Chiu Siang Ku yang
jalan bersanding.
Kurang lebih setelah mereka masuk empat lima tombak ke dalam lorong tersebut dan
telah melewati empat lima buah tikungan, tiba-tiba terdengar suara bentakan nyaring
berkumandang datang, Berhenti!

Siauw Ling menurut dan segera berhenti. sesuai dengan peraturan Bu-lim dengan cepat ia
menjura lalu berkata ;
Cayhe Siauw Ling, ada urusan hendak mohon dengan tuan rumah ini.
Perempuan di dalam gua ini rupanya merasa tercengang atas sikap Siauw Ling yang
sungkan, ia rada tertegun sejenak kemudian baru menyahut ;
Apabila Cuwi sekalian ada maksud hendak bertemu dengan majikan kami sudah
sepantasnya kalau menunggu diluar gua, perbuatan kalian yang menerjang masuh ke
dalam gua terang2an ini menunjukkan apabila kalian mengandung maksud tertentu.
Hemmm, anggap saja kami punya maksud lain, kalian mau apa? sela Tok Chiu Yok
Ong.
Siapa kau? begitu tak tahu adat dalam pembicaraan? bentak suara tadi dengan gusar.
Loohu adalah si Raja Obat Bertangan Keji!
Belum pernah kami dengar nama anda!
JILID 30
Walaupun dalam hati Tok Chiu Yok Ong merasa sangat gusar, tetapi ia tidak sanggup
untuk mengumbarnya keluar, terpaksa sambil mendengus dingin serunya kembali,
Siauw-heng, apakah hanya seorang gadis pun dapat menghalangi perjalanan kita?
Selamanya cayhe utamakan adat istiadat lebih dahulu sebelum menggunakan
kekerasan.
Tiba-tiba ia pertinggi suaranya dan bersru, Nona bila kau ada perkataan cepatlah
diutarakan, seandainya tuan rumah gua ini tidak sudi berjumpa dengan kami, terpaksa
kami sekalian akan menerjang masuk dengan kekerasan.
Apabila kalian berani maju selangkah lagi kedepan, aku segera akan menggerakkan
alat2 rahasia yang dipasang disekitar sini.
Dengan cermat Siauw Ling membedakan arah suara gadis itu , setelah menentukan arah
yang tepat mendadak ia membentak.
Nona, ber-hati2lah.
Ia enjotkan badan dan menubruk kemuka dengan hebatnya.
Terasa cahaya dingin berkelebat lewat, angin sedang men-deru2 menyambar kemuka,
bersamaan itu pula dari dinding lorong berkumandang suara gemericikan yang nyaring.

Baik si Raja Obat Bertangan Keji maupun Sepasang Pedagang dari Tiong Chiu semuanya
merupakan jago-jago kawakan yang sudah punya pengalaman luas dalam menghadapi
musuh tangguh, mendengar suara tersebut kewaspadaan mereka dipertingkat, seluruh
perhatian dipusatkan ke arah depan dan dengan langkah lebar menerjang kemuka.
Siauw Ling ayunkan telapak kanannya melancarkan segulung angin pukulan yang maha
dahsyat, pedang yang menyerang datang dari sisi tubuhnya seketika terbendung.
sementara jari kirinya menotok kemuka melancarkan sebuah serangan balasan.
Terdengar jeritan tertahan yang amat nyaring menggema dalam lorong, tiba-tiba gadis itu
menarik kembali pedangnya dan melarikan diri dari situ.
Melihat musuhnya ngacir, Siauw Ling segera mengejar kedepan walaupun harus
menempuh bahaya.
Tok Chiu Ong serta Tiong Chiu Siang Ku pun pada saat yang bersamaan dengan suatu
gerakan tubuh paling cepat mengejar ke belakang tubuh Siauw Ling.
Blummm! Blummm! ditengah dua ledakan dahsyat, dari atas atap lorong se-konyong2
meluncur jatuh dua buah batu cadas yang luar biasa besarnya.
Seandainya Siauw Ling tidak melancarkan serangan dahsyat sehingga memaksa gadis itu
rada lambat menggerakkan alat rahasia tersebut, sekalipun Tok Chiu Yok Ong serta
Tiong Chiu Siang Ku memiliki gerakan tubuh yang amat cepatpun, tak bisa dihindari lagi
mereka pasti akan terluka oleh tindihan batu cadas itu.
Si Sie poa emas Sang Pat berpaling memandang sekejap ke arah batu cadas tersebut.
tampaklah seluruh lorong telah tersumbat penuh oleh batu tersebut, asal gerakan mereka
lebih lambat sedetik saja niscaya dia serta Tu Kioe sudah mati konyol.
Terkenang peristiwa yang baru saja berlangsung, tak kuasa lagi ia berseru lirih, Sungguh
berbahaya! sungguh berbahaya.
Sang-heng, harap kau memimpin jalan dengan andalkan cahaya mutiara tersebut.
terdengar Tok Chiu Yok Ong berseru dengan suara cemas. Keadaan yang kita hadapi
sekarang terlalu kritis, apabila mereka sempat menggerakkan seluruh alat rahasia yang
dipasang disekitar lorong ini, niscaya kita bakal celaka. Mari kita terjang terus ke dalam
dan tak perlu sungkan2 lagi.
Ucapan Yok Ong sedikitpun tidak salah sahut Sang Pat seraya meloncat kehadapan
Siauw Ling, kemudian dari sakunya ia ambil keluar senjata sie-poa emasnya dan
melangkah maju kedepan dengan langkah lebar.
Saudara Sang, kau harus ber-hati2 teriak Siauw Ling memberi peringatan.
Tak usah toako kuatirkan.

Belum habis ia menjawab, tiba-tiba tercium bau amis berhembus datang dari arah depan.
Dibawah sorotan cahaya mutiara, tampaklah seekor ular kecil laksana anak panah
meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
Dengan sebat Sang Pat menghentikan langkahnya, senjata Sie-poa emas yang telah
dipersiapkan ditanganpun segera dibabat ke arah muka.
Cahaya putih berkelebat lewat, tahu2 pedang Siauw Ling telah bergerak lebih duluan.
Crasss.! ular kecil yang meluncur datang dengan amat cepatnya itupun sudah terbabat
jadi dua bagian.
Pada saat itulah dari permukaan tanah berkumandang datang suara gemerisik yang amat
nyaring, pelbagai jenis ular beracun yang jumlahnya mencapai ratusan ber-sama2
bergerak datang.
Luas lorong gua itu tidak mencapai beberapa depa, dengan kedatangan rombongan ular
beracun ini maka dalam waktu singkat seluruh ruangan kosong dalam lorong itupun telah
dipenuhi dengan binatang2 tersebut.
Dalam keadaan seperti ini, kendati Sang Pat memiliki pengalaman yang luas pengetahuan
yang banyak serta akal yang lihaypun tak urung dibikin gelagapan juga sehingga untuk
beberapa saat ia tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.
Laksana kilat Siauw Ling melancarkan sebuah serangan udara kosong ke arah depan,
angin pukulan yang dahsyat dengan cepat menggulung rombongan ular yang berada
dipaling depan.
Termakan angin pukulan yang maha dahsyat tadi, beberapa puluh ekor ular berbisa itu
mencelat dan hancur binasa. namun dengan adanya serangan ini ular2 yang ada
dibelakangnya jadi gusar, mereka sama2 menerjang kedepan dengan buasnya.
Harap cuwi sekalian mundur ke belakang! hardik Tok Chiu Yok Ong keras2,
tangannya segera mengayunkan sebungkus obat ke arah rombongan ular itu.
Sang Pat maupun Siauw Ling mengerti bahwasanya si raja obat tersebut sedang
melepaskan racun kejinya untuk mematikan ular2 beracun itu. buru-buru mereka mundur
ke belakang.
Tampaklah tangan kanan Tok Chiu Yok Ong diayunkan kedepan berulang kali, dalam
sekejap mata dihadapannya terbentuk sebuah garis bubuk beracun yang panjangnya
mencapai tiga depa.
Tatkala rombongan ular berbisa itu tiba disisi garis racun tersebut, tidak salah lagi mereka
segera berhenti bergerak dan tidak berani maju lebih kedepan, makin lama rombongan

ular yang berkumpul disana makin banyak, kurang lebih seperminum teh kemudian sudah
ber-puluh2 lapisan ular berbisa yang berkumpul disana.
Menyaksikan rombongan ular berbisa yang ber-lapis2 itu, dalam hati Siauw Ling
berpikir, Ular2 yang ada didepan sekalipun berhenti karena terhadang oleh garis racun,
namun rombongan ular yang ada dibelakangnya bergerak terus tiada hentinya, jelas
dibelakang rombongan ular ini pasti terdapat suatu kekuatan yang mengendalikan mereka
dan memaksa ular2 tersebut meluruk terus tiada hentinya apabila aku ingin melenyapkan
rombongan ular berbisa ini, per-tama2 aku harus lenyapkan dulu kekuatan yang
mengendalikan rombongan ular itu.
Seluruh perhatiannya segera dipusatkan jadi satu untuk mendengarkan suasana disana
dengan seksama, sedikitpun tidak salah sianak muda itu dapat mendengar suara seruling
yang sangat aneh sedang berkumandang datang tiada hentinya.
Setiap kali irama seruling tersebut makin santar, maka rombongan ular yang menerjang
datangpun semakin dahsyat, se-olah2 mereka sedang berusaha untuk melewati daerah
terlarang itu.
Mungkin racun yang disebarkan si raja obat tersebut merupakan racun keji yang khusus
merupakan tandingan ular2 berbisa itu, sehingga tak seekor ularpun berani melewati garis
racun tadi untuk menerobos kemari.
Melihat rombongan ular berbisa yang berkumpul disitu makin lama semakin banyak,
bahkan bentuk ular2 itu sangat kukoay dan aneh sekali sehingga bau amis yang tebal
tersiar datang tiada hentinya, Sang Pat mengerutkan sepasang alisnya.
Yok Ong! ujarnya. Rombongan ular berbisa yang berkumpul disini makin lama
semakin banyak, apabila kita harus bertahan terus dalam keadaan begini entah sampai
kapan kita baru berhasil melewati lorong ini, bukankah Yok Ong punya kepandaian
untuk membendung ular? apakah kaupun memiliki kepandaian untuk mengundurkan
rombongan ular?
Dewasa ini hanya ada satu cara yang bisa kita lakukan, hanya saja entah cara ini bisa
digunakan atau tidak?
Perduli bisa digunakan atau tidak mari kita coba dulu.
Belum sempat Tok Chiu Yok Ong menyahut, tiba-tiba tampaklah rombongan ular berbisa
itu sama2 bergelinding kesamping dan membuka sebuah jalan ditengah lorong.
Sang Pat tercengang. ia angkat mutiaranya tinggi2 sehingga cahaya terang bisa memancar
lebih jauh. Tampaklah seekor ular aneh yang bersisik emas dengan panjang beberapa
kaki serta berjengger merah diatas kepalanya sedang bergerak datang dengan cepatnya.

Mungkin ular ini merupakan raja diantara ular2 lain, tatkala ia sedang bergerak datang,
rombongan ular lainnya sama2 mendekam diatas tanah dan tidak berkutik barang
sedikipun jua.
Ular aneh ini berjengger diatas kepalanya. mungkin dialah diantara jenis ular, apabila
kita dapat membinasakan ular tersebut mungkin rombongan ular lainnya dapat pukul
mundur seru Sang Pat dengan cepat.
Siauw Ling segera alihkan sinar matanya ke arah rombongan ular yang bersusun itu ,
diam2 ia merinding pikirnya, Bulan berselang tatkala aku terkurung di dalam
perkampungan Pek Hoa San Cung, Shen Bok Hong pernah mengurung kami dengan
barisan ular, sekalipun malam itu barisan ular yang dipergunakan sangat banyak, namun
kehebatannya tak bisa menangkan kehebatan barisan ular pada saat ini, ditinjau dari jenis
ular yang berkumpul disini saat ini, sebagian besar merupakan ular2 beracun yang jarang
ditemui, terutama sekali raja ular berjengger merah itu, tampaknya sangat buas dan hebat.
Apabila kubasmi ular itu sejak sekarang mungkin saja rombongan ular lainnya bisa
dipukul mundur, tapi bila seranganku mengenai sasaran kosong, mungkin saja akan
menggusarkan raja ular itu sehingga memaksa rombongan ular lainnya akan melewati
garis racun dengan nekad. Apabila sampai terjadi keadaan begini. waaah. bakal
runyam. Namun keadaan mendesak, jalan mundurpun tak ada, agaknya aku harus
keraskan kepala untuk menerima tantangan dari rombongan ular berbisa ini.
Berpikir sampai disitu, hawa murninya diam2 dikumpulkan ditangan, belum sempat ilmu
jari Siauw Loo Sin Cie nya dilepaskan mendadak terdengar Tok Chiu Yok Ong
bergumam seorang diri, Ooouw. seekor ular aneh yang sangat berharga sekali.
Apakah Yok Ong sedang memuji ular aneh berjengger merah itu? tanya Sang Pat.
Sedikitpun tidak salah. barang siapa dapat menghisap darah segar dari ular tersebut,
maka paling sedikit tenaga lweekangnya akan peroleh kemajuan bagaikan hasil latihan
selama sepuluh tahun.
Tiba-tiba ia mendongak dan tertawa ter-bahak2, terusnya ;
Apabila dibawah air terjun dibelakang gunung sana benar2 terdapat jamur batu berusia
seribu tahun yang dapat menyembuhkan penyakit putriku, ditambah pula dengan darah
ular ini, bukan saja kelemahan tubuh putriku akan lenyap bahkan ia akan berganti rupa,
dalam waktu singkat dia akan muncul sebagai seorang jago Bu-lim yang tiada
tandingannya dikolong langit siapapun tak akan sanggup menyambut kehebatan tenaga
sin-kangnya.
Dalam pada itu terdengar raja ular berjengger merah itu mengeluarkan suara kokokan
yang aneh bersamaan dengan suara tersebut rombongan ular yang semula mendekam tak
berkutik tiba-tiba meronta bangun kembali.

Tiba-tiba seekor ular aneh berkepala segi tiga meloncat keluar dari rombongan dan
menerjang ke dalam garis racun, namun begitu menyentuh racun tersebut badannya
segera kaku dan mati.
Dengan tindakan ular tadi, rombongan ular lainnya segera mendesis saling bersautan,
kembali ber-ratus2 ekor ular menerjang masuh ke dalam garis racun tersebut.
Entah racun keji apa yang telah digunakan Tok Chiu Yok Ong, hasilnya ternyata luar
biasa sekali, setiap kali tubuh ular2 itu menyentuh bubuk racun tadi, seketika itu juga
binatang berbisa itu keracunan dan mati seketika itu juga.
Namun suatu kejadian aneh telah berlangsung pula, berada dihadapan raja ular berjengger
merah tadi ternyata rombongan ular berbisa itu telah jadi binatang2 yang tidak takut mati,
rombongan depan mati binasa rombongan berikutnya segera menyusul kedepan, dalam
sekejap saja bangkai ular2 tersebut telah menutupi garis racun tersebut, sehingga dengan
demikian terbentuklah sebuah jembatan penyebrang yang terdiri dari bangkai ular.
Menyaksikan taktik ular berbisa itu, kembali Tok Chiu Yok Ong ayunkan tangan
kanannya kedepan, segenggam bubuk beracun segera tersebar kembali diatas garis racun
tadi, sementara itu dengan ilmu menyampaikan suara ia berseru, Bubuk beracun yang
loohu miliki hampir habis digunakan, apabila sampai terjadi keadaan itu maka terpaksa
cuwi sekalian harus andalkan kepandaian silat untuk menghadapi ular2 itu. Menurut
pandangan loohu, satu2nya jalan untuk pukul mundur rombongan ular ini hanya terletak
diatas tubuh raja ular berjengger merah tersebut.
Dalam pada itu raja ular berjengger merah tadi bergerak kedepan melewati jembatan
penyebrang yang terdiri dari bangkai ular tersebut.
Bersamaan itu pula rombongan ular lainnya pun bergerak pula dari belakang mengikuti
tindakan raja ularnya.
Apakah Yok Ong mempunyai akal untuk menghadapi si raja ular itu? bisik Sang Pat.
Seandainya cuma raja ular itu belaka, loohu masih sanggup untuk menghadapinya, tapi
pada saat ini ia diiringi oleh rombongan ular yang sebagian besar terdiri dari ular2
beracun, aku rasa sulit bagiku untuk turun tangan.
Tiba-tiba Siauw Ling ayunkan tangannya, segulung angin tajam menyambar keluar dari
ujung jarinya langsung mengancam raja ular tersebut.
Serangan ini dilancarkan amat cepat, lagipula angin serangan dahsyatnya luar biasa,
sasaran yang diancam bukan lain adalah jengger diatas kepala raja ular itu.
Rupanya si raja ular tersebut mempunyai firasat yang tajam, tatkala angin serangan
menyambar datang badannya segera menyusut dan menghindar kesamping.

Traaak. traaak.! dua ekor ular berbisa mengiringi dibelakang raja ular berjengger
merah itu seketika termakan serangan dan binasa seketika itu juga.
Menyaksikan gerakan raja itu, Siauw Ling tertegun, gumamnya: Sungguh aneh sekali,
apakah ular beracun itupun pandai bersilat?
Walaupun ular itu tak pandai bersilat, tetapi firasat serta ketajaman pendengaran ular ini
sudah mencapai titik yang luar biasa sahut Tok Chiu Yok Ong menerangkan.
Untung sekali Tok Chiu Yok Ong telah membuat garis racun kembali, maka gerakan raja
ular berjengger merah serta anak buahnyapun kembali terhadang.
Aaah; benarkah ada kejadian seperti ini seru Siauw Ling. Sreet! pedangnya segera
dicabut keluar, Rupanya aku harus berusaha membinasakan raja ular itu terlebih dahulu
kemudian baru berusaha untuk menghadapi rombongan ular berbisa itu, lebih baik
janganlah mengusik raja ular berjengger merah itu lebih dahulu sehingga mengakibatkan
amarahnya.
Asal sekali babat kupenggal tubuhnya jadi dua, bukankah urusan jadi beres?
Menurut penglihatan loohu, kulit ular ini sangat keras dan kebal terhadap bacokan golok
maupun pedang.
Benarkah terhadap peristiwa semacam ini! tiba-tiba Siauw Ling melangkah maju dua
langkah kedepan.
Kalau kau tak percaya, tanyakan saja kepada sepasang pedagang dari Tiong Chiu.
Sinar mata Siauw Ling segera beralih ke atas wajah Sang Pat.
Benarkah ada kejadian seperti ini! tanyanya.
Dikolong langit memang terdapat sejenis ular aneh yang kebal terhadap segala bacokan
golok maupun pedang. sedangkan mengenai raja ular berjengger merah ini benarkah
kebal terhadap bacokan senjata, siauw-te sendiri kurang begitu jelas.
Tentu saja ular itu kebal terhadap senjata. Yok Ong segera menambahkan dari
samping.
Sekalipun ular itu kebal terhadap senjata, tak mungkin bukan bagi kita untuk bertahan
terus dalam posisi seperti ini? apakah kita harus menunggu sampai rombongan ular itu
berhasil melampaui garis racun kemudian baru turun tangan menghadapinya?
Loohu sih mempunyai akal untuk menghadapi si raja ular itu!

He he he he saat apakah saat ini, keadaan apakah keadaan kini? buat apa kau jual lagak
merahasiakan akal baumu itu ? jengek Tu Kioe sambil tertawa dingin.
Lebih baik loohu terangkan lebih dahulu perkataanku.
Perkataan apa?
Apabila Loohu berhasil menangkap raja ular berjengger merah ini, maka raja ular itu
akan menjadi milik loohu.
Hanya masalah kecil itu saja buat apa dirundingkan lagi? sela Siauw Ling. Asal kau
bisa mengusir binatang itu, sekalipun kau mulai semua ular yang ada disinipun boleh kau
ambil semua.
Loohu ada maksud demikian, tentu saja ada baiknya kuterangkan lebih dahulu.
Tu Kioe segera tertawa dingin dan menjengek ;
Dengan menampuh bahaya kami datang kemari, maksudnya bukan lain adalah untuk
mencarikan obat mustajab bagi putrimu kalau memang anda berbuat begitu lebih baik,
kalau kita undurkan diri dari lorong ini, daripada menempuh bahaya lebih jauh.
Haaa. haaa. pada saat serta keadaan seperti ini, kendati cuwi sekalian ada maksud
hendak mengundurkan diri dari dalam lorong gua inipun aku rasa tak mungkin bisa
terpenuhi harapan tersebut.
Tiba-tiba ia ayunkan tangannya kedepan, segulung angin pukulan yang maha dahsyat
segera menyapu kedepan, diikuti sang tubuhnya menerjang kedepan langsung merangsek
ke arah raja ular berjengger merah itu.
Mula2 raja ular berjengger merah itu tertekan dulu oleh pukulan udara kosong dari Tok
Chiu Yok Ong, badannya segera berjumpalitan beberapa kali diatas tanah. Oleh tindakan
tersebut sifat buasnya langsung terumbar, menyaksikan si Raja Obat Bertangan Keji
mendesak datang mulutnya segera dipentang lebar2 siap memagut tubuh musuhnya.
Tok Chiu Yok Ong tidak jadi gugup oleh ancaman tersebut, dengan sebat tangan
kanannya diayun kedepan, sebutir pil yang telah dipersiapkan segera dilemparkan ke
dalam mulut raja ular berjengger merah itu, sementara tubuhnya dengan cepat meloncat
mundur kembali sejauh lima langkah.
Klukluuk.! tiba-tiba si raja ular berjengger merah itu mengabitkan ekornya keras2,
rombongan ular berbisa yang berada dibelakangnya seketika terhajar telak sehingga berpuluh2 ekor banyaknya mati hancur mulutnya dipentang lebar2 dua ekor ular berbisa
berwarna hijaupun seketika disambar lalu ditelah ke dalam perutnya mentah2.

Rupanya rombongan itu menaruh rasa jeri yang bukan kepalang terhadap si Raja ular itu,
walaupun mereka diganyang, digigit dan ditelan namun tak seekorpun diantara ular2 itu
berani melawan, buru-buru mereka mengundurkan diri ke belakang.
Menyaksikan pembantaian besar2an terhadap ular berbisa oleh si raja ular berjengger
merah itu, diam2 Siauw Ling merasa ngeri sehingga tak tahan ia menghela napas
panjang.
Irama seruling yang mengendalikan rombongan ular berbisa itu mendadak berhenti
bergema jelas disebabkan kekalapan si raja ular berjengger merah itu, yang
mengakibatkan rombongan ular2 berbisa itu tak mau dikendalikan lagi oleh irama
seruling tersebut.
Ketika menyerang datang tadi rombongan ular itu bergerak dengan cepatnya, kini tatkala
mengundurkan diri gerakan merekapun tak kalah gesitnya, dalam sekejap mata dalam
lorong tersebut cuma tertinggal si raja ular berjengger merah itu belaka.
Waktu itu raja ular berjengger merah tadi sudah tidak segagah dan seganas tadi lagi.
dengan tenang ia berbaring diatas tanah tanpa berkutik barang sedikitpun jua.
Tok Chiu Yok Ong memperhitungkan daya kerja obat yang telah mulai menunjukkan
pengaruhnya, per-lahan-lahan didekatinya raja ular tadi, tangan kirinya ambil keluar
sebuah kantung kain dalam sakunya sementara tangan kanannya mencengkeram ular
tersebut.
Bagaikan terkena obat bius, raja ular berjengger merah itu sama sekali tidak berkutik
maupun menunjukkan reaksi apapun ketika si raja obat bertangan keji mencengkeram
tubuhnya dan memasukkannya ke dalam kantong kain.
Menyaksikan itu si raja obat bertangan keji menunjukkan wajah kegirangan tatkala
berhasil memasukkan raja ular berjengger merah itu ke dalam kantong kain, dalam hati
Sang Pat segera berpikir, Rupanya raja ular berjengger merah ini mempunyai kegunaan
yang sangat besar. kalau tidak ia tak akan menunjukkan wajah yang begitu
kegirangan.
Maka ia lantas berseru, Yok Ong, kiong hie. kiong hie. kau telah berhasil
menangkap raja ular berjengger merah itu!
Haa. haa. terima kasih, terima kasih.
Rupanya ia tidak ingin mengutarakan keluar rahasia dalam hatinya, tapi akhirnya ia tak
dapat menahan diri dan melanjutkan kembali kata2nya, Dlaam sejilid kitab kuno yang
kumiliki, secara kebetulan sekali loohu berhasil membaca catatan mengenai Raja Ular
berjengger merah ini sungguh tak nyana ini hari aku berhasil menjumpainya.

Kalau didengar dari nada ucapan Yok Ong, agaknya raja ular berjengger merah ini
merupakan seekor ular yang mustajab serta mahal sekali harganya. sela Tu Kioe.
Benda kuno yang mujarab tentu saja punya kegunaan yang besar, terutama sekali
binatang yang amat langka ini, berguna sekali bagi kesehatan putriku.
Dapatkah digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang diderita putrimu? tanya
Siauw Ling.
Tok Chiu Yok Ong termenung sejenak, kemudian gelengkan kepalanya berulang kali.
Tidak dapat sahutnya. Kecuali kalau kita berhasil mendapatkan jamur batu berusia
seribu tahun itu.
Rupanya ia tidak ingin membicarakan soal raja ular berjengger merah itu lebih jauh,
setelah mengikat kencang2 mulut kantong kain tadi serta dimasukkan ke dalam saku
kemudian mengebaskan tangannya menyapu bersih garis racun yang ada diatas tanah.
Siauw Ling geser badannya mendahului untuk berjalan dipaling depan, namun Sang Pat
segera merintangi jalan perginya sambil berbisik lirih, Biarkanlah Yok Ong berjalan
dipaling depan bukankah dia atau toako adalah sama saja?
Setelah melalui dua buah tikungan, lorong batu itu mendadak semakin melebar.
Diam2 Siauw Ling memperhitungkan jarak yang telah ditempuh, ia duga pada saat ini
mereka telah berada puluhan tombak dilambung bukit karang dan sudah seharusnya telah
tiba diruang batu tempat kediaman si kakek tua berpenyakitan itu.
Sementara ia masih termenung, tiba-tiba terdegnar Tok Chiu Yok Ong membentak keras,
Kawanan tikus, berani kurang ajar?
Tangan kanannya diayun kedepan, laksana kilat ia melancarkan sebuah serangan dahsyat.
Angin pulukan yang maha dahsyat segera saling bertemu diangkasa kesunyian yang
mencekam lorong tersebut terdengar angin men-deru2 diseluruh penjuru tempat.
Bersamaan dengan terjadinya bentrokan tadi, berkumandanglah suara teguran dari
seseorang dengan suara yang dingin dan kaku, Kalian semua tanpa sebab tanpa tujuan
mendatangi istana batu kami, sebenarnya apa maksud kalian?
Sementara Tok Chiu Yok Ong hendak menyahut, Siauw Ling telah keburu buka suara
lebih dahulu ;
Untuk menolong selembar jiwa seorang nona cayhe sekalian sengaja datang kemari
untuk mengambil sejenis obat. aku rasa maksud tujuan kami tentu sudah disampaikan
Song-heng kepada diri heng-thay!

Siapakah kau? kembali suara yang dingin ketus itu berkumandang datang.
Cayhe Siauw Ling, lima tahun berselang atas pertolongan Song-heng serta seorang
heng-thay yang lain cayhe pernah mengunjungi tempat ini.
Hmm! panjang benar usiamu! tebing dan jurang sedalam ribuan tombak ternyata tidak
sampai menghancurkan tubuhmu.
Suatu ingatan berkelebat dalam benak Siauw Ling, dengan cepat ia berseru, Apakah
anda adalah majikan kecil yang pernah berjumpa satu kali dengan aku orang she Siauw
pada lima tahun berselang?
Sungguh tak nyana kau masih ingat akan peristiwa itu. orang itu merandek sejenak,
tiba-tiba dengan nada ketus sambungnya, Membabat rumput tidak sampai ke-akar2nya.
angin musim semi berhembus lewat, tumbuh kembali sang rumput tersebut. seandainya
pada lima tahun berselang anda mati terbanting, maka ini hari dalam istana batuku tak
akan terjadi peristiwa semacam ini.
Keparat cilik, bisakah kau menggunakan kata2 yang sedikit tahu sopan dan enak
didengar? hardik Tu Kioe penuh kegusaran.
Siapakah kau?
Tu Loo-jie.
Sepasang pedagang dari Tiong Chiu yang bernama kosong sambung sang Pat cepat.
Loohu adalah si raja obat bertangan keji Yok Ong menyambung. Tersohor dalam Bulim karena kelihayannya dalam ilmu pertabiban, namun dapat pula mencabut jiwa orang
dengan melepaskan racun keji.
Orang itu termenung beberapa saat lamanya kemudian menyahut ;
Ooou. kiranya kalian semua adalah jago-jago Bu-lim yang mempunyai nama
besar.
Terima kasih, terima kasih, kami.
Hmm! tidak aneh kalau kalian congkak, sombong dan tidak pandang sebelah mata
terhadap orang lain. tukas orang itu dengan mempertinggi suaranya.
Kurang ajar! bentak Tu Kioe naik pitam. Bagus cilik, ayoh unjukkan dirimu, mari kita
bergerak tiga ratus jurus lebih dahulu.
Baik! bila cayhe tidak unjukkan diri nanti kalian anggap aku jeri kepada kalian semua

Bersama selesainya ucapan tersebut, dari balik tikungan beberapa tombak dihadapan
rombongan para jago itu muncul sesosok bayangan manusia.
Sang Pat angkat tinggi2 mutiaranya dan memandang lebih seksama ke arah depan,
tampaklah orang yang barusan munculkan diri itu berwajah putih bersih, berambut halus
serta memakai baju berwarna hijau.
Melihat munculnya orang itu, Tok Chiu Yok Ong segera ayunkan tangannya siap
melancarkan segenggam bubuk racun. Namun tindakan itu segera dihalangi oleh Siauw
Ling.
Yok Ong, jangan bertindak gegabah! serunya lirih.
Sementara itu orang yang berbaju hijau tadi sudah berada enam tujuh depa dihadapan
beberapa orang itu, ia lantas berhenti dan berkata dengan nada dingin, Cuwi sekalian
merasa asing terhadap daerah sekitar tempat ini, apabila menderita kalah disini aku takut
kalian akan kalah dengan hati tidak puas.
Tiba-tiba ia angkat tangannya dan bertepuk tangan dua kali.
Tampak cahaya api berkelebat lewat, dari balik tikungan per-lahan-lahan muncul dua
orang gadis berbaju hijau yang membawa lampu lentera tinggi-tinggi.
Kedua orang gadis itu memakai pakaian ringkas yang ketat, sebilah pedang panjang
tergembol diatas punggungnya.
Dengan kehadiran kedua orang gadis itu, suasana dalam lorong batu itupun dalam
sekejap mata jadi terang benderang, setiap benda yang ada disanapun bisa terlihat jelas.
Kedua gadis tadi langsung mendekati pemuda berbaju hijau itu, setelah meletakkan
lampu lentera tersebut disana, merekapun putar badan dan mengundurkan diri.
Tok Chiu Yok Ong berpaling melirik sekejap ke arah Siauw Ling, lalu ujarnya:
Mungkin kau masih punya kesabaran untuk menanti, sayang loohu tidak punya
kesabaran lagi untuk mengulur waktu lebih jauh,
Sambil berseru tiba-tiba ia melangkah maju kedepan.
Kembali! bentak pemuda berbaju hijau itu tiba-tiba sambil ayunkan tangan kanannya.
Segenggam cahaya berwarna ke-perak2an laksana kilat segera meluncur ke arah depan.
Menyaksikan datangnya ancaman Si Raja Obat Bertangan Keji miringkan badannya
untuk menghindar, sementara hatinya merasa amat terperanjat, pikirnya ;
Sungguh dahsyat tenaga sambitan yang dimiliki orang ini.

Tampak Siauw Ling menggerakkan pergelangan kanannya, laksana kilat ia cabut keluar
pedangnya kemudian dibabat ke arah depan, Ting tang ting tang ditengah suara dentingan
yang nyaring, empat batang jarum kecil berwarna ke-perak2an yang memancarkan
cahaya tajam segera rontok ke atas tanah.
Bersamaan dengan rontoknya jarum perak tersebut ke atas tanah, pedang Siauw Ling pun
telah dimasukkan kembali ke dalam searung.
Tok Chiu Yok Ong berpaling melirik sekejap ke arah Siauw Ling, sedang dalam hati ia
memuji tiada hentinya.
Ilmu pedang yang amat cepat permainan pedangnya benar2 sangat hebat.
Per-lahan-lahan iapun muncur beberapa tombak ke belakang.
Dalam pada itu Siauw Ling telah maju kedepan sambil menjura katanya, Sebelumnya
cayhe ingin mengutarakan rasa terima kasih buat pertolongan kalian pada diriku pada
lima tahun ini, sekalipun cayhe tidak tahu maksud apakah yang terkandung dalam hati
ayahmu, namun bagaimanapun juga dia telah menolong selembar jiwaku.
Hmm! apabila bukan disebabkan rasa welas kasih dari mendiang ayahku, ini haripun tak
akan muncul bibit bencana yang datang bikin keonaran disini.
Kehadiran cayhe ditempat ini sama sekali tidak mengandung maksud jahat, harap Hengthay suka mengijinkan kepada cayhe sekalian untuk berdiam selama setengah harian di
dalam gua batu ini. dan paling cepatpun satu jam. setelah itu kami segera akan menarik
diri dan tidak akan berdiam lebih lama lagi disini.
Heee. heee. heee. hanya andalan kecepatan gerak anda di dalam mencabut
pedang serta menyampok rontok senjata rahasia tadi? jengek orang berbaju hijau itu
tertawa dingin.
Siauw-te sama sekali tiada maksud untuk mempamerkan kepandaian dihadapan Hengthay.
Tapi perbuatanmu itu telah membangkitkan napsu ingin menang dalam hati kecilku.
Melihat kesombongan orang, Tu Kioe naik pitam, bentaknya ;
Toako kami mengutamakan kebajikan dan kebenaran ia sudah memohon dengan cara
yang baik dan tidak ingin menimbulkan banyak urusan ditempat ini, kau anggap kami
benar2 jeri terhadap dirimu?
Arak kehormatan tidak mau dicicipi, justru mencari arak hukuman. Eeei. saudara, aku
nasehati dirimu lebih baik janganlah cari kerepotan buat dirimu sendiri, sebab rasanya
pada waktu itu pasti tidak enak sambung Sang Pat pula.

Orang berbaju hijau itu mendongak dan segera tertawa ter-bahak2.


Haaa. haa. kalau ditinjau dari kecepatan gerak Siauw Ling dalam mencabut
pedangnya tadi, mungkin ia masih sesuai untuk bertanding melawan diriku, Sedang
kalian berdua. Hemmm! tidak lebih hanya merupakan manusia yang pandai pentang
bacot belaka.
Bagus! bagaimana kalau aku Tu Kioe mohon beberapa petunjuk darimu terlebih dulu?
tantang Si Pit besi berwajah dingin ini sambil meloncat kedepan.
Bersamaan dengan selesainya ucapan tersebut, senjatapun telah dicabut keluar, gelang
pelindung ditangan kiri sedang senjata pit bajanya ada di tangan kanan.
Belum sampai badannya menerjang kedepan, terdengar Siauw Ling telah membentak
keras, Saudara Tu, ayoh cepat mundur ke belakang
Walaupun wwajah Tu Kioe diliputi kegusaran, namun ia tak berani membangkang
perintahnya. mendengar bentakan tersebut terpaksa ia tarik kembali senjatanya dan
mengundurkan diri ke belakang.
Per-lahan-lahan Siauw Ling melangkah maju tiga langkah kedepan, katanya, Kecuali
saling bergebrak, apakah tiada cara lain yang bisa dilakukan sehingga anda suka
mengijinkan kami sekalian berdiam selama setengah hari ditempat ini?
Tiada jalan lain lagi.
Jadi kalau begitu terpaksa kita harus saling bertempur?
Cara sih masih ada satu, hanya saja entah anda suka menyanggupi atau tidak, sebab
kalau cuma melulu bicara saja sama sekali tiada berguna.
Asal cayhe dapat lakukan pasti akan kuusahakan sedapat mungkin.
Dengan sepasang mata yang memancarkan cahaya tajam, orang berbaju hijau itu
mengawaasi wajah Siauw Ling tajam2, kemudian ujarnya ;
Kau pasti kenal bukan dengan Gak Siauw Cha.
Bagaikan dadanya digodam orang dengan martil besar, seluruh tubuh Siauw Ling
gemetar ke atas.
Tidak salah, saat ini nona Gak berada dimana? segera serunya.
Kau ingin berjumpa dengan dirinya? senyuman yang amat menyeramkan berkelebat
diatas wajah orang berbaju hijau.

Sedikitpun tidak salah, harap Heng-thay suka memberi petunjuk satu jalan terang bagi
diriku
Hey orang she Siauw tiba-tiba Tok Chiu Yok Ong menyela dari samping mereka.
Pada saat ini tujuan kita yang terpenting adalah mengambil obat, janganlah kau lupakan
akan janji yang pernah kau ucapkan dihadapan loohu.
Per-lahan-lahan Siauw Ling berpaling, sinar matanya yang tajam menatap wajah si raja
obat itu tajam2, lama sekali ia baru mengangguk.
Sinar matanya segera dialihkan kembali ke arah pemuda berbaju hijau itu, dan
sambungnya lebih lanjut ;
Persoalan yang menyangkut diri Gak lebih baik kita bicarakan nanti saja, sekarang
ijinkanlah kami sekalian untuk mengambil obat lebih dahulu.
Obat apa yang hendak kalian ambil?
Bukankah dibelakang istana batu milik anda ini terdapat sebuah air terjun yang amat
besar?
Sedikitpun tidak salah
Obat yang hendak kami ambil tumbuh diatas dinding tebing yang curam tepat dibawah
air terjun tersebut, semoga heng-thay suka memberi ijin kepada kami sekalian untuk
berada di dalam istana batu ini kurang lebih satu jam lamanya.
Obat apakah yang tumbuh diatas dinding curam tersebut?
Apakah anda tidak merasa bahwa pertanyaan yang kau ajukan terlalu banyak? tukas
Tok Chiu Yok Ong cepat.
Orang berbaju hitam itu termenung sejenak, akhirnya ia mengangguk.
Baiklah! cayhe akan melanggar kebiasaan dengan mengijinkan kalian untuk berdiam
dalam istana batuku, tapi ingat! jangan sampai melampaui batas waktu selama satu jam!
Satu jam sudah cukup buat kami.
Orang berbaju hijau itupun bertepuk tangan kembali sebanyak tiga kali, dua orang gadis
berbaju hijau segera munculkan diri dengan cepat, setibanya dihadapan majikannya
mereka menjura dan bertanya, Kongcu, ada perintah apa?
Bawa lampu lentera dan hantar mereka ke belakang gunung berisi air terjun tersebut.

Kedua orang gadis itu mengiakan, setelah mengambil lampu lentera tadi dari dinding
lorong, serunya berbareng ;
Budak berdua akan membawakan jalan bagi cuwi sekalian!
Sebelum kedua orang gadis itu berlalu, dalam sekejap mata bayangan tubuhnya yang
sudah lenyap dibalik tikungan.
Sepeninggalnya orang berbaju hijau itu, Sang Pat segera berbisik kepada diri Siauw Ling.
Toako, aku melihat situasi yang kita hadapi rada sedikit tidak beres, tatkala bangsat cilik
ini selesai mengetahui bahwasanya toako kenal dengan diri nona Gak Siauw Cha, tibatiba pikirannya berubah dan mengijinkan kita untuk mengambil obat, aku rasa dia pasti
mengandung maksud tertentu, kita harus ber-siap2 untuk menghadapi segala
kemungkinan.
Tidak mengapa sela Tok Chiu Yok Ong. Loohu telah melepaskan racun keji ke atas
tubuh orang itu, dalam satu jam mendatang racun keji yang bersarang dalam tubuhnya
segera akan menunjukkan daya kerjanya.
Benarkah itu? tanya Siauw Ling sambil memandang sekejap ke arah si raja obat.
Belum pernah loohu berbicara bohong.
Mendadak terdengarlah dua orang dayang pembawa lampu lentera yang berjalan didepan
sambil tertawa cekikikan tiada hentinya.
Budak busuk yang tak tahu diri, apa yang sedang kalian tertawakan? tegur Si Raja Obat
Bertangan Keji dengan amat gusarnya.
Dayang yang ada disebelah kiri mendadak berpaling dan memandang sekejap ke arah
Tok Chiu Yok Ong, kemudian sahutnya, Kakek tua celaka, aku harap dalam berbicara
tahulah sedikit kesopanan. walaupun kami adalah dayang2 orang lain, tetapi kecuali
kongcu kami belum pernah kami suka tunduk kepada orang lain.
Tok Chiu Yok Ong benar2 merasa amat gusar sekali, hawa napsu membunuh mulai
terpancar keluar dari sepasang matanya, tapi teringat bahwasanya urusan tersebut
hanyalah suatu kejadian kecil, ia tidak ingin menghancurkan masalah besar oleh karena
peristiwa tersebut maka dengan paksakan diri si orang tua inipun bersabarkan diri.
Tu Kioe berpaling memandang sekejap ke arah Tok Chiu Yok Ong, menyaksikan si
kakek tua itu melototkan sepasang matanya bulat2 saking tak kuat menahan hawa
kegusaran yang ber-kobar2, dalam hati ia merasa amat geli, pikirnya, Nah! sekarang
baru tahu rasa. demi putrimu yang berpenyakitan, kau harus rasakan kemangkelan
yang luar biasa ini.

Sementara itu Siauw Ling pun merasa sangat tidak puas dengan perbuatan Tok Chiu Yok
Ong yang telah melepaskan racun kejinya secara diam2, kepada salah seorang diantara
kedua orang dayang tersebut katanya, Diantara kalian berdua, satu saja rasanya sudah
cukup untuk menghantar kami ketempat tujuan, aku harap salah satu diantara kalian suka
mengabarkan kepada kongcu kalian bahwa dia telah keracunan, suruhlah dia
mengerahkan tenaga untuk mencoba hawa murninya apakah benar2 keracunan atau
tidak.
Tak perlu dicoba lagi sela Tok Chiu Yok Ong. Tak dapat diragukan lagi ia pasti telah
keracunan kabarkan saja kepadanya agar ia baik2 melayani kami selama kami mengambil
obat dan kemudian hantar kami keluar dari istana batu ini, sepeninggalnya dari sini loohu
pasti akan persembahkan obat penawar untuk melenyapkan racun tersebut.
Mendengar perkataan itu, dayang yang berada disebelah kanan kembali tertawa kegelian.
serunya, Setiap hari kongcu kami makan binatang2 berbisa sebagai santapan yang paling
lezat, kalau dia sampai bisa keracunan lagi. hi hi hi kejadian ini pastilah merupakan
suatu lelucon yang amat menggelikan sekali.
Apa? setiap hari kongcu kalian makan binatang berbisa sebagai santapannya? tanya
Siauw Ling tertegun.
Sedikitpun tidak salah! dayang yang berada dikiri membenarkan, Jangan dikata
kongcu kami, sekalipun budak sekalipun setiap hari paling sedikit akan menghabiskan
tiga sampai lima ekor ular berbisa.
Siauw Ling merasakan badannya merinding setelah mendengar cerita itu, sampai2 bulu
kuduknya pada berdiri.
Kalau ditinjau sepintas lalu, wajah maupun potongan kedua orang dayang ini sangat
bersih dan menawan hati, sungguh tak nyana setiap hari mereka bersantap binatang2
berbisa untuk melanjutkan hidupnya. pikir sianak muda itu di dalam hati.
Kuah tiga jenis ular, perjamuan lima racun, semuanya termasuk hidangan2 yang lezat
sekali kata Sang Pat setelah mendehem ringan.
Hidangan yang telah dimasak oleh koki2 terkenal, apa sih enaknya?
Lalu secara bagaimana nona menyantap hidangan2 tersebut?
Kita tangkap ular itu hidup2 kemudian dimakan begitu saja, atau kadang kala
dipanggang dan dikukuspun sama saja rasanya
Kalau anda ingin merasakan hidangan lima racun sambung dayang yang ada disebelah
kanan. Maka dikolong langit tiada hidangan lima racun yang jauh lebih lezat daripada
hidangan istana Batu dari gunung Wu-san kami.

Nona berdua, jadi kalian melahap ular2 berbisa itu dalam keadaan mentah? seru Siauw
Ling terperanjat.
Apa anehnya kejadian ini? kalau kau tidak percaya saat ini juga dapat kubuktikan
kepada kalian dengan melahap seekor ular berbisa!
Tidak perlu, tidak perlu. cayhe percaya dengan perkataan dari nona berdua buruburu Siauw Ling goyangkan tangannya berulang kali.
Apakah nona berdua sudah lama mengikuti kongcu kalian? terdengar Sang Pat
bertanya.
Kedua orang dayang itu termenung sejenak, kemudian dayang yang ada disebelah kiri
menyahut;
Kuranglebih hampir tiga tahun lamanya
Tiga tahun berselang, apakah nona berduapun sudah pandai makan ular berbisa dalam
keadaan hidup?
Tidak dapat, cara melahap ular berbisa dalam keadaan hidup2 baru kami pelajari setelah
berada disini, itupun setelah mendapat petunjuk dari kongcu kami.
Mendengar cerita ini, Siauw Ling menghela napas panjang.
Aaaai.! pada umumnya kaum gadis akan ketakutan setengah mati apabila melihat ular
atau binatang sebangsanya, namun nona berdua dapat melahap ular2 berbisa dalam
keadaan hidup cukup membicarakan soal keberanian tersebut membuat cayhe merasa
amat kagum sekali katanya.
Ketika untuk pertama kalinya kami tiba disini, hati kamipun merasa ketakutan tatkala
berjumpa dengan ular berbisa itu sambung dayang yang ada disebelah kanan. Tetapi
setelah mencoba satu dua kali melahap ular2 berbisa itu, dengan sendirinya kamipun
tidak takut lagi terhadap binatang2 itu.
Sementara pembicaraan masih berlangsung, kembali mereka sudah berbelok pada sebuah
tikungan.
Dari dinding batu sebelah kanan, secara lapat2 terasa ada cahaya terang yang menyorot
masuk ke dalam lorong.
Suatu ingatan berkelebat dalam benak Siauw Ling, pikirnya, Bukankah ditempat ini si
orang tua yang berpenyakitan itu merawat sakitnya? sungguh kasihan si orang tua itu, ia
bersikap amat baik sekali terhadap diriku.

Kenangan lamapun terbayang kembali dalam benaknya, tanpa tarasa ia sudah


menggerakkan langkahnya menuju ke arah dinding batu dimana cahaya terang tadi
berasal.
Kedua orang dayang itu ada maksud menghalangi niatnya, namun sayang tindakan
mereka terlah terlambat setindak.
Siauw Ling telah mengerahkan tenaga dalamnya ketangan kanan dan menabok ke atas
dinding batu tadi, diiringi suara yang nyaring sebuah pintu batu segera terbentang lebar.
Mungkin ada orang yang terlalu ter-gesa2 meninggalkan tempat itu sehingga pintu batu
itu rapat, maka memancar keluarlah serentetan cahaya terang dari dalam ruangan
tersebut.
Ketika dayang yang ada disebelah kanan menyaksikan Siauw Ling mendorong pintu batu
ruangan tersebut, hatinya jadi sangat gelisah. pedangnya segera dicabut keluar dari
sarungnya dan membentak penuh kegusaran, Ayoh cepat mundur dari sana.
Badannya bergerak ke arah depan langsung menerjang ke arah ruangan batu itu,
sementara pedangnya menusuk ketubuh Siauw Ling.
Merasakan datangnya ancaman Siauw Ling kebaskan tangannya menyampok miring
ujung pedang lawan. kemudian ujarnya lambat2 ;
Lima tahun berselang, cayhe telah berjumpa dengan majikan tua kalian diruang batu ini.
Tatkala itu nona berdua masih belum menjadi anggota dari istana batu digunung Wu-san
ini.
Ketika serangan pedangnya kena ditangkis oleh Siauw Ling hingga miring kesamping,
gadis itu merasa amat terperanjat sekali.
Sungguh dahsyat kepandaian silat yang dimiliki orang ini. pikirnya di dalam hati.
Namun diluaran ia menyahut juga, Ooouw. jadi kau kenal dengan majikan tua kami?
Ehmmm, sayang sekali dia telah meninggal dunia.
Sinar matanya berputar menyapu sekejap ke arah ruangan batu itu, tampaklah lilin
berwarna putih memancarkan cahaya yang redup. horden berwarna putih menutupi
dinding, sebuah peti mati yang terbuat dari kayu berbaring ditengah ruangan.
Sementara itu kedua orang dayang tadi telah menerjang masuk ke dalam ruangan batu itu,
sepasang pedangnya telah diloloskan dari dalam sarung sedangkan sepasang matanya
memperhatikan gerak gerik Siauw Ling tajam2.

Sie-poa emas sang Pat pun mengikuti dibelakang kedua orang gadis tadi berjalan masuk
ke dalam ruang batu tersebut, ia ber-jaga2 disisi pintu ruangan.
Sedangkan Tu Kioe serta Tok Chiu Yok Ong berdiri berdampingan diluar ruangan,
dengan demikian terbentuklah suatu posisi yang sangat kuat untuk menghadapi segala
kemungkinan.
Dalam pada itu setelah Siauw Ling memandang sekejap ke arah peti mati itu, ujarnya,
Di dalam peti mati ini apakah berisikan jenasah dari majikan tua kalian?
Sedikitpun tidak salah, kalau kau berani mengganggu peti mati itu . hmmm, jangan
harap bisa tinggalkan istana batu diatas gunung Wu-san ini dalam keadaan selamat.
Teringat kasih sayang serta cinta kasih yang diperlihatkan si orang tua itu kepadanya, tak
tahan lagi Siauw Ling menjura dan memberi hormat dalam2 ke arah peti mati itu,
bisiknya, Untuk kedua kalianya boanpwee datang berkunjung lagi ke dalam istana batu
ini. sungguh tak nyana loocianpwee telah meninggal dunia.
Karena sikap Siauw Ling yang menaruh hormat terhadap peti mati itu lagipula tidak
menunjukkan sikap permusuhan atau mengandung maksud tidak baik, kedua orang
dayang itupun tidak menghalangi gerak gerik sianak muda itu lebih jauh.
Setelah memberi hormat ke arah peti mati itu, sebenarnya Siauw Ling ingin
mengundurkan diri, mendadak suatu ingatan laksana kilat berkelebat di dalam benaknya.
Ia teringat kembali tatkala berjumpa dengan si kakek tua itu tempo dulu, agaknya ia
pernah melewati sebuah pintu batu, seandainya tempat dimana peti mati tersebut berada
saat ini adalah tempat yang digunakan si orang tua itu untuk merawat sakitnya dahulu,
maka dibelakang dinding batu itu seharusnya masih terdapat sebuah ruang cadangan serta
sebuah pembaringan kayu.
Teringat akan hal ini, badannya segera maju kedepan mendekati dinding batu yang
diperkirakan disanalah letak pintu batu itu, sebuah serangan dilepaskan.
Beuuummm.! suara pantulan yang bergema akibat hantaman tersebut menunjukkan
bahwa dibalik dinding batu itu merupakan sebuah ruangan yang kosong.
Belum sempat Siauw Ling bertindak lebih jauh, tiba-tiba dayang yang ada disebelah kiri
telah menerjang kedepan, pedangnya bergerak cepat menyambar ke arah tubuhnya.
Siauw Ling segera menghindar kesamping, dengan gerakan Hwie-Seng-Cing-Than ia
tangkis datangnya ancaman tersebut. Tanyanya;
Dibalik dinding batu ini bukankah masih terdapat sebuah ruang cadangan? apakah nona
tahu akan hal ini?

Ketika pedangnya terkunci oleh babatan telapak Siauw Ling barusan, buru-buru gadis
berbaju hijau itu menarik kembali serangannya, ia jadi gelisah bercampur gusar.
Mendengar pertanyaan itu dengan penuh kemarahan jawabnya ketus, Aku tidak tahu.
Siauw Ling tertawa hambar.
Sikap majikan tuamu terhadap aku orang she Siauw pada lima tahun berselang amat
baik sekali. ujarnya. Kebetulan pada hari ini cayhe dapat kesempatan untuk berpesiar
disini, sudah sepantasnya kalau aku pergi kita jangan membuang waktu dengan percuma
tukas Tok Chiu Yok Ong dengan nada dingin.
Siauw Ling tidak menggubris ucapan dari si raja obat bertangan keji itu, tangan kanannya
diayun kembali ia melancarkan sebuah serangan ke atas dinding batu itu.
Dalam pada itu dayang tadi telah menarik kembali pedangnya, sekali lagi ia getarkan
pergelangan melancarkan sebuah babatan ke arah depan.
Dengan gesit Siauw Ling terhindar kesamping.
Nona, apakah kau hendak paksa aku untuk turun tangan merampas senjata tajammu
itu? ancamnya.
Aku tidak percaya kalau kau punya kemampuan untuk merampas senjata tajamku.
Baik, kalau kau tidak percaya lihat saja kelihayan ini!
Sembari berbicara tangan kanannya laksana kilat meluncur kedepan, kelima jarinya
dipentangkan dan mencekam pergelangan kanan gadis itu kemudian ujarnya lebih lanjut,
Nona, tahukah kau bagaimana caranya untuk membuka pintu batu dari ruang cadangan
tersebut?
Walaupun mulutnya sedang berbicara, namun tangan kirinya yang berada diatas dinding
tiada hentinya bergeser kesana kemari berusaha menemukan tombol rahasia untuk
membuka pintu batu disana.
Dayang berbaju hijau lainnya jadi amat gelisah tatkala menyaksikan telapak kiri Siauw
Ling tiada hentinya bergeser diatas dinding batu itu, menjumpai rekannya sudah terjatuh
ketangan sianak muda itu dan bukan saja tak sanggup melepaskan diri bahkan tepat
menghalangi jalan perginya mendadak ia ayunkan tangannya menghantam ke arah sinar
lilin yang berkobar dengan terangnya itu.
Dia berharap setelah lampu lilin dalam ruangan itu berhasil dipadamkan, maka usahanya
untuk menghadapi diri Siauw Ling jauh lebih gampang lagi.

Siapa tahu sejak semula Sang Pat si sie-poa emas itu sudah bikin persiapan, melihat
gerakan dayang itu tangan kanannya segera bergerak mencengkeram persendian tulang
sikut dayang tersebut, lalu diangkatnya ke atas dengan cepat.
Dengan adanya kejadian ini maka gadis itupun sukar untuk menguasahi serangan
telapaknya sendiri, angin pukulan yang dilepaskan gagal memadamkan sinar lilin diatas
meja sebaliknya malah bersarang diatas dinding batu.
Ilmu silat yang dimiliki kedua orang dayang ini tidak begitu tinggi, dalam sekali
gebrakan saja Siauw Ling serta Sang Pat telah berhasil menundukkan kedua orang
dayang itu.
Aku berharap agar nona berdua bisa sedikit tahu diri ujar Sang Pat dengan nada dingin.
Apabila tindakan kalian sampai membangkitkan kegusaran cayhe, jangan salahkan kalau
aku akan bertindak kejam kepada kalian berdua.
Sembari berbicara diam2 tenaga dalamnya dipertingkat, membuat dayang itu seketika itu
juga kesakitan setengah mati. sampai2 keringat dingin mengucur keluar dengan derasnya.
Telapak kiri Siauw Ling yang menempel diatas dinding bergeser tiada hentinya, dalam
sekejap mata beberapa depa dinding tadi sudah selesai dirabanya dan tombol rahasiapun
berhasil ia temukan.
Kraak.! pintu batu itupun terbuka dengan menimbulkan suara amat keras.
Siauw Ling membayangkan kembali letak pembaringan dari si orang tua itu. belum
sampai ia melangkah masuk ke dalam ruang cadangan itu, mendadak terdengar suara
bentakan yang amat dingin berkumandang datang, Siapa?
Suara tersebut bukan lain berasal dari tempat pembaringan kayu yang digunakan si orang
tua itu tempo dulu.
Dengan cepat Siauw Ling menggerakkan jari tangannya menotok jalan darah dayang itu,
kemudian miringkan badan dan menerjang masuk ke dalam ruangan, sepasang telapak
disilangkan didepan dada siap menghadapi segala kemungkinan sedang mulutnya balik
bertanya, Siapa pula diri anda?
Gerakannya sungguh cepat sekali begitu pertanyaan selesai diutarakan badannya telah
menerjang ke dalam ruangan.
Suasana dalam ruangan itu gelap gulita, walaupun Siauw Ling memiliki ketajaman mata
yang luar biasa namun setelah berada di dalam ruang cadangan itu ia tak sanggup
menyaksikan sesuatu apapun.
Terdengar suara yang dingin dan hambar itu berkumandang kembali ;

Ruangan ini tak boleh dikunjungi terlalu lama, harap kalian segera mengundurkan diri
dari sini.
Pada saat itu tercium bau amis yang amat tebal dan keras berhembus keluar dari dalam
ruangan itu, buru-buru Siauw Ling meloncat mundur dua langkah ke belakang dan keluar
dari pintu batu itu.
Kraaak. kraaak secara otomatis pintu batu dari ruang cadangan itu menutup kembali
seperti sedia kala.
Menanti sang pintu telah tertutup rapat, Siauw Ling pun menggerakkan telapaknya
membebaskan jalan darah sang dayang yang tertotok itu, tanyanya, Dalam ruang
cadangan inilah majikan tua kalian merawat sakitnya pada masal lampau, tahukah kau
akan hal ini?
Siapa bilang aku tidak tahu? sahut dayang itu sambil menghembuskan napas panjang.
Siauw Ling tidak bicara lagi, ia berpaling ke arah Sang Pat dan perintahnya, Lepaskan
dia!
Sang Pat tidak berani membangkang, ia sambung kembali persendian sikut dayang itu
lalu melepaskan dirinya.
Toako kami berhati luhur dan bijaksana, selamanya ia paling tidak suka melukai orang
secara sembarangan katanya Seandainya ia ada maksud membereskan diri nona,
mungkin dalam sekilas pandang kalian sudah roboh binasa, maka dari itu aku minta agar
kalian berdua suka menjawab seluruh pertanyaannya dengan jujur, kalau sampai
menggusarkan hatinya, aku tak berani tanggung jawab kalau diri kalian sampai terjadi
sesuatu.
Kedua orang dayang itu saling berpandangan sekejap, kemudian memungut kembali
pedangnya dari atas tanah dan dimasukkan ke dalam sarung, ujarnya setelah memandang
sekejap ke arah Sang Pat serta Siauw Ling;
Sebenarnya siapakah diantara kalian berdua yang berusia lebih lanjut.
Dalam dunia persilatan, urutan kedudukan seringkali didasarkan atas kelihayan ilmu
silat yang dimiliki, dia yang tua atau aku yang lebih tua bukan suatu masalah penting.
sahut Sang Pat.
Setelah merandek sejenak, tambahnya ;
Apabila nona berdua tidak ingin mencicipi pahit getirnya ditangan kami, lebih baik
janganlah bermain setan didepan kita bertanya ini itu hanya akan mendatangkan kerugian
pada diri sendiri.

Salah satu diantara kedua orang dayang itu mendengus dingin, tiba-tiba ia berkata, Kami
mendapat tugas dari kongcu untuk membawakan jalan bagi cuwi sekalian, apabila kalian
ingin menanyakan persoalan lain silahkan bertanya sendiri kepada kongcu kami! Hmmm,
jangan harap kalian bisa paksa kami berdua untuk buka suara, sekalipun kalian punya
keberanian untuk membunuh kami, mulut kamipun tak akan terbuka untuk menjawab
pertanyaan2 kalian itu.
Pada waktu itulah Tok Chiu Yok Ong kembali berkata dengan nada dingin, Batas waktu
satu jam sudah hampir habis apabila kalian sampai melalaikan tujuan kita datang kemari
untuk mengambil obat, jangan salahkan loohu tak akan melepaskan kalian bertiga.
Walaupun dalam hati Siauw Ling masih diliputi pelbagai kecurigaan, terpaksa menahan
diri dan berjalan keluar dari ruang batu itu.
Baiklah, harap kalian berdua suka membawa aku pergi ke belakang gunung!
Kedua orang dayang itu segera keluar dari ruang batu itu dan melanjutkan perjalanannya
ke arah depan.
Siauw Ling sekalian dengan kencangnya mengikuti dari belakang kedua orang dayang
itu, dalam sekejap mata kembali mereka sudah melewati tikungan dan secara sayup2
mulai kedengaran suara air terjun yang santar dan memekikkan telinga.
Mendengar dayang yang ada disebelah kiri mempercepat langkah kakinya, ia menekan
sebuah dinding batu dan terbukalah sebuah pintu batu disana.
Kita sudah sampai ditempat tujuan. katanya. Diluar pintu batu itulah letak air terjun
tersebut.
Tok Chiu Yok Ong mempercepat langkahnya mendekati pintu batu itu, ketika ia
mengangkat kepalanya maka tampaklah sebuah air terjun yang amat besar memuntahkan
airnya dari atas sebuah puncak gunung yang tinggi dan terjal. dasar jurangnya begitu
dalam sehingga sukar ditembusi dengan pandangan mata.
Siauw Ling mamandang sekejap ke arah Tok Chiu Yok Ong, lalu ujarnya, Jamur batu
tersebut tumbuh disekitar dinding tebing yang curam dan berada dibawah air terjun ini,
tempo dulu cayhe terperosok ditempat ini, mula2 aku menyangka diriku pasti mati, siapa
sangka ditengah jalan secara kebetulan aku berhasil mencengkeram sebuah tonjolan baru,
sehingga selembar jiwaku berhasil diselamatkan.
Berapa jauhkah jarak antara tonjolan batu cadas itu dengan mulut goa disini?
Tentang soal ini, cayhe sudah tak ingat lagi.
Kira2 berapa tingginya? jawab saja menurut pikiranmu sendiri.

Paling sedikit ada seratus tombak!


Siapa diantara kita berdua yang akan turun?
Tentu saja kau si raja obat bertangan keji yang turun kebawah sela Tu Kioe dengan
cepat. Toako kami sudi membawa dirimu datang kemari, boleh dikata ia sudah
mengerahkan segenap tenaga yang dimilikinya.
Menurut perjanjian loohu dengan diri Siauw Ling, adalah aku suruh ia datang kemari
untuk mendapatkan obat mustajab tersebut.
Jadi bagaimana menurut pedapat Yok Ong?
Seandainya membiarkan kau turun kebawah seorang diri, seumpama kata setelah kau
berhasil mendapatkan obat mustajab itu lantas tidak mau naik lagi ke atas maka usaha
loohu akan menemui kegagalan total.
Betul! maka lebih baik Yok Ong turun saja seorang diri sambung Sang Pat sambil
tertawa.
Tok Chiu Yok Ong segera tertawa dingin, sambungnya ;
Apabila loohu yang turun seorang diri, dan ditengah jalan mendadak kalian putuskan tali
pengikat tersebut, bukankah tubuh loohu akan hancur ber-keping2 didasar jurang yang
dalamnya ribuan tombak ini?
Perkataan yang diucapkan kami bersaudara selamanya boleh dipercaya, tidak nanti kami
putuskan tali pengikat tersebut ditengah jalan.
Sekalipun begitu namun rasa was2 harus tetap ada di dalam hati kecil loohu.
Batas waktu selama satu jam akan berakhir dalam sekejap mata, apabila terlalu banyak
persoalan yang Yok Ong pikirkan, hal ini akan mendatangkan ketidak beruntungan bagi
kita semua.
Benar, setelah batas waktunya lewat pemuda berbaju hijau itu pasti akan memimpin
anak buahnya melancarkan serangan, pada waktu itu sekalian Yok Ong ada niat mungkin
tenaga tak akan memenuhi harapanmu itu.
Kalau sampai keadaan berubah jadi begini, terpaksa aku akan mempersilahkan Siauw
Ling untuk menemani loohu berdiam untuk selamanya didasar jurang yang dalamnya
ribuan tombak itu.
Tak usah Yok Ong membicarakan persoalan yang tak penting lagi tukas Siauw Ling
cepat. Kalau kau punya pendapat, cepatlah diutarakan keluar.

Baik kau maupun aku sama2 tidak pantas untuk turun kebawah seoarng diri, maka loohu
rasa lebih baik kita turun kesana ber-sama2 saja..
Tali yang kita persiapkan hanya cukup untuk seorang saja, mungkin kekuatan tali itu tak
cukup untuk membawa kalian berdua turun ke bawah secara ber-sama2. Tu Kioe
menerangkan.
Persoalan ini gampang sekali untuk diatasi.
Apa caramu?
Biarlah Siauw Ling turun kebawah lebih dahulu, setelah berhasil menemukan tonjolan
batu cadas itu, gerakkanlah tali untuk memberi tanda kepada Loohu agar turun kebawah,
dengan cara begini bukankah kita berdua akan ber-sama2 menanggung resiko tersebut.
Mendengar perkataan itu Sang Pat segera tertawa ter-bahak2.
Heee. hee. ketika akan naik ke atas, maka giliran akan dirubah bukan? Yok Ong
tentu akan naik dulu, kemudian toako kami baru akan menyusul belakangan?
Sedikitpun tidak salah, kecuali cara ini apakah kalian berdua mempunyai cara lain yang
lebih baik?
Apabila kami ada maksud untuk membokong dirimu, perduli kau turun lebih dulu atau
naik belakangan, smaa saja kami punya kesempatan untuk mencelakai dirimu kata Tu
Kioe.
Siauw Ling yang selama ini hanya mendengarkan perkataan mereka tiba-tiba menghala
napas panjang ujarnya, Saat apakah saat ini? dan dimanakah kita berada sekarang? kalau
Yok Ong masih punya pikiran was was, keadaan ini benar2 keterlaluan sekali.
Ia merandek sejenak, kemudian serunya ;
Saudara Tu, ambil tali, biarlah aku turun lebih dulu!
Air muka Tu Kioe berubah jadi amat serius, ia pandang sekejap diri Yok Ong dengan
pandangan dingin kemudian dari sakunya ambil keluar segebung tali yang amat panjang.
Tali ini terbuat dari senar yang digunakan Cioe Soen untuk menangkap ikan, walaupun
kecil namun kuatnya luar biasa, sekalipun kalau digunakan orang biasa masih kurang
kuat namun bagi manusia macam Siauw Ling serta Yok Ong hal ini sudah lebih dari
cukup.
Siauw Ling mengikat ujung tali tersebut ke atas pinggang sendiri, kemudian dengan
langkah lebar ia berjalan keluar dari gua tersebut.

Toako tunggu sebentar, mendadak Sang Pat berseru, Siauw Ling berpaling dan
menghela napas panjang.
Aku sudah menyanggupi dirinya untuk menemukan obat tersebut, tak perlu kita cekcok
serta ribut lagi dengan dirinya.
Bukan urusan itu, siauwte rasa kurang aman kalau membiarkan kedua orang nona ini
berjaga diluar gua.
Sambil berkata dengan langkah lebar ia berjalan mendekati kedua orang gadis itu,
sambungnya, Bagaimana kalau kalian berdua melepaskan sejenak senjata tajam yang
kalian gembol?
Rupanya kedua orang dayang itu sadar bahwa ilmu silat yang mereka miliki bukan
tandingan lawan, tanpa melawan senjata tajam yang mereka gembol segera diserahkan
ketangan Sang Pat.
Setelah menerima senjata tajam itu, si sie-poa emas berkata kembali, Maaf, terpaksa aku
harus menyiksa nona berdua beberapa saat lagi, jalan darah kalian akan kutotok.
Sambil berkata tangan kanannya laksana kilat telah berkelebat menotok jalan darah dari
dayang yang ada disebelah kiri.
Dayang yang ada disebelah kanan hendak memberikan perlawanan, namun serangan jari
Tok Chiu Yok Ong telah berhembus datang, jalan darah pingsannya seketika terhajar.
Melihat kedua orang dayang itu sudah dikuasai, Siauw Ling menyapu sekejap diri Sang
Pat serta Yok Ong kemudian berkata ;
Yok Ong, kau tak usah ikut turun kebawah. Setelah kalian menotok jalan darah kedua
dayang ini mungkin majikan mereka akan naik pitam dan kemungkinan besar suatu
pertarungan sengit tak bisa dihindarkan lagi, lebih baik Yok Ong tetap tinggal diatas saja
guna membantu dua saudaraku dalam menghadapi setiap pertempuran, setelah cayhe
berhasil mendapatkan jamur batu itu tali pengikat akan kugetarkan, dan kalian boleh tarik
aku naik ke atas.
Tiba-tiba Tok Chiu Yok Ong menghela napas panjang.
Siauw-heng, baik2lah jaga diri.
Sinar matanya beralih ke arah sepasang pedagang dari Tiong Chiu, kemudian
sambungnya kembali, Kalian berdua baik2lah melayani toako kalian loohu akan
berjaga2 ditikungan sebelah depan saja, apabila ada musuh yang menyerang kemari akan
kubendung untuk sementara waktu.

Hemm, sungguh tak nyana Tok Chiu Yok Ong masih punya liang-sim yang baik
jengek Tu Kioe sinis.
Bibir Yok Ong bergerak separti mau mengucapkan sesuatu, namun akhirnya ia batalkan
niatnya itu dan berlalu.
Sepeninggalnya si raja obat itu, tu Kioe segera berkata, Toako tak usah kau sendiri yang
pergi menempuh bahaya, biarlah siauwte yang mewakili diri toako.
Tidak usah!
Sianak muda itu segera berjalan kesisi gua, dan dengan mengerahkan ilmu cecak
merayapnya ia mulai meluncur turun kebawah tebing.
Dengan sangat hati2 sekali Tu Kioe mengulurkan tali senar tersebut ke arah bawah, ia
bertindak waspada, dan teliti takut toakonya mengalami hal2 yang tidak diinginkan.
Baru saja Siauw Ling meluncur dua tombak kebawah mendadak terdengar Tok Chiu Yok
Ong yang ada diluar ruangan membentak keras, Berhenti! bukankah batas waktunya
belum tiba? mengapa kalian begitu tidak memegang janji?
Siauw Ling segera mengempos tenaga, sepasang telapaknya ditempelkan ke atas dinding
tebing dan berteriak keras ;
Saudara Tu, cepat kendorkan tali senar tersebut!
Saudaraku heran kau jangan mencabangkan pikiranmu, baik2lah melayaninya bisik
Sang Pat sambil mengambil keluar senjata sie-poa emasnya. Pegang erat2 tali senar
tersebut, aku akan keluar ruangan untuk membantu Yok Ong dalam menghadapi
serangan musuh.
Seraya berkata ia segera berlalu.
Dalam keadaan seperti ini Tu Kioe tak bisa menghilangkan rasa tegang yang meliputi
dirinya, begitu tegang dia sampai2 perkataan dari Sang Pat barusan tak terdengar
olehnya, seluruh perhatiannya dicurahkan ke arah bawah tebing.
Kabut yang menyelimuti sekitar tebing itu amat tebal, percikan air terjunpun sangat deras
ditambah lagi kegelapan malam yang mencekam seluruh jagad membuat suasana amat
mengerikan. walaupun Tu Kioe telah mengerahkan segala kemampuannya untuk
memandang namun ia tidak berhasil menjumpai bayangan tubuh dari Siauw Ling.
Terasa uluran tali senar ditangannya makin lama semakin cepat, jelas Siauw Ling sedang
meluncur kebawah dengan menempuh bahaya.

Uluran tali senar ditangannya meluncur kebawah makin panjang, kurang lebih seratus
tombak lagi tali yang ada ditangannya bakal habis. hal ini membuat Tu Kioe sangat
gelisah pikirnya ;
Aduuuhh celaka. apabila uluran tali ini tidak cukup panjangnya, maka kejadian ini
akan merupakan suatu peristiwa yang memusingkan sekali.
Dalam hati ingin sekali ia perketat uluran tali senar itu, tapi iapun takut kekuatan senar
tadi tidak sanggup menahan daya tekanan dari tubuh Siauw Ling yang sedang meluncur
kebawah, seandainya tadi ia sampai putus. maka toako pasti akan mati.
Sementara hatinya masih kebat kebit menahan rasa kuatir, tiba-tiba uluran tali senar
ditangannya mengendor, rupanya tubuh Siauw Ling telah berhenti meluncur kebawah.
Ia hendak berteriak untuk menanyakan hal ini kepada Siauw Ling yang ada dibawah
tebing namun pada saat itulah terdengar suara bentakan gusar dari Tok Chiu Yok Ong
berkumandang datang, disusul bentrokan senjata yang sangat nyaring bergema
memecahkan kesunyian.
Pengalaman Tu Kioe amat luas, dari suara bentrokan senjata yang berkumandang datang
itu ia dapat membedakan bahwa sebagian musuh telah bergebrak dengan Yok Ong yang
ada diluar ruangan, sedang ada sebagian pula musuh2 tangguh yang telah bergebrak
melawan Sang Pat.
Ketika ia berpaling, tampaklah senjata sie-poa emas dari sang Pat berputar kencang
kesana kemari, jelas ia sedang bertarung sengit melawan seseorang, tapi karena takut
mengejutkan dirinya maka mulutnya tetap membungkam terus.
Dalam keadaan seperti ini Tu Kioe merasa amat tegang, terutama sekali menyaksikan
pihak lawan melakukan serbuan yang gencar dan dahsyat, keringat dingin mengucur
keluar tidak hentinya.
Se-konyong2. terdengar suara dengusan berat berkumandang datang memecahkan
kesunyian.
Sebagai seseorang yang berpengalaman Tu Kioe tahu bahwa ada seseorang yang telah
menderita luka parah.
Ia tidak berani berpaling, takut orang yang terluka adalah Sang Pat dan takut pula
kejadian itu akan mempengaruhi perhatiannya dalam melayani Siauw Ling yang sedang
berada dibawah tebing.
Pada saat seperti ini, satu2nya harapan yang masih ada dalam hatinya adalah bergetarnya
tali senar tersebut menandakan bahwa Siauw Ling telah berhasil mendapatkan jamur batu
berusia seribu tahun itu.

Namun kabar berita Siauw Ling yang ada didasar tebing sama sekali tak ada, keadaan
sianak muda itu bagaikan sebutir batu yang tenggelam didasar samudera, lama sekali
tiada kabar beritanya.
Per-lahan-lahan ia menghela napas panjang, senjata pit bajanya mulai dirogoh keluar siap
turun tangan menghadapi serangan lawan.
Tapi, pada saat itulah tiba-tiba tali senar yang ada ditangannya bergetar keras.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Siauw Ling berhasil mendapatkan jamur batu
berusia seribu tahun dan siapakah musuh tangguh yang sedang melangsungkan
pertarungan sengit melawan si raja obat bertangan keji serta Sang Pat!? Untuk
mendapatkan jawabannya nantikanlah MISTERI ISTANA TERLARANG sambungan
dari kisah cerita Bayangan Berdarah ini.
Nantikan tanggal penerbitannya!!!
TAMAT BAGIAN KEDUA

Anda mungkin juga menyukai