Anda di halaman 1dari 3

Kejadian dan Pilihan

“Apa yang telah aku lakukan..?”

Aku terkaget setelah sadar telah banyak gumpalan darah dari tanganku. Yang aku ingat sebelumnya
hanyalah sedikit minum alkohol yang dibawakan temanku dari eropa, tapi saat sadar aku sudah berada
di gang sempit penuh dengan orang orang bersimpah darah.

Apa aku yang melakukan ini semua.

Aku adalah seorang pria taat aturan di Yokoshima. Seorang yang bekerja di koporasi gelap, dipaksa
melembut setiap saat tanpa dikasih upah. Saat ini umurku sudah sekitar 28 tahun, sekitar 5 tahun sudah
aku membuang masa mudaku ke korporasi gelap. Tapi aku sendiri tak punya keberanian untuk keluar
dari perusahaan.

Pada akhir pekan atau ada sedikit sela waktu dari sepulang kerja, aku selalu membuang diriku ke kedai
alkohol dekat dengan tempat kosku. Aku mungkin bisa digolongkan pemabuk berat karena bisa minum 3
botol miras sekaligus. Aku bahkan sedikit terkenal di kedai itu karena sering kali ada beberapa orang
menantangku adu minum.

Pada suatu waktu aku bertemu suatu warga Austria yang sedang berkunjung di kota ini, dia Bernama
Yohan. Yohan sangat suka alkohol jadi ketika kami bertemu kita bisa cepat akrab dengan bantuan
alkohol. Aku diajak bertanding olehnya dan dikalahkan telah di botol 6, dia pemabuk sejati. Di saat
dirinya ingin kembali ke Austria, dia menghadiahkanku sebotol alkohol dengan kandungan konstrasi
alkohol cukup tinggi. Dia menyarankanku minum hanya setengah gelas teh saja karena tingkat
konsentrasinya sangat tinggi sampai ke level berbahaya untuk kelas pemula.

Tentunya aku sangat berterima kasih atas hadiah itu dan berjanji tidak akan meminum berlebihan.

Tapi pada waktu itu, aku mengalami hari yang sangat buruk dan bahkan mulai memikirkan pemikiran
ekstrem seperti rasa ingin bunuh diri. Pada saat itu aku tidak memikirkan janjiku pada teman Austria-ku,
dan mengambil botol minuman keras itu dan meminumnya beberapa tegukan. Dan langsung saja efek
mabuk berat yang tak pernah aku alami muncul dengan cepat memukul kesadaranku.

Pada waktu itu diriku terasa seperti binatang buas, dan aku tidak bisa memikirkan apapun dengan jernih.
Di detik itu juga aku keluar kamar dan berlarian tak tentu arah hingga menuju ke sebuah gang sempit
yang tak akan pernah aku kunjungi Ketika aku sadar, karena tempat itu biasa dikenal dengan tempat
perkumpulan para Yakuza.

Tak butuh berapa lama aku segera terlibat perkelahian tak berarti dengan mereka, aku bahkan tidak
mengerti mengapa aku memulai perkelahian itu. Tapi aku bergerak seperti gorilla kerasukan dan dengan
mudah membanting dan memukul mundur para Yakuza sendiri. Bahkan banyak dari mereka membawa
senjata tajam dan beberapa senjata api, entah bagaimana aku tetap berhasil mengalahkan mereka.
Mungkin ada beberapa yang terbunuh, tapi aku tak benar benar bisa mengingat apa yang telah aku
lakukan pada para Yakuza yang berhasil selamat.

Setelah tersadar aku dari efek alkohol hal pertama yang aku rasakan adalah beberapa bagian sakit
seperti luka sayatan dan beberapa peluru ternyata bersarang di tubuhku. Aku yang pada dasarnya tidak
pernah terlibat perkelahian seumur hidup tak dapat menahan sakit luar biasa yang muncul tiba-tiba
sehingga beberapa saat yang aku ketahui tubuhku jatuh dan diriku Kembali kehilangan kesadaran.

Malam berdarah berlalu. Saat diriku sadarkan diri, aku sudah ada di sebuah rumah mewah bergaya
samurai kuno lengkap dengan kasur superlembut dan dibalut selimut. Aku kehilangan kata-kata karena
tidak bisa mengingat apapun setelah kejadian malam berdarah itu. Aku dapati tubuhku dipenuhi oleh
perban dan aku sendiri merasa masih sangat lemas untuk bisa bergerak.

“Dimana ini sekarang?”

Disaat diriku dipenuhi oleh banyak pertanyaan, sebuah pintu terbuka dan memunculkan 3 orang, dua
pria tua dan satu anak perempuan seumuran SMA. Wajah para pria tua itu terlihat sangat garang
membuat aku tak bisa mengendalikan ketakutanku. Di saat mereka bertiga duduk di sampingku, aku
sudah memasrahkan diri apabila diriku berakhir di sini.

“Kau sudah siuman anak muda?”

Pria tua itu bertanya dengan pelan. Suaranya terdengar cukup berat dan ada tekanan menakutkan
setiap kali dia menatapku. Tapi diriku masih takut menjawab dan hanya bisa mengawasi gerak gerik
mereka bertiga.

“…..”

Pria yang satunya terlihat sangat pendiam dan dengan sabar menelisikku dari bawah ke kepala.
Perasaan diam yang dia berikan terasa mencekam, terlebih genggaman tangannya yang besar
membuatku yakin dia pasti seorang algojo di kalangan Yakuza.

Sementara gadis yang satunya memerhatikanku dengan seksama dan sesekali dia tersenyum padaku.
Dia memiliki perawakan lembut dan terlihat cukup anggun. Dia memiliki karakteristik yang cukup drastis
jika dibandingkan dengan lingkungan keras seperti Yakuza, karena dirinya terkesan seperti seorang putri
konglomerat dibandingkan seorang anak Yakuza. Terlebih sepertinya dirinya mengenali diriku, atau
hanya perasaanku semata?

“Sampai kapan kamu akan terus diam, apa dirimu bisu atau bagaimana?!”

Akhirnya pria tua yang dari tadi diam angkat suara. Dia sepertinya jengkel karena diriku terus diam
ketika sudah beberapa kali tidak merespon pertanyaan pria tua lainnya.

“A-aku ada dimana?? Siapa kalian sebenarnya?! Apa aku bisa Kembali selamat?”

“Hei, tenangkan dirimu anak muda. Tak ada yang akan menyakitimu di sini. Aku hanya ingin berterima
kasih pada seorang yang telah menyelamatkan putriku.”

“P-penyelamat putrimu..? Siapa? AKu…? Aku tak berbuat apa-apa..!”

“Lebih baik aku ceritakan dari awal.”

Pria tua itu akhirnya pelan-pelan menjelaskan hal gila apa yang baru saja aku lakukan sebelum aku
dibawa ke rumah ini. Dia menjelaskan bahwa ada tiga geng Yakuza besar yang menguasai Yokohama, dia
merupakan salah satu geng terbesar daerah itu. Saingan besar pria itu ternyata sudah berencana
menculik putrinya di suatu wilayah yang sudah ditandai dengan dukungan banyak sekali preman yang
dikerahkan, karena perbandingan kontras antara jumlah preman dan body guard yang dimiliki putrinya
saat itu jadi putrinya akhirnya dibawa oleh mereka.

Ketika melewati suatu gang, di saat itulah katanya diriku datang. Aku tanpa banyak bicara menghajar
banyak preman saat itu. Putrinya menggunakan kesempatan saat situasi tak terkendali untuk melarikan
diri. Tentu karena putrinya masih memiliki rasa balas budi tinggi, dirinya Kembali dengan body guard
lebih banyak dari rumah, tapi yang ia temukan adalah sesuatu yang luar biasa. Aku ternyata berhasil
mengalahkan hampir preman yang hadir di sana, dan diriku sendiri ditemukan terkapar penuh luka
namun ajaibnya masih hidup walau banyak luka serius di sana dan sini.

Pada intinya pria itu merasa kagum dengan kemampuan bertarungku dan menawariku menjadi body
guard special untuk purinya.

“Tu-tunggu, ini pasti salah paham. Aku tak pernah bertarung sebelumnya. Tidak mungkin aku bisa
melakukan apapun yang baru saja katakana!”

“Hei! Apa kau kira saudaraku berbohong padamu..!!”

“Ti-tidak, bukan begitu maksudku tapi…”

Gadis itu memotong pembicaraanku dan mengucapkan banyak terima kasih karena telah menolong
dirinya di saat waktu yang sangat genting. Pada saat ini aku rasanya tidak bisa mengucapkan apapun
lagi.

Mengingat kondisi kerjaku yang sudah sangat buruk dan sudah sedekat itu diriku berpikiran untuk
mengakhiri hidup, aku rasa tidak ada salahnya jika menerima permintaan pria tua itu. Akhirnya
kehidupan sebagai body guard nona muda dimulai.

Setelah 5 tahun, ternyata tugasku tidak sulit karena hanya perlu mensuport apa yang ingin dilakukan
oleh nona muda. Tapi aku sangat terkejut melihat betapa manja nona muda sampai ganti bajupun
dirinya mengandalkan pelayan bahkan tidak malu memintaku untuk mengganti pakaiannya. Aku sedikit
khawatir dengan kehidupannya di masa depan, tapi apa yang bisa aku lakukan.

Selain itu ternyata pekerjaan Yakuza saat ini jauh berbeda dengan pekerjaan Yakuza dulu. Saat ini
Yakuza berfokus pada perlindungan masyarakat dan pengembangan bisnis body guard dan sejenisnya.
Mereka terlihat seperti perusahaan perlindungan dibandingkan dengan Yakuza.

Aku berharap pilihan hidupku ini tidak akan pernah aku sesali seumur hidupku.

Anda mungkin juga menyukai